analisis bauran pemasaran terhadap omzet penjualan pada …
TRANSCRIPT
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN
PADA PT. GAUDI DWI LARAS CABANG PALEMBANG
Penulis
Rusma Rizal1, Romidon Hidayat2, Ica Handika3
Program Studi Administrasi Niaga, Politeknik Anika Palembang
email : [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi omzet penjual PT. Gaudi Dwi Laras, baik faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern ini terdiri dari beberapa indikator kualitas barang, persediaan
bahan baku, teknologi. Faktor ekstern yang terdiri dari beberapa indikator selera
konsumen, barang pengganti (subsitusi), persaigan, dan pemasok. Responden adalah
konsumen, dengan metode analisa data menggunakan tabulasi dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian Faktor yang paling mempengaruhi penyebab penurunan omzet
penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras adalah faktor ektern yang terdiri beberapa
indikator selera konsumen (27,29%), barang pengganti (27,75%), persainga (23,29%),
pemasok (21,86%), Jika dibandingkan dengan faktor intern dengan indikator kualitas
barang (34,73%), persediaan bahan baku (52,22%), teknolgi (13,05%). Berdasarkan
analisa data disimpulkan secara keseluran faktor penyebab penurunan omzet penjualan
pada PT. Gaudi Dwi adalah faktor eksternal.
Kata kunci : Bauran pemasara, Faktor interna dan Eksternal, Omzet Penjualan
1. PENDAHULUAN
Dalam persaingan yang ketat
seperti ini, keberhasilan perusahaan
banyak ditentukan oleh ketepatan
perusahaan dalam memanfaatkan
peluang dan mengidentifikasi kegiatan-
kegiatan individu dalam usahanya
mendapatkan dan menggunakan barang
ataupun jasa. Banyak perusahaan yang
berusaha memenangkan persaingan
dengan cara memanfaatkan peluang
bisnis yang ada dengan menerapkan
strategi pemasaran yang tepat dalam
rangka menguasai pasar. Perusahaan
akan berusaha menguasai pasar dengan
berbagai strategi pemasaran dan juga
pelayanannya dengan tujuan akhir
mendapatkan laba maksimal dengan
tingkat efisiensi kinerja secara optimal.
Menurut Philip
Kolter (2002:l9) Pemasaran adalah
suatu proses sosial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Kotler dan
Amstrong( 2001:346) produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan
78
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
kepasar untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan pembeli. Jadi perusahaan
dengan produk paling baik akan
tumbuh dengan pesat. Dalam jangka
panjang perusahaan tersebut akan lebih
berhasil dari perusahaan saingan yang
lain.
Dalam industri fashion merupakan
hal terpenting bagi setiap orang
terutama kaum hawa,salah satu
perusahaan industri fashion yang
berkembang pesat adalah perusahaan
PT Gaudi Dwi Laras Gaudi merupakan
salah satu industri produk fashion yang
segmentasi pasarnya adalah kaum hawa.
Oleh karena itu perusahaan berinteraksi
langsung ke customer namun melalui
pelayanan yang diberikan oleh
frontiliner, produk yang dibeli serta
digunakan oleh customer. Perusahaan
dan frontiliner merupakan kesatuan
yang memiliki tanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan customer di
bidang fashion. Fontiliner adalah
bagian dari perusahaan yang akan
memelihara dan menjaga aset utama
perusahaan, yaitu customer Gaudi
memiliki 25 cabang di Indonesia, salah
satunya adalah cabang Palembang. PT.
Gaudi Dwi Larascabang Palembang
berdiri pada tahun 2014, dengan
memiliki jumlah karyawan 6 orang
terdiri dari SS (supervisor), ASS
(assisten super supervisor) dan 4 orang
CSA (costumer service associate).
PT. Gaudi Dwi Laras bergerak di
bidang fashion dengan menjual produk
seperti top-thisrt,top-blouse shirt, mini
dress, pant, bag, belt, dan shall. Gaudi
menawarkan produk fashion untuk
segmen remaja, dewasa maupun orang
tua. Produk yang dijual juga bermacam-
macam bentuk atau gaya yang lagi
trendy sekarang ini, harga yang kami
tawarkan cukup relatif terjangkau
dengan kisaran harga Rp 200.000
hingga Rp 400.000, bahan yang kita
gunakan juga berkualitas baik. Brand
Gaudi juga tidak kalah sama brand
lainnya kami perusahaan yang
mempunyai cabang yang cukup
banyak.
Banyaknya brand lain dengan
bahan hampir rata-rata sama, maka
mengakibatkan banyak sekali
persaingan antar produk. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil omzet penjualan
pada produk fashion pada PT. Gaudi
Dwi Laras Cabang Palembang tahun
2014-2016 rata-rata mengalami
penghasilan yang berbeda-beda
diantaranya: tahun 2014 sebesarRp
1.789.920.900 dengan target Rp
2.530.000.000 tahun 2015 sebesar Rp
2.581.675.600 dengan target Rp
4.469.000.000 tahun 2016 sebesar Rp
2.631.523.200 dengan target Rp
3.945.000.000 atau dapat dilihat dari
tabel 1 di bawah ini :
Grafik Omset Pendapatan
Sumber : PT. Gaudi Dwi Laras
Cabang Palembang
Berdasarkan grafik di atas dapat
dilihat adanya naik turun (fluktuatif)
omzet penjualan yang disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti faktor yang dari
dalam (internal) maupun faktor dari luar
(eksternal), Nitisemito (2008:929).
Faktor dari dalam yaitu kurangnya
komunikasi yang baik, cenderung tidak
komunikatif, kurang inisiatif.
Sedangkan faktor dari luar yang tidak
0
100000000
200000000
300000000
400000000
500000000
600000000
Tahun2014
Tahun2015
Tahun2016
79
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
mencapai target yang telah ditentukan
seperti: Promo brand luar selalu
continue, keterbatasan media promo,
dan minimnya pengunjung mall. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai factor-
faktor yang menyebabkan terjadi naik
turunnya omzet penjualan pada PT
Gaudi Dwi Laras Cabang Palembang
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Produk
Menurut William J. Stanton
(2005:223) mendefinisikan produk
sebagai berikut : “Produk sebagai
sekumpulan atribut nyata (Tangible)
dan tidak nyata (Intangible) didalamnya
sudah mencakup warna, harga,
kemasan, prestise pabrik, prestise
pengecer, dan pelayanan dari pabrik
serta pengecer yang mungkin diterima
oleh pembeli sebagai suatu yang bisa
memuaskan keinginannya”. Menurut
Kotler & Amstrong (2002:508)
berpendapat bahwa “Produk adalah apa
saja yang dapat ditawarkan ke pasar,
untuk diperhatikan diperoleh,
digunakan, atau dikonsumsi sehingga
dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan“.
Dari pengertian di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa produk
adalah sekumpulan atribut yang dapat
ditawarkan ke pasar, untuk diperhatikan
diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi
sehingga dapat memenuhi keinginan
atau kebutuhan.
2.2 Bauran Pemasaran
Menurut William J. Stanton
(2003:16) menyebutkan bahwa
Marketing Mix (bauran pemasaran)
adalah istilah yang dipakai dalam
melukiskan kombinasi dari keempat
masukan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan. Keempat
elemen tersebut adalah penawaran
produk, struktur harga, kegiatan
promosi dan sistem distribusi.
Dalam pengertian lain, menurut
Marius P. Angiopora (2002:25)
mengemukakan bahwa Marketing Mix
(bauran pemasaran) adalah perangkat
variabel-variabel pemasaran terkontrol
yang digabungkan perusahaan untuk
menghasilkan tanggapan yang
diinginkan dalam pasar sasaran (target
market).
Menurut Kotler dan Armstrong
(2008:234) “marketing mix is the set of
controllable, tactical marketing tools
that the firm blends to produce the
response it wants in the target market”.
Marketing mix meliputi item alat
pemasaran, yaitu product, price,
promotion, dan place (4P). Marketing
Mix tersebut digunakan oleh pemasar
agar produknya dapat memasuki pasar
sasaran atau target market. Item bauran
pemasaran meliputi:
a. Product yaitu terdiri dari keragaman
produk, kualitas, desain, ciri, nama
merk, kemasan, ukuran, pelayanan,
garansi (jaminan), dan imbalan
b. Price yaitu terdiri dari harga, rabat
(diskon), potongan harga khusus,
periode pembayaran, dan syarat
kredit.
c. Promotion yaitu terdiri dari promosi
penjualan, periklanan, tenaga
penjualan, pubic relation (PR), dan
pemasaran langsung.
d. Place yaitu terdiri dari saluran
pemasaran, cakupan pasar,
pengelompokan, lokasi, persediaan,
dan transportasi
Menurut Fandy Tjiptono
(2005:45) bauran pemasaran adalah
seperangkat alat yang digunakan
pemasar untuk membentuk karakteristik
jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.
Menurut Swasta dan Irawan
(2005:55) pengertian bauran pemasaran
adalah kombinasi dari empat variabel
80
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan, yakni
produk, struktur harga, kegiatan
promosi, dan sistem distribusi. Dari
berbagai definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa marketing mix
adalah kombinasi dari 4P, yaitu product
price, promotion, dan place yang
digunakan oleh perusahaan untuk
memasarkan produknya.
Dari beberapa pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa Marketing
Mix merupakan sekumpulan variabel-
variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan dan dipergunakan oleh
perusahaan dalam pencapaian sasaran
dari tujuan perusahaannya, melalui
pemanfaatan kombinasi dari variabel-
variabel seperti harga, produk, promosi,
dan tempat (saluran distribusi),
diharapkan agar kinerja penjualan dapat
meningkat sehingga mampu bersaing
dengan para pesaing.
a) Produk
Menurut (Kotler & Amstrong,
2002:11) produk adalah segala sesuatu
yang dapat ditawarkan kepasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Secara konseptual produk adalah
pemahaman subyektif dari produsen
atas sesuatu yang biasa ditawarkan
sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan
kebutuhan dan kegiatan konsumen,
sesuai dengan kompetensi dan kapasitas
organisasi serta daya beli pasar. Selain
itu produk dapat pula didefinisikan
sebagai persepsi konsumen yang
dijabarkan oleh produsen melalui hasil
produksinya. Produk dipandang penting
oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
Menurut Garvin (dalam Tjiptono,
2005:66), indikator yang digunakan
untuk mengukur kualitas produk, yaitu:
1) Kinerja, yaitu karakteristik operasi
pokok dari produk inti (core product)
yang dibeli. 2) Fitur yang meliputi
karakterisik sekunder yang melengkapi
fungsi dasar produk. 3) Reliabilitas
yaitu kemungkinan kecil mengalami
kerusakan atau gagal produk. 4)
Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu
sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. 5) Daya tahan
yaitu berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan. 6) Serviceabilty yang
meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, kemudahan direparasi,
serta penanganan keluhan secara
memuaskan. 7) Keindahan yaitu daya
tarik produk terhadap panca indera. 8)
Kualitas yang dipersepsikan yaitu citra
dan reputasi produk serta tanggung
jawab perusahaan terhadapnya.
b) Promosi
Menurut Lamb, dkk (2001:28),
promosi adalah komunikasi oleh
pemasar yang menginformasikan, dan
mengingatkan calon pembeli mengenai
sebuah produk untuk mempengaruhi
suatu pendapat atau memperoleh suatu
respon. Fungsi utama dari suatu strategi
promosi para pemasar adalah untuk
meyakinkan target pelanggan bahwa
barang dan jasa yang ditawarkan
tersebut memiliki keunggulan yang
berbeda dibandingkan pesaing.
Menurut Basu Swasta dan Irawan
(2005:55) promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang
atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam
pemasaran.
Tujuan utama promosi adalah
menginformasikan, mempengaruhi, dan
membujuk serta mengingatkan
pelanggan sasaran tentang pemasaran
dan bauran pemasaran. Dengan
memperhatikan hal diatas maka
dibutuhkan persiapan ataupun sarana
promosi agar apa yang diinginkan
81
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
perusahaan dapat memenuhi sasaran
dan efisien. Sarana promosi dapat
berupa :
1. Iklan
Semua bentuk penyajian non
personal, promosi ide-ide, promosi
barang produk atau jasa yang
dilakukan oleh sponsor tertentu yang
dibayar.
2. Promosi Penjualan
Kegiatan pemasaran yang
mendorong pembelian konsumen dan
efektivitas pengecer. Kegiatan-
kegiatan tersebut antara lain :
peragaan, pertunjukkan dan pameran,
demonstrasi.
3. Publisitas
Pendorong permintaan secara non
pribadi untuk suatu produk, jasa atau
ide dengan menggunakan berita
komersial di dalam media massa dan
sponsor tidak dibebani sejumlah
bayaran secara langsung.
4. Personal selling
Presentasi lisan dalam suatu
pembicaran dengan satu atau
beberapa pembeli dengan tujuan
untuk menciptakan penjualan.
Menurut Kolter dan Amstrong
(2001:12) mengatakan bahwa
personal selling adalah presentasi
pribadi oleh para wiraniaga (tenaga
penjual) perusahaan dalam rangka
mensukseskan penjualan dan
membangun hubungan dengan
pelanggan.
c) Harga
Harga memiliki peranan utama
dalam proses pengambilan keputusan
para pembeli (Tjiptono, 2003:23), yaitu
:1) peranan alokasi harga, yaitu fungsi
harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh
manfaat atau utilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya. 2)
Peranan informasi dari harga, yaitu
fungsi harga dalam membidik
konsumen mengenai faktor-faktor
produk, seperti kualitas. Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi
dimana pembeli mengalami kesulitan
untuk menilai faktor produk atau
manfaatnya secara objektif. Persepsi
yang sering muncul adalah bahwa harga
yang mahal mencerminkan kualitas
yang tinggi sehingga konsumen menilai
harga yang ditetapkan sesuai dengan
kualitas produk maupun jasa yang
ditetapkan.
Menurut Fandy Tjiptono
(2003:23) mengemukakan harga sering
kali digunakan sebagai indikator nilai,
dimana indikator tersebut dihubungkan
dengan manfaat yang dirasakan atas
suatu barang atau jasa.
d) Tempat
Menurut Lamb (2001:28),
pemilihan lokasi yang baik, merupakan
keputusan yang sangat penting.
Pertama, karena keputusan lokasi
mempunyai dampak yang permanen
dan jangka panjang, apakah lokasi
tersebut telah dibeli atau hanya disewa.
Kedua, lokasi akan mempengruhi
pertumbuhan usaha di masa mendatang.
Lokasi yang dipilih haruslah mampu
mengalami pertumbuhan ekonomi
sehingga usahanya dapat bertahan. Dan
yang terakhir, apabila nilai lokasi
memburuk akibat perubahan lingkungan
yang dapat terjadi setiap waktu,
mungkin saja usaha tersebut harus
dipindahkan atau ditutup. Lokasi adalah
tempat dimana sesuatu berada.
Menurut Lupiyoadi (2001:29)
lokasi merupakan keputusan yang
dibuat perusahaan berkaitan dengan
dimana operasi dan stafnya akan
ditempatkan, dan lokasi merupakan
gabungan antara lokasi dan keputusan
atas saluran distribusi, dalam hal ini
berhubungan dengan cara penyampaian
jasa kepada konsumen dan dimana
lokasi yang strategi.
Lokasi berarti berhubungan
dengan di mana perusahaan harus
82
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
bermarkas dan melakukan operasi.
Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi
yang mempengaruhi lokasi, yaitu :
a. Konsumen mendatangi pemberi jasa
(perusahaan) apabila keadaanya
seperti ini maka lokasi menjadi
sangat penting, perusahaan
sebaiknya memilih tempat dekat
dengan konsumen sehingga mudah
dijangkau, dengan kata lain harus
strategis.
b. Pemberi jasa mendatangi konsumen
Dalam hal ini lokasi tidak terlalu
penting tetapi yang harus
diperhatikan adalah penyampaian
jasa harus tetap berkualitas.
c. Pemberi jasa dan konsumen tidak
bertemu secara langsung
Berarti service provider dan
konsumen berinteraksi melalui
sarana tertentu seperti telepon,
komputer atau surat. Dalam hal ini
lokasi menjadi sangat tidak penting
selama komunikasi antara kedua
belah pihak dapat terlaksana.
Menurut Tjiptono (2003:24)
dalam memilih lokasi
untukmenjalankan suatu usaha, para
pengusaha/pelaku usaha perlu
mempertimbangkan beberapa faktor,
diantaranya :
1. Akses yaitu kemudahan untuk
menjangkau
2. Visibilitas yaitu kemudahan untuk
dilihat
3. Lalu lintas, ada 2 hal yang perlu
diperhatikan yaitu banyaknya orang
yang lalu lalang bisa memberikan
peluang yang besar tejadinya impuls
buying dan kepadatan serta
kemacetan bisa menjadi hambatan
4. Tempat parkir yang luas dan aman
5. Ekspansi yaitu tersedia tempat yang
luas untuk perluasan di kemudian
hari.
6. Lingkungan yaitu daerah sekitar
yang mendukung jasa yang
ditawarkan
7. Persaingan yaitu lokasi dengan
pesaing sejenis
8. Peraturan pemerintah.
2.3 Pengertian Penjualan
Menurut Marom (2002:28)
Penjualan adalah penjualan barang
dagangan sebagai usaha pokok
perusahaan yang biasanya dilakukan
secara teratur. Menurut Simamora
(2002:24) menyatakan, penjualan
adalah pendapatan lazim dalam
perusahaan dan merupakan jumlah
kotor yang dibebankan kepada
pelanggan atas barang dan jasa.
Berdasarkan definisi tersebut di
atas, dapat disimpulkan bahwa
penjualan adalah persetujuan kedua
belah pihak antara penjual dan pembeli,
dimana penjual menawarkan suatu
produk dengan harapan pembeli dapat
menyerahkan sejumlah uang sebagai
alat ukur produk tersebut sebesar harga
jual yang telah disepakati.
2.4 Unsur- unsur penunjang
penjualan
Menurut Tjiptono (1997: 224-230),
unsur-unsur penunjang penjualan terdiri
dari beberapa macam diantaranya:
1. Personal selling
Personal selling dalam penjualan
adalah alat komunikasi langsung
(tatap muka) antara calon pelanggan
untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan
membentuk pemahaman pelanggan
tehadap produk, sehingga mereka
kemudian akan mencoba
membelinya, sifat- sifatnya adalah:
(1) Personal confrontatio, yaitu
adanya hubungan yang hidup,
langsung dan interaktif antara dua
orang atau lebih, (2) Cultivation,
yaitu sifat yang memungkinkan
berkembangnya segala macam
hubungan, mulai sekedar hubungan
jual beli sampai dengan suatu
83
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
hubungan yang saling akrab, (3)
Response, yaitu situasi seolah-olah
mengharuskan pelanggan untuk
mendengar, memperhatikan dan
menanggapi.
2. Mass selling
Mass selling merupakan pendekatan
yang menggunakan media
komunikasi untuk menyampaikan
informasi kepada orang-orang dalam
satu waktu. Metode ini memang
tidak fleksibel personal selling
namun merupakan alternatif yang
lebih murah untuk menyampaikan
informasi ke orang-orang (pasar
sasaran) yang jumlahnya sangat
banyak tersebar luas.
3. Periklanan
Iklan merupakan salah satu bentuk
promosi yang paling banyak
digunakan perusahaan dalam
mempromosikan produknya. Iklan
adalah bentuk komunikasi tidak
langsung yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau
keuntungan suatu produk, yang
disusun sedemikian rupa sehingga
menimbulkan rasa menyenangkan
yang akan mengubah pikiran
seseorang untuk pembelian. Dan
iklan mempunyai empat fungsi
utama yaitu: menginformasikan
orang-orang mengetahui seluk beluk
produk (informative), mempengaruhi
orang-orang untuk membeli
(persuading), dan menyegarkan
informasi yang telah diterima
orangorang (remin-ding), serta
menciptakan suasana yang
menyenangkan sewaktu orang-orang
menerima dan mencerna informasi
(entertainment).
4. Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian
dan menyebar ide. Barang dan jasa
secara non personal, yang mana
orang atau organisasi yang
diuntungkan tidak membayar untuk
itu. Publisitas merupakan
pemanfaatan nilai-nilai berita yang
terkandung dalam suatu produk
untuk membentuk citra produk yang
bersangkutan.
5. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk
persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai intensif yang
dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera
atau meningkatkan jumlah barang
yang dibeli pelanggan. Secara umum
tujuan-tujuannya tersebut dapat
digenaralisasikan menjadi:
a. Meningkatkan permintaan dari
para pemakai industrial atau
konsumen akhir.
b. Meningkatkan kinerja pemasaran
perantara.
c. Mendukung dan
mengkoordinasikan kegiatan
personal selling dan iklan.
6. Public Relations
Public relation merupakan upaya
komunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi
persepsi, opini, keyakinan, dan sikap
berbagai kelompok terhadap
perusahaan tersebut. Kelompok-
kelompok yang dimaksud itu adalah
mereka yang terlibat, mempunyai
kepentingan, dan dapat
mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Kelompok-kelompok
tersebut bisa terdiri atas karyawan
dan keluarga, pemegang saham,
pelanggan, orang-orang yang tinggal
sekitar organisasi, pemasok,
parantara, pemerintah, serta media
massa.
7. Direct marketing
Directing marketing adalah sistem
pemasaran yang bersifat interaktif,
yang memanfaatkan satu atau
beberapa media iklan untuk
menimbulkan respon yang diukur
84
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
atau transaksi disembarang lokasi.
Dalam direct marketing, komunikasi
promosi ditujukan langsung kepada
konsumen individual, dengan tujuan
agar pesan-pesan tersebut ditanggapi
konsumen yang bersangkutan, baik
melalui telepon, pos atau datang
langsung ketempat pemasaran.
2.5 Omzet Penjualan
Menurut Chaniago (2002:45)
memberikan pendapat tentang omzet
penjualan adalah keseluruhan jumlah
pendapatan yang didapat dari hasil
penjulan suatu barang atau jasa dalam
kurun waktu tertentu.
Menurut Swastha (2005:34)
memberikan pengertian omzet
penjualan adalah akumulasi dari
kegiatan penjualan suatu produk
barang-barang dan jasa yang dihitung
secara keseluruhan selama kurun waktu
tertentu secara terus menerus atau
dalam satu proses akuntansi.
Dari Definisi tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa omzet penjualan
adalah keseluruhan jumlah penjualan
barang atau jasa dalam kurun waktu
tertentu, yang dihitung berdasarkan
jumlah uang yang diperoleh dan
berdasarkan volume. Seorang pengelola
usaha dituntut untuk selalu
meningkatkan omzet penjualan dari hari
kehari, dari minggu ke minggu, dari
bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun
2.6 Faktor- Faktor Penyebab
Penurunan Omzet Penjualan
Pertumbuhan usaha dari masing-
masing masyarakat tidak selalu sama
karena adanya perbedaan faktor yang
mendasari, misalnya faktor ekonomi,
sosial, politik, kultural maupun sejarah.
Lingkungan mayarakat yang sedang
berkembang, sektor usaha sering
menghadapi situasi rumit karena
banyaknya keterbatasan dan hambatan
untuk tumbuh sesuai kondisi tradisional
yang sering dialami masyarakat pada
umumnya yang sedang berkembang
(As’ad, 2000: 148).
Banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu bisnis yang ada
disekitar bisnis tersebut yaitu yang
disebut lingkungan usaha, diantaranya
faktor internal terdiri dari: tenaga kerja,
peralatan dan mesin-mesin, permodalan,
bahan baku, sistem informasi dan
administrasi, dan faktor eksternal terdiri
dari: keadaan alam, perekonomian,
pendidikan dan teknologi, sosial dan
budaya, pemasok, pelanggan, pesaing
(Rachmawati, 2009: 11). Swastha
(2005:121) mengemukakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya omzet dibagi menjadi dua
faktor yaitu:
(1) Faktor internal (faktor yang
dikendalikan oleh pihak-pihak
perusahaan) diantaranya:
kemampuan perusahaan untuk
mengelola produk yang akan
dipasarkan, kebijaksanaan harga
dan promosi yang digariskan
perusahaan serta kebijaksanaan
untuk memilih perantara yang
digunakan.
(2) Faktor eksternal (faktor yang tidak
dapat dikendalikan oleh pihak
perusahaan) diantaranya:
perkembangan ekonomi dan
perdagangan baik nasional maupun
internasional, kebijakan pemerintah
di bidang ekonomi, perdagangan
dan moneter dan suasana
persaingan pasar.
Menurut Nitisemito (2008:196)
mengemukakan bahwa faktor penyebab
turunnya omzet penjualan meliputi dua
faktor yaitu:
(1) Fakor intern (turunnya omzet
penjualan dapat terjadi karena
kesalahan perusahaan itu sendiri)
yang dibagi kedalam beberapa
bagian antara lain: kualitas produk
turun, service yang diberikan
85
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
bertambah jelek, sering kosongnya
persediaan barang, penurunan
komisi penjualan yang diberikan,
pengetatan terhadap piutang yang
diberikan, turunnya kegiatan
salesmen, penurunan kegiatan sales
promotion dan penetapan harga jual
yang tinggi.
(2) Faktor ekstern (turunnya omzet
penjualan dapat terjadi diluar
kekuasaan perusahaan itu sendiri)
yang dibagi kedalam beberapa
bagian: perubahan selera
konsumen, munculnya saingan
baru, munculnya barang pengganti,
pengaruh faktor psycologis,
perubahan atau tindakan baru
dalam kebijaksanaan pemerintah,
adanya tindakan dari pesaing.
Menurut Forsyth (2003:24)
mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi turunnya penjualan
meliputi: (1) faktor internal yaitu sebab
yang terjadi karena perusahaan itu
sendiri yang meliputi penurunan
promosi penjualan, penurunan komisi
penjualan, turunnya kegiatan salesman,
turunnya jumlah saluran distribusi,
pengetatan terhadap piutang yang
diberikan, (2) faktor eksternal yaitu
sebab yang terjadi karena pihak lain
yang meliputi perubahan kebijakan
pemerintah, bencana alam, perubahan
pola konsumen, munculnya saingan
baru, munculnya pengganti.
Pemaparan faktor-faktor yang
menyebabkan penurunan omzet
penjualan di atas, dapat disimpulkan
secara garis besar faktor-faktor tersebut
dapat dimasukkan sebagai indikator
penyebab penurunan omzet penjualan
sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Menurut Nitisemito (2008:196)
menyatakan, faktor intern adalah
faktor-faktor yang timbul karena
pengaruh rangsangan dari dalam.
Faktor-faktor intern penyebab
penurunan omzet penjualan antara
lain: kualitas barang, persediaan
bahan baku, teknologi.
a. Kualitas Barang
Menurut Widjaja (2000:1-3)
mengemukakan, kualitas adalah
kesesuaian atau kecocokan dengan
spesifikasi dan standar yang
berlaku ataupun dapat memuaskan
keinginan, kebutuhan dan
pengharapan pelanggan dengan
biaya yang kompetitif. Kualitas
produk adalah krusial untuk
memenangkan peperangan dan
hanya terjamin apabila departemen
inspeksi dapat mengendalikan
proses produksi.
b. Persediaan Bahan Baku
Menurut Sofjan Assauri
(2004:169) menyatakan,
persediaan adalah suatu aktiva
yang meliputi barang-barang
milik perusahaan dengan maksud
untuk dijual dalam satu periode
usaha yang normal atau
persediaan barang baku yang
menunggu penggunaannya dalam
suatu proses produksi.
Menurut Rangkuti (2004:1)
menyatakan, persediaan adalah suatu
aktiva yang meliputi barang-barang
milik perusahaan dengan maksud untuk
dijual dalam suatu periode usaha
tertentu, atau persediaan barang-barang
yang masih dalam pengerjaan atau
proses produksi, ataupun persediaan
bahan baku yang menunggu
penggunaannya pada suatu proses
produksi.
Menurut Masiyal Kholmi
(2003:29) Bahan baku merupakan
bahan yang membentuk bagian besar
produk jadi, bahan baku yang diolah
dalam perusahaan manufaktur dapat
diperoleh dari pembelian lokal, impor
atau hasil pengolahan sendiri
86
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
a. Bahan baku tak langsung (Indirect
material) Bahan baku tak langsung
adalah bahan baku yang ikut
berperanan dalam proses produksi,
tetapi tidak secara langsung tampak
pada barang jadi yang dihasilkan.
Seandainya barang jadi yang
dihasilkan adalah aksesoris monel
maka lembaran-lembaran logam dan
nikel merupakan bahan baku
langsung, sedangkan gergaji andang
dan alat pemoles merupakan bahan
mentah tak langsung.
b. Teknologi
Teknologi adalah kemampuan teknik
yang berlandaskanpengetahuan ilmu
eksakta yang berlandaskan proses
teknik. Teknologi dapat
diklasifikasikan berdasrkan jenisnya
antara lain:
1. Teknologi modern
Suatu jenis teknologi mutakhir
yang dikembangkan dari hasil
penerapan ilmu pengetahuan
terbaru. Ciri-ciri teknologi
modern ini adalah padat modal,
didukung fasilitas riset dan
pengembangan, biaya perawatan
tinggi, keterampilan operatornya
tinggi, dan masyarakat
penggunaanya ilmiah. Contohnya:
komputer, laser, telegrafik.
2. Teknologi semi modern
Suatu jenis teknologi yang dapat
dikembangkan dan didukung
masyarakat yang lebih sederhana
dan dapat digunakan dengan biaya
dan kegunaan yang paling
menguntungkan. Ciri teknologi
madya adalah tidak memerlukan
modal yang tidak terlalu besar dan
tidak memerlukan pengetahuan
baru. Penerapan teknologi ini
bersifat setengah padat modal dan
padat karya, unsur-unsur yang
mendukung industrinya biasanya
dapat diperoleh di dalam negeri
dan keterampilannya tidak terlalu
tinggi.
3. Teknologi tradisional
Teknologi ini dicirikan dengan
skala modal kecil, peralatan yang
digunakan sederhana, dan
pelaksanaannya bersifat padat
karya. Biasanya dilakukan
dinegara berkembang, karena
dapat membantu perekonomian di
pedesaan, mengurangi urbanisasi,
dan menciptakan tradisi teknologi
dari tingkat yang paling
sederhana.
2. Faktor eksternal
Menurut Nitisemito (2008:9-29)
mengemukakan faktor ekstern adalah
faktor-faktor yang timbul karena
pengaruh rangsangan dari luar.
Faktor-faktor ekstern penyebab
penurunan omzet penjualan antara
lain:
a. Selera Konsumen
Dalam manajemen pemasaran,
konsumen sering diartikan dengan
pelanggan, pasar, permintaan,
permintaan pasar, pembeli dan
sebagainya. Selain itu konsumen
juga dapat diasumsikan mudah
tertarik dengan sesuatu yang baru
atau berbeda dari apa yang biasa
dilihatnya sehari-hari. Sedangkan
selera diartikan sebagai minat atau
keinginan, sehingga selera
konsumen dapat diartikan sebagai
minat atau keinginan konsumen
untuk membeli suatu produk,
dalam rangka memenuhi
kebutuhannya.
b. Barang Pengganti (Substitusi)
Barang pengganti adalah barang
yang dapat berperan sebagai
pengganti barang lain.
c. Persaingan
Menjalankan suatu usaha tidak
akan lepas dari yang namanya
persaingan, karena persaingan
87
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
sudah menjadi bagian di dalam
pelaksanaan perekonomian yang
khususnya dalam melakukan
pemasaran, sehingga menjadi hal
yang yang mau tidak mau harus
dilakukan dalam mejalankan
usaha perusahaan. Persaingan
adalah keadaan dimana
perusahaan pada pasar produk
atau jasa tertentu akan
memperlihatkan keunggulannya
masing-masing, dengan atau tanpa
terikat peraturan tertentu dalam
rangka meraih pelanggannya
(Kotler & Amstrong, 2002:234).
Persaingan akan terjadi pada
beberapa kelompok pesaing yang
tidak hanya pada produk atau jasa
sejenis, dapat pada produk atau
jasa substitusi maupun persaingan
pada hulu dan hilir. Persaingan
memiliki dampak positif dan
negatif. Dampak positif dari
persaingan adalah pelaku usaha
menekan harga menjadi lebih
rendah dengan cara melakukan
efisiensi dan formula lainnya
supaya pelaku usaha tersebut
dapat menarik lebih banyak
konsumen dibanding pesaingnya,
pelaku usahaselalu berlomba
untuk melakukan inovasi dan
menciptakan produk baru demi
terus menjaga pangsa pasar,
pelaku usaha terus melakukan
pelayanan-pelayanan kepada
konsumen lebih baik dibanding
pesaing-pesaingnya. Dampak
negatif dari persaingan adalah
persaingan memerlukan biaya-
biaya lebih dan kesulitan-
kesulitan tertentu yang tidak ada
dalam sistem monopoli,
persaingan menimbulkan lebih
banyak pengorbanan dengan
keuntungan yang lebih rendah
dibanding dengan monopoli,
maka dari itu banyak pelaku
usaha yang ingin meniadakan
adanya persaingan karena dengan
menghilangkan persaingan
memungkinkan pelaku usaha
untuk mendapatkan keuntungan
yang jauh lebih besar.
d. Pemasok (supplier)
Pemasok adalah perusahaan yang
menyediakan usaha baku, tenaga
kerja, keuangan dan sumber
informasi kepada perusahaan lain,
terdapat hubungan saling
ketergantungan antara pemasok
dan perusahaan. Ketergantungan
perusahaan pada pemasok adalah
pentingnya produk pemasok bagi
perusahaan dan sulitnya mencari
sumber lain sebagai pengganti.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:2)
metode merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu yang digunakan
dalam pengumpulan data. Adapun
metode tersebut adalah sebagai berikut:
a. Riset Lapangan
Penulis melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dalam pengambilan
data pada PT. Gaudi Dwi Laras
Palembang.
b. Studi Pustaka
Dilakukan dengan cara mempelajari
teori-teori literatur dan buku-buku
yang berhubungan dengan objek
penulisan sebagai bahan atau dasar
pemecahan masalah.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224) teknik
pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian
untuk mendapatkan data. Adapun teknik
yang digunakan dalam pengumpulan
data ini adalah: Teknik wawancara
88
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
(Interview, Teknik Pengamatan
(Observasi) dan Kuesioner
3.3 Jenis Data Primer
Data primer menurut Uma Sekaran
(2008:98) adalah data yang mengacu
pada Informasi yang memperoleh dari
tangan pertama oleh peneliti yang
berkaitan dengan variabel minat utuk
tujuan spesifik studi. Sumber data
primer merupakan responden atau
pelanggan yang datang ke Gaudi
dengan jumlah responden 10 orang.
Internet juga dapat menjadi sumber data
primer jika kuesioner disebarkan
melalui internet.
IV. PEMBAHASAN
4.1 Analisa Cara PT. Gaudi Dwi
Laras Dalam Memasarkan
Produknya Untuk Mencapai
Tujuan Perusahaan
Tujuan utama promosi adalah
menginformasikan, mempengaruhi, dan
membujuk serta mengingatkan
pelanggan sasaran tentang pemasaran
dan bauran pemasaran. Dengan
memperhatikan hal diatas maka
dibutuhkan persiapan ataupun sarana
promosi agar apa yang diinginkan
perusahaan dapat memenuhi sasaran
dan efisien. Kegiatan pemasaran dalam
menunjang penjualan pada PT. Gaudi
Dwi Laras terdiri dari beberapa macam
diantaranya:
1. Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian
dan menyebar ide. Barang dan jasa
secara non personal, yang mana
orang atau organisasi yang
diuntungkan tidak membayar untuk
itu. Publisitas merupakan
pemanfaatan nilai-nilai berita yang
terkandung dalam suatu produk
untuk membentuk citra produk yang
bersangkutan. Publisitas bentuk-
bentuk komunikasi tentang
perusahaan, produk, dan merk
pemasar yang tidak membutuhkan
pembayaran. Misalnya, talk show di
TV mempromosikan produk kepada
konsumen, dengan itu tujuan dari
publisitas agar perusahaan tercapai
adalah dengan publisitas, menarik
custumer melihat produk yang kita
jual, sehingga dengan ada daya tarik
yang kita publisitaskan dapat
mengundang untuk customer data ke
toko dan membeliproduk yang kita
jual.
2. Promosi Penjualan
Promosi langsung melalui
penggunaan berbagai intensif yang
dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera
atau meningkatkan jumlah barang
yang dibeli pelanggan. Dengan
tujuan agar perusahaan tercapai
promosi penjualan mempunyai
tujuan antara lain: penampakan,
perhatian, pemahaman, perubahan
sikap, tindakan dengan keuntungan
promosi penjualan agar dapat
meningkatkan barang-barang
menjadi lebih terkenal, dan omzet
penjualan bisa meningkat.
3. Iklan
Mempromosikan mengenai produk,
merk, dan toko agar menarik
konsumen untuk datang dan membeli
dengan tujuan menciptakan
kesadaran pada suatu merek di dalam
benak konsumen. Tanpa brand yang
tinggi akan sulit untuk mendapatkan
mangsa pasar yamg tinggi sehingga
omzet penjualan bisa meningkat.
4. Membership
Gaudi mempunyai pelanggan tetap
dengan itu, Gaudi membuat
membership supaya Gaudi bisa
memberi infomasi kepada costumer
saat lagi ada acara promo dengan
tujuan ada member agar setiap
costumer yang datang dan membeli
mendapatkan diskon dengan itu akan
meningkatkan omzet penjualan.
89
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Intern Ekstern
39,93%
60,04%
Penurunan Omzet Penjualan
Series 1
Berdasarkan cara PT.Gaudi Dwi
Laras dalam memasarkan produknya
untuk mencapai tujuan, maka dapat
disimpulkan bahwa PT. Gaudi Dwi
Laras dengan adanya publisitas,
promosi penjualan, iklan dan
membership, akan tercapai tujuan
perusahaan. sesuai dengan teori
Menurut Basu Swasta dan Irawan
(2005:55) promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang
atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam
pemasaran.
4.2 Analisa Faktor-Faktor Penyebab
Penurunan Omzet Penjualan
Pada PT. Gaudi DwiLaras
Cabang Palembang
Faktor-faktor yang dianalisa oleh
penulis untuk melihat penyebab
penurunan omzet penjualan PT. Gaudi
Dwi Laras sebagai berikut:
Tabel 4.1 Faktor Intern dan Ekstern Penjualan
Faktor Jumlah Skor Persentase
Intern 429 39,93%
Ekstern 645 60,04%
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan hasil total deskriptif persentase faktor intern dan ekstern penyebab
penurunan omzet penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras, menunjukkan bahwa secara
rata-rata faktor intern (39,93%) merupakan penyebab penurunan omzet penjualan yang
lebih kecil dibandingkan faktor ekstern (60,04%). Berikut diagram batang deskripsi
variabel faktor penyebab penurunan omzet penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras
Gambar 3.3 Diagram batang deskripsi data Faktor Intern dan Ekstern
Faktor- faktor penyebab
penurunan omzet pada PT. Gaudi Dwi
Laras ditinjau dari faktor intern terdiri
dari beberapa indikator, diantaranya
kualitas barang, persediaan bahan baku,
teknologi. Faktor ekstern terdiri dari
beberapa indikator diantaranya adalah
selera konsumen, barang pengganti
(subsitusi), persaingan dan pemasok.
Tinjauan dari tiap-tiap indikator, faktor
intern tenyataan ketersediaan bahan
baku (52,22%), kemudian diikuti
90
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
34,73%
52,22%
13,05%
27,29% 27,75%23,10% 21,86%
PRESENTASE PERINDIKATOR
Kualitas Barang Selera KonsumenPemasok Ketersedian Bahan BakuBarang Pengganti TeknologiPersaingan
kualitas barang (34,73%), teknologi
(13,05%). Faktor ekstern barang
(27,75%), selera konsumen (27,29%),
persaingan (23,10%), dan pemasok
(21,86%). Hasil tersebut dapat dilihat
dari tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Hasil analisa Per Indikator Faktor-faktor Eksternal dan Internal
Sub Variabel Indikator Persentase
Faktor Intern
Kualitas Barang 34,73%
Ketersediaan Bahan
Baku
52,22%
Teknologi 13,5%
Faktor Ekstern
Selera Konsumen 27,29%
Barang Pengganti
(Subsitusi)
27,75%
Persaingan 23,10%
Pemasok 21,86%
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berikut ini disajikan diagram batang mengenai distribusi frekuensi faktor intern
dan faktor ekstern penyebab penurunan omzet penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras
ditinjau dari indikator-indikatornya
Gambar 3.2 Diagram batang deskripsi data Per Indikator
4.2.1 Faktor Intern
Faktor intern penyebab penurunan
omzet penjualan PT. Gaudi Dwi Laras
pada penelitiaan ini terdiri dari beberapa
indiktor antaranya: kualitas barang,
persediaan bahan baku, dan teknologi.
91
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
1. Kualiats Barang
Menurut Widjaja (2000:1-3)
mengemukakan, kualitas adalah
kesesuaian atau kecocokan dengan
spesifikasi dan standar yang berlaku
ataupun dapat memuaskan
keinginan, kebutuhan dan
pengharapan pelanggan dengan biaya
yang kompetitif. Kualitas produk
adalah krusial untuk memenangkan
peperangan dan hanya terjamin
apabila departemen inspeksi dapat
mengendalikan proses produksi.
Suatu barang mutunya menurun,
maka akan segera berpaling kepada
barang lain yang lebih baik mutunya,
dan sementara itu merekapun dengan
sendirinya akan menyebarluaskan
berita buruk itu kepada orang lain.
Jika pengendalian mutu barang tidak
segera diatasi maka akan terjadi
penurunan omzet penjualan.
Berdasarkan Hasil penelitian di
peroleh dari responden bahwa
kualitas barang sebesar 34,73%.
2. Persediaan Bahan Baku
Menurut Sofjan Assauri (2004:169)
menyatakan, persediaan adalah suatu
aktiva yang meliputi barang-barang
milik perusahaan dengan maksud
untuk dijual dalam satu periode
usaha yang normal atau persediaan
barang baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses
produksi
Hasil analisa diperoleh ketersediaan
bahan baku sebesar 52,22%. Hal ini
dikarenakan bahan baku yang
dimiliki memiliki kualitas yang
sedang. Harga bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan produk
gaudi relatif murah. Banyak desainer
beranggapan bahwa kualitas bahan
baku tidak mempengruhi pada hasil
akhir suatu produk. Desainer kurang
mempertikan desain dalam
pembuataan pakaian ataupun
accesoris. Inspirasi dalam membuat
desain atau model merupakan ide
sendiri, sehingga desain suatau
produk yang dimiliki kurang begitu
mengikuti perkembangan zaman.
3. Teknologi
Teknologi adalah proses mengubah
masukan ke dalam keluaran (Thee
Wiee, 1994:228).Hasil analisa yang
diperoleh teknologi sebesar 13,05%,
hal ini dikarenakan lama waktu yang
dibutuhkan dari proses awal sampai
menjadi produk yang siap jual 1
minggu sampai 2 minggu. Jenis alat
atau mesin yang digunakan dalam
proses produksi pada PT. Gaudi Dwi
Laras masih menggunakan mesin
atau alat teknologi tradisional.
Tantangan saat ini adalah seberapa
jauh penggunaan peralatan atau
mesin sebagai tenaga manusia akan
meningkatkan produktivitas dan
mutu. Rendahnya teknologi yang
dimiliki oleh industri pada umumnya
disebabkan kurang adanya dana
untuk memiliki serta lemahnya
informasi dan pemahaman akan
teknologi yang berkembang dan
tersedia di pasar.
4.2.2 Faktor Ekstern
Faktor ekstern penyebab
penurunan omzet penjualan pada PT.
Gaudi Dwi Laras analisa ini terdiri dari
beberapa indikator antaranya: selera
konsumen, barang pengganti (subsitusi),
persaingan, dan pemasok.
1. Selera Konsumen
Hasil penelitian Menurut Nitisemito
(2008:9-29) mengemukakan faktor
ekstern adalah faktor-faktor yang
timbul karena pengaruh rangsangan
dari luar. Diperoleh selera konsumen
sebesar 27,29% hal ini dikarenakan
produk gaudi yang dimiliki belum
dikenal banyak kalangan masyarakat.
Respon konsumen mengenai produk
yang kita jual masih biasa saja.
Banyak desainer yang kurang
92
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
memperhatikan bahwa keinginan
konsumen yang selalu berubah-ubah,
meskipun pelayanan yang diberikan
kepada costumer sudah prima, Gaudi
memberikan diskon pada setiap
customer yang membeli produk
Gaudi, meskipun Gaudi selalu
mempromosikan produk yang yang
anda miliki melalui media.
Customer biasanya, menghendaki
harga produk yang dijual murah, dan
model atau warna yang bagus karena
ingin menunjukan model styles
kepada masyarakat lainnya, dalam
hal ini gaudi harus menemukan
tentang keinginan apa yang
dikehendaki bagi customer.
Customer yang dituju merupakan
individu-individu yang harus
dilayani oleh perusahaan dengan
memuaskan mereka, sehingga pasar
potensialnya akan menjadi lebih
besar selain itu, menjaga selera
konsumen juga penting dengan
menciptakan inovasi dan kreasi baru,
dikarenakan selera customer yang
dapat berubah setiap saat.
2. Barang Pengganti (Subsitusi)
Barang pengganti adalah barang
yang dapat berperan sebagai
pengganti barang lain. Hasil analisa
diperoleh barang pengganti
(subsitusi). Sebesar 27,75%. Hal ini
dikarenakan banyak desainer yang
kurang begitu memperhatikan ada
produk lain yang diminati oleh
customer selain dari produk gaudi.
Jenis produk Gaudi kalah dengan
jenis produk lainnya yang terlihat
lebih trendy. Jenis produk kita tops-
shirtt kemeja bahan nya
kebanyakkan katun, tops-blouse shirt
bahan nya kebanyakkan polyester,
dress yang bahannya beragam,
bottom jenis bahan nya kebanyakkan
jens.
Seiring kemajuan teknolgi,
ditemukan barang pengganti produk
fashion yang kita jual selain dari
produk lain diantaranya barang
impor seperti pakaian yang mereka
jual berasal dari luar negeri, sehingga
banyak produk yang kita jual kurang
banyak peminatnya. Customer lebih
cenderung membeli barang impor
yang terlihat lebih bagus dan mudah
didapat.
3 Persaingan
Persaingan adalah keadaan dimana
perusahaan pada pasar produk atau
jasa tertentu akan memperlihatkan
keunggulannya masing-masing,
dengan atau tanpa terikat peraturan
tertentu dalam rangka meraih
pelanggannya (Kotler & Amstrong,
2002:234). Hasil penelitian diperoleh
persaingan sebesar 23,10% Hal ini
dikarenakan terdapat persaingan
harga jual produk gaudi yang
dimiliki dengan pesaing produk
lainnya. Gaudi harus berusaha
menawarkan harga yang kompetitif,
dengan harga produk pesaing
lainnya.
Reaksi konsumen lebih tertarik
dengan produk lain walaupun dengan
harga mahal. Model produk lain,
lebih dari produk gaudi lebih bagus
karena dengan model yang
bermacam-macam. Produk yang di
jual Gaudi masih kurang mengikuti
perkembangan zaman. analisa ini
adalah persaingan dengan produk
lainnya yang terus melakukan
inovasi baru dan kreasinyapun lebih
bagus.
4. Pemasok
Hasil analisa diperoleh pemasok
sebesar 21,86%. Hal ini dikarenakan
lama waktu pemasok untuk
mengirimkan barang dari perusahaan
1 sampai 2 minggu atau kurang lebih
15 hari. Sistem pembayaran
pengiriman produk Gaudi non tunai,
pemasok mengirimkan barang setiap
masuk nya 8-10 koli.
93
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
Waktu yang cukup lama pemasok
barang pada gaudi adalah suatu
tingkat dimana Gaudi harus lebih
memperhatikan untuk pengiriman
barang, agar barang yang diterima
cepat terrjual, dan costumer yang
datang ke toko tidak menjadi bosan
untuk membeli
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil analisa serta pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Faktor-faktor penyebab penurunan
omzet penjualan pada PT. Gaudi
Dwi Laras, Adalah faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern ini
terdiri dari beberapa indikator
kualitas barang, persediaan bahan
baku, teknologi. Faktor ekstern yang
terdiri dari beberapa indikator selera
konsumen, barang pengganti
(subsitusi), persaigan, dan pemasok.
2. Faktor yang paling mempengaruhi
penyebab penurunan omzet
penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras
adalah faktor ektern yang terdiri
beberapa indikator selera konsumen
(27,29%), barang pengganti
(27,75%), persainga (23,29%),
pemasok (21,86%), Jika
dibandingkan dengan faktor intern
dengan indikator kualitas barang
(34,73%), persediaan bahan baku
(52,22%), teknolgi (13,05%). Secara
Keseluran faktor penyebab
penurunan omzet penjualan pada PT.
Gaudi Dwi Laras terkait pada faktor
eksternal.
5.2 Saran
Saran yang dapat di sampaikan antara
lain:
a. Faktor ekstern penyebab pengaruh
yang tinggi, sehingga PT. Gaudi Dwi
Laras harus lebih bisa mencari ide-
ide agar produk yang ditawarkan bisa
menarik konsumen untuk membeli,
dan meningkatkan pemasaran untuk
mengatasi persaingan-persaingan
dari produk lainnya.
b. Untuk selanjutnya kesempatan bagi
penulis lain untuk lebih
mengembangkan analisa lanjutan
karena dalam analisa ini hanya ada 2
faktor yang dijelaskan yaitu, faktor
intern dan faktor ekstern sehingga
masih adanya keterbatasan dalam
analisa ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Asri,
Marwan. 2003. Anggaran
Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE
Alek S. Nitisemito. 2008. Manajemen
Personalia. Edisi Kedua.
Ghalia Indonesia
Amstrong, Gerry dan Kottler, Philip.
2001. Prinsip- Prinsip
Pemasaran jilid I. Edisi
kedua belas. Erlangga.
Jakarta.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen
Produksi dan Operasi.
Jakarta: Erlina
As’ad, M. 2000. Psikologi Industri.
Yogyakarta: Liberty
Chaniago. 2002. Strategi Memajukan
Usaha Kecil dan Menengah.
Jakarta: Pustaka
93
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343
Forsyth. 2003. Konsep Pemasaran dan
Penjualan. Jakarta: Salemba
Empat
Kotler, Philip. 2002. Manajemen
Pemasaran vol. 2. Jakarta:
Prenhalindo.
Marom, Chairul. 2002. Sistem Akutansi
Perusahaan Dagang. Jakarta:
Erlangga.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya.
Jakarta: Salemba Empat
Prawirosentono, Suyadi. 2001.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Salemba
Empat.
Rachmawati, Rina. 2009.
Kewirausahaan. Semarang.
Simamora, Henry. 2002. Akuntansi
Basis Pengambilan
Keputusan Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat
Sutamto. 2003. Teknik Menjual Barang,
Jakarta: Balai Aksara
Sugiyono. 2013. Statistika untuk
Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Swastha, Basu dan Irawan. 2005.
Manajemen Pemasaran
Modern. Yogyakarta: Liberty
Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi
Pemasaran, Yogyakarta:
Penerbit Andi
Wibowo, Singgih. 2007. Pedoman
Mengelola Perusahaan Kecil.
Jakarta: Salemba Empat
94