strategi dakwah front anti pemurtadan · pdf fileyang baik dan benar. 4. ... dan mohon maaf...
Post on 18-Feb-2018
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STRATEGI DAKWAH FRONT ANTI PEMURTADAN BEKASI
(FAPB) DALAM MENGHADAPI KONVERSI AGAMA
KRISTEN DI BEKASI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Oleh:
SONY ISKANDAR
NIM : 1110051000188
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah penulis skripsi yang berjudul
“Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) Dalam
Menghadapi Konversi Agama Kristen Di Bekasi”, dengan ini saya menyatakan
bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya saya ini hasil plagiat (jiplakan) karya
orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas
Islam Negeri (UIN) Jakarta.
Demikian lembar pernyataan ini dibuat, sehingga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Terima kasih.
Cileungsi, 7 Desember 2014
Sony Iskandar
STRATEGI DAKWAH FRONT ANTI PEMURTADAN BEKASI
(FAPB) DALAM MENGHADAPI KONVERSI AGAMA
KRISTEN DI BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Sony Iskandar NIM. 1110051000188
Di Bawah Bimbingan
Drs. Jumroni, M.Si
NIP. 196305151992031006
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2014 M
i
ABSTRAK
Sony Iskandar
Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) Dalam Menghadapi
Konversi Agama Kristen Di Bekasi.
Setiap agama pasti mempunyai misi untuk menyebarkan agamanya
masing-masing, dalam agama Islam penyebaran agamanya disebut dakwah
sedangkan dalam agama Kristen disebut dengan konversi agama Kristen atau
misionaris. Konversi agama Kristen adalah proses masuk dan tersebarnya
pengaruh Kristen di kawasan tertentu. Konversi agama kristen di Indonesia dapat
diartikan sebagai proses pengkristenan yang terjadi di Indonesia. Akhir-akhir ini
gerakan konversi agama kristen terhadap umat lslam yang dilancarkan oleh para
missionaris semakin agresif, baik melalui cara yang halus sampai kepada cara
yang kasar. Melihat kenyataan ini, umat islam di Indonesia pada khususnya tentu
saja tidak berpangku tangan melihat kenyataan yang ada, berbagai langkah
mereka tempuh dalam memerangi konversi agama kristen. Upaya yang dilakukan
bersifat personal maupun organisasi, salah satu organisasi dakwah yang berperan
penting dalam hal ini adalah Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) yang pertama
kali berdiri pada tahun 2008.
Dari pernyataan di atas penulis menyusun pertanyaan guna memudahkan
proses penelitian, yaitu apa saja bentuk-bentuk konversi agama Kristen di Bekasi?
Bagaimana strategi dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi
konversi agama kristen di Bekasi? Strategi dakwah apa yang paling dominan
dilakukan oleh FAPB dalam menghadapi konversi agama Kristen di Bekasi?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis data bersifat
deskriptif, yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah
yang diteliti dengan menggambarkan subjek dan objek penelitian bedasarkan fakta
yang ada. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Adapun strategi dakwah FAPB dalam menghadapi konversi agama kristen di
Bekasi adalah dengan merumuskan strategi dakwah, dalam perumusan strategi
dakwah FAPB membuka posko pengaduan, melakukan investigasi dan verifikasi,
serta melakukan koordinasi dengan pemerintah dan aparat. Setelah merumuskan
strategi dakwah maka yang dilakukan FAPB selanjutnya adalah implementasi di
lapangan dengan melaksanakan beberapa program yang sudah direncanakan oleh
FAPB. Untuk menjaga keseimbangan dan sinkronisasi di antara keduanya maka
diperlukan evaluasi. Manfaat evaluasi dapat mengetahui kekurangan-kekurangan
yang ada, selain itu juga memberikan penilaian terhadap apa yang telah di
lakukan.
Kata Kunci : strategi, dakwah, FAPB, Kristen, dan konversi.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT Dzat Maha
Sempurna yang senantiasa menyempurnakan kenikmatan kepada hamba-Nya,
dengan segala karunia-Nya penulis akhirnya mampu menyelesaikan penelitian ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW beserta para sahabatnya dan keluarganya.
Penulis menyadari bahwa tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa
bantuan dari pihak lain. Semua karena bimbingan, nasehat dan motivasi dari
semua pihak yang diberikan kepada penulis.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun untuk melengkapi salah satu
syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata (S1) pada
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA., Bapak Suparto Ph.D,
ME.d. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs. Jumroni, M.Si.
selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Bapak Dr. H. Sunandar,
M.Ag. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Bapak Rachmat Baihaky, MA. dan Sekretaris Jurusan KPI
Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si. yang membantu penulis dalam menjalankan
proses birokrasi yang ada, serta Bapak Fatoni yang telah banyak membantu
penulis dalam hal birokrasi untuk menempuh ujian skripsi ini.
3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu, membimbing penulis dalam membuat skripsi
yang baik dan benar.
4. Ibu Dra. Hj. Jundah, MA. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan kepada penulis, Terima Kasih.
iii
5. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala pengetahuan dan
pengalaman berharga sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis untuk mencari bahan referensi penelitian ini.
7. Ayahanda dan Ibunda saya tercinta, bapak Mulyawireja Dasuki dan ibu
Sumarni yang kasih dan sayangnya tidak pernah berkurang kepada penulis
dan ingin melihat anaknya menjadi sarjana, terima kasih atas dukungan,
prngorbanannya, kepercayaannya, serta doanya selama ini. Semoga engkau
tetap dalam ridho Allah SWT dan diperpanjang umurnya untuk selalu taat
beribadah kepada-Nya.
8. Kakak-kakak saya tercinta nun jauh di sana, teh Supriyanti dan aa Supriyanto
yang selalu mendoakan saya setiap kali ujian semester di kampus tiba.
9. Guru-guru saya tercinta, Ustadz Dayat Pamungkas, Ustadz Badru Tamam,
dan Ustadz Dede Suhendar yang tak pernah bosan memberikan saya motivasi
termasuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Ustadz Abu Al-Izz selaku Narasumber dan juga ketua umum Front Anti
Pemurtadan Bekasi yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan
data-data untuk melengkapi skripsi ini.
11. Para sahabat saya KPI F angkatan 2010, Ahmad Ziaul Fitrahudin, Aris
Suyitno, Rendi Adityawarman, Mochammad Kahfi, Yusra Nuryazmi, Maria
Safitri, Mohammad Fahmi Al-mansuri, Sendi Darlis Aditiya yang selalu
memberikan kebahagiaan, kesenangan dan keceriaan, serta mau berbagi
kesedihan dan kesusahannya selama empat tahun ini. Dukungan dan motivasi
dari kalian sangatlah penting untuk saya. Keep Together Forever, Gengs!
12. Untuk teman-teman saya di Pesantren Miftahul Huda, Muhammad Algifari,
Rama Ramdani, Gofururrahim, dan Bagus Erlangga Suwardika, yang selalu
mengajak saya refreshing bermain PES 2014 jika saya sedang menemukan
kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
13. Keluarga bapak Bulloh Maulana yang sudah saya anggap seperti keluarga
saya sendiri, saya haturkan terima kasih banyak atas doa yang selama ini
diberikan kepada saya, terutama doa agar saya segera merampungkan skripsi
ini.
14. Teman-teman yang sudah saya anggap saudara sendiri, Sendi (Dodos),
Sujatna (Uje) dari klub vespa Mania Vespa Cilendek (MVC). Tubagus Restu
Fauzi (Kang Tebe) dari komunitas Linkin Park Indonesia. Muhammad Ilham
(Embe), Muhammad Mustopa (Ope). Serta Fahrurriadi Setiawan, Fariz
Zulfikar, dan Muhammad Dena Setiawan yang selalu berbagi canda dan tawa,
serta kawan-kawan sekalian yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu.
Akhirnya, saat ini Penulis hanya bisa membalas dengan doa dan doa, semoga
semua pihak yang telah memberi perhatian dan membantu atas kelancaran studi
penulis untuk meraih gelar sarjana mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
SWT, serta hajatnya dikabulkan, dan mohon maaf apabila ada kata-kata atau
penulisan dalam skirpsi ini yang salah. Penulis mengakui banyak sekali kekurang
dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritikan dan masukan yang konstruktif
sangat penulis harapkan bagi siapa saja yang mau membantu untuk
menyempurnakannya.
Cileungsi, 10 Januari 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………......v
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………..........1
B. Batasan Dan Rumusan Masalah………………………………..........8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………..10
D. Manfaat Penelitian…………………................................................10
E. Tinjauan Pustaka………………………………………...................11
F. Metodelogi Penelitian……………………………………………...12
G. Sistematika penulisan………………………………………………16
BAB II LANDASAN TEORITIS……………………………………………...18
A. Dakwah………………………………………………………….....18
1. Pengertian Dakwah………………………………………….....18
2. Hukum Dakwah Islam………………………………………….21
3. Unsur-Unsur Dakwah Islam……………………………………22
B. Strategi…………………………………………………………......33
1. Pengertian Strategi…………………………………………......33
2. Tahapan-Tahapan Strategi…………………………………......35
3. Strategi Dakwah…………………………..................................36
C. Konversi Agama Kristen…………………………………………...40
BAB III GAMBARAN UMUM FRONT ANTI PEMURTADAN
BEKASI (FAPB)……………………………………………….……..46
A. FAPB Dan Misinya………………………………………………...46
B. Sejarah Berdirinya FAPB………………………………………….47
C. Maksud Dan Tujuan Didirikannya FAPB…………..……………..49
D. Ormas Yang Berafiliasi Dengan FAPB………………..…………..55
E. Susunan Kepengurusan FAPB……………………………………..56
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA…………………………………58
A. Perumusan Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan
Bekasi (FAPB) Dalam Menghadapi Konversi Agama
Kristen Di Bekasi………..…………………………………………58
B. Implementasi Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan
Bekasi (FAPB) Dalam Menghadapi Konversi Agama
Kristen Di Bekasi ……………………………………….................60
A. Evaluasi Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan
Bekasi (FAPB) Dalam Menghadapi Konversi Agama
Kristen Di Bekasi…………………………………………………..67
vi
BAB V PENUTUP………………………………………………………….....73
A. Kesimpulan………………………………………………………...73
B. Saran…………………………………………………………….....74
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Setiap agama pasti mempunyai misi untuk menyebarkan agamanya
masing-masing, dalam agama Islam penyebaran agamanya disebut dakwah
sedangkan dalam agama Kristen disebut dengan konversi agama Kristen atau
misionaris.
Konversi agama Kristen adalah proses masuk dan tersebarnya
pengaruh Kristen di kawasan tertentu. Konversi agama Kristen di Indonesia
dapat diartikan sebagai proses pengkristenan yang terjadi di Indonesia.1 Akhir-
akhir ini gerakan konversi agama Kristen terhadap umat lslam yang
dilancarkan oleh para missionaris semakin agresif, baik melalui cara yang
halus sampai kepada cara yang kasar. Menurut Abu Deedat Syihab, strategi
misi Kristen dapat disebut sebagai "Segitiga Imperialisme'' yang memuat
sembilan strategi penghancuran kaum muslimin. Cara-cara tersebut adalah
pemiskinan, penguasaan aset-aset ekonomi, penguasaan kekayaan alam,
penguasaan aset informasi, penguasaan sistem politik dan hukum,
penghancuran moral, deislamisasi, penghancuran militansi Islam dan konversi
agama atau pemurtadan agama.2
Indonesia merupakan pusat gerakan konversi agama Kristen untuk
wilayah Asia Pasifik. Informasi ini dapat diketahui melalui hasil seminar
1Andy Dermawan, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: LESFI 2002), h. 199
2Abu Deedat Syihab, Membongkar Gerakan Pemurtadan Umat Islam : Dokumen
Kristenisasi, (Jakarta: Pustaka Tazkiya Az Zahra, 2005), h. 5
2
kerjasama Global Mission Singapure and Galilea Ministry Indonesia di Hotel
Shangrila Jakarta pada tanggal 9-12 Juni 1998. Pendeta George Anatorae dari
The Lord Family Church sebagaimana dikutip oleh Yusuf lsmail Al Hadid
dalam bukunya yang berjudul Menghalau Missionoris dan Misi Sucinya
Mengkristenkan Dunia mempresentasikan bahwa Indonesia akan dijadikan
pusat perkembangan Kristen di Asia Pasifik.3
Saat ini konversi agama kristen menjadi salah satu masalah yang
sangat kritis bagi kaum muslimin karena merekalah yang menjadi sasaran
utama para misionaris dalam menjalankan aksinya. Bahkan kini aksi mereka
bukan saja aksi yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi namun lebih dari
itu mereka kini menjalankan aksinya secara terang terangan dan sangat
terorganisir.
Adapun beberapa kasus konversi agama Kristen yang pernah terjadi di
Bekasi adalah sebagai berikut :
Baptis massal terhadap anak-anak SD berkedok program Mobil Pintar.
Mobil Pintar sebenarnya adalah program yang digagas mantan Ibu Negara Ani
Yudhoyono dan istri-istri Kabinet Indonesia Bersatu II. Mobil Pintar ini
melakukan aksinya di beberapa SD di Bekasi di antaranya adalah SD Islam
Al-Hikmah Mangunjaya, SDN Mangunjaya 01, SDN Mangunjaya 05, SDN
Mekarsari 03, SDN Mekarsari 06, SDN Mekarsari 07, SDN Mekarsari 08.
Dalam aksinya, belasan misionaris ini menyebarkan kekristenan
melalui cerita-cerita, renungan dan lagu-lagu Kristen. Yang membuat resah
3Yusuf Ismail Hadid, Menghalau Missionaris dan Misi Sucinya Mengkristenkan Dunia,
(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2005), h. 201
3
pihak sekolah, para misionaris ini membagi-bagikan tas dan alat tulis bercorak
Kristen yang memuat ayat-ayat Bibel. Prosesi puncaknya, para misionaris itu
melakukan doa pemberkatan dan menciprati siswa-siswi SD dengan air yang
mereka yakini sebagai air suci.4
Kasus-kasus konversi agama kristen di Bekasi sendiri hampir sama
dengan beberapa kasus lainnya di berbagai daerah namun Bekasi lebih sering
digegerkan oleh adanya gereja-gereja illegal. Maraknya gereja ilegal yang
menempati bangunan pertokoan, swalayan dan rumah makan ,membuat warga
resah karena pembangunan dan pembentukan gereja akan menjadi masalah
jika dilakukan di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam.5
Oleh karena itulah, pada 1969 dikeluarkan SKB (Surat Keputusan
Bersama) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 01/BER/MDN-
MAG/1969. Peraturan ini diperbarui pada 2006 dengan dikeluarkannya
peraturan bersama menteri agama dan menteri dalam negeri No. 9 εt 8/2006.
Oleh pihak Kristen, peraturan ini dianggap merugikan mereka. Dalam
banyak kasus, mereka juga tidak mengindahkan peraturan ini. Bahkan di Villa
Galaxi Rt 005/017 telah berdiri tujuh gereja yaitu : Gereja Galillea, Gereja
Katolik Bartholomeus, Gereja Batak HKBP, Gereja Protestan Toraja, Gereja
Methodis, Gereja Oukumene, Gereja Paroki.6
4 'Baptis' Massal SD Bekasi, Misionaris Mobil Pintar Nodai Duniahttp:
//www.voaislam.com /read/indonesiana/2011/10/18/16428/baptis-massal-sd-bekasi-misionaris-
mobil-pintar-nodai-dunia-pendidikan /;#sthash.cXNDQSez.dpbs (Diakses pada, 29 November
2014) 5 Wawancara dengan Ust. Abu Al-Izz (ketua umum FAPB), kamis, 30 November 2014
6 Wawancara dengan Ust. Abu Al-Izz (ketua umum FAPB), kamis, 30 November 2014
4
Seorang anak kyai di Tambun yang ketika itu berteman akrab dengan
seorang pemuda yang mengaku baru masuk Islam kemudian mereka
berpacaran sampai akhirnya pemuda tersebut mengajak menikah tapi alangkah
terkejutnya anak pak kyai ini karena sipemuda pacarnya tadi mengajak
menikah digereja bagai petir menyambar disiang bolong dia baru mengetahui
kalau sipemuda itu adalah aktivis sebuah gereja yang pura-pura masuk Islam,
nasi sudah menjadi bubur karena mau tidak mau dia harus menikah karena
kehormatannya telah direngut dengan jalan paksa dihipnotis dengan sihir,
Akhirnya iapun putus asa dan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena
menanggung malu yang amat sangat, begitu juga dengan pak kyai karena tidak
tahan menanggung beban moral yang sangat berat akhirnya ia pun jatuh sakit
dan meninggal dunia.
Ada seorang pemuda Kristen di Bekasi yang pura-pura masuk Islam
lalu menikahi seorang pemudi muslimah, setelah mereka menikah dan
melakukan hubungan suami istri dan memerintahkan kepada temanya untuk
merekam segala aktivitas yang mereka lakukan dengan mempergunakan video
camera lalu dicetak kedalam CD dan diperlihatkan kepada isterinya dan
diberikan alternative untuk memilih mau masuk Kristen atau CD akan
disebarluaskan, karena tidak merasa kuat mental akhirnya ia memilih untuk
masuk Kristen mengikuti suaminya yang ternyata adalah seorang aktivis
gereja.
Pembagian sembako gratis dan pengobatan masal yang dilakukan oleh
Yayasan Mahanaem yang berkantor di Rawalumbu dengan mendatangkan
orang-orang miskin dari pelosok pinggiran Bekasi dengan dalih perlombaan
5
tumpengan tapi justru yang mereka lakukan adalah pembaptisan masal
terhadap orang-orang Islam yang tidak mengerti apa-apa, belum lagi mereka
juga melakukan prosesi pernikahan massal sebanyak 200 pasangan orang
Islam dengan pemberkatan cara mereka.
Adanya kasus yang menimpa anak seorang pengurus FBR Bekasi yang
didatangi oleh seseorang wanita yang menawarkan jasa untuk mengajari
anaknya yang penderita autis dan keterbelakangan mental dengan tidak
memungut bayaran tapi apa yang diajarkan sungguh sangat menyimpang dari
yang sebenarnya, justru ia diajarkan hal-hal yang berhubungan dengan salah
satu ajaran dan do’a-do’a nasrani.
Pembaptisan yang dilakukan oleh FHR terhadap salah seorang remaja
muslimah di Perumahan Wisma Asri, Bekasi Utara dengan kedok pertemanan
dan persahaban yang lama kelamaan mereka ajak untuk pindah agama.
Adanya upaya untuk mengajaak piknik atau rekreasi bersama dengan
mengunjungi suatu tempat rekreasi kemudian membawa mereka mengunjungi
gereja-gereja dan memperkenalkaan diri satu persatu apa yang ada dalam
gereja serta diperintahkan untuk berdo’a bersama sesuai dengan ajaran
Kristen, mereka dijemput disekitar pom Bensin dekat Rawa Panjang Bekasi
dan dibawa dulu kesuatu tempat baru setelah mereka berkumpul semua
mereka diberangkatkan ketempat rekreasi.
Acara Bekasi Berbagi Bahagia (BBB) yang diselenggarakan Yayasan
Mahanaim tahun 2008. Izin acara hanya perlombaan tumpeng dan pernikahan
massal. Akan tetapi, Yayasan Mahanaim yang ternyata adalah Yayasan
6
Kristen telah menyiapkan kolam berisi air. Setelah acara berlangsung, seluruh
peserta tiba-tiba diminta masuk ke dalam kolam, kemudian diberi roti dan
minuman. Ritual ini sebenarnya adalah pembabtisan. Tapi karena acara ini
menggunakan logo Pemkot Bekasi, tanpa memunculkan logo gereja atau
Kristen, peserta dan masyarakat pun tak menyadarinya, apalagi berbagai
hadiah telah disiapkan.7
Masih di Bekasi, dengan memanfaatkan momen hari pendidikan
nasional, sebuah yayasan Kristen menggelar acara karnaval Bekasi Anti
Narkoba. Selain mencatut Pemkot Bekasi, acara ini juga menempel pada
Badan Narkotika Kota (BNK) Bekasi. Tapi faktanya, acara ini merupakan
upaya konversi agama kristen dengan membuat formasi Salib di halaman
Masjid Al-Barkah Bekasi dan menggunakan simbol-simbol Kristen. Kegiatan
ini jelas melanggar kode etik penyiaran agama yang sudah diatur pemerintah.8
Pertemuan 300 pimpinan gereja dari 50 negara di Singapura, Januari
1989, kemudian pada 6 Januari 1991 dilancarkan apa yang disebut Dekade
Evangelisasi, yakni "Manifestasi Kristus kepada gentiles (non Kristen)".
Berdasarkan interpelasi angka Gereja dari 5.100.000.000 penduduk dunia
dewasa ini, orang Kristen berjumlah 1.665.000.000. Berarti ada sekitar
3.435.000.000 penduduk dunia yang harus dikristenkan, menurut mereka9.
7 Benrard Abdul Jabbar, Data Dan Fakta Kristenisasi Di Bekasi,
http://gerakanpelajarantipemurtadan. blogspot.com/2010/07/data-dan-fakta-kristenisasi-dan.html
(Diakses pada 10 September 2014) 8 Abu Deedat, Awas 10 Modus Kristenisasi Di Indonesia, http: //www.
dakta.com/2014/08/awas-10-modus-kristenisasi-di-indonesia/ (Diakses pada 10 September 2014) 9 Muhammad Natsir, Islam Dan Kristen Di Indonesia, (Jakarta : Media Dakwah, 1999),
h. 16
7
Melihat kenyataan ini, umat Islam di Indonesia pada khususnya tentu
saja tidak berpangku tangan melihat kenyataan yang ada, berbagai langkah
mereka tempuh dalam memerangi konversi agama kristen. Upaya yang
dilakukan bersifat personal maupun organisasi, salah satu organisasi dakwah
yang berperan penting dalam hal ini adalah Front Anti Pemurtadan Bekasi
(FAPB) yang pertama kali berdiri pada tahun 2008. Front Anti Pemurtadan
Bekasi merupakan lembaga dakwah lintas agama yang memberikan informasi
maupun kajian dakwah lintas agama Islam-Kristen yang memberikan
informasi mengenai berita pemurtadan. Salah satu pionir pendiri organisasi ini
adalah Ustadz Abu Al-Izz.
Namun dalam membendung konversi agama kristen harus
menggunakan strategi dakwah yang matang karena dakwah demikian penting
untuk memperkokoh akidah umat Islam. Strategi dakwah sendiri dapat
diartikan sebagai proses menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi
sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu guna mencapai tujuan
dakwah secara optimal. Dengan kata lain strategi dakwah adalah siasat, taktik
atau manuver yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Urgensi
dakwah yaitu dakwah dapat memperjelas dan memberi penerangan pada
mad'u tentang bagaimana sikap umat Islam dalam beragama. Dengan adanya
dakwah maka kekeliruan dalam memaknai agama dapat dikurangi.10
Dengan adanya Front Anti Pemurtadan Bekasi diharapkan konversi
agama kristen yang belakangan ini marak terjadi bisa diminimalisir sedikit
demi sedikit hingga akarnya, karena sesungguhnya sejak generasi umat islam
10
Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis, (Semarang : Rasail, 2005), h. 50
8
yang pertama Allah SWT telah memperingatkan kita semua agar selalu
waspada terhadap orang-orang kafir, yaitu Nasrani dan Yahudi, karena sampai
kapanpun mereka tidak akan pernah Ridho akan Islam, bahkan tidak jarang
mereka mengobarkan api perang terhadap kita semua hingga kita berada
dibawah naungan mereka. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman :
نك اليهىد وال النصاري حت تتبع ملتهمو لن ترض ع
Artinya :
“Dan sekali-kali tidaklah ridha terhadap engkau orang-
orang Yahudi dan Nasrani itu, sehingga engkau mengikut
agama mereka.” (Q.S. Al-Baqarah : 120).
Karena konversi agama kristen semakin marak seperti penulis jabarkan
di atas, serta untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah dalam
menghadapai konversi agama Kristen, dan belum banyaknya mahasiswa UIN
Jakarta yang menjadikan konversi agama kristen sebagai bahan acuan dalam
membuat skripsi maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut penelitian
ini dengan judul “Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi Dalam
Menghadapi Konversi Agama Kristen Di Bekasi”
B. Batasan Dan Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang masalah yang telah peniliti jabarkan di
atas dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat
membatasi dan merumuskan permasalahan yang ada diangkat dalam
penelitian ini.
9
1. Pembatasan Masalah.
Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yang
mencangkup pada unsur-unsur strategi dakwah, masalah yang
timbul, dan efek dakwahnya. Jadi peneliti membatasinya pada
strategi dakwah yaitu : perumusan strategi dakwah, implementasi
dakwah, dan evaluasi dakwah FAPB dalam menghadapi konversi
agama Kristen di Bekasi
2. Perumusan Masalah.
Berdasarkan batasan masalah di atas rumusan masalah
dalam penelitian ini secara umum adalah bagaimana strategi
dakwah yang dilakukan FAPB dalam menghadapi konversi agama
Kristen di Bekasi?
Rumusan masalah tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
1. Bagaimana perumusan strategi dakwah Front Anti
Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi konversi agama
kristen di Bekasi?
2. Bagaimana perumusan strategi dakwah Front Anti
Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi konversi agama
kristen di Bekasi?
3. Bagaimana perumusan strategi dakwah Front Anti
Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi konversi agama
kristen di Bekasi?
10
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah di atas makan tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui perumusan strategi dakwah FAPB dalam
menghadapi konversi agama Kristen di Bekasi.
2. Untuk mengetahui implementasi strategi dakwah yang dilakukan
FAPB dalam menghadapi konversi agama Kristen di Bekasi.
3. Untuk mengetahui Evaluasi strategi dakwah FAPB dalam
menghadapi konversi agama Kristen di Bekasi.
D. Manfaat Penelitian.
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk memperdalam strategi
dakwah di masyarakat. Serta menjadi referensi bagi pengembang Ilmu
Komunikasi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti karena berguna untuk peneliti
sendiri sebagai salah satu bentuk aplikasi dari keilmuan yang selama
masa perkuliahan hanya diterima materinya hanya berupa teori. Selain itu
penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan segenap bagian
masyarakat, pengajar, mahasiswa, pelajar, para praktisi dakwah dan
11
lainnya dalam berdakwah terutama berdakwah dalam menghadapi
konversi agama kristen.
E. Tinjauan Pustaka.
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut, kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah
awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi
terdahulu yang mengangkat judul tentang Front Pembela Islam (FPI). Maksud
mengkaji ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti
sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi terdahulu.
Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis
akhirnya menemukan skripsi yang mengangkat tentang Front Pembela Islam
yang disusun Abdul Basir jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi dengan judul skripsi “Dakwah Politik Front
Pembela Islam” dengan bahasan macam-macam metode dakwah FAPB,
relevansi metode dakwah politik FAPB pada zaman sekarang, faktor
pendukung dan penghambat dalam mengembangkan dakwah politik.
Berbeda halnya dengan skripsi di atas, bahwa penelitian yang akan
saya lakukan pada Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) adalah bertujuan
menganalisis bentuk-bentuk konversi agama kristen di Bekasi, strategi
dakwah FAPB dengan konsep, strategi paling dominan, faktor pendukung dan
penghambat dakwah FAPB dalam menghadapi konversi agama Kristen di
Bekasi.
Demikian tinjauan pustaka ini saya lakukan, dimana perbedaan pokok
bahasan atau materi antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi
12
terdahulu, terlebih pada pokok penelitiannya, bahwa pada penelitian tedahulu
hanya menjelaskan tentang dakwah politik Front Pembela Islam sedangkan
pada penelitian ini penulis akan menganalisis tentang strategi dakwah Front
Anti Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi konversi agama Kristen di
Bekasi.
F. Metodelogi Penelitian.
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-
angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.
Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci,
dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam
penelitian ini adalah dengan mencocokan antara realitas empiric dengan
teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Front Anti Pemurtadan Bekasi.
Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Strategi dakwah
dalam menghadapi konversi agama kristen.
a. Dasar Penetapan Lokasi
Penelitian ini dilakukan di kantor FAPB, yaitu di Galaxy kota
Bekasi. Dengan pertimbangan bahwa keberadaan Kantor FAPB
13
merupakan salah satu wujud kongkrit organisasi Islam di Indonesia.
Oleh karena itu dengan memilih kantor FAPB sebagai tempat penelitian
diharapkan dapat memberikan data yang lebih lengkap dan akurat.
Selain kantor FAPB penelitian ini juga dilakukan di kediaman ketua
umum FAPB Ust. Abu Al-izz di daerah Villa Bekasi Indah II, Tambun,
Bekasi
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai awal bulan September hingga Desember
2014, dari mulai pengurusan perizinan sampai tahap pengumpulan data
yang dilakukan secara incidental (sesuai dengan keperluan dalam
melengkapi data).
3. Sumber Penelitian
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh
langsung dari sumber subjek yaitu Pengurus Front Anti Pemurtadan
Bekasi secara individual atau kelompok. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan data primer dengan menggunakan metode survei atau
metode observasi.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber-sumber data pendukung
dalam penelitian yang didapat oleh peneliti secara tidak langsung. Data
sekunder atau sumber data pendukung tersebut dapat berupa bukti atau
14
dokumen yang dirahasiakan dan tidak dirahasiakan oleh pihak Front
Anti Pemurtadan Bekasi.
4. Tahap Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih baik
hasilnya dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga
mudah untuk diolah. Adapun yang menjadi instrumen penelitian adalah
:
1. Wawancara
Teknik yang digunakan adalah wawancara bebas
terpimpin, yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang
telah dipersiapkan, kemudian langsung dijawab oleh informan
dengan bebas terbuka untuk memperoleh data yang dibutuhkan
mengenai Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi dalam
menghadapi konversi agama Kristen di Bekasi. Adapun yang
penulis wawancarai adalah Ustadz. Abu Al-Izz selaku ketua
umum FAPB.
2. Observasi
Observasi adalah cara penelitian untuk memperoleh data
dalam bentuk mengamati serta mengadakan pencatatan dari
hasil observasi. Teknik observasi yang penulis gunakan adalah
15
sifatnya langsung mengamati objek yang diteliti adalah Strategi
Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi dalam menghadapi
konversi agama Kristen di Bekasi.
3. Dokumentasi
Mengumpulkan dokumen berupa data tertulis yang
mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang
fenomena yang masih aktual. Dokumen yang dikumpulkan
berupa data-data yang sudah ada pada forum anti pemurtadan
Bekasi dan diambil oleh peneliti untuk melengkapi data yang
sudah didapat sebelumnya yang diperoleh melalui wawancara
dan observasi. Dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti berupa
sejarah Front Anti Pemurtadan Bekasi, struktur Front Anti
Pemurtadan Bekasi, visi dan misi serta data lainnya yang dapat
mendukung penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) yang dikutip
dari buku Metodologi Penelitian Kualitatif karangan Meleong adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
16
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
diceritakan kepada orang lain.11
Analisis menurut Patton adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar.12
Dan dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif,
yaitu teknik yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Teknik ini
tidak mencari atau menjelaskan suatu hubungan, tidak menguji hipotesis
atau membuat prediksi.13
Tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk:
a. Memaparkan informasi yang aktual secara terperinci yang
melukiskan gejala yang ada.
b. Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan
praktek-praktek yang berlaku.
c. Membuat perbandingan atau evaluasi
G. Sistematika Penulisan.
Agar penelitian lebih terarah dan sistematis, maka penulis akan
membagi pokok-pokok pembahsan ke dalam lima bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, batasan
dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjaun pustaka,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
11
Lexy Lexy, J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) , h. 330 12
Lexy Lexy, J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) , h. 280 13
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007, cet-13), h. 24-25
17
BAB II LANDASAN TEORITIS Tinjauan teori merupakan tinjauan
teoritis tentang dakwah yang di dalamnya meliputi pengertian strategi dakwah
dan dakwah. Selain itu ada pula pengertian konversi agama Kristen.
BAB III GAMBARAN UMUM FRONT ANTI PEMURTADAN BEKASI
(FAPB) Berisi profil Front Anti Pemurtadan Bekasi yang mencangkup sejarah
berdirinya Front Anti Pemurtadan Bekasi, misi, maksud dan tujuan
didirikannya FAPB, organisasi yang berafiliasi dengan FAPB, serta struktur
organisasi.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini berisikan data-
data hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap obyek penelitian pada
perusahaan. Selain itu dari perolehan data-data yang tersaji tersebut akan
dilakukan analisis dan pengolahan lebih lanjut. Kemudian setelah data-data
tersebut diolah maka akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dari data-data
yang telah diolah dan saran-saran.
18
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
1.1. Pengertian Secara Etimologi.
Secara etimologi Kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu
دػىة, ذػى, دػا yang artinya menyeru, memanggil, mengajak menjamu1.
Menurut Toha Oemar, kata dakwah berarti seruan, ajakan, panggilan
dan undangan2. Asal kata da’a mempunyai arti ganda tergantung kepada
pemakainya dalam kalimat seperti yang terdapat dalam surat Yunus
ayat 108 yang berbunyi :
ن اهتذي فإنما هتذ ىنفسه ومن قو ا أها اىناس قذ جاءمم اىحق من سبنم فم
ها نم بىموضو فإنما ضو ػي وما أنا ػي
Artinya :
“Katakanlah ini jalan agamaku, aku dan orang-orang
yang mengikuti, mengajak kamu kepada Allah dengan
hujjah yang nyata, Maha Suci Allah dan aku tidak
termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yunus ayat
108)
Dalam ayat di atas dakwah berarti mengajak. Untuk jelasnya
perkataan dakwah ini secara etimologi atau bahasa akan penulis
kemukakan beberapa pendapat para ahli diantaranya :
1 M.Yunus, Kamus Bahasa Arab, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Terjemah Al-Qur’an,
1973), h. 127 2 Toha Yahya Oemar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Widjaja, 1983), h. 1
19
a. Hamzah Ya’cub
Dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’watan artinya
ajakan, seruan, panggilan, undangan3.
b. Farid Ma’ruf
Dakwah menurut logat adalah menyeru atau mengajak
kepada sesuatu perkara, yakni kepadaKu, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran4
Jadi dakwah menurut bahasa adalah seruan, ajakan, panggilan.
Pendapat Farid Ma’ruf yang lebih jelas mengungkapkan pengertian
dakwah yaitu menyeru, mengajak kepada kebaikan, kebenaran (ajaran
Islam) karena istilah dakwah digunakan dalam menyebarkan agama
Islam.
1.2. Pengertian Secara Terminologi
Terdapat berbagai pendapat para ahli tentang pengertian dakwah
secara terminologi, hal ini tergantung pada sudut pandang mereka dan
pemahaman mereka di dalam memberi pengertian dakwah itu, sehingga
definisi menurut pakar yang satu sama lainya sering terdapat perbedaan
dan juga terdapat persamaan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan
disajikan beberapa definisi dakwah menurut para ahli diantaranya :
3 Hamzah Ya’cub. Publisistik Islam Teknik Dakwah Dan Leadership, (Bandung : CV
Diponegoro, 1981), h. 13 4 Salahuddin Sanusi, Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah Islamiyah, (Semarang
: Ramadhani. 1964), h. 10
20
a. M. Isa Anshari
Dakwah adalah menyampaikan seruan Islam, mengajak dan
memanggil umat manusia agar menerima dan menyampaikan
keyakinan pandangan hidup Islam5.
b. Zainuddin M.Z
Dakwah adalah usaha memberikan jawaban Islam terhadap
problem kehidupan yang dialami oleh umat manusia, di mana dari
usaha tersebut akan melahirkan kepada ajaran Islam yang
diserukan oleh juru dakwah6.
Bedasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan dakwah ialah suatu yang baik dan benar, dilakukan
melalui lisan, tulisan maupun perbuatan guna untuk menyampaikan ajaran
Islam kepada ummat manusia. Di tengah-tengah perkembangan dan
pembangunan sektor komunikasi yang mengembirakan saat ini, ditambah
dengan semakin komplitnya kehidupan manusia maka dakwah melalui
tulisan akan bertambah penting bila kehidupan manusia bertambah
komplek, waktu berkumpul bertambah sempit maka dakwah lisan
merupakan bahagian yang terkecil dalam dakwah, sebaliknya dakwah
melalui tulisan, lukisan, perbuatan merupakan dakwah yang paling besar
dalam komunikasi mutakhir nanti.
5M. Isa Anshari, Mujahid Dakwah, (Bandung : CV Diponegoro, 1997 Cet.ke 11), h. 17
6Zainuddin M.Z, Rahasia Keberhasilan Dakwah , (Surabaya : Ampel Suci, 1994), h. 11
21
2. Hukum Dakwah Islam.
Dalam sejarah Islam, yang boleh kita katakan sejarah
perkembangan dakwah dalam agama Islam semenjak zaman Nabi
Muhammad Saw7, Ismail Yakub mengatakan dakwah itu sudah menjadi
tugas umat Islam sejak diturunkannya surat An-Nahl ayat 125 yang
berbunyi :
باىت وجادىهم اىحسنت واىمىػظت باىحنمت سبل سبو إى ادع بمن أػيم هى سبل إن أحسن ه
باىمهتذن أػيم وهى سبيه ػن ضو
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”. (QS. An-Nahl : 125)
Kata ud’u yang artinya diterjemahkan dengan “serulah” atau
“ajaklah” adalah fiil amr, yang menurut aturan ushul fiqih menjadi wajib
hukumnya selama belum ada ketentuan lainnya yang dapat menggantikan
hukum tersebut. Sebagaimana dijelaskan Prof. H.M. Toha Yahya Omar,
MA:
“setiap fiil amr menjadi perintah wajib yang harus dipatuhi
selama tidak ada dalil-dalil lain yang memalingkannya dari wajib
itu kepada “sunah” dan lainnya.”8
Dari kutipan dalil di atas dapat kita simpulkan bahwa dakwah
merupakan kewajiban bagi setiap individu untuk menyerukan kebenaran
7 Ismail Yakub, Dakwah Islam dan Kepastian Hukum : Aturan Permainan Itu Sudah Ada,
(Yogyakarta: Prima Duta, 1983), Cet. Ke-1, h. 101. 8 H. M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2004),
Cet. Ke-1, h. 71.
22
agama Islam dan mengajak masyarakat di manapun mereka berada menuju
jalan yang diridhoi oleh Allah SWT (siroth al-mustakim). M. Natsir
mengatakan bahwa:
“Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi, yaitu
keyakinan atau aqidah dan sesuatu yang diamalkan atau alamiah.
Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan
implementasi dari aqidah itu sendiri. Islam adalah agama risalah
untuk manusia keseluruhan. Umat Islam adalah pendukung amanah
untuk melaksanakan risalah dengan dakwah baik kepada umat
yang sama maupun kepada umat yang lain, ataupun selaku
perseorangan maupun kolektif, di tempat manapun ia berada,
menurut kemampuan masing-masing.”9
Kewajiban berdakwah ini tentunya bukan tanpa maksud dan
tujuan. Tujuan dakwah adalah mengenal Allah SWT dan mengesakan-Nya
(tauhid). Bila manusia memiliki landasan tauhid yang kuat, maka
implementasi dari sikap tauhid tersebut adalah bagaimana
mengaplikasikan ke dalam aspek tata kehidupan.
3. Unsur-Unsur Dakwah
Dalam kerangka epistemologinya, dakwah memiliki sistem. Sistem
ini saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya dan tidak
bisa terpisahkan, yaitu: da’i, mad’u, materi dakwah, media dakwah,
metode dakwah, dan tujuan dakwah. Jika aktivitas dakwah ingin berjalan
dengan baik, maka keenam sistem tersebut harus ada (seiring berjalan).
Apabila salah satu diantaranya tidak ada, otomatis aktivitas dakwah tidak
akan berjalan dengan baik. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
9 M. Natsir, Fiqhudh Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 1983), Cet. Ke-4, h. 110.
23
a. Subjek Dakwah (Da’i)
Da’i sebagai subjek dakwah memegang peranan peting untuk
mencapai hasil dakwah yang dilakukannya.10
Seorang da’i harus
memiliki wawasan dan keilmuan yang mumpuni ia bisa menjadi
sandaran umat berkonsultasi dan bertanya tentang persoalan agama
dan umum.
Seorang muslim melakukan dakwah tergantung pada tingkat
kemampuan dan kadar iman masing-masing. Selain itu, kesadaran
seorang muslim juga merupakan persoalan yang harus ditanamkan
dalam jiwa masing-masing bahwa mereka memiliki kewajiban
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar agar kemaksiatan tidak
merajalela.
b. Objek Dakwah (Mad’u)
Objek dakwah adalah manusia yang menjadi audiens yang
akan diajak ke dalam Islam secara kaffah.11
Pimay berpandangan
bahwa objek dakwah adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah.
Mereka adalah orang-orang yang telah memiliki atau setidak-tidaknya
telah tersentuh oleh kebudayaan asli atau kebudayaan selain Islam.
karena itu, objek dakwah senantiasa berubah karena perubahan aspek
10
Zaini Muhtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta : Al-Amin Press dan
IFKA, 1996), h. 14. 11
Muriah, Metodelogi Dakkwah Kontemporer, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2000), h. 32
24
sosial kultural, sehingga objek dakwah ini akan senantiasa mendapat
perhatian dan tanggapan khusus bagi pelaksanaan dakwah.12
Berdasarkan keterangan tersebut dapat juga dikatakan bahwa
unsur dakwah yang kedua adalah mad'u, yaitu manusia yang menjadi
sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam
maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
Sesuai dengan firman Allah QS. Saba' 28:
ؼيمىن ىا اىناس أمثش وىنن ونزشا بششا ىيناس مافت إىا أسسيناك وما
Artinya:
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai pemberi peringatan,
tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS.
Saba: 28)
Objek dakwah bisa juga terhadap manusia yang belum
beragama Islam, karena dakwah bertujuan untuk mengajak mereka
mengikuti agama Islam, sedangkan kepada orang-orang yang telah
beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam,
dan ihsan. Mereka yang menerima dakwah ini lebih tepat disebut
mad'u daripada sebutan objek dakwah, sebab sebutan yang kedua lebih
mencerminkan kepasifan penerima dakwah; padahal sebenarnya
dakwah adalah suatu tindakan menjadikan orang lain sebagai kawan
berpikir tentang keimanan, syari'ah, dan akhlak kemudian untuk
diupayakan dihayati dan diamalkan bersama-sama.
12
Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis, (Semarang: Rasail, 2005), h. 29
25
Mad'u (obyek dakwah) terdiri dari berbagai macam-macam
golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad'u sama
dengan menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan
seterusnya. Penggolongan mad'u tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan,
perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal
dari kota besar.
2) Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan
dan santri, terutama pada masyarakat Jawa.
3) Dari segi tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja,
dan golongan orang tua.
4) Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang seniman,
buruh, pegawai negeri.
5) Dari segi tingkatan sosial ekonomis, ada golongan kaya,
menengah, dan miskin.
6) Dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita.
7) Dari segi khusus ada masyarakat tunasusila, tunawisma,
tunakarya, narapidana, dan sebagainya.13
13
Muhammad Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2000), h. 3
26
c. Materi Dakwah
Pada dasarnya materi dakwah hanyalah berlandaskan Al-
Qur’an dan As-sunah sebagai sumber utamannya. Keduanya
merupakan warisan Nabi Muhammad SAW yang harus disampaikan
kepada seluruh umat manusia sebagai pedoman hidup (way of life)
menuju jalan yang diridoi oleh Allah SWT, yaitu jalan keselamatan
hidup di dunia maupun di akhirat. Karena segala aspek kehidupan ada
di dalamnya; petunjuk, pedoman, sejarah serta prisip-prinsip baik
mengangkat masalah keyakinan, peribadatan, pergaulan, akhlak dan
lain-lain.14
Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah materi dakwah jelas sangat
luas karena menyangkut hal-hal yang dibutuhkan dalam seluruh bidang
kehidupan manusia. Namun, demikian ada lima materi pokok yang
dapat dijadikan garis besar dakwah tersebut, yaitu: (1) masalah
kehidupan, (2) masalah kemanusiaan, (3) masalah harta benda atau
kekayaan, (4) masalah ilmu pengetahuan, (5) masalah aqidah dan ilmu
pengetahuan.
Berdasarkan keluasan ajaran Islam yang terkandung dalam Al-
Qur’an dan hadits tersebut, maka seorang da’i dituntut untuk bisa
memilah dan menentukan topik tertentu yang relevan dengan objek
dakwahnya agar apa yang disampaikan dapat dimengerti dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penyampaian pesan
14
Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), h. 45.
27
dakwah ini tentunya harus dikemas dengan baik. Sebab pengemasan
pesan dakwah akan membantu seorang mad’u untuk meresapi dan
mengamalkannya.
d. Metode Dakwah
Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata thariq.15
Apabila kita artikan secara bebas, metode adalah cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud.
Metode ini memiliki peran penting bagi setiap umat manusia yang
ingin melaksanakan segala bentuk aktivitas keseharian untuk mencapai
hasil yang diharapkan. Metode dakwah sendiri terdapat pada surat An-
Nahl ayat 125 yang berbunyi :
باىت وجادىهم اىحسنت واىمىػظت باىحنمت سبل سبو إى ادع أػيم هى سبل إن أحسن ه
باىمهتذن أػيم وهى سبيه ػن ضو بمن
Artinya :
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah Yang Maha
tahu tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS An-Nahl : 125).
Dan dari ayat di atas dapat kita perinci bahwa metode dakwah ada
tiga, yaitu:
15
Hasanudin, Hukum Dakwah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet Ke-1 h. 35.
28
1) Bil-Hikmah
Secara etimologi al-hikmah mempunyai arti : al-adl
(keadilan), al-hilmu (kesabaran), an-nubuwah yang dapat
mencegah seseorang dari kebodohan, mencegah seseorang dari
kerusakan dan kehancuran, setiap perkataan yang cocok dengan al-
haq (kebenaran), juga meletakkan sesuatu pada tempatnya.16
Secara terminologi, hikmah adalah memperhatikan situasi
dan kondisi sasaran dakwah, materi yang disampaikan tidak
memberatkan mad’u, tidak membebani sesuatu yang memberatkan
sebelum jiwa menerimannya, banyak sekali cara yang di tempuh
untuk mengajak mereka sesuai dengan keadaannya, tidak perlu
mengebu-gebu dan bernafsu, karena semua itu melampaui batas
hikmah17
. Metode hikmah ini biasa memanfaatkan cara melalui;
komparatif, kisah, perumpamaan, sumpah, tasyir (wisata).
Dalam khazanah ilmu komunikasi, hikmah menyangkut apa
yang disebut sebagai frame of reference, field of reference dan
field of experience, yakni situasi total yang mempengaruhi sikap
komunikator terhadap sikap komunikan (objek dakwah).18
Dengan
kata lain, hikmah yaitu memperhatikan situasi dan kondisi sasaran
dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka,
16
Muhammad Husain Abdullah, Metodologi Dakwah dalam Al-Quran, (Jakarta : Lentera,
1997), h. 40. 17
Ghazali Darus Salam, Dakwah Yang Bijak, (Jakarta: Lentera), Cet. Ke - II, h. 26. 18
Toto Tasmoro, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), h. 37.
29
sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya,
mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
2) Mauidzah Al-Hasanah
Ali Mustafa Yakqub menyatakan bahwa Mauidzah Hasanah
ialah ucapan yang berisi nasehat-nasehat yang baik di mana ia dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang mendengarkannya, seperti pesan
dakwah yang memuaskan sehingga mad’u dapat membenarkan apa
yang disampaikan oleh subjek dakwah.19
Metode ini biasanya
menggunakan bahasa yang relevan, nasehat, wasiat, kabar gembira
dan tauladan. Metode ini diaplikasikan dalam bentuk tabsyir
(mengajak dengan kabar gembira) dan tanzir (mengajak dengan
peringatan dan ancaman). Sebagai subjek dakwah, seorang da’i harus
mampu menyesuaikan dan mengarahkan pesan dakwahnya
berdasarkan mad’u yang sedang dihadapi, agar tujuan dakwah
sebagai ikhtiar untuk membumikan ajaran Islam ke dalam kehidupan
pribadi dapat terwujud.
3) Mujadalah
Bentuk aktivitas dakwah sangat variatif. Karena itu dakwah
bisa dilakukan: melalui lisan (bil lisan), tulisan (bil qalam), maupun
perbuatan (bil hal).20
Masing-masing cara ini memiliki keunggulan
dan kelemahannya sendiri sebagai pendekatan dalam aktivitas
19
Ali Mustafa Yakqub, Sejarah Metode Dakwah Nabi, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1997),
h. 16. 20
J. Suyuti Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta: PT. Moyo Segoro Agung, 2002),
Cet. Ke-1, h. 65.
30
berdakwah. Dan menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim bahwa dakwah pun bisa dilakukan cukup dengan hati.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dijelaskan
sebagai berikut :
ؼذس أب ػن وسيم ػيه اهلل صي اهلل سسىه سمؼت: قاه ػنه اهلل سض اىخذس
ذه، فيغشه مننشا مننم سأي من: )قىه ورىل فبقيبه ستطغ ىم فإن فبيسانه، ستطغ ىم فإن ب
مسيم سواه( اإلمان أضؼف .
Artinya :
“Barang siapa di antara kamu melihat kemunkaran,
maka rubahlah dengan tanganmu, maka jika kamu
tidak mampu, maka dengan perkataan, dan jika tidak
mampu, maka dengan hatimu. Dan yang demikian itu
merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Metode mujadalah ini bisa kita masukkan ke dalam metode
billisan. Implementasi bentuk dakwah mujadalah bisa berupa
seminar, diskusi interaktif, forum tanya jawab, saresehan, dan
semacamnya. Metode ini biasanya sering digunakan oleh para
intelektual Islam dalam membahas sebuah permasalahan. Karena
metode ini bisa menghasilkan sebuah sitesis yang matang dan
memiliki sifat mengakomodir dan mengklarifikasi. Metode ini
biasanya diaplikasikan dalam bentuk Al-Asilah dan Ajwibah.
Selain ketiga metode di atas, ada juga metode dakwah bil
harakah, yaitu, dakwah pergerakan. Artinya metode dakwah ini lebih
menekankan pada aspek tindakan (aksi) daripada wacana
(teoritisasi). Orientasi metode dakwah ini menurut Al-Qaththani
sebagaimana dikutip oleh Dr. A. Ilyas Ismail, M. A adalah
31
pengembangan terhadap masyarakat Islam dengan melakukan
reformasi dan perbaikan (islah) dalam segi-segi kehidupan manusia
mulai dari perbaikan individu, keluarga, pemerintah dan negara.21
e. Media Dakwah
Kalau kita melihat kamus komunikasi, maka kita akan
menemukan kata media. Dalam istilah komunikasi, “media berarti
sarana yang digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk
menyampikan pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh
tempatnya, banyak jumlahnya atau keduanya. Media juga mempunyai
bentuk dan jenis yang beraneka ragam.22
Media merupan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi
oleh seorang da’i saat berdakwah. Karena pemilihan media memiliki
peran penting dalam menentukan bagaimana hasil aktivitas dakwah
yang dilakukan seorang da’i. Media dakwah dapat memudahkan para
juru dakwah untuk menyampaikan pesan pada khalayak atau
komunikannya dengan cepat dan pesan yang disampaikan dapat
tersebar dengan luas.23
Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima, yaitu:
media lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlak. Sedangkan DR.
Moh. Ali aziz membagi media menjadi dua, yaitu: media tradisional
21
Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta: Penamadani, 2006), Cet.
Ke-1, h. 12 22
Ghazali BC.TT, Kamus Istilah Komunikasi, (Bandung : Djambatan, 1992), h. 227 23
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikasi, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke
1 h. 12.
32
dan modern (elektronik).24
Media tradisonal ini cukup banyak, salah
satu diantarnya adalah wayang. Media wayang ini dahulu digunakan
oleh para Walisongo saat berdakwah menyebarkan ajaran agama Islam
di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
Di era tradisional dakwah biasa dilakukan di tempat ritual
keagamaan (mesjid atau surau) atau majlis ta’lim dengan media
seadanya. Seiring dengan perkembangan zaman, media dakwah lebih
variatif dan bisa dilakukan dimana saja (fleksibel). Tentunya dengan
bantuan media yang canggih, yang dapat meminimalisir hambatan-
hambatan efektivitas dakwah. Sementara media modern (elektronik)
ramai digunakan di millenium ke tiga, yaitu di zaman sekarang ini.
Media modern ini berupa radio, film, televisi, internet, dan
semacamnya. Dakwah sebagai komunikasi keagamaan dihadapkan
kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang
semakin canggih, memerlukan adaptasi terhadap kemajuan tersebut.25
Kalau di era tradisional dakwah hanya dilakukan di tempat
tertentu, maka saat ini dakwah bisa dilakukan dimanapun dan
kapanpun. Karena media massa sudah mampu mengatasi salah satu
faktor penghambat aktivitas dakwah (jarak, ruang, dan waktu). Media
massa yang dimaksud adalah televisi. Kemampuannya melipat jarak,
ruang, dan waktu ditambah dengan kekuatan audio-visual membuat
aktivitas dakwah menjadi lebih masif dan komprehensif. Pendekatan
24
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-1, h. 120. 25
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1, h. 33.
33
yang digunakan oleh para da’i merupakan kunci sukses diterimanya
Islam di masyarakat (Indonesia), yaitu melebur pada kebiasaan
masyarakat sekitar (kebudayaan). Hal ini sebagaimana yang dilakukan
oleh Walisongo dalam menyebarkan Islam di Indonesia, khususnya di
Pulau Jawa. Dalam bukunya yang berjudul “Mengantar Da’i Sebagai
Pendamping Masyarakat,” Khamami Zada mengatakan:
“Dakwah Islam yang dilakukan para da’i masa awal-
awal Islam masuk ke Indonesia berhasil menaklukkan hati
masyarakat Indonesia yang waktu itu menganut agama
Kepercayaan, Hindu dan Budha. Keberhasilan para da’i di abad
16-17 itu lebih banyak disebabkan oleh cara dakwah mereka
yang menunjukkan hubungan yang dialogis, akomodatif, dan
adaptif terhadap masyarakat setempat. Inilah yang kemudian
menyebabkan Islam mudah diterima oleh masyarakat
Indonesia.”26
B. Strategi
1. Pengertian Strategi
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu
seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan
kebijakan tertentu di perang dan damai atau rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.27
Kata “Strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos”
(status yakni militer atau memimpin) yang berarti “generalship” atau
sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral perang dalam membuat rencana
untuk memenangkan perang, konsep ini relavan dengan situasi pada
26
Mujtaba Hamdi, Dakwah Transpormatif, (Jakarta: PP Lakpesdam NU, 2006, Cet. Ke-
1), h. 2. 27
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi ketiga, (Jakarta: Balai pustaka, 2005), h. 1092.
34
zaman dahulu yang sering diwarnai perang di mana jendral dibutuhkan
untuk memimpin suatu angkatan perang.28
Sedangkan strategi dalam
pengertian terminologi terdapat beberapa pendapat oleh beberapa pakar,
untuk mengetahui lebih jelas pengertian strategi, penulis mengedepankan
pengertian strategi, antara lain :
a. “Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan kemampuan
bersama sumber daya dan lingkungan secara efektif yang
terbaik. Terdapat empat unsur penting dalam pengertian
strategi, yaitu : kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan
tujuan.”29
b. “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan manajemen
untuk mencapai tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanyamemberikan arah saja melainkan harus mampu
menunjukan bagaimana taktik operasionalnya”.30
c. “Strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana,
daya dan tenaga yang tersedia dengan tuntunan perubahan
lingkungan.”31
d. “Manajemen strategis adalah seni dan pengetahuan untuk
merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsional yang menbuat suatu organisasi
mampu untuk mencapai tujuannya.”32
Setelah memperhatikan dari berbagai pendapat tentang strategi,
secara pengertian terminologi strategi adalah taktik atau cara yang di susun
dengan seksama untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam strategi
mengandung visi, misi, tujuan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan
yang nyata dengan mengantisipasi perkembangannya. Kurangnya penerapan
dalam strategi yang baik dapat menyebabkan strategi yang direncanakan
28
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke
Praktek, (Jakarta: Murai Kencana, 2006), h. 85 29
Imam Mulyana, Mengupas Konsep Strtegi, Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 1992), h.32. 30
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992), cet ke-1, h. 32. 31
Sondang Siagan, Analisa serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT.
Gunung Agung, 1986), cet, ke-2, h. 17. 32
Fred R David, Manajemen Strategis, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h. 5
35
gagal. Akan tetapi, penetapan strategi dengan baik dapat mengokohkan
strategi menjadi lebih efektif.
2. Tahapan-Tahapan Strategi
Fred R. David mengatakan bahwa dalam proses strategi ada
tahapan-tahapan yang harus ditempuh, yaitu:
a. Perumusan strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-
langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi
organisasi, menetapkan tujuan strategis dan kemampuan organisasi,
serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Menyusun
strategi berarti mencari jalan bagaimana mencapai hasil yang
ditargetkan sesuai dengan visi dan misi di dalam situasi organisasi dan
prospek yang dihadapi. Strategi pada dasarnya terdiri atas dua hal,
yaitu tindakan manajemen yang terukur dan bertujuan, dan reaksi atas
perkembangan yang tidak diantisipasi sebelumnya.
b. Implementasi strategi
Implementasi strategi disebut juga sebagai tindakan dalam
strategi, karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah
strategi yang dirumuskan menjadi suatu tindakan. Kegiatan yang
termasuk dalam implementasi strategi adalah pengembangan budaya
dalam mendukung strategi, menciptakan struktur yang efektif,
mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan system informasi yang masuk. Agar tercapai
36
kesuksesan dalam implementasi strategi, maka dibutuhkan adanya
disiplin, motivasi dan kerja keras.
c. Evaluasi strategi
Evaluasi strategi adalah proses dimana manager
membandingkan antara hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat
pencapaian tujuan. Tahap akhir dalam strategi adalah mengevaluasi
strategi yang telah dirumuskan sebelumnya.33
3. Strategi Dakwah
Bicara mengenai strategi dakwah sangat erat kaitannya dengan
managemen. Karena orientasi kedua term atau istilah tersebut sama-sama
mengarah pada sebuah keberhasilan planning yang sudah ditetapkan oleh
individu maupun oraganisasi. Pengertian managemen strategi adalah suatu
proses kegiatan managerial yang berdasar dan menyeluruh dalam
mendayagunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi sesuai dengan misi dan visi yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, dakwah sebagai proses kegiatan yang universal dan
tidak hanya sekedar bentuk kegiatan ritual keagamaan, tetapi meliputi
segala aktivitas hidup manusia, bahkan dakwah juga dituntut untuk dapat
menjadi problem solving bagi persoalan-persoalan yang berkembang di
masyarakat, juga mengadopsi istilah managemen dan strategi untuk
menjelaskan rangkaian kegiatan dakwah yang dapat membantu pencapaian
tujuan dakwah itu sendiri. Memperhatikan definisi tentang managemen
strategi dan dakwah sebagaimana telah diuraikan di muka, maka dapat kita
33
Fred R David, Manajemen Strategis, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), hal. 6-7
37
pahami bahwa pengertian managemen strategi dakwah adalah suatu proses
managerial yang berdasar dan menyeluruh dalam mendayagunakan
sumber daya dakwah untuk mencapai tujuan dakwah sesuai dengan misi
dan visi dakwah yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan segala
kemampuan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang ada, baik dari
faktor sumber daya internal maupun lingkungan eksternal.
Dakwah yang berfungsi sebagai aktivitas untuk membumikan
Islam sebagai agama yang universal, sempurna, dan komprehensif,
senantiasa dihadapkan pada masalah-masalah yang internal dan eksternal
yang berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan dakwah sering dijumpai
adanya kekurangan, kesalahan, kejanggalan, dan kendala dalam
komponen-komponen dakwah, seperti: da’i yang kurang menguasai
materi, objek, media dakwah, materi yang tidak sesuai dengan objek
dakwah, terbatasnya dana, kurang tepatnya penggunaan metode dakwah,
minimnya perencanaan dan koordinasi dalam pengelolaan maupun
pelaksanaan dakwah, dan lain sebagainya.34
Sebab itu, setiap pelaksana dakwah harus selalu sadar dan waspada
terhadap perkembangan yang terjadi di masyarakat dewasa ini sehingga ia
lebih sensitif dan peka terhadap lingkungan sekitar. Pelaksanaan dakwah
yang meliputi kegiatan yang begitu kompleks, hanya akan berjalan efektif
dan efesien bila dilaksanakan oleh tenaga-tenaga pelaksana yang secara
kualitatif dan kuantitatif mampu melaksanakan tugasnya dapat diorganisir
34
Rafiuddin dan Maman Abd. Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka
Setia, 1997), Cet. Ke- 1, h. 43
38
dan dikombinasikan sedemikian rupa dengan unsur-unsur lain yang
diperlukan.35
Ini berarti bahwa tenaga-tenaga pelaksana dakwah yang
bermacam-macam kemampuannya itu haruslah disusun dan diatur dengan
sebaik-baiknya, sehingga dalam menjalankan kegiatan dakwah mereka
merupakan satu kesatuan dan kebulatan dalam misi. Demikian pula unsur-
unsur lain yang diperlukan dalam proses dakwah harus dapat dihimpun
dan diatur penggunaannya sesuai keperluan dalam rangka pencapaian
tujuan dakwah.36
Menjalankan aktivitas dakwah memang memerlukan
persiapan yang matang, hanya saja seorang da’i sebagai opinion leader
harus memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mendompang aktivitas
dakwah yang ia jalani. MenurutAsmuni Sukir yang beliau kutip dari Prof.
Dr. Hamka, menyatakan bahwa:
“Jayanya atau suksesnya suatu dakwah memang sangat
bergantung kepada pribadi dari pembawa dakwah itu sendiri, yang
sekarang lebih popular kita sebut dengan da’i.”37
Seperti yang telah dibahas dalam subab sebelumnya strategi
merupakan istilah yang sering diidentikkan dengan “taktik” yang secara
bahasa dapat diartikan sebagai respon dari sebuah organisasi terhadap
tantangan yang ada. Sementara itu, secara konseptual strategi dapat
dipahami sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi juga dapat dipahami
sebagai segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran tertentu dalam
35
Abd. Rasyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bintang Bulan, 1993), Cet.
Ke-3, h. 33. 36
Abdul Rasyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bintang Bulan, 1993), Cet.
Ke-3, h. 33. 37
Asmuni Sukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 34.
39
kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal.
Dengan demikian, strategi dakwah dapat diartikan sebagai proses
menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah
dalam situasi dan kondisi tertentu guna mencapai tujuan dakwah secara
optimal.38
Dengan kata lain strategi dakwah adalah siasat, taktik atau
manuver yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah.
Strategi dakwah Islam sebaiknya dirancang untuk lebih
memberikan tekanan pada usaha-usaha pemberdayaan umat, baik
pemberdayaan ekonomi, politik, budaya maupun pendidikan. Karena itu
menurut Syukir strategi dakwah yang baik harus memperhatikan beberapa
azas sebagai berikut :
a. Azas filosofis
Azas ini terutama membicarakan masalah yang erat hubungannya
dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam
aktifitas dakwah.
b. Azas kemampuan dan keahlian Da`i (achievement and
professional).
Azas ini membahas mengenai kepribadian seorang da’i yang pada
dasarnya mencakup masalah sifat, sikap dan kemampuan diri pribadi da’i
yang ketiganya sudah dapat mencakup keseluruhan kepribadian yang
harus dimilikinya. Sebab, jaya atau suksesnya suatu dakwah sangat
tergantung pada kepribadian dari pembawa dakwah itu sendiri.
38
Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis, (Semarang: Rasail, 2005), hal. 50
40
c. Azas Sosiologis
Azas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi
dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintahan setempat,
mayoritas agama di daerah setempat, filosofis sasaran dakwah.
Sosiokultural sasaran dakwah dan sebagainya.
d. Azas Psikologi
Azas ini membahas masalah-masalah yang erat kaitannya dengan
hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang Da`I adalah manusia,
begitupun sasaran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan) yang
unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah agama, yang
merupakan masalah idiologi atau kepercayaan tak luput dari masalah-
masalah psychologis sebagai azas (dasar) dakwahnya.
e. Azas efektifitas dan Efisiensi
Azas ini maksudnya adalah di dalam aktifitas dakwah harus
berusaha menseimbangkan antara biaya, tenaga dan waktu maupun tenaga
yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya.
C. Konversi Agama Kristen
Konversi agama Kristen adalah proses masuk dan tersebarnya
pengaruh Kristen di kawasan tertentu. Konversi agama Kristen di Indonesia
dapat diartikan sebagai proses pengkristenan yang terjadi di Indonesia.39
Akhir-akhir ini gerakan konversi agama Kristen terhadap umat lslam yang
39
Andy Dermawan, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: LESFI 2002), h. 199
41
dilancarkan oleh para missionaris semakin agresif, baik melalui cara yang
halus sampai kepada cara yang kasar. Menurut Abu Deedat Syihab, strategi
misi Kristen dapat disebut sebagai "Segitiga Imperialisme'' yang memuat
sembilan strategi penghancuran kaum muslimin. Cara-cara tersebut adalah
pemiskinan, penguasaan aset-aset ekonomi, penguasaan kekayaan alam,
penguasaan aset informasi, penguasaan sistem politik dan hukum,
penghancuran moral, deislamisasi, penghancuran militansi Islam dan konversi
agama atau pemurtadan agama.40
Menurut Khursid Ahmad yang dinamakan konversi agama kristen
ialah mengkristenkan orang atau membuat seseorang memeluk agama Kristen.
Arti kata-kata itu menurut istilah ialah mengkristenkan orang secara besar-
besaran dengan segala daya upaya yang mungkin agar supaya adat dan
pergaulan dalam masyarakat mencerminkan ajaran agama Kristen. Masyarakat
yang demikian akan lebih melancarkan tersiar luasnya agama Kristen.
Akhirnya kehidupan rohani dan sosial penduduk diatur dan berpusat ke gereja.
Konversi agama Kristen tidak hanya dilancarkan terhadap orang-orang yang
belum memeluk agama atau mereka yang memeluk agama animisme saja,
tetapi juga ditujukan terhadap orang yang telah memeluk agama Islam.
Pengkristenan dipercayai sebagai satu tugas suci yang dalam keadaan
bagaimanapun tidak boleh ditinggalkan. Mengkristenkan orang dianggap
sebagai membawa kembali anak-anak domba yang tersesat, dibawa kembali
40
Abu Deedat Syihab, Membongkar Gerakan Pemurtadan Umat Islam : Dokumen
Kristenisasi, (Jakarta: Pustaka Tazkiya Az Zahra, 2005), hal. 4-5
42
kepada induknya. Manusia-manusia sebagai anak domba akan dibawa kepada
kerajaan Allah.41
Sedangkan menurut Muhaisy yang dimaksud dengan konversi agama
Kristen adalah semua bentuk usaha orang-orang Kristen dalam mengajarkan
agama Kristen dan menyebar luaskannya ke berbagai negara. Saat ini, kaum
misionaris Kristen sedang mengerahkan seluruh kemampuan dan potensi yang
mereka miliki, untuk menyebarluaskan ajaran Kristen kepada masyarakat
muslim di seluruh penjuru dunia, tanpa mempedulikan perbedaan aliran
maupun organisasinya.42
Konversi agama Kristen merupakan sebuah realitas. Hal ini ditegaskan
dan diperkuat oleh ungkapan yang disampaikan oleh Berkhof dalam bukunya
yang berjudul Sejarah Gereja:
"Boleh kita simpulkan bahwa Indonesia adalah suatu daerah pekabaran
Injil yang diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas
penaburan bibit firman Tuhan Jumlah orang Kristen Protestan sudah
13 juta lebih, akan tetapi jangan lupa kita berada di tengah-tengah 200
juta penduduk".43
Lebih lanjut dia mengatakan : "Jadi; tugas Zending
gereja-gereja muda di benua ini masih luas dan berat. Bukan saja sisa
kaum kafir yang tidak seberapa banyak itu. yang perlu mendengar
kabar gembira, tetapi juga kaum muslimin yang besar yang merupakan
benteng agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan-pahlawan
injil. Bukan saja rakyat jelata, lapisan bawah yang harus ditaklukkan
oleh Kristus, namun terutama para pemimpin masyarakat, kaum
cendekiawan, golongan atas dan tengah.”44
Indonesia merupakan pusat konversi agama Kristen untuk wilayah
Asia Pasifik. Informasi ini dapat diketahui melalui hasil seminar kerjasama
41
Khursid Ahmad dkk, Dakwah Islam Dan Missi Kristen, (Bandung: Risalah, 1984), h. 2 42
Nabil bin Abdurrahman al-Muhaisy, Virus Fikrah Melemahkan Ketahanan Ummat,
(Jakarta: Wacana lazuardi Amanah : 1994), hal. 23 43
Berkhof, Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia : 1991), h. 321 44
Berkhof, Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia : 1991), h. 321
43
Global Mission Singapure and Galilea Ministry Indonesia di Hotel Shangrila
Jakarta pada tanggal 9-12 Juni 1998. Pendeta George Anatorae dari The Lord
Family Church sebagaimana dikutip oleh Yusuf lsmail Al Hadid dalam
bukunya yang berjudul Menghalau Missionoris dan Misi Sucinya
Mengkristenkan Dunia mempresentasikan bahwa Indonesia akan dijadikan
pusat perkembangan Kristen di Asia Pasifik.45
Konversi agama Kristen adalah usaha internasional, artinya mereka
bermaksud menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia. Dapat diakui bahwa
ini adalah mutlak hak asasi mereka, sebagaimana orang Muslimin-pun
mempunyai tugas menyiarkan Islam ke seluruh dunia. Namun demikian
memang perlu sama-sama disadari perlunya suatu garis pengamanan yang
dapat menghindarkan terjadinya pergesekan dan perselisihan, sehingga
masing-masing pemeluk agama tertentu tidak merasa cemas untuk dipaksa
atau dibujuk atau diusahakan pindahnya kepada agama lain. Garis ini harus
jelas dan ditaati terutama oleh para pemeluk agama yang telah disahkan oleh
Negara Republik Indonesia seperti misalnya agama Islam dan Kristen. Pada
tanggal 30 Nopember 1967 Pemerintah mengadakan Musyawarah Antar
Agama bertempat di gedung Dewan Pertimbangan Agung Jakarta, dengan
maksud antara lain untuk membina saling pengertian dan saling toleransi
antara pemeluk-pemeluk agama terutama Islam dan Masehi. Dalam sambutan
tertulis Jenderal Suharto pada waktu itu, Pejabat Presiden Republik Indonesia,
menyatakan keprihatinannya atas kenyataan bahwa penyiaran agama masih
dilakukan orang terhadap mereka yang telah memeluk agama tertentu. Dijiwai
45 Yusuf Ismail Hadid, Menghalau Missionaris dan Misi Sucinya Mengkristenkan Dunia,
(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2005), h. 201
44
oleh sambutan Pejabat Presiden itu maka pihak umat Islam mengusulkan
rumusan persetujuan, yaitu: rakyat yang telah beragama jangan dijadikan
sasaran penyebaran agama lain. Pihak Masehi menolak keras usul itu. Maka
dicoba untuk mengadakan pertukaran pikiran dan pendekatan-pendekatan
namun sia-sia, yang mengakibatkan musyawarah yang berlangsung hampir
dua puluh empat jam itu tidak menghasilkan sesuatu yang kongkrit. Sehingga
yang terjadi di lapangan adalah penyebaran agama yang keluar dari kode etik,
yang faktanya menimbulkan pola-pola konversi agama Kristen yang
menyimpang seperti, Hasil temuan Litbang Departemen Agama:46
1. Pembangunan Gereja di lingkungan masyarakat mayoritas muslim.
2. Konversi agama Kristen kepada pasien muslim.
3. Konversi agama Kristen melalui jalur pemerkosaan gadis-gadis
muslimah.
4. Konversi agama Kristen melalui penyebaran Narkoba.
5. Konversi agama Kristen melalui kesaksian-kesaksian Palsu via
mantan muslim (murtadin).
6. Konversi agama Kristen berkedok sosial di desa-desa terpencil.
7. Konversi agama Kristen berkedok Islam, yaitu memurtadkan
akidah umat dengan strategi serigala berbulu domba
46
Whakhid Rosyid Lasiman, Bahaya Kristenisasi Berkedok Islam., (Yogyakarta: Al-Fath
Offset) h. 21.
45
Metodologi misi Kristen yang dikonsentrasikan untuk mempengaruhi
sasaran dalam keadaan lemah tak berdaya. Mereka mengekploitasi keadaan ini
untuk maksud penyebaran agama. Orang-orang miskin, sakit dan mereka yang
belum dewasa merupakan target khusus dengan pertolongan ekonomi, bantuan
kesehatan dan pendidikan.47
47
Khursid Ahmad, Dakwah Islam dan Missi Kristen, (Bandung: Risalah, 1984), h. 10
46
BAB III
GAMBARAN UMUM FRONT ANTI PEMURTADAN BEKASI (FAPB)
A. FAPB Dan Misinya.
Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) merupakan lembaga dakwah
lintas agama yang memberikan informasi maupun kajian dakwah lintas agama
Islam-Kristen yang memberikan informasi mengenai berita pemurtadan. Salah
satu pionir pendiri organisasi ini adalah Ustadz Abu Al-Izz.
FAPB sendiri merupakan aliansi seluruh ormas islam di bekasi yang
sangat prihatin mengamati pendirian gereja-gereja illegal di beberapa kota di
bekasi.
FAPB mempunyai misi diantaranya adalah :
1. Menangani dan mencegah pemurtadan
2. Menangani dan mencegah pendirian rumah ibadah / gereja ilegal
3. Memberantas praktek rentenir.
Sejalan dengan salah satu misi FAPB, maka dengan ini FAPB dengan
tegas menyatakan sikap MENOLAK PENDIRIAN GEREJA-GEREJA BARU
DI BEKASI, termasuk gereja-gereja ilegal di beberapa wilayah kota Bekasi,
dengan modus-modus seperti :
1. IMB tempat ibadah yang dipaksakan
2. Penentangan atas penyegelan oleh aparat terhadap gereja ilegal
3. Rumah atau ruko yang dijadikan tempat ibadah atau gereja ilegal
47
4. Tanah Fasos atau Fasum yang dipaksakan menjadi tempat ibadah
ilegal.
B. Sejarah Berdirinya FAPB
Sejarah berdirinyaa FAPB sendiri sebenarnya terbesit setelah adanya
edaran yang berjudul “BEKASI BERBAGI BAHAGIA” dengan logo Pemkot
Bekasi dan Mahanaim, yang beredar melalui Kelurahan, RW dan RT se
Bekasi pada November 2008.
Dalam edaran tersebut tercantum beberapa hadiah untuk beberapa
lomba yang diadakan oleh Yayasan Mahanaim, diantaranya lomba tumpeng,
lomba joged, serta membuka pendaftaran untuk pernikahan massal, selain itu
mereka juga menyediakan bingkisan berupa sembako.
Dengan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, kafirin selalu
melakukan tindak pemurtadan yang dikemas dengan menggunakan acara bakti
sosial, yaitu seperti pada akhir tahun 2007 bertempat di lapangan Pondok
Mitra Lestari. Hingga pada akhirnya Forum Silaturahmi Masjid Mushola
Bekasi Selatan (FSMM), melakukan pendekatan empiris yang didahului
konsultasi dengan Team Pengacara Muslim (TPM) Bekasi, sepakat:
1. 17 Nov 2008, menyusun surat tanggapan dan mengingatkan
kepada Pemda setempat tentang kemungkinan terjadinya
pemurtadan.
2. 20 Nov 2008, penyampaian surat FSMM kepada Camat Bekasi
Selatan diterima oleh MP Kec Bekasi Selatan Yahya Hidayat
(justru MP menunjukan adanya Surat rekomendasi dari Walikota
48
Bekasi untuk acara B3 tersebut). Surat FSMM ditembuskan ke
Polres Metro Bekasi, Polsek Bekasi Selatan, FKUB, MUI
3. 21 Nov 2008, ba’da maghrib FSMM mendapat undangan
pertemuan ormas Islam se Bekasi bertempat di Dewan Dakwah
Bekasi.
4. 21 Nov 2008, sekitar jam 22:00 pertemuan dimulai dengan
mengetengahkan tanggapan tiap-tiap ormas yang hadir.
Dengan ridho Allah pertemuan dapat dengan mudah mengerucut
sehingga menghasilkan kesepatan yang sangat bulat tanpa adanya catatan
perbedaan. Hal ini karena adanya kesamaan Subyek, obyek, metode dan
tempat. Pertemuan pada saat itu sendiri berlangsung hingga jam 02:00 (22
Nov 2008). Dan pertemuan itu sendiri menghasilkan :
1. Gerakan ummat Islam untuk menghadapi acara B3 dengan nama
Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB). Organisasi ini terdiri dari
Dewan Syuro, Dewan Tafidziyah yang diketuai oleh Abu Al-Iz dan
sekertaris A. Syukri dan Wakil sekertaris Syaifuddin. Struktur
kepungurusan dilengkapi enam bidang, yaitu: informasi dan data,
advokasi dan pembelaan, humas, dakwah, dan kepedulian umat. Di
samping itu dibentuk Koordinator Wilayah (Korwil) yaitu: Korwil
Kota Bekasi yang diketuai Assyifa Palestina al Kahfi, dan Korwil
Kabupaten Bekasi yang diketuai oleh Sawabi.
49
2. Menerbitkan dan menyampaikan surat tuntutan untuk pencabutan
rekomendasi acara B3 oleh Walikota Bekasi.
3. Membentuk koordinator lapangan di setiap kecamatan dan selalu
melakukan koordinasi aktif antar korlap untuk setiap kejadian.
4. Memantau pelaksanaan acara B3 apabila pada tanggal 23 Nov
2008 sesuai jadwal ternyata rekomendasi belum dicabut.
C. Maksud Dan Tujuan Didirikannya FAPB
Islam khususnya dalam pandangan non islam sangat disalah pahami,
termasuk oleh tokoh-tokoh mereka. Dalam berbagai bukunya, islam kini telah
diputarbalikan sehingga mereka berpandangan dan menganggap islam sebagai
ajaran yang perlu dijauhi, ajaran islam datang dari ajaran kuasa roh gelap dan
nabi palsu.
Selama ini kita tidak pernah berkuasa untuk menjelaskan islam kepada
mereka dan membiarkan mereka dalam kesesatan yang jauh. Para sahabat dan
ulama sebagai penerus dari perjuangan Rasulullah mengembangkan dakwah
kepada umat dan bangsa. Terbukti islam berhasil menjelajah sampai ke tanah
air kita. Salah satu perintah Allah kepada seluruh umat manusia adalah
sebagai berikut :
بمن أعلم هى ربك إن أحسن هي بالتي وجادلهم الحسنت والمىعظت بالحكمت ربك سبيل إلى ادع
بالمهتدين أعلم وهى سبيله عن ضل
50
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”. (QS. An-Nah; : 125)
Dakwah tauhid adalah tugas pertama yang harus dijadikan ujung
tombak dari rangkaian busur panah. Di dalam Al-Qu’an sudah banyak dan
sangat jelas bahwa tujuan utama dakwah islam adalah tegaknya dua kalimat
syahadat. Itulah amanat yang lebih utama dari seluruh alam semesta, baik
yang nyata maupun yang ghaib.
Allah telah memerintahkan bahwa kita harus menjelaskan kepada
mereka bahwa telah datang penolong lain yang ada pada kitab mereka, yaitu
Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surat
Al-Ma’idah ayat 19 yang berbunyi
ير فقد يا أهل الكتاب قد جاءكم رسىلنا يبين لكم على فترة من الرسل أن تقىلىا ما جاءنا م ير ولا ن ن ب
ير والله على كل شيء قدير ير ون جاءكم ب
Artinya :
“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu
Rasul Kami, menjelaskan (syari´at Kami) kepadamu ketika
terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak
mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang
pembawa berita gembira maupun seorang pemberi
peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS : Al-Maidah : 19)
Dari hasil investigasi atau riset sebelum dan seteleah didirikannya
FAPB telah menemukan berbagai masalah yang berhubungan dengan gerakan
51
kristenisasi dan pemurtadan. Maka dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengetahuan mereka tentang islam banyak yang salah
Dari hampir semua prinsip-prinsip dalam islam, bahkan dalam hal-
hal yang ringan itu salah dimengerti oleh mereka, sehingga mereka
semakin gencar untuk terus melakukan gerakan-gerakan agar
kekuatan prinsip-prinsip islam yang mereka naggap islam berasasal
dari kuasa roh kegelapan, tidak menguasai dan menang dari
kekuatan mereka
2. Islam tidak pernah disampaikan kepada non muslim
Mereka tidak pernah mengerti konsep islam yang sesungguhnya.
Ini karena sikap umat muslim sendiri yang sudah membuat jarak,
maka dalam pemahaman mereka itu islam dan Al-Qur’an adalah
barang keramat yang tidak boleh disentuh, menjijikan, dan harus
dijauhi. Bagi mereka sudah cukup melihat islam dari aspek
kenyataan prilaku pemeluknya di tengah-tengah masyarakat.
3. Mempelajari islam dari buku-buku orientalis
Paradigma di atas diperparah akan tingginya kepercayaan mereka
terhadap buku-buku orientalis yang banyak mengkaji tentang
islam. Sehingga lengkaplah bagi mereka islam adalah momok yang
menakutkan menjijikan, berbahaya, dan bersumber dari kuasa roh
kegelapan.
52
4. Kekerasan + kumuh + bodoh + miskin = Islam
Paradigma mereka terkait hal ini adalah dari fakta di belahan bumi
di mana ada islam di situ ada kekerasan / kumuh / bodoh / miskin.
Ini merupakan kunci bagi mereka bahwa sumber ajaran islam
adalah dari kuasa roh kegelapan dan bukan bersumber dari Sang
Maha Pencipta.
5. Amanat agung yang akan terus mereka emban
Perlawanan apapun dari umat islam, melakukan amanat agung
untuk menyebarkan keyakinan mereka dari segala pelosok dan
membaptis domba-domba yang tersesat pyang tidak mungkin bisa
dihalangi. Mereka akan terus menggunakan strategi untuk
melakukan amanat agung. Yaitu sebuah amanat dari injil matius
yang wajib dilakukan untuk memurtadkan umat islam.
6. Menjijikan = Poligami Islam
Sangat kuat dalam paradigma mereka, salah satu bukti bahwa islam
bersumber dari kuasa roh gelap, adalah nabi Muhammad SAW
menikahi wanita berumur 9 tahun untuk dijadikan isterinya.
Peristiwa tersebut bagi mereka sangat sulit diterima oleh akal sehat
bahwa islam itu merupakan suatu kebenaran. Ditambah satu
kenyataan bahwa nabi Muhammad SAW beristri banyak
(poligami), kebiasaan poligami yang dilakukan umatnya dewasa ini
menambah kebencian akan ajaran-ajaran islam. Dalam
53
komunitasnya mereka terang-terangan menyatakan Nabi
Muhammad itu maniax sex, sehingga umat islam dianggap bodoh
karena mengikuti Muhammad sebagai nabinya.
7. Umat islam bahkan para mubaligh atau dainya belum terbiasa
memiliki keinginan untuk membuktikan dan menyampaikan
kebenaran islam kepada umat lain.
8. Mubaligh kita pada umumnya baru hanya memiliki kemampuan
sebatas menyalahkan, menjelekan, mewanti-wanti, dan bahkan
tidak sedikit yang memanas-manasi. berbagai sepak terjang umat
lain terhadap umat islam tersebut tanpa mampu memberikan solusi
yang baik.
9. Masih belum banyak organisasi dakwah islam di Indonesia yang
mengkhususkan diri secara utuh untuk mendakwahkan islam
kepada umat lain. Sedangkan mereka (umat kristiani) sudah sejak
awal memiliki gereja dan lembaga lainnya yang menjalankan misi
untuk melakukan gerakan kristenisasi dan pemurtadan. Seperti
Yayasan Phila Jakarta, yang aktif menterjemahkan dan
menerbitkan buku-buku kristen yang menonjolkan kelebihan
agamanya dan menyalah tafsirkan ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi,
yayasan pusat penginjilan Al-Kitabiah (YPPA), Institut Teologi
Keguruan Indonesia (ITKI), dll.
10. Telah berdiri suatu organisasi gabungan pengusaha injil, yaitu para
persekutuan umat kristiani di Indonesia yang memiliki misi
54
persatuan tersebut dinamakan dengan “Persekutuan Usahawan Injil
Sepenuhnya Internasional” (Full Gospel Bussiness Men’s Voice
Indonesia FGBMFI) yang tentunya adalah tetap dapat menguasai
ekonomi di bumi yang mayoritas muslim ini dan sekaligus
menyebarkan keyakinan mereka.
Dapat disimpulkan bahwa hal-hal tersebut diatas adalah salah satu
maksud didirikannya FAPB. Keasingan dakwah islam, apalagi dakwah yang
lebih dikhususkan kepada orang yang belum beriman, tidaklah hanya terjadi
pada awal munculnya islam, namun juga terjadi pada saat ini. pada
kenyataannya dakwah kepada non muslim tidak hanya dihambat oleh umat
lain, bahkan banyak umat islam sendiri yang terasing dan melihat sebelah
mata ketika mengetahui FAPB untuk secara khusus berdakwah kepada umat
lain. Bukanakah keadaan diatas justru telah melupakan salah satu dari inti
perjuangan Nabi Muhammad SAW yang telah gigih dalam menyebarluaskan
islam ke berbagai penjuru belahan dunia, termasuk Indonesia.
Dari berbagai penelaahan FAPB selama ini ternyata argumentasi dan
keadaan para tokoh islam, mubaligh, organisasi islam yag tidak mau
berdakwah kepada non muslim tersebut, sesungguhnya untuk menutupi
pemikiran bahwa lebih memilih dakwah yang sifatnya aman-aman saja, sebab
memang berdakwah islam kepada umat lain sangatlah beresiko, baik harus
mengeluarkan dana sendiri, tidak memperoleh amplop, pengorbanan waktu,
jiwa, harta, dan lain sebagainya.
55
FAPB hanya ingin mencari ridha Allah SWT dan menjadi nilai ibadah
di hadapan Allah SWT, sehingga target sebenarnya adalah meluruskan ayat-
ayat Allah kepada mereka. Agar mereka tidak salah paham terhadap islam.
Tiga tujuan didirikannya FAPB :
1. Menyampaikan dan menginformasikan kebenaran islam dan bukan
melakukan gerakan islamisasi, sebab FAPB tidak melakukan :
membohongi, melalui penekanan, memaksa, atau melalui syarat
dan tindakan lain yang bersifat pembodohan. Di mana dalam
gerakannya bersifat terbuka dan beridentitas
2. Meluruskan kesalah pahaman kaum Kristen tentang islam atau
mengubah paradigma mereka tentang islam. Baik akibat dari
penglihatan mereka, fakta dilapangan tentang perilaku umat islam
yang menjadi pembenaran bahwa umat islam bukanlah dari sang
maha pencipta.
3. Membela di hadapan mereka terhadap berbagai tuduhan para tokoh
nya yang dituangkan dalam berbagai hal dalam memutar balikan
dan menghina ayat-ayat Allah SWT.
D. Ormas Yang Berafiliasi Dengan FAPB
TPM (Tim Pengacara Muslim), ARIMATEA (Advokasi, Rehabilitasi,
Imunisasi, Aqidah Terpadu Dan Aktual), FAKTA (Front Anti Gerakan
Pemurtadan) dan GPAPB (Gerakan Pelajar Anti Pemurtadan Bekasi), FSMM
56
(Forum Silaturahmi Masjid Mushola Bekasi Selatan), DDI (Dewan Dakwah
Islamiyah).
E. SUSUSAN KEPENGURUSAN FAPB
Dewan Syuro :
1. Ust. H. Abu Deedat Syihabuddin
2. Ust. H. Muhammad Nanang P
3. Ust. H. Azmi Daud
4. Ust. H. Muharli Barda
5. Ust. H. Abdul Rauf
6. Ust. H. M. Dahlan
7. K. H Abdul Hadi
8. Ust. Farhan
9. Ust. H. Sulaeman Zachawerus
10. K. H. Madrais Hajar
11. Ustdz. Hj. Irena Handono
Dewan Tanfiz :
Ketua : Ust. Abu Al – Izz
Sekretaris : A. Djauhari
Wk. Sekretaris : Syarifuddin
Bendahara : H. Supriadi Ayat
Wk. Bendahara : Rd. Kukuh Abadi
Bidang – Bidang :
1. Informasi dan Data
Ketua : Veri Kustanto
Anggota : Wahyu Aliyanto
Busyairi
2. Advokasi dan Penindakan
Ketua : Syahid Tajuddin
Anggota : Musman Muzakir
Usfuri
3. Humas
Ketua : Joko Puryanto
Anggota : Sally
4. Dakwah
Ketua : Syamsuddin
Anggota : Aang Kunaefi
Riman Syarif
Ismail
57
5. Pembinaan Muslimah
Ketua : Risda Bahar
Anggota : Wati
Ellis
Koordinator Wilayah :
Kota Bekasi : Ketua : Assyifa Palestina Al_kahfi
Bekasi Selatan : Mustaqim
Bekasi Barat : Suhendi
Bekasi Timur : Busyairi
Bekasi Utara : Abdurrahman
Pondok Gede : Roch. Sugianto
Kab. Bekasi : Ketua: Sawabi
58
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Perumusan Strategi Dakwah Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi
Dalam Menghadapi Konversi Agama Kristen di Bekasi.
Perumusan strategi dalam hal ini adalah suatu proses merancang
dan menyeleksi strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian
misi dan tujuan organisasi. Melalui perumusan strategi dakwah juga
ditentukan sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau
melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan dakwah. Adapun
langkah-langkah dalam perumusan strategi dakwah dalam menghadapi
konversi agama Kristen adalah sebagai berikut :
1. Membuka Posko Pengaduan.
Langkah pertama yang dilakukan FAPB dalam merumuskan
strategi dakwahnya adalah dengan menerima dan menampung info
atau laporan dari masyarakat khususnya kaum muslimin. Mengetahui
dengan jelas identitas pelapor dan menjamin kerahasiaan diri pelapor.
Untuk memudahkan sistem pelaporan FAPB membuka posko
pengaduan yang digunakan sebagai wadah untuk menampung laporan
kasus konversi agama Kristen dan pemurtadan, FAPB juga
memfasilitasi kontak center pengaduan. Bagi umat Islam yang
mengetahui adanya kasus pemurtadan dan konversi agama Kristen,
maka bisa melapor ke FAPB melalui nomer : 0812.8190.8111,
0813.8123.2032 dan 0858888.44993.
59
2. Melakukan Investigasi Dan Verifikasi.
Dalam tahap ini, proses yang dilakukan oleh FAPB sebelum
menghadapi gerakan pemurtadan di lapangan adalah dengan mencari
informasi terlebih dahulu sebagai bahan masukan yang diperoleh untuk
merumuskan strategi. Dalam proses ini FAPB memperoleh informasi
yang masuk mengenai gerakan pemurtadan dari berbagai pihak yang
ikut bekerja sama dengan FAPB seperti pencari objek dakwah,
pengurus, atau anggota yang mengetahui atau menginformasikan
kepada FAPB, serta dari pihak luar atau masyarakat umum mengenai
aksi gerakan pemurtadan di berbagai tempat yang dilakukakan oleh
para missionaris. Semua data yang ditemukan tersebut akan
dikumpulkan untuk mengetahui kebenaran informasi yang masuk
sehingga FAPB dapat merumuskan strategi dakwah yang tepat dalam
implementasinya di lapangan.
3. Melakukan Koordinasi Dengan Pemerintah Dan Aparat
Hukum.
FAPB beserta forum dakwah islam lainnya bisa saja
menemukan jalan terbaik di dalam pelaksanaan tugas menghadapi
gerakan konversi agama Kristen. Akan tetapi sebelum melakukan
tindakan yang lebih jauh FAPB melakukan koordinasi dengan
pemerintah dan aparat hukum terkait guna mencari jalan terbaik dalam
implementasi dakwah di lapangan.
60
B. Implementasi Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi
(FAPB) Dalam Menghadapi Konversi Agama Kristen Di Bekasi.
Implementasi strategi merupakan proses pelaksanaan strategi, yang
dalam pelaksanaannya perlu ada konsistensi dari masing-masing anggota
yang terlibat di dalamnya. Komitmen serta kerjasama dari seluruh unit
diperlukan untuk mencapai pada tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.
Adapun implementasi dari strategi dakwah yang selama ini telah
dijalankan adalah dengan program-program sebagai berikut :
1. Bakti Sosial.
Berdasarkan fakta di lapangan selama ini pihak misionaris
Kristen kerap menjadikan aksi sosial sebagai cover untuk melakukan
konversi agama Kristen. Tengok saja aksi B3 (Bekasi Berbagai
Bahagia) beberapa tahun lalu.
Fenomena ini tentu saja membuat sejumlah ormas Islam
prihatin. Dan dalam rangka membentengi umat Islam terhadap upaya
konversi agama Kristen yang kian gencar dilakukan oleh para
misionaris yang didukung berbagai elemen, FAPB menyelenggarakan
Baksos (Bakti Sosial) di wilayah rawan pemurtadan salah satunya
adalah di daerah Kaliabang, Bekasi, Jawa Barat.1 Perlu diketahui
bahwa di Kaliabang ini dalam satu RT telah berdiri empat gereja liar,
1 Wawancara dengan Ust. Abu Al-Izz (ketua umum FAPB), kamis, 30 November 2014
61
kondisi inilah yang perlu diwaspadai adanya pemurtadan sehingga
memotivasi FAPB melaksanakan Baksos di wilayah tersebut.
Acara bakti sosial yang diselenggarakan bertepatan dengan hari
natal dengan maksud agar menarik perhatian aparat pemerintah baik
sipil maupun militer. Dalam bakti sosial FAPB telah menyalurkan
bantuan dari umat Islam berupa santunan kepada warga muslim dan
juga pelaksanaan khitanan masal.2
2. Penertiban Gereja-Gereja Ilegal.
Maraknya gereja ilegal yang menempati bangunan pertokoan,
swalayan dan rumah makan membuat warga resah karena
pembangunan dan pembentukan gereja akan menjadi masalah jika
dilakukan di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama
Islam. Oleh karena itulah, pada 1969 dikeluarkan SKB (Surat
Keputusan Bersama) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri
No. 01/BER/MDN-MAG/1969 yang di antaranya menyatakan bahwa
setiap pendirian rumah ibadat perlu mendapatkan izin dari Kepala
Daerah atau pejabat Pemerintah di bawahnya. Peraturan ini diperbarui
pada 2006 dengan dikeluarkannya Peraturan Bersama Menteri Agama
dan Menteri Dalam Negeri No. 9 εt 8/2006. Oleh pihak Kristen,
peraturan ini dianggap merugikan mereka. Dalam banyak kasus,
mereka juga tidak mengindahkan peraturan ini.3
2VOA, Alhamdulillah Baksos Di Daerah Rawan Pemurtadan Berjalan
Lancar, http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2011/12/26/17188/alhamdulillah-baksos-di
daerah-rawan-pemurtadan-berjalan-lancar/ (Diakses pada 31 November 2014) 3 Wawancara dengan Ust. Abu Al-Izz (ketua umum FAPB), kamis, 30 November 2014
62
Bukannya FAPB tidak toleran terhadap umat yang beragama
khatolik dan protestan, tapi yang FAPB lakukan ini adalah mengacu
kepada SKB 2 menteri tentang pendirian rumah ibadah. FAPB
mempersilahkan untuk mendirikan rumah ibadah baru, tapi tetap harus
mengikuti prosedur dan undang-undang yang berlaku selain itu
keberadaan gereja bagi orang Kristen tidak hanya berfungsi sebagai
tempat ritual Kristen. Seperti halnya masjid bagi umat Islam, bagi
umat kristiani gereja tidak hanya dipandang sebagai sebuah bangunan
untuk ibadah namun juga digunakan sebagai tempat untuk berdakwah.
Maka dari itu jika ada pembangunan gereja yang tidak sesuai
dengan SKB 2 menteri seperti yang disebutkan di atas maka FAPB
akan melakukan investigasi dan selanjutnya dilakukan negoisasi dan
tuntutan kepada pemerintah untuk segera menyegel atau mengeksekusi
tempat ibadah ilegal tersebut. Dan apabila diperlukan tindakan
dikarenakan eksekusi oleh aparat tidak berjalan, maka sebagai
alternatif tindakan lanjutan adalah mengundang aparat atau instansi
terkait untuk menjadi saksi tindakan yang diambil oleh FAPB.
3. Melaksanakan Edukasi Dan Seminar Kristologi.
Fakta di lapangan menunjukkan para misionaris seringkali
melakukan penyimpangan dalam menyebarkan Injil dan Kekristenan di
Indonesia. Penyimpangan yang mereka lakukan antara lain,
pembangunan gereja di tengah masyarakat yang mayoritas Muslim.
Dengan Gereja yang megah dan kebaktian-kebaktian yang mereka
lakukan, kaum nasrani pelan-pelan menarik simpati warga sekitar.
63
Masih banyak lagi, tipu daya yang dilakukan kaum misionaris untuk
memurtadkan umat Islam. Cara mereka pun makin berani, misalnya
dengan memberikan kesaksian palsu atau melalui selebaran dan buku-
buku yang berkedok Islam ataupun cara yang paling keji yaitu
pacarisasi yang dilanjutkan dengan hamilisasi.
Maka dari itu FAPB memberikan informasi, edukasi, dan
advokasi kepada masyarakat yang rawan dengan konversi agama
Kristen sekitar modus-modus pemurtadan dan mendorong mereka
memperdalam pemahaman keislaman. Dengan cara ini diharapkan
masyarakat lebih antisipatif terhadap pergerakan mereka, selain itu
kegiatan ini juga ditujukan agar jika aparat pemerintah setempat
bersikap apatis akan adanya aksi konversi agama Kristen di daerah
mayoritas kaum muslim maka masyarakatlah yang menjadi garda
paling depan dalam melawan gerakan para missionaris tersebut.4
4. Melakukan Aksi Turun Ke Jalan.
Aksi turun ke jalan yang dikoordinir oleh FAPB di depan
pemkot kota Bekasi ini sendiri adalah aksi protes dan penuntutan
pembubaran yayasan Mahanaim yang pendidikan.
Beberapa kegiatan dan aksi konversi agama Kristen oleh yayasan
Mahanaim dengan kedok bantuan sosial atau pendidikan diantaranya
adalah dengan membuat acara tipuan berkedok festival “Bekasi
Berbagi Bahagia.” Dalam acara yang penuh dengan perlombaan di
lapangan terbuka umat Islam dibaptis massal. Umat Islam yang minim
4 Wawancara dengan Ust. Abu Al-Izz (ketua umum FAPB), kamis, 30 November 2014
64
wawasan tentang kristologi, tidak sadar bahwa mereka diperlakukan
dengan prosesi baptisan di kolam buatan. Puncak dari kegiatan mereka
di Bekasi adalah baptis massal berkedok program Mobil Pintar yang
sebenarnya adalah program yang digagas mantan Ibu Negara Ani
Yudhoyono dan istri-istri Kabinet Indonesia Bersatu II. Mobil Pintar
ini melakukan aksinya di beberapa SD di Bekasi di antaranya adalah
SD Islam Al-Hikmah Mangunjaya, SDN Mangunjaya 01, SDN
Mangunjaya 05, SDN Mekarsari 03, SDN Mekarsari 06, SDN
Mekarsari 07, SDN Mekarsari 08.
5. Mengadakan Dialog Agama Islam Dan Kristen.
Dalam melaksanakan program kerjanya untuk menghadapai
konversi agama kristen, terkadang FAPB bekerjasama dengan lembaga
lain seperti Forum Arimatea, DDI, dan lain-lain. Pola kebijakan ini
diambil karena pada dasarnya lembaga-lembaga tersebut mempunyai
visi yang sama.
Berdasarkan deskripsi tersebut dapat dikatakan bahwa pola
kebijakan yang diambil oleh FAPB telah sesuai dengan visi misinya,
yakni dalam konteks usaha membendung dan mengantisipasi arus
konversi agama kristen. Di samping itu, pola kebijakan tersebut
diambil dalam rangka merealisasikan dakwah islamiyah, dalam hal ini
ditujukan kepada orang-orang non Islam yang bertujuan untuk mencari
dan membuktikan kebenaran ajaran agama Islam.
Dalam konteks yang kedua, Al-Qur‟an sendiri telah
memerintahkan kepada umat Islam untuk merealisasikan dakwah,
65
khususnya terhadap orang-orang non Islam, yakni melalui jalan
berdiskusi atau berdialog dengan cara dan metode yang baik
(mujadallah). Diskusi yang dimaksud di sini adalah dalam rangka
mencari dan membuktikan kebenaran Islam bukan untuk mengolok-
olok atau menghina agama lain dan orang-orang non Islam.
6. Melaksanakan Program Nikah Masal.
Awalnya program nikah masal adalah program yayasana
mahanaim dalam kegiatan Bekasi Berbagi Bahagia, dan seluruh
peserta nikah masal tersebut rencananya akan dinikahkan secara
Kristen. Namun setelah acara BBB akhirnya dibubarkan oleh
pemerintah kota Bekasi atas rokemndasi dari FAPB maka acara nikah
masal ini pun akhirnya diambil alih oleh FAPB.
7. Berencana Membuka Lapangan Kerja Bagi Masyarakat Strata
Ekonomi Lemah Yang Rawan Dimurtadkan
Dalam beberapa kasus konversi agama kristen terselubung di
Bekasi seperti BBB umunya yang dijadikan objek sasaran mereka
adalah umat islam dengan strata ekonomi miskin.5 Maka dari itu FAPB
berencana membuka lapangan usaha yang mempekerjakan
masyarakat-masyarakat dengan strata ekonomi miskin dan rawan
pemurtadan. Hal ini ditenggarai lebih efektif dibandingkan dengan
pemberian modal usaha, karena terkadang modal usaha justru
digunakan untuk hal-hal yang tidak semestinya
5 Wawancara dengan Ust. Abu Al-Izz (ketua umum FAPB), kamis, 30 November 2014
66
8. Dakwah Melalui Media
Kalau kita melihat kamus komunikasi, maka kita akan
menemukan kata media. Dalam istilah komunikasi, “media berarti
sarana yang digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk
menyampikan pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh
tempatnya, banyak jumlahnya atau keduanya. Media juga mempunyai
bentuk dan jenis yang beranekaragam.6
Media merupan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi
oleh seorang da‟i saat berdakwah. Karena pemilihan media memiliki
peran penting dalam menentukan bagaimana hasil aktivitas dakwah
yang dilakukan seorang da‟i. Media dakwah dapat memudahkan para
juru dakwah untuk menyampaikan pesan pada khalayak atau
komunikannya dengan cepat dan pesan yang disampaikan dapat
tersebar dengan luas.
Di era tradisional dakwah biasa dilakukan di tempat ritual
keagamaan (mesjid atau surau) atau majlis ta‟lim dengan media
seadanya. Seiring dengan perkembangan zaman, media dakwah lebih
variatif dan bisa dilakukan dimana saja (fleksibel). Tentunya dengan
bantuan media yang canggih, yang dapat meminimalisir hambatan-
hambatan efektivitas dakwah.
Kalau di era tradisional dakwah hanya dilakukan di tempat
tertentu, maka saat ini dakwah bisa dilakukan dimanapun dan
kapanpun. Karena media massa sudah mampu mengatasi salah satu
6 Ghazali BC.TT, ”Kamus Istilah Komunikasi,” (Bandung:Djambatan, 1992), h. 227
67
faktor penghambat aktivitas dakwah (jarak, ruang, dan waktu). Media
massa yang dimaksud adalah televisi. Kemampuannya melipat jarak,
ruang, dan waktu ditambah dengan kekuatan audio-visual membuat
aktivitas dakwah menjadi lebih masif dan komprehensif.
Dan dalam menjalankan dakwahnya FAPB sendiri tidak
melakukan dakwah secara Lisan saja, akan tetapi menggunakan
beberapa media seperti internet (facebook, voaislam.com,
arrahmah.com), televisi (Metro TV), hingga melalui tulisan seperti
majalah (sabili). Media-media tersebut biasanya memuat pergerakan
FAPB dalam menghadapai konversi agama Kristen di Bekasi.
Sedangkan DAKTA FM pernah bekerja sama dengan FAPB dalam
memberitakan bahaya konversi agama Kristen dan modus-modusnya.7
C. Evaluasi Strategi Dakwah Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB)
Dalam Menghadapi Konversi Agama Kristen Di Bekasi.
Dalam strategi, antara perumusannya dengan pelaksanaannya harus
berkesinambungan, strategi tidak berjalan dengan baik jika dalam
penerapannya tidak dilakukan sesuai dengan strategi yang telah di
rumuskan. Maka hasil yang dicapai tidak akan terarah dengan baik, begitu
juga sebaliknya.
Untuk menjaga keseimbangan dan sinkronisasi di antara keduanya
maka diperlukan evaluasi. Manfaat evaluasi dapat mengetahui
kekurangan-kekurangan yang ada, selain itu juga memberikan penilaian
terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi biasanya dilakukan dengan
7 Wawancara dengan Ust. Abu Al-Izz (ketua umum FAPB), kamis, 30 November 2014
68
beberapa cara, mulai dari rapat, koordinasi antara pengurus personil dan
sebagaiya.
a. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.
Tugas yang paling penting untuk pengurus FAPB adalah
bagaimana mengkoordinasi pelaksanaan tersebut, apa yang harus
dikerjakan setelah dakwah itu berjalan. Di sinilah pentingnya
koordinasi untuk mengadakan evaluasi, sampai mana hasil strategi
dakwah FAPB yang telah dicapai. Evaluasi ini sangat penting untuk
menyesuaikan dengan perubahan anggota FAPB dalam kurun waktu
tertentu dan harus ada peningkatan dalam menjalankan agama Islam.
Sebelum hal itu dilakukan, terlebih dahulu harus ditetapkan target hasil
dan setiap paket dakwah yang dijalankan sehingga memudahkan untuk
membuat grafik perkembangan dakwah.
Rapat evaluasi FAPB sendiri biasanya dilaksanakan dalam
musyawarah besar (MUBES)
b. Mengukur Prestasi (Membandingkan Hasil Yang Diharapkan
Dengan Kenyataan)
Sejauh ini keberhasilan FAPB dalam melakukan penangkalan
pemurtadan yang banyak terjadi khususnya di Bekasi dapat dikatakan
cukup sukses sesuai dengan rencana yang diharapkan oleh semua
pengurus FAPB. Diantara hasil yang dicapai oleh seluruh pengurus
FAPB yang sesuai dengan hasil yang diharapkan adalah sebagai
berikut :
69
1) Disegel dan dirobohkannnya gereja-gereja ilegal yang
didirikan dengan tidak mengindahkan SKB 2 Menteri.
Eksekusi tersebut dilakukan oleh aparat hukum atas
rekomendasi dari FAPB ataupun dieksekusi oleh FAPB
sendiri,
2) Mengislamkan kembali para murtadin dan mengislamkan
non muslim melalui edukasi, advokasi ataupun dialog
agama Islam-Kristen.
3) Pasifnya pergerakan yayasan Mahanaim
4) Diundang mengisi berbagai kajian atau presentasi ilmiah
hampir di seluruh pelosok Indonesia. Dan kegiatan ini
diadakan oleh ormas Islam, institusi, ataupun FAPB sendiri
5) FAPB telah bekerjasama dengan beberapa media yang
menyangkut gerakan non muslim, mu‟alaf, dan berbagai hal
yang menyangkut tauhid.8
c. Memperbaiki Mekanisme Kerja.
Dalam mengambil suatu kebijakan untuk mengubah strategi,
tidak perlu strategi yang sudah ada menjadi ditinggalkan atau bahkan
strategi yang baru harus dirumuskan. FAPB melihat sesuatu
yang menjadi faktor pendorong dan penghambat dalam
mengimplementasikan strategi dakwah yang sudah ada, kemudian
diukur apakah strategi yang sudah ada tersebut dapat mencapai sasaran
dan tujuan yang diharapkan oleh FAPB. Selain itu dalam memperbaiki
8 Wawancara dengan Ust. Abu Al-Izz (ketua umum FAPB), kamis, 30 November 2014
70
mekanisme kerja FAPB juga melihat beberapa faktor yang ada, faktor-
faktor tersebut adalah faktor pendukung dan penghambat FAPB dalam
melaksanakan dakwah selama ini.
Adapun faktor-faktor dan pendukung FAPB dalam menghadapi
konversi agama Kristen di Bekasi selama ini adalah sebagai berikut :
1) Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten di
bidangnya, sehingga penempatan posisi kepengurusan dan
pengisi kajian Islam maupun kristologi sesuai dengan
kapabilitas dan kredibilitas.
2) Tersedianya sumber dana yang cukup. Sumber dana ini
tidak hanya berasal dari internal melainkan juga berasal
dari eksternal . Sumbangan dari para donatur yang berupa
zakat, infaq dan shodaqoh. Di samping itu, sumber dana
yang tersedia sepenuhnya dimanfaatkan untuk mendukung
gerakan dakwah, bahkan juga untuk kegiatan kemanusiaan
dan sosial.
3) Semangat dakwah yang ikhlas tanpa pamrih dari seluruh
komponen , baik pembina, pengurus, maupun anggotanya.
4) Adanya dukungan dari berbagai pihak sehingga
memungkinkan mengembangkan dakwahnya.
5) Adanya beberapa organisasi yang mempunyai visi dan misi
yang sama seperti, TPM (Tim Pengacara Muslim),
ARIMATEA (Advokasi, Rehabilitasi, Imunisasi, Aqidah
Terpadu Dan Aktual), FAKTA (Forum Anti Gerakan
71
Pemurtadan) dan GPAPB (Gerakan Pelajar Anti
Pemurtadan Bekasi), FSMM (Forum Silaturahmi Masjid
Mushola Bekasi Selatan), DDI (Dewan Dakwah Islamiyah)
memberikan peluang kepada FAPB untuk dapat
bekerjasama dan sharing ide dalam menghadapi konversi
agama kristen.
6) Adanya kepercayaan masyarakat terhadap FAPB untuk
mengatasi persoalan-persoalan agama, seperti kasus
pemurtadan, pernikahan beda agama, konsultasi agama dan
sebagai tempat pentasliman.
7) FAPB sering diminta untuk mengisi kajian kristologi,
pengajian, dan kegiatan keagamaan lainnya yang
diselenggarakan oleh organisasi atau masyarakat sehingga
memberikan peluang kepada untuk meningkatkan
perannya di masyarakat.
Sedangkan faktor penghambat adalah :
1) Aktivitas dakwah yang bersifat fluktuatif.
2) Kesibukan dan peran ganda pengurus sehingga
mengganggu aktivitas mereka di dalam berdakwah.
3) Adanya sikap apatis dari masyarakat dengan adanya
pembangunan gereja-gereja di kawasan mayoritas muslim.
4) FAPB masih belum memiliki kantor sendiri.
72
5) Tantangan dan ancaman dari pihak Nasrani terhadap
gerakan dakwah yang dilakukan, biasanya ancaman
tersebut datang melalui media handphone.
6) Terdapat beberapa oknum „Ustadz Duit‟ yang pro terhadap
kegiatan-kegiatan umat nasrani yang sebenarnya adalah
kegiatan dalam upaya melakukan konversi agama kristen
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun cara FAPB dalam menghadapi konversi agama Kristen yang
pertama adalah perumusan strategi. Perumusan strategi dalam hal ini adalah
suatu proses merancang dan menyeleksi strategi yang pada akhirnya menuntun
pada pencapaian misi dan tujuan organisasi. Melalui perumusan strategi
dakwah juga ditentukan sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari
atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan dakwah. Adapun
langkah-langkah dalam perumusan strategi dakwah dalam menghadapi
konversi agama kristen adalah sebagai berikut :
1. Membuka Posko Pengaduan.
2. Melakukan Investigasi Dan Verifikasi.
3. Melakukan Koordinasi Dengan Pemerintah Dan Aparat Hukum
Hal selanjutnya yang dilakukan FAPB setelah perumusan strategi
adalah Implementasi strategi. Adapun implementasi dari strategi dakwah yang
selama ini telah dijalankan adalah dengan program-program sebagai berikut :
1. Bakti Sosial
2. Penertiban Gereja-Gereja Ilegal
3. Berencana Membuka Lapangan Kerja Bagi Masyarakat Strata
Ekonomi Lemah Yang Rawan Dimurtadkan
4. Melaksanakan Edukasi Dan Seminar Kristologi.
5. Melakukan Aksi Turun Ke Jalan.
74
6. Melakukan Dialog Agama Islam Dan Kristen
7. Melaksanakan Program Nikah masal
8. Berdakwah Melalui Media
Setelah Implementasi strategi dakwah, hal terakhir yang dilakukan
FAPB Dalam menghadapi konversi agama Kristen adalah evaluasi strategi
dakwah. Dalam strategi antara perumusannya dengan pelaksanaannya harus
berkesinambungan, strategi yang baik jika dalam penerapannya tidak di
lakukan sesuai dengan strategi yang telah di rumuskan. Maka hasil yang
dicapai tidak akan terarah dengan baik, begitu juga sebaliknya.
Untuk menjaga keseimbangan dan singkronisasi diantara keduanya
maka diperlukan evaluasi. Manfaat evaluasi dapat mengetahui kekurangan-
kekurangan yang ada, selain itu juga memberikan penilaian terhadap apa yang
telah di lakukan.
B. Saran
1. Kepada pengurus FAPB diharapkan untuk mengintensifkan dakwah
melalui media internet, salah satunya adalah dengan membuat website
FAPB. Dengan adanya website tersebut masyarakat luas bisa menjadi
lebih mudah mengakses segala kegiatan FAPB, dan hal-hal lainnya
mengenai FAPB serta kasus konversi agama Kristen.
2. Bagi kalangan akademik, khususnya mahasiswa komunikasi dan
penyiaran islam UIN Jakarta, perlu mengembangkan penelitian yang
berkaitan dengan strategi dakwah agar kedepannya ditemukan formula
75
strategi yang ideal dalam mengembangkan aktivitas dakwah, khususnya
terkait dengan fenomena perbedaan agama di masyarakat.
76
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Abda, Slamet Muhaimin. 1994. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya:
Usaha Nasional.
Abdullah, Muhammad Husain. 1997. Metodologi Dakwah dalam Al-Quran.
Jakarta : Lentera.
Abdurachman, Oemi. 2001. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra
Aditya. Bakti, 2001.
Abu Ziyad, Eko Haryanto. 2011. Kristenisasi Dan Kejahatan – Kejahatannya.
Jakarta : Lembaga Penelitian Dan Pengkajian Islam.
Ahmad, Khursid. 1984. Missi Dakwah dan Missi Kristen. Bandung: Risalah.
Anshar, Saifuddin. 1993. Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Islam
dan Ummatnya. Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada.
Arifin, Muhammad. 2000. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Berkhof. 1991. Sejarah Gereja. Jakarta: Gunung Mulia.
Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
David, Fred R. 2002. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat.
Dermawan, Andy. 2002. Metodologi Ilmu Dakwah. Yogyakarta: LESFI.
Effendi, Onong Uchjana. 1992. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Ghazali, M. Bahri. 1997. Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar
Ilmu Komunikasi Dakwah. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Hadid, Yusuf Ismail. 2005. Menghalau Missionaris dan Misi Sucinya
Mengkristenkan Dunia. Yogyakarta: Pustaka Fahima.
Hamdi, Mujtaba. 2006. Dakwah Transpormatif. Jakarta: PP Lakpesdam NU.
Hidayat, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan
Kualitatif. Jakarta: UIN Press.
Hasanudin. 1996. Hukum Dakwah. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.
Isa Anshari, M. Mujahid Dakwah. Bandung : CV Diponegoro.
77
Ismail, Ilyas. 2006. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. Jakarta: Penamadani.
Kriyanto, Rachmar. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Moleong, Lexy, J. 2012.Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhtaram, Zaini. 1996. Dasar-dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta : Al-Amin
Press dan IFKA.
Muriah. 2000. Metodelogi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta : Mitra Pustaka.
M.Z, Zainuddin. 1994. Rahasia Keberhasilan Dakwah. Surabaya : Ampel Suci
Natsir, M. 1999. Islam dan Kristen di Indonesia. Jakarta: Media Dakwah.
. 1983. Fiqhudh Dakwah. Jakarta: Media Dakwah.
Mulyana, Imam. 1992. Mengupas Konsep Strtegi, Teori dan Praktek. (Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Pimay, Awaludin. 2005. Paradigma Dakwah Humanis. Semarang: Rasail.
Pulungan, J. Suyuti. 2002. Universalisme Islam. akarta: PT. Moyo Segoro Agung.
Rahmat, Jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Rafiuddin dan Maman Abd. Jalil. 1997. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung:
Pustaka Setia.
Rivai, Veithzal. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari
Teori ke Praktek. Jakarta: Murai Kencana.
Sanusi, Salahuddin. 1964. Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah
Islamiyah. Semarang : Ramadhani
Shaleh, Abd. Rasyad. 1993. Managemen Dakwah Islam. Jakarta: Bintang Bulan.
Siagan, Sondang.1987. Analisa serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi.
Jakarta: PT. Gunung Agung.
Syihab, Abu Deedat. 2005. Membongkar Gerakan Pemurtadan Umat Islam:
Dokumen Kristenisasi. Jakarta: Pustaka Tazkiya Az Zahra.
Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.
Tasmoro, Toto. 1987. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Yahya Oemar, Toha. 1983. Ilmu Dakwah. Jakarta: Widjaja.
. 2004. Islam dan Dakwah. Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima.
78
Yakqub, Ali Mustafa. 1997. Sejarah Metode Dakwah Nabi. akarta : Pustaka
Firdaus.
Yakub, Ismail. 1983. Dakwah Islam dan Kepastian Hukum : Aturan Permainan
Itu Sudah Ada Yogyakarta : Prima Duta.
Yunus, M. 1973. Kamus Bahasa Arab. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Terjemah
Al-Qur’an.
Sumber Lain :
Alhamdulillah Baksos Di Daerah Rawan Pemurtadan Berjalan Lancar,
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2011/12/26/17188/
alhamdulillah-baksos-di-daerah- rawan- pemurtadan- berjalan- lancar/
(Diakses pada 31 November 2014)
'Baptis' Massal SD Bekasi, Misionaris Mobil Pintar Nodai Dunia
http://www.voaislam.com/read/indonesiana/2011/10/18/16428/baptis-massal-
sd-bekasi-misionaris-mobil-pintar-nodai-
duniapendidikan/;#sthash.cXNDQSez. dpbs (Diakses pada, 29 November
2014)
Deedat, Abu. Awas 10 Modus Kristenisasi Di Indonesia,
http://www.dakta.com/2014/08/awas-10-modus-kristenisasi-di-indonesia/
(Diakses pada 29 November 2014)
Faisal, Muhammad. Gerakan Hamilisasi, Strategi Keji Memurtadkan Muslimah
http://www.islampos.com/gerakan-hamilisasi-strategi-keji-memurtadkan-
muslimah-84731/ (Diakses pada 29 November 2014)
Faisal, Muhammad. Umat Islam Bekasi Versus Hkbp, http:// gerakan
pelajarantipemurtadan.blogspot.com/2010/09/umat-islam-bekasi-versus-
hkbp. html (Diakses pada, 29 November 2014)
Lembaga Penelitian Pengkajian Islam. Kristenisasi Dan Kejahatan-kejahatannya.
http://farizarman.blogspot.com/2012/10/kristenisasi-dan-kejahatan-
kejahatannya.html (Diakses pada, 1 September 2014)
Zikri, Ahmad. Memahami Isi Skb 2 Menteri Tentang Rumah Ibadah,
http://www.zikri.com/2010/09/18/memahami-isi-skb-2-menteri-tentang-
rumah-ibadah/ (Diakses pada, 29 November 2014 )
HASIL WAWANCARA
Nama : Ustadz Abu Al-Izz, Lc
Jabatan : Ketua Umum Front Anti Gerakan Pemurtadan Bekasi
1. Apa latar belakang didirikannya FAPB?
Kelahiran FAPB dilatar belakangi pentingnya keistiqamahan dalam beragama. Istiqamah
dalam islam dan terhindar dari pemurtadan. Pada tahun 2007 nampak upaya pemurtadan
orang Islam di Pondok Mitra Lestari Bekasi. Kegiatan bakti sosial dari pemeluk agama
tertentu. Kondisi demikian berlanjut, dan pada tahun 2008 melalui program Bekasi Berbagi
Bahagia, selanjutnya disingkat B3 oleh Yayasan Mahanaim. B3 mengundang warga
masyarakat untuk acara perlombaan, ketangkasan dan pernikahan massal. Dibalik acara
formal tersebut terdapat indikasi pemurtadan, untuk pindah agama ke Kristen.
Kasus tersebut bagian dari sejumlah kejadian lainnya adalah menjadi latar belakang Forum
Silaturrahim Masjid dan Mushalla (FSMM) Bekasi Selatan berkonsultasi dengan Tim
Pengacara Muslim (TPM) pada tanggal 17 Nopember 2008. Di antara tindak lanjut hasil
pertemuan ialah mengirim surat ke Pemerintah Kota Bekasi yang menginformasikan
kemungkinan adanya upaya pemurtadan, dengan tembusan surat disampaikan kepada Polres
Metro Bekasi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi dan Forum Kerukunan Umat
Beragama (FKUB) Bekasi. Pertemuan berlanjut pada tanggal 22 Nopember 2008, denga
hasilnya mendirikan organisasi Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB). Organisasi ini terdiri
dari Dewan Syuro, Dewan Tafidziyah yang diketuai oleh Abu Al-Iz dan sekertaris A. Syukri
dan Wakil sekertaris Syaifuddin. Struktur kepungurusan dilengkapi enam bidang, yaitu:
informasi dan data, advokasi dan pembelaan, humas, dakwah, dan kepedulian umat. Di
samping itu dibentuk Koordinator Wilayah (Korwil) yaitu: Korwil Kota Bekasi yang diketuai
Assyifa Palestina al Kahfi, dan Korwil Kabupaten Bekasi yang diketuai oleh Sawabi.
2. Apa visi dan misi FAPB?
Misi utama dari FAPB sendiri itu adalah sebagai berikut :
1. Menangani dan mencegah pemurtadan
2. Menangani dan mencegah pendirian rumah ibadah / gereja ilegal
3. Memberantas praktek rentenir.
3. Siapa saja yang menjadi pengurus di FAPB ?
Soal pengurus ada soft copynya sama saya nanti saya akan berikan ke Sony
4. Apa pendapat FAPB mengenai konversi agama kristen di Indonesia?
Islam dan Kristen selalu hangat diperbincangkan sebagai agama yang saling mempengaruhi
karena kedua agama ini adalah agama misi atau agama dakwah, bedanya kalau Kristen
dibangun diatas doktrin amanat agung yang tidak mungkin seperti yang ada pada Injil Matius
“Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
(Matius 28: 18-20).
Sebenarnya agama yang memiliki misi paling kuat di dunia ini adalah islam dan Kristen. Dan
semenjak runtuhnya Khilafah Islamiyyah pada 1924 membuat umat kristiani semakin kuat
untuk mencengkramkan pengaruhnya di dunia ini dalam berbagai hal salah satunya adalah
evangelisasi.
Dan pasca terjadi tragedi runtuhnya menara World Trade Centre banyak berita yang
memunculkan stigma negatif terhadap Islam dan kaum muslimin, tetapi justru bagi kalangan
tertentu menimbulkan rasa penasaran, dan setelah mereka mempelajari islam mereka pada
akhirnya menyimpulkan bahwa islam tidak seburuk yang selama ini sering digambarkan.
Seperti di New York itu ada Masjid Al-Hikmah namanya, dan saya menerima informasi dari
salah seorang pengurus yang ada di sana bahwa setiap minggunya ada saja orang yang masuk
islam, intinya saya ingin mengatakan bahwa di Amerika dan eropa ada trend banyaknya
kalangan Kristen yang masuk islam, namun bagi para aktivis gereja, ini salah satu fenomena
yang harus dicari jalan keluarnya, salah satunya adalah mereka menggelontorkan dana untuk
Asia dan yang menjadi pusat konversi agama kristen di Asia sendiri itu adalah Singapura
kemudian orang Singapura menggunakan orang-orang Indonesia untuk melakukan ekspansi
konversi agama kristen, dan kalau kita lihat secara akademik pusat konversi agama kristen di
Indonesia sendiri berpusat di malang, di sana banyak sekolah-sekolah theology yang
memiliki asrama, dan setelah kita melakukan investigasi ternyata itu memang benar apa
adanya.
Konversi agama kristen di Indonesia sendiri begitu kuat, salah satu contohnya di daerah
Mangelang ada suatu daerah yang dahulunya bernama Rejosari, tapi kemudian setelah
digarap oleh para penginjil nama desa tersebut dirubah menjadi Merapi Sari dan sekarang
desa tersebut bernama salib putih, sebenernya di desa tersebut terdapat mushola akan tetapi
hampir semua masyarakatnya sudah di kristenkan. Dan di malang di daerah kecamatan
Blimbing desa polehan itu juga hampir satu desa masuk Kristen.
Di jawa sendiri umunya mereka melakukan konversi agama kristen dengan dua hal, yang
pertama dengan pendidikan, karena mereka membangun sarana pendidikan sehingga ada
sarana bagi mereka untuk melakukan konversi agama kristen, dan yang kedua melalui
ekonomi, dan ekonomi sendiri sangat dimanfaaatkan oleh mereka contohnya mereka
membangun pabrik las yang pegawainya sendiri adalah warga muslim yang digaji 15000
perhari tapi jika tiap minggunya mereka mau pergi ke gereja maka gaji mereka akan dinaikan
3000 rupiah perhari, dan tentu saja para pegawainya yang muslim itu mau melakukan hal
tersebut dengan alasan ekonomi ada lagi yang dibengkel yang berpenghasilan 20000 perhari
namun jika mau ke gereja gaji mereka akan dinaikan. Dan ketika saya tanyakan apakah
mereka benar-benar telah murtad dan jika diajak kembali masuk islam apakah mereka mau?
Dan mereka menjawab asalkan ada yang mau menggaji mereka lebih besar dari yang mereka
berikan bukan tidak mungkin mereka mau kembali masuk islam. Dan ketika FAPB terjun
kesana dan menanyakan apa yang akan FAPB lakukan untuk memperkuat akidah saudara
atau mengembalikan keimanan saudara ke islam maka semua itu kembali kepada dua hal
yaitu pendidikan dan ekonomi.
Jadi bisa saya simpulkan bahwasanya konversi agama kristen di Indonesia itu ada dan nyata,
buktinya nanti saya perlihatkan beberapa foto upaya konversi agama kristen di Indonesia
pada khususnya di Bekasi ini.
5. Apa saja bentuk-bentuk konversi agama kristen yang ada di kota bekasi?
Ya… kalo di bekasi sendiri bentuk – bentuk konversi agama kristen yang saya temukan
hampir sama dengan yang terjadi di bebeberapa daerah di Indonesia karena sebenernya
kristenisai itu di kelola secara nasional jadi bagaimana strategi mereka tergantung bagaimana
afiliasi mereka, dan mereka sendiri bergerak secara dinamis sehingga peluang-peluang yang
ada akan mereka gunakan sebaik mungkin.
kalau anak-anak muda itu seperti pacarisasi yang dilanjutkan dengan hamilisasi, tapi kalau
kalangan umum biasanya menebar jarring. Kalau yang paling umum di Bekasi itu saksi
yehovah, dan kalau saksi yehovah itu salah satunya door to door dari rumah ke rumah
membagikan majalah atau artikel mengenai Kristen bukan saja door to door bahkan tak
jarang mereka membagikannya di jalan-jalan dan tempat - tempat ramai seperti di BKT
setiap hari ahad pagi, jadi…sebelum para pedagang datang mereka sudah datang terlebih
dahulu dengan mendirikan stand, lalu ada juga BBB Bekasi Berbagi Bahagia. Jadi intinya
kalau sony Tanya bagaimana bentuk – bentuk konversi agama kristen di Bekasi maka bisa
saya simpulkan bahwa upaya konversi agama kristen di daerah lain juga sama dengan yang
terjadi di bekasi, tetapi di bekasi ada nilai tambahnya di mana di sini sering digegerkan
maraknya rumah yang dialih fungsikan menjadi tempat ibadah umat kristiani bahkan ada satu
RT terdapat empat rumah untuk kebaktian, dan tentunya ini bikin rame, kenapa bikin rame
karena masyarakat resah dikarenakan mereka membuat rumah ibadah di wilayah yang
mayoritas penduduknya umat muslim. Maka dari itu FAPB sendiri sering mendapatkan
sorotan dari beberapa kalangan karena kita sering memberikan advokasi-advokasi untuk
memberikan penyadaran kepada masyakat bahwa hal-hal seperti itu tidak bisa dibiarkan,
bahkan di daerah Galaxy sendiri itu satu RT ada tujuh gereja, coba bisa sony bayangkan di
dalam satu RT ada tujuh gereja, emang siapa yang mau make dengan gereja sebanyak itu.
Dan pada kenyataannya hanya satu yang dipakai, dan yang menjadi pertanyaan yang enam
bakal jadi apa? Jawabanyya adalah sisa yang lainnya bakal jadi next untuk sepuluh tahun
atau dua puluh tahun yang akan datang ketika keyakinan masyarakat sudah berubah maka
tempat sudah ada dan yang menjadi keyakinan mereka sendiri adalah bahya Yesus sebagai
juru selamat itu tidak akan turun sebelum gereja telah tersebar ke seluruh dunia dan itu sudah
menjadi doktrin konversi agama kristen sehinngga menurut mereka sendiri ini juga disebut
dengan jihad.
6. Bagaimana perumusan strategi dakwah FAPB dalam menghadapi konversi agama
kristen di kota bekasi?
Kita sendiri punya pola ya, jadi yang pertama kita menerima pengaduan, kemudian kita
lakukan investigasi dan verifikasi di lapangan, setelah itu melakukan koordinasi dengan
aparat hukum dan pemerintah apakah kegiatan yang dilakukan oleh mereka illegal atau legal.
Selain itu FAPB mempelajari di belakang mereka ada siapa dan cara mereka melakukan
kegiatan itu bagaimana.
7. Bagaimana implementasi strategi dakwah FAPB dalam menghadapi konversi agama
kristen di kota Bekasi?
Untuk di lapangan itu FAPB melihat kalau masyarakat belum siap terhadap advokasi atau
protes, maka FAPB akan melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial seperti contohnya kita
lakukan bakti sosial dengan cara pembagian sembako yang kalo saya nilai itu cukup lumayan
banyak, terus barangnya bagus-bagus salah satu tempat yang kita jadikan tempat baksos
adalah daerah kaliabang . Nah, pada umumnya orang tuh kalo udah dibaikin akan ada ruang
untuk komunikasi pada saat komunikasi itulah kita lakukan edukasi salah satunya adalah
mengenai peraturan dua mentri mengenai pembangunan rumah ibadah, sehingga masyarakat
akan tahu jika itu menyalahi aturan dan masyarakat ada semangat pada akhirnya masyrakat
berada di tempat paling depan dalam menghadapi konversi agama kristen tersebut. Kemudian
kita sampaikan bahwa FAPB sama dengan masyarakat di sini kepeduliannya, dan kita juga
menyampaikan bahwa kita tidak sebagai siapa-siapa kita adalah in cube bagian dari
masyarakat yang kebetulan memahami secara konsep dan secara gerakan. Lalu sekarang
untuk advokasi yang sesungguhnya di lapangan itu ya harus lahir dari masyarakat itu sendiri
akhirnya terbentuklah front-front sehingga jika RT tidak koperatif dalam menghadapi
konversi agama kristen di daerahnya tetapi masyarakatnya kondusif mau bergerak melawan
konversi agama kristen tersebut. Lalu kita juga menyegel atau mengeksekusi gereja-gereja
yang tak mengindahkan SKB 2 menteri yang tentunya dengan berkoordinasi dengan
pemerintah terkait dan aparat hokum. Ada juga kegiatan lain seperti Konsultasi dan
kemudian kita juga tak jarang mengadakan dialog litas agama.
Karena para missionaris biasanya juga mengincar masyarakat strata menegah ke bawah
dengan iming – iming pemberian modal usaha atau pekerjaan, maka FAPB juga akan
melakukan hal demikian namun bukan berbentuk modal usaha karena ini biasanya kurang
bermanfaat melainkan dengan membuka usaha yang mempekerjakan mereka, namun sampai
saat ini itu masih dalam tahap rencana.
Ada juga pernikahan masal yang kita laksanakan, namun sebenarnya ini adalah acara
mahanaim dalam kegiatan BBB yang kemudian kita ambil alih setelah acara tersebut
akhirnya di stop oleh pemerintah kota Bekasi.
8. Apakah strategi dakwah FAPB dalam menghadapi konversi agama kristen di Bekasi
sejauh ini sudah sesuai dengan rencana?
Alhamdulillah, dakwah FAPB selama ini sudah cukup sesuai dengan rencana karena misi-
misi kita seperti menangani dan mencegah pemurtadan, kemudian menangani dan mencegah
pendirian gereja illegal itu sudah cukup banyak yang kita tangani.
9. Apa hasil dakwah yang dilakukan oleh FAPB dalam menghadapi konversi agama
kristen sejauh ini?
Banyak hasil dari dakwah fapb dalam mennghadapi konversi agama Kristen di Bekasi, ada
yang udah murtad kembali lagi ke islam dengan memberikan argument kepada mereka,
selain itu kita juga memberikan advokasi kepada mereka mengenai bible. Terus kalau
kaitannya dengan gereja ya sudah banyak gereja yang di bongkar karena sebelumnya kita
melayangkan permintaan kepada pemerintah terkait untuk membongkarnya karena tidak ada
izin wahhh… itu kalau membongkar terkadang pihak pemerintah juga deg-degan
membongkarnya, ya mereka yang punya power aja deg-degan apalagi kita ya hehehe… ya
karena mereka itu begini ya walau sedikit tapi bisa menggoncang birokrasi ya itu juga kita
harus bisa belajar taktik bagaimana mereka itu kecil sebenarnya tapi terlihat besar.
Selain itu Mahanaim yang dulu aktif dalam melakukan misi konversi agama Kristen pun kini
gerakannya sudah pasif tak seperti dulu
10. Strategi dakwah apa yang paling dominan dilaksanakan FAPB dalam menghadapi
konversi agama kristen di kota Bekasi?
Strategi yang paling kuat dilakukan oleh FAPB pertama menjawab apa yang diperlukan
masyarakat kepada FAPB, sehingga selain melakukan kegiatan-kegiatan counter pemurtadan
secara aktif di tengah-tengah masyarakat terutama masyarakat yang sudah kita petakan
bahwa di tempat tersebut rawan pemurtadan, kemudian yang kedua di tempat yang rawan
terhadap pemurtadan tersebut nanti kita lakukan investigasi kerentanannya dalam masalah
apa, misalkan kerentanannya dalam masalah ekonomi maka kita akan melakukan pendekatan
ekonomi yang kita mampu salah satunya adalah baksos. Baksos itu sering digunakan oleh
fapb sebagai pintu masuk agar FAPB dapat diterima di tengah masyarakat, sebab kerentanan
di tingkat ini bisa melahirkan masyarakat yang apatis dengan apa yang terjadi di
lingkungannya baru setelah itu FAPB mengajak bicara masalah keimanan. Setelah itu FAPB
juga menanyakan kepada masyarakat relakah mereka berpindah agama hanya demi uang
semata, maka jika jawabannya adalah tidak mau setelah itu FAPB mengajak berbicara lebih
lanjut bahwa di sekitar daerah tersebut terdapat ancaman pemurtadan yang terang terangan
seperti ini gambarannya dan yang terselubung seperti ini gambarannya. Biasanya masyarakat
terbuka terutama yg terselubung itu, hingga pada akhirnya masyarakat lebihh antisipatif
sehingga FAPB membuka diri untuk melibatkan masyarakat agar gejala-gejala yg tadi
digambarkan apabila terjadi di masyarakat FAPB membuka diri untuk melakukan
pendampingan agar masalah tersebut tidak berkembang. Itu adalah strategi dakwah yang
paling dominan dilakukan oleh FAPB karena kita menyadari bahwa dakwah tanpa di respon
atau di dukung oleh masyarakat biasanya dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk
menjauhkan kita dari masyarakat.
11. Bagaimana evaluasi strategi dakwah FAPB dalam menghadapi konversi agama kristen
di kota Bekasi?
Ya, dakwah kita kan belum mempunyai standard pembinaan yang baku dan kita juga hanya
memanfaatkan semangat kaum muslimin yang merasa terganggu kehidupannya dan
akidahnya atau merasa terusik dengan gerakan konversi agama kristen di bekasi atau
Indonesia secara umum setelah kita berikan evaluasi itu biasanya kita membicarakan fakta-
fakta yang terjadi di lapangan sehingga kita bisa merumuskan kembali dakwah seperti apa
yang sesuai dengan kasus yang terjadi di lapangan.
Dakwah yang kita lakukan sendiri bukan dakwah yang dilakukan secara konservatif dengan
khutbah tetapi lebih membangun jaringan pemikiran, jaringan kesamaan gerakan. Kita
menyadari bahwa masyarakat kota ini tidak bisa sevara konvensional dan tradisional dengan
cara mengaji.
12. Media apa saja yang digunakan FAPB dalam berdakwah menghadapi konversi agama
kristen di kota bekasi?
Ya kita menggunakan media-media online seperti voa islam, sabili, pernah juga metro tv
memuat advokasi kita. Ya…untuk internal FAPB sendiri website kita sudah tutup tapi kita
mau menjalankannya lagi.
Namun media yang paling sering kita gunakan adalah media online, yaitu media-media islam
dimana media-media islam sudah banyak yang memberitakan kegiatan-kegiatan kita. Dan
kita juga pernah bekerjasama dengan DAKTA FM dalam dalam memberitakan bahaya
konversi agama Kristen dan modus-modusnya.
13. Apa saja faktor pendukung dan penghambat fapb dalam menghadapi konversi agama
kristen di kota bekasi?
Kalau pendukung sendiri saya merasakan adanya doa dari kaum muslimin yang tersebar di
ormas – ormas itu yang menjadi sebuah modal kuat untuk FAPB untuk terus bergerak yang
kedua dukungan dari msyarakat yang menaruhkan harapannya kepada FAPB. Yang ketiga
tentunya adanya dana finansial dari para donator yang cukup banyak, jadi dimana FAPB ada
kegiatan dana dari donator terkumpul dengan cepat. Kemudian ada juga semangat dari para
elemen anggota FAPB dalam berdakwah menghadapi kristenisasi.
Kalau penghambatnya kalau di lapangan masih ada masyarakat yang tidak faham dinamika
kehidupan sehingga kita agak kesulitan, yang kedua dari kaum Kristen juga terkadang ada
telfon yang menanyakan legalitas FAPB, padahal kita ini kan hanya front yang terdiri dari
seluruh ormas islam yang ada, yang namanaya front kan kalau ada kegiatan ya kita gerak
kalau tidak ada ya kita sibuk dengan urusan kita masing-masing. Tapi hambatan besar itu
biasanya datang dari umat islam sendiri karena ada saja oknum ustadz yang pro terhadap
umat kristiani dengan rayuan uang.
Narasumber
Ustadz Abu Al-Izz
Pamplet Acara Bekasi Berbagi Bahagia oleh yayasan Mahanaim
Salah satu kegiatan dari Bekasi Berbagi Bahagia
Pembagian Sembako Pada Acara Bekasi Berbagi Bahagia
Pembaptisan Muslimah Pada Acara Bekasi Berbagi Bahagia
FAPB dan Kaum Muslimin Berdemo menuntut dibubarkannya yayasan Mahanaim
Musyawarah Besar FAPB
Ketua Umum FAPB Ustadz Abu Al-Izz
Ketua Umum FAPB Dan Penulis
Para Peserta Nikah Masal Yang Dilaksanakan Oleh FAPB
Gereja-Gereja Ilegal Di Villa Galaxi Rt 005/017
Gereja Katolik Santo Bartholomeus
GPIB Galillea
Gereja Paroki
LAMPIRAN SURAT No. 001/FAPB/V/2009
SUSUNAN PENGURUS FAPB
- Dewan Syuro :
1. Ust. H. Abu Deedat Syihabuddin
2. Ust. H. Muhammad Nanang P 3. Ust. H. Azmi Daud
4. Ust. H. Muharli Barda
5. Ust. H. Abdul Rauf 6. Ust. H. M. Dahlan
7. K. H Abdul Hadi 8. Ust. Farhan
9. Ust. H. Sulaeman Zachawerus 10. K. H. Madrais Hajar
11. Ustdz. Hj. Irena Handono
- Dewan Tanfiz :
Ketua : Ust. Abu Al – Iz
Sekretaris : A. Djauhari Wk. Sekretaris : Syarifuddin
Bendahara : H. Supriadi Ayat Wk. Bendahara : Rd. Kukuh Abadi
- Bidang – Bidang :
1. Informasi dan Data
Ketua : Veri Kustanto Anggota : Wahyu Aliyanto
Busyairi
2. Advokasi dan Penindakan
Ketua : Syahid Tajuddin Anggota : Musman Muzakir
Usfuri
3. Humas
Ketua : Joko Puryanto Anggota : Sally
Jl. Raya Sultan Agung
Taman Century II, Jl. Kemuning 5 Blok M/19, Pekayon Jaya, Bekasi 17148 Phone / Fax : 021 – 8240 8285 / 021 - 8243 1865 HP : 0813 8131 7970
4. Dakwah
Ketua : Syamsuddin Anggota : Aang Kunaefi
Riman Syarif Ismail
5. Pembinaan Muslimah Ketua : Risda Bahar
Anggota : Wati Ellis
- Koordinator Wilayah :
Kota Bekasi Ketua : Assyifa Palestina Al_kahfi Bekasi Selatan : Mustaqim
Bekasi Barat : Suhendi
Bekasi Timur : Busyairi Bekasi Utara : Abdurrahman
Pondok Gede : Roch. Sugianto
Kab. Bekasi Ketua : Sawabi
Bekasi, 2 Mei 2009
6 Jumadil Awal 1430 H
Front Anti Pemurtadan Bekasi
Abu Al – Iz
Ketua
top related