swine flu edit
Post on 03-Dec-2015
243 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SWINE FLU (H1N1)
A. Definisi
Flu babi atau swine flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HlNl
dan menyerang pada binatang babi. Flu babi merupakan penyakit zoonosis, yaitu
dapat menular dari hewan ke manusia. Gejala yang umum dapat menyerang
manusia yaitu demam lebih dari 38°C, disertai dengan batuk, pilek, nyeri otot,
nyeri tenggorokan dan memiliki riwayat pernah kontak dengan binatang tersebut
dalam tujuh hari terakhir. Virus HlNl dapat menvebabkan terjadinya pnuemonia
sehngga dapat terjadi respiratory distress yang merupakan suatu keadaan gagal
nafas yang ditunjukan oleh keadaan klinis seperti sesak napas, sianosis,
penurunan kesadaran, syok, dan pada pemeriksaan analisa gas darah
rnenunjukkan tekanan partikel O2 (PaO2) kurang dari 50mmHg dan tekanan
partiel Co2 (PaCo2) kurang dari 50 mmHg.
Seperti pada semua virus influenza, virus flu babi pun berubah secara
konstan. Babi bisa terinfeksi virus avian influenza (virus flu burung) dan virus
flu manusia. Jika berbagai virus ini menyerang babi, maka virus ini akan mampu
membentuk spesimen-spesimen virus baru, yang merupakan gabungan virus
avian, manusia dan swine. Sampai saat ini sudah berhasil diisolasi sebanyak
empat sub-type A, yaitu: HlNl, H1N2, H3N2, dan H3N1. HlNl yang merupakan
virus jenis baru yang baru saja ditemukan pada babi.
B. Epidemiologi
Flu babi merupakan virus pertama kali yang berhubungan dengan
influenza pada manusia yang menyebabkan flu pandemik pada sekitar tahun
1918, dimana saat itu ditemukan babi sakit atau menderita flu dan kemudian saat
yang bersamaan manusia juga mengalaminya. Identifikasi virus influenza yang
menyebabkan penyakit pada babi baru diketemukan 10 tahun kemudian yaitu
tahun 1930, dan hampir selama 60 tahun virus flu babi di kenal dengan strain
H1N1. Kemudian pada tahun 1997 dan 2002, strain baru dengan tiga subtipe dan
lima genotipe baru yang menyebabkan influenza pada babi di Amerika Utara.
Saat ini flu babi merebak di beberapa negara, lalu masuk ke Indonesia.
Gambar : Distribusi Pandemik Virus H1N1 (WHO, 2009)
Penyebaran flu babi diawali dari Mexico City dan dikhawatirkan banyak
pihak akan menjadi pandemik ke seluruh dunia. Saat ini saja, sudah sejumlah
negara diduga sudah tercemar flu babi, antara lain Amerika Serikat, Kanada,
Perancis, Israel, Australia dan New Zealand. Hingga bulan April 2009, di
Mexico dilaporkan sudah 150 orang tewas, 400 orang dirawat di rumali sakit
serta 1.600 lainnya diduga terjangkit virus Flu Babi. Penyebaran flu babi
berasal dari hewan ternak babi yang terinfeksi virus H1N1, sehingga sejumlah
negara sudah menghentikan impor babi terutama yang berasal dari Meksiko.
Dahulu CDC menerima laporan hanya satu sampai dengan dua kasus flu
babi setiap satu sampai dengan dua tahun. Tetapi sejak Desember 2005 sampai
dengan Februari 2009, 12 kasus telah dilaporkan. Bahkan dalam bulan April
2009 dilaporkan telah terjadi kejadian luar biasa (out break).
C. Etiologi
Virus swine flu sesungguhnya secara normal tidak menginfeksi manusia.
Namun secara sporadis dilaporkan adanya infeksi virus ini pada manusia
seperti yang teriadi di United State dan Mexico. Seringnya orang yang terkena
adalah orang-orang yang bekerja pada peternakan atau industri yang
behubungan dengan babi. Juga dilaporkan adanya penyebaran antar manusia.
Penyebab flu babi adalah virus influenza Type A subtype H1N1 dan
familia Orthomyxoviridae. Flu atau Influenza ada 2 Type yaitu :
1. Type A : menular pada unggas (ayarn, itik dan burung) dan Babi 2
2. Type B dan Type C : menular pada manusia.
Sedangkan nama Influenza berasal dari bahasa Italia yang berarti
"pengaruh". Virus Influenza Type A ini pertama kali diisolasi pada tahun 1980.
Saat ini ada subtype flu babi yang teridentifikasi ada empat yaitu : H1N1
H1N2, H3N1 dan H2N2. Selain pada manusia, penyakit ini juga berjangkit
pada unggas, babi, anjing, kucing dan kuda.
Gambar : Virus H1N1
Virus influenza A sebenarnya sejak dulu sangat menarik perhatian para
dokter hewan, peneliti kesehatan dan ilmuwan karena seringkali menyebabkan
kasus flu yang dapat dan pernah menimbulkan pandemik. Sebut saja flu babi
dan flu burung, kedua penyakit ini ditimbulkan oleh virus influenza tipe A
tersebut dan selain itu karena jalur virus yang berbeda menyebabkan influenza
pada babi, kuda, unggas dan manusia. Virus influenza mamalia menyebabkan
infeksi lokal, biasanya terbatas pada saluran pernafasan, sedangkan infeksi oleh
virus influenza unggas menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan. Virus
influenza B dan C menyebabkan penyakit pada manusia tetapi tidak pada
spesies ternak yang penting. Virus influenza babi diisolasi pada tahun 1931 dan
virus influenza manusia tahun 1933. Sedangkan virus influenza pada unggas
baru berhasil diidentifikasi pada tahun 1955.
D. Cara Penularan
Penularan flu babi dapat terjadi dalam beberapa cara, yaitu :
1. Melalui Human to Human infection,
2. Orang yang terinfeksi flu babi dapat menyebarkan germ flu (Basil
Kuman) sehari sebelum gejala flu mereka muncul hingga tujuh hari
setelah mereka sakit.
3. Penularan melalui udara,
4. Penularan melalui kontak tangan dengan selaput lendir, misalnya kita
menyentuh objek yang dipegang oleh orang yang terinfeksi Swine Flu,
tanpa kita sadari kita menyentuh mata kita sendiri karena gatal atau
kucek mata, hidung & mulut,
5. Pada daerah subtropis (daerah yang mempunyai empat musim). Tetapi
kita yang berada di daerah tropis tidak boleh lengah begitu saja.
E. Patogenesis
Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada
traktus respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang
membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius,
10 virus/droplet, maka 50% orang-orang yang terserang dosis ini akan
menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan bronkus.
Setelah virus berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam
sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan
menggabungkan diri dekat permukaan sel dan langsung dapat meninggalkan
sel untuk pindah sel lain. Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi
tidak sehebat efek pirogen lipopoli-sakarida kuan Gram negatif.
Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga empat hari (rata-rata
dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum
timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini.
Anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan
anak-anak yang lebih kecil dapat menyebarkan virus influenza kira-kira enam
hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini. Para penderita
imunocompromise dapat menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu dan
bahkan berbulan-bulan.
Patogenesis dari infeksi virus influenza babi dan kuda mirip dengan
manusia. Infeksi terjadi melalui saluran pernapasan melalui butir air yang
keluar pada waktu batuk dan bersin. Virus melekat pada silia sel epitel hidung,
trakea dan bronkus, atau dapat dimasukkan secara langsung ke dalam alveoli.
Dalam waktu dua jam antigen virus dapat ditemukan dalam sel tersebut. Virus
menyebar ke seluruh saluran pernapasan dalam waktu satu sampai dengan tiga
hari. Viremia sementara dapat ditemukan pada influenza kuda tetap dampaknya
jarang terjadi. Nekrosis sel epitel timbul bersamaan dengan tanda klinis
terparah, demam dan pneumonia. Infeksi virus influenza menurunkan daya
tahan terhadap infeksi bakteri sekunder yang dapat menyebabkan
bronkopneumonia.
Gambar : Patogenesa Flu Babi
F. Manifestasi Klinis
Manifestasi dari influenza H1N1 yang mirip dengan influenza musiman.
Pasien datang dengan gejala penyakit pernapasan akut yaitu hal berikut:
1. Demam lebih dari 37,7 derajat
2. Rasa Capek
3. Kurangnya nafsu makan
4. Batuk dan pilek (rhinnorhea)
5. Sakit tenggorokan
6. Mual, muntah serta diare
7. Nyeri tubuh
8. Sakit kepala
9. Menggigil dan kelelahan
Pada anak-anak, tanda-tanda penyakit parah termasuk apnea, tachypnea,
dyspnea, sianosis, dehidrasi, perubahan status mental, dan lekas marah yang
ekstrim.
Gambar : Gejala flu babi pada Manusia
G. Kriteria Diagnosis
Tanda-Tanda Kondisi Emergency di rumah :
1. Penderita mengeluh sakit dada dan atau kesulitan bernapas.
2. Daerah di sekitar bibir menjadi biru atau keunguan.
3. Muntah dan diare yang berlanjut
4. Tanda-tanda dehidrasi (kekurangan cairan)
5. Respon lebih lambat dari biasanya, kebingungan atau penurunan
kesadaran.
Kelompok yang beresiko terkena penyakit lebih berat (cepat beralih ke
kondisi Emergency) :
1. Penderita berumur 65 tahun keatas
2. Semua golongan yang mempunyai penyakit kronik ataupun metabolik
3. Penderita penyakit paru, jantung dan immune system
4. Trimester ke-3 dari kehamilan atau setelah melahirkan
Kriteria diagnosis berdasarkan klasifikasi kasus
Kasus Observasi
Panas 38°C
Disertai satu dari gejala berikut : batuk radang tengorokan sesak
napas, yang pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen sedang
berlangsung.
Kasus Tersangka (Posible)
Demam 38°C dan satu atau lebih gejala batuk, nyeri tengorokan dan
sesak nafas dan salah satu gejala berikut hasil tes laboratorium positif
untuk virus influenza A tanpa mengetahui subtipenya.
Kontak satu minggu sebelum timbul gejala dengan penderita yang
dipastikan sudah terinfeksi. Selain itu kontak satu minggu sebelum
timbul gejala dengan babi yang mati karena sakit
Bekerja di laboratorium satu minggu sebelum gejala timbul, yang
memproses sampel orang atau binatang yang di sangka terinfeksi
Kasus Probable
Kasus Posible dan hasil laboratorium tertentu positif untuk virus
influenza A seperti tes antibody spesifik pada 1 spesimen serum
Kasus Confirmed
Hasil biakan positif untuk virus influenza A
Hasil dengan pemeriksaan PCR positif untuk influenza H5 atau
peningkatan titer antibody spesifik H5 sebesar lebih dari 4 kali
Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Petugas laboratorium telah melakukan standar universal precaution
Spesimen darah (EDTA, beku atau serum) dapat diambil ditriage
instalasi gawat darurat atau diruangan , spesimen darah, usap tengorok
dikirim oleh petugas laboratorium atau oleh petugas yang ditunjuk ke
badan Litbangkes untuk konfirmasi diagnosis.
Rutin : darah lengkap, hemoglobin, hitung leukosit, trombosit dan laju
endap darah (LED), albumin, globulin, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin,
kreatinin kinase, analisa gas darah,
Mikrobiologi : pemeriksaan gram dan basil tahan asam, kultur sputum /
usap tenggorok.
Pemeriksaan serologi : dapat dilakukan rapid test, terhadap virus
influenza, walaupun mungkin hasilnya tidak terlalu tepat, dan deteksi
antibody (ELIZA), serta deteksi antigen (HI,IF/FA).
2. Radiologi
Petugas instasi radiologi telah mempersiapkan diri dengan universal
precaution sebelum melaksanakan tugas.
Pemeriksaan akan dilakukan dalam 24 jam dengan mengunakan dua
pesawat radiologi, satu pada ruang instalasi radiologi, dan satu lagi
adalah unit yang bergerak didalam ruang perawatan.
Pemeriksaan foto thorax dengan infiltrate yang tersebar adalah
menunjukan kasus ini adalah pneumonia.
3. Pemeriksaan Mikrobiologi
Semua virus influenza bereplikasi dengan sempurna pada telur ayam
bertunas berembrio umur 10 hari, melalui inokulasi lewat amnion atau
alantois dan diinkubasi pada 35 sampai dengan 37°C selama tiga sampai
dengan empat hari. Replikasi virus dapat diketahui melalui adanya aktivitas
hemaglutinasi dalam zalir amnion atau alantois yang diambil untuk tujuan
tersebut. Sistem biakan sel yang digunakan untuk riset meliputi fibroblast
embrio ayam dan sel lestari ginjal anjing Madin-Darby (Madin-Darby
canine kidney cell line-MDCK). Bahan terbaik untuk pengisolasian virus
dari babi dan kuda adalah lendir hidung yang diambil pada saat infeksi dini,
atau bahan paru-paru yang didapatkan melalui nekropsi. Diagnosis serologis
retrospeksi dapat dilakukan pada babi, kuda dan manusia dengan
menggunakan uji hambatan hemaglutinasi menggunakan serum sepasang.
I. Penatalaksanaan
Triage instanasi rawat darurat antara lain :
Rawat darurat adalah suatu keadaan dimana penderita memerlukan
pemeriksaan dan tindakan medis segera dan apabila tidak segera dilakukan
dapat menimbulkan hal yang fatal bagi penderita.
Triage adalah ruangan yang mempunyai fungsi untuk melakukan seleksi
terhadap penderita flu babi dan di mana semua petugas setelah melakukan
standar universal precaution.
Seleksi pertama dilakukan oleh perawat yang terlatih dengan berpedoman
terhadap gejala-gejala flu babi dan faktor resikonya sekaligus melakukan
pemeriksaa awal sebelum dokter yang bertugas melakukan pemeriksaan
lebih lanjut.
Seleksi yang kedua adalah yang dilakukan oleh dokter triage yang
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai standar pelayanan
medis terhadap flu burung.
Jika diperlukan pemeriksaan diagnostik yang menunjang maka dokter
harus segera memerintahkan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
sederhana dan foto thorax terhadap penderita tersebut
Dari hasil pemeriksaan diagnostik fisik dan penunjang tersebut, dokter
dapat memulangkan atau segera merawat pasien tersebut sesuai
dengan indikasi.
J. Pengobatan
Obat-obatan antivirus digunakan untuk mencegah virus bereproduksi.
Efektif apabila diberikan dalam 48 jam setelah gejala awal muncul
Obat-obatan flu dapat rnempersingkat durasi selama 1-2 hari apabila
diberikan pada periode awal.
Ada dua jenis obat-obatan flu, yaitu:
1. Adamantanes (amantadine dan reniantadine)
2. Inhibitors of influenza neuraminidase (oseltamivir dan zanamivir)
Oseltamivir atau tamiflu direkomendasikan dalam pengobatan dan
profilaksis influenza
Dosis yang direkomendasikan untuk pengobatan influenza, yaitu:
- Dewasa : 75 mg, 2x1 selama 5 hari.
- Anak-anak > 1 tahun : dosis tergantung berat badan.
30 mg, 2x1 ≤ 15 kg
45 mg, 2x1 ˃ 15 - 23 kg
60 mg, 2x1 ˃ 23 - 40kg
75 mg, 2x1 ˃ 40kg
Dosis yang direkomendasikan untuk profilaksis influenza, yaitu:
- Dewasa dan remaja > 13 tahun : 75 mg, 1x1 selama 7 hari.
- Anak-anak 1 sampai dengan 13 tahun. Anank-anak < 1 tahun tidak
dianjurkan untuk mengkonsumsi obat-obat influenza sebagai therapy
profilaksis.
top related