soldering rangkaian elektronika
Post on 19-Oct-2015
420 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
Rabu, 19 Maret 2014
Pada postingan Blog kali ini, saya akan menjelaskan sedikit mengenai soldering dan
teknik-tekniknya. Selain itu, saya juga akan menjelaskan hasil praktikum Rangkaian
Elektronika ke tiga mengenai soldering. Semoga dapat bermanfaat...
Pengertian solder
Soldering, merupakan salah satu aspek terpenting dalam realisasi suatu rangkaian
elektronika. Soldering digunakan untuk menghubungkan antara kaki-kaki komponen komponen elektronika dengan suatu sirkuit pada PCB (Printed Circuit Board). Sehingga dapat
dikatakan bahwa soldering adalah proses penyambungan antara komponen elektronika dengan
cirkuit. Baik buruknya koneksi antar komponen dalam cirkuit (sistem) sangat dipengaruhi dari baik-buruknya soldering yang dilakukan.
Berbagai jenis solder tersedia banyak pilihan, tergantung pada perangkat yang anda
kerjakan. Untuk penggunaan seperti reparasi HP misalnya digunakan solder tipe blower / hot
air. Solder jenis ini memiliki temperatur yang dapat diatur dari 100C sampai 540C. Jenis-
jenis solder:
1. Solder biasa, Jenis ini merupakan yang paling banyak digunakan karena harganya yang relatif
murah, untuk keperluan merakit / servis sudah cukup memadai. Walaupun sebenarnya jika
kita memilih merk yang bagus akan lebih mahal tetapi seimbang dengan kualitasnya,
misalnya goot / hakko dan lainnya. Solder yang memiliki pemanas tipe keramik biasanya
lebih mahal dan lebih panjang umurnya dibandingkan dengan solder dengan pemanas tipe
coil.
2. Solder dengan kontrol suhu, Ada beberapa jenis solder yang memiliki pengaturan suhu secara otomatis. Solder
biasa tidak memiliki fitur ini, ciri solder ini adalah memilliki box kontrol terpisah dari solder
tersebut. Kelebihan jenis ini adalah bila dinyalakan seberapa lama pun suhunya akan stabil /
konstan sehingga tidak merusak solder itu sendiri begitu juga dengan tegangan yang naik
turun tidak akan mempengaruhi suhu solder, sedangkan pada solder biasa suhunya akan
meningkat seiring tegangan yang diberikan dan waktu menyalakannya, bila dibiarkan terus
menerus menyala biasanya ujung solder dekat elemen akan meleleh. Spesifikasi yang biasa
terdapat untuk jenis ini misalnya :
Heating Element : Ceramic Heater
Temperature Range : 200 ~ 480 C
Temperature Stability : 1 C (no load)
Tip to Ground Resistance : di bawah 2
Tip to Ground Potential : di bawah 2mV
3. Solder Uap / blower / Hot air,
-
Blower merupakan salah satu varian dari Solder. Disebut blower karena proses
penggunaannya menggunakan udara. Pada blower standar yang digunakan dalam praktikum,
terdapat 2 pengaturan. Pengaturan pertama merupakan kekuatan panas (heating) yang akan
dikeluarkan melalui mata solder, dan pengaturan yang lain merupakan tekanan (kekuatan
hembusan) udara yang akan dipancarkan. Kedua pengatur ini bekerja secara linier satu sama
lain. Semakin tinggi suhu udara yang dipancarkan, akan bertambah kuat lagi jika dinaikkan
tekanan uadara yang akan dikeluarkan..
Adapun spesifikasi blower yang biasa digunakan adalah :
1. Solder Uap Welding Remover Untuk soldering dan desoldering komponen SMD yang sangat kecil
2. Dapat digunakan untuk heat shirt tube, 3. Heat energy test dan heat processing 4. Temperatur dapat diatur dari 100C sampai 540C 5. Dengan circuit Anti-static untuk melindungi kerusakan komponen
Dan berikut ini beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum
membeli solder :
Tegangan : Yang harus diingat adalah tegangan kerja solder tersebut hendaknya disesuaikan
dengan tegangan yang dimiliki.Umumnya tegangan nya adalah 220-240VAC, untuk beberapa
solder tertentu ada juga yang memiliki teganga kerja dc, yaitu 12-48VDC dengan pemakaian
arus hingga 3-4A. Bandingkan dengan solder AC yang memiliki arus
-
Gambar di samping menunjukkan beberapa hasil
soldering yang bervariasi. Ada yang hasilnya bagus (ideal) ada pula yang kurang bagus
(timahnya terlalu banyak). Untuk beberapa jenis rangkaian, hal ini tidak terlalu berpengaruh
dan tidak terlalu dipermasalahkan, sehingga soldering hanya menjadi bagian dari aspek
kerapihan rangkaian. Akan tetapi, untuk beberapa jenis rangkaian yang lain, terutama yang
menggunakan komponen elektronika jenis SMD (surface mount device), masalah soldering
sangat perlu untuk diperhatikan.
Untuk dapat memperoleh hasil soldering yang bagus, diperlukan teknik soldering yang
baik dan benar, serta dibutuhkan jam terbang yang cukup banyak dalam soldering. Berikut
adalah beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam teknik soldering untuk mendapatkan hasil
soldering yang bagus.
1. Gunakan solder sesuai dengan kebutuhan > disarankan untuk memilih solder yang
memiliki pengaturan suhu, sehingga dapat diatur suhu soldering sesuai dengan
kebutuhan. Solusi lain adalah memilih solder dengan daya sesuai kebutuhan.
Misalkan untuk menyolder komponen komponen elektronika yang tidak tahan panas
(IC, LED), cukup menggunakan solder dengan daya 30-40 watt.
-
2. Pilih mata solder yang sesuai > ada banyak sekali jenis mata solder, mulai dari yang
kecil dan runcing sampai yang besar dan tumpul. Menurut pengalaman, solder yang
digunkan tidak perlu bagus-bagus, yang penting adalah mata soldernya yang bagus,
yang mampu menghantarkan panas dengan baik. Beberapa merk mata solder yang
terkenal dan bagus adalah goot dan dekko.
3. Gunakan kualitas timah solder yang bagus dan diameter timah yang sesuai dengan
kebutuhan. Beberapa merk timah solder yang memliliki kualitas yang bagus adalah
goot dan dekko. Hasil soldering timah dengan kualitas bagus akan terlihat mengkilap.
Selain kualitas timah solder, yang perlu diperhatikan adalah diameter timah yang
digunakan. Diameter timah yang dijual dipasaran (yang sering digunakan) bervariasi
dari 0,3 mm sampai 0,6 mm. Untuk timah dengan diameter kecil (0,3 mm) biasanya
digunakan untuk menyolder komponen komponen kecil, seperti komponen smd.
Sedangkan untuk komponen axial footprint, biasanya digunakan timah solder dengan
diameter yang lebih besar (0,6 mm).
-
4. Selain timah, dalam pekerjaan solder-menyolder ini sering juga kita memerlukan pasta patri. Kegunaan pasta ini untuk memudahkan timah menempel dengan barang yang
dipatri, misalnya pada pematrian kawat atau terminal. Olesan pasta juga berfungsi
untuk mencegah oksidasi pada waktu barang yang dipatri itu dipanasi.
5. Bersihkan circuit (PCB) dari debu-debu / kotoran dengan menggunakan alkohol serta
olesi pad kaki komponen dengan menggunakan lotfet dengan tujuannya agar timah
dapat dengan mudah menempel pada circuit PCB dan kaki komponen.
Posisi memegang solder:
Cara pegang yang salah
Cara memegang yang salah, maka akan menyulitkan saat melakukan penyolderan.
-
Cara pegang yang Benar
Dengan memberikan jarak pada tangkai dengan tangan kita, memudahkan dalam melakukan
penyolderan.
Bentuk mata /bit solder dan kegunaanya:
-
Jarak dan ukuran panjang memegang timah yang benar :
Urutan melakukan proses penyolderan :
Dalam proses penyolderan mulai dari No.2 sampai No.4 dilakukan selama 3 detik.
-
Metode Solder :
Posisi penyolderan yang benar 45 0 ~ 60 0
Cara melakukan penyolderan yang baik :
1. Tancapkan solder pada kontak listrik
2. Tunggu Solder hingga panasnya mencukupi
3. Ujung solder dibersihkan dengan spons basah
4. Jika solder baru, ujung solder dilapisi dulu dengan timah tipis dan merata.
5. Bersihkan bahan yang akan disolder (harus bebas dari lemak, karat atau kotoran lainnya)
6. Komponen dipasang erat pada PCB (lubang tidak longgar), sehingga komponen tidak goyang
7. Tempelkan ujung solder pada kaki komponen dan PCB yang akan di patri hingga panasnya
cukup
8. Kemudian tempelkan timah pada ujung solder sampai meleleh dengan jumlah yang cukup
sampai patri/timah terlihat mengepyar,
9. Angkat solder dan timah, tunggu beberapa saat sampai timah mengeras dan komponen tidak
goyang. Selesai
-
Perhatikan gambar berikut adalah hasil penyolderan yang benar dan salah :
Cara penyolderan yang salah dan sering terjadi adalah timah patri ditempel pada
ujung solder, kemudian dibawa ke tempat yang akan dipatri. Cara yang demikian ini sama
sekali tidak dianjurkan, karena kedua media yang akan dipatri harus sama-sama dalam
keadaan panas, baru patri dilelehkan diatasnya.
Untuk pematrian komponen semiconductor (seperti Transistor, IC), usahakan proses
pemanasan sesingkat mungkin, dengan cara menunggu terlebih dahulu solder mencapai panas
yang cukup tinggi sebelum ditempelkan. Bila perlu body komponen semi konduktor
dibungkus dengan kain basah sehingga panas dari kaki komponen tidak menjalar ke body
komponen atau apabila iC atau transistor menggunakan Headsink/pendingin pasang terlebih
dahulu pendingin tersebut ke bodi komponen, lalu lakukan penyolderan. Hal ini dilakukan
karena komponen tersebut mudah rusak jika panas berlebihan.
Setelah penyolderan pemasangan komponen selesai semua, muka PCB bekas patrian
dibersihkan dengan thinner untuk menghilangkan sisa-sisa pasta yang masih menempel di
PCB.
(Referensi: diambil dari beberapa sumber di Internet)
-
Pada praktikum sebelumnya, kelompok kami telah mencoba untuk menyolder dan membuat
rangkaian seri-paralel. Kali ini saya membuat 2 rangkaian, yaitu rangkaian seri dan rangkaian
paralel. Berikut dokumentasinya...
Alat & bahan:
- Solder
- LED
- PCB
- Baterai 9 Volt
- Pasta Solder
- Tinol
Ini adalah alat dan bahan yang kami gunakan dalam praktikum soldering:
(Gambar 1)
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA
-
(Gambar 2: LED)
(Gambar 3: resistor)
-
(Gambar 4: Solder, PCB, Tinol, Pasta Solder, LED, Resistor)
Langkah-langkah membuat rangkaian Seri:
1. Sebelum membuat suatu rangkaian, yang pertama harus kita lakukan
adalah menentukan nilai resistansi dari resistor yang akan digunakan.
Pada rangkaian seri ini saya menggunakan resistansi 230 Ohm.
- Merah Merah Coklat Emas : 220 x 5%
- Coklat Hitam Hitam Emas : 10 x 5%
2. Kemudian susun resistor secara Seri dengan LED
-
Berikut susunan rangkaiannya:
(Gambar 5: Rangkaian Seri)
3. Kemudian mulailah menyolder rangkaian menggunakan Tenol.
(Gambar 6 dan 7 : Menyolder rangkaian seri)
-
Gunakan langkah yang sama untuk membuat rangkaian paralel, namun ada
perbedaan dari rangkaian seri.
1. Jika pada rangkaian seri saya menggunakan nilai resistansi 230 Ohm,
maka pada rangkaian paralel saya menggunakan nilai resistansi 480 Ohm.
- Kuning Ungu Coklat Emas : 470 x 5%
- Coklat Hitam Hitam Emas : 10 x 5%
2. Kemudian susun resistor secara Paralel dengan LED
(Gambar 8: Rangkaian Paralel)
Untuk mengecek apakah rangkaian dapat berfungsi dengan baik atau
tidak, gunakan baterai 9Volt tadi dengan menghubungkan kaki LED dengan
resistor. Ini hasil rangkaiannya:
-
(Gambar 9: LED dapat menyala dengan baik)
(Gambar 10: Hasil penyolderan rangkaian Seri dan Paralel tampak
belakang)
top related