analisis deskriptif fungsi manajemen...
TRANSCRIPT
ANALISIS DESKRIPTIF FUNGSI MANAJEMEN REDAKSI
MAJALAH JANNA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Dessy Eka Driani
NIM: 109051000153
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universita Islam
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 04 Juni 2013
Dessy Eka Driani
i
ABSTRAK
Dessy Eka Driani (109051000153)
Analisis Deskriptif Fungsi Manajemen Redaksi Majalah Janna
Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai macam
liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui oleh
pembaca dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan,
tengah bulan, mingguan dan sebagai sumber informasi yang kuat. Adapun
informasi itu, tentunya tidak akan dapat diterbitkan jika manajemen redaksi
yang diterapkan kurang terarah. Pada dasarnya, fungsi manajemem pada media
cetak yang dijalankan dengan sistematis dan terarah akan menghasilkan produk
(berita) yang baik dan tentunya akan memudahkan khalayak untuk
mendapatkan berita atau sumber informasi yang mereka butuhkan di majalah..
Alasan penulis memilih judul Analisis Deskriptif Fungsi Manajemen
Redaksi Majalah Janna karena penulis ingin mengetahui bagaimana fungsi
manajemen redaksi pada majalah Janna, Menurut Stefanus Akim manajemen
redaksi ialah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
terhadap pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi dan pemeliharaan
orang-orang dengan tujuan membantu mencapai tujuan organisasi (pers),
individual, dan masyarakat.
Metedologi yang digunakan dalam penelitian ialah analisis deskriptif
kualitatif. Objek penelitiannya yaitu fungsi manajemen redaksi majalah Janna,
yang akan mendeskripsikan bagaimana penerapan fungsi manajemen
keredaksian dalam prinsip perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, pengembangan, kompensasi, integrasi dan pemeliharaan majalah
Janna.
Setelah meneliti mengenai penerapan manajemen redaksi pada majalah
Janna, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen redaksi yang
diterapkan di majalah Janna cukup baik, namun demikian harus ada beberapa
yang perlu diperbaiki lagi sehingga akan menciptakan kinerja yang lebih baik
lagi dari sebelumnya. Meski demikian, struktur organisasi turut dibuat
sedemikian rupa agar para staf bertanggung jawab atas pekerjaan masing-
masing. Kepala majalah memberikan pengarahan kepada bawahannya agar
tidak salah langkah dan elemen penting dalam sebuah organisasi media untuk
mempertahankan ekstensinya dalam persaingan media cetak (majalah) yang
kiat makin ketat. Majalah Janna dalam perkembangannya saat ini terus
memproduksi dan menerbitkan majalahnya kurang lebih 10.000 sampai dengan
15.000 eksemplar perbulannya.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillairrohmaanirrohiim
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil ‘alamiin segala puji dan syukur dipanjatkan
kehadirat Allah SWT, yang Maha pengasih dan Maha Penyayang. karena atas
daya dan upaya serta izin- Nya penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad S.A.W karena beliaulah dunia yang dahulunya penuh dengan
kegelapan menjadi terang benderang dengan cahaya al-Qur’an serta berbagai
perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penulis hanyalah manusia biasa, yang banyak kekurangannya dan
sangat membutuhkan bantuan orang sekitar untuk mencapai suaatu tujuan,
terlebih lagi dalam penyelesaian skripsi ini. oleh karenanya, dala kata pengantar
ini penulis akan mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
beberapa pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis
dalam merampungkan karya akhir ini. rasa terima kasih ini diberikan kepada:
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA sebagai Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra,
M.A. selaku pudek I Bidang Akademik, Drs H. Mahmud Jalal, M.A,
iii
selaku pudek II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, serta Drs.
Studi Rizal LK, M.A selaku Pudek III Bidang Kemahasiswaan.
3. Drs. Jumroni, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Umi Musyarrofah, MA sebagai Sekretaris Jurusan KPI dan
Bapak Toni yang telah membantu dalam memberikan informasi
akademik dan penyusunan transkip nilai penulis. Siti Napsiyah, M.SW,
sebagai Dosen Penasihat Akademik KPI E angkatan 2009, yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
4. Ibu Dr. Fatmawati, MA. Sebagai pembimbing yang telah meluangkan
waktunya serta memberikan arahan dan masukan untuk membimbing
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mengajar dan membimbing penulis selama kuliah dan telah memberikan
penulis pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat.
6. Terimakasih penulis panjatkan untuk semua staf penjaga perpustakaan
dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terutama
untuk Bapak yang biasa akrab dipanggil dengan sebutan Bapak Andi
yang telah meminjamkan buku untuk penulis.
7. Semua Pihak Majalah Janna khususnya Pemimpin Redaksi majalah
Janna, Bapak Agung Vazza, terima kasih atas banyak waktunya dan
informasinya yang sungguh bermanfaat untuk penulis.
8. Kedua orangtua: Papa dan Mama tercinta, Yang Kadri dan Euis Ratna
Wulan. Yang telah membimbing saya hingga saat ini dan selalu
iv
memberikan pengertian, kasih sayang, bimbingan serta doa untuk
penulis yang tidak pernah putus dipanjatkan kepada Allah SWT. Hanya
Allah yang bisa membalas semua kebaikan Papa dan Mama. I Love My
mommy and daddy.
9. Adik-adiku tersayang, Ilham Alkadriansyah dan Dhea Kadrianda
Fatmah. Uni cici sayang sama kalian dan semoga menjadi adik-adik
yang semangat terus belajarny. Dan penulis bangga mempunyai adik-
adik seperti kalian.
10. Saugy Riyandi, yang telah banyak membantu penulis dalam bentuk
support, dan juga senantiasa memberikan pengertian, kasih sayangnya
dan juga banyak memberikan masukan yang berharga untuk penulis.
11. Sahabatku tersayang, tercinta: Siti Rahma, Fadlih Arief, Wahyu Ridha,
Innali, dan Resyana Wilda yang telah banyak berbagi cerita, dukungan,
kasih sayang, kebahagiaan, dan juga kesedihan.
12. Teman-teman “KKN Dedication 2012”: Gagat Rahinno, Ariawan Zaki,
Sadam, Imam, Darwis, Hasbul, Adul, Samsul, Farhan, Eka, Bagus,
Rizki, Valdy. Terimakasih banyak atas kekompakkan semasa kkn
sebulan lamanya dan menjadi pengalaman hidup penulis yang tak
terlupakan.
13. Teman-teman seperjuangan KPI E 2009 yang begitu banyak
memberikan motivasi berharga untuk penulis. Elvira, Rani, Farwah,
Sita, Ella, Yunia, Isni, Hernisya, Revina dan Dava beserta cowok-
v
cowok KPI E 2009 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Sukses untuk kalian semuanya.
14. Buat teman-teman rumah Rhaka, Silmy, Oca, Baim, Kak aren
terimakasih atas nasihat dan dorongan semangat dari kalian dan tak
pernah putus untuk selalu diberikan ke penulis.
15. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu penulis dan memberikan banyak
pengalaman dan motivasi untuk penulis.
16. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Walau tak tertulis, Insya Allah perbuatan kalian menjadi sebuah amal
yang baik tertulis “di lembaran lain”. Amin
Dalam karya ilmiah ini penulis juga menyadari masih banyak
kekurangan, penulis mohon maaf jika dalam penulisan ini masih terdapat
kesalahan. Namun, penulis berharap saran serta kritik dalam rangka perbaikan
penulis skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat. Terima kasih
dan semoga Allah SWT membalas kebaikkan kalian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 01 Juni 2013
penulis
vi
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 9
D. Metodologi Penelitian ..................................................... 10
E. Tinjauan Pustaka ............................................................. 12
F. Sistematika Penulisan ...................................................... 13
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Manajemen Redaksi ........................................................... 16
1. Manajemen .................................................................... 16
2. Redaksi .......................................................................... 18
3. Manajemen Redaksi ...................................................... 19
4. Manajemen Redaksi Media Cetak ................................ 35
B. Aplikasi Jurnalisme Cetak ................................................. 36
1. Jurnalisme Cetak ........................................................... 37
2. Berita ............................................................................. 40
3. Jenis dan Nilai-nilai Berita ............................................ 41
4. Penyajian Berita Media Cetak ....................................... 45
vii
BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH JANNA
A. Sejarah Berdiri Majalah Janna ....................................... 52
B. Visi dan Misi Majalah Janna .......................................... 56
C. Susunan Redaksi Majalah Janna .................................... 58
1. Penghargaan Majalah Janna ..................................... 59
2. Konten (isi) dan Rubrik Majalah Janna .................... 60
3. Jumlah Penerbit Majalah Janna ................................ 64
4. Design dan Karakter Majalah Janna ......................... 65
5. Proses Penyajian Berita Majalah Janna .................... 66
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN REDAKSI MAJALAH JANNA
A. Fungsi Perencanaan ......................................................... 70
B. Fungsi pengorganisasian ................................................. 75
C. Fungsi pengarahan .......................................................... 78
D. Fungsi Pengawasan ......................................................... 81
E. Fungsi Pengembangan .................................................... 82
F. Fungsi Kompensasi ......................................................... 84
G. Fungsi Integrasi ............................................................... 85
H. Fungsi Pemeliharaan ....................................................... 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 92
B. Saran ................................................................................ 94
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Bidang Redaksi
Tabel 2. Susunan Redaksi Majalah Janna
Tabel 3. Rubrikasi Majalah Janna
Tabel 4. Struktur Bidang Redaksi Majalah Janna
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
2. Surat Permohonan Penelitian/ Wawancara Redaksi Majalah Janna
3. Surat Keterangan Wawancara Redaksi Majalah Janna
4. Dokumentasi Foto Redaksi Majalah Janna
5. Dokumentasi Foto Penghargaan Majalah Janna
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majalah modern muncul sebagai medium massa terutama karena
perannya sebagai penghubung sistem pemasaran. Seperti halnya koran, selama
bertahun-tahun majalah mampu merangkum aneka selera dan kepentingan luas.
Namun tidak seperti media lainnya, sebagian besar majalah yang ada terfokus
pada khalayak homogen tertentu dan kelompok-kelompok yang kepentingannya
sama. Tidak seperti koran, sirkulasi majalah umumnya berskala nasional.
Dengan berfokus pada selera atau bidang tertentu, majalah bisa meraih
khalayak dari berbagai kelas sosial, tingkat pendapatan atau pendidikan di
seluruh penjuru negara.
Pada awalnya, sumber pendapatan utama adalah hasil penjualan majalah
itu sendiri. Sumber lainnya adalah dukungan keuangan dari asosiasi atau
perusahaan tertentu yang berkepentingan dengan terbitnya majalah tersebut.
Baru belakangan majalah mengandalkan pemasukannya dari iklan, dan ini
terkait dengan perannya dalam sistem pemasaran. Besarnya sirkulasi dan
cakupan nasionalnya menjadikan majalah sebagai media yang baik untuk
beriklan. Kini majalah sering diterbitkan khusus untuk kelompok konsumen
tertentu. Isi editorial dan iklan-iklannya sengaja disesuaikan terhadapnya.
2
Karena majalah dapat menciptakan pasar sendiri untuk suatu produk,
maka hubungan antara majalah dan khalayaknya juga agak berbeda. Isi majalah
lebih diarahkan untuk kepentingan khalayak tersebut, karena para penerbitnya
tidak mau berisiko dengan isi yang belum tentu diterima. Karenanya, majalah
sengaja menyediakan diri untuk melayani khalayak itu saja.
Saat ini, relatif sedikit majalah yang mendominasi di pasar. Namun
jenisnya cukup bervariasi sehingga masing-masing mewakili berbagai
kepentingan atau selera pembaca. Meskipun kompetisinya sangat tajam, namun
sirkulasi majalah yang terfokus pada kelompok tertentu menjadikan majalah
tetap menarik bagi para investor. Apa yang paling penting adalah gagasan. Jika
seorang penerbit punya gagasan segar untuk mencetak suatu majalah baru, ia
tidak akan sulit memperoleh dukungan keuangan. Selalu terbuka kemungkinan
berhasil, dan ancaman untuk ditelan oleh perusahaan media raksasa relatif
kecil.1
Majalah lebih dahulu melakukan jurnalisme interpretatif dibandimgkan
dengan koran ataupun kantor-kantor berita lainnya. Bagi majalah, interprestasi
justru menjadi sajian utama. Sejak lama, aneka majalah sengaja menyajikan
tinjauan atau analisis terhadap suatu peristiwa secara mendalam, dan itulah
hakikat interprestasi. Kecenderungan ini menguat sejalan dengan spesialisasi
1Rivers L. Wiliam, Et Al, Media Massa dan Masyarakat Modern, ( Jakarta: Kencana,
2008), h. 192-193.
3
majalah. Majalah-majalah khusus laku karena menyajikan analisis panjang
lebar.
Majalah juga berfungsi sebagai ajang diskusi berkelanjutan. Dalam
membahas suatu masalah, majalah bisa melakukannya dalam waktu lama,
bahkan nyaris tak terbatas selama masih ada peminatnya. Dibandingkan koran,
majalah lebih kuat mengingat emosi pembacanya. Majalah juga diakui
menjalankan metode interprestasi yang terpuji sehingga John Fischer, mantan
editor majalah Harper’s, menyebut majalah sebagai “medium bacaan utama
dari generasi ke generasi”.2
Namun peran penting majalah sebagai penafsir berita hendaknya tidak
diabaikan. Dalam kenyataannya, majalah ikut berperan dalam reformasi politik
maupun sosial. Majalah, tidak seperti koran, biasanya memiliki perspektif
nasional sehingga terbebas dari sentimen kedaerahan. Bahkan majalah juga
berjasa ikut memelihara kesadaran tentang kesatuan bangsa, dan menyodorkan
berbagai topik diskusi kepada semua orang. Bagi jutaan pembacanya, majalah
merupakan sumber rujukan kehidupan sehari-hari yang murah.3
Sebenarnya, antara surat kabar, majalah, dan televisi dalam hal
menyampaikan informasi, tidak ada bedanya. Sistem penyajiannyalah yang
berbeda. Ini membuat di antara mereka harus bersaing guna memenuhi target
2Rivers L. Wiliam, Et Al, Media Massa dan Masyarakat Modern , h. 212.
3Rivers L. Wiliam, Et Al, Media Massa dan Masyarakat Modern , h. 213.
4
audiensnya. Persaingan inilah yang membuat mereka harus mengelola secara
bisnis.4
Industrialisasi pers saat ini sudah terkait dengan perkembangan
telekomunikasi. Kegiatan di pracetak misalnya, kini bisa diringkas dan dibawa
ke mana-mana. Demikian juga mesin cetak, untuk itu industri pers
membutuhkan investasi tidak sedikit (padat modal). Untuk menghasilkan mutu
surat kabar atau majalah yang marketable dan dapat berdaya saing, perusahaan
penerbit pers berskala besar, acap kali melakukan pembaruan teknologi
cetaknya dengan investasi yang besar.5
Majalah merupakan kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan
sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio, dijilid
dalam bentuk buku. Majalah biasanya terbit teratur, seminggu sekali, dua
minggu sekali atau satu bulan sekali. Percetakan pada perusahaan penerbitan
pers, merupakan bagian terpenting dalam suatu proses usaha dibidang
penerbitan pers.6
Meskipun muncul perusahaan penerbit pers berskala besar, tidak selalu
harus menciutkan nyali untuk penerbit pers berskala sedang dan kecil. Dalam
memilih dan menetapkan kecanggihan teknologi cetak misalnya, secara cost
(biaya) dan benefit (manfaat) ternyata bukan sekedar persoalan “tertinggal dan
4Totok Djuroto, Manajemen Penerbit Pers, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 92.
5Totok Djuroto, Manajemen Penerbit Pers , h. 94.
6Totok Djuroto, Manajemen Penerbit Pers, h. 11.
5
ketinggalan” dalam bidang teknologi saja, tetapi kreativitas, inovasi, dan
perluasan jaringan lobi ikut menentukan.
Dalam mengindetifikasikan kemajuan teknologi era globalisasi, intinya
adalah mendekatkan jarak antara pelanggan dan penerbit. Perusahaan penerbit
pers harus sadar adanya implikasi dari kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi, penerbit surat kabar atau majalah pun harus secara sungguh-sungguh
memenuhi selera konsumen melalui bentuk dan cara-cara kerja yang inovatif.7
Inovatif tersebut berupa sajian dalam bentuk yang beragam. Salah
satunya majalah “Janna”, bertepatan dengan perayaan ulang tahun Republika
ke-18 tahun, yang juga dibarengi dengan pemberian penghargaan Tokoh
perubahan Republika 2010. Republika memperkenalkan majalah muslim
khusus anak muda, dengan label “Janna”. Majalah ini memberikan visi dan
misi yang nantinya akan menjadi sumber referensi informasi Muslim muda
yang haus akan informasi. Majalah Janna juga memberikan motivasi untuk
membangun semangat anak-anak muda tapi tetap berjiwa islami.8
Latar belakang“Janna” mempunyai arti, Janna adalah majalah Islam.
Janna datang ke tengah masyarakat khususnya dikalangan remaja dengan aura
yang lebih modern dan dinamis. Janna mencoba membawakan Islam ke tengah
remaja dan generasi muda lainnya dari berbagai latar belakang kehidupan,
karena Islam bukan hanya milik orang-orang yang berkutat dengan doktrin-
7Totok Djuroto, Manajemen Penerbit Pers, h. 94-95.
8Dikutip dari Profil Majalah Janna, artikel diakses pada 04 April 2013 dari
www.republika.co.id/.../lixbkz-incar-anak-muda-republika-luncurkan-majalah-janna.
6
doktrin yang saling bertentangan, Islam juga milik semua, karena sejatinya
Islam bukan agama yang kaku, Islam penuh warna, dan kepingan warna Islam
dapat ditemukan dalam majalah Janna.
Majalah cetak “Janna” akan menengahkan topik-topik populer seputar
anak muda yang dibahas dengan gaya kekinian, dibungkus dengan koridor
nilai-nilai Islam, demi terwujudnya kelahiran sebuah generasi baru. Janna
yang progresif baik secara batin dan pemikiran di masa yang akan datang.
Janna tidak bisa berjalan sendirian. Janna memerlukan dukungan dan ide,
semangat, suara, kicauan, lengkingan, teriakan, saran dan kritik untuk bisa
tumbuh menjadi sekumpulan catatan demi perubahan yang baik.9
Pengamatan menunjukkan bahwa perkembangan teknologi informasi
akan terus berlanjut.10
Seiring jaman yang semakin modern dan berbagai
macam informasi yang semakin marak untuk bersaing maka berbagai informasi
juga banyak persaingan yang ketat. Bagian dari salah satu kemajuan suatu
media itu terlihat dari kemahiran manajemen yang baik dan mampu
memanfaatkan teknologi yang ada dengan menjalani fungsi manajemen redaksi
secara independen.
Manajemen media terbagi menjadi dua, yaitu bagian redaksi dan bagian
perusahaan. Bagian redaksi membawahi semua kegiatan yang berhubungan
9 Dikutip dari Profil Majalah Janna, artikel diakses pada 18 Juni 2013, 11.00 wib dari
http://mediaofindonesia.blogspot.com/2013/02/janna.html?m=1.
10 Sondang P.Siagian, Sistem Informasi Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara; 2006), h. 1.
7
dengan produk, yakni berita. Mulai dari perencanaan peliputan, pencarian
berita, pengolahan data, pencanangan tampilan (layout).11
Menurut Stefanus Akim mendefinisikan manajemen keredaksian adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasaan terhadap
pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan integrasi dan pemeliharan orang-
orang dengan tujuan membantu mencapainya suatu tujuan organisasi (pers),
individual dan masyarakat.12
Menurut Stephen P. Robbins (2003: 5) dan James A.F Stoner (1989: 8)
mendefinisikan secara ringkas fungsi manajemen. Penjelasan tersebut
menunjukkan peran masing-masing anggota organisasi atau perusahaan yang
terkoordinasi melalui penjabaran fungsi-fungsi manajemen. Fungsi tersebut
diaplikasikan ke dalam kegiatan organisasi yang saling berhubungan satu sama
lain, sebagai proses yang sistematis, dengan menggunakan semua sumber daya
organisasi atau perusahaan, seperti keuangan, peralatan, informasi, dan orang-
orang yang terlibat di dalamnya.13
Kemampuan Manajemen memanfaatkan informasi dalam menjalankan
fungsi-fungsinya yang akan turut menentukan berhasil atau tidaknya
11Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2005), h. 185.
12Stefanus Akim, “Manajemen Keredaksian .” artikel diaksese pada 04 April 2013,
14.00 wib dari http://stefanusakim.blogspot.com/2007/12/manajemen-keredaksian.html?m=1.
13Dewi K. Soedarsono, Sistem Manajemen Komunikasi, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2009), h. 14.
8
manajemen yang bersangkutan untuk meraih keberhasilan.14
Manajemen yang
baik akan meningkatkan daya guna dan hasil semua potensi yang dimiliki.15
Oleh karena itu, berdasarkan alasan di atas maka penelitian ini diberi
judul “Analisis Deskriptif Fungsi Manajemen Redaksi Majalah Janna”
Janna lahir untuk para generasi muda muslim. Janna diterbitkan oleh
harian republika. Secara progresif, Janna memaknai sebagai sikap kritis serta
kaitannya dengan kekinian, mangkaji tanpa batas ruang dan waktu dengan
harapan bisa menjadi inspirasi untuk kehidupan yang lebih baik dan
bermanfaat.
Cita-cita Janna kelak akan menjadi refrensi, rujukan “guide book” atau
diary bagi generasi muda terutama muslim, untuk berkumpul, berbagi,
berpikiran terbuka terhadap perkembangan zaman, berpihak pada nilai-nilai
kemanusiaan, namun tidak mengenyampingkan nilai-nilai Islam dalam
penerapannya.16
14Sondang P. Siagian, Sistem Informasi Manajemen, h. 2.
15
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005) edisi revisi, h. 3. 16
Dikutip dari Profil Majalah Janna, artikel diakses pada 18 juni 2013, 12.00 wib dari
http://tanugraha-after5mg.blogspot.com/2011/10/majalah-janna-by-
republika.html?m=1.
9
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah penelitian, agar tidak terlalu luas dalam
pengelolaan data, maka dalam hal ini penulis hanya membatasi masalah pada
fungsi manajemen redaksi majalah Janna tahun 2013.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis memberikan rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
Bagaimana fungsi manajemen redaksi majalah Janna?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penerapan fungsi manajemen redaksi majalah
Janna..
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
Selain untuk mendapatkan gelar S1, penelitian ini diharapkan agar dapat
memperkaya kajian ilmu komunikasi mengenai hal-hal yang berkaitan dalam
penerapan manajemen redaksi dalam sebuah media cetak.
10
b) Praktis
Manfaat praktisnya dalam penelitian ini adalah:
1) penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para kontribusi pemikiran dan
langkah positif dalam pembelajaran media massa, terlebih mahasiswa
Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam agar lebih mengetahui bagaimana
manajemen redaksi dalam sebuah media cetak serta kebijakan seperti
apa yang harus diambil dalam rangka pemilihan berita yang layak dan
tidak layak muat.
2) Agar para mahasiswa dapat memahami bagaimana manajemen
keredaksian dalam sebuah media cetak beserta kebijakannya
menyangkut seleksi pemuatan berita
D. Metedologi Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah suatu teknik pengumpulan data, yang digunakan
ialah instrumen wawancara serta pengamatan langsung ke kantor redaksi
(observasi).
11
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis
deskriptif. Penelitian ini akan mendeskripsikan atau memberikan gambaran
bagaimana fungsi manajemen redaksi majalah Janna.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Graha Pejaten no 5 e-f, Jalan Raya Pejaten,
Jakarta Selatan. Sedangkan waktu penelitiannya terhitung sejak 31 Februari
2013 sampai dengan 13 May 2013.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian adalah redaksi majalah Janna sedangkan yang
menjadi objek penelitiannya adalah manajemen redaksi majalah Janna.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik pengumpulan data
1) Wawancara, yakni teknik pengumpulan data dengan mandatangi
pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian
melakukan wawancara dengan Bapak Agung Vazza selaku Ketua
Pemimpin redaksi majalah janna.
2) Observasi, yakni teknik pengumpulan data dengan mendatangi
langsung tempat redaksi penelitian. Observasi dapat disebut juga
12
penelitian langsung ke lapangan. Dalam hal ini peneliti melakukan
pengamatan dan mengembangkan daya pengamatan.
3) Dokumentasi, memilah data dari dokumen seperti, makalah, buku,
karya ilmiah, jurnal, hasil peneliti sebelumnya dan penelusuran
dokumen yang relevan dari internet.
Seluruh data tersebut nantinya akan dipaparkan dengan didukung oleh
beberapa hasil temuan studi pustaka yang kemudian dianalisis.
6. Teknik Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku pedoman
penulisan Karya Ilmiah (Skipsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk
yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis melakukan tinjauan ke perpustakaan Utama dan
Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Menemukan sebuah skripsi yang membahas mengenai
”Analisis Deskriptif Manajemen Redaksi republika online”. Milik Ina Salmah,
Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik lulusan 2010, adapun perbedaan yang dapat
dilihat antara milik penulis dengan milik Ina Salmah yaitu fokus penelitiannya
senada namun berbeda media.
13
Selain menelusuri berbagai skripsi, penulis juga meninjau beberapa
artikel maupun bahan bacaan berguna untuk sebagai bahan referensi. Adapun
beberapa bahan tinjuan pustakanya adalah :
1. Skripsi karya Akhmadi Rakhmad Wildan, Mahasiswa Konsentrsi
Jurnalistik, UIN Jakarta angkatan 2010 dengan judul “Analisis
Deskriptif Desain Majalah Annida No.10/XVIII Juni 2009.
2. Skripsi yang pertama karya Muhammad Fuad Asrori, Mahasiswa
Fakultas Dakwah Universitas Islam Negri, Sunan Kalijaga Yogyakarta
yang lulus tahun 2008, dengan judul “Manajemen Redaksi Surat Kabar
Dwi Mingguan Lentera Di Ngawi”.
3. Skripsi karya Mirna A. Widyastikah, Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang yang lulus tahun
2008, dengan Judul “Manajemen Redaksi Pada Radio Berita (Newsroom
studi Radio Citra FM 87.9, Malang).
4. Artikel Stefanus Akim yang berjudul “Manajemen Keredaksian”.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metedologi penelitian, tinjauan
pustakan dan sistematika penulisan.
14
BAB II Kajian Teoritis
Pada bab ini akan menguraikan kajian teoritis mengenai:
Manajemen redaksi dengan rincian tentang manajemen,
redaksi, media cetak, dilanjutkan dengan uraian tentang
struktur manajemen media, Pemimpin Redaksi,
Sekretaris Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur,
Wartawan, dan dilanjutkan dengan uraian tentang
aplikasi jurnalisme cetak, berita, jenis dan nilai-nilai
berita, serta penyajian berita media cetak.
BAB III Gambaran Umum Majalah Janna
Pada bab ini akan menguraikan mengenai: Sejarah
Berdiri Majalah Janna, Visi dan Misi Majalah Janna,
Susunan Redaksi Majalah Janna, Jumlah Penerbit
Majalah Janna, Content (isi) Majalah Janna, Design dan
Karakter Majalah Janna, Proses Penyajian Berita
Majalah Janna dan diakhiri oleh proses penyajian berita
majalah Janna.
BAB VI Analisis Manajemen Redaksi Majalah Janna
Pada bab ini berisikan mengenai: Analisis fungsi
manajemen keredaksian yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
15
pengembangan, kompensasi, integrasi, dan pemeliharaan
orang-orang (staff) majalah Janna.
BAB V Penutup
Pada bab ini berisikan mengenai: Kesimpulan dan saran-
saran dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
16
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Manajemen Redaksi
1. Manajemen
Istilah manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-
fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manajemen berarti:
a. Proses penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai
sasaran.
b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan
organisasi.2
Pada pengertian lain, istilah manajemen berasal dari bahasa italia yaitu,
maneggio yang berarti pelaksanaan atau pengurusan kemudian dalam bahasa
Inggris menjadi management dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan tata laksana, pengelola, atau pengurusan.3 Manajemen adalah
1Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005) edisi revisi, h. 1.
2Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 29.
3Soni Sumarsono, Manajemen Koperasi “Teori dan Praktik”, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2004), h. 72.
17
pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia atau berpotensi di dalam pencapaian
tujuan.4
Adapun definisi manajemen menurut para tokoh, yaitu:
1. Drs. H. Malayu S.P Hasibun memberikan definisikan manajemen adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.5
2. Menurut A. F. Stoner, manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan dari usaha
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ia melihat
manajemen dari segi proses.6
3. Menurut Peter F. Drucker, dalam bukunya Management, Task,
Responsibility, Practises (Terjemahan LPPM Jakarta), mendefinisikan
manajemen sebagai pemberi arah kepada lembaga yang dikelola,
dengan memikirkan misi, sasaran dan cara mengorganisasi sumber daya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga.7
Pentingnya manajemen pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas
(fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak
terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam
4Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2004), h.32.
5Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, edisi revisi, h. 2.
6Maksum Habibi, Ekonomi III, (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2006), h.3.
7N.I. Erlyanti, Ekonomi Jilid III, (Jakarta: Piranti Darma Kalakotama, 2006), h. 3.
18
melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pakerjaan, tugas dan
tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab
ini maka terbentuknya kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu
organisasi. Dalam organisasi ini makan pekerjaan yang berat dan sulit akan
dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.8
Dari beberapa di atas disimpulkan bahwa manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya manusia, sumber daya
alam serta sumber-sumber lainnya dengan dikepalai oleh seorang manajer yang
bertugas untuk mengarahkan para stafnya.
2. Redaksi
Redaksi adalah suatu bagian terpenting dalam organisasi media
komunikasi massa yang tugas pokoknya mengelola isi atau acara media massa
baik cetak ataupun elektronik. Secara umum redaksi mempunyai tugas dan
wewenang untuk pengadaan, pengelolaan, penampilan, dan penyusunan
komposisi naskah sesuai dengan misi media tersebut.9
Bidang redaksi mempunyai tugas yaitu mengisi surat kabar atau majalah
dengan berita setiap terbit. Tentunya berita yang menarik dan bermanfaat buat
para pembacanya. Sasaran objektif bidang redaksi adalah menyediakan tiap
8Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, edisi revisi, h. 3.
9Maskun Iskandar, Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka,
1990), h. 125.
19
terbit naskah berita, naskah opini, dan layout sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan dewan redaksi.10
Dalam tugas jurnalistik atau pesuratkabaran, redaksi merupakan „dapur‟
dan menjadi jantung seluruh akivitas wartawan sehingga semua redaksi masing-
masing halaman diwajibkan harus serba bisa. Di samping redaksi berdasarkan
spesialisasi bidang.11
Secara garis besar keredaksian dibagi menjadi , pemimpin redaksi,
redaktur pelaksana, redaktur, wartawan dan reporter
3. Manajemen Redaksi
Menurut Stefanus Akim mendefinisikan manajemen keredaksian adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasaan terhadap
pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan integrasi dan pemeliharan orang-
orang dengan tujuan membantu mencapainya suatu tujuan organisasi (pers),
individual dan masyarakat.12
Bagian redaksional merupakan bagian yang mengurus pemberitaan.
Bagian yang dipimpin oleh seorang Pemimpin Redaksi ini bertanggung jawab
atas pekerjaan yang terkait dengan pencarian dan pelaporan berita. Maka itulah,
10A.M Hoeta, Soehoet, Manajemen Media Massa, (Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta
IISIP, 2003), h. 43.
11Henny S.W dan Alexander Rumondor, Manajemen Media Massa, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004), h. 4. 23. 12
Stefanus Akim, “Manajemen Keredaksian .” artikel diaksese pada 04 April 2013 dari
http://stefanusakim.blogspot.com/2007/12/manajemen-keredaksian.html?m=1.
20
jajaran ini disibukkan oleh proses rapat redaksi yang memutuskan peristiwa apa
yang diangkat, peristiwa mana yang ditangguhkan.13
Terkait delapan fungsi manajemen redaksi menurut Stefanus Akim ini
diawali dengan fungsi perencanaan. Setiap fungsi manajemen selalu
didahulukan dengan fungsi perencanaan. Karena apabila perencanaannya baik
maka akan mendapatkan hasil yang baik pula.
Manajemen redaksi media cetak dapat didefinisikan sebagai satu
kesatuan secara efektif dalam sebuah organisasi media massa (cetak) dalam
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
pengembangan, kompensasi, integrasi dan pemeliharaan orang-orang (staff)
untuk mencapai tujuan atau sasaran yang hendak dicapai.14
Berikut ini akan
dipaparkan fungsi manajemen redaksi dalam sebuah media massa (cetak).
a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan adalah semua kegiatan yang dimulai dari pembahasan ide
(gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan proses pencarian berita. Dalam
perencanaan ini terjadi proses interaksi dan kreativitas manusia dengan
peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat
ditentukan oleh sebuah perencanaan yang dikonsep di atas kertas (outline)
13Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, h. 85.
14
Stefanus Akim, “Manajemen Keredaksian .” artikel diaksese pada 21 April 2013 dari
http://stefanusakim.blogspot.com/2007/12/manajemen-keredaksian.html?m=1.
21
berupa pembagian tugas pencarian berita hingga berita siap siar dalam rapat
redaksi.15
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulan bahwa perencanaan ialah
kegiatan merencanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata
lain, perencanaan mencakup semua kegiatan yang dimulai dari pembahasan ide
(gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan proses pencarian berita.
Proses perencanaan dan penetapan mencakup langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menetapkan peran misi, yaitu menentukan sifat dan lingkup
tugas yang hendak dilaksanakan.
2) Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan di mana
mengelola media penyiaran harus mencurahkan waktu, tenaga
dan keahlian yang dimiliki.
3) Mengidentifikasikan dan menentukan indikator efektivitas dari
setiap pekerjaan yang dilakukan.
4) Memilih dan menentukan sasaran atau hasil yang ingin dicapai.
5) Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menetukan urutan tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan
b. Penjadwalan (scheduling) menentukan waktu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan atau sasaran
c. Anggaran (budgeting) menentukan sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
d. Pertanggung-jawaban menetapkan siapa yang akan
mengawasi pemenuhan tujuan yaitu pihak yang menyatakan
tujuan sudah tercapai atau belum.
e. Menguji dan merevisi rencana sementara (tentative plan)
6) Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan yang akan
terpenuhi.
7) Komunikasi-menentukan komunikasi organisasi yang diperlukan
untuk mencapai pemahaman serta komitmen pada enam langkah
sebelumnya.
15
Morissan, Media Penyiaran; Strategi mengelola Radio dan Televisi, h. 277.
22
8) Pelaksanaan-persetujuan mengenai komitmen untuk
menjalankan upaya yang telah ditentukan, pendekatan apa yang
paling baik, dan siapa saja yang terlibat.16
b. Fungsi Pengorganisasian
Fungsi kedua ialah fungsi pengorganisasian. Pengorganisasian
(organiziur organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan
yang melingkupinya.17
Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah
departementalisasi dan pembagian kerja. Derpatementalisasi ialah
pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar seluruh kegiatan
yang sejenis dapat saling berhubungan dan dikerjakan bersama.18
Dari definisi diatas, dapat disimpulan bahwa fungsi pengorganisasian
ialah proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-
tujuan, dan sumber-sumber. Hasil dari fungsi pengorganisasian ialah struktur
organisasi. Melalui struktur organisasi tersebutlah para tim redaksi bekerja
sesuai dengan posisinya.
16
George L. Morrisey, management by Objectivies and Result For Business an
Industry (Addison Wesley Publishing: 1982), Second Edition, h. 374 17
Morissan, Menajemen Media Penyiaran (Jakarta: Prenada Media, 2008), h. 142. 18
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, h. 142.
23
Pada umumnya, media penyiaran komersil memiliki departemeen
sebagai berikut:19
1) Departemen Pemasaran. Departemen ini fokus dalam menangani
kegiatan yang terkait dengan pemasaran dan mempromosikan
program maupun segala kegiatan kepada beberapa pihak atau
partner kerja.
2) Departemen Program. Departemen ini bertanggung jawab untuk
merencanakan, memilih, menjadwalkan dan membuat program.
3) Departemen berita. Departement ini dipimpin oleh seorang
pemimpin Redaksi. Departemen berita bertanggung jawab
terhadap produksi program berita, olahraga, documenter dan
program-program yang terkait dengan kepentingan khalayak.
4) Departemen Teknik. Departemen ini bertanggung jawab penuh
terhadap segala hal yang terkait dengan peralatan siaran agar
program dan berita dapat disiarkan. Jika dalam media tv para
staf teknik mengoperasikan peralatan di control room, maka
dalam media massa (cetak) staf teknik biasanya disebut IT
(informasi Technology) dan fokus mengurusi tampilan (layout)
di majalah tersebut.
19
Peter K. Pringle dkk, Electronik Media Management (Focal Press: Boston, 1991), h.
13.
24
5) Departemen Bisnis. Departemen bisnis melaksanakan berbagai
pekerjaan yang berhubungan dengan bisnis. Bekerja sama
dengan beberapa pihak terkait masalah periklanan.
c. Fungsi Pengarahan
Setelah fungsi pengorganisasian dapat berjalan secara sistematis dan
terarah, maka fungsi selanjutnya yang perlu dijalankan ialah fungsi pengarahan.
Fungsi pengarahan adalah fungsi yang dijalankan pada media massa berupa
pengarahan seorang pemimpin agar para stafnya bersedia melaksanakan tugas
dan memotivasikan bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan
yang kondusif sehingga timbul saling pengertian, kepercayaan yang baik,
menumbuhkembangkan disiplin kerja dan rasa saling memiliki.20
Dari definisi tersebut, ringkasnya pengarahan adalah komunikasi
persuasif untuk memotivasikan bawahan agar tersedia bekerja semaksimal
mungkin untuk menghasilkan produktivitas dari para bawahan.
Fungsi pengarahan sangat penting dalam sebuah organisasi media untuk
menciptakan hubungan yang baik antara seorang manajer dengan bawahannya
untuk melaksanakan tugas yang sejalan dengan visi dan misi media itu sendiri.
20
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi (bandung:
Rosdakarya, 2005), h. 2.
25
d. Fungsi Pengawasan
Setelah fungsi pengarahan berjalan dengan baik, maka fungsi
selanjutnya ialah fungsi pengawasan (controlling). Fungsi pengawasan dalam
media massa meliputi persiapan suatu standar kuantitas dan kualitas hasil kerja,
baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan atau organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptanya cipta yang
positif.21
Robert J. Mockler (19720) memberi definisi yang hampir senada
seputar pengawasan. Menurut Mockler , pengawasan ialah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik. Membandingkan
kagiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-
tujuan perusahaan.
Dari definisi di atas dapaat disimpulkan bahwa fungsi pengawasan
ialaah fungsi yang dijalankan pada setiap departemen di sebuah media untuk
mengawasi jalannya setiap kegiatan. Semua itu diawasi guna menghasilkan
yang terbaik untuk media tersebut.
21
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, h. 2-3.
26
e. Fungsi Pengembangan
Fungsi kelima ialah fungsi pengembangan. Fungsi pengembangan ialah
kegiatan yang terus menerus dilakukan (continued actuating) untuk
mengembangkan dua elemen besar media massa yaitu content (isi berita) dan
staf redaksi itu sendiri. Fungsi pengembangan ini biasanya dilakukan oleh divisi
Litbang (penelitian dan pengembangan).
Secara ringkas bahwa fungsi pengembangan ialah fungsi yang idealnya
harus dijalankan oleh organisasi media agar bagaimana media itu dapat
berkembang baik dalam lingkup intern maupun ekstern. Setelah berkembang
dengan baik, maka perlu kiranya dipikirkan kembali bagaimana media itu
dapat bersaing secara sehat.
f. Fungsi Kompensasi
Fungsi berikutnya setelah fungsi pengembangan ialah fungsi
kompensasi. Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas
hasil kerja karyawan tersebut. Perusahaan dalam memberikan kompensasi
kepada para pekerja lebih dahulu melakukan perhitungan kinerja dengan
membuat sistem penilaian. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian
setiap pegawai.
Kompensasi yang baik akan memberikan beberapa efek positif pada
sebuah perusahaan sebagai berikut:
27
1) Mendapatkan karyawan berkualitas yang baik
2) Memacu pekerjaan untuk bekerja lebih giat dan meraih prestasi
gemilang
3) Memikat pelamar kerja berkualitas dari lowongan kerja yang ada
4) Mudah dalam pelaksanaan dalam administrasi maupun aspek
hukumnya,
5) Memiliki keunggulan lebih dari pesaing atau kompetitor.
Menurut Budiman Rianto, jenis kompensasi yang diberikan pada
karyawan terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:22
1) Imbalan ektrinsik. Imbalan ektrinsik ialah imbalan yang diberikan
kepada seorang karyawan yang berbentuk materi (uang) seperti:
gaji, upah, honor, bonus, komisi dan lainnya.
2) Imbalan intrinsik. Imbalan intrinsik ialah imbalan yang bentuknya
sebagai benefit atau tunjangan pelengkap. Imbalan intrinsik
contohnya seperti: uang cuti, uang makan, uang transportasi,
asuransi, jaminan sosial tenaga kerja, uang pensiun, rekreasi,
beasiswa untuk melajutkan kuliah dan lain sebagainya.
Dari definisi di atas memberikan gambaran bahwa fungsi kompensasi
ialah fungsi yang dijalankan oleh atasan untuk dapat memberikan kompensasi,
22
Budiman Rianto, “Definisi Kompensasi Organisasi,” artikel diakses pada tanggal 21
April 2013, 15.10 wib.
28
baik berupa materi maupun nonmateri kepada bawahannya sesuai dengan apa
yang telah ia usahakan untuk perusahaan tersebut.
Biasanya, sebuah perusahaan memiliki indikator penilaian untuk
memacu kinerja karyawan agar lebih baik. Hal ini penting karena jika ada
sebuah indikator, khawatir karyawannya akan melaksanakan tugas mereka
dengan tidak maksimal. Dalam hal ini, masalah profesional seorang karyawan
memang tidak dapat dibohongi.
g. Fungsi Integrasi
Setelah fungsi kompensasi, selanjutnya ialah fungsi integrasi. Fungsi
integrasi. Fungsi integrasi idealnya dimiliki oleh sebuah organisasi media
massa. Integrasi sendiri memiliki dua pengertian, yaitu pengendalian terhadap
konflik dalam suatu sistem sosial tertentu dan membuat suatu keseluruhan dan
menyatukan unsur-unsur tertentu.
Fungsi integrasi dalam organisasi media dalam lingkup yang kecil
difokuskan kepada hubungan antara satu staf dengan staf yang lain. Sedangkan
untuk lingkup yang lebih besar ialah hubungan antara manajer dengan
bawahan maupun pimpinan media dengan pimpinan media lain untuk dapat
berintegrasi, menjalin kerjasama dan bersinergi dengan baik. Fungsi integrasi
juga patut dijalankan dalam organisasi media agar media itu dapat dikenal
khalayak luas.
29
h. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi yang terakhir ialah fungsi pemeliharan. Pemeliharaan orang-
orang (staffing), meliputi menentukan persyaratan personil yang akan
dipekerjakan, merekrut calon karyawan, menentukan job description dan
persyaratan teknis suatu pekerjaan, melakukan penilaian dan pelatihan termasuk
pengembangan kualitas dan kuantitas karyawan sebagai acuan untuk
penyusunan setiap fungsi dalam manajemen.23
Tupoksi (pembagian) tugas tentunya disesuaikan dengan kemapuan
masing-masing karyawan. Semua kegiatan baik pada bagian redaksi maupun
perusahaan dipimpin oleh seorang pemimpi umum.24
Jadi, dapat disimpulakn
bahwa fungsi pemeliharaan ialah fungsi yang dijalankan oleh seorang manajer
agar para staf dapat bekerja dengan maksimal, dengan pembagian tugas yang
adil.
Dalam manajemen redaksi media cetak, yang perlu diperhatikan ialah
penampilan (cover), pada setiap penerbitan.25
Konsep pracetak dalam satu
perusahaan penerbitan pers ini mucul akibat bertambah pesatnya kemajuan
teknologi komunikasi, terutama di bidang pracetak (printing). Sedikitnya ada
tiga pekerjaan redaksional yang bisa diahlikan ke bidang usaha. Ketiga usaha
pekerja itu adalah setting (pengetikan naskah,) correctting (pengoreksi naskah),
23
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, h. 2. 24
Arief Permadi, “Manajemen Redaksi,” Artikel diakses pada tanggal 21 April 2013,
15.45 wib dari permadi.blogspot.com/2008/10/manajemen-redaksi 15.html. 25
Mubardjo, Strategi Manajemen Medi Cetak (Jakarta: PT. Duta Karya Swasta, 2008),
h. 42.
30
dan layout (tata letak).26
Berikut ini akan digambarkan mengenai struktur pada
bidang redaksi dalam sebuah media massa pada umumnya.
Tabel.1
STRUKTUR BIDANG REDAKSI27
Penjelasan mengenai struktur bidang redaksi sebagai berikut:
1) Pemimpin redaksi
Orang pertama yang bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan
pers. Tugas utama pemimpin redaksi adalah mengendalikan kegiatan
keredaksian di perusahaan yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan,
26
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 27.
27Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 25.
2. Sekretaris Redaksi
3. Redaktur Pelaksana
Redaktur Redaktur Redaktur 4.Redaktur Redaktur
5. Wartawan
1. Pemimpin Redaksi
31
pencarian fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama (head
line), berita pembuka halaman (opening news), menugaskan atau membuat
sendiri tajuk dan sebagainya. Baik atau buruknya isi pemberitaan pada
penerbitannya, tergantung dari ketajaman pemimpin redaksi dalam mencari dan
memilih materi pemberitaannya.
Pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh
beberapa tenaga lain yang biasanya disebut dengan redaktur pelaksana,
(managing editor), redaktur halaman (editor), dan asisten redaktur (subeditor).
Dalam suatu perusahaan penerbitan pers yang baru berdiri, pemimpin
redaksi biasanya dipegang sendiri oleh pemilik perusahaan yang mengajukan
surat izin penerbitan pers. Ini erat kaitannya dengan penentuan misi dan visi
penerbitannya.28
2) Sekretaris Redaksi
Pembantu pemimpin redaksi dalam hal administrasi keredaksionalan.
Misal menerima surat-surat luar yang menyangkut keredaksionalnya, mengirim
honor tulisan kepada penulis dari luar, membuatkan surat-surat yang diperlukan
oleh pemimpin redaksi. Jika ada surat dari luar baik yang berkaitan dengan
peliputan maupun sumbangan tulisan, surat tersebut diteruskan kepada masing-
masing bagian. Jika surat itu isinya undangan liputan, tugas sekretaris redaksi
28
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 18-19.
32
isi undangan tersebut. Sekretaris redaksi tidak dibenarkan langsung
memberikan undangan tersebut kepada wartawan.29
3) Redaktur Pelaksana
Redaktur pelaksana (managing editor) adalah jabatan yang dibentuk
untuk membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugas-tugas
keredaksionalannya. Jumlah personil redaktur pelaksana antara satu penerbitan
lainnya tidak sama. Ada yang cukup satu, dua orang bahkan tanpa redaktur
pelaksana. Ini sesuaikan dengan banyaknya isi penerbitannya. Biasanya
tergantung dari jumlah halaman yang diterbitkannya.
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari redaktur pelaksana mengatur
pelaksanaan tugas sesuai dengan yang digariskan oleh pemimpin redaksi.
Dalam keadaan tertentu, redaktur pelaksana bisa membebankan tugas kepada
para redaktur halaman (editor) sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tanggung jawab redaktur pelaksana adalah langsung kepada pemimpin redaksi.
Biasanya setiap hari sebelum memulai pekerjaan, antara pemimpin
redaksi dan redaktur pelaksanaan bertemu lebih dulu untuk merumuskan topik
atau masalah apa yang akan diangkat dalam penerbitan hari itu. Jika sudah
ditemukan maka diadakan rapat koordinasi keredaksionalannya antara redaktur
pelaksana dengan para redaktur. Pada kesempatan ini pemimpin redaksi bisa
29Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 20.
33
ikut, bisa juga tidak. Kepercayaan sepenuhnya diberikan kepada redaktur
pelaksana. Masing-masing proses yang sedemikian itu harus dilalui.30
4) Redaktur
Redaktur (editor) adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap isi
halaman media cetak. Itu sebabnya, ada sebutan redaktur halaman atau redaktur
bidang. Keduanya sama saja karena yang membedakan hanya sebutannya saja.
Misalnya, tiap lembar media cetak ada yang namanya halaman kota, halaman
daerah, halaman internasional, halaman seni dan sebagainya. Tetapi ada juga
yang menyebutnya dengan bidang kota, daerah, internasional, seni dan
sebagainya. Penanggung jawab halaman atau bidang itulah yang disebut
redaktur atau editor.
Banyaknya redaktur pada tiap penerbitan pers tergantung dengan
banyaknya halaman atau bidang yang disajikan oleh penerbitan pers itu.
Penerbitan pers (surat kabar atau majalah) kecil yang terbit dengan beberapa
halaman, jumlah redakturnya juga sedikit. Tetapi penerbitan pers yang memiliki
halaman banyak, otomatis memerlukan redaktur yang banyak pula.
Tugas redaktur adalah menerima berita, baik dari kantor berita,
wartawan, koresponden atau bahkan press release dari lembaga, organisasi,
instansi pemerintah atau perusahaan swasta. Bahan berita itu kemudian
diseleksi untuk dipilih mana yang layak untuk dimuat dengan segera (hari itu
30
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 20-21.
34
juga) dan mana yang bisa ditunda pemuatannya. Tiap penerbitan pers, baik itu
surat kabar atau majalah mempunyai banyak redaktur yang menjaga halaman
atau rubrik-rubrik yang diandalkan untuk di sajikan pada pembacanya. Masing-
masing penerbitan pers surat kabar atau majalah mempunyai gaya tersendiri
dalam menyajikan beritanya.31
5) Wartawan
Wartawan atau reporter adalah seseorang yang bertugas mencari,
mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan
melalui media massa. Jika wartawan itu menyiarkan beritanya melalui
penerbitan surat kabar atau majalah, ia disebut sebagai wartawan media cetak.
Tetapi juga wartawan yang menyiarkan beritanya itu melalui radio atau televisi.
Ia disebut wartawan radio atau wartawan media.
Dari status pekerjaannya, wartawan dibedakan menjadi tiga. Wartawan
tetap, wartawan pembantu, dan wartawan lepas (freelance). Wartawan tetap
artinya wartawan yang bertugas di satu media massa (cetak atau elektronik) dan
diangkat menjadi karyawan tetap di perusahaan itu. Istilah karyawan tetap
adalah mereka mendapat gaji tetap, tunjangan, bonus, fasilitas, kesehatan dan
sebagainya serta diperlakukan sebagaimana karyawan lainnya dengan hak dan
kewajiban yang sama. Dalam melaksanakan tugas wartawan tetap selalu
dilengkapi dengan surat tugas (kartu pers).
31
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 22.
35
Wartawan pembantu adalah wartawan yang bekerja di satu perusahaan
pers (cetak atau elektronik), tetapi tidak diangkat sebagai karyawan tetap.
Mereka diberi honorarium yang disepakati, diberi surat tugas (kartu pers), serta
diberi tugas sesuai kemampuannya, dan dapat mewakili penerbitannya bila
meliput satu peristiwa. Tetapi mereka tidak mendapatkan jaminan lain
sebagaimana karyawan tetap. Biasanya wartawan pembantu ini merupakan
jenjang kedua sebelum mereka diangkat menjadi karyawan tetap.
Sedangkan wartawan lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada satu
perusahaan media massa baik cetak maupunn elektronik. Mereka bebas
mengirimkan beritanya ke berbagai media massa. Jika berita atau tulisannya itu
dimuat, mereka mendapatkan honorarium, tetapi jika tidak dimuat, tidak
mendapatkan apa-apa. Perusahaan media pada umumnya mau menerima atau
memuat berita atau tulisan wartawan lepas, jika berita mereka memang betul-
betul bagus dan tidak memiliki oleh wartawan tetapnya. Untuk itu wartawan
lepas harus memiliki kemampuan lebih dari para wartawan tetap.32
4. Manajemen Redaksi Media Cetak
Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
redaksi media massa pada umumnya sama. Dari sisi internal, sebuah media
cetak memang harus memiliki manajemen yang mampu mengatur hubungan
antara berbagai pihak seperti para pendiri, karyawan, wartawan, khalayak
pelanggan dan pembaca, mitra kerja, agen, loper, pemasang iklan dan biro
32
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 22-23.
36
iklan. Selain itu, interaksi internalnya melalui surat pembaca, para kontributor,
pemerhati dan pemberi masukan serta kritik. Semua itu dihidupkan oleh
kelembagaan media mentapkan peranan, tujuan, dan visi, sikap, serta orientasi
nilai bagi masyarakat.
Dalam bahasa teknis jurnalistiknya, misalnya menetapkan dengan baik
kebijakan editorial dan kebijakan perusahaannya. Dari sanalah, dihasilkan
berita, komentar, dan opini. Para wartawannya bekerja berdasarkan kompetensi
profesional yang berlandaskan kode etik profesi dan kebijakan redaksi.
Masyarakat, karena itu, mempercayainya, membelinya dan
mengembangkannya.33
Secara efektif, manajemen redaksi media cetak dapat
definisikan sebagai proses antar orang yang merupakan satu kesatuan di dalam
organisasi media massa (cetak) dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, pengembangan, kompensasi, integrasi, dan
pemeliharaan orang-orang (staff) untuk mencapai tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai.
B. Aplikasi Jurnalisme Cetak
1. Media Cetak
Media cetak merupakan media yang tertua dalam sejarah peradaban
manusia. Media cetak yang sering disebut juga dengan pers, yang memenuhi
kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah.34
Media cetak
33
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, h. 85. 34
diakses pada tanggal 21 April 2013, 12.00 wib.
37
adalah media informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Semakin
bertambahnya kemajuan teknologi informasi, maka semakin canggih pula
media yang dapat menunjang informasi.35
2. Jurnalisme cetak
Kegiatan jurnalistik yang terorganisasikan, kemudian melahirkan apa
yang dikenal dengan pers, yaitu usaha-usaha penerbitan karya jurnalistik yang
berupa informasi dan berita. Usaha-usaha penerbitan atau pers itu memiliki
kebijakan dalam hubungan dengan Struktur masyarakat dan negara. Kebijakan
itu kemudian menjadi orientasi dari karya jurnalistik yang berada dalam
lingkupnya. Sebutan pers berasal dari cara kerja mesin cetak menekan huruf-
huruf di atas kertas. Selanjutnya semua usaha penerbitan yang berhubungan
dengan mesin cetak disebut pers.36
a. Secara Keseluruhan Isi Penerbitan Pers
a) Pemberitaan (news getter) adalah laporan mengenai kejadian atau
peristiwa yang hangat. Jadi, berita dapat dikaitkan dengan kejadian
atau peristiwa yang terjadi.
b) Berita langsung (straight news) adalah berita yang ditulis secara
langsung, artinya informasi yang dituangkan dalam berita itu
diperoleh langsung dari sumber beritanya.
35
http://www.anneahira.com/pengertian-media-cetak.htm. Diakses pada tanggal 21
April 2013, 12.20 wib. 36
, diakses pada tanggal 21 April 2013, 21.35 wib.
38
c) Penggalian berita (investigative news) adalah untuk dapat membuat
berita harus ada kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa ini
bisa disebut sebagai sumber berita.
d) Pengungkapan berita (explanatory news) adalah pengungkapan
berita atau bisa juga disebut sebagai berita yang menjelaskan
artinya, dalam hal penulisan berita data yang disajikan lebih banyak
diuraikan dari pada diungkap secara langsung.
e) Penjelasan berita (interpretative news) adalah bentuk berita yang
penyajiannya merupakan gabungan antara fakta dan interprestasi.
Artinya, dalam penulisan berita seperti ini, penulis boleh
memasukkan uraian, komentar, dan sebagainya yang ada kaitannya
dengan data yang diperoleh dari peristiwa atau kejadian yang dilihat.
f) Pengembangan berita (depth news) adalah merupakan kelanjutan
atau hampir sama dengan investigatif news. Bedanya juga
investigative news, bermula dari adanya isu atau data mentah yang
kemudian dilakukan penelitian atau penggalian.
g) Karangan khas (feature) adalah bagian dari penyajian berita cara
menulisnya dapat mengabaikan pegangan utama dalam penulisan
berita yaitu 5W dan 1H.
39
b. Pandangan dan Pendapat (opinion)
a) Pendapat umum (public opinion) adalah pendapat, pandangan, atau
pemikiran lain dari masyarakat luas, untuk menanggapi atau
membahas suatu permasalahan yang dimuat dalam penerbitan pers.
b) Komentar adalah pendapat, pandangan atau pemikiran lain dari
masyarakat lain dari masyarakat luas, untuk menanggapi atau
membahas suatu permasalahan yang dimuat dalam penerbitan pers.
c) Artikel adalah opini masyarakat yang dituangkan dalam tuliasan
tentang berbagai soal, mulai dari poltik, ekonomi, sosial, budaya,
teknologi bahkan olahraga.
d) Surat pembaca (letter to the editor) adalah opini publik yang cukup
menarik dalam penerbitan pers.
c. Opini Penerbit (desk opinion)
a) Opini penerbit (desk opinion) adalah pandangan, pendapat atau
opini dari redaksi terhadap suatu masalah yang terjadi di tengah
masyarakat, dan dijadikan sajian dalam penerbitannya,
b) Tajuk rencana merupakan sikap, pandangan, atau pendapat
penerbit terhadap masalah-masalah yang sedang dibicarakan oleh
masyarakat.
c) Pojok adalah opini penerbit yang penyajiannya dilakukan secara
humor.
d) Karikatur (carricature/cartoon) adalah bagian dari opini penerbit
yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus.
40
d. Periklanan (advertisment)
a) Periklanan adalah kegiatan memasuk pengasilan bagi perusahaan
penerbitan pers dengan jalan menjual kolom-kolom yang ada pada
surat kabar atau majalah dalam bentuk advertensi (advertising).
b) Iklan display adalah display memakai ukuran milimeter atau kolom,
ukuran ini pula yang menentukan harganya.
c) Iklan baris adalah iklan yang hanya terdiri dari baris huruf-huruf.
d) Iklan pariwara adalah iklan berbentuk berita atau artikel.37
3. Berita
Menurut Hikmat Kasumaningrat berita ialah informasi aktual mangenai
fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang.38
Sedangkan menurut
Sudirman Tebba memberikan definisi berbeda seputar berita. Menurutnya,
berita ialah jalan cerita mengenai suatu peristiwa.39
Asep Syamsul Romli juga disebutkan bahwa berita ialah laporan
peristiwa yang memenuhi keempat unsur yaitu cepat, nyata, penting dan
menarik.40
Dari beragam definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa berita ialah
informasi aktual mengenai fakta dan opini dengan memperhitungkan beberapa
37
Totok Djuroto, M.Si, Manajemen Penerbit Pers, h. 46-86. 38
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktik
(Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 39. 39
Sudirman Tebba, jurnalistik baru, h. 55. 40
Asep Syamsul M.Romli, Jurnalistik Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 6.
41
unsur yaitu, kedekatan (proximity) geografis antara khalayak dengan peristiwa,
keterkenalan (prominence), kriminal (criminal), seks (sex) dan dampak
(consequense).
4. Jenis dan Nilai-nilai Berita
a. Jenis Berita
Berita terbagi menjadi beberapa macam, tergantung dari sudut pandang
seseorang melihatnya, yaitu:
1) Sifat kejadian,
2) Cakupan isi berita, dan
3) Bentuk penyajian berita.41
Dilihat dari segi sifat kejadiannya, ada berita terduga (perayaan hari
besar nasional) dan berita tak terduga (kebakaran, tanah longsor, banjir).
Dilihat dari segi cakupan isi berita, berita terbagi menjadi berita politik,
ekonomi, kebudayaan, hukum, dan lain sebagainya.
Sedangkan jika dilihat dari segi bentuk penyajiannya, berita
digolongkan menjadi dua, yaitu hard news dan soft news.
41
Sudirman Tebba, jurnalistik Baru, h. 56.
42
5. Nilai Berita
1) Nilai Berita Menurut Pandangan Lama
Dalam Schediasma Curiosum de Lectione Novellarum, Cristia Weise
mengemukakan pada tahun 1676 bahwa dalam memilih berita harus dipisahkan
antara yang benar dan yang palsu.42
Menurut Tobias Peucer (1690), nilai berita menurut pandangan lama
ialah:
a) Tanda-tanda yang tidak lazim (ketidaklaziman),
b) Berbagai jenis perubahan sosial dan pemerintahan,
c) Masalah-masalah gereja dan keterpelajaran.
Kasper Steiler (1965) berpendapat bahwa penulis berita di surat kabar
haruslah yang dapat menceritakan hal-hal penting dan menjauh diri dari hal-hal
sepele”. Steiler juga mengungkapkan bahwa nilai-nilai berita ialah kebaruan,
kedekatan, geografis, implikasi, dan keterkenalan, maupun negativisme.
2) Nilai Berita Menurut Pandangan Modern
Berita menurut pandangan modern dihubungkan kepada wartawan
Amerika Serikat, Walter Lippman pada awal abad lalu. Menurutnya, berita
dinilai sebagai berita jika ada unsur kejelasan tentang peristiwanya, unsur
42Michael Kunczik, Concepts of Journalisme, North an South, Friedrich Ebert Stichtung,
Bonn, 1984.
43
kejutan (surprise), unsur kedekatan (proximity) secara geografis, serta ada
dampak (impact) dan konflik personalnya.
Sedangkan menurut Hikmat dan Purnama Kusumaningrat nilai berita
menurut pandangan modern ialah sebagai berikut:
a. Aktualitas (Timeliness): Bagi sebuah surat kabar, semakin aktual
beritanya, semakin tinggi pula nilai beritanya. Sebuah berita ini
sering dinyatakan sebagai laporan dari apa yang baru saja terjadi.43
b. Kedekatan (proximity): peristiwa yang mengandung unsur
kedekatan geografis dengan pembaca, tentu akan sangat menarik
perhatian pembaca tersebut.
c. Keterkenalan (prominence): jika yang diberitakan itu cukup dikenal
khalayak massa, berita itu pun semakin menarik.
d. Dampak (Consequence): konsep dampak dalam nilai berita juga
berperan penting.
e. Human Interest
1. Ketegangan (Suspense): semakin tinggi tingkat ketegangan
berita, maka berita tersebut semakin menarik untuk dibaca.
2. Ketidaklaziman (Unusualness): kejadian yang tidak lazim atau
sesuatu yang aneh akan memiliki daya tarik untuk dibaca.
3. Minat pribadi (personal Interest): berita itu ada terkadang
karena adanya hasrat atau minat pribadi dari khalayak.
43
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, h. 18.
44
4. Konflik (conflict): peristiwa atau kejadian yang mengandung
pertentengan terkadangan turut membuat pembaca tergugah.
5. Simpati (Sympathy): pemberitaan mengenai seorang anak bocah
berusia enam tahun di tengah hutan yang telah merawat ibunya
yang cacat bertahun-tahun tentu akan mengundang simpati
khalayak.
6. Kemajuan (progress): “kereta api monorel akan dibangun di
Jakarta untuk mengurangi kemacetan”. Pemberitaan mengenai
kemajuan tanah air akan menarik pembaca turut mengetahui.
7. Seks (Sex): contohnya, pemberitaan mengenai pemerkosaan
yang dilakukan kakek terhadap anak di bawah umur hingga
hamil.
8. Usia (Age): contohnya, Anak balita berusia lima tahun dapat
memainkan alat musik, atau anak terkecil di dunia berumur 35
tahun.
9. Binatang (Animals): pemberitaan aneh seputar binatang.
10. Humor (Humor): pemberitaan yang mengundang tawa bagi
pembaca.
11. Magnitude: megnitude hampir senada dengan ketidaklaziman,
namun magnitude melahirkan dampak yang cukup besar.
Misalnya peristiwa tsunami di Aceh yang menyebabkan
kematian hingga ratusan orang.
45
6. Penyajian Berita Media Cetak
Teoritikus Henry Fayol dan beberapa penerusnya ( Urwik dan Brech)
memberikan pernyataan bahwa bagaimana seorang manajer seharusnya
mengaplikasikan tanggung jawabnya sehari-hari dalam sebuah orgaisasi.
Tanggung jawab tersebut ialah:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Motivasi
d. Koordinasi
e. pengendalian44
Proses kerja redaksional menentukan apakah suatu peristiwa memiliki
nilai berita sesungguhnya atau tidak, seorang redaktur menentukan apa yan
harus diliputi, sementara seorang reporter menentukan bagaimana cara
meliputinya dengan tahap pencarian dan penggarapan berita, setelah seluruh
materi terkumpul, maka tahap selanjutnya ialah melakukan penulisan dan
penyunting (editing).
Sebelum seorang reporter turun ke lapangan, ia harus lebih dahulu
mendengarkan dari redaktur tentang hasil rapat redaksi di pagi hari. Rapat pagi
44
Alan Mumford, Mencetak Manajer Andal Melalui Coaching dan Monitoring
(Jakarta: PT. Pustaka), h. 12.
46
biasanya dipimpin oleh pemimpin redaksi atau redaksi atau redaktur pelaksana
untuk menentukan berita-berita apa saja yang harus diliput.45
7. Majalah
1. Pengertian Majalah
Di bawah ini merupakan pengertian majalah yang diambil dari kamus
Besar Bahasa Indonesia:
“Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai macam
liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui oleh
pembaca dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan,
tengah bulan, mingguan dan sebagainya. Dan menurut pengkhususan isinya
dibedakan atas majalah berita, majalah khusus wanita, remaja, olahraga, sastra,
ilmu pengetahuan tertentu.”46
Djony Herfan menjelaskan bahwa majalah merupakan bagian dari
media massa atau media pers yang terbit secara berkala, bisa mingguan atau
bulanan. Selain itu, isi majalah memuat berbagai macam artikel, cerita, gambar-
gambar dan juga iklan.47
Definisi lainnya, majalah merupakan media massa yang terbit secara
berkala dan memiliki format ukuran setengah dari ukuran tabloid atau
seperempat ukuran broadsheet (newspaper). Menurut mario R. Garcia
(Newspaper Design, 1986), selain umumnya berukuran seerempat halaman
broadsheet, pengertian majalah ini adalah halaman demi halamannya diikat
45
Asep Syamsul Romli, Jurnlistik praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001) h.3. 46
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 545. 47
Djony Herfan, ed., Himpunan Istilah Komunikasi (Jakarta: PT. Grasindo, 1988), h.
77.
47
dengan kawat (dihekter) serta menggunakan sampul yang jenis kertasnya lebih
tebal atau lebih mengkilat dibandingkan kertas halaman dalam.48
Mengenai terbitan berkala yang dimaksudkan adalah “…terbit teratur
dalam waktu yang berselang-seling, mungkin sekali terbit dengan kala atau
frekuensi tengah mingguan (seminggu duakali) atau dapat juga terbit tiap
semester atau tengah semester atau tengan tahunah (setahun duakali)…”49
2. Perkembangan Majalah
Perkembangan majalah memiliki beberapa tahapan, seiring perjalanan
peradaban manusia mengembangkan media sebagai sarana informasi. Berikut
adalah perkembangan majalah menurut ENCYCLOPAEDIA BRITANNICA:
BRITANNICA. Com (2000).
Pada Abad ke-17 majalah yang paling awal Erbauliche Monaths –
Unterredungen (1663 – 1668) diterbitkan oleh Johan Rist, seorang teolog dan
penyair dari Hamburg, Jerman. Dalam bentuk jurnal pendidikan, ringkasan
buku-buku yang dikenal mulai disampaikan, namun tidak menyangkut buku-
buku tentang kesusastraan. Tapi selama abad ke-17, terbitan semacam itu rata-
rata berumur pendek.
Pada Abad ke-18 di Inggris perkembangan di Inggris, ditandai dengan
keadaan masyarakat yang telah meningkat kemampuan “melek huruf”-nya
48
Aceng Abdullah, Press Relations: Kiat Berhubungan dengan Media Massa (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 12.
49Lasa HS, pengelolaan Terbitan Berkala (Yogyakarta: Kanisius, 1994), h. 13-14.
48
(literacy), khususnya dikalangan perempuan ditambah menggejalanya
kesadaran masyarakat akan hal-hal baru.
Pada Abad ke-19 di awal pendistribusian misalnya di awal terbitannya
berbagai majalah desain hanya untuk kalangan terbatas. Penerbitannya lebih
suka disebut pengelola“quality” magazines. Sejak tahun 1830-an, bermunculan
majalah-majalah berharga murah yang ditujukan kepada publik yang lebih luas.
Awalnya berbagai majalah ini menyajikan materi-materi yang bersifat
meningkatkan, mencerahkan, dan menghibur keluarga. Tapi, pada akhir Abad
18, berkembang majalah-majalah populer yang semata-mata menyajikan
hiburan.
Abad ke 20: iklan, majalah berita, dan lainnya. Iklan, pada awalnya ,
ditentang di berbagai majalah. Alasan-alasan menjaga nilai-nilai sastrawi
(kesusastraan) di pakai sebagai penguat penolakan. Di Inggris ketika pajak
iklan diturunkan, pada tahun 1853, dan para pemasang iklan mulai menyerbu,
berbagai pengelola majalah di antaranya memasang argument, “tugas dari suatu
jurnal yang mandiri ialah melindungi sejauh mungkin udah dipercaya, meyakini
dan tak waspada pada kepintaran (tersembunyi) pemasang iklan.”
Di Amerika, banyak majalah juga bersikap seperti itu. Harper’s dan
lainnya, misalnya, memasang ketatnya aturan pada para pengiklan, sampai
tahun 1980-an. Reader’s Digest, dengan sirkulasi raksasanya, baru mengizinkan
iklan masuk pada tahun 1955. Perkembangan kehidupan mengelola waktu
49
masyarakat semakin cepat, di Abad 20, serta teknologi cetak yang telah
mengirimkan limpahan informasi demikian rupa, telah mendorong tumbuhnya
penerbitan majalah yang ringkas, padat, dan pendek sajian-sajiannya.
Yang pertama melihat hal itu, dan sekaligus memunculkan kelas baru
bagi dunia penerbitan, ialah majalah berita Amerika Time, yang diterbitkan
tahun 1923 oleh Briton Hadden dan Henry Luce. Time bukanlah majalah berita
pertama. Di Eropa dan As sudah diterbitkan berbagai majalah berita.
Perkembangan Abad 20 juga melahirkan bentukan majalah-majalah ulasan
ilmiah, berkala politik, kebudayaan, serta majalah kesustraan.50
3. Karakterisktik Majalah
a. Penyajiannya Lebih Dalam
Karena terbitannya berkala maka para reporter punya waktu yang cukup
lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Mereka juga punya
waktu yang banyak untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut,
sehingga dapat penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih
mendalam. Kuncinya adalah berita-berita dalam majalah disajikan lebih
lengkap, karena dibumbui oleh latar belakang peristiwa dan unsur why
dikemukakan secara lengkap, begitu pula peristiwa atau proses terjadinya
peristiwa unsur how dikemukakan secara kronologis.
50
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, h. 89- 93.
50
b. Nilai Aktualitas Lebih Lama
Dengan terbit secara berkala juga, maka nilai aktualitas berita dalam
majalah bisa lebih lama jika dibandingkan dengan surat kabar yang hanya
berumur satu hari. Oleh karenanya, kita tidak pernah menganggap usang
majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu.
c. Gambar atau foto lebih banyak
Jumlah halaman lebih banyak, sehigga selain penyajian beritanya yang
mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar atau foto yang lengkap,
dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta aktualitas kertas yang
digunakan pun lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan majalah memiliki daya
tarik sendiri, apalagi apabila foto tersebut sifatnya ekslusif.
d. Sampul sebagai daya tarik
Sampul adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. Sampul
majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna
yang menarik pula. Menarik tidaknya suatu majalah sangat bergantung pada
tipe majalahnya, serta konsistensi atau keajengan majalah tersebut dalam
menampilkan ciri khasnya. Sehingga secara sepintas pembaca dapat
mengidentifikasi majalah tersebut.51
51Elvinaro ardianto dan lukiati komala erdiyana, komunikasi massa suatu pengantar
(bandung: simbiosa rekatama media, 2007), h. 113-115.
51
4. Fungsi majalah
Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama
media berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah berita seperti Gatra mungkin
lebih berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa dalam dan
luar negri dan fungsi berikutnya adalah hiburan. Majalah wanita dewasa
Femina, meskipun isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips
masalah kewanitaan, lebih bersifat menghibur. Fungsi informasi dan mendidik
mungkin menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian fungsi utamanya
adalah memberikan informasi kesustraan pada pembaca.
Pada dasarnya majalah memiliki fungsi yang sama dengan media
massa, karena majalah adalah bagian dari media massa itu sendiri. Fungsi-
fungsi tersebut adalah fungsi penyebar informasi, menjadi sarana hiburan, alat
pembelajaran, sebagai kontrol sosial (bagi majalah-majalah berita).52
Pendapat
lain menyebutkan bahwa meski majalah tidak seaktual surat kabar yang terbit
tiap hari, majalah baik yang terbit bulanan maupun mingguan tetap memiliki
efek edukasi yang tinggi, ia juga berperan sebagai penyampai dan penafsiran
pesan.53
52
Ardianto dan erdiyana, komunikasi massa, h. 20. 53
William L. Rivers, dkk, media massa dan masyarakat modern (jakarta:prenada
media, 2003 h. 212.
52
BAB III
GAMBARAN UMUM MAJALAH JANNA
A. Sejarah Berdiri Majalah Janna
Majalah Islam adalah majalah yang bernafaskan Islam, khususnya yang
ada di Indonesia telah berkembang sebelum kemerdekaan. Majalah-majalah
tersebut muncul dengan tujuan untuk mencoba menyebarkan gagasan
modernisasi di kalangan umat Islam, menyebarkan semangat pembaharuan
Islam, juga perjuangannya melawan kekuasaan kolonial dan pengaruh asing.
Selain itu majalah Islam juga menjadi media penyebaran ilmu pengetahuan dan
kebudayaan untuk dakwah dan pembangunan umat. Seperti yang dijelaskan
pada bab sebelumnya bahwa kemunculan majalah-majalah yang menjadi
sumber referensi informasi Muslim muda yang tidak terlepas dari lahirnya
kaum intelektual di kalangan umat Islam.1
Kemunculan majalah “Janna” ini juga di awali dengan rasa prihatin
untuk kaum muda muslim yang haus akan sumber informasi Muslim, karena
banyak juga terlihat majalah-majalah yang muncul mempunyai unsur tidak
adanya unsur keagamaan khususnya agama Islam yang menjadi mayoritas di
Indonesia. Tutur Agung Vazza sebagai Pemimpin Redaksi majalah Janna.2
1Kurniawan Djunaedhie, Rahasia Dapur Majalah Indonesia (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Umum, 1995), h. 307 – 311. 2 Wawancara pribadi dengan Agung Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
53
Janna merupakan majalah Islam yang terbit pada bulan Maret tahun
2011, Janna sebagai majalah yang memposisikan diri young muslim generation
yang artinya ingin membawa pesan perubahan pergerakan kaum muda Islam
berjiwa kreatifitas dan memodernkan pikiran tanpa melepaskan sebuah ajaran.
Pemikiran inilah yang membuat Janna lahir untuk mereka para generasi muda
Muslim, Janna diterbitkan oleh harian nasional Republika. Janna memaknai
sebagai sikap kritis atas Islam dan keislaman serta kaitannya dengan kekinian,
mengaji tanpa batas ruang dan waktu dengan harapan bisa menjadi inspirasi
untuk kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat.
Mengapa dinamakan majalah Janna dalam bahasa arabnya “Jannah”
adalah surga. dan kalau majalah Janna sendiri mempunyai arti majalah yang
bernafaskan Islam. Cita-cita Janna kelak akan menjadi referensi, rujukan bagi
generasi muda terutama muslim, untuk berkumpul, berbagi, berpikiran terbuka
terhadap perkembangan zaman, berpihak pada nilai-nilai dan kemanusiaan
namun dengan tidak mengenyampingkan nilai-nilai Islam dalam penerapannya.
Edisi cetak janna akan menengahkan topik-topik populer seputar anak
muda yang dibahas dengan gaya kekinian, dibungkus dengan koridor nilai-nilai
Islam, demi terwujudnya kelahiran sebuah generasi baru yang progresif baik
secara batin dan pemikiran di masa yang akan datang. Janna tidak bisa berjalan
sendirian, Janna memerlukan dukungan para kaum muda Muslim dalam bentuk
ide, semangat, suara, kicauan, lengkingan, teriakan, saran dan kritik untuk bisa
54
tumbuh menjadi sekumpulan catatan demi perubahan yang besar. ”Tumpukan
kata tak berarti jika tak bermakna”.3
Bertepatan dengan perayaan ulang tahun Republika ke-18 tahun, dan
juga dibarengi dengan pemberian penghargaan Tokoh perubahan Republika
2010, Republika memperkenalkan majalah Muslim khusus anak muda, dengan
label “Janna” majalah ini nantinya akan menjadi sumber referensi informasi
Muslim muda untuk menggapai sebuah informasi. Tutur Agung Vazza sebagai
Pemimpin Redaksi majalah Janna.4
Majalah khusus anak muda bertitle Janna.“ komentar Erick Thohir,
Direktur Utama, PT. Republika Media Mandiri, saat memperkenalkan Janna
kepada tamu hadirin perayaan ulang tahun Republika dan malam penghargaan
Tokoh perubahan Republika 2010 yang berlangsung di Ballroom, Djakarta
Theatre, Jakarta, Kamis, 31 Maret 2011. Dalam kesempatan itu, Erick Thohir
secara simbolis menyerahkan majalah Janna kepada penulis novel yang juga
blogger, Raditya Dika sebagai Muslim anak muda.5
Salah satu tujuan utamanya Janna dapat menjadi nutrisi Islami bagi
anak-anak muda, “kata Pemimpin Redaksi Janna, Agung Vazza, dalam ulang
tahun Republika ke 18. Beliau menambahkan majalah Janna juga terutama
untuk menumbuhkan nilai-nilai Islami pada anak-anak remaja. Namun begitu,
tambahnya, Janna tidak menggurui dan menghindari nilai-nilai hedonisme
3Dikutip dari profil Majalah Janna.
4 Wawancara pribadi dengan Agung Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib. 5Dikutip dari Profil Majalah Janna.
55
seperti infotainment dan gosip. “kami akan membangun semangat anak-anak
muda tapi tetap Islami,” tuturmya.6
Direktur pemberitaan dan konten PT Republika Media Mandiri
(Ikhwanul Kiram mashuri) mengatakan bahwa majalah Janna juga mencoba
menyadarkan para pemuda agar semakin memahami Islami, karena masih
banyak anak-anak muda yang gaul mengerti akan Islam. Mereka lantang
menyuarakan Islam, tetapi kerap melakukan aksi kejahatan. Banyak diantaranya
yang mengkonsumsi narkoba misalnya. Mantan pemimpin redaksi Republika
ini menyatakan, mereka tidak bisa didakwahkan bahwa narkoba itu haram, dan
yang mengkonsumsinya akan masuk neraka. “mereka pasti akan bertanya balik,
so what kalau masuk Neraka” ungkapnya.
Majalah ini terbit setiap Kamis minggu pertama setiap bulannya,
mencoba berdakwahkan mereka dengan menawarkan kesejukan. “karena
memang inti Islam seperti itu, Rahmatan lil ’alamin, rahmat bagi alam raya”
terang Kiram.
Beliau mengatakan saat ini pemuda seperti itu masih jauh dari perhatian.
“Media massa pun belum ada yang menggaet pasang pasar seperti itu, padahal
jumlah mereka banyak,” paparnya. Semakin dibiarkan, mereka akan semakin
terjerumus. Kiram menyatakan hal itu tidak boleh terjadi. PT Republika media
Mandiri mengambil kesempatan itu untuk menerbitkan majalah Janna. Dirinya
berharap pemuda-pemuda tertarik untuk pembacanya. Konten majalah Janna
berupa perkembangan gaya anak muda kontemporer. “Tidak semua
6 Dikutip dari profil Majalah Janna.
56
perkembangan life style dimasukkan, harus ada yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam”. Beliau mengatakan, selain untuk bisnis, tujuan dari terbitkannya
majalah ini adalah untuk menggalakkan syiar Islam. Untuk pertama kalinya,
majalah ini tampil dengan 48 halaman penuh warna. Majalah ini dipasarkan di
Jakarta dan sekitarnya, tetapi saat ini majalah Janna tampil dengan 94 halaman
penuh warna. Tutur Agung Vazza sebagai Pemimpin Redaksi majalah Janna.7
B. Visi dan Misi Majalah Janna
a. Visi
Karena adanya rasa kepedulian melihat masih banyaknya majalah
remaja muda yang tidak mendidik dan tidak ada nilai-nilai syiar Islamnya dan
tidak ditujukan untuk kaum muslimah. Atas dasar itulah majalah Janna muncul
dengan Visi: “Majalah Janna Mengenalkan Islam Kepada Pemuda.”8
Perspektif Indonesia ini menjadi penting, karena secara tidak sadar
budaya Indonesia perlahan mulai dipengaruhi oleh budaya barat, dengan adanya
majalah Janna diharapkan membangkitkan kembali dan membuka mata
masyarakat akan perspektif tentang Indonesia dan tetap berjiwa Islam.
Kekinian, berarti masa kini atau modern\, Islam tidak hanya dipandang dari sisi
yang kuno namun dengan hadirnya majalah Janna, Islam dapat dipandang dari
sisi yang modern. Majalah Janna ingin menjadikan kaum remaja muda
7 Wawancara pribadi dengan Agung Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib. 8Wawancara pribadi dengan Agung Vazza, Pemred Majalah Janna, Jakarta, 26
Februari 2013.
57
muslimah supaya bisa menghadapi masa depan yang lebih baik dan majalah
Janna ini menjadi sumber refrensi atau panduan utama muda Islam yang
menjadikan kaum muda muslimah sebagai sosok yang cerdas, muda, pintar dan
kritis. Walaupun modis dan bergaya tetapi tetap menjaga nilai-nilai Islam.
b. Misi
Dengan Visi yang dijelaskan di atas majalah Janna mempunyai misi:
1. Mengenalkan remaja pada nilai-nilai Islam
2. Membangun konten yang berwawasan modern, terkinian, dan
menumbuhkan nilai-nilai Islam
3. Agar anak-anak muda mempunyai tujuan yang lebih baik
4. Membangun semangat anak-anak muda tetapi tetap Islami
5. Memberikan tujuan untuk menggalakkan syiar Islam
6. Lebih mengarahkan remaja untuk terus berakhlak mulia
7. Memberikan hiburan yang bermanfaat dan sehat bagi remaja
8. Memunculkan citra media Islam yang bermanfaat dan berkualitas
Dilihat dari visi dan misi majalah Janna, majalah yang menyajikan
seputar kaum muda Islam, cocok menjadi nutrisi anak-anak muda tetap berjiwa
Islam.9
9Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred Majalah Janna, Jakarta, 26
Februari 2013.
58
C. Susunan Redaksi Majalah Janna
Majalah Janna adalah majalah yang ditujukan untuk pembaca kaum
muda Islam. Namun kenyataannya ada banyak juga pembaca di bawah dan di
atas segmen pasar tersebut. Selain pembaca pria, pembaca terbesar Janna
adalah kaum muda muslim yang ingin mencari sumber atau nutrisi informasi
berjiwa islami yang tentunya udah mengenal nilai-nilai Islam secara umum.
Majalah Janna diterbitkan oleh PT Republika Media Mandiri.
Redaksinya beralamat Graha Pejaten, Jl Pejaten Raya No 5E/F jakarta 12510,
nomor telepon: (021) 799790103, sms: 087887700065, website:
www.jannaration.co.10
Tabel. 2
Susunan Redaksi Majalah Janna11
:
Jabatan
Pemimpin Redaksi
Nama
Agung P Vazza
Pengembangan Bisnis Aditya Ahmad
Redaktur Stevy Maradona, Wulan Palupi
Wartawan ZelvaWardi, SyukronAli,Puspa,Rii,SofiaMariana
Direktur Seni Tanto Soerono
10
Dikutip dari Profil Majalah Janna
11
Dikutip dari Profil Majalah Janna dan wawancara dengan pemred Janna, tanggal 26
Februari 2013.
59
Desainer Grafis Iin Tri Nuraeni, Aldy Ardipraja
Kepala Fotografer Hudi Prabudiyo
Fotografer Prayogi, Deddy Dwianto
Pemasaran Andriyanto
Administrasi / Keuangan Didik Irianto, Wibowo
Distribusi / Sirkulasi Hari Jauhari, Agus Jaya Hasan, Marwan
Sumber : Profil majalah Janna
Majalah Janna terbit satu bulan sekali, untuk itu redaksi mempunyai
agenda rapat dua kali dalam sebulan di awal dan akhir bulan, satu kali untuk
memutuskan naskah yang layak dimuat serta narasumber yang selektif dan
kedua kalinya membahas tentang evaluasi majalah yang telah terbit serta
membahas permasalahan keredaksian atau non redaksi.
1. Penghargaan Majalah Janna
Pada tanggal 08 februari 2013, majalah Janna raih desain terbaik.
Republika kembali raih penghargaan The Best National Newspaper Indonesia
Print Media Awards (IPMA) 2013. Serikat Pekerja Surat Kabar Seluruh
Indonesia (SPS) mengganjar emas dan perunggu atas raihan tersebut.
IPMA adalah penghargaan tahunan atas sampul wajah depan seluruh
media cetak di Indonesia. Ratusan media cetak ikut berkompetisi meraih
penghargaan ini.” Tahun ini (peserta) lebih baik dari tahun sebelumnya,”kata
ketua SPS, Dahlan Iskan, saat membuka acara di Hotel Aryaduta, Manado.
60
Penghargaan setiap tahun ini adalah keempat kalinya didapuk ke media
Islam ternama ini. Emas diberikan untuk Republika edisi Jumat 30 November
2012. Sedangkan perunggu untuk edisi Selasa 9 Agustus 2012. Penghargaan
juga diberikan kepada media kandung Republika, yakni Janna yang masuk
dalam kategori “The Best Of Teenagers Local Magazine 2013”. Plakat perak
diberikan untuk edisi 22 Desember 2012. Ini adalah raihan perdana majalah
untuk kawula muda itu. “Ini membuktikan bahwa Janna sudah diperhitungkan
di tingkat nasional,” ujar Pemimpin Redaksi Majalah Janna, Agung Vazza.
Dengan membidik pasar anak muda, desain Janna memang terbilang
unik, menarik dan keluar dari pakem majalah biasa. “Penghargaan ini akan
semakin memacu kami terus kreatif,” kata Agung. Pemberian penghargaan
IPMA kali ini diadakan disela-sela peringatan Hari Pers Nasional. Ibu Kota
Sulawesi Utara, Manado dipercaya menjadi tuan rumah pertemuan para pekerja
pers se-Tanah Air.12
2. Konten (isi) dan Rubrik Majalah Janna
Konten dan rubrik majalah janna cukup beragam dan memang sangat
cocok sekali buat kaum muda terkini muslim khususnya karena menjadi sumber
informasi yang layak disajikan di dalam majalah Janna yang didominasikan
dalam beragam artikel menarik mulai dari psikologi, kesehatan, hiburan,
fotografi, sejarah sampai liputan langsung dari lapangan tetapi tetap
12
Dikutip dari berita ”Republika Online” terpopuler, diakses pada tanggal 15 maret
2013 dari http: // m.Republika.co.id/berita/nasional/umum/13/02/12/mhwpz4-Republika-dan-
Janna-raih-desain-terbaik.html.
61
mengedepankan artikel keagamaan dengan sudut pandang kekinian yang
selama ini jadi ciri khas Janna. Majalah Janna memiliki rubrik yang menonjol,
yaitu LIGHTS ON: Jannapedia, Ekskursi, Life as They Know, E-Talk, 5W1H, I
Fact, Janna on the street, Halal Channel. INTEREST, Fashion, Listen Up,
Pentas, Film, Behind D’Scene, Healthtitude, Ekspresi, 24 Hours, Travel Notes,
Trik, Photp of the Month, Photo Galerry, Freekick, Horizon, Wheels,
Komunitas, Campus, Whatever. COVER STORY, Kontropeci, Kata Mereka,
Related Issue, Wawancara. I’m Lucky. AKSARA, Bookmark, Prosa, Library,
Resensi. Rubrik ini adalah yang paling diminati oleh pembaca karena di dalam
rubrik tersebut menjadi ajang informasi yang baik kita ketahui.
Tabel. 3
Rubrikasi Majalah Janna13
No Nama Rubrik Keterangan
1 LIGHTS ON Jannapedia: Kurma (Bercerita
tentang manfaat kurma dan
kandungan kurman).
Ekskursi: Menara dan Simbol
(Cerita tentang lokasi tempat).
Life as They Know: Cerita tentang
pemeluk Islam di Negara lain.
13
Majalah Janna, edisi Janna Anniversary Issue : it’s our story, edisi 13 maret 2012.
62
E-Talk: Cerita tentang kehidupan
sehari-hari sesuai dengan hadis
yang terkandung di dalamnya.
5W1H: Profil muslim yang
berprestasi dan kontroversial.
I Fact: Informasi tentang sebuah
prestasi.
Janna on the street: Bercerita
tentang kaum metroseksual yang
kini sedang narsis.
Halal Channel: Bercerita tentang
minuman yang halal contohnya;
kopi es.
2 INTEREST Fashion: Model-model baju yang
cocok dipakai untuk kaum muda
masa kini.
Listen Up: Menjelaskan tentang
desain cover album yang
mengandung makna.
Pentas: Tiga hari full jazz.
Film: isi kandungan sebuah film.
Behind D’Scence: Film yang
63
pertama syuting di puncak
borobudur.
Ekspresi: Energi bumi yang bisa
dibangkitkan manusia.
24 Hours: Paris: Tengah malam
dikota cahaya.
Travel notes: Nonton konser nidji
di markas setan merah.
Trik: Shoot stage show
Photo of the month: Eros S07.
Photo galery
Freekick: diplomasi bosnia lewat
sepak bola.
Horizon
Wheels: Modal tabungan yang
meraih mimpi.
Komunitas: Peduli seni dan
lingkungan.
Campus: Fashion hijab
Whatever: Untuk apa si pakai
jilbab?
64
3 COVER STORY
Kontropeci: Cerita mereka tentang
kita.
Kata mereka.
Related Issue: Bedanya WNA dan
Wisatawan.
Wawancara.
I’m lucky.
4 AKSARA Bookmark: Lalu habiskan gajimu.
Prosa: Katrina.
Library: Rumah baca.
Resensi: Teorema pagi.
Dikutip dari kontent (isi) majalah Janna edisi April 2013.
3. Jumlah Penerbit majalah Janna
Kehadiran majalah Janna sejak masa perdananya yang dikeluarkan dari
Republika sudah banyak peminatnya. Hal itu terbukti dari banyaknya peminat
pembeli majalah Janna setiap bulannya. Hal tersebut menandakan bahwa
respon kaum muda untuk membeli dan membaca majalah Janna di tengah-
tengah mereka dapat dinilai cukup baik.
Salah satu pemimpin redaksi majalah Janna, Agung Vazza menuturkan
bahwa jumlah penerbit majalah Janna jumlah orang SDM di Janna totalnya ada
65
pemimpin redaksi satu, reporter empat, desain dua, fotografer dua, editor satu,
distribusi dan sirkulasi tiga, keuangan dan administrasi satu.
4. Design dan Karakter Majalah Janna
Design dan karakter erat kaitannya dengan bidang perwajahan (layout).
Kedua hal di atas juga sangat mempengaruhi ideologi media massa itu sendiri.
Tata letak atau dalam bahasa inggrisnya Layout ialah mengatur penempatan
berbagai unsur komposisi, seperti misalnya teks, garis-garis, bidang-bidang,
gambar-gambar dan sebagainya.
Kalau design dan karakter kita mengikuti prinsipnya kreatif dan dinamis
tetapi tetap batas-batas ke Islaman. Jadi, mau desain kaya apapun terserah yang
penting tidak menampilkan perempuan atau cewek yang memakai celana
pendek.
Menurut Agung Vazza Untuk model kita berpenampilan yang sopan
tidak harus berjilbab tetapi berpenampilan tetap sopan. Nah, itu batasan kita
selebihnya terserah.
Bermain dengan kreatifitas dan dinamis yang lebih dinamis dan kreatif
sebenarnya ciri utamanya itu tanpa keluar dari batasan ke Islaman. Salah satu
contoh batas ke Islaman, kita tidak pernah menampilkan model yang
berpakaian minim atau pakai celana pendek karena dalam majalah Janna sesuai
dengan batas kesopanan.
66
5. Proses Penyajian Berita Majalah Janna
Sebagai majalah yang berdiri sudah hampir 3 Tahun, majalah Janna
selalu berusaha menyajikan berita yang baik dan tidak membosankan. Para
redaksi majalah Janna pasti terjun langsung kelapangan untuk reporternya
tetapi sebelumnya diawali dengan perencanaan sesuai dengan awal rapat yang
disebut dengan rapat Bugdeting (isinya, fotonya siapa dan narasumbernya
siapa).
Setelah dari rapat Budgeting itu masing-masing reporter terjun
kelapangan dan cari narasumber yang dibutuhkan siapa dan liputannya apa
seperti peristiwa segala macamnya dan narasumbernya juga sudah ditentukan di
dalam rapat lalu terjun kelapangan langsung wawancara.
Setelah itu langsung balik kekantor mereka langsung menulis tulisannya
lalu dikasih ke tim design sampai akhirnya keluar yang seperti ditampilkan dan
fotonya sudah ditentukan dari rapat Budgeting itu sudah dibahas.
“Nanti kamu ketemu narasumbernya si anu? Fotonya gimana? Terus
kalau ada liputannya angle nya apa? Kalau liputannya peristiwa ambil angel-
nya apa? Terus foto-fotonya itu seperti apa?”14
Setelah dapat semua di tulis ditulisannya atau artikel atau picture lalu
dikasih ke tim design. Tim design nanti yang menentukan dan menterjemahkan
14
Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred Majalah Janna, Jakarta, 13
May 2013.
67
dalam bentuk sajian seperti ini, desainnya harus seperti ini, nah….., itu proses
penyajian berita majalah Janna.15
15
Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13
May 2013 pukul 16.30 wib.
68
BAB IV
ANALISIS FUNGSI MANAJEMEN REDAKSI MAJALAH JANNA
Dalam kajian teoritis halaman 17, Drs. H. Malayu S.P Hasibun dalam
bukunya Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah memaparkan bagaimana
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ada
beberapa elemen yang harus diperhatikan terkait fungsi manajemen yang
dijalankan media itu sendiri baik cetak atau eletronik.
Pemaparan lain diuraikan oleh Septiawan Santana K, Jurnalisme
Kontemporer, menurutnya bagian redaksional merupakan bagian yang
mengurus pemberitaan. Bagian ini dipimpin oleh seorang Pemimpin Redaksi
dan para staff yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang terkait dengan
pencarian dan pelaporan berita. Maka itulah, jajaran ini disibukkan oleh proses
rapat redaksi yang memutuskan peristiwa apa yang diangkat, peristiwa mana
yang ditangguhkan dan akan dimuat di majalah Janna.
Pencarian berita pada media cetak dituntut bagaimana ia mendapatkan
berita dengan baik yang di dapatkan dari lapangan langsung atau narasumber
yang sedang terkait di dalam media cetak tersebut, dengan gaya bahasa tidak
bertele-tele, singkat dan jelas sesuai dengan data yang didapatkaan dari terjun
kelapangan dan narasumbernya.
69
Untuk itulah, karena media cetak lebih mengedepankan informasi yang
baik dan sebaiknya. Maka, secara tidak langsung fungsi manajemen redaksi
juga telah direalisasikan oleh tiap bagian agar informasi selalu akurat, jelas dan
siap di terbitkan. Jika fungsi manajemen tidak dijalankan dengan baik, maka
tentulah akan terjadi penumpukan kewajiban pada setiap bagian. Jika terjadi
demikian, maka pasaran majalah tersebut akan merosot dipasaran. Hal ini, juga
akan menjadi kerugian besar untuk media tersebut.
Pada dasarnya, fungsi manajemem pada media cetak yang dijalankan
dengan sistematis dan terarah akan menghasilkan produk (berita) yang baik dan
tentunya akan memudahkan khalayak untuk mendapatkan berita atau sumber
informasi yang mereka butuhkan di majalah Janna. Majalah Janna dalam
perkembangannya saat ini terus memproduksi dan menerbitkan majalahnya
kurang lebih 10.000 sampai dengan 15.000 eksemplar perbulannya.1
Menurut Stefanus Akim, manajemen keredaksian mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi dan pemeliharaan orang-
orang dengan tujuan membantu mencapai tujuan organisasi (pers), individual,
dan masyarakat.
Terkait dengan definisi di atas, berikut ini akan dijelaskan lebih dalam
lagi bagaimana penerapan delapan fungsi manajemen keredaksian yang
1Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
70
dijalankan oleh majalah Janna, mulai dari fungsi perencanaa hingga majalah
siap terbit.
A. Fungsi Perencanaan
Majalah Janna merupakan majalah Islam yang telah mengandalkan
penerbitan yang baik dalam hubungan antara staf redaksi maupun proses berita
hingga siap diterbitkan di dalam majalah Janna. Pada perkembangan awalnya
Maret 2011, bertepatan dengan perayaan ulang tahun Republika ke-18 tahun,
dan juga dibarengi dengan pemberian penghargaan Tokoh perubahan Republika
2010, Republika memperkenalkan majalah Muslim khusus anak muda, dengan
label “Janna” majalah ini nantinya akan menjadi sumber referensi informasi
Muslim muda untuk menggapai sebuah informasi.
Majalah Janna tentu menjalani fungsi perencanaan yang disebut rapat
budgeting atau perencanaan sesuai dengan yang dirapatkan dua minggu sekali
yang membahas tentang tema yang akan dibahas bulan depan untuk isi di
majalah Janna dan narasumbernya siapa dan setelah rapat Budgeting. Teman-
teman reporter ke lapangan termasuk untuk rubrik-rubrik yang lain. Dan juga
yang tidak ada hubungannya sama tema besarnya, tetapi tetap kelapangan.
Sebagiannya lagi ada yang dari referensi sesuai dengan penggalian literature
setelah itu semua teman-teman reporter balik, setelah mereka ke lapangan lalu
sebelum waktu seminggu atau dua minggu sebelum deadline. Kumpul untuk
rapat finishing semua tim redaksi kumpul untuk merapatkan.
71
“Liputannya dapat tidak?Tetapi si reporter bilang kurang ini? oke kejar
lagi, kamu liputan ini dapat tidak? dapat pak udah beres semua. Tadikan baru
budgeting, teman-teman ke lapangan seminggu dua minggu kita rapat lagi
ketemu untuk menanyakan liputan ini, dapat foto atau tidak, kalau desain beda
lagi kalau desain ikut saja”.2
Karena fungsi perencanaan menempati bagian terpenting dalam proses
penyajian berita dan penerbitan redaksional majalah. Menurut kajian teoritis
pada bab II dalam sub bab fungsi perencanaan, disebutkan bahwa dalam rapat
redaksi formil maupun nonformil rutinan, terjadi proses interaksi dan
kreativitas para staf redaksi baik dan buruknya proses produksi majalah
ditentukan oleh perencanaan.
Menurut kajian teoritisnya proses perencanaan ada beberapa yang harus
dilalui, maka di dalamnya telah diurai pada bab sebelumnya, proses
perencanaan mencakup beberapa langkah, berikut ialah pengaplikasiannya pada
majalah Janna:
Proses perencanaan dan penetapan mancakup langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menetapkan peran misi, majalah Janna mengedepankan misi
kaum muda tetapi tetap berjiwa keIslaman.
2 Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred Majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013.
72
2) Menentukan wilayah sasaran. Wilayah sasaran majalah Janna
ditujukan untuk kaum muda berskala nasional maupun
internasional.
3) Tim Redaksi majalah Janna juga mengindentifikasikaan dan
menentuk indikator efektivitas dari setiap pekerjaan yang telah,
dan sedang dilaksanakan
4) Menentukan hasil yang ingin dicapai majalah Janna berupa
rencana yang harus dicapai dalam waktu jangka panjang dengan
selalu berinovasi.
5) Tim redaksi majalah Janna mempersiapkan rencana tindakan
yang terdiri dari langkah-langkah tersebut:
a. Menetukan urutan tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan. Tindakan ini dilakukan dengan adanya
rapat redaksi.
b. Penjadwalan (scheduling) menentukan waktu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan atau sasaran. Majalah
Janna menentukan penjadwalan dan penugasan untuk para
reporter agar melaksanakan liputannya dengan baik dan
sesuai tepat waktunya untuk mengejar narasumbernya.
c. Anggaran (budgeting) menentukan sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Majalah Janna juga
memperhitungkan dengan cermat masalah biaya-biaya
distribusi majalah Janna dan biaya-biaya lainnya seperti
73
penugasan reporternya yang sedang bertugas keluar daerah.
Atas penggantiaan uang jalan biasa disebut SPJ.
d. Pertanggung-jawaban menetapkan siapa yang akan
mengawasi pemenuhan tujuan yaitu pihak yang menyatakan
tujuan sudah tercapai atau belum.
e. Menguji dan merevisi rencana sementara (tentative plan)
6) Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan yang akan
terpenuhi. Pengawasan secara detail hanya dilakukan oleh
bagian marketing dan kepala majalah Janna. Kepala Bagian
Marketing fokus pada masalah iklan, sedangkan redaksi fokus
pada masalah isi majalah Janna dan pemberitaannya.
7) Komunikasi-menentukan komunikasi organisasi yang digunakan
Pemimpin Redaksi Agung Vazza, terhadap para bawahannya
cukup baik sehingga para stafnya dengan senang hati melakukan
perkerjaannya sesuai dengan bagiannya masing-masing.
8) Pelaksanaan, Tim Redaksi Majalah Janna juga membuat
persetujuan yang dilakukan mengenai komitmen tim redaksi.
Sesuai dengan yang dirapatkannya.3
Fungsi perencanaan yang diterapkan oleh tim redaksi majalah Janna
harus berkumpul jam 10.00 wib setiap harinya untuk merencanakan pembagian
3 3
George L. Morrisey, management by Objectivies and Result For Business an
Industry (Addison Wesley Publishing: 1982), Second Edition, h. 374.
74
tugas dan berita apa saja yang harus diliput, maka dalam tim redaksi majalah
Janna pertemuan tatap muka hanyalah dua minggu sekali, biasanya hari kamis
jam 10.00 wib itu pun sifatnya wajib karena untuk membahas tentang rapat
(budgeting) yang akan menjadi sumber isi majalah Janna nantinya. Selebihnya
para tim redaksi juga menggunakan alat komunikasi (handphone) yang
difasilitasi untuk tetap berinteraksi kepada para redaktur mereka masing-
masing.
Pertemuan tatap muka yang hanya dua minggu sekali dalam majalah
Janna akan merencanakan berita apa saja yang akan mereka liput lengkap
beserta penugasan dari kepala redaksi majalah Janna, Agung Vazza. Untuk
mengarahkan dan member tugas peliputan sesuai dengan job masing-masing
dengan tetap memantau kinerja para reporternya.
Sesuai rapat redaksi selesai, maka reporter segera menuju lokasi
masing-masing tanpa harus kembali lagi ke kantor redaksi. Mereka cukup
mengirim berita yang di dapat dari narasumbernya lalu dikirim ke redakturnya
masing-masing sesuai apa saja berita yang sudah didapat di lapangan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulakn bahwa fungsi perencanaan yang
diterapkan pada majalah Janna dapat dibilang bagus namun belum maksimal.
Bagus, karena pertama perencanaan itu tetap ada meski pertemuan tatap muka
jarang dilaksanakan karena jumlah tim redaksi yang minim.
75
B. Fungsi Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian yang diterapkan dalam majalah Janna masih
dijalankan secara normatif seperti media massa pada umumnya. Perbedaan
signifikasinya terlihat pada panduan untuk memonitorkan kinerja staf redaksi,
berupa kedisiplinan yang baik. Selain itu, struktur organisasi yang di jalankan
oleh majalah Janna tergolong sederhana karena kualitas staf redaksi yang
dimiliki majalah janna tidak terlalu banyak. Hal ini dapat mempengaruhi fungsi
pengorganisasian yang telah dijalani oleh pemimpin redaksi majalah Janna
kapada para bawahannya.4
Seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, media penyiaran komersil,
baik cetak, eletronik maupun online memiliki beberapa departemen atau bagian,
yaitu sebagai berikut:
1) Departemen Pemasaran. Departemen ini fokus dalam menangani
kegiatan yang terkait dengan pemasaran dan mempromosikan
program maupun segala kegiatan kepada beberapa pihak atau
partner kerja. Dalam majalah Janna, departemen pemasaran
dikepalai oleh Andriyanto, Andriyanto bertanggung jawab penuh
terhadap iklan yang hendak masuk.
4 Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
76
2) Departemen Program. Departemen ini tidak ada karena departemen
ini sama seperti departemen berita yang sepaket dengan fitur mana
yang hadir di majalah Janna.
3) Departemen Berita. Departemen ini dipimpin oleh seorang
pemimpin redaksi. Departemen berita ini bertanggung jawaab
terhadap produksi program berita, documenter dan program-
program yang terkait dengan kepentingan khalayak. Dalam majalah
Janna, departemen berita langsung ditangani oleh pemimpin redaksi
dengan persetujuan redaktur untuk kemudian dipilih mana yang
layak di muat di majalah Janna.
4) Departemen Teknik. Departemen ini bertanggung jawab penuh
terhadap segala hal yang terkait dengan peralatan di dalam majalah
Janna, staf teknik biasanya disebut IT (Informasi Technology) dan
fokus mengurusi tampilan (layout) majalah tersebut.
Dalam fungsi pengorganisasian mempunyai tujuan satu, agar kinerja
para staf redaksi dapat termonitor dengan baik. Kendati para tim redaksi media
ini berkumpul untuk bertatap muka hanya dua minggu sekali, namun
kedisiplinan terus ditingkatkan secara maksimal.5
Sebagai media cetak, majalah Janna mempunyai dua fungsi besar yaitu
fungsi melayani dan fungsi bisnis. Fungsi melayani berarti majalah Janna wajib
5 Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
77
memberikan pelayanan yang baik yang dalam hal ini memberitakan sesuatu
sesuai dengan faktanya.
Sedangkan fungsi bisnisnya, majalah Janna juga tetap menerima iklan
yang masuk ke dalam majalah tetapi selama iklan itu baik dan menguntungkan,
maka majalah Janna akan meresponkan dan menerima dengan baik. Kebijakan
ini diambil agar tidak hanya pendapatan yang diperoleh, namun sesuai dengan
ideology, visi, dan misi media cetak yang berasaskan Islam ini.6
Sebagai media cetak yang telah berdiri kurang lebih hamper tiga tahun,
majalah Janna melaksanakan fungsi bisnis untuk mendapatkan pendapatan
yang meningkat. Dalam perjalanan majalah Janna, majalah Janna telah banyak
menerima tawaran iklan. Jika iklan tersebut memenuhi persyaratan dan tidak
keluar dari visi dan misi majalah Janna itu sendiri, maka iklan tersebut layak
untuk ditampilkan.
Namun sebaliknya, jika pengiklan itu hendak masuk namun tidak sesuai
dengan persyaratan yang diajukan majalah Janna dan tidak sesuai dengan visi
dan misi majalah Janna, makan akan ditolak dengan cara sewajarnya, meskipun
income yang didapat begitu besar. Itulah, dalam hal tingkat keidealisan suatu
media dipertaruhkan. Dengan kata lain, majalah Janna bukan hanya ingin
meraup keuntungan sebanyak mungkin, namun juga bagaimana keuntungan itu
diperoleh dengan cara baik.
6 Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
78
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pengorganisasian
dalam majalah Janna sudah tergolong baik. Fungsi pengorganisasian juga telah
termonitor yang menyebabkan kinerja reporter selalu terpantau dan kemudian
dinilai.
C. Fungsi Pengarahan
Seperti apa yang telah diuraikan pada kajian teoritis, pengarahan berarti
fungsi yang dijalankan pada media massa berupa pengarahan seorang
pemimpin agar para stafnya yang bersedia melaksanakan tugas, mendorong
serta memotivasikan bawahannya, untuk menciptakan iklim atau suasana yang
kondusif, sehingga timbul saling pengertian yang baik serta
menumbuhkembangkan kedisiplinan dalam kerja dan rasa saling memiliki satu
sama lainnya. Begitu pula dengan tim redaksi majalah Janna.
Fungsi pengarahan sangat penting di dalam media massa karena setiap
media tentunya mempunyai ideologi dan visi misi masing-masing. Bila fungsi
pengarahan terlaksana dengan baik, maka staf redaksi akan mengerti akan
tujuan media yang mereka sedang duduki sekarang termasuk menyusun redaksi
berita yang mereka liput. Pengarahan yang di maksud disini lebih erat
kaitannya dengan tanggung jawab seorang kepala perusahaaan terhadap
bawahannya. Fungsi utama mengarahkan tertuju pada karyawan untuk
melaksanakan tanggung jawab mereka sesuai dengan job desk yang sedang
mereka duduki sekarang ini.
79
Menurut Morissan dalam kajian teoritisnya per sub bab fungsi
pengarahan, ada empat komponen yang terkandung dalam fungsi pengarahan,
yaitu:
1. Motivasi. Semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan, maka
karyawan memberikan kontribusi yang baik untuk mencapai suatu
tujuannya. Majalah Janna selalu berusaha untuk memotivasikan
karyawannya agar bekerjanya lebih baik dan semaksimal mungkin.
Tidak hanya pemimpin redaksi dan karyawannya saja melainkan
karyawan yang jabatannya sebagai office boy pun selalu bermotivasi
agar memberikan yang terbaik untuk perusahaan.
2. Komunikasi. Komunikasi adalah salah satu yang digunakan oleh
pimpinan agar karyawannya mengetahui tujuan yang akan dicapai
organisasinya. Oleh karena itu dengan komunikasi secara aktif dan
baik maka antara pimpinan dan stafnya saling menjaga komunikasi
yang santun.
3. Kepimpinan, kepimpinan adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk memengaruhi orang lain agar bekerja untuk
mencapai tujuan yang baik. Dalam hal kepemimpinan, Agung
selaku pemimpin redaksi mencoba untuk menjauhi gaya
kepemimpinan yang kurang baik, karena dengan adanya
kepemimpinan yang tidak baik. Akan mempengaruhi karyawan
yang kurang nyaman.
80
Pengarahan yang dilakukan oleh media sangat berbeda-beda, ada pula
yang tidak menerapkan fungsi pengarahan tetapi ada juga yang sangat
mengutamakan fungsi pengarahan, dalam hal ini, majalah Janna termasuk
dalam organisasi yang menerapkan fungsi pengarahan. Agung selaku pemimpin
redaksi menjelaskan dalam fungsi pengarahan ini missal dalam perencanaan
peliputan berita, maka pemimpin redaksi wajib mengarahi reporternya.
Redaktur pun demikian ia wajib memberikan pengarahan tentang bagaimana
redaksi yang baik untuk proses peliputan berita.
Pengarahan juga diterapkan oleh rapat redaksi tim majalah Janna oleh
pemimpin redaksi mengenai berita mana yang harus dikejar atau diliput, ini
juga menyangkut angle mana yang wajib ditentukan. Dalam rapat redaksi ini
juga ditentukan reporter yang akan terjun kelapangan untuk menghimpun
berita.7
Fungsi pengarahan di majalah Janna juga ditekankan untuk para
reporter. Pengarah ini bertujuan agar reporter tidak salah jalan dan tidak salah
persepsi mengenai visi dan misi majalah Janna itu sendiri yang
mengedepankan asas modern, keislaman, dan keprofesionalan.
Dari paparan diatas , dapat disimpulkan bahwa fungsi pengarahan pada
majalah Janna sudah cukup baik. Namun pada intinya, pengarahan tetap
dijalankan, khususnya untuk reporter untuk lebih mendalam lagi tentang
7 Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
81
penerapan visi dan misi di majalah Janna dan pengarahan terhadap proses
peliputan berita tetap dilaksanakan agar produksi berita dan isi majalah Janna
dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan apa yang ditujukannya. Begitupun
pengarahan untuk para staf yang bukan termasuk dalam tim redaksi, office boy
misalnya. Mereka tetap diarahkan agar dapat bekerja dengan baik, dan
mempunyai perasaan yang nyaman.
D. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan majalah Janna dilakukan oleh seluruh department,
dengan kata lain, seluruh staf memiliki tanggung jawab untuk mengawasi
jalannya aktivitas pemberitaan sehari-hari, meskipun pengawasan yang sangat
berperan pada kepala bagian marketing, Andriyanto bertugas untuk mengawasi
jalannya periklanan, dan pemimpin redaksi majalah Janna, Agung P Vazza
untuk mengawasi seluruh kegiatan proses penyajian berita di dalam majalah
Janna.
Pengawasan terhadap majalah Janna biasanya pengawasan itu
dilakukan setelah terbit. Ada dua prosesnya, yang pertama itu sebelum terbit
biasanya melakukan pengawasan pada saat editing biasanya difokuskan pada
arkulasinya yang kurang-kurang, kalimat yang tidak benar, kata-kata yang salah
dan segala macam pengawasan. Mungkin, ada juga yang tidak sesuai
direncanakan. Biasanya Agung P Vazza selaku pemimpin redaksi biasanya
langsung memanggil reporternya apabila tidak sesuai dengan apa yang
82
direncanakannya. Pengawasan diawal sebelum terbit selesai lanjut
kepengawasan setelah terbit, melihat semua keseluruhannya. Contoh desain,
foto, isi berita majalah Janna harus sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
apabila tidak sesuai maka, harus diinformasikan terlebih dahulu agar bisa lebih
bagus lagi.8
Pengawasan dilihat dari kompetensi reporternya itu bisa digambarkan
semacam kelas, setiap habis terbit biasanya tidak rutin tetapi setiap bulannya
pasti diadakan kelas untuk reporternya sesuai dengan adanya waktu. Disitulah
bisa muncul fungsi pengawasan mulai dari berita yang seharusnya panjang
tetapi jadi pendek dan seharusnya pendek jadi dipanjangkan oleh sebab itu
dengan adanya kelas untuk para reporter majalah Janna bisa menyempurnakan
dengan cara fungsi pengawasan yang sangat berpengaruh sekali.
Dari paparan diatas , dapat disimpulkan bahwa fungsi pengawasan pada
majalah Janna sudah cukup baik. Karena semua para tim redaksinya di awasi
dengan cara semaksimal mungkin.
E. Fungsi Pengembangan
Pengembangan yang dilakukan setiap media massa ada yang berbeda,
begitu pula dengan majalah Janna.
8 Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
83
Majalah Janna juga selalu mengikuti perkembangan. Lagi trend jilbab
hijab kita ikuti tapi ikuti dengan cara memakai jilbab yang baik. Pengembangan
yang di lakukan oleh majalah Janna terlihat dari isi majalah Janna itu sendiri
dan tidak memakai bahasa yang kurang di pahami. Sehingga para pembaca juga
mengerti betul bahasa yang dipakai oleh majalah Janna.
Sehingga perkembangan pun terlihat dari segi konsumen yang membeli
majalah Janna. Itu disebabkan oleh adanya fungsi pengembangan agar para
pembacanya pun tidak bosan terhadap isi majalahnya yang memberitakan itu-
itu saja. Namun, akan di dalam majalah Janna akan terdapat infomasi dan
pengetahuan penting untuk para kaum muda khususnya.
Pengembangan sangat penting dilakukan untuk meningkatkan rasa
kepercayaan masyarakatnya terhadap produk berita majalah Janna, mengingat
para reporternya dan tim majalah Janna tidak hanya dari kalangan yang tidak
berpengalaman melainkan rata-rata masing karyawannya sudah memiliki
banyak pengalaman. Minimal pernah menjadi penulis, sehingga mereka tidak
merasa bosan dan monoton jika informasi dan tampilan yang di sajikan oleh
majalah Janna tanpa sebuah inovasi.9
Dari paparan diatas, dapat disimpulakan bahwa fungsi pengembangan
pada majalah Janna sudah tergolong bagus karena, pengebangan tampilan dan
pengembangan para staf terus dilakukan.
9 Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
84
F. Fungsi Kompensasi
Setiap perusahaan sangat menginginkan kesejahteraan bagi para stafnya.
Tujuan itu berfungsi agar para stafnya tidak beralih keperusahaan lain. Begitu
pula dengan majalah Janna, seperti yang di uraikan pada kajian teoritis su bab
fungsi kompensasi Budiman Riyanto dalam artikelnya menyebutkan bahwa
kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima oleh karyawan atas hasil
kerjanya pada sebuah organisasi. Kompensasi biasanya dalam berbentuk fisik
maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan karyawan sesuai dengan
pekerjaan yang telah diberikannya kepada perusahaan tempat ia bekerja.
Menurut Budiman Riyanto, jenis kompensasi yang diberikan pada
karyawan terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1. Imbalan ektrinsik. Imbalan ektrinsik ialah imbalan yang akan
diberikan kepada seorang karyawan yang berbentuk materi (uang)
seperti gaji, upah honor, bonus, komisi dan lainnya.
2. Imbalan intrinsik. Imblan intrinsik ialah imbalan yang bentuknya
sebagai benefit atau tunjangan pelengkap. Imbalan intirinsik
contohnya seperti uang cuti, uang transportasi, uang makan, uang
pensiun, asuransi, uang apabila ada tugas keluar kota.
Fungsi kompensasi tergantung penilaian kinerja para karyawannya.
Itulah salah satu raport yang diperoleh tim redaksi, pembagian seperti jenis
kompensasi diatas sesuai dengan kinerja para karyawannya yang baik. Biasanya
85
majalah Janna memperoleh imbalan ektrinsik jelas tiap bulannya pasti
menerima gaji pokok sesuai dengan kerja yang sudah dipekerjakan oleh
masing-masing kedudukan di perusahaan majalah Janna.
Terlihat dari fungsi intrinsik dari majalah Janna beberapa fasilitas
tunjangan kesehatan, tunjangan pulsa setiap bulannya, bonus setiap akhir tahun,
dan tunjangan apabila ada yang tugas keluar kota. Tentunya akan difasilitasi
oleh majalah Janna dan karyawannya pun menerimanya sesuai dengan hasil
kerja yang baik dan memuaskan untuk perusahannya sehingga mendapatkan
hasil yang baik dan maksimal sesuai dengan gaji dan tunjangan-tunjagan
lainnya.10
G. Fungsi Integrasi
Terlihat dari fungsi integrasi majalah Janna, kalau dilihat dari SDM-nya
maka di majalah Janna tidak pernah membedakan antar senior dan junior
semua sama sehingga mereka merasa terintegrasi di dalam satu keluarga.
Sehingga majalah Janna mencoba berintegrasinya dengan cara seperti itu. Jadi,
pada saat rapat-rapat redaksi bisa dengan mudah menyamakan visi dan misi
terkait apa yang akan di bahas di rapat. Pembahasannya tidak jauh dari masalah
liputan.
Fungsi integrasi dilakukan dengan cara transparansi dan mempersempit
jarak antara senior dan junior. Antara wartawaan senior dan junior antara atasan
10
Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
86
dan bawahan, pemimpin redaksi dan reporternya. Di majalah Janna
mempersempit semuanya bukan berarti seenaknya. Tetapi, ada hal tertentu yang
harus dihormati.
Maka struktur seperti ini selalu diterapkan oleh tim redaksi majalah
Janna secara struktur itu dalam hal-hal tertentu maka dapat mengapresiasikan
dalam struktur yang seperti itu. Dalam rapat keseharian tidak ada yang saling
yang namanya atasan dan bawahan, jadi semuanya membaur dalam bentuk
transparansi, Agung selaku pemimpin redaksi wajib menyanyakan kondisi
keuangan perusahaan bagaimana, kondisi peralatan bagaimana, perawatan
gimana dan apa yang masih kurang dan masih dibutuhkan dari karyawan yang
lain untuk menjaga supaya investasi perusahaan lebih baik. Karena barang-
barang investasi perusahaan harus lebih bagus dan lebih terawat.
Jadi, menurut Agung Vazza selaku pemimpin redaksi di dalam majalah
Janna dalam proses kerja sehari-hari hampir tidak bisa dibedakan dan hampir
semua sulit dibedakan antara senior dan junior, atasan atau bawahan, karena ia
bekerja suka ada humor, ketawa-ketiwi tetapi tetap enjoy. Karena tidak ada
ketegangan, yang dimaksud dengan ketegangan ialah adanya karyawan yang
stress dan lain-lain. Karena SDM perusahaan masih ada yang kurang. Jadi,
apabila terlalu serius jadinya karyawan malah ada yang sakit dan pada akhirnya
tidak bisa bekerja. Oleh karena itu proses kerja di majalah Janna sehari-harinya
yang seperti biasanya seperti dengan teman dengan cara itu cara yang
87
menciptakan suasana kerja sehingga siapapun yang bergabung diperusahaan
majalah Janna merasa nyaman dan enjoy.11
Dari paparan di atas dapat disimpulan bahwa fungsi integrasi pada
majalah Janna sudah cukup baik karena selain para pekerja sadar betul akan
tugas mereka, intensitas bercengkrama yang sering, meluangkan waktu untuk
berbagi cerita.
H. Fungsi Pemeliharaan
Pemeliharaan dalam bidang staf biasanya di sebut dengan staffing,
staffing yang baik dan terarah, maka para staf akan merasa memiliki perusahaan
media yang mereka naungi dan bekerja semaksimal mungkin demi
meningkatkan kualitas perusahaan.
Fungsi pemeliharaan yang diterapkan oleh majalah Janna ditujukan
agar para staf merasa kerasan dan tidak ada pemisahan antara jabatan tingkat
paling atas dan tingkat yang paling bawah. Itu artinya, jika para staf mereka
merasa nyaman, memelihara mereka pun menjadi mudah.
Di majalah Janna terkait pembagian tugas dan lain-lainnya. Perusahaan
berusaha menyesuaikan sesuai kapasitas dan kompetensinya masing-masing
karyawan. Dan selalu menyesuaikan sesuai load pekerjaan dengan kapasitas
dan kompetensinya masing-masing. Jadi, apabila ada staf yang sudah
mengalami lebih dari kapasitas yang ada biasanya pemimpin redaksi “Agung
11
Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
88
Vazza” selalu membantu untuk mengambil alih, begitu juga dengan yang
lainnya. Tapi, kalau sama reporter yang sudah load-nya terlalu banyak dan suka
ada yang mengeluh biasanya selalu dikasih dispensasi yang mudah dan
reporternya bisa atur jadwal dengan sendirinya. Karena pemipin redaksi tidak
mau menekankan terutama untuk para reporternya agar untuk diberi kebebasan
mengatur waktunya dan pemimpin redaksi hanya mengarahkannya saja. Karena
harus sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. Dan dengan
adanya delapan fungsi manajemen redaksi ini maka selama perusahaan berjalan
dengan baik bisa dilihat dari hasil produknya.12
12
Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
89
Berikut ini akan digambarkan mengenai struktur pada bidang redaksi
dalam majalah Janna:
Table. 4
STRUKTUR BIDANG REDAKSI MAJALAH JANNA13
13
Wawancara pribadi dengan Agung P Vazza, Pemred majalah Janna, Jakarta, 13 Mei
2013 pukul 16.30 wib.
Aditya Ahmad
Stevy Maradona
wulan Wulan wulan Wulan wulan
1. Zelva S Wardi
2. Syukron Ali
3. Puspa Rini
4. Sofia Mariana
Agung Vazza
90
1) Pemimpin Redaksi
Pemimpin redaksi (Agung Vazza): Orang pertama yang bertanggung
jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Tugas utama pemimpin redaksi
adalah mengendalikan kegiatan keredaksian di perusahaan yang meliputi
penyajian berita, penentuan liputan, pencarian fokus pemberitaan, penentuan
topik, pemilihan berita utama (head line), berita pembuka halaman (opening
news), menugaskan atau membuat sendiri tajuk dan sebagainya.
2) Sekretaris Redaksi
Sekretaris pemimpin redaksi (Aditya Ahmad): dalam hal administrasi
keredaksionalan. Misal menerima surat-surat luar yang menyangkut
keredaksionalnya, mengirim honor tulisan kepada penulis dari luar,
membuatkan surat-surat yang diperlukan oleh pemimpin redaksi. Jika ada surat
dari luar baik yang berkaitan dengan peliputan maupun sumbangan tulisan,
surat tersebut diteruskan kepada masing-masing bagian.
3) Redaktur Pelaksana
Redaktur pelaksana (Stevy Maradona): jabatan yang dibentuk untuk
membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugas-tugas
keredaksionalannya. Jumlah personil redaktur pelaksana antara satu penerbitan
lainnya tidak sama
.
91
4) Redaktur
Redaktur (Wulan) adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap isi
halaman media cetak. Itu sebabnya, ada sebutan redaktur halaman atau redaktur
bidang. Keduanya sama saja karena yang membedakan hanya sebutannya saja.
Misalnya, tiap lembar media cetak ada yang namanya halaman kota, halaman
daerah, halaman internasional, halaman seni dan sebagainya.
5) Wartawan
Wartawan atau reporter (Zelva S Wardi, Syukron Ali, Puspa Rini, Sofia
Mariana) adalah seseorang yang bertugas mencari, mengumpulkan dan
mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan melalui media massa. Jika
wartawan itu menyiarkan beritanya melalui penerbitan surat kabar atau majalah,
ia disebut sebagai wartawan media cetak.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebuah media massa terutama media cetak tentunya selalu ingin
mempertahankan eksistensi mereka dalam penyajian informasi berita yang baik
serta pengetahuan yang sesuai dengan fakta yang ada dengan cara baik,
berimbang dan tidak berpihak. Untuk mencapai target tersebut, maka berbagai
cara yang mesti ditempuh serta harus di jalankan dengan sebaik mungkin demi
mendapatkan yang terbaik oleh para pembacanya dan menjadi bagian kepuasan
tersendiri bagi karyawannya apabila sudah menjalani fungsinya dengan cara
baik.
Maka cara yang ditempuh tersebut salah satunya adalah
pengaktualisasian beberapa fungsi manajemen redaksi, yaitu fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengembangan,
kompensasi, integrasi hingga fungsi pemeliharaan.
Dalam perkembangannya, majalah Janna telah menerapkan delapan
fungsi manajemen tersebut, meski ada yang belum teraplikasi secara maksimal
tetapi pada fungsi perencanaan, tim redaksi majalah Janna mengadakan rapat
formil hanya dua minggu sekali.
93
Pada fungsi pengorganisasiannya terlihat dari rapat budgeting dan rapat
finishing untuk mengarahkan organisasi perusahaan yang baik. Pada fungsi
pengarahan, kepala majalah Janna selau memberikan pengarahan yang baik
secara langsung maupun tidak langsung, sesama tim redaksi pun saling
mengingatkan untuk menghasilkan kualitas berita yang bagus.
Pada fungsi pengawasan, kepala majalah Janna selalu mengawasi
jalannya produksi isi berita majalah Janna hingga siap diterbitkan. Sedangkan
bagian merketingnya mengawasi jalannya iklan yang masuk. Pada fungsi
pengembangan, majalah Janna juga selalu mengikuti perkembangan lagi trend.
Pada fungsi kompensasi pada majalah Janna sangat menginginkan
kesejahteraan bagi para stafnya. Tetapi modal utamanya ialah berita karena itu
menjadi modal utama untuk mendapatkan kompensasi yang meningkatkan
kualitas yang baik berupa materi. Fungsi integrasi dilihat dari SDM-nya maka
di majalah Janna tidak pernah membedakan antar senior dan junior semua sama
sehingga mereka merasa terintegrasi di dalam satu keluarga fungsi integrasinya
lebih terlihat dari pas pertemuanya rapat redaksinya. Sedangkan fungsi
pemeliharaan secara tidak langsung fungsi ini dijalani dan hal inilah yang perlu
ditinjau karena fungsi terakhir ini cukup penting.
94
B. Saran
Bahwa majalah Janna telah menjalankan fungsi manajemen dengan
secara baik. Namun ada yang perlu diperbaiki lagi mengenai rapat redaksi.
sebaiknya rapat redaksi tidak hanya diadakan dua minggu sekali, tetapi bisa
seminggu sekali karena untuk mendapatkan hasil kualitas berita yang baik
maka tampilan majalah juga harus semaksimal mugkin dengan cara baik
sehingga menarik perhatian para konsumennya. Diharapkan agar majalah Janna
tidak terlambat dalam pemberitaan dan isi majalah Janna dan menjadi sumber
informasi yang baik agar pembacanya setia tidak ketinggalan berita dan
informasi yang cocok untuk anak muda sekarang. Dan sebaiknya tim redaksi
majalah Janna ditambah jumlahnya. Sebab, tim redaksi yang baik maka akan
terjadi kemungkinan menciptakan dan menerapkan fungsi manajemen redaksi
pada majalah Janna yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Dalam hal
kepemimpinan, sudah dipimpin dengan pemimpin yang baik dan tetap
mengarahkan ke para stafnya yang baik untuk meningkatkan manajemen yang
baik. Tapi lebih baik lagi apabila ditentukan beberapa tahun sekali untuk
diadakan pergantian pemimpin untuk meningkatkan kualitas dan
pengembangan majalah Janna di masa yang akan datang.
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan pada fungsi
manajemen majalah Janna dalam melakukan upaya-upaya penerapan fungsi
manajemen demi menciptakan kualitas produk majalah Janna yang baik dan
lebih baik lagi sehingga menarik simpati para pembacanya dan banyak
memberikan manfaat bagi para pembacanya.
95
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdullah, Aceng. Press Relations: Kiat Berhubungan dengan Media Massa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Ardianto, Elvinaro dan Erdiyana, Komala Lukiati. Komunikasi massa suatu
pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Birowo, Antonious M. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi,
Yogyakarta : Gitanyali, 2004.
Djunaedhie, Kurniawan. Rahasia Dapur Majalah Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Umum, 1995.
Djuroto, Totok. Manajemen Penerbit Pers. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004.
Erlyanti, N.I. Ekonomi Jilid III. Jakarta: Piranti Darma Kalakotama, 2006.
Habibi, Maksum. Ekonomi III, Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2006.
Hasibuan, S.P Malayu. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta:
Bumi Aksara, 2005.
Henny dan Rumondor, Alexander. Manajemen Media Massa. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004.
Herfan, Djony. Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo, 1988.
HS, Lasa. Pengelolaan Terbitan Berkala. Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Iskandar, Maskun. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT. Cipta Adi
Pustaka, 1990.
Kunczik, Michael. Concepts of Journalisme, North an South, Friedrich Ebert
Stichtung, Bonn, 1984.
Kusumaningrat, Hikmat dan Kusumaningrat, Purnama. Jurnalistik: Teori dan
Praktik. Bandung: Rosdakarya, 2006.
Mubardjo, Strategi Manajemen Medi Cetak. Jakarta: PT. Duta Karya Swasta,
2008.
96
Mumford, Alan. Mencetak Manajer Andal Melalui Coaching dan Monitoring.
Jakarta: PT.Pustaka, 2003.
Mondry. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia,
2008.
Morissan, Media Penyiaran; Strategi mengelola Radio dan Televisi. Jakarta:
PT. Ramdina Prakarsa, 2005.
________, Morissan, Menajemen Media Penyiaran. Jakarta: Prenada Media,
2008.
Morrisey, L George. Management by Objectivies and Result For Business
anIndustry (Addison Wesley Publishing: 1982), Second Edition.
Pringle, Peter dkk. Electronik Media Management. Boston: Focal Press, 1991.
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Bandung:
Rosdakarya, 2005.
Romli, Syamsul Asep. Jurnalistik Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Santana, Septiawan. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2005.
Siagian, Sondang. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara; 2006.
Simbolon, Masry Maringan. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen,
Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.
Soedarsono, K Dewi. Sistem Manajemen Komunikasi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2009.
Soehoet, Hoeta, A.M. Manajemen Media Massa. Jakarta: Yayasan Kampus
Tercinta IISIP, 2003.
Sumarsono, Soni. Manajemen Koperasi “Teori dan Praktik”. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2004.
Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Jakarta: Kalam Indonesia, 2005.
97
Rivers dkk, William L. media massa dan masyarakat modern. Jakarta: Prenada
media, 2003.
Uchjana Effendy, Onong. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT
Citra Aditya Bakti, 2003.
Wiliam, Et Al, Rivers L.Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta:
Kencana, 2008.
B. Media Online
Akim, Stefanus. “Manajemen Keredaksian” Artikel diaksese pada 04 April
2013.
http://stefanusakim.blogspot.com/2007/12/manajemen-keredaksian.html?m=1.
Rianto, Budiman.“Definisi Kompensasi Organisasi,” Artikel diakses pada
tanggal 21 April 2013, 15.10 wib.
Permadi, Arief. “Manajemen Redaksi,” Artikel diakses pada tanggal 21 April
2013, 15.45 wib dari http://arief
permadi.blogspot.com/2008/10/manajemen-redaksi 15.html.
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4315/1c1.htm. diakses pada tanggal 21
April 2013, 12.00 wib.
http://www.anneahira.com/pengertian-media-cetak.htm. Diakses pada tanggal
21 April 2013, 12.20 wib.
C. Wawancara Pribadi
Wawancara pribadi dengan Pemimpin Redaksi Majalah Janna, Agung P
Vazza di Ruang Rapat Redaksi, Gedung Graha Pejaten, Jl Pejaten Raya No
5E/F. Jakarta Selatan 12510, Senin, 13 Mei 2013, Pukul 16.30 wib.
Hasil Wawancara
Hari/ tanggal/ pukul : Senin/ 13 Mei 2013/ 16.30 wib.
Lokasi : Graha Pejaten, Jl Pejaten Raya No 5E/F, 12510.
Narasumber : Pemimpin redaksi majalah Janna (Agung P
Vazza).
1. Bagaimanakah latar belakang redaksi pada majalah Janna?
Jawab: Bertepatan dengan perayaan ulang tahun Republika ke-18
tahun, dan juga dibarengi dengan pemberian penghargaan Tokoh
perubahan Republika 2010, Republika memperkenalkan majalah
Muslim khusus anak muda, dengan label “Janna” majalah ini nantinya
akan menjadi sumber referensi informasi Muslim muda untuk
menggapai sebuah informasi.
2. Berapakah jumlah penerbit majalah janna perbulannya?
Jawab: ya…. pada majalah Janna dalam perkembangannya saat ini
terus memproduksi dan menerbitkan majalahnya kurang lebih 10.000
sampai dengan 15.000 eksemplar perbulannya.
3. Apakah content (isi berita) yang disajikan pada majalah Janna?
Jawab: Pada majalah Janna ini kita utamakan untuk menumbuhkan
nilai-nilai Islami pada anak-anak remaja. Namun begitu, tambahnya,
Janna tidak menggurui dan menghindari nilai-nilai hedonisme seperti
infotainment dan gosip.
4. Bagaimana susunan redaksi pada majalah Janna?
Jawab: Jadi, jumlah orang atau SDM di Janna total ada repoternya
empat, desainnya dua, fotografernya dua, editornya satu, pemimpin
redaksinya satu, distribusi dan sirkulasinya tiga, dibidang keungan dan
administrasinya satu.
5. Bagaimana background reporter majalah janna? Apakah
mayoritas mereka menempati desk (bagian) yang tepat dengan
latar belakang pendidikan?
Jawab: Desain dan karakternya kita di Janna prinsipnya kreatif dan
dinamis tetapi tetap pada batas-batas keislaman. Naahh kalo dlihat dari
segi background reporternya macam-macam, background di Janna itu
minimal S1 jurnalis dan yang diutamakan pernah menulis, meliput.
Supaya SDM reporternya tidak punya pengalaman menulis, meliput
walaupun tidak lama.
6. Siapakah layouter majalah janna? Sudah berapa kali berganti
layouter?
Jawab: Di Janna, sudah ganti 1x tetapi nambah, waktu itu cuma 1 tapi
sekarang tambah 1.
7. Bagaimana design dan karakter majalah janna? Sudah berapa
kalikah melakukan inovasi perfomance (tampilan)?
Jawab: Model kita berpenampilan yang sopan tidak harus berjilbab
tetapi berpenampilan tetap sopan. Nah, itu batasan kita selebihnya
terserah dan dengan bermain kreatifitas dan dinamis yang lebih dinamis
dan kreatif sebenarnya ciri utamanya itu tanpa keluar dari batasan ke
Islaman.
8. Berapakah waktu yang dibutuhkan dari proses pembuatan berita
hingga siap diterbitkan?
Jawab: Deadline dua minggu, biasanya dua minggu awal bulan fokus
liputan setelah rapat finishing dua minggu, sudah deadline semua
tulisan sudah selesai dan segala macam sudah selesai.
9. Kendala apa sajaa yang sering dihadapi dalam proses berita
majalah janna?
Jawab: Alhamdulillah, kami tidak pernah menemukan kendala dalam
proses beritanya.
10. Apakah fungsi manajemen keredaksian majalah janna sudah
berjalan dengan baik?
Jawab: Alhamdulillah, sudah menjalani prosesnya dengan cara sebaik
mungkin.
11. Dapat dideskripsikan mengenai proses penyajian berita majalah
Janna?
Jawab: Yaa… reporternya tersebar ke beberapa titik yang ditentukan
dan mendatangi narasumber yang telah ditentukan sebelumnya.
12. Apa saja fungsi manajemen keredaksian yang dijalani majalah
Janna?
Jawab: Untuk fungsi manajemen kami menjalani semua fungsi
tersebut.
13. Bagaimana implementasi fungsi perencanaan pada majalah
Janna?
Jawab: Di majalah Janna tentunya menjalani fungsi perencanaan yang
disebut rapat budgeting atau perencanaan sesuai dengan yang
dirapatkan dua minggu sekali yang membahas tentang tema yang akan
dibahas bulan depan dalam majalah Janna dan narasumbernya siapa
dan setelah rapat Budgeting.
14. Bagaimana fungsi pengorganisasian majalah Janna?
Jawab: Perbedaan signifikasinya terlihat pada panduan untuk
memonitorkan kinerja staf redaksi, berupa kedisiplinan yang baik.
Selain itu, struktur organisasi yang di jalankan oleh majalah Janna
tergolong sederhana, Hal ini dapat mempengaruhi fungsi
pengorganisasian yang telah dijalani oleh pemimpin redaksi majalah
Janna kapada para bawahannya.
15. Bagaimana fungsi pengarahan majalah Janna?
Jawab: Pengarahan juga diterapkan oleh rapat redaksi tim majalah
Janna oleh pemimpin redaksi mengenai berita mana yang harus dikejar
atau diliput, ini juga menyangkut angle mana yang wajib ditentukan.
Dalam rapat redaksi ini juga ditentukan reporter yang akan terjun
kelapangan untuk menghimpun berita.
16. Bagaiaman fungsi pengawasan majalah Janna?
Jawab: Di Janna Pengawasan diawal sebelum terbit selesai lanjut
kepengawasan setelah terbit, melihat semua keseluruhannya. Contoh
desain, foto, isi berita majalah Janna harus sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan apabila tidak sesuai maka, harus diinformasikan
terlebih dahulu agar bisa lebih bagus lagi.
17. Bagaimana fungsi pengembangan baik terhadap produk (berita)
maupun tim redaksi majalah janna?
Jawab: Di majalah Janna juga selalu mengikuti perkembangan. Lagi
trend jilbab hijab kita ikuti tapi ikuti dengan cara memakai jilbab yang
baik. Pengembangan yang di lakukan oleh majalah Janna terlihat dari
isi majalah Janna itu sendiri
18. Bagaimana fungsi kompensasi untuk para tim redaksi majalah
Janna?
Jawab: Di fungsi majalah Janna kompensasi tergantung penilaian
kinerja para karyawannya. Majalah Janna memperoleh imbalan
ektrinsik jelas tiap bulannya pasti menerima gaji pokok sesuai dengan
kerja yang sudah dipekerjakan oleh masing-masing kedudukan di
perusahaan majalah Janna.
19. Bagaimana fungsi integrasi dari para staf tingkat atas hingga
tingkat bawah pada majalah Janna?
Jawab: Di majalah Janna, Fungsi integrasi dilakukan dengan cara
transparansi dan mempersempit jarak antara senior dan junior. Antara
wartawaan senior dan junior antara atasan dan bawahan, pemimpin
redaksi dan reporternya. Di majalah Janna mempersempit semuanya
bukan berarti seenaknya. Tetapi, ada hal tertentu yang harus dihormati.
20. Bagaimana fungsi pemeliharaan terhadap para staf majalah
Janna?
Jawab: Fungsi pemeliharaan yang diterapkan oleh majalah Janna
ditujukan Di majalah Janna terkait pembagian tugas dan lain-lainnya.
Perusahaan berusaha menyesuaikan sesuai kapasitas dan
kompetensinya masing-masing karyawan. Dan selalu menyesuaikan
sesuai lood pekerjaan dengan kapasitas dan kompetensinya masing-
masing.
21. Apakah resolusi yang akan di capai oleh redaksi majalah Janna
demi pengembangan produk berita, tim redaksi maupun
tampilannya?
Jawab: Di Janna ini merupakan resolusi yang masih dirahasiakan,
tetapi karen ada pertanyaan seperti ini maka saya akan jawab
semaksiml munkin dengan adanya terkait resolusi Janna. Di Janna,
resolusi kedepannya akan beralih dan bertranformasi ke plafom yang
lebih berbeda dari sebelumnya. Jadi, kalau sekarang janna plafomnya
cetak, kedepannya akan membuat online dan digital cetak tetapi
bentuknya akan seperti ini dan bisa di donwload lewat internet dari
majalah kertas ke majalah digital, supaya lebih kejangkau juga dengan
biaya produksinya jauh lebih murah biaya produksinya dan daya
jangkauannya lebih luas, kemungkinan besar dalam dua bulan kedepan
target perkiraan di bulan juli 2013 kita sudah mulai perubahannya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Ruang Receptionist Redaksi Majalah Janna. Gedung redaksi majalah Janna
lantai dasar, Graha Pejaten, Jl Pejaten Raya No 5E/F. Jakarta Selatan 12510.
Ruang Pemimpin Redaksi Majalah Janna. Gedung redaksi majalah Janna
lantai dua, Graha Pejaten, Jl Pejaten Raya No 5E/F. Jakarta Selatan 12510.
Ruang Desain Majalah Janna. Gedung redaksi majalah Janna lantai dua,
Graha Pejaten, Jl Pejaten Raya No 5E/F. Jakarta Selatan 12510.
Ruang Kepala Bagian Marketing Majalah Janna. Gedung redaksi majalah
Janna lantai dasar, Graha Pejaten, Jl Pejaten Raya No 5E/F. Jakarta Selatan
12510.
Ruang Rapat Redaksi majalah Janna, Gedung redaksi majalah Janna lantai
dasar, Graha Pejaten, Jl Pejaten Raya No 5E/F. Jakarta Selatan 12510.
Ruang Redaksi Majalah Janna, Gedung redaksi majalah Janna lantai dua,
Graha Pejaten, Jl Pejaten Raya No 5E/F. Jakarta Selatan 12510.
Koleksi Majalah Janna, Gedung redaksi majalah Janna lantai dasar, Graha
Pejaten, Jl Pejaten Raya No 5E/F. Jakarta Selatan 12510.
Cover Majalah Janna, April 2013.
Konten (isi) Majalah Janna, Edisi April 2013.
Majalah Janna mendapatkan penghargaan dari IPMA sebagai Desain terbaik.
Penghargaan The Best National Newspaper Indonesia. Print Media Awards
(IPMA) 2013.