analisis faktor-faktor yang …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl-m... ·...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT
DI RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan untuk
Memenuhi dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana S.1
dalam Bidang Ekonomi Islam
Disusun Oleh:
M. ABDUL ROUF 052411137
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI'AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
Drs. H. Hasyim Syarbani, MM. Jl. Pelem Gedong, No. 6 Tambakaji Semarang H. Suwanto, S.Ag, MM Ds. Troso RT.06 RW.01 Pecangaan, Jepara
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 4 (empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi
A.n. Sdra. M. Abdul Rouf Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo Semarang Di Semarang
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
bersama ini kami kirim naskah skripsi saudara:
Nama : M. Abdul Rouf NIM : 052411137 Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG
Selanjutnya kami mohon agar skripsi saudara tersebut dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Semarang, 23 Mei 2011
Pembimbing I
iv
MOTTO
)١٥٢( يفاذآرونى اذآرآم واشكروالى وال تكفرون Artinya: Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu.
Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. (QS. Al -Baqarah: 152).
Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti. sang Juara Sejati tak
kan pernah mati, kita lahir untuk menang, raihlah kemenangan!
(Ahmad Dhani ‘sang Inspirator’)
v
ABSTRAK
Untuk memberdayakan dana zakat secara optimal, maka diperlukan sebuah lembaga pengelola zakat yang profesional, amanah dan transparan. Sehingga menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap minat membayar zakat di lembaga zakat. Selain kepercayaan terhadap lembaga zakat, minat masyarakat membayar zakat juga dapat dipengaruhi oleh tingkat religiusitas dan pendapatan. Tingkat religiusitas seseorang, khususnya pemahaman mengenai kewajiban zakat sangat mepengaruhi kesadaran seseorang untuk mengeluarkan zakat. Sedangkan pendapatan memiliki hubungan mengenai apakah harta tersebut sudah mencapai nishab atau belum. Penelitian ini menjelaskan masalah apakah ada pengaruh kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat. Penelitian ini bertujuan menguji secara parsial dan simultan bagaimana kepercayaan, religiusitas dan pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah sampel acak (Probability Sampling). Sedangkan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian yang diolah dengan program SPSS Versi 16.0 for windows menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (kepercayaan, religiusitas dan pendapatan) terhadap variabel dependen (minat masyarakat) sebesar 57,4%, sedangkan yang 42,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini berarti sangat besar sekali kemampuan variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan dalam menerangkan variabel minat.
Hasil uji empiris pengaruh antara kepercayaan terhadap minat masyarakat, menunjukkan nilai t hitung 3,323 dan p value (sig) sebesar 0,001 yang di bawah 5%. Artinya bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap minat masyarakat. Pengaruh antara religiusitas terhadap minat masyarakat menunjukkan nilai t hitung 3,945 dan p value (sig) sebesar 0,000 yang di bawah 5%. Artinya bahwa religiusitas berpengaruh terhadap minat masyarakat. Sedangkan pengaruh antara pendapatan terhadap minat masyarakat menunjukkan nilai t hitung 7,430 dan p value (sig) 0.000, dengan menggunakan tingkat alpha 5%, maka posisi nilai probabilitasnya berada dibawah Alphanya. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan terhadap minat masyarakat.
vi
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya kecil ini
kepada orang-orang yang telah memberi arti
dalam sejarah perjalanan hidupku:
Sebentuk ungkapan kasih yang tulus kupersembahkan untuk yang
tercinta Ayahanda M. Syahid dan Ibunda Tatik, sujudku serta
takdzimku untukmu selalu. Terima kasih atas segala perjuangan, do’a
restu dan kasih sayangmu yang kini telah membawa anakmu pada
pembelajaran arti hidup yang sejati. Sujud dan do’a di sepertiga
malammu telah menjadi ‘titian surga’
dalam setiap langkah perjalanan hidupku.
Untuk yang tersayang,
Kakakku Nur Musyahadah dan adikku M. Fatchur Rozi terimakasih
atas segala perhatian dan kasih sayangnya selama ini. Do’a dan
dukunganmu telah mengantarkanku ke gerbang awal perjalanan
yang kian dewasa. Bersamamu hari-hari terasa indah penuh
warna cinta dan kasih, canda tawa berhias
cerita -cerita tersirat rindu menggebu.
Untuk yang terindah,
Cahaya Seribu Malam yang senantiasa menghiasi dunia inspirasiku,
pesona cahayamu memberi kedamaian dalam relung jiwaku.
Kamulah sang Inspirator sepanjang hidupku.
vii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 02 Februari 2011
Deklarator,
M. Abdul Rouf NIM. 052411137
viii
KATA PENGANTAR
Dengan Asma Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang
Untaian rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala
karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT
CABANG SEMARANG” dengan semangat, do’a dan perjuangan tanpa lelah.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi agung
Nabiyyuna Muhammad SAW sang revolusioner sejati yang telah membuka pintu
gerbang jalan terang bagi kita semua untuk tetap semangat berjuang di jalan-Nya.
Tak lupa kepada para sahabat dan keluarga beliau yang dirahmati-Nya. Semoga
kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan hidayah dan syafaatnya di
yaumul qiyamah nanti. Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam sebuah penulisan skripsi atau karya ilmiah
memang bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi sebuah perjuangan tanpa lelah
yang nenuntut keseriusan, kejelian fikiran, dan menyita waktu yang cukup banyak
serta tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
beribu-ribu terimakasih tiada terhingga kepada semua pihak yang telah
memberikan motivasi, pengarahan, bimbingan, saran dan bantuan baik moral
maupun spiritual serta hal-hal lainnya dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih paling dalam kepada:
ix
1. Yth. Prof. H. Muhibbin, MA. (Rektor IAIN Walisongo Semarang) yang telah
memberikan segala kebijakan dalam menjalankan institusi.
2. Yth. Dr. H. Imam Yahya, M.Ag. (selaku Dekan Fakultas Syari’ah) atas segala
kebijakan teknis di tingkat Fakultas.
3. Yth. Drs. H. Hasyim Syarbani, MM. dan H. Suwanto, S.Ag, MM., selaku
Pembimbing I dan II, terima kasih atas segala kesabaran dan ketulusannya
membimbing serta mengarahkan penulis dari awal sampai proses paling akhir
dalam penulisan skripsi ini.
4. Yth. Bapak Ali Murtadlo, M.A.g, (Kaprodi Ekonomi Islam) dan bapak Nur
Fatoni (Sek. Prodi EI). Tak lupa kepada bapak Muhammad Saifullah M.Ag,
bapak Rahman El Junusi dan bapak Ratno A. yang telah banyak memberikan
nasehat, motivasi dan arahan bagi penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Yth. Dra. Nur Huda selaku wali studi penulis, terima kasih atas kebijakan dan
kesabarannya menasihati dan membimbing penulis selama kuliah.
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staff di Fakultas Syari’ah yang telah
membekali berbagai pengalaman dan pengetahuan selama penulis kuliah di
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
7. Yth. Bapak Kurnia Ariffianto, Sri Suroto dan mbak Bethi. Terima kasih telah
bersedia memberikan informasi, berdiskusi serta izin melakukan penelitian
skripsi di Rumah Zakat Cabang Semarang.
8. Sembah sujud kuhaturkan kepada Ayahanda M. Syahid dan Ibunda Tatik
tercinta, terima kasih yang mendalam atas perjuangannya yang gigih
membesarkan, mendidik, menyayangi serta mendo’akan ananda dengan tulus.
x
9. Yang tersayang kakakku Nur Musyahadah - Nur Sidi, adikku M. Fatchur Rozi,
keponakanku Umamah dan Ulfa, serta kepada seluruh keluarga besarku di
rumah, terima kasih atas do’a restu dan kasih sayangnya selama ini.
10. Yth. Kyai Abdul Rokhim (Pengasuh Ponpes As-Salafiyah Miftahul Huda
Pulokulon-Grobogan) terima kasih atas wejangannya. Temen-temen Jama’ah
Sholawat Nariyah (Qodir, Tohirin, Soim, Nafis, Fuad, Sholihin) terima kasih
atas do’a dan dukungannya, bersama kalian ku temukan ketenangan jiwa.
11. Segenap keluarga besar Wadyabala Justisia, para senior Justisia: Kang Manto,
Kakek Tholhah (Kartunis/Ilustrator), Mas Choi, Mas Syarung, Mas Tofu
(Alm.), Mas Aziz Hakim, Kang Adib, Mas Richard, Mas Umam, Mas Wiwit,
Mas Umam, Mas G-peng, Mbak Fauzun, Gus Arief, Gus Ikhrom, Romo Fren,
Mas Attan, Mbak Ika, Mbak Dyah, Mbak Erna, Mas “Kopling”, Em-Nas,
Yoni, Hendy, Harjo, Gedel, Hery, Ghozy, Mbak Una, Ovy, terima kasih atas
kasih sayang dan kesabarannya membimbing kami. Adik-adikku di Justisia
(Sambeng, Ni2k, Ica, Ya2n, Obed, Tiara, Hambali, Bams, Malikah, Ifa,
Ainung, Sholy, Rifa, Muhay, Salam, Inul, Rifa K, Pu2t, Ce2p, Yani, Nazar,
Cikcom, Ima, Tsani, Ica, Nuvus, Aniz, Wahib, Uul, Nadia, Lynta, Nia dkk.)
semoga tetap semangat menjalani proses di Justisia, tetap jaga kekompakan.
12. Segenap Gank eLSA Semarang, Romo Tedy, Mas Iman, Mas Najib Maghrib,
Mbak Rofi’dan Mbak Ana. Terimakasih telah banyak memberi arahan.
13. Kepada teman senasib seperjuangan di Justisia (Hamdani eL Mungil, Faizin,
Ella, Lina, Dina, dan Ariel) susah senang telah kita jalani bareng, bersama
kalian hidup ini terasa indah dan bermakna. Kapan kita bisa ngumpul2 lagi?
xi
14. Bass.com Production (mas Sujiantoko, Obed dan Syafi’i) bersama kita meraih
sukses. ”semangat dan percaya diri adalah kunci meraih kesuksesan, tak kan
pernah ada kata putus asa untuk terus mencoba”.
15. Sahabat-sahabatku kelas EI.B 2005 (Johan, Tommy, Shodiq, Novi, Lutfi,
Fadhil, Icha, Eva, Yuni, Nu’ dan semuanya, terimakasih atas waktu, motivasi
dan canda tawanya selama ini. Aku kan selalu merindukan kalian. Semoga
persahabatan kita kan tetap terjaga, selamanya. Kapan ngadain reuni?
16. AL-MAPABA PMII Rasya 05 ( Rifa’i, Jigug’, Edy Bolot, Wijay, Wahid,
Rif’an, Warist, Widya, Taufiq, Adi, dkk), Ingat sahabat! Revolusi belum usai.
17. Sahabat-sahabati PMII Rasya (Arief dkk.) semoga tetap menjadi kader
militan. Kepada para senior PMII Rasya (Mas Yusro, Ustadz Syaifudin, Mas
Ali M., Mas Rofi’, Mbak Evy, Mas Kabul, Mas Khadzik, Pak Pong, Qosim,
Khoyin, Fifah dkk.) terima kasih telah mendampingi dan membimbing kami.
18. PMII Kom. Walisongo ’08 (Awal dkk.), PMII Cab. Grobogan (Hakim dkk.),
PMII KORCAB (Mas Kusdi dkk), PMII Cab. Semarang (Ucup dkk), DEMA
IAIN (Sofyan dkk.), MPM IAIN (Rifa’i dkk), IMPG (Jepen dkk).
19. Pengurus Jami’atul Qura’ wal Hufazd 2007 (Layli, Rohmat, Tiwi, Rudy,
Recha dkk). KSMW (Ezta, Hijriyah, Fina, Niha, Muniroh, Usfi, Dur dkk.).
FOSIA (Himma, Elly, Nazil, NH dkk) jangan pernah lelah untuk berproses.
20. Rekan PW IPNU Jateng (Mas Muhaimin, Mahzum, dkk). IPNU Grobogan
(Mas Juned dkk.), IPNU-IPPNU PAC Tembalang (Giyanto, Lecha dkk).
21. Teman-teman KKN Posko 113 Sidodadi (Nanik, Misbach, Ulya, Evy, Fatur,
Bambang, Uswatun). Kenangan bersama kalian tak kan pernah terlupakan.
xii
22. Ahmad Dhani (Presiden Republik Cinta) ”Benar Salah Idolaku” karyamu telah
banyak memberi inspirasi dalam kehidupanku. Baladewa Indonesia dan
Komunitas Restoe Boemi Jateng (Hendra, Suffan, Hery, Edo, Anto, Ardy,
Nara, Dien, Shonif dkk.), semoga ”Baladewa Tetap Satu Hati” selamanya.
23. Sahabat Kepompong (Ipoel, d’Toy, Fanty, Mak’e, Le2 dan Anezt), tetap jaga
kekompakan!, semoga kalian jadi generasi Qur’ani berprestasi.
24. Cahaya Seribu Malam yang senantiasa menghiasi dunia inspirasiku, pesona
cahayamu memberi kedamaian dalam relung jiwaku. Kamulah sang inspirator
dan motivator sepanjang hidupku.
25. Terima kasih untuk semuanya. Rasanya sulit untuk membalas segala kebaikan
kalian. Thank’s a lot.
Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah mereka perbuat menjadi
amal shaleh dan mendapat imbalan yang sepantasnya dari Allah SWT, Amin.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin demi kesempurnaan penulisan
skripsi ini yang penuh kesadaran atas kekurangan dan keterbatasan yang ada
pada diri penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran
konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 02 Februari 2011
Penulis
M. ABDUL ROUF
NIM. 052411137
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO........................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
HALAMAN DEKLARASI................................................................................ vii
HALAMAN KATA PENGANTAR.................................................................. viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv
HALAMAN DAFTAR TABEL .......................................................................xvii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ....................................................... ......... xviii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xix
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 8
1.5 Sistematika Penulisan .................................................... 8
BAB II : TELAAH PUSTAKA ............................................................ 10
2.1 Landasan Teori............................................................... 10
2.1.1 Definisi Zakat ...................................................... 10
2.1.2 Dasar Hukum dan Hikmah Zakat ........................ 12
2.1.3 Syarat Wajib Zakat .............................................. 17
2.1.4 Jenis Harta yang Wajib Dizakati ......................... 18
2.1.5 Mustahiq Zakat .................................................... 22
2.1.6 Pengelolaan Zakat ................................................ 24
2.1.7 Minat Membayar Zakat........................................ 28
2.1.7.1 Pengertian Minat .................................... 28
xiv
2.1.7.2 Macam- macam Minat ........................... 30
2.1.7.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya
Minat ..................................................... 32
2.1.7.4 Fungsi Minat .......................................... 32
2.1.7.4 Penentuan Minat .................................... 33
2.1.8 Kepercayaan......................................................... 35
2.1.9 Religiusitas........................................................... 40
2.1.10 Pendapatan ......................................................... 44
2.1.11 Rumah Zakat Cabang Semarang........................ 47
2.1.12 Penelitian Terdahulu .......................................... 49
2.1.13 Kerangka Teori .................................................. 51
2.1.14 Hipotesis ........................................................... 52
BAB III : METODE PENELITIAN ...................................................... 53
3.1 Jenis Penelitian........................................................ ….. 53
3.2 Sumber Data .................................................................. 53
3.2.1 Data Primer.......................................................... 53
3.2.2 Data Sekunder ..................................................... 54
3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................... 54
3.3.1 Kuesioner ............................................................ 55
3.3.2 Dokumentasi ....................................................... 56
3.3.3 Wawancara .......................................................... 56
3.4 Populasi dan Sampel ..................................................... 57
3.5 Variabel Penelitian ........................................................ 58
3.6 Metode Analisis Data .................................................... 60
3.6.1 Analisis Faktor .................................................... 60
3.6.2 Uji Validitas ......................................................... 61
3.6.3 Uji Reliabilitas .................................................... 63
3.6.4 Analisis Regresi................................................... 64
3.6.5 Uji Hipotesis ........................................................ 65
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 68
4.1 Gambaran Umum Rumah Zakat dan Karakteristik
xv
Responden ..................................................................... 68
4.1.1 Gambaran Umum Rumah Zakat.......................... 68
4.1.1.1 Sejarah Singkat ..................................... 68
4.1.1.2 Visi Misi ................................................ 70
4.1.1.3 Struktur Lembaga................................... 71
4.1.1.4 Strategi Rumah Zakat............................. 72
4.1.1.5 Perkembangan Rumah Zakat.................. 78
4.1.2 Karakteristik Responden .................................... 78
4.2 Deskripsi Data Penelitian .............................................. 83
4.2.1 Deskripsi Variabel-variabel Penelitian................ 83
4.2.1.1 Deskripsi Variabel Kepercayaan........... 84
4.2.1.2 Deskripsi Variabel Religiusitas........... .. 86
4.2.1.3 Deskripsi Variabel Pendapatan ........... . 87
4.2.1.4 Deskripsi Variabel Minat ...................... 87
4.3 Analisis Data ............................................................... 88
4.3.1 Analisis Faktor..................................................... 88
4.3.2 Uji Validitas......................................................... 88
4.3.3 Uji Reliabilitas..................................................... 89
4.3.4 Analisis Regresi.................................................... 90
4.4 Uji Hipotesis .................. ............................................... 93
4.4.1 Koefisien Determinasi ........................................ 93
4.4.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)...... 94
4.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................ 96
4.5 Pembahasan ................................................................... 98
BAB V : KESIMPULAN DAN PENUTUP .........................................105
5.1 Kesimpulan ...................................................................... 105
5.2 Saran ............................................................................. 106
5.3 Penutup............................................................................ 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Jenis Barang, Nisab dan Zakatnya……………………………… 20
TABEL 3.1 Alternatif Jawaban . .................................................................... 55
TABEL 3.2 Variabel penelitian ...................................................................... 58
TABEL 4.1 Perkembangan Muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang ........ 78
TABEL 4.2 Jenis Kelamin Responden .......................................................... 79
TABEL 4.3 Umur Responden ........................................................................ 80
TABEL 4.4 Pendidikan Responden ............................................................... 81
TABEL 4.5 Pekerjaan Responden ................................................................. 82
TABEL 4.6 Hasil Skor Kuesioner Regresi .................................................... 84
TABEL 4.7 Analisis Faktor ........................................................................... 88
TABEL 4.8 Uji Validitas …...……………………………………………… 88
TABEL 4.9 Uji Reliabilitas ........................................................................... 90
TABEL 4.10 Analisis Regresi ....................................................................... 91
TABEL 4.11 Koefisien Determinasi . ............................................................ 94
TABEL 4.12 Uji t ........................................................................................ 95
TABEL 4.13 Uji F ……............................................................................... 97
xvii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 51
GAMBAR 4.1 Struktur Organisasi Rumah Zakat Cabang Semarang ............. 71
GAMBAR 4.3 Jenis Kelamin Responden ........................................................ 80
GAMBAR 4.4 Umur Responden ..................................................................... 81
GAMBAR 4.5 Pendidikan Responden ............................................................ 82
GAMBAR 4.6 Pekerjaan Responden ............................................................... 83
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lampiran Angket
Lampiran 2 : Daftar Seluruh Jawaban Atas Angket
Lampiran 3 : Tanggapan Responden Terhadap masing-masing Item Pertanyaan
Lampiran 4 : Uji Validitas dan Reabilitas Angket
Lampiran 5 : Statistik Deskriptif Untuk 100 Responden pada Rumah Zakat
Cabang Semarang
Lampiran 6 : Output Regresi Linear Berganda dari 100 Responden
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara
berkembang adalah masalah ekonomi, termasuk negara Indonesia saat ini.
Permasalahan ekonomi seringkali berdampak negatif terhadap kehidupan sosial
masyarakat seperti, kemiskinan dan pengangguran yang sering kali menimbulkan
tindakan-tindakan kriminal. Oleh karena itu, untuk mengatasi problematika
tersebut perlu adanya sebuah kebijakan untuk penanggulangan masalah
kemiskinan. Sebagai negara yang penduduknya yang kurang lebih 90% beragama
Islam, maka tuntunan dan kiat Islam dalam mengantisipasi problematika
kemiskinan umat menjadi penting untuk direalisasikan1
Namun demikian, permasalahan kemiskinan bukanlah hal yang mudah
untuk diselesaikan seperti halnya membalik tangan, karna kemiskinan adalah
bukti kekuasaan Allah bahwa dengan kemiskinan Allah ingin mengetahui sejauh
mana kepedulian hamba-Nya yang diberi harta lebih untuk dapat berbagi dengan
yang berkekurangan. Islam menekankan adanya hubungan saling menolong di
dalam lingkungan sosial umatnya. Bahkan Islam menggambarkan umat muslim
sebagai satu batang tubuh yang semua anggota dan bagiannya berkaitan dengan
1 Masyarakat muslim sampai saat ini masih dalam sekatan ekonomi terbelakang, artinya
masalah pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial (enequality income) dimiliki oleh sejumlah negara yang justru berpenduduk mayoritas Islam. (Arief Mufraini, Akuntasi dan Manajemen Zakat, Mengomunikasikan Kesadaran Dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. Cet. I. hlm. 161)
2
bagian yang lain.2
Sebagaimana termaktub dalam Surat Al-Maidah Ayat 2 Allah berfirman:
(#θ çΡuρ$ yès?uρ ’ n? tã Îh�É9 ø9$# 3“ uθ ø)−G9 $#uρ ( Ÿωuρ (#θ çΡuρ$ yès? ’n? tã ÉΟøOM}$# Èβ≡ uρô‰ãè ø9 $#uρ 4 (#θ à)?$#uρ ©!$# ( ¨βÎ) ©!$#
߉ƒ ωx© É>$ s)Ïèø9 $# ∩⊄∪
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS Al-Maidah: 2).3
Ayat ini merupakan perintah yang menjadi bagian dari konsekuensi
keimanan seseorang. Dengan adanya konsep tersebut dimungkinkan kesuksesan
seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam sektor ekonomi. Bersamaan
dengan majunya ekonomi, juga akan menciptakan masyarakat yang maju dan
sejahtera taraf hidupnya. Dalam ajaran Islam pemberantasan kemiskinan sudah
dilembagakan dalam salah satu rukunnya, yaitu menunaikan zakat.4 Pembayaran
zakat sebagai sarana untuk mempersempit jurang perbedaan pendapatan dalam
masyarakat, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang dapat berpotensi
konflik dan mengganggu keharmonisan dalam bermasyarakat. Dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup umat terutama dari golongan
yang berhak menerima zakat. Sehingga mereka bisa hidup dengan layak dan
2 Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Press, 1995,
hlm. 143 3 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah Bahasa Indonesia, Kudus: Menara Kudus, 2000, hlm.
106 4 Zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an. Zakat
merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat sebagai salah satu rukun Islam. (Abdul Al- Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat, Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syari’ah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 1)
3
mandiri tanpa menggantungkan kepada orang lain.5
Zakat tak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang
diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan
tetapi lebih dari pada itu, yakni sebagai sebuah sistem pendistribusian harta benda
dikalangan umat islam, dari si kaya kepada si miskin. Sehingga zakat mampu
menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat.6
Bagi kebanyakan umat Islam zakat lebih diyakini sebagai pemenuhan
kesalehan individu yang bersifat ubudiyyah daripada perwujudan solidaritas sosial
yang lebih mendasar. Yakni tidak dalam konteks mendistribusikan kekayaan
secara adil sehingga tidak terakumulasi dalam sekelompok orang saja.
Pelaksanaan zakat hanya sekedar memenuhi tuntutan syari’at saja. Akibatnya,
potensi zakat yang demikian besar itu tidak bisa digali dan dikelola dengan baik
untuk program pengentasan kemiskinan, pendidikan dan sebagainya yang benar-
benar bermanfaat bagi masyarakat.7
Sesungguhnya zakat memiliki dimensi yang sangat luas bagi manusia.
Zakat tidak saja memiliki dimensi ketuhanan tetapi juga memiliki dimensi
kemanusiaan yang sangat kuat. Zakat membuktikan bahwa hubungan
kemanusiaan, tolong-menolong antar sesama manusia dibangun di atas nilai-nilai
fondasi ketuhanan. Zakat menjadi bukti bahwa Islam bukanlah agama yang
melupakan kehidupan dunia semata, zakat adalah pembangun umat manusia.8
5 Nasrudin Rozak, Dienul Islam, Bandung: Al Ma'arif, 1985, hlm, 197. 6 Abdurrahman Qodir, Zakat Dalam Dimensi Mahdah Dan Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1998, hlm.214 7 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,
hlm. 3 8 Ibid, hlm. 42
4
Perintah melaksanakan zakat ada dalam Al-Qur’an, antara lain terdapat pada surat
An-Nuur: ayat 56:
(#θ ßϑŠÏ%r& uρ nο4θ n=¢Á9 $# (#θè?#u uρ nο4θ x.“9 $# (#θãè‹ ÏÛr&uρ tΑθß™§�9 $# öΝà6 ‾=yès9 tβθçΗxq ö� è? ∩∈∉∪
Artinya: "Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul Muhammad agar kamu diberi rahmat" (Qs.An-nuur (24):56).9
Ayat tersebut memiliki makna kewajiban, dengan sebuah garis hukum
yang tegas: agar diberi rahmat oleh Allah maka tunaikan zakat. Ayat ini menjadi
bukti adanya hubungan vertikal dan horizontal secara harmonis. Agar rahmat
Allah turun, maka tunaikanlah zakat. Zakat mengandung makna horizontal karena
adanya hubungan kemanusiaan, saling menolong antara si kaya dan si miskin.10
Untuk memberdayakan potensi zakat maka diperlukan sebuah lembaga
yang mampu mengelola dana zakat untuk mendistribusikannya baik untuk
konsumtif maupun untuk usaha yang produktif.11
Di Indonesia, terdapat lembaga semi-pemerintah yang berwenang untuk
melakukan pengolahan dan pendistribusian zakat, yaitu Badan Amil Zakat dari
tingkat nasional (BAZNAS) sampai tingkat daerah (BAZDA). Selain itu, ada juga
lembaga non pemerintah yang bernama Lembaga Amil Zakat
(LAZNAS/LAZDA). 12 Disamping itu juga terdapat lembaga swadaya masyarakat
yang memfokuskan pada pengelolaan zakat yang salah satunya adalah Rumah
Zakat cabang Semarang.
9 Depag RI, op. cit, hlm. 357 10 Asnaini, op. cit, hlm. 1 11 Zainul Arifin, Memahami Bank Syari’ah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek,
Jakarta: Alvabet, 2000, hlm. 44 12 Iqbal M. Ambara, Problematika Zakat dan Pajak Indonesia, Jakarta: Sketsa, 2009, hlm. 35
5
Rumah Zakat adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang
memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara lebih
profesional dengan menitikberatkan program pendidikan (Edu Care), kesehatan
(Health Care), pembinaan komunitas (Youth Care) dan pemberdayaan ekonomi
(Eco Care) sebagai penyaluran program unggulan. Program tersebut merupakan
upaya untuk meningkatkan indeks pembangunan kaum dhuafa. 13
Sistem pengelolaan zakat terdapat dalam UU. No. 38 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat, di dalamnya mengatur tentang pelaksanan pengelolaan zakat
dimulai dari perencanaan sampai pada tahap pendistribusian dan
pendayagunaannya. Adapun pengumpulan zakat dilakukan oleh amil zakat yang
terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang pembentukannya disesuaikan
dengan tingkat wilayahnya.14
Manajemen sebuah organisasi pengelola zakat harus dapat diukur dengan
tiga kata kunci yaitu: amanah, profesional dan transparan. Tiga kunci tersebut
dinamakan prinsip “Good Organization Governance.” Dengan penerapan ketiga
prinsip tersebut maka sebuah organisasi pengelola zakat akan lebih dipercaya oleh
masyarakat luas.15
Dalam pelaksanaannya, pengumpulan zakat di Indonesia masih dirasa
kurang optimal jika melihat potensinya. Penghitungan yang dilakukan oleh Badan
13 Rumah Zakat adalah sebuah Lembaga Amil Zakat Nasional yang memfokuskan pada
pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara lebih profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Lihat Profil Rumah Zakat, dikutip dari http://www.rumahzakat.org, diakses tgl 02 -01- 2010
14 Masdar F. Mas’udi, Agama Keadilan, Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam, Jakarta: P3M, 1991, hlm. 124
15 Sholahuddin, Ekonomi Islam, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006, hlm. 236-237
6
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyebutkan bahwa potensi zakat di Indonesia
tercatat sebesar Rp.17,5 triliun per tahun. Namun, faktanya menunjukkan bahwa
pengumpulan zakat yang terdata melalui Lembaga Pengelola Zakat (LPZ)
hanyalah sekitar Rp. 250 miliar per tahun. Kurang optimalnya jumlah zakat yang
terkumpul disebabkan oleh beberapa hal, antara lain; Pertama, ketidaktahuan
kewajiban membayar zakat. Ada sebagian dari masyarakat yang tidak tahu bahwa
dia harus membayar zakat. Mereka hanya tahu bahwa zakat itu hanyalah zakat
fitrah di bulan Ramadhan. Bahwa sebenarnya ada kewajiban membayar zakat-
zakat lainnya yang mereka belum tahu. Kedua, ketidakmauan membayar zakat.
Terdapat sebagian masyarakat yang enggan untuk membayar zakat. Ada sebagian
masyarakat yang berperilaku kikir, mereka merasa harta yang mereka peroleh
adalah hasil usahanya sendiri, sehingga mereka merasa tidak perlu mengeluarkan
zakat. Ketiga, ketidakpercayaan terhadap Lembaga Pengelola Zakat. Sebagian
masyarakat mengeluarkan kewajiban zakatnya langsung kepada mustahiq, karena
mereka tidak atau kurang percaya kepada lembaga pengelola zakat yang ada.
Selain itu mereka merasa lebih afdhol jika bisa memberikan langsung kepada
mustahiq yang bersangkutan.16
Dengan demikian, kepercayaan, tingkat religiusitas serta pendapatan
masyarakat merupakan faktor terpenting dalam menentukan perilaku masyarakat
untuk menunaikan zakat di lembaga amil zakat. Pengelolaan dana zakat yang
lebih profesional akan menjadikan lembaga amil zakat sebagai pilihan utama
masyarakat dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk menunaikan zakat.
16 Hikayah Azizi Nur Farida, Journal of Islamic Business and Economics, Yogyakarta:
Desember, 2008, vol. 2, hlm. 77
7
Sebagai sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada
pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, Rumah Zakat secara lebih
profesional mengelola dana zakat dengan mengutamakan pada program
pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai
penyaluran program unggulan. Lembaga yang berkiprah sejak Mei 1998 di kota
Bandung ini semakin menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil zakat,
bahkan telah memiliki 44 jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia dengan
pola hubungan pusat-cabang yang telah terkoneksi secara online. Sehingga
pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. Legalitas untuk
melakukan ekspansi semakin kuat ketika lembaga ini telah mendapat sertifikasi
pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional berdasarkan SK Menteri Agama
RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003.17
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI RUMAH ZAKAT CABANG
SEMARANG”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengelolaan dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang?
17 http://www.rumahzakat.org,
8
2. Bagaimana pengaruh kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap minat
masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengelolaan dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
2. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, religiusitas dan pendapatan
terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang
Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat bagi semua pihak, yaitu antara lain:
1. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan pengetahuan
terhadap penulis dalam hal minat masyarakat membayar zakat di Rumah
Zakat Cabang Semarang.
2. Bagi Institusi IAIN Walisongo
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan literatur serta referensi
yang dapat dijadikan informasi bagi mahasiswa yang akan meneliti
permasalahan serupa.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan khasanah keilmuan dan
referensi serta sumber informasi yang berkaitan dengan faktor minat
masyarakat dalam membayar zakat.
9
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis menyusun
sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan hasil penelitian yang
baik dan mudah dipahami. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisannya.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang meliputi landasan teori,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis serta hipotesis.
Bab III. Metode Penelitian
Dalam bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam
penulisan skripsi ini, yang meliputi: jenis penelitian, jenis dan sumber
data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian
dan pengukuran serta teknik analisis data.
Bab IV. Analisis Data
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang profil obyek penelitian,
pengujian dan hasil analisa data, pembuktian hipotesis dan
pembahasan hasil analisa data.
Bab V. Kesimpulan
Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran- saran
dari hasil analisis data pada bab – bab sebelumnya yang dapat dijadikan
masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Definisi zakat
Secara umum zakat adalah suatu kewajiban yang bersifat
kemasyarakatan dan ibadah, dimana manusia akan merasakan
keagungan dari tujuan ajaran Islam dalam bentuk mencintai dan tolong
menolong antar sesama manusia.1
Secara bahasa (etimologi) zakat berasal dari kata zaka yang
berarti berkembang, berkah, tumbuh, suci, dan baik.2 Dengan
demikian, zakat yaitu membersihkan (menyucikan) diri dan hartanya
sehingga pahalanya bertambah, hartanya tumbuh (berkembang) dan
membawa berkah.3
Secara istilah syari’ah (syara’) zakat berarti sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang
tertentu dan dengan syarat-syarat yang ditentukan pula.4
Menurut terminologi para fuqaha, zakat dimaksudkan sebagai
penunaian, yakni penunaian hak yang wajib yang terdapat dalam harta.
1 Abdullah Siddik, Asas-Asas Hukum Islam, Jakarta: Bumi Restu ,1982 cet. I, hlm. 113 2 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,
hlm. 23 3 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia, Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm. 15 4 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UII Press, 2002, hlm. 67
11
Zakat juga dimaksudkan sebagai bagian harta tertentu dan yang
diwajibkan oleh Allah untuk diberikan kepada orang-orang fakir.5
Sedangkan empat Madzhab memberikan defenisi yang secara
redaksional berbeda-beda mengenai makna zakat, berikut pengertian
zakat menurut keempat madzhab:
a. Mazhab Syafi’i
Zakat ialah sebuah ungkapan untuk mengeluarkan harta
atau tubuh sesuai dengan cara yang khusus.
b. Mazhab Maliki
Zakat ialah mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta
yang khusus pula yang telah mencapai nishab kepada orang-orang
yang berhak menerimanya. Manakala kepemilikan itu penuh dan
sudah mencapai haul (setahun) selain barang tambang dan
pertanian.
c. Mazhab Hanafi
Zakat ialah menjadikan sebagian harta yang khusus dari
harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus sesuai
ketentuan syari’at.
d. Mazhab Hambali
Zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang
khusus untuk kelompok yang khusus pula.
5 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Rosdakarya, 2008, hlm. 85
12
Meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi
yang agak berbeda antara satu dan lainnya, akan tetapi pada
prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta
dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada
pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya,
dengan persyaratan tertentu pula.6
2.1.2. Dasar hukum dan hikmah zakat
Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa zakat merupakan salah
satu rukun Islam dan juga menjadi kewajiban bagi umat Islam dalam
rangka pelaksanaan dua kalimat syahadat. Dalam Qur’an disebutkan,
kata zakat dan shalat selalu digandengkan disebut sebanyak 82 kali. Ini
menunjukkan hukum dasar zakat yang sangat kuat.7
Adapun beberapa firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
sebagai berikut:
1. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat At-Taubah: 103:
õ‹ è{ ôÏΒ öΝ Ïλ Î;≡uθ øΒ r& Zπ s% y‰ |¹ öΝ èδ ã�ÎdγsÜ è? Ν Íκ� Ïj.t“ è?uρ $ pκÍ5 Èe≅|¹uρ öΝ Îγø‹ n= tæ ( ¨βÎ) y7 s?4θ n= |¹
Ös3 y™ öΝ çλ °; 3 ª!$# uρ ìì‹Ïϑ y™ íΟŠÎ= tæ ∩⊇⊃⊂∪
Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. At-Taubah: 103).8
6 Iqbal M. Ambara, op. cit, hlm. 20 7 M. Ali Hasan, op. cit, hlm. 11 8 Depag, op. cit, hlm. 203
13
2. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah: 43:
(#θ ßϑŠÏ% r&uρ nο 4θ n= ¢Á9$# (#θ è?# uuρ nο 4θ x.“9$# (#θ ãè x.ö‘$# uρ yì tΒ t Ïè Ï.≡§�9$# ∩⊆⊂∪ ) 43: ا����ة(
Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan
ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah: 43).9
3. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah: 110:
(#θ ßϑŠÏ% r&uρ nο 4θ n= ¢Á9$# (#θ è?# uuρ nο 4θ Ÿ2 ¨“9$# 4 $ tΒ uρ (#θãΒ Ïd‰ s) è? /ä3 Å¡ à�ΡL{ ôÏiΒ 9� ö�yz çνρ ߉ ÅgrB
y‰ΨÏã «!$# 3 ¨βÎ) ©!$# $ yϑ Î/ šχθ è= yϑ ÷è s? ×��ÅÁ t/ ∩⊇⊇⊃∪ ) 110: ا����ة (
Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Segala
kebajikan yang kamu berikan buat kebahagiaan dirimu, pastilah kamu mendapati balasannya di sisi Allah. Bahwasanya Allah itu sangat melihat akan segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110).10
4. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Mujaadilah: 13:
÷Λäø) x� ô© r&u βr& (#θ ãΒ Ïd‰ s) è? t÷ t/ ô“y‰ tƒ óΟ ä31uθ øgwΥ ;M≈ s% y‰ |¹ 4 øŒ Î*sù óΟ s9 (#θ è= yè ø�s? z>$ s?uρ
ª!$# öΝ ä3 ø‹n= tæ (#θ ßϑŠÏ% r'sù nο 4θ n= ¢Á9$# (#θ è?# uuρ nο 4θ x.“9$# (#θ ãè‹ÏÛr&uρ ©!$# …ã& s!θ ß™ u‘uρ 4 ª!$# uρ
7��Î7yz $ yϑ Î/ tβθ è= yϑ ÷è s? ∩⊇⊂∪
Artinya: ”Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu
memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujaadilah:13).11
9 Depag, RI, Al Aliyy: Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro 2000, hlm. 7 10 Depag RI, Op. cit hlm. 14 11 Depag, op. cit, hlm. 544
14
5. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah: 277:
¨βÎ) š Ï% ©!$# (#θ ãΖ tΒ#u (#θ è= Ïϑ tã uρ ÏM≈ ys Î=≈ ¢Á9$# (#θ ãΒ$ s% r&uρ nο 4θ n= ¢Á9$# (#âθ s?# uuρ nο 4θ Ÿ2 ¨“9$#
óΟ ßγs9 öΝ èδ ã� ô_ r& y‰Ζ Ïã öΝ ÎγÎn/u‘ Ÿωuρ ì∃öθ yz öΝ ÎγøŠ n= tæ Ÿωuρ öΝ èδ šχθ çΡt“ ós tƒ ∩⊄∠∠∪
Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman mengerjakn
amal soleh mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pulamereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah : 277)12
6. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat At- Taubat:11:
βÎ*sù (#θ ç/$ s? (#θ ãΒ$ s% r&uρ nο 4θ n= ¢Á9$# (# âθ s?# uuρ nο 4θ Ÿ2 ¨“9$# öΝ ä3 çΡ≡uθ ÷zÎ*sù ’ Îû ǃ Ïe$!$# ) 11): التوبة
Artinya: “Apabila mereka bertaubat, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat maka (mereka itu) adalah saudaramu yang seagama.” (QS. At- Taubat:11).13
7. Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Abbas ra.:
� ��� : �� ا�� ���س ر�� ا� �����ان ا���� "! ا� �� � وان ا� (و. � - .-آ�ا�+*(� -'��ذا ر�� ا� ��� ا�$ ا� %�$
1� "*:9 .� ا'8ا�ـ1� 567- '� ا�4 �3ـ1� .�0د.� �ا.�0ض ����=�ري) .��ا3ـ1� >?�0?@ �� � وا�'
Artinya: “Dari Abu Abbas ra.: sesungguhnya Nabi SAW mengutus
Muaz ke negeri Yaman- lalu ia sebut hadist itu- dan ada disitu (sesungguhnya Allah SWT telah fardhukan atas mereka diharta mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya mereka, lalu diberikan kepada orang-orang faqir mereka)”. Muttafaq ‘alaih, tetapi lafadz itu bagi Bukhari.14
12 Depag, Ibid, hlm. 47 13 Depag, loc. cit, hlm. 188 14 A. Hassan, Tarjamah Bulughul Maram Ibnu Hajar Al- Asqalani, Bandung: CV.
Diponegoro, 2006, hlm. 265
15
Zakat dan shalat dalam al-Qur’an dan hadits merupakan
lambang keseluruhan dari semua ajaran Islam. Hal tersebut
menunjukkan bahwa betapa eratnya hubungan antara keduanya.
Keislaman seseorang tidak akan sempurna kecuali dengan kedua hal
tersebut.15 Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang yang dekat
dengan Tuhan berimplikasi pula pada kedekatannya dengan manusia,
begitu pula sebaliknya.16
Melaksanakan shalat merupakan lambang baiknya hubungan
seseorang dengan Tuhannya, sedang zakat adalah lambang
harmonisnya hubungan antara sesama manusia. Sehingga tidak
mengherankan jika shalat dan zakat yang disyari’atkan Allah
merupakan pilar-pilar berdirinya bangunan Islam. Jika keduanya
hancur maka Islam pun sulit untuk tetap bertahan.17
Di dalam sejarah Islam pernah terjadi, bahwa Abu Bakar
pernah memerangi orang yang tidak mau menunaikan zakat. Beliau
mengatakan dengan tegas: “Demi Allah akan aku perangi orang yang
membedakan antara shalat dan zakat”.18
Agama Islam memiliki berbagai kelebihan yang
membuktikan bahwa ia benar-benar berasal dari sisi Allah dan
merupakan risalah rabbaniyah terakhir yang abadi. Untuk itu
pembahasan tentang zakat jelas merupakan ayat-ayat yang berkaitan
15 Wahbah Al-Zuhayly, Op. Cit., hlm. 89 16 Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ikmu Ekonomi Islam, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 57. 17 Iqbal, Op. cit. hlm. 12 18 Ibid, hlm. 17
16
dengan hukum.19 Sehingga tidak perlu ditopang lagi dengan berbagai
dalil karena sudah jelas dan ditegaskan oleh berbagai ayat al-Qur’an.20
Zakat merupakan ibadah yang bertalian dengan harta benda
(maaliyah). Zakat juga merupakan kewajiban sosial bagi para aghniya’
(hartawan) setelah kekayaan sudah memenuhi batas minimal (nishab)
dan rentang waktu setahun (haul). Bertujuan untuk mewujudkan
pemerataan keadilan dalam bidang ekonomi umat. Zakat merupakan
sumber dana potensial yang sangat strategis dalam upaya membangun
kesejahteraan umat. Oleh karena itu dalam Al-Qur’an disebutkan agar
zakat dihimpun dan kemudian disalurkan kepada mustahiq (orang yang
berhak menerima zakat).21
Dengan demikian, zakat mempunyai dimensi pemerataan
karunia Allah SWT sebagai fungsi sosial ekonomi sebagai perwujudan
solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan,
pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan umat, sebagai
pengikat batin antara golongan kaya dengan miskin, sarana
membangun kedekatan yang kuat dengan yang lemah, mewujudkan
tatanan masyarakat yang sejahtera, rukun, damai, dan harmonis yang
akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir batin.22
19 Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fikih Kontemporer, Jakarta:
Salemba Diniyah, 2002. hlm. 12 20 Yusuf Qordhowi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Pers, 1995,
hlm. 98. 21 Ahmad Rofiq makalah disampaikan dalam Seminar tentang Manajemen Pengelolaan Zakat,
kerjasama Pemda Propinsi Jawa Tengah, Kanwil Departemen Agama dan IAIN Walisongo Fakultas Syari’ah pada Selasa, 09 oktober 2001.
22 Asnaini, op. cit. hlm. 133
17
2.1.3. Syarat wajib zakat
Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah.
Menurut kesepakatan para ulama, bahwa syarat wajib zakat adalah
sebagai berikut:
a. Merdeka
Yaitu zakat dikenakan kepada orang-orang yang bebas dan
dapat bertindak bebas, menurut kesepakatan para ulama zakat tidak
wajib atas hamba sahaya yang tidak mempunyai hak milik.
b. Muslim
Menurut Ijma' zakat tidak wajib atas orang kafir karena
zakat ini merupakan ibadah mahdah yang suci sedangkan orang
kafir bukan orang suci maka tidak wajib mengeluarkan zakat.
c. Baligh dan berakal
Zakat tidak wajib diambil atas harta anak kecil dan orang-
orang gila sebab keduanya tidak termasuk ke dalam ketentuan
orang yang wajib rnengerjakan ibadah seperti sholat dan puasa.
d. Kepemilikan harta yang penuh
Harta yang akan dikeluarkan zakatnya haruslah murni
harta pribadi dan tidak bercampur dengan harta milik orang lain.
Jika dalam harta kita bercampur dengan harta milik orang lain
sedangkan kita akan mengeluarkan zakat, maka harus dikeluarkan
terlebih dahulu harta milik orang lain tersebut.
18
e. Mencapai nishab
Nishab adalah batasan antara apakah kekayaan itu wajib
zakat atau tidak sesuai ketentuan syara' sebagai pertanda kayanya
seseorang dan kadar-kadar yang mewajibkannya berzakat. Jika
harta yang dimiliki seseorang telah mencapai nishab, maka
kekayaan tersebut wajib zakat, jika belum mencapai nishab, maka
tidak wajib zakat.
f. Mencapai haul
Haul, yaitu kekayaan yang dimiliki seseorang apabila
sudah mencapai satu tahun hijriyah atau telah mencapai jangka
waktu yang mewajibkan seseorang mengeluarkan zakat.23
Sedangkan syarat sahnya adalah niat yang menyertai
pelaksanaan zakat.24
2.1.4. Jenis harta yang wajib dizakati
Dalam fiqih Islam harta kekayaan yang wajib dizakati
digolongkan dalam beberapa kategori dan masing-masing kelompok
berbeda nishab, haul dan kadar zakatnya, yakni sebagai berikut:
a. Emas dan perak
Emas dan perak termasuk logam mulia yakni merupakan
tambang elok yang dijadikan perhiasan dan dijadikan mata uang
yang berlaku dari waktu ke waktu.
23 Wahbah Al Zuhayly, Op. Cit, hlm. 98-106 24 Ibid
19
b. Hasil pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau
tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian,
sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan,
daun-daunan, dan sebagainya.
c. Hasil peternakan
Yakni hewan ternak yang dipelihara selama setahun dan
tidak di pekerjakan sebagai tenaga pengangkutan. Meliputi hewan
besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba) dan
unggas (ayam, itik, burung).
d. Harta perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang dapat diperjual-
belikan untuk meraih keuntungan dari berbagai jenisnya, baik
berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll.
e. Hasil tambang dan barang temuan
Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat
di dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas,
perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara dan
sebagainya.
Rikaz (barang temuan) adalah harta yang terpendam di
dalam tanah dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta
karun. Termasuk didalamnya harta atau barang yang ditemukan
dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.
20
f. Kekayaan yang bersifat umum.
Termasuk zakat profesi, saham, obligasi, rezeki tak
terduga, undian, dan sebagainya.25
Adapun jenis barang, batasan nisab dan zakatnya
sebagaimana tergambar dalam tabel 1.126 :
Tabel 1.1.
Jenis barang, nisab dan zakatnya
No. Jenis Barang Nisab Zakat Keterangan
1. Ternak unta 5 - 9 ekor
10 - 14 ekor
15 - 19 ekor
20 - 24 ekor
25 - 35 ekor
36 - 45 ekor
45 - 60 ekor
61 - 75 ekor
76 - 90 ekor
91 - 120 ekor
1 kambing
2 kambing
3 kambing
4 kambing
1 unta
1 unta
1 unta
1 unta
2 unta
2 unta
Usia 2 tahun
Usia 2 tahun
Usia 2 tahun
Usia 2 tahun
Usia 1 tahun
Usia 2 tahun
Usia 2 tahun
Usia 4 tahun
Usia 2 tahun
Usia 3 tahun
Ternak kebau 30 – 39 ekor
40 – 59 ekor
60 – 69 ekor
70 - 79 ekor
80 - 89 ekor
1 kerbau
1 kerbau
2 kerbau
2 kerbau
2 kerbau
Usia 2 tahun
Ternak
kambing
40 – 120 ekor
121 – 200 ekor
201 – 300 ekor
1 kambing betina
2 kambing betina
3 kambing betina
Usia 2 tahun
25 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta; PT. Grasindo, 2006, hlm.
25-36 26 Gustian Juanda, dkk., Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006, hlm. 22-29.
21
Ternak sapi 30 - 39 ekor
40 - 59 ekor
60 - 69 ekor
70 - 79 ekor
80 - 89 ekor
1 sapi jantan/betina
1 sapi betina
2 sapi jantan/betina
2 sapi
2 sapi
Usia 1 tahun
Usia 2 tahun
2. Emas 20 misqal 2,5% = 0,5 misqal 20 misqal = 93,6 gr
di luar perhiasan
wajar
Perak 200 dirham 2,5% = 5 dirham 200 dirham = 624
gr
Perhiasan di
luar kewajaran
(simpanan)
20 misqal 2,5% = 0,5 misqal
3. Makanan
pokok
Lebih dari 5 wasaq
= 200 dirham
1/10 irigasi alamiah
1/20 irigasi biaya
Setiap panen 1
wasaq = 40 dirham
4. Buah-buahan Lebih dari 5 wasaq
= 200 dirham
1/10 irigasi alamiah
1/20 irigasi biaya
Setiap panen 1
wasaq = 40 dirham
5. Perniagaan Analog dengan emas
93,6 gram
2,5% 1 tahun dari awal
perhitungan
6. Profesi Analog dengan emas
93,6 gram jika
digunakan rata-rata
2,5%, setiap Rp.
1.000.000,- = Rp.
25.000,-
2,5% x Rp.
6.273.000,- = Rp.
155.930,00
Harga emas 1 gr =
Rp. 64.500,- x Rp.
64.500,- = Rp.
6.237.000,-
2.1.5. Mustahiq Zakat
Para ulama dan ahli hukum Islam ketika membahas mengenai
orang-orang yang berhak menerima zakat selalu merujuk pada surat at-
Taubah ayat 60 yang menjelaskan mengenai delapan kategori yang
berhak menerima zakat, seperti yang ditegaskan dalam Al-Qur’an:
22
$ yϑ ‾ΡÎ) àM≈ s% y‰ ¢Á9$# Ï !# t� s)à� ù= Ï9 È Å3≈ |¡ yϑ ø9$# uρ t, Î#Ïϑ≈ yè ø9$# uρ $ pκö� n= tæ Ïπ x� ©9xσßϑ ø9$# uρ öΝ åκæ5θ è= è% †Îû uρ
É>$ s% Ìh�9$# t ÏΒ Ì�≈ tó ø9$# uρ †Îû uρ È≅‹Î6y™ «!$# Èø⌠$# uρ È≅‹Î6 ¡¡9$# ( Zπ ŸÒƒ Ì� sù š∅ ÏiΒ «!$# 3 ª!$# uρ
íΟŠÎ= tæ ÒΟ‹Å6ym ∩∉⊃∪ ) 9�8060: ا�(
Artinya : “Sesungguhnya shadaqah (zakat) itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, penguus-pengurus zakat, para mualaf yang di bujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. At-Taubah: 60).27
Sebagaimana pendapat para ulama’ dan ahli hukum Islam
yang merujuk dalam Al- Qur’an mengenai orang-orang yang berhak
menerima zakat adalah sebagai berikut: 28
a. Fakir
Fakir adalah orang yang secara ekonomi berada pada
garis yang paling bawah. Orang yang sengsara hidupnya, tidak
mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi hidupnya. Fakir ini
tidak ada penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya dalam sehari-hari.
b. Miskin
Miskin adalah orang yang mempunyai pekerjaan tetapi
hasil yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga sehari-hari. Secara keseluruhan ia tergolong orang-orang
yang masih tetap kerepotan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
27 Depag, op. cit, hlm. 196 28 Saefudin Zuhri, Zakat Kontekstual, Semarang: Bima Sejati, 2000, hlm 61
23
c. Amil
Amil adalah orang yang mendapatkan amanah untuk
pengumpulan dan pembagian zakat.
d. Muallaf
Muallaf adalah orang kafir yang ada harapan masuk
islam, dan orang yang baru masuk islam akan tetapi imannya
masih lemah.
e. Riqab (para budak)
Riqab artinya adalah orang dengan status budak. Dalam
pengertian ini dana zakat untuk kategori riqab berarti dana untuk
usaha memerdekakan orang atau kelompok yang sedang tertindas
dan kehilangan haknya untuk menentukan arah hidupnya sendiri.
f. Gharimin
Gharimin adalah orang yang tertindih hutang karena untuk
kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya.
g. Fi Sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah)
Fi Sabilillah yaitu orang yang berjuang dijalan Allah
(untuk kepentingan membela agama Islam).
h. Ibnu Sabil (orang yang dalam perjalanan)
Ibnu Sabil yaitu orang yang kehabisan perbekalan ketika
dalam perjalanan, yang mana berpergiannya bukan untuk
melakukan maksiat.
24
2.1.6. Pengelolaan Zakat
Pengelolaan zakat menurut Undang-Undang No. 38 Tahun
1999 adalah sebuah kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian
serta pendayagunaan zakat.29
Aktifitas pengelolaan zakat yang telah diajarkan oleh Islam
dan telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dan penerusnya yaitu
para sahabat. Pada zaman Rasulullah SAW dikenal sebuah lembaga
yang disebut Baitul Mal yang bertugas dan berfungsi mengelola
keuangan negara. Pemasukannya bersumber dari dana zakat, infaq,
kharaj, jizyah, ghanimah dan sebagainya. Kegunaannya untuk
mustahiq yang telah ditentukan, kepentingan dakwah, pendidikan,
kesejahteraan sosial, pembuatan infrastruktur dan sebagainya. Namun
saat ini makna Baitul Mal mengalami penyempitan, hanya sebagai
lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infaq,
shadaqah dan wakaf yang dikenal sebagai organisasi pengelola zakat.
Keberadaan organisasi pengelola zakat di Indonesia telah
diatur dalam perundang-undangan, yakni UU No. 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun
1999 tentang Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 dan Keputusan
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No.
D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
29 Gustian Djuanda dkk., Op. cit, hlm. 3
25
Peraturan bertujuan agar organisasi pengelola zakat dapat lebih
profesional, amanah dan transparan sehingga dana yang dikelola dapat
berdampak positif terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan umat.30
Mengurus dana zakat memerlukan manajemen dan
pengelolaan secara profesional agar potensi yang besar dapat memberi
manfaat bagi kaum dhuafa. Maka bagian terpenting dalam proses
manajemen pengelolaan zakat adalah tahap alokasi dan pendistribusian
dana zakat. Karena proses inilah yang langsung bersentuhan dengan
sasaran penerima zakat.
Manajemen suatu organisasi pengelola zakat yang baik dapat
diukur dan dirumuskan dengan tiga kata kunci yang dinamakan Good
Organization Governance, yaitu:
1. Amanah
Sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus
dimiliki oleh setiap amil zakat. Tanpa adanya sifat tersebut maka
system akan hancur, sebagaimana sistem perekonomian Indonesia
hancur disebabkan rendahnya moral dan tidak amanahnya pelaku
ekonomi. Terlebih dana yang dikelola adalah dana umat yang
secara esensi milik mustahiq.
2. Prefesional
Hanya dengan profesionalitas yang tinggilah maka dana
yang dikelola akan menjadi efektif dan efisien.
30 Ibid
26
3. Transparan
Dengan transparansi pengelolaan zakat, maka akan
menciptakan suatu sistem kontrol yang baik, karena melibatkan
pihak intern organisasi dan pihak muzakki maupun masyarakat
luas. Dengan transparansi maka rasa curiga dan ketidakpercayaan
masyarakat akan dapat diminimalisir.31
Secara umum prinsip akuntansi sebuah lembaga amil
harus memenuhi standar akuntansi pada umumnya, yakni:
1. Accountability
Yaitu pembukuan harus dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya, dengan bukti yang sah.
2. Auditable
Yaitu pembukuan dapat dengan mudah dipahami oleh
pihak pemakai laporan, mudah ditelusuri dan dapat dicocokan.
3. Simplicity
Yaitu pembukuan disesuaikan dengan kepraktisan,
sederhana dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lembaga
tanpa harus mengubah prinsip penyusunan laporan keuangan.
Laporan Keuangan sebuah lembaga pengelola zakat harus
diterbitkan secara berkala, hal tersebut untuk meningkatkan
31 Sholahuddin, Ekonomi Islam, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006, hlm. 236
27
kepercayaan muzakki maupun calon muzakki. Sehingga keyakinan
dan kepercayaan muzakki terhadap citra lembaga tetap terjaga.32
Zakat merupakan salah satu instrumen untuk
mengentaskan kemiskinan, pemerataan pendapatan dan
mempersempit kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin.
Maka melalui lembaga zakat diharapkan kelompok lemah dan
kekurangan tidak lagi merasa khawatir terhadap kelangsungan
hidupnya, karena substansi zakat merupakan mekanisme yang
menjamin terhadap kelangsungan hidup mereka di tengah
masyarakat, sehingga mereka merasa hidup di tengah masyarakat
manusia yang beradab, kepedulian dan tradisi saling menolong.33
Dengan demikian, maka amil dalam melaksanakan
manajemen pengelolaan zakat harus dikelola secara optimal,
profesional dan sesuai dengan tujuan zakat yaitu mengentaskan
kemiskinan, oleh karena itu harus memiliki data-data yang lengkap
berkaitan dengan nama-nama mustahik dan tingkat kesejahteraan
hidupnya serta kebutuhannya.
2.1.7. Minat Membayar Zakat
2.1.7.1. Pengertian minat
Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia
diartikan sebagai sebuah kecenderungan hati yang tinggi
32 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 225
33 Gustian Djuanda dkk., Op. cit. hlm. 16
28
terhadap sesuatu gairah atau keinginan.34 Minat merupakan
kecenderungan seseorang untuk menentukan pilihan
aktivitas. Pengaruh kondisi individual dapat merubah minat
seseorang. Sehingga dikatakan minat sifatnya tidak stabil.35
Secara etimologi pengertian minat adalah
perhatian, kecenderungan hati) kepada sesuatu keinginan.36
Sedangkan menurut istilah ialah suatu perangkat mental
yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan,
pendirian, prasangka atau kecenderungan lain yang
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.37
Minat merupakan motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila
mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan
suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu
berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran
mempunyai kecenderungan bergerak dalam sektor rasional
analisis, sedang perasaan yang bersifat halus/tajam lebih
mendambakan kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi
34 Anton M. Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999,
hlm. 225 35 Muhaimin, Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar Pendidikan
Jasmani, Semarang: IKIP, 1994, hlm. 4 36 WJS. Poerwadarminta, Kamis Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982, hlm.
650 37 Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional, 1997, hlm. 62
29
sebagai pengingat fikiran dan perasaan dalam koordinasi
yang harmonis, agar kehendak bisa diatur sebaik-baiknya.38
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa
minat adalah dorongan kuat bagi seseorang untuk
melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian
tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Selain itu
minat dapat timbul karena adanya faktor eksternal dan juga
adanya faktor internal.39 Minat yang besar terhadap suatu
hal merupakan modal yang besar untuk membangkitkan
semangat untuk melakukan tindakan yang diminati dalam
hal ini membayar zakat di Rumah Zakat cabang semarang.
2.1.7.2. Macam-macam minat
1. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi
minat primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah
minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau
jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan
makanan. Sedangkan minat kultural adalah minat yang
timbul karena proses belajar.
2. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi
minat intrinsik dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah
minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu
sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau
38 Sukanto M.M., Nafsiologi, Jakarta: Integritas Press, 1985, hlm. 120 39 Lestar, Alice Crow, Op. Cit, hlm. 303
30
asli. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan
dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut.
3. Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat di
bedakan menjadi empat yaitu:
a. Expressed interest
Minat yang diungkapkan dengan cara
meminta kepada subyek untuk menyatakan atau
menuliskan semua kegiatan, baik yang disenangi
maupun yang paling tidak disenangi.
b. Manifest interest
Minat yang diungkapkan dengan cara
mengobservasi atau melakukan pengamatan secara
langsung terhadap aktivitas yang dilakukan subyek
atau dengan mengetahui hobinya.
c. Tested interest
Minat yang diungkapkan dengan cara
menyimpulkan hasil jawaban tes obyektif yang ada.
d. Inventoried interest
Minat yang diungkapkan dengan cara
menggunakan alat-alat yang sudah distandarkan,
berisi pertanyaan-pertanyaan kepada subyek.40
40 Ibid, hlm. 265.
31
Semua minat mempunyai dua aspek yaitu;
pertama, adalah aspek kognitif. Kedua, aspek afektif. Aspek
kognitif didasarkan pada konsep yang dikembangkan
seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan
manusia. Sedang aspek afektif atau bakat emosional adalah
aspek yang berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap
orang penting misal orang tua, guru dan teman sebaya
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut. 41
2.1.7.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat
Menurut Crow and Crow dalam bukunya Abdul
Rahman Saleh berpendapat ada tiga faktor yang
mempengaruhi timbulnya minat, yaitu:
1. Dorongan dari dalam diri individu, misal dorongan
makan, rasa ingin tahu dan seks.
2. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan
minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
3. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang
erat dengan emosi.42
2.1.7.4. Fungsi minat
Nuckols dan Banducci dikutip oleh Elizabeth B.
Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan
sebagai berikut:
41 Sukanto, op.cit, hlm. 116-119
42. Abdul Rahman Saleh, op. cit, hlm. 264.
32
1. Minat mempengaruhi intensitas cita-cita.
2. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.
3. Prestasi selalu dipengaruhi jenis dan intensitas minat.
4. Minat yang terbentuk seumur hidup membawa
kepuasan.43
2.1.7.5. Penentuan minat
Karena pentingnya peran minat dalam kehidupan
manusia, maka minat perlu sekali ditemukan dan dipupuk.
Ada beberapa metode untuk menentukan minat seseorang
antara lain:
1. Pengamatan kegiatan
2. Pertanyaan
3. Membaca
4. Keinginan
5. Laporan mengenai apa saja yang diminati.44
Sebagaimana terkandung dalam Al-qur’an,
berkaitan dengan minat terdapat pada surat pertama yang
perintahnya adalah agar kita membaca. Bukan sekedar
membaca buku atau secara tekstual, tetapi dalam semua
aspek. Termasuk tuntunan membaca cakrawala dunia yang
merupakan kebesaran-Nya, serta membaca potensi diri
43 Abdul Wahib, ibid., hlm. 109-110 44 Andi Mappiare, op.cit, hlm. 65
33
sehingga kita dapat memahami apa yang sebenarnya
menarik minat kita dalam kehidupan ini.
Firman Allah SWT.:
CDآ�ما:�أ ور�I�ا. ������ �K�� .ا�K-ي ���) �� ا�LMN�ن '� �K��.
Artinya: “Bacalah! Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui-Nya”(Q.S. Al-Alaq: 3-5).45
Jadi minat merupakan karunia terbesar yang
dianugerahkan Allah SWT kepada kita semua. Namun
demikian bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan
minat tersebut dapat berkembang dengan sendirinya. Tetapi
kita harus ada upaya mengembangkan anugerah Allah itu
secara maksimal sehingga karunianya dapat berguna
dengan baik pada diri dan lingkungan kita berada.46
Ketidakpercayaan ataupun kurang percaya
masyarakat terhadap lembaga amil zakat membuat sebagian
masyarakat lebih memilih menunaikan ibadah zakat
langsung kepada mustahiq zakat dari pada ke lembaga
zakat. Oleh karena itu, pengelolaan zakat oleh suatu
lembaga amil zakat yang lebih profesional, amanah dan
45 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur'an Dan Terjemahnya,
Jakarta: DEPAG ,1989, hlm. 939. 46 Abdul Rahman Saleh, op. cit, hlm. 272
34
transparan akan dapat menumbuhkan semangat masyarakat
untuk menyalurkan zakatnya melalui lembaga tersebut.
Tingkat pemahaman masyarakat muslim
mengenai keagamaan khususnya ibadah zakat berpengaruh
kuat terhadap semua aspek kehidupan manusia, khsusunya
berdampak pada kesadaran masyarakat membayar zakat.
Termasuk ajaran Islam mengenai pemerataan dan
pendistribusian pendapatan yang memihak kepada rakyat
miskin. Pendapatan berpengaruh terhadap jumlah zakat
yang harus dibayarkan oleh muzakki. 47
Dengan demikian, kepercayaan, tingkat
religiusitas serta pendapatan masyarakat merupakan faktor
terpenting dalam menentukan perilaku masyarakat untuk
menunaikan zakat di lembaga amil zakat. Pengelolaan dana
zakat yang lebih profesional akan menjadikan lembaga amil
zakat tersebut sebagai pilihan utama masyarakat dalam
berzakat dan mengajak orang lain untuk menunaikan zakat.
2.1.8. Kepercayaan
Kepercayaan (trust atau belief) merupakan keyakinan
bahwa tindakan orang lain atau suatu kelompok konsisten dengan
kepercayaan mereka. Kepercayaan lahir dari suatu proses secara
47 Hikayah Azizi, Journal of Islamic Business and Economics, Desember 2008, Vol. 3 No.2,
hlm. 76-77
35
perlahan kemudian terakumulasi menjadi suatu bentuk kepercayaan,
dengan kata lain kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di satu
produk ada atribut tertentu. Keyakinan ini muncul dari persepsi yang
berulang adanya pembelajaran dan pengalaman.48
Kepercayaan pada dasarnya adalah kemauan suatu pihak
untuk mengandalkan pihak lain, yaitu pihak yang mendapat
kepercayaan. Kepercayaan juga merupakan sekumpulan keyakinan
spesifik terhadap Integritas (kejujuran pihak yang dipercaya),
Benevolence (perhatian dan motivasi yang dipercaya untuk bertindak
sesuai dengan kepentingan yang mempercayai mereka), Competency
(kemampuan pihak yang dipercaya untuk melaksanakan kebutuhan
yang mempercayai) dan Predictability (konsistensi perilaku pihak
yang dipercaya).49
Kepercayaan merupakan penilaian atas kredibilitas pihak
yang akan dipercaya atas kemampuan pihak yang dipercaya dalam
menyelesaikan kewajiban-kewajibannya. Sedangkan kepuasan
adalah suatu ungkapan yang bernada positif yang berasal dari
penilaian semua aspek hubungan kerjasama antara pihak satu dengan
pihak lain. Kepuasan tersebut berdasarkan sejauhmana manfaat
sebuah produk/jasa yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan.50
48 M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 62-
63 49 Wahab Zaenuri dkk., Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Melalui Atribut
Produk, Komitmen Agama, Kualitas Jasa dan Kepercayaan Pada bank Syari’ah, Semarang: Puslit IAIN Walisongo, hlm. 14.
50 Ibid , hlm. 290
36
Model kepercayaan organisasional memasukkan sifat
kepribadian yang disebut kecenderungan untuk percaya (propensity
to trust). Kecenderungan (propensity) dapat dianggap sebagai
keinginan umum untuk mempercayai orang lain. Kecenderungan
akan mempengaruhi seberapa banyak kepercayaan yang dimiliki
seseorang untuk orang yang dipercaya. Kepercayaan melibatkan
loncatan kognitif melampaui harapan-harapan yang dijamin oleh
dasar pemikiran dan pengalaman. Untuk membangun sebuah
kepercayaan diperlukan tujuh core values, yaitu sebagai berikut: 51
1. Keterbukaan
Kerahasiaan dan kurangnya transparansi dalam
menjalankan sesuatu akan mengganggu trust building. Oleh
karena itu diperlukan keterbukaan antara kedua belah pihak agar
keduanya dapat saling percaya antara satu sama lain.
2. Kompeten
Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau
peran dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang
didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran. Yakni sebagai
syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas di bidang pekerjaan tertentu.
51 Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006, hlm. 380
37
3. Kejujuran
Kejujuran merupakan elemen terpenting dalam
mendapatkan sebuah kepercayaan, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kecurangan yang bersifat merugikan yang lain. Jujur
bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada.
Dengan kata lain jujur adalah berkata atau memberikan suatu
informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam
penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang
biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang
dibicarakan dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi.
4. Integritas
Integritas adalah keselarasan antara niat, pikiran,
perkataan dan perbuatan. Dalam prosesnya, berjanji akan
melaksanakan tugas secara bersih, transparan, dan profesional
dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber
daya secara optimal untuk memberikan hasil kerja terbaik. Orang
yang berintegritas tinggi mempunyai sikap yang tulus, jujur,
berperilaku konsisten serta berpegang teguh pada prinsip
kebenaran untuk menjalankan apa yang dikatakan secara
bertanggung jawab.
5. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang
dimiliki seseorang untuk mempertanggungjawabkan sesuatu
38
yang telah dikerjakan kepada lingkungannya atau orang lain.
Akuntabilitas sekiranya dapat diukur dengan pertanyaan-
pertanyaan tentang seberapa besar motivasi menyelesaikan
pekerjaan dan seberapa besar usaha (daya pikir) untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
6. Sharing
Sharing adalah sebuah pengakuan atau pengungkapan diri
terhadap orang lain yang berfungsi untuk berbagi sesuatu untuk
meringankan sebuah masalah. Sharing merupakan elemen
penting dalam membangun kepercayaan karena mempunyai
manfaat nilai psikologis yakni membantu membangun hubungan
yang lebih baik antara satu sama lain. Termasuk didalamnya
sharing informasi, ketrampilan, pengalaman dan keahlian.
7. Penghargaan.
Untuk mendorong sebuah kepercayaan maka harus
terdapat respek saling menghargai antara satu sama lain.
Kepercayaan terhadap lembaga zakat dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai kemauan muzzaki untuk mengandalkan
lembaga zakat untuk menyalurkan zakatnya kepada mustahiq zakat
karena muzzaki yakin lembaga tersebut profesional, amanah dan
transparan. Disamping akan menumbuhkan rasa kepercayaan tinggi
masyarakat terhadap lembaga zakat, dana zakat yang terkumpul juga
akan lebih optimal dalam segi pemanfaatan.
39
Dengan demikian, masyarakat akan lebih berkomitmen
terhadap lembaga amil zakat tersebut, dan menjadikannya sebagai
pilihan utama dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk
berzakat di lembaga amil zakat.
2.1.9. Religiusitas
Religiusitas berasal dari bahasa latin religio, yang berakar
dari kata religare yang berarti mengikat.52 Secara subtansial religius
menunjuk pada sesuatu yang dirasakan sangat dalam yang
bersentuhan dengan keinginan seseorang yang butuh ketaatan dan
memberikan imbalan sehingga mengikat seseorang dalam suatu
masyarakat. Agama (religion) berasal dari bahasa latin religio yang
berarti ikatan bersama. Agama dibentuk oleh serangkaian tindakan
dan konsep. Menurut Durkheim keyakinan bersifat individual dan
mempengaruhi cara berfikir dan berperilaku. Istilah agama sering
disamakan dengan istilah yang lain seperti religi (religion: bahasa
Inggris) dan (ad-diin: bahasa Arab), pada dasarnya semua istilah ini
sama maknanya dalam terminologi dan teknis.53 Sedangkan menurut
Mayer agama adalah seperangkat aturan dan kepercayaan yang pasti
untuk membimbing manusia dalam tindakan terhadap tuhan, orang
52 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009, hlm. 15-16 53 Dadang Kahmad, Op. cit, hlm. 13
40
lain dan diri sendiri.54 Paham keagamaan yang dianut pada akhirnya
mendorong pada perilaku sehari-hari, baik dalam peribadatan
maupun akhlak bermasyarakat.55
Agama adalah wahyu yang diturunkan oleh tuhan untuk
manusia. Disamping sebagai sebuah keyakinan (belief) agama juga
merupakan gejala sosial. Artinya, agama yang dianut melahirkan
berbagai perilaku sosial, yakni perilaku yang tumbuh dan
berkembang dalam sebuah kehidupan bersama. Fungsi dasar agama
tersebut ialah memberikan orientasi, motivasi dan membantu
manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral. Lewat
pengalaman beragama, yaitu penghayatan kepada tuhan, manusia
menjadi memiliki kesanggupan, kemampuan dan kepekaan rasa
untuk mengenal dan memahami eksistensi sang Illahi.
Agama memiliki daya konstruktif, regulatif dan formatif
membangun tatanan kehidupan masyarakat. Religius Islam meliputi
dimensi jasmani dan rohani, fikir dan dzikir, akidah dan ritual,
penghayatan dan pengamalan, akhlak, individual dan
kemasyarakatan, dunia dan ukhrawi. Pada dasarnya religiusitas
meliputi seluruh dimensi dari seluruh aspek kehidupan. 56
54 Brian S. Turner, Agama dan Teori Sosial Rangka- Pikir Sosiologi Dalam Membaca
Eksistensi Tuhan Diantara Gelegar Ideologi-ideologi Kontemporer, Yogyakarta: IRCiSoD, 2006, Cet. II, hlm. 36
55 Zuly Qodir, Agama dan Mitos Dagang, Solo: Pondok Edukasi, 2002, hlm. 26 56 Maman, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006, hlm. 1
41
C.Y. Glock dan R. Stark dalam buku American Piety: The
Nature of Religious Comitment sebagaimana dalam buku Sosiologi
Agama menyebutkan lima dimensi beragama, yakni:57
1. Keyakinan
Dimensi berisikan pengharapan yang berpegang teguh
pada teologis tertentu. Dimensi ini mengungkap hubungan
manusia dengan keyakinan terhadap rukun iman, kebenaran
agama dan masalah-masalah ghaib yang diajarkan oleh agama.
2. Pengamalan/ praktik
Merupakan dimensi praktik agama yang meliputi
perilaku simbolik dari makna-makna keagamaan yang
terkandung didalamnya. Dimensi ini berhubungan dengan sejauh
mana tingkat kepatuhan seseorang dalam mengerjakan kegiatan-
kegiatan ritual yang diperintahkan oleh agamanya. Yakni
berkaitan dengan frekuensi, intensitas, dan pelaksanaan ibadah,
seperti sholat, puasa, zakat, ibadah haji, doa, dan sebagainya.
3. Penghayatan
Dimensi penghayatan keagamaan merujuk pada seluruh
keterlibatan dengan hal-hal yang suci dari suatu agama. Dimensi
ini mencakup pengalaman dan perasaan tentang kehadiran tuhan
dalam kehidupan, ketenangan hidup, takut melanggar larangan
tuhan, keyakinan menerima balasan dan hukuman, dorongan
57 Dadang Kahmad, Op. cit, hlm. 53-54
42
untuk melaksanakan perintah agama, perasaan nikmat dalam
beribadah dan perasaan syukur atas nikmat yang dikaruniakan
Allah SWT dalam menjalani kehidupan.
4. Pengetahuan
Dimensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan
pemahaman seseorang terhadap ajaran-ajaran agama dan kitab
sucinya. Menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman
hidup sekaligus sebagai sumber pengetahuan, dan memberikan
ajaran Islam.
5. Konsekuensi
Dimensi yang mengacu pada identifikasi akibat-akibat
keyakinan, pengamalan, penghayatan dan pengetahuan
seseorang. Yakni berkaitan dengan kewajiban seseorang sebagai
pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama yang
dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dengan bukti sikap dan
tindakannya berlandaskan pada etika dan spiritualitas agama.
Dimensi-dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Perilaku tersebut saling mempengaruhi satu
sama lain, norma-norma dan nilai-nilai agama sangat berpengaruh
terhadap perilaku sosial.58
58 Ibid
43
Dengan demikian, pemahaman seseorang terhadap norma-
norma syari’ah, khsusnya terkait dengan kewajiban zakat, sangat
mepengaruhi kesadaran seseorang untuk mengeluarkan zakat kepada
mustahiq zakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap
seseorang terhadap suatu objek (kewajiban zakat), maka semakin
tinggi pula kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal yang
sesuai dengan objek tersebut.
2.1.10. Pendapatan
Perdapatan ialah tambahan harta yang diperoleh dari
sumber yang diketahui dan bersifat tetap. Sumber pendapatan dapat
bersifat material, seperti tanah atau non material seperti pekerjaan
atau bisa dari keduaya. Sehingga pendapatan terbagi atas
penghasilan, gaji/ upah dan keuntungan.59
Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang
diterima pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses
produksi. Masing-masing faktor produksi seperti: tanah akan
memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan
memperoleh balas jasa berupa gaji/ upah dan keahlian termasuk para
enterpreneur akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba.60
59 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat: Studi Komperatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat
Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Jakarta: PT. Mitra Kerjaya Indonesia, 2004, hlm. 1033-1034 60 Sadono Sukirno, Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995,
hlm. 35
44
Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang
diterima seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam
mencapai tujuan organisasi. Sedangkan upah merupakan kata lain
dari gaji yang seringkali ditujukan kepada pegawai tertentu, biasanya
pegawai bagian operasi.61
Dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang
berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan
tenaga kerja (labour income), sedangkan pendapatan dari selain
tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non
labour income). Dalam kenyataannya membedakan antara
pendapatan tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah
selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu
umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi lain.62
Oleh karena itu perhitungan pendapatan migran
dipergunakan beberapa pendekatan yakni tergantung pada lapangan
pekerjaannya. Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa
upah atau gaji dipergunakan pendekatan pendapatan (income
approach), bagi yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya
dihitung dengan melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang
bekerja sebagai petani, pendapatannya dihitung dengan pendekatan
61 Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Jakarta: PT. Grasindo, 2002, hlm. 245
62 Sunuharyo, Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pegawai Golongan Rendah di Perumnas Klender, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta: Rajawali Press, 1982, hlm. 25
45
produksi (production approach). Dengan demikian berdasarkan
pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja migran telah
terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya.63
Ada beberapa alternatif penjelasan mengenai hubungan
antara konsumsi dengan pendapatan. Apabila tingkat pendapatan
meningkat maka konsumsi juga akan meningkat, tetapi dengan
proporsi yang lebih kecil.64
Islam telah mewajibkan zakat atas kekayaan juga
mewajibkan zakat atas pendapatan. Contohnya kewajiban zakat atas
pendapatan hasil pertanian, hasil barang tambang, dan juga
pendapatan dari hasil pekerjaan bebas, termasuk di dalamnya gaji/
upah, honorarium dan hasil-hasil lain yang diperoleh dari berbagai
pekerjaan dan usaha.65
Dengan demikian, pendapatan seseorang sangat
mepengaruhi untuk mengeluarkan zakat. Karena pendapatan
memiliki hubungan mengenai apakah harta tersebut sudah mencapai
nishab atau belum, disamping pula berpengaruh terhadap besar
jumlah zakat yang akan dikeluarkan oleh muzakki.
63 Ibid 64 Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, Yogyakarta: Ekonosia FE UII, 2003,
hlm. 23 65 Yusuf Qardawi, Op. cit. hlm. 1034-1035
46
2.1.11. Rumah Zakat cabang Semarang
Rumah Zakat cabang Semarang merupakan suatu lembaga
swadaya masyarakat yang mengutamakan program pendidikan,
sosial, ekonomi, dan kesehatan. Secara umum program pendidikan
ditujukan kepada anak yatim dan kurang mampu, dengan beasiswa
pendidikan dan pembinaan integral.
Sebagai lembaga pengelola dana zakat, infaq, shadaqah,
dan dana kemanusiaan lainnya Rumah Zakat berdiri menjadi
jembatan harmoni antara para muzzaki dan mustahik,
menyambungkan empati dalam simpul pelayanan gratis hingga
pemberdayaan. Rumah Zakat telah hadir di 44 jaringan kantor di 38
kota besar di Indonesia. Dengan dukungan teknologi informasi, kini
semua kantor telah terkoneksi secara online. Sehingga pengelolaan
lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat. 66
Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi
kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator
antara nilai kepentingan muzzaki dan mustahik. Antara para aghniya
(orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial
bisa semakin dikurangi jaraknya. Kesesuaian syari’ah dan ketepatan
sasaran menjadi indikator sukses utama Rumah Zakat dalam
penentuan pendayagunaan program. Untuk itu Rumah Zakat
mengembangkan tiga program unggulan yakni;
66 http://www.rumahzakat.org,
47
1. Senyum juara
Senyum juara dimaksudkan untuk mengantarkan anak
bangsa dalam meraih masa depan yang lebih baik dengan
program-program pemberdayaan di bidang pendidikan.
2. Senyum sehat
Merupakan program penyediaan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat kurang mampu yang tidak dapat mengakses
kesehatan secara gratis.
3. Senyum mandiri.
Merupakan program yang bertujuan untuk membantu
meningkatkan skill masyarakat dan mendatangkan pendapatan
agar kehidupannya lebih layak dan mampu mandiri.
Program yang dikembangkan Rumah Zakat cukup
sederhana, namun manfaatnya sangat terasa di masyarakat.
Program-program nyata inilah yang ikut menguatkan mustahik
semakin percaya terhadap Rumah Zakat.67
67 Brosur Rumah Zakat
48
2.1.12. Penelitian Terdahulu
Dalam studi literatur ini, penulis mencantumkan beberapa
penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa pihak, sebagai
bahan rujukan dalam mengembangkan materi yang ada dalam
penelitian yang dibuat oleh penulis. Beberapa penelitian yang
memiliki korelasi dengan penelitian ini adalah:
1. Hikayah Azizi Nur Farida (2008) dengan judul Variabel-
variabel yang Mempengaruhi Pembayaran Zakat oleh Para
Muzakki (studi kasus pengelola Lembaga Keuangan Syariah di
Kota Yogyakarta). Hasil analisis regresi yang dilakukan dapat
diketahui bahwa pendapatan dan Indeks Religiusitas masing-
masing berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
individu apakah membayar zakat atau tidak.
2. Fuadiy dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Motivasi Muzakki Lembaga Amil Zakat Dompet Amal Insani
(DAI) dalam Membayar Zakat Profesi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden termotivasi
membayar zakat profesinya dikarenakan faktor: Pertama,
wawasan yang baik tentang zakat. Kedua, solidaritas terhadap
sesama. Ketiga, kepercayaan yang tinggi terhadap LPZ.
Keempat, kebiasaan yang sudah lama dilakukan.
49
3. Ayub Mursalin dengan judul Hubungan antara Tingkat
Pemahaman dan Sikap Masyarakat Kota Jambi Terhadap
Kewajiban Zakat dengan Kesadaran untuk Berzakat ke
BAZDA. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa tanpa
adanya pemahaman dan sikap terhadap kewajiban zakat,
kesadaran untuk berzakat seseorang adalah -4.548. Berarti
hubungan antara kesadaran dan pemahaman adalah positif.
4. Thamrin Dahlan dengan judul Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Muzakki Menunaikan Zakat pada Baitul Maal
Masjid Jami An Nur Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas muzakki
dalam menunaikan zakat dalam waktu setahun adalah karena
kinerja amil yang dinilai zakat cukup baik, zakat diasumsikan
muzakki sebagai tabungan akhirat dan kehadiran muzakki dalam
majelis taklim lebih dari 3 kali dalam seminggu.
50
2.1.13. Kerangka Teori
Model konseptual yang didasarkan pada tinjauan pustaka,
kerangka pemikiran teoritis penelitian dijelaskan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
Religiusitas (X2)
- Keyakinan
- Pengamalan
- Penghayatan
- Pengetahuan
- Konsekuensi
Minat (Y)
- Dorongan dari
dalam diri individu
- Motif sosial
- Faktor emosional
Pendapatan (X3)
- Upah /gaji
- Keuntungan
Kepercayaan (X1)
- Keterbukaan
- Kompeten
- Kejujuran
- Integritas
- Akuntabilitas
- Sharing
- Penghargaan
51
2.1.14. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis dan hasil
penemuan beberapa penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1H = Kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
2H = Religiusitas berpengaruh positif terhadap minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
3H = Pendapatan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
4H = Kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh positif terhadap minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
52
52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field ressearch)
yakni pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan
data yang relevan.1 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
3.2 Sumber Data
Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu data primer dan data sekunder.
3.2.1 Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama
baik individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau
pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.2 Dalam
penelitian ini yang menjadi data primer adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat
Cabang Semarang, di samping itu juga tentang pengelolaan zakat di
Rumah Zakat Cabang Semarang. Untuk memperoleh data tersebut,
peneliti meminta buku daftar muzakki di Rumah Zakat sekaligus
melakukan wawancara dengan pihak Rumah Zakat Cabang
1 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2008, hlm. 17. 2 Husen Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2005, hlm. 42
53
53
Semarang. Disamping itu peneliti juga memperoleh data dari para
muzakki dengan cara menyebarkan kuesioner yang telah disediakan
oleh peneliti. Kuesioner tersebut didesain menggunakan skala likert.
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau
dikumpulkan melalui buku-buku, brosur dan artikel dari website
yang berkaitan dengan penelitian.3 Atau data yang berasal dari
orang-orang kedua atau bukan data yang datang secara langsung.
Data ini mendukung pembahasan dan penelitian, untuk itu beberapa
sumber buku atau data yang di peroleh akan membantu dan mengkaji
secara kritis penelitian tersebut.4 Untuk memperoleh data tersebut
peneliti mengambil data dari beberapa buku, brosur, website dan
contoh penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut:
3.3.1 Metode Angket (Kuesioner)
Metode kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan
kepada responden dengan harapan responden merespon daftar
3 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan
Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005, hlm. 119. 4 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Off set, 2006, hlm. 160.
54
54
pertanyaan atau pernyataan tersebut. Instrumen dalam penelitian ini
bersifat terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah jika jawaban
tidak disediakan sebelumnya, sedangkan bersifat tertutup adalah jika
alternatif- alternatif jawaban telah disediakan.5
Kuesioner yang dipakai di sini adalah model tertutup
karena jawaban telah disediakan. Dan pengukurannya menggunakan
skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban
dengan pilihan jawaban dengan tabel sebagai berikut:6
Tabel 3.1
Alternatif jawaban dengan skala likert
Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada para
muzakki di Rumah Zakat Cabang Semarang terkait dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di
Rumah Zakat Cabang Semarang.
5 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 49-50. 6 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis multivariate Dengan Program SPSS, Cetekan IV,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005, hlm. 45.
Simbol Alternatif jawaban Nilai
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
55
55
3.3.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku
harian, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya yang berkaitan dengan obyek penelitian.7
Dalam hal ini peneliti ingin mendapatkan data tentang profil dan
pendayagunaan zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
3.3.3 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam
metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada
subjek penelitian.8
Wawancara disini ditujukan kepada pihak manajemen
pada Rumah Zakat Cabang Semarang untuk mendapatkan informasi
mengenai data jumlah muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang,
perkembangan Rumah Zakat Cabang Semarang dan sebagainya.
3.4 Populasi Dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,
benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan
seluruh objek yang menjadi perhatian.9 Sedangkan sampel adalah suatu
7 Op.cit, hlm. 231. 8 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metode penelitian bisnis dan manajemen,
Yoyakarta: BPFE, 2002, hlm. 152. 9 Suharyadi Purwanto S.K, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern,Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat, 2004, hlm. 323.
56
56
bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.10 Populasi dalam
penelitian ini adalah semua muzakki di Rumah Zakat Cabang Semarang
yaitu sebanyak 2.197 orang.11
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan
sampel adalah sampel acak (probabilitas sampling) yaitu metode pemilihan
sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama
untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah convinience sampling. Yang dimaksud dengan convenience yakni
metode pengambilan sampel yang didasarkan pada pemilihan anggota
populasi yang mudah di akses untuk memperoleh jawaban atau informasi.
Pengambilan sampel diperoleh berdasarkan rumus slovin.12
N
n =
1 + Ne2
Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir (10%).
Besarnya populasi diketahui sebesar 2.197 orang. Jadi besarnya
sampel yang digunakan adalah:
10 Ibid 11 Brosur Rumah Zakat dan wawancara dengan Bpk. Sri Suroto (HRD Rumah Zakat Cabang
Semarang) pada tanggal 26 November 2010 12 Op.cit. Husein Umar, hlm. 78.
57
57
2.197 n =
1 + 2.197 (10%)² n = 99,95
Untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan data maka peneliti
membulatkan sampel dari 99,95 menjadi 100 sampel.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi
titik penelitian.13 Obyek penelitian yang dimaksud adalah minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang. Pada dasarnya
penentuan variabel penelitian merupakan operasionalisasi kontrak supaya
dapat diukur.
Dalam penelitian ini, operasional variabel penelitian dan
pengukuran variabel dapat dilihat dari tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Variabel penelitian, definisi, indikator dan skala pengukuran
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Kepercayaan
(X1)
Keyakinan terhadap jasa
tertentu, berdasarkan
persepsi yang berulang
dan adanya pembelajaran
dan pengalaman (M.
Taufiq Amir: 2005).
Definisi operasionalnya
adalah Kemampuan
- Keterbukaan
- Kompeten
- Kejujuran
- Integritas
- Akuntabilitas
- Sharing
- Penghargaan
Diukur melalui
angket
(kuesioner)
menggunakan
skala likert
13 Ibid, hlm.99.
58
58
Rumah Zakat dalam
melaksanakan dan
menjaga amanah sesuai
yang diharapkan
muzakki.
Religiusitas
(X2)
Paham keagamaan yang
pada akhirnya
mempengaruhi cara
berfikir dan berperilaku
hidup (Zuly Qodir:
2002). Definisi
operasionalnya adalah
Perwujudan ketaatan
beragama dalam
keyakinan, pola piker
dan perilaku seseorang
dalam mengamalkan
rukun Islam yang ketiga
(zakat).
- Keyakinan
- Pengamalan
- Penghayatan
- Pengetahuan
- Konsekuensi
Diukur melalui
angket
(kuesioner)
menggunakan
skala likert
Pendapatan
(X3)
Tambahan harta yang
diperoleh dari sumber
yang diketahui dan
bersifat tetap (Yusuf
Qardawi: 2004).
Definisi operasionalnya
adalah penghasilan yang
diterima seseorang atas
usahanya atau
pekerjaannya.
- Upah /gaji
- Keuntungan
Diukur melalui
angket
(kuesioner)
menggunakan
skala likert
Minat Kecenderungan untuk - Dorongan Diukur melalui
59
59
(Y) memberikan perhatian
dan bertindak pada
orang. (Abdul Rahman
Saleh: 2004).
Definisi operasionalnya
adalah Dorongan
internal dan eksternal
yang berhubungan
dengan sikap untuk
memutuskan memenuhi
kewajiban zakat.
dari dalam
diri individu
- Motif sosial
- Faktor
emosional
angket
(kuesioner)
menggunakan
skala likert
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.14 Teknik
analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan
alat analisis berupa regresi berganda.
3.6.1 Analisis Faktor
Adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk
menentukan beberapa dimensi yang mendasari sekumpulan variable
yang saling berkaitan. Tujuan umum dari analisis faktor adalah untuk
meringkas kandungan isi informasi variabel dalam jumlah yang
besar menjadi jumlah yang lebih kecil. Analisis faktor dimulai dari
menyusun kelompok variabel baru berdasarkan hubungan
14 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 235
60
60
sebagaimana ditunjukkan matrik korelasi.15 Pengujian dengan
analisis faktor dapat menggunakan data yang berasal dari data primer
maupun data sekunder.16 Analilisis faktor yang digunakan dalam
skripsi ini adalah Exploratory Factor Analysis karena peneliti ingin
mencari pengelompokkan baru variabel asli menjadi variabel yang
jumlahnya semakin sedikit.
3.6.2 Uji Validitas
Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Tinggi rendahnya
validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang variable yang dimaksud.17
Validitas dari sebuah alat ukur ditunjukkan dari
kemampuannya mengukur apa yang seharusnya diukur.18 Untuk
menghitung validitas tiap item instrumen dalam penelitian ini
digunakan korelasi product moment, yaitu dengan menggunakan
rumus:19
n (ƩXY)-( ƩX ƩY) r =
[n ƩX2 – (ƩX)2] [n ƩY2 – (ƩY)2]
15 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS, Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2001, hlm. 134. 16 Bhuono, Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS,
Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005, hlm. 91 17 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 168. 18 Suliyanto, Op.cit, hlm. 146 19 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 274
61
61
Data dapat dikatakan valid, apabila pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh
kuesioner tersebut. Butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner
diuji terhadap faktor terkait. Uji validitas dimaksud untuk
mengetahui seberapa cermat suatu test atau pengujian melakukan
fungsi ukurannya. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid apabila
instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur atau dapat
memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan peneliti. 20
Untuk menguji kevalidan suatu data maka dilakukan uji
validitas terhadap butir-butir kuesioner. Tinggi rendah validitas suatu
angket atau kuesioner dihitung dengan menggunakan metode
Pearson’s Product Moment Correlation, yaitu dengan menghitung
korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor total. Dalam
penelitian ini perhitungan validitas item dianalisis dengan
menggunakan komputer program SPSS 16.
Hasil perhitungan akan dibandingkan dengan critical value
pada tabel ini nilai r dengan taraf signifikasi 5% dan jumlah sampel
yang ada. Apabila hasil perhitungan korelasi produk moment lebih
besar dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan valid.
Sebaliknya apabila skor item kurang dari critical value, maka
instrumen ini dinyatakan tidak valid.
20 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2000, hlm. 135.
62
62
3.6.3 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau
keakuratan yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran.21 Suatu
kuesioner dapat dikatakan realiabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu.22
Untuk mencari reabilitas menggunakan rumus Alpha23
r11 = ( k ) (1- Ɖαb2 )
( k-1 ) α2t
di mana:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyak butir pertanyaan
Ɖαb2 = jumlah varians butir
αt2 = varian total
Instrument untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan
reliable jika memiliki Croanbach Alpha lebih besar dari 0,60.24
3.6.4 Analisis Regresi
Analisis regresi dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
bagaimana variabel dependen (kriteria) dapat diprediksikan melalui
variabel independen (prediktor). Dampak dari penggunaan analisis
21 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 55 22 Imam Ghozali, op cit ,hlm. 45. 23 Suharsimi Arikunto, op cit, hlm. 195
24 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2005, hlm. 129
63
63
regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau
menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan
dan menurunkan keadaan variabel independen.25
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
secara parsial maupun bersama-sama terhadap variabel terikat dalam
penelitian ini menggunakan analisis SPSS (Statistical Product And
Service Solution), juga menggunakan analisis persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 e
Dimana:
Variabel dependen adalah:
Y = Minat
Variabel Independen adalah:
X1 = Kepercayaan
X2 = Religiusitas
X3 = Pendapatan
a = Nilai intercept (konstanta)
b1- b2 – b3 = Koefisien arah regresi
e = Variabel gangguan
25 Husen Umar, op. cit, hlm. 242
64
64
3.6.5 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, maka pengujian dilakukan
dengan menggunakan:
3.6.5.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berati
variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.26
3.6.5.2 Uji Parsial ( t test )
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen.27
Dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Ho : bi = 0
26 Imam Ghozali, op cit., hlm. 87 27 Imam Ghozali, op cit., hlm. 164
65
65
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen.
Ha : b ≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen.
Ho diterima, apabila t hitung < t tabel pada α = 0.05
Ha diterima, apabila t hitung > t tabel pada α = 0.05
3.6.5.3 Uji Simultan ( F test )
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan
mempengaruhi variabel dependen.28
Melalui uji statisti dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Ho : b1=b2=b3=0
Artinya secara bersama-sama atau simultan tidak terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ha : b1≠b2≠b3≠0
Artinya secara bersama-sama atau simultan terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
28 Husen Umar, op. cit., hlm. 163
66
66
Kriteria pengampilan keputusannya yaitu :
Ho diterima, apabila F hitung < F tabel pada α = 0.05
Ha diterima, apabila F hitung > F tabel pada α = 0.05
Dalam proses pengolahan data, penulis mempergunakan aplikasi
komputer dengan program SPSS untuk mempermudah dan mempercepat
pengolahan data. SPSS adalah suatu software yang berfungsi untuk
menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistik
parametik maupun non parametik dengan basis windows.29
29 Ibit. , hlm. 15
67
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Zakat Dan Karakteristik Responden
4.1.1 Gambaran Umum Lembaga
4.1.1.1 Sejarah Rumah Zakat Cabang Semarang
Rumah Zakat memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di
Bandung, lembaga yang awalnya bernama Dompet Sosial
Ummul Quro (DSUQ) dipelopori oleh Abu Syauqi. Rumah Zakat
terus menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil zakat.
Legalitas untuk melakukan ekspansi semakin kuat ketika
lembaga ini telah mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai
lembaga amil zakat nasional berdasarkan SK Menteri Agama RI
No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang diperbaharui melalui
SK Menag RI No. 42 tahun 2007.
Pada tanggal 5 April 2010 Rumah Zakat Indonesia
resmi meluncurkan brand baru RUMAH ZAKAT menggantikan
brand sebelumnya RUMAH ZAKAT INDONESIA. Dengan
mengusung tiga brand value baru : Trusted, Progressive dan
Humanitarian, organisasi ini menajamkan karakter menuju
“World Class Socio-Religious Non Governance Organization
(NGO)”. Sharing confidence diangkat menjadi positioning.
“Dengan keyakinan yang kuat untuk berbagi dan menciptakan
68
keluarga global yang lebih baik, Rumah Zakat berdaya upaya
untuk menjadi organisasi terdepan di region yang menjamin
program efektif dan berkesinambungan dalam memberdayakan
masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.”
Untuk memperkuat perubahan ini diluncurkan pula
gerakan Merangkai Senyum Indonesia, sebuah rangkaian
kegiatan untuk memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Indonesia jauh lebih khususnya dalam bidang pendidikan,
kesehatan dan kelayakan hidup.
Rumah Zakat hadir tak hanya di pulau Jawa namun
menyebar dengan jaringan terbesar dibanding lembaga pengelola
sejenis. Hingga Mei 2009, Rumah Zakat telah memiliki 44
jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia dengan pola
hubungan pusat-cabang yang kokoh dan terintegrasi.
Adapun sejarah Rumah Zakat di Jawa Tengah dimulai
dari pembukaan Kantor Cabang Semarang di bulan Mei 2005
bersamaan itu pula Rumah Zakat Cabang Solo. Adapun program
pertama yang kita gulirkan adalah beasiswa untuk anak yatim
dan dhuafa/ program KSAB (Kembalikan Senyum Anak Bangsa)
dan Baksos Siaga Sehat dan Siaga Gizi. Selain itu juga program
mobil ambulan gratis untuk masyarakat Kota Semarang. Program
ambulan ini cukup populis dan menjadi branding yang luar biasa
buat Rumah zakat cabang Semarang.
69
Dukungan dan simpatik masyarakat kota Semarang atas
kepercayaan terhadap Rumah Zakat cabang Semarang semakin
bertambah. Di bulan Mei 2007 hadirlah RBG (Rumah Bersalin
Gratis ) dan di tahun 2010 hadir pula Sekolah Dasar Juara Gratis
buat anak yatim dan dhuafa. Program dan layanan Rumah Zakat
akan semakin banyak bergulir seiring dengan kepercayaan dan
dukungan masyarakat kota Semarang. Adapun untuk
pemberdayaan KUKMI (Kelompok Usaha Kecil Menengah) ada
50 kelompok yang terdampingi, sehingga ada perubahan akhlak
dan kesadaran beragama. Terlihat 20% dari kelompok yang
terdampingi usahanya semakin maju dan semangat. Sesuai
keyakinan kami bahwa ketika kita ada semangat menolong
saudara kita muslim yang lemah, maka Allah SWT akan
menolong dan memudahkan segala urusan kita.1
4.1.1.2 Visi dan Misi
1. Visi: menjadi lembaga amil zakat taraf internasional yang
unggul dan terpercaya.
2. Missi: Membangun kemandirian masyarakat melalui
pemberdayaan secara produktif dan menyempurnakan
kualitas pelayanan masyarakat melalui keunggulan insani.
1 http://www.rumahzakat.org
70
4.1.1.3 Struktur Rumah Zakat Cabang Semarang
Rumah Zakat Cabang Semarang memiliki struktur
organisasi yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Adapun
Struktur Rumah Zakat Cabang Semarang adalah sebagi berikut:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
1. Kurnia Ariffianto (Branch Manager)
2. Sri Suroto (HRD)
3. Andriyan Citra Lesmana (Pengembangan)
4. Bethi Ari Puspita Rini (Keuangan/ finance)
5. Joko Kristanto (Pendidikan)
6. dr. Bambang Sudimanto (Kesehatan)
7. Edi Sutrisna (Marketing)
8. Suranta (Marketing)
9. Muhammad Abbas (Marketing)
10. Catur (Marketing)
11. Maulana (Marketing)
12. Imam Saputro (Marketing).2
2 Wawancara dengan Bp. Sri Suroto (HRD RZ) pada tanggal 21 April 2011 jam 14.00 Wib.
HRD Sri Suroto
Finance Bethi
Marketing Edi S.
Suranta M. Abbas
Catur Maulana
Imam
Pengembangan Andriyan
Pendidikan Joko K.
Branch Manager Kurnia Ariffianto
Kesehatan dr. Bambang
71
4.1.1.4 Strategi Rumah Zakat Cabang Semarang
Sebagai lembaga pengelola dana zakat, infaq,
shadaqah, dan dana kemanusiaan lainnya Rumah Zakat berdiri
menjadi jembatan harmoni antara para muzzaki dan mustahik,
menyambungkan empati dalam simpul pelayanan gratis hingga
pemberdayaan.
Rumah Zakat telah hadir di 44 jaringan kantor di 38
kota besar di Indonesia. Dengan dukungan teknologi informasi,
kini semua kantor (pusat-regional-cabang-kantor kas) telah
terkoneksi secara online. Sehingga pengelolaan lembaga dapat
lebih terintegrasi, transparan dan cepat.
Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi
kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator
antara nilai kepentingan muzzaki dan mustahik. Antara yang
memberi dan menerima, antara para aghniya dan dhuafa
sehingga kesenjangan sosial bisa semakin terkurangi. Kesesuaian
syari’ah dan ketepatan sasaran menjadi indikator sukses utama
Rumah Zakat dalam penentuan pendayagunaan program. Untuk
itu Rumah Zakat mengembangkan tiga program unggulan yakni;
1. Senyum juara
Senyum juara dimaksudkan untuk mengantarkan
anak bangsa dalam meraih masa depan yang lebih baik
72
dengan program-program pemberdayaan di bidang
pendidikan. Program tersebut yaitu:
a. Sekolah juara
Sekolah Juara merupakan salah satu program Rumah
Zakat dalam bidang pendidikan yang disediakan untuk
anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Kurikulum
sekolah ini disesuaikan standar pemerintah dan dipadukan
dengan metode pembelajaran PAKEM (Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Sehingga
memungkinkan para siswa untuk menjadi insan mandiri
bermental juara. Setiap siswa di sekolah juara
mendapatkan beasiswa juara. Dengan anggaran sebesar
Rp. 2.000.000.000 untuk infrastruktur dan operasional
selama 1 tahun. Dan SMP Juara Rp. 2.500.000.000.
b. Beasiswa juara
Para siswa yang belajar di sekolah juara mendapatkan
fasilitas pembelajaran berkualitas dengan biaya gratis.
Anggaran untuk juara SD Rp. 375.000/ anak/ bulan,
sedangkan juara SMP Rp. 450.000/ anak/ bulan.
c. Beasiswa ceria
Program ini bertujuan untuk mengurangi angka putus
pendidikan formal dengan memberikan beasiswa kepada
anak-anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu.
73
Anggaran untuk ceria SD Rp.155.000/ anak/ bulan, ceria
SMP Rp. 180.000/ anak/ bulan dan ceria SMU Rp.
205.000/ anak/ bulan, sedangkan untuk ceria Mahasiswa
Rp. 500.000/ anak/ bulan.
d. Pusat Pengembangan Potensi Anak (P3A)
Merupakan program yang bertujuan untuk membina anak
asuh yang mengarah pada pemberdayaan potensi anak
menuju kemandirian. Dengan anggaran sebesar Rp.
200.000/ anak asuh/ bulan.
e. Kemah juara
Merupakan program kreasi dan rekreasi bagi anak asuh
pada setiap liburan sekolah akhir tahun berupa kegiatan
berkemah dengan maksud dan tujuan melatih sosialisasi
dan kemandirian setiap siswa. Dengan anggaran sebesar
Rp. 400.000/ anak.
f. Lab juara
Merupakan program bantuan sarana pendidikan berupa
penyediaan laboratorium komputer dan multimedia di
sekolah juara. Dengan anggaran sebesar Rp. 385.000.000/
pendirian dan operasional selama 1 tahun.
g. Mobil juara
Merupakan sumber belajar bergerak yang disediakan
untuk anak asuh di wilayah Rumah Zakat dan umumnya
74
anak-anak indonesia. Mobil cerdas memberi layanan buku
bacaan anak, CD edukatif dan perangkat komputer yang
terhubung internet. Dengan anggaran Rp. 650.000.000/ 1
unit mobil juara dan operasional dalam 1 tahun.
2. Senyum sehat
Merupakan program penyediaan pelayanan dalam
bidang kesehatan untuk masyarakat kurang mampu yang
tidak mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.
a. Rumah Bersalin Gratis (RBG)
Dengan anggaran sebesar Rp. 3.100.000.000/ 1 unit
Rumah Bersalin Gratis beserta sarana dan prasarana dan
operasional selama 1 tahun. Dan Rp. 800.000/ member
bantuan layanan bersalin.
b. Layanan Bersalin Gratis (RBG)
Dengan anggaran sebesar Rp. 800.000/ member bantuan
layanan bersalin.
c. Armada Sehat Keluarga (AMARA)
Dengan anggaran sebesar Rp. 1.900.000.000/ 1 unit
AMARA dan pelayanan program selama 1 tahun.
d. Ambulan Ringankan Duka (ARINA) dan Mobil Jenazah
Dengan anggaran sebesar Rp. 560.000.000/ 1 kali
pengadaan armada ARINA dan pelayanan program selama
1 tahun. Termasuk Rp. 100.000/ 1 kali pengantaran.
75
e. Siaga Sehat
Dengan anggaran sebesar Rp. 4.250.000/ 1 kali layanan
untuk 100 pasien.
f. Siaga Gizi Balita
Dengan anggaran sebesar Rp. 450.000/ untuk edukasi,
makanan tambahan dan pemeriksaan setiap bulan.
g. Khitanan Massal
Dengan anggaran Rp. 3.750.000/ 10 anak peserta khitan.
h. Operasi Katarak Gratis
Dengan anggaran Rp. 3.500.000/ 1 kali operasi katarak.
i. Jaminan Kesehatan Keluarga
Dengan anggaran sebesar Rp. 150.000/ keluarga/ bulan.
j. Pengantaran Jenazah/ Pasien
Dengan anggaran sebesar Rp. 100.000,-/ operasional/ 1
kali pengantaran.
3. Senyum mandiri.
a. Kredit usaha Kecil Mandiri (KUKMI)
Dengan anggaran Rp. 25.000.000/ 10 member KUKMI
b. Cake House
Dengan anggaran sebesar Rp.52.036.000/ 10 member
Cake House.
c. Pelatihan Kewirausahaan
Dengan anggaran sebesar Rp. 12.000.000/ 10 member
76
d. Empowering Centre
Dengan anggaran sebesar Rp. 122.500.000/ infrastruktur
dan operasional 1 tahun.
e. Siaga Gizi Nusantara
Dengan anggaran sebesar Rp. 62.500.000/ 5000 kaleng.
f. Water Well
Dengan anggaran sebesar Rp. 47.600.000/ 1 unit
pembangunan Water Well.
g. Toilet Sehat Keluarga (TOSKA)
Dengan anggaran sebesar Rp. 12.300.000/ 1 unit
pembangunan TOSKA.3
Program-program yang dikembangkan Rumah Zakat
cukup sederhana, namun sangat terasa di masyarakat. Program-
program nyata inilah yang kiranya ikut menguatkan mustahik
semakin percaya terhadap Rumah Zakat dalam mengelola zakat.
4.1.1.5 Perkembangan Jumlah Muzakki Rumah Zakat Cabang
Semarang
Perkembangan jumlah muzakki Rumah Zakat cabang
Semarang dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
3 Brosur Rumah Zakat
77
Tabel 4.1
Perkembangan jumlah muzakki Rumah Zakat cabang Semarang
Tahun
2008
Tahun
2009
Tahun
2010
Per April
2011
Jumlah
muzakki
1.123
1.508
2.045
2.197
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sampai dengan
bulan April 2011 jumlah muzakki Rumah Zakat cabang Semarang
sebanyak 2.197 muzakki.
4.1.2 Karakteristik Responden
Penyajian data deskriptif penelitian bertujuan melihat profil dari
data penelitian dan hubungan yang ada antar variabel dalam penelitian ini.
Data deskriptif responden menggambarkan kondisi responden sebagai
informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Karakteristik-
karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Jenis Kelamin
Adapun data mengenai jenis kelamin muzakki Rumah Zakat
Cabang Semarang dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
JENISKELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 57 57.0 57.0 57.0
PEREMPUAN 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
78
Berdasarkan keterangan tabel 4.2 di atas dapat diketahui
bahwa muzakki Rumah Zakat Cabang Semarang yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 57 orang, sedangkan perempuan 43 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar muzakki dalam penelitian ini
adalah laki-laki.
Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden
yang dapat peneliti peroleh:
Gambar. 4.2
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
2. Umur Responden
Data umur responden dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi tiga kategori, yaitu dari umur 17-19 tahun, 30-40 tahun dan
lebih dari 40 tahun. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3
sebagai berikut:
79
Tabel 4.3
UMUR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 17-29 28 28.0 28.0 28.0
30-40 51 51.0 51.0 79.0
>40 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa yang
menjadi sampel dalam penelitian ini dari umur 17-29 tahun sebanyak
28 responden, umur 30-40 tahun sebanyak 51 responden, dan yang
berumur >40 tahun sebanyak 21 responden. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar muzzaki Rumah Zakat Cabang Semarang
berumur 30-40 tahun.
Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden
yang dapat peneliti peroleh:
Gambar. 4.3
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
80
3. Pendidikan Responden
Data pendidikan responden penelitian dibagi menjadi empat
kategori yaitu SD, SMP, SMA dan Sarjana. Data yang diambil dari
responden dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 7 7.0 7.0 7.0
SMP 7 7.0 7.0 14.0
SMA 16 16.0 16.0 30.0
SARJANA 70 70.0 70.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa latar
belakang pendidikan responden sebagian besar berpendidikan sarjana.
Hal tersebut dapat dilihat bahwa yang berpendidikan SD sebanyak 7
responden, SMP 7 responden, SMA sebanyak 16 responden,
sedangkan sarjana sebanyak 70 responden.
Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden:
Gambar. 4.4
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
81
4. Pekerjaan Responden
Data mengenai pekerjaan responden dalam penelitian ini,
peneliti bagi menjadi empat kategori yaitu PNS, swasta, wirausaha dan
lain-lain. Adapun data yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.5
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS 23 23.0 23.0 23.0
SWASTA 33 33.0 33.0 56.0
WIRAUSAHA 23 23.0 23.0 79.0
LAINNYA 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar
pekerjaan muzzaki Rumah Zakat Cabang Semarang sebagai PNS
sebanyak 23 responden, pegawai swasta sebanyak 33 responden,
wirausaha sebanyak 23 responden dan lainnya 21 responden.
Untuk lebih jelasnya berikut gambar pekerjaan responden:
Gambar. 4.5
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
82
4.2 Deskripsi Data Penelitian
4.2.1 Deskripsi Variabel-variabel Penelitian
Deskripsi variabel dalam penelitian ini terdiri dari kepercayaan,
religiusitas dan pendapatan (independen) dan minat (dependen). Data
variable-variabel tersebut diperoleh dari hasil penyebaran angket, untuk
lebih jelasanya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Skor Kuesioner Regresi
Variable
Item Pertanyaan
Total
SS
%
Total S
%
Total
N
%
Total
TS
%
Total
STS
%
Kepercayaan
(X1)
Pertanyaan 1 16 16% 78 78% 6 6% 0 0% 0 0%
Pertanyaan 2 5 5% 83 83% 11 11% 1 1% 0 0%
Pertanyaan 3 8 8% 67 67% 25 25% 0 0% 0 0%
Pertanyaan 4 7 7% 87 87% 5 5% 1 1% 0 0%
Pertanyaan 5 3 3% 69 69% 24 24% 4 4% 0 0%
Pertanyaan 6 11 11% 89 89% 0 0% 0 0% 0 0%
Pertanyaan 7 7 7% 87 87% 5 5% 1 1% 0 0%
Religiusitas
(X2)
Pertanyaan 8 6 6% 90 90% 3 3% 1 1% 0 0%
Pertanyaan 9 12 12% 86 86% 2 2% 0 0% 0 0%
Pertanyaan 10 3 3% 54 54% 27 27% 16 16% 0 0%
Pertanyaan 11 1 1% 54 54% 25 25% 19 19% 1 1%
Pertanyaan 12 2 2% 86 86% 6 6% 6 6% 0 0%
Pendapatan
(X3)
Pertanyaan 13 5 5% 81 81% 12 12% 2 2% 0 0%
Minat
(Y)
Pertanyaan 14 6 6% 68 68% 26 26% 0 0% 0 0%
Pertanyaan 15 4 4% 83 83% 13 13% 0 0% 0 0%
Pertanyaan 16 5 5% 81 81% 12 12% 2 2% 0 0%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
83
4.2.1.1 Variabel Kepercayaan
Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan untuk variabel
kepercayaan, item pertanyaan 1, 16% responden menyatakan
sangat setuju, bahwa manajemen dana zakat di Rumah Zakat
Cabang Semarang dikelola secara terbuka/ transparan, 78%
menyatakan setuju dan 6% menyatakan netral. Pada item
pertanyaan 2, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa
Rumah Zakat Cabang Semarang sudah melaksanakan tugasnya
secara profesional sebagai Lembaga Pengelola Zakat, 83%
menyatakan setuju, 11% menyatakan netral dan 1% menyatakan
tidak setuju. Pada item pertanyaan 3, 8% responden menyatakan
sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang bersikap
jujur dalam memberikan segala informasi/ berita kepada muzakki,
67% menyatakan setuju dan 25% netral. Pada item pertanyaan 4,
7% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat
Cabang Semarang melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi missi
dan perencanaan., 87% menyatakan setuju, 5% netral dan 1%
menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 5, 3% responden
menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang
dapat memper-tanggungjawabkan kinerjanya, 69% menyatakan
setuju, 24% netral dan 4% menyatakan tidak setuju. Pada item
pertanyaan 6, 11% responden menyatakan sangat setuju, bahwa
Rumah Zakat Cabang Semarang memberikan layanan konsultasi
84
kepada muzakki maupun masyarakat luas, sedangkan 89%
menyatakan setuju. Pada item pertanyaan 7, 7% responden
menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang
menghormati dan menghargai semua pihak, 87% menyatakan
setuju, 5% menyatakan netral dan 1% menyatakan tidak setuju.
4.2.1.2 Variabel Religiusitas
Untuk variabel religiusitas, item pertanyaan 8, 6%
responden menyatakan sangat setuju, bahwa seorang pembayar
zakat (muzakki) menunaikan zakat karena yakin/ percaya bahwa
orang yang bersedekah hartanya akan dilipatgandakan, 90%
menyatakan setuju, 3% menyatakan netral dan 1% tidak setuju.
Pada item pertanyaan 9, 12% responden menyatakan sangat setuju,
bahwa muzakki menunaikan zakat karena ingin mengamalkan salah
satu rukun Islam, 86% menyatakan setuju dan 2% menyatakan
netral. Pada item pertanyaan 10, 3% responden menyatakan sangat
setuju, bahwa motivasi lain seorang muzakki menunaikan zakat
adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas segala nikmat yang
telah dikaruniakan Allah SWT, 54% menyatakan setuju, 27% netral
dan 16% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 11, 1%
responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan
zakat karena mengetahui bahwa zakat merupakan kewajiban umat
islam, 54% menyatakan setuju, 25% netral 19% menyatakan tidak
setuju dan 1% menyatakan sangat tidak setuju. Pada item
85
pertanyaan 12, 2% responden menyatakan sangat setuju, bahwa
muzakki menunaikan zakat sebagai bentuk konsekuensi seorang
muslim atas rizqi yang telah mencapai nishab., 86% menyatakan
setuju, 6% netral dan 6% menyatakan tidak setuju.
4.2.1.3 Variabel Pendapatan
Untuk variabel pendapatan, item pertanyaan 13, 5%
responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan
zakat karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (semakin banyak
pendapatan maka semakin kuat keinginan untuk membayar zakat),
81% menyatakan setuju, 12% netral dan 2% tidak setuju.
4.2.1.4 Variabel Minat
Untuk variabel minat, item pertanyaan 14, 6% responden
menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat di
Rumah Zakat cabang Semarang karena keinginan diri sendiri, 68%
menyatakan setuju dan 26% menyatakan netral. Pada item
pertanyaan 15, 4% responden menyatakan sangat setuju, bahwa
muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang
karena adanya motif sosial, 83% menyatakan setuju dan 13%
menyatakan netral. Pada item pertanyaan 16, 5% responden
menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat di
Rumah Zakat cabang Semarang karena memiliki hubungan
emosional, 81% menyatakan setuju, 12% menyatakan netral dan
2% menyatakan tidak setuju.
86
4.3 Analisis Data
4.3.1 Analisis Faktor
Adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk
menentukan beberapa dimensi yang mendasari sekumpulan variabel yang
saling berkaitan. Tujuan umum dari analisis faktor adalah untuk meringkas
kandungan isi informasi variabel dalam jumlah yang besar menjadi jumlah
yang lebih kecil.
Tabel 4.7
Analisis Faktor
Initial Extraction
KEPERCAYAAN 1.000 .431
RELIGIUSITAS 1.000 .377
PENDAPATAN 1.000 .622
MINAT 1.000 .811
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Analisis faktor komponen untuk kepercayaan sebesar 0, 431, religiusitas
sebesar 0, 377, pendapatan sebesar 0,622 dan minat sebesar 0, 811.
4.3.2 Uji Validitas
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Item Corrected item-total
correlation (r hitung) r tabel Keterangan
Kepercayaan (X1 )
1 0,448 0,195 Valid
2 0,490 0,195 Valid
87
3 0,755 0,195 Valid
4 0,776 0,195 Valid
5 0,523 0,195 Valid
6 0,645 0,195 Valid
7 0,776 0,195 Valid
Religiusitas (X2)
8 0,516 0,195 Valid
9 0,325 0,195 Valid
10 0,764 0,195 Valid
11 0,767 0,195 Valid
12 0,549 0,195 Valid
Pendapatan (X3) 13 1,000 0,195 Valid
Minat (Y) 14 0,629 0,195 Valid
15 0,525 0,195 Valid
16 0,673 0,195 Valid
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai r hitung
> rtabel (0,195) pada α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
item pertanyaan untuk variabel akses valid.
4.3.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur
reliabilitas menggunakan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliabel jika nilai crnbach alpha lebih dari 0,06 (α
88
> 0,06). Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.7
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas
Variabel Reliability
Coefficients
Alpha
Cronbach’s Keterangan
X1
X2
X3
Y
8 Item
6 Item
2 Item
4 Item
0,748
0,735
1,000
0,702
Reliable
Reliable
Reliable
Reliable
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Dari tabel 4.9 di atas terlihat bahwa masing-masing variabel
memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,195 (α > 0, 195), sehingga
dapat disimpulakn bahwa variabel X1, X2 , X3 dan Y adalah reliabel.
4.3.4 Analisis Regresi
Untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen yaitu
kepercayaan, religiusitas dan pendapatan terhadap variabel dependen yaitu
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang
maka digunakan uji linier berganda dengan persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
89
Tabel 4.10
Analisi Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.672 .915 2.920 .004
KEPERCAYAAN .104 .031 .233 3.323 .001
RELIGIUSITAS .128 .033 .271 3.945 .000
PENDAPATAN .941 .127 .526 7.430 .000
a. Dependent Variable: MINAT Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa α atau konstanta
sebesar 2,672 artinya ketiga variabel yaitu kepercayaan, religiusitas dan
pendapatan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel minat
sebesar 2,672, koefisien regresi variabel kepercayaan atau X1 sebesar
0,104. Koefisien regresi variabel religiusitas atau X2 sebesar 0,128, dan
koefisien regresi variabel pendapatan atau X3 sebesar 0,941. Dengan
demikian model persamaan regesi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Y= 2,672 + 0,104X1 + 0,128X2 + 0,941X3 + e
Dimana:
Y = variabel dependen (minat)
X1 = variabel independen (kepercayaan)
X2 = variabel independen (religiusitas)
X3 = variabel independen (pendapatan)
Hasil analisis dengan menggunakan program SPSS versi 16.00
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
90
a. Pengaruh kepercayaan terhadap minat masyarakat membayar zakat di
Rumah Zakat Cabang Semarang
Hasil uji empiris pengaruh kepercayaan terhadap minat
masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang
menunjukkan nilai t hitung 3,323 dan p value (sig) sebesar 0,001
dibawah alpha 5%. Artinya bahwa artinya kepercayaan berpengaruh
terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang
Semarang. Nilai beta dalam Unstandardized Coefficients variabel
kepercayaan menunjukkan angka sebesar 0,104, artinya bahwa besaran
koefisien kepercayaan terhadap minat masyarakat membayar zakat di
Rumah Zakat Cabang Semarang 10,4%.
b. Pengaruh religiusitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di
Rumah Zakat Cabang Semarang
Hasil uji empiris pengaruh pendapatan terhadap minat
masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang
menunjukkan nilai t hitung 3,945 dan p value (sig) sebesar 0,000
dibawah alpha 5%. Artinya bahwa artinya religiusitas berpengaruh
terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang
Semarang. Nilai beta dalam unstandardized coefficients variabel
religiusitas menunjukkan angka sebesar 0,128, artinya bahwa besaran
koefisien religiusitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di
Rumah Zakat Cabang Semarang 12,8%.
91
c. Pengaruh pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di
Rumah Zakat Cabang Semarang
Hasil uji empiris pengaruh kepercayaan terhadap minat
masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang
menunjukkan nilai t hitung 7,430 dan p value (sig) sebesar 0,001
dibawah alpha 5%. Artinya bahwa artinya pendapatan berpengaruh
terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang
Semarang. Nilai beta dalam unstandardized coefficients variabel
pendapatan menunjukkan angka sebesar 0,941, artinya bahwa besaran
koefisien pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di
Rumah Zakat cabang Semarang 94,1%.
4.3.5 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, pengujian dilakukan dengan menggunakan:
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
92
Tabel 4.11
Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .766a .587 .574 .57182 1.942
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN
b. Dependent Variable: MINAT
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui :
a) R = 0,766 berarti kemampuan menjelaskan variabel kepercayaan,
religiusitas dan pendapatan terhadap minat masyarakat membayar
zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang baik karena nilai
mendekati satu.
b) Adjusted R Square 0,574 berarti 57,4% faktor yang mempengaruhi
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang
Semarang dapat dijelaskan oleh faktor kepercayaan, religiusitas dan
pendapatan. Sedangkan 42,6% (100%-57,4%) dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.
2. Uji t
Uji statistik t digunakan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen (kepercayaan,
religiusitas, pendapatan) terhadap variabel dependen (minat). Dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
Ho : bi = 0
93
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : b ≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Ho diterima, apabila t hitung < t tabel pada α = 0.05
Ha diterima, apabila t hitung > t tabel pada α = 0.05
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.12
Hasil uji t test
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.672 .915 2.920 .004
KEPERCAYAAN .104 .031 .233 3.323 .001
RELIGIUSITAS .128 .033 .271 3.945 .000
PENDAPATAN .941 .127 .526 7.430 .000
a Dependent Variable: MINAT
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui :
a. Uji t variabel kepercayaan
Besarnya nilai t hitung variabel kepercayaan adalah 3,323 dan
signifikan pada 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa vaiabel
kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang
Semarang karena nilai signifikan dibawah 0.05.
94
b. Uji t variabel religiusiatas
Diketahui besarnya nilai t hitung variabel religiusitas adalah
3,945 dan signifikan pada 0.000 maka dapat disimpulkan
bahwa vaiabel religiusitas berpengaruh secara signifikan
terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat
Cabang Semarang karena nilai signifikannya dibawah 0.05.
c. Uji t variabel pendapatan
Diketahui bahwa besarnya nilai t hitung variabel pendapatan
adalah 7,430 dan signifikan pada 0.000 maka dapat
disimpulkan bahwa vaiabel pendapatan berpengaruh secara
signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di
Rumah Zakat Cabang Semarang karena nilai signifikannya
dibawah 0.05.
3. Uji F
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
variabel dependen. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Ho : b1=b2=b3=0
Artinya secara bersama-sama atau simultan tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
95
Ha : b1≠b2≠b3≠0
Artinya secara bersama-sama atau simultan terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen.
Kriteria pengambilan keputusannya yaitu :
Ho diterima, apabila F hitung < F tabel pada α = 0.05
Ha diterima, apabila F hitung > F tabel pada α = 0.05
Tabel 4.13
Hasil uji ANOVA atau F test
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 44.610 3 14.870 45.477 .000a
Residual 31.390 96 .327
Total 76.000 99
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN b. Dependent Variable: MINAT Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2011)
Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa dari uji ANOVA atau F
test didapat nilai F hitung sebesar 45,477 dan signifikan pada 0,000 <
dari α = 0.05 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
variabel independen kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara
bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang
Semarang.
96
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini,
maka dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
a. Hipotesis pertama yang menyatakan variabel kepercayaan berpengaruh
signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat
cabang Semarang dapat diterima. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi
sebesar 0,104 dengan tingkat signifikansi 0,001 (lebih kecil dari 0,05).
Kepercayaan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dan
dipertahankan oleh sebuah lembaga pengelola zakat. Semakin masyarakat
percaya terhadap lembaga pengelola zakat, maka masyarakat akan semakin
menunjukan minat untuk membayarkan zakat di lembaga pengelola zakat
tersebut. Secara empiris dilapangan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
Rumah Zakat relatif tinggi, sehingga minat masyarakat untuk membayar di
Rumah Zakat meningkat. Maka dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti
kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Ini ditunjukkan dengan
hasil jawaban responden pada masing-masing item pertanyaan.
Pada item pertanyaan 1, 16% responden menyatakan sangat setuju,
bahwa manajemen dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang dikelola
secara terbuka/ transparan dan 78% menyatakan setuju. Hal tersebut
dikarenakan adanya keterbukaan yang dilakukan oleh Rumah Zakat cabang
Semarang dalam mengelola dana zakat, sehingga masyarakat dapat melihat
dan mengontrol setiap pendistribusian zakat yang telah dikeluarkannya. Pada
97
item pertanyaan 2, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah
Zakat cabang Semarang sudah melaksanakan tugasnya secara profesional
sebagai Lembaga Pengelola Zakat dan 83% menyatakan setuju. Hal tersebut
dikarenakan masyarakat beranggapan bahwa Rumah Zakat cabang Semarang
selama ini mampu mendayagunakan dana zakat secara optimal. Pada item
pertanyaan 3, 8% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat
Cabang Semarang bersikap jujur dalam memberikan segala informasi/ berita
kepada muzakki dan 67% menyatakan setuju. Hal tersebut dikarenakan
masyarakat beranggapan bahwa informasi yang diberikan oleh Rumah Zakat
cabang Semarang sesuai dengan kenyataan yang ada. Pada item pertanyaan 4,
7% responden menyatakan sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang
Semarang melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi missi dan perencanaan.
87% menyatakan setuju, 5% menyatakan netral dan 1% menyatakan tidak
setuju. Pada item pertanyaan 5, 3% responden menyatakan sangat setuju,
bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang dapat memper-tanggungjawabkan
kinerjanya, 69% menyatakan setuju, 24% menyatakan netral dan 4%
menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan 6, 11% responden menyatakan
sangat setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang memberikan layanan
konsultasi kepada muzakki maupun masyarakat luas, sedangkan 89%
menyatakan setuju. Pada item pertanyaan 7, 7% responden menyatakan sangat
setuju, bahwa Rumah Zakat Cabang Semarang menghormati dan menghargai
semua pihak, 87% menyatakan setuju, 5% menyatakan netral dan 1%
menyatakan tidak setuju.
98
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel
kepercayaan dari masing-masing item pertanyaan sebagian besar dijawab
setuju dan sangat setuju. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa satu yang
menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara kepercayaan dengan minat
masyarakat ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,104 dengan tingkat
signifikansi 0,001 (lebih kecil dari 0,05), sehingga pada akhirnya kepercayaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar
zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian
terhadap 100 responden yang tercatat di Rumah Zakat Cabang Semarang
adanya bukti untuk menolak H0 bahwa kepercayaan tidak mempunyai
pengaruh terhadap minat masyarakat. Dan menerima H1 bahwa ada pengaruh
yang signifikan variabel kepercayaan terhadap variabel minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
b. Hipotesis kedua menyatakan religiusitas berpengaruh signifikan terhadap
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dapat
diterima. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,128 dengan
tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Tingkat religiusitas berperan
penting dalam mendorong minat seseorang untuk membayar zakat. Semakin
tinggi tingkat religiusitas seseorang maka semakin tinggi pula tingkat
kesadaran seseorang untuk membayar zakat. Dari hasil pengujian yang
dilakukan terbukti religiusitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Hasil
99
penelitian uji pengaruh variabel religiusitas terhadap minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang tercermin dalam jawaban
responden mengenai item pertanyaan 8 sampai dengan pertanyaan 12 yang
telah dijawab. Pada item pertanyaan 8, 6% responden menyatakan sangat
setuju, bahwa seorang pembayar zakat (muzakki) menunaikan zakat karena
yakin/ percaya bahwa orang yang bersedekah hartanya akan dilipatgandakan,
90% menyatakan setuju, 3% menyatakan netral dan 1% tidak setuju. Pada
item pertanyaan 9, 12% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki
menunaikan zakat karena ingin mengamalkan salah satu rukun Islam, 86%
menyatakan setuju dan 2% menyatakan netral. Pada item pertanyaan 10, 3%
responden menyatakan sangat setuju, bahwa motivasi lain seorang muzakki
menunaikan zakat adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas segala nikmat
yang telah dikaruniakan Allah SWT, 54% menyatakan setuju, 27%
menyatakan netral dan 16% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan
11, 1% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan
zakat karena mengetahui bahwa zakat merupakan kewajiban umat islam, 54%
menyatakan setuju, 25% menyatakan netralm 19% menyatakan tidak setuju
dan 1% menyatakan sangat tidak setuju. Pada item pertanyaan 12, 2%
responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki menunaikan zakat
sebagai bentuk konsekuensi seorang muslim atas rizqi yang telah mencapai
nishab., 86% menyatakan setuju, 6% menyatakan netral dan 6% menyatakan
tidak setuju.
100
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel religiusitas
dari masing-masing item pertanyaan sebagian besar dijawab setuju dan sangat
setuju. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa kedua yang menyatakan
bahwa ada pengaruh signifikan antara religiusitas dengan minat masyarakat
ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,128 dengan tingkat
signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05), sehingga pada akhirnya reliugisitas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar
zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian
terhadap 100 responden yang tercatat di Rumah Zakat Cabang Semarang
adanya bukti untuk menolak H0 bahwa religiusitas tidak mempunyai pengaruh
terhadap minat masyarakat. Dan menerima H2 bahwa ada pengaruh yang
signifikan variabel religiusitas terhadap variabel minat masyarakat membayar
zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
c. Hipotesis ketiga menyatakan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dapat
diterima. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,941 dengan
tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Tingkat pendapatan
masyarakat mempunyai andil besar dalam pengambilan keputusan masyarakat
untuk mengeluarkan zakat dalam batas nishabnya. Dari hasil pengujian yang
dilakukan terbukti pendapatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Hasil
penelitian uji pengaruh variabel pendapatan terhadap minat masyarakat
101
membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang tercermin dalam jawaban
responden mengenai item pertanyaan 13 yang telah dijawab. Pada item
pertanyaan 13, 5% responden menyatakan sangat setuju, bahwa muzakki
menunaikan zakat karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (semakin
banyak pendapatan maka semakin kuat keinginan untuk membayar zakat),
81% menyatakan setuju, 12% menyatakan netral dan hanya 2% yang
menyatakan tidak setuju.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel pendapatan
dari item pertanyaan sebagian besar dijawab setuju dan sangat setuju. Hal ini
sejalan dengan pengujian hipotesa ketiga yang menyatakan bahwa ada
pengaruh signifikan antara pendapatan dengan minat masyarakat ditunjukkan
koefisien regresi sebesar 0,941 dengan tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil
dari 0,05). Sehingga pada akhirnya pendapatan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat
Cabang Semarang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian
terhadap 100 responden yang tercatat di Rumah Zakat Cabang Semarang
adanya bukti untuk menolak H0 bahwa pendapatan tidak mempunyai pengaruh
terhadap minat masyarakat. Dan menerima H3 bahwa ada pengaruh yang
signifikan variabel pendapatan terhadap variabel minat masyarakat membayar
zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
d. Hipotesis keempat menyatakan bahwa variabel independen kepercayaan,
religiusitas dan pendapatan secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
102
variabel dependen yaitu minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat
Cabang Semarang. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari uji ANOVA atau F
test. Didapat F hitung sebesar 45.477 sedangkan tingkat probabilitas 0,000
(signifikansi). Dengan melihat asumsi di atas, maka probabilitas lebih kecil
daripada 0,05 dan F hitung lebih besar daripada F tabel artinya H0 ditolak dan
menerima H4. Berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
minat masyarakat atau dapat dikatakan dan disimpulkan bahwa variabel
independen kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara bersama-sama
atau simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
e. Dalam penelitian ini hasil analisis regresi linear berganda (linear multiple
regression) yang terdapat dalam tabel diketahui bahwa koefisien determinasi
(coefficient of determination) yang dinotasikan dengan Adjust R Square
adalah 0,574 atau 57,4%. Hal ini berarti sebesar 57,4% kemampuan model
regresi dari penelitian ini dalam menerangkan variabel dependen. Artinya
sebesar 57,4% variasi minat masyarakat bisa dijelaskan oleh variasi dari
variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan. Berarti sangat besar sekali
kemampuan variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan dalam
menerangkan variabel minat masyarakat. Sedangkan sisanya 42,6% (100%-
57,4%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diperhitungkan
dalam analisis penelitian ini.
103
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melihat hasil penelitian yang telah dibahas mengenai
pengelolaan dana zakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat
masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan dana zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dikelola secara
lebih profesional dengan mengutamakan pada program Senyum Juara,
Senyum Sehat dan Senyum Mandiri sebagai penyaluran program
unggulan. Mendirikan 44 jaringan kantor di 38 kota besar di Indonesia
dengan pola hubungan pusat-cabang yang telah terkoneksi secara online.
Sehingga pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di
Rumah Zakat cabang Semarang adalah:
a. Variable kepercayaan (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.
Terlihat t hitung 3,323 dan signifikan pada 0,001 > t tabel (1.660) yang
berarti kepercayaan mempunyai andil dalam mempengaruhi minat
masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang.
b. Variable religiusitas (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.
104
Terlihat t hitung 3,945 dan signifikan pada 0.000 > t tabel (1.660) yang
berarti religiusitas mempunyai andil dalam mempengaruhi minat
masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.
c. Variable pendapatan (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap
minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.
Terlihat t hitung 7,430 dan signifikan pada 0.000 > t tabel (1.660) yang
berarti pendapatan mempunyai andil dalam mempengaruhi minat
masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.
d. Kepercayaan (X1), religiusitas (X2) dan pendapatan (X3) secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat
masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang.
Terlihat F hitung 45,477 dan signifikan pada 0,000 < dari α = 0.05 > F
tabel (3.953) yang berarti kepercayaan, religiusitas dan pendapatan
berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di Rumah
Zakat cabang Semarang.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan
maka selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat
memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini.
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Zakat cabang Semarang
sekiranya perlu dipertahankan supaya masyarakat tetap berkomitmen
membayarkan zakatnya melalui Rumah Zakat cabang Semarang.
105
2. Untuk memperoleh hasil studi yang lebih baik, maka perlu dilakukan uji
lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat
membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang dengan menambahkan
variabel bebas yang lebih banyak.
3. Untuk akademik penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti
lain dengan objek dan sudut pandang yang berbeda sehingga dapat
memperkaya khasanah kajian ekonomi Islam.
5.3 Penutup
Alhamdulillah, Untaian rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. Sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini dengan lancar, penuh semangat dan
tetap optimis, meski berbagai kendala terus menghampiri.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, meskipun sudah penulis usahakan semaksimal
mungkin. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan
informasi yang ada pada penulis. Untuk itu kritik serta saran yang konstruktif
dari semua pihak sangat penulis harapkan, demi membantu kesempurnaan
pembahasan skripsi ini.
Penulis ucapkan terimakasih atas segala dukungan dan bimbingan dari
semua pihak, hingga terselesaikannya pembahasan ini. Akhir kata, terbesit
harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca budiman pada
umumnya, dan khususnya bagi penulis sendiri di masa-masa mendatang.
Amin Yaa Rabbal Alamin…
DAFTAR PUSTAKA
Agung Nugroho, Bhuono, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005
Al-Zuhayly, Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Rosdakarya,
2008 Ambara, Iqbal M., Problematika Zakat dan Pajak Indonesia, Jakarta: Sketsa,
2009 Amir, M. Taufiq, Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 Anto, Hendrie, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, Yogyakarta: Ekonosia FE
UII, 2003 Arifin, Zainul, Memahami Bank Syari’ah Lingkup, Peluang, Tantangan dan
Prospek, Jakarta: Alvabet, 2000 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008 Brusur Rumah Zakat Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan
Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005 Zaenuri, Wahab, dkk, Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Melalui
Atribut Produk, Komitmen Agama, Kualitas Jasa dan Kepercayaan Pada bank Syari’ah, Semarang: Puslit IAIN Walisongo, 2002
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:
UNDIP, 2005 _______, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS, Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2001 Hariandja, Marihot Tua Efendi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Jakarta: PT. Grasindo, 2002
Hasan, M. Ali, Zakat dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di
Indonesia, Kencana Prenada Media Group, 2008
Hassan, A., Tarjamah Bulughul Maram Ibnu Hajar Al- Asqalani, Bandung: CV. Diponegoro, 2006
http://www.rumahzakat.org Ilmi, Makhalul, Teori dan Praktek Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UII
Press, 2002 Istijanto, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, Jakarta: PT Gramedia, 2005 Juanda, Gustian dkk., Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Kahmad, Dadang, Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009 Kartika Sari, Elsi, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta; PT. Grasindo,
2006 Mahmud Al-Ba’ly, Abdul Al-Hamid, Ekonomi Zakat, Sebuah Kajian Moneter
dan Keuangan Syari’ah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 Maman, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006 Mappiare, Andi, Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional, 1997 Mas’udi, Masdar F., Agama Keadilan, Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam,
Jakarta: P3M, 1991 Meleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Off set, 2006 Moeliono, Anton M. dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1999 Muflih, Muhammad, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ikmu Ekonomi Islam,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Mufraini, Arief, Akuntasi dan Manajemen Zakat, Mengomunikasikan Kesadaran
Dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006
Muhaimin, Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar
Pendidikan Jasmani, Semarang: IKIP, 1994
Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fikih Kontemporer, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002
Nur Farida, Hikayah Azizi, Journal of Islamic Business and Economics, Vol. 2,
No. 2, Yogyakarta: Desember, 2008 Poerwadarminta, WJS., Kamis Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1982 Purwanto S.K, Suharyadi, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern,Buku 2,
Jakarta: Salemba Empat, 2004 Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat: Studi Komperatif Mengenai Status dan Filsafat
Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Jakarta: PT. Mitra Kerjaya Indonesia, 2004
_______, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Press, 1995 Qodir, Abdurrahman, Zakat Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1998 Qodir, Zuly, Agama dan Mitos Dagang, Solo: Pondok Edukasi, 2002 RI, Depag, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro 2000 _______, Al-Qur’an dan Terjemah Bahasa Indonesia, Kudus: Menara Kudus,
2000 Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII Press,
2004 Rofiq, Ahmad, Manajemen Pengelolaan Zakat, kerjasama Pemda Propinsi Jawa
Tengah, Kanwil Departemen Agama dan IAIN Walisongo Fakultas Syari’ah, 2001
Rozak, Nasrudin, Dienul Islam, Bandung: Al Ma’arif, 1985 Sholahuddin, Ekonomi Islam, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006 Siddik, Abdullah, Asas-Asas Hukum Islam, Jakarta: Bumi Restu ,1982 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2008 Sukanto M.M., Nafsiologi, Jakarta: Integritas Press, 1985
Sukirno, Sadono, Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995
Sunuharyo, Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pegawai Golongan
Rendah di Perumnas Klender, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta: Rajawali Press, 1982
Turner, Brian S., Agama dan Teori Sosial Rangka- Pikir Sosiologi Dalam
Membaca Eksistensi Tuhan Diantara Gelegar Ideologi-ideologi Kontemporer, Yogyakarta: IRCiSoD, Cet. II, 2006
Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2005 _______, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003 _______, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2000 Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, Jakarta: Depag, 1989 Zuhri, Saefudin, Zakat Kontekstual, Semarang: Bima Sejati, 2000
LAMPIRAN I PENGANTAR ANGKET
Perihal : Permohonan Pengisian Angket
Lampiran : Satu berkas
Kepada:
Bapak/Ibu/Sdr/i/Muzakki
Rumah Zakat Cabang Semarang
Dengan Hormat,
Saya adalah salah seorang mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam di Institut
Agama Islam Negeri Walisongo (IAIN) Semarang yang sedang mengadakan
penelitian dalam rangka menyusun karya ilmiah (Skripsi) dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Membayar Zakat di
Rumah Zakat Cabang Semarang”.
Sehubungan dengan itu saya mohon dengan hormat atas kesediannya
untuk mengisi angket (kuesioner) sebagaimana terlampir. Semua data tersebut
hanya untuk penyusunan skripsi bukan untuk dipublikasikan atau digunakan
untuk kepentingan lainnya. Peran Bapak/Ibu/Sdr/I sangat bermanfaat bagi
keberhasilan penelitian yang saya lakukan. Atas kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/I
saya sampaikan terima kasih.
Peneliti
Muhammad Abdul Rouf
NIM.052411137
KUESIONER Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Membayar
Zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang
A. Identitas Diri
Mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk mengisi data
responden dibawah ini:
Nama : ……………………………
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Umur 17-29 th 30-40 th >40 th
Pendidikan Terakhir SD SMP SMA Sarjana
Pekerjaan/Profesi PNS Swasta Wirausaha Lainnya
……
B. Petunjuk Pengisian Angket
Berilah tanda (√ ) pada kolom yang Bapak/Ibu/Sdr/I pilih sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, dengan alternative jawaban sebagai berikut:
SS : Bila anda sangat setuju dengan pertanyaan tersebut
S : Bila anda setuju dengan pertanyaan tersebut
N : Bila anda netral dengan pertanyaan tersebut
TS : Bila anda tidak setuju dengan pertanyaan tersebut
STS : Bila anda sangat tidak setuju dengan pertanyaan tersebut.
Kami berharap anda menjawab semua pertanyaan yang ada.
No PERNYATAAN ALTERNATIF
JAWABAN SS S N TS STS
1
Manajemen dana zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang dikelola secara terbuka/ transparan kepada masyarakat luas, terutama kepada pembayar zakat (muzakki).
2 Rumah Zakat Cabang Semarang sudah melaksanakan tugasnya secara profesional sebagai Lembaga Pengelola Zakat.
3 Rumah Zakat Cabang Semarang bersikap jujur dalam memberikan segala informasi/ berita kepada muzakki.
4 Rumah Zakat Cabang Semarang melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi missi dan perencanaan.
5.
Rumah Zakat Cabang Semarang dapat memper-tanggungjawabkan kinerjanya secara vertikal (Tuhan) maupun secara horisontal (masyarakat secara umum).
6 Rumah Zakat Cabang Semarang memberikan layanan konsultasi kepada muzakki maupun masyarakat luas.
7 Rumah Zakat Cabang Semarang menghormati dan menghargai semua pihak.
8 Seorang pembayar zakat (muzakki) menunaikan zakat karena yakin/ percaya bahwa orang yang bersedekah hartanya akan dilipatgandakan.
9 Muzakki menunaikan zakat karena ingin mengamalkan salah satu rukun Islam.
10
Motivasi lain seorang muzakki menunaikan zakat adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas segala nikmat yang telah dikaruniakan Allah SWT.
11 Muzakki menunaikan zakat karena mengetahui bahwa zakat merupakan kewajiban umat islam.
12 Muzakki menunaikan zakat sebagai bentuk konsekuensi seorang muslim atas rizqi yang telah mencapai nishab.
13
Muzakki menunaikan zakat karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (semakin banyak pendapatan maka semakin kuat keinginan untuk membayar zakat).
14 Muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena keinginan diri sendiri.
15 Muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena adanya motif sosial.
16 Muzakki menunaikan zakat di Rumah Zakat cabang Semarang karena memiliki hubungan emosional.
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
LAMPIRAN 2 Statistik deskriptif untuk 100 Responden Pada Rumah Zakat Cabang Semarang
JENISKELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 57 57.0 57.0 57.0
PEREMPUAN 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 17-29 28 28.0 28.0 28.0
30-40 51 51.0 51.0 79.0
>40 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 7 7.0 7.0 7.0
SMP 7 7.0 7.0 14.0
SMA 16 16.0 16.0 30.0
SARJANA 70 70.0 70.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS 23 23.0 23.0 23.0
SWASTA 33 33.0 33.0 56.0
WIRAUSAHA 23 23.0 23.0 79.0
LAINNYA 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
LAMPIRAN 3 Tanggapan Responden Terhadap Masing-Masing Item Pertanyaan
KETERBUKAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 6 6.0 6.0 6.0
4 78 78.0 78.0 84.0
5 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KOMPETENSI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.0 1.0 1.0
3 11 11.0 11.0 12.0
4 83 83.0 83.0 95.0
5 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KEJUJURAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 25 25.0 25.0 25.0
4 67 67.0 67.0 92.0
5 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
INTEGRITAS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.0 1.0 1.0
3 5 5.0 5.0 6.0
4 87 87.0 87.0 93.0
5 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
AKUNTABILITAS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 4 4.0 4.0 4.0
3 24 24.0 24.0 28.0
4 69 69.0 69.0 97.0
5 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
SHARING
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
4 89 89.0 89.0 89.0
5 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
PENGHARGAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.0 1.0 1.0
3 5 5.0 5.0 6.0
4 87 87.0 87.0 93.0
5 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KEYAKINAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.0 1.0 1.0
3 3 3.0 3.0 4.0
4 90 90.0 90.0 94.0
5 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
PENGAMALAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 2 2.0 2.0 2.0
4 86 86.0 86.0 88.0
5 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
PENGHAYATAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 16 16.0 16.0 16.0
3 27 27.0 27.0 43.0
4 54 54.0 54.0 97.0
5 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
PENGETAHUAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 19 19.0 19.0 20.0
3 25 25.0 25.0 45.0
4 54 54.0 54.0 99.0
5 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KONSEKUENSI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 6 6.0 6.0 6.0
3 6 6.0 6.0 12.0
4 86 86.0 86.0 98.0
5 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
GAJI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 2 2.0 2.0 2.0
3 12 12.0 12.0 14.0
4 81 81.0 81.0 95.0
5 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
DORONGANDIRI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 26 26.0 26.0 26.0
4 68 68.0 68.0 94.0
5 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
MOTIFSOSIAL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 13 13.0 13.0 13.0
4 83 83.0 83.0 96.0
5 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
EMOSIONAL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 2 2.0 2.0 2.0
3 12 12.0 12.0 14.0
4 81 81.0 81.0 95.0
5 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
LAMPIRAN 4
Analisis Faktor , Uji Validitas dan Reabilitas
Communalities
Initial Extraction
KEPERCAYAAN 1.000 .431
RELIGIUSITAS 1.000 .377
PENDAPATAN 1.000 .622
MINAT 1.000 .811
Extraction Method: Principal Component Analysis.
FAKTOR KEPERCAYAAN
KETERBUKAAN KOMPETENSI KEJUJURAN INTEGRITAS
AKUNTABIL
ITAS SHARING
PENGHARGA
AN
KEPERCAYA
AN
KETERBUKAAN Pearson
Correlation 1 .238* .187 .218* -.115 .342** .218* .448**
Sig. (2-tailed) .017 .063 .029 .254 .001 .029 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
KOMPETENSI Pearson
Correlation .238* 1 .151 .227* .181 .137 .227* .490**
Sig. (2-tailed) .017 .134 .023 .072 .175 .023 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
KEJUJURAN Pearson
Correlation .187 .151 1 .456** .405** .575** .456** .755**
Sig. (2-tailed) .063 .134 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
INTEGRITAS Pearson
Correlation .218* .227* .456** 1 .213* .479** 1.000** .776**
Sig. (2-tailed) .029 .023 .000 .034 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
AKUNTABILITA
S
Pearson
Correlation -.115 .181 .405** .213* 1 .065 .213* .523**
Sig. (2-tailed) .254 .072 .000 .034 .523 .034 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
SHARING Pearson
Correlation .342** .137 .575** .479** .065 1 .479** .645**
Sig. (2-tailed) .001 .175 .000 .000 .523 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
PENGHARGAA
N
Pearson
Correlation .218* .227* .456** 1.000** .213* .479** 1 .776**
Sig. (2-tailed) .029 .023 .000 .000 .034 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
KEPERCAYAAN Pearson
Correlation .448** .490** .755** .776** .523** .645** .776** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-ailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
FAKTOR RELIGIUSITAS
KEYAKINAN PENGAMALAN PENGHAYATAN PENGETAHUAN KONSEKUENSI RELIGIUSITAS
KEYAKINAN Pearson Correlation 1 .146 .300** .289** .110 .516**
Sig. (2-tailed) .147 .002 .003 .274 .000
N 100 100 100 100 100 100
PENGAMALAN Pearson Correlation .146 1 .021 .117 .133 .325**
Sig. (2-tailed) .147 .836 .246 .187 .001
N 100 100 100 100 100 100
PENGHAYATAN Pearson Correlation .300** .021 1 .421** .280** .764**
Sig. (2-tailed) .002 .836 .000 .005 .000
N 100 100 100 100 100 100
PENGETAHUAN Pearson Correlation .289** .117 .421** 1 .191 .767**
Sig. (2-tailed) .003 .246 .000 .057 .000
N 100 100 100 100 100 100
KONSEKUENSI Pearson Correlation .110 .133 .280** .191 1 .549**
Sig. (2-tailed) .274 .187 .005 .057 .000
N 100 100 100 100 100 100
RELIGIUSITAS Pearson Correlation .516** .325** .764** .767** .549** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
FAKTOR PENDAPATAN
GAJI PENDAPATAN
GAJI Pearson Correlation 1 1.000**
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
PENDAPATAN Pearson Correlation 1.000** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
FAKTOR MINAT
DORONGANDIRI MOTIFSOSIAL EMOSIONAL MINAT
DORONGANDIRI Pearson Correlation 1 -.038 .070 .629**
Sig. (2-tailed) .711 .491 .000
N 100 100 100 100
MOTIFSOSIAL Pearson Correlation -.038 1 .153 .525**
Sig. (2-tailed) .711 .128 .000
N 100 100 100 100
EMOSIONAL Pearson Correlation .070 .153 1 .673**
Sig. (2-tailed) .491 .128 .000
N 100 100 100 100
MINAT Pearson Correlation .629** .525** .673** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
RELIABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.748 8
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.735 6
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
1.000 2
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.702 4
LAMPIRAN 6 Koefisien Determinasi, Uji t, Uji F dan Regresi Linear Berganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .766a .587 .574 .57182 1.942 a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN b. Dependent Variable: MINAT
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 44.610 3 14.870 45.477 .000a
Residual 31.390 96 .327
Total 76.000 99 a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN b. Dependent Variable: MINAT
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.672 .915 2.920 .004
KEPERCAYAA
N .104 .031 .233 3.323 .001 .873 1.146
RELIGIUSITA
S .128 .033 .271 3.945 .000 .912 1.096
PENDAPATAN .941 .127 .526 7.430 .000 .857 1.167
a. Dependent Variable: MINAT
CURRICULUM VITAE Nama : Muhammad Abdul Rouf TTL : Grobogan, 16 November 1985 Alamat Asal : Jl. Sunan Gunung Jati No.5 Jambon Pulokulon Grobogan. Contac Person : 081 390 334 994 E-mail : [email protected]./www.republikinspirasi.blogspot.com Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Pendidikan Formal :
1. TK Roudlotul Atfal Pulokulon Lulus Tahun 1992 2. MI Miftahul Huda Pulokulon Lulus Tahun 1998 3. MTs Miftahul Huda Pulokulon Lulus Tahun 2001 4. SMA NU (IPA) Pulokulon Lulus Tahun 2004 5. IAIN Walisongo Semarang (Ekonomi Islam) Lulus Tahun 2011
Pendidikan Non Formal : 1. Madrasah Diniyah Yayasan PP Miftahul Huda Tahun 1996-2001 2. Madrasah Tsanawiyah Yayasan PP Miftahul Huda Tahun 2001-2004 3. Jurnalis Televisi LP3I Semarang Tahun 2009
Pengalaman Organisasi : 1. Designer Grafis dan Kartunis Lembaga Penerbitan Mahasiswa Justisia 2. Direktur LiKSA (Lingkar Kajian Sastra Justisia) 3. Koordinator Kaligrafi Jami’atul Qura’ wal Huffadz 4. Sekretaris Majelis Permusyawatan Mahasiswa Fakultas Syari’ah 5. Menkumdang Dewan Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang 6. Koordinator Lembaga Penerbitan Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo 7. Koordinator Lembaga Penerbitan Kelompok Diskusi Anak Ekonomi Islam 8. Lembaga Pers dan Wacana Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Jawa Tengah 9. Direktur eLKP PMII Rayon Syari’ah Komisariat Walisongo Semarang 10. Koordinator Lembaga Penerbitan PMII Komisariat Walisongo Semarang 11. Ikatan Mahasiswa Purwodadi-Grobogan 12. Koordinator Baladewa Komunitas Restoe Boemi (KRB) Jawa Tengah
Pengalaman Kerja : 1. Designer Grafis dan Cameraman Bass.com Production Semarang 2. Designer Grafis Republik Creative Manajemen Semarang
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Semarang, 02 Februari 2011 Hormat saya, Muhammad Abdul Rouf