analisis cvp (cost volume profit) sebagai alat bantu
TRANSCRIPT
ANALISIS CVP (COST VOLUME PROFIT) SEBAGAI
ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA
UKM SINGKONG D-9
Oleh:
MARSHAL SATYA ANANDRATA
NIM : 232012005
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
iii
iv
v
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jl. Diponegoro 52-60
Telp : (0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsaia
Salatiga 50711-Indonesia
Fax.(0298)-321433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MARSHAL SATYA A.
NIM : 232012005
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,
Judul : ANALISIS CVP (COST VOLUME PROFIT)
SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN
LABA PADA UKM SINGKONG D-9
Pembimbing : Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CPSAK., CMA.,
QIA
Tanggal diuji : 28 Oktober 2015
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau
gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam
bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan
saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar
kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 30 September 2015
Yang memberi pernyataan,
MARSHAL SATYA A
vi
HALAMAN MOTTO
“If you can not work with love but only distaste, it is better you
should leave your work.”
(Khalil Gibran)
“You will never know the true value of moment until it becomes a
memory.”
(Spongebob Squarepants)
“The only to do great work is to love what you do.”
(Steve Jobs)
“If you don't like your destiny, don't accept it. Instead have
courage to change it the way you want it to be.”
(Uzumaki Naruto)
“It only need one success to cover thousands of failures.”
(Chairul Tanjung)
vii
ABSTRACT
Various internal problems in Small and Medium Enterprises (SME), such as
simple recording, does not take into account of the profit target, and lack of
ability to process and analyze information such as information on costs and
revenue information, as part of the decision-making will affect the low levels of
productivity and quality management arrangements. Therefore, this study aims to
find out how much volume of sales that must be fulfilled in order to get break even
point (BEP), contribution margin (CM), margin of safety (MOS), and the degree
of leverage (DOL) of SME Singkong D-9 in 2015. These four calculations are the
measure of Cost Volume Profit (CVP). It also aims to analyze the magnitude of
the desired profit on SME Singkong D-9 in 2015 per month period that will come
from selling of cassava products. This type of research is descriptive case study
approach in which the data are collected using the documentation on the financial
data and interviews as the supporting data from the SME Singkong D-9. The
calculation of the CM shows that SME Singkong D-9 has a 25.48 percen ability
to cover fixed costs. BEP calculations show sales of products consists of 4
products (multiproduct) consisting of 6,704 units/month of raw cassava, 3.352
units/month of the original fried cassava, 3.352 units/month of cassava fritters
taste of chocolate / cheese fried cassave, and 3.352 units/month of fried cassava
chocolate and cheese flavor fried casava. For sales and profit planning, SME
Singkong D-9 plans to incrase by 20% in 2015. To achieve the profit target, SME
Singkong D-9 has to raise sales of IDR 553.326.686,-/month the sales mix 2:1:1:1
respectively for raw cassava, original flavor fried cassave, chocolate / cheese
fried cassava, and chocolate and cheese flavor fried cassava. Based on the
calculation, MOS shows that the magnitude of the risk of loss of SME Singkong
D-9 is quite large due to the large drop in sales that may occur as much as 50.56
percen. While the DOL is 1.99 which makes operating income is sensitive to
changes in sales that occurred.
Key Words: Cost Volume Profit, Profit Planning, Break Even Point, Contribution
Margin, Margin of Safety, Degree of Operating Leverage.
viii
SARIPATI
Berbagai masalah internal di Usaha Kecil dan Menengah (UKM), seperti
pencatatan yang sederhana, tidak memperhitungkan target laba, dan kurangnya
kemampuan dalam mengolah dan menganalisis informasi baik informasi
mengenai biaya maupun informasi pendapatan, sebagai bagian dari pengambilan
keputusan akan berdampak kepada rendahnya tingkat produktivitas dan kualitas
pengelolaan manajemen. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui berapa besar volume penjualan yang harus terpenuhi agar UKM
Singkong D-9 mengalami keadaan Break Even Point (BEP), Contribution Margin
(CM), Margin of Safety (MOS), dan Degree of Leverage (DOL) pada tahun 2015.
Ke empat perhitungan tersebut merupakan alat ukur dari Cost Volume Profit
(CVP). Penelitian ini juga menganalisis besarnya laba yang diinginkan pada UKM
Singkong D-9 periode 2015 per bulan yang akan datang dan berasal dari
penjualan singkong. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi
kasus. Alat pengumpulan data menggunakan dokumentasi pada data keuangan
dan wawancara sebagai pendukung data dari UKM Singkong D-9. Perhitungan
BEP menunjukkan, penjualan produk yang terdiri dari 4 produk (multiproduk)
yang terdiri dari singkong mentah 6.704 unit/bulan, singkong goreng original
3.352 unit/bulan, singkong goreng rasa Cokelat/keju 3.352 unit/bulan, singkong
goreng rasa Cokelat keju juga sebesar 3.352 unit/bulan. Perhitungan CM
menunjukan bahwa UKM Singkong D-9 memiliki kemampuan 25,48 persen
untuk menutup biaya tetap. Untuk perencanaan penjualan dan laba, UKM
Singkong D-9 merencanakan kenaikan laba pada tahun 2015 sebesar 20 persen.
Untuk mencapai target kenaikan laba perusahaan, maka UKM Singkong D-9
harus menaikkan penjualan mejadi Rp 553.326.686,-/bulan dengan bauran
penjualan 2:1:1:1 masing-masing untuk singkong mentah, singkong goreng rasa
original, singkong goreng rasa cokelat/keju, dan singkong goreng rasa cokelat
keju. Berdasarkan perhitungan MOS menunjukan bahwa besarnya risiko kerugian
UKM Singkong D-9 cukup besar dikarenakan besarnya penurunan penjualan yang
boleh terjadi yaitu sebesar 50,56 persen. Sedangkan DOL sebesar 1,99 yang
membuat laba usaha sensitif terhadap perubahan penjualan yang terjadi.
Kata Kunci : Cost Volume Profit, Perencanaan laba, Break Even Point,
Contribution Margin, Margin of Safety, Degree of Operating Leverage
ix
KATA PENGANTAR
Perencanaan laba merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan laba dan Cost Volume Profit merupakan salah
satu alat ukur dalam perencanaan laba. Kertas kerja ini diangkat dengan judul
“Analisis CVP (Cost Volume Profit) Sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba pada
UKM Singkong D-9” untuk melihat bagaimana CVP dapat menghasilkan angka-
angka dan dapat membantu pemilik usaha untuk perencanaan laba.
Adapun penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi dalam
pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis CVP, khususnya tentang
perencanaan laba bagi perusahaan.
Salatiga, 30 September 2015
Penulis
x
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan bantuan, selalu menyertai penulis, sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari keterbatasan yang terjadi selama
proses penyusunan tugas akhir ini dari awal hingga akhir, sehingga dengan
campur tangan Tuhan Yesus Kristus dan peran serta berbagai pihak, tugas akhir
ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang selama ini turut
membantu dalam memberikan bimbingan, motivasi, doa serta dukungan hingga
selesainya tugas akhir ini:
1. Seluruh keluarga besar papa Indra Sunggoro, mama Susana Ertanawati,
kakak pertama Michael Aditya Anandrata dan kakak kedua Monica Frea
Anandrata untuk segala dukungan dalam menyelesaikan penulisan tugas
akhir ini.
2. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CPSAK., CMA., QIA selaku
dosen pembimbing, atas segala bantuan, termasuk kesabarannya dalam
membimbing, dan mendukung penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Bapak Hardadi dan keluarga pemilik UKM Singkong D-9, yang telah
membantu penulis dalam hal penelitian yang dilakukan penulis dari awal
pembuatan kertas kerja sampai selesai.
4. Teman terbaik, yang selalu bersama dari Sekolah Dasar sampai menjadi
mahasiswa yaitu Yosia Andre Julius Sugianto dan Hediana Rustanti
teman saat pertama kali masuk di Fakultas ini yang memberikan bantuan
dalam segala hal. Terima kasih segala bantuannya dan segala waktu yang
sudah diberikan.
5. Teman seperjuangan dalam bimbingan, Oni Novilia. Terima kasih atas
kesetiaannya menemani penulis selama bimbingan, terima kasih sudah
banyak membantu, memberi masukan, dan maaf jika penulis sering minta
saran dan tukar pendapat melalui chatting di media sosial.
6. Untuk teman-teman di BPMF FEB UKSW periode 2014-2015, yang tidak
dapat disebutkan satu per satu, dan terkhusus Beta Ubaya, Meliana, dan
xi
Widya Fransiska yang telah membantu dalam mengatasi turunnya mood
untuk mengerjakan kertas kerja dan waktu yang telah kita lalui bersama
selama 3 tahun di Lembaga Kemahasiswaan.
7. Untuk teman-teman Komisi C (Anggaran) BPMF FEB UKSW periode
2014-2015, Agnes Yohanna, Dominicus Aditya, Debora Yola, Adonia
Dwi, dan Eunice Meliawati, atas waktu yang diberikan selama 1 tahun
terakhir ini, sukses ya untuk Lembaga Kemahasiswaan, jangan mudah
menyerah.
8. Untuk para teman-teman Asisten Dosen FEB UKSW periode 2014-2015,
terkhusus asisten Matbis, Metpen, AKM 1 dan Lab Audit yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Terima kasih sudah membantu memberi semangat
dalam pengerjaan proposal hingga kertas kerja selesai.
9. Terima kasih Cintya Cindy, Chaterine Tabita, Ko Ardi, Ko Vanno dan
terutama Eunice Meliawati Sugianto yang merupakan adik dari Yosia
Andre, karena sudah meberikan dorongan dan selalu menemani untuk
menyelesaikan kertas kerja ini ketika penulis sedang tidak bersemangat.
10. Teman terkasih, Lee Christabelle atas waktu selama 2 tahun kurang 1
bulan, yang selalu menemani penulis dalam suka maupun duka. Tuhan
Memberkati! Dapat yang lebih baik. Sukses untuk Magister Akuntansinya.
11. Terima kasih kepada tim UKSW 1, UKSW 2, UKSW 3 yaitu Yosia, Oni,
Fredi, Verena, Grace, Andri, Olin, Kunti untuk waktu-waktu bersama
dalam lomba di Atmajaya, dan Undip. Terima kasih keluarga kecilku.
Bakal merindukan kalian semua.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang sangat banyak dan tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Dan untuk semua pihak yang telah membantu hingga kertas kerja ini dapat
terselesaikan. Semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa melimpahkan kasih
karunia-Nya.
Marshal Satya Anandrata
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................. i
Pernyataan Tidak Plagiat ............................................................................................ ... ii
Pernyataan Persetujuan Akses ....................................................................................... iii
Halaman Persetujuan .................................................................................................... iv
Pernyataan Keaslian Kertas Kerja.................................................................................. v
Halaman Motto .............................................................................................................. vi
Abstract .......................................................................................................................... vii
Saripati ........................................................................................................................... viii
Kata Pengantar ............................................................................................................... ix
Ucapan Terima Kasih..................................................................................................... x
Daftar Isi ....................................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................................. xiv
Pendahuluan ................................................................................................................... 1
Landasan Teori........................................................................................................... .... 4
Analisis Cost Volume Profit ........................................................................... 4
Biaya ................................................................................................................ 5
Perencanaan Laba ............................................................................................ 7
Penelitian Sebelumnya ..................................................................................... 9
Metode Penelitian .......................................................................................................... 10
Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 10
Variabel Penelitian ........................................................................................... 11
Metode Analisis Data....................................................................................... 11
Langkah Analisis ............................................................................................. 12
Pembahasan .................................................................................................................... 13
Gambaran Objek .............................................................................................. 13
xiii
Pemenuhan Asumsi CVP ................................................................................. 14
Perhitungan Biaya Tetap .................................................................................. 16
Perhitungan Data Penjualan ............................................................................. 18
Perhitungan CM ............................................................................................... 19
Perhitungan BEP .............................................................................................. 19
Perhitungan MOS ............................................................................................ 23
Perhitungan DOL ............................................................................................. 23
Perencanaan Laba ............................................................................................ 23
Penutup .......................................................................................................................... 24
Kesimpulan ...................................................................................................... 24
Impilkasi .......................................................................................................... 25
Keterbatasan Penelitian dan Saran ................................................................... 26
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 27
Lampiran-Lampiran ....................................................................................................... 29
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................................... 36
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rekapitulasi Data Biaya Variabel dan Biaya Tetap .............................................. 14
Tabel 2. Daftar Biaya Variabel ........................................................................................... 15
Tabel 3. Perhitungan Biaya Variabel per Unit .................................................................... 16
Tabel 4. Daftar Biaya Tetap Selama 7 Bulan...................................................................... 16
Tabel 5. Data Beban Depresiasi .......................................................................................... 17
Tabel 6. Pemisahan Biaya Tetap ......................................................................................... 17
Tabel 7. Laporan Sederhana Biaya Tetap Setelah Pemisahan Biaya Tetap........................ 18
Tabel 8. Data Penjualan ...................................................................................................... 18
Tabel 9. Rasio CM per Bulan.............................................................................................. 19
Tabel 10. CM per 7 Bulan ................................................................................................... 19
Tabel 11. Bauran Penjualan ................................................................................................ 20
Tabel 12. Perhitungan BEP dengan Bauran Penjualan/7bulan ........................................... 21
Tabel 13. Perhitungan BEP dengan Bauran Penjualan/bulan ............................................. 21
Tabel 14. Jumlah Unit BEP ................................................................................................ 22
Tabel 15. Perbandingan laba sekarang dan laba naik menjadi 20% / 7 bulan .................... 23
Tabel 16. Perbandingan laba sekarang dan laba naik menjadi 20% / bulan ....................... 24
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Perusahaan
Lampiran 2
Pemisahan Biaya Variabel
Lampiran 3
Pemisahan Biaya Tetap Langsung
Lampiran 4
Daftar Biaya Tetap Langsung per Bulan
Daftar Biaya Tetap Umum per Bulan
Lampiran 5
Proses Pengupasan
Proses Pemotongan
Proses Pengepakan Singkong Mentah
Proses Penggorengan
Proses Pengepakan Singkong Goreng
1
PENDAHULUAN
Pada dasarnya suatu perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan yaitu untuk memperoleh laba dan memenuhi kebutuhan
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketika suatu
perusahaan didirikan diharapkan perusahaan juga memiliki perencanaan, sehingga
pekerjaan yang dilakukan menjadi akan lebih efektif dan efisien dan dapat
menghasilkan laba yang optimal sesuai dengan target yang diharapkan. Oleh
karena itu, diperlukan perencanaan laba untuk menetapkan tujuan yang ingin
dicapai di masa yang akan datang dan tindakan-tindakan yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut (Mulyadi 2012). Terkait dengan laba yang
dihasilkan, maka penting untuk mengetahui berapa biaya, volume penjualan, dan
harga jual pada sebuah produk. Sehingga diperlukan analisis terhadap biaya,
volume penjualan, dan harga jual. Menurut Hansen dan Mowen (2009) analisis
CVP (Cost Volume Profit) menekankan keterkaitan antara biaya, volume yang
terjual, dan harga, sehingga semua informasi keuangan perusahaan akan
terkandung di dalamnya. Salah satu bagian analisis CVP yang penting adalah
analisis titik impas BEP (Break Even Point Analysis). Analisis BEP berguna
untuk mengetahui penjualan minimum agar satuan unit bisnis tidak mengalami
kerugian, tetapi juga belum memperoleh laba, dengan kata lain labanya sama
dengan nol.
Kuncoro (2008) menyatakan bahwa permasalahan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) dapat dikelompokan menjadi dua yaitu permasalahan internal
dan permasalahan eksternal. Masalah internal yang dihadapi UKM adalah:
Rendahnya kualitas sumber daya manusia seperti kurang terampilnya sumber
daya manusia dan kurangnya jiwa kewirausahaan, rendahnya penguasaan
teknologi serta manajemen dan informasi pasar. Masalah ini yang sekarang
sedang dihadapi oleh UKM Singkong D-9 ditambah dengan pencatatan
menyangkut biaya, volume penjualan, dan harga jual masih menggunakan
pencatatan yang sederhana seperti tidak memisahkan antara biaya tetap dan
variabel, tidak memperhitungkan target laba yang diinginkan, serta kemampuan
dalam mengolah dan menganalisis data baik biaya maupun pendapatan menjadi
2
informasi, sebagai dasar dari pengambilan keputusan karena pengambilan
keputusan tidak hanya dilihat dari kas masuk dan kas keluar, namun perlu
mempertimbangkan informasi lain untuk mendukung pengambilan keputusan.
Masalah Sumber Daya Manuia (SDM) ini akan berdampak kepada rendahnya
tingkat produktivitas dan kualitas pengelolaan manajemen. Sedangkan masalah
eksternal yang dihadapi UKM pada umumnya adalah: 1.) belum tuntasnya
masalah penanganan aspek legalitas badan usaha dan kelancaran prosedur
perizinan, pelaksanaan persaingan usaha yang sehat, penataan lokasi usaha dan
otonomi daerah, khususnya kemauan daerah untuk melaksanakan pemberdayaan
UKM, 2.) kecepatan pulihnya kondisi ekonomi secara makro akibat kenaikan
BBM dan energi lainnya yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi
UKM, 3.) masih terbatasanya penyediaan produk jasa lembaga keuangan
khususnya kredit investasi, 4.) terbatasnya ketersediaan dan kualitas jasa
pengembangan usaha bagi UKM, 5.) terbatasnya sumber daya finansial untuk
usaha mikro.
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah UKM di
Indonesia menunjukkan persentase 97,59 persen yaitu sebanyak 56.534.592.
Sedangkan perusahaan besar hanya sebanyak 4.968 atau hanya sebesar 2,41
persen saja. Itu menandakan perekonomian di Indonesia sebenarnya digerakkan
oleh UKM bukan oleh perusahaan besar. UKM yang tersebar di Indonesia
ternyata bermacam-macam jenisnya, salah satunya adalah UKM yang bergerak di
bidang manufaktur dengan menggunakan singkong sebagai bahan baku utama.
Perlu untuk diketahui berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total impor
singkong pada tahun ini hingga Oktober 2012 sebesar 13.300 ribu ton dengan
nilai US$ 3,4 juta atau Rp 32,3 miliar.
Penelitian sebelumnya mengenai analisis CVP sebagai alat bantu
perencanaan laba di UKM pernah dilakukan di UKM Vinito Brownis oleh
Verawati (2014) dengan produk kue brownis. Penelitian yang hampir sama
berjudul Penerapan Cost Volume Profit Analysis Sebagai Alat Bantu dalam
Perencanaan Penjualan Atas Target Laba yang ditetapkan Study Kasus pada Toko
Mei Pastry (Martusa dan Putri 2009). Lalu ada penelitian lain yang dilakukan oleh
3
Kurnianti (2012) yang berjudul Analisis Break Even Point Sebagai Alat bantu
Perencanaan Laba Pada Perusahaan Pabrik Gula Ngadirejo Kediri.
Adanya berbagai permasalahan internal di UKM Singkong D-9, dan
melihat keunggulan analisis CVP yang dapat digunakan untuk perecanaan laba
melalui analisis BEP, CM, MOS, dan DOL maka penulis tertarik untuk
menganalisis data biaya dan pendapatan yang berada di UKM Singkong D-9
dengan alat bantu CVP untuk pengambilan keputusan. Penelitian ini mengacu
pada penelitian Verawati (2014) yang meneliti penerapan CVP di UKM Vinito
Brownis. Untuk membedakan dari penelitian Verawati (2014) yang menggunakan
analisis CVP pada single produk, maka pada penelitian ini menggunakan analisis
CVP multiproduk yaitu empat jenis produk. Selain itu objek pada penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya. Objek pada penelitian ini adalah UKM
Singkong D-9 dengan produk utama singkong. Singkong merupakan potensi
olahan makanan di daerah Ngaglik, Salatiga menurut FEDEP Kota Salatiga.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalahnya adalah bagaimanakah penerapan CVP sebagai alat bantu dalam
perencanaan laba pada UKM Singkong D-9. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui berapa besar volume penjualan yang harus terpenuhi agar UKM
Singkong D-9 mengalami keadaan BEP pada tahun 2015, mengetahui perhitungan
dan seberapa besar margin of safety (MOS), contribution margin (CM), degree of
operating leverage (DOL), serta memprediksi besarnya laba yang ingin dicapai
UKM Singkong D-9 periode 2015 yang berasal dari penjualan singkong yang
terdiri dari singkong mentah, singkong goreng rasa original, singkong goreng rasa
cokelat atau keju, dan singkong goreng rasa keju dan cokelat dengan bauran
penjualan dilihat dari volume penjualan pada periode sebelumnya dengan rata-rata
bauran sebesar 2:1:1:1. Produk singkong mentah merupakan singkong yang sudah
matang dan diberikan bumbu-bumbu penyedap namun belum digoreng.
Sedangkan singkong goreng rasa original merupakan singkong yang sudah
digoreng dan produk ini siap untuk dikonsumsi masyarakat, dan untuk singkong
goreng rasa cokelat atau keju dan singkong goreng rasa keju dan cokelat sama
seperti singkong goreng rasa original namun diberikan tambahan keju, cokelat dan
susu sesuai kebutuhan. Singkong metah memiliki bauran terbesar dikarenakan
4
produk ini dapat disimpan dalam waktu yang lama, dibandingkan singkong
goreng rasa original, singkong goreng rasa cokelat atau keju dan singkong goreng
rasa keju dan cokelat. Manfaat dari penelitian ini memberikan informasi melalui
perhitungan BEP, CM, MOS, DOL kepada UKM Singkong D-9 sebagai bahan
pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis CVP, khususnya tentang
perencanaan laba dan menentukan volume penjualan agar dapat mencapai laba
yang diharapkan.
LANDASAN TEORI
Analisis Cost Volume Profit (CVP)
Analisis cost volume profit adalah studi mengenai efek dari perubahan
biaya dan volume pada profit perusahaan. Analisis Cost Volume Profit (CVP)
merupakan suatu alat yang digunakan untuk perecanaan laba dan pengambilan
keputusan (Hansen dan Mowen 2009). Sedangkan menurut Mulyadi (2012),
analisis CVP merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual,
volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam
perencanaan laba jangka pendek. Bagi perusahaan, penting untuk membuat
perencanaan laba karena akan ada beberapa critical factors yang muncul terkait
keputusan manajemen, seperti pricing, product mix, dan fasilitas-fasilitas
(Weygandt et al 2005). Menurut Purnamasari (2014) analisis CVP menekankan
keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, karena semua
informasi keuangan perusahaan terkandung didalamnya, analisis CVP juga dapat
menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan
besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari
pemecahannya. Sehingga manfaat dari penggunaan analisis ini adalah untuk
membuat kalkulasi perencanaan laba dan anggaran penjualan dari suatu
perusahaan menjadi akurat. Sedangkan Analisis CVP memiliki beberapa alat ukur
seperti analisis CM, analisis BEP, analisis MOS, dan analisis DOL. Yang
pertama, CM merupakan selisih antara pendapatan penjualan dengan semua biaya
variabel. CM digunakan untuk menutup biaya tetap dan sisanya akan menjadi laba
(Carter dan Usry 2009). Hansen dan Mowen (2009) menyatakan bahwa rasio
margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar
5
penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan
laba.Selanjutnya ada analisis BEP, untuk mengetahui titik impas yang
menunjukkan volume penjualan dan produksi yang tidak mengakibatkan kerugian
ataupun diperolehnya keuntungan (Daryani, 2011).
Kemudian analisis MOS, menurut Hansen dan Mowen (2009), MOS
adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan
atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas. Darsono (2009)
mengungkapkan bahwa MOS yang besar menunjukan bahwa kondisi perusahaan
tidak dalam bahaya, dan sebaliknya jika MOS kecil mendekati nol persen
menunjukan bahwa perusahaan dalam kondisi bahaya yaitu akan mengalami titik
impas. Jika MOS negatif berarti perusahaan mengalami bahaya yaitu mengalami
kerugian. Analisis yang terakhir adalah analisis DOL, analisis DOL merupakan
keadaan saat manajer memperoleh laba yang tinggi hanya dengan menaikkan
sedikit penjualan atau menambah sedikit sumber daya perusahaan (aktiva) serta
merupakan suatu ukuran tentang seberapa sensitif laba bersih terhadap perubahan
dalam penjualan (Garisson, et al 2006). Rumusan sederhana untuk penghitungan
laba rugi untuk analisis multiproduk menurut Hansen dan Mowen (2009) adalah
sebagai berikut :
Produk A Produk B Total
Penjualan xxx xxx xxx
Biaya variabel (xxx) (xxx) (xxx)
CM xxx xxx xxx
Biaya Tetap Langsung (xxx) (xxx) (xxx)
Margin Segmen xxx xxx xxx
Biaya Tetap Umum (xxx)
Laba/Rugi Operasi xxx
6
Biaya
Pengertian biaya menurut Horngren, et al (2008) adalah sumber daya
yang dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam pengertian lebih jauh, biaya dapat dianggap sebagai aktiva atau
beban. Biaya dianggap sebagai aktiva saat biaya tersebut belum digunakan untuk
menghasilkan produk atau jasa atau belum habis digunakan. Biaya dianggap
sebagai beban jika biaya tersebut telah habis digunakan untuk memproduksi suatu
barang atau jasa yang akan menghasilkan pendapatan di masa mendatang.
Menurut Hansen dan Mowen (2009) objek biaya dapat berupa apapun, seperti
produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang diukur
biayanya dan dibebankan. Terdapat dua macam biaya yaitu biaya secara langsung
merupakan biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya,
sedangkan biaya tidak langsung merupakan biaya yang tidak mudah dan akurat
dilacak oleh objek biaya (Carter dan Usry 2009). Menurut Horngren, et al (2011)
mengenai biaya tetap adalah :
“Fixed cost is a cost that remains unchanged in total for a given
time period despite wide changes in the related total activity or
volume”.
Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah
ketika aktivitas bisnis meningkat atau menurun (Carter dan Usry 2009). Selain
itu, biaya tetap didefinisikan sebagai suatu biaya yang jumlahnya tetap sama
ketika output berubah. Pada umumnya, jika biaya tetap mempunyai proporsi
yang tinggi bila dibandingkan dengan biaya variabel, kemampuan manajemen
dalam menghadapi perubahan-perubahan kondisi ekonomi jangka pendek akan
berkurang. Sedangkan biaya pada analisis multiproduk, dibedakan kembali
menjadi 2 yaitu biaya tetap langsung: biaya tetap yang dapat ditelusur ke setiap
produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada, dan biaya tetap umum:
biaya tetap yang tidak dapat ditelusur ke produk dan akan tetap muncul meskipun
salah satu produk dieliminasi (Hansen dan Mowen 2009). Seringkali keengganan
manajemen untuk mengeluarkan biaya tetap mencerminkan ketidakberanian
manajemen dalam mengambil risiko, sehingga menyebabkan perusahaan tidak
7
dapat memperoleh laba. Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang totalnya
meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun
secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas (Carter dan Usry 2009).
Biaya variabel termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, beberapa
perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan
ulang, dan unit-unit yang rusak.
Menurut Hansen dan Mowen (2009), ada beberapa asumsi yang mendasari
analisis CVP yaitu:
1. Harga jual konstan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah ketika
volume berubah.
2. Biaya adalah linear dan dan dapat secara akurat dibagi menjadi elemen
variabel dan tetap. Elemen variabel adalah konstan per unit dan elemen
tetap adalah konstan secara total dalam rentang yang relevan.
3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah
konstan.
4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit
yang diproduksi sama dengan jumlah unit terjual.
Perencanaan Laba
Perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu
rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Laba merupakan
hal yang penting dalam perencanaan karena tujuan utama dari suatu rencana
adalah laba yang memuaskan (Carter dan Usry 2009).
Menurut Carter dan Usry (2009), bahwa dalam menentukan tujuan laba,
manajemen sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1. Laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu.
2. Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya
dan menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar dividen
serta menyediakan kebutuhan bisnis masa depan.
3. Titik impas.
4. Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi
sekarang.
8
5. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba.
6. Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.
Manfaat perencanaan laba adalah sebagai berikut:
1. Memberi pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahan.
2. Memaksa pihak manajemen untuk mengadakan pemecahan
terhadap masalah yang dihadapi secara teliti sebelum mengambil
keputusan.
3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada pencapaian
laba dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan
penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya secara
maksimal.
4. Merancang peran serta dan mengkoodinasi rencana operasi
berbagai segmen dari keseluruhan organisasi manajemen sehingga
keputusan terakhir dari rencana saling terkait pada penggarahan
keseluruh organisasi dalam bentuk rencana terpadu dan
menyeluruh.
5. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap
segi atau aspek organisasi untuk memeriksa dan memperbaharui
kebijakan dan pedoman secara berkala.
6. Mengkoordinasi semua kegiatan perusahaan kedalam suatu
prosedur perencanaan anggaran yang terarah (Mulyadi, 2012).
Perencanaan laba juga memiliki keterbatasan dan kekurangan sebagai
berikut:
1. Peramalan bukanlah suatu ilmu pengetahuan pasti; terdapat
sejumlah pertimbangan dalam estimasi manapun.
2. Anggaran dapat memfokuskan perhatian manajemen pada cita-cita
(seperti tingkat produksi yang tinggi atau tingkat penjualan kredit
yang tinggi) yang tidak selalu sesuai dengan tujuan keseluruhan
organisasi.
3. Perencanaan laba harus memperoleh komitmen dari manajemen
puncak dan kerjasama dari semua anggota manajemen.
9
4. Penggunaan anggaran secara berlebihan sebagai alat evaluasi dapat
menyebabkan perilaku disfungsional.
5. Perencanaan laba tidak menghilangkan atau menggantikan peranan
administrasi.
6. Penyusunannya memakan waktu (Carter dan Usry 2009:8).
Penelitian Sebelumnya
Pada penelitian Verawati (2014) mengenai analisis CVP sebagai alat bantu
perencanaan laba di UKM Vinito Brownis, menghasilkan kesimpulan bahwa: 1.)
perusahaan hanya melakukan pencatatan mengenai pengeluaran tanpa
memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel, 2.) dengan menggunakan rasio
CM, dapat diketahui bahwa UKM Vinito Brownis memiliki kemampuan
sebesar 46,53 persen untuk menutup biaya tetap. 3.) MOS pada UKM Vinito
Brownis adalah sebesar 76,39 persen yang menujukan bahwa jika UKM ini
mengalami penurunan penjualan lebih dari 76,39 persen maka UKM akan
mengalami kerugian, 4.) besarnya nilai DOL adalah sebesar 1,31. Hal ini
menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 persen pendapatan penjualan akan
mengakibatkan 1,31 persen kenaikan laba bersih.
Selain itu pada penelitian Martusa dan Putri (2009) yang berjudul
Penerapan Cost Volume Profit Analysis Sebagai Alat Bantu dalam Perencanaan
Penjualan Atas Target Laba yang Ditetapkan (Studi Kasus pada Toko Mei Pastry)
diketahui hasil bahwa: 1.) total penjualan Mei Pastry pada periode Januari-
Agustus 2009 sudah mencapai titik impas. Besarnya titik impas ialah sebesar Rp
8.851.751,615,- ; sedangkan penjualan pada periode tersebut mencapai Rp
127.849.000,- 2.) besarnya Ratio MOS Mei Pastry sangat besar, yaitu Rp
118.997.284,4,- atau sebesar 93,08 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
risiko kerugian Mei Pastry sangat kecil dikarenakan besarnya penurunan
penjualan yang boleh terjadi sangat besar yaitu Rp 118.997.284,4,- atau sebesar
93,08 persen. 3.) Nilai DOL Mei Pastry terbilang cukup kecil, yaitu hanya 1,07.
Biaya tetap yang kecil, menyebabkan kecilnya nilai DOL.
Penelitian hampir sama juga dilakukan oleh Kurnianti (2012) yang
berjudul Analisis Break Even Point Sebagai Alat bantu Perencanaan Laba Pada
Perusahaan Pabrik Gula Ngadirejo Kediri. Pada penelitian ini kita dapat
10
mengetahui bahwa perhitungan BEP Pabrik gula Ngadiredjo Kediri tahun 2012,
dapat diketahui BEP terjadi pada tingkat produksi 319.604 kuintal dengan nilai
penjualan Rp 382.137.366.731,- ; serta MOS antara tahun 2012 dengan tahun
2011 mengalami penurunan sebesar 6 persen. Dengan demikian, penggunaan
analisis CVP dapat membantu perencanaan laba yang akan ditunjukan dalam CM,
BEP, MOS, dan DOL.
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah UKM Singkong D-9. Produk yang
dijual dalam toko ini adalah singkong mentah, singkong goreng rasa original,
singkong goreng rasa cokelat/keju dan singkong goreng rasa keju dan cokelat.
Dalam melaksanakan penelitian ini, menggunakan metode deskriptif analitis,
yaitu metode penelitian yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan,
menyajikan dan menganalisis data perusahaan berdasarkan fakta yang ada.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara kepada pemilik UKM Singkong
D-9 yaitu Bapak Hardadi, untuk mendapatkan informasi-informasi berkaitan
dengan biaya, volume yang akan diproduksi dan laba yang ingin dicapai.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data kuantitatif
berupa data keuangan usaha selama periode Januari 2015 sampai Juli 2015 dan
data kualitatif yang berasal dari hasil wawancara dengan pemilik usaha, yang
digunakan untuk memperjelas data mengenai biaya, dan volume, pada data
keuangan.
Sumber data penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang berupa
dokumentasi laporan keuangan perusahaan dan primer berupa data dari hasil
wawancara dengan pemilik usaha. Data tersebut seperti data biaya-biaya yang
dikeluarkan, harga jual untuk masing-masing produk, dan volume penjualan.
11
Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu harga jual masing-masing
produk, volume penjualan masing-masing produk, dan data biaya yang terdiri dari
biaya variabel dan biaya tetap.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode
deskriptif.
Berikut ini rumus-rumus yang akan digunakan selama penelitian:
1. Contribution Margin (CM)
Contribution Margin (nilai uang) = Penjualan – Biaya Variabel
Contribution Margin Ratio = Contribution Margin x 100% / Penjualan
2. Break Even Point (BEP)
Margin Penjualan =
CM Paket = Margin Penjualan x Bauran Penjualan
Paket Impas =
CM = Penjualan – Biaya Variabel
= (Harga/unit x Bauran Penjualan x Paket Impas) –
(Bi. Var/unit x Bauran Penjualan x Paket Impas)
Titik Impas = CM – Biaya Tetap Langsung – Biaya Tetap Umum
3. Margin Of Safety (MOS)
Margin of safety = Total Penjualan – Penjualan Titik Impas
Margin Of Safety Ratio = Margin Of Safety x 100% / Total Penjualan
12
4. Degree of Operating Leverage (DOL)
Degree of Operating Leverage = Contribution Margin / Laba Bersih
Langkah Analisis
Langkah awal yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang
diperlukan dari UKM Singkong D-9, yaitu yang pertama data biaya – biaya.
Kemudian dilakukan pemisahan biaya-biaya tersebut menjadi biaya tetap dan
biaya variabel. Pemisahan biaya ini dikarenakan dalam penerapan analisis CVP
untuk perencanaan laba per produk mengharuskan adanya pemisahan biaya,
sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana kemampuan masing-masing produk
yang telah terjual dapat menutup biaya tetap perusahaan, dan juga dapat dipakai
sebagai pertimbangan utama dalam memutuskan mengenai komposisi yang
paling menguntungkan dari faktor-faktor biaya, volume, dan laba. Setelah itu,
dilakukan perhitungan untuk mendapatkan biaya variabel per unit sebagai dasar
perhitungan BEP. Kemudian dari data biaya tetap, biaya tetap dipisah menjadi
biaya tetap langsung dan biaya tetap umum. Kemudian mengumpulkan data
penjualan produk, sebagai dasar sebelum melakukan analisis CVP yang berasal
dari data keuangan UKM Singkong D-9, disertai dengan hasil wawancara untuk
memperjelas data keuangan. Setelah itu, dilakukan langkah penyelesaian yaitu
menghitung :
1. Contribution Margin (CM)
Setelah dilakukan klasifikasi terhadap seluruh biaya operasional perusahaan
berdasarkan perilakunya, maka dapat disusun CM dengan membebankan semua
biaya variabel terhadap pendapatan.
2. Break Even Point (BEP)
Setelah mengetahui kontribusi setiap jenis produk terhadap perolehan laba secara
keseluruhan, maka dapat dilakukan analisis yang bertujuan untuk mencapai
kondisi impas (BEP). Dengan mengetahui kondisi titik impas maka UKM ini
dapat mengetahui berapa yang harus dijual agar seimbang dengan biaya yang
dikeluarkan.
13
3. Margin of Safety (MOS)
Margin of safety menunjukkan seberapa banyak penjualan masing-masing segmen
dapat turun sampai titik dimana perusahaan tidak mengalami kerugian. Margin
of safety dihasilkan dari jumlah penjualan total dikurangi dengan penjualan impas.
Kemudian, menghitung margin of safety ratio yang dihasilkan dari margin of
safety dibagi total penjualan dikali 100%. Margin of safety ratio yang baik adalah
margin of safety ratio yang tinggi, dimana resiko perusahaan akan mengalami
kerugian menjadi sangat kecil.
4. Degree of Operating Leverage (DOL)
DOL merupakan ukuran dampak perubahan pendapatan penjualan terhadap laba
bersih pada tingkat penjualan tertentu, dengan demikian setiap perubahan
pendapatan penjualan dapat diketahui dengan cepat dampak perubahannya
terhadap laba dengan menggunakan angka DOL. Agar tujuan perusahaan untuk
mendapatkan laba yang stabil dan meningkat setiap tahunnya dapat dicapai
dengan efektif dan efisien, maka perusahaan menggunakan parameter DOL untuk
membantu dalam perencanaan laba jangka pendeknya.
PEMBAHASAN
Gambaran Objek
UKM Singkong D-9 didirikan tanggal 25 Februari 2009 dan dipimpin oleh
Bapak Hardadi. UKM D-9 yang terletak di Jalan Argowiyoto 8A Ledok,
Argomulya ABC, Salatiga, merupakan salah satu UKM yang cukup dikenali oleh
masyarakat luas sebagai bisnis yang menawarkan makanan yang sudah menjadi
khas oleh-oleh Salatiga. UKM Singkong D-9 selama menurut data historis
memiliki omzet kurang lebih sebesar Rp 5.533.266.827,- / tahun, dan UKM ini
tergolong dalam Usaha Menengah yang memiliki omzet antara Rp
4.800.000.000,- sampai Rp 50.000.000.000,- menurut UU No 20 tahun 2008
mengenai UKM. UKM ini menawarkan 4 macam produk yaitu: singkong mentah,
singkong goreng rasa original, singkong goreng rasa cokelat/keju, dan singkong
14
goreng rasa keju dan cokelat. Produk D-9 sudah memiliki sertifikat Dep Kes.
RI.P.IRT.No: 315337301357, dan MUI No: 15120012601114.
Pemenuhan Asumsi CVP
Beberapa asumsi yang mendasari analisis CVP yaitu:
1. Harga jual konstan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah ketika
volume berubah yaitu singkong mentah Rp 10.000,- /plastik; singkong
goreng rasa original Rp 15.000,-/kardus; singkong goreng rasa
cokelat/keju Rp 16.000,-/kardus ; singkong goreng rasa keju dan cokelat
Rp 17.000,-/kardus.
2. Semua informasi mengenai biaya dapat dibagi secara akurat antara biaya
variabel dan biaya tetap.
3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah
konstan yaitu singkong mentah, singkong goreng rasa original, singkong
goreng rasa cokelat/keju, dan singkong goreng rasa keju dan cokelat,
berturut-turut sebesar 2:1:1:1.
4. Menurut data dan informasi historis dari pemilik UKM selama bulan
Januari-Juli 2015 total singkong yang diproduksi sebanyak 235.940 dan
dapat terjual semua setiap harinya, sehingga persediaan tidak berubah
karena jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit terjual.
Langkah pertama adalah pengumpulan biaya-biaya yang terkait selama 7
bulan, mulai dari bulan Januari sampai Juli. Kemudian, pemisahan biaya menjadi
biaya tetap dan biaya variabel.
Tabel 1
Rekapitulasi Data Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Bulan Biaya Variabel Biaya Tetap Total
Januari Rp 317.800.000 Rp 58.601.042 Rp 376.401.042
Februari Rp 332.160.000 Rp 58.601.042 Rp 390.761.042
Maret Rp 343.480.000 Rp 58.601.042 Rp 402.081.042
April Rp 354.800.000 Rp 58.601.042 Rp 413.401.042
15
Lanjutan Tabel 1
Mei Rp 363.920.000 Rp 58.601.042 Rp 422.521.042
Juni Rp 343.480.000 Rp 58.601.042 Rp 402.081.042
Juli Rp 349.560.000 Rp 58.601.042 Rp 408.161.042
Total Rp 2.405.200.000 Rp 410.207.294 Rp 2.815.407.294
Sumber data : UKM Singkong D-9
Biaya Variabel terbesar terdapat pada bulan Mei dengan biaya sebesar Rp
363.920.000,- dan biaya variabel terkecil terdapat pada bulan Januari sebesar Rp
317.800.000,-.
Tabel 2
Daftar Biaya Variabel
Biaya Variabel untuk 7 Bulan
biaya bahan baku (Singkong) Rp 684.000.000
biaya gas dan air Rp 293.010.518
biaya perlegkapan pulpen,
kertas, dll Rp 171.300
biaya minyak Rp 175.909.091
biaya cokelat, keju, susu Rp 175.909.091
Biaya Kardus, Sendok,
Plastik Rp 1.010.000.000
Biaya Plastik Rp 66.200.000
total biaya variabel Rp 2.405.200.000
Sumber data : UKM Singkong D-9
Perhitungan Biaya Variabel per Unit
Biaya variabel/unit didapat dari total pembebanan biaya untuk masing-
masing produk dibagi dengan jumlah unit yang terjual yaitu sebanyak 235.940
buah.
16
Tabel 3
Perhitungan Biaya Variabel per Unit
Produk Biaya Variabel Unit Terjual Bi Var / Unit
mentah Rp 525.987.185 91.728 Rp 5.734
original Rp 567.767.908 46.028 Rp 12.335
Keju / Cokelat Rp 626.404.272 49.089 Rp 12.761
Coklat Keju Rp 685.040.635 49.095 Rp 13.953
Total Rp 2.405.200.000 235.940
Sumber data : UKM Singkong D-9
Biaya variabel per unit untuk masing-masing produk adalah : singkong
mentah sebesar Rp 5.734,- /plastik, singkong goreng rasa original sebesar Rp
12.335,-/kardus, singkong goreng rasa cokelat/keju sebesar Rp 12.761,- /kardus,
dan singkong goreng rasa keju dan cokelat sebesar Rp 13.953,- /kardus.
Perhitungan Biaya Tetap
Setelah menghitung biaya variabel, kemudian terdapat penghitungan biaya
tetap untuk 7 bulan.
Tabel 4
Daftar Biaya Tetap Selama 7 Bulan
Biaya Tetap Untuk 7 Bulan
biaya air (galon) Rp 10.500.000
biaya listrik Rp 14.700.000
gaji karyawan tidak tetap Rp 178.500.000
biaya pulsa Rp 21.000.000
biaya bensin Rp 21.000.000
gaji karyawan tetap Rp 147.000.000
beban depresiasi Rp 17.507.294
Total biaya tetap Rp 410.207.294
Sumber data : UKM Singkong D-9
Beban depresiasi menggunakan metode garis lurus, dan untuk 7 bulan, total
beban depresiasi adalah Rp 17.507.294,-.
17
Tabel 5
Data Beban Depresiasi Nama Total Jumlah Umur
Ekonomis
(Tahun)
Mulai Beban / Tahun Beban / Bulan
Freezer es krim Rp 10.000.000 2 8 2010 Rp 1.250.000 Rp 104.167
Freezer duduk Rp 7.500.000 5 8 2010 Rp 937.500 Rp 78.125
Show case Rp 2.000.000 1 8 2010 Rp 250.000 Rp 20.833
Wajan
penggorengan
Rp 2.000.000 4 10 2000 Rp 250.000 Rp 16.667
Kompor besar Rp 2.400.000 4 10 2000 Rp 300.000 Rp 20.000
Pemotong singkong Rp 1.350.000 3 10 2002 Rp 168.750 Rp 11.250
Rumah untuk
produksi
Rp 325.000.000 1 20 2000 Rp 16.250.000 Rp 1.354.167
Toko Rp 215.000.000 1 20 2009 Rp 10.750.000 Rp 895.833
Total / bulan Rp 2.501.042
Sumber data : UKM Singkong D-9
Dari biaya tetap yang didapatkan, kemudian biaya tetap dipisah menjadi
biaya tetap langsung dan biaya tetap umum.
Tabel 6
Pemisahan Biaya Tetap
Bulan Biaya Tetap Langsung Biaya Tetap
Umum Total Biaya Tetap
Januari Rp 35.100.000 Rp 23.501.042 Rp 58.601.042
Februari Rp 35.100.000 Rp 23.501.042 Rp 58.601.042
Maret Rp 35.100.000 Rp 23.501.042 Rp 58.601.042
April Rp 35.100.000 Rp 23.501.042 Rp 58.601.042
Mei Rp 35.100.000 Rp 23.501.042 Rp 58.601.042
Juni Rp 35.100.000 Rp 23.501.042 Rp 58.601.042
Juli Rp 35.100.000 Rp 23.501.042 Rp 58.601.042
Total Rp 245.700.000 Rp 164.507.294 Rp 410.207.294
Sumber data : UKM Singkong D-9
18
Tabel 7
Laporan Sederhana Biaya Tetap Setelah Pemisahan Biaya Tetap
Biaya Tetap Untuk 7 Bulan
Biaya Tetap langsung
biaya air (galon) Rp 10.500.000
biaya listrik Rp 14.700.000
gaji karyawan langsung Rp 178.500.000
biaya pulsa Rp 21.000.000
biaya bensin Rp 21.000.000
Total biaya tetap langsung Rp 245.700.000
Biaya Tetap Umum
gaji karyawan umum Rp 147.000.000
beban depresiasi Rp 17.507.294
Total Biaya Tetap Umum Rp 164.507.294
Total Biaya Tetap Langsung dan
Umum Rp 410.207.294
Sumber data : UKM Singkong D-9
Perhitungan Data Penjualan
Setelah data biaya, kemudian pengumpulan data mengenai pendapatan dari
penjualan ke empat (4) macam produk singkong selama 7 bulan dari bulan Januari
– Juli 2015
Tabel 8
Data Penjualan
Bulan Pendapatan Unit Terjual
Januari Rp 441.060.000 32.163
Februari Rp 380.300.000 27.637
Maret Rp 428.338.000 31.067
April Rp 437.591.000 31.959
Mei Rp 513.304.000 37.488
Juni Rp 490.965.000 35.918
Juli Rp 536.181.000 39.708
Total Rp 3.227.739.000 235.940
Sumber data : UKM Singkong D-9
19
Tabel 10. menunjukan bahwa penjualan tertinggi terdapat di bulan Juli 2015
dengan pendapatan sebesar Rp 536.181.000,- dan penjualan terendah terdapat di
bulan Maret dengan pendapatan sebesar Rp 380.300.000,-. Unit yang terjual
merupakan bauran penjualan dengan perbandingan penjualan 2:1:1:1.
Perhitungan CM
Dari data biaya variabel dan penjualan UKM Singkong D-9, didapatkan CM
per bulan yang berasal dari pendapatan dikurangi biaya variabel.
Tabel 9
Rasio CM per bulan
Bulan CM Rasio CM / Bulan
(Persen)
Januari Rp 123.260.000 27,94631116
februari Rp 48.140.000 12,65842756
Maret Rp 84.858.000 19,81099039
April Rp 82.791.000 18,91972184
Mei Rp 149.384.000 29,10244222
Juni Rp 147.485.000 30,03981954
Juli Rp 186.621.000 34,80559736
Sumber data : UKM Singkong D-9
Dari data kontribusi margin perbulan di atas, kemudian didapat CM untuk 7
bulan atau CM rata-rata.
Tabel 10
CM/7 bulan
Total
Penjualan Rp 3.227.739.000
(Biaya Variabel) Rp 2.405.200.000
CM Rp 822.539.000
Rasio CM 25,48 %
Sumber data : UKM Singkong D-9
20
Perhitungan Break Even Point (BEP)
Langkah selanjutnya adalah menghitung BEP yang akan terjadi untuk
mengetahui berapa jumlah produk yang harus dijual agar tidak mendapatkan laba
atau rugi. Dengan cara menghitung bauran penjualan dan paket impas.
Tabel 11
Bauran Penjualan
Produk Harga / Unit
Biaya
Variabel /Unit
Margin
Penjualan
Bauran
Penjualan Margin
Mentah Rp 10.000 Rp 5.734 Rp 4.266 2 Rp 8.532
Original Rp 15.000 Rp 12.335 Rp 2.665 1 Rp 2.665
keju Rp 16.000 Rp 12.761 Rp 3.239 1 Rp 3.239
keju coklat Rp 17.000 Rp 13.953 Rp 3.047 1 Rp 3.047
Total Rp 17.482
Sumber data : UKM Singkong D-9
Paket impas utk 7 bulan : Biaya Tetap / CM paket
: Rp 433.551.563 / Rp 17.482
: 24.799 paket
Paket impas utk 1 Bulan : Biaya Tetap / CM paket
: Rp 58.601.042 / Rp 17.482
: 3.352 paket
21
Tabel 12
Perhitungan BEP dengan Bauran Penjualan/7 bulan
mentah original keju / coklat keju coklat total
penjualan Rp 469.281.228 Rp 351.960.921 Rp 375.424.982 Rp 398.889.044 Rp 1.595.556.175
(biaya variabel) Rp (269.095.491) Rp (289.435.584) Rp (299.415.109) Rp (327.402.699) Rp (1.185.348.883)
margin kontribusi Rp 200.185.737 Rp 62.525.337 Rp 76.009.873 Rp 71.486.344 Rp 410.207.292
(biaya tetap langsung) Rp (90.405.000) Rp (51.765.000) Rp (51.765.000) Rp (51.765.000) Rp (245.700.000)
margin segmen Rp 109.780.737 Rp 10.760.337 Rp 24.244.873 Rp 19.721.344 Rp 164.507.292
biaya tetap umum Rp (164.507.292)
Laba Operasi Rp -
Sumber data : UKM Singkong D-9
Tabel 13
Perhitungan BEP dengan Bauran Penjualan/bulan
mentah original keju / coklat keju coklat total
penjualan Rp 67.040.176 Rp 50.280.132 Rp 53.632.141 Rp 56.984.149 Rp 227.936.598
(biaya variabel) Rp (38.442.213) Rp (41.347.941) Rp (42.773.587) Rp (46.771.814) Rp (169.335.556)
margin kontribusi Rp 28.597.963 Rp 8.932.191 Rp 10.858.553 Rp 10.212.335 Rp 58.601.042
(biaya tetap langsung) Rp (90.405.000) Rp (51.765.000) Rp (51.765.000) Rp (51.765.000) (Rp35.100.000)
margin segmen Rp (61.807.037) Rp (42.832.809) Rp (40.906.447) Rp (41.552.665) Rp 23.501.042
biaya tetap umum (Rp23.501.042)
Laba Operasi Rp -
Sumber data : UKM Singkong D-9
22
Dari tabel diatas, diketahui bahwa produk yang paling menguntungkan adalah produk Singkong Mentah dengan margin segmen
sebesar Rp 109.780.737,-. Margin Segmen terendah terdapat pada produk singkong goreng rasa original dengan margin segmen sebesar Rp
10.760.337,-. UKM Singkong D-9 perlu melakukan evaluasi terhadap biaya-biaya terkait dengan produk singkong goreng rasa original dan
UKM Singkong D-9 perlu melakukan efisiensi biaya dan mencari bahan sejenis yang memiliki kualitas sebanding, namun dengan harga
yang lebih murah
Tabel 14
Jumlah Unit BEP
BEP / 7 bulan BEP / bulan
Mentah 46.928 6.704
Original 23.464 3.352
Cokelat/keju 23.464 3.352
Keju dan
Cokelat
23.464 3.352
Sumber data : UKM Singkong D-9
Dengan perbandingan penjualan singkong mentah, singkong goreng rasa original, singkong goreng rasa cokelat/keju, dan singkong
goreng rasa keju dan cokelat masing-masing sebesar 2:1:1:1. Untuk mencapai BEP, UKM Singkong D-9 untuk tiap bulannya harus
menjual produk singkong mentah, singkong goreng rasa original, singkong goreng rasa cokelat atau keju, dan singkong goreng rasa keju
dan cokelat berturut-turut sebanyak : 6.704 plastik, 3.352 kardus, 3.352 kardus, dan 3.352 kardus, atau melakukan total penjualan sebesar
Rp 227.936.598,-
23
Perhitungan Margin of Safety (MOS)
Margin of Safety = Total Penjualan – Penjualan Titik Impas
= Rp 3.227.739.000,- – Rp 1.595.556.175,-
= Rp 1.632.182.825,-
Margin of Safety Ratio = (1.541.382.159 / 3.227.739.000 )x100 %
= 50,56 persen
Perhitungan MOS menunjukkan bahwa risiko kerugian UKM Singkong D-9
cukup besar, karenakan besarnya penurunan penjualan yang boleh terjadi sebesar
Rp 1.632.182.825,-
Perhitungan Degree of Operating Leverage (DOL)
Degree of Operating Leverage = 822.539.000 / 412.331.709
= 1,99
Besarnya nilai DOL membuat laba usaha sensitif terhadap perubahan penjualan
yang terjadi.
Perhitungan Perencanaan Laba
Ketika laba yang diharapkan oleh pemilik bisnis naik menjadi 20 persen
dari penjualan, maka didapat perhitungan sebagai berikut :
Tabel 15
Perbandingan laba sekarang dan laba naik menjadi 20% / 7 bulan
Saat ini Penjualan naik 20 %
Penjualan Rp 3.227.739.000 Rp 3.873.286.800
(biaya variabel) Rp (2.405.200.000) Rp (2.886.240.000)
margin kontribusi Rp 822.539.000 Rp 987.046.800
(biaya tetap langsung) Rp (245.700.000) Rp (245.700.000)
margin produk Rp 576.839.000 Rp 741.346.800
biaya tetap umum Rp (164.507.292) Rp (164.507.292)
Laba Operasi Rp 412.331.709 Rp 576.839.509
Sumber data : UKM Singkong D-9
24
Laba yang diperoleh selama 7 bulan meningkat menjadi Rp 576.839.509,-
Dengan penjualan produk masing-masing menjadi sebanyak: singkong mentah:
110.074, singkong goreng rasa original 55.234, singkong goreng rasa
cokelat/keju: 58.907, dan singkong goreng rasa keju dan cokelat: 58.194.
Tabel 16
Perbandingan laba sekarang dan laba naik menjadi 20% / bulan
Penjualan Selama 7
bulan
Penjualan Selama 1
bulan
Penjualan Rp 3.873.286.800 Rp 553.326.686
(biaya variabel) (Rp 2.886.240.000) (Rp 412.320.000)
margin kontribusi Rp 987.046.800 Rp 141.006.686
(biaya tetap langsung) (Rp 245.700.000) (Rp 35.100.000)
margin produk Rp 741.346.800 Rp 105.906.686
biaya tetap umum (Rp 164.507.292) (Rp 23.501.042)
Laba Operasi Rp 576.839.509 Rp 82.405.644
Sumber data : UKM Singkong D-9
Dalam satu bulan, UKM Singkong D-9 diharapkan memproduksi singkong
sebanyak singkong mentah: 15.725 plastik, singkong goreng rasa original 7.891
kardus, singkong goreng rasa cokelat/keju: 8.416 kardus, dan singkong goreng
rasa keju dan cokelat: 8.314 kardus.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Keadaan BEP akan terjadi saat UKM D-9 dapat menjual total sebanyak
16.760 poduk per bulan, dengan perbandingan penjualan 2:1:1:1 untuk
produk berturut-turut singkong mentah, singkong goreng rasa original,
singkong goreng rasa cokelat/keju, dan singkong goreng rasa keju dan
cokelat. Dengan demikian UKM Singkong D-9 akan memperoleh laba
ketika dapat menjual lebih dari 16.670 produk.
2. Pada perhitungan CM, didapatkan angka sebesar Rp 822.539.000; dan
memiliki ratio CM sebesar 25,48 persen. Hal ini menunjukan bahwa UKM
25
Singkong D-9 memiliki kemampuan 25,48 persen untuk menutup biaya
tetap.
3. Rasio MOS diperoleh hasil sebesar 50,56 persen. Hasil sebesar 50,56
persen menunjukan bahwa perusahaan harus menjaga penjualan produk
tetap stabil dan meningkat, namun ketika terjadi penurunan penjualan,
maksimal penurunan penjualan tersebut sebesar Rp 1.632.182.825,- jika
tidak ingin mengalami titik impas. Sedangkan DOL sebesar 1,99.
Peningkatan penjualan akan berdampak besar pada peningkatan laba
usaha, begitupun dengan penurunan penjualan akan membuat usaha
mengalami kerugian besar.
4. Ketika UKM Singkong D-9 menginginkan penjualan naik sebesar 20
persen/bulan, maka laba yang diperoleh menjadi Rp 82.405.644 dan
produk yang harus dijual total sebanyak 40.346 dengan perbandingan
penjualan 2:1:1:1 untuk produk berturut-turut singkong mentah, singkong
goreng rasa original, singkong goreng rasa cokelat/keju, dan singkong
goreng rasa keju dan cokelat.
Implikasi
Implikasi bagi UKM Singkong D-9 adalah untuk melakukan
pengklasifikasian terhadap biaya meliputi biaya tetap dan biaya variabel, karena
akan diperlukan dalam melakukan perencanaan laba menggunakan analisis CVP.
Serta dengan kemampuan UKM Singkong D-9 dalam menghasilkan produk yang
cukup tinggi, maka UKM Singkong D-9 dapat melakukan perluasan usaha atau
meningkatkan volume produksi sesuai dengan kapasitas perusahaan. Karena
dengan DOL yang dimiliki cukup besar, maka semakin tinggi volume produksi,
maka akan semakin tinggi laba yang dihasilkan. Selain itu dapat
mempertimbangkan untuk memfokuskan peningkatan penjualan untuk produk
singkong mentah, karena singkong mentah memiliki margin segmen yang paling
tinggi dari produk lainnya, sehingga laba yang dihasilkan semakin tinggi.
26
Keterbatasan Penelitian dan Saran
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kurang lengkapnya data biaya
yang diberikan oleh UKM Singkong D-9. Oleh karena itu memerlukan beberapa
pengamatan dalam proses produksi serta melakukan wawancara yang lebih
mendalam, sehingga biaya variabel/unit dan biaya tetap langsung/unit
menggunakan estimasi dalam pembebanannya. Sehingga pembebanan biaya ke
masing-masing produk menggunakan jugdment dengan menggunakan estimasi
biaya.
Saran bagi penelitian selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian
ini untuk sektor lain seperti pada industri material (bahan bangunan), kebutuhan
sehari-hari, dan lain-lain yang memiliki karakteristik berbeda dengan produk
UKM Singkong D-9 yaitu makanan basah dengan masa edar yang relatif singkat.
27
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistika. 2012. Tabel perkembangan UMKM pada Periode 1997-
2012. [Internet]. [diakses 6 Maret 2015]. Tersedia pada :
www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1322
Bustami, B. 2008. Akuntansi Biaya : Kajian Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : :
Graha Ilmu.
Carter, W. K., dan Usry. 2009. Cost Accounting, 14th edition. South-Western
Cengage Learning.
Darsono. 2009. Manajemen Keuangan : Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis
Berbasis Analisis Keuangan. Jakarta : Nusantara Consulting Darsono.
Daryani, N. I. 2011. Analysis Of Break Even Point As Determinants On Cv Hanny
Collection. Gunadarma University.
Fedep Kota Salatiga. 2014. Makanan Khas Salatiga. [Internet]. [diakses tanggal 3
Maret 2015]. Tersedia Pada http://fedep.salatigakota.go.id/makanan-
khas-salatiga/
Garrison, R. H., E. W. Noreen, dan P. C. Brewer. 2008. Akuntansi Manajerial..
Edisi Sebelas. Jakarta : Salemba Empat.
Hansen, dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajemen. Buku Dua. Edisi Kedelapan.
Jakarta : Salemba Empat.
Horngren, Datar, dan Rajah. 2011. Cost Accounting: A Managerial Emphasis.
14th edition. Pearson-Prentice Hall.
Horngren, T. Charles, Datar, M. Srikant, Foster, George. 2008. Akuntansi Biaya.
Edisi Dua Belas. Jakarta : Erlangga.
Kuncoro, M. 2008. Bisnis Indonesia, 21 Oktober 2008.
Kurnianti, W. S. 2012. Analisis Break Even Point Sebagai Alat bantu
Perencanaan Laba Pada Perusahaan Pabrik Gula Ngadirejo Kediri.
Skripsi. Universitas Brawijaya.
Martusa, Riki, dan Wijaya. 2011. Peranan analisis cost-volume-profit dalam upaya
merencanakan laba perusahaan. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi 4 (2).
Muhammad, A. 2008. Perencanaan laba dengan menggunakan analisis biaya
volume laba : Studi Kasus di PT. Arabikatama Khatulistiwa Fishing
Industry 2003. [Internet]. [diakses 4 Maret 2015]. Tersedia pada: :
http://elibrary.mb.ipb.ac.id/
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
28
Okti, R. 2012. Analisis break even point sebagai alat perencanaan laba pada UKM
ES KELAPA. [Internet]. [diakses 23 Juni 2015]. Tersedia pada:
http://restieokti.blogspot.com/2012/04/analisis-break-evenpoint
sebagai-alat.html?m=1
Purnamasari, E. 2014. Penerapan Cost Volume Profit Analysis Untuk Evaluasi
Pencapaian Laba Pada PT FastFood Indonesia, Tbk. Skripsi. Sarjana
Program Studi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta.
Puspita, A. 2012. Analisis Break Even Terhadap Perencanaan Laba PR. Kreatifa
Hasta Mandiri Yogyakarta. Skripsi. Sarjana Program Studi Akuntansi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sihombing, S. B. 2013. Analisis biaya volume laba sebagai alat bantu perencaaan
laba Pt. Bangun Wenang Beverages Company. Jurnal EMBA 1(3) ::
181-188.
Suwarni. 2009. “Marketing Mix Strategi dalam Rangka Meningkatkan Volume
Penjualan”. Jurnal Ekonomi Bisnis 1.
Verawati, E. 2014. Penerapan Metode CVP (Cost-Volume-Profit) Sebagai Alat
Bantu Analisis Perencanaan Laba Dalam Mencapai Target Perusahaan
Pada UKM Vinito Bronis. Skripsi. Universitas Dian Nuswantoro.
Wati, D. S. 2011. Analysis Cost Volume Profit To Home Industry Melati Muffins.
Gunadarma University : Jakarta.
Weygant, K. K. 2005. Accounting Principle : Fifth Edition. New York : McGraw
Hill Inc.
Widiantini, L. 2014. Analisis cost volume profit (CVP) sebagai alat bantu
perencanaan laba pada hotel sunari singaraja tahun 2013. Jurnal
Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja 4 (1).
Wiharjo, N. 2011. Analisis Hubungan Cost Volume Profit untuk Perencanaan
Laba pada Hotel Losari Beach. Skripsi. Universitas Hasanuddin
Makasar.
29
Lampiran 1
DATA LENGKAP PERUSAHAAN
NAMA PERUSAHAAN UKM Singkong D-9
PEMILIK Bapak Hardadi
ALAMAT Jalan Argowiyoto 8A Ledok, Argomulya ABC, Salatiga
NO TELP 6285740014832
TANGGAL BERDIRI 25-Feb-09
JENIS PRODUK
singkong mentah, singkong goreng rasa original,
singkong goreng rasa cokelat/keju, dan singkong goreng
rasa keju dan cokelat
SERTIFIKAT Dep Kes. RI.P.IRT.NO : 315337301357
MUI no 15120012601114
30
Lampiran 2
Pemisahan Biaya Variabel
Nama Total Biaya Mentah Original Keju/Cokelat Keju dan Cokelat
Biaya Perlengkapan Rp 171.300 Rp 42.825 Rp 42.825 Rp 42.825 Rp 42.825
Biaya Gas Rp 293.010.518 Rp 41.858.645 Rp 83.717.291 Rp 83.717.291 Rp 83.717.291
Biaya Minyak Rp 175.909.091 Rp - Rp 58.636.364 Rp 58.636.364 Rp 58.636.364
Biaya Cokelat, Keju, dan Susu Rp 175.909.091 Rp - Rp - Rp 58.636.364 Rp 117.272.726
Biaya Kardus, sendok, plastik Rp 1.010.000.000 Rp 144.285.713 Rp 288.571.429 Rp 288.571.429 Rp 288.571.429
Biaya Bahan Baku Rp 684.000.000 Rp 273.600.000 Rp 136.800.000 Rp 136.800.000 Rp 136.800.000
Biaya Plastik Rp 66.200.000 Rp 66.200.000 Rp - Rp - Rp -
Total Rp 2.405.200.000 Rp 525.987.183 Rp 567.767.909 Rp 626.404.273 Rp 685.040.635
harga satuan
kardus Rp 100
sendok Rp 50
plastik Rp 75
31
Lampiran 3
Pemisahan Biaya Tetap langsung
Biaya Total Biaya Mentah Original Keju/Cokelat Keju dan Coklat
Biaya Air (Galon) Rp 10.500.000 Rp 2.625.000 Rp 2.625.000 Rp 2.625.000 Rp 2.625.000
Biaya Listrik Rp 14.700.000 Rp 5.880.000 Rp 2.940.000 Rp 2.940.000 Rp 2.940.000
Karyawan Langsung Rp 178.500.000 Rp 71.400.000 Rp 35.700.000 Rp 35.700.000 Rp 35.700.000
Biaya Pulsa Rp 21.000.000 Rp 5.250.000 Rp 5.250.000 Rp 5.250.000 Rp 5.250.000
Biaya Bensin Rp 21.000.000 Rp 5.250.000 Rp 5.250.000 Rp 5.250.000 Rp 5.250.000
Total Biaya Rp 245.700.000 Rp 90.405.000 Rp 51.765.000 Rp 51.765.000 Rp 51.765.000
32
Lampiran 4
Daftar Biaya Tetap Langsung per Bulan
Biaya Listrik Rp 1.500.000
Biaya Air (galon) Rp 2.100.000
Gaji Karyawan Langsung Rp 25.500.000
Biaya Bensin Rp 3.000.000
Biaya Telepon Rp 3.000.000
Total Biaya Tetap/Bulan Rp 35.100.000
Daftar Biaya Tetap Umum per Bulan
beban depresiasi Rp 5.835.938
karyawan tetap Rp 21.000.000
total biaya tetap umum Rp 26.835.938
33
Lampiran 5
(Proses Pengupasan)
(Proses Pemotongan)
34
(Proses Pengepakan Singkong Mentah)
(Proses Penggorengan)
35
(Proses Pengepakan Singkong Goreng)
36
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Marshal Satya Anandrata
NIM : 232012005
Alamat Asal : Ngampon, RT 4 / RW IV, Mojosongo,
Surakarta, Jawa Tengah
Judul Skripsi : ANALISIS CVP (COST VOLUME
PROFIT) SEBAGAI ALAT BANTU
PERENCANAAN LABA PADA UKM
SINGKONG D-9
Riwayat Pendidikan : SD Pangudi Luhur Surakarta Lulus tahun
2006
SMP Bintang Laut Surakarta Lulus tahun
2009
SMA Regina Pacis Surakarta Lulus tahun
2012
Fakultas Ekonomi UKSW Salatiga, Lulus
Tahun 2015
Riwayat Kursus : Seminar “NASSA”, tanggal 11-12 Maret
2014 Penyelenggara FEB UKSW, tempat di
BU UKSW.
Seminar “Sosialisasi Surat Utang Negara”
tanggal 23 Mei 2013 Penyelenggara FEB
UKSW, tempat di BU UKSW.
Seminar “Dare to be Creative” tanggal
27 Februari 2015 Penyelenggara FEB
UKSW, tempat di BU UKSW.
37
Seminar “Emerging Risk in Information
System From the Audit Perspective” tanggal
14 Juni 2013 Penyelenggara FEB UKSW,
tempat di BU UKSW.
Seminar “Find Your Passion and
Inspiration” tanggal 26 Maret 2014
Penyelenggara FEB UKSW, tempat di BU
UKSW.
Seminar “Winning Enterpreneur Through
Learning Culture” tanggal 5 Desember 2014
Penyelenggara FEB UKSW, tempat di BU
UKSW.
Pelatihan “Soft Skill FEB 2012”, tanggal
13 Oktober, 10 & 24 Nopember, 1
Desember 2012, Penyelenggara FEB
UKSW, tempat UKSW.
Pelatihan “Leadership Outbond
Training”, tanggal 12-13 Januari 2013,
Penyelenggara FEB UKSW, tempat Java
Muncul.
Pelatihan “LMKM”, 2013/2014,
Penyelenggara UKSW, tempat Java Muncul.
Panitia seminar “Hypno Selling” 15
Januari 2014, Penyelenggara FEB UKSW,
tempat di BU UKSW.