sosialisasi permentan no. …riph.pertanian.go.id/asset/media/download/file/48a10364043c6bfbf... ·...
Post on 06-Feb-2018
246 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SOSIALISASI PERMENTAN NO.
16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK
HORTIKULTURA- Pengganti Permentan Nomor 86 Tahun 2013 Tentang RIPH -
Disampaikan pada Acara Sosialisasi Permentan RIPH
Jakarta, 19 Mei 2017
1
Disampaikan oleh :DIREKTUR JENDERAL HORTIKULTURA
LATAR BELAKANG
2
Amanat Undang-undang Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Hortikultura
Perubahan struktur Kementerian Pertanian RI dimana Ditjen PPHP sudah tidak ada lagi dan RIPH diserahkan kepada Ditjen Hortikultura.
Gugatan DS 477/478 oleh New Zealand dan Amerika Serikat ke WTO terhadap importasi produk hortikultura.
Perkembangan situasi hortikultura di dalam negeri
Komitmen untuk meningkatkan produksi dan daya saing hortikultura nasional
Pemberlakuan perijinan 1 (satu) pintu di Kementerian Pertanian sesuai Permentan No. 117/Permentan/HK.300/11/2013 tentang Pelayanan Perijinan Pertanian Secara on line.
PERMENTAN NO.
86/Permentan/OT.140/8/2013
Tentang Rekomendasi
Impor Produk Hortikultura
PERMENTAN NO.
16/PERMENTAN/HR.060/5/20
17 Tentang Rekomendasi
Impor Produk Hortikultura
PEMBAHASAN DRAFT REVISI PERMENTAN RIPH
3
No. Tanggal Instansi Tempat
1 21 Desember 2016
2 24 Januari 2017 - Biro Hukum, Kementerian Pertanian
- Barantan, Kementerian Pertanian
- Inspektorat Jenderal
- PPVTPP, Kementerian Pertanian
- Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Rapat Ditjen Horti
3 30 Januari 2017 - Biro Hukum, Kementerian Pertanian
- Barantan, Kementerian Pertanian
- Inspektorat Jenderal
- PPVTPP, Kementerian Pertanian
- Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Rapat Ditjen Horti
4 10 Pebruari 2017 - Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Rapat Ditjen Horti
PEMBAHASAN DRAFT REVISI PERMENTAN RIPH Lanjutan
4
No. Tanggal Instansi Tempat
5 13 Pebruari 2017 - Biro Hukum, Kementerian Pertanian
- Barantan, Kementerian Pertanian
- Inspektorat Jenderal
- PPVTPP, Kementerian Pertanian
- Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Rapat Ditjen Horti
6 21 Pebruari 2017 - Lingkup Ditjen Horti
- Biro Hukum, Kementerian Pertanian
- Barantan, Kementerian Pertanian
- PPVTPP, Kementerian Pertanian
- Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Rapat Ditjen Horti
7 6 Maret 2017 - Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Rapat Ditjen Hortikultura
8 7 Maret 2017 - Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Rapat Ditjen Hortikultura
9 31 Maret 2017 - Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Kerja Direktur Jenderal
5
No. Tanggal Instansi Tempat
10 4 April 2017 - Ditjen Daglu, Kementerian Perdagangan
- Ditjen Dagri, Kementerian Perdagangan
- Irjen, Kementerian Pertanian
- Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Rapat Ditjen Hortikultura
11 11 April 2017 - Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Sesditjen Hortikultura
12 12 April 2017 - Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Sesditjen Hortikultura
13 13 April 2017 - Dirjen Daglu, Kementerian Perdagangan
- Litbang KPK
- Kominko Perekonomian
- Dit. Impor, Kementerian Perdagangan
- Itjen, Kementerian Pertanian
- Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Rapat Ditjen Hortikultura
14 17 April 2017 - Direktur Lingkup Ditjen Hortikultura
- Tim RIPH
Ruang Rapat Ditjen Hortikultura
15 27 April 2017 - Kantor Staf Presiden (KSP) Ruang Rapat Ditjen Hortikultura
16 28 April 2017 - Ditjen Hortikultura
- Ditjen Daglu, Kementerian Perdagangan
Ruang Rapat Ditjen Daglu – Kemendag
17 2 Mei 2017 - Instansi terkait
- Pelaku usaha
PUBLIC HEARING DRAFT PERMENTAN RIPH REVISI
PEMBAHASAN DRAFT REVISI PERMENTAN RIPH Lanjutan
STRUKTUR PERMENTAN RIPH NO. 16/2017
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II PERSYARATAN PENERBITAN RIPH
BAB III TATA CARA PENERBITAN RIPH
BAB IV KEWAJIBAN PELAKU USAHA
BAB V KETENTUAN SANKSI
BAB VI KETENTUAN PERALIHAN
BAB VII KETENTUAN PENUTUP
6
KETENTUAN UMUM DAN PERSYARATAN PENERBITAN RIPH
7
Definisi
Ruang lingkup Permentan RIPH
Jenis RIPH (Segar konsumsi, segar bahan baku industri,olahan)
Pengajuan RIPH, masa berlaku RIPH
Persyaratan RIPH untuk pelaku usaha, BUMN, lembagasosial dan perwakilan negara asing.
Persyaratan importasi untuk stabilisasi pasokan danharga oleh BUMN
PERSYARATAN PENERBITAN RIPH
8
Waktu importasi produk hortikultura (Di luar masa sebelum panen raya, panen raya dan sesudah panen raya dalam jangka waktu tertentu)
Persyaratan administrasi (NPWP, KTP, API-U, API-P, surat keterangan, surat BPOM, surat menguasai sarana penyimpanan, surat kesesuaian daya tampung gudang, surat pernyataan tidak akan menjual produk hortikultura ke pasar umum, laporan rekapitulasi realisasi impor dsb).
Persyaratan teknis (AROPT, GAP, GHP, Rekomendasi pemasukan dari BPOM untuk produk olahan)
TATA CARA PENERBITAN RIPH
9
Pelaku usaha mengajukan permohonan RIPH kepada Dirjen Hortikultura secara
online melalui http://perizinan.pertanian.go.id/
Alur pengajuan dan penerbitan RIPH (PPVTPP - Barantan – Ditjen Hortikultura –
PPVTPP - INSW)
Pelayanan secara manual dilakukan dalam hal keadaaan memaksa (force majeur)
ALUR PENERBITAN RIPH PERMENTAN NO 16/20171
5
2
3
INSW
4
PEMOHON
PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS DAN PERIZINAN PERTANIAN (PVTPP) 3 Hari
DOKUMEN TIDAK LENGKAP
MEMENUHI PERSYARATAN TEKNIS
TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN
TEKNIS
VERIFIKASI DAN VALIDASI
DOKUMEN TEKNIS
MEMENUHI PERSYARATAN TEKNIS
DIREKTUR JENDERAL HORTIKULTURA
PENERBITAN REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA
BADAN KARANTINA
(3 hari kerja)
VERIFIKASI
DOKUMEN
DITJEN HORTIKULTURA(5 hari kerja)
Alur pengajuan permohonan RIPH
Alur pengembalian berkas pemohonan
Alur penerbitan RIPH
VERIFIKASI
DOKUMEN
OLAHAN
SEGAR
KEWAJIBAN PELAKU USAHA
11
Wajib mengajukan SPI dan merealisasikan impor
Laporan realisasi impor
Penanaman bawang putih di dalam negeri 5% dari volume impor yang diajukan dikonversi dengan produktivitas 6 ton/ha
Laporan realisasi tanam dan produksi bawang putih diketahui oleh instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian di lokasi penanaman dan dilampirkan saat mengajukan permohonan impor berikutnya.
12
KETENTUAN SANKSI
Pelanggaran persyaratan “tidak memasukan produk hortikultura yang melebihi waktu 6 (enam) bulan sejak panen untuk produk hortikultura segar” dikenakan sanksi 3 tahun berturut-turut tidak diberikan RIPH
Pelanggaran terhadap komitmen menanam bawang putih di dalam negeri :
1. Diusulkan untuk dikurangi volume impor berikutnya
2. Tidak diberikan RIPH bawang putih selama 2 (dua) tahun bila melakukan pelanggaran 2 (dua) kali berturut-turut.
Tidak melaporkan realisasi impor dikenakan sanksi tidak diberikan RIPH untuk 1 (satu) tahun
Lembaga sosial yang melanggar peraturan dikenakan sanksi tidak diberikan RIPH selama 1 (satu) tahun dan menarik produk hortikultura dari peredaran
Tidak mengajukan SPI dkenakan sanksi tidak diberikan RIPH untuk 2 (dua) tahun
KETENTUAN PERALIHAN
• RIPH yang telah diterbitkan sebelum Permentan ini mulai berlaku,
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan batas berakhirnya RIPH
• Permohonan yang diajukan sebelum Permentan ini mulai berlaku diproses
sesuai Permentan sebelumnya.
• Impor produk hortikultura yang tidak diatur dalam Permentan
sebelumnya terhitung sejak tanggal 1 Juli 2017 harus dilengkapi dengan
RIPH sesuai Permentan ini yang dibuktikan dengan Nomor dan tanggal
Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
• Pelaku usaha yang telah memperoleh RIPH periode untuk impor bulan Juli
– Desember 2017 dilarang mengajukan permohonan RIPH untuk produk
hortikultura yang sama sampai dengan tanggal 31 Desember 2017
13
KETENTUAN PENUTUP
Dalam hal terjadi permasalahan hukum terkait
penerbitan RIPH, permohonan RIPH tidak diterbitkan
sampai dengan adanya putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap
14
PERUBAHAN PERMENTAN RIPH
1. Klasifikasi RIPH
semula diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) kelompok yaitu
: segar konsumsi, segar untuk bahan baku industri, olahan
untuk konsumsi, dan olahan untuk bahan baku industri.
Menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu : segar konsumsi,
segar untuk bahan baku industri, dan olahan (Pasal 4 ayat 1).
2. Penambahan ruang lingkup pengaturan komoditas
berdasarkan kode HS BTKI 2017 semula 39 kode HS
menjadi 54 kode HS (Pasal 4 ayat 2).
15
PERBANDINGAN KOMODITAS PERMENTAN RIPH
16
PERMENTAN NO 86 TAHUN 2013 PERMENTAN RIPH NO 16 TAHUN 2017
KETERANGANNO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN NO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN
07.01 Kentang, segar atau dingin. 07.01 Kentang, segar atau dingin.
Pemecahan kode HS
(menjadi 2 HS)
1 0701.90.00.00 - Lain-lainKentang Segar dan dingin untuk konsumsi
0701.90 - Lain-lain :
1 0701.90.10 - - Kentang untuk membuat potato chips
2 0701.90.90 - - Lain-lain
07.03Bawang bombay, bawang merah, bawang putih, bawang bakung/perai dan sayuran sejenis lainnya, segar atau dingin.
07.03Bawang bombay, bawang merah, bawang putih, bawangbakung/ perai dan sayuran sejenis lainnya, segar ataudingin.
0703.10 - Bawang bombay dan bawang merah: 0703.10 - Bawang bombay dan bawang merah:
- - Bawang bombay: - - Bawang bombay :
2 0703.10.19.00 - - - Lain-lainBawang Bombay Segar Untuk Konsumsi
3 0703.10.19 - - - Lain-lain
- - Bawang merah: - - Bawang merah :
3 0703.10.29.00 - - - Lain-lainBawang Merah Segar Untuk Konsumsi
4 0703.10.29 - - - Lain-lain
0703.20 - Bawang Putih :Baru
5 0703.20.90 - - Lain-lain
07.06Wortel, lobak cina, akar bit untuk salad, salsify, celeriac, lobak dan akar sejenis yang dapat dimakan, segar atau dingin.
07.06Wortel, lobak cina, akar bit untuk salad, salsify, celeriac,lobak dan akar sejenis yang dapat dimakan, segar ataudingin.
0706.10 - Wortel dan lobak cina: 0706.10 - Wortel dan Lobak Cina :
4 0706.10.10.00 - - Wortel 6 0706.10.10 - - Wortel
07.09 Sayuran polong lainnya, segar atau dingin. 07.09 Sayuran lainnya, segar atau dingin.
0709.60- Buah dari genus Capsicum atau dari genus Pimenta:
0709.60 - Buah dari genus Capsicum atau dari genus Pimenta :
5 0709.60.10.00 - - Cabe, (buah dari genus Capsicum) 7 0709.60.10 - - Cabe (buah dari genus Capsicum)
PERBANDINGAN KOMODITAS PERMENTAN RIPH
17
PERMENTAN NO 86 TAHUN 2013 PERMENTAN RIPH NO 16 TAHUN 2017KETERANGANNO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN NO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN
07.10Sayuran (tidak dimasak atau dimasak dengan dikukus atau direbus), beku.
07.10Sayuran (tidak dimasak atau dimasak dengan dikukus ataudirebus), beku
6 0710.10.00.00 - Kentang 8 0710.10.00 - Kentang
07.12Sayuran dikeringkan, utuh, potongan, diiris, patahan ataudalam bentuk bubuk, tetapi tidak diolah lebih lanjut.
Baru0712.90 - Sayuran lainnya; campuran sayuran :
9 0712.90.10 - - Bawang putih
08.03Pisang, termasuk pisang yang tidak cocok dikonsumsi langsung sebagai buah segar atau dikeringkan.
08.03Pisang, termasuk pisang yang tidak cocok dikonsumsi langsung sebagai buah, segar atau dikeringkan.
7 0803.10.00.00- Pisang yang tidak cocok dikonsumsi langsung sebagai buah
10 0803.10.00 - Pisang yang tidak cocok dikonsumsi langsung sebagai buah
8 0803.90.00.00 - Lain-lain Pisang Konsumsi 0803.90 - Lain-lain : Pemecahan kode HS
(menjadi 2 HS)11 0803.90.10 - - Lady’s finger banana12 0803.90.90 - - Lain-lain
08.04Korma, buah ara, nanas, alpokat, jambu, mangga dan manggis, segar atau dikeringkan.
08.04Korma, buah ara, nanas, alpokat, jambu, mangga dan manggis,segar atau dikeringkan.
9 0804.30.00.00 - Nanas 13 0804.30.00 - Nanas0804.50 - Jambu, mangga dan manggis: 0804.50 - Jambu, mangga dan manggis :
10 0804.50.20.00 - - Mangga 14 0804.50.20 - - Mangga15 0804.50.30 - - Manggis Baru
08.05 Buah jeruk, segar atau dikeringkan. 08.05 Buah jeruk, segar atau dikeringkan.0805.10 - Orange: 0805.10 - Orange :
11 0805.10.10.00 - - Segar 16 0805.10.10 - - Segar12 0805.20.00.00 - Mandarin (termasuk tangerin dan satsuma);
clementine, wilking dan buah jeruk hibrida semacamnya
- Mandarin (termasuk tangerin dan satsuma); clementine,wilking dan buah jeruk hibrida semacamnya: Pemecahan
kode HS (menjadi 3 HS)
17 0805.21.00 - - Mandarin (termasuk tangerin dan satsuma)18 0805.22.00 - - Clementine19 0805.29.00 - - Lain-lain
13 0805.40.00.00 - Grapefruit, termasuk pomelo 20 0805.40.00 - Grapefruit, termasuk pomelo
14 0805.50.00.00- Lemon (citrus lemon, citrus limonum) dan limau (citrus aurantifolia, citrus latifolia)
0805.50- Lemon (Citrus lemon, Citrus limonum) dan limau (Citrusaurantifolia, Citrus latifolia) :
Pemecahan kode HS
(menjadi 2 HS)21 0805.50.10 - - Lemon (Citrus limon, Citrus limonum)22 0805.50.20 - - Limau (Citrus aurantifolia, Citrus latifolia)
15 0805.90.00.00 - Lain-lain 23 0805.90.00 - Lain-lain
PERBANDINGAN KOMODITAS PERMENTAN RIPH
18
PERMENTAN NO 86 TAHUN 2013 PERMENTAN RIPH NO 16 TAHUN 2017KETERANGANNO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN NO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN
08.06 Anggur, segar atau kering. 08.06 Anggur, segar atau dikeringkan.16 0806.10.00.00 - Segar 24 0806.10.00 - Segar
08.07Melon (termasuk semangka) dan pepaya (papayas), segar.
08.07 Melon (termasuk semangka) dan pepaya (papayas), segar.
- Melon (termasuk semangka): - Melon (termasuk semangka) :17 0807.19.00.00 - - Lain-Lain Melon 25 0807.19.00 - - Lain-lain
0807.20 - Pepaya: 26 0807.20.00 - PepayaPenggabungan
kode HS18 0807.20.10.00 - - Mardi backcross solo (betik solo)19 0807.20.90.00 - - Lain-lain
08.08 Apel, pir dan quince, segar. 08.08 Apel, pir dan quince, segar.20 0808.10.00.00 - Apel 27 0808.10.00 - Apel
08.10 Buah lainnya, segar. 08.10 Buah lainnya, segar.21 0810.60.00.00 - Durian 28 0810.60.00 - Durian
0810.90 - Lain-lain: 0810.90 - Lain-lain :22 0810.90.10.00 - - Lengkeng (termasuk mata kucing) 29 0810.90.10 - - Lengkeng; termasuk mata kucing
- - Lain-lain :Baru
30 0810.90.92 - - - Buah naga
08.13Buah, kering, selain yang disebut dalam pos 08.01 sampaidengan 08.06; campuran dari buah bertempurung atau buahkering dari Bab ini. Baru
0813.40 - Buah lainnya :31 0813.40.10 - - Lengkeng
09.04Lada dari genus Piper; buah dari genus Capsicum atau darigenus Pimenta yang dikeringkan atau dihancurkan atauditumbuk.
Baru- Buah dari genus Capsicum atau dari genus Pimenta :
0904.21 - - Dikeringkan, tidak dihancurkan atau ditumbuk :32 0904.21.10 - - - Cabe (buah dari genus Capsicum)
0904.22 - - Dihancurkan atau ditumbuk :33 0904.22.10 - - - Cabe (buah dari genus Capsicum)
20,01Sayuran, buah, kacang dan bagian tanaman lainnya yang dapat dimakan, diolah atau diawetkan dengan cuka atau asam asetat.
Hapus2001.90 - Lain-lain:
23 2001.90.10.00 - - BawangBawang Merah,
Bawang Bombay
PERBANDINGAN KOMODITAS PERMENTAN RIPH
19
PERMENTAN NO 86 TAHUN 2013 PERMENTAN RIPH NO 16 TAHUN 2017KETERANGANNO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN NO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN
20.04Sayuran lainnya yang diolah atau diawetkan selain dengan cuka atau asam asetat, beku, selain produk dari pos 20.06.
20.04Sayuran lainnya yang diolah atau diawetkan selain dengan cukaatau asam asetat, beku, selain produk dari pos 20.06.
24 2004.10.00.00 - Kentang Kentang iris beku 34 Ex. 2004.10.00 - KentangKentang IrisBeku
20.05Sayuran lainnya yang diolah atau diawetkan selain dengan cuka atau asam asetat, tidak beku, selain produk daripos 20.06.
2005Sayuran lainnya yang diolah atau diawetkan selain dengan cukaatau asam asetat, tidak beku, selain produk dari pos 20.06.
2005.20 - Kentang: 2005.20 - Kentang :- - Irisan dan potongan: - - Irisan dan potongan :
25 2005.20.11.00 - - - Dalam kemasan kedap udara 35 2005.20.11 - - - Dalam kemasan kedap udara untuk penjualan eceran26 2005.20.19.00 - - - Lain-lain 36 2005.20.19 - - - Lain-lain
20.07
Selai, jeli buah, marmelade, pure dan pasta dari buah atau kacang, diperoleh dari pemasakan, mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya maupun tidak.
20.07Selai, jeli buah, marmelade, pure dan pasta dari buah ataukacang, diperoleh dari pemasakan, mengandung tambahangula atau bahan pemanis lainnya maupun tidak.
- Lain-lain: - Lain-lain :27 2007.91.00.00 - - Buah jeruk 37 2007.91.00 - - Buah Jeruk
20.08
Buah, kacang dan bagian tanaman lainnya yang dapat dimakan, diolah atau diawetkan secara lain, mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya atau alkohol maupun tidak, tidak dirinci atau termasuk pos lainnya.
20.08
Buah, kacang dan bagian tanaman lainnya yang dapat dimakan,diolah atau diawetkan secara lain, mengandung tambahan gulaatau bahan pemanis lainnya atau alkohol maupun tidak, tidakdirinci atau termasuk pos lainnya.
28 2008.20.00.00 - Nanas 2008.20 - Nanas : Pemecahan kode HS
(menjadi 2 HS)38 2008.20.10 -- Dalam kemasan kedap udara untuk penjualan eceran39 2008.20.90 - - Lain-lain
2008.30 - Buah jeruk: 2008.30 - Buah Jeruk :
29 2008.30.10.00- - Mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya atau alkohol
40 2008.30.10- - Mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnyaatau alkohol- Lain-lain, termasuk campuran selain campuran pada subpos2008.19 :
2008.99 - - Lain-lain: 2008.99 - - Lain-lain :30 2008.99.20.00 - - - Lengkeng 41 2008.99.20 - - - Lengkeng
PERBANDINGAN KOMODITAS PERMENTAN RIPH
20
PERMENTAN NO 86 TAHUN 2013 PERMENTAN RIPH NO 16 TAHUN 2017KETERANGANNO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN NO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN
20.09
Jus buah (termasuk grape must) dan jus sayuran, tidak difermentasi dan tidak mengandung tambahan alkohol, mengandung tambahan gula atau pemanis lainnya maupun tidak.
20.09
Jus buah (termasuk grape must) dan jus sayuran, tidakdifermentasi dan tidak mengandung tambahan alkohol,mengandung tambahan gula atau pemanis lainnya maupuntidak.
- Jus orange: - Jus orange :31 2009.29.00.00 - - Lain-lain
42 2009.11.00 - - Beku Pemecahan kode HS
(menjadi 3 HS)43 2009.12.00 - - Tidak beku, dengan nilai Brix tidak melebihi 2044 2009.19.00 - - Lain-lain
- Jus buah jeruk lainnya:Hapus
32 2009.39.00.00 - - Lain-lain- Jus nanas: - Jus nanas :
33 2009.41.00.00 - - Dengan nilai Brix tidak melebihi 20 45 2009.41.00 - - Dengan nilai Brix tidak melebihi 2034 2009.69.00.00 - - Lain-lain 46 2009.49.00 - - Lain-lain
- Jus anggur (termasuk grape must):Baru47 2009.61.00 - - Dengan nilai Brix tidak melebihi 30
48 2009.69.00 - - Lain-lain- Jus apel: - Jus apel :
35 2009.71.00.00 - - Dengan nilai Brix tidak melebihi 20 49 2009.71.00 - - Dengan nilai Brix tidak melebihi 2036 2009.79.00.00 - - Lain-lain 50 2009.79.00 - - Lain-lain
- Jus dari satu jenis buah atau sayuran lain nya: - Jus dari satu jenis buah atau sayuran lainnya :2009.89 - - Lain-lain: 2009.89 - - Lain-lain :
- - - Lain-lain :
37 2009.89.99.00 - - - - Lain-lainMinuman Sari Buah Mangga
51 Ex. 2009.89.99 - - - - Lain-lain Jus Mangga
2009.90 - Campuran jus: 2009.90 - Campuran jus :
38 2009.90.90.00 - - Lain-lain
Minuman Sari Buah Campuran (anggur, jambu, nanas, pepaya, mangga, persik, passion, apel, pir)
- - Lain-lain : Pemecahan kode HS
(menjadi 2 HS)
52 2009.90.91 - - - Siap untuk dikonsumsi langsung53 2009.90.99 - - - Lain-lain
PERBANDINGAN KOMODITAS PERMENTAN RIPH
21
PERMENTAN NO 86 TAHUN 2013 PERMENTAN RIPH NO 16 TAHUN 2017
KETERANGANNO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN NO KODE HS URAIAN BARANG KETERANGAN
21.03Saus dan olahannya; campuran bumbu dan campuranbahan penyedap; tepung mustar dan tepung kasarmustar serta mustar olahan.
21.03Saus dan olahannnya; campuran bumbu dan campuran bahanpenyedap; tepung mustar dan tepung kasar mustar sertamustar olahan.
2103.90 - Lain-lain: 2103.90 - Lain-lain :
39 2103.90.10.00 - - Saus cabe - - Saus dan olahan daripadanya :
54 2103.90.11 - - - Saus cabe
PERUBAHAN PERMENTAN RIPH Lanjutan.......
3. Importasi bawang putih. Pelaku usaha yang akan melakukanimportasi harus mengembangkan penanaman bawang putih di dalam negeri dengan produksi paling kurang 5% dari volume permohonan RIPH per tahun, baik dilakukan sendiri maupunbermitra dengan kelompok tani. Luas tanam dihitung dengan konversi menggunakan produktivitas 6 ton/ha (Pasal 30, 32)
4. Importasi produk hortikultura oleh BUMN dalam rangkastabilisasi pasokan dan harga memiliki persyaratan khusus (tidak terkena kewajiban menanam bawang putih di dalam negeri)(Pasal 12).
22
PERUBAHAN PERMENTAN RIPH Lanjutan.......
5. Perubahan alur pengajuan dan penerbitan RIPH (Pasal21)
6. RIPH semula diatur dalam 2 (dua) semester per tahunmenjadi sepanjang tahun dengan jumlah permohonanpaling banyak 1 (satu) kali untuk 1 (satu) pemohondalam 1 (satu) tahun takwim (Pasal 10).
7. Persyaratan kepemilikan gudang untuk pemegang API-U diubah menjadi penguasaan (Pasal 16 huruf i).
23
PERUBAHAN PERMENTAN RIPH Lanjutan.......
8. Penambahan persyaratan pemberian RIPH, yaitu :- Surat pernyataan tidak akan menjual komoditas yang diimpor ke pasar umum bagi
pemohon pelaku usaha pemilik API-P (Pasal 16 huruf k).
- Analisa Resiko OPT Karantina (AROPT) untuk produk dan negara yang pertama kali
mengirim ke Indonesia (Pasal 20 ayat 1 huruf b)
- Nomor GAP berlaku selama periode importasi dan berlaku untuk produk segar
konsumsi dan produk segar bahan baku industri (Pasal 20 ayat 1 huruf d)
- Surat keterangan kapasitas produksi dari negara asal sesuai Nomor GAP (Pasal 20
ayat 1 huruf f)
- Menyampaikan realisasi impor produk hortikultura (Pasal 29).
- Ketentuan sanksi (Pasal 33 dan 34)
24
PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH DI DALAM NEGERI
25
BAGAN ALIR PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH OLEH PELAKU USAHA
Pengajuan
RIPH(+Kesanggupan
Tanam 5% x Volume
Pengajuan)
Penerbitan
SPI(Kemendag)
KoordinasidenganDitjen
Horti danDinas
PertanianKab/Kota
(CP/CL)
- MoU KemitraandenganKelompoktani
-Usaha Sendiri
PelaksanaanTanam
(Luas, Jangka Waktu, Pendampingan TeknologiBudidaya, Pendampingan
Pemasaran)
Evaluasidan
Pelaporan
(DitjenHorti, Daglu, Dinas
Kab/Kota)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BULAN
Persiapan
No Kode Tentang Ditanda Tangani
oleh
1. Format -
1
Permohonan Rekomendasi Impor
Produk Hortikultura Segar Untuk
Konsumsi
Pelaku Usaha
2. Format -
2
Permohonan Rekomendasi Impor
Produk Hortikultura Segar Bahan Baku
Industri
Pelaku Usaha
3. Format -
3
Permohonan Rekomendasi Impor
Produk Hortikultura Olahan
Pelaku Usaha
4. Format -
4
Surat Kepala Pusat PVTPP kepada
Kepala Badan Karantina perihal
Permohonan Verifikasi Kesesuaian
Tempat Pemasukan, Produk
Hortikultura dan Negara Asal Produk
Hortikultura Segar
Kepala Pusat PVTPP
5. Format -
5
Surat Kepala Pusat PVTPP kepada
Direktur Jenderal Hortikultura perihal
Permohonan Rekomendasi Impor
Produk Hortikultura Olahan
Kepala Pusat PVT-PP
No Kode Tentang Ditanda Tangani
oleh
6. Format - 6 Surat Kepala Pusat PVTPP kepada
Pimpinan Pelaku Usaha tentang
Penolakan Pengajuan RIPH yang tidak
memenuhi persyaratan
Kepala Pusat PVTPP
7. Format - 7 Surat Kepala Badan Karantina
Pertanian kepada Direktur Jenderal
Hortikultura tentang Permohonan
Rekomendasi Impor Produk
Hortikultura Segar
Kepala Badan Karantina
8. Format - 8 Rekomendasi Impor Produk
Hortikultura ke dalam Wilayah Negara
Republik Indonesia
Direktur Jenderal
Hortikultura
9. Format -
9
Surat Pernyataan
Kesanggupan Untuk
Pengembangan Penanaman
Bawang Putih di Dalam
Negeri
Pelaku Usaha
DOKUMEN PENGAJUAN RIPH
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN
28
SIMULASI PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH LOKAL OLEH PELAKU USAHA
Asumsi DasarPerkiraan Impor Tahun 2018 : 480.000 ton/tahunKebutuhan Bawang Putih Nasional : 500.000 ton/tahunProduksi Eksisting Dalam Negeri : 20.000 ton/tahun
Jika setiap 5% dari jumlah pengajuan impor dilakukan pengembangan bawang putih di dalam negeri oleh pelaku usaha, maka diperlukan lahan pengembangan baru :
5% x 480.000 ton = 24.000 ton
Atau setara dengan Luas Tanam Baru ± 4.000 Ha (dengan asumsi provitas hasil panen 6 ton/ha)
SIMULASI PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH OLEH 1 (SATU) PELAKU USAHA IMPORTIR BAWANG PUTIH (5% DARI TOTAL VOLUME PENGAJUAN IMPOR)
No
Luas Tanam yang akan
dikembangkan
(Ha/tahun)
Setara Produksi*
(Ton)
Maksimal Vol.
Pengajuan Impor**
(Ton)
1. 50 300 6.000
2. 100 600 12.000
3. 150 900 18.000
4. 200 1.200 24.000
5. 300 1.800 36.000
6. 400 2.400 48.000
7. 500 3.000 60.000
8. 600 3.600 72.000
9. 700 4.200 84.000
10. 800 4.800 96.000
11. 900 5.400 108.000
12. 1.000 6.000 120.000
Catatan :
* Asumsi provitas rata-rata 6 ton/ha
** disesuaikan juga dengan kapasitas gudang yang dimiliki
1. Setelah RIPH dikeluarkan, importir dapat berkoordinasi denganKementerian Pertanian c.q Direktorat Jenderal Hortikultura untuk
mendapatkan informasi awal calon lokasi pengembanganbawang putih.
2. Setelah Surat Persetujuan Impor (SPI) dikeluarkan oleh KementerianPerdagangan, importir/pelaku usaha berkoordinasi dengan dinaspertanian atau dinas yang menyelenggarakan urusan pertanian dikabupaten/kota calon lokasi penanaman bawang putih dengan membawadokumen Surat Pernyataan Kesanggupan Pengembangan Bawang Putihdi dalam negeri sebagaimana Format-9 Permentan RIPH;
KOORDINASI DENGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAN DINAS PERTANIAN
PERAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA
Dinas Pertanian atau dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertanian Kabupaten/Kota berperan :
1. Mendata importir atau pelaku usaha yang akan mengembangkan bawang putih didaerahnya.
2. Menyediakan informasi lokasi yang potensial untuk pengembangan bawang putihhingga satuan wilayah terkecil yang memungkinkan.
3. Menyediakan informasi kontak kelompoktani bawang putih yang akan bermitradengan importir
4. Memantau atau memonitor realisasi pelaksanaan penanaman oleh pelaku usaha.
5. Memfasilitasi pertemuan antara kelompoktani/petani bawang putih yang akanbermitra dengan Pelaku Usaha.
Luas Maksimum Pernah Dicapai (Nasional)
(1993-2015)Luas Eksisting 2016* (Ha) Potensi Tersedia untuk Pengembangan**
28.197 Ha 2.177 Ha 14.246 Ha
169
679 31 200 Tegal
1.841 47 200 Wonosobo
1.291 236 3.096 Temanggung
2.844 31 250 Magelang
702 189 405 Karanganyar
89 - 75 Wonogiri
581 121 25 Bandung
- 100 Banjarnegara
Belu 285 15 85
TTU 357 11 88
TTS 200 62 499
Lotim 1.809 527 4.000
Tabanan 635 - 425
Buleleng 341 35
Probolinggo 603 - 15
91 53 87 Magetan
150 30 10 Kota Batu
1.723 12 10 Malang
1.098 - 25 Mojokerto
690 122 479 Solok
6 - 63 Muara Enim
19 - 8 OKU Selatan
- - 35 Pagar Alam
2 - 11 Lampung Barat
Bima 792 605 1.340
Karo 201 10 10
Tapanuli Utara 353 - 12
* Angka Sementara **Identifikasi Sementara Daerah s/d 16 Mei 2017
Raja Ampat 3 - 8
Lanny Jaya 30 30 1.050
Sigi - - 350
Parigi Moutong - - 300
Poso - - 500
Banggai 5 - 250
Majelangka 48 25
Garut 150 25
PETA IDENTIFIKASI LOKASI POTENSI PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH NASIONAL
IDENTIFIKASI LOKASI POTENSI LAHAN PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH
* Identifikasi Sementara sampai tanggal 16 Mei 2017
No Provinsi Kabupaten Potensi Lahan
1Jawa Tengah 1 Magelang 250
2 Banjarnegara 100
3 Temanggung 3.096
4 Wonogiri 75
5 Karanganyar 465
6 Tegal 500
2Jawa Timur 7 Magetan 87
8 Malang 10
9 Probolinggo 15
10 Mojokerto 25
11 Kota Batu 10
3Jawa Barat 7 Bandung 25
8 Majalengka 25
9 Garut 25
4NTB 12 Bima 1.340
13 Lombok Timur 4.000
5NTT 14 Belu 85
15 Timor Tengah Selatan 499
16Timor Tengah Utara 88
No Provinsi Kabupaten Potensi Lahan
6 Sulawesi Tengah 17 Sigi 350
18 Parigi Mountong 300
19 Poso 500
20 Banggai 250
7 Sumatra Barat 21 Solok 479
8 Bali 22 Tabanan 425
23 Buleleng 25
9 Sumatera Selatan 24 Muara Enim 63
25 Oku Selatan 8
26 Pagar Alam 35
10 Sumatera Utara 27 Karo 10
28 Tapanuli Utara 12
11 Lampung 29 Lampung Barat 11
12 Papua 30 Lani Jaya 1.050
13 Papua Barat 31 Raja Ampat 8
JUMLAH 14.246
NOTA KESEPAHAMAN (MoU) DENGAN KELOMPOKTANI
1. Untuk merealisasikan tanam bawang putih di dalam negeri, importir dapat menjalinkemitraan dengan kelompoktani atau badan usaha lain di lokasi yang sesuai denganterlebih dahulu mengadakan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU)yang disaksikan oleh Dinas Pertanian setempat.
2. Nota Kesepahaman (MoU) sekurang-kurangnya memuat informasi luas rencana tanamyang dimitrakan, hak dan kewajiban para pihak dan jangka waktu kerjasama.
3. Ketentuan terkait Nota Kesepahaman (MoU) :
Importir boleh melakukan MoU dengan satu atau lebih kelompoktani hinggaterpenuhi kewajiban minimal luas tanam yang dipersyaratkan.
Satu kelompoktani boleh melakukan dua atau lebih MoU dengan importir selamalahan yang dikuasai kelompoktani tersebut mencukupi kebutuhan importir.
Ketentuan mengenai hak dan kewajiban sekaligus mekanisme pemasaran hasilpanen dilakukan sesuai kesepakatan bersama para pihak dalam MoU.
KEWAJIBAN DAN HAK PARA PIHAK
IMPORTIR KELOMPOKTANI
Menyediakan Sarana Produksi Utamayang dibutuhkan : Benih, Pupuk,Pengendali OPT Ramah Lingkungan, Mulsa , dll
Menyediakan Lahan (kondisional)
Pendampingan teknologi budidaya Melaksanakan budidaya bawang putihsesuai anjuran dan menerapkan prinsip-prinsip konservasi lahan dan Good Agricultural Practices (GAP)
Pendampingan pemasaran bagikelompoktani mitra
Mekanisme pembagian hasil dan hal-hal teknis lainnya dapat disesuaikan dengan kondisi dan sesuai kesepakatn bersama parapihak
PENYEDIAAN SARANA PRODUKSI
1. Sarana produksi bawang putih meliputi :
Benih;
Pupuk Organik;
Pupuk Anorganik;
Sarana Pengendali OPT Ramah Lingkungan;
Mulsa; Dan/Atau
sarana lain yang diperlukan sesuai kondisi lokasi spesifik setempat.
2. Importir dapat membantu penyediaan sarana alat mesin pertanian untuk mendukung kegiatanbudidaya bawang putih antara lain mesin pengolah tanah, pompa air, sprayer dan alat lain yangdiperlukan.
3. Benih bawang putih dapat disediakan oleh kelompoktani, badan usaha swasta maupun BUMN(contoh : PT. Pertani) dengan diketahui oleh instansi yang membidangi perbenihan di lokasitanam.
4. Benih bawang putih yang akan ditanam harus sesuai dengan kondisi agroklimat lokasi setempat.
PELAKSANAAN TANAM Selama pelaksanaan tanam, importir berwenang menentukan mekanisme
pengawasan untuk menjamin keberhasilan penanaman.
Waktu tanam bawang putih dapat menyesuaikan musim tanam di masing-
masing lokasi spesifik.
Importir atau pihak yang dikuasakan oleh importir melakukan pendampingandan bimbingan teknologi budidaya.
Importir atau pihak yang dikuasakan oleh importir melakukan pendampinganpemasaran hasil panen bawang putih.
Kementerian Pertanian bersama dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota serta
instansi terkait lainnya berhak melakukan pembinaan dan pengawasanpelaksaan realisasi tanam baik diminta maupun tidak diminta.
Kebutuhan Benih 3.875 ton
PROGRAM PENYEDIAAN BENIH BAWANG PUTIH DENGAN APBN 2018
PRODUKSI BENIH1. Potensi Pertanaman 2017 = 1.754 ha 15.483 ton
(kawasan APBN dan swadaya petani)2. Produksi benih (70% konsumsi) 10.800 ton3. Produksi Benih (2018) 115 ha 550 ton Benih
Ketersediaan Benih Kebijakan importasi baput : Importir wajib mengembangkan
baput di dalam negeri sebesar 5% dari impor konsumsi
427.500 ton - 21.375 ton/3.562 ha pertanaman 2.500 ton
BEP BAWANG PUTIH DI BEBERAPA WILAYAH
Lokasi BEP Konsumsi
(Rp.)
BEP Benih (Rp.)
Kab. Bandung 8.000 15.000
Kab. Tegal 12.000 25.000
Kab. Temanggung 14.000 27.000
Kab. Magelang 22.000 30.000
Kab. Karanganyar 15.000 17.000
Kab. Malang 6.500 10.000
Kab. Magetan 13.000 18.500
Kab. Solok 7.000 13.000
Kab. Lombok Timur 7.000 12.000
Kab. Bima 7.000 13.000
BUMN (PT. Pertani)— Modal— Prosesing— Pemegang Sertifikat Benih— Penyimpanan— Penyaluran
PETANI/PENANGKAR— Penyedia produk
Pelaku Usaha(Eksportir dan Importir)
KEMENTAN ― Penyediaan Benih Varietas Baru― Pengawasan dan Sertifikasi
PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH
WAKTU TANAM BAWANG PUTIH DI BEBERAPA SENTRA DI INDONESIA)
42
JanFeb
Mar
Apr
Mei
JunJul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
Lombok Timur
(Feb-Agust)
EVALUASI DAN PELAPORAN
A. LAPORAN PERSIAPAN TANAM1. Pelaku Usaha melaporkan persiapan penanaman bawang putih kepada Direktur Jenderal Hortikultura
dengan diketahui Dinas Pertanian atau dinas yang menyelenggarakan urusan hortikultura di lokasisetempat, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak RIPH dikeluarkan
2. Laporan persiapan tanam bawang putih sekurang-kurangnya meliputi : informasi calon lokasi dan/ataucalon petani mitra, rencana luas tanam, jadwal tanam dan skema pengembangan (sendiri atau kemitraan).
B. LAPORAN REALISASI TANAM1. Pelaku usaha melaporkan realisasi penanaman bawang putih kepada Direktur Jenderal Hortikultura
Kementerian Pertanian dan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan yang diketahui oleh Dinas Pertanian atau Dinas yang menyelenggarakan urusan hortikultura di lokasi, sebagaidasar penerbitan RIPH tahun berikutnya.
2. Laporan realisasi pelaksanaan penanaman bawang putih sekurang-kurangnya melampirkan salinan MoU (jika melakukan kemitraan), Surat Keterangan Pengembangan yang diketahui Dinas Pertanian setempat(jika dilakukan secara sendiri), Lokasi, Realisasi Luas Tanam (Hektar), Realisasi Luas Panen (Hektar) danRealisasi Hasil Produksi dalam satu tahun (Ton).
JENIS BAWANG PUTIH DALAM NEGERI
44
BAWANG PUTIH TEMANGGUNG
45
BAWANG PUTIH SEMBALUN
46
KONSULTASI PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH
47
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat :
Dr. Ir. Prihasto Setyanto, MSc. (081334635115)
Kasubdit Bawang Merah dan Sayuran Umbi :
Ir. Mardiah Hayati, MM. (081316746429)
Kasie Teknologi Bawang Merah dan SayuranUmbi : Indra Husni, STP, MM (081316334375)
Kasie Pengembangan Kawasan Bawang Merahdan Umbi : Mutiara Sari, PhD (081210600814)
Email : subdit.bawang@g
mail.com
48
top related