skripsi pengaruh penggunaan disposable diapers …repository.stikes-bhm.ac.id/222/1/58.pdfkebiasaan...
Post on 06-Nov-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN DISPOSABLE DIAPERS TERHADAP
KEBERHASILAN TOILETING PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI
TK INSAN AL-FIRDAUS SERAYU KOTA MADIUN
Oleh :
NOFI PURWATIH
NIM : 201302038
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
ii
SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN DISPOSABLE DIAPERS TERHADAP
KEBERHASILAN TOILETING PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI
TK INSAN AL-FIRDAUS SERAYU KOTA MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
NOFI PURWATIH
NIM : 201302038
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan
layak mengikuti Ujian Sidang.
SKRIPSI
“PENGARUH PENGGUNAAN DISPOSABLE DIAPERS TERHADAP
KEBERHASILAN TOILETING PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI
TK INSAN AL-FIRDAUS SERAYU KOTA MADIUN”
Menyetujui,
Pembimbing II
Istikomah, S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIP. 197405171998032009
Menyetujui,
Pembimbing I
CholikHarunRosjidi.,M.Kes
NIP. 19720222200501101
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Mega AriantiPutri, S.Kep,.Ners.,M.Kep
NIS. 20130092
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Telahdipertahankan di depanDewanPengujiTugasAkhir (SKRIPSI)
dandinyatakantelahmemenuhisebagiansyaratuntukmemperolehgelar (S.Kep)
PadaTanggal : …………….
DewanPenguji :
1. Ketua Dewan Penguji
Zainal Abidin, SKM.,M.Kes :………………………….
2. Penguji 1
Cholik Harun Rosjidi, App., M.Kes :………………………….
3. Penguji 2
Istikomah S.Kep.,Ns.,M.Kes : …………………………..
Mengesahkan,
STIKES Bhakti HusadaMuliaMadiun
Ketua
ZainalAbidin, SKM.,M.Kes
NIS. 20160130
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan Kesabaran dalam menyelesaikan SKRIPSI.
Kupersembahkan SKRIPSI ini kepada :
Bapak Edy Purnomo dan Ibu Maryani yang tak pernah lelah menyayangiku
yang selalu memotivasiku dan selalu memberikan dorongan semangat baik
secara moril dan materil, dan menjadi inspirasi dalam setiap langkah ku…
Adiiku tersayang Nandho Purnomo Aji terimnakasih sudah menjadi
saudara terbaikku, selalu semangat belajar ya demi bapak ibu..
Dopen Satria Wahyu Pratama terimakasih telah memotivasi saat malass
nyusun skripsi semoga yang kita semogakan cepat tersemogakan yaa…
Buat Dosen Pembimbingku Pak Cholik Harun Rosjidi dan Bu Istikomah
terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk membimbingku dengan
penuh kesabaran...
Dewi Anggraini, Septiana Wahyu, Wahyu Firmanningtyas, Erma Megawati
Tercinta makasih kalian selalu memberiku dukungan disaat senang maupun
sedih dan menjadi bagian dari kalian selama 4 tahun ini…
Buat teman-teman STIKES BHM Madiun, khususnya teman-teman
Keperawatan 8A dan teman seperjuangan terima kasih atas segala
dukungan dan semangat yang kalian berikan.
vi
Motto
Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan
usaha yang di sertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib
seseorang manusia tidak akan berubah dengan sendirinya
tanpa usaha.
vii
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nofi Purwatih
NIM : 201302038
Prodi : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI ini adalah hasil pekerjaan saya
sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam
memperoleh gelar Sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah
maupun belum/tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan
daftar pustaka.
Madiun, 29 April 2017
Nofi purwatih
NIM. 201302038
viii
KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertandatangan di bawahini :
NAMA :
NIM :
JUDUL SKRIPSI: :
NOFI PURWATIH
201302038
Pengaruh Penggunaan Disposable Diapers Terhadap
Keberhasilan Toileting Pada Anak usia Pra Sekolah Di
TK Insan Al-Firdaus serayu Kota Madiun.
Penulis menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini merupakan
hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli. Jika terdapat refrensi terhadap
karya orang lain atau pihak lain, maka dituliskan sumbernya dengan jelas.
Demikian pernyataan ini penulis buat secara sadar dan bersungguh-sungguh
tanpa paksaan dari pihak manapun.
Madiun, Agustus 2017
Penulis
Nofi Purwatih
201302038
ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nofi Purwatih
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 21 Agustus 1995
No Hp : 082234744956
Email : Nofipurwatih@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. 2001 – 2007 : 1. SDN 1 Kartoharjo Magetan
2. 2007 – 2010 : 2. SMPN 2 Barat Magetan
3. 2010 – 2013 : 3. SMAN 1 Jiwan Madiun
4. 2013 – Sekarang : 4. STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun
Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja
x
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN DISPOSABLE DIAPERS TERHADAP
KEBERHASILAN TOILETING PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI
TK INSAN AL-FIRDAUS SERAYU KOTA MADIUN
Nofi Purwatih
Toileting adalah suatu kemampuan anak melakukan kebersihan diri dan
mengontrol rasa ingin Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) secara
mandiri. Anak usia 4-5 tahun sudah bisa mengenali rasa BAK dan BAB. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan disposable diapers
terhadap keberhasilan toileting pada anak prasekolah di TK Insan Al-Firdaus
Serayu Kota Madiun.
Penelitian ini menggunakan desain Komparatif dengan pendekatan case
control retrospektif. Sampel penelitian sejumlah 50 reponden dengan jumlah 25
cassus dan 25 control dari 128 populasi dengan tehnik pengambilan sampel
simple random sampling. Analisa data menggunakan uji chi-square dengan taraf
signifikan 0,05.
Hasil penelitian diketahui penggunaan disposable diapers kategori tidak
pernah yang berhasil toileting 15 responden(60,0%), dan 10 responden (40,0%)
yang berhasil toileting dengan pola penggunaan diapers selalu. Sedangkan ada 23
responden (92,0%) tidak berhasil toileting dengan pola penggunaan diapers
selalu, dan 2 responden (8,0%) tidak berhasil toileting dengan pola penggunaan
tidak pernah. Hasil uji statistic korelasi diketahui pValue=0,000 dengan nilai
koefisien kontigensi sebesar 0,481 artinya bahwa hubungan antar variabel pada
tingkat sedang.
Variabel yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan Toileting
adalah pola penggunaan disposable diapers . Hal ini disebabkan oleh pola
kebiasaan oleh orang tua terhadap anak pada masa toilet training.
Orang tua sebaiknya lebih rajin dalam mengajarkan toilet training pada
anak dimulai hari pertama anak melepas diapers. Mengajak anak BAK ke toilet
setiap 1 atau 2 jam sekali dan membuatkan jadwal BAB ke toilet setiap pagi
setelah bangun tidur.
Kata Kunci :Penggunaan disposable diapers, Keberhasilan Toileting
xi
ABSTRACT
INFLUENCE OF USAGE THE DISPOSABLE DIAPERS TO EFFICACY OF
TOILETING AT CHILD AGE PRE SCHOOL IN NURSERY OF INSAN AL-
FIRDAUS SERAYU MADIUN
Nofi Purwatih
Toileting is an ability at child in doing hygiene of themselves and control
to feel defecate ( BAB) and urinate ( BAK) self-supportingly. At child age 4-5
child years old have recognized to feel for defecate and urinate. The aim of this
research is to analyse influence of usage the disposable diapers to efficacy of
toileting at child age pre school in Nursery of Insan Al-Firdaus Serayu Madiun.
This Research use comparative with retrospective control case design.
Research Sampel a number of 50 repondents from 128 population technicaly
intake of lemessow sampel. Data analysis use test of chi-square with level of
significant 0,05.
Result of research known that usage of disposable diapers categorize have
never is a success of toileting count 15 responders ( 60,0%), and 10 responder (
40,0%) is a success of toileting with pattern always usage of diapers . While there
are 23 responders ( 92,0%) fail to toileting with pattern usage of diapers always,
and 2 responder ( 8,0%) fail to toileting with usage pattern never used. Resul of
statistical test of correlation known by pValue=0,000 with coefficient contingency
value equal to 0,481 with the meaning that correlation between variable is
medium level.
Very big variable of its influence to efficacy of Toileting pattern usage of
disposable diapers . This matter because of habit pattern by parents to child in a
period of toilet training.
Parent should be more diligent in teaching toilet training on the child at
the start of child removing diapers. Take the child to the toilet for urinate ( BAK)
every 1 or 2 hours and make a schedule to the toilet for defecate ( BAB) every
morning after waking up.
Keyword : Usage of disposable diapers, Efficacy of Toileting
xii
DAFTAR ISI
Sampul Luar ........................................................................................................ i
Sampul Dalam ..................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii
Lembar Pengesahan ............................................................................................iv
Persembahan dan Motto ...................................................................................... v
Lembar Pernyataan.............................................................................................. vi
Keaslian Penelitian ..............................................................................................vii
Daftar Riwayat Hidup .........................................................................................viii
Abstrak ...............................................................................................................ix
Daftar Isi..............................................................................................................xi
Daftar Tabel ........................................................................................................xii
Daftar Gambar .....................................................................................................xiii
Daftar Lampiran ..................................................................................................xiv
Daftar Istilah........................................................................................................xv
Daftar Singkatan..................................................................................................xvi
Kata Pengantar ....................................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................8
1.5 Keaslian Penelitian ..................................................................................9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Disposable Diapers ....................................................................12
2.2 Konsep Toileting .....................................................................................18
2.3 Konsep Usia Pra Sekolah ........................................................................23
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ..............................................................................28
3.2 Hipotesa Penelitian ..................................................................................29
xiii
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ..................................................................................30
4.2 Populasi dan Sampel .............................................................................31
4.3 Teknik Sampling ...................................................................................34
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ....................................................................35
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........................37
4.6 Instrumen Penelitian .............................................................................39
4.7 Uji Validitas dan Reabilitas ..................................................................40
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................42
4.9 Prosedur Pengumpulan Data .................................................................42
4.10 Pengolahan Data ...................................................................................44
4.11 Teknik Analisa Data .............................................................................47
4.12 Etika Penelitian .....................................................................................50
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Lokasi penelitian ...................................................................52
5.2 Hasil Penelitian .......................................................................................53
5.3 Pembahasan .............................................................................................58
5.4 Keterbatasan Penelitian ...........................................................................69
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .............................................................................................70
6.2 Saran ......................................................................................................70
Daftar Pustaka .....................................................................................................73
Lampiran – lampiran ...........................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel Nilai Z sesuai nilai α ........................................................... 32
Tabel 4.2 Tabel Inklusi Ibu dan anak cassus ................................................. 33
Tabel 4.3 Tabel Inklusi Ibu dan Anak control............................................... 33
Tabel 4.4 Tabel Ekslusi Ibu dan Anak cassus ............................................... 34
Tabel 4.5 Tabel Eksklusi Ibu dan Anak control ............................................ 34
Tabel 4.6 Definisi Operasional ...................................................................... 38
Tabel 4.7 Tabel Contigency........................................................................... 50
Tabel 5.1 Karakteristik Ibu Berdasarkan Usia di TK Insan Al-Firdaus Kota
Madiun .......................................................................................... 53
Tabel 5.2 Karakteristik Ibu Berdasarkan Pendidikan di TK Insan Al-
Firdaus Kota Madiun ..................................................................... 53
Tabel 5.3 Karakteristik Ibu Berdasarkan Pekerjaan di TK Insan Al-Firdaus
Kota Madiun .................................................................................. 54
Tabel 5.4 Karakteristik Anak Berdasarkan Usia di TK Insan Al-Firdaus
Kota Madiun………………………………………………… ...... 54
Tabel 5.5 Karakteristik Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Di TK Insan Al-
Firdaus Kota Madiun……………………………………….. ....... 55
Tabel 5.6 Keberhasilan Toileting anak di TK Insan Al-Firdaus Serayu
Kota Madiun .................................................................................. 55
Tabel 5.7 Penggunaan Disposable Diapers di TK Insan Al-Firdaus Serayu
Kota Madiun…………………………………………………. ..... 55
Tabel 5.8 Usia Penggunaan Disposable Diapers pada Anak di TK Insan Al-
Firdaus Kota Madiun ..................................................................... 56
Tabel 5.9 Penggunaan Disposable Diapers pada Anak yang Berhasil
Toileting di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun ............................ 56
Tabel5.10 Penggunaan Disposable Diapers pada Anak yang Tidak
Berhasil Toileting di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun ............. 57
Tabel5.11 Cross tabulation antara Penggunaan Disposable Diapers
terhadap Keberhasilan Toileting di TK Insan Al-Firdaus Kota
Madiun Pada bulan April 2017 ..................................................... 57
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................................28
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ......................................................................29
Gambar 4.1 Kerangka Desain Penelitian ............................................................31
Gambar 4.4 Kerangka Kerja Penelitian ..............................................................36
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Pengesahan Judul ......................................................... 76
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ................................................................... 77
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di TK Insan Al-
firdaus Kota Madiun ................................................................ 78
Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden ................................ 79
Lampiran 5 Persetujuan Menjadi Responden ............................................... 80
Lampiran 6 Kisi-kisi Kuesioner ................................................................... 81
Lampiran 7 Lembar Kuesioner Penelitian .................................................... 82
Lampiran 8 Analisa Data Umum dan Khusus .............................................. 85
Lampiran 9 Hasil Crosstabulation Pengaruh Penggunaan Disposable
Diapers terhadap keberhasilan Toileting .................................. 94
Lampiran 10 Tabulasi penggunaan diapers dan keberhasilan toileting ......... 96
Lampiran 11 Tabel Tabulasi Uji Validitas dan Reabilitas.............................. 102
Lampiran 12 Lembar Konsul .......................................................................... 107
Lampiran 13 Jadwal Kegiatan ........................................................................ 110
Lampiran 14 Lembar Dokumentasi ................................................................ 111
Lampiran 15 Lembar Revisi ........................................................................... 112
xvii
DAFTAR ISTILAH
Toilet Training : latihan BAB dan BAK
Toddler : Anakusia 1-3 tahun
Enuresis : Mengompol
Toileting : Kemampuan kebersihan diri toilet
Disposable diapers : Popok sekali pakai
Cloth diaper : Popok cuci ulang
Weist band : Perekat Pinggang
Pull-up diaper : Popok Celana
Defekasi : Mengejan
Potty chair : Kursi Toilet
Cassus : Kasus
Restropektif : Masalalu
Purposive : Purposive
Editing : Mengedit
Coding : Mengkode
Scoring : Memberi skor
Entry data : Memasukan data
Tabulating : Tabulasi
Cleaning : Pembersihan
Informed consent : Lembar Persetujuan
Anonimyty : Tanpa Nama
Confidentially : Kerahasiaan
Justice : Keadilan
Harms : Manfaat
Benefit : Kerugian
xviii
DAFTAR SINGKATAN
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
TK : Taman Kanak-kanak
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
OR : Ods Ratio
CC : Coenfisiensi Contingency
xix
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Disposable Diapers Terhadap Keberhasilan Toileting Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di TK Insan Al-Firdaus Serayu Kota Madiun”
Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulushati
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. SUSIANTO selaku Kepala Sekolah TK Insan Al-firdaus Kota
Madiun yang telah memberikan izin penelitian.
2. Zaenal Abidin, S.KM, M.KES (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti
HusadaMulia Madiun
3. Mega Arianti Putri, S.Kep. Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi S1
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
4. Cholik Harun Rosjidi, M.Kes selaku pembimbing I yang telah merelakan
waktunya member bimbingan , saran dan motivasi dengan sabar kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsiini.
xx
5. Istikomah, S.Kep., Ns.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah merelakan
waktunya memberi bimbingan , saran dan motivasi dengan sabar kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan doa
7. Ayah Ibu serta saudaraku yang telah memberikan kasih sayang, semangat
serta do’a dan dorongan baik moral maupun material selama ini.
8. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu yang telah banyak membantu peneliti mengikuti pendidikan dan
melakukan penelitian.
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
sehingga di harapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis
berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
Madiun, Agustus 2017
Penulis
NofiPurwatih
201302038
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengajarkan toilet training pada anak tidak mudah. Namun di butuhkan
peran orang tua sedemikian rupa untuk mengajarkan toilet training yang di mulai
sejak usia 1-3 tahun. Pada saat usia tersebut, anak harus mampu melakukan toilet
training. Jika anak tidak mampu melakukan toilet training anak akan mengalami
hambatan. Pada usia toddler anak merasa sudah mampu mengatur keperluannya
untuk mengatur keperluannya untuk buang air kecil (BAK) dan buang air besar
(BAB) bila anak diajarkan lebih dari usia 3 tahun di khawatirkan akan susah
mengubah perilaku anak. Bila usia anak sudah lebih dari 3 tahun belum mampu
untuk melakukan toilet training anak dapat mengalami kemunduran, kebiasaan
mengompol yang sulit hilang, tidak dapat mengendalikan buang air kecil dan
buang air besar sehingga kondisi psikologis anak merasa malu dengan teman-
teman yang lain (Krisdianti, 2013).
Kejadian Enuresis (mengompol) lebih besar pada anak laki-laki yaitu 60%
dan anak perempuan 40%. Penelitian pada anak 10.960 anak di Amerika ,
prevalensi Enuresis (mwngompol) pada anak laki-laki yang berusia 7 sampai 10
tahun adalah 6% dan 3%. Statistic menunjukkan, 25% anak Enuresis
(mengompol) pada usia 5 tahun akan menurun menjadi 5% sampai pada usia 10
tahun, dan tinggal 2% pada usia 10-15 tahun (Fitricilia,dkk,2013).
2
Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) nasional (2010) di
perkirakan jumlah balita yang susah mengontrol buang air besar dan buang air
kecil (ngompol) di usia sampai pra sekolah mencapai 75 juta anak (32,6%) dari
230 juta jiwa penduduk Indonesia (Depkes RI,2012).Berdasarkan survey cepat di
Jawa Timur pada tahun 2013 peran orang tua dalam mengajarkan anak toileting
pada balita masih kurang hal ini di tunjukkan dengan angka 20% orang tua yang
mengajarkan toileting pada balita yang tepat dan sesuai dengan usia dan juga
didapatkan data jumlah anak usia toddler (1-3 tahun) sebanyak 134 anak. Anak
yang berhasil menjalankan toileting 15% dan 85% gagal dalam menjalankan
toileting, sedangkan anak usia pra sekolah (4-5 tahun) anak yang berhasil
menjalankan toileting 25% dan 75% anak gagal dalam menjalankan toileting.
Pada tahun 2014 anak usiatoddler (1-3 tahun) sebanyak 123 anak. Anak yang
berhasil menjalankan toileting 25% dan 75% gagal dalam menjalankan toileting.
pada anak usia pra sekolah (4-5 tahun) anak yang berhasil menjalankan toileting
40% dan 60% gagal menjalankan toileting (Forikes,2014).
Angka penggunaan popok sekali pakai di Jawa Timur tahun 2010 dari
jumlah balita 2.473.615 sekitar 1.657.322 balita (66,99%) menggunakan popok
sekali pakai dan sisanya yang tidak memakai 816.293 (33,01%) ini karena alasan
pekerjaan orang tua (Kabarbisnis,2010). Insiden penggunaan popok sekali pakai
mengalami peningkatan tahun 2011 sebanyak (7,1%) dari jumlah balita kurang
lebih 3,2 juta jiwa (Depkes RI,2012).
Nining (2013) mengatakan bahwa menurutnya dalam perkembangan anak
orang tua mempunyai peran penting yang membantu menentukan bagaimana
3
kepribadian anaknya akan terbentuk dan membawa kehidupan mereka
selanjutnya. Dilihat dari masa modern saat ini, ibu kurang mengerti dan kurang
informasi akan perkembangan anaknya, saat ini banyak kalangan ibu yang
memilih menggunakan produk instan tanpa memperhatikan efek samping bagi
perkembangan ananknya. Masa sekarang ini banyak dari kalangan ibu muda yang
lebih memilih menggunakan diapers pada anaknya. Disposablediapers
merupakan popok sekali pakai. Dahulu disposable diapers hanya dipakai kaum
menengah atas saja, kini pemakaian diapers sudah mulai merata di kalangan ibu-
ibu muda yang mempunyai anak usia 1-3 tahun di semua kalangan.
Disposablediapers tersebut tidak hanya dipakai saat berpergian atau jauh dari
toilet saja, namun juga digunakan dalam aktivitas sehari-hari karena
penggunaanya yang praktis. Sebenarnya penggunaan Disposablediapers tidak
hanya mempunyai keuntungan saja namun juga terdapat kerugian diantaranya
dapat mengganggu perkembangan anak terutamadapat menimbulkan ruam merah,
dan anak akan susah mengontrol hasrat untuk BAB dan BAK.
Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dan melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar
(BAB).Kegagalan Toileting sebagian besar di sebabkan oleh kebiasaan yang salah
dalam buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Kebiasaan yang salah
dalam mengontrol BAB dan BAK menyebabkan anak tidak disiplin, manja, dan
anak akan mengalami masalah psikologi. Karena anak akan merasa berbeda dan
tidak dapat secara mandiri mengontrol buang air besar dan buang air kecil.
Masalah yang terjadi pada anak ketika melakukan toilet training adalah anak
4
merasa takut dengan toilet, sebagian orang tua tidak membangunkan anaknya
pada malam hari untuk buang air besar (BAK) sehingga anaknya mengompol.
Dan orang tua yang sibuk bekerja membiarkan anaknya menggunakan
Disposablediapers dari pada membiarkan anak pergi ke kamar mandi (Hidayat,
2011). Kemampuan anak dalam mengontrol buang air besar dan buang air kecil
akan tercapai pada usia anak 4 – 5 tahun. Perkembangan fisik anak usia pra
sekolah lebih lambat dan relatif menetap. System tubuh sudah matang dan
ketrampilan motorik seperti berjalan, berlari, melompat menjadi semakin luwes,
namun otot dan tulang belum begitu sempurna, serta pada masa ini anak sudah
mampu untuk melakukan toileting secara mandiri (Supartini,2004). Kemampuan
anak dalam toileting antar anak satu dan lainnya berbeda.Pencapaian tersebut
tergantung dari beberapa faktor yaitu dukungan orang tua, kesiapan anak secara
fisik, psikologis maupun secara intelektual.Melalui persiapan tersebut anak dapat
mengontrol buang air besar dan buang air kecil secara mandiri. Dampak yang
paling umum timbul dalam kegagalan toileting pada usia pra sekolah anak dapat
mengganggu kepribadian anak atau cenderung bersifat retentive dimana anak
cenderung bersikap keras kepala bahkan kikir. Hal ini juga terjadi apabila orang
tua sering memarahi anak saat melakukan buang air kecil atau buang air besar
.bila orang tua santai dalam memberikan aturan dalam toilet training maka anak
akan dapat mengalami kepribadian ekspresif (Hidayat, 2009).
Anak usia toodler yang terbiasa dari kecil menggunakan diapers akan
mengalami keterlambatan pada toileting jika di bandingkan dengan anak yang
tidak menggunakan diapers ketika dihadapkan pada tuntutan lingkungan yang
5
mengharuskan anak untuk mampu mengeluarkan sisa makanan dan minuman di
tempat yang semestinya yaitu toilet. Keterlambatan anak-anak yang memakai
diapers tersebut dinamakan dengan hambatan yang dampaknya akan panjang
hingga anak dewasa apabila tidak segera ditangani. Kebiasaan memakai diapers
pada usia toodler maka anak akan kehilangan masa toilet trainingnya, dan ini
membawa dampak pada lingkungan, anak akan tidak percaya pada lingkungan
karena ketidakberhasilannya dalam melakukan toilet training (Hidayat, 2009).
Masa pra sekolah (4-5 tahun) merupakan masa kritis yang perlu
mendapatkan perhatian lebih besar dari orang tua nya dengan memperhatikan pola
makan anak, mendampingi anak saat beraktivitas dan juga memperhatikan waktu
anak istirahat.Anak perlu mendapat perhatian dari orang tuanya karena anak juga
membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya, menegakkan disiplin, memenuhi
kebutuhan pendidikan dan kemandirian anak. Kendala atau masalah yang paling
banyak dialami pada masa tumbuh kembang usia pra sekolah tersebut adalah
kemampuan toileting (Supartini, 2004).
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan toileting adalah pola asuh
orang tua dalam memberikan pelatihan toilet training. Pola asuh orang tua yang
membiasakan anaknya untuk mengenakan popok sekali pakai akan menghambat
stimulasi kemandirian pada anak untuk melakukan dan mengontrol buang air kecil
dan buang air besar. Latihan buang air kecil dan baung air besar membutuhkan
kematangan otot-otot pada daerah pembuangan kotoran.Oleh karena itu anak
harus mengenali dorongan untuk melepaskan atau menahan. Keberhasilan
toileting juga tergantung pada kesiapan yang ada pada diri anak dan keluarga
6
seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah kuat dan
mampu duduk atau berdiri sehingga memudahkan anak dan di butuhkan suasana
yang nyaman agar mampu mengontrol dan konsentrasi dalam merangsang untuk
buang air kecil dan buang air besar. Selain itu pola asuh orang tua secara umum
diarahkan pada cara orang tua memperlakukan anak dalam berbagai hal, baik
dalam berkomunikasi, mendisiplinkan, memonitoring, mendorong dan sebagainya
(Rahayu, 2008).
Dari hasil study pendahuluan yang dilakukan di TK Insan Al-Firdaus pada
tanggal 27 Februari 2017 terdapat 128 anak usia pra sekolah dan didapatkan 3
anak dari 10 anak yang masih mengompol saat malam hari, dengan pola kebiasaan
di masalalu menggunakan popok sekali pakai saat beraktivitas dirumah maupun
saat berpergian. Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian “pengaruh penggunaan Disposablediapers dengan keberhasilan
toileting pada anak usia pra sekolah di TKInsan Al-Firdaus Serayu Kota Madiun.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, di rumuskan masalah penelitian
“Apakah ada pengaruh penggunaan diapers terhadap keberhasilan toileting pada
anak usia pra sekolh di TK Insan Al-Firdaus Serayu Kota Madiun?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan diapers dengan
keberhasilan Toileting pada anak usia pra sekolah di TKInsan Al-Firdaus Serayu
Kota Madiun.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi penggunaan diapers pada anak yang berhasil melakukan
toileting pada anak usia pra sekolah di TKInsan Al-Firdaus Serayu Kota
Madiun.
2. Mengidentifikasi penggunaan diapers pada anak yang tidak berhasil melakukan
toileting pada anak usia pra sekolah di TKInsan Al-Firdaus Serayu Kota
Madiun.
3. Menganalisis Pengaruh penggunaan diapers dengan keberhasilan Toilet
training pada anak usia pra sekolah di TKInsan Al-Firdaus Serayu Kota
Madiun.
8
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan dalam melakukan
proses penelitian menegenai Pengaruh penggunaan diapers terhadap keberhasilan
toileting.
2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Untuk mengembangkan teori-teori keperawatan dibidang anak yang berhubungan
dengan toilet training, serta membantu pelaksanaan proses belajar mengajar
tentang pembelajaran toilet training.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Orang Tua
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah informasi bagi orang tua
khususnya ibu mengenai pengaruh penggunaan disposable diapers terhadap
keberhasilan toileting pada anak.
2. Bagi Pendidik TK
Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan kesiapan toileting pada anak usia pra sekolah dengan memberikan
bimbingan pada orang tua.
9
1.5 Keaslian
Penelitian yang akan di teliti oleh penulis mungkin ada kemiripan dari beberapa
variable, antara lain :
1. Nining (2013) meneliti Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Intensitas
Penggunaan Diapers Terhadap Tingkat Kesiapan Toilet Training pada Anak
Usia Toddler. Dengan instrument penelitian kuesioner. Dengan hasil
penelitian ada pengaruh pola asuh terhadap tingkat kesiapan toilet training
dengan nilai signifikan 0,000 (<0,05).
Persamaan dari peneliti Nining adalah variabel pemakaian Diapers perbedaan
dari penelitian tersebut dengan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti
terletak pada subjek penelitian, variabel pemakaian Diapers peneliti
sebelumnya di hubungkan pola asuh asuh orang tua dengan tingkat kesiapan
toilet training.
2. Maretha (2014) meneliti pengaruh pemberian minyak zaitun (olive oil)
terhadap derajat ruam popok pada anak diare pengguna diapers usia 0-36
bulan di RSUD Ungaran Semarang. Dengan rancangan penelitian
menggunakan quasy eksperiment. Dengan hasil penelitian ada pengaruh
pemberian minyak zaitun (olive oil) terhadap derajat ruam popok pada anak
diare pengguna diapers dengan nilai p value = 0,011 (<0,05).
Persamaan dari peneliti Maretha adalah variabel pengguna diapers perbedaan
dari penelitian tersebut dengan penelitian yang akandilakukan oleh peneliti
terletak pada subjek penelitian, variabel penggunaan diapers peneliti
10
sebelumnya di kaitkan dengan pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok
pada anak diare.
3. Fadhilatul (2014) meneliti hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training
dengan penggunaan diaper pada anbak usia toddler. Dengan instrument
penelitian menggunakan kuesioner. Dengan hasil penelitian terdapat
hubungan antaara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan
diaper dengan nilai p (0,000) (<0,05).
Persamaan adri penelitian Fadhilatul adalah variabel diaper. Perbedaan dari
penelitian yang akan di lakukan peneliti terletak pada subjek penelitian,
variabel penggunaan diaper sebelumnya di hubungkan dengan pengetahuan
ibu tentang toilet training.
4. Rahmawati (2012) meneliti pengaruh lamanya pemakaian diapers terhadap
ruam diapers pada anak diare usia 6-12 bulan. Dengan instrument penelitian
lembar observasi. Dengan hasil penelitian tidak ada pengaruh lamanya
pemakaian diapers terhadap ruam diapers pada anak diare dengan hasil nilai
p (0,0536) (<0,05).
Persamaan dari penelitian Rahmawati adalah variabel pemakaian diapers,
perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian yang akan di lakukan
peneliti terletak pada subjek penelitian, variabel pemakaian diapers di
hubungkan dengan ruam diapers pada anak yang mengalami diare.
5. Mutmilah (2012) meneliti penggunaan diapers memeprlambat toilet training
pada toddler. Dengan instrument penelitian kuesioner. Dengan hasil
11
penelitian terdapat hubungan antara penggunaan diapers dengan kesiapan
toilet training dengan hasil nilai p (0,000) (<0,05).
Persamaan dari penelitian Mutmilah adalah variabel penggunaan diapers,
perbedan dari penelitian yang akan di lakukan peneliti terdapat pada variabel
dependen pada peneliti sebelumnya menghubungkan diapers dengan kesiapan
toilet training sedangkan penelitian yang akan di lakukan peneliti sekarang
adalah pengaruh penggunaan diapers dengan keberhasilan toileting.
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Disposable Diapers
2.1.1 Pengertian Disposable Diapers
Disposable Diapers merupakan alat berupa popok sekali pakai berdaya
serap tinggi yang terbuat dari plastik dan campuran bahan kimia untuk
menampung sisa-sisa metabolisme seperti air seni dan feses (Diena, 2009).Dalam
perkembangan anak orang tua mempunyai peran penting yang membantu
menentukan bagaimana kepribadian anaknya akan terbentuk dan membawa
kehidupan mereka selanjutnya. Diapers ternyata mempunyai efek yang berbahaya
dalam jangka panjang dan akan menghambat perkembangan anak. Anak-anak
yang terbiasa dari bayi hingga agak besar menggunakan diapers, akan mengalami
beberapa perbedaan dari anak-anak lainnya, tentu saja jika diapers itu di pakai
setiap saat, bukan pada saat-saat tidak berdekatan dengan toilet saja atau dalam
berpergian.
Diapers merupakan alat yang berupa popok sekali pakai berdaya serap
tinggi yang terbuat dari plastik dan campuran bahan kimia untuk menampung
sisa-sisa metabolism seperti air seni dan feses (Wong, 2008).
2.1.2 Jenis – jenis Popok (diapers)
Menurut pudjiadi (2013), secara umum ada 2 jenis popok, antara lain :
13
1. Popok cuci ulang (cloth diaper/clodi)
Popok berbahan katun yang sangat baik untuk menyerap keringat, bahkan dalam
cuaca panas.Harga popok ini lebih murah karena dapat dicuci dan digunakan
kembali. Secara umum ketika pipis di popok kain, bayi akan langsung merasa
tidak nyaman karena basah. Ia akan belajar logika sebab akibat. Ini adalah logika
pertama yang perlu ia pelajari untuk kehidupannya. Selain itu, dengan memahami
bahwa perbuatannya (pipis) membuat basah dan tidak nyaman (konsekuensi),
anak jadi belajar tanggung jawab sejak dini.
2. Popok sekali pakai (disposable diapers) / pospak
Penggunaan pospak sangat praktis.Pospak tersedia dalam berbagai ukuran sesuai
berat badan anak.Masalah yang sering ditemui dalam penggunaan pospak adalah
bila kulit anak sensitive. Selain itu, jika sudah basah karena pipis atau terkena
feses dan tidak segera dig anti, kulit anak juga akan mudah teriritasi. Ada 2 jenis
pospak, yaitu :
a. Menggunakan weist band (perekat pinggang)
b. Berbentuk celana (pull-up diaper)
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Disposable Diapers
Hidayat (2009) menyebutkan beberapa faktor yang menyebutkan bahwa
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan disposable
diapers pada anak, antara lain :
14
1. Faktor prediposisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang penggunaan diapers pada anak sangat berhubungan erat
dengan pengetahuan ibu tentang toilet training pada anak. Pengetahuan ibu yang
rendah mengenai dampak dari penggunaan diapers pada anak ini akan
berpengaruh pada perkembangan anak dalam toilet training. Semakin tinggi
pengetahuan ibu tentang dampak dari penggunaan diapers pada anaknya semakin
baik pula pengetahuan ibu tentang toilet training pada anaknya, dimana apabila
anak tidak memakai diapers maka anak akan melalui masa toilet training nya.
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu serta pengalaman sangat berpengaruh
dalam hal penggunaan diapers pada anak usia toddler. Pendidikan akan
memberikan dampak pada pola pikir dan poandangan ibu dalam penggunaan
diapers pada anaknya.
c. Pekerjaan
Status pekerjaan ibu mempunyai pengaruh besar dalam penggunaan diapers pada
anak. Pekerjaan ibu yang menyita waktu untuk anak dalam melakukan pelatihan
toilet training pada anak.
d. Tingkat sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi akan mempengaruhi penggunaan diapers pada anak. Rata-
rata masyarakat atau keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang cukup baik
akan lebih memilih menggunakan diapers pada anaknya karena kelebihan dari
diapers seperti kenyamanan, kepraktisan dan lain-lain.
15
2. Faktor pendukung
Ketersediaan sarana dan fasilitas dalam hal ini :
a. Banyaknya toko yang menjual disposable diapers
Disposable diapers bukan lagi suatu hal yang sulit didapat karena sudah
banyak dijual misyalnya toko, pasar swalayan, atau supermarket yang menjual
disposable diapers, jadi disposable diapers bisa didapat dimana saja dan kapan
saja terutama di kota-kota besar sehingga ini menjadi alas an ibu menggunakan
disposable diapers untuk anaknya.
b. Iklan disposable diapers
Banyak ikaln yang menawarkan kelebihan dari disposable diapers dengan
harga yang relative murah.Ini menjadi salah satu alasan ibu menggunakan
disposable diapers untuk anaknya.
3. Faktor pendorong
a. Sikap dan kebiasaan ibu
Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan
pada cara dia memberikan penilaian terhadap objek tertentu yang berguna ataupun
tidak bagi dirinya. Sikap dan kebiasaan ibu yang hidup penuh dengan serba
praktis dan tidak mau repot ini akan berpengaruh dengan penggunaan disposable
diapers pada anak.
b. Pengaruh lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat mempunyai peranan penting dalam penggunaan
disposable diapers pada anak, dimana ibu akan memperhatikan lingkungan sekitar
16
apakah anak usia toddler di sekitarnya masih menggunakan disposable diapers
atau tidak seperti anak ibu yang masih menggunakan disposable diapers.
2.1.4 Dampak penggunaan Disposable Diapers
Menurut wong (2008), dampak dari penggunaan disposable diapers pada anak
meliputi :
1. Dari aspek fisik
Aspek fisik yang paling berpengaruh adalah di bagian pinggul bawah, yang terkait
langsung dengan penggunaan disposable diapers tersebut adalah cara berjalan
anak sedikit mengangkang atau kakinya tidak bisa merapat. Pada kulit anak juga
akan mengalami iritasi karena terbiasa menggunakan disposable diapers setiap
saat.
2. Dari aspek psikologis
Anak yang memakai disposable diapers akan mengalami beberapa hambatan dari
segi sebab-akibat yaitu apabila anak buang air kecil dicelana akibatnya celananya
basah ini merupakan pelajaran logika hidup yang pertama dan kemampuan
berlogika akan digunakan sampai anak dewasa. Dari segi tanggung jawab apabila
anak mengotori celananya maka seharusnya anak mengganti celananya (Pudjiadi,
2013). Anak-anak yang terbiasa menggunakan disposable diapers akan
mengalami kesulitan yang levelnya setingkat diatas anak-anak lainnya yang tidak
terbiasa menggunakan disposable diapers ketika di hadapkan pada lingkungan
yang mengharuskan anak mengeluarkan sisa-sisa sari makanan dan minuman di
tempat yang semestinya. Anak akan mengalami keterlambatan dalam beradaptasi
17
dengan tuntutan lingkungan, dan dampaknya akan panjang sampai anak dewasa.
Anak menjadi kurang sensitif dengan lingkungan sekitar dan percaya diriyang
kurang terhadap lingkungan. Jika penggunaan disposable diapers berlangsung
dalam jangka panjang pada usiatoddler maka anak akan kehilangan masa untuk
toilet training, dimana anak dapat belajar cara menggunakan toilet. Sehingga
dikhawatirkan pada usia selanjutnya anak akan gagal toileting atau sering
ngompol dan malas ke kamar mandi, dan sedikit banyak akan mempengaruhi
perkembangan kreativitas anak karena sudah terbiasa dengan hidup yang praktis.
2.1.5 Keiteria pemakaian disposable diapers
kriteria pemakaian disposable diapers yang benar menurut Listyani (2012) :
1. Tiga jam sekali disposable diapers harus dig anti.
2. Apabila disposable diapers sudah penuh diharuskan untuk diganti.
3. Disposable diapers digunakan saat berpergian saja atau saat jauh dari
toilet.
4. Sering sering di tengok. Kalau-kalau bayi anda tidak sekedar buang air
kecil tetapi buang air besar. Pasalnya diapers hanya mempunyai
kemampuan menyerap air dan bukan benda padat. Terlalu lama kulit bayi
terpapar feeces, maka kemungkinan terjadinya iritasi semakin besar.
Selain itu, jangan terus-terusan selama 24 jam bayi menggunaakan diapers,
karena sirkulasi udara di area selakangan sangat penting.
18
2.2 Konsep Toilet Training
2.2.1 Pengertian Toilet Training
Toileting merupakan suatu kemampuan pada anak dalam melakukan
kebersihan diri dan mengontrol rasa ingin Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air
Kecil (BAK) secara mandiri (Hidayat, 2009).
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalam melakukan baung air kecil dan buang air besar.Toilet
training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu pada umur 18 bulan
sampai 2 tahun. Dalam melakukan latihan buang air besar dan buang air kecil
pada anak membutuhkan persiapan baik secara fisik, psikologis, maupun secara
intelektual, melalui persiapan tersebut di harapkan anak mampu mengontrol
buang air kecil dan buang air besar secara mandiri (Hidayat, 2009). Toilet training
adalah latihan berkemih dan defekasi dalam perkembangan anak usia toodler pada
tahapan usia 1 tahun sampai 3 tahun. Dan toilet training dapat bermanfaat pada
anak sebab anak dapat mengetahui dan mengenal bagian-bagian tubuh serta
fungsinya (anatomi) tubuhnya. Dalam proses toilet training terjadi pergantian
impuls atau rangsangan dan instink anak dalam melakukan buang air kecil dan
buang air besar (Supartini, 2004).
Toilet training merupakan suatu ketrampilan fisik dan motorik yang harus
di capai oleh anak.Kemampuan untuk buang air sangat bergantung pada
kematangan otot dan motivasi yang di miliki.Ketika bayi baru lahir belum mampu
mengendalikan buang airnya, sehingga buang air dilakukan setiap saat. Pada usia
4 bulan, interval buang airnya sudah dapat di ramalkan. Pengendalian buang air
19
besar rata-rata dilakukan pada usia 6 bulan, dan kebiasaan pengendalian buang air
besar baru terbentuk pada akhir masa bayi. Sedangkan pengendalian buang air
kecil di mulai usia 15 hingga 16 bulan, namun sampai akhir masa bayi
pengendaliian buang aair kecil ini belum sempurna (Ambarwati, 2012).
2.2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan kemampuan
Toileting
Ada beberapa kesiapan anak yang perlu dikaji baik kesiapan fisiologis
maupun kesiapan psikologis sebelum anak memulai Toileting (Wong, 2008).
Adapun kesiapan yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
1. Kesiapan Fisik meliputi kemampuan kontrol volunteer sfingter anal dan
uretral pada usia 18 sampai 24 bulan, mampu tidak mengompol selama 2 jam,
jumlah popok yang basah berkurang, tidak mengompol selama tidur siang,
ketrampilan motorik kasar (seperti duduk, berjalan, jongkok), kemampuan
motorik halus (membuka pakaian).
2. Kesiapan Mental meliputi mengenal rasa yang tiba-tiba datang untuk BAB
atau BAK, mampu berkomunikasi verbal atau nonverbal jika merasa ingin
berkemih dan defekasi, ketrampilan kognitif untuk menirukan perilaku yang
tepat dan mengikuti perintah.
3. Kesiapan Psikologis meliputi dapat duduk dan jongkok ditoilet selama 5-
10menit tanpa berdiri dulu, mempunyai rasa penasaran dan rasa ingin tahu
terhadap kebiasaan orang dewasa dalam buang air, merasa tidak betah akibat
kondisi popok basah dan adanya benda padat di celana, dan ingin untuk
diganti segera.
20
4. Kesiapan orang tua meliputi mengenal tingkat kesiapan anak untuk berkemih
dan defekasi, tidak mengalami konflik atau stress keluarga yang berarti
(seperti perceraian), ada keinginan untuk meluangkan waktu yang di perlukan
untuk latihan, menstimulasi berkemih atau defekasi pada anaknya.
2.2.3 Tehnik Toilet Training
Berikut ini beberapa tehnik yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam
melatih anak buang air kecil dan buang air besar setelah orang tua mengetahui
tanda-tanda kesiapan anak melakukan toilet training (Hidayat, 2009), yaitu :
1. Teknik Lisan
Teknik lisan merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan
instruksi pada anak dengan kata-kata sebelum dan sesudah buang air kecil
maupun besar. Cara ini kadang merupakan hal biasa yang di lakukan oleh
orang tua akan tetapi teknik lisan ini mempunyai nilai yang cukup besar
dimana dengan lisan ini persiapan psikologis pada anak akan semakin matang
dan akhirnya anak mampu dengan baik dalam melaksanakan buang air besar
maupun kecil secara mandiri.
2. Teknik Modeling
Teknik modeling merupakan suatu usaha untuk melatih anak dalam
melakukan buang air besar maupun kecil dengan cara member contoh untuk
buang air besar maupun kecil. Cara ini dilakukan dengan member contoh atau
membiasakan untuk buang air besar maupun kecil secara benar.Terdapat
beberapa hal yang harus dilakukan seperti melakukan observasi pada saat anak
21
ingin merasakan buang air besar maupun kecil, tempatkan anak diatas pispot
atau ajak anak ke kamar mandi. Biasakan anak ke toilet pada jam-jam tertentu
3. Teknik pemilihan tempat duduk
a. Tempat duduk berlubang (potty chair) untuk eliminasi yang tidak di
topang oleh benda lain memungkinkan anak merasa aman (Wong, 2008).
b. Tempat duduk portable yang di letakkan diatas toilet biasa, yang
memudahkan transisi dari kursi berlubang untuk eliminasi ke toilet biasa
dan menempatkan bangku panjang yang kecil di bawah kaki untuk
menstabilkan posisi anak (Wong , 2008).
c. Menempatkan kursi berlubang untuk eliminasi di kamar mandi dan
membiarkan anak mengamati ekskresinya ketika di bilas ke dalam toilet
untuk menghubungkan aktivitas ini dengan praktik yang biasanya (Wong,
2008).
Menurut Penny (2003) dalam pengajaran toilet training memerlukan beberapa
tahapan :
1. Tahapan untuk BAK
a. Kenalkan istilah BAK (pis,pipis, dll) terutama saat anak selaesai
melakukan aktivitas tersebut.
b. Kenalkan si kecil dengan isi kamar mandi biarkan si kecil
bereksplorasi.
c. Kenali tanda-tanda anak ingin BAK bisa di mulai dengan cara
membawanya ke toilet setiap 2-3 jam sekali.
22
2. Tahapan untuk BAB
a. Kenalkan istilah BAB (pup, eek, dll) terutama saatbanak selesai
melakukan aktivitas tersebut.
b. Pastikan anak sudah bisa duduk dengan baik tetapi tetap di pegang
selama proses berlangsung.
c. Peluk anak saat berlangsungnya BAB tapi jangan terlalu erat hanya
untuk memastikan bahwa anak aman, dan pelukan dapat memberikan
kenyamanan dan ketenangan anak.
d. Ajak anak menyanyi, cara ini efektif dalam mengurangi tingkat
kecemasan anak saat melakukan proses toilet training.
e. Ketika anak mulai merasa bosan turuti keinginannya dan jangan
memaksakan anak karena akan menggagalkan proses BAB.
f. Dalam proses membersihkan kotoran BAB maupun BAK anak akan
lebih cenderung merebut gayung atau selang sehingga ibu perlu
kesabaran, kemudian pelan-pelan basuh dubur anak dan melihat mata
anak sambil menjelaskan bahwa itu kotoran yang harus di buang dan
di bersihkan.
g. Berikan penghargaan atau pujian setiap anak selesai melakukan
aktivitas.
2.2.4 Keberhasilan Toilet Training
Warga (2007), menyatakan seorang anak yang berhasil melakukan Toilet
Training memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :
a. Anak memiliki kemampuan mengontrol BAB dan BAK.
23
b. Anak memiliki kemmapuan menggunakan toilet pada saat ingin BAK
atau BAB.
c. Toilet training menjadi awal kemandirian anak secara nyata sebab
anak sudah bisa melakukan sendiri hal-hal seperi BAB dan BAK.
d. Toilet training membuat anak dapat mengetahui bagian-bagian tubuh
serta fungsinya.
2.2.5 Dampak Kegagalan Toilet Training
Menurut Hidayat (2011), dampak yang mungkin timbul apabila anak gagal
dalam toilet training adalah rasa iri, dimana perasaan ini timbul bila seorang anak
merasa takut akan kehilangan suesuatu dan anak akan berusaha menarik perhatian
orang tua. Pembelajaran terlalu dini akan membuat anak takut kepada orang tua
dan selalu agar tidak di marahi dengan menjadi sangat bersih, sangat rapi dan
penurut atau bahkan sebaliknya. Kegagalan tugas toilet training menyisakan
konflik yang menimbulkan kepribadian anal-retentif yaitu bersifat obsesif,
berpandangan sempit, dan juga pelit atau menimbulkan kepribadian yang tidak
rapi dan kurang pengendalian diri.
2.3 Konsep Anak Usia Pra Sekolah
2.3.1 Pengertian
Anak diartikan seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa
tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis,
sosial, dan spiritual (Hidayat, 2009).Anak pra sekolah adalah anak yang berusia 4-
5 tahun yang mempunyai berbagai macam potensi.Potensi-potensi itu di rangsang
24
dan di kembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal
(Supartini, 2004).
Wong dkk, (2009) menyebutkan bahwa batasan usia anak pra sekolah
adalah 4 sampai 5 tahun. Anak pada usia ini telah memiliki control fungsi tubuh
yang baik, pengalaman periode perpisahan yang pendek dan panjang, kemampuan
berinteraksi secara kerjasama dengan anak lain dan penggunaan bahasa untuk
simbolisasi mental. Anak usia pra sekolah adalah anak usia 3-6 tahun. Dalam usia
ini anak umumnya mengikuti program kelompok bermain usia 3 tahun, sedangkan
usia 4-6 tahun mengikuti program Taman kanak-kanak (Patmonedewo, 2008)
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia 4-5 tahun. Anak pra
sekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi.Potensi-potensi
itu di rangsang dan di kembangkan agar pribadi anak tersebut di kembangkan
secara optimal. Masa pra sekolah merupakan fase perkembangan individu pada
usia 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran diri sebagai pria dan wanita,
dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training), dan mengenal beberapa hal
yang dianggap berbahaya mencelakakan dirinya (Mansur, 2009).
2.3.2 Karakteristik Usia Pra Sekolah
Kartono (2007), mengemukakan cirri-ciri anak usia pra sekolah meliputi aspek
fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
1. Ciri fisik
Anak usia pra sekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki penguasaan
(kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang dapat di
25
lakukan sendiri.Berikan kesempatan pada anak untuk lari, memanjat, dan
melompat.Usahakan kegiatan tersebut sebanyak mungkin sesuai dengan
kebutuhan anak dan selalu di bawah pengawasan.Walaupun anak laki-laki lebih
besar namun anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat pratis,
khususnya dalam tugas motorik halus tetapi jangan mengkritik anak apabila tidak
terampil.
2. Ciri sosial
Anak usia pra sekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang di
sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat
yang cepat berganti.Mereka umumnya menyesuaikan diri secara sosial, mereka
mau bermain dengan teman. Sahabat yang biasa di pilih yang sama jenis
kelaminnya.
3. Ciri emosional
Anak prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan
terbuka, sikap marah, iri hati pada anak prasekolah sering terjadi.Mereka sering
sekali memperebutkan perhatian guru dan orang sekitar.
4. Ciri kognitif
Anak usia pra sekolah umumnya sudah terampil berbahasa, sebagian dari
mereka senang berbicara, khususnya pada kelompoknya. Sebaiknya anak di
beri kesempatan menjadi pendengar yang baik.
26
2.3.3 Kemampuan Toileting Pada anak usia Pra sekolah
Salah satu tahap tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan tiap
tahap mempunyai ciri tersendiri. Salah satu tahap tumbuh kembang anak adalah
usia pra sekolah yaitu usia 3-5 tahun anak anak harus mampu melakukan toileting
secara mandiri. Menurut Wong (2008) :
1. Kemampuan Toileting yang harus di capai anak usia 3-4 tahun :
a. Anak mampu menunjukkan keinginan untuk buang air kecil dan buang air
besar.
b. Anak dapat jongkok dan duduk tenang kurang lebih 2-5 menit.
c. Anak dapat merasakan tidak nyaman bila mengenakan popok sekali pakai
yang basah.
d. Anak mampu di ajak bekerjasama saat orang tua mengajari buang air besar
atau kecil.
2. Kemampuan Toileting yang harus dicapai anak usia 5 tahun :
a. Anak dapat memberitahu bila ingin buang air besar atau buang air kecil.
b. Anak dapat menaikkan dan menurunkan celananya sendiri.
c. Anak menunjukkan keinginan dan perhatian terhadap kebiasaan kamar
mandi.
d. Anak dapat jongkok dan duduk tenang lebih dari 5 menit.
e. Anak memulai kemampuan mencontoh dan meniru tindakan orang lain.
f. Anak menunjukkan sikap mandiri.
27
2.4 Kerangka Teori
Gambar 2.4 menjelaskan bahwa terdapat 4 faktor yang mempengaruhi
keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah yaitu kesiapan fisik dimana anak
seharusnya sudah mampu mengontrol rasa ingin berkemihnya, dengan tidak
mengompol, dan tidak menggunakan popok, kesiapan Mental adalah mampu
mengenal rasa BAB dan BAK, dan mampu dan mengungkapkan secara verbal,
kesiapan psiokologis meliputi kemampuan anak dalam duduk dan berjongkok di
toilet selama lebih dari 5 – 10 menit tanpa berdiri dulu, selain itu kesiapan orang
tua juga di butuhkan dalam keberhasilan toileting pada anak orang tua dukungan
orang tua memiliki peran penting pada saat anak berada di masa toilet
trainingnya.
Keberhasilan Toileting :
1. Kesiapan Fisik
2. Kesiapan Mental
3. Kesiapan Psikologis
4. Kesiapan Orang tua
28
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Keterangan :
: diteliti : Hubungan
: tidak diteliti
Gambar 3.1 : kerangka konsep Pengaruh Penggunaan Disposible Diapers
terhadap kemampuan Toileting anak Usia Pra sekolah.
Pola penggunaan
Disposable Diapers :
1.Sering (selalu)
2. Jarang (tidak
pernah)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan disposable diapers :
1. Faktor predisposisi
2. Faktor pendukung
3. Faktor pendorong
Keberhasilan
Toileting :
1. Berhasil
2. Tidak
berhasil
Faktor – faktor yang mempengaruhi
keberhasilan toileting :
1. Kesiapan fisik (sudah tidak menggunakan
popok sekali pakai).
2. Kesiapan mental (mampu mengungkapkan
secara verbal rasa ingin BAB dan BAK).
3. Kesiapan psikologis (mampu duduk
jongkok selama lebih dari 5-10 menit)
4. Kesiapan orang tua (dukungan dan
stimulasi masa toilet trainingnya terhadap
anak).
29
Gambar 3.1 dalam gambar kerangka konsep tersebut menjelaskan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan disposable diapers yaitu faktor
predisposisi , faktor pendukung dan faktor pendorong ada nya faktor tersebut
mempengaruhi gambaran cara berfikir serta pola kebiasaan orang tua terhadap
kepraktisan pada anak terhadap pola penggunaan disposable diapers yaitu
menggunakan dengan frekuensi sering atau selalu dalam kegiatan sehari-hari atau
jarang hanya ketika berpergian atau keadaan tertentu. Toileting merupakan suatu
kegiatan yang harus sudah mampu dilakukan oleh anak dalam melakukan
kebersihan diri secara mandiri terutama dalam mengontrol dan melakukan Buang
Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan toileting disebabkan oleh kesiapan fisik anak, kesiapan mental,
kesiapan psikologis, dan kesiapan orang tua. Sehingga akan mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan dalam toileting.
3.2 Hipotesis Penelitian
hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari suatu penelitian. Hipotesa juga
merupakan suatu pernayataan tentang pengaruh antara dua atu lebih variabel yang
di harapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam sebuah penelitian.Setiap
hipotesa terdiri dari suatu unit atau bagian dari permasalahan (Nursalam, 2013).
H1 : Ada pengaruh penggunaan disposable diapers terhadap keberhasilan toileting
pada anak usia pra sekolah.
30
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian yang
diharapkan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh proses
penelitian (Nursalam,2013). Jenis penelitian yang digunakan ini adalah
komparatif dengan desain case control retrospektif. Pengertian dari penelitian
komparatif adalah jenis penelitian yang difokuskan untuk mengkaji perbandingan
terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subjek tanpa adanya suatu perlakuan
dari peneliti. Desain case control retrospektif yaitu pada studi case control
retrospektif , faktor resiko desain efek atau penyakit yang sudah terjadi di masa
lampau sebelum di mulainya penelitian. dengan demikian variabel tersebut di ukur
melalui catatan (Nursalam, 2013). Di penelitian ini variabel pemakaian disposable
diapers dan variabel kemampuan toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan
Al-Firdaus jalan Serayu kota Madiun akan diteliti dan diobservasi dalam satu kali
saat bersamaan.
selalu
Jarang/ tidak pernah
selalu
Jarang/ tidak pernah
Memakai
diapers
Berhasil
Toileting
Memakai
diapers
Tidak berhasil
Toileting
Cassus
Control
31
Gambar 4.1 kerangka desain penelitian case control retrospektif pengaruh
penggunaan disposable diapers terhadap keberhasilan toileting usia pra sekolah.
Berdasarkan gambar kerangka di atas maka sampel pada penelitian ini dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok cassus adalah anak yang tidak berhasil
toileting dan kelompok control adalah anak yang berhasil toileting.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti
(Notoatmojo,2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid TK Insan
Al-Firdaus di kota Madiun yang berjumlah 128 murid.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel dalam
penelitian ini yaitu Orang tua atau pengasuh murid TK Insan Al-Firdaus Jalan
Serayu kota Madiun yang berjumlah50orang. Besar sampel dalam penelitian
menggunakan rumus Lemessowdengan hasil perbandingan 1 : 1 dengan jumlah
sampel ditambah 20%.
n =
Keterangan :
n : besar sampel yang diinginkan
Z : score Z, berdasarkan nilai α yang diinginkan
α : derajat kepercayaan
d : toleransi kesalahan
32
p : proporsi kasus yang ditliti dalam populasi. Jika p tidak diketahui
maka gunakan p terbesar yaitu p = 0,1
1-p : q, yaitu proporsi untuk terjadinya suatu kejadian. Jika peneliti
menggunakan p terbesar, maka q = 1-p = 1= 0,1
Tabel 4.1 Tabel nilai Z sesuai nilai α
Α 1-α Z1- α/2 Z1- α
1% 99% 2.58 2.33
5% 95% 1.96 1.64
10% 90% 1.64 1.28
n =
n =
n =
n = = 20,50 =21
n = 21 + 20% = 25,2 = 25
Berdasarkan perkiraan rumus di atas di peroleh jumlah sampel sebanyak 50
orang. Dengan jumlah proporsi 25 orang sampel cassus dan 25 orang sampel
control dengan total keseluruhan 50 orang.
33
4.2.3 Kriteria Sampel Inklusi dan Eksklusi
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias
hasil penelitian, khususnya jiika terhadap variabel-variabel kontrol ternyata
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti (Nursalam, 2008).
Kriteria Inklusi :
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau dan akan di teliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi
pedoman saat menentukan kriteria inklusi.
1. Kriteria inklusi cassus dalam penelitian ini adalah :
Tabel 4.1 Tabel kriteria inklusi casus
Ibu/pengasuh Anak
1. Ibu yang memiliki anak usia
pra sekolah
2. Ibu/ pengasuh yang mimiliki
Anak yang tidak berhasil
toileting
3. Kooperatif dalam penelitian
1. Anak usia pra sekolah
2. Anak yang diberikan izin oleh
ibu
3. Anak yang tidak berhasil
toileting
4. Anak yang di tunggu ibu di TK
Insan Al-Firdaus kota Madiun.
Tabel 4.2 Tabel kriteria inklusi control
Ibu Anak
1. Ibu yang memiliki anak usia
pra sekolah
2. Ibu yang memiliki anak
berhasil toileting
3. Kooperatif dalam penelitian
1. Anak usia pra sekolah
2. Anak yang diberikan izin oleh
ibu
3. Anak yang berhasil toileting
4. Anak yang di tunggu ibu di TK
Insan Al-Firdaus Kota Madiun.
2. Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena dari berbagai sebab. Kriteria
ekslusi dalam penelitian ini adalah :
34
Tabel 4.3 Tabel kriteria eksklusi casus
Ibu Anak
1. Menolak menjadi responden
2. Ibu yang memilki anak yang
tidak berhasil toileting yang
tidak ada di tempat pada saat
dilakukan penelitian.
1. Anak yang tidak berhasil toileting
yang dalam keadaan atau suatu
penyakit yang menganggu pendataan
maupun interpretasi hasil pendataan
2. Saat dilakukan penelitian anak tidak
masuk sekolah
Tabel 4.4 Tabel kriteria eksklusi control
Ibu/pengasuh Anak
1. Menolak menjadi responden
2. Ibu yang mempunyai anak
berhasil toileting yang tidak
ada di tempat pada saat
dilakukan penelitian.
1. Anak yang berhasil toileting yang
dalam suatu penyakit yang
menganggu pendataan maupun
interpretasi hasil pendataan
2. Saat dilakukan penelitian anak tidak
masuk sekolah
4.3 Teknik Sampling
Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis
menggunkan teknik probality sampling yaitu bahwa setiap subjek dalam populasi
mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel
(Nursalam, 2013). Metode yang digunakan untuk p;engambilan sampel dilakukan
dengan metode simple random sampling yaitu pemilihan sampel dengan cara ini
merupakan probabilitas yang sederhana. Untuk mencapai sampling ini, setiap
elemen diseleksi secara acak. Jika sampling frame kecil, nama bisa ditulis pada
secarik kertas, diletakkan dikotak, diaduk dan diambil secara acak setelah
semuanya terkumpul. (Nursalam, 2013).
35
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan penelitian
yang akan dilakukan, meliputi siapa yang di teliti (subjek penelitian), variabel
yang akan diteliti, dan variabel yang akan mempengaruhi dalam penelitian
(Hidayat, 2007)
36
Gambar 4.4 Kerangka kerja pengaruh penggunaan disposable diapers terhadap
keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan Al-Firdaus Jalan
Serayu Kota Madiun.
Sampel :
25 anak pada kelompok cassus yang tidak berhasil toileting
25 anak pada kelompok control yang berhasil toileting
Sampling :simple random sampling
Desain Penelitian :komparatif dengan desain case control retrospektif
Pengumpulan data :
Menggunakan kuesioner Variablel independen :
penggunaan disposable
diapers pada anak usia pra
sekolah.
Variabel dependen :
Keberhasilan Toileting
anak usia pra sekolah
Pengolahan data :
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
Analisis data :data dianalsis dengan chi-square dengan α = 0,05
Hasil dan Kesimpulan
Populasi :
Semua murid TK Insan Al-Firdaus Jl.Serayu, Kota Madiun berjumlah 128 murid
37
4.5 Variabel penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Menurut Sugiyono (2011) menyatakan bahwa variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya. Penjelasan variabel-variabel tersebut
adalah :
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono,2011). Dalam penelitian ini variabelnya adalah : penggunaan
disposable diapers anak pada usia pra sekolahh di TK Insan Al-Firdaus
Jalan Serayu Kota Madiun.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel dependen (Sugiyono, 2011). Dalam
penelitian ini variabel dependennya adalah: kemampuan toileting pada
anak usia pra sekolah di TK Insan Al-Firdaus Jalan Serayu Kota
Madiun.
4.5.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk
38
melakukan observasi dan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Pada definisi operasional dapat dilakukan parameter yang dijadikan
ukuran peneliti (Nursalam,2013).
Tabel 4.6 Definisi operasional Pengaruh Penggunaan Disposable Diapers
terhadap keberhasilan Toileting pada anak usia pra sekolah.
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Alat ukur Skala Skor
Variabel
Independen
:
penggunaan
disposable
diapers.
Merupakan
pemakaian
popok
(disposable
diapers) di
TK Insan
Al-Firdaus
Jalan
Serayu
Kota
Madiun
Pemakaian
disposable
diapers
(memakai atau
tidak memakai)
Kriteria
pemakaian
disposable
diapers yang
benar :
1. 3 jam sekali
disposable
diapers
diganti.
2. Apabila
disposable
diapers
sudah terisi
penuh untuk
diganti.
3. Disposable
diapers
hendaknya
digunakan
saat
berpergian
saja atau saat
jauh dari
toilet.
Kuesioner
Nominal
Skor yang
diberikan untuk
pernyataan
memakai
disposable
diapers sebagai
berikut :
- Selalu : 4
- Sering : 3
- Jarang : 2
- Tidak pernah : 1
Kriteria
penggunaan
disposable
diapersdinilai
dengan hasil
scoring nilai :
Cassus :
0 :Jika hasil skor
T ≥ Mean T :
pengguna
disposable
diapers sering
(selalu).
Control :
1: Jika hasil skor
T < Mean T :
pengguna
disposable
diapers jarang
(tidak pernah)
39
Variabel
Dependen :
keberhasilan
toileting.
Dikatakan
berhasil
toileting
apabila
anak
mamapu
melakukan
kebersihan
diri dan
mengontrol
rasa ingin
BAB dan
BAK secara
mandiri.
1. Anak dapat
memberitahu
ketika ingin
BAB atau
BAK.
2. Anak mampu
menaikkan
dan
menurunkan
celana secara
mandiri.
3. Anak
menunjukkan
keinginan dan
perhatian
terhadap
kebiasaan
kamar mandi.
4. Anak dapat
jongkok dan
duduk tenang
lebih dari 5
menit
Kuesioner Nominal Skor yang
diberikan untuk
pernyataan
keberhasilan
toileting :
- Selalu : 4
- Sering : 3
- Jarang : 2
- Tidak pernah : 1
Kriteria
keberhasilan
dinilai dengan
hasil kuesioner
diolah dalam
bentuk sebagai
berikut :
Cassus :
0 : Jika hasil skor
T ≥ Mean T :
Berhasil Toileting
Control :
1 : Jika hasil skor
T < Mean T :
Tidak berhasil
Toileting
4.6 Instrumen Penelitian
Instrument atau alat penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrument yang akan dipakai dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu subjek menjawab secara bebas
tentang sejumlah pertanyaan yang diajukan secara terbuka oleh peneliti.
Pernyataan dapat diajukan secara langsung kepada subjek atau disampaikan secara
lisan oleh peneliti dari pernyataan yang sudah tertulis (Nursalam, 2013).
Instrument dalam penelitian ini antara lain adalah :
40
1. Data Demografi Ibu dan Anak.
2. Variabel independen : dengan instrument kuesioner yang isinya lama
tidaknya pemakaian disposable diapers pada usia pra sekolah di TK Insan
Al-Firdaus Jalan Serayu Kota Madiun.
3. Variabel dependen : dengan instrument kuesioner yang isinya kemampuan
toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan Al-Firdaus Jalan Serayu
Kota Madiun.
4.7 Uji Validitas dan Reabilitas
4.7.1 Uji Validitas
Suatu ukuran yang di gunakan dalam menentukkan tingkat kevalidan suatu
instrument.Instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur, dan
mengungkap data dari variabel yang di teliti secara tepat (Arikunto,
2010).Kuesioner penelitian dibuat untuk dikembangkan oleh peneliti, maka perlu
dilakukan uji validitas dan uji reabilitas terhadap instrumen penelitian.Untuk uji
validitas dan uji reabilitas yang digunakan untuk variabel penggunaan disposable
diapers dan keberhasilan toileting.
Untuk mengukur r atau koefisiensi korelasi dan tingkat signifikansinya
dapat digunakan bantuan program computer.Menurut Arikunto (2011) rumus
yang dapat digunakan adalah dikemukakan oleh person, yang dikenal rumus
product moment person.Penentuan uji validitas : jika p-value ≤0,05 maka item
pertanyaan dinyatakan valid, begitu pula sebaliknya jika p-value >0,05 maka item
pertanyaan dinyatakan tidak valid.
41
Dilaksanakan uji validitas terhadap kuesioner penggunaan disposable
diapers pertanayaan yang di uji validitas sebanyak 10 pertanyaan dan 9
pertanyaan untuk kuesioner keberhasilan toileting untuk dan dilakukan pada 12
responden ibu/pengasuh didapatkan 10 pertanyaan dan 9 pertanyaan valid. Setelah
kuesiner melalui tahap editing dan scoring kemudian di uji validitas menggunakan
komputerisasi menggunakna person product moment.
4.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur apakah
instrument yang telah di lakukan telah reliable. Dan di katakan reliable apabila
alat itu dapat mengukur suatu gejala dalam berlainan senantiasa menunjukkan
hasil yang sama (Notoadmojo, 2010).Pengujian reabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan internal kuesioner yaitu melakukan uji coba instrument satu kali
saja kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.Untuk
menguji reabilitas kuesioner digunakan cara yang sama dengan komputerisasi
hasil pengujian dengan menggunakan alpha cronbach dengan alat ukur kuesioner
dikatakan reliable jika nilai alpha cronbach lebih atau sama dengan 0,60
(Arikunto, 2011). Berdasarkan hasil uji coba pada 12 responden diperoleh r
hitung item pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r hitung ≥0,06, yaitu 0,913 pada
9 item pertanyaan dan 0,917 pada 10 item pertanyaan.
42
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.8.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Insan Al-firdaus di jalan Serayu, Kota
Madiun.
4.8.2 Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari-juli 2017.
4.9 Prosedur Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan
proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2013). Dalam melakukan penelitian ini, prosedur pengumpulan data
yang dditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Mengurus ijin penelitian dengan kepada ketua Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun.
2. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun kepada KESBANGPOLINMASmengurus
surat ijin ke Dinas Kesehatan Kota Madiun.
3. Mengurus ijin kepada kepada TK Insan Al-Firdaus kota Madiun.
4. Peneliti datang ke sekolah untuk memberikan penjelasan kepada calon
responden tentang tujuan, manfaat dan prosedur penelitian.
5. Memberikan penjelasan kepada calon responden dan bila bersedia
menjadi responden tentang penelitian dan bila bersedia menjadi
responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar inform consent.
43
6. Sumber data dari orang tua atau pengasuh murid TK Insan Al-Firdaus
Jalan Serayu Kota Madiun.
7. Kuesioner keberhasilan toileting diberikan kepada responden (ibu
kandung anak yang bersekolah di TK Insan Al-Firdaus Jalan Serayu Kota
Madiun).
8. Peneliti menjelaskan secara detail cara pengisian kuesioner.
9. Kuesioner diisi dengan memberikan tanda ( ) pada daftar pertanyaan.
10. Kuesioner di kumpulkan kembali setelah responden selesai mengisi.
11. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden dan memeriksa
kelengkapannya.
12. Peneliti memilah hasil kuesioner sesuai dengan hasil yang di kehendaki
yaitu terdapat 2 kelompok dengan hasil 25 anak yang berhasil toileting
dan 21 anak yang tidak berhasil toileting
13. Peneliti mengadakan pertemuan ke-2 pada H+2 untuk penelitian
selanjutnya yaitu pengisian kuesioner disposable diapers.
14. Peneliti menjelaskan kembali secara detail pengisian kuesioner
15. Kuesioner di kumpulkan kembali setelah responden selesai mengisi dan
diperiksa kelengkapannya.
16. Peneliti melakukan pengumpulan data, lalu pengolahan analisis data
dengan editing, coding, scoring, tabulating dan data dianalisis
menggunakan chi-square lalu hasil akhir berupa kesimpulan dari
pengolahan data.
44
4.10 Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting.Hal ini
disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah,
belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk disajikan
(Notoatmojo, 2012). Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Pengolahan (Editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau di kumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Arikunto, 2010).
2. Pengkodean (coding)
Setelah data di edit atau di sunting, selanjutnya di lakukan peng”kodean”
atau “coding” yakni pengklasifikasian jawaban dari responden ke dalam
kategori. Memberikan tanda/kode yang bertujuan untuk mempermudah
waktu mengadakan tabulasi dan analisis data. Pada proses coding peneliti
melakukan pengklasifikasian jawaban responden yang memenuhi
ketentuan pengisian jawaban.
a) Untuk variabel pengaruh penggunaan disposable diapers menentukan
skor pemakaian diapers responden keseluruhan di gunakan pedoman
sebagai berikut :
1) Memakai disposable diapers : 1
2) Tidak memakai disposable diapers : 2
b) Untuk variabel kemampuan toileting di kategorikan sebagai berikut :
45
1) Anak tidak berhasil Toileting diberi kode : 1
2) Anak berhasil Toileting diberi kode : 2
3. Scoring
Scoring yaitu menentukan skor atau nilai untuk tiap item pertanyaan dan
menentukan nilai terendah dan tertinggi.Tahapan ini dilakukan setelah
kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau
hasil observasi dapat diberikan skor (Arikunto, 2010).
a. Stimulasi penggunaan disposable diapers
Pernyataan positif (favorable)
Selau : 4
Sering : 3
Jarang : 2
Tidak pernah : 1
Pernyataan negatif (unfavorable))
Selalu : 1
Sering : 2
Jarang : 3
Tidak pernah : 4
a) Data keberhasilan Toileting
Selalu : 4
Sering : 3
Jarang : 2
Tidak Pernah : 1
46
Untuk penggunaan disposable diapers dan keberhasilan toiletingdigunakan
skala likert.Pada skala likert disediakan empat alternative jawaban dan
setiap jawaban sudah tersedia nilainya.Dalam skala likert item ada yang
bersifat positif (favorable) terhadap masalah yang diteliti, sebaliknya ada
yang bersifat negative (unfavorable) terhadap masalah yang diteliti.
4. Entry Data
Memasukan data ke computer dengan menggunakan aplikasi program
SPSS (Statitical Padage for Social Sciense) very 16.00 for Window.Pada
pengisian kode pada program SPSS masing-masing variabel penelitian
diberi kode berupa angka.
5. Tabulating
Kegiatan untuk meringkas data yang termasuk dalam tabel-tabel yang
telah dipersiapkan. Proses tabulasi meliputi : mempersiapkan tabel dengan
kolom dan baris yang disusun dengan cermat sesuai dengan kebutuhan,
kemudian menghitung banyaknya frekuensi untuk tiap kategori jawaban,
dan menyusun distribusi frekuensi dengan tujuan agar data yang telah
terususun rapi mudah dibaca dan dianalisa (Arikunto, 2010).
6. Cleaning
Cleaning yaitu mengecek kembali data yang sudah dientry untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan atau tidak saat memasukkan
data ke computer, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
47
7. Prosentase
Data umum berisi kepatuhan responden yang digunakan untuk
pertimbangan peneliti dalam menilai karakteristik responden. Data akan di
analisa dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :
Keterangan :
P : Angka prosentase
F : Frekuensi
N : jumlah populasi
4.11 Teknik Analisa Data
Tahap analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai
tujuan, dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian dalam mengungkap fenomena.Data mentah yang didapat tidak dapat
menggambarkan informasi yang diinginkan untuk menjawab masalah penelitian
(Nursalam, 2013).
4.11.1 Analisa Univariat (Analisa Deskriptif)
Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Anailsa univariat
dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan disposable diapers terhadap
keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah dalam bentuk distribusi dan
frekuensi. Variabel penelitian memiliki data berskala nominal.
48
Untuk variabel pemakaian Disposable Diapers dan Toileting dengan memilih
jawaban yang telah disediakan. Skala pengukuran tentang penggunaan disposable
diapers dan toileting pada variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala likert yang setiap item jawaban memiliki jawaban yang tegas dan konsisten
(Selalu, Sering, Jarang, Tidak Pernah).
Hasil kategori dikatakan sering (selalu) jika hasil skor T ≥ Mean T, dan
dikatakan jarang (tidak pernah) jika hasil skor T < Mean T. Cara untuk memberi
interpretasi terhadap skor individu adalah skala likert yang di jumlahkan adalah
membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean dimana
responden ini termasuk. Agar perbandingan ini mempunyai arti, haruslah
dinyatakan dalam standart deviasi, salah satu standart yang bisa digunakan adalah
skor T yaitu :
Keterangan :
T : standarisasi dari skor x
x : skor responden pada skala penggunaan yang hendak diubah menjadi
skor T.
x : nilai rata-rata kelompok
SD : standart deviasi kelompok
MT =
49
Keterangan :
MT : rata – rata T
n : jumlah sampel
∑T : jumlah standarisasi dari skor x
SD =
Keterangan :
SD : standart deviasi
: skor responden
: nilai rata – rata kelompok
: jumlah sampel
4.11.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariate yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan terikat dengan menggunakan uji
statistic.Pengolahan analisis data bivariat ini menggunakan bantuan
komputerisasi.Uji statistic yang digunakan adalah uji chi square.Data atau
variabel kategorik pada umumnya berisi variabel yang berskala nominal dan
nominal (Notoatmodjo, 2014).Pengolahan analisa data bivariat ini dengan
menggunakan bantuan komputerisasi. Uji statistik yang digunakan adalah Chi
Squaredengan α = 0,05. Dasar digunakannya uji statistik chi square, jika data dari
kedua variabel yang akan diolah mengandung unsur skala nominal. Selain itu juga
untuk melihat kemaknaan perhitungan jika nilai p-value < 0,05 berarti terdapat
pengaruh yang bermakana (signifikan) atau Hɑ diterima dan Hο ditolak, artinya
ada pengaruh penggunaan disposable diapers terhadap keberhasilan toileting. Jika
50
nilai p-value > 0,05 berarti tidak ada pengaruh yang bermakana atau Hο diterima
Hɑ ditolak, artinya tidak ada pengaruh penggunaan disposable diapers terhadap
keberhasilan toileting.Adapun langkah-langkah sebagi berikut : membuat table
contingency yang merupakan gabungan dari table distribusi kategori pengaruh
penggunaan disposable diapers terhadap keberhasilan toileting pada anak usia pra
sekolah.
Table 4.7 tabel contingency
Penggunaan
disposable diapers
Keberhasilan Toileting
Cassus Control Total
Sering (selalu) A B A + B
Jarang (Tidak pernah) C D C + D
Total A + C B + D N
Secara umum rumus untuk menghitung derajat kebebasan (dk) pada
pengujian hipotesis chi-square adalah (baris-1) (kolom-1). Maka baris dengan
sebanyak 2 dan kolom sebanyak 2 diperoleh derajat kebebasan (db) (2-1) (2-1) =
2Nilai ekpetasi atau nilai yang diharpakan (fh) sesuai dengan hipotesis penelitian.
Nilai ekpetasi dapat dihitung dengan perkalian antar marginal kolom dan baris
yang bersangkutan dibagi dengan jumlah seluruhnya (N) atau grand total yang
terletak pada sudut kanan table kontigensi (Sugino, 2010)
4.12 Etika penelitian
1. Informed Consent (lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan lembar persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
51
memberikan lembar persetujuan menjadi responden.Tujuannya adalah agar
subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta manfaat penelitian.Jika
subjek bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Menggunakan subjek penelitian dengan tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Menjamin kerahasiaan hasil penelitian.baik informasi maupun masalah
lainnya, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
4. Justice and Inclusiveness (keadilan dan inclusiveness)
Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian
membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan,
kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Sebagai contoh
dalam prosedur penelitian, peneliti mempertimbangkan aspek
keadilangender dan hak subjek untuk mendapatkan perlakuan yang sama
baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.
5. Harms and benefits (Manfaat dan Kerugian)
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek
penelitian dan dapat digeneralisasikan ditingkat populasi
(beneficence).Peneliti meminimalisasikan dampak yang merugikan bagi
subjek (nonmaleficence).
52
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 13 Juni 2017, dengan jumlah
responden sebanyak 50 orang mengenai pengaruh penggunaan disposable diapers
terhadap keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan Al-Firdaus
Serayu Kota Madiun. Hasil penelitian di uraikan secara deskriptif sesuai dengan
tujuan penelitian berdasarkan gambaran lokasi penelitian, data umum dan data
khusus. Data umum terdiri dari data demografi responden meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Data khusus didasarkan pada variabel yang
diteliti, yaitu data yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang diisi oleh
responden.
5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di TK Insan Al-Firdaus Serayu Kota Madiun
yang merupakan slah satu sarana pendidikan yang ada di Jl. Serayu Kota
Madiun.TK ini terdiri dari 6 kelas dengan siswa sejumlah 128 Siswa yang
berdekatan dengan PAUD.TK dan PAUD ini berada dalam 1 lingkungan sekolah.
Di lingkungan sekolah tersebut terdapat sarana bermain yang cukup luas memadai
dan lengkap serta pengasuhnya, dan untuk sarana prasarana kesehatan seperti
UKS belum mempunyai tempat dan masih menjadi 1 dengan ruang guru akan
tetapi memiliki peralatan P3K yang cukup lengkap, di sekolah ini juga terdapat 2
ruang toilet di halaman belakang kelas.
53
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Data Umum
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Ibu di TK Insan Al-
Firdaus.Kota Madiun Pada Tanggal 13 Juni 2017.
Usia
(Tahun)
Mean Median Modus Min-
Max
SD CI-95%
35,8 35 32 27-50 5,71 34,1-37,4
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun 2017
Tabel 5.1 Menunjukan bahwa rata-rata usia responden 35,8 , usia paling
banyak 32, median 35, dengan standart deviasi 5,72 dengan usia terendah 27
tahun dan usia tertinggi 50 tahun. Pada tingkat kepercayaan 95% usia rata-rata
responden di yakini benar atau rentang berada pada 34,1-37,4 tahun.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di TK Insan Al-
Firdaus Pada Tanggal 13 Juni 2017.
No Pendidikan Frekuensi (n) Prosentase (%)
1. SMA 24 48,0
2. PERGURUAN TINGGI 26 52,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun 2017.
Tabel 5.2 Menunjukan bahwa sebagian besar orang tua (Ibu) memiliki
pendidikan Perguruan Tinggi Sebanyak 26 orang (52%).
54
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di TK Insan Al-
Firdaus Kota Madiun pada Tanggal 13 Juni 2017.
No Jenis Pekerjaan Frekuensi (n) Prosentase (%)
1. IRT 24 48,0
2. SWASTA 10 20,0
3. WIRASWASTA 5 10,0
4. PNS 11 22,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun 2017.
Tabel 5.3 Menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua (Ibu) paling banyak ibu
rumah tangga Sebesar 24 orang (48%), sedangkan paling sedikit orang tua (Ibu)
sebagai pekerja wiraswasta yaitu sebesar 5 orang (10%).
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pra sekolah pada Anak Di TK
Insan Al-Firdaus Kota Madiun tanggal 13 Juni 2017.
Usia Frekuensi (n) Prosentase (%)
3,5 tahun 3 6,0
4 tahun 30 60,0
5 tahun 17 34,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Kuesioner Responden TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun 2017.
Tabel 5.4 menjelaskan bahwa usia anak di TK Insan Al-Firdaus sebagian
besar berusia 4 tahun sebanyak 30 anak (60%) dan terdapat 6% pada usia 3,5
tahun, dan 17% pada usia 5 tahun.
55
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di TK Insan Al-
Firdaus Kota Madiun tanggal 13 Juni 2017.
No Jenis Kelamin Frekuensi (n) Prosentase (%)
1. Laki-laki 22 44,0
2. Perempuan 28 56,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun 2017.
Tabel 5.5 menjelaskan bahwa siswa di TK Insan Al-Firdaus yang tertinggi
mempunyai jenis kelamin perempuan sebesar 29 anak (58%) dan siswa laki-laki
sebesar 21 anak (42%).
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Keberhasilan Toileting
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Keberhasilan Toileting pada Anak
Usia Pra Sekolah di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun Tanggal 13 Juni
2017.
No Keberhasilan
Toileting
Frekuensi (n) Prosentase (%)
1. Berhasil 25 50%
2. Tidak berhasil 25 50%
Jumlah 50 100%
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun 2017.
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hasil penelitian terhadap 50 responden anak
usia pra sekolah sebanyak 25 anak (50%) mengalami keberhasilan toileting
sedangkan anak yang mengalami kegagalan toileting yaitu 25 anak (50%).
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pemakaian Diapers
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Diapers di TK Insan Al-
Firdaus Kota Madiun Tanggal 13 Juni 2017.
No Pemakaian Frekuensi (n) Prosentase (%)
1. Memakai 33 66,0
2. Tidak Memakai 17 34,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-firdaus Kota Madiun 2017
56
Tabel 5.7 Menunjukkan bahwa sebagian besar anak memakai diapers
sebanyak 33 (66%), sedangkan sebagian tidak memakai diapers sebanyak 17
(34%).
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pemakaian Diapers
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pemakaian Diapers di TK Insan
Al-Firdaus Kota Madiun tanggal 13 Juni 2017.
Usia
(Bulan)
Mean Median Modus Min-Max SD CI-95%
4,2 3 3 0-24 4,91 2,4-5,9
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun 2017.
Tabel 5.8 Menunjukan bahwa rata-rata usia awal pemakaian diapers 4
bulan, usia paling banyak 3 bulan, median 3 bulan dengan standart deviasi 4,91
dengan usia terendah 0 bulan dan usia tertinggi 24 bulan. Pada tingkat
kepercayaan 95% usia rata-rata responden di yakini benar atau rentang berada
pada 2,4-5,9.
5.2.2 Data Khusus
1. Penggunaan Disposable Diapers Pada Anak yang Berhasil Toileting
Tabel 5.9 Penggunaan Disposable Diapers Pada Anak yang Berhasil Toileting di
TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun tanggal 13 Juni 2017.
Penggunaan Diapers Frekuensi (n) Presentase (%)
Selalu 10 40,0
Tidak Pernah 15 60,0
Jumlah 25 100,0
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-Firdaus 2017.
Tabel 5.9 Menunjukkan bahwa hasil dari penelitian pada 25 anak yang berhasil
toileting pada 25 anak yang berhasil toileting terdapat 10 anak (40%) anak yang
selalu memakai Disposablediapers dan 15 anak (60%) yang tidak memakai
Disposable diapers.
57
2. Penggunaan Disposable Diapers Pada Anak yang Tidak Berhasil toileting
Tabel 5.10 Penggunaan Disposable Diapers Pada Anak yang Tidak Berhasil
Toileting di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun tanggal 13 Juni 2017.
Penggunaan Diapers Frekuensi (n) Presentase (%)
Selalu 23 92,0
Tidak Pernah 2 4,0
Jumlah 25 100,0
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-Firdaus 2017.
Tabel 5.10 Menunjukkan bahwa hasil dari penelitian pada 25 anak yang Tidak
berhasil toileting pada kelompok cassus terdapat 23 anak (92%) anak yang selalu
memakai Disposablediapers dan 2 anak (8%) yang tidak memakai Disposable
diapers
3. Crosstabulation antara penggunaan Disposable Diapers terhadap Keberhasilan
Toileting
Tabel 5.11 Tabulasi silang antara pengaruh penggunaan Disposable Diapers
terhadap keberhasilan Toileting pada anak usia Pra sekolah di TK
Insan Al-Firdaus Kota Madiun pada tanggal 13 Juni 2017.
Pemakaian
Diapers
Keberhasilan Toileting
Total 2
Ρ Α OR
95% CI Cassus Control
F % F % F %
Selalu 23 92,0 10 40,0 33 66,0
15.062
0,000
<0,05
17.250
3.307-
89.970 Tidak Pernah 2 8,0 15 60,0 17 34,0
Total 25 100,0 25 100,0 50 100,0
CC = 0.481
58
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa sebagian orang tua yang selalu
menggunakan diapers pada anak yang berhasil Toileting yaitu sebanyak 10 anak
(40%), sedangkan orang tua yang selalu menggunakan diapers pada anak yang
tidak berhasil toileting yaitu sebanyak 23 anak (92%). Sementara itu orang tua
yang tidak pernah menggunakan diapers pada anak yang berhasil toileting yaitu
sebanyak 15 anak (60%), dan untuk orang tua yang tidak pernah menggunakan
diapers pada anak yang tidak berhasil toileting sebanyak 2 anak (8%).
Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan spss 16 dengan uji chi square
pada α <0,05 di peroleh nilai p sebesar 0,000 maka H0 ditolak H1 diterima, yang
berarti ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan disposable diapers
terhadap keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan Al-Firdaus
Kota Madiun. Sedangkan nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,481 yang
diinterpretasikan bahwa kekuatan pengaruh antar variabel pada tingkat sedang.
Pada tabel 5.11 menunjukkan hasil ods ratio menunjukkan bahwa anak
yang selalu menggunakan disposable diapers beresiko 17x mengalami kegagalan
toileting, dan anak yang tidak pernah memakai disposable diapers 17x berhasil
toileting.
5.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan Kuesioner, maka penulis
akan membahas mengenai pengaruh penggunaan disposable diapers dengan
keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah Di TK Insan Al-Firdaus Serayu
Kota Madiun.
59
5.3.1 Penggunaan Disposable Diapers pada Anak Kategori Berhasil
Toileting
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan pada 25 anak yang berhasil
melakukan Toileting secara mandiri dapat dilihat ada 15 (60%) anak yang pada
masa lalu atau masaToilet training nya tidak memiliki kebiasaan memakai
Diapers , sedangkan 10 anak (40%) berhasil Toileting pada masa lalu atau masa
Toilet training nya selalu memakai diapers. Penelitian ini sesuai dengan pendapat
Warner (2009) keberhasilan Toileting pada anak dipengaruhi beberapa faktor
yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental, kesiapan psikologis dan kesiapan orang tua.
Orang tua memiliki peranan penting dalam proses toilet training pada anak ketika
usiatoddler karena dengan penanaman serta pola kebiasaan terhadap toileting
dapat membuat anak menjadi tidak ketergantungan serta mampu mengenali hasrat
buang air nya. Adanya kesiapan psikologi anak juga dapat disebabkan oleh faktor
anak itu sendiri (internal) meliputi krisis identitas dan kontrol diri yang lemah
maupun faktor dari (eksternal) meliputi keluarga termasuk pola kebiasaan pada
orang tua, dengan pola pemakaian diapers yang jarang pada anak maka hal
tersebut tidak akan mempengaruhi keberhasilan toilet training pada anak karena
orang tua dapat memberikan latihan toilet secara maksimal ke pada anak tanpa
terhambat oleh ketergantungan terhadap diapers yang hanya di gunakan dalam
frekuensi jarang atau jika hanya dibutuhkan saja.
Hasil penelitian yang didapatkan dari orang tua yang memiliki anak yang
sudah berhasil toileting secara mandiri didapatkan anak sudah mampu
menyampaikan ke orang tua terhadap keinginannya terhadap kamar mandi, anak
60
sudah mampu merasakan keinginan untuk berkemih atau defekasi, anak mampu
duduk jongkok lama, anak sudah mampu melepas celana secara mandiri, dalam
keberhasilan ini kesiapan fisik anak juga sangat mempengaruhi dimana fisik anak
yang sudah mampu duduk jongkok lebih dari 5 menit serta mempunyai kebiasaan
menggunakan pottyseat ketika masa toilet training nya maka akan menanamkan
pola kebiasaan serta kesiapan mental pada anak. Hasil penelitian sesuai dengan
pendapat Junaidi (2010) bahwa kesiapan fisik anak yaitu anak sudah kuat dan
mampu dalam BAK dan BAB, kesiapan psikologis yaitu anak membutuhkan rasa
aman dan nyaman agar mampu mengontrol dan konsentrasi dalam merangsang
BAB dan BAK.
Keberhasilan toileting dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan,
pekerjaan, pengetahuan, lingkungan dan termasuk jenis kelamin anak.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan diketahui bahwa sebagian besar
pendidikan orang tua di TK Insan Al-Firdaus memiliki Pendidikan Perguruan
Tinggi sebanyak 18 orang (69,2%) , hasil wawancara singkat saat dilakukan
penelitian pendapat orang tua yang berpendidikan tinggi jarang atau tidak pernah
memakaikan diapers pada anak nya dengan alasan mereka khawatir dengan
kemungkinan yang bisa timbul seperti yang sering mereka baca dan temui di
internet yaitu anak akan mengalami diaper rush, dan anak akan menjadi mudah
mengamuk anak akan sering mengompol dan keterlambatan mengenal toilet.
Notoadmodjo (2002), mengatakan bahwa orang tua yang memiliki latar belakang
pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan segala perubahan dan setiap
perkembangan yang terjadi pada anaknya. Tingkat pendidikan seseorang berkaitan
61
erat dengan tingkat pemahaman tentang pengolahan informasi, makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang makin luas wawasannya sehingga mudah menerima
informasi yang bermanfaat.
Tingkat pendidikan orang tua turut menentukkan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang diperoleh. Tingkat
pendidikan berpengaruh pada pengetahuan orang tua tentang penerapan toilet
training, apabila pendidikan orang tua rendah akan berpengaruh pada
pengetahuan toilet training sehingga berpengaruh pada cara melatih secara dini
pada anak.
Berdasarkan faktor pekerjaan sesuai dengan 25 anak di TK Insan Al-
Firdaus berhasil Toileting memiliki pekerjaan sebagai IRT 12 orang (48%),
swasta 3 orang (12%), wiraswasta 2 orang (4%) dan PNS sebanyak 9 orang
(36%). Soedarmadi (2009), mengatakan bahwa ibu yang tidak bekerja lebih
banyak berinteraksi dengan anak dari pada ibu yang bekerja diluar rumah, karena
mereka dapat memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih kepada anak
serta mampu memberikan pelatihan toilet training yang lebih baik kepada
anaknya.
Berdasarkan faktor usia orang tua sesuai dengan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa sebagian besar berusia 35 tahun. Hurlock (2009), mengtakan
bahwa semakin bertambahnya usia seseorang maka tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja sehingga
keberhasilan toileting dapat dicapai akan semakin baik. Usia seseorang juga akan
62
mempengaruhi keberhasilan toileting dikarenakan ada perubahan fungsi organ
tubuh seiring bertambahnya usia.
Berdasarkan jenis kelamin anak di dapat kan bahwa anak perempuan jauh
lebih banyak dan berhasil dalam kemampuan toileting dengan hasil 19 anak
perempuan (76%) dan untuk anak laki-laki sebesar 6 anak (24%). Hal ini sesuai
dengan teori Hidayat (2005) bahwa anak perempuan biasanya lebih cepat dalam
melakukan toilet training bila dibandingkan dengan anak laki-laki karena
penguasaan kontrol kandung kemih lebih cepat pada anak perempuan dan anak
perempuan cendenrung lebih rajin dibandingkan anak laki-laki.
5.3.2 Penggunaan Disposable Diapers pada Anak Kategori Tidak Berhasil
Toileting
Berdasarkan penelitian yang di lakukan pada 25 anak yang tidak berhasil
melakukan Toileting secara mandiri dapat dilihat ada 23 (92%) anak yang pada
masa lalu atau masaToilet training nya memiliki kebiasaan selalu
menggunakanDiapers , sedangkan 2 anak (8%) tidak berhasil toileting memiliki
masa lalu tidak pernah menggunakan disposable diapers. Hasil penelitian ini
sejalan dengan pengguna popok disposable (popok sekali pakai) di Indonesia saat
ini mencapai 85%.Diapers merupakan alat berupa popok sekali pakai berdaya
serap tinggi yang terbuat dari plastic dan campuran bahan kimia untuk
menampung sisa-sisa metabolisme seperti air seni dan feses (Diena, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian dapat di ketahui terdapat 33 anak yang
memakai diapers pada masa toilet training nya dengan hasil 23 anak (65,7%)
selau memakai dan 10 anak (20%) anak dengan pemakaian jarang. Hasil ini sesuai
63
dengan pendapat Hapsari (2012) bahwa terdapat efek positif dan negative
pemakaian diapers diantaranya, efek positif penggunaandiapers membuat bunda
tidak repot mencari toilet untuk si kecil ketika bunda dan balita melakukan
perjalanan jauh, dalam perjalanan menggunakan angkutan umum seperti kereta,
pesawat terbang, bus yang mempunyai sedikit waktu pemberhentian dan
kesempatan untuk ke toilet. Diapers sangat cocok digunakan si kecil yang belum
mampu untuk menahan buang airnya, diapers sangat nyaman dalam perjalanan
jauh yang tidak ribet untuk membersihkannya, karena cukup dibuang saja,
harganya cukup terjangkau dan tidak perlu membersihkannya.
Efek negative penggunaan diapers yang sering mengakibatkan munculnya
ruam-ruam merah pada pantat si kecil, hal ini disebabkan karena penggunannya
yang terlalu sering dalam kondisi iklim tropis yang lembab ini memudahkan
jamur untuk tumbuh disekitar pantat si kecil. Anak juga akan mengalami susah
dalam mengenal stimulus buang air besar dan buang air kecil karena terbiasa
memakai diapers yang memudahkan si kecil bisa kapan saja melakukan buang air
dan dimana saja. Maka begitu dia lepas pemakaian diapers, maka dia harus
berusaha lebih keras untuk mengerti kapan dan dimana dia harus buang air,
dibandingkan anak lain yang sudah terbiasa tidak menggunakan popok sekali
pakai. Kebanyakan anak yang memakai diapers, akan lebih sulit dalam
mengontrol agar tidak mengompol di malam hari, dan hal ini dapat menjadikan
pola kebiasaan pada anak sehingga menyebab kan kegagalan toileting pada anak
kerana anak tidak menikmati masa toilet training nya dan bergantung pada
diapers. Hal ini sejalan dengan pendapat Maryati, Sujiati, & Budiarti (2011)
64
bahwa anak memiliki resiko mengalami ruam diapers pada usia 4-15 bulan, hal
ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimia, enzimatik
dan biogenic (kuman dalam urine dan feses), dan penyebab utamanya disebabkan
oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok karena cara pemakaiannya
yang tidak benar, selain itu juga disebutkan bahwa pemakaian popok lebih dari 12
bulan atau masuk dalam masa latihan toiletnya maka anak akan mengalami
keterlambatan dalam kemandirian toileting nya.
Dengan keterlambatan atau kegagalan dalam kemandirian toileting akan
berdampak dimasa depan anak, anak akan cenderung memiliki sikap iri dan
memiliki rasa takut kehilangan sesuatu dan akan lebih menarik perhatian yang
tinggi dari orang tua. Hal ini sesuai dengan Hidayat (2011) bahwa anak yang
mengalami kegagalan toileting menyisakan konflik yang menimbulkan anal-
retentif yaitu bersifat obsesif, berpandangan sempit, dan juga pelit atau
menimbulkan kepribadian yang tidak rapid an kurang pengendalian diri.
Hasil penelitian di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun didapatkan bahwa sebagian
besar anak sudah bisa bilang ke orang tua tapi tidak sampai ke kamar mandi anak
tidak kuat menahan sehingga anak mengompol atau BAB dicelana, anak masih
jarang mampu merasakan hasrat untuk berkemih atau defekasi, anak masih belum
dapat ke kamar mandi secara mandiri. Hasil penelitian ini juga masih sependapat
dengan Junaidi (2010) bahwa selain kesiapan fisik, kesiapan psikologis, kesiapan
orang tua, juga terdapat kesiapan mental pada anak yaitu anak sudah tidak takut
dengan toilet anak mampu melepas celana secara mandiri dan anak berani untuk
ke kamar mandi secara mandiri.
65
Tingkat pendidikan orang tua juga memiliki pengaruh terhadap kegagalan
toileting pada anak nya, tidak sedikit dari hasil penelitian didapatkan ibu yang
memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 24 orang (48%). Jenis pekerjaan juga
mempengaruhi pola pemakaian diapers pada anak juga memiliki pengaruh
terhadap kegagalan toileting pada anak pada hasil penelitian diatas juga di
dapatkan sebagian orang tua memiliki kesibukan baik di rumah seperti wiraswasta
sebanyak 5 orang (10%), dan diluar rumah seperti PNS sebanyak 11 orang (22%),
dan swasta sebanyak 10 orang (20%) dan berdasarkan jenis kelamamin dari hasil
penelitian lebih banyak anak laki-laki di banding perempuan yang tidak berhasil
toileting dengan hasil anak laki-laki sebesar 16 anak (64%) dan perempuan
sebesar 9 anak (35%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Hidayat (2009) bahwa
faktor yang mempengaruhi ibu menggunakan diapers sebagai alternatif yaitu
faktor pendidikan dan pengetahuan. Pengetahuan seorang ibu tentang penggunaan
diapers pada anak masih rendah maka ibu juga tidak akan mengetahui dampak
nya terhadap perkembangan anak dalam toileting nya. Karena di mana ketika
seorang anak terus menerus memakai diapers maka akan melalui masa toilet
training nya dengan sia-sia.
Hidayat (2009) juga mengungkapkan bahwa status pekerjaan ibu
mempunyai pengaruh besar dalam penggunaan diapers pada anak. Pekerjaan ibu
yang banyak menyita waktu akan pula menyita waktu untuk anak dalam
melakukan toilet training pada anak. Berbeda dengan pekerjaan ibu yang tidak
banyak menyita waktu di luar rumah atau sibuk karena ibu yang tidak sibuk
memungkinkan ibu memiliki lebih banyak waktu untuk bersama anak sehingga
66
perkembangan anak dalam hal-hal yang mendukung keberhasilan toilet training
juga pengawasan orang tua.
5.3.3 Pengaruh Penggunaan Disposable Diapers Terhadap Keberhasilan
Toileting
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil ada pengaruh antara
penggunaan diapers terhadap keberhasilan toileting pada anak usia Pra sekolah di
TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun. Dari data penelitian pemakaian diapers pada
dapat diketahui dari pengukuran menggunakan kuesioner yang menunjukkan
bahwa sebagian besar anak memakai diapers sebanyak 33 anak diantaranya 23
anak (92%) mengalami kegagalan toileting sedangkan 10 anak (40%) berhasil
melakukan toileting , dan jumlah anak yang tidak memakai diapers sebanyak
17anak 15 (60%) anak yang berhasil toileting diantaranya 2 anak (8%) mengalami
kegagalan toileting , sedangkan 15 anak berhasil melakukan toileting.
Dari uji statistic menggunakan SPSS 16 dengan menggunakan uji chi
square didapatkan nilai p = 0,000< α = 0,05 dengan nilai hitung 15,062, maka H1
diterima dan H0 di tolak yang berarti ada pengaruh pemakaian diapers terhadap
keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan Al-Firdaus Kota
Madiun dengan nilai koefisien kontigensi sebesar 0,481 yang di intepretasikan
dengan kekuatan pengaruh antara variabel pada tingkat signifikan sedang. Dapat
dilihat bahwa dari perhitungan ratio prevalen anak yang memakai diapers
beresiko 17X mengalami kegagalan toileting dibandingkan anak yang tidak
memakai.
67
Dari hasil penelitian dan wawancara singkat yang di dapat terdapat 10
responden (40%) yang selalu memakai diapers mampu berhasil melakukan
toileting secara mandiri di pengaruhi oleh pola kebiasaan ibu rata-rata ibu
memang memakaikan diapers pada anak mereka saat usia toddler dimana masa
ini sangat penting dalam proses toilet training. Namun selepas anak tidak
memakai diapers yaitu di mulai saat anak pertama masuk sekolah ibu sudah
jarang memakaikan diapers dan telaten melatih anak belajar toileting yaitu ibu
mengajak anak untuk BAK sebelum tidur, membangunkan anak ketika tidur
malam, melatih anak BAB secara rutin di toilet setiap pagi dengan jam yang sama,
selalu mengajak anak untuk BAK ke toilet setiap 2 jam sekali ketika siang hari,
dan selalu menerapkan dan mengingatkan anak untuk BAB dan BAK di toilet dan
tidak mengijinkan untuk BAB maupun BAK di tempat terbuka. Dan untuk hasil
dari 2 responden (8%) tidak berhasil dan tidak memakai diapers didapatkan hasil
wawancara singkat yaitu ibu tidak jarang mengajak anak untuk BAK ke toilet ibu
selalu membiarkan anak untuk BAK di tempat terbuka seperti dihalaman rumah
atau di tempat yang di rasa lebih dekat disbanding toilet, dan ibu tidak terbiasa
membangunkan anak untuk BAK di malam hari karena beranggapan bahwa
mengompol sudah menjadi hal yang wajar untuk anak kecil. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Penny & Panulla (2003) bahwa keberhasilan
toileting dapat dicapai melalui beberapa tahap yaitu mengenalkan istilah BAK
(pis,pipis,dll) dengan bahasa yang mudah, sesering mungkin memperkenalkan
suasana kamar mandi, mengenali tanda-tanda saaat anak akan BAK, dapat dimulai
68
menuntut ke toilet setiap 2-3 jam sekali atau dapat juga setengah jam atau 1 jam
setelah minum.
Hal ini sejalan dengan teori menurut Sigmud Freud dalam anak usia
toodler mengalami tahapan perkembangan pada fase anal (usia 1-3 tahun). Fungsi
tubuh yang memberikan kepuasan terpusat pada anus. Misalnya anak akan
melakukan buang air besar dan buang air kecil secara mandiri. Dengan
terfiksasinya fase tersebut, yaitu dengan memakai diapers dimana anak akan
susah mengontrol untuk BAK dan BAB. Akhirnya anak tidak bisa mengontrol
otot anal untuk menurunkan ketegangan. Sehingga apabila dia ingin BAK atau
BAB tidak akan pernah bilang pada ibu nya karena anak sudah terbiasa untuk
BAB dan BAK dimana saja. Hal semacam inilah yang selalu melekat dan
tertanam pada pikiran anak bahwa dia dapat BAB dan BAK dimana dan kapan
saja.Inilah yang menyebabkan anak mengalami kegagalan toileting dimana
kegagalan ini dicirikan dalam bentuk anak tidak mampu menahan BAB atau BAK
sampai pada tempat nya, anak mempunyai kebiasaan diam atau sembunyi jika
merasa BAB, anak mempunyai kebiasaan mengompol di malam hari.
Menurut Erick Ericson (2009) anak ketika pada usiatoddler akan melalui
tahapan perkembangan yaitu otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu. Masa ini
disebut masa balita yang berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early childhood).
Tahap ini merupakan tahap anus-otot (anal/mascular stages).Pada masa ini anak
cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan mengenalkan
tentang toilet training pada anak sejak usia dini pada mereka tentang pelaksanaan
dan tahapannya. Karena pada masa ini sangat efektif dalam pembelajaran toilet
69
training dimana anak berada pada masa rasa ingin tahu sehingga anak akan
mampu melakukan dengan senang hati dan nyaman. Jadi pada usia ini orang tua
harus mampu menyeimbangkan waktu antara kapan di perlukannya pemakaian
diapers dengan waktu pembelajaran toilet training pada anak.
5.4 Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengakui adanya banyak
kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum
optimal bisa dikatakan belum sempurna, banyak sekali kekurangan – kekurangan
tersebut antara lain :
1. Pengisian kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada ruang terbuka
ketika ibu sedang mengantar dan menjemput anak yang terbagi menjadi
beberapa kelompok gerombolan sehingga peneliti tidak mampu
mengontrol dan kemungkinan Ibu-Ibu saling bertukar pendapat dan
jawaban sehingga mempengaruhi hasil dari jawaban kuesioner.
2. Instrument penelitian pemakaian disposable diapers dan keberhasilan
toileting pada kuesioner dalam penelitian hanya atas dasar pengakuan
saja bukan dari hasil pengamatan langsung sehingga memungkinkan
penilaian masih terasa subyektif belum sepenuhnya secara obyektif
penilaian sehingga dapat memungkinkan mempengaruhi hasil
analisisnya.
70
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Disposable
Diapers terhadap Keberhasilan Toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan
Al-Firdaus Serayu Kota Madiun dapat di simpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan disposable diapers pada anak yang berhasil toileting di
dapatkan 15 anak (60%) berhasil toileting dengan pola penggunaan
tidak pernah, dan 10 anak (40%) berhasil toileting dengan pola
penggunaan selalu.
2. Penggunaan disposable diapers pada anak yang tidak berhasil
toileting di dapatkan 23 anak (92%) tidak berhasil toileting dengan
pola penggunaan selalu, dan 2 anak (8%) tidak berhasil toileting
dengan pola penggunaan tidak pernah.
3. Ada pengaruh Signifikan antara penggunaan Disposable diapers
terhadap keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan
Al-Firdaus Kota Madiun.
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
6.2.1 Bagi Responden di TK Insan Al-Firdaus
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan pada orang tua yang memiliki
anak tidak berhasil toileting dan memiliki kebiasaan menggunakan diapers
71
mengajarkan secara telaten kepada anak sejak dia mulai tidak memakai diapers
dengan menghafalkan raut ekspresi anak ketika anak hendak ingin BAK,
membiasakan dan mengajak anak untuk BAK ke toilet setiap 1 atau 2 jam sekali
atau dapat juga setengah jam atau 1 jam setelah anak minum ibu harus lebih aktif
untuk menanyakan keinginan terhadap toilet, serta membuat kan jadwal khusus
untuk anak BAB terutama ketika bangun tidur di jam yang sama setiap pagi.
6.2.2 Bagi TK Insan Al-Firdaus Serayu Kota Madiun
Diharapkan bagi guru serta pengasuh di TK Insan Al-Firdaus untuk
menambahkan pembelajaran toilet training sebagai ekstra dalam proses
pembelajaran dapat di mulai dari pengenalan toilet serta fungsinya, dapat di mulai
dari pembelajaran cuci tangan dan kemudian dilanjutkan dengan kebersihan diri
dalam kemandirian BAK dan BAB.
6.2.3 Bagi Mahasiswa STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Diharapkan bagi Mahasiswa STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dapat
menambah refrensi tentang Penggunaan Disposable Diapers dan Keberhasilan
Toileting sehingga peneliti selanjutnya dapat memanfaatkannya untuk
mengoptimalkan penelitian serta dapat digunakan sebagai bahan promosi
kesehatan terhadap ibu dan balitanya.
6.2.4 Bagi Peneliti Lainnya
Diharapkan bagi peneliti yang akan datang untuk lebih memfokuskan lagi
masalah yang diambil dalam penelitiannya sehingga akan diperoleh hasil yang
maksimal dan tidak berhenti untuk mencari masalah yang dapat timbul yang
diakibatkan oleh pemakaian disposable diapers seperti dari aspek fisik yaitu cara
72
jalan anak yang sedikit mengangkang tidak dapat merapat serta iritasi pada kulit,
kemudian dari aspek psikologis seperti anak memiliki sifat Temper Tantrum.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, F, R. (2012). Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Cakrawala Ilmu.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Edisi Revisi
IV. Rineka Cipta : Jakarta.
Depkes RI. (2012). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2012. Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Diena. (2009). Popok Moderen bisa sebakan mandul.
http://Dienaanakbunda.net/new/ Diaskes pada tanggal 21 Februari 2017.
Fitricilia, M. 2013. Hubungan Enuresis Dengan Infeksi Saluran Kemih Pada
Anak Usia 6-8 Tahun di SD Negeri Malalayang.
http://ejournal.unsrat.ac.id/ Diaskes tanggal 03 Februari 2017.
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba
Medika.
Hidayat, A. A. (2011). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta : Salemba
Medika.
Hapsari, I. 2012. Hubungan Pola Pemakaian Pempers Pada anak Dengan
Perilaku Ibu Dalam Melatih Toilet Training Anak Usia Pra Sekolah.
http://eprints.undip.ac.id/21716/1/553-ki-fk-a-pdf. diaskes tanggal 01
Agustus 2017.
Hurlock, E. B. (2009). Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Junaidi, W. 2010. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan
Kepribadian Anak. http://wawan-junaidi.com/2010/02/pengaruh-pola-
asuh-orang-tua-terhadap.html) diaskes tanggal 01 Agustus 2017.
Kartono. 2007. Psikologi Anak. Bandung : Mandar Maju.
Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.
Maryati., Sujiati., & Budiarti. (2011). Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta
: CV Trans Info Media.
74
Nining fitrianingsih. 2013. Pengaruh Pola asuh Orang Tua dan Intensitas
Penggunaan Diapers Terhadap Tingkat Kesiapan Toilet Training Pada
Anak Usia Toddler di Little Care Stikes Surya Global Yogyakarta.
Yogyakarta : Stikes Surya Global Yogyakarta.
Notoatmodjo. S. (2002). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo. S (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta :
Salemba Medika.
Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Penny, W & Panulla, K. (2003). Mengajari Anak Pergi ke Toilet. Jakarta : Arcan.
Potter and Perry. (2009). Potter Perry Fundamental of Nursing. Fundamental
Keperawatan Buku 3Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.
Potter and Perry (Erick Erikson). (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7.
Terjemahan (Federderika, A): Salemba Medika : Jakarta.
Pudjiadi., TS, Marissa. (2013) 250 Tanya Jawab Kesehatan Anak. Jakarta : GAIA
Patmonodewo, Soemiarti (2008). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka
Cipta.
Rahayu, S. 2008. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Soedarmadi (2009). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.
Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfa Beta.
Sopiyudin. (2014). Penelitian Diagnostik dasar-dasar Teoritis dan Aplikasi
dengan Program SPSS dan Statistik. Jakarta : Salemba Medika.
Warta Warga 2007. Toilet Training Pada Anak. Bandung : Remaja Karya.
Warner, Penny & Paula Kelly. 2009. Mengajari Anak Pergi ke Toilet. Jakarta :
Arcan
75
Wong, D.L., & Marilyn, L.W. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wong, D.L,. (2009). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
76
Lampiran 1
77
Lampiran 2
78
Lampiran 3
79
Lampiran 4
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini adalah mahasiswa Progam Studi
Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun,
Nama : Nofi Purwatih
Nim : 201302038
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh penggunaan
disposable diapers terhadap keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah”.
Sehubungan dengan judul penelitian diatas, data yang diperoleh dari penelitian
akan sangat bermanfaat bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Untuk
kepentingan tersebut peneliti memohon anda untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan yang saya ajukan dengan jujur. Semua data yang dikumpulkan akan
dirahasiakan.
Atas perhatian, kerjasama dan kesediaan dalam partisipasi sebagai
responden dalam penelitian ini, saya menyampaikan terimakasih dan berharap
informasi anda akan berguna, khususnya dalam penelitian ini.
Hormat saya
Nofi Purwatih
80
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed consent)
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama :………………………………
Umur :………………………………
Alamat :………………………………
Setelah mendapat keterangan secukupnya dari penulis serta mengetahui
manfaat, tujuan dan prosedur penelitian yang berjudul ”Pengaruh Penggunaan
Disposable Diapers Terhadap Keberhasilan Toileting Pada Anak Usia Pra Sekolah
Di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun” menyatakan BERSEDIA/TIDAK
BERSEDIA* diikutsertakan dalam penelitian ini dengan catatan apabila suatu
waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan
ini.
Saya percaya apa yang di informasikan dijamin kerahasiaanya oleh
penulis.
Madiun, …………………….... 2017
Peneliti
Responden
*Coret yang tidak perlu
81
Lampiran 6
KISI – KISI KUESIONER
Pengaruh Penggunaan Disposable Diapers Terhadap Keberhasilan Toileting
Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK Insan Al-Firdaus Jl. Serayu Kota
Madiun
Variabel Sub Variabel Nomor Soal Jumlah Soal
Variabel
Independen :
Penggunaan
disposable
diapers.
1. Pemakaian
disposable
diapers(memakai
tidak memakai)
1 1
2. 3 jam sekali
disposable diapers
di gantu
2 1
3. Mengganti
disposable diapers
apabila sudah
penuh.
3 1
4. Disposable diapers
hendaknya di pakai
saat berpergian jauh
atau saat jauh dari
toilet.
4-10 7
Variabel
Dependen :
Keberhasilan
Toileting.
1. anak dapat
membertahu ketika
ingin BAB atau
BAK.
1-3 3
2. Anak mampu
menaikkan dan
menurunkan celana
secara mandiri.
4-5 2
3. Anak menunjukkan
keinginan dan
perhatian terhadap
kamar mandi.
6-8 3
4. anak dapat jongkok
dan duduk tenang
lebih dari 5 menit.
9 1
82
Lampiran 7
KUESIONER
A. Data Umum
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan kondisi ibu, dengan
memberikan tanda ( ) pada kotak sesuai dengan jawaban ibu. Dan isilah titik-titik
sesuai dengan kondisi ibu dan anak.
1. Inisial Orang Tua :
2. Tempat , tanggal lahir anak (tgl-bln-thn)…….-…….-……….
3. Usia anak saat ini……. Tahun
4. Anak keberapa dalam anggota keluarga……
5. Apakah anak pernah memakai pempers?....
6. Jika Iya sejak usia berapa ?........
7. Pekerjaan ibu
Tidak bekerja / ibu rumah tangga
Swasta
Wiraswasta
PNS
8. Pendidikan terakhir ibu
Sekolah dasar (SD, SMP)
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Perguruan Tinggi (Akademi,PT)
9. Jenis kelamin anak
Laki – laki
Perempuan
83
KUESIONER KEBERHASILAN TOILETING
Pilihlah salah satu jawaban yang Ibu yang paling benar dengan memberikan tanda
( pada salah satu kolom yang sudah di sediakan :
a. SL : Selalu
b. S : Sering
c. J : Jarang
d. TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SL S J TP
1. Anak ibu selalu mengatakan jika
ingin BAB atau BAK
2. Anak ibu mempunyai kebiasaan
diam / sembunyi jika ingin BAB
3. Anak ibu mempunyai kebiasaan
mengompol ketika tidur malam
4. Ibu memakaikan celana yang
mudah di lepas
5. Anak ibu mampu secara mandiri
melepas dan memakai celana
6. anak ibu jika ingin BAB dan BAK
pergi ke kamar mandi
7. Anak ibu dapat BAB dan BAK di
tempat terbuka selain di kamar
mandi
8. Anak ibu mampu menahan BAB
dan BAK
9. Anak ibu mampu jongkok selama
lebih dari 5 menit
84
KUESIONER PENGGUNAAN
DISPOSABLE DIAPERS
Berikan tanda ( ) pada tabel di bawah ini dengan jawaban yang paling benar
menurut anda.
a. SL : Selalu
b. S : Sering
c. J : Jarang
d. TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SL S J TP
1. Ibu memakaikan pempers
pada anak selama di rumah.
2. Saat anak usia 18 bulan ibu
selalu memakaikan pempers.
3. Ibu mengganti pempers anak
setiap 3 jam sekali.
4. Ibu mengganti pempers jika
pempers sudah terisi penuh.
5. Ibu memakaikan pempers
saat pagi.
6. Ibu memakaikan pempers
saat siang.
7. Ibu memakaikan pempers
saat malam.
8. Ibu memakaikan pempers
saat pagi, siang, malam.
9. Ibu memakaikan pempers
saat berpergian jauh.
10. Anak ibu saat ini masih
menggunakan pempers.
85
Lampiran 8
DATA UMUM
1. Karakteristik responden berdasarkan usia ibu
Statistics
USIA_IBU
N Valid 50
Missing 0
Mean 35.8200
Median 35.0000
Mode 32.00
Std. Deviation 5.71675
Minimum 27.00
Maximum 50.00
USIA_IBU
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 27 1 2.0 2.0 2.0
28 1 2.0 2.0 4.0
30 5 10.0 10.0 14.0
31 4 8.0 8.0 22.0
32 9 18.0 18.0 40.0
33 1 2.0 2.0 42.0
34 3 6.0 6.0 48.0
35 8 16.0 16.0 64.0
37 2 4.0 4.0 68.0
38 2 4.0 4.0 72.0
39 2 4.0 4.0 76.0
40 1 2.0 2.0 78.0
41 4 8.0 8.0 86.0
43 2 4.0 4.0 90.0
45 1 2.0 2.0 92.0
86
47 1 2.0 2.0 94.0
49 1 2.0 2.0 96.0
50 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Descriptives
Statistic Std. Error
USIA_IBU Mean 35.8200 .80847
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 34.1953
Upper Bound 37.4447
5% Trimmed Mean 35.4778
Median 35.0000
Variance 32.681
Std. Deviation 5.71675
Minimum 27.00
Maximum 50.00
Range 23.00
Interquartile Range 7.25
Skewness .964 .337
Kurtosis .311 .662
2. Karakteristik seluruh orang tua berdasarkan pendidikan
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA 24 48.0 48.0 48.0
PERGURUAN TINGGI 26 52.0 52.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
87
3. Karakteristik seluruh orang tua berdasarkan pekerjaan
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IBU RUMAH TANGGA 24 48.0 48.0 48.0
SWASTA 10 20.0 20.0 68.0
WIRASWATA 5 10.0 10.0 78.0
PNS 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
4. karakteristik responden berdasarkan usia Anak
Statistics
USIA_ANAK
N Valid 50
Missing 0
Mean 4.3100
Median 4.0000
Mode 4.00
Std. Deviation .51399
Minimum 3.50
Maximum 5.00
USIA_ANAK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3.5 3 6.0 6.0 6.0
4 30 60.0 60.0 66.0
5 17 34.0 34.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Descriptives
Statistic Std. Error
USIA_ANAK Mean 4.3100 .07269
88
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 4.1639
Upper Bound 4.4561
5% Trimmed Mean 4.3167
Median 4.0000
Variance .264
Std. Deviation .51399
Minimum 3.50
Maximum 5.00
Range 1.50
Interquartile Range 1.00
Skewness .485 .337
Kurtosis -1.401 .662
5. karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak
JENIS_KELAMIN_ANAK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 22 44.0 44.0 44.0
PEREMPUAN 28 56.0 56.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
6. karakteristik responden usia pemakaian diapers
USIA_PEMAKAIAN_DIAPERS
N Valid 33
Missing 17
Mean 4.2121
Median 3.0000
Mode 3.00
Minimum .00
Maximum 24.00
89
USIA_PEMAKAIAN_DIAPERS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 BULAN 6 12.0 18.2 18.2
1 BULAN 6 12.0 18.2 36.4
3 BULAN 7 14.0 21.2 57.6
4 BULAN 4 8.0 12.1 69.7
6 BULAN 6 12.0 18.2 87.9
12 BULAN 3 6.0 9.1 97.0
24 BULAN 1 2.0 3.0 100.0
Total 33 66.0 100.0
Missing System 17 34.0
Total 50 100.0
Descriptives
Statistic Std. Error
USIA_PEMAKAIAN_DIAPER
S
Mean 4.2121 .85475
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.4710
Upper Bound 5.9532
5% Trimmed Mean 3.6094
Median 3.0000
Variance 24.110
Std. Deviation 4.91018
Minimum .00
Maximum 24.00
Range 24.00
Interquartile Range 5.00
Skewness 2.400 .409
90
Descriptives
Statistic Std. Error
USIA_PEMAKAIAN_DIAPER
S
Mean 4.2121 .85475
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.4710
Upper Bound 5.9532
5% Trimmed Mean 3.6094
Median 3.0000
Variance 24.110
Std. Deviation 4.91018
Minimum .00
Maximum 24.00
Range 24.00
Interquartile Range 5.00
Skewness 2.400 .409
Kurtosis 7.526 .798
7. karakteristik responden berdasarkan pemakaian diapers
PEMAKAIAN_DIAPERS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SELALU 33 66.0 66.0 66.0
TIDAK PERNAH 17 34.0 34.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
8. karakteristik responden bedasarkan keberhasilan toileting
KEBERHASILAN_TOILETING
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK BERHASIL 25 50.0 50.0 50.0
91
BERHASIL 25 50.0 50.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
9. karateristik keberhasilan toileting berdasarkan pendidikan ibu
BERHASIL_TOILETING (BERDASARKAN PENDIDIKAN IBU)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA 7 26.9 28.0 28.0
PERGURUAN TINGGI 18 69.2 72.0 100.0
Total 25 96.2 100.0
Missing System 1 3.8
Total 26 100.0
TIDAK_BERHASIL_TOILETING (BERDASARKAN PENDIDIKAN IBU)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA 18 69.2 72.0 72.0
PERGURUAN TINGGI 7 26.9 28.0 100.0
Total 25 96.2 100.0
Missing System 1 3.8
Total 26 100.0
10. karakteristik keberhasilan toileting berdasarkan pekerjaan ibu
BERHASIL_TOILETING (BERDASARKAN PEKERJAAN IBU)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IRT 12 48.0 48.0 48.0
SWASTA 3 12.0 12.0 60.0
WIRASWASTA 1 4.0 4.0 64.0
PNS 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
TIDAK_BERHASIL_TOILETING (BERDASARKAN PEKERJAAN IBU)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
92
Valid IRT 12 48.0 48.0 48.0
SWASTA 7 28.0 28.0 76.0
WIRASWASTA 4 16.0 16.0 92.0
PNS 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
11. Karakteristik keberhasilan toileting berdasarkan jenis kelamin anak
BERHASIL_TOIELTING
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 6 24.0 24.0 24.0
PEREMPUAN 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
TIDAK_BERHASIL_TOILETING
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 16 64.0 64.0 64.0
PEREMPUAN 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
93
DATA KHUSUS
PEMAKAIAN_DIAPERS * BERHASIL_TOILETING Crosstabulation
Total
BERHASIL
TOILETING
PEMAKAIAN_DIAPERS SELALU Count 10 10
% of Total 40.0% 40.0%
TIDAK PERNAH Count 15 15
% of Total 60.0% 60.0%
Total Count 25 25
% of Total 100.0% 100.0%
PEMAKAIAN_DIAPERS * TIDAK BERHASIL_TOILETING Crosstabulation
TIDAK BERHASIL
TOILETING
Total
PEMAKAIAN_DIAPERS SELALU Count 23 23
% of
Total 92.0% 92.0%
TIDAK PERNAH Count 2 2
% of
Total 8.0% 8.0%
Total Count 25 25
% of
Total 100.0% 100.0%
94
Lampiran 9
HASIL
PEMAKAIAN_DIAPERS * KEBERHASILAN_TOILETING Crosstabulation
KEBERHASILAN_TOILETING
Total
TIDAK
BERHASIL BERHASIL
PEMAKAIAN_DIA
PERS
SELALU Count 23 10 33
Expected Count 16.5 16.5 33.0
% within
PEMAKAIAN_DIAPERS 69.7% 30.3% 100.0%
% within
KEBERHASILAN_TOILETI
NG
92.0% 40.0% 66.0%
TIDAK PERNAH Count 2 15 17
Expected Count 8.5 8.5 17.0
% within
PEMAKAIAN_DIAPERS 11.8% 88.2% 100.0%
% within
KEBERHASILAN_TOILETI
NG
8.0% 60.0% 34.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within
PEMAKAIAN_DIAPERS 50.0% 50.0% 100.0%
% within
KEBERHASILAN_TOILETI
NG
100.0% 100.0% 100.0%
95
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 15.062a 1 .000
Continuity Correctionb 12.834 1 .000
Likelihood Ratio 16.514 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.761 1 .000
N of Valid Casesb 50
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .481 .000
N of Valid Cases 50
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
KEBERHASILAN_TOILETIN
G (TIDAK BERHASIL /
BERHASIL)
17.250 3.307 89.970
For cohort
PEMAKAIAN_DIAPERS =
SELALU
2.300 1.404 3.769
For cohort
PEMAKAIAN_DIAPERS =
TIDAK PERNAH
.133 .034 .523
N of Valid Cases 50
96
Lampiran 10
TABULASI KEBERHASILAN TOILETING DI TK INSAN AL FIRDAUS KOTA MADIUN
NO USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN PERTANYAAN
N T_SKOR KATEGORI 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 32 SMA SWASTA 4 4 4 3 2 4 3 2 3 29 44,06 50 TIDAK BERHASIL
2 31 SMA IRT 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35 65,25 50 BERHASIL
3 30 PERGURUAN TINGGI WIRASWASTA 4 4 4 4 2 4 3 2 3 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
4 32 SMA PNS 4 4 3 4 4 4 4 2 3 32 54,66 50 BERHASIL
5 31 SMA IRT 4 4 3 4 4 4 4 1 2 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
6 41 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 4 4 4 4 4 2 3 33 58,19 50 BERHASIL
7 41 PERGURUAN TINGGI SWASTA 2 3 3 4 2 4 3 1 4 26 33,47 50 TIDAK BERHASIL
8 35 SMA SWASTA 2 4 2 4 4 4 3 2 2 27 37 50 TIDAK BERHASIL
9 39 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 68,78 50 BERHASIL
10 31 SMA IRT 4 4 4 4 4 4 4 2 3 33 58,19 50 BERHASIL
11 34 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 4 4 3 4 4 2 4 33 58,19 50 BERHASIL
12 32 SMA IRT 4 2 2 4 3 4 2 2 2 25 29,94 50 TIDAK BERHASIL
13 32 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 4 3 3 4 4 3 2 31 51,13 50 BERHASIL
14 38 PERGURUAN TINGGI SWASTA 4 4 2 4 3 4 4 1 3 29 44,06 50 TIDAK BERHASIL
15 32 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 2 4 4 4 2 4 4 32 54,66 50 BERHASIL
16 32 SMA SWASTA 4 4 2 4 3 4 4 1 2 28 40,53 50 TIDAK BERHASIL
17 43 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 2 4 4 4 4 4 4 34 61,72 50 BERHASIL
18 50 PERGURUAN TINGGI PNS 3 4 2 3 3 4 2 3 4 28 40,53 50 TIDAK BERHASIL
19 41 PERGURUAN TINGGI SWASTA 4 4 4 4 4 4 4 2 3 33 58,19 50 BERHASIL
97
20 33 SMA IRT 3 4 2 4 4 4 1 4 4 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
21 39 PERGURUAN TINGGI WIRASWASTA 3 4 4 2 3 4 4 2 4 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
22 28 SMA IRT 4 4 2 4 2 4 4 2 4 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
23 45 SMA WIRASWASTA 4 4 2 4 4 4 4 4 4 34 61,72 50 BERHASIL
24 34 PERGURUAN TINGGI SWASTA 4 2 2 4 2 3 2 3 3 25 29,94 50 TIDAK BERHASIL
25 47 SMA IRT 4 4 4 3 3 4 2 2 2 28 40,53 50 TIDAK BERHASIL
26 35 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 4 3 4 4 4 3 4 34 61,72 50 BERHASIL
27 35 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 4 4 3 4 2 2 4 31 51,13 50 BERHASIL
28 30 SMA IRT 4 2 4 4 2 4 4 4 2 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
29 35 SMA IRT 4 4 4 2 3 4 4 2 3 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
30 35 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 4 4 4 4 3 1 4 32 54,66 50 BERHASIL
31 30 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 2 4 4 4 4 2 4 32 54,66 50 BERHASIL
32 37 SMA IRT 4 4 2 4 4 4 4 2 4 32 54,66 50 BERHASIL
33 32 SMA IRT 4 3 1 2 4 4 4 2 3 27 37 50 TIDAK BERHASIL
34 38 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 4 4 4 4 4 4 2 34 61,72 50 BERHASIL
35 35 SMA IRT 4 4 4 3 2 4 4 2 4 31 51,13 50 BERHASIL
36 50 SMA SWASTA 4 4 4 3 4 4 2 2 2 29 44,06 50 TIDAK BERHASIL
37 49 PERGURUAN TINGGI PNS 3 4 3 4 4 3 4 3 4 32 54,66 50 BERHASIL
38 40 SMA IRT 4 4 4 2 3 3 3 2 2 27 37 50 TIDAK BERHASIL
39 32 SMA IRT 4 4 4 2 4 4 4 2 4 32 54,66 50 BERHASIL
40 34 PERGURUAN TINGGI IRT 4 2 2 2 4 4 4 3 3 28 40,53 50 TIDAK BERHASIL
41 35 PERGURUAN TINGGI SWASTA 4 4 4 2 4 4 4 2 4 32 54,66 50 BERHASIL
42 30 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 4 4 4 4 4 2 4 34 61,72 50 BERHASIL
43 31 SMA IRT 4 2 2 3 3 3 3 2 4 26 33,47 50 TIDAK BERHASIL
98
44 32 SMA WIRASWASTA 4 3 3 4 4 4 2 2 4 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
45 43 PERGURUAN TINGGI SWASTA 4 3 3 4 4 4 4 4 4 34 61,72 50 BERHASIL
46 37 SMA WIRASWASTA 4 4 4 3 3 3 2 2 4 29 44,06 50 TIDAK BERHASIL
47 35 SMA IRT 4 4 2 2 3 4 3 2 4 28 40,53 50 TIDAK BERHASIL
48 41 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 2 4 4 4 4 4 3 33 58,19 50 BERHASIL
49 27 SMA IRT 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35 65,25 50 BERHASIL
50 30 PERGURUAN TINGGI PNS 4 2 2 4 4 3 4 2 4 29 44,06 50 TIDAK BERHASIL
99
TABULASI PENGGUNAAN DISPOSIBLE DIAPERS DI TK INSAN AL FIRDAUS KOTA MADIUN
NO JENIS
KELAMIN
USIA
ANAK
SAAT
INI
USIA
MULAI
MEMAKAI
DIAPERS
PERTANYAAN PERTANYAAN N T_SKOR
KATEGORI
YA TIDAK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 LAKI-LAKI 4 3 BULAN √
4 4 3 2 4 4 4 4 4 1 34 64,51 50 SELALU
2 LAKI-LAKI 4 7 BULAN √
3 1 1 4 1 2 4 3 4 1 24 52,21 50 SELALU
3 LAKI-LAKI 3,5
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
4 PEREMPUAN 3,5
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
5 PEREMPUAN 4 1 BULAN √
4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 36 66,98 50 SELALU
6 PEREMPUAN 5
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
7 PEREMPUAN 5 1 BULAN √
3 3 2 1 2 1 3 3 4 1 23 50,98 50 SELALU
8 PEREMPUAN 4 4 BULAN √
4 3 3 2 4 2 4 2 4 1 29 58,36 50 SELALU
9 PEREMPUAN 4 12 BULAN √
2 2 2 1 2 3 3 4 3 1 23 50,98 50 SELALU
10 LAKI-LAKI 4 7 BULAN √
2 2 1 4 4 2 2 2 3 1 23 50,98 50 SELALU
11 PEREMPUAN 4 7 BULAN √
1 2 3 1 3 2 4 4 4 1 25 53,44 50 SELALU
12 LAKI-LAKI 4 3 BULAN √
4 4 4 2 2 3 4 2 4 2 31 60,82 50 SELALU
13 LAKI-LAKI 4
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
14 PEREMPUAN 3,5 3 BULAN √
4 4 4 2 1 2 4 3 3 1 28 57,13 50 SELALU
15 PEREMPUAN 5
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
16 LAKI-LAKI 5 3 BULAN √
3 3 3 2 2 3 4 3 4 2 29 58,36 50 SELALU
17 LAKI-LAKI 5 12 BULAN √
3 3 2 1 3 2 3 2 4 1 24 52,21 50 SELALU
18 PEREMPUAN 4 0 BULAN √
3 4 3 1 2 1 1 4 4 1 24 52,21 50 SELALU
19 PEREMPUAN 4
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
100
20 PEREMPUAN 4 1 BULAN √
3 4 3 1 2 3 4 2 4 1 27 55,9 50 SELALU
21 PEREMPUAN 4 3 BULAN √
3 3 2 2 2 2 3 3 4 1 25 53,44 50 SELALU
22 LAKI-LAKI 5 0 BULAN √
4 4 3 1 2 1 1 4 3 1 24 52,21 50 SELALU
23 PEREMPUAN 4 24 BULAN √
3 2 3 1 4 3 2 2 5 1 26 54,67 50 SELALU
24 LAKI-LAKI 5 1 BULAN √
2 3 3 2 3 4 4 3 4 1 29 58,36 50 SELALU
25 PEREMPUAN 5 0 BULAN √
2 4 4 2 2 3 4 3 4 1 29 58,36 50 SELALU
26 PEREMPUAN 5
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
27 PEREMPUAN 4
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
28 LAKI-LAKI 4 3 BULAN √
3 4 4 1 4 2 4 3 4 1 30 59,59 50 SELALU
29 PEREMPUAN 4 3 BULAN √
3 4 3 1 3 3 4 3 4 1 29 58,36 50 SELALU
30 PEREMPUAN 4 7 BULAN √
2 3 2 1 1 4 4 3 4 1 25 53,44 50 SELALU
31 PEREMPUAN 4 7 BULAN √
3 4 3 1 2 1 4 1 4 1 24 52,21 50 SELALU
32 LAKI-LAKI 4 4 BULAN √
3 4 2 1 1 2 4 4 4 1 26 54,67 50 SELALU
33 LAKI-LAKI 4 0 BULAN
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
34 LAKI-LAKI 5
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
35 LAKI-LAKI 5
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
36 LAKI-LAKI 4 0 BULAN √
3 4 3 1 2 3 3 3 4 1 27 55,9 50 SELALU
37 PEREMPUAN 4 12 BULAN √
3 4 2 3 1 1 3 4 4 1 26 54,67 50 SELALU
38 LAKI-LAKI 4 4 BULAN √
2 3 3 3 3 2 4 3 4 1 28 57,13 50 SELALU
39 PEREMPUAN 5
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
40 PEREMPUAN 5 7 BULAN √
4 3 2 3 1 3 1 3 4 1 25 53,44 50 SELALU
41 PEREMPUAN 4
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
42 PEREMPUAN 4
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
43 LAKI-LAKI 4 1 BULAN √
3 4 3 2 3 2 4 3 4 1 29 58,36 50 SELALU
101
44 PEREMPUAN 5 1 BULAN √
2 3 3 2 3 3 3 3 4 1 27 55,9 50 SELALU
45 LAKI-LAKI 4
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
46 LAKI-LAKI 4 0 BULAN √
3 4 3 2 2 4 4 3 4 1 30 59,59 50 SELALU
47 LAKI-LAKI 5 4 BULAN √
2 4 3 2 3 3 4 3 4 1 29 58,36 50 SELALU
48 LAKI-LAKI 5
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
49 PEREMPUAN 4
√ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
50 PEREMPUAN 5 0 BULAN √
3 4 3 2 2 3 3 3 3 1 27 55,9 50 SELALU
102
Lampiran 11
Tabulasi Data
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Keberhasilan Toileting
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.913 9
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 Total_Sampling
VAR00001 Pearson
Correlation 1 .360 .592
* .612
* .779
** .662
* .236 .321 .343 .717
**
Sig. (2-tailed) .250 .043 .034 .003 .019 .461 .309 .275 .009
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00002 Pearson
Correlation .360 1 .493 .784
** .777
** .795
** .453 .343 .330 .765
**
Sig. (2-tailed) .250 .103 .003 .003 .002 .139 .276 .296 .004
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00003 Pearson
Correlation .592
* .493 1 .677
* .711
** .725
** .391 .549 .122 .769
**
Sig. (2-tailed) .043 .103 .016 .010 .008 .209 .065 .706 .003
103
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00004 Pearson
Correlation .612
* .784
** .677
* 1 .849
** .878
** .577
* .612
* .420 .906
**
Sig. (2-tailed) .034 .003 .016 .000 .000 .049 .035 .174 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00005 Pearson
Correlation .779
** .777
** .711
** .849
** 1 .917
** .490 .568 .594
* .962
**
Sig. (2-tailed) .003 .003 .010 .000 .000 .106 .054 .042 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00006 Pearson
Correlation .662
* .795
** .725
** .878
** .917
** 1 .585
* .620
* .426 .952
**
Sig. (2-tailed) .019 .002 .008 .000 .000 .046 .032 .168 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00007 Pearson
Correlation .236 .453 .391 .577
* .490 .585
* 1 .656
* .404 .636
*
Sig. (2-tailed) .461 .139 .209 .049 .106 .046 .021 .192 .026
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00008 Pearson
Correlation .321 .343 .549 .612
* .568 .620
* .656
* 1 .624
* .732
**
Sig. (2-tailed) .309 .276 .065 .035 .054 .032 .021 .030 .007
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00009 Pearson
Correlation .343 .330 .122 .420 .594
* .426 .404 .624
* 1 .580
*
Sig. (2-tailed) .275 .296 .706 .174 .042 .168 .192 .030 .048
104
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Total_Sampling Pearson
Correlation .717
** .765
** .769
** .906
** .962
** .952
** .636
* .732
** .580
* 1
Sig. (2-tailed) .009 .004 .003 .000 .000 .000 .026 .007 .048
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
105
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Penggunaan Disposable Diapers
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.917 10
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR000010 Total_Sampling
VAR00001 Pearson Correlation 1 .603* .533 .561 .672
* .510 .107 .126 .380 .321 .593
*
Sig. (2-tailed) .038 .074 .058 .017 .090 .742 .697 .223 .310 .042
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00002 Pearson Correlation .603* 1 .707
* .845
** .743
** .781
** .354 .417 .420 .483 .786
**
Sig. (2-tailed) .038 .010 .001 .006 .003 .260 .177 .174 .111 .002
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00003 Pearson Correlation .533 .707* 1 .837
** .860
** .875
** .500 .147 .297 .479 .784
**
Sig. (2-tailed) .074 .010 .001 .000 .000 .098 .647 .348 .116 .003
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00004 Pearson Correlation .561 .845** .837
** 1 .925
** .946
** .598
* .599
* .639
* .670
* .959
**
Sig. (2-tailed) .058 .001 .001 .000 .000 .040 .040 .025 .017 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00005 Pearson Correlation .672* .743
** .860
** .925
** 1 .924
** .573 .465 .653
* .725
** .956
**
Sig. (2-tailed) .017 .006 .000 .000 .000 .051 .128 .021 .008 .000
106
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00006 Pearson Correlation .510 .781** .875
** .946
** .924
** 1 .644
* .516 .492 .617
* .929
**
Sig. (2-tailed) .090 .003 .000 .000 .000 .024 .086 .104 .033 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00007 Pearson Correlation .107 .354 .500 .598* .573 .644
* 1 .737
** .594
* .547 .705
*
Sig. (2-tailed) .742 .260 .098 .040 .051 .024 .006 .042 .066 .010
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00008 Pearson Correlation .126 .417 .147 .599* .465 .516 .737
** 1 .788
** .585
* .673
*
Sig. (2-tailed) .697 .177 .647 .040 .128 .086 .006 .002 .046 .016
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00009 Pearson Correlation .380 .420 .297 .639* .653
* .492 .594
* .788
** 1 .772
** .755
**
Sig. (2-tailed) .223 .174 .348 .025 .021 .104 .042 .002 .003 .005
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR000010 Pearson Correlation .321 .483 .479 .670* .725
** .617
* .547 .585
* .772
** 1 .793
**
Sig. (2-tailed) .310 .111 .116 .017 .008 .033 .066 .046 .003 .002
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Total_Sampling Pearson Correlation .593* .786
** .784
** .959
** .956
** .929
** .705
* .673
* .755
** .793
** 1
Sig. (2-tailed) .042 .002 .003 .000 .000 .000 .010 .016 .005 .002
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
107
Lampiran 12
108
109
110
Lampiran 13
JADWAL KEGIATAN
No. Kegiatan BULAN
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Pembuatan dan
Konsul Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Bimbingan
Proposal
4 Ujian Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengambilan Data
7 Penyusunan dan
Konsul Skripsi
8 Ujian Skripsi
111
Lampiran 14
112
113
114
top related