analisis dan perancangan optimalisasi bandwidth dengan...
TRANSCRIPT
2
1. Pendahuluan
Pada era digital ini, komunikasi menggunakan paket data sudah menjadi
salah satu kebutuhan utama khalayak umum, jadi tidak heran jika menemukan
banyak jaringan komputer di berbagai tempat. Jaringan komputer bisa ditemukan
di kantor-kantor, sekolah, mall, bandara, dan tempat umum lainnya. Semakin
menjamurnya jaringan komputer, maka diperlukan suatu monitoring jaringan pada
setiap jaringan komputer supaya pada jaringan-jaringan komputer tersebut dapat
berjalan dengan efektif dan optimal secara continue mengingat padatnya traffic
yang ada untuk dilayani oleh jaringan-jaringan komputer tersebut [1].
PT. Asuransi Wahana Tata, Solo menggunakan koneksi internet paket
speedy office dan dipakai oleh 17 client. Bandwidth yang didapat adalah up to 1
Mbps dan rata-rata kecepatan yang didapat adalah 846kbps. Angka 846kbps
didapat dari tiga kali percobaan yang dilakukan dengan menggunakan speedtest
melalui telkomspeedy.com yang kemudian dirata-rata. Sedangkan kebutuhan
bandwidth dari perusahaan tersebut untuk melakukan aktifitas sehari-harinya
adalah 850kbps atau lebih dari bandwidth rata-rata yang diterima, yang mana
angka tersebut dibagi untuk 17 client sehingga rata-rata seorang client
mendapatkan bandwidth sebesar 50kbps. Seringkali dalam proses administrasi
maupun proses kerja dalam perusahaan tersebut sering terhambat hanya karena
internet di perusahaan tersebut melambat atau mengalami penurunan kecepatan
internet jika banyak client yang menggunakannya. Hal seperti ini terjadi karena
beberapa karyawan men-download file atau streaming video dari internet secara
bersamaan yang menyebabkan bandwidth 846kbps yang seharusnya dibagi 17
client tapi hanya terpakai oleh seorang client saja. Hal yang seperti ini juga dapat
terjadi ketika salah satu karyawan dari perusahaan tersebut menggunakan
download accelerator yang dapat menghabiskan bandwidth dari perusahaan
tersebut, walaupun pengguna dari aplikasi ini tidak mengetahui hal tersebut bisa
terjadi. Hal tersebut terjadi karena belum tersedianya perangkat dan tenaga IT
yang berkompeten untuk mengatur dari ketidakstabilan bandwidth internet
tersebut. Pada pengambilan data awal atau pada saat melakukan beberapa
pengujian sebelum router mikrotik digunakan, dari bandwidth rata-rata 846kbps
yang kemudian digunakan salah satu client untuk browsing, download dan
streaming, bandwidth yang diterima adalah bandwidth keseluruan dari jaringan
internet tersebut tentunya itu merugikan client lainnya yang akan menggunakan
jaringan internet itu juga. Hal ini berarti bandwidth di PT. Asuransi Wahana Tata,
Solo bisa dikatakan tidak stabil. Data ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan
dan dari hasil sesi wawancara selama di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo.
Dalam penelitian ini diteliti hal-hal yang membuat jaringan di PT.
Asuransi Wahana Tata, Solo kurang stabil dari sisi bandwidth, dan mengatur
bandwidth berdasarkan kebutuhan bandwidth internet pada masing-masing user
atau client. Jaringan komputer digunakan untuk dapat berbagi sumber daya
(printer, CPU), berkomunikasi (surel, pesan instan), dan dapat mengakses
informasi secara bersama. Jika banyak yang mengakses secara bersamaan, dapat timbul permasalahan, dimana pada layanan tertentu mengkonsumsi bandwidth
dalam jumlah besar yang menyebabkan layanan yang lain tidak bisa mendapatkan
3
bandwidth sesuai yang dibutuhkan. Untuk mengoptimalkan pemakaian bandwidth
dilakukan monitoring dengan membedakan jenis ekstensi file yang sesuai dengan
kebutuhan. Teknik traffic shaping dapat digunakan untuk mengoptimalkan
pemakaian bandwidth dan traffic Shaping dapat mengontrol jumlah volume trafik
data yang dikirim ke dalam jaringan yang akan dikirim dengan melewati mikrotik.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat perancangan sistem baru yang
dapat digunakan untuk mengoptimalkan bandwidth internet yang sudah ada di PT.
Asuransi Wahana Tata, Solo serta melakukan pengujian sistem tersebut.
Berdasarkan perancangan sistem yang baru, akan dibuat skema jaringan yang
lebih optimal dari segi kestabilan dan kecepatan bandwidth internet dengan
menggunakan teknik traffic shaping. Dalam hal ini dikatakan optimal jika disaat
seorang client mengakses internet, bandwidth yang didapat dapat maksimal. Namun
disaat ada client yang bersamaan dalam melakukan aktifitasnya, bandwidth yang
didapat akan terbagi secara merata.
Batasan masalah dalam penelitian ini tidak membahas tentang keamanan
data pada database server di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo, kemudian
penelitian ini hanya menggunakan satu koneksi internet dari Speedy dan
pembagian bandwidth yang dilakukan tidak berdasarkan prioritas namun
berdasarkan ekstensi file yang akan di download. Penelitian ini tidak membahas
mengenai pembatasan mengenai streaming lebih lanjut.
2. Kajian Pustaka
Penelitian sebelumnya melakukan manajemen bandwidth dengan
mengkonfigurasi pembatasan dan filterisasi pemakaian bandwidth pada client.
Pembatasan pemakaian dan filterisasi bandwidth ini bertujuan agar masing-
masing client mendapatkan bandwidth yang sama dan masing-masing client tidak
ada satupun yang memonopoli pemakaian bandwidth [2]. Penelitian lain
mengungkapkan bahwa Konfigurasi traffic shaping bandwidth yang dilakukan
dengan cara memisahkan traffic dan menerapkan limitasi bandwidth dapat
memaksimalkan penggunaan bandwidth sehingga penggunaan layanan internet
lebih optimal [3].
Berdasarkan penelitian sebelumnya belum membahas tentang pembatasan
bandwidth dengan menggunakan traffic shaping berdasarkan jenis file yang akan
di download, yang mana berfungsi untuk mengatur bandwidth jika ada salah satu
user yang download maupun streaming video. Perbedaan dengan penelitian
sebelumnya, apabila ada salah satu pengguna internet yang melakukan proses
download, maka bandwidth yang diterima adalah bandwidth maksimal namun jika
ada seorang pengguna lagi maka bandwidth yang didapat dibagi dua begitu juga
jika ada beberapa pengguna lainnya yang terkoneksi dengan router. Teknik traffic
shaping yang telah dikonfigurasi dapat membedakan jenis extensi file yang sudah
ditentukan sebelumnya sehingga extensi file yang sudah ditentukan sebagai
kategori tidak penting, maka bandwidth akan dibatasi.
PT. Asuransi Wahana Tata merupakan nama baru dari PT Maskapai Asuransi Madijo yang didirikan di Surabaya pada tanggal 25 Juli 1964. Perubahan
nama perusahaan dan pengambilalihan kepemilikan pada tanggal 1 Mei 1975 ini
4
menjadi awal dimulainya operasional perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta
dengan 35 karyawan dan modal disetor Rp. 100 Juta saat itu. Sebagai salah satu
perusahaan swasta nasional terkemuka yang bergerak di bidang jasa asuransi
umum, PT.Asuransi Wahana Tata saat ini sudah memiliki modal disetor Rp. 100
Milyar dan lebih dari 60 jaringan kantor pemasaran yang tersebar hampir di
seluruh wilayah Indonesia dengan 1000 karyawan berdedikasi dan professional
[4].
MikroTik RouterOS™ merupakan sistem operasi yang diperuntukkan
sebagai network router. MikroTik routerOS sendiri adalah sistem operasi dan
perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer biasa menjadi
router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip
network dan jaringan wireless [5]. MikroTik routerOS bisa difungsikan dengan
menggunakan bantuan aplikasi bernama Winbox. Winbox adalah sebuah utility
yang digunakan untuk melakukan remote ke server mikrotik dalam mode GUI [6].
QoS (Quality of Service) adalah cara yang digunakan untuk mengatur
pengguna bandwidth yang ada atau yang dimiliki secara rasional. QoS tidak selalu
yang berarti pembatas bandwidth management, QoS bisa digunakan sebagai
pengatur prioritas berdasarkan parameter yang diberikan, menghindari terjadinya
traffic yang memonopoli seluruh bandwidth yang ada. Sehingga bisa
mengakibatkan jaringan internet tidak bisa berjalan dengan adil atau rata [7].
Layer 7 protokol berfungsi untuk mencari pola dalam protokol ICMP
(Internet Control Message Protocol), TCP (Transmission Control Protocol) dan
UDP (User Datagram Protocol). Layer 7 mengumpulkan 10 pola awal atau 2KB
pertama koneksi dan mencari pola dalam data yang dikumpulkan. Jika pola ini
tidak ditemukan dalam data yang dikumpulkan, proses tidak akan berjalan lebih
lanjut. Penggunaan dari layer 7 harus memperhatikan dari chain input maupun
output dari arus lalu lintas data dalam jaringan tersebut. Supaya memenuhi
kebutuhan ini, layer 7 harus ditetapkan dengan metode foward chain. Jika aturan
diatur dalam prerouting maka aturan yang sama harus diatur juga dalam
postrouting , apabila pola ini tidak sama tidak akan terjadi traffic shaping yang
diinginkan [8].
Traffic shaping digunakan untuk mengatur traffic yang keluar ke interface
agar alirannya sesuai dengan kecepatan dari target interface dan menjamin bahwa
traffic memberitahukan ulang kebijakan yang dibuat untuknya. Traffic shaping
digunakan untuk menunda aliran paket yang telah ditetapkan atau mendahulukan
trafik yang diprioritaskan. Traffic shaping disini menggunakan PCQ (Per
Connection Queues) sebagai metodanya yang berfungsi untuk meratakan
bandwidth yang ada ke client yang terkoneksi. Teknik traffic shaping sangat
efektif untuk performasi jaringan komputer multi layanan karena dapat mengatur
atau membatasi bandwidth berdasarkan layanan dan setiap layanan akan
mendapatkan alokasi bandwidth yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan
sehingga mampu memaksimalkan pemakaian bandwidth secara merata dan
membuat jaringan lebih stabil. Traffic Shaping dapat mengontrol jumlah volume trafik data yang dikirim ke dalam jaringan yang akan dikirim dengan melewati
mikrotik. Adanya penerapan traffic shaping dapat menghasilkan kinerja jaringan
yang lebih stabil pada setiap aplikasi sesuai yang dibutuhkan [9].
5
start
End
Pengkompokam
Jenis file download
Pembagian
berdasarkan
jenis file
Limit Rendah
10%
Aktifitas Client
Browsing
Download
Tidak penting
Limit Tinggi
90%
Penting
Koneksi
Client
Gambar 1 Diagram Alir Traffic Shaping
Flowchart pada Gambar 1 merupakan proses traffic shaping berdasarkan
jenis file, jenis file disini akan dikonfigurasi dalam layer 7 protokol, layer 7
protokol merupakan salah satu fitur dari mikrotik yang berfungsi untuk
menyimpan jenis file apa saja yang akan dibatasi. Proses traffic shaping dimulai
dari membedakan kebutuhan user jika user hanya browsing maka proses selesai
dan jika user melakukan aktivitas download atau streaming maka sistem akan
membedakan jenis file-nya. Jenis file disini sesuai dengan permintan perusahaan
yang sudah didapat sebelumnya. Jika jenis file penting maka limit bandwidth lebih
tinggi atau 90% dari bandwidth yang ada dan jika jenis file tidak penting maka
limit bandwidth lebah rendah atau 10% dari bandwidth yang ada. Tinggi
rendahnya bandwidth ditentukan berdasarkan kebutuhan dari perusahaan yang
sudah disepakati sebelumnya. Bandwidth yang dibatasi berlaku untuk semua
client yang terkoneksi dengan router. Proses akan dilakukan terus menerus
sampai pengguna mendapat file atau kebutuhan yang diinginkan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata optimal berarti menjadikan
yang paling baik atau paling tinggi, kata optimal yang dimaksud dalam
pembahasan ini adalah dimana dalam satu kondisi dimana seorang karyawan saat
mengakses jaringan internet bandwidth yang didapat adalah keseluruhan
bandwidth yang ada, namun jika ada beberapa karyawan yang mengakses jaringan
internet maka bandwidth yang ada dibagi sejumlah karyawan yang mengakses
jaringan internet tersebut. Kemudian dikatakan kondisi yang tidak optimal jika
bandwidth yang ada, pembagiannya tidak merata disaat ada beberapa karyawan
yang mengakses jaringan internet secara bersamaan [10].
6
3. Metode Penelitian
Untuk memudahkan optimalisasi bandwidth pada PT. Asuransi Wahana
Tata, Solo maka diperlukan perancangan sistem agar dalam perancangannya nanti
lebih terarah. Perancangan sistem disesuaikan dengan kebutuhan yaitu untuk
mengoptimalisasikan bandwidth menggunakan mikrotik dengan teknik traffic
shaping, dengan tujuan dapat membantu PT. Asuransi Wahana Tata, Solo dalam
memperbaharui jaringan internet yang sudah ada menjadi lebih optimal dalam
penggunaannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
observasi, wawancara, literatur dan eksperimen.
1. Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data-data
penunjang, dengan melakukan pengamatan secara langsung pada PT.
Asuransi Wahana Tata, Solo yang kemudian diolah dan disimpulkan.
2. Wawancara (interview) adalah metode dimana metode ini mengajukan
pertanyaan-pertanyaan atau tanya jawab secara langsung kepada beberapa
karyawan PT. Asuransi Wahana Tata, Solo untuk mendapatkan data-data
penunjang dan untuk melengkapi data-data yang didapat selama
pengamatan langsung.
3. Literatur (kepustakaan) adalah metode pengumpulan data penunjang
dengan pengambilan data-data dari media internet, jurnal-jurnal, dan
beberapa buku referensi yang digunakan sebagai landasan teori dalam
penulisan laporan ini.
4. Eksperimen adalah metode dalam melakukan percobaan yang telah
direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah
dengan mengkonfigurasi mikrotik untuk melakukan traffic shaping
bandwidth [11].
Setelah menentukan dan melakukan pengumpulan data yang digunakan,
maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengumpulan kebutuhan, perancangan
sistem dan evaluasi sistem. Tahap ini dimaksudkan untuk membantu dalam
membuat alur penelitian berdasarkan teknik yang digunakan sebelumnya. Proses
ini dibutuhkan untuk mempermudah dalam pembuatan sistem yang baru yang
akan digunakan pada PT. Asuransi Wahana Tata, Solo.
1. Pengumpulan kebutuhan: Tahap pengumpulan kebutuhan ini dimulai dari
pengumpulan data dari hasil wawancara dengan karyawan PT. Asuransi
Wahana Tata, Solo dan hasil dari melakukan observasi langsung yang
mana hal ini dibutuhkan untuk membuat perancangan sistem nantinya.
Kemudian pengumpulan bahan dan data bersumber dari buku cetak,
jurnal, artikel, dan situs internet untuk mendukung dalam perancangan
sistem ini.
2. Perancangan sistem: Pada bagian ini implementasi dan pembuatan sistem
dalam bentuk nyata dilakukan dengan melakukan eksperimen. Pengujian
sistem dilakukan apabila sistem sudah selesai dikonfigurasi, dan tahap
selanjutnya adalah menguji sistem tersebut sesuai dengan kebutuhan dari
7
perusahaan tersebut, tahap ini sering disebut dengan istilah testing,
sehingga kesalahan-kesalahan pada sistem dapat dihindari.
3. Evaluasi sistem: Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi dari sistem yang
sudah selesai, apakah sesuai dengan yang diharapkan, apabila tidak sesuai
maka sistem akan dibangun ulang ataupun diperbaiki melalui tahap
perancangan sistem dan selanjutnya. Perulangan ketiga proses ini terus
berlangsung hingga semua kebutuhan terpenuhi.
Setelah melalui tahap-tahapan sebelumnya maka diperlukan pembuktian
atau pengujian terhadap data-data yang telah didapat sebelumnya, kemudian
diujikan berdasarkan flowchart pembuatan sistem pada Gambar 2. Setelah
mendapatkan data-data tersebut kemudian dilakukan pengujian dengan mikrotik
router RB 750 yang telah diatur sebelumnya agar mampu berjalan sesuai dengan
diagram alir traffic shaping pada Gambar 1. Perancangan dan pembuatan sistem
ini menggunakan software microsoft visio sebagai dasar pembuatan sistem dan
software internet download manager & browser untuk sistem pengujian.
Kemudian flowchart digunakan untuk mempermudah penyelesaian suatu masalah,
khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Proses
perancangan dan pembuatan sistem dapat dijelaskan dengan flowchart pada
Gambar 2.
start
Analisa
Kebutuhan
Menentukkan
Kelengkapan data
kebutuhan
Perancangan pembuatan
sistem
Pengujian
sistem
Berhasil
tidak
end
ya
Gambar 2 Diagram Alir Penelitian (Flowchart)
8
Gambar 2 merupakan proses diagram alir penelitian dimana pada tahap
analisa kebutuhan memuat daftar perlengkapan yang dibutuhkan dalam
perancangan. Kemudian pada tahap pengecekan perlengakapan yang dibutuhkan,
berupa software seperti microsoft visio, winbox, internet download manager dan
hardware seperti laptop, router mikrotik, dan modem ADSL speedy. Proses
perancangan dan pembuatan sistem meliputi pemetaan ekstensi file dan
mengkategorikannya menjadi 2 bagian yaitu penting dan tidak penting.
Selanjutnya melakukan pengujian hasil pembuatan sistem untuk mengecek apakah
sistem tersebut dapat berjalan atau tidak. Setelah proses-proses yang dilakukan
tadi berhasil dilakukan dan tidak menimbulkan adanya sebuah kesalahan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian telah selesai.
Berdasarkan Tabel 1 ekstensi file pada kolom penting merupakan daftar
ekstensi file yang akan diberi bandwidth lebih tinggi, sedangkan kolom tidak
penting mendapatkan bandwidth yang lebih rendah. Berdasarkan hasil penelitian
di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo didapatkan data mengenai jenis ekstensi file
yang dikategorikan penting (Limit Tinggi) dan tidak penting (Limit Rendah)
antara lain: Tabel 1 Ekstensi File
Penting (Limit Tinggi) Tidak Penting (Limit Rendah)
.doc
.docx
.ppt
.pptx
.xls
.xlsx
.rar
.mp3
.mp4
.avi
.mkv
.3gp
.flv
.exe
Ketentuan pada Tabel 1 didapatkan selama melakukan penelitian di PT.
Asuransi Wahana Tata, Solo dimana data yang didapat berdasarkan permintaan
dari perusahaan tersebut, namun data ini bisa bertambah atau berkurang seiring
jalannya waktu tergantung dari kebutuhan perusahaan tersebut. Data ini pula yang
digunakan sebagai acuan dalam proses traffic shaping pada Gambar 1.
Kapasitas bandwidth pada PT. Asuransi Wahana Tata, Solo adalah up to
1Mbps, yang mencakup ruang customer service, ruang klaim, ruang underwriting,
ruang keuangan dan umum, ruang marketing, dan ruang pimpinan. Belum adanya
manajemen bandwidth menyebabkan aliran kuota tidak stabil sehingga bandwidth
yang diterima tidak menentu besar kecil kapasitasnya. Dalam penelitian ini dibuat
rancangan jaringan baru dengan tujuan jaringan yang baru ini bisa membuat
perubahan bagi perusahaan dimana jaringan internet lebih stabil.
Pusat jaringan yang ada di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo berada di
ruang keuangan dan umum dimana terdapat tiga buah komputer yang digunakan
oleh karyawan kemudian sebuah adsl modem dari Speedy dan sebuah switch dan access point yang berfungsi untuk membagi jaringan ke client lainnya. Namun
dalam penelitian ini ditambahkan sebuah router mikrotik sebagai alat optimalisasi
bandwidth dengan menggunakan teknik traffic shaping.
9
Gambar 3 Pemetaan Jaringan di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo
Gambar 3 menunjukkan pemetaan jaringan di PT. Asuransi
Wahana Tata, Solo pemetaan jaringan ini dibuat dengan maksud untuk
mempermudah dalam perancangan sistem nantinya. Pada ruang customer service
terdapat tiga buah komputer, ruang klaim dan ruang pimpinan terdapat satu buah
komputer, ruang marketing terdapat dua buah komputer, ruang underwriting
terdapat tujuh buah komputer dan ruang keuangan dan umum terdapat sebuah
modem ADSL, sebuah access point, sebuah switch, dan tiga buah komputer
ditambah router mikrotik. Router mikrotik digunakan sebagai alat optimalisasi
bandwidth dengan menggunakan teknik traffic shaping. Bandwidth rata-rata yang
diterima dari Speedy adalah 846kbps yang kemudian diterima oleh router
mikrotik. Bandwidth yang diterima tadi kemudian dibagi menjadi dua yaitu
kategori penting dan tidak penting melalui router mikrotik. File penting
mendapatkan 800kbps dan file tidak penting mendapatkan 64kbps, bandwidth
itulah yang akan diteruskan switch yang kemudian dibagikan ke client lainnya.
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membantu PT. Asuransi Wahana
Tata, Solo untuk melakukan pengaturan sebuah management bandwidth ataupun
menata ulang sebuah skema baru dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih
baik. Hasil tes awal akan dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
1. Kecepatan jaringan internet yang didapat di PT. Asuransi Wahana Tata,
Solo dan kecepatan client dalam browsing di internet.
2. Kecepatan client dalam men-download sebuah file di internet dengan web
browser.
3. Kecepatan client dalam men-download sebuah file di internet dengan
menggunakan software Internet Download Manager.
10
4. Kecepatan client dalam mengakses video streaming seperti youtube dan
sebagainya.
Hal yang pertama dilakukan adalah melihat seberapa besar bandwidth
yang didapat oleh PT. Asuransi Wahana Tata, Solo dengan menggunakan bantuan
speedtest dari www.telkomspeedy.com. Bandwidth yang didapat PT. Asuransi
Wahana Tata, Solo dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Proses Pengecekan Kecepatan Bandwidth
Berdasarkan pengamatan data pada Gambar 4 bandwidth internet yang
didapat selama melakukan pengujian tiga kali, didapatkan kecepatan sebesar
845kbps, 820kbps dan 875kbps dengan rata-rata 846kbps. Bandwidth ini nantinya
yang akan digunakan oleh 17 karyawan dalam aktivitas kesehariannya
menggunakan internet.
Pada tahap selanjutnya hal yang dilakukan adalah menggumpulkan data
menggenai kecepatan jaringan internet pada saat client melakukan aktivitas
sehari-harinya. Aktivitas tersebut antara lainnya adalah aktivitas saat browsing,
download tanpa IDM, download dengan IDM dan streaming video. Aktivitas
browsing, aktivitas browsing disini dapat dilihat dengan menggunakan fasilitas
dari mikrotik yaitu menggunakan sub menu torch untuk lebih jelasnya bisa dilihat
pada Gambar 5.
Gambar 5 Tampilan untuk Mengawasi Bandwidth saat Browsing
11
Pada Gambar 5 router mikrotik menunjukkan kapasasitas bandwidth yang
didapat oleh client menggunakan sub menu torch. Realtime traffic monitoring
(torch) digunakan untuk memonitor traffic yang melewati interface berdasarkan
protokol, sumber, dan tujuan serta port. Torch menampilkan traffic protokol dan
kecepatan saat diterima dan dikirim. Dalam percobaan ini data yang didapat
adalah Tx Rate sebesar 66.6kbps dan Rx Rate sebesar 20.3kbps. Tx Rate adalah
download data atau jumlah data yang diterima atau masuk ke mikrotik via
ethernet 1. RX Rate adalah upload data atau jumlah data yang keluar dari mikrotik
via ethernet 1, dan dalam kasus ini di nyatakan dengan kbps.
Aktivitas download tanpa IDM, untuk pemakaian bandwidth dengan tidak
menggunakan limiter (pembatas), bandwidth yang mengalir pada client tentunya
berjalan dengan tidak teratur. Misalkan saja ketika salah seorang user men-
download suatu file, otomatis user yang lain akan menggunakan bandwidth yang
tersisa dari orang yang yang men-download pertama tadi. Misalkan user
melakukan proses download yang dilakukan oleh salah satu client yaitu sebesar
30kBps, otomatis kecepatan bandwidth yang tersisa untuk 16 client lainnya adalah
sebesar 70kBps baik itu untuk proses browsing ataupun download setelahnya,
dengan estimasi kecepatan maksimum yang didapatkan adalah 100kBps.
Aktivitas download dengan IDM, Dalam proses download, ada kalanya
client menginstall software tambahan yang digunakan untuk mempermudah
proses download. Karena dengan ditambahkannya software ini maka proses
download dapat di resume, ketika nantinya terjadi internet putus. Akan tetapi
dengan menggunakan software Internet Download Manager dapat menyebabkan
kecepatan internet menjadi terpusat ke client yang menggunakan software IDM
tersebut. Karena prinsip kerja dari IDM melakukan proses download suatu file
secara partial ke semua server mirror dari file tersebut. Jadi untuk men-download
sebuah file dengan IDM menggunakan fasilitas server mirror yang disediakan
oleh IDM untuk men-download file tersebut secara partial sehingga file tersebut
lebih cepat ter-download.
Aktivitas streaming video, Salah satu hal yang dapat menyebabkan
penurunan kecepatan internet adalah pengaksesan video streaming di internet
seperti Youtube, Vimeo maupun situs berita online yang didalamnya terdapat
konten video streaming, seperti detik.com, kompas.com, dll. Situs media
streaming tersebut digunakan oleh beberapa client untuk mencari data yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Akan tetapi semakin banyaknya client yang
mengakses situs streaming ini maka akan menyebabkan penurunan kecepatan
akses internet bagi client-client yang lain.
Pada saat pengujian menggunakan youtube, browser mengakses secara
partial untuk streaming youtube. Hal ini terlihat pada torch mikrotik bahwa client
yang mengakses youtube mempunyai beberapa channel yang mengakses port
HTTP. Channel disini jumlah dan besar Tx Rate download-nya tentunya bisa
berubah-ubah tergantung video streaming yang diputar. Pada Gambar 6 terlihat
untuk proses akses video streaming membutuhkan bandwidth sebesar 457kbps. Jika client yang semakin banyak membuka video streaming maka semakin
menurun bandwidth internet yang tersisa yang dapat digunakan untuk browsing.
12
Gambar 6 Tampilan untuk Memonitor Bandwidth saat Akses Youtube
Berdasarkan hasil tes awal dapat disimpulkan tidak digunakannya limiter
dalam sebuah aktivitas internet dalam sebuah perusahaan dapat menyebabkan
ketidakstabilan akses internet yang akan digunakan oleh client lainnya. Oleh
karena itu diperlukannya optimalisasi bandwidth di perusahaan tersebut dengan
mengunakan mikrotik dengan teknik traffic shaping. Optimalisasi pada proses kali
ini adalah proses optimalisasi bandwidth internet. Bandwidth internet yang
dioptimalisasi ialah bandwidth download pada client sehingga ketika client
melakukan download baik menggunakan IDM atau tidak, maupun streaming tidak
akan mengganggu aktivitas browsing yang digunakan oleh client lainnya.
Bandwidth PT. Asuransi wahana
Tata, Solo.(846kbps)
Proses download800Kbps
(Parent Download Utama)
Aktifitas Client
end
start
download
Ekstensi penting/tidak
Download tidak penting 64kbps
browsing
tidak
ya
Gunakan IDM/tidak
tidak
Filter Rules Menggunakan
Layer 7ya
Koneksi Client
Gambar 7 Proses Pengaturan Bandwidth
13
Traffic yang digunakan dalam jaringan internet di PT. Asuransi Wahana
Tata, Solo adalah sebesar 846kbps, kecepatan internet tersebut adalah kecepatan
yang digunakan baik untuk proses download maupun proses browsing untuk
proses download dalam penelitian kali ini akan diatur sebesar 800kbps. Jadi
nantinya apabila user melakukan streaming youtube ataupun men-download file
yang merupakan ekstensi penting maka akan masuk dalam pembagian yang ini.
Traffic download ini nantinya akan menjadi parent (induk) dari traffic file yang
tidak penting. Untuk limiter file tidak penting adalah sebesar 64kbps Jika user
men-download sebuah file yang termasuk ekstensi tidak penting, maka akan
masuk dalam limiter ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Memisahkan antara traffic internet browsing dan traffic internet download.
Dalam pembatasan bandwidth internet untuk pemisahaan antara traffic browsing
dan download digunakan fasilitas mangle dalam mikrotik dan diatur dalam
Connection Bytes sebesar 262144-4294967296 bytes artinya batas ukuran file
terkecil yang di-filter adalah 256kb dan batas tertinggi adalah 4gb dimaksudkan
supaya user lain yang browsing bandwidthnya stabil. Jadi ketika ada client yang
mengakses internet, maka mikrotik akan mengecek dengan sendirinya bahwa
aktivitas tersebut merupakan aktivitas download atau aktivitas browsing. Jika
aktivitas browsing maka aktivitas client tersebut tidak akan dibatasi oleh client
jika aktivitas tersebut merupakan aktivitas download maka akan dibatasi oleh
mikrotik secara otomatis. Cara pemisahan traffic browsing, download penting,
dan download tidak penting bisa dilihat dalam Gambar 8 dan Gambar 9.
Gambar 8 Memisahkan Traffic Download dan Browsing
Pada Gambar 8, pada New Queue kolom Name diisikan Download,
kemudian kolom Parent pilih global-out artinya segala traffic yang keluar atau
yang diminta akan diambil dari komputer client. Pada kolom Packet Marks pilih
Download didapat dari konfigurasi sebelumnya. Pada kolom Queue Type pilih
main-download yang didapat dari konfigurasi sebelumnya. Pada kolom Max Limit
diisikan 800k yang menandakan batas bandwidth maksimal yang didapat saat
download.
14
Memisahkan traffic download file berekstensi penting dan file berekstensi
tidak penting. File berekstensi penting seperti doc, docx akan ikut pembatasan
traffic download sebelumnya yaitu dari pemisahan traffic browsing. Ekstensi file
tidak penting akan dipisahkan lagi menjadi sebesar 64kbps. Bandwidth sebesar
64kbps inilah yang nantinya akan digunakan apabila client men-download
ekstensi file tidak penting.
Gambar 9 Pengaturan Ekstensi File Tidak Penting
Pada Gambar 9, pada kolom name diisikan Download Tidak Penting
sebagai penanda kemudian pada kolom Parent pilih global-in artinya segala
traffic yang masuk dari luar atau internet. Pada Packet Marks pilih download-tp
yang didapat dari konfigurasi sebelumnya. Kemudian pada kolom Max Limit
dibatasi 64k tentu saja itu bisa berubah tergantung kebutuhan perusahaan.
Hasil optimalisasi bandwidth yang didapat dari melakukan konfigurasi
menggunakan router mikrotik dengan teknik traffic shaping adalah menjadikan
bandwidth PT. Asuransi Wahana Tata, Solo tetap stabil walaupun ada client yang
download. Pada Gambar 10 menunjukkan traffic dari download yang terjadi di
router mikrotik PT. Asuransi Wahana Tata, Solo. Tanda merah menunjukkan
bahwa bandwidth tersebut mencapai batas maksimal download yang telah
ditentukan yaitu 800kbps.
Gambar 10 Traffic Download pada Mikrotik
15
Pada Gambar 10 terlihat proses download dari kategori penting yaitu
berekstensi .pdf dan menggunakan web browser sebagai media download-nya.
Hasil dari kecepatan rata-rata dari download tersebut adalah sebesar 498kbps yang
dapat dilihat dari menu mikrotik walaupun hasil download melalui web browser
hanya menunjukkan sebesar 51kBps. Hasil tes ini menunjukkan optimalisasi
bandwidth yang dilakukan berhasil karena tidak melebihi batasan kecepatan yang
sudah ditentukan.
Pada Gambar 11 menunjukkan traffic dari download file tidak penting
yang terjadi di router mikrotik. Tanda merah menunjukkan bahwa bandwidth
tersebut mencapai batas maksimal download yang telah ditentukan yaitu 64kbps.
Tes download sebuah file ini menggunakan IDM sebagai media download-nya.
Cara untuk membatasi traffic download dari IDM digunakan filter rules yang
dikonfigurasi di router mikrotik. Hasilnya kecepatan yang didapat adalah sebesar
8kBps. Gambar 11 menunjukkan proses download dari kategori file tidak penting
yaitu file berekstensi .exe. Hasil dari kecepatan rata-rata dari download tersebut
adalah 66kbps jika dilihat dari menu mikrotik dan hasil yang didapat dari tes
download dengan IDM sebesar 8kBps.
Gambar 11 Traffic Download File Tidak Penting pada Mikrotik
Dalam segi efisiensi pada sistem baru dengan menggunakan router
mikrotik Gambar 10 dan Gambar 11 nampak lebih baik, dimana telah
digunakannya teknologi traffic shaping untuk membatasi bandwidth untuk
download. Sehingga pada PT. Asuransi Wahana Tata, Solo mendapatkan
bandwidth yang lebih stabil walaupun ada client yang sedang download.
Hasil tes dengan menggunakan router mikrotik ini, difungsikan untuk
membatasi aktivitas streaming video dan download baik menggunakan IDM atau
tidak dari user. Dalam Gambar 10 dan Gambar 11 bandwidth yang dibatasi untuk
file penting sebesar 800kbps dan file tidak penting sebesar 64kbps, pada saat salah
satu user melakukan aktivitas browsing, download dan streaming video maka
bandwidth akan dimaksimalkan dan jika user secara bersamaan melakukan
aktivitas browsing, download dan streaming video maka bandwidth akan dibagi
rata sesuai jumlah client yang terkoneksi dengan router. Misalkan satu user
16
melakukan download file penting maka bandwidth yang didapat adalah 800kbps
namun jika ditambahkan satu user lagi maka bandwidth yang didapat masing-
masing user adalah 400kbps demikian seterusnya. Tes ini sudah dilakukan
beberapa kali dan menghasilkan kecepatan rata-rata yang berbeda-beda namun
dari hasil tes yang dilakukan kecepatan rata-rata yang didapat tidak melebihi dari
kecepatan yang sudah ditentukkan sebelumnya sehingga aktivitas browsing-pun
tetap lancar.
Perbandingan antara sistem lama dengan sistem baru dimana sistem yang
lama pada PT. Asuransi Wahana Tata, Solo belum menggunakan mikrotik
routerOS sedangkan sistem yang baru sudah ditambahkan mikrotik routerOS
sebagai solusinya, dimana didalamnya sudah dikonfigurasi dengan menggunakan
teknik traffic shaping. Perbedaan yang didapatkan dari hasil uji coba tersebut
dapat disimpulkan bahwa sistem lama belum memakai management bandwidth,
bandwidth saat download melambat, dan akses jaringan internet tidak stabil.
Sistem baru sudah menerapkan management bandwidth, bandwidth saat download
tetap stabil dengan adanya traffic shaping, dan akses jaringan internet lebih baik
dan lebih sesuai. Perbandingan tersebut bisa dibuktikan dengan Tabel 2
sebagaimana hasil dari pengujian sistem tersebut.
Pada tabel pengujian sistem ini dibedakan menjadi dua yaitu pengujian
sistem lama atau sebelum menggunakan router mikrotik dan pengujian sistem
baru atau sesudah menggunakan router mikrotik yang sudah dikonfigurasi.
Pengujian ini baik sistem lama maupun sistem baru dilakukan dengan dua cara
yaitu menggunakan web browser dan IDM. Uji coba ini dilakukan dengan men-
download file yang berbeda-beda berdasarkan kategori ekstensi file yang sudah
ditentukan sebelumnya atau berdasarkan Tabel 1.
Tabel 2 Hasil Pengujian Sistem
Sistem Lama (Sebelum Konfigurasi) Sistem Baru (Sesudah Konfigurasi)
Hasil Pengujian dengan Web Browser Hasil Pengujian dengan Web Browser File Penting Kecepatan Rata-Rata File Penting Kecepatan Rata-Rata
.pdf 73 kBps .pdf 74 kBps
.docx 74 kBps .docx 73 kBps
.ppt 69 kBps .ppt 70 kBps File Tidak Penting Kecepatan Rata-Rata File Tidak Penting Kecepatan Rata-Rata
.exe 101 kBps .exe 7 kBps
.mp3 87 kBps .mp3 7 kBps
.flv 81 kBps .flv 6 kBps
Hasil Pengujian dengan IDM Hasil Pengujian dengan IDM File Penting Kecepatan Rata-Rata File Penting Kecepatan Rata-Rata
.pdf 90 kBps .pdf 82 kBps
.docx 82 kBps .docx 79 kBps
.ppt 88 kBps .ppt 85 kBps File Tidak Penting Kecepatan Rata-Rata File Tidak Penting Kecepatan Rata-Rata
.exe 118 kBps .exe 7 kBps .mp3 116 kBps .mp3 8 kBps
.flv 110 kBps .flv 6 kBps
17
Pada Tabel 2 pengujian dilakukan pada satu client saja yang mana
bandwidth yang didapat adalah bandwidth maksimal dari PT. Asuransi Wahana
Tata, Solo. Dalam pengujian ini semakin besar bandwidth yang didapat seorang
client menandakan bahwa semakin lambat koneksi yang didapat oleh client
lainnya. Sehingga bisa ditarik kesimpulan dari pengujian sistem ini bahwa
semakin kecil bandwidth untuk download yang didapat maka semakin baik
koneksi internetnya dengan catatan hanya satu client yang melakukan aktifitas
download-nya atau mengakses internet, jika yang mengakses internet lebih dari
satu maka bandwidth yang didapat dibagi sejumlah client yang melakukan
aktifitas menggunakan internet tersebut. Hal ini juga berlaku pada file tidak
penting jika ada client yang men-download file tidak penting secara bersamaan
maka bandwidth yang dibatasi untuk file tidak penting akan dibagi sejumlah client
yang men-download.
Hasil pengujian sistem ini dikatakan optimal bila seluruh karyawan PT.
Asuransi Wahana Tata, Solo bisa melakukan aktivitas kesehariannya tanpa adanya
masalah dengan jaringan internet yang melambat khususnya pada saat melakukan
aktivitas browsing. Penelitian ini dikatakan optimal jika bandwidth yang ada yaitu
846kbps bisa dimanfaatkan sepenuhnya baik hanya digunakan satu client atau
lebih yang mengakses jaringan internet tersebut. Bandwidth yang dibutuhkan
perusahaan tersebut adalah 850kbps dan kecepatan rata-rata yang didapat adalah
846kbps maka dari itu dalam router mikrotik dibuat pembatasan 800kbps untuk
browsing dan download file penting, kemudian 64kbps untuk download file tidak
penting yang mana jika ditotal sebesar 864kbps atau lebih tinggi dari kebutuhan
perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan bandwidth yang
ada. Bandwidth yang dibutuhkan perusahaan adalah 850kbps yang kemudian
dibagi untuk 17 client yang mana masing-masing client mendapatkan 50kbps. Hal
tersebut terjadi jika semua client menggunakan jaringan internet hanya untuk
browsing saja, namun kenyataannya dalam kesahariaanya ada beberapa client
yang men-download file maupun streaming dalam perkerjaannya. Sehingga
bandwidth yang tadinya 850kbps yang seharusnya bisa dibagi 17 client dan
mendapatkan 50kbps tiap client-nya, tetapi karena ada yang melakukan aktifitas
download maka bandwidth yang didapat oleh client lainnya hanya sisanya saja
atau kurang dari 50kbps tiap client-nya karena ada satu atau lebih client yang
memonopoli jaringan internet tersebut. Oleh karena itulah diperlukan pembatasan
dengan menggunakan traffic shaping berdasarkan jenis file yang akan di
download hal ini berfungsi untuk mengatur traffic yang ada menjadi merata
sejumlah client yang mengakses jaringan internet tersebut walaupun ada client
yang melakukan aktifitas download maupun streaming. Sebelumnya bandwidth
850kbps dibagi untuk 17 client dan didapatkan 50kbps tiap client, namun angka
tersebut turun disaat ada client yang melakukan aktifitas selain browsing karena
bandwidth yang ada diambil oleh client yang melakukan aktifitas download
maupun streaming, dengan adanya traffic shaping, bandwidth 850kbps yang
dibagi 17 client tetap 50kbps per-client walaupun bandwidth digunakan untuk browsing, download dan streaming, karena bandwidth yang ada akan dibagi
secara merata sejumlah client yang terkoneksi dengan router mikrotik.
18
Penelitian ini berdasarkan permintaan dari PT. Asuransi Wahana Tata,
Solo yang mana perusahaan tersebut meminta supaya bandwidth internet stabil
pada saat mengakses jaringan internet atau pada saat browsing karena tiap-tiap
karyawan membutuhkan jaringan internet dalam pekerjaannya. Perusahaan juga
menyetujui konsekuensi yang ada yaitu bandwidth yang diterima rata ke semua
client, baik untuk pimpinan maupun karyawan asalkan bandwidth yang diterima
stabil dan bisa digunakan untuk bekerja sehari-harinya. Seandainya bandwidth
yang diterima tidak mencapai rata-rata bandwidth yang seharusnya diterima yaitu
846kbps itu adalah kesalahan dari provider internet (Speedy) bukan kesalahan dari
router mikrotik yang sudah dikonfigurasi sebelumnya, karena bandwidth yang
diterima oleh perusahaan bukan dedicated atau pasti 1Mbps melainkan up to
1Mbps yang menyebabkan aliran kuota tidak stabil sehingga bandwidth yang
diterima tidak menentu besar kecilnya. Bandwidth yang dibatasi, dalam hal ini
bisa disesuaikan sesuai permintaan atau kebutuhan perusahaan jika nantinya
dirasa kurang oleh perusahaan tersebut.
Hasil uji pada Tabel 2 dilakukan dengan men-download file dari sebuah
website dengan jenis dan ukuran file yang sama tiap percobaannya. Misalkan file
.exe berukuran 80MB diujicobakan dengan cara men-download via web browser
dan IDM baik diujicoba sebelum atau sesudah menggunakan router mikrotik.
Hasil pengujian sistem menunjukkan perbedaan yang sangat berarti khususnya
perbedaan dikategori file tidak penting bisa dilihat dari percobaan menggunakan
IDM misalkan file .exe sebelum menggunakan router mikrotik menghasilkan
kecepatan 118kBps dan setelah menggunakan router mikrotik menjadi 7kBps.
Kemudian percobaan file berekstensi .pdf menggunakan web browser sebagai
media ujinya, dimana sebelum menggunakan router mikrotik menghasilkan
kecepatan 73kBps disaat melakukan download file dan setelah menggunakan
router mikrotik kecepatan yang didapat menjadi 74kBps hal ini terjadi karena
ujicoba dilakukan pada saat hanya satu client saja yang menggunakan jaringan
internet. Perbedaan terjadi jika banyak client yang mengakses internet, misal ada
dua client maka bandwidth 74kBps akan dibagi dua dengan client lainnya.
Perbedaan tersebut juga terjadi dengan percobaan lain yang dilakukan dengan
pengujian file beresktensi yang berbeda.
Berdasarkan Tabel 2 untuk memudahkan dalam melihat perbedaan yang
dihasilkan mengenai perhitungan yang didapat, maka perlu dipahami mengenai
bandwidth yang dibatasi. Sebelumnya untuk file penting dibatasi sebesar 800kbps
dan file tidak penting sebesar 64kbps. Namun pada percobaan ini menghasilkan
angka yang lebih besar hal itu terjadi dikarenakan tipe unit yang dipake berbeda.
Jika 800kbps sebenarnya bandwidth yang dibatasi adalah 100kBps dan jika
64kbps bandwidth yang dibatasi adalah 8kBps angka tersebut didapat dengan cara
dibagi 8 karena 1 bits sama dengan 8 bytes. Oleh karena itu angka yang didapat
pada Tabel 2 kolom sistem baru berkisar 100kBps (bandwidth maksimal yang
didapat) dan 8kBps bukan 800kbps atau 64kbps. Berdasarkan hasil uji tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengujian sistem berhasil karena ada berubahan antara sistem lama dengan sistem baru. Perbedaan Tabel 2 juga bisa dilihat dengan
grafik pada Gambar 12 dan Gambar 13.
19
Gambar 12 Grafik Tes Download dengan Web Browser
Gambar 12 menunjukkan grafik dari tes download dengan web browser
sebagai media download-nya. Dimana garis biru atau tanda melingkar
menandakan sistem lama dan garis merah atau tanda silang menandakan sistem
baru. Jenis ekstensi file .pdf, .docx, dan .ppt adalah kategori file penting yang
dibatasi sebesar 800kbps dan file .exe, .mp3. dan .flv adalah kategori file tidak
penting yang dibatasi 64kbps.
Gambar 13 Grafik Tes Download dengan IDM
Gambar 13 menunjukkan grafik dari tes download dengan IDM sebagai
media download-nya. Dimana garis biru atau tanda melingkar menandakan sistem
lama dan garis merah atau tanda silang menandakan sistem baru. Jenis ekstensi
file .pdf, .docx, dan .ppt adalah kategori file penting yang dibatasi sebesar
800kbps dan file .exe, .mp3. dan .flv adalah kategori file tidak penting yang
dibatasi 64kbps.
Berdasarkan hasil optimalisasi bandwidth atau hasil uji sistem dapat
disimpulkan bahwa kedua percobaan secara umum dapat digunakan, karena tidak
terjadi kesalahan selama pengujian sistem pada saat melakukan pengujian dengan
cara download file, itu terbukti dengan tidak adanya bandwidth yang melebihi dari
bandwidth yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan memanfaatkan teknologi
traffic shaping pada sistem yang baru, perancangan optimalisasi bandwidth ini
dapat memudahkan pengguna dalam menggunakan internet secara bersamaan dan
dapat memudahkan untuk mengontrol ataupun memantau setiap akses jaringan
yang masuk. Hasilnya upload dan download akan maksimal dan cenderung lebih
stabil.
Satuan kBps
Satuan kBps
20
5. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa optimalisasi
bandwidth di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo sudah dilakukan dengan
memanfaatan bandwidth yang ada, jika hanya satu client yang mengakses internet
maka bandwidth yang ada digunakan sendiri tetapi jika lebih dari satu client maka
bandwidth akan dibagi rata sejumlah client yang terkoneksi dengan router.
Management bandwidth menggunakan teknik traffic shaping memberikan hasil
yang lebih baik, khususnya disaat beberapa client mengakses internet secara
bersamaan. Hal ini terlihat pada pengujian bandwidth yang dilakukan. Bandwidth
menjadi lebih merata karena dengan teknik traffic shaping dapat membedakan
aktivitas user antara browsing dan download. Ekplorasi implementasi mikrotik
untuk jaringan selain yang telah peneliti kerjakan masih mungkin dilakukan.
Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti menyarankan untuk melakukan
implementasi keamanan jaringannya.
6. Daftar Pustaka
[1] Dwiyankuntoko, Arsyad, 2013, Introduksi Monitoring Jaringan Komputer,
http://ilmukomputer.org. Diakses tanggal 31 Oktober 2013.
[2] Hizbullah, Tb. A., 2012, Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan
dengan Filterisasi pada Warung Internet Menggunakan Mikrotik
Routerboard, Komputasi 1 (1): 103-116, http://jurnal.fmipa.unila.ac.id.
Diakses tanggal 30 Oktober 2013.
[3] Riadi, Imam, 2010, Optimasi Bandwidth Menggunakan TrafficShaping,
Informatika 4 (1): 374-382, http://journal.uad.ac.id/. Diakses tanggal 30
Oktober 2013.
[4] Asuransi Wahana Tata, 2011, Profil Perusahaan, http://www.aswata.co.id.
Diakses tanggal 10 September 2013.
[5] Sunggiardi, Michael, 2011, Sejarah Mikrotik, http://www.mikrotik.co.id.
Diakses tanggal 4 Febuari 2014.
[6] Nurmanto, 2011, Pengertian dan Fungsi Winbox, http://nurmanto.com.
Diakses tanggal 4 Febuari 2014.
[7] Mitchel, Bradley, 2013, QoS (Quality of Service),
http://compnetworking.about.com. Diakses tanggal 4 Febuari 2014.
[8] Adhanis, 2011, Menandai Paket-Paket Download di Mikrotik dengan Layer
7, http://tutor.mlinknetwork.com. Diakses tanggal 9 September 2013.
[9] Rouse, Margaret, 2010, Definition traffic shaping (packet shaping),
http://searchnetworking.techtarget.com. Diakses Tanggal 4 Febuari 2014.
[10] Bahasa, Pusat, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
[11] Hariyanto, 2013, Metode Pengumpulan Data, http://belajarpsikologi.com.
Diakses tanggal 4 Febuari 2014.