amperometri, potensiometri, radiasi elektromagnetik, polarografi, reraktometri
DESCRIPTION
Refractometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar / konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb. Prinsip kerja dari refractometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Polarografi merupakan metode analisis yang didasarkan pada peristiwa polarisasi dalam elektrolisis.TRANSCRIPT
FISIKA DASAR
1. Amperometri
Voltametri atau amperometri adalah merupakan poses elektrolisis dalam ukuran
mikroskala dengan menggunakan mikro elektroda kerja, disebut juga teknik arus
voltase.Potensial dari mikro elektroda kerja divariasikan dan arus yang dihasilkan sebagai
fungsi dari potensial.
Amperometri atau voltametri berkembang pesat setelah adanya penemuan
polarografi oleh Jaroslav Heyrovsky pada tahun 1920 an.Dimana Jaroslav Heyrovsky
mendapat hadiah nobel atas penemuannya tersebut ditahun 1957. Pada saat sekarang
banyak jenis dari amperometri atau voltametri yang telah ditemukan.Antara lain
voltametri yang merupakan analisis dalam ukuran mikroskala dengan menggunakan
mikro elektroda kerja,disebut juga dengan teknik arus voltase .Potensial dari mikro
elektroda kerja divariasikan dan arus yang dihasilkan dicetak sebagai fungsi dari
potensial yang disebut voltamograf di temukan oleh Christian, 1994.Kemudian elektroda
merkurium tetes (D.M.E) disebut sebagai polarografi (Bassett,J,1984). Lalu diikuti
dengan siklik voltametri yang merupakan tehnik pengukuran potensial dari awal sampai
akhir dan kembali lagi ke awal yang disebut dengan penyapuan (scanning) dari katodik
menuju anodic dan sebaliknya (Khopkar, 1985).Metode yang berdasarkan voltametri
yang dikatakan polarograpi bila elektrodanya terpolarisasi adalah elektroda merkuri atau
Drpping Mercury electrode (D.M.E) digunakan untuk menentukan komposisi dan analisis
kuantitatif dari larutan.
Amperometri atau voltametri merupakan metoda analisis yang berkembang pesat
dibanding metode analisis yang lain. Hal ini dikarenakan kelebihannya dalam sensitivitas,
selektifitas, juga sederhana alatnya dan mudah penganalisisannya.Amperometri atau
voltametri cara kerjanya didasarkan pada pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial
yang aplikasi (applied potential) pada saat terjadi polarisasi pada indicator elektroda atau
elektroda kerja (working electrode).
Pada voltametri terdapat 3 elektroda yang digunakanyaitu : elektroda kerja,
elektroda pembanding, dan elektroda pembantu (auxillary electrode).
2. Potensiometri
Potensiometri adalah suatu proses pengukuran potensial atau voltase suatu sel
elektrokimia (Patnaik 2004).Proses potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda
indikator dan elektroda pembanding yang sesuai.
Dasar metode potensiometri adalah membuat sel elektrik dari analat suatu larutan
sehingga perbedaan potensial sel tersebut berkaitan dengan konsentrasi larutan (Rouessac
2007).
Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur konsentrasi
suatu larutan, dalam hal ini hubungan antara potensial sel dan konsentrasi dapat
dijelaskan melalaui persamaan Nerst
E = Eo – RT ln Q
nF
Dimana :
Eo : standar potensial reduksi
R : konsanta gas
T : temperatur ( K )
n : jumlah elektron yang terlibat dalam rekasi reduksi
F : konstanta faraday
Q : reaksi quosien.
Potensial dari sel elektrokimia potensiometri adalah
Ecell = Ec – Ea
Elemen-elemen yang diperlukan dalam potensiometri antara lain adalah elektroda
pembanding ( acuan ),elektroda Indikator,Jembatan garam dan larutan yang dianalisis.
Elektroda pembanding
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektrode
dengan harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka
terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Suatu elektrode yang memenuhi
persyaratan diatas disebut elektrode pembanding (refference electrode ). Ada dua jenis
elektrode pembanding akan diuraikan berikut ini.
1. Elektroda pembanding primer
Contoh dari elektroda jenis ini adalah elektroda hidrogen standart.Elektroda ini
terbuat dari platina hitam agar penyerapan gas hidrogen pada permukaan elektroda dapat
terjadi secara maksimal, sehingga reaksi
H2 <====> 2 H+ + 2 e
Dapat berlangsung dengan cepat dan reversible. Potensial setengah sel dari elektroda
pembanding primer adalah nol volt.
Elektroda standart hidrogen jarang digunakan dalam proses analisis, tetapi hal ini penting
karena elektroda standart yang digunakan untuk menentukan standart potensial sel pada
standart setengah sel elektrokimia.
2. Elektroda pembanding sekunder
Elektroda standart sekunder adalal elektroda yang sering digunakan dan banyak
terdapat di pasar,karena penggunaannya yang lebih praktis. Ada dua macam elektroda
standart sekunder yaitu elektroda kalomel dan elektroda perak/perak klorida.
a. Elektroda kalomel
Elektroda ini terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang ± 10cm dan garis
tengah 0,5-1 cm yang dicelupkan ke dalam air raksa yang kontak dengan lapisan pasta
Hg/HgCl2 yang terdapat pada tabung bagian dalam yang berisi campuran Hg, Hg2Cl2
dan KCl jenuh dan dihubungkan dengan larutan KCl jenuh melalui lubang kecil.
b. Elektroda perak
Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda calomel,terdiri dari suatu elektroda
perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI.
Jika dibandingkan dengan elektroda kalomel, elektroda perak lebih unggul dalam
temperatur yang tinggi. Namun, elektroda perak/perak klorida mempunyai
kecenderungan untuk bereaksi dengan larutan membentuk kompleks perak yangtidak
larut yang memungkinkan menyumbat jembatan garam yang menghubungkan larutan
dan elektroda.
Elektroda indikator
Elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu : elektroda logam dan
elektroda membran.
2. Elektroda membran
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangkan cukup luas,karena dapat
menentukan ion tertentu. Elektroda membran biasa disebut dengan elektroda selektif ion
(ion selective electrode).Elektroda membran juga digunakan untuk penentuan pH dengan
mengukur perbedaan potensial antara larutan pembanding yang keasamannya tetap dan
larutan yang dianalisis.Elektroda membran dibagi empat macam yaitu elektroda membran
kaca,elektroda membran cairan, elektroda padatan dan elektroda penunjuk gas.
Penentuan titik akhir potensiometri dapat dilakukan dengan berbagai macam
metode, salah satunya dengan membuat kurva antara voltase sel terhadap volume titran
yang ditambahkan. Titik akhir diambil pada titik dengan slope (kemiringan maksimum).
Kenaikan slope akan sampai pada titik akhir dan akan menurun setelah titik akhir
tercapai.
3. Radiasi ElektromagnetikRadiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang
berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain.
Bentuk radiasi elektromagnetik :
Sinar-X
Sinar-x merupakan bentuk radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, radiasi
inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio.Namun dibanding jenis radiasi
tersebut, sinar-x lebih enerjik. Foton sinar-x seribu kali lebih enerjik dibanding foton
cahaya tampak.Wilhelm Roetngent pertama kali menggambarkan sinar-x di 1895 dalam
pencapaian yang membuatnya memperoleh Hadiah Nobel pertama dalam bidang Fisika.
Selama Perang Dunia I, sinar-x digunakan untuk keperluan medis. Kebanyakan
sinar-x di semesta muncul ketika atom kembali ke kondisi konfigurasinya. Misalnya, jika
elektron diambil dari inti atom, atom akan memancarkan foton sinar-x sebagai
kesetimbangan.
Sumber umum lain sinar-x adalah, proses bremsstrahlung atau ‘radiasi rem’.
Sinar-x memancar ketika cahaya enerjik elektron dengan cepat melambat. Dalam mesin
medis, cahaya elektron enerjik difokuskan pada satu target yang biasanya berupa
potongan tungsten. Ketika elektron melambat, sinar-x bremsstrahlung tercipta.Perangkat
semacam ini memproduksi sinar-x melalui kedua mekanisme tersebut secara terus-
menerus.Terakhir, mesin yang mengakselerasi elektron dalam orbit lingkaran dapat
menghasilkan sinar-x.Ketika elektron berputar, elektron ini memancarkan sinar-x kuat.
Resonansi Magnetik Inti
Dua orang ilmuwan dari USA pada tahun 1951 yaitu Felix Bloch dan Edwardo
M. Purcell (dari Harvard university) menemukan bahwa inti atom terorientasi terhadap
medan magnet.Selanjutnya menurut Bloch dan Purcell setiap proton di dalam molekul
yang sifat kimianya berbeda akan memberikan garis-garis resonansi orientasi magnet
yang diberikan berbeda. Bertolak dari penemuan ini lahirlah metode baru sebagai anggota
baru teknik soektroskopi yang diberi nama “Nuclear Magnetic Resonance (NMR)”.
Spektrofotometri RMI sangat penting artinya dalam analisis kualitatif, khususnya
dalam penentuan struktur molekul zat organik. Spektrum RMI akan mampu menjawab
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan inti atom yang spesifik.
Hasil spektoskopi RMI seringkali merupakan penegasan urutan gugus atau
susunan atom dalam satu molekul yang menyeluruh.
Fenomena Resonansi Magnet Inti dan Tingkat energinya
Setiap atom dalam sistem susunan berkala mempunyai lambang tertentu disertai
nomor dan bilangan massa adalah sebuah atom x yang mempunyai nomor atom (a) dan
massa relatif (b). Nomor atom menunjukkan jumah proton dalam inti sedangkan massa
atom relatif menunjukkan jumlah netron dan proton dalam inti atom. Sebagai contoh
adalah adalah atom karbon yang massa atom relatifnya (12), jumlah proton (6) dan netron
(6).
Postulat dari Pauli (1924) mengatakan bahwa elektron yang mengelilingi inti
atom pada keaadaan asas akan bergasing, demikian juga inti atom. Setiap lintasan
elektron terisi dengan dua elektron yang berpasangan, artinya memberikan arah gasing
yang berbeda. Sehingga elektron yang berpasangan tersebur tidak terorientasi oleh medan
magnet luar atau bersifat diamagnetik.
Jadi ada suatu atom yang bersifat magnetik semata-mata disebabkan ada sisa
pergasingan dari inti atom. Percoaan yang dilakukan oleh Bloch dan Purcell
membuktikan bahwa inti atom akan menyerap radiasi elektromagnetik pada medan
magnet luar yang kuat. Kesimpulan dari percobaan ini berarti inti atom tersebut
terorientasi terhadap medan magnet.
Bagian yang terpenting dari spektrofotometer RMI adalah :
1) Magnet kutub utara dan selatan yang dapat diubah kekuatannya dalam rentang kecil
tertentu. Induksi medan magnet magnetic flux density dinyatakan dalam standar
internasional (SI), yang disimbolkan sebagai H0, dengan satuan kekuatan dalam
Tesla (T). Kekuatan medan magnet RMI harus disesuaikan terhadap momen magnet
inti proton atau Untuk spektrometer RMI umum dipakai Ho = 2,35 T yang sesuai
dengan frekuensi 100 MHz. Ada tiga jenis magnet yang dipakai :
Magnet yang permanen,
Eletromagnet
Magnet superkonduksi
Pemancar (transmisi) frekuensi Radio
2) Pancaran frekuensi Radio (RF) dibuat tetap. Oleh sebab itu spektrum RMI adalah
merupakan grafik yang menunjukkan banyaknya energi yang diabsorpsi oleh inti
atom dirajah terhadap kuat medan magnet luar (Ho).
3) Tempat sampel merupakan tabung gelas yang diletakkan di antara dua magnet utara
dan selatan. Tabung gelas ini tempatnya dalam lilitan kumparan RF. Tabung sampel
ini bergasing vertikal, berkekuatan di atas 25 Hz dengan memakai pemutar turbin
udara.
4. Polarografi
Polarografi merupakan metode analisis yang didasarkan pada peristiwa polarisasi
dalam elektrolisis.Sebagaimana diketahui bahwa polarisasi terjadi pengutupan pada
elektroda yang menyebabkan laju kuat arus (i) yang makin berkurang.Metode Gravimetri
mulai dikenalkan oleh Jaroslav Heyrovsky (1922). Polarografi merupakan suatu metode
analisis yang didasarkan pada prinsip elektrolisis pada elektroda mikro tetes air raksa.
Selanjutnya teknik polarografi ini dijadikan dasar bagi pengembangan metode
Voltametri. Atau dapat dikatakan metode Polarografi merupakan sub bagian Voltametri
dengan menggunakan elektroda kerja elektroda tetes merkuri (dropping mercury
electrode, DME).
Polarografi dan Voltametri adalah suatu teknik elektroanalisis yang memperoleh
informasi dari analit berdasarkan kurva arus-potensial {i = f(E)}, dengan melakukan
pengukuran arus listrik (i) sebagai fungsi potensial (E) yang diberikan.
Dasar dari polarografi adalah elektrolisis dari suatu larutan yang mengandung
analit eletroaktif, artinya zat-zat yang dapat dioksidasi secara listrik (electro oxidable)
dan yang dapat direduksi secara listrik (electro reductible) pada elektroda tetes air raksa.
Misalnya dalam larutan mengandung ion logam, Mnt, maka akan terjadi reaksi reduksi
secara listrik :
Mnt + ne + Hg (s) = M (Hg)
Perpindahkan materi yang berlangsung di dalam larutan pada umumnya dapat
terjadi dengan 3 cara :
1. Perpindahan secara migrasi
Materi yang bermuatan, karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik, maka
materi bermuatan bergerak menuju kutub dengan muatan yang berlawanan, yakni kation-
kation menuju katoda dan anion-anion menuju anoda.
2. Perpindahan secara difusi
Partikel-partikel mengalir dari daerah yang lebih rapat (pekat) menuju daerah
yang lebih renggang (cucu).
3. Perpindahan secara konveksi
Pengaruh temperatur dan goyangan atau pengadukan menyebabkan partikel
berpindah dari tempat ke tempat lain.
Dari ketiga jenis perpindahan tersebut menyebabkan laju perpindahan massa yang
berimplikasi pada besarnya arus total (itot) yang terjadi
it = arus total
it = im + id + ik im = arus migrasi
id = arus difusi
ik = arus konveksi
Dalam polarografi, diusahakan agar arus yang terukur adalah semata-mata berasal
dari arus difusi saja, maka im dan ik harus dihilangkan atau diperkecil. Arus konveksi
dapat dikurangi dengan cara melakukan percobaan tanpa pengadukan dan arus migrasi
dikurangi atau ditekan dengan penggunakan elektrolit pendukung.
Instrumentasi Polarografi
1. Mercury Elektroda (Elektroda Merkuri)
Elektroda merkuri merupakan elektroda kerja dalam sistem polarografi,
disamping 2 elektroda yang lain yaitu elektroda pembanding (Ag/AgCe atau kolonel
jenuh) dan elektroda pembantu (Auxiallary elektroda) (Pt atau Au). Ketiga elektroda
ditempatkan dalam satu tabung yang mengandung analit. Adapun bentuk skema elektroda
tersebut adalah sebagai berikut :
2. Potensiostat
Potensiostat merupakan bagian instrument yang terdiri dari rangkaian listrik yang
berguna untuk menjaga potensial dan mengatur potensial tetap pada nilai tertentu.
3. Alat pembaca (Readout)
Pada prinsipnya polarografi adalah mengukur arus yang keluar akibat pemberian
potensial tertentu.Alat ukur yang paling sederhana adalah mikroampermeter.Pada
perkembangannya pembacaan arus secara digital bahkan komputerise.
Hal-hal Pendukung pada Polarografi
1. Pelarut dan elektrolit pendukung
Elektrolit pendukung berfungsi untuk menekan arus migrasi, mengontrol
potensial agar tahanan larutan dikurangi serta menjaga kekuatan ion total yang konstal.
Polarografi dapat dilakukan pada fase air dan fase organik.Pada fase air biasanya
digunakan elektrolit pendukung garam-garam seperti KCl, KNO3, NH4Cl dan NH4NO3.
Pada polarografi dengan fase organik (seperti : asetonitril, propilen karbonat,
dimetil formamid, dimetil sulfoksid dan alkohol) biasanya dipakai elektrolit pendukung
garam tetra alkil amonium. Sedangkan buffer (seperti asetat, fostat atapun sitrat)
digunakan apabila pH larutan sangat perlu untuk dikontrol.
2. Pengusir Oksigen
Oksigen dapat mengalami reduksi dalam dua tahap, yaitu
O2 + 2H+ + x = H2O2 E = -0,1 Volt
H2O2 + 2H+ + x = 2H2O E = -0,9 Volt
Apabila polarografi digunakan untuk analisis spesi zat yang mempunyai nilai
potensial reduksi sekitar –0,1 Volt dan –0,9 Volt, maka adanya oksigen akan
mengganggu pengukuran. Oleh sebab itu diperlukan zat pengusir gas oksigen.Umumnya
untuk kasus ini digunakan gas nitrogen untuk mengusir gas oksigen.
5. Refraktometri
Refractometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar / konsentrasi
bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb. Prinsip kerja dari refractometer
sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Seperti terlihat
pada Gambar di bawah ini sebuah sedotan yang dicelupkan ke dalam gelas yang berisi air
akan terlihat terbengkok. Pada Gambar kedua sebuah sedotan dicelupkan ke dalam
sebuah gelas yang berisi lauran gula. Terlihat sedotan terbengkok lebih tajam.Fenomena
ini terjadi karena adanya refraksi cahaya. Semakin tinggi konsentrasi bahan terlarut
(Rapat Jenis Larutan), maka sedotan akan semakin terlihat bengkok secara proporsional.
Besarnya sudut pembengkokan ini disebut Refractive Index (nD).Refractometer
ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwan dari German pada permulaan abad 20.
Adapun prinsip kerja dari refractometer dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Dari gambar dibawah ini terdapat 3 bagian yaitu : Sample, Prisma dan Papan Skala.
Refractive index prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sample.
2. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan
lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka pada papan
skala sinar “a” akan jatuh pada skala rendah.
3. Jika sample merupakan larutan pekat / konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi akan
kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil. Pada gambar terlihar sinar “b”
jatuh pada skala besar.
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan
cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu
pengukuran dilakukan pada suhu 200 C dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan
dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan
dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada
panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan
dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah
refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan
menggunakan plat glass standart (Anonim, 2010).
Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan,
padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan
persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak,
gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat
dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002
dari gelas skala di dalam (Mulyono, 1997).
Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui
prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan
suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas
antara cairan dan alas.
Faktor-faktor penting yang harus diperhitungkan pada semua pengukuran refraksi
ialah temperatur cairan dan jarak gelombang cahaya yang dipergunakan untuk mengukur
n. Pengaruh temperatur terhadap indeks bias gelas adalah sangat kecil, tetapi cukup besar
terhadap cairan dan terhadap kebanyakan bahan plastik yang perlu diketahui indeksnya.
Karena pada suhu tinggi kerapatan optik suatu zat itu berkurang, indeks biasnya akan
berkurang. Perubahan per oC berkisar antara 5.10-5 sampai 5.10-4.Pengukuran yang
seksama sampai desimal yang ke-4 hanya berarti apabila suhu diketahui dengan seksama
pula.
Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias adalah konstan. Ini
dinamakan hukum Snell, dinamakan sesuai nama matematikawan Belanda Willebrod
Snell Von Royen (1591-1626), dan dinyatakan oleh:
Sinθisinθr=n21
Konstanta n21 disebut indeks bias medium (2) relatif terhadap medium (1). Nilai
numerik konstanta itu tergantung pada sifat dasar gelombang dan pada sifat-sifat kedua
media
Indeks refraksi larutan gula tergantung jumlah zat-zat yang terlarut, dan densitas
suatu zat cair, meskipun demikian dapat digunakan untuk mengukur kandungan
gula.Cara ini valid untuk pengukuran gula murni, karena adanya zat selain gula
mempengaruhi refraksi terhadap sukrosa.Oleh sebab itu, pengukuran indeks refraksi
dapat digunakan untuk memperkirakan penentuan kandungan zat kering larutan terutama
sukrosa (Anonim, 2010).
FISIKA DASAR
TULISAN ILMIAH
OLEH :
AMELIA ERISKA
1111012094
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
2011
Tugas Fisika Dasar
Soal- Soal tentang Gerak
Amelia Eriska
1111012094
1. Seorang akrobatik melompat dari menara setinggi 5 m diatas tumpukan
pasir. Tumpukan pasir yang dipasang dibawah menara cukup dalam. Sewaktuakrobatik
dekat dengan tumpukan pasir,ia menekuk lututnya sehingga dia masukkedalam pasir
dengan perlambatan tertentu dan kakinya masuk kedalampasir sedalam 0,7 m. jika massa
akrobatik itu 50 kg, hitunglah:
a. kecepatan sesaat sebelum kakinya masuk kedalam pasir.
b. gaya rata-rata yang dikerjakan pasir kepada kaki akrobatik itu.
Jawab:
a. Vt2 = V0
2 + 2gh
Vt2 = 0 + 2 (10 ms -2)(5 m)
Vt2 = 100 m2s-2
Vt = √100 m2s-2
Vt = 10 m/s2
b. Vt’ = Vt
2 – 2 ah
0 = Vt2 – 2 ah
a = Vt2 / 2h
a = 100 m2s-2 / (2 x 0.7m) = 71.43 m/s2
F = m x a = 50 kg x 71.43 m/s2 = 3571.43 N
2. Sebuah bola dijatuhkan dari gedungsetinggi 30,0 m dari atas permukaantanah.
Tentukan kedudukan dankelajuan bola setelah jatuh selama:
a. 1 s
b. 2 s (g = 9,8 2 m/s )
Jawab :
a. Vt = V0 + gtVt = 0 + 9.8 m/s2 (1 s)Vt = 9.8 m/s
h = V0t + ½ gt2
h = 0 + (9.8 m/s2)(1s)2
h = 4.9 mBola berada 30 – 4,9 = 25,1 m diatas tanah.
b. Vt = V0 + gtVt = 0 + 9.8 m/s2 (2 s)Vt = 19.6 m/s
h = V0t + ½ gt2
h = 0 + (9.8 m/s2)(2 s)2
h = 19.6 mBola berada 30 – 19,6 = 10,4 m diatas tanah.