tugas kti bahasa indonesia_amanda.docx
Post on 03-Feb-2016
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PERBANDINGAN EFEK SAMPING ANTARA
OBAT KIMIA DAN OBAT TRADISIONAL
Karya Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Oleh :
Amanda Arum Kusuma Astuti
NIM : 25121117F
PROGRAM STUDI D-III ANALIS KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2012/2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmat, berkat, dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Ilmiah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul ”PERBANDINGAN EFEK SAMPING ANTARA
OBAT KIMIA DAN OBAT TRADISIONAL” dimaksudkan untuk mengetahui
efek samping dari obat kimia dan tradisional.
Dengan terselesainya makalah ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ir. Surachmanto Hutomo, M.Sc. Selaku Rektor Universitas Setia Budi
Surakarta.
2. Bapak Darmanto, S.S., M.M. Selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing saya dalam membuat karya ilmiah ini.
3. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi doa dan semangat.
4. Hanna Pratiwi Sukatma dan Muhammad Pazri Saladin yang selalu memberi
dukungan kepada saya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan baru bagi
penulis dan masyarakat.
Surakarta, Desember 2012
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B.Rumusan Masalah 2
C Tujuan Penelitian 3
D Manfaat Penelitian 3
BAB II PEMBAHASAN 4A Pengertian 4
B Efek Samping 5
BAB III PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran 13
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia (SMF,
2009).
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari
bahan – bahan tersebut, secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman (SMF, 2009).
Obat tradisional sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak
beribu tahun yang lalu. Di Indonesia, penggunaan obat tradisional lebih dikenal
sebagai jamu, dan hingga kini terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan
baku obat tradisional dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik.
Sumber daya biotik meliputi jasad renik, flora, fauna serta biota laut. Sedangkan
sumber daya abiotik meliputi sumber daya daratan, perairan, dan mencakup
potensi yang ada di dalamnya.
Indonesia tercatat Indonesia tercatat sebagai negara yang kaya dengan
beraneka ragam tumbuh-tumbuhan atau tanaman. Sebagai negara yang beriklim
1
2
tropis, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur, sangat cocok sebagai tempat
tumbuh kembangnya berbagai macam tanaman, dari berbagai macam jenis
spesies. Oleh karena itu, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa,
memiliki keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami.
Namun seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, obat
tradisional mulai ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat.Mereka lebih
memilih obat-obatan kimiawi dibandingkan obat tradisional. Hal ini disebabkan
karena obat-obatan yang diolah secara kimiawi lebih awet dan juga reaksi
penyembuhannya lebih cepat. Dan dengan lebih dominannya peminat obat kimia
dibanding obat tradisional, muncul pula banyak pendapat ataupun kehati-hatian
konsumen mengenai efek samping yang dihasilkan dari kedua obat tersebut.
Dari masalah tersebut, karya tulis ini dibuat untuk mencari kejelasan akan efek
samping dari obat kimia dan obat tradisional yang kini menjadi problema khusus
dikalangan konsumen obat.
B. Rumusan masalah
1. Apakah obat kimia dan obat tradisional berpotensi menimbulkan efek
samping ?
2. Bagaimana perbandingan efek samping obat kimia dengan obat tradisional?
3. Apa contoh obat kimia dan obat tradisional yang menimbulkan efek
samping ?
2
3
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui potensi efek samping obat kimia dan obat tradisional.
2. Untuk mengetahui perbandingan efek samping obat kimia dengan obat
tradisional.
3. Untuk mengetahui contoh obat kimia dan obat bahan tradisional yang
menimbulkan efek samping .
D. Manfaaat penelitian
1. Bagi penulis
a. Mendapatkan pengalaman dalam menyusun karya tulis ilmiah.
b. Mendapatkan wawasan baru dalam bidang kesehatan.
2. Bagi pembaca
a. Mendapatkan informasi tentang efek samping obat tardisional dan obat
kimia.
b. Dapat memilah obat untuk meyembuhkan dan obat yang menimbulkan
efek samping.
3. Bagi IPTEK
a. Dapat lebih memperhatikan keselamatan konsumen obat.
b. Dapat memperhatikan efek samping yang ditimbulkan obat tradisional
dan obat kimia.
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia (SMF,
2009).
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan
atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi
proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya.
Namun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat
menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan
penyakit. Selain itu, agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan
berbagai gejala penyakit (Mohammed, Chik, & Prayitno, 2003)
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
4
5
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional,
Departemen Kesehatan RI, 2005).
Obat kimia adalah obat yang berasal dari zat kimia atau zat-zat sintesis
tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan memperlambat
pertumbuhan penyakit (SMF, 2009).
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari
bahan – bahan tersebut, secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman (SMF, 2009).
B. Efek samping
Efek samping obat yang diketahui masyarakat adalah mual, muntah,
pusing atau jantung berdebar-debar. Tapi ada beberapa efek samping dari obat
yang terbilang cukup aneh. Sebagian besar masyarakat akan mengonsumsi obat
yang memang sudah diresepkan oleh dokter. Jika semuanya berjalan lancar, maka
obat akan bekerja sebagaimana yang seharusnya. Tapi pada beberapa orang
tertentu terkadang obat yang diminum menimbulkan efek samping, baik atau
buruknya efek samping yang timbul tergantung pada bagaimana obat tersebut
digunakan.
5
6
Berikut merupakan efek samping dan contoh dari obat kimia dan obat
tradisional :
1. Efek samping dari obat kimia :
a. Amnesia, kondisi ini terjadi jika seseorang secara tiba-tiba tidak ingat
siapa dirinya atau darimana ia berasal. Biasanya amnesia yang terjadi
akibat efek samping obat bukanlah amnesia total tapi kehilangan
memori jangka pendeknya. Obat lain adalah statin yang digunakan
untuk menurunkan kolesterol. Beberapa peneliti berteori bahwa statin
dapat menghalangi pembentukan kolesterol yang diperlukan untuk
saraf.
b. Gangguan penglihatan dan indera lainnya, beberapa obat yang diminum
terkadang menimbulkan rasa pahit di mulut, tapi jika obat tersebut
meninggalkan rasa yang buruk atau bisa mendistorsi indera perasa
maka ada kemungkinan hal tersebut akibat efek samping dari obat yang
diminum. Salah satu obat yang bisa mempengaruhi fungsi indera
seseorang adalah vasotec (dengan nama generik enalapril) yang
digunakan untuk mengobati darah tinggi dan gagal jantung kongestif.
Obat ini bisa mempengaruhi kelima indera seperti mengurangi rasa
penciuman (anosmia), mengganggu pendengaran (tinnitus) dan masalah
mata seperti gangguan penglihatan dan mata kering.
c. Rasa nyeri dan sakit, beberapa obat memang ada yang berfungsi untuk
menghilangkan rasa sakit atau nyeri di tubuh, tapi ada obat yang tidak
berhubungan dengan nyeri justru menimbulkan rasa sakit. Orang-orang
6
7
yang mengonsumsi antihistamin Allegra (dengan nama generik
fexofenadine) untuk menghilangkan demam dan gejala alergi lain, ada
kemungkinan mengalami rasa sakit otot dan sakit punggung.
d. Perubahan warna urine, warna urine memang bisa menunjukkan adanya
hal yang tidak beres dengan tubuh, misalnya ada infeksi atau keracunan
zat besi. Jika urine berwarna hitam ada kemungkinan efek samping
akibat mengonsumsi obat flagyl, furazolidone, atau antibiotik lainnya.
e. Halusinasi, Kondisi ini terjadi jika seseorang melihat atau mendengar
sesuatu yang tidak benar-benar ada, halusinasi yang terjadi bisa berupa
visual atau auditori. Beberapa obat yang bisa menyebabkan halusinasi
adalah mirapex dan lariam (dengan nama generik mefloquine) yang
diciptakan untuk mencegah atau mengobati malaria di Angkatan Darat
AS.
Contoh dari obat kimia yang memiliki efek samping :
a. Parasetamol dapat meningkatkan risiko asma dan alergi
Penelitian terbaru membuktikan obat ini dapat meningkatkan risiko
asma dan alergi. Tidak diketahui pasti apa penyebabnya, para peneliti
masih harus melakukan uji klinis untuk memastikannya. Namun
adanya keterkaitan antara parasetamol dengan risiko asma telah
dibuktikan oleh para ahli dari University of Otago di Wellington.
Untuk mengungkapnya, para ahli mengamati 505 bayi dan 914 anak
7
8
usia 5-6 tahun. Penggunaan parasetamol pada bayi berusia kurang dari
15 bulan dapat meningkatkan risiko asma hingga 2 kali lipat.
Sementara pada usia 6 tahun, parasetamol meningkatkan risiko alergi
hingga 3 kali lipat. Kami pikir efek ini lebih terkait dengan jangka
waktu pemakaian, bukan dosisnya. Semakin sering digunakan,
parasetamol efek sampingnya makin besar. Oleh karena itu orangtua
tidak perlu khawatir selama penggunaan parasetamol tidak berlebihan.
Meski ada keterkaitan antara parasetamol dengan risiko asma, tidak
tertutup kemungkinan adanya faktor lain yang mempengaruhi.
b. Obat penurun berat badan Meridia (sibutramine)
Meridia yang pernah menyandang obat anti obesitas terlaris di AS
tersebut mengandung sibutramine. Sibutramine bekerja pada susunan
saraf pusat dan merupakan Serotonin–norepinephrine reuptake
inhibitors. Obat ini memang berjasa menciptakan rasa jenuh terhadap
makanan, sehingga nafsu makan pengguna berkurang - namun
bahayanya ternyata lumayan gawat. Bukan berat badan berkurang,
pengguna sibutramine bisa-bisa masuk kelompok in memoriam alias
wafat setelah terkena serangan jantung dan stroke. Di Indonesia
sibutramin beredar tidak dengan nama Meridia, tapi dengan nama
Reductil.
c. Suplemen vitamin E dapat meningkatkan risiko stroke
Sudah lama vitamin E dikenal banyak orang sebagai antioksidan yang
bisa melawan penyakit. Radikal bebas yang membantu repoduksi
8
9
membantu orang. Tapi sebaiknya jangan sembarangan minum
suplemen vitamin E karena bisa meningkatkan risiko stroke. Peneliti di
Harvard Medical School, Boston, dan INSERM di Paris menemukan
bahwa suplemen vitamin E dapat meningkatkan risiko beberapa jenis
stroke. Haemorrhagic stroke (stroke pendarahan) adalah tipe stroke
paling jarang dan terjadi bila pembuluh yang memasok darah ke otak
pecah sehingga menyebabkan kerusakan otak. Peneliti menemukan
bahwa vitamin E meningkatkan risiko stroke ini sebesar 22 persen.
Vitamin E ternyata bisa mengurangi risiko stroke iskemik, yaitu tipe
paling umum dari stroke, sebesar 10 persen. Namun, suplemen vitamin
E hanya sedikit mengurangi risiko stroke iskemik dan hasil umumnya
justru lebih besar meningkatkan risiko haemorrhagic stroke.
2. Efek samping dari obat tradisional
a. Mengandung bahan kimia
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 46 obat
tradisional baik dalam bentuk serbuk atau kapsul yang ternyata
dicampur dengan bahan kimia obat (BKO) seperti parasetamol,
sibutramin, sidenafil dan tadalafil dengan dosis yang tinggi. Bahan
kimia obat yang dicampurkan ke dalam obat tradisional ini
kebanyakan masuk ke dalam kategori obat keras dengan dosis yang
jauh daripada dosis yang dianjurkan. Sehingga jika masyarakat
mengonsumsi obat ini secara terus menerus, maka nantinya bisa
9
10
merusak ginjal dan hati. “Pengawasan obat tradisional yang beredar
pada semester pertama (Januari-Juni) 2010 masih ditemukan obat
tradisional yang mengandung bahan kimia obat yang dilarang untuk
dicampurkan,” ujar Kepala BPOM Dra Kustantinah, Apt, M.App.Sc.
Hasil pengawasan obat tradisional yang dicampur dengan bahan kimia
obat dalam kurun waktu 10 tahun menunjukkan kecenderungan yang
berbeda, yaitu:
1) Pada tahun 2001-2007 temuan obat tardisional yang
dicampurkan dengan bahan kimia obat menunjukkan ke arah
obat rematik dan penghilang rasa sakit (misalnya sakit kepala),
seperti mengandung fenilbutason dan metampiron.
2) Sejak tahun 2007 temuan obat tradisional yang dicampurkan
dengan bahan kimia obat menujukkan adanya perubahan,
karena cenderung ditemukan pada obat penambah stamina
untuk laki-laki dan juga obat pelangsing untuk perempuan.
Biasanya mengandung sibutramin, sidenafil dan tadalafil.
3) Sebagian besar hasil temuan ini merupakan produk ilegal atau
tidak terdaftar di Badan POM, tapi mencantumkan nomor
pendaftara fiktif pada labelnya.
10
11
Contoh dari obat tradisional yang memiliki efek samping :
a. Jamu
Ada bahaya tersembunyi bila jamu atau obat tradisional dicampur
dengan obat kimia. Obat tradisional memang dicitrakan sebagai "obat "
yang aman dan bebas dari efek samping, sehingga penggunaannya
biasanya tidak begitu menekankan ketepatan dosis. Karena
menganggap sangat aman, banyak kejadian efek samping dan
keracunan apabila obat tradisional tersebut diminum, sebab
didalamnya mengandung obat kimia yang sangat perlu ketepatan dosis.
Penggunaan obat tradisional tercampur obat kimia selanjutnya dapat
merusak citra obat tradisional karena dapat menyebabkan pelbagai
efek samping, dari yang ringan hingga kematian.
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat kimia, telah diketahui secara medis ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan secara kaidah internasional, dan selama puluhan tahun
teruji ketat untuk kesehatan sebagai target akhir penggunaan. Demikian pula
kandungan zat aktif obat-obat kimia telah dapat diketahui secara pasti.
Dari segi efek samping, walaupun efek samping obat tradisional terbukti
lebih kecil dibandingkan obat kimia, akan tetapi kalau kembali kita tengok bahan
aktif yang terkandung di dalam obat tradisional, kepastian dan konsistensinya
belum dapat dijamin, terutama untuk penggunaan secara rutin. Oleh karena itu
jelas di sini bahwa masih tetap diperlukan penggalian lebih lanjut mengenai zat
aktif yang berkhasiat di dalam tanaman obat. Informasi ini tentu saja sangat
diperlukan untuk menghindari adanya bahaya dari suatu zat toksik yang mungkin
saja terkandung di dalam tanaman obat tersebut, serta untuk pengamanan terhadap
residu.
Obat tradisional sebenarnya bisa pula dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Pengembangan obat tradisional merupakan kegiatan yang memerlukan
tekad yang kuat sebab permasalahan yang akan dihadapi merupakan permasalahan
yang kompleks. Selain itu diperlukan suatu jaringan kerjasama antara pihak-pihak
yang terkait.
12
13
Akhir-akhir ini memang perhatian terhadap obat tradisional meningkat
dengan tajam. Penelitian mengenai potensi dan khasiat obat tradisionalpun
mengalami peningkatan. Hal ini merupakan sesuatu yang menggembirakan,
mengingat potensi kekayaan alam Indonesia sangat berlimpah.
B. Saran
Penulis menyarankan kpada masyarakat untuk mencoba obat tradisional
jika mengalami gangguan kesehatan. Apabila setelah mengkonsumsi obat
tradisional tersebut belum kunjung menunjukkan perkembangan, barulah
menggunakan obat-obatan kimia sebagai alternatif terakhir.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Aslam, Mohammed, d.k.k. 2003. Farmasi klinis (Clinical Pharmacy). Jakarta :
P.T Elex Media Komputindo
K3S SMF Provinsi DKI Jakarta. 2009. Farmakognosi. Jakarta : PPB SMF-SMKF
K3S SMF Provinsi DKI Jakarta. 2009. Farmakologi. Jakarta : PPB SMF-SMKF
K3S SMF Provinsi DKI Jakarta. 2009. Undang-undang Kesehatan. Jakarta : PPB
SMF-SMKF
Sidik. 1998. ”Perkembangan Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Indonesia”
Makalah seminar pengobatan tradisional. FK Unpad
Undang-undang Bidang Kesehatan dan Farmasi. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
14
top related