analisis efektivitas program kemitraan pt bank x dengan usaha
TRANSCRIPT
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KEMITRAAN PT
BANK X DENGAN USAHA KECIL DI BOGOR
Oleh
INTAN FITRIYANTI
H24070023
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
RINGKASAN
INTAN FITRIYANTI. H24070023. Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT
Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor. Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.
Sejak pemerintah menyetujui Undang Undang (UU) No. 40 tentang
Perseroan Terbatas (PT) dalam rapat paripurna DPR RI pada 20 Juli 2007 yang
memuat tentang ketentuan yang mewajibkan perusahaan untuk menyisihkan
sebagian labanya untuk program CSR (Corporate Social Responsibility), menurut
Dr.Ir. Arif Budimanta, MSi ternyata masih sedikit perusahaan yang menjalankan
program CSR nya dengan sepenuh hati. PT Bank X adalah salah satu perusahaan
yang telah menjalankan kegiatan CSR melalui Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan sejak tahun 1999 (dulu disebut PUKK). PT Bank X merupakan salah
satu perusahaan yang termasuk dalam lima besar perusahaan penyumbang dana
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dari seluruh BUMN. Untuk itu perlu
dilakukan evaluasi program dan salah satunya dengan menganalisis efektivitas
Program Kemitraan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui karakteristik umum Mitra
Binaan dalam Program Kemitraan PT Bank X, di Bogor, (2) Menganalisis
efektivitas program kemitraan PT Bank X Bogor, (3) Menganalisis hubungan
antara karakteristik mitra binaan dengan efektivitas program, dan (4)
Menganalisis hubungan antara efektivitas program kemitraan dengan loyalitas
mitra binaan. Data primer diperoleh dari 40 Mitra Binaan PT Bank X dengan
wawancara langsung dan kuesioner. Metode yang digunakan adalah analisis
Deskriptif dengan skala Likert, Importance Performance Analysis (IPA), Uji
Tabulasi silang (Crosstabs), dan uji korelasi Rank Spearman dengan bantuan
software SPSS versi 17 dan Ms. Excel 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pengusaha kecil yang
menjadi mitra binaan PT Bank X Bogor memiliki proporsi yang sama antara
perempuan dan laki-laki, rentang usia >40 tahun, pendidikan terakhir SMU/SMK,
Jenis usaha yang dijalankan adalah usaha Makanan, dan Lama bermitra antara 1-3
tahun. Untuk efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor, dari segi realisasi
program yang paling efektif diperoleh mitra binaan adalah program pelatihan.
Dari segi ketercapaian tujuan, secara keseluruhan program kemitraan dapat
dikatakan efektif dengan program yang paling tinggi efektivitasnya adalah
program Kredit Murah (Sangat Efektif). Berdasarkan hasil uji Tabulasi silang
(Crosstabs) terdapat hubungan yang signifikan antara lama bermitra dengan
efektivitas kredit murah. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman terdapat
hubungan linier yang positif antara efektivitas program kemitraan dengan
Loyalitas mitra binaan dengan koefisien korelasi 0,421 (tingkat korelasi Sedang)
dan nilai-p = 0,006 (signifikan), sehingga semakin efektif program kemitraan PT
Bank X Bogor maka mitra binaan semakin loyal.
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KEMITRAAN PT
BANK X DENGAN USAHA KECIL DI BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
INTAN FITRIYANTI
H24070023
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul : Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan
Usaha Kecil di Bogor
Nama : Intan Fitriyanti
NIM : H24070023
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Hj. Mimin Aminah, MM
NIP. 196609071991032002
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.
NIP. 196101231986011002
Tanggal Lulus :
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Intan Fitriyanti di lahirkan di Bogor pada
tanggal 7 Mei 1989 dari pasangan Bapak Nasikin dan Ibu Siti Sopia. Penulis
merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis menempuh pendidikan
TK di TK Tunas Wijaya Bogor, kemudian pendidikan SD di SDN Sasanawiyata 1
Bogor, lalu melanjutkan ke SLTP Negeri 5 Bogor dan kemudian lulus dari SMUN
2 Bogor pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian
Bogor melalui jalur USMI pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Program
Studi S1 Departemen Manajemen. Pada tahun 2011 penulis melakukan penelitian
untuk tugas akhir pendidikan yang berjudul : Analisis Efektivitas Program
Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor
Selama melalui masa studi di IPB, penulis aktif mengikuti berbagai
kegiatan di dalam kampus. Di antaranya dengan menjadi pengurus Sharia
Economics Student Club IPB (SES-C IPB) pada tahun 2008. Selain itu, penulis
juga turut bergabung dalam kepanitiaan seperti Pujangga 2008 khususnya pada
divisi design, decoration and documentation (3D), staf medis kepanitiaan MPF
dan MPD ’45 dan kepanitiaan lainnya. Setahun berikutnya yaitu 2009, penulis
kembali dipercayakan menjadi pengurus SES-C IPB sebagai bendahara divisi.
Penulis juga mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian
Masyarakat (PKM-M) periode 2011 dan lolos tahap awal serta didanai oleh
DIKTI dalam program tersebut.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena berkat
rahmat, dan karunia-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Program
Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor” dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Skripsi ini diajukan untuk melengkapi syarat memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas tentang efektivitas
program kemitraan berdasarkan realisasi, ketercapaian tujuan dan kesesuaian
program kemitraan dengan harapan mitra binaan perusahaan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan dari
berbagai pihak agar menjadi suatu pembelajaran bersama kedepannya. Penulis
juga memohon maaf atas kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bogor, September 2011
Penulis
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
para sahabat, keluarga dan umat nya hingga akhir jaman. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan, motivasi, doa, dan kerja sama dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
1. Ir. Hj. Mimin Aminah, MM. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan arahan, masukan, motivasi dan
pembelajaran dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan Lindawati Kartika, S.E, M.Si selaku
dosen penguji skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan
masukan dalam skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku dosen Pembimbing Akademik.
4. Bapak Deddy C. Sutarman, S.TP, MM dan Bapak R. Dikky Indrawan, SP,
MM, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan
nasihat dalam penyelesaian tugas akhir ini.
5. Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan staf Tata Usaha Departemen Manajemen
atas segala pelayanan serta kemudahan dalam birokrasi Departemen
Manajemen.
6. PT Bank X Bogor, Ibu Fouziah Hermeini, Ibu Yuli, dan Pak Riffi atas
kerjasama dan waktu yang diberikan selama penelitian.
7. Para Mitra Binaan yang bersedia menjadi responden sehingga membantu dan
melancarkan penelitian ini.
8. Mamah tercinta Siti Sopia, atas doa dan kasih sayang tulus yang diberikan,
Bapak tersayang Nasikin, yang menjadi teladan atas kerja keras dan pelajaran
hidup yang diberikan selama ini. Serta adik-adikku Syarif, Ria dan adik
kecilku Rizma yang selalu menjadi penyemangat.
9. Teman-teman satu bimbingan, Mute, Anne, Putri, Astri, dan Ima atas
motivasi dan kenangan selama bimbingan.
vi
10. Teman-teman sepermainan Da Chan, Aan, Didi, Indah, Amy untuk
kebersamaan dalam suka dan duka yang terus terkenang.
11. Teman-teman Keluarga Manajemen 44 terutama Dini, Bunga, Dian, Ade,
Wida, Boir, Mpie, Leily, Dian Y, Nanda, Ochi, Mae, Nurul yang senantiasa
selalu memberikan bantuan dan dukungan.
12. Staf Tata Usaha Departemen Manajemen (Pak Jamhuri, Bu Yeyet, Mas Hadi,
Teh Asih, Mas Yadi) serta Staf Tata Usaha Ekstensi Manajemen atas kerja
sama dalam kelancaran pelaksanaan seminar dan sidang.
13. Teman-teman Liqo bersama Teh Siti tersayang, Riska, Amy, Niar, Hilda,
Ridi, Nuri dan Yasmin yang selalu menguatkan batin dengan ilmu Agama
dan perhatian yang diberikan.
14. Teman-teman di SES-C IPB Ulil, Feny, Syifa, Pram, Destia, Ana, Rahmat,
Ubo, Risya termasuk teman-teman satu kelompok PKMM Ryan, Ario, Ashfa
dan Riska untuk kenangan dan prestasi yang diraih bersama.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai pada waktunya.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran ............................................................................................. 5
2.2. Loyalitas ............................................................................................... 5
2.3. CSR (Corporate Social Responsibility) ................................................ 7
2.3.1. Definisi CSR ............................................................................. 7
2.3.2. Bentuk Pelaksanaan CSR .......................................................... 8
2.3.3. Manfaat CSR ............................................................................. 12
2.4. PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) ............................ 13
2.5. Evaluasi Efektivitas Program ............................................................... 15
2.6. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 16
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 18
3.2. Metodologi Penelitian ........................................................................ 20
3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 20
3.2.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 20
3.2.3. Metode Penarikan Sampel ...................................................... 20
3.2.4. Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 20
3.2.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................... 20
3.2.4.2. Skala Likert .................................................................. 23
3.2.4.3. Analisis Deskriptif ...................................................... 24
viii
3.2.4.4. Uji Tabulasi silang (Cross tab) .................................... 25
3.2.4.5. Importance Performance Analysis (IPA) .................... 25
3.2.4.6. Uji Korelasi Rank Spearman ....................................... 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 29
4.1.1. Sejarah PT Bank X................................................................... 29
4.1.2. Visi dan Misi PT Bank X ......................................................... 30
4.1.3. Struktur Organisasi .................................................................. 31
4.2. Program Kemitraan PT Bank X Bogor .............................................. 31
4.3. Karakteristik responden ..................................................................... 37
4.4. Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor ............................ 40
4.5. Penilaian Tingkat kepentingan terhadap Efektivitas Program
Kemitraan PT Bank X Bogor ............................................................ 50
4.5. Hubungan Karakteristik Responden dengan Efektivitas Program
Kemitraan PT Bank X Bogor ............................................................. 53
4.6. Loyalitas Mitra Binaan PT Bank X Bogor......................................... 54
4.7. Hubungan Antara Ekeftivitas Program Kemitraan dengan Loyalitas
Mitra Binaan ...................................................................................... 56
4.8. Implikasi Manajerial .......................................................................... 58
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ........................................................................................... 61
2. Saran .................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63
LAMPIRAN ................................................................................................... 65
ix
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Hasil uji validitas (modifikasi) ..................................................................... 21
2. Uji reliabilitas kuesioner (modifikasi) ......................................................... 23
3. Bobot nilai jawaban responden ................................................................... 23
4. Interpretasi skor rataan efektivitas ............................................................... 24
5. Interpretasi koefisien korelasi ...................................................................... 28
6. Program kemitraan yang diperoleh mitra binaan PT Bank X ...................... 40
7. Program kemitraan yang dipentingkan mitra binaan PT Bank X ................ 41
8. Efektivitas program kemitraan berdasarkan ketercapaian Tujuan ............... 43
9. Tingkat kesesuaian kepentingan dengan efektivitas program kemitraan .... 51
10. Tabulasi silang karakteristik lama bermitra dengan realisasi program
kredit murah ................................................................................................ 53
11. Hasil uji crosstab (nilai chi-square) karakteristik mitra binaan dengan
program kemitraan yang dipentingkan responden ...................................... 54
12. Loyalitas mitra binaan PT Bank X Bogor .................................................... 55
11. Hasil uji korelasi rank spearman antara program kemitraan
dengan loyalitas mitra binaan ...................................................................... 56
x
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Conceptual framework for csr ..................................................................... 12
2. Kerangka pemikiran penelitian .................................................................... 20
3. Diagram importance / performance matrix ................................................. 26
4. Jenis kelamin responden .............................................................................. 37
5. Usia responden ............................................................................................. 38
6. Pendidikan responden .................................................................................. 38
7. Jenis usaha responden .................................................................................. 39
8. Lamanya responden bermitra ....................................................................... 39
9. Diagram kartesius tingkat kepentingan dan tingkat efektivitas program
kemitraan .................................................................................................... 52
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Kuesioner penelitian .................................................................................... 65
2. Hasil uji validitas ........................................................................................ 70
3. Hasil uji reliabilitas ..................................................................................... 72
4. Hubungan karakteristik dengan program kemitraan yang diperoleh ........... 73
5. Hubungan karakteristik dengan program kemitraan yang dipentingkan .............. 74
6. Uji korelasi efektivitas program kemitraan dengan loyalitas ....................... 77
7. Hasil uji normalitas (nilai skewness) .......................................................... 78
8. Struktur organisasi micro centre PT Bank X Bogor .................................... 80
9. Foto mitra binaan PT Bank X Bogor ........................................................... 81
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya. Menghadapi
era globalisasi saat ini, banyak perusahaan baru yang tumbuh dan dunia usaha
semakin berkembang. Akibatnya, persaingan dikalangan pengusaha semakin
gencar baik dalam meningkatkan penjualan maupun dalam menarik simpati
pelanggan dan masyarakat luas. Seiring dengan bertumbuhnya dunia usaha,
sumber daya alam yang ada semakin banyak terkuras. Untuk itu pemerintah
menyetujui Undang Undang (UU) No. 40 tentang Perseroan Terbatas (PT)
dalam rapat paripurna DPR RI pada 20 Juli 2007 yang memuat tentang
ketentuan yang mewajibkan perusahaan untuk menyisihkan sebagian labanya
untuk program CSR (Corporate Social Responsibility) terutama perusahaan
yang usahanya di bidang pengelolaan sumberdaya alam.
Menurut Dr.Ir. Arif Budimanta, MSi, Direktur Eksekutif Indonesian
Centre for Sustainable Development (ICSD) (Majalah Hortikultura, 2007)
dalam pelaksanaan di lapangan, program CSR biasanya dikemas dengan
kegiatan Community Development (CD). Kegiatan CD diimplementasikan
dalam tiga bentuk, yaitu Community service, Community relation, dan
Community empowering. Community service adalah kegiatan yang berkaitan
dengan pelayanan terhadap kebutuhan publik. Community relation adalah
kegiatan yang berkaitan dengan pencitraan perusahaan. Sedangkan yang
ketiga, Community empowering adalah kegiatan yang berkaitan dengan
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bentuk kegiatan yang terakhir ini
semestinya sangat layak diarahkan pada pengembangan usaha kecil di
Masyarakat.
Rahmat Ali Prakoso (Majalah Hortikultura,2007) mengungkapkan
bahwa perusahaan yang melaksanakan program CSR umumnya cenderung
memilih kegiatan yang sederhana seperti membangun fasilitas publik,
melakukan bakti sosial, dan kegiatan lainnya yang mudah untuk
dilaksanakan. Padahal, inti dari CSR adalah membangun manusianya
2
sehingga berkembang lebih maju dan mandiri. Kebanyakan perusahaan lebih
memilih kegiatan yang mendukung pencitraan perusahaan dalam masyarakat.
Sebagai bentuk tanggung jawab pada masyarakat, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang
bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil dan meningkatkan kualitas
hidup masyarakat Indonesia.
PT Bank X adalah perusahaan yang telah menjalankan kegiatan CSR
melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Berdasarkan data
penyaluran dana PKBL dalam situs PKBL BUMN (7 Februari 2011), PT
Bank X juga merupakan salah satu perusahaan yang termasuk dalam lima
perusahaan penyalur dana PKBL terbesar pada periode tahun 2007-2009.
Tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan perusahaan apabila
program kemitraan dan bina lingkungan dapat terlaksana dengan efektif.
PT Bank X memiliki Cabang perusahaan diberbagai kota di Indonesia.
Salah satunya adalah PT Bank X Bogor. PT Bank X Bogor telah
melaksanakan Program Kemitraan dengan usaha kecil di Bogor. Perusahaan
perlu mengetahui apakah program kemitraan yang dijalankan telah sesuai
dengan tujuan Program Kemitraan perusahaan atau tidak. Perusahaan juga
perlu mengetahui bagaimana perilaku masyarakat penerima Program (Mitra
Binaan) terhadap Program Kemitraan yang dilaksanakan. Sehingga,
diperlukan adanya penelitian mengenai efektivitas program CSR dalam
Program Kemitraan terhadap Usaha Kecil dan Koperasi.
1.2. Rumusan Masalah
PT Bank X merupakan salah satu BUMN yang melaksanakan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Berdasarkan data dari
situs BUMN (7 Februari 2011) BUMN telah menyalurkan dana dengan total
penyaluran nasional sebesar Rp 9,693 triliun untuk PKBL periode 2007-2009.
PT Bank X merupakan salah satu dari lima perusahaan penyumbang dana
terbesar dalam penyaluran dana untuk PKBL. Dengan besarnya dana yang
disalurkan, PT Bank X Bogor perlu melakukan evaluasi apakah program
kemitraan yang telah berjalan, efektif dalam mencapai tujuan perusahaan
dalam program tersebut atau tidak. Perusahaan juga ingin mengetahui
3
bagaimana perilaku usaha kecil yang menjadi mitra binaan perusahaan
terhadap program kemitraan yang dijalankan PT Bank X Bogor. Oleh karena
itu, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut,
1. Bagaimana karakteristik Mitra Binaan dalam Program Kemitraan PT Bank
X di Bogor?
2. Bagaimana efektivitas Program Kemitraan pada PT Bank X berdasarkan
ketercapaian tujuan program, realisasi program, serta kesesuaian program
dengan harapan mitra binaan?
3. Apakah karakteristik Mitra Binaan PT Bank X ada hubungannya dengan
efektivitas program Kemitraan ?
4. Apakah Program Kemitraan PT Bank X yang dijalankan memiliki
hubungan terhadap Loyalitas Mitra binaan sebagai salah satu tujuan
perusahaan dalam program kemitraan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah,
1. Mengetahui karakteristik umum Mitra Binaan dalam Program Kemitraan
PT Bank X, di Bogor, Jawa Barat.
2. Menganalisis efektivitas Program Kemitraan PT bank X pada Mitra
Binaan di Bogor.
3. Menganalisis hubungan karakteristik mitra binaan dengan efektivitas
Program Kemitraan.
4. Menganalisis hubungan efektivitas Program Kemitraan PT Bank X
dengan Loyalitas Mitra Binaan perusahaan
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah,
1. Bagi penulis, sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan
pengalaman dalam menganalisis efektivitas Program Kemitraan sebagai
salah satu Program CSR PT Bank X Bogor
2. Bagi perusahaan, bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam
melaksanakan program CSR khususnya Program Kemitraan agar dapat
mencapai tujuan Program Kemitraan perusahaan
4
3. Bagi pihak akademis dan masyarakat sebagai informasi yang dapat
membantu penelitian terkait dan menambah wawasan
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian dilakukan di PT Bank X Bogor, Jawa Barat.
2. Efektivitas Program Kemitraan sebagai salah satu Program CSR
perusahaan dianalisis berdasarkan ketercapaian tujuan program
kemitraan dan dampaknya terhadap loyalitas mitra binaan terhadap
perusahaan.
3. Responden penelitian adalah pihak ataupun kelompok yang menerima
Program Kemitraan (Mitra Binaan) PT Bank X di Bogor yang terdiri
dari Usaha Kecil.
4. Hasil penelitian berupa informasi mengenai karakteristik umum Mitra
Binaan dan efektivitas Program Kemitraan sebagai salah satu program
CSR PT Bank X di Bogor.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran
Kotler (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial
dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penentuan harga, promosi, dan distribusi ide-ide, barang-barang,
dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan
individu dan tujuan-tujuan organisasi.
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi adalah pada penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran
dan pada pemberian kepuasan yang diinginkan dengan lebih efektif dan
efisien dari pada para pesaing.
2.2. Loyalitas
Loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli.
Pelanggan yang loyal adalah orang yang melakukan pembelian berulang
secara teratur, membeli antar lini produk dan jasa, mereferensikan kepada
orang lain, dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Orang tumbuh menjadi konsumen yang loyal secara bertahap pula.
Proses itu dilalui dalam jangka waktu tertentu, dengan kasih sayang, dan
dengan perhatian yang diberikan pada tiap-tiap tahap pertumbuhan. Setiap
tahap memiliki kebutuhan khusus dengan mengenali setiap tahap dan
memenuhi kebutuhan khusus tersebut, perusahaan mempunyai peluang yang
lebih besar untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan atau klien yang
loyal. Menurut Griffin (2005), tingkatan konsumen yang loyal adalah :
1. Suspect (tersangka), meliputi semua orang yang mungkin akan membeli
produk/jasa perusahaan. Kita menyebutnya sebagai suspect karena yakin
bahwa mereka akan membeli, tetapi kita masih belum cukup yakin.
6
2. Prospek (yang diharapkan), adalah orang yang membutuhkan produk/jasa
dan memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospek belum membeli
dari Anda, ia mungkin telah mendengar tentang Anda, membaca tentang
Anda, atau ada seseorang yang merekomendasikan Anda kepadanya.
Prospek mungkin tahu siapa Anda, dimana Anda, dan apa yang Anda jual,
tetapi mereka masih belum membeli dari Anda.
3. Prospek yang diskualifikasikan, adalah prospek yang telah cukup Anda
pelajari utnuk mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, atau tidak
memiliki kemampuan untuk membeli produk Anda.
4. Pelanggan pertama kali, adalah orang yang telah membeli dari Anda satu
kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan pelanggan Anda dan sekaligus
juga pelanggan pesaing Anda.
5. Pelanggan berulang, adalah orang yang telah membeli dari Anda dua kali
atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali
atau membeli dua produk atau jasa yang berbeda pada dua kesempatan
atau lebih.
6. Klien, adalah membeli apapun yang Anda jual dan dapat ia gunakan.
Orang ini membeli secara teratur. Anda memiliki hubungan yang kuat dan
berlanjut, yang menjadikannya kebal terhadap tarikan pesaing.
7. Penganjur (advocate). Seperti klien, pendukung membeli apa pun yang
Anda jual dan dapat ia gunakan serta membelinya secara teratur. Tetapi,
penganjur juga mendorong orang lain untuk membeli dari Anda. Ia
membicarakan Anda, melakukan pemasaran bagi Anda, dan membawa
pelanggan kepada Anda.
Menurut Griffin (2005), imbalan dari loyalitas bersifat jangka panjang
dan kumulatif. Semakin lama loyalitas seorang pelanggan, semakin besar laba
yang dapat diperoleh perusahaan. Loyalitas dapat memberikan manfaat
dengan menghemat biaya perusahaan sedikitnya di 6 bidang, yaitu :
1. Biaya pemasaran menjadi berkurang, bahwa biaya pengambilalihan
pelanggan lebih tinggi daripada biaya mempertahankan pelanggan.
2. Biaya transaksi menjadi lebih rendah, seperti negosiasi kontrak dan
pemrosesan order.
7
3. Biaya perputaran pelanggan (customer turnover) menjadi berkurang,
lebih sedikit pelanggan hilang yang harus digantikan.
4. Keberhasilan cross-selling menjadi meningkat, menyebabkan pangsa
pelanggan yang lebih besar.
5. Pemberitaan dari mulut ke mulut menjadi lebih positif, dengan asumsi
para pelanggan yang loyal juga merasa puas.
6. Biaya kegagalan menjadi menurun, seperti pengurangan pengerjaan
ulang, klaim garansi, dan sebagainya.
2.3. CSR (Corporate Social Responsibility)
Menurut Robin dan Reidenbach dalam Engel, dkk(1995) terdapat
kontrak sosial di antara perusahaan dan masyarakat. Kontrak tersebut
mencantumkan tanggung jawab untuk menanggapi secara serius seperangkat
“hubungan yang diterima secara umum, kewajiban dan tugas yang
berhubungan dengan dampak perusahaan pada kesejahteraan masyarakat”.
Mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy mengemukakan empat
hak dasar konsumen yang diterima secara umum sebagai inti dalam kontrak
sosial tersebut, yaitu:
1. Hak akan keselamatan
2. Hak untuk diberi informasi
3. Hak untuk memilih
4. Hak untuk didengar (diberi ganti rugi)
Kemudian konsensus sosial pada dasawarsa berikutnya menambahkan dua
hak baru yang menjadikan keseluruhannya terdapat enam buah hak :
5. Hak untuk menikmati lingkungan yang bersih dan menyehatkan
6. Hak orang miskin dan minoritas lain untuk dilindungi kepentigannya
2.3.1 Definisi CSR
Carroll dalam Turker (2008) menyatakan bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR)
merupakan tanggung jawab yang meliputi tanggung jawab ekonomi,
tanggung jawab hukum, tanggung jawab etika, dan discretionary
responsibilities. Karena itu, CSR dapat didefinisikan sebagai perilaku
8
perusahaan yang bertujuan untuk mempengaruhi secara positif para
pemangku kepentingan dan melampaui kepentingan ekonomi (Turker,
2008). Sedangkan Kotler dan Lee dalam Solihin (2009) mendefinisikan
Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik
dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.
Pada dasarnya CSR merupakan sebuah pendekatan yang
dilakukan untuk mengintegrasikan kepedulian sosial dalam interaksi
dengan berbagai stakeholders, yang berdasarkan pada prinsip sukarela
maupun kemitraan. Corporate Social Responsibility dalam
pemaknaannya tidak dapat dipisahkan dari maknanya secara filosofis,
yang terdiri dari ethics, power, recognition dan governance yang terkait
terhadap aspek social, ecology/ environment, actor and economic.
Makna filosofis ini harus dipandang sebagai satu kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisahkan, baik dari aspek konsep maupun dari aspek
pelaksanaannya (Budimanta, 2004).
2.3.2 Bentuk Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
Kotler dan Lee dalam Solihin (2008) menyebutkan beberapa
bentuk program corporate social responsibility yang dapat dipilih,
yaitu:
1. Cause Promotions
Dalam cause promotions ini perusahaan berusaha untuk
meningkatkan awareness masyarakat mengenai suatu isu tertentu,
dimana isu ini tidak harus berhubungan atau berkaitan dengan lini
bisnis perusahaan, dan kemudian perusahaan mengajak masyarakat
untuk menyumbangkan waktu, dana, atau benda mereka untuk
membantu mengatasi atau mencegah permasalahan tersebut. Dalam
cause promotions ini, perusahaan bisa melaksanakan programnya
secara sendiri ataupun bekerjasama dengan lembaga lain, misalnya:
non government organization. Contoh cause promotions ialah
kegiatan gerak jalan yang diikuti oleh masyarakat.
9
2. Cause-Related Marketing
Dalam cause related marketing, perusahaan akan mengajak
masyarakat untuk membeli atau menggunakan produknya, baik itu
barang atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan yang didapat
perusahaan akan didonasikan untuk membantu mengatasi atau
mencegah masalah tertentu. Cause related marketing dapat berupa:
“setiap barang yang terjual, maka sekian persen akan didonasikan
untuk masyarakat yang membutuhkan.
3. Corporate Social Marketing
Corporate social marketing dilakukan perusahaan dengan tujuan
untuk mengubah perilaku masyarakat (behavioral changes) dalam
suatu isu tertentu. Biasanya corporate social marketing, berfokus
pada bidang-bidang di bawah ini, yaitu :
a. bidang kesehatan (health issues), misalnya: mengurangi kebiasaan
merokok, pencegahan HIV/AIDS,dan sebagainya
b. bidang keselamatan (injury prevention issues), misalnya:
keselamatan berkendara, pengurangan peredaran senjata api, dan
sebagainya
c. bidang lingkungan hidup (environmental issues), misalnya:
konservasi air, polusi, dan pengurangan penggunaan pestisida
d. bidang masyarakat (community involvement issues), misalnya:
memberikan suara dalam pemilu, menyumbangkan darah, dan
perlindungan hak-hak binatang
4. Corporate Philanthrophy
Corporate philanthropy mungkin merupakan bentuk CSR yang
paling tua. Corporate philanthrophy ini dilakukan oleh perusahaan
dengan memberikan kontribusi/sumbangan secara langsung dalam
bentuk dana, jasa atau alat kepada pihak yang membutuhkan baik
itu lembaga, perorangan, ataupun kelompok tertentu. Corporate
philanthropy dapat dilakukan dengan:
10
a. menyumbangkan uang secara langsung, misalnya: memberikan
beasiswa kepada anak-anak yang tidak mampu
b. memberikan barang, misalnya: memberikan bantuan peralatan tulis
untuk anak-anak yang belajar di sekolah-sekolah terbuka
c. memberikan jasa, misalnya: memberikan bantuan imunisasi kepada
anak-anak di daerah terpencil
5. Corporate Volunteering
Corporate volunteering adalah bentuk CSR di mana perusahaan
mendorong atau mengajak karyawannya ikut terlibat dalam
program CSR yang sedang dijalankan dengan jalan
mengkontribusikan waktu dan tenaganya.
6. Socially Responsible Bussiness
Dalam Socially responsible business, perusahaan melaksanakan
aktivitas bisnis melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh
hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan
sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan
memelihara lingkungan hidup. Komunitas ini mencakup karyawan
perusahaan, pemasok, distributor, serta organisasi nirlaba yang
menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum.
Menurut Saidi dan Abidin dalam Budimanta (2004) Sedikitnya
terdapat empat pola/model pelaksanaan Corporate Social Responsibility
yang umumnya diterapkan di Indonesia, yaitu:
1. Melalui Keterlibatan Langsung
Program CSR dilakukan secara langsung dengan
menyelenggarakan sendiri berbagai kegiatan sosial ataupun
menyerahkan bantuan-bantuan secara langsung kepada masyarakat.
2. Melalui Yayasan ataupun Organisasi Sosial
Terdapat sebuah yayasan ataupun organisasi sosial yang didirikan
sendiri untuk mengelola berbagai kegiatan sosial yang dalam hal
ini merupakan aplikasi dari kegiatan CSR.
3. Bermitra dengan Pihak lain
11
CSR dilakukan dengan membangun kerjasama dengan pihak lain
baik itu lembaga sosial/organisasi non-pemerintah, instansi
pemerintah, instansi pendidikan, dll. Kerjasama ini dibangun dalam
mengelola seluruh kegiatan maupun dalam pengelolaan dana.
4. Bergabung Dalam Konsorsium
Bergabung, menjadi anggota ataupun mendukung sebuah lembaga
sosial yang berbasis pada tujuan sosial.
Dari keseluruhan model tersebut, di Indonesia pada umumnya
terdapat model pelaksanaan CSR dengan bermitra dengan pihak lain
ataupun organisasi lain. Adapun kecenderungan kegiatan yang
dilakukan adalah berupa pelayanan sosial pendidikan dan pelatihan,
lingkungan, ekonomi dan sebagainya.
Selain hal tersebut diatas, terdapat tiga prinsip dasar yang
penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan CSR (Tripple Bottom
Lines CSR), prinsip ini harus menjadi pemahaman secara menyeluruh
dalam pengaplikasian program CSR.
Profit (Keuntungan Ekonomi) berarti tetap berorientasi terhadap
keuntungan secara ekonomi
People (Kesejahteraan Masyarakat) berarti harus tetap memiliki
kepedulian sosial terhadap kesejahteraan manusia.
Plannet (Keberlanjutan Lingkungan Hidup) berarti peduli terhadap
lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati.
Ketiga hal ini merupakan prinsip dasar yang harus menjadi landasan
dalam setiap konsep pelaksanaan CSR sehingga pemahaman yang
keliru terhadap konteks pelaksanaan CSR dapat dihindari. Namun, kini
konsep tersebut telah berkembang. Hanke dan Stark (2009)
memberikan konsep baru dari CSR yang menggabungkan konsep Triple
Bottom Line dengan konsep Global Action Network (economy,
goverment, civil society) dan menambahkan komponen Legitimation
dan Sensemaking/ Sensegiving untuk menjelaskan fundamental
fungsionalitas dari CSR. Konsep tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
berikut,
12
Gambar 1. Conceptual framework for csr (Hanke and Stark 2009)
Legitimasi: Perusahaan harus melegitimasi diri terhadap hukum,
norma, dan harapan untuk bertanggung jawab.
Sensemaking/sensegiving : Sensemaking adalah elemen inti yang
menginformasikan dan membatasi identitas dan tindakan dan juga
mengorganisir melalui komunikasi. Sedangkan sensegiving dilihat
sebagai proses di mana manajer berusaha untuk mempengaruhi dan
mendapatkan dukungan.
2.3.3. Manfaat CSR
Kotler dan Lee dalam Solihin (2008) menguraikan keuntungan
yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program
corporate social responsibility, berdasarkan bentuk CSR yaitu:
1. Cause Promotions
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah positioning
merek perusahaan yang semakin kuat, meningkatkan loyalitas
komsumen terhadap perusahaan, meningkatkan keterlibatan
karyawan terhadap kepedulian sosial, serta meningkatkan citra
positif perusahaan.
2. Cause-Related Marketing
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah perusahaan
dapat menarik pelanggan baru, memperluas pasar, meningkatkan
O r g a n i z a t i o n’ s
“ i nne r W o r d ”
O r g a n i z a t i o n a l E nv i r o n me nt
B U S I N E S S
G O VE R N M E N T
C I VI L S O C I E T Y
L e g i t i ma t i o n
S e n s e ma ki n g /
S e n s e g i v i n g
13
penjualan, dan membangun identitas merek yang positif di mata
pelanggan.
3. Corporate Social Marketing
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah menunjang
positioning merek, menciptakan preferensi merek, mendorong
peningkatan penjualan bila konsumen mengaitkan produk dengan
perubahan perilaku yang diinginkan, menarik mitra yang dapat
diandalkan untuk membantu merubah perilaku masyarakat, dan
mampu memberikan dampak nyata bagi perubahan sosial.
4. Corporate Philanthrophy
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah
meningkatkan reputasi perusahaan melalui penghargaan (Award),
memperkuat keberlanjutan perusahaan, dan memberi dampak bagi
penyelesaian masalah sosial dalam komunitas lokal.
5. Corporate Volunteering
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah
menciptakan hubungan yang tulus dengan komunitas, memberikan
kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan, dan
meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan.
6. Socially Responsible Bussiness Practice
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah dapat
menghemat biaya perusahaan, berkontribusi terhadap keberlanjutan
lingkungan hidup, meningkatkan kesadaran energi pada karyawan,
meningkatkan kesan baik komunitas terhadap karyawan,
menciptakan preferensi konsumen terhadap produk perusahaan,
menimbulkan citra yang sangat positif dari pemerintah,
memunculkan rasa bangga pada karyawan sehingga kepuasan
karyawan meningkat.
2.4. PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
Indonesia secara inisiatif melakukan regulasi pelaksanaan CSR
sebagaimana tercantum pada Pasal 74 UU No.40 tentang Perseroan Terbatas.
14
Peran BUMN dalam pengembangan usaha kecil dilaksanakan sejak terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan
Pengawasan Perusahaan Jawatan (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM)
dan Perusahaan Perseroan (PERSERO). Pertimbangan yang mendasari
pelaksanaan program tersebut adalah adanya posisi strategis BUMN dalam
hubungannya dengan usaha kecil yaitu memiliki keunggulan pada bidang
produksi/pengolahan, teknologi, jaringan distribusi dan SDM yang dapat
dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan usaha kecil sehingga
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
Pelaksanaan pembinaan usaha kecil oleh BUMN mulai tertata setelah
terbitnya Keputusan Menteri Keuangan No.: 1232/KMK.013/1989 yang
mewajibkan BUMN menyisihkan 1-5% dari laba yang diperoleh perusahaan
untuk membina Usaha Kecil dan Koperasi. Pada saat itu program ini dikenal
dengan nama Program Pegelkop (pembinaan pengusaha golongan ekonomi
lemah dan koperasi) dan pada tahun 1994 dengan terbitnya Keputusan
Menteri Keuangan No.: 316/KMK.016/1994 nama program diganti menjadi
program PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi). Seiring
dengan perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat yang sangat pesat dan
dinamis, peraturan-peraturan tersebut beberapa kali mengalami perubahan,
terakhir melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007
tanggal 27 April 2007 nama program diganti menjadi Program Kemitraan
BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (disingkat
PKBL).
Program Kemitraan Usaha kecil dan Bina Lingkungan adalah bentuk
tanggung jawab Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada masyarakat.
PKBL dilaksanakan dengan dasar Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang BUMN serta Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-05/MBU/2007
yang menyatakan maksud dan tujuan BUMN tidak hanya mengejar
keuntungan, melainkan turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan
kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Dana
program diperoleh dari penyisihan sebagian laba perusahaan, masing-masing
perusahaan memberikan 2% dari laba bersih perusahaan sebagai bentuk tugas
15
sosial BUMN. Dalam pertanggungjawabannya, BUMN melakukan
pembukuan terpisah atas implementasi PKBL ini yang disampaikan secara
berkala, triwulanan dan tahunan setelah diaudit oleh auditor independen.
Kewajiban melaksanakan CSR juga diberlakukan bagi perusahaan yang
melakukan penanaman modal di Indonesia yang diatur dalam UU No.25
tahun 2007.
Usaha yang berhak memperoleh dana PKBL adalah usaha kecil dan
mikro milik Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kekayaan bersih
maksimal Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)
atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar. Bentuk
usaha yang dianjurkan adalah perseroan independen, bukan badan hukum
ataupun koperasi dan sudah dijalankan minimal 1 (satu) tahun dengan potensi
untuk dikembangkan.
Program ini dibagi kedalam dua bentuk yaitu, Program Kemitraan
Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan Usaha Kecil
bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan
mandiri melalui dukungan terhadap modal serta pelatihan SDM yang
profesional dan terampil agar dapat mendukung pemasaran dan kelanjutan
usaha di masa depan. Sedangkan Program Bina Lingkungan digunakan untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui pengembangan
sarana dan prasarana umum.
2.5. Evaluasi Efektivitas Program
Weiss (1972) menyatakan bahwa evaluasi merupakan kata yang
elastis yang mewakili penilaian terhadap banyak hal. Program sosial
dirancang untuk mengembangkan banyak orang. Program bisa memberikan
perubahan pada pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku individu. Dengan
kriteria tertentu, penelitian mengenai evaluasi program akan menggambarkan
kesimpulan mengenai keefektifan, manfaat, dan kesuksesan program yang
diteliti. Untuk mengukur efektivitas suatu program, pengukuran dilakukan
berdasarkan kesesuaian efek program dengan tujuan dari program tersebut.
Weiss (1972) telah mengidentifikasikan beberapa jenis manfaat
evaluasi keberhasilan program dalam pembuatan keputusan, diantaranya :
16
1. Untuk melanjutkan atau menghentikan program (continue or discontinue)
2. Untuk pengembangan prosedur dan pelaksanaan (to improve)
3. Untuk menambah atau mengurangi strategi dan teknik program spesifik
(add or drop)
4. Untuk memulai program serupa di lain tempat (to institute)
5. Untuk mengalokasikan sumberdaya di antara program tandingan (to
allocate)
6. Untuk menerima atau menolak pendekatan program atau teori (accept or
reject)
Dalam evaluasi efektivitas program, yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Temukan tujuan program
2. Ubah tujuan program ke dalam bentuk indikator yang dapat diukur pada
ketercapaian tujuan
3. Kumpulkan data mengenai indikator pada partisipan atau peserta program
4. Bandingkan data dari peserta program dengan kriteria tujuan.
Variabel input penelitian terdiri dari tujuan, prinsip, metode, staf,
peserta, lamanya berpartisipasi, lokasi, dan manajemen. Karakteristik
partisipan juga dapat diklasifikasikan sebagai variabel input. Karakteristik
peserta itu diantaranya seperti, usia, jenis kelamin, status ekonomi, sikap,
motivasi menjadi partisipan, harapan terhadap program, dan lain-lain.
Variabel operasional yang merupakan program itu sendiri
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Kajian Efektivitas Program CSR Yayasan
Unilever Indonesia (studi kasus : Pasar Minggu Jakarta) yang dilakukan
oleh Prabowo (2009), menggunakan analisis deskriptif, regresi dan korelasi
untuk mengkaji efektivitas program CSR . Untuk efektivitas program CSR,
variabel yang digunakan dalam penelitian adalah tujuan dari masing-masing
program. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi antara
program Daur Ulang, Program Pendidikan, dan Program Lingkungan PT
Unilever dengan Prioritas kebutuhan Masyarakat Pasar Minggu dan ketiga
program tersebut efektif.
17
Penelitian mengenai Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah
dalam Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus
Perusahaan Geothermal di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi,
Provinsi Jawa Barat) yang dilakukan oleh Susanti (2009), menggunakan
pendekatan kualitatif untuk mengetahui pengembangan UKM yang
dijalankan perusahaan. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan
metode Analisis Hierarki Proses adalah berupa faktor-faktor yang
diprioritaskan oleh stakeholder dalam program pengembangan UKM seperti
Masyarakat, pemerintah, perusahaan dan LKM (Lembaga Keuangan
Mikro). Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah ketersediaan modal,
potensi Sumberdaya Alam, potensi Sumberdaya Manusia, pemasaran
produk, dan Kejelasan peraturan.
Penelitian dalam jurnal dengan judul How Corporate Social
Responsibility Influences Organizational Commitment yang dilakukan oleh
Turker (2009), menggunakan variabel-variabel seperti komitmen
perusahaan, etika , kemampuan program (dalam memperbaiki hidup dan
mengurangi dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan), keberlanjutan
program, pengembangan skill, perlindungan hukum, pemberian informasi,
dan variabel lainnya untuk meneliti bagaimana CSR mempengaruhi
komitmen karyawan terhadap organisasi atau perusahaan. Hasil dari
penelitian ini adalah bahwa CSR berpengaruh positif terhadap komitmen
organisasional, CSR terhadap karyawan juga berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasional.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Program Kemitraan PT Bank X Bogor
Loyalitas Mitra
Binaan :
Kepuasan
Tetap
Lagi
Rekomendasi
Hasil Penelitian
Kebutuhan evaluasi efektivitas Program Kemitraan
dan Pengetahuan terhadap Perilaku Mitra Binaan
Karakteristik Umum
Mitra Binaan :
Jenis kelamin
Usia
Pendidikan terakhir
Jenis Usaha
Lama bermitra
Efektivitas
Program
Kemitraan
(Uji Korelasi) (Uji Crosstab)
Analisis
Deskriptif Analisis
Deskriptif
Visi PT Bank X
Misi PT Bank X
Program yang
diperoleh dan
dipentingkan:
Pelatihan
Pembinaan
Promosi
Kredit murah
Ketercapaian
tujuan Program :
Pelatihan
Pembinaan
Promosi
Kredit murah
Perkembangan
(Uji IPA)
Implikasi Manajerial
19
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PK-BL) yang dijalankan
perusahaan BUMN mencakup dalam berbagai bidang, diantaranya Industri,
perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, jasa, dan
bidang lainnya. Untuk mewujudkan misi bahwa PT Bank X peduli terhadap
masyarakat, PT Bank X Bogor melaksanakan kegiatan Program Kemitraan.
Perusahaan perlu mengetahui perilaku mitra binaan termasuk didalamnya
adalah karakteristik mitra binaan dan atribut Program Kemitraan yang
dipentingkan oleh mitra binaan agar dapat melaksanakan Program
Kemitraan yang sesuai dengan harapan mitra binaan perusahaan. Selain itu,
Program Kemitraan sebagai salah satu program CSR perusahaan perlu untuk
dilakukan evaluasi dengan cara menganalisis efetivitas Program Kemitraan
PT Bank X Bogor.
Efektivitas Program Kemitraan diukur berdasarkan ketercapaian
tujuan dalam Program Kemitraan baik itu tujuan Program Kemitraan secara
keseluruhan maupun tujuan dari program-program yang terdapat di
dalamnya seperti Program Pelatihan, Pembinaan, Promosi, dan Kredit
Murah. Efektivitas juga diukur dari pelaksanaan program-program tersebut.
Setelah diperoleh data penelitian melalui wawancara dan kuesioner
kemudian data dianalisis dengan metode analisis deskriptif untuk
mengetahui karakteristik umum mitra binaan dan gambaran efektivitas
dalam Program Kemitraan PT bank X di Bogor. Untuk mengetahui
kesesuaian program dengan harapan mitra binaan dilakukan uji IPA
(Importance Performance Analysis). Kemudian dilakukan uji crosstab dan
melihat nilai chi-square untuk menguji hubungan antara karakteristik mitra
binaan dengan efektivitas Program Kemitraan. Selanjutnya peneliti
menganalisa hubungan Program Kemitraan terhadap loyalitas mitra binaan
melalui uji korelasi Rank Spearman dan dari hasil secara keseluruhan,
peneliti dapat membahas upaya yang mungkin untuk direkomendasikan
kepada perusahaan untuk mewujudkan pelaksanaan Program Kemitraan
secara efektif baik dalam penggunaan sumberdaya perusahaan maupun
dalam mencapai tujuan perusahaan dalam program tersebut.
20
3.2. Metode Penelitian
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Juni 2011 pada
PT.Bank X Jl. Ir. Juanda, Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara
sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa adanya kesediaan
perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan
untuk penelitian.
3.2.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil survey, yaitu
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data yang utama. Responden pada penelitian ini
adalah Mitra Binaan PT Bank X di kota/ kabupaten Bogor. Data primer
juga diperoleh melalui wawancara dengan pihak pelaksana.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa sumber
data dan literatur yang dapat mendukung serta memenuhi informasi
yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder
yang digunakan diantaranya artikel, buku, data perusahaan mengenai
kegiatan program kemitraan dan sumber lain yang dapat mendukung
data dalam penelitian ini.
3.2.3 Metode Penarikan Sampel
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari data Mitra Binaan
PT Bank X Bogor jumlah Usaha Kecil yang masih bermitra hingga
Desember 2010 sebanyak 54 Mitra. Jumlah responden yang diambil
adalah seluruh mitra binaan (Sensus). Namun, karena adanya responden
yang tidak bisa dan tidak bersedia diwawancarai, jumlah responden
yang mampu diperoleh hanya 40 mitra binaan. Sehingga jumlah
responden pada penelitian ini adalah 40 responden.
3.2.4 Pengolahan dan Analisis Data
3.2.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner yang disebarkan, terlebih dahulu dilakukan
suatu pengujian kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas.
21
Menurut Jogiyanto (2008), Uji Validitas menunjukkan bahwa
suatu pengujian benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur. Adapun rumus dari korelasi product moment yaitu
sebagai berikut :
r =
Keterangan :
N = Jumlah Responden
X = Skor masing-masing pernyataan dari tiap responden
Y = Skor total semua pernyataan dari tiap responden
Hasil uji validitas dengan rumus korelasi Pearson Product
Moment, dengan bantuan software SPSS 17, Hasilnya adalah
sebagai berikut,
Tabel 1. Hasil uji validitas (modifikasi)
Kategori Pertanyaan Nilai Validitas Keterangan
Program
yang
Diperoleh
Mitra
1 0.669 Valid
2 0.711 Valid
3 0.803 Valid
4 0.570 Valid
Program
yang
Dipentingkan
Mitra
1 0.636 Valid
2 0.713 Valid
3 0.863 Valid
4 0.607 Valid
Efektivitas
Program
Kemitraan
Pelatihan 0.689 Valid
1 0.902 Valid
2 0.936 Valid
3 0.585 Valid
Pembinaan 0.723 Valid
4 0.895 Valid
5 0.866 Valid
Promosi 0.780 Valid
6 0.754 Valid
7 0.877 Valid
8 0.898 Valid
Kredit Murah 0.661 Valid
9 0.876 Valid
22
(Lanjutan Tabel 1)
Kategori Pertanyaan Nilai Validitas Keterangan
Efektivitas
Program
Kemitraan
10 0.860 Valid
Perkembangan 0.741 Valid
11 0.846 Valid
12 0.737 Valid
13 0.785 Valid
Loyalitas
Mitra Binaan
14 0.733 Valid
15 0.628 Valid
16 0.734 Valid
17 0.741 Valid
Hasil yang terlihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa butir
pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini
seluruhnya valid karena memiliki nilai hitung korelasi (r hitung)
> 0,361, sehingga 25 pertanyaan dapat diterima dan
diikutsertakan dalam pengolahan berikutnya. Output asli
program SPSS 17 untuk uji validitas dapat terlihat pada
(Lampiran 2).
Selanjutnya dilakukan Uji reliabilitas. Uji Reliabilitas
menunjukkan tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur
dengan stabil dan konsisten yang besarnya ditunjukkan oleh
nilai koefisien reliabilitas.
Teknik uji realibilitas yang digunakan yaitu teknik
Cronbach’s Alpha. Rumus pengujian realibilitas dengan
menggunakan teknik Cronbach’s Alpha adalah :
α =
Keterangan :
α = Reliabilitas instrument (Cronbach’s coefficient alpha)
k = Banyak butir pertanyaan
b2 = Jumlah ragam butir
t2 = Ragam total
23
Hasil uji reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s
Alpha dengan bantuan Software SPSS 17, hasilnya adalah
sebagai berikut,
Tabel 2. Uji reliabilitas kuesioner (modifikasi)
Kategori Nilai Alpha
Cronbach
Jumlah item Keterangan
Program yang
Diperoleh
0,677 4 Reliabel
Program yang
Dipentingkan
0,703 4 Reliabel
Efektivitas
Program
Kemitraan
0,852 13 Reliabel
Loyalitas 0,667 4 Reliabel
Hasil yang terlihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa butir
pertanyaan yang mewakili variabel dalam kuesioner penelitian
ini seluruhnya memiliki reliabilitas kuesioner yang reliabel
karena memiliki nilai alpha > 0,6. Output asli program SPSS 17
untuk uji reliabilitas dapat terlihat pada (Lampiran 3).
3.2.4.2 Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengubah data kualitatif
menjadi data kuantitatif. Skala ini mengukur tingkat kesetujuan
atau ketidaksetujuan responden terhadap serangkaian pertanyaan
yang diajukan dalam kuesioner. Dalam skala Likert,
kemungkinan jawaban tidak hanya “setuju” dan “tidak setuju”,
tetapi dapat dibuat dengan banyak kemungkinan. dengan
menggunakan Skala Likert (Umar, 2005) peneliti dapat memberi
skor pada setiap jawaban responden sesuai dengan bobot yang
telah ditentukan dalam Skala Likert. Pembobotan nilai jawaban
dapat dilihat dalam Tabel 3.
Tabel 3. Bobot nilai jawaban responden
Bobot Keterangan
1 Sangat tidak setuju/ Sangat
tidak penting
2 Tidak setuju/ Tidak penting
24
Lanjutan Tabel 3
Bobot Keterangan
3 Setuju/ Penting
4 Sangat setuju/ Sangat penting
3.2.4.3 Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk
mengetahui karakteristik umum dari Mitra Binaan PT Bank X,
dan efektivitas program kemitraan. Data mengenai karakteristik
Mitra Binaan tersebut akan diperoleh melaui kuesioner dan
kemudian diklasifikasi dalam bentuk tabel. Data-data tersebut
kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden
dengan rumus sebagai berikut :
P = _ƒi_ x 100%
ƒi
Dimana :
P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu
ƒi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
ƒi = Total jawaban
Persentase terbesar yang diperoleh untuk masing-masing
kategori merupakan jawaban yang paling dominan. Karakteristik
responden yang akan diidentifikasi diantaranya, usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, jenis usaha, dan lama bermitra.
Efektivitas program dan loyalitas disajikan berdasarkan
skor rata-rata dari penilaian responden, Semakin tinggi skor
rata-rata maka semakin tinggi efektivitas program kemitraan.
Skala yang digunakan dapat dilihat pada tabel 4,
Tabel 4. Interpretasi skor rataan efektivitas
Skor Rataan Keterangan
1-1,75
sangat tidak efektif/ sangat
tidak loyal
1,76-2,50 tidak efektif/ tidak loyal
2,51-3,25 Efektif/ loyal
3,26-4,00 sangat efektif/ sangat loyal
25
3.2.4.4 Tabulasi Silang (Crosstabs)
Tabulasi silang adalah prosedur yang menyajikan
deskripsi data dalam bentuk baris dan kolom. Tabulasi silang
digunakan untuk melakukan analisis hubungan di antara baris
dan kolom. Data yang digunakan untuk analisis ini adalah data
yang berskala ordinal dan nominal.
Pengambilan keputusan pada tabulasi silang dilakukan
berdasarkan perbandingan antara uji chi-square dengan tabel
chi-square. Bila nilai hasil hitung chi-square kurang dari atau
sama dengan tabel chi-square maka hipotesis diterima. Bila chi-
squared test menampilkan hasil kurang dari atau sama dengan
0,05, maka artinya ada hubungan antara baris dan kolom.
3.2.4.5 Importance Performance Analysis (IPA)
Importance Performace Analysis (IPA) adalah sebuah
metode untuk memetakan tingkat kepentingan atas kinerja
tertentu dari sebuah produk. Kemudian tingkat kepentingan
tersebut dipetakan dalam diagram kartesius yang disebut
Matriks IPA. Matriks IPA terdiri dari empat kuadran yang
masing-masing menjelaskan keadaan yang berbeda. Keadaan-
keadaan tersebut yaitu :
a. Kuadran I (attributes to improve). Kuadran ini memuat atribut
yang dianggap penting oleh mitra binaan tapi kinerja atribut
tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Atribut yang
termasuk di kuadran ini harus ditingkatkan.
b. Kuadran II (maintain performance). Kuadran ini membuat
atribut yang dianggap penting oleh mitra binaan dan
pelaksanaannya dianggap sudah sesuai harapan. Atribut di
kuadran ini harus dipertahankan.
c. Kuadran III (attributes to maintain). Kuadran ini memuat
atribut yang dianggap kurang penting oleh mitra binaan dan
kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan.
Peningkatan atribut yang masuk ke kuadran ini perlu
26
dipertimbangkan karena tidak terlalu berpengaruh terhadap
mitra binaan.
d. Kuadran IV (attributes to de-emphasize). Kuadran ini memuat
atribut yang dianggap kurang penting oleh mitra binaan
sedangkan kinerja perusahaan pada atribut ini terlalu tinggi
sehingga dianggap berlebihan. Harus dilakukan efisiensi pada
atribut di kuadran ini sehingga bisa menghemat biaya.
Diagram kartesius dalam IPA ditunjukkan pada gambar 3
di bawah ini.
Gambar 3. Diagram importance / performance matrix
(Rangkuti, 2005)
Rumus yang digunakan dalam IPA adalah sebagai berikut :
Keterangan :
TKi = Tingkat kesesuaian responden
Xi = Skor penilaian tingkat kinerja/kepuasan
Yi = Skor penilaian kepentingan
3.2.4.6 Analisis Korelasi (Rank Spearman)
Adapun metode statistika yang digunakan adalah dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Korelasi ini
digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara
variabel satu dengan lainnya. Khususnya data interval yaitu data
27
yang mempunyai skala pengukuran yang berjenjang. Rumus
korelasi Rank Spearman (Siegel, 1992):
Apabila dalam perhitungan ditemukan angka kembar,
maka menggunakan rumus:
Keterangan:
rs = Koefisien korelasi
N = Jumlah sampel penelitian
di = Selisih antara rank X dan rank Y padaresponden ke-i
dimana:
Keterangan:
Tx = Faktor koreksi
Ty = Jumlah berbagai harga T untuk semua kelompok
yang berlain-lainan yang memiliki observasi berangka
sama.
Melalui program SPSS 17.00 for Windows maka kita
tidak perlu melakukan perhitungan secara manual dengan
menggunakan rumus di atas. Komputer akan mengeluarkan
output hasil pengolahan dan kita dapat langsung menganalisis
serta mengambil keputusan dari output tersebut. Hal yang dapat
28
dianalisis dari output tersebut dengan melihat nilai korelasi
(nilai rs) dan nilai probabilitasnya.
rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1,
hubungan kuat dan positif)
rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna negatif
rs = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada
hubungan
Mengetahui keeratan hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel lainnya, koefisien korelasi yang diperoleh
kemudian diinterprestasikan melalui pedoman yang tertera di
bawah ini :
Tabel 5. Interprestasi koefisien korelasi
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara dua variabel
H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara dua variabel
Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi
adalah 5%. Sedangkan yang menjadi dasar pengambilan
keputusan signifikan atau tidaknya hubungan kedua variabel
adalah:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT Bank X
Bank X didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian
dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh
pemerintahan Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah,
dilebur menjadi Bank X. Masing-masing dari keempat legacy banks
memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan
perekonomian Indonesia. Bank X meneruskan tradisi selama lebih dari
140 tahun untuk memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan
perekonomian Indonesia.
Setelah merger, Bank X melaksanakan proses konsolidasi secara
menyeluruh. Pada saat itu, Perusahaan menutup 194 kantor cabang
yang saling berdekatan dan mengurangi jumlah karyawan, dari jumlah
gabungan sebanyak 26.600 jiwa menjadi 17.620 jiwa. Brand Bank X
diimplementasikan secara sekaligus ke seluruh jaringan Perusahaan dan
kegiatan periklanan serta promosi lainnya. Satu dari sekian banyak
keberhasilan Bank X yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam
menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru. Sebelumnya
Perusahaan mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat
bank.
Setelah melakukan investasi awal untuk segera
mengkonsolidasikan kedalam sistem yang terbaik, Perusahaan
melaksanakan sebuah program tiga tahun, dengan nilai program sebesar
US$200 juta, untuk mengganti core banking system gabungan
perusahaan menjadi satu sistem yang mempunyai kemampuan untuk
mendukung kegiatan consumer banking yang agresif. Saat ini,
infrastruktur IT Bank X memberikan layanan straight-through
processing dan interface tunggal pada seluruh nasabah. Nasabah
korporat Perusahaan hingga saat ini masih mewakili kekuatan utama
30
perekonomian Indonesia. Menurut sektor usahanya, portfolio kredit
korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif
dalam sektor manufaktur Food & Beverage, agrobisnis, konstruksi,
kimia dan tekstil.
Sejak didirikan, Bank X telah bekerja keras untuk menciptakan
tim manajemen yang kuat dan profesional yang bekerja berlandaskan
pada prinsip-prinsip good corporate governance yang telah diakui
secara internasional. Bank X disupervisi oleh Dewan Komisaris yang
ditunjuk oleh Menteri Negara BUMN yang dipilih berdasarkan anggota
komunitas keuangan yang terpandang. Manajemen ekskutif tertinggi
adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama. Dewan
Direksi Perusahaan terdiri dari banker dari legacy banks dan juga dari
luar yang independen dan sangat kompeten. Bank X juga mempunyai
fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga
menjadi obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan
oleh Bank Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional.
AsiaMoney magazine memberikan penghargaan atas komitmen
Perusahaan atas penerapan GCG dengan memberikan Corporate
Governance Award untuk katagori Best Overall for Corporate
Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and transparency.
4.1.2 Visi dan Misi PT Bank X
Visi dari PT Bank X adalah Menjadi Lembaga Keuangan
Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Sedangkan untuk
Misi PT Bank X diantaranya, Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
pasar, Mengembangkan sumber daya manusia professional, Memberi
keuntungan yang maksimal bagi stakeholder, Melaksanakan
manajemen terbuka, dan Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan
lingkungan.
31
4.1.3 Struktur Organisasi
PT Bank X terdiri dari banyak anak perusahaan yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia. Pada Cluster PT Bank X Bogor di pimpin
oleh Cluster Manager yang mengkoordinasikan enam divisi yang terdiri
dari divisi Program Kemitraan, divisi Mitra Bank X, divisi Credit
Administration, divisi Credit Quality, divisi Micro Bank X, serta Micro
Credit Analyst.
Divisi Program Kemitraan dipimpin oleh Program Kemitraan
Supervisor (PKS) yang dibantu oleh Asisten Program Kemitraan
Supervisor (APKS). Asisten membantu mengelola Mitra Binaan di
Bank X Bogor, baik untuk pelaksanaan program kemitraan maupun
dalam meningkatkan jumlah Mitra Binaan. Divisi Credit
Administration diisi oleh Petugas Administrasi Kredit. Untuk Divisi
Micro, dipimpin oleh Micro Bank X Manager yang dalam
melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan Credit Micro Collection,
Micro Credit Sales dan Micro Credit Analyst. Micro Credit Sales
bertugas untuk monitoring nasabah kredit khususnya dalam survei
nasabah. Credit Micro Collection bertugas dalam penagihan piutang
perusahaan pada nasabah. Struktur Organisasi PT Bank X Bogor dapat
dilihat pada Lampiran 8.
4.2. Program Kemitraan PT Bank X Bogor
Program CSR (Corporate Social Responsibility) pada PT Bank X
sebagai Bank Pemerintah dilaksanakan dalam bentuk Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan (PKBL). Program Kemitraan yang dijalankan PT Bank X
merupakan program-program yang diberikan PT Bank X kepada Mitra-mitra
Binaan perusahaan yang terdiri dari Usaha Kecil dan Koperasi di kalangan
masyarakat yang memenuhi kriteria tertentu berdasarkan peraturan
pemerintah. Sedangkan Bina Lingkungan merupakan bentuk tanggung jawab
terhadap lingkungan perusahaan, seperti pemberian dana hibah untuk
membangun sarana ataupun prasarana yang memperbaiki lingkungan di
masyarakat.
32
Sebelumnya terdapat program PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperari) pada PT Bank X yang telah berjalan sejak tahun 1999 dan
kemudian program diubah menjadi Program kemitraan dan dilaksanakan
sejak 2006. Tujuan dari Program Kemitraan PT Bank X terdiri dari tiga
tujuan, yang pertama adalah untuk memberikan bantuan kepada Usaha Kecil
dan Koperasi sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kedua, dari segi bisnis, Program Kemitraan juga memiliki tujuan
untuk menghasilkan bibit-bibit nasabah yang baru di perusahaan. Dan tujuan
yang ketiga adalah untuk membuat mitra semakin nyaman dan loyal dalam
bekerja sama dengan perusahaan.
PT Bank X Bogor terlebih dahulu melakukan sosialisasi mengenai
program kemitraan terhadap masyarakat baik melalui seminar ataupun
melalui penyebaran leaflet mengenai program kemitraan, agar pengusaha
kecil dan koperasi tertarik untuk menjadi mitra binaan perusahaan. Pengusaha
kecil dan koperasi yang tertarik (calon mitra binaan) kemudian mengajukan
permohonan kepada PT Bank X Bogor. Permohonan tersebut kemudian
diseleksi berdasarkan kriteria tertentu.
Beberapa kriteria atau persyaratan bagi pemilik Usaha Kecil dan dan
Koperasi yang menjadi sasaran Mitra Binaan PT Bank X diantaranya adalah
sebagai berikut,
1. Usaha telah berjalan selama satu tahun dan belum pernah mendapatkan
bantuan modal dari Bank
2. Menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3. Menyerahkan fotokopi Kartu Keluarga (KK)
4. Menyerahkan fotokopi surat nikah/cerai
5. Menyerahkan pasfoto 4x6
6. Menyerahkan fotokopi rekening listrik, air dan telpon bulan terakhir
7. Menyerahkan Agunan / jaminan berupa Akta Jual Beli, Sertifikat atau
BPKB
8. Menyerahkan Surat Keterangan Usaha (SKU)
Persyaratan tersebut diserahkan pada Supervisor Program Kemitraan
untuk diproses lebih lanjut sebelum diputuskan akan diterima atau tidak
33
dalam program kemitraan. Selain persyaratan diatas, sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara BUMN No.5/MBU/2007 tentang PKBL, usaha kecil yang
bisa diikut sertakan dalam program kemitraan adalah,
1. Memiliki kekayaan paling banyak Rp 200 juta (tanpa tanah dan bangunan
usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 Milyar
2. Usaha milik Warga Negara Indonesia
3. Berdiri sendiri (bukan cabang usaha menengah atau besar)
4. Berbentuk usaha perorangan, usaha tidak berbadan hukum, atau usaha
berbadan hukum termasuk koperasi.
5. Mempunyai prospek berkembang
6. Non bankable
Setelah dilakukan Survei dan di analisis risiko kredit pada masing-
masing calon mitra binaan yang dibantu oleh staf Micro Credit Analyst,
pengusaha kecil dan koperasi yang telah sesuai SOP akan dihubungi oleh
pihak perusahaan. Setelah resmi menjadi mitra binaan perusahaan, pengusaha
kecil dan koperasi akan menerima berbagai fasilitas dalam program kemitraan
baik dana pinjaman maupun kegiatan yang diadakan perusahaan.
Dalam Program Kemitraan PT Bank X terdapat serangkaian program
seperti pelatihan, pembinaan, program pameran serta Kredit Murah yang
diberikan pada mitra binaan.
1. Program Pelatihan
Mitra Binaan dilatih oleh pihak yang bekerjasama dengan
perusahaan dengan memberikan materi yang sesuai kepada mitra binaan.
Melalui program ini PT Bank X Bogor berharap dapat meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan mitra binaan dalam memjalankan
usahanya. Contoh program pelatihan yang telah terlaksana adalah,
pelatihan Manajemen Bisnis dan Pembukuan Sederhana. Program
pelatihan diadakan minimal satu kali dalam setahun. Untuk
mempermudah jalannya pelatihan, setiap peserta mendapatkan materi
dalam bentuk handout ataupun CD. Setiap mitra juga mendapatkan
sertifikat pelatihan. Pelatihan dapat dilaksanakan dengan materi atau
topik yang direkomendasikan mitra binaan dengan beberapa ketentuan
34
agar dapat disetujui dan didanai perusahaan seperti jumlah peserta
minimal 20 mitra binaan dan kententuan lainnya. Pihak lain yang bekerja
sama dengan perusahaan diantaranya adalah, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, perusahaan konsultan, LPPM IPB, serta lembaga-lembaga
pelatihan lainnya.
2. Program Pembinaan
Dalam Pembinaan mitra binaan diberikan pengarahan juga
masukan atau saran terhadap bisnis yang dijalankan oleh masing-masing
mitra binaan sehingga mitra binaan dapat mengatasi permasalahan dalam
usaha yang dijalankan dan selalu lancar dalam pengembalian dana kredit
murah. Contoh dari pembinaan yang telah dilakukan adalah pembinaan
kualitas produk, pengelolaan keuangan, dan lain-lain. Pihak pembina
akan mengunjungi masing-masing mitra binaan untuk mengetahui
keadaan usaha yang dijalankan.
3. Program Promosi
Perusahaan memberikan fasilitas kepada Mitra Binaan untuk
membantu mitra dalam memasarkan dan mempromosikan produk mereka
melalui event-event yang diselenggarakan oleh perusahaan. Seperti
Pameran di berbagai kota, bahkan hingga manca negara (Malaysia, Arab,
Belanda). Selain pameran, perusahaan juga membantu untuk publikasi
usaha dari mitra binaan melalui koran, ataupun majalah. Melalui program
promosi ini perusahaan berharap dapat meningkatkan jumlah pelanggan
yang dimiliki mitra binaan, serta memperluas jaringan usaha mitra
binaan. Karena melalui kegiatan-kegiatan tersebut mitra akan memiliki
kesempatan untuk bertemu dengan pengusaha sejenis untuk bekerjasama
dan menjalin hubungan bisnis.
4. Kredit Murah
Merupakan dukungan finansial bagi mitra binaan dengan cara
memberikan pinjaman dana bergulir dengan bunga (flat) yang sangat
rendah yaitu 0,5 % per bulan dari dana bergulir yang dipinjamkan
perusahaan. Variasi jumlah pinjaman bagi Mitra binaan diantaranya, Rp
5.000.000,- ; Rp 10.000.000,- ; Rp 15.000.000,- dan Rp 20.000.000,-
35
dengan variasi jangka waktu pengembalian diantaranya, dalam waktu 12
bulan, 18 bulan, 24 bulan dan 36 bulan. Dana kredit yang diberikan
perusahaan ditentukan berdasarkan kemampuan mitra binaan dalam
pengembalian pinjaman. Hal ini tentu untuk mengatasi risiko gagal bayar
dari mitra binaan sendiri. Ini penting mengingat bahwa dana kredit murah
merupakan dana bergulir yang nantinya akan digunakan lagi oleh mitra
binaan lainnya. PT Bank X Bogor berharap dana ini digunakan untuk
membantu mitra mengembangkan usaha mereka.
Dalam pelaksanaannya program kemitraan PT Bank X Bogor
memiliki karakteristik sebagai berikut,
1. Menunjukkan cikal bakal nasabah PT Bank X Bogor di masa yang akan
datang.
2. Tidak menerima peserta Program kemitraan yang pernah dibina oleh
BUMN lain sesuai dengan peraturan PKBL Bab IV mengenai mekanisme
penyaluran dana PKBL, pada pasal 12 ayat 1.e. yang terkadang masih
dilanggar oleh penyelenggara lain.
3. Mengadakan kerjasama dengan pihak lain untuk optimalisasi
perkembangan mitra binaan.
4. Memberikan kesempatan kepada mitra binaan maksimal dua kali
mengikuti program kemitraan PT Bank X. Dan selanjutnya mitra
diarahkan untuk berkembang ke tahap Mikro.
Program kemitraan berakhir bila dana bergulir yang dipinjamkan
perusahaan kepada mitra binaan telah dikembalikan dan bila mitra binaan
mengalami perkembangan signifikan maka akan diarahkan untuk level yang
lebih tinggi yaitu kredit Mikro. Namun bila perkembangan ada tetapi belum
signifikan maka mitra binaan diperbolehkan untuk mengikuti program
kemitraan periode kedua. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden,
beberapa mitra binaan telah mengikuti program kemitraan sebanyak dua kali.
Hal ini menandakan bahwa mitra binaan mengalami perkembangan dan
berpotensi untuk level kredit mikro.
Kondisi usaha mitra binaan setelah mengikuti program kemitraan
dapat dilihat dari beberapa aspek. Berdasarkan hasil wawancara dengan
36
responden, dari segi pendapatan bersih, mitra binaan rata-rata mengalami
peningkatan pendapatan bersih sebesar 54,5% setelah mengikuti program
kemitraan. Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dimiliki mitra binaan, tenaga
kerja yang dimiliki mitra binaan rata-rata meningkat 22,3%. Berdasarkan
peningkatan jenis produk, rata-rata mitra binaan mengalami peningkatan
sebesar 48,75%.
Dampak sosial yang dialami mitra binaan, dari segi kepercayaan diri,
mitra binaan merasa lebih berani untuk melakukan hal baru yang dapat
mengembangkan usaha mereka, seperti meningkatkan volume produk yang
dijual, dan menambah jenis produk yang dijual. Selain itu mereka lebih
percaya diri dalam menghadapi persaingan. Misalnya, pengusaha kue basah
yang berani mengeluarkan jenis kue baru yang mungkin disukai konsumen,
atau pengusaha kerajinan dan matrial bambu yang berani bertahan dalam
kualitas produk terbaik demi menghadapi persaingan. Dari segi
ketergantungan terhadap program kemitraan pihak Bank X telah
mengantisipasinya dengan membatasi keikutsertaan dalam program
kemitraan sebanyak dua kali agar dana bergulir bisa diberikan pada
pengusaha kecil dan koperasi lainnya dan mitra binaan terdorong untuk
berkembang ke level yang lebih tinggi.
Berdasarkan teori Kotler dan Lee dalam Solihin (2008), bentuk
pelaksanaan program CSR seperti ini termasuk dalam kategori bentuk
pelaksanaan Socially Responsible Bussiness karena melalui program
kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) artinya perusahaan mendukung
program sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan
memelihara lingkungan hidup yang melibatkan perusahaan dengan
masyarakat secara umum. Dengan demikian maka manfaat yang akan
diterima perusahaan dalam program kemitraan dan bina lingkungan adalah
meningkatnya kesan baik komunitas terhadap karyawan karena adanya
personil khusus yang mengelola dan berhubungan langsung dengan mitra
binaan sebagai penerima program PKBL, menciptakan preferensi masyarakat
terhadap perusahaan, serta timbulnya citra positif dari pemerintah karena
37
perusahaan telah mematuhi anjuran pemerintah dalam peraturan dan UU
mengenai tanggung jawab sosial perusahaan.
4.3. Karakteristik responden
Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 40 orang
pemilik Usaha Kecil di Bogor yang kemudian disebut sebagai Mitra Binaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, Seluruh responden menjadi
mitra binaan PT Bank X Bogor dengan tujuan untuk memperoleh modal
tambahan dalam usaha, dan ingin mengembangkan usaha yang mereka
jalankan. Mitra binaan yang hampir seluruhnya telah berkeluarga ( berstatus
menikah) ini sebagian besar memperoleh informasi mengenai Program
Kemitraan PT bank X Bogor melalui rekomendasi teman dan melalui pihak
perusahaan langsung. Perusahaan tidak melakukan promosi mengenai
Program Kemitraan ini karena perusahaan tidak menganggap Program
Kemitraan sebagai produk perusahaan. Namun tetap ada unsur bisnis (profit
oriented) dalam pelaksanaan Program kemitraan ini. Lokasi mitra binaan
yang menjadi responden tersebar di seluruh kota Bogor, tidak hanya di pusat
kota tetapi juga di Bogor bagian Timur, Utara, Selatan dan Barat.
Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya adalah, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jenis usaha
dan lama bermitra dengan PT Bank X. Mitra Binaan PT Bank X memiliki
karakteristik sebagai berikut,
1. Jenis Kelamin
Gambar 4. Jenis kelamin responden
Mitra Binaan PT Bank X yang bersedia menjadi responden
penelitian berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 20 orang responden
50%
50%
Jenis Kelamin
Perempuan Laki-Laki
38
(50%) berjenis kelamin perempuan dan 20 orang sisanya (50%) berjenis
kelamin laki-laki.
2. Usia
Gambar 5. Usia responden
Sebagian besar responden memiliki usia lebih dari 40 tahun yaitu
sebanyak 26 orang (65%) . Sisanya adalah 7 orang (18%) berusia 31-40
tahun, 6 orang berusia 24-30 tahun (15%) dan 1 orang berusia 17-23
tahun (2%).
3. Pendidikan
Gambar 6. Pendidikan responden
Berdasarkan Tingkat pendidikan responden, yang paling dominan
adalah Mitra Binaan dengan tingkat pendidikan terakhir pada jenjang
SMU/SMK sebanyak 19 orang (47%). Selanjutnya terdapat 11 orang
mitra binaan dengan pendidikan terakhir pada jenjang SD/SMP (27%).
Karena itu, Mitra Binaan perlu untuk dibina melalui program kemitraan
agar mampu mengembangkan usaha yang dimiliki. Sisanya adalah 5
orang dengan pendidikan S1 (13%), 3 orang dengan pendidikan D3 (8%),
2% 15%
18% 65%
Usia
17-23 tahun 24-30 tahun 31-40 tahun > 40 tahun
27% 47%
8% 13% 5% 0%
Pendidikan
SD/SMP SMU/SMK D3 S1 S2 S3
39
2 orang dengan pendidikan terakhir S2 (5%) dan tidak ada yang
berpendidikan S3 (0%).
4. Jenis Usaha
Gambar 7. Jenis usaha responden
Jenis Usaha yang paling dominan adalah Makanan sebanyak 18
responden (45%). Usaha Makanan ini diantanya adalah kue basah, kue
kering, warung makan serta Masakan khas daerah. Kemudian untuk jenis
usaha bahan mentah sebanyak 11 responden (28%) yang diantaranya
adalah Tempe, Tahu, Sembako, Ayam potong, makanan beku (frozen
food), serta sayuran. Pada jenis usaha Peralatan sebanyak 5 responden
(12%). Untuk usaha kerajinan tangan dan lainnya masing-masing hanya
terdiri dari 3 responden.
5. Lama Bermitra
Gambar 8. Lamanya responden bermitra
Berdasarkan Lamanya bermitra, Sebagian besar responden telah
bermitra selama 1-3 tahun. Yaitu sebanyak 29 responden (72%). Hal ini
terjadi karena tersedianya batas waktu pengembalian dana kredit bergulir
maksimal 3 tahun sehingga mitra binaan memilih jangka waktu tersebut
agar angsuran kredit menjadi lebih ringan. Kemudian sebanyak 6
45%
12% 7%
28%
8%
Jenis Usaha
Makanan Peralatan Kerajinan Tangan Bahan Mentah Lainnya
15%
72%
8% 5%
Lamanya Bermitra
0-1 Tahun 1-3 tahun 3-5 tahun > 5 Tahun
40
responden (15%) telah bermitra selama kurang dari satu tahun. Dan
hanya 3 responden (8%) yang menjadi mitra binaan cukup lama yaitu 3-5
tahun. Bahkan ada mitra binaan yang mengikuti program kemitraan ini
selama lebih dari 5 tahun yaitu sebanyak 2 responden (5%).
4.4. Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor
Program kemitraan PT Bank X dilaksanakan dalam beberapa jenis
program, yaitu Program Pelatihan, Pembinaan, Promosi, dan Kredit Murah.
Weiss (1972) menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas suatu program
dilakukan berdasarkan kesesuaian efek program dengan tujuan dari program
tersebut. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan pengukuran efektivitas
Program kemitraan berdasarkan ketercapaian tujuan dari program kemitraan
yang dilaksanakan pada Mitra binaan perusahaan.
1. Realisasi Program Kemitraan PT Bank X
Terlebih dahulu peneliti menyajikan data realisasi Program
Kemitraan dengan melihat Program yang diperoleh Mitra Binaan melalui
Program Kemitraan PT Bank X. Data ini disajikan untuk melihat apakah
perusahaan memberikan program-program ini kepada mitra binaan. Data
dapat dilihat pada Tabel 6 berikut,
Tabel 6. Program kemitraan yang diperoleh mitra binaan PT BankX
PROGRAM
Skor
rataan
Urutan
Peringkat Keterangan
Pelatihan 3,28 1
Sangat Efektif
Pembinaan 2,88 3 Efektif
Promosi 2,71 4 Efektif
Kredit Murah 3,13 2 Efektif
Hasil menunjukkan bahwa Program yang paling efektif dalam
realisasinya terhadap seluruh responden adalah program Pelatihan karena
memiliki skor rataan terbesar yaitu 3,28 (dari skala maksimal 4,00) dengan
predikat Sangat Efektif. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan keterangan
yang diperoleh dari responden, responden merasa antusias untuk ikut serta
dalam Pelatihan yang ditawarkan perusahaan karena ingin menambah
wawasan yang dimiliki, selain itu waktu pelaksanaan pelatihan yang tidak
41
terlalu lama juga mempermudah responden untuk menghadiri pelatihan
tanpa harus meninggalkan usaha terlalu lama. Dan berdasarkan keterangan
yang diperoleh dari pihak Supervisor Program Kemitraan, Program
Pelatihan memang diadakan minimal satu tahun sekali dan materi yang
diberikan bisa disesuaikan dengan keinginan dari mitra binaan perusahaan
dengan syarat tertentu.
Program yang memiliki skor rataan paling rendah adalah Program
Promosi dengan nilai skor rataan sebesar 2,71 (Efektif). Perusahaan cukup
sering mengadakan kegiatan pameran bagi Mitra Binaan sebagai Program
promosi, namun beberapa mitra binaan kesulitan untuk mengikuti kegiatan
karena mereka sibuk untuk mengurus usaha masing-masing terkait waktu
kegiatan yang cukup lama yaitu selama 1 minggu, dan lokasi kegiatan
yang cukup jauh bagi mitra binaan Perusahaan di Bogor. Perusahaan juga
telah mempertimbangkan hal tersebut sehingga perusahaan lebih
meprioritaskan usaha Mitra Binaan yang memang memungkinkan untuk
mengikuti kegiatan dan mitra binaan yang antusias mengikuti kegiatan.
2. Program Kemitraan yang Dipentingkan Mitra Binaan PT Bank X
Perusahaan perlu mengetahui perilaku Mitra Binaan agar
pelaksanaan Program Kemitraan PT Bank X bersama Mitra Binaan bisa
menjadi lebih efektif di masa yang akan datang untuk tercapainya tujuan
perusahaan di dalam Program Kemitraan ini. Untuk itu peneliti
menyajikan data mengenai Program Kemitraan yang dipentingkan mitra
binaan. Melalui data ini kita dapat mengetahui Program-program apa saja
yang lebih dipentingkan oleh Mitra Binaan perusahaan di dalam Program
Kemitraan PT Bank X. Selain itu, peneliti juga dapat melihat apakah
program yang diperoleh responden saat ini sesuai dengan yang
dipentingkan oleh responden. Data dapat dilihat dalam Tabel 7 berikut,
Tabel 7. Program kemitraan yang dipentingkan mitra binaan PT
Bank X
PROGRAM Skor rataan Urutan Peringkat Keterangan
Pelatihan 3,25 2 Penting
Pembinaan 3,05 3 Penting
Promosi 2,99 4 Penting
Kredit Murah 3,55 1 Sangat Penting
42
Hasil menunjukkan bahwa Program yang paling dipentingkan
Mitra Binaan adalah Program Kredit Murah karena memiliki skor rataan
tertinggi yaitu 3,55 (dari skala maksimal 4,00) dengan predikat Sangat
Penting. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden, hampir
seluruh responden menjadi Mitra Binaan PT Bank X dengan tujuan ingin
memperoleh tambahan modal usaha melalui Kredit Murah, disamping
tujuan untuk mengembangkan usaha. Karena itu responden menganggap
bahwa Program Kredit Murah Sangat penting. Kemudian untuk program
yang memiliki skor rataan paling rendah adalah Program Promosi dengan
nilai skor rataan sebesar 2,99 (Penting). Beberapa responden menganggap
bahwa usaha yang mereka jalankan seperti usaha sembako dan sayuran,
pengusaha tempe, makanan kantin dan usaha plastik tidak memerlukan
promosi seperti yang diberikan PT Bank X. Responden menganggap
promosi tidak akan mempengaruhi tingkat penjualan pada usaha mereka.
Bila dibandingkan antara Program Kemitraan yang diperoleh dan
yang dipentingkan responden sebagai Mitra Binaan terlihat adanya
perbedaan pada kedua kategori tersebut. Dalam realisasi program bila
diurutkan, yang paling efektif diperoleh responden adalah program
Pelatihan, kemudian program Kredit Murah, program pembinaan dan yang
terakhir adalah program promosi. Sedangkan, untuk program yang
dipentingkan responden dalam pelaksanaan Program Kemitraan, bila
diurutkan, yang paling dipentingkan responden adalah program Kredit
Murah, kemudian program pelatihan, pembinaan, dan yang terakhir adalah
program promosi. Terdapat perbedaan antara program pada peringkat 1
dan 2 pada kedua kategori tersebut , Program pelatihan menempati urutan
atau peringkat pertama pada kategori program kemitraan yang diperoleh
responden, sedangkan untuk program kredit murah menempati urutan atau
peringkat kedua, sedangkan untuk kategori program kemitraan yang
dipentingkan responden terjadi keadaan yang sebaliknya, yaitu program
kredit murah terdapat pada urutan atau peringkat pertama, sedangkan
program pelatihan pada peringkat kedua.
43
Berdasarkan keadaan dilapangan, perbedaan ini terjadi karena pada
program kredit murah, tingginya harapan responden untuk mendapatkan
dana kredit maksimal yaitu Rp 20 juta, sedangkan pada realisasinya tidak
semua responden dapat dipenuhi harapannya, karena perusahaan memiliki
pertimbangan tertentu untuk jumlah dana kredit yang diberikan pada
responden dengan menyesuaikannya dengan nilai agunan dan kemampuan
responden untuk pengembalian dana kredit tersebut, agar tidak
menyulitkan responden itu sendiri dimasa yang akan datang. Untuk
program pelatihan, perbedaan urutan atau peringkat terjadi karena dari
setiap kegiatan pelatihan yang diselenggarakan perusahaan terdapat respon
yang sangat baik dari responden, walaupun program pelatihan bukanlah
tujuan utama responden dalam Program Kemitraan PT Bank X.
3. Ketercapaian tujuan Program Kemitraan PT Bank X
Penilaian efektivitas Program Kemitraan berdasarkan ketercapaian
tujuan pada Program Kemitraan yang dirasakan oleh responden dapat
dilihat pada Tabel 8 berikut,
Tabel 8. Efektivitas program kemitraan berdasarkan ketercapaian
tujuan
Program Kemitraan PT Bank X Skor Rataan Keterangan
Pelatihan : 3,05 Efektif
Pengetahuan 3,20 Efektif
Kemampuan 2,78 Efektif
Materi 3,18 Efektif
Pembinaan : 3,21 Efektif
Arahan 3,15 Efektif
Kelancaran 3,28 Sangat Efektif
Promosi : 2,75 Efektif
Fasilitas 2,83 Efektif
Jaringan 2,68 Efektif
Pelanggan 2,75 Efektif
Kredit Murah : 3,35 Sangat Efektif
Penggunaan 3,33 Sangat Efektif
44
Lanjutan Tabel 8
Program Kemitraan PT Bank X Skor Rataan Keterangan
Kemampuan
pengembalian 3,38 Sangat Efektif
Perkembangan : 2,98 Efektif
T.Kerja 2,88 Efektif
Produk 3,00 Efektif
Laba 3,08 Efektif
Secara Keseluruhan 3,07 Efektif
Hasil menunjukkan bahwa Program Kemitraan berdasarkan hasil
ketercapaian tujuan program yang dirasakan responden diatas memiliki
skor rataan sebesar 3,07 yang artinya tujuan program kemitraan tercapai
secara efektif. Maka terdapat beberapa penjelasan mengenai hasil tersebut,
yaitu :
a. Program Pelatihan
Program Pelatihan pada penelitian ini terdiri dari tiga atribut yaitu,
pertama, atribut Pengetahuan yang artinya meningkatnya pengetahuan
yang dirasakan responden setelah mengikuti kegiatan pada program
Pelatihan. Atribut ini memiliki skor rataan tertinggi dalam program
pelatihan yaitu 3,20 (Efektif). Artinya responden merasakan adanya
peningkatan dari pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki
sebelumnya setelah mengikuti kegiatan dalam program pelatihan.
Misalnya, pada pelatihan Manajemen Bisnis dan Pembukuan sederhana
responden merasa memperoleh pengetahuan baru mengenai tips dan trik
dalam dunia usaha serta cara pembukuan sederhana dalam keuangan
usaha mereka yang sebelumnya tidak mereka ketahui, dan bagi
responden yang telah berpendidikan tinggi, mereka merasa dengan
pelatihan dapat me-refresh pengetahuan dan wawasan yang dimiliki.
Maka, tujuan perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan Mitra
Binaan melalui program Pelatihan dapat dikatakan telah tercapai
dengan efektif.
45
Kedua, atribut Kemampuan yang artinya meningkatnya
kemampuan Mitra Binaan dalam menjalankan usahanya setelah
mengikuti kegiatan pelatihan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar
2,78 (Efektif). Artinya, responden merasakan adanya peningkatan
kemampuan mereka dalam menjalankan usaha dilihat dari kemampuan
responden dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan pada
usaha masing-masing responden. Misalnya, responden dapat menyiasati
usaha mereka agar dapat mengatasi persaingan yang dihadapi
berdasarkan masukan tips yang diberikan dalam pelatihan. Maka, tujuan
perusahaan untuk meningkatkan kemampuan responden dalam
menjalankan usahanya dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.
Ketiga, atribut Materi yang artinya kesesuaian materi pelatihan
yang diberikan dengan usaha yang dijalankan Mitra Binaan. Atribut ini
memiliki skor rataan sebesar 3,18 (Efektif). Artinya responden merasa
bahwa isi materi yang mereka terima dalam pelatihan telah sesuai
dengan usaha yang dijalankan karena memungkinkan responden untuk
menerapkan materi tersebut dalam usaha mereka. Misalnya pada
pelatihan Manajemen Bisnis dan Pembukuan sederhana, kedua materi
tersebut sesuai dan memungkinkan responden untuk menerepkannya
pada usaha mereka.
Ketiga atribut ditentukan berdasarkan tujuan dari program
pelatihan. Berdasarkan skor rataan Program Pelatihan secara
keseluruhan, ketercapaian tujuan program pelatihan memiliki skor
rataan sebesar 3,05 (Efektif). Artinnya tujuan perusahaan di dalam
program Pelatihan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.
b. Program Pembinaan
Program Pembinaan dalam penelitian ini terdiri dari dua atribut
yaitu, pertama, atribut Arahan yang artinya memberikan saran dan
arahan untuk membantu mengatasi kendala usaha Mitra Binaan. Atribut
ini memiliki skor rataan sebesar 3,15 (Efektif). Artinya responden
pernah mendapatkan arahan serta masukan dari pembina yaitu pihak
perusahaan (supervisor Program Kemitraan) dibantu dengan pihak lain
46
yang bekerjasama dengan perusahaan. Misalnya, pada responden
dengan jenis usaha makanan seperti brownies, roti, dan kue-kue basah
pihak pembina memberikan komentar dan masukan mengenai tampilan
dan rasa produk dari Mitra Binaan tersebut agar lebih disukai konsumen
mereka dan bisa lebih unggul dalam menghadapi persaingan. Maka,
tujuan perusahaan untuk memberikan saran dan arahan dalam
membantu mitra mengatasi kendala usahanya, dapat dikatakan efektif.
Kedua, atribut Kelancaran yang artinya Mitra Binaan lancar dalam
pembayaran atau pengembalian dana Kredit. Atribut ini memiliki skor
rataan sebesar 3,28 (Sangat Efektif). Artinya responden tidak
mengalami hambatan dalam (lancar) dalam pembayaran angsuran kredit
bulanannya. Berdasarkan informasi dari responden, mereka yang
pernah mengalami keterlambatan dalam pembayaran kredit bulanan
selalu mendapatkan arahan dan pantauan dari pihak perusahaan agar hal
tersebut tidak terjadi secara berkelanjutan, seperti memberi saran untuk
selalu memasukkan setiap dana hasil usaha ke dalam rekening
tabungan, agar bila responden lupa atau terjadi hal lainnya,
pengembalian atau angsuran bulanan tidak akan mengalami
keterlambatan. Maka, tujuan perusahaan untuk membuat Mitra Binaan
lancar dalam pembayaran kreditnya dapat dikatakan sangat efektif.
Berdasarkan skor rataan Program Pembinaan secara keseluruhan,
ketercapaian tujuan program pembinaan memiliki skor rataan sebesar
3,21 (Efektif). Artinnya tujuan perusahaan di dalam program
Pembinaan secara keseluruhan dapat dikatakan telah tercapai dengan
efektif.
c. Program Promosi
Program Promosi dalam penelitian ini terdiri dari tiga atribut, yaitu
pertama, atribut Fasilitas yang artinya adalah memberikan fasilitas
promosi dan penjualan kepada mitra binaan. Atribut ini memiliki skor
rataan sebesar 2,83 (Efektif). Artinya responden setuju bahwa
perusahaan telah memfasilitasi mereka dalam promosi dan penjualan.
Misalnya, responden diberikan kesempatan untuk mengikuti event-
47
event pameran yang diadakan perusahaan, dengan stand dan brosur
yang disediakan perusahaan, seperti pameran di Jakarta Convention
Centre (JCC) pada bulan Februari 2011, ataupun sekedar memberikan
informasi mengenai pameran yang diselenggarakan di Bogor atau kota
lainnya. Selain itu, pihak perusahaan juga membantu mempromosikan
usaha mitra binaan kepada mitra binaan lainnya. Maka, dengan
penjelasan tadi, tujuan PT Bank X untuk memberikan fasilitas promosi
dan penjualan kepada mitra binaan dapat dikatakan efektif.
Kedua, atribut Jaringan yang artinya memperluas jaringan usaha
mitra binaan. Perusahaan ingin membantu mitra binaan untuk mengenal
lebih banyak pengusaha lain (jaringan) untuk bisa menjalin hubungan
bisnis dan bekerjasama dalam usaha mereka. Atribut ini memiliki skor
rataan yang paling rendah diantara atrubut lain dalam program
kemitraan, yaitu sebesar 2,68 (Efektif). Artinya responden setuju bahwa
mereka merasa cukup terbantu dalam memperluas jaringan usaha,
karena melalui kegiatan pameran, responden dapat bertemu dengan
pengusaha lain dari berbagai kota dan bidang usaha, sehingga mitra
dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjalin hubungan
dengan pengusaha sejenis atau yang berhubungan dengan usaha
responden. Namun, PT Bank X Bogor memang belum terlalu fokus
untuk tujuan ini karena jumlah mitra binaan PT Bank X Bogor tidak
terlalu banyak sedangkan keragaman usaha yang dijalankan mitra
binaan pun cukup tinggi.
Ketiga, atribut Pelanggan yang artinya adalah meningkatnya
jumlah pelanggan mitra binaan PT Bank X Bogor. Perusahaan berharap
melalui program promosi ini dapat membantu mitra binaan
meningkatkan jumlah pelanggannya. Atribut ini memiliki skor rataan
sebesar 2,75 (Efektif). Artinya responden merasa adanya peningkatan
jumlah pelanggan dalam usaha yang dijalankan. Dengan mengikuti
pameran, responden merasakan peningkatan yang cukup besar untuk
penjualan mereka, responden juga mendapatkan pelanggan-pelanggan
baru yang berkali-kali membeli produk responden. Untuk responden
48
yang tidak mengikuti kegiatan pameran, perusahaan telah membantu
mempromosikan produk-produk mitra binaan Bogor. Karena itu jumlah
pelanggan semakin meningkat. Maka, dapat disimpulkan bahwa tujuan
PT Bank X Bogor dalam meningkatkan jumlah pelanggan mitra binaan
dapat dikatakan efektif.
Berdasarkan skor rataan Program Promosi secara keseluruhan,
ketercapaian tujuan program Promosi memiliki skor rataan sebesar 2,75
(Efektif). Artinya tujuan perusahaan di dalam program Promosi secara
keseluruhan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.
d. Kredit Murah
Program Kredit Murah dalam penelitian ini terdiri dari dua atribut,
yaitu pertama, atribut Penggunaan yang artinya adalah Dana digunakan
untuk mengembangkan usaha mitra binaan. Atribut ini memiliki skor
rataan sebesar 3,33 (Sangat Efektif). Artinya responden benar-benar
telah menggunakan dana kredit yang diperoleh melalui Program
Kemitraan untuk keperluan usaha mitra binaan. Berdasarkan informasi
dari responden, mereka memang memiliki tujuan untuk
mengembangkan usaha yang dijalankan, karena itu responden
menggunakan dana kredit sebagai tambahan modal usaha. Misalnya,
dana digunakan untuk memperbaiki toko, untuk menambah volume
produk yang dijual, untuk menambah jumlah bahan baku produksi
dalam usaha, untuk membeli perlengkapan dan peralatan usaha seperti
mesin cash, rak display toko, lemari es, dan lain-lain. Maka, dengan
penjelasan tersebut tujuan PT Bank X Bogor agar dana kredit benar-
benar digunakan mitra binaan untuk mengembangkan usahanya dapat
dikatakan sangat efektif.
Kedua, atribut Kemampuan pengembalian yang artinya adalah
angsuran kredit yang harus dibayar mitra binaan perbulan nya sesuai
dengan kemampuan mitra binaan. Atribut ini memiliki skor rataan
tertinggi dari seluruh atribut dalam Program Kemitraan yaitu sebesar
3,38 (Sangat efektif). Artinya responden sangat setuju bahwa besarnya
angsuran yang harus dibayar mitra binaan tiap bulannya untuk
49
pengembalian dana kredit telah sesuai dengan kemampuan keuangan
mitra binaan. Hal ini dapat terlihat dari tidak adanya responden yang
mengalami gagal bayar pada perusahaan. Berdasarkan keterangan dari
pihak PT Bank X Bogor, saat penentuan jumlah kredit pinjaman Mitra
Binaan diberi kebebasan untuk memilih besar angsuran yang mampu
dibayarkan perbulannya atau jangka waktu pengembalian pinjaman,
sehingga responden bisa menyesuaikan besar angsuran dengan
kemampuan keuangannya. Perusahaan juga tentu saja telah
memperhitungkan kemampuan keuangan mitra binaan untuk mengatasi
risiko kredit macet pada mitra binaan dan untuk menentukan jumlah
pinjaman yang mungkin diberikan. Dengan demikian maka tujuan
perusahaan untuk memberikan dana kredit serta jumlah angsuran
pengembalian yang sesuai dengan kemampuan mitra binaan dapat
dikatakan sangat efektif.
Berdasarkan skor rataan Program Kredit Murah secara
keseluruhan, ketercapaian tujuan program Kredit murah memiliki skor
rataan sebesar 3,35 (Efektif) dan skor tersebut merupakan skor rataan
tertinggi diantara seluruh program pada Program Kemitraan. Artinnya
tujuan perusahaan di dalam program Kredit murah secara keseluruhan
dapat dikatakan telah tercapai dengan sangat efektif.
e. Perkembangan Mitra Binaan PT Bank X Bogor
PT Bank X Bogor dalam Program Kemitraan ingin membantu
mitra binaan dalam mengembangkan usaha yang dijalankan mitra binaan
karena hal ini merupakan tujuan dari program kemitraan perusahaan.
Untuk itu peneliti juga memasukkan variabel Perkembangan dalam
menganalisis efektivitas program kemitraan PT Bank X Bogor.
Pada variabel Perkembangan, terdiri dari tiga atribut yang
ditentukan berdasarkan atribut yang digunakan dalam penelitian serupa
oleh Prisilla (2008). Atribut tersebut diantaranya, pertama, Tenaga kerja
yang artinya adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki
mitra binaan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 2,88 (Efektif).
Artinya rata-rata responden mengalami peningkatan dalam jumlah tenaga
50
kerja dalam usaha yang dijalankan. Responden menambah jumlah tenaga
kerja karena telah mampu membayar tenaga kerja baru untuk membantu
responden menjalankan usaha. Salah satu contoh adalah UKM matrial
dan kerajinan bambu yang kini tenaga kerjanya bertambah untuk
menghadapi pesanan produk dalam jumlah banyak.
Kedua, atribut Produk yang artinya adalah adanya pengembangan
produk mitra binaan seperti jenis produk atau variasi produk. Atribut ini
memiliki skor rataan sebesar 3,00 (Efektif). Artinya rata-rata responden
mengalami perkembangan dari segi produk. Setelah menjadi mitra binaan
PT Bank X responden setuju bahwa mereka bisa menjual produk yang
lebih bervariasi untuk memuaskan konsumen mereka. Misalnya
pengusaha kue yang sebelumnya hanya menjual kue-kue kering, kini bisa
memperbanyak variasi produknya dengan beragam kue basah.
Ketiga, atribut Laba yang artinya adanya peningkatan laba usaha
mitra binaan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,08 (Efektif).
Artinya rata-rata responden setuju bahwa mereka mengalami peningkatan
laba bersih usaha setelah menjadi Mitra Binaan PT Bank X Bogor. Hal
ini terlihat dari perbandingan pendapatan bersih rata-rata perbulan dari
usaha responden antara saatbsebelum bermitra dan saat ini. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari responden, rata-rata pendapatan bersih
mereka perbulan mengalami peningkatan sebesar 54,5% sejak mengikuti
program kemitraan.
Secara keseluruhan, perkembangan mitra binaan memiliki skor
rataan sebesar 2,98 (Efektif). Maka dengan penjelasan pada masing-
masing atribut sebelumnya, tujuan perusahaan untuk membantu mitra
binaan dalam mengembangkan usaha dapat dikatakan efektif.
4.5. Penilaian Tingkat Kepentingan terhadap Efektivitas Program
Kemitraan PT Bank X Bogor
Importance and Performance Analysis (IPA) adalah salah satu cara
yang dapat menggambarkan tingkat kesesuaian antara Kepentingan
(Harapan) dengan kinerja dari atribut- atribut yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai program kemitraan yang
51
dipentingkan mitra binaan dan efektivitas program kemitraan pada tabel
6, 7, dan tabel 8, selanjutnya nilai atribut dapat dibandingkan untuk
mengetahui tingkat kesesuaian efektivitas program dengan kepentingan
mitra binaan seperti pada tabel 9 berikut,
Tabel 9. Tingkat kesesuaian kepentingan dan efektivitas program
kemitraan
Atribut Kepentingan (Y) Efektivitas (X) Tingkat
Kesesuaian (%)
Pelatihan 3,25 3,16 97,14
Pembinaan 3,05 3,03 99,20
Promosi 2,99 2,73 91,34
Kredit Murah 3,55 3,25 91,45
Rataan 3,04 3,21 94,78
Langkah berikutnya adalah menentukan koordinat garis pembagi
dalam matriks IPA dengan melihat rataan efektivitas sebagai koordinal X
(3,21) dan rataan kepentingan sebagai koordinat Y (3,04) dalam sebagai
titik yang menentukan garis pembagi dalam matriks IPA. Setelah terlihat
garis pembagi dalam matriks IPA, maka terlihat empat buah kuadran
yang merupakan gambaran evaluasi dari masing-masing atribut. Nilai
total dari atribut tingkat kepentingan dan tingkat efektivitas program
kemitraan dipetakan dalam sebuah diagram kartesius yang ditunjukkan
pada Gambar 9. Diagram menunjukkan bahwa atribut tersebar pada
Kuadran II dan III.
Kuadran II menunjukkan atribut yang dianggap penting dan telah
dilaksanakan dengan sangat baik oleh perusahaan sesuai dengan harapan
mitra binaan. Atribut yang berada pada kuadran ini sebaiknya
dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi. Atribut yang terdapat pada
kuadran ini antara lain atribut 1 (Pelatihan), dan atribut 4 (Kredit murah).
Dilihat dari tingkat kesesuaian, menunjukkan bahwa kesesuaian
efektivitas program pelatihan dan kredit murah dengan harapan mitra
binaan termasuk tinggi.
52
Gambar 9. Diagram kartesius tingkat kepentingan dan tingkat efektivitas
program kemitraan
Keterangan :
1 : Pelatihan
2 : Pembinaan
3 : Promosi
4 : Kredit Murah
Kuadran III menunjukkan atribut yang dinilai kurang penting dan
dinilai kurang maksimal efektivitasnya sehingga atribut-atribut di
kuadran ini sebaiknya dipertimbangkan apakah ditingkatkan atau tidak.
Atribut yang ada pada kuadran ini antara lain atribut 2 (Pembinaan), dan
atribut 3 (Promosi). Yang menjadi titik ekstrim dalam kuadran ini adalah
atribut 3 (Promosi). Hal ini berarti mitra binaan menganggap bahwa
program promosi dinilai belum penting dan pelaksanaannya belum sesuai
harapan mereka. Berdasarkan informasi dari responden, mereka akan
mengikuti program promosi bila lokasi kegiatan seperti pameran di
adakan di dalam kota. Mereka merasa bahwa bila bisnis mereka
ditinggalkan untuk mengikuti kegiatan promosi maka usaha mereka akan
rugi. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan memberikan pemahaman
mengenai peran penting kegiatan promosi terhadap usaha mitra agar
pelaksanaan program promosi dapat ditingkatkan.
1
2
3
4
2,9
3
3,1
3,2
3,3
3,4
3,5
3,6
2,70 2,80 2,90 3,00 3,10 3,20 3,30
K
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n
Performance
53
4.6. Hubungan Karakteristik Responden dengan Efektivitas Program
Kemitraan PT Bank X Bogor
Dalam penelitian ini juga dilakukan uji Tabilasi silang (crosstabs),
yaitu suatu pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah efektifitas
program kemitraan PT Bank X Bogor yang terdiri dari program pelatihan,
pembinaan, promosi dan kredit murah berhubungan dengan karakteristik
dari responden sebagai mitra binaan perusahaan yang terdiri dari jenis
kelamin, usia, pendidikan, jenis usaha dan lama bermitra.
Berdasarkan hasil uji Crosstabs antara program kemitraan yang
diperoleh dengan karakteristik mitra binaan yang dilakukan pada 40
responden penelitian, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara karakteristik Lama bermitra dengan program Kredit murah
dengan asymp.sig = 0,020 yang lebih kecil dari sig. 0,05 yang artinya tolak
H0 dengan hasil tabulasi silang yang dapat dilihat pada Tabel 10 berikut,
Tabel 10. Tabulasi silang karakteristik lama bermitra dengan realisasi
program kredit murah
Kredit murah
Total
Lama_bermitra Tidak
efektif efektif
Sangat
efektif
> 5Tahun 0 1 1 2
0-1 Tahun 2 9 2 13
1-3 tahun 0 16 6 22
3-5 tahun 2 1 0 3
Total 4 27 9 40
Program kredit murah dalam pelaksanaannya memang memberi
pilihan pada mitra binaan untuk jangka waktu pengembalian pinjaman
selama maksimal 3 tahun, dengan demikian dana angsuran pinjaman yang
harus dibayarkan mitra binaan tiap bulannya akan menjadi lebih kecil
nominalnya dan rata-rata mitra mengambil jangka waktu pengembalian 3
tahun sehingga, mitra binaan dapat membayar kredit dengan lebih ringan
dan sesuai dengan kemampuan mitra binaan. Dapat disimpulkan bahwa bila
semakin lama jangka waktu yang dipilih mitra binaan untuk kredit murah,
maka efektivitas program kredit murah semakin meningkat.
54
Tabel 11. Hasil uji crosstabs (nilai chi-square) karakteristik mitra binaan
dengan program kemitraan yang dipentingkan responden
Karakteristik Pelatihan Keterangan
X2
hitung X2
tabel Sig.
J.Kelamin 6,667 5,992 0,036 Tolak H0
Pendidikan 25,988 18,307 0,004 Tolak H0
Karakteristik Promosi Keterangan
J.Kelamin 12,000 7,815 0,007 Tolak H0
Jenis Usaha 22,839 21,026 0,029 Tolak H0
Berdasarkan nilai chi square, ternyata tidak ada karakteristik mitra
binaan yang memiliki hubungan signifikan terhadap program Kredit murah,
artinya karakteristik mitra binaan tidak mempengaruhi kepentingan mereka
terhadap program kredit murah. Namun terdapat hubungan yang signifikan
antara karakteristik mitra binaan dengan program pelatihan dan promosi
seperti terlihat pada Tabel 11.
4.7. Loyalitas Mitra Binaan PT Bank X Bogor
Sebelum menganalisis hubungan antara efektivitas program kemitraan
dengan loyalitas, terlebih dahulu peneliti menjelaskan mengenai Loyalitas
dari responden sebagai mitra binaan PT Bank X Bogor. Data mengenai
loyalitas responden dapat dilihat pada Tabel 12 berikut,
Tabel 12. Loyalitas mitra binaan PT Bank X Bogor
Loyalitas Mitra Binaan
Atribut Skor Rataan Keterangan
Kepuasan 3,33 Sangat setuju
Tetap 3,03 Setuju
Lagi 2,86 Setuju
Rekomendasi 2,69 Setuju
Secara Keseluruhan : 2,98 Setuju
Dalam penelitian ini loyalitas terdiri dari empat atribut, pertama,
atribut Kepuasan yang artinya Mitra binaan merasa puas terhadap Program
kemitraan yang dijalankan bersama PT Bank X Bogor. Atribut ini memiliki
55
skor rataan sebesar 3,33 (dari skor max. 4,00). Artinya responden sangat
setuju bahwa mereka puas dengan Program kemitraan pada PT Bank X
Bogor. Berdasarkan informasi dari responden, Mereka merasa puas karena
apa yang mereka inginkan dalam program kemitraan telah terpenuhi dan
mereka rata-rata tidak pernah mengajukan keluhan apapun mengenai program
kemitraan ini.
Kedua, atribut Tetap yang artinya mitra binaan tetap memilih Program
kemitraan dengan PT bank X Bogor dari pada dengan bank lain. Atribut ini
memiliki skor rataan sebesar 3,03. Artinya responden setuju bahwa mereka
akan tetap memilih program kemitraan di PT Bank X daripada bank lain. Ini
terjadi karena menurut responden tidak ada bank yang menawarkan program
kemitraan dengan bantuan dana kredit berbunga sangat rendah seperti di PT
Bank X yaitu dengan bunga 0,5 % perbulan.
Ketiga, atribut Lagi yang artinya Mitra binaan tertarik untuk
bekerjasama lagi dengan PT Bank X Bogor dan tertarik menggunakan produk
Bank X lainnya. Atribut ini memiliki skor rataan 2,86. Artinya responden
setuju bahwa mereka tertarik untuk bekerjasama lagi dan menggunakan
produk Bank X lainya. Misalnya untuk mengikuti Program Kemitraan
periode 2, melanjutkan ke tahap Mikro, ataupun menggunakan produk
nasabah PT bank X.
Keempat, atribut Rekomendasi yang artinya adalah mitra binaan
merekomendasikan Program Kemitraan PT Bank x kepada orang lain. Atribut
ini memiliki skor rataan sebesar 2,69. Artinya rata-rata responden setuju
bahwa mereka telah merekomendasikan Program kemitraan PT Bank X
Bogor seperti kepada rekan atau keluarga mereka.
Secara keseluruhan, Loyalitas mitra binaan memiliki skor sebesar 2,98
sehingga dapat dikatakan responden setuju bahwa mereka loyal terhadap PT
Bank X Bogor.
56
4.7. Hubungan Antara Ekeftivitas Program Kemitraan dengan Loyalitas
Mitra Binaan
Program Kemitraan PT Bank X Bogor memiliki tujuan agar melalui
program kemitraan ini juga mitra binaan dapat bersikap loyal terhadap
perusahaan. Untuk itu peneliti menganalisis apakah efektivitas program
kemitraan ini berhubungan dengan loyalitas mitra binaan terhadap perusahaan
atau tidak. Peneliti melakukan analisis tersebut dengan metode uji korelasi
Rank Spearman. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada Tabel 13 berikut,
Tabel 13. Hasil uji korelasi rank spearman antara program kemitraan
dengan loyalitas mitra binaan
Efektivitas Hub. dengan Loyalitas
Koefisien korelasi Sig.
Pelatihan 0,631 0,000
Pembinaan 0,577 0,000
Promosi 0,584 0,000
Kredit murah 0,366 0,020
Perkembangan 0,421 0,007
(Korelasi Secara Keseluruhan)
Program Kemitraan 0,424 0,006
H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara dua variabel
H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara dua variabel
Berdasarkan hasil korelasi diatas dapat dilihat bahwa,
1. Efektivitas program pelatihan memiliki hubungan dengan loyalitas mitra
binaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,631 yang artinya tingkat
korelasinya termasuk dalam kategori Kuat. Korelasi ini signifikan pada
taraf nyata 5% karena memiliki nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Sehingga
semakin tinggi efektivitas Program pelatihan maka mitra binaan akan
semakin loyal.
2. Efektivitas program pembinaan memiliki hubungan dengan loyalitas mitra
binaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,577 yang artinya tingkat
korelasinya termasuk dalam kategori sedang. Korelasi ini signifikan pada
taraf nyata 5% karena memiliki nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Maka,
terdapat hubungan linier yang positif antara efektivitas program dengan
57
loyalitas mitra binaan (tolak H0 ). Dengan demikian semakin tinggi
efektifitas program pembinaan maka semakin tinggi pula loyalitas mitra
binaan.
3. Efektivitas program promosi memiliki hubungan dengan loyalitas mitra
binaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,584 yang artinya tingkat
korelasinya termasuk dalam kategori Sedang. Korelasi ini signifikan pada
taraf nyata 5% dengan nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Maka kedua peubah
memiliki hubungan linier yang positif (semakin tinggi efektivitas program
promosi maka semakin tinggi pula loyalitas mitra binaan).
4. Efektivitas program kredit murah memiliki hubungan dengan loyalitas
mitra binaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,366 yang termasuk dalam
kategori tingkat korelasi rendah. Korelasi ini signifikan pada taraf nyata
5% dengan nilai-p = 0,020 (nilai-p < 0,05). Maka dapat dikatakan
efektivitas program kredit murah dan loyalitas mitra binaan memiliki
hubungan linier yang positif ( semakin tinggi efektivitas program kredit
murah maka semakin tinggi pula loyalitas mitra binaan).
5. Efektivitas perkembangan pada mitra binaan PT Bank X Bogor terlihat
memiliki hubungan dengan loyalitas mitra binaan. Nilai koefisien
korelasinya sebesar 0,421 yang termasuk dalam kategori tingkat korelasi
sedang. Korelasi juga signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai-p =
0,007 (nilai-p < 0,05). Maka, dapat dilatakan kedua peubah memiliki
hubungan linier yang positif (semakin tinggi efektivitas perkembangan
usaha yang dirasakan mitra binaan maka semakin tinggi pula loyalitas
mitra binaan terhadap perusahaan).
Berdasarkan Hasil uji korelasi secara keseluruhan terhadap efektivitas
program kemitraan PT Bank X Bogor, dapat dilihat bahwa efektivitas
program kemitraan memiliki hubungan dengan loyalitas mitra binaan. Nilai
koefisien korelasi antara kedua peubah sebesar 0,424 yang termasuk dalam
kategori tingkat korelasi yang sedang. Korelasi ini signifikan terhadap taraf
nyata 5% dengan nilai-p = 0,006 (nilai-p < 0,05). Maka, dalam Program
Kemitraan PT Bank X Bogor, terdapat hubungan linier yang positif antara
efektivitas program kemitraan dengan loyalitas mitra binaan. Artinya semakin
58
tinggi efektivitas program kemitraan yang dilaksanakan perusahaan maka
akan semakin tinggi pula loyalitas dari mitra binaan mereka.
4.8. Implikasi Manajerial
Program kemitraan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan
terhadap komunitas dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya program
kemitraan memerlukan alokasi sumberdaya perusahaan baik finansial
maupun sumberdaya manusia. Penyelenggara program bertanggung jawab
dalam menciptakan efektivitas Program kemitraan demi tercapainya tujuan
perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas program kemitraan
PT Bank X dengan Usaha kecil di Bogor, dapat disimpulkan bahwa
program kemitraan PT Bank X Bogor dapat dikatakan efektif dan memiliki
tingkat kesesuaian yang tinggi dengan harapan mitra binaan. Program
Kemitraan ini juga ternyata memang berhubungan dengan loyalitas mitra
binaan. Pelatihan mitra binaan merupakan atribut yang paling berhubungan
dengan loyalitas mitra binaan dibandingkan dengan atribut lainnya. Program
Kemitraan yang memiliki skor efektivitas paling tinggi adalah Kredit
Murah, sedangkan program yang memiliki skor efektivitas terendah adalah
Program Promosi. Selain itu, terdapat gap (perbedaan) antara efektivitas
program dengan program-program yang dipentingkan mitra binaan
berdasarkan hasil Importance Performance Analysis (IPA). Dengan
mengetahui hasil tersebut, perlu diadakan penyesuaian-penyesuaian dalam
program kemitraan.
Berdasarkan hasil uji IPA didukung teori Weiss (1972) mengenai
tindak lanjut evaluasi efektivitas program yang dapat bermanfaat dalam
pengambilan keputusan, penyesuaian yang dapat direkomendasikan
diantaranya adalah sebagai berikut,
a. Pada uji IPA program pelatihan dan kredit murah berada pada daerah
kuadran II yang artinya memiliki kepentingan yang tinggi dan
efektivitas yang sesuai dengan harapan mitra binaan. Maka
berdasarkan teori, program tersebut harus dipertahankan dan dapat
ditingkatkan. Perusahaan perlu mempertahankan program Kredit
59
murah dengan bunga 0,5% perbulan untuk mempertahankan loyalitas
mitra binaan. Untuk program pelatihan, berdasarkan hasil uji korelasi
pelatihan memiliki hubungan yang kuat dengan loyalitas mitra binaan
untuk itu, pihak perusahaan dapat memberikan materi baru yang
sesuai serta lebih mudah untuk diaplikasikan agar efektivitasnya dapat
ditingkatkan.
b. Program pembinaan dan promosi berada pada kuadran III pada
diagram IPA, artinya kedua program kurang dipentingkan oleh mitra
binaan dan efektivitas program tersebut kurang sesuai dengan harapan
mitra binaan. Berdasarkan informasi dari responden, rata-rata mereka
akan mengikuti program promosi bila lokasi kegiatan seperti pameran
di adakan di dalam kota. Mereka merasa bahwa bila bisnis mereka
ditinggalkan untuk mengikuti kegiatan promosi maka usaha mereka
akan rugi. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan memberikan
pemahaman mengenai peran penting kegiatan promosi terhadap usaha
mitra agar pelaksanaan program promosi dapat ditingkatkan. Untuk
peningkatan efektivitas program pembinaan, pihak Bank X Bogor
diharapkan membentuk tim monitoring khusus untuk memantau dan
mendampingi mitra binaan secara terjadwal agar mitra binaan lebih
terarah.
c. Perusahaan mengarahkan Mitra binaan untuk berkembang ke tahap
Mikro, berdasarkan hasil penelitian mitra juga memiliki harapan
tinggi untuk kredit murah, namun rata-rata mitra binaan merasa takut
dengan bunga yang lebih besar pada tahap Mikro walaupun dana nya
lebih tinggi. Untuk itu perlu adanya program semi mikro untuk
memudahkan transisi mitra binaan dari program kemitraan ke tahap
yang lebih tinggi yaitu tahap mikro.
d. Atribut Jaringan Usaha merupakan atribut yang memiliki efektivitas
paling rendah. Perusahaan perlu mempererat hubungan antar mitra
binaan sendiri agar mitra binaan bisa memperluas jaringan usaha
mereka dan terjadi hubungan bisnis yang baik antar mitra binaan.
Misalnya dengan mengadakan pertemuan rutin antar mitra binaan.
60
Sehingga jaringan usaha mitra lebih luas dan efektivitas program
promosi dapat ditingkatkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian mengenai efektivitas program
kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor, maka diperoleh beberapa
kesimpulan berikut,
a. Karakteristik umum pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan PT Bank
X Bogor memiliki proporsi yang sama antara perempuan dan laki-laki,
dengan usia lebih dari 40 tahun, pendidikan terakhir SMU/SMK, Jenis
usaha yang dijalankan adalah usaha Makanan, dan Lama bermitra dengan
PT Bank X antara 1-3 tahun.
b. Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor, dari segi realisasi
program yang paling efektif diperoleh mitra binaan adalah program
pelatihan. Dari segi ketercapaian tujuan, secara keseluruhan program
kemitraan dapat dikatakan efektif. Dan program yang paling tinggi
efektivitasnya adalah program Kredit Murah
c. Berdasarkan hasil Tabulasi silang (Cross tab) terdapat hubungan yang
signifikan antara karakteristik Lama bermitra dengan efektivitas program
Kredit murah.
d. Berdasarkan hasil uji korelasi rank spearman terdapat hubungan linier
yang positif antara efektivitas program kemitraan dengan loyalitas mitra
binaan terhadap perusahaan, sehingga semakin efektif program kemitraan
maka mitra binaan semakin loyal. Variabel yang paling kuat hubungannya
dengan loyalitas adalah program Pelatihan mitra binaan.
2. Saran
Terdapat beberapa saran yang dapat direkomendasikan berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh, diantaranya :
a. Perusahaan perlu mempertahankan program Kredit murah dengan bunga
0,5% perbulan untuk mempertahankan loyalitas mitra binaan.
b. perusahaan dapat memberikan materi baru yang sesuai serta lebih mudah
untuk diaplikasikan agar efektivitasnya dapat ditingkatkan.
62
c. perusahaan memberikan pemahaman mengenai peran penting kegiatan
promosi terhadap usaha mitra agar pelaksanaan program promosi dapat
ditingkatkan
d. pihak Bank X Bogor diharapkan membentuk tim monitoring khusus untuk
memantau dan mendampingi mitra binaan secara terjadwal agar mitra
binaan lebih terarah.
e. perlu adanya program semi mikro untuk memudahkan transisi mitra
binaan dari program kemitraan ke tahap yang lebih tinggi yaitu tahap
mikro.
f. Perusahaan perlu mempererat hubungan antar mitra binaan sendiri agar
mitra bisa memperluas jaringan usaha mereka dan terjadi hubungan bisnis
antar mitra. Misalnya dengan mengadakan pertemuan rutin antar mitra
binaan.
DAFTAR PUSTAKA
Budimanta, A dkk. 2004. Corporate Social Responsibility : jawaban bagi model
pembangunan indonesia masa kini. ICSD, Jakarta.
Engel, Blackwell, Miniard. 1995. Perilaku Konsumen. Binaputra Aksara, Jakarta.
Griffin, J. 2005. Customer Loyalty : menumbuhkan dan mempertahankan
kesetiaan pelanggan. Erlangga, Jakarta.
Hanke, T and W. Stark. 2009. Strategy Development : conceptual framework on
corporate social responsibility. Journal of Business Ethics 85 : 507-
516.
HM, Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
Kotler, P dan Andreansen. 1995. Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba:
edisi ketiga. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Kotler, P dan K.L. Keller. 2008. Manajemen Pemasaran : edisi 12. PT Indeks,
Jakarta.
Miron dan D. Sarimulie. “Peluang Pemberdayaan Petani Melalui Program CSR”.
Hortikultura. Edisi 47. Majalah Hortikultura, 2007, h. 8-11, Jakarta.
Prabowo, A. 2009. Kajian Efektivitas Program CSR Yayasan Unilever Indonesia
(Studi Kasus : Pasar minggu, Jakarta). Skripsi pada Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Prisilla, C. 2008. Analisis Efektivitas Program Corporate Social Responsibility
dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Persero
Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak (Studi Kasus :
Efektivitas Program dalam Mengembangkan Usaha Mitra Binaan).
Skripsi pada Departemen Administrasi Niaga Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Hang Tuah. Surabaya.
Rangkuti, F. 2005. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Situs PKBL BUMN. 2011. Tentang PKBL. http://pkbl.bumn.go.id/index/profil/id/1.
[7 Februari 2011]
Solihin, I. 2009. Corporate Social Responsibility : from charity to sustainability.
Salemba Empat, Jakarta.
64
Supranto, J. 2003. Metode Riset : aplikasinya dalam pemasaran. Rineka Cipta,
Jakarta.
Susanti, L. 2009. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (Studi Kasus Perusahaan
Geothermal di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi,
Provinsi Jawa Barat). Skripsi pada Departemen Sains Komunikasi
dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, IPB.
Bogor.
Turker, D. 2008. How Corporate Social Responsibility Influences Organizational
Commitment. Journal of Business Ethics 89:189-204.
Umar, H. 2005. Metode Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
LAMPIRAN
65
Lampiran 1. Kuesioner penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Tanggal Pengisian :………..
No. :………..
Responden yang terhormat :
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Skripsi mengenai
“Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di
Bogor”, oleh Intan Fitriyanti / H24070023, Mahasiswa Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Kuesioner ini sangat penting bagi penelitian, karena itu mohon Anda mengisi
kuesioner ini secara lengkap dan benar sesuai dengan pendapat Anda. Semua
informasi yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas
partisipasi Anda saya ucapkan terima kasih.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : _____________________________________
Nomor Telp/Hp : _____________________________________
Alamat : _____________________________________
Jenis Usaha : _____________________________________
I. Data Demografi (berikan salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
Anda)
1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
2. Usia : a. 17-23 tahun c. 31-40 tahun
b. 24-30 tahun d. > 40 tahun
3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah
4. Asal daerah : __________________________________
5. Pendidikan terakhir : a. SD/SMP d. S1
b. SMU/SMK e. S2
c. D3 f. S3
66
Lanjutan Lampiran 1
6. Pekerjaan : a. Mahasiswa e. Pedagang
b. Pelajar f. Petani
c. Wiraswasta g. Lainnya,______________
7. Pendapatan bersih rata-rata perbulan :
(Sebelum menjadi mitra) :
a. di bawah Rp1.000.000 f. Rp5.000.000-Rp6.000.000
b. Rp1.000.000 – Rp2.000.000 g. Rp6.000.000-Rp7.000.000
c. Rp2.000.000 – Rp3.000.000 h. Rp7.000.000-Rp8.000.000
d. Rp3.000.000 – Rp4.000.000 i. Di atas Rp8.000.000
e. Rp4.000.000 – Rp5.000.000
(Setelah menjadi mitra) :
a. di bawah Rp1.000.000 f. Rp5.000.000-Rp6.000.000
b. Rp1.000.000 – Rp2.000.000 g. Rp6.000.000-Rp7.000.000
c. Rp2.000.000 – Rp3.000.000 h. Rp7.000.000-Rp8.000.000
d. Rp3.000.000 – Rp4.000.000 i. Di atas Rp8.000.000
e. Rp4.000.000 – Rp5.000.000
8. Sudah berapa lama Anda menjadi Anggota Mitra Binaan PT Bank X ?
________Bulan/Tahun*(coret yang tidak sesuai)
9. Sudah berapa kali Anda menjadi Mitra Binaan PT Bank X ?
a. Satu kali (1x) b. Dua kali (2x)
10. Dari mana Anda memperoleh Informasi mengenai Program Kemitraan PT
Bank X ?
a. Koran/Majalah d.Teman
b. Internet e. Keluarga/Kerabat
c. Pihak PT Bank X Bogor f. Lainnya,____________
67
Lanjutan Lampiran 1
II. Pelaksanaan Program Kemitraan
1. Program apa saja yang telah Anda terima sebagai Mitra Binaan Bank X ?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Pelatihan ( _________________Kali)
b. Konseling ( _________________Kali)
c. Promosi ( _________________Kali)
d. Pameran ( _________________Kali)
e. Kredit Murah ( _________________Juta)
2. Apakah PT Bank X telah memberikan Program Pelatihan kepada Anda sebagai
Mitra Binaan ?
a. Sangat Tidak Setuju b. Tidak Setuju c. Setuju d. Sangat Setuju
3. Apakah PT Bank X telah melakukan Pembinaan kepada Anda sebagai Mitra
Binaan ?
a. Sangat Tidak Setuju b. Tidak Setuju c. Setuju d. Sangat Setuju
4. Apakah PT Bank X telah memberikan Program Promosi kepada Anda sebagai
Mitra Binaan ?
a. Sangat Tidak Setuju b. Tidak Setuju c. Setuju d. Sangat Setuju
5. Apakah PT Bank X telah memberikan Kredit Murah kepada Anda sebagai
Mitra binaan ?
a. Sangat Tidak Setuju b. Tidak Setuju c. Setuju d. Sangat Setuju
6. Selain pelatihan, Pembinaan, promosi, dan kredit murah, program apa lagi yang
Anda butuhkan sebagai Mitra Binaan ?Jawab :__________________________
68
Lanjutan Lampiran 1
III. Atribut Program Kemitraan yang Dipentingkan Mitra Binaan
Petunjuk : Mohon diisi sesuai dengan pendapat anda dengan memberi
tanda ( √ ) pada kolom yang telah disediakan, seperti contoh:
No Pernyataan Sangat
Tidak
Penting
Tidak
Penting
Penting Sangat
Penting
1 Anda Memperoleh Program pelatihan
√
Pertanyaan : Menurut Anda bagaimanakah tingkat kepentingan dari
pernyataan berikut ini ?
No Pernyataan Sangat
Tidak
Penting
Tidak
Penting
Penting Sangat
Penting
1 Anda Memperoleh Program pelatihan
2 Anda Memperoleh Program Pembinaan
3 Anda Memperoleh Program promosi
4 Anda Memperoleh Kredit Murah
IV. Efektivitas Program Kemitraan Berdasarkan Tujuan
Petunjuk : Mohon diisi sesuai dengan pendapat anda dengan memberi
tanda ( √ ) pada kolom yang telah disediakan, seperti contoh:
No Pernyataan Sangat
Tidak
setuju
Tidak
setuju
Setuju Sangat
setuju
1 Meningkatkan Pengetahuan dan wawasan
mitra binaan
√
No Peryantaan Sangat
Tidak
setuju
Tidak
setuju
Setuju Sangat
setuju
Program Pelatihan
1 Meningkatkan Pengetahuan dan wawasan
mitra binaan
2 Meningkatkan kemampuan mitra binaan
dalam menjalankan usaha
3 Materi Pelatihan sesuai dengan usaha yang
dijalankan mitra binaan
69
Lanjutan Lampiran 1
No Peryantaan Sangat
Tidak
setuju
Tidak
setuju
Setuju Sangat
setuju
Program Pembinaan
4 Memberikan saran dan arahan untuk
mengatasi kendala usaha mitra binaan
5 Mitra binaan lancar dalam membayar Kredit
Program Promosi
6 Memberikan fasilitas promosi dan penjualan
kepada mitra binaan
7 Memperluas jaringan usaha mitra binaan
8 Meningkatnya jumlah pelanggan mitra binaan
Program Kredit Murah
9 Dana digunakan untuk mengembangkan
usaha mitra binaan
10 Angsuran Kredit sesuai dengan kemampuan
pengembalian mitra binaan
Perkembangan Mitra Binaan
11 Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang
dimiliki mitra binaan
12 Adanya pengembangan Produk mitra binaan
13 Adanya Perkembangan laba usaha
Loyalitas Mitra Binaan
14 Mitra binaan puas dengan Program Kemitraan
15 Mitra binaan lebih memilih PT Bank X dari
pada bank lain
16 Mitra tertarik untuk bekerjasama lagi dengan
PT Bank X
17 Mitra binaan merekomendasikan Program
Kemitraan PT Bank X kepada orang lain
TERIMAKASIH ATAS KESEDIAAN ANDA DALAM MENGISI KUESIONER INI
70
Lampiran 2. Hasil uji validitas
1. Validitas atribut Program Kemitraan yang diperoleh
Program_diperoleh
Pelatihan Pearson Correlation .669**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Pembinaan Pearson Correlation .711**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Promosi Pearson Correlation .803**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Kredit_murah Pearson Correlation .570**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Validitas atribut Program Kemitraan yang dipentingkan
Program_dipentingkan
Pelatihan Pearson Correlation .636**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Pembinaan Pearson Correlation .713**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Promosi Pearson Correlation .863**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Kredit_murah Pearson Correlation .607**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
71
Lanjutan Lampiran 2
3. Validitas atribut Efektivitas Program Kemitraan
Efektivitas_Program_Kemitraan
Pelatihan Pearson Correlation .689**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Pembinaan Pearson Correlation .723**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Promosi Pearson Correlation .780**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Kredit_murah Pearson Correlation .661**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Perkembangan Pearson Correlation .741**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Pelatihan
Pelatihan
Pengetahuan Pearson Correlation .902**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Kemampuan Pearson Correlation .936**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Materi Pearson Correlation .585**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Pembinaan
Promosi
Promosi
Fasilitas Pearson Correlation .754**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Jaringan Pearson Correlation .877**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Pelanggan Pearson Correlation .898**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Kredit Murah
Kredit_murah
Penggunaan Pearson Correlation .876**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
K.Pengembalian Pearson Correlation .860**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Pembinaan
Arahan Pearson Correlation .895**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Kelancaran Pearson Correlation .866**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
72
Perkembangan
Perkembangan
T.Kerja Pearson Correlation .846**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Produk Pearson Correlation .737**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Laba Pearson Correlation .785**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
4. Validitas atribut Loyalitas Mitra Binaan
Loyalitas
Kepuasan Pearson Correlation .733**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Tetap Pearson Correlation .628**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Lagi Pearson Correlation .734**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Rekomendasi Pearson Correlation .741**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Lampiran 3. Hasil uji reliabilitas
Reliabilitas Program Diperoleh
Cronbach's Alpha N of Items
.677 4
Reliabilitas Program Dipentingkan
Cronbach's Alpha N of Items
.703 4
Reliabilitas efektivitas program
Kemitraan
Cronbach's Alpha N of Items
.852 13
Reliabilitas Loyalitas Mitra Binaan
Cronbach's Alpha N of Items
.667 4
73
Lampiran 4. Hubungan karakteristik dengan program kemitraan yang
diperoleh
1. Lama Bermitra* Kredit Murah
Crosstab
Count
Kredit_murah2
Total 2.00 3.00 4.00
Lama_bermitra > 5Tahun 0 1 1 2
0-1 Tahun 2 9 2 13
1-3 tahun 0 16 6 22
3-5 tahun 2 1 0 3
Total 4 27 9 40
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 14.977a 6 .020
Likelihood Ratio 12.528 6 .051
N of Valid Cases 40
a. 10 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,20.
74
Lampiran 5. Hubungan karakteristik dengan program kemitraan yang
dipentingkan
1. Jenis Kelamin*Pelatihan
Crosstab
pelatihan
Total 2.00 3.00 4.00
J.kelamin L 4 6 10 20
P 1 14 5 20
Total 5 20 15 40
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 6.667a 2 .036
Likelihood Ratio 6.918 2 .031
N of Valid Cases 40
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2,50.
2. Pendidikan*Pelatihan
Crosstab
Count
pelatihan
Total 2.00 3.00 4.00
Pendidikan 0 0 2 2
D3 1 0 2 3
S1 1 0 2 3
S2 0 2 0 2
SD/SMP 3 2 6 11
SMU/SMK 0 16 3 19
Total 5 20 15 40
75
Lanjutan Lampiran 5
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 25.988a 10 .004
Likelihood Ratio 31.845 10 .000
N of Valid Cases 40
a. 15 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,25.
3. Jenis kelamin* Promosi
Crosstab
Count
promosi
Total 1.00 2.00 3.00 4.00
J.kelamin L 1 7 8 4 20
P 1 7 0 12 20
Total 2 14 8 16 40
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 12.000a 3 .007
Likelihood Ratio 15.276 3 .002
N of Valid Cases 40
a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,00.
76
Lanjutan Lampiran 5
4. Jenis Usaha * Promosi
Crosstab
Count
promosi
Total 1.00 2.00 3.00 4.00
Jenis_usaha Bahan Mentah 1 5 4 1 11
Kerajinan Tangan 0 0 0 3 3
Lainnya 0 3 0 0 3
Makanan 0 5 2 11 18
Peralatan 1 1 2 1 5
Total 2 14 8 16 40
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 22.839a 12 .029
Likelihood Ratio 25.127 12 .014
N of Valid Cases 40
a. 18 cells (90,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,15.
77
Lampiran 6. Uji korelasi efektivitas program kemitraan dengan loyalitas
Loyalitas
Spearman's rho Pelatihan Correlation Coefficient .631**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Pembinaan Correlation Coefficient .577**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Promosi Correlation Coefficient .584**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Kredit_Murah Correlation Coefficient .366*
Sig. (2-tailed) .020
N 40
Perkembangan Correlation Coefficient .421**
Sig. (2-tailed) .007
N 40
Efektivitas_prog
ram_kemitraan
Correlation Coefficient .424**
Sig. (2-tailed) .006
N 40
78
Lampiran 7. Hasil uji normalitas (nilai skewness)
Program yang diperoleh
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Pelatihan 40 2.00 4.00 -.310 .374
Pembinaan 40 1.00 4.00 -.453 .374
Promosi 40 2.00 4.00 .284 .374
Kredit_murah 40 2.00 4.00 .042 .374
Valid N (listwise) 40
Program yang dipentingkan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Pelatihan 40 2.00 4.00 -.337 .374
Pembinaan 40 2.00 4.00 -.083 .374
Promosi 40 1.00 4.00 -.065 .374
Kredit_murah 40 3.00 4.00 -.209 .374
Valid N (listwise) 40
79
Lanjutan Lampiran 7
Efektivitas program kemitraan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Pengetahuan 40 2.00 4.00 -.419 .374
Kemampuan 40 2.00 4.00 .416 .374
Materi 40 2.00 4.00 .356 .374
Arahan 40 2.00 4.00 -.284 .374
Kelancaran 40 2.00 4.00 -.465 .374
Fasilitas 40 2.00 4.00 .223 .374
Jaringan 40 2.00 4.00 .452 .374
Pelanggan 40 2.00 4.00 .445 .374
Penggunaan 40 2.00 4.00 -.119 .374
K.Pengembalian 40 2.00 4.00 .016 .374
T.Kerja 40 2.00 4.00 .241 .374
Produk 40 2.00 4.00 .000 .374
Laba 40 2.00 4.00 -.117 .374
Valid N (listwise) 40
Loyalitas Mitra Binaan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Kepuasan 40 2.00 4.00 .112 .374
Tetap 40 2.00 4.00 .240 .374
Lagi 40 2.00 4.00 .076 .374
Rekomendasi 40 2.00 4.00 .177 .374
Valid N (listwise) 40
80
Lampiran 8. Struktur organisasi micro centre PT Bank X Bogor
CLUSTER MANAGER
Program
Kemitraan
Supervisor
Mitra Bank X
Supervisor
Credit
Administration
Officer
Credit
Quality
Officer
Micro Bank
X Manager
Kepala
Cabang
Mikro
Micro Credit
Analyst
Asisten Program
Kemitraan
Supervisor
Credit
Administration
Micro BankX
Collection
Micro Credit
Sales
81
Lampiran 9. Foto mitra binaan PT Bank X Bogor
82
Lanjutan Lampiran 9