sejarah sosial masyarakat desa belimbing … depan.pdf · wawasan tentang bagaimana kehidupan...
Post on 25-Jul-2019
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
SEJARAH SOSIAL MASYARAKAT
DESA BELIMBING KABUPATEN TABANAN
TAHUN 1966 – 2014
OLEH:
NI WAYAN LISTIANI NIM : 0701505008
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
2016
i
SEJARAH SOSIAL MASYARAKAT
DESA BELIMBING KABUPATEN TABANAN
TAHUN 1966 – 2014
OLEH:
NI WAYAN LISTIANI NIM : 0701505008
Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana di Denpasar
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Sarjana Dalam Ilmu Sejarah
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
2016
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Om swastyastu,
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena atas rahmat-Nya skripsi yang berjudul : Sejarah Sosial
Masyarakat Desa Belimbing Kabupaten Tabanan Tahun 1966 – 2014, dapat
diselesaikan. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih
gelar sarjana (S1) dalam bidang ilmu sejarah pada program studi Ilmu Sejarah,
Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.
Dalam mewujudkan tulisan ini, sudah barang tentu tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, baik perorangan maupun instansi pemerintah. Bantuan
tersebut baik petunjuk, informasi atau bimbingan, sehingga skripsi ini dapat
diwujudkan. Untuk itu pada kesempatan ini akan disampaikan rasa terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada :
Bapak Prof. Dr. I Wayan Cika, MS dan Prof. Dr. Luh Sutjiati Brata MA,
Bapak Dekan yang lama dan Ibu Dekan yang baru, atas bantuan yang telah
diberikan untuk mengadakan penelitian sehingga terwujudnya skripsi ini. Terima
kasih kepada Ibu Dra. A.A. Ayu Rai Wahyuni, MSi dan Ibu Fransiska Dewi
Setiowati Sunaryo, SS., M.Hum, Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu
Sejarah Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana. Kedua beliau tidak
henti-hentinya mendorong dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini bisa
terwujud.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Drs. I Putu Gede
Suwitha, SU dan A.A. Inten Asmariati, SS., M.Si, selaku Pembimbing Pertama
vi
dan Kedua yang tidak kenal lelah memberikan arahan dan petunjuk dalam
menyelesaikan karya ini. Kedua Pembimbing selalu memberikan motivasi dan
dorongan ketika penulis sudah mulai kehabisan energy karena berbagai pekerjaan
dalam urusan domestik rumah tangga.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh Dosen Staf Program
Studi Ilmu Sejarah yang telah memberikan Ilmu selama ini. Bapak Prof. Dr. I Gde
Parimartha MA, yang sekarang telah purna bhakti. Bapak Prof Dr. A.A. bagus
Wirawan dan Prof. Dr. Phil I Ketut Ardhana MA. Guru Besar Ilmu Sejarah.
Bapak Drs. F.X. Soenaryo MS, Dra. Sulandjari MA, Drs. I Nyoman Sukiada,
M.Hum, Drs. I Wayan Tagel Eddy, MS, Dra. Ida Ayu Putu Mahyuni, MSi.
Demikian juga kepada Ibu A.A.A. Dewi Girindra Wardhani, S.S, dan Dra. Ida
Ayu Wiraswini Sidemen M. Hum. Semua beliau memberikan bimbingan dan ilmu
selama penulis mengikuti kuliah di program studi ilmu sejarah Fakultas Sastra dan
Budaya Universitas Udayana. Semoga Ibu dan Bapak selaku diberikan
kebahagiaan dan kesejahteraan.
Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan, terutama angkatan
2007 yakni Aziz dan Erna Megawati, yang berjanji menyelesaikan studi bersama-
sama. Juga kepada teman-teman yang lain keluarga Mahasiswa Sejarah (Kemas)
Angkatan2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 supaya lebih cepat
menyelesaikan studinya.
Kepada Orang Tua penulis di Jimbaran Kuta Selatan Bapak I Nyoman
Sudiarta dan Ibu Ni Wayan Mandri, terima kasih penulis ucapkan karena selalu
memberikan semangat tiada henti dan perhatian meskipun penulis telah
vii
membentuk rumah tangga baru. Kalau pulang ke Jimbaran selalu ditanya kapan
selesai studinya dan selalu diberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsinya
karena masih “hutang” orang tua. Demikian juga kepada kedua mertua penulis di
Sangeh diucapkan terima kasih karena dorongan dan doa restunya skripsi ini dapat
diselesaikan. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada suami I Ketut
Suana dan dua orang anak penulis I Putu Angga Suputra dan I Made Juna Satria
Wibawa. Suami berbesar hati merelakan waktunya untuk mengasuh anak-anak
ketika penulis sibuk urusan kampus. Kedua bocah yang lagi lucu-lucu selalu
memberikan semangat meskipun penulis telah lama karena berbagai tugas
domestik untuk keluarga. Semoga mereka mendapat rahmat dan limpahan dari
Yang Maha Kuasa.
Sangat disadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna karena keterbatasan
sumber-sumber dan waktu penulis tersita untuk mengurus keluarga. Disamping itu
memang keterbatasan kemampuan penulis dalam menggarap skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan ini.
Akhirnya semoga hasil karya yang kurang ini dapat memberikan pemahaman dan
wawasan tentang bagaimana kehidupan pertanian yang dapat berdampingan
dengan pariwisata tidak saling merugikan, tetapi komplimenter atau simboiosis
mutualistis.
Om Shanti, Shanti, Shanti, om.
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xiii
DAFTAR ISTILAH/GLOSARIUM ...................................................................... xv
ABSTRAK ........................................................................................................... xxiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 14
1.3 Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 14
1.4 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 16
1.5 Manfaat Hasil Penelitian ................................................................................ 17
1.6 Metodologi yang Digunakan ........................................................................... 17
1.7 Kerangka Konseptual dan Teoritis ................................................................... 20
1.7.1 Konsep Sejarah Sosial ......................................................................... 20
ix
1.7.2 Konsep Pariwisata ............................................................................... 21
1.8 Metode Penulisan dan Sumber ........................................................................ 23
1.9 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 26
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN .............................. 28
2.1 Geografis ........................................................................................................ 28
2.2 Sejarah Desa Belimbing ................................................................................... 33
2.3 Kependudukan, Mata Pencaharian, Pendidikan dan Kesehatan ........................ 40
2.3.1 Kependudukan ....................................................................................... 40
2.3.2 Mata Pencaharian .................................................................................. 44
2.3.3 Pendidikan dan Kesehatan ..................................................................... 48
2.4 Sistem Politik dan Pemerintahan ..................................................................... 49
2.5 Sistem Sosial Budaya ...................................................................................... 54
BAB III MODERNISASI PERTANIAN SETELAH REFORMASI ............... 64
3.1 Bidang Pertanian ............................................................................................. 64
3.1.1 Kebijaksanaan Pemerintah di Sektor Pertanian ....................................... 64
3.1.2 Modernisasi Pertanian di Desa Belimbing .............................................. 69
3.1.3 Pemberantasan Hama dan Perbaikan Pertanian ....................................... 78
3.1.4 Perbaikan Sistem Bercocok Tanam dan Penyuluhan ............................... 83
3.2 Perkebunan di Desa Belimbing ........................................................................ 92
3.2.1 Perkebunan Kopi .................................................................................... 92
x
3.2.2 Perkebunan Kelapa ................................................................................. 103
3.2.3 Perkebunan Cengkeh .............................................................................. 107
3.2.4 Kerjasama Dalam Perkebunan ................................................................ 108
BAB IV KEHIDUPAN PARIWISATA DI DESA BELIMBING ...................... 117
4.1 Sejarah Pariwisata di Desa Belimbing .............................................................. 117
4.2 Potensi Pariwisata ........................................................................................... 122
4.2.1 Potensi Sumber Daya Agama dan Budaya .............................................. 126
4.2.2 Potensi Sumber Daya Manusia ............................................................... 126
4.2.3 Potensi Sumber Daya Alam .................................................................... 128
4.3 Pariwisata Alternatif di Desa Belimbing .......................................................... 135
4.3.1 Pariwisata Alternatif dan Pariwisata Kerakyatan .................................... 139
4.4 Dampak Pariwisata Dalam Kehidupan Ekonomi ............................................. 141
4.4.1 Dampak Dalam Lingkungan Fisik ......................................................... 155
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 157
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 162
DAFTAR INFORMAN ....................................................................................... 169
DAFTAR GAMBAR / FOTO ............................................................................... 171
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi Penduduk Desa Belimbing Berdasarkan Golongan Umur dan
Jenis Kelamin ................................................................................................ 40
2. Jenis, dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Belimbing .......................... 42
3. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Desa Belimbing .................................... 47
4. Bagan Struktur Organisasi Desa Belimbing ................................................... 52
5. Luas Tanaman Kelapa di Daerah Bali Termasuk Tuban ................................ 105
6. Jumlah Kunjungan Wisata di Desa Belimbing Periode 2008 – 2012 .............. 122
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Foto Peta Desa Belimbing ................................................... 171
Lampiran 2 : Lambang Desa Belimbing ................................................... 172
Lampiran 3 : Persawahan di Desa Belimbing............................................. 173
Lampiran 4 : Air Terjun Singsing Beben dan Air Terjun Singsing Sada Desa Belimbing .................................................................... 174
Lampiran 5 : Persawahan di Desa Belimbing ............................................ 175
Lampiran 6 : Persawahan di Desa Belimbing............................................. 176
Lampiran 7 : Perkebunan Kopi Diantra Sawah-sawah ............................. 177
Lampiran 8 : Perkebungan Kopi Diantara Sawah-Sawah .......................... 178
Lampiran 9 : Sawah-sawah yang Subur di Desa Belimbing ...................... 179
Lampiran 10 : Sawah-sawah yang Subur di Desa Belimbing ....................... 180
Lampiran 11 : Perkebunan Kopi diantara Sawah-sawah di Desa Belimbing ............................................................................ 181
Lampiran 12 : Perkebunan Kopi diantara Sawah-sawah di Desa Belimbing ............................................................................ 182
Lampiran 13 : Bagian dalam dan Bagian Luar Pura Mekori ........................ 183
Lampiran 14 : Bagian dalam dan Bagian Luar Pura Mekori......................... 184
Lampiran 15 : Sawah-sawah dan Kebun Kepala di Desa Belimbing ............ 185
Lampiran 16 : Sawah-sawah dan Kebun Kepala di Desa Belimbing ............ 186
Lampiran 17 : Sawah-sawah dan Kebun Kepala di Desa Belimbing ............ 187
Lampiran 18 : Sawah-sawah dan Kebun Kepala di Desa Belimbing ............ 188
Lampiran 19 : Kebun Kelapa dan Durian di Desa Belimbing ...................... 189
xiii
DAFTAR SINGKATAN
ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
ADD : Alokasi Dana Desa
Bimas : Bimbingan Masal
BPD : Badan Pemusyawaratan Desa
DPU : Dinas Perkejaan Umum
DTW : Daerah Tujuan Wisata
GOLKAR : Golongan Karya
KK : Kartu Keluarga
KUD : Koperasi Unit Desa
LKMD : Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
LSM : Lembaga Sosial Masyarakat
PDIP : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
PKI : Partai Komunis Indonesia
PKK : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
PNI : Partai Nasional Indonesia
PNPM : Program Nasional Pengembangan Masyarakat
POKDARWIS : Pemberdayaan Kelompok Sadar Wisata
POSYANDU : Pos Pelayanan Terpadu
PPL : Penyuluh Pertanian Lapangan
PSI : Partai Sosialis Indonesia
PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat
RRI : Radio Republik Indonesia
SD : Sekolah Dasar
SDA : Sumber Daya Alam
SDM : Sumber Daya Manusia
xiv
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
UUD 1945 : Undang-Undang Dasar 1945
WTTC : World Travel and Tourism Council
xv
DAFTAR ISTILAH / GLOSARIUM
Arit(Sabit) : Alat untuk memotong padi.
Atman Sradha : Kepercayaan akan adanya atman.
Aungan : Terowongan.
Awig-awig : Aturan yang dibuat oleh Desa.
Bakulan : Berisi sayur mayur, hasil bumi dan hidangan sirih.
Balai Subak atau Balai Banjar: Tempat mengadakan pertemuan dengan kelompok tani tentang penyuluhan kepada petani tentang cara-cara penggunaan pupuk yang baik oleh petugas penyuluh.
Banjar : Organisasi pemerintahan yang berada di bawah pemerintahan Desa.
Basic need : Kebutuhan dasar.
Better business : Lebih menguntungkan.
Better farming : Usaha tani lebih produktif.
Better living : Kehidupan lebih baik dan lebih layak.
Bottom Up : Sifat tata hubungan antara sektor Desa dengan sektor Kota belum seimbang.
Budaya Ulian : Kegiatan yang berkaitan dengan hari raya Galungan yang jatuh pada hari Sabtu s/d Minggu pagi.
Cool Drink : Minuman dingin.
Desa Pekraman : Desa yang mengatur urusan agama,adat, dan budaya.
Desa Swakarya : Desa yang mempunyai potensi yang cukup tinggi.
Diversifikasi : Pertanian mulai sistem tumpang sari.
Dusun : Banjar
Eco tourism : Pariwisata Alam.
Ekstensifikasi : Memperhalus atau mengubah tanah tandus menjadi tanah produktif.
xvi
Ekstern : Kekuatan dari luar masyarakat Desa Belimbing yaitu kehidupan ekonomi modern.
Empiris : Sejarah yang bersandar pada pengalaman manusia yang sungguh-sungguh dan benar-benar terjadi dalam kehidupannya.
Field research : Penelitian lapangan.
Galah : Alat yang dipergunakan dalam pekerjaan.
Gerombong : Tempat pemanasan kopra.
Gotong Royong : Kerja bakti bersama-sama warga lainnya untuk mengerjakan kegiatan di Desa.
Green Revolution : Perubahan yang mencolok terutama sejak pemerintahan orde baru yang mengadakan perubahan yang mendasar pada pertanian.
Growth model : Model pertumbuhan.
Historical approach : Penelitian sosial-budaya pada masyarakat Bali yang memakai pendekatan sejarah diharapkan akan mampu menganalisis secara rinci dan mendalam tentang hal-hal empiric dan rasional,khususnya tentang perubahan sosial dan ekonomi pedesaan.
Home stay : Penginapan.
Hyang Widhi Sradha : Kepercayaan akan adanya Tuhan/ Hyang Widhi Wasa.
In ward oriented : Kecenderuangan masyarakat pedesaan untuk lebih berorientasi ke dalam.
Intensifikasi : Usaha untuk meningkatkan hasil dengan cara mengolah lahan pertanian secara efektif mungkin sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil pertanian masyarakat.
Intern : Kekuatan dari dalam masyarakat Desa Belimbing sendiri.
Irigasi : Sistem pengairan sawah.
Jaba : Lapisan dengan warga terbanyak diantara masyarakat Bali.
Jejahitan : dau kelapa yang dapat dipakai sebagai keperluan upacara .
xvii
Kahyangan Tiga : Penyungsung Pura Kahyangan Tiga(Pura Puseh, Pura Desa/Bale Agung, dan Pura Dalem) yang mendukung pelaksanaan upacara keagamaan, dan sifatnya sosial religius.
Karma Phala Sradha : Kepercayaan akan adanya Karma phala(hasil perbuatan manusia di dunia).
Kelian Subak : Pemimpin subak.
Keluarga batih : Kelompok kekerabatan yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak-anak yang belum kawin.
Kepariwisataan : Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata dan dalam bahasa Inggris disebut istilah “tourism”.
Kepariwisataan : Orang-orang yang melakukan perjalanan dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan istilah “travelles” (jamak).
Kesenian : Kesenian yang berkembang seperti tari kreasi lewat sanggar tari, sekaha tabuh dan atau tradisional Joget. Kesenian lain yang berkembang adalah sekaha Shanti,terutama kalau ada upacara-upacara keagamaan.
Key informan : Informan kunci.
Konsep sosial budaya : Mencangkup system budaya,dimana system sosial terfokus pada aspek prilaku manusia dengan elemen-elemen seperti: ststus, peranan, organisasi sosial, dan struktur sosial.
Leading position : Menempatkan dirinya
Libray research : Penelitian keperpustakaan.
Longitudional : Kecenderungan gaya hidup yang ada dalam masyarakat dalam jangka panjang.
Makanan Entil : Beras yang dibungkus daun lengkidi dan dimasak.
Modernisasi : Suatu teknologi yang baru yang dapat diharapkan untuk mencapai tujuan peningkatan produksi yang lebih cepat di sektor pertanian.
Moksa Sradha : Kepercayaan akan adanya kebahagian ingin bersatu dengan Brahman yaitu tujuan hidup Agama Hindu.
xviii
Ngaben : Sistem penguburan yang dilakukan di masyarakat Desa Belimbing adalah dengan mengkinsan di pertiwi samapai nanti pelaksanaan upacara pengabenan yang biasanya dilaksanakan secara masal.
Ngajakan/nguopin : Bergotong royong.
Ngaris : Membuat garis-garis lurus ini merupakan gagasan baru muncul sekitar tahun 1970-an bersama-sama dengan gencarnya dilakukan modernisasi pertanian melalui panca usaha tani di Indonesia termasuk di Kabupaten Tabanan.
Ngerapuh : Jenis tanaman baru seperti cengkeh, panili,kakao, yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi menyebabkan banyak petani yang mengalihfungsikan sawah mereka menjadi tanah perkebunan.
Ngilangan leteh : mengadakan pembersihan.
Ngulap Ngambe : Upacara Ngulap Ngambe di Tabanan biasanya dilakukan setelah para petani selesai memetik hasil perkebunan. Sarana upacara yang biasa digunakan adalah banten sorohan,pengulapan,pengambyan, dan sesayut pembersihan.
Ngupahang : Sistem kerja upahan di Tabanan.
Omong Pojol : Bahasa yang sama untuk semua golongan tidak melihat status sosial,serta umur, dan merupakan bahasa dalam komunikasi sehari-hari.
Onderneming : Bibit kelapa yang berasal dari kebun-kebun dari Manado.
Out put ratio : Kriteria capital yang tidak banyak membawa hasil dalam menaikkan taraf hidup masyarakat pedesaan.
Out ward oriented : Kecenderungan masyarakat pedesaan untuk lebih berorientasi keluar.
Padi jenis IR : Petani mengunakan bibit unggul
Palemahan : Yang terwujud sebagai sumber daya alam.
Panca Sradha : Lima jenis kepercayaan pokok dalam Agama Hindu.
xix
xix
Panca Usaha Tani : Lima cara untuk menaikkan produksi yakni;bibit unggul, pengairan, pemupukan, pemberantasan hama dan sistem bercocok tanam yang lebih baik.
Para pariwisatawan : Orang yang melakukan perjalanan tour dan bahasa Inggris disebut dengan istilah”tourism”.
Parhyangan : Yang terwujud sebagai sumber daya agama dan budaya.
Pariwisata : Perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain dan dalam bahasa Inggris disebut “tourist” (jamak).
Pawongan : Yang terwujud sebagai sumber daya manusia dengan Adat Istiadat dan kebiasaannya.
Pemangku : Penghulu Desa yang masih dihormati sebagai orang yang dituakan.
Pemaron : Alat untuk membagi air menjadi dua saluran secara ketat, masing-masing selanjutnya mengalir melalui cabang-cabang parit yang telah ditentukan.
Pembangunan : Suatu proses yang masyarakatnya bergerak sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya melalui pemecahan masalah-masalah yang dihadapi.
Pembangunan partisipasif : pembangunan yang menempatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan.
Pendekatan Interdisipliner : Pendekatan ini akan berusaha melihat fenomena pedesaan dari berbagai konsep ilmu-ilmu sosial.
Penebas : Pedagang perentara.
Penyakap : Penggarap tanah sawah.
Penyuluhan : Suatu proses komunikasi dua arah.
Peteluan : Air dibagi atas tiga bagian yang sama,menuju cabang-cabang parit yang lebih kecil.
Piakan : Pembagian hasil.
Pohon Dadap : Pohon perindang yang ditanam berderet-deret dan ada dua jenis pohon dadap yaitu pohon dadap yang tidak berduri disebut dadap tis dan dadap yang berduri disebut dengan dadap wong yang merupakan penaung yang paling kuat jika dibandingkan jenis penaung yang lainnya.
xx
Punarbawa Sradha : Kepercayaan akan adanya kelahiran yang berulang-ulang.
Pupuk Kimia : Pupuk yang terbuat dari usur kimia atau pupuk yang melalui riset sebuah penelitian, seperti pupuk urea, TSP, dan KCL.
Pupuk Organik : Pupuk yang terdiri dari tanaman (pupuk hijau) dan kotoran hewan,seperti kotoran sapi,ayam,dan daun-daun kering.
Rehabilitasi : Pemilihan lahan tandus,yang membahayakan kondisi lingkungan.
Rice terrace : teras siring pada sawah
Sekaha Jurang : Bertugas menjaga keamanan jurang,keutuhan dari erosi sehingga pohon kopi bisa tumbuh dengan baik.
Sekaha Manyi : Sepenuhnya memanen padi bersama anggota perkumpulan.
Selisian : Hubungan kerja timbal balik antara satu orang dengan orang lain.
Seseh : Batang kelapa yang dipakai sebagai bahan bangunan.
Sifat Agraris : Sifat Agraris ini tercemin dalam aspek-aspek sosial budaya dari kehidupan masyarakatnya seperti dalam sistem organisasi sosialnya (adanya organisasi subak), adanya upacara dan kepercayaan terhadap Dewi Sri dalam sistem upacara dan kepercayaannya,serta adanya lumbung padi.
Sifat Kolektif : sifat ini bahwa dalam kehidupan masyarakat orientasi kelompok lebih kuat daripada individual, hal ini jelas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti adanya sistem pemilikan tanah pertanian kolektif.
Sifat tradisional : Sifat ini ditandai adanya kecenderungan yang cukup kuat diantara para warga Desa untuk mengorientasikan perilakunya kepada adat istiadat, serta untuk memelihara dan mewariskan adat istiadat tertentu.
Sistem Nandu : Dimana pembagian hasil antara pemilik tanah dengan penggarap adalah separuh-separuh (1/2- ½ ).
Soroh : Kumpulan berbagai klen.
xxi
Subak : Sistem pengairan yang diatur oleh organisasi pengairan sawah,sepertiyang bisa terdapat di Desa-desa lainnya di wilayah Bali.
Tanah Kwalonan : Tanah untuk penanaman kopi pertama yang dilakukan oleh orang-orang Cina yang memperoleh tanah dari Raja-raja pada waktu itu.
Tetegenan : Berisi Buah-buahan dengan pemikul dari pohon tebu.
Top down : Pendekatan dari atas cenderung melalaikan masalah-masalah kemerataan.
Tourism superstructures : Sarana kepariwisataan.
Tradisi Menekan : Menyimpan padi di lumbung dengan berbagai upacaranya.
Tradisi Ngajak : Gotong royong di sawah/ kebun.
Tradisi Nguncang/Ngantang : Pemukulan keuntungan pada saat Ngaben / Nyepi.
Tradisi Ulian : Perayaan setelah Galungan dengan membuat makanan entil yang dibungkus dan lengkidi.
Trend : Gaya hidup masa kini
Tri Hita Karana : Tiga penyebab kebahagian.
Tri Murti : Brahma, Wishnu, dan Shiwa.
Trickle down effects : Terjadinya disparatif pendapatan antara penduduk Desa dengan penduduk Kota.
Triwangsa : Ketiga lapisan pertama (Brahma, Satria, Wesia dan Sudra).
Tuak : Minuman siwalan dari pohon kelapa.
Upacara Banten Mula : Upacara setelah menanam padi.
Upacara Mabenin : Upacara pada saat padi menguning sebelum manyi.
Upacara Menekang : Upacara membawa padi dari sawah untuk dimasukkan dalam lumbung,dalam upacara ini orang-orang membawa padi tidak boleh bersuara/berbicara dan disapa karena ada kepercayaan penduduk bahwa Dewi Sri terkejut dan meninggalkan padi.
xxii
Upacara Pemungkah : Upacra sebelum mencabut bibit.
Upahan : Dimana seseorang dalam mengerjakan sesuatu(merabas,mecangkul,memetik) menerima imbalan berupa uang.
Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris dapat disamakan degan perkataan “tour”.
Wisata Ekologis : Objek wisata berbasis lingkungan.
Wisatawan : Orang yang melakukan perjalanan; dalam bahasa Inggris dapat disebut dengan istilah “travelers”.
xxiii
ABSTRAK
Sejarah Sosial masyarakat Desa Belimbing membahas kehidupan sosial pedesaan yang hubungan dengan pertanian dalam arti luas dan kehidupan pariwisata yang mulai berkembang sejak tahun 1990 an. Kehidupan pertanian setelah orde baru yang dikenal dengan masa reformasi mengalami perkembangan yang lebih baik. Melihat perkembangan masyarakat Desa Belimbing sekarang telah banyak mengalami perubahan secara kualitas,terutama setelah reformasi. Masyarakat petani Desa Belimbing sudah mulai mandiri, tidak lagi tergantung pada pihak luar seperti kebutuhan pupuk, pestitida,dan pemasaran hasil-hasil pertanian tidak lagi tergantung pada pihak luar seperti tengkulak. Masyarakat Desa Belimbing mengalami berbagai penetrasi serta pengaruh luar lainnya, sehingga mau tidak mau masyarakat melakukan adaptasi, antara lain dengan mentransformasikan diri. Desa Belimbing yang terletak di persimpangan jalan antara Denpasar,Tabanan,dan Singaraja merupakan Desa terbuka, sehingga mudah menyerap proses modernisasi. Modernisasi tersebut antara lain perubahan pengetahuan,sikap,dan keterampilan dan perubahan ini berdampak positif bagi kehidupan masyarakat terutama sejak reformasi.
Masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Sejarah sosial masyarakat Desa Belimbing? 2. Sejak kapan dan bagaimana terjadinya perubahan dalam masyarakat pedesaan di Desa Belimbing? 3. Bagaimana kehidupan pariwisata di Desa Belimbing? Tujuan penelitian dari Sejarah Sosial Masyarakat Desa Belimbing Kabupaten Tabanan Tahun 1966-2014 adalah sebagai berikut: (1) Untuk mendiskripsikan tentang proses terjadinya transformasi masyarakat Bali, terutama dalam masyarakat agraris menuju masyarakat industri. (2) Untuk melihat tentang jaringan-jaringan sosial yang ada, munculnya kelompok-kelompok baru seperti kelas menengah dan kelompok-kelompok lama makin berkurang.
Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi sejarah, metodologi yang digunakan adalah metodologi sejarah pariwisata. Teori yang digunakan adalah teori sejarah sosial dan teori pariwisata. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara tersturktur maupun tidak terstruktur, kepustakaan dan dokumentasi. Sehingga hasil penelitian tersebut bersifat deskriptif analisis.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah menjelaskan Pada era reformasi, perubahan itu sudah mulai terfokus pada kemandirian masyarakat Desa, terutama mengarah pada perubahan kualitas kehidupan, baik secara ekonomi, budaya maupun politik. Masuknya pariwisata di Desa Belimbing sejak tahun 1990 an, perubahan masyarakat mengalami percepatan. Pada era reformasi, perubahan dalam bidang pertanian menunjukkan peningkatan secara kualitas, bukan kuantitas. Petani tidak lagi memakai pupuk kimia, pestitida, dan bibit unggul memang menghasilkan padi dengan masa panen secara kuantitas tiga kali setahun, tetapi rentan dengan penyakit. Kata kunci : Sejarah sosial, Orde baru, Transformasi, Pertanian, Pariwisata, Era
reformasi.
top related