sistem endokrin - hormon
Post on 29-Oct-2015
586 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
1
HORMON
1. Pengertian Sistem Endokrin
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin
dinamakan hormon.
2. Pengertian Hormon
Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua
organisme multiselular , termasuk tumbuhan dan hewan, memproduksi hormon Hormon
(dari bahasa Yunani, hormon berarti merangsang) adalah sinyal kimiawi yang
diekskresikan ke dalam cairan tubuh, paling sering ke dalam darah, dan
mengkomunikasikan pesan-pesan yang bersifat mengatur ke dalm tubuh. Hormon bisa
mencapai semua bagian tubuh, tetapi jenis-jenis sel tertentu saja, yaitu sel-sel target, yang
memiliki kemampuan untuk memberikan respons tehadap sinyal tersebut. Dengan
demikian, hormon tertentu yang berspekulasi di dalam aliran darah akan menimbulkan
-
2
respon spesifik-suatu perubahan di dalam metabolisme, misalnya-dari sel-sel target
terseleksi, sementara jenis-jenis sel lain akan mengabaikan hormon tersebut. Hormon
berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain
aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta
koordinasi tubuh.
3. Sifat hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat
yang umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut.
a. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk prekursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai
yang panjang daripada bentuk aktifnya.
b. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan
sebagian hormon berumur pendek.
c. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel
sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya
esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam
samapai beberapa hari.
d. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
e. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam
mekanismenya.
4. Tabel Kelenjar Penghasil Hormon, Kategori, Fungsi dan Pengatur Hormon
-
3
KELENJAR HORMON KELAS
KIMIA
FUNGSI DIATUR OLEH
Hipotalamus Posterior:
Oksitosin
Peptida Merangsang kontraksi uterus
dan sel kelenjar usus
Sistem saraf
ADH
Peptida Mendorong retensi air pada
ginjal
Keseimbangan air/garam
Intermedia
: MSH
Mempengaruhi warna kulit
Anterior:
GH
Protein Merangsang pertumbuhan
dan fungsi metabolisme
Hormon hipotalamus
Prolaktin
Protein Merangsang produksi,
sekresi susu
Hormon hipotalamus
FSH
Glikopro
tein
Merangsang produksi ovum
dan sperma
Hormon hipotalamus
LH
Glikopro
tein
Merangsang ovarium dan
testis
Hormon hipotalamus
TSH
Glikopro
tein
Merangsang kelenjar tiroid Hormon hipotalamus
ACTH
Peptida Merangsang kortreks adrenal
untuk mensekresikan
glukokortoid
Hormon hipotalamus
Tiroid Tiroksin Amino Memelihara metabolisme TSH
Kalsitonin Peptida Menurunkan kadar kalsium
darah
Kalsium darah
-
4
Paratiroid Paratiroid Peptida Menaikkan kadar kalsium
darah
Kalsium darah
Pankreas Insulin Protein Menurunkan kadar glukosa Glukosa darah
Glukagon Protein Menaikkan kadar glukosa Glukosa darah
Adrenal Modula:
Epinefrin,
norepinefr
in
Amina Menaikkan kadar glukosa,
menyempitkan pembuluh
darah
Sistem saraf
Korteks:
Glukakort
oid
Steroid Menaikkan kadar glukosa ACTH
Androgen
Steroid Membentuk sifat kelamin
sekunder pria
FSH dan LH
Gonad Tetsis:
Testoteron
Steroid Menentukan pertumbuhan
kelamin sekunder
FSH dan LH
Ovarium:
Estrogen
Steroid Menentukan pertumbuhan
kelamin sekunder
FSH dan LH
Progrester
on
Steroid Penebalan dinding uterus FSH dan LH
Pineal Melatonis Amina Telibat dalam irama biologis Siklus gelap/terang
Timus Timosin Peptida Sistem imun
-
5
5. Tabel Jenis Hormon, Sel Target, Gangguan Hormon
No Jenis Hormon Sel Target
Gangguan
Kekurangan hormon Kelebihan Hormon
1
Hipotalamik
dan hormon
penghambat
Ginjal
Tidak ada yang
menghambat jika adanya
kelebihan hormon
Produksi hormon terhambat
2
Antidiuretika
(ADH)
Uterus,
kelenjar
susu
Menyebabkan penyakit
diabetes insipidus
Ginjal menghasilkan banyak
urine melebihi normal
3 Oksitokin
Uterus,
kelenjar
susu
kurangnya hormon tidak
akan bisa merangsang ASI
untuk keluar
mengurangi ekstensibilitas
dan elastisitas pada otot
4
Tirotropin
(TSH)
Tiroid
Kekurangan TSH bisa
menyebabkan Gondokan
penumpukan iodium di
kelenjar tiroid
5
Adrenokortiko
tropik
(ACTH)
Korteks
adrenal
(kelenjar
anak
ginjal)
Kekurangan ACTH bisa
menyebabkan penyakit
Addison
Kelebihan ACTH
menyebabkan penyakit
Sindrom chusing
6
Gonadotropik
[folliclestimul
ating (FSH),
luteinizing
(LH)]
Gonad
Kekurangan LH akan
menyebabkan Luruhnya
dinding rahim dan
mengakibatkan menstruasi
Kekurangan LH akan
menyebabkan kuatnya
dinding rahim dan
mengakibatkan telatnya
menstruasi
-
6
7
Prolaktin
(PRL)
Kelenjar
susu
Terlambatnya produksi
ASI siap fungsi
Produksi ASI siap fungsi
terlalu dini
8
Pertumbuhan
(GH)
Jaringan
halus dan
tulang
Akan mengalami
kekerdilan atau
penghambatan
pertumbuhan tulang
Akan menderita gigantisme
9
Intermedin
(MSH)
Melanosit
pada kulit
Kekurangan MSH akan
menyebabkan kekurangan
pigmen pada kulit
Peningkatan MSH akan
menyebabkan penggelapan
kulit pada manusia
(abnormal penggelapan)
10
Tiroksin (T4)
dan
triiodotironin
(T3)
Seluruh
jaringan
Pada anak-anak dapat
menyebabkankretinismese
hingga menjadi kerdil.
Pada orang dewasa
menyebabkan
menderitamiksedema
Dapat menderita
gejalahipermetabolismeatau
Morbus basedowi
11 Kalsitonin
Tulang,
ginjal, dan
usus
Kekurangan kalsitonin
bisa mengganggu
penyerapan zat besi dalam
darah
Kelebihan kalsitonin bisa
memicu penyakit batu ginjal
12
Paratiroid
(PTH)
Tulang,
ginjal, dan
usus
PTH berkurang bisa
memicu penyakit Batu
Ginjal
Kelebihan PTH bisa
mengganggu penyerapan zat
besi dalam darah
13 Glukokortikoi Seluruh Jika kekurangan bisa Jika kelebihan bisa
-
7
d (kortisol) jaringan menyebabkan tidak
terkontrolnya metabolisme
dalam tubuh yang bisa
menyebabkan timbunan
penyakit seperti depresi
atau mati rasa
menyebabkan kurangnya
metabolisme dalam tubuh
dan kadar gula dalam darah
akan melebihi normal
14
Mineralokorti
koid
(aldosteron)
Ginjal
Jika kekurangan bisa
menimbulkan penyakit
Poliuria karena banyaknya
air yang tidak
terreabsorpsi
Jika kelebihan bisa
meyebabkan kurangnya air
yang terreabsorbsi
15 Hormon seks
Gonad,
kulit, otot,
dan tulang
Jika kekurangan hormon
ini pada pria, pria tidak
bisa melakukan proses
spermatogenesis
sedangkan jika terjadi
pada perempuan bisa
menyebabkan robeknya
endometrium
Jika kelebihan hormon ini
akan menyebabkanhypersex
16
Epineprin, dan
norepineprin
Jantung,
dan otot
lain
Jika tidak ada Epineprin
ataupun norepineprin tidak
ada yang meningkatkan
kadar gula dalam darah
jika dibutuhkan
Jika kelebihan Epineprin
kadar gula dalam tubuh akan
meningkat drastis
-
8
17 Insulin
Hati, otot,
dan
jaringan
adiposa
Dapat menderitaDiabetes
Mellitus
Glukosa dalam darah
berkurang
18 Glukagon
Hati, otot,
dan
jaringan
adiposa
Kekurangan glukagon bisa
menyebabkan
mengendapnya protein
dalam tubuh
Kelebihan hormon glukagon
bisa menyebabkan tumor
dari sel pankreas
19
Androgen
(testosteron)
Gonad,
kulit, otot,
dan tulang
Menderita Andropause
pada pria
Jika kelebihan pada wanita
akan menyebabkan lebih
bersifat kelaki-lakian
20
Estrogen dan
progesteron
Gonad,
kulit, otot,
dan tulang
Menderita Menopause
pada wanita
Jika kelebihan pada pria
akan menyebabkan bersifat
kewanitaan
21 Timosin Limfosit T
Pada anak-anak akan
mengalami kekerdilan dan
dengan tidak ada timosin
berarti tidak adanya
Limfosit T dan bisa
menyebabkan tidak ada
yang menghancurkan sel
tubuh yang terinfeksi
Akan menderitagigantisme,
serta dapat
menimbulkanakromegali
22 Melatonin Otak
Akan mengalami susah
tidur atau insomnia
Akan mengalami lebih
sering tidur (Abimanyu Kurniadi,2011)
-
9
6. Spesifikasi
6.1. Hormon Oksitosin
Oksitosin adalah hormon yang
bertanggungjawab untuk merangsang kontraksi
pada rahim saat proses persalinan. Bagi
perempuan yang mengalami kontraksi lambat,
tetesan oksitosin dapat digunakan untuk
membantu kontraksi lebih kuat dan teratur.
Selain itu, hormon oksitosin juga memainkan
peranan penting saat setelah proses melahirkan. Yakni, merangsang rahim berkontraksi lagi
untuk mengeluarkan plasenta.
Pelepasan hormon oksitosin berlangsung secara alami, namun terdapat suatu
cara untuk mendorongnya lebih cepat. Diantaranya, melalui proses Inisiasi Menyusui
Dini (IMD). Meletakkan bayi di atas perut ibu, agar bayi mencari payudara ibunya
sendiri, dapat merangsang pelepasan oksitosin. Sehingga, wanita disarankan untuk
melakukannya secepat mungkin setelah melahirkan, untuk membantu keluarnya
plasenta. Jika plasenta gagal keluar, ibu akan diberikan hormon sintetis yang
mereplikasi efek oksitosin untuk membantu rahim berkontraksi.
6.2. ADH (Antidiuretic Hormon)
-
10
Hormon ADH dibentuk di nukleus
supraoptikus dan paraventrikular
hipotalamus, dan ditransport ke lobus
posterior kelenjar hipofisis melalui akson
neuron penghasil hormon. ADH melalui
reseptor V2 dan cAMP menyebabkan
penggabungan kanal air ke dalam membran lumen sehingga meningkatkan reabsorsi
air pada tubulus distal dan duktus koligentes ginjal. ADH juga merangsang absorsi
Na+ dan urea di tubulus. Konsentrasi ADH yang tinggi juga menyebabkan
vasokonstriksi (melalui reseptor V1 dan IP3).
Rangsangan untuk pelepasan ADH adalah hiperosmolaritas ekstrasel (atau
penyusutan sel) dan penurunan pengisian di kedua atrium, serta muntah, nyeri, stress,
dan gairah (seksual). Sekresi ADH selanjutnya dirangsang oleh angiotensin II,
dopamine, dan beberapa obat atau toksin (misal nikotin, morfin, barbiturat).
Peningkatan perenggangan atrium serta asam aminobutirat- (GABA), alkohol, dan
pajanan terhadap dingin menimbulkan efek penghambatan.
Kelebihan ADH, sering kali terjadi akibat penigkatan pembentukan ADH di
hipotalamus, missal, karena stress. Selain itu, ADH dapat dibentuk secara ektopik
pada tumor (terutama small cell carsinoma bronchus) atau penyakit paru. Hal ini
menyebabkan penurunan eksresi air (oligouria). Konsentrasi komponen urin yang
sukar larut dalam jumlah yang bermakna dapat menyebabkan pembentukan batu urin
(urolitiasis). Pada waktu yang bersamaan terjadi penurunan osmolaritas ekstrasel
-
11
(hiperhidrasi hipotonik) sehingga terjadi pembengkakan sel. Hal ini terutama
berbahaya jika menyebabkan edema serebri.
Defisiensi ADH, terjadi jika pelepasan ADH berkurang, seperti pada diabetes
insipidus sentralis yang diturunkan secara genetic, pada kerusakan neuron, missal oleh
penyakit autoimun, atau trauma kelenjar hipofisis lainnya. Penyebab eksogen lainnya
termasuk alkohol atau pajanan terhadap dingin. Di sisi lain, ADH mungkin gagal
mempengaruhi ginjal, bahkan jika jumlah yang dieksresikan normal, misal pada
kerusakan kanal air, atau jika kemampuan pemekatan ginjla terganggu, seperti pad
defisiensi K+, kelebihan Ca2+, atau inflamasi medilla ginjal. Penurunan pelepasan
ADH atau efek yang timbul akibat pengeluaran urin yang kurangpekat dalam jumlah
besar dan dehidrasi hipertonik menyebabkan penyusutan sel. Pasien akan dipaksa
mengkompensasi kehilangan air melalui ginjal dengan meminum banyak air
(polidipsia). Jika osmoreseptor dihipotalamus rusak, defisiensi ADH akan disertai
dengan hipodipsia dan dehidrasi hipertonik akan menjadi sangat nyata.
6.3. Hormon prolaktin
Prolaktin merupakan salah satu hormon seks pada
pria maupun wanita. Dalam keadaan normal kadar
hormon prolaktin di dalam tubuh berkisar antara 1,39-
24,20 ng/ml. Hormon prolaktin dihasilkan oleh kelenjar
pituitari anterior yang terletak di otak. Hormon ini
berperan dalam perkembangan payudara selama
-
12
kehamilan dan fungsi menyusui. Dalam keadaan normal, kadar hormon prolaktin akan
meningkat pada masa kehamilan dan menyusui. Kadar hormon prolaktin yang
melebihi normal dikenal sebagai hiperprolaktinemia.
Kadar hormon prolaktin yang melebihi normal akan menyebabkan keluarnya
air susu dari payudara (galaktorea), gangguan dalam periode menstruasi wanita,
gangguan kesuburan (infertilitas), dan disfungsi ereksi pada laki-laki. Peningkatan
kadar prolaktin dapat menekan sekresi atau produksi hormon FSH dan GnRH yang
berujung menjadi gangguan proses menstruasi dan dapat menyebabkan amenore
sekunder (tidak menstruasi selama 6 bulan atau lebih). Peningkatan hormon prolaktin
akan mengganggu keseimbangan hormon reproduksi lain yang berperan dalam
ovulasi (pelepasan sel telur) dan dapat mempengaruhi kesuburan.
Kadar hormon prolaktin dapat juga meningkat diluar masa hamil dan
menyusui akibat adanya beberapa penyakit yang mempengaruhi hipotalamus atau
kelenjar pituitari di otak, akibat penggunaan obat-obatan tertentu, ataupun akibat
adanya penyakit di organ lain seperti hati, ginjal, ovarium, dan tiroid.
Peningkatan kadar hormon prolaktin dapat disebabkan karena beberapa hal,
beberapa yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
a. Prolaktinoma atau tumor kelenjar hipofisis
b. Hipotiroid primer yang menyebabkan peningkatan hormon TRH
c. Obat-obatan anti-psikotik
d. Stres emosional
6.4. Hormon kalsitonin
-
13
Kalsitonin (CT) adalah hormon ketiga yang berperan didalam regulasi tulang
dan kalsium darah. Sumber utama daro CT adalah C-Sel (parafollicular cells) dari
kelenjar tiroid. Sebagian besar jenis sel dari kelenjar tiroid adalah folikular sel, yang
bertanggungjawab untuk sekresi hormon tiroid. Selain itu, CT juga dijumpai di
beberapa organ di dalam tubuh, termasuk thymus, usus halus, kandung kemih, paru-
paru dan hati manusia. CT adalah polipetida kecil, terdiri dari 32 asam amino dengan
berat molekul 3410 Da. CT adalah sebuah produk dari keluarga gen CT, yang terdiri
dari 5 gen. CALC I,II,III,IV dan V (Hossner, 2005).
Sekresi hormon kalsitonin dipengaruhi oleh adanya serum Ca2+ yang tinggi,
target organ dari hormon ini adalah Usus halus dan tulang. Hormon ini bekerja
menurunkan absorbsi Ca2+ di dalam usus dan menurunkan resorpsi Ca2+ di dalam
tulang sehingga serum Ca2+ yang semula tinggi menjadi turun. Hormon ini bekerja
berkebalikan dengan hormon paratiroid. Ca
plasma > normal, dapat menyebabkan
gangguan sistem saraf (refleks lamban,
kontraksi otot lamban & lemah konstipasi &
nafsu makan).
Kelebihan Hormon Kalsitosin; efek
yang terjadi jika kelebihan hormon ini akan
menyebabkan terjadinya hipokalsemik, yaitu
keadaan dimana tubuh mengalami penurunan kadar kalsium.
Kekurangan Hormon Kalsitonin; Efek yang terjadi adalah tubuh akan
mengalami hiperkalsemik, yaitu keadaan dimana kadar kalsium di dalam tubuh
meningkat sehingga memungkinkan untuk terjadinya kelebihan kadar kalsium tubuh.
-
14
6.5. Hormon Melatonin
Melatonin adalah zat yang dihasilkan oleh
kelenjar pineal didalam otak yang pembentukannya
dipicu oleh gelap dan berfungsi mengatur bioritme
atau irama tubuh dalam hal pengaturan tidur.
Kadarnya paling tinggi ditemukan menjelang pagi
hari sekitar jam 02.00 04.00 dan paling rendah di
sore hari. Ini juga menjawab kenapa orang semakin
bertambah usia semakin sedikit tidurnya, karena
secara alamiah, produksi hormon melatonin ini juga akan mengalami penurunan,
sejalan dengan pertambahan usia manusia.
Penurunan yang drastis biasanya terjadi sekitar usia 40 tahun sehingga dengan
menurunnya hormon ini maka kualitas tidurpun akan menurun dan sering berefek
pada kesulitan tidur. Manfaat lain melatonin adalah sebagai anti oksidan yang larut
dalam lemak dan air, meningkatkan imun tubuh menimbulkan relaksasi otot dan
membantu meningkatkan mood dan menghilangkan ketegangan. Jadi sebaiknya kalau
tidur lampu dimatikan agar bisa memaksimalkan produksi melatonin.
Referensi
Hossner, K.L. 2005. Hormonal Regulation of Farm Growth. CABI Publishing. Departement
of Animal Science Colorado State University Fort Collins, Colorado USA.
Marks, D.B., Marks. Allan D., Marks dan Collen M., Smith. 2000. Biokimia Kedokteran
Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. EGC, Jakarta.
-
15
top related