teologi - · pdf file4 kitab suci agama hindu yang disebut catur veda?, ia jawab; saya belum...
Post on 06-Feb-2018
514 Views
Preview:
TRANSCRIPT
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa kesempatan baik dalam tulisan maupun secara lisan kerap
penulis mengungkapkan bahwa teologi Hindu di Indonesia tidak tersosialisasikan
dengan baik. Teologi Hindu di Indonesia lebih banyak dilaksanakan dengan
metodologi mitologi. Sehingga orang-orang yang berpikir kritis memiliki berbagai
pertanyaan dalam hatinya. Jangankan pihak luar, di kalangan intern umat Hindu
sendiri bahkan seorang intelektual Hindu berderajat dokter (dr. S1) dan adalagi
yang berderajat doktor (Dr., S3) pernah bertanya kepada penulis sebagai berikut;
(1) apakah Catur Veda itu memang benar-benar wahyu Tuhan?, (2) Kalau wahyu
siapa yang menerimanya?, (3) Kapan diterimanya?, Bagaimana caranya menerima
wahyu itu?, (4) Siapa saksinya yang menerima wahyu itu?. (5) Tanggal, bulan,
tahun berapa wahyu itu diturunkan?, dan (6) Karena pada agama lain tercantum
tanggalnya?. Demikian pertanyaan dari orang intelektual Hindu dan bertanya di
pinggir kuping penulis yang jaraknya kira-kira hanya 50 cm. Pertanyaannya itu
sesungguhnya tidak sulit bahkan sangat gampang. Hanya jawabannya yang tidak
gampang, persoalannya bukan tidak bisa menjawabnya. Tetapi tipe intelektual
Hindu yang bertanya itu masuk dalam tipe “batu”. Jika proses penanaman teologi
seperti merebus makanan, maka merebus batu tidak mungkin bisa “masak”,
merebus batu adalah pekerjaan sia-sia. Seumur jagad raya pun batu direbus atau
dikukus agar bisa lembut seperti ketela pohon atau seperti keladi tidak akan
mungkin bisa. Merebus batu hanya membuat sumbu kompor dan minyak kompor
habis percuma. Tipe orang intelektuan Hindu yang bertanya kepada penulis itu
3
hanya dapat mengalami pencerahan dari teologi Hindu jika ada panggilan sang
waktu. Itulah sebabnya mula-mula pertanyaan tersebut tidak penulis tanggapi.
Tetapi karena penanyanya memaksa penulis menjawab, maka sebelum penulis
menjawab terlebih dahulu penulis bertanya. Pertanyaan penulis sebagai berikut;
(1) apakah kitab suci lain selain Catur Veda bapak yakini sebagai wahyu?, ia
menjawab percaya karena wahyu-wahyu agama lain jelas hari, tanggal, dan jam
turunnya wahyu tersebut. Penulis balik bertanya (2) kalau begitu kapan wahyu-
wahyu agama lain itu turun?, ia menjawab ya bermacam-macam ada yang
berumur 1000 tahun lebih dan yang 2000 tahun lebih. (3) Penulis balik bertanya
kalau begitu kapan mestinya wahyu Catur Weda diturunkan agar Anda percaya
bahwa Catur Veda adalah wahyu.? Ia menjawab; ya itu yang saya mau tanya
katanya. (4) Penulis balik bertanya agama Hindu dengan agama lain mana duluan
ada?, ia menjawab Hindu dong!. Kalau begitu Anda sudah dapat jawabannya. Ia
lalu berkelid, tidak saya benar-benar tidak tahu. (5) Penulis jawab; jika Anda
mengatakan bahwa agama Hindu lebih duluan ada, maka konsekuensi logisnya
wahyu Weda diturunkan sebelum tahun 1000 atau 2000 tahun yang lalu dong,
bahkan mungkin lebih jauh dari itu. Intelektual Hindu itu bertanya lagi, tetapi
kenapa tidak pasti tanggalnya. (6) Penulis tanya kembali zaman apa wahyu Catur
Veda diturunkan, catatan sejarah apa yang ada di dunia waktu itu, siapa yang
menulis?. (7) Kemudian penulis melanjutkan bertanya jika Anda tahu bahwa
agama lain itu tanggal pewahyuannya sudah pasti, berarti Anda sudah belajar
agama lain dong ?, tanya penulis. Ia menjawab; ya saya sudah pelajari dengan
saksama. (8) Lalu, …penulis bertanya lagi; sejauhmana Anda sudah membaca
4
kitab suci agama Hindu yang disebut Catur Veda?, ia jawab; saya belum sempat
mempelajari Veda. (10) Akhirnya penulis katakana; Anda termasuk orang yang
malang walaupun Anda memiliki derajat gelar intelektual sehebat itu.
Para pembaca mungkin jarang menemui orang seperti ini, tetapi yang jelas
penulis beberapa kali berjumpa dengan manusia “kelas batu” seperti itu. Jika kita
tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai atau tidak ada tujuan tertentu
misalnya untuk tujuan memberikan penjelasan yang benar, lebih baik menghindar
untuk berdialog dengan manusia “kelas batu”, sebab hanya akan menghabiskan
banyak energi. Orang yang penulis paparkan ini memang agak lain sebagaimana
seorang intelektual pada umumnya, ia digolongkan orang jenius karena yang satu
bergelar dokter (dr.) dan yang satu berderajat doktor (Dr.). Mana mungkin ada
dokter (dr.) dan doktor (Dr.) yang bodoh? Jelas tidak ada. Namun demikian
penulis mencoba untuk bersabar menghadapi kedua orang tersebut, dengan
anggapan bahwa hal itu sebagai ujian. Tetapi dasar “batunya” kembali muncul
ketika penulis berikan penjelasan yang dilengkapi dengan sloka-sloka, kisah-kisah
Ramayana dan Maha Bharata ia ia langsung menyela, dengan kata-kata “itu kan
aliran dari India” begitu kilahnya. Kemudian dengan sabar penulis mencoba
menjawab dengan beberapa kakawin dan pupuh-pupuh yang relevan dengan
pertanyaannya, belum sampai selesai penulis memaparkannya ia mencegat lagi.
Katanya, pak pupuh-pupuh itu terlalu mengada-ada, kan yang menciptakan orang
Bali yang bukan berkualitas nabi atau rsi. Terpaksa, hilanglah kesabaran penulis
dan penulis langsung katakana Anda termasuk tipe ilmuwan “batu”. Batu hanya
akan hancur menjadi abu jika dimasukkan ke dalam tanur atau tungku atau dalam
5
bahasa Pengetahuan Bahan Bangunan “dapur tinggi” yang memiliki suhu hingga
5000 derajat Celsius. Artinya bahwa orang-orang tipe “batu” hanya waktu
(kiamat atau kematian) yang akan merubah cara berpikirnya.
Uraian penglaman penulis di atas bukan terjadi satu atau duka kali, tetapi
sering kali apalagi ketika seminar, dharma tula, diskusi panel atau apappun
namanya. Hal itu menggambarkan bahwa teologi Hindu belum tersosialisasikan
di tengah-tengah umatnya. Juga sebagai indikasi bahwa selama ini umat Hindu di
Indonesia belum memiliki perhatian yang besar terhadap upaya penyebarluasan
(sosialisasi, memasyarakatkan) teologi Hindu. Kalaupun sudah mulai ada yang
memiliki perhatian terhadap teologi Hindu, namun ruang geraknya masih belum
bebas. Sebab teologi yang nota bene berasal dari Catur Veda dengan bahasa
Sanskerta dianggap sulit oleh banyak orang.
Sesungguhnya untuk mempelajari teologi Hindu dibandingkan beberapa
tahun silam, maka saat ini sudah sangat mudah. Jika pada tahun 1970-an beberapa
orang hanya pernah melihat buku Upadesa, Bhagawadgita, dan Sarasamuccaya,
maka saat ini apapun judul buku Hindu yang mau dibeli atau dibaca sudah
tersedia. Walaupun saat ini segala macam buku Hindu sudah ada, namun
sosialisasi teologi Hindu tetap “jalan di tempat”, beberapa faktor penyebabnya
adalah : (1) sebagian besar umat Hindu masih enggan mengeluarkan uang untuk
membeli buku, walaupun dalam waktu yang sama ia tidak takut kehilangan uang
atau kalah di meja judi. (2) enggan membaca bacaan Hindu apalagi pelajahan
wayah „pelajaran agama dianggap pelajaran tingkat tinggi‟, hal ini sebuah
metodologi yang salah, (3) meboya; tidak percaya dengan niskala „spiritual‟
6
sebagai dampak dari tipologi filsafat materialisme, (4) dan lain-lain. Untuk
menanggulangi faktor-faktor ini mungkin perlu dipikirkan sebauh strategi
penyebaran buku-buku Hindu melalui pembelian buku-buku Hindu dengan model
kupon berhadiah, seperti; SDSB, Togel, “judi spiritual” atau apapun namanya.
Maksudnya agar semua umat terangsang untuk membeli buku. Jadi tekanannya
“membeli”, sebab apa yang hendak dibaca jika ia tidak pernah beli buku. Namun
jika ia sudah pernah membeli, minimal ia pernah memegang dan mungkin sekali
ia juga pernah membaca-baca walaupun sekilas saja. Apakah model penyelesaian
masalah seperti ini dapat diasumsikan dengan logika perkalian matematika, yaitu
buduh „gila‟ x buduh „gila‟ = waras „normal‟. Tetapi itulah kenyataan pemahaman
teologi di lingkungan umat Hindu.
Sesungguhnya ada cara sosialisasi ajaran Hindu yang sangat sederhana dan
sangat komprehensif dan sudah dilaksanakan oleh masyarakat Hindu khususnya
masyarakat Hindu di Bali, yaitu sosialisasi ajaran agama Hindu melalui kegiatan
persantian. Di dalam persantian ini terdapat aktivitas menterjemahkan syair-syair
atau bait-baik kakawin atau pupuh dengan bahasa yang lugas sehingga makna
yang terkandung di dalam bait-bait kakawin atau pupuh itu dapat dimengerti. Hal
ini tentu sangat membantu proses sosialisasi ajaran Hindu, sebab dalam bait-bait
pupuh itu sarat (penuh) dengan teologi Hindu. Dengan demikian belajar agama
Hindu (Veda) melalui kelompok persantian itu sesungguhnya sangat baik dan hal
itu dibenarkan oleh kitab Sarasamuccaya. Sebab Veda bersabda “aku takut
kepada orang-orang bodoh”, katanya Veda takut kalau-kalau orang bodoh itu
akan melukainya. Oleh sebab itu Veda menganjurkan sebelum seseorang sampai
7
kepada Veda, ia terlebih dahulu harus belajar Itihasa (Ramayana dan Maha
Bharata) dan Purana. Di dalam kenyataannya, para peserta persantian di
dalamnya terdapat aktivitas menyanyikan syair kakawin Ramayana, Maha
Bharata. Bahkan sekarang ini sudah ada geguritan Bhagavadgita, geguritan
Sarasamuccaya. Hal ini tentu sangat membantu proses sosialisasi atau
pemasyarakatan ajaran Hindu. Namun cukup disayangkan kelompok persanthian
saat ini dianggap sebagai ajang show „pertunjukkan suara belaka‟ dan juga
persantian dianggap sebagai sarana untuk melampiaskan keinginan-keinginan
tertentu saja. Sehingga orang-orang yang selama ini berupaya mempelajari agama
melalui karya-karya sastra, seperti kakawin, geguritan pada lembaga-lembaga
persantian dianggap sebagai kegiatan semu belaka. Mengapa kegiatan persantian
itu dianggapnya semua, berdasarkan masukan dari beberapa orang yang telah
mengamati aktivitas persantian itu melihat bahwa apa-apa yang dinyanyikan
dalam syair itu cenderung syair-syair yang romantis sehingga tidak jarang setelah
kegiatan persantian dilanjutkan dengan hubungan yang lebih jauh dari sekedar
berteman. Jika pengamatan ini benar, tentu hal tersebut sangat disayangkan karena
termasuk menodai kegiatan persantian. Terlepas dari benar atau tidaknya aktivitas
beberapa kelompok persantian yang ada, namun setelah penulis mengamati
berbagai aktivitas persantian baik secara langsung maupun melalui layar TV,
ternyata aktivitas mebabasan dalam persantian tersebut terbatas hanya
menterjemah arti syair dan tidak menghubungkan pengertian itu dengan ajaran
Hindu atau teologi secara lebih luas. Sehingga teknik mebabasanya mengikuti
alur cerita yang tertulis di dalam buku yang sedang dibacanya. Sehingga apabila
8
syair itu sedang menceriterakan roman seperti merayu dengan kata-kata yang
indah apalagi iramanya cocok dan suaranya merdu, maka perhatian tertuju hanya
pada itu dan di situ saja. Jarang sekali bahkan tidak ada pesrta persantian yang
ketika membaca pupuh geguritan Sucita misalnya, mengubungkannya dengan
teologi Nirguna Brahma, teologi Saguna Brahma, juga tidak ada yang mencoba
menghubungkannya dengan pembahasan; sadhana, yoga, isi-isi Bhagavadgita,
Sarasamuccaya, apalagi Catur Veda. Bahkan yang lebih parah, ada yang tidak
mau menghubungkan dengan semua itu karena semua itu dianggap karya asing.
Cukup disayangkan apabila unit kegiatan persantian yang sesungguhnya
sangat efektif untuk mensosialisasikan teologi Hindu justru telah mendapat cap
yang kurang baik. Tanpa maksud membela lembaga persantian, sesungguhnya
melalui aktivitas persantian itu, umat Hindu dapat lebih mudah mengerti dengan
ajaran agama Hindu, sebab tak terhingga banyaknya ajaran Hindu termasuk
teologi Hindu, teologi Sosial bertebaran di dalam karya-karya sastra local genius,
seperti karya kakawin, karya geguritan, dan sebagainya. Penulis menemukan
bahwa di dalam bait-bait pupuh geguritan Sucita, terkandung banyak uraian
teologi Hindu (filsafat Hindu) dan juga implementasi teologi Hindu di dalam
kehidupan sehari-harinya (teologi Sosial). Untuk menemukan nilai-nilai teologi
Sosial di dalam buku geguritan Sucita tersebut maka penulis bermaksud
melakukan penelitian ini.
Karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode
penelitian Analisis Kontens (Isi) dengan pendekatan teologi Hindu dan teologi
Sosial, maka tentu penelitiannya juga bersifat interteks. Artinya dalam menarik
9
suatu pengertian dan kesimpulan terlebih dahulu dibandingkan terhadap teks-tek
lainnya yang memiliki bahasan yang sama atau hampir sama.
1.2 Rumursan Masalah
Dari latar belakang masalah penelitian di atas dapat ditarik rumusan
permasalahannya adalah sebagai berikut :
(1) Adakah unsur-unsur deskripsi teologi di dalam Geguritan Sucita ?
(2) Adakah unsur-unsur deskripsi teologi Sosial di dalam Geguritan Sucita?
(3) Pupuh-pupuh manakah yang termasuk mendeskripsikan Teologi Sosial ?
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Manfaat Praktis
(1) Dapat menambah wawasan pengetahuan umat Hindu tentang konsep
teologi Hindu
(2) Dapat menambah wawasan pengetahuan umat Hindu tentang hakikat
teologi Sosial.
(3) Membantu sosialisasi teologi Hindu, teologi Sosial, dan atau ajaran Hindu
melalui pupuh-pupuh Geguritan Sucita
1.3.2 Manfaat Teoritis
(1) Dapat dijadikan referensi oleh para peneliti linnya
(2) Sebagai pengisi kekosongan literatur.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, TEORI, DAN
10
MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
Kajian terhadap buku geguritan Sucita sebagai sumber teologi Hindu atau
sebagai sumber teologi Sosial belum ada yang melakukan. Yang ada hanya kajian
budaya terhadap geguritan Sucita sebagai karya sastra. Sehingga penelitian ini
merupakan penelitian awal. Sebagai penelitian awal sudah pasti banyak kesulitan-
kesulitannya. Walaupun penelitian atau kajian atas geguritan Sucita terdahulu
hanya dilihat dari aspek sastra dan budaya, namun pada aspek budayanya nampak
ada kesamaan dalam teologi Sosial. Dikatakan demikian karena, aspek budaya
Bali menunjukkan sisi-sisi praktis dari teologi Hindu, sehingga tidaklah keliru jika
budaya Bali dipandang sebagai teologi Sosial perspektif Bali.
2.2 Konsep
2.2.1 Analisa Kontens
Analisa kontens merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik
analisa data dengan cara menganalisis isi suatu teks. Dengan demikian
pemahaman terhadap isi teks merupakan kunci dari keberhasilan penelitian
dengan teknik analisis kontens (isi). Dalam analisis kontens ini dilakukan setiap
pupuh di dalam Geguritan Sucita dibaca, dipahami, dan kemudian ditarik
kesimpulan atas makna yang dikandung, selanjutnya dikaitkan dengan salah satu
ajaran Hindu baik dalam kaitannya dengan teologi murni ataupun sebagai teologi
sosial. Yang tidak termasuk di dalam keduanya dilewati dilanjutkan kepada pupuh
11
berikutnya. Kegiatan analisis kontens ini dilanjutkan terus hingga sampai pada
akhir bait pupuh Sucita pada buku III.
2.2.2 Substansi Materi
Substansi materi yang dimaksudkan di sini adalah, isi, gagasan, atau ide
yang terkandung di dalam pupuh-pupuh Sucita. Karena di dalam Geguritan Sucita
banyak sekali ide, ajaran yang mencakup berbagai aspek. Dalam penelitian ini
substansi materi yang diambil hanya substansi materi yang mengarah kepada
deskripsi teologi atau teologi sosial.
2.2.3 Geguritan Sucita
Geguritan Sucita, judul lengkapnya Geguritan Sucita-Subudi
merupakan sebuah buku yang kemudian dibagi menjadi tiga jilid sebagai karya
sastra local genius yang ditulis oleh Ida Ketut Jlantik. Buku ini kemudian
disebarluaskan oleh para sahabatnya dan kemudian telah memasyarakat di seluruh
masyarakat Bali. Bila diteliti secara mendalam terhadap substansi materi
Geguritan Sucita ini ternyata, isinya sangat bersesuaian dengan ajaran Hindu yang
terdapat di dalam buku; Bhagavadgita, Sarasamuccaya, Ramayana, Maha Bharata,
Manawa Dharmasastra, Purana. Oleh sebab itu pengkajian secara teologis dan
teologi social sangat penting dilakukan, agar uamt Hindu yang tidak mampu atau
tidak sempat memahami ajaran Hindu melalui konsep-konsep yang lebih tinggi,
dapat memahaminya melalui Geguritan Sucita ini. Bila kajian terhadap Geguritan
Sucita ini dilakukan oleh para peserta persantian, maka dibutuhkan keikut sertaan
12
para intelektual Hindu yang paham terhadap teologi Hindu untuk membantu
dalam menjelaskan kaitannya dengan setiap pupuh yang ada dalam Geguritan
Sucita.
2.2.4 Karya Sastra
Karya sastra yang dimaksudkan di sini adalah karya sastra sebagaimana
yang dimaksudkan dengan pemahaman masyarakat Indonesia pada umumnya.
Sebagaimana pemahaman masyarakat Indonesia pada umumnya bahwa semua
karya yang dikemas dalam bentuk cerita dengan gaya bebas, prosa, pusi, pantun,
dan sejenisnya.
Geguritan Sucita adalah karya sastra yang dibuat dalam bentuk sajak
terikat (dalam bentuk pupuh), sehingga sangat pantas Geguritan Sucita disebut
sebagai karya sastra. Istilah ini berbeda dengan istilah dalam agama Hindu, sebab
dalam istilah Hindu kitab suci juga disebut dengan istilah sastra.
2.2.5 Teologi Sosial
Teologi social adalah sebuah cabang pengetahuan baru sebagai derivat dari
disiplin ilmu teologi. Jika teologi adalah ilmu pengetahuan yang berorientasi
(ontologi) kepada keberadaan Tuhan, maka teologi sosial merupakan pengetahuan
yang berorientasi (ontology) pada perilaku masyarakat yang dilandasi oleh
pandangan teologi yang dianutnya. Dengan kata lain teologi sosial adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang hal-ikhwal perilaku manusia yang
menggambarkan tentang gagasan ideologi teologis yang dianutnya.
13
2.3 Teori
2.3.1 Teori Makna
Teori Makna ini lebih lazim digunakan oleh orang-orang atau para peneliti
linguistik (ilmu bahasa). Teori Makna ini sesungguhnya bagian dari apa yang
disebut dengan Hermeneutika (Hermeneutics) yaitu suatu teknik atau seni
menafsirkan teks, untuk memahami makna yang tersembunyi di baliknya (Piliang,
2003:17). Teori Makna ini juga sesungguhnya bagian dari apa yang disebut
dengan Semiotika (Semiotics), yaitu ilmu tentang “tanda dan kode-kodenya”
serta penggunaannya dalam masyarakat (Piliang, 2003:21). Menurut Ferdinand de
Saussure, sebuah tanda terdiri dari sebuah penanda (signifier) dan petanda
(signified). Penanda mengacu pada petanda yang selanjutnya mengacu pada
referensi atau realitas. Dalam pandangan Saussure, “makna” adalah apa-apa yang
ditandakan (petanda), yakni kandungan isi (Piliang, 2003:158). Manusia sebagai
mahluk berpikir hanya akan tenang pikirannya ketika apa yang dilihat atau yang
dipertanyakan dimengerti maknanya. Sebelum dapat mengetahui apa makna yang
dicarinya itu, maka manusia akan diburu oleh rasa keingintahuannya. Bukan saja
hanya memburu makna apa yang dilihat dan dirasakan oleh panca indrianya,
tetapi manusia juga memburu makna-makna yang tidak dapat dilihat dengan kasat
mata. Bahkan hidup dan kehidupannya pun dicari maknanya, itu pula sebabnya
setiap orang yang belum mengetahui makna hidupnya ia juga akan gelisah.
Dengan demikian sesungguhnya manusia adalah mahluk pemburu makna, karena
14
ia adalah mahluk pemburu makna, maka semua yang ada akan terus dicari
maknanya dan juga dimaknai. Piliang, Yasraf Amir, 2003. Hipersemiotik, Yogyakarta: LIS
Teori “Makna” lah yang dapat merumuskan jawaban terhadap jenis
pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa ?.Teori makna ini juga relevan
dengan teori interaksionisme simbolis, karena dalam teori interaksionisme
simbolis bertumpu pada tiga premis (dasar pengambilan keputusan), yakni; (1)
Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan “makna-makna” yang ada pada
sesuatu yang berguna bagi mereka, (2) Makna tersebut berasal dari interaksi
sosial antara seseorang dengan orang lain, (3) Makna-makna tersebut
disempurnakan di saat proses interaksi-sosial berlangsung (Blumer dalam Poloma,
2003:25). Poloma, Margaret, M. 2003. Sosilogi Kontemporer, Jakarta : RajaGrafindo Persada
2.3.2 Teori Simbol
Simbol adalah suatu hal atau keadaan yang merupakan pengantaran
pemahaman terhadap obyek. Simbol hanya hidup selama simbol tersebut
mengandung arti bagi kelompok manusia yang besar sebagai sesuatu yang
mengandung miliki bersama. Sehingga simbol menjadi simbol sosial yang hidup
dan pengaruhnya menghidupkan. Simbol merujuk pada hal yang transenden atau
yang mengatasi objektifikasi artinya kalau berbicara tentang simbol senantiasa
berhubungan dengan adanya dialog manusia dengan yang lainnya. Dengan
demikain simbol tidak saja berdimensi horizontal imanen tetapi berdimensi
vertikal transenden (Triguna, 2000: 7-11).
15
2.4 Model
Keterangan :
Alanisis kontens dilakukan terhadap seluruh pupuh yang terdapat dalam
buku Geguritan Sucita, kemudian pupuh-pupuh tersebut akan dimasukkan ke
dalam dua kelompok. Ada yang dimasukkan kedalam kelompok teologi murni,
artinya pupuh yang berupaya hanya menjelaskan tentang Tuhan dengan tanpa
menghubungkannya dengan keadaan manusia (sosial). Yang kedua adalah
kelompok pupuh yang mengkaitkan antara keberadaan manusia, keadaan manusia,
atau seluruh ciptaan dengan Tuhan sebagai sumbernya.
GEGURITAN
SUCITA
PUPUH-PUPUH GEGURITAN
SUCITA
TEOLOGI TEOLOGI
SOSIAL
16
BAB III
HASIL VERIFIKASI BAIT-BAIT PUPUH GEGURITAN SUCITA
SEBAGAI KARYA TEOLOGI SOSIAL
3.1 Definisi Tuhan dan Tipe Teologi dalam Sucita
Jenek ring mèru sarira,
kastiti Hyang Maha Suci,
mapuspa padmahredaya,
maganta swaraning sepi,
maganda ya tisning budi,
malèpana sila hayu,
mawija mènget prakasa,
kukusing sadripu dagdi,
dupan ipun,
madipa hidepè galang.
3.2 Perilaku Sosial Sebagai Pencerminan Teologis
3.3 Mmmm
3.4
17
LAMPIRAN NASKAH GEGURITAN SUCITA
GEGURITAN SUCITA
JILID I
Pupuh Sinom : I
1. Jenek ring mèru sarira, kastiti Hyang Maha Suci, mapuspa padmahredaya,
maganta swaraning sepi, maganda ya tisning budi, malèpana sila hayu, mawija
mènget prakasa, kukusing sadripu dagdi, dupan ipun, madipa hidepè galang.
2. Sabda Parisuda puja, gemeting ajnyana wisik, tegeping saupacara, dwaning Ida
keaastiti, asung lugraha pinerih, mugya manggih marga lantur, sida sadya panjang
yusa, ring papa budi akalis, mangdèn luput, ring saktining bawacakra.
3. Antuk lengut kaput melah, pakardin sang kawi nguni, tuhu bangkit nudut manah,
ngawe linglung mangresepi, mawinan metu tan èling, ring tambet kaludan dusun,
girang pangkah muruk nyurat, sinom kanggèn manembangin, mapi nyambung,
sukèrtin sang kawi raja.
4. Mamitang gung pengampura, antuk bes lagas mangawi, satwa ngawur tan pabukta,
sok dasar pamrihè becik, nyaratang rahayun gumi, mudita maka pakukuh, kadi
tingkahing kasatyan, adwa tuhu tan kètangin, sok nè tuju, wasana hayu punika.
5. Maka panembèning satwa, wènten wanwa ngulangunin, ramya dahatning subiksa,
tepeting sila sayukti, manuting gama sastra wit, sahi mangrembugang tutur, teleb
nangun tri yadnya, brata tapa lan samadi, teka guluk,adung ngawè kretayuga.
s
6. Undagi pandè lan tukang, asta kosala kosali, akèh tan wènten pakirang, ngadeg
memarga malinggih, mapala hayu nyukanin, tur uning mamagi dauh, nginganin
salwiring karya, sasolahan lan gong gending, tan kaitung , luwir ring Indra buwana.
7. Wawangunan dahat katah, gedung-gedong penyengker asri, marga bresih dahat
jimbar, alun-alun ngelangunin, paryangan gopura rawit, maukir mapatra luwung,
mapinda malalampahan,taman halus mangèdanen, muka kasub, wanwa Wèkreta
wastannya.
8. Luwih kala abang wètan, swaran gentanè jangih, anutr maring slokastawa, kalaning
para sulinggih, mangarga ngarcana Widi, amrih kajayan sang prabu, makadi
landuhing jagad, luputing cora bayadi, lara gempung, balik tampekin kasadyan.
9. Sakatahing wong irika, wènten kajawat kapilih, kaanggèn babungah satwa, Sang
Sucita kawastanin, mula turunan utami, tosning masadya rahayu, punika mangkin
carita, madruwè sawitra becik, sami luut, Sang Subudi parab Ida.
18
10. Pada saling kasampura, sami cèngeh ngetus hati, kadi Rama Wibisana, tan kasah
rahina wengi, weruh ring tatwa satanding, rupa sila sami adung, bilih budi satwa
tunggal mapalih dados kakalih, lèdung tedun, mangjadma ngawè, weruh tuladan.
11. Manuju bulan purnama, mabawos Ida Sang Kalih, tan lyan sane kabawosang,
sariran wèdanè luwih, Wyakarana Jyotisadi Mimamsa kalpana milu, sada lami
mabawosan, tepèn dauh suniya mirib, meneng patuh kadi mamona brata.
12. Tan asuwè raris ngucap, Sang Sucita sada haris, Sang Subudi belin tityang, niki
sampun banget wengi, bawosè ngiring punggelin, nè lyan anggèn manyambung,
wènten nè tunasang tityang, yogya timbang ngiring beli, yan kapatut, kadurus
pacang margyang.
13. Saking kawit kuningayang, duk tityang marekan rihin, ring Ida Empu Satwika,
murukain kandan dumadi, tingkah utpeti stiti, tekaning pralinan ipun ngalantur
ring moksa tatwa, cepeng tigang warsa wyakti, lamin ipun, Dang Guru raris
ngandika.
14. Bagus sayang Sang Sucita, unduk inanakè dini, mahurukin sarwa tatwa,
nyalanin maguru bakti, tutut tan nahan nulakin, kasidan salwiring tuduh,
wanengènè tigang warsa, suba tutug nto nè jani, yogya mantuk jumah buwin rasa-
rasayang.
15. Kèwala patinget bapa, sadurung nanak mapamit, kadi melid manyekenang, rèh
mula pejalan indik, guru yan tinggalin murid, manggeh sangsaya ring kayun,
takut yan masalin tingkah, kadi mènda yan elèbin; dadi rusuh, bahan tong ada
ngangonang. (TANGGUNG JAWAB GURU)
16. Sangkan da mangutang yatņa, undagan hidepè lingling, da dropon manyujuh
sukla, apan tuhu lintang sulit, apang da dadi tungkalik, nyudyamreta wisya tepuk,
bisa ngukur kemampuhan, yan tan sida krasèng hati, da mamurung, apang da
dadi pangenan.
17. Sajroning itri-kaya, tepetang da manyampahin, ditu Sang Hyang Tri –Purusa,
linggayang sembah baktinin, hidepang maraga jati, tunasin hidep rahayu, anggon
sarin Atma raksa, sakalayang dina ratri, apang suluk, hidepè twara bingbang
(Teologi Saguna Brahma)
18. Kèto bahan maningkahang, itri-kayanè luwih, nè marti kaya wak manah, kaya
solah kategesin, wak kartinin munyi, manahè mateges kayun nto tatelu jwa
kandayang, kapatutanya marginin, eda cawuh, rèh ento dèwa sakala (Teologi
Sosial).
19. Jani palih midartayang, apang panampinè ngatih, nè apalih buwin badihang, kaya
dadi telung bagi, tan dadi mamati-mati, miwah twara dadi rusuh, ring luh tan
kurenan gelah, barang tong kwasa padidi, da mamandung, bisayang
ngunadikayang.
20. Indik manyuwang kurenan, liyu ngaba unduk rimbit, rèh sanget ngawè sengkala,
yèn iwang bahan nindakin, munah turunan padidi, kadat utamanè pangguh,
19
mingkin anè madan gamya, nè ngawè letuhing gumi, sang prabu, yogya ida
manyisipang.
21. Nyuwang tumin nyaman bapa, yadin nyaman meme malih, rabin nyaman
meme bapa, somah tugelane malih, mingkin nyama sanggamain, makadi
manyuawang mantu, miwah rabin panabeyan, mingkin nyamah sato malih,
iwang langkung, ento ane madan gamya.
22. Yan lebih teken sanunggal, ngarangkatan istri sawengi, masih agung
pamedannya, Ida Sang Prabu misisip, ngamadwang nyama tan kengin,
nyuwang misan twara luwung, ngambil mingtiga ya iwang, saling jwang misan
tan tis, panes agung, kadi saling juwang nyama.
23. Anak ngaba sakit nglahlah, sakit ila minakadi, saluwir sakit rahat, ne pacang
keweh nambanin, ne keto nyandang kelidin, apang de ngembahang racun,
turunane dadi rusak, kawitane pacang sedih, ngadu sungsut, pada nemu
kasangsaran
24. Yadin ring kurnan gelah, sumingkin nyandang apikin, da ngamu kadroponan,
masanggama masih pilih, purnama tilem kelidin, tanggal pangelong ping
kutus, prawani masih tan wenang, sedek camah minakadi, da matemu, ngawe
santana gring ila.
Brata Sanggama
25. Lontar Cumbana sasana, pepesang nto ngawacenin, apang seken apang tatas,
ring tingkahing ngambil rabi, mangda tan pati purugin, reh agung halane
panggih, keweh malih mangawitang, ngumbah pelihe nyumunin, nyesel
pangguh, melah yatnain matingkah
26. Ento babagyan kaya palinggan Hyang Brahma luwih, sabdane mapalih empat,
mamunyi banggras impasin, misuna linyok kelidin minakadi da mamisuh, ditu
Hyang Wisnu maraga, manah dadi telung bagi, sa-mangugu, salwir gawe pacang
mabwah
27. Dwa lobane tinggalang, tlu tan mrih halan prani, ento babagyan manah ane
ngranjing darma budi, Sang Hyang Iswara luwih, sujati maraga ditu, saksat katon
kagamelan, ditu manyaksyang diri, mawak ukur, anggon mamidenin raga.
28. Yaning durung parisuda, kaya wak manahe malih, da nden banya manegenang,
pacang mamangguh ne alih, sangkan ditu jwa yatnain, kanggowang ulyan tuyuh,
lyunang ngawe pangancan, mangden tan labuh nguliling, eda takut, ngutang tuyuh
ngawe melah.
29. Muwuh ingete cedangang, ede bengong ngekoh hati, gibras-gibrasang pang
cedang, rajah tamahe pang lilih, yaning ngundape ulurin, elah isadripu
tumbuh, galak makejang mihalang, tong maang manyujuh suci, galak ngamuk,
tulus benya kapicundang.
20
30. Nanging yan ingete kuwat, nyalang kadi damar ngendih, uli ditu gampang
medal kalebete jati luwih, sangkan nto anggon matitis, nuju tingkahe rahayu,
wuwuhin buwin entikang, tri kayane mangden bresih, nanak bagus, kene
bahan maingkahang.
31. Ne sakala lan niskala, atepang manden mamesik, reh jati palinggan tunggal,
Hyang Wisesa ngaraganin, da malasang di hati, tingkahe nibakang unduk kayane
patut jalanang, kaniskala mangden pasti, mudra iku, tikasing parek ring Hyang.
32. Yaning manut marga byasa, kucuping tangane kalih, munggwing selanging lalata,
masih manggo tanda bakti, anteng manyurat galitik, sarwa tuture rahayu, ngarisakin
pamujaan, sakalwir punika sami, soroh mawug, pabaktyan ring niskala.
33. Kayogyane ring sakala, bisane matata linggih, mamepes matatanganan, sebeng lan
samita manis, tanmari manudut hati, da caluh matingkah ngagu, apang mangden
twara bina, tingkahe mangardi becik, apang patuh, sok rupan tingkahe bina.
34. Keto solahe di kaya, ring sabda jani itungin, bakti anteng mangastawa, ring Ida
Hyang maweh hurip, lengkara pang twara pelih, miwah anteng maca tutur, saha
ngrambang darma tatwa, miwah ne mangardi becik, ento mawug, silan sabda
kaniskala.
35. Ane tiba kasakala, papeson munyine manis, getar halus ngawe suka tong
tahen natonin hati, base sor singgih uningin de ngawag mangulah pesu,
mingkin ring sang mautama, ngalap kasore nto gisi, mangden manut, ring
purwa basita krama.
36. Bisane ngandayang sabda, ngunadikayang sor singgih, duweg mangulat lengkara,
lemuh halus seken gampil, pantes patut nudut hati, saha mawasana ayu, tabuh
luwung pangus getar, yan sida bahan nyalanin, sinah ngunggul, dyastu ragane
andapang
37. Yan tabuh gangsul tur rentang, sinted manyakitin kuping, dulur mawasana hala,
tan ngetang sor lawan singgih, yadin kenken ban managih, awake apang baduwur,
miwah mangden kaajumang, sinah kakalah ungkurin, tabuh ngagu, nampat anake
ngajumang.
38. Munyine sanget ngawinang, dadi nista dadi luwih, kapuji miwah kaceda, keman
miwah kaencemin, rawos masih mangawinin, sangkan sang prajnyan puniku, sang
tatas ring gunan sabda, mangrawos tanmari apik, manis muluk, nudut manah sang
mirengang.
39. Yann kaduk byasa agal, magehek sahi nakutin, gangsul tan paharimbawa, tan
wurung manglahlahin, kadang nyama pyanak samai, tan marasa niru jendul, kuping
barengan nebelang, sayan twara ningeh munyi, nagih ngelur, yaning nguduhang
pyanak.
21
40. Kenehe sahi incepang, sagumi mamanggih becik, olas hatine gedenang, anak ring
iraga tuwi, tekaning isarwa prani, mangdennya rumasa patuh, sukayang yan anak
suka, angenang yan anak sedih, manden tuhu, awake rumasa tunggal.
41. Bibit sayange pamula, apang kanti sida mentik, kenehe manulung anak, bani
manesang di hati, ngalih ne anggon nulungin, mangda kasidan rahayu, tan takut
manadi bela, matindih mangardi becik, ika tuhu darmaning sang budi satwa.
42. Ento tingkah kasakala, purukin sahi astiti, munggwing ane kaniskala, baktine
ring Sang Hyang Widhi, kenehe apang mangilis, teher bakti tan patanggu,
jiwa ragane aturang, anggon caru manandangin, hala hayu, paican Hyang
Murbeng jagat.
43. Yadin buwating indrya, indryane ring wong istri, yan suba sangkaning satya,
hidepe jati neptepin, masih rumasa kalilih, melahya sube piturut, apang de enggalan
nilap, apin indryane ngendih, meh mamuwun, sarirane dadi rusak.
44. Dening twara sabarang, ngalahang indrya sakti, niru ida sang biksuka, yang an
tasaking samadi, sangkan melahang nulekin, pastika sajroning kayun, yan jati
kuwat tumusang, manyukla brahmacari, yan tan mampuh, tan iwang mangalap
rabya.
45. Apan jati twara dadwa, batarane kasungkemin, yan sang wiku grehasta,
madadukuhan ring rabi, ngiyasin rambute gesit, waluya mangkilin pantun,
pangastawane ring dewa, pangrumrume harum manis, swamban ipun, cacingake
nunjung birwa.
46. Susune mamulan kembar, nyangkih puleh liwat bangkit, punika pinaka sekar,
lepana pupure miyik, maganda minyak minyak malati, bawun sinjange mangrebuk,
kalane bahu kungkabang, saksat dupa lintang miyik, liyat balut, manatit waluya
damar.
47. Aduhane kaping mpatan, luwir swaran genta jangih, mawisik klecontan lidah,
kalane masepsep lati, smarane duke mijil, saksat ajnyanane putus, manunggal
maring niskaa, tan paawak tan pabumi, mawak suwung, tan kahanan suka duhka.
48. Aketo bahan mantesang, apang da salah panampi, apang liyu rurungannya,
manunggal ring Sang Hyang Licin, sangkan bapa mamanjangin, bahan nanak
suba luhur, ngawitang pantes kajawat, antuk Hyang Wirudapati, pacang
kadu, ring sang hayu jegjeg nyalang.
49. Kewala masih pinehang, eda twara manut indik, turunanne apang melah,
patute paling abedik, dwang dasa tiban ne becik, tuwuhe mara matemu,
kewala da mangimayang, satonden mangalap rabi, sampun puput, tahu teken
sarwa karya.
50. Da mangutang kawenangan, nyalanin salwir indik, apan yan iwang pamarga, tan
wurung halane panggih, mangawinang sakit hati, makawanan da mamurug, catur
wargane elingang, ento yogya anggon titi, sinah lantur, reh nuwut marga utama.
22
51. Ne maadan Catur Warga, tegesnya mangda uningin, darma arta kama moksa,
pidartanya siki-siki, darma silane luwih, tahu ring patuting hidup, tan mangimpasin
pamongan, ngamong gama sastra aji, sapatuduh, guru lan ratu da tulak.
52. Ento ne manjing ring darma, artane mateges pipis, yaning kadarmane bakat, sida
bahan manyalanin, ulih ditu ngalih pipis, apang twara pati purug, yan pipise suba
bakat, lawutang kamane alih, sinah luhung, kama mateges kurenan.
53. Disubane ngelah kurenan, eda bes sanget ngulurin, demene ngadu indrya, da
engsap ken awak mulih, mulih kajagate suci, suci tan palatah lutuh, hening bresih
galang padang, ento moksa keadanin, tegep sampun, ne maadan catur warga.
54. Disidane patuh bahan, suka duhkane manampi, jati kalis tan sangsaya, bahan
seken kauningin, manahe mawak ngapusin, ento jati bresih mulus, ento ane
madan moksa, uli hidup elah panggih, bareng nutug, kayang seda mangguh bebas.
55. Amonto tityang nguningang, pawarah sang guru nguni, bilih beli sampun wikan,
ring aptin tityang ne mangkin, Sang Subudi glis nyawurin, patute beli tan purun,
nyinahang ne durung sinah, jani saking magabahin, bahan caluh, bani ngugu
munyin rasa.
56. Mirib adi kena upas, panah Hyang Smara lancip, alise nanggal apisan, nto mameda
krane sakit, lan susune puleh nyangkih, kadi gili kembar halus, ento maneteh
idewa, kudyang nyidayang matangi, lud kelebu, tangkeb ombak muka bungah.
57. Tangan meros madya lengkyang, kalud cokor putih gading, ibungan gadung lan
pudak, katempur tan purun molih ento nepen mwah ngalilit, ne kadi taksaka agung,
kudang bahan mangelesang, lan pipi putih ngulapin, peteng libut, twara ngenah
pajagatan.
58. Daging beli manyinahang, adi kayun marabi, Sang Sucita gelis nimbal, tan simpang
panarkan beli, apan saksat Wrehaspati, rumaga sarin kaweruh, ndikapan iwang
swatah, inggih sapunika beli, ne katuju, sok durung wenten tagonan.
59. Kewala bawu mamanah, nganutin alaki rabi, pangkah minda grehasta, nanging
tambete tan gigis, nika lungsur tityang mangkin, yan sampun beli mamatut, durus
pacang kamargyang, ature menekeng hati, nuli nyawur, sang Subudi sada kencah.
60. Apan twara larangan, kapatut ban sastra aji, nu madan melanin darma, sok adi
twara ngimpasin, kadi tuduh sanghanya aji, Sastratmaka aran ipun, dumadak
mangda kasidan, ditu mawarangang budi, pang satuwuk, masarga tong tahen belas.
61. Liyu anak masawitra, pada nuwut keneh padidi, twara manut kecap sastra,
ngawinang matungkas sering, dadi mawasana ganjih, gampang sugat dadi musuh,
awanan beli tan tungkas, reh ngadungin linging aji, inggih durus, maryang kayun
idewa.
62. Nah amonto peragatang, dumadak Ida Hyang Widhi, gelis manywecanin
karma, ne pantes nyandang matanding, rupa hayu budi luwih, prajnyan tur nangge
23
kasdun, tatas maring kawenangan , tepet nganggen satya laki, mangden adung,
kadi Saci lawan Indra.
63. Buwate matirtayatra, beli suba mangitungin, matitis dinane melah, buwin abulan
ne jani, yan tan wenten mangalangin, jalan payu luwas ditu, kadung nuju sasih
melah, alase sinah ngrenanin, sampun adung, Sang Sucita pamit budal.
64. Benjang semeng Sang Sucita, lunga katukad ngararis, nyadya manyuryasewana,
tur sampun kalaksannain, wusane raris matangi, pacang mapakayun mantuk, kaget
cingak sekar katah, anyud sareng kencerik becik, gelis sawup, kaget wenten taruni
nyagjag.
65. Adeg nyepek tan pacacad, hayu anom liwat bangkit, encol pemargine nyagjag,
bawu tampek janggel mamargi, antuk wong lanang kaaksi, Sang Sucita gelis matur,
duh dewa sang kadi bulan, boya madu teka manis, twara duhung teka mangresin
manah.
66. Sakadi ring panyumpenan, bahan tembene mamanggih, rupa hayu kadi gambar,
alis lancip manatonin, daeuh intarane lilih, aas tong bani mamarung, miwah isekar
cempaka, jerih ring adeng imanik, kayang bakung, takut ring jrijin imirah.
67. Itebu cemeng tan patma, ngeton lambene bes manis, inyuh gading kelapa bulan,
kanti tuh tulah nandingin, susun imirahe nyangkih, kalingke entikan gadung, bes
congah yan purung namgah, madyan iratune ramping, rep manungkul,
kaulangunne samyan.
68. Jeneng imirah kecalan, sangkan sendu sada gipih, yan wantah ledang mawosang,
ndaweg ja tityang ndikain, manawi tityang mamanggih, sinah katur ring sang hayu,
ne istri raris manimbal, masawur rempuh amanis, duh sang bagus, pamurtining
Hyang Smara.
69. Wyakti bas kalintang melah, papupulan harum manis, pantes ratun kulangunan,
turun manodyanin gumi, maraga Hyang Smara patis, mijil saking sgara madu,
paling mider masusupan, nyerepang I Dewi Ratih, sangkan puput, bagus nyalang
tan paceda.
70. Gelis tityang nguningayang, awinan gipih mariki, kawit tityang ngrereh sekar,
saking pituduh iaji, mangge ring pamujan wyakti, polihe durung ja cukup,
sangkan malih mangulahang, kaget angsoka kaaksi, mangerembun, magenah ring
pinggir tukad.
71. Antuk melede sangkan kayatnanne tipis, batu gannjih enjek tityang tur labuh, ring
baya tan wenten eling, ngalibeg batune kancit, tangkajut tityang tur labuh, sekar
kencerik lepas, kasep tityang manyagjagin, antuk suluk, sangkan mariki nudtudang.
72. Iwawu kantaneng tityang idewa ne trang mangambil. yadyastu manyewegara,
pamanggihe tan pasaksi, saking waluya mamerih, nunas ledang sang abagus, icenin
ja tityang ngudal, anggon jwa sawitra miskin, mangda sampun, iaji menggah ring
tityang.
24
73. Wireh uning mangawinang, paselang kayun iaji, antuk budal patalanjang, lungane
nganggen kencerik, Sang Sucita manyawurin, inggih ratu sang ahayu, sampunang
malih manjangang, boya nugi tityang lalis, sinah katur, munggwing drewen
imasmirah.
74. Sang Sucita manyekenang, mapitaken sambil kenying, cingak manis ngimpek
manah, ratu ayu liwat bangkit, munggwing pisarat imanik, tityang sampun tatas
weruh, ring parab durung pawikan, yan tan wenten bes kapingit, ndaweg ratu,
ndikayang sampunang ngubda.
75. Nika saksat upah, tuyuh nuduk kambencerik, pacang sungsung jroning manah,
kapetinin antuk aling, kabaktinin syang ratri, sang hayu gelis masawur, tan pisan
tityang mingitang, Ni Karuni tityang kandanin, antuk iguru, ne maparab dukuh
Prajnya.
76. Dyah Parmita ibun tityang, nanging lacur boya kari, wenten sampun petang warsa,
umantuk ring jagad sepi, rawuh layon nora kari, geseng matemahan kukus,
puwunang geni adnyana, sakil wulupuhun mijil, sangkan lacur, ida seda tanpa
sawa.
77. Menab wenten pakayunan, kapondok tityang nyimpangin, tan nyandang bli
sangsaya, reh tityang madrebe aji, tepet ring brata samadi, asih ring sahanan
hidup, durung nahan pangguh duka, wenten adin tityang siki, truna bagus,
wastan ipun I Sugata.
78. Nanging ipun tambet pisan, tan wenten uning brangti, watek ngawe sebet manah,
tan pisan ipun nahanin, bantas uning manyukanin, greteh banyol maring tamyu,
demen mengawenang girang, tiwas ring papineh usil, kaduk halus, rikuh
maningkahang mrekak.
79. Inggih puput sampunika, sadurung bli ngrawuhin, sayaga tityang ngantosang, ature
mangimpek hati, mababoyan cingak lindih, mapasupati ban kenyung, gempor rasa
sang mirengang, masriyep kadi mangipi, rasa magalet, maring bale pawarangan.
80. Sangkan kadi kapupungan, sawure tan malapanin, mati tityang ratu mirah,
anyudang cingake manis, lwir blabar madu gendis, nyunyur bawose bes suluk,
kudyang tityang malipatan, ne mangkin tityang jeg ngiring, da iratu, kaimud
manampi tityang.
81. Dukuh Pradnyan matwan tityang, Isugata ipah jati, sampunan iratu nolak, ne
mangkin tityang nyimpangin, masadya nunas imanik, reh rabin tityang iratu,
angkepan saking niskala, tityang Smara adi Ratih, sih salulut, tan pisan dados
pasahang.
82. Apan jati juta karma, dewa tan dados ngalangin, kalingke buta manusa, nggih
ngiring mamargi mangkin, tityang ngungkurin imanik, mangden pemargine
lantur, yan tityang pada ihinan, brengkat ceceh tolah-tolih, meh katanjung,
katungkul noleh imirah.
25
83. Dyah Karuni osek mirengang, wawu rumasa ring hati, eling ring bawose iwang,
polose tan manut indik, sangkanya seneng katampi, reh caluh nyimpangan lucu,
sangkan matur taterangan, beli sang mustikan luwih, pineh dumun, ngudyang tan
nganggo wiweka.
84. Kecap ajine elingang, napi salwir ne kaperih, sampunang puput ngaraga,
locita margyang ihin, mangden pikolihe becik, saking yatna ngalih luwung,
dropon kayune tinggalang, reh gampang halane panggih, bilih lacur, ane alih
twara bakat.
85. Apan sajronang pamlapan, kapattanne malinngih, munggwing patutte
punika, saksat arca lintang luwih, palinggan Hyang Maha Widi, manyukanin
sang manyungsung, mangawinang sida karya, sangkan punike sungkemin, yaning
tuhu, beli misadyayang melah.
86. Tan kidik satwa nyinahang, dropone mamanggih weci, kayatnane ngawe suka,
nika uger-uger pasti, tan dados uwah uwuhin, yan purug mamangguh kewuh, punika bli pinehang, yan tutug tityang ne mangkin, lintang lucu, solahe tan manut
krama.
87. Dyastu iaji tan menggah, panglemek halus kicenin, sinah manados selselan eling
ring indike sisip, kadi tingkah istri jalir, ngumbara ngalih wong kakung, yan
beli tuhu pasweca, ring tityang ituna budi, mantuk dumun, wusanan mangken
wilangang.
88. Sang Sucita kayune punah, racun kendarman nibenin, tumuli raris ngandika, duh
Ratu Hyang Saraswati, tuhu maraga sastrawit, sangan kapranyane mulus,
pantes turunan utama, wacanane bes ngulapin, surya siyu, rasanyang tityang
ring manah.
89. Kudyang nyidayang mamapas, sapisan tityang mangiring, kewanten ratu ampura,
atur tityang jadma paling, genin indrya ngebusin, sangkan paling pati jlamut,
adoh saking kapatutan, durusang tityang pisisip, pangda caluh, ima nampenin
imirah.
90. Samalih ratu elingang, yadin tan puput ne mangkin, sok tityang ngawit mabaja,
sarat tityang ring imanik, sampunang tan ngalinggihin, pinunas tityange pungkur,
wireh boya wenten liyan, kanten ring jagate sami, sok iratu, tingglas gumantung
ring manah
91. Bilih tityang maseh gama, pacang magama imanik, rahina wengi ngarcana, ring
tungtung hati kastiti, kastawa ban puh ginanti, mawisik sulinge lengut, Ni Karuni
raris nimbal, sampunang ja bes mamuji, mantuk dumun, tityang ugi pamit budal.
92. Yadin ceceh kaandegang, Ni Karuni ngeser mamargi, Sang Sucita bengong
ngatonang, lwir togog masemu jengis, marasa suwung di hati, jiwane kadi
manutug, Ni Karuni raris ical, umputan pandan ngilidin, lami sampun, kawas ugi
tan kacingak
26
Pupuh Pangkur :II
1. Sada lami Sang Sucita, bawu eling, manutuptup mangeka sedih, srupatane deres
metu, twara kena inampetan, dadi medal, bawose mangajap suwung, duh nguda
iratu lagas, mangutang tityang iriki.
2. Ring mendung sawanganng tityang, ireng rambute, masih tong enyak sabanding,
selem aksine tur balut, itunjung biru ya kalah, gili kembar, bes sipok nandingin
susu, empol penyalin lan pudak, ngayuh ring cokor imanik.
3. Dijase tudtudang tityang, mangda panggih, kahayoh iratu mangkin, sundari tan
ngawe lipur, apan adoh yang sawangang, ring wacanan iratune rempuh halus, lemet
laywaning angsoka, tong mampuh nandingin pipi.
4. Aas isekar rijasa, bane usil, ganggu mamanah marungin, lambene barak tur halus,
pantes ngembahang saksara, ya ibintang, rahina kalh matarung, ring cacingak
imasimirah, pakedep natonin hati.
5. Ikembang trate lan padma, tuwin makanti, ring isasih prawani, yan congak purun
mamarung, ring prarain imasimirah, sinah tulah, sekare katempur, ibulan compeng
dadinnya, iratu ngunggul padidi.
6. Sangkan tong ada ngawinang, lipur manah, mangden purna ring imanik, sagara
halas lan gunung, kayang bungahing nagara, nyorong kalah, marungin hayun iratu,
rep luwir kadasa guna, aduh arah kudyang jani.
7. Sang kawi kasub prajnyan, sinah ajerih, nyanggupang ngawi imanik, pasti kejekon
kaweroh, kalud pangupama kirang, yadin peseng, tri buwanane gebur, kasor nu
beten di tanah.
8. Bilih Sang Hyang Nirajnyana, mangutprti, nyadya tedun manglugrahin, tityang ne
anteng mayumbung, kautaman Sang Hyang Sukma, sangkan pragat, jegege
ngerubuh kayun, kudang degag nyitendrya, becik ngayuh ring imanik.
9. Kewangten ratu mas mirah, nggih da lali, ring tityang ne teher bakti, yadyan saking
adoh matur, elinge anggen mirengang, daht nista, sang tan males tresna mulus,
amonto panyawang tityang, inggih icenin mapamit.
10. Tumuli mamargi budal, belis lecig, kasabehan toyan aksi, ragane rumasa puyung,
apan jiwane makantah, ring sang dyah, Karuni jegeg mangirut, sangkan
tindakanne ngawag, mati capatan dimargi.
11. Sarawuhe maring umah, jeg mlinggih, mamona ngaregep tangis, degeng kadi
togog nguntul, luwir mengranasika, masang mudra, lwir mrayogayamg sang
hayu, liyeping ajnyana suksma, paroking Smara Ratih.
12. Menget lawan budi rasa, bane ngilis, nunggal maring Ni Karuni, sangkan
ipyane ngelantur, saking jagra kaswapena, twara belas, makaronan ring sang
hayu, rasa ring nandanawana, masangu rasmining hati.
27
13. Tigang dina bratane maksa, tan pasangu, sok Smara rasa kabukti, manginum
tresna salulut, maulam ban lengleng unang, kanti layu, meh Hyang Siwa
Smara nurun, lugra ringsang ngineng brata, tan pegat ngastiti bakti.
14. Sang Subudi mangkin carita, kraseng hati, sargane baya nibenin, awinan gelis
karuruh, kumahnya misadya nglawad, ngatujuwang, Sang Sucita bengong
kapangguh, Sang Subudi matamggara, Sang Sucita noleh nyapatin.
15. Sasampune wus kasapa, Sang Subudi gelis katuran malinggih, ring mambenge
bresih halus, sapuputing sopacara, mangandika, Sang Subudi ngambil ngusud, beli
iseng krana teka, nelokin iadi mai.
16. Kewala kadi makesyab, ban ngetonin, warnan adi kecud kuning, mirib adi maan
langu, pisan polih mabrata, tur magadang, maca kadalon ngalantur,nah jwa adi
tuturang, mangden bli gelis uning.
17. Inggih bli jiwan tityang, Sang aluwih, maka ratun olas asih, antuke tan pisan ajum,
nyimpen kapradnyanan katah, suka ngandap,twara punyah ban kaweruh, teka
pangus ban nyolahang, mapi bli nenten uning.
18. Nadyan bli sampun wikan, nanging malih, tityang mahatur pihuning, ganjihe
mangawe labuh, nyawuh tityang kaampehang, bahan banget, angin
tayunganne lemuh, cewat kasander ban lihat, bah katujah alis lancip.
19. Jantos ngahngah maring dada, mangajero, sakite medah kahati, sambyar
maliyah kasumsum, gring ngrusak jitendrya, sakit rahat, tan dadi tempur
jejamu, baya yan tan sang milara, swca nulung manambanin.
20. Cutet tityang nguningayang, duk masiram, sangkala kambit wong istri,
jegegnya natonin jantung, bahan banget ngurek manah, kocap madan, Dyah
karuni kasuhur, putri Sang Dukuh prajnya, milara tityang puniki.
21. Maring abasan kanginan, palemahan, alas Sukawan malinggih, tumusang ledang
bli bagus, maicain tityang marga, sane ngantar, ne ngawinang manggih hayu, sida
sadya mangeniyang, Ni Karuni sang kaasti.
Pupuh Druma : III
1. Sang Subudi sampun mastika rihinan, nuli nyawis mangrenain, adi Sang Sucita,
ndikapan belimanggayang, ne mule kaati-ati, bahan sawitra, kendel yan kidihin
kanti.
2. Sujatinnya ne jati madan sawitra, tan nyangka ngetohang hurip, ngawe
mitraarta, sakeweh bayaning mitra, lagas bareng manandangin, suka dukha,
pada bedak manulungin.
28
3. Tonden panak boye nyama dong sawitre, anake ngelen tan noleh, kalanning
irage, katibanan dukha baya, mingkin Sang dadyan hati, tan tulungan,
mangulah suka padidi.
4. Keto masih yaning engsap ken tresnan mitra, mitra nistura kadanin, kalingke
yan kakasihan, mrih patining mitrannya, mitra drohaka kadanin, langkung
sasr, uli hidup kayang mati.
5. Yaning saking manah nulung jati lagas, ban daging tingkah lan hurip, tan
cara madagang, mangajinin pitresnannya, tan amrih purup pamuji, nto
makejang, swamitra kaadanin.
6. Ane keto maawak jnyana utama, anggan Hyang Datiswari, dewaning adewa,
kepitan Hyang Werocana, Budapaksane mamingit, ibu bapa, nyama sawitra
nto jati.
7. Ento tuwah nyandang sungsung, sahi sembah, peteng lemah nto baktinin,
solah anggen nyembah, tan genep bakti ban mantra, yadin sok nyangkupang
jriji, ngulah gampang, jalan sahi pahurukin.
8. Keto tuwah tingkahing dharma sawitra, jalanne jani kawitin, unduke
nyaratang, Ni Karuni sang lwir bulan, ento rembug apang pasti, da maimpas,
teken ane madan yukti.
9. Sampun puput madungan raris mamarga, rahina becik nujonin, dauh katepetang,
menengin bagamuhurta, pamargine sada gati, glising carita, ring Sukawan sampun
prapti.
10. Wus madabdab kampuh sampun katedunang, sang kalih raris ngranjing, maring
pasanggrahan, ngalap kasor ring sang tapa, sang tapa gelis nyagjagin, tur manyapa,
ring greh kacatur mirib.
11. Bagus sayang makawawu galih prapta, rarisang dewa malinggih, nanging
aksamayang, genah kasar sok embonan, reh pondok wong tuwa miskin, mayus
ludan, romon tan cara nagari.
12. Wus manyapa ngenjwang canang nanjenang, Ni Karuni medal nyapatin, cingak
mintang kembar, mapamit huwus manyapa, ring batan angsana malinggah, I Sucita,
sakit ngeres mengawitin.
13. Tan asuwe I Sugata saget prapta, nibakang cacingak manis, smitane kencah,
manggutan sambil mangandap, meneng rasa wus nyapatin, bahan pragat, tangkepe
tasak manengin.
14. Sang atapa malih mangandika ban-ban, duh sayang bagus sang kalih, nyen pareb
idewa, miwah wite sakeng dija, nyen parab sang ibu aji, pacang nguda, pisarat
ibagus mai.
15. Yaning wantah dados idewa nyinahang, meled bapa mangden uning, yaning
papingitan, tan malih bapa nyujutang, ane lyan anggen nyambungin, gelis nimbal,
Sang Subudi manyawurin.
29
16. Duh sang tapa sang saksat surya sakala, nyundur jagad tan mamilih, pangkung
munduk alas, maweh sukaning buwana, dyasthun tityang nista jati, ndatan beda,
antuk sang tapa nywecanin.
17. Sinah katur kadi pakarsan sang tapa, reh tan wenten ja kapingit, munggwing desan
tityang, ring Wekreta tan lyang, bapan tityang wus sulinggih, ne maparab, Resi
Sidanta pinuji.
18. Sang Darmika parab ida ibun tityang, tityang mwasta sang Subudi, puniki
Sucita, wastan ipun sargan tityang, putran Rsi Metri kastuti, munggwing byang,
Resi Danti kaparabin.
19. Mateb matur Sang Subudi mangujiwat, Sang Sucita sengeh nampenin, nuli matur
sembah, duh ratu sang pangempwan, dwaning tityang pedek tangkil, wenten sarat,
mamitanng sampura rihin.
20. Wus rumasa ring dewek kalintang nista, tan pendah luwir, sasawi, bes pangkah
mamanah, manuncap pucaking arga, doh ipun ibun tan pawit, pacang sida,
pangkah nagih nyujuh langit.
21. Tityang bingung kena panah Hyang Smara, tegeh endep tan ketangin, nanging
sang atapa, mula meraga amreta, juru jampi mangetisin, sinah lugra, ngicenin
saluwir kapti.
22. Reh iratu saksat Batari Surabya, nyuswin salwir mahurip, apan sidajnyana, ring
balyan aswinodewa, gumanti juru tambanin, manyukayang, sang luwir sang
nandang gering.
23. Wireh mule sipating sang maha tapa, patpat solahe kagisi, angen ring sang
lara, manulung twara jangkayan, purun manesang natingin, sang alara, tan
surud ring baya pati.
24. Wahu suka yaning sang tulung wus waras, kotaman punika sami, tekek tan
ngingsiran, malingga ring sang atapa, sengeh tan nahanin paling,
mangalihang, ngadungin tamban sang sakit.
25. Sinah toya kapaica ring sang bedak, paturon yan ring wong harip, nanging yan sang
muda, kaprajnyanan kalugraha, tamba yan ring wong agering, nanging tityang, lara
smara nibenin.
26. Sampun sinah ring sang tapa genahing tamba, tan emeng adoh mengalih, daging
atur tityang, ngalungsur putrin sang tapa, maka sadana ngastiti, katurunan, budi
satwa kang pinerih.
27. Mugi ledang manados putra utma, maka mustikaning hati, kajanaanuragan, maka
payubaning jagat, lwir wanira nyamping margi, manyukayang, sang membon guru
mamargi.
30
28. Bilih sida mangardi kawitan lukat, lepas saking genah weci, saking kertin putra, ne
sida manut sasana, nganutin sila sayukti, ngawe suka, kadang braya kula wargi.
29. Sapunika pidagingan atur tityang, artu sinah ngawikanin, sapangacep tityang,
sawetning duradarsana, durasrawana tan gingsir, durajnyan, ring sang tapa
mungguh sami.
30. Sane mangkin sok tityang ngatos nugraha, tan wenten malih manjangin, sawetning
sang tapa, sinah wus karasemg tuwas, sakit sang tan sida kapti, lwihke yan taruna
smara nibenin.
31. Sang atapa mangandika halus ban-ban, Sucita nanak sang wagmi, bapa twara
panjang yan nyak teka jag juwang, adin cening Ni Karuni, nah kewala,
paradarane impasin.
32. Swadarmane nyandang agem tekekang, tingkahing mangamet rabi, yaning
sang ksatrya, wenang-saking kaprawiran, pamargine ngalap rabi, sang
brahmana, saking adung pinih luwih.
33. Masih ada pakeling bapa amatra, mula yan smara ngeninin, plapane hilang,
disuban yatnane ninggal patute kereng magedi, dadi iwang, mimpas ne alih
tan keni.
34. Gampang kroda deweke mrasa kuwasa, dewa Widi tan takutin, las murug
larangan, sastra gama rompak onya, tan takut mamangguh weci, Sang Hyang
Yama, makita nglawan matig-tig.
35. Wireh langah bajange tongosin yatna, tuwuhe sanget ngabanin, lud makanti
indrya, sangkan bapa makelingang, mugi cening kuwat nyaganin, ndihan
indrya, apang da nilap muwunin.
36. Sangkan apang tangar mangamong indrya, reh ya patis lalipi, mupas mranen
pisan, yan kirang yatna manyaga, nyimbuh meh baya awinin, keto dewa, nah
kema iadi lemesin.
37. Kadi sukan ikayu padang panesan, molih sabeh kapat ngawit, waye sapunika,
ledang sang kalih manunas, wacanan ida sang Resi, raris nyumbah, Ni Karuni
katampekin.
38. Caritayang papadune sami terehan, I Sucita lan Karuni, pakembar wus ngalebang,
ayame samisaungan, mataji bawose lindih, tur mabulang, bahan cacingake natit.
39. Ngawit ngebug Sang Sucita ngarihinang, tajine matitis hati, duh ratu mas mirah,
tamyu ja tityang ban cingak, ne ngasorang manggis agumi, tur kenyemang,
lambene takutin gendis.
40. Mingkin mirah elas antenge kelesang, keni kanten susne nyangkih, sinah sang
Hyang Indra, sang maka dewane tingal, Ida langkung suka trepti, mamuktyang,
bilih ngewales ban bangkit.
31
41. Kalingke yang ganggu rambute buyarang, yadyastu tityang kalilit, pasti satengah
lintang, malan titiyang kalukat, ngasorang lis kamaligi, ne ngritisang, banyu awang
toya suci.
Pupuh Dangdang : IV
1. Aduh ratu mas mirah sang luwir ratih, nyundar galang, etis kadi amreta,
panglukatan taruna sedih, boya saking tityang nyumbung, ban tembe tityang
manggih, jegeg sekadi imirah, pantes dadi pacar caksu, jantos wenten
kasangsayang, manah tityang, selang ring dewek mangipi, yan bangun meh mirah
ical.
2. Yan upami wyakti tyityang mangipi, meh imirah, rabin Hyang Iswara, maraga
Hyang Giriputri, ne nyandang kasembah suwun, iratu mula kapuji, apan dewaning
adewa, make minyaking tutur, sarining yoga brata, nggih dumadak, iratu ledang
nampenin, menganggen saksat bupada.
3. Boya ugi iratu sang sekar wangi, pacang nulak, tityang isadpada, ne mider
nyerepang miyik, buduh badudane wukud, bes mangawe salah indik, sakadi
witning pinang, ndikapang manulak gadung, ne suka nglilit nyaratang, ngawe
bungah, ngaturang bangkit lan merik, sigug yan ngantos bun petak.
4. Daging mangkin tityang matur mangawitin, ring imirah, kedeh mapinunas,
dumadak ledang nampenin, mangdennya imirah puput, ngodagang tityang puniki,
anggon juru manupdupang, nyisinin sambil mangelut, dyastu kala imirah,
kahongkeban, tityang sengeh mangalihin, nyutsutin karingat muka.
5. Tityang suka yan mirah pungkur nyarenin, kala menggah, reh sampun ngapalang,
pangrumrum pamurnan hati, sampun mabukti ping siyu, manglebur ibuk brangti,
kudang-kudang kakrangan, kawiraja sane kasub, kaketus sampun karambang, satus
pada, cara swarga turah iriki, mangkep sampun kapastika.
6. Kala uyang tan sida merem digelis, kari gampang, dipabinan ngebah, tityang
sanggup magadangin, sambilang nyosohang ranmbut, kaduk manglawut
manyiksik, ngiras nyangkrimang imirah, mupah kapah ngurut susu,
ngicalang laad lamad odak, tur mantesang, ncen ane sandang usudin, ratu jeg
meneng manggayang.
7. Tityang tanggung mayasin mangden becik, tan pacacad, polos papatutan,
nanging sanget nudut hati, asing ngeton dot maniru, tityang kasub uling alit,
mula juru payas koptah, prakangge dipuri agung, saking duweg mamntesang,
tan mendowang, nguwah nguwuh malih kidik, puput dados tan pacacad.
8. Inggih ja ampakang lambene manis, ne waluya, korin Hyang Iswara, ne maraga
bawos inggih, ne muwat arti pasanggup, medalang tuntun ban kenying, reh sampun
sami sayaga, Catur Lokapala nunggu, Hyang Indra dimatan tityang, Hyang
Kuwera, ring karna alal manganti, ring irung Sang Hyang Baruna.
32
9. Sang Hyang Yama ring cangkem, tityang manganti, pacang nyanggra, kusung
kahiringang, ring utek katurang kastawa ban gurit kidung, kasepin ban
girang hati, madamar ban mirah, raris nimbal, Dyah Karuni manyawurin,
gagebuge tangar pisan.
10. Bawos bli kalintang-lintang mamuji, lwir merasa, napak Budaloka, keburang
wacana bangkit, tegeh ngolete kalangkung, mangawenang res dihati, reh tityang
kalintang nista, bocok kalud lintang jugul, tan wruhing tatwa kanda, kapetengan,
nanging ka tan salit tampi, reh tityang kapi hutangan.
11. Sane pidan duk tityang tulungin bli, manudukang kencerik punika, durung pisan
tityang lali, nangingke bes ngencot langkung, yan dewek tityang kaambil, banget
pisan joh sahimbang, pican bli lintang agung, dewek tityang langkung nista, bes
ngatimang, ngawe kapok sang nulungin, ngudyangse capunge lawar.
12. Mangkin tityang mapidaweg ring bli, matur ngawag, manguningang wreta, antuk
manuduk ring margi, yan rabi sane katuju, laba nista kawastanin, yening
kasugyan saratang, madyama laba kasengguh, nanging yan merih sawitra,
mautama, nika laba pinih luwih, sangkan ngiring masawitra.
13. Ngudang buduh ngutang swarga ngalih weci, sanget tawah, milih ne jalekan,
ne melah twara cumponin, banget ngawe anak bingung, pinehja beli kawitin,
minab kari kirang waras, kirang nimbang langkung napsu, petengin lawat
indrya, dong bes basja, Hyang Smara kasub pacadi, tan milih nyangkala anak.
14. Minab sering bli ngajengang kopi, duren ulam, sangkan banget galak,
indryani ngusak-asik, lwir yaksa sakti ngamuk, becik tuba ban keladi, punike
sering rayunang, mangden indryane enduk, madyane sering leblebang,
mangden jenang, kayune raris tambanin, bahan sarwa tatwa kanda.
15. Tan pagune sugihe ring idemit, masih nirdon, antenge anggurang, tan muputang
karya kidik, nirdon ugi bli bagus, beli kasub prajnyan wagmi, yan tan manyaya
indrya, awinin kawitin bangun, ngudyang labuh bwin kakebang, dadi suka,
mamanjak ring satru jahil, indrya musuh ring kaliliran.
Pupuh Sinom : V
1. Ndaweg tityang mapinunas, ngalemesin bli mangkin, laba utama saratang,
masawitrane sungkemin, yan tityang ngiring marabi, runtike pacang
mapatung, wireh angkarane medal, paturu saling angkenin, slir palsu, reh
ngangkenin twara gelah.
2. Olih pengangkene medal, kenehe ngodag tan gigis, saking kayune mangodag,
ragane mrasa bupati, bahan rumasa ngagungin, pada tan suka kauduh, sami
nagih mamerentah, yan tungkasin dadi jengis, meh mananjung, paling kidik
dadi jaljal.
3. Dadi sanget mapangenan, perentahe katempalin, ulunhati magejulan, tumben
kateler ngagunin, bas ahatan uling nguni, bwat ngelah panjak tutut, dadi
33
gring salah acepan, suka padem yan tan ajerih, sanget kalut, puput sedih
kakeniyang.
4. Ngalih sukan makurenan, patuh san ring manyagjagin, lawat kakelik
mangindang, nika tutug ngalih etis, engsap teken peluh pidit, etis ganjah bakat
ruruh, awinan beli pinehang, tityang matur saking jati, pineh dumun, dadi
wisya sengguh amreta.
5. Sangkan ngiring masawitra, sareng muruk ngalih jati, mangda kadi Kresna
Arjuna, saling jaga metoh pati, akeh labane kapanggih, saking pasawitran metu,
lebih suka kirang duhka, langkung untung kirang rugi, beli bagus sampunangja
ngambil tityang.
6. Ne jati jegeg dijagat, manis etis manyukanin, tuhu lanus tan paceda, tan
kahanan tuwa pati, sayan lami sayan becik, sayan wayah sayan luwung reh
jati istri utama, sang suklabrahmacari, istria hayu, sayan lingsir
mamajangang.
7. Punike becik rangkatang, aluh twara ngalemesin, sok yan jati bli arsa,
ngudyangse tityang lemesin, jadma gelis tuwa pati, pangaputan sarwa letuh,
kisan isin jajron saksat, basang-basang pasuranting, lan paparu, ati limpane
ditengah.
8. Reh bli takep indrya, sangkan kejokan pangaksi, tan cingak ane ring tengah,
sok ring jaban kulit kaaksi, kulit bawange ngilidin, yan kupak barak kadul7u,
madaging wat pacarangcang, garagas makaput getih, twara buwung, dadi
banyeh ya samyan.
9. Jitendrya lan sawitra, yan angkep sumingkin becik, tan wenten kirang kagunan,
waluya Lembu Nandini, bisa ngicen asing kapti, sangkan anggen rurung tuwut,
marga kenceng tan macanggah, ngojog karasane luwih, eda ganggu, beli pacang
ngambil tityang.
10. Sang Sucita gelis nimbal, nika patut rawos adi, nanging kirang unadika, anggah
ungguh manden uning, tan wurung isinga mati, yan paksa uwehin ambung,
ilembu tan wurung pejah, yan paksa mangsa icenin, ngudyang buduh,
ibaduda icen sekar.
11. Sang Biksune mule wenang, manyuklabrahmacari, tityang reh mule
kendryan, awinan ngalih imanik, ne katuju wantah tunggil, beda bekala
kapundut, swadarmane elingang, paradarmane kelidin, pangda slingsut,
tingkahe melanin darma.
12. Ane madan swadarma, amongan raga padidi, ane madan paradarma,
amongan wong lyan wykti, amongan iprajurit, mayuda mangardi luwung,
sang prabu magehang jagat, swadarman anake istri, pinih luwung, yan
nyidayang patibrata.
34
13. Punika mirah pinehang, reh manik maraga istri, patibrata paling melah, nggen
larapan ngalih suci, tityang mangiring imanik, anggen srana gurukakung,
manden sida makaronan, saparan tunggal pamukti, adi hayu, linggihin
pinunas tityang.
14. Tityang sanggup twara tempal, sapakayunan mangiring, dyastu manyahjah kota,
ninjo wawangunan rawit, yawat kasagara ngraris, malayar mangalih nawu,
ngawasang bungah sagara, kliyahang toyane becik, ring das surup, Hyang Surya
Kalintang endah.
15. Sambil ngawas gulem barak, nyalang mawor biru kuning, maputih madadu gadang,
lwir cayan nawadewati, papindan guleme becik, kadi gambar ngendah erut, lwir
wayang malalampahan, sanghyang pawana ndalangin, dahat lengut, sanget
nguwuhin kasukan.
16. Yan waneh maring sagara, kagunung halas mangraris, sambilang matirtayatra,
teher mukti sarwa sari, tukad danune tinjoin, sarwa wulangun tan ketung, muwuh
swaran paksi umyang, halus tambungin sundari, uduh ratu, kenken sukane
pangguhang.
17. Yan adi lesu mamrga, tityang mangemban imanik, twara sandang sumangsaya,
tityang mula juru sunggi, megat Ni Karuni nyawis, naging gagebuke enduk, arah
tityang tan ngiringang, tityang twaraja bani, nimbal ngebug, I Sucita mangucutang.
18. Nguda takut imasmirah, reh tityang nandan mangabih, nesek twara mabelasan,
mangrumrum sambil mamuji, mangawas madyane ramping, stel ring tayunge
lemuh, tindak dabdab mangelohang, lwir camara tempuh angin, tanggung nawu yan
tityang sampun ngiringang.
19. Pungkur yan tekaning samaya, imirah seda ngrihinin, tansah tityang
mangiringang, ngetut pamargan imanik, wireh bayane tan kidik, tityang
ngabeh manden lantur, yan tityang padem rihinan, tan nyujur kaswarga gelis,
kari nunggu, ring watwagalagil ngantosang.
20. Dikalan mirah prapta, manden wenten nandan ngabih, apan marga sripit
pisan, batu ganjih asing njekin, kalud pangadang tan kidik, garuda bwaya
asu, ageng karura tur galak, ring sampun sami klintangin, ditu ngucur,
manuju smaraloka.
21. Ngelingin purine suba, bahan suwe katinggalin, ring taman talagadwaja, ugi gelisah
cingakin, gedong sekarene marik, matumpang masusun-susun, bilih kakwane
samah, masang jaring ngurambatin, nyawan liyu, tambulilingan nganggwang kita.
22. Wenten ugi manah tityang, ngiring mandatan marabi, nanging Hyang Smara bijal,
nyelir nyelang dewek beli, wireh Ida Dewi Ratih, malingga ring adi hayu, yan
tempalin bilih tulah, becikanja margi iring, mangden sampun, keni pamastun
batara.
35
23. Ah beli jeg ngendah pelag, bes ngawe dalihan paling, sampunangja bengkung tulak,
masawitra pinih becik, teka nguda buduh adi, twara ada kanda luwung, katak
mangasihang naga, pitik ngasihing kakelik, uduh ratu, nyen sanggup pacang
nanggungang.
24. Duh adi jiwatman tityang, wusanja adi ngulgulin, iratu bes banget ngendah,
tityang mule anak kenyih, nggih jwa mirah linggihing, pinunas isedih
ngunggun, bilih mati tityang mirah, yan tan gelisang tambanin, ngudyang
ratu, banget menyandenin tityang.
25. Ngudase iadi engsap, teken peragayan Ratih, ndaweg ja eling-elingang, tityang
mula guru laki, Hyang Smara ngaraganin, dados mirah gelis bingung, lali ring
unduke kuna, mider ping sering dumadi, pada nurun, sami milih saseliran.
26. Duk imirahe maraga, ring Ida Batari Sri, ring Wisnu tityang maraga, dukn
dumadi dewi Saci, ring Indra tityang ngutpeti, duk ring damayanti mungguh,
tityang dados Prabu Nala, mangkin dadi Dyah Karuni, jeg mapangguh, ring
tityang bagus Sucita.
27. Pipine mecembleng barak, tandan tityang ngaras nguni, punapi malih kobetang,
sangkan kadat ngalinggihin, menawi imanik brangti, antuke wawu kapangguh,
kasep tityang manudtudang, iratu sang hayu luwih, mangden huwus, durusang
tityang uwelang.
28. Kewanten wusan nguwelang, pamadain banngasihin, siraminban muka bungah,
tirtain samita manis, kalpikain liring manis, kidungan bahan pasanggup, mangda
sapisanan lukat, malan tityang satus keti, ratu hayu, nggih juwa sampunang kadat.
29. Dyah Karuni keni piyah, mamedah nusuk kehati, ngeres mamuluh kosodang,
ature geles piragi, inggih-sang Sucita bli, bes gemes ngantek papusuh, icenin
ja tempo tityng, ane lyan bawosang rihin, bes maupuk, tityang mula pagul
pisan.
30. Indayang tityang nunasang, mungpung tityang mamanggihin, satwa nungkak
kirang sinah, ndaweg ja tityang dikain, punapise ne ngawinin, ring sampune ngelah
liyu, manggeh masih mangulahang, ngalih satunggoning hurip, sanget lacur, dadi
juru alih nyabran.
31. Malihne tunasang tityang, napi madan sarin sugih, punapike sujatinnya,
kantine sapanjang margi, kalih kantining sang mati, napi mwasta jatin satru,
sakit napi paling rahat, punike tityang ndikain, pacang sungsung, sat beli iringang
tityang.
32. Tityang suka mangantosang, dysatu tan wenten ja mangkin, sok beli ledang
nyanggupang, Sang Sucita manyawurin, antuke bes sampun lami, pungkur tityang
pacang nyawur, wawu ukuh Sang Sucita, mapamit sanget prapti, sang abagus, ne
maparab I Sugata.
Pupuh Ginada : VI
36
1. Beli bagus Sang Sucita, tityang I Sugata tangkil, ngaturin beli ngajengang, wireh
sampun wengi langkung, bawose ngiring sapihang, mangda polih, nyangig taji
mangawitang.
2. Bin pidan manggih wentenang, kaklecan malih kawitin, nanging tityang
mangahapang, ayam tityang dyastu buruh, wireh ipiyanne rusak, ampeh angin,
campakan tityang ical.
3. Nangingke sampunang duhka, tityang demen guyu beli, I Sucita raris nimbal, aduh
adi sang abagus, jai beli iwang pisan, ngarihin, beli matur ring iraka.
4. Wantah adi smpun sinah, tan wenten pacang ndukain, wireh tasakin kadarman,
twara santulin ban unduk, nangingke ne madan iwang, manggeh pelih, dyastu ja tan
kapiduhkan.
5. Pamuput nunas ampura, reh durung nunas ring adi, kedusan kayune galang,
ngawinang beli tan santul, kalu indrya mingungang, krana beli, lali matur
mapinunas.
6. I Sugata matur nimbal, sampunang beli manjangin, wireh sampun sami galang,
kayunne manampi kayun, pacang napi rawos ragrag, ne tan parti, yan dasare twara
suka.
7. Malih tityang manguningang, manah tityange sujati, bedak tityang maduwe ipah,
ne wikan tur darma sadu, agenan tityang malajah, mangden sering, tityang ngiring
mangonjakan.
8. Bilih Ida ajin tityang, ugi tan lyan kaapti, wantah mantune utama, wruhing
sastra gama iku, tepeting sila gunawan, twara ngingsir, manggeh bakti ring
Hyang Titah.
9. Sami telebe ring sastra, miwah penampene tunggil, panujune ugi tunggal,
punike panegulan kukuh, tingkahe maipah matwa, apnan tunggil, jiwane
nyelir sarire.
10. Nika ngawinang tan belas, jiwane sahi manunggil, kadi pacampuh akasa, tan dadi
pegat satuwuk, yadin sarirane belas, tileh nyiki, wireh pangrasane tunggal.
11. Wantah kaweruhe tunggal, ngawetwang rasa tunggil, rasane tunggil
ngawinang, sarirane sering mapunduh, yaning kaweruhe tungkas, sinah sulit,
pacang ngatepang sarire.
12. Masih muwuh manekekang, yan anteng saling unyain, mingkin tangeh teken
goda, tahu ring kesakten unduk, sane kuwat mamalasang, nto kabasmi, bahan
tatase ring tatwa.
13. Sayan kuwat manekekang, maipah mamatwa wyakti, tuwin manyama braya,
masawitra maji ibu, yan bares maweh ampure, ring sang pelih, mingkin twara
ngawe iwang.
37
14. Arah tityang ngocoh pisan, sagara bakat tasikin, janjan ngucap tidong melah,
dyastu bawose patut, sweca beli ngampurayang, tityang alit, mula kirang
unadika.
15. I Sucita malih nimbal, rawos adi lintang luwih, muwattigang kautaman, dasar
lantaran panuju, punika patut samyan, tur nukanin, banget beli nyuksmayang.
16. Jati wantah arang pisan, sang nyidayang kadi adi, patut mula dadi dasar
panujune tuwi rahayu, kalihne kanggen lantaran, ugi becik, amretasanjiwani
saksat.
17. Katah anak kadroponan, ajum ngangken ngardi becik, nanging satak
ngingsak ayam, boncos nulung pitik puwun, tur madasar manah punyah,
dong meludih, ne keto tan nyandang tulad.
18. Sangkan sanget beli ngajumang, sakadi bawos iadi, rawose dahat utama, adi
mangguh pala hayu, beli suka madingehang, mirib adi, paragayan Sang
Hyang Dharma.
19. Sang Sugata sebet nimbal, wantah solahing sang luwih, ne pradnyan ebeking naya,
tan paling ngalih pangajum, teteh pangus ngawe suka, sang miragi, nyusup ngawe
wareg manah.
20. Jiwan tityang rasa ruwat, manuncap swargane luwih, kesah saking weci desa,
lukat bawos beli bagus, ngritis sat tirta utama, nanging jati, tityang tambet
ludin nista.
21. Inggih jwa beli puputang, ngiring marayunan mangkin, sodane alal
ngantosang, dot rayunang beli bagus, wireh sinah pacang lukat, dados jadmi,
yan sang utama ngajengang.
22. Tamyune sami ngajengang, Sang Sugata tansah ngiring, mangan tan mamona brata,
itep sambil ngrawos ditu, bawose marupe endah, pada wagmi, mapo teleb mapo
ica.
23. Sang Sugata manyorongang, kakuluban dawun anti, saha kenyir
manguningang, niki anti wastan ipun, yan niki sering ajengang, kocap becik,
doyan keman ban batara.
24. Yaning piduh rayunang, matah wyadin ratengin, punike kocap ngawinang,
mangentikang kayun luwung, sadu darma kapiwlasan, hea malin, ngawinang
teleb ring tatwa.
25. Yan rayunan tan pauyah, punike kalangkung becik, ngawinang pageh ring
manah, ngawe jenang ikacarum, yan galitik manakonang, tan kidikin,
rayunane ngawe melah.
38
26. Makadi Ida Sang wikan, teka gampang ngalih luwih, dawun-dawunan
ngawinang, banget nulung ngardi luwung, reh uning milih ajengan, turin apik,
tan sabarang karayunan.
27. Yan kareng ngajengan kakara, kocap tan ngawinang becik, banget ngawe
butak manah, ngejohang cedanging kayun, mangentikang budi tamah, kirang
becik, becik kidikang ngajengang.
28. Sang Subudi raris nimbal, beli banget mamisinggih, saja tuwah ajeng-ajengan,
banget ngawe hala hayu, makrana ragane waras, krana sakit, rayunan tuwah
ngawenang.
29. Yan racun bakat ajengang, awake tan wuung mati, yaning amreta ajengang,
seger waras bakat pupu, yan deeke karusakan, bareng sakit, kenehe twara
buwungang.
30. Dadaharan ane melah, ngawe kenak raga pasti, ragane waras ngawenang,
kayune manadi landuh, saking kalanduhan manah, buwin mabalik,
ngawetwang raga waras.
31. Awinan ida sang pradnyan, marayunan sanget apik, nginganin yogya tan
yogya, nyen sanggup ngajengang racun, mangden tan nyakitin manah, bes
nyejehin, yen ada bani nyanggupang.
32. Jatin nyane madan manah, ganjihan sanget ring angin, kaling tempuh
dadaharan, kudyang mangentegang kayun, bantas sanding sebeng rusak, suba
sedih, magejulan mangogah awak.
33. Ento krana nyandang yatna, pepangananne pilihin, tonden nyandang
mangandelang, ngelah kekuatan kayun, nagih ingerang dimanah, pangda
pelih, degage kaden wisesa.
34. Yan banya api pasaja, ngudyang takut nunjel cetik, nanging yan buka ngedebong,
da ja pangkah ngasen teguh, degag nantangin kelewang, tulus iding, pegat
kesampwak sapisan.
35. Apak bisa ngaba awak, ngadungang ring salwir indik, kenken bahan
matindakan, ambul apa sandang suhun, teked dija malu garap, nto ingenin,
apang sukat asedengan.
36. Sedeng becik wus ngajengang, sang tapa sampun manganti, maring bale
petamyuan, sang kalih manangkil sampun, I Sugata twara belas, ugi ngiring, pedek
ring sang pangempwan.
Pupuh Sinom : VII
39
1. Wusan mapaica canang, meneng ajahan jeg api, tumuli Ida sang tapa, mangandika
banban haris, duh dewa sang bagus kalih, adake sadyan ibagus, subake itunjung
enyak, pamula ditlagan cening, mangden anut, ngawe sukan manah bapa.
2. Kewala manahang bapa, joh ya itaru rigis, manulak patiban hujan, ne nulung
mangawe etis, miwah ipaksi belibis, ndikapan nyebetang danu, yan suba inyawan
nulak, madune kalintang manis, kala ditu, mirip dewa kakadoang.
3. Sang Sucita matur sembah, duh ratu sang tapa luwih, jati paswecan sang tapa,
kedas mulus nirmala ning, luwir Sang Hyang Indra patis, duk nulung sarwa
tumuwuh, tan santul nyambehang hujan, dana tan madaging perih, tityang
nyuwun, saha banget nyuksmayang.
4. Kadi pangacep sang tapa, dumadak kasidan gelis, makadi putrin sang tapa,
sang saksat purnama sasih, minab sampun manadarin, bilih gelis nyundar
metu, ledang mapaica galang, ring tityang itadah asih, ne manunggu, imput
petenge kasmaran.
5. Durung masan mangawinang, sanggupe sangkan tan mijil, nanging palilayang
tityang, dwaning tan wentenja becik, mamupuwang sekar wangi, durung
kebah lawut ketus, tityang nulad tambulilingan, san duweg mangingenin,
ngisep santun, sasampun sekare kembang.
6. Dyastu juwa icantaka, sedih ngatgat sabeh ngritis, kalaning lahru masa,
pamuput wantah maganti, panekan kartika sasih, ring masan sabehe turun,
sapunika pidagingnya, sat anggen tityang ngawitin, mapawuruk, mekek
panuncap indrya.
7. Sang Subudi sebet nimbal, wireh sampun kewangsitin, inggih ratu sang atapa,
sang webuh ajnyana luwih, saksat Sukra Wreshaspati, ajnyanane tan
patanggu, jimbar luwir sagara wera, tumusang swecane mangkin, ring
ipunggung, ne cupek luwir suwukan.
8. Surya ajnyana sang tapa, lungsur tityang sane mangkin, mangden
mamanggihin galang, tityang kaselek ring margi, sangsaya bingung metengin,
loba kopane mangapus, kitikan manah ngodagang, kakosa ban irihati,
sangkan libut, tan makanten pajagatan.
9. Sapunapi antuk tityang, matingkah jeroning hurip, tityang pacang luwas kija,
napi anggen tityang margi, sapunapyang ngentasin, napine nyangkala lawut,
sira tityang ne mamarga, durusang tityang ndikain, tityang nunggu, sabuh
wacanan sang tapa.
10. Sang tapa masawur banban, uduh bagus sang Subudi, wyakti dahat mautama,
pitaken dewa puniki, ulih pitaken maciri, ibagus katah kaweruh, suba sakit
mangitungang,nyelehin sarining aji, bilih sampun, makelap cingak inanak.
11. Bapa saking papolosan, suka matimbang ring cening, nuturang pamangguh
bapa, anggen ngadabin ne alih, wireh jati lintang singid, suksma mengkeb
satuwuk, ngengkeben sang momo manah, bari medal makaput ilid, ngawe
takut, mawak kroda mangawasa.
40
12. Sangkan sang katunan manah, brangti sanget salah tampi, nyebetang sang
menyayangang, kaden musuhe pituwi, bahane matingkah nuding, semu
marengus mamisuh, matbat tur parikosa, twara tawang anak luwih, nyandang
sungsung, patut sembah ajak onya.
13. Sujatinnya ada nyamar, nyilib tong tangehang gumi, ento ane manguripang,
sarwane ade digumi, nanging keweh mamedasen, wireh sepi suwung samun,
tan parawat tan pamatra, sulit saksat mamedasen, les kangkung, kadi agni
jroning sela.
14. Bane sukil memawosang, dyastu sang bujange luwih, keweh pacang
mangenahang, apan mule mraga ilid, tan s8ida ojah ban munyi, tan bakat
rikrik ban kayu, sangkan dadi cacimpedan, nagih sengeh sang manampi, apan
suwung, nanging misi teka tawah.
15. Duk manahe tan mamanah, ring budine tan mabudi, ring tawange tan
manawang, ditu ida jenek linggih, ditu ida rumaga jati, sangkan arang anak
tahu, wireh ida tan parupa, kudyang medasin ban aksi, twara tepuk, yan tan
purun ngutang rasa.
16. Ento ne patut saratang, nyandang tuju sareng sami, ento deweke pasaja, ento
rurung paling luwih, ento anggon mangentasin, nanging yan banya nu
bingung, nto masih ne nyangkala, nto mrasa tan nyandang aleh, bakat
tandruh, ban gangsar manyungglap rasa.
17. Ajahan kadi nyayangang, laksana mirib ngemesin, ituni kadi ngasihang, nyanan
cara ngamusuhin, twara nyak eneh makanti, twara seken manadi musuh, keto
panalih sang muda, bahan kejokan pangaksi, ne kadulu, wantah kulit lapis
samah.
18. Kadi gadebong lan bawang, munggwing untengnya tan kaksi, tur nyelap
twara pedasang, ban puyung kaden tan misi, wireh tawang twara pipis, twara
yeh twara sangu, miwah tan wenten busana, sangkan lyunan twara isrik, bane
puyung, kaden pragat mawak telah.
19. Nanging yan bani ngliwatang, palyate buwin abedik, medasin puyungpunika,
gunannya twara kidik, cunguhe empet agigis, rasanya twara luwung, song
kupinge yan sampetan, bongol twara ningeh munyi, ngenah ditu, puyunge
gede gunannya.
20. Kakolongan yan sampetan, ajahan angkyane lisik, keto bahan mamastika, isin
suwunge utami, buwin talektek pedasin, ambarane yan tan suwung jagate
makejang rusak, ring basa jani selehin, tulek malu, saking pakadangang basa.
21. Suwung / kedas / telah / hilang /, puyung / bolong / mendep / bresih, mati /
suwud / miwah galang, mated / degeng / pragt / hening, bunter / tusing / moksa
/ sepi, ento kadang basa bagus, makejang pawakan nora, norane buwin
ingetin, duk umungguh, ring unduk malih pedasang.
41
22. Warege yan tan telah, deweke manadi paling, seduke yan twara hilang, masih
tan wurungan sedih, gedege yan twara lisik, tan wangda irage ngamuk,
makitane yan tan hilang, iraga kabarat birit, kanti kipud, batise ngayahin
kita.
23. Yaning suwud mawak kasar, pancendrya tan nyakitin, wisayannya tan
nyangsara, yan mawak kita tusing, ne kitayang tan nagihin, yan bisa
manganggon suwud, bantas bisa ngunadika, suba sanget elah panggih, ya sang
suwud, sujatining kautaman.
24. Imbane diharep melahang, irengang mangdennya galir, sahi ya rasa-rasayang,
bitbit dikayune gulis, apang saja kanti ngarti, tur sampe merasa lawut,
kagunanne madan telah, misi apa ento pedasin, reh ipuyung, misi saluwiring
ada.
25. Ilang sukha dadi duhka, ilang duhka dadi suka, ilange suka maisi, suka duhka
ilangang malih, tan wurung manadi laduh, ilange landuh isinnya, nto bapa
ngimbain cening, apang tuhu, cening ngerti isin ilang.
26. Yan kabawos ban inanak, kotamanne madan lisik, ditu cening mamuwatang,
suba ngelah panuju pasti, nanging kenken ban medasin, kija ambah apang
tepuk, melah jani adeng-adengang, krana Ida Sang Hyang Licin, sanget takut,
ring tambet katunan manah.
27. Sang Subudi matur sembah, duh ratu sang tapa luwih, saksat Siwa
nganugraha, wacanane mautami, luwir angin mangangobin, tambete sat
mendung takut, mawinan makesyar galang, manah tityang para mangkin,
inggih ratu malihin lugrahin tityang.
Pupuh Ginanti : VIII
1. Mirb suba liyu tahu, kadine mungguh ring aji, jatin sangsara punika, wetu
saking tingkah pelih, pelih saking ketambetan, tambet dadi dasar sedih.
2. Tambete ngawinang lacur, bulak balik manumadi, bingkih malahibin duhka,
dekah nguber sukan hati, ngalih hidup mati bakat, ngalih bjang tuwa panggih.
3. Tambet tan lyan puniku, dadi kranan sami-sami, krana jenged kadi jantra,
suka duhka malinder panggih, jani sedih nyanan girang, suwud girang sedih
malih.
4. Yan banya nu tunggun hidup, liyu tenggenang dihati, nanging yaning suba
tuwa, kisut cengkud kalud sakit, angkihan mamegat-megat, apane tegenang
malih.
5. Pamuputnya mati bungkus, kakencane telah ledis, twara ada buwin
kandayang, kabelet payu negakin, tumben jemet nyak manyerah, naros twara
makelatin.
42
6. Acepanne kudyang hiyu, megoh nanggu seket keti, makejang tonden kasidan,
puput nyaerah ngabe gering, geringin salah acepan, bek maisi sakit hati.
7. Jumunin dumadi tudtud, nudtudang edote muni, demene maawak bangkaan,
anggon ngalih ne demenin, nanging pragat dadi nungkak, mati enggalan
nyagjagin.
8. Ping seket jantos puing siyu, bulak balik manumadi, ngubungin pakitan
manah, kaden iya bisa trepti, suba satak nagih domas, suba siyu nagih aketi.
9. Pamuput tan tahen cukup, nandang, kuwang sahi-sahi, kadi pasih nyolo
tukad, lwir agni maksa lengis, sahi embuh sahi kuwang, tan antuk ngenemin.
10. Tan pawatas tan patanggu, kitane sahi nagihin, yaning tan wenten kasidan,
sinah dadi sakit hati, ibuk sedih manyangsara, masih tambet manasarin.
11. Suba tingglas twara kamur, tambete pukuhing sedih, sangkan buwatang
alihang, tamban ipune sujati, tan lyan kawikanan, nto tambannya jati pasti.
12. Ane madan wikan iku, bisane mangawe galir, ngadayang muwah ngilangang,
salwir ne ada dihati, hala hayu suka duhka, ngunadika apang uning.
Pupuh Sinom : IX
1. Kawikanan mamunahang, pangering tambete sami, sakancan laraning jagat,
yadinmala ngebek gumi, kawikanan nglebur sami, wireh wikane puniku,
panglukatan pabresihan, miwah pangentase jati, iku tuhu, sariran Sang
Hyang wisesa.
2. Jani jumunin makanda, nabdabang raga apikin, tan nyandang jeg pragatang,
reh liyunan tonden panggih, limbakang tudtudang malih, ane jati madan
cukup, pangked bisane bes katah, yan anak mabudi cupit, cagwah purun,
mastyang na kari samar.
3. Mrasa cukup mrasa bisa, mrasa nawang cara pasti, mrasa sakti miwah kuwat,
mrasa bagus turin sugih, mrasa tan ada nglangkungin, tur mrasa dewek
pangaruh, ento sanget ngawenang punyah, sipok kenehe ngungkulin, meh
mananjung, yan ada bani mamapas.
4. Kaduk caluh tan nyak ngandap, demen ngawe anak ajrih, nawu ngabilbilang
timpal, bedak mangdenya kapuji, seduk managih kasorin, edot mangdennya
kagugu, jele iri yan ningehang, wreta yan ada ngalangkungin, dadi limuh,
dihatine malulunan.
5. Punike dakine rahat, ngawe gering sang ngamongin, manadi keweh
nyangsara, nutug ngatut kayang mati, nanging yan tangeh sang keni, ajin
teken dadi kewuh, sahat lawut kagedyang, masrana ban ngandap sahi, suwud
ngungkul, ditu tuwah dakine hilang.
43
6. Yan puruk tan katangehang, deweke maisi gering, geringe buke ituniyan,
pasti tan sida mamargi, nuju katongose luwih, wireh ya nambal rurung, luwir
gunung batu pilah, ngangsel margine seripit, kija laku, tulus ngatogor
bekbekan.
7. Da enggal ngiwang matutang, saluwir unduke panggih, reh gumine suba
wayah, tuture maduk tan kidik, liyu sang katunan budi, bareng ngejotang
pitutur, ngadokang rasa didihan, tan ngadungin linging aji, twara ngitung,
wasanan sang madingehang.
8. Ento krana bagus sayang, gabahe nyandang impasin, reh yan kaduk suba
iwang, tan kidik keweh tandangin, takut miwah lek panggih, sakit hati sanget
imput runtag saha mepangenan, sangkan yan muputng indik, timbang malu,
da muputang pedidihan.
9. Sangkan muruk malokika, tutur kunane pedasin, ne mungguh ring
sastragama, pakardin sang kawi nguni, miwah bawos anak lingsir, ne
prajnyan tur darma sadu, kalih tan loba angkara, tan momo ring anak istri,
ditu luwung, tongos manimbang kakencan.
10. Reh ento mawak lokika, ne nyandang gugu sungkemin, iraga buwin
manimbang, apang marasa dihati, mangda ngilis turin adil, keni pabahane
luwung, eda cara milu bawang, sok bisa ngrambang dibibih, mangden tuhu,
ngarti tur ngrasa dimanah.
11. Keto malu ban makanda, icep anggon dasar budi, ento anggon mangawasang,
sakancan tuture luwih, miwah salwir ane panggih, apang da bingungang pangus, da
enggal meneh pelihang, reh suksma ne madan jati, liyu lacur, pahid beneh
sasunglapan.
12. Ne ada tutur utama, warah Siwa Budha nguni, ne mangge agem Hyang Titah,
karma tan liyan kadanin, krimikan manahe sami, sapolah bawose metu,
saluwir kritipan awak, ento karma kaadanin, ulih ditu, cening nampi suka
duhka.
13. Ento tuwah punyah tingkah, tan wurung mabuwah pasti, ento masih ne
mangalap, manyayangang mangemesin, ento masih ane uning, swarga nraka
ulih ditu, apa lwir ane temokang, uli karma mijil sami, twara tepuk, yan tan
karmane ngadayang.
14. Abesik tong ada ginjal, ne panggih lan ne manggihin, makejang karma
ngadakang, sangkan karmane kadalih, mawak titah dahat sakti, manitah
salwir tumuwuh, nto wates Sang Hyang Suksma, manyayangang mangamesin,
tepet nurut, kilukan karman manusia.
15. Munggwing Ida Hyang Suksma, langgeng degdeg sahi-sahi, satata twara ja
onyah, kewala ngawinang hurip, asing tingkahang dadi hurip, nganutin
karma puniku, twara nagih twara nulak, misara ring sang makardi, nyerah
lemuh, sangkan marupa kadilan.
44
16. Yaning pelih ban matingkah, pelihe manadi hurip, yening patute kardyang,
patute manadi hurip, yan sedihang dadi sedih, yan sukayang dadi nawu,
yening tingkahe madukan, maduk unduke kepanggih, jeg miturut, ring agung
aliting tingkah.
17. Jani bisayang matingkah, jele melahe pedasin, sakancan tingkahe hala, keweh
kadadennya pasti, sekancan tingkahe becik, manadi suka tan wurung, tan
dadi tagih lan tulak, twara nyidayang ngengkebin, sahi ngatut, kadyageni
lawan teja.
18. Sanget sulit yan tan tatas, teken deweke ne jati, ane bisa amawak katah, tur
bisa mawak abesik, muwah tan paawak uning, ento nyandang tetesin malu,
penawange apang pedas, kenken krana dadi abesik, dadi liyu, miwah dadi
twara ada.
19. Manut warah Sang Hyang Siwa, ring Ida Hyang Umadewi, miwah ring Sang
Hyang Kumara, kinucap gumine sami, tekaning dagingnya sami, nganutin
penampen kayun, yening tampi ngemusuhang, jagate dadi ngatrunin, sahi
nurut, buka twara tahen ginjal.
20. Yening dikayune sayang, gumine nyayangang masih, malih yan rasayang
katah, jagate katah nurutin, yaning rasayang abesik, bareng jagate tan liyu,
yan bakat rasayang tunggal, jagate bareng abesik, tampi suwung, milu
suwung ya ijagat.
21. Ada imba anggon ngawas, yan kenehe misi runtik, asing pehek ngedegin
basang, luhu jelanan lan kursi, bareng numpang ngawe runtik, asing katon
mwah karungu, makejang ngentukin manah, ngawewehin keweh brangti,
muwuh imput, makita onya manuhtah.
22. Yan manahe kaduk selang, jagate jeg manyelangangin, mrasa ngapus mrasa
nujah, mrasa nuba ngencak ngintip, mrasa nyandang neteh nglilig, manut
agung alit kayun, yening kaduk wawadonan, makejang nyak marupa istri,
rasa susu, nyuh ngadinge yadin iyat.
23. Ento tandaning ijagat, nurut manah tuhu jati, malahang nanak ngirengang,
apang saja kanti keni, yan ada kayun nungkasin, kadine sinah iwawu, buwin
balikin itungang, apang maan, sawur padidi, yan tan pangguh, takonag da jag
maboya.
24. Ada keneh ade jagat, jagat saking manah mijil, cingak saking Aji Sangkya,
pratiwi saking apah mijil, apah saking teja mentik, teja saking bayu metu,
bayu endag saking akasa, akasa manah ngawinin, manah pukuh, sangkan
manahe kawasa.
25. Yan dimanah mrasa ada, jagate ada nurutin, yaning manah twara ada, jagate
milu ya tusing, nanging ada unduk sulit, kakwatan kajokan lawut, apa anggon
mangadayang, apa anggon ngawe tusing, twara mampuh, makrana u8nduke
sunsang.
45
26. Gumine ngadakang manah, sanget ya dadi tungkalik, gumune nyiwanin
manah, krana jiwane tan kidik, jiwa babotoh pamating, jiwa bani jiwa takut,
ento makejang mamrentah, ban tan panggih ne sujati, kanti tuyuh, prentah
jiwa koti laksa.
27. Amonto malu ban bapa, nuturang panampen hati, pamuput bapa ngaksama, mirib
cara mangajahin, jatinya bantas ngortain, kadine pangguh dikayun, cening jani
malih nimbang, ne pelih lawut kutangin, ane patut, dadi simpen tan larangan.
28. Duh ratu sang pangempwan, wacane kadi langit, bresihne tan kaguleman,
patut tan kaworan pelih, kedas tan maketel daki, nerus mamedah ring kayun,
manah tityang milu galang, lahlahin bawose suci, mugi tumus, iratu sweca
ring tityang.
29. Kaduk sami kapasukan, pangrabdan tatwane luwih, nglantur babawose katah,
sahanan tatwane luwih, sang ngiring lawan kahiring, sami prajnyan ebek tutur,
mawinan timbal tinimbal, bawose atep piragi, nyak sapahut, lwir wrhaspati lan
Indra.
Pupuh Ginade : X
1. Kaget sampun abang wetan, ngandika Ida Sang Resi, amonto malu pragatang,
buwin pidan jalan sambung, bapa mrasa kirangan, ngajak cening, mabawos
magagonjakan.
2. Cening apang masih maan, sirep ajahane jani, adin cening I Sugata, mangden
ngiring merem ditu, bapa masih kuru negak, jahan malih, suba ngantin bapa ngarga.
3. Gelising carita kocap, pada makolem digelis, ajahan sampun semengan, sang
merem sami mawungu, glis masiram ngastawa, Sang Hyang Rawi, puputing
saupacara.
4. Pupute manangkil muwah, ring Ida Sang Maha Rsi, misadyang pacang mamindah,
makadi ring sang ahayu, sampun tangkil ring sang tapa, matur pamit, tan kirang
ngawenang suka.
5. Padanda raris ngandika, bapa twara marasa iying, katinggal bahan idewa,
kantun rumaket ring kayun, nanging dyastu sapunika, jani ngawit, muruk
nahan sakit belas.
6. Dumadak lantur mamarga, tur enggal bwin teke mai, nah kema cening
morahan, teken iyadi sang hayu, apang da nto dadi cara, crita gelis, ring sang
hayu pamit budal.
7. Tan panjang kacaritayang, sang ninggal lan katinggalin, pada sarat muwat
unang, kayunne ngalawan kayun, meh malilit jroning rasa, twara kaksi, sok
linuh ngendas diraga.
8. Pada duweg nanem rasa, nanging ring aksi maciri, kadi agni ring tabunan,
andusnya katen makudus, dyastu kayunne ngedetang, nging dibibih, kalis
pangrawose lagas.
46
9. Pamuput atep ditengah, payu mablasan disisi, kadi pegat katik jarak,
getahnya enu mangatut, gelising carita kocap, wus mapamit ring I Sugiata tan
lupa.
10. Raris matur I Sugata, dumadak patinggal beli, kadi pakesah Batara, matinggalan
teduh landuh, munggi mangda sapuunika, sang ninggalin, keni sane kaacepang.
11. Sasampun beli matinggal, tityang pacang maca tulis, tulisane jroning manah,
manah imbok sang hayu, ne rawit misi karangan, solah beli, sering pacang ngulgul
tityang.
12. Sadurung beli mamarga, paicain tityang gurit, ne mapupuh Smarandana, dyastu
pitung pada cukup, ne nyatwayang cakrawaka, kala sedih, tinggalin manuk
dewata.
13. Nggih beli margi durusang, ampura tityang ngulgulin, sang hayu kanti kemengan,
bulak balik nabdab semu, pongah kimude madukan, kanti kabilbil, jantos kasep
manyaruwang.
14. Sang Sucita kenyem nimbal, nah jani beli ninggalin, kewala adi Sugata, pretenin
sekare harum, mangdennya digelis mekar, medal sari, ne miyik mabur mimpungan.
15. Ring rawuh itambulilingan, malih apisan mariki, mangden napet panyambrama,
sekar kembang masari harum, mangda wenten isap pada, ngeburang sari ngatut
lawa.
Pupuh Pangkur : XI
1. Sang kalih mapamit budal, sada asru, ajahan adoh digelis marga alit kilak-kiluk,
lemuh luwir inggekan madya, sane lengkyang, kaget tukad ye kapangguh, gelis
sampun kalintangan, sampun rawuh maring pinggir.
2. Rawuhe ring pinggir tukad, wenten batu, ageng lumbang becik nyulig, wungkulin
baingin agung, mabangsing ya mailehan, dahat samah, punyannya agung aluhur,
ditu ida mararyan, sambil nyingak toya hening.
3. Sang Subudi mangandika, adi bagus, indayang juwa cingakin, katang-katange ne
atub, ne mebun malepah samah, dawun ipun, podok twara ngelah muncuk,
maniru dawun subita, sekarnya putih lan tangi.
\
4. Masih ngae sukan manah, yan kadulu, ngirangin kuru di margi, eling beli ane
malu, ada anak manuturang, dawun ipun anggon tambe beseh luwung, mulig
misi bawang adas, nanging ne mabunga putih.
5. Malih yan lablab dawunnya, lawut inum, sakit ngrasa katelasin, ring botor
mirip mabarung, paturu msnsdi balyan, masih nulung, sakit beseh umbin
ipun, ulig lawut olesang, bawang adas campur masih.
47
6. Kocap ibotor punika, dawun ipun, ne matah yaden ratengin, seringang
ngajengang lawut, munahang ngrasa turunan, teka aluh, tamba mudah guna
luwung, twara tuyuh ngalih balyan, nanging yening kauningin.
7. Ukuh ngalantur ngandika, jeg macebur, wenten bojog ageng putih, saking bingine
ngrembun, tadah doh tur manyagjag, lawut matur, mabasa manusa caluh, ampura
tityang dewa, matur ring ibagus kalih.
8. Wenten kabuwatan tityang, nunas tulung, ring idewa sane mangkin, sakit manah
tityang langkung, antuk wenten pianak ttiyang, mwaniaukud, ical ipun juwang
pandung, yaksa sakti ngapak-ngapak, ring jagad mangrusuhin.
9. Sering ipun mamaling jadma, saha ngrampas, nanging boya wenten uning, reh ipun
ngangge kaweruh, ajimaya mawisesa, dahat teguh, ring sarwa sanjata luput, keweh
anake nglawan, dyastu nyidayang ngetonin.
10. Nanging dyastu sapunika, teka gampang, patin ipun tityang uning, toya tamresan
iku, saking taru bodi medal, wus kabakta, yan pacret sapisan lampus, nanging tan
jatma sabarang, ne dados pacang nampesin.
11. Jadmane yogya mademang, yaksa iku, anak sadu darma budi, tepet ngamong
sila hayu, mabrata tapa tan pegat, twara surud, bakti ring Ida Hyang Tuduh,
teleb maring japa yoga, asih ring sahanan murip.
12. Idewa manahang tityang, tuhu sadu, sampun ngamong darma budi, idewa
nyandang manglebur, sang yaksa ne dahat corah, keni nanggu, ambek ipune
tan luwung, wusan ngrandahin jagat, ngrampas tur mamaling jadmi.
13. Dikrangkeng majaro waja, dahat kukuh, ditu pianak tutyang ngesil, sering ngambe
bapa ibu, nyarit mangenyagang basang, yan akudang-tahun sampun ditu ngengsub,
jawat kubuh kewehin pangan, tan bebasne ngawe sakit.
14. Sakit petresnan ibapa, lawan ibu, iseng pianak mangangkepin, mangapyuk
mangawe sungsut, napi anggen tityang tambe, boya luntur, yan tan sang abagus
nulung, sangat duryasaning bapa, ne tan nulung pyanak sedih.
15. Das tityang ngemasin pejah, sareng somah, mangimpasin sakit hati, nging eling
tityang ring ipun, kari hurip kasangsaran, muwuh sedih, yan kuningin tityang
lampus, punika awinan tityang, tan tulus nyeburin agni.
16. Puput nandang sakit jengah, sahi sedih, nyelselang pakerti nguni, sambil nulame
Hyang Tuduh, dumadak gelis ngampure, manywecanin, tityang ibuset ne lacur, ne
mangken kaget idewa, panggihin tityang iriki.
17. Dyastun tityang bojog nista, langkung lacur, ngwales sweca boya uning,
dumadakja sang abagus, ledang manyambungin yasa, nulung tityang, ne sakit
nyedihang sunu, bilih punya karman idewa, pacang ngewales diuri.
18. Kocap yasan sang Darmika, kadi ratu, sedih yaning twara polih, nulungin
sang nandang lacur, ne keweh sekadi ttiyang, nggih lanturang, kadarman
iratu bagus, nggen tityang pawewen yasa,ne mawak sila utami.
48
19. Mangda idewa pawikan, munggwing tityang, mawasta Sang Artati, tistisning
Anila sunu, ne kasub sakti tur darma, juru jaga, watek sang masolah hayu,
munahan sahanang corah, keman ban sang Rama nguni.
20. Ring bukit Kadalipuspa, umah tityang, ring rejeng prasa sripit, wenten guwa dahat
pengung, iriki tityang magenah, katah ditu, mas inten mirah tan ketung, ring
tityang, ring tityang nora magenah, katah ditu, mas inten mirah tan ketung, ring
tityang nora maguna, wireh ngutamyang manggis.
21. Ditu tityang nandang jengah; sareng somah, sedih pyanak ningalin, kegebag ban
boset liyu, bareng pada mapangenan, reh gustinnya, ical iraksasa mandung,
memenya sedih maguyang, reh kecalang unteng hati.
22. Munggwing bukit punika, sado adoh, nika tepeng kanten kangin, arang wenten
jadma rawuh, apan bukit madurgama, rejeng pangkung, paras iding rungka
langkung, macan barwange katah, gajah warak lan lalipi.
23. Ring sambing bukit punika, tadah soran, sada wenten nangun kerti, pada prajnyan
sidi sadu, kalih sami wibuh sisya, tur irika, katah bulakanne luwung, sanding sarwa
sekar katah, kdapan taru becik-becik.
24. Sumeken tityang irika, mamuktyang, pican Ida Sang Hyang Widi, manawi sang
bagus pungkur, wenten pakayun marika, nglila-lila, matirtayatra ngalawut, sambat
guhya naman tityang, sinah tityang mamendakin.
25. Ibuset raris nampekang, makisi-kisi, nampekin karnan sang kalih, wusane makecos
nungkruk, tadah dohan magenah, ngamalihin, nyambung atur mangalantur, nggih
dewa malih pirengang, atur tityange puniki.
26. Munggwing genah iraksasa, boya adoh, kaaksi saking iriki, maring munduke
puniku, ring nyampihnya wenten guwa, nyanding tukad, irika ipun manunggu,
genah iding nrepeng pisan, rungka madurgama pingit.
27. Malih tityang misekenang, yan idewa, samput muwat toya puniki, sinah ipun
twara mampuh, tan sida maksa idewa, kalih yaning siratang ring tanah
luwung, sang yaksa tan sida ngliwat, selat adepa nguliling.
28. Yaning buwat ngamademang, karitisin, dewek ipun mangda keni, sampunang
sayang ring ipun, yaksa loba ngrusak jagat, wantah siki, yan sampun nulung na
liyu, sane keni kakewehan, manggeh patut kawastanin.
29. Sang Subudi mangandika, duh Artati, kasob ira mamiragi, bahan getar teteh
pangus, muwat pidarta utama, pantes cai, turunan wanara agung, ne abeking
kaprajnyan, sanget ja ira mamuji.
30. Nanging sambil memangenang, bahan cai, kanti dekus sanget sedih, tinggal
pyanak juwang pandung, bareng ira manyakitang, dyastu pejah, tan takut
pacang mapagut, mayuda nandingin yaksa, mingkin ada patulung cai.
49
31. Nanging dot ira manawang, apa krana, sangkan cai manguningin, kapatyan yaksa
iku, iwanara matur nimbal, saking kawit, tityang nguningayang ipun, mangdennya
ibagus tatas, ring indik ipune nguni.
32. Wyakti kadi pangandikan, sang prajnyan, pagehe nyalanin bakti, bani nandang
bedak seduk, munahang pangrasan lidah, mwah ngalawan, pangodag pasta
puniku, ulyan kuwat mekek manah, tan wurung polih kasaktian.
33. Tityang banget mangajumang, pun sang yaksa, dahat pageh sani nguni, tan
papangan tan panginum, ngangen brata nirahara, tur mayoga, tepet tan
pangitung tuyuh, bakti ring Ida Hyang Brahma, sangkan Ida manuronin.
34. Ida sane weh nugraha, dwaning ipun, sida mawisesa sakti, sasampun saktine
kinum, teka punyah ngapak-apak, lobang kara, mamahak mamegal
mamandung, mamati-mati sahasa, krura manyejehin gumi.
35. Kanggen manyambungin cacat, pyanak tityang, kaget kakosa kapaling, nyerit ipun
tulung-tulung, reh tityang mrasa kuciwa, makawinan, kabelet manadi sungsut, ibik
malingsah maguyang, hatine lwir iris-iris.
36. Sawyakti tan wenten gampang, ngamong teduh, makadi ngamong kasaktin, yan tan
mabih darma sadu, gelis ajum ngapak-apak, kadi gidih, deweknya nagih mapadu,
sang momo keweh nahanang, lekahan luwaban sakti.
37. Saktin mayonin angkara, lekad loba, lawan kopane matindih, elah pelihe
mawetu, pelihe gampang nekayang, tuwuh bawak, ngaba kamatine lawut,
atmane dadi sangsara, kenken bahan ngupas pelih.
38. Gelis tityang nguningayang, dwaning tityang, jantos seken tatas uning, munggwing,
kapatyan ipun, sawus pyanak tityang ical, nuli tityang, mandewasraya lawut,
ngastiti Ida Hyang Rudra, syang ratri ngastiti bakti.
39. Wawu tityang kutus bulan, ndewasraya, kaget Ida mangrawuhin, lugra kadi ne wus
katur, dwaning tityang saking lawas, sahi ngadang, maninjo anakne sadu, sane
yogya ngama demang, sang yaksa ne lintang sakti.
40. Mirip halan karman tityang, sampun nanggu, kaget idewa kapanggih, kadi
pandukang Hyang Tuduh, sawireh sinah idewa, pacang sida, ngardyang jagate
landuh, munah iraksasa murka, ne tanmari gusak-asik.
41. Sang Sucita mangandika, duh wanara, Sang Artati luwih wagmi, mirib suba lintang
tuhu, buka ane kapidarta, sake wala, ira toden jati tahu, sok cai nawang pedidyan,
masih nu orta kadanin.
42. Sang Wanara matur nimbal, inggih dewa, sang luwih prayatneng budi, atur tityang
wyakti bagus, sakadi Sang Sewagara, tan pasaksi, nanging nyanan sinah pangguh,
tulang jadma paselengkat, buktine manadi saksi.
43. Pamuput raris mamarga, marentowan, ibuset mamargi rihin, dyastun Ida tan
pasangu, nanging tan rumasa lapa, wireh kaduk kayune eling ring satru, jantos
lingsir sang hyang surya, kantun ring tengahing margi.
50
44. Pamargine mingir tukad, ngaduluwang, wus adoh lumaku gelis, ibuset mangahap
ungkur, tedun munggah benceng pisan, nincap kayu, sebet mangacosin ambung,
kaget nesek ya madandan, mapo nenceng malahibin.
45. Ibuset ngantos mararyan, ngamel taru, saha umatur pihuning, inggih ratu sang
abagus, puniki taru utama, ne kapuji, mwasta liligundi wulung, yan nyabrang
tumpek ajengang, astaguna pacang molih.
46. Nanging mangden malih pisan, mangajengang, tan becik yan mangancadin,
nyabran saniscara nuju, kliwon lawut buwatang, ditu pangan, muwuh
mabrata tan surud, tan wenang ngajeng carikan, tur tepet ring sila yukti.
47. Malihn etan kayogyayang, ring umanis, mangalap liligundi, tan ngempak
twara ngabut, makadi tan ngrusakang, liligundi, keto babratannya bagus,
aywa lali aja lupa, yan pacang mangalaksanain.
48. Yan keto bahan nepetang, tan wurungan, kocap kanirbanan panggih, tur
muwuh pangjang tuwuh, lara rogane maimpas, reh punika, papanganan buset
Agung, ne maparab sang Anoman, sangkan sakti darma kapuji.
49. Sang kalih manyuksmayang, saksat molih, panugrahan dewa luwih, saha tan mari
manyumbung, Sang Artati pragusa, malih matur, ibuset ngaturin nunggu, pacang
ngalih woh-wohan, tan kocap gelis prapti.
50. Bekul apel miwah hea, kakeniyang, sampun katur ring sang kalih, wus mukti
mamarga lawut, lintang doh pamargin Ida, kalud rungka, iding rejeng kilak-kiluk,
sang kalih kaget manyingak, tulang batok palintik.
51. Tumuli Ida ngandika, Sang Sucita, uduh cai sang Artati, ne tulang jadma kadulu,
ditengah dipinggir tuakd, mirib suba, pahak iraksasa iku, ncense tiban guwanya,
indayang ja patujuhin.
52. Dewa bagus sang utama, daging nika, tulang-tulange kaaksi, garagas carikan ipun,
pecak anyudang belabar, nuju kancab, munggwing gowannya doh kantun, swatah
tigang hyu depa, genahnya saking iriki.
53. Becik ugi yan kawitang, mapakayun, niki wenten batu nyulig, irika ngiring
malungguh, nyandang dabdabang locita, mangden adung, tingkahe mranin satru,
reh punika kewenangan, prayatna weruhing aji.
54. Munggwing gowan iraksasa, tan makanten, wenten munduk mangilidin, wireh
tukade mabeluk, dajan nyjol munduk punike, nglikuk kangen, saking iriki kadulu,
wenten rangdu tegeh nunggal, duwur gowa tampek kidik.
55. Sapunika pihuningnya, sang Artati, sang tiga marembug raris, gelising carita
sampun, molih sarin tatimbangan, sami adung, budi satwa karegep huwus,
mamarga dahat prayatna, ateh angin mangesirsir.
51
56. Paimpas burone mapas, kidung kancil, nyamping anengen ngimpasin, pangataging
karma hayu, pacang jaya ring payudan, sada gati, pamargi sang tiga iku,
manglantur tan halangan, crita sampun tampek mangkin.
57. Ibuset matur uninge, inggih dewa, ne mangkin tityang mapamit, pacang
mangunggahin taru, maninjo sambil prayatna, ngintip selah, yan wenten pamargi
nulung, sinah tityang tan manggayang, tan ajrih ngemasin rihin.
58. Sang kalih kenyem manggutan, lawut mamarga, sampun waspada kaaksi, muwaran
gowa puniku, tampek saking pinggir tukad, krura pisan, tulange mamunduk-
munduk, ada helet ada hanyar, ambunnya kalintang alib.
59. Ring pinggir gowa punika, ebun katah, ageng maslingket makilit, nyanding kayu
agung awub, kanten sanget angresin manah, ring sang getap, nanging sang kalih
mawuwuh, kapurusane manyingak, ban anggen ring sang kabukti.
60. Nyilip sang kalih nampekang, sedeng becik, kadi kilonan ban Widi, iraksasa sedeng
maturu, sang kalih sampun jumelag, maring pingir, gowane ngretesang banyu,
mamegat ambekan gowa, puput sampun keseretin.
61. Sewos malih ne kabakta, wus sayaga, bungbung lalang maisi, pacang nggen
nyiratin ipun, yan tan nyak ngasor ngandap, kaget makerak, bojoge sane kaubuh,
bahan nanangnya dingeha, umyang maswara manyerit.
62. Sang yaksa nuli ngadahap, enten bangun, runtag jeroning hati, yan entegang
mawuwuh buwut, sangkannya mawangset medal, nganggar pedang, somahnnya nu
manyingkrung, bareng mangajak pyanak, kantun cerik kajangkutin.
63. Sang yaksa jerih mangakak, jrih kulkul, sarwa burone miragi, kayang paksi sepi
samun, gajah warak mengkep getap, nanging liyan, sang kalih ngatgat mapanduk,
ngelah-elah samping gowa, sang yaksa yatna kasisi.
64. Sampun tampek ring pamedal, sawatara, maedoh kalih depa mirib, ring genahe
makritis banyu, nadak ngetor iraksasa, pedang ulung, magelur ya tulung-tulung,
somahnya tan maningehang, sang kalih nyagjag nyelegin.
65. Sang Subudi mangandika ring sang yaksa, ne sampun kecalan sakti, maslat
kretesan banyu, kadesek tan madohan, ih sang yaksa, ngudyang kaki nyongkok
ditu, mirib kaki nu matingkah, ngaregepang mantra sakti.
66. Sang yaksa mingkin makesyab, ban ngatonang, sang abagus makakalih, sapisanan
jeg mangayuh, saha nunas kahuripan, ban ruamasa, deweke lemet tan mampuh,
mawinan matur pranata, duh ratu sang bagus kalih.
67. Manawi Sang Hyang Siwa Budha, manyakala, katon rawuh saking sepi,
antuk tityang congah nluju, sangkan tulah kanti rebah, tan pabayu, lima batis
nadak rumpuh, sapasirase idewa, ndawegja tityang ndikain.
52
Pupuh Durma : XII
1. Sang Subudi kenyem tur masawur getar, duh kaki sang yaksa sakti, sangkan
cucune teka, mai nyadya maingetang, ban kaki nyakitin gumi, nah dumadak,
kaki nyidayang nyalinin.
2. Wireh tonden ngenteg dijatinin tingkah, ane madan sila yukti, dening,
kadroponan, awakin momo angkara, sangkan mamahak mamaling,
mangawas, sahasa mamati-mati.
3. Twara pesan ngelah angen miwah sayang, ngulahang suka padidi, nah juwa
suudang, iraksasa gelis nimbal, nunas pangampura rihin, antuk pekak, kadi
congah manimpalin.
4. Kadi banget ngawe tengkejut dimanah, mirib sanget tungkalik, ne tindihin pekak,
melah pekak manuturang, ane mula kasungkemin, cucu nimbang, ne iwang pacang
kutangin.
5. Kehangkaran dadi dasar sasungkeman, ditu Hyang Hurip kaastiti, reh ento wisesa,
ngodagang saluwir ada, yan ento pada tidongin, tan wurungan, bangkrut sasar
jroning hurip.
6. Wireh hyang angkara tanja liyan, ne ngrike gumine sami, uli ditu medal,
kema masih pemulihnya, krana patut nto baktinin, peteng lemah, tur apang
yatna dihati.
7. Yaning pageh bakti ring Hyangkara, sinah sida asing kapti, nanging tan
sabarang, anake pacang nyidayang, nindakin bakti astiti, ring hyangkara,
apan godane tan gigis.
8. Kama Arta Kawiryan lan Kakasuban, ento wekasing utami, anggon
pangabaktyan, Hyangkara mangda suka, yan ento pada tidongin, sinah
menggah, iraga kapongor sedih.
9. Nto rana ne patpat patut limbakang, apang da katunan bukti, mangda trepti
suka, Hyangkara malingga, ring angga sarira mukti, Kama Arta, Wirya
Kakasuban malih.
10. Mangden gampang makatang ento maka patpat, artane ungsi pangrihin, ento
saksat telaga, Kama Wirya Kakasuban, mawak ulam katak patis, sinah teka,
tan buwat ya kanti alih.
11. Nanging sinah Arta ne nto kadat bakat, yaning twara dasarin, bahan tingkahe
patpat, Pursa lan Parikosa, Nastika muwah Kasaktin, reh punika, patut agem
jroning hurip.
12. Ane madan purusa nto jani artyang, banine twara mamilih, bani ngrampas
arta, ane mula twara gelah, bani ring sang manindihin, tur mihalang, dastu
karebut tan jerih.
53
13. Miwah ane madan kaparikosan, twara angen twara sedih, teken sang
karampas, teka lagas ngampok ninjak, ngaplukin bahan ngagitik, nusuk
munggal, apan tan sayang dihati.
14. Sapuniki sane mawastan Nastika, tan nyak pati gugonin, mingkin ane nu
samar, kadi kecaping agama, kocap pacang nraka panggih, yen manyorah,
Hyang Yama kocap nyakitin.
15. Sang Nastika tan ngugu swarga nraka, mingkin karmapala malih, wireh
kapastyang, ento tutur anak mokak, anak bes lebihan jahil, suba bangka,
bakat bannya majehin.
16. Kasaktyane nto buwin tegesang, kuwat ditengah disisi, luput ring senjata,
bayu pramanane kuwat, sabda lan hidepe sidi, nggih punike, ne mule
sungkemin kaki.
17. Ento krana kaki twara jangkayan, mamahak mamegal mamaling, ngalih
rajabrana, makadi muwatang pangan, asing ane kacumponin, tan sangsaya,
nyambal jadma nyeret getih.
18. Yan kasidan nto jatinin kautaman, jaba jero manggih luwih, basang wareg
lega, keneh lan pangrasa suka, apane buwin itungin, dening pragat, suka
bungah wareg sahi.
19. Yan sang getap takut mamahak mamegal, dulurin hatine ganjih, jejh
manyahasa, mamungal nyempal mangalanjak, aduk sayang gagang giging,
kanti duga, magawe tuyuh mauntit.
20. Megoh apus deweke akwang swarga, rambangang ragragan lengit, kendel
ngamah kocap, pacang swarga yan tan nyorah, miwah tan mamati-mati, bes
gugwan, awake tulus ngadesit.
21. Bane gerap duwag madalihan ngendah, dalih pelih sang mamaling, baane
takut katara, kimud adanine dusta, runtag yan ngelempagin, sang ngelahang,
sakit ketuge mabalik.
22. Kaki tatas teken kawruhan pandita, mula demen makente sering, banne bes
resepan, teken tutur samah kocap, asing angkuhang madan pelih, sarwa
nraka, dikaditwan kocap panggih.
23. Bes ngliwat palyate joh sangah, ane pahak tan pedasin, bangbang,
manyungklingang, lihate jelap sawatang, ane tong ade pedasin, tulus bangka,
bregugwane ngawinin.
24. Ne idewa masake tan pawikan, sangkan praratune nguni, molih kakasuban,
takutin Tri – Bhuwana, dewa buta rep ajerih, kaling jadma, makkakeb takut
mangili.
54
25. Masih tumggal manadi madasaring yajnya, twah angkara kastiti, mayadnya
ban yuda, mapuja gregehan jaran, lan swaran gajah padati, mabajre ban
suryake ngebekin gumi.
26. Masekarura ban tumbak panah lan cakra, magan daban rah ngudadi, sahanan
sasocan, ane keles saking busana, ketes tempuh pedang keris, maka wija, madupa
abuke ngliputin.
27. Agni murub nyeleg muwunang nagara, maka padamaran suci, bangke pajulimpang,
macahcah lan saling semp al, nto pinakang banten suci, madaksina, ban rampasan
ratna manik.
28. Apan nista sukane ulih kurenan, madya saking ngipil-ipil, mamacul ngulak-
ngulak, sukane ulyan ngrampas, ngadokan angkaran budi, marikosa, ento
wekasin utami.
29. Yaning darma sahi sangsaya dimanah, megoh ganjih melas hati, jejeh ye neraka,
bangkene patakut goyal, dalih pacang manggih weci, yan madusta, ngugu munyi
tan pabukti.
30. Teka kodag awake kemta bulanan, ban twara ngelah telengis, adanin mabrata,
akwang suka makasan, ne pidan sop dahar jani, daharang jengah, kocape anggon
ngecapin.
31. Kaki masih ngelah anggen miwah sayang, nanging tan salah pangungsi,
sayang teken awak, teked teken ubuhan, pyanak somah minakadi, ento pyara,
reh dadi amongan kaki.
32. Ento krana sangkan kaki mangulahang, ngalih rajabrana sahi, anggon myara
awak, somah pyanak mwah ubuhan, bojog kedis minakadi, reh amongan,
nging tan sabarang olasin.
33. Ada sisa nto anggon sepelan, maka yasa ring icening, apang suka bungah,
suka manahe ngatonang, muwah anggon bekel diuri, kala tuwa, inganan tan
mampuh ngalih.
34. Nguda onya anake tulung sakitang, tong nawang darmane hurip, awake
matyang, anake lawut hidupang, unteng hatine moyanin, sanget sungsang,
kawaruhe nyangkala diri.
35. Pidaging ratu kakine ring idewa, ne jati sungkemin kaki, ngulah suka sakala,
huripe apange suka, tan ngetang kayange mati, reh sang pejah, bantas bangka
teken nengil.
36. Suba mati seken twara ngelah rasa, budi manah twara kari, nguda buwin
dalihang, bisa ngrasa suka duhka, buduh ortane gugonin, ne sakala, pangguh
lawut nto boyanin.
55
37. Duh sang kalih sok kaki polih nguningang, ne kasimpan jroning hati, nanging
ampurayang, nawi wenten lepit iwang, pamuput kakine mangkin, nyadya nunas,
sabuh wacanan sang kalih.
38. Sang Subudi masawur getar tur banban, tanmari semune manis, duh kaki sang
yaksa, iyang banget mangajumang, ban kaki sengeh dihati, tuhu prajnyan,
kuwat mangitungin indik.
39. Mirib kaki suba manyelehin satwa, sastra Weda wus kagulis, tur suba
mabukta, kaki sampun kretayasa, polih panugrahan luwih, sakewale,
panampine ada lepit.
40. Reh suksma daginging sastra lan agama, tan gampang pacang manampi, yan
tan paguruwang, makadi yan tan kaswecan, antuk Ida Sang Hyang Widi, bisa
sungsang, kawuhe kakden kangin.
41. Kaki ngaden angkarane patut sembah, ulih ditu dasare peleh, wireh iangkara,
mawak tukang pancing prajnyan, mamarenang kasukan gumi, silib pisan,
mapancing ban duhkan hati.
42. Asing anak nyak nyanggem kasukan jagat, ngambah pancing perihati, ring
arta buktyang, duk ngalih kewehe dahat, suba bakat keweh ngemit, miwah
ngaba, jejeh rusak miwah lisik.
43. Dikekene maling teka nyengkale, sang ngraksa bareng ngemasin, yadin duke telah,
ulih saking kapatutan, mingkin momo ngawinang lisik, nyelsel pisan, dadi sakit
jroning hati.
44. Ento krana Ida Sang Maha Pandita, sang uning madalem gumi, maweh
paplajahan, ngatarayang, iangkara, mawak tukang sungglap ririh, singid
pisan, keweh pacang sida uning.
45. Pangrasane ngrasayang ngelah awak, nto angkara kaadanin, nto ne
ngadakang, hala hayu suka duhka, tuwin malinder sahi-sahi, tan patanggwa,
ane kawengku ban sedih.
Pupuh Sinom : XIII
1. Jatinnya madan angkara, togog tanah mamingungin, ban seken marupa
jadma, engsap teken tanahe rihin, yadin soke malakar tiying, apa nyamud,
ngembus tiying soke ilang.
2. Keto masih iangkara, ya mawak twara jati, sangkannya mrasa ada, demene
hidup ngawinin, maulat teken takut mati, makit teken loba kudu, mwang sang
raga dwesa, ento maulatan marakit, kaget pesu, marupa iangkara.
3. Angkarane ngawe bina, mamdih unduke sami, bisa ngrasa jele melah, hala
hayu lara pati, iya duweg mulak-malik, sebet mamincerang unduk, sangkan
56
langah anak nawang, rasane kasep ngrasanin, kaden tuhu sane linyok
tahunan.
4. Disubane iangkara, mawak tawang twara jati, ditu pasti sayan ngenah, linyok
kasukane dini, patuh teken pules ngipi, manggihin kasukan luwung,
sujatinnya tidong saja, gambar iangkara nulis, bakat gugu, bahan beloge
ngawinang.
5. Sadurunge tawang saja, deweke pawakan sepi, patuh ken pulas adanya,
iangkara nu nyelangkangin, nto mangawinang paling, ane tidong-tidong
rebut, kanti sugat mahiyegan, makejang buwat kaalih, suba tepuk, emed tur
lawut sabatang.
6. Sanune mawak angkara, yaning telektek pedasin, hidupe cara mabola,
ngencotang nguber nyagjagin, suba bakat buwin tanjungin, suba ketes kepung
lawut, keto sang ngalih kasukan, suba bakat kutang malih, buwin ruruh,
balikine suba kutang.
7. Yan kaki suba nyidayang, makatang artine jati, kadi tuture itunyan, ento
jatining matangi, adoh saking pules ngipi, suba bangun ulih bangun, campuh
teken rasa sukla, gumi turya kaadanin, suwud ibuk, runtagang isuka duhka.
8. Nanging ento kereng hilang, tan makelo bakat aksi, yan tan abih bahan galang
galange buwin artinin, dakin corahe gedyangin, bahan pepinehe patut, patute buwin
sampatang, bahan kenehe tan paprih, uli ditu, kaki pacang polih galang.
9. Ento anggon ngalih torya, Hyang Sukla mangden nampekin, wadahe apikin
pisan, apang twara misi daki, krana sahi bresihin, angkarane sahi sutsut,
yaning sahanan kasukan, mrasa twara ngedotin, ento tuhu, cihnan iangkara
punah.
10. Ne kaki buwin pedasang, dyastun awake mati, angkarane hidup waras, uli
bangkene makisid, ngaba ambak cara hurip, ditu lawut ya mamupu, buwah
tingkanya ipidan, saduknya kari mahurip, hala hayu, manut ring tingkanya
suba.
11. Yan kewalendrya adokang, tuwah wisayannya uningin, unduknya twara
tawang, ne elah kelawan ketil, ne sinah miwah ne hilid, ento tusing tawang
lawut, ane pacang sida nawang, tan lyan ulih pangarti, uli ditu, ane hilid
pacang sinah.
12. Jani iyang manuturang, ne nandang suka prihati, tan lyan nto iangkara,
tusingja awake kaaksi, yaning awake tingalin, dadi adek dadi usud, ento batas
dadi wadah, pungkur yaning suba mati, puput lampus, sang angkara tedah
ninggal.
13. Bangkene twara ngrasa, buka rawos kaki tuni, nanging angkarane ngrasa,
twara bareng iya mati, keto masih duke hurip, mule awake tan milu,
ngarasayang suka duhka, twah angkarane ngrasanin, nanging saru, ban
rasane ngebekin awak.
57
14. Ketil dadi cacimpedan, iangkara dahat singit, ya mati busan-busan, kadi
hidup sahi-sahi, iya ane takut mati, demen hidup ya satuwuk, ya nagih
mangodagang, salwiring ada di gumi, iya nguduh, manusane tan rerenan.
15. Iangkarane kucapang, dadi atma duke mati, ya nandang swarga nraka,
iangkarane masih ngipi, iangkara yan manangil, dadi leplep ya aturu,
iyangkara, yan mangendas, kapancendrya malali, dadi bangun, keto kaki
ketatwannya.
16. Keto malu ban ngitungang, apang da jag mamoyanin, reh tan genep bahan
mata, ane anggon nyelehin gumi, reh tan kidik ane singid, samatra tuwah ne
kadulu, liyunan twara tawang, kalingka tuna pangarti, megoh purun, maboya
tan palantaran.
17. Kaki ituni nyambatang, patpat tingkahi kagisi, Purusa lan Parikosa Nastika
muwah Kasaktin, nto pacang nyidayang polih, arta minakadin, ipun kama wirya
kakasuban, pacang nutug suba pasti sanget rikuh, tur ngeresin dingeh hiyang.
18. Yaning Ida Sang Darmika, abesik tuwah keungsi, kasukane tan parasa, ne
langgeng tan bulak-balik, reh Ida wus tatas uning, ring kasukan anake liyu,
sukane ulyan arta, kama wirya kasub malih, suka palsu, kasukan misi
kadukan.
19. Ne kaentap kanggen marga, masih ya tuwah abesik, tan lyan ane madan darma,
rurung halus dahate tis, marga hidup bisa ngabih, yan sangkala sang
manuwut, ya manulung ya manyaga, ya mahekang ane ungsi, bekel ditu,
ngawe gampang sang mangentap.
20. Reh Ida Sang nuluh darma, tan mangawe anak sedih, tan ngardi jejh muwah
runtag, tanmari nyukanin hati, ngawe girang ngawe becik, tur ngawe wasane
hayu, ngawe anak trepti suka, uli hidup kayang mati, twara surud, kayunne
maulah darma.
21. Ida waluya mamula, kasukan ring para jadmi, ento mabuwah utama,
manulung salantang margi, len teken idurbudi, ne nandur tingkah tan
luwung, sipok lawut nunas suka, ring Widine ngamenggahin, nikel pangguh,
sinah keweh bakat tandang.
22. Sang ninggal, sukaning darma, sukan corahe kaungsi, patuh ring anak
patengan, mentas direjengi belig, ngalih galang ngelidin sasih, kunang-kunang
lawut ruruh, ne makedep kapah-kapah, matuncap saksat pacadi, ngawe
labuh, keto maluya tan liyan.
23. Katah antuke nyinahang, kotaman darmane wyakti, lawan kanistaning corah,
antuk sang abagus kalih, matimbal-timbal nuturin pada teleb-teleb nutur,
sang yaksa sampun kalyahan, amretaning tuture luwih, kadi anyud, momon
ipune ring manah.
24. Jantos nadak mapangenan, ring tingkah ipune nguni, antuk mangkin sampun
tingglas, kanten ring jroning hati, kadarmane tuhu luwih, corahe mawak
58
pangapus, pedas pasti twara bingbang, jati yaksa nyandang puji, ban tan
bingung, nimbang saluwir kakencan.
25. Awinan nyakupang lima, nguntul mangabakti, saha matur pranata, duh ratu
sang tuhu luwih, iratu nyandang kapuji, apan prajnyanne putus, mirib Hyang
Guru nyakala, nyadya tityang sida manggih Widi asung medalem, tityang
kasasar.
26. Banget rumasa ring manah, iwang solah tityang nguni, saking guru
mangawinang, tityang malajah sane rihin, ring yaksa kalintang sakti, tur
sugih tan keni itung, wastan ipun Sang Tejase, tityang madan I Durbudi,
antuk cucud, dwaning tityang kaeman.
27. Gurun tityange punika, seken nguruk mituturin, mangda tityang kukuh kuat,
ngetohin angkara budi, kroda loba irihati, keni tan kesah ring kayun, pageh
ngimpasin kadarman, reh punika goda sahi, ngawe runtuh, kasukan miwah
kayaksan.
28. Coton tityang manuwutang, tambete ne mangawinin, tityang ngidem dandan
buta, doh rahayunepanggih, sastra gama keni tungkasin, darmasastra ne
kapurug, tan ngatang sarwa larangan, pamuput iwang kapanggih, twara
buwung, ngemasin duhka sangsara.
29. Ngelidin tuyuh ajahan, matimbangang beneh pelih, pamuput tuyuh tahunan,
panggih tur lara tandangin, reh yening damang, padidi manakonang iwang
patut, boya wenten ngatarayang, nuju iwang ne sungkemin, sinah lacur,
waluya manyetik awak.
30. Bukti ipun kadi tityang, sadurung iratu panggih, andel ring dewek pragat, tan
nyandang uwah-uwuhin, ne iwang patut kadalih, tur nyalanang twara santul,
pamuput na mangkin sinah, iwangene kasungkemin, kudyang nyutsut,
tingkahe kadong liwat.
31. Wantah jati ilid pisan, reh tan kanten antuk aksi, ne mawasta pala karma, mingkin
wasanannya malih, sang tambet sukil nguningin, kaling sang moyanin tutur, sajawi
sang anteng mlajah, tur matimbang tring sang wagmi, bu andulu, karmapala
mwang wasana.
32. Tityang wawu sida ngedat, manulad anak matangi, kasidan warah idewa,
ngimpek ngoyal manundunin, nanging kari mrasa ngipi, ilabin tingkahe
langkung, mukti sukaning kamurkan, ngardi tan ngantas mamargi, kari bingung,
bangune madaging ngundap.
33. Bilih kabingungan tityang, saking yoni mangawinin, reh tityang mule raksasa,
mawak loba kopa drenggi, keweh ngutang manyusutin, kadi ibeduda iku, padem
yan ipun manulad, isapada sane suci, ngisep santun, reh mula mamukti camah.
34. Kadi ipun imanusa, dyastu tangeh maring diri, kapingser ban ilelapa, kudyang
pacang maninggalin, tulus ngayuh mangayahin, sakaptin ibasang seduk, sapunika
waluyannya, dewek tityange puniki, nyerah utuh, meweh ngutang momo manah.
59
35. Dwaning matur sinampure, mugi ratu tulus asih, ring tityang ilobangkara,
tityang nglungsur padem mangkin, mangden tan meweweh malih, momon
tityange kapungkur, mangda puput mangkin pegat, saking swecan sang luwih,
sat gagutuk, bekelang tityang ring paran.
36. Malih yan iratu ledang, wenten pyanak tityang siki, saksat maka unteng
manah, lungsur tityang mangda hurip, turin ipun kari alit, durung uning
lampah laku, dereng patut kancap danda, raremundung kawastanin, ndaweg
ratu, punika lugrahin tityang.
37. Mangdennya tan niskarya, paswecan iratu ngurip, ngurip ipun pyanak tityang,
mangda wenten mamretenin, mamiyara manyayangin, keni ipun tutug tuwuh,
memennya becik huripang, puniki lugrahin malih, sang apunggung, mula kopa
mapinunas.
38. Reh Dewa sat Sang Hyang Darma, juru ngampurayang pelih, tukang adyanin
pinunas, pande ngelebur sipok hati, undagi nerapang suci, craki ngadyanin
sakayun, inggih punika lanturang, tityang juru manunasin, mangda durus,
iratu molihang yasa.
39. Kapungkur yaning kasadyan, ipun kari tutug hurip, bilih sida manutudang,
kadarman iratune luwih, makirangin murka drenggi, ngenakin sesame hidup,
sinah mangawenang suka, ring kayun iratune luwih, tityang milu, molih suka
ring niskala.
40. Sang Subudi raris nimbal, wacanane nudut hati, nguda wayah ngutang iyang, iju
mawuwatang mati, yan anake kadi kaki, nu gampang nyalinin angkuh, apan
madewek utama, boya watek buron kaki, kweh kaweruh, apan watek prasaka.
41. Ane madan prakasa, ngelah manah cita budi, bisa nyemak bahan lima,
majalan sok nganggen batis, dewa yaksa miwah jadmi, wangsa prakasa
puniku, makajang pada kahanan, atma wisesa utami, sapakayun, yan teleb
pasti kasidan.
42. Len teken iwatek gana, soroh ya ikebo sampi, watek ane masukupat, makulit
tebel tan tipis, wyadin iwatak pesi, ane tan patangan suku, kadi lalipi lalintah,
irisirispoh jelati, ento tuhu, lacur tan ngelah prajnyan.
43. Mingkin kaki watak yaksa, utamayan teken jadmi, ngelah hidep liwat kuwat,
kasub pageh nangun kerti, sakti wisesa mahekin, krana raksasa kasengguh,
apan dadi juru raksa sangkan Ida Sang Hyang Ari, ida nguduh, iraksasa
ngraksa brana.
44. Nanging ada luwir goda, ngawinang santul dimargi, munggwing sang mawak
raksasa, ajume ditu mayilib, punyah ngawe keweh gumi, anggonnya mangalih
kasub, sangkan ento kaki tinggalang, apikin lawan dihati, mangden suwud,
kaki mangundap tahunan.
60
45. Wireh suba kapragatang, bahan Ida Sang Hyang Widi, rurunge macanggah
duwa, sang nuluh yogya milihin, sahanan tingkahe becik, beneng kswargan
manuju, saluwir tingkahe hala, ngungsi kanaraka ngilis, suba puput, twara
pisan dadi obah.
46. Bwin ada nyandang ingetang, anggon darsana dihati, kadi Sang Nandiswara,
mwang Sang Mahakala Jati, mraga yaksa makakalih, ento imba nyandang
tiru, Ida ngemit Hyang Iswara, yatna tan pangetang pati, jatin ipun, nunggal
nindih kapatutan.
47. Da tanwruh teken awak, ne mula mawak utami, bisayang mantesang raga,
ngadungang tekenin indik, kale ngalih ne utami, gedenang ambake ditu,
rasayang Sang Hyang Wisesa, mula jati ngraganin, pangda sumbung,
bisayang ningkesang awak.
48. Buwin iyang maingetang, teken kaki ane jani, yan saking ada acepan, ngutang
kasipokan hati, tan nyandang mamerih mati, wireh ne ngrasa nu hidup, wireh
ya tan bisa pejah, dyastu banya suba mati, manggeh kantun, mangrasayang ne
marasa.
49. Ngelidin pangrasa corah, mengkeb kajeroni mati, patuh teken anak bedak,
malaib kapuncak bukit, bukit paras batu nginggil, tuh dangkal tur ngliwat
kebus, joh pacang polih suka, sangkan kawitin pinehin, uli hidup, patute
ngutangin corah.
50. Sawireh ada binannya, hidupe kalawan mati, hidupe tongos makarya,
dimatine tongos mukti, bwah tingkahe duk hurip, sangkannya sejroning
hidup, nyuwudang tingkahe corah, matine tan mwat arti, nyuwudang jaruh,
nging muktyang wohing tingkah.
51. Mirib yaksa cengeh pisan, clang resep ring arti munyi, cedang tan kamer
dimanah, duweg madih beneh pelih, mirib yaksa mula ririh, sangkannya
masawur kenyung, nyinahang giranging manah, inggih dewa Budamurti,
tityang nuhun, tan tulak ring sawacane.
52. Wireh sampun tingglas pisan, dagimg patute na singid, wacanan iratu
mungkah, boya wenten samar malih, saksat kagemel kagisi, kotaman warah
iratu, sangsayan tityange tastas, budi rurus mangentikin, dwaning puput,
sapatuduh iring tityang.
Pupuh Ginada : XIV
1. Atur iraksasa nungkak, reh somahnya teka nyerit, magambahan nyangkol pyanak,
nyonyonnnya lambih ngalantung, ageng luwir kukul kembar, basang benting,
pungsede melontod ngenah.
61
2. Makamben poleng pandalan, duhuran tud sangat ginting, bulun batiskuning samah,
kukun macan mangge kalung, bok gempel maplilitan, pasuranting, mwa cengkrok
gigi langah.
3. Caling lengkong lanying pisan, sat pedang pemancut hurip, bungut lower linggah
nyebak, lwir kori manjing kekubur, kudang bangken buron jadma, mangaranjing,
kabasangnya saksat sema.
4. Mangelur saking kadohan, macan kidang res ajerih, gajah warake mangengap,
irengang lutung macepug, tangkejut kasep magisyan, iraksasi, nyagjag nampekin
somahnnya.
5. Makerak matabuh sugal, beli tidong-tidong mwani, dija saktine ipidan, dadi aluh
kaka ngayuh, tekening manusa nista, twara lebih, twah duwang ukud nguda.
6. Apane matatu rahat, dadi tambe buka jani, kadi macan agung nyumbah, teken
kancil ikut perut, sanget twara ngedalemang, somah sakti, ngudyang tusing
makawokan.
7. Lek dadi raksasa luwa, kasorang wong duwang katih, kalud nguda peceh pesan,
lablaban ajembung embuh, deh ire jani ngrepang, nyeret getih, pacang daharang
papusuhan.
8. Tur ira tan takut pejah, yan musuhe lebih sakti, kemad hidup kapacundang, yan
suba matindih kakung, keto iraksasa ngucap, manampekin, mwaninnya gelis
manampat.
9. Uduh nyai somah kaka, tungkakang nyai mamunyi, apang da nyambungin tulah,
teken ida sang abagus, reh murtining Hyang Wesnawa, eda bani, jalan ida
sungsung sembah.
10. Yadin nyai mawisesa, nganggon pangiwane sakti, sinah ento tanpa guna, reh ida
maraga luput, Ida nganggon aji pegat, nekakemit, antuk dwadarsa darma.
11. Satonden kaka ngalawan, jeg lelo tan bisa ngritip, bayu enduk turin runtag,
makakeb cara das lampuh, yan lawan sayan lumah, sayan sakit, yan sebetang mwah
jengahang.
12. Nanging yan sayan endukang, sebete sayan tunain, mingkin hidepe kasorang,
ilangang kenehe ngungkul, bayu lawut matuptupan, kwat mabalik, cara seger budi
jenang.
13. Sanjata tawah madaya, ento ngencel mangenain, puser pengrasane bedah, saktine
tan sida nempur, wanen kakane ipidan, meseh jani nyaluk getap anyar pisan.
14. Krana kaka matur nyumbah, sanggup mangaturang diri, nyai katekaning pyanak,
ajak bapa pacang nyungsung, jakan nunas darma suka, tur suwudin, mupu sukan
kamomowan.
62
15. Reh sukaning kamomowan, elah manggih sakit hati, nanging sukaning kadarman,
langgeng etis dayuh nerus, ento krana melah matyang, kenehe runtik, welas hatine
hidupang.
16. Ipidan duk cenik nakal, mati kabajang dumadi, momo mangambekang corah, mati
manumadi lawut, dadi tuwa kaget sadya, mahan ngawit, mawurukin darma tatwa.
17. Jroning hidup sapisan, sadya kadarmanne pamggih, tan kadi anake liyan, dumadi
pang seket satus, mara kone molih darma, keto nyai, jalan suwud nambek sorah.
18. Wireh disubane tuwa, matine terang nyagjagin, disubane banya pejah, mukti buwan
karma ditu, buwah tingkahe ne hala, pasti panggih, ditu sangsara temokang.
19. Krana jani sedeng melah, ditwane bekele alih, buktyang dikaditwan, anggen nyupat
halane ilu, saksat itunian maguyang, nguyak daki, jani sutsutin kedasang.
20. Buwin ada pinget kaka, icening sahi ajahin, uli cenik ya embanang, bahan tuture
rahayu, ajak apang kaduk enyak, matuhutin, kadi kecap sastragama.
21. Yan kasep ban mangajah, kaduk siguge nuwunin, dakine kadong manungal, yan
gebek meh babak belur, bilih tan sida ilangang, dening sulit, nyutsut daki
kasipokan.
22. Sangat pelih irarama, na tan ngajah pyanak cenik, halan kuwange mangajah, tan
wurung pacang katemu, pamedan sipoking panak, mangenin, krana tan dadi
ampahang.
23. Dumadak nyai nutugang, pitresnan tekening laki, suka bareng nyungsung Ida,
mawurukin darma patut, ento ane idih kaka, maka bukti, saja tindih teken kaka.
24. Keto munyin iraksasa, ngalemes matabuh gigis, sebeng enduk ningkes pisan, lihat
halep muwa nguntul, karaksasannya tan parawat, iraksasi, ngelesor masawur
banban.
25. Duh kaka jiwatman ira, rawos kaka bes ngangenin, mula kaka tongos ira,
maragatang yasan wadu, ane madan “patibrata” , satyeng laki, bani bareng suka
duhke.
26. Ira twara nyudi suka, yan ngawinang sakit laki, sidane nyukayang somah, ento
sadyan ira hidup, wireh ento kaanggon sampan, ngliwatin bawasagara.
27. Ento masih kaangon umah, ne ojog kayange mulih, mulih kajagat niskala, ditu ira
bareng kakung, mupu upah katuyuhan, duking hurip, yan tan tandur apa alap.
28. Ira sanggup tan ngawenang, salwir ngewehin laki, asing pantes manyukayang, ira
nindakin tan takut, nto anggon ira amongan, jroning hurip, sambilang ngantosang
pejah.
29. Tahen ira ningeh orta, yan takut mutangang kerti, tapa brata lan yoga, pangkah
nagih suka lawut, ring Widine mapiduka, katungkalik, nikel kaicenin lara.
30. Krana ira twara tulak, sapatuduh kaka jani, mingkinke mangawe melah,
kagrombong geni dyastu, ne sinah nyakitin awak, twara jerih, makaronan bareng
kaka.
31. Ne muwani nyawur nimbal, dewan patute ban nyai, nah jalan jani pragatang, nuli
ring sang kalih matur, duh dewa hyang panembahan, sang utami, dumadak tulus
pasweca.
32. Wangde tityang nunas pejah, kadurus mamitang hurip, tityang miwah pyanak
somah, puput katur ring iratu, tityang nuans magurwa , ngawit mangkin, ledang
idewa narima.
33. Sang Subudi nyawur enggal, ento wekasing utami, nanging iyang maselselan, ban
tonden madewek guru, pangidih kaki tan sida, twara misi, eda kaki maselselan.
34. Ne jati guru adannya, yen ida nyingak ngusudin, mingkin maweh panugrahan,
pramangka sidine pangguh, sadripune nadak punah, hati bresih, reh ida sida
ajnyana.
63
35. Nanging masih twara gampang, ne madan sisya sujati, ne bani nyarwang raga,
kanggen subakti maguru, ane keto patut makatang, wisik luwih, ane madan
panugrahan.
36. Nanging bantas masawitra, iyang tan takut nyanggupin, saling emban saling jaga,
kadi manyamane adung, pada saling paingetang, ne mangardi, krahaywaning
sawitra.
37. Iraksasa twara tulak, ne luh tansah mangiring, agni sampun kandihang, maka saksi
pada sanggup, tan pacang druhakeng mitra, silih asih, tan pacang mamurug dharma.
38. Katah tuture kawedar, saking Sucita Subudi, ne tiba ring iraksasa, serawuhing
somah ipun, sadagingin dharmasastra, ne utami, sang yaksa mawuwuh suka.
39. Sawyakti tan wenten lempas, kadi waran para rsi, saking babawose kedas, muwuh
kayun suci halus, tekaning pratingkah awak, sane bresih, tan wurung mangawe
suka.
40. Lan gunan sajane nawang, sidin telebe nyungkemin, saktin wikanne ngandayang,
ngadokang ne madan patut, pulung mangawenang sida, asing kapti, teka aluh
kaisinan.
41. Kadi ida sang karowa, sang Sucita lan Subudi, wireh tatasne ring saja, kawruhe ditu
makumpul, sangkan satrune ngasihang, dadi bakti, lutut matemah sawitra.
42. Sapuputing iraksasa, sanggup masawitra becik, sane sampun kesaksinan, antuk
Hyang Agni iku, sang yaksa ngidih aksama, nekeng hati, ring ipun ibojog petak.
43. Duh cening wanara petak, da sanget sebet dihati, sang sadhu anggon tuladan,
menggahe sakedap luntur, yadyastu sang ngamusuhang, nunas hurip, tan wurung
ida ngaksama.
44. Yadin anake nyebetang, pepes mamancana nyilid, sanget ngawenang sangsara, yan
lacur sangkala lawut, yan teka nuans tulungan, ngaku pelih, masih tan lalis
manulak.
45. Bahan kayunne maumbah, antuk sastra yoga sahi, sangkan ajnyanane kedas, kadi
gedah bresih halus, krana tumbuh kapi welasan, gung ngawubin, iangkara puret
taoan.
46. Yaning watek mapowongan, buka nanang momo hati, tulen kulit komang-komang,
nurut salakun sang nyaluk, miwah kadi panglamusan, mapi hurip, angkihang ban
anak lenan.
47. Keto twah twara bian, sang blog manumadi hurip, yan lacur rangsukin hala, sipok
ytingkahnya tan wurung, yan celepin kapatutan, jeg nyukanin,hidupe ban sasilihan.
48. Sanget bina ring sang prajnyan, ne molih hurip sujati, ida twara kapasukan, ban
jiwa mangendah erut, manggeh saking kasucian, yan mamargi, sangkan pamargine
lasya.
49. Ida nganggen hurip tunggal, tan nganggon jiwa aketi, dyastu langcah jiwa samah,
ne saksat danu mapengung, ida belibis waluya, teka kalis, nyilem tan belusang toya.
50. Reh nanang bingungang murka, lwir peteng kejokan sundih, pantas tindakanne
ngawag, pati gabag pati entul, apa anggon mamedasang, butan hati, tulus nyerah
kapacundang.
51. Daging nanang manawegang, ampure ugi ne mangkin, solah mamane ne iwang,
pyanak cai bakat pandung, saktin jhate ngawasa, teka nyelir, tan adanggon
makelatang.
52. Cening sawitran sang darma, dumadak gantas ngaksami, mugi jwa nanang
ngidayang, maniru nyalinin angkuh, ngiring ida sang karowa, bareng cening, jani
ngawit masawitra.
64
53. Sasubane mamarekan, bilih sida kalahlahin, reh Ida Siwa sakala, mraga
panglukatan bingung, dening banya mawak nista, yadin kincit, nugraha jalan
sandangang.
54. Edote tekening lintang, singke ento loba kadanin, tidong melah kojarannya, tan
werung matemah kewuh, bisa munah rasa kuwang, nto sujati, madan nyandang
kabawosang.
55. Kadi cekok lawen sekar, natak sabahe ngulungin, tuwah ambul jajangkannya, ento
melah nyandang tiru, da kadi mameri ngamah, tan ngingenin, mati mamatu
palanya.
56. Keto munyinnya iraksasa, sambil nguntul ngindih pelih, saha maningkesang awak,
sedeg munyinnyane enduk, masih ngawe angen manah, sang miragi, ngengsapang
sipoknya suba.
57. Brangtinnya ibojog petak, ne nyleg lwir agni ngendih, pangaksaman iraksasa,
madulur pamahbah luwung, lwir blabar agung membah, manglancahin, agnine
lingsem ajahan.
58. Ibojog raris angucap, uduh maman tyang mamuji, ban cengeh nyalinin tingkah,
sebet ngutang ne tan patut, sat wisye dadi ameta, kadi sukil, ngeton surya tengah
dalwa.
59. Jani sambil iyang malajah, nganutin sang darma budi, ngengsapang kaplihan
timpal, anggon ngumbah dakin kayun, bilih nyidayang ninggalng, doleg hati, ne
ngawe sasaring marga.
60. Ilalipi nyandang tulad, ngutang tiles tan nglipetin, dumadak iyang manyidayang,
ngutang sebet mangden nerus, mwah pyanak suba bakat, nu mahurip, mokoh ya
magelohan.
61. Lintang sukane dimanah, ban manik hatine panggih, patut sanget suksmayang, olas
mamane puniku, bahan myara nyayangang, uling cenik, mamretenin kanti bajang.
62. Tiyang rumasa ring manah, tan gampang ngimpasin pelih, yaning twara maduluran,
asung swecan Sang Hyang Tuduh, kapo ada pangkasama, pican Widi, ngawe tan
tulus wiroda.
63. Kobete madingang manah, negetap ngesorang diri, mangden bani masawaka, teken
sang sugat ring kayun, alah nyeburin sagara, suka mati, yan pada muwukang
manah.
64. Keto pangrasaning muda, gampang sunglap rasa diri, ane iying mrasa abot, ne abot
mrasa ampung, takute nglawan manah, dadi bani, tungkas ngajak nyama kadang.
65. Krana tyang ngajum pisan, ring indik mamanne jani, teka elah masewaka, ngasor
teken tyang ilutung, saja maman luwih purusa, sangkan bani, ngalawan musuh
ditengah.
66. Arang anake nyidayang, nglawan musuh dihati, ne sakti sakadi maman, maciri
pacang manempur, sahanan musuh dijaba, yan tan Widi pasweca bilih tan sida.
67. Bani ngaku dewek iwang, tekeni tibane pelih, tan takut ngaksamayang, ring sang
iwang nuans ampun, nto jati anak purusa, tuhu sakti, ento madan pratimoksa.
68. Krana iyang ngaksamayang, yen maman marasa pelih, sat mapatung meli melah,
ban pipis ampuran kayun, angganing cara mayuda, pada bani, ngembulin ngrejek
itungkas.
69. Sang kalih menyeruh sugat, kanti polih galih kasih, pada mukti nasi suka, maulam
ban kedek kenyung, magelut tegul ban girang, lwir patemwing, pratiwi lawan
akasa.
70. Sang Subudi lan Sucita, kenyem ledang manyingakin, marasa ring kretayuga, reh
katak ring naga adung, pada kayunne ngajumang, bane sapih, pada wicaksana.
65
71. Makadi ring iraksasa, kasob kayunne tan gigis, ban saksat agni mangobar, kaget
etis teduh landuh, rasa polih mangatonang, sang Mukasti, duk somya
kabajrajnyana.
72. Iraksasa matur nyumbah, ring ida sang bagus kalih, duh dewa sang hyang
sinembah, sang maweh hurip matumpuk, jiwa kalawan ajnyana, kahuripin, agung
ratu utang tityang,
73. Tambis tityang ngangkep pejah, jiwa ajnyanane mati, reh pademe mamwat jahat,
tambet luwir peteng masusun, idewa kaget sweca, ngicen sundih, dados pangurip
ajnyana.
74. Tityang saha pyanak somah, katur sapa druwe sami, malih wenten jimat tityang,
pusaka wit saking dumun, luputing sarwa sanjata wus kapuji, tur uning mamaya-
maya.
75. Saking sarat mangaturang, mugi idewa manampi, saksat pangwales amatra, reh
icen iratu langkung, rasa ping sapta mangjadma, durung pasti, tityang pacang sida
mayah.
76. Kocap ida sang prajnyan, mula bebas lagas hati, tan rered mangamong tiwas, kaling
ngraksa sugih takut, tan nulak ring suka duhka, apan kalis, awinan tampen
durusang.
77. Pan jadmane durung manah, sakadi tityang punike, pantes punyahang brana, nging
idewa sinah luput, reh kaprajnyane kuwat, sakti sidi, munah punyah pitung ambal.
78. Sang Subudi nyawis nimbal, tan iwang pangrawos kaki, sujati ida san prajnyan,
ring arta kama tan suwud, kagunanya tan katunan, antuk bukti, maring sakala
niskala.
79. Sakewala palilayang, yadin tan matampi jani, iyang waluya makingsan, pungkur
sinah ngidih rawuh, kalaning ada gunanya, nanging jani, bantas ngidih awak budal.
80. Tonden iyang manerangang, adan iyang makakalih, ne sang Sucita parabda, apang
kaki seken tahu, sang Subudi adan iyang, keto kaki, aja lali awya lupa.
81. Dumadak kaki sang tinggal, polih marga darma jati, panjangyusa luput lara, keto
masih cai lutung, ajakya icening budal, ira mulih, mugi pungkur panggih muwah.
82. Ilutung sedih manadak, iraksas numpang ngeling, ban raket lutut dimanah, lawut
jani pegat caplus, krana magetih dimanah, membah kaksi, ngetel manadi yeh mata.
83. Yain patuh mrasa bahat, sang katinggal lan ninggalin, rodran jagate ngawinang,
payu belas sang matemu, pamuput pada mangucap, lantur margi, sambil muwat
kaisengan.
84. Tan carita teked jumah, carita ida sang kalih, Sang Subudi lan Sucita, katah
barayane rawuh, magenti mara mangajak, lwas malali, sambil matutur-tuturan.
85. Yan maletang kudang dina, sang kalih marembug malih, mangadungang pacang
luwas, matirtayatra ke gunung, Sang Subudi sampun wikan, ring tan kidik,
kakobetan sang Sucita.
86. Nanging antuk anak prajnyan, kobete jerih mangili, ngayuh mangaturang, elah,
aluh ida ngilut tutr, dadi tali lemuh kuwat, ngedeng hati, jeg tutut sang mula
tungkas.
87. Cara jukung sawat ngepal, ban duweg itukang kemudi, nuluh selah angin keras,
matitis ane katuju, krana sangkalane mimpas, suka panggih, duk tiba ring
pelabuhan.
88. Ne mangkin kapidartayang, bawos ida sang Subudi, ne tiba ring sang Sucita,
dabdab wacanane halus, duh adi bagus Sucita, sang sutindih, tuhu sawitra utama.
89. Awinan beline teka, nguyain iyadi mai, jaba dandan kaisengan, masih ada buwat
karembug, mawosang indike luwas, ngajak adi, kaalas matirtayatra.
66
90. Suba beli ngarasayang, kobet pakayunan adi, sakadi imanuk angsa, tembe manggih
tlaga luwung, sedeng nawu masileman, ngalalangi, sinah tong logas matinggal.
91. pagatik cingake nyapnyap, nancep nusuk unteng hati, pakosod kulite nguda, kesed
putih gading halus, luwir anta waja kuwat, negul hati, keweh saja pacang megat.
92. Rehne maadan samara, musuh sakti keweh nagkis, silat sulit mameletang, sebet
nuwis ngimpek ngimpus, ngawe lara ngres makesyar, ngilu ngidih, jumahan kulit
pagriyam.
93. Mula macundagang jagat, kayang dewa milu lilih, kalingke mawak manusa, ilu
kapacundang hidup, aget reh kicen lek manah, ban Hyang Widi, ada anggon
nyangka manah.
94. Mawuwuh ada pawarah, sang wiku muwuh ring aji, nuduh sukaning indrya, bek
maisi cetik racun, dadi bibit sarwa hala, mawak gering, jahat dadi satrun tapa.
95. Beli ngindayang nuturang, dumadak adi manampi, tingkahe ngated indrya, ne luwir
balabar suluk, ingete malu cedangang, cara ngendih, kanti ne ingetang hilang.
96. Yan ingete ane lumah, kaput ngundap lamad harip, ane lahat kaingetang, sagerehan
ribut bangun, pada nagih dadoyanan, mangrepotin, deweke imput ngencanang.
97. Saksatang ikunang-kunang, sarwane ingetang sami, ingete duk remrem kiyap, sat
peteng ideng tur libut, makrana ikunang-kunang, nyundar kaksi, ngulapin ya
pakabyar-kabyar.
98. Nanging yan ingete cedang, nyundar galang nyalang bresih, lwir surya tan
kaalingan, antuk mendung ngundap nguyuk, kunang-kunang ane ingetang, hudep
sami, makelplek tejannya punah.
99. Sangkan ingetene cedang, anggon dasar maminehin, minah salwir kakencan, da
saking mangundap nguyuk, reh ingete kaput ngramang, asing kapti, sinah twara
kasidayan.
100. Sawireh ingete cedang, ne sajan tan mawor harip, ento OMKARAPRANAWA,
ring dalem twas amungguh, maraga sang Wenateya, gruda sakti, ne ngantegang
ring tujuan.
101. Disubane sida bakat, ingete ne kenceng ngendih, mara jumuning tuptupang,
papinehe anggen nempur, saluwir kayunne rusak, sinah lilih, asing ane ngaduk
manah.
102. Keto ban bagus magelar, ngalawan indrya sakti, muwuh warah sanghyang sastra,
anggon jimat sakep duhung, apang kukuh sakti kuwat, twara lilih, nangkis kasaktin
indrya.
103. Bawos beline punika, boya saking mamegatin, ane madan jatukarma, karman adi
ring sang hayu, sok anggon nyangka indrya, ne umili, apang da ngelos malabar.
104. Mangden tan ngancap ngalancah, nganyudang kasatyan adi, wireh kasatyan punika,
ratuning kadarman tuhu, surya yan ring sarwa teja, Pasupati, yaning watek sarwa
dewa.
105. Sahanan watek prasaka, dewa raksasa lan jadmi, yaning kasatyanane ical, punah
sangat nista pangguh, tuwin ratu yan tan satya, sinah manggih, surud pmuktyanne
ical.
106. Awinan adi Sucita, eda ima eda lali, apang tangar apang yatna, ngamong kasaktyan
puniku, nto anggon hurip pasaja, nto belanin, carunin ban jiwa raga.
107. Sangkan beli sada panjang, mabawos teken adi, wireh kaduk masubaya,
matirtayatra, ne malu, dewasane nandas teka, mangden adi, sida nuwonin ubaya.
108. Mated ida mawacana, sawitrene kedesekin, malih ida mangandika, sambil ngelut
ngusud-ngusud, eda adi salit rasa, bahan beli, sanget sipok agung goda.
109. Tan lami adi kakutang, dihalase bareng beli, salah mukum tegul sabda, kaduk
sawuh ane malu, nggih adi jalan lalwang, hidep mati, maktinin dewi kasaktyan.
67
110. Singnya ada pasweca, nugrahan hyang satya dewi, gelis sida kakeniyang, sang dadi
mustikan kayun, banine ngated kisengan, ring Karuni, anggon banten satya yadnya.
111. Sang Sucita wus rihinan, mineh bawos sang Subudi, rumasa seksek ring manah,
wireh sami sakti wibuh, tuture nglawan smara, pada sengit, mayuda sejroning
angga.
112. Luwir papranging naga, pada ngadu wisya sakti, malilit milut milehan, ring waduk
malulunlulun, ngejongang raga sarira, krana paling, nyambat beli lawut rebah.
113. Karingete deres medal, luwir sabeh kenem mili, enyak mirib upas naga, nyembar
umili malepuk, matemahan toya wisya, mangliputin, sangkan Sang Sucita lupa.
114. Sang Subudi gipih ngemban, ngarep babayon sidi, dasa bayu wus ginelar, pacatma
karegep sampun, kaparahang ring sarira, jahan meling, Sang Sucita madekesan.
115. Sang Subudi ngelut nangyang, nyutsutin muka ngupinin, wang jerone kendel
nadak, mated nginyuk makpak simbuh, bueung imput payu lega, ban ngetonin,
gustine matangi kenak.
116. Byange payu manungkak, nading pasegehan alit, putrane jagjagin usap, antuk
tangan kiwa ditu, lali kanane ngamelang, cedok misi, toya ulung nyiam wastra.
117. Ade len wangjero bajang, rupane bocok kidik, uling ilu kasmaran, edot manyanding
sang bagus, mingkin polih ngatep tangkah, saking lami, ngalih margi tong
mabahan.
118. Jani aget maan selah, epot nyelag sada gipih, ukuh ngelut nyangkol ngemban,
mangden nahan polih huwus, indryane ngandeng nlaga, saking lami, lacur kasep
karihinan.
119. Lawut galeng cokor bakat, payu nto sangkol arasin, masih maan asiyupan, ngecapin
lahad sang abagus, nanginng tan ngawe tunayan, smara hati, lwir agni nilap
minyak.
120. Sang Sucita sayang jenang, kayun ne matutup gelis, rakane nindih ngandika,
hentegang kayune bagus, Hyang Kundalini regepang, saking haris, mangden
ajnyananne galang.
121. Pranayamane rihinang, laksanayang saking haris, sanghang pranabayu haras, isep
saking lyanging irung, tedun kapuser antegang, manden nungggil, ring sanghyang
bayubyana (Yoga).
122. Lawut pegeng patelahan, sawuse medalang malih, saking alon pangda sambrag,
bayune medal kairung, suba mrasa telah medal, balik buwin, huyup kapuser
antegang (Yoga).
123. Bwin pekek cara ibusan, terusang bulak-balikin, pajalan bayu pang dabdab, cenik
halus turin rurus, apang da mamegat-megat, kanti sepi, tan ada swara pirengang.
(Yoga)
124. Sadurung maranayama, tegake apanga gampil, bawong lan bangkyang jegejang,
eda bengkuk eda nguntul, masila masih sekenang, tangan kalih, leser dilulud
takepang (Yoga)
125. Tlapakan tangane kiwa, takepang di lulud kiri, kanane di lulud kanan, keto bahan
apang luwung, tur degengan panda onyah, mara ngawit, mranayama kadi busan
(Yoga).
126. Kenehe da byahpara, apang nuwut bayu ngilis, munggah muwah manedunang, duk
mekek makadin ipun, manahe milu encepang, apang sepi, tan ada krimikan manah
(Yoga)
127. Sayan lami kamargyang, bayune pang sayang alit, pipitang apang nyidayang, kanti
twara munggah tedun, degeng bareng ring manah, dadyabesik, incep luwir tan
parasa (Yoga)
68
128. Ditu mara madegdegan, ajnyanane nerus sepi, cedang twara kawaranan, Hyang
Kundalini ne mungguh, ring kibulbuwung umunggah, pacang ngungsi,
kasiwadwara tan liyan (Yoga-Samdhi)
129. Uwat alit ne kahentap, limpa katuncap pangrihin, nerus jantunge kapatas,
kamulakanta manglantur, munggah terus malih ngentap, slagan halis, mametel
kasiwadwara.
130. Wus mungguh ring siwadwara, ring tunjunge lintang luwih, sane malawa sahasra,
nyundar tejane ndih murub, sadripu trimala punah, hulap sami, makeplek petengin
galang (Yoga-Samdhi)
131. Sang Sucita wus madabdab, nurut bawos Sang Subudi, gelis sampun kasidayang,
nadak kayune jeg luwung, cedang galang manarawang, sangkan sami penyakit
manahe getap.
132. Wanan rarud matinggal, pabresat malahib paling, nyalupsup ring sang kendryan, ne
lumah ngalawan kayun, ditu seken tan kisidan, wireh ajrih, ring sang prajnyan budi
cedang.
Demikian Selesailah Geguritan Sucita Jilid I
69
Salinan Naskah
GEGURITAN SUCITA
JILID II
1. Nuli matur Sang Sucita sada bingar, getar ahlus mangrenanin, beli sang
sweca, maraga tulung tan pegat, kadi tukad banjur mili, twara telad, saking
ngunirawuh mangkin.
2. Tuhu wyakti sang awataran citasatwa, jati sadu darma budi, prajnya susila,
satya maring – swamitra, twara rerd metoh pati, kenyem girang, yen goda
miwah tuyuhin.
3. Wyakti luwih kadi toyane sagara, yadin ubek manggih bresih, inggih
sapunika, yen tityang ngupamayang, kanirmalan kayun beline, twara uwah,
dyastun caren syang ratri.
4. Nawi tityang katuduh antuk Hyang Titah, manados jun saksat patis, beli
nganggen wadah, toya mawak karma suka, pungkur beli pacang mukti, ring
swarga, nutug nyrewadi nyukanin.
5. Sane mangkin sok tityang matur manunas, aluh mangkin pungkur ketil,
ampah kyule malajah, takute mamaksa awak, ngawe selselan diuri, dadi
sungsang, buwung nulung dadi ngindih.
6. Nggih dumadak tan kapok beli sweca, sambil cucud manuturin, mangda sida
enggal, tityang bisa mayah tresna, puputang punika rihin, matirtayatra,
tityang tan purun nulakin.
7. Wireh sampun rumasa bebas ring manah, pitutur beli ngawinin, lwir pedang
rahasia, megatang ante indrya, ature manekeng hati, sangkan ledang, Sang
Subudi mamyarsi.
8. Sampun puput sang kalih mapasuketa, ne benjang pacang mamargi, wus
negem ring manah, nyambung babawose lyan, hitep ngonjakan sastraji,
saling timbal, saling turut saling tangkis.
9. Darma Jnyana Weragya lan Aeswarya, jantos lepah kabawosin, sebet ngaleh
imba, kanggen mitrangang satwa, ne nepek ngawenang ngarti, sangkan
tingglas, ngenah ane mule hilid.
10. Ukuh matur sang Sucita manunasang, indik Sang Hyang Wisnu nguni, duk
matemahan kurma, daweg das ngekarnawa, kaget cingak jadma prapti,
sampun wayah, lintang nengah tuwuh mirib.
11. Adeg lanjar muwa tipis lihat cedang, nanging bungkukan akidik, tuwuhe
ngawinang, sinah bagus duke bajang, hyas sesaputane cepil, tindak dabdab,
ngawas sambil nyemu manis.
12. Sasampune sang kalih matumbak tingal, maring putusane prapti, sang kalih
tedunan, ngadeg ngantos sang prapta, ne sampun ngehes nampekin, saha
nunas lugra ring ida sang kalih.
13. Karihinan sang kalih ukuh manyapa, tamyune matur digelis, nggih titiyang
nunasang, ring iratu sang karowa, awinan tityang mariki, pacang yadnya,
maring Sang Sucita tangkil.
70
14. Antuk warni tityang durung tatas wikan, kewanteb parab uningin, sangkan
kadi ngadab, dyastun tityang kantuncedang, ndawegang tityang ndikain,
sang Sucita, nyawur mitrangin sang prapti.
15. Mangalantur ida nyapa tur nakenang, wastan sang wus prapti, miwah
kabwatanya, tamyune matur manimbal, duh ratu sang bagus kalih,
munggwing tityang, saking kautus mariki.
16. Wyaktinnya babawose ngawe girang, rawuhang, tityangne mangkin, doh
ngawenang lara, awinan sampunang selang, nanging kadi sada pingit,
makawinan, yan werayang kirang becik.
17. Becik nyanan tityang matur pakalihan, Sang Sucita manyawurin, bapa sang
utusan, tan nyandang bapa ngobetang, dyastunne ida dini, wireh ida, saksat
dewek tityang patis.
18. Asing unduk saluwir buwatang tityang, twara payu kajalanin, yan ida tan
lugra, keto pidagingnya bapa, sangkan da sangsayeng hati manyinahang, ne
kabuwat teka mai.
19. Nadak gantas iputusan nguningayang, duh ratu sang bagus kalih, wireh wus
kalugra, sinah tityang manguningang, Ida Sang Dyah Karuni, ngutus tityang
ngaturang surat mariki.
20. Sambil matur iputusan ngambl surat, ring kampek masawuh asri, tumuli
katurang, saduk sang Sucita nanggap, maprabawa linuh dihati, iputusan,
matur dane ngamalihin.
21. Duh sang bagus ne mangkin tityang nguningang, wastan tityang puniki, I
Mahadasraya, mule wit parekan sayang, saking lami tityang ngiring, Dukuh
prajnya, juru emban Dyah Karuni.
22. Nawi ajerih kakecap surate ngentap, wireh bawos anak istri, ngentap karna
lanang, nuluh uwat alit pisan, manuju untenging hati, lintang rungke, becik
tityang matur kidik.
23. Mangda wenten nandan ngabih bawos ida, ngiring ngentap marga sipit, nawi
wenten baya, pamihalang miwah pamunah, mangda wenten manatingin,
mangden sida, kadi pangestining hati.
24. Niki saksat sangkaning wit manah tityang, matur ring iratu mangkin,
ndaweg juwa gelisang, ambil id gustin tityang, reh anggen tityang ngetonin,
solah ida, banget bingung kirang eling.
25. Sering nyaru kabatan pudak ngaraga, ngangken ongkeb ngalih tis, wahu
tityang marika, encol, manyusutin tinggal, ryantuk tanggun kancerik,
kenyem nadak ngaku sepenan ring aksi.
26. Sujatinnya dewa gumantunging tingal, ngawe sedih sering nangis, tembe
pangguh tityang, ida gelitik ngawe gita, nyatwayang Sitisundari, mawiwaha,
ring sang Bimaniyu nguni.
27. Samaliha tan pati kenak ngajengang, sering bengong mangangenin, lipya
ngalih sekar, ajine sering kadatan, mangarga ring sang Hyang Widi, jantos
tityang, sering ngentos mangayahin.
28. Kalih nahan ida ngandika ring tityang, saking madasar tan eling,
manakenang satwa, caritan I Dewi Sita, ne manggih masatya laki, nuli
tityang, matur kenyem menyaruwin.
71
29. Ngudyang ratu nakenag sang patibrata, iratu kantun taruni, banget ngawe
runtag, ring manah tityang ituwa, reh tityang kantun subakti, ngudyang
tingal, tan becik kojarin aji,
30. Sampun sinah tityang sedih yan katinggal, uling alit tuyuh mretenin,
mangandong manyinggal, jantos luwur twara elad, cucud ngayah syang ratri,
sambil tuwa, satuduh tan nahan panggil.
31. Luwir myara witing sekar ermawa, uling alit ngumpit gulis, mabulung
manyiram, tan ngitung tuyuh manyaga, kaget wawu muruk ngawit, tumbuh
sekar, raris mabutan managih.
32. Kudyang twara dadi tangkejut ring manah, wireh banget katungkalik,
nyaluwagang manah, dadi gering salah acepan, ngalih ne tepuk lisik, duh
ratu mas, sampunang ja banget lalis.
33. Luwih ida ajin iratu kayunang, wireh ida sampun lingsir, sayan tan
nyidayang, ngalih kus miwah sekar, ngaryanin kapika rimbit, karawista,
ngiyasin sivamba malih.
34. Tityang ukuh kantun matur sada panjang, gelis ida manyawurin, megat atur
tityang, jantos mrasa kendel manah, nanging ida anak wagmi, ebek tatwa,
wacanane sapuniki.
Pupuh Sinom : XVI
1. Duh maman Mahadarsraya, aksama de sanget brangti, wireh tiyang pelih
mamegat, pitutur mamane luwih, sangat saja mangimpasin, kadarman anak
marembug, ne madan Kretalocita, bikas bajange manyelir, sangkan purun,
mangrawos ngandang manyelag.
2. Abesik twara dadwa, baratane nyandang ungsi, nyandang agem nyandang
bela, ane madan satya laki, olih sang maraga istri wireh tyang madewek
wadu, makrana jani ngawitang, ulih bajang mangurukin, satya kakung,
bekelang tiyang buwin pidan.
3. Sakadi anake lanang, dibajange anteng ngaleh, anggon bekel kayang tuwa,
ditwane masih tan gingsir, gemet muruk ngulis aji, bekelang kayange
lampus, apang da sasar dimarga, tur mannguh swarga utami, ditu pupu,
tuyuhene disakala.
4. Aketo masih sahimbang, beratan anake istri, duk bajang patut tan hima,
muruk mangayahin laki, cara bakti ring sang aji, baktine ring kakung
pungkur, aketo reko patutnya, reh lakine kaadanin, guru kakung, .sangkan
twara nyandang ampah.
5. Awinan reko patutnya, sang dados putra istri, kakalih reko batinnya, yan
tutut baktin ring aji, tan mangetang baya pati, yening iaji manuduh, ragane
anggon daksina, yan sida ban ngemarginin, twara buwung, suka skala
niskala.
72
6. Nika pala kapretama, pikolihe kaping kalih, bisane ngayahin bapa, nto
anggon ngayahin laki, tan rikuh wuruk ngawitin, carane ngayahin kakung,
bani mayerahang awak, ten nungkasin yasan laki, dyastu lampus, tan rered
manadi bela.
7. Nanging ada kayogyannya, mamungu teken sang laki, ne matingkah twara
melah, nanging dasarin ban bakti, sangkan saking halus manis, duweg ngune
kara atur, apang da ngawe piduke, ne ngawe waanuh sang laki, bisa nuwut,
nyanan bisa mamelokang.
8. Nanging yandin tan kasidan, tan yogya tinggal malasin, satya lakine
tutugang, kadi tingkah iprajurit, dyastu dekdek renyuh kanin, ring payudan
twara surud, mati ngerebut Wisnuloka, mule katil, ngalih luwih, yan tan
purun, dadi caru meh ngadowang.
9. Krana tiyang manakonang, ken maman buke ituni, apang maman
manyatwayang, pamargin sang satya laki, sakadi Sang Sita Dewi, utawi ne
lyan puniku, apang ada tiru tulad, pahurukin ulih jani, nggen pawuwuh, reh
sinah tiyang kejokan.
10. Matur malih tityang nimbal, duh ratu sang hayu luwih, wyakti ten wenten
simpang, wacanan ratu sang luwih, kewanten tityang makeling, iratu
sampun manwungu, wyakti tityang doh mihalang, iratu pacang mangambil,
Satya kakung, reh swadarman imirah.
11. Kewanten mangda alonan, reh pakaryan dahat sulit, karya gampang yan
rawosang, nanging sulit yan marginin, dyastun tityang sampun muji, indik
kasatyan iratu, empeh baktitan pacacad, mangiring ida sang aji, tuhu-tuhu,
wruh ring putra sasana.
12. Nanging ajin iratu mas, ida mraga sadu budi, tan nahan menggeh piduka,
yan ngandika halus manis, yaning iwang kaajahin, antuk bawos lemuh halus,
tan nahanin ngawe untag, awinan iratu etis, mula aluh ngalahangne mula
elah.
13. Ngalih elah jroning likad, irika sering mamelit, sering dados seksek tangkah,
gering dadakan nepenin, reh katah tityang mamanggih, anak sayang jumah
ipun, bakti bane kasayangang, lawut lacur ngalih mwani, jadma sigug, ditu
langape ya ngentah.
14. Iriki miwah irika, yan dalemang mawak tunggil, yan iirki twara elah, irika
tan wurung ketil, raris ida manyawurin, bawos maman lantang patut,
nangingke rurunge beda, ngalih patuhe sujati, sangkan perlu, muruk ngentap
rurung lyan.
15. Kadi ngliwat tukad linggah, pacang ngalihne kajudi, elah yan nulung
jambatan, nuluh titi sangat ketil, sangkan pada pahurukin, awanan tyang tan
73
takut, pacang ngalih kautaman, marurung ban anak mwani, sipok sigug,
mingkin sadya anak darma.
16. Buwin tyang ningeh orta, wreta saking sanghyang aji, yan mangalih
kautaman, yan kadat twara becik, tan luwung liyunan tangkis, wireh Ida
Hyang Mretyu, tan ledang mantos-antosan, tan dadi tempo-tempoin, jag
mamayu, tan dadi tawah sakedap.
17. Ento krana tityang maman, mirib enggal mangalahin, pacang nyudi
patibrata, mamitin anake lingsir, olih lalis ngalih bakti, reh yan sida bakat
lawut, kadarmaning patibrata, kawitanne sinah manggih, swarga luwung,
saking pakertining putra.
18. Sapunike wacananda, kadi sampun arga mati, tan malih dados tawahan, saha
toyan aksi mijil, lwir ketelan arak api, malyah manepen susu, reh punpunin
api smara, ngeredeg ring soring hati, tityang milu, sedih bantas
mangatonang.
19. Awinan tityang tan tulak, pamuput dadi ngelonin, dystun ewnten antuk
tityang, pacang mapamungu malih, yan ida ngewales malih, reh ida prajnyan
langkung, taler titiyang pupt kalah, tur jatinya jroning hati, tityang nawu,
yan iratu ngambil ida.
20. Antuke sapawut pisan, lwir smara lawan ratih, pada wibuhing prajnyan, ida
luwir Saraswati, iratu sat Wrehaspati, sami ngabehin kaweruh, sinah tityang
iparekan, mrasa suka sugih sahi, kendel ajum, maduwe gusti utama.
21. Kabatek wenenge rahat, kemade mirib tan jwari, ring tityang jeg tan
mangubda, sering ida ngandikain, kocap asing kacingakin, jeg wanin iratu
ditu, kenyem tur matumbak tinggal, ngawinang ketug dihati, inggih ratu,
nyalit tan tityang nguningang.
22. Pamuput ituni nadak, jag nora dados sangkenin, mangda tityang glis
mamarga, ngaturang surat puniki, awinan rawuh manangkil inggih tityang
puput matur, sajawi kidik munggwang, becik ida gelis ambil, mangden
sampun, gelisan bedasmara.
23. Saduurng ngewacen surat, tityang pamit ngarihinin, Sang Sucita
nyuksmayang, saha weh panglantur margi, Sang Subudi ngandikain, duh adi
Sucita bagus, surate paca lawutang, Sang Sucita ngangah tulis, ne makaput,
ban kedapan nudut manah.
24. Sane ring pinggir kedapan, tampak bela asri putih, makenyit ngantur
sekarnya, barak alit muwuh bangkit macelek kembang sulastri, masih
mangenyudang caksu, lapisane ne ring tengah, kedapan ikayu manis, dahat
halus, mahulat kasuntagyang.
25. Pudake petak manyampwah, kagulung akutus katih, maiseh tur mapetpetah,
kagagah masurat rawit, kadi istri renyuh sitsit, karokah ban tuna bagus,
74
wyakti angeresin manah, katureksa saka siki, wus maturut, madaging angka
samyan.
26. Makebyuh mambu sumrebak, kadi ambun Ni Karuni, mangamplek
nyukanin ungas, mametel nyusup ke hati, ngedas ngantu mingkalihin, yan
tan sebet mekek kayun, ngawit ne mangkin kapaca, lengakaran bawose
becik, ngangge pupuh, kumambang nyambangin manah.
Pupuh Kumambang : XVII
1. Pudak petak kumambang makebur tangkil, saksat dewek tityang, matur
rawuh mariki, tampen sapa lawut haras.
2. Gung aksama wangjerone matur bakti, wit teleb nyewake, satuwuk
mangiring beli, sangkan purun matur congah.
3. Sakeng warah yoga turu ituni wengi, kocap beli luwas, ninggal tityang
sareng kalih, sumadya matirtayatra.
4. Keni polih tityang matur mapakeling, nguningayang manah, kenak beli
makayunin, atur tityang igeng goda.
5. Napi luwir watek ne sampun manunggil rusak yan palasang, bilih
mangawinang mati, kadi damar upamyang.
6. Yan iminyak lascarya ninggal agni, sinah pacang rusak, makeplek suwud
mangendih, buwung ngendih payu pejah.
7. Sapunika yan tityang tinggalin beli, apan wus manunggal macampuh raket
makilit, keweh pacang mamelasang.
8. Siwa lawan Batari Hyang Giriputri, Saci lawan Indra, Wisnu lawan Sri
dewa, yan pasah manadi rusak.
9. Menget lupa yan pasah gumi tan kari, pateh twara bina Sucita lan Ni Karuni,
yan pasah mati dadakan.
10. Niki malih nyandang beli mikayunin, corah ngaraning dewa, tan sweca ring
anak bakti, suwud kawastanin dewa.
11. Tityang cucud sahi bakti mangastiti, nguda beli elas, ninggal tityang jumah
sedih, anak bakti tan kaswecan.
12. Yaning durus elas beli maninggalin, resja tityang ring manah, kapungkur
yan wus marabi, malih beli ngutang tityang.
75
13. Mangkin katiman jroning gung lulut lalis, kalingke pungkuran, ring sampun
polih ngecapin, ah takut tityang manjangan.
14. Yaning wantah ledang beli pamunguwin, mandeg nirasraya, mahadasraya
sungkemin, da ajum melas-elasan.
15. Napi lali utawi sangkaning lalis, krana las maninggal, tityang reke eman
beli, napi buktine nyanyangang.
16. Kaden cara manah tityang kayun beli, jeg beli ngaraga, ne rumasa jati luwih,
mangasorang sakendrya.
17. Mangkin tityang nguningang manah sujati, yan tityang mabrata, matapa
lan masamadi, kalih madarmasadana.
18. Wantah beli kalinggayang kapatitis, mangden makaronan, suka duhka tansah
sahi, mati hidup tuwin manyadma.
19. Wantah juwa dewek tityang nista sami, adoh yan sawangang, ring becik
alase panggih, yan beli matirtayatra.
20. Boya susun tityange nandingin, gunung halus kembar, mukanne sanget
kapencil, ring tlagane sane jimbar.
21. Matan tityang ring itunjung biru lilih, banget utamayan, ibun gadung nyujuh
langit, ring legosan bangkyang tityang.
22. Yadin sampun Ida Hyang Brahma ngapikin, nyipta buntut tityang, rawuh
pupu makakalih, ngapitangne kapingitang.
23. Mirib enu banget teleb kayun beli, nuluh giying mundukan, lawut ngalikuk
ndunin, pangkung mangungsi bulakan.
Pupuh Ginada : XVIII
1. Malih tityang makelingang, ring beli sakadi mangkin, indayang juwa
pinehang, nguda doh antuk ngaruruh, bresih tampek jalan mula, jelap
alih, kabulakan dialas sawat.
2. Yan dini twara kasidan, ditu sinah twara keni, yening tityang
ngamanahang, suklane wntah dikayun, yening ring kayun tan bakat,
sinah sulit, keni ring tengah bulakan.
76
3. Malih tityang ngamanahang, ne ngawinang wenten gumi, wantah Ida
Hyang Smara, lawan Ratih nto matemu, rusak tan wenten jagat, yan
tan kari, dampati kama lan tantra.
4. Sembahe jati utame, wantah ring jroning rangki, ne lanang Smara Lingga,
ne istri Ratih umungguh, nto lawut patemuwang, sinah panggih, sujati
rasaning sukla.
5. Apan ditu suba mraga, Siwa Smarane kesti, ulih ditu patitisang,
adnyanane liyep landuh, nuju Sadasiwa Smara, tru isti, Paramasiwa
Madana.
6. Yan tasak ban ngecapang, sinah ya masih kapanggih, tatujoning sarwa
paksa, awinanya tityang purun, saking bakti mamunggwang, pangda paling,
tekening marganing katah.
7. Amonto tityang nguningang, masih nyandang pakayunin, beli malih
mamanjangang, mangden panggih jatinipun, wiwekane ya incerang, agelik
bitbit, ngudyang karungkane ngambah.
8. Siwa Sadasiwa Paramasiwa, tuwah anggona ngalihin, yan turut kaceda,
kabawos adi tan wikan, mamilih margine jati, pidagingnya, benjang lan
durus mamargi.
9. Beli sanggup ngidih adi ngajak luwas, sinah ya twara brangti, da
sumangsaya, beli nyadya dadi bela, matindih kabwatan adi, jalan kema, beli
nyarengin iadi.
10. Geliang crita Isucita twara tulak, reh ngandelang sawitra wagmi, tumuli
mamarga, ugi sambil mabawosan, akeh tatwane umijil, ngalalyang, lesune
ring tengah margi.
11. Bawisyati sampun rawuh ring patapan, Dukun Prajnya nyapan haris, bagus
Smara kembar, Sreda rawuh idewa, sang kalih ngehes malinggih, sami suka,
sang rawuh lan karawuhin.
12. Sampun sami olih takentinakenan, mwah sampun saling sawurin, kalihsang
Sucita, sampun ida nguningayang, indike buwat manangkil, pacang lunga,
matirtayatrane benjing.
13. Sang atapa pangus wacanane medal, banyol cara mangulgulin, duh bagus
Sucita, kaden bapa mangadungang, dinane pacang mangambil, rain idewa,
ne suba med bajang mirib.
77
14. Meh idewa meduwe ajnyana minyak, sangkan engket bapane kalis, makrana
idewa, lagas mangalahin bapa, ne iseng kapah kepanggih, nuli nimbal, I
Sucita matur kenying.
15. Duh sang tapa sang mraga Abayadana, sane tanmari nyukanin, pamunahan
runtag, panglipuran sumangsaya, pangleburan ibuk brangti, ngawe girang,
pengetisan panes hati.
16. Dwaning tityang pangkah matur ring sang tapa, kadi kalis mamatinin,
ngungsi gunung halas, sumadya matirtayatra antuke tan wenten lami, malih
tulak, ring sang maha tapa tangkil.
17. Sambil tityang sat muruk ngemudi sampan, nglayarin ombak gumi, suka lan
duka, atepe kelawan belas, lungane kalawan mulih, keni sahimbang, tan
ngawinang putek hati.
18. Keni wenten cihananing galang amatra, makenyit jeroning hati, keni kedikan
ttulah, tityang nampanin padanda, reh patut mabresih rihin, makire nunas,
putrine sat tirta suci.
19. Samaliha tityang banget sumangsaya, yan tan manuhonin janji, kaduk
masubaya, indike mawanawasa, ngiring ida sang Subudi, reh linyoke,
ngawinang tan sida kapti.
20. Sang atapa kenyir tur ngandika banban, saha masmita manis, duh bagus
mantu utama, suka bapa madingehang, bawos i bagus sujati, reh macihna,
idewa tepet ring aji.
21. Nah lawutang embasang tur laksanayang, pangacepe jroning hati, reh acep
utama, kadi takuh umpaminnya, perih apang engsah mijil, dadi ayam, yen
samuwuk tan maludin.
22. Sakewala nah da idewa lupa, morahan ring adin cening, abah luhe mula,
sanget ganjih ngambul enggal, masih jaga palapanin, lawutang kema,
dimrajan ya mirib ngetis.
23. I Sugata mirib ya twara jumah, jeneng luwas nganggon sampi, sambil ya
mapikat, ngalih munyinkedis melah, nyanan bapa mangorahin,
mangortayang, indik idewane mai.
24. Gelisang crita sang kalih sampun kamrajan, Ni Karuni wus kaaksi, sedek di-
pahyasan, itep mangawe kalpika, gelis nolih Ni Karuni, reh sang rowa,
matanggara kapiragi.
78
25. Nuli nyapa wacanane halus getar, sambil runtag jroning hati, nanging
kasarwang, ban tikasing tatanganan, bahan hyas turin gampil, tur
ngerarisang, mangda sang kalih malinggih.
26. Nuli munggah sang kalih kababaturan, cingake sering magatik, banget
nyelongket manah, ngres kayune sahimbang, ngrubeda nyalupsup daging,
mangawitang, Sang Subudi matur gelis.
Pupuh Sinom : XX
1. Duh sang wala patibrata, sane tan wurung digelis, matemahan tunjung
bungah, ring duwur batune mentik, dadi sarin istri luwih, murtining ring
Hyang Giriwadu, sangkan tityang nadak prapta, parek ring imirah mangkin,
yadnya matur, nguningayang kabuwatan.
2. Dijagate twara ada, ne tan mobah ngawe bangkit, yan tetep twara
melah, ngawe med manelogin, kadi surya yan upami, yan kalitepet
satuwuk, bilih jagate ya rusak, kebus puwun tan maludih, sangkan
luwung, pakaryan Ida Hyang Titah.
3. Sajroning kabyudayan, sami mobah twara lepih, ne mapunduh dadi belas, ne
pasah makumpul malih, tangan suku raga sami, ugi pasah pacang pungkur,
tuwin sarira lan atma, tan wangde belas manadi, salwir uduk, twara ada tan
maobah.
4. Awinan becik manyerah, narima salwiring indik, sambil tan pegat utsaha,
ngupadine kaetohin, dyastun belas disisi ditengah apang nu ngatut, mangden
sakadi ikurma, ninggal taluh mangejohin, nangging ipun, madyana twara
pegat.
5. Wyadin ipun ikatak, becik ugi patuwutin, bebas ngejoh ninggal panak, nging
masan panaknya mukti, rawuh ipun maweh bukti, boya kirang sayang ipun,
tan becim manulad angsa, makehem rahine wengi, kanti kecud, brag-arig tan
kisidan.
6. Mingkin sang dadi manusa, tan kidik patut wilangin, tingkahe ngalih
kotaman, mangdennya sida kapangggih, sangkan twara nyandang sedih, yan
belas ane mapunduh, kewala yadin madohan, dikayun tampekang sahi, twara
luwung, anake tan ngangge gantas.
7. Krana matur sapunika, I Sucita tunas beli, eda sangat manyungkanang, tan
lami, tityang nyilihin, pinih suwe tigang sasih, wangde ukuh kutus tahun,
sinah tityang magapgapan, taru kasturi maselik, anggon ngukup, toyane
maanggen tirta.
79
8. Benjang semeng kadurusang, tityang nunasin imanik, manganjak rakan
imirah, yan tan kaduk sampun rihin, sawuh negem janji pasti, sinah beli
twara laju, manganjak rakan imirah, lilayang kayun imanik, eda sungsut,
saking beli manawegang.
9. Daging belli sanget tuna, ane tampek keweh ngalih, sangkan adoh ban
nyorotang, dibulakan ngalih bresih, cara ngabut crawis alit, dibatan jagute
saru, yening tan adoh sawatang, dimeka suluh pedasin, keweh pangguh,
patigadab meh tan bakat.
10. Ibabotoh yan nyaratang, mangalih ane kajudi, yan iwang ban ngalih marga,
mentaskatajen ngambahin, sinah ane alih tan keni, kalud bekel telah tulus,
sapunika sang kendryan, yan nyaluk gama dirangki, katah bingung,
kapingonan gunan marga.
11. Awanan sang prayatna, ngalih gama sanget milih, ane marurungan darma,
punike sarat pinerih, yan gama durga kambahin, sanget majehin kayun, lwir
mentas diduwur sungga, yan iwang antuk akidik, balih lacur, kado kalud
dewek rusak.
12. Sang Sucita sebet manimbal, bawu mated sang Subudi, duh ratu mirah
sajagat, da mirah salid manampi, indik tityange mapamit, matirtayatra
kagunung, iratune kotamayang, apan para gayan luwih, tityang takut,
mangiring yan durung kedas.
13. Yaning ragane sakal, tityang tan ngeton imanik, kama sariran imirah,
cumponin tityang ring hati, kaharas sahi kalingling, tan kasah sajroning
kayun, malih kaduk masubaya, angen tityang ring imanik, madwe kakung,
yaning tan satya wacana.
14. Pungkur yan sampun ring halas, ring sarw sekare sami, linggayang tityang
imirah, kacep miwah kapatitis, kautpati kaastiti, muwah kapralina lawut,
kasimpen ring guhyajnyana, kaputer rahine wengi, twah iratu, manggeh ring
yogabawana.
15. Ngalih tutug telu bulan, sinah mrasa syu sasih, kewala ratu pagehang, makta
raga mangden nyiki, tityang tepetang patitis, linggayang ring tungtung
hirung, deleng ban tinggal karowa, dulurin kayun mangilis, kanti matutup,
dwara sangane makejang.
16. Idepang tityang nyekala, mucap-ucap ring dyah ari, lewih kala dipaturon,
hidepang tityang manyanding, manyisinin imas imanik, apang twara kanti
labuh, semeng yan tan kacingak, rasayang tityang ngalahin, mlyang pupur
pacang katur ring imirah.
80
17. Ne mangkin tityang nyawurang, pitaken iratu nguni, lobane wantah
ngawinang, tan suwud-suwud mangalih, kaprajnyanan pinih becik, bekelang
salawas hidup, madana kantin sang pejah, gedeg musuh pinihn sakti, tambet
iku, panyakite paling rahat.
18. Ilang lobane punika, kawastanin sarin sugih, panyawur beli punika, anggen
panglipur ring hati sinah gelis beli rawuh, mangaturang anggrek wulan, ne
makebyur mambu merik, miwah taru, manengen lawan candana.
19. Inggih mas atma jiwa, durusang tityang kristisin, toya panglantur marga,
bekelang tityang ring margi, mangde wenten nanadan ngabih, kaanggen
panganteg kayun, apan ngentap marga rungka, pangkung rejeng dahat sripit,
inggih ratu, durusang lugrahin tityang.
Pupuh Ginanti : XXI
1. Inggih beli sang abagus, ndaweg tityang matur sisip, sangkan tityang mapet
surat, kadine katur ring beli, tan lyan abayadana, miwah kasadun ngawinan.
2. Wireh sang sadu punika, pateh ditengah disini, tan kayun mengkeb-
engkeban, polos tan ngangge politik, tityang demen taterangan, sangkan tan
ngubdayang malih.
3. Abayadana puniku, dana maweh girang hati, tan ngawe takut lan runtag, tan
ngawe keweh ngeresin, tan ngawenang pocol anak, tan ngawenang sakit
hati.
4. Sahi ngawe girang kayun, ngawe legan sang maaksi, asing manggih lan
mirengang, suka girang maring hati, punika abayadana, dana wekasing
utami.
5. Dyastun utamayan langkung, sang madana tegal carik, miwah dana
rajabrana, nanging kantun kalewihin, antuk sang abayadana, sangkan patut
kesungkemin.
6. Buwat tityang dot maniru, mangda sida kamarginin, abayadana punika,
sangkan tityang ngutus gelis, parekan ngaturang surat, mirib beli wus
ngewacenin.
7. Acepan tityang punika, kayun beli mangda gelis, bebas tan ngobetang
tityang, reh tiyang telas mangiring, satunggoninng hurip ngayah, jantos
pejah mwah dumadi.
81
8. Sapunika jatin ipun, daging atur tityang beli, yan munggwing atur tityang,
ne mihalang lungan beli, reh mijil saking indrya, tan banget, tityang
nyungkemin.
9. Yening kasujatian ipun, aturene tan pakulit, mitrangang manah pusang,
sakimh sadu satya mijil, tur saking bayadana, tan saking indrya mijil.
10. Nanging ne lyan punika, ne ngacuh tan manut indik, saking manah guyu
medal, sampunang bes ngalinggihang, reh mula sang kaindryan, punyah
ngacuh medal munyi.
11. Sangkan sang kasmaran iku, rawosnya patut galihin, reh tan ajrih
mangakuwang, panak macan yan sanggupin, tekaning prawa tan sida,
sangkan sandang prayatnain.
12. Inggih beli sang abagus, durusang beli ngalunganin, matirtayatra ka halas,
sawireh pakaryan luwih, gunannya dahat utama, maring panca yadnya
sapih.
13. Kewanten tityang manunggu, eda beli salit tampi, dyastu tityang kadi
elas, jatinnya tan saking lalis, reh ngawit anggen mategar, muruk tan
tulak ring laki.
14. Yan sampun beli ring gunung, kala manggih toya bresih, ne mungguh
maring bulakan, ne sanding sekare merik, ne banget manudut manah, ring
tityang sampunang lali.
15. Mangda karasayang ditu, tityang nyuwun bokor nganti, mangaturang toya
siram, saha ngayah ngaramasin, kala ngastawa Hyang Surya, rasayang
tityang ngungkurin.
16. Duk ngiring sang wiku ditu, kadalon ngalintang wengi, mangrawosang
Weda Sastra, ugi beli eda lali, rasayang tityang ngarebah, di pabinan kuru
harip.
17. Ne dini kalawan ditu, atep tong ada melatin, ne joh kalawan pahek,
magenah ring kayun sami, punika beli elingang bineka tunggal da lali.
18. Wacanan beli iwawu, sawur pitakene nguni, tityang banget nyuksmayang,
pacang sahi kapurukin, sareng ipun I Sugata, pang pangguh rasannya jati.
19. Durusang beli lumaku, mugi rahajeng ring margi, tityang dot ngeling
mulyan, mangenemin iseng hati, wireh mula kraman bajang, sedih tinggal ne
cumponin.
82
Pupuh Ginada : XXII
1. Sang Kawi abot nyuratang, bawos sang tiga bes rimbit, apan pada luwih
prajnyan, sami wikan nudut kayun, makawinan kacutetang, crite gelis,
tamyune wus pamit budal.
2. Tan ngetang adoh wengyan, tungkulang ahatan hati, muwuh tuture tan pegat,
ngawinang sumingkin saru, kayang kuru tan parasa, kaget gelis, ring jero
sampun manapak.
3. Benjangnya kantun semengan, sang kalih raris mamargi, sasampune wusan
muspa, kalih sampun wus mamuhun, ring aji kalawan byang, crita mangkin,
liwat paduning nagara.
4. Ngentap abyan munduk jurang, alas tegal kalintangin, pitung dina wus
mamarga, mabekel sarwane pangguh, bangkwang kocing karayunang, piduh
pakis, miwah ane lyan-lyanan.
5. Antuke bes lintang sawat, pamargin ida sang kalih, limut peteng dayuh kentap,
sring ngintep digowok kayu, sabeh sering pacet samah, tur tan kidik, manggih
warak singa macan.
6. Sang wibuhing darma tatwa, duk nyaratang ne sungkemin, tan
mangetang katuyuhan, tan ajrih dyastu lampus, purun macaru ban jiwa,
ngeleng ngalih, twara katah pawilangan.
7. Sang darma purusajnana, tekek tan obah tan gingsir, ngagem ane dadi
ageman, uning ring jating satru, wikan ring kanti pasaja, wantah tunggil,
ring raga jati genahnya.
8. Tan sidane megat rasa, takut nglawan momo budi, tan lagas ngutang
angkara, punika jatining satru, apan ya jatin sangsara, nanging bangkit,
liyu ngaden kakasihan.
9. Nelanduh kedas tur galang, bebas tan entukin indik, bahan suniya tan
parasa, ento liyu ngaden musuh, makrana ya kapuwikang, nanging jati,
ento kantine pasaja.
10. Tan katah kacinarita, sarwane panggih ring margi, kaget ida sampun napak,
ring pukuh igunung agung, ne madan Kadalipuspa, tuhu jati, sugih tur
manudut manah.
11. Pantes kema masewaka, sang para kawine nguni, apan ditu kabugbugan, ban
sarwa ngawe wulangun, ceburan toya kacingak, tegeh iding, maswara
manyumangkirang.
83
12. Icamara tan nyak kalah, masreyong rame mamunyi, sang angin manulung
sahat, duweg mantesang manempuh, baret angin ngunadika, krana becik, tan
cager angklunge menang.
13. Munduk tegal ibek sekar, umputan taru nyelagin, makedapan nudut manah,
maputih mabarak luwung, ada masekar maonggar, kuning tangi, angine duweg
ngigelang.
14. Mangolet lemuh mayodan, cakupamalang girangati, lwir mantri maras-arasan,
dipangarjan ngajak galuh, miwah kadi Widyadara, ring dadari, saling putput
antuk sekar.
15. Mangkin ya ipunyan puak, lilit ba gadung kasturi, mapatung ngawangun
yadnya, mapuniya ring dewan hirung, ngaturang wangi mangkepan, miik
ngedanin, adoh bon sinjange menang.
16. Talaga matunjung bungah, sekarnya nedeng ngedanin, kuning tangi putih
abang, pakabwah-bwah luwih kadulu, lwir dadampa catur dewa, katinggalin,
sampun puput maparuman.
17. Paksine marupa endah, bulunnya mawarna becik, mirib kepitan batara, maswir
munyinnya luwung, nempur swaran suling rebab, ngawe lali, ring sukane
dinagara.
18. Igunung ya mirib ngelah, ajum bangga cara jadmi, bahan mrarakang brana,
manik winten katah dituh, makacakan maring tukad, mangulapin, rupane
ngwaregang tingal.
19. Mas slaka tan kirang, agung alit pagulintik, mirah ratna makacakan,
kresnadana mirah kacubung, windusara manjanganbang, swara luwih,
ngatehebang manah loba.
20. Mirib gununge punika, katuduh antuk Hyang Widi, nguji sang nisparigraha,
ne boya kalawan tuhu, yan ditu twara rebah, sinah molih, jatining
paramamoksa.
21. Jeneng danun kabyudayan, ngembahang suka digumi, nganteg kaswarga loka,
apan ngebekin sakayun, Sang Hyang Daneswara nyumbah, nungkul ajerih,
katempur ban kasugihan.
22. Ambun dadarine kalah, tekaning para dewati, kalingke taruni jadma, yadin
syam minyak harum, kudyang mapas pudak sategal, lan kasturi, tanjung
mamunyahang ungas.
84
23. Adoh lambene kasadyan, dyastun takutin gendis, ne sampun pujin wong
kendran, yang mapas madu sapangkung, pedas bujuh ngacomodang, putih
lepis, punahang ipucuk abang.
24. Pangres susune punah, ne ngasorang kris maancit, belek tan mampuh
matangah, nalepek didadda takut, katehebang keted nyuh danta, putih gading,
ne kabih bahan nyuh bulan.
25. Durung mwasta tutug yasa, indryane sadurung polih, mamanggih gunung
punika, apan papupulan luwung, meh Sang Hyang Dwadasasmara, sareng
rabi, nyuksma ditu tan kacingak.
26. Isadpada kanti punyah, makebur ya kema mai, uyut mamunyi tan karwan, bes
kosen mangisep santun, twara ngelah unadika, bas ngulurin, kopane teken
babuktyan.
27. Pupue uli nagara, yadin kantinin astanggi, lek pacang mangadokang, ring sarin
sekare ditu, sane ruru maimpugan, ngulup langit, miyike ngogar dewata.
28. Sang kalih nyusup ring halas, pangkung munduk kalintangin, pamargine twara
gantas, satindak candek andulu, mamireng miwah mangungas, sarwa becik,
indryane kanti kemengan.
29. Pamargine ngamunggahang, sering nuncap rungka iding, milih ngenjek batu
pilah, ne ngenjol tempekan ipun, mapaglantingan akah, miwah bangsing, ne
marambat ring idingan.
30. Saktin kitane ngawanang, ne likad elah rasanin, yening twara kitayang, yadin
elah mrasa tuyuh, mula keto katuduhang, ketil ngalih, anak ne tan titah kita.
31. Yan sang nu majiwa kita, sing kitayang katurutin, mingkinke ane patutan,
dyastu iwang twara takut, kaalih kalaksanayang, kabelanin, tan ngetang
sengkalan raga.
32. Sang sampun ngelesang raga, saking kitane pacadi, lininggan jiwa kadilan,
sang sampun maraga wiku, aluh ida ngawangdeyang, kitane pelih, patute
kadurusang.
33. Adoh nglintangang ngunggahang, pamargine sada haris, wusan manggihin
lapangan, manjing tengah halas awub, langite kapah kacingak, raris manggih,
baingin agung kalintang.
34. Bangsingnyane pasulengkat, ada agung ada alit, luwir patambunan naga, ada
makilit mailut, ring sornyane becik galang, mirib ajerih, sangkan nyamping
tarune lian.
85
35. Nyamping kangin wenten cingak, papageran kayu puring, pucuk renteng asin
nyelag, sangalangit marambat ditu, sekarnya makenyit barak, katampekin,
kahawas jroning pageran.
36. Kaget nyikak arca lingga, mlakar batu bangsing nyulig, halus Matrinayana,
macaturbuja ya anut, palinggan Wisnu dewata, mangangobin, angker kadi
hurip cingak.
37. Nuli ida mararyan, saha medasin kasamping, raris nyingak lis lamakan, sekar
layu miwah tuh, mirib putran para tapa, mangabakti, maturan kala rahinan.
38. Ditwan nyingak gumblengan, ungkulin campaka putih, ring sor batu nlebus
meal, toyannya bresih kadulu, mentik ditu tunjung jenar, muwuh becik, pantes
linggan dewi Gangga.
39. Batune ngungkulin toya, tur duwurnya dahat becik, dangsah lumbang kadi
klasa, sekar layu katah ditu, pada tuh mabrarakan, mirib pingit, genah
mangayat batara.
40. Tihisan gumblengan punika, majlingjing batu dipinggir, matempek becik
materap, megat sor baingine ngungkul, kedas mirib marisakan, hning bresih,
toyannyane ngatebenang.
41. Boya adoh ring tebenan, wenten slikur depa mirib, palemahan tadah lebah
wenten taru tanjung ditu, nedeng sekarnyanne samah, mrik minging,
pagriyeng nyawanne katah.
42. Kembarin wit tampakbela, kedapannya putih asri, sanding racun makedapan,
barak halus muwuh luwung, sang kalih kema ngawasang, kaget kaaksi, toyane
nyeburin akah.
43. Pecak pancoran kacingak, sampun rusak malakar tiying, tatakan pancoran ika,
batu lumbang dahat halus, ring samping wit peji andap, kayu sisih andong lan
kayu tulak.
44. Myanacemeng lan kayumas, bareng maturunin bangkit, bareng barebutin
genah, ada luwir anggut-nggut, kala kecorin ban toya, nyak mirib, luh kolok
ajer manyapa.
45. Sang kalih manadunang, kecoran toyane tampekin, pancorane katingtingang,
kaambil kapasang sampun, diakah kaslandangang, huwus becik, toyane
makecoran.
86
46. Sang Subudi ngembus wastra, toyane kabandreng raris, wus mandreng
nguncarang mantra, ngetisang toya pingtelu, marahup wusan makurah, sami
maping tiga genap tan pakirang.
47. Sawusan Ida masiram, Sang Sucita manimbalin, pateh solahe masiram, kadi
sang Subudi wawu, glisang carita sampun wusan adunng sami, pacang
mangaturang sembah.
48. Mawali kaarca Lingga, sampun mangranjing digelis, sawus mgutawisarjana,
malinggih mamudra sampun, muraka kumbaka recaka, mwah ngutpeti, stiti
dewa prastita.
49. Sasampun puput ngastawa, muwah mralina gelis, kasimpen ring guhyajnyana,
sadurung nunas kakuluh, buwat ida manyinahang, telebing hati, ngaturang
gurit marumbang.
50. Teka nyak mapatutan pisan, reng swaran ida sang kalih, rempuh halus
mahalunan, igender ya pantas kimud, bilih banget ngapingonan, dewa-dewi,
sampun olih myasayang.
51. Pireng jwa kakecapnya, sapta ongkara pinuji, awaking sapta buwana,
dewaniya wus manut lungguh, wijaksarannya pradata, muwuh asri, wargasari
kaanggen tembang.
Pupuh Wargasari : XXIII
1. Om ksama swamem pukulun, sadosa tri-kayane, manusanirati jugul, pangkah
mangaturang gurit, ring padadwaya sang luwih, sadanan ingong aneda, sihira
Hyang kasuhun, mugi sida mangun trepti.
2. Pituning tinggal kawuwus, apan langkung suksmane, karana winida pitu, ring
Saptongkara Wulati, kawahyan ira Hyang Licin, stiti ring Saptaloka, kang
haneng prasada tanu, punika kawuwus mangkin.
3. Saking suku munggah terus, makaingan ring nabine, jagrapada haran ipun
ANG wijaksaran ireki, Hyang Brahma ditu tan gingsir, Abang warnan Ida
muntab, lwir geni tan pakukus, mangawe ulaping aksi.
4. Suptapada aran ipun, saking saluhur nabine, maring hredaya tutug, UNG
wijaksaran ireki, Hyang Wisnu ditu malinggih, Ireng warnane akila, sahlaring
dwirepa iku, angedap kalintang asri.
5. Mareng mulakanta rawuh, sakeng luhur hredayane, Swanapada puniku, Iswara
ditu tan gingsir, warnan Ida asri putih, wijaksara MANGkara, Hyang
Mahadewa kawuwus, stira ring Turya bumi.
87
6. Luhuring mulakanteku, tutuging Saptadwarane, yeku Turya aran ipun Kuning
warnan sang nglinggihin, OMkara aksaran ireki, Dwipanapranawenaran, ring
putering bawa luput, apan ngawasa Trisakti.
7. Luhuring dwaparapitu, anganti ring slagan halise, Turyantapada kasengguh,
palinggan Hyang Rudra luwih, warnan luwir Surya ngulapin, mawijaksara
Brahmangga, Ardachandra jatin ipun, suksma iweh ingungsi.
8. Malih mangunggahang lawut, saking slagan halise, ring tanggun jidate rawuh,
ika inaranan Pani, punika Atyanti bumi, linggih Sang Hyang Sadasiwa,
Wijaksaran ida Windu, Aiwanggapranawa nami.
9. Sahurdaning paniya nglantur, makaingan ring Sikane, niskalapadaran ipun,
irika jumanak linggih, Hyang Paramasiwa luwih, Nada wijaksaran Ida,
Amretakundalini iku, kawasita de sang resi.
10. Mugi jwa sang kasuhun, ledang mangrungu kidunge, saheca ring muda
punggung, maweh wasuh-pada suci, sadosa mayane keli, OM KSAMA
SAMPURNE NAMAH, maka panelasing kidung, maran tan katulah carik.
Pupuh Ginanti : XXIV
1. Kakuluh sampun kalungsur, sawuse ngaturang gurit, mapamit raris mamarga,
umputang lapang lintangin, halas agung mungkin kentap, awub twara kanren
langit.
2. Lami megat halas agung, boya wenten buron panggih, sok taru bun
maslingketan, ngrewedin sang mamargi, sok swaran paksi nungkulang, rame
pasar kota mirib.
3. Sang Sucita nuli matur, duh beli sang Subudi, langkungja jemet ihalas,
mendep-mendep nging nulungin, nyukanin maweh payuban, ring iraga sareng
kalih.
4. Sang Subudi nuli nyawur, lebih pantas ya kapuji, malih yan beli ngenehang,
twara jangkep sareng kalih, muji nyumbangang ihalas, patute ajak gumi.
5. Sawireh ya pageh puguh, tatk teken panas tis, madyane tan gingsiran, mamrih
rahayun gumi, ngwe hujan gemuh toys, jagate mangden trepti.
6. Igulem makire nambung, ngungsi langit ngawe warih, rikalaning sasih kapat,
masih halase ngntinin, jagate yan tan pahalas, panas dangkak tuna bukti.
88
7. Sakadi ida sang ratu, yan ngendoh ring para resi, sisya ninggal pagurwan,
ikatak ring toya puwik, patuh pacang nemu baya, lwir rahab maekin api.
8. Bawose mangendah erut, saling sambung saling sawit, pada wikan ngawe
suka, pada prajnyan pada wagmi, kablete tan polih genah, ring ida sang
prajnyan kalih.
9. Tan lami meneng lumaku, Sang Sucita matur gelis, mirib kuru buntut tityang,
mawinan ipun makeling, manawi beli tan lupa, ring pabesen sang Artati.
10. Cingakja halase agung, suketnya keweh ngentasin, dija nanggu dija bedah,
ncen duluh ncen impasin, mamarga sok matindakan nganggowang kitan ibatis.
11. Dija bulakanne tuju, ncen margane entasin, punika beli kayunang, wantah
jasang darma budi, tan iju ngalih tulunagn, kadi sang katunna budi.
12. Apan sakadi sang wiku, satat galang ring hati, luput maring rasa duhka, luwir
dawun candung kalis, ring toya tan kabelusang, sangkan tan buwat ring kanti.
13. Cara takut ring pitulung, nging manulang cara bani, niki sipat aaanisreyasa,
beli saksat wiku patis, tityang masa osek pisan, tulung duwuhin I Artati.
14. Sang Subudi nuli nyawur, adoh beli ngalangkungin, adi atdik beli uyah, twara
ada kuwang lebih, awanan beline kadat, nakeyang ibojog putih.
15. Takut yan adi tan adung, reh mara keneh padidi, krna beli mngantosang,
pawuwuh kabwatan adi, apang masih maan angkepan, nglaksanain ane alih.
Pupuh Sinom : XXV
1. Puput Ida mangandika, Sang Subudi asila tiding, sarirane suba enang bayune
milu ya hening, heneng kayunne nurutin, sanghyang pramana wus kumpul,
nuli ida mangujangang, nama guhyan iwre putih, kaget rawuh, angin agung
ngrubuh halas.
2. Ajahan angine henap, taru mogahan kaaksi, matimbal-timbal nampekang, lwir
bojog siyu ngentapin, tan lami kapireng raris, swaran boset karura umung,
kadi kilap matambungan, makreyak ngempengin kuping, tampek sampun,
sang kalih itep ngawasang.
3. Kaget ibuset kacingak, nuncap wangkal sentak putih, ring campang nguntul
ngawasang, ngileng tuwun maliyat nyeling, kaget ya mapanduk aksi, maring
ida sang abagus, sakedap ibuset ical, ambung ring sor kaceburin, lawut tedun,
nyagjag matur masentodan.
89
4. Duh ratu sang panembahan, Sreda rawuh sang kalih, langkung suka manah
tityang, saksat molih meru manik, rahina wengi tan lali, tityang mangajap
iratu, paswecane mngawinang, iseng tityang tan kidikin, ring iratu, kaget sane
mangkin prapta.
5. Kadi godel lembu saksat, atinggal antuk meme lami, sangsara manandang
bedak, kasadyan mapangguh malih, sampunika yan upami, girange manggih
ratu, inggih dewa sang karowa, tityang manunasang ngawit, sangkan rawuh,
napi sarat pakayunan.
6. Yan sampun iratu ledang, nyinahang kabwatan mangkin, tityang yadya
mayaratang, Tan mangetang baya pati, dyastun ring rejeng saripit, yawat ring
pucaking gunung, tan jirih tityang mangentap, ngiring sapakon sang kalih,
inggih durus, ndikayang sampunang kemad.
7. Sahanan woh-wohan, sarwane wenten iriki, saksat tittyang mangodagang,
pican sanghyang mahagiri, rasa ipun manis bangkit, nyusup ngamretanin
kayun, banget ngawe raga waras, dirgayusa sang mamukti, nika katur, aywa
sumang sayeng manah.
8. Yadyan idewa nyaratang, sahanan sranan usadi, pamunah sahanan lara, gering
wisyane kabasmi, ebun babakane luwih, umbi-umbi dawun-dawun, Ida Sang
Hyang Aswinodewa, sring ngarereh tamba mariki, sinah katur, yan mantuk
ring pakayunan.
9. Kasep yan tityang nguningang, sarwa kalewihanne dini, becik idewa
mawosang, lwir kabwatane mariki, dumadak mangda tan kidik, pisarat iratu
rawuh, ngedot tityang ketuyuhang, antuk mitra tembe prapti, tityang muruk
nyalanin atiti puja.
10. Dyastu upami kasidan, durungja mawasta bakti, apan pakardin idewa, sat bibit
katandur nguni, ring hatin tityange mentik, ne mangkin mabwah pupu,
sampun masanya mangalap, Sang Subudi manyawurin, sada kenyung, hslus
babwose medal.
11. Duh cai wanara petak, langkung manyukanin hati, bahan jati tulus tresna, bwat
ngadyanin sakapti, ira nyuksmayang dihati, sapatuduh boset agung, krana ira
mai teka, matirtayatra pinerih, nyadya ngrapuh, sakancan malaninng awak.
12. Krana ira mamuwatang, manyujur mangungsi mai, ane kandel twara lyan,
twah cai sang Artati, ane ngatah mamilihin, nuju bulakanne luwung, nematoya
bresih nyalang, tur muwat amreta suci, mangden tulus ida molih suklan
manah.
13. Sambil ira mamwutang, nangkilin patapan dini, cai ngateh mamantesang, ncen
ane nyandang simpangin, sinah cai tatas uning, ibojog putih masawur, bawu
90
tityang kendel makesyar, antuk sampun kakritisin, amreta runtuh, ne marupa
dedawuhan.
14. Banget tityang nyesel awak, yening iratu sang kalih, tan ledang mangunduh
tityang, sangsaranin hutang budi, sang tan sida males asih, langkung abot
sranta laku, keweh pacang nuncap munggah, manuju kagenahe luwih, bina
langkung, ring sang mutangang pitresna.
15. Sang Sucita nyahur nimbal, ida angob uling tuni, ban rawos cai wanara, sanget
ngetus unteng hati, nyungkab bulu medah kulit, ban lewih tutur tur pangus,
makilit lemuh maulatan, bahangja nyelanan mamuji, apang huwus, ira bengah
kaangoban.
16. Sang konggwan budi kedas, ysdin pepes kasipokin, tan lami dadi elingan,
kapulang ring pasih lali, nanging yaning katresnain, yadin ban toya asidu,
hidup jerone ingetan, kanti seda twara lali, sanget luhur, sang tan ngengsapang
pitresna.
17. Sangkan nyandang ajum tulad, solah cai sang Artati, kewala da nyalah arsa,
ira twara nagih mai, tuwi saking ngidih kanti, ban cagar mabahan tulung, reh
cai sang budi darma, twara lalis manepinin, ira lacur, dijalan kosekan manah.
18. Ibuset mahatur nimbal, inggih ratu sang bagus kalih, sahantukan sampun
terang, kabwatan iratu mangkin, tur sinah tityang mangiring, saluwir sane
katuju, bawose ngiring punggelang, tityang mangalungsur pamit, antos
dumun, malih jahan tityang prapta.
19. Tan asuwe wyakti prapta, tatiga ibuset tangkil, sarat mamakta wo-wohan,
ngamel saha nyabit nyangkil, ngaturang babktayan sami, Sang Artati matur
nyujuh, inggih ratu panembahan, niki pyanak tityang nguni, ne kapandung,
antuk ipun iraksasa.
20. Banget kaelahan tityang, sasukat masarga becik, ring ipun maman iraksasa, ne
mawasta sang Durgati ipun sering rawuh mariki, matimbangan sila hayu, tan
adoh ring darmasastra, tityang ugi ngarawuhin, ring gwan ipun, mawasta
munduk Rajasa.
21. Karaksasan ipun telas, masilur cara sang resi, idewa wantah ngawinang,
runtike manadi kasih, mangkin tityang polih bukti, masawitra pinih luwung,
masatrune pinih rusak, dumadak tityang tan lali, reh masatru, ngejohabng
landuh dimanah.
22. Mangda iratu pawikan, ring somah ipun Sang Drenggi, Sang Dambi kocap
wastannya, munggwing pyanaknyanne alit, Sang Wipramada kaadanin,
dumadak ring wasta anut, mawantun tityang nguningang, piyanak tityang
puniki, keni ratu, sumeken tatas pawikan.
91
23. Wastan ipun I Pragusa, memen ipun sang Wulati, saking paswecan idewa,
ngawinang tityang mapanggih, sedeg somahnya nimbalin, doh tityang
nyidayang nawur kotaman paswecan idewa, tungkul dagi boset dekil, nista
langkung kalud tambete klaintang.
24. Suwe tityang manyukayang, mupu pyanak ngedas mati, bawu mangkin bantas
nyidayang, matur nyuksmayang dihati, banget tan manut ring indik, nanging
iratu sang bagus, dyastu tan wenten ngobetang, ampura tityang lugrahin,
tityang nyuwun, manawi ngirangin mala.
25. Tityang bojog kalud luwa, sinah tan maduwe budi, banget kepatengan ring
manh, napyanggen ngawales asih, durusang tityang wacanain, hurukang ja
tityang ratu, nawi wenten sadyan tutyang, sida antuk manglampahin, matra
nurut, sang sida manawur hutang.
26. Ipragusa matur nimbal, inggih ratu sang bagus kalih, adoh tityang
manyidayang, matur sane mangenakin, kewantwn polih akidik, maka tanda
bakti tuhu, tatiga reko kinucap, ne kasnguh biyang aji, nyandang sungsung,
sembah baktinin patutnya.
27. Sa sane ngreka raga, dwana myara weh bukti, telu ne maulung jiwa,nika
mwasta byang aji, tityang rumasa ring hati, mutang hurip ring iratu,
karananing sida lepas, saking ikrangkeang besi, sane dumun duk ring gwan
iraksasa.
28. Ratune kasereh kalh, tuwa lacur tan patitis, utawi sebetang pyanak, rare
kutang bapa bibi, dyastu sami mrasa sedih, durung patis laran ipun, ring
sangsaran tityange dewa, kala jroning krangkeng ngesil, suka lampus, mangda
sapisan tahanan.
29. Sukane jerone bebas, duhkane dikrangkeng ngesil, luwir langit lawan tanah,
banget lyan tan nyak mirib, saksat tiwas lawan sugih, lara lawan waras iku,
dwaning sang mangicen bebas, ring tityang sakadi mangkin, pacang sungsung,
kanggen Widi ring sakala.
30. Cutet atur tityang dewa, dewek tityang katur mangkin, durusang ratu uduhang,
anggen nyalanin sakapti, tityang ten wenten ja uning, matur mangenakin
kayun, sajawi antuk pamarga, iratu mantesang mangkin, sane patut,
kamarginin antuk tityang.
31. Malih tityang manunasang, yan dewane mawasta maling, ne tan ngewales
bakti manusa, yan tityang lud bojog dekil, tan baktiring sang nywecanin,
punapike wastan ipun, napi pacang temhang tuitynag, awinan tuduhang gelis,
papa agung, yan tan ratu nglukat tityang.
92
32. Sang kalih durung ngrayunang, polih wareg ngalintangin, atur ibuset
nngawinang, apan saksat sanjiwani, nyusup mamedah ke hati, dadyamertaning
kayun, tumuli raris ngandika, uduh tatiga wanari, kamandalu, rasa
mangembahin ira.
33. Sang bisa ngawenang suka, tekaning sang mitresnain, yadin uli apan-apan,
masih madan ngewales asih, dyastu ban keneh lan munyi, ne ngawe sukaning
kayun, mingkin sida maduluran, laksana lan barang malih, ento puput, madan
mangewales tresna.
34. Reh iba tiga wanara, suba langkung mayukanin, diinget lawan dimanah, dirasa
tong tahen lali, munyine dahat nyukanin, pratingkah ngawenang nawu,
babuktyan tan pakirang, balik hira mutang asih, bas bes langkung, iba
manulungin ira.
35. Manut bawos sang prajnyan, ngujangang solah sang luwih, ane nganggen dana
sura, bani madana tan milih, nanging ento tan sida kapti, yen ne anggap twara
kayun, awanan tan kayogyayang, sang nulak dana ring aji, apan murung,
swarganing sang danasura.
36. Sangkan tan dadi pasahang, sang dana ring sang mangidih, apan pada
ngawenang suka, kadi panjak lawan sang aji, alas lawan singa masih, pada
ngawenang rahayu, ento krana apang pada, bani ngidih kaidihin, reh tan
wurung, suka tur dadi patemuwan.
37. Pala karmane nabdabang, nitah sang ana lan nampi, karma pacang
ngewalesang, pungkur yan pada dumadi, sang ngidih kaidihin, ento dadi talin
patemu, asilih asih dadinnya, suka kabyudayan panggih, sangkan luwung,
anake tan sumangsaya.
38. Nto krana ira galang, nampi tresnan jani, dumadak apang tan liyan, tingkah
ibane manampi, pitulung irane nguni, apang pada nerus nyambung, saling
tulung kayang wekas, suka saling patindihin, bareng nemu, nugrahan Ida
Hyang Titah.
39. Sang Artari matur nyumbah, inggih ratu sang bagus kalih, lewih kadi dewa
sabda, wacanane kapiragi, sampun rumesep ring hati, inggih ja puputang
dumun, durusang ratu ajengang, sarwa palane puniki, nawi ipun, dot
manumpang ngawe suka.
40. Sang kalih girang mananggap, saha kenyem mangajakin, ibojog tiga amangan,
tumuli raris kahiring, itep sareng sami mukti, mameja bantang jeg nawu,
sambilang mararawosan, sami wikan manyukanin, malih matur, ibuset sawuse
mangan.
93
41. Nawi wenten pakayunan, iratu mangkin mamargi, pacang manyudi bulakan,
tityang sayaga mangiring, samalihnya sedeng becik, wenten tampek genah
ipun, mawasta Srewana tirta, toyan ipun bresih hening, riki tedun, wus adung
raris mamrga.
42. Ibojog sambil ngiringang, matur ring ida sang kalih, yadin iratu nakenang,
katah bulakane dini, patlikur kawilang sami, sane becik sandang tuju, tityang
uning ring wastannya, wilangin saking pangawit, kanti cukup, tityang
mangkin nguningayang.
43. Srawana kapertama, Srawana lan Jagapati, Grenawartini Kresna, Susabda
Wohiniwodri, Manani Subadawani, Susangsta Dumra muwuh, Pradanangcita
Sangsta, Karmanni Prana Wardini, Wyokti iku, Angladani Akarsaniya.
44. Muwah Pitramarganuga, Dewamarga Pradarsini, Retawahin Pradanakya,
punike sami kapuji, tirta dahat mautami, tan kidik ngawenag luwung, kalih tan
jadma sabarang, nyidayang mangrawuhin, yan tan putus, susila darma
ajnyana.
45. Dyastun genahnya madohan, tur likad munduk melatih, eda iratu sangsaya,
nyanan sinah mrasa iying, tur gancang gelis mamargi, rasa kambang yan
lumaku, rikala wusan masiram, apan tirta jati luwih, sida nglebur, samala
patakan raga.
46. Sang kalih kasob tan pegat, ring pitutur sang Artati, nanging meneng tan
nyaruwang, sok kenyem nganggut-anggutin, saha nelebang dihati, crita kaget
rawoh sampun, rimg Srawana tirta ika, tihisannya tis nyukanin, jeg masilur,
pranan sang tembe ngentap.
47. Mrasa segeroger jenang, mawuwuh suka nyingakin, sekare manyanding
samah, bungah nedeng tuhu asri, tumuli masiram gelis, manyuryasewana
sampun, maresi dewatarpana, pitra buta tarpana ugi, sampun tutug, sopacara
kamargyang.
48. Sang Sucita mangandika, duh cai wanara putih, nawi ada pasanggrahan, sang
tapane pahak dini, melah juwa kema tangkil, tur jani majalan lawut, apang
twara kapetengan, iwanara manyawurin, ratu bagus, wenten nanging sada
dohan.
49. Atangah dauh mamrga, utawi lintang akidik, manawi rauh arike, ring patapan
Siwa resi, pandita kalintang sidi, Resi sakta aran iku, becik marika
sumimpang, tangkilin anake lingsir, uli ditu, benjang mangalih bulakan.
50. Sang kalih kenak mirengang, miturut nuli mamrgi nuluh pangkung
ngaduluwang, kilak-kiluk dahat seripit, munggah munduke keungsi, ngentap
94
ngaregah kalangkung, carita sampun parapta, ring giying munduke gelis, doh
kadulu, hyang surya surup ngireyang.
51. Tejane barak ngatirah, mirib ida hyang rawi, sedih antuke manninggal,
gunungene ngulangunin, durung waneh manyingakin, kalud medalem sang
bagus, ditengah marga petengan, tempone enggalang lisik, kasep takut, ring
Ida Bhagavan Druwa.
52. Angelis sampun kacingak, patapan Ida sang Rsi, mapager wit pucuk atap,
wusan maracapan iding, ring samping lawang kaapit, antuk kayu puring anut,
dijabayan sarwa sekar, maplidpid padang magulis, teka luwung, mapinda-
pinda mendahan.
53. Cihnaning sang dijero kedas, medah galange kasisi, margi bresih masampatan,
sambang coloke dipinggir, manyanding saruni rawit, ditengahnya jagasatru,
kuning sekarnyanne samah, sudamalane manyanding, muwuh luwung, asri
kuning nyanding petak.
54. Ibuset mahatur sembah, durusang ratu ngaranjing, nika pasanggrahan ida,
tityang pacang nunas pamit, benjang semeng kapendakin, ngiring sakayun
iratu, sang kalih manyuksmayang, wahu ukuh mangaranjing, medal sampun,
sisya kadi mangawasang.
55. Tamyune sampun karihinan, kapendak ban cingak manis, saha manyagjag
manyapa, sirase dewa puniki, tembeje tityang mamanggih, truna bagus mariki
rawuh, kagununge rungka sawat, alasnya sanget angeresin, buron agung, galak
iriki tan kirang.
56. Idewa mirip kepitan, keman bahan Sang Hyang Widi, sangkan pamargine
lasya, ngres tityang ngemanahin, nawi wong Kendran Sang kalih, sarat
ngalanglang kulangun, pisan utusan Hyang Titah, nyamar saking jagat sepi,
nytula rawuh, muwat bawos papingitan.
57. Keni dewa tan sangsaya, sadurung bagus nyahurin, becik tityang ngerihinang,
nguningang dewek ne mangkin, tityang parekan iriki, pangayah Sang Maha
Guru, juru mangalih samida, miwah nandur ubi kaladi, kaduk nawu, tukulang
jamure katah.
58. Sang Subudi matur nimbal, ampure tityang nyahurin, dewa sang sweca
manyapa, saha jujut manakenin, tur silib muwuh pamuji, tityang nyuksmayang
kalangkung, nanging dewa palilayang, reh tityang durung nyawurin, nyanan
katur, ngiring dumun kajeroan.
59. Sang sisya rumasang tuwas, awinan gelis kahiring, sampun rawuh ring
jerowan, kacingak anake lingsir, tejan sariran ida kaaksi, muncar galang
95
hening sumunu, luwir omkara makuta, mungguh ring kuwunging hati, gelis
nguntul, sang sisya masila nyumbah.
60. Sang kalih jerih kasepan, mabriyuk sareng malinggih, tangan sampun
macakupan, sila pakil tangan gampil, sang guru ledang nyingakin, tumuli
ngandika halus, banban luwir kerug kapat, “ cening mahi bapa pahekin”, bapa
nawu, karawuhan ban idewa.
61. Sang sisya ngehes nampekang, sang kalih tansah mangiring, wus tampek ring
hajeng ida, masang sembah ngamalihin, cacingake halap manis, nguntul
palyate tedun, sasoring utama angga, apan tulah sasoring aji.
62. Sang wiku ngawit ngandika, uli dija sangkan cening, muwang nyeb parab
idewa, apan kabwatanne mai, sang kalih mitrangang sami, dang guru ledang
mangrungu, malih ida mangandika, kendel bapa maningalin, truna bagus, kadi
widyadara kembar.
63. Dini cening makelowang, kanggeyang ngajengang ubi, apang masih bapa
mahan, wreta karamyan nagari, apang eda bapa puwik, teken kasukaning
hidup, bakelang bapa kakutang, dihalase lacur nglidig, sahib pangkung,
mabanjaran ngajak paras.
64. Melah sambil matuturan, wus ngajeng sadurung harip, muwuh tawahe
tuturang, apang masih kauningin, ban nyaman idewa dini, tahunan tan tahen
mantuk, lami dini ajak bapa, mamula kentang kaladi, anggon ngapus,
pangrasane yakut pejah.
65. Kaduk bingungang kakencan, pitungane bes ngaripit, kanti engsap teken
kasukaan, tampak kedis ngindang alih, ento bakat bitbit sahi, ditundun
punglune ruruh, dadi kakedekan jagat, ngutang rame nuduk sepi, twara
mukum, teka bapa ngutang awak.
66. Mirib lebih siyu tiban, bapa mangawitang mai, muruk manyukayang tiwas,
makamben babakan dekil, lipurang tutur ikedis, ne rame dimuncuk taru, kala
punyah ngrebut buah, ento gambuh bapane dini, angkep ditu, kayang anggon
suling rebab.
67. Mawayang ban kayu sawat, ane ngelog tempuh angin, kala ngaremenng
wengyan, damar ken sasih, conge-conge mangenderin, kenoknya celepuk
nulung, yan ngatuju maswara, ienggung welas ngempulin, kelir ipun, langite
ngatuju galang.
68. Masih ada milu teka, mai milu bareng ngrebut miskin, dot makanben babakan,
kakwatanne teken dingin ento kaanggen kulambi, tan bengkunge kaanggon
bungkung, magelang gelenge ilang, suklane kaanggen rabi, kanggen sabuk,
ilang ibuke dimanah.
96
69. Itep dini tunden bapa, mahuruk mangangon sampi, kamongin pada madasa,
apang eda mangrusuhin, wireh sampi ganjah gati, sakedap dini jahan ditu, reh
tong bisa ngalyang padang, ane mule kademenin, keweh ngempu, kereng
ngrorod ngalabuhang.
70. Yan iya bisa ngangonang, bapa sanggup mangupahin, les buluh unteng
bawang, angon ubad uyang becik, apang cening tatas uning, ento ne mendak
iwawu, maparab sang Satyawan, ne danginan sang Asteni, ne badawuh,
maparab sng Sahambara.
71. Keto ida mawacana, mitrangang sang majajar linggih, Sang Sucita matur
dabdab, ring sisyane make sami, inggih beli make sami, kendel ja tityang
mapangguh, lwir ngeton Sang Hyang Tiga, duk nangkilin Hyang Pramesti,
bahan patuh, bawane nyukanin manah.
72. Banget lyan sang prajnyan, ne nelebang darma budi, aluh ngawe sukan manah,
tangan cakup smista manis, tan mitutur tan nulungin, suba ngawe wareg
kayun, lyansan ring sang mrakak campah, elah ngawe duleg hati, semu
mrengus, lima nyengking tegak ngoyag.
73. Ikolok ne tiwas pisan, dyastuntan nyapa acepik, kalih tan sida nyambrama,
masih uning ngawaregen, yan iya masmita manis, nyakupang lima tur
ngauntul, tamyune suka ring manah, kotaman semune manis, mirib patuh,
maring kautaman emas.
74. Sangkan sugih sang nyidayang, manahin pecukan halis, ngesehin semune
rusak, nuwunang limane nyengking, mangobah eyegan linggih, mangdennya
manudut kayun, mingkin kala tamyu prapta, wantah smitane manis, pinih
dumun, becik kaangen panyambrama.
75. Sang tambet ne durung tatas, ring kotaman smita manis, kobet mangesehin
tingkah, alah mangisidang bukit, tityang ugi kantun sapih, ring sane mawasta
punggung, dwaning nunas ampura, nadak rikuh ngawe pakil, mugi tulus beli
ledang mangurukang.
76. Sang satyawan manyahurang, sujatinnya tegeh ngaglik, sang sida ngandapang
raga, sangkan beli sanget muji, sakadi solah iadi, ne wikan tan mapi weruh,
beli ugi durung menang, ring anake sumbung hati, krana patuh, masih
mamitang ampura.
77. Becik juwa dumun panggelang, nyanan bawose Sambungin, wenten paican
sang tapa, becik lungsur sane mangkin, lonceng sang lapa mamunyi, ring
basang tityang makriyug, nyagara palguna masa, becik gelisang caronin,
yening puput, ngiring malih mabawosan.
97
78. Gelisang carita kocap, wus puput ida mamukti, tumuli manangkil muwah ring
anake lingsir, sang tapa sampun, malinggih, sang sisya mamedek sampun,
sang kalih twara kesah, majajar malinggih cepil, pada weruh, ring tataning
darma sisya.
79. Sang Sucita matur sembah, ring Ida Sang Maha Muni, duh ratu sang
Yogiswara, sang sampun arok ring sepi, sakala murtinin Widi, sadyan tityange
mapangguh, ring ratu sang utama, mugi tan katulah carik, antuk purun, tityang
matur mapinunas.
80. Punapi awinan katah, gamane wenten digumi, punika lungsurang tityang,
mugi sang tapa nywecanin, sang guru masahur haris, uduh dewa sang abagus,
masih jwa idewa nimbang, bapa ngindayang nyawurin, krana liyu, kene yan
pamangguh bapa.
81. Kadi tukade ne katah, makejang mangungsi pasih, keto agamane katah, ne
katuju twah abesik, kalanggengan nto sujati, keto pidagingnya bagus, buwin
awananya katah, agamane kakardinin, reh tan patuh, dademenan sang
mapaksa.
82. Krana demenne melenan, wunine tuwah ngawinin, apang wunine tan tunggal,
ne ngawakin sang dumadi, ada wuni dewa rsi, rajarsi lyan ipun, ada len wuni
gandarwa, danawa lan detya malih, keto bagus, krana kakryanang katah.
83. Reh ida sang ngardyagama, wikan ida manganutin, dademenan anak katah,
ikambing tan nyak nututin, yan pada ya edengin pipis, keto masih ya iasu,
nglen yan tanjen bungkung mas, reh burukan kademenin, keto bagus sang
Sucita malih nimbal.
84. Tityang nyuwun pawacana, sampun rumesep ring hati, malih tityang
ngalungsurang, sane ncen pinih becik, ne patut sandang sungkemin,
mangdennya tan salah surup, ncen nista ncen utama, sang guru masahur haris,
kene bagus, balik bapa manakonang.
85. Encen saja utamayan, durene tekaning manggis, encen sujati jelekan, mas
manike tekening ceroring, sekare ring wong istri, encen jelek encen luwung,
yan anggon nyukayang manh, Sang Subudi manyahurin, sada kenyung, matur
ring ida sang tapa.
86. Ksamakena atur tityang, reh nyawis tan ketakenin, kendel girange ngawinang,
antuk pitakene luwih, ngawinag ngentikang budi, pitaken sang tapa iku, ne
manjing ring manah tiyang, mungkah panyahure pasti, yan ang wuruh, pitaken
kanggen nyahurang.
87. Sang Empu malih ngandika, nah keto jatinnya cening, sinah yeh paling melah,
yan sang bedak ketakenin, yan sang begah ketakenin, toyane paling tan
98
luwung, apan manut kabwatan, kabwatan ring sang manmpi, mirib sampun
mantuk ring kayun idewa.
88. Dyastu agamane katah, nanging ya pada kapikin, kakardi ban sang prajnyan,
pada ngojog gumi suci, pada utamanye sami, yan pada tepet sang nganut,
nanging pada tan ngidayang, yan ampah sang nglaksanain, keto bagus, yan
manut pamangguh bapa.
89. Nanging bapa makelingang, teken idewa jani, munggiuh ring sastra prokta,
ninggal gama twara dadi, gede pakewehe panggih, disakala pacag tepuk,
nyama braya kadang tungkas, yan pedidi mangeladin, dyastu adung, ring
lelihir tonden karwan.
90. Apa bwate ngutang jinah, yenne alih bantas pipis, uyahe sengguh tan melah,
tasike kakaden becik, twara tepet tan maludin, bayu obah bakat tuwut, yen ditu
kaden enggalan, ane dini kaden ketil, awas malu, sakayan sang len agama.
91. Sinah twara medal toya, yan nyemer enggal makisid, dini manyongcong
ajahan, durung minda katinggalin, ditwan nyongkeh abedik, selang ken
ganjihe tumbuh, buwin ditwan tegarang, tonden malukta kisidan, kado payu,
sok mabahan sakit awak.
92. Ida Sang Hyang Nilakanta, prajnyan kayang dewa muji, tuhu anggan Hyang
Siwatma, tri kala wus kauningin, ne liwat miwah ne jani, tekaning ne pacang
rawuh, Ida wikan tatas tengglas, yadin sang Hyang Buda malih, pada weruh,
pada wibuhing ajnyana.
93. Yadyastun Bhagavan Byasa, jroning garba suba wagmi, teteh nguncar Catur
Weda, garbajatah Ida mijil, mangkin rare mangkin lingsir, saking satya loka
nurun, ento ang tiga kinucap, suba pragat nyandang puji, pada putus, ida ane
ngardyagama.
94. Yawat ada guru lenan, masih wikanne tan lebih, pada maduwe wiweka,
ngardyagama manganutin, kitan sang pacang ngamoning, sangkan caranyanne
liyu, carane ngalih kotaman, tuyuh ida ngaraga ngardi, banya aluh, bantas
milih ajak onya.
95. Sambik ajak liyu nyacad, sang prajnyan tuyuh ngardi, yan karingkas
kacutetang, kunggahang ring Sang Hyang Aji, iraga ngomel brangti, ban liwat
limane nyujuh, yening panjang kapidarta, ngaku kejokan ngatemig, bane takut,
teken tuyuh pang mabahang.
96. Melah kawitang sekenang, ngagem ne mule sungkemin, digama bitbit
pedasang, ncen rasa kaadungin, ento lawutang jalanin, wireh suba teges ditu,
suba pada kasuratang, tingkahe mangalih luwih, kala nuwut, kene adayang
dimanah.
99
97. Pancasrada kawitang, pangugune mangden jati, lalime ne dadi dasar,
pratama mangugu Widi, ring Amane kaping kalih, Karmapala kaping telu,
Punarbhawa kaping empat, Moksane pinih wuri, jangkep sampun, ento malu
mangden tawang.
98. Pengugunne ring Hyang Titah, anggon dasar ngalih jati, ento mlahang apang
tawang, ring kewentenan Hyang Widi, mangden seken jantos ngarti, tan
kaworan manah ragu, bapa ngindayang ngawitang, ngwangsitang ragan
Hyang Widi, dasar malu, mangden kuwat tanja obah.
99. Mugi tan keneng pinulah, bapa ngojah Sang Hyang Widi, mugi tan
kacakrabawa, rawuh ring sang mamiragi, mangguh kayun suci bresih,
matinggal ring sila dudu, teleb ngincep kadyatmikan, ngentikang seneng
miragi, saha nglantur, teleb sida nglaksanayang.
100. Sapahut ring artin srada, pangugune jati tunggil, disisi teked ketengah,
wahyadyatmika tan ganjih, ring tri kaya pang manunggil, yan ring kayun
sampun ngugu, ring rawos masih matutang, ring laksana kamarginin, jati
kukuh, ntone kabawos masrada.
101. Panca kartyang lalima, Pancasrada kaadanin, kadine bawosang mare, ne
patut sandang gugwanin, wus kabacak siki-siki, ne lalima mangden kukuh,
wireh ento dasar agama, yan ento tonden kaarti, bisa slingsut, ne pasaja
kaden boya.
102. Ne pasaja bakat kutang, sane boya bakat alih, nene jati bakat tingal sane
iwang kapagrengin, jantos tuwa katindihin, uli cenik bakat ubuh, kadong
demen kakupkupang, kanti lali jantos paling, bas kapulut, tan sida bahan
melasang.
103. Yan iraga takut ngentap, margane kocap ring aji, masih takut panggih
pacang, takut samah tan knetangin, mimbuh sangsara tandangin, wolih
hidup kanti lampus, kakuwub bahan sangsara, bulak-balik jroning sedih,
duke nawu, jatinnya apus sangsara.
104. Melah bebasang sapisan, eda takut teken indik, mati hidup suka duhka, kene
keto da ajerih, tunggalang apang mangilis, hidepe manurut rurung, rurunge
ngungsi utama, yening brengkat tolah-tolih, kweh kadulu, ne ngawe lantud
dijalan.
105. Hidepe bakat digetap, nto hidup pawakan mati, hidupe bakat dibebas, ento
huripe sejati, sukane dibrengkat keni, ento suka pawakan kewuh, legane
bakat digantas, nto kasukan jati luwih, suka nerus, tan bisa mabalik duhka.
100
106. Da ngugu krimikan manah, apan ya juru apusin, ento lodrane suksma,
lenged masibeh ban gering, ngawe rasa hidup mati, ngawetwang keweh
nawu, ngawe rasa sugih tiwas, jenget bahat nglilig hati, dadi ketug, krana
deweke barusah.
Pupuh Durma : XXVI
1. Nuli nyumbah sang Sucita matur nimbal, duh ratu sang maha muni, rupa
wus kamanah, munggwing wacanan padanda, wenten lungsur tityang
mangkin, mugi ledang, sang tapa ngewacanain.
2. Manut bawos sang tapa kadi ring arsa, jeroning agama siki, ugi mapalihan,
taler munat pabinayan, tityang durung tatas uning, manawegang, wacanen
dagingnya sami.
3. Sangatapa manimbal sawure banban, pirengang dewa sang kalih, ne
mungguh ring tatwa, kabagi kalih nyatwayang, reh duk mraga windu
tunggil, dahat sengka, manampen jroning hati.
4. Duke dadwa kadanin Byakta A-Byakta, satwayang ya besik-besik, Byakta
kawitang, ento maraga sakala, sarwane ada digumi, ane sida, kahuningin
bahan uning.
5. Ento tuwah ne maraga cakrabwana, mraga ngenah kalawan hilid, bek misi
kanda, bek misi rahasya, ne tong tong telah ban nyarcanin, twara ada, anak
ngawikanin sami.
6. Sakewala manahe nyak mamanah, ne manahin twara lisik, wireh dini ada
lwih twara telah-telah, ne luwih ada nglewihin, nanging pada, ngabe nista
tan patepi.
7. Sakewala salwir ada dijagat, suka duhka manongosin, tong dadi pasahang,
kadi awak lawan lawat, bareng nutug sahi-sahi, keweh mengkeb, reh ya
jumahan hati.
8. Kabawosang krana manggih suka duhka, solah deweke ngawinin, yan patut
tingkahang, suka pacang temokang, ditelah sukane panggih, buwin tulak,
kakewehe pacang ngesil.
9. Yaning hala duhka tan wurung temokang, disuban sukane lisik, balik dadi
suka, suba suka buwin duhka, keto nerus pacang panggih, sakewala, nu
solahe tindakin.
101
10. Agamane nuju sukaning kabyaktan, mayadnya tapa tanmari, tan doh punang
brata, miwah sila kalawan yoga, tepet tan ginggang dihati, twara ngetang,
tuyuh mamelanin luwih.
11. Yaning sida keto bahan ngamong gama, pitrayana nto kadanin, gama nuju
suka, suka aneng kabyaktan, ento kabyudayan kadanin, hento sipat,
rajaresine kapuji.
12. Kaparartan ane jati dadi dasar, suka nandang baya pati, manulungin jagat,
ento tan surud satata, sahi lagas jroning hati, duk makarya, cara tan makarya
patis.
13. Cara dawun candung tan belusin toya, tuwin kadeket nanging kalis, bahan
suba elah, tasak jroning ajnyana, uning mangranjingang keris, ring
wurangka, muwah wurangka maring keris.
14. Nah amonto malu bapa ngawangsitang, tatwaning kabyaktan cening, jalan
ke lanturang, ane madan A- Byakta, ento kasatwayang jani, sakewala, alon-
alon cening nampi.
Pupuh Ginanti : XXVII
1. Ne madan A-Byakta iku, krunanya malu uningin, kruna dadwa
mahangkepan, kadadyang kruna tunggil, A-kalawan Byakta, artinin ya
besik-besik.
2. A-nora teges ipun, Byakta ada kahartinin, kasadyane kasinahang, iwawu
wus kanten sami, yan ringkes marti tan ada dagingnya nganutin arti.
3. Nora ada sinah sampun, nto A-Byakta kadanin, mahirib ya enu samar,
tonden seken ban manampi, melahne jani kawitang, ne ada tets kawitin.
4. Ane dalih ada iku, mawak dadwa atep sahi, twara tahen mabalesang, suka
duhka mangawakin, huripe masambung pejah, pejahe hurip nganutin.
5. Sangkan saluwiring tumbuh, kadi rujak huyang-aying, lwir jukut
rerambanan, campur madukan ngewehin, ngawenang paling pangrasa,
makilit luget ngemengin.
6. Sedk suka sugih pupu, tuwuhe kagetan lisik, dyastu keweh lacur dahat,
segere bisa nyukanin, suba lacur tur geleman, suka yan tan alin-alin.
7. Yan sugih tur bajang bagus, madulur nyeneng bupati, ditu kasukanne liwat,
nging keweh ngencanang gumi, kalud musuh mangedotang, yaning lawan
rusak panggih.
102
8. Yadin suba tuwa gudgud, kuping twara ningeh munyi, matane puwikang
goba, twin bin telun kal mati, masih ada mayukayang, ban liyu manawang
indik.
9. Yadin kala sakit langkung, kanti engsap nyele hati, masih ya mahan
kasukan, reh sakite tan rasanin, aketo sahi madukan, nawune tekening sedih.
10. Sukane jeroning hidup, puput tutug sakit hati, lobane sahi kuwangan, sebet
reh ada ngelangkungin, lyu dotang tonden bakat, ne sayangang jeg ngalahin.
11. Ane bwatang tan kapangguh, ane dolegin kapngih, kenkenang pang tan
barusah, kalud tuwa manyagjagin, gigi gelah mamilara, tedah matamyang
caplis.
12. Sangkan watek ada iku, mawak suka mangapusin, saja twah mawak
sungglap, tuwi tan mawak sujati, kasar keser twara lana, talektek tan ngawe
trepti.
13. Awanan sang jati wiku, hirep ngamong ane suci, tan rungu ring suka duhka,
ane ngoda sahi-sahi, ne mancana kabancana, punah ngayuh dadi kasih.
14. Wantah A-Byakta puniku, nyandang gugu tur sungkemin, reh ento hidup
pasaja, tan bisa mabalik mati, suka tan kaworan duhka, warastan madukan
gering.
15. Yan suba sida katepuk, suwud banya mungklang-mangkling, pati kepug
ngalih suka, pamuput lara kapangguh, ento krana patut wilangang, kene
malu ban ngitungin.
16. Yan mrasane ada palsu, mawak sungglap suba pasti, uli ditu manyinahang,
iaya mawak twara jati, wireh seken twara saja, krana puyung tusing misi.
17. Nora adane nto tuhu, ada saja ne sujati, krana tusing tahen hilang, twara
obah kasad kisid, degdeg landuh lana bebas, nyalang suci nirmala hning.
18. Lepas saking sedih imput, tan kahanang lara pati, bebas saking uyang
blangsah, keles saking ibuk brangti, tan kalara bedak layah, tan sida antuk
misakti.
19. Sukane maikut kenyuh, warase mabalik sakit, makejang ditu tan ada, sok
ada suka mangilis, sukane tan mawor duhka, lan waras tan misi gering.
20. Jagate duk durung metu, A-Byaktane ada rihin, sasuban jagate ada, A-
Byaktane manggih kari, nganti hilang hilang ya ijagat, A-Byaktane twara
gumit.
103
21. Nging watak Byakta iku, saksat ya madewek tatit, pakadepdep samah pisan,
enggal genah enggal hilid, ngaredep ajah-ajahan, ring A-Byakta lwir langit.
22. Sadurung tatite metu, suba rihin ada langit, duk tatite enu genah, langite
manugur kari, twin tatite suba hilang, langite tilah tan gingsir.
23. Yadin ping keti ping siyu, tatite ya bulak-balik, kradap-kredep ngenah
hilang, uli hilang ngredep malih, dilangite ne tan obah, nto imba anggon
minehin.
24. Keto masih Sang Hyang Tuduh, duk jagate tan kakardi, jantos wenten mwah
pralaya, Hyang Widi manggeh tan gingsir, langgeng Ida mraga ada.
25. Ragan Ida patut tuju, dwaning Ida mraga jati, Ida boya mraga maya, tan
patuh tan kapatuhin, ring lwirne ada makejang, sakala niskala sami.
26. Ida nyingak tan pacaksu, nanging sami kauningin, mireng Ida tan pakarna,
dadi kawit sami-sami, Ida maraga kapratama, nanging Ida tan kawit.
27. Tan pakawit tan patanggu, mraga tunggil tan kakalih, tan parupa tan paraga,
suksma dahating singid, kadi mimyak jroning klapa, nging sang yogi sida
manggih.
28. Boya iki boya iku, tan sida ban mangupami, ring weda wus kasinahang,
wenten jagate puniki, rawuh jagate punika, wantah Ida ne ngaryanin.
29. Maheswara maha agung, Ida tan kahanan pati, miwah tan pakrana ada,
mraga hurip tur nguripin, dyastu ne pacang mralaya, menget tan kahanan
lali.
30. Nging yan watak dewa iku, akeh bacakanya sami, taler yan watek Batara,
kabawos ugi tan kidik, Ida masih kewentenan, olih Ida Sang Hyang Widi.
31. Munggwing Ida Sang Hyang Tuduh, manggeh Ida mraga siki, dyastu parab
Ida katah, tan pisan Ida kabagi, apan boya patuptupan, tan sida bahan
ngayunin.
32. Dyastu Ida tan ja patuh, miwah tan ada matuhin, tan matunggilan ring jagat,
nanging Ida tan ja gingsir, dija ugi manggeh ada, wyapi wyapaka Hyang
Widi.
33. Idane sida sakayun, sakancanne kakaryanin, sami punika kasidan, dyastu ja
toyane dingin, yaning api kadadosang, toyane pamragat ngendih.
104
34. Kapi alit dyastu agung, ne katon yadin ne hilid, kalingke ne suba ada, patuh
ban Ida ngaryanin, ne tan ada kawentenang, sakeng kayun Ida sami.
35. Cadu sakti sami mungguh, Astakeswaryane malih, tan telah bahan
mawosang, sida puput salwir kapti, yan wus saking kayun Ida, tan sida nulak
apalwir.
36. Wantah Ida sang Hyang Tuduh, ngraga Ida ngaryanin, tan akalih boya katah,
ne nyarengin mangantinin, ngawentenang ya ijagat, Ida tunggal Kryasakti.
37. Nging yan Ida tan makayun, ngrdi jagate puniki, sinah jagate tan ada, dyastu
Ida kryasakti, saking kayun Ida sweca, ngadakang jagat puniki.
38. Krana uning Ida tuhu, twara ada tan kauningin, luwundadahe ring halas,
sane kakaberang angin, lawut anyut dija-dija, sami punika kauningin.
39. Semut hirenge paniku, ne mengkeb kalane wengi, yadin dija ya mangenah,
yadin kenken ban makelid, kayang krimikan imanah, kapireng lan
kacingakin.
40. Uning Idane puniku, Ida tan saking mlajahin, wantah Ida ne sampurna, tan
wenten ane ngirangin.
41. Jagate tan jag metu, yan tan ada ne ngardinin, mula ada ane ada, nanging
banget mraga licin, ento suba ne ngaryanang, sarwane ada puniki.
42. Kadi gambare puniku, miwah dulange puniki, sinah tan bis jeg ada, yan tan
tukang na ngaryanin, keto masih ya ijagat, ne ngaryanin Sang Hyang Widi.
43. Sane tan ada puniku, tan bisa ngawenang napi, kalingke ngadakang ada,
krana jagate puniki, sane pecak twara ada, jantan ne ada ngaryanin.
44. Sinah ada ane malu, ne kasengguh Sang Hyang Widi, tan malahad tusing
ada, adane tan kakawitin, olihne ngranayang ada, ngraga ada jati.
45. Ne malahad tan ada palsu, ring tatwa tatwa wacenin, wireh mula tan ja ada,
pamuputnya nora sami, nene ada manggih ada, malahad nora maya sami.
46. Nto krana melahang malu, mangda tan iwang panampi, twara nyandang
dadroponan, kaden ento bane mesib, lagut jahen kaden saja, tan ngeh ken
deweke ngipi.
47. Ne jati ada puniku, napiluwir kakryanin, dyastu ngangge ne tan byasa, tan
wenten ngawenang rimbit, tan pasrana patuh pragat, nto kabawos Krya sakti.
105
48. Nging lumbrahe puniku, kanggen awig mangaryanin, mangden imanusa
nawang, tur bisa ya mlajahin, kobah kanggen ne maguna, mangde jagate tan
sepi.
49. Kadi ya ipunyan nyambu, sinah tan bisa ya mentik, yan tan ada dasar tanah,
miwah toyane nyiramin, tur pang maan sinar surya, keto ne byasa kakardi.
50. Bisa ngawenang tan ngugu, yan tan glitik mlajahin, ngedoh ring sang mraga
prajnyan, panampen bisa mabading, panake nurunang bapa, kento terus
bulak-balik.
51. Lyu sang ririh twara rungu, uli nguni kayang jani, inguh ipun
mangantenang, ring ang ngungsi jagat suci, katampenin jadma getap, bes
kolotan ngugu Widi.
52. Mula Ida uli ilu, kanti neked kayang jani, tan nyidayang anak nyingak, dewa
kala buta buti, samine mnagranjing jagat, tan nahan nyakitin Widi.
53. Apa buwin indik agung, dyastun perindik alit, ngawenag duhkane bakat, yan
kanti iwang pamargi, wireh aru twara sinah, sang angkara sengguh jati.
54. Ne kabawos jagat iku, sajawi Ida Hyang Widi, bintang bulan langit surya,
rawuh ring dagingnya sami, ne kacingak lan tan kacingak, ngranjing jagat
iku sami.
55. Dwaning jagate punika, ngranjing bawu maka sami, rihin pecak nora ada,
sadurung Hyang Widi ngardi, yan nyambung malih nakenang, Hyang Widi
sira ngaryanin.
56. Tan paaji tan pasunu, tan pasanak jati tunggil, ngraga ngaryanin raga, tan
pasrana tan pakanti, banget lyan krana tawah, tan kadi punapi ugi.
57. Apang kanti seken malu, takut bapa tonden ngarti, dyastu ne mawak niskala,
kadi dewa kala buti, sajaba Ida Hyang Titah, swarga nraka jagat ngranjing.
58. Yan tan tunggal Sang Hyang Tuduh, kanti lebih ring asiki, sinah ijagat ya
rusak, sami ngangken mangaryanin, ngardi bintang lan ne lyanan,
ngawenang tabrakan sami.
59. Napi dagingnya isuwung, surya bintang miwah sasih, manggen napi
kakaryanang, tang ja tungkas dahat apik, makur matur anut bungah,
nganutin marginnya sami.
60. Yening lemahe manerus, sinah gumine ya basmi, balik yan peteng satata,
buwung hidup kaliwat dingin, sami mamuwat kagunan, bnatas deweke tan
uning.
106
61. Nguda sombong demen ajum, bantas mare nawang kunyit, keh ne lyan twara
tawang, ditu mara mrasa cenik, maha agung wantah Ida, nyandang puji
nyumbah bakti.
62. Nto krana nanak bagus, bwana agung bwana alit, raawuh dagingnya
makejang, apa lwir ne kacingakin, nyandang anggon paplajahan, sakeng dija
kija ngraris.
63. Yan iraga twara rungu, indayang mlahang minehin, yan bantas toya tan ada,
tigang dina tan ja lami, punapike karasayang, malih limbkang ngayunin.
64. Nyen ne anggup ngawe tungu, misi mata misi hati, yadin bisa nglawar syap,
ngawe ayam twara uning, agung alit sami rata, kicen hurip iku sami.
65. Swecan Ida dahat liyu, nyandang pisan banya bakti, ngaturang sembah pang
saja, Tri-Sandhya da ngirangin, tangeh ring dosane katah, mangden jantos
kanti nangis.
66. Nandur siki wohnya liyu, kicen suluh budi luwih, nawang jele nawang
melah, ne ngenah yadin ne hilid, kicen sanjata Agama, dasa mala mangden
dagdi.
67. Sarwa mahurip puniku, manusa pinih utama, sida ngawisesa jagat, bisa
makatang ne kapti, sakala miwah niskala, sarwa tatwa kapalajahin.
68. Akal manusa puniku, tan kadi-kadi ngangobin, daging jagate kabongkar,
sane kanten yadin hilid, pacang sida ya makatang, yan sang gemet
malajahin.
69. Sastra aji dahat liyu, katatwan jagat tan kidik, puyunge bek misi tawah,
sarwane rahasya singid, nanging wantah imanusa, kicen sami manyelehin.
70. Bantas mawates puniku, tan sida sami kuningin, tri-lokane dahat linggha,
wantah Hyang Tunggal nguningin, dyastu nyujuh katerusang, sinah
negehang ilangit.
71. Pacang akedik kepanggih, twara telas bna melajahin, kadi toyaning sagara,
wantah aketel kuningin, bantas monto yan makatang, ne lyan tan kauningin.
72. Wireh katatwan Hyang Tuduh, tan patangu tan patepi, yadin kenken ban
nyorotang, tuwuhe enggalan lisik, waluya metek ibintang, miwah byase ring
pasih.
107
73. Timan langit ngelah tanggu, wireh jagat ya mangaranjing, yadin kenken ban
ngrawatang, pedas kanti kayang mati, masih bingung ban ngenehang, napi
malih Sang Hyang Widi.
74. Mangda tan kasepan, tuwuh twara nganteg ban nututin, tur wiweka suba
telah, yan ngitungin tanggun langit, pagugu nyandang terapang, keni tan
dosane panggih.
75. Mangden kadi sang pangugu, ada kebus jroning agni, wenten manis jroning
gula, dyastu tan ja kacingakin, rupan angine majalan, tanda kaanggen
manguningin.
76. Sang masrada jati ngugu, pangugune saksat uning, dwaning Ida Hyang
Acintya, twara sida ban ngayunin, kadi karnane punika, tan sida nyingakin
warni.
77. Awinan sang jati ngugu, yan mawosang Sang Hyang Widi, twara kanggen
geguyonan, dwaning Ida maha suci, dahat pingit ajewera, tan awor punyah
lan elik.
78. Tuture pang da bes liyu, mangden tan jantos nolegin, dyastu bawak suba
melah, yan suba padat maisi, satwa terang na tan iwang, tta titi da
ngimpasin.
79. Dyastu nawang tatwa liyu, yan ampah ring tata titi, mingkin ngagu munyi
agal, unduk cenik tan kauningin, jantos akeh anak nyeda, pragat buwung
kademenin.
80. Agamane melahang nuluh, wirwh ento margane jati, ento anggon suluh
tekekang, mangden ngenah ne tan jati, ne suka pang kakeniyang, ne
langgeng mangdennya panggih.
81. Nanging ngamel mangda kukuh, tan obah miwah tan ganjih, ne iwang
nyandang tinggalang, ne patut manggehang ugi, masih desa kala patra, keni
adung tan bes nitik.
82. Lemuh kukuh tanja bingung, ring salwir ne pakryanin, tan lempas ring sastra
gama, saha nunas ring Hyang Widi, mangda tujuwane kasidan mugi Ida
ngalugrahin.
83. Tur klan nampi hala hayu, sida tatakin, yan suba sakeng mutsaha, suka
duhka sakeng Widi, dyastu pakewuhne bakat, manggeh bakti ring Hyang
Widi.
108
84. Ida ledang yan kasungsung, kastawa miwah kapuji, kabaktinin saha sembah,
dwaning patut nyandang puji, Ida tan kadi manusa, blog-sigug nagih
baktinin.
85. Jatin manusane iku, kawantenang ban Hyang Widi, pratama sembah punika,
ne dados tetujon jati, miwah keraharjan jagat, tur uning ring kawon becik.
86. Nging yan bengkung twara ngugu, ring kawentenan Hyang Widi, tan nyak
bakti tan nyak nyumbah, turin nutur maboyanin, miwah twmpal ring agama,
nto ne ngardi bendun Widi.
87. Yaning Ida suba bendu, sinah kicen ne mangresin, ditu pacang nyelsel awak,
kija man laku makalid, wireh Ida mraga tunggal, ngewisesa sami-sami.
88. Nguda Ida bisa bendu, da bwin nanak salah ngarti, sami Ida ngawisesa, Ida
jati maha adil, ngardi karahayun jagat, kicen kawon sang nungkasin.
89. Nguda deweke tan takut, Ida twara kakimudin, kita jele manah melah, Ida
uning maka sami, jagate Ida nuwenang, tur Ida pacang ngadilin.
90. Ma- Tri sandhya sanget luwung, cihna bakti ring Hyang Widi, nunas ledang
pangampura, saha ngicen sinar budi, dosa papa mangda buyar, hidup mati
molih linggih.
91. Rikala nyumbah Hyang Tuduh, kayune mangda mangilis, damindayang
rupan Ida, kadi nika kadi niki, yan mindayang sinah boya, ngawinang
boyane panggih.
92. Awanan da salah sengguh, ring ne pratama baktinin, mangdennya tan salah
sumbah, ring tatujune maktinin, yan tan ngarti bisa nyasar, baktine tan
katampenin.
93. Pang tegep indik puniku, ring tatuwe sembah wacanin, ne kabawos catur
sembah, tikas nyembah sang Hyang Widi, miwah ne lyan-lyanan, punika
patut uningin.
94. Kocap sembahe puniku, ne katur ring Sang Hyang Widi, yan nyabran
kalaksanayang, banget manyedangang budi, pangugu bisa nelebang,
nglisang ne kapti panggih.
95. Dosa papa kliwat liyu, mrasa lege yan tan ajin, sinah twara pacang sida, yan
tan saking kaswecanin, utsaha malu jalanang, yan ngalih saluwir kapti.
96. Ngaba dosa pang da liyu, becik sekenang mitbitin, dina latri melah
pedasang, pang eling nureksa diri, apa patut apa iwang, yan iwang becikang
malih.
109
97. Dyastu laksanane hayu, yan tan ngugu Sang Hyang Widi, masih ento
ngranayang dosa, apa bwin twara bakti, tan nyak mangaturang sembah,
wadah becik tan paisi.
98. Mangda woh ipun kapupu, tan ngrawos kewanten becik, sila keneh apang
melah, kiang yan tan misi bakti, ring sang mraga Paramatma, wireh Ida
ngicen hurip.
99. Idane tunasin suluh, mangdennya tan kabingungin, olih sang pinaka goda, ne
state mamanjingin, ngawe sangkala dimarga, kabrorot ya kema mai.
100. Ruurng agamane duluh, saha nunas ring Hyang Widi, ngungsi swarga yadin
moksa, eda ngedohin angka siki, iraga matan titiran, mugi pangguh ne
kaapti.
101. Sadripune bisa ngunggul, angkarane ngendih sahi, twara sida ban ngalahang,
yan ngandel dewek pedidi, tan kabih ban kaprajnyanan, minakadi Sang
Hyang Widi.
102. Maguru masih pang liyu, sastrane sahi wacenin, mlahang nyaringin ring
manah, pang bakat sarinnya sami, ne encen jele dadi tinggal, sane tuhu
anggen margi.
103. Mangdennya tan salah laku, awanan nyandang nto cening, Sastraktah
Guruktah Swatah, anggon pangater dimargi, mangden tan manados iwang,
wireh liyu samar singid.
104. Ne tan jati bakat tuju, ne iwang bakat tindihin, awanan sang mraga jagra,
cengeh pesan mabitbitin, ulli dija sujatinnya, tan kengin iwang pangarti.
105. Awanan Ida tan jag ngugu, lagute kakecap aji, melahang malu
manimbangang, lagut anak morta sakti, sinah iwang yan nuwutang, suba
dudu sengguh jati.
106. Paplajahan dahat liyu, adwa tuhu tan kauningin, tuna sastra ngardi iwang,
babandingan twara polih, enggal ngugu ne tan saja, tatwa jati tan demenin.
107. Iwange ngawenang tuyuh, ne kabwatang tan ja panggih, ngulah aluh apang
bakat, ngedot kasub nagih sakti, kwangan tasik nagih jaljal, tonden sakti
suba pedih.
108. Ring sang angkara puniku, ngawe jepjepan ring hati, yen sami kicen
ngeniyang, ne ngawenang teguh sakti, jagate bisa ya rusak, jagadita tan ja
panggih.
110
109. Minab nanak suba rungu, sedih bapa mnayingakin, jagate malomba-lomba,
ngalih suka anggen jani, takut pahek ring sang dharma, yaning pinget salah
tampi.
110. Wireh kitane bes liyu, encen tinggal encen alih, makejang anggon dalihan,
ane ngranayang durung ngiring, ngiring Ida sang Darmika, ngungsi
kasukane hati.
111. Pantes sing nyak kema milu, yan tan bani ngutang gumi, tersnane nglilit
kuwat, pang maan malu bwin abedik, twara payu yan tan paksa, kadong
mara suwud manyi.
112. Tan pakolih ngardi hayu, yan ring pnaloka ngawitin, nadyan kawonne
margyang, twara ada ne ngetangin, wireh suba kaputputang, ditu ngalap
wohnya sami.
113. Duk nu hurip mlahang malu, dini bantas titi ngalih, swarga nraka yadin
moksa, nyen ngorahin tekan mati, kasepan enggalan mapag, watek kingkara
nyakitin.
114. Yan pantun sane katandur, mula padi sane mentik, nuwut ragan sang
masolah, lawate sane ring cermin, sang atma tan bisa pejah, dyastu sarirane
basmi.
115. Sang jiwatma kadi kaput, keweh yan pacang mawali, ring sangkan Hyang
Paramatma, yan sang angkara ngalilit, kategul ya katekekang, kajak kapus
kema mahi.
116. Mrasa sakti brana liyu, kaleganne twara kedik, nanging ditu pacang nyerah,
apa artin dukin hurip, kija baguse ipidan nguda tuwane nyagjagin.
117. Krana ngiyetang ngungsi hayu, kadi nyanan lakar mati, nging kalane ngalih
arta, rasayang tan mati-mati, asal uliyan pang melah, anggon bekel kayang
mati.
118. Da nembara selegang malu, margine mangen uningin, ring luwase pacang
kija, pangrawuhe saking napi, awanan ada inanak, ada apa ring ragan
cening.
119. Kenken pecak duke malu, jantos cening teka mai, bareng dini ngajak bapa,
nyen ragan ceninge jati, tur nyen pada sane kaajak, lantas kija pacang
ngraris.
120. Yan sang nastika puniku, tan pisan ipun ngagwanin, kawentenan swarga
nraka, minakadi Sang Hyang Widi, wireh ipun tan ngantenang, ada jagat
ring alat pasih.
111
121. Yan ring dademenan ipun, ring anak istri makadi, kapuji ya peteng lemah,
nanging tan mahan mamuji, ring sang ngaryanin puniku, sang jegeg ne
ngajolotin.
122. Mangge padam ipun hidup, nanging padem anggen nitis, karmapala tan
kagega, unduk mati tan kitungin, yaning mati bantas bangka, yaning bangka
bantas mati.
123. Yan suba dosane liyu, keweh pacang manyutsutin, kanti teked kayang pejah,
sang atma sumingkin lami, mahukum ring punarbawa, sangsarane twara
ledis.
124. Ring nraka loka akit kebus, tan wenten rasane becik, nangin ring swarga
loka, bebas ring rasane sakit, tlas kapupu malih ya luwas, mangjadma lahat
nganutin.
125. Yan becik wasane puniku, genah becik kapanggihin, yan tan luwung
iwasane, genah nista kapanggihin, yan amadya sedeng bakat, keto bulak-
balik panggih.
126. Yadin kikit dyastu liyu, karma dadi bukti saksi, sang makarma yogya
ngalap, tan dadi tulak kelidin, ada karma ada pala, mula keto banget adil.
127. Nging dyastu karmane hayu, yan Ida Hyang Titah nguji, tungkalik
penadosanya, kaden kawon teka becik, patut swarga dadi nraka, Titah
ngawisesa sami.
128. Enyen ngobah ngardi hayu, utsaha malu kardinin, pangda nyerahang ring
Titah, ne ngawenang ngekoh hati, yan suba karmane melah, Titah ne
mutusang pasti.
129. Yan suba karmane hayu sinah hayune kapanggih, yan solahe twara melah,
janten kawonne panggihin, suka duhka saking karma, nto masih ngawe
umadi.
130. Yan karmane hurip nerus, palanya tan bisa mati, jantos sampurna dijagat,
malinder ya kema mai, utpeti stitine bakat, miwah pralina tan lisik.
131. Yan jagung bibit puniku, pedas jagung sane mentik, yan dursila dadi lahad,
solah keto ne neketin, kawon becik sakeng lahad, dadi watek ang dumadi.
132. Jnyanan sang mraga putus, karmane sane dinagdi, ne rihin mangkin lan
jemah, kita takute kabasmi, ne kajujur wantah moksa, sarwa ngapus
katinggalin.
112
133. Kaleganne yan dimalu, sebete wantas diwuri, yan bongkole bakat jemak,
tansah muncuke ngatutin, ngengsut ring cakra gilingan, malinder ring hidup
mati.
134. Yan ida sang mraga putus, hurip tunggile kaungsi, jnyanan ida langgeng
kuwat, maraga utama sidi, pateh twara ada bina, iwang patut kawon becik.
135. Panampene patuh landuh, hidup mati tan ketangin, tatas ring pawakan
sungglap, ne mangapus dina latri, sang lumah nyengguhang saja, twara
tanggeh teken ngipi.
136. Yan tan sida ngrasa patuh, sang jiwatma kabelatin, olih sang angkara
ngodag, huripe kaden tan tunggil, mrasa lebih ngrdi bina, ring Atma jatinnya
tuinggil.
137. Yoga suba sanget kasuh, watek dewa sanget muji, enggal ngidayang
makatang, sarwane rahasya singid, ento titi sanget kuwat, nggen ngliwatin
ne tan jati.
138. Wantah manusa puniku, moksa padanne mangguhing, jants iri ne lyanan,
dewa kala buta buti, tan sida pacang makatang, krana jani mlah wulati.
139. Bisa buwung yan nu ragu, wireh kitane tan kidik, sami kantun mrasa
nungkak, twara bisa mamilihin, makejang nagih pang bakat, nanging takut
ngutang iri.
140. Satonden kawruhe liyu, da nyen masih jeg mamargi, wireh marga dahat
rungka, bancana akeh ring margi, sang tambet ngawenang edan, budi satwa
ical sami.
141. Yan suba kawruhe liyu, da takut yan katakutin, da sangsaya mapragatan,
dyastu ja mapwara mati, kawon becik tan kawilang, moksa manggih ne
kaungsi.
142. Ditu ada suka nerus, degdeg langgeng sida kapti, jiwatma ring paramatma,
suba nunggil suci bresih, luputin sangsara baya, lekad hidup miwah mati.
143. Yan entone suba pangguh, puput tan malih dumadi, huripe tan bisa pejah,
sok bantas juru nguningin, nging tan bareng kalinderang, ring ne suba
kauningin.
144. Karmane yan twara puwun, ankarane tan ja mati, sangsarane twara telah,
sang atma tan sida wali, matunggilan ring ne sangkan, moksa pada tan ja
keni.
113
145. Mawinan malinder terus, numadi ya kemu mai, bas nyelap ngalih sangsara,
kanti nerus ada hurip, yan sang makarma tan ada, kayang apa twara kari.
146. Jemet ngakwin sane dudu, sing nyak degeng demen ngritip, kita takut dadi
rajah, karmane ngawenang hurip, nguripang salwiring ada, pada misi buka
jani.
147. Sang atma kahanan bingung, ne mula dahating bresih, ngawit leteh keni
maya, mayan wisaya ngelangenin, mentik kitane dot bakat, bakate mabuwah
sakit.
148. Ada bongkol ada muncuk, krana kawuh ngardi kangin, nyemak api kebus
bakat, krana karma ngawe dadi, yan karma twara ada, ne ada bareng ya lisik.
149. Nanging bawose ibawu, bantas mare jroning budi, masih bawos jroning
jagat, nto kahanan Sang Hyang Widi, Ida boya ngranjing maya, pang da
nyan iwang panampi.
150. Ne bawose kadi lemuh, mimbuh kewewehin legit, bisa leget yaning iwang,
panampenne ring Hyang Kawi, ne mraga antakarana, kawit krana sami-sami.
151. Akah karmane yan cabut, sami punyan ipun mati, carang etuh dawun aas,
wohnya tan pacang kapetik, ne manis yadin ne lalah, krya telah jagat ledis.
152. Yan telektek terus duluh, perindikanne digumi, jati dahating rahasya, sakeng
panampen ngawinin, encen jele encen melah, bisa kawuh bawu kangin.
153. Kadi ya gagiring punglu, miwah unteng bawang malih, kewentenanne
dijagat, kaden ento masih tusing, encen tudun dija basang, yan tan degeng
twara keni.
154. Sayange ngawenang buwung, takute ngardi makirig, tambete ngentikang
iwang, tamahe sanget ngedetin, kadalone ngawe engsap, nyudi moksa ento
pang bresih.
155. Karmane yan suba puwun, apin angkarane mati, lengis damare dadakan,
kentungan ring gangga mili, anyud rawuh kasagara, amor ring Acintya
nunggil.
156. Sang jiwatma bawu tumus, sida mawali ring aji, bebas landuh ngawisesa,
waluya jati mraga jati, maya palsu tan kaworan, ditu nunggil ring Hyang
Widi.
157. Melahang pesan bagus nuluh, eda ampah ring batu ganjih, eda kendel kaden
enggal, ngenjekin batune belig, ring sang plapan sida ngliwat, aywa lupa aja
lali.
114
158. Yan ngalihne ada palsu, saksat baya ngejuk tatit, kenken ban ngemel
kedepan, sok tuyuh bakat puponin, lawas kapus twara tawang, sakit awak
tan rasanin.
159. Ento krana cening bagus, tuture dadi tungkalik, A Byaktane jati ada, ne
kartinin nora ituni, Byaktane maharti ada, nora ada ya tungkalik.
160. Sang Subudi matur kenyung, duh ratu sadaka luwih, tityang manggih rasa
anyar, reh tembe tityang mamangih, sane pecak krasa bahat, mabalik mrasa
iying.
161. Jagate nadak masilur, rasayang tityang ne mangkin, suwunge ne mrasa
tiwas, nadak mangkin mrasa sugih, jagate sugih ipidan, mangkin tiwas
nglidig.
162. Tan lyan bawos sang empu, ne madingang rasan gumi, awinan tityang
ndawegang, malihin tityang lugrahin, wacane sat tutuh mata, kaduk nyak
sayan ngetonin.
163. Sang empu masawur halus, duh cening bagus Subudi, jati cening luwih
purusa, bani ngutang sugih digumi, nglalu ngranjingin suniya, mangalih
sukaning sepi.
164. Nanging dyastu wus kadulu, ngejuk apang bakat ketil, yaning durung
manyidayang, ngalahang sadripu sakti, awanan dewa sekenang, malajah
mangdennya keni.
165. Kadalon kiyul lan takut, leket dot miwah runtik, ento sadripu adannya, dadi
akah pancer gering, ento duweg mamingungang, angkan banya sahi paling.
166. Ane iwang kaden patut, ane hala hayu dalih, ane langgeng tan bisa obah,
bantas nengil kaden mati, ane onyah bane nyak ngendah, nto sengguh hidup
sujati.
167. Walinin satwayang malu, sadripune ento jumunin, ento dadi bibit kuwat,
sangkan mentik punya dihati, punyan watak mrasa ada, ne mabuwah lara
pati.
168. Takute satwayang malu, kupak apang kadung ajin, takut mati dadi dasar,
makrana mangalih bukti, suba buktine buktyang, rasa jahen keni rasanin.
169. Uli jahan edot metu, dote ngawenang mentik, loba nagih liyu ngelah, yan
kasidan ngadalonin, tong logas-logas matinggal, mapatok masehet mati.
115
170. Saking kadalone metu, leket tan dadi balasin, saking leket runtik medal,
runtik teken ne ngalangin, sastra gamane mihalang, nto purug bakat
musuhin.
171. Buwin jumunin manutur, takute mati kawitin, reh musti apang mahan, alih
ane patut bukti, yan saking patut tan mahan, sinaha bani uli pelih.
172. Banine lekadang takut, sinah dadi twara bani, pamulihnya masih getap,
wireh ne panggih digumi, twara lyan lawat awak, kudyang pacang
melahibin.
173. Keto jatinnya itakut, salwir ane kakardi, sinah pawakan sengkala, jatinnya
pawakan mati, ento mretyu adannya, krana melahang ngitungin.
174. Saja sanget sulit hidup, apang keles huli sakit, sat nyebit bok apah dasa,
myakang kebus uli api, yan depin awake lara, yaning garap lintang ketil.
175. Yan ambulang tulus lacur, yan pedihang bantas brangti, yan elingang sedih
temokang, melah jwa jani jalanin, ngibras-ngibrasang dimanah, reh tong ada
ngalangganing.
176. Sastra gamane ento rumrum, gulis cucudang takonin, ento sereg luwung
pesan, pamunglah wiweka luwih, ne mungguh tengahe manah, paican Ida
Hyang Widi.
177. Kene malu bahan bagus, sat anggon panganti-anti, nganti nugrahan Hyang
Titah, anggon nglipur ibuk paling, hala hayune patuhang, eda sanget
mangegwanin.
178. Yan gugu sumingkin hidup, sumingkin mrasa dihati, reh mangugu suka
duhka, saksat nyagjag satru sakti, sadripune mokoh onya, nyumingkin kuwat
nyakitin.
179. Kengkenang ban tan mangugu, ento sekenang ane jani, mangdennya tan
salah tindak, apang eda mawuwuh paling, da sebet mwah da girang, yaning
hala hayu panggih.
180. Dakendel yaning kaajum, da girang yaning manggih becik, da sebet yaning
kaceda, yadin halane kapanggih, nanging ngalap sila darma, eda takut eda
lekig.
181. Nawangunan darma sadhu, miwah tingkahne nyalanin, ento pacang
manyidayang, munahang sadripu sakti, nawange jati ngawenang, elah
anteng ngardi iying.
116
182. Damare ento nyandang tiru, twara ja saking pacadi, tekening sang nyilib
nyorah, tan saking buwat nyuluhin, watak sang manabdab payas, tan saking
sebet lan kasih.
183. Miwah tan sangkaning takut, teken peteng krana ngendih, tan saking dot
ninjo goba, jeg ngendih galang nyukanin, mendep twara liyu satwa, jati tan
buwat ring perih.
184. Keto bahan nabdab kayun, solahe pacang nindakin, ane mahadan kadarman,
da saking dot dot kapuji, miwah da dot apang warga, apang da abot ngaba
perih.
185. Boya saking lek dikayun, krana nganggon darma budi, tan saking takut
nraka, meneng teke jag jalanin, mati hidup ya patuhang, yadin suka duhka
panggih.
Pupuh Pucung : XXVIII
1. Nanak bagus melahang manampi tutur, pangda salah tindak, muwah bapa
ngawalenin, ne iwawu, mipit enu samar pisan.
2. Yan jeg patuh, satondene jadi putus, bia dadi lara, amretane dadi cetik, krana
bagus, kene bahan matindakan.
3. Alih malu, kakwatane jati kukuh, ne suba mategar, ngalahang loba brangti,
sipok sigug, tur suba nyaya indrya.
4. Turin sampun, mabalik halep tur pangus, sahi madalem anak, iying
manulung nyagjagin, sang pakeyuh, tan takut melanin anak.
5. Twara surud, ngawe anak pang rahayu, nganut kaparartan, tuhu sadu welas
asih, uli ditu, rasan patuhe ya garap.
6. Eda nyen ganggu, mangalih rasane patuh, uli lobangkara, mangulurin loba
brangti, reh tan wurung, pacang mapwara baya.
7. Lagut patuh tatakrama anggah ungguh, pang bisa palapan, ring nista madya
utami, munyi halus, banban rawuh kayun galang.
8. Ada iku, akeh lyan tan ja patuh, desa kala patra, mangden bisa manganutin,
turin adung, tan bas tngkas ring agama.
9. Wireh liyu, caran sang mangungsi hayu, nanging bisa rusak, yan agama
kalempasin, pan to tuhu, sabdan Ida Sang Hyang Titah.
117
10. Apan liyu, margane kasengguh hayu, melahang manimbang, pang da ngawe
anak bani, wireh liyu, panyangkalane ring marga.
11. Tunggak kayu, dipetenge tongos saru, uning nylimet mata, kaden tonya
kaden kambing, bisa ngugu, satondennya jati tawang.
12. Dyastu ruruh, genahe kasengguh hayu, bisa pangguh bina, yan sang
manampenin salit, salah gugu, mlahang ngitung pang da iwang.
13. Saling tulung, laksanane hayu da majak-ajakan, ngungsi margane tan becik,
sinah runtuh, macemplung ring kaduhkitan.
14. Dyastu ngubu, doh ring genahe matulung, encotang gibrasang, saking tresna
silih asih, yadin tujuh, kadang mitra kakeniyang.
15. Apan tuhu, ajak onya demen rahayu, eda tan harimbawa, wireh hurip jati
tunggil, pang mangugu, patuh paturu ngelah rasa
16. Eda jeg nawu, teekn anak tan mangguh hayu, pangda mangejohang, wlas
asihe twara pangggih, mangden nerus, irihatine pang kedas.
17. Mangda kukuh, ring nyama braya pang rungu, eda mapi tan renga, bobok
tresnane enyitin, anggon suluh, tulung tumulung pang lagas.
18. Ajak liyu, pancarenane kalingu, hutange lalima, eda engsap mangda eling,
ne enggen nawur, panca yadnya tan ja lyan.
19. Eda tan rungu ring kahyangan kanti rubuh, becikang pang melah, pamrajan
sanggar utawi, yadnya iku, ngutamayang Sang Hyang Titah.
20. Ring sang putus, sang ngicen marga rahayu, nyandang nto elingang, saking
kayun mulus bakti, mangden lantur, nto masih pinaka puniya.
21. Eda tan lingu, ring buta kala tan ngugu, ne sring nagih upah, mancana
sajroning hurip, nyandang malu, da bas gabah pang da iwang.
22. Pang mamupu, melahang ngertiyang sunu, mangden molih yasa, ngawe
legan anak sahi, keni liyu, polih ngardi sukan jagat.
23. Cening bagus, ring byang aji da bas purun, apan ngawe tulah, butakala
manyusupin, pagalantur, ngawenang tan polih genah.
24. Pangda uwug, ring leluhur pangda tukung, yasa da ngengsapang, sweca
bakti sami eling, pang matemu, kerti yasa tan ja pasah.
118
25. Mangda liyu, mamula laksana hayu, saha mangacepang, mangde lami
memanggihin, genah hayu, duhka adoh suka bakat.
26. Duweg nutur, yadin nawang tatwa liyu, nanging nto makejang, tan tahen
kalaksanain, kadi taru, dawun ngrembun tan pabuwah.
27. Yan mapangguh, ring sapa sira kapatut, nanging ne cerikan, kayogyayang
ngarihinin, saha nunduk Swastyastu ne kucapang.
28. Swastyastu, marti ngayubagya dumun, saha mangacepang, mangda sida
sareng sami, manggih hayu, asih kumasih tan pegat.
29. Katon ngagu, yan mapi twara ya rungu, macunduk dijalan, dyastu dija-dija
panggih, eda kimud, nyapatin ne mule tawang.
30. Lyunan guyu, ngawe anak tan mangugu, nyadcad nganistayang, misuna
mobab mamaling, ngawe rusuh, mitra ngendoh satru pahak.
31. Eda nyan ajum, nagih tongos pang dimalu, saking dot pang ngenah, tanja
saking tresna asih, yan matulung, tan becik yan terus ical.
32. Mangda tuhu, pangda ikuh dadi ulu, jantos salah tindak, bas jemetan dadi
pelih, ngaku-aku, kadin melah pragat iwang.
33. Ne dimalu, dados imba pang kaanut, ulune tan iwang, tresna asih sane adil,
mrasa patuh, karya abot dadi dangan.
34. Marasa patuh, twara ngitung dewek tuyuh, yan nyalanang darma, twara
mamwatang pikolih, ngawe hayu, tan takut yan kanistayang.
35. Kanti adung, ngawe suka ajak liyu, yan sida makejang, dyastu ada siki kalih,
ne tan adung, tan nyandang ya kakobetang.
36. Nging sang sadu, miwah sang mraga putus, dyastu ja makejang, anake twara
ngadungin, tanja surud, manggeh ngungsi kasuniyatan.
37. Monto malu, bwin pidan jalan sambung, wireh suba teka, gantin bapa
ngarga jani, raris matur, sang kalih mapamit nyumbah.
Pupuh Durma : XXIX
1. Kacarita sang bagus kalih mamarga, mangungsi bulakan suci, pun ibuset
petak, tanmari mangiringang, mangentap halase pingit, krura pisan,
pangkunge manyanding iding.
119
2. Kabinawe reh kutan wateking mrega, panjak sang singa bupati, gajah warak
barwang, makadi macan tan kirang, matimbal-timbal piragi, swaran kidang,
nyerit sarap singapati.
3. Teka bebas sang kalih tan halang-halang, twara bani tan ajerih, wireh
kapuputang, kayunne andel ring Titah, ne mangamong pati hurip, tuhu
wisesa, tepet tan keni uwah-uwih.
4. Apan mula twara dadi tagih tulak, hidupe kalawan mati, apan suba pragat,
ngaba ceket uling suba, saduke tuwun dumadi, twara ada, apa luwir sida
guhgih.
5. Yaning suba samayan Ida sang Hyang Titah, nyabut jiwan sang mahurip,
yadin kudang balyan, manyaga di gedong waja, tan wangdenan masih mati,
keto pragat, papineh Ida sang kalih.
6. Yadin suba ibojog putih parcaya, ring Ida sang bagus kalih, lagas ring
pramana, wireh pratingkahe bebas, tan ada maciri ajrih, kadi nyalyan, ditlaga
toyane bresih.
7. Sakewale reh buset dahat prayayna, ceceh munggha maninjowin, singya ada
baya, ngawas ngasir nganggen rasa, nyaliscis sepi mangintip, tedun jahan,
mawangsit matur manglisin.
8. Ajah-ajahan ipun iwanara petak, tedun munggha dahat sering, becat tatit
saksat, Sang Subudi mangandika, uduh sang Sucita adi, nang kayunang
unduk ya ibuset putih.
9. Tembe saja twara nyak matuturan, kadi len tingkahnya jani, mirib ada krasa,
ne pacang mangawe baya, nyangkala banya dimargi, wireh iya, twara ja
buron sujati.
10. Beli narka bilih ya ibuset petak, paragayan idewa luwih, marupa wanara,
pratingkahnya nyihnayang, munyi halus solah luwih, nto ngobayang,
hatinnya sujati bresih.
11. Yaning suba hatinnya sujati kedas, lwir gedah nyalang suci, sinaha ya
mlawat, saluwir ada dijagat, makrana celang dihati, mrasa tawang, unduke
pacang kapanggih.
12. Ento krana adi nyandag prayatna, sinaha ya ibuset putih, mangrasa dimanah,
yening apa kapo pacang, kapanggih tengahing margi, ane nyandang, twara
ampahang dihati.
120
13. Bawu pisan bawose rawuh irika, kaget makrebwak piragi, kasep sang kalih
nyingak, kaget iwanara petak, macebur nyawup sang kalih, kadi kilap,
nyandar jeg baduwur gelis.
14. Kaget singa gemrong dadwa manulangak, maswara nyyebak ngempengin,
calingyane nyanyap, bungut dalem tur linggah, sat rurung mretyu wyakti,
layah panjang, maledled lwir nagapati.
Pupuh Sinom : XXX
1. Ibuset ngamel sang karowa, sang kalih tan tahan ring hati, kaget ipun
nangkejutang, makriyap kilape lilih, lwir genjong Hyang Pratiwi, isinga
engsap manyingkrung, twara inget teken awak, kuoingnya alah pegatin,
hwat ipun, sakit kahati mamedah.
2. Sang kalih meneng kamegan, reh unduke ngaliwatin, sanget tong maha ring
manah, sangkan angobe tan sipi, yaning ida tan kagisi, bahan sang Artati
iku, bilih runtuh tan pawanan, bahan santer mangempengin, swaran ipun,
henteng katos kadi waja.
3. Ibuset nuli angucap, matur ring Ida sang kalih, mangda malinggih
dicampang, ibuset macebur raris, awak isinga benengin, lawut ya dangkrak
dungkruk, binal mapo maplisahan, majujuk sambil makejit, kinyak kinyuk,
girang makejog-kejogan.
4. Nguntul ya magesgesan, ngawud taluh kutu cepil, kapunggut tur
kaciplakang, sambil tanmari manoleh, mangawas ida sang kalih, jajak jujuk
medem bangun, mangusap usap tendasnya, nuli singane magenti, nto
kaduluh, mapo nyumprit malagendah.
5. Tlas sipating kawanaran, ne mula mabikas culig, duk punika kapintonang,
sang kalih bengong nyingakin, twara masabda acepik, sok ngurimik jroning
kayun, olih kateheb maobah, manadi angob tan gigis, bwin masilur manados
nawu manadak.
6. Iwanara raris munggah, matur ring ida sang kalih, ampurayang ratu tityang,
congah ngawit saking bakti, kasep matur jeg mangambil, manyawup mundut
iratu, malahib mangajak munggah, reh nadak tityang ngetonin, singa agung
kakalih managih nyarap.
7. Wantah sakeng ituniyan, tityang rumasa ring hati, antuke tan makantenan,
mawinan ngawas tanmari, ngiring ne mangkin kawonin, malih jahan ipun
bangun, yawat iratu ngelahang, antuk umandel ring hati, nanging kantun,
becikan yan pade tinggal.
121
8. Sang rowa ndatan nyawurang, puput ajum jroning hati, muwuh kendel
miwah girang, rumasa sangat mabati, masarga ring sang Artati, wireh
saktine kalangkung, nuli tedun masarengan,
9. Sapuput ia masiram, saha mangastawa Widi, ibuset raris ngelisang, ngaturin
mangda mamargi, antuk wenten toya malih, ne bresih utama langkung, tan
banget adoh genahnya, sang kalih ledang nututin, rita rawuh, ring klebutan
marganuga.
10. Gumlengannya dahat linggah, lwir cahyan dewa-dewi, mmuncar munggha
suci galang, tejan toyanne ngangobin, wyakti jati utami, saking rupa maweh
hayu, kuning manyudayang mala, sadripune kadi ajrih, ical rarud, suwud
ngput manah galang.
11. Sangkan Ida sang karowa, mawuwuh kayunne bresih, bawu nyingak tejan
toya, ne muncar galang tur asri, dyastu durung manyiramin, kotamannya
nyusup sampun, apan rupa sabda rasa, sparsa lan ganda malih, sahi ngatut,
mula keweh mamasahang.
12. Jroning ganda ada rasa, jroning rasa rupa misi, tengah rupa ada sparsa,
tengah sparsa sabda misi, bhineka ya tunggal sahi, twara dadi pegat caplus,
apan mula mawak tungal, indryane bina nalih, yan sang weruh, twara tahen
kabingungan.
13. Suwud ngundaka tarpana, Sang Artati matur haris, inggih ratu panembahan,
oncret-oncrete mamunyi, sakadi matur pihuning, midartayang sore sampun,
apan suryane tan cingak, kaput mendung hawub malih, nyandang sampun,
ngawilangin pasanggrahan.
14. Sang Sucita matur nimbal, Ira manyerah ken cai, yan twah ada pasraman,
ane tampek uli dini, mirib melahan kema tangkil, nanging Ira twara tahu,
sangkan cai mangitungang, ira puput manututin, raris matur, ibuset ya saha
sembah.
Pupuh Pucung : XXXI
1. Inggih ratu sang tuhu tumulus asung, nugraha ring tityang, nulung pyanak
lan nguripin, ukuh putung, ngedas tan ngelah sentang.
2. Tiba kawuh, wenten bukit tuhu luwung, Grenawati ngaran, Sang Amitaba
maharsi, ditu mlungguh, mundi tapa Buda paksa.
3. Yan iratu, saat pacang pendek ditu, mangda tan wengyan, reh adoh saking
iriki, jantos dumun, wenten kaksihan tityang.
122
4. Keni ipun, mangiring mundut iratu, tityang boya kesah, wus matur raris
manyerit, lwir guruh, tan asuwe gajah prapta.
5. Lintang agung, gajah putih krura langkung, gelising carita munggah,
sangkalih nuli mamargi, beneng kawuh , tan kidik mangentap rungka.
6. Sayan muwug, iconge-conge ya umung, jangih manwirama, nanging masih
nyak mahirib, taruni takut, tulung-tulung ya kakosa.
7. Sore sampun, Hyamg surya mangendas surup, sang tri tengah marga,
bawose tan pegat mijil, saling sahur ring tundun duwur igajah.
8. Muwuh nawu, mireng swaran paksi umuh, mamilih pedeman, mahren-ren
tan kidik, duhur turu, agung mirib pasangrahan.
9. Nuju luwung, pamargine nuluh munduk, ane melah galang, apan taru arang
mentik, ngawe nawu, entikan padange atap.
10. Sedeng luwung langite terang kadulu, ada gulem langah, pegata ya rorodang
angin, becat nambung, ajahan manadi hilang.
11. Malih mabur, gulem tipis sanget halus, warnannyane ngendah, barak gadang
biru kuning, reh kasuluh, tejan Hyang Baskara sanje.
12. Teka luwung, nyak mirib luwir kakudung, watek Widyadara, masarengan
Widyadari, makulangun, manuju Gungung Kelasa.
13. Gelis surup, ida sang hyang rawi sampun, sok tejane cingak, bungah asri
haneng langit, musna lawut, nimbal bulane manyundar.
14. Bintang milu nyentokang palyat luwung, tur mawuwuh bungah, langite ya
galang bresih, reh tankantun, wenten mendunge marawat.
Pupuh Smarandana : XXXII
1. Ibuset mahatur raris, sawuse makcos negak, diduhur hulun igajah, nungkruk
sambil malyat munggah, duh ratu sang bagus karwa, cingak ja langite
luwung, nguwub jagat bintang bulan.
2. Yan ida sang maharsi, nyingak langit bresih galang, ditu ida kasurupan,
bahan ajnyanane sukla, jantos meneng kadi lipya, ring sukaning jagat wibuh,
tukulang ajnyana galang.
123
3. Ditu ida masamadi, ngincep Hyang Byoma Siwa, sang wyapakeng bwana,
dadi guruning sahana, gurun hidup gurun pejah, gurun teja gurun bayu,
gurun bumi lan sagara.
4. Pateh sapunika ugi, yan ida sang maha dwija, kalaning manyingak toya,
sane hetis hening nyalang, teka nyak mentik nadak, kayunne suda manerus,
manunggal ring sanghyang sangkan.
5. Yan ida sang maha muni, ring atma mrasa elah, matemu ring Hyang
Suksma, yaning yan anake katah, yening mangetoning pura, teka nyak krasa
ditu, batara manggeh malinggih.
6. Yadin ne katuju tunggil, carane pacang makatang, twara dangan
mamatuhang, masih nganutin adungan, cara ngalih wareg basang, ring
kentang yaning tan adung, dados jagung miwah beras.
7. Sapunika kapiragi, antuk tityang ikatunan, iwang patutnya punika, iratu
sinah pawikan, apan putusing prajnyan, tityang puput mangalungsur, Sang
Subudi nyahur nimbal.
8. Saja cai sang Artati, tuhu sakti miwah prajnyan, aget ira masawitra, reh
saksat Maruti suta, ane maraga Bagawan, purusa darma tur utus, satya teken
kapatutan.
9. Munyin caine ituni, ne kaalih jati tunggal, carane mangalih bina, ento suba
liwat saja, nanging masih nyandang jaga, apan salwiring unduk, misi guna
mawisesa.
10. Ento carane mangalih, ne waluya anggon marga, iya masih ngelah guna,
sakti bisa mangawasa, silib twara marasa, balik iraga kaduluh, kanggen
rurung ngalih lara.
11. Anake bani negarin, mangulati ngalih suka, uli marurungan hala, ngulurin
loba indrya, liyu manikel halanya, sukanne durung kapangguh, awake baya
temokang.
12. Munggwing sang wanara putih, amonto mirib pragat, tan buwat ira
manjangang, wireh cai suba tatas, melah lan jani tuturang, bwat ira matakon
malu, apang saja ira tatas.
13. Amonto kasaktyan cai, isinga ebah cepokan, ningeh munyin cai makrak,
tambis mati ya itunyan, bareng dadwa ya engsap, yadin duk cai manyawup,
ira dadwa sapisanan.
124
14. Lebih gangsar luwih tatit, kaget ira duwur campang, taru tegeh ditu negak,
sapisanan ajak dadwa, aruh liyu yan tuturang, kangoban ira dikayun, nging
nu sor ken iraksasa.
15. Mirib ya luwih sakti, indayang jwa satwayang, edot ira mangda tatas, ibuset
matur manimbal, uduh ratu panembahan, saktin ipunne puniku, ugi
nyandang tan kasobang.
16. Dyastu malami asasih, yan satwayang iraksasa, indik krura kasaktyanne, ne
sampun seken mabukti, mapagut maring payudan, sinah pacang nungkak
kantun, katah malih sambungannya.
17. Nanging tan nyandang tandruhin, reh asing wenten dijagat, mula anggan
sang HyangTitah, marupa mangendah pelag, jati tan ada watesnya, sakti ugi
tan patanggu, ne sakti wenten saktyan.
18. Suryane tegeh tan gigis, bintange malih tegehan, saktine sampun kalintang,
nanging wenten ne lintangan, trus tan ada wanengnya, keweh nyambat
keweh ngitung, apan duwen Hyang Wisesa.
19. Sangkannya sang sampu ajin, twara sanget sumbung nyadcad, ne sakti
kalwan nista, reh ida Sang Hyang Suksma, ane uning ngawayangang, yan
sampun masaning lampus, padem ipun bantas bangka.
125
NASKAH GEGURITAN SUCITA JILID III
(Ibu Made Sokaningsih)
Pupuh Ginada : XXXIII
1. Tityang seken uning pisan, duking nguni wenten riki, danuja raja wisesa,
katah panjak tuhu wibuh. mas sasocan tan kirang, sarwa ngendih, mutyara
miwah barlyan.
2. Sampun micundangang dewa, sangkan mawasta Dewajit, katah panjak
mawisesa, papatih baudandan ipun,. sami teleb bakti satya,. ya magusti,
nyandang anggon tatuladan.
3. Sang Dewajit punika, mangelah pyanak asik,. luh nedeng mungpung bajang,
banget kasayangang kasumbung, saka-repnya kadagingan. yaksi Drenggi,
wastan ipun nora lyan.
4. Sedek bebed panangkilan, saget rawuh I Durgati, mabawos tana panjang,
ring Sang Dewajit puniku, nagih pacang kanggen matwa, pacang kambil,
pyanak ipun tan sangkeyan.
5. Yan pade tan kasukayang, pyanaknya ipun mangambil, ipun nagih muncuk
tumbak, pedang cakra lan baliyung, pacang bwat kanggen ubad, kulit genit,
sang nangkil ugi sahapan.
6. Prang twara tangtangan, wus karebut Sang Durgati, umung pada mawalokan,
pada nengguh twara takut, ada numbak nusuk ninjak, manigtigin, Sang
Durgati tan kewehan.
7. Kaget sampun makacakan, bangkene pada pajumprit, ada len malahib
munggah, ngedal kulkul ya mangembut, panjake teka pasrantab,.
Manyagjagin, asing pahek mati sapisan.
8. Panjake katah manglawan, I Durgati sane sakti, luwir dadalu waluya,
maranin apine murub, puput mati matahasan, tan mintulin, pamragat tan bani
pahak.
9. Sakarin ngemasin pejah, malahib manandang jerih, wenten nandang kanin
126
rahat, dijalan mati pamuput, tan kidik luh-nyane nyebak, mangetonin,
mwaninnya nandang baya.
10. Crita mangkin patunggalan, paprang Sang Dewajit, pada bani pada galak,
pada ngales teguh timbul, tumbak kadutanne telas, lunglung sami, gada cakra
remuk benyah.
11. Sangkan masahup sahasa, maklit ya saling panting, asing katempuh nto
rebah, panangkilan ngeseng sampun, tam-pulnyane karusakan, katuhukin,
pamuput nangkeb sapisan
12. Sang kalih hilid kangkeban, kari magulet tan jerih, sok rahabe angkab-
angkab, tan lami manomblos pesu, ngelung tampul miwah lambang, saling
tigtig, panigtigannyane nyalnyal.
13. Sayan suwe sayan krura, payudane mangresresin, magenti saling sabatang,
saling tindih bahan batu, nganti nganteg kapuryan, saling tangkis, saling
tanjung maendahan.
14. Ring pinggiring paduraksa,ne kukuh tegeh mangaglik, maukir tur
mapapindan. punika rubuh katempuh, nepen neteh sang karowa, twara
geming, tur saling ruket mayuda.
15. Ajahan sagetan ical, sang raksasa Dewajit, tan asuwe malih prapta, nganggar
gada endih murub, punika kanggen nga-lempag, I Durgati swaran gada kadi
kilap.
16. Tunggil keni api medal, muncrat mumbul mangangobin, nanging kalis
tan patampak, kadi palu timah patuh, ne kanggen mangebug waja, tan
mintulin, pamuput palune benyah.
17. I Durgati sayan muntab, krodannya kadi agni, bayunnya mawuwuh
kuwat, musuhnyane ngancan enduk, gadannyane lunglung rusak, puput mati,
bangkennya dekdek nyalnyal.
18. Si Dambi keni kajarah, panjake tan purun nolih, I Durgati raris budal,
sapunika indik ipun, sajawi punika wenten, katah malih, satrunnya wus
127
kaprajaya.
19. Yan wenten anak wisesa, ngasorang jagat puniki, ring bin-tange kantun
kalah, ne pacang ngasorang ipun, yan bintange telah kuntal, katah malih,
tuwannya pacang mademang.
20. Atur I Artati nungkak, kohosan toya piragi, tur sampun kadi ngawengyang,
dyastu galang bulan nuju, antuk taru agung katah, manguwubin, masih
banget kirang galang.
21. Bahan ngalinggihin gajah, agung kuwate tan sipi, sarwa likade pakirang, reh
tambulelen gajah iku, sebet ngelung lan myakang, sing ngentukin, sangkan
tan banget saranta.
22. Tan lami raris kacingak, tukad linggah ngaresresin, toyannya ageng malunan,
reh manuncap batu agung, Sang Sucita mangandika, ih Artati, jalan malu
majanggelan.
23. Sang Artati tan nyahurang, reh ipun sampun mangarti, jeg makrak ipun
maswara, mangempengin kuping umung, kaget bwaya teka nyagjag, masih
putih, sareng kalih ageng dahat.
24. Sang Subudi Ian Sucita, tangar nging prayatneng hati. Sang Artati matur
enggal, sampunang iratu takut. niki kakasihan tityang, mamendakin, sayaga
nglintangang tukad.
25. Gelising carita kocap, sampun kalintangang sami, malih ibu-set maswara, tan
asuwe kaget rawuh, warak agung krurra pisan. Sang Artati, nyagjag
munggah katundunnya.
26. Sang Subudi lan Sucita, katuran munggah digelis, cerita sampun mamarga,
mangawuhang trus mangucur, pamargine dahat ngregah, mangentasin,
munduk kaibekan lalang.
27. Crita sampun diduhuran, asah tur galang kapanggih, sok ipun tumbuhin
padang, becik atap tan patlanjuk, tumbuhnya kadi madungan, bawak sami,
padang kasur lan padang lepas.
128
28. Tur agni tan ageng cingak, dyastu pondoke tan kaksi, Sang Subudi
mangandika, nto mirib pondok sang wiku, ibojog matur matutang, kocap
gelis, wus nampek ring pasanggrahan.
29. Iwre macebur ngenggalang, nyogjog sang tapa katurin, inggih ratu sang
atapa, mula sawitra puniku, sajawi uning nyu-kayang, sinah ugi, ngawe
sungkan pakayunan.
30. Swecan iratu kuna, nyayangang ring bojog dekil, mangkin tityang nangkil
prapta. mangwales antuk pakewuh. wengi tityang agung goda,
manyungkanin, tityang tangkil sareng tiga.
31. Isawitra sugih prajnyan, kalan ipun mangrawuhin, kaka-sihannya punika
magapgapan sarwa luwung, barang lan rawos utama, ne nyukanin, nging
tityang tungkalik pisan.
32. Tityang tambet kalud nista, jati buron boya jadmi, mriki rawuh ring sawitra,
puput magapgapan tamyu, boya panamyu katurang, raris nyawis, sang tapa
masabda banban.
33. Cai sawitra utama, dija se nto timpal cai, dong lawutang mai ajak ibojog
mapamit sampun, ngaturin ida sang karwa, nuli ngranjing, sawus nulakang
iwarak.
34. Solah ida sang karowa, manangkilin maha resi, asiki tan wenten lempas, tata
carane kalaku, tingkah lungguh tatanganan, pantes pakil, twara ada jalan
nyadcad.
35. Saja ketil ngalih melah, ne jati kanggowang gumi, yan takut ngalegleg
manah, mangdennya halus tur lemuh, anggon ngalih legan anak, apang
nampi, melah jeleme dijagat.
36. Yan takut mrasa belogan, teken sang sujati ririh, mwah takut ngaku tiwasan.
tekene mangelah liyu, tur takut ngaku betenan, katekening, sang sujati
baduwuran.
37. Ento pacang ngawetwang, hidupe rusuh digumi, twara suwud nandang
jengah, mwah twara pegat musuh. kenehe runtik ngawinang, wireh ajrih,
129
ngeleg manahne dong waja.
38. Liyu ngelah tutur satwa, twara payu madan ririh, yan tan nyak ngasorang
awak, muwah satondene tahu. ngawe legan sang kaajak, dening jati, haluse
mahadan melah.
39. Anake jati prajnyan, sanget bisa mangulanin, anak tambet lawan wikan, anak
andap lawan luhur, anak sipok-lawan boya, krana sami, teka pahek
manyayangang.
40. Len sanget teken iraga, ne tambet mahuwat besi, ane ngelah keneh waja,
sarwa madasar ban pengkuh, ne mabudi maju-garan, ngajak gumi, makeneh
sahi maboya.
41. Racun manahe punika, patut sahi gedyangin, apang payu kasayangang, tur
kapuji jroning hidup, bisa yang ngunadikayang.mayelepin, karahaywan
ring wong katah.
42. Suryane anggon tuladan, ngisep beseg saking haris, kanti ya twara marasa,
sagetan ya suba etuh, da cara ngadeng dihalas, jeg nunjelin, muwunang teked
kaakah.
43. Sang Subudi lan Sucita, masih nyandang lingling sahi, anggen ingetan
dimanah, liyu nyandang tiru ditu, apan anak mau-tama, manuronin,
ngedengang cohto dijagat.
Pupuh Ginanti : XXXIV
1. Crita sane mangkin sampun, ida sang kalih manangkil, ring ida sang maha
tapa, tekaning ibojog ngiring, itep ida mara-wosan. taken tinakenan sami.
2. Bawose nyambung manyambung, sami-sami mangenakin, ibojog itep
ningehang masih, sring nyelag menengin, sambil ipun manulukang, sahang
balemanne ngendih.
3. Sang wiku nyelag amuwus, uduh cai Sang Artati, tumben ja bapa ituniyan,
liyu ngebet ubi kladi, byawung lawan kasela, melah jemak tambus sambil.
4. Cening kalih sang abagus, da ngalih kidang dipasih, dihalas tong ada langsar,
130
tong ada dayuh diapi, kadi bapa dahak dihalas, cening tan mamangguh bukti.
5. Ampurayang bapa bagus, ngaturang akah dong roti, mabasa ban anget-
angetan. tan pakehnya anggon bangkit, reh bapa tan ngelah uyah, mara
mangkid ajeng becik.
6. Da ngedalem cening bagus,. dyastu tumben mapanggih, da engsap tekene
suba, mapunduh digumi sepi, jroning garban Hyang Titah, bapa mangajak
icening.
7. Reh suba sahi magelut, atep tan ada melatin, miwah mangajak ne lyanan.
sakancan tumbuh digumi, jalan da tandruh malajah, jumunin saling ingetin.
8. Yan jani banya nu tandruh, pidan tanweruhya masih, merah meruh pacang
bakat, wireh ne ruruh tan wruhin, karugrugan raga roga, regep rerenang
nandruhin.
9. Kyape mangundap nguyuk, ento anggon ranjang besi, leplep ban kuru
dijalan, ento anggon mangasurin, masaput bahan baleman, kanggone anggon
manampi.
10. Munyin bapane puniku, jadmane tuyuh murukin, ibojog ya saja gampang,
tonden muruk suba ririh, aluh ngalih wareg basang, tan repot makecap asin.
11. Ibojog sambil manguntul, nambus ubi kusak kusik, tunggil, rateng
kahaturang, ring ida sang bagus kalih, nanging siki boya lempas, kaincep
bawos sang resi.
12. Sang prajnyan luwir sang wiku, sat pande ngalebur hati, elan ngolah manah
anak, kimude dadi jowari, sang kalih kecalan kemad, nadak jwari melut
kladi.
13. Ngarayunang sampun puput, magarpu bahan jariji, mapinggan bahan
tangan, magelas ban bungbung tiying, sang tapa itep ngandika, mangater
panyukan hati.
14. Duk polih meneng sang empu, dyastu tan wenten ja lami, irika maan olih
selah, nyelag matur Sang Subudi, inggih ratu pangempuwan, dwaning
tityang pedek tangkil.
131
15. Tityang nyadya mangalungsur, ring iratu sane mangkin, mugi ica nugra
tamba, tityang sakit slang dihati, antuk durung majantenan, sapunapi tityang
benjing.
16. Punapike tityang kantun, reh tan kidik ngawe pati, punapi tityang sangkala,
baya rahat jroning hurip, napi padem kabancana, bilih tityang manggih
gering.
17. Bilih mahukum satuwuk, wenten misunayang manawi, bilih tityang dados
bahak, utawi dados pamating, nawi uning sugih suka, nanging boya kanten
sami.
18. Selang tityange puniku, lungsurang tityang ne mangkin, mugi juwa sang
atapa tumus ica ngalugrahin, sang tapa gelis manimbal, sambil kenyem
ngeling haris.
19. Gering cening mirib patuh, teken bapa jeg sabanding, bapa paling saking
jumah, ngalih ubad kayang mai, reh jumah twara mabahan, matakon
tekening kanti.
20. Unduk bapane imalu, duk nu jumah di nagari, anteng bapane kaliwat,
mangayahin slang runtik, lan kopa loba angkara, bahan karasayang kanti.
21. Makadi indrya iku, miwah sahi leket hati, mirib nawu maman-jakang, bane
bapa cucud bakti, reh bapa tan ngarasayang, tuyuh rahina mwang wengi.
22. Encen hala encen hayu, tan etang bapane rihin, ngulah apang sok mabahan,
keweh anak tan ketangin, reh sanget inget ken awak, apang manggih suka
sahi.
23. Ane ngawe sayan bingung, tuhu kasur tingkah pelih, kene unduke ne suba,
bapa jani manuturin, hidup bapane ring kuna, saja sanget mangresresin.
24. Ban sanget ken mati takut, lantas jimate kaalih, apang luput ken sanjata,
sangkan asing kaselangin, kamalunin ngamatyang, kasilib kalaning
wengi.
25. Ngelah jimat sanget nawu, asing gedengang ya mati, masih ngawuwuhin
suka, mingkin duk gerit ngalidig aget maan mas kotakan, twara morahan
132
mangidih.
26. Wireh masih sanget liyu, brayane ngutang peti, kalaning hitep ngiring kyap,
ne jahen ngengsapang sugih, patelahan bapa mulyan, nangkidang ne
kaengsapin.
27. Suba ngelah jimat teguh, suba ngelah mantra sakti, suba ngelah pipis katah,
suba kasub lyu nakutin, wetu slang twara pegat, pulese twara etis.
28. Pipise bahan manyaruh, teka ngaba unduk rimbit, tan dadi tangehang anak,
mingkin sang prabu nguningin, ento krana dadi selang, sugihe pada ken
gerit.
29. Teguhe, ngawinang buduh, ngawetwang damang mamaling, kasube takutin
anak, ngawe mrekak momo hati, kimud manga-sorang awak, takut kaadanin
jerih.
30. Awinan sayan mamuduh, sambil getap ngawe bani, asing takut ya karampas,
asing lempe to begalin, twara pisan ngelah sayang, teken ane kasakitin.
31. Asing wanen sigug teguh, ento ajak bapa kasih, sat puwik teken sang darma,
saking bapa tan nyumponin, sangkan liyu manyayangang, watek sang
angkara budi.
32. Makakasyan pada sigug, enggal sagsag saling intip, wireh pada ngamong
selang, pada ngulah suka ndiri. bapa pepesan dijalan, masyat mangajak
kanti.
33. Pamuputan ane pangguh, kanti masih ngamusuhin, pepes bapa das sengkala,
yan tan enggalan malahib, ajaka lyu nye-kahanang, keweh yan nto lawan
sami.
34. Pules jumah masih takut, dipisaga twara bani, ditegale masih selang,
kanagara mrasa rimrim, nyep yan ada musuh ngawas, keto krana ninggal
gumi.
Pupuh Sinom : XXXV
133
1. Ngungsi kahalase sawat, ditu lantas mamanggihin, anak mamondok
ngaraga, lyu ada kentang kladi, sabrang lawan kesawi, basang bapa sanget
seduk, paling bapa awaregan, jalan mula jeg kabukti, reh tan takut, yadin
bapa katangehang.
2. Saget buwin akejepan, sang nuwenang nyagjag prapti, bapa tangar ngaba
bantang, nanging kenyem sang prapti, saha mangandika haris, enyen cai
cening bagus, aget cening nyak maiunan, bisa manambus kladi, nglipur
seduk, reh bapa kasep nanjenang.
3. Bapa mitrangang awak, masih bapa selang sambil, reh ane anggon takehan,
tuwah kenehe padidi, wireh bapa mula rusit, anake kakaden rusuh, cara
pakenehan bapa, lawut ida kenyem nugi, muwus halus, kene pawacanan
ida.
4. Melah dini ajak bapa, suwud ngubuh sakit hati, mirib cening tuyuh pesan,
musuhang keneh padidi, apan ketil ngamong budi, reh satru lan kanti ditu,
dibudine ya magenah, sing ja sang mamuru cening, ento musuh, melahang
nto ngaresepang.
5. Katah tur panjang malemad, ida itep manuturin, nanging bapa sang
ningehang, wireh tambet momo hati, pratama tan kapi-ragi, reh sanget twara
adung, pitutur ida ring bapa, nging ida sang prajnyeng budi, mangalantur,
munah kamomowan bapa.
6. Sayan lami makeritipan, manahe bisa miragi, ida terus mawa-cana, kanti
bapa sayan ngurti, sangkan bapa manegarin, ditu lima bulan nunggu, buwin
ada paitungan, medal mirib mami-lihin, bahan takut, ken hidup lacur dihalas.
7. Bapa mapamit ken ida, budi kakota mabalik, nging ngungsi nagara lenan,
sang resi wus ngalugrahin, nging suba kapi-teketin, antuk tutur sarwa
luwung, bapa masih suba mrasa, bareng mamatut dihati. sangkan tedun,
kanagara twara budal.
134
8. Umah bapane ne suba, di Sakopa kaadanin, lantas bapa ngutang umah,
ngojog Santika nagari, ditu jagat gemuh bukti, ban sang nata dahat sadu,
cengeh mangencanang praja, prajnyan ngamong darma budi, nunggal tuhu,
ngawe karahaywan jagat.
9. Uli sregep babuktyan, ento kanggen manasarin, sangkan twara ada panjak,
ane tusing ngelah bukti, gagahen ditu tan kidik, sang ratu sadiya sampun
tegal sawah miwah halas. pamupunnya sanget becik. kayang munduk, ane
tegeh cokin toya.
10. Apang empelane kuwat, ento malu kakardinin, wireh uli ditu gampang
pamuput buktine panggih, sat dadi dasaring hurip, pande tukang lyu ditu,
prajurit ditu tan kirang, lan watek ne nyaga gumi, dagang liyu, sudagar dura
nagara.
11. Balyan ditu tan kirang, ne jati tatas ken gering, papatih pada wihikan, pada
tetep mangamongin, swadarman dane sami. twara ada ngelen angkuh, jati
manindihin jagat, ring Agama minakadi, gemet langkung, unen-unen tan
pakirang.
12. Tan ada ban bapa nyeda, reh sang nata ngemban sami, satung-giling
pakarangan, membahan ban sastra aji, Mahabarata kakawin, kidung
gaguritan ngempu, ne madaging tutur darma. sarwa sasanane sami, ada ditu,
darma arta kama moksa,
13. Ring dusun lan dinagara, patuh bana mrentah gumi, kabresihan twara kalah,
wawangunan sarwa becik, pura peken miwah margi, kreteg bale banjar
rurung, tusing ada twara melah. sanget ditu ngapingonin, sangkan kasub,
jagat Santika punika.
14. Anak mobab twara ada, bahak begal rampok maling, miwah sakancan
punika, makejang enggal kadilin, mrekak mokak iri runtik, salah tampi sipok
sigug, miwah sakancan totonan, sad-tatayi telah bresih, saling tuntun, tutur
tatwa karesepang.
135
15. Bisa saling aksamayang, yan pelihe bedik-bedik, twara tahen anak majaljal,
kalingke magrengan malih, sami inget pada eling, ring nyelsel pacang
kapangguh, nuwut gedeg akebyu tan. kanti ngutang pyanak rabi, sedih
sendu, dipangkenge ngling sigsigan.
16. Yan di Santika nagara, tan tahen bapa manggihin, kadine bawu ra wosang,
rasa bapa kadi ngipi, nepukin tongosne becik, kalegane ditu liyu, genah rame
tontonan katah, seni budayane becik, sanget nudut, rigardi kalanduhan
manah.
17. Sarwane tinuku murah, ne katandur sarwa wredi, gmuh ripah kretaraharja.
malyah lwir lwah Jahnawi, tresna asih mentik sami, sugih tiwas saimg
tulung, karya abot dadi dangan, welas elinge ngecokin, mrasa patuh, kadi
tunggal twara liyan.
18. Liyu sudagar lan dagang. tan nyak lyu ngalih bati. krasa nyama twara anak,
ne mablanja ngalebihin, pang lebihan maan bati, kanti idagang kaimud, suba
tong nyak kasuksukang, tawah bapa manyingakin, bane ditu, keto ketah sang
mablanja
19. Anak demit twara ada, sami lagas manulungin, ring sang jati tan nyidayang,
saking tresna tulus asih, lyu bediktan ketangin, kadi anake makecuh, twara
inset twara sayang, tan mwatang naalih pikolih, lagas tuhu, wireh nto dana
utama.
20. Bisa ngalap tresnan anak, nyuksmayang tan bisa lali, saling tanjen jati
sayang. ada ditu ada dini, ada dini ditu masih, saling jaga saling bantu, tan
kanti ya kaleleran, nanging sami saking jati, rukun adung, disisi teked
katengah.
21. Saling tulung ngawe melah, tan ada saling itungin, pangmaka-tang gelah
anak, uli aluh pang makisid, mula ditu dadi dini, twara nyak saling tan tuyuh.
ne tan ngelah kotsahayang, ne ngelah giyet ngitungin, mangda durus,
sami manggihin kalegan.
22. Cenik kelih tuwa bajang, nganggo sila luh mwani, makejang polih pakaryan,
136
twara ada untang anting, ne ngawinang murat marit, ngoyong nganti basang
seduk, keneh enduk bayu lumah bogbog jaruh bisa mentik, boya takut, apa
madan karma pala
23. Madat motoh twara ada, mamunyah mawistren malih panganggurane
katinggal, sami repot nanging trepti, reh gagaene tan kidik, ne
ngawinang pipis liyu, nyandang kanggon ne kitayang, yadin kanggen malali-
lali, nonton gambuh, twara sakeng ngalih utang.
24. Taliin ahimsane kuwat, harimbawa tekek kagisi, bryak-bryuk bareng ngayah,
didesa yadin dipura, dipura disubak sami, asing nganggen bayu liyu, jeg
enggal ya kapragatang, twa bajang luh mwani sami, pada nulung, tan ja
saking mendog-endogan.
25. Lingsir odahe makejang, jeg utun ring alit-alit, kapunduhang kicen satwa.
kanti tan seieg malali, ada ien ukuh mamancing, sambilanga ngalih batu,
mareren ditu ningehang, dipagehane mangesil, gacel tledu, tan koningin ring
sang nyatwa.
26. Ka!a nuju rarahinan, miwah wenten puja wali, ne katur ring sad kahyangan,
ring kahyangan tiga malih, disanggar pam-rajan panti, sami pada ruyun-
ruyun, sakeng dot ngaturang sembah, tuwa bajang cenik kelih, saha
nglungsur, aksama lan jagadita.
27. Nging yan nuju galang bulan, ada masih siki kalih, malila magalang bulan,
ngebah-ebahan dipasisi, padadwanan lanang istri. nanging ane suba balu,
miwah ane suba duda. mula sami saking jati, suwe sampun, tan sida bane
ngubdayang.
28. Wireh suba cukup dahar, pangangge lan umah becik, nerus masih
kakinkinang, sinah masih kal kapanggih, yan wus adung sareng sami, sakeng
jagra budi luhur, tan ngalih suka ngaraga, nyudi sane lebih becik, mangda
nerus, ring turunan manggih suka.
29. Keto ne dadi rembayan, sadguna masih pang keni, sang prabu jati widagda.
137
tepet ngamong rajaniti, Astabaratane malih Adigama ne kaanut, miwah
Kutaramanawa, byuha miwah salwir niti. panjak nganut, mangden manggih
prajahita.
30. Liyu ban bapa nyatwayang, tan keni ban ngawilangin, sing kacinsak pada
melah, sing karungu pada becik, twara adane tan luwih, pantes kasub
nyandang tiru, ditu bapa, buwin malajah, ngalih kasukaning hurip, singnya
ditu, tongose makatang melah.
31. Ditu bapa ngulak-ulak, ngesehin bikas nyumunin, nanging kudyang budi
nyorah, reh ditu tan ada maling, jadmane ditu sat sami, dadi telik
makawukud, tur bilang peteng ningehang, anak maca tatwa aji, kaduk nawu,
bapa kapingon ningehang
32. Kasuwen sayan nelebang, hidep bapane ken aji, kupinge awang-awangan,
ningeh lagu kidung sering. gaguntan harum manis, kakawin sahi karungu,
liyu ngelah rarambangan, tan saking ngrambang nyelapin, dyati tumbun,
pabrusbrus tong tahen erigsap.
33. Dayan bapane manyorah, mapiteh ngitungin aji, negak wyadin majalan, kala
magarapan sahi, twara engsap teken aji, iban-ibana ya tumbuh, lemah jroning
magarapan, bareng ajak timpal sahi, teka patuh, ne rawosang sarwa tatwa.
34. Uli lemah mangahatang. petenge maca kakawin, kadong nyaka gaguritan,
kewala maca sastra aji, ngajak timpal saling unyahin, ajak pagubugan liyu,
sada pepes ngarawuhang, sang wikan ring tattwa aji, uli ditu, telebe sayan
nalemang.
35. Tungkul manelebang sastra, kenehe mamuwat mahit, tan maan tongos
dimanah, ingete tan sela mirib, ngingetang kakencan rusit, teka
mangilis manglawut, telebe teken kadarman, pelihe bakat puwikin,
krana luhung, kanehe mangancan bebas.
36. Teka mentik nyelsel awak, bahan-sipoke ne nguni, uli ditu kapok medal, uli
kapok buwin mentik, manahe cara majanji, murukin tingkah rahayu,
nanging duk ngalaksanayang, masih twara mrasa iying, pepes labuh, yan
138
tan abih timpal prajnyan.
37. Ditu ngenah kautaman, kakasihane darma budi, sangkan pilih masawitra, ne
ngugu pakardi becik, lyu masawitra mapi. nanging jatinnya mamusuh,
nanging pada tan marasa, ban patuh paturu daki. saling gelut, saling kosod
baberekan
38. Pamragatnya dadi tungkas, yan pelihe bantas bedik, pada ngaku dewek
macan, keweh jantos madabdabin, yan tan ngalah siki-siki, ngawinang
pakeplug lawut, wireh pada tan nyak kalah, paling bedik dadi puwik,
mlahang malu, malajah makakasihan.
39. Lagut becik masawitra, da bes nyeda da bas muji, twara tawang keneh anak,
rodan indike ngawinin, apa luwir malinder sami, jani nyama mani musuh,
dyastu bisa manyaruwang, nging kasimpen jroning hati, kadi luluh, neket
yan tan kabresihang.
40. Buwin bapa mangawitang, nyambung bawose ituni, subane muruk
matingkah, sahanan sila utami, ada olas manuturin, babratan anggon
manutug, tur bakti ring Sang Hyang Titan, saha yoga pawurukin, reh puniku,
mula dadi runtutannya.
41. Lantas nto jalanang bapa, reh takut mabalik rusit, krana bapa suba ngrasa,
wasanan tingkahe pelih, terang ngawe sakit hati, ngejohang kenehe landuh,
olihing bapa ngemetang, daging tatwa ne luwih, kaget tepuk selange sayan
pakirang.
42. Saking kapatutan tingkah, mangawe lagas dihati. bane lagas krana tuna,
slangene malikut hati, dulur sanget ngugu Widi, tur anteng mabakti lawut,
uli keto mrasa maan, pangurip papineh becik, brata iku, numbuhang pasajan
manah.
43. Yogane ane ngenggalang, matemwang rasane ngalih, teken ne kalih punika,
suba selange das lisik, ditu elahe kapanggih, bahan elan teka aluh, twara ada
kakobetan. metu gampang manindakin, sila hayu, ane ngardi kotaman rat.
44. Sujatine twara gampang nelahang saluwir daki, ne mungguh jeroning manah,
139
apang kanti saja lisik, nanging disubane tipis, malane jeroning kayun, suba
sanget mrasa elan, twara takut teken mati, miwah lacur, sanget bina ken
byasa.
45. Duk makatang rasa gantas, teka nawu ngamong sepi, sarwa kasukaneng
jagat, twara ngare wed in sami.dot teken ingtongos sepi, krana mai bapa
ngubu, maragatang paitungan, reh kotane tan ngedotin, krana tulus, dini bapa
ngidang brata.
Pupuh Durma : XXXVI
1. Bawu mated sang atapa mawacana, Sang Subudi manyahurin, riuh sang
pangempwan, tityang banget nyuksmayang, wacanan iratu luwih, nging tan
kirang, ne lungsurang tityang malih.
2. Yaning wenten kapiitutan tityang nunas, ring iratu maha resi, ndaweg
wacanayang, munggwing tatwaning kabudun, keni tityang sida uning, sang
pandita dabda wacanane haris.
3. Ada pesan kayogyan cening nakonang, wireh patute suciati, mula kapaica
teken watek imanusa, sabatek ada digumi, reh manusa, ane yogya ngawarisin
4. Sujatinnya kala Hyang Buda pasueca twara ida mamilihin kadi sanghyang
surya, ane maniwakang teja, tusing ia mamilih-milih, pangkung jurang, suci
cumpur katejanin.
5. Sakewala ne sida pacang makatang, ne saja teleb nyalanin darma sila ika,
wireh manahe sat gedah yan kabekan misi daki, ban dursila peteng twara ada
kaksi.
6. Sang subudi malih ida mannasang ring ida sang maha resi tityang
ngalungsurang, manawi wenten sadana, ne patut katur pangrihin, nggih
ndikayang, keni tan katulah carik.
7. Sang atapa nuli masahur banbah, duh cening sang bagus kalih bapa
manyinahang, manut ken pamangguh bapa, sadanane ngalih luwih, mamah
duwa, kene pidagingnya cening.
140
8. Kapratama madasar ban papolosan, kewala hidepe jati, ngilis dan
macanggah, manyalanin panca sila, gemet tan bingbang dihati, kanti sida,
bahan nto manindakin.
9. Ento anggon samaya dihunteng manah, ditu manyaksyang diri ento Atma
lingga, linggan Ida Hyang Wisesa, uli ditu mamedasin, tingkah awak, sinah
tingglas yadin hilid.
10. Yaning suba jati sida lumaksana, panca silanne utami, bresih tan kamalan,
twara dot teken upah, tuhu jati tan paperih, sinah sida, Hyang Buda
ngalingganin.
11. Ento saksat maka panebus ajnyana, twara mabeli ban pipis, nto maka
daksina, teken sang guru utama, ida sinah ngalugrahin, da jeg nunas, sok
wadahe apikin.
12. Da ajum miwah da sangkaning getap, sidane matingkah becik, apang
papolosan, jati saking nekeng tuwas, tan sangkaning mangardi-ardi, keto
dewa, dasare matingkah becik.
13. Da bangga tekening awak nyidayang, ningkahang solahe luwih, pang ngilis
pasaja, ngawe karahaywan anak, duk nulung da mrasa sugih, miwah
prajnyan, jeg madalem saking jati.
14. Yan aketo bahan manasarin manah, tingkahe masolah becik, twara milih
genah, dipawon muwah diumah, dimarga sing genah sami, nto makejang,
mobah dadi pura luwih.
15. Reh jatinnya sila darmane makejang, mijil saking polos asih, yan ento
pasaja, tekek tan kecong dimanah, susilane gelis keni, reh diwolas, mula nto
masimpen sami.
16. Kapiwelasan anggon patokan dimanah, apan nto jati luwih, ento pacang
nandan, ngantegang kagumi sukla, ento kadarman kadanin, nto agama,
ento masih madan bakti.
17. Nah aketo malu ane kapratama, pangupakaraning murid, ne buwat manunas,
sujatining kautaman, yan ento kasidan sami, kalaksana, sang guru sinah
141
nywecanin.
18. Sadanane ane kaping kalih punika, bapa tan nyinahang jani reh uling
ituniyan, kyape mangidih sela, apang maan ya malali, kaipyan, muruk ngalih
gumi suci.
19. Tur ituniyan idewa kuru dijalan, mileh dihalab mamargi, jalan mani
kawitang, tur nuju upawasata, reh tanggal ping kutus mani, dina melah,
mangonjakang tutur luwih.
20. Kacarita wus manjingring pamereman, malayar kabwana lali, maprahu ban
kyap, masagara litning manah, maangin angkihan haris, ngatengahang,
Hyang Atma mangamudinin.
Pupah Ginada : XXVII
1. Palayare iasya pisan, wus ngalintang jagra bumi, manapak ring jagat supta,
Sang Subudi wus malabuh, ditu ida masa-nekan, suka mukti, sukaning supta
buwana.
2. Nanging Ida sang Sucita, belas pamargine mangkin, hanyudang harus indrya,
kaswapna manglawut, kagel sang mustikan manah, ditu panggih, manguntul
sedih mamarga.
3. Sang Sucita glis manyagjag, Dyah Karuni bawu ajin, manyerit mangelut
madya. Sang Sucita matur haius. nguda iyadi nga-raga, panggih dini, dija
iringan imirah.
4. Nungkak babawose medal, indryan tangan lan kulit, mamaksa nguduh
makarya, sangkan mangaras mangelut, magimeh nuwukin kita, matur
haris, sang hayu sambil sigsigan.
5. Tityang kenyel mangantosang, dadi, lawas beli ngalahin, paling tityang
manyerepang, kahalas kagunung-gunung, ping katah tityang mesenang, ring
ikedis, miwah ring sanghyang pawana.
6. Masih beli durung prapta, kenyel mespes; toyan kasi, imendung tan nyak,
ngortayang, ikerug masih tan rungu, katungkul ipun ngarahang, hujan gelis,
142
tan sela ngortain tityang.
7. Sajawi ipun ikiyap, kapah-kapah mangolasin, nandan tyang kaipyan, ditu
mara sida mangguh, beli sang mustikan manah, ngiring mangkin, beli
mantuk da ja ngalas.
8. Mirib beli tambet pisan, tan uning ring isin hati, hatin wong istrine ninggal,
byang aji ngalih kakung, wus makuren lawut tinggal, kudang sakit, bias
jroning kapitresnan.
9. Mirib tan ngelah kisengan, teken oka kari alit, dyastu ring tityang kirang,
arah ngiring beli mantuk tityang pedih yan katulak, bilih mati, yan beli tan
kayun budal.
10. Sang Sucita raris nimbal, mirah sang maniking hati, beli nunas kasisipan,
ring iyadi sang ahayu. suba beli manga-cepang, enggal mulih, nging ibeli
ngawe sranta.
11. Manah beli sahi jumah, demen ngempu panak mungil, sok awak beli dihalas,
mangiring ibeli bagus, adake sadpada eng-sap, teken sari, tungkulang buwah
isedah.
12. Mated ida mangandika, ukuh ngaras ngawalenin, tanganne sampun
mamengan, nyadya pacang ngelut bahu, ituhu tuhu ngencotang, ya mamunyi,
Sang Sucita enten ngadahap.
13. Sanget manadi pangenan, reh sukane nadak lisik, hatine alah mapegat,
kudyang majumu ngaruruh, kayune kaduk barusah, yen kawitin, merem
sinah tan nyidayang.
14. Kudyang mangawe ipyan, mangdennya buka ituni, seken marasa sakala,
matemu ring sang ahayu, joh sida yan saking ngedat, sangkan paling, ituhu-
tuhu salahang.
15. Liyu anak mangajumang, halus munyin iba kedis, lemuh santer nudut
manah, keto siga tuhu-tuhu, dadi kuw.ang unadika meswang munyi, sanget
ngencot nangkejutang.
16. Hira sedek manyumbana, ngiring sang mustikan hati, siga ngawe enten
143
babang, kanti ngedat ira bangun. ida sang nyu kariin manah, nadak lisik,
hilang marengin kijapan.
17. Sanget ira sipok pesan, yan ira nagih pasilih, pasilih ida sang, hilang, leken
siga tuhu-tuhu, babekin ibane liwat, kudyang jani, apang tepukin sang
hilang.
18. Ikyap masih bes bijal, mirib sanget ngelah iri, ngajinang anake suka, rikala
sida matemu, teken sang pada kisengan bes pacadi, yan lapurang bilih salah.
19. Ida Sang Hyang Manobawa, prajnyan ngadu laki istri.cacad tan madwe
wiweka, tan uning mamunah bangun, pang dadi ngipi bulanan, sang
mapanggih, kalaning saling ahatang.
Pupuh Sinom : XXXVIII
1. Sang keni lamad ipyan, pakayune buyar paling keweh ida manuptupang,
ngawit saking galang kangin, jantos semeng sane mangkin, papinehe kari
buwut, nadak eling ring amongan, masaning ngaturang bakti, ring Hyang
Tuduh, awinan bangun ngadahap.
2. Sang Subudi wus masiram, makire ngaturang bakti, I Smita mangencolang,
marawup miwah mawajik, raris sarengan mabakti, kacarita puput sampun,
ibojog saget perapta, muwat woh-wohan becik, saha matur, durusang dewa
rayunang.
3. Wusan ida ngarayunang. ngandika ida sang resi, dewa sang bagus karowa.
melahja malu malali, dipabyanan bapa dini, ninjo palemahan, luwung, ibuset
mangda ngiringang, sambil nyingak sekar becik, bapa liyu, mamula
warnarung sekar.
4. Crita ida sang karowa, mamarga wusan mapamit, maninjowin palemahan,
miwah tatanduran sami, ubi kladi jawa bali, kakara botor byaung, endah
sawarnaning sekar, tan kirang manudut hati, nangka sentul, duren manggis lan
bulwan.
5. Ranggane tegeh tur hyas, magantungan kulkul tiying, mirib kedeh mangda
144
munggah, ibojog neraptap gelis, ngunggahin ranggane becik, ajahan sampun
baduwur, huyut girang maswara, ngaturin ida sang kalih, glis sampun, ida
sang kalih ngunggahang.
6. Ibusetne tan kwang ujar, gelis matur manuhunin, inggihja ratu picayang, eda
ngambil-panggul tingklik, becik cacingake lebin, ring mundukane puniku,
taru-taru miwah padang, banget ngaledangin aksi, wireh luwung, warnane
marupa endah.
7. Tarune agung ring pucak, taru alitan manyanding, majajar matadah langah,
galang manyelag-nyelagin, mirib watek resing langit, miwah watek dewa
ditu, mangiring Ida Hyang Gana, putran Hyang Siwane sakti, duk mangamuk,
mademang Nilaludraka.
8. Munduke panjang paslandang, sat panjak raksasa mati, tindih melanin
ratunnya, ne momo angkara budi. kaswargan nga-rusuhin, apusin kasaktyan
ipun, nging sasampun ipun pejah, miturut ajahan sakti, ne mangajum, isakti
ninggal ngeng-galang.
9. Anake cengeh dimanah, tur madasar darma budi, yan maduwe kasaktyan,
sok kaanggen manulungi, pakadangan kala sedih, keweh kepung bahan
musuh, ne ngangge momo angkara, reh tan ada gunan sugih, yan tan nulung,
sang manandang bedak layah.
10. Sakti ngamusuhin darma, managih takutin gumi, ilumah mabudi mrekak,
isugih ngendog imiskin, itiwas ring gawe ajrih, saking aluh ngulah mupu,
sang ririh mangapus timpal, itambet mabikas ririh, nika patuh, dadi pangrusak
nagara.
11. Boyake asapunika, ratu sang abagus kalih, yah teka jegduweg tityang dadi
juru cacad gumi, nging tan uning maminehin, wireh mara teked ditu karirihan
tityang nungkak, bwin pidan ring sampun ririh, sinah weruh, dadi guru yen
prajnyan.
12. I Sucita kedek mangakak, sambil ngisi mamokpokin, mangajum ibojog petak,
bahan banyol muwah ririh, Sang Subudi manyahurin. sawus kenyem uling
145
wawu, yen iyang ninjo ihalas, miwah tegalene becik, mirib kumpul, ngastawa
Ida Hyang Indra.
13. Ento anggona nyihnayang, panyuksamannya dihati, teken Ida Sang Hyang
Indra, ban ica pepes ngujanin, sangkannya mokoh ya mentik, gadang ya
madawun ngrembun, iraga nyandang manulad, patut bakti ring Hyang Widi,
sat manawur, ican Ida mamyara.
14. I Sucita tan nyahurang, reh sanget lek dihati, wireh panampine beda, duk
nyingak ikayu ninggil, mrasa Ni Dyah Karuni, paling ngalalu nyalupsup.
manyerepang ragan ida, duk nyingak guleme tipis, Iwir kakudung, sang hayu
angin ngampehang.
15. Kalud uling ituniyan, isekar gadung kaaksi, magenah nampek irika, malilit
ring nagasari, magambahan mambu merik, ngangken rambut sang ahayu,
nagih surinin gelisang, sangketin sekar melati, sane harum, tur selagin ban
campaka.
16. Sang Subudi malih nyelag, mataken ring Sang Artati, apa krana dadi lenan,
tekene sinahang cai, mungwing bisekang sang resi, sang empu mawosang
sampun, maparab Sang Maris-tena, ibisanja kapiragi, glis nyawur, ipun
iwanara petak.
17. Wyakti bawos idewa, munggwing sang resi puniki, tan sane ungingang
tityang, reh ida sang kapyuning, tan nyidayang sering panggih, kapah
kacingak ban caksu, nging kala nuju purnama, yan sadya uning kapanggih,
apan wiku, tuhu-tuhu mautama
18. Ida maraga sumedang, bisa ngenah bisa hilid, reh ragan ida punika elan ring
ajnyana ngranjing, sakadi bawos sang uning, wurangkane bisa mawug,
maring keris kadi tawah, boya ja bantas ikeris, uning caluh, ngaranjing maring
wurangka.
19. Nanging pantes sang prajnyan, ne sampun tasak samadi, sang molih kayogi
swaran, ring Sadasiwa manunggil, maraga sang-kaning bumi, sanget elan yan
makayun, ngasukang raga sarira, kaajnyana, mangda hilid, sanget caluh, ida
146
mamasuk wetwang.
20. Wyakti sakadi ne munggah, ring tatwane mautami, iraga rawuh ijagat, ring
ajnyana mungguh sami, irika masimpen cepil, tan kadi sane kasengguh, antuk
sawatek sang muda. tan maduwe matan hati, teka puput ajnyanane jroning
raga.
21. Tan bina sakadi tityang, salawase salit tampi, penyengguhe sahi ngawag,
kaden jati suba pasti, manahe ditengah ngesil, sarirane sane ngaput, antuke
banget kejokan, reh puput ngandel pangaksi, antuk lacur, matan kawruhe
makantah.
22. Apa anggon mamedasang, sawatekne saru singid, repotin indrya samah,
miwah wisaya ngangkebin, lihate ngulah kasisi, ne ditengah sanget saru, ban
adoh bahan ngawasang, krana sane tampek hilid, ne joh ruruh, ane pahek
bakat kutang.
23. Bahan takut mangindayang, nyelepang gedog kakasih, ngawugang kobet
kaelah, ngasukang leket kakalis, saking irika maciri, tityang madewek tan
mampuh, getap nglawan bobab manah, nglidin lawat kanti paling, kudyang
mampuh manjingang raga kamanah.
24. Ida Bagawan Mitaba, nahan ngajah sapuniki, duh cai wanara petak, ne unduk
patpat purukin, corahe tahen jalanin, ento celepang simalu, eda bahanga
malekah, sartipetin apanga mati, kanti tuhu, tan maklisikan dimanah.
25. Lawut ane kaping duwa, corahe tan tahen jalanin, eda usil mangindayang,
lantasang matyang basmi, kaping telu lawut kawitin, patute entikang pupu,
ne suba tahen jalanang, ento manggehang jalanin, kanti caluh, dadi kaadungan
manah.
26. Buwin ane kaping empat, patute tan tahen jalanin, ento encotang indayang,
buwatang ngalaksanain, mangdennya kasidan ugi, tur masih caluhang lawut
ento suba genep patpat, ento bekel ne sujati, iying kadut, tan tuyuh mabekel
kembal.
27. Ento anggon bekel jumah, ento bekalang malali, yadi luwas ndura desa, neked
147
kayang bekel mati, ento bisa dadi sundih, yan cai petengan lawut ento
mangorahin pacang, ane mula tan uningin, ento namyu, yan kalaning bedak
layah
28. Ento manulung dijalan, kalaning keweh dimargi, ento pacang mangatehang,
nekedang sig ane alih, ento maang asing tagih, awinan buwatang muruk apang
mangdennya kasidan, ne pat-pat bakat lampahin, eda takut, cai nuwut
kautaman.
29. Ngep bibih anggon kamulan, ngilangang munyine jedig, apa se sanget
tuyuhang, yen ngawe awak manengil, yen kala sahasa nagih, baniyang
twara ngugu, krimikan manahe rusak, ne ngajak matingkah pelih, iya
musuh, ngadyangse anteng mamanjak.
30. Sanget jegeg mwah bagusan, jengise dadyang kenyir, sanget twara nudut
manah, palyat anake nelik, cem anake mahekin, yaning halise marengut,
sanget saja utamayan. anake mangelah kanti, banding musuh, ento melahang
ngitungang.
31. Sidane ngesehin tingkah, mula koos dadi inih, kyule anteng temunnya, demite
bares manadi, puwike manadi kasih, dadi darma suwud sigug, ento sanget
utamayan, yan bandingang ring sang ririh, ngawe takut, dadi rangda meseh
awak.
32. Yen nyidayang mamedasang, sahanan kaplihan din, ento sujati celangan, ken
Aji pangawas sami, yening manyidayang jati, mrentah manah apang patut,
ento sanget utamayan, teken gunan anak istri, ane jaruh, mamanjakang
mwaninnya.
33. Sanget sengkalane kiiwang, ngalawan musuh dihati, dadi jumunin yan kalah,
nanging yan musuh disisi, gede bayane tandangin, yan iraga kalah lampus,
kudyang majumu makanda, pang bisa hidup mabalik, puput lampus, banine
pelih adokan .
34. Yan banya ngelah wiweka, bisayang ngadokang bani, musuhe ditengah
lawan, ditu eda-makakirig, ambeke gedenang sahi, enteng kuwatang da
148
enduk, eda menyi eda nyerah, enggal marasa kapencil, ban tan tuhu, jiwane
kalahang rasa.
35. Apan jiwane kadokang, jatinnya tan bisa mati, twara gumit twara kuwang,
twara lebih tileh sahi, sok ada rasa ngapusin, mrasa kasor mrasa unggul,
mrasa bani mrasa getap, mrasa gedeg mrasa nagih, jatin ipun, sang jiwa tileh
nirmala.
36. Pelih yan ngaden sang jiwa, mawak woneng, lawan elik, dasar pelihe totonan,
ngawe brusah sahi-sahi, yen ane ngelah panalih, manyengguhang jiwa luput,
luput ken asing marasa, ento panalih tan pelih, cai lutung, ento purukin
kenohang.
37. Nanging sang sujati tatas, teken jiwa mawak kalis, kalis teken suka duhka,
luput teken hidup mati, ento pamekasing luwih, tan takut ken kancan musuh,
musuh disisi ditengah, reh ya tan kabingungin, bahan unduk, mati hidup kalah
menang.
38. Sang tonden tatas ring jiwa, ne luput ring sami-sami, nanging yan iya purusa,
mayuda nindihin gumi, masih kasengguh utami, gumine pada mangajum,
nanging yan enu rewedan, brengkatin keneh padidi, yaning hidup, bisa
jumbuh ngendog timpal.
39. Kasapunikayang tityang, antuk Sang Mitaba Resi, sang kalih bengong
ngincepang, pangortan ilutung putih, pineh jantos sada lami, ibuset mated
umatur, sang kalih kari mamona, kadi kataluhan orti, lwir nagagung, sumuka
kakwehan amreta.
Pupuh Pucung : XXXIX
1. Nuli nyawur. Sang Sucita semu luwung, wekasing utama, satwan cai buset
putih, suka langkung, hira polih nempil orta
2. Cai lutung, mirib cai tatas tahu, ken kasiden ida, Sang Empu Mitataba Resi,
sane putus, indayang juwa tuturang.
3. Gelis nyawur, ibuset putih puniku, ratu panembahan, nyadya tityang mapi
149
huning, ring iratu, sakadi sahuning tityang.
4. Mula tuduh, sang putusing darma sadu, mamangguh wisesa, sidi kasiden sing
kapti, apan tuduh, nyandang tan nyandang angobang.
5. Paksi iku, jeg duweg ipun makebur, punika iyulam, salawase nyilem uning,
geni iku, jeg kebus uning muwunang.
6. Ya ikapuk, tan malajah bisa ampung, mase jeg bahat, wajane katos tan sipi,
surya iku, jeg uning ngalangin jagat.
7. Yan Sang wiku, ne sampun darmane putus, jeg sakti wisesa sat kadi Ida
Hyang Widi, sapakayun, teka gampang kasidayang.
Pupuh Sinom : XXXX
1. Yan pade tityang nguningang, kasidan Mitaba Resi, sinah tan telas sasihan,
apan nyeleg Sang Hyang Widi, tan patanggu tan patepi, ajnyanan ida puniku.
bantas Resi Marisetena, suba banget mangangobin, sidi langkung, wus molih
Astakeswarya
2. Apa madan Kasteswaryan, Sang Sucita manakenin, ibuset masa wur nimbal,
tityang nguningayang mangkin, wenten kawisesan luwih, akutus wilangan
ipun sangkan madan kasteswaryan, pidartannya siki-siki, pacang katur,
mangda iratu pawikan.
3. Anima reko wastannya, bisa mraga agung alit, uning hi]id uning ngenah, elah
ida mangaranjing, ring batu makadi besi, tan kelet tan, goloh iku, ne kaping
kalih Lagima, uning bahat uning iying, krana aluh, mamarga tengah ambara.
4. Ne kaping tiga Mahima, dija-dija kabaktinin, kapuji miwah kaeman, boya
wenten anak runtik, ne kaping empat Prapti, sarengan ring kayun rawuh,
yaning lunga kija-kija, sane kaping lima malih, nggih puniku, kawastanin
Prakamya.
5. Nyidayang masahn rupa, dados lanang dados istri, dadi rare dadi anwam,
dyastu mapakayun lingsir, teka sida prajani, nyidayang miturut kayun,
kaping nem isitwa, yan kaswarga malali, jeg kajungjungi kastawa ban watek
150
dewa.
6. Kaping pitu Wasitwa, sida ngawasayang sami, satuduh ida kasidan, tan ada
sida nulakin, boya wenten manawengin, jeg bedah asing katempuh, tan dadi
belusin toya, tan dados puwunang api, cutet ipun, jeg luput ring roga baya.
7. Yatrakamawasayitwa, kaping kutus kawastanin, asing dalih dadi saja, toyane
kadalih besi, teka nadak dadi besi, jadmane kadalih batu, ugi twara dadi tawah
jeg dadi batu prajani, asing pastu, kasidan reh sidajnyana.
8. Kastukeswaryan punika, sampun ring angga ngaranjing, anggan Resi
Manstena, awinan nyandang pinuji, nanging ida nahanin, ngandikain tityang
ilu, duk tityang polih ngiringang, ida kabukite kangin, jeg makebur, ring
ambara nandan tityang.
9. Sapuniki bawos ida, uduh cai Sang Artati, tan nyandang cai ngangobang, hira
bane buka jani, diambara ngajak cai, makebur ngungkulin gunung, ikapasne
tan malajah. suba bisa miluh angin, liwat atuh, iya mangentap ambara.
10. Yan ada anak nyidayang, ngeserang keneh agigis, makisid uli diloba, miwah
uli dibrangti, ento suba lebih sakti, teken igoak ne jaruh, ngintipin taluh
mangindang, makebur diambara rusit, keto lutung, da angob ken ira ngindang.
11. Lebih sanget utamayan, sidane ngengepang bibih, muwungang munyine
rusak, padayang ken mantra sidi, sidi ngawe alan jadmi, ngawe bengor ngawe
buduh, miwah ngawe takut anak, apang nyak mamanjak sahi, keto lutung,
ento resepang dimanah.
Pupuh Pangkur : XXXXI
1. Duk candeg ibuset petak, raris nimbal, Sang Sucita manyahurin, uduh cai
buset agung, sanget pesan saja hira, kuwang limbak, sangkan marasa
tengkejut. bumara ira ningehang, tutur cai buset putih.
2. Wireh ane dingeh ira, yan anake, ne pacang mamanggih suci, uli bawu mara
metu, suba ngaba ciri melah, kadi Ida, Sang Sutasomane ilu, duk Ida bumara
medal, salara rogane basmi.
151
3. Ane bongkok nadak lanjar, ane peceng, buta celang prajani, dadi jegjeg ane
bungkuk, ikate nyepek manadak, liyu punah, sahanning gering agung,
tekaning sakite lenan, jeg waras waluya jati.
4. Rarene bagus melenyad, halep pangus, tong ada tongos nyad-cadin, asing
solah nudut kayun, sayan luwur muwuh prajnyan, darma sila, smitane madu
juruh, muwuh sidi sidajnyana, sajagat pada mamuji.
5. Tur kocap sang mautama, mula muwat, wasana ane utami, uli swarga
manurun, keto ane dingeh hira, nanging Ida Sang Maristena biksu, sanget
dursilane suba, ngingjani susila suci.
6. Masahur ibuset petak, ampurayang, tityang ngindayang nyahurin, dyastu
sampun kakayun, tityang malih mangaturang reh kayogyan, patakene patut
sahur, nangingyan ngawinang suka, luwih ring mitra utami.
7. Kadi wenten ja nalihang, babaktayan, ngawe ulah becik mangkin, nanging
sang wikune putus, wantah gemete ring manah, malaksana, nurut sastra gama
iku, pageh tan surud satata, nika katlebang dihati.
8. Uli ditu kapastyang, pacang sida, suka byudayane panggih, miwah kanirbanan
iku, seken tan madaging bingbang, sapa sira tan pacang mamangguh hayu,
yen ke sampun pasaja, masadana ulah becik.
9. Sinah hala katemokang, yaning hala, sadanane kakardi, sapunika daging ipun,
kabawos sok tuyuh bakat, yening magbag, miwah nyelsel karma iku, ne liwat
miwah bin pidan, dadi alih ane jani.
10. Wireh yan jani gemetang, malaksana, brata tapane anutin, wiku Maristena
tiru, tan ngetang tan manyelselang, indik liwat, jeg pageh kuwat tan surud,
ngamarginin brata yoga, jeg puput sucine panggih.
11. Yening tityang ngamanahang, saking tambet, ne adoh ring sastra aji,
munggwing halane wus langkung, yadin mangkin miwah pacang, nika
tunggal, kadi wengine puniku, ne liwat miwah bin pidan, wantah pateh kadi
mangkin.
12. Ne munahang taler tunggal, sane pacang, mangkin miwah sane rihin, tan lyan
152
damar puniku, yaning damar tan duwenang, wengi ika, ne mangkin miwah
kapungkur, rawuhing sane rihinan, manggeh ipun mametengin.
13. Nanging yan damare bakat, sane mangkin, tan sandang osek dihati, wengine
huwus kalangkung, miwah sane pungkur pacang, sinah punah, keto
pangupamin ipun, awinan mangkin saratang, munah samalaning budi.
14. Sanget luwihing utama, sang susila, mawuwuh betel pangaksi, maduwe
widyacaksu, utawi aji pangawas, kanti sinah, sap-ratingkahe ne ilu, miwah
panadose pacang, napi malih sane mangkin.
15. Rawuh ne singid suksma, swarga nraka, kayang dewa pitra kaksi, tonya
mamedi kadulu, nanging yan tan darma sila, nu angkara, panjakang brangti
lan sigug, tabuh sugal tingkah kasar, tan wurung naraka panggih:
16. Sadurung mangguh naraka, kadi hurip, masih sangsara keni, kaupet kacacad
muwuh, celange dadi nirguna, twara nyak, manulung wireh tan mampuh,
maningtingang uli kawah, miwah uli sakit hati.
17. Becik rihinang malajah, ngawas iwang, yan cingak sapuh tegarin, padayang
tekening iju, ngalih aji pangawasan, muwah nyelap, ngajeng matan tuhu-tuhu,
bahan ngedot kasub celang, ngajinang ne mawak hilid.
18. Yan brata tapa gemetang, tur tan pegat, mayoga lawan samadi, abih antuk sila
hayu, Yama Niyama gemetang. ngamarginin. landuh kayunne pang pangguh,
swarga moksa kakeniyang,celang panggih tan purukin.
Pupuh Durma : XXXXII
1. Nika dwaning tityang macutetin manah, manganggeyang tan kapuji, reh
banget kasepan, nangkis sadripu punika, ne tampektur wenten mangkin, wus
jumahan, ngawe benteng jroning hati.
2. Wantah juwa tityang polih ngalungsurang, ring Danghyang Mitaba nguni, ne
anggen mamunah, isadripune wisesa, wenten sanjata utami. Catu rbrahma
wihara nto kawastanin.
3. Nging punika boya sanjata sabarang, reh boya malakar besi, nging antuk
153
ajnyana, jnyanane kapiwelasan, ne mapalih petang bagi, dahat utama,
pireng juwa siki-siki.
4. Kapratama Metri punika wastannya, Karunane kaping kalih, kaping tiga
Mudita, kaping empat Upeksa, ne mangkin malih walinin, midartayang,
mangda sinah seka siki.
5. Metri ika angen tan lyan wastannya, angen token watek murip, bahan pada
lara. sugih tiwas tuwa bajang, luh mwani nandang sakit, sangkan kangenang,
olih sang mahambek Metri.
6. Karunane manulung anak sangsara, Mudita jani artinin, bani dadi bela, duk
nulungin sang kalaran, tan takut tuyuh nyalanin, dyastu pejah, lagas tan
kahanan jerih.
7. Yan ida sang jadi kahanan Mudita, kanti sedih nyingak gumi, bahan nandang
lara, sahi kapungsang pantisingang, ban rajah tamahe sakti, nging sang
nandang, boya marasa dihati.
8. Krana ida twara sayang teken raga, kanti ngalas ninggal puri, nangun tapa
brata, mayoga kanti tahunan, mrih kahaywan bumi, megat indrya, pangan
turu katunain.
9. Bahan sahi kayunne banget mangenang, miwah manulungin gumi, krana
dadi lipya, teken katuyuhan raga, tan eling ring rasa sakit. dyastu pejah,
wyakti tan mrasa ajerih.
10. Sapunika hambek sang hati Mudita, malih sang Upeksa mangkin,
uningayang tityang, ida tan mangambil suka, yan jagate nandang sedih,
wawu suka, yan jagate suka sami.
11. Pidagingnya sang wus konggwanan Upeksa, yan sampun karyannya sami,
pupul kalaksana, indike manulung jagat, tur sampun mabukti becik, wawu
saka, nika Upeksa sujati.
12. Nggih punika kocap sanjata utama, druwen sang darmika budi, punika
mamunah, sahanan satru ring tengah, rawuhne disisi lisik, krana elah, reh
boya wenten ngewehin.
154
13. Nika reko ne nyandang agera tekekang, sahi tapa bratain, kemit bahan yoga,
yoga artinnya telebang, mangda jati sida nunggil, twara bingbang, kayanne
manglampahin.
14. Nika kocap sanjata pinih utama, pangasih buwana sami, dewa buta manusa,
kelangan sebet yan mapas, jeg manados welas asih, dadi mitra, nadak
wangde manyatrunin.
15. Wireh nika maraga istri utama, ngawe dot linglung paling makita
nyayangang, nanging sulit mengeniyang, yan takut ngutang brangti,
lobangkara, wireh nika mangrewedin.
Pupuh Ginada : XXXXIII
1. Yan suba jati peragat, darmane kalaksanain, twara aduk kacorahan, ento saja
kuwat kukuh, kakwatane nto nyidayang mangatehin, mulih katongose elah.
2. Elah twara tuyuh lekad, twara tuyuh twara ngilgil, twara apus bagus bajang,
ne matuncap mahang guhguh, twara pacadinin pawah, turin tusing,
tengkejutang bahan pejah.
3. Uli kuwate nyidayang, manyalanin darma budi, ento mahang kawisesan,
kasidan asing kakayun, nanging lyu takut ngindayang. Manyalanin, sangkan
langah sang wisesa.
4. Nanging sang masolah darma, tan merih wisesa sakti, apan ento laba nista,
twah bebas ne katuju, ane mahadan Nirbana, keto cai, sang resep teken
kakandan.
5. Amonto tityang nguningang, wacanan Ida sang resi, ngiring wusan
marawosan, becikan maileh dumun, irika ring paga-gahan, mangda polih,
ngawas pada sarwa sekar.
6. Tumuli raris mamarga, marerod mamargi haris, sada lami mailehan, nulya
sakendryan ditu, sarwa enlikane girang, karawuhin, kayang sarwa prani
samyan.
7. Ikayu tangi punika, ne nedeng masekar becik, dyastu tan uning mapajar, sok
155
tingkah mapinda matur, ngaturang sekar acarang, kaduk malih, lintangan
mirib katurang.
8. Hyang angin taler tan kirang, ledange ring sang mamargi, jaba ngicen
kaetisan, masih mangantegang harura, patitip igadung sekar, ne doh kidik,
reh ya tan bisa majalan.
9. Sarwa sekare ring gaga, ne bungah ring pinggir-pinggir, mirib nyadya
mangaturang, kabungahan sekar ipun, reh mula tan katah pajar, kadi jadmi,
katah bawos papayasan.
10. Mirib sanget maselselan, ipiduh nelepek hilid, mirib ngorta teken timpal, ne
bareng masanding ditu, uduh cai kejanggutan, kene kapi, jeleke tan ngelah
kata.
11. Sanget agetan ibunga, wireh ngelah rupa becik, miwah bho merik linang,
sinah ya enggalan luwung, dumadi dadi manusa, yening polih, kacingak
ban sang utama.
12. Benya wireh tuna goba, teken bho miyik gerit, twara ada pasambungan, iraga
kensang abagus, ne luwih darma laksana. kudyang molib, lahlahan anak
utama.
13. Yadin oke ngelah jalan, pacang sida dadi luwih, kala maan nulung jadma, ne
luwih maraga sadu, carane twara elan, sanget gelis, masahut ikajanggutan.
14. Cara apa gelahang siga, lakar manadi utami, ipaiduh gelis nimbal, cai
kajanggutan bagus, yen ada anak sengkala, sanget kanin, getihnya meles tan
pegat.
15. Oke ditu manyidayang, nulung manadi panyampi, pang suwud getihne
medal, henyat wusan ipun metu. muwuh gelis sida waras, malih nyawis,
ikajanggutang nyujutang.
16. Kenken ban siga makanda, apa anggon siga nyampi, ipaiduh gelis nimbal,
kene padingehang malu, oke masatwa ken siga, ada indik, madana mapalih
tiga.
17. Yen madana kasugihan, barang kalawan mas pipis, nista dana nto adannya,
156
dana madya wastan ipun, yan madana pyanak somah, ane paling, utama
madana awak.
18. Iwatek entik-entikan, kaditsanya buka jani, patuh ken watek ubuhan, madana
awak kauduh, wireh twara ngelah apa, saja-baning, pyanak ada gelahang.
19. Wireh jalane nyidayang, manyampi anake kanin, oke apanga uliga, kayang
panak somah milu, don katekaning punya, apang legit, lawut ditatu
tampelang.
20. Sajaba nto masih ada, kagunan okene buwin, yan ada jadma kalaran, sakit
babwahan iku, encehnya tan pati melah, mwah penyakit, sarwane ngutahang
rah.
21. Oke nu matah-matah, pang cakcaka peseng raris, sok isinin toya matah, nto
pepes kainum lawut, anggon loloh pang saian, nto ngawinin, panyakitnya
dadi punah.
22. Yadin lablab masih melah, mingkin meniran kagohin, ngawe waras
babuwahan, munahang panyakit liyu, bangkyang sakit anyang-anyangan,
sewos malih, makuneng-kunengan hilang.
23. Uteke milu ya kuwat, makeneh twara paling, cepet malajah dadinnya, wireh
babuwahan iku, yen ya jati suba waras, ntu nulungin, ngawe utek muwuh
kuwat.
24. Yen uteke suba kuwat, enggal imanusa ririh, uli ririh mahan elan, uli elah
bebase tepuk, uli bebas molih kedas, dadi suci, manjing ring Nirbana suniya.
25. Kewala yan imanusa, jahat indryannya kulurin, busan-busan ngutang kama,
ditu oke kuwang mampuh, nulurig babwahang anak, reh mabalik, sang
tulungin ngamusuhang.
26. Sangkan milih sangmadana, mangimpasin sang durbudi, twah sang sang
uiama ika,,melahnya ya yogya tulung, buka mamula binihan,. sane becik.
tanah lemek tandurang.
27. Ikajanggutan manimbal, saja buka mnyin nani, hira masih ngelah guna, lebih
ken cai paiduh, tur ira dadi sepelang, kaetuhin, bulanan twara rusak.
157
28. Seduh cara ten melah, yen inum sahi sahi, paparu lan papu-suhan, miwah
babatukan milu, ento bisa kawarasang, gring lilih, takut ken kasaktin ira.
29. Yen ira mangajak siga. sakeng mamuniyayang diri, tingkahe ngalih
kotaman, tan ngangge itungan liyu, tan kadi cara manusa. kanti paling,
mangalih kaweruh katah.
30. Kewala ada selselan, teken dewok buku jani ban Sang Hyang Aswinodewa,
ane jati tatas tahu, teken katatwan iraga, ngamenengin, tan ngorta ring sang
mamarga.
31. Krana ida nurus ngalintang, buka tong asin manolih, wireh ida tan pawikan,
ken iraga krana lacur, payu dadi syu tahunan, buka jani, mentik dipagpag-
pagpagan.
32. Yen ida mahan manapak, ngenjek ban cokore luwih, masihke mabahan
lahad, anakutamane putus, bilih masih ngawe lukat, makuwangin, mala
patakaning awak.
33. Sapunika yan rasayang, ya ikejanggutan sedih, ipaiduh sedih numpang. kanti
nyilih ling ngalalu, ken jangkrik kanyitnyit ika, nyak masih, mahirib ngeling
sigsigan.
34. Puput kalangen sang tiga, manyingakin sarwa becik, gunung-gununge ne
sawat, mirib angob ring sang bagus, minab mategeh-tegehan. manyehebin,
sang tembe mangentap gaga.
35. Hebon isekar ermawa, mirib matur manundikin, nundik ungas Sang Sucita,
congah ya mangaku-aku, ngangken bon sang katinggal, Dyah Karuni, sang
bagus sanget maboya.
36. Wireh sanget tan sahimbang, adoh bon isekar gambir, kasidan pacang
manulad, hambun Widyadari iku, kadi kalah kunang-kunang, ne nandingin,
kenyoran bintange muncar.
37. Saduk ida Sang Sucita, bengong tan manolih-nolih, sinuwam inaga puspa, ne
mirib lamben sang hayu, duweg ya ibuset petak, mangaturin, apang da
karaga baya.
158
38. Inggih ratu panembahan, ngiring ja budal ne mangkin, tan becik kadalon
nyingak sarwane ngawe wulangun, wireh uning masiluman, mawak istri,
kadi rupan sang isengang.
39. Carita sampun mamarga, agelis sampun parapti, irika ring pasanggrahan,
sang tiga mangasor nguntul, nyakup tangan nunas lugra, ring Sang Resi,
sang tapa arsa manyingak.
40. Durung wenten apanginang. Saget cingak anak istri, mabu-sana sarwa endah,
marerod ajaka liyu, pada jegeg tan pacacad, putih gading, mamwat soda
rayunan.
41. Sawus nedunang rayunan, kaget ical tan kaaksi, sok bho miyik maimpugan,
katinggal ring genah iku, miwah swaran suling rebab, ngirut hati, tan ada
jadma kacingak.
42. Sang tapa gelis ngandika. rarisang ngajengang jani, ada pican Gurun bapa,
nah lawutang cening lungsur, sang tiga gelis manunas, nanging sambil,
marasa ring pangipyan.
Pupuh Dangdang Gula : XXXXIV
1. Saduk ida mangrayunang sareng kalih, kaget nadak, luwih kadi sunglap,
pondoke luwir tankari, masilur gedong kadulu, babataran bunter becik, halus
nyulig kedas nyalang, ijubin kaciwa langkung, ngendih luwir inten saksat,
tur mawarna, mapinda tunjung tuhwasri, temboke bek bahan payas.
2. Gagambaran masih ban mas maukir, masasocan, pada ndih kumenyar,
makejang ngedanin kaksi, makebatan sutra halus,. nyelag togog batu manik,
mapinda Sang Hyang Smara, duk mangagem panah santun, makire pacang
mancana, Hyang Iswara, ring tembok nalepek becik, katah togoge liyanan.
3. Sarwa sekar sarwa endah tuhu asri, sarwa tawah, pada nudut manah,
matatakan guci becik, megambar mengendah erut, maderek mungguh ring
pinggir, mambu miyik mahimpugan, pramadami lintang halus, makebat ring
babataran, wenten tenda,. sarwa sutra tur maringring. masulam manudut
159
cingak.
4. Sang karowa epot ngajeng mireng ngaksi, mwah mangrasa, lwir banget
kemengan, encen rungu encen depin, dening cepokan mabryuk, luwir hujan
manepenin, kanti imput ban kasukan sedek sang kalih puniku, banget
kemengan mangrasa, jeg saksana, peteng boya kanten kaksi,. tur genah kadi
mayunan.
5. Tan asuwe kaget wenten kapiragi, kadi kilap, jerihe kasepan,. gelisan damar
mangendih galange marupa luwung, wenten gadang abang kuning, malih
tingglas ne ibusan, rupannya mawuwuh luwung, ban suluhin tejan damar,
mawarni-warni, gagajnelan nabuh ngawit, sulingnya mangurik manah.
6. Sakeng tenda kaget medal anak istri, jegeg nyalang, sampun puput payas,
sarwa bungah lintang asri, masolah mangawe enyud, lemuh magelohan
becik, luwir kedapan kanginan, nyregseg nanjek manguntul, malih tadah
manungadah, mainggekan, madulur cacingak natit, smitane ngendah pelag.
7. Ajah-ajahan mirib masemu runtik. rawuh cingak, nengklep mirib saja, ada ne
ngawenang pedih, nanging ajahan masilur, kenyir kayang-cingak manis, kadi
ngasihin nyayangang, kaget malih kadi ngambul, mentos cara macara, malih
jahan, dadi kadi ngenyor manis, atut ken legosan awak.
8. Teka nyagjag mirib manrojog sang kalih, kaget nungkak, malih makilesan,
masemu twara jowari, mengklak mengklok tindak enduk, dabdab adoh
makakirig, makalah gigir ngalantas, malih mated ngeed lawut, wastrane
kidik mapyakan, kanti ngenah, betek cokore ngeresin, putih gading kedas
nyalang.
9. Kaden lantas hilang mangulihin rangki, kaget tulak, ngawas sang karowa,
malih nesek mamaranin, saha ngalingiing sang bagus, madulur cacingak
manis, kenyem kenyire matimbal, nesek mangilihin lawut, bahan kepet
bulun merak, saha nyapa, maruntutan puh ginanti, sakadi ring sor pirengang.
160
Pupuh Ginanti : XXXXV
1. Singgih beli sang abagus, ampura tityang puniki, inisla kasep manyapa,
kadatang seksek dihati antuk tityang banget tuna, rupa bocok kalud daki.
2. Muwuh tan uning umatur, sinah adoh mangonakin, dulurin kadasa gunan,
reh dewa prajnyan jati, warni bagus tan pacacad, sangkan tityang lek
manangkil.
3. Intene embanin kawu, banget manyusudang luwih, kadi surya kaguleman,
sapunika yan upami, banget ngawe sebet manah, sabatek sang mangelonin.
4. Sapunika sat iratu, yan kala tityang manyanding, punika ngawe sangsaya,
indik tityange manangkil, yan tan ajrih ring pangempwan, bilih tan langgap
medekin.
5. Ampura puput kalungsur, ring iratu sane mangkin, jaba atur miwah solah, ne
adoh pacang ngenakin, lud rupa nyepenin cingak, miwah genah tan
nyukanin.
6. Nging manah tityange ratu, ne jati teleb subakti, mangaturang panyambrama,
kadine kahatur sami, punika tampen becikang, nggen ngirangin sebet hati.
7. Wireh tityang saking gunung, magenah ring desa sepi, mamarekan ring sang
tapa, Ida Sang Mitaba Resi, sing kuwang makejang-kejang, tan manut cara
nagari.
8. Durusang rayunang bagus, sawentennya katur sami, puniki becik unggahang,
arak som kawastanin, ampurayang yadin tawah, ngicalang bedak asasih.
Pupuh Ginada : XXXXVI
1. Sapunika babawosnya, tumuli raris matangi, ngalinderin sang amangan.
sambil masolah daat lemuh, sang kalih wusan ana-dah, matur raris. tan
kirang manudut manah.
2. Ratu sang mamuka bulan, macingak bintang rohini, jegeg mangungkulin
jagat, tityang I Subudi matur, puniki sawitran tityang, pateh sami, pamuput
matur manunas.
161
3. Munggwing paican imirah, ngebekin indrya sami, ngamretanin
buwanaraga, mamedah kaunteng kayun, dumadak pican imirah, mangawinin,
pametuning darma sila.
4. Inggih puput sapunika, tityang matur ring imanik, sang istri tan
manyahurang, sok kenyem manggen panyahur, solah kanggen
mamantesang, mapinyawis, pada nganggen parasaan.
5. Huwus ngehed raris nunas, mapamit ring sang Subudi, kalawan ring
Sang Sucita, raris makiles sang hayu, mabading madyane tingglas, meros
ramping, anut ring adege lanjar.
6. Gelohan rambute panjang, masongket campaka putih, cara macanden
kacingak, ngengkebang madyane lemuh, nanging enggokan bokongan,
manyilurin, tan kirang nyukanin manah.
7. Sedek ditengah kalangan, sang hayu lawut manolih, nyabat ban manising
tingal, mangkep ring smita guyu, adung ring solahing tangan, lwir ngajakin,
saksana makejang hilang.
8. Sok gupek suling rehab, maswara ngejohang hilid, sayan saniar
padingehang, ken awang-awangan saru, Sang Subudi Ian Sucita, saling tolih
bahane tiwas dadakan.
9. Pamuput ibojog nandan, tur matur sada babeki, sang nyukayang ne ibusan,
sinah jani dadi sungsut, tityang reh tan manyukayang, sangkan jani duk ical
tan mangewehang.
10. Luwir ne cingak ibusan, lawat jnyanan sang yogi, ida micayang kasukan,
pangrehan kayun iratu, apan Maha Rsi Mitaba, dahat uning ngulanin tamyu
perapta.
11. Ibuset mated angucap, wireh wenten teja kaksi, panataran pasanggrahan,
samyan kuning kadulu, bresih nyundar kedas galang, bareng bresih, kayun
sang tamyu duk nyingak
12. Ajahan sanget perapta. Ida Sang Mitaba Resi. sang kalih manguntul
nyumbah, sang maha guru mawuwus, duh cening sang satya darma, mugi-
162
mugi, cening mamangguh kasadyan.
13. Kewala cening selegang, mahurukin kandan Aji, ne Ida Sang Maristena,
sekenang tunasin tutur, bapa sanggup pacang nyaga, bagus kalih, salawase
da sangsaya.
14. Sawus ida mawacana, sakedap jeg ical raris, sang kalih kialan duhka,
karawuhan suka agung, suka tan pabalik duhka, yan rasanin, kadi tan marasa
jagat.
15. Bahane takute hilang, nadak rasa bani panggih, bahan tamahe matinggal,
sangkan sanget iying dikayun, dening kyape tan ada, cedang panggih, sat
mamangguh jagat turya.
16. Ban raket kayune ical, krana lalise kapanggih. bahan indryanc1 hilang. krana
dadi suklan kayun, ban runtike twara ada, krana panggih, asihe ring sarwa
bawa.
17. Lekahan Resi Mitaba, matampak maring sang kalih, sat molih kretesan
moksa, sukane kalangkung luwung, krana sang kalih manyumbah,
kapupuhin, sad pada mangisep sekar.
Pupuh Sad pada mangisep sekar : XXXXVII
1. OM OM sembah ikatunan, dumadak juwa kaaksi, munggwing pangabaktin
tityang, nista solan lawan wuwus, muwuh banget hina budi.
2. Kewanten sredaning manah, miwah katlebaning hati, kalawan eling
tan pegat, kanggen manyanggra manyuwun, ican iratu sang luwih.
3. Iratu Jangkung pawikan, ring manah sarwa dumadi, ne jati kalawan boya, ne
corah tan bakti mulus, ne patut kalawan rusit.
4. Apan paduka batara, ne mula nodyanin gumi, weruh ring sakandan jagat,
saluwirne wus kalangkung, mangkin miwah ne kawuri.
5. Sakala lawan niskala, batara ngraganin sami, wosnawa suksma
batani, Brahma niskala iratu, pepek sami karaganin.
6. Stula maya batara, mantra kanggen mangastuti, Siwa sada angga batara,
163
miwah Gayatri kasengguh, ngebek ring ruhur nyusupin.
7. Duk ring Citawirahita, sane kanggen mangastuti, tan lyan nirmalajnyana,
degeng ring jeroning kalbu, Paramasiwa kadalih.
8. Nisswasa ugi kaucap, miwah turya kawastanin, mraga suniya tan pamaya,
kedas galang bresih langkung, luwih tarn ada nyamenin.
9. Duk ring Citarahitantya, Santiatita kwastanin, tuhu parama suksma,
ngabeletang para wiku, reh ngalih ane kaalih.
10. Dwaning tityang mangastawa, kotaman sang adi luwih, mugi tityang polih
tampak, tejan jnyanan iratu, kanggen kamulaning hurip.
11. Sawuse mangkin amuspa, medal kayune ne suci, tumuli ida sang rwa,
mamargi ida manerus, sareng ipun I Artati.
12. Jumujug maring pasraman, ring Ida Sutena Resi, tumuli raris anembah, sang
Resi Ida amuwus, panyapane banban haris.
13. Duh cening sang bagus rowa, yadin cai Sang Artati, jalan dini ajak bapa,
sareng tiga jenek malungguh, mahurukin tatwa pingit.
14. Munika wacanan ida, Sang nabe Sutena Resi, katah yanmalih tuturang, wireh
Ida prajnyan langkung, tan sandang bawosang malih.
Pupuh Ginada : XXXXVIII
1. Sewosan mangkin satwayang, indik ipun 1 Durgati, kacrita krawuhan
timpalnya.kakasihan ipune ilu.dukkantun maulah iwang, ngarawuhin. wastan
ipun 1 Pataka.
2. Munggwing jadmane punikam mula taler inan malingm tan kidik maduwe
rowangm ne dadi pamekel jaruh, ipun rawuh sareng patpat, sami ririh,
ngekanang pakeweh anak.
3. Bawu rawuh I Pataka, iraksasa nyapa kenyir, iseng maman teken siga, ban
makelo twara tepuk, jenengcai meseh tingkah, mangawitin, ngutangin pelihe
suba.
4. Ada masih kapantesan, siga bisa ninjo diri, reh cai mawak manusa, mula
164
tongosin kaweruh, kawruhe ne dahat katah, ento dadi, pamedas jeroning
manah.
5. Ento ane mangajinang, tingkah beneh lawan pelih, teked kayang
wasanannya, yan te tan kiyul madulu, wireh matane dimanah, celang lebih,
teken ne dadwa dimuwa.
6. Miwah tuwuh suba panjang, liyu unduke kapanggih, sig anak imbane katah,
didewek buktine liyu, jele melah suba pedas, maka smi, jati ento twara
samar.
7. Kala nyilib gelah anak, sat nundung landuh dihati, awak raula twara getap,
teka gae apang takut, suba takut la wut sawang, aji bani, bani ngalempag
sang ngelah.
8. Yan tan nyilib gelah anak, twara tuyuh ngawe bani, apar takute ya ada,
ngudyang gisuh ngawe purun, yan tan jerih ngudyang getap, sanget paling,
awak puies takut kiyap.
9. Bani ngamatyang anak, sat ngubuh takut dihati, banine nulu-ngin anak, tan
takut ken awak lampus, ento banine pasaja, kayang mati, tekek twara bisa
obah.
10. Awanan jalan lantasang, suwudang maulah rusit, silurin ban kaantengan,
pang abesik anggon musuh, seduke ane dibasang, yan mamaiing, makejang
anggon sangsaya.
11. Yadin sida ban ngalawan, sang ngelah barange paling, ban awake ngelah
jimat, ngales jati teguh timbul, yadin pacang dadi umbah, kena bacin,
melahanse yaning lasya.
12. Kaduk mala ajak maman, makasihan uling nguni, uli ngadut tingkah ngawag,
jalan indayang majumu, negdegang keneh lan tingkah, apang bresih, suwud
nginum putek manah.
13. Sang Pataka uling tuniyan, sanget kaclewag dihati, ningeh munyin iraksasa,
tungkalik teken ne malu, ne nguni yan mara teka, suba nagih, orta sane
nyandang bahak.
165
14. Nanging ipun I Pataka, mangabehin daya runtik, duweg mangadu smita,
kalawan matabtih halus, alah luwes bulun subya, lemuh gading, yen ngosod
genit makebyah.
15. Tumuli ipun mangucap. sada nguntul mapi jerih, maman saja liwat tresna,
teken kola uling malu, kayang jani twara pegat, tuwi jati, cara tresna teken
pyanak.
16. Mula keto twah patutnya, jele melah bareng mukti, ento saja masawitra,
sangkan kolane jeg tutut, ngajak nani kayang wekas, tur ajahin, luwih
sapanawang maman.
17. Kewala dot kola nawang, kenken krana buka jani, teka nadak mobah melah,
saksat Sang Hyang Kala iku, lemuh manis madurasa, catur sasi, munyin
maman dingeh kola.
18. Kpla nadak kalahlahan, hidepe corah jeg mati, isengan maman
ngawinang, makita bareng maguru, yan ada nga-winang maman, buka jani,
awanan tuturin kola.
19. Iraksasa bes polosan. unadikane manipis, bahane darma dadakan, tonden
nawang cara luwung. awinan jeg kasinahang, maka sami, rawuh desan Sang
Sucita.
20. Bawu puput kapidarta, I Pataka sang mamancing, sumasat sampun
mangambah, awanan ya anggut-anggut, mirib mang-resep pidarta, nanging
jati, ya nirasa mahan pacundang.
21. Sasubano Sang Pataka, ngawales ban munyi manis, ngaleganin
iraksasa, lawut ya morahan mantuk, iraksasa tan matulak, suha nyambil,
apang ya pepes bwin teka.
22. Tumuli raris majalan, bareng timpalnyane sami, sasubanne ya joh sawat, I
Pataka ngomong lawut, ih ih cai timpal kola, Sang Andati, Libut lan eai
Kuhaka.
23. Apa nu siga tresna, mangangge awake jani, awake sanget maboya, teken
iraksasa iku, awak lakar imulanturang, sampe mati, matindih ginanne suba.
166
24. Cara mananem tekungang, tonden inget suba kisid, bwin mara tumbuh
sehenan, buwin kisidang ya abut, kasad kisid twara melah, sinah mati, lelehe
di pakisidan.
25. I Libut masawul nimbal, oke solang teken cai, ban siga caru cara nuwutang,
munyin iraksasa bawu, yan saja sing siga enggal, nrangang jani, dasan di
jalan kapunggal.
26. I Andati inwang Kuhaka, pada adung ya dihati, mawuwuh kendel mangakak,
ningeh munyi ya I Libut. I Pataka lawut ngucap, jalan cai, negak dini
mapitungan.
27. I Libut tan nyak negak, tur mangucap sada jedig, lan dogen suba majalan,
sambil ngawas kubu-kubu, singnya ada ngangsi nunggal, nto celepin.
nasinnyane idih amah.
28. Yan ya nagih makelatang, sadu anggon ngalemesin, tebih jeg cara
sahangang, apang twara liyu tutur, basang ake misi tonya, twara asi, ningeh
munyi kadat nyerah.
29. I Pataka manuwutang, nanging sambil delak delik, sebeng-nyane marungus
pisan, marenges halis macepuk, sampun adoh ya dijalan, teka ririh, kubwane
takut manunggal.
30. I Andati ngedas pegat, kupingnyane kailihin, baban sadu nya-nyap pisan,
antuk dane Gede Libut, ban nyambat kuru majalan, kanti ngilgil, I Kuhaka
mangatonang.
31. Sanget ya twara ngenehang, timpal seduk uling tuni, ngaku kenyel ya
majalan, yan ngamah tan tahen kuru, keto I Libut krumuknya, delak delik,
cara singa ngahem burukan.
32. I Pataka jeg sahapan, twara tahan uling tuni, bawong I Libut kalempag,
bahan sahang kanti elung, aget sahange tepwan, krana gelis, I Libut ya
mangwalesang.
33. Ping telu sadune ngindang, ngalihin bawong nyenyepin, I Pataka sebet pisan,
makelid calyak calyuk, kaget nyauh I pataka, ngedas keni, yan tan sebet I
167
Kuhaka.
34. Ipun nangkis bahan pedang, sadun I Libute keni, kanti ketes joh sawat, I
Pataka enggal bangun, gangsar ngingsanang gemelan-ulunhati, I Libut kanti
mangengsap.
35. Ketegakin ajak dadwa, I Andati ngalemesin, twara mahang ngamatyang, I
Libut mangasen sampun, ngidih hidup ngolas-olas, kanti ngeling, tur
sanggup tan bani congah.
36. Kenehe ane berabah, enu mangugunin rusit, mula bulak-balik enggal, banine
manadi takut, sukane manadi duhka, budang bading, reh mula ya mawak
onyah.
37. Len teken sang nyidayang, manyungkemin darma budi, mula tekek ketil
mobah, sanget lebih kuwat kukuh, twara gampang mamegatang, apan jati,
pawakan tekek pasaja.
38. Gelisins carita kocap, sang patpat adung mabalik, I Libut jemetang getap,
awanan ya dadi tutut, degagnya ne kadi lukat, ban kritisin, gemelan
hulunhatinnya.
39. Masih pamuput kasadyan, maan palung palinder gumi,degage takut
dadinnya, tungkase manadi adung, krana suwud maru-ngusan, dadi kasih,
sangkan marerod majalan.
40. Hombak corahe henapan, kapo yan kudang panalik, ban kubu nunggal tan
ada, sangkan ya mamargi nerus, katah munduk kalintangan, crita gelis,
sampun rawuh maring umah.
41. Teked jumah mararasan. mangitungang daya runtik, sampun puput
pawilangan, benjang ipun lunga lawut, I Libut lan I Kuhaka, ne kaungsi, tan
lyan desa Wekreta.
42. Kapo yan akudang dina, aneng Wekreta sang kalih, mangelarang pangupaya,
ne singid madaging rusuh, raris molih katerangan, pari indik. Sang Subudi
lan Sucita.
43. Sangkan gelis malipetan, maka tlun sampun prapti, morahan ring Sang
168
Pataka, buwin ya ditu marembug, gelisang jani satwayang. benjang malih, I
Libut kautus lunga.
44. Majalan ya padadwanan, I Andati manyarengin, mangungsi halas Sukawan. I
Dukuh Prajnya katuju, gelising carita kocap, sampun prapti, ring pasraman
Dukuh Prajnya.
45. Sawuse negulang kuda, dijaba ngraris ngaranjing, sang dukuh raris manyapa,
uli dija jero tamyu, sang kalih mahatur sem-bah, tityang niki, parekan sakeng
nagara.
46. Umah tityang matampekan, ring Gryan Sang Subudi, kalih Ida Sang Sucita,
turin tityang saking ilu, ngawit saking pekak tityang, sane nguni, muput
marekan di grya.
47. Tumus rawuh maring tityang, tan pegat kaswecanin, nanging langkung
mandabagya, tityang mangiring kagunung, sareng niki timpal tityang, saget
manggih, halangan ring tengah marga.
48. Sakeng dibi pasemengan, maninggalin wanagirii, ukuh mariki mangambah,
mangda polih simpang dumun, antuke isene kalintang, antuk lami,
kumbange ninggalin sekar.
49. Sagetan sedek mamarga. sangkala gutii lalipi, yan napi kapo wastannya, wus
nyotot makiles sampun, antuk padang atub pisan, tan kaaksi. Sang Sucita
gelis rebah.
50. Sampun kakaryanang tamba, katawar ban Sang Subudi, ugi eling tan
nyidayang, sang manawar puput imput, kandugi sedih maguyang, tityang
ugi, sambil bingung, mamulisan.
51. Sagetan malih ajahan, ida nyidayang matangi, nging musnane ucem pisan,
tur mawosang sakit iangkung, tan pisan sida mamarga, sok malinggih, sida
ngalawanin pisan.
52. Raris ida ngandikayang, munggah ring jakane gelis, ngrereh dawunnyane
nguda, nugi kasidayang sampun, anuJi ida manyurat, ban pangutik,
wus puput kaicen tityang.
169
53. Mangdennya ring gustin tityang, Sang Dyah Ratna Karuni, lingga tanganne
katurang, mangda tan iwang sasuduk, sang-kan iratu mas mirah,
manampenin, kirang becik yan liyanan.
54. Niki tampak tangan ida, kosodang dumun ring pipi. ring kanan miwah ring
kiwa, bulak-balikang ping telu, sumasatang tangan ida, manguluhin, nyutsut
srupata yan medal.
55. Sawusane raris paca, sampunang dumun manangis, mangda tan medal
srupata, surate mangda tan capuh, kenten pami-teket ida, nggih puniki, sang
hayu raris mangalap.
56. Tumuli gelis kapaca, ucapane sapuniki, duh adi mas jiwan tityang, sang
maka mustikan kayun, mirib jani dogen pragat, beli ngiring, iyadi ngrawos
ban surat.
57. Indik lwas beline ngalas, maninggalin adi dmi. degag nulad lkartika.
ngerem mamnggal sitangsu. ne sinah matemu muwah, nanging beli,
bilih, terus mabelasan.
58. Saja acepane bobab, nulenya nakinin hati.kaden bisa nya, kayanang,
kayangne bakalan ruruh, tuwah masa ane kwasa, manglugrahin, ne mula
patut kalugra.
59. Beli suba mamuktyang, imapokok sarat dihati, ngaba acepan dimanah, prade
beli masih lacur, cotot lalipi dijalan, mirib beli, mapamit maring imirah.
60. Minab ida Sang Hyang Dora, masahang beli ring adi, tan payu manemu
karma, enggalan mati manyambut, wireh sakite bes rahat, ngunteng hati,
dewek beline semutan.
61. Nanging ada unduk tawah, duk beli ngengsap dituni, cara ngipi ada anak,
suba sanget lingsir rawuh, terang dingeh mangandika, teken beli, kene
pangandikan ida.
62. Sinah kocap beli pejah yaning beli twara polih, srupatan istri utama, ne anom
mahambek sadu, cucud bakti ring kawitan, welis asih, ring anak nandang
sangsara
170
63. Tur kocap sane ngolesang, tamba punika yan keni, anak lanang truna bajang,
taler ne mangamong sadu, makadi satya wacana, ical raris, sawusan ida
ngandika.
64. Wireh twara ada lyan, ne adung manahang beli, imirah wantah tan liyan,
patut ngicen toyan caksu. pacang mamunahang wisya, ilalipi, ne mangrusak
dewek tityang
65. Ne pantes pacang nibakang, toyan pacingakan adi. nora lyan Sang Sugata,
awanan nggih ratu hayu, gelisang icenin tityang, tur lugrahin, I Sugata
mangda muwat.
66. 66. Puniki parekan tityang, mangda manginng digelis, singnya kaget bisa
saja, kadi ipyane pangguh, sida tityang hurip waras, sinah gelis, rawuh
nangkilin imirah.
67. Dyastu iratu ledang, yan kadat tan sida kapti, awianan ratu gelisang, inggih
sapunika puput, atur tityang I Sucita, rakan adi, pamuput tityang ngantosang.
68. Sapunika daginging surat, I Andati manulurin, ampura tityang nyenyean,
matur ring iratu hayu, runtagene mangawinang, krana bani, ngatunn mangda
ngelisang.
69. I Sugata mangelisang, ngambil gamet wawu kaksi, rakane nangis mulisah.
toyan eingake kasutsut, nuli mapamit ngelisang, ring iaji, saha
mangunggahin kuda.
Pupuh Sinom : XXXXIX
1. Sujati luwih utama, sang.makaiang enten hati, ne sida degdeg tan obah, duk
ningeh ngadek ningalin. mingkin mangawinin becik, dyastu matemah
kewuh, manggeh twara tahen runtag, apan sampun kraseng hati, hala hayu,
mula tong dadi pasahang.
2. Anakene sapunika, lebih elah manggih becik, unadika lan upaya, lebih
enggal ipun keni, apan nto katongosin, bahan galange puniku, makrana ne
saru samar, popes karasa dihati, sangkan liyu, utamane ditu bakat
171
3. Sangkan saja hila dahat, yan sangah ningehang munyi, doyan katah
pamedannya, pisuna olah nyelepin, pahek halane kapanggih, panglokika
hilang caplus, bane bes sanget runtag, ningeh munyin sang mangorti, bisa
mangguh, keweh kadi Sang
4. Ne mangkin durus pirengang, satwane pacang sambungin, crita ida sang
Sugata, sasampun adoh mamargi, I Libut ngenken maglisin, ipun matur
sakeng ungkur, ngelut madyan Sang Sugata, reh sarengkalih negakin, kuda
iku, pan sampun mapasang daya.
5. I Sugata wireh mula. wikan pisan ngalinggihin, kuda dyastu sanegalak, long
pisan nahan kapencil, kudane kapecutgelis, I Andati kadi ngungkur, I Libut
menga tolihan, budi ngulapin I Andati, jag kadulu, anak manegakin kuda.
6. Malombanan sareng patpal, nging adoh ring pungkur kari, sujatin jadma
punika, nyadya maboros pituwi, I Libut selang dihati, sengguhang sang
dukuh ngutus, nunden mangetut deweknya, kadena tangeh dihati, gelis
matur, I Libut ring sang Sugata.
7. Inggih ratu Sang Sugata, indayang ja ratu cingakin, anake negakin jaran, ne
gancang pisan malahib, manawi Ida iaji, ngutus mangiring iratu, mangda
katahan ngiringang, rikala mantuk mawali, cingak dumun, sapa sira sih
punika.
8. Raris nyawis Sang Sugata. mangangken twara uning, I Libut buwin
mamanah, nanging selang malih mentik, manah ipun sapuniki, yadin ja ne
twara tahu, reh ida anak kubwan, tur-maning nu bajang cerik, kuwangrungu,
teken anake wayahan.
9. Jeneng Ida Dukuh Prajnya, ngutus ngetut banya mai, dening Ida prajnyan
pisan, jeneg kumenyep dihati, teken deweke mawak lengit, awanan dane
gagisun, ngenggalang ngalih parekan, ne pahak ditu manawi, sangkan laju,
jaranya twara rerenan.
10. I Andati pateh pisan, selang ipune dihati, sangkan sering mabandrengan. I
Libut lan I Andati, nyiryang selang dihati. sambilang kudane pecut, mangda
172
sida nganteg enggal, ring genahe ne kaungsi, apan ditu pacang papag timpal
katah.
11. Anake dun punika, wus tampek tur pedas sami, pada sregep sahastra, tali
miwah tumbak sami, I Libut selang sumingkin. tumuli ipun macebur, inggih
ratu Sang Sugata, musuh tityange puniki, nawi ipun, pacang manyangkalen
tityang.
12. Yening pade tityang pejah, sinah tan sidaning kapti, reh iratu durung wikan,
ring genahe ne kaungsi, becik iratu nulungin, pademang jadma puniku, yen
sampun padem samyan, irika ngiring digelis, manaluju, linggih Ida Sang
Sucita.
13. Sang Sugata coton pisan, wiwekane saksat mati, keninin pangulugul corah,
jeg getar masawur gelis, sinah iyang tan nepinin, yan mayuda pacang payu, I
Libut kehdel ningehang. tur macebur digelis, nyagjag lawut, jeg manyabat
antuk paras.
14. I Juru boros sahapan, reh masih posong dihati,turin masih pada silat,
macebur cepokan raris,sahasa ya manumbakin, I Andati mwang I Libut, pada
duweg matangkisan, I Sugata manulungin, krura langkung, yudane reh pada
silat.
15. Sada lami ikangyuda, I Libut Ian I Andati, pada matatu dilima, miwah paha
masih kanin, musuhnya tatiga mati, nu abesikya mangamuk, I Sugata ne
ngalawan, wireh silate tan gigis, dadi takut, imusuh lawut manongklang.
16. Disubane joh sawat, ijuru boros malahib, I Libut tan kuwang daya, nuli ipun
matur malih, duh ratu sang bagus luwih, masuwe san rakan iratu. nyantos
idewa ring halas, ngiring gelisang mamargi, nanging tulung, unggahang
tityang ring kuda.
17. Kewanten sampun kasidan, iratu pacang mamanggih, ring iraka Sang Sucita,
ne tanmari ngati-hati, kaduk reko tityang mati, tan sayang tityang ring hidup,
awanan ngiring mamarga, wus tampek sakeng iriki, tityang takut, yen rakan
iratu seda.
173
18. Raris ida Sang Sugata, encol ngunggahang sang kalih, pada nyeje polih
kuda, jaran rampasan asiki, punika nyangkepang nuli, sagrehan mamargi
lawut, wus adoh ida mamarga, rurung maeanggah kapanggih, raris matur, ya
I Libut mangelisang.
19. Inggih ratu panembahan, margine kiwa entasin. Mangkin, sampun tampek
pisan, genah ida sang manganti, sang katiban daya lengit, jeg coton ida
rrianuwut, ngalantur ida mamarga, kaget tanda haia kaksi, tur maketug,
unteng kayune ditengah.
20. Durung ida polih panjang, mapitungan jroning hati, kaget anak sareng katah,
ngiter saking bete mijil, jatinnya saking dituni, ipun mangantosang ditu, reh
sampun puput sengketa, ring I Libut I Andati. jeg kasahup, Sang Sugata
sareng katah.
21. Sasampune Sang Sugata, tekek tangane kacangkling, tur kajaga sareng
katah, Sang Pataka manakenin, Libut Ian I Andati, kenken dadi nandang
tatu, apa saking Sang Sugata, nyidayang natunin cai, gelis nyahur, I Andati
manerangang.
22. I Libut tan sida ngucap, bantas sida manganggutin, kadi saksi masajayang,
sapamunyin I Andati, I Libut jeg nyele hati, dening getihe nrus pesu,
timpalnya pada mpnyagjag, ada ane maang panyampi, nanging lacur,
ngalawut suwud mangkihan.
23. Mirib sepanan nyuratang, sakit jengah sang kacangkling, bahan suba sinah
pisan, tan nyidayang manandingin, wireh musuhe tan kidik, bilih wenten tiga
likur, kalud cokor miwah tangan, mabrigu tekek tan kadi, krana puput,
nyerah kung gahang ring kuda.
Pupuh Girtada : XXXXX
1. Becik iriki tungkakang, sewos kacarita mangkin, kocap I Mahadasraya,
rawuh nangkilin sang dukuh, duk wawu pisan sang putra. ngalunganin, ne
kahapus ban ijahat.
174
2. I Dukuh sawus manyapa, ukuh nyambung mangortain, indik ortan Sang
Sucita, parekane gelis matur, inggih ratu dwaning tityang, rawuh tangkil,
tityang ngipi ibisanja.
3. Kocap blabar ageng pisan, sakeng irika kaaksi, saget pasanggran padanda.
kalancah ageng mangalun, nuli Ida Sang Sugata, anyud raris, nanging
kampih duduk anak.
4. Teka banget selang tityang, indayang juwa kayunin, I Dukuh sane ituniyan,
pecak lipya mangkin bangun, null mamasang jnyana, kraseng hati, I Sugata
trang sengkala.
5. Sang hayu kaget mulisah, mangampet nangis manyerit, bahan masih ada
rasa, ne sinah sajroning kayun, sangkan ngandika ngenggalang, pang
mamargi, mangetutang arin ida.
6. I Dukuh raris ngandika, bapa ngidih tulung jani, teken cai Mahadasraya, ne
panah majalan Iawut, cai sinah tan sengkala, yadin cai, karebut ban satru
katah.
7. Mara pesan ya majalan, jaran caine tegakin, apang tepuk ya dijalan, jeg
lawan nto da takut, I Mahadasraya gaglisan, jeg mapamit, budal mangambil
lis kuda.
8. Gelising carita kocap, reh kudane alah tatit, gangsare tan kumantiya,. carita
kaget kadulu, anak katah makudayan, sangkan ngawit, I Mahadasraya
prayatna.
9. Wus tampek saget ningehang, trang I Sugata nangin, manu-lame aji byang,
sang kautus manaluju, saha nindih-nindih manah, tur ngeninin, I Pataka
nunden nglawan.
10. Sambil lpun malahibang, I Sugata kajak mulih. ada nutug bareng dadwa,
dwangdasa ngalawan musuh, asing mabudi ngahapang. kaconggerin,
tangkahnyane bahan panah.
11. Ada kena dimatannya, dicangkem diulun hati, ada dibasang diwehang, adane
mabudi takut, bawu mabading kapanah, buwurig mulih, payu kanaraka loka.
175
12. Pamuputnya telah kedas maka dwangdasa mati, mati matindihin hala,
mangkin manureksa lawut, Sang Sugata trang sing ada. sangkan gelis, ngetut
ne malahib busan.
13. Antuke gelis wengyan. tampak kuda tan kaaksi, awinan ipun mamanah,. wus
puput mapineh sampun, raris ipun malipetan, saha Rgambil, kudan satrune
samyan.
14. Kadandan alon-alonan, gelis crita sampun wengi.bawu rawuh ring patapan,
nguningang sahindik ipun, rawuh indike ngantenang, sang malahib, negakin
kuda rihinan.
15. I Dukuh mangandikayang, nguningang ring Sang Bupati, sane mani
pasemengan, iparekan sampun sanggup, Ni Karuni mangkin kocap, jeg
ngaranjing. kapamreman mulisah.
16. Antuk kewehe kalintang, pati dulame ya paling, nguda ratu Sang Hyang
Titah,. banget ngicen sakit numpuk, ne rahal nusukdimanah, kanti paling
,tityang tan mampuh manandang
17. Sedek rahat ngurek manah, iseng tityang ring sang kesti, rasa tan kuwat
nahanang, kaget ada orta ngapus, wireh ne dadi ahatan,. apang panggih,
lawut morta kasengkalan.
18. Disubanne mrasa tastas, uwat tityange di hati, lawut numpuk mangeneotang,
nindih adin tityang lacur, meh baya apusin corah, duh Hyang Widi, napi
anggen tityang nandang.
19. Manah sampun boya kuwat. irasa wus lilih rihin, hati paparu papusuhan,
sampun bangel remuk ajur, kadekdekang indik rahat, manyakitin, hulung
nepen acepokan.
20. Punapike iwang tityang. tityang madewek taruni, ne ngisengang anak
truna, ne dadi adungan kayun, dadi icen sakit manah, twara gigis, nalyab
kena pisadya.
21. Anake kantenang tityang, jeg lasya mabuncing kanti, lanus rurus manggih
suka, kanti manak ya macucu, yakti sanget tityang jela, tan gigisin, Batara
176
makarya beda.
22. Kalingke nto bisa bakat. mara iseng suba sakit, larane tonden mingkedan.
sagetan suba kaapus, ngawe sakit mamegatang. unteng hati, banget san
tityang maboya.
23. Iratu kocap Hyang Titah, mraga sweca tan patanding, kasaya-ngang maring
jadma, nguda tungkalik kapangguh, iratu milon-ilonan, banget gati,
tityang seken mamuktyang.
24. Punapike langkung iwang, tityang sayang teken adi. ne tindih kaliwat
tresna, dados kakardinin kewuh, napine tvvara tolihan. nika becik,
kabawos antuk batara.
25. Inggih ratu Hyang Smara, kocap iratu mangardi, iseng lulute ring jagat,
sampun tityang bakti cucud, mangiringang pakayunan, dados depin,
sapuniki tityang lara.
26. Dukuh aji saget prapta. mangucapang sapuniki, nah subayang ening
kojayang, eda matur katalanjur, teken Ida Sang Hyang Titah. pang bedikin,
tulah bena teken ida.
27. Ibawu bapa kamrajan, matakon jroning samadi, ada sepa dahat melah, adin
cening bakal mantuk, lasya twara kenapa kuda, saha rabi, nanging pidan
kapo teka.
28. Bapa batek van kasepan, amonto twah twara lebih, sok suba rahayu budal,
jalan sukayang dikayun, yadin pade bantas teka, jati mangkin, bareng
mangajak kurenan.
29. Sotan awak dadi jadma. mingkin yen lawas mahurip, mula ngaba
lalampahan, duk nyaianin pahit langkung, nangingsuba dadi satwa, liwas
manis, buwin rakit anak prajnyan.
30. Jani jalan palilayang, eda nyugyang sakit hati, amonto dong jati suka, melah
landuhe ne pupu, reh ento kasukan jagat, sangkan gisi, tekekang da
mangelebang.
31. Ne mam pasemengan, I Mahadasraya tangkil, kapuri mangda nguningang,
177
tekening Ida Sang Prabu, sahindike nto makejang, singnya nawi, sakeng ida
misaratang.
32. Ni Karuni duk mirengang, wacanan ida iaji, marasa kendel dimanah, nanging
madagingmaketug, wangsit hala aht pisan. tan kalangwin, apan sedek brusah
gantyang.
Pupuh Ginanti : XXXXXI
1. Mangkin kocap nungkak dumun. indik Ni Dyah Karuni. marig-kin waiimn
nyarita. i Pataka sampun prapti, ring umah saha mangajak. Sang Sugata
dahat spdih.
2. Bawu pisan ipun rawuh, ngawukin somah digelis, nah iyang mangaba jadma,
panaknya nyagjag nelokin, uli jumahan jen dela, kanlen terang bagus gati.
3. Ni Kumudawati iku. rasa tastas jroning hati, kena belahan cacingak, sane
pantes tumben kaksi, dadi runtag jroning manah, ngalemporang lima batis.
4. Papinehe telah lebur, kiput ampak muka manis, kanti maka keb sapisan,
dikasure lemuh lembi, crita jani I Pataka, wireh gagisuning hati.
5. Gelis I Sugata iku. sampun kajak mangaranjing, digedong karangkeng waja,
gelis medal ya mabalik, ngunggahin kuda ngenggalang, nulung timpal ne
tinggalin.
6. Bawu mara bapannya pesu, Ni Kumudawati gelis, naluju karangkeng waja,
cacingak ida sang sedih, ne istri mangan-tenang, buduh lan kangen
nguwuhin.
7. Jeg nesek sambil mangelut, manyutsutin toyan aksi, nuli mangakebang
muwa, dipalan ida sang laki, sambil matur ngi-rut manah, ature kadi puniki.
8. Gagelisan tityang matur, tityang mamaling mariki, bapan tityang kaduk
medal, ngunggahin kuda gagatin, nawi lunga tadah dohan, mawanan purun
mariki.
9. Cacingak ratune bawu, nyanyap manusuk ring hati, mati tityang mapuputan,
mangiring iratu mangkin, yaning ratu pacang seda, tityang tan kantun
178
mahurip.
10. Sadurung seda iratu, tityang mahutsaha rihin, mangden tityang
manyidayang, ngiring iratu marabi, dini pacang iring tityang, entegang
kayunne mangkin.
11. Ne istri tan tahen kayun, brorot warnasang sedih, cunguhe misayang iba,
ngoyot pipi bulak balik, I Sugata ngamenolang, rasa maduk mingungin
12. Lengis demenne meh ulung, peres pagelut pakilit, enggalan ketug dimanah,
kras kaden kuda prapti, ngenggalang lawut mulyan, nyaru cara matatangkid.
13. Sawireh hating bingung, runtagangdemen lan jerih, kadi kilat mabarungan,
ngarudug dilangit hati, sangkan sing jemak mangawag, lumure belah
ngemasin.
14. Suwe kantos bapan ipun, ugi tan wenten kaaksi, bilih kantun ngalungayang,
sangkan matuptupan malih, tangeh ken awak japjapan, sangkan teken dewek
brangti.
15. Indryane sayan matuptup, kumpul mangebekin hati, makisi-kisi ditengah,
ngudase imirah jerih, jalan balikin kawitang, alih sang nyukanin hati.
16. Sabehe bales puniku, pacang ngantinin imanik, sinah nto ajin idewa, ngekoh
pacang ngentap mulih, pedas twara teka eng-gal, byang kaduk itep nyahit.
17. Yan saja buwat dikayun, ngudyang takut ngutang jerih, wyadin pacang
katangehan, yen suba ngetohin hati, apane buwin takutang, napine bwin
idaiemin.
18. Yan kadat balikin rawuh. pocole sahat agumi, satuwuk tan manggih suka,
yan ne kasepan abedik, sang hayu suwud ningehang, reh liwat ngugu dihati.
19. Nadak mlajah ngipi bangun, jagjag terang sang kaaksi, deweknyane
mrasa ngenah, mabin kasangkol karasin, ban tda sang kaahatang, saha
ngrumrum mangresepin..
20. Mukane angkebin rambut. rasa sampun kasapuhin, kontal kuri
mayurambyah, nguyak tanah tan kitungin, yan napi kapo pangusan, sang
kawi kasep netesin.
179
21. Ipyane sanget manutug, ngadahap lawut mamargi, sambil ngrinci
pasewakan, sangkannya lantud mamargi, mapo janggel tan marasa, ngalih
panglemes dihati.
22. Biin indryaue manuju, katengah kumpul dihati, lwir kanti amretahara,
sangkan dampar tan kaaksi, katuwuk kanti ngodag, memennya nyagjah
nakonin.
23. Sang hayu sambi! Tengkejut, tur nandang kado dihati, tan kasep nyarwang
corah, bahan panyawutne becik, memenyane malipetan, buwin nutugang
nyahitin.
24. Ni Kumudawali iku dayane sayan ngabehin, nyemak baju wekan patpat,
memenyane tunden nyahitin, jawuni benang benang kajemakang, apang ya
da buwin nagih.
25. Saja yan suba kaasuk, hahan indryane sakti, nadak kencah liyu daya, duweg
mangambekang lengit, rasa elah matangkisan, tur sanget marasa ririh.
26. Wus nyerahanu benang jawum, buwin mahan warah hati, marasa twara
katara, sangkan nyogjog kacelepin, krangkenge mrasa pura, ne misi
dewaning hati.
27. Dapetang sang bagus nguntul, sumingkin bagus kaaksi matur sambil
mamentosang. ngawe tingkah manyedihin, matur sambil ngusap-usap,
mangawe panglipur hati.
28. Wireh katah rimbit Langkung; kidik sane kapihuning, atur sang hayune
pusang, kadine ring sor puniki, ngudyang sedih ngutang byang, yan nuduk
Kumudawati.
29. Pangka artin ipun endut, jane mateges mentik, pangkaja tunjung artinnya
yadin sang pandita luwih, tan cacad nyumpangang sekar, tunjung ne diendul
menlik
30. Sapunika waluyan ipun, yan iratu mamuponin, dewek tityang dyastu medal,
saking jadma mambek daki, reh tityang nyung-kemin darma, nindihin iratu
luwih.
180
31. Elingang putra sang Pandu, tosing kulawangsa luwih, nr maparab
Wrekodara, mangambil raksasa Dimbi, yadin wijilan raksasa, nging ipun
manulung hurip.
32. Tityang ugi pacang sanggup, taler sat manulung hurip, mangda nora
kasedayang, ban bapan tityang iriki, malih tityang makelingang, sampunang
bingung ring hati.
33. Mirahene polih ulung, yadin dihendut dibacin, malih sutsutya kedasang,
anggon busana apikin, yadin sang ratu utama, ngangge tan kakenan weci.
34. Sapunika imban ipun, yan iratu ledang ngambil, tityangne waluya mirah,
duduk lawut ajah sahi, lukat bahan sastra tatwa, sinah nguwuhin utami.
Pupuh Dangdang Gula : XXXXXII
1. Duh ratu sang maraga campaka putih, ngirut manah, minab bes panjangan,
atur tityangne ngulati, mula sang buwat ring kayun, nyenye goda
mangreremih. kenak ratu ngampurayang, saksatang irare mundung, goda
manyarenin byang, sakewala, tityang matur malih kidik, eda elas ngutang
tityang.
2. Agung goda sangsaran anake elasin, teken anak, ne manandang lara,
sangsara manyakit hati. makrana ida sang wiku, sahi ngajah welas asih,
awinan ratu kecapang, apang marasa dikayun, kenken rasan sang bedak,
kebus ngentak, dipasih byase sedih, ne tong mahan ortan toya.
3. Aywa lupa ngrasayang anake sedih, makambangan, ditengah arungan,
ngakebin papan atebih, pungsang pangsing ombak agung, ne tan ada mayan
jadmi, puput bantas sedih ngengkak, sambil manulame suwung, sapunika
waluyannya, laran tityang, yen iratu sang luwih, tan ica manulung tityang.
4. Sampun sinah puniki tityang tan uning, midartayang, rasan sakit pusang, ne
ngurek sajroning hati, wireh tarnbet tityang langkung, tan sentanan tukang
kawi, iratu keh mamanjangang, manampen jroning kayun, dening iratu
prajnyan. saking bawa, nyinahang maraga kawi, sangkan dot tityang
181
mamanjak.
5. Tuwi saja pangrumrum anake istri, jegeg nyalang, bangkit sada getar,
mimbuh pantes harum manis, mingkin ne mamanan patut, saha satwa imba
bukti kadi sekar gagempolan, makecretan minyak harum, kapucakin ban
campaka, luwih maguna, munahang ibuk branti, pangamplasan seksek
manah
6. Pangrubedan sedih sang apekik, ne waluya, dawun punyan sekar, tigaron aas
prajani, angin pangrumruhi sanu halu, baret nempuh kanti ligir, sangkan Ida
Sang Sugata, kencah kadi sekar turribuh: samah nadak asri mekar, inaka
lawa, lain ne kenyern agigis, masan manis cacingak.
7. Sampun tigas sang kayat uling ituni, sampun medal, ngampak lawang
cacingak, ngalinggihin kenyem manis, sangkan sang hayu gupuh, nyanggra
bahan muka bangkit, kanane epot manatak, bahun ida sana katuntun, ne
kiri nuludang dada, uli harep, sangkan ida sang kalih, tadah neebah
manunekayak.
8. Ditu mawas ne istri nyingak ngungkulin, bahan bintang, ne kembar dimuka,
seken tan pacacad malih, mukan ida sang abagus, luwir taman mangedanin,
cingake lwir ulam mas, ngalindeng ditlaga luwung, unease lwir
gilinunggal nunjung mekar, lambene nyisayana manis, alise ngatik kumuda.
9. Nto krana ungas sang kumudawati, galak pisan. lwir sikep ngmdang, milih
ne patul sandenn, tunggal macliyuk tedun. buka twara tahen panggil,
mabahan sukaning manah, ne lanang iying mangatut, mangunggahang
nengteng ungas, kahindengang, munggah tedun bulak balik, pada sanget
alam-alam.
10. Sayan wikan tangan ida mangalanting, ring bahun, sang istrine nyundang,
reh takut tan kawalinin, saha mangrawosang bagus, duh mas mirah hayu
bangkit, sanget san idewa olas nuduk anak saksat lampus, twara patut tityang
nulak, kapa tutan, bawos imirah mas manik. reh nepek ring sastra gama.
182
Pupuh Ginada : XXXXXIII
1. Kewala ada ngawinang. sanget mangentukin hati kemade mangelah
matwa, tingkahnyane twara luwung, sanget ngambekang durjana, nto
ngedetin, tan payu nyepolang awak.
2. Ada ne ngawinang gantas, payu maserah ken adi, yan imirah
manyanggupang, bareng mangupadi hayu, mangekanang mangden sida,
bapan adi, suwud maulah duskara.
3. Makadine anggon manah, twah ida ajin beli, anak maraga Pandita, sinah
sanget lek dikayun, yan maduwe warang dusta, krana adi, apang sanggup
manyuwudang.
4. Sang Kumudawati ngucap, tityang sayaga mangiring, kewanten ratu ampura,
antuk tityang tambet langkung, sok manah wenten ngiringang, ring nindakin,
kasidanne tan nyagerang.
5. Iratu lungsurin tityang, carane ngawiwekanin, mangden pangaptine
sida, tityang ngamargyang sanggup, tan takut dyas-tun pejah, yang
mangiring, iratu yan tulus sweca.
6. Katah yan pade rawosang, babawos sang sareng kalih, pamuput polih
adungan, lulute sayan mangaput. kadi papeteng waluya, sangkan sepi, sok
tangane pati gadab.
7. Sang mentas dipeteng dahat, madandan ngalihin margi, pacang nuju
puseh suka, mapo ebah saling gelut, takut mab-lasan dijalan, mapo ngliling,
buwin bangun twara belas.
8. Aget twara medal rah, ungase mantep ring pipi, tangane masih tan babak, reh
ne gadab keted halus, jeneng semer dalem pisan, kaceburin, lami ditu
kasengkalan.
9. Sabilang ukuh ngunggahang, nyiup daleme mamahid, ditu sang kalih
kawyan, manggih ne can tahen tepuk, r.e mawak jatin kasukan, dahat luwih,
nto sarin sukaning bwana.
10. Gelising carita kocap, wus napak ring ne kaungsi, bahan sukane kalintang,
183
kanti molih rasa suwung, tan hgasen kelangan bajang, makakalih,
papeteng lulut ngawinang.
11. Sumandang mantrine wusan, waneng wantah dwang panalik, waneng bajang
ne huwusan, geseng api smara ngebyur, pangentas peluhe mecat,
mangaritis, medal saking kum baraga.
12. Rasan sukane muktyang, punika sat sekah rawit, wus kajum ban pryambada,
tur sanipun puput kahanyut, ne di sagara hredaya, budi trepti, punika
pangromanah.
13. Sapuputing pasaketa, pada twara mangeladin, pada metoh kahuripan, sang
hayu mapamit sampun, ngenggalang mang-ranjint; mulyan, tur mangraris,
ngojog karangki ya ngebah.
14. Kayunne mawuwuh brusah, byahparan sebet hati, aduk indike ibusan, kadi
punyah sanget langkung. katah nginum smara rasa, maka sami, ngrubeda
ngebekin raga.
15. Ajahan ngitungang nyanan, kayunne yan sampun wengijahan ngitungang
ituniyan, sahindike bareng kumpul, padadwanan ngedum suka, seken sami,
mangupadi bwana rasa.
16. Sang nonton wayangdirasa. tan kacanta mangkin, yan kudang dawuh
maletan, sanghyangsurya surup sampun, bapannya ugi tan prapta, bibi Kami,
punika mangkin carita.
17. Rawuh mamuwat arengang, sambil bwat mamedasin, sang haneng panjara
gedong, duk manjing kaeton sampun, sang bagus bengong manegak, bibi
Kami sanget kasob mangantenang.
18. Gangsar ngimbangang dimanah, teken luh Kumudawati, tanding pada baret
pisan, long ada kasor kakayun, sangkannya dot dadakan, mangda ugi, sida
kanggen mantu pidan.
19. Bibi Kami ngucap banban, sirase sang bagus luwih, sira parab aji byang,
saking dija wit sang bagus, dumadakja sida nglantas, dini mlinggih,. anggen
tityang panyungsungan.
184
20. Sang bagus gelis nyinahang, sapataken kasahurin, tan malih ida ngubdayang,
saha mataken mawantun, ring bibi Kami punika, teges sami, data sampun
katakenang.
21. I Bibi Karni punika, jeg lagas nyinahang sami, inggih ratu gustin tityang,
saking jati tityang matur, tan nyandang ratu sangsaya, pireng mangkin,
mangda ratu tatas wikan.
22. Ni Luh Kami wastan tityang, duk jumah kaiangkung miskin, nanging sugih
ban karopak, dwaning bapan tityang puniku. teleb maring darma sastra,
anteng sahi, ngajah makidung mabasan.
23. Desan tityang joh sawat. lacur ngalih anak mwani, bantas tan tahen dimanah,
wireh jemet sahi rawuh, duweg masastra mabasan, getar manis, tabuhe
nyukayang manah.
24. Saduk durung sada lawas. tityang magenah iriki, banget tityang
mangandelang, ngelah somah sugih langkung, cakepan kropak tan kirang,
banget ririh, sangkan tan kobet ring manah.
25. Muwuh ipun somyah pisan, sada duweg mangulanin, sring kakasyannya
prapta, tan ngitung barang panamyu, sampun lami bawu tityang, tatas uning,
ring ipun ratuning corah.
26. Kropake ne nyasah katah, tekaning cakepan sami, ring harep amben
magenah, malaman kaca luwung, anggen ipun mangi-lidang, manah lengit,
sang rawuh kanti masungglap.
27. Cutet tityang nguningayang, sakatingkah kanten becik, sami pangaputan
corah, sisyannyane banget lyu. sami manyisayang corah, rusuh runtik, salah
dadi baled jagat.
28. Sering ngaturang daksina, tengah lemeng mwat peti, bek madaging
kalunggelang, mirah mas slaka bungkung, tekaning ayam sayaga, nto
kabukti, maka batin ngincep corah.
29. Semeng manyaru mabasan. panganggone bungah bresih, wengine sakadi
bukal, paslambeh luwas mamandung. kenten kalacuran tityang, manjak dini,
185
ngamretayang wisyan corah.
Pupuh Sinom : XXXXXIV
1. Muwuh lacur ngelah pyanak, tumbuh eluh twah adiri, mangkin sampun
menek bajang, sinah tityang nandang sedih, yan prade ipun ngalahin,
sangkan dot tekening mantu, yan nyak dini ajak tityang, ne teleb ring darma
budi, kanggen mantu, bapannyane manda mobah.
2. Yan sida acepan tityang, bapan ipune masalin, kadung kasugyane telah,
tityang tuyuh twara jerih, anggen m. rnyara hurip, sok tan mangimpasin
patul, tityang mangda wusan runtag. makejang bakat selangin, kaden ngejuk,
kaden ngintip ngamatyang.
3. Wyakti tityang ngugu pisan, satwan bapan tityang rihin, yan mupu sugih ban
nyorah, sok deweke mamukti, ne mawak sawa sujati, jiwane manggeh tan
tahu, reh corah ne ngawe runtag, mangruriug jiwane sahi, wireh patut, mula
papanganan jiwa.
4. Tityang polih mamuktyang, somah tityang sakit rihin, dewek ipun lempor
pisan, antuk kobus sada lami. pancc-idryan ipun sami, antuk tan sida
masambung, ring sawentene ring jagat, pacang ne sida nulungin, ngawe saru,
rusak rasane ditengah.
5. Sangkan ditu dadi sinah, nyinahang ngenah dihati, saluwir tingkahe corah,
manguwus teked kasisi. mawinan jag mang ririh, nuturang dewek kaejuk,
mangaku sakit kalempag, dipangkenge kasakitin, tur kategul, bahan
katawis manyorah.
6. Sangkan fityang ngamanahang, sarirane mangaputin, ngajakin ngawe
kasukan, ne ngawinin jiwa sedih, katah pisan tityang polih, tutur bapan
tityang ilu, sangkan tityang twara elad, nindihin patut dihati, apan tuhu, ento
manyukayang jiwa.
7. Sangkan yaning ratu ledang, pacang sungsung tityang dini, munah corah
somah tityangm nanging saking alon bisbis, pyanak tityang mangayahin,
186
ndikayang, sakenak kayunm metek cokor dipamreman, sambil ajah pituturin,
mangden ipun resep maring darma sastra.
8. Sang Sugata suka liwat, mireng atur bibi Kami, awinan masawur banban,
tumusang pitresnan bibi, yadin nulung hurip pitik, agung reko palan ipun,
iyang ndikapan manulak, kadi kabuwatan bibi, dening patut, tan adoh ring
sastra gama.
9. Iyang saksatang manyundang, pamekasnya masih bibi, ngawenang landuh
ipaman, masannya ento ingenin, wireh nikang para jadmi, twara manggeh ya
satuwuk, masih kadi sanghyang surya, semeng mangwah sanja etis, sanget
kebus, nto ingenin bahan lampah.
10. Amonto malu pragatang, kema suba meme ngranjing, apang eda katangehan,
singnya imaman perapti, bibi Kami mami-singgih, tumuli mapamit sampun,
saduk ipune matulak, Mi Kumudawati ngintip, nyidra semu, katon smitane
kencah.
11. Mangkin malih caritayang. sasampun suruo hyang rawi, wengine
sayan ngalimbak, nuncap snangebekin gumi, sawarnan rupane sami,
tekaning sagunung-gunung, katakep tan daui tengab, sanukan palyate sedih,
sanget ngagu, ipeteng manaa paiyat.
12. Keto sang manandang pusang, sakadi Sang Kurupati, tan wenlen polih
tulungan, saking gumi ngalipur hati, krana cingake mabalik, ngubek
dijroning kayun, nguwuhin huyang muiisah, eling ring sang ngirut hati, jag
makumpul, indryane jumahan manah.
13. Kalud eling ring ibapa, rasa buwin ajahan prapti, imeme mwah ngawe likad,
wireh twara nyak magedi, yan ngelah sasi-rep becik, bilih kalekasang ditu,
ajahan kitane medal, apang twara ada jadmi, sok awukud, nu ne kaesti
dimanah.
14. Indryane ngebek-ebekang, lwir pasih bulan purnami, malu-wab munggah
tambengnya, sarwane ngentukin hati, banjur ngalancah kabatis, sangkan
majalan ya nyurut, nelokin engkeb-engkeban, ne mungguh digedong sepi,
187
bawu rawuh, ngaku tan mampuh jumahan.
15. Saduk ipun ngampak lawang, saha ngranjing ring sang laki, kaintip antuk
memennya, kendel jejeh jeroning hati, kaget metudaya mentik, lawang
korine katuju, kakancing uli jumahan, yaning bapannya prapti, mangda
sampun, pyanaknya kasep medal.
16. Yan napi kapo kadabdab, antuk Ni Kumudawati, sampune ngranjing
mulyan, ring linggihe sang kaesti, manawi ida sang kalih, mapunyah-
punyahan ditu, nyiup arakapi punyah, ngajeng anggur lyat manis, ne
maratus, kosodan kulite nguda.
17. Sambil ditu mangonjakang, bahan pangrumrume manis, mailih antuk semita,
ne halus mangula pasir. sang kawi jati tan uning, yan ping kuda kapo anu,
yan amunapike suwennya, tan wenten katur iriki, wireh saru, krana twara
kasuratang.
Pupuh Ginanti : XXXXXV
1. Benjang ipun bawu rawuh, bapannya negak manengil, bengong twara
maklisikan, luh manyagjag gelis, apa krana manegak, bengong twara pesu
munyi.
2. Singnya ake pelih laku, ake bani ngidih pelih, singnya ada kakewehan, ne ya
dadi ke nyuwangin, masih nyadya nulung siga, nah lawut juwa tuturin.
3. Ping telu majumu-jumu, somahnya ngajak mamunyi, I Pataka tan nyahurang,
Ni Kumudawati ngintip, sambil jejeh sanget runtag, ban awake mrasa pelih.
4. Ban dampare bakat puwuk, mamunyi tur nangkejutin, rasayangya
ngawerayang, mitrangang indiknya sami, tampak batis ngawe selang, bahan
sepanan nyapsapin.
5. Bibih gelahnya katukup, takut yening ya pacadi, maworan misayang iba,
sangkan sanget katangarin, keto pamedaning corah, makejang nyelangin hati.
6. I Pataka mara majumu, teken somahnya mamunyi, nyai Kami somah kola,
krana kola bengong nengil, liyu kakasihan kola, mati masyat ne ibi.
7. Mula kajak uling malu, kadura desa mamaling, ajak sangsara milehan,
188
sangkan kola sanget sedih, kola mrasa kaputungan, sanget kurang lima batis.
8. Yan kola pade nu hidup, timpale amonto mati, musuhe ya twara pejah,
men kola ngemasin mati, kabawosang nyekapraya, mangawinang timpal
mati.
9. Pyanak timpal kola iku, yan matakon mangewehin, akenken ban
manyawutang, mangden ya purna dihati, ane luh nyawurin enggal, nguda
belog prajani.
10. Kenken unduke iwawu, indayang tuturang jani, ne mwani nyawis enggal,
ban musuh twah abesik, timpale kaliwat katah, tan tahen kola ken mati.
11. Mara alih kola ditu, kaget lisik telah mati, bangken musuh twara ada, kenken
ban ngitungang jani, ane luh masawur nimbal, kene melah bahan cai.
12. Sangkan siga mulih malu, reh ngaba jarahan mulih, timpale nunden orahang,
ban musuhe twah abesik, ya ngenggalan manglawan, sangkan siga nyak
mulih.
13. Ane mwani jani masawut, yan mapeta bisa mirib, nanging pang enyak
guguna, ento ketil mangitungin, awanan kola kasepan, rasa twara ngelah
munyi.
14. Sajaba twah awukud, dayane nyandang jalanin, ne mani pasemengan, kola
lakar luwas buwin, kema kola ke Sukawan, nyaman tetenan kal paling.
15. Kocap ngelah nyama enu, madan Ni Dyah Karuni, anggen tanda saking saja,
kola magawe sujati, tan ngawenin patin timpal, ane luh masawut gelis.
16. Ngudayang siga teka sigug, anak luh teka paling, kola seken tusing mahang,
ne mwani neiik nyawutin, hira twara nganggon somah, sok bakal engkebang
dini.
17. Ada anak len katuju, Sucita ento kaalih, ento ne buwatang kola, mangda sida
bakat ugi, reh ya mangawe jengah, saksat mamincatin bukti.
18. Anake ne sangkan pandung, muwah Ni Karuni buwin, apang ya ne I Sucita,
ne mangalih teka mai, wireh yane mamudyang, tur suba adung dihati.
19. Yaning sadya bakat lawut, I Sucita ne kajudi, aluh ngalih kasugihan, reh ane
189
pacang nebusin, ne ya ngelah kakasihan, kocap ne madan Subudi.
20. I Subudine puniku, elan mamwatang mas pipis, reh ento maman raksasa,
kocapanga mutang hurip, tur megoh anggona sisya, iraksasa liwat bakti.
21. Ane luh nuli masawur, ake tusing manyumponin, reh siga sanget kendryan,
siga sinah dadi bukti, reh awake makeneh pragat, jantos mati apang dini.
22. Yadin ake tuna langkung, nanging twara nadwa budi, ken siga apang pragat,
nindihin mwani asiki, yan siga mamaro manah, depin kola apang mati.
23. Tur ake ne sanget lacur, ngelah pyanak luh abesik, lakar tindihin pragatang,
apang jumah tan makisid, siga ne pisakit kola, ngalih mantu ajak dini.
Pupuh Ginada : XXXXXVI
1. Sang matapa dijandela, masang kuping ngintip munyi, api kadi saksat
myoga, nepes manah lawan bayu, waluya molih sabda wakya, kapiragi,
munyin memennya pamuntat.
2. Wyakti ya mahan jalaran, manindakin isin hati, sangkan ya maketug
sunggar, bayunnya enduk mangrungu. legane ngebekin awak, ne buwin
besik, ngintip pasawut ibapa.
3. Bapannya buwin angucap, kola tan kobet dihati, anake ne aban kola, masih
dadi anggon mantu, kadonga buwin ngalihang, twara ketil, dyastu buwin
adasa.
4. Kewala ne kakewehang, bahan nyai manungkasin, carane acepang kola,
entosanget dadi imput, hira suka twara ngelah, somah nyai, yan tan sida ne
acepang.
5. Ngelah somah tan paamah, sukayan sakayan padidi, ngudyangke nganti
ngajakang, manandangin basang seduk, mingkinke ngelah pyanak, twara
bedik, ngaliyunang ne tahanang
6. Ane luh nuli angucap, papineh caine luwih, benegane twara logas,
maninggalin basang seduk, mingkin teked teken pyanak, kahitungin, apang
ya tan kirang dahar.
190
7. Icang sanget mangajumang, yan saja aketo jati, nangingke ane kaceda, bahan
cai tuwah awukud, ngelah rurung ngalih amah, sanget cupit, palyat
matatebeng saksat.
8. Gumine nto sanget linggah, misi gawe twara kidik, jadmane tan musti
nyorah, pacang mamyara hidup, dipatut masih tan kuwang, tongos ngalih,
amah miwah kasugihan.
9. Anggon manyukanin manah. mangalihang dewek bukti, yan pade cai
manyorah, sukane maisi ketug. peteng lemah ake runtag, mrasa fusing,
nyarira nasine amah.
10. Sukane maisi runtag, mangawenang ngelad dihati, mrasa tidong jati suka,
bakat sukayang dikayun, wireh sahi sumang-saya, timan tusing, ada anak
mangorahang.
11. Kalingke suba katawang, bahan nto sang kapalingin, mingkin kegustine
wikan, tong genep sok bantas takut, sinah cai tan nu jumah, bilih mati, nyen
ane dulame kola.
12. Mangayahin keneh corah, saksat ngayen buta bengil, kudu sadyan maan
upah amah, sambilang tan suka mupu, dilacure van katara. banya mati, sat
icorah nemangamah.
13. Corahe tan ngelah somah, ngelah pyanak masih tusing, yan siga pade katara,
sampe sisip ban sang prabu, tur kaselongjoh sawat, kanti tusing, manepukin
pyanak somah.
14. Siga ane mapangenan, ninggal pyanak somah sedih, corahe kedek mangakak,
bahan siga bakti cucud, jahilina bantas bisa, mangayahin, ento ne nyandang
kenehang.
15. Ake twara sanget nyacad, teken sang watek mamaling, reh corahe cara
ngelah, guna ngawe peteng libut, duk macelup ring manusa, Sangah ajin,
teken ya ngawe sengkala.
16. Tan gampang ngajinang corah, kalan ya mangrangsukin, barang emas
pipis slaka, nto anggona nampel ngaput, matane ajak makejang, krana tusing,
191
ngenah solahnya nyengkala.
17. Kenken ban ake nyebetang, unduk sigane mamaling, kewala bantas
pangenang, dikalane manggih lacur, reh siga tan ngasen awak, kalingsenin,
bahan corahe tan pawak.
18. Nanging yan dadi pinehang, melahne juwa suwudin, reh sukane ban
manyorah, lenan ken ngranayang ketug, keneh miwah nto pangrasa, maka
sami, ingetan bareng ya rusak.
19. Ake jatinne tan pegat, runtag lan ketug dihati, wireh ane anggon amah,
sakaya uliyan nyaruh, seken-ngamah kawisyan, nging apulin, ban maulam
nasi jangan.
20. Sangkan ake mangendepang, saking takut teken nani, tur inget ken lacur
awak, suba mamilih ne malu, ngalihne cumponin manah, masih paniggih,
anak mwani buka siga.
21. Dwaning ake dewek luwa, sakadi ibu pratiwi, sarake sang mamyara, ake
manyerah pamuput, apa kenehe mamula. cara cai, wireh cai ne muktyang.
22. Nanging yan dadi pingetang, melah patute puponin, dipatut tan kuwang
jalan, ngalih upakara hidup, kaduk ane nanggap upah, nebukpadi, yan cai
nyak suwud nyorah.
Pupuh Sinom : XXXXXVII
1. Ne mwani masawut nimbal, nguda keto bahan nyai, bes sanget saja
matungkas, pitungan nyaine Kami, nanging pantes masih nyai, bahane
madewek eluh, mawak lumah gejing getap, nvandang darmane amongin, uli
ditu, ngalih kadamangan manah.
2. Yan suba damange bakat, uli ditu ngalih bani, yan banine kakeniyang,
suwud nganggon darma nyai, wireh ento mang-rewedin, saparan tindaking
laku, dening makejang sayangang, padalem tulung danain. kanti dekus,
awake madalem anak.
3. Yan sanune banya getap, lawut ngamong sipok jedig, dilacure ada galak,
bahane sipok sigugin, kenken ban ngandayang diri, budi lawan awak takut,
192
sangkan patut nyai darma, len teken wake muwani, twara takut, tekening
anak wirosa.
4. Ento awanan ikaka,, elan mambek sipok jedig, beneh pelih twara ketang,
wanene kanggen nyapuhin, ditu manunggalang budi, apang da liyu hitung,
ento anggon beli damar, munahang petenging hati, apang aluh, bedik juwang
liyu bakat.
5. Ni Kami masawut nimbal, twara kemengan dihati, kendel icang
maningehang, munyin beli luwung gati, misi unadika luwih, bisa
manganutang unduk, ane pantes ane boya, duweg ngajum manyacadin,
ngawe adung, pangangge ken sang manandang.
6. Icang nuwut munyin kaka, yan darmane tuhu becik, kanggen bahan anak
getap, tur madewek luh gejing, bahan dadi rurung luwih, anggon ngalih
damang kayun, sinah sumingkin utama, yan kamong ban anak mwani, wanen
muwuh, becike masusun melah.
7. Wanenne maabih darma, musuhe sayan ngejohin, tonden wanenne
adokang, musuhe enggalan kasih, sang ratu liyu ngantinin, panjake mabriyuk
ngajum, nanging yan wanen tan darma, sipok sigug corah jedig, sang prabu,
panjak braya ngamusuhang.
8. Yan sang ratu lan wong katah, nyama braya ngamusuhin. kakasihan bareng
tungkas, wanen beli lakar lisik. matinggal ya mangalahin, jahil matamyang
takut, yan payu nunggalang manah, diwanen reh dadyaketi, masih buwung,
dadi damar jeg metengang.
9. Da ngalih galang digowa, maninggal surya nyelapin, da ngalih pakeh ditabya
ninggal uyah sanget paling, da ngalih elan diruntik. dicorah disipok sigug,
reh ento pawakan likad, didarma patute alih, apan ditu, jati tongos keelahan.
10. Membon batan kayu loba, ne mabangsing sigug brangti,
macampang manah angkara, madawun ban irihati, macarang corah lan
runtik. mabunga ban semu mrengus, mabuwab tabuhe sugal, ento kayu
curiga beli, twara buwung, nepen nusuk manyangsara.
193
11. Dayane ngejohin darma, pepes paling ojog brangti, brangtine tan polih
marga, dadi imput sekel hati, punika mentik numbuhin, hatin I Pataka iku
sangkan mangadebros medal, ngarumuk sebenge jengis, gentos dumun, liyan
mangkin kacarita.
12. Crita mangkin Dukuh Prajnya, sedek ida katangkilin, antuk I Mahadasraya,
Dyah Karuni ugi nginng, ngarembug pacang mangalih, Sang Sugata ne
jwang pandung, sang kalih kantun kosekan, brengkatin putrane istri, kaget
matur, Dyah Karuni sada getar.
13. Tatweking sastra agama, kabawos antuk sang wagmi, patpat sang
kautamayang, sang suklabrahmacari, punika ne kaping siki, sane kaping
dwan ipun, sang tulung ring kala sayah, lagas madanayang bukti, tigan ipun,
landuh cacad twin kajumang.
14. Muwah sane kaping empat, purusa sudireng budi, tan jerih ring satru katah,
punika kaincep sami, antuk ida sang lwih wagmi, kidepang anggan Hyang
Guru, syang latri masang sem-bah, kajanaloka matitis, artin ipun, janalokane
pabahan.
15. Pidagingnya ring pabahan, Hyang Iswara kabaktinin, karagayang solah
patpat, kadi ne carca ituni, apan ento solan luwih, dewane bareng
manyungsung, wireh yan dewane getap, geng indrya miwah demit, cacad
sungsut, pacang buwung dadi dewa.
16. Ento mawak rurung galang, medah teleng sanghyang rawi, awanan ida
saksana, nuncap swarga utami, ento incep iyang jani, awanan mabudi milu,
ngetut iadi Sugata, yan pade nge-masin mati, enggal tepuk, kotane di Wisnu
loka.
17. Yan pade kasidan menang, ngalahang satrune rusit, I Sugata sida bakat, enu
hidup suka panggih, manyukayang tresna asih, ngajak nyama sayang bagus,
nawu nuwut ombak jagat, map-rahu ban suka nampi, tur madayung, ban
susila olas manah.
18. Salah tunggal signe dadwa, sukane tan wurung keni, yan mati di Suraloka,
tan wangde pacang mamukti, yan prade kari mahurip, dini mukti sukan
hidup, sangkan sang dira purusa, nemayuda nindih gumi, menang
194
nerus, sat madengkrek nglahang dadwa.
19. Kadi punyan tebu saksat, bilang alawas ya manis, kadi sang Darma susila,
sapolah bawa nyukanin, sakadi mantran sang yogi, sakecap sidi kalangkung,
keto masih twara bina, sang wira puruseng jurit, sadya langkung, mabati
sabilang tindak.
20. Mingkinke sang mula tatas, teken kajatining diri, kahawakin bahan jiwa, ne
seken luputing sami. mula paragayan suci, bresih tan palatah lutuh, mati
hidup suka duhka, ya mawak twara jati, mawak palsu, sok ibingung nalih
ada.
21. Apan ya kejokan manah, twara ngasen dewek paling, ne boya kakaden iya,
ane iya kakaden tusing. kadi ya kala matangi, rasa ngelah awak tuhu, bakat
tindihin, buwatang, sing solahang kaden jati, ada takut, ada bani rasa saja.
22. Bahane tong tahen pesan, iseng manyelehin diri, apa ane karasayang, tur apa
bakat entasin, kadi bangun pules ngipi, deweke sahi mamangguh, tong tahen
isrik medasang, enyen pules enyen ngipi, enyen bangun, liyu twara
ngarungwang.
23. Kalaning bangun nunjwang, ditu rasa ngelah diri, rasa suba seken pesan,
ngelah awak jati pasti, sing solahang rasa jati, asing pangguh rasa tuhu, yan
ada sastra maboya, deweke sanget nungkasin, kanti nawu, manyahilin kecap
sastra.
24. Nanging yan pules nujwang, leplep kanti twara ngipi, sinah deweke ituniyan,
twara ada hilang lisik, ne nalih lawan kadalih, tan patampak hilang caplus,
ane tawang mwah nawang, tan palahad suwung sepi, kanti tuhu, deweke
twara ada.
NASKAH SUCITA JILID I, II, DAN III
SELESAI
top related