teori keadilan, studi komparatif atas pemikiran john rawls ...digilib.uin-suka.ac.id/6946/1/bab i...
Post on 01-Apr-2019
244 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TEORI KEADILAN,
STUDI KOMPARATIF ATAS PEMIKIRAN JOHN RAWLS DAN FAZLUR RAHMAN
Oleh :
Ulumuddin NIM. 05.212.447
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister
Studi Islam, Program Studi Agama dan Filsafat Konsentrasi Filsafa Islam
Yogyakarta
2009
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Drs. ULUMUDDIN
NIM : 05212447
Jenjang : Magister
Program Studi : Agama dan Filsafat
Konsentrasi : Filsafat Islam
Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau
karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
NOTA DINAS PEMBMBING
Kepada
Yth. Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Assakamu’alaikum wr.wb.
Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap penulisan tesis
yang berjudul :
Teori Keadilan, Studi Komparatif atas Pemikiran John Rawls dan Fazlur Rahman
Yang ditulis oleh :
Nama : Drs. Ulumuddin
NIM : 05212447
Jenjang : Magister
Program Studi : Agama dan Filsafat
Konsentrasi : Filsafat Islam
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperolah gelar Magister Studi
Islam.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
ABSTRAK Adalah suatu kemustahilan bahwa dalam kehidupan manusia selalu menghendaki
kebahagiaan dan keinginan untuk medapatkan perlakuan yang adil atau keinginan memperoleh keadilan dalam setiap usaha dan tindakannya. Sebagai pernsip etis, masalah keadilan selalu menjadi perdebatan, tidak hanya yang terkait dengan masalah-masalah hukum tetapi hampir dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam penelitian ini akan dibahas lebih jauh peroblem keadilan di satu pihak dari pandangan tokoh dengan latar belakang kehidupan sekulernya dan di pihak lain dengan latar belakang kehidupan yang sarat dengan nuansa keagamaan Islam. Masalah utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah; bagaimana konsep keadilan yang digagas oleh kedua tokoh; John Rawls dan Fazlur Rahman serta bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran keduanya, sebagai analisa komparatif dari pendapat kedua tokoh tersebut.
Penelitian ini adalah penelitian filsafat yang fokus utamanaya adalah masalah etika, moral berangkat dari pemikiran John Rawls dan Fazlur Rahman. Penelitian ini bersifat Library Research yakni penelitian yang dilakukan berdasarkan data-data primer yakni karya-karya John Rawls dan Fazlur Rahman, dan sekunder yakni sumber lain yang berhubungan erat dengan pemikiran kedua tokoh tersebut sesuai dengan objek penelitian tesis ini. Data-data tersebut yang selanjutnya diolah secara; deskriptif, analitis dan interpretatif dari konsepsi pemikiran John Rawls dan Fazlur Rahman.
TRANSLITERASI
Transliterasi dalam penyusunan tesis ini berpedoman pada Surat Keputusan
Bersama Departemen Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia tertanggal 22 Januari 1988 Nomor : 157/1987 dan 0593b/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
Ba’ B be ب
Ta’ T te ت
Sa’ s\ Es (dengan titik di atas) ث
Jim J Je ج
Ha’ H} Ha (dengan titik di bawah) ح
Kha’ Kh Ka dan ha خ
Dal D De د
Zal z\ Ze (dengan titik di atas) ذ
Ra’ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
Syin Sy es dan ye ش
Sad S} Es (dengan titik di bawah) ص
Dad D} De (dengan titik di bawah) ض
Ta’ T} Te (dengan titik di bawah) ط
Za’ Z Zet (dengan titik di bawah) ظ
ain ‘ Koma terbalik di atas‘ ع
Gain G Ge غ
fa’ F Ef ف
Qaf Q Qi ق
Kaf K Ka ك
Lam L ‘El ل
Mim M ‘Em م
Nun N ‘En ن
Waw W W و
� Ha’ H Ha
Hamzah ‘ Apostrof ء
Ya’ Y Ye ي
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
ditulis Muta’addidah #"! �دة
ditulis ‘iddah %�ة
C. Ta’ Marbuuuuttttah di akhir kata
1. Bila dimatikan tulis h
&'() ditulis Hikmah
& *+, ditulis jizyah
(Ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal
aslinya).
2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis
dengan h.
’ditulis Karamah al-auliya آ1ا# & ا0و/. -ء
3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t
ditulis Zakat al-fitr زآ -ة ا/34 1
D. Vokal Pendek
-------- fathah ditulis a
-------- Kasrah ditulis i
-------- dammah ditulis u
E. Vokal Panjang
1. fathah + alif ditulis a
ditulis Ja>hiliyah ,-ه5. &
2. Fathah + ya’ mati ditulis a
ditulis tansa ;:ـ 78
3. Kasrah + yā’ mati ditulis i
ditulis Kari>m آـ 1 * =
4. Dammah + wāwu mati ditulis u
{ditulis Furu>d < 1وض
F. Vokal Rangkap
1. Fathah + ya’ mati ditulis ai
= (:.? ditulis bainakum
2. Fathah + wawu mati ditulis au
A ditulis qaul @ل
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof
= "Bأأ ditulis a’antum
ditulis u`iddat أ%�ت
D E F/ ditulis la’in syakartum)ـ 1;=
H. Kata Sandang Alif +Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyyah
ditulis al-Qur’a>n ا/G1 Hن
ditulis al-Qiya>s ا/H. -س
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah
yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el) nya.
’<ditulis as-Sama ا/8 '-ء
I' J/ا ditulis asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.
ditulis z\awi> al-furu>d ذوى ا/4 1وض
ditulis Ahl as-Sunnah أه L ا/8 :&
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt, Tuhan yang maha mengetahui, yang
menciptakan alam serta segala isisnya, atas rahmat dan hidayahNya kita dapat beraktivitas
di jagat raya ini dengan limpahan karuniaNya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan keharibaan junjungan kita Rasulullah Muhammad saw, serta kepada keluarga,
sahabat dan seluruh pengikutnya. Atas rahmat dan hidayahNya serta petunjuk RasulNya
jualah saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian studi sampai dengan penulisan
tesis ini tidak terlepas dari dukungan bebagai pihak yang telah membantu dengan material
dan spiritual baik langsung maupun tidak. Olehnya dalam kesempatan yang baik ini saya
menyampaikan penghormatan dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai
pihak yang antara lian :
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah melahirkan, mendidik dan membesarkan
putra-putrinya dengan penuh kesabaran dan tanpa mengenal lelah, begitu pula
Ayahanda Jamal T. Salunggu, BBA. dan ibunda Talhah (alm.). Kepada yang tercinta
Nikmah istri dan anak-anakku tersayang; Fikri, Faradila Putry, Reza, Faried serta
Haikal, pengorbanan dan pengertian kalian semua adalah mutiara kehuidupanku.
2. Para Guru sejak dari SD, SLTP, SLTA serta Para Dosen di Perguruan Tinggi di mana
saya mengenyam pendidikan, yang telah banyak menuangkan berbagai pengetahuan
dan mengenalkan berbagai pengalaman dalam perjalanan hidupku.
3. Prof. Dr. H. Amin Abdullah, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, yang dengan berbagai kesibukannya, masih menyempatkan diri
memberikan kuliah secara regular kepada para mahasiswa. Belaiu telah banyak
memberi muatan wawasan dan cakrawala pandang yang demikian luas kepada saya.
4. Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain selaku Direktur dan Dr. Hamim Ilyas, M.A. selaku
Asisten Direktur Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
5. Dr. Alim Roswantoro, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Agama dan Filsafat
Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beliau
juga selaku pembimbing penulisan tesis ini, telah berkenan meluangkan waktunya
membaca karya tulis ini dengan sangat teliti dan memberi bimbingan masukan,
arahan sugesti dan koreksi yang sangat berharga bagi saya. Saya merasakan beliau
sangat kooperatif dengan problem internal mahasiswa bimbingannya,
6. Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag., selaku sekretaris Program Studi Agama dan Filsafat
Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
7. Dr. Syaifan Nur, M.A., mantan Ketua Prodi AF dan dosen yang dalam setiap
kesempatan, beliau telah banyak membei perhatian dan mensuport saya untuk segera
menyelesaian karya tulis ini, serta Seluruh Dosen di Program Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
8. P.R. Rudi Hartono, Kaur Akademik Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, beliaulah yang pertama-tama yang saya jumpai sejak kedatangan
saya di kota Raja ini. Secara pribadi beliau telah banyak membantu, memotivasi dan
mensugesti saya agar meraih sukses dalam studi pada perguruan tinggi Islam yang
pernah dipimpin oleh almarhum Prof. Mukti Ali ini.
9. Ibu Etty Rohaeyti, staf administrasi Prodi Agama dan Filsafat Program Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, yang tidak bosan-bosannya dan tetap setia
melayani mahasiswa, beliau telah memberi dorongan, perhatian dan bantuan kepada
saya untuk segera merampungkan Tesis ini.
10. Seluruh Staf administrasi dan karyawan di Program Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
11. Seluruh Staf dan karyawan Perpustakaan Pascasarjana dan Perpustakaan pusat
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
12. Teman-teman sekelas di prodi Filsafat Islam; Noval Maliki, Muhammad Ridwan,
Itsnan Hidayatullah, Imam Ikbal, Fahsin M. Fa’al, Zayyin Alfi Jihad, Zafrul Khan
serta Nafisah, kebersamaan kita selama ini terasa sangat singkat tetapi telah
menyimpan sejuta makna.
Karya tulis ini masih banyak kekurangan, olehnya kritik dan saran dari semua
pihak sangat diharapkan guna perbaikan tesis ini. Akhhirnya semoga karya tulis ini
memberikan manfaat bagi pembaca budiman pada umumnya, dan khususnya bagi saya
sendiri, dalam mewujudkan keadilan dalam kehidupan kita, Amin. []
Yogyakarta, 10 Mei 2009 J.Akhir 1430
Penulis,
Ulumuddin
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………….. i
PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………………….. ii
NOTA DINAS PEMBIMBING………………………………………….. iii
ABSTRAK ……………………..……………….……………………….. iv
TRANSLITERASI …………….………………….…………………….. vi
DAFTAR ISI ………………………….………...…………………….. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….. 6
C. Tujuan penelitian…………………………………………………… 7
D. Kegunaan Peneliian………………………………………………….. 7
E. Metodologi penelitian……………………………………………… 8
F. Tinjauan Pustaka…………………………………………………… 9
G. Sistematika Pembahasan…………………………………………… 16
BAB II BIOGRAFI INTELEKTUAL JOHN RAWLS DAN FAZLUR RAHMAN
A. Biografi John Rawls……………………………………………… 18
1. Riwayat Hidup dan Pendidikan……………………………… 18
2. Pokok-pokok Pemikiran……………………………………… 28
3. Karya-karya…………………………………………………... 33
B. Boigrafi Fazlur Rahman………………………………………….. 36
1. Riwayat Hidup dan Pendidikan……………………………… 36
2. Pokok-pokok Pemikiran ……………………………………... 43
3. Karya-karya…………………………………………………… 52
BAB III TINJAUAN UMUM KONSEP KEADILAN
A. Konsep-konsep Keadilan………………………………………… 59
1. Egalitarianisme Radikal……………………………………… 59
2. Konsep Perbedaan…………………………………………… 62
3. Konsep Berbasis Sumber Daya……………………………… 65
4. Konsep Berbasis Kesejahteraan……………………………... 66
5. Konsep Berbasis Balasan……………………………………. 68
6. Konsep Libertarian………………………………………….. 69
B. Keadilan dalam Islam…………………………………………… 73
1. Etimologi Keadilan…………………………………………. 73
2. Terminologi Keadilan………………………………………. 76
a. Mu’tazilah………………………………………………. 77
b. Asy’ariah………………………………………………... 82
3. Prinsip Keadilan dalam Islam………………………………. 87
BAB IV KONSEPSI KEADILAN JOHN RAWLS DAN FAZLUR RAHMAN
A. Konsep Keadilan John Rawls………………………………….. 92
1. Basis Epistemologis………………………………………... 92
2. Konsep Keadilan John Rawls……………………………… 103
B. Konsep Keadilan Fazlur Rahman……………………………… 121
1. Basis Epistemologis………………………………………... 121
2. Konsep Keadilan Fazlur Rahman………………………….. 145
C. Tela’ah Kritis…………………………………………………... 159
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………… 163
B. Saran…………………………………………………………….. 165
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 167
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keadilan sebagai prinsip etis sejatinya telah lama diperdebatkan dan
“diperebutkan” maknanya, tidak hanya yang terkait dengan masalah-masalah
hukum tetapi hampir dalam seluruh aspek yang menyangkut kehidupan manusia.
Dalam perspektif filsafat, keadilan merupakan postulat yang memiliki makna
begitu mendalam dan mendasar, terkait dengan aspek fundamental kehidupan
manusia. Dari makna dan dimensi yang demikian dalam dan fundamental itu,
sejak dari filosof zaman Yunani hingga kini telah membahas “apa dan bagaimana”
sesungguhnya keadilan itu ? namun tidak pernah ada kata “sepakat” tentang
makna keadilan.
Hal ini cukup beralasan mengingat rasa keadilan secara hakiki merupakan
suatu konsep yang relatif, kapan saja seseorang menegaskan bahwa sesuatu yang
ia perjuangkan guna mewujudkan keinginannya, terhadap segala sesuatu yang ia
anggap telah menjadi haknya, itu yang adil dan sah. Ia harus relevan dengan
tatanan sosial yang mantap dimana suatu skala keadilan tertentu diakui. Skala
keadilan sangat beragam dari satu tatanan sosial ke tatanan sosial lainnya, dari
suatu negara ke negara lainnya, dan masing-masing skala didefinisikan serta
ditetapkan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
bersangkutan.
2
Perbedaan dalam menentukan skala-skala keadilan yang dipengaruhi oleh
lingkup sosial masing-masing tersebut pada umumnya memiliki unsur-unsur
tertentu dan secara luas dapat dibagi dalam dua kategori utama. Pertama, adalah
masyarakat yang menganggap bahwa manusia (orang-orang) mampu menentukan
kepentingan-kepentingan individual maupun kolektif mereka, serta mengetahui
mana yang mungkin mereka butuhkan atau mana yang mungkin mereka cita-
citakan. Oleh karena itu mereka secara individu maupun kolektif, bisa
menegakkan suatu tatanan publik di mana suatu skala-skala tertentu atau skala
keadilan boleh berkembang melalui persetujuan diam-diam atau melalui tindakan
formal. Jenis keadilan ini merupakan interaksi antara harapan dengan situasi sosial
yang ada, jenis keadilan ini disebut dengan keadilan positif. 1 maka tidak dapat
dibantah jenis keadilan semacam ini selalu berubah karena skala-skala yang telah
ditetapkan itu terus berkembang sesuai dengan perubahan sosial yang
berkelanjutan.
Kedua, kebalikan dari keadilan positif, yang disebut dengan keadilan Ilahi
atau keadilan relavisional (berdasar wahyu), di mana suatu masyarakat yang
mengandaikan bahwa manusia itu secara hakiki lemah, karena itu tidak dari
kelemahan-kelemahan personal. Di dalam masyarakat serupa, otoritas Ilahi
dibutuhkan untuk menyediakan baik sumber-sumber maupun prinsip-prinsip dasar
dari suatu tatanan publik yang di dalamnya suatu standar keadilan tertentu terbina.
1 Meski ragam gagasan mengenai keadilan diketahui eksis disuatu masyarakat, namun
kebanyakan gagasan tersebut berputar-putar antara dua madzhab pokok yakni utilitarianisme dan kontrak sosial. Lihat, John Rawls, Theory of Justice (London: Oxford University Press, 1972).
3
Ia merupakan suatu produk intuisi ilham Ilahi yang Agung, dan sangat berkait erat
dengan agama dan etika.2
Perdebatan mengenai keadilan telah melahirkan sejumlah teori dan
prinsip-prinsip keadilan. Meskipun para penganjurnya memiliki cita-cita dan
pandangan yang sama tentang keinginan untuk menegakkan keadilan dalam
masyarakat, mereka memiliki perbedaan cukup mendasar dalam menentukan
makna dan definisi yang tepat tentang keadilan. Dalam pembahasannya para
filosof membedakan keadilan baik dalam makna individual maupun sosial.3
Keadilan dalam makna sosial selalu dikaitkan dengan persoalan dan
struktur-struktur kekuasaan dalam masyarakat, struktur-struktur mana dalam
bidang politik, ekonomi, budaya dan ideologi. Maka membangun keadilan sosial
berarti menciptakan struktur-struktur yang memungkinkan pelaksanaan keadilan.
Masalah keadilan sosial adalah bagaimanakah mengubah struktur-struktur
kekuasaan yang seakan-akan sudah memastikan ketidakadilan, artinya yang
memastikan bahwa pada saat yang sama di mana masih ada golongan-golongan
miskin tertindas dalam masyarakat, terdapat juga kelompok yang dapat hidup
dengan seenaknya karena mereka menguasai sebagian besar dari sumber-sumber
ekonomi, hasil kerja, dan hak-hak golongan yang miskin dan tertindas.
2 Jenis keadilan semacam ini seperti jenis keadilan yang digagas oleh Aristoteles, dimana
keadilan semacam ini serupa dengan Akal Budi, dalam pengertian Aristoteles keadilan semacam ini bukan merupakan produk sosial, akan tetapi merupakan kekauatan-kekuatan alami, mengikuti pendapat Aristoteles para pakar sering menyatakan keadilan semacam ini dengan “keadilan Alami”. Madjid Khadduri, Teologi Keadilan Perspektif Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 1999), hlm. 1-3.
3 Lihat Franz Magnis Suseno, Kuasa dan Moral (Jakarta: Gramedia, 1999), hlm. 50.
4
Dengan demikian konsep seperti apakah yang dapat dijadikan landasan
struktur untuk menjamin terlaksananya keadilan sosial terhadap masyarakat ?
untuk menjawab pertanyaan ini muncul berbagai pemikiran dari para filosof yang
mengklaim dapat mengatasi persoalan tersebut secara konseptual.4 Dalam konteks
menjawab problem itulah, penting untuk mengkaji dan mempertimbangkan teori
keadilan yang digagas oleh John Rawls dan Fazlur Rahman.
Konsep keadilan Rawls merupakan formulasi yang berangkat dari
berbagai khazanah pemikiran filosofis sebelumnya seperti kapitalisme, sosialisme,
utilitarianisme, dan institusionisme, juga latar belakang ketidakstabilan sosial-
ekonomi-politik secara praktis di Amerika Serikat dengan sistem kapitalismenya
pada abad ke duapuluh.
Kehancuran ekonomi Amerika yang ditandai dengan merosotnya nilai
saham dalam negeri juga menjadi salah satu inspirasi Rawls. Rawls bermaksud
mengembangkan suatu tatacara yang akan menghasilkan asas-asas keadilan.
Persoalan keadilan timbul bilamana suatu masyarakat menilai lembaga-lembaga
dan praktek-prakteknya dengan tujuan menyeimbangkan kepentingan-kepentingan
sah yang saling bersaing dan tuntutan-tuntutan bertentangan yang diajukan oleh
para anggota masyarakat. Untuk menyelesaikan pertentangan itu perlulah
ditetapkan serangkaian tatacara yang adil (just procedures) sehingga hasilnya juga
4 Filosof yang paling berambisi secara teoritis mengklaim bahwa konsepnya dapat
memberikan keadilan kepada seluruh masyarakat adalah Karl Marx. Dengan dasar materialisme historisnya yang sangat terkenal itu. Marx mengungkapkan bahwa kapitalisme akan hancur dengan sendirinya dan akan melahirkan masyarakat tanpa kelas yang adil, di mana manusia tidak terstruktur lagi oleh kepentingan-kepentingan ekonomi dan ideologi. Lihat Franz magnis Suseno, Pemikiran Karl Marx: dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme (Jakarta: Gramedia, 1999), hlm. 159-170.
5
adil. Hasil itu berupa asas-asas untuk pranata-pranata dan praktek-praktek yang
adil.5 Orientasi keadilan adalah kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Berbeda dengan Rawls yang “dibesarkan” oleh iklim intelektualisme yang
relatif sekuler, Rahman merupakan seorang lokomotif pemikir neo-modernis
muslim yang terkemuka. Sehingga dengan sendirinya segenap pemikirannnya
tidak bisa dilepaskan dengan identitas keagamaannya. Dalam sejarah Islam
perdebatan dan pertentangan tentang konsep keadilan ini tidak hanya berkembang
dalam masalah teologis semata tetapi bahkan telah merambah ke pentas politik
sejarah peradaban Islam.
Persoalan takdir dan keadilan (keterbatasan, kebebasan dan tanggung
jawab manusia) yang telah menjadi kajian para mutakallimun terdahulu sampai
sekarang masih menjadi topik kajian yang menarik dilakukan para sarjana
muslim, karena itu merupakan persoalan asasi yang menyangkut persoalan
manusia secara menyeluruh. Bahkan lebih daripada itu, menurut Djohan Effendi,
al-Qur’an sungguh-sungguh menghimbau manusia untuk bekerja bersama Tuhan
dalam mewujudkan dunia di mana keadilan dan kebajikan bukan sekedar gagasan,
tetapi suatu kenyataan.6 Karena itulah dalam kaitan antara kebebasan dan
tanggungjawab manusia, “mewujudkan keadilan” merupakan salah satu tuntutan
moral manusia seiring dengan kebebasan yang dimiliki olehnya.7
5 The Liang Gie, Teori-teori Keadilan (Yogyakarta: Penerbit Super, 1979), hlm. 35. 6 Djohan Effendi, “Tasawuf al-Qur’an Tentang Perkembangan Jiwa Manusia” dalam
Jurnal Ulumul Qur’an, no.8, vol.II, (Jakarta: LSAF dan ICMI, 1991), hlm. 4-9. 7 Budhy Munawar Rahman, “Dari tahapan Moral ke Periode Sejarah Pemikiran Neo-
Modernisme Islam di Indonesia”, dalam Jurnal Ulumul Qur’an, no.3, vol. VI, (Jakarta: LSAF dan ICMI, 1995), hlm. 12-13.
6
Rumusan Fazlur Rahman adalah bahwa ideal moral yang ingin dituju oleh
al-Qur’an dalam keadilan adalah keadilan yang penuh belas kasih (merciful
justice). Dimana sifat-sifat Tuhan sebagai Pencipta, Pemelihara, Pemberi
Petunjuk, Adil dan Belas Kasih saling berjalin sebagai suatu kesatuan organis di
dalam konsep al-Qur’an mengenai Tuhan.8 Lalu di mana letak keistimewaan
pemikiran antara kedua tokoh tersebut dan dengan latar belakang mereka masing-
masing yang berbeda adakah titik singgung yang bisa dijadikan rumusan universal
atas makna keadilan yang digagas kedua tokoh tersebut?
B. Rumusan Masalah
Berawal dari latar belakang masalah di atas, maka persoalan-persoalan
yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah:
Pertama, Bagaimana konsep keadilan yang digagas oleh John Rawls dan
Fazlur Rahman.
Kedua, Apa persamaan dan perbedaan konsep keadilan yang digagas oleh
John Rawls dan Fazlur Rahman.
Dengan demikian identifikasi masalah di atas juga dimaksudkan sebagai
penegasan batasan-batasan permasalahan yang hendak dikaji lebih mendalam
dalam penelitian ini, sehingga dapat diharapkan penelitian ini tidak keluar dari
alur yang telah direncanakan dan tujuan yang hendak dicapai.9
8 Fazlur Rahman, Major Themes of the Qur’an (Chicago: Bibliotheca Islamica, 1980),
hlm. 1. 9 Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 28-29.
7
C. Tujuan Penelitian
Hal-hal tersebut anatara lain: pertama, ingin memberikan deskripsi yang
jelas mengenai konsep keadilan menurut John Rawls dan Fazlur Rahman. Kedua,
mencoba menemukan benang merah yang mampu menghubungkan pemikiran
kedua tokoh tersebut dengan tujuan menjembatani perbedaan diantara keduanya.
D. Kegunaan Penelitian
Berangkat dari tujuan penelitian tersebut, hendaknya perlu dikemukakan
kegunaan dan manfaat yang diberikan berkaitan dengan apa yang perlu diteliti
saat ini. Pertama, harapan yang muncul kiranya penelitian ini mampu
memberikan setitik penjelasan kepada khalayak umum tentang konsep keadilan
menurut John Rawls dan Fazlur Rahman. Kedua, sebagai kontribusi wacana bagi
sejenis dan bagi perkembangan pemikiran pada umumnya. Secara akademis
penelitian ini sebagai sarana untuk mencapai titik kulminasi terakhir dari proses
pembelajaran yang penulis lakukan selama ini dalam program studi Agama dan
Filsafat pada Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
E. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian filsafat karena yang menjadi
objek kajian dalam penelitian ini adalah merupakan produk pemikiran. Dalam
penelitian filsafat yang akan dicari adalah ide-ide dasar (fundamental ideas) dari
8
pemikir. Begitu juga dalam kajian filsafat dapat dicari benang merah
kesinambungan dengan pemikiran terdahulu atau sezamannya karena selalu
terjadi dialog dengan sejarahnya.10
Penelitian ini bersifat Library Research atau studi kepustakaan yakni
penelitian yang dilakukan berdasarkan data-data yang bersifat tulisan-tulisan yang
berasal dari berbagai sumber yang berkaitan dengan pokok pembahasan yang
penulis angkat, baik itu bersifat primer yakni karya-karya kedua tokoh tersebut,
atau bersifat sekunder yakni sumber lain yang berhubungan erat dengan
pemikiran kedua tokoh tersebut disesuaikan dengan objek penelitian yang ada.11
Secara lebih spesifik sumber penelitian primer John Rawls adalah A
Theory of Justice (1971). Sedangkan Fazlur Rahman Major Themes of The
Qur’an (1980), Islam (1968), Islamic Methodology in History (1962), Islam and
Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition (1982), Metode dan
Alternatif Neo-Modernisme Islam (1978).
Adapun metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Deskriptif, disini penulis akan berusaha menguraikan konsepsi
pemikiran kedua tokoh tersebut.
2. Interpretatif, digunakan untuk memahami dan menyelami data yang
terkumpul untuk kemudian menangkap arti dan nuansa tokoh secara
10 K. Bertens, Filsafat Barat Abad XX (Jakarta: Gramedia, 1983), jilid I, hlm. 1. 11 Winarko Surakhman, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metode Teknik (Bandung:
Tarsito, 1990), hlm. 182. lihat juga Anton bakker dan Ahmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 61.
9
khas. Dalam artian penulis akan memahami makna yang terkandung
dalam pemikiran kedua tokoh tersebut.
3. Analisis, digunakan untuk merinci istilah-istilah atau pernyataan ke
dalam bagian-bagiannya sedemikian rupa sehingga kita dapat
melakukan pemeriksaan atas makna yang dikandungnya.12
4. Komparatif, penulis akan mencari persamaan dan perbedaan dari
pemikiran kedua tokoh tersebut sehingga pada akhirnya nanti akan
ditemukan benang merah penghubung pemikiran kedua tokoh
tersebut.13
F. Tinjauan Pustaka
Pembahasan dan penelitian mengenai keadilan sudah cukup banyak yang
terpublikasikan dalam karya ilmiah, makalah maupun buku. Hal ini tidak
mengherankan mengingat persoalan keadilan merupakan kajian yang paling lama
dilakukan sepanjang sejarah kemanusiaan, karena keadilan merupakan persoalan
asasi dari kehidupan manusia. Kajian ini dapat dilacak sejak masa Plato,
Aristoteles dan para pemikir Yunani lainnya.
Pembahasan dan penelitian yang menjadikan pemikiran John Rawls
tentang keadilan sebagai objeknya penulis temukan antara lain: Fx. Wahono
12 Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, terj. Soeyono Soemaryono (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1989), hlm. 24. 13 Sutrisno Hadi, Metodologi research II, (Yogyakarta: YPF Psikologi UGM, 1987), hlm.
193.
10
Prawiro S.J. menulis Keadilan sebagai ‘Fairness’ Menurut John Rawls.14 Literatur
ini awalnya merupakan skripsi pada Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara Jakarta
1978, yang kemudian disarikan dan dipublikasikan dalam majalah Orientasi.
Dalam literatur ini diungkapkan bahwa secara garis besar teori keadilan Rawls
mempunyai tiga pokok gagasan: pertama, gagasannya mengenai dua prinsip
keadilan sebagai fairness. kedua, gagasannya mengenai kegiatan struktur dasar
masyarakat yang bersifat hipotetik/abstrak dengan “egois/rasional”-nya. Ketiga,
gagasannya mengenai sistem kesamaan demokratis yang dikemukakannya sebagai
interpretasi yang paling akurat atas prinsip-prinsip keadilan sebagai fairness.
Andre Ata Ujan menulis buku berjudul Keadilan dan Demokrasi; Telaah
Filsafat Politik John Rawls.15 Buku ini memotret teori keadilan Rawls dalam
kaitannya dengan kehidupan sosial politik atau lebih tegasnya, melihat teori
keadilan John Rawls dalam perspektif etika politik dan juga kontekstualisasinya
dengan politik keindonesiaan.
Bur Rasuanto menulis buku tentang Keadilan Sosial; Pandangan
Deontologis Rawls dan Habermas.16 Dalam tulisannya tersebut ia
menggambarkan teori keadilan yang dibanun John Rawls dan Habermas.
Heri Priyono menulis “Teori Keadilan John Rawls” , dalam Diskursus
Kemasyarakatan dan Kemanusiaan”.17 Dalam tulisan ini ia mengungkapkan
14 Fx. Wahono Prawiro, “Keadilan sebagai ‘Fairness’ menurut John Rawls” dalam
majalah Orientasi, Edisi II, 1979. hlm 17-41. 15 Andre Ata Ujan, Keadilan dan Demokrasi; Telaah Filsafat Politik John Rawls
(Yogyakarta: Kanisius, 2001) 16 Bur Rasuanto, Keadilan Sosial; Pandangan Deontologis Rawls dan Habermas
(Jakarta: Gramedia, 2005)
11
secara singkat tentang teori yang dibangun Rawls. Dan ia hanya mengambarkan
secara garis besar.
Muqowim menulis Keadilan di Mata John Rawls.18 Artikel ini membahas
tentang bagaimana teori keadilan Rawls mencegah pihak-pihak yang melakukan
kontrak menekankan kepentingannya sendiri dalam hal distribusi aset. Dalam
akhir tulisannya Muqowim mencoba melakukan kritik, juga secara sekilas
membandingkan konsep keadilan John Rawls dengan konsep keadilan dalam al-
Qur’an.
Adapun tulisan yang mengupas pemikiran Fazlur Rahman secara umum
sangat banyak, baik yang meneliti menggunakan pendekatan filosofis ataupun
mengkaji penafsiran Rahman baik itu bersifat deskriptif maupun komparatif.
Antara lain Tamara Soon, dalam Fazlur Rahman and Islamic Feminisme,19 yang
mencoba menjelaskan penggunaan metodologi yang digagas oleh Fazlur Rahman
dalam kajian-kajian tentang pranata sosial dalam Islam (hukum). Baginya
pendekatan hermeneutik yang digagas oleh Rahman itu dapat dipakai sebagai
metode untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan feminisme.
Ia mencoba membandingkan dengan metode yang digunakan oleh Azizah al-
Hibri. Bagi rahman upaya metodologis itu dimulai dengan membongkar hegemoni
konsep-konsep hukum (naskh), demikian juga al-Hibri menegaskan bahwa upaya
17 Heri Priyono, “Teori Keadilan John Rawls” , dalam Diskursus Kemasyarakatan dan
Kemanusiaan ((Jakarta: Seri Filsafat Driyakara, 1993). Hlm. 35-50. 18 Muqowim, “Keadilan di Mata John Rawls” dalam Jurnal Esensia, Vol. 2, No. 1,
Januari 2001. hlm. 51-75. 19 Tamara Soon, “Fazlur Rahman and Islamic Feminism” dalam The Shapping of an
American Islamic Discourse, A memorial to FazlurRahman, (Atlanta: Scholars Press, 1998), hlm. 123.
12
ijtihad adalah tugas setiap muslim bukan hanya golongan elit saja, karena hal itu
diharapkan membongkar teks-teks yang tidak adil terhadap perempuan
(patriarchy), sehingga cita-cita kesetaraan dan prinsip kedilan dapat terwujud.
Penelitian lain yang juga pernah dilakukan adalah tentang Transformasi
Intelektualisme Islam, Telaah atas Pemikiran Fazlur Rahman oleh H.M. Taufik.
Dalam penelitiannya ia menyimpulkan bahwa dalam warisan tradisi Islam apalagi
warisan modern, transformasi intelektualisme Islam dipandang memiliki relevansi
dan urgensi yang kuat untuk dijadikan kerangka acuan pembinaan intelektualisme
Islam mendatang.
H.M. Taufik menggunakan dua sudut pandang, yaitu: retrospektif dan
prospektif. Dalam sudut pandang retrospektif, pada saat intelektualitas disikapi
secara integral antara kecenderungan keberagamaan dan kecenderungan
rasionalitas (ideal-empirik), taraf kondisi kemanusiaan secara individual maupun
kolektif menjadi “terangkat” dan terjadi secara berbanding lurus terbalik, ketika
kecenderungan religiusitas dan rasionalitas secara parsial disandingkan dengan
intelektualisme. Sedangkan secara prospektif bahwa kemenyuluruhan sikap
terhadap kecenderungan religiusitas dan rasionalitas (ideal-empirik) bagi individu
terutama bagi institusi tak dapat ditawar dan sangat mendesak, dalam rangka
kebangkitan intelektualisme Islam.20
Fatimah Husein, dalam Fazlur Rahman’s Islamic Philosophy, menguji
konsep filsafat Islam model Fazlur Rahman dengan menganalisanya melalui
perbandingan pemahaman dengan para filosof muslim lainnya, dalam hal metode
20 H.M. Taufik, Transformasi Intelektualisme Islam, Telaah atas Pemikiran Fazlur
Rahman, Tesis S-2 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1999.
13
memahami dan menafsirkan al-Qur’an. Dalam kesimpulan tesisnya Fatimah
Husein menyatakan bahwa filsafat Fazlur Rahman adalah sebuah model filsafat
moral, di mana orientasi dan dasar praktisnyaadalah terletak pada pemahaman
terhadap al-Qur’an.21
Yang menarik dari berbagai tulisan yang mengkaji tentang Fazlur Rahman
adalah kajian dari berbagai pakar mengenai isu-isu dalam kajian filsafat,
hermeneutika, sufisme dan tentang perubahan komunitas. Termasuk dalam kajian
ini misalnya karya Earle Waugh, Beyond Scylla and Kharrybdis: Fazlur Rahman
and Islamic Identity. Dalam penelitiannya ia mengungkapkan bahwa upaya yang
dilakukan oleh Fazlur Rahman adalah suatu usaha untuk memberikan suatu solusi
atas umat Islam yang pada zaman modern ini mengalami berbagai benturan
dengan berbagai paham dan pandangan seperti orientalisme, kolonialisme,
sekulerisme, dan problem-problem kontemporer sosial keagamaan seperti
toleransi dan pluralisme. Baginya upaya yang dilakukan oleh Fazlur Rahman tidak
hanya mengangkat identitas umat Islam semata tetapi juga untuk mencarikan
suatu terobosan metodologis tentang Islam itu sendiri.22
Bahruddin Iskak menulis dengan judul Metodologi Penafsiran al-Qur’an
(Studi Pemikiran Fazlur Rahman dan Muhammed Arkoun). Dalam analisisnya dia
membedakan metodologi penafsiran Rahman dan Arkoun dengan melihat
pengaruh latar belakang pendidikan keduanya. Menurutnya, karena Rahman
hijrah ke Chicago maka weltanschauung-nya banyak dipengaruhi oleh sejarah
21 Fatimah Husein, Fazlur Rahman’s Islamic Philosophy, tesis pada Institute of Islamic Studies, McGill University, Canada, 1997.
22 Earle Waugh, “Beyond Scylla and Kharrybdis: Fazlur Rahman and Islamic Identity”,
dalam Earle Waugh (ed.), The Shapping af An American Islamic Discourse (Georgia: Cholars Press, 1998), hlm. 15-36.
14
efek Gadamer, kronologi Richard Bell dan filsafat obyektif Emillio Betti.
Sedangkan Arkoun yang berkarir di Prancis banyak dipengaruhi oleh arkeologi,
wacana dan epistemologi Michel Foucault dan dekonstruksi Derrida.23
Perbedaan tersebut dapat dikategorikan dalam: pertama, dalam memahami
ayat-ayat al-Qur’an Rahman lebih cenderung memperhatikan ideal moral,
sedangkan Arkoun lebih kepada analisis-linguistik-antropologis. Kedua, dalam
memaparkan penafsirannya Rahman cenderung menggunakan metode historis-
kronologis sedangkan Arkoun historis kritis. Ketiga, sebagai alat bantu Rahman
menggunakan ilmu-ilmu tradisional sedangkan Arkoun ilmu-ilmu modern.
Keempat, menurut Rahman al-Qur’an bagaimanapun dikaji, statusnya tetap sakral,
sedangkan Arkoun memposisikan al-Qur’an profan.
M. Hasbi Amiruddin menulis tesis berjudul Konsep Negara Islam Menurut
Fazlur Rahman. Buku ini berisikan konsep negara dan pemerintahan menurut
Fazlur Rahman dan dijelaskan tentang bentuk negara masa sebelum
khulafaurrasyidin, masa khulafaurrasyidin, dan pasca khulafaurrasyidin serta
definisi negara Islam dan teori-teori kedaulatan umat.24
Endang Lis memberi judul skripsinya dengan Signifikansi Asbab al-Nuzul
dalam Diskursus Tafsir Modern (Studi Pemikiran Fazlur R$ahman dan Bint al-
Syati’). Menurutnya ulama modern yang diwakili oleh Rahman dan Syati’
menganggap Asbab an-Nuzul merupakan suatu keniscayaan dalam studi al-
Qur’an, karena al-Qur’an turun ke bumi ini bukan dalam masyarakat yang vakum,
23 Baharuddin Iskak, Metodologi Penafsiran al-Qur’an (Studi Pemikiran Fazlur Rahman
dan Muhammed Arkoun), skripsi pada Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000).
24 Tesis tersebut telah diterbitkan menjadi sebuah buku. M. Hasbi Amiruddin, Konsep
Negara Islam Menurut Fazlur Rahman (Yogyakarta: UII Press, 2000).
15
melainkan dalam masyarakat yang berbudaya, dan ini sejalan dengan pemahaman
bahwa al-Qur’an merupakan respon ilahi terhadap persoalan-persoalan yang
terjadi dalam masyarakat Arab pada saat itu, maka sudah tentu ada keterkaitan
erat antara al-Qur’an dan atmosfir (kondisi sosio-kultural) saat itu.
Selanjutnya dia menegaskan bahwa signifikansi asbab an-nuzul dalam
penafsiran al-Qur’an adalah untuk membantu mengetahui konteks ayat dan
pengaruhnya terhadap pemahaman teks secara etimologis (literal) walaupun
otentisitasnya masih harus dicurigai lantaran banyaknya cerita-cerita israilliyat.25
Sayangnya tulisan ini tidak mengkaji metodologi interpretasi Rahman lebih lanjut,
karena persoalan asbab an-nuzulnya hanya merupakan proses awal metodologinya
dan intinya justru merumuskan hasil analisis dari asbab an-nuzul tersebut dalam
konteks kekinian.
Selain itu, buku tentang Kontroversi Pemikiran Fazlur Rahman: Studi
Kritis Pembaharuan Pendidikan Islam, ditulis oleh Muhaimin (dkk.). dalam buku
ini dijelaskan kegelisahan Rahman terhadap dunia pendidikan Islam yang lahir
dari pengamatannya di beberapa negara dengan mayoritas penduduknya Islam
seperti Turki, Mesir, Pakistan dan Indonesia. Kegelisahannya tertuang dalam
beberapa problem (1) tujuan pendidikan Islam tidak diarahkan menuju tujuan
positif (2) dikotomi sistem pendidikan (3) rendahnya kualitas anak didik (4)
sulitnya menemukan pendidik yang berkualitas dan profesional serta memiliki
pikiran kreatif dan terpadu (5) minimnya buku-buku di perpustakaan.26
25 Endang Lis, Signifikansi Asbab al-Nuzul dalam Diskursus Tafsir Modern (Studi
Pemikiran Fazlur R$ahman dan Bint al-Syati’). Skripsi pada Fakultas Ushuluddin tahun 2008. 26 Muhaimin (dkk.), Kontroversi Pemikiran Fazlur Rahman: Studi Kritis Pembaharuan
Pendidikan Islam (Cirebon: Pustaka Dinamika, 1999), hlm. 125.
16
Dalam penelitian pendahuluan yang penulis lakukan masih belum terdapat
kajian yang membahas perbandingan antara konsep keadilan John Rawls dan
fazlur Rahman, karena itu berbagai tulisan di atas akan dijadikan sebagai studi
pendahuluan terhadap pemikiran Jhon Rawls dan Fazlur Rahman. Beranjak dari
itu kajian ini diharapkan merupakan kajian kelanjutan dari yang ada sebelumnya
dengan upaya menemukan titik temu dan titik beda mengenai konsep keadilan
dari kedua tokoh tersebut.
G. Sistematika Pembahasan
Penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, dimana antara satu dengan yang
lainnya memiliki keterkaitan secara runtut sistematis dan logis.
Bab pertama, pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab ini merupakan landasan atau acuan
dalam pelaksanaan penelitian.
Bab kedua, membahas biografi intelektual John Rawls dan Fazlur
Rahman, yang melingkupi kondisi sosial-politik yang melingkupi hidup dan
pemikiran kedua tokoh tersebut, pendidikan serta tokoh-tokoh yang dianggap
memiliki pengaruh secara signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap keduanya, Juga karya-karya keduanya.
Bab ketiga, membahas tentang konsep keadilan secara umum mulai dari
yang berawal dari tradisi intelektualisme Barat maupun yang bersumber dari teks-
teks kitab suci terutama al-Qur’an. Pada bab ini juga dibahas makna keadilan baik
17
secara individual, sosial maupun yang berlandaskan pada teologis (keadilan
Tuhan).
Bab keempat, menjelaskan konsep keadilan John Rawls dan Fazlur
Rahman. Pembahasan meliputi keadilan dalam teori John Rawls dan Fazlur
Rahman, prinsip-prinsip keadilan, interpretasi atas prinsip keadilan, dan
mengkomparasikan serta menganalisis pemikiran kedua tokoh tersebut untuk
kemudian dicari titik temu dan titik pembeda antara keduanya.
Bab kelima, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari seluruh
penelitian dan saran-saran bagi peminat kajian yang sama.
163
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada akhir tulisan ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan antara lain
yaitu :
1. Konsep keadilan John Rawls menyatakan bahwa masalah keadilan itu
terletak pada bagaimana struktur dasar keadilan membagi barang utama
(primary goods). Rawls membagi dua barang utama yaitu yang bersifat
sosial dan natural. Kemudian ia merumuskan dua prinsip keadilan (1)
persamaan hak bagi semua orang selagi tidak mengganggu hal serupa
pada orang lain. (2) ketidaksaman harus diatur sehingga menguntungkan
semua orang dan terbuka bagi posisi yang fair.
Ketidaksamaan diperbolehkan dengan syarat menguntungkan
semua orang terutama mereka yang kurang beruntung meskipun itu
keberuntungan alamiah dianggap sebagai asset bersama dan harus merasa
tidak ada yang dirugikan dari keuntungan alamiah tersebut. Untuk
mencapai kesepakatan prinsip keadilan tersebut struktur dasar
masyarakat harus merubah situasi awal yaitu dengan kontrak hipotesis.
Dalam kontrak tersebut para peserta ditempatkan di posisi asali (original
position) dalam situasi ketidaktahuan (veil of ignorance), peserta tidak
tahu informasi dan keadaan serta hal apa yang akan terjadi. Meskipun
demikian mereka tetap rasional dan juga reasonable hingga bisa
164
menentukan pilihan-pilihan. Itulah keadaan yang fair dalam mencapai
keadilan. Dalam mencapai keadila terebut Rawls telah menggabungkan
dua teori besar sosialisme dan kapitalisme yaitu prinsip kesamaan dan
ketidaksamaan yang menguntungkan semua orang dan terbuka secara
fair.
2. Konsep keadilan Fazlur Rahmann secara global dapat dikatakan sebagai
konsep pemikiran yang masih berada dalam paradigma Keadilan
Revelasional (keadilan Ilahi), karena dalam seluruh kajiannya Fazlur
Rahman mendasarkan pada wahyu Tuhan (nash) sebagai elemen dasar
dari seluruh basis kajiannya. Wahyu Tuhan yang disampaikan melalui
Nabi Muhammad memiliki bentuknya yang sempurna sebagai kitab suci
(al-Qur’an), tetapi karena manusia masih mengalami kebingungan dan
karena moral mereka tidak dapat mengimbangi kemajuan ilmu
pengetahuan. Maka kedewesaan moral manusia tergantung pada
perjuangannya yang terus menerus untuk mencari petunjuk-petunjuk dari
kitab Allah. Karena itulah dibutuhkan pemahaman yang memuaskan
mengenai petunjuk Allah itu.
Persoalan pokok yang merupakan interpretasi Fazlur Rahman
dalam merumuskan konsep keadilan adalah persolan teologi, interpretasi
Rahman terhadap kepengasihan Tuhan sebagai Zat Yang Menciptakan,
Memelihara, Menuntun dan Mengadili tidak hanya memberikan
kesadaran kepada manusia sebagai makhluk yang diciptakan, tetapi
memberikan wawasan yang baru dimana diciptakannya manusia beserta
165
seluruh alam semesta ini melahirkan dua konsep konsekuensional, bagi
manusia keimanan kepada Tuhan sebagai penciptanya tidak menjadikan
manusia tidak kuasa atas dirinya, karena itu manusia dijadikan oleh
Tuhan sebagai ciptaan yang paling mulia karena ia memiliki pilihan
dalam hidupnya untuk beriman atau ingkar, sedangkan bagi alam
semesta, Tuhan tidak memberikannya pilihan seperti yang diberikan
kepada manusia akan tetapi ia mutlak muslim (tunduk) kepada hukum
Tuhan. Oleh karena itu pengertian perintah (amr) dalam diri manusia
adalah perintah moral, yang juga diikuti dengan tanggung jawab (taqwa)
atas pilihannya itu, sedangkan bagi alam semesta amr menjadikan
kemutlakannya untuk muslim.
Yang menarik dari interpretasi ini bahwa perintah Tuhan (amr) itu juga
melahirkan ukuran (taqdir) bagi ciptaannya, takdir bagi manusia tidak bermakna
pasif sebagai konsekuensi kebebasannya untuk memilih dan juga tidak bermakna
kebebasan yang mutlak karena ia masih terikat dengan hukum alamiah yang
diciptakan oleh Tuhan, bagi alam semesta takdir (ketentuan atau ukuran)
menjadikannya memiliki batasan-batasan dalam keadaannya, karena itu bagi
manusia yang dibekali oleh Tuhan dan sekaligus yang membedakannya dengan
ciptaan lain dengan bekal berupa kemampuan intelektualitasnya, ukuran-ukuran
alam semesta ini menuntunnya untuk melakukan eksplorasi dan discovery.
Karakter-karakter yang khusus ini melahirkan karakter etis dalam seluruh
pemikiran Fazlur Rahmann, melalui interpretasinya itu dimaksudkan oleh
Rahmann sebagai pandangan dunia al-Qur’an.
166
B. Saran
Konsep keadilan dalam pemikiran John Rawls dan Fazlur Rahman
merupakan suatu keadilan yang konsepsional, artinya bahwa keadilan tersebut
hanya merupakan sebuah konsep pemikiran, jadi bagaimana pun juga, seperti
halnya konsep-konsep pemikiran yang lain untuk dapat merealisasikannya dalam
kehidupan nyata dibutuhkan suatu keinginan yang kuat dan tindakan nyata dalam
kehidupan sehingga menghasilkan suatu tindakan yang tidak hanya bersifat
konstruktif tetapi juga keduanya akan menghasilkan peradaban dan nilai-nilai baru
dalam sejarah. Mencari solusi pemikiran yang mampu terealisasikan dalam sistem
keadilan yang nyata merupakan wilayah kajian yang bisa digali bagi yang
berminat meneliti konsep keadilan lebih lanjut.
Mengingat peradaban dan nilai-nilai baru dalam masyarakat terus
berkembang dan membutuhkan sebuah penyegaran pemikiran kembali sehingga
segala konsepsi dapat terus dikembangkan dengan metode yang sama, yaitu
mengkaji kembali nilai-nilai yang sudah ada karena nilai-nilai tersebut belum
tentu mencerminkan semangat sejarah yang ada sekarang ini.
Khusus bagi yang berminat meneliti konsep-konsep dalam Islam, begitu
banyak konsep-konsep konvensional seperti tentang Tauhid, Iman, Islam, Taqwa,
Amal Salih, Hisab, dan lain sebagainya yang bisa kita gali sehingga diharapkan
mampu memperkaya alternasi-alternasi pemikiran dan pemahaman atas konsep-
konsep tersebut di atas. Bagi yang tertarik dengan tokoh Fazlur Rahman meskipun
di Indonesia telah banyak yang mengupas karya-karanya, namun wilayah ekologi
dalam pemikiran Rahman masih belantara yang jarang terjamah. Sedangkan
167
kajian akademis mengenai John Rawls tentang konsep keadilannya relatif masih
sangat sepi, selain itu konsep-konsep Rawls secara lebih spesifik menarik digali
lebih luas seperti kosep rasionality, reasonable, posisi asali dan lain sebagainya.
167
DAFTAR PUSTAKA Abduh, Muhammad. Risalah Tauhid. Terj Firdaus AA.N., Jakarta: Bulan Bintang,
1992 al-Abrasyi, Muhammad Athiyah. Ruh al-Islam, Kairo: Isa al-Babi al-Halabi. t.t. al-Attas, Syed Muhammad Naquib. Islam and the Philosophy of Science, Kuala
Lumpur: International institute of Islamic Thought and Civilization, 1989.
al-Bagdadi, Abu Mansur. Ushul ad-Din, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah. tt. al-Baidawi, Muhammad bin Muhammad bin Abd al-Karim. Kitab Ushul ad Din,
Kairo: Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyyah, 1963. al-Faruqi, Isma'il R. dan Lois Lamya'. The Cultural Atlas of Islam, New York:
MacMillan Publishing Company, 1986. al-Gazali, Abu Hamid. al-Iqtisad fi al-I’tiqad, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
1409 H/ 1988 M. al-Jabbar, Abd. Syarh al-Ushul al-Khamsah, Kairo: Matba’ah al-Istiqlal al-Kubro.
1383 H/1965 M. Al-Jabiry, Muhammad Abid. Bunyah al-’Aql al-’Araby, Beirut: Markaz dirasah
al-Wahdah al-Arabiyyah, 1990. al-Kadiry, Ihsan Muhammad Dahlan. Siraj at-Talibin, Juz II, Beirut: Dar al-Fikr,
1955 M/ 1374 H. al-Mawardi, Abi al-Hasan Ali bin Muhammad bin Habib. an-Nukal wa al-‘Uyun,
Juz. IV, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.t. al-Muhammady, Muhammad Uthman. Peradaban dalam Islam, Kota Baharu:
Pustaka Aman Press, 1976. al-Qurthubi. al-Jami li Ahkam al-Qur'an, Mesir: Dar al-Kutub al-Mishriyyah.
1997. Amal, Taufik Adnan. Islam dan Tantangan Modernitas, Bandung: Mizan, 1992. Amiruddin, M. Hasbi. Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman,
Yogyakarta: UII Press. 2000.
168
Asy-Syirbadi, Ahmad. Mausu’alah al-Asma’ al-Husna, Beirut: Dar al-Jalil, 1408 H/ 1987 M.
Azwar, Syaifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998.
Bakker, Anton dan Ahmad Charris Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. 1990.
Bertens, K. Etika, Jakarta: Gramedia. 2004.
Bertens, Kees. Filsafat Barat Abad XX. Jakarta: Gramedia, 1983.
Brandt, Richart B (ed.). Value of obligation; Systematic Reading of Ethics, New York: Harcourt, Brece and World, 1961.
Carens, Joseph. Equality, Moral Incentives and the Market Chicago: Chicago
University Press, 1981. Cincotta, Howard (Ed.), Garis Besar Sejarah Amerika, terj. Yusi A. Pareanom,
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, 2004 Corbin, Henry. Avicenna and the Visionary Recital, terj. Willard R. Trask, Irving,
Texas:Spring Publication, Inc., 1980. Deliar, Dudley. “Kapitalisme” dalam Dawam Rahardjo (ed.), Kapitalisme: Dulu
dan Sekarang, Jakarta: LP3S, 1989. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Dworkin, Ronald. “What is Equality, Part 1: Equality of Resources”, Philosophy
and Public Affairs. 10. 1981. ------------,“What is Equality? Part 2: Equality of Welfare”, Philosophy and Public
Affairs, 10, 1981. Esposito, John L. (ed.). Islam dan Perubahan Sosial Politik di Negara Sedang
Berkembang, terj. Wardah Hafidz, Yogyakarta: PLP2M, 1985. ------------,Ensiklopedi Oksfard Dunia Islam Modern, terj. Eva YN, et.al. Jilid 5,
Bandung: Mizan, 2001 Essack, Farid. Al-Qur’an, Liberalisme Pluralisme; Membebaskan yang Tertindas,
terj. Watung A. Budiman, Bandung: Mizan, 1997.
169
Fakhry, Majid. Sejarah Filsafat Islam. terj. Mulyadhi Kartanegara, Jakarta: Pustaka Jaya. 1986.
Fauzi, Ihsan Ali. “Menuju Sistematisasi Etika al-Qur’an”, dalan Jurnal al-
Hikmah, Vol. 9, Bandung. Yayasan al-Muthahari, 1993. Feinberg, Joel. “Justice and Person Desert”, Doing and Deserving, Princeton:
Princeton University Press, 1970. Gadamer, Hans George. Truth and Method, New York: Cross Road, 1975. Gatje, Helmut. Qur’an and It’s Exegesis, terj. Alford T. Welch, Oxford:
OneWorld, 1996.
Gie, The Liang. Teori-teori Keadilan. Yogyakarta: Penerbit Super. 1979.
Goodin, Robert E. Utilitarianism as a Public Philosophy, New York: Cambridge University Press, 1995.
Hadi, Sutrisno. Metodologi research II., Yogyakarta: YPF Psikologi UGM. 1987.
Hanafi, Ahmad. Pengantar Theologi Islam, Jakarta: Al-Husna Zikra, 2001. Hanafi, Hasan. Qadaya Mu‘asirah: fi Fikrina al-Mu‘asir, Vol. 2, Beirut: Dar at-
Tanwir, 1983. Harjono, Mangun. Isme-isme dari A Sampai Z. Yogyakarta: Kanisius, 1997. Haryatmoko, Etika Politik dan Kekuasaa, Jakarta: Kompas, 2003. Hasbi, Hartani. Musyawarah dan Demokrasia, Jakarta: Gaya Media Pratama,
2001. Hidayat, Komaruddin. Memahami Bahasa Agama, Sebuah Kajian Hermeneutik,
Jakarta: Paramadina, 1996. Hourani, George F. Islamic Rationalism; The Ethics of ‘Abd al-Jabbar, Oxford.
Clarendon Press, 1971. Http://Media.isnet.org/Islam/Quraish/Wawasan/Adil.html.
Husein, Fatimah. Fazlur Rahman’s Islamic Philosophy. tesis pada Institute of Islamic Studies, McGill University. Canada. 1997.
Ibnu Manzur, Lisan al-‘Arab. Juz 11., Mesir: Dar al-Mishriyyah, tt.
170
Ilhamuddin, Pemikiran Kalam al-Baqillani Alamudin. terj. Faras Umaya,
Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997. International Journal of Middle East Studies, Vol. I, no.4, October, 1970. Iqbal, Muhammad. The Reconstruction of Religious Thought of Islam, Lahore:
Shaikh Muhammad Ashraf, 1979. Josef, Bleicher (ed.). Contemporary Hermeneutics: Hermeneutic as Method,
Philosophy and Critique, London: Routledge & Keagan Paul, 1980.
Jurnal Esensia, Vol. 2, No. 1. Januari 2001.
Jurnal Orientasi, edisi 11, thn. 1979.
Jurnal Ulumul Qur’an, no.3, vol. VI. Jakarta: LSAF dan ICMI. 1995.
Jurnal Ulumul Qur’an. no.8, vol.II. Jakarta: LSAF dan ICMI, 1991.
Kattsoff, Louis O. Pengantar Filsafat. terj. Soeyono Soemaryono. Yogyakarta: Tiara Wacana. 1989.
Khadduri, Madjid. Teologi Keadilan Perspektif Islam, Surabaya: Risalah Gusti. 1999.
Kymlicka, Will. Pengantar Filsafat Politik Kontemporer; Kajian Khusus atas Teori Keadilan, terj. Agus Wahyudi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Lamont, Julian. “Problem for Effort-Based Distribution Principles”, Journal of
Applied Philosophy, 12, 1995.
Lis, Endang. Signifikansi Asbab al-Nuzul dalam Diskursus Tafsir Modern (Studi Pemikiran Fazlur R$ahman dan Bint al-Syati’. Skripsi pada Fakultas Ushuluddin tahun 2008.
Madjid, Nurcholish Khazanah Intelektual Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1994. Madjid, Nurcholish. Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Yayasan Wakaf
Paramadina, 1992.
Majalah Orientasi, Edisi II, 1979. hlm 17-41.
Moosa, Ebrahim. Fazlur Rahman, Gelombang Perubahan dalam Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2000.
171
Muhaimin (dkk.), Kontroversi Pemikiran Fazlur Rahman: Studi Kritis Pembaharuan Pendidikan Islam. Cirebon: Pustaka Dinamika, 1999.
Musawi, Mujtaba. Keadilan Allah, Qada’ dan Qadar Manusia. terj. Satrio Pinandito, Jakarta: CV. Firdaus, 1991.
Muthahhari, Murtadha. Keadilan Ilahi, Asas Pandangan Dunia Islam. terj. Agus
Effendi, Bandung: Mizan, 1997. Nasr, Sayed Hossen. Ideals and Realities of Islam, London-Boston-Sydney:
Unwin Paperback, 1979. Nasr, Sayyed Hossein. Knowledge and the Sacred. New York: Crossroad. 1981. Nasution, Harun. Akal dan Wahyu dalam Islam, Jakarta: UII Press, 1982. Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Pres, 2002. Nasution, Harun. Teologi Isla,. Jakarta: UI Press, 1986. Nielsen, Kai. ”Radical Egalitarian Justice: Justice as Equality” Social Theory and
Practice. 1979. Noer, Deliar Pemikiran Politik di Negeri Barat, Bandung: Mizan, 1997. Notohamidjojo. Masalah Keadilan, Semarang: Tirta Amarta, 1971. Nozick, Robert. Anarchy, State and Utopia, New York: Basic Book, 1974. Ojong, P.K. PerangPasifik, Jakarta: Kompas, 2001. Prisma 2 Februari, 1996. Prisma. 9 September 1995. Priyono, Hary. Teori Keadilan John Rawls dalam diskursus kemanusiaan dan
kemasyarakatan, Jakarta: Gramedia, 1993. Priyono, Heri. “Teori Keadilan John Rawls” , dalam Diskursus Kemasyarakatan
dan Kemanusiaan, Jakarta: Seri Filsafat Driyakara. 1993.
Pullapilli, Cyriac K. (ed.). Islam in the Contemporary World, Notre Damme, Indiana: Cross Road Books, 1980.
Rachel, James. Filsafat Moral, Yogyakarta: Kanisius, 2004.
172
Rachel, James. Filsafat Moral, Yogyakarta: Kanisius. 2004. Rahardjo, Dawam. Ensiklopedi al-Qur’an, Jakarta: Paramadina, 1996. Rahbar, Daud. “Reflection on the Tradition of Qur’anic Exegesis,” dalam Muslim
World, vol. 52, 1962. Rahman, Fazlur. “Divine Revelation and the Prophet”, terj. dalam Metode dan
Alternatif Neo-Modernisme Islam, Taufik Adnan Amal (penyunting), Bandung: Mizan, 1990.
--------------, “Islam’s Attitude Toward Judaism”. The Muslim World, vol. 72 1982 --------------, “Some Key Ethical Concept of The Qur’an”, The Journal of
Religious Ethics, no. 2, vol.11, Notre Dame: Notre Dame Press, 1983. --------------, “The Qur’anic Concept of God, The Universe and Man”, Islamic
Studies, no. I, Vol. iv, Karachi: 1967. --------------, An Autobiographical Note, The Courage of Conviction, New York:
Bulletine Book, 1985. --------------, Health and Medicine in the Islamic Tradition, New York: Cross
Road, 1987. --------------, Islam and Modernity, Chichago: The University of Chicago Press,
1982. --------------, Islam dan Modernitas, Tentang Transformasi Intelektual. terj. Ahsin
Muhammad, Bandung: Pustaka, 1995. --------------, Islam, terj. Ahsin Muhammad, Bandung: Pustaka, 1997. --------------, Islamic Perception of Desireable Society, Jakarta: LIPI, 1985. --------------, Major Themes of the Qur’an, Chicago: Bibliotheca Islamica, 1980
Rahmat, Jalaluddin. Konsep Perbuatan Manusia Menurut al-Qur’an, Suatu Kajian Tafsir Tematik, Jakarta: Bulan Bintang, 1987.
Rascher, Nicholas. Distributive Justice: A Constructive Critique of The Utilitarian
Theory of Distribution, Indianapolis: Bobbs-Meril Co., 1966.
Rasuanto, Bur. Keadilan Sosial; Pandangan Deontologis Rawls dan Habermas, Jakarta: Gramedia. 2005.
173
Rasuanto, Bur. Keadilan Sosial; Pandangan Deontologis Rawls dan Habermas, Jakarta: Gramedia, 2005.
Rawls, John. Theory of Justice. London: Oxford University Press. 1972.
Rippin, Andrew. Muslims: Their Religious Beliefs and Practice, The Contemporary Period, Vol. 2., New York: Routledge, 1993.
Soon, Tamara. “Fazlur Rahman and Islamic Feminism” dalam The Shapping of an American Islamic Discourse, A memorial to FazlurRahman, Atlanta: Scholars Press. 1998.
Surakhman, Winarko. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metode Teknik Bandung: Tarsito. 1990.
Suseno, Frans Magnis. Etika politik, Jakarta: Gramedia, 1988.
Suseno, Franz Magnis. Pemikiran Karl Marx: dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia, 1999.
Suseno, Franz Magnis. Pemikiran Karl Marx; Dari Perselisihan Utopis ke Perselisihan Revisionisme (Jakarta: Gramedia, 2001).
Suseno. Franz Magnis. Kuasa dan Moral. Jakarta: Gramedia, 1999.
Taimiyyah, Ibnu. al-Amr bi al-Ma'ruf wa al-Nahy 'an al-Munkar. (Beirut: Dar al-Kitab al-Jadid, 1396/1976).
Taufik, H.M. Transformasi Intelektualisme Islam, Telaah atas Pemikiran Fazlur Rahman. Tesis S-2 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 1999.
Tjahcadi S.P, Lili. Hukum Moral, Yogyakarta: Kanisius, 1993.
Ujan, Andre Ata. Keadilan dan Demokrasi; Telaah Filsafat Politik John Rawls. Yogyakarta: Kanisius. 2000.
Waugh, Earle (ed.). The Shapping af An American Islamic Discourse, Georgia: Cholars Press, 1998.
William, Howard Filsafat Politik Kant, terj. Moh. Hardani, Surabaya: JP-Press, 2000.
Winardi, Kapitalisme vs Sosialisme; Suatu Analisis Ekonomi Kritis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986.
Zayd, Nasr Hamid Abu. Mafhum an-Nass: Dirasah fi Ulum al-Qur ‘an, Beirut: al-
Markaz al-Saqafi al-Araby, 1994.
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri Nama : Ulumuddin Ahmad Tempat/Tgl Lahir : Talaga, Donggala, 10 Mei 1969 NIP : 19690510 199913 1 003 Pangkat Golongan : Penata, III/b Jabatan : Lektor Alamat Rumah : RT.003 / RW. 02, Jl. Selar Lrg. 1 No. 7
Kelurahan Lere, Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah
Alamat Kantor : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Datokarama Palu
Jl. Diponegoro No. 23 Bumi Bahari Kelurahan Lere, Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah
Nama Ayah : Ahmad Daemangile Nama Ibu : Ma’idah Daemangesa Nama Istri : Ni’mah Djamal T. Salunggu Nama Anak : M. Fikry Ahmad, Faradila Chintya Putry,
M. Reza Rizaldy, M. Faried Alghifary, M. Haikal Furqan B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Talaga Damsol, Lulus Tahun 1982 b. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Alkhairaat Talaga, Lulus Tahun 1983 c. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Palu, Lulus Tahun 1985 d. Pendidikan Guru Agama Islam Negeri (PGAN) Palu, Lulus Tahun 1988 e. IAIN Alauddin, Fakultas Ushuluddin, Aqidah Filsafat, Lulus Tahun 1992 2. Pendidikan Non Formal a. Pelatihan Pendampingan Pokmas, (SP2W), Bogor Jawa Barat Tahun 1994 b. Workshof Manaj. Pemeliharaan Fasilitas Kampus, ITS. Surabaya Tahun 1996 c. Workshof Metod. Pembelajaran, STAIN Datokarama Palu, Tahun 2000 d. English Cours, Metron English Center Palu, Tahun 1999 e. Workshof Metod. Penelitian, STAIN Datokarama Palu, Tahun 2000
C. Riwayat Pekerjaan 1. Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W), Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMA-PBS) Tahun 1994/1997. 2. Staf Administrasi Fak. Agama Islam Universitas Alkhairaat (UNISA) Palu Sulawesi Tengah Tahun 1997/1998. 3. Dosen Tetap (Yayasan Alkhairaat) UNISA Palu Tahun 1994-1999 4. KTU, Fak Agama Islam UNISA Palu Tahun 1998/1999 5. Pembantu Dekan II Fak Agama Islam UNISA Palu Tahun 1999/2001 6. Pembantu Dekan II Fak Agama Islam UNISA Palu Tahun 2001/2005 7. CPNS, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Datokarama Palu Tmt, 1 Maret 1999. 8. Tenaga Pengajar, STAIN Datokarama Palu, Tmt, 1 April 2000 9. Dosen Tetap STAIN Datokarama Palu, Tmt, 1 April 2000 10. Dosen LB. Fak Agama Islam UNISA Palu Sejak Tahun 1999 D. Pengalaman Organisasi 1. Gerakan Pramuka Kwartir Daerha Sulawesi Tengah, Sejak Tahun 1989 2. Resimen Mahasiswa Kompi B. IAIN Alauddin di Palu Tahun 1989/1992 3. Komisi Pendidikan dan Latihan Senat Mahsiswa Fak. Ushuluddin IAIN Palu Tahun 1989/1990 4. Sekretris Umum Senat Mahasiswa Fak. Ushuluddin IAIN Palu Tahun 1990/1991 5. Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMA-PBS) Sulawesi Tengah, Tahun 1989/1992 6. Gerakan Pemuda Ansor, Cabang Donggala, Tahun 1992/1997 7. DPD II KNPI Kabupaten Donggala, Tahun 1993/1998 8. Sekretaris Pengurus Cabang NU Kota Palu Periode 1999/2004 9. Ikatan Alumni IAIN-STAIN Palu, Periode 2007/2012 E. Karya Ilmiah 1. Manusia Unggul Dalam Pemikiran, SIR Muhammad Iqbal, (Suatu Kaian Filsafat), IAIN Alauddin Ujungpandang, Skrisi, Tahun 1992 2. Jatidiri Manusia, Telaah atas Ffilsafat Organisme Alfred Nort Whitehead, Makalah, Tahun 2005 3. Jurgen Habermas dan Hermeneutika Kritis (Sebuah Gerakan Evolusi Sosial) Jurnal Hunafa STAIN Datokarama Palu, Maret 2006 5. Essensialisme Dalam Filafat Pendidikan, Makalah Tahun, 2007 6. Teori Keadilan Studi Komparatif atas Pemikiran John Rawls dan Fazlur Rahman, Tesis UIN Sunan Kalijaga, Yogyakata, Tahun 2009 7. Teori Strukturasi Anthony Giddens Dalam Tinjauan Filsafat Sosial, Tesis Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Tahun 2009
top related