skripsi dampak viral marketing dalam … · 2020. 6. 29. · sosial instagram studi promosi kuliner...
Post on 18-Dec-2020
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
DAMPAK VIRAL MARKETING DALAM MENGEMBANGKAN
EKONOMI KREATIF KULINER MELALUI MEDIA SOSIAL
(STUDI PROMOSI KULINER PADA AKUN INSTAGRAM
@THEVINTAGE_METRO DI KOTA METRO)
Oleh:
RISA ALVIA
NPM. 1502040190
Fakultas :Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan:Ekonomi Syariah
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1441 H/2020 M
ii
DAMPAK VIRAL MARKETING DALAM MENGEMBANGKAN
EKONOMI KREATIF KULINER MELALUI MEDIA SOSIAL
(STUDI PROMOSI KULINER PADA AKUN INSTAGRAM
@THEVINTAGE_METRO DI KOTA METRO)
Diajukan Untuk Memenuhi Skripsi dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
RISA ALVIA
NPM. 1502040190
Pembimbing I : Dr. Widhiya Ninsiana, M. Hum
Pembimbing II : Dharma Setyawan, M.A
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Ekonomi Syariah
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN 1441 H/2020 M
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal : DAMPAK VIRAL MARKETING DALAM
MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF
KULINER MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
(STUDI PROMOSI KULINER PADA AKUN
INSTAGRAM @THEVINTAGE_METRO DI KOTA
METRO)
Nama : Risa Alvia
NPM : 1502040190
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Ekonomi Syariah (Esy)
MENYETUJUI
Untuk dimunaqasyahkan dalam sidang munaqasyah Jurusan Ekonomi
Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
Metro, Mei 2020
Pembimbing I Pembimbing II
iv
NOTA DINAS
Nomor : -
Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Pengajuan Skripsi untuk Dimunaqosyahkan
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro
Di -
Tempat
Assalamualaikum Wr.Wb
Setelah kami mengadakan pemeriksaan, bimbingan dan perbaikan
seperlunya, maka skripsi saudari:
Nama : Risa Alvia
NPM : 1502040190
Jurusan : Ekonomi Syariah (ESy)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : DAMPAK VIRAL MARKETING DALAM
MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF
KULINER MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
(STUDI PROMOSI KULINER PADA AKUN
INSTAGRAM @THEVINTAGE_METRO DI KOTA
METRO)
v
Dr. Widhiya Ninsiana, M.Hum Dharma Setyawan. MA
NIP. 19720923 200003 2 002 NIP.198805292015031005
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Ki. Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Metro Timur Kota Metro Lampung 34111
Telepon (0725) 41507; Faksimili (0725) 47296;
syariah.iain@metrouniv.ac.idmail: -; ewww.metrouniv.ac.id: Website
PENGESAHAN SKRIPSI
Nomor :
Skripsi dengan Judul : DAMPAK VIRAL MARKETING DALAM
MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF KULINER MELALUI
MEDIASOSIAL INSTAGRAM (STUDI PROMOSI KULINER PADA AKUN
INSTAGRAM @THEVINTAGE_METRO DI KOTA METRO), disusun oleh:
RISA ALVIA, NPM: 1502040190. Jurusan Ekonomi Syari’ah (ESy) yang telah
diujikan dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam pada
hari/tanggal: Kamis/25 Juni 2020.
TIM PENGUJI MUNAQOSYAH:
Ketua/Moderator : Dr. Widhiya Ninsiana, M. Hum (
)
vi
DAMPAK VIRAL MARKETING DALAM MENGEMBANGKAN
EKONOMI KREATIF KULINER MELALUI MEDIA SOSIAL
(STUDI PROMOSI KULINER PADA AKUN INSTAGRAM
@THEVINTAGE_METRO DI KOTA METRO)
ABSTRAK
Oleh :
RISA ALVIA
Viral marketing sebenarnya berawal dari kejadian hidup sehari-hari yang
sering kita lakukan. Kita selalu menceritakan apa yang kita alami baik hal positif
maupun hal negatif, secara tidak langsung kita melakukan promosi terhadapnya
dikarenakan kita menarik lebih banyak lagi pengunjung yang datang untuk
menikmati apa yang kita rasakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana dampak
viral marketing dalam mengembangkan ekonomi kreatif kuliner melalui media
sosial instagram studi promosi kuliner pada akun instagram @thevintage_metro
di Kota Metro. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan
metode wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada pengelola,
karyawan dan pengunjung Cafe The Vintage Metro, sedangkan dokumentasi
diperoleh dari Cafe The Vintage Metro. Semua data-data tersebut dianalisa secara
induktif.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan viral marketing untuk
menyebarkan pemasaran sosial cukup efektif untuk menjangkau masyarakat
karena dalam penerapannya proses penyebaran informasi yang menggunakan
media sosial sangatlah cepat dan tidak mengenal waktu dan jarak dan dapat
menghemat biaya yang dikeluarkan. Penggunaan viral marketing khususnya
media sosial memberikan kesempatan kepada masyarakat dan menawarkan ruang
bagi khalayak untuk tidak hanya berhenti menjadi penonton pasif saja namun
dapat mengambil posisi yang lebih aktif dengan cara bergabung dengan organisasi
non profit/niarlaba untuk menyalurkan rasa kepeduliann mereka.
Kata Kunci: Viral Marketing, Ekonomi Kreatif, Media Sosial, dan Instagram.
vii
ORISINALITAS PENELITIAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Risa Alvia
NPM : 1502040190
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Ekonomi Syariah
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya,
kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
viii
MOTTO
ى عن الفحشاء والمنكر ى وينهه حسان وايتائ ذى القربه يأمر بالعدل وال والبغي ۞ ان الله
٩٠ –يعظكم لعلكم تذكرون
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran. (QS. An- Nahl: 90).1
1 Depertemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV
Dipenogoro, 2005), 277.
ix
PERSEMBAHAN
Dipersembahkan kepada:
1. Orangtuaku Ibu Livia Susanty, S.IP dan Bapak Syamsu Rizal, S.IP yang
senantiasa memberikan dukungan penuh baik dukungan moril berupa doa
dan motivasi maupun dukungan materil untuk terus melanjutkan
pendidikan dan menggapai impian.
2. Saudari-saudariku terkasih, Salsabila Putri Ramadani dan Naqiya Afra
Azzahra.
3. Sahabatku yang selalu menemani dan membersamaiku Delly Herdiyan,
S.E dan Efriyananda, S.E.
4. Seluruh teman-teman jurusan Ekonomi Syariah angkatan 2015, terkhusus
Kelas C yang telah sama-sama saling menguatkan untuk tetap berjuang
menyelesaikan pendidikan ini.
Almamaterku, Institut Agama Islam Negari (IAIN) Metro.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah memberikan peneliti
banyak kenikmatan, baik nikmat Iman, Islam dan kesehatan sehingga peneliti
mampu menyelesaikan penyusunan skripsi dengan lacar tanpa hambatan yang
berarti. Sholawat beserta salam senantiasa tersanjungkan kepada baginda Nabi
Muhammad Saw, seorang Nabi yang patut di teladani baik dalam perkataan
maupun perbuatan beliau, dan mudah-mudahan kelak kita akan mendapatkan
syafa’at beliau di yaumil akhir. Aamiin.
Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi (SE).
Di dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro
2. Dr. Widhiya Ninsiana, M. Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam sekaligus pembimbing satu.
3. Dharma Setyawan, M.A selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
sekaligus pembimbing dua.
xi
4. Seluruh dosen serta segenap Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
Kritik dan saran sangat peneliti harapkan sebagai upaya perbaikan dalam
melakukan penulisan karya ilmiah selanjutnya. Akhirnya peneliti berharap hasil
penelitian yang telah peneliti lakukan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan Ekonomi Syariah dan bagi pihak-pihak yang terkait.
Metro, Mei 2020
Peneliti
Risa Alvia
1502040190
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PESETUJUAN ......................................................................... iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ............................................. vii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitaian .......................................................... 10
D. Penelitian Relevan ................................................................................ 11
xiii
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 15
A. Viral Marketing .................................................................................... 15
1. Pengertian Viral Marketing ............................................................ 15
2. Strategi Viral Marketing ................................................................ 19
3. Kriteria Viral Marketing ................................................................ 20
4. Kelebihan Viral Marketing ............................................................ 21
B. Media Sosial ......................................................................................... 21
1. Pengertian Media Sosial ................................................................. 21
2. Manfaat Media Sosial .................................................................... 23
3. Aplikasi Media Sosial .................................................................... 25
C. Ekonomi Kreatif ................................................................................... 27
1. Pengertian Ekonomi Kreatif ........................................................... 27
2. Sektor Ekonomi Kreatif ................................................................. 33
3. Peran Ekonomi Kreatif ................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 37
A. Jenis dan Sifat Penelitian ..................................................................... 37
B. Sumber Data ......................................................................................... 38
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39
D. Teknik Pengambilan Sampel................................................................ 41
E. Metode Analisis Data ........................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 43
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 43
B. Pembahasan Dampak Viral Marketing dalam Mengembangkan
Ekonomi Kreatif Kuliner Melalui Media Sosial Instagram ................. 44
1. Viral Marketing pada Cafe The Vintage ........................................ 45
2. Pengembangan Ekonomi Kreatif kuliner Melalui Viral Marketing
di Cafe The Vintage ....................................................................... 51
C. Analisis Dampak Viral Marketing dalam Mengembangkan
Ekonomi Kreatif Kuliner Melalui Media Sosial
Instagram @cafethevintage_metro53 .................................................. 54
xiv
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 57
A. Kesimpulan .......................................................................................... 57
B. Saran ..................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 .1 Akun Instagram @thevintage_metro .......................................... 9
Gambar 4 .1 Cafe The Vintage Metro .............................................................. 44
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
2. Surat Izin Pra Survey
3. Surat Tugas
4. Surat Izin Research
5. Surat Balasan Izin Research
6. Alat Pengumpul Data
7. Surat Keterangan Bebas Pustaka
8. Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi
9. Foto Wawancara
10. Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis yang sangat tajam pada saat ini merupakan sebuah
tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan. Suatu
perusahaan mengharapkan agar pendapatan selalu meningkat dari waktu ke
waktu, karena usaha meningkatkan pendapatan ini sangat penting bagi
perkembangan bisnis perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat memenuhi
selera konsumen akan mengalami penurunan pendapatan. Persaingan yang
semakin luas menyebabkan harus adanya strategi pemasaran yang dapat
membuat usahanya tetap berkembang. Supaya berhasil, perusahaan harus
melakukan tugasnya melebihi pesaing dalam memuaskan konsumen sasaran.
Strategi pemasaran harus disesuaikan menurut kebutuhan konsumen maupun
kebutuhan strategi pesaing. Merancang strategi pemasaran yang kompetitif
dimulai dengan melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan secara terus
menerus membandingkan nilai dan kepuasan konsumen dengan nilai yang
diberikan oleh produk, harga, distribusi, dan promosinya terhadap pesaing
dekatnya.2
Viral Marketing adalah suatu teknik pemasaran dengan memanfaatkan
jaringan sosial untuk mencapai suatu tujuan pemasaran tertentu yang
2Natasya Putri Andini et.al, "Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan
Pelanggan Dan Keputusan Pembelian (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Angkatan 2013 yang Melakukan Pembelian Online Melalui Media Sosial
Instagram)", dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 11, No. 1, Juni 2014, h. 2.
2
dilakukan melalui proses komunikasi yang secara berantai memperbanyak
diri.3 Kunci dari viral marketing adalah mendapatkan pengunjung website dan
merekomendasikannya pada mereka yang nantinya akan dianggap tertarik.
Mereka akan menghubungkan pesan tersebut kepada konsumen potensial yang
akan menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan serta
merekomendasikannya kepada konsumen lain. Pesan pemasaran harus dibuat
semenarik mungkin, maka dibutuhkan kreatifitas dalam membuatnya.
Konsumen bisa tertarik pada suatu teks yang relevan, memuat petunjuk dan
tips, demonstrasi, gambaran umum, ide-ide menarik, penawaran khusus,
voucher, dan tester. Tidak hanya itu, konsumen juga harus diberikan wadah
untuk memberikan feedback.4
Viral marketing sebenarnya berawal dari kejadian hidup sehari-hari
yang sering kita lakukan. Kita selalu menceritakan apa yang kita alami baik
hal positif maupun hal negatif. Ketika kita habis menonton film yang bagus
kita cerita kepada teman kita. Sehabis makan bakso yang enak kita cerita juga
kepada teman kita. Sehabis berbelanja di sebuah toko yang memberikan
discount, kita pun bercerita kepada teman kita, alasannya, agar teman-teman
kita juga merasakan apa yang kita nikmati. Lalu, apa yang diberikan
perusahaan kepada kita. Di sinilah program viral marketing menyiasatinya.
Selalu ada reward dan bonus bagi setiap konsumen yang berhasil
3 Muhammad Yusuf Hamdani, "Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan
Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Mahasiswa Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawiijaya Angkatan 2015/2016 yang pernah Melakukan
Pembelian Online melalui Media Sosial Instagram), dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol.
60 No.1, Juli 2018, h. 166. 4 Ibid.
3
menceritakan keunikan perusahaan dengan programnya ini dan berhasil
mengajak temannya menjadi konsumen setia.5
Di samping itu, sebagai konsumen kita biasanya lebih percaya kepada
orang-orang atau teman-teman disekeliling kita. Dengan demikian, kita pun
lebih mudah melakukan apa yang dilakukan atau dianjurkan teman-teman kita.
Kita lebih membuka diri kepada orang-orang yang kita kenal. Di sinilah viral
marketing beraksi. Membiarkan teman kita menjadi sponsor kita atau kita
yang menjadi sponsor teman-teman kita.6
Konsep Ekonomi Kreatif perlu dikembangkan di Indonesia karena
pertama, memberi Multiple-Effect dalam ekonomi. Selain secara statistik
keberadaan industri kreatif meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB),
konsep ini juga banyak menyerap tenaga kerja. Ekonomi Kreatif tidak
berproses sendiri, dengan efek hasil yang kecil. Industri ini menghidupkan
industri lain, seperti pengolahan, kemasan, distribusi transportasi periklanan,
desain produk, jasa dan sewa lahan lalu menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Kedua, sumber daya utamanya terbarukan, tidak terbatas, serta berkelanjutan.
Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, konsep ekonomi kreatif tidak
melakukan eksploitasi secara masif kepada sumber daya alam, berkelanjutan
di masa yang akan datang dan tentunya ramah terhadap lingkungan. Ketiga,
menghidupkan iklim persaingan terhadap pelaku ekonomi dengan
kompetitornya. Memiliki usaha di era Ekonomi Kreatif itu lebih menarik dari
pada era ekonomi sebelumnya, karena sudah ada media massa, cetak dan
5 Ali Arifin, viral marketing on strategy, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007), h.18.
6 Ibid, h. 19.
4
online. Usaha yang kita miliki tidak hanya dapat kita jual terbatas, tetapi luas
dan dapat diekspansi karena pertukaran informasi yang tidak terbatas. Konten
digital menjadi pilihan utama di era kekinian. Keempat, memicu pola pikir
masyarakat menjadi lebih kreatif, inovatif, serta peka terhadap isu sekitar.
Masyarakat juga dituntut untuk lebih melek teknologi, dengan keterbatasan
yang ada dan talenta yang dimiliki. Hal tersebut menjadi titik acuan
masyarakat untuk lebih maju dan menciptakan hal serta produk-produk baru
dalam memenuhi kebutuhannya. Kelima, sebagai branding suatu daerah,
pembentukan identitas dan icon. Suatu daerah, kota atau provinsi, dapat
menjadikan konsep Ekonomi Kreatif sebagai strategi pengembangan
daerahnya, sekaligus branding citra diri daerahnya.7
Berdasarkan hasil studi pemetaan industri kreatif pada tahun 2002-
2006 oleh kementerian perdagangan RI pada tahun 2007, parameter kontribusi
ekonomi kreatif Indonesia terbagi berdasarkan 4 indikator, yaitu Produk
Domestik Bruto (PDB), Ketenagakerjaan, Nilai ekspor, dan jumlah
perusahaan.8
Pada September 2019, Kota Metro mengalami deflasi sebesar 0,31
persen karena adanya penurunan indeks dari 143,08 pada Agustus 2019
menjadi 142,64 pada September 2019. Dua kelompok pengeluaran
memberikan andil dalam pembentukan deflasi, yaitu kelompok bahan
makanan sebesar 0,4379 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan
7 LB. Ruth Florida W. M. Hutabarat, "Strategi Pengembangan Usaha Kuliner di Kota
Malang Berbasis Ekonomi Kreatif", dalam JESP, Vol. 7, No 1, Maret 2015, h. 13. 8 Afni Regita, Sustainable Competitive Advantage Ekonomi Kreatif Indonesia dalam
Dinamika Perdagangan Internasional, (Yogyakarta: Deepublish, 2019). h. 35.
5
bahan bakar sebesar 0,0108 persen. Sebaliknya, lima kelompok pengeluaran
memberikan andil dalam pembentukan inflasi, yaitu kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,0558 persen; kelompok pendidikan,
rekreasi dan olahraga sebesar 0,0512 persen; kelompok sandang 0,0311
persen; kelompok kesehatan 0,0042 persen dan kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0007 persen.9
Cafe The Vintage Metro memasarkan usaha menggunakan strategi
pemasaran yang baik, yaitu menggunakan cara strategi viral marketing atau
strategi dari mulut ke mulut dalam memasarkan produknya, agar produknya
dapat dijangkau oleh konsumen melalui akses internet yaitu dengan Platform
Instagram. Karena dilihat dari kemajuan teknologi yang sudah meningkat,
banyak dari konsumen sering sekali menggunakan jejaring sosial dalam
kehidupan sehari-hari. Kepercayaan seorang konsumen atau pelanggan kepada
Cafe sangatlah dibutuhkan, karena bisnis melalui viral marketing
menggunakan jaringan internet yang artinya tidak saling bertatap muka tetapi
bisa melihat produk apa saja yang ada di The Vintage Metro ini. Jadi Cafe The
Vintage Metro harus bisa membuat seorang konsumen atau pelanggan tertarik
untuk datang ke tempat langsung untuk menikmati produk yang diposting oleh
Cafe The Vintage Metro melalui akun instagram @thevintage_metro.
Selain itu di Kota Metro terdapat cafe lainnya yang menggunakan
strategi promosi viral marketing. Pertama, yaitu Brown coffee dengan nama
akun instagram @Browncoffee_ dengan jumlah 3.057 followers dan jumlah
9 metrokota.bps.go.id, diunduh pada 19 November 2019.
6
postingan 1.718 foto. Cafe tersebut berkonsep aneka kopi, makanan ringan
dan terdapat juga makanan berat. Kedua, Bejos Milk dengan nama akun
instagram @Bejos_milk dengan jumlah 4.375 followers dan jumlah postingan
1.130 foto. Cafe tersebut berkonsep aneka olahan susu dan makanan ringan
tetapi untuk pilihan makanan berat yang ditawarkan sangat sedikit. Ketiga,
Warunk Viral dengan nama akun instagram @Warunkviral_Lampung dengan
jumlah 2.330 followers dan jumlah postingan 1.096 foto. Cafe tersebut
berkonsep makanan cepat saji yang ditambah penyajiannya yang modern.
Keempat, Dapur Putih dengan nama akun instagram @dapurputih dengan
jumlah 1.553 followers dan jumlah postingan 113 foto. Cafe tersebut
berkonsep tempat yang berdekorasi serba berwarna putih, Cafe ini juga
menyediakan berbagai pilihan makanan berat, minuman dan dessert atau
makanan ringan.
Perbedaan yang peneliti amati dari Cafe diatas dengan Cafe The
Vintage Metro dalam menggunakan strategi viral marketing adalah dari
aktifnya admin dalam membagikan kegiatan yang ada di Cafe tersebut di
setiap harinya. Menurut peneliti Cafe The Vintage Metro sangat aktif dalam
memberikan informasi berupa postingan foto dan video baik menu makanan
ataupun konsumen yang sedang berkunjung di Cafe. Hal ini didukung dengan
lebih banyaknya postingan foto dan video di akun instagram
@Thevintage_metro dibandingkan dengan cafe lainnya yang ada di Kota
Metro.
7
Berdasarkan hasil survey yang telah peneliti lakukan kepada pengelola
Cafe The Vintage Metro bahwa adanya live musik akustik setiap hari Kamis,
Jumat dan Sabtu dilanjutkan musik keyboard dihari Minggunya mampu
menarik konsumen khususnya anak muda.10 Selain itu dekorasi ala vintage
pun menjadi salah satu penarik konsumen yang ingin bernostalgia berfoto ala
era 70-an yang menghasilkan foto klasik instagramable.11 Selain ramah
dilingkungan remaja, tempatnya pun sangat ramah bagi pengunjung yang
sudah berkeluarga. Adanya fasilitas meeting room menjadi pilihan lainnya
bagi pengunjung yang ingin melakukan acara formal maupun acara non
formal lainnya.12 Selain itu menu yang ditawarkan pun sangat bervariasi, dari
makanan berat, minuman sampai ke dessert atau makanan ringan.13
Selain data yang didapatkan dari pengelola peneliti juga mendapatkan
data dari konsumen Cafe The Vintage Metro bahwa konsumen sebagai
followers akun instagram @thevintage_metro menyatakan bahwa dengan
update postingan menu makanan di akun instagram dengan jangka waktu
yang berkala dapat menajadi rekomendasi untuk berkunjung ke Cafe The
Vintage Metro.14 Selain itu dengan adanya postingan foto teman di sosial
media instagram yang sudah berkunjung ke Cafe The Vintage Metro dengan
memberikan pemberitahuan lengkap disertai alamat dapat menjadi
10 Wawancara kepada Priska Ariyanti sebagai pengelola Cafe The Vintage Metro.
11 Wawancara kepada Aditya Nur Efendi sebagai pengelola Cafe The Vintage Metro.
12 Wawancara kepada Aldy Ahmad sebagai pengelola Cafe The Vintage Metro.
13 Wawancara kepada Elza Anisah Putri pengelola Cafe The Vintage Metro. 14 Wawancara kepada Marnia Ulfa sebagai konsumen dan followers akun instagram
@thevintage_metro.
8
rekomendasi untuk dapat mengunjungi Cafe The Vintage Metro.15 Serta
dekorasi Cafe yang menarik dan instagramable dapat menjadi rekomendasi
untuk mengunjungi Cafe The Vintage Metro.16 Menu makanan yang sangat
menarik untuk difoto dan hasilnya yang sangat instagramable.17 Lokasi yang
strategis mudah ditemui dan dikunjungi saat melintas di jalanan.18 Tempat
yang nyaman untuk nongkrong dan harga yang standar untuk kantong
mahasiswa dan kalangan remaja.19 Akan tetapi belum diketahui secara pasti
bagaimana dampak viral marketing dalam mengembangkan ekonomi kreatif
kuliner melalui media sosial instagram studi promosi kuliner pada akun
instagram @thevintage_metro di Kota Metro.
Kuliner sebagai salah satu dari lima belas subsektor di dalam ekonomi
kreatif, merupakan kegiatan persiapan, pengolahan, penyajian produk
makanan dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi,
dan kearifan lokal sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa
dan nilai produk untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi
konsumen.20
15 Wawancara kepada Devi Arvina sebagai konsumen dan followers akun instagram
@thevintage_metro. 16 Wawancara kepada Desta Endang sebagai konsumen dan followers akun instagram
@thevintage_metro.
17 Wawancara kepada Ihsan Rama Sandi sebagai konsumen dan followers akun
instagram @thevintage_metro.
18 Wawancara kepada Abduhu Zaini sebagai konsumen dan followers akun instagram
@thevintage_metro.
19 Wawancara kepada Nur Baiti Meti sebagai konsumen dan followers akun instagram
@thevintage_metro. 20 Metasari Kartika, "Pemetaan Ekonomi Kreatif Subsektor Kuliner di Kota Pontianak",
dalam Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol.7, No.1, 2018, h. 59.
9
Gambar 1. 1
Akun Instagram @thevintage_metro
Gambar diatas adalah akun instagram @thevintage_metro dimana
akun instagram tersebut adalah alat untuk mengembangkan viral marketing
terhadap pengembangan ekonomi kreatif kuliner, Cafe The Vintage berdiri
pada 16 Juli 2015 di Jl. Sultan Syahrir 24 Tejo Agung Metro Lampung
tepatnya didepan Indo Metro Swalayan 24 Metro. Cafe yang bernuansa
vintage banyak spot foto yang instagramable dengan admin instagram yang
selalu update menu makanan, promo-promo menarik seperti potongan harga,
dan pengunjung yang sedang menikmati pelayanan dari Cafe di setiap harinya
untuk menarik konsumen mengunjungi Cafe The Vintage. Saat ini Cafe The
Vintage memiliki 13 karyawan dengan perincian 10 karyawan sebagai juru
masak dan 3 lainnya sebagai pramusaji. Akun instagram @thevintage_metro
memiliki jumlah followers sebanyak 3.500 lebih yang bisa diubah statusnya
followers menjadi konsumen, yang memiliki postingan sebanyak 2.464 foto.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Dampak Viral Marketing dalam
10
Mengembangkan Ekonomi Kreatif Kuliner Melalui Media Sosial
Instagram (Studi Promosi Kuliner Pada Akun Instagram
@thevintage_metro di Kota Metro”.
B. Pertanyaan Penelitian
Fokus penelitian memuat rincian atas bahasan pokok yang akan digali
dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dijabarkan di atas maka fokus penelitian ini adalah: Bagaimana dampak viral
marketing dalam mengembangkan ekonomi kreatif kuliner melalui media
sosial instagram studi promosi kuliner pada akun instagram
@thevintage_metro di Kota Metro?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada hakikatnya untuk mengetahui apa yang
akan dicapai, serta dapat memberikan arah dalam pengumpulan data yang
akan dilakukan. Berdasarkan pada pertanyaan penelitian di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
dampak viral marketing dalam mengembangkan ekonomi kreatif kuliner
melalui media sosial instagram studi promosi kuliner pada akun instagram
@thevintage_metro di Kota Metro.
11
2. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai dampak viral marketing dalam
mengembangkan ekonomi kreatif kuliner melalui media sosial instagram
studi promosi kuliner pada akun instagram @thevintage_metro di Kota
Metro ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan
serta dapat dipergunakan sebagai referensi dan literatur
kepustakaan terkait dengan kajian dampak viral marketing dalam
mengembangkan ekonomi kreatif kuliner melalui media sosial
instagram studi promosi kuliner pada akun instagram
@thevintage_metro di Kota Metro.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang terkait
seperti bagi konsumen, pengguna media sosial, pengusaha
dibidang kuliner maupun pengusaha lainnya.
D. Penelitian Relevan
Penelitian relevan adalah uraian secara sistematis mengenai hasil
penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji.21
Berdasarkan penelusuran yang peneliti lakukan terhadap karya ilmiah, peneliti
21 LP2M, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016),
h. 37.
12
menemukan beberapa karya ilmiah yang terkait dengan pembahasan peneliti,
yaitu:
Penelitian yang berjudul Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial
Terhadap Keputusan Pembelian dengan Viral Marketing sebagai Variabel
Intervening pada tahun 2017 dilakukan oleh Khorik Atul Aliyah (Mahasiswa
jurusan Managemen Bisnis Syariah FEBI IAIN Surakarta). Fokus penelitian
ini adalah menggunakan variabel viral marketing sebagai variabel
intervening. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukan bahwa ada pengaruh
signifikan positif antara promosi melalui media sosial terhadap keputusan
pembelian, lalu ada pengaruh signifikan positif antara promosi melalui media
sosial terhadap viral marketing, kemudian ada pengaruh signifikan antara viral
marketing terhadap keputusan pembelian. Dan terakhir ada pengaruh
signifikan positif antara promosi melalui media sosial terhadap keputusan
pembelian dengan viral marketing sebagai variabel intervening22
Berdasarkan penelitian di atas dapat diketahui bahwa penelitian yang
akan dilakukan peneliti memiliki fokus yang hampir sama dalam beberapa
aspek, yaitu sama-sama membahas mengenai viral marketing dan media
sosial. Namun terdapat perbedaan yaitu penelitian di atas memfokuskan pada
variabel viral marketing sebagai variabel intervening, sedangkan peneliti
membahas mengenai dampak viral marketing dalam mengembangkan
ekonomi kreatif kuliner.
22 Khorik Atul Aliyah, Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Terhadap Keputusan
Pembelian dengan Viral Marketing sebagai Variabel Intervening, (2017), h. 10.
13
Penelitian selanjutnya berjudul Pengaruh Viral Marketing Terhadap
Minat Beli Konsumen Melalui Kepercayaan Konsumen pada instagram
@makananjember pada tahun 2016 dilakukan oleh Anglesti Sari Kondang
Kaloka (Mahasiswi Jurusan Managemen Pemasaran FEB Universitas Jember).
Fokus penelitian ini adalah pengaruh viral marketing terhadap minat beli
konsumen dan kepercayaan konsumen. Hasil dari penelitian ini adalah
terdapat pengaruh signifikan viral marketing terhadap minat beli konsumen
pada instagram @makananjember hal ini menunjukkan bahwa viral marketing
dapat berpengaruh secara langsung terhadap minat beli konsumen pada
instagram @makananjember.23
Berdasarkan penelitian di atas dapat diketahui bahwa penelitian yang
akan dilakukan peneliti memiliki fokus yang hampir sama dalam beberapa
aspek, yaitu sama-sama membahas mengenai viral marketing dan media sosial
instagram. Namun terdapat perbedaan yaitu penelitian di atas memfokuskan
pada pengaruh viral marketing terhadap minat beli, sedangkan peneliti
membahas mengenai dampak viral marketing dalam mengembangkan
ekonomi kreatif kuliner.
Penelitian selanjutnya berjudul Pengaruh Viral Marketing Melalui
Media Sosial Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Pantai Dato
Majene pada tahun 2016 dilakukan oleh Muhammad Fikri Fansuri
(Mahasiswa Jurusan Managemen FEB Universitas Hasanudin Makasar).
Fokus penelitian ini adalah melihat penerapan viral marketing melalui media
23 Anglesti Sari Kondang Kaloka, Pengaruh Viral Marketing Terhadap Minat Beli
Konsumen Melalui Kepercayaan Konsumen pada instagram @makananjember, (2016), h. 5.
14
sosial terhadap keputusan wisatawan berkunjung di pantai Dato Majene. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel berpengaruh positif terhadap
keputusan berkunjung wisatawan di Pantai Dato Majene, serta variabel
pengetahuan informasi dari instagram menjadi variabel yang paling
berpengaruh terhadap keputusan wisatawan berkunjung di pantai Dato
Majene.24
Berdasarkan penelitian di atas dapat diketahui bahwa penelitian yang
akan dilakukan peneliti memiliki fokus yang hampir sama dalam beberapa
aspek, yaitu sama-sama membahas mengenai viral marketing dan media
sosial. Namun terdapat perbedaan yaitu penelitian di atas memfokuskan pada
penerapan viral marketing melalui media sosial terhadap keputusan wisatawan
berkunjung, sedangkan peneliti membahas mengenai dampak viral marketing
dalam mengembangkan ekonomi kreatif kuliner.
24 Muhammad Fikri Fansuri, Pengaruh Viral Marketing Melalui Media Sosial Terhadap
Keputusan Berkunjung Wisatawan di Pantai Dato Majene, (2016), h. 7.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Viral Merketing
1. Pengertian Viral Marketing
Viral marketing adalah upaya promosi yang memanfaatkan
kekuatan berita dari mulut ke mulut namun diterapkan melalui media e-
mail.25 Viral marketing adalah suatu cara mempromosikan produk tertentu
kepada orang banyak yang dilakukan secara berantai, bisa dibilang seperti
cara dari mulut ke mulut.26 Secara sederhana, viral marketing artinya
promosi (pemasaran) yang dibuat dengan tujuan menyebar, seperti virus,
mampu menjangkau jaringan yang luas dan memberi dampak yang luas.27
Viral marketing adalah suatu teknik pemasaran dengan
memanfaatkan jaringan sosial untuk mencapai suatu tujuan pemasaran
tertentu yang dilakukan melalui peroses komunikasi yang secara berantai
untuk memperbanyak diri.28
Gobert mengemukakan konsep dari viral marketing ini cukup
sederhana, karena viral marketing ini merupakan turunan dari word of
mouth yang menggunakan media internet. Strategi ini dilakukan dengan
25Joko Salim, Step By Step Bisnis Online, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009), h.
164. 26 Jefferly Helianthusonfri dan Java Creativity, Buku Pintar Facebook dan Twitter
Marketing, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012), h. 11. 27 Ibid. 28 Muhammad Yusuf Hamdani dan M. Kholid Mawardi, “Pengaruh Viral Marketing
Terhadap Kepercayaan Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian”, dalam
Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 60, No 1, Juli 2018, h. 166.
16
mengirimkan pesan tentang produk yang digemari, biasanya dikirimkan
untuk teman ataupun kolega. Pesan tersebut dengan sendirinya akan
mempromosikan merek suatu produk melalui perantara orang lain.
Pemasaran viral marketing dapat terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja,
namun semua pembicaraan tersebut selalu akan ada sumbernya dan ada
yang memperkuat sehingga komunikasi dapat menyebar dengan cepat.
Pemasar dapat berperan sebagai sumber dan pemasar juga dapat menjadi
pemacu tersebarnya komunikasi tersebut.29
Kunci dari viral marketing adalah mendapatkan pengunjung web
dan merekomendasikannya pada mereka yang nantinya dianggap tertarik,
mereka akan menghubungkan pesan tersebut kepada konsumen potensial
yang akan menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan serta
merekomendasikannya kepada konsumen lain.30
Pesan pemasaran harus dibuat semenarik mungkin, maka
dibutuhkan kreativitas dalam membuatnya. Konsumen bisa tertarik pada
suatu teks yang relevan, memuat petunjuk dan tips, demonstrasi, gambaran
umum, ide-ide menarik, penawaran khusus, voucher, dan tester. Tidak
hanya itu konsumen juga harus diberikan wadah untuk memberikan
feedback.31
Menurut Kotler dan Amstron, viral marketing is the internet
version of word-of mouth marketing, that involves creating an E-mail
message or other marketing event that is so infectious that customers will
29 Ibid. 30 Ibid. 31 Ibid.
17
want to pass it along to their friend. Kurang lebih dapat diartikan sebagai
berikut: pemasaran versi internet dari penggunaan pemasaran dari mulut
kemulut, yang sangat berhubungan dengan menciptakan pesan atau cara
pemasaran yang sangat menular sehingga pelanggan mau
menyampaikannya kepada teman mereka.32
Viral marketing juga sering dikenal dengan istilah v-marketing,
sharing marketing, tell your friends reward program (TYF Program),
digital word of mouth marketing, word of mouse marketin, dan
sebagainya. Yang paling dikenal adalah istilah viral marketing. Sharing
marketing juga sering dikutip orang untuk menjelaskan program ini.
Alasannya, karena perusahaan membagikan sebagian keuntungan mereka
kepada konsumen. Program marketing ini muncul dan menjadi terkenal
setelah era internet dengan e-commerce-nya sebab viral marketing
memang bermula dari dunia maya.33
Viral marketing adalah cara pemasaran yang berbasis pada internet.
Penekanan kata viral adalah menggambarkan bagaimana pesan-pesan yang
disampaikan melalui media internet dengan cepat menular bagaikan virus
namun dalam konotasi positif, bukan seperti virus yang sifatnya merusak
perangkat lunak komputer.34 Viral marketing dianalogikan dengan
pemasaran dari mulut ke mulut atau word-of-mouth yang penyebaran
32 Ahmad Farih, Ahmad Jauhari, dan Eko Widodo, “Pengaruh Promosi Melalui Media
Sosial Terhadap Pengambilan Keputusan Kursus Bahasa Inggris Pare Dengan Viral Marketing
Sebagai Variabel Intervening”, dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 4, No 1,
Januari 2019, h. 45. 33 Ali Arifin, Viral Marketing On Strategy, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007), h.12. 34James R. Situmorang, “Pemasaran Viral-viral Marketing”, dalam Jurnal Administrasi
Bisnis, Vol. 6, No 1, 31 Agustus 2010, h. 70.
18
pesannya dilakukan dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam viral
marketing diharapkan terjadi efek multi ganda karena dari satu orang yang
menerima pesan dapat menyampaikan kepada puluhan bahkan ratusan
pengguna internet lainnya.35
Berdasarkan uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa viral
marketing merupakan teknik pemasaran yang berusaha membuat
seseorang secara sukarela menyampaikan pesan pemasaran ke teman
lainnya setelah ia merasa puas dengan suatu produk. Ini berdampak positif
pada perusahaan yaitu perusahaan bisa menekan biaya pemasaran dan
efesien dalam waktu.
Menurut Zien, viral markerting dapat dibagi menjadi dua struktur
dasar, yaitu active viral marketing dan frictionless viral marketing.36
a. Active Viral Marketing
Active viral marketing diasosiasikan dengan konsep
tradisional word-of-mouth karena pemakai biasanya terlibat secara
personal pada proses menjaring konsumen baru.
b. Frictionless Viral Marketing
Frictionless viral marketing berbeda dengan active viral
marketing karena tidak mensyaratkan partisipasi aktif dari
konsumen untuk mengiklankan atau menyebarkan informasi suatu
produk. Produk akan secara otomatis mengirimkan pesan promosi
35 Ibid. 36 Natasya Putri Andini et.al, "Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan
Pelanggan Dan Keputusan Pembelian (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Angkatan 2013 yang Melakukan Pembelian Online Melalui Media Sosial
Instagram)", dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 11, No. 1, Juni 2014, h. 3.
19
pada alamat yang dituju. Jadi dorongan awal untuk viral didahului
perusahaan pembuat produk sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa struktur
dasar pada viral marketing marupakan adanya perbedaan didalam
mengiklankan suatu produk, didalam Active Viral Marketing konsumen
mempromosikan produk dengan cara tradisonal melalui mulut ke mulut
tanpa adanya iklan resmi produk tersebut, sedangkan didalam Frictionless
Viral Marketing perusahaan memulai terlebih dahulu membuat iklan guna
untuk mempromosikan produk yang akan ia jual ke konsumen.
2. Strategi Viral Marketing
Menurut Skrob secara umum, strategi viral marketing dapat dibagi
menjadi dua kelompok dilihat dari derajat keterlibatan konsumen dalam
proses pemasaran.37
a. Low Intergration Strategy
Dalam strategi ini keterlibatan konsumen sangat sedikit.
Penyebaran promosi hanya melalui email. Contoh rekomendasinya
juga terbatas pada tombol “kirim keteman” dalam suatu home page.
b. High Intergretion Strategy
Perbedaan dalam strategi ini adalah adanya keterlibatan
konsumen secara langsung dalam membidik konsumen baru.
Berdasarkan uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa strategi viral
marketing dibagi menjadi dua kelompok dilihat dari derajat keterlibatan
37 Ibid.
20
konsumen dalam proses pemasaran dimana didalam Low Intergration
Strategy dalam strategi ini keterlibatan konsumen sangat sedikit.
Sedangkan didalam High Intergretion Strategy konsumen sudah dilibatkan
untuk mencari konsumen baru.
3. Kriteria Viral Marketing
Kaplan Adreas M, menyatakan bahwa untuk suksesnya sebuah
viral marketing harus memenuhi tiga kriteria sebagai berikut:38
a. Media dan orang yang bertindak untuk menyampaikan pesan yang
sedang dikampanyekan. Orang ini harus mempunyai jaringan
sosial yang cukup luas dan dipercaya dan media yang mudah
diakses oleh semua orang.
b. Pesan atau ajakan yang akan dikampanyekan yang mudah diingat
dan menggugah orang untuk membuat orang untuk mengikutinya.
c. Lingkungan yang mendukung dan waktu yang tepat untuk
melancarkan program viral marketing.
Berdasarkan uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa kriteria viral
marketing merupakan kriteria dasar yang harus dipenuhi ini berguna untuk
membuat strategi viral marketing dapat berjalan dengan baik dan sesuai
sasaran.
38 Artika Surniandari, “Viral Marketing Sebagai Strategi Pemasaran Produk Sariz”, dalam
Jurnal Widya Cipta, Vol 1, No 1, Maret 2017, h. 36.
21
4. Kelebihan Viral Marketing
Kelebihan utama viral marketing antara lain menurut Richardson
dan Elaine adalah sebagai berikut:39
a. Internet telah menyatukan jutaan orang didunia cukup hanya
dengan menekan tombol.
b. Cepatmya penyebaran informasi melalui internet tidak bisa
dibandingkan dengan sarana informasi lainnya. Pengaruh eksponet
internet sangat unik. Hanya dalam itungan detik, sebuah pesan
dapat dibaca oleh banyak orang diseluruh dunia.
c. Kekuatan viral marketing membuat biaya yang dikeluarkan untuk
menyebarkan informasi itu sangat kecil.
d. Viral marketing memberikan kredibilitas instan pada perusahaan
atau produk dan pengguna jasa internet yang paling ramah melalui
pengiriman pesan.
e. Viral marketing bisa diukur, melacak dan menganalisa keefektifan
kampanye yang sudah dilakukan.
B. Media Sosial
1. Pengertian Media Sosial
Secara garis besar media sosial bisa dikatakan sebagai media
online, dimana para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet
dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan konten berupa blog, wiki,
forum, jejaring sosial dan ruang dunia virtual yang di sokong oleh
39 Ahmad Farih, Ahmad Jauhari, dan Eko Widodo, “Pengaruh Promosi…, h. 45.
22
teknologi multimedia yang kian canggih. Internet, media sosial dan
teknologi multimedia menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan serta
mendorong pada hal-hal baru.40
Media sosial adalah konten online yang dibuat oleh orang-orang
menggunakan teknologi yang sangat mudah untuk diakses, media sosial
adalah tempat dimana orang dapat menemukan, membaca dan berbagi
cerita dan informasi, dapat menghubungkan seseorang dan membentuk
hubungan, baik hubungan pribadi maupun bisnis.41
Menurut Zarella, media sosial adalah paradigma media baru dalam
konteks industri pemasaran.42 Media sosial adalah fitur berbasis website
yang dapat membentuk jaringan serta memungkinkan orang untuk
berinteraksi dalam sebuah komunitas. Pada media sosial kita dapat
melakukan berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi dan saling berkenalan
dalam bentuk tulisan visual maupun audiovisual. Contohnya seperti
twitter, facebook, blog, forsquare, dan lainnya.43
Berdasarkan uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa media sosial
merupakan wadah yang dapat digunakan untuk berinteraksi baik
berkomunikasi ataupun untuk kegiatan pemasaran bisnis.
40 Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial
Untuk Kementrian Perdagangan RI, (Jakarta: Pusat Hubungan Masyarakat, 2014), h. 25. 41Social Media Marketing, (A Free And Essential Ebook From Seop, inc), h. 4. 42Dan Zarella, The Social Media Marketing Book, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
2010), h. 1. 43 Danis Puntoadi, Menciptakan Penjualan Melalui Media Sosial, (Jakarta: PT. Elex
Komputindo, 2011), h. 1.
23
2. Manfaat Media Sosial
Manfaat media sosial perusahaan dan pembisnis marak
membangun wadah sosial sendiri dan mengajak siapa yang berminat untuk
berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan umpan balik, komentar,
tanggapan, mengisi poling dan survei, serta membagi informasi dalam
waktu yang cepat mengenai suatu produk. Kemajuan perkembangan
teknologi internet, komputer tablet dan smartphone membuat media sosial
ikut tumbuh dengan pesat.
Berikut ini beberapa kelebihan media sosial dibandingkan media
konvensional, antara lain:
a. Cepat, ringkas, padat dan sederhana. Kalau kita lihat, setiap
produksi media konvensional membutuhkan keterampilan khusus,
standar yang baku dan kemampuan marketing yang unggul.
Sebaliknya, media sosial begitu mudah digunakan (user friendly),
bahkan pengguna tanpa basis pengetahuan teknologi informasi (TI)
pun dapat menggunakannya, yang diperlukan hanya komputer,
tablet, smartphone, ditambah dengan koneksi internet.44
b. Menciptakan hubungan lebih intens. Media-media konfesional
hanya melakukan komunikasi satu arah. Untuk mengatasi
keterbatasan itu, media konvensional mencoba membangun
hubungan dengan model interaksi atau koneksi secara live melalui
telepon, sms atau twitter sedangkan media sosial memberikan
44 Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi…, h. 31.
24
kesempatan yang lebih luas kepada user untuk berinteraksi dengan
mitra, pelanggan, dan relasi, serta membangun hubungan timbal
balik secara langsung dengan mereka.45
c. Jangkauan luas dan global. Media-media konvensional memiliki
daya jangkauan secara global, tetapi untuk menopang itu perlu
biaya lebih besar dan membutuhkan waktu lebih lama sedangkan
melalui media sosial, siapapun bisa mengkomunikasikan informasi
secara cepat tanpa hambatan geografis.
d. Kendali dan terukur. Dalam media sosial dengan sistem tracking
yang tersedia, pengguna dapat mengendalikan dan mengukur
efektivitas informasi yang diberikan melalui respon balik serta
reaksi yang muncul. Sedangkan pada media-media konvensional,
masih membutuhkan waktu yang lama.46
Berdasarkan uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa manfaat
media sosial adalah selain cepat dan ringkas juga meningkatkan hubungan
yang lebih intens dari para penggunanya selain itu media sosial bermanfaat
untuk memecah jarak dan waktu yang ada karna jangkauan yang luas dan
global. Sehinnga informasi yg disampaikan dapat diakses diamanpun
pengguna inginkan.
45 Ibid. 46 Ibid, h. 32.
25
3. Aplikasi Media Sosial
Media sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih
dekat dengan konsumen, dapat menjadi media untuk membentuk
komunitas online. Media sosial dapat menjadi bagian dari keseluruhan e-
marketing strategi yang digabungkan melalui media sosial lainnnya. Serta
sebagai jalan menemukan atau menciptakan para brand evangelist. Sosial
media memberikan peluang masuk untuk komunitas yang telah ada
sebelumnya dan memberikan kesempatan mendapat feedback secara
langsung. Adapun aplikasi media sosial yang digunakan, yaitu :
a. Instagram
Aplikasi instagram hanya bisa dijalankan pada peranti
mobile seperti smartphone. Aplikasi ini adalah jaringan sosial
berbagi foto dan video seperti program-program lainnya. Hanya
saja, yang paling membedakan adalah, tampilan foto instagram
memiliki ciri khas dengan “bingkai” persegi. Instagram diciptakan
oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger dan diluncurkan pada
oktober 2010. Nama Instagram menurut mereka, merupakan
gabungan dari “instant camera” dan “telegram”. Instagram kini
dapat diinstal pada beragam sistem operasi telepon genggam,
melalui dari apple app store, google play dan windows phone
store.47
47 Ibid, h. 84.
26
b. Facebook
Aplikasi ini didirikan oleh Mark Jurkenberg bersama
beberapa teman kuliahnya di Universitas Hardvard. Pada awalnya,
facebook hanya digunakan untuk kalangan terbatas di lingkungan
kampus saja. Namun dengan cepat meluas ke wilayah Boston,
Amerika Serikat, hingga mendunia, termasuk Indonesia.48 Saat ini,
facebook adalah situs jejaring sosial yang dominan dan memiliki
fitur yang paling berguna untuk media marketer.49
c. Twitter
Menurut Zarela, twitter atau microbloging adalah bentuk
bloging yang membatasi ukuran setiap post-nya. Misalkan twitter
update hanya berisi 140 karakter. Pembatasan ini melahirkan fitur-
fitur, protokol-protokol, dan prilaku unik di media ini.50
Berdasarkan uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa aplikasi
media sosial merupakan aplikasi yang membantu pengguna untuk
membagikan moment berharga nya. Selain itu bagi pelaku bisnis dapat
mempromosikan produk dengan biaya yang minim dikarenakan mereka
tidak perlu memasang iklan tentang suatu produk melainkan hanya perlu
di posting di aplikasi media sosial yang ia punya.
48 Ibid, h. 72 49 Dan Zarella, The Social…, h. 67. 50 Ibid., h. 31.
27
C. Ekonomi Kreatif
1. Pengertian Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah sebuah kegiatan ekonomi yang timbul dari
adanya kreatifitas, di mana dari berbagai kreatifitas, inovasi, bakat, ide,
gagasan, sebagai wujud nyata dari kreatif tersebut dan kekayaan
intelektual merupakan sumber utama dari ekonomi kreatif.51
Ekonomi kreatif adalah gagasan baru sistem ekonomi yang
menempatkan informasi dan kreativitas manusia sebagai faktor produksi
yang paling utama.52 Ekonomi kreatif pada hakikatnya adalah kegiatan
ekonomi yang mengutamakan pada kreativitas berpikir untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda yang memiliki nilai dan bersifat
komersial.53
Ekonomi kreatif menjadikan sumber daya manusia (SDM) sebagai
modal utama dalam sebuah pengembangan yang berawal dari gagasan, ide
dan pemikiran. Ke depannya, diharapkan SDM ini mampu menjadikan
barang yang bernilai rendah menjadi barang yang bernilai tinggi dan
berdaya jual. Profesi yang mengaharuskan seseorang untuk memiliki daya
kreativitas tinggi adalah wirausahawan. Maka pengembangan ekonomi
kreatif ini secara tidak langsung mengarahkan dan mencoba untuk
51 Siti Nur Azizah, “Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus
Handicraft dalam Menghadapi Pasar Modern Perspektif Ekonomi Syariah (Study Case di
Pandanus Nusa Sambisari Yogyakarta)”, h. 67. 52 Novita Sari, “Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Kuliner Khas Daerah Jambi”,
dalam Jurnal Sains Sosio Humaniora, Vol 2 No 1 Januari - Juni 2018, h. 51. 53 Ririn Noviyanti, “Peran Ekonomi Kreatif Terhadap Pengembangan Jiwa
Entrepreneurship di Lingkungan Pesantren: Studi Kasus di Pondok Modern Darussalam Gontor
Putri 1”, dalam Jurnal Penelitian Ilmiah Intaj, Vol 1, 2017, h. 80.
28
menciptakan wirausaha-wirausaha yang handal dalam berbagai bidang.
Daya kreativitas harus dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan yang sudah ada.54
Ekonomi kreatif membicarakan spektrum yang sangat luas, yakni
segala aspek yang bertujuan meningkatkan daya saing dengan
menggunakan kreativitas individu yang dilihat dengan kacamata
ekonomi.55 Bentuk-bentuk ekonomi kreatif selalu tampil dengan nilai
tambah yang khas, menciptakan pasarnya sendiri dan berhasil menyerah
tenaga kerja serta pesmasukan ekonomis.56
Konsep ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era
ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan
mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia
(SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.
Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat
seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis Sumber
Daya Alam (SDA) sekarang menjadi berbasis Sumber Daya Manusia
SDM, dari era pertanian ke era industri dan informasi.57
Ekonomi kreatif menurut united nations conference on trade and
development (UNCTAD) sebagai proses penciptaan, produksi dan
54 Zul Asfi Arroyhan Daulay, “Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Dengan Metode
Triple Helix (Studi Pada UMKM Kreatif di Kota Medan)”, dalam Jurnal Tansiq, Vol.1, No.2, Juli-
Desember 2018, h.170-171. 55 Puspa Rini dan Siti Czafrani, “Pengembangan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal Oleh
Pemuda Dalam Rangka Menjawab Tantangan Ekonomi Global”, dalam Jurnal UI Untuk Bangsa
Seri Sosial dan Humaniora, Vol 1 Desember 2010, h. 20. 56 Sumar’in, Andiono, Yuliansyah, “Pengembangan Ekonomi…, h. 1. 57 Novita Sari, “Pengembangan Ekonomi…, h. 52.
29
distribusi dari barang dan jasa yang menggunakan modal kreativitas dan
intelektual sebagai input utama dari proses produksi.58 Proses produksi
dari ekonomi kreatif tersebut dapat dikatakan menggabungkan berbagai
macam pengetahuan, intelektual, dan kreativitas untuk memproduksi
barang dan jasa serta jasa artistik dengan konten kreatif dan memberikan
nilai tambah.59
Menurut definisi department of culture, media and sport’s
(DCMS) negara Inggris, ekonomi kreatif didefinisikan sebagai ekonomi
yang berbasiskan kepada kreativitas individu, keahlian dan bakat untuk
dapat memberikan nilai tambah.60
Ekonomi kreatif adalah suatu konsep untuk merealisasikan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreativitas.
Pemanfaatan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tidak
terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat atau talenta dan kreativitas. Nilai
ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan
oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi lebih
kepada pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi melalui
perkembangan teknologi yang semakin maju. Industri tidak dapat lagi
bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan harga atau kualitas
58 Carunia Mulya Firdausy, Strategi Pengembangan Ekonomi di Indonesia, (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017), h. 10. 59 Ibid., h. 11. 60 Ibid., h. 12.
30
produk saja, tetapi harus bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan
imajinasi.61
John howkins dalam bukunya The Creative Economy: How People
Make Money From Ideas pertama kali memperkenalkan istilah ekonomi
kreatif. John Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai The
creation of value as a result of idea (penciptaan nilai sebagai hasil dari
penjabaran ide-ide). Howkins menjelaskan ekonomi kreatif sebagai
kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang
rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide
merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.62
Mengutip dari Cetak Biru Ekonomi Kreatif, ekonomi kreatif
merupakan suatu penciptaan nilai tambah (ekonomi, sosial, budaya,
lingkungan) berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia
(orang kreatif) dan berbasis pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk
warisan budaya dan teknologi. Kreativitas tidak sebatas pada karya yang
berbasis seni dan budaya, namun juga bisa berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi, engineering dan ilmu telekomunikasi.63
61 Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, (Surakarta:
Ziyad Visi Media, 2016), h. 8. 62Andreas Syah Pahlevi dkk, Kolase Pemikiran Ekonomi Kreatif Indonesia, (Semarang:
Oxy Consultant, 2018), h. 16. 63 Ibid.
31
Ekonomi Kreatif pada hakikatnya adalah kegiatan ekonomi yang
mengutamakan pada kreativitas berpikir untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda yang memiliki nilai dan bersifat komersial.64
Dalam konteks ekonomi, kreativitas menunjukkan suatu formulasi
ide-ide baru dan menerapkan ide-ide tersebut untuk menghasilkan
pekerjaan-pekerjaan yang berasal dari produk-produk seni budaya, kreasi-
kreasi yang berfungsi, penemuan ilmu pengetahuan, dan penerapan
teknologi. Ada beberapa aspek ekonomi yang dapat diamati dari
kreativitas, yaitu kontribusi terhadap kewirausahaan, pendorong inovasi,
peningkatan produktivitas, dan pendorong pertumbuhan ekonomi.65
Terdapat tiga hal pokok yang menjadi dasar dari ekonomi kreatif,
antara lain kreativitas, inovasi dan penemuan.66
a. Kreativitas (Creativity)
Dapat dijabarkan sebagai suatu kapasitas atau kemampuan
untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik, fresh,
dan dapat diterima umum. Bisa juga menghasilkan ide baru atau
praktis sebagai solusi dari suatu masalah, atau melakukan sesuatu
yang berbeda dari yang sudah ada (thinking out of the box).
Seseorang yang memiliki kreativitas dan dapat memaksimalkan
kemampuan itu, bisa menciptakan dan menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi dirinya sendiri beserta orang lain.
64 Suryana, Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang,
(Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 35. 65 Ibid. 66 Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, (Surakarta:
Ziyad Visi Media, 2016), h. 9-10.
32
b. Inovasi (Innovation)
Suatu transformasi dari ide atau gagasan dengan dasar
kreativitas dengan memanfaatkan penemuan yang sudah ada untuk
menghasilkan suatu produk ataupun proses yang lebih baik,
bernilai tambah, dan bermanfaat. Sebagai contoh inovasi, cobalah
melihat beberapa inovasi di video-video youtube.com dengan kata
kunci “lifehack”. Di video itu diperlihatkan bagaimana suatu
produk yang sudah ada, kemudian diinovasikan dan bisa
menghasilkan sesuatu yang bernilai jual lebih tinggi dan lebih
bermanfaat.
c. Penemuan (Invention)
Istilah ini lebih menekankan pada menciptakan sesuatu
yang belum pernah ada sebelumnya dan dapat diakui sebagai karya
yang mempunyai fungsi yang unik atau belum pernah diketahui
sebelumnya. Pembuatan aplikasi-aplikasi berbasis android dan iOS
juga menjadi salah satu contoh penemuan yang berbasis teknologi
dan informasi yang sangat memudahkan manusia dalam
melakukan kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan hasil studi pemetaan industri kreatif pada
tahun 2002-2006 oleh kementerian perdagangan RI pada tahun
2007, parameter kontribusi ekonomi kreatif Indonesia terbagi
berdasarkan 4 indikator, yaitu Produk Domestik Bruto (PDB),
33
Ketenagakerjaan, Nilai ekspor, dan jumlah perusahaan.67
Berdasarkan uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa ekonomi
kreatif merupakan sebuah konsep di era ekonomi baru yang
mengedepankan informasi, inovasi dan kreativitas dengan mengandalkan
ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor utama.
2. Sektor Ekonomi Kreatif
Sampai dengan saat ini, pemerintah Indonesia sendiri telah
mengidentifikasi lingkup industri kreatif mencangkup 15 sub-sekstor,
antara lain:68
a. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan
produksi iklan, antara lain: riset pasar, perencanaan komunikasi
iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi,
kampanye publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik.
b. Arsitektur: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru
bangunan dan informasi produksi antara lain: arsitektur taman,
perencanaan kota, perencanaan biaya kontruksi, konservasi
bangunan warisan, dokumentasi lelang dll.
c. Pasar Barang seni: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
perdagangan dan kreasi, pekerjaan, produk antik, dan hiasan
melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet.
67 Afni Regita, Sustainable Competitive Advantage Ekonomi Kreatif Indonesia dalam
Dinamika Perdagangan Internasional, (Yogyakarta: Deepublish, 2019). h. 35. 68 Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif…, h. 18-23.
34
d. Kerajinan: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan
distribusi produk kerajinan yang terbuat dari: batu berharga,
aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselen, kain, marmer,
kapur dan Besi.
e. Desain: Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis,
interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas
perusahaan.
f. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian,
desaian alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi
pakaian moden dan aksesorisnya, konsultasi lini produk fesyen,
serta distribusi produk fesyen.
g. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif tang berkaitan dengan
kreasi produksi video, film dan jasa fotografi, serta distribusi
rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip,
dubbing film, sinematografi, sinetron dan eksibisi film.
h. Permainan interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
kreasi, produksi dan distribusi permainan komputer dan video
yang bersifat hiburan, ketangkasan dan edukasi.
i. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
distri-busi dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi
musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik,
penyanyi dan komposisi musik.
35
j. Seni Pertunjukan: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
pengembangn konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet,
tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional,
musik teater, opera, termasuk tur musik etnik, desaind an
pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata
pencahayaan.
k. Penerbitan dan Percetakan: Kegiatan kreatif yang berkaitan
dengan penulisan konten, dan penerbitan buku, jurnal, koran,
majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.
l. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang
terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa
layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem,
desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain
prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal.
m. Televisi dan Radio: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
kreasi, produksi, dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi
televisi dan radio.
n. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan
kegiatan inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi
dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan
produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat
baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi
kebutuhan pasar.
36
o. Kuliner: kegiatan kreatif dengan usaha inovatif yang menawarkan
produk-produk kuliner yang menarik, mulai dari penyajian, cara
pembuatan, sampai dengan komposisi makanan atau minuman
yang disajikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa terdapat 15
sub-sektor yang menunjang dan masuk di dalam sektor ekonomi kreatif,
dengan pilihan sektor tersebut membuka peluang besar untuk semua orang
mengembangkannya sesuai minat yang dimiliki sehinnga ekonomi kratif
akan mengalami kemajuan.
3. Peran Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif berperan dalam perekonomian suatu bangsa
terutama dalam menghasilkan pendapatan (income generation),
menciptakan lapangan kerja (job creation), dan meningkatkan penerimaan
hasil ekspor (export earning), meningkatkan teknologi (technology
development), menambah kekayaan intelektual (intelectual property), dan
peran sosial lainnya. Oleh sebab itu, ekonomi kreatif dapat dipandang
sebagai penggerak pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu bangsa
(engine of economic growth and development).69
Berdasarkan uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa peran dari
ekonomi kreatif adalah menghasilkan pendapatan, menciptakan lapangan
kerja dan meningkatkan penerimaan hasil ekspor, teknologi, menambah
kekayaan intelektual, sehingga akan membawa kemajuan bagi negara.
69 Suryana, Ekonomi Kreatif…, h. 36-37.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan. Penelitian
lapangan adalah penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi
penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki
gejala objektif sebagai terjadi di lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk
penyusunan laporan ilmiah.70
Pada penilitian ini peneliti melakukan penelitian lapangan untuk
mengetahui dampak viral marketing dalam mengembangkan ekonomi
kreatif kuliner melalui media sosial instagram studi promosi kuliner pada
akun instagram @thevintage_metro di Kota Metro.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, metode deskriptif
kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang lain dan perilaku yang
diamati.71 Penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan dengan tujuan
utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik
objek atau subjek yang diteliti secara tepat.
` 70 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2011), h. 96. 71 Kartono Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, (Bandung: Penerbit Alumni,
1980), h. 28.
38
Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (diskripsi)
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Untuk membuat
pencandraan (diskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.72
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan menggambarkan
realitas objek yang akan diteliti yaitu dampak viral marketing dalam
mengembangkan ekonomi kreatif kuliner melalui media sosial instagram
studi promosi kuliner pada akun instagram @thevintage_metro di Kota
Metro
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data.73 Adapun sumber data primer pada
penelitian ini adalah Pengelola, pelayan dan konsumen Cafe The Vintage
Metro yang telah mengunjungi Cafe The Vintage dan follow akun
instagram @thevintage_metro.
Adapun beberapa kriteria yang harus terpenuhi untuk responden
sehingga dapat menjadi sampel peneliti, yaitu harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
72 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 76. 73 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 137.
39
a. Konsumen yang sudah mengunjungi Cafe The Vintage Metro lebih
dari 2 kali kunjungan.
b. Konsumen yang sudah follow akun instagram @thevintage_metro.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain lewat
dokumen.74 Pada penilitian ini sumber data sekunder yang peneliti
gunakan adalah buku dan jurnal yang berkaitan dengan Viral Marketing,
Media Sosial dan Ekonomi Kreatif.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.75 Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yang peneliti gunakan
adalah:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan pengamatan, perhatian, atau pengawasan.
Moh. Nazir mendefinisikan observasi sebagai “pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa pertolongan alat standar lain untuk keperluan
tersebut”.76 Metode pengumpulan data dengan observasi yaitu tekhnik
mengumpulkan data yang digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
74 Ibid. 75 Sugiyono, Metode Penelitian…, h. 224. 76 Lexy J. Moleong, metode penelitian kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012), h. 166.
40
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden yang
diamati tidak terlalu besar.77
Peneliti telah melakukan pengamatan terhadap cafe di Kota Metro
dan hasilnya terdapat 5 cafe yang menggunakan strategi viral marketing.
Namun peneliti memilih cafe The Vintage Metro karena cafe tersebut lebih
menerapkan strategi viral marketing daripada cafe lainnya. Hal tersebut
didukung dengan banyaknya jumlah postingan foto serta jumlah follower
di akun instagram @thevintage_metro.
2. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.78
Wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara semi
terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan individu atau
kelompok untuk suatu tujuan, biasanya menggunakan suatu daftar
panduan pertanyaan yang berbeda dengan wawancara terstruktur yang
mempunyai daftar pertanyaan yang terstruktur dan dilengkapi pilihan-
pilihan. Peneliti bertanya sesuai panduan dan dikombinasikan dengan
pertanyaan yang muncul pada saat wawancara berlangsung. Kegunaan
77 Sugiyono, Metode Penelitian…, h. 145. 78 Ibid., h. 137.
41
teknik wawancara semi terstruktur adalah untuk melengkapi pengamatan
yang telah dilakukan, membuka dimensi baru suatu masalah, mendapatkan
jawaban yang akurat berdasarkan pengalaman pribadi.
Proses pelaksanaan wawancara semi terstruktur, dilakukan dengan
cara membuat daftar panduan pertanyaan. Pertanyaan harus dibuat sebagai
pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan yang akan dijawab dengan
ya/tidak.79
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan.80 Peneliti menggunakan Snowball Sampling.
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding
yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama
dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua
orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak.81
79 Ali Kabul Mahi dan Sri Indra Trigunarso, Perencanaan Pembangunan Daerah Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 26. 80 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 217. 81 Sugiyono, Metode Penelitian…, h. 85.
42
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.82
Adapun metode berfikir yang peneliti gunakan untuk menganalisis
data adalah metode berfikir induktif. Dengan tujuan untuk menyederhanakan
data yang telah terkumpul dan menyajikan dalam susunan yang baik sehingga
temuan dapat diinformasikan kepada orang lain dengan bahasa yang mudah
dipahami.
Dengan metode tersebut, peneliti dapat menguraikan secara khusus
mengenai dampak viral marketing dalam mengembangkan ekonomi kreatif
kuliner melalui media sosial instagram @thevintage_metro dan kemudian
akan ditarik kesimpulan secara umum apakah realitas lapangan sesuai dengan
teori mengenai viral marketing pada pengembangan ekonomi kreatif yang
telah disepakati secara teoretis.
82 Ibid., h. 244.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Cafe The Vintage adalah Cafe yang bernuansa vintage era 70-an yang
berada di Kota Metro. Cafe The Vintage berdiri sejak 16 Juli 2015, dengan
pemilik bernama Elza Anisa Putri. Pertama kali Cafe The Vintage berdiri di
Kelurahan Ganjar Agung dan sudah berjalan selama kurang lebih 4 tahun
hingga akhirnya pindah lokasi ke Kelurahan Tejo Agung sampai sekarang di
lahan milik sendiri.
Cafe The Vintage memiliki 13 karyawan yang terdiri dari 10 koki dan
3 pramusaji. Cafe The Vintage mengusung tema dan konsep vintage yang
membuat pengunjung dapat merasakan nostalgia era 70an. Cafe The Vintage
menjual produk makanan berat, seperti aneka olahan ikan, ayam, bebek,
udang, cumi, capcay, nasi goreng, mie goreng, kwetiau dan terdapat pula
paket nasi dengan pilihan menu lainnya. Selain menyediakan makanan berat
Cafe The Vintage juga menyediakan makanan ringan, seperti waffle, pancake,
roti bakar, kentang goreng, sosis, cireng, dan martabak telur. Tidak
ketinggalan Cafe The Vintage juga menyediakan aneka minuman, seperti
green tea, red velvet, cappucino, coffee caramel, sop buah, es campur, es
kacang merah, patbingso, chocochino, soya brown sugar, lemon squash, dan
aneka jus buah lainnya.
44
Selain aneka menu makanan berat, makanan ringan dan minuman,
Cafe The Vintage juga menyediakan hiburan seperti adanya event musik dan
fasilitas pelayanan seperti wifi gratis, mushola, meeting room, dan lahan parkir
yang luas. Semua fasilitas ini diharapkan dapat membuat pengunjung merasa
lebih nyaman pada saat mengunjungi Cafe The Vintage.83
Gambar 4. 1
Cafe The Vintage
B. Pembahasan Dampak Viral Marketing dalam Mengembangkan Ekonomi
Kreatif Kuliner Melalui Media Sosial Instagram
Viral marketing merupakan suatu teknik pemasaran dengan
memanfaatkan jaringan sosial untuk mencapai suatu tujuan pemasaran tertentu
yang dilakukan melalui proses komunikasi yang secara berantai untuk
memperbanyak diri. Viral marketing adalah upaya promosi yang
memanfaatkan kekuatan berita dari mulut ke mulut namun diterapkan melalui
83Wawancara kepada Elza Anisa Putri sebagai Pemilik Cafe The Vintage, pada Maret
2020.
45
media sosial. Pemasaran viral marketing dapat terjadi dengan sendirinya tanpa
sengaja, namun semua pembicaraan tersebut selalu akan ada sumbernya dan
ada yang memperkuat sehingga komunikasi dapat menyebar dengan cepat.
Ekonomi kreatif adalah gagasan baru sistem ekonomi yang
menempatkan informasi dan kreativitas manusia sebagai faktor produksi yang
paling utama.84 Ekonomi kreatif pada hakikatnya adalah kegiatan ekonomi
yang mengutamakan pada kreativitas berpikir untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda yang memiliki nilai dan bersifat komersial.85
Pada penelitian ini peneliti mengadakan wawancara dengan responden
untuk mengetahui bagaimana mereka bisa mengetahui Cafe the Vintage
Metro, antara lain:
1. Viral Marketing pada Cafe The Vintage
Perlu diketahui bahwa pemilik Cafe the Vintage ini telah
melakukan pemasaran yang sesuai dengan indikator yang ada pada viral
marketing yaitu; strategi viral marketing, kriteria viral marketing, dan
kelebihan viral marketing.
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat kesesuaian antara teori
strategi viral marketing menurut Skrob di dalam jurnal Natasya Putri
Andini yaitu didalam poin High Intergretion strategy.86 Hal ini sesuai
84 Novita Sari, “Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Kuliner Khas Daerah Jambi”,
dalam Jurnal Sains Sosio Humaniora, Vol 2 No 1 Januari - Juni 2018, h. 51. 85 Ririn Noviyanti, “Peran Ekonomi Kreatif Terhadap Pengembangan Jiwa
Entrepreneurship di Lingkungan Pesantren: Studi Kasus di Pondok Modern Darussalam Gontor
Putri 1”, dalam Jurnal Penelitian Ilmiah Intaj, Vol 1, 2017, h. 80. 86 Natasya Putri Andini et.al, "Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan
Pelanggan Dan Keputusan Pembelian (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Angkatan 2013 yang Melakukan Pembelian Online Melalui Media Sosial
Instagram)", dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 11, No. 1, Juni 2014, h. 3.
46
dengan hasil wawancara dengan pemilik Cafe The Vintage yang
mengatakan bahwa selain promosi secara personal didalam akun
instagram @Thevintage_metro sendiri, pengunjung yang telah
memutuskan untuk mengunjungi dan menikmati suasana cafe pun secara
tidak sadar ikut mempromosikan mengenai Cafe The Vintage di dalam
akun media sosial instagram pribadi miliknya.87
Dari hasil wawancara kepada Devi Arvina sebagai pengunjung
Cafe The Vintage mengatakan bahwa ia mengetahui Cafe The Vintage
melalui posting-an kawan di media sosial instagram-nya dan akhirnya
memutuskan untuk datang dan menikmati suasana cafe setelah itu ia
mengakui ikut melakukan re-post baik tentang menu makanan, suasana
tempat maupun berfoto di spot foto.88 Hal ini sesuai dengan teori High
Intergretion strategy dimana konsumen ikut berpartisipasi dalam
menyebarkan promosi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ihsan Rama sandi dan 4
responden lainnya bahwa ia mengatakan juga ikut menyebarkan informasi
mengenai Cafe The Vintage di dalam media sosial instagram-nya baik
mengenai tempat dan suasana yang menarik maupun sajian menu
makanan.89
87 Wawancara kepada Elza Anisa Putri sebagai Pemilik Cafe The Vintage, pada Maret
2020. 88 Wawancara kepada Devi Arvina sebagai pengunjung Cafe The Vintage, pada Maret
2020. 89 Wawancara kepada Ihsan Rama Sandi sebagai pengunjung Cafe The Vintage, pada
Maret 2020
47
Pesan atau ajakan yang dikampanyekan yang mudah diingat dan
menggugah orang untuk mengikutinya.90 Berdasarkan hasil wawancara
dengan pemilik Cafe The Vintage admin selalu memberikan caption
semenarik mungkin dan terkadang admin memberikan juga promo atau
potongan harga untuk menu tersebut di dalam caption foto, hal ini tentu
diharapkan mampu membuat pengguna media sosial lainnya merasa
tertarik dengan pesan yang ditulis oleh admin @Thevintage_metro.91
Selain itu berdasarkan hasil wawancara kepada responden Abduhu
Zaini dan 6 responden lainnya bahwa ia mengatakan juga ikut
menyebarkan posting-an foto maupun story dengan pesan yang membuat
orang lain penasaran akan Cafe The Vintage itu sendiri, seperti
memberikan caption foto “lunch dengan iga bakar” atau foto dengan
berlatar belakang Cafe The Vintage.92
Lingkungan yang mendukung dan waktu yang tepat untuk
melancarkan program viral marketing.93 Berdasarkan hasil wawancara
dengan pelayan Cafe The Vintage ia selalu mengedepankan suasana yang
nyaman di lingkungan Cafe The Vintage. Hal ini bertujuan untuk
membuat pengunjung dari berbagai kalangan merasa nyaman mengingat
90 Artika Surniandari, “Viral Marketing…, h. 36. 91 Wawancara kepada Elza Anisa Putri sebagai Pemilik Cafe The Vintage, pada Maret
2020. 92 Wawancara kepada Abduhu Zaini sebagai pengunjung Cafe The Vintage pada Maret
2020. 93 Artika Surniandari, “Viral Marketing…, h. 36.
48
mayoritas pengunjung di Cafe The Vintage merupakan dari kalangan
remaja, mahasiswa bahkan sampai yang datang bersama keluarganya.94
Selain memperhatikan suasana lingkungan Cafe, admin dari akun
instagram @Thevintage_metro menyatakan bahwa ia mem-posting
tentang menu yang disajikan di Cafe The Vintage maupun suasana
pengunjung yang sedang menikmati Cafe The Vintage di waktu tertentu
seperti menjelang waktu istirahat atau sore hari dimana diwaktu itu
mayoritas pengguna media sosial instagram sedang membuka aplikasi
instagram sehingga promosi yang dilakukan dapat berjalan efektif dan
banyak pengguna yang melihatnya, tentu saja hal ini diharapkan admin
dapat menarik sebanyak mungkin pengunjung untuk menikmati suasana
Cafe The Vintage.95
Hasil wawancara dengan Nurbaiti Meti sebagai pengunjung Cafe
The Vintage. Menurutnya Cafe The Vintage merupakan tempat yang
nyaman dan luas, apalagi tempatnya bagus, kekinian dan nyaman sehingga
menghasilkan foto yang unik untuk dibagikan kembali di media sosial
instagram.96
Setelah melihat kesesuaian dari hasil lapangan dengan teori strategi
viral marketing dan kriteria viral marketing, terdapat pula keseuaian antara
realitas lapangan dengan teori terakhir yaitu teori kelebihan viral
94 Wawancara kepada Aditya Efendi sebagai Kepala Pelayanan Cafe The Vintage, pada
Maret 2020. 95 Wawancara kepada Elza Anisa Putri sebagai Pemilik Cafe The Vintage, pada Maret
2020. 96Wawancara kepada Nurbaiti Meti sebagai Pengunjung Cafe The Vintage, pada Maret
2020.
49
marketing menurut Richardson dan Elaine di dalam jurnal Ahmad Farih,
Ahmad Jauhari dan Eko Widodo.97 Dengan melakukan viral marketing
pihak manajemen dapat melihat bagaimana respon konsumen atau
masyarakat terhadap produk dan pelayanan Cafe The Vintage yang mana
hal ini dapat menjadi bahan evaluasi pihak manajemen Cafe The
Vintage.98 Hal tersebut sejalan dengan teori kelebihan viral marketing
yaitu viral marketing bisa diukur, melacak dan menganalisis keefektifan
kampanye yang dilakukan.
Dalam pengelolaan akun media sosial di Cafe The Vintage hanya
dengan memiliki 1 admin saja untuk bertanggungjawab penuh terhadap
akun instagram. Hal ini dilakukan agar pengelolaan akun the vintage lebih
sistematis dan tidak tumpah tindih sehingga masyarakat yang melihat akun
Cafe The Vintage dapat merasa pesan yang disampaikan dari pengelola
Cafe The Vintage tersampaikan pada konsumen.99 Hal tersebut sejalan
dengan teori kelebihan viral marketing yaitu memberikan kredibilitas
instan pada perusahaan atau produk dan pengguna jasa internet yang
paling ramah melalui pesan.
97 Ahmad Farih, Ahmad Jauhari, dan Eko Widodo, “Pengaruh Promosi Melalui Media
Sosial Terhadap Pengambilan Keputusan Kursus Bahasa Inggris Pare Dengan Viral Marketing
Sebagai Variabel Intervening”, dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 4, No 1,
Januari 2019, h. 45. 98 Wawancara kepada Elza Anisa Putri sebagai Pemilik Cafe The Vintage, pada Maret
2020. 99 Wawancara kepada Elza Anisa Putri sebagai Pemilik Cafe The Vintage, pada Maret
2020.
50
Pemilik juga menyadari bahwa dengan promosi strategi viral
marketing dapat meminimalisir biaya promosi.100 Hal ini sesuai dengan
teori kelebihan viral marketing yaitu membuat biaya yang dikeluarkan
untuk menyebarkan informasi sangat sedikit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Indah Alfateha ia
mengatakan bahwa adanya promosi melalui posting-an di media instagram
sangat membantu dalam hal mengetahui informasi mengenai cafe.101
Peneliti mendapati bahwa penggunaan internet sebagai media promosi
sangat efektif dan relevan pada era globalisasi saat ini. Hal tersebut senada
dengan teori kelebihan viral marketing yaitu internet telah menyatukan
jutaan orang di dunia cukup hanya dengan menekan tombol.
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden Dwi Yogati
didapati bahwa responden tersebut mengetahui Cafe The Vintage melalui
media sosial baik dari akun Cafe The Vintage maupun dari posting-an
rekan-rekan yang mengunggah saat berada di Cafe The Vintage.102 Hal ini
senada dengan teori kelebihan viral marketing internet yaitu cepatnya
penyebaran informasi melalui internet tidak bisa dibandingkan dengan
sarana informasi lainnya.
100 Wawancara kepada Elza Anisa Putri sebagai Pemilik Cafe The Vintage, pada Maret
2020. 101 Wawancara kepada Indah Alfateha sebagai pengunjung Cafe The Vintage, pada Maret
2020. 102 Wawancara kepada Dwi Yogati sebagai pengunjung Cafe The Vintage, pada Maret
2020.
51
2. Pengembangan Ekonomi Kreatif kuliner Melalui Viral Marketing di
Cafe The Vintage
Ekonomi kreatif sektor kuliner merupakan kegiatan kreatif dengan
usaha inovatif yang menawarkan produk-produk kuliner yang menarik dari
mulai penyajian, cara pembuatan, sampai dengan komposisi makanan atau
minuman yang disajikan.
Terkait dengan ekonomi kreatif, pemilik Cafe the Vintage
mengaku sudah menerapkan hal tersebut.103 Adapun indikator ekonomi
kreatif yaitu; Kreatifitas, Inovasi serta Penemuan. Ekonomi kreatif pada
saat ini banyak dijalankan kaum milenial yang menggunakan media
internet untuk mengembangkan potensi ekonomi salah satunya yang
dilakukan oleh Cafe The Vintage adalah selalu membuat inovasi menu
sajian baik makanan berat, makanan ringan dan minuman.
Cafe The Vintage menyajikan menu yang terdapat di tempat
lainnya yang semula terlihat biasa, namun ditangan Cafe The Vintage
makanan dan minuman disajikan dengan gaya modern sehingga tidak
hanya rasa yang enak akan tetapi mengahasilkan seni apabila makanan
atau minuman tersebut difoto.
Hal ini senada dengan teori 3 hal pokok yang menjadi dasar
ekonomi kreatif didalam buku ekonomi kreatif pilar pembangunan
Indonesia yaitu inovasi.104 Cafe The Vintage melakukan inovasi makanan
103 Wawancara kepada Elza Anisa Putri sebagai Pemilik Cafe The Vintage, pada Maret
2020. 104 Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, (Surakarta:
Ziyad Visi Media, 2016), h. 9-10.
52
dengan menambahkan berbagai topping ke makanan yang sudah ada
sehingga menghasilkan suatu menu sajian yang memiliki nilai jual yang
lebih tinggi lagi. Misal saja pisang goreng pada umumnya hanya digoreng
menggunakan tepung saja dan dihidangkan begitu saja dengan benar-benar
tampilan pisang, akan tetapi di Cafe The Vintage menu pisang goreng
dijadikan sedemikian menarik mungkin dengan tambahan coklat, ice
cream bahkan parutan keju. Tentu hal ini menaikkan nilai jual bagi menu
pisang goreng.
Selain inovasi dibutuhkan juga kreativitas, teori yang terdapat pada
3 hal pokok yang menjadi dasar ekonomi kreatif didalam buku ekonomi
kreatif pilar pembangunan Indonesia yaitu kreativitas.105 Cafe The Vintage
memberikan sentuhan kreativitas terhadap tempat Cafe The Vintage
dengan suasana ala vintage 70-an. Selain dari menu makanan, Cafe The
Vintage juga membuat suasana tempat senyaman mungkin bagi konsumen
untuk menghabiskan waktu baik bersama keluarga maupun bersama
teman. Hal ini dibuktikan banyaknya spot foto dengan mengedepankan
tema era 70-an dan fasilitas seperti wifi gratis, meeting room dan lahan
parkir yang luas. Sehingga pengunjung tidak hanya menikmati menu
makanan akan tetapi juga menikmati suasana yang ada di Cafe The
Vintage
.
105Ibid,.
53
C. Analisis Dampak Viral Marketing dalam Mengembangkan Ekonomi
Kreatif Kuliner Melalui Media Sosial Instagram @Thevintage_metro
Berdasarkan pembahasan diketahui bahwa pengunjung mengatakan
bahwa mereka tertarik dengan cafe ini dikarenakan postingan foto baik menu
sajian maupun spot foto yang instagramable, ditambah kalimat yang dipakai
dalam promosi sangat menarik sehingga pengunjung tergugah untuk
mengunjungi Cafe The Vintage.
Selanjutnya berdasarkan pada pembahasan sebelumnya dapat diketahui
bahwa viral marketing yang dilakukan oleh pihak Cafe The Vintage sudah
sesuai dan berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan banyaknya
pengunjung yang mengetahui Cafe The Vintage melalui postingan instagram
baik dari akun cafe @Thevintage_metro sendiri maupun dari posting-an
pengunjung Cafe The Vintage yang secara tidak sadar melakukan promosi
mengenai Cafe The Vintage di akun media sosial pribadi miliknya hal ini
berlanjut di dalam repost-an foto dan secara tidak disadari sudah
memperbanyak promosi di media sosial.
Cafe The Vintage menyajikan menu makanan yang terdapat ditempat
lainnya yang semula terlihat biasa, namun ditangan Cafe The Vintage
makanan dan minuman disajikan dengan gaya modern sehingga tidak hanya
rasa yang enak akan tetapi menghasilkan seni apabila makanan dan minuman
tersebut difoto. Hal ini sangat mendukung strategi viral marketing dimana foto
yang instagramable merupakan salah satu daya tarik pula bagi pengguna
54
media sosial untuk melihat informasi mengenai Cafe The Vintage sehingga ia
tergugah untuk mengunjungi Cafe The Vintage.
Cafe The Vintage melakukan inovasi makanan dengan menambahkan
berbagai topping ke makanan yang sudah ada sehingga menghasilkan suatu
menu sajian yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi lagi dan tentunya
sangat memiliki nilai jual promosi di media sosial instagram.
Selain inovasi dibutuhkan juga kreativitas, Cafe The Vintage
memberikan sentuhan kreativitas terhadap tempat Cafe The Vintage dengan
menyuguhkan suasana ala vintage 70-an. Selain dari menu makanan, Cafe The
Vintage juga membuat suasana tempat senyaman mungkin bagi konsumen
untuk menghabiskan waktu baik bersama keluarga maupun bersama teman.
Hal ini dibuktikan banyaknya spot foto dengan mengedepankan tema era 70-
an dan selain fasilitas spot foto pihak cafe the vintage juga menyediakan
fasilitas seperti wifi gratis, meeting room dan lahan parkir yang luas. Sehingga
pengunjung tidak hanya menikmati menu makanan ataupun suasana tempat
akan tetapi juga menikmati fasilitas yang ada di Cafe The Vintage.
Tetapi jika dibandingkan Cafe The Vintage dengan Cafe Bejo’s Milk
dengan jumlah followers di akun instagram masing-masing. Cafe Bejo’s Milk
lebih unggul dibandingkan jumlah followers akun instagram Cafe The
Vintage dilihat dari jumlah followers akun instagram @thevintage_metro
yang hanya 3500 followers dan @bejos_milk sebanyak 4.375 followers.
Tetapi dari hasil penelitian lapangan, bahwa Cafe Bejo’s Milk hanya memiliki
posting-an sebanyak 1.130 posting-an foto sedangkan Cafe The Vintage
55
memiliki 2.464 posting-an foto. Dimana lebih banyak followers Cafe The
Vintage daripada Cafe Bejo’s Milk. Hal tersebut dapat terlihat bahwa Cafe
The Vintage lebih melancarkan viral marketing daripada Cafe Bejo’s Milk
dan dilihat dari posting-an konsumen yang menandai agar terlihat di
instagram pemilik Cafe The Vintage lebih banyak daripada Cafe Bejo’s Milk.
Akan tetapi untuk respon feedback dari konsumen Cafe Bejo’s Milk
lebih responsif daripada Cafe The Vintage, dapat dilihat dari caption atau
diskripsi foto dan komentar di kolom komentar dimana di Cafe The Vintage
cenderung hanya mem-posting foto saja tanpa caption atau penjelasan lebih
rinci, dan di Cafe Bejo’s Milk jika ada yang berkomentar langsung ditanggapi
oleh admin instagram Cafe Bejo’s Milk, lain halnya dengan Cafe The Vintage
yang lamban dalam menanggapi komentar followers-nya.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa penggunaan viral marketing untuk menyebarkan
pemasaran sosial dari Cafe The Vintage cukup efektif untuk menjangkau
masyarakat dalam mengetahui informasi mengenai Cafe The Vintage karena
dalam penerapannya proses penyebaran informasi yang menggunakan media
sosial akun instagram sangatlah cepat dan tidak mengenal waktu dan jarak dan
dapat menghemat biaya yang dikeluarkan.
Penggunaan viral marketing khususnya didalam penyebaran promosi
kuliner di media sosial memberikan kesempatan kepada masyarakat dan
menawarkan ruang bagi khalayak untuk tidak hanya berhenti menjadi
penonton pasif saja, namun dapat mengambil posisi yang lebih aktif dengan
cara ikut serta memasarkan dan memberikan respon tentang apa yang telah di
fasilitasi oleh Cafe The Vintage.
B. Saran
Mengingat pentingnya pelayanan pada bisnis kuliner pada rumah
makan atau Cafe, disarankan untuk Cafe The Vintage mempertahankan
promosi melalui instagram dan lebih sering lagi untuk mem-posting menu-
menu yang ada di Cafe The Vintage. Selain itu dapat memberikan promosi
57
lainnya untuk dapat menarik kon sumen lebih banyak lagi untuk mengunjungi
Cafe The Vintage.
Cafe The Vintage diharapkan terus berinovasi di menu-menu agar
semakin banyak pilihan untuk menarik pengunjung baru maupun lama. Serta
Cafe The Vintage untuk menambah fasilitas kipas angin agar semakin sejuk
untuk kenyamanan pengunjung, karena saat siang hari cuaca lebih terasa
panas.
Terkait dengan respon postingan dari akun instagram
@thevintage_metro untuk meningkatkan respon konsumen, disarankan setiap
postingan diberi diskripsi yang lebih jelas dan hastag agar postingan lebih
menarik. Selain itu diharapkan lebih memperhatikan tata letak foto pada saat
akan dipublikasikan.
Dengan jumlah karyawan the vintage sebanyak 13 karyawan yang
terdiri dari 10 koki dan 3 pramusaji. Diharapkan setiap 2 koki terdapat 1
karyawan pramusaji sehingga pelayanan di café the vintage bisa lebih efektif.
Dengan pelayanan yang cepat dan tepat waktu hal ini berguna untuk
kenyamanan pengunjung café the vintage.
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011).
Afni Regita, Sustainable Competitive Advantage Ekonomi Kreatif Indonesia
dalam Dinamika Perdagangan Internasional, (Yogyakarta: Deepublish,
2019).
Ahmad Farih, Ahmad Jauhari, dan Eko Widodo, “Pengaruh Promosi Melalui
Media Sosial Terhadap Pengambilan Keputusan Kursus Bahasa Inggris
Pare Dengan Viral Marketing Sebagai Variabel Intervening”, dalam Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 4, No 1, Januari 2019.
Ali Arifin, Viral Marketing On Strategy, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007).
Andreas Syah Pahlevi dkk, Kolase Pemikiran Ekonomi Kreatif Indonesia,
(Semarang: Oxy Consultant, 2018).
Anglesti Sari Kondang Kaloka, Pengaruh Viral Marketing Terhadap Minat Beli
Konsumen Melalui Kepercayaan Konsumen pada instagram
@makananjember, (2016).
Aris Raidowi, “ Etika Bisnis Persepektif Islam”, dalam Jurnal JHI, Vol 9, No. 2,
Desember 2011.
Artika Surniandari, “Viral Marketing Sebagai Strategi Pemasaran Produk Sariz”,
dalam Jurnal Widya Cipta, Vol 1, No 1, Maret 2017.
Carunia Mulya Firdausy, Strategi Pengembangan Ekonomi di Indonesia, (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017).
Cece Suryana, “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Etika
Bisnis Serta Implikasinya Pada Kinerja Karyawan”, dalam Jurnal
Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship, Vol. 10, No.2, Oktober 2016.
Dan Zarella, The Social Media Marketing Book, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta, 2010).
Danis puntoadi, Menciptakan Penjualan Melalui Media Sosial, (Jakarta: PT. Elex
Komputindo, 2011).
59
Ika Yunia Fauzi, “Etika Bisnis dalam Islam”, (Jakarta, Penerbit Kencana
Prenadamedia Group, 2013).
James R. Situmorang, “Pemasaran Viral-viral Marketing”, dalam Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol. 6, No 1, 31 Agustus 2010.
Kartono Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, (Bandung: Penerbit
Alumni, 1980)
Khorik Atul Aliyah, Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Terhadap
Keputusan Pembelian dengan Viral Marketing sebagai Variabel
Intervening, (2017).
LB. Ruth Florida W. M. Hutabarat, "Strategi Pengembangan Usaha Kuliner di
Kota Malang Berbasis Ekonomi Kreatif", dalam JESP, Vol. 7, No 1, Maret
2015.
Lexy J. Moleong, metode penelitian kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012).
LP2M, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2016).
Metasari Kartika, "Pemetaan Ekonomi Kreatif Subsektor Kuliner di Kota
Pontianak", dalam Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol.7,
No.1, 2018.
metrokota.bps.go.id
Moehar Daniel, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003).
Muhammad Fikri Vansuri, Pengaruh Viral Marketing Melalui Media Sosial
Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Pantai Dato Majene,
(2016).
Muhammad Yusuf Hamdani, "Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan
Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada
Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawiijaya Angkatan
2015/2016 yang pernah Melakukan Pembelian Online melalui Media
Sosial Instagram), dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 60 No.1,
Juli 2018.
60
Natasya Putri Andini et.al, "Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan
Pelanggan Dan Keputusan Pembelian (Studi Pada Mahasiswa Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Angkatan 2013 yang Melakukan
Pembelian Online Melalui Media Sosial Instagram)", dalam Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 11, No. 1, Juni 2014.
Novita Sari, “Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Kuliner Khas Daerah
Jambi”, dalam Jurnal Sains Sosio Humaniora, Vol 2 No 1 Januari - Juni
2018.
Puspa Rini dan Siti Czafrani, “Pengembangan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal
Oleh Pemuda Dalam Rangka Menjawab Tantangan Ekonomi Global”,
dalam Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Sosial dan Humaniora, Vol 1
Desember 2010.
Rafsel Tas’adi, “Pentingnya Etika Dalam Pendidikan”, dalam Jurnal Ta’dib, Vol
17, No. 2, Desember 2014.
Ririn Noviyanti, “Peran Ekonomi Kreatif Terhadap Pengembangan Jiwa
Entrepreneurship di Lingkungan Pesantren: Studi Kasus di Pondok
Modern Darussalam Gontor Putri 1”, dalam Jurnal Penelitian Ilmiah Intaj,
Vol 1, 2017.
Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia,
(Surakarta: Ziyad Visi Media, 2016).
Siti Nur Azizah, “Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal
Pandanus Handicraft dalam Menghadapi Pasar Modern Perspektif
Ekonomi Syariah (Study Case di Pandanus Nusa Sambisari Yogyakarta)”.
Social Media Marketing, (A Free And Essential Ebook From Seop, inc).
Sri Hudiarini, “Penyertaan Etika Bagi Masyarakat Akademik Di Kalangan Dunia
Pendidikan Tinggi”, dalam Jurnal Moral Kemasyarakatan, Vol.2, No.1,
Juni 2017.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2012).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2013).
61
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012).
Suryana, Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan
Peluang, (Jakarta: Salemba Empat, 2013).
Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan Ri, Panduan Optimalisasi Media
Sosial Untuk Kementrian Perdagangan RI, (Jakarta: Pusat Hubungan
Masyarakat, 2014).
Zul Asfi Arroyhan Daulay, “Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Dengan
Metode Triple Helix (Studi Pada UMKM Kreatif di Kota Medan)”, dalam
Jurnal Tansiq, Vol.1, No.2, Juli-Desember 2018.
62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
63
64
65
66
67
68
ALAT PENGUMPUL DATA
DAMPAK VIRAL MARKETING DALAM MENGEMBANGKAN
EKONOMI KREATIF KULINER MELALUI MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM (STUDI PROMOSI KULINER PADA AKUN INSTAGRAM
@THEVINTAGE_METRO DI KOTA METRO)
A. Wawancara Kepada Pemilik Cafe The Vintage
1. Kapan Cafe The Vintage ini berdiri?
2. Bagaimana sejarah berdirinya Cafe The Vintage?
3. Menu apa saja yang tersedia di Cafe The Vintage?
4. Terdapat berapa karyawan yang berkerja di Cafe The Vintage?
5. Apa yang membedakan Cafe The Vintage dengan Cafe lainnya di Kota
Metro?
6. Apakah ada fasilitas lain yang ditawarkan Cafe The Vintage selain tempat
yang bernuansa vintage?
7. Bagaimana strategi dalam mempromosikan Cafe The Vintage?
8. Media apa saja yang digunakan dalam mempromosikan Cafe The Vintage?
9. Bagaimana pengelolaan akun media sosial di Cafe The Vintage?
10. Apa dampak yang diterima dengan menggunakan strategi tersebut?
11. Apakah ada discount atau promo yang diberikan Cafe The Vintage?
12. Bagaimana dampak yang diterima dengan mengadakan discount atau
promo?
13. Apakah ada acara atau event yang Cafe The Vintage tawarkan?
14. Apa harapan yang ingin dicapai Cafe The Vintage dengan mengadakan
event tersebut?
15. Apakah Cafe The Vintage mengadakan event secara rutin, atau pada
waktu-waktu tertentu?
69
B. Wawancara Kepada Pelayan Cafe The Vintage
1. Bagaimana SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam pelayanan Cafe
The Vintage kepada konsumen?
2. Dari kalangan apa saja konsumen yang datang di Cafe The Vintage?
3. Kalangan mana yang paling dominan mengunjungi Cafe The Vintage?
4. Menu apa yang menjadi andalan Cafe The Vintage?
5. Menu apa yang paling banyak dipesan oleh konsumen?
6. Bagaimana pembagian tugas bagi karyawan Cafe The Vintage?
7. Bagaimana jam kerja karyawan Cafe The Vintage?
8. Apakah karyawan dilibatkan dalam mempromosikan Cafe The Vintage?
C. Wawancara Kepada Konsumen Cafe The Vintage
1. Darimana Anda mengetahui Cafe The Vintage?
2. Apakah Anda mengikuti media sosial Cafe The Vintage?
3. Bagaimana menurut Anda Cafe The Vintage?
4. Berapa kali Anda telah mengunjungi Cafe The Vintage?
5. Apa yang membuat Anda tertarik dengan Cafe The Vintage sehingga
memutuskan untuk mengunjungi Cafe The Vintage?
6. Menu apa yang Anda pesan saat mengunjung Cafe The Vintage?
7. Bagaimana dengan harga yang ada di menu?
8. Bagaimana menurut Anda pelayanan yang diberikan oleh Cafe The
Vintage
9. Saran apa yang ingin Anda berikan pada Cafe The Vintage?
70
71
Karakteristik Responden
Peneliti melakukan survey langsung ke lapangan untuk mendapatkan
informasi. Berdasarkan hasil survey yang telah peneliti lakukan terdapat 8
responden yang telah mengunjungi Cafe The Vintage dan informasi mendalam
melalui pemilik dan pengelola Cafe The Vintage. Untuk mengetahui pengaruh
viral marketing dalam mengembangkan ekonomi kreatif kuliner pada akun
instagram @Thevintage_metro, peneliti mengadakan wawancara kepada 9
responden yang peneliti anggap berpotensi untuk memberikan informasi. Berikut
2 data dari pemilik dan pengelola Cafe The Vintage dan 7 data lainnya yang
didapat dari responden yang telah mengunjungi Cafe The Vintage, yaitu:
Tabel
DataResponden106
No. NamaResponden Alamat Pekerjaan Usia
1. Elza Anisa Putri Kauman Metro
Pusat
Pemilik Cafe 35 th
2. Aditya Efendi Tejo Agung
Metro Timur
Pramusaji Cafe 25 th
3. Devi Arvina Tejo Agung,
Metro Timur
Pengunjung Cafe 20 th
4. Ihsan Rama Sandi Imopuro, Metro
Pusat
Pengunjung Cafe 23 th
5. Abduhu Zaini Ganjar Asri
Metro Barat
Pengunjung Cafe 25 th
6. Nurbaiti Meti Yosomulyo,
Metro Pusat
Pengunjung Cafe 22 th
7. Dwi Yogati Kauman Metro
Pusat
Pengunjung Cafe 38 th
8. Indah Alfateha Trimurjo Pengunjung Cafe 18 th
9. Darmansah Kendi Yosorejo,
Metro Timur
Pengunjung Cafe 22 th
106Data primer yang diolah,pada April2020.
72
Hasil wawancara dengan Elza Anisa Putri sebagai pemilik Cafe The
Vintage telah memberikan informasi terkait sejarah dan keadaan Cafe The
Vintage. Selain itu juga menjelaskan terkait apa saja yang membedakan Cafe The
Vintage dengan Cafe lainnya di Kota Metro yaitu Cafe The Vintage mengusung
konsep vintage yang membuat pengunjung dapat merasakan nostalgia di era 70an
dan konsep yang instagramable ala vintage. Fasilitas yang ditawarkan Cafe The
Vintage berupa wifi gratis, musholla bagi pengunjung muslim, tersedia juga
meeting room, lahan parkir yang luas, dan tempat yang nyaman.
Pemilik Cafe juga menjelaskan strategi dalam mempromosikan Cafe The
Vintage yaitu dengan media sosial instagram dan strategi dari mulut ke mulut.
Dalam pengelolaan akun media sosial di Cafe The Vintage hanya dengan
memiliki 1 admin saja untuk bertanggungjawab penuh terhadap akun instagram
yang langsung ditangani oleh pemiliknya sendiri. Penanganannya seperti selalu
meng-update hal-hal yang terjadi di Cafe The Vintage, baik tentang menu maupun
update-an kegiatan konsumen yang telah berkunjung. Dampak yang diterima
dengan menggunakan strategi tersebut sangat terasa, dimana konsumen yang
mengunjungi Cafe The Vintage dari waktu ke waktu mengalami peningkatan.
Terkait potongan harga atau discount pemilik Cafe menyatakan bahwa ada
tetapi tidak setiap saat, hanya pada hari-hari tertentu. Dampak yang diterima
dengan mengadakan discount atau promo, konsumen lebih tertarik untuk memakai
discount dalam menikmati sajian dari Cafe The Vintage dilihat dari jumlah
pengunjung yang datang saat adanya penawaran yang diberikan Cafe lebih
meningkat daripada hari biasanya.
73
Selain itu terdapat acara atau event yang ditawarkan, seperti live music
yang dilaksanakan pada hari kamis, jumat, dan sabtu. Lalu adanya music keyboard
yang dilaksanakan di hari minggu, Hal tersebut dapat menarik konsumen untuk
mengunjungi Cafe The Vintage dan menghabiskan waktu luang di Cafe The
Vintage sembari menikmati hiburan yang disediakan. harapan yang ingin dicapai
Cafe The Vintage dengan mengadakan event tersebut yaitu dapat meningkatkan
pengunjung yang nantinya pasti meningkatkan keuntungan.107
Hasil wawancara dengan Aditya Efendi sebagai kepala pelayanan Cafe
The Vintage telah memberikan informasi terkait SOP (Standar Operasional
Prosedur) dalam pelayanan Cafe The Vintage kepada konsumen yaitu senyum,
ramah, dan sopan. Menyapa pengunjung saatmasuk Cafe seraya mengucapkan
salam. Mencarikan tempat duduk yang diinginkan dan mempersilahkan duduk.
Memberikan menu dan menawarkan menu yang sedang banyak diminati
pengunjung di Cafe The Vintage. Mencatat pesanan yang dipesan oleh
pengunjung dan kembali mengkonfirmasi ke pengunjung atas pesanan yang baru
dicatat. Membacakan kembali pesanan yang dipesan sebelum meninggalkan
tempat. Menawarkan menu untuk ditambah. Menyajikan pesanan dengan lengkap
dan rapih. Sebelum pembayaran harus dicek terlebih dahulu menu tambahan.
Sebelum menjumlah total bayaran, membaca kembali pesanan kepada konsumen.
Mengucapkan terimakasih dan salam lalu kembali ke posisi semula.
Selain itu kalangan konsumen yang datang di Cafe The Vintage yaitu
kalangan remaja dan keluarga. Kalangan yang paling dominan mengunjungi Cafe
107Wawancara kepada Elza Anisa Putri sebagai Pemilik Cafe The Vintage, pada 25 Maret
2020.
74
The Vintage yaitu dari kalangan remaja baik pelajar maupun mahasiswa, Menu
apa yang menjadi andalan Cafe The Vintage adalah Patbingso dan Sapo Tahu.108
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat digarisbawahi bahwa baik
pemilik dan pramusaji sudah sangat menyiapkan segala sesuatu baik fasilitas
maupun standar operasi pelayanan untuk membuat pengunjung atau konsumen
merasa nyaman pada saat menikmati suasana di Cafe The Vintage. Hal ini juga
untuk menunjang berjalannya viral marketing yang secara tidak langsung dibuat
oleh pengunjung yang datang dengan membuat update-an story ataupun posting-
an foto di akun instagram pribadi miliknya. Selain itu, hal ini juga mampu
menunjang instagram @Thevintage_metro untuk terus memperbarui update-an
sehingga membuat siapapun yang melihatnya mampu tertarik juga mengunjungi
dan ikut menikmati sajian dan suasana Cafe.
Selain melakukan wawancara dengan pemilik dan kepala pelayanan Cafe
The Vintage, peneliti juga melakukan wawancara dengan pengunjung. Hasil
wawancara dengan Devi Arvina sebagai pengunjung Cafe The Vintage. Ia
Mengetahui Cafe The Vintage dari story instagram kawan, sehingga penasaran
hingga akhirnya tertarik untuk datang, ia juga sudah follow akun instragram Cafe
The Vintage. Menurutnya Cafe The Vintage nyaman, tempatnya bagus, dan
menarik karena ada event music. Ia telah mengunjungi Cafe The Vintage
sebanyak 3 Kali, yang membuat ia tertarik untuk mengunjungi Cafe The Vintage
yaitu tempat yang mendukung untuk berfoto, sangat instagramable sehingga
menghasilkan foto yang unik untuk dibagikan kembali di media sosial instagram,
108Wawancara kepada Aditya Efendi sebagai Kepala Pelayanan Cafe The Vintage, pada
25 Maret 2020.
75
dan diakhir pekan terdapat event music. Menu yang pernah ia pesan saat
mengunjungi Cafe The Vintage yaitu Kwetiau dan Patbingso dan menurut
responden makanan ini memiliki cita rasa yang enak. Terkait harga sesuai di menu
dan isi makanannya banyak dan juga sesuai dengan harga. Pelayanan yang
diberikan oleh Cafe The Vintage yaitu pelayanan yang cepat dan ramah, namun
diharapkan Cafe The Vintage dapat terus berinovasi dimenu-menu agar semakin
banyak pilihan.109
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat digarisbawahi bahwa
responden Devi Arvina mengetahui Cafe The Vintage melalui update-an story
media sosial di instagram kawannya, sehingga ia tertarik untuk dapat juga
merasakan dan menikmati tempat spot foto yang instagramable. Hal tersebut
sesuai dengan hasil wawancara dimana responden Devi Arvina merasa tertarik
setelah melihat update-an story milik kawannya di media sosial instagram.
Hasil wawancara dengan Ihsan Rama Sandi sebagai pengunjung Cafe The
Vintage. Ia Mengetahui Cafe The Vintage dari lokasi yang strategis dimana sering
dilewati sehingga menimbulkan rasa penasaran hingga akhirnya ia follow akun
instragram Cafe The Vintage dan melihat updatean menu makanan yang sangat
membuatnya ingin mengunjungi dan menikmati menu di Cafe The Vintage.
Setelah mengunjungi Cafe The Vintage Menurutnya Cafe The Vintage dalam
penyajian makanan menarik untuk difoto dan tempat yang bagus untuk mengajak
teman ke Cafe The Vintage. Ia telah mengunjungi Cafe The Vintage sebanyak 4
Kali. Selain itu yang membuat ia tertarik untuk mengunjungi Cafe The Vintage
109Wawancara kepada Devi Arvina sebagai Pengunjung Cafe The Vintage, pada Maret
2020.
76
bukan hanya karena makanan yang instagramable untuk dibagikan demi
kepentingan postingan foto tetapi juga memiliki rasa yang enak disetiap menunya.
Menu yang pernah ia pesan saat mengunjung Cafe The Vintage yaitu Jus Mangga
dan Paket Ayam Bakar. Harganya termasuk mahal tetapi sesuai dengan
banyaknya porsi sajian, pelayanan yang diberikan oleh Cafe The Vintage sangat
baik sehingga diharapkan Cafe The Vintage untuk tetap mempertahankan rasa
enaknya.110
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat digarisbawahi bahwa
responden Ihsan Rama Sandi mengetahui Cafe The Vintage dikarenakan ia sering
melewati lokasi tempat Cafe The Vintage yang tepat berada di jalan raya Tejo
Agung Metro Timur, lalu responden Ihsan Rama Sandi mencari akun instragram
Cafe The Vintage dan mem-follownya guna mengetahui menu seperti apa yang
disajikan di Cafe tersebut. Setelah melihat posting-an foto di akun
@thevintage_metro responden memutuskan untuk mengunjungi Cafe dan
akhirnya responden Ihsan Rama Sandi menyimpulkan bahwa selain makanan dan
tempat yang sangat instagramable, Cafe ini juga mempunyai cita rasa dari setiap
menu yang disajikan terasa sangat enak.
Hasil wawancara dengan Abduhu Zaini sebagai pengunjung Cafe The
Vintage. Ia mengetahui Cafe The Vintage dari story instagram kawan, sehingga
penasaran hingga akhirnya tertarik untuk datang, ia juga telah follow akun
instragram Cafe The Vintage. Menurutnya Cafe The Vintage tempatnya strategi
mudah ditemukan dan dekat dengan tempat tinggal. Ia telah mengunjungi Cafe
110Wawancara kepada Ihsan Rama Sandi sebagai Pengunjung Cafe The Vintage, pada
Maret 2020.
77
The Vintage sebanyak 4 kali, yang membuat ia tertarik untuk mengunjungi Cafe
The Vintage yaitu Tempatnya yang nyaman untuk nongkrong bersama teman-
teman dan adanya fasilitas wifi gratis serta dekat dengan tempat tinggal. Menu
yang pernah dipesan saat mengunjung Cafe The Vintage yaitu Pancake dan
Patbingso. Harga dimenu sesuai dengan kualitas enaknya dan kuantitas dalam
penyajiannya. Pelayanan yang diberikan oleh Cafe The Vintage yaitu pelayanan
yang cepat dan ramah, namun diharapkan Cafe The Vintage untuk menambah
fasilitas kipas angin agar makin sejuk karena saat siang hari cuaca lebih terasa
panas.111
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat digarisbawahi bahwa
responden Abduhu Zaini mengetahui Cafe The Vintage melalui update-an story
media sosial di instagram kawannya sehingga ia tertarik untuk mengunjungi Cafe
The Vintage. Selain itu menurutnya lokasi tempat Cafe yang dekat tempat
tinggalnya menjadi nilai tambah tersendiri karena sangat menghemat biaya
transportasi apabila ia ingin berkumpul dengan kawan-kawannya.Selain itu daya
tarik tempat yang nyaman untuk menghabiskan waktu juga sangat memadai
dikarenakan adanya fasilitas wifi gratis.
Hasil wawancara dengan Nurbaiti Meti sebagai pengunjung Cafe The
Vintage. Ia mengetahui Cafe The Vintage Metro dari postingan foto instagram
kawannya, ia juga sudah mem-follow akun instagram Cafe The Vintage.
Menurutnya Cafe The Vintage merupakan tempat yang nyaman dan luas, ia telah
mengunjungi Cafe The Vintage sebanyak 4 kali. Ia tertarik dengan Cafe The
111Wawancara kepada Abduhu Zaini sebagai Pengunjung Cafe The Vintage, pada Maret
2020.
78
Vintage karena makanan dan minuman yang enak sehingga ingin kembali lagi
mengunjungi Cafe The Vintage. Menu yang ia pesan saat mengunjungi Cafe The
Vintage yaitu Ayam Bakar, Es Teh dan Patbingso, untuk harga ia mengatakan
sesuai dengan menu yang disediakan, apalagi tempatnya bagus, kekinian dan
nyaman sehingga menghasilkan foto yang unik untuk dibagikan kembali di media
sosial instagram. Untuk pelayanan yang diberikan oleh Cafe The Vintage sangat
baik dan cepat dalam penyajiannya, namun diharapkan untuk mempertahankan
menu Patbingso yang selalu enak.112
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat digarisbawahi bahwa
responden Nurbaiti Meti mengetahui Cafe The Vintage melalui postingan
fotomedia sosial di instagram kawannya sehingga ia tertarik untuk mengunjungi
Cafe The Vintage dan dapat disimpulkan bahwa menurutnya selain sajian menu
yang terasa enak, Cafe ini juga mempunyai tempat yang nyaman dan kekinian
untuk berfoto guna kebutuhan posting foto di media sosial, sehingga responden
selalu ingin mengunjungi cafe ini secara rutin.
Hasil wawancara dengan Dwi Yogati sebagai pengunjung Cafe The
Vintage. Ia mengetahui Cafe The Vintage Metro dari postingan instagram rekan
kerjanya dan ia tidak mem-follow akun instagram Cafe The Vintage tetapi ia
sudah mengunjungi Cafe The Vintage. Menurutnya Cafe The Vintage
memberikan fasilitas parkiran yang luas, adanya eventmusic yang asik, serta
makanan yang enak dan instagramable. Ia telah mengunjungi Cafe The Vintage
sebanyak 5 kali, ia tertarik dengan Cafe The Vintage karena Fasilitas parkir yang
112Wawancara kepada Nurbaiti Meti sebagai Pengunjung Cafe The Vintage, pada Maret
2020.
79
luas, tempat bersantai yang nyaman bersama keluarga dan adanya fasilitas wifi
gratis sehingga ingin kembali lagi mengunjungi Cafe The Vintage. Menu yang
pernah ia pesan saat mengunjungi Cafe The Vintage yaitu Pancake dan
Patbingso, untuk harga sesuai dengan kantong dan rasa yang sesuai dengan lidah
atau enak, apalagi tempatnya bagus kekinian dan nyaman. Untuk pelayanan yang
diberikan oleh Cafe The Vintage pelayanan yang ramah, cepat dan teliti dalam
melayani pesanan, namun diharapkan Cafe The Vintage untuk menambah fasilitas
AC sehingga lebih nyaman.113
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat digarisbawahi bahwa
responden Dwi Yogati mengetahui Cafe The Vintage melalui postingan fotomedia
sosial di instagram rekan kerjanya sehingga ia tertarik untuk langsung
mengunjungi Cafe The Vintage. Menurutnya ia tertarik dengan Cafe The Vintage
dikarenakan fasilitas parkir yang luas, rasa makanan yang enak, suasana tempat
bersantai yang nyaman bersama keluarga dan adanya fasilitas wifi gratis sehingga
responden ingin kembali lagi mengunjungi Cafe The Vintage.
Hasil wawancara dengan Indah Alfateha sebagai pengunjung Cafe The
Vintage, ia mengetahui Cafe The Vintage Metro dari lokasi yang strategis dimana
sering dilewati dan mendengar cerita kawan bahwa cafe tersebut bagus dan
makanannya enak, ia juga telah follow akun instagram Cafe The Vintage.
Menurutnya Cafe The Vintage merupakan Cafe yang sangat instagramable hal ini
dibuktikan dengan banyaknya spot foto ala tahun 70an yang mampu membawa
responden merasakan nostalgia, dan terdapat juga event music yang asik, serta
113Wawancara kepada Dwi Yogati sebagai Pengunjung Cafe The Vintage, pada Maret
2020.
80
makanan yang enak dan instagramable saat difoto. Ia telah mengunjungi Cafe The
Vintage sebanyak 2 kali, ia tertarik dengan Cafe The Vintage karena Tempat
yang menarik dimana membuat pengunjung dapat merasakan di era 70-an dan
mendukung untuk foto instagramble yang nyaman bersama teman-teman dan
adanya fasilitas wifi gratis sehingga ingin kembali lagi mengunjungi Cafe The
Vintage. Menu yang ia pesan saat mengunjungi Cafe The Vintage yaitu Pancake,
Nasi Goreng dan Jus Naga, untuk harga ia mengatakan harga sesuai dengan rasa,
apalagi tempatnya bagus kekinian dan nyaman.Untuk pelayanan yang diberikan
oleh Cafe The Vintage pelayanannya ramah dan cepat dalam penyajiannya, cepat
dan teliti dalam melayani pesanan, namun diharapkan Cafe The Vintage untuk
menambah menu makanannya.114
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat digarisbawahi bahwa lokasi
Cafe yang strategis menjadi salah satu daya tarik responden untuk mengunjungi
Cafe The Vintage, ditambah lagi tampilan makanan dan tempat yang
instagramable yang sangat bagus bila dibagikan di media sosial khususnya
instagram.
Hasil wawancara dengan Darmansah Kendi sebagai pengunjung Cafe The
Vintage. Ia mengetahui Cafe The Vintage Metro dari postingan ibu-ibu alumni
SMA Kristen, ia tidak follow akun instagram Cafe The Vintage, menurutnya Cafe
The Vintage merupakan Cafe yang bernuansa jadul tetapi tetap dibalut nuansa
modern. Ia telah mengunjungi Cafe The Vintage sebanyak dua kali, ia tertarik
dengan Cafe The Vintage karena tempat yang luas, adanya fasilitas meeting room
114Wawancara kepada Indah Alfateha sebagai Pengunjung Cafe The Vintage, pada Maret
2020.
81
yang memudahkan untuk mengadakan acara seperti reunian. Menu yang pernah ia
pesan saat mengunjungi Cafe The Vintage yaitu Ayam Goreng dan Es Teh dan
untuk rasanya menurut responden makanan di Cafe The Vintage memiliki cita
rasa yang enak, untuk harga ia mengatakan Harga yang sesuai dengan fasilitas dan
rasa yang diberi, apalagi tempatnya bagus kekinian dan nyaman. Untuk pelayanan
yang diberikan oleh Cafe The Vintage pelayanannya cepat, ramah dan bersih,
cepat dan teliti dalam melayani pesanan, namun diharapkan Cafe The Vintage
untuk semakin banyak berinovasi pada menu makanan.115
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat digarisbawahi bahwa
responden mengetahui Cafe The Vintage melalui postingan foto di instagram
salah satu kawannya di instagram sehingga ia tertarik untuk langsung
mengunjungi. Menurutnya ia tertarik dikarenakan adanya fasilitas meeting room
dan tempat yang luas untuk berkumpul bersama kawan ataupun keluarga.
Dari hasil wawancara peneliti terhadap 7 responden dapat ditarik garis
besar bahwa mereka menyatakan puas dengan cita rasa enak pada makanan
sebanyak 6 orang. Suasana tempat yang nyaman dengan spot foto yang sangat
instagramable sebanyak 7 orang. Serta pelayanan yang diberikan oleh Cafe The
Vintage yang dirasakan sangat baik dalam melayani pengunjung sebanyak 5
orang. Yang mengetahui Cafe The Vintage dari media sosial instagram sebanyak
5 orang, dan responden yang telah mengikuti atau follow media sosial instagram
@Thevintage_metro sebanyak 5 orang. Hal ini didasarkan dari hasil wawancara
secara langsung dengan para responden.
115Wawancara kepada Darmansah Kendi sebagai Pengunjung Cafe The Vintage, pada
Maret 2020.
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
FOTO WAWANCARA
A. Bersama Pemilik Cafe The Vintage
B. Bersama Kepala Pelayan Cafe The Vintage
96
C. Bersama Responden Pengunjung Cafe The Vintage
97
98
CAFE THE VINTAGE
A. Tampak Cafe The Vintage di Lantai 1
99
B. Tampak Cafe The Vintage di Lantai 2
100
C. Tampak Musholla di Cafe The Vintage
D. Tampak Meeting Room di Cafe The Vintage
101
E. Menu di Cafe The Vintage
102
103
104
105
RIWAYAT HIDUP
Risa Alvia lahir pada tanggal 25 Juni 1998
di Kota Metro. Anak pertama dari tiga bersaudara
dari pasangan Bapak Syamsu Rizal dan Ibu Livia
Susanty. Tinggal bersama kedua orangtua di
Kelurahan Margorejo, Kecamatan Metro Selatan,
Kota Metro.
Pendidikan yang pernah ditempuh oleh peneliti adalah di TK Bhayangkari
Metro pusat diselesaikan pada tahun 2003, selanjutnya di SD Negeri 01 Metro
Pusat diselesaikan pada tahun 2009, selanjutnya di SMP Muhammadiyah 1 Metro
diselesaikan pada tahun 2012, dan dilanjutkan kejenjang SMA Negeri 4 Metro
jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial diselesaikan pada tahun 2015. Pada tahun 2015
peneliti terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Ekonomi Syariah di Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Metro Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
top related