spooring dan balancing
Post on 11-Dec-2014
264 Views
Preview:
TRANSCRIPT
A. Front Wheel Alignment ( FWA )
Front Wheel Alignment adalah pengaturan roda – roda bagian depan dari sebuah
kendaraan. Adapun tujuan dari front wheel alignment itu sendiri adalah sebagai berikut :
Kemudi / Steering ringan saat dikendalikan
Tidak terjadi getaran abnormal pada kendaraan saat berjalan
Kendaraan dapat berjalan lurus walaupun kemudi dilepas
Setelah berbelok, roda depan segera lurus kembali
Keausan ban merata
Komponen suspensi dan ban lebih awet
Kerusakan suspensi dapat diminimalisir
Faktor – faktor dari Front Wheel Alignment adalah :
a) Camber
b) Caster
c) Kingpin inclination
d) Toe angle
e) Turning radius
Faktor – faktor front wheel alignment di atas tergantung dari jenis sistem suspensi, sistem
penggerak roda dan sistem kemudi.
1. Camber
Camber adalah kemiringan roda depan terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan
kendaraan . Pada roda depan terdapat camber sehingga bagian atas lebih lebar dibanding
bagian bawah. Salah satu fungsi camber adalah untuk mencegah roda miring kedalam yang
menyebabkan gerak main kingpin bush atau hub bearing berlebihan, atau menyebabkan
deformasi axle karena pembebanan.
2. Caster
Caster adalah kemiringan ke depan atau ke belakang dari kingpin terhadap garis
vertikal. Fungsi utama dari caster adalah mengembalikan roda depan ke posisi lurus. Jika
simbol ”T” digunakan untuk mengidentifikasikan titik dimana garis perpanjangan bagian
tengah kingpin bertemu dengan permukaan jalan. ”T” berada didepan garis tengah ban pada
permukaan jalan. Titik perpotongan yang sama dapat dihasilkan dari kingpin vertical jika
posisinya dipindahkan ke depan tanpa menyediakan sudut inklinasi.
Sudut caster bervariasi sesuai dengan karekteristik pegas, karena caster ditentukan saat front
axle dipasang ke front spring. Ini berarti sudut caster dipengaruhi oleh variasi pegas juga
dipengaruhi oleh defleksi permanen. Saat mobil dikendarai pada jalan rusak atau saat beban
mobil bervariasi, sudut caster juga bervariasi karena karekteristik dari front spring berubah
secara konstan saat aksi pemegasan terjadi.
Saat rem diinjak, sudut caster cenderung mengecil karena efek perlambatan pada roda depan
menyebabkan front axle terpuntir ke depan. Roda pada kereta dorong posisinya selalu di
belakang garis tengah shaft dan mengikuti arah dorongan. Ini karena jarak tertentu disediakan
antara garis tengah shaft dan garis tengah roda. Semakin panjang jarak antara garis tengah
shaft dan roda, dan semakin besar beban yang bekerja pada roda dan kecepatan bergeraknya
semakin tinggi, kembalinya roda kemudi ke posisi lurus semakin baik dan kerja kemudi
semakin keras.
Pada kendaraan modern, roda depan memiliki sudut caster yang sangat kecil atau
bahkan sudut caster negatif. Alasannya adalah saat kendaraan begerak, pusat dari tekanan
persinggungan roda di belakang garis tengah ban dan ini menambah ke sudut caster positif.
Oleh karena itu, roda tetap kembali ke posisi lurus bahkan jika menggunakan sudut caster
negatif
3. Kingpin Inclination
Kingpin inclination adalah kemiringan ke dalam sumbu roda terhadap garis vertikal saat
dilihat dari depan kendaraan. Fungsi utama kingpin inclination adalah membawa titik tengah
ban bertemu dengan garis perpanjangan kingpin centre seperti efek dari camber. Dengan
kingpin inclination roda tidak perlu camber yang terlalu besar. Sudut kingpin inclination
dikombinasikan dengan sudut caster menghasilkan efek pengembalian steering wheel ke
posisi lurus sedangkan sudut camber memungkinkan berbelok lembut.
4. Toe Angle
Saat roda depan dilihat dari atas, bagian depan roda lebih kecil dibandingkan bagian
belakang roda. Masuknya roda depan disebut dengan toe in dan perbedaan antara jarak “A”
dan “B” adalah nilai aktual dari toe in. Nilai dari toe in dapat diatur dengan menyetel
panjang tie rod. Dengan toe in roda berusaha tergulir kedalam. Dengan camber, roda depan
miring keluar saat dilihat dari atas sehingga roda berusaha tergulir keluar. Akan tetapi, titik
pusat dimana ban tergulir keluar dipindahkan ke depan dengan adanya sudut toe in pada roda
depan sehingga roda dapat bergulir dengan lurus.
Salah satu fungsi dari toe in adalah untuk mengimbangi efek miring keluarnya roda
depan (camber), sehingga roda depan dapat bergulir dengan lurus. Untuk alasan ini, jumlah
toe in harus ditentukan dengan hati-hati dengan memperhatikan sudut camber.
Karena sudut camber bervariasi dengan sudut caster, toe in harus disetel setelah
penyetelan sudut camber dan caster. Saat kendaraan berjalan lurus, roda depan cenderung
bergulir keluar, tetapi kecenderungan ini diatasi oleh toe in, dan tie rod bebas dari regangan
yang berlebihan.
Sedangkan toe out adalah bagian roda depan bagian depan yang lebih lebar dibanding dengan
roda depan bagian belakang bial dilihat dari atas kendaraan.
5. Turning Radius
Turning Radius adalah radius lingkaran terluar yang dibuat oleh ban saat kendaraan
berbelok penuh dengan steering wheel dibelokkan sampai mengunci. Ditetapkan oleh standar
keamanan bahwa turning radius dari kendaraan diukur dengan membuat kedua belokan kiri
dan kanan harus 12 meter atau kurang. Turning radius diukur dengan metode berikut. Saat
menggunakan turning radius gauge, steering angle diukur dengan kendaraan dalam kondisi
kosong.
Jika turning radius gauge tidak tersedia, methode berikut dapat digunakan untuk mengukur turning
radius. Dengan steering wheel diputar sampai mengunci, buat belokan pada kecepatan rendah dan
kemudian ukur jarak antara titik tengah dan lingkaran terluar yang dibuat oleh ban
B. Spooring
Spooring adalah meluruskan roda antara depan dan belakang kedudukan roda sesuai
dengan spesifikasi dari tipe mobil. Dengan kata lain, spooring adalah menyelaraskan
kedudukan tiap roda depan anatara roda kiri dan roda kanan ( penyelarasan FWA ). Efek
yang ditimbulkan dari penyetelan front wheel alignment dapat dianalisa dengan adanya
pengamatan serta pengujian. Kekurangan dari penyetelan front wheel alignment ini terdetksi
dari percobaan tes jalan lurus, jalan berbelok, saat posisi kembali dari perlakuan berbelok,
keausan bagian – bagian ban yang mendapat traksi pada bidang jalan serta seberapa factor
keselamatan dari pengemudi.
Aspek pengamatan dari pengujian tersebut meliputi camber, caster, toe angle, dan
kingpin inclination. Pengamatan secara visual dapat terdeteksi dengan adanya pola pada
keausan ban.
Kondisi kendaraan ( mobil ) yang biasanya disarankan agar melakukan spooring
antara lain :
1. Terjadi getaran pada setir yang menggangu kenyamanan saat menyetir.
2. Pada saat mobil melaju lurus kedepan, terasa suatu belokan dengan sendirinya
walaupun tanpa adanya perubahan kendali setir. Atau dengan kata lain, setir menarik
ke salah satu arah ( kanan atau kiri )
3. Terjadi keausan yang tidak wajar pada keempat roda mobil, meliputi sisi, tapak dan
bulu ban.
4. Kondisi setir yang yang tak nyaman bahkan lebih berat dari bisannya, atau saat
pengendalian setir saat dibelokkan tidak mau kembali berputar pada posisi semula
saat dilepaskan.
5. Pada saat membelokkan mobil, terasa adanya goncangan padahal kondisan jalan yang
bagus.
top related