strategi peningkatan produktivitas padi di desa … · 11. analisis external factor evaluation...
Post on 06-Nov-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI DESA WONOREJO KECAMATAN MANGKUTANA
KABUPATEN LUWU TIMUR
TANTRI MULIANI 105960202415
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI DESA WONOREJO KECAMATAN MANGKUTANA KABUPATEN
LUWU TIMUR
TANTRI MULIANI 105960202415
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : STRATEGI
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI DESA WONOREJO
KECAMATAN MANGKUTANA KABUPATEN LUWU TIMUR adalah benar
merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
skripsi ini.
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : STRATEGI
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI DESA WONOREJO
KECAMATAN MANGKUTANA KABUPATEN LUWU TIMUR adalah benar
merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
skripsi ini.
Makassar, 15 Agustus 2019
Tantri Muliani 1059602052415
ABSTRAK
TANTRI MULIANI 105960202415. Strategi Peningkatan Produktivitas Padi Di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur dibimbing oleh Mohammad Natsir dan Rahmawati.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi peningkatan produktivitas padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Random sampling dengan keseluruhan populasi 285 dengan mengambil 10% dari populasi diperoleh 30 orang petani. Analisis data yang digunakan analisis regresi berganda dan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa semua faktor-faktor memberikan pengaruh yang nyata terhadap produktivitas padi tetapi secara farsial atau signifikan hanya faktor produksi yakni pupuk (X2) dan Tenaga kerja (X4). Nilai standard error terdapat pada variabel tenaga kerja yang dinyatakan bahwa variabel tenaga kerja adalah variabel utama dari dua variabel yang signifikan.
. Hasil dari penentuan grand strategi (SWOT), diperoleh hasil dari peta posisi kekuatan peningkatan produktivitas padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur berada di Kuadran I, dimana Strategi peningkatan produksi padi yang dapat diterapkan berupa: memanfaatkan luas lahan demi mengoptimalkankan hasil produksi padi.
Kata kunci : Peningkatan, Produktivitas, Strategi, Padi
ABSTRAK
TANTRI MULIANI 105960202415. Rice Productivity Improvement Strategy in Wonorejo Village, Mangkutana District, East Luwu Regency, was guided by Mohammad Natsir and Rahmawati. This study aims to determine strategies for increasing rice productivity in Wonorejo Village, Mangkutana District, East Luwu Regency. Determination of the sample is done by the method of random sampling with a total population of 285 by taking 10% of the population obtained by 30 farmers. Data analysis used multiple regression analysis and SWOT analysis. The results showed that all factors had a significant influence on rice productivity, but only partially or significantly only production factors, namely fertilizer (X2) and labor (X4). The standard error value is found in the labor variable which states that the labor variable is the main variable of two significant variables The results of the determination of the grand strategy (SWOT), obtained from the map of the strength position of rice productivity increase in Wonorejo Village, Mangkutana District, East Luwu Regency are in Quadrant I, where the strategy to increase rice production can be applied in the form of: utilizing land area to optimize rice yield. Keywords: Improvement, Productivity, Strategy, Rice
KATA PENGANTAR
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang merupakan
tauladan bagi kaum muslimin dimuka bumi ini. Walaupun berbagai macam
tantangan yang dihadapi, tetapi semua itu telah memberikan pengalaman yang
berharga untuk dijadikan pelajaran dimasa yang akan datang.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Pertanian (Sp) pada Jurusan agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang berjudul “Strategi Peningkatan Produktivitas
Padi Di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur”.
Saya menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini banyak
memperoleh bantuan dari berbagai pihak baik berupa petunjuk, bimbingan
maupun dorongan moril dan materil, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati penulis haturkan terima kasih kepada:
1. Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P selaku pembimbing I dan Rahmawati.
S.P.,M.Si. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat
terselesaikan.
2. Bapak H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati. S.P., M.P selaku ketua Prodi Studi Agribisnis fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Kedua orangtua penulis ayahanda Jamil dan ibunda tercinta Sukati yang tak
akan tergantikan yang telah melahirkan membesarkan dan tak henti-hentinya
mencurahkan kasih sayangnya pengorbanan yang diberikan kepada saya
dalam menempuh jenjang pendidikan dan segenap keluarga yang senantiasa
memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis dan karyawan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu
kepada penulis.
6. Kepada pihak pemerintah Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur beserta jajarannya serta para petani yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di daerah tersebut.
7. Semua sahabat dan teman-teman yang tidak dapat disebut satu persatu serta
seluruh rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Agribisnis khususnya teman-teman
angkatan 2015 yang selalu memberikan motivasi dan bantuan dalam
penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas
kebaikan dan bantuan rekan-rekan sekalian, Aamiin.
Kami menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritikan dan saran pembaca yang sifatnya
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan jiwa kami berharap semoga
skripsi ini, dapat memberikan manfaat bagi peningkatan dan pengembangan
pendidikan khususnya pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar. Aaamiin
Wassalam
Makassar, 15 Agustus 2019
Tantri Muliani
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................................
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI ...
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
2.1 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
3.1 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 4
II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6
2.1 Usahatani ............................................................................................ 6
2.2 Padi ..................................................................................................... 7
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ..................................... 8
2.4 Strategi ................................................................................................ 12
2.5 Konsep Produktivitas .......................................................................... 19
2.6 Kerangka Pikir Penelitian ................................................................... 20
III METODE PENELITIAN ......................................................................... 23
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 23
3.2 Teknik Penentuan Sampel ............................................................... 23
3.4 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 23
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 24
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................... 25
3.7 Definisi Operasional ........................................................................ 32
IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................... 34
4.1. Letak Geografis .............................................................................. 34
4.2. Kondisi Demografis ........................................................................ 35
4.3. Kondisi Pertanian .......................................................................... 36
V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 37
5.1. Identitas Informan........................................................................... 38
5.2. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi .................. 42
5.3 Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor
Evaluation (EFE) ............................................................................ 43
5.4. Matriks Internal dan Eksternal (IE) ................................................ 51
5.5. Alternatif Strategi Matriks SWOT ................................................. 53
VI. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 59
6.1. Kesimpulan ..................................................................................... 59
6.2. Saran ............................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kuisioner Penelitian
Identitas Responden
Rekapitulasi Data
Dokumentasi Penelitian
Surat Izin Penelitian
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur ................................................................................................... 35
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa
Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur ................................................................................................... 36
3. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tingkat Umur di
Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur .................................................................................................... 38
4. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tingkat Pendidikan
di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur ........................................................................................ 39
5. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan
Keluarga di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur. ..................................................................... 40
6. Jumlah Petani Responden berdasrkan Pengalaman Usahatani
di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur ........................................................................................ 41
7. Hasil Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi
di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur ........................................................................................ 42
8. Faktor-Faktor Internal Usahatani Padi di Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur .............................. 44 9. Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) di Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur .............................. 47 10. Faktor-Faktor Eksternal Usahatani Padi Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur .............................. 48
11. Analisis External Factor Evaluation (EFE) Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur .............................. 50
12. Alternatif Strategi Matriks SWOT Usahatani Padi Di Desa
Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur ................................................................................................... 54
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Diagram SWOT .................................................................................... 17
2. Kerangka Pikir Strategi Peningkatan Produktivitas Padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur ................................................................................................... 22
3. Matriks Internal Dan Eksternal ............................................................. 31
4. Matrik SWOT........................................................................................ 32
5. Hasil Matriks Internal dan Eksternal..................................................... 54 6. Penentuan Peta Posisi Kekuatan SWOT ............................................... 57
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Kuesioner Penelitian .......................................................................................74
2. Identitas RespondenPetani ..............................................................................80
3. Rekapitulasi Data Regresi Berganda ..............................................................81
4. Rekapitulasi Data Hasil Menggunakan Eviews .............................................83
5. Rekapitulasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Analisis SWOT ...............86
6. Dokumentasi Penelitian ..................................................................................87
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Kuesioner Penelitian .......................................................................................74
2. Identitas RespondenPetani ..............................................................................80
3. Rekapitulasi Data Regresi Berganda ..............................................................81
4. Rekapitulasi Data Hasil Menggunakan Eviews .............................................83
5. Rekapitulasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Analisis SWOT ...............86
6. Dokumentasi Penelitian ..................................................................................87
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan adalah komoditas penting bagi bangsa Indonesia, dimana pangan
merupakan kebutuhan pokok bangsa Indonesia (masyarakat Indonesia) yang harus
di penuhi pemerintah serta masyarakat secara bersama-sama. Pembangunan
pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional tetap mendapatkan
prioritas tinggi, karena bukti-bukti emperis menunjukan bahwa sektor pertanian
lebih tangguh di bandingkan sektor moderen dalam mengahadapi krisis moneter.
Krisis moneter yang berkepanjangan, tidak hanya menimbulkan ketidak setabilan
sosial ekonomi dan politik tetapi juga berdampak pada ketersediaan bahan-bahan
pokok kebutuhan masyarakat, Salahudin (1999) dalam Made Tirtayasa, I Ketut
Arnawa dan Putu Fajar Kartika Lestari (2016).
Padi merupakan komoditas strategis ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, dan
politik karena tanaman pangan terpenting yang menyangkut hajat hidup dan
kebutuhan dasar hampir seluruh rakyat Indonesia serta menjadi prioritas dalam
menunjang program pertanian. Di Indonesia uasahatani padi masih menjadi tulang
punggung perekonomian pedesaan (Budianto, 2003) dalam Jumakir,dkk (2014).
Pengadaan produksi beras dalam negeri sangat penting dalam rangka
keberlanjutan ketahanan pangan nasional dengan sasaran tercapainya swasembada
pangan (beras) (Suryatna, 2007) dalam Jumakir,dkk (2014). Sebagai komoditas
strategis, padi menjadi indikator perekonomian Indonesia. Dimana harga beras
menjadi cerminan kemampuan suatu negara dalam mengelola ekonominya.
Kondisi ini memiliki kaitan yang erat dengan manajemen produksi padi yang
berpengaruh terhadap pengelolaan konsumsi dan memiliki multiplier efek
terhadap sektor lain(Aji, Satria, & Hariono, 2014) dalam defidelwiana,Anton
Arianto dan Yulfita’Aini (2017).
Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama penduduk
Indonesia terus meningkat, karena selain penduduk terus bertambah dengan
peningkatan sekitar 2 % per tahun, juga adanya perubahan pola konsumsi
penduduk dari non beras ke beras. Terjadinya penciutan lahan sawah irigasi subur
akibat konversi lahan untuk kepentingan non pertanian, dan munculnya fenomena
degradasi kesuburan menyebabkan peningkatan produktivitas padi sawah irigasi
cenderung melandai sehingga tidak mampu mengimbangi laju peningkatan
penduduk, Andriani (2008) dalam Bima Satria, Erwin Masrul Harahap dan
Jamilah (2016).
Peningkatkan produktivitas dan produksi padi harus terus dilakukan untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta menjamin ketahanan
pangan. Penggunaan varietas unggul padi yang berpotensi hasil tinggi dan
semakin membaiknya mutu usahatani seperti pengolahan tanah, pemupukan dan
cara tanam telah berhasil meningkatkan produktivitas padi, Irawan (2004) dalam
Bima Satria, Erwin Masrul Harahap dan Jamilah (2016).
Lahan sawah di Kabupaten Luwu Timur seluas 26.487 hektar yang terdiri
dari 24.843 hektar sawah irigasi, 1.609 hektar sawah tadah hujan dan 35 hektar
sawah pasang surut. Tahun 2016, produksi padi sawah di Luwu Timur mencapai
307.265,92 ton dari luas panen sebesar 42.910 hektar. Rata-rata Produktivitas padi
(padi sawah dan padi ladang) di Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2016 sebesar
71,61 Ton/Ha dengan luas panen sebesar 42.810 Ha dan produksi 307.265,92 ton.
Pada tahun 2016, luas lahan sawah di Kecamatan Mangkutana seluas 2.248
Hektar dimana keseluruhannya menggunakan Irigasi Teknis. Pada Tahun 2016
jenis tanaman pangan yang diproduksi di Kecamatan Mangkutana meliputi
tanaman padi dan Jagung. Total Produksi Padi Tahun 2016 sebesar 16.415 ton
dari luas panen 2.345 hektar. Musim tanam padi pada april-september 2018 total
produksi padi di desa wonorejo sebesar 7,94 ton dari luas panen 257,5 hektar
kemudian total produksi pada oktober-maret 2018/2019 sebesar 6,23 ton dari luas
panen 257,5 hektar (Balai Penyuluh Pertanian 2018/2019).
Desa Wonorejo merupakan salah satu Desa dari 11 Desa yang ada di
Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Desa Wonorejo terdiri dari 4 Dusun yaitu : Dusun Sendang Sari 01, Dusun
Sendang sari 02, Dusun Sendang Rejo, dan Dusun Sendang Mulyo.
Secara umum Desa Wonorejo adalah Daerah Dataran Rendah dan sedikit
Daerah Perbukitan dan Rawa-Rawa. Sektor Pertanian Tanaman Pangan (Lahan
Persawahan) merupakan Lahan Terluas ada di Desa Wonorejo, sekaligus juga
menjadi pusat Pemerintahan Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
Desa Wonorejo di huni oleh berbagai Suku ( Etnis ) yang antara lain :
Suku Jawa, Toraja, Bugis, Batak, Pamona. Adapaun Suku yang Dominan adalah
Suku Jawa. Agama yang di anut oleh Penduduk Desa Wonorejo adalah : Islam
dan Kristen.
Berdasakan penjelasan diatas maka peneliti mengambil judul “Strategi
Peningkata Produktivitas Padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur“ Karena padi adalah komoditas yang memiliki persoalan
spesifik pada lingkungan yang spesifik maka dibutuhkan identifikasi masalah
produksi dan produktifitas padi, agar produksi dan produktivitas padi dapat
ditingkatkan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi produktivitas padi di Desa
Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur?
2. Bagaimana faktor internal dan faktor eksternal peningkatan produktivitas
padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur?
3. Bagaimana posisi strategi peningkatan produktivitas padi di Desa
Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi
di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
2. Untuk mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal peningkatn
produktivitas padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten
Luwu Timur
3. Untuk mengetahui posisi strategi peningkatan produktivitas padi di Desa
Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, guna menambah wawasan berkaitan dengan strategi
peningktan produktivitas padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur serta merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bagi pemerintah daerah Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur, sebagai bahan pertimbangan untuk lebih
meningkatkan produktivitas padi di Desa Wonorejo Kecamatan
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
3. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan referensi dalam penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan strategi peningkatan produktivitas
padi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. UsahaTani
Menurut Abd. Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti (2007) dalam Bayu
Murdiantoro (2011) Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani
mengelola input dan faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk,
benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien dan kontinu untuk menghasilkan
produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat.
Usahatani pada dasarnya adalah alokasi sarana produksi yang efisien untuk
mendapatkan produksi pendapatan usahatani yang tinggi. Jadi usaha tani
dikatakan berhasil kalau diperoleh produksi yang tinggi dan sekaligus juga
pendapatan yang tinggi. Pengelolaan usahatani merupakan pemilihan usaha antara
berbagai alternative penggunaan sumber daya yang terbagi yang meliputi lahan,
tenaga kerja, modal, dan waktu. Dalam usahatani juga terjadi kegiatan
mengorganisasi (mengelola) asset dan cara dalam pertanian atau suatu kegiatan
yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha
yang menyangkut bidang pertanian.
Usahatani yang ada di Negara berkembang khususnya Indonesia terdapat
dua corak dalam pengelolahannya yaitu usahatani yang bersifat subsistem adalah
dengan merubah melalui usahatani komersial. Usahatani komersial dicirikan
adanya suatu usahatani yang mencari laba atau profit yang sebesar-besarnya.
Tingkat kesenjangan petani sangat ditentukan pada hasil panen yang
diperoleh. Banyaknya hasil panen tercermin pada besarnya pendapatan yang
diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi
keluarga terpenuhi, dengan demikian tingkat kebutuhan konsumsi keluarga
terpenuhi sangat dirtentukan oleh pendapatan yang diterima.
2.2. Padi (Oryza sativa)
Tanaman padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penghasil beras yang
merupakan sumber karbohidrat bagi sebagian penduduk dunia. Penduduk
Indonesia, hampir 95% mengonsumsi beras sebagai bahan pangan pokok,
sehingga pada setiap tahunnya permintaan akan kebutuhan beras semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Menurut data Badan
Pusat Statistik (2014) dalam Windi eka pratiwi (2016), konsumsi beras di
Indonesia tergolong tinggi yaitu sebesar 97,4 kg/kapita/tahun pada tahun 2013.
Padi merupakan tanaman pokok di sawah karena merupakan tanaman
pokok. Tanaman penghasil makanan pokok hampir sebagian penduduk dunia ini
merupakan tanaman yang unik. Tanaman ini dapat hidup pada dua ekosistem,
yaitu ekosistem darat dan air. Padi dapat hidup baik di sawah maupun di darat
(tanpa air tergenang) sehingga berdasarkan tempat tumbuhnya dikenal dua jenis
padi : padi sawah dan padi gogo. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa padi
merupakan tanaman peralihan antara ekosistem darat dan air.
Padi merupakan komoditas strategis yang mendapat prioritas penanganan
dalam pembangunan pertanian. Menurut sejarah, padi telah dikenal dan ditanam
orang sejak zaman hindu bahkan sebelumnya.
Pada umumnya masing-masing daerah mempunyai jenis padi
sendirisendiri. Jenis padi itu berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaanya
antara lain terletak pada umur tanaman, banyaknya hasil, mutu beras, dan tahan
tidaknya terhadap gangguan hama maupun penyakit. Secara keseluruhan kualitas
padi yang terdapat di masing-masing daerah itu sangat rendah, mungkin hasilnya
sedikit, mudah diserang hama atau penyakit dan lain-lain. Namun masih banyak
orang di daerah yang menanamnya.
2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Produksi tentu saja tidak akan dapat dilakukan kalau tiada bahan-bahan
yang memungkinkan dilakukan proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan
produksi, orang yang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal
dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut faktor-faktor
produksi (factors of production). Jadi, semua unsur yang menopang usaha
penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor
produksi.
a. Tanah
Menurut (Rosyidi 2009) dalam (Khairul Umri, 2017) yang dimaksud dengan
istilah land atau tanah disini bukanlah sekedar tanah untuk ditanami atau untuk
ditinggali saja, tetapi termasuk pula di dalamnya segala sumber daya alam
(natural resources). Itulah sebabnya faktor produksi yang pertama ini sering kali
pula disebut dengan sebutan natural resources di samping juga sering disebut
land. Dengan demikian, istilah tanah atau land ini maksudnya adalah segala
sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi dan berasal atau tersedia di alam ini
tanpa usaha manusia, yang antara lain meliputi :
1. Tenaga penumbuh yang ada di dalam tanah, baik untuk pertanian, perikanan,
maupun pertambangan.
2. Tenaga air baik untuk pengairan, pegaraman, maupun pelayaran, termasuk
juga disini adalah misalnya, air yang dipakai sebagai bahan pokok oleh
Perusahaan Minum.
3. Ikan dan mineral, baik ikan dan mineral darat (sungai, danau, tambak, kuala,
dan sebagainya) maupun ikan dan mineral laut.
4. Tanah yang di atasnya didirikan bangunan
5. Living Stock, seperti ternak dan binatang-binatang lain yang bukan ternak
dan lain-lainnya seperti bebatuan dan kayu-kayuan. Singkat kata, yang
dimaksudkan dengan istilah tanah (land) maupun sumber daya alam (natural
resouces) disini adalah sebagai sumber asli yang tidak berasal dan kegiatan
manusia, dan bisa di perjualbelikan.
Menurut Daniel (2004) dalam Khairul Umri (2017) menjelaskan bahwa faktor
alam lainnya seperti air, udara, temperatur, sinar matahari dan lainnya. Selain itu,
luas penguasaan lahan untuk pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian.
b. Tenaga Kerja
Menurut Rosyidi (2009) dalam Khairul Umri (2017) di dalam ilmu
ekonomi yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja manusia (labor) bukanlah
semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul, menggergaji, bertukang, dan
segala fisik lainnya. Hal yang dimaksudkan disini memang bukanlah sekedar
labor atau tenaga kerja saja, tetapi lebih luas lagi yaitu sumber daya manusia
(human resources). Istilah yang tersebut terakhir itu nyata-nyata lebih luas artinya
daripada hanya sekedar labor saja.
Di dalam istilah human resources atau sumber daya manusia itu, tercakup
tidak saja tenaga fisik atau tenaga jasmani manusia tetapi juga kemampuan mental
atau kemampuan nonfisiknya, tidak saja tenaga terdidik tetapi juga tenaga yang
tidak terdidik tidak saja tenaga yang terampil tetapi juga yang tidak terampil. Di
dalam istilah atau pengertian human resources itu terkumpullah semua atribut
atau kemampuan manusiawi yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan
orang berkata bahwa kualitas atau mutu sumber daya manusia suatu bangsa itu
tergantung pada kulaitas atau mutu ketaqwaan, kesehatan, kekuatan fisik,
pendidikan, serta kecakapan penduduk.
Disisi lain tenaga kerja juga didefinisikan sebagai angkatan kerja yang
bekerja (employed) minimal 36 jam seminggu, biasanya makin sejahtera suatu
bangsa, jam kerjanya semakin pendek, pengertian ini dikemukakan oleh (Noor,
2007) dalam Khairul Umri (2017).
Selain itu pengertian tenaga kerja di kemukakan oleh Sumarsono (2003)
dalam Khairul Umri (2017) adalah tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah
bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan pekerjaan lain seperti
bersekolah dan mengurus rumah tangga. Di Indonesia yang dimaksud tenaga kerja
adalah penduduk yang berusia 10 tahun/ lebih, Indonesia tidak mengenal batasan
umum maksimum alasannya Indonesia masih belum mempunyai jaminan social
Sebagian kecil penduduk Indonesia yang menerima tunjangan dihari tua, yaitu
pegawai negri dan pegawai swasta.
Pendapatan yang mereka terima tidak mencukupi kebutuhan mereka
sehari-hari. Oleh sebab itu mereka yang telah mencapai usia pensiun biasanya
tetap masih harus bekerja.
c. Modal
Menurut Rosyidi (2009) dalam Khairul Umri (2017) Faktor produksi yang
ketiga adalah modal (capital). Lengkapnya, nama atau sebutan bagi faktor
produksi yang ketiga ini adalah real capital goods (barang-barang modal riil),
yang meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi
barang-barang lain serta jasa-jasa.
Pengertian capital (modal) semacam itu sebenarnya hanyalah merupakan
salah satu saja dari pengertian modal seluruhnya, sebagaimana yang sering
dipergunakan oleh para ahli ekonomi. Sebab, modal juga mencakup arti uang
yang tersedia di dalam perusahaan untuk membeli mesin-mesin serta faktor
produksi lainnya.
Seseorang tentu saja tidak akan dapat membangun sebuah jembatan atau
menenun kaos oblong, misalnya dengan menggunakan uang. Orang hanya dapat
menggunakan uang untuk mendapatkan (membeli) faktor-faktor produksi, untuk
kemudian baru bisa dilakukan proses produksi. Oleh karena itu, pentinglah
kiranya untuk membedakan dengan tegas perbedaan antara barang-barang modal
riil (real capital goods) dan modal uang (money capital) yakni dana yang
digunakan untuk membeli barang-barang modal dan faktor produksi lainnya. Hal
yang dimaksudkan dengan “modal” dalam faktor produksi yang ketiga ini adalah
barang-barang modal itu, bukan modal uang.
Terkait dengan hal itu, kalau istilah produksi yang selama ini kita pakai selalu
mengesankan kepada produksi barangbarang konsumsi. Menurut Kasmir (2009)
dalam Khairul Umri (2017) bahwa modal merupakan biaya untuk pendirian
perusahaan mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut
berdiri. Menurut Noor (2007) dalam Khairul Umri (2017) memberikan pengertian
tentang modal (pendanaan) adalah pemenuhan kebutuhan dana untuk kebutuhan
bisnis yang biasanya sudah dihitung dalam studi kelayakan.
2.4. Strategi
a. Pengertian Strategi
Menurut Chandler (1962) dalam Drs Onni Juwono,MM (2011) : Strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan
jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumbar daya. Intinya
strategi adalah pilihan untuk melakukan aktivitas yang berbeda atau untuk
melaksanakan aktivitas dengan cara berbeda dari pesaingnya.
b. Perumusan strategi
1. Analisis SWOT
Analisis ini merupakan suatu metode untuk menggali aspek-aspek kondisi
yang terdapat di suatu wilayah yang direncanakan maupun untuk menguraikan
berbagai potensi dan tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan wilayah
tersebut. Kata SWOT itu sendiri merupakan kependekan dari variabel-variabel
penilaian, yaitu: (Theresia Militina dan Obeth Banni, 2015)
a) S, merupakan kependekan dari Strengths, yang berarti potensi dan kekuatan
pembangunan.
b) W, merupakan kependekan dari Weaknesses, yang berarti masalah dan
tantangan pembangunan yang dihadapi.
c) O, merupakan kependekan dari Opportunities, yang berarti peluang
pembangunan yang dapat.
d) T, merupakan kependekan dari Threats, yang merupakan faktor eksternal yang
berpengaruh dalam pembangunan.
Analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan suatu strategi pembangunan daerah. Sebagai sebuah
konsep dalam manajemen strategik, teknik ini menekankan mengenai perlunya
penilaian lingkungan eksternal dan internal, serta kecenderungan
perkembangan/perubahan di masa depan sebelum menetapkan sebuah
strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) (Theresia Militina
dan Obeth Banni, 2015).
1. Cara Perhitungan Bobot dan Rating dalam SWOT Matrix
Setelah indikator-indikator SWOT ditentukan, langkah pertama adalah
menentukan bobot, rating, dan score. Bobot ditentukan berdasarkan tingkat
kepantingan atau urgensi penanganan dengan skala 1 sampai 5 (1 = tidak penting,
5 = sangat penting)
Langkah kedua adalah menjumlahkan bobot kekuatan dan bobot
kelemahan. Kemudaian dihitung bobot relatif untuk masing-masing indikator
yang terdapat pada kekuatan dan kelemahan, sehingga total nilai bobot tersebut
menjadi 1 atau 100%. Dengan cara yang sama dihitung bobot. Dan bobot relatif
untuk peluang dan ancaman.
Langkah ketiga adalah menentukan rating. Rating adalah analisis kita
terhadap kemungkinan yang akan terjadi dalam jangka pendek (misalnya satu
tahun kedepan). Nilai rating untuk varibel kekuatan deberi nilai 1 sampai 4.
Diberi nilai 1 kalau kemungkinan indikator tersebut kenerjanya semakin menurun
di bandingkan pesaing utama. Di beri nilai 2 kalau indikator itu kinerjanya sama
dengan pesaing utama. Sedangkan diberi nilai 3 dan 4, kalau indikator tersebut
lebih baik dibandingkan pesaing utama. Semakin tinggi nilainya artinya kinerja
indikator tersebut tahun depan akan semakin baik dibandingkan pesaing utama.
Nilai rating variabel kelemahan diberi nilai 1 sampai 4. Diberi nilai 1
kalau indikator tersebut semakin banyak kelemahannya dibandingkan pesaing
utama. Sebaliknya diberi nilai 4 kalau kelemahan indikator tersebut semakin
menurun dibandingkan pesaing utama. Pada tahun depan. Artinya pemberian nilai
reting untuk variabel kelemahan atau variabel ancaman berkebalikan dengan
pemberian nilai rating untuk variabel kekuatan dan variabel peluang.
Nilai score diperoleh berdasarkan hasil nilai bobot dikali nilai rating.
Total nilai score unruk internal factor menunjukkan bahwa semakin nilainya
mendekati 1, semaking banyak kelemahan internal dibandingkan kekuatannya.
Sedangkan semakian nilainya mendekati 4, semkain banayak kekuatannya
dibandingkan kelemahannya.
Begitu juga dengan totol nilai score untuk faktor internal. Semkain total
nilai score mendekati 1, semakin banyak ancamannya dibandingkan dengan
peluang. Sedangkan apabila total nilai score mendekati 4, artinya semakin banyak
peluang dibandingkan ancaman.
Gabungkan kedua kondisi internal dan eksternal ini selanjutnya kita
masukkan dalam internal external matrix, sehingga kita mengetahui posisi
persaingan yang akan terjadi pada kotporat, unit bisnis, maupun produk yang kita
akan analisis. Berdasarkan posisi ini kita dapat menentukan staregi yang tepat
untuk memenangkan persaingan tahun depan (Freddy Rangkuti 2016).
2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Dalam upaya meningkatkan pangsa pasar yang dimiliki, PT X perlu
melakukan analisis kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi kondisi
perusahaannya. Selanjutnya, perusahaan perlu melakukan evaluasi kembali
terhadap strategi pemasaran yang telah diterapkan selama ini, sehingga mampu
memanfaatkan seluruh kekuatan dan peluang yang ada serta mampu
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang dihadapi. Bila strategi
pemasaran dapat dilakukan dengan tepat, maka diharapkan perusahaan mampu
meningkatkan pangsa pasarnya, sehingga keuntungan yang diperoleh dapat
meningkat pula.
Kekuatan dan kelemahan internal adalah segala kegiatan dalam kendali
organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau buruk. Kekuatan dan
kelemahan tersebut ada dalam kegiatan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem
informasi manajemen di setiap perusahaan (David F.R, 2004).
3. IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation)
Penentuan peringkat didasarkan pada efektivitas strategi perusahaan.
Peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang memiliki peringkat 4
menunjukkan bahwa perusahaan merespon peluang, ancaman, kekuatan ataupun
kelemahan dengan sangat bagus/luar biasa. Peringkat 3 : perusahaan merespon
diatas rata-rata, peringkat 2 : perusahaan merespon rata-rata/biasa, sedangkan
peringkat 1 direspon kurang baik/dibawah rata-rata.
4. Matriks Internal-Eksternal
Matrik Internal-External (IE) merupakan gabungan dari matrik IFE dan
matrik EFE. Matrik IE berisi sembilan macam sel yang memperlihatkan
kombinasi total nilai terboboti dari matrik IFE dan matrik EFE. Sembilan sel
strategi pada matrik IE dapat dikelompokkan menjadi tiga sel strategi utama,
yaitu:
a) Sel tumbuh dan bina (sel I, II, IV). Strategi yang mungkin tepat dikembangkan
adalah strategi intensif meliputi penetrasi pasar, pengembangan produk,
pengembangan pasar serta strategi integrasi ke depan, ke belakang dan
horisontal.
b) Sel pertahankan dan pelihara (sel III, V, VII). Strategi yang mungkin tepat
dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
c) Sel panen atau divestasi (sel VII, VIII, IX).
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka perlu dipertajam posisi
produk dalam persaingan bisnis dengan analisis IE dalam bentuk matrik IE.
Dengan matrik IE dapat diketahui posisi persaingan bisnis yang selanjutnya
mempermudah dalam menentukan pemilihan strategis. (David F.R, 2004).
5. Pembuatan Matriks SWOT
Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi pelayanan. Analisis ini berdaskan
logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal dan faktor internal.
Gambar 1 Diagram SWOT
Sumber Rangkuti (2009)
Keterangan :
Kuadran I :
Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
Kuadran II :
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
Kuadran III Turn around
Kuadran II Difersificative
Kuadran IV Defensive
Kuadran I Agresive
Berbagai Peluang
Kekuatan Internal Kelemahan Internal
Berbagai Ancaman
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi (produk/jasa).
Kuadran III :
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus perusahaan ini
adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV :
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
6. Matriks SW
Matriks SWOT merupakan kombinasi dari daftar yang ada pada matriks
IFE dan EFE yang digunakan untuk menyusun alternatif strategi perusahaan untuk
mengembangkan usaha. Analisis SWOT digambarkan ke dalam Matriks SWOT
dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan – peluang (S-O
strategies), strategi kelemahan – peluang (W-O strategies), strategi kekuatan -
ancaman (S-T strategies), strategi kelemahan – ancaman (W-T strategies).
2.5. Konsep Produktivitas
a. Pengertian Produktivitas
Malayu S.P Hasibuan (2003) dalam Kholifa Nurul (2016),
mengemukakan bahwa: “Produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil)
dengan input (masukan). Jika produktivitas naik hal ini hanya dimungkinkan oleh
adanya peningkatan efisiensi ( waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja, teknis
produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya”.
Menurut Paul Mali seperti yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001) dalam
Kholifa Nurul (2016) mengemukakan bahwa:”Produktivitas adalah bagaimana
menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan
memanfaatkan sumberdaya secara efisien. Oleh karena itu produktivitas sering
diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu”.
Produktivitas menyatakan rasio antara output dan input. Dalam
pekerjaan pengukuran produktivitas, terlebih dahulu harus disusun defenisi kerja
dan kemudian cara mengukur baik output maupun input. Secara garis besar setiap
variabel dapat dinyatakan dalam satuan fisik atau satuan nilai rupiah
(Sinungan,1992:44) dalam Kholifa Nurul (2016).
Produktivitas dipengaruhi oleh suatu kombinasi dari banyak faktor,
antara lain: varietas, tingkat kesesuaian lahan (termasuk luas dan kualitasnya),
jenis teknologi yang digunakan, ketersediaan modal, kualitas pupuk dan input
lainnya, ketersedian dan kualitas infrastruktur pendukung (seperti irigasi) dan
tingkat pendidikan/ pengetahuan petani (Tambunan,2003:47) dalam Kholifa Nurul
(2016).
b. Perhitungan Produktivitas
Untuk menghitung produktivitas dapat menggunakan rumus sebagai
berikut.
Produktivitas adalah rasio dari total output dengan input yang
dipergunakan dalam produksi (Pindyck dan Ru v binfeld,2001) dalam Kholifa
Nurul (2016).
2.6. Kerangka Pikir
Usahatani padi banyak diusahakan pada kualitas input seperti lahan yang
subur, benih unggul, perawatan menggunakan pupuk dan pestisida sehingga
output yang dihasilkan bagus dan produktivitas padi dapat meningkat.
Produktivitas merupakan cara atau kegiatan yang dilakukan untuk
menghasilkan sesuatu, baik berupa produk ataupun jasa. adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi produktivitas yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor dari dalam yang mempengarhi produksi padi
seperti pupuk, benih dan lahan.
Kemudian faktor eksternal merupakan faktor dari luar yang dapat
mempengaruhi produksi padi seperti serangan hama dan penyakit.
Strategi yang digunakan dalam meningkatkan produktivitas padi yaitu
analisis regresi adalah sebuah pendekatan untuk memodelkan hubungan antara
variable terkait Y dan satu atau lebih variable bebas yang disebut X. Sedangkan
analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats). Dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Sedangkan. Hasil dari dua analisis diatas akan menghasilkan bagaiman
produktivitas padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu
Timur.
Gambar 2 Kerangka Pikir Strategi Peningkatan Produktivitas Padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
Usahatani Padi
Alternatif Strategi
Faktor Eksternal
Produktivitas Lahan
Faktor Internal
Elastisitas Produktivitas dan SWOT
Output
Faktor Produksi a. Luas lahan b. Benih c. Pupuk d. Pestisida e. Tenaga Kerja
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2019 di
Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini
dilaksankan di Desa Wonorejo dikarenakan pada desa tersebut termasuk salah
satu daerah penghasil padi.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling yang
pengambilan sampel yang mana pengambilannya dilakukan secara acak
maksudnya dalam pengambilan sampel ini peneliti memilih petani secara acak
yang menanam padi.
Jumlah populasi petani padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur sebanyak 285 orang petani yang menanam padi melalui
data dari kantor desa.
Penentuan sampel dilakukan dengan metode random smpling atau acak
dengan mengambil 10% dari populasi sehingga sampel yang diambil yakni 30
orang petani padi.
Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang
diambil adalah semuanya, namun apabila populasi penelitian berjumlah lebih dari
100 maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau lebih (Arikunto,2010).
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
kuantitatif. Data Kuantitatif yaitu data informasi yang berupa simbol angka atau
bilangan yang digunakan untuk menghitung produktivitas padi di Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data Primer Data
primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu dari petani
padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan menggunakan tenik
observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan
secara langsung pada obyek penelitian terhadap tingkat produktivitas usahatani
padi.
2. Wawancara
Teknik wawancara atau interview dilakukan dengan jalan wawancara
secara langsung dengan petani responden yang berhubungan dengan penelitian
ini. Wawancara dilakukan dengan maksud untuk memperoleh informasi secara
langsung untuk dijadikan data yang tidak diperoleh dari sumber data yang lain.
3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meneliti berbagai
macam dokumen yang relevan dan berguna untuk bahan analisis penelitian ini.
3.5. Teknik Analisis Data
a. Regresi Berganda
Analisis ini digunakan sebagai alat analisis peramalan nilai dua variabel
bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Rumus persamaan regresi berganda
menurut Husaini et al (2006, h. 242) adalah:
Y = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn………………..(1)
Dari persamaan diatas (1) bila variabel Y dan X di formulasikan ke
bentuk regresi linear berganda menjadi sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2+b3X3 + b4X4+b5X5 +b6X6 e
Dimana Y= Variabel produktivitas
a = Nilai Konstan (intercept)
b1,b2,b3,b4= koefisien regresi ( slope)
X1 =- Luas Lahan
X2 = Benih
X3 = Pupuk
X4= Pestisida
X5= Tenaga Kerja
X6= Faktor Eksternal
X7= Faktor Internal
e = eror term (kesalahan)
Analisis ini menggunakan pendekatan analisis fungsi produksi, dimana
fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Bentuk fungsi
produksi yang digunakan adalah Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam bentuk
fungsional sebagai sisi kanan
Y = f (X 1, X 2, X 3 ,…, X n)
di mana:
Y = jumlah output
X 1, X 2, X 3 ,…, X n = jumlah input faktor (seperti luas lahan, benih, pupuk dan
pestisida).
Menurut soekartawi (1990) dalam Vinta Rosari (2013) fungsi produksi
cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan variabel
dependen dan dua atau lebih variabel independen. Bentuk umum dari fungsi cob-
douglas adalah sebagai berikut:
Y = a X1b X2
c X3d X4
e X5f X6
g
Keterangan:
Y= Output
X1, X2 ,X3 ,X4, X5, X6 = jenis input yang digunakan dalam proses
produksi
a = indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output
b,c,…g = elastisitas produksi dari input yang digunakan
Agar data yang diperoleh dapat dianalisis menggunakan fungsi produksi
cob-douglas, maka data tersebut harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam
bentuk linear dengan cara menggunakan logaritma natural (In) yang selanjutnya
dapat diolah lebih lanjut menggunakan analisis regresi linear berganda. Sehingga
peramaannya menjadi :
LnY = Ln a + b LnX1+ c LnX2 + d LnX3 + e LnX4 + f LnX5 + g LnX6
Keterangan:
Ln = logaritma natural
Dengan mengubah persamaan ke dalam logaritma natural maka akan
diperoleh parameter efisiensi (a) dan elastisitas inputnya.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis alternatif strategi pengembangan usahaitani vanili dianalisis
dengan menggunkan Analisis SWOT yang dilaksanakan melalui tahap-tahap
analisis sebagai berikut :
1. Analisis Lingkungan Internal atau Internal Factor Evaluation (IFE)
Internal Factor Evaluation digunakan untuk menganalisis lingkungan
internal perusahaan melalui pendekatan fungsional sehingga dapat diidentifikasi
sejauh mana kompetensi (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki perusahaan.
Faktor-faktor internal diperoleh setelah menganalisis lingkungan dari beberapa
sumber informasi.
Faktor-faktor internal kemudian digunakan untuk mengetahui posisi usaha
dan merumuskan alternatif strategi pengembangan. Dari faktor-faktor internal
yang telah teridentifikasi kemudian dianalisis melalui beberapa tahap yaitu :
a. Membuat daftar faktor-faktor internal yang berpengaruh terhadap
produktivitas perusahaan.
b. Memberikan bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai dengan
1,0 (sangat penting). Bobot yang diberikan pada satu faktor menunjukkan
seberapa penting faktor itu menunjang keberhasilan perusahaan dalam industri
yang digelutinya. Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci adalah kekuatan
atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh
besar terhadap kinerja perusahaan diberi bobot tertinggi. Jumlah dari semua
bobot harus 1,0.
c. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan
apakah faktor itu merupakan kelemahan besar (peringkat = 1), kelemahan
kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3), atau kekuatan besar
(peringkat = 4). Ingat bahwa peringkat 4 atau 3 hanya untuk kekuatan,
sedangkan 1 atau 2 hanya untuk kelemahan.
d. Mengalikan setiap bobot faktor dengan peringkat yang sudah ditentukan untuk
menentukan nilai yang dibobot.
e. Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan
nilai bobot total bagi organisasi.
Total skor pembobotan pada matrik IFE berkisar antara 1,0 sampai dengan
4,0 dengan rata-rata 2,5. Apabila hasil IFE matriks di bawah 2,5 berarti
perusahaan berada dalam posisi lemah dalam dinamika lingkungan internal.
Tetapi apabila hasil IFE matriks di atas 2,5 berarti perusahaan berada pada posisi
kuat dalam dinamika lingkungan internal.
2. Analisis Lingkungan Eksternal atau External Factor Evaluation (EFE)
EFE digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal yang
berpengaruh sehingga dapat diidentifikasi informasi tentang peluang dan ancaman
yang dihadapi perusahaan. Faktor-faktor eksternal diperoleh setelah menganalisis
lingkungan dari beberapa sumber informasi.
Faktor-faktor eksternal kemudian digunakan untuk mengetahui posisi
usaha dan merumuskan alternatif strategi pengembangan. Dari faktor-faktor
eksternal yang telah teridentifikasi kemudian dianalisis melalui beberapa 5 tahap
antara lain :
a. Membuat daftar faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
produktivitas perusahaan.
b. Memberikan bobot setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat
penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar
berhasil dalam industri tersebut. Jumlah seluruh bobot yang harus diberikan
harus sama dengan 1,0.
c. Memberikan peringkat 1 sampai 4 kepada masing-masing factor eksternal
kunci untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat itu
merespon faktor tersebut, dengan catatan : 4 = respon luar biasa, 3 = respon
diatas rata-rata, 2 = respon rata-rata, 1 = respon jelek. Penting untuk
diperhatikan bahwa baik peluang maupun ancaman dapat peringkat 1, 2, 3,
atau 4.
d. Mengalikan setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan nilai yang
dibobot.
e. Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan
nilai bobot total bagi organisasi.
Pada matrik EFE, total skor pembobotan berkisar antara 1,0 sampai
dengan 4,0 dengan rata-rata 2,5. Total skor 4,0 menunjukkan perusahaan mampu
merespon peluang untuk menghindari ancaman dengan baik, sedangkan total skor
1,0 berarti perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang untuk menghindari
ancaman yang dihadapinya dengan baik.
3. Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matrik Internal-External (IE) merupakan gabungan dari matriks IFE dan
matrik EFE. Matrik IE berisi sembilan macam sel yang memperlihatkan
kombinasi total nilai terboboti dari matrik IFE dan matrik EFE. Sembilan sel
strategi pada matrik IE dapat dikelompokkan menjadi tiga sel strategi utama,
yaitu:
a. Sel tumbuh dan bina (sel I, II, IV). Strategi yang mungkin tepat dikembangkan
adalah strategi intensif meliputi penetrasi pasar, pengembangan produk,
pengembangan pasar, serta strategi integratif meliputi integrasi ke depan, ke
belakang dan horizontal.
b. Sel pertahanan dan pelihara (sel III, V, VII). Strategi yang mungkin tepat
dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
c. Sel panen atau divestasi (sel VI, VIII, IX).
Total nilai IFE yang diberi bobot dari 1,0 – 1,99 menunjukkan posisi
internal yang lemah, nilai 2,0 – 2,99 dianggap sedang dan nilai 3,0 – 4,0 dianggap
kuat.
Total nilai EFE yang diberi bobot dari 1,0 – 1,99 menunjukkan posisi
eksternal rendah ; nilai 2,0 – 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0-4,0 dianggap
tinggi. Gambar matrikS IE adalah sebagai berikut :
Gambar 3 Matriks Internal dan Eksternal (David, F. R, 2004)
4. Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan kombinasi dari daftar yang ada pada matriks
IFE dan EFE yang digunakan untuk menyusun alternatif strategi perusahaan untuk
mengembangkan usaha. Analisis SWOT digambarkan ke dalam Matriks SWOT
I Tumbuh dan
Bina
II Tumbuh dan
Bina
III Pertahankan dan
Pelihara
IV Tumbuh dan
Bina
V Pertahankan dan Pelihara
IV Panen atau Divestasi
VII Pertahankan dan Pelihara
VIII Panen atau Divestasi
IX Panen atau Divestasi
1,0 2,0 3,0 4,0
2,0
1,0
Lemah
1,0 - 1,99
Sedang
2,0 – 2,99
Kuat
3,0 – 4,0
Kuat
3,0 – 4,0
TOTAL RATA-RATA
TERTIMBANG IFE
TOTAL
RATA-RATA
TERTIMBANG
EFE
3,0
Sedang
2,0 – 2,99
Lemah
1,0 - 1,99
dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan – peluang ( S-O
strategies), strategi kelemahan – peluang (W-O strategies), strategi kekuatan -
ancaman (S-T strategies), strategi kelemahan – ancaman (W-T strategies).
Gambar 4 Matriks SWOT (Freddy Rangkuti, 2016).
3.6. Defenisi Operasional
1. Usaha Tani adalah kegiatan yang dilakukan dalam bidang pertanian dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada agar mendapatkan keuntungan yang
besar.
2. Input adalah kegiatan dalam mengelola suatu produk atau jasa
3. Output adalah hasil yang di peroleh dari proses pengelolahan suatu produk
atau jasa.
4. Produktivitas merupakan cara atau kegiatan yang dilakukan untuk
menghasilkan sesuatu, baik berupa produk ataupun jasa
Strenght (S)
Tentukan 5-
10 faktor-faktor
kekuatan internal
Weakness (W)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
kelemahan internal Opportunities (O)
Tentukan
5-10 faktor-faktor
peluang eksternal
Strategi S-O
Ciptakan
strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi W-O
Ciptakan
strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Threats (T)
Tentukan
5-10 faktor-faktor
ancaman
eksternal
Strategi S-T
Ciptakan
strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
ancaman
Strategi W-T
Ciptakan
strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
5. Strategi adalah cara atau proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan jangka
panjang suatu perusahaan
6. Petani adalah seseorang yang bercocok tanam di lahan pertanian kemudian
memelihara dan menumbuhkan tanaman tersebut seperti ( padi, buah dll) baik
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun menjualnya
kepada orang lain.
7. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi produksi padi yang berasal
dari dalam seperti benih, pupuk, pestisida.
8. Faktor eksternal adalah faktor dari luar yang mempengaruhi produksi padi
seperti kondisi alam, kebijakan pemerintah dan kondisi perekonomian.
9. SWOT adalah strategi untuk mengevaluasi suatu kegiatan bisnis yang baru
akan di bangun ataupun bisnis yang sedang berjalan.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Desa Wonorejo merupakan salah satu Desa dari 11 Desa yang ada di
Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Desa Wonorejo terdiri dari 4 Dusun yaitu, Dusun Sendang Sari 01, Dusun
Sendang sari 02, Dusun Sendang Rejo, Dusun Sendang Mulyo
Secara umum Desa Wonorejo adalah Daerah Dataran Rendah dan sedikit
Daerah Perbukitan dan Rawa-Rawa. Sektor Pertanian Tanaman Pangan (Lahan
Persawahan) merupakan Lahan Terluas ada di Desa Wonorejo, sekaligus juga
menjadi pusat Pemerintahan Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
Desa Wonorejo terletak 0,5 Km dari Ibu Kota Kecamatan atau 55 Km dari
Ibu Kota Kabupaten Luwu Timur dengan luas wilayah 5,1 Km2, yang
merupakan Daerah Dataran ( Lahan Persawahan ) dan sedikit Perbukitan. Lahan
Persawahan merupakan daerah yang terluas dan menjadi Penghasil terbesar dari
sektor Pertanian ( Tanaman Padi) Desa Wonorejo memiliki batas-batas sebagai
berikut, SebelahUtara berbatasan dengan Desa Pancakarsa Kecamatan
Mangkutana, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Maleku Kecamatan
Mangkutana, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wonorejo Timur Kecamatan
Mangkutana, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Maleku Kecamatan
Mangkutana.
4.2 Kondisi Demografis
Penduduk Desa Wonorejo terdiri dari 647 KK dengan Jumlah Jiwa 2.151
Jiwa. Berikut adalah perbandingan jumlah Penduduk Perempuan dengan Laki-
Laki:
a. Kependudukan
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Wonorejo Tahun
2019.
Jenis kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase%
Laki-laki 119 jiwa 44,41
Perempun 132 jiwa 52,58
Jumlah 251 jiwa 100
Sumber : Monografi Desa Wonorejo, 2019
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki laki di Desa
Wonorejo lebih sedikit yaitu 119 jiwa dengan persentase sebanyak 44,41%
dibandingkan perempuan sebanyak 132 jiwa dengan persentase 52,58%.
b. Mata Pencaharian
Secara umum Penduduk Desa Wonorejo sebagian penduduknya bermata
pencaharian sebagai : Petani, Peternak, Buruh Tani, dan sebahagian Kecil sebagai
PNS, TNI/POLRI, Tukang, Pedagang.
Tabel 2 Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
Mata Pencaharian Jumlah Persentase% Petani 285 35,27 Peternak 4 0,49 Buruh Harian 182 22,52 PNS 32 3,96 TNI/POLRI 6 0,74 Tukang Kayu 23 2,84 Pedagang 12 1,48 Buruh Tani 97 12,00 Wiraswasta 138 17,07 Guru 29 3,58 Total 808 100
Sumber : Data Kantor Desa Wonorejo
Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa mata pencaharian yang paling dominan
di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur adalah
sebagai Petani yakni sebanyak 236 orang , peternak sebanyak 4 orang, buruh
hrian sebanyak 182 orang, PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 32 orang,
TNI/POLRI sebanyak 6 orang, tukang kayu sebanyak 23 orang, pedagang
sebanyak 12 orang, buruh tani sebanyak 97 orang, wiraswasta sebanyak 138 orang
dan guru sebanyak 29 orang.
4.3 Kondisi Pertanian
Sebagian besar masyarakat di Desa Wonorejo bekerja di sektor pertanian.
Luas lahan persawahan 365 hektar. Produksi padi menurun dari 7,94 ton/ha di
musim tanam April-September tahun 2018 menjadi 6,8 ton/ha pada musim tanam
Oktober-Maret tahun 2019.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Responden yang terpilih dalam penelitian tentang strategi peningkatan
produktivitas padi tersebar dari beberapa dusun yang ada di Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur, dusun yang terpilih sumber
informan sebanyak 3 dusun yaitu Dusun Sendang Sari 01 sebanyak 15 informan,
Dusun Sendang Sari 02 sebanyak 10 informan, dan Dusun Sendang Rejo
sebanyak 5 informan.
Identitas Responden petani menggambarkan suatu kondisi atau keadaan
serta status dari petani tersebut. Identitas yang diuraikan dalam pembahasan
berikut dapat memberikan informasi dari berbagai aspek keadaan yang diduga
memiliki hubungan karakteristik petani dengan kemampuan petani dalam strategi
peningkatan produktivitas padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur.
Informasi-informasi mengenai identitas Responden petani sangat penting
untuk diketahui. Berbagai aspek karakteristik yang di maksud dapat dilihat dari
segi umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan usahatani, jumlah
produksi, dan pengalaman dalam usahatani padi.
a. Umur Responden
Umur sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha tani, terutama dalam
kemampuan fisik dan pola pikir. Umumnya petani yang berusia lebih muda
cenderung lebih berani mengambil resiko jika dibandingkan dengan petani yang
berusia tua. Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi
petani yang melakukan usahatani padi. Umur sangat mempengaruhi kemampuan
fisik dan cara berfikir sehingga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan
daya serap informasi pengetahuan yang didapat.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa
umur Responden, mulai dari 23 sampai 67 tahun. Jumlah informan berdasarkan
tingkat umur dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur
No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 23-31 1 3,33
2 32-40 4 13,33
3 41-49 14 46,66
4 50-58 8 26,66
5 59-67 3 10
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2019
Tabel 3, menunjukkan bahwa jumlah responden usahatani padi di Desa
Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur berada pada
kelompok umur 41-49 tahun. Melihat hal tersebut sangat bagus karena umur yang
masih sangat produktif sangat mampu menyerap informasi untuk sampai pada
satu titik produktivitas yang memadai atau cukup.
b. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan juga sangat mempengaruhi pola pengolahan responden
usahatani padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu
Timur. Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan pola pikir petani dalam
pengembangan usahanya terutama dalam menyerap dan mengaplikasikan strategi
baru dalam rangka pencapaian tingkat produksi yang optimal. Semakin tinggi
pendidikan formal yang pernah diperoleh responden maka semakin tinggi pula
tingkat pengetahuan informan terhadap strategi. Maka tabulasi tingkat pendidikan
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Sekolah Dasar 15 50
2 SMP 4 13
3 SMA 11 37
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2019
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah Responden yang tamat SD yaitu 15
orang atau 50% tamat SMP sebanyak 4 orang atau 13% sedangkan yang tamat
SMA sebanyak 11 orang atau 37% Jumlah informan berdasarkan tingkat
pendidikan yang paling banyak adalah SD.
c. Jumlah Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keputusan petani dalam melakukan kegiatan usahanya. Semakin banyak anggota
keluarga yang ditanggung, maka semakin besar pula tuntutan yang untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Disisi lain, semakin banyak tanggungan keluarga,
akan mampu meringankan kegiatan usahatani yang dilakukan, karena sebagian
besar petani masih menggunakan tenaga kerja. Adapun klasifikasi jumlah
keluarga yang di tanggung oleh responden di Desa Wonorejo Kecamatan
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga
No Jumlah Tanggungan
Keluarga (orang)
Jumlah (orang) Persentase (%)
1 1 2 6,66
2 2 9 30
3 3 11 36,66
4 4 6 20
5 >5 2 6,66
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2019
Tabel 5, menunjukkan bahwa responden yang memiliki tanggungan
keluarga 1 orang sebanyak 2 orang atau 6,66% responden yang memiliki
tanggungan keluarga sebanyak 2 orang sebanyak 9 orang atau 30% responden
yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak 3 orang sebanyak 11 orang atau
36,66% responden yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak 4 orang
sebanyak 6 orang atau 20% sedangkan responden yang memiliki tanggungan
keluarga sebanyak 5 orang atau lebih sebanyak 2 orang atau 6,66%.
d. Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah
dijalani, dirasakan, ditanggung oleh petani dalam menjalankan kegiatan usahatani
dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan usaha taninya,
yaitu memperoleh pendapatan bagi kebutuhan hidup petani dan keluarganya.
Pengalaman berusaha dapat menunjukkan keberhasilan seseorang dalam
mengelolah usahataninya. Sebab dapat menjadi pedoman pada masa yang akan
datang. Mereka yang masih berusia muda relatif belum berpengalaman, sehingga
untuk mengimbangi kekurangannya, dia perlu dinamis sebaliknya mereka yang
sudah berusia tua banyak berpengalaman dalam berusaha sehingga sangat berhati
hati dalam bertindak.
Pengalaman berusaha bagi responden dalam penelitian ini adalah
pengalaman mereka dalam melakukan usahatani padi. Untuk mengetahui
pengalaman berusahatani responden dalam melakukan usahatani padi dapat dilihat
pada tabulasi table tabel 6 berikut.
Tabel 6. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani No Pengalaman Berusaha
(Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 4-11 3 10
2 12-19 4 13,33
3 20-27 15 50
4 28-35 5 16,66
5 36-43 3 10
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2019
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengalaman
usahatani dalam usahatani padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur. Pada 4-11 tahun sebanyak 3 responden dengan
persentase 10%, 12-19 sebanyak 4 responden dengan persentase 13,33%, 20-27
tahun sebanyak 15 responden dengan persentase 50, 28-35 tahun sebanyak 5
responden dengan persentase 16,66% dan pada 36-43 sebanyak 3 responden
dengan persentase 10.
5.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi
Table 7. Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Produktivitas Padi Di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
Faktor Rata-Rata
Variabel Koefisien (Elastisitas)
Std. Error
Uji. t Probabilitas
Intersep C 4,0769 0,6086 6,6991 0,0000 Benih (kg/ha)
45,06 Ln X1 0,1532 0,1184 1,2942 0,2084
Pupuk (kg/ha)
549,91
Ln X2 0,5390 0,1159 4,6487 0,0001
Pestisida (ml/ha)
45,66 Ln X3 0,1888 0,1080 1,7477 0,0939
Tenaga Kerja (HKO/ha)
12,56 Ln X4 0,2553 0,0749 3,4106 0,0024
Fakto Eksternal (skor)
0,74 Ln X5 -0,5468 0,4926 -1,10987 0,2785
Faktor Internal (skor)
0,76 Ln X6 -0,4689 0,7084 -0,6619 0,5146
R-squared (R2)
0,7682 Rata-rata produktivitas padi (Y)
4.276,30 kg/ha Probabilitas (Uji F)
0,000003
Model elastisitas produktivitas padi :
Ln Y = 4,0769 + 0,1531 LnX1 + 0,5389 LnX2 + 0,1887 LnX3 + 0,2553 LnX4 – 0,5467 LnX5 – 0,4688 LnX6
Kesesuaian Model (Goodness Of Fit)
Pada Tabel 7 terdapat nilai probabilitas uji F sebesar 0,000003 yang lebih
kecil dari alfa 0,05 (α: 0,05: 5%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi
yang diestimasi secara bersama-sama (simultan) adalah signifikan terhadap
kesesuaian model empiris (goodness of fit) dan model ini layak digunakan.
Nilai R-Square (R2) pada Tabel 7 besarnya 0,7681 menunjukkan bahwa
pengaruh secara simultan pada variabel benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja,
faktor eksternal dan faktor internal memiliki proporsi dan kontribusi simultan
sebesar 78,81 persen terhadap variabel produktivitas padi per hektar. Sedangkan
sisa dari nilai R2 sebesar 21,19 persen (100%-78,81%) dipengaruhi oleh variabel
lain diluar model fungsi elastisitas produktivitas padi per hektar.
Elastisitas Produktivitas Padi terhadap Penggunaan Pupuk (X2)
Hasil analisis secara parsial pada model ini ditunjukkan pada nilai
probabilitas uji t. Hasil probabilitas uji t pada variabel pupuk (LnX2) sebesar
0,0001 yang lebih kecil dari alfa (α : 0,05) dinyatakan bahwa variabel pupuk
bepengaruh signifikan terhadap produktrivitas padi per hektar. Adapun nilai
koefisien elastisitas pupuk sebesar 0,539 dinyatakan bahwa jika penggunan pupuk
yang jumlahnya sebesar 549,91 kg/ha (rata-rata pupuk) ditambah 1 persen
menjadi 555,41 kg/ha, maka akan bertambah sebesar 0,539 persen produktivitas
padi yang sebesarnya menjadi 6.581,07 kg/ha dari rata-rata sampel (4.276,30
kg/ha). Elastisitas produktivitas padi terhadap penggunaan pupuk bersifat inelastis
(0,539).
Elastisitas Produktivitas Padi terhadap Penggunaan Pestisida (X3)
Hasil probabilitas uji t pada variabel pestisida (LnX3) sebesar 0,0939 yang
lebih kecil dari alfa (α: 0,05), dinyatakan bahwa variabel pestisida bepengaruh
signifikan terhadap produktrivitas padi per hektar. Adapun nilai koefisien
elastisitas pestisida sebesar 0,1888 dinyatakan bahwa jika penggunan pestisida
jumlahnya sebesar 45,66 ml/ha (rata-rata pestisida) ditambah 1 persen (46,15
ml/ha), maka akan bertambah sebesar 0,1888 persen produktivitas padi yang
sebesarnya menjadi 4.357,04 kg per hektar dari rata-rata sampel (4.276,30 kg/ha).
Elastisitas produktivitas padi terhadap penggunaan pestisida bersifat inelastis
(0,1888).
Elastisitas Produktivitas Padi terhadap Penggunaan Tenaga Kerja (X4)
Hasil probabilitas uji t pada variabel tenaga kerja (LnX4) sebesar 0,0024
yang lebih kecil dari alfa (α : 0,05) dinyatakan bahwa variabel tenaga kerja
bepengaruh signifikan terhadap produktrivitas padi per hektar. Adapun nilai
koefisien elastisitas tenaga kerja sebesar 0,2553 dinyatakan bahwa jika penggunan
tenaga kerja jumlahnya sebesar 12,56 HOK/ha (rata-rata TK) ditambah 1 persen
menjadi 12,69 HKO per hektar, maka akan bertambah sebesar 0,2553 persen
produktivitas padi yang sebesarnya menjadi 5.368,20 kg per hektar dari rata-rata
sampel (4.276,30 kg/ha). Hasil analisis standard error pada Tabel 7 sebesar
0,0748 yang merupakan nilai terendah dari enam variabel independen. Nilai
standard error ini terdapat pada variabel tenaga kerja yang dinyatakan bahwa
variabel tenaga kerja adalah variabel utama dari dua variabel yang signifikan.
Elastisitas produktivitas padi terhadap penggunaan tenaga kerja bersifat inelastis
(0,2553).
5.3 Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal dapat diidentifikasi
faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan atau kegagalan
suatu usahatani. Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan diperoleh dari analisis
lingkungan internal, sedangkan faktor-faktor peluang dan ancaman diperoleh dari
analisis lingkungan eksternal. Faktor-faktor ini kemudian dirangkum kedalam
matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor
Evaluation) untuk mengetahui faktor mana yang mempunyai pengaruh besar atau
kecil terhadap keberlangsungan usahatani padi di Desa Wonorejo Kecamatan
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur. Internal Factor Evaluation (IFE) dan
External Factor Evaluation (EFE) usahatani padi di desa wonorejo kecamatan
mangkutana kabupaten luwu timur adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Faktor-Faktor Internal Usahatani Padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
No Kekuatan Kelemahan
1 Sumberdaya manusia yang terampil dan berpengalaman
Jumlah tenaga kerja kurang terpenuhi
2 Infrastruktur yang mendukung Kurangnya alat transportasi pengangkutan
3 Produksi yang relatif tinggi Harga yang berfluktuasi
4 Peralatan pertanian yang modern Kurangnya jumlah alsintan
5 Belum adanya asuransi pertanian
Sumber : Data Primer Hasil Wawancara 2019
Kekuatan usahatani padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur sebagai berikut:
1. Sumberdaya manusia yang terampil dan berpengalaman
Sumberdaya manusia yang berpengalaman dijadikan kekuatan
dikarenakan sumberdaya manusia yang dimiliki masing-masing informan sudah
memiliki pengalaman yang cukup lama yaitu >10 tahun.
2. Infrastruktur yang mendukung
Akses jalan untuk kegiatan usahatani padi cukup baik dan akses jalan
untuk menuju ke 30 responden di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur baik dengan kata lain jalan sudah di aspal.
3. Produksi yang relatif tinggi
Produksi padi yang relatif tinggi dimasukkan dalam kekuatan karena produksi
rata-rata petani yang mengusahakan usahatani padi di desa tersebut sebesar
4.2 ton/ha.
4. Peralatan pertanian yang modern
Peralatan yang dimiliki oleh masing-masing informan di Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur menggunakan alat dan mesin
pertanian yang modern sehingga proses dalam kegiatan pertaniannya dapat
berjalan dengan dalam kurun waktu yang cepat.
Kelamahan dari usahatani padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Tenaga Kerja Kurang Terpenuhi
Jumlah tenaga kerja kurang terpenuhi pada proses pemanenan padi
sehingga pada saat pemanenan padi petani di Desa Wonorejo Kecamatan
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur menggunakan tenaga kerja yang berasal dari
luar daerah tersebut.
2. Kurangnya transportasi pengangkutan
Transportasi juga merupakan kendala bagi petani di Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur ketika melakukan pascapanen
karena gabah harus diangkut kegudang dan itu memerlukan transportasi.
3. Harga yang Berfluktuasi
Salah satu faktor diluar usahatani yang dapat mempengaruhi produksi
usahatani adalah aspek yang menyangkut pemasaran termasuk didalamnya adalah
harga hasil produksi. Hanya saja umumnya petani tidak berdaya dalam
menentukan hasil produksinya. Petani yang serba terbatas dalam penawaran dan
persaingan, karena penentuan harga bukan pada petani atau dengn kata lain petani
harus terpaksa menerima apa yang menjadi kehendak pembeli.
4. Kurangnya Jumlah Alsintan
Peralatan dan mesin pertanian masih kurang seperti mesin pemanen padi
(combine harvester) dikarenakan faktor ekonomi yang kurang sehingga tidak
dapat membeli alat-alat pertanian yang memadai, hal tersebut menyebabkan
petahi harus menyewa peralatan dari luar daerah.
5. Belum Adanya Asuransi Pertanian
Tidak adanya asuransi pertanian sehingga untuk kerusakan atau kegagalan
panen sangat dirasakan oleh petani.
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Desa Wonorejo Kecamatan
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur guna untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang memberikan pengaruh terhadap kelancaran usahatani padi Desa
Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur dengan cara
memberikan rating dan bobot kemudian dari setiap faktor-foktor internal yang
telah di tentukan kemudian mengalikannya sehingga diperoleh nilai terbobot pada
kekuatan dan kelemahan dan selanjutkan nilai yang terbobot akan di jumlahkan
untuk mengetahui nilai bobot Internal Factor Evaluation (IFE) usahatani vanili di
Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur seperti terlihat
pada tabel 9 berikut :
Tabel 9. Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) Usahatani Padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
No Kekuatan Rata-rata
Bobot
Rata-rata
Rating
Skor Tertimbang
1 SDM yang terampil dan berpengalaman 0,16 4 0.64
2 Infrastruktur yang mendukung 0.15 3 0.49 3 Produksi yang relative tinggi 0.14 3 0.44 4 Peralatan pertanian yang modern 0.13 3 0.39
Jumlah skor tertimbang 0.57 13
1,96
No Kelemahan Rata-rata
Bobot
Rata-rata
Rating
Skor Tertimbang
1 Jumlah tenaga kerja kurang terpenuhi 0.13 3 0.38 2 Kurangnya alat transportasi
pengangkutan 0.06 1 0.09 3 Harga yang berfluktuasi 0.11 3 0.29 4 Kurangnya jumlah alsintan 0.12 3 0.35 5 Tidak adanya asuransi pertanian
Jumlah skor tertimbang 1,57 10 1,11 Total skor tertimbang IFE 3,06
Sumber: Data Primer yang Telah Diolah 2019
Kekuatan yang memilkiki jumlah nilai terbobot 1,96. Kekuatan yang
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan usahatani padi adalah
sumberdaya manusia yang terampil dan berpengalaman dengan nilai terbobot 0.64
dan infrastruktur yang mendukung yaitu dengan nilai terbobot 0.49, sedangkan
jumlah tanaga kerja kurang terpenuhi dengan nilai terbobot 0.38 dan kurangnya
jumlah alsintan dengan nilai terbobot 0.35 merupakan kelemahan yang
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan usahatani Padi.
Setelah faktor internal telah di tentukan selanjutkan akan di tentukan
faktor-faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap kelancaran Usahatani
Padi Di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur. Dalam
hal ini Eksternal Factor Evaluation (EFE) yang telah ditentukan berdasarkan hasil
wawancara dengan informan dalam usahatani Padi Di Desa Wonorejo Kecamatan
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur yang terangkum pada tebel 8 berikut :
Tabel 10. Faktor-faktor eksternal usahatani padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
No Peluang Ancaman 1 Banyak tersedia unit pelayanan
simpan pinjam Tingginya suku bunga
2 Iklim dan cuaca yang cocok Masalah banjir dan kekeringan yang bisa terjadi
3 Sistem pengairan yang mendukung Sistem pengalihan air kurang merata
4 Luasnya lahan pertanian Hama dan penyakit masih menjadi masalah serius bagi petani
Sumber : Data Primer Hasil Wawancara 2019
Peluang usaha usahatani padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur adalah sebagai berikut :
1. Banyak tersedia unit pelayanan simpan pinjam
Petani yang memiliki keterbatasan biaya dalam usahatani padi dapat
menggunakan jasa tersebut hal ini menjadi peluang bagi petani padi di Desa
Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
2. Iklim dan cuaca yang cocok
Iklim dan cuaca relatif cocok untuk usahatani Padi di Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur karena , hal tersebut menjadi
peluang bagi para petani Padi dalam menjalankan usahatani padi di Desa
Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
3. Sistem pengairan yang mendukung
Sistem pengairan di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten
Luwu Timur sudah menggunakan sistem irigasi hal tersebut menjadi peluang bagi
petani karena dalam menjalankan usahatani padi bisa 3 kali panen dalam setahun.
4. Luasnya lahan pertanian
Pada dasarnya luas lahan yang dikelola oleh responden sangat berpengaruh
terhadap kegiatan usahataninya baik terhadap jenis komoditi maupun pada pola
usahatani itu sendiri.
Ancaman usahatani padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur adalah sebagai berikut :
1. Tinginya suku bunga
Bagi petani yang memiliki keterbatasan modal dapat meminjam dana di
unit pelayanan simpan pinjam yang ada di desa tersebut namun yang menjadi
ancaman bunga yang harus di bayar pada saat melakukan peminjaman dana sangat
tinggi sedangkan hasil produksi yang di peroleh petani tidak menentu.
2. Masalah banjir dan kekeringan yang bisa terjadi
Banjir dan kekeringan adalah salah satu ancaman bagi petani dalam
meningkatkan produktivitas padi di Desa Wonorejo Kecamtan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur. Apabila terjadi banjir maka akan menurunkan dan
bahkan dapat menyebabkan kerugian atas kegagalan produksi pada usahatani itu
sendiri.
3. Sistem pengalihan air kurang merata
Sistem pengairan yang digunakan di Desa Wonorejo Kecamatan
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur menggunakan sistem irigasi namun yang
menjadi kendala bagi sebagian petani di desa tersebut adalah tidak meratanya
pengalihan air yang dilakukan sebagian petani, hal ini menyebabkan sebagian
petani kurang mendapatkan air dalam menjalankan usahatani tersebut dan dapat
berpengruh terhadap jalannya produksi dari usahatani itu sendiri.
4. Hama dan penyakit masih menjadi masalah serius bagi petani
Hama adalah salah satu ancaman bagi petani dalam meningkatkan
produktivitas padi karena penyerangannya dapat menurunkan produksi dari pada
usahatani padi itu sendiri.
Tabel 11. Analisis External Factor Evaluation (EFE) Usahatani Padi Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
No Peluang Rata-rata
Bobot
Rata-rata
Rating
Skor Tertimbang
1 Banyak tersedia unit pelayanan simpan pinjam 0.16 4 0.59
2 Iklim dan cuaca yang cocok 0.15 4 0.57 3 Sistem pengairan yang mendukung 0.15 3 0.50 4 Luasnya lahan pertanian 0.15 3 0.52
Jumlah skor tertimbang 0.61 14 2,19
No Ancaman
Rata-rata
Bobot
Rata-rata
Rating
Skor Tertimbang
1 Tingginya suku bunga 0.15 2 0.29 2 Masalah banjir dan kekeringan
yang bisa terjadi 0.11 2 0.21 3 Sistem pengalihan air kurang
merata 0.09 2 0.18 4 Hama dan penyakit masih menjadi
masalah serius bagi petani 0.06 2 0.12 Jumlah skor tertimbang 0.40 8 0.80
Total Skor Tertimbang (EFE) 2.99
Dari Tabel 11 dapat diketahui usahatani padi di Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur sudah merespon peluang dan
dapat mengatasi ancaman dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
terbobotnya diatas rata-rata yaitu 2,99. Peluang terbesar usahatani padi ini adalah
banyak tersedia unit pelayanan simpan pinjam yaitu dengan nilai terbobot 0,59
dan iklim dan cuaca yang cocok yaitu dengan bobot sebesar 0,57 sedangkan
ancaman terbesar adalah tingginya suku bunga ditunjukan dengan bobot 0.29 dan
masalah banjir dan kekeringan dengan bobot sebesar 0.21.
5.4 Matriks Eksternal dan Internal (IE)
Menurut David, F. R, (2004) Matrik Internal-External (IE) merupakan
gabungan dari matriks IFE dan matrik EFE. Matrik IE berisi sembilan macam sel
yang memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matrik IFE dan matrik
EFE. Sembilan sel strategi pada matrik IE dapat dikelompokkan menjadi tiga sel
strategi utama, yaitu:
d. Sel tumbuh dan bina (sel I, II, IV). Strategi yang mungkin tepat dikembangkan
adalah strategi intensif meliputi penetrasi pasar, pengembangan produk,
pengembangan pasar, serta strategi integratif meliputi integrasi ke depan, ke
belakang dan horizontal.
e. Sel pertahanan dan pelihara (sel III, V, VII). Strategi yang mungkin tepat
dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
f. Sel panen atau divestasi (sel VI, VIII, IX).
Total nilai IFE yang diberi bobot dari 1,0 – 1,99 menunjukkan posisi
internal yang lemah, nilai 2,0 – 2,99 dianggap sedang dan nilai 3,0 – 4,0 dianggap
kuat.
Berdasarkan hasil analisis Internal Factor Evaluation (IFE) di dapatkan
jumlah skor tertimbang yaitu sebesar 3,06 sedangkan pada analisis External
Factor Evaluation (EFE) di dapat jumlah skor tertimbang sebesar 2,99 maka
dengan mengunkan strategi matriks internal dan eksternal yang dikemukakan oleh
David, F. R, (2004) sehingga diperoleh hasil pada gambar 5 berikut :
Gambar 5. Hasil Matriks ekternal dan Internal (IE)
Gambar 5 memperlihatkan posisi usahatani padi Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur yang berada pada sel V dengan
Internal Factor Evaluation (IFE) nilai yang terbobot 3,06 sedangkan untuk
External Factor Evaluation (EFE) nilai yang terbobot 2,99 dengan demikian sel
IV yang merekomendasikan usahatani padi pada posisi tumbuh dan bina. Dan
untuk meningkatkan produktivitas padi tersebut harus dipersiapkan oleh petani
adalah bagaimana mengembangkan peningkatan produktivitas padi untuk
menghindari kerugian yang dapat dialami oleh petani padi Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.
I
Tumbuh dan Bina
II
Tumbuh dan Bina
III
Pertahankan dan Pelihara
IV
Tumbuh dan Bina
V
Pertahankan dan Pelihara
IV
Panen atau Divestasi
VII
Pertahankan dan Pelihara
VIII
Panen atau Divestasi
IX
Panen atau Divestasi
1,0 2,0 3,0 4,0
3,0
2,0
1,0
Lemah
1,0 - 1,99
Sedang
2,0 – 2,99
Kuat
3,0 – 4,0
Kuat
3,0 – 4,0
Sedang
2,0 – 2,99
Lemah
1,0 - 1,99
TOTAL
RATA-RATA
TERTIMBANG
EFE
5.5 Alternatif Strategi Matriks SWOT
Menurut Freddy Rangkuti (2016) Matriks SWOT merupakan kombinasi
dari daftar yang ada pada matriks IFE dan EFE yang digunakan untuk menyusun
alternatif strategi perusahaan untuk mengembangkan usaha. Analisis SWOT
digambarkan ke dalam Matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi,
yaitu strategi kekuatan – peluang ( S-O strategies), strategi kelemahan – peluang
(W-O strategies), strategi kekuatan - ancaman (S-T strategies), strategi kelemahan
– ancaman (W-T strategies).
1. S-O strategies = Ciptakan strategi yang menggunkan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
2. W-O strategies = Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
3. S-T strategies = Ciptakan strategi yang menggunkan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
4. W-T strategies = Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan men
ghindari ancaman.
Setelah menganalisis dengan menggunakan matriks internal dan eksternal
(IE) langkah selanjutnya menentukan alternatif strategi untuk merumuskan
alternatif strategi peningkatan produktivitas padi di Desa Wonorejo Kecamatan
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur digunakan analisis Matriks SWOT pada
tabel 12 berikut :
Tabel 12. Alternatif Strategi Matriks SWOT Usahatani Padi Di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
Internal Factor Evaluation (IFE)
External Factor Evaluation (EFE)
STRENGTHS (S) 1. Sumber daya
manusia yang terampil dan berpengalaman
2. Infrastruktur yang memadai
3. Produksi yang relatif tinggi
4. Peralatan pertanian yang modern
WEAKNESSES (W) 1. Jumlah tenaga kerja
kurang terpenuhi 2. Kurangnya
transportasi pengangkut
3. Harga yang berfluktuasi
4. Kurangnya jumlah alsintan
5. Belum adanya asuransi pertanian
OPPORTUNIES (O) 1.banyak tersedia unit pelayanan simpan pinjam
2.iklim dan cuaca yang cocok 3.sistem pengairan yang
mendukung 4. luasnya lahan pertanian
STRATEGI S-O (Agresif)
1. Mengoptimalkan produksi yang relatif tinggi dengan memanfaatkan unit pelayanan simpan pinjam yang banyak tersedia (S3O1)
2. Menggunakan peralatan pertanian modern untuk mengolah lahan pertanian yang luas (S4W4)
STRATEGI W-O (Stabilitas)
1. Menambah jumlah alsintan dengan memanfaaatkan unit pelayanan simpan pinjam (W4O1).
TREATHS (T) 1. Tingginya suku bunga 2. Masalah banjir dan
kekeringan yang bisa terjadi 3. Sistem pengalihan air kurang
merata 4. Hama dan penyakit masih
menjadi masalah serius bagi petani
STRATEGI S-T (Diversifikasi)
1. Mengoptimalkan infrastruktur yang mengatasi banjir dan kekeringan yang terjadi (S2T2)
STRATEGI W-T (Difensif)
1. Memperadakan asuransi pertanian untuk mengatasi kerusakan atau kegagalan produksi akibat terjadinya banjir dengan kekeringan (W5T2)
Sumber: data primer yang telah diolah 2019
Dari Tabel 15 tersebut terlihat adanya 4 kombinasi yang menjadi alternatif
strategi bagi usahatani padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten
Luwu Timur yaitu :
1. Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (SO), ada
dua alternatif strategi, yaitu:
a. Mengoptimalkan produksi yang relatif tinggi dengan memanfaatkan unit
pelayanan simpan pinjam yang banyak tersedia
b. Menggunakan peralatan pertanian modern untuk mengolah lahan pertanian
yang luas.
2. Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada (WO), ada satu alternatif strategi
yaitu:
a. Menambah jumlah alsintan dengan memanfaatkan unit pelayanan simpan
pinjam.
3. Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman
(ST), ada satu alternatif strategi yaitu:
a. Mengoptimalkan infrastruktur untuk mengatasi banjir dan kekeringan
yang terjadi.
4. Strategi yang meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman (WT),
ada satu alternatif strategi yaitu:
a. Memperadakan asuransi pertanian untuk mengatasi kerusakan atau
kegagalan produksi akibat terjadinya banjir dan kekeringan.
Dalam penetapan strategi berdasarkan analisis SWOT, terlebih dahulu
diidentifikasi beberapa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap
perikanan skala kecil di Aceh Jaya yang disusun model matriks faktor strategi
eksternal (EFAS) dan model matriks faktor strategi internal (IFAS). Kemudian
dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan
Weakness dengan faktor luar Opportunity dan Threat. Setelah itu kita
bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih
merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan risiko dan ancaman yang
paling kecil lalu ditetapkan grand strategi yang digunakan.
Penentuan grand strategi yang dilakukan menggunakan perhitungan skoring untuk
faktor internal dan eksternal, kemudian skor tersebut dimasukkan ke dalam
matriks grand strategy atau kuadran SWOT. Perhitungan penentuan strategi yang
digunakan sebagai berikut:
Penentuan kuadran SWOT = kuadran SWOT 0,85;1,39
Berdasarkan hasil penentuan scoring tersebut dapat kita buat matriks grand
startegi Peningkatan Produktivitas Padi di Desa Wonorejo Kecamatan
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur seperti pada Gambar di bawah ini.
Gambar 6. Penentuan peta posisi kekuatan SWOT (Grand Strategi)
Berdasarkan hasil dari matriks IFA dan EFE serta penentuan grand strategi, maka
didapatkan peta posisi kekuatan peningkatan produktivitas padi di Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur berada di Kuadran I.
Kuadran I Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).Strategi
peningkatan produksi padi dalam meningkatkan produktivitas padi di Desa
Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur yang dapat diterapkan
berupa: memanfaatkan luas lahan demi mengoptimalkankan hasil produksi padi.
T
0,85
S
II
I
IV III
1,39 O
W
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sudah di kemukakan pada bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa semua faktor
faktor memberikan pengaruh yang nyata terhadap produktivitas padi tetapi secara
farsial atau signifikan hanya faktor produksi yakni pupuk (X2) dan Tenaga Kerja
(X4). Adapun nilai koefisien elastisitas pupuk sebesar 0,5389 dinyatakan bahwa
jika penggunan pupuk yg jumlahnya sebesar 549,91 kg/ha (rata-rata pupuk)
ditambah 1 persen menjadi 555,41 kg/ha, maka akan bertambah sebesar 0,5389
persen produktivitas padi yang sebesarnya menjadi 6.581,07 kg/ha dari rata-rata
sampel (4.276,30 kg/ha), dan Tenaga kerja (X5) adapun nilai koefisien elastisitas
pupuk sebesar 0,5389 dinyatakan bahwa jika penggunan pupuk yg jumlahnya
sebesar 549,91 kg/ha (rata-rata pupuk) ditambah 1 persen menjadi 555,41 kg/ha,
maka akan bertambah sebesar 0,5389 persen produktivitas padi yang sebesarnya
menjadi 6.581,07 kg/ha dari rata-rata sampel (4.276,30 kg/ha). Nilai standard
error s terdapat pada variabel tenaga kerja yang dinyatakan bahwa variabel tenaga
kerja adalah variabel utama dari dua variabel yang signifikan.
2. Strategi yang didapatkan dari analisis swot yaitu:
a. Mengoptimalkan produksi yang relative tinggi dengan memanfaatkan unit
pelayanan simpan pinjam yang banyak tersedia.
b. Menggunakan peralatan pertanian modern untuk mengolah lahan pertanian
yang luas.
c. Menambah jumlah alsintan dengan memanfaatkan unit pelayanan simpan
pinjam.
d. Mengoptimalkan infrastruktur untuk mengatasi banjir dan kekeringan yang
terjadi.
e. Memperadakan asuransi pertanian untuk mengatasi kerusakan atau kegagalan
produksi akibat terjadinya banjir dan kekeringan
3. Hasil dari penentuan grand strategi, maka didapatkan peta posisi kekuatan
peningkatan produktivitas padi di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur berada di Kuadran I, dimana Strategi peningkatan
produksi padi yang dapat diterapkan berupa: memanfaatkan luas lahan demi
mengoptimalkankan hasil produksi padi.
6.2 Saran
Saran yang penulis berikan yakni :
1. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut akan upaya untuk mengetahui faktor
yang dapat berpengaruh dalam meningkatkan produktivitas padi.
2. Perlu mengetahui bagaimana cara mengatasi hama yang dapat menurunkan
tingkat produktivitas padi.
3. Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan harga gabah agar petani tidak
mengalami kerugian.
DAFTAR PUSTAKA
Amarulah Teuku.2017.Strategi Peningkatan Produktivitas Perikanan Tangkap Skala Kecil Yang Berkelanjutan Di Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh.pdf
Onny Juwono,MM.2011.Analisis Manajemen Strategi Perusahaan Waralaba
(franchise).pdf David, F.R. 2004. ”Manajemen Strategis: Konsep. PT.Prenhallindo, Jakarta. Freddy,Rangkuti.2009. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia. Freddy Rangkuti, 2016. Teknik Membedakan Kasus Bisnis Analisis SWOT.
Jakarta : PT Gramedia Husaini, Usman, et.al. 2006. Pengantar Statistik. PT. Bumi Aksara. Yogyakarta. Jumakir et al.2014.Potensi Peluang Dan Strategi Peningkatan Produktivitas Padi
Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu (Ptt) di Lahan Rawa Pasang Surut Jambi.pdf
Kholifa Nurul.2016.Pengaruh Modal Sosial Terhadap Produktivitas Petani.pdf
Kurniawan Dini Wardhani (2011).Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian Di
Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro (pendekatan tipologi klassen, SWOT, QSPM (Quantitative Strategic planning Matrix).skripsi. fakultas pertanian, universitas sebelas maret, Surakarta.
Pratiwi windi eka. (2016).Pengaruh Pemberian Boron Terhadap Pertumbuhan
Tiga Varietas Tanaman Padi (Oryza Sativa L.).Sripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.Bandar Lampung. Rosari Vinta.(2013).Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglas Pada Pabrik
Gula.Fakultas Ekonomi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakart. Satria bima et al. (2016).Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Oriza Sativa L.)
Melalui Penerapan Beberapa Jarak Tanam Dan System Tanam.Skripsi.Fakultas Pertanian Usu, Medan.
Tirtayasa Made et al. (2016).Produktivitas Usaha Tani di Lahan Perkotaan.pdf Umri khairul.(2017) .Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Padi
Sawah Di Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya.Skripsi.
Zulkarnaen, H. O. dan Sutopo. (2013). Analisis Strategi Pemasaran Pada Usaha
Kecil Menengah (UKM) Makanan Ringan (Studi Penelitian UKM Snack
Barokah di Solo). Diponegoro Journal of Management, Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur.2018.Luwu Timur dalam Angka
2018.
LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI DESA WONOREJO KECAMATAN MANGKUTANA
KABUPATEN LUWU TIMUR
I. Identitas Responden (Petani Padi)
No. Responden :
Nama Petani :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pengalaman Berusahatani :
Jumlah Tanggungan Keluarga :
Luas Lahan Usahatani Padi :
Jumlah Produksi Padi :………………Kg/Ha
Benih Padi : ……………..Kg
Pupuk
a. urea :………………Kg
b. KCL :………………Kg
c. NPK : ………………Kg
Insektisida : ………………Liter
Tenaga Kerja : ………………HOK
Resiko Gagal panen : …………..Ya/Tidak
Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja (HKO)
No Jenis Kegiatan Jumlah Tenaga
kerja Jumlah Hari HKO
1 Pengolahan Tanah
a. handtractor
b. cangkul
2 Penanaman
a. Semai
b. Tandur
3 Penyiangan
4 Pemupukan
a. pemupukan 1
b. pemupukan ke 2
c. pemupukan ke 3
5 Penyemprotan Pestisida
6 Panen
No FAKTOR INTERNAL
PARAMETER BOBOT RATING KETERANGAN 1 (KP) 2
(P) 3 (SP)
1. Finansial a. Modal Usahatani 1. Tidak cukup, 2. Kurang cukup 3. Cukup 4. Sangat cukup
b. Kredit 1. Tidak Perlu 2. Kurang Perlu 3. Perlu 4. Sangat Perlu
2. Sumberdaya manusia (SDM)
a. Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Perguruan Tinggi
b. Pengalaman Bertani
1. Tidak berpengalaman
2. Kurang berpengalaman
3. Berpengalam 4. Sangat
berpengalam
4. Teknologi a. Peralatan pertanian
1. Sangat sederhana 2. Sederhana 3. Modern 4. Sangat modern
b. Jumlah Peralatan 1. Tidak Lengkap 2. kurang lengkap 3. Lengkap 4. Sangat Lengkap
5. Produksi / operasional
a. Jumlah produksi yang dihasilkan
1. Tidak terpenuhi 2. Kurang terpenuhi 3. Terpenuhi 4. Sangat terpenuhi
b. Proses produksi 1. Tidak lancar, 2. Kurang lancar 3. Lancar 4. Sangat lancar
c. Irigasi 1. TidakTerpenuhi 2. KurangTerpenuhi 3. Terpenuhi 4. SangatTerpenuhi
6. Manajemen
a. Perencanaan proses produksi (persiapan)
1. Tidak persiapkan 2. Kurangdi
persiapkan 3. Dipersiapkan 4.Sangat
Dipersiapkan
b. kontrol sesuai yang direncanakan atau sesuai aturan jumlah dan kualitas
1. Tidak Sesuai 2. Kurang Sesuai 3. Sesuai 4. Sangat Sesuai
NO FAKTOR
EKSTERNAL
PARAMETER BOBOT RATING KETERANGAN
1
(KP)
2
(P)
3
(SP)
1 Ketersediaan Input
a. HargaPupuk 1. Sangat tinggi 2. Tinggi 3. Rendah 4. Sangat rendah
b. Harga
Pestisida
1. Sangat tinggi 2. Kurang tinggi 3. Rendah 4. Sangat rendah
c. Harga Gabah 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat tinggi
2 Sosial /budaya a. Keamanan 1. Tidak Aman 2. Aman 3. Sangat Aman
b. Gotong
Royong
1. Tidak berpatisipasi 2. Kurang berpartisipasi 3. Berpartisipasi Sangat berpartisipasi
3. Kondisi alam (Tanah, Iklim,Biologi)
a. Penegaruh iklim jalannya produksi
1. Sangat berpengaruh 2. Berpengaruh 3. Kurang berpengaruh 4. Tidak berpengaruh
b. Hama / Penyakit
1. Sangat Mengganggu 2. Mengganggu 3. Tidak Terlalu
Mengganggu 4. Tidak Mengganggu
4. Kebijakan
Pemerintah
(Penyuluhan)
a. Dukungan Penyuluh Pertanian Terhadap Kelancaran Proses Produksi
1. Tidak lancar 2. kurang lancar 3. lancar 4. sangat lancar
5. Kondisi
perekonomian
a. Akses Pinjaman Kredit Terhadap Hambatan Administrasi
1. Tidak Lancar 2. Kurang Lancar 3.Lancar 4. Sangat Lancar
Identitas Responden
No Nama Umur (Tahun)
Pendidikan Pengalaman Usahatani (Tahun)
Tanggungan Keluarga (Orang)
Luas Lahan (Ha)
1 Ngatiren 47 SD 20 3 0,6 2 Dodi 23 SMA 4 4 2 3 Tarsiman 42 SD 20 4 1 4 Diono 52 SMA 27 3 0,5 5 Puji Wahono 33 SMA 4 2 1 6 Markijan 52 SMA 30 2 1 7 Boniran 46 SD 20 6 0,5 8 Jamil 67 SD 42 2 0,8 9 Tukijo 49 SD 23 6 0,5 10 Paimen 53 SD 30 3 2 11 Sukirno 44 SD 15 3 1 12 Tukiono 55 SD 20 3 1 13 Saji 59 SD 37 3 1 14 Tipuk 45 SMP 25 1 1 15 Jumadi 45 SMP 25 3 0,5 16 Ladimin 45 SMA 20 3 4 17 Supardi 57 SD 30 4 0,5 18 Sutarno 42 SD 39 1 0,5 19 Muh. Arif 53 SMA 15 2 0,6 20 Girah 61 SD 15 2 0,5 21 Subono 36 SMP 15 3 0,8 22 Paino 49 SD 20 4 0,5 23 Wakijo 45 SMP 20 3 1 24 Asmui 48 SMA 30 2 0,5 25 Sukadi 55 SD 25 2 1 26 Paimen 49 SD 25 2 1 27 Sumantri 40 SMA 20 4 0,7 28 Legino 52 SMA 35 4 0,6 29 Tohadi 28 S1 5 2 1 30 Sugiarto 49 SMA 25 3 0,5
Data Variabel-Variabel Regresi Berganda pada Model Elastisitas Produktivitas Padi dengan Rumus Cobb Douglass
Faktor Produktivi-
tas (kg/ha)
Benih (kg/ha)
Pupuk (kg/ha)
Pestisida (ml/ha)
Tenaga Kerja
(HKO/ha)
Faktor Eksternal
(skor)
Faktor Internal (skor)
Rata Sampel
4276,30 45,06 549,91 45,66 12,56 0,74 0,76
No. lnY lnX1 lnX2 lnX3 lnX4 lnX5 lnX6 1 8,1117 3,9120 6,3688 -2,7081 1,9810 -0,2614 -0,2744 2 8,5172 3,9120 6,4378 -3,9120 4,1510 -0,2614 -0,3147 3 8,2940 3,9120 5,9915 -3,2189 2,9167 -0,3857 -0,4155 4 9,2103 3,2581 6,3969 -2,5649 2,6892 -0,3425 -0,2357 5 8,2940 3,9120 5,9915 -3,9120 2,8320 -0,3425 -0,1508 6 8,4118 3,2189 6,6201 -3,9120 2,6728 -0,3425 -0,4620 7 8,5172 3,6889 6,9078 -2,9957 1,9769 -0,3425 -0,1508 8 8,3837 4,1352 6,4378 -2,8134 2,8959 -0,3011 -0,2357 9 6,2538 1,3863 4,3820 -2,3026 -0,1393 -0,3011 -0,2357 10 8,0064 3,9120 6,2146 -3,9120 2,5832 -0,3011 -0,2357 11 8,2940 3,9120 6,1092 -3,9120 1,8946 -0,3425 -0,2744 12 8,1605 3,8067 6,1092 -3,1135 1,8946 -0,3425 -0,3147 13 8,4118 3,6889 6,1092 -3,6889 2,8320 -0,3425 -0,2357 14 8,2940 3,2189 5,9915 -2,5257 2,6728 -0,2231 -0,2357 15 8,3428 3,9120 6,3969 -3,2189 1,9769 -0,3011 -0,1744 16 8,1605 3,9120 5,8579 -3,2189 2,7486 -0,4463 -0,3147 17 8,2940 4,0943 5,9915 -3,4012 2,1633 -0,3425 -0,2744 18 8,2940 4,3820 6,6846 -3,6889 1,9769 -0,2231 -0,3147 19 8,5172 4,1997 6,2146 -2,9957 2,0919 -0,3425 -0,2744 20 8,5895 3,6243 6,3324 -2,7081 2,0732 -0,3011 -0,4155 21 8,2940 3,6889 6,6846 -2,9957 2,1656 -0,3857 -0,2357 22 8,5172 4,0943 6,6846 -3,4012 2,1633 -0,3857 -0,2357 23 8,3428 3,9120 5,8579 -3,2189 2,6728 -0,2614 -0,2357 24 8,5172 3,6889 6,8024 -2,9957 2,1633 -0,3011 -0,2744 25 8,4118 3,6889 6,3099 -3,6889 2,6728 -0,2614 -0,2744 26 8,2940 3,6889 6,1092 -2,9957 2,6728 -0,4463 -0,2357 27 8,0973 3,3524 6,3481 -2,3026 1,8269 -0,1508 -0,3147 28 8,5172 3,7297 6,6201 -3,2189 1,9810 -0,2231 -0,3147 29 8,4118 3,6889 5,9915 -2,9957 1,8946 -0,2231 -0,4155 30 8,0064 4,0943 5,9915 -3,4012 2,5432 -0,2231 -0,1863
Hasil Estimasi Faktor–Faktor yang Berpengaruh terhadap Produktivitas Padi dengan Perangkat Analisis Program Eviews-9
Dependent Variable: LNY
Method: Least Squares Date: 08/29/19 Time: 11:42
Sample: 1 30 Included observations: 30
HAC standard errors & covariance (Bartlett kernel, Newey-West fixed bandwidth = 4.0000)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 4.076920 0.608576 6.699114 0.0000 LNX1 0.153197 0.118373 1.294189 0.2084
LNX2 0.538964 0.115939 4.648666 0.0001 LNX3 0.188771 0.108012 1.747697 0.0939
LNX4 0.255337 0.074866 3.410567 0.0024 LNX5 -0.546773 0.492647 -1.109868 0.2785
LNX6 -0.468863 0.708405 -0.661857 0.5146
R-squared 0.768164 Mean dependent var 8.292292 Adjusted R-squared 0.707686 S.D. dependent var 0.444486
S.E. of regression 0.240316 Akaike info criterion 0.187240 Sum squared resid 1.328292 Schwarz criterion 0.514186
Log likelihood 4.191401 Hannan-Quinn criter. 0.291833 F-statistic 12.70138 Durbin-Watson stat 1.904457
Prob(F-statistic) 0.000003
-.4
-.2
.0
.2
.4
.6
.8
6
7
8
9
10
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Residual Actual Fitted
Hasil analisis faktor internal analisis SWOT
No Kekuatan Rata-rata
Bobot
Rata-rata
Rating
Skor Tertimbang
1 SDM yang terampil dan berpengalaman 0,16 4 0.64
2 Infrastruktur yang mendukung 0.15 3 0.49 3 Produksi yang relative tinggi 0.14 3 0.44 4 Peralatan pertanian yang modern 0.13 3 0.39
Jumlah skor tertimbang 0.57 13 1,96 No Kelemahan Rata-
rata Bobot
Rata-rata
Rating
Skor Tertimbang
1 Jumlah tenaga kerja kurang terpenuhi 0.13 3 0.38 2 Kurangnya alat transportasi
pengangkutan 0.06 1 0.09 3 Harga yang berfluktuasi 0.11 3 0.29 4 Kurangnya jumlah alsintan 0.12 3 0.35
Jumlah skor tertimbang 1,57 10 1,11
Total skor tertimbang IFE 3,06
No Peluang Rata-rata
Bobot
Rata-rata
Rating
Skor Tertimbang
1 Banyak tersedia unit pelayanan simpan pinjam 0.16 4 0.59
2 Iklim dan cuaca yang cocok 0.15 4 0.57 3 Sistem pengairan yang mendukung 0.15 3 0.50 4 Luasnya lahan pertanian 0.15 3 0.52
Jumlah skor tertimbang 0.61 14 2,19 No
Ancaman Rata-rata
Bobot
Rata-rata
Rating
Skor Tertimbang
1 Tingginya suku bunga 0.15 2 0.29 2 Masalah banjir dan kekeringan yang
bisa terjadi 0.11 2 0.21 3 Sistem pengalihan air kurang merata 0.09 2 0.18 4 Hama dan penyakit masih menjadi
masalah serius bagi petani 0.06 2 0.12 Jumlah skor tertimbang 0.40 8 0.80
Total Skor Tertimbang (EFE) 2.99
Gambar 5
Wawancara Responden Petani Sugiarto
Gambar 6
Wawancara Responden Petani Padi Girah
Gambar 7
Wawancara Responden Petani Tipuk
Gambar 8
Wawancara Responden Petani Saji
Gambar 9
Wawancara Responden Petani Ngatiren
Gambar 10
Wawancara Responden Petani Padi Tukijo
Gambar 9
Sawah Di Desa Wonorejo
Gambar 10
Sawah Di Desa Wonorejo
RIWAYAT HIDUP
Tantri Muliani, dilahirkan di Dusun Sendang
Sari I Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur pada tanggal 11 April 1997
dari Ayah Jamil dan Ibu Sukati. Penulis merupakan
anak ke lima dari lima bersaudara. Pada tahun 2003,
memulai pendidikan di SDN 147 Wonorejo dan tamat
pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMPN
1 Mangkutana dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun yang sama melanjutkan
pendidikan di SMAN 1 Mangkutana dan tamat pada tahun 2015. Setelah tamat
pada tahun 2015, penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama mengikuti perkuliahan
penulis pernah magang di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(BP3K) Barombong.
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi
yang berjudul “Strategi Peningkatan Produktivitas Padi di Desa Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur”.
top related