skripsi campuran
Post on 08-Jul-2016
53 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR INDUSTRI
DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR
DI BEI
SKRIPSI RESEARCH GROUP
PROGRAM HIBAH KOMPETISI (PHK) A3 JURUSAN AKUNTANSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Akuntansi
Oleh:
DWI SRI SARWENDAH
2006310103
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2010
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SUB SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG
TERDAFTAR DI BEI
Diajukan oleh :
DWI SRI SARWENDAH
2006310103
Skrispsi ini telah dibimbing
dan dinyatakan siap diujikan
Dosen Pembimbing, Co. Dosen Pembimbing
Tanggal : 10 Februari 2010 Tangal : 10 Februari 2010
Erida Herlina, SE.,M.Si Triana Mayasari, SE.,M.Si.,Ak
ii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SUB SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG
TERDAFTAR DI BEI
Disusun oleh
DWI SRI SARWENDAH
2006310103
Dipertahankan di depan Tim Penguji
dan dinyatakan Lulus Ujian Skripsi
Pada tanggal 18 Februari 2010
Tim Penguji
Ketua : Dra. Gunasti Hudiwinarsih, Ak.,M.Si ...........................
Sekretaris : Erida Herlina, SE.,M.Si ...........................
Anggota : Nurul Hasanah Uswati Dewi, SE.,M.Si.Ak ...........................
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Dwi Sri Sarwendah
Tempat, Tangal Lahir : Bojonegoro, 23 April 1988
NIM : 2006310103
Jurusan : Akuntansi
Program Pendidikan : Strata 1
Konsentasi : Akuntansi Keuangan
Judul : Analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing, Co. Dosen Pembimbing
Tanggal : ..................... Tangal : ......................
Erida Herlina, SE.,M.Si Triana Mayasari, SE.,M.Si.,Ak
Ketua Jurusan Akuntansi,
Tanggal : ............
Dra. Gunasti Hudiwinarsih, Ak., M.Si
iv
MOTTO
Lakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati dengan segala
kemapuan dan usaha yang maksimal, berikhtiar serta berdoa
kepada Allah. InsyaAllah apapun hasil yang diperoleh hati
akan terasa Puas, jauh dari sgala penyesalan dan
kekecewaan.
Apapun yang terjadi dalam hidup ini, mungkin bukan
yang terbaik menurut Qt tapi sesungguhnya itu merupakan
anugrah terbaik dari Allah.
Jadikan orang yang berada di atas Qt sebagai
inspirasi dan orang yang berada di bawah Qt
sebagai koreksi.
PERSEMBAHAN Syukur Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT.....atas Rahmat,
Hidayah, Petunjuk, kemudahan, bimbingan, dan segalanya yang
telah ENGKAU Berikan,,, sehingga Hamba-MU bisa seperti
sekarang ini....dan skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Trimakasih Ya ALLAH.
v
Untuk My PareNts, Matur Suwun Atas Sgala pengorbanan,
Upaya, KesabaRan, Dukungan, doA, NaseHat yang telah Ibu
dan Bapak Berikan. Tanpa ibu dan Bapak semua ini tidak
mungkin terjadi. Ow ya...Makasih juga bwt Mak Pah N’
Keluarga, makasih buat My parents-in-law, atas Doa yang
diberikan.
to SpeCial SomeOne In My Life My fiance LuPy_EdyArd
maKsiH atas Kasih Sayang, SupPort, Bimbingan, Nasehat,
keSabaran, Doa n semua yang telah kamu bErikan...... Makasih
Yach.....
Alhamdulilah Q skarang dah lulus Lhoh....lAn9kah
Selanjutnya adalah....???
to My Sister N Family......” K’ Yut_Mangil, N’ Husband.....Indah
Boo, Teguh Keceng, Ca’Yoo.....”Makasih Ats Doa N’
SupportNa........
to Prenz R_G,, SuMeme, HenDra, Kie-Kie....Alhamdulilah Qt dah
Lu2s....Qt B’4 g munGkin Bimbingan Bareng lagi...ke Bu.Maya
N Bu. Erida Uhu..Uhu....sedih D”
Smangaaaddd Prenz, Smga Qt Smua Sukses...Amiin.
to Nia Nadjong, Dewi Panti, Ny. Sapta_Heny La Popo, Mbok
Bariyah_Natalia Makasih Buanget atas Support, dOa N’ sGala
Kebaikan Kalian, Q g kan Lupain kAlian Smua....Makasih banyak
Teman2 semoga kalian Smua cpet lulus N sukses Yach.....Q g
akan bisa bAlas kebaikan kalian semua...Smoga ALLAh yang
membalasnya...Amiin. btw Temen2..Qt g mungkin lagi kumpul
bAreng N ngurumpi diKos....Uhu...Uhu.....
To All Konco-Konco Lawas yang suka Grumbul Bareng
“Lek Tik2 yang slalu Prihatin, Liadae, Hawy_Efendi, Agus Kanibal
Kebo gembrot, Slemz, Vanya, C-gid, Dion”
Makasih atas Kebaikan Kalian Smua. Qt Skarang Dah
Lu2s, Sukses Yach buat Qt smua...
To my Friends “ Riris, Rifda, Tanty, Noer Indah, Ki2 Pur, Dian R,
WaHyu Lestari, Rizka_emak, Rizka_Imut, DaniAlfi” yang
memberikan dukungan, masukan N’ Doa Makasih ya......Sukses
Teman2.
To Semua pihak yang tidak bisa diSebutkan satu2 dan teMen2
an9katan 2006 Jurusan Akuntansi, Penghuni BALINITY Kost yang
telah membantu terselesaikannya Skripsi ini wenda
mengucapkan banyak terimakasih...
To Keluarga Besar UKM BolaVoli sPcl 2 Dian Kusuma Imoet (?)
N’ semua Angkatan 2006, Mas2 N Mbak2, Adek2 makasih
Banyak atas Pengalaman N’ Smua yang diberikan. Perbedaan
pendapat itu hal yang biasa bt Qt semua tetep sodara... maju
terus UKM BV.... Salam BV-Ceria....
To Dosen pembimbing Q.....”Bu. Erida N’ Bu. Maya” Makasih
Banyak Bu....atas Segala Bimbingan, Ilmu, dAn Support yang
Ibu berikan....Akhirnya Qt B’4 gak Bolak-balik Bimbingan lagi
Bu..he...hee...Alhamdulilah Wenda n temen2 R_G dah Lulus.
To Dosen waliQ.... “Bapak Wilopo” Wenda Mengucapkan
teriMakasih Banyak atAs naSehat yang Bapak Berikan.
tO Bapak N Ibu Dosen STIE PERBANAS,Terimakasih atas Ilmu
yang diberikan......
tO Semua elemen Perpustakaan STIE Perbanas Surabaya,,
terimakasih atas Segala Fasilitas yang diberikan Sehingga
Skripsi ini dapat Selesai Tepat pada waktunya.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan karunia, rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadao
kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur sub sektor
Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI”. penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan
sangat berperan bagi pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan.
Skripsi ini diajukan sebagai salah syarat penyelesaian program pendidikan strata
satu Jurusan Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak penulis terima dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena
itu dengan segala hormat penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Tatik Suryani, Psi.,CPM. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Perbanas Surabaya
2. Ibu Dra. Gunasti Hudiwinarsih, M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi
sekaligus Dosen Penguji Skripsi.
3. Ibu Erida Herlina SE.,M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Penelitian.
4. Ibu Triana Mayasari SE.,M.Si., Ak Selaku Co. Dosen Pembimbing Penelitian.
5. Bapak DR. DRS. R. Wilopo, M.Si.,Ak selaku Dosen Wali yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan selama kuliah di STIE Perbanas
Surabaya.
vi
6. Ibu Nurul Hasanah Uswati Dewi, SE.,M.Si., Ak selaku Dosen Penguji Skripsi.
7. Seluruh Dosen Karyawan dan Civitas Akademi STIE Perbanas Surabaya.
8. Staf Perpustakaan dan Akademik STIE Perbanas Surabaya.
Mengingat penulis memiliki banyak keterbatasan, maka penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Harapan dari penulis semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya bagi peneliti
selanjutnya yang mengambil judul yang sama.
Surabaya, 1 Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN SIAP UJI ............................................................... ii
HALAMAN LULUS UJIAN SKRIPSI. ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...... ............................................... v
KATAPENGANTAR ................ ........................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL................ ................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR................... ......................................................................... .ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... .....................x
ABSTRAK/RINGKASAN........... ....................................................................... ..xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah... ........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian... ............................................................................... 6
1.4 Manfaat penelitian ... ............................................................................. 7
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi .. ............................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 10
2.2 Landasan Teori ................................................................. .................. 23
2.2.1 Laporan keuangan ................................................................... 23
2.2.2 Pengungkapan Laporan Keuangan .......................................... 36
2.2.3 Luas Pengungkapan............................................................... . .37
2.2.4 Pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela................ .. 38
2.2.5 Tingkat Leverage ..................................................................... 49
2.2.6 Rasio Likuiditas ....................................................................... 51
2.2.7 Profitabilitas ............................................................................ 53
2.2.8 Struktur Kepemilikan Publik ................................................... 55
2.2.9 Struktur Kepemilikan Asing .................................................... 56
2.2.10 Ukuran perusahaan .................................................................. 56
2.2.11 Umur Perusahaan .................................................................... 57
2.2.12 Kantor Akuntan Publik ............................................................ 59
2.3.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 59
2.3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 65
vii
3.2 Batasan Penelitian ............................................................................... 65
3.3 Identifikasi Variabel ............................................................................ 66
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................. 67
3.4.1 Variabel Dependen .................................................................. 67
3.4.2 Variabel Independen ................................................................ 68
3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 72
3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data .................................................. 72
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................... 73
BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS
DATA..................................................................................................80
4.1 Gambaran Subyek Penelitian..............................................................80
4.2 Analisis data........................................................................................82
4.2.1 Analisis Deskristif......................................................................82
4.22 Analisis Statistik......................................................................106
4.2.3 Pembahasan .............................................................................117
BAB V PENUTUP........................................................................................... ...135
5.1 Kesimpulan .................................................................................... .135
5.2 Keterbatasan Penelitian.................................................................... 137
5.3 Saran................................................................................................. 138
DAFTAR PUSTAKA
J. Banghøj, T. Plenborg/Accounting and Finance XX (2008) XXX–XXX
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 : Daftar Pengungkapan Sukarela yang termasuk 49
dalam pengugkapan wajib
Tabel 4.1 : Seleksi Sampel 82
Tabel 4.2 : Keterwakilan Sampel untuk tahun 2004-2007 84
Tabel 4.3 : Daftar Persentase item yang diungkapkan 85
Tabel 4.4 : Deskriptif Statistik pengungkapan Sukarela 90
Tabel 4.5 : Daftar Indeks Kelengkapan Pengungkapan 91
Tabel 4.6 : Deskriptif Statistik Rasio leverage 92
Tabel 4.7 : Daftar Rasio Leverage 92
Tabel 4.8 : Deskriptif Statistik Rasio Likuiditas 93
Tabel 4.9 : Daftar Rasio Likuiditas 94
Tabel 4.10 : Deskriptif Statistik Rasio Profitabilitas 95
Tabel 4.11 : Daftar rasio Profitabilitas 96
Tabel 4.12 : Deskriptif Statistik Ukuran Perusahaan 97
Tabel 4.13 : Daftar Ukuran Perusahaan 98
Tabel 4.14 : Deskriptif statistik Kepemilikan Saham Publik 99
Tabel 4.15 : Daftar kepemilikan Saham Publik 99
Tabel 4.16 : Deskriptif Statistik Kepemilikan Saham Asing 101
Tabel 4.17 : Daftar kepemilikan saham Asing 102
Tabel 4.18 : Deskriptif Statistik Umur perusahaan 103
Tabel 4.19 : Daftar Umur Perusahaan 104
Tabel 4.20 : Daftar Kantor Akntan Publik 105
Tabel 4.21 : Hasil Uji Normalitas data 107
Tabel 4.22 : Hasil Uji Autokorelasi 108
Tabel 4.23 : Tabel Durbin Watson 108
Tabel 4.24 : Hasil Uji Multikolonieritas data 109
Tabel 4.25 : Hasil Uji Heteroskedastisitas 110
Tabel 4.26 : Hasil Koefisien Determinasi 110
viii
Tabel 4.27 : Hasil Uji Signifikansi (Uji F) 112
Tabel 4.28 : Hasil Uji signifikansi Parameter individual (Uji t) 112
Tabel 4.29 : Rangkuman hasil Analisis 117
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran 60
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 2 : Daftar Item pengungkapan Sukarela
Lampiran 3 : Daftar Item Pengungkapan Wajib
Lampiran 4 : Data Perusahaan yang Melakukan Pengungkapan Sukarela
Lampiran 5 : Daftar Indeks Pengungkapan Sukarela
Lampiran 6 : Data Presentase Pengungkapan Sukarela
Lampiran 7 : Data Rasio Leverage
Lampiran 8 : Data Rasio Likuiditas
Lampiran 9 : Data Rasio profitabilitas (NPM)
Lampiran 10 : Data Ukuran Perusahaan (size)
Lampiran 11 : Data Kepemilikan Saham Publik
Lampiran 12 : Data Kepemilikan Saham Asing
Lampiran 13 : Data Umur Perusahaan
Lampiran 14 : Data Kantor Akuntan Publik
Lampiran 15 : Data Karakteristik Perusahaan Dan Indeks Kelengkapan Pengungkapan
Lampiran 16 : Deskriptif Statistik
Lampiran 17 : Hasil Uji Normalitas
Lampiran 18 : Hasil Uji Autokorelasi
Lampiran 19 : Hasil Uji Multikolonieritas
Lampiran 20 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 21 : Hasil Uji Koefisien Determinasi
x
Lampiran 22 : Hasil Uji Signifikansi (Uji F)
Lampiran 23 : Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Lampiran 24 : Daftar perusahaan yang menlakukan pengungkapan komite audit
Lampiran 25 : Daftar perusahaan yang menlakukan pengungkapan persetujuan
laporan keuangan konsolidasian
Lampiran 26 : Daftar perusahaan yang melakukan pengungkapan tanggung jawab
laporan keuangan konsolidasian
Lampiran 27 : Daftar perusahaan yang melakukan pengungkapan laporan keuangan
induk perusahaan
Lampiran 28 : Daftar perusahaan yang melakukan pengungkapan laporan keuangan
proforma
Lampiran 29 : Daftar perusahaan yang melakuan pengungkapan informasi
kesejahteraan karyawan.
ANALIZE THE INFLUENCE COMPANY CARACTERISTIC TOWARD
COMPLETENESS OF FINANCIAL STATEMENT DISCLOSURE OF
MANUFACTURED COMPANY SECTOR NATURE AND CHEMISTRY LISTED
IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
DWI SRI SARWENDAH
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya
ABSTRACTION
The purpose of this research are to analyze the financial statement disclosure
from the company wich listed in Indonesian Stock Exchange period 2004 to 2007. This
research analize the influence of company characteristic toward financial statement
disclosure. The company caracteristic as independent variable consist of Leverage
Ratio, Liquidity Ratio, Profitability Ratio, Company Size, Precentage Stock of Public
Owned, Precentase Stock of Foreign Owned, Company Ages, and Public Accountant.
Dependen variabel is financial statement disclosure.
The financial statement disclosure focussed on voluntary disclosure. The
Voluntary Disclosure Index, a measure of the quality of corporate disclosure on annual
reports. In this study measured by the list of 30 information based on 33 information as
used by Suripto (1999) wich suitable with mandatory disclosure.
Statistic method with used in this research is multiple regretion. The sampel of
this research is 164 companies wich listed in Indonesian Stock Exchange periode 2004
to 2007. The result of this research show that company size has significant influence
toward financial statement disclosure but Leverage Ratio, Liquidity Ratio, Profitability
Ratio, Precentage Stock of Public Owned, Precentase Stock of Foreign Owned,
Company Ages, and Public Accountant has no significant influence toward financial
statement disclosure.
Keywords : Financial statement disclosure, voluntary disclosure, Leverage Ratio,
Liquidity Ratio, Profitability Ratio, Company Size, Precentage Stock of
public Owned, Precentase Stock of Foreign Owned, Company Ages, and
Public Accountant
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Manajemen perusahaan memikul tanggungjawab utama dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Manajemen juga berkepentingan
dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki
akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu
dalam melaksanakan tanggungjawab perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Standar Akuntansi Keuangan (2007 :11). Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian tidak
sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informsai setiap pengguna. Standar
Akuntansi Keuangan (2007 : 10). Pengguna laporan keuangan meliputi investor
sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan
kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan
masyarakat. Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 9)
Informasi yang didapat dari suatu laporan keuangan perusahaan tergantung pada
tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan keuangan yang bersangkutan.
Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga menghasilkan
keputusan yang cermat dan tepat. Informasi yang diungkapakan dalam laporan
tahunan dapat dikelompokkan menjadi pengungkapan wajib
2
(mandatiry disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh
peraturan yang berlaku. Peraturan mengenai pengungkapan informasi dalam
laporan keuangan di Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan
ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002. Sedangkan pengungkapan sukarela
merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi
akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh
para pemakai laporan keuangan tersebut. Menurut peraturan mengenai laporan
keuangan yang ada di Indonesia hal semacam ini dimungkinkan.
Penelitian ini akan memberikan gambaran tentang sifat perbedaan
kelengkapan antar perusahaan dan faktor–faktor yang mempengaruhinya, serta
dapat memberikan petunjuk tentang kondisi perusahaan pada suatu masa
pelaporan. Dalam pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik,
pengungkapan laporan keuangan menjadi faktor yang signifikan. Pengungkapan
laporan keuangan dapat dilakukan dalam bentuk penjelasan mengenai kebijakan
akuntansi yang ditempuh, kontingensi, metode persediaan, dan jumlah saham
yang beredar dan ukuran alternatif, misalnya pos–pos yang dicatat dalam
historical cost.
Penelitian tentang kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan dan
faktor–faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang penting dilakukan.
Beberapa penelitian empiris terdahulu menunjukkan bahwa karakteristik–
karakteristik perusahaan yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan
meliputi : Pertama, Rasio Leverage suatu perusahaan (Marwata, 2001). Schipper
3
(1981) dalam Marwata (2001) menyatakan bahwa semakin tinggi rasio leverage
maka akan menyediakan informasi secara lebih banyak untuk memenuhi
kebutuhan kreditur jangka panjang. Kedua, Rasio likuiditas (Edy Subiantoro,
1996) dalam Fitriani (2001) menyatakan bahwa kondisi keuangan yang sehat,
yang antara lain ditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang tinggi, berhubungan
dengan pengungkapan yang lebih luas. Ketiga, profitabilitas (Binsar
H.Simanjuntak dan Lusy Widyastuti, 2004). Dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa net profit margin mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan perusahaan publik. Sigvi dan Desai (1998) dalam Binsar H.Simanjuntak
dan Lusy Widiastuti (2004) mengutarakan bahwa rentabilitas ekonomi dan profit
margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi
yang terinci. Keempat, Ukuran perusahaan (Suripto, 1998). Penelitian Suripto
(1998) menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan akan memberikan
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan yang lebih luas. Kelima, Umur
perusahaan (Marwata, 2001). Umur perusahaan mempunyai hubungan positif
dengan kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasari adalah bahwa
perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak dalam
mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih
banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang
perusahaan. Keenam, struktur kepemilikan publik (Fitriani, 2001) dalam
penelitiannya membuktikan bahwa variabel status perusahaan mempengaruhi
kelengkapan pengungkapan. Keempat, Menurut Susanto (1992) dalam Fitriani
(2001), perusahaan berbasis asing (PMA) mungkin melakukan pengungkapan
4
yang lebih luas. Kedelapan, Kantor Akuntan Publik (Fitriani, 2001). Dalam
penelitian Fitriani (2001) menyatakan bahwa variabel Kantor Akuntan Publik
mempengaruhi indeks kelengkapan pengungkapan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini
menggabungkan beberapa variabel dari peneliti terdahulu, sehingga variabel
dalam penelitian ini lebih kompleks. Penelitian ini juga memberikan rentang
waktu amatan yang lebih lama yaitu selama empat tahuan amatan dan hanya
terbatas pada pengungkapan sukarela karena aturan tentang ungkapan wajib telah
ditetapkan, sedangkan pengguna informasi menuntut untuk pengungkapan
informasi yang lebih luas, sehingga perusahaan secara sukarela melakukan
pengungkapan melebihi ungkapan yang diwajibkan. Penelitian ini merupakan
bagian dari penelitian kelompok (Research Group) yang menguji pengaruh
kelengkapan pengungkapan sukarela dari masing-masing sub sektor dari
perusahaan manufaktur. Dalam penelitian ini hanya mengambil sampel
perusahaan manufaktur sub sektor Industri dasar dan kimia yang sebagian besar
dimiliki oleh swasta yang go publik dan telah mencatatkan dipasar modal. Sejak
tahun 2002, Industri dasar dan kimia juga menyediakan lapangan kerja yang
cukup banyak bagi masyarakat dan juga memberikan kontribusi yang besar pada
pemerintah malalui pajak. Alasan lain yang mendasari pemilihan sampel dalam
penelitian ini yaitu industri dasar dan kimia merupakan sub sektor industri yang
paling banyak diantara beberapa sub sektor yang lain dari perusahaan manufaktur.
Industri dasar dan kimia terdiri dari Industri semen, Industri logam, Industri
5
kimia, Industri plastik dan kemasan, Industri pakan ternak, Industri kayu, serta
industri pulp dan kertas.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apakah Rasio Leverage berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor industri
dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007?
2. Apakah Rasio Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor industri
dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007?
3. Apakah Rasio Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor industri
dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007?
4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor industri
dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007?
5. Apakah struktur kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007?
6. Apakah Struktur kepemilikan asing berpengaruh signifikan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007?
6
7. Apakah Umur Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor industri
dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007?
8. Apakah Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor industri
dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007?
1.3 Tujuan pen elitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara Leverage terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
2. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara Likuiditas terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
3. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara Profitabilitas terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
4. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara ukuran perusahaan
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur
sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
5. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara struktur kepemilikan
publik terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan
7
manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun
2004-2007
6. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara struktur kepemilikan
Asing terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan
manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun
2004-2007
7. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara Umur perusahaan
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur
sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
8. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara Kantor Akuntan Publik
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur
sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
mengenai karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia
dan merupakan latihan untuk menerapkan pembelajaran dari literatur yang
ada.
2. Bagi pengusaha
Sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam melakukan
pengungkapan sukarela pada laporan tahunan yang akan dipublikasikan.
3. Bagi Investor
8
Untuk memberikan informasi, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan dan kemampuan untuk memprediksi likuiditas, net profit margin
masa mendatang dan sebagai pertimbangan dalam keputusan investasi,
khususnya dalam memilih perusahaan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan
referensi bagi penelitian berikutnya yang mengambil judul yang sama sebagai
bahan penelitian.
9
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Adapun sistematika penulisan skripsi terdiri dari :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini dijelaskan mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan mengenai penelitian terdahulu, landasan teori,
kerangkapemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai rancangan penelitian, batasan
penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran
variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan
metode pengumpulan data, serta teknik/metode analisis data.
BAB IV : Gambaran Subyek Penelitian dan Analisis Data
Dalam bab ini dijelaskan tentang gambaran subyek penelitian, analisis
data yang digunakan analisis deskriptif dari masing-masing rasio yang
digunakan, hipotesis serta pembahasan dari hasil analisis yang
dilakukan.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang berisi hasil akhir
dari analisis data, keterbatasan penelitian dan saran bagi pihak-pihak
yang terkait dengan hasil penelitian.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-
penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu
yang mendukung penelitian ini :
1. H. Young Baek, Darlene R. Johnson, Joung W. Kim (2009)
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh H. Young Baek, Darlene R. Johnson,
Joung W. Kim adalah untuk mengetahui pengaruh antara kepemilikan manajerial,
tatakelola perusahaan dan pengungkapan sukarela. Data yang digunakan adalah
374 laporan keuangan perusahaan untuk periode 30 juni 2000 dan 30 september
2000. Penelitian ini menggunakan analisis regresi. Variabel-variabel yang
digunakan penelitian ini adalah :
a. Variabel Voluntary Disclosure
b. Variabel Kinerja perusahaan (Perform)
c. Variabel ukuran perusahaan (Size)
d. Variabel Tingkat utang (Debt)
e. Variabel kepemilikan manajerial (Own)
f. Variabel kompensasi eksekutif (Excomp)
Hasil penelitian menemukan bahwa kepemilikan manajerial dan tata kelola
perusahaan mempengaruhi tingkat dan jenis pengungkapan perusahaan. Penelitian
ini juga manunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dalam satu industri
10
11
yang melakukan kegiatan merger dan akuisisi memberikan tingkat pengungkapan
yang lebih luas.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh H. Young
Baek, Darlene R. Johnson, Joung W. Kim (2009) adalah :
a. Menggunakan Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
perusahaan sebagai variabel dependen.
b. Menggunakan Variabel struktur modal (Debt), variabel tipe kepemilikan
manajerial (Own), variabel Size perusahaan, sebagai variabel independen.
c. Hanya melakukan penelitian terhadap pengungkapan sukarela
Sedangkan perbedaaannya adalah :
a. Dalam penelitian ini terdapat variabel profitabilitas, kepemilikan saham,
umur perusahaan dan KAP sebagai variabel independen, sedangkan pada
penelitian H. Young Baek, Darlene R. Johnson, Joung W. Kim (2009) tidak
menggunakan variabel ini.
b. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor industri
dasar dan kimia yang terdaftar di Bei, sedangkan pada penelitian H. Young
Baek, Darlene R. Johnson, Joung W. Kim (2009) menggungakan semua
perusahaan yang go publik terdaftar di (index)
c. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2004-2007,
sedangkan pada penelitian H. Young Baek, Darlene R. Johnson, Joung W.
Kim (2009) menggunakan periode pengamatan 2000.
12
2. Jesper Banghøj, Thomas Plenborg (2007)
Tujuan dari penelitian Jesper Banghøj, Thomas Plenborg (2007) adalah
untuk mengetahui tingkat pengungkapan sukarela terhadap asosiasi penghasilan
saat ini dan penghasilaan masa datang. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 36 perusahaan industri yang terdaftar di Bursa Kopenhagen Exchange
dan menggunakan laporan tahunan untuk periode 1996-2000. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi. Variabel dalam penelitian ini adalah : current
return yang diukur pada periode 1996-2000, future return diukur pada tahun
1997-2003, dan pengungkapan laporan keuangan.
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa
pengungkapan sukarela tidak meningkatkan hubungan antara arus
kembali dan penghasilan di masa depan (yaitu pengembalian saat ini tidak
mencerminkan banyaknya pendapatan masa depan).
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Jesper
Banghøj, Thomas Plenborg (2007) adalah meneliti tentang pengungkapan
sukarela, dan menggunakan laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di bursa
sebagai sampel penelitian.
Sedangkan perbedaannya adalah :
a Penelitian ini menggunakan karakteristik perusahaan sebagai variabel
independen dan pengungkapan sukarela sebagai variabel dependen, sedangkan
pada penelitian Jesper Banghøj, Thomas Plenborg (2007) menggunakan
pengungkapan sukarela sebagai variabel independen dan current return,
current earning sebagai variabel dependen.
13
b Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI, sedangkan pada penelitian
Jesper Banghøj, Thomas Plenborg (2007) menggunakan perusahaan industri
yang terdaftar di Bursa Kopenhagen Exchange.
3. Sri Ayem (2006)
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Sri ayem adalah untuk menguji
pengaruh struktur modal (financial leverage), persentase kepemilikan publik,
persentase kepemilikan manajemen, persentase kepemilikan institusi asing dan
persentase kepemilikan institusi domestik terhadap kelengkapan pengungkapan
sukarela dalam laporan keuangan perusahaan publik tahun 2002 yang tersedia
dipusat referensi pasar modal (PRPM) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Penelitian
ini menggunakan analisis regresi berganda. Variabel–variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan.
b. Variabel struktur modal (financial leverage) yang diukur dengan
menggunakan debt to equity ratio (DER)
c. Variabel tipe kepemilikan perusahaan
d. Variabel Size perusahaan yang diukur dengan menggunakan total aktiva
e. Variabel likuiditas (current ratio) yang diukur dengan menggunakan rasio
lancar.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Variabel leverage ratio (DER) dan
size (total aktiva) berpengaruh signifakan terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan. Sedangkan Variabel tipe kepemilikan perusahaan dan current
14
ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayem
(2006) adalah :
a Menggunakan Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
perusahaan sebagai variabel dependen.
b Menggunakan Variabel struktur modal (financial leverage), variabel tipe
kepemilikan perusahaan, variabel Size perusahaan, variabel likuiditas (current
ratio) sebagai variabel independen.
c Menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang go publik
di Indonesia sebagai sampel penelitian.
d Hanya meneliti pengaruh terhadap pengungkapan sukarela
Sedangkan perbedaannya adalah :
a. Dalam penelitian ini terdapat variabel profitabilitas, umur perusahaan dan
KAP sebagai variabel independen, sedangkan pada penelitian Sri Ayem
(2006) tidak menggunakan variabel ini.
b. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2004-2007,
sedangkan pada penelitian Sri Ayem (2006) menggunakan periode
pengamatan 2002.
4. Dewi Agustina (2006)
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Agustina adalah untuk menguji
ulang apakah berbagai variabel independen yang mewakili karakteristik
perusahaan (profitabilitas, leverage, kepemilikan publik, status) berpengaruh
15
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan jasa
transportasi, perdagangan dan manufactur yang tercatat di bursa efek Jakarta
tahun 2004 dan 2005. Penelitian ini menggunakan uji R dan R Square. Variabel –
variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
b. Variabel Profitabilitas yang diukur dengan Return on assets (ROA)
c. Variabel Leverage yang diukur dengan debt to equity ratio (DER)
d. Variabel Kepemilikan Publik
e. Variabel Status perusahaan yang diukur dengan Variabel Dummy
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas yang di proksy dengan
return on assets (ROA) dan status perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur. Sedangkan
Leverage yang di proksy dengan debt to equity ratio(DER) dan prosentase
kepemilikan publik berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan perusahaan manufaktur.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan dengan Dewi
agustina (2006) adalah :
a. Menggunakan Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
perusahaan sebagai variabel dependen.
b. Menggunakan Variabel leverage, variabel profitabilitas, variabel saham
publik, dan status perusahaan sebagai variabel independen.
c. Menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang go
publik di Indonesia sebagai sampel penelitian.
16
Sedangkan perbedaannya adalah :
a. Dalam penelitian ini terdapat variabel likuiditas, size, umur perusahaan
dan KAP sebagai variabel independen, sedangkan pada penelitian Dewi
Agustina (2006) tidak menggunakan variabel ini.
b. Dalam penelitian Dewi Agustina (2006) menggunakan sampel perusahaan
jasa transportasi, perdagangan dan manufaktur, sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sub sektor industri
dasar dan kimia.
c. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2004-
2007, sedangkan pada penelitian Dewi Agustina (2006) menggunakan
periode pengamatan 2004-2005.
5. Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti (2004)
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Binsar H. Simanjuntak dan Lusy
Widiastuti (2004) adalah untuk menguji pengaruh leverage, likuiditas,
profitabilitas, porsi kepemilikan saham oleh investor luar dan umur perusahaan
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada berbagai industri
manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Jakarta periode tahun 2002. Data diolah
dengan menggunakan uji asumsi klasik, analisis multiple regresion, uji anova.
Variabel – variabel yang digunakan dalam penilitian ini adalah:
a. Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik.
b. Variabel Leverage, dengan menggunakan debt to equity ratio (DER)
c. Variabel Likuiditas, dengan menggunakan rasio lancar/current ratio
(CURRAT)
17
d. Variabel Profitabilitas (ROA)
e. Variabel Porsi saham publik (PUB)
f. Variabel Umur perusahaan (MUR)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama–sama variabel
leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham oleh publik dan umur
perusahaan mampu mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Sedangkan secara parsial hanya variabel leverage yang diproksikan dengan DER,
variabel profitabilitas dan porsi kepemilikan saham oleh investor luar (publik)
secara signifikan positif mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan pada industri manufaktur.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Binsar H.
Simanjuntak dan Lusy Widiastuti adalah :
a. Menggunakan Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
perusahaan sebagai variabel dependen.
b. Menggunakan Variabel struktur modal (financial leverage), variabel tipe
kepemilikan perusahaan, variabel Profitabilitas, variabel likuiditas (current
ratio), variabel umur perusahaan sebagai variabel independen.
c. Menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang go
publik di Indonesia sebagai sampel penelitian.
Sedangkan perbedaannya adalah :
a. Dalam penelitian ini terdapat variabel size perusahaan, dan KAP sebagai
variabel independen, sedangkan pada penelitian Binsar H. Simanjuntak
dan Lusy Widiastuti (2004) tidak menggunakan variabel ini.
18
b. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2004-
2007, sedangkan pada penelitian Binsar H. Simanjuntak dan Lusy
Widiastuti (2004) menggunakan periode pengamatan 2002.
6. Fitriani (2001)
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani adalah untuk menguji
signifikansi perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela
pada laporan perusahaan–perusahaan yang terdaftar di BEI. Metode statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan metode stepwise.
Sampel yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 1999 pada perusahaan
yang terdaftar di BEI. Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Rasio Leverage, dihitung denga rasio hutang (debt ratio)
b. Rasio Likuiditas, menggunakan rasio lancar
c. Ukuran perusahaan
d. Status perusahaan, dihitung dengan menggunakan variabel dummy
e. Jenis industri, dihitung dengan menggunakan variabel dummy
f. Net profit margin
g. Kantor Akuntan Publik, dihitung dengan menggunakan variabel dummy
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
kelengkapan pengungkapan wajib adalah ukuran perusahaan, status perusahaan,
jenis perusahaan, net profit margin, dan kantor akuntan publik. Sedangkan faktor
yang mempengaruhi indeks pengungkapan sukarela adalah variabel seperti
pengungkapan wajib, kecuali jenis perusahaan, sedang tingkat leverage dan
19
likuiditas tidak mempengaruhi indeks kelengkapan pengungkapan wajib dan
sukarela.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2001) adalah :
a. Menggunakan Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
perusahaan sebagai variabel dependen.
b. Menggunakan Variabel Rasio leverage, Rasio likuiditas, Ukuran
perusahaan, Net profit margin, Kantor Akuntan Publik, ukuran perusahaan
sebagai variabel independen.
Sedangkan perbedaannya adalah :
a. Pada penelitian Fitriani (2001) menggunakan Variabel Jenis perusahaan
sebagai variabel independen sedangkan pada penelitian ini tidak
menggunakan variabel tersebut.
b. Dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur
subsektor industri dasar dan kimia sedangkan pada penelitian Fitriani
(2001) menggunakan semua perusahaan publik.
c. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2004-
2007, sedangkan pada penelitian Fitriani (2001) menggunakan periode
pengamatan 1999.
7. Marwata (2001)
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Marwata (2001) adalah untuk
menguji apakah variasi kualitas ungkapan sukarela dalam laporan tahunan
perusahaan publik di indonesia berkaitan dengan karakteristik perusahaan. Sampel
20
yang digunakan adalah laporan tahunan emiten 1995 yang terdaftar dalam
indonesian capital market directory 1996 sebanyak 192 perusahaan selain yang
termasuk dalm kelompok industri keuangan. Alat uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji asumsi klasik dan regesi berganda.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitia ini adalah :
a. Variabel Besar perusahaan
b. Variabel Rasio ungkitan (leverage)
c. Variabel Rasio likuiditas
d. Variabel Basis perusahaan
e. Variabel Umur emiten
f. Variabel Penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya
g. Variabel Basar kepemilikan publik
h. Variabel Besar kepemilikan asing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar perusahaan dan penerbitan
sekuritas pada tahun berikutnya berkaitan positif yang secara statistis signifikan
dengan kualitas ungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Sedangkan dalam
penelitian ini tidak menemukan kaitan yang secara statistis signifikan antara
kualitas ungkapan laporan tahunan dan variabel-variabel ungkitan, likuiditas,
basis perusahaan, umur perusahaan di bursa, dan struktur kepemilikan perusahaan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Marwata
(2001) adalah :
a. Menggunakan Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
perusahaan sebagai variabel dependen.
21
b. Menggunakan Variabel struktur modal (financial leverage), variabel likuiditas
(current ratio), variabel Size dan struktur kepemilikan sebagai variabel
independen.
c. Hanya meneliti pengungkapan sukarela
Sedangkan perbedaannya adalah :
a. Dalam penelitian ini terdapat variabel profitabilitas dan KAP sebagai variabel
independen, sedangkan pada penelitian Marwata (2001) tidak menggunakan
variabel ini.
b. Penelitian ini tidak menggunakan Variabel penerbitan sekuritas dan basis
perusahaan sebagai variabel indepanden, sedangkan pada penelitian Marwata
(2001) menggunakan variabel ini.
c. Dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur subsektor
industri dasar dan kimia sedangkan pada penelitian Marwata (2001)
menggunakan perusahaan publik yang terdaftar di ICMD.
d. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2004-2007,
sedangkan pada penelitian Marwata (2001) menggunakan periode pengamatan
1999.
8. Ainun Naim dan Fu’ad Rakhman (2000)
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Ainun Naim dan Fu’ad Rakhman
adalah untuk menguji struktur modal dan tipe kepemilikan perusahaan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik yang tersedia di
Indonesia Capital Market Directory (ICMD), pusat referensi pasar modal (PRPM),
22
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
uji t. Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik.
b. Variabel leverage keuangan yang diukur dengan menggunakan debt to
equity ratio (DER).
c. Variabel saham publik.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 1.) leverage keuangan perusahaan
mempunyai hubungan yang positif terhadap indeks kelengkapan pengungkapan.
2) saham publik tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kelengkapan
pengungkapan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ainun
Naim dan Fu’ad Rakhman (2000) adalah :
a. Menggunakan Variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
perusahaan sebagai variabel dependen.
b. Menggunakan Variabel struktur modal (financial leverage), variabel saham
publik sebagai variabel independen.
c. Menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang go publik
di Indonesia sebagai sampel penelitian.
Sedangkan perbedaannya adalah :
a. Dalam penelitian ini terdapat variabel likuiditas, size perusahaan,
profitabilitas, umur perusahaan dan KAP sebagai variabel independen,
sedangkan pada penelitian Ainun Naim dan Fu’ad Rakhman (2000) tidak
menggunakan variabel ini.
23
b. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2004-2007,
sedangkan pada penelitian Ainun Naim dan Fu’ad Rakhman (2000)
menggunakan periode pengamatan 1996.
2.2 Landasan teori
2.2.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil
akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan berbagai pihak misalnya pemilik dan kreditor
(Sugiri dan Bogat, 2007:21). Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Standart Akuntansi Keuangan (2007:7) Laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara misalnya : sebagai laporan arus kas atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya : informasi
keuangan segmen industri dan geografi serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga.
Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kenerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan–keputusan ekonomi.
24
Laporan keuangan memilki karakteristik yang membuat informasi laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2000:7)
karakteristik laporan keuangan adalah :
1. Dapat dipahami
Informasi akuntansi harusa dapat dipahami oleh pemakai, misalnya pemakai
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketentuan
yang wajar dengan kata lain pemakai laporan keuangan yang umum bukan
sekelompok orang.
2. Relevan
Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi dalam laporan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu sekarang dan masa yang akan datang.
3. Keandalan
Informasi laporan keuangan harus andal (reliable) maksudnya informasi yang
diberikan bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan
dapat diandalkan pemakai laporan keuangan sebagai penyajian yang tulus atau
jujur dari yang sebenarnya disajikan atau secara wajar daharapkan dapat
disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kenerja keuangan.
25
Laporan keuangan memberikan informasi bagi pihak–pihak tertentu dalam
pengambilan keputusan, maka harus diperhatikan sifat–sifat keterbatasan laporan
keuangan. Menurut Sofyan Safri Harahap (2002:235) keterbatasan laporan
keuangan adalah :
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian
yang telah lewat karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai
satu–satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
2. Laporan keuangan bersifat umum, bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kabutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan tafsiran
dan berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materiil. Demikian pula
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin
tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang materiil
terhadap kelayakan laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila
terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka lazimnya alternatif yang menghasilkan laba bersih
atau nilai aktiva yang paling kecil.
6. Laporan keuangan menakan kan pada makna ekonomi suatu peristiwa atau
transaksi dari pad bentuk hukumnya.
26
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah untuk teknis dan
pamakai laporan diasumsian memahami bahasa teknik akuntansi dan sifat
informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntasni yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan
tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikomunikasikan
umumnya diabaikan.
Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi
yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi (PSAK, 2007) :
a. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi. Pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
b. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
27
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja,
dan kesempatan kerja.
c. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan tentang alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
28
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan memengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya,
perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional,
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam
modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh pengungkapan harga.
Berikut ini adalah komponen-komponen laporan keuangan:
1. Laporan Laba Rugi
Menurut Baridwan (2004) laporan laba rugi adalah suatu laporan yang
menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha
untuk periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya
merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita perusahaan. Laporan
laba rugi merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk periode
tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari
kegiatan usaha dan aktifitas lainnya. Laba dipandang sebagai elemen yang
29
cukup kaya (komprehensif) untuk merepresentasikan kinerja suatu entitas
secara keseluruhan.
Laba rugi minimal mencakup pos-pos pendapatan, laba rugi usaha, beban
pinjaman, bagian dan laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang
diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari
aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, laba atau rugi
bersih untuk periode berjalan (IAI, 2007:1.10). Adapun elemen laporan laba
rugi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Penghasilan (Income)
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan (income) meliputi
pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains). Contoh: penjualan,
penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa.
b. Beban (Expenses)
Beban merupakan penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal. Contoh: beban pokok
penjualan, penyusutan, kerugian kurs valas, kerugian bencana banjir.
Untuk tujuan analisis biasanya laporan laba rugi disajikan dalam format
laporan yang menggambarkan klasifikasi pengukuran laba yang dimulai
30
dari laba kotor penjualan, laba operasi perusahaan, laba bersih sebelum
pajak, dan laba bersih setelah pajak.
Laba kotor (gross profit) merupakan selisih dari penjualan bersih (net
sales) dikurangi harga pokok penjualan (cost of goods sold). Harga
pokok penjualan adalah semua biaya yang dikorbankan, bagi perusahaan
manufaktur, semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan
penciptaan produk dimulai dari tahap ketika bahan baku mulai masuk ke
pabrik, diolah, sampai dijual. Contoh biaya yang masuk ke dalam
rekening harga pokok penjualan antara lain biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya-biaya overhead. Angka laba kotor akan
menggambarkan efisiensi manajer dalam menggunakan sumber daya
perusahaan untuk menghasilkan produk dan berhubungan langsung
dengan penciptaan pendapatan. Laba kotor lebih dikendalikan oleh
manajemen, melalui rekening harga pokok penjualan karena akan
menentukan daya saing produk di pasar. Dengan tingkat biaya yang
rendah barang atau jasa dapat dijual dengan harga yang kompetitf
sehingga dapat meningkatkan penjualan.
2. Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha
pada tanggal tertentu. Neraca (balance sheet) dalam laporan keuangan
menggambarkan posisi keuangan yang menunjukkan aktiva, kewajiban, dan
ekuitas dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Dalam neraca,
perusahaan menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar,
31
demikian juga penyajian kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban
jangka panjang kecuali industri tertentu yang diatur dalam SAK secara
khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan
kewajiban disajikan menurut ukuran jatuh temponya.
a. Aktiva
Aktiva merupakan sumber daya yang dikuasakan oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aktiva berupa
semua harta dan semua hak hukum yang dimiliki perusahaan. Contoh
aktiva: tanah, gedung, mesin, perlengkapan, piutang, dan lain-lain.
b. Kewajiban
Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Contoh: hutang lancar seperti hutang dagang, gaji, sewa, bunga dividen,
hutang jangka panjang seperti hutang hipotek, obligasi, hutang bersyarat.
c. Ekuitas
Ekuitas merupakan hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban. Ekuitas bukan ukuran nilai jual perusahaan. Sumber
ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas merupakan bagian hak pemilik perusahaan. Setelah perusahaan
beroperasi pada akhir periode akuntansi, laporan perubahan ekuitas
32
menunjukkan besarnya ekuitas sama dengan investasi pemilik dalam
perusahaan ditambah laba bersih selama masa operasi dikurangi prive. IAI
(2007:1.12) menjabarkan laporan perubahan ekuitas dalam PSAK No. 1
paragraf 66 dan 67. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas
sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
a. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.
b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam
ekuitas.
c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.
d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya, dan
f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham,
agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan
secara terpisah setiap perubahan.
Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan
keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal
dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran
33
dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari
kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.
4. Laporan Arus Kas
Setiap perusahaan dalam usahanya selalu membutuhkan kas, baik untuk
membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan
investasi baru dalam aktiva tetap. Sedemikian pentingnya kas ini, maka
diperlukan suatu informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang
memungkinkan pihak perusahaan atau pihak-pihak yang lainnya untuk
menilai pengaruh serta terhadap jumlah kas. Tujuan pokok laporan arus kas
adalah untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran
kas perusahaan selama periode tertentu. Tujuan kedua laporan arus kas adalah
untuk memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi,
pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu.
Secara khusus IAI mengatur laporan arus kas dalam PSAK No.2 tahun 2007,
yang dikeluarkan sejak tanggal 7 September 1994 dimana perusahaan harus
menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam PSAK dan harus
menyajikan laporan sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari
laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Kegunaan informasi arus kas menurut IAI (2007:2.1) jika digunakan dalam
kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat
memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk
mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk memengaruhi
34
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan
keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para
pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai
sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai
perusahaan. Informasi di atas juga meningkatkan daya banding pelaporan
kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh
penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan
peristiwa yang sama.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas masuk dan keluar dari kegiatan
ekonomi yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu yang meliputi :
a. Arus kas dari aktivitas operasi
Adalah arus kas yang terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas ini pada umumnya
berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan
laba atau rugi bersih. Contoh arus kas dari aktivitas operasi antara lain
penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, royalti, fees, komisi,
pembayaran kas kepada pemasok serta kepada karyawan. Perusahaan
harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan
metode langsung, yaitu kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan, atau melaporkan dengan metode
tidak langsung dimana laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (defferal)
35
atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa
lalu dan masa depan dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan
dengan arus kas investasi atau pendanaan. Namun, perusahaan
dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
menggunakan metode langsung karena menghasilkan informasi yang
berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat
dihasilkan dengan metode tidak langsung.
b. Arus kas dari aktivitas investasi
Mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus
kas masa depan. Contoh: pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap,
perolehan saham, penerimaan saham, penerimaan kas dari penjualan
tanah, bangunan dan peralatan.
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim
terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Contoh: penerimaan kas dari emisi saham, obligasi, wesel, pembayaran
kas oleh lesee, pelunasan pinjaman.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Disamping
bersifat kuantitatif, laporan keuangan juga perlu disampaikan secara kualitatif
dalam rangka keperluan pemakai untuk mengambil keputusan ekonomi.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
36
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.2.2 Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengungkapan dalam laporan keuangan yaitu penyajian informasi dalam
laporan keuangan yang menyebutkan setiap fakta keuangan yang cukup signifikan
untuk mempengaruhi pertimbangan pembaca yang menerima informasi. Informasi
ini memberikan suatu penjelasan tentang posisi keuangan dan hasil operasi suatu
perusahaan. Segala sesuatu yang bersifat material akan diungkapkan dalam
laporan, termasuk informasi kuantitatif (secara tuntutan) yang bermanfaat bagi
pengguna laporan keuangan. Pemberian informasi oleh perusahaan, baik yang
positif maupun negatif, mungkin berpengaruh atas suatu keputusan investasi, serta
yang ditetapkan oleh otorisasi atau badan pengawas pasar modal serta bursa
saham. Informasi laporan keuangan dalam ketentuan ini adalah sesuai dengan
yang termasuk dalam PSAK yang diterbitkan oleh IAI.
Ada beberapa metode yang berbeda dalam mengungkapkan informasi yang
dianggap penting. Metode yang umum digunakan dalam pengungkapan informasi
dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Anis Chariri dan Imam Ghozali,
2001:349) :
37
1. Bentuk dan susunan laporan yang formal
2. Terminologi dan penyajian yang terperinci
3. Informasi sisipan
4. Catatan kaki
5. Ikhtisar tambahan skedul – skedul
6. Komentar dalam laporan auditor
7. Pernyataan direktur utama atau dewan komisaris.
2.2.3 Luas Pengungkapan
Tujuan dari pengungkapan adalah untuk menyediakan informasi guna
meningkatkan pemahaman mengenai signifikansi instrumen keuangan terhadap
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas, serta membantu penilaian jumlah,
waktu, dan tingkat kepastian arus kas masa depan yang terkait dengan instrumen
tersebut. Standart Akuntansi Keuangan (2007:47)
Ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan (Hendriksen,
1997) yaitu :
1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup)
Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan cukup, yaitu
pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku,
dimana angka–angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar
oleh investor.
38
2. Fair disclosure (pengungkapan wajar)
Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis
agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan
menyediakan informasi yang layak terhadap pembeca potensial.
3. Full disclosure (pengungkapan penuh)
Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan penyajian informasi yang
diungkapkan secara relevan. Pengungkapan penuh memiliki kesan penyajian
informasi secara melimpah, sehingga beberapa pihak menganggapnya tidak
baik (Ainun dan Fu’ad, 2000). Bagi beberapa pihak pengungkapan secara
penuh diartikan sebagai penyajian informasi yang berlebihan dan karena itu
tidak bisa disebut layak. Terlalu banyak informasi akan membahayakan,
karena penyajian rinci dan yang tidak penting justru akan mengaburkan
informasi yang signifikan membuat laporan keuangan sulit ditafsirkan.
(Hendriksen. 1997:204).
2.2.4 Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan Sukarela
1. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure)
Merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar
akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan
informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk
mengungkapkannya. Darrough (1993) dalam Ainun dan Fuad (2000). Luas
pengungkapan wajib tidak sama antara negara yang satu dengan negara yang lain.
Negara maju dengan regulasi yang lebih baik akan mensyaratkan pengungkapan
minimum atas lebih banyak butir dibandingkan dengan yang disyaratkan negara
39
berkembang. Dibanyak negara maju, sistem pelaporan keuangan yang
diberlakukan sangat rumit dan ketat.
2. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
Merupakan pengungkapan butir–butir yang dilakukan sukarela oleh
perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Meskipun semua
perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi pengungkapan minimum, mereka
berbeda secara subtantial dalam hal jumlah tambahan informasi yang diungkap ke
pasar modal. Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui
pengungkapan sukarela secara lebih luas dan membantu investor dalam
memahami strategi bisnis manajemen.
Pertimbangan manajemen untuk mengungkapakan informasi secara
sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan
mengungkapkan informasi secara sukarela bila manfaat yang diperoleh dari
pengungkapan informasi tersebut lebih besar dari biayanya. Manfaat terutama
yang diperoleh perusahaan dari pengungkapan secara sukarela informasi yang
berguna dalam pengmbilan keputusan adalah biaya modal yang rendah (Elliot dan
Jacobson 1994 dalam Bambang Suripto). Manfaat tersebut diperoleh karena
pengungkapan informasi oleh perusahaan akan membantu investor dan kreditor
memahami resiko investasi.
Besarnya biaya dam manfaat pengungkapan informasi tertentu berbeda
antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Biaya langsung
pengungkapan informasi bagi perusahaan yang besar akan lebih rendah karena
terdapatnya unsur biaya tetap. Kerugian persaingan yang diakibatkan oleh
40
pengungkapan informasi riset dan pengembangan lebih besar untuk perusahaan
yang bergerak dalam industri obat dibanding perusahaan industri yang lain. Oleh
karena itu trade-off biaya dan manfaat pengungkapan informasi secara sukarela
kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik tertentu perusahaan dan
hal tersebut akan mengakibatkan perbedaan luas pengungkapan dalam laporan
tahunan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain (Suripto,1999).
Item–item pengungkapan sukarela yang dimasukkan dalam daftar meliputi
item–item pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan yang telah
dikembangkan dalam literatur sebelumnya yang tidak diwajibkan menurut
bapepam mengenai laporan tahunan. Daftar item dalam penelitian ini mengacu
pada penelitian Bambang Suripto dalam judul “ pengaruh karakterisrik perusahaan
terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. “ yang telah
dikembangkan pula oleh peneliti – peneliti sebelumnya, antara lain :
1. Statemen atau uraian mengenai strategi atau tujuan perusahaan. Dapat
meliputi strategi dan tujuan umum, keuangan, pemasaran, sosial. Pemasaran
didefinisikan sebagai suatu proses sosial dan mamajerial dengan individu atau
kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk
dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (kotler, 2004:7)
2. Uraian mengenai dampak strategis terhadap hasil–hasil pada masa
sekarang/atau masa yang akan datang (suripto,1999)
3. Bagan atau uraian yang menjalaskan pembagian wewenang dan
tanggungjawab dalam organisasi. Wewenang didefinisiakn sebagai hak untuk
41
menegakkan ketaatan dari bawahan berdasarkan posisi dan kontrol terhadap
imbalan dan sanksi. Tanggungjawab menurut istilahnya adalah sanggup
menghadapi sesuatu.
4. Informasi mengenai proyeksi jumlah penjualan tahun berikutnya, dapat secara
kualitatif atau kuantitatif (suripto,1999)
5. Informasi mengenai proyeksi jumlah laba tahun berikutnya, dapat secara
kualitatif dan kuantitatif (suripto,1999). Proyeksi jumlah laba dinilai dengan
pertumbuhan penjualan yang diharapkan. Analisis prospektif berguna untuk
menguji katepatan rencana strategis perusahaan untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kwajiban apakah perusahaan mampu
menghasilkan arus kas operasi yang cukup untuk mendanai pertumbuhan yang
diharapkan atau apakah perusahaan memerlukan pendanaan utang dan ekuitas
dimasa depan (wild & halsey, buku 2: 142)
6. Informasi mengenai proyeksi jumlah aliran kas tahun berikutnya, dapat secara
kuantitatif dan kualitatif. Proyeksi aliran kas dihitung dari proyeksi aliran laba
rugi dan proyeksi neraca (wild & halsey, buku 2: 149) aliran kas didefinisikan
sebagai kemampuan untuk membayar kembali investasi yang telah
dikeluarkan, membayar dividen kepada pemegang saham dan investasi
kembali dimasa datang.
7. Uraian mengenai kegiatan investasi atau pengeluaran modal yang telah
dan/atau akan dilaksanakan. Aktivitas investasi mengacu pada perolahan dan
pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk dan menyadiakan jasa
dan untuk tujuan menginvestasikan kelebihan kas. Investasi dalam tanah,
42
bangunan, peralatan, hak legal (paten, lisensi, hak cipta) persediaan, modal
manusia (manajer dan karyawan) perusahaan merupakan aktiva operasi.
Sedangkan saham ekuitas, oblogasi perusahaan dan pemerintah dan reksa dana
disebut aktiva keuangan(wild & halsey, buku 1: 21)
8. Uraian menganai program riset dan pengembangan, yang dapat meliputi
kebijakan, lokasi aktivitas, jumlah karyawan, dan hasil yang dicapai
(suripto,1999)
9. Informasi mengenai produk atau jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.
Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk dapat
diperhatikan, dimilki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan pamakainya. Jasa adalah berbagai kegiatan atau
manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan perpindahan kepemilikan
(kotler, 2004 : 337)
10. Informasi mengenai pesanan–pesanan dari pembeli yang belum dipenuhi dan
kontrak–kontrak penjualan yang akan direalisasi dimasa yang akan datang
(suripto, 1999)
11. Informasi mengenai analisis pangsa pasar, dapat secara kualitatif atau
kuantitatif. Pangsa pasar adalah besarnya bagian penjualan yang dimiliki
pesaing di pasar yang relevan (Kotler, 2004)
12. Informasi mengenai analisis pesaing dapat secara kualitatif atau kuantitatif.
Analisis pesaiang adalah proses menginsentifikasi pesaing utama, menilai
tujuan, strategi, kekuatan dan kelemahan dan pola reaksi mereka dan memilih
43
pesaing mana yang dihindari (kotler, jilid 2, 2001 : 312). Pesaing suatu
perusahaan maliputi mereka yang berusaha mamuaskan pelanggan dan
kebutuhan pelanggan yang sama dan menyediakan penawaran yang serupa
kepada pelanggan itu (kotler, 2005 : 272)
13. Uraian mengenai jaringan pemasaran barang dan jasa perusahaan dan
pemercaya (stakeholder), pendukung (pelanggan, karyawan, pemasok,
distributor dan pengecer) (kotler, 2005)
14. Statemen perusahaan atau uraian mengenai pemberian kesempatan kerja yang
sama, tanpa memandang suku, agama dan ras. Bahwa setiap orang yang
berada di bawah undang – undang kesetaraan kesempatan kerja dilindungi dari
perlakuan diskriminasi yang menentang hukum yang muncul pada saat orang-
orang yang memiliki karakteristik umum mendapat perlakuan diskriminasi
berdasarkan pada karakteristik itu (robert & john, 2002 : 166)
15. Informasi mengenai jumlah karyawan yang bekerja dalam perusahaan
(suripto,1999)
16. Uraian mengenai kondisi kesahatan dan keselamatan dalam lingkungan kerja.
Menurut Mathis & Jackson (2002 :241) kesehatan dan keselamatan karyawan
didefinisikan ebagai berikut : kesehatan adalah kondesi umum fisik, mental
dan stabilitas emosi secara umum. Sedangkan keselamatan adalah kondisi
dimana kesejahteraan fisik seserang dilindungi.
17. Uraian mengenai masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam
recruitmen tenaga kerja dan kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk
mengatasi masalah tersebut. Perekrutan didefinisikan sebagai proses
44
mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkwalitas bagus untuk pekerjaan di
dalam organisasi (Mathis & Jackson, Buku 1, 2002 :273)
18. Informasi mengenai level fisik output atau pemekaian kapasitas yang dicapai
oleh perusahaan pada masa sekarang (suripto,1999)
19. Uraian mengenai dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan hidup dan
kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk memelihara lingkungan.
20. Informasi mengenai manajemen senior yang dapat meliputi : nama,
pengalaman dan tanggungjawabnya. Manajemen adalah pencapaian sasaran-
sasaran organisasi dengan cara yang efektif malalui perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi
(Richard, 2002 : 8)
Manajemen Senior atau Manajer Puncak bertanggungjawab untuk menyusun
tujuan organisasi, mendefinisikan strategi untuk mencapai tujuan, memonitor
dan mengintepretsikan lingkungan eksternal dan membuat keputusan yang
mempengaruhi keseluruhan organisasi(Richard, 2002 : 19)
21. Uraian mengenai kebijakan-kebijakan yang ditempuh perusahaan untuk
menjamin kesinambungan manajemen(suripto,1999)
22. Uraian mengenai pembagian tanggungjawab fungsional diantara dewan
komisaris dan direksi (suripto,1999)
23. Ringkasan statistik keuangan yang meliputi rasio-rasio rentabilitas, likuiditas,
solvabilitas didefinisikan sebagai berikut :
45
Rasio rentabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham yang
tertentu
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemempuan likuiditas
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang
lancarnya.
Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kwajiban-kwajiban jangka panjang.
24. Laporan yang memuat elemen-elemen rugi laba yang diperbandingkan untuk 3
tahuan atau lebih
Menurut mamduh (2005 : 59)Elemen-elemen yang tercantum dalam laporan
laba rugi adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan operasional perusahaan :
a Penjualan (bersih)
b Harga Pokok penjualan
c Biaya Operasional
d Pendapatan danbiaya lainnya
e Biaya Pajak yang berkaiatan dengan Operasi Perusahaan
2. Hasil Operasi yang dihentikan
Pendapatan (rugi) dari operasi yang dihentikan (bersih pajak)
Untung (rugi) yang berkaitan dengan pelepasan lini bisnis yang dihentikan
(bersih pajak)
3. Item-item Luar biasa (bersih pajak pendapatan)
46
4. Efek kumulatif perubahan prinsip akuntansi (bersih pajak pendapatan)
5. Laba Bersih
6. Laba per lembar saham
25. Laporan yang memuat elemen-elemen neraca yang diperbandingkan untuk 3
tahun atau lebih
Menurut mamduh (2005 : 55) Elemen-elemen yang tercantum dalam laporan
neraca adalah sebagai berikut :
1. Aktiva/Aset
a Aktiva Lancar
b Investasi Jangka Panjang
c Bangunan, Pabrik dan Peralatan
d Aktiva tak Berwujud
e Aktiva lainnya
2. Hutang
a Hutang Lancar
b Hutang Jangja Panjang
c Hutang lainnya.
3. Modal Saham
a Modal Saham disetor
1 Saham Nominal
2 Agio/Capital Surplus
b. Laba yang ditahan
c. Modal lainnya
47
26. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang dapat
meliputi gaji dan upah, tunjangan, dan pemotongan (Suripto. 1999)
27. Informasi mengenai nilai tambah dapat secara kualitatif atau kuantitatif
Nilai tambah adalah perbedaan antara nilai output perusahaan dan nilai
inputnya (bahan baku dan jasa yang didapatkan dari perusahaan-perusahaan
lain). Nilai tambah dimaksudkan sebagai suatu ukuran kinerja untuk
kelompok stakeholder yang lebih luas dari hanya investor saja (Choi&Muller,
buku 2, 1997:315)
28. Informasi mengenai jumlah kompensasi tahunan yang dibayarkan kepada
dewan komisaris atau direksi.
Kompensasi menurut istilah adalah imbalan berupa uang atau bukan uang
yang diberikan kepada karyawan
Jenis kompensasi menurut Mathis&Jaction (buku 2, 2002 : 116) adalah
sebagai berikut :
a Gaji pokok adalah kompenssasi dasar yang diterima oleh karyawan,
biasanya sebagai gaji atau upah
b Daji Variabel adalah jenis lain dari gaji yang bersifat langsung, dimana
kompensasi berhubungan langsung dengan pencapaian kinerja
c Tunjangan adalah imbalan tidak langsung, dimana karyawan menerima
nilai terukur dari imbalantanpa benar-benar menerimanya secara tunai.
Contoh : asuransi kesehatan, uang cuti, dll
48
29. Informai mengenai biaya yang dipisahkan kedalam komponen tetap dan
variabel. Menurut Carter&Usry (Buku 1, 2004 : 58 (lima puluh delapan))
Biaya Variabel didefinisikan sebagai berikut :
Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis
meningkat atau menurun. Contoh : asuransi properti, pajak properti.
Biaya Variabel adalah biaya yang secara total meningkat secara proporsional
terhadap peningkatan dalam aktivitas danmenurun secara proporsional
terhadap penurunan dalam aktivitas. Contoh : biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung.
30. Uraian mengenai dampak inflasi terhadap aktiva perusahaan pada masa
sekarang dan/atau masa yang akan datang
Inflasi adalah peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dlam
periode waktu tertentu (Jeff Madura, 2001 : 115)
31. Informasi mengenai tingkat imbal hasil (return) yang diharapkan terhadap
sebuah proyek yang akan dilaksanakan oleh perusahaan.
Return adalah perubahan nilai antara periode t+1 dengan periode t tersebut
(Mamduh, 2005 : 314)
32. Informasi mengenai kemungkinan litigasi (proses pengadilan) oleh pihak lain
terhadap perusahaan dimasa yang akan datang (Suripto, 1999).
33. Informasi mengenai pihak-pihak yang mencoba memperoleh pemikiran
substansial terhadap saham perusahaan (Suripto, 1999).
Dalam penelitian ini tidak menggunakan 33 item pengungkapan sukarela
seperti yang dilakukan oleh Bambang Suripto (1999). Tahun 2002 Bapepam telah
49
mengeluarkan peraturan tentang pengungkapan wajib sebanyak 446 item. Dari
446 item tersebut termasuk didalamnya tiga item pengungkapan sukarela yang
dilakukan oleh Bambang Suripto.
Tabel 2.1
ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA YANG TERMASUK DALAM
PENGUNGKAPAN WAJIB
No. Pengungkapan Sukarela (PS) Pengungkapan Wajib (PW)
No.
item
Item pengungkapan
sukarela
No.
item
Item pengungkapan wajib
1. 9 Informasi mengenai
produk atau jasa utama
yang dihasilkan oleh
perusahaan.
5 Bidang usaha utama
perusahaan sesuai dengan
anggaran dasar perusahaan
dan kegiatan usaha yang
dijalankan.
2. 15 Informasi mengenai jumlah
karyawan yang bekerja
dalam perusahaan.
12 Jumlah karyawan pada akhir
periode atau rata-rata jumlah
karyawan selama periode
yang bersangkutan.
3. 21 Uraian mengenai
kebijakan-kebijakan yang
ditempuh perusahaan untuk
menjamin kesinambungan
manajemen.
441 Pengungkapan sifat, jenis,
jumlah dan dampak dari
peirstiwa/keadaaan yang
mempengaruhi kenerja
perusahaan atau yang
mempengaruhi kelangsungan
hidup perusahaan.
Sumber : Item Pengungkapan Wajib, Item Pengungkapan sukarela.
Dari Tabel diatas maka item pengungkapan sukarela yang keluarkan adalah
item nomor 9, 15, 21 sehingga dalam penelitian ini hanya 30 item yang
digunakan, item-item apa saja yang dikeluarkan dapat dilihat pada lampiran 2.
2.2.5 Tingkat Leverage
Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap total ekuitas.
Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal
yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya
50
suatu hutang. Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio
leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena
biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal yang seperti itu lebih tinggi
(Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Marwata, 2001)
Perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih banyak dalam struktur
permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar. Semakin besar
leverage perusahaan, semakin besar kemungkinan transfer kemakmuran dari
kreditur kepada pemegang saham dan manajer (Meek.Robert dan Gray. 1995
dalam Suripto 1998). Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai leverage
tinggi mempunyai kwajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur
jangka panjang (Wallace et.al. 1994) dalam (Suripto 1998).
Leverage keuangan merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki
biaya tetap bagi perusahaan, yaitu utang pokok (untuk pembayaran bunga), saham
preferen (mengharuskan perusahaan membayar dividen preferen) dan sewa
(kwajiban membayar sewa). Semakin tinggi sumber dana dengan beban tetap
yang digunakan perusahaan maka semakin besar leverage keuangan yang timbul
(Sri Ayem. 2006).
Rasio yang termasuk dalam rasio leverage yaitu :
1. Debt to Asset Ratio (DAR).
Rasio ini mengukur keseimbangan antara proporsi aktiva yang didanai
oleh kreditur dan yang didanai oleh pemilik perusahaan (Agus Sartono,
1996:128) dengan perhitungan sebagai berikut :
Total Hutang
Debt to Asset Ratio = .........................................................(1)
Total Aktiva
51
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk membiayai hutangnya dari
modal (Agus Sartono, 1996:128) diukur dengan cara :
2.2.6 Rasio likuiditas
Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan
kwajiban jangka pendeknya. Untuk mengukur kemampuan ini, biasanya
digunakan angka rasio modal kerja, current ratio, acid-test atau quick ratio,
account receivable turnover dan inventiry turnover. Dalam penelitian ini
likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar.
Cooke (1998) dalam Marwata (2001) menjelaskan bahwa Rasio likuiditas
dapat dipandang dari dua sisi. Di satu sisi rasio likuiditas yang tinggi
menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini
akan cenderung untuk malakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada
pihak pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kredibel.
Akan tetapi dipihak lain, likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja
manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan
dengan likuiditas rendah justru cenderung mengungkapkan lebih banyak
informasi kapada pihak diluar sebagai upaya untuk menjalaskan lemahnya kinerja
manajemen.
Wallace et al. (1994) dalam Fitriani (2001) menyatakan bahwa likuiditas
dapat dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan
Total Hutang
Debt to Equity Ratio = ......................................................(2)
Ekuitas
52
perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan dengan likuiditas rendah cenderung
mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya
untuk menjelaskan lemahnya kinerja manajemen.
1. Current Ratio
Rasio lancar (Current Ratio) mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kwajiban jangkapendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya
(aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu
siklus bisnis) Mamduh (2007:77) yang dihitung dengan cara sebagai berikut :
Rasio yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi, sedangkan
rasio lancar yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar yang belum
tentu baik ditinjau dari segi profitabilitas disebabkan adanya piutang yang tak
tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai
untuk membayar utang.
2. Quick Ratio/Acid Rest Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan hutang lancarnya Mamduh (2007:77) yang diukur dengan :
Seperti halnya current ratio, semakin tinggi menandakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kwajiban financial jangka pendek semakin baik.
Aktiva lancar - Persediaan Quick Ratio = ...................................................(4)
Hutang Lancar
Aktiva lancar
Current Ratio = ...............................................................(3)
Hutang Lancar
53
Namun dalam quick ratio hanya memperhitungkan aktiva lancar yang benar –
benar likuid saja, yaitu aktiva lancar diluar persediaan.
Tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Di satu sisi, tingkat
likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan.
Perusahaan semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi
yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa
perusahaan itu kredibel (Fitriani 2001). Tetapi dilain pihak, jika likuiditas
sebagai ukuran kenerja, kinerja manajemen dalam mengelola keuangan
perusahaan, perusahaan dengan likuiditas rendah perlu mengungkapkan lebih
banyak informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan kepada pihak eksternal
lemahnya kinerja manajemen (Wallace et al 1994 dalam fitriani 2001).
2.2.7 Profitabilitas
Rasio Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham
tertentu. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan yaitu : profit margin, return on
total asset (ROA),dan return on equity (ROE)Mamduh (2007:83)
Rasio Profitabilitas yang sering digunakan yaitu :
1. Return on Assets
Menurut Mamduh (2007:84) menyatakan bahwa :
Return on Assets menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio ini dihitung
dengan :
Laba Bersih X 100%
Return on Assets = ..................................................(5)
Total Aset
54
Rasio yang tinggi menunujukkan efisiensi pengelolaan total sumber daya
perusahaan oleh manajemen.
2. Return on Equity Ratio
Menurut Mamduh (2007:84) :
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperolah laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
Semakin besar rasio ini menunjukkan posisi yang aman, karena
diharapkan laba operasi tahunan dapat digunakan sebagai sumber dana untuk
membayar hutangnya, meskipun dapat juga menunjukkan terlalu rendahnya
penggunaan hutang bagi perusahaan.
3. Rasio Profit Margin
Profit margin mengukur sejauh mana perusahaan menghasilkan laba
bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat
penjualan tertentu. Secara umum rasio yang rendah bisa menunujukkan
ketidak efisienan manajemen (Mamduh M.Hanafi dan Abdul Halim : 84)
Sigvi dan Desai (1971) dalam Binsar dan Lusy (2004) mengutarakan
bahwa rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan mendorong
para manajemen untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab
mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan
mendorong kompensasi terhadap manajemen.
Laba Setelah Pajak
Return On Equity Ratio = ......................................(6)
Ekuitas
55
Rasio profit margin bisa dihitung sebagai berikut :
2.2.8 Struktur Kepemilikan Saham Publik
Penelitian ini membedakan antara saham yang dimiliki oleh pihak diluar
manajemen perusahaan menjadi dua, yaitu oleh masyarakat dalam negeri dan
pihak asing atau masyarakat luar negeri. Variabel ini menunjukkan tingkat
kepercayaan oleh masyarakat publik, yaitu pihak individu diluar manajemen
perusahaan serta institusi lain yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan
perusahaan tersebut.
Struktur kepemilikan perusahaan yang diduga mempengaruhi luasnya
ungkapan sukarela dalam laporan tahunan dapat ditinjau dari dua aspek. Aspek
yang pertama adalah besarnya kepemilikan masyarakat lain (publik) dibandingkan
dengan kepemilikan pihak tertentu yang merupakan pihak insider. Aspek kedua
adalah besarnya kepemilikan asing dibandingkan dengan kepemilikan pihak
domestik (Marwata :2001).
Saham publik merupakan jumlah proporsi saham yang dimilki oleh investor
luar atau oleh para pemegang saham. Semakin besar porsi kepemilikan publik,
semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan,
sehingga semakin banyak pula butir–butir informasi yang mendetail yang dituntut
untuk dibuka dalam laporan tahunan. Semakin besar porsi saham yang dimiliki
publik, akan semakin banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan
Laba bersih
Rasio Profit Margin = .................................................(7)
Penjualan
56
Semakin besar kepemilikan insider, akan semakin sedikit informasi yang
akan diungkapkan dalam laporan tahunan karena insider memiliki akses yang luas
terhadap informasi perusahaan tanpa harus melalui laporan tahunan yang
dipublikasi. Pengukuran porsi saham publik dihitung dengan cara sebagai berikut.
2.2.9 Struktur Kepemilikan Saham Asing
Perusahaan yang sahamnya dimiliki pihak asing menghadapi tekanan
permintaan akan informasi yang lebih banyak. Makin besar porsi saham yang
dimiliki pihak asing makin beragam informasi yang dibutuhkan, sehingga
diperkirakan kualitas ungkapan sukarela juga akan meningkat. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan oleh masyarakat di
perusahaan tersebut. Struktur kepemilikan saham oleh pihak asing dapat dihitung
dengan rumus :
2.2.10 Ukuran Perusahaan
Masyarakat sering menilai bahwa besar kecilnya suatu perusahaan di ukur
dari besar kecilnya gedung atau bangunan suatu perusahaan, semakin seringnya
suatu perusahaan tampil dan dipromosikan dimedia elektronik, namun bukan
hanya itu besar kecil suatu perusahaan atau ukuran perusahaan (size) perusahaan
Jumlah Saham Publik Struktur kepemilikan publik = ...................................(8)
Total Saham
Jumlah Saham Asing
Struktur kepemilikan asing = ..................................(9)
Total Saham
57
diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan
tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan
adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total
aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap
kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan
dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama,
selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih
mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil
(Indriani:2005, dalam Nina dan Suhairi:2006).
Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih
banyak dari pada perusahaan kecil. Terdapat beberapa penjelasan mengenai hal
tersebut. Teori agensi menyatakan bahwa perusahaan yang besar memiliki biaya
keagenan yang lebih besar dari pada perusahaan yang kecil (Jensen dan Mecking,
1976). Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih
banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Penjelasan lain
yang mungkin adalah perusahaan yang besar menghadapi biaya politis yang lebih
besar dari pada perusahaan yang lebih kecil. Ukuran perusahaan dapat dihitung
dengan rumus :
2.2.11. Umur Perusahaan
Menurut Marwata (2001) umur perusahaan diperkirakan mempunyai
hubungan positif dengan kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasari
Size = log total aset ................................................................................(10)
58
adalah bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang
lebih banyak dalam mempublikasikan laporan tahunan. Perusahaan yang memiliki
pengalaman lebih banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan
informasi tentang perusahaan. Semakin lama perusahaan tercatat di bursa semakin
tinggi kualitas ungkapan sukarela dalam laporan tahunan (Marwata, 2001).
Weston & Brigham (1990:499) dalam jangka waktu umur perusahaan,
perusahaan mempunyai daur hidup yaitu :
1. Periode Percobaan (eksperimentation period)
penjualan dan laba berkembang lambat mengikuti pengenalan produk baru.
2. Periode Ekspektasi (ekspectation period)
Perusahaan menikmati perkembangan penjualan yang pesat, profitabilitas yang
tinggi dan penerimaan produk ditangan konsumen.
3. Kedewasaan (maturity)
Tingkat perkembangan penjulan mulai mengendor dan perkembangan
sebagian besar tergantung pada pengantian permintaan.
4. Kemerosotan (decline)
Perusahaan menghadapi munculnya produk pengganti, keringgalan jaman
dalam bidang teknologi dam menejemen dan kejenuhan permintaan akan
barang.
Umur perusahaan dapat dihitung mulai dari perusahaan tersebut tercatat
di bursa hingga tahun amatan.
59
2.2.12 Kantor Akuntan Publik
Menurut SK. Menkeu No.470/KMK.017/1997, Kantor Akuntan Publik
adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi
kuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya. Diseluruh Indonesia terdapat 488
Kantor Akuntan Publik yang dapat digolongkan menjadi kantor akuntan besar,
sedang dan kecil. Kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit
jumlahnya dan umumnya bekerjasama dengan kantor–kantor akuntan besar yang
berskala internasional (Al haryono Jusuf 2001:19 ).
Perusahaan yang go publik menggunakan jasa auditor dari Kantor akuntan
publik untuk mengaudit laporan keuangannya. Laporan keuangan diaudit untuk
dinilai kewajarannya. Perusahaan yang besar dan go publik umumnya
mengungkapkan laporan keuangan yang lebih kompleks, untuk itu perusahaan–
perusahaan tersebut juga menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik yang besar
pula dalam mengaudit laporan keuangannya.
2.3.1 Kerangka pemikiran
Berdasarkan teori dan hasil penelitian, maka beberapa informasi yang dapat
digunakan untuk menentukan tingkat pengungkapan sukarela laporan keuangan
perusahaan antara lain terdiri Rasio Leverage, likuiditas, profitabilitas, ukuran
perusahaan, struktur kepemilikan publik, struktur kepemilikan asing, umur
perusahaan, dan kantor akuntan publik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :
60
Karakteristik perusahaaan :
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran
Pengaruh masing-masing faktor terhadap pengungkapan sukarela laporan
keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayem (2006), Dewi Agustina (2006),
Binsar dan Lusy (2001), Ainun Na’im dan Fuad Rahman (2000)
membuktikan bahwa Rasio leverage mempunyai hubungan positif dengan
kelengkapan pengungkapan laporan tahunan. Sedangkan Fitriani (2001),
Marwata (2001) menunjukkan bahwa rasio leverage tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan wajib dan
sukarela.
Rasio Leverage (X1)
Kantor Akuntan Publik (X8)
Umur perusahaan (X7)
Struktur kepemilikan saham Asing (X6)
Struktur kepemilikan Publik (X5)
Ukuran perusahaan (X4)
Profitabilitas (X3)
Rasio Likuiditas (X2)
Kelengkapan
pengungkapan
laporan
tahunan
61
2. Kondisi perusahaan yang sehat, yang antara lain ditunjukkan dengan tingkat
likuiditas yang tinggi, berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas.
Hal tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwa perusahaan yang secara
keuangan sehat, akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak
informasi, karena ingin menunjukkan kepada pihak ekstern bahwa
perusahaan tersebut kredibel. Hasil dari penelitian yang dilakukan Fitriani
(2001) menunjukkan bahwa rasio likuiditas mempunyai hubungan positif
dengan luas pengungkapan.. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sri
Ayem (2006), Binsar&lusy (2004), Marwata (2001) menunjukkan bahwa
rasio Likuiditas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kelengkapan pengungkapan.
3. Pengaruh tingkat profitabilitas terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan
yang dilakukan oleh Binsar dan Lusy (2004), Fitriani (2001) membuktikan
bahwa variabel Profitabilitas secara signifikan positif mempengaruhi
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Jadi semakin tinggi Net Profit
Margin suatu perusahaan maka semakin tinggi indeks kelengkapan
pengungkapannya. Sedangkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Agustina (2006) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap kelengkapan pengungkapan.
4. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi
pengungkapannya. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayem (2006), Marwata
(2001) menunjukkan bahwa variabel Ukuran perusahaan mempunyai
hubungan positif terhadap kelengkapan pengungkapan. Sedangkan penelitian
62
yang dilakukan oleh Fitriani (2001) meunjukkan bahwa uuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan.
5. Semakin besar porsi kepemilikan publik, semakin banyak pihak yang
membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga semakin banyak pula
butir–butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka dalam
laporan. Penelitian tentang pengaruh saham publik terhadap kelengkapan
pengungkapan yang dilakukan oleh Binsar dan Lusy (2004) membuktikan
bahwa struktur kepemilikan publik secara signifikan positif mempengaruhi
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
6. Semakin besar porsi saham yang dimiliki pihak asing makin beragam
informasi yang dibutuhkan, sehingga diperkirakan kualitas ungkapan
sukarelanya juga akan meningkat (Marwata, 2001). Penelitian yang dilakukan
oleh Fitriani (2001) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan saham Asing
berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayem (2006), Marwata (2001)
menunjukkan bahwa struktur kepemilikan saham Asing tidak berpengaruh
signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan.
7. Marwata (2001) memperkirakan Umur perusahaan mempunyai hubungan
positif terhadap kelengkapan pengungkapan. Alasan yang mendasari adalah
bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih
banyak dalam mempublikasikan laporan tahunan. Hasil dari penelitianyang
dilakukan oleh Binsar dan Lusy (2004), Marwata (2001) menunjukkan bahwa
umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan.
63
8. Perusahaan menggunakan jasa Kantor akuntan publik untuk melakukan audit
laporan keuangannya. Perusahaan yang menunjuk kantor akuntan publik
ternama akan menyediakan informasi yang lebih kompleks. Penelitian yang
dilakukan oleh Fitriani (2001) menunjukkan bahwa kantor Akuntan Publik
mempunyai hubungan positif terhadap kelengkapan pengungkapan.
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori
maka hipotesis yang akan diajukan adalah sebagai berikut :
H1 : Ada pengaruh antara Rasio leverage terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
H2 : Ada pengaruh antara Rasio likuiditas terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
H3 : Ada pengaruh antara Rasio profitabilitas terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
H4 : Ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
H5 : Ada pengaruh antara struktur kepemilikan publik terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
64
H6 : Ada pengaruh antara struktur kepemilikan asing terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
H7 : Ada pengaruh antara umur perusahaan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
H8 : Ada pengaruh antara Kantor Akuntan Publik terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2004-2007
65
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan penulis dapat memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan yang menjadi motivasi dalam melaksanakan
penelitian. Penelitian ini berkaitan dengan pemecahan masalah dan bersifat
teoritis dimana penelitian ini tidak memberikan pengaruh secara langsung
terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan. Tujuan penelitian ini untuk menguji
hipotesis melalui validasi teori atau pengujian aplikasi teori, serta pengembangan
dan evaluasi terhadap konsep-konsep teoritis.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif,
penggunaan metode kuantitatif bertujuan agar penelitian ini lebih terpusat. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditinjau berdasarkan beberapa
aspek yang berbeda. Aspek pertama berdasarkan sumbernya, data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk data kuantitatif berupa
data laporan keuangan perusahaan manufaktur subsektor industr dasar dan kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2007. Aspek kedua
berdasarkan data Time Series. Data Time Series, yaitu data yang dikumpulkan
dari waktu (tahun ke tahun, bulan ke bulan, minggu ke minggu, hari ke hari).
3.2 Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasannya pada
pengaruh karakteristik perusahaan yang terdiri dari rasio leverage, likuiditas,
65
66
profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan publik, struktur
kepemilikan Asing, umur perusahaan, dan Kantor Akuntan Publik mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela dalam
laporan tahunan perusahaan manufaktur subsektor industri dasar dan kimia yang
terdaftar di BEI periode 2004-2007. Penelitian ini hanya membatasi pada
pengungkapan sukarela, karena aturan tentang aturan tentang ungkapan wajib
telah ditetapkan, sedangkan pengguna informasi menuntut untuk pengungkapan
informasi yang lebih luas, sehingga perusahaan secara sukarela melakukan
pengungkapan melebihi ungkapan yang diwajibkan. Penelitian ini hanya
menggunakan laporan keuangan dengan tiga tahun amatan karena laporan
keuangan untuk perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia untuk
tahun 2003, 2002, 2001 dan sebelumnya tidak memenuhi ketentuan sampel
minimal, sedangkan untuk tahun 2008 tidak semua laporan keuangan sub sektor
industri dasar dan kimia di audit, sehingga tidak memenuhi kriteria penelitian.
3.3 Identifikasi Variabel
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penalitian maka variabel yang akan
digunakan adalah :
1. Variabel Dependen.
a. Kelengkapan pengungkapan laporan tahunan.
2. Variabel Independen.
a. Rasio Leverage
b. Rasio likuiditas
c. Profitabilitas
67
d. Ukuran perusahaan
e. Struktur kepemilikan publik
f. Struktur kepemilikan Asing
g. Umur perusahaan
h. Kantor Akuntan Publik
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Berikut ini akan dijelaskan definisi operasional dan pengukuran variabel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel Dependen penelitian ini adalah kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan tahun 2004-2007. Variabel ini mengukur berapa banyak butir
laporan keuangan yang material diungkapkan oleh perusahaan. Butir
pengungkapan laporan keuangan yang diukur hanya bersifat sukarela (voluntary).
Dalam melakukan perhitungan indeks pengungkapan untuk setiap perusahan
sampel diperoleh dengan cara sebagai berikut :
a. Memberi skor untuk setiap item pengungkapan secara dikotomi, dimana jika
suatu item diungkapkan diberi nilai satu dan jika tidak diungkapkan akan
diberi nilai nol.
b. Skor yang diperoleh setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan skor
total.
c. Menghitung indeks kelengkapan pengungkapan dengan cara membagi total
skor yang diperoleh dengan total skor yang diharapkan dapat diperoleh oleh
perusahaan, yaitu :
68
dimana :
a = indeks kelengkapan pengungkapan
x = jumlah butir yang diungkapkan perusahaan sampel
y = jumlah butir pengungkapan yang seharusnya diungkapkan menurut
indeks pengungkapan sukarela..
3.4.2 Variabel Independen
Ada 8 variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini dalam
hubungannya dengan pengaruh yang diberikan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan perusahaan, yaitu :
a. Leverage
Variabel ini menunjukkan sejauh mana kwajiban perusahaan memenuhi
kwajiban jangka panjang, semakin tinggi tingkat leverage perusahaan semakin
besar pula agency cost, atau dengan kata lain, semakin besar kemungkinan
terjadinya transfer kemakmuran dari kreditur jangka panjang kepada pemegang
saham dan manajer, sehingga untuk mengurangi hal tersebut perusahaan dituntut
untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas guna memenuhi informasi
kreditur jangka panjang. Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk membiayai
hutanngnya dari modal sehingga pengukuran leverage ini menggunakan Debt to
Equity Ratio (DER) denga rumus :
x
a = .......................................................................................................(11)
y
Total Hutang
Debt to Equity Ratio = .........................................................(12)
Ekuitas
69
b. Likuiditas
Variabel ini mengukur tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk dapat
membayar hutang jangka pendek. Kemampuan untuk membayar hutang jangka
pendek dari suatu perusahaan diukur dari kemampuan untuk mendapatkan kas
(alat pembayaran) atau kemampuannya untuk mengkonversikan aktiva non kas
menjadi kas. Pada penelitian ini rasio likuiditas diukur dengan menggunakan rasio
lancar bukan Rasio Quick, karena sampel dari penelitian ini merupakan
perusahaan manufaktur yang memiliki persediaan barang hasil produksi untuk
dijual, sehingga tidak mengeluarkan persediaan dalam menghitung likuiditas.
Pengukuran likuiditas ini menggunakan rasio lancar (current ratio) dengan rumus
:
c. Profitabilitas
Profit margin adalah salah satu rasio Profitabilitas yang menghitung sejauh
mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan
tertentu Mamduh (2002 : 83). Sesuai dengan pemilihan sampel pada penelitian ini
yang dalam kegiatan operasionalnya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
dan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan, maka rasio net profit margin
lebih cocok untuk perusahaan manufaktur dibandingkan dengan kedua rasio
profitabilitas yang lain yang mengukur laba bersih dengan menggunakan tingkat
Aktiva Lancar Current Ratio = ...................................................................(13)
Hutang Lancar
70
aset tertentu (ROA), atau dengan menggunakan modal saham (ROE). Sehingga
pengukuran dari Variabel ini yaitu :
d. Ukuran perusahaan
Variabel ini mengukur besar kecilnya perusahaan, semakin besar size (total
aktiva) perusahaan maka semakin besar informasi yang perlu diungkapkan
dibanding perusahaan kecil.
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini duukur berdasarkan besar atau
kecilnya total aset. Variabel lain dalam penelitian ini berupa rasio-rasio maka
demi keseragaman sehingga ukuran perusahaan diukur dengan mengunakan log
total asset, dengan rumusan sebagai berikut:
e. Struktur kepemilikan pubik
Variabel ini mengukur proporsi saham yang dimiliki oleh masyarakat
(publik) dimana perbedaan dalam proporsi saham tersebut dapat mempengaruhi
kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Pengukuran porsi saham yang
dimiliki masyarakat (publik) digunakan rumus sebagai berikut :
Laba Bersih Rasio Profit Margin = ..........................................................(14)
Penjualan
Size = log total aset.................................................................................(15)
Jumlah Saham Publik
Struktur kepemilikan publik = ..................................(16)
Total Saham
71
f. Struktur kepemilikan Asing
Makin besar porsi saham yang dimiliki pihak asing makin beragam
informasi yang dibutuhkan, sehingga diperkirakan kualitas ungkapan sukarela
juga akan meningkat Sedangkan pengukuran untuk perusahaan yang berbasis
asing dihitung dengan :
g. Umur perusahaan
Variabel ini mengukur sudah berapa lama perusahaan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan yang go publik. Perusahaan yang
berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam
mempublikasikan laporan keuangan dan akan mengetahui kebutuhan
konstituennya akan diinformasikan tentang perusahaan.
Umur perusahaan ini diukur berdasarkan selisih antara periode yang
digunakan dengan tahun first issue di BEI.
h. Kantor Akuntan Publik
Variabel ini mengukur besar kecilnya Kantor akuntan publik (KAP) yang
mengaudit laporan keuangan tahunan. Semakin besar KAP yang mengaudit
laporan keuangan tahunan, maka semakin banyak informasi yang diungkapkan
oleh perusahaan. Variabel Kantor Akuntan Publik diukur dengan menggunakan
Variabel Dummy. Dalam penelitian ini besar kecilnya kantor akuntan publik
dibedakan menjadi 2 yaitu :
Jumlah Saham Asing
Struktur kepemilikan asing = ....................................(17)
Total Saham
72
1. KAP yang berafiliasi dengan asing.
KAP yang berafiliasi dengan asing merupakan semua Kantor Akuntan
Publik Indonesia yang berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Asing.
2. KAP lainnya.
KAP lainnya merupakan semua Kantor Akuntan Publik di indonesia yang
tidak berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik asing.
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004-
2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Dalam
penelitian ini kriteria yang diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang menerbitkan
laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan auditan tahun 2004-2007
secara berturut–turut.
2. Perusahaan manufaktur subsektor industri dasar dan kimia yang telah terdaftar
di BEI sebelum tahun amatan, kriteria ini untuk variabel umur perusahaan.
3. Perusahaan manufaktur subsektor industri dasar dan kimia yang selama tahun
amatan mempunyai nilai ekuitas positif, kriteria ini untuk variabel Rasio
leverage.
3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu
data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
73
dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder, yang dapat
berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan
kimia periode 2004-2007 dan catatan atas laporan keuangan yang ada di
www.idx.co.id.
Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu berupa Laporan
Tahunan Emiten. Data tentang indeks kelengkapan pengungkapan diambil dari
laporan tahunan emiten pada tahun 2004-2007. Data tentang rasio leverage, rasio
likuiditas, Profitabilitas, struktur kepemilikan publik, struktur kepemilikan asing,
ukuran perusahaan, umur perusahaan, KAP, dapat diambil dari laporan keuangan
perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek
Indonesia periode 2004-2007.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan perhitungan terhadap rasio–rasio keuangan yang dianalisis, yaitu :
Rasio leverage, Rasio likuiditas, Rasio profitabilitas, Ukuran perusahaan,
Struktur kepemilikan publik, Struktur kepemilikan asing, Umur perusahaan,
Kantor Akuntan Publik, dan menghitung besarnya indeks kelengkapan
pengungkapan.
2. Analisis deskriptif merupakan suatu metode untuk memberikan gambaran atau
penjelasan mengenai besarnya indeks kelengkapan pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure), Rasio leverage, Rasio likuiditas, Rasio profitabilitas,
74
Ukuran perusahaan, Struktur kepemilikan publik, Struktur kepemilikan asing,
Umur perusahaan, Kantor Akuntan Publik dari masing-masing perusahaan.
3. Uji asumsi klasik, terdapat empat asumsi yaitu :
a. Uji normalitas
Pengujian normalitas untuk mengetahui apakah residualnya
terdistribusi secara normal. Cara pengujiannya menggunakan alat uji Statistik
Kolmogorov-Smirnov, dimana menurut Imam Ghozali (2006 : 30) alat uji ini
untuk mendeteksi normalitas data dengan menentukan dahulu hipotesis
pengujinya yaitu :
Hipotesis Nol (Ho) : Data terdistribusi normal
Hipotesis Alternatif (H1) : Data tidak terdistribusi normal
Residual data terdistribusi normal jika sig. kolmogorov smirnov tes >
0,05 maka hipotesis nol dapat diterima atau hipotesis alternatif ditolak.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas ini dilakukan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Multikolonieritas terjadi apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih
dari angka 10 (Gozali 2006 :91).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji terhadap adanya heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual
dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2007:105)
75
deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser.
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Glejser mengusulkan
untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarat,
2003) dengan persamaan regresi:
|Ut| = α + ßXt + vt
Notasi :
|Ut| = variabel residual
Persamaan regresi akan menjadi:
AbsUt = β0 + β 1 LEV + β 2 LIK + β 3 NPM + β 4 SIZE + β 5PUB + β 6 ASG +
β 7 UMR + β 8 KAP
d. Uji Auto korelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 ( sebelumnya ). Autokorelasi adalah adanya hubungan antara
kesalahan-kesalahan yang muncul pada data runtun waktu ( time series ).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Untuk mendeteksi Autokorelasi dalam penelitian ini
menggunakan uji Durbin – Watson (DW test)
DW hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercep (konstanta) dalam model
regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen (Ghozali, 2006
: 96). Hiptesis yang akan diuji adalah :
76
Ho : tidak ada autokorelasi
Ha : Ada autokorelasi
Cara untuk mengetahui pengmbilan keputusan ada tidaknya autokerelasi
adalah sebagai berikut :
a Jika nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-dl), maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
b Jika nilai DW lebih rendah daripada batas bawah (dl), maka koefisien
autokorelasi lebih besar dari nilai nol, berarti ada autokorelasi positif.
c Jika nilai DW lebih besar dari pada (total variabel independen-dl), maka
koefisien autokorelasi lebih kecil dari nilai nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
d Jika nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau
DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
4. Analisis regresi berganda
Analisi ini digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh antar
variabel. Analisis ini dilakukan dengan cara memasukkan input data variabel
ke fungsi regresi. Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap satu
variabel dependen.
Persamaan regresi berganda dapat dinyatakan sebagai berikut :
Y = +β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + e....(18)
Dimana :
77
Y = kelengkapan pengungkapan
= konstanta (tetap)
β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7 = koefisien regresi
X1 = rasio leverage
X2 = rasio likuiditas
X3 = profitabilitas
X4 = struktur kepemilikan publik
X5 = struktur kepemilikan asing
X6 = ukuran perusahaan
X7 = umur perusahaan
X8 = Kantor akuntan publik
e = kesalahan baku/error
5. Uji Hipotesis
a. Uji F, Uji F digunakan untuk menguji model penelitian. Model yang baik
adalah jika secara keseluruhan variabel dependen berpengaruh terhadap
variabel dependen. untuk melakukan uji model ada beberapa langkah yang
harus dilakukan :
1. Menyusun perumusan hipotesis
Ho : Seluruh variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
H1 : Seluruh variabel independen secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Menentukan tingkat signifikansi uji F dengan tingkat signifikan 5%
78
3. Menentukan besarnya F hitung dengan menggunakan SPSS.
4. Menarik kesimpulan berdasarkan uji statistik yang telah diberikan
kriteria pengujian :
a jika probabilitas F < α, berarti Ho ditolak, yang artinya ada
pengaruh yang signifikan dari semua variabel independen terhadap
variabel dependen.
b jika probabilitas F > α, berarti Ho diterima, yang artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan dari semua variabel independen terhadap
variabel dependen.
b. Uji t, Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen dalam regresi (Ghozali
2006 : 167). Berikut langkah yang digunakan untuk menentukan uji t :
1. perumusan hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara
parsial (individual) terhadap variabel dependen.
H1: ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara
parsial (individual) terhadap variabel dependen.
2. Menetapkan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%
3. Menentukan kriteria penolakan hipotasis :
a jika probabilitas t < α, berarti Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen.
79
b jika probabilitas t > α, berarti Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen.
4. melakukan interpretasi atau hasil uji hipotesis pada pengujian hipotesis.
5. menyusun kesimpulan atas interpretasi yang dilakukan pada hasil uji
hipotesis.
80
BAB IV
GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Gambaran Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan perusahaan Manufaktur sebagai populasi untuk
dijadikan obyek penelitian. Perusahaan manufaktur yang dipakai sebagai sampel
adalah perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar
di BEI sampai dengan tahun 2007 yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan
yang diaudit untuk tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007. Dalam penelitian ini data
yang diambil dari tiap perusahaan sampel adalah catatan atas laporan keuangan
untuk menghitung indeks pengungkapan sukarela, total hutang dan total ekuitas
untuk menghitung rasio leverage, aktiva lancar dan hutang lancar untuk
menghitung rasio likuiditas, laba bersih dan jumlah penjualan untuk menghitung
rasio profitabilitas, total aktiva untuk menghitung besarnya perusahaan, saham
masyarakat dan total saham untuk menghitung kepemilikan saham oleh publik,
saham asing dan total saham untuk menghitung kepemilikan saham asing, selisih
antara tahun amatan dengan tahun first issue di BEI untuk menghitung umur
perusahaan serta halaman laporan auditor independen untuk menentukan KAP
yang telah mengaudit laporan keuangan tersebut.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu
pemilihan sampel berdasarkan kesesuaian karakteristik dengan kriteria sampel
yang telah ditentukan sebelumnya. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan
sampel, antara lain:
80
81
1. Perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang menerbitkan
laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan auditan tahun 2004-2007
secara berturut–turut.
2. Perusahaan manufaktur subsektor industri dasar dan kimia yang telah terdaftar
di BEI sebelum tahun amatan, kriteria ini untuk variabel umur perusahaan.
3. Perusahaan manufaktur subsektor industri dasar dan kimia yang selama tahun
amatan mempunyai nilai ekuitas positif, kriteria ini untuk variabel Rasio
leverage.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas, maka sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 164 perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia atau sebanyak 70,68 persen dari total perusahaan
manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar dari tahun 2004
sampai dengan tahun 2007. Sampel penelitian pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007
masing-masing sejumlah 41 perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan
kimia. Sub sektor ini terdiri dari 58 (lima puluh delapan) perusahaan. Dari 58
(lima puluh delapan) sampel penelitian hanya 41 perusahaan yang sesuai dengan
kriteria pemilihan sampel, tujuh diantaranya yaitu AKKU, INRU, ITMA, KIAS,
MAIN, TPIA, YPAS listing setelah tahun 2004, sedangkan KBRI, TALF, SRSN,
SIAP, FPNI, SUDI juga tidak memenuhi kriteria sampel karena selama tahun
amatan data-data perusahaan ini tidak lengkap, sedangkan DSUC, JKSW, MLIA,
SAIP memiliki nilai rasio leverage negatif. Berikut ini adalah tampilan hasil
pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
82
Tabel 4.1
SELEKSI SAMPEL
No. Kriteria Sampel Jumlah Sampel
Jumlah perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdapat di BEI
58
1.
Perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar
dan kimia yang tidak menerbitkan laporan
keuangan dan catatan atas laporan keuangan
auditan tahun 2004-2007 secara berturut–turut.
(6)
2.
Perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar
dan kimia yang baru terdaftar di BEI pada tahun
amatan.
(7)
3.
Perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar
dan kimia yang memiliki nilai rasio leverage
negatif
(4)
Jumlah perusahaan akhir 41
Jumlah Amatan 164
Sumber : idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2005-2008
4.2 ANALISIS DATA
Pada sub bab ini akan analisis terhadap permasalahan yang diajukan,
dimana pada analisis ini terdiri dari analisis deskriptif dan pengujian hipotesis.
tujuan dari analisis tersebut adalah untuk mengetahui apakah rasio leverage, rasio
likuiditas, rasio profitabilitas, size, kepemilikan saham publik, kepemilikan saham
asing, umur perusahaan dan kantor akuntan publik secara signifikan
mempengaruhi kelengkapan pengungkapan sukarela.
4.2.1 Analisis Deskriptif
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan
analisis deskriptif terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi deskriptif sampel dan deskriptif
variabel penelitian.
83
1. Deskriptif Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang telah dijelaskan
pada Bab III, yaitu perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia
yang terdafat di Bursa Efek Indonesia pada periode amatan 2004 sampai dengan
2007 dan telah memenuhi kriteria pemilihan sampel yang dapat dilihat pada Tabel
4.1. Perusahaan Manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
BEI terdiri dari delapan golongan diantaranya semen; keramik, porselen dan kaca;
logam dan sejenisnya; kimia; plastik dan kemasan; pakan ternak; kayu dan
pengolahannya; pulp dan kertas. Perusahaan sampel dalam penelitian ini untuk
masing-masing tahun 2004, 2005, 2006, dan 2007 adalah sama, selanjutnya daftar
nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.
Tabel 4.2 menggambarkan keterwakilan jenis perusahaan sampel penelitian
dari tahun 2004 - 2007. Perusahaan sampel dalam penelitian ini selama empat
tahun amatan berjumlah 164 dengan jumlah masing-masing tahun 41 perusahaan
sampel. Industri semen terdiri dari 3 perusahaan yang selama empat tahun amatan
ketiganya menjadi sampel atau sebanyak 12 perusahaan. Industri Keramik,
Porselen & Kaca terdiri dari 6 perusahaan namun 2 perusahaan yaitu KIAS dan
MLIA tidak memenuhi kriteria sehingga harus keluar dari sampel. Industri logam
dan sejenisnya terdiri dari 11 namun ITMA dan JKSW harus keluar dari sampel
karena tidak sesuai dengan kriteria. Selanjutnya, industri plastik dan kemasan
sebanyak 13 perusahaan dan 5 perusahaan yaitu AKKU, YPAS, APLI, SIAP,
TALF tidak sesuai dengan kriteria.
84
Tabel 4.2
KETERWAKILAN SAMPEL UNTUK TAHUN 2004-2007
No. Industri Jumlah
sampel
Jumlah
perusahaan
Persentase
sampel
(%)
Persentase
amatan
(%)
1. Semen 12 12 7,31 100
2. Keramik, porselen &
kaca
16 24 9,75 66,66
3. Logam & sejenisnya 36 44 21,95 81,81
4. Kimia 28 36 17,07 77,77
5. Plastik & kemasan 32 52 19,51 61,53
6. Pakan ternak 12 16 7,31 75
7. Kayu &
pengolahannya
12 20 7,31 60
8. Pulp & kertas 16 28 9,75 57,14
Jumlah 164 232 100
Sumber : Data emiten BEI
Sedangkan Industri pakan ternak terdiri dari 4 perusahaan dan satu
perusahaan yaitu MAIN tidak sesuai dengan kriteria sampel. Industri kayu dan
pengolahannya terdiri dari 5 perusahaan 2 diantaranya yaitu BRPT dan SUDI
tidak sesuai dengan kriteria. Industri Pulp &Kertas terdiri dari 7 perusahaan dan 3
diantaranya tidak sesuai dengan kriteria sampel yaitu INRU,KBRI, SAIP
2. Deskriptif Variabel
Penelitian ini menggunakan delapan variabel independen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh rasio leverage, rasio likuiditas, rasio profitabilitas,
size, kepemilikan saham publik, kepemilikan saham asing, umur perusahaan, dan
kantor akuntan publik terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela. Variabel
dependen dalam penelitian ini menggunakan Pengungkapan sukarela yang diukur
dengan menghitung indeks Kelengkapan Pengungkapan Sukarela.
85
a. Indeks Kelengkapan Pengungkapan Sukarela
Indeks Kelengkapan Pengungkapan Sukarela merupakan Variabel dependen
dalam penelitian ini. Variabel ini digunakan sebagai indikator untuk mengukur
banyaknya pengungkapan sukarela yang diungkapkan dalam laporan keuangan.
Indeks pengungkapan sukarela ini diperoleh dari perbandingan antara banyaknya
item pengungkapan sukarela yang diungkapkan oleh perusahaan dengan jumlah
maksimum yang diharapkan diungkapkan oleh perusahaan. Jumlah maksimum
item yang diharapkan diungkapkan dalam penelitian ini ada tiga puluh item.
Ketiga puluh item tersebut diperoleh dari 33 item pengungkapan yang telah
dikembangkan oleh Bambang Suripto (1999) kemudian disesuaikan dengan empat
ratus empat puluh enam item pangungkapan wajib sehingga didapatkan hasil akhir
sebanyak 30 item, karena tiga item pengungkapan sukarela yang telah
dikembangkan oleh Bambang Suripto sudah termasuk dalam pengungkapan wajib
yang dikeluarkan oleh Bapepam tahun 2002.
Tabel 4.3
DAFTAR PROSENTASE ITEM YANG DIUNGKAPKAN
TAHUN 2004-2007
No. No.
Item
PS
Keterangan Jumlah
perusahaan yang
mengungkapkan
Prosentase
PS (%)
1. 25
Jumlah kompensasi tahunan yang
dibayarkan kepada dewan komisaris dan
direksi
139 84,75
2. 12 Jaringan pemasaran produk atau jasa
perusahaan 111 67,68
3. 16 Level fisik output atau pemakaian kapasitas
oleh perusahaan pada masa sekrang 20 12,19
4. 27 Dampak inflasi terhadap aktiva perusahaan 19 11,58
Sumber: Laporan keuangan.
86
Perusahaan sampel hanya mengungkapkan empat item dari 30 item
pengungkapan sukarela. Untuk daftar item yang paling banyak diungkap oleh
perusahaan sampel, yang pertama adalah item nomor 25 Informasi mengenai
jumlah kompensasi tahunan yang dibayarkan kepada dewan komisaris dan direksi
dengan prosentase 84,75 persen. Perusahaan sampel yang melakukan
pengungkapan item tersebut diantanya adalah PT. Asahimas Flat Glas Tbk.
Berikut adalah cuplikan item nomor 25 yang ada dicatatan atas laporan keuangan
PT. Asahimas Flat Glas Tbk tahun 2007:
“Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 desember 2007, jumlah gaji yang
diberikan kepada dewan Komisaris dan Direksi, masing-masing sebesar Rp.
2.730.940 dan Rp. 11.633.680 (2006: Rp. 2.729.780 dan Rp. 13.248.655)“
Item nomor 12 mengenai jaringan pemasaran produk dan jasa perusahaan
dengan prosentase 67,68 persen menempati urutan kedua. Item ini diungkapkan
oleh 111 (seratus sebelas) perusahaan sampel, salah satu diantaranya adalah PT.
Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2007 yang tertera pada catatan
atas laporan keuangan yang berbunyi :
“Hasil produksi dipasarkan didalam dan diluar negeri termasuk Eropa,
Amerika Serikat, Australia, Asia, Timur tengah”
Urutan ketiga adalah item nomor 16 yaitu informasi mengenai level fisik
output atau pemakaian kapasitas yang dicapai oleh perusahaan pada masa
sekarang, hanya dua puluh perusahaan sampel mengungkapkan item ini dengan
persentase pengungkapannnya sebesar 12,19 persen. Salah satu perusahaan
sampel yang melakukan pengungkapan item nomor 16 ini adalah PT. Intikeramik
Alamasri Industri Tbk, yang berbunyi :
87
“Kapasitas Produksi konsolidasi perusahaan yang dimanfaatkan pada tahun
2007 dan 2006 masing-masing sebesar 40 persen dan 60 persen dari
kapasitas terpasang.”
Informasi ini juga diungkapkan secara berbeda oleh perusahaan lain seperti
yang diungkapakan oleh PT. Asiaplast Industries Tbk. berikut ini :
“Perusahaan memiliki lima (5) lini produksi untuk lembaran plastik PVC
dengan jumlah kapasitas produksi 25.000 ton per tahun (tidak diaudit), dua
(2) lini produksi untuk lembaran kulit imitasi dengan jumlah kapasitas
produksi 12.000 ton per tahun (tidak diaudit), dan pada bulan November
2002 Perusahaan memasang (1) lini produksi untuk lembaran plastik PVC
rigid dengan jumlah kapasitas produksi 6.000 ton per tahun (tidak diaudit).”
Untuk urutan keempat adalah item nomor 27 yaitu mengenai dampak inflasi
terhadap aktiva perusahaan pada masa sekarang dan/ atau masa yang akan datang
dengan item pengungkapan sebanyak 19 atau 11,58 persen. Item ini diungkapkan
oleh PT. Asia Plast Industri yang ada dicatatan atas laporan keuangan sebagai
berikut :
“Saat ini kondisi ekonomi di Indonesia masih terus dipengaruhi oleh nilai
tukar Rupiah terhadap mata uang asing yang masih terus berfluktuasi
dipengaruhi oleh kondisi sosial dan politik di dalam negeri di mana hal ini
mengakibatkan menurunnya laba bersih Perusahaan dari Rp 66.309.799
menjadi rugi bersih Rp 4.651.718.”
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa item pengungkapan sukarela untuk
tahun 2004-2007 hanya empat item yang diungkapkan oleh perusahaan sampel.
Sampel dari penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia yang terdiri dari industri-industri berat seperti semen,
logam, beton, keramik sehingga item yang diungkapkan oleh perusahaan juga
yang masih memiliki hubungan dengan output yang dihasilkan seperti pencapaian
kapasitas dan jaringan pemasaran, pengungkapan yang dilakukan perusahaan juga
tara-rata memiliki kesamaan tiap tahunnya.
88
Item yang tidak diungkapkan oleh perusahaan sampel adalah item nomor
satu yaitu mengenai strategi dan tujuan perusahaan; dapat meliputi strategi dan
tujuan umum, keuangan, pemasaran dan sosial. Item nomor dua mengenai dampak
strategi terhadap hasil–hasil pada masa sekarang dan/atau masa yang akan datang.
Item nomor tiga mengenai bagian atau uraian yang menjelaskan pembagian
wewenang dan tanggungjawab dalam organisasi. Item nomor empat Informasi
mengenai proyeksi jumlah penjualan tahun berikutnya, dapat secara kualitatif atau
kuantitatif. Item nomor lima yaitu Informasi mengenai proyeksi jumlah laba tahun
berikutnya, dapat secara kualitatif atau kuantitatif. Item nomor enam Informasi
mengenai proyeksi jumlah aliran kas tahun berikutnya, dapat secara kualitatif atau
kuantitatif. Item nomor tujuh Uraian mengenai kegiatan investasi atau
pengeluaran modal yang telah dan/atau akan dilaksanakan. Item nomor delapan
mengenai program riset dan pengembangan; yang dapat meliputi kebijakan, lokasi
aktivitas, jumlah karyawan dan hasil yang dicapai. Item nomor sembilan
Informasi mengenai pesanan-pesanan dari pembeli yang belum dipenuhi dan
kontrak-kontrak penjualan yang akan direalisasi dimasa yang akan datang. Item
nomor sepuluh mengenai pesanan-pasanandari pembeli yang belum dipenuhi dan
kontrak-kontrak penjualan yang akan direalisasi di masa yang akan datang. Item
nomor 11 informasi mengenai analisis pangsa pasar, dapat secara kualitatif atau
kuantitatif. Item nomor 12 informasi mengenai analisis pesaing, dapat secara
kualitatif dan kuantitatif. Item nomor 13 Statemen perusahaan atau uraian
mengenai pemberian kesempatan kerja yang sama; tanpa memandang suku agama
dan ras. Item nomor 14 Uraian mengenai kondisi kesehatan dan keselamatan
89
dalam lingkungan kerja. Item nomor 15 Uraian mengenai masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan dalam recruitment tenaga kerja dan kebijakna-kebijakan
yang ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut. Item nomor 17 Uraian
mengenai dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan hidup dan kebijakan-
kebijakan yang ditempuh untuk memelihara lingkungan. Item nomor 18 Informasi
mengenai manajemen senior; yang dapat meliputi nama, pengalaman, dan
tanggungjawabnya. Item nomor 19 Uraian mengenai pembagian tanggungjawab
fungsional diantara dewan komisaris dan direksi. Item nomor 20 Ringkasan
statistik keuangan yang meliputi ratio-ratio rentabilitas, likuiditas, dan
solvabilitas untuk 6 tahun atau lebih. Item nomor 21 Laporan yang memuat
elemen-elemen rugi/laba yang diperbandingkan untuk 3 tahun atau lebih. Item
nomor 22 Laporan yang memuat elemen-elemen neraca yang diperbandingkan
untuk 3 tahun atau lebih. Item nomor 26 Informasi menenai biaya yang dipisahkan
kedalam komponen tetap dan variabel. Item nomor 28 Informasi mengenai tingkat
imbal hasil (return) yang diharapkan terhadap sebuah proyek yang akan
dilaksanakan oleh perusahaan. Item nomor 29 Informasi mengenai kemungkinan
litigasi oleh pihak lain terhadap perusahaan dimasa yang akan datang. Item nomor
30 Informasi mengenai pihak-pihak yang mencoba memperoleh kepemilikan
subtantial terhadap saham perusahaan.
Pengungkapan sukarela dalam penelitian ini merupakan pengungkapan
item-item secara sukarela yang diungkapkan oleh manajemen perusahaan yang
terdapat dalam laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan pada
31 Desember setiap tahunnya sebagai pertanggungjawaban kinerja manajemen.
90
Tabel 4.4
DESKRIPTIF STATISTIK PENGUNGKAPAN SUKARELA
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
PS 164 .0000 .1333 .059146 .0279561
Valid N
(listwise) 164
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa Indek kelengkapan pengungkapan
(IKP) selama empat tahun periode amatan atau dengan jumlah sampel (N) 164,
memiliki nilai minimum 0 yang dimiliki delapan perusahaan sampel diantaranya
adalah PT. Ekadharma International Tbk (data lampiran 4). Nilai maksimum
sebesar 0,1333 menunjukkan bahwa dari 164 perusahaan sampel paling banyak
hanya mengungkapakan empat item saja atau sebesar 0,1333 yang diungkapkan
oleh empat perusahaan sampel diantaranya oleh PT. Inti Keramik Alamasri
Industri Tbk. Nilai mean indeks pengungkapan sukarela sebesar 0,059146
menunjukkan bahwa dari semua perusahaan yang menjadi sampel rata-rata indeks
pengungkapan sukarela sebesar 0,059146 dengan tingkat penyimpangan sebesar
0,0279561 yang lebih kecil dari nilai rata- rata yang berarti tingkat penyimpangan
indeks kelengkapan pengungkapan rendah.
Dari Tabel 4.3 dan 4.5 dapat diketahui bahwa perusahaan-perusahaan di
Indonesia khususnya perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia
bisa dikatakan masih minim dalam hal pengungkapan sukarela, hal ini dapat
91
dilihat dari jumlah item pengungkapan sukarela yaitu tiga puluh item hanya empat
item yang diungkapkan oleh seluruh sampel.
Tabel 4.5
DAFTAR INDEKS KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN
(IKP)
No. Jumlah item yang
diungkapkan
IKP Jumlah Perusahaan
1. 0 0 8
2. 1 0,3333 53
3. 2 0,6667 77
4. 3 0,1 22
5. 4 1,3333 4
Jumlah Perusahaan 164
Sumber : Lampiran 5
. Tabel 4.5 menjelaskan banyaknya perusahaan dan jumlah item yang
diungkapkan. Nomor urut 2 dapat dijelaskan bahwa ada 53 perusahaan yang
hanya mengungkapkan 1 item dari 30 item pengungkapan sukarela. Nomor urut 3
dapat dijelaskan bahwa sebanyak 77 perusahaan sampel mengungkapkan 2 item
pengungkapan sukarela, demikian pula untuk nomor-nomor selanjutnya.
b. Rasio Leverage
Rasio leverage merupakan variabel independen dalam penelitian ini. Rasio
leverage diperoleh dari pembagian total hutang dengan total ekuitas. Rasio ini
menunjukkan kemampuan untuk membiayai hutangnya dari modal (Agus
Sartono, 1996:128). Semakin besar rasio leverage maka menajemen dituntut untuk
mengungkapkan informasi yang lebih banyak, karena semakin besar Rasio
leverage maka semakin sedikit modal yang akan digunakan untuk mengembalikan
hutang dan pengguna informasi membutuhkan informasi yang lebih banyak untuk
dapat mengambil keputusan yang tepat
92
Tabel 4.6
DESKRIPTIF STATISTIK RASIO LEVERAGE
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Lev 164 .06 25.45 2.1049 3.16287
Valid N
(listwise) 164
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah.
Pada Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa Rasio leverage (LEV) selama
empat tahun periode amatan atau dengan jumlah sampel (N) 164, memiliki nilai
minimum 0,06 yang dimiliki oleh PT. Jaya Pari Steel Tbk (sampel tahun 2006),
hal ini berarti Rp.1 ekuitas perusahaan menjamin Rp.0,06 hutang perusahaan.
Nilai maksimum Rasio leverage sebesar 25,45 yang dimiliki oleh PT.
Sumalindo Lestari Jaya Tbk (sampel tahun 2004), hal ini menunjukkan bahwa
Rp.1 ekuitas menjamin Rp.25,45 hutang perusahaan. Nilai mean sebesar 2,1049
menunjukkan bahwa rata-rata rasio leverage dari keseluruhan perusahaan sampel
adalah 2,1049 dengan standar deviasi atau tingkat penyimpangan sebesar 3.16287
lebih besar dari nilai mean yang berarti tingkat penyimpangan rasio leverage pada
penelitian ini tinggi.
Tabel 4.7
DAFTAR RASIO LEVERAGE
No. Nilai Rasio Leverage Kategori Jumlah perusahaan
1. 0,06 s/d 2,08 Dibawah rata-rata 118
2. 2,1049 Rata-rata 0
3. 2,19 s/d 25,45 Diatas rata-rata 46
Jumlah Perusahaan 164
Sumber : Lampiran 7
93
Tabel diatas menunjukkan nilai leverage perusahaan yang berada dibawah
rata-rata, pada posisi rata-rata dan diatas rata-rata. Sebanyak 118 perusahaan
memiliki nilai rasio leverage dibawah rata-rata dengan nilai rasio mulai dari rasio
terendah hingga mendekati nilai rata-rata yaitu 0,06 sampai 2,08. Sedangkan
sisanya yaitu 46 perusahaan mempunyai nilai leverage diatas rata-rata dengan
nilai leverage dari 2,19 sampai dengan nilai leverage maksimal yang dimiliki
sampel yaitu 25,45. Sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar leverage
perusahaan sampel berada dibawah rata-rata.
c. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas diperoleh dengan membagi aktiva lancar dengan hutang
lancar. Rasio likuiditas akan mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan
pengungkapan yang lebih luas. Tingginya rasio likuiditas menunjukkan bahwa
perusahan tersebut kredibel, sedangkan likuiditas dapat juga dipandang sebagai
ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan.
Tabel 4.8
DESKRIPTIF STATISTIK RASIO LIKUIDITAS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
lik 164 .29 34.35 2.3957 2.93251
Valid N
(listwise) 164
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Tampak dalam Tabel 4.8 menunjukkan bahwa jumlah minimum rasio
likuiditas dari 164 sampel sebesar 0,29 yang dimiliki oleh PT. Barito Pacific Tbk.
(sampel tahun 2004). Nilai tersebut menunujukkan bahwa 1 hutang dijamin oleh
94
0,29 aktiva lancar. Nilai maksimum rasio likuiditas adalah sebesar 34,35 yang
dimiliki oleh PT. Jaya Pari Steel (sampel tahun 2006) yang menunjukkan bahwa 1
hutang dijamin oleh 34,35 aktiva lancar. Nilai mean sebesar 2,3957 menunjukkan
bahwa rata-rata nilai likuiditas perusahaan sampel sebesar 2,3957 dengan standar
deviasi atau tingkat penyimpangan sebesar 2,93554 nilai ini lebih besar dari nilai
rata-rata rasio likuiditas maka tingkat penyimpangan rasio likuiditas dalam
penelitian ini besar.
Tabel 4.9
DAFTAR RASIO LIKUIDITAS
No. Rasio Likuiditas Kategori Jumlah perusahaan
1. 0,27 s/d 2,35 Dibawah rata-rata 112
2. 2,3752 Rata-rata 0
3. 2,41 s/d 34,35 Diatas rata-rata 52
Jumlah Perusahaan 164
Sumber : Lampiran 8
Dari 164 sampel (N) perusahaan yang mempunyai nilai likuiditas di bawah
rata-rata pada kisaran nilai rasio likuiditas 0,27 sampai dengan 2,35 sebanyak 112
perusahaan sedangkan perusahaan yang mempunyai nilai likuiditas diatas rata-rata
yaitu pada kisaran nilai 2,41 sampai dengan 34,35 ada 52 perusahaan. Secara
teoritis dikatakan bahwa Rasio likuiditas yang rendah menujukkan resiko
likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya
kelebihan aktiva lancar, yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Dari
sisi ini, perusahaan dengan likuiditas rendah justru cenderung mengungkapkan
lebih banyak informasi kapada pihak diluar sebagai upaya untuk menjalaskan
lemahnya kinerja manajemen. Data mengenai rasio likuiditas perusahaan dapat
dilihat pada lampiran 8.
95
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan rasio profit margin.
rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer
untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan
investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap
manajemen (shinghvi dan Desai(1971) dalam Binsar dan Lusy).
Tabel 4.10
DESKTIPTIF STATISTIK RASIO PROFITABILITAS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPM 164 -2.37 4.22 .1605 .62979
Valid N
(listwise) 164
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah.
Pada Tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai terendah untuk net profit
margin untuk industri dasar dan kimia selama empat tahun amatan adalah -2,37
pada PT. Asiaplast Industries Tbk, hal ini menunjukkan adanya penjualan yang
terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu.
Nilai maksimum sebesar 4,22 menunjukkan bahwa nilai rasio profitabilitas
tertinggi dari 164 sampel pada penelitian ini adalah sebesar 4,22 pada PT.
Alumindo Ligh Metal Industry Tbk hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Nilai rata-rata dari keseluruhan sampel adalah 0,1605 dengan standar
deviasi atau tingkat penyimpangan sebesar 0,62979, nilai ini lebih besar dari nilai
rata-rata maka dapat dikatakan bahwa tingkat penyimpangan untuk rasio
profitabilitas dalam penelitian ini besar. Nilai terendah -2,37 dan nilai tertinggi
96
4,22 memiliki perbedaan nilai yang sangat jauh jika dibandingkan dengan nilai
rata-rata 0,1605, hal ini menunjukkan nilai net profit margin untuk industri ini
sangat bervariasi atau tidak semua sampel mengalami laba tapi juga mengalami
rugi.
Tabel 4.11
DAFTAR RASIO PROFITABILITAS
No. Rasio Profitabilitas
(NPM)
Kategori Jumlah perusahaan
1. -2,37 s/d 0,15 Dibawah rata-rata 146
2. 0,1605 Rata-rata 2
3. 0,18 s/d 4,22 Diatas rata-rata 16
Jumlah Perusahaan 164
Sumber : Lampiran 9
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa sebanyak 146 perusahaan sampel
mempunyai rasio profitabilitas dibawah rata-rata yaitu pada kisaran nilai -2,37
sampai dengan 0,15. Sebanyak 2 perusahaan berada pada posisi rata-rata dengan
nilai 0,16 dan 16 perusahaan mempunyai nilai rasio profitabilitas pada kisaran
nilai 0,18 sampai dengan 4,22 atau diatas rata-rata nilai profitabilitas keseluruhan
sampel. sebanyak 27 sampel dari penelitian ini mengalami kerugian dengan nilai
rasio profitabilitas negatif. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.
e. Ukuran Perusahaan (size)
Perusahaan yang besar merupakan entitas yang banyak disorot pasar
maupun publik secara umum. Mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan
bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik. Teori
keagenan menyebutkan perusahan yang besar mempunyai biaya keagenan yang
besar dari pada perusahaan kecil.
97
Tabel 4.12
DESKRIPTIF STATISTIK UKURAN PERUSAHAAN
(SIZE)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
size 164 9.15 13.71 11.8574 .78011
Valid N
(listwise) 164
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Sebanyak empat tahun amatan dengan jumlah sampel (N) 164, perusahaan
dengan size terkecil mempunyai nilai 9,15 pada PT. Argha Karya Prima Tbk.
Ukuran perusahaan ini menggambarkan seberapa besar aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan, sehingga dari data tersebut dapat dikeketahui bahwa PT. Argha Karya
Prima Tbk memiliki aktiva yang rendah dibandingkan dengan perusahaan yang
menjadi sampel pada penelitian ini. Sedangkan perusahaan dengan size terbesar
dengan nilai log total aset 13,71 pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Ukuran
perusahaan ini menggambarkan besarnya aktiva yang dimiliki oleh PT. Indah Kiat
Pulp & Paper Tbk, sehingga dari data tersebut dapat dikeketahui bahwa PT. Indah
Kiat Pulp & Paper Tbk memiliki aktiva yang sangat tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini. Rata-rata ukuran perusahaan
sampel adalah sebesar 11,857 jadi rata-rata aktiva dari seluruh sampel pada
penelitian ini sebesar 11,857 dengan standar deviasi atau tingkat penyimpangan
sebesar 0,78011 nilai ini lebih kecil dari rata-rata atau nilai mean, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat penyimpangan ukuran perusahaan pada sampel ini
kecil.
98
Tabel 4.13
DAFTAR UKURAN PERUSAHAAN (SIZE)
No. Ukuran
Perusahaan (size)
Kategori Jumlah
perusahaan
1. 9,15 s/d 11,85 Dibawah rata-rata 76
2. 11,86 Rata-rata 1
3. 11,87 s/d 13,71 Diatas rata-rata 87
Jumlah Perusahaan 164
Sumber : Lampiran 10
Perusahaan yang mempunyai ukuran perusahaan atau aktiva diatas rata-rata
ada 87 perusahaan dengan dengan kisaran nilai 11,87 sampai dengan 13,71. Hal
ini menunjukkan bahwa sebanyak 87 Perusahaan dari 164 perusahaan yang
menjadi sampel pada penelitin ini mempunyai nilai aktiva yang tinggi. Hanya ada
1 perusahaan yang mempunyai nilai aktiva yang besarnya sama dengan rata-rata
perusahaan dengan nilai 11,86 yaitu PT.Intikeramik Alamasri Industri Tbk.
Perusahaan sampel yang mempunyai nilai aktiva dibawah rata-rata yaitu pada
kisaran nilai 9,15 sampai dengan 11,85 ada 76 perusahaan. Data tentang ukuran
perusahaan dapat dilihat pada lampiran 10.
f. Struktur kepemilikan saham publik
Kepemilikan saham publik merupakan proporsi banyaknya saham
perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat domestik yaitu diperoleh dari
perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh masyarakat dengan total saham
secara keseluruhan. Semakin besar porsi kepemilikan publik, semakin banyak
pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga semakin
banyak pula butir-butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka
dalam laporan tahunan (Marwata, 2001).
99
Tabel 4.14
DESKRIPTIF STATISTIK KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK
(PUB)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
pub 164 .0784 1.000 .68095 .275769
Valid N
(listwise) 164
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa sebanyak 164 sampel, proporsi
kepemilikan saham publik yang paling kecil senilai 0,0784 atau 7,84 persen pada
PT. Holcim Indonesia nilai ini menunjukkan bahwa masyarakat (Domestik) hanya
memiliki sedikit saham dari perusahaan tersebut. Nilai maksimum adalah sebesar
1,00 atau 100 persen diantaranya pada PT. Trias Sentosa Tbk yang berarti
kepemilikan saham oleh masyarakat (domestik) pada perusahaan tersebut 100
persen. Nilai mean atau rata-rata kepemilikan saham oleh Publik (domestik)
sebesar 0,6809 atau 68,09 persen dengan standar deviasi atau tingkat
penyimpangan sebesar 0,27856 nilai penyimpangan tersebut lebih kecil dari niali
mean atau rata-rata jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penyimpangan
kepemilikan saham oleh Publik (domestik) rendah.
Tabel 4.15
DAFTAR KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK (PUB)
No. Kepemilikan saham
Publik (pub)
Kategori Jumlah
perusahaan
1. 0,0784 s/d 0,6665 Dibawah rata-rata 75
2. 0,6809 Rata-rata 0
3. 0,6893 s/d 1 Diatas rata-rata 89
Jumlah Perusahaan 164
Sumber : Lampiran 11
100
Tabel 4.15 menunjukkan sampel dengan kepemilikan saham oleh publik
pada posisi rata-rata, diatas rata-rata dan dibawah rata-rata. Sebanyak 75
perusahaan sampel berada di bawah rata-rata dengan kisaran nilai prosentase
kepemilikan sahm oleh Publik sebesar 7,84 persen sampai 66,65 persen.
Sedangkan 89 perusahaan berada pada posisi diatas rata-rata dengan prosentase
kepemilikan oleh publik sebesar 68,93 persen dampai dengan 100 persen. Dapat
diambil kesimpulan bahwa sebagian besar sampel dari penelitian ini sahamnya
dimiliki oleh masyarakat domestik.
Karena besarnya porsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki publik,
maka manajemen perusahaan seharusnya memberikan informasi yang lebih rinci
karena masyarakat membutuhkan transparansisi atau pertanggungjawaban dari
manajemen perusahaan, dengan maksud masyarakat juga bisa mengawasi kinerja
manajemen.
g. Struktur kepemilikan Saham Asing
Perusahaan berbasis asing mungkin melakukan pengungkapan yang lebih
luas karena adanya pelatihan yang lebih baik dari perusahaan induk, sistem
informasi manajemen yang lebih efisien untuk keperluan pengendalian internal
dan memenuhi kebutuhan informasi perusahaan induk, dan tuntutan informasi
yang lebih luas dari pelanggan, pemasok dan masyarakat (Susanto, 1992 dalam
Fitriani).
101
Tabel 4.16
DESKRIPTIF STATISTIK KEPEMILIKAN SAHAM ASING
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
asg 164 .000 .9216 .25055 .258
Valid N
(listwise) 164
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Dari 164 sampel penelitian diperoleh nilai maksimum sebesar 0,9216 atau
92,16 persen perusahaan yang prosentase sahamnya paling banyak dimiliki oleh
asing yaitu pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Sebagian besar saham dari
Perusahaan ini dimiliki oleh pihak asing.
Nilai minimum proporsi kepemilikan asing adalah sebesar 0,0 atau 0 persen.
dari keseluruhan sampel pada penelitian ini ada 58 (lima puluh delapan)
perusahaan yang sampel yang sahamnya tidak dimiliki oleh pihak asing atau
dengan kata lain sebanyak 58 (lima puluh delapan) sampel penelitian sahamnya
hanya dimiliki oleh masyarakat domestik, salah satu diantaranya adalah PT.
Alumindo Ligh Metal Industri Tbk. Nilai mean atau rata-rata proporsi
kepemilikan saham asing sebesar 0,2505 atau 25,05 persen dengan standar deviasi
atau tingkat penyimpangan 0,258. Nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-
rata jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penyimpangan untuk variabel proporsi
kepemilikan saham asing adalah besar.
102
Tabel 4.17
DAFTAR KEPEMILIKAN SAHAM ASING
(ASG)
No. Kepemilikan
saham asing (asg)
Kategori Jumlah
perusahaan
1. 0 s/d 0,249 Dibawah rata-rata 93
2. 0,2505 Rata-rata 0
3. 0,2553 s/d 0,9216 Diatas rata-rata 71
Jumlah Perusahaan 164
Sumber : Lampiran 12
Dari keseluruhan sampel, sebanyak 71 perusahaan sahamnya diatas rata-rata
kepemilikan pihak asing dengan kisaran nilai 25,53 persen sampai dengan 92,16
persen, sedangkan sebanyak 93 perusahaan berada dibawah rata-rata kepemilikan
saham asing dengan kisaran nilai kepemilikan sebesar 0 persen sampai dengan
0,249 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
Seperti halnya kepemilikan saham oleh publik diatas, maka seharusnya
perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh asing melakukan
pengungkapan yang lebih luas, karena pihak asing mempunyai standar
pengungkapan yang lebih luas serta mereka membutuhkan transparansi dari
laporan keuangan yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan monitoring
perusahaan tersebut.
h. Umur perusahaan (umr)
Dalam penelitian ini umur perusahaan merupakan lamanya perusahaan mulai
terdaftar di BEI hingga tahun amatan. Perusahaan yang berumur lebih tua
memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan
keuangan, selain itu perusahaan juga lebih mengetahui kebutuhan konstituennya
akan informasi tentang perusahaan (Marwata,2000).
103
TABEL 4.18
DESKRIPTIF STATISTIK UMUR PERUSAHAAN
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
umr 164 3 18 12.35 3.908
Valid N
(listwise) 164
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Tabel 4.18 menunjukkan umur maksimum dari 164 perusahaan sampel
adalah 18 tahun pada PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. Umur perusahaan ini
menggambarkan lamanya perusahaan terdaftar di BEI, sehingga dari data tersebut
diketahui bahwa PT. Unggul Indah Cahya Tbk adalah perusahaan yang paling
lama terdaftar di BEI dibandingkan dengan perusahaan sampel yang lain.
Nilai minimum diperoleh angka 3 yang berarti umur paling rendah dari 164
perusahaan sampel adalah 3 tahun diantaranya yaitu pada PT. Arwana Citra
Mulia Tbk yang berarti bahwa PT. Arwana Citra Mulia Tbk adalah perusahaan
yang paling akhir terdaftar diBEI dari 164 sampel pada penelitian ini.
Nilai mean sebesar 12,35 yang berarti rata-rata dari 164 perusahaan sampel
terdaftar dari adalah 12,35 tahun dengan standar deviasi atau tingkat
penyimpangan sebesar 3,829 nilai ini lebih kecil dari nilai rata-rata maka dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini umur perusahaan mempunyai tingkat
penyimpangan yang kecil.
104
Tabel 4.19
DAFTAR UMUR PERUSAHAAN (UMR)
No. Umur Perusahaan
(umr)
Kategori Jumlah
perusahaan
1. 3 s/d 12 Dibawah rata-rata 73
2. 12,17 Rata-rata 0
3. 13 s/d 18 Diatas rata-rata 91
Jumlah Perusahaan 164
Sumber : Lampiran 13
Tabel diatas menunjukkan bahwa perusahaan sampel yang berumur 3
sampai 12 tahun atau dengan kategori dibawah rata-rata ada 73 perusahaan
sedangkan rata-rata umur perusahaan adalah sebesar 12,17 tahun. Perusahaan
yang berumur 13 sampai 18 tahun atau dengan kategori diatas rata-rata ada 91
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa dari 164 perusahaan sampel berumur
pada kisaran 3 sampai dengan 18 tahun. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
13. Secara teoritis, perusahaan yang berumur lebih banyak akan melakukan
pengungkapan yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang baru terdaftar di
BEI.
i. Kantor Akuntan Publik (KAP)
Menurut SK. Menkeu No.470/KMK.017/1997, Kantor Akuntan Publik
adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi
kuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya. Secara teoritis, Perusahaan yang
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang besar akan memberikan pengungkapan
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahan yang diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik yang kecil. Dalam penelitian ini Variabel Kantor Akuntan
105
Publik (KAP) menggunakan variabel dummy, untuk perusahaan yang diaudit oleh
kantor Akuntan Publik (KAP) yang berafiliasi dengan asing diberi indeks angka 1
sedangkan perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
tidak beafiliasi dengan asing diberi indeks angka 0. Tabel dibawah ini adalah
contoh Perusahaan dari masing-masing industri dengan KAP yang mengaudit.
Tabel 4.20
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
No. Industri 2004 2005 2006 2007
1. Semen (SMGR) 0 0 1 1
2. Keramik, porselen & kaca (AMFG) 1 0 0 1
3. Logam & sejenisnya (BTON) 0 1 1 1
4. Kimia (UNIC) 0 1 1 0
5. Plastik & kemasan (SIMA) 0 0 0 0
6. Pakan ternak (SIPD) 1 1 1 1
7. Kayu & pengolahannya (TIRT) 1 0 1 1
8. Pulp & kertas (TKIM) 0 1 1 1
Sumber : Lampiran 14
Dari Tabel diatas menunjukkan perwakilan dari Kantor akuntan Publik yang
mengaudit perusahaan sampel dari berbagai industri. Industri pakan ternak
diwakili oleh PT. Sierad produce Tbk (SIPD) menunjukkan bahwa selama empat
tahun amatan yaitu tahun 2004-2007 perusahaan tersebut diaudit oleh KAP
afiliasi, sebaliknya perusahaan Siwani Makmur Tbk (SIMA) dari industri plastik
& kemasan selama tahun amatan selalu diaudit oleh KAP lokal (tidak berafiliasi).
Laporan Keuangan yang menjadi sampel penelitian ini sebanyak 92 perusahaan
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berafiliasi dengan Kantor
Akuntan Publik (KAP) asing. Informasi yang lebih lengkap mengenai KAP yang
mengaudit Perusahaan sampel dapat dilihat pada lampiran 14.
106
4.2.2 Analisis Statistik
Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis penelitian sebagaimana
diuraikan pada bab sebelumnya, maka untuk membuktikan hipotesis pada
penelitian ini digunakan analisis regresi linear berganda. Data awal sampel pada
penelitian ini berjumlah 232 data masing-masing 58 sampel untuk tahun
2004,2005, 2006, 2007). Sebanyak 52 data dari penelitian ini tidak sesuai dengan
kriteria pemilihan sampel, sehingga didapat data akhir sebanyak 164 sampel.
Sebelum dilakukan analisis data dengan uji regresi linear berganda, terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah untuk menguji, mengetahui dan memastikan bahwa data
berdistribusi secara normal, tidak terjadi autokorelasi, tidak ada multikolonieritas
dan tidak terjadi heteroskedastisitas.
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan uji regresi linear berganda terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik dengan tujuan untuk memenuhi asumsi normalitas, tidak terjadi
autokorelasi, multikolonieritas dan heteroskedastisitas.
A. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki disribusi normal (Imam Ghozali,
2006:110).
Hasil uji normalitas pada Tabel 4.22 menunjukkan bahwa besarnya nilai
Kolmogorov Smirnov adalah 0,714 dengan probabilitas (Asymp sig (2-tailed)
sebesar 0,689. Probabilitas lebih besar dari 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
107
data residul berdistribusi normal. Sampel yang digunakan (N) yang berjumlah 164
perusahaan, tidak ada data yang outlier, sehingga semua data dikatakan valid.
Tabel 4.21
UJI NORMALITAS DATA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 164
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .02596793
Most Extreme
Differences
Absolute .056
Positive .056
Negative -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .714
Asymp. Sig. (2-tailed) .689
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
B. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Imam Ghozali, 2006 : 95). Uji
autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test). Uji
DW hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya
Incercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara
variabel independen.
108
Tabel 4.22
UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .370a .137 .093 .0266296 1.309
a. Predictors: (Constant), lev,lik,NPM,size,pub,Asg,Umr,Kap
b. Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Tabel 4.23
DURBIN WATSON TEST BOUND
n K= 8
du Dl
15
-
-
-
-
150
0,251
-
-
-
-
1,622
2,98
-
-
-
-
1,847
Sumber : Tabel Durbin Watson Statistik (Ghozali, 2006 : 301)
Dari Tabel 4.23 didapat nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,309 nilai
tersebut lebih kecil dari batas atas (du) 1,847 (Tabel 4.24) dan lebih kecil dari 4–
1,847 (4-du) maka dalam penelitian ini terjadi autokorelasi. Telah dilakukan
upaya untuk menghilangkan autokorelasi diantaranya melakukan transformasi
terhadap variabel dependen dan membuang data outlier namun masih terjadi
autokorelasi.
C. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
109
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Imam
Ghozali, 2007: 91).
Tabel 4.24
UJI MULTIKOLONIERITAS DATA
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95 persen. Hasil
perhitungan nilai Variance inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang
sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji hesteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Tolerance VIF
1 (Constant) -.049 .034
lev .001 .001 .938 1.066
lik .000 .001 .894 1.119
NPM .001 .003 .962 1.040
size .010 .003 .815 1.227
pub -.007 .016 .223 4.489
asg -.005 .017 .225 4.439
umr -.001 .001 .819 1.221
kap .007 .004 .945 1.058
a. Dependent Variable: PS
110
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi hesteroskedastisitas.
Tabel 4.25
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .003 .021 .160 .873
lev .000 .000 .069 .845 .400
lik .000 .000 .067 .804 .423
NPM -.001 .002 -.045 -.567 .572
size .002 .002 .113 1.304 .194
pub -.007 .010 -.114 -.687 .493
asg -.003 .010 -.042 -.255 .799
umr .000 .000 -.167 -1.919 .057
kap .002 .003 .057 .706 .481
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber : Hasil Output SPSS, data diolah
Dari Tabel 4.25 dapat diketahui bahwa tidak ada satu pun variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen.
Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya (Sig.) diatas tingkat kepercayaan 5
persen. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
2. ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Tabel 4.26
merupakan hasil dari analis regresi berganda, dalam penelitian ini ada delapan
variabel independen yaitu rasio leverage (X1), likuiditas (X2), profitabilitas (X3),
111
ukuran perusahaan (X4), kepemilikan saham publik (X5), kepemilikan saham
asing (X6), umur perusahaan (X7), kantor akuntan publik (X8) yang akan diuji
pengaruhnya terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan sukarela (Y).
Tabel 4.26
KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .370a .137 .093 .0266296
a. Predictors: (Constant), lev,lik,NPM, size, umr, pub, asg, kap
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Ringkasan hasil analisis regresi berganda pada Tabel diatas adalah
koefisien Determinasi (adjusted R Square) sebesar 0,093 yang berarti variabel
leverage (X1), likuiditas (X2), profitabilitas (X3), ukuran perusahaan (X4),
kepemilikan saham publik (X5), kepemilikan saham asing (X6), umur perusahaan
(X7), kantor akuntan publik (X8) mampu menjelaskan variasi dari variabel
pengungkapan sukarela (Y) pada perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar
dan kimia sebesar 9,3 persen dan sisanya sebesar 90,7 persen dipengaruhi oleh
faktor lain diluar penelitian.
Dari uji ANOVA atau F tes tabel 4.27 didapat nilai F hitung sebesar 3,080
dengan probabilitas 0,003. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pengungkapan sukarela atau
dapat dikatakan bahwa model ini Fit.
112
Tabel 4.27
UJI SIGNIFIKANSI (UJI F)
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .017 8 .002 3.080 .003a
Residual .110 155 .001
Total .127 163
a. Predictors: (Constant), kap, umr, lev, asg, NPM, lik, size, pub
b. Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Dari Tabel 4.28 dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda untuk
perusahaam manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI
selama empat tahun amatan adalah:
Y = -0,049 + 0,001 X1 + 0,000 X2 + 0,001 X3 + 0,010 X4 - 0,007 X5 - 0,005 X6
- 0,001 X7+ 0,007 X8 + e
Tabel 4.28
UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.049 .034 -1.442 .151
lev .001 .001 .100 1.303 .194
lik .000 .001 -.058 -.731 .466
NPM .001 .003 .032 .416 .678
size .010 .003 .291 3.515 .001
pub -.007 .016 -.071 -.446 .656
asg -.005 .017 -.046 -.296 .768
umr -.001 .001 -.150 -1.824 .070
kap .007 .004 .117 1.531 .128
a. Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
113
Nilai Unstandardized Coefficients B pada Tabel 4.29 merupakan parameter
pada penelitian ini yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Konstanta
Nilai konstanta a sebesar -0,049 menunjukkan bahwa jika rasio leverage,
rasio likuiditas, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik,
kepemilikan saham asing, umur perusahaan, dan kantor akuntan publik konstan,
maka indeks pengungkapan sukarela akan mengalami penurunan sebesar 0,049.
2. Koefisien β4
Koefisien regresi X4 adalah sebesar 0,010 artinya apabila ukuran
perusahaan mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka akan menyebabkan
kenaikan indeks pengungkapan sukarela (Y) sebesar 0,010 satuan dengan asumsi
variabel bebas yang lainnya konstan.
3. Koefisien β1, β2, β3, β5, β6, β7, β8
Koefisien Regresi untuk rasio leverage, rasio likuiditas, profitabilitas,
kepemilikan saham publik, kepemilikan saham asing, umur perusahaan, Kantor
Akuntan Publik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
sukarela sehingga koefisien dari variabel tersebut tidak mempengaruhi kenaikan
atau penurunan indek pengungkapan sukarela.
UJI HIPOTESIS
1. Uji Hipotesis Pertama
Pada hipotesis pertama melakukan uji regresi untuk mengetahui pengaruh
antara Rasio Leverage terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaam
114
manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia untuk tahun 2004-2007.
Pada Tabel 4.29 menampilkan nilai signifikasi untuk variable Rasio
leverage yang diuji untuk melihat keterkaitan atau pengaruh variable tersebut
terhadap Pengungkapan sukarela. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t
hitung sebesar 1,303 dan tingkat signifikasi 0,194 lebih kecil dari taraf
signifikasinya yaitu 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak, dengan kata lain
variabel Rasio leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan sukarela.
2. Uji Hipotesis Kedua.
Uji Hipotesis kedua ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio
likuiditas terhadap pengungkapan sukarela (PS) selama empat tahun amatan,
untuk industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-
2007.
Hasil perhitungan untuk variabel Rasio likuiditas pada Tabel 4.29
menghasilkan t hitung sebesar -0,731 dengan tingkat signifikansi 0,446 jauh lebih
besar dari taraf signifikansinya yaitu 0,05 maka Ho diterima dan H2 ditolak atau
dengan kata lain rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela (PS).
3. Uji Hipotesis Ketiga
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap
pengungkapan sukarela (PS). Dalam penelitian ini Rasio profitabilitas
menggunakan net profit margin (NPM)
115
Hasil perhitungan untuk variabel Rasio Profitabilitas (net profit margin)
pada Tabel 4.29 menghasilkan t hitung sebesar 0,416 dengan tingkat signifikansi
0,678 jauh lebih besar dari taraf signifikansinya yaitu 0,05 maka Ho diterima dan
H3 ditolak atau dengan kata lain rasio Profitabilitas (net profit margin) tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela (PS).
4. Uji Hipotesis Keempat
Uji Hipotesis kelima ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ukuran
perusahaan (size) terhadap pengungkapan sukarela (PS) selama empat tahun
amatan, untuk industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2004-2007.
Hasil dari perhitungan variabel ukuran perusahaan (Tabel 4.29)
menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3,515 dengan tingkat signifikansi
0,001. Nilai signifikansi jauh lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, maka Ho
ditolak dan H4 diterima atau dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
5. Uji Hipotesis Kelima
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham oleh
Publik (pub) terhadap pengungkapan sukarela (PS) selama empat tahun amatan,
untuk industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-
2007.
Tabel 4.29 menunjukkan bahwa nilai t hitung kepemilikan saham publik
(pub) sebesar -0,446 dengan nilai signifikansi 0,656. Karena nilai signifikansi
jauh diats 0,05 maka Ho diterima dah H5 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa
116
variabel kepemilikan sahm publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan sukarela.
6. Uji Hipotesis Keenam
Pada Tabel 4.29 menampilkan nilai signifikasi untuk variable kepemilikan
saham asing yang diuji untuk melihat keterkaitan atau pengaruh variable tersebut
terhadap pengungkapan sukarela. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t
hitung sebesar -0,296 dan tingkat signifikasi 0,768 lebih besar dari taraf
signifikasinya yaitu 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain
variabel kepemilikan saham asing tidak memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan sukarela.
7. Uji Hipotesis Ketujuh
Pada Tabel 4.29 menampilkan nilai signifikasi untuk variable umur
perusahaam yang diuji untuk melihat keterkaitan atau pengaruh variable tersebut
terhadap pengungkapan sukarela. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t
hitung sebesar -1,824 dan tingkat signifikasi 0,070 lebih besar dari taraf
signifikasinya yaitu 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain
variabel umur perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela.
8. Uji Hipotesis Kedelapan
Pengujian ini dilakukan untuk melihat keterkaitan atau pengaruh variable
tersebut terhadap pengungkapan sukarela. Berdasarkan hasil perhitungan pada
Tabel 4.29 diperoleh nilai t hitung sebesar 1,531 dan tingkat signifikasi 0,128
lebih besar dari taraf signifikasinya yaitu 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
117
atau dengan kata lain variabel kantor akuntan publik tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
Tabel 4.29
RANGKUMAN HASIL ANALISIS
Variabel Independen Variabel
Dependen
Hasil
Rasio Leverage
Pengungkapan
Sukarela (PS)
H1 = Ho diterima atau H1
ditolak
Rasio Likuiditas H2 = Ho diterima atau H2
ditolak
Rasio Profitabilitas H3 = Ho diterima atau H3
ditolak
Ukuran Perusahaan (Size) H4 = Ho ditolak atau H4
diterima
Proporsi Saham Publik H5 = Ho diterima atau H5
ditolak
Proporsi Saham Asing H3 = Ho diterima atau H6
ditolak
Umur H3 = Ho diterima atau H7
ditolak
Kantor Akuntan Publik
(KAP)
H3 = Ho diterima atau H8
ditolak
4.2.3 Pembahasan
Setelah dilakukan pengklasifikasian data yang sesuai dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya, diperoleh 164 sample dari 41 perusahaan.
Kemudian dilakukan pengolahan atas data tersebut serta dilakukan pula pengujian
hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan uji asumsi klasik, dari uji
asumsi klasik ini diketahui data terdistribusi secara normal, bebas dari
multikolonieritas, heteroskedastisitas namun terkena autokorelasi. Telah
dilakukan transformasi terhadap variabel dependen, namun data masih terjadi
autokorelasi. Pada hipotesis pertama (H1) sampai hipotesis kedelapan (H8)
digunakan alat uji Signifikan Parameter Individual (uji statistik t). Pembahasan
118
untuk mengetahui pengaruh Karaktiristik perusahaan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur subsektor industri dasar
dan kimia dapat dilihat pada pembahaasan berikut :
1. Hipotesis Pertama
Pada hipotesis pertama langkah yang dilakukan adalah melakukan uji
regresi untuk menguji pengaruh Rasio Leverage terhadap pengungkapan sukarela
pada perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
BEI.
Leverage
Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat
resiko tak tertagihnya suatu hutang. Apabila nilai Rasio leverage tinggi, berarti
hutang lebih tinggi dari ekuitas. Perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih
banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang
lebih besar. Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio
leverage yang lebih tinggi akan lebih banyak mengungkapkan informasi, karena
biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal yang seperti itu tinggi (Jensen
dan Mecking, 1976 dalam Marwata). Hubungan penelitian mengenai pengaruh
Rasio leverage telah diteliti diantaranya oleh Sri Ayem (2006), Dewi Agustina
(2006), Binsar & Lusy (2004).
Hasil pengujian pengaruh Rasio Leverage terhadap pengungkapan sukarela
menghasilkan nilai signifikansi uji t sebesar 0,194 lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05 maka diputusakan Ho diterima dan H1 ditolak atau dengan kata
119
lain bahwa Rasio Leverage (Lev) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan sukarela (PS).
Hasil ini konsisten dengan Penelitian yang dilakukan oleh Marwata (2000)
dan Fitriani (2001) yang menyatakan bahwa rasio Leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan. Namun,
penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayem (2006),
Dewi Agustina (2006), Binsar & Lusy (2004) dan Ainun Naim & Fuad Rahman
(2000).
Dari 164 sampel pada penelitian ini perusahaan yang memiliki nilai rasio
leverage dibawah rata-rata sebanyak 118 perusahaan dan diatas rata-rata sebanyak
46 perusahaan. jumlah perusahaan yang memiliki rasio leverage dibawah rata-rata
jauh lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki rasio leverage
di atas rata-rata, sedangkan dari keempat item pengungkapan sukarela yang
diungkapkan oleh perusahaan sampel yaitu kompensasi tahunan, jaringan
pemasaran, pemakaian kapasitas, dan kondisi ekonomi tidak memiliki kaitan
dengan rasio leverage sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
tidak ada kaitan antara rasio leverage dengan pengungkapan sukarela. Data dari
penelitian ini juga menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki nilai rasio
leverage tinggi akan melakukan pengungkapan yang lebih luas, hal ini dibuktikan
dengan melihat perusahaan yang mempunyai nilai rasio leverage tinggi
diantaranya adalah PT. Sierad Produce (SIPD) dari industri kayu &
pengolahannya dengan rasio leverage sebesar 23,09 dengan indeks pengungkapan
sukarela sebesar 0,0333 sedangkan perusahaan yang mempunyai rasio yang
120
rendah adalah PT. Jaya Pari Steel (JPRS) dari Industri keramik, porselen & kaca
sebesar 0,06 dengan indeks kelengkapan pengungkapan sebesar 0,0667.
Perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi tidak terbukti melakukan
pengungkapan yang lebih komprehensif, hal ini berbeda dengan teori yang
dikemukakan oleh Jensen dan Mecking diatas. Pengungkapan yang lebih luas
belum tentu dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai nilai rasio leverage yang
tinggi.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis Kedua ini dilakukan uji regresi untuk menguji pengaruh Rasio
Likuiditas terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur sub
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kwajiban
jangka pendeknya dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap
hutangnya. Rasio likuiditas dapat menunjukkan kuatnya kondisi keuangan
perusahaan. Apabila kondisi keuangan perusahaan dinilai baik maka perusahaan
akan melakukan pengungkapan yang lebih luas. Teori lain menyatakan bahwa
Likuiditas dapat dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen, disisi ini
perusahaan dengan likuiditas rendah justru mengungkapakan lebih banyak
informasi sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja manajemen.
Hasil Uji regresi terhadap variabel likuiditas menghasilkan nilai signifikansi
uji t sebesar 0,466 lebih besar dari taraf signifikansinya yaitu sebesar 0,05.
Dengan demikian Ho diterima dan H3 ditolak atau dengan kata lain bahwa Rasio
121
likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan
sukarela laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI.
Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri
Ayem (2006), Binsar (2004), Fitriani (2001) dan Marwata (2000), yang
menyatakan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
kelengkapan pengungkapan sukarela.
Hasil analisis deskriptif terhadap rasio likuiditas menunjukkan bahwa
perusahaan sampel yang memiliki rasio likuiditas di bawah rata-rata jauh lebih
banyak yaitu sebanyak 112 sampel sedangkan yang diatas rata-rata ada 52
perusahaan. Empat item pengungkapan sukarela yang diungkapkan oleh
perusahaan sampel yaitu kompensasi tahunan, jaringan pemasaran, pemakaian
kapasitas, dan kondisi ekonomi tidak memiliki kaitan dengan rasio likuiditas,
sedangkan data dari penelitian ini juga membuktikan bahwa semakin tinggi rasio
likuiditas maka pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan tidak harus tinggi.
Hal ini dibuktikan oleh beberapa perusahaan sampel, untuk PT. Jaya pari steel
Tbk dengan nilai likuiditas paling tinggi yaitu sebesar 34,35 dengan tikat
pengungkapan indeks kelengkapan pengungkapan sebesar 0,06667. Sedangkan
Perusahaan yang memiliki rata-rata rasio likuiditas terendah adalah PT. Barito
Pacific mempunyai nilai rasio likuiditas 0,29 dengan indeks kelengkapan
pengungkapan sebesar 0,1. Dalam penelitian ini perusahaan yang mempunyai
nilai Likuiditas tinggi belum tentu melakukan pengungkapan yang tinggi pula,
sebanyak 53 (lima puluh tiga) perusahaan mempunyai nilai Rasio likuiditas diatas
122
rata-rata tapi tingkat pengungkapan yang dilakukan sangat beragam mulai dari 0
(Indeks terendah) sampai dengan 1,333 (indeks tertinggi). Selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 8. Menurut Mamduh (2007;77) Rasio likuiditas yang baik
berkisar pada angka 2 meskipun tidak ada standar penentuan yang pasti. Apabila
perusahaan memiliki nilai rasio likuiditas mendekati angka 2, seharusnya
perusahaan akan melakukan pengungkapan yang lebih luas karena kondisi
keuangan perusahaan ini tergolong baik. Sedangkan teori lain menyatakan apabila
perusahaan memiliki nilai rasio likuiditas rendah, perusahaan akan melakukan
pengungkapan yang lebih luas untuk menunjukkan lemahnya kinerja manajemen.
Kedua hal tersebut terbukti pada penelitian ini, karena dalam penelitian ini
menemukan tidak menemukan bahwa hanya Rasio likuiditas yang tinggi akan
melakukan pengungkapan yang lebih luas, namum pengungkapan yang yang luas
dilakukan pula oleh perusahaan yang mempunyai nilai rasio likuiditas yang
rendah. Selain itu diduga masing-masing perusahaan mempunyai standar
tersendiri untuk melakukan pengungkapan, hal ini terlihat kebanyakan dari sampel
perusahaan malakukan pengungkapan yang sama setiap tahunnya walaupun
mempunyai nilai rasio likuiditas yang berbeda.
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga langkah yang dilakukan adalah melakukan uji regresi untuk
menguji pengaruh Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin) terhadap
pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI.
123
Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada
tingkat pejualan tertentu. Rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan
manajemen. Oleh karena itu apabila perusahaan memperoleh profit margin yang
tinggi, maka hal tersebut akan mendorong para manajer untuk memberikan
informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap
profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.
Hasil dari analisi regresi menghasilkan nilai t dengan profitabilitas 0,678.
Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 dengan demikian Ho diterima dan
H3 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa Rasio Profitabilitas (NPM) tidak
memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela laporan
keuangan perusahaan manufaktur.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi Agustina (2006),
namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Binsar (2004) dan
Fitriani (2001). Perusahaan yang mempunyai tingkat Rasio Profitabilitas tinggi
tidak selalu mengungkapkan laporan yang lebih luas.
Sebanyak 146 sampel dari penelitian ini mempunyai nilai rasio profitabilitas
dibawah rata-rata sedangkan sebanyak 16 perusahaan memiliki rasio profitabilitas
diatas rata-rata, jadi hanya sebagian kecil dari sampel yang mempunyai nilai rasio
likuiditas di atas rata-rata, sedangkan apabila keempat item pengungkapan
sukarela yang diungkapkan oleh perusahaan yaitu kompensasi tahunan, jaringan
pemasaran, pemakaian kapasitas, dan kondisi ekonomi dihubungkan dengan rasio
profitabilitas secara logika kedua hal tersebut memang tidak memiliki kaitan.
124
Selain alasan tersebut diatas data dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa
perusahaan yang mempunyai Rasio Profitabilitas Rendah belum tentu melakukan
pengungkapan sukarela yang lebih kecil dan perusahaan yang mempunyai nilai
rasio profitabilitas yang tinggi belum tentu melakukan pengungkapan yang tinggi
pula, hal ini dapat dilihat dari PT. Alumindo Light Metal Industri Tbk dari
industri logam & sejenisnya yang memiliki Rasio Profitabilitas sebesar 4,22
dengan tingkat pengungkapan sukarela 0,06667. PT. Asiaplast Industries Tbk dari
industri plastik dan kemasan memiliki rasio profitabilitas terendah dengan nilai -
2,37 dengan pengungkapan sukarela 0,06667.
4. Hipotesis Keempat
Pada hipotesis keempat dilakukan untuk menguji pengaruh Ukuran
Perasahaan (Size) terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur
sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI.
Ukuran Perusahaan (size)
Ukuran perusahaan melihat besar atau kecilnya suatu perusahaan dari total
aktivanya. Perusahaan yang besar umunya beroperasi di berbagai wilayah dengan
berbagai produk, selain itu perusahaan yang besar juga mampu merekrut
karyawan dengan kemampuan yang tinggi dalam memanajemen perusahaan.
Peusahaan yang besar mempunyai banyak kreditor serta pemegang saham yang
lebih banyak dibanding perusahaan yang kecil. Jadi perusahaan yang besar
mempunyai insentif untuk memberikan pengungkapan sukarela yang lebih banyak
dari perusahaan yang kecil.
125
Hasil dari analisis regresi memperoleh nilai t hitung dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,001 jauh dibawah taraf signifikansi 0,05 maka Ho ditolak
dan H4 diterima, atau dengan kata lain Ukuran perusahaan (size) berpengaruh
secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan
perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia.
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayem (2006),
Fitriani (2001) dan Marwata (2000) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan
(size) berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan.
Hal ini dibuktikan anatara lain dengan hasil analisis deskriptif menunjukkan
bahwa jumlah perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan diatas rata-rata lebih
banyak dibandingkan dengan perusahaan yang berada dibawah rata-rata. Ukuran
perusahaan apabila dihubungkan dengan banyaknya item pengungkapan sukarela
yang dilakukan oleh perusahaan yaitu mengenai kompensasi tahunan, jaringan
pemasaran, pemakaian kapasitas, dan kondisi ekonomi tentu memiliki hubungan,
perusahaan yang besar akan mampu membayar kompensasi yang besar kepada
komisaris dan direksinya, perusahaan yang besar juga beroperasi diberbagai
wilayah sehingga jaringan pemasarannya lebih luas selain itu juga akan mampu
menghasilkan output sesuai dengan kapasitas, namum perusahaan yang besar juga
akan memperoleh dampak yang besar dari kondisi perekonomian. Data dari
penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang memiliki
size besar melakukan pengungkapan yang alebih luas pula, hal ini dapat dilihat
pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dengan nilai log total aset (Size) paling
tinggi yaitu dengan nilai sebesar 13,71 dengan indeks pengungkapan sukarela
126
sebesar 0,06667 sedangkan perusahaan yang mempunyai nilai log total aset (size)
dibawah rata-rata adalah PT. Ekadharma International Tbk dengan nilai log total
aset sebesar 10,86 dengan indeks pengungkapan sebesar 0, atau tidak melakukan
pengungkapan sukarela sama sekali. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan
yang besar melakukan pengungkapan yang besar pula, demikian pula sebaliknya
perusahaan yang kecil melakukan pengungkapan yang kecil pula.
5. Hipotesis Kelima
Hipotesis kelima melakukan uji regresi untuk menguji pengaruh
Kepemilikan Saham Publik (pub) terhadap pengungkapan sukarela pada
perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI.
Kepemilikan Saham Publik
Perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh masyarakat (Domestik) lebih
dituntut untuk memberikan pengungkapan yang lebih luas, Hal ini karena
masyarakat merupakan pihak yang tidak mengetahui operasi perusahaan sehari-
hari dan tidak memiliki akses yang luas terhadap informasi perusahaan. Sehingga,
manajemn perusahaan dituntut untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas
dari laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan.
Hasil dari analisis regresi memperoleh nilai t hitung dengan tingkat
signifikansi 0,656 jauh diatas taraf signifikansi 0,05 maka Ho ditolak atau H5
diterima, atau dengan kata lain kepemilikan saham publik tidak berpengaruh
signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan
manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia.
127
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayem (2006),
Marwata (2001), dan Ainun Naim (2000) yang menyatakan bahwa kepemilikan
saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan
sukarela laporan keuangan. Namun, hasil ini tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Binsar (2004).
Item pengungkapan sukarela yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu
kompensasi tahunan, jaringan pemasaran, pemakaian kapasitas, dan kondisi
ekonomi apabila dikaitkan dengan kepemilikan saham asing memang tidak ada
kaitannya, analisis data juga menunjukkan bahwa perusahaan yang sahamnya
banyak dimiliki oleh publik belum tentu melakukan pengungkapan yang lebih
luas. Salah satu perusahaan sampel yaitu PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk
memiliki rata-rata proporsi kepemilikan saham publik jauh dibawa rata-rata yaitu
sebesar 0,3486 atau 34,86 persen dan perusahaan ini melakukan pengungkapan
sukarela diatas rata-rata yaitu sebesar 0,1. Sebaliknya perusahaan yang sebagian
besar dimiliki oleh publik, kebanyakan melakukan pengungkapan sukarela
dibawah rata-rata. Misalnya, PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 100 persen
sahamnya dimiliki oleh Publik namun perusahan ini hanya melakukan
pengungkapan sukarela sebesar 0,0333 atau dibawah rata-rata pengungkapan
sukarela perusahaan. Contoh lain perusahaan yang sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh publik namun melakukan pengungkapan yang kecil yaitu PT. Sierad
Produce Tbk, PT. Trias Sentosa Tbk dan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 11. Jenis pengungkapan sukarela yang dulakukan oleh perusahaan serta
ketidakpastian pengungkapan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan
128
itulah yang menjadi alasan proporsi kepemilikan saham publik tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan sukarela.
6. Hipotesis Keenam
Pada hipotesis Keenam langkah yang dilakukan adalah melakukan uji
regresi untuk menguji pengaruh Kepemilikan Saham Asing (Asg) terhadap
pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI.
Kepemilikan Saham Asing
Sama halnya dengan kepemilikan saham oleh masyarakat domestik,
kepemilikan saham oleh pihak asing juga membutuhkan informasi yang lebih
banyak dari perusahaan. Hal ini karena investor atau kreditor dari asing memiliki
pengalaman yang lebih banyak mengenai aturan penyusunan laporan keuangan
perusahaan. Karena secara teoritis masing-masing negara mempunyai standar
sendiri dalam melakukan pengungkapan informasi.
Hasil dari uji regresi terhadap proporsi kepemilikan saham asing
menghasilkan nilai t dengan signifikansi 0,768 atau lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05. Maka Ho diterima dan H6 ditolak atau dengan kata lain proporsi
kepemilikan saham asing tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan
sukarela paerusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia.
Penelitian ini untuk variabel proporsi kepemilikan saham asing konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayem (2006), dan Marwata (2001)
yang menyatakan bahwa Kepemilikan saham asing tidak berpengaruh terhadap
129
kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan. Namun tidak konsisten
denga penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2001).
Alasan yang diduga menjadi penyebab tidak adanya pengaruh antara
kepemilikan saham asing dengan pengungkapan sukarela adalah tidak adanya
hubungan antara item pengungkapan sukarela yang ditemukan dengan proporsi
kepemilikan saham asing. Analisis data juga menunjukkan bahwa sebanyak 93
perusahaan memiliki proporsi kepemilikan asing dibawah rata-rata dan sebanyak
71 berada di atas rata-rata. PT. Semen Cibinong atau Holcim Indonesia sebagian
besar sahamnya dimiliki oleh pihak asing yaitu sebesar 92,16 persen dengan
pengungkapan sukarela sebesar 0,06667. Sedangkan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk
dan PT. Indal Aluminium Tbk dengan proporsi kepemilikan saham Asing 0 (nol)
persen atau tidak ada saham yang dimiliki asing tapi melakukan pengungkapan
sukarela diatas rata-rata yaitu sebesar 0,1. Hal ini sama seperti keperti
kepemilikan saham oleh publik diatas, bahwa tidak semua perusahaan yang
sebagian sahamnya dimiliki oleh asing akan melakukan pengungkapan yang lebih
luas pula, dan bisa dikatakan bahwa setiap tahun perusahaan melakukan
pengungkapan yang sama.
7. Hipotesis ketujuh
Pada hipotesis ketujuh langkah yang dilakukan adalah melakukan uji
regresi untuk menguji pengaruh Umur perusahaan terhadap pengungkapan
sukarela pada perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang
terdaftar di BEI.
130
Umur Perusahaan
Secara teoritis bahwa perusahaan yang lebih lama terdaftar di Bursa Efek
Indonesia memiliki pengalaman yang lebih banyak dari pada perusahaan yang
baru terdaftar, sehingga semakin lama perusahan terdaftar di BEI maka akan
semakin banyak item-item yang diungkapkan.
Hasil analisis regresi menghasilkan nilai t dengan tingkat signifikansi 0,70
lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 maka Ho diterima dan H7 ditolak atau
dapat dikatakan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kelengkapan
pengungkapan sukarela perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan
kimia.
Hasil dari analisis ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Binsar (2004) dan Marwata (2000) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
antara umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Kompensasi tahunan, jaringan pemasaran, pemakaian kapasitas, dan kondisi
ekonomi merupakan item pengungkapan sukarela yang ditemukan dalam
penelitian ini tidak memiliki hubungan dengan umur perusahaan. analisis data
juga menunjukkan bahwa dari 164 sampel perusahaan selama empat tahun amatan
PT. Unggul Indah Cahaya Tbk yang memiliki umur paling tinggi diantara
perusahaan sampel yang lainnya yaitu 18 tahun, namun pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan ini masih dibawah rata-rata yaitu sebesar 0,0333. PT.
Japfa Tbk juga memiliki umur yang sama dengan PT Unggul Indah Cahaya Tbk
namun perusahaan ini melakukan pengungkapan sebesar 0,06667. PT. Arwana
Citra Mulia Tbk memiliki indeks pengungkapan yang sama dengan PT. Japfa Tbk
131
namun perusahaan ini baru berumur 3 tahun. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
semua perusahaan yang sudah lama terdaftar di BEI melakukan pengungkapan
yang lebih luas. Selama periode amatan tidak ditemukan perbedaan masing-
masing umur perusahaan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan sukarela.
Perusahaan yang sudah lama terdaftar di BEI maupun perusahaan yang baru
terdaftar di BEI memilki indeks kelengkapan pengungkapan sukarela yang masih
rendah atau kebanyakan perusahaan mengungkapkan hal yang sama tiap
tahunnya. Alasan yang dimungkinkan adalah pertimbangan antara biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pengungkapan dengan manfaat yang didapat.
8. Hipotesis Kedelapan
Pada hipotesis Kedelapan langkah yang dilakukan adalah melakukan uji
regresi untuk menguji pengaruh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap
pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI.
Kantor Akuntan Publik (KAP)
Dalam menilai kewajaran laporan keuangan yang diterbitkan, perusahaan
menggunakan jasa kantor akuntan publik. Perusahaan yang diaudit oleh KAP
yang besar atau KAP yang berafiliasi harusnya memberikan pengungkapan butir-
butir informasi yang lebih banyak dibanding perusahaan yang diaudit oleh KAP
lokal.
Hasil dari analisis regresi menunjukkan bahwa nilai t dengan signifikansi
0,192 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 maka Ho diterima dan H8 ditolak,
dengan kata lain bahwa Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap
132
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan mnufaktur sub sektor
industri dasar dan kimia.
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh fitriani
(2001). Fitriani (2001) menyatakan bahwa ada pengaruh Kantor Akuntan Publik
terhadap kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela. Dalam penelitian ini
tidak menemukan kaitan Kantor Akuntan Publik terhadap Kelengkapan
pengungkapan sukarela. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua perusahaan
yang diaudit oleh KAP besar melakukan pengungkapan yang lebih luas. Empat
item pengungkapan sukarela yang ditemukan dalam penelitian ini juga tidak
memiliki hubungan dengan Kantor Akuntan Publik yang mengaudit perusahaan
tersebut. Hal ini dapat dilihat pada PT. Mulia Industrindo Tbk yang selama empat
tahun amatan selalu diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan asing, namun
selama empat tahun amatan pula perusahaan ini hanya melakukan pengungkapan
sukarela sebesar 0,0333 sedangkan untuk PT. Indocemen tunggal Prakasa selama
empat tahun amatan, hanya satu tahun yang diaudit oleh KAP yang beriliasi
namun melakukan pengungkapan yang paling tinggi diantara perusahaan sampel
yang lain yaitu sebesar 0,1333. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 14. Alasan yang diduga menjadi penyebab KAP tidak berpengaruh
terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangn perusahaan
manufaktur adalah masing-masing perusahaan mempunyai standar pengungkapan
yang berbeda, sehingga setiap tahun item yang diungkapakan secara sukarela oleh
masing-masing perusahaan tidak mengalami perubahan walaupun tiap tahunnya
perusahaan diaudit oleh KAP yang sama atau pun KAP yang berbeda. Karena
133
penilaian kewajaran yang dilakukan oleh KAP tidak tergantung dari
pengungkapan secara sukarela oleh perusahaan.
Item-item diluar item Pengungkapan wajib dan Item Pengungkapan
Sukarela
Pada penelitian ini juga ditemukan item-item baru diluar item
pengungkapan wajib dan item pengungkapan sukarela yang diungkapkan oleh
perusahaan sampel. Item-item tersebut diantaranya adalah informasi mengenai :
1. Susunan Komite Audit.
Pada penelitian ini ada tiga puluh satu perusahaan sampel yang memberikan
informasi mengenai komite audit, diantaranya adalah PT. Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk, informasinya sebagai berikut :
“susunan komite audit perusahaan pada tanggal 31 Desember 2004 adalah
sebagai berikut :
Ketua : Ngurah Gedhe
Anggota : Nahadi Rahardja
Soesanto Loekman”
2. Informasi mengenai persetujuan laporan keuangan konsolidasian.
Perusahaan sampel yang malakukan pengungkapan mengenai informasi
persetujuan laporan keuangan konsolidasian ada 25 salah satu diantaranya adalah
PT. Holcim Indonesia Tbk. tahun 2005, informasinya sebagai berikut :
“Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan telah
disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 9 Maret 2006.”
3. Informasi mengenai tanggungjawab laporan keuangan konsolidasian atau
mengenai penyelesaian laporan keuangan konsolidasian.
Informasi ini diungkapkan oleh 92 Perusahaan Sampel, diantaranya adalah
PT. Argha Karya Prima Tbk. tahun 2006, informasinya sebagai berikut :
134
“Manajemen perusahaan bertanggungjawab atas penyusunan laporan
keuangan konsolidasian terlampir yang telah diselesaikan pada tanggal 27
maret 2007.”
4. Informasi laporan keuangan induk perusahaan.
Informasi ini diungkapkan oleh PT. Kageo Igar Jaya Tbk. selama tahun
2005, 2006 dan 2007 yang memberikan informasi mengenai laporan keuangan
perusahaan induk yang terpisah dari laporan keuangan konsolidasian, informasi
tersebut berupa neraca, laba rugi, perubahan ekuitas, dan arus kas.
5. Informasi mengenai laporan keuangan proforma.
Selama empat tahun amatan informasi ini hanya diungkapkan oleh satu
perusahaan sampel yaitu PT. Indal Aluminium Industri Tbk pada tahun 2006.
6. Informasi mengenai Kesejahteraan Karyawan.
Informasi ini hanya diungkapkan oleh satu perusahaan sampel yaitu PT.
Tembaga Mulia Semanan tahun 2007. Informasi ini berisi Asuransi yang
diberikan kepada karyawan.
Informasi mengenai nama-nama perusahaan yang melakukan pengungkapan
enam item diatas dapat dilihat pada lampiran 24.
135
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Beberapa hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menguji
pengaruh karakteristik perusahaan yang terdiri dari Rasio leverage, Rasio
Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Ukuran Perusahaan (size), kepemilikan Saham
Publik, Kepemilikan Saham Asing, Umur perusahaan, dan Kantor Akuntan Publik
pada perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama empat tahun periode amatan yaitu tahun 2004-2007.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
bersumber dari data sekunder. Jumlah sampel sebanyak 41 perusahaan
manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terpilih sebagai sampel
penelitian ini. Pada penelitian ini hipotesis pertama (H1) sampai hipotesis
kedelapan (H8) menggunakan Regresi linier berganda dengan uji F dan t.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan nilai koefisien determinasi (Adjust R Square) sebesar 0,093
atau 9,3 persen maka dapat disimpulkan bahwa Variabel Rasio Leverage (Lev),
Rasio likuiditas (Lik), Rasio profitabilitas (NPM), Ukuran Perusahaan (size),
kepemilikan saham Publik (PUB), Kepemilikan Saham Asing (ASG) dan KAP
mampu menjelaskan variasi pengungkapan sukarela sebesar 9,3 persen.
Hasil dari analisis regresi (uji F) menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,003 atau kurang dari taraf signifikansi 0,05. Maka Rasio Leverage, rasio
135
136
likuiditas, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik,
kepemilikan saham asing, umur perusahaan dan Kantor akuntan Publik secara
bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela atau dapat dikatakan
bahwa model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi Pengungkapan
sukarela.
Hasil analisis uji t menunjukan bahwa dari delapan variabel independen
hanya variabel ukuran perusahaan yang memiliki tingkat signifikansi kurang dari
5 persen, yang berarti variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan suakrela. Sedangkan tujuh variabel dalam penelitian ini
yaitu rasio leverage, rasio likuiditas, rasio profitabilitas, kepemilikan saham
publik, kepemilikan saham asing, umur perusahaan dan kantor akuntan publik
memiliki tingkat signifikansi lebih dari 5 persen atau tujuh variabel tersebut tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
Penelitian ini juga menemukan bahwa dari 33 item pengungkapan sukarela
(Bambang Suripto), saat ini tinggal 30 item pengungkapan sukarela karena 3 item
sudah termasuk dalam pengungkapan wajib. Penelitian ini juga menemukan
bahwa tidak semua perusahaan melakukan pengungkapan sukarela, karena dalam
penelitian ini ditemukan ada perusahaan yang sama sekali tidak melakukan
pengungkapan sukarela. Sedangkan Indeks Kelengkapan pengungkapan yang
diungkapkan oleh perusahaan sampel maksimal hanya ditemukan 4 item.
Pada penelitian ini ditemukan 6 item diluar item pengungkapan wajib dan
item pengungkapan sukarela diantaranya adalah Sebagai berikut :
137
1. Susunan Komite Audit.
2. Informasi mengenai persetujuan laporan keuangan konsolidasian
3. Informasi mengenai Tanggungjawab penyelesaian laporan keuangan atau
informasi mengenai penyelesaian laporan keuangan konsolidasian.
4. Informasi laporan keuangan induk perusahaan
5. Informasi mengenai laporan keuangan proforma
6. Informasi mengenai kesejahteraan karyawan
5.2 KETERBATASAN PENELITIAN
Meskipun peneliti telah berusaha merancang dan mengembangkan
penelitian ini sedemikian rupa, namun ada beberapa keterbatasan dalam penelitian
ini antara lain :
1. Dalam pemberian nilai untuk item pengungkapan sukarela dari masing-masing
perusahaan, mungkin masih terdapat interpretasi yang bersifat subyektif
walaupun setiap item sudah dilakukan pendiskusian dengan pihak lain yang
melakukan penelitian yang sama.
2. Peneliti tidak menemukan peraturan yang mengatur tentang pengungkapan
sukarela maupun penelitian terbaru yang yang mengembangkan item-item
pengungkapan sukarela, karena sampai saat ini aturan mengenai
pengungkapan sukarela masih menjadi perbincangan dan memiliki perbedaan
pengungkapan dimasing-masing negara.
3. Kepemilikan Saham Publik atau Asing dalam penelitian ini hanya
memperhatikan proporsi kepemilikan publik atau Asing tanpa
mengidentifikasi apakah Pemilik tersebut berupa institusi atau perorangan.
138
5.3 SARAN
Riset lebih lanjut perlu dilakukan guna mnguji konsistensi hasil dengan
memperpanjang periode penelitian dan memperbaiki desain penelitian, misalnya :
1. Peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian terhadap berbagai macam
perusahaan yang go publik selain perusahaan manufaktur, misalnya
perusahaan transportasi, jasa sehingga dapat diperbandingkan.
2. Peneliti berikutnya dapat menambahkan variabel lain yang berperan dalam
mempengaruhi pengungkapan seperti penerbitan sekuritas tahun
berikutnya, kelompok industri, basis perusahaan dll.
3. Untuk menghindari subyektifitas indeks pengungkapan sukarela, maka
perlu melibatkan orang lain dalam menilai indeks pengungkapan.
4. Peneliti berikutnya dapat memasukkan Ukutan perusahaan (size) sebagai
variabel moderat atau variabel kontrol, karena hasil dari penelitian ini
konsisten dengan semua penelitian terdahulu bahwa size berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan.
5. Peneliti berikutnya dapat memasukkan enam temuan baru pada penelitian
ini yang tidak termasuk dalam item pengungkapan wajib atau sukarela,
dimasukkan kedalam item pengungkapan sukarela pada penelitian
berikutnya.
6. Peneliti berikutnya dapat mencari sumber atau referensi yang terbaru
untuk item pengungkapan sukarela selain item pengungkapan sukarela
yang dikembangkan oleh bambang suripto.
DAFTAR RUJUKAN
Agus Sartono. 1996. Manajemen Keuangan. Edisi kedua. Yogyakarta BPFE.
Ainun Naim dan Fuad Rachman. 2000. Analisis hubungan antara kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal dan tipe
kepemilikan perusahaan. Jurnal ekonomi dan bisnis indonesia 2000, vol.15,
No. 1, 70-82.
Al haryono Jusuf, 2001. cetakan pertama, pengauditan. Yogyakarta: bagian
penerbitan sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN.
Anis Chariri dan imam Ghozali, 2001. edisi pertama teori akuntansi. Semarang :
badan penerbit universitas diponegoro.
Bambang Suripto. 1998. “ pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan” jurnal akuntansi dan
manajemen STIE YKPN Yogyakarta.
Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widyastuti. 2004, “faktor – faktor yang
memepengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta. Jurnal riset
akuntasi indonesia Vol 7, No.3,September 2004 Hal 351-366.
Carter, K William dan Ursy, F. Milton. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi 13.
Diterjemahkan oleh Krista. Jakarta
Choi, D.S, Frederick dan Mueller, G. Gerhard. 1997. Akuntansi Internasional.
Edisi kedua. Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Salemba Empat. Jakarta
Dwi Prastowo dan Rifka Julinty. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Revisi.
Yogyakarta.
Dewi Agustina. 2006, “ signifikansi perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapn
wajib dan sukarela pada laporan keuangan perusahaan publik yang
terdaftar di bursa efek jakarta” simposium nasional akuntansi IV sesi 3 hal
133-152.
Fitriani, “Signifikansi Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan
Sukarela pada laporan tahunan perusahaan publik yang terdaftar di bursa
efek jakarta” simposium nasional akuntansi IV, 2001.
H. Young Baek, Darlene R. Johnson, Joung W. Kim. Nova Southeastern
University. Managerial Ownership, Corporate Governance, and Voluntary
Disclosure. Journal of Business & Economic Studies, Vol. 15, No. 2, Fall
2009
Halsey, F. Robert.,et al. Financial Statement Analysis. 8 th Edition.
Hendriksen Eldson S. 1997. Accounting Theory. Fourth Edition. Diterjemehkan
oleh Nugroho W. Jakarta
IAI. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: salemba Empat, 2007.
Imam Ghozali, 2006. Aplikasi Analisis multivariate. Semarang : badan penerbit
universitas diponegoro.
Jeff Madura. 2001. Pengantar Bisnia. Edisi pertama. Jilid 1. Jakarta
Jesper Banghøj, Thomas Plenborg. 2007. Value relevance of voluntary disclosure
Accounting and Finance 48 (2008) 159–180. Journal compilation
Department of Accounting and Auditing, Copenhagen Business School, DK-
2000. Frederiksberg, Denmark
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 8.
Jilid 2. Diterjemehkan oleh Damos Sihombing dan Wisnu Chandra Kristiaji.
Jakarta.
L., Richard. 2002. Manajemen. Edisi kelima. Jilid 1. Diterjemahkan oleh Emil
Salim, tinjung Desy Nursanti dan Maryanmi Hermanto. Jakarta
Mamduh M.Hanafi, dan Abdul Halim, 2003, Edisi Revisi Analisis Laporan
Keuangan. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Mark Bagnoli and Susan G. Watt. Financial Reporting and Supplemental
Voluntary Disclosure. journal of accounting research Vol.45 No. 5
December 2007.
Marwata, “ Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan Dan Kualitas Ungkapan
Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik Di Indonesia”
Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001.
Mathis, L. Robert dan Jackson, H. John. 2002. Manajemen Sumber daya Manusia.
Edisis Pertama. Diterjemehkan Oleh Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie.
Jakarta.
Ninna dan Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan
Arus Kas, Laba Kotor, Dan Size Perusahaan terhadap Expected Return
Saham. Simposium Nasional Akuntansi IX.
Sofyan Safri Harahap, 2007, teori akuntansi Jakarta: PT.Rajagrafindo persada.
Sri Ayem, “ analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuanagn pada pengungkapan laporan keuangan
pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia” kajian bisnis vol. 14,
No. 1, Januari-april 2006
Sugiri Slamet, dan Bogat Agus Priyono, 2007, edisi keenem akuntansi pengantar
1. Yogyakarta : STIE YKPN
Weston, J, Fred dan Eugene F. Brigham. 1993. Manajemen Keuangan.
Diterjemahkan oleh Djoerban Wahid. Jakarta : Erlangga
www.idx.co.id.
Lampiran 1
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Dasar dan Kimia
yang Terdaftar di BEI
No. Jenis Industri Kode Nama Perusahaan
1.
Semen
INTP Indocemen Tunggal Prakarsa Tbk
2. SMCB Semen Cibinong/Holcim Indonesia Tbk
3. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
4.
Keramik,
porselen & kaca
AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
5. ARNA Arwana Citra Mulia Tbk
6. IKAI Inti Keramik Alamasri Industri Tbk
7. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
8.
Logam &
Sejenisnya
ALMI Alumindo Ligh Metal Industry Tbk
9. BTON Beton Jaya Manunggal Tbk
10. CTBN Citra Tubindo Tbk
11. INAI Indal Aluminium Industri Tbk
12. JPRS Jaya Pari Steel Tbk
13. LION Lion Metal Work Tbk
14. LMSH Lionmesh Prima Tbk
15. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
16. TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk
17.
Kimia
BUDI Budi Acid Jaya Tbk
18. DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk
19. EKAD Ekadaharma International Tbk
20. ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
21. INCI Intanwijaya Internasional Tbk
22. SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
23. UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk
24.
Plastik &
Kemasan
AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
25. APLI Asiaplast Industries Tbk
26. BRNA Berlina Tbk
27. DYNA Dynaplast Tbk
28. IGAR Kageo Igar Jaya Tbk
29. LAPD
Leyand International Tbk (d/h PT. Lapindo
International Tbk)
30. SIMA Siwani Makmur Tbk
31. TRST Trias Sentosa Tbk
32.
Pakan Ternak
CPIN Charoen pokphand Indonesia Tbk.
33. JPFA Japfa Tbk
34. SIPD Sierad Produce Tbk
35. Kayu &
Pengolahannya
BRPT Barito Pacific Tbk
36. SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk
37. TIRT Tirta Mahakan Resources Tbk
Sumber : Data Emiten BEI.
38.
Pulp & Kertas
FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
39. INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
40. SPMA Suparma Tbk
45. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
Lampiran 2
Daftar Item Voluntary Disclosure
No. Keterangan
1. Statemen atau uraian mengenai strategi dan tujuan perusahaan;
dapat meliputi strategi dan tujuan umum, keuangan, pemasaran
dan social
2. Uraian mengenai dampak strategi terhadap hasil – hasil pada masa
sekarang dan / atau masa yang akan datang
3. Bagian atau uraian yang menjelaskan pembagian wewenang dan
tanggungjawab dalam organisasi
4. Informasi mengenai proyeksi jumlah penjualan tahun berikutnya,
dapat secara kualitatif atau kuantitatif
5. Informasi mengenai proyeksi jumlah laba tahun berikutnya, dapat
secara kualitatif atau kuantitatif
6. Informasi mengenai proyeksi julah aliran kas tahun berikutnya,
dapat secara kualitatif atau kuantitatif
7. Uraian mengenai kegiatan investasi atau pengeluaran modal yang
telah dan/atau akan dilaksanakan
8. Uraian mengenai program riset dan pengembangan; yang dapat
mel;iputi kebijakan, lokasi aktivitas, jumlah karyawan dan hasil
yang dicapai
9. Informasi mengenai pesanan-pesanan dari pembeli yang belum
dipenuhi dan kontrak-kontrak penjualan yang akan direalisasi
dimasa yang akan dating
10. Informasi mengenai analisis pangsa pasar, dapat secara kualitatif
atau kuantitatif
11. Informasi mengenai analisis pesaing, dapat secara kualitatif atau
kuantitatif
12. Uraian mengenai jaringan pemasaran produk dan jasa perusahaan
13. Statemen perusahaan atau uraian mengenai pemberian kesempatan
kerja yang sama; tanpa memandang suku agama dan ras
14. Uraian mengenai kondisi kesehatan dan keselamatan dalam
lingkungan kerja
15. Uraian mengenai masalah-masalah yang dihadapi perusahaan
dalam recruitment tenaga kerja dan kebijakna-kebijakan yang
ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut
16. Informasi mengenai level fisik output atau pemakaian kapasitas
yang dicapai oleh perusahaan pada masa sekarang
17. Uraian mengenai dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan
hidup dan kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk memelihara
lingkungan
18. Informasi mengenai manajemen senior; yang dapat meliputi
nama, pengalaman, dan tanggungjawabnya
19. Uraian mengenai pembagian tanggungjawab fungsional diantara
dewan komisaris dan direksi
20. Ringkasan statistik keuangan yang meliputi ratio-ratio
rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas untuk 6 tahun atau lebih
21. Laporan yang memuat elemen-elemen rugi/laba yang
diperbandingkan untuk 3 tahun atau lebih
22. Laporan yang memuat elemen-elemen neraca yang
diperbandingkan untuk 3 tahun atau lebih
23. Informasi yang merinci jumlah yang dibelenjakan untuk
karyawan; yang dapat meliputi gaji dan upah, tunjangan dan
pemotongan
24. Informasi mengenai nilai tambah, dapat secara kualitatif atau
kuantitatif
25. Informasi mengenai jumlah kompensasi tahunan yang dibayarkan
kepada dewan komisaris dan direksi
26. Informasi menenai biaya yang dipisahkan kedalam komponen
tetap dan variable
27. Uraian mengenai dampakinflasi terhadap aktiva perusahaan pada
masa sekarang dan/atau masa yang akan datang
28. Informasi mengenai tingkat imbal hasil (return) yang diharapkan
terhadap sebuah proyek yang akan dilaksanakan oleh perusahaan
29. Informasi mengenai kemungkinan litigasi oleh pihak lain terhadap
perusahaan dimasa yang akan datang
30. Informasi mengenai pihak-pihak yang mencoba memperoleh
kepemilikan subtantial terhadap saham perusahaan
Sumber : Bambang suripto (1999) yang telah disesuaikan dengan
pengungkapan wajib.
Lampiran 3
Daftar Item Pengungkapan Wajib
No. Item Pengungkapan Wajib
1. Pengungkapan riwayat pendirian perusahaan.
2. Akta pendirtian dan perubahan anggaran dasar terakhir.
3. Pengesahan oleh Menteri kehakiman atau pengumuman pada Lembaran Berita Negara.
4. Tempat kedudukan perusahaan dan tempat pabrik beroperasi.
5. Bidang usaha utama perusahaan sesuai dengan anggaran dasar perusahaan dan kegiatan usaha yang dijalankan.
6. Tanggal mulai beroperasinya perusahaan secara komersial.
7. Tanggal efektif penawaran umum efek perusahaan perdana.
8. Kebijakan/ tindakan perusahaan yang dapat mempengaruhi efek yang diterbitkan (corporate action) sejak penawaran perdana sampai dengan
periode pelaporan terakhir.
9. Jenis dan jumlah efek yang ditawarkan pada saat penawaran terakhir.
10. Tempat pencatatan efek perusahaan.
11. Nama anggota direksi dan dewan komisaris
12. Jumlah karyawan pada akhir periode atau rata-rata jumlah karyawan selama periode yang bersangkutan.
13. Dasar pengukuran laporan keuangan.
14. Asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan yaitu dasar akrual.
15. Mata uang palaporan yang digunakan.
16. Alasan apabila mata uang pelaporan yang digunakan bukan rupiah.
17. Kriteria kas dan setara kas.
18. Penelaah terhadap masing-masing piutang pada akhir periode.
19. Dasar estimas bila penelaah terhadap masing-masing piutang tidak praktis untuk dilakukan (diungkapkan rumusan yang digunakan)
20. Pengakuan nilai persediaan
21. Rumus biaya persediaan.
22. Metode penyisihan untuk persediaan usang (obsolete) dan persediaan yang perputarannya lambat (slow moving).
23. Kelompok investasi dalam bentuk surat berharga (efek).
24. Pengakuan nilai pada investasi dalam bentuk surat berharga.
25. Metode akuntansi investasi efek yang digunakan dalam pencatatan penyertaan (metode ekuiatas atau biaya).
26. Penentuan nilai tercatat investasi selain efek.
27. Perlakuan perubahan nilai pasar investasi selain efek lancar yang dicatat berdasarkan harga pasar.
28. Perlakuan surplus revaluasi atas penjualan investasi selain efek yang dinilai kembali.
29. Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto aktiva tetap.
30. Kriteria kapitalisasi biaya perbaikan dan perawatan aktiva tetap.
31. Penurunan nilai (impairment) dan penilaian kembali aktiva tetap (Revaluasi).
32. Metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan.
33. Masa manfaat atau tarif penyusutan aktiva tetap yang digunakan.
34. Dasar perlakuan transaksi sewa guna usahan sebagai capital lease.
35. Perlakuakn laba rugi transaksi penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback) sewa guana usaha.
36. Kriteria pengakuan untuk tiap jenis aktiva tidak berwujud.
37. Metode amortisasi aktiva tidak berwujud yang digunakan.
38. Masa manfaat atau tarif amortisasi aktiva tidak berwujud yang digunakan.
39. Biaya pengembangan (penjelasan dasar kapitalisasinya)
40. Kebijakan akuntansi untuk tiap jenis aktiva lain-lain.
41. Metode amortisasi aktiva lain-lain yang digunakan.
42. Masa manfaat atau tarif amortisasi aktiva lain-lain yang digunakan.
43. Dasar pengakuan (metode dan asumsi) penuruna nilai aktiva.
44. Perlakuan akuntansi terhadap penurunan nilai dan pemulihan nilai aktiva.
45. Pengakuan keuntngan atas restrukturisasi hutang bermasalah.
46. Penjelasan dasar atau saat pengakuan keuntungan.
47. Penjelasan kebijakan pembebanan atau kapitalisasi, unsur-unsur biaya pinjaman dan aktiva yang memenuhi syarat (qualifying assets)
48. Penjelasan metode akuntansi pajak penghasilan yang digunakan.
49. Jenis program pension
50 Dasar perhitungan dari iuran pension
51. Dasar penentuan yang digunakan dalam penghitungan laba/rugi perusahaan dasar.
52. Dasar penentuanyang digunakan dalam penghitungan laba/rugi perusahaan dilusian.
53. Penyesuaian untuk perhitungan laba/rugi persaham dasar dan dilusian untuk semua periode akibat kapitalisasi, penerbitan saham bonus atau
pemecahan saham (share split) atau berkuarang akibat pembalikan pemecahan saham (reserved share-split).
54. Kurs yang digunakan untuk mebukukan transaksi dalam mata uang asing.
55 Kurs tanggal neraca yang digunakan untuk transaksi dalam mata uang asing.
56. Perlakuan akuntansi selisih kurs yang timbul dari penjabaran aktiva dan kwajiban moneter.
57. Perlakuan akuntansi sesuai tujuan transaksi instrumen derifatif.
58. Dasar pengukuran (nilai wajar atau nilai lainnya ) instrumen darivatif.
59. Kriteria pengukuran laba rugi instrumen derifatif.
60. Penjelasan dasar yang digunakan dalam identifikasi segmen dan pengalokasian pendapatan, bebandan aktiva dalam segmen usaha
61. Unsur kas dan setra kas dipisahkan antara pihak yang mepunyai hubungan istimewa dengan pihak ketiga.
62. Rincian jumlah penempatan dibank berdsarkan nama bank serta jenis mata uang.
63. Kisaran tingkat bunga dari setara kas selama periode pelaporan.
64. Bank tempat dana deposito ditempatkan yang dipisahkan antara pihak yang mepunyai hubungan istimewa dengan pihak ketiga.
65. Kisaran suku bunga deposito selam aperiode pelaporan.
66. Jumlah deposito dan jenis mata uang.
67. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kialitas pencairan deposito.
68. Pengelompokan investasi jangka pendek (efek) sesuai kategorinya dan dipisahkan antara pihak yang mepunyai hubungan istimewa dan pihak
ketiga.
69. Nilai wajar agregat (market to market) efek investasi jangka pendek.
70. Metode atau asumsi yang digunakan dalam menentukan nilai wajar efek investasi jangka pendek.
71. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari pemilikan efek tersedia dijual.
72. Biaya perolehan termasuk jumlah premi dan diskonto yang belum diamortisasi, untuk efek dimiliki hingga jatuh tempo.
73. Metode amortisasi yang digunakan untuk efek investasi jangka pendek.
74. Peringkat efek hutang berikut nama pemeringkat.
75. Uraian tentang keputusan menjual atau menindahkan kelompok investasi jangka pendek.
76. Pihak penerbit wesel tagih.
77. Kisaran tingkat bunga wesel tagih.
78. Jatuh tempo wesel tagih.
79. Jenis mata uang wesel tagih.
80. Uraian tentang sifat dan asal terjadinya wesel tagih
81. Piutang usaha yang dipisahkan antara pihak yang mepunyai hubungan istimewa dengan pihak ketiga
82. Jumlah piutang menurut mata uang.
83. Jumlah piutang menurut umur.
84. Ikhtisar penyisihan piutang ragu-ragu yang menyajikan saldo awal
85. Penambahan penyisihan piutang.
86. Penghapusan dan perbaikan penyisihan piutang serta saldo akhir.
87. Pendapat manajemen akan kecukupan jumlah penyisihan piutang.
88. Jumlah piutang yang dijaminkan dan nama pihak yang menerima jaminan.
89. Informasi piutang yang telah dijual secara with recourse.
90. Rincian jenis dan jumlah piutang lainnya, termasuk rincian jenis mata uang.
91. Jumlah penyisihan piutang ragu-ragu pada piutang lainnya
92. Beban penyisihan dan penghapusan piutang lainnya.
93. Pendapat manajemen akan kecukupan jumlah penyisihan piutang lainnya.
94. Total nilai tercatat dan nilai tercatat persediaan menurut klasifikasinya.
95. Ikhtisar penyisihan penurunan nilai persediaan yang menyajikan saldo awal.
96. Penambahan penyisihan persediaan.
97. Penghapusan pembalikan penyisihan persediaan serta saldo akhir.
98. Kondisi penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan.
99. Jumlah penyisihan atau penghapusan persediaan rusak atau usang.
100. Persediaan yang dijaminkan dan nama pihak yang menerima jaminan.
101. Nilai persediaan yang diasuransikan, nilai pertanggungan sasuransi dan resiko yang ditutup.
102. Pendapat manajemen atas kecukupan jumlah pertangungan asuransi.
103. Nilai tercatat persediaan yang dijadikan jaminan.
104. Dalam situasi depresiasi rupiah luar biasa, jumlah selisih kurs yang dikapitalisasi, biaya pengganti dan jumlah yang dapat diperoleh
kembali.
105. Kondisi dan peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan.
106. Penjelasan mengenai kerugian persediaan yang jumlahnya material atau sifatnya luar biasa.
107. Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi dan tingkat kapitalisasi yang dipergunakanuntuk persediaan yang memenuhi kriteria aktiva
tertentu.
108. Jenis dan jumlah masing-masing pajak dibayar dimuka.
109. Uraian mengenai jumlah restitusi pajak yang diajukan dan status pajak dibayar dimuka.
110. Jenis dan jumlah biaya dibayar dimuka.
111. Jenis dan jumlah aktiva lancar lainnya.
112. Rincian jenis piutang hubungan istimewa.
113. Nama pihak yang memiliki piutang hubungan istimewa.
114. Jumlah piutanghubungan istimewa menurut jenis mata uang.
115. Alasan dan dasar pembentukanpenyisihan dan /atau penghapusan piutang hubungan istimewa.
116. Transaksi terjadinya piutang hubungan istimewa.
117. Saat timbulnya piutang hubungan istimewa.
118. Sifat piutang hubungan istimewa dengan debitur dan jumlahnya.
119. Jumlah penyisihan piutang ragu-ragu (piutang hubungan istimewa)
120. Beban piutang ragu-ragu dan penghapusan piutang (piutanghubungan istimewa).
121. Pendapat manajemen atas kecukupan jumlah penyisihan piutang hubungan istimewa.
122. Nama perusahaan dan prosentase kepemilikan investasi pada perusahaan asosiasi.
123. Menyajikan penyertaan awal investasi pada perusahaan asosiasi.
124. Bagian laba rugi yang diakui dan dividen yang yang diperoleh pada periode berjalan investasi pada perusahaan asosiasi.
125. Penurunan permanen nilai penyertaan serta saldo akhir penyertaan investasi pada perusahaan asosiasi.
126. Rincian menurut jenis investasi jangka panjang lain.
127. Pemisahan antara investasi jengka panjang lain pada pihak ketiga dan pihak yang mepunyai hubungan istimewa.
128. Rincian investasi dalam efek hutang (dimiliki hingga hatuh tempo dan tersedia untuk dijual) menurut penerbit, nilai nominal serta jenis
mata uang, diskonto atau premium yang belum diamortisasi, nilai tercatat, tingkat bunga, dan tanggal jatuh tempo.
129. Investsi dalam efek hutang yang pembayarannya dijamin oleh hipotik diungkapkan secaa terpisah.
130 Persyaratan investasi dalam efek hutang.
131. Nilai wajar agregat investasi dalam efek hutang.
132. Metode dan asumsi yang digunakan dalam menentukan nilai wajar investasi dalam efek hutang.
133. Laba rugi yang belum direlisasi dari efek yang tersedia untuk dijual (available for sale).
134. Peringkat investasi dalam efek hutang berikut nama pemeringkat.
135. Nilai wajar agregat efek ekuitas tersedia untuk dijual.
136. Metode dan asumsi yang digunakan dalam menentukan nilai wajar efek ekuitas tersedia untuk dijual.
137. Laba rugi yang belum direalisasi pada efek ekuitas tersedia untuk dijual.
138. Uraian tentang alasan diambilnya keputusan menjual atau memindahkan kelompok efek investasi jangka panjang lain.
139. Nama perusahaan dan presentase yang dimilki pada investasi dalam efek menggunakan metode biaya (cost method).
140. Nilai tercatat penyertaan investasi dalam efek yang menggunakan metode biaya.
141. Alasan tidak dapat ditentukannya nilai wajar investasi dalam efek yang menggunakan metode biaya.
142. Penyajian saldo awal investasi dalam efek yang menggunakan metode biaya.
143. Penambahan dan pengurangan penyertaan serta penuruna permanen nilai penyertaan investasi dalam efek yang menggunakan metode
biaya.
144. Pengungkapan investasi dalam bentuk properti yang meliputi jenis/uraian, lokasi, harga perolehannya dan niali wajarnya.
145. Pengungkapan investasi jangka panjang lainnya meliputi jenis dan niali wajarnya.
146. Investasi jangka panjang dijamin, syarat-syarat dan kondisi yang berdampak signifikan bagi perusahan harus dinyatakan dan diungkapkan
baik jumlah maupun pihak penerima jaminan.
147. Kondisi atau peristiwa yang menyebabkan terjadinya penurunan nilai atau pemulihan penurunan nilai investasi jangka panjang lainnya.
148. Pengungkapan untuk setiap jenis investasi jangka panjang lain : rugi penurunan nilai yang diakui selama periode berjalan dan komponen
laporan laba rugi dimana kerugian tersebut dilaporkan.
149. Pengungkapan untuk setiap jenis investasi jangka panjang lain : pemulihan kerugian penurunan nilai yang diakui selama periode berjalan
dan komponen laporan laba rugi dimana kerugian tersebut ditawarkan.
150. Rincian aktiva tetap pemilikan langsung menurut jenisnya.
151. Akumulasi penyusutan masing-masing jennis aktiva-aktiva tetap pemilikan langsung.
152. Jumlah penyusutan aktiva tetap pemilikan langsung pada tahun berjalan.
153. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang memperlihatkan penambahan dan pengurangan aktiva tetap pemilikan
langsung.
154. Nilai aktiva tetap pemilikan langsung yang diasuransikan, nilai pertanggungan dan resiko yang ditutup.
155. Pendapat manajemen atas kecukupan jumlah pertanggungan asuransi aktiva tetap pemilikan langsung.
156. Dasar hukum yang digunakan untuk menilai kembali aktivatetap pemilikan langsung.
157. Tanggal efektif penilaian kembali aktiva tetap pemilikan langsung
158. Nama penilai independen pemilikan langsung
159. Dasar yang dipergunakan untuk menentukan nilai revaluasi aktiva tetap pemilikan langsung.
160. Nilai tercatat setiap jenis aktiva tetap pemilikan langsung
161. Selisih penilaian kembali setiap jenis aktiva tetappemilikan langsung
162. Pengungkapan menurut jenis aktiva tetap pemilikan langsung yang mengalami perubahan estimasi masa guna dan /atau metode depresiasi.
163. Aktiva tetap pemilikan langsung yang dijaminkan dan nama pihak yang menerima jaminan
164. Pengungkapan kondisi atau peristiwa yang menyebabkan terjadinya penurunan nilai atau pemulihan penurunan nilai aktiva tetap pemilkan
langsung
165. Pengungkapan setiap jenis aktiva tetap pemilikan langsung : rugi penuruna nilai yang diakui selama periode berjalan dan komponen
laporan laba rugi diman akerugian tersebut dilaporkan.
166. Pengungkapan menurut jenis aktiva tetap pemilikan langsung : pemulihan kerugian penurunan nilai yang diakui selama periode berjalan dan
komponen laporan laba rugi dimana kerugian tersebut dilaporkan.
167. Pengungkapan nilai buku untuk aktiva tetap pemilikan langsung yang dijual.
168. Hasil penjualan bersih aktiva tetap pemilikan langsung
169. Keuntungan / kerugian dari aktiva tetap pemilikan langsung yang dijual.
170. Status kepemilikan kativa tetap yang dikuasai perusahaan.
171. Rincian aktiva sewaguna usaha
172. Akumulasi penyusutan masing-masing kelompok aktiva sewaguna usaha dan jumlah beban penyusutan pada perode berjalan
173. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yangmemperlihatkan penambahan dan pengurangan aktiva sewa guna usaha
174. Rincian aktiva yang sedang dalam penyelesaian.
175. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang memperlihatkan panambahan dan pengurangan pelepasan aktiva dalam
penyelesaian
176. Persentase jumlah tercatat terhadap nilai kontrak aktiva dalam penyelesaian.
177. Estimasi saat penyelesaian proyek ektiva dalan dalam penyelesaian
178. Hambatan kelanjutan penyelesaian kontrak aktiva dalam penyelesaian
179. Jumlah biaya pinjaman aktiva dalam penyelesaian yang dilkapitalisasi pada periode berjalan.
180. Macam manfaat atau tingkat amortisasi aktiva tak berwujud yang digunakan.
181. Metode amortisasi aktiva tak berwujud yang digunakan
182. Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir, periodeaktiva tak berwujud.
183. Unsur pada alporan keuangan yang didalm nya terdapat amortisasi aktiva tak berwujud
184. Penambahan aktiva tak berwujud yang terjadi, yang diungkapkan secara terpisah penambahan yang berasal dari pengembangan didalam
perusahaan dan penggabungan usaha.
185. Penghentian dan pelepasan aktiva tak berwujud.
186. Rugi penuruna nilai aktiva tak berwujud yang diakui pada laporan laba/rugi periode berjalan.
187. Rugi penuruna nilai aktiva tak berwujud yang dibalik pada laporan laba rugi periode berjalan.
188. Amortisasi aktiva tak berwujud yang diakui selama periode tak berjalan.
189. Perubahan aktiva tak berwujud lainnya dalam nilai tercatat selama periode berjalan.
190. Penjelasan nilai tercatat dan periode amortisasi yang tersisa dari setiap aktiva tak berwujud yang material bagi laporan keuangan secara
keseluruhan.
191. Keberadaan dan nilai tercatat aktiva tak berwujud yang hak penggunaannya dibatasi dan yang ditentukan sebagai jaminan atas utang
192. Jumlah komitmen untuk memperoleh aktiva tak berwujud.
193. Rincian akun aktiva lain-lain
194. Uraian mengenai sifat masing-masing akun aktiva lain-lain.
195. Jumlah amortisasi untuk beban ditangguhkan aktiva lain-lain.
196. Alasan perubahan klasifikasi aktiva yang sebelumnya tidak termasuk dalam aktiva lain-lain
197. Setiap jenis aktiva tetap yang sudah tidak digunakan secara aktif dan dimiliki untuk tujuan dijual (scrapped), nilai tercatat, nilai realisasi
bersih.
198. Pinjaman jangka pendek yang dipisahkan antara hutang pada pihak ketiga dengn pihak hubungan istimewa.
199. Rincian hutang jangka pendek berdasarkan jenis hutang.
200. Nama kreditur hutang jangka pendek.
201. Jenis mata uang serta nilai hutang jangka pendek.
202. Kisaran tingkat bunga hutang jangka pendek selama periode pelaporan dan saat jatuh tempo.
203 Jaminan hutang jangka pendek yang diberikan dengan menunjuk akun yang berhubungan.
204. Persyaratan penting lainnya dalam hutang jangka pendek.
205. Penjelasan mengenai kondisi hutang.
206. Untuk kwajiban anak piutang dengan recourse : kwajiban anjak piutang, retensi, bunga yang belum diamortisasi dan kwajiban anak
piutang bersih.
207. Rincian jenis wesel bayar.
208. Nilai nominal wesel bayar dalam rupiah dan valuta asing.
209. Nilai tercatat wesel bayar dalam rupiah dan valuta asing.
210. Tanggal jatuh tempo wesel bayar.
211. Tingkat bunga wesel bayar
212. Penjelasan tentang jaminan dan persyaratan wesel bayar lainnya.
213. Penjelasan mengenai kondisi wesel bayar.
214. Hutang usaha yang dipisahkan antara pihak ketiga dan pihak yang memiliki hubungan istimewa.
215. Rincian hutang sewa berdasarkan jenis mata uang dan nilainya.
216. Sifat dari transaksi hutang usaha.
217. Jumlah hutang usaha yang diberikan oleh perusahaan dengan menunjuk akun-akun yang berhubungan.
218. Jumlah hutang usaha yang sudah jatuh tempo menurut umur (aging scedule).
219. Jenis dan jumlah hutang pajak
220. Informasi mengenai ketetapan pajak pada hutang pajak.
221. Pengugkapan jenis dan jumlah beban masih harus dibayar dan unsur utama beban yang belum jatuh tempo.
222. Jenis dan jumlah kwajiban lancar lainnya.
223. Pengungkapan alasan penyebab kwajiban jangka panjang yang defailt dan langkah–langkah penyelesaiannya.
224. Pengungkapan untuk produk yang digaransi, dan sifat garansi serta masa berlakunya garansi.
225. Uraian mengenai jaminan untuk beban tangguhan atas perjanjian kepegawaian serta jumlah yang berhak atas jaminan tersebut.
226. Pengungkapan hutang hubungan istimewa yang meliputi janis dan jumlah termasuk jenis mata uang, nama pihak yang memiliki hubungan
istimewa.
227. Rincian hutang jangka panjang berdasarkan nama kreditur, jenis mata uang serta nilainya.
228. Jumlah bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan yang disajikan sebagai kwajiban lancar.
229. Kisaran tingkat bunga hutang jangka panjang selama periode pelaporan dan saat jatuh tempo.
230. Penjelasan tentang fasilitas pinjaman yang diperoleh, termasuk jumlah dan tujuan perolehannya.
231. Penjelasan mengenai kondisi hutang jangka panjang termasuk status restrukturisasi hutang.
232. Jaminan hutang jangka panjang yang diberikan dengna menunjuk akun-akun yang berhubungan.
233. Persyaratan penting hutang jangka panjang lainnya.
234. Pengunkapan informasi sehubungan dengan kwajiban yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal neraca.
235. Rincian perusahaan hutang sewa guna usaha (lessor) dan nialinya
236. Jumlah angsuran sewa buna usaha tahunan, setidaknya untuk 2 tahun berikutnya, bagian bunga dan nilai tunainya.
237. Jumlah bagian hutang sewa guna usaha yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan yang disajikan sebagai kwajiban lancar
238. Jaminan hutang sewa guna usaha yang diberikan sehubungan dengan sewa guna usaha.
239. Keuntungan/kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya sehubungan dengan transaksi penjualan dan penyewaan kembali (sale and
leaseback)
240. Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian hutang sewa guna usaha lainnya (major covenants), termasuk jaminan lain
yang diberikan.
241. Rincian mengenai jenis hutang obligasi, nilai nominal serta jenis mata uang, nilai tercatat dalam rupiah dan valuta asing, tanggal jatuh
tempo, jadwal pembayaran bunga, dan tingkat bunga, serta temapt pencatatan.
242. Peringkat (rating) hutang obligasi dan nama pemeringkat (rating agency)
243. Jumlah bagian hutang obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan yang disajikan sebagai kwajiban lancar.
244. Nama wali amanat hutang obligasi dan keterkaitan usaha dengan perusahaan.
245. Jaminan hutang obligasi serta pembentukan dana dan pelunasan hutang pokok obligasi dengan menunjukkan akun-akun yang
berhubungan.
246. Persyaratan hutang obligasi penting lainnya.
247. Kejadian penting hutang obligasi lainnya termasuk kepatuhan perusahaan dalam memenuhi persyaratan-persyaratan dan kondisi hutang.
248. Gambaran umum tentang program pensiun iuran pasti, persentase iuran yang menjadi kontribusi perusahaan, manfaat, karyawan yang ikut
menjadi peserta program pensiun dan pengelolaannya.
249. Jumlah beban (iuran) program pensiun iuran pasti dan iuran pensiun yang masih harus dibayar.
250. Hal-hal penting lainnya yang berhubungan dengan program pensiun iuran pasti yang dapat mempengaruhi daya banding laporan keuangn
periode berjalan dan periode sebelumnya.
251. Gambaran umum tentang program pensiun manfaat pasti, manfaat karyawan yang ikut menjadi peserta program pensiun, dan
pengelolaannya.
252. Kebijakan pendanaan program pensiun manfaat pasti.
253. Rincian beban program pensiun manfaat pasti yang terdiri dari beban jasa kini, amortisasi beban jasa lalu, amortisasi koreksi dan bunga
atas beban pensiun yang masih harus dibayar, jangka waktu amortisasi beban jasa lalu.
254. Rekonsiliasi beban pensiun manfaat pasti yang masih harus dibayar (dibayar dimuka).
255. Asumsi dan metode aktuarial program pensiun manfaat pasti yang digunakan aktuaris, nilai wajar aktiva bersih dana pensiun dan selisih
lebih (kurang) antara kwajiban aktuarial dan nilai wajar aktiva bersih.
256. Apabila dilakukan perubahan metode aktuarial, maka mengungkapkan alasan perubahan, jumlah penyesuaian perubahan terhadap laporan
keuangan periode sajian, dan jumlah penyesuaian yang berhubungan dengan masa sebelum periode sajian.
257. Tanggal penilaian aktuaria akhir, masa aktuaris, dan frekuensi penilaian dilakukan pada program pensiun manfaat pasti.
258. Hal-hal penting lainnya yang berhubungan dengan program pensiun manfaat pasti, termasuk dapak pembubaran, pengurangan peserta yang
dapat mempengaruhi daya banding laporan keuangan.
259. Jenis dan umlah kwajiban tidak lancar lainnya, tingkat bunga, tanggal jatuh tempo.
260. Jumlah bagian kwajiban tidak lancar lainnya yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan yang disajikan sebagai kwajiban lancar.
261. Uraian mengenai nama kreditur dan sifat kwajiban jangka panjang
262. Jaminan kwajiban tidak lancar lainnya yang terkait dengan menunjuk akun-akun yang berhubungan.
263. Pengungkapan nama kreditur, sifat ikatannya, jenis valuta, jangka waktu dan kisaran tingkat bunga hutang sub ordinasi.
264. Rincian mengenai jenis obligasi konversi, nilai nominal dalam rupiah dan valuta asing, niali tercatat dalam rupiah dan valuta asing, tanggal
jatuh tempo, jadwal pembayaran bunga, dan tingkat bunga, serat tempat pencatatan.
265. Pengungkapan periode konversi dan persyaratan konversi.
266. Efek dilusi jika seluruh obligasi dikonversikan.
267. Jumlah obligasi yang telah dikonversikan dan efek dilusinya.
268. Peringkat (rating) dan nama pemeringkat (rating agency) obligasi konversi.
269. Jumlah bagian obligasi konversi yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan yang disajikan sebagai kwajiban lancar.
270. Nama wali amanat dan keterkaitan perusahaan dengn wali amanat obligasi konversi.
271. Jaminan serta pembentukan dana untuk pelunasan hutang pokok obligasi konversi dengn menunjuk akun-akun yang berhubungan.
272. Kejadian penting obligasi konversi lainnya termasuk kepatuhan perusahaan dalam memenuhu persyaratan-persyaratan dan kondis hutang.
273. Pengungkapantujuan penerbitan dan nama pembeli, apabila perusahaan menerbitkan obligasi konversi tanpa melalui penawaran umum.
274. Persyaratan penting obligasi konversi lainnya.
275. Uraian jenis saham perusahaa.
276. Penjelasan atas perubahan yang terjadi pada modal saham, seperti keputusah RUPS, sumber peningkatan modal saha, metode pencatatan
dan jumlah lembar saham yang diperoleh kembali, serta tujuan perubahan modal saham.
277. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih.
278. Direktu rdan komisaris yang memiliki saham.
279. Nama pemegang saham lainnya
280. Pengungkapan jumlah saham yang dimiliki.
281. Pengungkapan presentase jumlah saham.
282. Pengungkapan umlah nilai nominal untuk masing-masing pemegang saham.
283. Pengungkapan jumlah saham perusahaan yang dicatat di bersa efek, untuk saham yang tercatat serta yang tidak dicatatkan pada bursa efek.
284. Uraian sumber agio saham selama periode ang disajikan.
285. Rincian biaya emisi efek ekuitas berdasarkan penerbitan efek ekuitas
286. Rincian jenis aktiva dan jumlah pada modal disetor.
287. Penjelasan sifat dan asal akun selisih kurs atas modal disetor
288. Penjelasan sifat dan asal akun modal disetor lainnya
289.
Beda niali tukar bersih selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur
yang terpisah.
290. Rekonsiliasi beda nilai tukar selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan pada awal dan akhir periode.
291.
Alasn untuk mengunakan mata uang yang berbeda jika mata uang pelaporan berbeda dengan mata uang negara tempat perusahaan
berdomisili.
292. Alasan untuk setiap perubahan dalam mata uang pelaporan
293.
Apabila perusahan melakukan perubahan dalam klasifikasi suatu kegiatan usaha diluar negeri yang signifikan, mengungkapkan sifat
perubahan dalam klasifikasi, alasan perubahan, dampak perubahan dan dampak pada laba (rugi) bersih
294. Transaksi yang menimbulkan selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi.
295. Jumlah selisih transaksi perubahan ekuitas yang menjadi begian perusahaan setelah memperhitungkan dampak pajaknya.
296. Jumlah yang direalisasi ke laba rugi atas pelepasan investasi.
297. Pengungkapan penjatahan (appropriasisi) dan pemisahan saldo laba.
298. Pengungkapan peraturan, perikatan, batasan dan jumlah batasan disekitar saldo laba.
299. Pengungkapan perubahan saldo laba karena penggabungan usaha dengan metode penyatuan kepentingan (pooling of interest).
300. Pengungkapan koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak
301 Pengungkapan tunggakan deviden, baik jumlah mupun tunggakan per lembar saham.
302. Pengungkapan deklarasi deviden setelah tanggal neraca, sebelum tanggal penerbitan laporan keuangan.
303. Pengungkapan deviden setelah tanggal neraca, sebelum penerbitan laporan keuangan.
304.
Pengungkapan deviden saham dan pecah saham, jumlah yang dikapitalisasi dan saji ulang laba per saham (EPS) agar laporan keuangan
berdaya banding.
305. Alasan dan jumlah penyesuaian saldo laba periode lalu.
306. Perubahan saldo lab apada periode bersangkutan dan persetujuan RUPS yang terkait.
307. Pengungkapan jenis waran (waran pisah, waran lekat, waran bebas).
308. Dasar penentuan nialai wajar waran.
309. Nilai waran yang belum dilaksanakan dan nilai waran yang tidak dilaksanakan (kadaluarsa)
310. Jumlah waran yang diterbitkan dan beredar seta dampak dilusinya (dillution effect)
311. Ikatan-ikatan yang terkait penerbitan waran
312. Penjelasan mengenai program kompensasi, termasuk persyaratan umum program kompensasi.
313. Jumlah dan rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi untuk setiap kelompok opsi.
314.
Rata-rata tertimbang nilai wajar opsi dan instrumen ekuitas selain opsi pada tanggal pemberian kompensasi yang diberikan dalam suatu
periode.
315. Penjelasan mengenai metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam suatu periode untuk mengestimasi nilai wajar opsi.
316. Perubahan persyaratan signifikan dari program kompensasi yang sedang berjalan.
317. Rentang harga eksekusi, rata-rata tertimbang harga eksekusi, dan rata-rata tertimbang sisa periode opsi.
318. Jumlah beban kompensasi yang diakui untuk program kompensasi berbasis saham untuk periode berjalan.
319. Penjualan bersih yang dipisahkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak ketiga.
320. Rincian jumlah dari kelompok produk/jasa utama.
321. Nama pihak pembeli dan nilai penjualan yang melebihi 10% terhadap pendapatan.
322. Pendapatan yang ditunda pengakuannya.
323. Rincian beban pokok produksi yang ditambah dan dikurangi saldo awal dan akhir barang jadi.
324. Nama pihak penjual dan pembelian yang melebihi 10% dari pendapatan.
325. Rincian beban penjualan.
326. Rincian beban umum dan admidistrasi.
327. Rincian beban-beban lain yang sifat, jumlah atau kejadiannya akan menjelaskan kinerja perusahaan.
328. Jenis dan jumlah penghasilan (beban) lain-lain.
329. Rincian beban keuangan bunga.
330.
Rincian selisih kurs bersih atas penanaman dan pinjaman dalam valuta asing dan amortisasi, premi kontrak valuta berjangka yang bertujuan
untuk lindung nilai dana yang dipinjam dalam valuta asing.
331. Rincian amortisasi prei atau diskonto kontrak berjangka (forward contract) yang bertujuan untuk lindung nilai.
332. Rincian amortisasi biaya perolehan pinjaman.
333. Beban keuangan yang dikapitaklisasi.
334. Jumlah beban keuangan yang dibebankan pada periode berjalan.
335. Kerugian (keuntungan) transaksi derifatif yang tidak bertujuan untuk lindung nilai (hedging)
336. Jumlah beban keuntungan dan rugi transaksi derifatif yang dibebankan pada periode yang sedang berjalan.
337.
Jika terjadi devaluasi atau apresiasi, maka disajikan rincian perhitungan keuntungan / kerugian selisih kurs, dan juga kebijakan
pembebanan yang dilakukan.
338. Pos-pos lain yang sifat, jumlah atau kejadiannya akan menjelaskan transaksi signifikan yang dilakukan perusahaan.
339 Rincian laba/rugi untuk penjualan surat berharga kelompo efek yang tersedia untuk dijual.
340. Rincian laba/rugi untuk penjualan surat berharga kelompok efek yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan.
341. Rincian laba/rugi untuk penjualan surat berharga kelokpok efek yang dimiliki hingga jatuh tempo.
342. Unsur-unsur beban (penghasilan) pajak yang terdiri dari pajak kini dan pajak
343.
Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan perkalian laba akuntansi denga tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar
perhitungan tarif pajak yang berlaku.
344. Laba (rugi) sebelum pajak menurut akuntansi untuk rekonsiliasi fiskal.
345. Rincian beda tetap untuk rekonsiliasi fiskal.
346. Laba kena pajak (rugi fiskal) menurut akuntansi untuk rekonsiliasi fiskal
347. Rincian beda temporeruntuk rekonsiliasi fiskal.
348. Laba kena pajak (Rugi fiskal) sesuai SPT untuk rekonsiliasi fiskal
349. Perhitungan beban hutang pajak kini dengn menerapkan tarif pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pajak yan berlaku.
350. Persyaratan bahwa laba kena pajak (LKP) hasil rekonsiliasi telah sesuai dengn SPT
351. Pengungkapan untuk setiap kelompok perbedaan temporer dan setiap kelompok rugi yang dapat dikompensasi ketahun berikutnya.
352.
Jumlah (dan batas waktu penggunaan) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa rugi yang dapat dikompensasi keperiode
berikut, serta jumlah yang tidak diakui sebagai aktiva pajak tangguhan.
353. Jumlah aktiva tangguhan dan sifat bukti yang mendukung pengakuannya.
354. Pernyataan manajemna bahwa aktiva pajak tangguhan dapat terpulihkan.
355.
Pengungkapan berasalnya beban pajak, seperti keuntungan (kerugian) atas penghentian operasi dan laba (rugi) dari aktivitas normal operasi
yang tidak dilanjutkan untuk periode pelaporan.
356. Baban (penghasilan) pajak yang berasal dari pos-os luar biasa yang diakui pada periode berjalan.
357. Penjelasan mengenai tarif pajak yang berlaku dan perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode sebelumnya.
358. Jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
359. Pengungkapan sifat dan jumalah darui setiap unsur pos luar biasa, nilai pajak penghasilan yang terkait, dan niali bersihnya.
360.
Jumlah laba (rugi) yang digunakan sebagai pembilang dalam penghitungan laba/rugi per saham dasar dan rekonsiliasi angka-angka
tersebut kelaba bersih.
361.
Jumlah laba (rugi) yang digunakan sebagai pembilang dalam perhitunagn laba/rugi dilusian dan rekonsiliasi angka-angka tersebut kelaba
bersih.
362.
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut dalam penghitungan laba/rugi per saham dasar dan dilusian atau
perhitungan persahan lainnya, serta rekonsiliasi antara jumlah penyebut dalam penghitungan laba/rugi persaham dasar dan dilusian.
363.
Rician jumlah dan proporsi (persentase) saldo aktiva, kwajiban, penjualan atau pendapatan dan beban yang terkait pada transaksi
hubungan istimewa.
364.
Transaksi hubungan istimewa disajikan secara terpisah dari setiap jenis transaksi atau saldo untuk masing-masing kategori dengan pajak
tertentu melebihi Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
365. Sifat hubungan, jenis dan unsur transaksi hubungan istimewa.
366.
Penjelasan transaksiyang tidak berhubungan dengn kegiatan usaha utama (non operasi) dan jumlah hutang piutang sehubungan dengan
transaksi hubungan istimewa, termasuk penenuhan persetujuan yang dipersyaratkan.
367. Pernyataan apakah kebijakan harga dan syarat transaksi hubngan istimewa sama dengan transaksi untuk pihak ketiga.
368. Rincian aktiva dalam valuta asing dan ekuivalen dalam rupiah.
369. Rincian kwajiban dalam valuta asing dan ekuivalen dalam rupiah.
370. Posisi neto dari aktiva dan kwajiban.
371. Rincian kontrak valuta asing berjangka dan ekuivalen dalan rupiah.
372. Kebijakan manajemne resiko mata uang asing.
373. Alasan untuk tidak melakukan lindung nilai.
374. Pengungkapan jenis perikatan yaitu perjanjian sewa, keagenan dan distribusi, bantuan manajemne, teknis, royalti dan lisensi
375. Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian item 374.
376. Periode berlakunya perikatan dalam item 374
377. Dasar penentuan kompensasi dan denda perikatan dalam item 374
378. Jumlah beban (pendapatan) perikatan pada periode pelaporan dalan item 374
379. Pembatasan-pembatasan perikatan lainnya dalam item 374
380. Pengungkapan jenis perikatan yaitu kontrak /perjanjian yang memerlukan penggunaan dana dimasa yang akan datang.
381. Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian dalam item 380.
382. Periode berlakunya erikatan dalam item 380.
383. Nilai keseluruhan, mata uang, dan bagian yang telah direalisasi (item 380)
384. Sanksi-sanksi untuk item 380
385.
Pihak-pihak yang dijamin dan yang menerima jaminan, yang dipisahkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak
ketiga untuk pihak yang dijamin.
386. Latar belakang dikeluarkannya jaminan.
387. Periode berlakunya jaminan
388. Nilai jaminan
389. Pengungkapan fasilitas kredit yang belum digunakan.
390. Uraian mnegenai sifat, jenis, jumlah dan batasan-batasan pemberian jaminan/garansi.
391. Jenis dan sifat kontigensi
392. Estimasi mengenai dampak keuangan atau pernyataan bahwa estimasi semacam itu tidak dapat dibuat.
393. Faktor ketidak pastian yang dapat mempengaruhi hasil akhir dimasa depan.
394. Penjelasan tentang perkara/sengketa hukum.
395. Peraturan pemerintah yang mengikat perusahaan atas peristiwa kontijensi.
396. Kemiungkina kwajiabn pajak tambahan peristiwa kontigensi.
397. Penjelasan tentang pokok-pokok perubahan persyaratan dan penyelesaian hutang.
398. Jumlah keuntungan atas restrukturisasi hutangdan dampak pajak penghasilan yang terkait.
399. Jumlah keuntungan (kerugian) bersih atas pengalihan aset yang diakui selama periode tersebut.
400. Jumlah hutang kkontijen yang dimasukkan dalam niali tercatat hutang yang telah direstrukturisasi.
401. Gambaran aktivitas masing-masing segmen industri dan wilayah geografis yang dilaporkan.
402.
Pelaporan penjualan/ pendapatan operasi lainnya yang dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan diluar perusahaan dan
pendapatan darisegmen lain, untuk setiap segmen industri dan geografi.
403. Untuk setiap segmen industri dan geografis melaporkan laba atau rugi usaha persegmen.
404.
Untuk setiap segmen industri dan geografis malporkan aktiva segmen yang digunakan dinyatakan dalam jumlah uang atau sebagai
persentase dari jumlah aktiva.
405. Untuk setiap segmen industri dan geografis melaporkan dasar penetapan harga antar segmen dan perubahan penetapan harga
406.
Untuk unsur-unsur yang dilaporkan, disajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen individual dengan informasi keseluruhan
dalam laporan keuangan.
407.
Uraian mengenai hakikat dan alasan perubahan dalam penentuan semen serta perubahan dalam kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
pelaporan informasi segemen.
408. Pengungkapan segmen usaha yang dihentiakn atau dijual.
409. Pengungkapan tanggal penghentian atau penjualan segmen usaha.
410. Pengungkapan alsan penghentian atau penjualan segmen usaha
411. Pengungkapan nilai jual dan niali tercatat serta pajak yang terkait dalam transaksi penghentian atau penjualan segmen usaha.
412. Ringkasan perbedaan prinssip akuntansi yang berlku umum di Indonesia dengan Amerika serikat.
413. Rekonsiliasi laba bersih dan ekuitas berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dengan Amerika serikat
414. Kelompok utama neraca dan laporan laba rugi menurut prinsip yang berlaku umum diAmerika Serikat.
415. Rekonsiliasi antara taksiran pajak penghasilan yang dilaporkan dan taksiran pajak penghasilan menurut US GAAP
416. Nilai wajar instrumen keuangan yang dipersyaratkan Amerika Serikat.
417. Akun-akun penilaian dan yng memenuhi syarat (valuation and qualifying accounts) Amerika Serikat.
418
Pengelompokan instrumen derifatif sesuai dengan tujuannya yaitu untuklindung niali atau tujuan lainnya (non lindung nilai) seperti
spekulasi.
419. Pengungkapan sifat dan hakekat transaksi untuk tiap kontrak instrumen derifatif dalam kelompok lindung nilai dan non lindung nilai.
420.
Pengungkapan pihak lawan transaksi (counterparties) untuk tiap kontrak instrumen derifatif dalam kelompok lindung nilai dan non
lindung nilai.
421. Pengungkapan tanggal jatuh tempo untuk tiap kontrak instrumen derifatif dalam kelompok lindung nilai dan non lindung nilai.
422.
Pengungkapan nilai keseluruhan kontrak dan nilai wajar pada tanggal neraca untuk tiap kontrak instrumen derifatif dalam kelompok
lindung nilai dan non lindung nilai.
423.
Pengungkjapan beban atau pendapatan pada periode pelaporan untuk tiap kontrak instrumen derifatif dalam kelompok lindung nilai dan
non lindung nilai.
424.
Pengungkapan pos aktiva dan/atau pasiva yang dilindung nilai untuk tiap kontrak instrumen derifatif dalam kelompok lindung nilai dan
non lindung nilai.
425. Pengungkapan persyaratan penting lainnya untuk tiap kontrak instrumen derifatif dalam kelompok lindung nilai dan non lindung nilai.
426.
Pengungkapan hal-hal yang diperlukan untuk memahami tujuan perusahaan melakukan transaksi derifatif dan strategi perusahaan untuk
mencapai tujuan tersebut.
427.
Pengungkapan kebijakan manajemen resiko untuk setiap klasifikasi lindung nilai, termasuk penjelasan mengenai aktiva/kwajiban dan jenis
transaksi yang dilindungi.
428. Bagi instrumen yang tidak dimaksudkan sebagai suatu lindung nilai, disebutkan tujuan dari aktivitas derivatif.
429. Hakikat dan alasan perubahan estimasi akuntansi.
430. Jumlah perubahan estimasi akuntansi yangmempengaruhi periode berjalan.
431. Pengungkapan pengaruh estimasi akuntansi terhadap periode mendatang.
432. Hakikat, alasan dan tujuan perubahan kebijakan akuntansi.
433. Jumlah penyesuaian perubahan kebijakan akuntansi terhadap periode berjalan dan periode sebelumnya yang disajikan kembali.
434.
Jumlah penyesuaian perubahan kebijakan akuntansi yang berhubungan dengn masa sebelum periode yang tercakup dalam informasi
konparatif.
435.
Apabila ketentuan item 343 dan 344 tidak dapat dipenuhi, kenyataan bahwa untuk mneyajikan kembali informasi komparatif dianggap
tidak praktis.
436. Hakikat koreksi kesalahan mendasar.
437. Jumlah koreksi untuk tiap periode.
438. Jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode-periode sebelum periode yang tercakup dalam informasi komparatif.
439.
Pengungkapan kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali atau kenyataan informasi komparatif tidak praktis untuk
dinyatakan kembali.
440. Penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan dan peraturan baru yang akan diterapkan dan mempengaruhi aktivitas perusahaan.
441. Estimasi dampak penerapan standar akuntansi keungan dan peraturan baru.
442 Uraian peristiwa-peristiwa setelah tanggal neraca
443. Pengungkapan estimasi mengenai dampak keuangan atau pernyataan bahwa estimasi peristiwa setelah tangggal neraca tidak dapat dibuat.
444. Pengungkapan peristiwa yang mempengaruhi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
445. Pengungkapan sifat, jenis, jumlah dan dampak dari peristiwa/keadaaan yang mempengaruhi kelengsungan hidup perusahaan.
446.
Pengungkapan sifat, jumlah dan alasan reklasifikasi untuk setiap pos dalam tahun buku sebelum tahun buku terakhir yang disajikan dalam
rangka laporan keuangan komparatif.
Sumber : Bapepam, 2002
Lampiran 4
Data Perusahaan yang melakukan Pengungkapan Sukarela Tahun 2004
No. Kode. Item Pengungkapan Sukarela
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 AKPI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2 ALMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
3 AMFG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
4 APLI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
5 ARNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
6 BRNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
7 BRPT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
8 BTON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
9 BUDI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
10 CPIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
11 CTBN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
12 DPNS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
13 DSUC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
14 DYNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
15 EKAD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 ETWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
17 FASW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
18 IGAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
19 IKAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
20 INAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
21 INCI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 INKP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
23 INTP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
24 JKSW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
25 JPFA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
26 JPRS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
27 LAPD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
28 LION 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
29 LMSH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
30 MLIA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 PICO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
32 SAIP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
33 SIMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
34 SIPD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 SMCB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
36 SMGR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
37 SOBI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
38 SPMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
39 SULI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
40 TBMS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
41 TIRT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
42 TKIM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
43 TOTO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
44 TRST 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
45 UNIC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Sumber : Laporan keuangan tahun 2004
Data Perusahaan yang melakukan Pengungkapan Sukarela Tahun 2005
No. Kode Item Pengungkapan Sukarela
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 AKPI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2 ALMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
3 AMFG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
4 APLI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
5 ARNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
6 BRNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
7 BRPT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
8 BTON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
9 BUDI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
10 CPIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
11 CTBN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
12 DPNS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
13 DSUC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
14 DYNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
15 EKAD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 ETWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
17 FASW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
18 IGAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
19 IKAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
20 INAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
21 INCI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 INKP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
23 INTP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
24 JKSW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
25 JPFA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
26 JPRS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
27 LAPD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
28 LION 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
29 LMSH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
30 MLIA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 PICO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
32 SAIP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
33 SIMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
34 SIPD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 SMCB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
36 SMGR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
37 SOBI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
38 SPMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
39 SULI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
40 TBMS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
41 TIRT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
42 TKIM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
43 TOTO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
44 TRST 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45 UNIC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Sumber : Laporan keuangan tahun 2005
Data Perusahaan yang melakukan Pengungkapan Sukarela Tahun 2006
No. Kode Item Pengungkapan Sukarela
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 AKPI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2 ALMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
3 AMFG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
4 APLI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
5 ARNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
6 BRNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
7 BRPT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
8 BTON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
9 BUDI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
10 CPIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
11 CTBN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
12 DPNS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
13 DSUC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
14 DYNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
15 EKAD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 ETWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
17 FASW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
18 IGAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
19 IKAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
20 INAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
21 INCI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 INKP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
23 INTP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
24 JKSW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
25 JPFA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
26 JPRS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
27 LAPD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
28 LION 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
29 LMSH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
30 MLIA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 PICO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
32 SAIP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 SIMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
34 SIPD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 SMCB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
36 SMGR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
37 SOBI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
38 SPMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
39 SULI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
40 TBMS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
41 TIRT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
42 TKIM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
43 TOTO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
44 TRST 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45 UNIC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Laporan keuangan tahun 2006
Data Perusahaan yang melakukan Pengungkapan Sukarela Tahun 2007
No. Kode Item Pengungkapan Sukarela
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 AKPI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2 ALMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
3 AMFG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
4 APLI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
5 ARNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
6 BRNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
7 BRPT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
8 BTON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
9 BUDI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
10 CPIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
11 CTBN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
12 DPNS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
13 DSUC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
14 DYNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
15 EKAD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 ETWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
17 FASW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
18 IGAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
19 IKAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
20 INAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
21 INCI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 INKP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
23 INTP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
24 JKSW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
25 JPFA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
26 JPRS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
27 LAPD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
28 LION 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
29 LMSH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
30 MLIA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 PICO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
32 SAIP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
33 SIMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
34 SIPD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 SMCB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
36 SMGR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
37 SOBI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
38 SPMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
39 SULI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
40 TBMS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
41 TIRT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
42 TKIM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
43 TOTO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
44 TRST 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45 UNIC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : laporan keuangan tahun 2007
Lampiran 5
Item Pengungkapan Sukarela
No
Item
Yang
Mengungkapkan
(n)
Persen
(%)
Yang tidak
mengungkapkan
(n)
Persen
(%)
1. - - - -
2. - - - -
3. - - - -
4. - - - -
5. - - - -
6. - - - -
7. - - - -
8. - - - -
9. - - - -
10. - - - -
11. - - - -
12. 111 67,68 53 32,31
13. - - - -
14. - - - -
15. - - - -
16. 20 12,19 144 87,81
17. - - - -
18. - - - -
19. - - - -
20. - - - -
21. - - - -
22. - - - -
23. - - - -
24. - - - -
25. 139 84,75 25 15,25
26. - - - -
27. 19 11,58 145 88,42
28. - - - -
29. - - - -
30. - - - -
Sumber : Lampiran 4.
Lampiran 6
Data Presentase pengungkapan
Jumlah Item yang
diungkapkan (%)
Jenis Item yang diungkapkan
100 -
50-99 12,25
<50 16,27
Yang tidak melakukan
pengunkapan
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,17,18,19,20,21
,22,23,24,26,28,29,30
Sumber : Lampiran 4.
Lampiran 7
Rasio Leverage
m
b
Sumber : Laporan keuangan perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Dasar
dan Kimia tahun 2004-2007, ICMD 2005-2008.
No. Kode Jenis Industri Rasio Leverage
2004 2005 2006 2007
1 INTP
Semen
1,10 0,87 0,59 0,44
2 SMCB 2,49 2,98 2,37 2,19
3 SMGR 0,81 0,62 0,35 3,64
4 AMFG
Keramik, porselen &
kaca
0,52 0,30 0,42 0,35
5 ARNA 1,01 1,10 1,50 1,68
6 IKAI 6,76 5,78 2,27 1,27
7 TOTO 3,88 2,93 2,24 1,88
8 ALMI
Logam & Sejenisnya
1,67 1,1 1,74 2,07
9 BTON 1,67 0,12 0,31 0,35
10 CTBN 0,19 0,70 1,13 0,87
11 INAI 5,56 10,57 8,95 5,39
12 JPRS 0,89 0,25 0,06 0,22
13 LION 0,22 0,23 0,25 0,27
14 LMSH 1,45 0,99 0,86 1,16
15 PICO 5,80 3,50 3,70 2,28
16 TBMS 5,46 8,19 7,28 10,16
17 BUDI
Kimia
3,68 3,76 2,90 1,31
18 DPNS 0,28 0,2 0,29 0,38
19 EKAD 0,22 0,35 0,29 0,39
20 ETWA 0,38 0,34 0,43 0,19
21 INCI 0,17 0,12 0,13 0,15
22 SOBI 0,61 0,67 0,72 0,83
23 UNIC 1,60 1,22 1,43 1,13
24 AKPI
Plastik & Kemasan
1,44 1,41 1,36 1,35
25 APLI 1,22 1,17 0,98 1,27
26 BRNA 1,72 1,70 1,66 1,35
27 DYNA 1,72 1,57 1,71 1,63
28 IGAR 1,72 0,42 0,44 0,53
29 LAPD 0,71 1,24 1,10 1,38
30 SIMA 0,41 0,53 0,57 0,92
31 TRST 1,00 1,20 1,06 1,18
32 CPIN
Pakan Ternak
3,42 3,13 2,43 3,45
33 JPFA 8,17 7,67 4,85 3,9
34 SIPD 23,02 0,23 0,13 0,29
35 BRPT Kayu &
Pengolahannya
1,50 1,17 0,64 0,57
36 SULI 25,45 4,69 2,61 2,20
37 TIRT 3,10 3,20 1,88 1,79
38 FASW
Pulp & Kertas
1,46 1,69 1,91 1,91
39 INKP 1,65 1,57 1,84 1,82
40 SPMA 2,30 2,26 2,08 1,22
41 TKIM 2,50 2,38 2,79 2,81
Lampiran 8
Rasio Likuiditas
Sumber : Laporan keuangan perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Dasar
dan Kimia tahun 2004-2007, ICMD 2005-2007
No. Kode Jenis Industri Rasio Likuiditas
2004 2005 2006 2007
1 INTP
semen
1,43 2,52 2,14 2,96
2 SMCB 2,76 1,68 1,23 1,33
3 SMGR 1,60 1,73 2,84 0,27
4 AMFG
Keramik, porselen &
kaca
1,89 3,23 2,22 2,84
5 ARNA 0,90 0,77 0,79 0,77
6 IKAI 0,98 0,89 0,65 0,72
7 TOTO 1,30 1,21 1,27 1,35
8 ALMI
Logam & Sejenisnya
1,31 1,09 0,95 0,89
9 BTON 2,60 6,24 2,83 3,15
10 CTBN 3,78 1,80 1,51 1,54
11 INAI 1,35 1,30 1,82 1,45
12 JPRS 2,02 5,26 34,35 5,85
13 LION 6,16 6,24 6,06 5,41
14 LMSH 1,63 1,76 1,81 1,85
15 PICO 0,84 0,82 0,93 0,79
16 TBMS 1,94 1,95 1,00 1,00
17 BUDI
Kimia
1,14 1,11 1,25 1,49
18 DPNS 4,73 7,75 4,9 4,13
19 EKAD 5,42 3,2 3,07 3,07
20 ETWA 1,04 1,00 1,44 2,18
21 INCI 5,23 7,72 6,9 6,55
22 SOBI 1,48 1,65 1,75 1,81
23 UNIC 1,95 1,90 1,71 1,08
24 AKPI
Plastik & Kemasan
1,69 1,66 1,94 1,25
25 APLI 0,92 0,81 0,71 0,86
26 BRNA 3,40 3,16 1,72 2,41
27 DYNA 0,89 0,84 0,74 0,99
28 IGAR 2,35 3,35 3,25 3,06
29 LAPD 1,39 1,03 1,16 1,19
30 SIMA 2,51 2,14 2,67 0,77
31 TRST 1,27 1,20 1,06 1,08
32 CPIN
Pakan Ternak
1,20 1,32 1,58 1,23
33 JPFA 2,67 2,3 1,91 2,54
34 SIPD 2,60 1,97 3,79 2,41
35 BRPT Kayu &
Pengolahannya
0,29 1,18 1,05 2,02
36 SULI 1,32 1,36 1,20 1,15
37 TIRT 1,93 1,98 1,16 1,86
38 FASW
Pulp & Kertas
1,56 1,83 1,85 1,92
39 INKP 2,73 3,09 1,70 1,28
40 SPMA 5,54 0,79 3,77 4,04
41 TKIM 2,71 3,04 2,61 2,53
Lampiran 9
RASIO PROFITABILITAS (Net Profit Margin)
Sumber : Laporan keuangan perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Dasar
dan Kimia tahun 2004-2007, ICMD 2005-2008.
No. Kode Jenis Industri Rasio Profitabilitas
2004 2005 2006 2007
1 INTP
Semen
0,03 0,13 0,09 0,13
2 SMCB -0,23 -0,11 0,06 0,05
3 SMGR 0,08 0,13 0,15 0,18
4 AMFG
Keramik, porselen &
kaca
0,14 0,12 -0,01 0,08
5 ARNA 0,12 0,11 0,08 0,09
6 IKAI 0,01 0,03 0,01 0,06
7 TOTO 0,05 0,09 0,1 0,06
8 ALMI
Logam & Sejenisnya
2,69 2,74 4,22 1,37
9 BTON 0,05 0,03 0,01 0,08
10 CTBN 0,02 0,06 0,09 0,08
11 INAI 0,01 -0,04 0,02 0,00
12 JPRS 0,16 0,09 0,08 0,10
13 LION 0,21 0,15 0,14 0,14
14 LMSH 0,06 0,04 0,03 1,05
15 PICO -0,03 0,01 0,01 0,03
16 TBMS 0,00 -0,01 0,01 0,00
17 BUDI
Kimia
0,16 0,22 1,93 3,42
18 DPNS 0,09 0,06 -0,03 0,01
19 EKAD 0,05 0,05 0,05 0,03
20 ETWA -0,36 -0,01 2,52 1,59
21 INCI 0,07 0,07 -0,04 0,03
22 SOBI 0,06 0,05 0,03 0,09
23 UNIC 0,06 0,02 0,00 0,01
24 AKPI
Plastik & Kemasan
0,01 0,01 0,01 0,02
25 APLI -0,03 -0,02 0,0004 -2,37
26 BRNA 0,06 0,01 -0,02 0,03
27 DYNA 0,06 0,02 -0,01 0,00
28 IGAR 0,07 0,03 0,02 0,03
29 LAPD 0,01 -0,04 0,01 0,00
30 SIMA 0,03 0,02 0,01 0,05
31 TRST 0,03 0,02 0,02 0,01
32 CPIN
Pakan Ternak
0,03 0,01 0,02 0,02
33 JAPFA -0,04 0,01 0,04 0,02
34 SIPD -0,11 -0,09 0,04 1,30
35 BRPT
Kayu & Pengolahannya
-0,13 0,84 0,02 0,13
36 SULI -0,14 0,02 -0,07 0,03
37 TIRT 0,01 0,01 0,00 0,00
38 FASW
Pulp & Kertas
0,00 0,00 0,06 0,05
39 INKP 0,28 0,01 -0,12 0,05
40 SPMA -0,12 0,01 0,03 0,03
41 TKIM 0,21 0,02 -0,07 0,01
Lampiran 10
Ukuran perusahaan (size)
S
umber : Laporan keuangan perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Dasar
dan Kimia tahun 2004-2007, ICMD 2005-2008.
No. Kode Jenis Industri Size
2004 2005 2006 2007
1 INTP
Semen
12,99 13,02 11,98 13,00
2 SMCB 12,88 12,86 12,85 13,00
3 SMGR 12,82 12,86 12,87 12,93
4 AMFG
Keramik, porselen &
kaca
9,19 12,19 12,21 12,24
5 ARNA 11,47 11,56 11,68 11,80
6 IKAI 11,86 11,87 11,83 11,88
7 TOTO 11,9 11,9 11,96 11,96
8 ALMI
Logam & Sejenisnya
11,97 11,91 12,09 12,14
9 BTON 10,46 10,44 10,53 10,66
10 CTBN 11,81 12,03 12,19 12,20
11 INAI 11,61 11,68 11,74 11,68
12 JPRS 11,39 11,31 11,28 11,43
13 LION 11,17 11,21 11,27 11,33
14 LMSH 10,63 10,62 10,64 10,79
15 PICO 11,39 11,40 11,43 11,65
16 TBMS 11,85 11,92 11,98 12,07
17 BUDI
Kimia
11,97 11,99 11,97 12,17
18 DPNS 11,18 11,16 11,16 11,19
19 EKAD 10,80 10,87 10,87 10,93
20 ETWA 11,69 11,67 11,71 11,64
21 INCI 11,26 11,25 11,24 11,25
22 SOBI 11,73 11,78 11,81 11,92
23 UNIC 12,46 12,43 12,44 12,42
24 AKPI
Plastik & Kemasan
9,15 12,17 12,16 12,19
25 APLI 11,49 11,47 11,43 11,47
26 BRNA 11,60 11,60 11,61 11,59
27 DYNA 11,99 10,03 12,05 12,05
28 IGAR 11,45 11,44 11,46 11,59
29 LAPD 10,65 10,67 10,69 10,75
30 SIMA 10,75 10,81 10,83 10,88
31 TRST 12,28 12,32 12,30 12,33
32 CPIN
Pakan Ternak
12,43 12,41 12,46 12,67
33 JPFA 12,48 12,52 12,56 12,52
34 SIPD 12,10 12,06 12,05 12,11
35 BRPT Kayu &
Pengolahannya
12,52 12,35 12,24 13,22
36 SULI 12,07 12,09 12,19 12,27
37 TIRT 11,91 11,93 11,75 11,74
38 FASW
Pulp & Kertas
12,42 12,46 12,53 12,57
39 INKP 13,70 13,71 13,68 13,71
40 SPMA 12,12 12,12 12,14 12,17
41 TKIM 13,30 13,31 13,28 13,31
Lampiran 11
Kepemilikan Saham oleh Publik (Pub)
Sumber : Laporan keuangan perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Dasar
dan Kimia tahun 2004-2007, ICMD 2005-2008.
No. Kode Jenis Industri Kepemilikan Saham Publik
2004 2005 2006 2007
1 INTP
semen
0,3486 0,3486 0,3486 0,3486
2 SMCB 0,1024 0,1034 0,0784 0,1092
3 SMGR 0,7447 0,7447 0,751 0,751
4 AMFG
Keramik, porselen &
kaca
0,5621 0,5612 0,5613 0,561
5 ARNA 0,6091 0,671 0,5492 0,3895
6 IKAI 0,7023 0,7023 0,4832 0,6514
7 TOTO 0,605 0,605 0,641 0,605
8 ALMI
Logam & Sejenisnya
0,9839 0,9812 0,9835 0,9835
9 BTON 0,9042 0,9042 0,9042 0,9042
10 CTBN 0,6348 0,6348 0,6893 0,6893
11 INAI 1,00 1,00 1,00 0,9997
12 JPRS 0,5012 0,5012 0,5011 0,1685
13 LION 0,4212 0,2191 0,4212 0,4212
14 LMSH 0,4217 0,4217 0,422 0,422
15 PICO 0,2533 0,2384 0,2371 0,2371
16 TBMS 0,4759 0,4759 0,4759 0,4759
17 BUDI
Kimia
0,8464 0,8959 0,9038 0,829
18 DPNS 0,95 0,8535 0,8937 0,7925
19 EKAD 0,2169 0,2038 0,9307 0,9949
20 ETWA 0,4375 0,3383 0,3383 0,3955
21 INCI 0,732 0,7315 0,7316 0,7443
22 SOBI 0,9995 0,9995 0,9995 0,9996
23 UNIC 0,8989 0,8989 0,8989 0,8989
24 AKPI
Plastik & Kemasan
0,4624 0,4088 0,4051 0,347
25 APLI 0,9231 0,9231 0,9231 0,9231
26 BRNA 0,7666 0,7666 0,7666 0,7666
27 DYNA 0,5579 0,6123 0,6123 0,7596
28 IGAR 1,00 1,00 1,00 1,00
29 LAPD 0,1888 0,9955 0,9955 0,9955
30 SIMA 0,8811 0,8811 0,8811 0,8811
31 TRST 1,00 1,00 1,00 1,00
32 CPIN
Pakan Ternak
0,22 0,22 0,24 0,23
33 JAPFA 0,3894 0,6337 0,4577 0,641
34 SIPD 1,00 1,00 1,00 1,00
35 BRPT Kayu &
Pengolahannya
0,35 0,44 0,46 0,28
36 SULI 0,8843 0,8218 0,6956 1,00
37 TIRT 0,5036 0,5158 0,5158 0,6665
38 FASW
Pulp & Kertas
1,00 1,00 1,00 1,00
39 INKP 0,915 0,97 0,9738 1,00
40 SPMA 1,00 0,8417 0,8417 0,56
41 TKIM 1,00 1,00 1,00 1,00
Lampiran 12
Kepemilikan Saham Asing (Asg)
Sumber : Laporan keuangan perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Dasar dan Kimia
tahun 2004-2007, ICMD 2005-2008.
No. Kode Jenis Industri Kepemilikan Saham Asing
2004 2005 2006 2007
1 INTP
semen
0,6514 0,6524 0,6514 0,6514
2 SMCB 0,8976 0,8966 0,9216 0,8908
3 SMGR 0,2553 0,2553 0,249 0,249
4 AMFG
Keramik, porselen &
kaca
0,4376 0,4385 0,4385 0,4386
5 ARNA 0,3909 0,329 0,4508 0,6105
6 IKAI 0,2444 0,2444 0,4801 0,3119
7 TOTO 0,395 0,395 0,359 0,395
8 ALMI
Logam & Sejenisnya
0 0 0 0
9 BTON 0 0 0 0
10 CTBN 0,3588 0,3588 0,3042 0,3042
11 INAI 0 0 0 0
12 JPRS 0,4768 0,4768 0,4768 0,6599
13 LION 0,577 0,3 0,577 0,577
14 LMSH 0,3222 0,3222 0,3222 0,322
15 PICO 0,7452 0,7616 0,7616 0,7616
16 TBMS 0,5241 0,5241 0,5241 0,5241
17 BUDI
Kimia
0,1442 0,0947 0 0,1616
18 DPNS 0,05 0,1275 0,1373 0,1884
19 EKAD 0,0549 0,636 0,0593 0,0501
20 ETWA 0,4961 0,5596 0,5024 0,5024
21 INCI 0 0 0 0
22 SOBI 0 0 0 0
23 UNIC 0,1011 0,1011 0,1011 0,1011
24 AKPI
Plastik & Kemasan
0,5376 0,5912 0,5912 0,653
25 APLI 0 0 0 0
26 BRNA 0 0 0 0
27 DYNA 0,4367 0,383 0,393 0,2335
28 IGAR 0 0 0 0
29 LAPD 0,8067 0 0 0
30 SIMA 0,1189 0,1189 0,1189 0,1189
31 TRST 0 0 0 0
32 CPIN
Pakan Ternak
0,23 0,23 0,21 0,21
33 JAPFA 0,6106 0,3663 0,5423 0,359
34 SIPD 0 0 0 0
35 BRPT Kayu &
Pengolahannya
0,41 0,34 0,34 0,65
36 SULI 0,1157 0,1782 0,3044 0
37 TIRT 0,4965 0,4842 0,4842 0,3335
38 FASW
Pulp & Kertas
0 0 0 0
39 INKP 0,0844 0,0261 0,0262 0
40 SPMA 0 0,1583 0,1583 0,44
41 TKIM 0 0 0 0
Lampiran 13
Umur Perusahaan (Umr)
Sumber : Laporan keuangan perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Dasar
dan Kimia tahun 2004-2007, ICMD 2005-2008.
No. Kode Jenis Industri Umur Perusahaan
2004 2005 2006 2007
1 INTP
semen
15 16 17 18
2 SMCB 7 8 9 10
3 SMGR 13 14 15 16
4 AMFG
Keramik, porselen &
kaca
9 10 11 12
5 ARNA 3 4 5 6
6 IKAI 7 8 9 10
7 TOTO 14 15 16 17
8 ALMI
Logam & Sejenisnya
7 8 9 10
9 BTON 3 4 5 6
10 CTBN 15 16 17 18
11 INAI 10 11 12 13
12 JPRS 15 16 17 18
13 LION 11 12 13 14
14 LMSH 14 15 16 17
15 PICO 8 9 10 11
16 TBMS 14 15 16 17
17 BUDI
Kimia
9 10 11 12
18 DPNS 14 15 16 17
19 EKAD 14 15 16 17
20 ETWA 7 8 9 10
21 INCI 14 15 16 17
22 SOBI 12 13 14 15
23 UNIC 15 16 17 18
24 AKPI
Plastik & Kemasan
12 13 14 15
25 APLI 4 5 6 7
26 BRNA 15 16 17 18
27 DYNA 13 14 15 16
28 IGAR 14 15 16 17
29 LAPD 3 4 5 6
30 SIMA 10 11 12 13
31 TRST 14 15 16 17
32 CPIN
Pakan Ternak
13 14 15 16
33 JAPFA 15 16 17 18
34 SIPD 8 9 10 11
35 BRPT Kayu &
Pengolahannya
11 12 13 14
36 SULI 10 11 12 13
37 TIRT 5 6 7 8
38 FASW
Pulp & Kertas
10 11 12 13
39 INKP 14 15 16 17
40 SPMA 10 11 12 13
41 TKIM 14 15 16 17
Lampiran 14
Kantor Akuntan Publik (KAP)
Sumber : Laporan keuangan perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Dasar dan
Kimia tahun 2004-2007, ICMD 2005-2008.
No. Kode Jenis Industri Kantor Akuntan Publik
2004 2005 2006 2007
1 INTP
semen
0 0 0 1
2 SMCB 1 0 1 1
3 SMGR 0 0 1 1
4 AMFG
Keramik, porselen &
kaca
1 0 0 1
5 ARNA 1 0 0 1
6 IKAI 0 1 1 1
7 TOTO 0 1 1 1
8 ALMI
Logam & Sejenisnya
1 1 0 0
9 BTON 0 1 1 1
10 CTBN 0 0 0 1
11 INAI 1 1 1 1
12 JPRS 0 1 1 1
13 LION 0 0 1 1
14 LMSH 0 1 1 1
15 PICO 1 0 0 0
16 TBMS 0 1 0 1
17 BUDI
Kimia
1 1 1 1
18 DPNS 0 0 0 0
19 EKAD 0 0 0 0
20 ETWA 0 0 1 1
21 INCI 0 0 0 0
22 SOBI 1 1 1 1
23 UNIC 0 1 1 0
24 AKPI
Plastik & Kemasan
1 0 1 1
25 APLI 1 0 0 0
26 BRNA 0 1 1 1
27 DYNA 0 0 1 1
28 IGAR 1 1 1 1
29 LAPD 1 1 1 1
30 SIMA 0 0 0 0
31 TRST 1 1 1 1
32 CPIN
Pakan Ternak
0 0 0 0
33 JPFA 0 1 1 1
34 SIPD 1 1 1 1
35 BRPT Kayu &
Pengolahannya
0 0 1 1
36 SULI 0 0 1 1
37 TIRT 1 0 1 1
38 FASW
Pulp & Kertas
0 0 1 1
39 INKP 1 1 1 1
40 SPMA 0 0 0 0
41 TKIM 0 1 1 1
Lampiran 15
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN INDEKS KELENGKAPAN
PENGUNGKAPAN (IKP)
No. Kode Lev Lik Npm Size Pub Asg Umr Kap IKP
1 AKPI 1,44 1,69 0,01 9,15 0,4624 0,5376 12 1 0,066667
2 ALMI 1,67 1,31 2,69 11,97 0,9839 0 7 1 0,066667
3 AMFG 0,52 1,89 0,14 9,19 0,5621 0,4376 9 1 0,066667
4 APLI 1,22 0,92 -0,03 11,49 0,9231 0 4 1 0,066667
5 ARNA 1,01 0,9 0,12 11,47 0,6091 0,3909 3 1 0,066667
6 BRNA 1,72 3,4 0,06 11,6 0,7666 0 15 0 0,066667
7 BRPT 1,5 0,29 -0,12 12,52 0,3527 0,4105 11 0 0,1
8 BTON 0,25 2,6 0,05 10,46 0,9042 0 3 0 0,066667
9 BUDI 3,68 1,14 0,16 11,97 0,8464 0,1442 9 1 0,1
10 CTBN 0,19 3,78 0,02 11,81 0,6348 0,3588 15 0 0,066667
11 CPIN 3,42 1,2 0,03 12,42 0,2169 0,2295 13 0 0,066667
12 DPNS 0,28 4,73 0,09 11,18 0,95 0,05 14 0 0,033333
13 DYNA 1,34 0,89 0,06 11,99 0,5579 0,4367 13 0 0,033333
14 EKAD 0,22 5,42 0,05 10,8 0,2169 0,0549 14 0 0
15 ETWA 0,38 1,04 -0,36 11,69 0,4375 0,4961 7 0 0,033333
16 FASW 1,46 1,56 0,003 12,42 1 0 10 0 0,1
17 IGAR 0,56 2,35 0,07 11,45 1 0 14 1 0,066667
18 IKAI 6,76 0,98 0,01 11,86 0,7023 0,2444 7 0 0,133333
19 INAI 5,56 1,35 0,01 11,61 1 0 10 1 0,1
20 INCI 0,17 5,23 0,07 11,26 0,732 0 14 0 0,033333
21 INKP 1,65 2,73 0,28 13,7 0,915 0,0844 14 1 0,066667
22 INTP 1,1 1,43 0,03 12,99 0,3486 0,6514 15 0 0,133333
23 JPFA 8,17 2,67 -0,04 12,48 0,3894 0,6106 15 0 0,066667
24 JPRS 0,89 2,02 0,16 11,39 0,5012 0,4768 15 0 0,066667
25 LAPD 0,71 1,39 0,01 10,65 0,1888 0,8067 3 1 0,066667
26 LION 0,22 6,16 0,21 11,17 0,4212 0,577 11 0 0,033333
27 LMSH 1,45 1,63 0,06 10,63 0,4217 0,3222 14 0 0,033333
28 PICO 5,8 0,84 -0,03 11,39 0,2533 0,7452 8 1 0,033333
29 SIMA 0,41 2,51 0,03 10,75 0,8811 0,1189 10 0 0,033333
30 SIPD 23,09 2,6 -0,11 12,1 1 0 8 1 0,033333
31 SMCB 2,49 2,76 -0,23 12,88 0,1024 0,8976 7 1 0,066667
32 SMGR 0,81 1,6 0,08 12,82 0,7447 0,2553 13 0 0,1
33 SOBI 0,61 1,48 0,06 11,73 0,9995 0 12 1 0,066667
34 SPMA 2,3 5,54 -0,12 12,12 1 0 10 0 0,033333
35 SULI 25,45 1,32 -0,14 12,07 0,8843 0,1157 10 0 0,1
36 TBMS 5,46 1,94 -0,002 11,85 0,4759 0,5241 14 0 0,066667
37 TIRT 3,1 1,93 0,01 11,91 0,5036 0,4965 5 1 0
38 TKIM 2,5 2,71 0,21 13,3 1 0 14 0 0,033333
39 TOTO 3,88 1,3 0,05 11,85 0,605 0,395 14 0 0,066667
40 TRST 1 1,27 0,03 12,28 1 0 14 1 0,066667
41 UNIC 1,6 1,95 0,06 12,46 0,8989 0,1011 15 0 0,066667
42 AKPI 1,41 1,66 0,01 12,17 0,4088 0,5912 13 0 0,066667
43 ALMI 1,1 1,09 2,74 11,91 0,9812 0 8 1 0,066667
44 AMFG 0,3 3,23 0,12 12,19 0,5612 0,4385 10 0 0,066667
45 APLI 1,17 0,81 -0,02 11,47 0,9231 0 5 0 0,066667
46 ARNA 1,1 0,77 0,11 11,56 0,671 0,329 4 0 0,066667
47 BRNA 1,7 3,16 0,01 11,6 0,7666 0 16 1 0,066667
48 BRPT 1,17 1,18 0,84 12,35 0,4378 0,3369 12 0 0,1
49 BTON 0,12 6,24 0,03 10,44 0,9042 0 4 1 0,066667
50 BUDI 3,76 1,11 0,22 11,99 0,8959 0,0947 10 1 0,1
51 CTBN 0,7 1,8 0,06 12,03 0,6348 0,3588 16 0 0,066667
52 CPIN 3,13 1,32 0,01 12,41 0,2169 0,2295 14 0 0,1
53 DPNS 0,2 7,75 0,06 11,16 0,8535 0,1275 15 0 0,033333
54 DYNA 1,57 0,84 0,02 10,03 0,6123 0,383 14 0 0,033333
55 EKAD 0,35 3,2 0,05 10,87 0,2038 0,636 15 0 0
56 ETWA 0,34 1 -0,005 11,67 0,3383 0,5596 8 0 0,033333
57 FASW 1,69 1,83 0,004 12,46 1 0 11 0 0,1
58 IGAR 0,42 3,35 0,03 11,44 1 0 15 1 0,066667
59 IKAI 5,78 0,89 0,03 11,87 0,7023 0,2444 8 1 0,133333
60 INAI 10,57 1,3 -0,04 11,68 1 0 11 1 0,1
61 INCI 0,12 7,72 0,07 11,25 0,7315 0 15 0 0,033333
62 INKP 1,57 3,09 0,01 13,71 0,97 0,0261 15 1 0,066667
63 INTP 0,87 2,52 0,13 13,02 0,3486 0,6524 16 0 0,133333
64 JPFA 7,67 2,3 0,01 12,52 0,6337 0,3663 16 1 0,066667
65 JPRS 0,25 5,26 0,09 11,31 0,5012 0,4768 16 1 0,1
66 LAPD 1,24 1,03 -0,04 10,67 0,9955 0 4 1 0,066667
67 LION 0,23 6,24 0,15 11,21 0,2191 0,3 12 0 0,033333
68 LMSH 0,99 1,76 0,04 10,62 0,4217 0,3222 15 1 0,033333
69 PICO 3,5 0,82 0,01 11,4 0,2384 0,7616 9 0 0,033333
70 SIMA 0,53 2,14 0,02 10,81 0,8811 0,1189 11 0 0,033333
71 SIPD 0,23 1,97 -0,09 12,06 1 0 9 1 0,033333
72 SMCB 2,98 1,68 -0,11 12,86 0,1034 0,8966 8 0 0,066667
73 SMGR 0,62 1,73 0,13 12,86 0,7447 0,2553 14 0 0,1
74 SOBI 0,67 1,65 0,05 11,78 0,9995 0 13 1 0,066667
75 SPMA 2,26 0,79 0,01 12,12 0,8417 0,1583 11 0 0,033333
76 SULI 4,69 1,36 0,02 12,09 0,8218 0,1782 11 0 0,1
77 TBMS 8,19 1,95 -0,006 11,92 0,4759 0,5241 15 1 0,066667
78 TIRT 3,2 1,98 0,01 11,93 0,5158 0,4842 6 0 0
79 TKIM 2,38 3,04 0,02 13,31 1 0 15 1 0,033333
80 TOTO 2,93 1,21 0,09 11,93 0,605 0,395 15 1 0,066667
81 TRST 1,2 1,2 0,02 12,32 1 0 15 1 0,033333
82 UNIC 1,22 1,9 0,02 12,43 0,8989 0,1011 16 1 0,066667
83 AKPI 1,36 1,94 0,01 12,16 0,4051 0,5912 14 1 0,066667
84 ALMI 1,74 0,95 4,22 12,09 0,9835 0 9 0 0,066667
85 AMFG 0,42 2,22 -0,01 12,21 0,5613 0,4385 11 0 0,066667
86 APLI 0,98 0,71 0,0004 11,43 0,9231 0 6 0 0,066667
87 ARNA 1,5 0,79 0,08 11,68 0,5492 0,4508 5 0 0,066667
88 BRNA 1,66 1,72 -0,02 11,61 0,7666 0 17 1 0,066667
89 BRPT 0,64 1,05 0,02 12,24 0,4575 0,3369 13 1 0,1
90 BTON 0,31 2,83 0,01 10,53 0,9042 0 5 1 0,066667
91 BUDI 2,9 1,25 1,93 11,97 0,9038 0 11 1 0,1
92 CTBN 1,13 1,51 0,09 12,19 0,6893 0,3042 17 0 0,066667
93 CPIN 2,43 1,58 0,02 12,46 0,2378 0,2088 15 0 0,066667
94 DPNS 0,29 4,9 -0,03 11,16 0,8937 0,1373 16 0 0,033333
95 DYNA 1,71 0,74 -0,007 12,05 0,6123 0,393 15 1 0,033333
96 EKAD 0,29 3,92 0,05 10,83 0,9307 0,0593 16 0 0
97 ETWA 0,43 1,44 2,52 11,71 0,3383 0,5024 9 1 0,033333
98 FASW 1,91 1,85 0,06 12,53 1 0 12 1 0,1
99 IGAR 0,44 3,25 0,02 11,46 1 0 16 1 0,066667
100 IKAI 2,27 0,65 0,01 11,83 0,4832 0,4801 9 1 0,133333
101 INAI 8,95 1,82 0,02 11,74 1 0 12 1 0,1
102 INCI 0,13 6,9 -0,04 11,24 0,7316 0 16 0 0,033333
103 INKP 1,84 1,7 -0,12 13,68 0,9738 0,0262 16 1 0,066667
104 INTP 0,59 2,14 0,09 11,98 0,3486 0,6514 17 0 0,133333
105 JPFA 4,85 1,91 0,04 12,56 0,4577 0,5423 17 1 0,066667
106 JPRS 0,06 34,35 0,08 11,28 0,5011 0,4768 17 1 0,1
107 LAPD 1,1 1,16 0,01 10,69 0,9955 0 5 1 0,066667
108 LION 0,25 6,06 0,14 11,27 0,4212 0,577 13 1 0,033333
109 LMSH 0,86 1,81 0,03 10,64 0,422 0,3222 16 1 0,033333
110 PICO 3,7 0,93 0,01 11,43 0,2371 0,7616 10 0 0,033333
111 SIMA 0,57 2,67 0,01 10,83 0,8811 0,1189 12 0 0,033333
112 SIPD 0,13 3,79 0,04 12,05 1 0 10 1 0,033333
113 SMCB 2,37 1,23 0,06 12,85 0,0784 0,9216 9 1 0,066667
114 SMGR 0,35 2,84 0,15 12,87 0,751 0,249 15 1 0,1
115 SOBI 0,72 1,75 0,03 11,81 0,9995 0 14 1 0,066667
116 SPMA 2,08 3,77 0,03 12,14 0,8417 0,1583 12 0 0,033333
117 SULI 2,61 1,2 -0,07 12,19 0,6956 0,3044 12 1 0,1
118 TBMS 7,28 1 0,01 11,98 0,4759 0,5241 16 0 0,066667
119 TIRT 1,88 1,16 0,001 11,75 0,5158 0,4842 7 1 0
120 TKIM 2,79 2,61 -0,07 13,28 1 0 16 1 0,033333
121 TOTO 2,24 1,27 0,1 11,96 0,641 0,359 16 1 0,066667
122 TRST 1,06 1,06 0,02 12,3 1 0 16 1 0,033333
123 UNIC 1,43 1,71 0,0039 12,44 0,8989 0,1011 17 1 0,033333
124 AKPI 1,35 1,25 0,02 12,19 0,347 0,653 15 1 0,066667
125 ALMI 2,07 0,89 1,37 12,14 0,9835 0 10 0 0,066667
126 AMFG 0,35 2,84 0,08 12,24 0,561 0,4386 12 1 0,066667
127 APLI 1,27 0,86 -2,37 11,47 0,9231 0 7 0 0,066667
128 ARNA 1,68 0,77 0,09 11,8 0,3895 0,6105 6 1 0,066667
129 BRNA 1,35 2,41 0,03 11,59 0,7666 0 18 1 0,066667
130 BRPT 0,57 2,02 0,13 13,22 0,2752 0,6477 14 1 0,1
131 BTON 0,35 3,15 0,08 10,66 0,9042 0 6 1 0,066667
132 BUDI 1,31 1,49 3,42 12,17 0,829 0,1616 12 1 0,1
133 CPIN 3,45 1,23 0,02 12,67 0,2348 0,2118 16 0 0,1
134 CTBN 0,87 1,54 0,08 12,2 0,6893 0,3042 18 0 0,066667
135 DPNS 0,38 4,13 0,01 11,19 0,7925 0,1884 17 0 0,033333
136 DYNA 1,63 0,99 0,001 12,05 0,7596 0,2335 16 1 0,033333
137 EKAD 0,39 3,07 0,03 10,93 0,9949 0,0501 17 0 0
138 ETWA 0,19 2,18 1,59 11,64 0,3955 0,5024 10 1 0,033333
139 FASW 1,91 1,92 0,05 12,57 1 0 13 1 0,1
140 IGAR 0,53 3,06 0,03 11,59 1 0 17 1 0,066667
141 IKAI 1,27 0,72 0,06 11,88 0,6514 0,3119 10 1 0,133333
142 INAI 5,39 1,45 0,001 11,68 0,9997 0 13 1 0,066667
143 INCI 0,15 6,55 0,03 11,25 0,7443 0 17 0 0,033333
144 INKP 1,82 1,28 0,05 13,71 1 0 17 1 0,066667
145 INTP 0,44 2,96 0,13 13 0,3486 0,6514 18 1 0,133333
146 JPFA 3,9 2,54 0,02 12,5 0,641 0,359 18 1 0,066667
147 JPRS 0,22 5,85 0,1 11,43 0,1685 0,6599 18 1 0,1
148 LAPD 1,38 1,19 0,002 10,75 0,9955 0 6 1 0,066667
149 LION 0,27 5,41 0,14 11,33 0,4212 0,577 14 1 0,033333
150 LMSH 1,16 1,85 1,05 10,79 0,422 0,322 17 1 0,033333
151 PICO 2,28 0,79 0,03 11,65 0,2371 0,7616 11 0 0,033333
152 SIMA 0,92 0,77 0,05 10,88 0,8811 0,1189 13 0 0,033333
153 SIPD 0,29 2,41 1,3 12,11 1 0 11 1 0,033333
154 SMCB 2,19 1,33 0,05 12,86 0,1092 0,8908 10 1 0,066667
155 SMGR 3,64 0,27 0,18 12,93 0,751 0,249 16 1 0,1
156 SOBI 0,83 1,81 0,09 11,92 0,9996 0 15 1 0,066667
157 SPMA 1,22 4,04 0,03 12,17 0,56 0,44 13 0 0,033333
158 SULI 2,2 1,15 0,03 12,27 1 0 13 1 0,1
159 TBMS 10,16 1 -0,001 12,07 0,4759 0,5241 17 1 0,066667
160 TIRT 1,79 1,86 0,001 11,74 0,6665 0,3335 8 1 0
161 TKIM 2,81 2,53 0,01 13,31 1 0 17 1 0,033333
162 TOTO 1,88 1,35 0,06 11,96 0,605 0,395 17 1 0,066667
163 TRST 1,18 1,08 0,01 12,33 1 0 17 1 0,033333
164 UNIC 1,13 1,08 0,01 12,42 0,8989 0,1011 18 0 0,033333
Sumber : laporan Keuangan tahun 2004-2007, Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) 2005-2008
Lampiran 16
DESKRIPTIF STATISTIK
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
lev 164 .06 25.45 345.21 2.1049 3.16287
lik 164 .27 34.35 389.53 2.3752 2.93554
NPM 164 -2.37 4.22 26.32 .1605 .62979
size 164 9.15 13.71 1944.62 11.8574 .78011
pub 164 .078 1.000 111.675 .68095 .275769
asg 164 .000 .922 41.089 .25055 .258042
umr 164 3 18 2026 12.35 3.908
kap 164 0 1 92 .56 .498
PS 164 .0000 .1333 9.7000 .059146 .0279561
Valid N (listwise) 164
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Lampiran 17
HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 164
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .02596793
Most Extreme Differences Absolute .056
Positive .056
Negative -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .714
Asymp. Sig. (2-tailed) .689
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Lampiran 18
HASIL UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .370a .137 .093 .0266296 1.309
a. Predictors: (Constant), kap, umr, lev, asg, NPM, lik, size, pub
b. Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Lampiran 19
HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.049 .034 -1.442 .151
lev .001 .001 .100 1.303 .194 .938 1.066
lik .000 .001 -.058 -.731 .466 .894 1.119
NPM .001 .003 .032 .416 .678 .962 1.040
size .010 .003 .291 3.515 .001 .815 1.227
pub -.007 .016 -.071 -.446 .656 .223 4.489
asg -.005 .017 -.046 -.296 .768 .225 4.439
umr -.001 .001 -.150 -1.824 .070 .819 1.221
kap .007 .004 .117 1.531 .128 .945 1.058
a. Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Lampiran 20
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .003 .021 .160 .873
lev .000 .000 .069 .845 .400
lik .000 .000 .067 .804 .423
NPM -.001 .002 -.045 -.567 .572
size .002 .002 .113 1.304 .194
pub -.007 .010 -.114 -.687 .493
asg -.003 .010 -.042 -.255 .799
umr .000 .000 -.167 -1.919 .057
kap .002 .003 .057 .706 .481
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Lampiran 21
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .370a .137 .093 .0266296
a. Predictors: (Constant), kap, umr, lev, asg, NPM, lik, size, pub
Lampiran 22
HASIL UJI SIGNIFIKANSI (UJI F)
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .017 8 .002 3.080 .003a
Residual .110 155 .001
Total .127 163
a. Predictors: (Constant), kap, umr, lev, asg, NPM, lik, size, pub
b. Dependent Variable: PS
Lampiran 23
HASIL UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.049 .034 -1.442 .151
lev .001 .001 .100 1.303 .194
lik .000 .001 -.058 -.731 .466
NPM .001 .003 .032 .416 .678
size .010 .003 .291 3.515 .001
pub -.007 .016 -.071 -.446 .656
asg -.005 .017 -.046 -.296 .768
umr -.001 .001 -.150 -1.824 .070
kap .007 .004 .117 1.531 .128
a. Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil output SPSS, data diolah
Lampiran 24
DAFTAR PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN
KOMITE AUDIT
No. Kode Perusahaan Tahun
2004 2005 2006 2007
1 AKPI - - -
2 AMFG - -
3 BRNA - - -
4 BTON -
5 CPIN -
6 DYNA - -
7 FASW - - -
8 IGAR -
9 INKP - - -
10 JPRS - - -
11 MAIN - - -
12 SIPD - -
13 SMCB - -
14 SOBI
15 TBMS
Sumber : Laporan Keuangan tahun 2004-2007
Lampiran 25
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN
PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
No. Kode perusahaan Tahun
2004 2005 2006 2007
1 ALMI - - -
2 BRNA -
3 BTON
4 DPNS - - -
5 FASW - -
6 IGAR - - -
7 INAI - - -
8 INKP - - -
9 JPFA - - -
10 JPRS -
11 SIMA - - -
12 SMCB -
13 SOBI -
Sumber : Laporan Keuangan tahun 2004-2007
Lampiran 26
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN
TANGGUNG JAWAB LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
No. Kode
Perusahaan
Tahun
2004 2005 2006 2007
1 AKPI
2 ALMI -
3 AMFG -
4 ARNA
5 BRPT - -
6 BUDI
7 CPIN -
8 CTBN
9 DYNA
10 ETWA
11 FASW - -
12 IGAR - - -
13 IKAI -
14 INAI -
15 INTP
16 JPRS - - -
17 LAPD
18 LION
19 LMSH
20 MAIN - -
21 PICO - - -
22 SIMA - - -
23 SIPD -
24 SMCB
25 SMGR - - -
26 SPMA - -
27 SOBI - - -
28 SULI
29 TBMS
30 TIRT -
31 TOTO
32 TRST -
33 UNIC
Sumber : Laporan Keuangan tahun 2004-2007
Lampiran 27
DAFTAR PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN
INFORMASI LAPORAN KEUANGAN INDUK PERUSAHAAN
No. Kode Perusahaan Tahun
2004 2005 2006 2007
1. IGAR -
Sumber : Laporan Keuangan tahun 2004-2007
Lampiran 28
DAFTAR PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN
INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PROFORMA
No. Kode Perusahaan Tahun
2004 2005 2006 2007
1. INAI - - -
Sumber : Laporan Keuangan tahun 2004-2007
Lampiran 29
DAFTAR PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN
INFORMASI MENGENAI KESEJAHTERAAN KARYAWAN
No. Kode Perusahaan Tahun
2004 2005 2006 2007
1. TBMS - - -
Sumber : Laporan Keuangan tahun 2004-2007
Keterangan :
Untuk lampiran 24 sampai 29
= Perusahaan yang melakukan pengungkapan.
- = Perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan.
JADWAL PENULISAN SKRIPSI
KETARANGAN
September
2009
Oktober
2009
November
2009
Desember
2009
Januari
2010
Februari
2010
Maret
2010
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penulisan Proposal
Presentasi Proposal
Pengumpulan data
Analisis Data
Penulisan Laporan Skripsi
Penyerahan Skripsi
top related