tugas ips smp kelas 3
Post on 15-Apr-2016
22 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PERJANJIAN LINGGARJATI, RENVILLE, ROEM-ROYEN, DAN KMB
A. PERJANJIAN LINGGARJATI (15 November 1946 - 25 Maret 1947) :
Perjanjian Linggarjati adalah adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di
Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan
Indonesia. Isi perjanjiannya adalah :
1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan
Madura.
2. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
3. Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS.
4. Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth /Persemakmuran
Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.
Pro dan Kontra di kalangan masyarakat Indonesia
Perjanjian Linggarjati menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia,
contohnya beberapa partai seperti Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, dan Partai
Rakyat Jelata. Partai-partai tersebut menyatakan bahwa perjanjian itu adalah bukti lemahnya
pemerintahan Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan negara Indonesia. Untuk
menyelesaikan permasalahan ini, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 6/1946,
dimana bertujuan menambah anggota Komite Nasional Indonesia Pusat agar pemerintah
mendapat suara untuk mendukung perundingan linggarjati.
Pelanggaran Perjanjian
Pelaksanaan hasil perundingan ini tidak berjalan mulus. Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur
Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan
perjanjian ini, dan pada tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I. Hal ini
merupakan akibat dari perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.
B. PERJANJIAN RENVILLE (8 Desember 1947 - 17 Januari 1948) :
Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada
tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral,
USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada
tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of
Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Isi
Perjanjian Renville :
1. Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah
Republik Indonesia.
2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah
pendudukan Belanda.
3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa
Barat dan Jawa Timur Indonesia di Yogyakarta.
Pasca Perjanjian
Sebagai hasil Persetujuan Renville, pihak Republik harus mengosongkan wilayah-wilayah
yang dikuasai TNI, dan pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah.
Tidak semua pejuang Republik yang tergabung dalam berbagai laskar, seperti Barisan
Bambu Runcing dan Laskar Hizbullah/Sabillilah di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo, mematuhi hasil Persetujuan Renville tersebut. Mereka terus melakukan
perlawanan bersenjata terhadap tentara Belanda.
Setelah Soekarno dan Hatta ditangkap di Yogyakarta, S.M. Kartosuwiryo, yang menolak
jabatan Menteri Muda Pertahanan dalam Kabinet Amir Syarifuddin, Menganggap Negara
Indonesia telah Kalah dan Bubar, kemudian ia mendirikan Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TII). Hingga pada 7 Agustus 1949, di wilayah yang masih dikuasai Belanda
waktu itu, Kartosuwiryo (atas nama umat Islam Bangsa Indonesia) menyatakan berdirinya
Negara Islam Indonesia (NII).
C. PERJANJIAN ROEM-ROIJEN (14 April 1949 - 7 Mei 1949) :
Perjanjian Roem-Roijen (juga disebut Perjanjian Roem-Van Roijen) adalah sebuah perjanjian
antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan akhirnya
ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Namanya diambil dari
kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen. Maksud pertemuan ini
adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum
Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tahun yang sama. Isi perjanjian Roem-Royen :
1. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya.
2. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar.
3. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.
4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan
membebaskan semua tawanan perang.
D. KONFERENSI MEJA BUNDAR (23 Agustus 1949 - 2 November 1949) :
Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda,
dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda,
dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang mewakili berbagai negara yang
diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia. Sebelum konferensi ini, berlangsung tiga
pertemuan tingkat tinggi antara Belanda dan Indonesia, yaitu Perjanjian Linggarjati (1947),
Perjanjian Renville (1948), dan Perjanjian Roem-Royen (1949). Konferensi ini berakhir
dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia
Serikat.Hasil dari Konferensi Meja Bundar adalah :
1. Serah terima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia
Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia
Belanda menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian
barat negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan
mengenai hal ini. Karena itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan
bagian dari serah terima, dan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu
tahun.
2. Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan monarch Belanda sebagai
kepala Negara.
3. Pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat.
Pembentukan RIS
Tanggal 27 Desember 1949, pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi
Presidennya, dengan Hatta sebagai Perdana Menteri membentuk Kabinet Republik Indonesia
Serikat. Indonesia Serikat telah dibentuk seperti republik federasi berdaulat yang terdiri dari
16 negara yang memiliki persamaan persekutuan dengan Kerajaan Belanda.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Perundingan_Linggarjati
http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Renville
http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Roem-Roijen
http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Meja_Bundar
top related