analisa tph (total petroleum hidrokarbon) pada pencemaran tanah by ryan tito

27
Laporan Praktikum Dosen Pembimbing Pengolahan Limbah Drs. Edward HS, MS ANALISA TPH (TOTAL PETROLEUM HYDROCARBON) PADA PENCEMARAN TANAH Kelompok : II (Dua) Nama : Rita P. Mendrova (1107035609) Ryan Tito (1107021186) Yakub J. Silaen (1107036648)

Upload: ryan-tito

Post on 28-Dec-2015

828 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Pengolahan Limbah, D3 Teknik Kimia Universitas Riau

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

Laporan Praktikum Dosen PembimbingPengolahan Limbah Drs. Edward HS, MS

ANALISA TPH (TOTAL PETROLEUM HYDROCARBON)PADA PENCEMARAN TANAH

Kelompok : II (Dua)

Nama : Rita P. Mendrova (1107035609)

Ryan Tito (1107021186)

Yakub J. Silaen (1107036648)

LABORATORIUM DASAR-DASAR PROSES KIMIA

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2013

Page 2: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

Abstrak

Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) didefinisikan sebagai metoda analisis yang digunakan untuk mengukur jumlah hidrokarbon minyak bumi dalam suatu media. Percobaan analisa TPH pada pencemaran tanah ini bertujuan untuk mengetahui persen TPH dari sampel tanah yang diuji. Percobaan dilakukan dengan mengekstraksi petroleum hidrokarbon yang terkandung di dalam sampel tanah dengan menggunakan pelarut n-Heksan. Solven yang mengandung petroleum hidrokarbon kemudian dioven sehingga didapat petroleum hidrokarbon dengan berat 0,4 gram. Berdasarkan hasil percobaan, didapat harga TPH sampel tanah yang diuji sebesar 4%. Nilai ini melebihi batas ambang TPH yang telah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalam Kepmen LH 128/2003, yaitu hanya 1%. Ini berarti, sampel tanah yang diuji di dalam percobaan ini tercemar, sehingga apabila tanah ini tidak diolah (bioremediasi), maka akan menimbulkan dampak negatif bagi manusia, pada pertumbuhan berbagai tanaman ataupun perlindian pada air tanah.Kata Kunci :Total petroleum hidrokarbon, bioremediasi.

Page 3: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) pada

pencemaran tanah yaitu untuk mengetahui persentase TPH sampel tanah yang

diuji.

1.2. Dasar Teori

Aktivitas industri perminyakan (pengeboran, pengilangan, proses produksi

dan transportasi) umumnya menghasilkan limbah minyak dan terjadi tumpahan

baik ditanah maupun perairan. Limbah tumpahan tersebut akan semakin

meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas industri perminyakan

dilapangan (Udiharto, 1996 dalam Edward, dkk. 2013). Usaha penanggulangan

minyak bumi secara konvensional hasilnya kurang memuaskan. Membuang bahan

pencemar minyak bumi ketanah dapat mengakitbatkan tercemarnya tanah, dimana

tanah akan menjadi tandus dengan tumbuhnya dekomposer ditanah dan dengan

membenamkan kedalam tanah tidak menanggulangi masalah, bahkan dapat

meresap ke air tanah dan mencemari perairan.

Maka untuk usaha pengolahan tanah tercemar minyak bumi lebih lanjut

perlu dilakukan analisa kandungan minyak yang terdapat ditanah tercemar

tersebut untuk dicarikan solusi lebih lanjut (bioremediasi). Keberadaan limbah

minyak ditanah harus sesuai dengan kriteria nilai akhir yang diperkenankan untuk

dibuang kelingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Nilai batas aman yang telah ditentukan yaitu dibawah 10000 µg/g

(KEMEN LH No. 128 Tahun 2003)

1.2.1 Minyak Bumi

Page 4: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawa organik

dari sulfur, oksigen, dan senyawa-senyawa yang mengandung konsituen logam

terutama nikel, besi, dan tembaga. Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan

yang uniform, melainkan komposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada

lokasi, umur lapangan minyak dan juga kedalaman sumur. Dalam minyak bumi

parafinik ringan mengandung hidrokarbon tidak kurang dari 97% sedangkan

dalam jenis asphalitik berat paling murah 50% komponen hidrokarbon. Unsur-

unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan atas hasil

analisa, diperoleh data sebagai berikut :

Karbin : 88,3-0,87%

Hydrogen : 10-14%

Nitrogen : 0,1-2 %

Oksigen : 0,05-1,5 %

Sulfur : 0,05-6,0

Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atas tiga bagian,

yaitu :

Golonganparafinik

Golongannephthenik

Golonagan aromatic

Sedangkan golongan olefenik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil,

demikian juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang. Crude oil mengandung

sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutama senyawaan sulfur, senyawaan

nitrogen, senyawaan oksigen, senyawan organometalik. dan garam-garam organik

(Edward,dkk, 2013).

Senyawaan Sulfur

Crude oil yang densitinya lebih tinggi mempunyai kandungan sulfur yang

lebih tinggi pula. Keberadaan sulfur dalam minyak bumi sering banyak

menimbulkan akibat, misalnya dalam gasolin dapat menyebabkan korosi

(khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang

dihasilkan dari oksida sulfur dan air.

Page 5: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

Senyawaan Oksigen

Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2%

menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa naik apabila

produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada

dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidribida,

senyawa monosiklo dan disiklo serta phenol. Sebagai asam karboksilat berupa

asam nepthenat (asam alisklik) asam alifatik.

Senyawaan Nitorgen

Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu

0,1-0,9%. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen

mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum/getah pada

fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi.

Nitrogen kelas dasar yang mempuyai berat molekul yang relatif rendah dapat

diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul

yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.

KonstituenMetalik

Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada

proses katalitik cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan

produk gasolin, menghasilkan banyak gas dan pembentukan coke. Pada power

generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbin, adanya konsistuen

logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbin. Abu yang

dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama

vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan

turunnya titik lebur campuran sehingga merusak refactory itu. Agar dapat diolah

menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut kekilang

menggunakan kapal, pipa, mobil tangki atau kereta api. Di dalam kilang minyak,

minyak bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secara fisika berdasarkan

treyek didihnya (destilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan

Page 6: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

residu (aspal) berada pada dasar kolom fraksinasi. Setiap trayek titik didih disebut

“fraksi”, missal :

0 - 500C : Gas

50 - 850C : Gasoline

85 - 1050C : Kerosin

105 - 1350C : Solar

>1350C : Residu (umpan proses lebih lanjut)

1.2.2 Total Petroleum Hidrokarbon (TPH)

Kegiatan industri perminyakan dapat menimbulkan limbah yang mencemari

lingkungan. Selain itu, proses pengeboran dan pengilangan minyak bumi juga

menghasilkan lumpur minyak dalam jumlah besar. Lumpur minyak merupakan

polutan yang sangat berbahaya, UU No. 23 tahun 1997 dan PP No. 18 tahun 1999

mengkategorikan lumpur minyak sebagai limbah B3 (Bahan Kimia Berbahaya

dan Beracun) (Jannah, 2012).

Petroleum berasal dari kata petra yang artinya batu dan oleum yang artinya

minyak. Petroleum merupakan campuran kompleks. Petroleum terdiri dari

senyawa hidrokarbon (98%), Sulfur (1 – 3%), Nitrogen (< 1%), Oksigen (< 1%),

logam atau mineral (< 1%), Garam (< 1%). Menurut EPA (Environmental

Protection Agency), petroleum hidrokarbon berasal dari minyak mentah (crude

oil). Crude oil ini digunakan untuk membuat produk petroleum, yang dapat

mencemari lingkungan (Jannah, 2012).

TPH adalah jumlah hidrokarbon minyak bumi yang terukur dari media

lingkungan. Hidrokarbon minyak bumi (PHC – Petroleum Hydrocarbon) adalah

berbagai jenis senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi. Dalam

satu jenis campuran minyak bumi akan terdapat rantai hidrokarbon dengan rantai

C3 – C35. Dengan demikian, TPH didefinisikan sebagai metoda analisis yang

digunakan untuk mengukur jumlah hidrokarbon minyak bumi dalam suatu media.

1.2.3 Ambang Batas TPH

Page 7: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

Dalam Kepmen LH 128/2003 dicantumkan bahwa kosentrasi TPH

maksimum yang diijinkan untuk mengolah tanah tercemar dengan bioremediasi

adalah 15%. Jika terdapat konsentrasi hidrokarbon minyak bumi diatas 15% maka

harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu yang tujuannya adalah pemanfaatan.

Salah satu contohnya adalah oil recovery. KLH mempertimbangkan bahwa

konsentrasi TPH >15% masih memiliki potensi pemanfaatan.

Petroleum hydrokarbon yang dimaksudkan dalam Kepmen 128/2003 adalah

senyawa yang terdapat pada industri migas dan dihasilkan dari industri migas.

Dengan demikian, keberadaan senyawa ini pada daerah industri. pertimbangan

konsentrasi ambang batas untuk TPH industri migas didasarkan pada proteksi

terhadap tanaman dan sumber air (air tanah dan air permukaan). Hasil studi-studi

ini menunjukkan bahwa konsentrasi hidrokarbon minyak bumi pada <10.000

mg/kg atau 1% tidak menyebabkan dampak negatif pada pertumbuhan berbagai

tanaman ataupun perlindian pada air tanah. Angka 1% ini kemudian digunakan

oleh beberapa negara bagian di US untuk aplikasi pengolahan tanah tercemar di

Industri migas. Pada saat kepmen 128/2003 disusun, belum ada studi di Indonesia

yang menunjukkan berapa angka toksisitas petroleum hidrokarbon untuk

tanaman-tanaman di Indonesia, ataupun resiko terhadap sumber air (air tanah).

Oleh karena itu, angka 1% digunakan sebagai target konsentrasi akhir

bioremediasi di Indonesia. Dengan demikian, jelas tertera dalam judul Kepmen

128/2003 bahwa peraturan ini spespesifik untuk Industri Minyak dan Gas

(Anonim, 2013).

1.2.4 Metode Peng ukuran TPH

Metode-metode yang dapat digunakan untuk mengukur TPHadalah

spectrophotometry inframerah (IR), teknik analisis gravimetri dan gas

kromatografi (GC).Metode Pengukuran TPH berbasis IR digunakan karena

sederhana, cepat dan murah. Namun, penggunaan saat ini sangat menurun dan

terbatas karena larangan seluruh dunia pada produksi Freon dan keterbatasan

penggunaan CCl4 (yang diperlukan untuk ekstraksi sampel dan pengukuran).

Pengukuran dengan spectrophotometerdigunakan untuk mengukur konsentrasi

Page 8: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

TPH yang rendah (<500 ppm). Metode pengukuran TPH berbasis

gravimetrimemiliki keterbatasan yang sama seperti metode berbasis IR, tetapi

paling tepat digunakan untuk mengukur TPH dalam konsentrasi besar (%).

Karena prosedur metode gravimetri sederhana, cepat dan murah, metode ini

paling sesuai untuk penghitungan TPH pada tahapan monitoring proses

bioremediasi. Metode untuk pengukuran TPH berbasis GC akan mendeteksi

berbagai jenis hidrokarbon, sensitivitas dan selektivitas yang paling terbaik, dan

dapat digunakan untuk identifikasi TPHserta kuantifikasi. Metoda GC umumnya

dipakai sebagai analisis awal dan akhir karena prosedur analisisanya memakan

waktu yang cukup lama. Dengan demikian, Kepmen LH 128/2003 mengijinkan

untuk menggunakan metoda gravimetri atau spectrophotometri untuk analisis

TPH selama tahap monitoring proses biodegradasi (Jannah, 2012).

1.2.5 Dampak Petroleum Hidrokarbon

Petroleum hidrokarbon merupakan salah satu kontaminan yang dapat

berdampak buruk baik bagi manusia maupun lingkungan. Ketika senyawa tersebut

mencemari permukaan tanah, maka zat tersebut dapat menguap, tersapu air hujan,

atau masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat beracun, akibatnya,

ekosistem dan siklus air juga ikut terganggu.

Pencemaran petroleum hidrokarbon atom juga dapat diakibatkan oleh proses

pembuangan limbah industri atau pun rumah tangga, kendaraan bermotor, dan

kegiatan pengeboran minyak. Petroleum hidrokarbon dapat mencemari air secara

langsung melalaui proses kebocoran. Selain itu, petroleum hidrokarbon juga dapat

meresap ke dalam lapisan tanah dan tertahan dalam jangka waktu yang cukup

lama.Sisanya menguap ke udara dan diuraikan oleh cahaya. Uap dari senyawa ini

juga dapat mencemari udara dan berbahaya bagi kesehatan manusia bila terhirup

(Anonim, 2013).

Page 9: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

BAB II

PERCOBAAN

2.1 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan analisa TPH (Total Petroleum

Hidrokarbon) pada pencemaran tanah antara lain :

1. Sampel tanah (tercemar minyak bumi)

2. n-Heksan

3. Natrium sulfat (Na2SO4 anhidrat)

2.2 Alat

Alat-alat yangdigunakan pada percobaan percobaan analisa TPH (Total

Petroleum Hidrokarbon) pada pencemaran tanah antara lain :

1. Timbangan analitik

2. Oven

3. Desikator

4. Erlenmeyer 250 ml

5. Corong

6. Cawan porslen

7. Pipet tetes

8. Kertas saring

9. Gelas ukur

10. Batang pengaduk

2.3 Prosedur Percobaan

1. Sampel tanah tercemar ditimbang sebanyak 10 gram.

2. Sampel tanah dicampurkan dengan 100 ml n-Heksan di dalam erlenmeyer.

Campuran diaduk selama ±10 menit.

Page 10: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

3. Campuran disaring dengan kertas saring, residu dibuang sedangkan filtrat

ditampung di dalam erlenmeyer lainnya.

4. Filtrat ditambahkan 10 gram Na2SO4anhidrat dan diaduk ±10 menit.

5. Campuran filtrat dan Na2SO4 kemudian disaring kembali dengan

menggunakan kertas saring, residu dibuang sedangkan filtratnya

dimasukkan ke dalam cawan porslen yang telah diketahui beratnya.

6. Filtrat dioven pada suhu 1050C sampai kering (hanya tersisa residu),

kemudian dimasukkan ke dalam desikator.

7. Cawan yang berisi residu ditimbang dan dicatat. Pengovenan dilakukan

kembali hingga di dapat berat yang konstan.

8. Analisa TPH dilakukan.

2.4 Diagram Alir Percobaan

Diagram alir percobaan analisa TPH (Total Petroleum Hydrocarbon) pada

pencemaran tanah disajikan pada Gambar 2.1.

2.5 Perhitungan dan Analisa Data

Perhitungan %TPH menggunakan persamaan berikut:

%TPH = Berat ResiduBerat Sampel

x 100

Page 11: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

- dimasukkan kedalam erlenmeyer

- dicampur dan diaduk selama

± 10 menit

- campuran berwarna coklat tua

- disaring menggunakan kertas saring

- ditambahkan 10 gram Na2SO4

anhidrat - larutan berwarna coklat tua- terdapat endapan berwarna cream

- disaring menggunakan kertas saring

- dimasukkan kedalam cawan - ditimbang

- ditimbang kembali hingga beratnya konstan

Gambar 2.1 Diagram alir percobaan analisa TPH (Total Petroleum

Hidrokarbon) pada pencemaran tanah.

10 gram sampel tanah + 100 ml n-Heksan

Campuran tanah + heksan

Penyaringan ke-I

FiltratResidu (tanah)

Penyaringan ke-II

FiltratResidu (Na2SO4)

Pengovenan, 100oC

Analisa TPH

Page 12: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

Hasil percobaan analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) pada

pencemaran tanah didapat persentase TPH sampel tanah yang diuji sebesar 4 %.

3.2 Pembahasan

Tahapan proses dari percobaan analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon)

pada pencemaran tanah yaitu dimulai denganmenimbang sebanyak 10 gram

sampel tanah yang mengandung bahan pencemar berupa minyak bumi (petroleum

hidrokarbon) dan dicampurkan dengan 100 ml n-Heksan, kemudian diaduk

selama ±10 menit. Larutan n-Heksan berwarna bening. Larutan n-Heksan

digunakan karena larutan ini bersifat nonpolar, sama halnya dengan minyak bumi.

Prinsip like dissolved like menyebabkan larutan n-Heksan ini mampu melarutkan

minyak bumi yang terkandung di dalam sampel tanah. Ketika dicampur dan

diaduk, minyak bumi (petroleum hidrokarbon) yang terkandung didalam sampel

tanah akan terekstraksi ke dalam larutan n-Heksan, sehingga menyebabkan larutan

n-Heksan berubah warna menjadi coklat tua. Perubahan warna ini menunjukkan

bahwa sampel tanah yang digunakan tidak lagi mengandung zat pencemar ini.

Proses selanjutnya yaitu memisahkan sampel tanah dengan larutan

n-Heksan yang telah bercampur minyak bumi. Pemisahan dilakukan dengan

menyaring campuran menggunakan kertas saring. Proses penyaringan

menghasilkan residu berupa tanah dan filtrat berupa larutan n-Heksan yang

bercampur minyak bumi. Rangkaian peralatan pada proses penyaringan disajikan

pada Gambar 2.1, sedangkan filtrat hasil penyaringan disajikan pada Gambar 2.2.

Page 13: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

Gambar 2.1 Proses penyaringan

(Sumber: Arsip pribadi)

Gambar 2.2 Filtrat hasil penyaringan

(Sumber: Arsip pribadi)

Filtrat kemudian ditambahkan 10 gram Natrium sulfat anhidrat (Na2SO4)

dan di aduk ±10 menit. Penambahan Na2SO4dimaksudkan guna mengurangi sisa

air yang terkandung di dalam filtrat. Filtrat kemudian didiamkan sejenak dan

terlihat warna larutan coklat tua dan adanya endapan berwana cream. Filtrat ini

kemudian disaring kembali dengan menggunakan kertas saring. Proses

penyaringan kedua ini berfungsi untuk memisahkan residu berupa Na2SO4dan

sisaair dengan filtrat berupa larutan n-Heksan dan minyak bumi. Filtrat ini

Page 14: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

kemudian dilakukan proses pengovenan. Proses pengovenan disajikan pada

Gambar 2.3.

Cawan porslen ditimbang untuk mengetahui beratnya, kemudian filtrat

(larutan n-Heksan-minyak bumi) dimasukkan ke dalam cawan tersebut untuk

kemudian dilakukan proses pengovenan. Proses pengovenan dilakukan pada suhu

1050C. Proses pengovenan ini dilakukan untuk menguapkan n-Heksan (n-Heksan

merupakan senyawa yang sangat mudah menguap) serta untuk menghilangkan

sisa-sisa air yang mungkin masih terdapat di dalam filtrat, sehingga yang

tertinggal di cawan porslen hanya residu saja, yaitu berupa minyak bumi

(petroleum hidrokarbon), seperti yang terlihat pada Gambar 2.4. Setelah selesai

proses pengovenan (ditandai dengan berat cawan + residu konstan untuk beberapa

kali penimbangan berturut-turut),

Gambar 2.3 Proses pengovenan

(Sumber: Arsip pribadi)

cawan porslen yang berisi residu di timbang, sehingga diketahui berat residu atau

minyak bumi (petroleum hidrokarbon) yang terkandung di dalam sampel tanah

yang diuji.

Page 15: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

Gambar 2.4 Petroleum Hidrokarbon

(Sumber: Arsip pribadi)

Berdasarkan hasil percobaan, didapat harga TPH sampel tanah yang diuji

sebesar 4%. Nilai ini melebihi batas ambang TPH yang telah ditetapkan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup dalam Kepmen LH 128/2003, yaitu hanya 1%.

Ini berarti, sampel tanah yang diuji di dalam percobaan ini tercemar, sehingga

apabila tanah ini tidak diolah (bioremediasi), maka akan menimbulkan dampak

negatif bagi manusia, pada pertumbuhan berbagai tanaman ataupun perlindian

pada air tanah.

Page 16: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan, didapat harga TPH sampel tanah yang diuji

sebesar 4%. Nilai ini melebihi batas ambang TPH yang telah ditetapkan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup dalam Kepmen LH 128/2003, yaitu hanya 1%.

Ini berarti, sampel tanah yang diuji di dalam percobaan ini tercemar, sehingga

apabila tanah ini tidak diolah (bioremediasi), maka akan menimbulkan dampak

negatif bagi manusia, pada pertumbuhan berbagai tanaman ataupun perlindian

pada air tanah.

4.2. Saran

Pada percobaan ini, praktikan menghabiskan banyak waktu hanya untuk

melakukan penimbangan dan pengovenan bahan maupun petroleum hidrokarbon

hasil percobaan dari satu laboratorium ke laboratorium lainnya. Seharusnya

peralatan percobaan analisa TPH pada pencemaran tanah, seperti misalnya neraca

digital dan oven, tersedia dengan lengkap di dalam laboratorium dasar-dasar

proses kimia.

Page 17: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Bioremediasi dan Total Petroleum. [online] Tersedia:

http://www.bioremediasi.blogspot.com [Diakses pada 18 Desember 2012]

Jannah, D.A.K. 2012. Analisis Total Petroleum Hidrokarbon. [online] Tersedia:

http://www.chemistranger.blogspot.com [Diakses pada 18 Desember 2012]

Suhardi, Renni. 2013. Bioremediasi dan Total Petroleum Hydrocarbon (TPH).

[online] Tersedia: http://www.blogs.itb.ac.id [Diakses pada 18 Desember

2012]

Edward, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Pengolahan Limbah. Pekanbaru :

Program Studi D-III Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.

Page 18: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

LAMPIRAN A

PERHITUNGAN

Adapun perhitungan dari data-data yang didapat pada percobaan analisa

TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) yaitu :

Berat sampel tanah : 10 gram

Berat Erlenmeyer : 175,6 gram

Berat erlenmeyer + sampel tanah : 185,6 gram

Berat Na2SO4 : 10 gram

Berat cawan kosong : 82,3 gram

Berat cawan + filtrat sebelum dioven : 128,7 gram

Berat cawan + residu setelah dioven : 82,7gram

Berat residu : 0,4 gram

%TPH = Berat ResiduBerat Sampel

x 100

¿ 0,4 gr10 gr

x100

= 4

Page 19: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

LAMPIRAN B

LAPORAN SEMENTARA

Judul Praktikum : Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) pada

Pencemaran Tanah

Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/5 Desember 2013

Pembimbing : Drs. Edward, HS, MS

Asisten Laboratorium : Purwanti

Nama Kelompok III : Rita Puriani Mendrova (1107035609)

Ryan Tito (1107021186)

Yakub Jeffery Silaen (1107036648)

Hasil Percobaan :

Berat sampel tanah : 10 gram

Berat Erlenmeyer : 175,6 gram

Berat erlenmeyer + sampel tanah : 185,6 gram

Berat Na2SO4 : 10 gram

Berat cawan kosong : 82,3 gram

Berat cawan + filtrat sebelum dioven : 128,7 gram

Berat cawan + residu setelah dioven : 82,7gram

Berat residu : 0,4 gram

%TPH = Berat ResiduBerat Sampel

x 100

¿ 0,4 gr10 gr

x100

= 4

Diagram alir percobaan :10 gram sampel tanah +

100 ml n-Heksan

Page 20: Analisa TPH (Total Petroleum Hidrokarbon) Pada Pencemaran Tanah by Ryan Tito

- dimasukkan kedalam erlenmeyer

- dicampur dan diaduk selama

± 10 menit

- campuran berwarna coklat tua

- disaring menggunakan kertas saring

- ditambahkan 10 gram Na2SO4

anhidrat- larutan berwarna coklat tua- terdapat endapan berwarna cream

- disaring menggunakan kertas saring

- dimasukkan kedalam cawan - ditimbang

- ditimbang kembali hingga beratnya konstan

Pekanbaru, 5 Desember 2013

Asisten Laboratorium,

Purwanti

Campuran tanah + heksan

Penyaringan ke-I

FiltratResidu (tanah)

Penyaringan ke-II

FiltratResidu (Na2SO4)

Pengovenan, 100oC

Analisa TPH