abstrakrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50071... · web viewbanyak penelitian...
Post on 31-Mar-2020
20 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI CREATIVE MOVEMENT
PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK DUA MEI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
Nurleli Sulaeni Rohmah
11150184000035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
ABSTRAK
Nurleli Sulaeni Rohmah (11150184000035), Peningkatan Motorik Kasar
Melalui Creative Movement Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Dua Mei,
Ciputat Timur, Tahun Pelajaran 2019/2020
Tujuan penelitian ini ialah (1) untuk meningkatkan motorik kasar anak yang dapat dicapai oleh anak melalui pelatihan menari pada anak usia 5-6 tahun, (2) untuk mengetahui keteramplan guru dalam meningkatkan motorik kasar anak dengan kegiatan pelatihan menari tari kreasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ialah yang berusaha untuk memecahkan masalah dengan data-data yang kemudian hasil data tersebut dapat diperoleh dari hasil terjun di lapangan, dianalisis kemudian diinterprementasikan. PTK dilakukan sebagaimana seorang guru dapat menguasai kelas dan mengkondisikan anak-anak di kelas saat pembelajaran berlangsung. Kemudian dilaksanakan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Ketiga tahap tersebut sebagai siklus yang dilakukan berulang-ulang untuk meningkatkan motorik kasar anak melalui creative movement (tari kreasi).Penelitian yang dilakukan selama 10 kali pertemuan dapat dikatakan berhasil meningkatkan motorik kasar anak melalui creative movement (tari kreasi). Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat pada data persiklus yang dilaksanakan. Skor rata-rata yang didapatkan pada pra penelitian yaitu dengan persentase 32%, kemudian pada pertemuan siklus I skor rata-rata kelas mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 66%, dan pada siklus II skor rata-rata kelas anak meningkat lagi dengan persentase 88%. Usaha yang dilakukan anak-anak dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan latihan tari kreasi pada siklus I berada pada kategori cukup, lalu pada siklus II berada pada kategori sangat baik.
Kata Kunci : Creative Movement (Menari Tari Kreasi), Kemampuan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun
i
ABSTRACK
Nurleli Sulaeni Rohmah (11150184000035), Improvement of Rough Motor through Creative Movements in Children Aged 5-6 Years in Kindergarten Dua May, Ciputat Timur, Academic Year 2019/2020
The purpose of this study is (1) to improve children's gross motor skills that can be achieved by children through dance training in children aged 5-6 years, (2) to determine the teacher's skills in improving children's gross motor skills with dance creative dance training activities.The research method used in this study is the classroom action research (CAR) approach. PTK is trying to solve problems with data which then the results of the data can be obtained from the results of plunging in the field, analyzed and then interpreted. CAR is done as a teacher can master the class and condition the children in the class when learning takes place. Then carried out with the planning, implementation and reflection stages. These three stages are repeated as cycles to increase children's gross motor skills through creative movement. Research conducted during 10 meetings can be said to be successful in increasing children's gross motor through creative movement (dance creation). The results of the increase can be seen in the data on the cycle that was carried out. The average score obtained at the pre-study is 32%, then at the first cycle meeting the average score of the class has increased by a percentage of 66%, and in the second cycle the average score of the children's class has increased again by a percentage of 88%. The work done by children in participating in the creative dance training activities in the first cycle is in the sufficient category, then in the second cycle is in the very good category.
Keywords: Creative Movement (Dancing Creative Dance), Rough Motor Skill Ability in Children 5-6 Years
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dan
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Salawat teriring salam
tidak lupa saya haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Peningkatan Motorik Kasar
Melalui Creative Movement Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Dua Mei
Tangerang Selatan”
Penelitian ini dilakukan dalam rangka sebagai syarat untuk pengajuan gelar
Sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Peneliti menyadari dalam menyelesaikan proposal ini berusaha untuk
mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan
pengetahuan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, peneliti menyadari
bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih membutuhkan
bimbingan. Oleh karena itu, patut kiranya pembimbing sampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Siti Khadijah, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia
Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Miratul Hayati, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak
Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Nuraida, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas bimbingan dan
dorongan semangat yang diberikan terus menerus sepanjang perkuliahan.
5. Roro Diah Wahyu Lestari, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing 1 peneliti
dalam proposal skripsi, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan,
masukan, saran, kritik dan waktu untuk membimbing peneliti dalam
menyelesaika proposal skripsi ini tanpa lelah. Kebaikan ibu dan nasihat
iii
ibu akan menjadi ilmu serta pengalaman yang mulia untuk peneliti.
Semoga Allah memberikan kebaikan dan kesehatan untuk ibu. Aamiin ya
Rabbal Alamin.
6. Yubaedi Siron, M.Pd, Selaku Pembimbing 2 peneliti dalam proposal
skripsi, yang telah banyak memberikan arahan serta masukan dalam
penulisan ini. Kebaikan bapak akan menjadi nasihat yang baik untuk
peneliti. Semoga Allah memberikan kebaikan dan kesehatan untuk ibu.
Aamiin ya Rabbal Alamin.
7. Para dosen-dosen Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang
meluangkan waktunya untuk konsultasi penelitian ini. Saya ucapkan
terimakasih yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu tanpa rasa hormat
saya.
8. Teruntuk orangtua saya yang sudah mencintai penulis tanpa alasan.
Ayahanda I.S Fathuddin, saudara kandung, keluarga dan kerabat terdekat
kasih sayang dan doanya saya ucapkan terimakasih.
9. Terimakasih untuk teman-teman saya di Jurusan PIAUD 2015, terkhusus
untuk faras, dwi, aqilah, habibah, bella dan ditta. Juga untuk teman-teman
saya diluar PIAUD, siti nurazizah, fahrul roji, dan subli. Serta teruntuk
kerabat dekat saya, ivan luthfi yang ikut serta membantu berdiskusi
dengan penulis dan tak lelah memberikan semangat serta doanya untuk
penulis agar terselesaikannya penelitian ini.
Ciputat, 24 Januari 2020
Nurleli Sulaeni Rohmah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i
ABSTRACK.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR BAGAN................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................5
C. Batasan Masalah.........................................................................................6
D. Rumusan Masalah......................................................................................6
E. Tujuan Penelitian........................................................................................6
F. Manfaat Hasil Penelitian............................................................................6
BAB II KAJIAN TEORITIS..............................................................................8
A. Motorik Kasar AUD...................................................................................8
1. Definisi Motorik Kasar........................................................................8
2. Perkembangan Motorik Kasar.............................................................9
3. Perkembangan Motorik Kasar (Usia 5-6 Tahun)...............................13
4. Manfaat Motorik Kasar......................................................................16
5. Pengertian Koordinasi Gerak.............................................................18
B. Creative Movement AUD.........................................................................19
1. Definisi Creative Movement..............................................................19
2. Manfaat Creative Movement Untuk Motorik Kasar...........................23
3. Kelebihan dan Kekurangan Creative Movement dan Tari.................26
4. Manfaat Tari Untuk Motorik Kasar...................................................28
C. Pembelajaran Seni Tari AUD Melalui Creative Movement......................29
D. Penelitian Relevan....................................................................................32
E. Kerangka Berfikir.....................................................................................34
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................39
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................39
1. Tempat...............................................................................................39
2. Waktu................................................................................................39
B. Latar Penelitian.........................................................................................39
C. Metode Penelitian.....................................................................................40
D. Desain Penelitian Tindakan Kelas............................................................41
E. Refleksi....................................................................................................45
F. Kriteria Keberhasilan Tindakan................................................................45
G. Data dan Sumber Data..............................................................................46
H. Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................46
1. Observasi...........................................................................................47
2. Wawancara........................................................................................48
3. Dokumentasi......................................................................................49
I. Analisis Data............................................................................................49
J. Instrumen Pengumpulan Data...................................................................51
BAB IV DESKRIPSI, HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN..................58
A. Prosedur Penelitian...................................................................................58
1. Pra Penelitian.....................................................................................58
2. Pelaksanaan Pra Penelitian................................................................60
B. Hasil Penelitian.........................................................................................63
1. Latar Belakang Penelitian..................................................................63
2. Penelitian Tindakan...........................................................................64
C. Pembahasan Analisis Data........................................................................98
1. Analisis Data.....................................................................................98
D. Reduksi Data..........................................................................................101
1. Aspek Pengenalan............................................................................101
2. Aspek Ketepatan..............................................................................102
3. Aspek Keseimbangan......................................................................104
4. Aspek Daya Tahan...........................................................................105
5. Aspek Koordinasi............................................................................106
vi
E. Temuan Penelitian..................................................................................108
F. Ketebatasan Penelitian............................................................................108
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN..................................109
A. Kesimpulan.............................................................................................109
B. Implikasi.................................................................................................109
C. Saran.......................................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kemampuan Motorik Kasar dan Halus Anak ..................................11
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian PTK......................................................................40
Tabel 3.2 Perencanaan Siklus I.........................................................................44
Tabel 3.3 Perencanaan Siklus II........................................................................45
Tabel 3.4 Interprestasi Kemampuan Motorik Kasar Anak................................47
Tabel 3.5 Jenis Data, Sumber Data dan Teknik................................................47
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian..........................................................53
Tabel 3.7 Instrumen Observasi Peningkatan Motorik Kasar Anak...................55
Tabel 3.8 Instrumen Penilaian Kinerja Guru.....................................................57
Tabel 4.1 Data Sampel Anak Kelompok A.......................................................59
Tabel 4.2 Data Kemampuan Motorik Kasar Anak............................................63
Tabel 4.3Nama Tenaga Kependidikan Guru di TK Dua Mei...........................64
Tabel 4.4 Data Siswa TK Dua Me.....................................................................65
Tabel 4.5 Data Kemampuan Motorik Kasar Pada Pra Siklus dan Siklus I.......77
Tabel 4.6 Penilaian Guru Pada Siklus I.............................................................81
Tabel 4.7 Data Perbandingan Skor Pra Penelitian, Siklus I dan Siklus II.........93
Tabel 4.8 Penilaian Guru Pada Siklus II...........................................................97
Tabel 4.9 Data Hasil Peningkatan Motorik Kasar Pada Pra Penelitian, Siklus I
dan Siklus II......................................................................................99
Tabel 4.10 Kekuatan Aspek Pengenalan Gerak Tari Kreasi ..........................103
viii
Tabel 4.11 Kekuatan Aspek Ketepatan Gerak Tari Kreasi.............................104
Tabel 4.12 Kekuatan Aspek Keseimbangan Gerak Tari Kreasi......................105
Tabel 4.13 Kekuatan Aspek Daya Tahan Gerak Tari Kreasi..........................107
Tabel 4.14 Kekuatan Aspek Koordinasi Gerak Tari Kreasi............................108
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Perbandingan Kemampuan Motorik Kasar Pada Pra Penelitian dan
Siklus I ...............................................................................................78
Gambar 4.2 Persentase Kenaikan Kemampuan Motorik Kasar Pada Pra Penelitian
Sampai Siklus I................................................................................ 79
Gambar 4.3 Persentase Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Dari Pra
Penelitian, Siklus I sampai Siklus II ...............................................95
Gambar 4.4 Peningkatan Kemampuan Motorik Kasae Anak Dari Pra Penelitian,
Siklus I Sampai Siklus II .................................................................96
Gambar 4.5 Peningkatan Penilaian Guru Pada Siklus I dan Siklus II ...............98
Gambar 4.6 Kenaikan Persentase Peningkatan Motorik Kasar Anak Dari Siklus I
Sampai Siklus II ..............................................................................100
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Siklus PTK Menurut Kurt Lewin ........................................................43
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu yang mempunyai peranan sangat
penting dalam membangun generasi bangsa Indonesia yang seutuhnya. Oleh
karena itu, pendidikan dimulai pada sejak dini dengan tujuan untuk
membentuk anak yang memiliki karakter baik, kecakapan yang santun dan
kemampuan yang diyakini sebagai faktor pendukung untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak. Mutu pendidikan perlu diperhatikan untuk dapat
mencapai tujuan pendidikan, dan mutu sendiri dapat dilihat dari
keberhasilan yang diraih oleh siswa selama melaksanakan proses
pembelajaran. Hal penting yang harus ditanamkan saat pembelajaran ialah
menanamkan makna belajar yang bermanfaat untuk kehidupannya yang
sekarang sampai ke masa yang akan datang.
Jamaris mengatakan perkembangan merupakan suatu proses yang
bersifat kumulatif, hal tersebut dapat diartikan bahwa perkembangan
sebelumnya yang menjadi dasar bagi perkembangan anak selanjutnya.
Karena itu, jika terjadi hambatan pada perkembangan anak sebelumnya
maka akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.1 Pada masa usia
dini adalah masa dimana anak dapat bertumbuh dan berkembang sebagai
dasar fondasi keberlangsungan hidup anak kedepannya. Hal ini dapat
dipengaruhi dari apa yang di terima anak juga stimulasi dari luar.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ialah tempat dimana anak
untuk belajar dengan teman-temannya. Anak mampu mengeksplorasi dan
melatih diri sendiri melalui pembelajaran dan permainan-permainan yang
diberikan oleh guru. Selain itu, anak akan mencari sendiri atau bekerja sama
dengan teman-temannya bagaimana cara anak dapat memecahkan masalah
dengan benar sehingga peningkatan kualitas diri dalam perkembangan dan
pertumbuhan anak dapat meningkat dengan baik.
1 Yulani nurani Sujiono. Konsep Dasar AUD. (Jakarta:2009), hlm.54
1
2
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 PAUD ada enam aspek
yang dapat dikembangkan pada diri anak sejak dini, yaitu : Aspek Nilai
Agama dan Moral, Aspek Fisik-Motorik, Aspek Kognitif, Aspek Bahasa,
Aspek Sosial Emosional, Aspek Seni. Salah satu aspek perkembangan yang
harus dikembangkan untuk anak usia dini ialah dari aspek perkembangan
fisik-motorik dan aspek perkembangan seni.2
Anak pada usia 0-6 tahun merupakan masa perkembangan dan
pertumbuhan yang sangat menentukkan bagi anak untuk masa depannya,
atau sering disebut dengan Golden Age yaitu masa keemasan, dimana pada
masa ini anak mampu menerima stimulasi yang diberikan dengan cepat.
Pada masa ini pun merupakan masa periode yang sangat kritis yang dapat
menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
Perkembangan dan proses kemampuan fisik pada anak usia TK
mengalami perkembangan secara cepat dan tepat. Pertumbuhan dan
perkembangan keterampilan fisik juga kelenturan tubuh anak sudah pasti
berkaitan dengan proses perkembangan gerak anak. Begitu juga dengan
pengetahuan anak terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia, daya ingat
anak sangat kuat sehingga apa yang disenangi oleh anak akan tertanam
sampai ke depannya. Pada dasarnya anak-anak menyukai menari, maka dari
itu untuk mengasah pengetahuan dan pertumbuhan fisiknya dapat dilakukan
dengan mengajak anak untuk menari bersama karena menari menuntut
keseimbangan tubuh, kekuatan dan otot kelenturan tubuh. Selain daripada
itu, menari juga mengenalkan berbagai gerakan dasar yang dapat membantu
perkembangan motorik anak, menari juga mengasah kreativitas anak karena
di dalam menari anak akan banyak berimajinasi gerakan apa yang harus ia
lakukan.3
2 Peraturan Menteri Nomor 146 Tahun 2014, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, KEMENDIKBUD. 2015
3 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini, Yogyakarta: Penerbit Gava Meda, 2016
3
Anak usia dini memiliki minat yang besar dalam melakukan aktifitas
gerak fisik, seperti selalu aktif bergerak dan bermain. Oleh karena itu, untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik, anak membutuhkan aktivitas yang
dapat mendorong anak dalam penggunaan otot-otot besar. Aspek
perkembangan fisik motorik memiliki kaitan yang erat dengan aspek
perkembangan lainnya, oleh karena itu hal ini penting untuk distimulasi agar
dapat berkembang sebagaimana mestinya. Dilihat dari keterampilan motorik
kasar anak usia 5-6 tahun biasanya lebih sering melakukan aktivitas gerak
seperti menendang, berlari dan melompat. Widhianawati menyebutkan
bahwa aktivitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan akan
menyenangkan anak sekaligus menyentuh perkembangan motorik, rasa
percaya diri, serta keberanian mengambil resiko.4
Anak usia dini belajar melalui pengalaman langsung, melalui gerak
anak akan memperoleh pengalaman secara langsung. Melalui pengalaman
itulah yang nantinya dapat membuat pengalaman keterampilan motorik
kasar anak meningkat meningkat, dan akan timbul rasa senang pada diri
anak jika melakukan kegiatan keterampilan tersebut secara berulang. Hal ini
karena gerak merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari anak
sehingga apabila dilakukan pengulangan anak tidak mudah merasa bosan,
Kegiatan gerak dan lagu memiliki banyak sekali manfaat menurut
Nurjatmika beberapa manfaat gerak dan lagu adalah meningkatkan motorik
kasar, meningkatkan kreativitas, belajar bersosialisasi dan bekerjasama,
melatih kedisiplinan, dan melatih konsentrasi anak.5
Creative Movement berfungsi sebagai alat komunikasi yang
disampaikan melalui gerak, dengan tubuh manusia sebagai alatnya. Seni tari
adalah salah satunya yang dapat mengembangkan perkembangan motorik
anak, seni tari juga dilengkapi dengan unsur-unsur lain, seperti irama, ruang,
waktu, tenaga, serta unsur-unsur pendukung lainnya. Selain itu, tarian dapat
4 Kurnia Munawaroh, Peningkatan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Menari Animal Dance, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok A di TK Aba Kutu Asem Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)5 Ibid, hlm. 7
4
pula ditambah dengan alat bantu yang mendukung atau memperkuat tarian.
Seni tari adalah satu dari sekian cabang seni yang biasa diajarkan di
lembaga PAUD. Hal ini disebabkan oleh pada pembelajaran seni tari dapat
mengembangkan kelima aspek perkembangan yang ada pada anak. Dan
yang penting untuk di garis bawahi, yakni pendidikan seni tari di PAUD
tidak bertujuan untuk menjadikan anak ahli di bidang seni khususnya seni
tari. Namun, seni tari merupakan salah satu kegiatan yang dapat membantu
anak mencapai tingkat perkembangan sebagaimana usianya.6 Kegiatan
menari merupakan kegiatan dengan iringan music, selain diiringi musik
akan membuat anak lebih bersemangat dan ceria, anak bisa menggerakan
anggota tubuhnya sesuai dengan iringan musik.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di TK Dua Mei ada
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kelenturan tubuh dan
berkenaan dengan pengetahuan serta kemampuan gerak motorik: (1) 8 Anak
belum mampu bergerak dengan keseimbangan tubuh dalam menari. (2) 10
Anak belum mampu menselaraskan gerak langkah kaki dengan musik. (3) 5
Anak belum memiliki kekuatan gerak dalam gerak sebenarnya. (4) 12 Anak
belum mampu mengembangkan kelenturan otot tubuh dalam menari. Selain
itu, kemampuan lokomotor anak masih kurang mampu berdiri dengan satu
kaki dan seimbang, kemudian kemampuan non lokomotornya anak masih
kurang mampu melakukan gerakan melompat. Sedangkan kemampuan
gerak manipulatif anak belum bisa konsisten pada setiap kesempatan yang
berbeda. Hal ini terlihat dari beberapa anak yang bisa dalam pembelajaran
motorik kasar.7
Kinerja guru pada saat proses pembelajaran dimulai masih terlihat
rendah, karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih
berpusat pada anak, kurangnya variasi dalam memberikan pelatihan kepada
siswa, hal ini dikarenakan ruangan yang tidak memadai untuk siswa
bergerak lebih bebas lagi. Terlalu mendominasi serta terlalu cepat dalam
6Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media), hlm. 68
7 28 Juni 2019, Observasi yang dilakukan di TK Dua Mei
5
memberikan mengenai apa yang harus dilakukan oleh anak dalam kegiatan
pembelajaran motorik kasar, mengakibatkan beberapa siswa yang terlambat
dan tertinggal dalam menerimanya, sehingga fokus siswa tidak terarah dan
lebih memperhatikan temannya yang berada didepan untuk bisa diikutinya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis ingin meningkatkan
kualitas pembelajaran dalam mengembangkan motorik kasar anak melalui
Creative Movement dimana salah satunya ialah mengambil dari budaya
Indonesia yaitu seni tari dan kelenturan tubuh anak di sekolah Taman
Kanak-kanak Dua Mei. Oleh karena itu penulis merasa perlu melakukan
penelitian lebih mendalam dengan demikian penulis berharap dengan
“Peningkatan Motorik Kasar Melalui Creative Movement Pada Anak Usia
5-6 Tahun di TK Dua Mei Tangerang Selatan” anak mampu mengikuti dan
mengetahui salah satu budaya yang ada di Indonesia. Selain menambah
pengetahuan dan meningkatkan kelenturan tubuh anak juga dapat
mengembangkan berbagai aspek perkembangan, yaitu intelektual, bahasa,
sosial emosional, khusunya pada aspek fisik motorik dan keterampilan anak
sehingga proses belajar mengajar anak berlangsung tidak membosankan dan
menarik bagi anak.
B. Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dari latar
belakang diatas antara lain, yaitu :
1. Kegiatan pelatihan menari masih berpusat pada guru sehingga siswa
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Kurangnya variasi metode dalam pelatihan sehingga anak merasa
bosan dan bermalas-malasan.
3. Sebagian jumlah siswa belum mampu mengkoordinasikan antara
gerakan dengan irama lagu.
4. Sebagian jumlah siswa mengalami kesulitan dalam melakukan antara
gerakan visual dengan motorik (gerakan tangan, gerakan jari tangan,
atau kaki) secara bersamaan pada satu tujuan.
6
C. Batasan Masalah
Penulisan ini penulis akan membatasi permasalahan seputar
perkembangan fisik motorik dan intelektual dalam menanamkan creative
movement pada anak kelompok A di TK Dua Mei, Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peningkatan motorik kasar anak melalui creative movement
pada anak usia 5-6 tahun di wilayah TK Dua Mei Kota Tangerang
Selatan?
2. Bagaimana keterampilan guru dalam peningkatan motorik kasar anak
melalui creative movement pada anak usia 5-6 tahun di Wilayah TK
Dua Mei Kota Tangerang Selatan?
3. Apakah peningkatan motorik kasar melalui creative movement pada
anak usia 5-6 tahun di TK Dua Mei Kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar yang dicapai oleh anak
melalui pelatihan menari atau creative movement pada anak usia 5-6
tahun di wilayah TK Dua Mei Kota Tangerang Selatan.
2. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam peningkatan motorik kasar
yang dicapai oleh anak melalui pelatihan menari atau creative
movement pada anak usia 5-6 tahun di wilayah TK Dua Mei Kota
Tangerang Selatan.
3. Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar dan keteramplan guru
dalam meningkatkan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Dua
Mei Kota Tangerang Selatan.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat penelitian yang di harapkan sebagai berikut:
1. Bagi lembaga
7
Bagi lembaga pendidikan yaitu sebagai bahan masukan untuk
peningkatan kualitas pendidikan di TK Dua Mei.
2. Bagi guru
a. Memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran kepada
anak.
b. Bagi guru musik sebagai sarana peningkatan kemampuan gerak
anak dan dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan untuk peserta didik.
c. Menambah metode pembelajaran sehingga anak tidak bosan.
3. Bagi anak
a. Aspek fisik motorik dan intelektual anak akan lebih terlatih dan
terasah.
b. Meningkatkan keterampilan dan kreativitas anak.
c. Proses belajar akan lebih menyenangkan untuk peserta didik.
4. Bagi orangtua peserta didik
Diharapkan orangtua senang dengan anak yang memiliki kemajuan
diaspek pengembangan intelektual dan pertumbuhan fisik dalam
pembelajaran menari tari tradisional tari piring terutama dalam
kelenturan tubuh dan pengetahuan anak.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Motorik Kasar AUD
1. Definisi Motorik Kasar
Hurlock mengatakan untuk mendapat gambaran secara penuh
tentang perkembangan pada anak kita membutuhkan pembahan dan
mengulas perkembangan fisik juga perkembangan psikologis pada
anak. Untuk perkembangan fisik anak usia dini dapat mempengaruhi
keterampilan anak dalam bergerak dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik memiliki pola penyesuaian pada diri anak secara
lebih luas seperti mempengaruhi cara pandang anak terhadap dirinya
sendiri dan orang lain.8 Mengutip dalam buku Yuliani bahwa untuk
memenuhi kemampuan perkembangan motorik anak dibutuhkan
kesempatan yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk
menemukan dan aktivitas sensori motor yang berkaitan dengan otot-
otot besar dan kecil anak.9
Perkembangan fisik motorik kasar anak menurut Padmonodewo
dalam buku Rike Sulistiawati menjelaskan bahwa koordinasi otot-otot
besar tubuh manusia. Kemudian motok dibagi menjadi dua yaitu
motorik kasar dan motorik halus.10 Kemudian saputra mengartikan
bahwa perkembangan fisik motorik kasar merupakan keterampilan
yang menggunakan otot-otot besar.11
Fitriana mengatakan gerak motorik kasar adalah gerak anggota
tubuh yang menggunakan gerakan secara kasar atau keras. Melalui
keterampilan motorik yang baik, khususnya motorik kasar anak dapat
melakukan aktivitas mandirinya dengan baik, dapat melakukan
8 Elizabeth B. Hurlock. Perkembangan Anak (Jilid 1). (Jakarta: Erlangga.) hlm, 114.9 Yuliani Nurani Sujiono. Konsep Dasar Anak Usia Dini.( Jakarta: Indeks.) hlm, 63.10 Rike Sulistiawati. Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Gerak
Lokomotor di Taman Anak-anak Widya Bhakti.( Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.) hlm. 12
11 Ibid, hlm. 12
8
9
gerakan-gerakan permainan seperti berlari, melompat, dan dapat
melakukan keterampilan berolahraga dan keterampilan baris-berbaris
yang diajarkan dalam pendidikan taman kanak-kanak yang diikutinya.
Jika keterampilan motorik kasar anak kurang baik, tidak hanya
pemenuhan kemandirian aktivitas yang terlambat, akan tetapi hal itu
juga berdampak kepada perkembangan anak yang lain seperti aktivitas
sosial, perkembangan konsentrasi, dan perkembangan motorik
planning yang kurang baik.12
Menurut pendapat Hurlock bahwasanya motorik kasar merupakan
gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi dari otot besar seperti
berjalan dan melompat. Oleh karena itu, hendaknya orang tua tidak
perlu melakukan bantuan kepada anak dalam mengembangkan
keterampilan motorik kasarnya. Kemudian jika anak sudah matang,
maka anak akan melakukan gerak dengan sendirinya tanpa lagi diberi
aba-aba atau bimbingan.13
Dari penjelasan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa
motorik kasar ialah perkembangan melatih otot-otot besar anak yang
dapat mengembangkan kemampuan anak untuk menyelesaikan suatu
kegiatan seperti berlari dan melompat yang membutuhkan koordinasi
otot-otot besar tubuh manusia.
2. Perkembangan Motorik Kasar
Sering kita jumpai anak-anak yang bergerak aktif kian kemari, hal
itu merupakan aktivitas yang lumrah dilakukan oleh anak-anak. Akan
tetapi ketika kita melihat anak yang diam dan pasif maka yang terbesit
di dalam pikiran kita adalah hal-hal negatif yang ada di dalam dirinya,
seperti apakah dia sakit, sedih dan lainnya. Dengan demikian dapat
kita sampaikan bahwa gerakan aktif seorang anak adalah simbol atau
tanda mereka dalam keadaan baik-baik saja.
12 Ibid, hlm. 1213 Ibid, hlm. 13
10
Hurlock mengatakan bahwa ketika anak-anak bermain, secara
alami mereka menggerakkan badannya yang akan mempengaruhi
keterampilan motorik kasar dan membentuk pola hidup
anak.14Pertumbuhan motorik anak, tidak akan berkembang begitu saja,
tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mencakup kesiapan
belajar, kesempatan belajar, kesempatan praktek, bimbingan, dan
motivasi dari guru. Apabila salah satu tidak ada, maka perkembangan
anak tidak berkembang dengan baik.
Menurut Yusuf, kemampuan motorik anak dapat dideskripsikan
sebagai berikut:15
Tabel 2.1
Kemampuan motorik kasar dan halus anak
Usia Keterampilan Motorik Kasar Keterampilan Motorik Halus
3-4
tahun
1. Naik turun tangga
2. Meloncat dengan dua kaki
3. Melempar bola
1. Menggunakan krayon
2. Menggunakan benda atau
alat
3. Meniru bentuk (meniru
gerakan orang lain)
4-6
tahun
1. Meloncat
2. Mengendarai sepeda anak
3. Menangkap bola
4. Bermain olahraga
1. Menggunakan pensil
2. Menggambar
3. Memotong dengan gunting
4. Menulis huruf cetak
Zulkipli menjelaskan di dalam buku Novi Mulyani bahwa ada
gerakan yang sering dilakukan anak-anak, gerakan tersebut dibedakan
menjadi 3 golongan, yaitu:16
a. Motorik Statis, yaitu gerakan tubuh sebagai upaya memperoleh
keseimbangan gerak pada saat berjalan.
14 Novi Mulyani. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media) hlm. 88
15 Ibid, hlm. 8916 Ibid, hlm. 89
11
b. Motorik Ketangkasan, yaitu gerakan untuk melakukan tindakan yang
berwujud ketangkasan dan keterampilan.
c. Motorik Penguasaan, yaitu gerakan yang dilakukan untuk
mengendalikan otot-otot tubuh sehingga ekspresi muka terlihat jelas.
Seorang anak dapat belajar dengan optimal apabila kebutuhan
fisiknya dan psikologisnya dapat dipenuhi dengan baik. Selain itu anak-
anak dapat belajar dengan sendirinya melalui sosialisasi anak-anak
dengan lingkungan sekitar, seperti bersosialisasi dengan orangtua, orang
dewasa, teman sebaya, dan lingkungan rumahnya. Anak-anak bisa
bersosialisasi melalui bermain dan rasa keingintahuan anak dalam satu
hal yang membuatnya untuk terus belajar.17
Gerakan yang dilakukan secara sengaja dan terkendali juga akan
terorganisir ke dalam pola mengikuti gerakan yang diberikan oleh
pelatih, seperti menarik dirinya persis sama benar dengan posisi berdiri,
melepaskan tangannya, dan menggerakkan kaki untuk berjalan. Pola-pola
ini kemudian berubah menjadi gerakan-gerakan anak dalam melakukan
respon terhadap berbagai stimulasi yang berbeda sehingga semua aspek
akan terlatih dan terasah.18
Anak usia 5-6 tahun merupakan masa perkembangan secara pesat
karena pada masa ini anak ialah masa Golden Age. Masa ini dikenal
dengan masa peralihan dari masa anak akhir sampai menjelang masa pra
pubertas. Perkembangan jasmani dan rohani anak akan sempurna ketika
usia anak 6 tahun. Pada usia ini pertumbuhan anak berkembang pesat,
kemudian kondisi kesehatannyapun akan baik, dalam artian anak akan
lebih tahan dari yang menyebabkan terganggunya kesehatan mereka.
Pada masa ini anak dilatih dan diberi stimulasi dengan berharap anak
dapat mengembangkan berbagai keterampilan dasar yang bersifat
akademis maupun non akademis.
17 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendiidkan Anak Usia Dini.(Jakarta: Indeks).2009. hlm. 55
18 Ibid, hlm. 64
12
Usia 5-6 tahun kemampuan motorik anak berkembang sesuai dengan
tahapannya dan banyak mengalami perubahan yang sangat berarti.
Berikut kemampuan motorik anak pada usia 5-6 tahun:
Motorik kasar, anak mampu berdiri dengan satu kaki tanpa jatuh, anak
mampu berdiri lurus tanpa jatuh dan zigzag/bervariasi, misalnya melalui
rintangan, anak mampu berjalan lurus dan bervariasi, anak mampu
melompat dari ketinggian 20 cm, anak mampu melempar dan menangkap
bola kecil dengan jarak 5-10 meter, anak mampu mengkombinasikan
gerakan jalan, lari, melompat dan melempar, anak mampu berguling
kedepan/koprol, anak sudah mampu mengendarai sepeda roda dua, dan
anak dapat menari serta mengikuti gerakan dalam senam irama.19
Adapun dalam buku Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
perkembangan motorik kasar kelompok usia 5-6 tahun ialah sebagai
berikut:20
1.) Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih
kelenturan, keseimbangan dan kelincahan.
2.) Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam
menirukan tarian atau senam.
3.) Melakukan permainan fisik dengan aturan.
4.) Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri.
5.) Melakukan kegiatan kebersihan diri.
Dari paparan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa peran orangtua
dan guru sejatinya harus membimbing dan menyediakan sarana prasarana
untuk membantu mengembangkan motorik anak. Hal ini sangat penting
dilakukan, karena perkembangan motorik ini saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dengan perkembangan aspek lainnya.
19 Ibid, hlm. 161-16220 Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Nomor 137 tahun 2014. 2015, hlm. 55.
13
3. Perkembangan Motorik Kasar (Usia 5-6 Tahun)
Pendidikan seni tari, pada dasarnya bagi anak-anak yaitu sebagai
alat untuk mengekspresikan dan mengungkapkan segala imajinasi dan
fantasi anak, sehingga dengan cara lain anak menjadi kreatif baik
dalam bidang imajinasinya maupun dalam perkembangan motoriknya.
Seperti yang kita ketahui gerakan tari anak-anak dengan orang dewasa
berbeda, gerakan tari anak-anak harus mewakili dan masuk kedalam
dunia anak serta dilakukan penuh dengan penuh kegembiraan dan
kesenangan.21
Menurut Mulyani gerak merupakan keberadaan alamiah anak usia
dini. Anak-anak suka meloncat, berarti, dan melakukan banyak
aktivitas lainnya dengan gerak, hal demikian itulah yang membuat
anak membutuhkan ruang untuk bergerak.22
Adolph mengatakan dalam belajar bergerak, bayi akan
mempelajari jenis tempat dan permukaan apa yang sesuai untuk
gerakan. Dengan pengalaman, bayi akan merangkak atau bayi berjalan
belajar menghindari jalanan menurun yang beresiko kemungkinan
akan membuat mereka jatuh.23 Oleh karena itu latihan sangat penting
dalam belajar berjalan. “Ribuan hari melangkah dan berjalan, setiap
langkah sedikit akan berbeda dengan sebelumnya karena variasi
permukaan tanah dan batasan biomekanis tubuh yang terus berubah-
ubah, lalu dapat membantu bayi mengenali kombinasi kekuatan dan
keseimbangan yang relevan dan diperlukan untuk meningkatkan
keterampilan berjalan mereka.
Karen dan Sarah mengemukakan, “pandangan kuno bahwa
pertumbuhan dan perkembangan motorik anak hanya mencerminkan
hasil kematangan yang berhubungan dengan usia, walaupun tidak
lengkap. Sebaliknya, bayi memperoleh keterampilan baru dengan
21 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media) hlm. 68
22 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media) hlm. 38
23 John W. Santrock, Perkembangan Anak Jilid 1, (Erlangga:2007), hlm. 211
14
bantuan pengasuh mereka dalam lingkungan dunia nyata yang penuh
dengan objek dan permukaan”.
Di bawah ini adalah beberapa prinsip pokok yang mengatur
perkembangan gerak:
a. Perkembangan gerak terjadi sesuai urutan
b. Matangnya sistem gerak terjadi dari perilaku yang kasar (besar)
menuju halus (kecil). Misalnya, sebagai bagian dari belajar
mengambil, meraih sebuah objek dengan lengannya.
c. Perkembangan gerak dimulai dari kepala ke ekor kemudian dari
kepala ke kaki. Proses ini dikenal sebagai perkembangan
cephalocaudal.
d. Perkembangan gerak dimulai dari Proximal (bagian tengah tubuh)
ke distal (kaki dan tangan), yang dikenal dengan Proximodistal.
Soedarsono menjelaskan, bahwa gerak yang bisa dikategorikan
sebagai gerak tari, adalah gerak yang sudah “dirombak”. Akan tetapi,
menurut Abdurachman dan Rusliana, penjelasan dari pakar tari
Indonesia tersebut juga masih mempunyai kelemahan. Hal ini karena
dalam kehidupan sehari-hari pun atau dalam kejadian tertentu, kita
sering menjumpai seseorang berjingkrak kegirangan dengan menari-
nari walau tanpa musik.24
Adapun unsur yang menjadi pokok pembelajaran motorik ialah
akan menjadi dasar-dasar dalam penyusunan kisi-kisi instrumen dan
indikator penilaian:25
a. Kekuatan, unsur ini dalam pembelajaran motorik berkaitan dengan
ketahanan mereka karena otot yang bekerja secara tepat, mempunyai
tujuan agar anak memiliki ketangkasan yang cepat, bertenaga dan
24 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media) hlm. 50
25 Richard Decaprio, Panduan Mengembangkan Kecerdasan Motorik Siswa, (Yogyakarta: Diva press, 2017), hlm. 45-54
15
berlari cepat. Misalnya anak mampu meloncat dan menahan
berjingkat berturut-turut.
b. Kecepatan, kecepatan disini yaitu kemampuan seorang siswa untuk
mengenali dan melakukan gerakan atas beberapa pola dalam waktu
yang cepat. Misalnya mengenali anggota tubuh beserta fungsi untuk
digerakkannya.
c. Power, kapasitas siswa untuk menggunakan otot secara maksimum
sehingga menghasilkan kecepatan. Misalnya halnya melompat dan
mengangkat satu kaki.
d. Ketahanan, yaitu kemampuan seorang anak untuk dapat menahan
gerakan selama beberapa saat.
e. Kelincahan, yaitu kemampuan badan yang dapat mengubah arah
secara cepat dan tepat, meliputi koordinasi otot besar pada badan.
f. Keseimbangan, kemampuan siswa untuk menjaga sistem otot saraf
dalam kondisi diam demi mengendalikan tubuh saat bergerak secara
efisien.
g. Koordinasi, kemampuan siswa untuk melakukan gerakan yang lebih
khusus/kompleks, unsur tersebut berkaitan dengan unsur lainnya.
Oleh karena itu, gerak anak pada usia 5-6 tahun memiliki prinsip dimana
motorik anak akan berkembang secara bertahap mengikuti usianya.
Dengan bantuan dari pengasuh, maka perkembangan motorik anak akan
terpantau sehingga orangtua dan pengasuh mengetahui tingkat
kematangan perkembangan anak. Usia 5-6 tahun ada beberapa gerak
yang mampu dilakukan oleh anak ialah salah satunya gerak tari
sederhana yang diberikan oleh pelatih saat di taman kanak-kanak.
4. Manfaat Motorik Kasar
Perkembangan motorik ialah faktor yang penting yang ada dalam
perkembangan seseorang. Berikut perkembangan motorik menurut
Hurlock:26
26 Mohd. Sahandri Gani Hamzah, Rahasia Mendidik Anak Cerdas. (Jakarta:Suka Buku). 2013, hlm. 187.
16
1. Dengan kemampuan motorik anak mendapatkan pengalaman yang
menyenangkan. Pengalaman tersebut bisa dengan keterampilan
melempar atau menangkap bola.
2. Untuk menunjang rasa kepercayaan diri anak maka bisa dilakukan
dengan gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
3. Dengan keterampilan motorik anak dapat melatih kemampuan
mewarnai, menulis, menggambar dan melukis.
4. Memungkinkan anak untuk mampu bersosialisasi dengan
lingkungannya sendiri.
5. Kemampuan motorik dapat mengembangkan atau melatih
perkembangan self concept anak.
Buku karangan Sahandri menyebutkan bahwa stimulasi yang bisa
diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak adalah:27
1. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan
menggambar.
2. Keterampilan berolahraga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat
olahraga.
3. Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
4. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan
kedisiplinan dan ketertiban.
5. Gerakan-gerakan ibadah shalat.
Sahandri mengatakan perkembangan motorik anak akan optimal jika
keadaan tempat anak tinggal bebas untuk bergerak. Dalam artian anak
dapat bergerak bebas dan dapat melatih otot-otot besar atau kecil anak.28
Menyediakan ruangan utuk anak bisa menjadikan solusi yang baik
agar anak bebas bergerak, berlompat lalu menggerakkan tubuhnya sesuai
dengan imajinasi mereka. Menyediakan alat permainan diluar pun dapat
menstimulusi anak jika permainan tersebut seperti memanjat, atau
27 Ibid, hlm. 187.28 Ibid, hlm. 188.
17
koordinasi antara kekuatan tubuh anak. Dan jika dilatih setiap hari maka
akan mendapatkan hasil yang optimal secara pelan-pelan. Agar anak
merasa nyaman dan senang maka keterampilan motorik yang di berikan
kepada anak ialah yang bisa dipelajari dan disukai oleh anak, agar anak
dengan sukarela untuk berparsitipasi.
Setiap individu pada perkembangan motorik pasti akan berbeda
tingkatannya. Anak usia empat tahun ada yang bisa menggunakan gunting,
ada juga anak yang lainnya bisa menggunakan gunting saat usianya setelah
lima tahun. Anak tersebut mungkin bisa melompat dan menangkap bola
dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap
bola yang besar dan berguling-guling. Dalam hal ini orangtua dan orang
dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak
dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa menstimulasinya. Selain
berbagai kegiatan stimulasi, menurut Sahandri hal lain yang
mempengaruhi perkembangan motorik anak adalah gizi anak. Banyak
penelitian yang menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan
serta perkembangan motorik kasar.29
Aktivitas yang di lakukan dengan kegiatan motorik membutuhkan
energi yang cukup. Seperti gerak merangkak, berlari, berjalan dan
melompat akan membutuhkan kekuatan yang tinggi, namun jika ada anak
yang menderita kekurangan protein maka kegiatan dalam mengembangkan
perkembangan motoriknya pun akan terlambat. Contoh yang terjadi pada
anak usia dini yang memiliki gizi kurang yaitu jika kekuatan otot yang
melibatkan dengan gerak motorik kurang baik maka akan mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan tulang dan akan menjadikan
keterlambatan pertumbuhan badannya.30
Kegiatan motorik kasar dilakukan dengan harapan anak mampu
menggerakkan tubuh dengan melibatkan kekuatan. Lalu manfaatnya
sebagai berikut. (a) kemampuan gerak yang ditingkatkan, (b) mampu
29 Ibid, hlm. 189.30 Ibid, hlm. 190.
18
menjaga kesehatan, (c) mendapatkan perasaan percaya diri, (d) dapat
bersosialisasi, (e) dan memiliki perilaku yang sopan, jujur, sportif dan
tepat waktu. Sukanti menjelaskan manfaat dari motorik kasar yaitu anak
dapat memiliki sikap mandiri, dan anak dapat diterima di lingkungan
dimanapun anak itu berada.31
5. Pengertian Koordinasi Gerak
Kesenian adalah suatu metode yang dapat digunakan dalam
mengembangkan perkembangan motorik anak, salah satunya adalah
dengan seni tari. Gerak adalah bahan dasar dari sebuah tarian, pada gerak
tarian anak dapat belajar tentang cara memperoleh dan mentransfer atau
mengekspresikan gerakan dengan kemampuannya sendiri.
Gerakan seperti menggerakan seluruh anggota badan kemudian
dikombinasikan ialah gerakan yang ada pada sebuah tarian dengan tujuan
untuk mengembangkan motorik kasar anak. Anak dilatih dan diberikan
stimulasi dari macam-macam gerakan tari. Selain itu, siswa juga mampu
melakukan gerak koordinasi yang mengikuti musik. Dengan melakukan
gerakan-gerakan tarian maka akan menjadikan kemampuan anak terlihat
meningkat sesuai dengan perkembangan usianya.
Menurut Rahyubi, kemampuan koordinasi gerak mencakup dua atau
lebih persepsi. Kemudian untuk menghasilkan suatu gerak yang efektif
ada koordinasi gerak yang dipadukan dengan kinerja kualitas otot, tulang
dan persendian.32 Selanjutnya Lutan berpendapat bahwa koordinasi gerak
merupakan gerak yang terpisah-pisah yang didukung oleh sumber
macam-macam indra yang akan menghasilkan gerak yang efisien.
Kemudian gerak tersebut memberikan suatu gerak dengan urutan gerak
yang dihasilkan dari beberapa anggota tubuh.33
31 Ibid, hlm. 1832 Skripsi Myka Siagawati. Meningkatkan Koordinasi Gerak Kaki, Tangan, dan Kepala
Anak Melalui Kegiatan Gerak Berirama Pada Kelompok B di TK Dharma Wanita Kwaraan Lendah Kulon Progo. Yogya: Universitas Negeri Yogyakarta. 2013, hlm. 8.
33 Ibid, hlm. 8
19
Suharno berpendapat bahwa gerak koordinasi ialah keterampilan
siswa dalam menyatukan sebuah gerak menjadi satu karya gerak yang
sama dan memiliki tujuan atau maksud dari sebuah tarian tersebut, dan
anak mampu melakukan gerakan dengan kelenturan tubuh yang dapat
membawa perasaan senang dan melatih perkembangan otot.34
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian tersebut bahwa
melakukan koordinasi gerak ialah dari sebuah gerak yang disatukan
menjadi satu gerakan dan memiliki perasaan harmonis dan tujuan.
B. Creative Movement AUD
1. Definisi Creative Movement
Gerak kreatif merupakan kemampuan yang bisa dimiliki oleh anak
usia dini. Kemampuan tersebut mengarah pada keterampilan pada
seorang anak dalam menciptakan berbagai gerakan. Gerak tersebut bisa
dilakukan secara spontan sesuai dengan imajinasi dari seorang anak atau
gerakan yang secara terarah. Kegiatan tentang kreativitas gerak anak
adalah kegiatan untuk anak usia dini yang mengutamakan kebebasan
bergerak dan mengekspresikan segala jenis imajinasi anak.
Hal tersebut sebagaimana disebutkan oleh Mayesky “In creative
movement, children are free to expres their own persinalities in their own
style. They do not have an axample to follow oe an adult to imitate.
Creative movement can accour in any situation where children feel free
and want to move their bodies. It can be done to poetry, music, rhythm,
or even silence. By feeling a pulse, beat, ide or emotion, children’s
bodien become instruments of expression.”35
Mayeski memaparkan tentang gerak kreatifitas yang sering dilakukan
oleh anak . Bahwa anak bergerak dengan spontan tanpa anak menirukan
gerak orang dewasa. Kemudian gerak kreatif bisa dipraktikan dimanapun
dan kapanpun. Karena pada saat anak merasa bisa melakukan gerak
34 Ibid, hlm. 835 Indah Juniasih. Jurnal Pendidikan Usia Dini 9 Edisi 2, (Jakarta: PAUD UNJ, 2015),
hlm. 322
20
dengan bebas dan dapat mengekspresikannya, mereka dengan spontan
melakukan gerak dengan iringan musik ataupun tidak dengan iringan
musik.
Ripple mengemukakan bahwa ”Creativityis really a combination of
many different abilities. It is more useful to think of many types of
creativities.”36 Ripple menjelaskan bahwa kreativitas adalah kombinasi
dari berbagai kemampuan anak. Kemudian akan lebih bermanfaat jika
lebih banyak memikirkan jenis kreativitas yang lainnya, sehingga akan
menambah kemampuan anak pada aspek yang lainnya juga.
Creative Movement adalah gerak yang dikombinasikan untuk
mengekspresikan perasaan seseorang dan dilakukan dengan memberikan
kebebasan pada anak untuk dapat bergerak sesuai dengan imajinasinya.
Gerak kreatif biasanya digunakan sebagai cara mengekspresikan diri
anak secara bebas sesuai dengan imajinasinya. Dengan mengespresikan
imajinasinya anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Dalam buku Indah Juniasih, Dodge dan Colker menjelaskan bahwa
gerak kreatif memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan
sosial emosional, kognitif, dan perkembangan fisik motorik anak.
Selanjutnya, Hawkins menegaskan bahwa creative movement berguna
untuk kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan proses kreatif yaitu
merasakan, menghayati, menghayalkan dan memberi bentuk.37
Namun pada anak usia dini kegiatan kreativitas gerak biasanya selalu
berhubungan dengan kegiatan musik. Karena memang antara musik dan
gerak tidak dapat dipisahkan. Hughes berpendapat tentang creative
movement yang menyatakan bahwa creative movement sejenis dengan
creative dance (tari kreatif). Pada intinya dalam creative movement tubuh
digunakan untuk mengekspresikan simbol, idea pikiran, perasaan dan
kesan rasa.38
36 Mary Mayesky, Creative Activities For Young Children, (New York: Delmar Publishers Inc, 2009), hlm. 4.
37 Putu Aditya Antara, Jurnal Pendidikan Usia Dini. 2018, hlm. 30338 Indah Juniasih. Jurnal Pendidikan Usia Dini 9 Edisi 2, (Jakarta: PAUD UNJ, 2015),
hlm. 323.
21
Secara lebih detail dalam buku Indah Juniasih, Hughes menyatakan
”Creative movement also referred to as creative dance, involves the use
of the body to express symbol ically one’s idea, fellings and sense
impressions. There is no correct way to do this, and each child uses his
or her own spontaneous, original and individual approach.” Dari uraian
tersebut menjelaskan bahwa dalam melakukan kreativitas gerak atau
kreativitas tari setiap anak tidak perlu di perbaiki dalam bergerak, karena
anak akan spontan menggunakan cara mereka masing-masing, original
dari imajinasinya dan melalui pendekatan individual.39
Tari merupakan gerak tubuh yang secara berirama mengikuti musik
yang dilakukan ditempat dan waktu tertentu dengan tujuan untuk
mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran yang diiringi oleh musik
untuk mengatur gerakan dengan maksud memperkuat yang ingin
disampaikan. Seodarsono mengatakan bahwa seni tari adalah perasaan
manusia tentang “sesuatu” yang dapat disalurkan melalui gerakan yang
ritmis dan indah. Tari merupakan kesenian yang berkaitan langsung
dengan gerak tubuh manusia. Dengan kata lain, tubuh manusia
merupakan alatnya dan gerak tubuh merupakan medianya.40
Seni tari merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia, dimana
warisan yang satu ini harus dikembangkan juga dilestarikan selaras
dengan masyarakat yang selalu mengalami perubahan mengikuti
zamannya. Sebab, ketika sudah dewasa sebagian dari masyarakat
cenderung menyukai hal-hal yang baru (modern) dan tak sedikit
meninggalkan hal-hal yang berbau tradisional atau klasik.
Menurut Fitria kesenian adalah bagian dari kebudayaan. Kemudian
seni tari adalah bagian dari kesenian. Arti seni tari adalah keindahan
gerak anggota badan manusia yang bergerak dan mengikuti irama musik
39 Ibid, hlm. 323.40 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Gava
Media) hlm. 39
22
yang mempunyai jiwa keindahan bentuk dari anggota badan manusia
yang bergerak, berirama dan berjiwa secara harmonis.41
a. Bentuk
Bentuk jari tangan, pergelangan tangan, keseluruhan tangan, badan,
leher, bahu, pinggul, kaki, lutut dan pergelangan kaki. Bentuk ini dapat
berdiri sendiri atau dipadukan, sehingga merupakan kesatuan.
b. Gerak
Anggota badan manusia yang telah berbentuk, kemudian digerakkan.
Gerak ini dapat sendiri-sendiri, bersambungan atau bersama-sama.
c. Irama
Setelah anggota badan manusia dibentuk dan digerakkan, maka
bentuk dan gerak itu harus berirama. Dapat cepat maupun lambat.
d. Jiwa
Bentuk, gerak dan irama dilahirkan dari jiwa manusia. Bentuk dan
gerak ini untuk menciptakan apa yang dikehendaki oleh jiwa manusia,
maka untuk melaksanakan harus dengan kemampuan menjiwai.
e. Harmoni
Bentuk, gerak, irama dan jiwa yang dilahirkan oleh kekuatan jiwa
manusia harus harmonis, karena harmonisasi inilah yang melahirkan
keindahan.
Menurut Karimun, “Tari merupakan jiwa manusia melalui gerak
ritmis, melalui gerak setiap ketukan yang mengikuti iringan musik,
penghayatan peran seorang penari serta kemampuan geraknya.”42 Dari
beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian seni tari merupakan perasaan manusia yang disalurkan
melalui gerak dan mengikuti irama lagu atau musik yang mengiringinya,
sehingga menjadikan sebuah karya yang dapat diperlihatkan
keindahannya pada semua orang.
41 Harir Aida Fitria, Pengaruh Pelatihan Seni Tari Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Dini Siswa (Malang: 2017) hlm, 25.
42 Ibid, hlm. 27.
23
2. Manfaat Creative Movement Untuk Motorik Kasar
Mayesky mengatakan bahwa ”Creative movement is a joyful
experience for children. And in this joyful experience, children are
benefiting in many ways. These benefits are sensory awareness, social
development, body awareness, concentration, and personal
development.”43 Mayesky menjelaskasn bahwa gerak kreatif adalah
pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak. Dan dalam
pengalaman tersebut, anak-anak akan mendapatkan banyak manfaatnya.
Manfaatnya tersebut diantaranya adalah kesadaran indrawi,
perkembangan sosial, perkembangan tubuh, melatih konsentrasi, dan
pengembangan pribadi.44
Mayesky menyebutkan 5 manfaat creative movement untuk anak
usia dini, diantaranya:45
a. Sensory Awareness
Maksud dari sensory awareness ialah anak-anak mampu memandang
sekitar melalui indra mereka. Oleh karena itu, semua indra terlibat ketika
anak-anak mengekplorasi berbagai aspek gerakan. Kemudian
perkembangan kinestetik pun meningkat ketika anak-anak memperdalam
bentuk gerakan dengan tindakan yang dilakukan oleh tubuh mereka.
b. Social Development
Gerakan kreatif mendorong anak-anak untuk dapat berinteraksi
dengan lingkungan mereka kemudian satu sama lain saling berbagi ruang
untuk mengekplorasi gerakan bersama. Kegiatan ini mendorong anak
untuk menyadari keunikan mereka sendiri, serta mengenali dan
menghargai keunikan yang lainnya atau keunikan teman-temannya.
Ketika anak-anak bergerak secara kreatif, mereka akan mengekspresikan
perasaan dan imajinasi pribadi mereka. Dalam kegiatan gerak, anak-anak
43Mary Mayesky, Creative Activities For Young Children, (New York: Delmar Publishers Inc, 2009), hlm. 346.
44 Ibid, hlm. 346. 45 Ibid, hlm. 346-347.
24
belajar untuk dapat bekerja sama dan memulai bersosialisasi, dapat
menghargai tanggapan/reaksi yang berbeda dari anak-anak lainnya.
c. Body Awareness
Kesadaran tubuh adalah bagian penting untuk mengetahui akan
perasaan kita karena adanya pikiran dan tubuh kita. Ketika kita merasa
marah atau dipukul, kita dapat merasakannya di dalam diri kita sendiri.
Kesadaran tubuh juga penting dalam mengembangkan orientasi spasial.
Kegiatan yang menggunakan gerakan juga membantu mengembangkan
keterampilan dan motorik anak. Kegiatan gerak kreatif lebih fokus pada
kesadaran tubuh, kebugaran motorik, keterampilan yang berirama,
kekuatan, koordinasi gerak, fleksibilitas, daya tahan tubuh dan vitalitas
fisik.
d. Concentration
Anak-anak harus belajar bagaimana rasanya berkonsentrasi. Begitu
anak-anak belajar seperti apa rasanya fokus pada suatu kegiatan, itu bisa
menjadi kerangka acuan untuk kegiatan lain di mana konsentrasi lebih
sulit untuk dicapai. Tidak hanya itu, melatih konsentrasi juga sangat
penting untuk belajar di kelas.
e. Personal Development
Pengalaman dalam melakukan gerakan kreatif membantu anak-anak
menghormati ruang kerja orang lain ketika mereka belajar tentang “ruang
pribadi” dan “ruang bersama”. Anak-anak juga belajar mengenali dan
menghargai perbedaan dalam diri seseorang yang bermain dengannya.
Gerakan kreatif dapat mengajarkan anak-anak untuk menjadi lebih sadar
akan diri mereka sendiri, peka terhadap orang lain, dan secara aktif sadar
akan dunia yang mereka bagikan. Mereka dapat menemukan makna dan
kegembiraan dalam kegiatan yang menyehatkan dan bukan yang
merugikan mereka. Gerakan kreatif memberikan peluang bagi semua
anak, tanpa memandang usia, kebutuhan khusus, atau tahap
perkembangan untuk dapat berinteraksi dengan satu sama lain, dapat
melepaskan energi dan bersenang-senang bersama.
25
Melalui gerak kreatif anak mempunyai kesempatan untuk
mengeksplor dan memperkaya gerakan-gerakannya. Berbagai gerakan
dengan sensori motor, tangan, kaki, kepala atau bagian tubuh lainnya
yang dilibatkan baik itu otot besar maupun otot kecil anak sehingga
memungkinkan anak untuk mengembangkan secara penuh
perkembangan fisik motoriknya.
Gerakan dalam bentuk tari membantu aspek pertumbuhan motorik.
Pada suatu lembaga, tari tentu memiliki tujuan dalam hal kekreatifan.
Dikarenakan belajar tarian bukan kemampuan motorik saja yang
dikembangkan, melainkan semua aspek perkembangan akan terasah dan
terlatih melalui gerak tari yang diberikan oleh pelatih.
Purnomo menyebutkan empat manfaat yaitu sebagai berikut. (1)
kemampuan intelektual yang berkembang, (2) peningkatan sosial anak
dengan anak lainnya, (3) kemampuan mencintai tempat sekitar, (4)
meningkatkan keterampilan kreatif anak.46 Keterampilan dasar dari
motorik anak ialah bisa dilihat dari kegiatan gerak tari anak yang
menggunakan gerakan koordinasi antara gerak satu dan gerak lainnya.
Murgianto mengatakan dalam dunia pendidikan, nilai tari tidak
terletak hanya di lathan siswanya saja. Melainkan untuk anak mampu
mengekspresikan daya tariknya dalam melakukan gerak tarian. 47
Setelah pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
tari memiliki manfaat dan penilaian yang menghasilkan proses kreatif
mereka. Kemudian sikap positif yang mereka dapatkan dari
pembelajaran tari tersebut ialah sikap percaya diri, anak mampu
berkontribusi dan bersosialisasi dengan yang lainnya, dan anak mampu
mengungkapkan pendapat yang lainnya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Creative Movement dan Tari
Konsep Ki Hajar Dewantara tentang kebudayaan melatarbelakangi
konsepnya di bidang pendidikan, yaitu mendefinisikan pendidikan
46 Ai Sutini. Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini. (UPI Kampus Cibiru). hlm, 6.47 Dwi Anggraini, Hasnawati. Jurnal PGSD FKIP Universitas Bengkulu. 2016. hlm, 292
26
sebagai berikut “Pendidikan adalah usaha kebudayaan yang bertujuan
memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga, agar dalam garis
kodrat pribadinya serta pengaruh lingkungannya mereka memperoleh
kemajuan lahir-batin menuju kearah adab kemanusiaan”.48
Ki Hajar Dewantara mengemukakan nilai-nilai kehidupan yang
berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri
Handayani”. Apa yang terkandung dalam nilai-nilai tersebut adalah
keteladanan, berkarya, dan dukungan. Belajar seni ada kaitannya dengan
nilai kehidupan, Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pembelajaran
seni itu tidak untuk memperoleh hanya pengetahuannya saja, namun akan
ada juga tumbuh rasa batin, dikarenakan selalu dibimbing ke arah
perasaan ritmis, keindahan dan perasaan etis.49
Tujuan yang paling mendasar dari pendidikan seni tari adalah
membantu anak melalui tari, untuk menemukan hubungan antara gerak
tubuhnya dengan seluruh eksistensinya sebagai manusia. Dengan
demikian, pendidikan tari mempunyai kelebihan sebagai alternatif
pengembangan jiwa anak dalam menuju kedewasaaannya. Pembelajaran
seni tari, sejatinya tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan seni tari
itu sendiri, akan tetapi juga untuk mengembangkan aspek dan potensi
lain yang dimiliki anak.
Kelebihan seni tari bagi pembelajaran anak usia dini ialah sebagai
berikut:50
a. Membantu perkembangan dasar anak, seperti pada perkembangan
motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial emosional,
perkembangan bahasa, perkembangan agama dan moral, dan tentunya
perkembangan seni.
48 Kuswarsantyo.Pelajaran tari; Image dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak. (FSP ISI Yogyakarta). 2012
49Ibid50 Novi mulyani. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta: Penerbit Gava
Media. 2016
27
b. Mengembangkan Kreativitas Anak, proses kreativitas anak dalam
menemukan gerakan baru, tentu merupakan hal yang baru, dan
mungkin sulit bagi anak. Kreativitas anak, dalam hal ini adalah
tergantung dari pengalaman dan pemahaman anak-anak tentang objek
yang dijadikan sebagai materi gerakan tari. Dengan kata lain,
kreativitas anak dalam menemukan gerakan baru adalah hasil dari
pemikiran anak yang menerima informasi, pengalaman, dan
pemahaman mereka dalam sebuah gerakan tari.
c. Mengembangkan bakat dan minat anak, pada dasarnya setiap anak itu
dibekali potensi yang luar biasa dalam dirinnya. Kemudian semua
anak dilahirkan mempunyai keunikan tersendiri, dan setiap anak
mempunyai karakter yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
Dalam hal ini, orangtua sebagai pendidik utama dan pertama
semestinya harus bisa mengenali bakat anak sedini mungkin. Dengan
begitu, maka bakat anak akan bisa terasah dan terus digali dengan
lebih baik. Peran orangtua adalah mendukung bakat anak, dengan
cara mengarahkan sebaik dan setepat mungkin sesuai dengan bakat
dan minat yang dimiliki anak-anak.
d. Melestarikan budaya Indonesia, selain memang sebagai media untuk
membantu perkembangan dan pertumbuhan anak, disisi lain juga
mempunyai tujuan untuk mengenalkan seni budaya kepada anak usia
dini. Dengan harapan, dari sejak dini anak mempunyai rasa memiliki,
ingin menjaga, dan melestarikan salah satu warisan kebudayaan yang
tak ternilai tersebut, sehingga saat sudah dewaasa nanti anak akan
tetap memiliki rasa untuk tetap menjaga dan melestarikan
kebudayaannya sendiri. Hal ini karena bagaimanapun, anak-anak
adalah generasi penerus, yang melanjutkan tongkat estafet
keberlangsungan negeri ini.
Selain kelebihan yang di dapatkan oleh anak usia dini, ada beberapa
kekurangan yang dapat dilihat dan dipertimbangkan lagi, diantaranya:
28
a. Tidak mengikuti jaman, dalam artian tarian yang muncul lebih lama
dibandingkan dengan tari modern. Seiring berjalannya waktu tari
tradisional lebih sulit untuk mengikuti perkembangan jaman. Bentuk
tarian tradisional akan sulit berkembang terutama jika masyarakat
dengan gaya hidup modern tidak mengikuti/melestarikannya kembali.
b. Pelestarian karyanya lebih sedikit dibandingkan dengan tari modern,
dibandingkan dengan tari modern, penari tari tradisional semakin
menurun karena mengikuti jamannya, terutama kaum muda yang
lebih banyak mengikuti tari modern atau mengcover tarian seperti K-
Pop.
Oleh karena itu kondisi tersebut menyebabkan munculnya resiko
hilang dan punahnya beberapa tari tradisional tersebut. Dengan
perkembangan jaman yang kemajuan teknologinya berkembang pesat,
maka dari itu sebagai guru wajib memberikan stimulasi dari sejak dini
mengenai budaya dengan teknologi yang mendukung.
4. Manfaat Tari Untuk Motorik Kasar
Kesenian tari memiliki manfaat untuk mengembangkan
pertumbuhan tulang, otot, dan kelenturan tubuh anak. Sehingga dapat
menghasilkan gerak selaras demi persiapan dalam melakukan tarian.51
Kusmastuti berpendapat jika kesenian tari memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan siswa yang di perlihatkan oleh pertumbuhan fisik anak.52
Menurut Hidayat tarian memiliki manfaat ialah sebagai berikut:53
a. Mampu mengenali manfaat dan gerak tubuh
b. Gerak yang dapat membentuk tubuh
c. Mampu bersosialisasi
d. Metode untuk mengenali alam sekitar
e. Mampu mengenali karakter diri sendiri51 Mella Kumala Dewi. Meningkatkan Kelenturan Tubuh Anak Melalui Seni Tari
Tradisional. (Bengkulu:2013). hlm, 8.52Kurnia Munawaroh. Meningkatkan Kelenturan Tubuh Anak Melalui Seni Kegiatan
Animal Dance Pada Anak Kelompok A di TK Aba Kutu Asem. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 2015,hlm. 7
53 Ibid, hlm. 7
29
f. Mampu mengenali berbagai bahasa gerak tubuh
g. Mampu mengenali kebudayaan sendiri
Dengan demikian tarian memiliki manfaat untuk anak. Bukan
pada kemampuan motorik namun dalam segala aspek kehidupan anak.
Kesimpulan dari uraian diatas ialah manfaat yang akan didapatkan
oleh anak sangat banyak. Tentu bukan hanya dari segi aspek motorik
yang akan terlatih, berbagai aspek akan terasah dan terarahkan.
Seperti pada aspek motorik halus, dimana anak mampu menggerakan
jari-jari tangan dan mata mengikuti irama musik, begitupun pada
aspek motorik kasar, pada aspek ini anak akan mendapatkan gerakan-
gerakan yang akan melatih perkembangan otot-otot besar dan dapat
mengkoordinasikan gerakan dengan irama musik.
C. Pembelajaran Seni Tari AUD Melalui Creative Movement
UU Sikdiknas Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan merupakan
wadah untuk mewujudkan kondisi belajar dan proses pembelajaran agar
potensi yang ada pada diri anak berkembang dengan baik.54 Eksistensi
pendidikan tidak terlepas dari adanya lembaga-lembaga pendidikan di
Indonesia salah satunya adalah dengan adanya Sekolah Taman Kanak-kanak
(TK). Pendidikan seni tari adalah salah satu materi yang termuat didalam
rencana pembelajaran. Keterampilan seorang guru dalam memahami
karakter siswa sangat diperlukan agar dapat menyampaikan materi ini sesuai
dengan usia dan kemampuan siswa. Dalam pendidikan seni di sekolah
umumnya adalah untuk memfasilitasi berbagai potensi yang dimiliki siswa.
Gerak adalah bagian dari keberadaan alamiah anak usia dini,
karena anak-anak pada hakikatnya suka berlari, meloncat-loncat,
menghempaskan tubuhnya di dalam kelas dan gerakan spontan lainnya.
Demikian hal ini anak membutuhkan ruang sebagai tempat untuk dapat
bergerak lebih leluasa lagi.55
54 Dedi Rosala. Pembelajaran Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya Membangun Pendidikan Karakter Siswa. 2016. hlm, 17
30
Pendidikan gerak kreatif pada anak usia dini, sebagai upaya untuk
merangsang daya cipta dan kreativitas anak. Pendekatannya dengan cara
melibatkan anak dalam mengkomunikasikan imajinasi anak dalam bentuk
gerakan yang dibuat oleh anak. Setiap anak akan berkembang
kreativitasnya sesuai dengan karakteristik dari masing-masing anak,
berdasarkan proses penjelajahannya terhadap gerak dan irama, kemudian
pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan estetis anak.56
Seni tari menjadi media yang efektif agar dapat menampung dan
mengontrol gerakan-gerakan anak. Anak diberi kebebasan dan keleluasaan
dalam mengekspresikan gerak menurut imajinasi mereka, akan tetapi
dengan cara yang tetap aman dan positif. Setiap guru harus memilih
gerakan tari yang sesuai dengan tingkatannya dan mempunyai nilai/pesan
yang baik kepada siswa, dalam proses pembelajaran seni tari guru dituntut
untuk mengetahui kondisi siswa terlebih dahulu, agar mengetahui apakah
siswa suka dengan pendidikan seni tari atau tidak, jika ada siswa yang
tidak menyukai seni tari maka guru bisa mengkolaborasikan berbagai seni
dengan tujuannya tetap sama kepada seni tari.
Menurut Kusumastutik melalui pembelajaran seni tari anak akan
cenderung menjadi kreatif, karena diberi kebebasan untuk bergerak,
menirukan gerak, menafsirkan gerak sesuai dengan kemampuannya. Bebas
dalam artian gerak yang dilakukan anak tidak harus sama persis dengan
yang diberikan oleh gurunya. Kebebasan yang diberikan oleh guru kepada
anak tentu untuk melakukan gerak tari sesuai dengan imajinasi dan
kemampuan anak, dan secara tidak langsung sudah mengajarkan anak
untuk mengembangkan kreativitasnya.57
Guru seni tari dalam melatih siswa sebaiknya menggunakan alat-
alat yang canggih dan media yang dapat dimengerti oleh siswa, tujuannya
55 Novi Mulyani. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. 2016, hlm 38
56 Arni Apriani. Jurnal Pendidikan:Early Childhood. Tasikmalaya: Universitas Muhammadyah.2017.hlm, 9-10.
57 Ibid, hlm. 10.
31
agar siswa tidak jenuh, nyaman, dan lebih menyenangkan saat proses
pembelajaran berlangsung. Selain itu, setelah pembelajaran selesai seorang
guru memberikan nilai/pujian atau reward kepada siswa dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan, hal ini untuk memberikan semangat
agar siswa memiliki daya minat yang tinggi untuk dilakukan kembali
dipertemuan selanjutnya.
Hakikatnya pembelajaran yang dilakukan di PAUD/TK ialah
belajar sambil bermain, oleh karena itu seorang guru harus lebih bisa
mengajak anak ke dalam pembelajaran tari yang dimana dalam
pembelajaran tersebut ada sebuah permainan atau media yang dapat
digunakan oleh anak, begitupun sebaliknya seorang guru harus bisa
memasuki dunia anak-anak dan mampu memahami karakter setiap anak,
sehingga anak dan guru ada perasaan terikat antara guru dengan siswa.
Gerakan dalam tari tentu dapat membantu perkembangan fisik dan
pola gerak anak. Jika latihan tari dilakukan bersama dengan teman-
temannya, maka diharapkan dapat membantu mengembangkan
kemampuan bersosialisasi, dapat mengatur emosi, dapat meningkatkan
daya berfikir, dan dapat melatih aspek lainnya. Adapun tujuan
pembelajaran seni tari bagi anak usia dini adalah mengenalkan seni tari
pada anak-anak, sehingga siswa merasa senang mengetahui salah satu
kebudayaan di Indonesia dan membuatnya tertarik untuk melestarikannya.
Dalam proses pembelajarannya siswa dapat mengekspresikan
kreativitasnya melalui gerak yang ia ciptakan sendiri.
D. Penelitian Relevan
1. Kurnia Munawaroh (2015), Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan
Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, “Peningkatan
Keterampilan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Menari Animal Dance
Pada Anak Kelompok A di TK Aba Kutu Asem Yogyakarta” subjek
penelitian berjumlah 15 anak kelompok A yang terdiri dari 7 anak
laki-laki dan 8 anak perempuan. Jenis penelitian tindakan kelas
32
menggunakan model spiral Kemmis dan Mc Taggart. Peneliti
meningkatkan kemampuan motorik kasar yang terdiri dari kekuatan,
koordinasi dan kelincahan menggunakan metode menari Animal
Dance. Kegiatan ini disimpulkan berhasil untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan menari Animal
Dance tari elang.58
2. Selfiana (2018), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, “Peningkatan Kemampuan
Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Jawa Barat Kelompok
B di RA El-Hurriyah Cikarang Utara” subjek penelitian ini berjumlah
14 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswi perempuan.
Jenis penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan
Mc Taggart. Peneliti meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui
metode permainan tradisional jawa barat. Kegiatan ini disimpulkan
berhasil untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui
permainan tradisional jawa barat. Perbedaannya peneliti menggunakan
permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
anak dalam kekuatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi,
keseimbangan dan daya tahan anak saat melakukan kegiatan.59
3. Fitri Triyana (2017), Institut Agama Islam Negeri Salatiga Jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, “Peningkatan Kemampuan Fisik
Motorik Kasar Melalui Metode Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini
di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang” subjek
penelitian ini pada kelompok B yang berjumlah 20 anak. Peneliti
menggunakan metode pembelajaran klasikal karena terbatasnya ruang
58 Kurnia Munawaroh, Peningkatan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Menari Animal Dance Pada Anak Kelompok A di TK Aba Kutu Asem Yogyakarta, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok A di TK Aba Kutu Asem Yogyakarta), (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)
59 Selfiana, Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Jawa Barat, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok B di RA El-Hurriyah Cikarang Utara), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018)
33
dan tempat. Hasil dari kegiatan ini berhasil meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak melalui metode gerak dan lagu.60
4. Hesti Wijayanti, Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan Pendidikan
Pra Sekolah dan Sekolah Dasar, “Peningkatan Kemampuan Motorik
Kasar Anak Melalui Bermain Lempar Tangkap Bola Besar Kelompok
B TK Al Hidayah Semawung Banjaroyo Kalibawang Kulonprogo”.
Subjek penelitian penulis ialah anak usia dini kelompok B yang
berjumlah 17 anak, terdiri dari 6 siswa putra dan 11 siswi putri.
Penelitian ini menggunakan metode PTK dengan model Suharsimi
Arikunto. Peneliti meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui
metode bermain, dari kegiatan ini peneliti berhasil meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak melalui metode bermain karena sudah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.61
5. Esti Erlinda (2014), Universitas Bengkulu Jurusan Basis Guru Dalam
Jabatan, “Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui
Permainan Melempar dan Menangkap Bola”. Subjek penelitian ini
adalah anak usia 5-6 tahun di PAUD IT Al-Ikhlas dengan jumlah anak
terdiri dari 16 anak, diantaranya 8 laki-laki dan 8 perempuan.
Penelitian ini menggunakan metode PTK dengan model penelitian
dari Suyanto. Peneliti berhasil meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak melalui metode permainan melempar dan menangkap
bola.62
E. Kerangka Berfikir
Gerak merupakan suatu kemampuan seseorang agar dapat merangkai
beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras. Selain itu, gerak
60 Fitri Triyana, Peningkatan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Melalui Metode Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok B di RA Rowosari Kabupaten Semarang), (Salatiga: Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017)
61 Hesti Wijayanti, Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Bermain Lempar Bola Besar, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok B di TK Al Hidayah, Kulonprogo), (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,2014)
62 Esti Erlinda, Pengembangan Motorik Kasae Anak Usia Dini Melalui Permainan Melempar dan Menangkap Bola, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok B di PAUD IT Al-Ikhlas, Kabupaten Kepahiang), (Bengkulu: Universitas Bengkulu, 2014)
34
bagi anak usia dini memiliki manfaat yang dapat melatih pertumbuhan dan
perkembangan anak serta melatih motorik kasar yang dapat membantu
pertumbuhan otot-otot besar anak. Perkembangan motorik kasar
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu salah satunya adalah meningkatkan
tegangan otot anak dapat meningkatkan kekuatan jasmaninya. Selain itu,
yang terpenting adalah faktor asupan gizi dan nutrisi yang dapat
mencukupi dan berguna bagi pertumbuhan otot dan tulang.
Berdasarkan observasi awal, kemampuan motorik kasar anak di
kelompok A bisa dikatakan masih rendah, karena terdapat beberapa
permasalahan. Permasalahan pertama, anak belum mampu bergerak
dengan keseimbangan tubuh dalam menari, kemudian anak belum mampu
menselaraskan gerak langkah kaki dengan musik. Permasalahan kedua,
anak belum memiliki kekuatan gerak dalam gerak sebenarnya sehingga
anak belum mampu mengembangkan kelenturan otot tubuh dalam menari.
Permasalahan ketiga, kemampuan gerak manipulatif anak belum bisa
konsisten pada setiap kesempatan yang berbeda. Untuk mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak diharuskan adanya kekuatan, kelincahan,
keseimbangan dan koordinasi agar anak mampu melakukan suatu kegiatan
secara optimal.
Berdasarkan hasil observasi yang telah ditulis di atas menunjukkan
bahwa aspek perkembangan motorik kasar anak perlu diberikan stimulus
yang tepat. Stimulus yang diberikan kepada anak dapat dengan cara dilatih
menggunakan sebagian otot besar anak. Contohnya dengan metode
kegiatan creative movement, kegiatan gerak kreatif merupakan salah satu
kegiatan yang menggunakan gerak tubuh atau seluruh anggota tubuh anak,
sehingga aspek psikomotor anak dapat tercapai melalui kegiatan siswa
bergerak dalam mengekspresikan imajinasi kreatif melalui tubuhnya.
Di dalam creative movement terdapat gerakan-gerakan tari yang
dapat meningkatkan motorik kasar diantaranya gerakan berpindah,
melompat, gerakan tangan dan pinggul, keseimbangan badan, menahan
kekuatan dalam bergerak mengangkat satu kaki. Banyak hal yang dapat
35
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun. Salah satu
kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar adalah
dengan melakukan gerak kreatif yang terdapat pada tarian bertemakan
tanaman.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Yayasan TK Dua Mei yang
beralamatkan di Jl. H Abdul Gani No. 135 Pondok Ranji, Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli 2019 (observasi
pendahuluan dan wawancara pendahuluan) sedangkan penelitian secara
mendetail dilaksanakan bulan Oktober-November 2019.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian PTK
No.Jenis
Kegiatan
Bulan
Juni JuliAgus
tSep Okt Nov Des
1. Observasi
2. Menyusun
Proposal
Skripsi dan
perbaikan
3. Pelaksanaan
Siklus 1
4. Pelaksanaan
Siklu II
B. Latar Penelitian
TK Dua Mei merupakan sekolah yang menjadi tempat penelitian
yang beralamatkan di Jl. H Abdul Gani No. 135 Pondok ranji,
39
40
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Peneliti memilih TK Dua Mei sebagai tempat penelitian dengan alasan
pertama, peserta didik pada lembaga tersebut mempunyai kemampuan
dan penguasaan materi di bidang pengembangan motorik yang baik,
dibuktikan dengan banyaknya anak yang aktif di bidang menari dan
anak menyukainya. Kemudian peneliti juga melihat 11 anak yang
mampu mengikuti gerakan pelatih dengan cepat, ada pula anak yang
lambat dalam mengikuti gerakan pelatih, sehingga pelatih tari di TK
Dua Mei diharuskan mengulangi kembali gerakan yang sudah diberikan
kepada siswa di TK Dua Mei. Selain itu, setiap pelatihan ada beberapa
strategi yang digunakan pelatih dengan tujuan untuk mempermudah
siswa dalam menerima gerakan yang akan diberikan, sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian peningkatan motorik kasar melalui
creative movement. Selain itu, belum pernah ada penelitian tentang
deskripsi pengenalan tari tradisional tari piring untuk melatih motorik
kasar pada anak usia dini di TK Dua Mei.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode tindakan kelas.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba untuk memahami
fenomena dalam setting dan konteks naturalnya bukan didalam
laboratorium yakni peneliti tidak berusaha memanifulasi fenomena yang
diamati.63 Penelitian kualitatif berusaha menggali dan memahami dalam
pemaknaan akan suatu fenomena yang sama oleh orang yang berbeda.
Meskipun fenomena yang dihadapi sama akan tetapi setiap orang akan
memaknai dan menginterprestasikannya secara berbeda. Penelitian
kualitatif menganggap bahwa realitas adalah bentuk pikiran manusia atau
sekelompok manusia.
Kualitatif ialah penulisan yang lebih menekankan pada hasil
pengumpulan data dengan cara deduktif dan induktif, lalu setelah itu 63 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2017),hlm.8.
41
dianalisis terhadap kejadian yang menggunakan logika ilmiah. Hal ini
bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan
data kuantitatif, akan tetapi penekanannya tidak pada pengkajian
hipotesis, melainkan pada usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian melalui cara berfikir formal dan argumentatif. Jenis penelitian
yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas, yaitu menganalisis dan
menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami
dan disimpulkan.64
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan
kelas. Penelitian tindakan kelas ialah penelitian yang berusaha untuk
memutar pemecahan masalah dengan data-data yang kemudian terjun
langsung di lapangan, dianalisis dan diinterprementasikan. Stephen
Kemmis menyatakan bahwa PTK ialah penelitian atau suatu kegiatan
yang dilakukan oleh peserta ddik dalam situasi sosial untuk memperbaiki
rasionalitas dan kebenaran dari praktik sosial yang di laksanakan dengan
tujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.65
D. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dengan
mengadopsi model siklus dari Kurt Lewin yang memiliki 4 tahapan yaitu
Pertama Planning, Kedua Acting, Ketiga Observing dan Keempat
Reflecting. Untuk lebih jelasnya berikut adalah bagan tahapan siklus.
64 Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2002),hlm.5-6
65 Prof. Dr. Kisyani Laksono dan Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018),hlm. 5.
42
1. Desain Siklus Menurut Kurt Lewin
Bagan 3.1
Siklus PTK Menurut Kurt Lewin
a. Planning adalah tahapan pembuatan perangkat pembelajaran,
persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan
indikator kinerja.
b. Acting adalah tahapan yang meliputi segala tindakan yang tertuang
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RKM dan RKH dengan
materi pengembangan kemampuan kognitif.
c. Observing yaitu meliputi pembuatan instrumen penelitian,
pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah mendapatkan
tindakan, menganalisa data dan menyusun langkah-langkah
perbaikan.
d. Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu
tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi
dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat dan guru-guru di
sekolah.
PLANNING
ACTING PLANNING
OBSERVING
REFLECTING
43
Siklus I
Tabel 3.2
Perencanaan Siklus I
No. Tindakan Awal Inti Akhir Catata
n
1. Menari
tari kreasi
bertemaka
n tanaman
Berbaris di
depan
kelas,
berdoa
bersama,
bernyanyi
bersama
Menjelask
an tentang
tarian
yang akan
diajarkan
Pemanasan
terlebih
dahulu
sebelum
melaksana
kan
kegiatan
seperti
berjalan
ditempat
dan
melompat.
Mengajark
an anak
beberapa
gerakan
tentang
tanaman
yang
Mendokum
entasikan
kegiatan
anak
Melakukan
tanya
jawab
Berdoa
bersama
sebelum
menutup
kegiatan
44
terdapat
ditarian
Menari
sambil
mengikuti
gerakan
yang
peneliti
contohkan
Siklus II
Tabel 3.3
Perencanaan Siklus II
No. Tindakan Awal Inti Akhir Catat
an
1. Menari
tari kreasi
bertemaka
n tanaman
Berbaris
didepan
kelas,
berdoa
bersama,
bernyany
i
bersama
Mengulang
gerakan
tarian yang
sudah
diajarkan
pada siklus
1
Memputar
tempat
baris siswa
Menggunak
an desain
lantai
dengan
pola yang
Melakukan
tanya
jawab
Mendokum
entasikan
kegiatan
Membaca
doa
bersama-
sama
sebelum
menutup
kegiatan
45
sederhana
Menari
menggunak
an irama
musik
E. Refleksi
Refleksi yang dilakukan ialah dengan cara analisis dan sintesis.
Analisis digunakan untuk memikirkan kembali secara terus-menerus
penyebab timbulnya suatu kejadian yang diharapkan atau tidak
diharapkan. 66
Peneliti melakukan analisis, penafsiran, menjelaskan dan menarik
kesimpulan ketika sudah memperoleh data pelaksana penelitian tersebut.
Hasil dari tahapan sebelumnya kemudian peneliti kumpulkan dan dianalisa
yang kemudian menjadi bahan untuk refleksi. Peneliti dapat melakukan
refleksi dari kegiatan siswa selama pelaksanaan tari meliputi sikap dan
kesesuaian gerak siswa dengan gerak yang telah diberikan. Kemudian
peneliti menganalisis segala hambatan yang terjadi selama proses
pembelajaran dan memikirkan cara untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut di siklus berikutnya.
F. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Keberhasilan pencapaian tindakan penelitian dinyatakan berhasil
ketika sudah menunjukkan hasil yang sudah ditargetkan, maka tidak harus
dilanjutkan ke siklus berikutnya. Persentase pencapaian indikator tersebut
diharapkan mencapai ≥75%.
66 Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Tangerang: UT, 2014), h. 2.33
46
Tabel 3.4
Interprestasi Kemampuan Motorik Kasar Anak
Tingkat Keberhasilan % Kriteria
>80%
60%-79%
40%-59%
20%-39%
Berkembang sangat baik
Berkembang sesuai harapan
Mulai berkembang
Belum berkembang
G. Data dan Sumber Data
1. Data
Data merupakan komponen terpenting dalam penelitian karena berguna
sebagai pengontrol pelaksanaan tindakan dengan adanya rencana
kegiatan menari untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.
Tabel 3.5
Jenis Data, Sumber Data dan Teknik
No. Jenis Data Sumber Data Teknik
1. Motorik Kasar Anak Observasi
Wawancara
2. Menari Creative
Movement
Anak
Guru
Observasi
Wawancara
2. Sumber Data
Sumber data meliputi data pemantau dan data penelitian. Sumber data
pemantau tindakan yaitu data yang diambil ketika kegiatan pembelajaran
tari sedang berlangsung di kelas. Sumber data penelitian yang diambil
dari objek penelitian yaitu siswa-siswi kelompok A di TK Dua Mei.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang apat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik
47
atau metode yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini ditujukan
untuk mengetahui bagaimana peningkatan pengembangan motorik kasar
anak. Peneliti menggunakan salah satu dari metode yang ada tergantung
masalah yang dihadapi. Teknik pengumpulan data yang menjadi instrumen
adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif,
dimana peneliti dalam pengamatan ikut melakukan kegiatan yang
dilakukan narasumber dan aktivitas siswa. Dalam penelitian ini
observasi dilakukan pada TK A. Observasi dilakukan oleh peneliti
dengan cara melakukan pengamatan, pencatatan dan terjun langsung
di lapangan mengenai bagaimana proses pembelajaran berlangsung.
Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana penelitian yang
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam,
dan jika obyek yang diamati tidak telalu besar.67 Menurut Spradley
observasi terdiri atas tiga komponen yaitu (a) Place, tempat
berlangsungnya interaksi sosial di dalam kelas. (b) Actor, yaitu orang-
orang yang sedang memainkan peranan tertentu, dalam hal ini adalah
pendidik dan peserta didiik. (c) Activity, yaitu kegiatan yang dilakukan
oleh aktor dalam situasi sosial, dalam hal ini adalah kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan menurut Hadi teknik observasi merupakan proses yang
berupa pengamatan dan ingatan.68 Teknik observasi yang dilakukan
dengan pengamatan secara langsung dilapangan untuk mendapatkan
data penelitian dan tidak mengabaikan kemungkinan sumber-sumber
selain manusia seperti dokumen dan catatan-catatan dengan tujuan
untuk melengkapi data yang diperoleh.
Observasi pada PTK tidak sama dengan observasi pada penelitian
formal. Observasi dalam PTK memiliki prinsip: (a) perencanaan
67 Sugiono, Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: Alfa Beta, 2009),hlm.203.68 Ibid.,hlm. 203.
48
bersama antara guru dan pengamat (sejawat), (b) memiliki fokus yang
spesifik, (c) memiliki kriteria, (d) pengamat memiliki kemampuan
pengamatan yang efektif, dan (e) memberikan balikan (feedback)
yang tepat.
2. Wawancara
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
wawancara. Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan
tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu wawancara
yang mengajukan pertanyaan dan yang terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Teknik ini bersifat luwes karena pewawancara dapat
mempertimbangkan siapa yang diwawancarai dan situasinya, serta
pewawancara dapat menguraikan atau menjelaskan pertanyaan yang
kurang jelas menurut subjek.69 Adapun maksud diadakannya
wawancara seperti yang ditegaskan Lincoln dan Guba antara lain:70
Mengkonstruksi mengenai orang kejadian, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan;
merekonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian hal yang dialami
masa lalu kemudian memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai hal
yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang
memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi, yang diperoleh
orang lain baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi) dan
memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan.
Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara
semi terstruktur, dengan tujuan agar dalam pelaksanaannya lebih
bebas dan terstruktur dalam menentukan permasalahan secara lebih
terbuka. Wawancara dilakukan peneliti dalam bentuk tanya jawab
69 Prof. Dr. Kisyani Laksono dan Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018),hlm. 58.
70 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 186.
49
dengan menggunakan pedoman wawancara dan informan yaitu kepala
sekolah, guru kelas, dan guru menari untuk mendapatkan gambaran
perkembangan motorik kasar pada anak di TK Dua Mei.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan-catatan peristiwa masa lalu yang
berbentuk tulis, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Studi dokumen digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari
observasi dan wawancara.71 Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dokumen berupa gambar atau foto yang berkaitan
dengan kegiatan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan motorik
kasar anak serta berbagai data lainnya untuk mendukung data
penelitian.
Dengan studi dokumentasi peneliti mendapatkan suatu penjelasan
yang akurat dari hasil observasi dan wawancara yang telah
dilaksanakan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masalah,
tujuan, fungki dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan
dokumentasi berupa RPP, hasil lembar wawancara, observasi dan hal-
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan peningkatan motorik
kasar anak.
I. Analisis Data
Analisis data disesuaikan dengan metode pengumpulannya. Analisis
data merupakan proses untuk menyeleksi, menyederhanakan,
memfokuskan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional
dengan tujuan untuk menyajikan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
menyusun jawaban masalah yang menjadi tujuan PTK.
Penelitian inimenguraikan secara menyeluruh dan cermat mengenai
peningkatan motorik kasar anak di TK Dua Mei melalui pembelajaran
Creative Movement, yaitu kreatif yang bertolak khusus ke umum.
Konseptualisasi, kategorisasi, dan latihan yang dikembangkan atas dasar
71 Sugiono, Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: Alfa Beta, 2009), hlm. 329.
50
kejadian yang didapat di lapangan yang sedang laksanakan. Teoritisasi
yang memperlihatkan bagaimana hubungan antar kategori juga
dikembangkan atas dasar data yang diperoleh ketika kegiatan lapangan
berlangsung.72
Analisis yang digunakan oleh peneliti ialah menggunakan teknik
kualitatif dan teknik kuantitatif. Analisis data kualitatif yaitu bagaimana
proses meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dengan kriteria oleh
beberapa ahli. Analisis data kuantitatif yaitu hasil data yang diperoleh dari
penelitian dalam bentuk angka-angka. Peneliti menggunakan penelitian
tindakan kelas menggunakan kriteria BB, MB, BSH, dan BSB.
Analisis data kualitatif dilakukan melalui 3 tahap: (a) Reduksi data,
yaitu proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi dan
pemfokusan data mentah menjadi data yang bermakna, (b) Paparan data,
yaitu proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk naratif,
representasi tabular termasuk dalam format matriks atau grafis, (c)
Penyimpulan, yaitu proses menyimpulkan inti dari sajian data yang telah
terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat,
tetapi mengandung pengertian yang luas.73
Analisis data ini dilakukan pada setiap siklus penelitian. Setelah
langkah tersebut selesai maka dilakukan refleksi terhadap satu siklus
penelitian. Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah atau tidak
terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum dituntaskan dengan
tindakan perbaikan yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin dicapai.74
Analasis data kuantitatif menurut Ngalim Purwanto bahwa untuk
mengetahui peningkatan yang terjadi dalam penelitian ini perlu adanya
identifikasi skor yang diperoleh dan dibandingkan dengan jumlah skor
72 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Perdana Media, 2008), hlm. 69.
73 Prof. Dr. Kisyani Laksono dan Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018),hlm. 74-75.
74 Ibid, hlm. 75.
51
maksimal.75 Rumus penilaian yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan anak ialah:
NP = R
SM × 100%
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimal yang diperoleh siswa
100 = Bilangan tetap
J. Instrumen Pengumpulan Data
Alat untuk mengukur proses kemampuan anak dibutuhkan instrumen
penelitian terdiri dari kisi-kisi yang berasal dari kerangka teori. Adapun
kisi-kisi instrumen penelitian untuk peningkatan keterampilan motorik
kasar melalui creative movement di TK Dua Mei, Tangerang Selatan.
K. Definisi Konsep dan Operasional
1. Definisi Konsep Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar pada anak adalah kemampuan yang
ditampilkan dalam suatu gerak melalui creative movement. Dimana
keterampilan motorik kasar ini di kembangkan melalui aspek
pengenalan terlebih dahulu, kemudian dengan aspek ketepatan, aspek
keseimbangan, aspek daya tahan dan aspek koordinasi.
2. Definisi Operasional Motorik Kasar
Program pembelajaran motorik kasar harus dapat mengembangkan
kemampuan anak dalam meningkatkan motorik kasar anak yang
distimulasi melalui gerak tari kreasi, dalam gerak tari kreasi anak
mampu bergerak sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh guru.
Kemudian aspek-aspek tersebut diturunkan menjadi sebuah instrumen
atau menjadi penilaian anak yang menggunakan skala ukur sebagai
berikut, (a) belum berkembang (BB), (b) Mulai Berkembang (MB), (c)
75 Imrotun Khasanah, Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Tari Tradisional Angguk, Jurnal pendidikan anak usia dini, Universitas Negeri Yogyakarta, 2016, hlm. 296
52
Bersekembang Sesuai Harapan (BSH), (d) Berkembang Sangat Baik
(BSB).
3. Definisi Konsep Creative Movement
Anak mampu melakukan gerak kreasi seusai dengan imajinasi anak
sendiri untuk meningkatkan motorik kasar anak. Kemudian sebelum
anak melakukan gerak kreasi, guru terlebih dahulu memberikan
tindakan atau pelatihan melalui tari kreasi yang dapat meningkatkan
motorik kasar anak.
4. Definisi Operasional Creative Movement
Creative movement atau gerak kreasi yang dilakukan oleh anak ialah
anak mampu melakukan gerakan spontan, anak mampu menggerakan
kaki dan tangan secara bersamaan, kemudian anak mampu melakukan
gerak berjinjit dan anak mampu melakukan gerak mengangkat satu
kaki. Kemudian peningkatan tersebut dinilai dengan skala ukur sebagai
berikut, (a) belum berkembang (BB), (b) Mulai Berkembang (MB), (c)
Bersekembang Sesuai Harapan (BSH), (d) Berkembang Sangat Baik
(BSB).
53
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No.Variabel Aspek Aspek yang dinilai
Butir
SoalJmlh
Kemampu
an
Motorik
Kasar
Pengenalan Mengenal gerak dasar tubuh1 1
Ketepatan Anak mampu berputar 2
4
Anak mampu melakukan
gerak lokomotor3
Anak mampu melakukan
gerakan sesuai dengan
arahan instruktur
6
Anak mampu melakukan
gerakan spontan9
Keseimbang
an Anak mampu menekuk kaki
nya sampai dengan 90
derajat
7
2
Anak mampu berdiri dengan
satu kaki 12
Daya Tahan Anak mampu melompat4
2Mampu berjinjit dengan
waktu yang sudah
ditentukan
8
Koordinasi Mampu mengekspresikan
gerakan dengan irama
bervariasi
5 4
Anak mampu melakukan 1- 10
54
6 gerakan terstruktur
Anak mampu mengenali
tempo sesuai dengan irama 11
Anak mampu melakukan
gerak nonlokomotor13
Tabel 3.7
Intrumen Observasi Peningkatan Motorik Kasar Anak
NO. INDIKATOR BSB(4) BSH(3) MB(2) BB(1)
1. Mengenal gerak dasar tubuh
2. Anak mampu berputar
3.Anak mampu melakukan gerak
lokomotor
4. Anak mampu melompat
5.Mampu mengekspresikan gerakan
dengan irama bervariasi
6.Anak mampu melakukan gerakan
sesuai dengan arahan instruktur
7.Anak mampu menekuk kaki nya
sampai dengan 90 derajat
8.Mampu berjinjit dengan waktu
yang sudah ditentukan
9.Anak mampu melakukan gerakan
spontan
10.Anak mampu melakukan 1-6
gerakan terstruktur
55
11.Anak mampu mengenali tempo
sesuai dengan irama
12.Anak mampu berdiri dengan satu
kaki
13.Anak mampu melakukan gerak
nonlokomotor
Keterangan:
BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = Berkembang Sangat Baik
56
Tabel 3.8
Instrumen Penilaian Kinerja GuruAspek yang diamati Skor
A. Kegiatan Awal 1 2 3 4
1. Mengkondisikan kelas
2. Menyiapkan media pembelajaran
3. Mengajukan pertanyaan kepada anak
4. Berinteraksi dengan anak
5.Mengaitkan pembelajaran dengan
pengalaman anak
Rata-rata butir A=
B. Kegiatan Inti (Tari Creative Movement) 1 2 3 4
1.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
indikator yang akan dicapai
2.Memfasilitasi kegiatan tari creative
movement
3.Melaksanakan pembelajaran secara
runtut/sesuai RPPH
4. Menguasai kelas
5.
Melaksanakan penerapan tari creative
movement sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan
dengan langkah yang tepat
6.
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar secara jelas dan mudah dimengerti
anak
Rata-rata butir B =
57
C. Istirahat 1 2 3 4
1.Menuntun anak untuk membaca doa
sebelum dan sesudah
Makan
2. Menguji hasil tari creative movement
Rata-rata butir C =
D. Kegiatan Penutup 1 2 3 4
1. Melakukan evaluasi kegiatan
2.Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan
portofolio
Rata-rata butir D =
Nilai Rata-rata
R= A + B + C + D =
4
BAB IV
DESKRIPSI, HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN
A. Prosedur Penelitian
1. Pra Penelitian
a. Pengamatan
Sebelum di lakukannya penelitian, yang pertama dilakukan
oleh peneliti ialah melihat bagaimana kondisi yang terjadi di TK
Dua Mei. Kemudian setelah itu, peneliti menemukan subjek yang
akan dijadikan dasar untuk pelaksanaan tindakannya yaitu dengan
melalui kegiatan menari tari kreasi. Dengan diberikannya kegiatan
menari tari kreasi kepada anak dapat mempengaruhi dan
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK
Dua Mei, subjek sampel datanya ialah sebagai berikut.
Tabel 4.1
Data Sampel Anak Kelompok A
No. Nama Sampel Umur Domisili
1. ZSR 6 tahun Jl. Kuningan Rt 04/01
Cempaka Putih
2. AL 6 tahun Jl. Sukun No. 08 Rt.
004/006 Cempaka Putih
3. AKZ 6 tahun Gg. Bacang rt. 01/09 No. 47
Cempaka Putih
4. NO 6 tahun Jl. Kampung Bulak I,
Cempaka Putih
5. ZF 5 tahun Griya Bumi Putra,
Cempaka Putih, Ciputat
6. FGA 6 tahun Jl. Sandratek Rt. 02/01
Ciputat
7. ASK 7 tahun Jl. Bulak III No. 09 Rt.
003/002
58
59
8. MDA 6 tahun Jl. Bulak III No. 09 Rt.
003/002
9. MAMP 6 tahun Cempaka Putih, Ciputat,
Tangerang Selatan
10. ANER 7 tahun Jl. Bulak I, Cempaka Putih,
Ciputat
11. JCF 6 tahun Jl. H. Amit No. 68,
Cempaka Putih
12. RRAP 7 tahun Jl. H. Abdul Gani, Cempaka
Putih
13. SA 7 tahun Jl. Pepaya
14. MFN 5 tahun Ciputat
15. MPP 6 tahun Ciputat
Peneliti melakukan kegiatan pra penelitian sebelum memasuki
kegiatan penelitian siklus I. Hal ini dilakukan untuk mencari dan
mengumpulkan data anak terlebih dahulu, kemudian didiskusikan
bersama guru pamong kelas A di TK Dua Mei. Adapun pertemuan
dilakukan dengan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 11 dan 12
November 2019.
b. Mendiskusikan Permasalahan di Kelas
Adanya kegiatan pra penelitan yaitu untuk melihat berapa besar
peningkatan motorik kasar pada anak kelas A di TK Dua Mei.
Kemudian data yang terkumpul pada proses pra penelitian dijadikan
sebagai dasar perencanaan pembelajaran yang sekiranya dapat
meningkatkan motorik kasar pada anak.
Setelah diamati saat proses pra siklus diperoleh data yang
menunjukan perlu adanya peningkatan pada kemampuan motorik
60
kasar anak melalui kegiatan tari kreatif. Kegiatan yang ada pada tari
kreatifnya di harap bisa menjadi pemicu meningkatnya keterampilan
motorik kasar pada anak.
2. Pelaksanaan Pra Penelitian
a. Perencanaan
Di awal pertemuan peneliti mendatangi sekolah tempat penelitian
untuk meminta izin kepada kepala sekolah. Setelahnya peneliti
mengutarakan maksud kedatangan untuk mengadakan kegiatan
penelitian dengan subjek yang digunakan yaitu anak-anak kelompok
A di TK Dua Mei. Kepala sekolah sangat terbuka dan
mempersilahkan dilakukannya penelitian di kelompok A TK Dua
Mei, lalu peneliti meminta ijin untuk untuk meneliti aktifitas proses
belajar mengajar di kelompok A TK Dua Mei. Kemudian dilakukan
kegiatan observasi oleh peneliti untuk memperoleh data
kemampuan motorik kasar melalui observasi sebagai acuan pra
penelitian, menentukan waktu pelaksanaan penelitian.
b. Pelaksanaan Pengamatan Pra Penelitian (Observasi)
1. Hasil Pertama Observasi/Senin, 11 November 2019
Pada awal pertemuan guru kelas memberitahu bahwa metode
pembelajaran di TK Dua Mei terbilang klasikal, tetapi untuk
kurikulum yang digunakan yaitu K-13 PAUD. Setelahnya peneliti
memasuki kelompok A dengan maksud agar bisa terjun langsung
dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah bedoa
sebelum belajar lalu belajar sesuai tema pada hari itu, kemudian
setelah pembelajaran selesai, anak-anak mengikuti les menari selama
1 jam. Masih banyak hal yang perlu dibimbing pada keterampilan
motorik kasar anak, contohnya saat siswa menari dengan teman-
temannya terdapat gerakan keseimbangan dan koordinasi seperti
menjinjit dan menggerakan tangan kanan dan kiri, ada sejumlah
siswa yang belum mampu melakukannya dengan baik dan butuh
61
bimbingan dari guru. Observasi pada hari Senin dilaksanakan
dengan baik dan sesuai rencana pembelajaran, semua anak terlihat
senang.
2. Hasil Kedua Observasi/Selasa, 12 November 2019
Observasi kedua, yang dilakukan peneliti ialah mengikuti proses
kegiatan dari awal kegiatan dan membaca doa bersama-sama,
kemudian anak melafalkan tata tertib dikelas dan melafalkan surah-
surah pendek yang ada dalam Al-Qur’an. Setelah kegiatan awal
selesai kemudian anak mulai berhitung dan diabsen sambil
menempati tempat duduknya.
Kegiatan belajarpun dimulai sesuai dengan tema tanaman,
kemudian guru memberikan tugas kepada mereka berupa lembar
kerja, setelah selesai pembelajaran pertama kemudian mengikuti
kegiatan senam bersama. Peneliti mengamati di bagian senam,
sejumlah anak masih diam dan hanya memperhatikan, kemudian
sewaktu dia melakukan senam ada beberapa anak yang masih
bingung menggerakan tangan/kaki kanan dan kiri.
Kegiata di luar kelas dilakukan saat waktu istirahat anak-anak,
dimana pada waktu istirahat anak-anak bermain sendiri dan tidak ada
arahan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasarnya.
Kemudian di bagian akhir ialah kegiatan evaluasi, guru
mengkonfirmasi kepada anak-anak bagaimana kegiatan hari ini,
apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan. Setelah itu, anak-
anak berdoa, kemudian yang sudah dijemput oleh orangtua, anak
dipersilahkan pulang.
c. Refleksi Pra Siklus
Refleksi yang dilakukan pada kegiatan ini ialah peneliti melihat
peningkatan pada kemampuan keterampilan motorik anak masih
dikatakan kurang baik. Kemudian kegiatan pembelajaranpun masih
bersifat monoton sehingga ketika waktu istirahat anak-anak lebih
menyukai kegiatan hal yang mereka sukai seperti bermain lego,
62
saling kejar-kejaran dengan temannya, bermain masak-masakan dan
lainnya. Sehingga tidak banyak anak yang dapat melakukan kegiatan
yang mengasah perkembangan motorik kasarnya. Kemudian peneliti
menemukan sebuah kegiatan yang akan diberikan peneliti kepada
anak-anak agar dapat meningkatnya kerampilan motorik kasar anak
dan tentunya yang membuat anak-anak berminat untuk
mengembangkan motorik kasarnya.
Data yang diperoleh setelah dilakukan pra penelitian ialah sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Data Kemampuan Motorik Kasar Pra Penelitian
No Nama Skor Persentase
1 ZSR 22 31%
2 AL 25 35%
3 AKZ 25 35%
4 NO 24 33%
5 ZF 24 33%
6 FGA 26 36%
7 ASK 22 31%
8 MDA 25 35%
9 MAMP 25 35%
10 ANER 24 33%
11 JCF 25 35%
12 RRAP 23 32%
13 SA 23 32%
14 MFN 21 29%
15 MPP 25 35%
Jumlah 359 33%
Seperti hasil diatas skor rata-rata yang dihasilkan dari 15 anak
adalah 359, persentase 33%. Skor paling tinggi 26 yang didapatkan
63
oleh FGA dengan persennya 36%. FGA sangat bersemangat saat
melakukan kegiatan keterampilan motorik kasar. Kemudian nilai
terendah yang didapat oleh anak sebesar 21 dan persentase 29%.
Lalu setelah dianalisa kembali penyebabnya ialah karena kegiatan
untuk meningkatkan motorik kasar anak masih sama dan tidak
bervariasi. Oleh karena itu, peneliti mengadakan tindakan
selanjutnya agar keterampilan motorik anak pada kelompok A
meningkat dengan baik.
B. Hasil Penelitian
1. Latar Belakang Penelitian
Yayasan pendidikan Dua Mei berdiri pada tanggal 2 Mei tahun 1985.
Pertama didirikan ialah pendidikan Taman kanak-kanak atau sekarang yang
disebut dengan TK Dua Mei. Dilanjutkan dengan jenjang lainnya, yaitu
SMP, SD, SMA, dan SMK. Untuk terwujudnya civitas akademika YPDM
yang berdaya saing tinggi, maju, sehat, mandiri, berakhlak mulia, memiliki
etos kerja, disiplin, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, seni,
berkesadaran, hukum, dan lingkungan serta cinta tanah air, dan menciptakan
pendidikan yang demokratis dan berkualitas.
Fasilitas yang ada di TK Dua Mei terdapat 1ruangan untuk kelompok A,
1 untuk kelompok B, 1 ruangan untuk guru dan kepala sekolah, kamar
mandi/kecil, lapangan olahraga serta tanaman sekolah yang terdapat dengan
berbagai alat bermain outdoor. Kemudian nama tenaga kependidikan guru
di TK Dua Mei ialah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Nama Tenaga Kependidikan Guru TK Dua Mei
Tahun 2019/2020
64
No. Nama NIPGolong
anJabatan
Kelomp
ok
Juml
ah
Jam
1. Yutti Rahayu
Siswati, M. Pd
196304
091985
032006
Pembina
/IV a
Kepsek/
Guru
- 24
2. Neni Ayu
Setiani, SE
- - Guru
kelas
A 24
3. Irawati, S.Pd - - Guru
Kelas
A 24
4. Tati Nuryati,
M.Pd
196605
041991
032013
Pembina
/IV a
Guru
Kelas
B 24
Tabel 4.4
Data Siswa TK Dua Mei
Tahun Pelajaran 2019/2020
Kelompok Laki-Laki Perempuan Total
A 7 8 15
B 13 12 25
Jumlah 20 20 40
2. Penelitian Tindakan
a. Tindakan Siklus 1
1. Perencanaan
Pada kegiatan perencanaan di kegiatan siklus I dilakukan selama 5
kali kegiatan, kemudian untuk awal anak dikenalkan apa itu tari,
kemudian apa itu tari tradisional dan kreasi, serta bagaimana tata cara
mempraktikannya. Pertama anak diminta untuk mendengarkan musiknya
terlebih dahulu, kemudian diajak untuk melakukan gerak pemanasan
65
sebelum masuk pada gerakan inti. Kemudian untuk rencana pembelajaran
berada di lampiran, persiapan kegiatan seblum siklus 1 dilaksanakan:
1. Merencanakan RPPH dengan mengitegrasikan pembelajaran tari
kreasi
2. Menyiapkan media yang digunakan ialah speaker dan perangkat
untuk kegiatan menari
3. Disiapkannya data penilaian dan catatn lapangan
4. Disiapkannya alat untuk mendokumentasikan
2. Pelaksanaan
a. Pertemuan ke-1/Senin, 18 November 2019
Pembukaan:
Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL1, K1) kemudian
anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru
membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir
bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian anak-
anak melakukan upacara terlebih dahulu yang diarahkan oleh guru
yang bertugas hari senin. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,
membaca doa dan diabsen, (CL1, K2) kemudian anak-anak boleh
masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL1, K3)
Inti:
Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru dan
peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak (CL1, K4)
lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa sebelum belajar dan
mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL1, K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan dilakukan
ialah tari kreasi. (CL1, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan har
ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak menari.
(CL1, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti membuat pola lantai
yang sesuai dengan urutan besar kecilnya badan anak. (CL1, K8)
66
Selanjutnya peneliti memberitahu siswa terlebih dahulu apa itu tari
tradisional dan alat yang akan digunakannya. (CL1, K9) Dibantu
dengan guru kemudian dilanjutkan dengan gerak pemanasan seperti
berlari kecil ditempat, (CL1, K10) posisi kuda-kuda dan
merentangkan tangan. (CL1, K11) Selanjutnya peneliti
mendemonstrasikan terlebih dahulu tata cara bergerak tari kreasi dan
memperdengarkan musiknya terlebih dahulu. (CL1, K12)
Pada kegiatan menari terdapat siswa yang belum mampu
melakukannya, (CL1, K13) oleh karena itu peneliti mengulang
kembali gerakan-gerakannya, (CL1, K14) kemudian anak mengikuti
bersamaan dengan peneliti. (CL1, K15) Anak-anak masih terlihat
kaku dan bingung melakukan gerakannya, masih diperlukan aba-aba
gerak kenan atau kekirinya. (CL1, K16) saat kegiatan berlangsung
guru dan peneliti terus mendorong dan menyemangati siswa agar
mampu melakukannya, (CL1, K17) dikarenakan anak baru belajar
gerak tari kreasi jadi anak tidak terbiasa melakukannya. (CL1, K18)
Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, (CL1, K19)
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih
dahulu kegiatan apa yang akan dilakukan, (CL1, K20) yang pertama
peneliti bertanya kepada anak siapa yang menyukai mangga, lalu anak
menjawab serentak “Saya bu guru”. (CL1, K21) Selanjutnya anak-
anak mengambil pensil warnanya. (CL1, K22) Lalu anak-anak mulai
menulis kata “mangga” dan mewarnainya di lembar kerja siswa.
(CL1, K23)
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah memasuki
waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih dahulu.
(CL1, K24) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama anak
harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa sebelum
makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak diberitahukan
untuk membersihkan dan membereskan tempat makanannya yang
67
dibawa dari rumah. (CL1, K25) Setelah itu,siswa dipersilahkan untuk
beristirahat dan bermain bebas dengan teman-temannya. (CL1, K26)
Penutup:
Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk duduk
melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru menanyakan
kepada anak bagaimana perasaannya. (CL1, K27) Setelah itu anak-
anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan melafalkan doa Al-
Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah pulang sekolah. (CL1,
K28) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak dipersilahkan pulang,
dan yang belum dijemput untuk tetap menunggu bersama guru di
kelas. (CL1, K29)
b. Pertemuan Ke-2/Selasa, 19 November 2019
Pembukaan:
Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL2, K1) kemudian
anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru
membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir
bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian anak-
anak melakukan upacara terlebih dahulu yang diarahkan oleh guru
yang bertugas hari senin. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,
membaca doa dan diabsen, (CL2, K2) kemudian anak-anak boleh
masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL2, K3)
Inti:
Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru dan
peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak (CL2, K4)
lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa sebelum belajar dan
mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL2, K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan dilakukan
ialah tari kreasi. (CL2, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan har
ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak menari.
68
(CL2, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti membuat pola lantai
yang sesuai dengan urutan besar kecilnya badan anak. (CL2, K8)
Selanjutnya peneliti memberitahu siswa terlebih dahulu apa itu tari
tradisional dan alat yang akan digunakannya. (CL2, K9) Dibantu
dengan guru kemudian dilanjutkan dengan gerak pemanasan seperti
berlari kecil ditempat, (CL2, K10) posisi kuda-kuda dan
merentangkan tangan. (CL2, K11) Selanjutnya peneliti
mendemonstrasikan terlebih dahulu tata cara bergerak tari kreasi dan
memperdengarkan musiknya terlebih dahulu.
Selanjutnya peneliti mempraktikan satu kali tari kreasi yang diikuti
oleh anak-anak sampai gerakan terakhir. (CL2, K11) Kemudian
peneliti mencoba anak mempraktikan sendiri, namun anak masih
butuh bantuan guru dan peneliti. (CL2, K12) Kemudian peneliti
mengulang kembali menari seperempat lagu yang diikuti oleh anak-
anak, (CL2, K13) lalu anak mempraktikan sendiri menari dari
seperempat lagu dan masih diberi aba-aba dari peneliti dan guru.
(CL2, K14) Masih ada beberapa anak yang bingung dan belum hafal
dengan gerakannya, mulai dari ketukan di setiap lagu dan tempo
berhenti atau memulainya gerakan.
Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, (CL2, K15) Sebelum
pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih dahulu
kegiatan apa yang akan dilakukan. Selanjutnya siiswa diminta untuk
mengambil pensilnya, kemudian anak menghitung jumlah buah jeruk,
kemudian anak-anak menulis kata “Jeruk”. (CL2, K16) Peneliti dan
anak-anak saling tanya jawab tentang buah jeruk. (CL2, K17) Lalu
siswa mengerjakan tugasnya masing-masing.. (CL2, K18)
Pukul 10.00 bel istirahat berbunyi lalu anak-anak melakukan
kegiatan makan bersama-sama. (CL2, K19) Sebelum makan anak-
anak mencuci tangan dan berdoa bersama, setelah selesai makan,
dilanjutkan dengan membereskan peralatan makan dan berdoa selesai
69
makan. Setelah itu, dilanjutkan dengan istirahat anak-anak dan
bermain. (CL2, K20)
Penutup:
Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk duduk
melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru menanyakan
kepada anak bagaimana perasaannya. (CL2, K21) Setelah itu anak-
anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan melafalkan doa Al-
Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah pulang sekolah.
Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak dipersilahkan pulang, dan
yang belum dijemput untuk tetap menunggu bersama guru di kelas.
(CL2, K22)
c. Pertemuan Ke-3/Rabu, 20 November 2019
Pembukaan:
Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL3, K1) kemudian
anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru
membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir
bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian anak
baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar, membaca
doa dan diabsen, (CL3, K2) kemudian anak-anak boleh masuk ke
dalam kelas masing-masing. (CL3, K3)
Inti:
Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru dan
peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak (CL3, K4)
lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa sebelum belajar dan
mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL3, K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan dilakukan
ialah tari kreasi. (CL3, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan har
ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak menari.
(CL3, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti membuat pola lantai
yang sesuai dengan urutan besar kecilnya badan anak.
70
Selanjutnya peneliti mempraktikkan satu kalimenari didepan anak
terlebih dahulu. (CL3, K8) Dibantu dengan guru kemudian
dilanjutkan dengan gerak pemanasan seperti berlari kecil ditempat,
posisi kuda-kuda dan merentangkan tangan. (CL3, K9) Selanjutnya
peneliti mendemonstrasikan terlebih dahulu tata cara bergerak tari
kreasi dan memperdengarkan musiknya terlebih dahulu. (CL3, K10)
Selanjutnya anak-anak mempraktikannya, diawali dengan peneliti
menari yang diikuti oleh anak-anak. (CL3, K11) Pertemuan ke-3 ini
peneliti melanjutkan menari yang kemarin dipraktikan sampai
seperempat lagu. Kemudian hari ini dilanjutkan sampai dengan tuntas.
(CL3, K12) Anak-anak mengikuti gerakan menari peneliti sampai
habis, diulangi sampai dua kali, lalu istirahat sebentar untuk minum,
dan dilanjutkan kembali praktek menari secara mandiri. (CL3, K13)
Dan hanya ada beberapa siswa yang menangkap dengan cepat gerak
menari walaupun tidak sepenuhnya hafal, beberapa siswa lagi masih
butuh bimbingan dan aba-aba dari guru dan peneliti.
Pada hari rabu anak-anak ada kegiatan ekstrakulikuler drum band,
semua siswa mengikuti kegiatan drum band ini. (CL3, K14) Setelah
selesai, anak memasuki kelas kembali dan mengikuti pembelajaran
hari ini dengan kegiatan menebalkan kata “Anggur” dan mewarnai
buah anggur. (CL3, K15) Kemudian Waktu istirahat anak ialah pukul
10.00, ketika sudah memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan
untuk makan terlebih dahulu. (CL3, K16) Kegiatan rutinitas yang
dilakukan ialah pertama anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan
membaca doa sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-
anak diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat
makanannya yang dibawa dari rumah. (CL3, K17) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-
temannya. (CL3, K18)
Penutup:
71
Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk duduk
melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru menanyakan
kepada anak bagaimana perasaannya. (CL3, K19) Setelah itu anak-
anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan melafalkan doa Al-
Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah pulang sekolah. (CL3,
K20) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak dipersilahkan pulang,
dan yang belum dijemput untuk tetap menunggu bersama guru di
kelas. (CL3, K21)
d. Pertemuan Ke-4/Kamis, 21 November 2019
Pembukaan:
Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL4, K1) kemudian
anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru
membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir
bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian anak
baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar, membaca
doa dan diabsen, (CL4, K2) kemudian anak-anak boleh masuk ke
dalam kelas masing-masing. (CL4, K3)
Inti:
Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru dan
peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak (CL4, K4)
lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa sebelum belajar dan
mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL4, K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan dilakukan
ialah tari kreasi. (CL4, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan har
ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak menari.
(CL4, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti membuat pola lantai
yang sesuai dengan urutan besar kecilnya badan anak.
Dibantu dengan guru kemudian dilanjutkan dengan gerak
pemanasan seperti berlari kecil ditempat, (CL4, K8) posisi kuda-kuda
72
dan merentangkan tangan. Selanjutnya peneliti memperdengarkan
musiknya terlebih dahulu. (CL4, K9)
Selanjutnya peneliti mempraktikan satu kali tari kreasi yang diikuti
oleh anak-anak sampai gerakan terakhir. (CL4, K10) Kemudian
peneliti mencoba anak mempraktikan sendiri, namun anak masih
butuh bantuan guru dan peneliti. (CL4, K11) Kemudian peneliti
mengulang kembali menari sampai lagu habis yang diikuti oleh anak-
anak, lalu anak mempraktikan sendiri menari sampai lagu habis dan
masih diberi aba-aba dari peneliti dan guru. (CL4, K12) Masih ada
beberapa anak yang bingung dan belum hafal dengan gerakannya,
mulai dari ketukan di setiap lagu dan tempo berhenti atau memulainya
gerakan.
Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, (CL4, K13)
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih
dahulu kegiatan apa yang akan dilakukan. Siswa diminta untuk
mengambil pensilnya, kemudian anak menghitung jumlah buah
pepaya, kemudian anak-anak menulis kata “Pepaya”. (CL4, K14)
Peneliti dan anak-anak saling tanya jawab tentang buah pepaya. Lalu
siswa mengerjakan tugasnya masing-masing. (CL4, K15)
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah memasuki
waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih dahulu.
(CL4, K15) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama anak
harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa sebelum
makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak diberitahukan
untuk membersihkan dan membereskan tempat makanannya yang
dibawa dari rumah. (CL4, K16) Setelah itu,siswa dipersilahkan untuk
beristirahat dan bermain bebas dengan teman-temannya. (CL4, K17).
Penutup:
Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk duduk
melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru menanyakan
kepada anak bagaimana perasaannya. (CL4, K18) Setelah itu anak-
73
anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan melafalkan doa Al-
Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah pulang sekolah. (CL4,
K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak dipersilahkan pulang,
dan yang belum dijemput untuk tetap menunggu bersama guru di
kelas. (CL4, K20)
e. Pertemuan Ke-5/Jumat, 22 November 2019
Pembukaan:
Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL5, K1) kemudian
anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru
membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir
bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian anak
baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar, membaca
doa dan diabsen, (CL5, K2) kemudian anak-anak boleh masuk ke
dalam kelas masing-masing. (CL5, K3)
Inti:
Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru dan
peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak (CL5, K4)
lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa sebelum belajar dan
mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL5, K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan dilakukan
ialah tari kreasi. (CL5, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan har
ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak menari.
(CL5, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti membuat pola lantai
yang sesuai dengan urutan besar kecilnya badan anak.
Dibantu dengan guru kemudian dilanjutkan dengan gerak
pemanasan seperti berlari kecil ditempat, posisi kuda-kuda dan
merentangkan tangan. (CL5, K9) Selanjutnya peneliti
mendemonstrasikan terlebih dahulu tata cara bergerak tari kreasi dan
memperdengarkan musiknya terlebih dahulu. (CL5, K10)
74
Selanjutnya anak-anak mempraktikannya, diawali dengan peneliti
menari yang diikuti oleh anak-anak. (CL5, K11) Pertemuan ke-5 ini
peneliti melanjutkan menari yang kemarin dipraktikan sampai lagu
habis. Anak-anak mengikuti gerakan menari peneliti sampai habis,
diulangi sampai dua kali, (CL5, K12) lalu istirahat sebentar untuk
minum, dan dilanjutkan kembali praktek menari secara mandiri. (CL5,
K13) Dan hanya ada beberapa siswa yang menangkap dengan cepat
gerak menari walaupun tidak sepenuhnya hafal, beberapa siswa lagi
masih butuh bimbingan dan aba-aba dari guru dan peneliti. (CL5,
K14)
Pada hari jumat, waktu anak-anak hanya sampai jam 10.30 Jadi
waktu untuk peningkatan motorik sedikit dipercepat karena anak
harus membaca iqra dan setoran hafalan surat-surat pendek dan do’a-
do’a Pendek. (CL5, K15) Kemudian Waktu istirahat anak ialah pukul
09.00, ketika sudah memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan
untuk makan terlebih dahulu. (CL5, K16) Kegiatan rutinitas yang
dilakukan ialah pertama anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan
membaca doa sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-
anak diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat
makanannya yang dibawa dari rumah. (CL5, K17) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-
temannya.
Penutup:
Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk duduk
melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru menanyakan
kepada anak bagaimana perasaannya. (CL5, K18) Setelah itu anak-
anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan melafalkan doa Al-
Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah pulang sekolah. (CL5,
K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak dipersilahkan pulang,
dan yang belum dijemput untuk tetap menunggu bersama guru di
kelas. (CL5, K20)
75
3. Pengamatan
Selama kegiatan, peneliti bersama kolaborator melakukan
pengamatan langsung kegiatan yang telah direncanakan, pelaksanaan
tindakan siklus I dalam 5 kali pertemuan menunjukan adanya
peningkatan walaupun peningkatan tersebut belum mencapai
maksimal, masih terdapat anak yang belum memperoleh hasil sesuai
dengan standar kriteria keberhasilan tindakan. Hasil dari tiap tindakan
dibagi menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif.
1.)Hasil Pengamatan Kualitatif
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada pertemuan pertama
sampai dengan pertemuan kelima saat pemberian tindakan dengan
melakukan tari tradisional berjalan dengan lancar sehingga
berpengaruh pada peningkatan keterampilan motorik kasar anak dari
sebelum diberikan tindakan. Anak-anak masih perlu bimbingan dan
dibantu oleh guru agar percaya diri dan bisa melakukan tari kreasi.
Meskipun begitu anak-anak sangat antusias dalam melakukan
kegiatan permainan.
Berdasarkan deskripsi tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa
anak yang masih kurang dalam kemampuan mengatur keseimbangan,
namun rata-rata anak sudah mengalami peningkatan.
2.) Hasil Pengamatan Kuantitatif
Hasil pengamatan secara kuantitatif kemampuan motorik kasar
anak melalui creative movement pada akhir siklus sebagai berikut:
Tabel 4.5
Data Kemampuan Motorik Kasar Melalui Creative Movement pada Pra
Siklus dan Siklus I
SUBJEKPRA-
TINDAKANSIKLUS I POIN
No Nama Skor % Skor % Kenaikan %
1 ZSR 16 31% 33 63% 17
32
%
76
2 AL 16 31% 32 62% 16
31
%
3 AKZ 17 33% 33 63% 16
30
%
4 NO 18 35% 32 62% 14
27
%
5 ZF 16 31% 33 63% 17
32
%
6 FGA 18 35% 34 65% 16
30
%
7 ASK 17 33% 34 65% 17
32
%
8 MDA 17 33% 35 67% 18
34
%
9 MAMP 17 33% 34 65% 17
32
%
10 ANER 16 31% 34 65% 18
34
%
11 JCF 16 31% 35 67% 19
36
%
12 RRAP 17 33% 36 69% 19
36
%
13 SA 16 31% 36 69% 20
38
%
14 MFN 16 31% 34 65% 18
34
%
15 MPP 18 35% 36 69% 18
34
%
Jumlah 251 32% 511 66% 260
33
%
77
Pada tabel tersebut, terlihat bahwa kemampuan motorik kasar anak melalui
creative movement (tari kreasi) menunjukkan peningkatan. Dilihat pada skor total
15 anak sebelum dilakukan tindakan berjumlah 251 dengan rata-rata kelas yaitu
32% dan pada siklus I kemampuan motorik kasar anak menjadi 511 dengan rata-
rata kelas yaitu 66%. Hal ini menunjukkan kenaikan skor sebelum tindakan
sampai siklus I mencapai 260 dengan rata-rata kelas yaitu 33%. Tabel tersebut
digambarkan dalam diagram di bawah ini:
ZSR ALAKZ NO ZF FG
AASK
MDAMAMP
ANER JCFRRAP SA MFN MPP
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Pra TindakanSiklus I
Gambar 4.1
Perbandingan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Creative Movement (Tari
Kreasi) pada Pra Penelitian dan Siklus I
Pada gambar grafik tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
motorik kasar anak dari pra-tindakan sampai siklus I di kelompok A TK Dua Mei.
Hal tersebut terlihat dari persentase terendah di peroleh anak yaitu 31% kemudian
persentase tersebut meningkat menjadi 62%-69% setelah dilakukannya siklus I.
Secara keseluruhan persentase anak meningkat setelah dilakukannya tindakan
siklus. Berikut gambaran peningkatan poin persentase kemampuan motorik kasar.
78
ZSR ALAKZ NO ZF FG
AASK
MDAMAMP
ANER JCFRRAP SA MFN MPP
0%5%
10%15%20%25%30%35%40%45%
Persentase kenaikan
Persentase kenaikan
Gambar 4.2
Persentase Kenaikan Kemampuan Motorik Kasar 15 Anak pada Pra
Penelitian sampai Siklus I
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus I,
maka peneliti dan kolaborator melakukan refleksi atau evaluasi setelah
melakukan kegiatan pembelajaran pada akhir siklus. Hasil dari
pengamatan dan penelitian menunjukkan adanya perubahan pada
kemampuan motorik kasar anak.
Peneliti bersama kolaborator ingin mengetahui skor yang diperoleh
setiap anak dan keberhasilan setiap siklusnya. Karena siklus I, masih
terdapat anak yang belum memperoleh hasil sesuai dengan standart
kriteria keberhasilan tindakan. Kemudian pada pelaksanaan proses
pembelajaran siklus I ada beberapa hal yang menjadi temuan dan
perlu diperbaiki kembali agar kemampuan motorik kasar anak dapat
meningkat dengan baik. Adapun hambatan yang masih ditemui pada
proses pembelajaran antara lain:
1.) Saat kegiatan penyampaian tata cara melakukan sebuah tarian
masih terdapat anak yang kurang fokus dan asik sendiri dengan
temannya. Pada kegiatan siklus selanjutnya guru menggunakan
79
metode melingkar sehingga ketika menjelaskan anak-anak lebih
fokus.
2.) Masih terdapat anak-anak yang belum mampu melakukan kegiatan
menari tari kreasi sesuai dengan arahan dari pelatih dan masih
banyak anak yang perlu mendapatkan bimbingan dari guru, hal ini
karena anak-anak baru memulai latihan menari tari kreasi,
sehingga butuh latihan terus-menerus.
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama sampai
dengan pertemuan kelima saat memberikan tindakan menari tari kreasi
berjalan dengan lancar, sehingga berdampak pada peningkatan
keterampilan motorik kasar anak. Namun perlu dilanjutkan ke siklus II
agar kemampuan motorik anak dapat meningkatkan sesuai target yang
diharapkan.
5. Hasil Penilaian Guru
Hasil penilaian pada siklus I ini ditunjukkan untuk guru dalam
melaksanakan kegiatan peningkatan motorik kasar melalui tari kreasi.
80
Tabel 4.6
Penilain Guru Pada Siklus I
Aspek yang diamati SkorJumla
hA. Kegiatan Awal 1 2 3 41 P1 3 32 P2 2 23 P3 3 34 P4 2 2
Rata-rata butir A 10
B. Kegiatan Inti (Tari Creative Movement) 1 2 3 4Jumlah
1 P1 2 22 P2 4 43 P3 2 24 P4 2 25 P5 2 2
Rata-rata butir B 12C. Istirahat 1 2 3 4 jumlah1 P1 3 32 P2 2 2
Rata-rata butir C 5D. Kegiatan Penutup 1 2 3 4 jumlah1 P1 4 42 P2 3 3
Rata-rata butir D 7
Aspek Skor
A 10
B 12
C 5
D 7
Jumlah 34
Rata-Rata 8.5
81
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa guru mampu menguasai
kelas, menangani anak-anak, dan mampu meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak melalui tari kreasi. Guru mampu memberikan
kegiatan yang baru untuk mengembangkan motorik kasar anak. Pada
kegiatan menari tari kreasi guru juga mampu memberikan motivasi
serta dorongan agar anak mau mencoba kembali. Pada siklus ini ada
beberpa poin yang harus guru tingkatkan pada siklus II.
Skor pada aspek A pada siklus I adalah 10, pada aspek B dengan
skor 12, kemudian pada aspek C mendapat skor 5, dan aspek D
mendapat skor 7. Sehingga jika dijumlahkan skor keseluruhan
mendapat 34, dengan rata-rata 8,5.
b. Tindakan Siklus II
1. Perencanaan
Pada kegiatan perencanaan di kegiatan siklus II dilakukan selama 5
kali kegiatan. Pertama anak diminta untuk mendengarkan musiknya
terlebih dahulu, kemudian diajak untuk melakukan gerak
pemanasan sebelum masuk pada gerakan inti. Kemudian untuk
rencana pembelajaran berada di lampiran, persiapan kegiatan
seblum siklus II dilaksanakan merencanakan RPPH dengan
mengitegrasikan pembelajaran tari kreasi, menyiapkan media yang
digunakan ialah speaker dan perangkat untuk kegiatan menari.
2. Pelaksanaan
a. Pertemuan ke-1, Siklus II/Senin, 25 November 2019
Pembukaan:
Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL6, K1) kemudian
anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru
membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir
bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian
anak-anak melakukan upacara terlebih dahulu yang diarahkan oleh
82
guru yang bertugas hari senin. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,
membaca doa dan diabsen, (CL6, K2) kemudian anak-anak boleh
masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL6, K3)
Inti:
Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru
dan peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak
(CL6, K4) lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL6,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan
dilakukan ialah tari kreasi. (CL6, K6) kemudian setelah diberitahu
kegiatan har ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL6, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai dengan urutan besar kecilnya
badan anak. (CL6, K8)
Selanjutnya peneliti mempraktikan satu kali tari kreasi yang
diikuti oleh anak-anak sampai gerakan terakhir. (CL6, K9)
Kemudian peneliti mencoba anak mempraktikan sendiri, namun
anak masih butuh bantuan guru dan peneliti. (CL6, K10) Kemudian
peneliti mengulang kembali menari setengah lagu yang diikuti oleh
anak-anak, (CL6, K11) lalu anak mempraktikan sendiri menari dari
setengah lagu walau masih diberi aba-aba dari peneliti dan guru.
(CL6, K12) Masih ada beberapa anak yang bingung dan belum
hafal dengan gerakannya, mulai dari ketukan di setiap lagu dan
tempo berhenti atau memulainya gerakan.
Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, (CL6, K13)
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih
dahulu kegiatan apa yang akan dilakukan. Kegiatan pertama anak-
anak diminta untuk mengambil pensilnya, kemudian anak
menghitung jumlah buah Apel, kemudian anak-anak menulis kata
“Apel”. (CL6, K14) Peneliti dan anak-anak saling tanya jawab
83
tentang buah Apel. (CL6, K15) Lalu siswa mengerjakan tugasnya
masing-masing. (CL6, K16)
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah
memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih
dahulu. (CL6, K17) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama
anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa
sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak
diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat
makanannya yang dibawa dari rumah. (CL6, K18) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-
temannya. (CL6, K19)
Penutup:
Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk
duduk melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru
menanyakan kepada anak bagaimana perasaannya. (CL6, K20)
Setelah itu anak-anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan
melafalkan doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah
pulang sekolah. (CL6, K21) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak
dipersilahkan pulang, dan yang belum dijemput untuk tetap
menunggu bersama guru di kelas. (CL6, K22)
b. Pertemuan ke-2, Siklus II/Selasa, 26 November 2019
Pembukaan:
Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL7, K1) kemudian
anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru
membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir
bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian
anak baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,
membaca doa dan diabsen, (CL7, K2) kemudian anak-anak boleh
masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL7, K3)
84
Inti:
Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru
dan peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak
(CL7, K4) lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL7,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan
dilakukan ialah tari kreasi. (CL7, K6) kemudian setelah diberitahu
kegiatan har ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL7, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai dengan urutan besar kecilnya
badan anak.
Kemudian kami mempraktikannya dulu dengan tujuan
aagar anak mampu memahami dan mengerti bagaimana untuk
melakukan menari tari kreasi. (CL7, K8) Selanjutnya anak-anak
bersiap untuk melakukan gerak pemanasan terlebih dahulu. (CL7,
K9) Setelah itu, guru dan anak-anak melakukan satu kali menari tari
kreasi secara bersamaan sampai gerakan dan lagu habis, (CL7, K10)
kemudian anak-anak melanjutkan menari tari kreasi dengan sendiri
walaupun masih dengan aba-aba dari guru dan peneliti. (CL7, K11)
Lalu ketika proses pembelajaran berjalan guru yang sebagai
kolaborator mengamati dan terlihat AKZ, FGA, RRAP, MPP, dan
SA sudah mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya
mampu melakukan tarian tari kreasi dengan benar dan sesuai
dengan tempo walau masih terlihat ragu-ragu. (CL7, K12)
Pada kegiatan menari masih ada beberapa anak yang perlu
bantuan agar mampu menarikan tari kreasi dengan sendiri, namun
pada kegiatan sebelumnya sudah ada peningkatan. (CL7, K13)
Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, Sebelum
pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih dahulu
kegiatan apa yang akan dilakukan. (CL7, K14) Pada kegiatan awal
85
siswa diberi tugas untuk melingkari buah yang warnanya berwarna
hijau, tugas selanjutnya anak mewarnai gambar daun yang telah
diberikan contoh dari guru. Kemudian anak mengerjakan tugasnya
masing-masing. (CL7, K15)
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah
memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih
dahulu. (CL7, K16) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama
anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa
sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak
diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat
makanannya yang dibawa dari rumah. (CL7, K17) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-
temannya.
Penutup:
Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk
duduk melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru
menanyakan kepada anak bagaimana perasaannya. (CL7, K18)
Setelah itu anak-anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan
melafalkan doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah
pulang sekolah. (CL7, K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak
dipersilahkan pulang, dan yang belum dijemput untuk tetap
menunggu bersama guru di kelas. (CL7, K20)
c. Pertemuan ke-3, Siklus II/Rabu, 27 November 2019
Pembukaan:
Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL8, K1) kemudian
anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru
membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir
bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian
anak baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,
86
membaca doa dan diabsen, (CL8, K2) kemudian anak-anak boleh
masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL8, K3)
Inti:
Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru
dan peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak
(CL8, K4) lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL8,
K5)
Peneliti memberitahu siswa untuk kegiatan hari ini ialah
menari tari kreasi. (CL8, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan
har ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak
menari. (CL8, K7) Guru dan peneliti mulai mengkondisikan anak-
anak dengan membuat pola lantai yang sesuai dengan urutan besar
kecilnya badan anak. (CL8, K8) Kemudian guru dan anak-anak
mulai melakukan gerak pemanasan terlebih dahulu, seperti lari kecil
ditempat, merentangkan tangan dan/atau mengangkat satu kaki
secara bergantian. (CL8, K9)
Selanjutnya peneliti mempraktikan satu kali tari kreasi yang
diikuti oleh anak-anak sampai gerakan terakhir. (CL8, K10)
Kemudian peneliti mengulang kembali menari setengah lagu yang
diikuti oleh anak-anak, (CL8, K11) lalu anak mempraktikan sendiri
menari dari setengah lagu walau masih diberi aba-aba dari peneliti
dan guru. (CL8, K12) Masih ada beberapa anak yang bingung dan
belum hafal dengan gerakannya, mulai dari ketukan di setiap lagu
dan tempo berhenti atau memulainya gerakan.
Pada hari rabu anak-anak ada kegiatan ekstrakulikuler drum
band, semua siswa mengikuti kegiatan drum band ini. (CL8, K13)
Setelah selesai, anak memasuki kelas kembali dan mengikuti
pembelajaran hari ini dengan kegiatan menebalkan kata
“Rambutan” dan mewarnai buah Rambutan. (CL8, K14) Kemudian
pukul 10.00 bel istirahat berbunyi lalu anak-anak melakukan
87
kegiatan makan bersama-sama. Sebelum makan anak-anak mencuci
tangan dan berdoa bersama, setelah selesai makan, dilanjutkan
dengan membereskan peralatan makan dan berdoa selesai makan.
(CL8, K15) Setelah itu, dilanjutkan dengan istirahat anak-anak dan
bermain.
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah
memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih
dahulu. (CL8, K16) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama
anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa
sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak
diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat
makanannya yang dibawa dari rumah. (CL8, K17) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-
temannya.
Penutup:
Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk
duduk melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru
menanyakan kepada anak bagaimana perasaannya. (CL8, K18)
Setelah itu anak-anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan
melafalkan doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah
pulang sekolah. (CL8, K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak
dipersilahkan pulang, dan yang belum dijemput untuk tetap
menunggu bersama guru di kelas. (CL8, K20)
d. Pertemuan ke-4, Siklus II/Kamis, 28 November 2019
Pembukaan:
Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL9, K1) kemudian
anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru
membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir
bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian
anak baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,
88
membaca doa dan diabsen, (CL9, K2) kemudian anak-anak boleh
masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL9, K3)
Inti:
Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru
dan peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak
(CL9, K4) lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL9,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan
dilakukan ialah tari kreasi. (CL9, K6) kemudian setelah diberitahu
kegiatan har ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL9, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai dengan urutan besar kecilnya
badan anak. (CL9, K8) Kemudian guru dan anak-anak mulai
melakukan gerak pemanasan terlebih dahulu, seperti lari kecil
ditempat, merentangkan tangan dan/atau mengangkat satu kaki
secara bergantian. (CL9, K9)
Selanjutnya peneliti dan guru memberikan arahan kepada
siswa untuk praktek langsung menarikan tari kreasi, siswa mampu
melakukannya dengan menarikan tari kreasi yang diberikan intruksi
oleh guru dan peneliti. (CL9, K10) melangkahkan kaki ke kanan
dan ke kiri secara bergantian, (CL9, K11) memputarkan badan,
(CL9, K12) melekukan tangan kanan/ kiri, (CL9, K13) dan
melakukan gerakan berjinjit. (CL9, K14) Pada pertemuan ini anak-
anak mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. (CL9,
K15) Kemudian pada saat proses menari dimulai , salah satu siswa
NO masih terlihat bingung dan butuh bimbingan. (CL9, K16)
Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, (CL9, K17)
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih
dahulu kegiatan apa yang akan dilakukan. Pembelajaran yang
pertama anak menulis kata “Sirsak”, dilanjutkan dengan
89
mencocokan daun dengan tanaman. (CL9, K20) Peneliti dan anak-
anak saling tanya jawab tentang buah Sirsak. (CL9, K21) Lalu
siswa mengerjakan tugasnya masing-masing. (CL9, K22)
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah
memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih
dahulu. (CL9, K23) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama
anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa
sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak
diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat
makanannya yang dibawa dari rumah. (CL9, K24) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-
temannya. (CL9, K25)
Penutup:
Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk
duduk melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru
menanyakan kepada anak bagaimana perasaannya. (CL9, K26)
Setelah itu anak-anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan
melafalkan doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah
pulang sekolah. (CL9, K27) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak
dipersilahkan pulang, dan yang belum dijemput untuk tetap
menunggu bersama guru di kelas. (CL9, K28)
e. Pertemuan ke-5, Siklus II/Jumat, 29 November 2019
Pembukaan:
Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL10, K1) kemudian
anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru
membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir
bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian
anak baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,
membaca doa dan diabsen, (CL10, K2) kemudian anak-anak boleh
masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL10, K3)
90
Inti:
Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru
dan peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak
(CL10, K4) lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL10,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan
dilakukan ialah tari kreasi. (CL10, K6) kemudian setelah diberitahu
kegiatan har ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL10, K7) pada awal kegiatan guru dan
peneliti membuat pola lantai yang sesuai dengan urutan besar
kecilnya badan anak. (CL10, K8) Kemudian guru dan anak-anak
mulai melakukan gerak pemanasan terlebih dahulu, seperti lari kecil
ditempat, merentangkan tangan dan/atau mengangkat satu kaki
secara bergantian. (CL10, K9) Kemudian peneliti
mempraktikkannya terlebih dahulu kegiatan menari yang diikuti
oleh anak-anak. (CL10, K10) Lalu anak-anak mulai
mempraktikannya sendiri dengan tanpa aba-aba dari pelatih. (CL10,
K11) Tidak lupa kami selalu mendorong dan menyemangati anak
agar anak mampu melakukannya dengan senang hati dan ikhlas.
(CL10, K12)
Pada pertemuan terakhir ini ana sudah mampu melakukan
menari tari kreasi, (CL10, K13) melangkah kesamping, ke depan
dan kebelakang. (CL10, K14) Peningkatan motorik kasar anak
sudah terlihat dan mengalami peningkatan yang signifikan. (CL10,
K15) Guru sebagai kolaborator melakukan pengamatan pada saat
kegiatan bermain berlangsung. (CL10, K16) Setelah selesai
melakukan kegiatan ini peneliti dan anak-anak melakukan gerak
pendinginan dengan kegiatan Tanya-jawab terkait perasaan anak-
91
anak saat melakukan kegiatan menari tari kreasi, semua anak
menjawab “Senang, bu” “Cape bu tapi senang”. (CL10, K17)
Pada hari jumat, waktu anak-anak hanya sampai jam 10.30
Jadi waktu untuk peningkatan motorik sedikit dipercepat karena
anak harus membaca iqra dan setoran hafalan surat-surat pendek
dan do’a-do’a Pendek. (CL10, K18) Kemudian Waktu istirahat anak
ialah pukul 09.00, ketika sudah memasuki waktu istirahat siswa
dipersilahkan untuk makan terlebih dahulu. (CL10, K19) Kegiatan
rutinitas yang dilakukan ialah pertama anak harus mecuci tangan
terlebih dahulu dan membaca doa sebelum makan, kemudian
setelah makan selesai anak-anak diberitahukan untuk membersihkan
dan membereskan tempat makanannya yang dibawa dari rumah.
(CL10, K20) Setelah itu,siswa dipersilahkan untuk beristirahat dan
bermain bebas dengan teman-temannya.
Penutup:
Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk
duduk melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru
menanyakan kepada anak bagaimana perasaannya. (CL10, K21)
Setelah itu anak-anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan
melafalkan doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah
pulang sekolah. (CL10, K22) Selanjutnya kegiatan selesai anak-
anak dipersilahkan pulang, dan yang belum dijemput untuk tetap
menunggu bersama guru di kelas. (CL10, K23)
3. Pengamatan/Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti selama pelaksanaan tindakan
Siklus II dalam kegiatan peningkatan motorik kasar melalui creative
movement (Tari Kreasi). Hasil pengamatan sesuai dengan rencana yang
sebelumnya telah dibuat. Kemampuan motorik kasar anak kelompok A
sampai dengan pertemuan ke 5 siklus II tampak menunjukkan
peningkatan dari hasil yang sebelumnya pada siklus I. Hasil pada setiap
92
tindakan yang dilakukan dijelaskan menjadi dua yaitu secara kuantitatif
dan kualitatif:
a. Hasil Secara Kualitatif
Hasil pengamatan pada siklus II yang dilakukan pada 5 kali
pertemuan menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar anak
mengalami peningkatan dari siklus I, seperti pada kegiatan berputar,
kemampuan anak menjadi lebih baik, pada kegiatan berdiri dengan satu
kaki dan kegiatan gerak berjinjit NO sudah mengalami peningkatan,
saat di siklus I masih membutuhkan intruksi dari guru, namun setelah
siklus II ini NO sudah tidak membutuhkan bantuan dan intruksi lagi.
MPP mengalami peningkatan yang paling baik diantara teman-
temannya, begitupun dengan anak-anak lainnya yang mengalami
peningkatan.
b. Hasil Secara Kuantitatif
Hasil pengamatan secara kuantitatif pelaksanaan siklus II
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.7
Data Perbandingan Skor dan Persentase Kemampuan Motorik
Kasar Anak Kelompok A pada Pra Penelitian, Siklus I dan Siklus
II
SUBJEKPRA-
TINDAKANSIKLUS I SIKLUS II
N
o Nama Skor % Skor % Skor %
1 ZSR 16 31% 33 63% 44 85%
2 AL 16 31% 32 62% 45 87%
3 AKZ 17 33% 33 63% 46 88%
4 NO 18 35% 32 62% 44 85%
5 ZF 16 31% 33 63% 45 87%
6 FGA 18 35% 34 65% 48 92%
7 ASK 17 33% 34 65% 46 88%
93
8 MDA 17 33% 35 67% 45 87%
9 MAMP 17 33% 34 65% 45 87%
10 ANER 16 31% 34 65% 44 85%
11 JCF 16 31% 35 67% 45 87%
12 RRAP 17 33% 36 69% 47 90%
13 SA 16 31% 36 69% 46 88%
14 MFN 16 31% 34 65% 44 85%
15 MPP 18 35% 36 69% 50 96%
Jumlah 251 32% 511 66% 684 88%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar anak
kelompok A mengalami peningkatan yang baik dari sebelum
dilakukannya tindakan sampai pada siklus II ini, peningkatan
kemampuan anak dalam keseimbangan seperti berdiri dengan satu kaki,
dan adanya koordinasi antara gerakan dengan musik. Pada pra
penelitian skor anak yaitu 251 dengan rata-rata persentase 32%, namun
setelah dilakukan tindakan siklus I skor total keseluruhan anak
mengalami peningkatan menjadi 511 dengan rata-rata persentase 66%,
selanjutnya skor tersebut mengalami peningkatan pada saat
dilaksanakannya tindakan siklus II yang mencapai skor 684 dengan
rata-rata persentase 88% pada kemampuan motorik kasar. Berikut
diagram yang menggambarkan peningkatan kemampuan motorik kasar
dari pra penelitian, siklus I sampai dengan siklus II:
94
ZSR ALAKZ NO ZF FG
AASK
MDAMAMP
ANER JCFRRAP SA MFN MPP
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Pra TindakanSiklus ISiklus II
Gambar 4.3
Persentase Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui
Creative Movement (Tari Kreasi) dari Pra Penelitian, Siklus I
sampai Siklus II
Berdasarkan diagram tersebut, kemampuan motorik kasar anak
mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari persentase rata-rata
kelas kemampuan motorik kasar pada pra penelitian mendapat skor
32%, selanjutnya setelah dilakukannya tindakan pada siklus I
kemampuan motorik kasar anak meningkat dengan rata-rata persentase
kelas mencapai 66%, kemudian pada siklus II kemampuan motorik
kasar anak meningkat kembali dengan rata-rata persentase kelas
mencapai skor 88%. Peningkatan persentase kemampuan motorik kasar
digambarkan pada grafik berikut:
95
1 2 30%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
32%
66%
88%
HASIL
Gambar 4.4
Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Creative
Movement (Tari Kreasi) dari Pra Penelitian, Siklus I sampai siklus
II
Kenaikan persentase tersebut menunjukkan bahwa dengan
dilaksanakannya tindakan pada siklus II, kemampuan motorik kasar
anak kelompok A mengalami peningkatan yang lebih baik. Sehingga,
peneliti tidak perlu melakukan siklus berikutnya karena tujuan peneliti
sudah mencapai standar kriteria dengan kemampuan motorik kasar
melalui creative movement (tari kreasi).
4. Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi dalam meningkatkan
kemampuan motorik kasar melalui creative movement pada anak
usia 4-6 tahun di TK Dua Mei, kemampuan motorik kasar anak
sudah mengalami peningkatan dari tindakan siklus sebelumnya.
Berdasarkan hasil tersebut telah diketahui bahwa
peningkatan kemampuan motorik kasar melalui creative movement
pada anak usia 4-6 tahun di TK Dua Mei telah mencapai kriteria
yang telah ditetapkan sebesar > 75%. Dengan demikian,
pelaksanaan tindakan tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
96
5. Hasil Penilaian Guru
Hasil penilaian pada siklus II ini ditunjukkan untuk guru
dalam melaksanakan kegiatan peningkatan motorik kasar melalui
tari kreasi.
Tabel 4.8
Penilaian Guru pada Siklus II
Aspek yang diamati SkorJumla
hA. Kegiatan Awal 1 2 3 41 P1 4 42 P2 2 23 P3 4 44 P4 3 3
Rata-rata butir A 13
B. Kegiatan Inti (Tari Creative Movement) 1 2 3 4Jumlah
1 P1 4 42 P2 4 43 P3 3 34 P4 3 35 P5 3 3
Rata-rata butir B 17
C. Istirahat 1 2 3 4Jumlah
1 P1 3 32 P2 3 3
Rata-rata butir C 6D. Kegiatan Penutup 1 2 3 4
Jumlah
1 P1 4 42 P2 3 3
Rata-rata butir D 7
Aspek SkorA 13B 17C 6
97
D 7Jumlah 43Rata-Rata 10.75
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa guru mampu menguasai
kelas, menangani anak-anak, dan mampu meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak melalui tari kreasi. Guru mampu memberikan
kegiatan yang baru untuk mengembangkan motorik kasar anak. Pada
kegiatan menari tari kreasi guru juga mampu memberikan motivasi
serta dorongan agar anak mau mencoba kembali.
Skor pada aspek A pada siklus II adalah 13, pada aspek B dengan
skor 17, kemudian pada aspek C mendapat skor 6, dan aspek D
mendapat skor 7. Sehingga jika dijumlahkan skor keseluruhan
mendapat 43, dengan rata-rata 10,75. Sehingga jika di gambarkan
pada diagram sebagai berikut.
10
2
4
6
8
10
12
Siklus ISiklus II
Gambar 4.5
Diagram Peningkatan Penilaian Guru pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan diagram diatas terlihat adanya peningkatan pada
penilaian guru dari siklus I ke siklus II. Siklus I dengan rata-rata skor
8,5, kemudian meningkat pada siklus II dengan rata-rata skor 10,75.
98
C. Pembahasan Analisis Data
1. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan data
kualitatif. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi
yang berisikan indikator, instrumen penelitian, catatan lapangan,
pengamatan proses belajar dan dokumentasi.
a. Analisis data kuantitatif
Analisis data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan pada setiap
siklus dengan melihat persentase kenaikan peningkatan motorik kasar
melalui creative movement (Tari Kreasi), berikut analisis data kuantitatif
dari pra penelitian hingga siklus II.
Tabel 4.9
Data Hasil Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok
A pada Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II.
SUBJEK
PRA-
TINDAKA
N
SIKLUS
IPOIN
SIKLUS
IIPOIN
N
o Nama Skor %
Sko
r %
Kenaika
n %
Sko
r %
Kenaika
n %
1 ZSR 16 31% 33
63
% 17
33
% 44
85
% 11
21
%
2 AL 16 31% 32
62
% 16
31
% 45
87
% 13
25
%
3 AKZ 17 33% 33
63
% 16
31
% 46
88
% 13
25
%
4 NO 18 35% 32
62
% 14
27
% 44
85
% 12
23
%
5 ZF 16 31% 33
63
% 17
33
% 45
87
% 12
23
%
6 FGA 18 35% 34 65 16 31 48 92 14 27
99
% % % %
7 ASK 17 33% 34
65
% 17
33
% 46
88
% 12
23
%
8 MDA 17 33% 35
67
% 18
35
% 45
87
% 10
19
%
9
MAM
P 17 33% 34
65
% 17
33
% 45
87
% 11
21
%
10 ANER 16 31% 34
65
% 18
35
% 44
85
% 10
19
%
11 JCF 16 31% 35
67
% 19
37
% 45
87
% 10
19
%
12 RRAP 17 33% 36
69
% 19
37
% 47
90
% 11
21
%
13 SA 16 31% 36
69
% 20
38
% 46
88
% 10
19
%
14 MFN 16 31% 34
65
% 18
35
% 44
85
% 10
19
%
15 MPP 18 35% 36
69
% 18
35
% 50
96
% 14
27
%
Jumlah 251 32% 511
66
% 260
33
% 684
88
% 173
22
%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa kemmapuan motorik
kasar anak mengalami peningkatan, hasil dari masing-masing pra tindakan,
siklus I maupun siklus II. Perolehan hasil peningkatan pada siklus I dengan
rata-rata meningkat sekitar 33% kemudian meningkat kembali setelah
dilakukannya siklus II dengan rata-rata kenaikan sebesar 22% dari siklus I.
Hasil tersebut digambarkan dalam diagram berikut:
100
ZSR ALAKZ NO ZF FG
AASK
MDAMAMP
ANER JCFRRAP SA MFN MPP
0
5
10
15
20
25
Peningkatan Siklus 1Peningkatan Siklus 2
Gambar 4.6
Kenaikan Persentase Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak
dari Siklus I sampai Siklus II
Berdasarkan diagram diatas terlihat adanya peningkatan kemampuan
motorik kasar anak setelah dilakukan tindakan siklus I dan siklus II
responden I mengalami peningkatan 33% dari siklus I, kemudian meningkat
21 % pada siklus II, responden 2 mengalami peningkatan 31% dari siklus I,
kemudian meningkat 25 % pada siklus II, responden 3 mengalami
peningkatan 31% dari siklus I, kemudian meningkat 25 % pada siklus II,
responden 4 mengalami peningkatan 27% dari siklus I, kemudian meningkat
23 % pada siklus II, responden 5 mengalami peningkatan 33% dari siklus I,
kemudian meningkat 23% pada siklus II, responden 6 mengalami
peningkatan 31% dari siklus I, kemudian meningkat 27% pada siklus II,
responden 7 mengalami peningkatan 33% dari siklus I, kemudian meningkat
23% pada siklus II, responden 8 mengalami peningkatan 35% dari siklus I,
kemudian meningkat 19% pada siklus II, responden 9 mengalami
peningkatan 33% dari siklus I, kemudian meningkat 21% pada siklus II,
responden 10 mengalami peningkatan 35% dari siklus I, kemudian
meningkat 19 % pada siklus II, responden 11 mengalami peningkatan 37%
101
dari siklus I, kemudian meningkat 19% pada siklus II, responden 12
mengalami peningkatan 37% dari siklus I, kemudian meningkat 21% pada
siklus II, responden 13 mengalami peningkatan 38% dari siklus I, kemudian
meningkat 19% pada siklus II, responden 14 mengalami peningkatan 35%
dari siklus I, kemudian meningkat 19% pada siklus II, responden 15
mengalami peningkatan 35% dari siklus I, kemudian meningkat 27% pada
siklus II. Peningkatan persentase dari pra tindakan sampai dengan siklus II
menunjukkan bahwa dengan menari tari kreasi kemampuan motorik kasar
anak kelompok A TK Dua Mei meningkat.
Peningkatan tersebut di tandai dengan skor yang di peroleh pada
siklus II, semua anak telah tuntas pada peningkatan kemampuan motorik
kasar, sehingga persentase kemampuan motorik kasar anak mencapai 88%
pada tahap siklus akhir.
a. Analisis Data Kualitatif
Berdasarkan hasil dari proses pengamatan pelaksanaan kegiatan
maka dapat disimpulkan data kualitatif sebagai berikut:
1. Proses Pembelajaran
a. Pelaksanaan kegiatan melalui tari kreasi terdiri dari mulai berbaris,
berdoa, bernyanyi, sikap pemanasam, dan melaksanakan tarian tari
kreasi. Pada kegiatan akhir yaitu evaluasi dari awal kegiatan sampai
akhir kegiatan, juga menanyakan perasaan anak pada hari tersebut.
b. Pada saat anak melakukan kegiatan meningkatkan kemampuan
motorik kasar, guru dan peneliti selalu memberikan motivasi dan
dukungan kepada anak agar anak mau mencoba kembali, sampai
anak tersebut dapat melakukannya sendiri.
c. Anak-anak terlihat sangat senang dan antusias dalam melaksanakan
tari kreasi, karena suatu kegiatan yang baru bagi anak dan beberapa
anak sudah dapat mengikuti tarian tari kreasi sesuai dengan langkah-
langkah dalam gerakannya.
102
d. Kegiatan pembelajaran yang diberikan sesuai dengan perkembangan
anak kelompok A di TK Dua Mei yang berkaitan dengan
peningkatan kemampuan motorik kasar anak.
2. Kemampuan Motorik Kasar Anak
Hasil dari pengamatan terdapat peningkatan pada kemampuan
motorik kasar anak yang berupa unsur-unsur gerakan motorik kasar
atau aspek motorik kasar yaitu: Pengenalan, ketepatan,
keseimbangan,daya tahan dan koordinasi. Melalui hasil observasi dalam
kegiatan pembelajaran, kemampuan motorik kasar anak yang di dapat
dari catatan lapangan. Berdasarkan penyusunan data menurut Miles dan
Huberman, tahapan yang dilakukan yaitu reduksi data, display data, dan
verifikasi (penarikan kesimpulan).
D. Reduksi Data
Data mengenai kemampuan motorik kasar anak kelompok A di TK
Dua Mei didapat berdasarkan catatan lapangan. Berikut ini adalah reduksi
data mengenai kemmapuan motorik kasar anak melalui tari kreasi.
1. Aspek Pengenalan
Pada aspek pengenalan anak mampu mengenali gerakan yang
diberikan oleh peneliti dan anak mampu mengingat gerakan tersebut
hingga bisa mengaplikasikannya. (CL1, K9), (CL1, K12), (CL2, K11).
Pada kegiatan ini anak sangat berantusias untuk segera melakukannya.
a. Display Data
Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan peneliti, dapat
diketahui anak sudah menunjukkan kemampuan mengenal gerakan
motorik kasar/ gerak tar kreasi pada aspek pengenalan, dalam tabel berikut
ini:
Tabel 4.10
Kekuatan Aspek Pengenalan Gerak Tari Kreasi
Pengenalan
103
CL1, K9
CL1, K12
CL2, K11
Display data diatas menggambarkan perkembangan kemampuan
motorik kasar pada aspek pengenalan berupa catatan lapangann yang
menjadi satu kesatuan terkait dengan aspek pengenalan.
b. Verifikasi Data
Pada aspek pengenalan anak-anak sangat antusias dalam melihat dan
memperhatikan yang disampaikan oleh peneliti. Anak-anak kelompok A
TK Dua Mei masih banyak memerlukan bantuan dan intruksi dari guru
pada siklus I. Dibutuhkan waktu secara terus menerus untuk
memperkenalkan gerak tari kreasi pada anak kelompok A di TK Dua Mei.
Pada siklus II, dilihat dari tindakan yang dilakukan selama 10 kali
pertemuan menunjukkan bahwa adanya peningkatan, dimana anak tidak
perlu diberitahukan lebih banyak lagi gerakan yang sudah disampaikan
oleh peneliti.
2. Aspek Ketepatan
Pada aspek ketepatan anak mampu melakukan gerak pemanasan
seperti berlari kecil ditempat, (CL1, K10) posisi kuda-kuda dan
merentangkan tangan. (CL1, K12) Kemudian setelah selesai peneliti
memberikan arahan/ mendemonstrasikan menari tari kreasi, anak-anak
mencoba mengkuti mempraktikkannya semdiri. (CL2, K14) Sebagian dari
anak-anak sudah mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya anak
sudah mampu melakukan gerak tari kreasi dengan sendiri. (CL7, K12)
Lalu anak sudah mampu melakukan gerak langkah kaki ke kanan dan ke
kiri, (CL9, K11) dan anak mampu melakukan gerak berputar. (CL9, K12)
a. Display Data
Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan peneliti, dapat
diketahui anak sudah menunjukkan kemampuan mengenal gerakan
104
motorik kasar/ gerak tar kreasi pada aspek ketepatan, dalam tabel berikut
ini:
Tabel 4.11
Kekuatan Aspek Ketepatan Gerak Tari Kreasi
Ketepatan
CL1, K10
CL1, K12
CL2, K14
CL7, K12
CL9, K11
CL9, K12
Display data diatas menggambarkan perkembangan kemampuan
motorik kasar pada aspek ketepatan berupa catatan lapangann yang
menjadi satu kesatuan terkait dengan aspek ketepatan.
b. Verifikasi Data
Pada aspek ketepatan anak-anak sangat antusias dalam melihat dan
memperhatikan yang disampaikan oleh peneliti. Anak-anak kelompok A
TK Dua Mei masih banyak memerlukan bantuan dan intruksi dari guru
pada siklus I. Dibutuhkan waktu secara terus menerus untuk
memperkenalkan gerak tari kreasi pada anak kelompok A di TK Dua Mei.
Pada siklus II, dilihat dari tindakan yang dilakukan selama 10 kali
pertemuan menunjukkan bahwa adanya peningkatan, dimana anak tidak
perlu diberitahukan lebih banyak lagi gerakan yang sudah disampaikan
oleh peneliti. Selain itu, anak-anak pun sudah menghafal sebagian gerakan
yang diberikan dan mempraktikannya sendiri.
3. Aspek Keseimbangan
Pada aspek keseimbangan anak sudah mampu melakukan gerak
posisi kuda-kuda, (CL2, K10) anak sudah mampu menekuk kakinya
dengan baik. (CL7, K11) (CL7, K12) (CL8, K12) Kemudian setelah
dilakukan siklus II anak sudah mampu menahan keseimbangan badan
105
ketika menari tari kreasi berlangsung. Anak dapat melakukan gerak
melangkah ke depan dan atau ke belakang, bergeser ke samping kanan dan
atau ke kiri. (CL10, K14)
a. Display Data
Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan peneliti, dapat
diketahui anak sudah menunjukkan kemampuan mengenal gerakan
motorik kasar/ gerak tar kreasi pada aspek keseimbangan, dalam tabel
berikut ini:
Tabel 4.12
Kekuatan Aspek Keseimbangan Gerak Tari Kreasi
Keseimbangan
CL2, K10
CL7, K11
CL7, K12
CL8, K12
CL10, K14
Display data diatas menggambarkan perkembangan kemampuan
motorik kasar pada aspek keseimbangan berupa catatan lapangan yang
menjadi satu kesatuan terkait dengan aspek keseimbangan.
b. Verifikasi Data
Pada aspek keseimbangan anak-anak sangat antusias dalam melihat
dan memperhatikan yang disampaikan oleh peneliti. Anak-anak
kelompok A TK Dua Mei masih banyak memerlukan bantuan dan
intruksi dari guru pada siklus I. Dibutuhkan waktu secara terus
menerus untuk memperkenalkan dan mempraktikkan gerak tari kreasi
agar anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam menari.
Pada siklus II, dilihat dari tindakan yang dilakukan selama 10 kali
pertemuan menunjukkan bahwa adanya peningkatan, dimana anak
tidak perlu diberitahukan lebih banyak lagi gerakan yang sudah
disampaikan oleh peneliti. Selain itu, anak-anak pun sudah menghafal
106
sebagian gerakan yang diberikan dan mempraktikannya sendiri. Dan
sebagian besar anak-anak kelompok A di TK Dua Mei sudah mampu
menarikan tari kreasi dengan menjaga keseimbangan gerak dan
tubuhnya sendiri.
4. Aspek Daya Tahan
Pada aspek daya tahan anak sudah mampu melompat dan berjinjit
dengan waktu yang sudah ditentukan. (CL9, K14) Pada aspek ini anak
mengalami peningkatan pada pertemuan siklus II. Selain itu anak sudah
mampu mengangkat satu kaki secara bergantian. (CL8, K9) (CL8, K12)
a. Display Data
Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan peneliti, dapat
diketahui anak sudah menunjukkan kemampuan mengenal dan
mempraktikkan gerakan motorik kasar/ gerak tari kreasi pada aspek daya
tahan, dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.13
Kekuatan Aspek Daya Tahan Gerak Tari Kreasi
Daya Tahan
CL9, K14
CL8, K9
CL8, K12
Display data diatas menggambarkan perkembangan kemampuan
motorik kasar pada aspek daya tahan berupa catatan lapangan yang
menjadi satu kesatuan terkait dengan aspek daya tahan.
b. Verifikasi Data
107
Pada aspek keseimbangan anak-anak sangat antusias dalam melihat
dan memperhatikan yang disampaikan oleh peneliti. Anak-anak kelompok
A TK Dua Mei masih banyak memerlukan bantuan dan intruksi dari guru
pada siklus I. Dibutuhkan waktu secara terus menerus untuk
memperkenalkan dan mempraktikkan gerak tari kreasi agar anak dapat
menjaga keseimbangan tubuh dalam menari.
Pada siklus II, dilihat dari tindakan yang dilakukan selama 10 kali
pertemuan menunjukkan bahwa adanya peningkatan, dimana anak tidak
perlu diberitahukan lebih banyak lagi gerakan yang sudah disampaikan
oleh peneliti. Selain itu, anak-anak pun sudah menghafal sebagian gerakan
yang diberikan dan mempraktikannya sendiri. Dan sebagian besar anak-
anak kelompok A di TK Dua Mei sudah mampu menarikan tari kreasi
dengan menjaga keseimbangan gerak dan tubuhnya sendiri. Tidak hanya
itu, anak-anak juga sudah mampu lebih kuat menahan ketahanan tubuh
seperti berdiri dengan satu kaki, melompat ke kanan dan ke kiri dan
berjinjit kurang lebih 10 detik.
5. Aspek Koordinasi
Pada kegiatan koordinasi anak sudah mampu melakukan gerak
dengan tempo/ ketukan dalam menari. (CL7, K12) (CL8, K12) Kemudian
anak mampu melakukan gerakan tari kreasi dengan ekspresi yang
bervariasi. (CL7,K10) (CL7, K11) (CL8, K9) (CL8, K11) Lalu pada
kegiatan tari kreasi anak mampu melakukan gerak melekukan tangan
kanan dan atau tangan kiri. (CL9, K13) pada kegiatan anak mengalami
peningkatan setelah dilakukannya kegiatan tari kreasi di siklus II.
a. Display Data
Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan peneliti, dapat
diketahui anak sudah menunjukkan kemampuan mengenal dan
mempraktikkan gerakan motorik kasar/ gerak tari kreasi pada aspek
koordinasi, dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.14
108
Kekuatan Aspek Koordinasi Gerak Tari Kreasi
Koordinasi
CL7, K12
CL8, K12
CL7, K10
CL7, K11
CL8, K9
CL8, K11
CL9, K13
Display data diatas menggambarkan perkembangan kemampuan
motorik kasar pada aspek koordinasi berupa catatan lapangan yang
menjadi satu kesatuan terkait dengan aspek koordinasi.
b. Verifikasi Data
Pada aspek koordinasi anak-anak sangat antusias dalam melihat
dan memperhatikan yang disampaikan oleh peneliti. Anak-anak
kelompok A TK Dua Mei masih banyak memerlukan bantuan dan
intruksi dari guru pada siklus I. Dibutuhkan waktu secara terus
menerus untuk memperkenalkan dan mempraktikkan gerak tari kreasi
agar anak dapat menjaga keseimbangan dan koordinasi gerak dalam
menari.
Pada siklus II, dilihat dari tindakan yang dilakukan selama 10 kali
pertemuan menunjukkan bahwa adanya peningkatan, dimana anak
tidak perlu diberitahukan lebih banyak lagi gerakan yang sudah
disampaikan oleh peneliti. Selain itu, anak-anak pun sudah menghafal
sebagian gerakan yang diberikan dan mempraktikannya sendiri. Dan
sebagian besar anak-anak kelompok A di TK Dua Mei sudah mampu
menarikan tari kreasi dengan menjaga keseimbangan dan koordinasi
gerak dan tubuhnya sendiri.
109
E. Temuan Penelitian
Temuan pada proses tindakan peningkatan kemampuan motorik
kasar anak melalui creative movement (tari kreasi) kelompok A di TK Dua
Mei, sebagai berikut, refleksi yang dilakukan pada siklus I menunjukkan
bahwa ada beberapa hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pada
kegiatan menari tari kreasi. Guru dan peneliti memberikan motivasi dan
latihan-latihan agar anak kelompok A di TK Dua Mei mampu melakukan
gerak menari tari kreasi. Kemudian, pada siklus II kegiatan yang
dilaksanakan dengan maksimal pertemuan 10 kali anak-anak mengalami
peningkatan pada kegiatan menari tari kreasi. Hal ini dapat terlihat dari
kemampuan anak-anak dalam menarikan tari kreasi yang didalamnya
terdapat gerakan berputar, berjinjit, melangkah kedepan, kekiri dan kekanan
sampai dengan gerakan melekukan tangan.
F. Ketebatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memiliki keterbatasan yang
disebabkan pada saat pemberian tindakan ada anak yang tidak masuk
sekolah, sehingga anak tersebut tertinggal pada tahap kegiatan sebelumnya.
Sehingga pencapaian anak tersebut berbeda dengan pencapaian anak yang
mengikuti kegiatan penuh selama dua siklus.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pra-penelitian, persentase yang
didapat pra tindakan kemampuan motorik kasar anak sebesar 32%,
kemudian mengalami peningkatan pada siklus I dengan skor persentase
sebesar 66%, dan setelah dilakukannya kegiatan pada siklus II anak-anak
mengalami peningkatan lagi dengan skor persentase sebesar 88%. Dari hasil
data penelitian yang dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan ini dikatakan
berhasil karena skor yang dicapai telah berhasil bahkan melebihi minimum
yang telah ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan
motorik kasar melalui creative movement (Tari Kreasi) dapat meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak kelompok A di TK Dua Mei.
B. Implikasi
Implikasi dalam penelitian ini dilakukan dalam meningkatkan
motorik kasar anak. Meningkatkan kemampuan motorik kasar anak sangat
penting bagi anak, agar anak mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, kemudian anak memiliki perkembangan mental yang baik.
Sehingga akan mempengaruhi rasa percaya diri anak dan akan berpengaruh
positif pada kemampuan aspek lainnya. Karena pentingnya penguasaan
kemampuan motorik kasar bagi anak, sehingga guru membuat suatu
kegiatan pembelajaran yang tepat dengan cara yang kreatif dalam
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi sebelumnya, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Sebagai masukan, guru di TK Dua Mei untuk lebih kreatif dalam
melakukan kegiatan pembelajaran dan pengembangan motorik kasar
109
110
anak. Misalnya, bisa dengan melalui konsep menari atau permainan
dengan tujuan untuk meningkatkan motorik kasar anak.
2. Bagi Sekolah
Penelitian ini dilakukan sebagai harapan agar dapat memanfaatkan
kegiatan menari tari kreasi sebagai alternatif untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak didik.
3. Bagi Peneliti
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih berusaha dalam
meningkatkan perkembangan aspek-aspek lainnya, yang dapat diteliti
sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal dan bermanfaat untuk
semua orang dan bagi pendidikan anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA
Yuliani Nurani Sujiono. (2009), Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Indeks
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014),
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, No.146.
Novi Mulyani. (2016), Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media
Harir Aida Fitria. (2017), Pengaruh Pelatihan Tari Terhadap Peningkatan Rasa
Percaya Diri Siswa SDN Kauman 1 Malang. Malang: Universitas Negeri
Maulana Malik Ibrahim
Rike Sulistiawati. (2017), Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak
Melalui Gerak Lokomotor di Taman Anak-anak Widya Bhakti. Lampung:
Universitas Islam Negeri Raden Intan
Dwi Anggraini, Hasnawati. (2016), Perkembangan Seni Tari: Pendidikan dan
Masyarakat. Bengkulu: PGSD FKIP Universitas Bengkulu
Myka Siagawati. (2013), Meningkatkan Koordinasi Gerak Kaki, Tangan, dan
Kepala Anak Melalui Kegiatan Gerak Berirama Pada Kelompok B TK Dharma
Wanita Kwaraan Lendah Kulon Progo. Yogya: Universitas Negeri Yogyakarta
Miselia Nofitri. (2015), Ekspresi Seni:Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni.
Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Vol. 17, No. 1
Mella Kumala Dewi. (2013), Meningkatkan Kelenturan Tubuh Anak Melalui Seni
Tari Tradisional di TK Izzatul Islam Lebong. Benkulu: Universitas Bengkulu
Kurnia Munawaroh. (2015), Peningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Melalui
Kegiatan Menari Animal Dance Pada Anak Kelompok A di TK Aba Kutu Asem
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Lismadiana. (2013), Peran Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Dini.
Jurnalissa, Jurnal Ilmiah Keolahragaan: Indonesian Sport Scientist Association.
Th. II, No. 3
Mary Mayesky. (2009), Creative Activities For Young Children. Delmar USA:
Cengage Learning
Annisa Rachmadyana. (2017), Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Melalui Kegiatan Senam Irama Pada Kelompok A di RA Masytoh 7. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
John W. Santrock. (2007), Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga
Elizabeth B. Hurlock. (2007), Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Mohd. Sahandri Gani Hamzah. (2013), Rahasia Mendidik Anak Cerdas. Jakarta:
Suka Buku
Indah Juniasih. (2015), Jurnal Pendidikan Usia Dini 9 Edisi 2. Jakarta: PAUD
Universitas Negeri Jakarta
Putu Aditya Antara. (2018), Stimulasi Metode Permainan Kreatif Berdesain
Creative Movement Dalam Menumbuhkan Kemampuan Spasial Anak Dengan
Mempertimbangkan Budi Pekerti. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta
Arni Apriani. (2017), Jurnal Pendidikan: Early Childhood. Jawa Barat:
Universitas Muhammadyah Tasikmalaya
Samiaji Sarosa. (2017), Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Indeks
Syarifudin Azwar. (2002), Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Prof. Dr. Kisyani Laksono, Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd. (2018), Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiono. (2009), Pendekatan Kualitatif. Jakarta: Alfa Beta
Lexy J. Moleong. (2009), Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Burhan Bungin. (2008), Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Perdana
Media
Kuswarsantyo.(2012), Pelajaran tari; Image dan Kontribusinya Terhadap
Pembentukan Karakter Anak. Yogyakarta: FSP ISI Yogyakarta
Lampiran 1
Rubrik Penilaian Pengenalan Motorik Kasar
1. Mengenal gerak dasar tubuh
1) Anak mampu menyebutkan gerak dasar tubuh
2) Anak mampu menyebutkan cara gerak dasar
3) Anak mampu menirukan gerakan dasar
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
2. Anak mampu berputar
1) Anak mampu melakukan gerak berputar 35 derajat
2) Anak mampu melakukan gerak berputar 50 derajat
3) Anak mampu melakukan gerak berputar 90 derajat
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
3. Anak mampu melakukan gerak lokomotor
1) Anak mampu menggerakan tangan dan kaki dengan cepat
2) Anak mampu melakukan gerak mundur atau maju dengan tepat
3) Anak mampu melakukan gerak ke kanan atau ke kiri dengan cepat
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
4. Anak mampu melompat
1) Anak mampu melompat satu kali
2) Anak mampu melompat tiga kali
3) Anak mampu melompat lebih dari tiga kali
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
5. Mampu mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi
1) Anak mampu melakukan dua gerakan sesuai dengan irama lagu
2) Anak mampu melakukan lima gerakan sesuai dengan irama lagu
3) Anak mampu mengekspresikan semua gerakan sesuai dengan irama
lagu
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
6. Anak mampu melakukan gerakan sesuai dengan arahan instruktur
1.) Anak mampu meniru satu gerakan dari instruktur
2.) Anak mampu meniru dua gerakan dari instruktur
3.) Anak mampu meniru tiga gerakan dari instruktur
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
7. Anak mampu menekuk kakinya
1) Anak mampu menekuk kakinya sampai dengan 30 derajat
2) Anak mampu menekuk kakinya sampai dengan 45 derajat
3) Anak mampu menekuk kakinya sampai dengan 90 derajat
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
8. Mampu berjinjit dengan waktu yang sudah ditentukan
1) Anak mampu berjinjit dengan waktu 5 detik
2) Anak mampu berjinjit dengan waktu 10 detik
3) Anak mampu berjinjit dengan waktu lebih darin10 detik
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
9. Anak mampu melakukan gerakan spontan
1) Anak mampu melakukan dua gerak spontan
2) Anak mampu melakukan lima gerak spontan
3) Anak mampu melakukan enam gerak spontan
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
10. Anak mampu melakukan gerakan terstruktur
1) Anak mampu melakukan dua gerakan yang terstruktur
2) Anak mampu melakukan empat gerakan yang terstruktur
3) Anak mampu melakukan 1-6 gerakan yang terstruktur
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
11. Anak mampu mengenali tempo sesuai dengan irama
1) Anak mampu mengenali dua ketukan dalam menari sesuai dengan
irama lagu
2) Anak mampu mengenali empat ketukan dalam menari sesuai dengan
irama lagu
3) Anak mampu melakukan ketukan dalam menari sesuai dengan irama
lagu
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
12. Anak mampu berdiri dengan satu kaki
1.) Anak mampu berdiri dengan satu kaki dalam waktu 5 detik
2.) Anak mampu berdiri dengan satu kaki dalam waktu 7 detik
3.) Anak mampu berdiri dengan satu kaki dalam waktu 10 detik dan kaki
bergantian
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
13. Anak mampu melakukan gerak nonlokomotor
1.) Anak mampu melakukan gerak membalik badan
2.) Anak mampu melakukan gerak melekukan tangan
3.) Anak mampu melakukan gerak mengayunkan tangan atau badan
Skor Keterangan
1 Tidak ada deskripsi muncul
2 Satu deskripsi muncul
3 Dua deskripsi muncul
4 Semua deskripsi muncul
Lampiran 2
Pra SiklusKet
No Nama p p2 p3 p4 p p6 p7 p p9 p10 p11 p1 p13 Total
. 1 5 8 2
1 ZSR 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 16 Rendah
2 AL 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 16 Rendah
3 AKZ 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 17 Rendah
4 NO 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 18 Rendah
5 ZF 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 16 Rendah
6 FGA 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 18 Rendah
7 ASK 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 17 Rendah
8 MDA 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 17 Rendah
9 MAMP 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 17 Rendah
10 ANER 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 16 Rendah
11 JCF 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 16 Rendah
12 RRAP 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 17 Rendah
13 SA 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 16 Rendah
14 MFN 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 16 Rendah
15 MPP 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 18 Rendah
Jumlah 251
Rata-Rata 16.73
KeteranganTidak
Tuntas
Hasil Penilaian Instrumen Per-aspek pada Pra Penelitian
Keterangan :
Aspek 1
Aspek 2
Aspek 3
Aspek 4
Aspek 5
Lampiran 3
Hasil Penilaian Instrumen Per-aspek pada Siklus I
SIKLUS 1
Ket %No
. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total
1 ZSR 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 33 Rendah 63%
2 AL 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 32 Rendah 62%
3 AKZ 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 33 Rendah 63%
4 NO 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 32 Rendah 62%
5 ZF 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 33 Rendah 63%
6 FGA 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 34 Rendah 65%
7 ASK 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 34 Rendah 65%
8 MDA 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 35 Rendah 67%
9 MAMP 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 34 Rendah 65%
10 ANER 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 34 Rendah 65%
11 JCF 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 35 Rendah 67%
12 RRAP 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 36 Rendah 69%
13 SA 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 36 Rendah 69%
14 MFN 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 34 Rendah 65%
15 MPP 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 36 Rendah 69%
Jumlah 511 66%
Rata-Rata 34.06 66%
Keterangan
Tidak
Tuntas
Keterangan :
Aspek 1
Aspek 2
Aspek 3
Aspek 4
Aspek 5
Lampiran 4
Siklus II
Ket % KetNo.
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
1 12 13 Total
1ZSR 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 44
Tunta
s 85% Tuntas
2AL 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 45
Tunta
s 87% Tuntas
3AKZ 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 46
Tunta
s 88% Tuntas
4NO 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 44
Tunta
s 85% Tuntas
5ZF 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 45
Tunta
s 87% Tuntas
6FGA 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 48
Tunta
s 92% Tinggi
7ASK 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 46
Tunta
s 88% Tuntas
8MDA 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 45
Tunta
s 87% Tuntas
9MAMP 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 45
Tunta
s 87% Tuntas
10ANER 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 44
Tunta
s 85% Tuntas
11JCF 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 45
Tunta
s 87% Tuntas
12RRAP 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 47
Tunta
s 90% Tuntas
13SA 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 46
Tunta
s 88% Tuntas
14 MFN 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 44 Tunta 85% Tuntas
s
15MPP 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 50
Tunta
s 96% Tinggi
Jumlah 684 88%
Rata-Rata 45.6 88%
Keterangan Tuntas
Keterangan :
Aspek 1
Aspek 2
Aspek 3
Aspek 4
Aspek 5
Lampiran 5
Catatan Anekdot Siswa Perhari
Catatan Anekdot Siklus I
Hari/Tanggal Senin, 18 November 2019
Waktu 07.00-11.00
Tempat TK Dua Mei
Waktu Keterangan
07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30
kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan
hari ini, (CL1, K1) kemudian anak-anak
datang dan mencium tangan guru.
Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel
masuk kelas dan anak-anak yang sudah
hadir bersiap-siap baris dalam ruangan
dekat menuju kelas. Kemudian anak-
anak melakukan upacara terlebih
dahulu yang diarahkan oleh guru yang
bertugas hari senin. Setelah itu, anak
mengucapkan ikrar, membaca doa dan
diabsen, (CL1, K2) kemudian anak-
anak boleh masuk ke dalam kelas
masing-masing. (CL1, K3)
08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang
dilakukan oleh guru dan peneliti ialah
memberikan ucapan salam kepada
anak-anak (CL1, K4) lalu anak-anak
menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai
menyanyikan lagu diawal kelas. (CL1,
K5)
Peneliti memberitahu siswa
kegiatan hari ini yang akan dilakukan
ialah tari kreasi. (CL1, K6) kemudian
setelah diberitahu kegiatan har ini anak-
anak diajak pergi ke ruang pelatihan
biasa anak-anak menari. (CL1, K7)
pada awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai
dengan urutan besar kecilnya badan
anak. (CL1, K8)
Selanjutnya peneliti memberitahu
siswa terlebih dahulu apa itu tari
tradisional dan alat yang akan
digunakannya. (CL1, K9) Dibantu
dengan guru kemudian dilanjutkan
dengan gerak pemanasan seperti berlari
kecil ditempat, (CL1, K10) posisi kuda-
kuda dan merentangkan tangan. (CL1,
K11) Selanjutnya peneliti
mendemonstrasikan terlebih dahulu tata
cara bergerak tari kreasi dan
memperdengarkan musiknya terlebih
dahulu. (CL1, K12)
Pada kegiatan menari terdapat
siswa yang belum mampu
melakukannya, (CL1, K13) oleh karena
itu peneliti mengulang kembali
gerakan-gerakannya, (CL1, K14)
kemudian anak mengikuti bersamaan
dengan peneliti. (CL1, K15) Anak-anak
masih terlihat kaku dan bingung
melakukan gerakannya, masih
diperlukan aba-aba gerak kenan atau
kekirinya. (CL1, K16) saat kegiatan
berlangsung guru dan peneliti terus
mendorong dan menyemangati siswa
agar mampu melakukannya, (CL1,
K17) dikarenakan anak baru belajar
gerak tari kreasi jadi anak tidak terbiasa
melakukannya. (CL1, K18)
Kegiatan selanjutnya ialah belajar
seperti biasa, (CL1, K19) Sebelum
pembelajaran dimulai peneliti memberi
tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa
yang akan dilakukan, (CL1, K20) yang
pertama peneliti bertanya kepada anak
siapa yang menyukai mangga, lalu anak
menjawab serentak “Saya bu guru”.
(CL1, K21) Selanjutnya anak-anak
mengambil pensil warnanya. (CL1,
K22) Lalu anak-anak mulai menulis
kata “mangga” dan mewarnainya di
lembar kerja siswa. (CL1, K23)
Waktu istirahat anak ialah pukul
10.00, ketika sudah memasuki waktu
istirahat siswa dipersilahkan untuk
makan terlebih dahulu. (CL1, K24)
Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah
pertama anak harus mecuci tangan
terlebih dahulu dan membaca doa
sebelum makan, kemudian setelah
makan selesai anak-anak diberitahukan
untuk membersihkan dan membereskan
tempat makanannya yang dibawa dari
rumah. (CL1, K25) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan
bermain bebas dengan teman-
temannya. (CL1, K26)
10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup
siswa diajak untuk duduk melingkar
dan melakukan evaluasi kegiatan hari
ini, guru menanyakan kepada anak
bagaimana perasaannya. (CL1, K27)
Setelah itu anak-anak menyanyikan
lagu ketika mau pulang dan melafalkan
doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata
tertib setelah pulang sekolah. (CL1,
K28) Selanjutnya kegiatan selesai anak-
anak dipersilahkan pulang, dan yang
belum dijemput untuk tetap menunggu
bersama guru di kelas. (CL1, K29)
Catatan Anekdot Siklus I
Hari/Tanggal Selasa, 19 November 2019
Waktu 07.00-11.00
Tempat TK Dua Mei
Waktu Keterangan
07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30
kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan
hari ini, (CL2, K1) kemudian anak-anak
datang dan mencium tangan guru.
Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel
masuk kelas dan anak-anak yang sudah
hadir bersiap-siap baris dalam ruangan
dekat menuju kelas. Kemudian anak-
anak melakukan upacara terlebih
dahulu yang diarahkan oleh guru yang
bertugas hari senin. Setelah itu, anak
mengucapkan ikrar, membaca doa dan
diabsen, (CL2, K2) kemudian anak-
anak boleh masuk ke dalam kelas
masing-masing. (CL2, K3)
08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang
dilakukan oleh guru dan peneliti ialah
memberikan ucapan salam kepada
anak-anak (CL2, K4) lalu anak-anak
menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai
menyanyikan lagu diawal kelas. (CL2,
K5)
Peneliti memberitahu siswa
kegiatan hari ini yang akan dilakukan
ialah tari kreasi. (CL2, K6) kemudian
setelah diberitahu kegiatan har ini anak-
anak diajak pergi ke ruang pelatihan
biasa anak-anak menari. (CL2, K7)
pada awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai
dengan urutan besar kecilnya badan
anak. (CL2, K8)
Selanjutnya peneliti memberitahu
siswa terlebih dahulu apa itu tari
tradisional dan alat yang akan
digunakannya. (CL2, K9) Dibantu
dengan guru kemudian dilanjutkan
dengan gerak pemanasan seperti berlari
kecil ditempat, (CL2, K10) posisi kuda-
kuda dan merentangkan tangan. (CL2,
K11) Selanjutnya peneliti
mendemonstrasikan terlebih dahulu tata
cara bergerak tari kreasi dan
memperdengarkan musiknya terlebih
dahulu.
Selanjutnya peneliti
mempraktikan satu kali tari kreasi yang
diikuti oleh anak-anak sampai gerakan
terakhir. (CL2, K11) Kemudian peneliti
mencoba anak mempraktikan sendiri,
namun anak masih butuh bantuan guru
dan peneliti. (CL2, K12) Kemudian
peneliti mengulang kembali menari
seperempat lagu yang diikuti oleh anak-
anak, (CL2, K13) lalu anak
mempraktikan sendiri menari dari
seperempat lagu dan masih diberi aba-
aba dari peneliti dan guru. (CL2, K14)
Masih ada beberapa anak yang bingung
dan belum hafal dengan gerakannya,
mulai dari ketukan di setiap lagu dan
tempo berhenti atau memulainya
gerakan.
Kegiatan selanjutnya ialah belajar
seperti biasa, (CL2, K15) Sebelum
pembelajaran dimulai peneliti memberi
tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa
yang akan dilakukan. Selanjutnya
siiswa diminta untuk mengambil
pensilnya, kemudian anak menghitung
jumlah buah jeruk, kemudian anak-anak
menulis kata “Jeruk”. (CL2, K16)
Peneliti dan anak-anak saling tanya
jawab tentang buah jeruk. (CL2, K17)
Lalu siswa mengerjakan tugasnya
masing-masing.. (CL2, K18)
Pukul 10.00 bel istirahat berbunyi
lalu anak-anak melakukan kegiatan
makan bersama-sama. (CL2, K19)
Sebelum makan anak-anak mencuci
tangan dan berdoa bersama, setelah
selesai makan, dilanjutkan dengan
membereskan peralatan makan dan
berdoa selesai makan. Setelah itu,
dilanjutkan dengan istirahat anak-anak
dan bermain. (CL2, K20)
10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup
siswa diajak untuk duduk melingkar
dan melakukan evaluasi kegiatan hari
ini, guru menanyakan kepada anak
bagaimana perasaannya. (CL2, K21)
Setelah itu anak-anak menyanyikan
lagu ketika mau pulang dan melafalkan
doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata
tertib setelah pulang sekolah.
Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak
dipersilahkan pulang, dan yang belum
dijemput untuk tetap menunggu
bersama guru di kelas. (CL2, K22)
Catatan Anekdot Siklus I
Hari/Tanggal Rabu, 20 November 2019
Waktu 07.00-11.00
Tempat TK Dua Mei
Waktu Keterangan
07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30
kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan
hari ini, (CL3, K1) kemudian anak-anak
datang dan mencium tangan guru.
Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel
masuk kelas dan anak-anak yang sudah
hadir bersiap-siap baris dalam ruangan
dekat menuju kelas. Kemudian anak
baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak
mengucapkan ikrar, membaca doa dan
diabsen, (CL3, K2) kemudian anak-
anak boleh masuk ke dalam kelas
masing-masing. (CL3, K3)
08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang
dilakukan oleh guru dan peneliti ialah
memberikan ucapan salam kepada
anak-anak (CL3, K4) lalu anak-anak
menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai
menyanyikan lagu diawal kelas. (CL3,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan
hari ini yang akan dilakukan ialah tari
kreasi. (CL3, K6) kemudian setelah
diberitahu kegiatan har ini anak-anak
diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL3, K7) pada
awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai
dengan urutan besar kecilnya badan
anak.
Selanjutnya peneliti mempraktikkan
satu kalimenari didepan anak terlebih
dahulu. (CL3, K8) Dibantu dengan guru
kemudian dilanjutkan dengan gerak
pemanasan seperti berlari kecil
ditempat, posisi kuda-kuda dan
merentangkan tangan. (CL3, K9)
Selanjutnya peneliti
mendemonstrasikan terlebih dahulu tata
cara bergerak tari kreasi dan
memperdengarkan musiknya terlebih
dahulu. (CL3, K10)
Selanjutnya anak-anak
mempraktikannya, diawali dengan
peneliti menari yang diikuti oleh anak-
anak. (CL3, K11) Pertemuan ke-3 ini
peneliti melanjutkan menari yang
kemarin dipraktikan sampai seperempat
lagu. Kemudian hari ini dilanjutkan
sampai dengan tuntas. (CL3, K12)
Anak-anak mengikuti gerakan menari
peneliti sampai habis, diulangi sampai
dua kali, lalu istirahat sebentar untuk
minum, dan dilanjutkan kembali
praktek menari secara mandiri. (CL3,
K13) Dan hanya ada beberapa siswa
yang menangkap dengan cepat gerak
menari walaupun tidak sepenuhnya
hafal, beberapa siswa lagi masih butuh
bimbingan dan aba-aba dari guru dan
peneliti.
Pada hari rabu anak-anak ada kegiatan
ekstrakulikuler drum band, semua siswa
mengikuti kegiatan drum band ini.
(CL3, K14) Setelah selesai, anak
memasuki kelas kembali dan mengikuti
pembelajaran hari ini dengan kegiatan
menebalkan kata “Anggur” dan
mewarnai buah anggur. (CL3, K15)
Kemudian Waktu istirahat anak ialah
pukul 10.00, ketika sudah memasuki
waktu istirahat siswa dipersilahkan
untuk makan terlebih dahulu. (CL3,
K16) Kegiatan rutinitas yang dilakukan
ialah pertama anak harus mecuci tangan
terlebih dahulu dan membaca doa
sebelum makan, kemudian setelah
makan selesai anak-anak diberitahukan
untuk membersihkan dan membereskan
tempat makanannya yang dibawa dari
rumah. (CL3, K17) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan
bermain bebas dengan teman-
temannya. (CL3, K18)
10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup
siswa diajak untuk duduk melingkar
dan melakukan evaluasi kegiatan hari
ini, guru menanyakan kepada anak
bagaimana perasaannya. (CL3, K19)
Setelah itu anak-anak menyanyikan
lagu ketika mau pulang dan melafalkan
doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata
tertib setelah pulang sekolah. (CL3,
K20) Selanjutnya kegiatan selesai anak-
anak dipersilahkan pulang, dan yang
belum dijemput untuk tetap menunggu
bersama guru di kelas. (CL3, K21)
Catatan Anekdot Siklus I
Hari/Tanggal Kamis, 21 November 2019
Waktu 07.00-11.00
Tempat TK Dua Mei
Waktu Keterangan
07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30
kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan
hari ini, (CL4, K1) kemudian anak-anak
datang dan mencium tangan guru.
Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel
masuk kelas dan anak-anak yang sudah
hadir bersiap-siap baris dalam ruangan
dekat menuju kelas. Kemudian anak
baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak
mengucapkan ikrar, membaca doa dan
diabsen, (CL4, K2) kemudian anak-
anak boleh masuk ke dalam kelas
masing-masing. (CL4, K3)
08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang
dilakukan oleh guru dan peneliti ialah
memberikan ucapan salam kepada
anak-anak (CL4, K4) lalu anak-anak
menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai
menyanyikan lagu diawal kelas. (CL4,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan
hari ini yang akan dilakukan ialah tari
kreasi. (CL4, K6) kemudian setelah
diberitahu kegiatan har ini anak-anak
diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL4, K7) pada
awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai
dengan urutan besar kecilnya badan
anak.
Dibantu dengan guru kemudian
dilanjutkan dengan gerak pemanasan
seperti berlari kecil ditempat, (CL4,
K8) posisi kuda-kuda dan
merentangkan tangan. Selanjutnya
peneliti memperdengarkan musiknya
terlebih dahulu. (CL4, K9)
Selanjutnya peneliti mempraktikan satu
kali tari kreasi yang diikuti oleh anak-
anak sampai gerakan terakhir. (CL4,
K10) Kemudian peneliti mencoba anak
mempraktikan sendiri, namun anak
masih butuh bantuan guru dan peneliti.
(CL4, K11) Kemudian peneliti
mengulang kembali menari sampai lagu
habis yang diikuti oleh anak-anak, lalu
anak mempraktikan sendiri menari
sampai lagu habis dan masih diberi aba-
aba dari peneliti dan guru. (CL4, K12)
Masih ada beberapa anak yang bingung
dan belum hafal dengan gerakannya,
mulai dari ketukan di setiap lagu dan
tempo berhenti atau memulainya
gerakan.
Kegiatan selanjutnya ialah belajar
seperti biasa, (CL4, K13) Sebelum
pembelajaran dimulai peneliti memberi
tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa
yang akan dilakukan. Siswa diminta
untuk mengambil pensilnya, kemudian
anak menghitung jumlah buah pepaya,
kemudian anak-anak menulis kata
“Pepaya”. (CL4, K14) Peneliti dan
anak-anak saling tanya jawab tentang
buah pepaya. Lalu siswa mengerjakan
tugasnya masing-masing. (CL4, K15)
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00,
ketika sudah memasuki waktu istirahat
siswa dipersilahkan untuk makan
terlebih dahulu. (CL4, K15) Kegiatan
rutinitas yang dilakukan ialah pertama
anak harus mecuci tangan terlebih
dahulu dan membaca doa sebelum
makan, kemudian setelah makan selesai
anak-anak diberitahukan untuk
membersihkan dan membereskan
tempat makanannya yang dibawa dari
rumah. (CL4, K16) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan
bermain bebas dengan teman-
temannya. (CL4, K17).
10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup
siswa diajak untuk duduk melingkar
dan melakukan evaluasi kegiatan hari
ini, guru menanyakan kepada anak
bagaimana perasaannya. (CL4, K18)
Setelah itu anak-anak menyanyikan
lagu ketika mau pulang dan melafalkan
doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata
tertib setelah pulang sekolah. (CL4,
K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-
anak dipersilahkan pulang, dan yang
belum dijemput untuk tetap menunggu
bersama guru di kelas. (CL4, K20)
Catatan Anekdot Siklus I
Hari/Tanggal Jumat, 22 November 2019
Waktu 07.00-11.00
Tempat TK Dua Mei
Waktu Keterangan
07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30
kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan
hari ini, (CL5, K1) kemudian anak-anak
datang dan mencium tangan guru.
Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel
masuk kelas dan anak-anak yang sudah
hadir bersiap-siap baris dalam ruangan
dekat menuju kelas. Kemudian anak
baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak
mengucapkan ikrar, membaca doa dan
diabsen, (CL5, K2) kemudian anak-
anak boleh masuk ke dalam kelas
masing-masing. (CL5, K3)
08.30-10.00 Sebelum kegiatan inti dimulai yang
dilakukan oleh guru dan peneliti ialah
memberikan ucapan salam kepada
anak-anak (CL5, K4) lalu anak-anak
menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai
menyanyikan lagu diawal kelas. (CL5,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan
hari ini yang akan dilakukan ialah tari
kreasi. (CL5, K6) kemudian setelah
diberitahu kegiatan har ini anak-anak
diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL5, K7) pada
awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai
dengan urutan besar kecilnya badan
anak.
Dibantu dengan guru kemudian
dilanjutkan dengan gerak pemanasan
seperti berlari kecil ditempat, posisi
kuda-kuda dan merentangkan tangan.
(CL5, K9) Selanjutnya peneliti
mendemonstrasikan terlebih dahulu tata
cara bergerak tari kreasi dan
memperdengarkan musiknya terlebih
dahulu. (CL5, K10)
Selanjutnya anak-anak
mempraktikannya, diawali dengan
peneliti menari yang diikuti oleh anak-
anak. (CL5, K11) Pertemuan ke-5 ini
peneliti melanjutkan menari yang
kemarin dipraktikan sampai lagu habis.
Anak-anak mengikuti gerakan menari
peneliti sampai habis, diulangi sampai
dua kali, (CL5, K12) lalu istirahat
sebentar untuk minum, dan dilanjutkan
kembali praktek menari secara mandiri.
(CL5, K13) Dan hanya ada beberapa
siswa yang menangkap dengan cepat
gerak menari walaupun tidak
sepenuhnya hafal, beberapa siswa lagi
masih butuh bimbingan dan aba-aba
dari guru dan peneliti. (CL5, K14)
Pada hari jumat, waktu anak-anak
hanya sampai jam 10.30 Jadi waktu
untuk peningkatan motorik sedikit
dipercepat karena anak harus membaca
iqra dan setoran hafalan surat-surat
pendek dan do’a-do’a Pendek. (CL5,
K15) Kemudian Waktu istirahat anak
ialah pukul 09.00, ketika sudah
memasuki waktu istirahat siswa
dipersilahkan untuk makan terlebih
dahulu. (CL5, K16) Kegiatan rutinitas
yang dilakukan ialah pertama anak
harus mecuci tangan terlebih dahulu
dan membaca doa sebelum makan,
kemudian setelah makan selesai anak-
anak diberitahukan untuk
membersihkan dan membereskan
tempat makanannya yang dibawa dari
rumah. (CL5, K17) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan
bermain bebas dengan teman-
temannya.
10.00-10.30 Selanjutnya untuk kegiatan penutup
siswa diajak untuk duduk melingkar
dan melakukan evaluasi kegiatan hari
ini, guru menanyakan kepada anak
bagaimana perasaannya. (CL5, K18)
Setelah itu anak-anak menyanyikan
lagu ketika mau pulang dan melafalkan
doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata
tertib setelah pulang sekolah. (CL5,
K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-
anak dipersilahkan pulang, dan yang
belum dijemput untuk tetap menunggu
bersama guru di kelas. (CL5, K20)
Catatan Anekdot Siklus II
Hari/Tanggal Senin, 25 November 2019
Waktu 07.00-11.00
Tempat TK Dua Mei
Waktu Keterangan
07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30
kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan
hari ini, (CL6, K1) kemudian anak-anak
datang dan mencium tangan guru.
Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel
masuk kelas dan anak-anak yang sudah
hadir bersiap-siap baris dalam ruangan
dekat menuju kelas. Kemudian anak-
anak melakukan upacara terlebih
dahulu yang diarahkan oleh guru yang
bertugas hari senin. Setelah itu, anak
mengucapkan ikrar, membaca doa dan
diabsen, (CL6, K2) kemudian anak-
anak boleh masuk ke dalam kelas
masing-masing. (CL6, K3)
08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang
dilakukan oleh guru dan peneliti ialah
memberikan ucapan salam kepada
anak-anak (CL6, K4) lalu anak-anak
menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai
menyanyikan lagu diawal kelas. (CL6,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan
hari ini yang akan dilakukan ialah tari
kreasi. (CL6, K6) kemudian setelah
diberitahu kegiatan har ini anak-anak
diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL6, K7) pada
awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai
dengan urutan besar kecilnya badan
anak. (CL6, K8)
Selanjutnya peneliti mempraktikan satu
kali tari kreasi yang diikuti oleh anak-
anak sampai gerakan terakhir. (CL6,
K9) Kemudian peneliti mencoba anak
mempraktikan sendiri, namun anak
masih butuh bantuan guru dan peneliti.
(CL6, K10) Kemudian peneliti
mengulang kembali menari setengah
lagu yang diikuti oleh anak-anak, (CL6,
K11) lalu anak mempraktikan sendiri
menari dari setengah lagu walau masih
diberi aba-aba dari peneliti dan guru.
(CL6, K12) Masih ada beberapa anak
yang bingung dan belum hafal dengan
gerakannya, mulai dari ketukan di
setiap lagu dan tempo berhenti atau
memulainya gerakan.
Kegiatan selanjutnya ialah belajar
seperti biasa, (CL6, K13) Sebelum
pembelajaran dimulai peneliti memberi
tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa
yang akan dilakukan. Kegiatan pertama
anak-anak diminta untuk mengambil
pensilnya, kemudian anak menghitung
jumlah buah Apel, kemudian anak-anak
menulis kata “Apel”. (CL6, K14)
Peneliti dan anak-anak saling tanya
jawab tentang buah Apel. (CL6, K15)
Lalu siswa mengerjakan tugasnya
masing-masing. (CL6, K16)
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00,
ketika sudah memasuki waktu istirahat
siswa dipersilahkan untuk makan
terlebih dahulu. (CL6, K17) Kegiatan
rutinitas yang dilakukan ialah pertama
anak harus mecuci tangan terlebih
dahulu dan membaca doa sebelum
makan, kemudian setelah makan selesai
anak-anak diberitahukan untuk
membersihkan dan membereskan
tempat makanannya yang dibawa dari
rumah. (CL6, K18) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan
bermain bebas dengan teman-
temannya. (CL6, K19)
10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup
siswa diajak untuk duduk melingkar
dan melakukan evaluasi kegiatan hari
ini, guru menanyakan kepada anak
bagaimana perasaannya. (CL6, K20)
Setelah itu anak-anak menyanyikan
lagu ketika mau pulang dan melafalkan
doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata
tertib setelah pulang sekolah. (CL6,
K21) Selanjutnya kegiatan selesai anak-
anak dipersilahkan pulang, dan yang
belum dijemput untuk tetap menunggu
bersama guru di kelas. (CL6, K22)
Catatan Anekdot Siklus II
Hari/Tanggal Selasa, 26 November 2019
Waktu 07.00-11.00
Tempat TK Dua Mei
Waktu Keterangan
07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30
kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan
hari ini, (CL7, K1) kemudian anak-anak
datang dan mencium tangan guru.
Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel
masuk kelas dan anak-anak yang sudah
hadir bersiap-siap baris dalam ruangan
dekat menuju kelas. Kemudian anak
baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak
mengucapkan ikrar, membaca doa dan
diabsen, (CL7, K2) kemudian anak-
anak boleh masuk ke dalam kelas
masing-masing. (CL7, K3)
08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang
dilakukan oleh guru dan peneliti ialah
memberikan ucapan salam kepada
anak-anak (CL7, K4) lalu anak-anak
menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai
menyanyikan lagu diawal kelas. (CL7,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan
hari ini yang akan dilakukan ialah tari
kreasi. (CL7, K6) kemudian setelah
diberitahu kegiatan har ini anak-anak
diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL7, K7) pada
awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai
dengan urutan besar kecilnya badan
anak.
Kemudian kami mempraktikannya dulu
dengan tujuan aagar anak mampu
memahami dan mengerti bagaimana
untuk melakukan menari tari kreasi.
(CL7, K8) Selanjutnya anak-anak
bersiap untuk melakukan gerak
pemanasan terlebih dahulu. (CL7, K9)
Setelah itu, guru dan anak-anak
melakukan satu kali menari tari kreasi
secara bersamaan sampai gerakan dan
lagu habis, (CL7, K10) kemudian anak-
anak melanjutkan menari tari kreasi
dengan sendiri walaupun masih dengan
aba-aba dari guru dan peneliti. (CL7,
K11) Lalu ketika proses pembelajaran
berjalan guru yang sebagai kolaborator
mengamati dan terlihat AKZ, FGA,
RRAP, MPP, dan SA sudah mengalami
peningkatan dari pertemuan
sebelumnya mampu melakukan tarian
tari kreasi dengan benar dan sesuai
dengan tempo walau masih terlihat
ragu-ragu. (CL7, K12)
Pada kegiatan menari masih ada
beberapa anak yang perlu bantuan agar
mampu menarikan tari kreasi dengan
sendiri, namun pada kegiatan
sebelumnya sudah ada peningkatan.
(CL7, K13) Kegiatan selanjutnya ialah
belajar seperti biasa, Sebelum
pembelajaran dimulai peneliti memberi
tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa
yang akan dilakukan. (CL7, K14) Pada
kegiatan awal siswa diberi tugas untuk
melingkari buah yang warnanya
berwarna hijau, tugas selanjutnya anak
mewarnai gambar daun yang telah
diberikan contoh dari guru. Kemudian
anak mengerjakan tugasnya masing-
masing. (CL7, K15)
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00,
ketika sudah memasuki waktu istirahat
siswa dipersilahkan untuk makan
terlebih dahulu. (CL7, K16) Kegiatan
rutinitas yang dilakukan ialah pertama
anak harus mecuci tangan terlebih
dahulu dan membaca doa sebelum
makan, kemudian setelah makan selesai
anak-anak diberitahukan untuk
membersihkan dan membereskan
tempat makanannya yang dibawa dari
rumah. (CL7, K17) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan
bermain bebas dengan teman-
temannya.
10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup
siswa diajak untuk duduk melingkar
dan melakukan evaluasi kegiatan hari
ini, guru menanyakan kepada anak
bagaimana perasaannya. (CL7, K18)
Setelah itu anak-anak menyanyikan
lagu ketika mau pulang dan melafalkan
doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata
tertib setelah pulang sekolah. (CL7,
K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-
anak dipersilahkan pulang, dan yang
belum dijemput untuk tetap menunggu
bersama guru di kelas. (CL7, K20)
Catatan Anekdot Siklus II
Hari/Tanggal Rabu, 27 November 2019
Waktu 07.00-11.00
Tempat TK Dua Mei
Waktu Keterangan
07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30
kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan
hari ini, (CL8, K1) kemudian anak-anak
datang dan mencium tangan guru.
Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel
masuk kelas dan anak-anak yang sudah
hadir bersiap-siap baris dalam ruangan
dekat menuju kelas. Kemudian anak
baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak
mengucapkan ikrar, membaca doa dan
diabsen, (CL8, K2) kemudian anak-
anak boleh masuk ke dalam kelas
masing-masing. (CL8, K3)
08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang
dilakukan oleh guru dan peneliti ialah
memberikan ucapan salam kepada
anak-anak (CL8, K4) lalu anak-anak
menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai
menyanyikan lagu diawal kelas. (CL8,
K5)
Peneliti memberitahu siswa untuk
kegiatan hari ini ialah menari tari
kreasi. (CL8, K6) kemudian setelah
diberitahu kegiatan har ini anak-anak
diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL8, K7) Guru dan
peneliti mulai mengkondisikan anak-
anak dengan membuat pola lantai yang
sesuai dengan urutan besar kecilnya
badan anak. (CL8, K8) Kemudian guru
dan anak-anak mulai melakukan gerak
pemanasan terlebih dahulu, seperti lari
kecil ditempat, merentangkan tangan
dan/atau mengangkat satu kaki secara
bergantian. (CL8, K9)
Selanjutnya peneliti mempraktikan satu
kali tari kreasi yang diikuti oleh anak-
anak sampai gerakan terakhir. (CL8,
K10) Kemudian peneliti mengulang
kembali menari setengah lagu yang
diikuti oleh anak-anak, (CL8, K11) lalu
anak mempraktikan sendiri menari dari
setengah lagu walau masih diberi aba-
aba dari peneliti dan guru. (CL8, K12)
Masih ada beberapa anak yang bingung
dan belum hafal dengan gerakannya,
mulai dari ketukan di setiap lagu dan
tempo berhenti atau memulainya
gerakan.
Pada hari rabu anak-anak ada kegiatan
ekstrakulikuler drum band, semua siswa
mengikuti kegiatan drum band ini.
(CL8, K13) Setelah selesai, anak
memasuki kelas kembali dan mengikuti
pembelajaran hari ini dengan kegiatan
menebalkan kata “Rambutan” dan
mewarnai buah Rambutan. (CL8, K14)
Kemudian pukul 10.00 bel istirahat
berbunyi lalu anak-anak melakukan
kegiatan makan bersama-sama.
Sebelum makan anak-anak mencuci
tangan dan berdoa bersama, setelah
selesai makan, dilanjutkan dengan
membereskan peralatan makan dan
berdoa selesai makan. (CL8, K15)
Setelah itu, dilanjutkan dengan istirahat
anak-anak dan bermain.
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00,
ketika sudah memasuki waktu istirahat
siswa dipersilahkan untuk makan
terlebih dahulu. (CL8, K16) Kegiatan
rutinitas yang dilakukan ialah pertama
anak harus mecuci tangan terlebih
dahulu dan membaca doa sebelum
makan, kemudian setelah makan selesai
anak-anak diberitahukan untuk
membersihkan dan membereskan
tempat makanannya yang dibawa dari
rumah. (CL8, K17) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan
bermain bebas dengan teman-
temannya.
10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup
siswa diajak untuk duduk melingkar
dan melakukan evaluasi kegiatan hari
ini, guru menanyakan kepada anak
bagaimana perasaannya. (CL8, K18)
Setelah itu anak-anak menyanyikan
lagu ketika mau pulang dan melafalkan
doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata
tertib setelah pulang sekolah. (CL8,
K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-
anak dipersilahkan pulang, dan yang
belum dijemput untuk tetap menunggu
bersama guru di kelas. (CL8, K20)
Catatan Anekdot Siklus II
Hari/Tanggal Kamis, 28 November 2019
Waktu 07.00-11.00
Tempat TK Dua Mei
Waktu Keterangan
07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30
kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan
hari ini, (CL9, K1) kemudian anak-anak
datang dan mencium tangan guru.
Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel
masuk kelas dan anak-anak yang sudah
hadir bersiap-siap baris dalam ruangan
dekat menuju kelas. Kemudian anak
baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak
mengucapkan ikrar, membaca doa dan
diabsen, (CL9, K2) kemudian anak-
anak boleh masuk ke dalam kelas
masing-masing. (CL9, K3)
08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang
dilakukan oleh guru dan peneliti ialah
memberikan ucapan salam kepada
anak-anak (CL9, K4) lalu anak-anak
menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai
menyanyikan lagu diawal kelas. (CL9,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan
hari ini yang akan dilakukan ialah tari
kreasi. (CL9, K6) kemudian setelah
diberitahu kegiatan har ini anak-anak
diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL9, K7) pada
awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai
dengan urutan besar kecilnya badan
anak. (CL9, K8) Kemudian guru dan
anak-anak mulai melakukan gerak
pemanasan terlebih dahulu, seperti lari
kecil ditempat, merentangkan tangan
dan/atau mengangkat satu kaki secara
bergantian. (CL9, K9)
Selanjutnya peneliti dan guru
memberikan arahan kepada siswa untuk
praktek langsung menarikan tari kreasi,
siswa mampu melakukannya dengan
menarikan tari kreasi yang diberikan
intruksi oleh guru dan peneliti. (CL9,
K10) melangkahkan kaki ke kanan dan
ke kiri secara bergantian, (CL9, K11)
memputarkan badan, (CL9, K12)
melekukan tangan kanan/ kiri, (CL9,
K13) dan melakukan gerakan berjinjit.
(CL9, K14) Pada pertemuan ini anak-
anak mengalami peningkatan dari
pertemuan sebelumnya. (CL9, K15)
Kemudian pada saat proses menari
dimulai , salah satu siswa NO masih
terlihat bingung dan butuh bimbingan.
(CL9, K16)
Kegiatan selanjutnya ialah belajar
seperti biasa, (CL9, K17) Sebelum
pembelajaran dimulai peneliti memberi
tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa
yang akan dilakukan. Pembelajaran
yang pertama anak menulis kata
“Sirsak”, dilanjutkan dengan
mencocokan daun dengan tanaman.
(CL9, K20) Peneliti dan anak-anak
saling tanya jawab tentang buah Sirsak.
(CL9, K21) Lalu siswa mengerjakan
tugasnya masing-masing. (CL9, K22)
Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00,
ketika sudah memasuki waktu istirahat
siswa dipersilahkan untuk makan
terlebih dahulu. (CL9, K23) Kegiatan
rutinitas yang dilakukan ialah pertama
anak harus mecuci tangan terlebih
dahulu dan membaca doa sebelum
makan, kemudian setelah makan selesai
anak-anak diberitahukan untuk
membersihkan dan membereskan
tempat makanannya yang dibawa dari
rumah. (CL9, K24) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan
bermain bebas dengan teman-
temannya. (CL9, K25)
10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup
siswa diajak untuk duduk melingkar
dan melakukan evaluasi kegiatan hari
ini, guru menanyakan kepada anak
bagaimana perasaannya. (CL9, K26)
Setelah itu anak-anak menyanyikan
lagu ketika mau pulang dan melafalkan
doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata
tertib setelah pulang sekolah. (CL9,
K27) Selanjutnya kegiatan selesai anak-
anak dipersilahkan pulang, dan yang
belum dijemput untuk tetap menunggu
bersama guru di kelas. (CL9, K28)
Catatan Anekdot Siklus II
Hari/Tanggal Jumat, 28 November 2019
Waktu 07.00-11.00
Tempat TK Dua Mei
Waktu Keterangan
07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30
kesekolah, kemudian kami
menyediakan media yang digunakan
hari ini, (CL10, K1) kemudian anak-
anak datang dan mencium tangan guru.
Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel
masuk kelas dan anak-anak yang sudah
hadir bersiap-siap baris dalam ruangan
dekat menuju kelas. Kemudian anak
baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak
mengucapkan ikrar, membaca doa dan
diabsen, (CL10, K2) kemudian anak-
anak boleh masuk ke dalam kelas
masing-masing. (CL10, K3)
08.30-10.00 Sebelum kegiatan inti dimulai yang
dilakukan oleh guru dan peneliti ialah
memberikan ucapan salam kepada
anak-anak (CL10, K4) lalu anak-anak
menjawab salam kemudian berdoa
sebelum belajar dan mulai
menyanyikan lagu diawal kelas. (CL10,
K5)
Peneliti memberitahu siswa kegiatan
hari ini yang akan dilakukan ialah tari
kreasi. (CL10, K6) kemudian setelah
diberitahu kegiatan har ini anak-anak
diajak pergi ke ruang pelatihan biasa
anak-anak menari. (CL10, K7) pada
awal kegiatan guru dan peneliti
membuat pola lantai yang sesuai
dengan urutan besar kecilnya badan
anak. (CL10, K8) Kemudian guru dan
anak-anak mulai melakukan gerak
pemanasan terlebih dahulu, seperti lari
kecil ditempat, merentangkan tangan
dan/atau mengangkat satu kaki secara
bergantian. (CL10, K9) Kemudian
peneliti mempraktikkannya terlebih
dahulu kegiatan menari yang diikuti
oleh anak-anak. (CL10, K10) Lalu
anak-anak mulai mempraktikannya
sendiri dengan tanpa aba-aba dari
pelatih. (CL10, K11) Tidak lupa kami
selalu mendorong dan menyemangati
anak agar anak mampu melakukannya
dengan senang hati dan ikhlas. (CL10,
K12)
Pada pertemuan terakhir ini ana sudah
mampu melakukan menari tari kreasi,
(CL10, K13) melangkah kesamping, ke
depan dan kebelakang. (CL10, K14)
Peningkatan motorik kasar anak sudah
terlihat dan mengalami peningkatan
yang signifikan. (CL10, K15) Guru
sebagai kolaborator melakukan
pengamatan pada saat kegiatan bermain
berlangsung. (CL10, K16) Setelah
selesai melakukan kegiatan ini peneliti
dan anak-anak melakukan gerak
pendinginan dengan kegiatan Tanya-
jawab terkait perasaan anak-anak saat
melakukan kegiatan menari tari kreasi,
semua anak menjawab “Senang, bu”
“Cape bu tapi senang”. (CL10, K17)
Pada hari jumat, waktu anak-anak
hanya sampai jam 10.30 Jadi waktu
untuk peningkatan motorik sedikit
dipercepat karena anak harus membaca
iqra dan setoran hafalan surat-surat
pendek dan do’a-do’a Pendek. (CL10,
K18) Kemudian Waktu istirahat anak
ialah pukul 09.00, ketika sudah
memasuki waktu istirahat siswa
dipersilahkan untuk makan terlebih
dahulu. (CL10, K19) Kegiatan rutinitas
yang dilakukan ialah pertama anak
harus mecuci tangan terlebih dahulu
dan membaca doa sebelum makan,
kemudian setelah makan selesai anak-
anak diberitahukan untuk
membersihkan dan membereskan
tempat makanannya yang dibawa dari
rumah. (CL10, K20) Setelah itu,siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan
bermain bebas dengan teman-temannya
10.00-10.30 Selanjutnya untuk kegiatan penutup
siswa diajak untuk duduk melingkar
dan melakukan evaluasi kegiatan hari
ini, guru menanyakan kepada anak
bagaimana perasaannya. (CL10, K21)
Setelah itu anak-anak menyanyikan
lagu ketika mau pulang dan melafalkan
doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata
tertib setelah pulang sekolah. (CL10,
K22) Selanjutnya kegiatan selesai anak-
anak dipersilahkan pulang, dan yang
belum dijemput untuk tetap menunggu
bersama guru di kelas. (CL10, K23)
Lampiran 6
top related