analisis dan produksi film dokumenter kenangan...
TRANSCRIPT
ANALISIS DAN PRODUKSI FILM DOKUMENTER KENANGAN YANG TAK TELUPAKAN
Naskah Publikasi
diajukan oleh Adytama Wahyu Nugroho
07.12.2649
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2011
Analisis dan Produksi Film Dokumenter Kenangan Yang Tak Terlupakan
Documentary Film Production Analysis and Unforgettable Memories
Adytama Wahyu Nugroho
Sistem Informasi 07.12.2649
ABSTRACT
Kedunggalar Village is the largest village among other villages, although far from
urban Kedunggalar Village now has undergone many changes. In this village school was
built for all people who once did not have far to travel in the wake of science it is SMP
Negeri 1 Kedunggalar. Where the founder of this school is Mr. Harjo Sucipto in 1949.
After many years, many in the wake of new buildings and spaces for smooth teaching
and learning. Based on the above background the authors formulate the question of how
to produce a movie "MEMORIES ARE NOT FORGOTTEN" with the theme of taking the
story of the past.
The idea of making a video documentary Memories Unforgettable This is based on
a bank on the fact that the state junior high school who now have made progress in terms
of facilities and pre-school facility that is provided to all students while also increasing the
quality of education both from year to year.
which is now a School National standard. Therefore, this is certainly a good
pencapain for the school in question. Which in the end, hopefully the video documentary
is expected to be archived and entertainment are important to SMP Negeri 1
Kedunggalar.
Keywords : Documentary Unforgettable Memories
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Informasi tentang kemajuan dari sekolah tempat belajar, sering membuat para
alumni ingin mengetahuinya, yang mengakibatkan mereka selalu bertanya jika
bertemu dengan setiap orang yang berhubungan dengan sekolah yang dulu menjadi
tempat belajar mereka. Keingintahuan itu akan menimbulkan kerinduan untuk
berkumpul dengan sesama teman seangkatan yang bisa dilakukan dengan cara
reuni. Dimana pada saat reuni itu akan bertemu antar teman yang bisa diajak
berbicara mengenai masa lalu, sampai dengan masa sekarang dan juga akan ada
pembicaraan mengenai sekolah tempat mereka belajar bersama.
Berdasarkan uraian di atas maka judul yang akan di ambil “ANALISIS DAN
PRODUKSI FILM DOKUMENTER KENANGAN YANG TAK TERLUPAKAN”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan
bagaimana cara memproduksi sebuah film dokumenter dengan tema cerita masa
lalu.
1.3 Batasan Masalah
Ruang lingkup pemanfaatan tekhnologi Broadcast saat ini sangat luas sesuai
fungsi penerapan pada masing-masing bidang yang berbeda untuk memfokuskan
pembahasan dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup yang lebih sempit yaitu
bagaimna cara memproduksi sebuah film dokumenter.
Isi dari film dokumenter, antara lain menceritakan tentang :
- Kenangan SMP di masa lalu dan di masa sekarang
- Kegiatan-kegiatan di SMP di dalam sekolah dan di luar sekolah
Software yang di gunakan :
- Adobe Premier Pro CS3
- Adobe Photoshop
- Adobe Audition
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Multimedia
Multimedia adalah media dan konten dimana merupakan kombinasi dari
berbagai bentuk elemen. Multimedia mencakup beberapa unsur elemen yaitu unsur
teks, suara, gambar, animasi, dan video. Multimedia biasa ditampilkan atau diakses
dengan perangkat pengolahan informasi, seperti komputer dan perangkat elektronik,
tetapi juga dapat menjadi bagian dari sebuah pertunjukkan secara langsung.
Multimedia secara lugas dibagi menjadi kategori konten linier dan non-linier.
Konten linier aktif berlangsung tanpa kontrol navigasi seperti tampilan pada bioskop.
Konten non-linier menawarkan interaktif para pengguna untuk berinteraksi dalam
mengontrol informasi yang di tawarkan seperti permainan komputer atau digunakan
dalam pelatihan informasi berbasis komputer.
Berbagai format teknologi multimedia digital dimaksudkan untuk
meningkatkan akses para pengguna berpengalaman, misalnya untuk kemudahan
dan kecepatan dalam penyampaian informasi seperti hiburan, seni maupun
pelayanan kebutuhan informasi.
2.2 Elemen Multimedia
Multimedia menurut James A. Senn merupakan kombinasi dari beberapa
elemen yaitu teks, grafik, suara, video, dan animasi. Kesemua unsur membentuk
suatu hasil karya dimana setiap elemen dapat menjelaskan makna dari pesan yang
ditampilkan.
2.3 Pengertian Video Dokumenter
Film dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari aktualitas potongan
rekaman kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya
berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan. John Grierson pertama
menemukan istilah “dokumenter” dalam suatu pembahasan mengenai film karya
Robert Flaherty, Moana (1925) dia mengacu pada kemampuan suatu media untuk
menghasilkan dokumen visual tentang suatu kejadian tertentu. Dia sangat percaya
bahwa "sinema bukanlah seni atau hiburan, melainkan suatu bentuk publikasi dan
dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton yang berbeda
pula".
2.4 Peralatan yang Digunakan
Pembuatan sebuah video maupun film tentunya haruslah di dukung dengan
beberapa peralatan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tema yang akan
dibuat. Berikut ini adalah beberapa alat yang biasa di pergunakan dalam pembuatan
film-film antara lain :
Audio Mixers ;
Media CD ;
Kabel koneksi ;
Kartu Grafis ;
Komputer ;
Kamera Foto dan Kamera Video ;
Tripod ;
Perangkat Lunak Editing ;
Media Penyimpanan Data Removable.
2.5 Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Video telah menjadi salah satu alat komunikasai yang ampuh. Video
dokumentasi merupakan salah satu dari berbagai jenis video yang di buat oleh suatu
rumah produksi maupun kalangan komunitas untuk kepentingan seluruh khalayak
sebagai alat penyebaran informasi alat bantu pendidikan alat berbagi pengetahuan,
serta alat pengungkap segala persoalan dan permasalahan yang ada di masyarakat.
Namun ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan sumber daya
manusia. tentunya untuk menghindari kesalahan dan kecerobohan dalam proses
produksi video. Berikut adalah beberapa komponen sumber daya manusia yang ada
dalam sebuah pembuatan video maupun film :
Eksekutif Produser Dan Produser ;
Sutradara ;
Unit Manager ;
Manager Lokasi ;
Pencatat Adegan ;
Talent Koordinator ;
Storyboard Artist ;
Penata Artistik ;
Editor.
2.6 Sistem Televisi Global
Dunia broadcasting terdapat beberapa standar yang berlaku pada setiap
negara dan ini juga berlaku dan berpengaruh terhadap proses pembuatan video
dokumenter. Semakin besar frame rate, semakin halus gerakan yang ditampilkan.
Sistem tersebut antara lain :
2.6.1 Sistem NTSC
NTSC (National Television SysteM Committe) telah lama digunakan di
Amerika Serikat, sistem ini juga digunakan di Jepang, Philipina, Canada, Greenland,
Mexico, Kuba, dan sebagainya. Sistem ini menggunakan 552 pixel/detik dengan
frame rate 29,97 fps ( frame per second ) dan frame size 640x480 pixel 33.
2.6.2 Sistem PAL
PAL ( Phase Alternating Line) yang digunakan di beberapa bagian Eropa,
Asia, dan juga Indonesia. Sistem ini menggunakan 625 pixel/detik dengan frame rate
25 fps (frame per second) yaitu dalam satu detik sebuah video akan ditampilkan
dalam 25 gambar atau frame, selain itu juga dalam pembuatan video dokumenter
lainnya.
2.6.3 Sistem SECAM (Sequential Color o'memoeire)
Sistem ini menggunakan 815 pixel/detik dan memiliki frame rate yang Sama
dengan sistem PAL yaitu 25 fps ( frame per second) dan memiliki frame size
600x500 pixel. Negara-negara bekas jajahan Perancis banyak menggunakan sistem
ini. G4.
2.6.4 Sistem HDTV
HDTV (High Definition Television) merupakan standar baru internasional,
sistem ini dapat digunakan seluruh dunia karena telah memiliki kemampuan
mengkonversi sesuai sistem yang berlaku setiap negara. Sistem ini menggunakan
1123 Pixel/detik dengan frame rate bisa diatur sesuai kebutuhan dan memiliki
keistimewaan, yaitu bisa dilihat pada layar ukuran 2x5 meter .
3. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Tinjauan Umum
Desa Kedunggalar merupakan desa terluas di antara desa-desa lainya,
meskipun jauh dari perkotaan Kedunggalar sekarang sudah mengalami banyak
perubahan dimana dulu masih banyak delman sebagai sarana transportasi sekarang
sudah berganti menjadi yang lebih baik bagi warga-warganya. Di desa ini lah di
bangun sekolahan bagi semua kalangan yang dulu tidak perlu jauh-jauh untuk
menempuh ilmu maka di bangun lah SMP Negeri 1 Kedunggalar. SMP 1 berdiri
pada tahun 1949 pada revolusi perang dunia ke dua, yang dulu nama dari SMP
adalah ST (swasta) yang didirikan oleh Bapak Harjo Sucipto
3.2 Analisis Masalah
Mencari solusi guna memperlancar proses produksi film itu sendiri, beberapa
masalah yang mungkin akan dihadapi nantinya, mungkin dapat dilihat seperti berikut.
3.2.1 Penentuan Ide Dasar Video Yang Hendak Dibuat
Ide pembuatan video dokumenter Kenangan Yang Tak Terlupakan ini di
dasarkan pada sebuah kenyaataan bahwa keadaan SMP yang sekarang sudah
mengalami kemajuan dari segi sarana dan pra sarana yang di berikan sekolah
kepada semua siswa selain itu juga meningkatnya mutu pendidikan baik dari tahun
ke tahun yang sekarang menjadi Sekolah Standart Nasional. Oleh karena itu, jelas ini
merupakan sebuah pencapain yang baik bagi SMP tersebut
3.2.2 Riset
Ada beberapa persiapan yang dilakukan penulis sebelum proses penulisan
skripsi serta pembuatan video dokumenter. Karena dengan konsep yang tersusun
apik dan kematangan dalam menggarap sebuah video dokumenter, menjadi awal
nilai jual produksi tersebut dapat tayang di berbagai tempat.
3.3 Analisis Sistem
Sukses dan tidaknya sebuah pembuatan video dokumenter tidak lepas dan
sistem perangkat yang digunakan dalam proses penggarapan. Beberapa
pertimbangan yang perlu dipikirkan tentunya ada pada alat dan jumlah personil yang
dibutuhkan. Karena dengan alat yang baik pula akan dapat kualitas video yang baik.
Sedangkan untuk personil yang dibutuhkan terbatas pada jumlah yang ada, penulis
disini mencoba merangkap beberapa posisi tanggung jawab dari seorang
kameramen, sutradara, editing, produser dan lain-lain. untuk kekurangannya, penulis
dibantu oleh kru yang lain.
3.4 Identifikasi Masalah
Inti permasalahan yang ada di SMP Negeri 1 kedunggalar adalah :
1. Sudah banyak berdiri gedung dan ruangan yang baru.
2. Belum ada dokumen atau kenangan bagi SMP.
Untuk itu jelas bahwa video dokumenter Kenangan Yang Tak Terlupakan dapat
menjadi media kenangan bagi SMP Negeri 1 kedunggalar
.Analisis SWOT (Strenght, Weak, Opportunity, Treat)
Metode dalam menganalisa masalah yang ada pada skripsi ini menggunakan
analisis SWOT, dimana titik letak kelebihan dan kekurangannya dapat secara nyata
dijelaskan dengan kondisi sebenarnya berkaitan dan cocok.
Tabel 3.2 Analisis SWOT
ANALISIS PERMASALAHAN DENGAN METODE ANALISIS SWOT
STRENGHT 1. Perijinan penelitian
mudah.
2. Objek lokasi dekat
3. Kondisi lingkungan
cukup kondusif
4. Harga sewa alat
murah
WEAKNESS 1. Kekurangan personil
2. Keterbatasan alat
3. Peralatan tidak
bekerja dengan baik
4. Ilmu broadcast masih
sebatas belajar, belum
memenuhi standar
profesional produser.
5. Nilai artistik kurang
6. Obyek yang hanya
kecil membuat durasi
video menjadi pendek.
OPPORTUNITY 1. Kesempatan untuk
unjuk diri sebagai
produser film
2. Kesempatan untuk
mencoba peralatan
broadcasting
3.
1. Hasilnya bisa menjadi
arsip penting
dokumentasi SMP
Negeri 1 Kedunggalar
1. Hanya dipandang
sebelah mata sebagai
mahasiswa penelitian
2. Karena berupa video
dokumenter, sehingga
tidak perlu artis
THREATH 1. Kondisi lokasi
pengambilan
gambar yang
terbatas
2. Kondisi cuaca yang
tidak mendukung.
3. Alat yang tidak bisa
bekerja dengan
maksimal.
1. Banyaknya rumah
produksi film, menjadi
tantangan dalam
berkompetisi. Namun
dengan sedikit
sentuhan nilai seni
diharapkan dapat
berjuang diketatnya
Persaingan.
1. Apabila terjadi
kerusakan alat
menjadi kerugian
tersendiri
2. Cuaca hujan deras
sehingga
menghambat dalam
pengambilan gambar.
3. Waktu tempo habis
4. Membutuhkan
biaya yang besar.
2. Biaya yang
dikeluarkan tidak
banyak, namun untuk
memanajemen dan
memaintenance tidak
dapat dilakukan.
sehingga lokasi sudah
tidak ada.
3.5 Pra Produksi
Merupakan proses persiapan dan langkah pertama sebelum keseluruhan proses
produksi atau pengambilan gambar akan dilakukan. Berguna untuk mengurangi
kesalahan dan meminimalisir kurang koordinasinya komunikasi antar personil yang
bertugas agar mampu melakukan tugasnya masing-masing. . Sebelumnya pada film
dokumenter ini mengandung tema, ide, logline dan sinopsis supaya jalan cerita menjadi
mudah dipahami :
3.5.1 Persiapan Awal
Persiapan awal ini terdiri dari beberapa tahap dimana tiap tahapan
menjelaskan rencana proses yang akan dilakukan dalam pembuatan video
dokumenter Kenangan Yang Tak Terlupakan.
3.5.2 Persiapan Jadwal Pembuatan Video
Mengingat waktu dan pelaksanaan yang sangat sempit sekali, maka perlu di
buatlah sebuah agenda jadwal pembuatan video.
3.5.3 Jadwal Pengambilan Gambar
Sebuah shooting video atau pun film memiliki jadwal untuk shooting supaya
dalam proses produksi dapat diperkirakan waktu mulai dan waktu selesai. Sebuah
shooting membutuhkan jadwal lokasi shooting atau biasa disebut dengan breakdown
location. Breakdown lokasi ini berguna supaya para kru dan artis mengetahui waktu
dan lokasi shooting yang akan diadakan.
3.5.4 Persiapan Kru
Kru dalam pembuatan video ini terdiri dari 4 orang, dimana tugas dan tanggung
jawabnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Personil Kru dan Tanggung Jawab Pekerjaan.
No. Nama Tugas dan Tanggung Jawab
1. Adytama Selaku Produser, Kameramen, Editor, Narator
2. Anthon Sutradara, Penulis Naskah
3. Aditya Unit Manager, Pencatat Adegan
4. Rifand Manager lokasi, Logistik dan peralatan
3.5.5 Persiapan Alat Yang Digunakan
Kebutuhan akan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan video
dokumenter ini sudah layak dan memenuhi standart, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Komputer untuk kebutuhan data mobile dengan spesifikasi :
Laptop Merk Acer Aspire 4732Z
Processor Intel Pentium 2 Ghz
Intel GMA 4500M video graphic
Layar Monitor 14”
1 GB Memory RAM
DVD Super Multi DL.drive
Baterey tahan lama untuk proses rendering
b. Kamera Digital Canon Power Shot A495 10 mega pixel
c. Kamera Handycame Sony Dcr-Hc48
d. Kaset MiniDV 60 Menit sejumlah 3 buah
e. Tripod
f. Transportasi
4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
4.1 Produksi
Proses saat pelaksanaan shooting dimulai hingga selesai serta teknik yang
digunakan, dan pada tulisan ini akan menjelaskan beberapa laporan pada saat
Pembuatan video dokumenter kenangan yang tak terlupkan.
4.1.1 Proses Setting Kamera
Kamera Sony Dcr-Hc48 merupakan kamera yang sangat bagus apabila
dapat mengoperasikan dengan cermat, karena mampu menangkap dan merekam
gambar yang bagus serta memiliki kualitas zoom yang besar pada objek yang jauh.
Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dan tidak merepotkan pada pengambilan
gambar tentu saja keseluruhan alat tersebut dilakukan cek terlebih dahulu seperti
kekuatan baterai dan jumlah kaset yang di bawa untuk bekal apabila proses
pengambilan gambar banyak noise karena objek berjalan yang tidak di inginkan.
4.1.2 Teknik Pengamatan Gambar
Ada dua macam teknik pengamatan gambar dalam penggunaan video
handycame yaitu dengan menggunakan media menu LCD monitor pada kamera
handycame tersebut atau dengan menggunakan teropong lensa khusus mata untuk
menghindari pantulan cahaya maupun fokus koreksi. Kedua cara tersebut bisa
digunakan dari kemampuan mata masing-masing kameramen dan keahlian dalam
mengambil gambar secara teknik.
4.1.3 Teknik Pengambilan Gambar
Ada dua macam teknik pengambilan gambar dalam video ini, yaitu autofokus
dan manual. Auto fokus memberi kemudahan dalam mengambil gambar tanpa
maupun efek fokus objek. Sedangkan manual dapat memberikan kesan yang
mendalam pada saat pengambilan gambar medium dengan latar belakang objek blur
atau sebaliknya tergantung pada keinginan tampilan video yang diinginkan.
4.2 Pasca Produksi
Secara sederhana, tahap pasca produksi atau proses editing merupakan
usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan
enak ditonton. Dalam tahap editing yang dilakukan penulis yaitu merekonstruksi
potongan-potongan gambar yang diambil. Langkah yang dilakukan sebagai berikut :
Menganalisis skenario mengenai kontruksi dramatisnya.
Melakukan pemilihan shoot yang terpakai (OK) dan yang tidak sesuai shooting
report.
Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek
suara. Berkonsultasi dengan kru lain untuk evaluasi hasil editingnya.
4.3 Editing
Banyak sekali software yang tujuannya untuk editing video. Software itu
antara lain : Ulead, Pinacle, Windows Movie Maker, Adobe Premiere dan
sebagainya. Dari berbagai macam program tersebut, penulis memilih Adobe
Premiere Pro CS3 dalam proses editing video dibanding dengan software yang lain,
karena software ini banyak memberikan ruang yang luas untuk berkreasi dan
mempunyai banyak sekali fasilitas serta customisasi seperti yang diinginkan oleh
user dan juga sangat compatible dengan berbagai merk video capture card.
Gambar 4.6 Langkah Produksi Film.
4.3.1 Capture Video
Pastikan komputer dapat mengenali kamera video agar memudahkan proses
transfernya dan setting kamera video telah here claim posisi mode VCR untuk
mentransfer file format mini DV ke dalam komputer via kabel Firewire untuk proses
editing selanjutnya.
4.3.2 Import Video
Import video menjadi bagian proses setelah dilakukannya capture video,
terdapat tahapan proses yang mendasari proses import video, yaitu : proses awal
import video, pemilihan video dan tampilan hasil video yang sudah di import.
4.3.3 Edit Video
Proses edit video yang dilakukan penulis disini terdiri dari 3 proses yaitu
memotong video, reposisi peletakan video, dan memberi efek baik suara narasi dan
transisi. Proses pemotongan dengan menggunakan tool razor, yaitu memisahkan
dua atau lebih file capture . Sedangkan reposisinya berdasarkan dari cerita atau
naskah film yang sudah dipersiapkan dengan contoh storyboard sehingga
memudahkan dalam peletakan antara video cut satu dengan video cut lainnya.
4.3.4 Renderring Video
Setelah semua proses editing dilakukan, lagkah selanjutya adalah
menemukan format yang akan digunakan pada proses finishingnya. Tahap ini
merupakan tahap akhir dari keseluruhan pembuatan video dokumenter.
4.4 Review Editing
Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran
film tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam dapat
menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, atau pun dengan PC (DVD-
ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display).
Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat
kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki.
Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian.
Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir
suatu film.
4.5 Presentasi dan Evaluasi
Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan
sesuai dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan
kalangan yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
Ahli Sinematografi.
Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.
Ahli Produksi Film.
Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik
lighting, dan lain-lain.
Ahli Editing Film (Editor).
Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
Penonton atau penikmat film.
Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini
dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang
mungkin masih awam dalam pembuatan film.
Berikut beberapa data kuesioner yang telah penulis dapatkan pada saat
presentasi dan evaluasi hasil pembuatan video dokumenter yang nantinya dapat
menjadi kritik dan saran untuk perbaikan kearah yang lebih baik. Hasil survei
diperoleh dengan cara bertanya kepada 35 warga Desa Sepi termasuk kepala
desa dan perangkatnya.
KUESIONER TANGGAPAN AUDIENS PADA PEMUTARAN VIDEO DOKUMENTER “KENANGAN
YANG TAK TERLUPAKAN”.
IDENTITAS RESPONDEN : Nama : .…………………………………………………
Alamat : ………………………………………………….
Usia : ………………………………………………….
Tabel 4.1 Data Kuesioner Terhadap 51 Orang Tentang Film Dokumenter “KENANGAN YANG TAK TERLUPAKAN”
NO. PERTANYAAN NILAI
A B C D E
1. Bagaimana menurut anda tetang film dokumenter kenangan yang tak terlupakan yang telah saya di buat ini?
84%
16%
- - -
2. Mengenai tema yang dibuat, apakah sudah sesuai dengan kondisi SMP sekarang?
68% 20% 12% - -
3. Mengenai obyek itu sendiri, apakah sudah cocok dan pas dengan kondisi SMP sebenarnya?
59% 20% 21% - -
4. Mengenai durasi video yang 16 menit, apakah kurang panjang atau kurang pendek?
65% 35% - - -
5. Menurut anda apakah layak video dokumenter ini di putar untuk penyampain suatu informasi masyarakat?
76% 24% - - -
6. Apakah video ini boleh diperuntukan bagi semua kalangan, umur, dan kenis kelamin?
86% 14% - - -
7. Menurut anda, apakah sudah bisa mengangkat memori SMP pada zaman dahulu?
83% 17% - - -
8. Apakah film dokumenter ini bisa menjadi arsip bagi SMP Negeri 1 kedunggalar ini?
83%
17% - - -
9. Apakah ada suatu keinginan dari anda untuk dibuat suatu dokumentasi untuk SMP yang baru?
65% 35% - - -
10. Apakah video bisa dijadikan kenangan bagi SMP?
74% 13% 13% - -
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Cara memproduksi film dokumenter kenangan yang tak terlupakan mulai
dari proses pra produksi, produksi dan pasca produksi.
1. Pra Produksi
Penulis melakukan survey terlebih dahulu ke obyek yaitu di SMP Negeri 1
kedunggalar, setelah melakukan survey kemudian penulis membuat jadwal
untuk pembuatan video dan jadwal pengambilan gambar. Hal ini di wajib
dilakukan agar proses pengambilan gambar dapat terkonsep dan tidak
mengalami kendala.
2. Produksi
Penulis terlebih dahulu menentukan ide, tema, sinopsis, dan logline
sebelum proses pengambilan gambar, ini perlu dilakukan agar kita tahu
objek mana saja yang sebaiknya kita ambil agar sesuai dengan ide dan
tema yang sudah kita tentukan.
3. Pasca Produksi
Pasca produksi, untuk menghasilkan sebuah gambar yang maksimal dan
terlihat kealamianya di dalam software Adobe Premire Pro CS3 penulis
tidak memberikan efek yank berlebihan, yaitu menggunakan efek cross
dissolve pada transisinya, sedangkan pada saat pengambilan gambar yang
dilakukan di malam hari, penulis menggunakan bantuan banyak cahaya
yaitu menggunakan lilin dan lampu yang tidak terlalu terang hal itu juga
dilakukan agar hasil videonya lebih kelihatan alami.
5.2 Saran
Dengan kesimpulan diatas, penulis meberikan saran sebagai berikut :
1. Pada saat pengambilan gambar pada objek yang ada baiknya
menggunakan bantuan cahaya yang tidak terlalu cerah, bantuan cahaya itu
bisa menggunakan lilin atau lampu yang berwarna kuning untuk menjaga
kealamain hasil gambar.
2. Dengan menggunakan Adobe Premiere Pro CS3 sangat membantu untuk
pengeditan sebuah film, karena adanya efek-efek yang begitu bagus.
3. Dalam membuat video dokumenter yang terpenting adalah kreatifitas dalarn
pengambilan gambar yang ada harus dengan kenyataan (fakta) dan tidak
berasal dari imajinasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bayu Adji dan Seno Adji. 2005. Step By Step Teknik Digital Video Editing dengan Adobe
Premiere. Datakom Lintas Buana. Jakarta.
Pandapotan Sianipar. 1997. Cara Mudah Menguasai Editing dengan Adobe Premiere
Pro. Elek Media Komputindo. Jakarta
Parkinson, David. 1995. History Off Film. From:
http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_film, 20 April 2011.
Suyanto, M. 2003. Analilsis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Andi
Offset. Yogyakarta.
Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi
Offset. Yogyakarta.
Yoga. 2008. Apa itu Film Dokumenter ?. From: http://www.kawanusa.co.id/news-
detail.php?id=15, 17 April 2011.