analisa pengendalian persediaan daun kayu putih …
TRANSCRIPT
Tekmapro : Jurnal of Industrial Enggineering and Manajemen
Vol. 16, No. 01, Tahun 2021, Nomor 106-117
URL: http://tekmapro.upnjatim.ac.id/index.php/tekmapro
106
ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN DAUN
KAYU PUTIH YANG OPTIMAL DENGAN METODE
CONTINOUS REVIEW SYSTEM
Enny Aryanny1), Ragil Kusuma Jati2) 1, 2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya
e-mail: [email protected]), [email protected])
ABSTRAK
Persediaan adalah sumber daya yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang
kelancaran produksi.PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di proses pembuatan minyak
kayu putih. Perusahaan memproduksi minyak kayu putih dimana bahan baku utamanya adalah
daun kayu putih. Perusahaan ini memiliki permasalahan dalam melakukan pengendalian
persediaan bahan baku daun kayu putih yang disebabkan oleh permintaan minyak kayu putih oleh
konsumen yang tidak menentu. Perusahaan mengalami keadaan persediaan yang berlebih yang
mengakibatkan tingginya biaya persediaan dan kurangnya persediaan yang mengakibatkan
produksi yang tidak memenuhi pesanan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan
pengendalian persediaan dengan metode Continuous Review System Backorder dan Lost Sales.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pengendalian persediaan daun kayu putih sehingga
dapat meminimumkan biaya persediaan. Metode Continuous Review System Backorder dan Lost
Sales akan dibandingkan dengan metode perusahaan dan dipilih metode terbaik dengan total
biaya paling minimum. Hasil dari perhitungan diperoleh total biaya persediaan minimum dengan
metode Continuous Review System Backorder sebesar Rp 2.459.692.004, sedangkan metode
perusahaan sebesar Rp 2.595.684.800, sehingga mendapatkan penghematan biaya sebesar Rp
135.992.796 dengan efisiensi sebesar 5,2%. Jumlah pemesanan bahan baku per pesan bulan
November 2019 – Oktober 2020 sebesar 1.812 ton, dengan total biaya persedian bahan baku
sebesar Rp 2.544.762.825.
Kata Kunci: Continuous, Pengendalian, Permintaan, Persediaan.
ABSTRACT Inventories are resources that need to be procured and maintained to support the continuity
production.PT. XYZ is a company engaged in the process of making eucalyptus oil. The company
produces eucalyptus oil where the main raw material is eucalyptus leaves. This company has
problems in controlling the supply of raw materials of eucalyptus leaves caused by the erratic de-
mand of eucalyptus oil by consumers. The company experiences a state of excess inventory which
results in high inventory costs and lack of inventory resulting in production that does not fulfill
orders. Based on the above problems, inventory control is carried out using the continuous review
system backorder and lost sales method. The purpose of this study is to control the inventory of
eucalyptus leaves so as to minimize inventory costs. The continuous review system backorder and
lost sales method will be compared with the company method and the best method is chosen with
the minimum total cost. The results of the calculation obtained the minimum total inventory cost
with the continuous review system backorder method of Rp.2,459,692,004, while the company's
method of Rp2,595,684,800, so as to get a cost savings of Rp.135,992,796 with an efficiency of
5.2%. The number of raw material orders per message in November 2019 - October 2020 amount-
ed to 1,812 tons, with a total cost of supplying raw materials amounting to Rp 2,544,762,825.
Keywords: Continuous, Control, Demand, Inventory.
Aryanny, Jati / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 106- 117
107
I. LATAR BELAKANG
Persediaan adalah sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut.
Persediaan timbul karena adanya ketidaksinkronan antara permintaan dengan penyedia
serta waktu dalam proses produksi. Dalam sistem produksi sedikitnya ada tiga bentuk
persediaan yaitu bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Persediaan harus
berada di titik optimal, tidak baik jika persediaan kelebihan atau kekurangan (Sukanta,
2017). Persediaan merupakan salah satu bentuk asset yang dimiliki oleh perusahaan kare-
na adanya uang yang tertanam dari persediaan yang tersimpan oleh perusahaan.
Persediaan dapat berdampak buruk apabila tidak dikelola dengan baik. Terdapat beberapa
alasan mengapa perusahaan perlu memiliki persediaan yaitu waktu untuk menghadapi
kondisi operasional yang tidak sesuai perencanaan, dimana divisi PPIC (Production
Planning Inventory Control) dituntut bertanggung jawab terhadap berjalannya proses
produksi, ketidakpastian untuk menghadapi ketidakpastian demand dan supply dan
economic of scale agar perusahaan mampu meraih nilai ekonomis dalam proses produksi
dan pengadaan barang (Oktaviana et al., 2018).
Penelitian pengendalian persediaan critical spare part dengan pendekatan continu-
ous review System, hasil analisis total biaya persediaan yang minimum berkisar 0 sampai
Rp 28.767.138,- per tahun (Nurmanita, et al., (2015). Pengendalian pengadaan bahan
bakar menggunakan model probabilistik continuous review system. Penelitian
perencanaan persediaan seluruh produk kategori dry food dengan pendekatan metode
probabilistik continuous review (s,s) System di gudang retail yang dilakukan Sari et al.,
(2016), menghasilkan penurunkan total biaya persediaan sebasar 52% pada General Area,
72% pada Sensitive Area dan 62% pada Cold Storage. Penelitian pengembangan model
persediaan continuous review dengan all-unit discount dan faktor kadaluarsa, hasil ana-
lisis diperoleh semakain besar laju kadaluarsa, maka waktu antar pemesanan menjadi se-
makin singkat dan kuantitas pemesanan menjadi semakin sedikit (Rikardo, et al., 2017).
Usulan perencanaan dan pengendalian persediaan obat dengan pendekatan continuous
review Model dengan mempertimbangkan factor expiry product dan return, hasil analisis
dapat mengurangi jumlah deathstock item di gudang farmasi dan mengurangi total biaya
persediaan rumah sakit (Pratiwi et al., 2018). Permasalahan kebijakan persediaaan dengan
kasus lost sales dengan continuous review (Q) dari Hadley & Whihin, 1963 telah dibahas
dalam penelitian Lestari (2018). Yul (2019) melakukan penelitian pengendalian persedi-
aan darah dengan metode continuous review System pada Palang Merah Indonesia (PMI)
kota Pekanbaru, dengan hasil penelitian terjadi penghematan Rp 75.000,- atau 56% per
kantong darah. Usulan pengendalian persediaan produk kosmetik, hasil analisis terjadi
penghematan total biaya persediaan selama tiga bulan (Juli 2019 sampai September 2019)
sebesar Rp 378.774,84,- atau sebesar 6,54%.
Pabrik XYZ yang berada di Ponorogo merupakan perusahaan yang bergerak dalam
proses pembuatan minyak kayu putih. Pabrik Minyak Kayu Putih tersebut beroperasi 24
jam secara terus-menerus yang terbagi menjadi empat shift kerja. Pabrik tersebut
memiliki permasalahan permintaan minyak kayu putih yang tidak menentu. Terjadi
kelebihan persediaan pada bulan November dan Desember 2018 sebesar 335 ton, Januari
2019 sebesar 52 ton, Juli sampai Oktober 2019 sebesar 909 ton sehingga mengakibatkan
tingginya biaya persediaan dan juga terjadi kekurangan persediaan pada bulan Februari
sampai Juni 2019 sebesar 371 ton sehingga mengakibatkan terjadinya biaya kekurangan
persediaan karena tidak bisa memenuhi pesanan konsumen.Tujuan dari penelitian ini ada-
lah melakukan pengendalian persediaan daun kayu putih yang optimal untuk
meminimumkan total biaya persediaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Persediaan
Persediaan merupakan sumber daya ekonomi yang perlu diadakan dan disimpan
untuk menunjang penyelesaian pengerjaan suatu produk. Sumber daya ekonomi tersebut
Aryanny dan Jati / Tekmapro / Vol. 15, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 1 - 12
108
dapat berupa kapasitas produksi, tenaga kerja, tenaga ahli, modal kerja, waktu yang
tersedia, bahan baku, dan bahan penolong. Akan tetapi, dalam kajian yang dilakukan saat
ini, sediaan dibatasi pada material, produk sedang dalam proses pengerjaan, dan barang
jadi. Dengan demikian, persediaan adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu
diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku,
produk jadi, komponen rakitan, bahan penolong, dan barang sedang dalam proses
pengerjaan (Haming dan Nurnajamuddin, 2014).
Persediaan adalah sumber daya yang menganggur yang menunggu untuk diproses
lebih lanjut. Proses lebih lanjut ini dapat berupa kegiatan produksi dalam sistem manufak-
tur, kegiatan pemasaran dalam sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi yang sering
dijumpai dalam sistem rumah tangga, perkantoran dan sebagainya (Syamil et al., 2018).
Sementara menurut Mulyono (2017), persediaan adalah sumber daya yang disimpan
untuk memenuhi permintaan saat ini dan mendatang.
Adanya persediaan dipandang sebagai pemborosan sehingga keberadaannya perlu
dihilangkan atau diminimalkan. Namun, kondisi persediaan yang minimal menimbulkan
potensi ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan sehingga menjadikan kerugian
besar bagi suatu perusahaan (Aditama et al., 2016). Selain itu, ketidakpastian persediaan
yang berasal dari fluktuasi permintaan, ketidaktepatan waktu pengiriman barang, serta
ketidakhandalan pengelola dalam menyikapi permasalahan dan dicerminkan dengan
faktor resiko, menyebabkan persediaan pada perusahaan mengalami fenomena persediaan
probabilistik (Jaufanti et al., 2016). Maka dari itu dibutuhkanlah pengendalian persediaan.
Pengendalian persediaan dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk mengontrol
jumlah persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi, maka perusahaan dapat
menghindari terganggunya proses produksi dan mengetahui penjualan dan pembelian
yang optimal (Amrillah et al., 2016).
Pengendalian persediaan adalah suatu teknik untuk manajemen material yang
berkaitan dengan pesediaan. Manajemen material dalam inventory dilakukan dengan
beberapa input yang digunakan yaitu: permintaan yang terjadi dan biaya-biaya yang
terkait dengan penyimpanan, serta biaya apabila terjadi kekurangan persediaan. Secara
teknis, inventory adalah suatu teknnik yang berkaitan dengan penetapan terhadap
besarnnya persediaan bahan yang harus diadakan untuk menjamin kelancaran dalam
kegiatan operasi produksi, serta menetapkan jadwal pengadaan dan jumlah pemesanan
barang yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan. Penetapan jadwal dan jumlah
pemesanan yang harus dipesan merupakan pernyataan dasar yang harus terjawab dalam
pengendalian persediaan (Wahyuni et al., 2018).
Pengendalian persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya
yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya persediaan. Oleh sebab itu,
persediaan yang ada harus seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu
banyak akan mengakibatkan perusahaan menanggung risiko kerusakan dan biaya
penyimpanan yang tinggi disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi
kekurangan persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya.
Oleh karenanya diharapkan terjadi keseimbangan dalam pengadaan persediaan sehingga
biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memperlancar jalannya proses produksi
(Amrillah et al., 2016).
Pengelolaan bahan baku dengan jumlah permintaan yang tidak pasti dapat dil-
akukan menggunakan beberapa pendekatan, yaitu dengan teknik uncertain demand yang
mempertimbangkan reorder point dan safety stock. Namun, dalam perhitungannya mem-
butuhkan Q optimum sehingga juga mempertimbang`kan Q optimum pada metode lot
sizing. Selain itu, untuk mengantisipasi adanya kelebihan maupun kekurangan stok yang
tersedia, perencanaan bahan baku dapat dilakukan menggunakan metode periodic review,
dan continuous review (Hillier dalam kutipan Maskun, 2016).
Menurut Amold et al dalam kutipan Azizah (2017), fungsi dasar dari inventory da-
lam sebuah manufaktur yaitu untuk memisahkan antara demand dan supply. Persediaan
Aryanny dan Jati / Tekmapro / Vol. 15, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 1 - 12
109
dapat berfungsi sebagai penyangga antara supply dan demand, permintaan konsumen dan
barang jadi, dan komponen yang tersedia, kebutuhan operasi dan output dari operasi sebe-
lumnya, serta antara part dan material yang diproduksi oleh supplier material.
Biaya-biaya yang timbul akibat persediaan antara lain : Tampubolon (2014)
1. Biaya Pembelian (Purchased Cost)
Biaya yang timbul dalam menyimpan persediaan, dalam usaha mengamankan
persediaan dari kerusakan, keusangan atau keausan, dan kehilangan.
2. Biaya Pengadaan (Ordering Cost)
Biaya-biaya yang timbul selama proses pemasaran sampai barang tersebut dapat
dikirim eksportir atau pemasok.
3. Biaya Penyimpanan (Inventory-Carrying Cost)
Biaya-biaya yang timbul didalam menyiapkan mesin dan peralatan untuk dipergunakan
dalam proses konversi.
Persentase dari biaya penyimpanan dapat diklasifikasikan pada Tabel I. TABEL I
PENENTUAN BIAYA PENYIMPANAN PERSEDIAAN
No. Kategori Biaya Sebagai Persentase dari
Nilai Persediaan
1 Biaya penyimpanan, seperti sewa bangunan, penyusutan, biaya
operasi, pajak, asuransi. 6% (3% - 10%)
2 Biaya penanganan bahan baku, termausk peralatan, sewa atau penyusutan, listrik, dan biaya operasi
3% (1% - 3,5%)
3 Biaya tenaga kerja karena penanganan tambahan. 3% (3% - 5%)
4 Biaya investasi, seperti biaya pinjaman, pajak, dan asuransi persediaan.
11% (6% - 24%)
5 Pencurian, tergores, dan kelalaian. 3% (2% - 5%)
Total Biaya Penanganan Persediaan 26%
Sumber: Heizer dan Rander, 2015
4. Biaya Kekurangan (Stock Out Cost)
Biaya yang timbul akibat kehabisan persediaan yang timbul karena kesalahan
perhitungan.
Terdapat satu biaya tambahan yang timbul dalam persediaan yaitu backorder cost.
Backorder cost adalah biaya atau risiko yang timbul oleh suatu kondisi dalam
pendistribusian barang, karena barang yang dipesan oleh pelanggan tidak dapat dipenuhi
oleh perusahaan, baik seluruhnya ataupun sebagiannya dan akan dipenuhi pada periode
berikutnya (Haming et al., 2017).
Persediaan adalah penjagaan terhadap tingkat pemenuhan barang sesuai dengan kebu-
tuhan konsumen dalam perusahaan. Menurut Rangkuti dalam Feoshinta (2019), tujuan
persediaan antara lain untuk menghindari terjadinya risiko bahan baku yang datang ter-
lambat, menghindari risiko terjadinya risiko bahan baku yang rusak, menjaga agar proses
produksi perusahaan tetap berjalan, menjaga agar mesin digunakan secara optimal dan
tidak menganggur, memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pada konsumen.
Model persediaan probabilistik memiliki permintaan dan lead time yang berubah-
ubah secara acak. Model ini berasumsi bahwa rata-rata permintaan dianggap tetap
terhadap waktu dan kemungkinan untuk kondisi distribusi yang berkaitan dengan
permintaan itu. Jadi model ini lebih menekankan pada distribusi permintaan selama lead
time. Permintaan lead time adalah variabel acak jika sedikitnya satu dari komponen utama
adalah sebuah variabel acak. Perkembangan model persediaan selama ini mengasumsikan
seluruh parameter sistem diketahui dengan pasti. Namun sebenarnya, permintaan akan
terjadi ditiap periode yang ditentukan dengan lead time stokastik. Untuk permasalahan
persediaan yang memiliki parameter yang tidak pasti, maka dikembangkan distribusi
probabilistik. Model Q atau Continous Review dikembangkan berdasarkan pada
perhitungan jumlah pesanan, persediaan pengaman, titik pemesanan kembali dan total
biaya persediaan (Ristono, 2009).
Aryanny dan Jati / Tekmapro / Vol. 15, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 1 - 12
110
B. Metode Continuous Review (Q) dengan Back Order
Formulasi dari model Q dengan back order ini hanya berlaku apabila kekurangan
persediaan diperlakukan secara back order, dimana perusahaan memenuhi permintaan
yang tidak terpenuhi di periode sekarang dan di periode selanjutnya. Menurut Pulungan
et al., (2018) untuk mendapatkan solusi yang optimal, maka digunakan perhitungan iter-
asi dengan metode Hadley-Within.
1. Formulasi dan Solusi Model
a. Kekurangan persediaan diperlakukan dengan cara lost sales maka akan diperoleh:
𝑂𝑇 = 𝑂𝑏 + 𝑂𝑝 + 𝑂𝑠 + 𝑂𝑘 (1)
𝑂𝑇 = 𝐷𝑝 +𝐴𝐷
𝑞0+ ℎ (
1
2𝑞0 + 𝑟 − 𝐷𝐿) + (
𝑐𝑢𝐷
𝑞0) 𝑁 (2)
Dimana: D : Kebutuhan per periode (unit)
p : Harga per unit (Rp)
A : Biaya setiap kali pesan (Rp per sekali pesan)
q0 : Ukuran lot setiap kali pesanan usulan (unit)
h : Biaya simpan per ton per tahun (Rp)
r : Titik pemesanan kembali usulan (unit)
L : Lead time (per tahun)
Cu : Biaya kekurangan (Rp)
N : Jumlah kekurangan (unit)
2. Solusi dengan Metode Hadley-Within
Nilai𝒒𝟎∗ dan 𝒓∗ dicari dengan cara iteratif. Pencarian solusi menggunakan metode
Hadley-Within dengan cara :
a. Hitung nilai 𝒒𝟎𝟏∗ awal sama dengan nilai 𝒒𝟎
∗ yaitu:
𝒒𝟎𝟏∗ = √
𝟐𝑨𝑫
𝒉 (3)
b. Nilai kemungkinan kekurangan persediaan α dicari setelah nilai 𝒒𝟎𝟏∗ didapat.
𝛼 = ℎ𝑞0
𝐶𝑢𝐷 (4)
Setelah ditemukan α untuk perhitungan selanjutnya diperlukan 𝑍𝛼 dari tabel nilai
kemungkinan kekurangan.
Nilai 𝑟1∗ dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
𝑟1∗ = 𝐷𝐿 + 𝑍𝛼 S√𝐿 (5)
Dimana: S : Standard deviasi
c. Nilai 𝑞02∗ dihitung berdasarkan formula yang diperoleh dari persamaan berikut :
𝑞02∗ = √
2𝐷 [𝐴+𝐶𝑢𝑆𝐿[𝑓(𝑍𝛼)−𝑍𝛼Ψ(𝑍𝛼)]]
ℎ (6)
Dimana: 𝑓𝑍𝛼 : Ordinat
𝜓𝑍𝛼 : Ekspektasi parsial
Nilai 𝑓𝑍𝛼 dan (𝜓𝑍𝛼) dapat dicari dari Tabel nilai kemungkinan kekurangan.
d. Hitung kembali nilai 𝛼 dan nilai 𝑟2∗dengan menggunakan persamaan berikut.
𝛼 = ℎ𝑞0
𝐶𝑢𝐷 (7)
𝑟2∗= DL + 𝑍𝛼 S√𝐿 (8)
e. Bandingkan nilai 𝑟1∗dan 𝑟2
∗ ; jika harga 𝑟2∗relatif sama dengan 𝑟1
∗ iterasi selesai
dan akan diperoleh 𝑟∗=𝑟2∗ dan 𝑞0
∗=𝑞02∗ . Jika tidak kembali ke langkah c dengan
menggantikan nilai 𝑟1∗= 𝑟2
∗dan 𝑞01∗ =𝑞02
∗ .
Kebijakan persediaan optimal dari Model Q dihitung sebagai berikut:
1) Nilai Safety Stock:
SS = Zα S√𝐿 (9)
2) Tingkat Pelayanan yaitu:
ɳ = 1 –N
DL × 100 % (10)
Aryanny dan Jati / Tekmapro / Vol. 15, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 1 - 12
111
3) Biaya Total sama seperti persamaan yaitu:
OT = Ob + Op + Os + Ok
Dimana: OT : Biaya total persediaan (Rp)
Ob : Biaya pembelian (Rp)
Op : Biaya pemesanan (Rp)
Os : Biaya simpan (Rp)
Ok : Biaya kekurangan (Rp)
C. Metode Continuous Review System (Q) dengan Lost Sales
Formulasi dari model Q dengan lost sales ini hanya berlaku apabila konsumen tidak
menunggu hingga barang datang. Untuk mendapatkan solusi yang optimal, maka akan
digunakan perhitungan iterasi dengan metode Hadley-Within.
Rumus dan ketentuan iterasi dalam perhitungan back order dan lost sales hampir
sama, perbedaanya terletak pada perhitungan α dan OT. Rumus α dan OT dalam metode
lost sales dapat dilihat pada persamaan. Jika kekurangan persediaan diperlakukan dengan
cara lost sales maka akan diperoleh :
𝑂𝑇 = 𝑂𝑏 + 𝑂𝑝 + 𝑂𝑠 + 𝑂𝑘
𝑂𝑇 = 𝐷𝑝 +𝐴𝐷
𝑞0+ ℎ (
1
2𝑞0 + 𝑟 − 𝐷𝐿) + (
𝑐𝑢𝐷
𝑞0+ ℎ) 𝑁 (11)
Dimana: D : Kebutuhan per periode (unit)
p : Harga per unit (Rp)
A : Biaya setiap kali pesan (Rp per sekali pesan)
q0 : Ukuran lot setiap kali pesanan (unit)
h : Biaya simpan per unit per tahun (Rp)
r : Titik pemesanan kembali usulan (unit)
L : Lead time (per tahun)
Cu : Biaya kekurangan (Rp)
N : Jumlah kekurangan (unit)
∝=ℎ𝑞𝑜
𝐶𝑢𝐷+ℎ𝑞𝑜 (12)
III. METODE PENELITIAN
Langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Data-data yang dibutuhkan antara lain data kebutuhandaun kayu putih, biaya
pembelian daun kayu putih, biaya pesan daun kayu putih, biaya simpan daun kayu
putih, biaya kekurangan daun kayu putih, serta data frekuensi pesan, jumlah persedi-
aan rata-rata, dan data lead time.
2. Menghitung jumlah pemesanan dengan model probabilistik Q back order
Jumlah pemesanan dengan model Q back order dilakukan perhitungan ukuran lot
pemesanan usulan untuk setiap kali pembelian, perhitungan besarnya kemungkinan
kekurangan inventori, dan titik pemesanan kembali. Dari perhitungan tersebut,
dilanjutkan dengan menentukan kebijakan inventori optimal, tingkat pelayanan, dan
didapatkan nilai total biaya persediaan.
3. Menghitung jumlah pemesanan dengan model probabilistik Q lost sales
Jumlah pemesanan dengan model Q lost sales dilakukan perhitungan ukuran lot
pemesanan usulan untuk setiap kali pembelian, perhitungan besarnya kemungkinan
kekurangan inventori, dan titik pemesanan kembali. Dari perhitungan tersebut,
dilanjutkan dengan menentukan kebijakan inventori optimal, tingkat pelayanan, dan
didapatkan nilai total biaya persediaan.
4. Perbandingan antara total biaya persediaan metode Q back order dengan total biaya
persediaan Q lost sales untuk mengetahui metode yang menghasilkan total biaya
persediaan yang minimum seperti bagaimana tujuan dari penelitian ini. Setelah
didapatkan metode terbaik, dilakukan peramalan untuk periode yang akan datang
Aryanny dan Jati / Tekmapro / Vol. 15, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 1 - 12
112
dengan menghitung kebutuhan daun kayu putih di periode yang akan datang
menggunakan metode peramalan regresi sederhana trend linear. Dengan demikian
dilanjutkan untuk menghitung total biaya persediaan dengan metode yang diterima.
MULAI
Kebutuhan daun kayu putih, biaya pembelian
daun kayu putih, biaya pesan daun kayu putih,
biaya simpan daun kayu putih, biaya
kekurangan daun kayu putih, serta data
frekuensi pesan, jumlah persediaan rata-rata,
data lead time.
Menghitung jumlah pemesanan dengan model probabilistik
Q back orderMenghitung jumlah pemesanan dengan model probabilistik
Q lost sales
Tarik kesimpulan
Pilih metode yang menghasilkan jumlah pemesanan optimal
Selesai
Gambar 1. Flowchart Penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Model Q Bak Order
Perhitungan model Q back order dengan menggunakan solusi Hadley-Within untuk
daun kayu putih akan melewati beberapa tahap iterasi sehingga mendapatkan solusi yang
optimal. Berikut ini merupakan perhitungan iterasi pertama daun kayu putih:
Iterasi 1
Hitung nilai q01*
𝑞01∗ = 𝑞02
∗ = √2𝐴𝐷
ℎ= √
2(3.678.000)(15.506)
36.480= 1.768ton
Berdasarkan nilai q01* yang diperoleh, maka dapat dicari besarnya kemungkinan keku-
rangan inventori α yang selanjutnya akan dapat dihitung nilai r1*
∝ =ℎ𝑞01
∗
𝑐𝑢𝐷 =
(36.480)(1.768)
(56.392.000)(15.506)= 0,000074
Dengan nilai α sebesar 0,000074 maka dapat diketahui dari tabel distribusi normal bahwa
nilai 𝑧∝ adalah sebesar 3,87 sehingga nilai r1* dapat dicari.
𝑟1∗ = 𝐷𝐿 + 𝑧∝𝑆√𝐿
𝑟1∗ = (15.506)(1/48) + (3,87)(956√1/48)= 857ton
Setelah diketahui nilai 𝑟1∗ maka dapat dihitung nilai q02
*
𝑞02∗ = √
2𝐷 [𝐴 + 𝑐𝑢 ∫ (𝑥 − 𝑟1∗)𝑓(𝑥)𝑑𝑥
∞
𝑟1∗ ]
ℎ
Dimana:
𝑁 = ∫ (𝑥 − 𝑟1∗)(𝑥)𝑑𝑥
∞
𝑟1∗
= 𝑆𝐿[𝑓(𝑧∝) − 𝑧∝𝜓(𝑧∝)]
Pada tabel diperoleh 𝑓(𝑧∝) = 0,002 dan 𝜓(𝑧∝) = 0,000016 sehingga dapat dihitung
nilai N dan 𝑞02∗ sebagai berikut.
𝑁 = 𝑆𝐿[𝑓(𝑧∝) − 𝑧∝𝜓(𝑧∝)]
Aryanny dan Jati / Tekmapro / Vol. 15, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 1 - 12
113
𝑁 = (956)(1/48)[(0,002) − (3,87)(0,000016)] = 0,038 𝑡𝑜𝑛
𝑞02∗ = √
2(15.506)[3.678.000 + (56.392.000)(0,038)]
36.480= 1.768 𝑡𝑜𝑛
Hitung kembali α dan r2*
∝ =ℎ𝑞02
∗
𝑐𝑢𝐷=
(36.480)(1.768)
(257.600.000)(15.506)= 0,000074 → 𝑧∝ = 3,87
𝑟2∗ = 𝐷𝐿 + 𝑧∝𝑆√𝐿
𝑟2∗ = (15.506)(1/48) + (3,87)(956√1/48) = 857 𝑡𝑜𝑛
Pada iterasi pertama, nilai r1* = 857 dengan r2
*857 memiliki nilai sama. Didapatkan
kebijakan persediaan optimal.
a. Kebijakan persediaan optimal
𝑞0∗ = 𝑞02
∗ =1.768 ton per pesan
𝑟∗ = 𝑟2∗ =857 ton per pesan
𝑠𝑠 = 𝑧∝𝑆√𝐿 = (3,87)(956√1/48) = 534 𝑡𝑜𝑛
b. Tingkat pelayanan
𝜂 = 1 −𝑁
𝐷𝐿× 100%
= 1 −0,038
(15.506) (1
48)
× 100% = 99,98 %
c. Ekspektasi biaya total per tahun
- Biaya pembelian
𝑂𝑏 = 𝐷 × 𝑝 = (15.506) (Rp. 152.000) = Rp.2.356.912.000,-
- Biaya pengadaan
𝑂𝑝 =𝐴𝐷
𝑞0 =
(3.678.000)(15.506)
1.768= Rp. 32.257.391,-
- Biaya penyimpanan
𝑂𝑠 = ℎ (𝑞0
2+ 𝑟 − 𝐷𝐿)
= 36.480 (1.768
2+ 857 − ((15.506) (1/48)))= Rp. 51.728.640,-
- Biaya kekurangan
𝑂𝑘 = (𝑐𝑢𝐷
𝑞0) ∫ (𝑥 − 𝑟)(𝑥)𝑑𝑥
∞
𝑟
= ((56.392.000)(15.506)
1.768) × 0,038= Rp. 18.793.973,-
- Biaya total
𝑂𝑇 = 𝑂𝑏 + 𝑂𝑝 + 𝑂𝑠 + 𝑂𝑘 = Rp. 2.459.692.004,-
Jadi total biaya persediaan dengan metode continuous review (Q) back order
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk daun kayu putih dari bulan November
2018 – Oktober 2019 sebesar Rp. 2.459.692.004,-
B. Perhitungan Model Q lost sales
Perhitungan model Q lost sales dengan menggunakan solusi Hadley-Within un-
tuk daun kayu putih akan melewati beberapa tahap iterasi sehingga mendapatkan solusi
yang optimal. Berikut ini merupakan perhitungan iterasi pertama daun kayu putih:
Iterasi 1
Hitung nilai q01*
𝑞01∗ = 𝑞02
∗ = √2𝐴𝐷
ℎ= √
2(3.678.000)(15.506)
36.480= 1.768ton
Berdasarkan nilai q01* yang diperoleh, maka dapat dicari besarnya kemungkinan keku-
rangan inventori α yang selanjutnya akan dapat dihitung nilai r1*
Aryanny dan Jati / Tekmapro / Vol. 15, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 1 - 12
114
∝ =ℎ𝑞01
∗
𝑐𝑢𝐷+ℎ𝑞01∗ =
(36.480)(1.768)
(56.392.000)(15.506)+(36.480)(1.768)= 0,000074
Dengan nilai α sebesar 0,000074 maka dapat diketahui dari tabel distribusi normal bahwa
nilai 𝑧∝ adalah sebesar 3,87 sehingga nilai r1* dapat dicari.
𝑟1∗ = 𝐷𝐿 + 𝑧∝𝑆√𝐿
𝑟1∗ = (15.506)(1/48) + (3,87)(956√1/48)= 857 ton
Setelah diketahui nilai 𝑟1∗ maka dapat dihitung nilai q02
*
𝑞02∗ = √
2𝐷 [𝐴 + 𝑐𝑢 ∫ (𝑥 − 𝑟1∗)𝑓(𝑥)𝑑𝑥
∞
𝑟1∗ ]
ℎ
Dimana:
𝑁 = ∫ (𝑥 − 𝑟1∗)(𝑥)𝑑𝑥
∞
𝑟1∗
= 𝑆𝐿[𝑓(𝑧∝) − 𝑧∝𝜓(𝑧∝)]
Pada tabel diperoleh 𝑓(𝑧∝) = 0,002 dan 𝜓(𝑧∝) = 0,000016 sehingga dapat dihitung
nilai N dan 𝑞02∗ sebagai berikut.
𝑁 = 𝑆𝐿[𝑓(𝑧∝) − 𝑧∝𝜓(𝑧∝)] 𝑁 = (956)(1/48)[(0,002) − (3,87)(0,000016)] = 0,038 𝑡𝑜𝑛
𝑞02∗ = √
2(15.506)[3.678.000 + (56.392.000)(0,038)]
36.480= 1.768 𝑡𝑜𝑛
Hitung kembali α dan r2*
∝ =ℎ𝑞02
∗
𝑐𝑢𝐷 + ℎ𝑞02∗
∝=(36.480)(1.768)
(56.392.000)(15.506) + (36.480)(1.768)= 0,000074 → 𝑧∝ = 3,87
𝑟2∗ = 𝐷𝐿 + 𝑧∝𝑆√𝐿
𝑟2∗ = (15.506)(1/48) + (3,87)(956√1/48) = 857 𝑡𝑜𝑛
Pada iterasi pertama, nilai r1* = 857 dengan r2
*857sama. Didapatkan kebijakan persediaan
optimal.
a. Kebijakan persediaan optimal
𝑞0∗ = 𝑞02
∗ =1.768ton per pesan
𝑟∗ = 𝑟2∗ =857 ton per pesan
𝑠𝑠 = 𝑧∝𝑆√𝐿
= (3,87)(956√1/48) = 534 𝑡𝑜𝑛
b. Tingkat pelayanan
𝜂 = 1 −𝑁
𝐷𝐿× 100%
= 1 −0,038
(15.506)(1
48)
× 100% = 99,98 %
c. Ekspektasi biaya total per tahun
- Biaya pembelian
𝑂𝑏 = 𝐷 × 𝑝 = (15.506) (Rp. 152.000) = Rp.2.457.912.000,-
- Biaya pengadaan
𝑂𝑝 =𝐴𝐷
𝑞0 =
(3.678.000)(15.506)
1.768= Rp. 32.257.391,-
- Biaya penyimpanan
𝑂𝑠 = ℎ (𝑞0
2+ 𝑟 − 𝐷𝐿)
= 36.480 (1.768
2+ 857 − ((15.506) (1/48)))= Rp. 51.728.640,-
- Biaya kekurangan
Aryanny dan Jati / Tekmapro / Vol. 15, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 1 - 12
115
𝑂𝑘 = (𝑐𝑢𝐷
𝑞0+ ℎ) ∫ (𝑥 − 𝑟)(𝑥)𝑑𝑥
∞
𝑟
= ((56.392.000)(15.506)
1.768+ 36.480) × 0,038= Rp. 18.795.359,-
- Biaya total
𝑂𝑇 = 𝑂𝑏 + 𝑂𝑝 + 𝑂𝑠 + 𝑂𝑘 = Rp. 2.459.693.391,-
Total biaya persediaan dengan metode continuous review (Q) lost sales yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk daun kayu putih dari bulan November 2018 –
Oktober 2019 sebesar Rp. 2.459.693.391,-
Perbandingan nilai total biaya persediaan metode continuous review (Q) back
order, metode continuous review (Q) lost sales dan metode perusahaan dapat dilihat pada
Tabel II. TABEL II.
PERBANDINGAN METODE Q BACK ORDER, METODE Q LOST SALES DAN METODE PERUSAHAAN
Bahan Metode Q Back Order (Rp) Metode Q Lost Sales (Rp) Metode
Perusahaan
(Rp)
Daun Kayu Putih 2.459.692.004 2.459.693.391 2.595.684.800
Dari Tabel II, total biaya persediaan dengan metode continuous review (Q) back order
sebesar Rp. 2.459.692.004,-, metode continuous review (Q) lost sales sebesar Rp.
2.459.693.391,- dan metode perusahaan sebesar Rp. 2.595.684.800,- , sehingga dipilih
metode continuous review (Q) back order karena menghasilkan total biaya yang mini-
mum dengan penghematan biaya sebesar Rp. 135.992.796,- atau 5,2 % dari total biaya
metode perusahaan.
Hasil peramalan kebutuhan daun kayu putih bulan November 2019 – Oktober 2020
seperti pada Tabel III. TABEL III
PERAMALAN KEBUTUHAN DAUN KAYU PUTIH
No. Bulan Peramalan
1. November 2019 1.328
2. Desember 2019 1.333
3. Januari 2020 1.338
4. Februari 2020 1.344
5. Maret 2020 1.349
6. April 2020 1.355
7. Mei 2020 1.360
8. Juni 2020 1.366
9. Juli 2020 1.371
10. Agustus 2020 1.377
11. September 2020 1.382
12. Oktober 2020 1.387
Total 16.290
Pada Tabel III, total permintaan daun kayu putih bulan November 2019 – Oktober
2020 sebesar 16.290 ton. Perhitungan model continuous review (Q) back order dengan
solusi Hadley-Within untuk kebutuhan daun kayu putih bulan November 2019 – Oktober
2020, dilakukan dengan beberapa tahap iterasi untuk mendapatkan solusi optimal:
Iterasi 1
Hitung nilai q01*
𝑞01∗ = 𝑞02
∗ = √2𝐴𝐷
ℎ= √
2(3.678.000)(16.290)
36.480 = 1.812 ton
Berdasarkan nilai q01* selanjutnya akan dapat dhitung nilai nilai r1
*:
∝ =ℎ𝑞01
∗
𝑐𝑢𝐷=
(36.480)(1.812)
(56.392.000)(16.290)= 0,000072
Aryanny dan Jati / Tekmapro / Vol. 15, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 1 - 12
116
Dengan nilai ∝ maka dapat diketahui dari tabel distribusi normal dengan nilai 𝑧∝ adlah
sebesar 3,88 sehingga nilai 𝑟1∗ dapat dicari.
𝑟1∗ = 𝐷𝐿 + 𝑧∝𝑆√𝐿
𝑟1∗ = (16.290)(1/48) + (3,88)(65√1/48) =376 ton
Nilai q02*.
𝑞02∗ = √
2𝐷 [𝐴 + 𝑐𝑢 ∫ (𝑥 − 𝑟1∗)𝑓(𝑥)𝑑𝑥
∞
𝑟1∗ ]
ℎ
𝑁 =Pada tabel diperoleh 𝑓(𝑧∝) = 0,0018 dan 𝜓(𝑧∝) = 0,000016 sehingga dapat dihi-
tung nilai N dan 𝑞02∗ sebagai berikut.
𝑁 = 𝑆𝐿[𝑓(𝑧∝) − 𝑧∝𝜓(𝑧∝)] 𝑁 = 1,4[(0,0018) − (3,88)(0,000016)] = 0,0024
𝑞02∗ = √
2(16.290)[3.678.000+(56.392.000)(0,0024)]
36.480 = 1.812 ton
Hitung kembali ∝dan 𝑟2∗.
∝ =ℎ𝑞02
∗
𝑐𝑢𝐷=
(36.480)(1.812)
(56.392.000)(16.290)= 0,000072 → 𝑧∝ = 3,88
𝑟2∗ = 𝐷𝐿 + 𝑧∝𝑆√𝐿
𝑟2∗ = (16.290)(1/48) + (3,88)(65√1/48) = 376 ton
Pada iterasi pertama, nilai 𝑟1∗ = 376 dengan 𝑟2
∗ = 376 memiliki nilai yang sama, dengan
demikian, maka kebijakan inventori sebagai berikut:
1. Kebijakan persediaan optimal
𝑞0∗ = 𝑞02
∗ = 1.812 ton
𝑟∗ = 𝑟2∗ = 376 ton 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛
𝑠𝑠 = 𝑧∝𝑆√𝐿 = (3,88)(65√1/48) = 36 ton
2. Tingkat pelayanan
𝜂 = 1 −𝑁
𝐷𝐿× 100%
= 1 −0,0024
(16.290)(1
48)
× 100% = 1 −0,0024
339× 100% = 99,99%
3. Ekspektasi biaya total per tahun
- Biaya pembelian
𝑂𝑏 = 𝐷 × 𝑝 = (16.290) (𝑅𝑝152.000) = 𝑅𝑝 2.476.080.000 - Biaya pengadaan
𝑂𝑝 =𝐴𝐷
𝑞0 =
(3.678.000)(16.290)
1.812= 𝑅𝑝 33.065.463
- Biaya penyimpanan
𝑂𝑠 = h(𝑞𝑜
2+ 𝑟 − 𝐷𝐿)
= 36.480(1.812
2+ 376 − 339) = 𝑅𝑝 34.400.640
- Biaya kekurangan
𝑂𝑘 = (𝐶𝑢𝐷
𝑞𝑜)xN
= ((56.392.000)(16.290)
1.812) × 0,0024 = 𝑅𝑝 1.216.722
Biaya total
𝑂𝑇 = 𝑂𝑏 + 𝑂𝑝 + 𝑂𝑠 + 𝑂𝑘 = 𝑅𝑝 2.544.762.825
Total biaya persediaan dengan metode Q Backorder yang harus dikeluarkan oleh perus-
ahaan untuk bahan baku daun kayu putih untuk bulan November 2019–Oktober
2020sebesar Rp2.544.762.825,-.
Aryanny dan Jati / Tekmapro / Vol. 15, No. 01, Tahun 2021,
Hal. 1 - 12
117
V. KESIMPULAN
Pengendalian persediaan daun kayu putih bulan November 2018-Oktober 2019
dengan metode perusahaan menghasilkan total biaya persediaan sebesar Rp.
2.595.684.800,- dan metode continuous review (Q) back order sebesar Rp.
2.459.692.004,-, sehingga terjadi penghematan total biaya persediaan sebesar Rp.
135.992.796,- atau sebesar 5,2%. Setelah dilakukan peramalan permintaan daun kayu
putih pada bulan November 2019–Oktober 2020, didapatkan total biaya persediaan
dengan metode Q Backorder sebesar 16.290 ton, dengan jumlah pemesanan sebesar 1.812
ton per pesan, dan total biaya persediaan sebesar Rp2.544.762.825,-.
PUSTAKA Aditama, Ikhsan. (2016), “Perencanaan Kebijakan Persediaan Bahan Kimia Menggunakan Metode Continuous Review
pada Departemen Printing-Dyeing di PT. Kusumahadi Santosa. Seminar Nasional IENACO”, ISSN: 2337-4349,
Surakarta.
Amelita, S. (2020), “Usulan Pengendalian Persediaan Produk Kosmetik di Toko Rahayu”, Jurnal Titra, Vol. 8, No. 1.
Amrilah, Azmi Fahma. (2016), “Analisis Metode Economic Order Quantity (EOQ) Sebagai Dasar Pengendalian Persediaan
Bahan Baku Pembantu (Studi Pada PG. Ngadirejo Kediri-PT. Perkebunan Nusantara X)”, Jurnal Administrasi
Bisnis, Vol. 33, No. 1. Azizah, I. (2017), “Kebijakan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Obat Nyamuk Bakar Berupa Tepung dan Material
Packaging”, Skripsi Progdi Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Feoshinta, H. (2019), “Analisis Perbandingan Pengendalian Persediaan Vanili Powder dengan Metode EOQ Probabilistik (Q,R) dan Metode Kanban di PT. UNIMOS”, Skripsi Universitas Brawijaya Malang.
Haming, M., dan Nurnajamuddin, M. (2014), “Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa”, Penerbit PT
Bumi Aksara Jakarta. Haming, M., Ramlawati., Suriyanti., dan Imaduddin. (2017),”Operation Research : Teknik Pengambilan Keputusan
Optimal”, Penerbit Bumi Aksara Jakarta Timur.
Heizer, Jay dan Render, Barry. (2015), “Manajemen Operasi Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan”, Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Ishak, Aulia. (2010), “Manajemen Operasi”, Penerbit Graha Ilmu Yogyakarta.
Jaufanti, Dian Audina. (2016), “Perencanaan Kebijakan Persediaan Untuk Meminimasi Stockout Dengan Pendekatan Con-tinuous Review (s,S) Dan Continuous Review (s,Q) Pada Persediaan Bahan Baku PT Arka Footwear”, Prosiding
ISSN: 2355-9365, Vol. 3, No. 2, Bandung.
Lestari, Nurhayati.(2018),”Pengendalian Pengadaan Bahan Bakar Menggunakan Model Probabilistik Continuous Review Syste”, Tugas Akhir, Jjurusan Teknik Iindustri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Maskun, H. Bernik. (2016), “Menentukan Tingkat Persediaan Optimum Menggunakan Metode P (Periodic Reviews
Method) dengan Demand Selama Lead Time Berdistribusi Normal”, Skripsi Fakultas Matematika IPA, Universitas Padjajaran.
Mulyono, Sri. (2017), “Riset Operasi Edisi 2”, Penerbit Mitra Wacana Media Jakarta.
Nurmanita, M., Sodikin, I., dan Oesman, T. I. (2015), “Pengendalian Persediaan Critical Spare Part Dengan Pendekatan Continuous Review System Pada UPT Balai Yasa Yogyakarta”, Jurnal Rekavasi, 3(1).
Octaviana, M., Baihaqi, M., dan Bramanti, G. W. (2018), “Kebijakan Persediaan Spare Parts (Studi Kasus : Pabrik
Perakitan Sepeda Motor)”, Jurnal Teknik ITS, Vol. 7, No. 1. Pratiwi, A., Wicaksono, P. A., Suliantoro, H. (2018), “Usulan perencanaan dan pengendalian persediaan obat
dengan pendekatan continuous review Model dengan mempertimbangkan factor expiry product dan retur”,
Industrial Engineering online Journal, Vol. 7, No. 1. Pulungan, Dian.S. Fatma, Erika.(2018), “Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode Probabilistik dengan
Kebijakan Back Order dan Lost Sales”, Jurnal Teknik Industri, Vol. 19, No. 1.
Rikardo, C., Lesmono, D., dan Limanyah, T. (2017), “Pengembangan Model Persediaan Continuous Review Dengan All-Unit Discount Dan Faktor Kadaluarsa”, Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik Industri, Vol. 19, No. 1.
Ristono, A. (2009), “Manajemen Persediaan”, Penerbit Graha Ilmu Yogyakarta.
Sari, R. W., Damayanti, D. D., dan Santoso, B. (2016), “Perencanaan Persediaan Seluruh Produk Kategori Dry Food Dengan Pendekatan Metode Probabilistik Continuous Review (S,S) System Di Gudang Retail di PT. XYZ Ban-
dung”, Jurnal Rekayasa Sistem & Industri, Vol. 3, No. 3.
Sukanta. (2017), “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Continuous ReviewSystem di Moga Toys
Home Industry”, JIEM, Vol. 2, No. 1.
Syamil, Rio Avicenna. (2018), “Penentuan Kebijakan Persediaan Produk Kategori Food Dan Non-Food Dengan
Menggunakan Metode Continuous Review (s,S) System Dan (s,Q) System Di PT.XYZ Untuk Optimasi Biaya Persediaan”, Jurnal Integrasi Sistem Industri.
Tampubolon, Manahan P. (2014), “Manajemen Operasi & Rantai Pemasok (Operation and Supply-chain Management)”,
Penerbit Mitra Wacana Media Jakarta. Wahyuni, Ni Kadek Cahya. (2018), “Penentuan Kebijakan Persediaan Auto Part Menggunakan Metode Continuous Review
(s,S) Untuk Meningkatkan Service Level dan Meminimasi Biaya Akibat Backorder Price Discount Pada PT. XYZ”, Journal Industrial.
Yul, F. A. (2019), “Pengendalian Persediaan Darah Dengan Metode Continuous Review System Pada Palang Merah Indo-
nesia (PMI) Kota Pekanbaru”, Jurnal Sains dan Kesehatan, Vol. 9, No. 2.