tugas akuntansi pajak aset tetap.pdf
Post on 08-Jul-2018
259 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 1/35
AKUNTANSI PAJAK ASET TETAP
Kelompok 1
Dosen : Dr. Harnovinsah, Ak., M.Si
Mata kuliah : Akuntansi Perpajakan
Kelas : T-405 Tower Mercu Buana
Disusun oleh:
1.
Erik (5551511075)
2.
Astrid (5551110073)
3.
Fadly (5551511076)
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TAHUN AJARAN 2015/2016
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 2/35
Daftar isi
Cover
Datar isi
BAB I Pendahuluan
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
BAB II Pembahasan
a. Parlakuan aset tetap
b.
Nila perolehan aset tetap
c. Penyusutan aset tetap
d. Pelepasan dan penghapusan
e. Pengelompokan asset tetap
f. Revalasi aset tetap
BAB III Penutup
a. Kesimpulan
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 3/35
1
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Dalam pembelajaran akuntansi perpajakan baiknya kita mengetahui tentang apa yang ada
didalam ilmu ini. Salah satu yang terdapat didalamnya adalah tentang Aset Tetap yang akan
kami uraikan di dalam makalah kami ini yang mencakup bahasan Aset Tetap.
Aktiva tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan dalam menilai
aktiva tetap berwujud dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material karena nilai
investasi yang ditanamkan pada aktiva tetap relative besar. Mengingat pentingnya akuntansi
aktiva tetap dalam laporan keuangan tersebut, maka perlakuannya harus berdasarkan pada
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16).
Aktiva tetap tersebut dalam penyajiannya pada laporan keuangan seharusnya
membebankan biaya depresiasi yang dimiliki secara konsisten pada setiap periode dengan
menggunakan metode yang dianggap sesuai dengan standart akuntansi di Indonesia, agar
diketahui nilai sisanya pada akhir periode.
Dalam perpajakan perlakuan akuntansi atas aset tetap tidak seluruhnya sama dengan
Pernyatan setandar akuntansi keuangan (PSAK) dikarenakan dalam perpajakan terdapat undang
undang yang lebih mengikat atau memaksa sehingga alam akuntasi perpajakan tidak dapat
mengikuti PSAK secara keseluruhan. Oleh karena itu kami akan menguraikan mengenai
Akuntansi perpajakan yang ada di Indonesia dengan materi “akuntansi pajak atas aset tetap”.
B.
Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas maka kita dapat tarik beberapa
permasalahan yang mungkin akan timbul dalam operasional perusahaan, beberapa rumusan
masalah yang akan kami bahas dalam bab II diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengakuan akuntansi aset tetap dalam sistem perpajakan?
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 4/35
2
2.
Bagaimana perlakuan untuk biaya perolehan dalam pengukuran aset tetap sesuai ketentuan
perpajakan?
3.
Bagaimana bila terdapat penarikan and pelepasan aset tetap perusahaan sesuai ketentuan
perpajakan?
4.
Bagaimana perhitungan dan metode penyusutan aset tetap sesuai ketentuan perpajakan?
5.
Bagaimanakah penentuan pengelompokan aset tetap yang dimiliki perusahaan sesuai
dengan ketentuan perpajakan?
6.
Apakah perlakuan akuntansi perpajakan bila terjadi revaluasi aset tetap?
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 5/35
3
BAB II
Pembahasan
A.
Pengakuan Aset Tetap
Pernyataan standar Akntansi Keuangan No. 16 (Revisi 2007) bertujuan untuk mengatur
perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami
informasi mengenai investasi entitas di asset tetap, dan perubahan dalam investasi
tersebut pernyataan tersebut tidaklah berlaku untuk hak penambangan dan reservasi
tambang seperti minyak, gas alam, dan sumber daya alam sejenis yang tidak dapat di
perbaharui. Namun demikian pernyataan tersebut tetap berlaku untuk asset yang di gunakan
untuk mengembangkan asset yang terkait dengan hak penambangan aset yang terkait
dengan hak penambangan dan reservasi tambang tersebut.(waluyo,2011)
Aktiva tetap adalah harta yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Aktiva tetap terbagi
atas:
1.
Aktiva yang dapat disusutkan (depreciable assets)
Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain.
2.
Aktiva yang tidak dapat disusutkan (nondepreciable assets)
Contoh: Tanah
Aktiva tidak berwujud adalah hak mutlak perusahaan terhadap sesuatu yang diperolehnya
karena keistimewaan tertentu. Syarat- syarat harta tidak berwujud :
1.
Ada hak mutlak
2.
Ada keistimewaan tertentu
3.
Ada pengeluaran biaya
Contoh : Hak paten, hak cipta, franchise, hak guna usaha, hak guna bangunan, goodwill, hak
penambangan, hak pengusahaan hutan, trade mark.
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 6/35
4
Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tidak berwujud terbagi atas :
1.
Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh undang-undang.
Misalnya : hak paten, hak cipta, franchise.
2.
Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak dibatasi oleh undang-undang.
Misalnya : goodwill dan merk dagang.
Perusahaan harus segera mengakui setiap aktiva yang dimiliki dan
mengelompokkannya sebagai aktiva tetap, apabila aktiva yang dimaksud memenuhi
pengertian dan memiliki sifat - sifat sebagai aktiva tetap. Mengenai pengakuan aktiva
tetap ini, Ikatan Akuntan Indonesia memberikan pernyataan dalam PSAK Nomor 16
paragraf 06, yaitu : (Ikatan Akuntan Indonesia, op. cit. No 16 paragraf 6)
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai
aktiva tetap apabila:
Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomisan di masa yang akan datang yang
berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir dalam perusahaan; untuk dapat menilai
apakah manfaat keekonomisan di masa yang akan datang tersebut akan mengalir ke
dalam perusahaan maka harus di nilai tingkat kepastian terjadinya aliran manfaat
keekonomisan tersebut, yang juga memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan
menerima imbalan dan menerima resiko terkait.
Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua
mengarah kepada bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukungnya. Dalam kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan ditekankan pula masalah pengendalian
manfaat yang diharapkan dari suatu aktiva. Agar aktiva yang digunakan dapat memberikan
manfaat yang optimal terhadap kegiatan operasi perusahaan.
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 7/35
5
Dengan demikian satu hal yang penting yang berkaitan pula dengan pengakuan suatu
aktiva adalah perusahaan memiliki kendali atas manfaat yang diharapkan dari aktiva
tersebut.
1.
Penggolongan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dikelompokkan karena memiliki sifat yang berbeda dengan aktiva
lainnya. Kriteria aktiva tetap terdiri dari berbagai jenis barang maka dilakukan
penggelompokkan lebih lanjut atas aktiva-aktiva tersebut. Pengelompokkan itu
tergantung pada kebijaksanaan akuntansi perusahaan masing-masing karena umumnya
semakin banyak aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin banyak pula
kelompoknya.
Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk,
tergantung pada sifat dan bidang usaha yang diterjuni perusahaan tersebut. Aktiva
tetap sering merupakan suatu bagian utama dari aktiva perusahaan, karenanya
signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Nilai yang relatif besar serta jenis dan
bentuk yang beragam dari aktiva tetap menyebabkan perusahaan harus hati-hati dalam
menggolongkannya.
Dari macam-macam aktiva tetap, untuk tujuan akuntansi dilakukan penggolongan
sebagai berikut:
a.
Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,
pertanian dan peternakan.
b.
Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis,
misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel dan lain-lain.
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 8/35
6
c.
Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis,
misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan l ain-lain.
Selain itu aset tetap juga apat di golongkan dari beberapa sudut pandang diantaranya:
a.
Sudut substansi
1)
Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan
peralatan.
2)
Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti Goodwill, Patent,
Copyright, Hak Cipta, Franchise dan lain-lain.
b.
Sudut disusutkan atau tidak:
1)
Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building
(Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris, Jalan dan
lain-lain.
2)
Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan, seperti
land (Tanah).
Aset tetap juga dapat di golongkan berdasarkan Jenisnya diantaranya dapat dibagi sebagai
berikut:
a.
Lahan – Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat
bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang
didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatan dari lahan itu sendiri.
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 9/35
7
b.
Bangunan gedung – Gedung adalah bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di
atas lahan/air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi
gedung.
c.
Mesin – Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang
bersangkutan.
d.
Kendaraan - Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truk, grader, traktor,
forklift, mobil, kendaraan bermotor dan lain-lain.
e.
Perabot - Dalam jenis ini termasuk perabotan kantor, perabot laboratorium,
perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan
f.
Inventaris – Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan
dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik , inventaris
laboratorium, inventaris gudang dan lain-lain.
g.
Prasarana – Prasarana merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi
khusus prasarana seperti: jalan, jembatan, roil, pagar dan lain-lain.
B.
Nilai Perolehan Aktiva Tetap
Penentuan harga perolehan aktiva tetap sangat penting karena harga perolehan menjadi
dasar untuk menghitung besarnya biaya penyusutan tiap-tiap tahun. Adapun ketentuan sesuai
dengan pasal 10 UU PPh, penentuan harga perolehan aktiva tetap sebagai berikut:
1.
Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak
dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau
diterima sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan atau diterima.
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 10/35
8
2.
Nilai perolehan atau niai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah
yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.
3.
Nilai perolehan atau nilai pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi,
penggabungan, peleburan pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah
jumlah yang seharunya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali
ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan.
4.
Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka bantuan sumbangan atau hibah:
a.
Yang memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang meneima pengalihan, sama
dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan
Direktur Jenderal Pajak.
b.
Yang tidak memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang menerima
pengalihan, sama dengan nilai pasar dan harta tersebut.
5.
Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka penyetoran modal bagi badan yang
menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dari harta tesebut.
Perolehan Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehannya (the acquisition cost ).
Sementara itu yang dimaksud dengan harga perolehan adalah pengeluaran-pengeluaran
yang timbul mulai dari peruses pembelian hingga aktiva tersebut siap beroperasi.Maka
harga perolehan dapat dirumuskan dengan :
Nilai Beli + Pengeluaran yang timbul dari proses pembelian hingga aktiva tersebut siap operasi
Untuk mendapatkan aset yang di inginkan perusahaan dapat menggunakan berbagai macam
cara, berikut ini merupakan macam-macam cara untuk memperoleh aktiva tetap, diantaranya
(yang paling sering terjadi) :
1.
Dibeli tunai (kontan)
2.
Dibeli dengan mencicil (kontrak jangka panjang)
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 11/35
9
3.
Dibeli dengan saham
4.
Dibangun Sendiri
5.
Pertukaran
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi di akui sebagai aset pada awal harus di
ukur sebesar biaya perolehan. Sebagai komponen biaya perolehan aset tetap tersebut
meliputi berikut ini (penerapan paragraf 16 PSAK No. 16 Revisi 2007).
1.
Harga Perolehan
Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang
tidak boleh di kreditkan setelah di kurangi diskon pembelian dan potongan-potongan
lain.
2.
Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang di inginkan agar aset siap di gunakan sesuai dengan keinginan dan
manajemen.
3.
Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset. Kewajiban biaya-biaya tersebut timbul pada saat aset diperoleh atau karena
entitas menggunakan aset selama periode tertentu yang bertujuan selain menghasilkan
persediaan sebagai biaya yang didistribusikan secara langsung.
Berikut merupakan macam macam perolehan aset tetap diantaranya:
1.
Perolehan aset tetap secara gabungan.
Apabila aset di peroleh secara gabungan, maka harga perolehan masing-masing
aset tetap ditentukan dengan megalokasikan harga gabungan berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan sebagai contoh harga
bangunan termasuk tanah seharga Rp 300.000.000,00 (termasuk biaya notaris, bea
balik nama, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dan lain – lain ).
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 12/35
10
Contoh :
Ayat jurnal yang pada saat pembelian tunai sebagai berikut:
2.
Perolehan aset tetap secara angsuran
Terhadap ase tetap yang diperoleh secara angsuran perlu di perhatikan mengenai kontrak
pembeliannya.
Sebagai contoh aset teap di beli secara angsuran dalam 24 kali angsuran dengan harga
perolehan tunai Rp 120.000.000, dengan bunga 25% per tahun.
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 13/35
11
Jurnal pada saat pembelian aset tetap:
Jurnal pada saat pembayaran:
3.
Perolehan aset tetap dengan cara membangun sendiri
Bunga yang dkeluarkan atas pinjaman untuk pembangunan selama konstruksi akan di
kaptalisasi. Hal ini sesuai dengan keentuan apabila bunga pinjaman apa didistribusikan
secara langsung dengan aset tertentu, maka biaya pinjaman harus di kapitalisasi terhadap
aset tertentu, perlakukan akuntans komersial dapat diikuti oleh akuntasi pajak, sedangkan
bunga yang di kapialisasi akan di bebankan ke penghasilan melalui penyusutan selama masa
manfaat.
4.
Perolehan secara Hibah, bantuan, dan sumbangan
Dalam perolehan secara hibah, bantuan dan sumbangan secara langsung dihubungkan
dengan perlakuan akuntansi pajak, karena akuntansi komersial sedikit mengatur aset yang
di peroleh dari sumbangan (donasi).
Modal donasi dari sisi akuntansi pajak mengacu pada pasal 10 ayat (4) undang undang
pajak penghasilan, undang undang ini saling berkaitan dengan Pasal 4 ayat (3) yang
mengatur mengenai persyaratan dalam menerima aset secara atau berupa bantuan,
sumbangan, dan hibah.
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 14/35
12
C.
Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan adalah beban yang diakui atas penurunan nilai aset akibat penggunaannya.
Sehingga pengakuannya baru bias dilakukan ketika aset sudah mulai digunakan.
Penyusutan atau jumlah yang disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan
suatu aset atau jumlah lain yang disubtitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan di
kurangi nilai sisa .(waluyo,2011)
Dalam pengaturan penyusutan tersebut, persyaratan aset yang dapat disusutkan
menurut ketentuan perpajakan meliputi :
1.
Harta yang dapat di susutkan adalah harta berwujud.
2.
Harta tersebut mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
3.
Harta tersebut di gunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
Terdapat pula aset tetap yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut
akuntansi pajak tidak dapat disusutkan,yaitu :
1.
Aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan di bawa pulang pegawai,
termasuk juga yang ada didaerah terpencil.
2.
Aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan didaerah terpencil yang
ditempati pegawai yang tidak diberi tunjangan oleh perusahaan.
Pada peraturan pajak UU No. 36 tahun 2008, metode Penyusutan yang diakui dan
seharusnya dipergunakan Dalam laporan keuangan adalah metode garis lurus Dan metode
saldo menurun.
1.
Metode garis lurus (straight line method )
Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu dari pada aspek kegunaan
metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah
diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 15/35
13
penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil
atau output yang berproduksi. Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus
adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan :
2.
Metode saldo menurun (declining balance method )
Metode ini juga merupakan metode penurunan beban Penyusutan yang
menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase) yang merupakan
perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini selalu tetap dan
diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir tahun. Tidak seperti metode
lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan dari harga perolehan
dalam menghitung nilai yang dapat disusutkan.
beban penyusutan : penyusutan % x harga perolehan - akm penyusutan
Menurut IAI ( 2007 ) dalam PSAK 16, Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang
dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Sedangkan jumlah yang dapat
disusutkan adalah jumlah tercatatnya ( baik mengikuti model biaya maupun model
revaluasi) dikurangi dengan nilai residu aset yang bersangkutan.
Contoh:
Penyusutan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus :
Harga perolehan tetap : 11.500.000
nilai residu : 1.500.000
Umur manfaat aktiva tetap : 5 Tahun
Biaya depresiasi pertahun :
: 2.000.000
Biaya depresiasi perbulan :
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 16/35
14
Aktiva tetap yang di susutkan adalah Rp 10.000.000 setelah dikurangi nilai residu
sebesar Rp 1.500.000. Penyusutan pertahunnya adalah Rp 2.000.000 dari perhitungan
estimasi biaya depresiasi di bagi umur manfaat selama 5 tahun.
Pencatatan transaksi perbulan:
Transaksi penyusutan aktiva tetap pada akhir tahun :
D.
Pengelompokkan aktiva tetap untuk penyusutan dalam Pajak
Metode penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan sebagaimana
telah diatur dalam pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah :
1.
Metode saldo menurun (decline balance method) untuk aset tetap berwujud bukan
bangunan dan untuk berupa bangunan menggunakan Metode garis lurus (straight line
method).
2.
Metode garis lurus untuk aset tetap berwujud.
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 17/35
15
Kelompok harta dan tarif penyusutan, penentuan kelompok dan tarif penyusutan harta
berwujud didasarkan pada pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan sebagai berikut:
Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat
Tarif Penyusutan
berdasarkan Metode
Garis Lurus
Tarif Penyusutan
berdasarkan Metode
Saldo Menurun
I.
Kelompok bangunan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
II.
Bangunan Permanen
Tidak Permanen
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
20 tahun
10 tahun
25 %
12, 5 %
6,25 %
5 %
5 %
10 %
50 %
25 %
12, 5 %
10 %
-
-
Untuk lebih memudahkan Wajib Pajak dan memberikan keseragaman dalam
pengelompokan harta tetap berwujud, dikeluarkannya Keputusan Menteri keuangan Nomor
96/PMK.03/2009 yang berlaku sejak 1 januari 2009 mengatur tentang pengelompokan jenis-
jenis Harta Berwujud,:
1. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok I
Nomor
Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
1. Semua jenis usaha a.
Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 18/35
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 19/35
17
angkutan umum
Flash memory tester, writer machine, biporar test
system, eliminator
(PE8-1), pose checker
2.
Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok II
Nomor
Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
1.
2.
3.
Semua jenis usaha
Pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan
Industri makanan dan
a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja,
bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan
merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur
udara seperti AC, kipas angin, dan sejenisnya
b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya
c. Container dan sejenisnya
a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan
mesin bajak,
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memperoduksi bahan atau barang pertanian,
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 20/35
18
4.
5.
6.
7
minuman
Industri mesin
Perkayuan
Konstruksi
Perhubungan,
pergudangan
dan komunikasi
kehutanan, perkebunan dan perikanan
a. Mesin yang mengolah produk asal binatang,
unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu,
pengalengan ikan
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya
mesin minyak kelapa, margarine, penggilingan
kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian
seperti penggilingan beras, gandum,dan tapioca
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi
minuman dan buah buahan
d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-
bahan makanan dan makanan segala jenis
Mesin yang menghasilkan/produksi mesin ringan
(misalnya mesin jahit, pompa air)
Mesin dan peralatan penebangan kayu
Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat,
dump truck, crane ,buldozer dan sejenisnya
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 21/35
19
8.
9.
Telekomunikasi
Industri semi konduktor
a. Truck kerja untuk pengangkutan dan bongkar
muat, truck peron. truck ngangkang, dan
sejenisnya
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
dibuat untuk pengangkutan barang tertentu
(misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang
dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal
tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya,
yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT
c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya, yang mempunyai berat sampai
dengan 100 DWT
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat sampai dengan 250 DWT
e.
Kapal balon
a. Perangkat pesawat telepon
b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman
dan
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 22/35
20
penerimaan radio telegraf dan radio telepon
Autoframe loader, automatic logic handler, baking
oven, ball sheartester, bipolar test handler
(automatic), cleaning machine, coating machine,
curing oven, cutting press, dambar cut machine,
dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in
system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-
01), full automatic handler, full automatic mark,
hand maker, individual mark, inserter remover
machine, laser marker (FUM-A-01), logic test system,
marker (mark), memory test system, molding,
mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester
manual, pass oven, pose checker, re-from machine,
SMD stocker, taping machine, tieber cut press,
trimming/forming machine, wire bonder, wire pull
tester
3. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok III
Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 23/35
21
Urut
1.
2.
3.
4.
Pertambangan selain
minyak dan gas
Pemintalan,
pertenunan
dan pencelupan
Perkayuan
Industri Kimia
Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang
pertambangan, termasuk mesin-mesin yang
mengolah produk pelikan
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-
produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-
serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena
rami, permadani, kain-kain bulu, tule)
b. Mesin untuk yarn preparation, bleaching, dyeing,
printing,finishing, texturing, packaging dan
sejenisnya
a.
Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-
produk kayu,barang-barang dari jerami, rumput
dan bahan anyaman lainnya
b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu
a.
Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan
produk industry kimia dan industri yang ada
hubungannya dengan industry kimia (misalnya
bahan kimia anorganis, persenyawaan organis
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 24/35
22
5.
6.
Industri Mesin
Perhubungan dan
Komunikasi
dan anorganis dan logam mulia, elemen radio
aktif, isotop, bahan kimia organis, produk
farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat,
pernis, minyak eteris dan resinoidaresinoida
wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias,
sabun, detergent, dan bahan organis pembersih
lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak,
produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis,
barang fotografi dan sinematografi)
b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk
industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan
plastik, ester dan ester dari selulosa, karet
sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit
mentah).
Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin
menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin
kapal)
a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
dibuat untuk pengangkutan barang-barang
tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 25/35
23
7.
Telekomunikasi
tambang dan sejenisnya) termasuk kapal
pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan
dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas
100 DWT sampai dengan 1.000 DWT
b. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100
DWT sampai dengan 1.000 DWT
c. Dok terapung
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat di atas 250 DWT
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala
jenis
Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak
jauh
4. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok IV
Nomor
Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 26/35
24
1.
2.
Konstuksi
Perhubungan dan
komunikasi
Mesin berat untuk konstruksi
a. Lokomotif uap dan tender atas rel
b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan
batere atau dengan tenaga listrik dari sumbr
luar
c. Lokomotif atas rel lainnya
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang,
termasuk container khusus dibuat dan
diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat
atau beberapa alat pengangkutan
e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal
khusus dibuat untuk pengangkutan barang-
barang tertentu (misalnya gandum, batu-
batuan, biji tambang dan sejenisnya)
termasuk kapal pendingin dan kapal tangki,
kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 1.000 DWT
f.
Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal
pemadam kebakaran, kapal keruk,
kerankeran terapung dan sebagainya, yang
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 27/35
25
mempunyai berat di atas 1.000 DWT
Sedangkan dalam PSAK no 16 :
1.
Aktiva tetap dapat disusutkan berdasarkan kebijakan manajemen aktiva dalam menentukan
umur manfaatnya.
2.
Tanah dan bagunan harus diperlakukan sebagai aktiva yang terpisah untuk tujuan akuntansi
,walaupun diperoleh secara sekaligus. Tanah biasanya memiliki usia tak terbatas , oleh
karena itu tidak disusutkan. Sedangkan bangunan memiliki usia terbatas sehingga harus
disusutkan .
Untuk metode penyusutan yang diatur dalam PSAK No 17 dalam laporan keuangan
perusahaan , Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat
dikelompokkan menurut kriteria berikut :
1 .
Berdasarkan kriteria waktu:
a. metode garis lurus
Penyusutan =
Nilai residu adalah nilai sisa (yang telah digunakan)
b. metode pembebanan yang menurun :
1)
metode jumlah angka tahun :
Penyusutan =
Jika masa tahun umur manfaatnya 4 tahun maka :
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 28/35
26
1 + 2 + 3 + 4 = 10 maka ditahun pertama 4/10 x (Harga perolehan – Nilai residu)
2) metode saldo-menurun/saldo menurun ganda, dalam metode ini tidak
mengenal istilah nilai residu
Penyusutan =
x 2
2. Berdasarkan penggunaan :
a. metode jam jasa
Penyusutan perjam =
Metode penyusutan ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban
penyusutan untuk tiap periode
Contoh :
Sebuah pesawat terbang dibeli dengan harga Rp. 700.000.000. Diperkirakan akan
memberikan jasa penerbangan 1.000 jasa jam terbang. Pada tahun 2014 diperkirakan
digunakan selama 300 jam terbang. Maka penyusutan selama tahun 2014 dihitung:
Penyusutan per jam = Rp. 700.000.000,-/1.000 = Rp. 700.000
Penyusutan tahun 2014 = Rp. 700.000 x 300 = Rp. 210.000.000
a. metode jumlah unit produksi
Menentukan tarif penyusutan terlebih dahulu.
Tarif penyusutan per unit dihasilkan =
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan per unit x unit diproduksi
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 29/35
27
3. Berdasarkan kriteria lainnya :
Biaya penyusutan dapat dihitung dengan dasar jenis dan kelompok. Dengan sistem
metode garis lurus tanpa mengenal nilai residu.
Biaya penyusutan =
Tarif penyusutan =
x 100 %
E. Penarikan dan atau Pelepasan Aktiva
Aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi, dapat di lepas dengan cara:
1. Pembuangan Aktiva Tetap (Discarding of Plant Assets)
Aktiva tetap yang sudah habis masa guna atau umur ekonomisnya atau mungkin
mengalami kerusakan karena proses produksi, dan tidak dapat diperbaiki lagi, perusahaan
dapat mengambil keputusan untuk membuang aktiva tetap tersebut.
2.
Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets)
Aktiva yang tidak terpakai lagi jika masih laku, maka perusahaan dapat menjual aktiva
tersebut.
3.
Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets )
Aktiva yang sudah tidak terpakai, selain dibuang dan dijual, dapat ditukar dengan aktiva
tetap yang lain, baik dengan perusahaan lain, maupun ditukar yang baru dengan menambah
uang /pembayaran. Aktiva tersebut dapat ditukar dengan aktiva sejenis maupun aktiva lain.
Contoh :
1. Penarikan dan atau Pelepasan Harta Karena Dijual Menurut Fiskal
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 30/35
28
Sebuah mesin dengan nilai perolehan Rp 40.000.000 dengan akumulasi
penyusutan Rp31.000.000 dijual dengan harga Rp 16.000.000. Biaya yang
dikeluarkan berkenaan dengan penjualan sebesar Rp 1.500.000
Diketahui :
Keuntungan sebesar Rp 5.500.000 merupakan penghasilan yang menjadi objek pajak
PPh. Apabila transaksi ini dicatat maka ayat jurnal adalah sbb:
Penerimaan kas Rp 16.000.000
Akumulasi penyusutan Rp 31.000.000
Mesin Rp 40.000.000
Hutang Biaya Rp 1.500.000
Laba Rp 5.500.000
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 31/35
29
F.
Revaluasi Aktiva tetap.
Revaluasi aset tetap merupakan penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan
adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut dipasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap
dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga
nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar. (Waluyo,
2011).
Pada dasarnya penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai
wajar aset tetap tersebut pada saat penilaian dengan menggunakan metode peneliian yang
lazim berlaku di Indonesia dan dilakukan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh
Pemerintah. Jika nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui
oleh Pemerintah tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya maka Direktur Jenderal Pajak
akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar asset yang bersangkutan (Keputusan
Menteri keuangan Nomor 79/PMK.03/2009)
Alasan Wajib Pajak Melakukan Revaluasi:
1.
Meningkatkan nilai perusahaan (mark-up) sehingga memudahkan perusahaan dalam proses
pencarian dana, baik melalui pinjaman bank maupun pinjaman saham (go public);
2. Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap dimasa datang sehingga deductibie expense
dimasa datang semakin besar dan beban pajak semakin kecil;
3. Meningkatkan keakuratan perhitungan penghasilan maupun biaya sehingga mencerminkan
kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam menghasilkan laba;
4. Agar neraca perusahaan menunjukan posisi kekayaan perusahaan yang sebenarnya.
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 32/35
30
Contoh :
PT. Pola Petra memiliki daftar aktiva per tanggal 31 Desember 2012 sbb :
Pada tahun 2013, perusahaan berniat melakukan revaluasi atas aktiva tetap yang dimilikinya.
Untuk itu perusahaan menggunakan jasa penilai yang diakui untuk menilai aktiva tetapnya. Dari
hasil penilaian diketahui nilai pasar wajar dan sisa manfaat aktiva per tanggal 15 Januari 2013
sbb :
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 33/35
31
Hitunglah PPh final Revaluasi dan tentukan nilai yang harus disajikan dalam neraca
Jawab :
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 34/35
32
Jurnal:
8/19/2019 Tugas Akuntansi Pajak aset tetap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-akuntansi-pajak-aset-tetappdf 35/35
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya mengenai akuntansi pajak atas aset tetap dapat kita
tarik berapa kesimpulan diantaranya ialah:
1.
Pengakuan akuntansi atas aset tetap telah di atur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No 16 tetapi tidak berlaku atas pertambangan dan reservasi pertambangan.
2.
Dalam perolehan aset tetap biaya perolehan merupakan setara dengan nilai tunainya dan
diakui pada saat terjadinya, dan dalam perolehan terdapat banyak cara diantaranya secara
gabungan, secara angsuran, dengan pertukaran, membangun sendiri dan sumbangan.
3.
Untuk penarikan atau pelepasan perlakuan akuntansinya sama dengan komersial baik
pembuangan penjualan dan pertukaran aset yang di miliki oleh perusahaan atau dapa
dilihat alam PSAK 16.
4.
Untuk metode penyusutan aset tetap bagi akuntansi pajak hanya mengakui 2 metoe saja
yaitu garus lurus dan saldo menurun, walaupun secara komersial lebih dari 2 metode yang
ada di standart akuntansi keuangan di Indonesia khususnya.
5.
Untuk pengelompokan aset perusahaan apakah iu masuk kedalam kelompok 1, 2, 3, dan
atau 4 dapat di lihat dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 96/PMK.03/2009 yang
berlaku sejak anggal 1 januari 2009.
6.
Untuk akuntansi pajak mengenai revaluasi aset tetap dapat di lihat dalam Keputusan
Menteri Keuangan No 79/PMK.03/2008 tahun 2008, yang minimal melakukan revaluasi
adalah 5 tahun perusahaan baru dapat melakukan revaluasi kembali.
top related