strategi marketing retailing 212 mart di kota jambi …
Post on 08-Jan-2022
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STRATEGI MARKETING RETAILING 212 MART
DI KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
RTS. EKA SETYA NINGSIH
NIM : 501171752
Pembimbing:
Dr. H. M. Nazori Majid, S.Ag., M.SI.
Refky Fielnanda, S.E.Sy., M.EI.
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
J A M B I
2021 M/1442 H
ii
iii
Pembimbing I : Dr. H. M. Nazori Majid, S.Ag., M.SI.
Pembimbing II : Refky Fielnanda, S.E.Sy., M.EI.
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Jl. Arif Rahman Hakim No.1 Telanaipura Jambi 36122
Website: https://febi.uinjambi.ac.id
Jambi, 26 Juli 2021
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudari RTS. Eka Setya Ningsih NIM : 501171752
yang berjudul: “STRATEGI MARKETING RETAILING 212 MART DI
KOTA JAMBI”, telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Demikian nota dinas ini kami buat, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang Menyatakan;
Pembimbing I
Dr.H. M.Nazori Majid, S.Ag., M.SI.
NIP. 197304181999031002
Pembimbing II
Refky Fielnanda, S.E.Sy., M.EI.
NIP. 199207312020121013
iv
v
MOTTO
ا ا ا اةا ااذ ي ةا ا ذ ي ا ا ي ا ذ ا اا ةا ن ي ذ ي ن ي ا ا ناي ن ي ا ي ا ن ي ا ا ي ا ي ا ا ال ذ ي ا ي
―Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu
perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?‖1
باموالكم وانفسكم ذلكم خير لكم ان ورسوله وتجاهدون في سبيل الله تؤمنون بالله
كنتم ت مون
―(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu
mengetahui‖.2
1 Q.S. As-Saff (61) : 10
2 Q.S. As-Saff (61) : 11
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sujud syukur kusembahkan kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala karena atas limpahan rahmat, karunia, serta pertolongan-
Nya peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa Sallam yang telah
menyampaikan wahyu Allah sebagai rahmatan lil’alamin.
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk kedua orangtua tercinta dan
terkasih, Ayahanda Rusli Manan dan Ibunda Ratumas Tety Ratna Dewi yang telah
memberikan dukungan dalam bentuk moril maupun materil selama masa
pendidikan dan terima kasih atas cinta kasih yang tak terhingga serta doa tulus
dari hati yang tak terhenti untuk kesuksesan putri tunggalnya ini.
Tidak lupa pula kepada kedua dosen pembimbing, Bapak Dr.H.M.Nazori
Majid, S.Ag., M.SI. dan Bapak Refky Fielnanda, S.E.Sy., M.EI. yang telah
membimbingku dengan penuh rasa welas asih, terima kasih telah rela meluangkan
waktu dan selalu memberikan nasihat sekaligus ilmu yang sangat berarti bagi
penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan
kesabaran dan keikhlasan Bapak semua berbuah pahala kebaikan. Aamiin.
Teruntuk orang-orang terdekatku, Agita Madani, Dina Widiastuti, Siti
Nurjanah, Juju Juariah, Syafira Fauziah Herman dan Amaladinia yang selalu
menunjukkan rasa simpati, memberi inspirasi dan motivasi, kuucapkan terima
kasih telah melukis warna dalam persahabatan kita sepanjang masa perkuliahan
ini. Semua itu terlalu indah untuk ku kenang.
Skripsi ini tentu juga peneliti dedikasikan kepada almamater biru
kebanggaanku tempat menuntut ilmu-ilmu Rabbani, Program Studi Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
vii
ABSTRAK
212 Mart adalah bisnis ritel modern dengan format convenience (minimarket)
sebagai entitas Islam community based. Berawal dari Koperasi Syariah 212 yang
merintis brand 212 sebagai wujud perjuangan membangun kemandirian ekonomi
umat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi marketing 212 Mart
melalui analisis 7R dalam retailing dan alternatif strategi pengembangan 212 Mart
dalam menghadapi pesatnya kompetitor bisnis ritel di Kota Jambi. Data penelitian
dikumpulkan dengan teknik observasi (pengamatan), wawancara, studi
dokumentasi dan kuesioner. Menggunakan mix methods berupa analisis data
kualitatif Miles dan Huberman dan kuantitatif Matriks SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dalam kegiatan marketing, 212 Mart
belum optimal dalam penerapan strategi right in place dan strategi right appeals
promotion, sehingga 212 Mart mengalami perkembangan yang lambat. (2) Posisi
212 Mart terletak pada kuadran IV (-,-) dengan jumlah skor (-0,11;-0,7).
Diinterprestasikan bahwa 212 Mart di Kota Jambi berada pada situasi yang tidak
menguntungkan, sulit dan mengancam. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah strategi defensive (bertahan) agar tetap survive. 212 Mart diharuskan fokus
pada kombinasi strategi W-T (Weakness-Threat) dengan segera mengevaluasi
performa internal supaya kedudukan perusahaan tidak semakin merosot. Strategi
ini dipertahankan sembari terus berusaha memperbaiki diri dan meningkatkan
kemampuan perusahaan sepanjang beroperasi.
Kata Kunci: Strategi Marketing, Analisis SWOT, Ritel, 212 Mart.
viii
ABSTRACT
212 Mart is a modern retail business with a convenience format as a community
based Islamic entity. Starting from the 212 Sharia Cooperative which pioneered
the 212 brand as a form of struggle to build the economic independence of the
people. This study aims to determine the marketing strategy of 212 Mart through
7R analysis in retailing and alternative strategies for developing 212 Mart in the
face of rapid retail business competitors in Jambi City. The research data were
collected by using observation techniques, interviews, documentation studies and
questionnaires. Using mix methods in the form of qualitative data analysis of
Miles and Huberman and quantitative SWOT Matrix.
The results showed that: (1) In its marketing activities, 212 Mart was not optimal
in implementing the right in place strategy and right appeals promotion strategy,
so that 212 Mart experienced slow development. (2) The position of 212 Mart is in
quadrant IV (-,-) with a total score of (-0.11; -0.7). It is interpreted that 212 Mart
in Jambi City is in an unfavorable, difficult and threatening situation. The
recommended strategy given is a defensive strategy in order to survive. 212 Mart
is required to focus on a combination of W-T (Weakness-Threat) strategies by
immediately evaluating internal performance so that the company's position does
not decline further. This strategy is maintained while continuously trying to
improve itself and improve the company's capabilities throughout its operations.
Keywords: Marketing Strategy, SWOT Analysis, Retail, 212 Mart.
ix
KATA PENGANTAR
ا الل ذ ي ذا ا ذا الل ي ا ذ ــــــــــــــــــ ذ ذ ي
Alhamdulillah, puji syukur peneliti haturkan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala karena atas izin-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam yang menjadi uswatun hasanah bagi umat manusia hingga
akhir zaman.
Skripsi ini berjudul “Strategi Marketing Retailing 212 Mart di Kota
Jambi”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan segala pihak.
Untuk itu peneliti menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya dan
penghargaan untuk yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Su‘aidi, MA., Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. A. A. Miftah, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Rafidah, S.E., M.E.I. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dr. Titin Agustin Nengsih, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Dr. Sucipto, M.Ag. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerja sama di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
x
6. Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si. selaku Ketua Jurusan dan M. Yunus, M.Si.
selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Dr. H. M. Nazori Majid, S.Ag., M.SI. selaku Dosen Pembimbing I dan
Refky Fielnanda, S.E.Sy., M.EI. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi
tanpa adanya kendala dan hambatan yang berarti.
8. Segenap Civitas Academica kampus Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi serta semua pihak yang telah banyak memberikan
bantuan dan arahan dari awal hingga akhir sampai skripsi ini dapat
terselesaikan.
9. Seluruh karyawan/ti 212 Mart yang senantiasa mengizinkan pelaksanaan
penelitian serta bersedia memberikan informasi dan data yang peneliti
butuhkan secara kooperatif dalam penyusunan skripsi ini.
Hanya ucapan terima kasih dan untaian doa yang dapat peneliti
berikan, jazakumullah khairan katsiran wa jazakumullah ahsanal jaza.
Semoga amal kebajikan semua pihak yang membantu dinilai oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa dengan segala keterbatasan
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, peneliti sangat
mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang bersifat konstruktif
untuk penulisan yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan keilmuan dan penelitian selanjutnya.
Jambi, 26 Juli 2021
Peneliti,
RTS. Eka Setya Ningsih
NIM.501171752
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7
C. Batasan Masalah................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
a) Manfaat Teoritis ............................................................................. 8
b) Manfaat Praktis .............................................................................. 9
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 11
B. Studi Relevan ....................................................................................... 30
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian ................................................................................... 33
B. Metode Penelitian................................................................................. 33
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 33
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 34
E. Metode Analisis Data ........................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian .............................................. 43
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 48
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 89
B. Saran ..................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Penjualan 212 Mart Periode 2020 ........................................... 5
Tabel 1.2 Data Penjualan 212 Mart Periode 2021 ........................................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 31
Tabel 3.1 Format Menganalisis dan Menentukan Keputusan Strategis ............42
Tabel 4.1 IFAS 212 Mart ..................................................................................77
Tabel 4.2 EFAS 212 Mart ................................................................................ 79
Tabel 4.3 Matriks SWOT 212 Mart Kota Jambi .............................................. 82
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Simulasi Perbandingan Alur Aktivitas B2B dan B2C .................. 16
Gambar 3.1 Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman ................... 38
Gambar 3.2 Diagram Analisis SWOT .............................................................. 41
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Gerai 212 Mart Mayang Kota Jambi............. 49
Gambar 4.2 Windows Display 212 Mart ........................................................... 50
Gambar 4.3 Produk Herbal 212 Mart ................................................................ 51
Gambar 4.4 Salah Satu Produk UMKM Snack (Makanan Ringan) ................. 52
Gambar 4.5 Berbagai Jenis Minuman di Showcase Cooler .............................. 53
Gambar 4.6 Kunjungan Salesman ke 212 Mart ................................................ 57
Gambar 4.7 Paket Sembako Ramadhan ............................................................ 61
Gambar 4.8 Sebagian Orderan Paket Sembako 212 Mart ................................. 63
Gambar 4.9 Tampilan Kassa dan Kasir 212 Mart ............................................. 64
Gambar 4.10 COC (Check on Counter) ............................................................ 65
Gambar 4.11 Papan Nama Toko (Billboard) .................................................... 66
Gambar 4.12 Implementasi Wakaf 212 Mart Jambi ......................................... 68
Gambar 4.13 Analisa SWOT Usaha Pendekatan Pierce dan Robinson ............ 73
Gambar 4.14 Matriks Kuadran SWOT 212 Mart Kota Jambi .......................... 80
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Studi Dokumentasi ........................................................................ 91
Lampiran 2 Interview Guide ............................................................................. 96
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian (Pembukaan) ............................................. 105
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian (Pengukuran Rating) ................................. 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri ritel di Indonesia saat ini semakin berkembang dengan ramainya
pengusaha ritel yang membangun gerai-gerai di berbagai tempat dalam segala
bentuk dan formatnya. Pertumbuhan bisnis ritel barang konsumsi harian atau
FMCG (Fast Moving Consumer Good) ini ditandai dengan banyaknya market
ritel seperti Alfamart, Indomaret, Hypermart, Carrefour yang terdapat di kota-
kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan lain sebagainya.
Perkembangan industri ritel ini didukung beberapa faktor diantaranya adalah
terbukanya peluang pasar, perubahan gaya hidup, pola konsumsi masyarakat,
perkembangan usaha manufaktur yang akan memasok produknya ke retailer
(peritel), dan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui pengembangan industri ritel di Indonesia.3
Pertumbuhan bisnis ritel modern dengan format convenience (minimarket)
di provinsi Jambi belakangan ini sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari
menjamurnya market ritel seperti Alfamart dan Indomaret pada setiap daerah di
Kota Jambi. Pesatnya pertumbuhan tersebut tidak hanya berdampak terhadap
ketatnya dan meningkatnya persaingan bisnis karena maraknya market ritel di
tengah masyarakat, tapi juga berdampak pada para pelaku bisnis dengan segala
bentuk persaingan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup setiap
perusahaan mereka.
Semakin pesatnya persaingan bisnis saat ini menuntut berbagai perusahaan
untuk dapat bersaing dalam dunia bisnis yang memiliki tujuan untuk mencapai
target yang telah direncanakan agar perusahaan terlihat lebih unggul di
bandingkan dengan perusahaan pesaing, dalam hal ini perusahaan memerlukan
perancangan bisnis yang akurat. Sehingga dapat mengetahui ke arah mana
perusahaan tersebut akan pergi, bagaimana mencapainya serta tindakan apa yang
3 Tri Joko Utomo, ‗LINGKUNGAN BISNIS DAN PERAINGAN BISNIS RITEL‘ 5, no.
1 (2010), h. 5.
2
harus dilakukan agar dapat memaksimalkan kekuatan dan merebut peluang yang
ada. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya strategi bisnis bahkan marketing mix
(bauran pemasaran) yang digunakan pebisnis ritel untuk mempertahankan
persaingan yang berdampak terhadap pesatnya perkembangan bisnis ritel.
Secara teoritis, marketing mix (bauran pemasaran) adalah kombinasi dari
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran. Hal ini berarti,
bauran pemasaran merupakan kumpulan-kumpulan variabel-variabel yang dapat
digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.4 Lebih jauh,
Kotler dan Amstrong menjelaskan marketing mix is good marketing tool is a set
of products, pricing, promotion, distribution, combined to produce the desired
response of the target market.5 Dari definisi tersebut diketahui bahwa bauran
pemasaran merupakan suatu kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu.
Maka kegiatan ini dilakukan secara bersamaan antara variabel-variabel yang ada
dalam bauran pemasaran itu sendiri-sendiri tanpa diikuti adanya dukungan dari
variabel lain.
Adapun variabel-variabel yang ada dalam marketing mix (bauran
pemasaran) terdiri atas product (produk), price (harga), place (lokasi), dan
promotion (promosi), sehingga setiap variabel membutuhkan suatu strategi
tersendiri.6 Untuk mendukung kesuksesan bisnis ritel diperlukan penerapan
strategi 7R dalam retailing mencakup marketing mix yang terdiri dari Right
Product, Right Quantity, Right Price, Right Services, Right in Place, Right Time,
dan Right Appeals Promotion. Umumnya sasaran utama dari strategi tersebut
tertumpu dan berorientasi pada kepuasan konsumen, untuk memenuhi kepuasan
konsumen tersebut tentunya ketujuh komponen termasuk marketing mix tersebut
harus dijalankan secara terpadu agar retailer dapat memenuhi fungsinya sebagai
Right Retailer (peritel yang benar).
4 Nurhadi, ‗MANAJEMEN STRATEGI PEMASARAN BAURAN (MARKETING MIX)
PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH‘, HUMAN FALAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 6, no.
2 (23 Desember 2019), h.146. 5 Moh Nasuka, ‗Konsep Marketing Mix Dalam Perspektif Islam‘, BISEI: Jurnal Bisnis
Dan Ekonomi Islam 5, no. 01 (1 Mei 2020), h.32–33. 6 Nurhadi, ‗MANAJEMEN STRATEGI PEMASARAN BAURAN (MARKETING MIX)
PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH‘, h.147.
3
Strategi 7R dalam retailing yang dilakukan oleh peritel dapat memberikan
dampak yang baik bagi perkembangan bisnis ritel, hal demikian dikemukakan
dalam hasil penelitian Khoirun Nisa‘ yang menyimpulkan bahwa penerapan
strategi 7R yang dilakukan oleh pelaku bisnis ritel Islam dapat memberikan hasil
terhadap meningkatnya pendapatan usaha peritel dalam menghadapi pesatnya
minimarket waralaba di Gribig Kudus. Tidak hanya itu, bauran pemasaran juga
memberi dampak terhadap kepuasan dan loyalitas sebagaimana kesimpulan studi
yang dilakukan oleh Dosen Fakultas Ekonomi Manajemen UNIBA terhadap Lotte
Mart yang menerapkan strategi bauran pemasaran untuk mempertahankan dan
meningkatkan loyalitas pelanggannya.7
Dalam perspektif Islam, marketing mix lebih menekankan pada aspek
maksimalisasi nilai, tidak hanya semata-mata mengejar keuntungan pribadi atau
untuk perusahaan. Menurut Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula
dalam buku Pemasaran Syariah:Teori, Filosofi & Isu-Isu Kontemporer
menyebutkan bahwa, penerapan bauran pemasaran dalam perspektif Islam akan
kembali merujuk dan berpedoman pada konsep dasar kaidah fiqih yakni ―al-ashlu
fil-muamalah al-ibahah illa ayyadulla dalilun ‘ala tahrimiha‖ yang berarti bahwa
pada dasarnya semua bentuk muamalat (bisnis) boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya. Konsekuensi logis jika merujuk pada dalil tersebut maka
seluruh praktik dan pemasaran boleh dilakukan.8
Menurut pakar retail, Koestarjono Prodjolalito, permasalahan utama yang
dihadapi pebisnis ritel adalah lokasi dan tempat, selain itu regulasi mengenai
aturan dan perizinan pemerintah daerah juga ikut menentukan tingkat
perkembangannya di samping strategi marketing yang baik dan tepat.9 Persoalan
tersebut dialami oleh bisnis ritel Islam yang saat ini telah beroperasi sekitar
kurang lebih 3 tahun di Kota Jambi yaitu minimarket 212. Berawal dari gerakan
aksi damai 212 pada Desember 2016 silam, Koperasi Syariah 212 resmi didirikan
7 Istiatin dan Sudarwati, ‗Analisis Strategi Bisnis Retail Di Lotte Mart Surakarta‘ 12, no.
2 (Agustus 2014). 8 H Nur Asnawi dan Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah:Teori, Filosofi &
Isu-Isu Kontemporer (Depok: PT.RajaGrafindo Persada, 2019), h.21. 9 Utomo, ‗LINGKUNGAN BISNIS DAN PERSAINGAN BISNIS RITEL‘, h.78.
4
oleh para perintisnya pada Januari 2017. Koperasi syariah ini mengambil
momentum dengan semangat membangkitkan perekonomian umat dengan
mendirikan format convenience store yang diberi nama 212 Mart. Target pasar
yang ditujukan yaitu kepada customer Muslim dengan strategi bisnis untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Muslim sebagai core competitive value.
Minimarket dengan entitas Islam ini menjual beragam barang kebutuhan
harian masyarakat seperti sembako, perlengkapan rumah tangga, snack (makanan
ringan), alat tulis, dan lain-lain. Berbeda dengan minimarket konvensional pada
umumnya, di etalase 212 Mart tidak ditemukan rokok, minuman beralkohol, alat
kontrasepsi dan produk yang tidak berlabel halal. Dalam kegiatan bisnisnya, 212
Mart memberikan lapak bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) untuk dapat mendisplay produk-produknya sebagai bentuk konsinyasi
(titip jual).
Gerai 212 Mart ini telah berkembang dan tersebar di berbagai kota di
wilayah Indonesia termasuk di Kota Jambi telah ada cabang Gerai 212 Mart yaitu
di Jalan RK Rd Syahbudin No. 14 A RT. 05 Kelurahan Mayang Mangurai.
Selama kurang lebih 3 tahun beroperasi di Kota Jambi, 212 Mart berhasil
menambah jumlah gerai menjadi 3 gerai yang mana kedua cabang gerai berada di
daerah Kambang dan Pattimura. Namun, fenomena yang terjadi beberapa bulan
belakangan ini, perkembangan 212 Mart mengalami hambatan. Kedua cabang
gerai yaitu 212 Mart cabang Kambang dan 212 Mart cabang Pattimura yang telah
beroperasi selama kurang lebih 2 tahun pada akhirnya dilakukan penggabungan
kedua cabang gerai kemudian sekaligus diputuskan untuk pemindahan tempat
atau lokasi gerai ke daerah yang lebih strategis, akibatnya terjadi pengurangan
satu gerai pada akhir bulan April 2021.
Kemudian, hal yang memperkuat peneliti untuk meninjau 212 Mart lebih
lanjut karena terjadinya penurunan penjualan 212 Mart sejak tahun 2020, dapat
dilihat dari data yang peneliti peroleh sebagai berikut.
5
Tabel 1.1 Data Penjualan 212 Mart periode 2020
No. Periode Penjualan
1 Januari Rp117.000.000,00,-
2 Februari Rp132.000.000,00,-
3 Maret Rp109.000.000,00,-
4 April Rp 83.000.000,00,-
5 Mei Rp 66.000.000,00,-
Sumber: Data Sekunder (Pembukuan Gerai 212 Mart Mayang 2020)
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
penjualan pada bulan Februari sebesar Rp15.000.000, sedangkan untuk bulan
seterusnya semakin menunjukkan kondisi penurunan dari bulan Maret hingga
April 2020. Sedangkan, mengenai penjualan periode saat ini pada tahun 2021,
minimarket 212 sedikit menunjukkan adanya peningkatan penjualan yang
signifikan dari tahun lalu, meskipun belum dapat dikatakan konsisten. Berikut
data penjualan 212 Mart cabang Mayang Kota Jambi pada tahun 2021:
Tabel 1.2 Data Penjualan 212 Mart periode 2021
No. Periode Penjualan
1 Januari Rp 99.755.000,00,-
2 Februari Rp116.300.000,00,-
3 Maret Rp109.600.000,00,-
4 April Rp147.200.000,00,-
5 Mei Rp149.100.000,00,-
Sumber: Data Sekunder (Pembukuan Gerai 212 Mart Mayang 2021)
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa tingkat penjualan 212
Mart sempat mengalami penurunan pada bulan ke-3. Dimana penjualan tertinggi
pada bulan Mei yaitu sebesar Rp149.100.000 dan penjualan terendah pada bulan
Januari yaitu sebesar Rp99.755.000. Penjualan tertinggi terjadi pada bulan April
dan Mei yang bertepatan dengan bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
212 Mart selama menjalankan usahanya mengalami beberapa kendala.
Adapun kendala yang menyebabkan 212 Mart mengalami perkembangan yang
lambat juga disebabkan karena kurangnya dukungan atau minat masyarakat untuk
6
memilih produk pada 212 Mart, umumnya masyarakat masih familiar dan lebih
tertarik untuk berbelanja pada gerai konvensional (Alfamart dan Indomaret).
Peneliti juga masih menemukan beberapa masyarakat yang belum mengetahui
atau mengenal adanya minimarket syariah 212 Mart, hal ini berarti 212 Mart juga
kurang gencar dalam kegiatan promosi kepada masyarakat. Hal demikian menjadi
tantangan tersendiri bagi 212 Mart untuk dapat mensosialisasikan diri secara lebih
luas ke kalangan masyarakat mengenai adanya minimarket yang menerapkan
prinsip Islam sehingga keberadaannya diharapkan bertujuan menjadi salah satu
solusi bagi penguatan ekonomi umat.
Dari berbagai gejala permasalahan yang diamati oleh peneliti setelah
melakukan pra riset, maka 212 Mart perlu melakukan analisis lingkungan
perusahaan. Analisis ini terdiri dari dua komponen pokok, yakni lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan
adalah untuk mengidentifikasi opportunity (peluang) yang harus segera mendapat
perhatian serius dan pada saat yang sama perusahaan menentukan beberapa
kendala threat (ancaman) yang perlu diantisipasi. Hal ini diharapkan dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi 212 Mart dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya agar 212 Mart mampu bertahan dan mempunyai potensi untuk tetap
bertahan dan tidak menghilang di tengah maraknya persaingan.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
lanjut bagaimana strategi marketing yang diterapkan oleh 212 Mart kemudian
menganalisis alternatif strategi untuk pengembangan 212 Mart dalam mengatasi
perkembangannya yang terhambat agar dapat bertahan menghadapi pesatnya
kompetitor market ritel di Kota Jambi. Maka dari itu, peneliti akan mengadakan
suatu penelitian yang berjudul “STRATEGI MARKETING RETAILING 212
MART DI KOTA JAMBI”.
7
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti melakukan
identifikasi masalah yang terdapat di dalamnya, sebagai berikut:
1. Gerai 212 Mart telah menerapkan values (nilai) Islam dalam kegiatan
marketingnya, yang menjadi permasalahan ialah tidak banyak yang
menjadi konsumen di Gerai 212 Mart. Padahal masyarakat Kota Jambi
87% mayoritas beragama Islam.
2. 212 Mart mengalami perkembangan yang lambat setelah kurang lebih 3
tahun beroperasi di Kota Jambi, terjadi pengurangan satu gerai pada bulan
April 2021. Kondisi demikian perlu dilakukan identifikasi faktor internal
dan faktor eksternal 212 Mart agar dapat segera mengetahui posisi
perusahaan kemudian dirumuskan alternatif strategi pengembangan bisnis.
Dari fenomena permasalahan tersebut, hal ini menimbulkan pertanyaan
besar yaitu apa strategi yang diterapkan 212 Mart di Kota Jambi, lalu
bagaimana alternatif strategi yang peneliti rekomendasikan untuk
pengembangan 212 Mart dalam menghadapi pesatnya kompetitor bisnis ritel
di Kota Jambi agar tetap bertahan di tengah maraknya persaingan market ritel.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan ataupun pelebaran pada
pokok masalah maka peneliti menetapkan batasan masalah agar lebih jelas dan
terarah, untuk mempermudah dalam memperoleh data maupun informasi yang
dibutuhkan. Maka dalam penelitian ini difokuskan untuk membahas strategi
marketing 212 Mart ditinjau dari analisis strategi 7R dalam retailing untuk
menjawab permasalahan penelitian serta peneliti berupaya mengidentifikasi
faktor internal dan faktor eksternal kemudian menggunakan Matriks SWOT
sebagai alat untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan 212 Mart di
Kota Jambi.
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa uraian yang dijelaskan pada latar belakang,
identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka peneliti dapat mengambil
masalah yang akan dilakukan penelitian. Masalah tersebut adalah:
1. Apa strategi marketing yang diterapkan 212 Mart di Kota Jambi?
2. Bagaimana alternatif strategi pengembangan 212 Mart dalam
menghadapi pesatnya kompetitor bisnis ritel di Kota Jambi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui strategi marketing 212 Mart di Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui alternatif strategi pengembangan 212 Mart dalam
menghadapi pesatnya kompetitor bisnis ritel di Kota Jambi.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan di atas, manfaat yang diharapkan oleh peneliti
dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Manfaat Teoritis
1. Dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang teori yang terkait
strategi marketing khususnya mengenai implementasi strategi 7R dalam
ritel pada 212 Mart di Kota Jambi dan mengetahui tahapan dalam
merumuskan alternatif strategi pengembangan dalam bisnis ritel.
2. Sebagai tambahan referensi bahan bacaan bagi pembaca untuk
perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, serta sebagai
rujukan bagi para mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
khususnya, ataupun para akademisi lain yang tertarik untuk melakukan
penelitian sebidang ataupun non-sebidang dengan objek penelitian ini,
sehingga dapat dijadikan studi relevan bagi peneliti tersebut.
9
b) Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan serta
memberikan jawaban tentang masalah yang diteliti, selain sebagai wujud
nyata penerapan teori-teori yang diterima selama di bangku kuliah dan
dapat dibandingkan dengan praktek yang terjadi di lapangan.
2. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumbangsih keilmuan
khususnya di bidang strategi pemasaran ritel dan dapat dijadikan
sumber informasi untuk kemungkinan penelitian topik-topik yang
terkait dengan strategi marketing dalam bisnis ritel yang bersifat
melengkapi ataupun lanjutan.
3. Bagi Masyarakat
Dari penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan
masyarakat mengenai bisnis ritel berbasis syariah dalam hal penerapan
values Islam pada kegiatan marketing yang akan menjadi bahan
pertimbangan untuk ikut mendukung perkembangan Gerai 212 Mart di
Kota Jambi.
4. Bagi 212 Mart
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan
kontribusi pemikiran sebagai bahan rekomendasi serta masukan dalam
perencanaan strategi marketing bagi perkembangan 212 Mart ke
depannya.
G. Sistematika Penulisan
Tujuan sistematika penulisan ini adalah memberikan gambaran secara
umum mengenai isi dari penelitian sehingga dapat terlihat kesinambungan
antara bab lainnya. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini meliputi penjelasan latar belakang
masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
10
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab
ini menguraikan pokok permasalahan secara umum yang menjadi
fokus penelitian beserta identifikasi masalah dan batasan masalah
agar tidak terjadi pelebaran pokok masalah.
BAB II Kajian Pustaka dan Studi Relevan. Dalam bab ini memaparkan
landasan teori yang mendukung beberapa pokok terkait mengenai
strategi marketing bisnis ritel serta berisikan studi relevan.
BAB III Metode Penelitian. Dalam bab ini mencakup metode penelitian,
objek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data
serta metode analisis data yang digunakan untuk melakukan analisa
jawaban atas permasalahan yang diteliti.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini merupakan inti
atau pokok dari penulisan skripsi yaitu berisi pemaparan mengenai
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V Penutup. Dalam bab ini merupakan bagian akhir yang berisi
kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang
direkomendasikan peneliti kepada pihak-pihak tertentu.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka
1. Strategi
Kata strategi berakar dari kata strategos yang asalnya dari turunan
kata kerja dalam bahasa Yunani. Gabungan dari kata stratos berarti militer
dan ago berarti memimpin. Stratego dalam kata kerja yang artinya
merencanakan (to plan).10 Strategi didefinisikan sebagai ilmu perencanaan
yang mencapai keunggulan atau keberhasilan berkompetisi di pasar dalam
suatu aktivitas untuk mencapai tujuan yang optimal. Dalam strategi
dipaparkan rencana tindakan cermat dan efektif yang akan diambil dalam
suatu aktivitas.11
Strategi merupakan suatu rencana fundamental yang bertujuan
untuk mencapai goal sebuah perusahaan.12
Strategi harus menjadikan
semua bagian dari sebuah organisasi yang luas menjadi kesatuan terpadu
agar sesuai dengan tujuan akhir (sasaran atau objective).13
Strategi ritel
menentukan target pasar, menawarkan barang maupun jasa, serta berpikir
bagaimana rencana aksi yang diupayakan pengusaha ritel agar dapat
menghasilkan profit jangka panjang dari para kompetitor.14
Menurut Abdul Halim Usman dalam bukunya Manajemen Strategis
Syariah mengartikan kata strategi adalah sesuatu yang dirancang dan
disiasati secara cermat dengan tujuan memperoleh hasil atau keuntungan.15
10
Triton, Manajemen Strategis Terapan Perusahaan Dan Bisnis (Jakarta: Tugu
Publisher, 2007), h.13. 11
Jim Hoy Yam, Manajemen Strategi:Konsep & Implementasi (Makassar: CV Nas
Media Pustaka, 2020), h.16. 12
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta,
2018), h.201. 13
Darsono Prawironegoro, PENGANTAR BISNIS MODERN ABAD 21 (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2016), h.119. 14
Devi Puspita Sari dan Mefrina Yusniar, Prinsip-Prinsip Bisnis (Bogor: CV Rizeva
Utama, 2014), h.59. 15
Abdul Halim Usman, Manajemen Strategis Syariah:Teori, Konsep Dan Aplikasi
(Jakarta: Zikrul Hakim, 2015), h.20.
12
Pada sebagian besar organisasi, untuk mencapai kinerja serta hasil yang
unggul dibandingkan para pesaingnya merupakan tantangan yang utama.
Jika organisasi berhasil membentuk kinerja yang unggul, maka pada saat
itulah organisasi telah memiliki keunggulan kompetitif.
Strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh, terpadu
yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat dalam
perusahaan. Jadi, strategi merupakan pilihan pola, tindakan suatu
perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan dari
organisasi di masa yang akan datang sesuai dengan rencana-rencana dan
pelaksanaan yang tepat.
2. Marketing
Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama
marketing. Asal kata pemasaran adalah pasar atau market. Apa yang
dipasarkan itu, ialah barang dan jasa. Memasarkan barang bukan berarti
hanya menawarkan barang dan jasa ataupun menjual, tetapi maknanya
lebih luas dari itu. Di dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti
membeli, menjual, dengan segala macam cara, mengangkut barang,
menyimpan, menyortir dan sebagainya.
Kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan salah satunya
adalah pemasaran. Peran pokok pemasaran dalam suatu bisnis juga
memiliki kontribusi terhadap perusahaan yaitu mengenai strategi produk.
Dibutuhkan seorang marketer andal di suatu perusahaan yang berskala
nasional maupun internasional dalam memasarkan produk maupun jasa.
Penentuan strategi pemasaran dalam perusahaan sangat menentukan suatu
produk tersebut dapat diterima oleh pasar sasaran, selain ditentukan oleh
cost yang murah ataupun kualitas yang ditawarkan perusahaan.16
16
Ikhsan Bayanuloh, MARKETING SYARIAH (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h.5–6.
13
WJ. Stanton dalam buku Manajemen Pemasaran mendefinisikan,
Pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan kegiatan usaha yang bertujuan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memenuhi dan memuaskan
kebutuhan para pembeli yang ada ataupun pembeli potensial.17 Saat ini
pemasaran tidak hanya berperan menyampaikan produk atau jasa hingga ke
tangan konsumen, tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat
memberikan kepuasan kepada pelanggan secara continue, sehingga
keuntungan perusahaan dapat diperoleh dengan terjadinya pembelian yang
berulang.18
Pada tahun 1985, American Marketing Association (AMA),
menyatakan pemasaran ialah suatu perencanaan dan proses pelaksanaan
konsepsi, penentuan harga, promosi dan pendistribusian barang, jasa atau
ide yang dapat mencapai tujuan perusahaan dengan cara memuaskan
pelanggan.19
Fandy Tjiptono mengemukakan bahwa, pemasaran bertujuan
untuk menarik perhatian konsumen dalam mengkonsumsi produk yang
ditawarkan. Oleh karenanya, pemasaran memainkan peranan penting dalam
pengembangan produk.20
Sedangkan definisi pemasaran, menurut World Marketing
Association (WMA) yang dikutip oleh Hermawan Kartajaya, pemasaran
adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada
stakeholder-nya‖.21 Kegiatan pemasaran bertujuan untuk menarik
konsumen baru dengan menciptakan suatu produk yang sesuai dengan
keinginan pelanggan, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk
dengan mudah, melakukan promosi secara efektif serta berusaha
17
Warnadi dan Aris Triyono, Manajemen Pemasaran (Deepublish, 2019), h.4. 18
Budi Rahayu Tanama Putri, MANAJEMEN PEMASARAN (Denpasar: Universitas
Udayana, 2017), h.1. 19
Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, h.3. 20
Muhammad Yusuf Saleh dan Miah Said, Konsep dan Strategi Pemasaran: Marketing
Concepts and Strategies (Makassar: SAH MEDIA, 2019), h.1. 21
Muhammad Syakir Sula dan Hermawan Kartajaya, Syariah Marketing (Bandung:
Mizan Pustaka, 2006), h.26.
14
mempertahankan pelanggan dengan cara berorientasi terhadap kepuasan
pelanggan.
Pemasaran yaitu suatu aktivitas market ritel dalam melakukan
perancangan dan pengembangan sebuah produk, mendistribusikan produk,
melakukan promosi, menetapkan harga produk, serta menyediakan jasa
purna jual dengan tujuan memperoleh laba atau keuntungan melalui
terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kegiatan tersebut harus
dikelola oleh manajer pemasaran dan akan dilaksanakan oleh para staf atau
pegawai divisi pemasaran. Keputusan yang diambil manajer pemasaran
yaitu di bidang:22
1) Produk: riset pasar, merancang, dan mengembangkan produk,
warna, ukuran dan pembungkusan.
2) Kebijakan harga (diskon, hadiah, bonus, dan sebagainya).
3) Promosi: advertasi, promosi penjualan, publisitas, dan personal
selling.
4) Distribusi: logistik dan kecepatan produk ke tangan konsumen.
5) Layanan purna jual: perbaikan dan keluhan pelanggan.
Realitas menunjukkan baik secara teoritis maupun praktis,
pemasaran konvensional telah dibangun dalam waktu yang panjang secara
sistematis sesuai dengan perubahan zaman. Maka dari itu, semua orang
yang mempelajari ilmu pemasaran tidak akan mungkin dapat terlepas dari
konsep-konsep pemasaran konvensional. Dengan demikian, munculnya
pemasaran syariah yang memiliki karakteristik dan filosofi berbeda dengan
pemasaran konvensional, tidak berarti pemasaran syariah merupakan
‗bangunan‘ tersendiri yang terpisah atau independen. Atau dapat dikatakan,
sebenarnya pemasaran syariah merupakan penyesuaian atau modifikasi
konsep-konsep dari pemasaran konvensional dengan menyertakan atau
memasukkan nilai-nilai ajaran Islam.23
22
Prawironegoro, PENGANTAR BISNIS MODERN ABAD 21, h.76. 23
Usman, Sobari, dan Sulthani, h.23.
15
Syariah berasal dari kata syara’a al-syai’a, yang secara harfiah
berarti ‗menerangkan‘ atau ‗menjelaskan sesuatu‘. Kata syariah juga bisa
berasal dari kata syir’ah atau syariah yang berarti suatu tempat yang
dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung, sehingga orang
yang mengambilnya tidak membutuhkan bantuan alat lain. Sedangkan
secara etimologi, syariah berarti aturan atau ketetapan yang Allah
perintahkan kepada hamba-hamba-Nya.24 Mengingat syariah mencakup
segala bidang kehidupan, maka semua proses dalam pemasaran, dari
pembuatan, penyampaian hingga pertukaran nilai juga diatur dalam syariah.
Dalam syariah marketing, perusahaan tidak hanya berorientasi
pada keuntungan semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan
lainnya yaitu keberkahan. Perpaduan konsep keuntungan dan keberkahan
ini melahirkan konsep maslahah, yang optimal.25 Hermawan Kartajaya
dan Muhammad Syakir Sula dalam buku Islamic Marketing
mengemukakan definisi pemasaran syariah yang sejalan dengan definisi di
atas, yaitu: ―Suatu proses bisnis yang keseluruhan prosesnya menerapkan
nilai-nilai Islam, kejujuran dan keadilan‖.
3. Retailing
Ritel berakar dari kata retallier dalam bahasa Prancis yang artinya
memotong atau memecah suatu kuantitas dari skala besar ke skala yang
kuantitasnya lebih kecil. Secara sederhana, dalam penyebutan sehari-hari
kata ritel diistilahkan dengan kata eceran. Menurut Kotler dan Keller yang
dikutip oleh Hardius Usman, mendefinisikan toko ritel adalah toko yang
kegiatan utamanya melakukan penjualan barang maupun jasa secara
individu langsung ke konsumen akhir.26 Selain itu ritel juga menyediakan
pasar untuk para produsen yang mau menjual produk mereka.
24
Usman, Sobari, dan Sulthani, ISLAMIC MARKETING:SEBUAH PENGANTAR, h.29. 25
Kalimah dan Fadilah, Marketing Syariah, h.24. 26
Hardius Usman, Nurdin Sobari, dan Emil Azman Sulthani, ISLAMIC
MARKETING:SEBUAH PENGANTAR (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2020), h.288.
16
Levy dan Weirtz dalam buku Retailing Management memberi
pengertian ritel yaitu suatu aktivitas bisnis yang menambahkan nilai pada
barang dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk keperluan konsumsi
personal ataupun keluarga.27 Definisi lain ritel menurut Kotler dan
Amstrong dalam buku Marketing Management, Ritel adalah aktivitas bisnis
antara produsen dengan konsumen secara langsung tanpa perantara. Dari
definisi inilah tercipta perbedaan antara pasar konsumen bisnis yang
dikenal dengan istilah Business to Business (B2B) dan pasar konsumen
individu yang dikenal dengan istilah Business to Customer (B2C).
Gambar 2.1 Simulasi Perbandingan Alur Aktivitas B2B dan B2C
B2B
B2C
Jika digabungkan kedua definisi di atas, maka sederhananya ritel
didefinisikan sebagai aktivitas penjualan dari toko ke konsumen secara
langsung tanpa adanya perantara dengan disertai tambahan nilai pada
transaksi penjualan. Dari definisi tersebut menyatakan konsekuensi bahwa
pandangan konsumen terhadap istilah ritel selama ini dapat dikatakan
―salah‖. Retailing diartikan sebagai suatu aktivitas penjualan barang
ataupun jasa secara direct (langsung) ke konsumen akhir untuk keperluan
konsumsi pribadi maupun rumah tangga, tidak termasuk keperluan bisnis.
Institusi pabrikan seperti wholesaler atau retail store yang menjual sesuatu
27
Michael Adiwijaya, Jurus Jitu Mengelola Bisnis Ritel Ala Indonesia (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2010), h.3–5.
Pabrik Distributor Grosir Toko Konsumen
17
ke konsumen akhir untuk keperluan non-bisnis, maka artinya mereka
melakukan penjualan eceran.28
Dari Gambar 2.1 dapat diamati beberapa fungsi toko yang
menjalankan kegiatan ritel dalam pasar konsumen individu, yaitu sebagai
berikut:
1) Menjual secara eceran
Toko ritel membeli produk dalam kuantitas besar dari grosir atau pihak
perantara lainnya untuk dijual kembali secara eceran kepada
konsumen.
2) Menyediakan ragam pilihan produk
Toko ritel selalu menyimpan berbagai macam stok barang dengan jenis
dan kategori yang bervariasi agar dapat memenuhi kebutuhan atau
keinginan konsumen yang beragam.
3) Memberikan layanan tambahan
Tidak hanya menjual produk kepada konsumen, disamping itu juga
menyediakan jasa tambahan seperti pembayaran secara cicilan, produk
yang bergaransi, layanan tambahan antargratis, dan sebagainya.
Tujuannya untuk menciptakan loyalitas konsumen terhadap toko.
Toko ritel selalu identik dengan aktivitas yang menjual berbagai
barang kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti produk sembako
(groceries product), perawatan tubuh (personal care product), dan
kebutuhan rumah tangga (toiletries product). Adapun ritel dibidang jasa
meliputi usaha restoran, pedagang kaki lima, klinik kecantikan serta jasa
ritel lainnya.29
Usaha eceran atau usaha ritel mempunyai peran yang sangat
penting baik ditinjau dari pihak konsumen atau dari pihak produsen.30
28
Fandy Tjiptono, STRATEGI PEMASARAN (Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2015), h.
352. 29
Adiwijaya, h.6. 30
Emmi Ambarwati dkk, Prinsip Bisnis Ritel (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, n.d.), h.11.
18
a. Dari Pihak Produsen:
1) Peritel adalah sumber informasi yang sangat berharga mengenai
produknya.
2) Peritel dipandang sebagai pihak yang ahli dalam bidang penjualan
produk perusahaan.
3) Produsen dapat memasang iklan, mengadakan undian atau memberi
hadiah kepada konsumen melalui toko-toko ritel.
4) Peritel adalah ujung tombak peusahaan yang akan sangat
menentukan laku tidaknya produk perusahaan.
b. Dari Pihak Konsumen:
Usaha ritel memberikan kebutuhan ekonomis bagi pelanggan
melalui lima cara, antara lain:
1) Biasanya usaha ritel berlokasi di sekitar dekat rumah pelanggan,
sehingga pelanggan tidak perlu waktu lama untuk bisa mendapatkan
suatu produk.
2) Memberi kemudahan untuk konsumen/pelanggan dalam
membandingkan dan memilih kualitas, bentuk dan barang dari
produk yang diinginkan serta jasa yang ditawarkan. Dalam upaya
menarik konsumen dan memuaskan pelanggan, biasanya para
peritel akan berusaha menciptakan atmosfir atau suasana belanja
yang nyaman.
3) Menjaga harga jual agar stabil dan tetap rendah supaya mampu
bersaing dalam menarik pelanggan.
4) Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat. Produk yang
dijual dalam usaha ritel, tergantung pada apa yang dibeli dan
dikonsumsi oleh masyarakat. Upaya promosi yang dilakukan, tidak
hanya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai beragam
produk barang dan jasa, tetapi juga dapat meningkatkan keinginan
pelanggan untuk membeli. Hasil akhirnya adalah peningkatan
standar hidup dan penjualan produk.
19
5) Adanya usaha ritel juga memungkinkan dilakukannya produksi
besar-besaran (produksi massal). Produksi massal tidak akan dapat
dilakukan tanpa sistem pengecer yang efektif dalam
mendistribusikan produk yang dibuat secara massal bagi pelanggan.
Peran ritel dalam kehidupan perekonomian secara keseluruhan,
yaitu sebagai pihak akhir (final link) dalam suatu rantai produksi yang
dimulai dari pengolahan bahan baku, sampai dengan distribusi barang (dan
jasa) ke konsumen akhir.
Sama halnya dengan bank, terdapat bank syariah dan bank
konvensional, maka dari berbagai jenis ritel ada yang mencirikan ritel
yang berbasis Islami atau sesuai syariah dan ada yang tidak Islami. Toko
syariah merupakan toko yang menyediakan berbagai produk yang
diproduksi oleh kaum Muslim, produknya tidak hanya halal tetapi juga
thayyib atau baik. Selain itu, toko juga memerhatikan nilai-nilai Islam
dalam menjalankan bisnis. Misi dari toko ini secara umum adalah
menyediakan produk yang dihasilkan kaum Muslim dari sumber yang
terpercaya.31
Secara umum karakteristik dari toko syariah adalah:
a. Landasan dalam manajemen mereka merupakan ajaran Islam.
b. Semua produk halalan thayyiban.
c. Penjualan produk bertujuan untuk mendistribusikan produksi
dari pengusaha Muslim yang produknya berstatus halal.
d. Sesuai dengan ajaran Islam, seluruh staff harus menjaga etika
atau adab, cara berpakaian atau penampilan serta akhlak yang
paling utama.
Toko syariah juga mempunyai ciri yang membedakannya dengan
toko ritel konvensional yaitu dari atribut-atributnya. Terdapat lima dimensi
atribut toko ritel syariah, yaitu:
31
Usman, Sobari, dan Sulthani, ISLAMIC MARKETING:SEBUAH PENGANTAR, h.289–
292.
20
a. Produk Muslim
Hanya produk yang diproduksi dengan mengikuti aturan serta
berpedoman dengan prinsip syariah yang dijual pada toko syariah. Hal
demikian bertujuan supaya produk Muslim mendapatkan ‗tempat‘
khusus, sehingga mudah untuk mencari produk yang konsumen
Muslim butuhkan. Selain itu, toko syariah juga memberi bantuan
kepada kaum Muslim untuk memasarkan produknya, yang harapannya
agar usaha yang ditekuni tersebut dapat berkembang dan semakin
mengalami kemajuan sehingga umat Muslim pun menjadi sejahtera.
b. Suasana toko Islami
Toko tidak hanya terlihat bersih dan nyaman, namun konsumen juga
harus merasakan suasana toko yang bernuansa Islam. Cara yang dapat
dilakukan salah satunya adalah dengan mengalunkan musik-musik
religi yang membuat konsumen selalu mengingat Allah. Hal ini
dibuktikan dengan studi yang menunjukkan bahwa tata letak yang
menarik, display yang efektif, aroma yang menyenangkan serta
penyetelan musik yang membuat lingkungan toko menjadi positif,
dapat memberi pengaruh terhadap pelanggan agar nyaman dengan
waktu yang lama untuk berada di toko dan merasa ingin berkunjung
kembali ke toko tersebut.
c. Humanistis
Seperti penelitian yang diungkapkan oleh McDaniel dan Burnett
bahwasanya sesuai dengan kodrat manusia, orang yang religius lebih
membutuhkan pelayanan secara manusiawi dibandingkan dengan
atribut toko lainnya. Sebab itu, toko yang menjalin kemitraan dengan
persahabatan atau persaudaraan dapat dikatakan toko yang sesuai
syariah.
d. Produk Halal
Produk yang dijual toko ritel syariah tentunya dijamin kehalalannya,
bukan produk yang terdapat unsur yang diharamkan dalam Islam.
21
Selain halal, Islam juga menekankan bahwa produk harus ‗thayyib‘
yang berarti baik, bersih dan aman untuk dikonsumsi.
e. Nilai-nilai Islam
Setiap menjalankan aktivitas ritel syariah harus berlandaskan dengan
aturan yang didasari nilai-nilai Islam agar terhindar dari tindakan yang
tercela dalam bisnis dalam artian tidak adanya unsur riba dalam
transaksi dan tetap menjalankan kewajiban terhadap harta dengan
membayar zakat.
4. Strategi 7R dalam Retailing
Menurut Hutagalung dan Baruna yang dikutip dari buku Manajemen
Bisnis Ritel, untuk mendukung kesuksesan bisnis ritel dibutuhkan
penerapan strategi 7R yang terdiri atas:32
1) Right Product
Elemen penting yang ada dalam suatu program pemasaran tentunya
adalah produk. Dalam melakukan kegiatan pemasaran, strategi produk
akan memberikan pengaruh terhadap strategi marketing lainnya.
Membeli suatu produk berarti tidak hanya sekedar ingin memiliki
produk, namun juga bertujuan memenuhi kebutuhan konsumen.
Menurut Kotler, definisi produk yaitu segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke suatu pasar untuk dapat memenuhi keinginan maupun
kebutuhan‖.33
Dalam memenuhi kebutuhan konsumen, hal pertama yang
dilakukan adalah memulai strategi pemasaran dengan merancang suatu
produk yaitu berupa barang, jasa ataupun gagasan. Tantangan yang
dihadapi tenaga pemasar yaitu dalam menyusun dan memikirkan
strategi yang tepat untuk mengembangkan suatu produk baru. Strategi
produk ini mencakup empat faktor utama, yaitu estetika, fungsional,
32
Sopiah, Manajemen Bisnis Ritel (Yogyakarta: Andi Offset, 2008), h.226–227. 33
Siti Kalimah dan Nur Fadilah, Marketing Syariah: Hubungan antara Agama dan
Ekonomi (Jawa Timur: LPPM IAI Ibrahimy Genteng Banyuwangi, 2017), h.15–17.
22
faktor penunjang psikologis, pelayanan yang mendukung dan
menyertai penjualan produk.
2) Right Quantity
Dibutuhkan keseimbangan dan kesesuaian antara jumlah
pembelian konsumen dengan pembelian peritel, serta kebutuhan
konsumsi konsumen dengan kebutuhan persediaan barang dagangan
peritel untuk dapat memperoleh hasil optimal. Ketepatan kuantitas
akan sangat berdampak terhadap kelancaran kegiatan distribusi dalam
ritel, artinya harus balance antara kebutuhan dengan stok barang yang
harus disediakan.
Kemudian dikomparasi dengan kapan waktu berkunjung supplier
dan kapan waktu pengiriman dilakukan, idealnya salesman berkunjung
setiap harinya, namun jelas hal ini tidak mungkin. Biasanya salesman
melakukan kunjungan dua minggu sekali atau apabila keadaan ritel
sedang sangat ramai, bisa saja satu minggu sekali. Kemudian dengan
ketepatan kuantitas, bukan saja terhindar dan mencegah dari
kemungkinan terjadinya kerusakan barang di gudang, tetapi juga jarak
expired date (kedaluwarsa) barang bisa dijaga agar tetap masih jauh.
3) Right in Price
Right in price merupakan harga yang konsumen bersedia untuk
membayar, dan peritel masih mendapatkan keuntungan yang sesuai
(atau maksimal) pada harga tersebut. Harga sangat menentukan
keberlangsungan hidup ritel, karena dari harga yang tepat maka akan
terjadi perputaran transaksi yang maksimal. Di dunia pemasaran dan
penjualan, dikenal namanya celling price dan floor price, dimana batas
dari celling price adalah angka tertinggi yang konsumen bersedia
membayar untuk barang tersebut. Floor price adalah batas terendah
dari harga yang bisa dijual, dimana penjual masih memperoleh
keuntungan yang pantas.
Industri harus mampu bersaing dari segi penetapan harga jual di
pasar, dengan tujuan agar konsumen dapat membeli produk dengan
23
harga terjangkau. Strategi penetapan harga jual berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
a. Target Profit Pricing, penetapan harga jual berdasarkan tingkat
keuntungan sasaran, dimana pihak perusahaan menentukan target
laba.
b. Penetapan harga berdasarkan persepsi mulai konsumen yaitu
menetapkan harga menurut persepsi atau citra yang dirasakan
konsumen.
c. Penetapan harga jual dan mengikuti harga pasar yaitu harga
ditetapkan berdasarkan harga produk saingan.
4) Right Time
Dalam bisnis ritel, waktu merupakan suatu aspek yang tidak kalah
penting dari aspek lainnya. Peritel harus mengetahui kapan saja
konsumen bersedia dan berkeinginan membeli barang yang
dibutuhkan. Secara garis besar, waktu berbelanja konsumen memiliki
empat macam pola yang bisa menghadirkan peluang bisnis tersendiri,
meliputi: waktu kalender, waktu musiman, waktu khusus dalam
kehidupan seseorang, dan waktu pribadi.
5) Right Service
Merupakan layanan kepada pelanggan yang berhubungan dengan
produk atau jasa yang dibeli konsumen dalam bentuk penyajian
pelayanan, tindakan maupun informasi yang diberikan oleh penjual.
Ada dua hal yang berhubungan dengan pelayanan, yaitu: Customer
Service Features, adalah cara menyajikan layanan kepada pelanggan.
Customer Service Action, adalah kualitas dari tindakan penjual atau
penyedia jasa dalam memberikan layanan, menyajikan informasi dan
data, menangani keluhan pelanggan, memperbaiki kesalahan dan lain
sebagainya.
6) Right in Place
Komponen ini berkaitan dengan penentuan dan pemilihan lokasi
yang strategis untuk dijadikan tempat dalam menjalankan suatu usaha.
24
Faktor-faktor dalam penetapan lokasi ini dapat dilihat dari desain
interior dan eksterior yang indah dan menarik, ruang yang luas dan
nyaman bagi konsumen untuk berbelanja, fasilitas pendukung yang
memadai, serta faktor-faktor lainnya.
7) Right Appeals/Promotion
Promosi adalah suatu upaya untuk memperkenalkan atau
menawarkan suatu barang atau produk kepada calon pembeli. Komponen
ini merupakan kegiatan pemasaran yang paling nyata dan harus
difokuskan agar dapat berperan aktif. Promosi ini bertujuan untuk
menyajikan pesan yang benar kepada sasaran yang tepat melalui media
yang paling sesuai. Sebab setiap produk memiliki target pasar yang
berbeda, sehingga pendekatan promosi yang harus dilakukan pun akan
berbeda pula. Perusahaan harus mampu memutuskan kegiatan promosi
apakah yang tepat bagi suatu produk yang dimiliki oleh perusahaan agar
mencapai keberhasilan dalam penjualan.
5. Analisis SWOT
a. Definisi Analisis SWOT (SWOT Analysis)
Analisis SWOT apabila dilihat berdasarkan filosofinya
merupakan suatu penyempurnaan pemikiran dari berbagai kerangka
kerja dan rencana strategi yang pernah diterapkan baik di medan
pertempuran maupun bisnis.34
Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk menentukan strategi perusahaan.
Dapat diartikan pula sebagai metode perencanaan strategis yang
dianalisis berdasarkan pada logika yang digunakan untuk mengevaluasi
SWOT, yaitu dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).35
34
Irham Fahmi, Manajemen Risiko Teori, Kasus Dan Solusi (Bandung: Alfabeta, 2010),
h.264. 35
Swardono, Manajemen Strategik Konsep Dan Kasus (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
2002), h.5.
25
Analisis SWOT merupakan suatu alat untuk mengidentifikasi
aspek-aspek di suatu organisasi atau perusahaan supaya dapat
menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang akan dihadapi.
Analisis SWOT melibatkan identifikasi dari aspek internal dan aspek
eksternal untuk menunjukkan kinerja perusahaan dan merumuskan
strategi perusahaan. Aspek internal yang dimaksud ialah Stregths (S)
dan Weaknesses (W), sedangkan aspek eksternal ialah Opportunities
(O) dan Threats (T). Bergantung pada hubungan yang dibentuk antara
kondisi internal dan eksternal, sebuah pilihan dibuat untuk
mengimplementasikan perubahan yang diinginkan atau dibutuhkan
dalam perilaku sistem.
Menurut Freddy Rangkuti analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Pembuatan keputusan
perusahaan perlu pertimbangan faktor internal yang mencakup
kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup
peluang dan ancaman. Dalam hal ini, analisis SWOT dipakai jika para
penentu strategi perusahaan mampu melakukan pemaksimalan peranan
faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang sekaligus berperan sebagai
alat untuk meminimalisir kelemahan yang terdapat dalam tubuh
organisasi dan menekan ancaman yang timbul dan harus dihadapi
dengan tepat.
Dari berbagai literatur yang menjelaskan tentang SWOT dapat
kiranya ditarik suatu benang merah, bahwa sebenarnya analisis SWOT
merupakan suatu penyempurnaan pemikiran dari berbagai kerangka
kerja dan rencana strategi (framework and strategic planning) yang
pernah diterapkan baik di medan pertempuran maupun bisnis.36
Dimana
SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu
36
Irham Fahmi, Manajemen Risiko Teori, Kasus Dan Solusi, h.355.
26
organisasi yang berorientasi profit dan non profit dengan tujuan utama
untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih
komprehensif.37
b. Fungsi Analisis SWOT
Secara umum, analisis SWOT telah dinilai oleh sebagian besar tim
teknis penyusunan company plan. Bagian dari pekerjaan perencanaan
strategis berfokus pada apakah perusahaan memiliki sumber daya dan
kemampuan yang memadai untuk menjalankan misinya dan
mewujudkan visinya. Pengenalan kekuatan yang akan membantu
perusahaan untuk tetap perhatian dan mencari peluang baru, laporan
yang jujur tentang kelemahan yang ada akan memberikan bobot
realisme dengan rencana yang akan dibuat perusahaan, sehingga fungsi
dari analisis SWOT adalah menganalisis kekuatan dan kelemahan
perusahaan melalui peninjauan kondisi internal perusahaan serta
peluang dan ancaman melalui peninjauan kondisi eksternal perusahaan.
c. Tujuan Penerapan SWOT
Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk
memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus,
sehingga dengan penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat
dijadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik
dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.38
Untuk memiliki suatu model analisis SWOT yang baik maka perlu
adanya dukungan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif
bersifat teori-teori, sedangkan kuantitatif yaitu degan menempatkan
37
Irham Fahmi, h.356. 38
Irham Fahmi, h.356.
27
angka-angka sebagai ukuran pembobotan nilai dilakukan agar tingkat
keakuratan dapat diperoleh secara lebih baik.39
Sejak awal penggunaan analisis SWOT dimaksudkan untuk
memperjelas semua kekuatan dan kelemahan yang dapat diidentifikasi
guna memberikan suatu rekomendasi pengembangan berdasarkan
potensi-potensi yang tersedia. Suatu perusahaan tidak akan membuat
keputusan jika tidak didasarkan atas keberadaan potensi-potensi di
sana. Dimana potensi yang dilihat secara umum ada 2 (dua), yaitu:
1. Memiliki dan mampu memberikan nilai profitable (bisa
memberikan sisi profit di masa yang akan datang).
2. Sektor yang dimasuki memiliki kondisi continuity
(keberlanjutan usaha).
Jika kedua potensi umum ini tidak diperoleh dalam rekomendasi
akhir dari penggunaan SWOT tersebut, maka kemungkinan besar
keputusan tidak akan dilaksanakan, karena memang salah satu alasan
dipergunakannya SWOT adalah untuk melihat besarnya strength
(kekuatan) dibandingkan weakness (kelemahan) dan besarnya
opportunity (peluang) dibandingkan threat (ancaman) itu sendiri.
d. Manfaat Analisis SWOT
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan
dalam bisnis apa perusahaan beroperasi dan arah mana perusahaan
menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk
menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan
misinya dan mewujudkan misinya dari hasil analisis akan memetakan
posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan
strategi umum yang sesuai serta dijadikan dasar dalam menetapkan
sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan para stakeholder atau analisis
SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam perusahaan
39
Irham Fahmi, h.360.
28
yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu
komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.
Manfaat Analisis SWOT, sebagai berikut:
1. Sebagai arahan perusahaan untuk menentukan berbagai strategi
terkait rencana dan pelaksanaan pada masa yang akan datang.
Diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menentukan strategi
yang terbaik.
2. Menjadi bahan evaluasi kebijakan bagi perusahaan untuk
memikirkan upaya yang dirasa merugikan dan menguntungkan.
3. Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan atau
menjadikan pedoman untuk melakukan berbagai kebijakan baru dan
solusi atas hasil penilaian dari analisa yang ada.
4. Memotivasi manajemen perusahaan untuk mengembangkan atau
menciptakan ide-ide baru agar perusahaan dapat berkembang sesuai
dengan yang diharapkan.40
e. Faktor Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT
Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu
dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis
SWOT, yaitu:41
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and
threats (O and P). Dimana faktor ini bersangkutan dengan kondisi-
kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi pembuatan
keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri
(industry environment) dan lingkungan bisnis makro (macro
environment), ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan
sosial budaya.
40
Erwin Suryatama dan Adi Pamungkas, Lebih Memahami Analisis SWOT Dalam Bisnis
(Surabaya: Ditjen Peternakan, 2014), h. 33. 41
Irham Fahmi, Manajemen Risiko Teori, Kasus Dan Solusi, h.361.
29
2. Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths and
weaknesses (S and W). Dimana faktor ini menyangkut kondisi yang
terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi
terbentuknya decision making (pembuatan keputusan) perusahaan.
Faktor internal ini meliputi segala macam manajemen fungsional:
pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia, penelitian dan
pengembangan, sistem informasi manajemen, dan corporate culture
(budaya perusahaan).
Analisis lingkungan perusahaan biasanya terdiri dari dua
komponen pokok, yakni lingkungan ekternal dan lingkungan internal.
Jenis lingkungan eksternal perusahaan meliputi: lingkungan umum,
lingkungan industri, dan lingkungan operasional. Sedangkan yang
termasuk dalam lingkungan internal adalah sumber daya, kemampuan
dan kompetensi inti. Dengan melakukan analisis terhadap lingkungan
perusahaan diharapkan manajemen perusahaan akan memiliki
gambaran yang lebih jelas dalam menyiapkan strategi bisnis yang
diperlukan untuk mengantisipasi implikasi manajerial yang
ditimbulkan oleh lingkungan bisnis.42
Untuk mencapai daya saing strategi dan memperoleh profit yang
tinggi, perusahaan harus menganalisis lingkungan eksternalnya,
mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam lingkungan tersebut,
menentukan mana di antara sumber daya internal dan kemampuan
yang dimiliki merupakan kompetensi intinya, dan memilih strategi
yang cocok untuk diterapkan atau strategic formulation. Suatu strategi
merupakan sejumlah tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang
diambil untuk mendayagunakan kompetensi inti serta memperoleh
keunggulan bersaing.43
42
Amirullah, MANAJEMEN STRATEGI Teori-Konsep-Kinerja (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2015), h.16. 43
Amirullah, h.17.
30
Jauch dab Glueck dalam buku Manajemen Strategi,
mengemukakan alasan pentingnya analisis lingkungan sebagai berikut:
(1) Analisis lingkungan memberikan kesempatan pada perencana
strategi untuk mengantisipasi peluang dan membuat rencana untuk
melakukan tanggapan pilihan terhadap peluang ini. (2) Membantu
perencana strategi untuk mengembangkan strategi yang dapat
mengubah ancaman menjadi keuntungan organisasi.44
Dalam melakukan analisis lingkungan eksternal, perusahaan
menggali dan mengidentifikasi semua opportunity (peluang) yang
berkembang dan menjadi tren pada saat itu serta mengidentifikasi
threat (ancaman) dari para pesaing dan calon pesaing serta faktor
eksternal lainnya. Sedangkan analisis lingkungan internal lebih
memfokuskan pada identifikasi strength (kekuatan) dan weakness
(kelemahan) dari perusahaan. Identifikasi faktor-faktor lingkungan
yang mempengaruhi kinerja perusahaan biasanya disebut dengan
analisis SWOT (SWOT Analysis).
B. Studi Relevan
Sudah menjadi ketentuan mutlak dalam penelitian ilmiah menolak segala
unsur plagiatisme. Untuk memenuhi kode etik ilmiah, diperlukan eksplorasi
terhadap riset-riset yang telah mendahului penelitian ini. Tujuannya selain
menegaskan keaslian penelitian, juga sebagai materi pendukung guna
menyusun konsep berpikir dalam penelitian, serta menjadi bahan studi
perbandingan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan
saat ini. Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan untuk dijadikan bahan
telaah bagi peneliti diantaranya terdapat di tabel berikut.
44
Amirullah, h.23.
31
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama dan Judul Hasil Penelitian
1 Rinawati
Skripsi
Tahun 2018
UIN Yogyakarta
Implementasi Marketing Mix pada
Manajemen Pemasaran
Supermarket Pamella Satu dalam
Perspektif Etika Bisnis Islam.
Implementasi marketing mix pada
pemasaran Supermarket Pamella
Satu sudah sesuai dengan prinsip-
prinsip etika bisnis Islam dilihat
dari: Beberapa kriteria produk yang
dijual harus mempunyai sertifikasi
kemanan pangan dari pemerintah
dan sertifikasi halal dari MUI.
Harga jual produk selalu melihat
pada kondisi pasar. Promosi
menggunakan konsep low cost high
impact yaitu dengan biaya serendah
mungkin didapatkan hasil yang
maksimal.
2 Khoirun Nisa‘
Skripsi
Tahun 2015
STAIN Kudus
Analisis Strategi Bisnis Ritel
Islam Menghadapi Pesatnya
Minimarket Waralaba (Studi
Persaingan Usaha di Gribig
Kudus)
Strategi yang dilakukan pemilik
bisnis ritel Islam yaitu strategi
right product, right quantity, dan
right price. Faktor yang
mendukung peritel Islam berasal
dari lokasi toko, harga yang tepat,
kelengkapan barang, pelayanan,
dan produk.
3 Hidayati Fauziah Pasaribu
Skripsi
Tahun 2018
UIN Sumatera Utara
Penerapan Analisis SWOT dalam
Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa penerapan
strategi pada perusahaan tersebut
menggunakan Growth Oriented
Strategy. Hal ini dikarenakan, pada
32
Strategi Pemasaran pada PT.Arma
Anugerah Abadi Medan
diagram cartesius analisis SWOT
menunjukkan bahwa nilai total skor
tertinggi berada pada kuadran
pertama yang merupakan situasi
yang sangat menguntungkan.
4 Ahmad Rama Purnomo
Tesis
Tahun 2018
IAIN PALANGKA RAYA
Strategi Pemasaran pada Toko
Rahayu dalam Meningkatkan
Jumlah Penjualan Barang
Toko Rahayu dalam prakteknya
telah menerapkan strategi
marketing mix 7P dengan tujuan
menarik pembeli dan
mempertahankan pelanggan yang
sudah ada. Pada perhitungan
analisis SWOT Toko Rahayu
berada pada posisi kuadran I yaitu
(+,+). Posisi ini membuktikan
sebuah toko yang kuat dan
berpeluang. Maka rekomendasi
taktik yang diberikan adalah
progresif.
Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap penelitian terdahulu yang berhasil
ditemukan, terdapat beberapa materi terkait dengan riset ini. Dari beberapa
literatur penelitian di atas, memiliki persamaan dan perbedaan dari penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Persamaan penelitian adalah sama-sama mengkaji strategi
pemasaran dalam bisnis serta menganalisis alternatif strategi yang dapat dikatakan
tepat untuk pengembangan bisnis. Sedangkan perbedaan dari seluruh literatur
penelitian sebelumnya adalah terletak pada lokasi penelitian, data, sumber data,
waktu dan objek yang diteliti. Peneliti melakukan penelitian di 212 Mart Kota
Jambi yang belum pernah diteliti oleh peneliti terdahulu. Serta penelitian ini
menggunakan analisis strategi 7R dalam retailing dan lebih fokus ke aspek
strategi pengembangan bisnis ritel di tengah maraknya persaingan.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan tempat dimana situasi sosial tersebut akan
diteliti. Objek penelitian ini adalah dua cabang Gerai 212 Mart yang berlokasi
di Jl. Sk Rd Syahbudin No. 14 A RT. 05 Kel. Mayang Mangurai, Kec. Kota
Baru, Kota Jambi (36129) dan di Jl. Lintas Sumatra No.73, Kenali Besar, Kec.
Kota Baru, Kota Jambi (36361).
B. Metode Penelitian
Di dalam pelaksanaan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan
merupakan metode penelitian kualitatif sebagai dasar penulisan. Dengan
pendekatan kualitatif peneliti mengelola data berupa pemaparan, uraian dan
berupaya membangun argumentasi rasional dengan menganalisis strategi yang
diterapkan 212 Mart ditinjau dari strategi 7R dalam retailing, kemudian
peneliti melakukan analisa menggunakan metode analisis SWOT untuk
perumusan alternatif strategi pengembangan 212 Mart di Kota Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung
dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Data
primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh langsung dari
wawancara dengan pihak-pihak terkait pengelola 212 Mart Kota Jambi.
34
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan informasi yang diperoleh secara tidak
langsung dari objek penelitian yang bersifat publik, yang terdiri dari
struktur organisasi, berkas, arsip dokumen, serta buku-buku yang menurut
peneliti berkenaan dengan penelitian, mengunjungi website resmi 212
Mart yaitu https://www.koperasisyariah212.co.id atau situs-situs resmi
lainnya.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah utama untuk memperoleh
data-data yang diperlukan dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang
akurat dan relevan di lapangan, peneliti akan menggunakan beberapa metode
pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi yang
peneliti butuhkan berupa suatu aktivitas, kejadian, objek, kondisi tertentu
untuk menjawab permasalahan penelitian.45 Teknik observasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah teknik observasi partisipasi pasif,
dimana peneliti datang langsung ke 212 Mart untuk mengamati kegiatan
yang dilakukan tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
2. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth
interview) merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka antara
pewawancara (interviewer) dengan informan (interviewee). Peneliti
menggunakan wawancara terstruktur berdasarkan interview guide yang
telah disusun oleh peneliti. Selain itu, dilakukan dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa tape recorder dan catatan kecil. Peneliti
45
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka
Baru Press, n.d.), h.32.
35
melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait pengelola 212 Mart
Kota Jambi.
3. Dokumentasi
Beberapa kumpulan informasi pengetahuan berupa fakta dan data
yang berbentuk dokumentasi dengan sifat data tidak terbatas sehingga
peneliti berpeluang mengetahui peristiwa yang pernah terjadi pada waktu
silam. Hal-hal yang peneliti dokumentasikan adalah pada saat meminta
dokumen mengenai profil, struktur organisasi perangkat, sejarah dari 212
Mart, dan lain sebagainya.
4. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner
tertutup, dimana peneliti sudah menyediakan beberapa opsi jawaban yang
berkaitan dengan tujuan penelitian sehingga responden tinggal memilih
satu jawaban. Dalam hal ini, peneliti memberikan kuesioner kepada expert
untuk memberikan nilai rating berdasarkan indikator-indikator internal dan
eksternal pada 212 Mart. Narasumber dalam penyebaran kuesioner ini
adalah pihak expert 212 Mart yang terdiri dari 3 orang.
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan saat berlangsungnya
proses pengumpulan data dan setelah pengumpulan data tersebut selesai dalam
jangka waktu tertentu. Peneliti telah melakukan analisis terhadap jawaban
informan pada saat wawancara. Bila setelah dianalisis ternyata merasa belum
memuaskan, maka akan dilanjutkan pertanyaan lagi oleh peneliti, sampai pada
tahap tertentu, dimana sudah dianggap memperoleh data yang kredibel.
Seperti yang dikemukakan Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono,
menyatakan bahwasanya aktivitas menganalisis data kualitatif dilakukan
berlangsung dengan cara terus menerus hingga tuntas secara interaktif, sampai
data tersebut sudah jenuh.
36
1. Analisis Miles dan Huberman
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data collection, data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification, dijelaskan sebagai berikut:46
1) Data Collection/Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian, kegiatan utama yang dilakukan ialah
mengumpulkan data. Pada umumnya, dalam penelitian kualitatif
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara
mendalam, dan dokumentasi atau triangulasi (gabungan ketiganya).
Pengumpulan data berlangsung selama berhari-hari bahkan sampai
berbulan-bulan, sehingga akan banyak data yang diperoleh. Tahapan
awal, peneliti mengamati situasi sosial/objek yang diteliti secara
umum, merekam semua yang dilihat dan didengar. Maka peneliti akan
mendapatkan data yang sangat bervariasi.
2) Data Reduction (Reduksi Data)
Pada tahap ini, peneliti mencatat secara rinci data yang sudah
banyak diperoleh. Kemudian segera dianalisis data melalui reduksi
data, yaitu merangkum jawaban dari informan, memilih hal-hal pokok
yang relevan dengan permasalahan penelitian dan fokus
mengelompokkan hal-hal yang penting. Tujuan mereduksi data agar
mempermudah peneliti untuk mecari kembali data bila dirasa masih
diperlukan.
3) Data Display (Penyajian Data)
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah mendisplaykan
data. Pada tahap ini setelah peneliti melakukan analisis data, maka
peneliti dapat menyajikan data tersebut berupa narasi. Miles dan
huberman menyebutkan penyajian data yang paling sering digunakan
dalam penelitian kualitatif yaitu teks yang bersifat naratif.
4) Conclusion Drawing/verification
Langkah ke empat ialah peneliti menarik kesimpulan dari hasil
penelitian. Namun, kesimpulan awal tersebut masih bersifat sementara,
46
Sugiyono, h.142
37
kemudian peneliti melakukan verifikasi bukit-bukti kuat yang
mendukung hasil data yang valid. Ketika pengumpulan data kembali
ke lapangan dan peneliti memperoleh jawaban yang konsisten dari
informan, maka kesimpulan yang dikemukakan tersebut kredibel.
Gambar 3.1
Pengumpulan Data
Reduksi DataVerifikasi/Penarikan
Kesimpulan
Penyajian Data
Bagan: Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman
2. Model Analisis SWOT
Dalam rangka menciptakan suatu analisis SWOT yang baik dan
tepat maka perlu kiranya dibuat suatu model analisis SWOT yang
representative. Penafsiran representative di sini adalah bagaimana suatu
kasus yang akan dikaji dilihat berdasarkan ruang lingkup dari aktivitas
kegiatannya, atau dengan kata lain kita melakukan penyesuaian analisa
berdasarkan kondisi yang ada. Untuk menyusun suatu formula SWOT
yang representative adalah dengan menempatkan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
a. Menyusun dan Menentukan Faktor-Faktor Strategis Eksternal
dan Internal suatu Perusahaan
Menyusun dan menghitung nilai bobot, rating, dan skor untuk
tabel eksternal dan internal dibuat dengan teknik skala sebagai berikut:
38
1. Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan
diidentifikasi, suatu tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor-
faktor strategis internal tersebut dalam kerangka strength dan weakness
perusahaan. Tahapannya adalah:
(a) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
(b) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari
1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.
(Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total
1,00).
(c) Berikan rating 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor untuk
menunjukkan apakah faktor tersebut memiliki kelemahan yang
besar (rating = 1), kelemahan yang kecil (rating = 2), kekuatan yang
kecil (rating = 3), dan kekuatan yang besar (rating = 4). Jadi
sebenarnya, rating mengacu pada perusahaan sedangkan bobot
mengacu pada industri dimana perusahaan berada.
(d) Kalikan masing-masing bobot dengan rating-nya untuk
mendapatkan score.
(e) Jumlahkan total score masing-masing variabel.
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam matriks
IFAS, total rata-rata tertimbang berkisar antara yang rendah 1,0 dan
tertinggi 4,0 dengan rata-rata 2,5. Jika total rata-rata dibawah 2,5
menandakan bahwa secara internal perusahaan lemah, sedangkan total
nilai diatas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat.47
47
Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT:Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, n.d.), h.26–28.
39
2. Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)
Tahapan dalam penyusunan matriks faktor strategi eksternal yaitu:
(a) Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman.
(b) Beri bobot masing-masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
(c) Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai 1 sampai 4, dimana 4 (respon sangat
bagus), 3 (respon di atas rata-rata), 2 (respon rata-rata), 1 (respon di
bawah rata-rata). Rating ini berdasarkan pada efektivitas strategi
perusahaan, dengan demikian nilainya berdasarkan pada kondisi
perusahaan.
(d) Kalikan masing-masing, bobot dengan rating-nya untuk
mendapatkan score.
(e) Jumlahkan semua score untuk mendapatkan total score perusahaan.
nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.48
Sudah tentu bahwa dalam matriks EFAS, kemungkinan nilai
tertinggi total score adalah 4,0 dan terendah adalah 1,0. Total score 4,0
mengindikasikan bahwa perusahaan merespon peluang yang ada
dengan cara yang luar biasa dan menghindari ancaman-ancaman di
pasar industrinya. Total score 1,0 menunjukkan strategi-strategi
perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang atau tidak
menghindari ancaman-ancaman eksternal.
b. Diagram SWOT
Langkah selanjutnya adalah menelaah melalui diagram analisis
SWOT dengan membuat titik potong antara sumbu X dan sumbu Y,
dimana nilai dari sumbu X didapat dari selisih antara total strength dan
48
Freddy Rangkuti, h.24–25.
40
total weakness, sedangkan untuk nilai sumbu Y didapat dari selisih
antara total opportunities dan total threat.
Gambar 3.2 Diagram Analisis SWOT
Diagram analisis SWOT pada gambar menghasilkan empat
kuadran yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1) Strategi SO = Kuadran I
Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki kesempatan dan kekuatan sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan maksimal. Strategi
yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan secara agresif (Growth Oriented
Strategy).
(2) Strategi ST = Kuadran II
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih
memiliki kekuatan dari segi internal dan keuntungan dari sumber
daya yang tersedia. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang melalui strategi diversifikasi produk atau strategi pasar.
BERBAGAI PELUANG
BERBAGAI ANCAMAN
KELEMAHAN
INTERNAL
KEKUATAN
INTERNAL
3. Mendukung
strategi turn-
around
1. Mendukung
strategi agresif
4. Mendukung
strategi defensif
2. Mendukung
strategi
diversifikasi
41
(3) Strategi WO = Kuadran III
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
dilain pihak ia juga menghadapi beberapa kendala atau kelemahan
internal. Sehingga tidak dapat mengambil keuntungan dari
kesempatan ini secara optimal. Fokus strategi perusahaan dalam
posisi ini adalah memperkecil kendala atau meminimalkan
masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut
peluang pasar yang lebih besar dengan strategi stabilitas.
(4) Strategi WT = Kuadran IV
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan
perusahaan, dimana perusahaan tersebut mengalami berbagai
ancaman eksternal sementara sumber daya mempunyai banyak
kelemahan internal, maka diharuskan pada strategi bertahan
(defensive), perampingan atau likuidasi.
c. Menganalisis dan Menentukan Keputusan Strategis dengan
Pendekatan Matrik SWOT
Pada tahap ini selanjutnya dilakukan analisis dan penentuan
keputusan dengan menempatkan pendekatan Matrik SWOT. Matrik
SWOT merupakan alat yang dipakai untuk mengukur faktor-faktor
strategi perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dimiliki. Matrik
SWOT akan mempermudah merumuskan berbagai strategi yang perlu
dijalankan dengan cara mengelompokkan masing-masing problem.
Dimana setiap hubungan tersebut diberikan solusi strategi yang harus
dilakukan.
42
Tabel 3.1
Format Menganalisis dan Menentukan Keputusan Strategis dengan
Pendekatan Matrik SWOT
IFAS
EFAS
Strengths (S)
(Kekuatan)
Tentukan faktor –faktor
kekuatan internal
Threats (T)
(Kelemahan)
Tentukan faktor-faktor
kelemahan internal
Opportunities (O)
(Peluang)
Tentukan faktor-faktor
peluang eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Weaknesses (W)
(Ancaman)
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Minimarket 212 (212 Mart)
212 Mart melalui Koperasi Syariah 212 merupakan Koperasi
Primer Nasional yang didirikan oleh tokoh-tokoh umat Islam sebagai
implementasi ghirah Islam dari Aksi 212 yang penuh persaudaraan dengan
momentum yang senantiasa membuat semangat sebagai Muslim terpompa.
Kegembiraan ini kemudian direalisasikan dengan hadirnya Koperasi
Syariah 212 sebagai media perjuangan ekonomi dalam upaya mencapai
kemandirian ekonomi umat.49
Koperasi Syariah 212 telah menginisiasi lahirnya 212 Mart, yaitu
brand minimarket Islami dengan konsep sharing economy (ekonomi
berbagi) yang berarti dimiliki bersama bukan hanya segelintir individu.
212 Mart ini merupakan cara kreatif untuk bersaing di industri bisnis ritel,
minimarket ini melambangkan ekonomi syariah yaitu pada angka nya
yang unik. Angka tersebut menjadi simbol atau ikon bagi sebagian
kalangan. 212 Mart menggunakan konsep yang berbeda dengan
minimarket lainnya. Tidak ada kepemilikan saham, minimarket ini
kepemilikan bisnis berjamaah yang berarti milik semua anggota koperasi
syariah dengan dana yang dikelola dan bersumber dari koperasi.
Pengelolaan dilakukan secara profesional dan terpusat untuk menjaga daya
saingnya baik dari sisi jaringan distribusi, harga, produk maupun promo.
212 Mart sebagai produk dari Koperasi Syariah 212 secara resmi
diluncurkan pertama kali pada tanggal 10 Mei 2017 dengan gerai pertama
beralamat di Jl. KH. Abdullah Bin Nuh, Ruko No. 80 Taman Yasmin
Sektor VI, Bogor. 212 Mart memiliki slogan yang sangat Islami yaitu
49 ‗Profil Koperasi Syariah 212‘, Koperasi Syariah 212 (blog), diakses 23 April 2021
pukul 07:54 WIB, http://koperasisyariah212.co.id/profil-koperasi-syariah-212/.
44
amanah, berjamaah, dan izzah. Slogan tersebut merupakan prinsip-prinsip
yang diterapkan Koperasi Syariah sebagai badan hukum Gerai 212 Mart.
a. Amanah
Amanah berarti manajemen Koperasi Syariah 212 harus
dilaksanakan dengan rasa penuh tanggung jawab. Segenap sumber daya
manusia yang terlibat di dalamnya harus insani yang berkompeten.
Manajemen juga harus dilengkapi seperangkat System Operating
Procedure (SOP) dan manual yang sangat baik. Pengurus harus
didampingi oleh Dewan Pengawas, Penasehat dan Pengawas Syariah serta
berbagai Komite pelengkap seperti Komite Investasi, Komite Audit dan
Komite Remunerasi dan Promosi. Secara berkala Pengurus dan
Manajemen wajib memberikan laporan kepada anggota, regulator dan
masyarakat.
b. Berjamaah
Berjamaah berarti Koperasi Syariah 212 diharuskan mampu untuk
menjadi wadah untuk menampung aspirasi dan potensi kebangkitan
perekonomian khususnya ekonomi umat Islam dan pada umumnya bangsa
Indonesia. Koperasi ini merupakan kepemilikan bersama, bukan hanya
dikuasai oleh segelintir individu atau kelompok golongan tertentu.
Koperasi Syariah 212 juga harus dapat memberikan faedah kepada
sebanyak mungkin masyarakat Muslim Indonesia dan dunia.
c. Izzah
Izzah artinya kemuliaan dan kejayaan. Dalam tataran individu
kemuliaan artinya terpenuhinya segenap kebutuhan sandang pangan,
papan, pendidikan, kesehatan dan transportasi anggota. Dalam tataran
bangsa, Indonesia dan umat Islam harus menjadi bangsa yang bermartabat
dan mandiri secara ekonomi.
45
Landasan dasar hadirnya Minimarket 212 Mart melalui Koperasi
Syariah 212 yaitu :
a) Hadir dalam rangka melestarikan semangat aksi damai 212 yang
mencerminkan persaudaraan, persatuan serta semangat kebangsaan
ukhuwah Islamiyah dan kebangkitan umat Islam.
b) Kesenjangan ekonomi antar status sosial (kaya dan miskin) yang
semakin terjadi kesenjangan yang melebar dan mengkhawatirkan.
c) Minimnya penguasaan umat dalam asset produktif nasional sehingga
tidak sebanding dengan proporsi jumlah penduduk yang diatas 87%.
d) Kecilnya kepemilikan umat dalam berbagai sektor baik keuangan, ritel,
property dan berbagai jenis industri dan manufaktur.
e) Besarnya potensi daya beli umat yang hingga saat ini tidak
dikoordinasikan dengan sistematis dan terstruktur.
f) Masih jauhnya perekonomian umat dari landasan prinsip syariah yang
diyakini sangat kuat terhadap krisis karena mencerminkan sharing
economy atau ekonomi kekeluargaan dan kerakyatan.
g) Diperlukannya Gerakan Ekonomi Berjamaah yang dilakukan secara
profesional dan penuh amanah yang mampu mencapai kesejahteraan
dalam tataran individu/keluarga serta mampu mewujudkan izzah dalam
tataran keumatan.50
Adapun tujuan dari didirikannya Koperasi Syariah 212 adalah
―Membangun ekonomi umat yang terpercaya, profesional, besar dan kuat
sebagai salah satu penopang pilar ibadah, syariah dan dakwah menuju
kebahagiaan dunia dan keselamatan akhirat.‖ Dengan Visi Koperasi
Syariah 212 adalah: ―Menjadi 5 (lima) besar Koperasi di Indonesia dari
sisi jumlah anggota, penghimpun dana tabungan, jaringan, dan kekuatan
investasi pada sektor-sektor produktif pilihan pada tahun 2025.‖
Sedangkan Misi Koperasi Syariah 212 adalah: ―Mengoptimalkan segenap
potensi ekonomi dan sumber daya umat baik secara daya beli, produksi,
50 ‗Profil Koperasi Syariah 212‘.diakses 23 April 2021 pukul 08:05 WIB.
46
distribusi, pemupukan modal serta investasi dalam sektor produktif
pilihan yang dijalankan secara berjamaah, amanah, profesional yang
mampu mendatangkan kesejahteraan pada tataran individu/keluarga, serta
mewujudkan izzah (kemuliaan) pada tataran keumatan.‖
2. Nilai Lebih 212 Mart
1) Brand, 212 Mart mengusung #Spirit212, gerakan kebangkitan umat
yang dipicu oleh perjuangan umat pada Aksi Bela Islam (ABI) ke-3
yang fenomenal pada 2 Desember 2016. Sedangkan Koperasi Syariah
212 sendiri adalah kelanjutan perjuangan umat di bidang ekonomi.
2) Biaya, 212 Mart mengusung bebas biaya loyalty, bebas biaya
franchise dan bebas biaya management fee.
3) Produk, yang dijual adalah produk pilihan yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat sehari-hari. Ketersediaan produk yang cukup
lengkap menjadi salah satu tujuan 212 Mart dalam memberikan
kepuasan berbelanja kepada pelanggan.
4) Harga, 212 Mart menjual produk beragam pilihan dengan harga
bersaing dibandingkan ritel kompetitor sejenis.
5) Promosi, 212 Mart menyediakan program promosi berkala untuk
menstimulasi minat konsumen berbelanja. Sistem promosi terpusat,
terprogram, dan tematik.
6) Presentasi, 212 Mart mengusung tampilan toko modern, efektif, dan
efesien. Tata letak didesain untuk memudahkan konsumen dalam
berbelanja dengan pengaturan barang yang sudah dikelompokkan
sesuai dengan jenisnya.
7) Personal, Koperasi Syariah 212 dan tim ahli memberikan pelatihan
secara berkala kepada karyawan di tiap Gerai 212 Mart, untuk terus
meningkatkan kualitas pelayanan di gerai.
8) Otomatisasi, semua tranksaksi terekam dalam sistem komputer
terintegrasi. Sistem dapat melakukan perhitungan dan pelaporan
transaksi tiap harinya.
47
9) Berkembang, 212 Mart mengikuti perkembangan bisnis ritel secara
berkala. Investor pun bisa memiliki lebih dari 1 (satu) gerai.
3. Struktur Organisasi 212 Mart
Berikut adalah struktur organisasi Gerai 212 Mart yang berlokasi
di Jl. Sk Rd Syahbudin No. 14 A RT. 05 Kel. Mayang Mangurai, Kec.
Kota Baru, Kota Jambi (36129).
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Gerai 212 Mart Mayang Kota Jambi
Kasir dan Pramuniaga
Aji Pangestu
Pengelola 212 Mart
Rike Setiawati
Pengurus 212 Mayang
Retni S Budiarti
Supervisor
Muhammad Junun
Kepala Toko
Susilawati
Kasir dan Pramuniaga
Asisten Kepala Toko
Fajar Novianto Rizki
Satrio
48
B. Hasil Penelitian
212 Mart merupakan minimarket dengan model bisnis baru, tentu akan
banyak kendala dan hambatan dalam mengelola minimarket ini. Bisnis model
berjamaah 212 Mart ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.
212 Mart saat ini belum menunjukkan potensi untuk perkembangan yang lebih
pesat dibanding pesaing, oleh karena itu peneliti mengevaluasi strategi yang
diterapkan oleh 212 Mart melalui analisis strategi 7R dalam retailing yang
ditinjau dari product, quantity, price, time, services, place, dan promotion.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan yang dilakukan oleh peneliti
secara langsung didapatkan bahwa:
1. Product
Dalam marketing, ketika membahas mengenai produk maka
seorang marketer atau peritel harus mengetahui dan memahami produk
yang benar-benar membuat konsumen tertarik dan minat membeli. Produk
tersebut berupa keinginan ataupun yang memang menjadi kebutuhan
harian konsumen. Produk yang dihasilkan dalam suatu bisnis atau
perusahaan harus sesuai dengan syarat pasar. Misalkan produk tersebut
harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), berlabel halal,
memiliki manfaat, berkualitas, memberikan keamanan dan kenyamanan
bagi pemakai dan produk tersebut akan memberikan kesan terbaik ketika
konsumen mengkonsumsinya. Untuk mengetahui strategi produk pada
Gerai 212 Mart di Kota Jambi dapat dilihat dari hasil wawancara yang
dilakukan peneliti dengan pihak 212 Mart di bawah ini.
Susilawati selaku Kepala Toko 212 Mart menyatakan sebagai berikut:
―Produk 212 sama seperti produk-produk minimarket lain pada
umumnya seperti menjual barang perlengkapan rumah tangga, kebutuhan
pokok, peralatan mandi, yang membedakannya di sini tidak menjual
semua jenis rokok yang masih kita temui di minimarket lain. Karena
memang 212 Mart ini menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam
memasarkan produk dengan melihat dari aspek kehalalannya dan di sini
49
juga terdapat produk UMKM produksi dari masyarakat daerah yang tentu
sudah diseleksi terlebih dahulu‖.51
Herza selaku Karyawati 212 Mart juga mengatakan bahwa:
―Produk yang dijual 212 hanya produk yang berlabel halal, hal ini
faktor utama yang diberlakukan di sini untuk semua jenis produk termasuk
produk dari UMKM yang memasukkan produknya ke 212 juga harus
memiliki sertifikat halal dari MUI... keunggulan 212 ini karena kita punya
produk lokal seperti madu, kurma, dan produk UMKM lainnya itu sangat
memberi kontribusi besar pada pendapatan 212 Mart.52
Hal senada juga disampaikan oleh Khatrun Nada, berikut kutipannya:
―Seharusnya 212 Mart bisa bersaing dengan Alfamart karena mereka
tidak punya produk UMKM, seperti di 212 Mart kita menjual madu,
kurma, produk UMKM lainnya itu sangat menarik perhatian banyak
konsumen. Berbeda dengan ritel konvensional, di sini kita tidak menjual
rokok, walaupun memang setiap harinya pasti selalu ada yang mencari
rokok‖.53
Gambar 4.2
Windows Display 212 Mart
Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa produk-
produk yang dijual 212 Mart berupa perlengkapan rumah tangga, peralatan
mandi sampai sembako serta dilengkapi dengan tersedianya produk dari
produksi usaha rumahan yang memiliki ciri khas tersendiri, ada dari jenis
51
Wawancara dengan Susilawati (Kepala Toko 212 Mart cabang Mayang), 08 April
2021. 52
Wawancara dengan Herza (Karyawati 212 Mart cabang Mayang), 08 April 2021. 53
Wawancara dengan Khatrun Nada (Karyawati 212 Mart cabang Pattimura), 06 April
2021.
50
makanan, minuman maupun produk-produk herbal. 212 Mart
menyediakan tempat atau sarana untuk memasarkan produk lokal tersebut
dengan tujuan memberi peluang untuk pengembangan bagi UMKM lokal
serta membantu para pengusaha rumahan agar mereka dapat
mempromosikan sekaligus memasarkan produknya di 212 Mart.
Gambar 4.3
Produk Herbal UMKM 212 Mart
Dilanjutkan penjelasan oleh Herza selaku Karyawati 212 Mart
mengenai persyaratan produk UMKM, yakni:
―...Untuk memasukan produk UMKM minimal harus menjadi
anggota Koperasi Syariah 212 dulu, itu syarat wajibnya dan harus ada
label halal serta sudah punya izin P-IRT dan izin BPOM dan termasuk
dalam list yang produknya sudah diakui untuk layak dijual dan dikonsumsi
dari segi kesehatan‖.54
54
Wawancara dengan Herza (Karyawati 212 Mart cabang Mayang), 08 April 2021.
51
Gambar 4.4
Salah Satu Produk UMKM Snack (Makanan Ringan)
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa semua jenis produk
yang dijual 212 Mart mulai dari sembako sampai produk UMKM sudah
terjamin semua kehalalannya. Namun, ada beberapa produk yang tidak
terdapat di 212 Mart meskipun berlabel halal, hal ini sebagaimana
pernyataan Fajar Novianto Rizki selaku Kepala Toko 212 Mart, sebagai
berikut:
―...karena selain kehalalan kami juga melihat dari aspek kesehatan,
berdampak baik atau tidak produk tersebut untuk dikonsumsi, walaupun
produk tersebut dinyatakan halal, di sini tidak menjual minuman bersoda
seperti Sprit, Coca Cola, Fanta dan minuman sejenis lainnya karena hanya
sedikit memberikan manfaat selebihnya banyak membahayakan untuk
kesehatan. Dan untuk produk yang masih diperdebatkan kehalalannya,
seperti rokok itu memang tidak diperjualbelikan di 212 karena akan
berdampak tidak baik bagi kesehatan pemakainya‖.55
55
Wawancara dengan Fajar Novianto Rizki (Kepala Toko 212 Mart cabang Pattimura),
06 April 2021.
52
Gambar 4.5
Berbagai Jenis Minuman di showcase cooler
Aji selaku karyawan 212 Mart cabang Mayang juga menyampaikan:
―Alhamdulillah kita berhasil mendapat sertifikat nasional menjual
produk-produk halal dan sehat dengan kategori penghargaan gerai tersehat
se-Indonesia‖.56
Berdasarkan penjelasan di atas, 212 Mart memang sangat
memperhatikan produk yang mereka tawarkan karena 212 Mart ini
merupakan cerminan minimarket Islam dengan salah satu prinsipnya untuk
menciptakan kemaslahatan umat, artinya produk yang dijual harus
termasuk halalan thayyiban, yang berarti produk yang halal lagi baik serta
tidak membahayakan tubuh, akal, maupun jiwa saat dikonsumsi.
56
Wawancara dengan Aji Pangestu (Karyawan 212 Mart cabang Mayang), 08 April
2021.
53
2. Quantity
Kuantitas produk yang tepat sangat berpengaruh terhadap kelancaran
aktivitas penjualan sebuah ritel. Kebutuhan konsumen dengan jumlah stok
barang yang disediakan harus seimbang. Jika stok berlebihan akan
mempengaruhi space pajangan, mengakibatkan risiko adanya barang
rusak, dan tentu saja mempengaruhi cash flow dan beban biaya persediaan.
Tetapi jika terjadi kekurangan stok produk, dapat menghambat
aktivitas penjualan ritel. Pada saat konsumen hendak mencari suatu barang
tertentu, namun stok barang yang tersedia tidak mencukupi atau tidak ada,
konsumen tersebut akan melirik ke ritel sebelah. Maka hal ini akan
berpotensi menyebabkan kehilangan penjualan. Jadi, pentingnya untuk
mendapatkan kuantitas barang yang tepat, agar tidak hanya terhindar dari
terjadinya risiko kerusakan barang, tetapi juga dapat menjaga jarak expired
date (kedaluwarsa). Untuk mengetahui kuantitas produk pada Gerai 212
Mart di Kota Jambi dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan pihak 212 Mart di bawah ini.
Susilawati selaku Kepala Toko 212 Mart menyatakan sebagai
berikut:
―Untuk persediaan barang di 212 Mart Mayang ini secara detailnya
lebih lengkap dibanding 212 Mart yang di Kambang dan Pattimura, karena
memang disini pusatnya dan para investor kebanyakan dari daerah
Mayang ini, sehingga kunjungan member untuk berbelanja juga lebih
sering di sini, kalau untuk 212 Mart di Kambang lebih banyak
menyediakan stok barang seperti peralatan sekolah atau minuman-
minuman dan snack-snack karena lokasinya dekat dengan sekolah‖.57
Dari pernyataan di atas diketahui bahwa untuk persediaan produk
ketiga gerai itu berbeda-beda, barang yang disediakan di etalase tidak
selalu sama dengan ketiga gerai, persediaan barang difokuskan kepada
target market artinya dengan melihat peluang atau potensi calon konsumen
yang berbelanja ke 212 Mart dengan cara mengamati lingkungan sekitar
gerai. 212 Mart sendiri belum terdapat warehouse (gudang) untuk
57
Wawancara dengan Susilawati (Kepala Toko 212 Mart cabang Mayang), 08 April
2021.
54
menampung pemasokan barang, jadi barang langsung didistribusikan
kepada ketiga gerai, sehingga dalam persediaan barangnya memang harus
benar-benar diperkirakan dengan tepat seberapa kapasitas barang yang
bisa ditampung masing-masing gerai dan barang yang diprioritaskan.
Semua barang yang tersedia akan disesuaikan dengan hasil penjualannya
sehingga sesuai dengan kebutuhan masing-masing cabang gerai. Hal ini
seperti yang disampaikan oleh Nada selaku Karyawati 212 Mart, yaitu:
―Sebenarnya untuk persediaan barang kita belum punya gudang, jadi
dari ketiga Gerai 212 itu ada beberapa item produk yang dijual berbeda
atau tidak sama lengkapnya seperti di Gerai 212 Mayang, karena yang
bertanggung jawab atau mengelola produknya dari Kepala Toko nya, jadi
tergantung dari Kepala Toko masing-masing cabang gerai untuk
pengorderan jumlah barangnya‖.58
Ditambahkan oleh Fajar selaku Kepala Toko 212 Mart cabang
Pattimura yang mengatakan:
―...kalau untuk 212 Mart Pattimura kita menyetok lebih sedikit
produk makanan UMKM karena sering terjadinya kerusakan untuk produk
yang belum laku terjual, karena kunjungan orang untuk berbelanja di sini
itu lebih sedikit, walaupun terkadang memang produk UMKM sangat
berkontribusi terhadap pendapatan di sini, tetapi untuk meminimalisir
resiko barang tersebut rusak, jadi kita perkirakan untuk kuantitasnya tidak
terlalu sedikit juga tidak terlalu banyak jumlahnya‖.59
Dalam penyetokan persediaan barang, 212 Mart menyesuaikan
jumlah barang yang distok dengan hasil penjualannya setiap bulan.
Terdapat barang yang bersifat fast moving dan slow moving. Barang fast
moving adalah barang-barang yang lebih cepat terjual dalam suatu toko
atau minimarket. Contoh barang-barang yang termasuk dalam kategori fast
moving yaitu kebutuhan sembako seperti beras, gula, minyak, air mineral.
Barang yang terdapat dalam kategori fast moving akan dilakukan
penyetokan barang dengan jumlah besar. Sedangkan barang slow moving
adalah barang yang lambat penjualannya atau dapat dikatakan pergerakan
58
Wawancara dengan Khatrun Nada (Karyawati 212 Mart cabang Pattimura), 06 April
2021. 59
Wawancara dengan Fajar Novianto Rizki (Kepala Toko 212 Mart cabang Pattimura),
06 April 2021.
55
dalam sebuah bisnis ritel terhambat. Yang termasuk kategori ini seperti
barang kosmetik, minyak wangi, dan lain sebagainya. Barang yang
termasuk dalam kategori slow moving akan dilakukan penyetokan barang
dengan jumlah yang lebih sedikit atau pengorderan barang yang dibatasi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penimbunan barang dalam
Gerai 212 Mart. Hal ini dijelaskan oleh Nada selaku Karyawati 212 Mart,
sebagai berikut:
―...barang yang dijual ada yang cepat laku terjual maupun yang
lambat penjualannya, jadi pihak 212 Mart dalam mengatur jumlah
penyetokan barang melihat dari banyaknya kebutuhan konsumen akan
barang tersebut seperti sembako, itu akan kami stok dengan jumlah yang
besar, sedangkan barang yang memang kurangnya minat konsumen untuk
membeli seperti produk kosmetik dan sejenisnya itu termasuk
penjualannya lambat, jadi akan kami stok dengan jumlah lebih sedikit
hanya seperlunya saja. Kita lebih fokus melengkapi kebutuhan sembako
untuk saat ini‖.60
Namun terdapat kendala atau hambatan dalam persediaan barang,
yang menyebabkan terhambatnya kegiatan ritel. Yaitu masalahnya
terkadang tidak tepat waktu dalam penyetokan barang yang habis karena
lambatnya proses pengadaan barang. Akibatnya tidak jarang konsumen
mencari suatu produk yang ternyata stoknya tidak mencukupi bahkan
kosong. Hal ini tentu akan berpotensi menyebabkan customer switch. Hal
ini dinyatakan oleh Susilawati selaku Kepala Toko 212 Mart, sebagai
berikut:
―Sales kan datangnya terjadwal biasanya seminggu sekali, jadi kita
lihat penjualan dalam satu minggu untuk barang yang laku terjual itu
berapa, setelah itu baru dilakukan pengorderan barang kembali... pernah
kehabisan stok barang, padahal sudah order dari jauh hari, ternyata dari
salesnya yang terlambat mengantar barang, sering sih terjadi‖.61
60
Wawancara dengan Khatrun Nada (Karyawati 212 Mart cabang Pattimura), 06 April
2021. 61
Wawancara dengan Susilawati (Kepala Toko 212 Mart cabang Mayang), 08 April
2021.
56
Kemudian, produk-produk di Gerai 212 rutin melakukan pengecekan
produk dari segi kualitas, seperti yang dikatakan oleh Aji selaku Karyawan
212 Mart, yaitu:
―Jika ada produk yang mendekati masa kedaluwarsa maka kami akan
segera return untuk tetap menjaga persediaan produk kembali‖.62
Gambar 4.6
Kunjungan Salesman ke 212 Mart
3. Price
Harga adalah suatu takaran perbandingan antara pengorbanan dan
manfaat. Bagi suatu perusahaan, agar dapat menciptakan keunggulan
dalam harga sangat memerlukan keunggulan operasional yang dipandu
dengan kualitas dan kemudahan dalam membeli. Hal yang sangat penting
bagi suatu perusahaan termasuk dalam industri ritel adalah perihal
penetapan harga jual. Karena semua keputusan yang berkaitan dengan
harga, biasanya sangat berdampak ke segala aspek kegiatan perusahaan.
Memilih harga jual yang paling sesuai kadang-kadang juga merupakan
tindakan penyeimbangan. Di satu sisi, harga harus mendukung beragam
62
Wawancara dengan Aji Pangestu (Karyawan 212 Mart cabang Mayang), 08 April
2021.
57
biaya: biaya operasi, administrasi dan riset organisasi itu selain juga biaya
pemasaran, seperti biaya iklan dan biaya penjual. Di sisi lain, harga tidak
dapat terlalu tinggi karena pelanggan dapat berpindah ke produk-produk
pesaing.
Untuk mengetahui strategi harga pada Gerai 212 Mart di Kota Jambi
dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pihak
212 Mart di bawah ini.
Fajar selaku Kepala Toko 212 Mart menuturkan sebagai berikut:
―Dalam penetapan harga kita berusaha sebisa mungkin lebih rendah
dibanding pesaing atau setidaknya sama. Sebelumnya pihak 212 Mart akan
melakukan kesepakatan harga yang diberikan supplier sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak, selanjutnya pihak 212 Mart yang akan
menambahkan margin disetiap harga produk‖.63
Kemudian Nada selaku Karyawati 212 Mart juga menjelaskan
ketentuan penetapan harga jual, berikut penjelasannya:
―Margin di sini dipatokin, seperti beras, kebutuhan bahan pokok itu
3%, minyak 5%, susu atau minuman 3%, item produk lainnya 15%, selain
itu margin nya disesuaikan juga dengan size (ukuran) produknya...
kemudian dari segi harga, kita belum bisa lebih murah dari Trona Ekspress,
Fresco, karena kan mereka punya gudang dan grosir yang besar
(supermarket) sedangkan kita minimarket. Kalau sesama minimarket
seperti dengan Alfamart/Indomaret itu kita masih bisa bersaing. Ini
tergantung supplier kita pasok barangnya dari mana‖.64
Dari penuturan di atas dapat diketahui dalam memasok persediaan
produk penjualan, pihak 212 Mart melakukan kerja sama dengan supplier.
Kerja sama ini dapat terjalin pada saat 212 Mart menyetujui harga
kesepakatan yang diberikan supplier, setelah melakukan tanda tangan
kontrak maka supplier memasok barangnya ke 212 Mart. Lalu dalam
menentukan harga jual, pihak 212 Mart mengambil margin yang
disesuaikan dahulu dengan harga awal dari supplier, sehingga dapat
menyebabkan harga yang dijual terkadang tidak stabil. Hal ini dikarenakan,
212 Mart terkadang masih sulit mendapatkan harga yang lebih murah.
63
Wawancara dengan Fajar Novianto Rizki (Kepala Toko 212 Mart cabang Pattimura),
06 April 2021. 64
Wawancara dengan Khatrun Nada (Karyawati 212 Mart cabang Pattimura), 06 April
2021.
58
Sehingga murah atau mahalnya harga jual untuk beberapa item barang
tergantung dari harga jual supplier. Meski demikian, 212 Mart tetap
mengusahakan agar terciptanya harga jual yang bersahabat.
Terdapat strategi dalam pemberian harga diskon yang diberikan 212
Mart untuk para member yaitu konsumen yang termasuk anggota Koperasi
Syariah 212, karena akan ada hasil pembagian keuntungan berdasarkan
rutinitas berbelanja, jadi semakin sering belanja, juga akan mendapatkan
banyak diskon. Tidak hanya itu, bagi konsumen yang mempunyai member
card diberikan keunggulan lewat sistem poin, untuk setiap belanja dengan
total harga minimal Rp50.000 akan mendapatkan poin, jadi ketika sudah
banyak poin yang dikumpulkan nanti bisa ditukarkan dan mendapatkan
produk yang harganya sama dengan banyaknya poin tersebut‖. Hal ini
dikemukakan oleh Susilawati selaku Kepala Toko 212 Mart, sebagai
berikut:
―...kita pakai sistem poin bagi konsumen yang termasuk member
kalau belanja dengan total minimal Rp50.000 akan ditambahkan 1 poin
begitu seterusnya, misalnya sampai terkumpul 5000 poin maka bisa
ditukarkan dengan barang seharga itu‖.
Selain adanya kelebihan untuk konsumen yang termasuk member,
212 Mart juga memberikan potongan harga kepada konsumen non
member untuk produk yang memang didiskon. Dalam hal pemberian harga
diskon ini terkadang diadakan ketika supplier memberikan harga lebih
rendah dari harga biasanya, maka pada saat itu lah pihak 212 Mart akan
menetapkan harga diskon untuk barang tersebut. Seperti yang dituturkan
oleh Nada selaku Karyawati 212 Mart, yaitu:
―Untuk pemberian potongan harga kepada non member sebenarnya
juga ada sekali-sekali, itu juga tergantung barangnya dan biasanya dari
pihak supplier langsung yang memberikan harga diskon, baru kita bisa
menjadikan barang tersebut untuk didiskon‖.65
65
Wawancara dengan Khatrun Nada (Karyawati 212 Mart cabang Pattimura), 06 April
2021.
59
Fajar selaku Kepala Toko 212 Mart juga menuturkan perihal
barang yang diberi diskon, yaitu:
―Penurunan harga barang bisa terjadi, tapi kita lihat dulu
produknya, ada produk yang bisa direturn dan tidak bisa, itu tergantung
distributornya juga. Seandainya tidak bisa direturn, dari 3 bulan sebelum
expired kita cek, nanti produk tersebut akan dipromokan dengan
penurunan harga menjadi harga HPP aja‖.66
Dari penuturan pihak 212 Mart di atas, diketahui bahwasanya
dalam penetapan harga diskon diberikan untuk semua konsumen baik yang
termasuk member maupun non member. Dan keputusan harga tersebut
dapat ditentukan berdasarkan harga dari supplier serta untuk produk yang
tidak dapat direturn dari pihak distributor sehingga akan terjadinya
penurunan harga jual. Hal ini dilakukan agar tetap menjaga perputaran
produk, apabila harga dimurahkan maka konsumen akan belanja sehingga
produk akan cepat terjual dan tidak sampai masa kedaluwarsanya.
4. Time
Bagi peritel, sangat diperlukan untuk mengetahui kapan waktu yang
tepat untuk menjual atau menawarkan suatu produk atau barang. Hal ini
dikarenakan dapat memberikan dampak positif agar angka penjualan suatu
produk tertentu tercapai maksimal, dengan cara mengetahui momen-
momen khusus tersebut. Bahkan memang ada beberapa item produk yang
laku terjual atau hanya ada ketika musim tertentu yang dijual oleh peritel.
Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Susilawati selaku Kepala Toko 212
Mart, sebagai berikut:
―Memang untuk produk UMKM ada bulan-bulan tertentu sebenarnya,
tidak setiap hari juga, karena produk UMKM kan lebih ke makanan,
biasanya seperti saat bulan puasa itu lancar penjualannya atau lebih banyak
konsumen yang belanja dari bulan biasanya‖67
Dari pernyataan Kepala Toko Minimarket 212 tersebut, diketahui
bahwa memang terdapat waktu tertentu sebuah produk cepat
66
Wawancara dengan Fajar Novianto Rizki (Kepala Toko 212 Mart cabang Pattimura),
06 April 2021. 67
Wawancara dengan Susilawati (Kepala Toko 212 Mart cabang Mayang), 08 April
2021.
60
penjualannya. Contohnya pada bulan Ramadhan karena kebutuhan
konsumen untuk persediaan makanan biasanya lebih meningkat. Hal ini
menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan untuk produk jenis
makanan tersebut yang memberikan kontribusi yang banyak terhadap
pendapatan 212 Mart pada saat itu.
Pada saat mendekati bulan suci ramadhan seperti waktu yang akan
datang ini, 212 Mart menyediakan layanan untuk pemesanan paket
sembako, bagi konsumen yang ingin bersedekah dalam jumlah yang cukup
besar namun tidak mempunyai banyak waktu untuk menyiapkannya, maka
akan dibantu oleh pihak 212 Mart. Konsumen hanya perlu memberi daftar
barang apa saja yang akan dibeli, kemudian dari pihak 212 Mart yang akan
mengemas produk tersebut untuk paket sembako. Pihak 212 Mart
menyebutkan untuk saat ini karena mendekati bulan Ramadhan, maka
mereka fokus untuk layanan ini, karena permintaannya cukup tinggi.
Seperti yang dikemukakan oleh Nada selaku Karyawati 212 Mart, yakni:
―Mendekati bulan puasa, banyak orang yang ingin sedekah, mau
yang simple, jadi mereka tinggal sebutkan list produk, dan dari kita sendiri
yang langsung packing atau pengemasannya, nanti mendekati hari raya
akan banyak yang melakukan pemesanan ini dari investor serta banyak
juga dari non member‖.68
Gambar 4.7
Paket Sembako Ramadhan
68
Wawancara dengan Khatrun Nada (Karyawati 212 Mart cabang Pattimura), 06 April
2021.
61
5. Services
Kualitas pelayanan dianggap sebagai alat yang penting dalam bisnis
ritel karena bertujuan untuk memberikan manfaat lebih kepada pelanggan
dalam berbelanja dan kualitas pelayanan yang baik dalam pemberian
pelayanan terhadap pelanggan dapat memberikan kepuasan terhadap
pelanggan dan membantu meningkatkan keunggulan kompetitif dalam
persaingan bisnis ritel. Pelayanan baik yang diberikan kepada pelanggan
dapat menciptakan kepuasan sehingga dapat menciptakan hubungan
jangka panjang dan loyalitas pelanggan ritel.
Untuk mengetahui strategi services atau layanan yang tersedia pada
Gerai 212 Mart Mayang dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan pihak 212 Mart di bawah ini.
Herza selaku Kasir 212 Mart Mayang menyatakan:
―Untuk proses pembayaran cash aja, belum ada debit atau sejenisnya.
Tapi sekarang Alhamdulillah sudah bisa pakai QRIS, kita kerja sama
dengan BSI, jadi bisa melakukan pembayaran lewat mobile banking
dengan cara scan bercode. Selain itu, bisa untuk pengisian saldo lewat
LinkAja, Ovo, Gopay, itu bisa.69
Kemudian Aji selaku Karyawan 212 Mart menambahkan:
―Di sini juga bisa bayar listrik, cicilan mobil, motor, BPJS, pulsa,
token listrik. Karena di sini banyak juga yang sering pakai layanannya
seperti cicilan mobil, motor, pengisian saldo Gopay‖.70
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui layanan yang disediakan 212
Mart dapat memudahkan konsumen dalam melakukan pembayaran, bisa
secara cash maupun melalui mobile banking, serta dapat memberikan
kemudahan dalam pembayaran jasa lainnya secara lebih mudah dan
praktis. Hal ini tentu dapat menghemat waktu karena tidak perlu antri yang
panjang jika hendak membayar keperluan jasa tersebut di Gerai 212 Mart.
Selain menyediakan layanan jasa dalam bentuk transaksi pembayaran, 212
Mart juga menyediakan jasa layanan pesan antar untuk para konsumen
69
Wawancara dengan Herza (Karyawati 212 Mart cabang Mayang), 08 April 2021. 70
Wawancara dengan Aji Pangestu (Karyawan 212 Mart cabang Mayang), 08 April
2021.
62
yang melakukan pemesanan, misalnya untuk orderan sejumlah paket
sembako. Seperti yang dinyatakan oleh Herza selaku Karyawati 212 Mart,
yaitu:
―Kita menyediakan pemesanan paket, nanti packingnya dari 212,
jadi mereka tinggal menyebutkan maunya paket apa, nanti mereka tinggal
pesan, kemudian bisa diantar ke lokasi pemesan. Untuk biayanya kita tidak
mematok harga, jadi secara sukarela‖.71
Hal serupa juga disampaikan oleh Nada selaku Karyawati 212
Mart, yakni:
―Mendekati bulan puasa, banyak orang yang ingin sedekah, mau
yang simple, jadi mereka tinggal sebutkan list produk, dan dari kita sendiri
yang langsung packing atau pengemasannya, nanti mendekati hari raya
akan banyak yang melakukan pemesanan ini dari investor serta banyak
juga dari non member‖.72
Gambar 4.8
Sebagian Orderan Paket Sembako 212 Mart
Selain itu, 212 Mart juga mengadakan program berupa kegiatan
sosial kemasyarakatan sesuai dengan prinsip 212 Mart yang juga bertujuan
sekaligus untuk bersedekah. Seperti yang dikemukakan oleh Susilawati
selaku kepala toko 212 Mart yaitu:
―Kita juga ada aplikasi wakaf yang menyediakan wadah untuk
orang yang ingin berwakaf saat belanja. Pada saat berbelanja dengan uang
71
Wawancara dengan Herza (Karyawati 212 Mart cabang Mayang), 08 April 2021. 72
Wawancara dengan Khatrun Nada (Karyawati 212 Mart cabang Pattimura), 06 April
2021.
63
kembalian Rp200 atau Rp100 serta nanti dana dari semua gerai
digabungkan, lalu uangnya disalurkan untuk disedekahkan ke anak yatim
piatu, orang-orang fakir miskin di jalan‖.73
Kemudian, mengenai Standar Operasional Pelayanan (SOP) yang
diterapkan oleh Minimarket Syariah 212 sudah dijalankan oleh SDM dalam
pelayanan berdasarkan prinsip syariah. Sebagaimana menurut Fajar selaku
Kepala Toko 212 Mart yang mengatakan bahwa:
―Kita buka toko dari jam 7 pagi. Untuk pelayanan operasionalnya
kalau di kasir itu 3S selalu Senyum Sapa Salam, pada saat transaksi
menanyakan konsumen apakah member atau non member. Kemudian
untuk kedisiplinan datang tepat waktu, dan dari segi performa
berpenampilan seragam rapi dan sopan untuk semua karyawan serta
menggunakan jilbab yang syar‘i bagi Muslimah‖.74
Gambar 4.9
Tampilan Kassa dan Kasir 212 Mart
73
Wawancara dengan Susilawati (Kepala Toko 212 Mart cabang Mayang), 08 April
2021. 74
Wawancara dengan Fajar Noviato Rizki (Kepala Toko 212 Mart cabang Pattimura),
06 April 2021.
64
Gambar 4.10
COC (Check on Counter)
NB: Pemajangan produk yang berada di depan kasir
6. Place
Komponen ini menyangkut pemilihan dan penentuan lokasi yang
strategis (mudah dijangkau, di daerah pusat perbelanjaan atau dekat tempat
pemukiman, aman, dan sebagainya), desain interior dan eksterior yang
indah dan menarik, ruang yang luas dan nyaman bagi pelanggan untuk
berbelanja, fasilitas pendukung yang memadai. Selain itu, hal yang perlu
diperhatikan adalah memilih lokasi usaha minimarket atau tempat bisnis
yang masih jarang pesaing serta belum ada kompetitor. Pemilihan lokasi
ritel adalah sebuah keputusan yang sangat strategis. Lokasi usaha sangat
menentukan kesuksesan sebuah lokasi yang dipilih, pemilik ritel harus
menanggung semua konsekuensi dari pilihan tersebut.
Untuk mengetahui strategi tempat pada Minimarket 212 dapat
dilihat dari hasil wawancara berikut:
65
Susilawati selaku Kepala Toko 212 Mart meyatakan:
―Untuk pemilihan lokasi di daerah Mayang ini karena 212 Mart ini
kan berdirinya dari modal investasi, dan kebanyakan para investor 212
Mart itu bertempat tinggal di daerah Mayang, sehingga untuk
memudahkan berbelanja juga maka pertama kalinya ditempatkan di sini,
meskipun sebenarnya lokasinya kurang strategis karena tidak jauh dari
lokasi juga terdapat gerai lain yang sudah lebih lama dari 212 Mart,
walaupun demikian lokasi ini juga dekat dengan masyarakat dan banyak
orang berkendara dekat dengan jalan raya sehingga masih ada peluang
untuk calon konsumen itu memilih berbelanja di Gerai 212‖.75
Dari pengamatan peneliti sendiri mengenai lokasi 212 Mart
memang dapat dikatakan kurang strategis walaupun dekat pusat
keramaian, berada di pinggir jalan raya yang ramai oleh lalu lintas
kendaraan, namun masih terdapat ritel pesaing yang berlokasi tidak jauh
dari 212 Mart. Selain itu, papan merek Minimarket 212 juga ukurannya
lebih kecil dibanding ritel lain, sehingga kurang terlihat jelas. Kemudian
pada akses parkir kendaraan juga kurang luas yang menyebabkan
konsumen sedikit kesulitan saat memarkirkan kendaraan terutama untuk
pengendara mobil.
Gambar 4.11
Papan Nama Toko (Billboard)
75
Wawancara dengan Susilawati (Kepala Toko 212 Mart cabang Mayang), 08 April
2021.
66
Selain pemilihan lokasi ritel, komponen terpenting dalam strategi
tempat pada minimarket berbasis syariah yaitu 212 Mart juga
menyediakan tempat ibadah yang nyaman bagi karyawan maupun
konsumen yang ingin melakukan ibadah di sana. Maka kegiatan
perniagaan yang dilakukan 212 Mart tidak pernah menganggu dalam hal
waktu ibadah. Seperti yang dikatakan oleh Herza selaku Karyawati 212
Mart, yaitu:
―Di setiap gerai pasti ada disediakan tempat untuk beribadah, yang
digunakan untuk karyawan dan juga konsumen yang misalnya ingin izin
beribadah maka sangat diperbolehkan‖.76
Kemudian 212 Mart juga menyediakan lapak yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk membuka usaha, seperti dilihat
dari area sekitar lahan parkir Minimarket 212 juga terdapat beberapa outlet
usaha-usaha kecil, seperti menjual aneka minuman jus buah, jajanan atau
makanan ringan pinggir jalan.
7. Promotion
Dalam upaya menjaring pelanggan atau konsumen pihak pengelola
212 Mart cabang Mayang telah melakukan berbagai bentuk promosi
pemasaran yang tidak jauh berbeda dengan promosi pemasaran lainnya.
Upaya utama yang dilakukan oleh 212 Mart cabang Mayang ialah
melakukan promosi dengan penggunaan word of mouth (WOM) yaitu
upaya mengenalkan 212 Mart kepada calon konsumen atau masyarakat
awam melalui penyebaran informasi dari mulut ke mulut. Hal ini
sebagaimana yang dinyatakan oleh Susilawati selaku Kepala Toko 212
Mart, berikut pernyataannya:
―Karena 212 Mart ini berdiri dari modal investasi jadi yang
dikhususkan untuk mengenalkan gerai itu sebenarnya investor itu sendiri
yang memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat umum
terutama kepada umat Muslim dengan menjelaskan bahwa ada minimarket
dengan entitas Islam seperti 212 Mart yang berbeda dengan minimarket
konvensional lainnya‖.77
76
Wawancara dengan Herza (Karyawati 212 Mart cabang Mayang), 08 April 2021.
67
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui yang menjadi target
market Gerai 212 Mart ini tentu para umat Muslim itu sendiri dan anggota
koperasi. Karena konsumen yang menjadi pembeli di Gerai 212 Mart lebih
dominan dari anggota Koperasi Syariah 212 itu sendiri, maka dalam
kegiatan promosi lebih menekankan promosi terhadap Koperasi Syariah
212 bukan Gerai 212 Mart itu sendiri.
Selain melalui cara tradisional tersebut, 212 Mart juga
memanfaatkan media massa sebagai wadah untuk promosi pemasaran
yang dilakukan agar 212 Mart bisa dikenal masyarakat luas, seperti
penuturan Fajar selaku Kepala Toko 212 Mart, sebagai berikut:
―...selain itu promosi dari media sosial kita juga punya, ada dari
situs website tentang 212 Mart, dari media sosial seperti facebook,
instagram tetapi masih belum begitu aktif dan tidak update. Kemudian kita
ada kegiatan jum‘at berkah berupa sedekah nasi dari uang yang
dikumpulkan dari aplikasi wakaf konsumen yang berbelanja di 212 Mart
kami salurkan kepada orang-orang yang membutuhkan, sehingga selain
bersedekah kita juga sekaligus secara otomatis mengenalkan 212 Mart
kepada masyarakat‖.78
Gambar 4.12
Implementasi Wakaf 212 Mart Jambi
77
Wawancara dengan Susilawati (Kepala Toko 212 Mart cabang Mayang), 08 April
2021. 78
Wawancara dengan Fajar Novianto Rizki (Kepala Toko 212 Mart cabang Pattimura),
06 April 2021.
68
Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa untuk publisitas
212 Mart dalam mensosialisasikan 212 Mart kepada masyarakat awam
terutama di Kota Jambi melalui media sosial masih kurang aktif, padahal
media sosial sangat memberikan peran yang sangat efektif sebagai media
dalam keberhasilan promosi penjualan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan mencakup analisis strategi 7R dalam retailing serta
analisis aspek lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan,
identifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman serta proses penyusunan formulasi strategi. Pembahasan atas setiap
bagian ini merupakan deskripsi atas kondisi lapangan yang diperoleh dari
hasil wawancara, penyebaran kuesioner, dan pengamatan langsung
(observasi) di Gerai 212 Mart serta melakukan diskusi bersama pihak-pihak
terkait lainnya mengenai masalah penelitian.
1. Strategi Marketing Retailing Minimarket 212
Berdasarkan hasil temuan peneliti di lapangan setelah melakukan
wawancara dengan pihak 212 Mart diperoleh hasil bahwa terdapat strategi
7R dalam retailing yang diterapkan oleh 212 Mart cabang Mayang dalam
kegiatan marketingnya dan berada dalam koridor-koridor yang
berpedoman pada Al-Qur‘an dan Hadits sebagai sumber utama. Dari segi
produk, 212 Mart memiliki criteria standart operasional prosedur dalam
penjualan produk, diantaranya tidak hanya menjual produk yang
bersertifikasi halal saja tetapi juga mengikuti konsep halalan thayyiban.
Upaya yang dilakukan untuk menerapkan konsep tersebut adalah dengan
mengizinkan hanya produk yang terjamin halal dan baik yang dapat dijual
oleh 212 Mart, sebab ada beberapa produk yang berdasarkan keputusan
MUI merupakan produk yang halal namun ditinjau dari segi kesehatan jika
dikonsumsi berlebih ternyata tidak baik bagi kesehatan seperti minuman
bersoda, Coca-Cola, Sprite, Fanta dan sejenisnya. Oleh karenanya produk
seperti ini juga tidak terdapat di 212 Mart karena tidak memiliki nilai
69
kebaikan untuk dikonsumsi, atau produk yang masih diperdebatkan
kehalalannya seperti rokok, walaupun produk tersebut termasuk dalam
ketegori item produk yang banyak dicari oleh konsumen.
Selain itu, 212 Mart juga memberikan lapak bagi pelaku Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk dapat mendisplay produk-
produknya sebagai bentuk konsinyasi (titip jual). Kemudian diharapkan ke
depannya untuk para UMKM agar lebih aktif dan berprogres dalam
menciptakan lebih banyak produk unggulannya agar 212 Mart nantinya
dapat mengutamakan untuk menjual produk umat Muslim itu sendiri,
sehingga tidak harus menggunakan produk yang diproduksi dari luar lagi.
Hal demikian guna dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akibat
keraguan akan kehalalan produk yang dikonsumsi para masyarakat
Muslim. Di samping itu bertujuan untuk membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat menengah ke bawah sehingga pada akhirnya
212 Mart dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Selanjutnya dari penentuan kuantitas, terdapat barang yang bersifat
fast moving dan slow moving. Barang yang terdapat dalam kategori fast
moving yaitu cepat penjualannya akan dilakukan penyetokan barang
dengan jumlah besar agar stok produk tetap terjaga. Sedangkan barang
yang termasuk dalam kategori slow moving akan dilakukan penyetokan
barang dengan jumlah yang lebih sedikit atau pengorderan barang yang
dibatasi. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko terjadinya kerusakan
barang apabila sudah terlalu lama tidak terjual.
Kemudian dalam strategi penetapan harga, 212 Mart menyesuaikan
dengan harga awal dari supplier yang menjadi patokan harga jual
kemudian ditambah dengan margin. Penentuan margin sendiri disesuaikan
pula dengan kategori masing-masing item produk. Namun, karena masih
kuatnya daya tawar input (pemasok), yaitu masih sulit mendapatkan harga
yang loyal dari supplier, membuat harga produk yang dijual di 212 Mart
terkadang menjadi tidak stabil. Meskipun begitu 212 Mart tetap
mengusahakan setidaknya harga yang ditawarkan tersebut sama dengan
70
harga di pasaran. Dalam pemberian harga diskon, 212 Mart kurang fokus
terhadap strategi pemberian potongan harga, sebab harga promo biasanya
diadakan apabila pada saat produk mendekati masa kedaluwarsa, yaitu
memberikan harga subsidi ke produk tersebut dengan cara menurunkan
margin atau penurunan harga produk menjadi harga HPP saja, agar produk
tersebut cepat terjual untuk menjaga perputaran produk.
Lalu mengenai strategi time (waktu) dalam usaha ritel, terdapat waktu
tertentu sebuah produk tersebut cepat penjualannya. Seperti contohnya
pada bulan Ramadhan, untuk poduk sembako sangat meningkat
penjualannya dibanding pada bulan biasa. Saat bulan Ramadhan pun 212
Mart juga menyediakan layanan jasa untuk pemesanan paket sembako
bagi konsumen yang ingin bersedekah dalam jumlah yang cukup besar
namun tidak mempunyai banyak waktu untuk menyiapkannya, maka akan
dikerjakan oleh pegawai 212 Mart. Hal ini berarti 212 Mart juga
menerapkan strategi right time dalam kegiatan bisnisnya.
Kemudian dari segi services (pelayanan), 212 Mart juga mengadopsi
layanan seperti minimarket lain pada umumnya. Untuk transaksi
pembayaran selain cash, bisa juga dengan menggunakan aplikasi QRIS
melalui mobile banking dengan cara scan bercode. Mengenai pelayanan,
212 Mart sudah mencerminkan akhlak seorang Muslim saat menyambut
orang yang berkunjung atau konsumen dengan ramah sembari
mengucapkan salam ―Assalamu’alaikum‖ dan ketika memasuki gerai
terdengar alunan musik Islami dan lantunan sholawat yang membuat
pembeli merasakan suasana yang nyaman ketika belanja di gerai. Dan
peneliti juga mengamati sikap para karyawan yang tanggap dan sigap
ketika konsumen meminta bantuan.
Untuk penetapan lokasi, 212 Mart belum menerapkan strategi right in
place yang tepat, karena masih terdapat pesaing sejenis yang berada tidak
jauh dari lokasi 212 Mart yang menyebabkan adanya potensi konsumen
untuk beralih ke kompetitor. Selain itu area parkir kendaraan yang kurang
luas. Kemudian hal yang sangat memberikan peran terhadap
71
perkembangan 212 Mart adalah dengan melakukan aktivitas promosi.
Selama menjalankan usahanya, 212 Mart ternyata belum menerapkan
strategi right promotion atau dapat dikatakan tidak optimal. Hal ini
terbukti dari masih terdapat masyarakat yang belum mengenal adanya
minimarket berbasis syariah 212 Mart. Maka dari itu, 212 Mart diharuskan
menggiatkan kembali aktivitas promosi dan sosialisasi kepada masyarakat
Kota Jambi dengan jangkauan yang lebih luas dan menyeluruh.
2. Alternatif Strategi Pengembangan Minimarket 212
Penggunaan analisis SWOT sebagai model analisis dilakukan
dengan mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor positif yang berasal
dari internal organisasi; kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal;
peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal dan
ancaman atau risiko. Untuk memiliki suatu model analisis SWOT yang
baik maka perlu adanya dukungan data yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Kualitatif bersifat teori-teori, sedangkan kuantitatif yaitu
dengan menempatkan angka-angka sebagai ukuran pembobotan nilai
dilakukan agar tingkat keakuratan dapat diperoleh secara lebih baik.
Analisis SWOT kualitatif pada Diagram 1 di bawah dapat
dioptimalkan secara kuantitatif via perhitungan SWOT yang dioptimalkan
oleh Pearce dan Robinson. Diagram SWOT terdiri dari 4 kuadran yang
menggambarkan posisi suatu organisasi yang berfungsi untuk dapat
diketahui secara pasti posisi organisasi yang sebenarnya dan menunjukkan
jenis alternatif strategi yang akan digunakan. Hasil analisa posisi
organisasi setelah melakukan analisa kuantitatif ini terbagi menjadi 4
strategy responding, yaitu strategy progresif, strategy diversifikasi, ubah
strategy dan strategy defensive (strategi bertahan).
72
Gambar 4.13
Analisa SWOT Usaha Pendekatan Pierce dan Robinson
(-,+) (+,+)
Ubah Strategi Progresif
(-,-) (+,-)
Strategi Bertahan Diversifikasi Strategi
1. STRENGTH
Strength dalam hal ini diartikan sebagai kekuatan atau hal positif yang
terlihat dari perusahaan yang dapat dijadikan sebagai competitive
advantage (keunggulan bersaing). Kekuatan-kekuatan yang dimiliki 212
Mart adalah sebagai berikut:
a. Kepemilikan bisnis berjamaah.
b. Memiliki sertifikat penghargaan sebagai gerai tersehat di Indonesia.
c. Semua jenis produk yang dijual halalan thoyyiban dilengkapi variasi
produk UMKM dengan izin P-IRT dan izin BPOM.
d. Memberikan wadah bagi pengusaha Muslim untuk memasarkan
produknya di 212 Mart sekaligus sebagai upaya pengembangan produk
UMKM.
e. Pelayanan Islami yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dalam
kegiatan muamalah.
Opportunity
Weakness Strength
Threat
Kuadran III Kuadran I
Kuadran IV Kuadran II
73
f. Adanya hak khiyar yaitu hak untuk mengembalikan barang yang dibeli
selama barang tersebut masih dalam kemasan bersegel atau konsumen
boleh memilih untuk membatalkan transaksi.
g. Terdapat fasilitas jasa delivery order (layanan pesan antar) dengan
ongkos kirim sukarela.
h. Fasilitas kartu anggota koperasi syariah bagi member.
i. Fasilitas pendukung seperti ATM services dan menerima pembayaran
non perbankan atau jasa pembayaran sistem online seperti:
pembayaran token listrik, cicilan kredit motor atau mobil, top up pulsa,
dan lain sebagainya.
j. Adanya program kegiatan sosial kemasyarakatan berupa sedekah dan
wakaf.
2. WEAKNESS
Kebalikan dari Strength, Weakness merupakan kekurangan atau hal-hal
yang belum dimiliki perusahaan untuk bersaing di market. Diartikan
sebagai suatu hal yang menjadi penghalang bagi perusahaan dalam
mengembangkan serta melaksanakan aktivitasnya yang dapat mengganggu
pencapaian laba maksimum yang ingin diperoleh. Kelemahan-kelemahan
yang dimiliki 212 Mart yaitu:
a. Usia 212 Mart masih baru dibanding pesaing.
b. Minimnya modal yang dimiliki untuk mengembangkan usaha (syarat
satu gerai harus tekumpul 360 investor).
c. Daya tawar penyedia input (pemasok) masih kuat sehingga supplier
belum dapat sepenuhnya memberikan harga yang loyal.
d. Kontribusi para member atau anggota untuk berbelanja di 212 Mart
kurang aktif atau kurangnya konsistensi.
e. Jarang mengadakan harga promo. 212 Mart kurang fokus dalam
strategi pemberian potongan harga (diskon) untuk produk yang dijual.
f. Tidak mempunyai warehouse (gudang) sebagai tempat untuk
menyuplai atau melakukan penyetokan barang-barang.
74
g. Distribusi kadang terhambat dikarenakan keterlambatan jadwal
pengiriman barang dari supplier sehingga seringkali produk yang
dicari konsumen belum restock.
h. Publisitas untuk memperkenalkan 212 Mart kepada kalangan
masyarakat kurang gencar dilakukan atau belum optimal.
i. Tenaga SDM yang mempunyai keahlian dalam pengelolaan atau
manajemen di bidang ritel masih kurang.
j. Area parkir kendaraan kurang luas, sehingga mengalami kesulitan
untuk parkir kendaraan roda empat.
3. OPPORTUNITY
Opportunity dianggap sebagai bagian dari lingkungan eksternal
perusahaan yang dapat menjadi potensi untuk meningkatkan profit, market
share atau pertumbuhan. Peluang yang dimiliki 212 Mart adalah sebagai
berikut:
a. Lokasi gerai berada di pinggir jalan raya, sehingga adanya konsumen
potensial dari luar daerah, tidak hanya dari warga sekitar.
b. Jumlah investor atau anggota Koperasi Syariah 212 Mart bisa terus
bertambah, sehingga berpeluang untuk mengembangkan atau
membuka cabang gerai.
c. Masyarakat Kota Jambi 87% mayoritas beragama Islam. 212 Mart
hadir sebagai bisnis ritel dengan entitas Islam yang mempunyai values
syariah dalam kegiatan marketingnya serta barang yang ditawarkan
juga merupakan produksi umat Muslim itu sendiri.
d. 212 Mart merupakan minimarket syariah perdana dan satu-satunya
yang menerapkan konsep sharing economy (ekonomi berbagi) dan
berbasis komunitas dalam market ritel di Kota Jambi.
e. Dapat menciptakan dan mengembangkan lebih banyak produk
unggulan dengan tujuan memajukan produk lokal UMKM para
pengusaha Muslim dan dapat membuat produk dengan brand 212.
75
4. THREAT
Threat adalah kebalikan dari Opportunity, yang merupakan halangan
atau ancaman bagi perusahan dalam memperluas market atau
mendapatkan profit. Dapat dikatakan bahwa ancaman merupakan faktor-
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika
tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang
bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Adapun
ancaman yang akan dihadapi 212 Mart, yaitu:
a. Banyaknya pesaing yang sudah handal dalam manajemen ritel.
Kompetitor memiliki tenaga SDM yang kompeten di bidang ritel.
b. Pesaing melakukan promosi lebih optimal. Kompetitor sangat gencar
dalam aktivitas promosi baik melalui media online maupun offline.
c. Daya beli masyarakat menurun. Kondisi pandemi seperti saat ini
menyebabkan banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan sehingga
terjadi penurunan pendapatan, hal tersebut mengakibatkan masyarakat
lebih merasionalkan keuangan dalam melakukan pembelian.
d. Adanya opini masyarakat yang beranggapan produk yang dijual 212
Mart belum beragam dan kurang lengkap variasinya dibanding
minimarket pesaing.
e. Adanya potensi customer switching karena harga jual beberapa item
produk yang lebih mahal dibanding pesaing sehingga berpeluang
pindah tempat (format sejenis minimarket) atau dapat pula dikarenakan
rendahnya tingkat ketersedian stok produk atau saat konsumen mencari
barang yang tidak dijual (rokok, alat kontrasepsi, minuman beralkohol)
akan membuat konsumen beralih ke ritel lain.
Selanjutnya, peneliti berupaya mengidentifikasi pokok persoalan
IFAS (Internal Factor Strategy) dan pokok persoalan EFAS (Eksternal
Factor Strategy) dari 212 Mart secara sistematis. Keduanya dibandingkan
untuk menghasilkan alternatif strategi (SO, ST, WO dan WT). Hasil
analisis pada table matriks evaluasi factor eksternal dan matriks factor
76
internal dipetakan ke posisi organisasi matriks dengan cara sebagai
berikut.‖
a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan serta kelemahan, dan
b. Sumbu vertical (y) menunjukkan peluang serta ancaman.
Posisi perusahaan ditentukan oleh hasil analisis sebagai berikut:
a. Jika peluang lebih besar dari ancaman maka nilai y ˃ 0
b. Ancaman lebih besar dari peluang maka nilai y ˂ 0
c. Jika kekuatan lebih besar dari kelemahan maka nilai x ˃ 0
d. Sebaliknya kelemahan lebih besar dari kekuatan maka x ˂ 0
Sebelum merumuskan strategi pengembangan peneliti melakukan
pembobotan dan rating dalam Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
dan Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:
A. Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
IFAS digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari
faktor-faktor internal pada 212 Mart yang telah diklasifikasikan.
Perhitungan skor bobot pada IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
dihasilkan dari perkalian antara nilai bobot dengan rating. Rincian IFAS
(Internal Factor Analysis Summary) 212 Mart dapat dilihat pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1 IFAS 212 Mart
No. Faktor Internal Bobot Rating Skor Bobot
Strength
1 Kepemilikan bisnis berjamaah 0,11 3,00 0,33
2 Memiliki sertifikat penghargaan gerai
tersehat di Indonesia
0,07 3,00 0,20
3 Produk halalan thayyiban 0,11 4,00 0,43
4 Pengembangan produk UMKM 0,11 3,67 0,40
5 Pelayanan Islami 0,11 4,00 0,43
6 Adanya hak khiyar 0,07 2,33 0,15
7 Terdapat fasilitas delivery order 0,11 2,33 0,25
77
8 Fasilitas kartu anggota Koperasi Syariah
(member)
0,11 3,67 0.,40
9 Fasilitas pendukung (ATM services dan
jasa pembayaran sistem online)
0,11 3,67 0,40
10 Adanya program sosial kemasyarakatan 0,11 2,33 0,25
Jumlah Strength 1,00 3,25
Weakness
1 Usia 212 Mart masih baru 0,11 3,33 0,37
2 Minimnya modal pengembangan usaha 0,09 3,67 0,33
3 Daya tawar supplier masih kuat 0,09 3,33 0,30
4 Kontribusi member berbelanja kurang
aktif
0,11 3,00 0,33
5 Jarang mengadakan harga promo 0,11 2,67 0,30
6 Tidak mempunyai warehouse (gudang) 0,09 4,00 0.36
7 Distribusi kadang terhambat 0,11 3,67 0,41
8 Publisitas belum optimal 0,11 2,67 0,30
9 Kurangnya tenaga SDM 0,11 3,67 0,41
10 Area parkir kendaraan kurang luas 0,07 4,00 0,27
Jumlah Weakness 1,00 3,36
Sumber: Data Kuesioner IE diolah menggunakan Excel 2007
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa total skor Strength sebesar
3,25 dan total skor Weakness sebesar 3,36. Total skor IFAS sebesar -0,11
yang didapatkan dari pengurangan total skor Strength dengan total skor
Weakness.
B. Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)
EFAS digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari
faktor-faktor eksternal pada 212 Mart yang telah diklasifikasikan.
Perhitungan skor bobot pada Eksternal Factor Analysis Summary
(EFAS) dihasilkan dari perkalian antara nilai bobot dengan rating.
78
Rincian Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) 212 Mart dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 EFAS 212 Mart
No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Bobot
Opportunity
1 Lokasi gerai di pinggir jalan raya 0,23 3,67 0,83
2 Jumlah investor dan anggota Koperasi
Syariah 212 bisa terus bertambah
0,18 3,00 0,55
3 Masyarakat Kota Jambi 87%
mayoritas beragama Islam
0,18 3,33 0,61
4 Minimarket syariah perdana di Kota
Jambi
0,23 4,00 0,91
5 Dapat menciptakan dan berpotensi
mengembangkan produk unggulan
0,18 3,00 0,55
Jumlah Opportunity 1,00 3,44
Threat
1 Banyaknya pesaing yang sudah
handal dalam manajemen ritel
0,22 3,00 0,65
2 Pesaing melakukan promosi lebih
optimal
0,22 3,33 0,72
3 Daya beli masyarakat menurun 0,22 3,67 0,80
4 Opini masyarakat mengenai produk
yang dijual 212 Mart kurang lengkap
0,17 4,00 0,70
5 Adanya potensi customer switch 0,17 3,67 0,64
Jumlah Threat 1,00 3,51
Sumber: Data Kuesioner IE diolah menggunakan Excel 2007
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa total skor Opportunity sebesar
3,44 dan total skor Threat sebesar 3,51. Total skor EFAS sebesar -0,7 yang
didapatkan dari pengurangan total skor Opportunity dengan total skor
Threat.
79
C. Rekomendasi Strategi
Pada analisis SWOT, didapatkan total skor IFAS sebesar -0,11 dan
total skor EFAS sebesar -0,07. Dari total skor IFAS dan EFAS akan
terbentuk titik acuan Matriks Kuadran SWOT untuk mengetahui posisi
perusahaan. Sehingga peneliti dapat membuat rekomendasi strategi
perusahaan dari posisi perusahaan tersebut. Matriks Kuadran SWOT
dapat dilihat pada Gambar 4.13
Gambar 4.13 Matriks Kuadran SWOT 212 Mart Kota Jambi
Kuadran III Kuadran I
(-,+) (+,+)
-0,11
Kuadran IV Kuadran II
(-,-) (+,-)
Sumber: Data diolah menggunakan Excel 2007
W
E
E
K
N
E
S
S
S
T
R
E
N
G
T
H
OPPORTUNITY
THREAT
-0,7
Berbagai Peluang (S-W Point = 3,25-3,36 = -0,11) = X
Berbagai Ancaman (O-T Point = 3,44-3,51 = -0,7) = Y
80
Berdasarkan Gambar 4.13 dapat diketahui bahwa 212 Mart
Kota Jambi berada pada posisi diantara sumbu Weakness dan Threat
yakni kuadran IV. Artinya, 212 Mart sedang mengalami berbagai
ancaman eksternal sementara sumber daya mempunyai banyak
kelemahan internal. Oleh karena itu disarankan 212 Mart untuk
melakukan strategi defensive (bertahan) dengan meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman, mengevaluasi performa internal
supaya kedudukan perusahaan tidak semakin merosot. Strategi ini
dipertahankan sembari terus berusaha memperbaiki kelemahan internal
sepanjang beroperasi.
Beberapa strategi defensive yang dapat diterapkan sesuai
dengan urutan skala prioritas mulai dari strategi yang paling awal
yaitu strategi penghematan. Apabila ada program yang jika telah
diterapkan tidak ada hasil maka strategi berikutnya adalah divestasi
yaitu melepas asset perusahaan yang tidak produktif. Dalam hal ini
212 Mart telah menjalankan strategi bertahan dengan memutuskan
untuk dilakukan penggabungan dari dua cabang gerai menjadi satu
cabang gerai yang baru sekaligus dilakukan pemindahan lokasi gerai
yang lebih strategis dari sebelumnya.
D. Matrik SWOT 212 Mart
Penjelasan dari hasil pengumpulan data akan dibahas secara
spesifik ke dalam tahap analisis dengan memanfaatkan informasi ke
dalam model perumusan strategi yaitu Matriks SWOT. Analisis ini
dimaksudkan untuk memperjelas semua kekuatan dan kelemahan yang
dapat diidentifikasi guna memberikan suatu rekomendasi
pengembangan berdasarkan potensi-potensi yang tersedia berbasis
pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Matriks ini dapat
menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi yang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini: Matriks SWOT pada tabel
menghasilkan empat alternatif strategi yang bisa diterapkan 212 Mart.
81
Tabel 4.3 Matriks SWOT 212 Mart Kota Jambi
IFAS
EFAS
Strengths (S)
1. Kepemilikan bisnis
berjamaah
2. Memiliki sertifikat
penghargaan sebagai gerai
tersehat di Indonesia.
3. Produk halalan thayyiban
dilengkapi variasi produk
UMKM dengan izin P-
IRT dan izin BPOM.
4. Pengembangan produk
UMKM.
5. Pelayanan Islami.
6. Adanya hak khiyar.
7. Terdapat fasilitas delivery
order dengan ongkos
kirim sukarela.
8. Fasilitas kartu anggota
KopSyar bagi member.
9. Fasilitas pendukung
(ATM services dan jasa
pembayaran sistem
online).
10. Adanya program kegiatan
sosial kemasyarakatan
berupa sedekah dan
wakaf.
Weakness (W)
1. Usia 212 Mart masih
baru.
2. Minimnya modal
untuk pengembangan
usaha.
3. Daya tawar supplier
masih kuat.
4. Kontribusi para
member berbelanja
kurang aktif.
5. Jarang mengadakan
harga promo.
6. Tidak mempunyai
warehouse (gudang)
untuk penyetokan
barang-barang.
7. Distribusi kadang
terhambat.
8. Publisitas kepada
kalangan masyarakat
belum optimal.
9. Tenaga SDM dalam
pengelolaan ritel masih
kurang.
10. Area parkir kendaraan
kurang luas.
82
Opportunities (O)
1. Lokasi gerai di pinggir
jalan raya.
2. Jumlah investor dan
anggota KopSyar 212
bisa terus bertambah.
3. Masyarakat kota Jambi
87% mayoritas
beragama Islam.
4. Minimarket syariah
perdana di Kota Jambi.
5. Dapat menciptakan
dan mengembangkan
lebih banyak produk
lokal unggulan, serta
berpeluang membuat
produk dengan brand
212.
Strategi S-O
1. Meningkatkan variasi atau
keberagaman produk yang
lebih lengkap.
2. Menjadi donatur atau
sponsor untuk acara-acara
atau event tertentu di
kalangan masyarakat.
3. Memberikan diskon
khusus pada nominal
pembelian tertentu untuk
member dengan tujuan
meningkatkan loyalitas
pelanggan.
4. Menjalin kerja sama
dengan relawan
kemanusiaan untuk
menyalurkan dana
sedekah atau wakaf guna
membantu saudara yang
membutuhkan, sehingga
212 Mart lebih dikenal
dan mendapatkan citra
baik di mata masyarakat.
Strategi W-O
1. Lebih aktif melakukan
aktivitas promosi di
berbagai situs media
sosial.
2. Mengutamakan
loyalitas konsumen
dengan menciptakan
pelayanan yang lebih
baik.
3. Menyediakan
warehouse (gudang)
agar stok produk lebih
terjaga dan terhindar
dari kekosongan
produk.
4. Mengintensifkan
komunikasi dengan
para investor dan
anggota member agar
lebih aktif berbelanja
di 212 Mart.
5. Memasang spanduk
promo atau
menyebarkan
selebaran brosur di
pinggir jalan.
83
Berdasarkan Matriks SWOT di atas mengenai kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman, maka 212 Mart dapat mengambil hasil
kombinasi dari strategi-strategi tersebut sebagai berikut:
1. Strategi S-O (Strength-Opportunity)
Strategi ini berfokus menggunakan kekuatan internal untuk
memanfaatkan peluang eksternal atau mengejar peluang yang dianggap
relevan dengan kekuatan perusahaan untuk meningkatkan daya saing.
212 Mart dapat melakukan implementasi strategi yaitu:
Threat (T)
1. Banyaknya pesaing
yang sudah handal
dalam manajemen
ritel.
2. Pesaing mempunyai
program promosi yang
lebih optimal.
3. Daya beli masyarakat
menurun.
4. Adanya opini
masyarakat yang
beranggapan produk
yang ditawarkan 212
Mart belum bervariasi
atau kurang lengkap.
5. Adanya potensi
customer switch.
Strategi S-T
1. Harus menjaga kestabilan
harga agar tetap bersaing
dengan kompetitor.
2. Meningkatkan pelayanan
dan fasilitas pendukung.
3. Membina hubungan baik
dengan konsumen dan
member.
4. Menjalin hubungan kerja
sama yang baik dengan
supplier (pemasok).
5. Pemberian keuntungan
belanja berhadiah dengan
sistem kupon. Sistem
kupon diterapkan untuk
mendapatkan hadiah
undian langsung apabila
konsumen telah mencapai
maksimal belanja dengan
nominal tertentu.
Strategi W-T
1. Selalu menjaga stok
produk.
2. Mengadakan harga
promo untuk produk
sembako pada hari
khusus atau event
tertentu.
3. Diperlukan publisitas
yang lebih intensif dan
efektif agar
masyarakat lebih
mengenal 212 Mart.
4. Menjaga komunikasi
dengan supplier
perihal ketepatan
waktu penyetokan
barang.
5. Lebih sering
mengadakan promo
harga musiman.
84
a. Meningkatkan variasi atau keberagaman produk yang lebih lengkap.
Dengan semakin banyak barang jualan, maka akan membuat
pembeli memiliki pilihan lebih. Dengan kata lain, produk yang
lengkap tentu dapat memperluas jangkauan pengunjung. Sehingga
pembeli tidak perlu ke supermarket untuk belanja bulanan.
b. Menjadi donatur atau sponsor untuk acara-acara atau event tertentu
di masyarakat. Kegiatan ini merupakan peluang agar 212 Mart lebih
familiar dikenal semua kalangan.
c. Memberikan diskon atau potongan harga khusus untuk pembelian
dalam nominal tertentu bagi konsumen yang mempunyai member
card dengan tujuan meningkatkan loyalitas pelanggan. Konsumen
tidak hanya mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya, selain itu
member juga mendapatkan keuntungan berupa pemberian harga
khusus.
d. Menjalin kerja sama dengan relawan kemanusiaan, seperti ACT
(Aksi Cepat Tanggap), DT Peduli, Generasi Baik, dan komunitas
sosial lainnya. Dengan melakukan kerja sama untuk menyalurkan
dana sedekah atau wakaf guna membantu saudara yang
membutuhkan, sehingga 212 Mart lebih dikenal dan mendapatkan
citra baik di mata masyarakat. Misalnya pada saat momentum Idul
Adha, 212 Mart dapat berkurban dengan membagikan sedekah
kurban kepada masyarakat sekitar lokasi 212 Mart berada.
2. Strategi S-T (Strength-Threat)
Menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal. Dalam artian lain mengatasi
kelemahan perusahaan untuk mengejar peluang. 212 Mart dapat
melakukan implementasi strategi yaitu:
a. Harus menjaga kestabilan harga agar tetap bersaing dengan
kompetitor.
85
b. Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendukung. Pelayanan yang
memberi kesan baik dibenak konsumen, akan membuat konsumen
berpotensi untuk datang kembali berbelanja ke gerai. Kemudian
mengenai fasilitas pendukung, 212 Mart dapat membuat inovasi
mengikuti perkembangan zaman di era digital seperti sekarang ini
yaitu dengan berbelanja via online, sehingga gerai dapat dikenal dan
dijangkau lebih luas oleh kalangan masyarakat di setiap daerah.
c. Membina hubungan baik dengan konsumen dan member. Memiliki
hubungan yang baik merupakan peluang bagi suatu usaha untuk
mendukung atau mengembangkan usaha.
d. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan supplier
(pemasok). Pemasok yang memiliki posisi tawar yang kuat akan
berusaha untuk memaksimalkan laba bagi dirinya sendiri dan
mengakibatkan peningkatan biaya kepada industri yang bergantung
pada pasokan input dari pemasok tersebut. Oleh karena itu 212 Mart
harus dapat menciptakan daya tawar yang kuat agar supplier
menjadi loyal dan dapat memberikan harga produk dengan biaya
yang lebih murah. Sehingga dapat menciptakan sinergi dan harga
produk yang dapat bersaing secara kompetitif dengan kompetitor.
e. Pemberian keuntungan belanja berhadiah (loyalti) dengan sistem
kupon. Sistem kupon diterapkan untuk mendapatkan hadiah undian
langsung apabila konsumen telah mencapai maksimal belanja
dengan nominal tertentu. Dalam program ini semua orang bisa
mendapatkan kesempatan keberuntungan mendapatkan hadiah
karena berlaku untuk semua konsumen yang berbelanja di 212 Mart
baik member ataupun non-member.
3. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Strategi ini fokus untuk mengatasi kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal. 212 Mart dapat melakukan
implementasi strategi yaitu:
86
a. Lebih aktif melakukan aktivitas promosi di berbagai situs media
sosial dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi sebagai media pemasaran dan promosi produk.
Cara tersebut akan lebih efisien dan efektif karena cepatnya
penyebaran arus informasi melalui internet. Bentuk promosi yang
dilakukan dapat berupa kombinasi dari periklanan, promosi
penjualan, publisitas dan hubungan masyarakat serta penjualan
langsung. Sehingga dengan berbagai bentuk aktivitas promosi yang
dilakukan tersebut, diharapkan dapat menarik masyarakat untuk
berbelanja di 212 Mart. Baik masyarakat yang baru mengenal 212
Mart maupun masyarakat yang sebelumnya sudah mengenal 212
Mart. Namun, sebelum aktivitas promosi gencar dilaksanakan,
harus dipastikan terlebih dahulu persiapan dan perbaikan internal
sudah dilakukan. Promosi harus dilakukan secara berkelanjutan,
bukan hanya pada saat momen tertentu saja.
b. Mengutamakan loyalitas konsumen dengan menciptakan pelayanan
yang lebih baik. Value yang diberikan kepada konsumen perlu
ditingkatkan untuk menjaga loyalitas.
c. Menyediakan warehouse (gudang) untuk mengatur dan mengelola
stok persediaan barang agar terjaga kualitas dan kuantitasnya dan
terhindar dari kekosongan barang. Sehingga proses pendistribusian
dapat berjalan lancar.
d. Mengintensifkan komunikasi dengan para investor dan anggota
member agar lebih aktif berbelanja di 212 Mart. Pentingnya
dilakukan mentoring kepada anggota Koperasi Syariah 212 agar
dapat menimbulkan kesadaran dan mengingatkan kembali
pentingnya untuk berbelanja ke gerai, karena anggota merupakan
pemilik, marketing, sekaligus yang sangat berperan dan
berkontribusi bagi perkembangan 212 Mart.
87
e. Memasang spanduk promo atau menyebarkan selebaran brosur di
pinggir jalan atau diberikan pada saat konsumen berkunjung ke
gerai.
4. Strategi W-T (Weakness-Threat)
Strategi ini diterapkan pada saat perusahaan berada pada situasi
yang sulit dengan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara
sedang mengalami kendala internal. Strategi yang dapat diambil
menggunakan taktik bertahan yang bertujuan untuk mengurangi
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. 212 Mart
dapat melakukan implementasi strategi yaitu:
a. Selalu menjaga kelengkapan dan ketersediaan stok produk sehingga
jika pembeli berbelanja di gerai semua kebutuhan yang dicari
tersedia, agar pembeli tidak kecewa dan berpindah ke minimarket
lain dikarenakan produk yang kosong atau belum restock.
b. Mengadakan harga promo untuk produk sembako pada hari khusus
atau event tertentu. Promosi semacam ini sering dilakukan disetiap
minimarket, maka 212 Mart perlu memfokuskan perhatian untuk
strategi promosi ini supaya bisa bersaing dengan kompetitor.
c. Diperlukan publisitas yang lebih intensif dan efektif agar
masyarakat lebih mengenal 212 Mart. Agar memperkuat brand
image 212 yaitu yang dikenal masyarakat sebagai minimarket
dengan entitas syariah serta adanya sifat ta’awun ‘alal birri
wattaqwa (menolong dalam kebaikan) untuk mensejahterakan
ekonomi umat Muslim melalui pemasaran produk UMKM milik
pengusaha Muslim. Pengelola harus berusaha meyakinkan
masyarakat akan pesan yang disampaikan.
d. Menjaga komunikasi dengan supplier perihal ketepatan waktu
sampainya barang (penyuplaian barang) agar produk selalu restock
pada saat konsumen melakukan pembelian.
88
e. Lebih sering mengadakan promo harga musiman. Memperbanyak
dan lebih sering mengadakan promo atau pemberian diskon untuk
meningkatkan daya beli konsumen. Promo untuk kebutuhan harian
seperti sembako. Agar pembeli tidak beralih ke pesaing yang lebih
rutin melakukan promosi tiap bulan. Sehingga dapat menarik
konsumen baru dan juga mempertahankan konsumen lama untuk
tetap loyal kepada gerai.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. 212 Mart di Kota Jambi telah menerapkan strategi 7R dalam retailing,
namun belum optimal dalam penerapan strategi right in place dan strategi
right appeals promotion, sehingga 212 Mart mengalami perkembangan
yang lambat.
2. Setelah terkumpulnya skor pada masing-masing indikator faktor internal
dan faktor eksternal, maka ditentukan letak perusahaan berdasarkan
kuadran SWOT. Posisi 212 Mart di Kota Jambi terletak pada kuadran IV
(-,-) yaitu dengan jumlah skor (-0,11;-0,7). Hal ini dapat diinterprestasikan
bahwa posisi 212 Mart terletak pada kondisi yang tidak menguntungkan,
situasi yang sulit dan mengancam. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah strategi defensive atau bertahan agar tetap survive. 212 Mart
diharuskan fokus pada kombinasi strategi W-T (Weakness-Threat) yaitu
dengan membuat perencanaan yang mencegah kelemahan tersebut menjadi
ancaman yang lebih serius terhadap kendala eksternal dengan segera
mengevaluasi performa internal supaya kedudukan perusahaan tidak
semakin merosot. Strategi ini dipertahankan sembari terus berusaha
memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuan perusahaan sepanjang
beroperasi.
B. Saran
Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi, maka saran
yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. 212 Mart perlu menerapkan management quality control dalam
menetapkan dan menjalankan marketing ritel, agar 212 Mart dapat
90
memastikan standar kualitas produk tetap terjaga secara konsisten.
Sehingga sesuai dengan keinginan minimarket dan harapan konsumen.
2. Membangun jaringan atau networking untuk mengembangkan usaha
seperti menjalin kerja sama dengan media partner dalam kegiatan
promosi agar sebisa mungkin dapat terpublikasi ke media-media lokal
seperti koran dan radio.
3. Hendaknya 212 Mart di Kota Jambi terus berupaya untuk
meningkatkan kepercayaan konsumen dengan meningkatkan mutu
kualitas services (pelayanan) serta lebih cepat tanggap dan responsif
terhadap kebutuhan konsumen yang berkunjung atau berbelanja.
4. Lebih gencar melakukan aktivitas promosi baik secara online maupun
offline dengan cara melakukan usaha pendekatan secara intensif ke
masyarakat umum, terutama warga sekitar 212 Mart untuk mencapai
pertumbuhan bisnis yang meningkat.
5. Penelitian ini hanya berfokus pada indusri ritel. Bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat memperluas cakupan penelitian dari
sektor industrinya. Seperti industri fashion, industri kuliner, dan
industri lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Al-Qur’an
Al-Qur‘anul Karim.1989. Tarjamah Al-Quran Al Karim.Bandung:PT.Al-Ma‘arif.
B. Literatur
Abdul Halim Usman. Manajemen Strategis Syariah:Teori, Konsep Dan Aplikasi.
Jakarta: Zikrul Hakim, 2015.
Adiwijaya, Michael. Jurus Jitu Mengelola Bisnis Ritel Ala Indonesia. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2010.
Alma, Buchari. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung: Alfabeta, 2016.
———. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta, 2018.
Ambarwati, Emmi and dkk. Prinsip Bisnis Ritel. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2016.
Amirullah. MANAJEMEN STRATEGI Teori-Konsep-Kinerja. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2015.
Asnawi, H Nur, and Muhammad Asnan Fanani. Pemasaran Syariah:Teori,
Filosofi & Isu-Isu Kontemporer. Depok: PT.RajaGrafindo Persada, 2019.
Bayanuloh, Ikhsan. MARKETING SYARIAH. Yogyakarta: Deepublish, 2019.
Budi Rahayu Tanama Putri. MANAJEMEN PEMASARAN. Denpasar: Universitas
Udayana, 2017.
Devi Puspita Sari and Mefrina Yusniar. Prinsip-Prinsip Bisnis. Bogor: CV Rizeva
Utama, 2014.
Erwin Suryatama dan Adi Pamungkas. Lebih Memahami Analisis SWOT Dalam
Bisnis. Surabaya: Ditjen Peternakan, 2014.
Fandy Tjiptono. STRATEGI PEMASARAN. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET,
2015.
Freddy Rangkuti. ANALISIS SWOT:Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, n.d.
Irham Fahmi. Manajemen Risiko Teori, Kasus Dan Solusi. Bandung: Alfabeta,
2010.
Jim Hoy Yam. Manajemen Strategi:Konsep & Implementasi. Makassar: CV Nas
Media Pustaka, 2020.
Kalimah, Siti, and Nur Fadilah. Marketing Syariah: Hubungan antara Agama dan
Ekonomi. Jawa Timur: LPPM IAI Ibrahimy Genteng Banyuwangi, 2017.
Nasuka, Moh. ‗Konsep Marketing Mix Dalam Perspektif Islam‘: BISEI: Jurnal
Bisnis Dan Ekonomi Islam 5, no. 01 (1 May 2020): 27–46.
Nurhadi. ‗MANAJEMEN STRATEGI PEMASARAN BAURAN (MARKETING
MIX) PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH‘. HUMAN FALAH: Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam 6, no. 2 (23 December 2019).
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/humanfalah/article/view/4811.
Prawironegoro, Darsono. PENGANTAR BISNIS MODERN ABAD 21. Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2016.
Rianto, M. Nur. DASAR-DASAR PEMASARAN BANK SYARIAH. Bandung:
23Alfabeta, 2019.
Saleh, Muhammad Yusuf, and Miah Said. Konsep dan Strategi Pemasaran:
Marketing Concepts and Strategies. Makassar: SAH MEDIA, 2019.
Sopiah. Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta: Andi Offset, 2008.
Sugiyono. METODE PENELITIAN KUANTITATIF,KUALITATIF, DAN R&D.
Bandung: Alfabeta, 2020.
Sujarweni, Wiratna. Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press, n.d.
Sula, Muhammad Syakir, and Hermawan Kartajaya. Syariah Marketing.
Bandung: Mizan Pustaka, 2006.
Swardono. Manajemen Strategik Konsep Dan Kasus. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2002.
Triton. Manajemen Strategis Terapan Perusahaan Dan Bisnis. Jakarta: Tugu
Publisher, 2007.
Triyono, Warnadi & Aris. Manajemen Pemasaran. Deepublish, 2019.
Usman, Hardius, Nurdin Sobari, and Emil Azman Sulthani. ISLAMIC
MARKETING:SEBUAH PENGANTAR. Depok: PT RajaGrafindo Persada,
2020.
Utomo, Tri Joko. ‗LINGKUNGAN BISNIS DAN PERSAINGAN BISNIS
RITEL‘ 5, no. 1 (2010): 11.
C. Jurnal
Dewa Ayu Dewiasih, Made Ary Meitriana, and Anjuman Zukhri. ‗Pengaruh
Bauran Pemasaran Eceran (Retailing Mix) Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Minimarket Indomaret Dewi Sartika Utara‘. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Undiksha 4, no. 1 (23 Juni 2014).
Istiatin and Sudarwati. ‗Analisis Strategi Bisnis Retail Di Lotte Mart Surakarta‘
12, no. 2 (Agustus 2014).
Nasuka, Moh. ‗Konsep Marketing Mix Dalam Perspektif Islam‘: BISEI: Jurnal
Bisnis Dan Ekonomi Islam 5, no. 01 (1 Mei 2020): 27–46.
Nurhadi. ‗MANAJEMEN STRATEGI PEMASARAN BAURAN (MARKETING
MIX) PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH‘. HUMAN FALAH: Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam 6, no. 2 (23 Desember 2019).
Utomo, Tri Joko. ‗LINGKUNGAN BISNIS DAN PERSAINGAN BISNIS
RITEL‘ 5, no. 1 (2010): 11.
Yuniarti, Yenny, and Heniyanti. ‗PENGARUH LOKASI DAN PELAYANAN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN ALFAMART
DI KELURAHAN LINGKAR SELATAN KOTA JAMBI‘. Eksis: Jurnal
Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis 8, no. 2 (15 Desember 2017): 84–89.
D. Internet
‗Pengertian Pengembangan Usaha : Jenis, Unsur, Stategi Dan Cara
Mengembangkan Usaha – Pelajaran Sekolah Online‘. diakses 23 Februari
2021. https://www.pelajaran.co.id/2020/23/pengembangan-usaha.html.
‗RPJMD KOTA JAMBI‘. diakses 18 Februari 2021.
https://docplayer.info/63440241-Bab-i-pendahuluan-latar-belakang-kota-
jambi-rpjmd-kota-jambi-tahun.html
Koperasi Syariah 212. ‗Profil Koperasi Syariah 212‘. diakses 23 April 2021.
http://koperasisyariah212.co.id/profil-koperasi-syariah-212/.
Lampiran 1 Studi Dokumentasi
(Pramuniaga sedang melakukan display atau penataan produk)
(Para konsumen 212 Mart)
(Peneliti bersama para informan 212 Mart)
Dokumentasi Media
Lampiran 2 Interview Guide
RANCANGAN DAFTAR WAWANCARA
Informan/Jabatan :
Tanggal :
A. Profil Perusahaan
1. Bagaimana sejarah awal terbentuknya minimarket syariah 212 Mart?
2. Bagaimana awal berdirinya 212 Mart di Kota Jambi ?
3. Bagaimana perkembangan 212 Mart di Kota Jambi dari dulu hingga
sekarang?
4. Apa visi dan misi serta komitmen 212 Mart?
5. Bagaimana struktur organisasi 212 Mart di Kota Jambi?
B. Strategi Marketing Retailing 212 Mart di Kota Jambi
No Indikator Analisis Pertanyaan
1 Right Product 1. Apa saja jenis produk yang dijual di 212
Mart?
2. Bagaimana cara 212 Mart menentukan produk
yang akan dijual (contoh: kualitas, variasi,
design, brand)?
3. Bagaimana 212 Mart menjaga kualitas produk
yang dijual?
4. Apakah ada petugas khusus untuk memonitor
proses penerimaan barang dan melakukan
audit terhadap kualitas atau kelayakan barang
yang akan dijual kepada konsumen?
5. Bagaimana proses pendisplay-an barang yang
ada di 212 Mart agar menarik dimata
konsumen? Apakah sama dengan proses
pendisplay-an yang ada pada minimarket pada
umumnya?
2 Right Quantity 1. Bagaimana cara 212 Mart menentukan jumlah
persediaan produk?
2. Bagaimana 212 Mart mengatur produk yang
tidak habis dijual?
3 Right Price 1. Bagaimana 212 Mart menentukan harga pada
setiap produk yang dijual?
2. Dalam penentuan harga, apakah 212 Mart
memberikan subsidi harga untuk menjaga
perputaran produk dari resiko barang
kedaluwarsa?
3. Bagaimana 212 Mart dalam menentukan
diskon atau potongan harga?
4. Apa saja sistem pembayaran yang ada di 212
Mart?
4 Right Time 1. Kapan supplier melakukan kunjungan
penjualan?
2. Kapan 212 Mart dalam menentukan diskon
atau potongan harga?
5 Right Service 1. Apa Standar Operasional Pelayanan (SOP)
yang diterapkan 212 Mart?
2. Apa saja fasilitas yang tersedia di 212 Mart
demi kenyamanan konsumen dalam
berbelanja?
6 Right in Place 1. Bagaimana cara 212 Mart menentukan lokasi
usaha?
2. Bagaimanakah strategi dalam melakukan
proses pendistribusian barang?
3. Bagaimana 212 Mart melakukan kerja sama
dengan supplier dalam memasok barang-
barang?
7 Right Appeals
Promotions
1. Bagaimana strategi 212 Mart dalam
melakukan promosi ke konsumen?
2. Apa saja media promosi yang dilakukan 212
Mart?
3. Apa terdapat tim khusus untuk melakukan
pemasaran?
Hasil Wawancara
Informan 1 : Susilawati/Kepala Toko 212 Mart cabang Mayang
Tanggal : 08 April 2021
Pertanyaan:
1. Apa saja jenis produk yang dijual di 212 Mart?
2. Bagaimana cara 212 Mart menentukan jumlah persediaan produk?
3. Bagaimana strategi 212 Mart dalam melakukan promosi ke konsumen?
4. Bagaimana cara 212 Mart menentukan lokasi usaha?
5. Kapan supplier melakukan kunjungan penjualan?
6. Apa terdapat tim khusus untuk melakukan pemasaran?
Jawaban:
1. Produk 212 sama seperti produk-produk minimarket lain pada umumnya
seperti menjual barang perlengkapan rumah tangga, kebutuhan pokok,
peralatan mandi, yang membedakannya di sini tidak menjual semua jenis
rokok yang masih kita temui di minimarket lain. Karena memang 212 Mart ini
menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam memasarkan produk dengan
melihat dari aspek kehalalannya dan di sini juga terdapat produk UMKM
produksi dari masyarakat daerah yang tentu sudah diseleksi terlebih dahulu.
2. Untuk persediaan barang di 212 Mart Mayang ini secara detailnya lebih
lengkap dibanding 212 Mart yang di Kambang dan Pattimura, karena memang
disini pusatnya dan para investor kebanyakan dari daerah Mayang ini,
sehingga kunjungan member untuk berbelanja juga lebih sering di sini, kalau
untuk di 212 Mart di Kambang lebih banyak menyediakan stok barang seperti
peralatan sekolah atau minuman-minuman dan snack-snack karena lokasinya
dekat dengan sekolah.
3. Salah satunya melalui kegiatan sosial, kita punya program aplikasi wakaf yang
menyediakan wadah bagi orang yang ingin berwakaf saat belanja. Pada saat
berbelanja dengan uang kembalian Rp200 atau Rp100 serta nanti dana dari
semua gerai digabungkan, lalu uangnya disalurkan untuk disedekahkan ke
anak yatim piatu, orang-orang fakir miskin di jalan.
4. Untuk pemilihan lokasi di daerah Mayang ini karena 212 Mart ini kan
berdirinya dari modal investasi dan kebanyakan para investor 212 Mart itu
bertempat tinggal di daerah Mayang, sehingga untuk memudahkan berbelanja
juga maka pertama kalinya ditempatkan di sini, meskipun sebenarnya
lokasinya kurang strategis karena tidak jauh dari lokasi juga terdapat gerai lain
yang sudah lebih lama dari 212 Mart, walaupun demikian lokasi ini juga dekat
dengan masyarakat dan banyak orang berkendara dekat dengan jalan raya
sehingga masih ada peluang untuk calon konsumen itu memilih berbelanja di
Gerai 212.
5. Sales datangnya terjadwal biasanya seminggu sekali, jadi kita lihat penjualan
dalam satu minggu untuk barang yang laku terjual itu berapa, setelah itu baru
dilakukan pengorderan barang kembali. Pernah kehabisan stok barang,
padahal sudah order dari jauh hari, ternyata dari salesnya yang terlambat
mengantar barang, sering sih terjadi.
6. Karena 212 Mart ini berdiri dari modal investasi jadi yang dikhususkan untuk
mengenalkan gerai itu sebenarnya investor itu sendiri yang memberikan
informasi secara langsung kepada masyarakat umum terutama kepada umat
Muslim dengan menjelaskan bahwa ada minimarket dengan entitas Islam
seperti 212 Mart yang berbeda dengan minimarket konvensional lainnya.
Informan 2 : Fajar Novianto Rizki/Kepala Toko 212 Mart cabang Pattimura
Tanggal : 06 April 2021
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara 212 Mart menentukan jumlah persediaan produk?
2. Bagaimana 212 Mart menentukan harga pada setiap produk yang dijual?
3. Dalam penentuan harga, apakah 212 Mart memberikan subsidi harga untuk
menjaga perputaran produk dari resiko barang kedaluwarsa?
4. Apa Standar Operasional Pelayanan (SOP) yang diterapkan 212 Mart?
Jawaban:
1. Kalau untuk 212 Mart Pattimura kita menyetok lebih sedikit produk makanan
UMKM karena sering terjadinya kerusakan untuk produk yang belum laku
terjual, karena kunjungan orang untuk berbelanja di sini itu lebih sedikit,
walaupun terkadang memang produk UMKM sangat berkontribusi terhadap
pendapatan di sini, tetapi untuk meminimalisir resiko barang tersebut rusak,
jadi kita perkirakan untuk kuantitasnya tidak terlalu sedikit juga tidak terlalu
banyak jumlahnya.
2. Dalam penetapan harga kita berusaha sebisa mungkin lebih rendah dibanding
pesaing atau setidaknya sama. Sebelumnya pihak 212 Mart akan melakukan
kesepakatan harga yang diberikan supplier sesuai dengan kesepakatan kedua
belah pihak, selanjutnya pihak 212 Mart yang akan menambahkan margin
disetiap harga produk.
3. Penurunan harga barang bisa terjadi, tapi kita lihat dulu produknya, ada
produk yang bisa di return dan tidak bisa, itu tergantung distributornya juga.
Seandainya tidak bisa di return, dari 3 bulan sebelum expired kita cek, nanti
produk tersebut akan dipromokan dengan penurunan harga menjadi harga
HPP aja.
4. Kita buka toko dari jam 7 pagi. Untuk pelayanan operasionalnya kalau di kasir
itu 3S selalu senyum sapa salam, pada saat transaksi menanyakan konsumen
apakah member atau non member. Kemudian untuk kedisiplinan datang tepat
waktu, dan dari segi performa berpenampilan seragam rapi dan sopan untuk
semua karyawan serta menggunakan jilbab yang syar‘i bagi muslimah.
Informan 3 : Khatrun Nada/Karyawati 212 Mart cabang Pattimura
Tanggal : 06 April 2021
Pertanyaan:
1. Bagaimana 212 Mart menentukan harga pada setiap produk yang dijual?
2. Bagaimana cara 212 Mart menentukan jumlah persediaan produk?
3. Bagaimana 212 Mart dalam menentukan diskon atau potongan harga?
4. Kapan supplier melakukan kunjungan penjualan?
5. Bagaimana 212 Mart mengatur produk yang tidak habis dijual?
6. Bagaimana strategi 212 Mart dalam melakukan promosi ke konsumen?
Jawaban:
1. Dari segi harga kita belum bisa lebih murah dari Trona Ekspress, Fresco,
karena kan mereka punya gudang dan grosir yang besar (supermarket)
sedangkan kita minimarket. Kalau sesama minimarket seperti dengan
Alfamart/Indomaret itu kita masih bisa bersaing. Ini tergantung supplier kita
pasok barangnya dari mana.
2. Sebenarnya untuk persediaan barang kita belum punya gudang, jadi dari
ketiga Gerai 212 itu ada beberapa item produk yang dijual berbeda atau tidak
sama lengkapnya seperti di Gerai 212 Mayang, karena yang bertanggung
jawab atau mengelola produknya dari kepala tokonya, jadi tergantung dari
kepala toko masing-masing cabang gerai untuk pengorderan jumlah
barangnya. Barang yang dijual ada yang cepat laku terjual maupun yang
lambat penjualannya, jadi pihak 212 Mart dalam mengatur jumlah penyetokan
barang melihat dari banyaknya kebutuhan konsumen akan barang tersebut
seperti sembako, itu akan kami stok dengan jumlah yang besar, sedangkan
barang yang memang kurangnya minat konsumen untuk membeli seperti
produk kosmetik dan sejenisnya itu termasuk penjualannya lambat, jadi akan
kami stok dengan jumlah lebih sedikit hanya seperlunya saja. Kita lebih fokus
melengkapi kebutuhan sembako untuk saat ini.
3. Untuk pemberian potongan harga kepada non member sebenarnya juga ada
sekali-sekali, itu juga tergantung barangnya dan biasanya dari pihak supplier
langsung yang memberikan harga diskon, baru kita bisa menjadikan barang
tersebut untuk didiskon.
4. Kalo supplier ada rute jadwal sendiri, misalnya ada yang setiap rabu, setiap
kamis, setiap jum‘at tergantung dari para suppliernya.
5. Untuk produk yang sudah dekat tanggal expired, lihat dulu produknya bisa
direturn atau tidak, itu tergantung dari distributornya. Seandainya ada barang
yang tidak bisa direturn, kita harus mengontrol 3 bulan sebelumnya supaya
diturunkan harganya menjadi harga HPP aja.
6. Kami mengadakan program sosial dengan menyediakan aplikasi sebagai
wadah wakaf bagi siapa saja yang mau menyumbangkan uang kembalian
misalnya Rp500 atau Rp200, ditambah dana yang dikumpulkan dari setiap
cabang itu digabungkan, nanti uangnya kita sedekahkan ke yatim piatu, orang
fakir miskin di jalan, dan lainnya. Karena kita minimarket sekaligus
bersedekah.
Informan 4 : Herza/Karyawati 212 Mart cabang Mayang
Tanggal : 08 April 2021
Pertanyaan:
1. Apa saja jenis produk yang dijual di 212 Mart?
2. Apa saja sistem pembayaran yang ada di 212 Mart?
3. Apa saja fasilitas yang tersedia di 212 Mart demi kenyamanan konsumen
dalam berbelanja?
4. Apa saja media promosi yang dilakukan 212 Mart?
Jawaban:
1. Produk yang dijual 212 hanya produk yang berlabel halal, hal ini faktor utama
yang diberlakukan disini untuk semua jenis produk termasuk produk dari
UMKM yang memasukkan produknya ke 212 juga harus memiliki sertifikat
halal dari MUI. Keunggulan 212 ini karena kita punya produk lokal seperti
madu, kurma, dan produk UMKM lainnya itu sangat memberi kontribusi besar
pada pendapatan 212 Mart. Untuk memasukan produk UMKM minimal harus
menjadi anggota Koperasi 212 dulu, itu syarat wajibnya dan harus ada label
halal serta sudah punya izin P-IRT dan izin BPOM dan termasuk dalam list
yang produknya sudah diakui untuk layak dijual dan dikonsumsi dari segi
kesehatan.
2. Untuk proses pembayaran cash aja, belum ada debit atau sejenisnya. Tapi
sekarang Alhamdulillah sudah bisa pakai QRIS, kita kerja sama dengan BSI,
jadi bisa melakukan pembayaran lewat mobile banking dengan cara scan
bercode. Selain itu bisa untuk pengisian saldo lewat LinkAja, Ovo, Gopay, itu
bisa.
3. Kita menyediakan pemesanan paket, nanti packingnya dari 212, jadi mereka
tinggal menyebutkan maunya paket apa, nanti mereka tinggal pesan,
kemudian bisa diantar ke lokasi pemesan. Untuk biayanya kita tidak mematok
harga, jadi secara sukarela.
4. Promosi dari media sosial kita juga punya, ada dari situs website tentang 212
Mart, dari media sosial seperti facebook, instagram tetapi masih belum begitu
aktif tidak update. Kemudian kita ada kegiatan jum‘at berkah berupa sedekah
nasi dari uang yang dikumpulkan dari aplikasi wakaf konsumen yang
berbelanja di 212 Mart kami salurkan kepada orang-orang yang
membutuhkan, sehingga selain bersedekah kita juga sekaligus secara otomatis
mengenalkan 212 Mart kepada masyarakat.
Informan 5 : Aji Pangestu/Karyawan 212 Mart cabang Mayang
Tanggal : 08 April 2021
Pertanyaan:
1. Bagaimana 212 Mart mengatur produk yang tidak habis dijual?
2. Apa saja fasilitas yang tersedia di 212 Mart demi kenyamanan konsumen
dalam berbelanja?
Jawaban:
1. Kalau ada produk yang mendekati masa kedaluwarsa maka kami akan segera
return untuk tetap menjaga persediaan produk kembali.
2. Di sini juga bisa bayar listrik, cicilan mobil, motor, BPJS, pulsa, token listrik.
Karena lumayan banyak juga yang sering pakai layanannya seperti cicilan
mobil, motor, pengisian saldo Gopay.
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian (Pembukaan)
KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR SWOT 212 MART
DI KOTA JAMBI
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Jl. Arif Rahman Hakim No.1 Telanai Pura Jambi 36122
Yth. Bapak/Ibu/Saudara Responden
Dengan hormat,
Saya mahasiswi jurusan Ekonomi Syariah dari UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi, ingin melakukan survei dengan metode analisis SWOT mengenai 212
Mart sebagai bisnis ritel dengan konsep syariah yang beroperasi di Kota
Jambi. Survei ini bertujuan untuk memenuhi keperluan penelitian tugas akhir
saya.
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara yang telah meluangkan
waktu untuk mengisi kuesioner ini, karena partisipasi dan bantuan
Bapak/Ibu/Saudara sangat berguna dan dapat memberikan masukan yang
berarti dalam penelitian ini.
Salam Hormat,
Mahasiswi UIN STS Jambi
RTS. Eka Setya Ningsih
No. Kuesioner:
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian (Pengukuran Rating)
KUESIONER PENGUKURAN RATING PADA ANALISIS SWOT
Dalam pengisian kuesioner ini, Bapak/Ibu/Saudara diharapkan memberikan
tanda check (√) pada salah satu tingkat kesetujuan untuk memberikan nilai
rating. Pemberian rating berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal pada
212 Mart. Pemilihan kuesioner ini berdasarkan pendapat serta pengalaman
Bapak/Ibu/Saudara di bidang ritel.
Tingkat kesetujuan memiliki nilai dengan ketentuan sebagai berikut:
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat Tinggi
NB:
a. Faktor-faktor strategis internal adalah faktor-faktor yang berada dalam
perusahaan tersebut yang dapat dikendalikan dan memiliki implikasi
langsung terhadap 212 Mart. Faktor tersebut dikelompokkan ke dalam
aspek kekuatan dan kelemahan.
b. Faktor-faktor strategis eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar
212 Mart dan tidak dapat dikendalikan oleh 212 Mart. Faktor tersebut
dikelompokkan ke dalam aspek peluang dan ancaman.
No Faktor Internal Rating
1 2 3 4
1 Kepemilikan bisnis berjamaah
2 Memiliki sertifikat penghargaan sebagai gerai
tersehat di Indonesia
3 Produk halalan thayyiban dilengkapi variasi produk
UMKM dengan izin P-IRT dan izin BPOM
4 Pengembangan bagi UMKM
5 Pelayanan Islami
6 Adanya hak khiyar
7 Terdapat fasilitas delivery order
8 Fasilitas kartu anggota KopSyar 212 (member)
9 Fasilitas pendukung (ATM services dan jasa
pembayaran sistem online)
10 Adanya program sosial kemasyarakatan berupa
sedekah dan wakaf
11 Usia 212 Mart masih baru
12 Minimnya modal pengembangan usaha
13 Daya tawar supplier masih kuat
14 Kontribusi member berbelanja kurang aktif
15 Jarang mengadakan harga promo (diskon)
16 Tidak mempunyai warehouse (gudang)
17 Distribusi kadang terhambat karena keterlambatan
jadwal pengiriman barang dari supplier
18 Publisitas belum optimal (melalui media online
ataupun offline)
19 Kurangnya tenaga SDM dalam pengelolaan ritel
20 Area parkir kendaraan kurang luas
No Faktor Eksternal Rating
1 2 3 4
1 Lokasi gerai di pinggir jalan raya
2 Bertambahnya jumlah investor dan anggota Koperasi
Syariah 212
3 Masyarakat Kota Jambi 87% beragama Islam
4 Minimarket syariah perdana di Kota Jambi
5 Dapat menciptakan dan mengembangkan produk 212
6 Banyaknya pesaing yang sudah handal dalam
manajemen ritel
7 Pesaing melakukan promosi yang lebih optimal
8 Daya beli masyarakat menurun
9 Opini masyarakat mengenai produk 212 Mart
10 Adanya potensi customer switch
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : RTS. Eka Setya Ningsih
NIM : 501171752
Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 05 September 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Lingkar Barat III, RT.44, Kel. Kenali Besar,
Kec. Alam Barajo, Kota Jambi.
No.Telp/Hp : 0853-8128-5992
Nama Ayah : H. Rusli Manan
Nama Ibu : RTS. Teti Ratna Dewi
B. Riwayat Pendidikan
2005-2010 : SDN 28/IV Kota Jambi
2010-2011 : SDN 205/1V Kota Jambi
2011-2014 : MTs.S Asas Islamiyah Kota Jambi
2014-2017 : SMKN 1 Kota Jambi
C. Pengalaman Organisasi/Magang
2014-2017 : Rohis RELASSA
(Remaja Musholla Smeansa)
Juli s/d September 2016 : Magang di Bank Tabungan Negara
(BTN) KC Jambi
2017-2020 : KSEI Al-Fath
Desember s/d Januari 2020 : PPL di Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) Jambi
Mei s/d Juli 2020 : KKN-KS di Lembaga Kemanusiaan ACT
(Aksi Cepat Tanggap) Jambi
D. Motto Hidup
Yang sudah tertakar, tidak akan pernah tertukar.
top related