strategi fundraising panti asuhan raudhatul hikmah...
Post on 12-Jul-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STRATEGI FUNDRAISING PANTI ASUHAN RAUDHATUL
HIKMAH KOTA TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memeuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
SYAHRONAL
NIM : 108053000036
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
STRATEGI FUNDRAISING PANTI ASUHAN RAUDHATUL
HIKMAH KOTA TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memeuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
SYAHRONAL
NIM : 108053000036
Dibawah Bimbingan :
Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA
NIP : 196606051994031005
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
SURAT PERNYATAAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Syahronal
Nim : 108053000036
Jurusan : Manajemen Dakwah
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Strategi Fudraising Panti Asuhan
Raudhatul Hikmah Kota Tengerang Selatan” adalah benar-benar merupakan
hasil karya penulis sendiri, bukan duplikasi atau suduran dari karya-karya orang
lain kecuali pada bagian yang telah dirujuk atau disebut footnote atau daftar
pustaka. Dan apabila di lain waktu terbukti adanya penyimpangan dalam karya
tulis ini, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan dianjurkan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Oktober 2013
Penulis
Syahronal
NIM: 108053000036
i
ABSTRAK
SYAHRONAL (108053000036),
STRATEGI FUNDRAISING PANTI ASUHAN RAUDHATUL HIKMAH
KOTA TANGERANG SELATAN
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah sebagai khalifah di bumi
ini. Untuk melanjutkan tugas tersebut, manusia harus berkembang dan memiliki
keturunan. Selayaknya, anak-anak yang lahir sebagai pengemban tugas tersebut
diberikan pendidikan dan jaminan hidup yang memadai agar kelak mereka dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Namun kenyataannya masih banyak anak-
anak yang masih belum mendapatkan hak mereka karena berbagai alasan antara
lain kemiskinan dan ketiadaan orang tua. Anak-anak tersebut menjadi tanggung
jawab yang harus dipikul oleh tiap-tiap muslim. Salah satu solusi yang tepat
untuk masalah ini adalah panti asuhan. Panti asuhan merupakan lembaga sosial
yang secara khusus bertujuan menyantuni dan mendidik anak-anak yatim, fakir
miskin dan anak-anak terlantar.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan menggambarkan atau melukiskan kondisi suatu objek, apakah
objek tersebut memberikan sebuah nilai ataupun sebaliknya. Metode ini bertujuan
untuk memberikan gambaran secara sistematis terkait dengan fakta atau
karakteristik populasi tertentu atau permasalahan tertentu secara faktual dan
cermat.
Untuk itu penulis melakukan sebuah penelitian tentang strategi fundraising
Panti Asuhan Raudhatul Hikmah untuk mengetahui berbagai macam strategi
fundraising sehingga bisa diaplikasikan dan dicontoh oleh Panti Asuhan yang lain
dalam menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan dibawah naungan Panti
Asuhan Raudhatul Hikmah dalam semua aspek.
Hasil dari penelitian yang penulis temukan di lapangan antara lain penulis
dapat mengetahui strategi fundraising di Panti Asuhan Raudhatul Hikmah yakni
dengan memotivasi donatur melalui program-program yang digunakan untuk
membiayai program dan kegiatan operasional organisasi sehingga mencapai
tujuannya adalah menghimpun dana, memperbanyak donatur, meningkatkan atau
membangun citra lembaga, menghimpun simpatisan/ relasi dan pendukung dan
meningkatkan kepuasan donatur.
Dalam penjelasan diatas pula dijelaskan bahwa ruang lingkup fundraising
tidak hanya identik dengan uang, akan tetapi dalam bentuk apaun baik itu jasa,
peralatan kantor dan lain sebagainya.
Kata kunci : Strategi Fundraising, Panti Asuhan
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
segala rahmat, hidayah dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan karya sederhana ini.
Skripsi ini disusun selain untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pada Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga dalam rangka
mengaktualisasikan berbagai disiplin ilmu yang telah diperoleh, serta sebagai
usaha untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan dakwah Islamiyah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian semoga dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan
umumnya kepada siapa saja yang membacanya. Segala kekurangan yang ada
dalam skipsi ini semata-mata karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki, oleh
karna itu penulis mohon maaf dan maklum adanya.
Dengan penuh kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih
banyak yang tulus kepada pihak-pihak yang baik secara langsung ataupun tidak
langsung ikut membantu penulis dalam karya akhir ini, antara lain:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suparto, MA selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA selaku Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan.
iii
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
3. H. Mulkanasir, BA, Spd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
4. Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, MA selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan saran, diskusi dan masukannya dalam bimbingan
skripsi penulis dengan tulus dan ikhlas, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
5. Para Bapak/Ibu dosen Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang
telah memberikan ilmu, pengajaran serta dedikasinya selama penulis
mengenyam pendidikan selama perkuliahan dari awal semester hingga saat
ini. Semoga jasa-jasa kalian tidak akan terlupakan.
6. Seluruh staff karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Orang tua penulis dan keluarga yang selalu mendukung dan memberikan
do’a dalam penyelesaian skripsi, kakak-kakak tersayang yang sangat
berjasa membimbing penulis serta senantiasa memberikan dorongan baik
berupa do’a maupun materi hingga penulis bisa menyelesaikan studi di
UIN Syarif Hidayatullah dan menjadi sosok inspiratif bagi penulis.
iv
9. Pengurus Panti Asuhan Raudhatul Hikmah atas kepercayaan yang
diberikan kepada penulis sehingga berkenan memberikan ijin penelitian
dan segenap karyawan yang telah berkenan membantu kelancaran proses
penelitian.
10. Rekan-rekan MD angkatan 2008, Devi Indrawan, Abit, Adnan, Farhan,
Omar, Eva Fauziah, Julia, Ipin, Sidik, Fini, Silvi, Papua, Stevi, Inen, Syifa,
dll yang tidak dapat panulis sebutkan namanya satu persatu yang selalu
kompak dan terima kasih atas dukungannya.
Segala pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan atas
inspirasi dan dukungannya yang telah diberikan. Tanpa bermaksud
menghindari kelemahan serta kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini,
tidak berlebihan bila penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan
manfaat bagi mereka yang membacanya. Amin.
Jakarta, 03 September 2013
Penulis
Syahronal
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah .............................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 8
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 9
E. Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................ 11
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Fundraising ...................................................................... 15
1. Pengertian Strategi Fundraising .............................................. 15
2. Unsur-unsur Fundraising ......................................................... 25
3. Perumusan Strategi Fundraising ............................................. 30
B. Panti Asuhan ................................................................................. 32
1. Pengertian Panti Asuhan ......................................................... 32
2. Dasar dan Tujuan Panti Asuhan .............................................. 33
BAB III GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN RAUDHATUL HIKMAH
A. Sejarah Berdiri ............................................................................. 35
B. Dasar Pelaksanaan, Visi dan Misi Panti Asuhan Raudhatul Hikmah 37
vi
C. Program Kerja ............................................................................... 40
D. Struktur Organisasi Panti Asuhan Raudhatul Hikmah .................. 40
E. Aktivitas Rutin .............................................................................. 42
F. Fasilitas yang diterima Anak Asuh ............................................... 43
G. Sumber Dana ................................................................................. 44
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Strategi Fundraising Panti Asuhan Raudhatul Hikmah Kota
Tangerang Selatan .......................................................................... 45
1. Motivasi ................................................................................... 47
2. Program .................................................................................... 48
3. Metode Fundraising ................................................................. 48
4. Hambatan ................................................................................. 50
B. Analisis Strategi Fundraising Panti Asuhan Raudhatul Hikmah ... 52
1. Analisis Strategi Fundraising .................................................. 52
2. Analisis Hasil Fundraising ...................................................... 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 55
B. Saran ............................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perspektif Islam salah satu wujud peningkatan peran serta umat
Islam dalam pembangunan nasional yang sejalan dengan rukun Islam adalah
dalam bentuk pemberian zakat. Zakat merupakan kewajiban setiap Muslim
yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang
berhak menerimanya, sehingga zakat merupakan sumber dana potensial yang
perlu dikelola secara profesional dan bertanggung jawab untuk memajukan
kesejahteraan umum.1 Disini tampaknya umat Islam belum begitu sepakat
mengenai bagaimana ketatalaksanaannya, dan bahkan kesadaran mereka akan
arti penting zakat tampaknya masih belum memadai. Masyarakat muslim kaya
sudah merasa membayar zakat hanya dengan membayar pajak, sedangkan
pihak yang miskin merasa enggan mendalami persoalan zakat karena
memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mereka kesulitan.2
Secara sosiologi zakat adalah refleksi dari rasa kemanusiaan, keadilan,
keimanan serta ketaqwaan yang mendalam yang harus muncul dalam sikap
orang kaya.3 Zakat diwajibkan kepada umat Islam secara bertahap (tadarruf).
1 Didin Hafidhuddin, Problematika Zakat Kontemporer Artikulasi Proses Sosial Politik
Bangsa, (Jakarta: Forum Zakat (FOZ). 2003), h. 27 2 M. Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 2
3 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 1
2
Kewajibannya terdapat dalam Al-Qur’an dengan berbagai-bagai istilah dan
pendekatan tetapi kesemuaanya terfokus kepada satu maksud yaitu zakat.4
Zakat yang selama ini beredar di masyarakat hanya dipahami sebagai
sebuah ritual tahunan umat Islam. Hal ini merupakan kewajiban orang kaya
atau mampu (the have/aghniya) untuk memberikan hartanya kepada para
mustahiq yang kurang mampu (dhua’afa) ternyata kalau dikelola secara
profesional mengandung sebuah potensial besar bagi kesejahteraan umat
(social welfare).5
Potensi besar seperti itu tampaknya belum bisa dioptimalkan secara
baik oleh lembaga sosial keagamaan khususnya yang bergerak di bidang
pengelolaan zakat, pengelolaan zakat masih banyak dilakukan secara
tradisional baik dalam pengumpulan maupun pendistribusian. Padahal jika
potensi umat itu dapat dikelola dengan baik tentu sangat membantu dalam
pembangunan sosial, khususnya di bidang ekonomi umat Islam.
Namun persoalan yang sangat mendasar dan menjadi salah satu sebab
berfungsinya zakat sebagai instrument pemerataan dan belum terkumpulnya
zakat secara optimal di lembaga-lembaga zakat adalah karena pengetahuan
masyarakat terhadap harta yang wajib dikeluarkan zakatnya masih terbatas
pada sumber-sumber konvensional yang secara jelas dinyatakan dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadits dengan persyaratan tertentu. Oleh karena itu
pembahasan yang penting dalam fiqh zakat adalah menentukan sumber-
4 Mujaini Tarimin, Zakat: Menuju Pengurusan Profesional, (Kuala Lumpur: Utusan
Publications, 2005), h. 2 5 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press), h. 53
3
sumber harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Apalagi bila dikaitankan
dengan kegiatan ekonomi yang terus berkembang dari waktu-kewaktu.6
Ajaran Islam yang universal mempunyai instrumen-instrumen tepat
untuk menjawab aneka permasalahan pembangunan. Pembangunan dengan
paradigma pertumbuhan akan menggunakan parameter ekonomi. Konsep
pertumbuhan ekonomi mengandung proses input-proses-output untuk lahirnya
barang atau jasa sebagai indikator produktifitas bernilai tambah. Pergerakan
ekonomi mensyaratkan input tertentu yaitu modal. Pada bagian ini umat islam
memiliki potensi riil yaitu dana zakat yang dapat diarahkan menjadi modal
ekonomis dengan melakukan proses manajerial terhadap potensi zakat ini.
Perlunya peningkatan potensi zakat menjadi lebih produktif secara ekonomis
akan berdampak pula terhadap semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk
menunaikan zakat.
Untuk mengetahui problem tersebut diperlukan suatu pengelolaan
yang mampu mendayagunakan seluruh potensi zakat, penanganan konsep
manajemen secara tepat dengan memperhatikan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pola pelaksanaan sistem zakat.
Pengelolaan zakat bukanlah semata-mata dilakukan secara individu
dari muzakki langsung diserahkan langsung kepada mustahik, akan tetapi
pengelolaan zakat lebih baik dikelola lembaga yang benar-benar khusus
menangani zakat, yang memenuhi sebuah persyaratan tertentu yang disebut
amil zakat. Amil zakat inilah yang memiliki tugas melakukan sosialisasi
6 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: GIP, 2002), h. 1-2
4
kepada masyarakat, untuk melakukan penagihan dan pengambilan serta
mendistribusikannya secara tepat dan benar-benar.7 Karena salah satu hal
penting dalam sebuah organisasi nirlaba dalam hal ini badan/lembaga zakat
adalah strategi fundraising (menggalang dana), karena menggalang dana
merupakan tulang punggung sebuah organisasi. Untuk mendapatkan hasil
yang maksimal menggalang dana membutuhkan strategi dan pendekatan yang
tepat, oleh karena itu langkah awal organisasi saat melakukan penggalangan
dana harus menentukan arahan yang benar demi keberlanjutan langkah
berikutnya. Proses tersebut diawali dengan menentukan tujuan dan kebutuhan
organisasi terlebih dahulu, selanjutnya organisasi dapat menentukan kemasan
program dan siapa saja yang akan direkrut untuk mendukung penggalangan
dana terhadap masyarakat yang dijadikan target.
Saat ini banyak lembaga yang mencari manusia yang
berkualitas/unggul untuk memberikan aspek pembinaan/moril guidance/ajaran
agama yang merupakan basic dari proses dalam mencerdaskan emosi, dimana
80% kunci kesuksesan seseorang ditentukan dari kemampuan mengendalaikan
dan mengoptimalkan peran emosinya dalam keseharian. Adapun untuk
mencapai aspek pembinaan/moril diatas Yayasan Raudhatul Hikmah merasa
terpanggil untuk memberikan pelayanan dalam bidang sosial yang bertujuan
untuk meringankan beban kaum dhuafa anak-anak yatim piatu agar mereka
bisa menjadi manusia yang berpotensi dan berguna bagi agama dan bangsa.
Keberhasilan dan peningkatan kualitas anak tersebut tidak akan berjalan tanpa
7 Ibid, h. 57
5
adanya dukungan dari orang tua, keluarga, masyarakat, sekolah, pemerintah,
yayasan, dan yang terutama dari manusia itu sendiri. Oleh karena itu yayasan
raudhatul hikmah mencoba memberikan pelayanan dalam bidang sosial, antara
lain terdiri dari: Penyantunan anak-anak yatim piatu dan dhuafa, memberikan
pendidikan kerohanian untuk keseimbangan dalam pengendalian diri dalam
jiwa mereka, penambahan gizi yang baik, serta penampungan dalam
panti/asrama untuk dapat lebih memudahkan pembinaan.
Maka dari itu penangan masalah sosial tidak dapat dilakukan dengan
waktu yang singkat, tetapi dilakukan dengan berkesimbungan atau terus
menerus.
Oleh karena itu, bagi organisasi pengelola zakat yang tidak memiliki
dana awal yang cukup, maka pengumpulan dana untuk membiayai program
dan kegiatan sebuah keharusan bagi organisasi tersebut. Pengumpulan dana
untuk membiayai program dan kegiatan bagi sebuah NGO (Non Government
Organization) biasa disebut dengan fundarising.8
Salah satu hal penting dalam sebuah organisasi nirlaba adalah strategi
penggalagan dana (fundraising). Kenapa strategi ini penting? Karena
fundraising merupakan tulang punggung sebuah organisasi. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, fundraising membutuhkan strategi dan
pendekatan yang tepat. Oleh karena itu, langkah awal organisasi saat
melakukan penggalangan dana harus menentukan arahan yang benar demi
keberlanjutan langkah berikutnya.
8 Setiyo Iswoyo, Seri Panduan Menggalang Dana, In Kin Fundraising, (Depok:
Piramedia, 2005), hal. 45
6
Fundraising tidak hanya diartikan sebagai pengumpulan data semata,
tapi juga segala bentuk partisipasi serta kepedulian yang diberikan masyarakat
kepada suatu organisasi atau lembaga zakat yang berbentuk dana dan segala
macam benda dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lembaga.9
Menghimpun atau menggalang dana adalah usaha untuk
mengumpulkan dana dari berbagai sumber yang ada, baik itu dari luar maupun
dari dalam.
Jelasnya, menggalang dana adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mengumpulkan dana dari berbagai sumber yang sekiranya berpotensi untuk
mendapatkan dana yang diharapkan, baik dari dalam maupun dari luar guna
terealisasinya program-program dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam rangka untuk kepentingan, kemajuan dan kesejahtraaan bersama.
Namun cita-cita dari tujuan itu tidaklah akan pernah berhasil kalau dalam
melakukannya tanpa dibarengi dengan cara yang baik dan tepat. Untuk itu,
diperlukan penyusunan strategi yang handal, efektif dan efisien. Penggalangan
dana yang dilakukan dapat menarik perhatian banyak orang atau donator,
sehingga mereka tertarik untuk menyumbangkan dana yang mereka miliki
untuk program yang akan kita lakukan. Dengan begitu, hasil yang diperoleh
pun akan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Strategi Menggalang dana merupakan tulang punggung kegiatan
Fundraising sebuah organisasi yang kita lakukan. Kita perlu memberikan
9 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat, (Yogyakarta: Teras,
2009), Cet Ke-1, h. 4
7
perhatian penuh sejak dari awal pada setiap langkah yang kita ambil untuk
menggalang dana, agar segalanya dapat berjalan dengan lancar.
Pada prinsipnya, penggalangan dana harus sesuai dengan visi dan misi
organisasi. Karena pada hakekatnya, dalam menggalang dana itu harus
mencerminkan visi dan misi organisasi anda. Penggalangan dana adalah usaha
kelompok yang menuntut adanya komitmen organisasi. Kesepakatan bahwa
memang perlu menggalang dana, prioritas, kebijakan dan alokasi dana dari
lembaga penggalang dana. Menggalang dana bukanlah sekedar masalah uang.
Menggalang dana berarti memberikan kesempatan kepada orang atau lembaga
untuk memberikan kontribusinya dalam tiga hal, yaitu uang, tenaga kerja dan
material.
Sehingga untuk berlangsungnya program dan operasional sebuah OPZ
harus dengan serius menangani masalah ini. Keberhasilan sebuah OPZ
tergantung dari keserisannya dalam menjalankan aktivitas fundraising. Jika
OPZ aktif dan baik dalam merencanakan bentuk pola dan strategi fundraising
maka eksistensi OPZ akan berlangsung lama.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis merasa
tertarik dan ingin tahu lebih dalam mengenai eksistensi dan kesuksesan Panti
Asuhan Raudhatul Hikmah dalam penghimpunan dan pendayagunaan dana,
akhirnya penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “STRATEGI
FUNDRAISING PANTI ASUHAN RAUDHATUL HIKMAH KOTA
TANGERANG SELATAN”.
8
B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk memberi arah yang tepat serta menghindari terlalu luas dan
melebarnya pembahasan, maka dalam skripsi ini penulis membatasi
pembahasan ini dalam ruang lingkup mengenai strategi fundraising panti
asuhan Raudhatul Hikmah dan analisis hasil strategi fudraising panti
asuhan Raudhatul Hikmah.
2. Perumusan Masalah
Untuk memberikan kejelasan batasan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka perlu adanya penyusunan suatu perumusan
masalah dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis merumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana strategi fundraising yang dilakukan oleh Panti Asuhan
Raudhatul Hikmah ?
b. Bagaimana hasil strategi fundraising Panti Asuhan Raudhatul Hikmah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah yang telah
peneliti kemukakan di atas, maka peneliti menyampaikan tujuan penelitian
ini adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana strategi fundraising yang dilakukan atau
diterapkan oleh Panti Asuhan Raudhatul Hikmah.
b. Untuk memahami dengan lebih baik tentang strategi fundraising secara
teoritis maupun empiris.
c. Mengetahui hasil strategi fundraising Panti Asuhan Raudhatul Hikmah.
9
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang peneliti lakukan adalah :
a. Segi akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
pengembangan khazanah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/i
umumnya, terutama jurusan Manajemen Dakwah agar dapat
mengetahui pelaksanaan fundraising.
b. Segi praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada praktisi
khususnya Panti Asuhan dalam melakukan strategi fundraising yang
baik, sehingga ke depannya Panti Asuhan mampu menerapkannya dan
dapat berusaha untuk berkompetisi dengan sehat untuk mendapatkan
atensi dari masyarakat.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengadakan
tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi sebelumnya yang memiliki
kemiripan penelitian yang peneliti lakukan, di antaranya :
1. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa dan Pendayagunaan dan
ZIS Melalui Agen Sosial Pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat
Indonesia.
- Ahmad Sonhaji Arafat (106053001990), Mahasiswa Jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010
10
- Isi pokok dari skripsi ini membahas Strategi Fundraising Melalui Surat
Kuasa dan Pendayagunaan dan ZIS Melalui Agen Sosial Pada Yayasan
Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI).
2. Pemberdayaan Zakat Modern Pada Yayasan Baitul Maal Bank
Rakyat Indonesia (YBM BRI).
- Abdul Barri (104044201455), Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2011.
- Isi pokok dari skripsi ini membahas tentang Pemberdayaan Zakat
Modern Pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM
BRI).
3. Strategi Fundraising Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Azhar Peduli
Ummat
- Umroha Almaal (102053025761), Mahasiswa Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2011.
- Isi pokok dari skripsi ini membahas tentang Strategi Fundraising
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Azhar Peduli Ummat.
Berdasarkan hasil dari pengamatan penulis terhadap skripsi-skripsi
sebelumnya, tampak bahwa penelitian yang akan penulis lakukan berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya baik itu permasalahan maupun
subjek dan objek penelitian, juga atas pertimbangan bahwa di Panti Asuhan
Raudhatul Hikmah belum ada penilitian tentang Strategi Fundraising panti
asuhan. Adapun skripsi yang peneliti buat saat ini berjudul “Strategi
Fundraising Panti Asuhan Raudhatul Hikmah Kota Tangerang Selatan”
11
Isi pokok dari skripsi ini membahas tentang bagaimana strategi fundraising
yang dilakukan oleh lembaga terkait dalam penggalangan dana.
E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian (research) merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka
pemecahan masalah atau permesalahan. Jadi fungsi penilitian adalah
mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberiakan
alternative bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahkan
masalah.10
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang objek
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati guna mendapatkan data-data yang diperlukan.11
Dengan menggunakan metode ini, penulis akan melakukan
penelitian melalui pengamatan langsung di lapangan yang selanjutnya
penulis mendeskripsikannya secara sistematis, factual dan aktual mengenai
masalah yang akan diteliti serta menganalisanya.
2. Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh.12
Sumber data ada dua, yaitu :
10
Syarifuddin Azwar, Metode Penilitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1990), hal. 1. 11
Sudarto, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT. Radja Grafindo Persada,
2002), Cet. Ke-3, h. 62. 12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-13, h. 129.
12
a. Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data
dari objek risetnya.13
Data primer yang penulis dapatkan berasal dari
Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Raudhatul Hikmah.
b. Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek yang diteliti.14
Data sekunder bisa juga disebut sebagai data
tambahan. Data sekunder yang penulis dapatkan berasal dari buku,
majalah, tinjauan pustaka dan brosur.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data ini, penulis mengadakan penelitian dengan
menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomene-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan.15
b. Wawancara (interview), yaitu proses tanya jawab dalam penelitian
yang berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih yang saling
bertemu muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan.16
13
H.M. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta :Graha
Ilmu, 2004), Cet. Ke-1, h. 69. 14
Ibid, h. 69. 15
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2001), hal. 76. 16
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2003), hal. 83.
13
c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
data-data atau informasi yang diperoleh dari dokumentasi yang ada
pada Panti Asuhan Raudhatul Hikmah yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
4. Teknik Analisa Data
Setelah data yang diperoleh semuanya terkumpul, maka langkah
selanjutnya adalah mengklarisifikasikan data-data tersebut secara sistematis
yang kemudian dianalisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian dan setelah itu disajikan dalam bentuk laporan ilmiah, yaitu
skripsi.
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan analisis
deskriptif, yaitu mengembangkan objek penelitian apa adanya sesuai
dengan kernyataan berdasarkan teori yang ada.
5. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penulisan ini adalah menggunakan
“Pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan Desertasi)”,
karangan Hamid Nasution dkk, CeQDA UIN Syarif Hidayatullah, 2007.17
6. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Asuhan Anak Yayasan
Raudhatul Hikmah, Jl. Aria Putra No. 11 RT. 02/01 Sawah Baru Kec.
Ciputat Tangerang Selatan.
17
Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Ceqda (Center for Quality
Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), Cet; Pertama
14
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penelitian ini, maka peneliti membagi
sistematika penelitian ke dalam lima bab yang mana perinciannya sebagai
berikut :
BAB I, Mencakup pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah,pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, teknik
penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II, Bab ini merupakan Landasan Teori yang mencakup tentang
Pengertian Strategi Fundraising dan Pengertian Panti Asuhan.
BAB III, Bab ini berisi Gambaran Umum Panti Asuhan Raudhatul Hikmah
sejarah berdiri, visi, misi dan tujuan berdirinya yayasan, struktur
organisasi, sumber daya manusia, aktivitas rutin, fasilitas, serta
program kerja pada Panti Asuhan Raudhatul Hikmah.
BAB IV, Bab ini berisi tentang hasil penelitian mengenai strategi fundraising
panti Asuhan Raudhatul Hikmah Kota Tangerang Selatan.
BAB V, Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat berdasarkan hasil
dari pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup
dari pembahasan skripsi ini.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Fundraising
1. Pengertian Strategi Fundraising
Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa yunani, strategos
yang berati jenderal. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa
peperangan yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun
pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi
termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu siasat
(perang) atau akal untuk mencapai suatu maksud dan tujuan yang telah
direncanakan.2 Dengan kata lain, strategi adalah suatu ilmu untuk
menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk melaksanakan
kebijakan tertentu.3
Secara umum, strategi mempunyai pengertian yaitu sebagai suatu
garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dalam menetapkan strategi, harus didahului oleh analisis
1 Rafi’udin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka
Setia, 1997), h. 76. 2 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Armani,
1996), h. 462. 3 Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997), h. 199.
16
kekuatan lawan, meliputi jumlah personal, kekuatan dan persenjataan,
kondisi lapangan, posisi musuh dan lain sebagainya.4
Adapun pengertian strategi menurut para pakar adalah sebagai
berikut :
a. William F. Gluek
Strategi adalah rencana yang dipersatukan secara komprehensif
terintegrasi menghubungkan keunggulan strategi perusahaan atau
lembaga terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk
meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan akan dicapai dengan
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi tertentu.5
b. George Steiner dan John Miner
Strategi adalah penetapan misi perusahaan, sasaran organisasi dengan
meningkatkan kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan
dan implementasinya secara cepat, sehingga tujuan dan sasaran utama
organisasi akan tercapai.6
c. Syarif Usman
Strategi adalah kebijakan menggerakkan dan membimbing seluruh
potensi kekuatan, daya serta kemampuan bangsa untuk mencapai
kemakmuran dan kebahagiaan.7
4 Abu Ahmad, et. all., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 1997), h. 11.
5 William F. Gluek, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta :
Erlangga, 1989), edisi ke-2, h. 24. 6 George Steiner dan John Miner, Manajemen Strategik, (Jakarta : Erlangga, tt), h. 20.
7 Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam,
(Jakarta : Firma Jakarta, tt), h. 6.
17
d. Sondang Siagian
Strategi adalah cara terbaik untuk mempergunakan dana, daya serta
tenaga yang tersedia sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan.8
e. Din Syamsudin
Strategi mengandung arti antara lain :
1) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.
2) Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk
mencapai tujuan.
3) Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan
fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan.9
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para pakar di atas,
dapat penulis simpulkan bahwa strategi merupakan cara untuk mencapai
suatu tujuan dengan terlebih dahulu memperhatikan segala kemungkinan
yang akan terjadi dan mempersiapkan segala potensi yang ada.
Sedangkan fundraising dalam kamus Inggris-Indonesia adalah
pengumpulan dana, sedangkan orang yang mengumpulkan dana disebut
fundraiser10
. Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka
menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari
masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun
8 Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,
(Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986), cet. ke-2, h. 17. 9 Din Syamudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta : Logos,
2000), cet. ke-1, h. 127. 10
Peter Salim, Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dicitonary, (Jakarta: Modern
English Press, 2000), h. 607
18
pemerintah) yang akan digunakan untu membiayai program dan kegiatan
operasional organisasi/lembaga sehingga mencapai tujuannya11
.
Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka
menghimpun atau menggalang dana zakat, imfaq dan shodaqoh serta
sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok organisasi
dan perusahaan) yang akan disalurkan dan didayagunakan untuk
mustahik12
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud
pengumpulan adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan, perhimpunan
dan pengerahan.13
Sedangkan yang dimaksud dengan dana adalah uang
yang disediakan untuk keperluan biaya, pemberian, hadiah dan derma.14
Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka
menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari
masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun
pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan
operasional organisasi/lembaga sehingga mencapai tujuannya. Fundraising
juga merupakan proses mempengaruhi masyarakat atau calon muzakki agar
mau melakukan amal kebajikan dalam bentuk penyerahan hartanya untuk
11
April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelola Zakat,
(Yogyakarta: Teras, 2009), cet. Ke-1, h. 3 12
M. Anwar Sani, Jurus Menghimpun Fulus: Manajemen Zakat Berbasis Masjid,
(Jakarta: Gramedia, 2010), h. 12 13
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
hal. 612 14
Ibid, h. 234
19
dizakatkan. Ini adalah penting sebab sumber harta adalah berasal dari
donasi masyarakat.15
Sesuai pengertian fundraising diatas, menurut penulis fundraising
adalah kegiatan menghimpun dana baik yang bersifat materil dari individu,
kelompok, perusahaan dan ataupun pemerintah.
Strategi Fundraising Zakat & Wakaf adalah ilmu, seni, dan rencana
yang cermat dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi
zakat dan wakaf yang meliputi arah dan cakupan jangka panjang
organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui sumber daya alam dan
lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi
harapan pihak yang berkepentingan agar segalanya berjalan lancar dalam
sebuah penghimpunan dana.
Fundraising tidak identik hanya dengan uang semata, ruang
lingkupnya begitu luas dan mendalam, pengaruhnya sangat berarti bagi
eksistensi dan pertumbuhan lembaga. Oleh karnanya, tidak begitu mudah
untuk memahami ruang lingkup Fundraising. Untuk memahaminya terlebih
dahulu dibutuhkan pemahaman tentang substansi dari fudraising tersebut.
Adapun substansi dasar dari pada pengalangan dana dapat diringkas kepada
tiga hal, yaitu: motivasi, program, dan metode.
a. Motivasi
Yaitu serangkaian pengetahuan, nilai-nilai, keyakinan dan alasan-alasan
yang mendorong donator untuk mengeluarkan sebagian hartanya.
Dalam kerangka penggalangan dana, amil terus melakukan edukasi,
15
Hasanuddin, Manajemen Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: UIN Press, 2010) h. 132
20
sosialisasi, promosi dan transfer informasi sehingga menciptakan
kesadaran dan kebutuhan pada calon muzakki.
b. Program
Menurut hasil survey PIRAC tentang respon menyumbang masyarakat
melalui LAZ maupun BAZ, dalah satu factor yang mempengaruhi
donator adalah program yang ditawarkan lembaga zakat. Terlebih bagi
masyarakat menengah keatas, kepercayaan dan program merupakan
pergerak utama hati mereka berderma.16
Yaitu kegiatan pemberdayaan implementasi visi dan misi lembaga
perzakatan yang jelas sehingga masyarakat yang mampu tergerak untuk
melakukan perbuatan zakat
c. Metode Penggalangan Dana
Yaitu pola bentuk atau cara-cara yang dilakukan oleh sebuah lembaga
dalam rangka menggalang dana dari masyarakat. Metode fundraising
harus mampu memberikan kepercayaan, kemudahan kebanggaan dan
manfaat lebih bagi masyarakat donator.17
Menurut Ekaterina Kim yang dikutip oleh Michael Norton dalam
buku menggalang dana “menggalang dana adalah sebuah ilmu, tapi
aturannya lebih seperti pelangi dari pada sebuah rumus. Anda harus
melukis dengan paduan warna dan perasaan yang halus. Dan anda pasti
sukses bila anda melukis dengan rasa kasih dan persahabatan”.18
16
M. Anwar Sani, Jurus Menghimpun Dana Fulus Manajemen Zakat Berbasis Masjid,
(Jakarta: Gramedia, 2010), h. 41 17
Hasanddin, Manajemen Zakat dan Wakaf, (Jakarta:UIN Press, 2010) h. 136 18
Michael Norton, Menggalang Dana, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 11
21
Menggalang dana adalah sebuah proses menggalang dana bukan
mengenai meminta uang tetapi lebih mengenai menjual ide bahwa donor
dapat mewujudkan perubahan masyarakat. Bila orang telah menerima ide
itu, maka mereka mau menyumbang.19
Beberapa penggalangan dana tidak memanfaatkan peluang yang
ada untuk memperoleh dana. Beberapa lagi melakukannya, tetapi tidak
terlalu efektif. Tujuan menggalang dana adalah memperoleh, tetapi sering
dilupakan imbauan agar orang berbuat sesuatu, permintaan agar orang
menyumbang adalah bagian yang sangat penting dari imbauan yang
disajikan.20
Dari berbagai pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa
fundraising atau penggalangan dana adalah kegiatan penghimpunan dana
yang mana dalam kegiatan itu, penggalangan dana menjual ide orang-
orang yang mempunyai daya kreatifitas dan imajinasi yang tinggi,
sehingga mampu menghimpun beberapa dari donator yang bias
dimanfaatkan untuk mendayagunakan mustahik.
Ada sejumlah ketrampilan penting yang perlu penggalang dana
kuasai jika ingin berhasil:
a. Menilai kekuatan, sehingga penggalang dana dapat memusatkan tenaga
pada hal-hal yang dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
b. Belajar menguasai ketrampilan yang diperlukan, dan mulai mengikuti
pelatihan atau menggali pengalaman yang diperlukan.
19
Ibid, h. 15 20
Ibid, h. 12
22
c. Mencari jalan mengibangi kelemahan-kelemahan dengan cara
mengarahkan orang lain untuk membantu di mana diperlukan.21
Yang dimaksud dengan keterampilan tersebut adalah:
a. Kesungguhan membantu mewujudkan tujuan organisasi
Kesungguhan adalah ciri paling penting yang harus dimiliki oleh
penggalang dana suatu organisasi. Semangat dan kesungguhan
penggalang dan akan mendorong orang lain juga untuk bersungguh-
sungguh yang diungkapkan melalui sumbangan yang diberikannya.
b. Kemampuan meminta
Banyak orang yang tidak nyaman bila harus meminta uang. Orang
yang merasa seperti ini bukan orang yang tepat untuk menjadi
penggalang dana. Untuk semua ini perlu kemampuan meminta secara
efektif apa yang penggalang pelukan
c. Percaya diri dalam menghadapi tolakan
Bila penggalang dana meminta sumbangan dana, perlu memancarkan
percaya diri. Jika penggalang dana merendah dan selalu meminta maaf
atau ragu-ragu, orang tidak akan member apa-apa kepadanya. Seorang
penggalang dana yang baik juga harus menentukan sikap bila ditolak.
Setiap kali menghubungi orang, anggaplah ini pendekatan yang
pertama sekali dan belajarlah dari pengalaman.
d. Kegigihan
Penggaalangan dana pada umumnya terlalu cepat menyerah. Mereka
sering mengatakan “tidak” sebagai “tidak” menjadi “ya”. Jika
21
Ibid, h. 20
23
penggalangan dana terlalu cepat menyerah, maka tidak akan ada
peluang sama sekali. Jika penggalang merasa orang itu
seharusnyabenar-benar berniat untuk mendukung, maka penggalangan
dana harus meencari jalan untuk mengubah sikap orangitu, atau
mencari suatu kegiatan lain yang membangkitkan minatnya untuk
mendukung.
e. Kejujuran
Penggalang dana harus selalu jujur. Kerena harus meyakinkan orang,
maka ada tekanan yang kuat untuk tidak mengungkapkan seluruh
kebenaran dan untuk membesar-besarkan kegiatan.
f. Keterampilan Sosial
Seorang penggalang dana harus memiliki rasa percaya, kesabaran dan
kepekaan. Percaya diri, karena permintaan yang dilandasi rasa percaya
diri sulit ditolak. Sabar, ketika menjawab hal-hal spesifik yang
ditanyakan donor. Kepekaan dan ketulusan, untuk meminta donor
dihadapannya agar dapat mewariskan sesuatu bagi organisasinya.
Seorang penggalang dana yang baik juga harus pandai bergaul dan
menghadapi orang lain.
g. Ketrampilan berorganisasi
Menggalang dana sering melibatkan kegiatan memelihara hubungan
dengan ribuan orang pendukung. Mereka semuanya menganggap diri
masin-masing orang yang istimewa dan memiliki memilih hubungan
pribadi dengan penggalang dana. Organisasi yang baik penting sekali.
Penggalang dana harus memiliki catatan lengkap surat menyurat dan
24
informasi mengenai sumbangan yang diterima dari setiap donor.
Semua ini harus tersusun rapih sehingga tidak ada acara atau peristiwa
dimasa lalu atau sumbangan dari seorang donor pun yang terlupa.
h. Imajinasi dan kreatifitas
Pengalang dana yang baru masuk sebuah organisasi bukan paham
bahwa imajinasi adalah sebuah modal berharga. Tugasnya mungkin
menciptakan kegiatan-kegiatan baru untuk member ilmu ilham pada
donor yang adaa dan untuk menciptakan acara-acra yang dapat
mengobarkan semangat banyak orang atau mungkin memaparkan
kegiatan organisasi dengan cara yang cemerlang dan imajinatif.
i. Kontak dan kemampuan menambah kontak
Penggalang dana yang sudah memiliki beberapa kontak dalam bidang
atau sektor tertentu punya kelebihan yang sangat bermanfaat. Tetapi
ini bukan syarat. Memiliki kontak tidak berarti bahwa orang-orang
bersangkutan adalah orang-orang yang tepat bagi organisasi. Alternatif
yang baik jika penggalang dana tidak memiliki kontak, adalah
memiliki rasa percaya diri untuk meminta setiap orang memberi
sumbangan, kemampuan mendapatkan kontak baru dan kemahiran
meminta orang lain untuk membantu memina sumbangan bagi
penggalang dana.
j. Menangkap peluang
Penggalang dana harus menangkap setiap pelung yang terbuka.
Misalnya, jika sebuah perusahaan besar baru saja mengumumkan
mendapat laba besar atau mendapat kontrak kerja yang besar di daerah
25
penggalang dana, maka sebuah surat yang disusun dengan baik untuk
meminta sumbangan mungkin akan membuahkan hasil.22
2. Unsur-unsur Fundraising
a. Kebutuhan Donatur
Donatur adalah orang yang memberikan sebagian dananya untuk
membiayai sejumlah program dan kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi pengelola zakat.23
Adapun kebutuhan donatur antara lain:
1) Sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
2) Laporan dan pertanggungjawaban,
3) Manfaat bagi kaum dhu’afa,
4) Pelayanan yang berkualitas,
5) Silaturahmi dan komunikasi.24
b. Segmentasi
Segmentasi yaitu tindakan membagi suatu pasar menjadi kelompok
pembeli yang berbeda.25
Adapun segmentasi bagi OPZ adalah sebuah
metode tentang bagaimana melihat donatur dan muzakky secara
kreatif. Artinya perlu melihat segmentasi sebagai seni mengidentifikasi
dan memanfaatkan beragam peluang yang muncul di masyarakat.26
22
Ibid, h. 20-28 23
April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat,
(Yogyakarta: Teras, 2009), cet. Ke-1, h. 53 24
Ibid, h. 53-62 25
Philip Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT Midas Surya Grafindo,1984), h.
286 26
April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat,
(Yogyakarta: Teras, 2009), cet. Ke-1, h. 62
26
Agar kreatif dalam melihat masyarakat (donatur/muzakky) sebagai
pasar, perlu diperhatikan peran segmentasi dalam fundraising dana
ZIS, antara lain:
1) Peran fokus,
2) Peran kompetisi,
3) Peran persiapan langkah,
4) Peran kunci.27
Dalam Segmentasi perlu diperhatikan kondisi donatur, dari segi:
1) Geografis (Batas wilayah; Desa/Kel, Kec,Kab, Provinsi, dst).
2) Demografis (Siapa saja, laki-perempuan, Rata-rata usia, keluarga
yang bagaimana?).
3) Psikografis (Status Ekonomi, pekerjaan, pendidikan, gaya hidup,
minat, sikap, dll).28
c. Identifikasi Profil Donatur dan Muzakky
Donatur dan merupakan kekuatan yang besar bagi OPZ untuk
meneruskan langkah menuju tujuan jangka panjang organisasi. Oleh
karena itu, dibutuhkan donatur-donatur dan muzakkymuzakky yang
loyal terhadap organisasi untuk menopang kehidupan organisasi.29
Adapun cara yang dapat dipakai untuk melihat profil donatur dan
muzakky, antara lain:
1) Siapa sebenarnya calon donatur dan muzakky?
2) Bagaimana profil donatur dan muzakky yang diinginkan OPZ?
27
Ibid, h. 62-63 28
Ibid, h. 65 29
Ibid, h. 71
27
3) Bagaimana kebiasaan hidup donatur dan muzakky?
4) Apa saja kebutuhan donatur?
5) Dimana donatur dan muzakky berada atau bisa ditemui?
d. Positioning
Positioning biasanya mencakup perancangan penawaran, dan citra
organisasi (OPZ) agar target pasar masyarakat tertentu mengetahui dan
menganggap penting posisi organisasi (OPZ) diantara para pesaingnya.
Tujuan dilakukan positioning ini adalah untuk membedakan persepsi
OPZ berikut produk dan program layanannya dari para pesaing.30
Menurut Hermawan ada empat hal untuk membangun positioning yang
tepat:
1) Positioning OPZ harus dipersepsikan secara positif oleh donatur
dan muzakky dan menjadi reason to buy para donator dan
muzakky.
2) Positioning seharusnya mencerminkan kekuatan dan keunggulan
kompetitif organisasi pengelola zakat.
3) Positioning haruslah bersifat unik sehingga dapat dengan mudah
mendiferensiasikan diri dari para pesaing (OPZ lain).
4) Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai
perubahan dalam lingkungan perzakatan, apakah itu perubahan
persaingan dengan OPZ lain, perubahan perilaku donatur dan
30
Ibid, h. 80
28
muzakky, perubahan sosial budaya, perubahan kemajuan ilmu dan
teknologi dan lain sebagainya.31
e. Produk
Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu, baik yang disukai
maupun yang tidak disukai, yang diterima seseorang dalam sebuah
transaksi. Namun terkait dengan pengelolaan zakat, produk tidak bisa
hanya didefinisikan sebagaimana tersebut di atas. Tetapi akan lebih
tepat apabila produk diartikan sebagai sebuah kompleksitas yang
terdiri dari ciri-ciri yang berwujud dan ciri-ciri yang tidak berwujud.32
Produk dari OPZ tidak dapat berdiri sendiri. Produk OPZ harus
didasarkan pada kebutuhan dan keinginan dari para donatur dan
muzakky.
Unsur-unsur produk dalam Pengelolaan ZIS antara lain:
1) Produk harus menjadi wahana penyalur ZIS.
2) Produk OPZ harus menjadi wahana kepedulian sosial.
3) Produk OPZ harus berbentuk dan dalam kemasan modern.
4) Produk yang digulirkan menjadi program yang memiliki
keunggulan.
5) Produk harus memberikan pertanggungjawaban yang jelas.
6) Produk menjadi pencitraan bagi OPZ.
31
Ibid, h. 81-82 32
Ibid, h. 83
29
f. Harga dan Biaya Transaksi
Harga dimaknai sebagai nilai yang harus dikurbankan oleh seorang
konsumen untuk menikmati sebuah produk. Namun terkait dengan
pengelolaan zakat, harga didefinisikan dengan nilai yang harus
dikurbankan oleh seorang donatur dan muzakky untuk mendapatkan
kepuasan layanan dari produk yang ditawarkan OPZ.33
Bagi donatur dan muzakky harga adalah besarnya pengorbanan yang
harus ia keluarkan untuk menikmati jasa penyaluran ZIS melalui
sebuah OPZ. Donatur dan muzakky akan lebih senang apabila
merasakan adanya kemudahan, kenyamanan dan keamanan dalam
menyalurkan dananya.34
g. Promosi
Promosi adalah komunikasi informasi antara OPZ dengan calon
donatur dan muzakky atau pihak-pihak lain yang dalam saluran untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku.35
Tujuan utama seorang Manajer fundraising dalam promosi adalah
memberitahu donatur dan muzakky yang diharapkan memberikan
sebagian dana ZISnya untuk membiayai suatu program kegiatan yang
dilakukan oleh organisasi pengelola zakat.36
h. Maintenance
Maintenance adalah upaya bagi OPZ untuk senantiasa menjalin
hubungan baik dengan donatur dan muzakky, tidak ada yang lain yang
33
Ibid, h. 94-95 34
Ibid, h. 99 35
Ibid, h. 101 36
Ibid, h. 101-102
30
diharapkan dalam menjalin hubungan baik ini kecuali adanya donatur-
donatur dan muzakky yang loyal pada OPZ. Jika OPZ memiliki
doantur dan muzakky yang loyal, maka seiring dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan OPZ, perhimpunan dana ZIS pun
akan meningkat.37
3. Perumusan Strategi Fundraising
Strategi menggalang dana (fundraising) adalah tulang punggung
kegiatan menggalang dana . adapun strategi penggalang dana, yaitu:
a. Menentukan kebutuhan
Titik tolak dalam merumuskan strategi fundraising adalah menentukan
kebutuhan organisasi, hal ini dapat dilakukan pada tingkat:38
1) Agar terus melakukan kegiatan
2) Meningkatkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang terus
bertambah
3) Perkembangan organisasi di masa depan
Disamping tugas-tugas yang menyangkut masalah dana, sebuah
organisasi juga perlu membiayai kegiatan sendiri dan masa depannya.
Ada faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan:39
1) Pengembangan modal
2) Dana pribadi (corpus fund)
3) Mengurangi hidup bergantung pada pihak luar dan mengembangkan
sumber independen
37
Ibid, h. 115 38
Micheal Norton, Menggalang Dana, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 51 39
Ibid, h. 54
31
4) Mengembangkan landasan keanggotaan dan pendukung
5) Kemampuan berdiri sendiri untuk jangka panjang
b. Mengidentifikasi sumber dana
Dalam menyusun strategi fundraising titik tolak yang baik
adalah mengidentifikasi sunber-sumber dana yang mungkin dapat
digali:40
1) Dukungan dari perorangan, diajak menjadi anggota atau member
sumbangan
2) Sumbangan besar selama hidup, dan warisan setelah meninggal
3) Dukungan dari kegiatan fundraising seperti, meminta sumbangan
dari masyarakat, mengadakan malam hiburan, dan acara masal
lainnya
4) Pemberian dalam barang (oleh perorangan atau lembaga)
5) Hibah dari lembaga pemerintah pusat maupun lembaga non
pemerintah
6) Hibah dari lembaga donor internasional atau nasional
7) Hibah dari yayasan internasional atau local
c. Menilai peluang
Butir-butir diatas adalah gambaran yang cukup lengkap
mengenai sumber dana yang dapat digali. Sebelum memutuskan
sumber-sumber mana yang akan digali, perlu diperhatikan faktor-faktor
berikut ini:41
40
Ibid, h. 57 41
Ibid, h. 60
32
1) Pengalaman dimasa lalu
2) Pendukung yang sewajarnya
3) Organisasi macam apa yang akan dibentuk
4) Gaya dalam melakukan kegiatan
5) Sumber daya dan kemampuan yang dimiliki
6) Sumber dana yang ada sekarang
7) Peluang yang terbuka
8) Siapa saja yang kita kenal
B. Panti Asuhan
1. Pengertian Panti Asuhan
Dalam kamus besar bahasa indonesia kata “Panti Asuhan” berasal
dari bahasa Jawa. Panti artinya rumah, tempat (kediaman), terutama tempat
yang digunakan untuk maksud tertentu. Asuhan berarti memelihara,
perawatan, pendidikan.42
Sedangkan menurut kaidah Muhammadiyah Panti Asuhan adalah
suatu lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab memberikan
pelayanan pengganti pemenuhan fisik, mental dan sosial pada anak asuh
sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi
perkembangan kepribadiannya sesuai dengan ajaran Islam.43
Dalam hal ini Panti Asuhan merupakan lembaga kesejahteraan
sosisal yang digunakan untuk memelihara, merawat, mendidik anak yatim,
42
Tim penyusun Depdikbud, Op. Cit., hal. 710 43
Qaidah Muhammadiyah, Majelis PKU tentang penyantunan Anak Yati dan Terlantar,
Keluarga Sejahtera III, hal. 2
33
piatu, yatim piatu dan dhuafa dalam upaya memperoleh kesempatan yang
sama baik pemenuhan fisik, mental dan sosial sehingga dalam
perkembangannya mampu menjadi anak-anak yang berpendidikan,
berakhlak baik dan berkualitas, minimal dalam perkembangan
kepribadiannya.
2. Dasar dan Tujuan Panti Asuhan
Panti asuhan merupakan lembaga sosial yang sangat
memperhatikan betapa pentingnya menyantuni anak-anak yatim serta fakir
miskin dan anak-anak terlantar.44
Dasar didirikannya panti asuhan dan mengapa umat Islam harus
memperhatikan nasib anak-anak yatim dan orang-orang miskin adalah bersumber
dari fiman Allah Q.S Al-Maa’uun ayat 1-3.
Artinya: (1) tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (2) Itulah
orang yang menghardik anak yatim, (3) dan tidak menganjurkan
memberi Makan orang miskin.45
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa memperhatikan
anak-anak yatim dan miskin menjadi tanggung jawab yang harus dipikul
oleh tiap-tiap muslim. Dalam hal ini salah satu solusinya adalah adanya
lembaga panti asuhan.
44
Buku Pedoman Santunan Keluarga, Asuhan Keluarga Dan Panti Asuhan di
Lingkungan Muhammadiyah, (Jakarta: PP. Muhammadiyah Majelis PKU, 1989), Hal. 9 45
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: PT. Karya Toha
Putra Semarang, hal. 1108
34
Panti asuhan sebagai suatu lembaga sosial yang merhatikan
terhadap nasib anak-anak yatim dan anak-anak miskin tentunya
mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuannya adalah sebagai
berikut:
a. Mendidik daan menberikan keteladanan kepada anak asuh dalam
membangun sikap mental, pengetahuan dan ketarampilan.
b. Memberikan pendidikan dan pengajaran nilai-nilai agama Islam serta
kecakapan hidup bagi anak asuh.
c. Membentuk generasi yang berkualitas secara moral maupun ilmu
pengetahuan, sehingga dikemudian hari menjadi anak yang sukses dan
berakhlak baik.46
46
Dokumentasi Panti Asuhan Raudhatul Hikmah Kota Tangerang Selatan
35
BAB III
GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA)
RAUDHATUL HIKMAH
A. Sejarah Berdiri
Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Raudhatul Hikmah Kota Tangerang
Selatan, berlokasi di jalan Aria Putra No. 11 RT. 02/01 Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Telp. 021-74631805. PSAA
Raudhatul Hikmah berdiri pada tahun 1992 dan diresmikan pada tanggal 1
Oktober 1992 oleh Jendral Purnawirawan Drs.H.M.Sanoesi.
Didirikannya PSAA Raudhatul Hikmah ini sebagai wujud jangka
panjang Yayasan Raudhatul Hikmah untuk membantu memberikan kebituhan
sosial yang lebih baik bagi kalangan dhuafa dan membantu pemerintah dalam
menampung anak-anak bangsa guna meningkatkangenerasi manusia islami
yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara. Oleh karena itu pengurus
mengadakan pertemuan dengan para penasihat dan menghasilkan keputusan
pendirian panti asuhan raudhatul hikmah untuk menampung beberapa orang
anak dari keluarga fakir miskin, yatim piatu, dan anak terlantar, untuk dididik
dan dibiayai dalam proses pendidikan sekolahnya.
Saat ini banyak lembaga yang mencari manusia yang
berkualitas/unggul untuk memberikan aspek pembinaan/moril guidance/ajaran
agama yang merupakan basic dari proses dalam mencerdaskan emosi, dimana
80% kunci kesuksesan seseorang ditentukan dari kemampuan mengendalaikan
dan mengoptimalkan peran emosinya dalam keseharian. Adapun untuk
36
mencapai aspek pembinaan/moril diatas kami selaku Yayasan Raudhatul
Hikmah merasa terpanggil untuk memberikan pelayanan dalam bidang sosial
yang bertujuan untuk meringankan beban kaum dhuafa anak-anak yatim piatu
agar mereka bisa menjadi manusia yang berpotensi dan berguna bagi agama
dan bangsa. Keberhasilan dan peningkatan kualitas anak tersebut tidak akan
berjalan tanpa adanya dukungan dari orang tua, keluarga, masyarakat, sekolah,
pemerintah, yayasan, dan yang terutama dari manusia itu sendiri.
Oleh kaerena itu yayasan raudhatul hikmah mencoba memberikan
pelayanan dalam bidang sosial, antara lain terdiri dari:
1. Penyantunan anak-anak yatim piatu dan dhuafa
2. Memberikan pendidikan kerohanian untuk keseimbangan dalam
pengendalian diri dalam jiwa mereka
3. Penambahan gizi yang baik
4. Serta penampungan dalam panti/asrama untuk dapat lebih memudahkan
pembinaan
Maka dari itu penangan masalah sosial tidak dapat dilakukan dengan
waktu yang singkat, tetapi dilakukan dengan berkesimbungan atau terus
menerus.
Status panti asuhan yang dikukuhkan oleh surat keputusan kepala
dinas sosial, ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Tangerang Selatan
Nomor 460/1706 tahun 2012 merupakan panti asuhan yang menganut sistem
terbuka untuk semua umat islam dengan status yatim, piatu, yatim piatu dan
anak dhuafa (anak-anak yang terlantar pendidikannya).
37
Semua kegiatan yang dipanti asuhan dipusatkan untuk kepentingan
anak asuh sendiri. Panti asuhan berperan untuk menciptakan kondisi sebuah
keluarga yang rukun dan utuh sekaligus sebagai pengganti keluarga di rumah.
Di lingkungan panti asuhan, anak asuh dilatih untuk hidup secara disiplin dan
jujur. Disiplin disini berarta mentaati segala macam peraturan-peraturan yang
berlaku di asrama (panti asuhan) seperti bangun pagi, merapikan tempat tidur,
sholat berjamaah di masjid, belajar, mengaji, membersihkan halaman, piket
menurut jadwal masing-masing kelompok dan lain sebagainya.
Selama anak asuh berada dalam bimbingan dan didikan panti asuhan,
anak asuh tidak dikenakan biaya apapun. Semua kebutuhan anak asuh menjadi
tanggung jawab panti asuhan. Jenis pendidikan yang diberikan untuk anak
asuh disesuaikan dengan bakat dan minat anak tersebut, namun sebagai
alternatif atau pilihan terbaik untuk anak adalah sekolah kejuruan. Hal ini
berjutuan agar anak asuh setelah lulus telah memiliki bekal dan telah siap
mengamalkan ilmunya di masyarakat.
B. Dasar Pelaksanaan, Visi dan Misi Panti Asuhan Raudhatul Hikmah
1. Dasar Pelaksanaan
Yang menjadi dasar berdirinya panti asuhan Raudhatul Hikmah
Kota Tangerang Selatan adalah pelaksanaan amalan yang sesuai dengan
Q.S. Al-Ma’un ayat 1-3 yang menjelaskan bahwa orang yang mendustakan
agama adalah orang yang menghardik aanak yatim dan tidak memberi
makan kepada fakir miskin.
38
Kebutuhan rasa aman akan dirasakan dan dinikmati oleh anak jika
mereka terlindungi dalam tempat tinggal yang layak. Proses pemenuhan
kebutuhan fisik, mental maupun sosial sebagian besar terjadi di dalam
rumah. Oleh karena itu anak yang tidak mempunyai rumah atau anak yang
berada di dalam rumah tetapi tidak memadai dari segi fisik, materi atau
kesehatan tidak akan terpenuhi kebutuhannya akan rasa aman. Panti
asuhan merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggungjawab
memberikan pelayanan pengganti dalam pemenuhan kebutuhan fisik,
mental dan sosial pada anak-anak asuh agar memperoleh kesempatan yang
luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya merupakan
jawaban untuk mengatasi masalah anak-anak terlantar.
Dasar pelaksanaan yang lainnya adalah:
a. Undang-undang No.6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok
kesejahteraan sosial.
b. Undang-undang No.08 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan.
c. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 40-HUK-KEP-X-1980 tentang
organisasi sosial.
d. Anggaran Sosial dan Anggaran Dasar Yayasan Raudhatul Hikmah.
Program Kerjaa Pengurus Panti Asuhan Raudhatul Hikmah.
39
2. Visi
Visi diartikan sebagai keputusan dan komitmen manajemen puncak
terhadap posisi yang ingin dicapai oleh perusahaan pada satu waktu
tertentu di masa depan.1
Visi yang diusung panti asuhan raudhatul hikmah kota tangerang
adalah memberikan pembinaan iman dan taqwa bagi kalangan dhuafa guna
membentuk manusia berkarakter islami, cerdas, terampil, mandiri berguna
dan bertanggung jawab bagi diri, masyarakat serta bangsa dan negara.
3. Misi
Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud
organisasi. Misi suatu organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar
yang membedakan satu organisasi dari organisasi-organisasi yang lainnya
dan mengidentifkasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan
pasar. Misi merupakan perwujudan dasar filsafat para pembuat keputusan
strategik perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan serta
menunjukkan bidang-bidang produk atau jasa pokok dan kebutuhan-
kebutuhan langganan utama yang akan dipuaskan perusahaan.2
Adapun misi yang diusung PSAA Raudhatul Hikmah Kota Tangerang
Selatan adalah sebagai berikut :
a. Membina akhlak, keislaman, keimanan dan ketaqwaan
b. Mengembangkan potensi intelektual bagi anak yatim, terlantar dan
dhuafa
1 Sondang Siagian, Manajemen Internasional, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004),
cet. ke-1, h. 175. 2 Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 2003), cet. ke-18, h. 108.
40
c. Menggali dan meningkatkan pemikiran kreatif, dan mengembangkan
kemampuan kepemimpinan serta pembinaan kemandirian
C. Program Kerja
Program kerja yang dilakukan oleh panti asuhan Raudhatul Hikmah
Kota Tangerang Selatan,yaitu:
1. Menyelenggarakan hari-hari besar Islam
2. Peningkatan aktivitas berdakwah, berzikir di Majelis Taklim serta
peningkatan kemampuan baca Al-Quran dan keterampilan marawis
3. Melatih anak putus sekolah baik dari segi mental, spiritual maupun segi
keterampilan untuk dapat mengisi dunia kerja sesuai kemampuan
4. Memberi santunan dan sembako di lingkungan yayasan atau panti
5. Bakti sosial pengobatan Cuma-Cuma untuk keluarga tidak mampu
6. Tamasya pertengahan tahun dan akhir
D. Struktur Organisasi Panti Asuhan Raudhatul Hikmah
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal dalam pengelolaan suatu organisasi. Struktur organisasi menunjukkan
suatu susunan yang berupa bagan dimana terdapat hubungan di antara
berbagai fungsi bagian, status ataupun orang-orang yang menunjukkan
tanggungjawab dan wewenang yang berbeda-beda dalam organisasi tersebut.3
3 Abdul Syani, Manajemen Organisasi, (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1987), cet. ke-1,
h. 133.
41
Untuk mengantisipasi tuntutan perubahan, baik itu bersifat eksternal
maupun internal serta agar mutu pelayanannya dapat selalu ditingkatkan,
maka Panti Asuhan Raudhatul Hikmah memerlukan struktur organisasi yang
fleksibel, adaktif dan proaktif terhadap berbagai tantangan perubahan dan
peluang. Sehingga, ke depannya tetap lebih unggul dan diakui oleh
masyarakat.
Adapun struktur organisasi yang berada di Panti Asuhan Raudhatul
Hikmah adalah sebagai berikut :
I. Pembina : KH.Dt.Bandaharo BA
II. Pengurus Panti
Kepala Panti : Firdaus Zulkarnain
Sekretaris : Edi Sutrisno, Sag
Bag.Adm/Keuangan : Romlah Amd
Bag.Rumah Tangga : Ngadinah
Bag.Pendidikan dan Peribadatan : Jejen Abdul Rozak
Bag.Kebersihan Humas : Erpawati
III. Tenaga Guru
Bidang Syariah dan Dzikir : KH.Dt.Bandaharo BA
Bidang Al-Quran dan Hadist : Edi Sutrisno, Sag
Bidang Aqidah dan Akhlak : Ustad Jejen Abdul Rozak
Bidang Keterampilan : Bapak Suryadi Z
42
E. Aktivitas Rutin
Panti asuhan raudhatul hikmah kota tangerang memilki beberapa
komponen yang saling melengkapi didalamnya yaitu pengurus, pengasuh staf
pengurus administrasi dan anak asuh. Masing-masing memiliki aktifitas rutin
sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengurus dan staf administrasi
a. Menetapkan kebijakan kemajuan panti
b. Menerima anak asuh
c. Penggalian sumber dana
d. Menerima dan memeriksa pemasukan dan pengeluaran keuangan
e. Menandatangani laporan dan surat menyurat
f. Bersama-sama pengasuh menyelesaikan permasalahan anak asuh
g. Memberikan penyuluhan pada anak asuh
h. Menerima kunjungan, studi banding, penelian dll
a. Memonitor kegiatan anak asuh setiap hari
b. Membimbing belajar anak asuh
c. Mengadakan pembinaan anak asuh seminggu sekali dan setiap
diperlukan
d. Menerima tamu baik person, instansi, mahasiswa dll
e. Membuat laporan keuangan mingguan dan bulanan
f. Pengarsipan
g. Melakukan monitoring anak asuh
h. Melakukan motifasi belajar anak asuh
43
2. Anak asuh
a. Kegiatan pendidikan, proses belajar mengajar disekolah dan perguruan
tinggi masing-masing
b. Sholat berjamaah tiap waktu sholat
c. Membersihkan dan pemeliharaan kebersihan kamar, dapur, ruang-
ruangan, taman dan lingkungan panti asuhan
d. Penerimaan kunjungan tamu baik perorangan maupun instansi, juga
menghadiri undangan keluar
e. Bimbingan belajar
f. Kegiatan kesenian dan rekreasi
F. Fasilitas yang diterima Anak Asuh
Panti asuhan Raudhatul Hikmah Kota Tangerang Selatan memberikan
berbagai fasilitas bagi anak asuh sebagai berikut:
1. Pendidikan dan kesejahteraan anak asuh
a. Mendapat biaya pendidikan dan kebutuhan hidup sehari-hari
b. Makan 3x sehari dengan mengatur menu sesuai dengan petunjuk
kesehatan, tambahan gizi susu buah dan snack
c. Dharma wisata
2. Pelayanan kesehatan
Tersedia obat-obatan ringan setiap saat diperlukan dll
3. Pembinaan ketrampilan
4. Pembinaan keagamaan
44
G. Sumber Dana
Sumber dana yang diperoleh panti asuhan Raudhatul Hikmah Kota
Tangerang Selatan berasal dari beberapa sumber antara lain:
1. Donatur tetap dan bantuan insidentil dari dermawan dan mayarakat
2. Bantuan Operasional dari Dinas Sosial
3. Subsidi panti sosial dari pemerintah
4. Usaha yayasan
45
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Strategi Fundraising Panti Asuhan Raudhatul Hikmah Kota Tangerang
Selatan
Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan
sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi,
perusahaaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai
program dan kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya adalah untuk
mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut.1 Penggalangan dana
(fundraising) adalah sebuah proses menggalang dana bukan mengenai
meminta uang tetapi lebih menjual ide bahwa donor dapat mewujudkan
perubahan masyarakat. Bila orang telah menerima ide itu, maka mereka mau
menyumbang.2 Penggalangan dana atau fundraising berperan penting bagi
lembaga/ organisasi sosial dalam upaya mendukung jalannya program dan
menjalankan roda operasional yang telah digariskan.3 Pembelajaran sosial
berbicara mengenai bagaimana proses individu berprilaku, orang-orang
biasanya belajar berperilaku dengan mengamati perilaku orang lain yang
dijadikan role mode(tokoh acuan) dan akan terus mengulanginya. Role mode
secara umum difahami sebagai orang yang menggunakan beberapa pengaruh
atau hanya dengan menjadi dikagumi dalam satu atau beberapa cara telah
1 Hendra Sutisna, Fundraising Database, (Depok: 2006) Cet. 1, h.11
2 Micheal Norton, Menggalang Dana, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 11
3 Iqbal Setyarso, Manajemen Zakat Berbasis Korporat, Kiprah Lembaga Pengelola Zakat
Pulau Sumatera, (Jakarta: Khairul Bayan, 2008), h. 72
46
memberikan pengaruh kepada orang lain. Masih banyak alternative cara
menggalang dana lain yang bisa dilakukan oleh organisasi nirlaba. Para pegiat
organisasi nirlaba tidak boleh terbelenggu dengan cara tradisional-
konvensional dalam menghimpun dana. Menggalang dana jangan hanya
diartikan dengan menadahkan tangan, memasang drum dijalan, dan
mengibaskan serokan ikan saja.
Setiap penggiat organisasi nirlaba, khususnya pelaku penghimpun dana
dituntut untuk terus berkreasi dalam menggalang dana. Bila setiap aktivis
organisasi nirlaba mampu menciptakan inovasi baru dalam penggalangan
dana, maka lahir bintang fundraising di Indonesia.
Salah satu hal penting dalam biaya operasional Panti Asuhan
Raudhatul Hikmah Kota Tangerang Selatan adalah strategi penggalagan dana.
Kenapa ini penting, karena fundraising merupakan tulang punggung sebuah
organisasi. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal fundraising
membutuhkan strategi dan pendekatan yang tepat. Oleh karena itu langkah
awal organisasi saat melakukan penggalangan dana harus menentukan arahan
yang benar demi keberlanjutan langkah berikutnya.
Penggalangandana (fundraising) di Panti asuhan Raudhatul Hikmah
sebagai salah satu panti asuhan wilayah Tangerang Selatan dilakukan dengan
cara kerja cultural serta struktual dan melihat realitas yang berkembang
dengan sasaran sebagai berikut; Masyarakat umum yang dikoordinasikan
kepada donator masyarakat baik itu donator tetap maupun tidak tetap, bantuan
47
Kementerian Sosial, Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemerintah Kota
Tangerang Selatan.4
Proses tersebut dapat diawali dengan menentukan tujuan dan
kebutuhan organisasi terlebih dahulu, selanjutnya organisasi dapat
menentukan kemasan program dan siapa saja yang akan direkrut untuk
mendukung penggalangan dana terhadap masyarakat yang dijadikan target dan
setiap kegiatan pasti ada substansi dasar dari pada fundraising dapat diringkas
kepada tiga hal, yaitu
1. Motivasi
Yaitu serangkaian pengetahuan, nilai-nilai, keyakinan dan alasan-
alasan yang mendorong donator untuk mengeluarkan sebagian hartanya.5
Dalam kerangka fundraising, nazhir atau amil harus terus melakukan
edukasi, sosialisasi, promosi dan transfer informasi sehingga menciptakan
kesadaran dan kebutuhan pada calon wakif atau muzakki.
Adapun syarat mutlak yang dilakukan oleh Panti Asuhan Raudhatul
Hikmah Kota Tangerang Selatan untuk optimalisasi pengumpulan
(fundraising) yaitu dibangunnya kerjasama atau sinergitas antara lembaga
keagamaan, alim ulama atau tokoh masyarakat, aparat pemerintah dalam
hal ini Kementerian Sosial, Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemerintah
Kota Tangerang Selatan.6
4 Wawancara pribadi dengan Firdaus Zulkarnain (Kepala PSAA Raudhatul Hikmah Kota
Tangerang), Ciputat 16 April 2013 5 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban Zakat, (Jakarta: Divisi
Publikasi IMZ, 2007), cet. Ke-1, h. 48 6 Wawancara pribadi dengan Firdaus Zulkarnain (Kepala PSAA Raudhatul Hikmah Kota
Tangerang), Ciputat 16 April 2013
48
2. Program
Yaitu kegiatan pemberdayaan masyarakat mustahik atau kegiatan
implementasi visi dan misi lembaga yang menjadi sebab diperlukannya
dana dari pihak eksternal sekaligus alasan donatur untuk menyumbang.7
Dalam upaya penggalangan dana/fundraising, Panti Asuhan
Raudhatul Hikmah membuat program-program, diantaranya adalah:8
a. Pemenuhan kebutuhan gizi anak panti
b. Pemenuhan kebutuhan sandang, seperti pakaian serta perlengkapan
kebersihan badan
c. Menyelenggarakan hari-hari besar Islam
d. Rekreasi, yang dilakukan dua kali dalam setahun
e. Santunan yatim/piatu dan dhuafa
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk menunaikan kewajiban membayar zakat.
3. Metode Fundraising
Yaitu pola bentuk atau cara-cara yang dilakukan oleh sebuah
lembaga dalam rangka menggalang dana dari masyarakat.9 Metode
fundraising harus mampu memberikan kepercayaan, kemudahan,
kebanggaan dan manfaat lebih bagi masyarakat donatur.
7 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban Zakat, (Jakarta: Divisi
Publikasi IMZ, 2007), cet. Ke-1, h. 48 8 Wawancara pribadi dengan Firdaus Zulkarnain (Kepala PSAA Raudhatul Hikmah Kota
Tangerang), Ciputat 16 April 2013 9 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban Zakat, (Jakarta: Divisi
Publikasi IMZ, 2007), cet. Ke-1, h. 48
49
Dalam melaksanakan kegiatan fundraising, banyak metode atau
strategi yang dapat dilakukan. Adapun yang dimaksud metode atau strategi
disini adalah suatu bentuk kegiatan yang khas yang dilakukan oleh sebuah
organisasi dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat. Strategi ini
pada dasarnya dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu:
a. Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)
Yang dimaksud dengan metode ini adalah metode yang
menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi
muzakki secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising dimana
proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon muzakki bisa
seketika (langsung) dilakukan. Apabila dalam diri donatur muncul
keinginanan untuk melakukan donasi setelah mendapat promosi dari
fundraiser lembaga, maka segera dapat dilakukan dengan mudah dan
semua kelengkapan informasi yang diperlukan untuk melakukan
donasi sudah tersedia. Sebagai contoh dari metode ini adalah: Direct
mail, direct advertising, telefundraising dan presentasi langsung.
b. Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect fundraising)
Metode ini adalah suatu metode yang menggunakan teknik-
teknik atau cara-cara yang tidak melibatkan partisipasi muzakki secara
langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising dimana tidak dilakukan
dengan memberikan daya akomodasi langsung terhadap respon
muzakki seketika. Metode ini misalnya dilakukan dengan metode
promosi yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat,
50
tanpa diarahkan untuk transaksi donasi pada saat itu. Sebagai contoh
dari metode ini adalah: Advertorial, Image Compaign dan
penyelenggaraan Event.10
Dalam hal ini Panti Asuhan Raudhatul Hikmah menggunakan
Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising) yang dilakukan
dengan cara seperti face to face antara Amil dengan Muzakki, proposal
dan lain sebagainya.11
4. Hambatan
Hambatan akan selalu ada ketika anda melakukan sesuatu. Ada
hambatan yang timbul karena sifat organisasi dan apa yang
diperjuangkannya. Ada yang timbul dari dalam tubuh organisasi sendiri.
Beberapa dating dari luar. Apapun sumber hambatan, kita perlu
memperhitungkan ketika menyusun rencana menggalang dana.
Hambatan fundraising pada Panti Asuhan Raudhatul Hikmah Kota
Tangerang yaitu: Minimnya perhatian dari pemerintah, membuat Panti
Asuhan Raudhatul Hikmah Kota Tangerang mengandalkan dana
sumbangan donatur untuk kegiatan operasional serta adanya panti yang
tidak bertanggung jawab.12
Pengaruh metode terhadap kegiatan sebuah lembaga khususnya
fundraising (menggalang dana) sangat berpengaruh terhadap kegiatan yang
10
Manajemen Pengelolaan Zakat, Direktorat Pemberdaya Zakat, Direktorat Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama RI 2009, hal. 68-69 11
Wawancara Pribadi dengan Bapak Firdaus Zulkarnain (Kepala PSAA Raudhatul
Hikmah Kota Tangerang Selatan), Ciputat, 16 April 2013 12
Wawancara Pribadi dengan Bapak Firdaus Zulkarnain (Kepala PSAA Raudhatul
Hikmah Kota Tangerang Selatan), Ciputat, 16 April 2013
51
dilakukan oleh lembaga untuk mempertahankan lembaga tersebut. Ini dapat
kita lihat dari metode fundraising yang dilakukan oleh Panti Asuhan
Raudhatul Hikmah yang setiap tahunnya dana zakat yang dikumpulkan
mengalami peningkatan.
Hal ini disebabkan karena ada beberapa pengusaha dan masyarakat
bahwa mereka merasa berterima kasih ternyata mereka bisa didatangi oleh
para relawan-relawan fundraising sehingga mereka tidak harus pergi ke bank,
ke kantor BAZ ataupun yang lain untuk menunaikan zakatnya karena mereka
dijemput oleh relawan fundraising. Sehingga ke depan orientasinya Panti
Asuhan Raudhatul Hikmah mampu memutus jejaring bank-bank yang
menjerat masyarakat dengan gerakan rentenir dan sebagainya. Jadi ada sebuah
semangat maupun motivasi dengan baik melalui lembaga ataupun pemerintah
dalam hal ini Bupati dan alim ulama yang hari ini sudah seiring sejalan
ditambah dengan relawanrelawan yang semuanya satu suara dalam
penyadaran zakat dan pengumpulan zakat bahwa zakat menjadi bagian
terpenting dalam terbentuknya Sukabumi yang menerapkan ekonomi syariah
di Indonesia. Dengan dijalankan fundraising yang bagus, maka program-
program yang dijalankanpun berjalan dengan baik. Karena suatu organisasi
tanpa adanya dana, program tidak akan berjalan semaksimal mungkin.
Fundraising yang dilakukan dalam suatu organisasi sangat mempengaruhi naik
turunnya jumlah dana yang terkumpul.
Model Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising) yang
dilakukan dengan cara seperti face to face antara Amil dengan Muzakki,
52
proposal dan lain sebagainya. Secara teknis gambarangambaran selanjutnya
seperti apa itu yang mesti dikembangnya. Panti Asuhan Raudhatul Hikmah
selalu berupaya untuk meningkatkan pengumpulan zakat baik dari pemerintah
maupun masyarakat yang tujuannya untuk memenuhi 25 anak yatim piatu dan
dhuafa dalam panti akan biaya pendidikan, papan, dan sandang dari Sekolah
Dasar (SD) / Madrasah Ibtida’iyah (MI) hingga Sekolah Menengah Atas
(SMA) /Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah (MA).13
Hal
ini tidak terlepas dari metode yang dilakukan oleh Panti Asuhan Raudhatul
Hikmah dalam menggalang dana (fundraising) sehingga masyarakat mau
menunaikan zakat.
B. Analisis Strategi Fundraising Panti Asuhan Raudhatul Hikmah
1. Analisis Strategi Fundraising
Pada penelitian ini, penulis dapat mengemukakan pendapat bahwa
semua metode fundraising yang dilakukan oleh Panti Asuhan Raudhatul
Hikmah telah sesuai dengan teori metode fundraising yang ada, mulai dari
melakukan pendekatan khusus kepada para muzakki dengan memberikan
motivasi-motivasi kepada mereka agar mereka mau mengeluarkan dana
zakat dari hasil pendapatan mereka, yakni dengan melakukan sosialisasi
ataupun bimbingan setiap saat atau pada hari-hari besar Islam. Metode
fundraising merupakan suatu cara atau jalan dengan sistematis dalam
sebuah rencana dan mengalokasikan seluruh potensi yang ada yang
13
Wawancara pribadi dengan Firdaus Zulkarnain (Kepala PSAA Raudhatul Hikmah Kota
Tangerang), Ciputat 16 April 2013
53
dimiliki organisasi dalam menghimpun/menggalang dana dengan
memperhatikan segala kemungkinan yang terjadi guna tercapainya suatu
tujuan yang diinginkan sehingga tujuan tersebut dapat diperoleh dengan
semaksimal mungkin yang mencakup dari Donatur tetap, Donatur
masyarakat dan Bantuan DINSOSNAKERTRANS, Dinas Sosial,
ketenagakerjaan dan transmigrasi kota Tangerang selatan, dan Pemerintah
Kota(PEMKOT).
Adapun program yang dilakakukan oleh Panti asuhan Raudhatul
Hikmah dalam menggalang dana (fundraising) adalah program-program
yang menjadi kebutuhan masyarakat sekitar dan anak-anak panti seperti di
bidang pendidikan, ekonomi, agama dan kesehatan. Tujuan dari yang
dilakukan dalam kegiatan penggalangan dana tersebut adalah terpenuhinya
25 anak yatim piatu dan dhuafa dalam panti akan biaya pendidikan, papan,
dan sandang dari Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtida’iyah (MI) hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA) /Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) /
Madrasah Aliyah (MA).
2. Analisis Hasil Fundraising
Alasan/Motif Panti Asuhan Raudhatul Hikmah Dalam
Penggalangan Dana yakni untuk membiayai program kerja panti asuhan,
Menjaga kesinambungan lembaga panti, Menciptakan daya jual lembaga
panti, Menampung sifat sosial masyarakat dilingkungan panti, Membiayai
organisasi panti asuhan, Tidak tergantung terhadap bantuan-bantuan luar
lagi (mengurangi ketergantungan). Dalam fundraising, selalu ada proses
54
mempengaruhi. Proses ini meliputi kegiatan memberitahukan,
mengingatkan, mendorong, membujuk, merayu atau mengiming-imingi,
termasuk juga melakukan penguatan stressing, jika hal tersebut
memungkinkan atau diperbolehkan. Fundraising sangat berhubungan
dengan kemampuan perseorangan, organisasi, badan hukum untuk
mengajak dan mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan kesadaran
dan kepedulian. Dalam hal ini di Panti Asuhan Raudhatul Hikmah dalam
melakukan peningkatan dana dengan cara pendekatan Pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan distribusi barang dan jasa
yang dapat memuaskan keinginan pasar sasaran untuk mencapai tujuan
organisasi.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, yaitu tentang “Strategi Fundraising Untuk Biaya Operasional
Panti Asuhan Raudhatul Hikmah Jombang Ciputat”. Maka dapat penulis ambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Panti Asuhan Raudhatul Hikmah dalam strategi fudraising untuk
membiayai program dan kegiatan operasional organisasi diperoleh dengan
semaksimal mungkin yang mencakup dari Donatur tetap, Donatur
masyarakat dan Bantuan DINSOSNAKERTRANS, Dinas Sosial,
ketenagakerjaan dan transmigrasi kota Tangerang selatan, dan Pemerintah
Kota(PEMKOT). Yang dilakukan dengan Metode Fundraising Langsung
(Direct Fundraising) seperti face to face antara Amil dengan Muzakki,
proposal dan lain sebagainya. Adapun tujuan dari yang dilakukan Panti
Asuhan Raudhatul Hikmah dalam kegiatan penggalangan dana tersebut
adalah terpenuhinya 25 anak yatim piatu dan dhuafa dalam panti akan
biaya pendidikan, papan, dan sandang dari Sekolah Dasar (SD) / Madrasah
Ibtida’iyah (MI) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) /Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah (MA) dan untuk
membiayai program kerja panti asuhan, menjaga kesinambungan lembaga
panti, menciptakan daya jual lembaga panti, menampung sifat sosial
masyarakat dilingkungan panti, membiayai organisasi panti asuhan, tidak
56
tergantung terhadap bantuan-bantuan luar lagi (mengurangi
ketergantungan).
2. Panti asuhan Raudhatul Hikmah dalam penggalangan dana mempunyai
motiv/alasan yakni untuk membiayai program kerja panti asuhan, menjaga
kesinambungan lembaga panti, menciptakan daya jual lembaga pati,
menampung sifat social masyarakat dilingkungan panti, membiayai
organisasi panti asuhan, tidak tergantung terhadap bantuan-bantuan luar
lagi (mengurangi ketergantungan).
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian pada Panti Asuhan Raudhatul
Hikmah, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Tingkatkan motivasi, Meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia
(SDM), dan ajakan tentang beramal kepada masyarakat baik itu melalui
sosialisasi atau bimbingan, serta melalui iklan di media cetak maupun
media elektronik untuk mendapatkan dana operasional organisasi.
2. Hendaknya Panti Asuhan Raudhatul Hikmah melakukan optimalisasi
pendayagunaan dana dari masyarakat agar tidak lagi timbul permasalahan
klasik seperti krisis keuangan dan keterbukaan kepada masyarakat
pendapatan dan pengeluaran kepada masyarakat.
3. Pemerintah hendaknya memberikan keringanan dalam pengurusan izin
melakukan penggalangan dana terhadap masyarakat dan bantuan finansial.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu, et. all., (1997), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung
Ali, Muhammad Daud, Sistem Ekonomi Zakat dan Wakaf, UI Press, Jakarta
Ali, Muhammad, (1996), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern,
Pustaka Armani, Jakarta
Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, Cet. Ke-13
Azwar, Syaifuddin, (1990), Metode Penilitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Buku Pedoman Santunan Keluarga, (1989), Asuhan Keluarga Dan Panti
Asuhan di Lingkungan Muhammadiyah, PP. Muhammadiyah
Majelis PKU, Jakarta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1990), Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Departemen Agama R. I, (1993), Al-Qur’an Dan Terjemahnya, PT. Karya
Toha Putra Semarang, Semarang.
F. Gluek, William, (1989), Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, Erlangga, Jakarta, edisi ke-2
George, Steiner dan John Miner, Manajemen Strategik, Erlangga, tt, Jakarta
Hafidhuddin, Didin dan Ahmad Juwaini, (2007), Membangun Peradaban Zakat,
Divisi Publikasi IMZ, Jakarta cet. Ke-1.
Hafidhuddin, Didin, (2003), Problematika Zakat Kontemporer Artikulasi Proses
Sosial Politik Bangsa, Forum Zakat (FOZ), Jakarta
, (2002), Zakat Dalam Perekonomian Modern, GIP, Jakarta
Handoko, Hani, (2003), Manajemen, BPFE, Yogyakarta, cet. ke-18
Hasanuddin, (2010), Manajemen Zakat Dan Wakaf, UIN Press, Jakarta
Iswoyo, Setiyo (2006). Seri Panduan Menggalang Dana, In Kina Fundraising,
Piramedia, Depok
Kotler, Philip, (1984), Dasar-dasar Pemasaran, PT Midas Surya Grafindo,
Jakarta
Mufraini, M. Arief, (2006), Akuntansi dan Manajemen Zakat, Kencana, Jakarta
Manajemen Pengelolaan Zakat, (2009), Direktorat Pemberdaya Zakat, Direktorat
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama RI
Narbuko, Cholid, dan H. Abu Achmadi, (2003), Metodologi Penelitian, PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
Nasuhi, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. CeQDA (Center for
Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007),
Cet; Pertama.
Norton, Michael, (2002), Menggalang Dana, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Purwanto, April, (2009), Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelola
Zakat, Teras, Yogyakarta, cet. Ke-1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia
Qaidah Muhammadiyah, Majelis PKU Tentang Penyantunan Anak Yatim dan
Terlantar, Keluarga Sejahtera III
Rafi’udin dan Manna Abdul Djaliel, (1997), Prinsip dan Strategi Dakwah,
Pustaka Setia, Bandung
Salim, Peter, (2000), Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dicitonary,
Modern English Press, Jakarta
Sani, M. Anwar, (2010), Jurus Menghimpun Fulus: Manajemen Zakat Berbasis
Masjid, Gramedia, Jakarta
Sari, Elsi Kartika, (2007), Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Grasindo, Jakarta
Setyarso, Iqbal, (2008), Manajemen Zakat Berbasis Korporat, Kiprah Lembaga
Pengelola Zakat Pulau Sumatera, Khairul Bayan, Jakarta
Siagian, Sondang, (1986), Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi
Organisasi, PT. Gunung Agung, Jakarta, cet. ke-2
, (2004), Manajemen Internasional, PT. Bumi Aksara, Jakarta,
cet. ke-1
Steiner, George dan John Miner, Manajemen Strategik, Erlangga, tt, Jakarta
Sudarto, (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Radja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sudijono, Anas, (2001), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sumarsono, H.M. Sonny, (2004), Metode Riset Sumber Daya Manusia, Graha
Ilmu, Cet. Ke-1, Yogyakarta
Sutisna, Hendra, (2006), Fundraising Database, Depok, Cet. 1
Syamsudin, Din, (2000), Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani,
Logos, Jakarta, cet. ke-1
Syani, Abdul, (1987), Manajemen Organisasi, PT. Bina Aksara, Jakarta, cet. ke-1
Tarimin, Mujaini, (2005), Zakat: Menuju Pengurusan Profesional, Utusan
Publications, Kuala Lumpur
Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
(1997), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
Usman, Syarif, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam
Islam, Firma Jakarta, tt, Jakarta
DRAFT PERTANYAAN
Wawancara pribadi dengan Firdaus Zulkarnain (Kepala PSAA Raudhatul Hikmah
Kota Tangerang), Ciputat 16 April 2013
1. Jelaskan sejarah awal mula berdirinya Panti Asuhan Raudhatul Hikmah ?
PSAA Raudhatul Hikmah berdiri pada tahun 1992 dan diresmikan pada tanggal 1
Oktober 1992 oleh Jendral Purnawirawan Drs.H.M.Sanoesi. Didirikannya PSAA
Raudhatul Hikmah ini sebagai wujud jangka panjang Yayasan Raudhatul Hikmah
untuk membantu memberikan kebituhan sosial yang lebih baik bagi kalangan
dhuafa dan membantu pemerintah dalam menampung anak-anak bangsa guna
meningkatkangenerasi manusia islami yang berguna bagi agama, bangsa dan
Negara. Oleh karena itu pengurus mengadakan pertemuan dengan para penasihat
dan menghasilkan keputusan pendirian panti asuhan raudhatul hikmah untuk
menampung beberapa orang anak dari keluarga fakir miskin, yatim piatu, dan
anak terlantar, untuk dididik dan dibiayai dalam proses pendidikan sekolahnya.
(selengkapnya terlampir di bab 3)
2. Apakah visi, misi, motto dan tujuan berdirinya Panti Asuhan Raudhatul
Hikmah ?
Visi kami adalah memberikan pembinaan iman dan taqwa bagi kalangan dhuafa
guna membentuk manusia berkarakter islami, cerdas, terampil, mandiri berguna
dan bertanggung jawab bagi diri, masyarakat serta bangsa dan negara. Sedangkan
misi kami adalah sebagai berikut :
a) Membina akhlak, keislaman, keimanan dan ketaqwaan
b) Mengembangkan potensi intelektual bagi anak yatim, terlantar dan dhuafa
c) Menggali dan meningkatkan pemikiran kreatif, dan mengembangkan
kemampuan kepemimpinan serta pembinaan kemandirian
Tujuan berdiri perusahaan ini adalah dapat menunjang kemudahan para
jama’ahnya, antara lain :
a) Mendidik daan menberikan keteladanan kepada anak asuh dalam membangun
sikap mental, pengetahuan dan ketarampilan.
b) Memberikan pendidikan dan pengajaran nilai-nilai agama Islam serta
kecakapan hidup bagi anak asuh.
c) Membentuk generasi yang berkualitas secara moral maupun ilmu
pengetahuan, sehingga dikemudian hari menjadi anak yang sukses dan
berakhlak baik.
3. Jelaskan struktur organisasi Panti Asuhan Raudhatul Hikmah ?
(jawaban terlampir BAB III)
4. Apa saja program yang dilaksanakan oleh Panti Asuhan Radhatul Hikmah?
Program-program kami diantaranya sebagai berikut:
a) Pemenuhan kebutuhan gizi anak panti
b) Pemenuhan kebutuhan sandang, seperti pakaian serta perlengkapan kebersihan
badan
c) Menyelenggarakan hari-haari besar Islam
d) Rekreasi, yang dilakukan dua kali dalam setahun
e) Santunan yatim/piatu dan dhuafa
5. Bagaimana strategi fundraising yang dilakukan oleh Panti Asuhan Raudhatul
Hikmah?
Syarat mutlak yang dilakukan Panti Asuhan Raudhatul Hikmah Kota Tangerang
Selatan untuk optimalisasi pengumpulan (fundraising) yaitu dibangunnya
kerjasama atau sinergitas antara lembaga keagamaan, alim ulama atau tokoh
masyarakat, aparat pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial, Dinas
Kesejahteraan Sosial dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan..
6. Apa saja hambatan yang dihadapi oleh Panti Asuhan Raudhatul Hikmah dalam
melakukan fundraising ?
Hambatan fundraising yang kami alami yaitu: Minimnya perhatian dari
pemerintah, membuat Panti Asuhan Raudhatul Hikmah Kota Tangerang
mengandalkan dana sumbangan donatur untuk kegiatan operasional serta adanya
panti yang tidak bertanggung jawab.
Ciputat, 16 April 2013
PSAA Raudhatul Hikmah Kota Tangerang
Selatan
Firdaus Zulkarnain, S.E.
Kepala Panti
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa:
Nama : Syahronal
NIM : 108053000036
Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan : Manajemen Dakwah
Judul Skripsi : Strategi Fundraising Panti Asuhan Raudhatul Hikmah
Kota Tangerang Selatan
Bahwasanya yang bersangkutan benar telah melakukan penelitian yang dilakukan pada
PSAA Raudhatul Hikmah Kota Tangerang Selatan dengan judul tersebut. Pemeriksaan
skripsi hanya dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji, tidak dilakukan oleh
pihak Panti Asuhan Raudhatul Hikmah Kota Tangerang Selatan.
Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Ciputat, 16 April 2013
PSAA Raudhatul Hikmah Kota
Tangerang Selatan
Firdaus Zulkarnain, S.E.
Kepala Panti
top related