shoheh muslim - muhlisin personal's site | · web viewimam malik bin anas termasuk murid...
Post on 09-Mar-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
TAKHRIJ HADITS PERINTAH BERJENGGOT
BAGI LAKI-LAKI MUSLIMDALAM KITAB HADITS SUNAN ABU DAWUD
Bahan diskusi dan presentasi kelas Mata Kuliah Studi Hadist Pengampu Mata Kuliah Dr Zainuddin MZ MA
Oleh MUHLISIN (Nim F0341084)
Konsentrasi Pendidikan IslamProgram Pascasarjana IAIN Sunan Ampel
Surabaya2010
Muhlisin 1
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
TAKHRIJ HADITS PERINTAH BERJENGGOTBAGI LAKI-LAKI MUSLIM
DALAM KITAB HADITS SUNAN ABU DAWUDMUHLISIN (NIM F0341084)
A Pendahuluan Sebagai konsepsi teoritis awal perlu dikemukakan disini apa yang disebut dengan takhrij
Kata takhrij dari kata kharaja yukhariju yang mempunyai bermacam-macam arti1 Dalam arti
tajrihtakhrij atau jarah dalam pengertian bahasa melukai tubuh ataupun yang lain dengan
menggunakan benda tajam pisau pedang dan sebagainya luka yang disebabkan oleh kena pisau
dan sebagainya dinamakan jurh2 Dan diartikan pula jarah dengan memakai dan menistai baik
dimuka ataupun dibelakang
Dari sudut pendekatan kebahasaan ini kata takhrij juga memiliki beberapa arti yaitu
pertama berarti al-istinbath (mengeluarkan dari sumbernya ) Kedua berarti at-tadrib (latihan )
ketiga berarti at-taujih (pengarahan menjelaskan duduk persoalan)3
Secara Terminologis
Menurut satu definisi arti takhrij sama dengan Al-ikhraj yaitu Ibraz Al-Hadits li an-nas
bidzikri mahrajih (mengumgkapkan atau mengeluarkan hadits kepada orang lain dengan
menyebutkan para perawi yang berada dalam rangkaian sanadnya sebagai yang mengeluarkan
hadits) Misalnya dikatakan hadza hadits akhrajahu al-bukhari atau kharrajahu al-bukhari
(hadist ini dikeluarkan oleh al-bukhari) Arti takhrij menurut definisi ini banyak dipakai oleh
para ulama dalam mengutip atau menyebutkan suatu hadis4
Menurut definisi berikutnya di sebutkan bahwa kata takhrij berarti ikhraj al-ahadits min
buthuni al-kutub wa riwayatuh (mengeluarkan sejumlah hadis dari kandungan kitab-kitabnya
dan meriwayatkannya kembali) Pengertian ini diantaranya dikemukakan oleh as-sakhawi ia
menambahkan bahwa orang yang mengeluarkan hadis tersebut kemudian meriwayatkannya atas
namanya sendiri atau atas nama guru-gurunya serta menyandarkannya kepada penulis kitab
yang dikutipnya
1 Menurut mahmud ath-Thahhan asal kata Takhrij ialah حد ا ا و ء شي في دين متضا ين أمر ع جتما rdquoBerkumpulnya dua hal yang bertentangan dalam satu persoalanrdquo
2 MHasbi Ash Shiddiqi Sejarah Pengantar Ilmu Hadist(Jakarta Bulan Bintang1954) Hal3583 Muhammad Ahmad amp Mudzakkir Ulumul Hadis (BandungPustaka Setia 2004) hal 132-1334
Muhlisin 2
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Kata takhrij berarti ad-dalalah ala mashadir al-hadits al-ashliyah wa azzuhu ilaihi
(petunjuk yang menjelaskan kepada sumber-sumber asal hadis) Di sini dijelaskan siapa-siapa
yang menjadi para perawi dan mudawwin yang menyusun hadis tersebut dalam suatu kitab
Berdasarkan definisi ini pengertian takhrij sebagai berikut
تي ال االصليته دره مصا في يث لحد ا ضع مو على لة ال لد اجة الحا ند ع مرتبته ن بيا ثم بسنده أخرجته
ldquoPetunjuk tentang tempat atau letak hadis pada sumber aslinya yang diriwayatkan dengan menyebutkan sanadnya kemudian dijelaskan martabat atau kedudukannya manakala diperlukan
Berdasarkan definisi di atas maka me-ntakhrij berarti melakukan dua hal yaitu yang
pertama berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan rangkaian silsilah sanad-nya
dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata akhrajahu al-baihaqi akhrajahu
al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Kedua memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Tujuan dan kegunaan kegiatan takhrij adalah untuk 1) mengetahui dari mana sumber
hadis itu berasal 2) menentukan kualitas sanad hadis dan 3) untuk mengetahui keadaan hadis
tersebut yang berkaitan dengan maqbul dan mardud-nya Untuk memungkinkan dapat dijadikan
hujjah dalam memutuskan hukum5
B Problem Aktual Wajib Berjenggot dan Haram Mencukur Jenggot
Dalam fenomena keberagamaan dapat diamati banyaknya sejumlah kelompok harokah
dan gerakan keagamaan di Nusantara yang memfatwakan wajibnya berjenggot Efek dari fatwa
itu dapat diamati dengan banyaknya di tengah-tengah masyarakat awam yang mematuhi fatwa
itu Sehingga mereka yang patuh dengan fatwa itu merasa bangga dan meyakininya sebagai
sebuah kewajiban dan dosa besar apabila tidak melaksanakannya Bahkan ditemukan kasus
diantara mereka rela bercerai dengan istrinya demi menjalankan kewajiban berjenggot Usut
punya usut si istri ternyata tidak suka dengan jenggot si suami Seiring dengan fenomena ini
diikuti dengan prilaku diri yang memiliki identitas lain misalnya dengan perilaku celana
5 MHasbi Ash Shiddiqi Ibid Hal359
Muhlisin 3
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
cingkrang jubah gamis yang perempuan menutup wajah (burqa) dan lain sebagainya Namun
contoh ndash contoh ini tidak dapat dibahas secara menyeluruh Dalam paper ini hanya dibatasi pada
asumsi dasar tentang hadist rasulullah yang berkaitan dengan perintah kewajiban bagi laki-laki
muslim untuk berjenggot yang terdapat dalam kitab Sunan Abu Dawud dengan lafadz atau laqab
lughah bahasa amar (amara)
Berkaitan dengan fatwa wajibnya berjenggot setelah dilacak dari sejumlah sumber dapat
ditemukan bahwa argumentasi mereka antara lain
1 Memelihara jenggot adalah termasuk fitrah tidak boleh mencukurnya
2 Mencukur jenggot berarti mengubah ciptaan Allah Swt mengubahnya berarti dosa
3 Dengan mencukur jenggot sehingga si orang laki-laki yang tidak berjenggot dia
mendapat laknat Allah dan Rasulullah
4 Memelihara jenggot adalah perintah dari Allah dan Rasul-Nya dan hukumnya adalah
wajib karena Rasululloh Saw dan para sahabat senantiasa melakukan demikian
5 Dalam perspektif mereka bahwa jenggot merupakan pelindung amandel dan stroke serta
dari sinar matahari sedang mencukurnya bisa membahayakan kulit
6 Jenggot adalah hiasan bagi kaum laki-laki yang diciptakan Allah baginya maka dilarang
menghilangkannya menghilangkannya berarti meniru perempuanmeniru perempuan
haram dan dosa hukumnya
7 Tersebutkan juga dalam hadits larangan untuk mencukurnya yakni hadist yang menjadi
obyek takhrij dalam paper ini yaitu hadis Hadist Sunan Imam Abu Dawud Juz 11 hal
263 no 3667 tentang perintah Rasulullah Saw mencukur rambut dan memelihara jenggot
yang menggunakan kalimat perintah Hadist inilah yang dicoba untuk diteliti dalam
makalah ini
C TEKS HADITS
Hadist Pokok yakni Hadist Sunan Imam Abu Dawud Juz 11 hal 263 no 3667 dalam Bab
Mencukur Rambut[ ارب الش أخذ في [ باب الك م عن عنبي الق ة سلم م بن الله عبد دثنا ح داود ابي اخرجه
ر عم بن الله عبد عن بيه أ عن نافع بن بكر بي أ سول عن ر أن
عليه الله لى ص لمالله اللحى وس اء إعف و ارب و الش اء بإحف ر أم
Muhlisin 4
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Artinya Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud dia menceritakan bahwa telah diceritakan kepada kami dari Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabii dari Imam Malik dari Abu Bakar bin Nafirsquo dari ayahnya dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah Saw telah memerintahkan untuk mencukur kumis dan membiarkan jenggot
D Teks Hadist pendukung
TEKS HADIST DENGAN MATAN PERSIS SAMA
1 Kitab Al Muwatttharsquo عر الش في نة الس باب Hal 4 juz 6 no 1488
عن -1488 نافع بيه أ عن نافع بن بكر بي أ عن الك م عن دثني ح و
عمر بن الله لم عبد وس عليه الله لى ص الله سول ر رأن أم
اللحى اء إعف و ارب و الش اء بإحفة الفطر ال خص Kitab Shoheh Muslim juz 2 hal 71 nno 381 bab 2باب
بن -381 بكر بي أ عن نس أ بن الك م عن عيد س بن قتيبة دثناه ح و
ر عم ابن عن بيه أ عن لم نافع وس عليه الله لى ص النبي نه عن أ
اللحية اء إعف و ارب و الش اء بإحف ر أم3 Kitab Shoheh ibnu hibban juz 22 hal 478 bab الشوارب بقص األمر ذكر
اللحى وتركأبي -5567 بن أحمد أخبرنا قال سنان بن سعيد بن عمر أخبرنا
عمر raquo ابن عن أبيه عن نافع بن بكر أبي عن مالك عن بكر
عليه الله صلى الله رسول (وسلمأن بإحفاء الشوارب) 1أمر
اللحى) 2وإعفاء ()1 ( أيضا ويكون ويرق يحفى حتى منه يؤخذ أن الشارب إحفاء
أخذه في االستقصاء معناهوارب) 2( كالش ص يق وال عرها ش يوفر أن هو اللحى إعفاء
TEKS HADIST PENDUKUNG DENGAN MATAN BERBEDA
Muhlisin 5
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Secara lengkap dapat dipaparkan kutipan berikut yang termaktub di dalam kitab musnad
al jami Karangan Abi Fadlil Syayyid Abu Marsquoathi an Nuriyy wafat tahun 1401 Hijriyah Bab 5
juz 24 hal 197-198
وسلم 1 عليه الله صلى النبي عن ر عم ابن عن نافع عن
ال ق اللحى عفوا أ و وارب الش حفوا أ2 وسلم عليه الله صلى الله سول ر أن رواية أمروفي
اء بإحف اللحى اء إعف و ارب و الش 3 وفوا أ و وارب الش حفوا أ المشركين الفوا خ رواية وفي
اللحى4 حفوا أ و اللحى روا وف المشركين الفوا خ رواية وفي
ارب و الشا 5 م ف لحيته على بض ق ر اعتم و أ ج ح إذا ر عم ابن وكان
ذه أخ ل فضه ج خر أ
1 الموطأ 2725مالك نافع بن بكر أبي عن2 أحمد 4654(216و الله) عبيد عن يحيى حدثنا قال3 اري البخ حدثنا) 5892(7206و منهال بن محمد حدثنا قال
) وفي يد ز بن محمد بن عمر حدثنا يع زر بن )5893يزيد
عمر بن الله عبيد أخبرنا عبدة أخبرنا محمد حدثني قال4 مسلم 521(1153و حدثنا) المثنى بن محمد حدثنا قال
( ) أبي حدثنا نمير ابن وحدثنا ح سعيد ابن يعني يحيى
) وفي الله عبيد عن 522جميعا بن) قتيبة وحدثناه قال
) وفي نافع بن بكر أبي عن أنس بن مالك عن )523سعيد
عمر عن زريع بن يزيد حدثنا عثمان بن سهل حدثنا قال
محمد بن
Muhlisin 6
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 داود أبو 4199و القعنبي مسلمة بن الله عبد حدثنا قال
نافع بن بكر أبي عن مالك عنحدثنا 2763والترمذي 6 الخالل علي بن الحسن حدثنا قال
) وفي عمر بن الله عبيد عن نمير بن الله قال) 2764عبد
بن بكر أبي عن مالك حدثنا معن حدثنا األنصاري حدثنا
نافع 7 النسائي 8181و 116و8 الكبرى 13وفي قال سعيد بن الله عبيد أخبرنا قال
الله عبيد عن سعيد ابن هو يحيى حدثنا9 ) بن وعمر عمر بن الله وعبيد نافع بن بكر أبو ثالثتهم
فذكره) نافع عن محمدأحمد 10 ه ج خر 6456(2156أ عن) الك م دثنا ح اد م ح دثنا ح قال
عليه الله صلى الله سول ر ال ق ال ق ر عم ابن عن نافع
وسلم ارب و الش وا وحف اللحى عفوا أ نافع بن بكر أبو فيه ليس
E Skema Sanad Hadits dari teks hadist yang matannya sama
Muhlisin 7
الله رسول
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Muhlisin
نافع أبو عبد الله المدنى
8
الله عبدعمر بن
بن بكرابى نافع
الك بن من سأ
أبي بن أحمد بكر
بن قتيبةعيد س
بن الله عبدة سلم م
ΩϭΩϮΑ ϢϠδϣϡΎϣ
حبان ابن
الموطاء
بن عمر بن سعيد
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
Perawi adalah orang yang menuturkan (meriwayatkan) hadits Dalam hal hadits Nabi
saw Yang bertindak sebagai perawi pertama adalah para sahabatnya sedangkan perawi terahir
adalah para mukharrij seperti Abu Dawud al-Turmudzi Ibnu Majah Muslim dan sebagainya
Dari sanad Imam Abu Dawud sebagai obyek penelitian urutan perawi hadits bersangkutan
adalah sebagai berikut Perawi I Abdullah bin Umar bin al Khatab perawi II Nafirsquo Abdullah al
Madani Perawi III Abu Bakar bin Nafirsquo Perawi V Imam Malik bin Anas Perawi VI Abdullah
bin Maslamah al Qarsquonabi perawi VII (mukharrij) Imam Abu Dawud
Selanjutnya penelitian hadits ini dimulai dari Imam Abu Dawud selaku perawi terakhir
dan sekaligus mukharrij kemudian diteruskan pada perawi sebelumnya dan sebelumnya lagi
sampai perawi pertama dan sekaligus sanad terakhir yang menerima hadits langsung dari Nabi
SAW Secara keseluruhan jumlah perawi hadits tentang dalil perintah berjenggot yang ada
dalam kitab sunan Abu Dawud Secara rinci biografi mereka adalah sebagai berikut6
1 Imam Abu Dawud (Periwayat Hadist)
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits juga dalam masalah fiqh dan ushul
serta masyhur akan kewararsquoannya dan kezuhudannya Kefaqihan beliau terlihat ketika
mengkritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum selain itu terlihat dalam penjelasan
bab-bab fiqih atas karyanya sebagaiman kitab Sunan Abu Dawud
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275
H di Bashrah Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha menggali
makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda pendekatan dan sistem yang
berbeda sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi
generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar
Di samping itu mereka pun telah bersusah payah menghimpun hadits-hadits yang
dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara hadits yang tampak saling menyelisihi
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar lainnya yang merupakan
hadits palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari
dan beberapa penyusun sunan dan lainnya Salah satu kitab yang terkenal adalah yang
6 Untuk melacak biografi periwayat hadist dapat dilihat secara lengkap dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma al-RijajKarangan al-Mizzi Bairut Dar al-Fikr dan kitab Karangan Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Muhlisin 9
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud Kitab ini memuat 4800 hadits
terseleksi dari 50000 hadits7
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah berada di baghdad Kemudian
mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya Beliau langsung
berguru selama bertahun-tahun Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal al-
Qarsquonabi Abu Amr adh-Dhariri Abu Walid ath-Thayalisi Sulaiman bin Harb Abu Zakariya
Yahya bin Marsquoin Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb ad-Darimi Abu Ustman Sarsquoid bin
Manshur Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain
Sebagai ahli hukum Abu Dawud pernah berkata Cukuplah manusia dengan empat
hadist yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya termasuk kebagusan
Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho
terhadap dirinya sendiri yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula
sedangkan diantara keduanya adalah syubhat
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu baik dalam bidang fiqh ushultauhid
dan terutama hadits Kitab sunan beliaulah yang paling banyak menarik perhatian dan
merupakan salah satu diantara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini
Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata Kitab sunannya Abu Dawud
Sulaiman bin Asyrsquoats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut
Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya di dalam banyak pembahasan yang bisa
menjadi hukum diantara ahli Islam maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil
hukum kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho karena sesungguhnya ia telah
mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan
serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhursquoafa
Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para
pelanjutnya
7 Fathur Rahman Ikhtisar Musthalahul Hadits (BandungAl Marsquoarif1970) hal 380
Muhlisin 10
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
TAKHRIJ HADITS PERINTAH BERJENGGOTBAGI LAKI-LAKI MUSLIM
DALAM KITAB HADITS SUNAN ABU DAWUDMUHLISIN (NIM F0341084)
A Pendahuluan Sebagai konsepsi teoritis awal perlu dikemukakan disini apa yang disebut dengan takhrij
Kata takhrij dari kata kharaja yukhariju yang mempunyai bermacam-macam arti1 Dalam arti
tajrihtakhrij atau jarah dalam pengertian bahasa melukai tubuh ataupun yang lain dengan
menggunakan benda tajam pisau pedang dan sebagainya luka yang disebabkan oleh kena pisau
dan sebagainya dinamakan jurh2 Dan diartikan pula jarah dengan memakai dan menistai baik
dimuka ataupun dibelakang
Dari sudut pendekatan kebahasaan ini kata takhrij juga memiliki beberapa arti yaitu
pertama berarti al-istinbath (mengeluarkan dari sumbernya ) Kedua berarti at-tadrib (latihan )
ketiga berarti at-taujih (pengarahan menjelaskan duduk persoalan)3
Secara Terminologis
Menurut satu definisi arti takhrij sama dengan Al-ikhraj yaitu Ibraz Al-Hadits li an-nas
bidzikri mahrajih (mengumgkapkan atau mengeluarkan hadits kepada orang lain dengan
menyebutkan para perawi yang berada dalam rangkaian sanadnya sebagai yang mengeluarkan
hadits) Misalnya dikatakan hadza hadits akhrajahu al-bukhari atau kharrajahu al-bukhari
(hadist ini dikeluarkan oleh al-bukhari) Arti takhrij menurut definisi ini banyak dipakai oleh
para ulama dalam mengutip atau menyebutkan suatu hadis4
Menurut definisi berikutnya di sebutkan bahwa kata takhrij berarti ikhraj al-ahadits min
buthuni al-kutub wa riwayatuh (mengeluarkan sejumlah hadis dari kandungan kitab-kitabnya
dan meriwayatkannya kembali) Pengertian ini diantaranya dikemukakan oleh as-sakhawi ia
menambahkan bahwa orang yang mengeluarkan hadis tersebut kemudian meriwayatkannya atas
namanya sendiri atau atas nama guru-gurunya serta menyandarkannya kepada penulis kitab
yang dikutipnya
1 Menurut mahmud ath-Thahhan asal kata Takhrij ialah حد ا ا و ء شي في دين متضا ين أمر ع جتما rdquoBerkumpulnya dua hal yang bertentangan dalam satu persoalanrdquo
2 MHasbi Ash Shiddiqi Sejarah Pengantar Ilmu Hadist(Jakarta Bulan Bintang1954) Hal3583 Muhammad Ahmad amp Mudzakkir Ulumul Hadis (BandungPustaka Setia 2004) hal 132-1334
Muhlisin 2
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Kata takhrij berarti ad-dalalah ala mashadir al-hadits al-ashliyah wa azzuhu ilaihi
(petunjuk yang menjelaskan kepada sumber-sumber asal hadis) Di sini dijelaskan siapa-siapa
yang menjadi para perawi dan mudawwin yang menyusun hadis tersebut dalam suatu kitab
Berdasarkan definisi ini pengertian takhrij sebagai berikut
تي ال االصليته دره مصا في يث لحد ا ضع مو على لة ال لد اجة الحا ند ع مرتبته ن بيا ثم بسنده أخرجته
ldquoPetunjuk tentang tempat atau letak hadis pada sumber aslinya yang diriwayatkan dengan menyebutkan sanadnya kemudian dijelaskan martabat atau kedudukannya manakala diperlukan
Berdasarkan definisi di atas maka me-ntakhrij berarti melakukan dua hal yaitu yang
pertama berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan rangkaian silsilah sanad-nya
dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata akhrajahu al-baihaqi akhrajahu
al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Kedua memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Tujuan dan kegunaan kegiatan takhrij adalah untuk 1) mengetahui dari mana sumber
hadis itu berasal 2) menentukan kualitas sanad hadis dan 3) untuk mengetahui keadaan hadis
tersebut yang berkaitan dengan maqbul dan mardud-nya Untuk memungkinkan dapat dijadikan
hujjah dalam memutuskan hukum5
B Problem Aktual Wajib Berjenggot dan Haram Mencukur Jenggot
Dalam fenomena keberagamaan dapat diamati banyaknya sejumlah kelompok harokah
dan gerakan keagamaan di Nusantara yang memfatwakan wajibnya berjenggot Efek dari fatwa
itu dapat diamati dengan banyaknya di tengah-tengah masyarakat awam yang mematuhi fatwa
itu Sehingga mereka yang patuh dengan fatwa itu merasa bangga dan meyakininya sebagai
sebuah kewajiban dan dosa besar apabila tidak melaksanakannya Bahkan ditemukan kasus
diantara mereka rela bercerai dengan istrinya demi menjalankan kewajiban berjenggot Usut
punya usut si istri ternyata tidak suka dengan jenggot si suami Seiring dengan fenomena ini
diikuti dengan prilaku diri yang memiliki identitas lain misalnya dengan perilaku celana
5 MHasbi Ash Shiddiqi Ibid Hal359
Muhlisin 3
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
cingkrang jubah gamis yang perempuan menutup wajah (burqa) dan lain sebagainya Namun
contoh ndash contoh ini tidak dapat dibahas secara menyeluruh Dalam paper ini hanya dibatasi pada
asumsi dasar tentang hadist rasulullah yang berkaitan dengan perintah kewajiban bagi laki-laki
muslim untuk berjenggot yang terdapat dalam kitab Sunan Abu Dawud dengan lafadz atau laqab
lughah bahasa amar (amara)
Berkaitan dengan fatwa wajibnya berjenggot setelah dilacak dari sejumlah sumber dapat
ditemukan bahwa argumentasi mereka antara lain
1 Memelihara jenggot adalah termasuk fitrah tidak boleh mencukurnya
2 Mencukur jenggot berarti mengubah ciptaan Allah Swt mengubahnya berarti dosa
3 Dengan mencukur jenggot sehingga si orang laki-laki yang tidak berjenggot dia
mendapat laknat Allah dan Rasulullah
4 Memelihara jenggot adalah perintah dari Allah dan Rasul-Nya dan hukumnya adalah
wajib karena Rasululloh Saw dan para sahabat senantiasa melakukan demikian
5 Dalam perspektif mereka bahwa jenggot merupakan pelindung amandel dan stroke serta
dari sinar matahari sedang mencukurnya bisa membahayakan kulit
6 Jenggot adalah hiasan bagi kaum laki-laki yang diciptakan Allah baginya maka dilarang
menghilangkannya menghilangkannya berarti meniru perempuanmeniru perempuan
haram dan dosa hukumnya
7 Tersebutkan juga dalam hadits larangan untuk mencukurnya yakni hadist yang menjadi
obyek takhrij dalam paper ini yaitu hadis Hadist Sunan Imam Abu Dawud Juz 11 hal
263 no 3667 tentang perintah Rasulullah Saw mencukur rambut dan memelihara jenggot
yang menggunakan kalimat perintah Hadist inilah yang dicoba untuk diteliti dalam
makalah ini
C TEKS HADITS
Hadist Pokok yakni Hadist Sunan Imam Abu Dawud Juz 11 hal 263 no 3667 dalam Bab
Mencukur Rambut[ ارب الش أخذ في [ باب الك م عن عنبي الق ة سلم م بن الله عبد دثنا ح داود ابي اخرجه
ر عم بن الله عبد عن بيه أ عن نافع بن بكر بي أ سول عن ر أن
عليه الله لى ص لمالله اللحى وس اء إعف و ارب و الش اء بإحف ر أم
Muhlisin 4
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Artinya Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud dia menceritakan bahwa telah diceritakan kepada kami dari Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabii dari Imam Malik dari Abu Bakar bin Nafirsquo dari ayahnya dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah Saw telah memerintahkan untuk mencukur kumis dan membiarkan jenggot
D Teks Hadist pendukung
TEKS HADIST DENGAN MATAN PERSIS SAMA
1 Kitab Al Muwatttharsquo عر الش في نة الس باب Hal 4 juz 6 no 1488
عن -1488 نافع بيه أ عن نافع بن بكر بي أ عن الك م عن دثني ح و
عمر بن الله لم عبد وس عليه الله لى ص الله سول ر رأن أم
اللحى اء إعف و ارب و الش اء بإحفة الفطر ال خص Kitab Shoheh Muslim juz 2 hal 71 nno 381 bab 2باب
بن -381 بكر بي أ عن نس أ بن الك م عن عيد س بن قتيبة دثناه ح و
ر عم ابن عن بيه أ عن لم نافع وس عليه الله لى ص النبي نه عن أ
اللحية اء إعف و ارب و الش اء بإحف ر أم3 Kitab Shoheh ibnu hibban juz 22 hal 478 bab الشوارب بقص األمر ذكر
اللحى وتركأبي -5567 بن أحمد أخبرنا قال سنان بن سعيد بن عمر أخبرنا
عمر raquo ابن عن أبيه عن نافع بن بكر أبي عن مالك عن بكر
عليه الله صلى الله رسول (وسلمأن بإحفاء الشوارب) 1أمر
اللحى) 2وإعفاء ()1 ( أيضا ويكون ويرق يحفى حتى منه يؤخذ أن الشارب إحفاء
أخذه في االستقصاء معناهوارب) 2( كالش ص يق وال عرها ش يوفر أن هو اللحى إعفاء
TEKS HADIST PENDUKUNG DENGAN MATAN BERBEDA
Muhlisin 5
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Secara lengkap dapat dipaparkan kutipan berikut yang termaktub di dalam kitab musnad
al jami Karangan Abi Fadlil Syayyid Abu Marsquoathi an Nuriyy wafat tahun 1401 Hijriyah Bab 5
juz 24 hal 197-198
وسلم 1 عليه الله صلى النبي عن ر عم ابن عن نافع عن
ال ق اللحى عفوا أ و وارب الش حفوا أ2 وسلم عليه الله صلى الله سول ر أن رواية أمروفي
اء بإحف اللحى اء إعف و ارب و الش 3 وفوا أ و وارب الش حفوا أ المشركين الفوا خ رواية وفي
اللحى4 حفوا أ و اللحى روا وف المشركين الفوا خ رواية وفي
ارب و الشا 5 م ف لحيته على بض ق ر اعتم و أ ج ح إذا ر عم ابن وكان
ذه أخ ل فضه ج خر أ
1 الموطأ 2725مالك نافع بن بكر أبي عن2 أحمد 4654(216و الله) عبيد عن يحيى حدثنا قال3 اري البخ حدثنا) 5892(7206و منهال بن محمد حدثنا قال
) وفي يد ز بن محمد بن عمر حدثنا يع زر بن )5893يزيد
عمر بن الله عبيد أخبرنا عبدة أخبرنا محمد حدثني قال4 مسلم 521(1153و حدثنا) المثنى بن محمد حدثنا قال
( ) أبي حدثنا نمير ابن وحدثنا ح سعيد ابن يعني يحيى
) وفي الله عبيد عن 522جميعا بن) قتيبة وحدثناه قال
) وفي نافع بن بكر أبي عن أنس بن مالك عن )523سعيد
عمر عن زريع بن يزيد حدثنا عثمان بن سهل حدثنا قال
محمد بن
Muhlisin 6
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 داود أبو 4199و القعنبي مسلمة بن الله عبد حدثنا قال
نافع بن بكر أبي عن مالك عنحدثنا 2763والترمذي 6 الخالل علي بن الحسن حدثنا قال
) وفي عمر بن الله عبيد عن نمير بن الله قال) 2764عبد
بن بكر أبي عن مالك حدثنا معن حدثنا األنصاري حدثنا
نافع 7 النسائي 8181و 116و8 الكبرى 13وفي قال سعيد بن الله عبيد أخبرنا قال
الله عبيد عن سعيد ابن هو يحيى حدثنا9 ) بن وعمر عمر بن الله وعبيد نافع بن بكر أبو ثالثتهم
فذكره) نافع عن محمدأحمد 10 ه ج خر 6456(2156أ عن) الك م دثنا ح اد م ح دثنا ح قال
عليه الله صلى الله سول ر ال ق ال ق ر عم ابن عن نافع
وسلم ارب و الش وا وحف اللحى عفوا أ نافع بن بكر أبو فيه ليس
E Skema Sanad Hadits dari teks hadist yang matannya sama
Muhlisin 7
الله رسول
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Muhlisin
نافع أبو عبد الله المدنى
8
الله عبدعمر بن
بن بكرابى نافع
الك بن من سأ
أبي بن أحمد بكر
بن قتيبةعيد س
بن الله عبدة سلم م
ΩϭΩϮΑ ϢϠδϣϡΎϣ
حبان ابن
الموطاء
بن عمر بن سعيد
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
Perawi adalah orang yang menuturkan (meriwayatkan) hadits Dalam hal hadits Nabi
saw Yang bertindak sebagai perawi pertama adalah para sahabatnya sedangkan perawi terahir
adalah para mukharrij seperti Abu Dawud al-Turmudzi Ibnu Majah Muslim dan sebagainya
Dari sanad Imam Abu Dawud sebagai obyek penelitian urutan perawi hadits bersangkutan
adalah sebagai berikut Perawi I Abdullah bin Umar bin al Khatab perawi II Nafirsquo Abdullah al
Madani Perawi III Abu Bakar bin Nafirsquo Perawi V Imam Malik bin Anas Perawi VI Abdullah
bin Maslamah al Qarsquonabi perawi VII (mukharrij) Imam Abu Dawud
Selanjutnya penelitian hadits ini dimulai dari Imam Abu Dawud selaku perawi terakhir
dan sekaligus mukharrij kemudian diteruskan pada perawi sebelumnya dan sebelumnya lagi
sampai perawi pertama dan sekaligus sanad terakhir yang menerima hadits langsung dari Nabi
SAW Secara keseluruhan jumlah perawi hadits tentang dalil perintah berjenggot yang ada
dalam kitab sunan Abu Dawud Secara rinci biografi mereka adalah sebagai berikut6
1 Imam Abu Dawud (Periwayat Hadist)
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits juga dalam masalah fiqh dan ushul
serta masyhur akan kewararsquoannya dan kezuhudannya Kefaqihan beliau terlihat ketika
mengkritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum selain itu terlihat dalam penjelasan
bab-bab fiqih atas karyanya sebagaiman kitab Sunan Abu Dawud
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275
H di Bashrah Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha menggali
makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda pendekatan dan sistem yang
berbeda sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi
generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar
Di samping itu mereka pun telah bersusah payah menghimpun hadits-hadits yang
dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara hadits yang tampak saling menyelisihi
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar lainnya yang merupakan
hadits palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari
dan beberapa penyusun sunan dan lainnya Salah satu kitab yang terkenal adalah yang
6 Untuk melacak biografi periwayat hadist dapat dilihat secara lengkap dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma al-RijajKarangan al-Mizzi Bairut Dar al-Fikr dan kitab Karangan Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Muhlisin 9
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud Kitab ini memuat 4800 hadits
terseleksi dari 50000 hadits7
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah berada di baghdad Kemudian
mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya Beliau langsung
berguru selama bertahun-tahun Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal al-
Qarsquonabi Abu Amr adh-Dhariri Abu Walid ath-Thayalisi Sulaiman bin Harb Abu Zakariya
Yahya bin Marsquoin Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb ad-Darimi Abu Ustman Sarsquoid bin
Manshur Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain
Sebagai ahli hukum Abu Dawud pernah berkata Cukuplah manusia dengan empat
hadist yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya termasuk kebagusan
Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho
terhadap dirinya sendiri yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula
sedangkan diantara keduanya adalah syubhat
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu baik dalam bidang fiqh ushultauhid
dan terutama hadits Kitab sunan beliaulah yang paling banyak menarik perhatian dan
merupakan salah satu diantara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini
Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata Kitab sunannya Abu Dawud
Sulaiman bin Asyrsquoats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut
Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya di dalam banyak pembahasan yang bisa
menjadi hukum diantara ahli Islam maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil
hukum kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho karena sesungguhnya ia telah
mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan
serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhursquoafa
Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para
pelanjutnya
7 Fathur Rahman Ikhtisar Musthalahul Hadits (BandungAl Marsquoarif1970) hal 380
Muhlisin 10
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Kata takhrij berarti ad-dalalah ala mashadir al-hadits al-ashliyah wa azzuhu ilaihi
(petunjuk yang menjelaskan kepada sumber-sumber asal hadis) Di sini dijelaskan siapa-siapa
yang menjadi para perawi dan mudawwin yang menyusun hadis tersebut dalam suatu kitab
Berdasarkan definisi ini pengertian takhrij sebagai berikut
تي ال االصليته دره مصا في يث لحد ا ضع مو على لة ال لد اجة الحا ند ع مرتبته ن بيا ثم بسنده أخرجته
ldquoPetunjuk tentang tempat atau letak hadis pada sumber aslinya yang diriwayatkan dengan menyebutkan sanadnya kemudian dijelaskan martabat atau kedudukannya manakala diperlukan
Berdasarkan definisi di atas maka me-ntakhrij berarti melakukan dua hal yaitu yang
pertama berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan rangkaian silsilah sanad-nya
dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata akhrajahu al-baihaqi akhrajahu
al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Kedua memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Tujuan dan kegunaan kegiatan takhrij adalah untuk 1) mengetahui dari mana sumber
hadis itu berasal 2) menentukan kualitas sanad hadis dan 3) untuk mengetahui keadaan hadis
tersebut yang berkaitan dengan maqbul dan mardud-nya Untuk memungkinkan dapat dijadikan
hujjah dalam memutuskan hukum5
B Problem Aktual Wajib Berjenggot dan Haram Mencukur Jenggot
Dalam fenomena keberagamaan dapat diamati banyaknya sejumlah kelompok harokah
dan gerakan keagamaan di Nusantara yang memfatwakan wajibnya berjenggot Efek dari fatwa
itu dapat diamati dengan banyaknya di tengah-tengah masyarakat awam yang mematuhi fatwa
itu Sehingga mereka yang patuh dengan fatwa itu merasa bangga dan meyakininya sebagai
sebuah kewajiban dan dosa besar apabila tidak melaksanakannya Bahkan ditemukan kasus
diantara mereka rela bercerai dengan istrinya demi menjalankan kewajiban berjenggot Usut
punya usut si istri ternyata tidak suka dengan jenggot si suami Seiring dengan fenomena ini
diikuti dengan prilaku diri yang memiliki identitas lain misalnya dengan perilaku celana
5 MHasbi Ash Shiddiqi Ibid Hal359
Muhlisin 3
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
cingkrang jubah gamis yang perempuan menutup wajah (burqa) dan lain sebagainya Namun
contoh ndash contoh ini tidak dapat dibahas secara menyeluruh Dalam paper ini hanya dibatasi pada
asumsi dasar tentang hadist rasulullah yang berkaitan dengan perintah kewajiban bagi laki-laki
muslim untuk berjenggot yang terdapat dalam kitab Sunan Abu Dawud dengan lafadz atau laqab
lughah bahasa amar (amara)
Berkaitan dengan fatwa wajibnya berjenggot setelah dilacak dari sejumlah sumber dapat
ditemukan bahwa argumentasi mereka antara lain
1 Memelihara jenggot adalah termasuk fitrah tidak boleh mencukurnya
2 Mencukur jenggot berarti mengubah ciptaan Allah Swt mengubahnya berarti dosa
3 Dengan mencukur jenggot sehingga si orang laki-laki yang tidak berjenggot dia
mendapat laknat Allah dan Rasulullah
4 Memelihara jenggot adalah perintah dari Allah dan Rasul-Nya dan hukumnya adalah
wajib karena Rasululloh Saw dan para sahabat senantiasa melakukan demikian
5 Dalam perspektif mereka bahwa jenggot merupakan pelindung amandel dan stroke serta
dari sinar matahari sedang mencukurnya bisa membahayakan kulit
6 Jenggot adalah hiasan bagi kaum laki-laki yang diciptakan Allah baginya maka dilarang
menghilangkannya menghilangkannya berarti meniru perempuanmeniru perempuan
haram dan dosa hukumnya
7 Tersebutkan juga dalam hadits larangan untuk mencukurnya yakni hadist yang menjadi
obyek takhrij dalam paper ini yaitu hadis Hadist Sunan Imam Abu Dawud Juz 11 hal
263 no 3667 tentang perintah Rasulullah Saw mencukur rambut dan memelihara jenggot
yang menggunakan kalimat perintah Hadist inilah yang dicoba untuk diteliti dalam
makalah ini
C TEKS HADITS
Hadist Pokok yakni Hadist Sunan Imam Abu Dawud Juz 11 hal 263 no 3667 dalam Bab
Mencukur Rambut[ ارب الش أخذ في [ باب الك م عن عنبي الق ة سلم م بن الله عبد دثنا ح داود ابي اخرجه
ر عم بن الله عبد عن بيه أ عن نافع بن بكر بي أ سول عن ر أن
عليه الله لى ص لمالله اللحى وس اء إعف و ارب و الش اء بإحف ر أم
Muhlisin 4
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Artinya Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud dia menceritakan bahwa telah diceritakan kepada kami dari Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabii dari Imam Malik dari Abu Bakar bin Nafirsquo dari ayahnya dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah Saw telah memerintahkan untuk mencukur kumis dan membiarkan jenggot
D Teks Hadist pendukung
TEKS HADIST DENGAN MATAN PERSIS SAMA
1 Kitab Al Muwatttharsquo عر الش في نة الس باب Hal 4 juz 6 no 1488
عن -1488 نافع بيه أ عن نافع بن بكر بي أ عن الك م عن دثني ح و
عمر بن الله لم عبد وس عليه الله لى ص الله سول ر رأن أم
اللحى اء إعف و ارب و الش اء بإحفة الفطر ال خص Kitab Shoheh Muslim juz 2 hal 71 nno 381 bab 2باب
بن -381 بكر بي أ عن نس أ بن الك م عن عيد س بن قتيبة دثناه ح و
ر عم ابن عن بيه أ عن لم نافع وس عليه الله لى ص النبي نه عن أ
اللحية اء إعف و ارب و الش اء بإحف ر أم3 Kitab Shoheh ibnu hibban juz 22 hal 478 bab الشوارب بقص األمر ذكر
اللحى وتركأبي -5567 بن أحمد أخبرنا قال سنان بن سعيد بن عمر أخبرنا
عمر raquo ابن عن أبيه عن نافع بن بكر أبي عن مالك عن بكر
عليه الله صلى الله رسول (وسلمأن بإحفاء الشوارب) 1أمر
اللحى) 2وإعفاء ()1 ( أيضا ويكون ويرق يحفى حتى منه يؤخذ أن الشارب إحفاء
أخذه في االستقصاء معناهوارب) 2( كالش ص يق وال عرها ش يوفر أن هو اللحى إعفاء
TEKS HADIST PENDUKUNG DENGAN MATAN BERBEDA
Muhlisin 5
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Secara lengkap dapat dipaparkan kutipan berikut yang termaktub di dalam kitab musnad
al jami Karangan Abi Fadlil Syayyid Abu Marsquoathi an Nuriyy wafat tahun 1401 Hijriyah Bab 5
juz 24 hal 197-198
وسلم 1 عليه الله صلى النبي عن ر عم ابن عن نافع عن
ال ق اللحى عفوا أ و وارب الش حفوا أ2 وسلم عليه الله صلى الله سول ر أن رواية أمروفي
اء بإحف اللحى اء إعف و ارب و الش 3 وفوا أ و وارب الش حفوا أ المشركين الفوا خ رواية وفي
اللحى4 حفوا أ و اللحى روا وف المشركين الفوا خ رواية وفي
ارب و الشا 5 م ف لحيته على بض ق ر اعتم و أ ج ح إذا ر عم ابن وكان
ذه أخ ل فضه ج خر أ
1 الموطأ 2725مالك نافع بن بكر أبي عن2 أحمد 4654(216و الله) عبيد عن يحيى حدثنا قال3 اري البخ حدثنا) 5892(7206و منهال بن محمد حدثنا قال
) وفي يد ز بن محمد بن عمر حدثنا يع زر بن )5893يزيد
عمر بن الله عبيد أخبرنا عبدة أخبرنا محمد حدثني قال4 مسلم 521(1153و حدثنا) المثنى بن محمد حدثنا قال
( ) أبي حدثنا نمير ابن وحدثنا ح سعيد ابن يعني يحيى
) وفي الله عبيد عن 522جميعا بن) قتيبة وحدثناه قال
) وفي نافع بن بكر أبي عن أنس بن مالك عن )523سعيد
عمر عن زريع بن يزيد حدثنا عثمان بن سهل حدثنا قال
محمد بن
Muhlisin 6
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 داود أبو 4199و القعنبي مسلمة بن الله عبد حدثنا قال
نافع بن بكر أبي عن مالك عنحدثنا 2763والترمذي 6 الخالل علي بن الحسن حدثنا قال
) وفي عمر بن الله عبيد عن نمير بن الله قال) 2764عبد
بن بكر أبي عن مالك حدثنا معن حدثنا األنصاري حدثنا
نافع 7 النسائي 8181و 116و8 الكبرى 13وفي قال سعيد بن الله عبيد أخبرنا قال
الله عبيد عن سعيد ابن هو يحيى حدثنا9 ) بن وعمر عمر بن الله وعبيد نافع بن بكر أبو ثالثتهم
فذكره) نافع عن محمدأحمد 10 ه ج خر 6456(2156أ عن) الك م دثنا ح اد م ح دثنا ح قال
عليه الله صلى الله سول ر ال ق ال ق ر عم ابن عن نافع
وسلم ارب و الش وا وحف اللحى عفوا أ نافع بن بكر أبو فيه ليس
E Skema Sanad Hadits dari teks hadist yang matannya sama
Muhlisin 7
الله رسول
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Muhlisin
نافع أبو عبد الله المدنى
8
الله عبدعمر بن
بن بكرابى نافع
الك بن من سأ
أبي بن أحمد بكر
بن قتيبةعيد س
بن الله عبدة سلم م
ΩϭΩϮΑ ϢϠδϣϡΎϣ
حبان ابن
الموطاء
بن عمر بن سعيد
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
Perawi adalah orang yang menuturkan (meriwayatkan) hadits Dalam hal hadits Nabi
saw Yang bertindak sebagai perawi pertama adalah para sahabatnya sedangkan perawi terahir
adalah para mukharrij seperti Abu Dawud al-Turmudzi Ibnu Majah Muslim dan sebagainya
Dari sanad Imam Abu Dawud sebagai obyek penelitian urutan perawi hadits bersangkutan
adalah sebagai berikut Perawi I Abdullah bin Umar bin al Khatab perawi II Nafirsquo Abdullah al
Madani Perawi III Abu Bakar bin Nafirsquo Perawi V Imam Malik bin Anas Perawi VI Abdullah
bin Maslamah al Qarsquonabi perawi VII (mukharrij) Imam Abu Dawud
Selanjutnya penelitian hadits ini dimulai dari Imam Abu Dawud selaku perawi terakhir
dan sekaligus mukharrij kemudian diteruskan pada perawi sebelumnya dan sebelumnya lagi
sampai perawi pertama dan sekaligus sanad terakhir yang menerima hadits langsung dari Nabi
SAW Secara keseluruhan jumlah perawi hadits tentang dalil perintah berjenggot yang ada
dalam kitab sunan Abu Dawud Secara rinci biografi mereka adalah sebagai berikut6
1 Imam Abu Dawud (Periwayat Hadist)
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits juga dalam masalah fiqh dan ushul
serta masyhur akan kewararsquoannya dan kezuhudannya Kefaqihan beliau terlihat ketika
mengkritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum selain itu terlihat dalam penjelasan
bab-bab fiqih atas karyanya sebagaiman kitab Sunan Abu Dawud
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275
H di Bashrah Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha menggali
makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda pendekatan dan sistem yang
berbeda sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi
generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar
Di samping itu mereka pun telah bersusah payah menghimpun hadits-hadits yang
dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara hadits yang tampak saling menyelisihi
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar lainnya yang merupakan
hadits palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari
dan beberapa penyusun sunan dan lainnya Salah satu kitab yang terkenal adalah yang
6 Untuk melacak biografi periwayat hadist dapat dilihat secara lengkap dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma al-RijajKarangan al-Mizzi Bairut Dar al-Fikr dan kitab Karangan Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Muhlisin 9
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud Kitab ini memuat 4800 hadits
terseleksi dari 50000 hadits7
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah berada di baghdad Kemudian
mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya Beliau langsung
berguru selama bertahun-tahun Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal al-
Qarsquonabi Abu Amr adh-Dhariri Abu Walid ath-Thayalisi Sulaiman bin Harb Abu Zakariya
Yahya bin Marsquoin Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb ad-Darimi Abu Ustman Sarsquoid bin
Manshur Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain
Sebagai ahli hukum Abu Dawud pernah berkata Cukuplah manusia dengan empat
hadist yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya termasuk kebagusan
Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho
terhadap dirinya sendiri yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula
sedangkan diantara keduanya adalah syubhat
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu baik dalam bidang fiqh ushultauhid
dan terutama hadits Kitab sunan beliaulah yang paling banyak menarik perhatian dan
merupakan salah satu diantara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini
Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata Kitab sunannya Abu Dawud
Sulaiman bin Asyrsquoats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut
Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya di dalam banyak pembahasan yang bisa
menjadi hukum diantara ahli Islam maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil
hukum kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho karena sesungguhnya ia telah
mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan
serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhursquoafa
Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para
pelanjutnya
7 Fathur Rahman Ikhtisar Musthalahul Hadits (BandungAl Marsquoarif1970) hal 380
Muhlisin 10
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
cingkrang jubah gamis yang perempuan menutup wajah (burqa) dan lain sebagainya Namun
contoh ndash contoh ini tidak dapat dibahas secara menyeluruh Dalam paper ini hanya dibatasi pada
asumsi dasar tentang hadist rasulullah yang berkaitan dengan perintah kewajiban bagi laki-laki
muslim untuk berjenggot yang terdapat dalam kitab Sunan Abu Dawud dengan lafadz atau laqab
lughah bahasa amar (amara)
Berkaitan dengan fatwa wajibnya berjenggot setelah dilacak dari sejumlah sumber dapat
ditemukan bahwa argumentasi mereka antara lain
1 Memelihara jenggot adalah termasuk fitrah tidak boleh mencukurnya
2 Mencukur jenggot berarti mengubah ciptaan Allah Swt mengubahnya berarti dosa
3 Dengan mencukur jenggot sehingga si orang laki-laki yang tidak berjenggot dia
mendapat laknat Allah dan Rasulullah
4 Memelihara jenggot adalah perintah dari Allah dan Rasul-Nya dan hukumnya adalah
wajib karena Rasululloh Saw dan para sahabat senantiasa melakukan demikian
5 Dalam perspektif mereka bahwa jenggot merupakan pelindung amandel dan stroke serta
dari sinar matahari sedang mencukurnya bisa membahayakan kulit
6 Jenggot adalah hiasan bagi kaum laki-laki yang diciptakan Allah baginya maka dilarang
menghilangkannya menghilangkannya berarti meniru perempuanmeniru perempuan
haram dan dosa hukumnya
7 Tersebutkan juga dalam hadits larangan untuk mencukurnya yakni hadist yang menjadi
obyek takhrij dalam paper ini yaitu hadis Hadist Sunan Imam Abu Dawud Juz 11 hal
263 no 3667 tentang perintah Rasulullah Saw mencukur rambut dan memelihara jenggot
yang menggunakan kalimat perintah Hadist inilah yang dicoba untuk diteliti dalam
makalah ini
C TEKS HADITS
Hadist Pokok yakni Hadist Sunan Imam Abu Dawud Juz 11 hal 263 no 3667 dalam Bab
Mencukur Rambut[ ارب الش أخذ في [ باب الك م عن عنبي الق ة سلم م بن الله عبد دثنا ح داود ابي اخرجه
ر عم بن الله عبد عن بيه أ عن نافع بن بكر بي أ سول عن ر أن
عليه الله لى ص لمالله اللحى وس اء إعف و ارب و الش اء بإحف ر أم
Muhlisin 4
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Artinya Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud dia menceritakan bahwa telah diceritakan kepada kami dari Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabii dari Imam Malik dari Abu Bakar bin Nafirsquo dari ayahnya dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah Saw telah memerintahkan untuk mencukur kumis dan membiarkan jenggot
D Teks Hadist pendukung
TEKS HADIST DENGAN MATAN PERSIS SAMA
1 Kitab Al Muwatttharsquo عر الش في نة الس باب Hal 4 juz 6 no 1488
عن -1488 نافع بيه أ عن نافع بن بكر بي أ عن الك م عن دثني ح و
عمر بن الله لم عبد وس عليه الله لى ص الله سول ر رأن أم
اللحى اء إعف و ارب و الش اء بإحفة الفطر ال خص Kitab Shoheh Muslim juz 2 hal 71 nno 381 bab 2باب
بن -381 بكر بي أ عن نس أ بن الك م عن عيد س بن قتيبة دثناه ح و
ر عم ابن عن بيه أ عن لم نافع وس عليه الله لى ص النبي نه عن أ
اللحية اء إعف و ارب و الش اء بإحف ر أم3 Kitab Shoheh ibnu hibban juz 22 hal 478 bab الشوارب بقص األمر ذكر
اللحى وتركأبي -5567 بن أحمد أخبرنا قال سنان بن سعيد بن عمر أخبرنا
عمر raquo ابن عن أبيه عن نافع بن بكر أبي عن مالك عن بكر
عليه الله صلى الله رسول (وسلمأن بإحفاء الشوارب) 1أمر
اللحى) 2وإعفاء ()1 ( أيضا ويكون ويرق يحفى حتى منه يؤخذ أن الشارب إحفاء
أخذه في االستقصاء معناهوارب) 2( كالش ص يق وال عرها ش يوفر أن هو اللحى إعفاء
TEKS HADIST PENDUKUNG DENGAN MATAN BERBEDA
Muhlisin 5
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Secara lengkap dapat dipaparkan kutipan berikut yang termaktub di dalam kitab musnad
al jami Karangan Abi Fadlil Syayyid Abu Marsquoathi an Nuriyy wafat tahun 1401 Hijriyah Bab 5
juz 24 hal 197-198
وسلم 1 عليه الله صلى النبي عن ر عم ابن عن نافع عن
ال ق اللحى عفوا أ و وارب الش حفوا أ2 وسلم عليه الله صلى الله سول ر أن رواية أمروفي
اء بإحف اللحى اء إعف و ارب و الش 3 وفوا أ و وارب الش حفوا أ المشركين الفوا خ رواية وفي
اللحى4 حفوا أ و اللحى روا وف المشركين الفوا خ رواية وفي
ارب و الشا 5 م ف لحيته على بض ق ر اعتم و أ ج ح إذا ر عم ابن وكان
ذه أخ ل فضه ج خر أ
1 الموطأ 2725مالك نافع بن بكر أبي عن2 أحمد 4654(216و الله) عبيد عن يحيى حدثنا قال3 اري البخ حدثنا) 5892(7206و منهال بن محمد حدثنا قال
) وفي يد ز بن محمد بن عمر حدثنا يع زر بن )5893يزيد
عمر بن الله عبيد أخبرنا عبدة أخبرنا محمد حدثني قال4 مسلم 521(1153و حدثنا) المثنى بن محمد حدثنا قال
( ) أبي حدثنا نمير ابن وحدثنا ح سعيد ابن يعني يحيى
) وفي الله عبيد عن 522جميعا بن) قتيبة وحدثناه قال
) وفي نافع بن بكر أبي عن أنس بن مالك عن )523سعيد
عمر عن زريع بن يزيد حدثنا عثمان بن سهل حدثنا قال
محمد بن
Muhlisin 6
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 داود أبو 4199و القعنبي مسلمة بن الله عبد حدثنا قال
نافع بن بكر أبي عن مالك عنحدثنا 2763والترمذي 6 الخالل علي بن الحسن حدثنا قال
) وفي عمر بن الله عبيد عن نمير بن الله قال) 2764عبد
بن بكر أبي عن مالك حدثنا معن حدثنا األنصاري حدثنا
نافع 7 النسائي 8181و 116و8 الكبرى 13وفي قال سعيد بن الله عبيد أخبرنا قال
الله عبيد عن سعيد ابن هو يحيى حدثنا9 ) بن وعمر عمر بن الله وعبيد نافع بن بكر أبو ثالثتهم
فذكره) نافع عن محمدأحمد 10 ه ج خر 6456(2156أ عن) الك م دثنا ح اد م ح دثنا ح قال
عليه الله صلى الله سول ر ال ق ال ق ر عم ابن عن نافع
وسلم ارب و الش وا وحف اللحى عفوا أ نافع بن بكر أبو فيه ليس
E Skema Sanad Hadits dari teks hadist yang matannya sama
Muhlisin 7
الله رسول
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Muhlisin
نافع أبو عبد الله المدنى
8
الله عبدعمر بن
بن بكرابى نافع
الك بن من سأ
أبي بن أحمد بكر
بن قتيبةعيد س
بن الله عبدة سلم م
ΩϭΩϮΑ ϢϠδϣϡΎϣ
حبان ابن
الموطاء
بن عمر بن سعيد
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
Perawi adalah orang yang menuturkan (meriwayatkan) hadits Dalam hal hadits Nabi
saw Yang bertindak sebagai perawi pertama adalah para sahabatnya sedangkan perawi terahir
adalah para mukharrij seperti Abu Dawud al-Turmudzi Ibnu Majah Muslim dan sebagainya
Dari sanad Imam Abu Dawud sebagai obyek penelitian urutan perawi hadits bersangkutan
adalah sebagai berikut Perawi I Abdullah bin Umar bin al Khatab perawi II Nafirsquo Abdullah al
Madani Perawi III Abu Bakar bin Nafirsquo Perawi V Imam Malik bin Anas Perawi VI Abdullah
bin Maslamah al Qarsquonabi perawi VII (mukharrij) Imam Abu Dawud
Selanjutnya penelitian hadits ini dimulai dari Imam Abu Dawud selaku perawi terakhir
dan sekaligus mukharrij kemudian diteruskan pada perawi sebelumnya dan sebelumnya lagi
sampai perawi pertama dan sekaligus sanad terakhir yang menerima hadits langsung dari Nabi
SAW Secara keseluruhan jumlah perawi hadits tentang dalil perintah berjenggot yang ada
dalam kitab sunan Abu Dawud Secara rinci biografi mereka adalah sebagai berikut6
1 Imam Abu Dawud (Periwayat Hadist)
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits juga dalam masalah fiqh dan ushul
serta masyhur akan kewararsquoannya dan kezuhudannya Kefaqihan beliau terlihat ketika
mengkritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum selain itu terlihat dalam penjelasan
bab-bab fiqih atas karyanya sebagaiman kitab Sunan Abu Dawud
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275
H di Bashrah Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha menggali
makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda pendekatan dan sistem yang
berbeda sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi
generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar
Di samping itu mereka pun telah bersusah payah menghimpun hadits-hadits yang
dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara hadits yang tampak saling menyelisihi
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar lainnya yang merupakan
hadits palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari
dan beberapa penyusun sunan dan lainnya Salah satu kitab yang terkenal adalah yang
6 Untuk melacak biografi periwayat hadist dapat dilihat secara lengkap dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma al-RijajKarangan al-Mizzi Bairut Dar al-Fikr dan kitab Karangan Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Muhlisin 9
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud Kitab ini memuat 4800 hadits
terseleksi dari 50000 hadits7
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah berada di baghdad Kemudian
mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya Beliau langsung
berguru selama bertahun-tahun Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal al-
Qarsquonabi Abu Amr adh-Dhariri Abu Walid ath-Thayalisi Sulaiman bin Harb Abu Zakariya
Yahya bin Marsquoin Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb ad-Darimi Abu Ustman Sarsquoid bin
Manshur Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain
Sebagai ahli hukum Abu Dawud pernah berkata Cukuplah manusia dengan empat
hadist yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya termasuk kebagusan
Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho
terhadap dirinya sendiri yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula
sedangkan diantara keduanya adalah syubhat
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu baik dalam bidang fiqh ushultauhid
dan terutama hadits Kitab sunan beliaulah yang paling banyak menarik perhatian dan
merupakan salah satu diantara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini
Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata Kitab sunannya Abu Dawud
Sulaiman bin Asyrsquoats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut
Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya di dalam banyak pembahasan yang bisa
menjadi hukum diantara ahli Islam maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil
hukum kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho karena sesungguhnya ia telah
mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan
serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhursquoafa
Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para
pelanjutnya
7 Fathur Rahman Ikhtisar Musthalahul Hadits (BandungAl Marsquoarif1970) hal 380
Muhlisin 10
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Artinya Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud dia menceritakan bahwa telah diceritakan kepada kami dari Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabii dari Imam Malik dari Abu Bakar bin Nafirsquo dari ayahnya dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah Saw telah memerintahkan untuk mencukur kumis dan membiarkan jenggot
D Teks Hadist pendukung
TEKS HADIST DENGAN MATAN PERSIS SAMA
1 Kitab Al Muwatttharsquo عر الش في نة الس باب Hal 4 juz 6 no 1488
عن -1488 نافع بيه أ عن نافع بن بكر بي أ عن الك م عن دثني ح و
عمر بن الله لم عبد وس عليه الله لى ص الله سول ر رأن أم
اللحى اء إعف و ارب و الش اء بإحفة الفطر ال خص Kitab Shoheh Muslim juz 2 hal 71 nno 381 bab 2باب
بن -381 بكر بي أ عن نس أ بن الك م عن عيد س بن قتيبة دثناه ح و
ر عم ابن عن بيه أ عن لم نافع وس عليه الله لى ص النبي نه عن أ
اللحية اء إعف و ارب و الش اء بإحف ر أم3 Kitab Shoheh ibnu hibban juz 22 hal 478 bab الشوارب بقص األمر ذكر
اللحى وتركأبي -5567 بن أحمد أخبرنا قال سنان بن سعيد بن عمر أخبرنا
عمر raquo ابن عن أبيه عن نافع بن بكر أبي عن مالك عن بكر
عليه الله صلى الله رسول (وسلمأن بإحفاء الشوارب) 1أمر
اللحى) 2وإعفاء ()1 ( أيضا ويكون ويرق يحفى حتى منه يؤخذ أن الشارب إحفاء
أخذه في االستقصاء معناهوارب) 2( كالش ص يق وال عرها ش يوفر أن هو اللحى إعفاء
TEKS HADIST PENDUKUNG DENGAN MATAN BERBEDA
Muhlisin 5
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Secara lengkap dapat dipaparkan kutipan berikut yang termaktub di dalam kitab musnad
al jami Karangan Abi Fadlil Syayyid Abu Marsquoathi an Nuriyy wafat tahun 1401 Hijriyah Bab 5
juz 24 hal 197-198
وسلم 1 عليه الله صلى النبي عن ر عم ابن عن نافع عن
ال ق اللحى عفوا أ و وارب الش حفوا أ2 وسلم عليه الله صلى الله سول ر أن رواية أمروفي
اء بإحف اللحى اء إعف و ارب و الش 3 وفوا أ و وارب الش حفوا أ المشركين الفوا خ رواية وفي
اللحى4 حفوا أ و اللحى روا وف المشركين الفوا خ رواية وفي
ارب و الشا 5 م ف لحيته على بض ق ر اعتم و أ ج ح إذا ر عم ابن وكان
ذه أخ ل فضه ج خر أ
1 الموطأ 2725مالك نافع بن بكر أبي عن2 أحمد 4654(216و الله) عبيد عن يحيى حدثنا قال3 اري البخ حدثنا) 5892(7206و منهال بن محمد حدثنا قال
) وفي يد ز بن محمد بن عمر حدثنا يع زر بن )5893يزيد
عمر بن الله عبيد أخبرنا عبدة أخبرنا محمد حدثني قال4 مسلم 521(1153و حدثنا) المثنى بن محمد حدثنا قال
( ) أبي حدثنا نمير ابن وحدثنا ح سعيد ابن يعني يحيى
) وفي الله عبيد عن 522جميعا بن) قتيبة وحدثناه قال
) وفي نافع بن بكر أبي عن أنس بن مالك عن )523سعيد
عمر عن زريع بن يزيد حدثنا عثمان بن سهل حدثنا قال
محمد بن
Muhlisin 6
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 داود أبو 4199و القعنبي مسلمة بن الله عبد حدثنا قال
نافع بن بكر أبي عن مالك عنحدثنا 2763والترمذي 6 الخالل علي بن الحسن حدثنا قال
) وفي عمر بن الله عبيد عن نمير بن الله قال) 2764عبد
بن بكر أبي عن مالك حدثنا معن حدثنا األنصاري حدثنا
نافع 7 النسائي 8181و 116و8 الكبرى 13وفي قال سعيد بن الله عبيد أخبرنا قال
الله عبيد عن سعيد ابن هو يحيى حدثنا9 ) بن وعمر عمر بن الله وعبيد نافع بن بكر أبو ثالثتهم
فذكره) نافع عن محمدأحمد 10 ه ج خر 6456(2156أ عن) الك م دثنا ح اد م ح دثنا ح قال
عليه الله صلى الله سول ر ال ق ال ق ر عم ابن عن نافع
وسلم ارب و الش وا وحف اللحى عفوا أ نافع بن بكر أبو فيه ليس
E Skema Sanad Hadits dari teks hadist yang matannya sama
Muhlisin 7
الله رسول
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Muhlisin
نافع أبو عبد الله المدنى
8
الله عبدعمر بن
بن بكرابى نافع
الك بن من سأ
أبي بن أحمد بكر
بن قتيبةعيد س
بن الله عبدة سلم م
ΩϭΩϮΑ ϢϠδϣϡΎϣ
حبان ابن
الموطاء
بن عمر بن سعيد
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
Perawi adalah orang yang menuturkan (meriwayatkan) hadits Dalam hal hadits Nabi
saw Yang bertindak sebagai perawi pertama adalah para sahabatnya sedangkan perawi terahir
adalah para mukharrij seperti Abu Dawud al-Turmudzi Ibnu Majah Muslim dan sebagainya
Dari sanad Imam Abu Dawud sebagai obyek penelitian urutan perawi hadits bersangkutan
adalah sebagai berikut Perawi I Abdullah bin Umar bin al Khatab perawi II Nafirsquo Abdullah al
Madani Perawi III Abu Bakar bin Nafirsquo Perawi V Imam Malik bin Anas Perawi VI Abdullah
bin Maslamah al Qarsquonabi perawi VII (mukharrij) Imam Abu Dawud
Selanjutnya penelitian hadits ini dimulai dari Imam Abu Dawud selaku perawi terakhir
dan sekaligus mukharrij kemudian diteruskan pada perawi sebelumnya dan sebelumnya lagi
sampai perawi pertama dan sekaligus sanad terakhir yang menerima hadits langsung dari Nabi
SAW Secara keseluruhan jumlah perawi hadits tentang dalil perintah berjenggot yang ada
dalam kitab sunan Abu Dawud Secara rinci biografi mereka adalah sebagai berikut6
1 Imam Abu Dawud (Periwayat Hadist)
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits juga dalam masalah fiqh dan ushul
serta masyhur akan kewararsquoannya dan kezuhudannya Kefaqihan beliau terlihat ketika
mengkritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum selain itu terlihat dalam penjelasan
bab-bab fiqih atas karyanya sebagaiman kitab Sunan Abu Dawud
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275
H di Bashrah Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha menggali
makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda pendekatan dan sistem yang
berbeda sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi
generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar
Di samping itu mereka pun telah bersusah payah menghimpun hadits-hadits yang
dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara hadits yang tampak saling menyelisihi
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar lainnya yang merupakan
hadits palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari
dan beberapa penyusun sunan dan lainnya Salah satu kitab yang terkenal adalah yang
6 Untuk melacak biografi periwayat hadist dapat dilihat secara lengkap dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma al-RijajKarangan al-Mizzi Bairut Dar al-Fikr dan kitab Karangan Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Muhlisin 9
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud Kitab ini memuat 4800 hadits
terseleksi dari 50000 hadits7
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah berada di baghdad Kemudian
mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya Beliau langsung
berguru selama bertahun-tahun Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal al-
Qarsquonabi Abu Amr adh-Dhariri Abu Walid ath-Thayalisi Sulaiman bin Harb Abu Zakariya
Yahya bin Marsquoin Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb ad-Darimi Abu Ustman Sarsquoid bin
Manshur Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain
Sebagai ahli hukum Abu Dawud pernah berkata Cukuplah manusia dengan empat
hadist yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya termasuk kebagusan
Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho
terhadap dirinya sendiri yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula
sedangkan diantara keduanya adalah syubhat
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu baik dalam bidang fiqh ushultauhid
dan terutama hadits Kitab sunan beliaulah yang paling banyak menarik perhatian dan
merupakan salah satu diantara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini
Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata Kitab sunannya Abu Dawud
Sulaiman bin Asyrsquoats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut
Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya di dalam banyak pembahasan yang bisa
menjadi hukum diantara ahli Islam maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil
hukum kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho karena sesungguhnya ia telah
mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan
serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhursquoafa
Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para
pelanjutnya
7 Fathur Rahman Ikhtisar Musthalahul Hadits (BandungAl Marsquoarif1970) hal 380
Muhlisin 10
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Secara lengkap dapat dipaparkan kutipan berikut yang termaktub di dalam kitab musnad
al jami Karangan Abi Fadlil Syayyid Abu Marsquoathi an Nuriyy wafat tahun 1401 Hijriyah Bab 5
juz 24 hal 197-198
وسلم 1 عليه الله صلى النبي عن ر عم ابن عن نافع عن
ال ق اللحى عفوا أ و وارب الش حفوا أ2 وسلم عليه الله صلى الله سول ر أن رواية أمروفي
اء بإحف اللحى اء إعف و ارب و الش 3 وفوا أ و وارب الش حفوا أ المشركين الفوا خ رواية وفي
اللحى4 حفوا أ و اللحى روا وف المشركين الفوا خ رواية وفي
ارب و الشا 5 م ف لحيته على بض ق ر اعتم و أ ج ح إذا ر عم ابن وكان
ذه أخ ل فضه ج خر أ
1 الموطأ 2725مالك نافع بن بكر أبي عن2 أحمد 4654(216و الله) عبيد عن يحيى حدثنا قال3 اري البخ حدثنا) 5892(7206و منهال بن محمد حدثنا قال
) وفي يد ز بن محمد بن عمر حدثنا يع زر بن )5893يزيد
عمر بن الله عبيد أخبرنا عبدة أخبرنا محمد حدثني قال4 مسلم 521(1153و حدثنا) المثنى بن محمد حدثنا قال
( ) أبي حدثنا نمير ابن وحدثنا ح سعيد ابن يعني يحيى
) وفي الله عبيد عن 522جميعا بن) قتيبة وحدثناه قال
) وفي نافع بن بكر أبي عن أنس بن مالك عن )523سعيد
عمر عن زريع بن يزيد حدثنا عثمان بن سهل حدثنا قال
محمد بن
Muhlisin 6
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 داود أبو 4199و القعنبي مسلمة بن الله عبد حدثنا قال
نافع بن بكر أبي عن مالك عنحدثنا 2763والترمذي 6 الخالل علي بن الحسن حدثنا قال
) وفي عمر بن الله عبيد عن نمير بن الله قال) 2764عبد
بن بكر أبي عن مالك حدثنا معن حدثنا األنصاري حدثنا
نافع 7 النسائي 8181و 116و8 الكبرى 13وفي قال سعيد بن الله عبيد أخبرنا قال
الله عبيد عن سعيد ابن هو يحيى حدثنا9 ) بن وعمر عمر بن الله وعبيد نافع بن بكر أبو ثالثتهم
فذكره) نافع عن محمدأحمد 10 ه ج خر 6456(2156أ عن) الك م دثنا ح اد م ح دثنا ح قال
عليه الله صلى الله سول ر ال ق ال ق ر عم ابن عن نافع
وسلم ارب و الش وا وحف اللحى عفوا أ نافع بن بكر أبو فيه ليس
E Skema Sanad Hadits dari teks hadist yang matannya sama
Muhlisin 7
الله رسول
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Muhlisin
نافع أبو عبد الله المدنى
8
الله عبدعمر بن
بن بكرابى نافع
الك بن من سأ
أبي بن أحمد بكر
بن قتيبةعيد س
بن الله عبدة سلم م
ΩϭΩϮΑ ϢϠδϣϡΎϣ
حبان ابن
الموطاء
بن عمر بن سعيد
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
Perawi adalah orang yang menuturkan (meriwayatkan) hadits Dalam hal hadits Nabi
saw Yang bertindak sebagai perawi pertama adalah para sahabatnya sedangkan perawi terahir
adalah para mukharrij seperti Abu Dawud al-Turmudzi Ibnu Majah Muslim dan sebagainya
Dari sanad Imam Abu Dawud sebagai obyek penelitian urutan perawi hadits bersangkutan
adalah sebagai berikut Perawi I Abdullah bin Umar bin al Khatab perawi II Nafirsquo Abdullah al
Madani Perawi III Abu Bakar bin Nafirsquo Perawi V Imam Malik bin Anas Perawi VI Abdullah
bin Maslamah al Qarsquonabi perawi VII (mukharrij) Imam Abu Dawud
Selanjutnya penelitian hadits ini dimulai dari Imam Abu Dawud selaku perawi terakhir
dan sekaligus mukharrij kemudian diteruskan pada perawi sebelumnya dan sebelumnya lagi
sampai perawi pertama dan sekaligus sanad terakhir yang menerima hadits langsung dari Nabi
SAW Secara keseluruhan jumlah perawi hadits tentang dalil perintah berjenggot yang ada
dalam kitab sunan Abu Dawud Secara rinci biografi mereka adalah sebagai berikut6
1 Imam Abu Dawud (Periwayat Hadist)
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits juga dalam masalah fiqh dan ushul
serta masyhur akan kewararsquoannya dan kezuhudannya Kefaqihan beliau terlihat ketika
mengkritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum selain itu terlihat dalam penjelasan
bab-bab fiqih atas karyanya sebagaiman kitab Sunan Abu Dawud
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275
H di Bashrah Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha menggali
makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda pendekatan dan sistem yang
berbeda sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi
generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar
Di samping itu mereka pun telah bersusah payah menghimpun hadits-hadits yang
dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara hadits yang tampak saling menyelisihi
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar lainnya yang merupakan
hadits palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari
dan beberapa penyusun sunan dan lainnya Salah satu kitab yang terkenal adalah yang
6 Untuk melacak biografi periwayat hadist dapat dilihat secara lengkap dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma al-RijajKarangan al-Mizzi Bairut Dar al-Fikr dan kitab Karangan Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Muhlisin 9
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud Kitab ini memuat 4800 hadits
terseleksi dari 50000 hadits7
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah berada di baghdad Kemudian
mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya Beliau langsung
berguru selama bertahun-tahun Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal al-
Qarsquonabi Abu Amr adh-Dhariri Abu Walid ath-Thayalisi Sulaiman bin Harb Abu Zakariya
Yahya bin Marsquoin Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb ad-Darimi Abu Ustman Sarsquoid bin
Manshur Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain
Sebagai ahli hukum Abu Dawud pernah berkata Cukuplah manusia dengan empat
hadist yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya termasuk kebagusan
Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho
terhadap dirinya sendiri yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula
sedangkan diantara keduanya adalah syubhat
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu baik dalam bidang fiqh ushultauhid
dan terutama hadits Kitab sunan beliaulah yang paling banyak menarik perhatian dan
merupakan salah satu diantara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini
Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata Kitab sunannya Abu Dawud
Sulaiman bin Asyrsquoats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut
Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya di dalam banyak pembahasan yang bisa
menjadi hukum diantara ahli Islam maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil
hukum kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho karena sesungguhnya ia telah
mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan
serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhursquoafa
Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para
pelanjutnya
7 Fathur Rahman Ikhtisar Musthalahul Hadits (BandungAl Marsquoarif1970) hal 380
Muhlisin 10
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 داود أبو 4199و القعنبي مسلمة بن الله عبد حدثنا قال
نافع بن بكر أبي عن مالك عنحدثنا 2763والترمذي 6 الخالل علي بن الحسن حدثنا قال
) وفي عمر بن الله عبيد عن نمير بن الله قال) 2764عبد
بن بكر أبي عن مالك حدثنا معن حدثنا األنصاري حدثنا
نافع 7 النسائي 8181و 116و8 الكبرى 13وفي قال سعيد بن الله عبيد أخبرنا قال
الله عبيد عن سعيد ابن هو يحيى حدثنا9 ) بن وعمر عمر بن الله وعبيد نافع بن بكر أبو ثالثتهم
فذكره) نافع عن محمدأحمد 10 ه ج خر 6456(2156أ عن) الك م دثنا ح اد م ح دثنا ح قال
عليه الله صلى الله سول ر ال ق ال ق ر عم ابن عن نافع
وسلم ارب و الش وا وحف اللحى عفوا أ نافع بن بكر أبو فيه ليس
E Skema Sanad Hadits dari teks hadist yang matannya sama
Muhlisin 7
الله رسول
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Muhlisin
نافع أبو عبد الله المدنى
8
الله عبدعمر بن
بن بكرابى نافع
الك بن من سأ
أبي بن أحمد بكر
بن قتيبةعيد س
بن الله عبدة سلم م
ΩϭΩϮΑ ϢϠδϣϡΎϣ
حبان ابن
الموطاء
بن عمر بن سعيد
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
Perawi adalah orang yang menuturkan (meriwayatkan) hadits Dalam hal hadits Nabi
saw Yang bertindak sebagai perawi pertama adalah para sahabatnya sedangkan perawi terahir
adalah para mukharrij seperti Abu Dawud al-Turmudzi Ibnu Majah Muslim dan sebagainya
Dari sanad Imam Abu Dawud sebagai obyek penelitian urutan perawi hadits bersangkutan
adalah sebagai berikut Perawi I Abdullah bin Umar bin al Khatab perawi II Nafirsquo Abdullah al
Madani Perawi III Abu Bakar bin Nafirsquo Perawi V Imam Malik bin Anas Perawi VI Abdullah
bin Maslamah al Qarsquonabi perawi VII (mukharrij) Imam Abu Dawud
Selanjutnya penelitian hadits ini dimulai dari Imam Abu Dawud selaku perawi terakhir
dan sekaligus mukharrij kemudian diteruskan pada perawi sebelumnya dan sebelumnya lagi
sampai perawi pertama dan sekaligus sanad terakhir yang menerima hadits langsung dari Nabi
SAW Secara keseluruhan jumlah perawi hadits tentang dalil perintah berjenggot yang ada
dalam kitab sunan Abu Dawud Secara rinci biografi mereka adalah sebagai berikut6
1 Imam Abu Dawud (Periwayat Hadist)
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits juga dalam masalah fiqh dan ushul
serta masyhur akan kewararsquoannya dan kezuhudannya Kefaqihan beliau terlihat ketika
mengkritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum selain itu terlihat dalam penjelasan
bab-bab fiqih atas karyanya sebagaiman kitab Sunan Abu Dawud
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275
H di Bashrah Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha menggali
makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda pendekatan dan sistem yang
berbeda sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi
generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar
Di samping itu mereka pun telah bersusah payah menghimpun hadits-hadits yang
dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara hadits yang tampak saling menyelisihi
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar lainnya yang merupakan
hadits palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari
dan beberapa penyusun sunan dan lainnya Salah satu kitab yang terkenal adalah yang
6 Untuk melacak biografi periwayat hadist dapat dilihat secara lengkap dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma al-RijajKarangan al-Mizzi Bairut Dar al-Fikr dan kitab Karangan Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Muhlisin 9
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud Kitab ini memuat 4800 hadits
terseleksi dari 50000 hadits7
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah berada di baghdad Kemudian
mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya Beliau langsung
berguru selama bertahun-tahun Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal al-
Qarsquonabi Abu Amr adh-Dhariri Abu Walid ath-Thayalisi Sulaiman bin Harb Abu Zakariya
Yahya bin Marsquoin Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb ad-Darimi Abu Ustman Sarsquoid bin
Manshur Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain
Sebagai ahli hukum Abu Dawud pernah berkata Cukuplah manusia dengan empat
hadist yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya termasuk kebagusan
Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho
terhadap dirinya sendiri yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula
sedangkan diantara keduanya adalah syubhat
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu baik dalam bidang fiqh ushultauhid
dan terutama hadits Kitab sunan beliaulah yang paling banyak menarik perhatian dan
merupakan salah satu diantara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini
Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata Kitab sunannya Abu Dawud
Sulaiman bin Asyrsquoats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut
Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya di dalam banyak pembahasan yang bisa
menjadi hukum diantara ahli Islam maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil
hukum kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho karena sesungguhnya ia telah
mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan
serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhursquoafa
Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para
pelanjutnya
7 Fathur Rahman Ikhtisar Musthalahul Hadits (BandungAl Marsquoarif1970) hal 380
Muhlisin 10
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Muhlisin
نافع أبو عبد الله المدنى
8
الله عبدعمر بن
بن بكرابى نافع
الك بن من سأ
أبي بن أحمد بكر
بن قتيبةعيد س
بن الله عبدة سلم م
ΩϭΩϮΑ ϢϠδϣϡΎϣ
حبان ابن
الموطاء
بن عمر بن سعيد
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
Perawi adalah orang yang menuturkan (meriwayatkan) hadits Dalam hal hadits Nabi
saw Yang bertindak sebagai perawi pertama adalah para sahabatnya sedangkan perawi terahir
adalah para mukharrij seperti Abu Dawud al-Turmudzi Ibnu Majah Muslim dan sebagainya
Dari sanad Imam Abu Dawud sebagai obyek penelitian urutan perawi hadits bersangkutan
adalah sebagai berikut Perawi I Abdullah bin Umar bin al Khatab perawi II Nafirsquo Abdullah al
Madani Perawi III Abu Bakar bin Nafirsquo Perawi V Imam Malik bin Anas Perawi VI Abdullah
bin Maslamah al Qarsquonabi perawi VII (mukharrij) Imam Abu Dawud
Selanjutnya penelitian hadits ini dimulai dari Imam Abu Dawud selaku perawi terakhir
dan sekaligus mukharrij kemudian diteruskan pada perawi sebelumnya dan sebelumnya lagi
sampai perawi pertama dan sekaligus sanad terakhir yang menerima hadits langsung dari Nabi
SAW Secara keseluruhan jumlah perawi hadits tentang dalil perintah berjenggot yang ada
dalam kitab sunan Abu Dawud Secara rinci biografi mereka adalah sebagai berikut6
1 Imam Abu Dawud (Periwayat Hadist)
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits juga dalam masalah fiqh dan ushul
serta masyhur akan kewararsquoannya dan kezuhudannya Kefaqihan beliau terlihat ketika
mengkritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum selain itu terlihat dalam penjelasan
bab-bab fiqih atas karyanya sebagaiman kitab Sunan Abu Dawud
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275
H di Bashrah Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha menggali
makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda pendekatan dan sistem yang
berbeda sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi
generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar
Di samping itu mereka pun telah bersusah payah menghimpun hadits-hadits yang
dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara hadits yang tampak saling menyelisihi
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar lainnya yang merupakan
hadits palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari
dan beberapa penyusun sunan dan lainnya Salah satu kitab yang terkenal adalah yang
6 Untuk melacak biografi periwayat hadist dapat dilihat secara lengkap dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma al-RijajKarangan al-Mizzi Bairut Dar al-Fikr dan kitab Karangan Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Muhlisin 9
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud Kitab ini memuat 4800 hadits
terseleksi dari 50000 hadits7
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah berada di baghdad Kemudian
mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya Beliau langsung
berguru selama bertahun-tahun Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal al-
Qarsquonabi Abu Amr adh-Dhariri Abu Walid ath-Thayalisi Sulaiman bin Harb Abu Zakariya
Yahya bin Marsquoin Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb ad-Darimi Abu Ustman Sarsquoid bin
Manshur Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain
Sebagai ahli hukum Abu Dawud pernah berkata Cukuplah manusia dengan empat
hadist yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya termasuk kebagusan
Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho
terhadap dirinya sendiri yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula
sedangkan diantara keduanya adalah syubhat
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu baik dalam bidang fiqh ushultauhid
dan terutama hadits Kitab sunan beliaulah yang paling banyak menarik perhatian dan
merupakan salah satu diantara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini
Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata Kitab sunannya Abu Dawud
Sulaiman bin Asyrsquoats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut
Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya di dalam banyak pembahasan yang bisa
menjadi hukum diantara ahli Islam maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil
hukum kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho karena sesungguhnya ia telah
mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan
serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhursquoafa
Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para
pelanjutnya
7 Fathur Rahman Ikhtisar Musthalahul Hadits (BandungAl Marsquoarif1970) hal 380
Muhlisin 10
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
Perawi adalah orang yang menuturkan (meriwayatkan) hadits Dalam hal hadits Nabi
saw Yang bertindak sebagai perawi pertama adalah para sahabatnya sedangkan perawi terahir
adalah para mukharrij seperti Abu Dawud al-Turmudzi Ibnu Majah Muslim dan sebagainya
Dari sanad Imam Abu Dawud sebagai obyek penelitian urutan perawi hadits bersangkutan
adalah sebagai berikut Perawi I Abdullah bin Umar bin al Khatab perawi II Nafirsquo Abdullah al
Madani Perawi III Abu Bakar bin Nafirsquo Perawi V Imam Malik bin Anas Perawi VI Abdullah
bin Maslamah al Qarsquonabi perawi VII (mukharrij) Imam Abu Dawud
Selanjutnya penelitian hadits ini dimulai dari Imam Abu Dawud selaku perawi terakhir
dan sekaligus mukharrij kemudian diteruskan pada perawi sebelumnya dan sebelumnya lagi
sampai perawi pertama dan sekaligus sanad terakhir yang menerima hadits langsung dari Nabi
SAW Secara keseluruhan jumlah perawi hadits tentang dalil perintah berjenggot yang ada
dalam kitab sunan Abu Dawud Secara rinci biografi mereka adalah sebagai berikut6
1 Imam Abu Dawud (Periwayat Hadist)
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits juga dalam masalah fiqh dan ushul
serta masyhur akan kewararsquoannya dan kezuhudannya Kefaqihan beliau terlihat ketika
mengkritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum selain itu terlihat dalam penjelasan
bab-bab fiqih atas karyanya sebagaiman kitab Sunan Abu Dawud
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275
H di Bashrah Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha menggali
makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda pendekatan dan sistem yang
berbeda sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi
generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar
Di samping itu mereka pun telah bersusah payah menghimpun hadits-hadits yang
dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara hadits yang tampak saling menyelisihi
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar lainnya yang merupakan
hadits palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari
dan beberapa penyusun sunan dan lainnya Salah satu kitab yang terkenal adalah yang
6 Untuk melacak biografi periwayat hadist dapat dilihat secara lengkap dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asma al-RijajKarangan al-Mizzi Bairut Dar al-Fikr dan kitab Karangan Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Muhlisin 9
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud Kitab ini memuat 4800 hadits
terseleksi dari 50000 hadits7
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah berada di baghdad Kemudian
mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya Beliau langsung
berguru selama bertahun-tahun Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal al-
Qarsquonabi Abu Amr adh-Dhariri Abu Walid ath-Thayalisi Sulaiman bin Harb Abu Zakariya
Yahya bin Marsquoin Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb ad-Darimi Abu Ustman Sarsquoid bin
Manshur Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain
Sebagai ahli hukum Abu Dawud pernah berkata Cukuplah manusia dengan empat
hadist yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya termasuk kebagusan
Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho
terhadap dirinya sendiri yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula
sedangkan diantara keduanya adalah syubhat
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu baik dalam bidang fiqh ushultauhid
dan terutama hadits Kitab sunan beliaulah yang paling banyak menarik perhatian dan
merupakan salah satu diantara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini
Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata Kitab sunannya Abu Dawud
Sulaiman bin Asyrsquoats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut
Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya di dalam banyak pembahasan yang bisa
menjadi hukum diantara ahli Islam maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil
hukum kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho karena sesungguhnya ia telah
mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan
serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhursquoafa
Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para
pelanjutnya
7 Fathur Rahman Ikhtisar Musthalahul Hadits (BandungAl Marsquoarif1970) hal 380
Muhlisin 10
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud Kitab ini memuat 4800 hadits
terseleksi dari 50000 hadits7
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah berada di baghdad Kemudian
mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya Beliau langsung
berguru selama bertahun-tahun Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal al-
Qarsquonabi Abu Amr adh-Dhariri Abu Walid ath-Thayalisi Sulaiman bin Harb Abu Zakariya
Yahya bin Marsquoin Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb ad-Darimi Abu Ustman Sarsquoid bin
Manshur Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain
Sebagai ahli hukum Abu Dawud pernah berkata Cukuplah manusia dengan empat
hadist yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya termasuk kebagusan
Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho
terhadap dirinya sendiri yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula
sedangkan diantara keduanya adalah syubhat
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu baik dalam bidang fiqh ushultauhid
dan terutama hadits Kitab sunan beliaulah yang paling banyak menarik perhatian dan
merupakan salah satu diantara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini
Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata Kitab sunannya Abu Dawud
Sulaiman bin Asyrsquoats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut
Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya di dalam banyak pembahasan yang bisa
menjadi hukum diantara ahli Islam maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil
hukum kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho karena sesungguhnya ia telah
mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan
serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhursquoafa
Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para
pelanjutnya
7 Fathur Rahman Ikhtisar Musthalahul Hadits (BandungAl Marsquoarif1970) hal 380
Muhlisin 10
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonaby( ( عنبي الق ة سلم م بن الله 8عبد
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Maslamah al Qorsquonaby al kharitsi abu
abdurrahman al madani al bashri (tinggal di bashrah) Ia hidup pada tabaqat 9 dari golongan
tabiit tabiin kecil beliau wafat 221 hijriah di makkah Dia banyak diriwayatkan hadistnya
oleh Imam Bukharimuslim Abu Dawud Turmudzi dan dari Imam Nasarsquoi menurut imam
Ibnu Hajar beliau ini Tsiqahahli ibadah Ibnu Muayyan dan Ibnu Madaniy mengatakan
bahwa abdullah bin Masalamah salah satu ulama yang sangat menguasai kitab al Muwatttharsquo
Menurut adz Dzahabi ia adalah seorang yang sangat alim Imam Abu Hatim mengatakan
bahwa Abdullah bin Maslamah adalah ulama yang tsiqah dan sangat khusyu dalam ibadah
Imam Abu Zarrsquoah mengatakan juga bahwa ia banyak mendapat catatan-catatan dari
Abdullah bin Maslamah Dikemukakan oleh al Mazi bahwa guru-guru beliau sangat banyak
sekali tertulis dalam kitab tahdzib al kamal lebih dari 50 orang ulama Diantaranya misalnya
adalah Ibrahim bin Said al Zuhri Usamah bin Zaid bin Aslam Hatim bin Ismail Malik bin
Anas dan lain sebagainya Murid ndashMuridnya Abdullah bin Maslamah sangat banyak sekali
diantaranya adalah Imam Bukhari Muslim dan imam Abu Dawud Ibrahim bin Harb al
Askari dan lain-lain
3 Imam Malik Bin Anas Nama lengkapnya adalam Malik bin Anas Abi Amir al Ashbahi dengan julukan Abu
Abdillah Ia lahir pada tahun 93 H Ia menyusun kitab al Muwaththa dan dalam
penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun selama waktu itu ia menunjukan kepada
70 ahli fiqh Madinah Kitab tersebut menghimpun 100000 hadits dan yang meriwayatkan al
Muwaththarsquo lebih dari seribu orang karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya
berjumlah 30 naskah tetapi yang terkenal hanya 20 buah Dan yang paling masyur adalah
riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi9
Sejumlah lsquoUlama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh yaitu Al
Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththarsquo Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad
Darimi sebagai gantiAl Muwaththarsquo Ketika melukiskan kitab besar ini Ibn Hazm berkatardquo
Al Muwaththarsquo adalah kitab tentang fiqh dan hadits aku belum mnegetahui bandingannya8
9 Mahmud Ali FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy Chumaidy(Bandung Pustaka Setia 1998) hal 132-133
Muhlisin 11
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Hadits hadits yang terdapat dalam al Muwaththarsquo tidak semuanya Musnad ada yang
Mursal mursquodlal dan munqathi Sebagian lsquoUlama menghitungnya berjumlah 600 hadits
musnad 222 hadits mursal 613 hadits mauquf 285 perkataan tabirsquoin disamping itu ada 61
hadits tanpa penyandara hanya dikatakan telah sampai kepadakurdquo dan ldquo dari orang
kepercayaanrdquo tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang
berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal munqathirsquo dan mursquodhal yang terdapat dalam
al Muwaththarsquo Malik
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru) 300 dari golongan Tabirsquoin dan 600
dari tabirsquoin tabirsquoin ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nursquomain al Mujmir Zaib bin
Aslam Nafirsquo Syarik bin Abdullah az Zuhry Abi az Ziyad Sarsquoid al Maqburi dan Humaid
ath Thawil muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih
tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sarsquoid Ada yang sebaya seperti al Auzarsquoi Ats
Tsauri Sufyan bin Uyainah Al Laits bin Sarsquoad Ibnu Juraij dan Syursquobah bin Hajjaj Adapula
yang belajar darinya seperti Asy SafirsquoI Ibnu Wahb Ibnu Mahdi al Qaththan dan Abi Ishaq
An NasarsquoI berkatardquo Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar mulia dan jujur
terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik kami tidak tahu dia ada meriwayatkan
hadits dari rawi matruk kecuali Abdul Karimrdquo (Ket Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah karena tidak senegeri dengan Malik keadaanya tidak banyak
diketahui Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau
menambah pada matan) Sedangkan Ibnu Hayyan berkatardquo Malik adalah orang yang pertama
menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah dengan fiqh agama dan keutamaan ibadahrdquo Ia
wafat pada tahun 179 H10
4 Abi Bakar bin nafirsquoNama lengkapnya Abu Bakar bin Nafirsquo al Quraisy al Adawy al Madaniy majikan dia
adalah Abdullah bin Umar Dia hidup pada tabaqat 7 Tabiit tabiin besar beliau banyak
dinukil hadistnya oleh Imam Muslim Imam Abu Dawud Turmudzi Nasarsquoi dalam musnad
Imam Malik Ibnu hajar mengatakan bahwa beliau sangat jujur dan dapat dipercaya dalam
10 Biografi Malik bin Anas ad Dibaj al Madzhab 1730 Tahdzib at Tahdzib 105 karya Ibnu Hajar asqalani
Muhlisin 12
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
kitab dzahabi disebutkan bahwa Imam Ahmad mengatakan tsiqah atas Abi Bakar bin Nafirsquo
Guru-gurunya adalah Salim bin Abdullah bin Umar Abi Bakar bin Muhammad bin Umar bin
Hazm Nafirsquo adalah Budak yang dibebaskan oleh Abdullah ibnu Umar Murid- murid Abi
Bakar bin Nafirsquo adalah Jarir bin HazmSulaim bin Muslim al Makky Abdul Azis bin
Muhammad Malik bin Anas dan Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar
5 Nafirsquo bin HurmuzNafirsquo lengkapnya bernama Nafirsquo bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus)
seorang ahli fiqh Nama julukannya adalah ldquoAbu Abdillah al-Madinirdquo Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafirsquo terhadap ilmu dan
selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits Ia berkata ldquoSungguh Allah
telah memberi karunia kepada kita dengan Nafirdquo Nafirsquo benar benar ikhlas dalam berkhidmat
kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun Sebagian ulama berpendapat bahwa Nafirsquo
berasal dari Naisabur sedangkan ulama lain mengatakan ia dari Kabul Adapun menurut
Yahya bin Marsquoinrdquo Nafi adalah seorang Dalam yang gagap bicarardquo
Imam Malik bin Anas termasuk murid Nafirsquo bahkan muridnya yang paling tetap
menurut an-NasarsquoI mengenai gurunya ini Imam Malik berkatardquo Apabila aku mendengan
hadits dari Nafirsquo dari Ibnu Umar aku tidak perduli lagi sekalipun aku tidak mendengarnya
dari orang lain Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad paling shahih adalah Malik
dari Nafirsquo dari Ibnu Umar Nafirsquo tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga
mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sarsquoid al-Khudri Sayyidah Aisyah dan
Sayyidah Hafshah secara Mursal Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah Abdullah bin
Dinnar Az-Zuhri al-AuzarsquoI Ibnu Ishaq Shalin bin Kaisan dan Ibnu Juraij Ibnu Umar
sangat menyukainya ada orang yang berani membayar 30000 dinar untuk mendapatkan
Nafirsquo kemudian dimerdekakannya Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir
dengan tugas mengajarkan hadits dan pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu Ia
wafat pada tahun 117 H11
6 Abdullah bin Umar
11 Biografi Nafirsquo dalam Tahdzib al-Asmarsquo karya an-Nawawi Lihat juga Dr Subhi As-Shalih Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Terjemahtim Pustaka Firdaus) Jakarta 2002 Hal 350
Muhlisin 13
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin al-Khattab Ia wafat sekitar tahun
7374 H dan ada juga yang menyebutkan wafat tahun 72 H Di antara guru haditsnya adalah
Nabi Muhammad saw ayahnya sendiri yaitu Umar bin Khattab Abdullah bin Masrsquoud Bilal
bin Abi Rabah Abu Bakar al-Shiddiq dan lain-lain Sedangkan di antara murid yang
menimba hadits adalah Nafirsquo Salim (anaknya sendiri) Ibnu Musyayyab al-Qomah dan lain
sebagainya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa Ibnu Umar merupakan orang yang
shalih Penilaian ini diikuti oleh Ibnu Masrsquoud Jabir Ibnu Musyayyab al-Zuhri dan lain-
lain18
Dalam kategorisasi periwayat hadits paling banyak sesudah Abu Hurairah adalah
Abdullah bin Umar Ia meriwayatkan 2630 hadits Abdullah adalah putra khalifah ke dua
Umar bin al-Khaththab saudara kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin Ia salah
seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arbarsquoah) yang
terkenal sebagai pemberi fatwa Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr
bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut
masuk bersama ayahnya Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah Pada saat
perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang Dan tidak mengizinkannya Tetapi
setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan seperti perang Qadisiyah
Yarmuk Penaklukan Afrika Mesir dan Persia serta penyerbuan basrah dan Madain
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada
pendapat orang lain Imam Malik dan az-Zuhri berkata rdquoSungguh tak ada satupun dari
urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umarrdquo Ia
meriwayatkan hadits dari Abu Bakar Umar Utsman Sayyidah Aisyah saudari kandungnya
Hafshah dan Abdullah bin Masrsquoud Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali
diantaranya Sarsquoid bin al-Musayyab al Hasan al Basri Ibnu Syihab az-Zuhri Ibnu Sirin
Nafirsquo Mujahid Thawus dan Ikrimah
Ia wafat pada tahun 73 H ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang
kerumahnya yang lalu membunuhnya Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak
dan di rejam Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar Sanad
1 8 Al-Hafidz Jamaluddin al-Mizzi selanjutnya disebut al-MizziTahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994) Juz X h 356-363 Lihat pula pada Ibnu Hajar al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah tth) juz V h 290
Muhlisin 14
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas) yaitu Malik dari Nafirsquo dari Abdullah bin Umar Sedang yang paling Dlaif
Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya dari kakeknya dari ibnu Umar 12
G Analisa HadistSeluruh dokumentasi hadits dengan berbagai formatnya (al-jami al-shoheh sunan
musnad dan lainnya) biasanya hanya memindahkan perawian rekaman bahasa Arab klasik
yang didominir oleh gaya resume (dengan pengeditan inti kejadian) dari laporan visual
perseorangan ataupun kelompok dari para sahabat Nabi SAW atau tabiin Oleh karenanya
agar dapat menjabarkan suatu ungkapan hadits sesuai dengan maksud yang sebenarnya maka
sangat diperlukan adanya penguasaan qarinah (sebagai instrument penjelas) tertentu
Ditinjau dari segi sosiologisnya proses kejadian masing-masing hadits itu biasanya
memiliki latarbelakang kronologis yang berbeda lingkungan lokasi dan corak interaksi
sosial yang sedang berlangsungKejelian dalam menjabarkan realitas sosial tersebut akan
sangat membantu menentukan batas-batas khitab syari (ketetapan legal) dari aspek sasaran
dan tujuan yang dimaksudkan oleh hadits serta sekaligus dapat menggeleminer obsesi yang
bersifat pribadi terhadap pemaknaannya
Dalam banyak eksposisi naskah hadits pola penyajian redaksi hadits itu sebatas
informasi dengan penggambaran bersifat in abstraco terhadap syariat jelas memerlukan jasa
pensyarahan terhadap ungkapan tekstual yang asli
Dengan melalui pengamatan kearah dimensi teks di samping dimensi histories-
sosiologis yang dapat menghantarkan proses suatu kejadian hadits maka akan terbentanglah
dihadapan kita bahwa prosedur kerja bagi pemaknaan ungkapan suatu hadits tidaklah
sederhana melainkan terbentang luas berbagai hubungan organis dengan berbagai perangkat
ilmu pendukung bahasa arab kasik usul istinbat (kaidah lughawiyah) usul istidlal (kaidah
maknawiyah) dan lainnya Bahkan mengingat sifat ilmiah yang harus direkat pada fenomena
yang diangkat dalam matan hadits tidak tertutup kemungkinan hubungan interdisipliner dan
multidisipliner
12
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no4825 dan Tahdzib al-Asmarsquo 1278 Thabaqat Ibn Sarsquoad 4105
Muhlisin 15
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Syarah hadits merupakan media pengembangan pemaknaan teks dan penghayatan
substansinya berkaitan pada bayan nusus yang bersifat deskriptif atas ungkapan suatu hadits
yang perolehannya dapat ditempuh melalui beberapa prosedur kerja antara lain berupaya
menyingkapkan hal-hal yang tersirat dan menduga sasaran yang menjadi kehendaknya13
Dalam prakteknya pensyarahan hadits itu bertolak dari pemakaian literal redaksi
matan kemudian dilanjutkan kearah pemahaman terhadap kebulatan seutuh kompesisi
hadits dan diakhiri dengan penyimpulan esensi ajarannya
Beragam teknik analisis memang berpeluang untuk dioperasionalkan oleh pensyarah
dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang ada
Oleh karenanya adalah sulit untuk dihindarkan adanya bias dialektif empiris pribadi
dari pensyarah yang terpengaruhi oleh faktor tertentu spesialisasi keilmuan lingkungan
kultur peradaban pengalaman individu dan malakah instinbat (kognitif) dari yang
bersangkutan
Penelitian validitas suatu hadits menjadi sangat penting di samping pemaknaannya
yang sesuai dengan maksud yang dikehendaki Nabi SAW mengingat pembukuan hadits
secara resmi baru dilaksanakan setelah 100 tahun dari kelahirannya14 Akibanya terjadi
rentang waktu yang cukup panjang membuat perkembangan perawian hadits menjadi tidak
terkontrol sepenuhnya Padahal peran dan fungsinya sangat besar sebagai sumber utama
kedua ajaran Islam setelah al-Quran15 Inilah sebagai acuan perlunya penelitian kembali
kualitas hadits dengan merekonstruksi ulang segi matan dan sanad-nya16 sebagaimana yang
dipaparkan dalam makalah ini
H Analisis Sanad Hadist
13 Uraian lebih lanjut dapat ditelaah dalam Badran Abu al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah (Lakandariyah Yayasan Sabab al-Jariah 1982) h 5-6
14 Subhi al-Salih Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu (Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977) h 12815 M Syuhudi Ismail Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta Gema Insani
Press 1995) h 1316 Muhammad Mustafa Azhari Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan oleh A Yamin
dengan judul Metodologi Kritik Hadits (Cet II Bandung Pustaka Hidayah 1990) h 61 Mahmud al-Tahhan Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (Cet I Haalabi Matbaat al-Arabiyah 1987) h 157
Muhlisin 16
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Dari deskripsi biografis para perawi hadist sebagaimana tersebut diatas dipaparkan bahwa
nama-nama periwayat dalam sanad hadits dimaksud dengan deret dari bawah ke atas
sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw adalah sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
3 Imam Malik bin Anas
4 Abu Bakar bin Nafirsquo
5 Nafirsquo Abdullah al Madani
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab
Jika dilacak berkaitan dengan analisa persambungan guru dan murid diperoleh
informasi sebagai berikut Imam Abu Dawud muridnya Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi
Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi muridnya imam Malik bin Anas Imam Malik bin Anas
muridnya Nafirsquo Abu Abdullah al Madani Abu Bakar bin nafirsquo hidup seumur dengan Malik
bin anas sama-sama menjadi murid dari bapaknya sendiri yakni Nafirsquo Abdullah al Madani
Nafirsquo Abdullah al Madani sahayanya Abdullah bin Umar hampir selama 30 tahun mengbdi
kepadanya Nafirsquo Abdullah al Madani disamping sebagai sahay ia juga menjadi muridnya
Abdullah bin Umar bin al Khathab sangat dibanggakan Untuk itu tidak diragukan lagi bahwa
mereka semua yang masuk dalam deret sanat hadist memiliki kesinambungan yang sangat
nyata dilihat dari hubungan guru dan murid
Selanjutnya dapat dianalisa atas kesambungan zaman masa hidup masing masing
periwayat diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1 Imam Abu Dawud (Wafat 275 H tabaqat 11) Selisih angka 54 th dengan periwayat
diatasnyayakni imam Abdullah bin Maslamah Ini mengandung maksud bahwa ketika
Abdullah bin Maslamah meninggal imam Abu Dawud diyakini masih hidup sehingga
imam Abu Dawud dikatakan pernah hidup bersama dengan Maslamah semasa hidupnya
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi (Wafat 221 H tabaqat 9) ia selisih 42 tahun dengan
Imam Malik bin Anas maksudnya diyakini bahwa ketika Imam Malik Wafat Abdullah
bin Maslamah pernah hidup satu masa dengannya
3 Imam malik bin anas (Lahir 93H Wafat 179 H tabaqat 7) dan
4 Abu Bakar bin nafirsquo (Wafat hellip tabaqat 7) sama tabaqat nya dan seperguruan dengan
imam Malik bin Anas belajar agama dengan ayahnya sendiri yakni Nafirsquo
Muhlisin 17
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
5 Nafirsquo Abdullah al Madani (Wafat 117 H tabaqat 3) selisih 62 tahun dengan imam
Malik bin Anas
6 Abdullah bin Umar bin al Khotob (Wafat 74 H tabaqat 1) selisih 43 tahun dengan
Nafirsquobin abdullah al madani
Secara prinsip memiliki ksinambungan yang signifikan berkaitan dengan masa hidup jika
dianalisis berkaitan dengan tahun wafatnya masing-masing perowi tidak ada keraguan
mereka semuanya pernah hidup dalam satu masa dalam masing-masing tingkatan sanadsatu
dengan yang lainnya
Analisa Jarh wat Tarsquodil Sanad
1 Imam abu dawud menurut ibnu Hajar Tsiqah hafidz ulama yang mashur menurut adz
Dzahabi ia hafidz ia ulama yang ahli kebajikan dan ahli ibadah
2 Abdullah bin Maslamah al Qarsquonabi menurut ibnu Hajar ulama ahli ibadahTsiqah ia
orang yang lebih awal mempelajari kitab al Muwattharsquo karangan imam Malik
3 Imam Malik bin Anas imam besar di Madinah tokoh ahli taqwa imam besar yang
konsisten dam kokoh dalam pendirian
4 Abu Bakar bin Nafirsquo terkenal orang yang jujur dan tsiqah
5 Nafirsquo Abdullah al Madani ia ulama yang tsiqah konsisten dan ahli fiqih yang mashur dan
penuh keikhlasan
6 Abdullah bin Umar bin al Khathab dia adalah seorang sahabat yang sholih dan baik putra
khalifah Umar Bin Khathab
Penelitian Adanya Syuzuz dan Illah
Berdasarkan penelitian kualitas dan persambungan sanad tersebut di atas diketahui
bahwa seluruh perawi yang terdapat dalam hadist Imam Abu Dawud yang menjadi obyek
penelitian masing-masing bersifat stiqqah dan sanadnya bersambung mulai dari imam Abu
Dawud selaku mukharrij sampai kepada Abdullah bin Umar al Khaththab selaku perawi
pertama yang berhubungan langsung dengan Nabi SAW
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sanad Imam Abu Dawud berkaitann
dengan hadist yang diteliti ini sangat dimungkinkan terhindar dari syuzuz dan illat selain
masing-masing perawinya termasuk tsiqqah juga mendapatkan dukungan dari sanad-sanad
Muhlisin 18
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
lain yang statusnya lebih kuat seperti Bukhari dan Muslim sebagaimana hadist pendukung
dari teks hadist yang diteliti
Dari gambaran skema nampak dengan jelas bahwa hadits yang diteliti ini memiliki
sejumlah jalur sanad dalam periwayatannya Namun demikian belum cukup untuk
memenuhi kualifikasi hadits mutawatir dan masih termasuk Ahad Yakni berpusat pada satu
orang yakni Abdullah bin Umar Khusus untuk sanad Imam Abu Dawud hasil penelitian
menunjukkan bahwa para perawinya bersifat siqqah sanadnya bersambung dan terhindar
dari syuzuz dan illah Dengan demikian hadits tersebut berkualitas sahih
I Analisa Matan Hadist
Untuk mengetahui adanya syuzuz dan illah pada suatu matan hadits para ulama biasanya
menggunakan tolak ukur tertentu seperti tidak bertentangan dengan a akal sehat b ketentuan
al-Quran yang muhkam c hadits mutawatir d amalan ulama salaf e dalil-dalil yang pasti
(Qurrsquoan) f hadits-hadits ahad yang kesahihannya lebih kuat17
Berdasarkan beberapa kriteria dalam tolak ukur tersebut maka matan hadits Imam Abu
Dawud berkaitan dengan wajibnya perintah untuk memanjangkan jenggot itu dapat ditemukan
hal-hal yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut
1 Pertimbangan Akal sehat
Banyak orang berpendapat bahwa sighat yang digunakan dalam matan hadist adalah
sighat amar (amara) konsekwensi dari kaidah ini maka menghasilkan istimbath
hukumbahwa berjenggot diperintahkan oleh nabi sehingga memiliki hukum wajib bagi
setiap orang Islam Di dukung dengan argumen-argumen sebagaimana yang telah dipaparkan
dalam pendahuluan Namun analisis obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut Secara akal
sehat jika berjenggot memiliki konsekwensi wajib maka hukum wajib itu mestinya berlaku
secara universal dan bersifat tauqifi sehingga berlaku seperti itu adanya tidak terbatas waktu
dan tempat serta kapan Pertanyaan akal sehat adalah bagaimana dengan orang suku bangsa
lain misalnya yang ditakdirkan tidak mempunyai jenggot Apakah mereka dipaksakan untuk
menjalankan kewajiban berjenggot Jadi jika hadits ini dmaknai perintah sebab menggunakan
kata amara sehingga diimplikasikan hukum wajib jelas ini tidak masuk akal Demikian
17 Mengenai criteria yang lain lihat Syuhudi Ismail Metodologihellip h 125-129
Muhlisin 19
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
juga secara akal sehat dengan membiarkan jenggot yang hakekatnya aspek jenggot yanga ada
pada diri seseorang itu mengalami pertumbuhan terus menerus secara loggika bagaimana ini
bisa membawa kemaslahatan dan terjaminnya kebersihan setiap pribadi muslim
2 Ketentuan ayat qurrsquoan yang muhkam dalil yang lebih kuat
Di dalam al qurrsquoan disebutkan bahwa orang itu dihadapan Allah ditentukan oleh
ketaqwaannya dengan kata lain orang mulia ataukah tidak bukan ditentukan oleh bentuk
jenggotnya
Artinya Hai manusia Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Maka bentuk fisik tidak menjadi sebuah prinsip yang pokok dan substansi
berkaitan dengan nilai ketaqwaan seseorang Allah itu elok dan mencintai yang elok Allah
tidak melihat kamu itu dari bentuk tampangmu dan kekayaanmu tapi Allah itu melihat dan
mempertimbangkan hati kamu yang dipenuhi dengan ketaqwaaan
3 Amalan ulama salaf
Para Ahli Fiqih telah membicarakan hukum mencukur jenggot ada yang
mengharamkan ada yang memakruhkan bahkan ada lagi yang menyatakan perbuatan itu
tercela perbuatan yang diakibatkan oleh kebodohan kesesatan kefasikan dan ketololan
Tidak ragu-ragu bahwa membiarkan jenggot dan tidak mencukurnya adalah
kebiasaan NabiB dan bahwa beliau hanya mencukur bagian atas dan ujung jenggot agar
menjadi serasi dan cocok dengan bentuk dan lekukan wajah beliau yang mulia itu Beliau
sangat memperhatikan kebersihannya dan selalu disikat untuk menjaga kebersihannya Para
sahabat D selalu mengikuti cara yang dipilih oleh Nabi B dan mencontoh segala tingka laku
perangai serta cara beliau berjalan
4 Suatu Kebiasaan Yang Wajar
Muhlisin 20
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Banyak riwayat hadits yang datang dari Rasulullah yang menganjurkan untuk
menjaga keserasian dan keelokan rupa yang erat hubungannya dengan kebersihan
keharmonisan dan kewibawaan Hadits-hadits itu terkenal dengan nama hadits-hadits
tentang kebiasaan yang wajar yang erat hubungannya dengan keserasian selera seseorang
dalam keadaan yang sebaik-baiknya termasuk di dalamnya memelihara jenggot menyikat
gigi menggunting kumis membersihkan sela-sela jari mencukur rambut hidung ketiak
rambut ari-ari dan berkhitan Kebanyakan ahli-ahli fiqih memasukkan hal-hal seperti itu
ke dalam perbuatan sunnah yang dianjurkan Membiarkan jenggot adalah salah satu di antara
hal-hal yang tersebut tadi yang hukumnya tidak melebihi hukum yang lain yaitu sunnah
Hanya sunnah dalam pengertian ahli fiqih berbeda dengan pengertian sunnah masa tasyrilsquo
Menurut mereka sunnah adalah tindakan yang bila dikerjakan mendapat pahala tetapi tidak
berdosa apabila ditinggalkan Sedangkan pengertian di masa tasyrilsquo adalah perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat dan Nabipun melihat hal-hal tersebut baik sebagaimana
dilihat orang lain maka beliau menjalankannya dan menganjurkannya kepada sahabatnya
5 Suatu Tradisi Lama bangsa Arab
Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
semenjak dahulu menganggap bahwa memanjangkan jenggot adalah adat yang baik hal yang
demikian masih berlaku bagi sementara bangsa terutama di kalangan cendekiawannya dan
ahli fikirnya meskipun mereka berbeda agama bangsa dan tempat kediaman mereka
berpendapat bahwa memanjangkan jenggot menambah keindahan wibawa dan
penghormatan
Rasulullah selalu memberi petunjuk kepada sahabat dan pengikutnya agar mereka
termasuk golongan yang mempunyai kebiasaan yang baik yang dapat menambah
kewibawaan dan keserasian oleh sebab itu kita dapati riwayat-riwayat hadits yang
menganjurkan memelihara jenggot sebagaimana banyak hadits yang menganjurkan
menyikat gigi dan membersihkan tangan dan jari Semuanya hanyalah merupakan tradisi
lama bangsa arab
6 Perintah Agar Kaum Muslimin Berbeda Dengan Kaum Musyrikin
Muhlisin 21
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Benar juga hadits-hadits yang bertalian dengan anjuran memelihara jenggot dengan
memberikan alasan yaitu agar berbeda dengan kaum Majusi dan Musyrikin Berdasarkan ini
sebagian ulama berfatwa bahwa mencukur jenggot adalah haram dan tercela
Apa yang dapat kita ketahui dari hadits-hadits yang datang dari Rasulullah selain
menunjukkan wajib juga menunjukkan kepada yang lebih utama Yang diharamkan
menyamai orang-orang musyrik adalah yang bertalian dengan agama mereka Adapun dalam
hal adat dan kebiasaan umum tidaklah dilarang tidak makruh dan tidak pula haram
Pernah ditanyakan kepada Abu Yusuf murid Imam Abu Hanifah sewaktu dia
memakai sandal yang dipaku ldquoBerapa ulama tidak senang kepada sandal yang dipaku sebab
ada persamaan dengan para pendetaldquo Jawab Abu Yusuf ldquoRasulullah biasa memakai sandal
yang berbulu dan sandal yang demikian adalah pakaian pendetaldquo
Dan kalau kita pegangi dasar hukum haram yang dilandaskan atas adat istiadat orang
di luar Islam dan tradsi yang temporer maka sekarang ini mestinya kita wajib
mengharamkan memelihara jenggot sebab memelihara jenggot termasuk adat para pendeta
dan pembesar agama di seluruh dunia juga wajib kita mengharamkan memakai topi Dengan
demikian persoalannya adalah karena menjadi kebiasaan umum yang dipakai oleh suatu
masyarakat dan tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau kefasikan dan tidak ada
hubungannya dengan iman atau kufur
Pada dasarnya soal pakaian dan hal-hal yang bersifat pribadi seperti mencukur
jenggot termasuk adat istiadat bukan ibadah mahdzohbukan hal yang syarrsquoi sehingga tidak
mungkin itu dimaknai secara tauqifi nashsehingga dengan demikian mencukur dan tidak
mencukur harus tunduk kepada apa yang dikatakan baik oleh lingkungannya Barangsiapa
yang hidup dalam lingkungan yang menganggap baik sesuatu dari cara-cara tersebut maka
dia akan mengikutinya dan yang keluar dari kebiasaan lingkungan dianggap sebagai sesuatu
yang aneh Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya Ini terbukti
dengan hadist pendukung yang menyebutkan bahwa Ibnu Umar hanya memiliki jenggot
segenggaman saja ketika melaksanakan ibadah Umrah Bahkan jika dilihat dengan kacamata
yang sedikit berbeda memungkinkan bahwa perintah rasulullah dalam kaitan membiarkan
jenggot maksudnya saat itu berkaitan dengan Tahallul(memotong sebagian rambut) yang
minimalnya adalah mencukur rambut beberapa helai saja Maka pada saat umrah (haji) tidak
mengapa tidak mencukur Jenggot atau membiarkan jenggot akan tetapi cukurlah sebagian
Muhlisin 22
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
rambut kepala dan kumis kamu Konsekwensinya maka hadis perintah boleh membiarkan
jenggot itu diperuntukkan bagi orang yang sedang umrah(haji) yakni ketika tahallul
Sedangkan dalam kondisi yang lain mubah-mubah saja memotong jenggot Pendapat terakhir
ini mungkin perlu diskusi dan penelitian yang lebih dalam lagi
J Kesimpulan
Takhrij hakekatnya adalah berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri dengan
rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukannya pada karya-karya mereka seperti kata-kata
akhrajahu al-baihaqi akhrajahu al-thabrani fi mursquojamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih
Dan selanjutnya memberikan penilaian kualitas hadis sesuai dengan kaidah-kaidah yang sering
digunakan oleh Ulumul Hadist Jadi dapat disimpulkan disin bahwa penilaian kualitas suatu
hadis dalam men-takhrij meniscayakan untuk dilakukan juga uji kuantitas sanad dari hadits yang
bersangkutan
Dari penelitian hadits nabi yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang perintah
berjenggot bagi muslim laki-laki status sanadnya bersambung tidak ditemukannya sbquoillat dan
satu sumber (Abdullah bin Umar bin Al Khaththab) jadi memiliki tingkatan derajad hadis sahih
ahad
Untuk matan secara prinsip mengandung nilai-nilai yang menyangkut tentang kebiasaan
yang wajar Sehingga dapat dilihat sebagai sunnah dan mustahab dan tidak memungkinkan untuk
sampai kepada derajad hukum wajib Wa Allahu Arsquolam bi Asy syawab
DAFTAR PUSTAKA
Abu Badran al-Ainayn Badran Bayan al-Nusus al-Tasyriiyah Lakandariyah Yayasan Sabab
al-Jariah 1982
Muhlisin 23
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
Takhrij Hadist Perintah Berjenggot di Sunan Abu Dawud
Ahmad Muhammadm amp Mudzakkir Ulumul Hadis BandungPustaka Setia 2004
Ali Mahmud FayyadMetodologi Penetapan Kesahihan HadisAlih BahasaAZarkasy
ChumaidyBandung Pustaka Setia 1998
Hajar Ibnu al-Atsqalani Tahdzib al-Tahdzib Bairut Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ismail M Syuhudi Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta
Gema Insani Press 1995
Jamaluddin al-Mizzi Al-Hafidz Tahdzib al-Kamal fi Asma al-Rijal Bairut Dar al-Fikr 1994
Mustafa Azhari Muhammad Studies in Hadith Methodology and Literature diterjemahkan
oleh A Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadits Cet II Bandung Pustaka Hidayah
1990
Rahman Fathur Ikhtisar Musthalahul HaditsBandungAl Marsquoarif1970
Salih Subhi Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu Beirut Dar al-Kutub Ilmiyyah 1977
Shiddiqi MHasbi Sejarah Pengantar Ilmu HadistJakarta Bulan Bintang1954
Tahhan Mahmud Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-AsanidCet I Haalabi Matbaat al-
Arabiyah 1987
Muhlisin 24
- F Deskripsi Biografi Para Perawi Hadits
-
top related