s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/clr... · web viewkampanye taman...
Post on 10-Mar-2019
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KAMPANYE TAMAN NASIONAL BUNAKEN
Laporan Pembelajaran Kampanye
Gatot Santoso, S.PiBalai Taman Nasional Bunaken
Kementerian KehutananMei 2012
Periode Kampanye 2010-2012
Daftar Isi
Daftar Isi...................................................................................................................................................................................... 1Pendahuluan................................................................................................................................................................................ 4Pendahuluan Manajer Kampanye................................................................................................................................................. 4Bagian 1 – Rencana untuk Perubahan : Ringkasan Eksekutif.......................................................................................................5
1.1 Rangkuman Lokasi:......................................................................................................................................................... 51.2 Teori Perubahan Kampanye: Strategi untuk Perubahan.................................................................................................71.3 Ringkasan Hasil............................................................................................................................................................... 8
Bagian 2– Metode Untuk Menentukan Hasil............................................................................................................................... 112.1 Survei Kuantitatif Pra- dan Paska-Kampanye (KAP):......................................................................................................12
A. Latar Belakang Survei KAP Pra/Paska 12B. Membandingkan survey KAP pra dan paska: metode dan pendekatan 12C. Komparabilitas Survei 13
2.2 Penelitian Kualitatif atau Penelitian Pengamatan..........................................................................................................142.3 Mengukur Efektivitas Penyingkiran Halangan................................................................................................................152.4 Mengukur Pengurangan Ancaman: Metode dan Pendekatan........................................................................................152.5 Mengukur Hasil Konservasi: Metode dan Pendekatan...................................................................................................16
Bagian 3 – Pembelajaran dan Perencanaan melalui Analisis Kritis.............................................................................................183.1 Analisis Situasi dan Proses Perencanaan....................................................................................................................... 18
A. Analisis Situasi 18
B. Proses Perencanaan (paling banyak ~700 kata) 19C. Mengidentifikasi Halangan Terhadap Perubahan Perilaku 20
3.2 Strategi Kampanye........................................................................................................................................................ 20A. Menentukan wahana pemasaran Anda 20B. Merancang strategi-strategi penyingkiran halangan Anda 21C. Merancang pendekatan pemasaran Anda 21
3.3 Pelaksanaan Kampanye: Pencapaian dan Pelajaran Didapat........................................................................................24A. Aktivitas Pemasaran Sosial Kampanye 24B. Garis Waktu untuk Pelaksanaan Aktivitas & Hubungan dengan Penyingkiran Halangan 28C. Menjangkau khalayak 29
3.4 Dampak Kampanye....................................................................................................................................................... 30A. Menghasilkan Perubahan Positif Dalam Pengetahuan, Sikap dan Komunikasi Interpersonal 30B. Menyingkirkan Halangan terhadap Perubahan Perilaku 31C. Mencapai perubahan perilaku 33D. Mencapai Pengurangan Ancaman dan Hasil Konservasi 35E. Ringkasan Pencapaian Kunci dari kampanye 36F. Pelajaran yang didapat 36
Bagian 4 - Pengembangan berdasarkan Keberhasilan – Merencanakan Tahap Selanjutnya dalam Kampanye Pride Anda.....374.1 Pembaharuan Rencana Kegiatan untuk mencapai sasaran SMART...............................................................................37
A. Maju: Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Komunikasi Interpersonal 38B. Maju: Menyingkirkan halangan terhadap perubahan perilaku 39C. Maju: Menentukan Sasaran untuk Perubahan Perilaku 40D. Maju: Mengurangi Ancaman dan Mencapai Hasil Konservasi 41
4.2 Pembaharuan Rencana Monitoring................................................................................................................................ 42A. Monitoring sosial kuantitatif 42B. Monitoring kualitatif 42C. Monitoring pengurangan ancaman 43D. Monitoring hasil konservasi 43
4.3 Pembaharuan Rencana Keuangan................................................................................................................................. 444.4 Rencana Mitigasi Resiko................................................................................................................................................ 45
Lampiran.................................................................................................................................................................................... 47Lampiran A : Survei Kuesioner................................................................................................................................................... 47Lampiran B: Laporan lengkap hasil survei paska-kampanye......................................................................................................47Lampiran C: BROP Lengkap (kalau diinginkan).......................................................................................................................... 47Lampiran D: Daftar tautan blog yang tertulis di RarePlanet.......................................................................................................47
PendahuluanSalah satu ekosistem yang dimiliki oleh Taman Nasional Bunaken (TNB) adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem esensial di laut karena merupakan habitat bagi berbagai orgnisme perairan, sebagai tempat mencari makan (feeding ground) serta sebagai tempat reproduksi (spawning ground) bagi berbagai organisme. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan. Faktor utama penyebab kerusakan terumbu karang adalah faktor alam dan faktor manusia. Kerusakan ekosistem terumbu karang yang disebabkan oleh faktor alam diantaranya disebabkan oleh predasi, hama penyakit dan adanya musim baratan dan musim timuran yang terkadang secara langsung dapat merusak karang karena hempasan ombak dan gelombang. Sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia diantaranya karena penangkapan ikan yang berlebih dan merusak, serta belum efektifnya zonasi di Taman Nasional Bunaken. Perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengurangi tekanan kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia.
Kampanye Pride merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap kawasan oleh aktifitas manusia. Kampanye Pride Rare berfokus pada membina dukungan terhadap konservasi pada tingkat lokal. Kurangnya kesadaran dan dukungan komunitas lokal di kawasan TN Bunaken dapat mengancam keanekaragaman hayati yang terdapat didalamnya. Inisiatif peningkatan kesadaran yang terarah seperti Kampanye Pride Rare dapat membangun momentum bagi konservasi dengan menciptakan konstituen yang diperlukan untuk mengawali perubahan kebijakan, reformasi legislatif, dan kawasan; dengan mengalihkan tingkah laku publik menjadi praktek-praktek yang lebih berkelanjutan, dan dengan memfokuskan perhatian publik pada ekosistem dan spesies yang terancam kritis
Kampanye Pride itu sendri merupakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, mengubah sikap dan perilaku lingkungan dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan konservasi untuk mengurangi ancaman terhadap keanakeragaman hayati. Untuk kampanye Pride di TNB difokuskan pada pulau Mantehage, mengingat pulau tersebut memiliki kenekaragaman hayati laut yang tinggi dan rentan terhadap gangguan dari kegiatan perikanan yang merusak. Adapun tujuan dari kampanye ini adalah mendorong nelayan, untuk menggunakan teknik penangkapan ikan yang ramah lingkungan, memberikan hasil tangkapan ikan yang banyak dengan memelihara sumber perikanan tersebut. Selain itu nelayan juga didorong untuk mematuhi aturan zonasi TNB (SK. Dirjen PHKA No. 13/IV-KK/2008) khususnya zona larang tangkap yang telah ada. Dukungan dari semua pihak sangat diharapkan untuk suksesnya kampanye ini demi perikanan yang lestari.
Rare mengukur keberhasilan kampanyenya melalui 3C: Capacity, Constituencies, and Conservation (Kapasitas, Konstituen, dan Konservasi) - Kemampuan kampanye meningkatkan Capacity (Kapasitas) Manajer Kampanye (penulis) melaksanakan kampanye penjangkauan yang efektif dan kapasitas organisasi mendukung dampaknya, kemampuan kampanye membina Constituencies (Konsituen) yang mendukung obyektif kampanye dalam kata dan karya; dan keberhasilan kampanye memanfaatkan konstituen baru ini untuk membina perubahan tingkahlaku
(mereka dan sesama mereka) yang mengurangi atau memitigasi ancaman terhadap konservasi berdampak tinggi sehingga memperbaiki keanekaragaman hayati lokasi (Conservation).
.
Manajer Kampanye
anajer Kampanye (CM) Pride di Taman Nasional Bunaken (Gatot Santoso, S.Pi) adalah pria kelahiran Bandung 27 November 1978. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Heru Sanyoto
dan Sri Tentrem Wijayani (Almh). Menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SDN kartini II 1985-1991), Sekolah Menengah Pertama (SMPN I 1991-1994), dan Sekolah Menengah Atas (SMAN 1 1994-1997) di kota udang (Cirebon). Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, di tahun yang sama CM menimba ilmu di Universitas Padjadjaran Bandung mengambil progran studi Manajemen Sumber Daya Perairan dan lulus tahun 2002 sebagai sarjana perikanan (S.Pi) dengan judul skripsi adalah “Stok Udang Jerbung (Penaeus merguiensis de Man) dan Tingkat Pemanfaatannya di Perairan Cirebon Jawa Barat”. Selama kuliah yang bersangkutan aktif di keorganisasian kemahasiswaan diantaranya Himpunan Mahasiswa Islam, Himpunan Mahasiswa Perikanan UNPAD dan kepanitiaan berbagai kegiatan di jurusan maupun fakultas.
M
Pada bulan Mei 2003 suami dari Dian Sugiarti dan ayah dari Aswin Kumala Gandhi mendapatkan kepercayaan untuk mengamalkan keilmuaannya dibidang konservasi perairan laut. Kementerian Kehutanan adalah lembaga pemerintahan tempat CM mengabdi tetapnya bekerja di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Taman Nasional Bunaken (BTNB) sebagai staf fungsional Pengendali Ekosistem Hutan hingga sekarang. Manajer Kampanye bekerja di instansi BTNB mempunyai tugas dan fungsi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, memantau dan mengevaluasi serta melaporkan kegiatan pengendalian ekosistem hutan termasuk didalamnya berkaitan dengan bidang konservasi perairan laut. Dalam melaksanakan tupoksinya CM mengedepankan kualifikasi profesional dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan, metodologi, dan teknik analisis di bidang pengendalian ekosistem hutan. Selama mengabdi di Balai TNB, yang bersangkutan diberi beberapa kepercayaan sebagai kordinator kegiatan teknis bidang konservasi diantaranya kegiatan survey social ekonomi masyarakat 2004, monitoring terumbu karang 2005-2009, inventarisasi pemanfaatan jasa lingkungan dan ekowisata 2006-2007, monitoring SPAG’s 2006-2008, dan inventarisasi padang lamun 2009-2010. Selain itu beberapa pelatihan yang berkaitan dengan kelancaran tugas telah diikuti diantaranya Pelatihan PRA (2005), Pelatihan Dasar-Dasar Konservasi (2006),
Pelatihan selam open water&advance lisensi (2007), Inhouse Tranning “Penyegaran Teknik Pemantauan Terumbu Karang” (2008) dan Inhouse Tranning “Sensus Visual Ikan” (2009). Pada tahun 2010 penulis diberi kepercayaan oleh lembaga untuk mengikuti program Pride Campaign bertema “Perikanan Berkelanjutan” dengan mengefektifkan fungsi zonasi di TN Bunaken menggunakan social marketing untuk mencapai tujuan konservasi.
Selama kurang lebih 2 tahun mengikuti program Kampanye Pride, penulis mendapatkan banyak pencerahan tentang upaya dan solusi yang tepat untuk mengurangi ancaman-ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh manusia, dengan pola-pola yang benar yang ditawarkan oleh Pride Rare. Dengan menempatkan manusia dalam persamaan konservasi melalui sebuah cara yang lebih bermakna dapat memberikan inspirasi bagi orang untuk merasa bangga akan ekosistem, habitat, spesies yang membuat masyarakat mereka unik, sementara juga memberi mereka aternatif yang nyata dan insentif untuk mengubah prilaku.
Tidak lupa pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:1. Ir. Edy Sutiyarto selaku Kepala Balai TN Bunaken, yang telah memberikan dukungan dan masukan ide serta gagasan kepada penulis
selama program Kampanye Pride.2. Arma Janti Massang, S.Hut., M.Si, selaku supervisor, yang memberikan arahan dan mengingatkan penulis dalam melaksanakan
program Kampanye Pride.3. Keluarga, Istri dan Anak yang setia menanti dan memberikan inspirasi serta dukungan moril penulis untuk melaksanakan program
sebaik-baiknya.4. Rare Asia Tenggara khususnya Tim Rare Cohort Bogor 4, Mas Hari, Mba Sari, Mba Asti, Mba Katrin, Mba Nanda, Mas Yayat, Mba
Galuh, dan Ibu Elenor yang tidak kenal lelah memberikan bimbingan dan pencerahan.5. Masyarakat kawasan TN Bunaken khususnya masyarakat pulau Mantehage dan Nain yang telah menerima penulis sebagai bagian dari
mereka.6. Rekan-rekan Balai TN Bunaken yang telah banyak membantu di lapangan selama program berlangsung 7. Mitra LSM dari Balai TN Bunaken8. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat penulis cantumkan dalam tulisan ini tetapi peran dan kerjasamanya sangat berarti.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengelolaan kawasan TN Bunaken ke depan. Terima kasih
“Melakukan kebaikan mulai dari hal yang kecil, diawali dari diri kita sendiri, dan lakukan sekarang juga”
Bogor, Mei 2012Semangat& Smile
Gatot Santoso
Bagian 1 – Rencana untuk Perubahan : Ringkasan EksekutifBagian ini membahas pencapaian-pencapaian kampanye dalam konteks komunitas dan ancaman. Bagian ini memberi gambaran yang memadai mengenai apa yang hendak dicapai kampanye dan apa yang sudah dicapai.
1.1 Rangkuman Lokasi: Taman Nasional (TN) Bunaken secara geografis terbagi menjadi 2 wilayah yaitu bagian utara dan selatan. Bagian utara terdiri dari 5
pulau (Bunaken, Manado Tua, Siladen, Mantehage, dan Nain) dan bagian selatan terdiri dari pesisir antara desa Molas sampai Tiwoho yang
disebut pesisir Molas – Wori dengan luas 75.265 ha. seluruhnya terdiri dari pesisir desa Poopoh sampai desa Popareng yang disebut pesisir
Arakan-Wawontulap dengan luas 13.800 ha. Untuk pulau Mantehage sendiri mempunyai luas daratan 729,1 ha, hutan mangrove 1380,9 ha,
perairan rataan terumbu 2405,9 ha, dan perairan dalam 25557,22 ha.
Masyarakat yang telah bermukim di dalam Kawasan TNB juga di pulau Mantehage diyakini sejak lebih dari 5 generasi. Penyebaran
pertumbuhan penduduk meliputi kelima pulau dan beberapa daerah di daratan utama pulau Sulawesi. Kepadatan penduduknya cukup
bervariasi. Adapun hingga Desember 2010 jumlah penduduk pulau Mantehage sebanyak 2093 jiwa, yang terdiri dari 514 keluarga.
TNB adalah bagian dari “Coral Triangle (Segitiga Karang),” kawasan yang membentang dari Kepulauan Solomon di selatan hingga
Palau di timur, Papua Nugini dan Indonesia di barat, dan Filipina dan Malaysia di utara. Coral Triangle memiliki kekayaan laut terkaya di
seluruh dunia. Di dalam Kawsan TNB terdapat sekitar 390 spesies karang keras yang mewakili 63 genera dan 15 famili (Turak dan deVantier,
2003). Keragaman hayati terbesar terdapat pada terumbu karang tepi, sedangkan perairan dalam di antara pulau-pulau memberikan habitat
bagi spesies ikan pelagis dan mamalia laut seperti marlin, tuna, hiu, lumba-lumba, beberapa jenis paus orca, paus pilot, paus sperm dan paus
kepala-melon. Terumbu karang lebih banyak mengandung hewan vetebrata. Beberapa jenis ikan seperti ikan kepe-kepe dan betol
menghabiskan seluruh waktunya di terumbu karang, sedangkan ikan lain seperti ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak menggunakan waktunya
di terumbu karang untuk mencari makan. Udang lobster, ikan scorpion dan beberapa jenis ikan karang lainnya di terumbu karang bagi mereka
adalah sebagai tempat bersarang memijah, dan mengasuh anak. Khusus untuk pulau Mantehage ada 2 lokasi yang diduga merupakan daerah
SPAG's yaitu Barakuda dan Batugepe yang masuk dalam zona pariwisata. Ringkasan lokasi TN Bunaken khususnya pulau Mantehage
selengkapnya tersaji pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Ringkasan lokasi kampanye Pride
Bagian PenjelasanTanggal penulisan tabel 23 Maret 2012
Nama Lokasi Pulau Mantehage kawasan Taman Nasional Bunaken
Bagian PenjelasanUraian Lokasi (singkat) Taman Nasional (TN) Bunaken adalah kawasan pelestarian alam yang ditetapkan berdasarkan S.K Menteri Kehutanan
Nomor : 730/Kpts-II/1991 tanggal 15 Oktober 1991 dengan luas 89.065 Ha, yang secara geografis terbagi menjadi 2 wilayah yaitu bagian utara dan selatan. Bagian Utara terletak antara 1035’41” – 1032’16” LU dan 124050’50” – 124049’22,6” BT, terdiri dari 5 pulau (Bunaken, Manado Tua, Siladen, Mantehage, dan Nain) dan pesisir antara desa Molas sampai Tiwoho yang disebut pesisir Molas – Wori dengan luas 75.265 ha. Bagian selatan terletak antara 11016’44”LU dan 124038’3” – 124032’22” BT, seluruhnya terdiri dari pesisir desa Poopoh sampai desa Popareng yang disebut pesisir Arakan-Wawontulap dengan luas 13.800 ha.
TNB adalah bagian dari “Coral Triangle (Segitiga Karang),” kawasan yang membentang dari Kepulauan Solomon di selatan hingga Palau di timur, Papua Nugini dan Indonesia di barat, dan Filipina dan Malaysia di utara. Coral Triangle memiliki kekayaan laut terkaya di seluruh dunia. Di dalam Kawsan TNB terdapat sekitar 390 spesies karang keras yang mewakili 63 genera dan 15 famili (Turak dan deVantier, 2003). Keragaman hayati terbesar terdapat pada terumbu karang tepi, sedangkan perairan dalam di antara pulau-pulau memberikan habitat bagi spesies ikan pelagis dan mamalia laut. Dengan kondisi terumbu karang yang sehat dan mengalami pertumbuhan yang signifikan tersebut merupakan daerah yang paling baik sebagai areal pembesaran ikan khususnya ikan karang. Ditambah lagi pada umumnya kondisi perairan di zona-zona tersebut cukup subur sebagai tempat tumbuh karang.
Di TN Bunaken, telah melakukan revisi zonasi yang partisipatif dan disahkan pada Februari 2008 (SK. Dirjen PHKA nomor SK.13/IV-KK/2008). Namun penerapannya dilapangan masih terkendala akan kegiatan penangkapan yang tidak ramah, stakeholder di TN Bunaken yang masih belum paham keberadaan zonasi, kurangnya tingkat partisipasi kader konservasi, dan belum terdapat penjabaran aturan zonasi yang mudah dipahami oleh masyarakat lokal. Dampak dari semua itu keberadaan SDAH&E di TN Bunaken menjadi tertekan. Tekanan terasa dengan makin jarangnya ditemui jenis ikan demersal dan karang seperti kerapu berekor bujursangkar (Plectropomus areolatus), ikan Napoleon (Cheilinus undulates), udang lobster, dan kerang raksasa (Tridacna gigas) selain berkurangnya persentase tutupan karang keras hidup.
Pulau Mantehage merupakan salah satu pulau dari 5 pulau yang ada di kawasan TN Bunaken. Pulau Mantehage memiliki luas daratan (dari pasang tertinggi) 726,40 Ha, dapat ditempuh dari kota Manado dengan menggunakan perahu motor dalam waktu 75 menit. Terdapat empat desa di pulau Mantehage; yaitu desa Bango, Tinongko dan Buhias di bagian Selatan, dan desa Tangkasi sedikit terpisah di ujung Utara pulau Mantehage. Keempat desa tersebut, masuk dalam administrasi kecamatan Wori, kabupaten Minahasa Utara. Berdasarkan data dari kecamatan Wori, hingga tahun Desember 2010 jumlah penduduk pulau Mantehage sebanyak 2093 jiwa, yang terdiri dari 514 keluarga
Luas Total KPL (MPA) TN Bunaken mempunyai tipe ekosistem tropis penting yaitu terumbu karang, lamun dan mangrove. Sekitar seluas 8010,7 hektar, adalah ekosistem terumbu karang dangkal (kedalaman < 15 m). Zonasi TN sekarang mencakup 425 ha zona inti dan 1080 ha zona pariwisata (20% luas terumbu karang) merupakan kawasan larang-tangkap.
Bagian PenjelasanJumlah KLA (NTZ) dalam kampanye
2 lokasi yaitu Zona Pariwisata pulau Mantehage; Barakuda dan Baru Gepe
Jumlah total luas wilayah semua KLA dalam kampanye (ha)
Barakuda
Batugepe
Kategori Kawasan Perlindungan (Taman Nasional, KKLD etc)
Taman Nasional
Ancaman Utama Destruktif fishing (posatas dengan kompresor), perusakan habitat (pengambilan karang mati dan pasir)Over fishing dan penangkapan di sembarang tempat oleh nelayan local dan pendatang
Ukuran Populasi Total Seluruh kawasan + 36.000 jiwa
Ukuran Khalayak Sasaran (Jumlah orang)
Mantehage dan Nain + 5707 jiwa
Profesi utama Khalayak Sasaran
Nelayan dan berkebun
Konteks Sosial Kampanye (menggunakan sub-bagian di kanan atau sama seperti dalam rencana proyek Anda)
Masyarakat yang telah bermukim di dalam Kawasan TNB sebelum TNB ditunjuk sebgai kawasan konservasi diyakini sejak lebih dari 5 generasi. Penyebaran pertumbuhan penduduk meliputi kelima pulau dan beberapa daerah di daratan utama pulau Sulawesi. Kepadatan penduduknya cukup bervariasi. Dari 24 Desa/Kelurahan dalam Kawasan TNB, Desa Nain memiliki kepadatan penduduk yang tertinggi yaitu 3614 jiwa (data monografi desa Nain yang sudah diolah). Pada umumnya penangkapan ikan bukanlah satu-satunya sumber nafkah yang dominan bagi masyarakat dalam kawasan. Hal ini karena adanya peralihan mata pencaharian ke beberapa sumber nafkah yang lain diantaranya : pertukangan, kerajianan tangan dalam bentuk cenderamata, pengusaha taksi air, budidaya rumput laut, usaha cottages, atau bahkan karena urbanisasi ke daratan utama (P. Sulawesi).
Sarana pendidikan di Pulau Mantehage belum memadai. Hanya terdapat bangunan Sekolah Dasar di tiap desa kecuali desa Tinongko dan satu buah bangunan Sekolah Menengah Pertama. Untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas, warga harus sekolah ke Menado.
Sebagian besar air bersih di pulau Mantehage terbatas hanya mengandalkan dari air hujan yang ditampung pada bak semen disetiap rumah. Terdapat sumur hanya sebagian besar airnya payau. Adapun di desa tangkasi terdapat sumur yang berair tawar. Sarana kesehatan yang ada sampai saat ini berupa satu buah bangunan Puskesmas Pembantu yang berada di Desa Tinongko dan Buhias. Namun tidak terdapat tenaga kesehatan, yaitu Dokter dan Bidan yang menetap.
Bagian PenjelasanAda tenaga dokter yang bertugas di sana secara bergiliran; namun seringnya dilayani oleh seorang tenaga medis setingkat mantri. Kualitas fasilitas perawatan medis umumnya rendah. Dalam kondisi kesehatan darurat kondisi kesehatan masyarakat langsung ke Manado untuk memperoleh pelayanan dan perawatan medis.
Perekonomian penduduk Mantehage tergolong kelas menengah ke bawah. Nelayan dan peladang merupakan dua mata pencaharian utama penduduk. Nelayan Mantehage masih merupakan nelayan tradisional, hal ini bisa dilihat dari perahu, alat tangkap, dan cara tangkap. Dalam menangkap ikan, nelayan masih tergantung pada cuaca. Jika cuaca sedang buruk, nelayan mencari mata pencaharian lain, seperti buruh pengolah kopra dan berkebun pisang.
Untuk melayani kebutuhan sehari-hari, saat ini terdapat beberapa kios penjualan yang dikelola perorangan. Harga barang yang dijual dibandingkan dengan kota besar terdekatnya tidak terlalu jauh berbeda. Barang barang kebutuhan sehari hari tersebut didatangkan dari Menado.
Produksi Kopra dikelola secara tradisional. Pengolahan dan produksi kopra sudah ada sejak jaman dahulu dan diturunkan turun temurun ke generasi selanjutnya. Hasil panen kopra tersebut dijual ke Menado dan Bitung. Dalam satu tahun panen sekitar 4-5 kali. Tempurung kelapa juga dijual ke Menado untuk dijadikan arang. Pisang merupakan komoditas perkebunan yang menjadi penyangga ekonomi penduduk Pulau Mantehage. Produksi pisang di pulau ini cukup banyak, hasilnya dijual ke Menado dan Bitung.
Nama Zona Fokus Kampanye Ukuran (ha)
BarkudaBatu GepeTOTAL jumlah wilayah KLA (NTZ) dalam kampanye
280,4
1.2 Teori Perubahan Kampanye: Strategi untuk Perubahan
Menurut sudut pandang faham psikologi kognitif, semua perilaku manusia dipengaruhi oleh hasil olah pikir manusia yang memotivasi
perilaku manusia. Sedangkan menurut faham psikoanalisis, perilaku manusia dipengaruhi oleh akal manusia tersebut dan akal manusia
dipengaruhi oleh dorongan hatinya. Keinginan atau dorongan hati itulah yang mempengaruhi akal pikir dan kemudian menggerakkan manusia
untuk berbuat atau bertindak. Baik perspektif psikologis yang digunakan, maupun perspektif metafisik yang digunakan, semua menuju ke satu
arah, yaitu jika ingin dilakukan sebuah perubahan di dalam perilaku seseorang, maka ada sesuatu dalam diri orang tersebut yang harus diubah
dan dididik. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) atau
tindakan. Didasari hal tersebut maka terori perubahan untuk mencapai hasil konservasi yang diharapkan di kawasan TN Bunaken khsususnya
pulau Mantehage disusun.
Teori Perubahan adalah gagasan yang menggambarkan jenis-jenis intervensi (sebuah program tunggal atau sebuah prakarsa
masyarakat yang komprehensif) yang membawa hasil-hasil yang ditunjukkan dalam suatu jalur peta perubahan. Setiap hasil di jalur perubahan
berkaitan erat dengan suatu intervensi yang membuka jaringan aktifitas yang seringkali kompleks yang diperlukan untuk membawa perubahan
(ActKnowledge dan the Aspen Institute Roundtable on Community Change). Teori Perubahan dapat membantu memahami bagaimana sebuah
kampanye Pride akan berhasil tidak hanya dalam merubah pandangan, tetapi juga dalam mengurangi ancaman-ancaman. Dengan demikian
memiliki dampak konservasi yang positif dan berkelanjutan di lokasi kampanye tidak kecuali di kawasan TN Bunaken. Teori Perubahan
memberikan kerangka kerja yang jelas merencanakan aktifitas-aktifitas, melaksanakan dialog dengan para pemangku kepentingan,
mempelajari dan mengkomunikasikan keberhasilan. Melalui sebuah persamaan bahwa capaian konservasi dapat diperoleh jika kita dapat
mengurangi ancaman, sedangkan pengurangan ancaman terjadi jika kita dapat merubah perilaku, dan perubahan perilaku adalah hasil dari
perubahan pengetahuan, sikap, komunikasi antar sesama serta adanya penyingkir halangan bagi perubahan perilaku.
Sebuah Teori Perubahan yang baik dapat mengidentifikasi dan menjelaskan langkah-langkah yang perlu diambil oleh dalam rangka
mencapai sasaran-sasaran kampanye (dan konservasi) untuk jangka menengah dan panjang. Hal ini mempermudah untuk mengukur
kemajuan dan kontribusi terhadap perubahan jangka panjang. Selain itu teori perubahan yang baik memenuhi unsur-unsur:
• Membuat visi yang dapat dimengerti secara umum dari sasaran jangka panjang, bagaimana visi akan dicapai, dan apa yang akan digunakan untuk mengukur perkembangan sepanjang proses berjalan
• Dikembangkan melalui proses yang berulang • Mengikutsertakan stakeholder• Dibangun berdasar data dan asumsi yang telah divalidasi
Berikut ini teori perubahan kampanye pride di kawasan TN Bunaken khususnya pulau Mantehage tersaji di tabel 2.
Tabel 2. Teori perubahan kampanye Pride di pulau Mantehage
“Pengurangan Aktivitas Penangkapan Ikan yang Berlebih melalui Efektifitas Pengelolaan zonasi di TNB (pulau Mantehage)”
K + A + IC + BR BC TR CRK (Knowledge/Pengetahuan) Kampanye pemasaran
sosial dengan fokus pada:(1) Nelayan di 2 Pulau, yaitu
Pulau Mantehage dan Nain.
(2) Masyarakat Bukan Nelayan di di 2 Pulau, yaitu Pulau Mantehage dan Nain.
Pengetahuan yang akan dicapai:1. Akhir Kampanye Maret
90% nelayan mengetahui letak zona larang tangkap
2. Akhir kampanye 90% nelayan telah memahami bahwa zona pariwisata merupakan kawasan larang tangkap yang akan mampu meningkatkan jumlah ikan, meningkat
3. Akhir kampanye Maret 40% mengetahui bahwa penyebab beberapa ikan sulit diketemukan akibat penangkapan berlebih
A (Attitude/Sikap)Perubahan sikap yang dicapai:1. Akhir kampanye
90% nelayan setuju berpartisipasi dalam pengawasan zonasi
2. Akhir kampanye 60% nelayan di setuju bahwa zona inti dan pariwisata merupakan kawasan larang tangkap yang didalamnya penangkapan ikan dilarang untuk menjamin agar generasi mendatang masih dapat menangkap ikan
3. Akhir kampanye 75% setuju berpartisipasi sebagai kader konservasi,
IC (Interpersonal Comunication)
1. Akhir kampanye 40% nelayan telah berdiskusi dengan keluarga/ teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih 1-2 kali,
2. Akhir kampanye 40% telah berdiskusi dengan keluarga/ teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai manfaat dan peraturan zonasi 1-2 kali,
3. Akhir kampanye 30% nelayan telah ikut menghadiri pertemuan dengan pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih/ zonasi 1-2 kali,
Identifikasi perilaku alternatif dan hambatan dalam mengadopsi perilaku tersebut
1. Terdapat Prosedur Tetap Pengamanan Swakarsa memperjelas peran, tanggung jawab dan tugas anggota patroli masyarakat.
2. Terpasang tanda batas buoy di Zona Pariwisata Batu Gepe dan Barakuda, kerja sama antara TN Bunaken dan masyarakat
3. Terdapat kesepakatan bersama masyarakat pulau Mantehage mengenai pengaturan alat tangkap serta perlunya penindakan pelanggaran zonasi
Identifikasi perilaku di balik ancaman itu dan kelompok yang menimbulkan ancaman tersebut
1. Akhir kampanye 40% nelayan bersedia melaporkan apabila melihat penangkapan ikan destruktif dan di zona larang tangkap
Tulis ancaman utama bagi target yang ingin kita kurangi.
Pada akhir kampanye Pride di tahun 2012, tidak ada kegiatan menangkap ikan di dua Zona Larang Tangkap (Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda di Mantehage). Berdasarkan data tahun 2011, diketahui setiap bulan sebanyak 1-3 kapal melakukan kegiatan menangkap ikan di kedua zona tersebut. .
Tulis hasil konservasi yang diharapkan dan nama target konservasi
Pada akhir kampanye Pride di tahun 2012, mampu menjaga nilai kelimpahan jenis ikan karang di dua Zona Larang Tangkap (Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda di Mantehage) sehingga tidak mengalami penurunan dari data TN Bunaken tentang rata-rata nilai kelimpahan jenis ikan karang di tahun 2009 yaitu sebanyak ± 2.3 indv/m2 in Batugepe dan ± 1.7 ind/m2 di Barakuda
Narasi Teori Perubahan
Untuk menjaga Kelimpahan Ikan Karang sehingga tidak mengalami penurunan, Nelayan dari 2 pulau (Mantehage dan Nain) yang berada dalam kawasan TNB berkurang melakukan aktifitas penangkapan ikan di Zona larang tangkap (zona pariwisata) di pulau Mantehage. Hal tersebut akan dicapai apabila 90% nelayan mengetahui mengenai letak dan manfaat zonasi larang tangkap dan 40% nelayan mengetahui mengenai dampak dari penangkapan berlebih. Selain itu 90% nelayan setuju partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan 60% nelayan setuju bahwa zona larang tangkap dapat menjamin ikan tetap ada untuk generasi akan datang. Adapun 40% nelayan sudah berdiskusi tentang zonasi manfaat zonasi sebagai cadangan sumber ikan di masa mendatang dengan mekanisme spill over dan penangkapan berlebih yang
merupakan salah satu indikator penurunan hasil tangkap. Untuk memperoleh capaian tersebut tahapan penting yang dilakukan adalah menyingkirkan halangan (Barrier) untuk dapat mencapai perubahan perilaku nelayan yaitu bersedia melaporkan apabila melihat penangkapan ikan destruktif dan di zona larang tangkap i. Strategi yang dijalankan terdiri dari 3 program yaitu pemasangan tanda batas efektif , pembuatan Protap patroli masyarakat dan adanya kesepakatan bersama tingkat desa mengenai pengaturan alat tangkap dan penindakan terhadap pelanggaran zonasi. Kampanye Pride di kawasan ini dinilai berhasil jika pada akhir kampanye , tidak ada kegiatan menangkap ikan di dua Zona Larang Tangkap (Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda di Mantehage) dan dapat menjaga nilai kelimpahan ikan karang di Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda (pulau Mantehage) yaitu rata-rata nilai kelimpahan jenis ikan karang yaitu sebanyak ± 2.3 indv/m2 in Batugepe dan ± 1.7 ind/m2 di Barakuda.
1.3 Ringkasan Hasil
Bagian ini merupakan ringkasan dampak kuantitatif kampanye.
A. RingkasanMelalui teori perubahan yang tersedia maka kampanye pride menginginkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat target yaitu
nelayan dan non nelayan di pulau Mantehage dan Nain tentang pengetahuan, dan sikap mengenai sudah terjadinya penangkapan ikan
berlebih dengan salah satu indikator penurunan hasil tangkap dan manfaat zonasi sebagai cadangan sumber ikan di masa mendatang dengan
mekanisme spill over. Membandingkan hasil survey KAP awal dan KAP akhir terdapat hasil yang bervariasi, tingkat pengetahuan secara umum
meningkat dengan kisaran 9 – 57%; sikap mayoritas terjadi penurunan dengan kisaran 1 – 25%; dan komunikasi intra personal terjadi
peningkatan 1 – 70%. Adapun perubahan prilaku khalayak target melaporkan penangkapan ikan di kawasan larang-tangkap (zona inti dan
zona perlindungan) kepada patroli bersama hasilnya menunjukkan untuk nelayan Mantehage meningkat 10% sedangkan nelayan Nain
menurun menjadi tidak ada yang melapor.
Strategi penyingkiran halangan untuk dapat mencapai perubahan perilaku yang telah dilakukan yaitu pembuatan prosedur tetap patroli
masyarakat, dan adanya tanda batas di 2 zona pariwisata di pulau Mantehage sebanyak 8 buah. Sedangkan untuk kesepakatan bersama
tingkat desa masih dalam proses, menunggu momen yang tepat tetapi proses mediasi dan inisiasi sudah berjalan. Walaupun pada bulan
November 2011 sudah terpasang tanda batas zona larang tangkap di lokasi namun data monitoring pengguna sumber daya mencatat periode
Desember 2011 – pertengahan April 2012 masih terdapat aktifitas di lokasi tersebut rata-rata 1-2 perahu per bulan.
Kampanye Pride di kawasan ini dinilai relative belum berhasil jika lihat dari hasil konservasi (CR) karena data hasil survey kelimpahan
ikan pada awal April 2012 menunjukan penurunan rata-rata kelimpahan ikan karang di Zona Pariwisata Barakuda (pulau Mantehage) sebesar
± 0.3 ind/m2. Data tahun 2009 rata-rata nilai kelimpahan jenis ikan karang di tahun 2009 yaitu sebanyak ± 1.7 ind/m2 dan sedangkan hasil
data awal April 2012 sebesar 1.4 ind/m2. Adapun rata-rata nilai kelimpahan jenis ikan karang di Batu Gepe meningkat ± 0.6 ind/m2, dari ± 2.3
indv/m2 tahun 2009 menjadi 2.9 indv/m2 pada awal april 2012 (akhir kampanye ).
B. Tabel Hasil Utama:Berdasarkan terori perubahan, salah satu perubahan utama dari kegiatan kampanye adalah menginginkan peningkatan pengetahuan
dari khalayak target mengenai letak dan manfaat zonasi larang tangkap, sikap terhadap zona larang tangkap dapat menjamin ikan tetap ada
untuk generasi akan datang dan terjadi diskusi tentang zonasi manfaat zonasi sebagai cadangan sumber ikan di masa mendatang dengan
mekanisme “spill over”. Hasil survey pra dan paska kampanye menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan pengetahuan tentang hal tersebut
untuk nelayan Mantehage sebesar 9% dan nelayan Nain 44,7%. Sedangkan untuk sikap partisipasi nelayan dalam pengawasan zonasi terjadi
penurunan sebesar 18,4% nelayan Mantehage dan peningkatan untuk nelayan Nain sebesar 19,4%. Adapun tingkat komunikasi nelayan
Mantehage dalam berdiskusi tentang zonasi dan manfaatnya terjadi peningkatan sebesar 30,5% dan nelayan Nain sebesar 35,5%. Perubahan
sikap yang terjadi hanya nelayan Mantehage yang bersedia melaporkan penangkapan destruktif dan pelanggaran zonasi di perairan meningkat
10,5% sedangkan nelayan Nain tidak bersedia sama sekali melaporkan hal tersebut.
Tabel 3, 4, 5, 6, dan 7 di bawah ini adalah hasil ringkasan perbandingan survey pra kampanye dan paska kampanye yang dilakukan
pada responden khalayak target (Nelayan dan Non Nelayan) di pulau Mantehage dan Nain terhadap sasaran “SMART” yang menjadi target
kampanye. Interval kepercayaan yang digunakan 95% untuk variable pengetahuan (K), sikap (A), komunikasi intrapersonal (I) dan perubahan
prilaku yang terjadi.
Tabel 3. Ringkasan hasil perbandingan survey pra-paska kampanyeKhalayak Sasaran 1: Nelayan Pulau Mantehage
LOKASI KAMPANYE
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
Akhir kampanye Maret 2012, 70% Nelayan di pulau Mantehage pernah Pengetahuan Nelayan
pulau 21,4% Ya 70,0% 44,0% Ya Ya
LOKASI KAMPANYE
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
mendengar penangkapan berlebih, meningkat dari 21% hasil survey KAP sebelum kampanye
Mantehage
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Mantehage mengetahui bahwa penyebab beberapa ikan sulit diketemukan akibat penangkapan berlebih, meningkat dari 12% hasil survey KAP sebelum kampanye
PengetahuanNelayan
pulau Mantehage
12,0% Ya 40,0% 52,3% Ya Ya
Akhir Kampanye Maret 2012, 90% nelayan di pulau Mantehage mengetahui letak zona larang tangkap, meningkat dari 55 % hasil Survey KAP sebelum kampanye
PengetahuanNelayan
pulau Mantehage
54,9% Ya 90,0% 63,9% Ya No
Akhir kampanye Maret 2012, 70% nelayan di pulau Mantehage tidak setuju dan sangat tidak setuju mengenai aturan zonasi yang tidak jelas dan tidak dipahami, dari 35% (tidak setuju 26%+sangat tidak setuju 9%) hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap
Nelayan pulau
Mantehage 35,0% Ya 70,0% 20,2% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 90% nelayan di pulau Mantehage setuju berpartisipasi dalam patroli pengawasan zonasi, dari 65% hasil survey KAP sebelum kampanye
SikapNelayan
pulau Mantehage
65,0% Ya 90,0% 47,7% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 75% nelayan di pulau Mantehage setuju Sikap Nelayan
pulau 62,4% Ya 75,0% 44,0% Ya Ya
LOKASI KAMPANYE
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
berpartisipasi sebagai kader konservasi, meningkat dari 62% hasil survey KAP sebelum kampanye
Mantehage
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Mantehage telah berdiskusi dengan keluarga/ teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih 1-2 kali, meningkat dari 19% hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal
Nelayan pulau
Mantehage 18,8% Ya 40,0% 45,9% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Mantehage telah berdiskusi dengan keluarga/ teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai manfaat dan peraturan zonasi 1-2 kali, meningkat dari 15% hasil survey KAP pra kampanye
Komunikasi Interpersonal
Nelayan pulau
Mantehage 15,4% Ya 40,0% 45,9% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 30% nelayan di pulau Mantehage telah ikut menghadiri pertemuan dengan pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih/ zonasi 1-2 kali, dari 11% dari hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal
Nelayan pulau
Mantehage 11,1% Ya 30% 15,6% Ya No
LOKASI KAMPANYE
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Mantehage bersedia melaporkan apabila melihat penangkapan ikan di zona inti dan pariwisata, meningkat dari 6% hasil survey KAP sebelum kampanye
Perubahan Perilaku
Nelayan pulau
Mantehage 6,0% Ya 40% 16,5% Ya Ya
Tabel 4. Ringkasan hasil perbandingan survey pra-paska kampanyeKhalayak Sasaran 2: Nelayan Pulau Nain
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-
kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
Akhir kampanye Maret 2012, 50% nelayan di pulau Nain mengetahui bahwa penyebab beberapa ikan sulit diketemukan akibat penangkapan berlebih, meningkat dari 14% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan Nelayan Pulau Nain 13,9% Ya 50% 46,3% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 90% nelayan di pulau Nain telah memahami bahwa zona inti merupakan kawasan larang tangkap yang akan mampu meningkatkan jumlah ikan, meningkat dari 62% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan Nelayan Pulau Nain 62,0% Ya 90% 72,5% Ya Ya
Akhir Kampanye Maret 2012, 60% nelayan di pulau Nain mendengar pulau Mantehage memiliki system zonasi, meningkat dari 43% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan Nelayan Pulau Nain 43,0% Ya 60% 94,5% Ya Ya
Akhir Kampanye Maret 2012, 75% nelayan di pulau Nain mengetahui letak zona inti dan pariwisata di pulau Mantehage dengan benar, meningkat dari 29 % hasil Survey KAP
Pengetahuan Nelayan Pulau Nain
13,3% Ya 75% 58,0% Ya Ya
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-
kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
sebelum kampanyeAkhir Kampanye Maret 2012, 90% nelayan di pulau Nain mengetahui bahwa menangkap ikan di zona inti tidak diperbolehkan, meningkat dari 54% hasil Survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan Nelayan Pulau Nain 54,1% Ya 90,0% 69,3% Ya Ya
Akhir Kampanye Maret 2012, 90% nelayan di pulau Nain mengetahui bahwa menangkap ikan di zona pariwisata tidak diperbolehkan, meningkat dari 47% hasil Survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan Nelayan Pulau Nain 47,4% Ya 90,0% 72,9% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 60% nelayan di pulau Nain setuju bahwa zona inti dan pariwisata merupakan kawasan larang tangkap yang didalamnya penangkapan ikan dilarang untuk menjamin agar generasi mendatang masih dapat menangkap ikan meningkat dari 31% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap
Nelayan Pulau Nain
31,4% Ya 60% 50,5% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 70% nelayan di pulau Nain setuju berpartisipasi dalam patroli pengawasan zonasi, meningkat dari 32% hasil survey
Sikap Nelayan Pulau Nain
32,0% Ya 70% 51,4% Ya Ya
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-
kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
KAP sebelum kampanyeAkhir kampanye Maret 2012, 60% nelayan di pulau Nain setuju berpartisipasi sebagai kader konservasi, meningkat dari 28% hasil survey KAP sebelum kampanye
SikapNelayan
Pulau Nain
28,4% Ya 60% 48,6% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Nain telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih 1-2 kali, meningkat dari 5% hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal
Nelayan Pulau Nain
5,2% Ya 40% 75,2% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Nain telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai manfaat dan peraturan kawasan larang tangkap 1-2 kali, meningkat dari 2% hasil survey KAP pra kampanye
Komunikasi Interpersonal
Nelayan Pulau Nain
2,1% Ya 40% 37,6% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 30% nelayan di pulau Nain telah ikut menghadiri pertemuan dengan pemerintah atau pihak yang terkait mengenai
Komunikasi Interpersonal
Nelayan Pulau Nain
2,6% Ya 30% 4,1% Ya No
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-
kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
penangkapan ikan berlebih/ zonasi 1-2 kali, meningkat dari 3% hasil survey KAP sebelum kampanyeAkhir kampanye Maret 2012, 30% nelayan di pulau Nain bersedia melaporkan apabila melihat penangkapan ikan di zona inti dan pariwisata, meningkat dari 1 % hasil survey KAP sebelum kampanye
Perubahan
Perilaku
Nelayan Pulau Nain
1,0% Ya 30% 0% Ya
Tabel 5. Ringkasan hasil perbandingan survey pra-paska kampanyeKhalayak Sasaran 3: Non Nelayan Pulau Mantehage
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
Akhir kampanye Maret 2012, 60 % Non Nelayan di pulau Mantehage pernah mendengar dan merasa terdapat masalah dengan penangkapan berlebih, meningkat dari 26% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan
Non nelayan pulau
Mantehage
26,7% Ya 60% 49,6% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 50% Non nelayan di pulau Mantehage telah memahami bahwa penyebab beberapa ikan sulit diketemukan akibat penangkpan berlebih, meningkat dari 9% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan
Non nelayan pulau
Mantehage
8,6% Ya 50% 47,2% Ya Ya
Akhir Kampanye Maret 2012, 90% Non nelayan di pulau Mantehage mengetahui letak zona inti dan pariwisata, meningkat dari 47 % hasil Survey KAP sebelum
Pengetahuan Non nelayan pulau
Mantehage
47,1% Ya 90% 48,1% Ya No
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
kampanye
Akhir kampanye Maret 2012, 70% Non nelayan di pulau Mantehage tidak setuju dan sangat tidak setuju mengenai aturan zonasi yang tidak jelas dan tidak dipahami, dari 34% (tidak setuju 24%+sangat tidak setuju 10%) hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap
Non nelayan pulau
Mantehage
33,6% Ya 70% 25,6% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 90% Non nelayan di pulau Mantehage setuju berpartisipasi dalam patroli pengawasan zonasi, dari 63% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap
Non nelayan pulau
Mantehage
62,9% Ya 90% 47,2% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 90% Non nelayan di pulau Mantehage setuju berpartisipasi sebagai kader konservasi, meningkat dari 68% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap
Non nelayan pulau
Mantehage
68,1% Ya 90% 44,0% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 30% non nelayan di pulau Mantehage telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih 1-2 kali, meningkat dari 10% hasil survey KAP
Komunikasi Interpersonal
Non nelayan pulau
Mantehage
10,3% Ya 30% 30,4% Ya Ya
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
sebelum kampanyeAkhir kampanye Maret 2012, 30% non nelayan di pulau Mantehage telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai manfaat dan peraturan kawasan larang tangkap 1-2 kali, meningkat dari 11% hasil survey KAP pra kampanye
Komunikasi Interpersonal
Non nelayan pulau
Mantehage
11,2% Ya 30% 36,0% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 30% non nelayan di pulau Mantehage telah ikut menghadiri pertemuan dengan pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih/ zonasi 1-2 kali, dari 7% dari hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal
Non nelayan pulau
Mantehage
6,9% Ya 30% 16,8% Ya Ya
Tabel 6. Ringkasan hasil perbandingan survey pra-paska kampanyeKhalayak Sasaran 4: Non Nelayan Pulau Nain
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
Akhir kampanye Maret 2012, 60% non nelayan di pulau Nain telah memahami bahwa penyebab beberapa ikan sulit diketemukan akibat penangkpan berlebih, meningkat dari 7% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan Non nelayan pulau Nain 6,7% Ya 60% 41,7% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 90% non nelayan di pulau Nain telah memahami bahwa zona inti merupakan kawasan larang tangkap yang akan mampu meningkatkan jumlah ikan, meningkat dari 63% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan Non nelayan pulau Nain 63,2% Ya 90% 67,7% Ya Ya
Akhir Kampanye Maret 2012, 70% non nelayan di pulau Nain mendengar pulau Mantehage memiliki system zonasi, meningkat dari 37% hasil Survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan Non nelayan pulau Nain 36,4% Ya 70% 93,2% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 70% non nelayan di pulau
Sikap
Non nelayan pulau Nain 34,0% Ya 70% 45,8% Ya Ya
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
Nain setuju bahwa zona inti dan pariwisata merupakan kawasan larang tangkap yang didalamnya penangkapan ikan dilarang untuk menjamin agar generasi mendatang masih dapat menangkap ikan meningkat dari 34% hasil survey KAP sebelum kampanye.Akhir kampanye Maret 2012, 70% non nelayan di pulau Nain setuju berpartisipasi dalam patroli pengawasan zonasi, meningkat dari 40% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap
Non nelayan pulau Nain 38,3% Ya 70% 37,0% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 70% non nelayan di pulau Nain setuju berpartisipasi sebagai kader konservasi, meningkat dari 32% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap
Non nelayan pulau Nain 31,6% Ya 70% 35,9% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 25% non nelayan di pulau Nain telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih 1-2 kali, meningkat
Komunikasi Interpersonal
Non nelayan pulau Nain
6,2% Ya 25% 73,4% Ya Ya
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran Utama
Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
(kalau relevan)
dari 6% hasil survey KAP sebelum kampanyeAkhir kampanye Maret 2012, 25% non nelayan di pulau Nain telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai manfaat dan peraturan kawasan larang tangkap 1-2 kali, meningkat dari 3% hasil survey KAP pra kampanye
Komunikasi Interpersonal
Non nelayan pulau Nain 2,9%
Non nelayan
pulau Nain25% 24,0% Ya Ya
Akhir kampanye Maret 2012, 25% non nelayan di pulau Nain telah ikut menghadiri pertemuan dengan pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih/ zonasi 1-2 kali, dari 3% dari hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal
Non nelayan pulau Nain 3,3%
Non nelayan
pulau Nain 25% 3,6% Ya No
Tabel 7. Ringkasan hasil perbandingan survey pra-paska kampanye untukPenyingkiran Halangan (BR), Pengurangan Ancaman (TR) dan Hasil Konservasi (CR)
Objective/ Smart Kategori ToC Measurement method
Baseline Target Hasil Catatan
Prosedur Tetap Pengamanan Swakarsa memperjelas peran, tanggung jawab dan tugas anggota patroli bersama
Penyingkiran Halangan
Pertemuan dan penyusunan 0
Terdapat Protap PAM Swakarsa
Terdapat Protap PAM Swakarsa
Terdapat SK Kepala Balai TNB
Terpasang tanda batas pengapung/buoy di Zona Pariwisata Batu Gepe dan Barakuda, kerja sama antara TN Bunaken dan masyarakat
Penyingkiran Halangan
Perencanaan, pembuatan dan pemasangan
0 Terdapat 4 tanda batas
Terdapat 8 tanda batas
4 buah no take zone& 4 buah
lokasi jalan masuk kampung
Terdapat kesepakatan bersama masyarakat pulau Mantehage mengenai pengaturan alat tangkap serta perlunya penindakan pelanggaran zonasi
Penyingkiran Halangan
Pertemuan, rancangan
kesepakatan & penandatangan
0
1 kesepakatan desa di pulau Mantehage
Belum terdapat
Masih dalam proses inisiatif
Pada akhir kampanye Pride di tahun 2012, tidak ada kegiatan menangkap ikan di dua Zona Larang Tangkap (Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda di Mantehage). Berdasarkan data tahun 2011, diketahui setiap bulan sebanyak 1-3 kapal melakukan kegiatan menangkap ikan di kedua zona tersebut.
Pengurangan
Ancaman
Monitoring Pengguna SD
Perairan3 0 Masih proses
Objective/ Smart Kategori ToC Measurement method
Baseline Target Hasil Catatan
Pada akhir kampanye Pride di tahun 2012, mampu menjaga nilai kelimpahan jenis ikan karang di dua Zona Larang Tangkap (Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda di Mantehage) sehingga tidak mengalami penurunan dari data TN Bunaken tentang rata-rata nilai kelimpahan jenis ikan karang di tahun 2009 yaitu sebanyak ± 2.3 indv/m2 in Batugepe dan ± 1.7 ind/m2 di Barakuda.
Hasil Konservasi
Line Intercept Transek
(Sensus Visual Ikan)
2,3 indv/m2 di Batugepe
1,7 indv/m2 di Barakuda
2,3 indv/m2 di Batugepe
1,7 indv/m2 di Barakuda
Bagian 2– Metode Untuk Menentukan Hasil
Pada bagian sebelumnya kita menyatakan hasil data, sedangkan bagian ini menjelaskan metode penelitian yang dipakai untuk
menyusun dokumen. Hal tersebut berkaitan dengan penelitian kuantitatif, kualitatif dan biologi. Pengukuran hasil sangat penting, karena
apabila kita tidak melakukan pengukuran dengan metode penelitian yang tepat maka tidak dapat menjawab apa saja yang telah dilakukan,
bagaimana dampak kegiatan terhadap target bahkan dapat menilai kegiatan kampanye termasuk:
- Penyampaian hasil kampanye kepada orang lain- Bahan pembelajaran, hal-hal apa saja yang perlu dipertahankan, ditingkatkan atau tidak perlu dilakukan untuk perbaikan kegiatan di
masa datang.- Peningkatan pengetahuan tentang perencanaan kerja, pendanaan dan perkiraan kemungkinan yang terjadi di masa depan- Bahan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang telah bekerjasama dalam kampanye
Selanjutnya kampanye pride di kawasan TN Bunaken khususnya di pulau Mantehage, menetapkan beberapa “SMART Obyektif” untuk
setiap aspek dalam teori perubahan pengaturan dan target untuk setiap perubahan tersebut di awal sebelum kampanye. Data SMART Obyektif
awal untuk pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal ditentukan dengan menggunakan survey KAP. Survey KAP telah dilakukan
selama masa perencanaan kampanye dan melalui survey kepada 4 khalayak target (nelayan dan non nelayan pulau Mantehage; dan nelayan
dan non nelayan pulau Nain) secara acak melalui kaidah statistic yang benar sehingga hasil dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Data
“baseline” untuk penyingkiran halangan berupa penanda batas, prosedut tetap patroli masyarakat dan kesepakatan tingkat desa diperoleh
dengan memelakukan observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan beberapa khalayak target seberapa penting hal tersebut
dilakukan. Terakhir data “Hasil Konservasi” (CR) berupa jumlah ikan di lokasi zona larang tangkap diperoleh menggunakan metode sensus
visual ikan, yang membantu dalam menentukan perubahan ukuran jumlah ikan di kawasan TN Bunaken khususnya zona larang tangkap di
pulau Mantehage.
2.1 Survei Kuantitatif Pra- dan Paska-Kampanye (KAP)
A. Latar Belakang Survei KAP Pra/Paska
Survei pra kampanye pada November 2010 untuk menetapkan dasar bagi sasaran-sasaran SMART dalam kaitannya dengan
Pengetahuan, Sikap dan Praktik (Knowledge, Attitude, and Practice / KAP). Survei pasca kampanye pada Maret 2012 untuk mengukur tingkat
capaian sasaran-sasaran SMART tersebut, sekaligus tingkat paparan (level of exposure) kampanye Pride di kalangan khalayak-khalayak
sasaran. Selain mengukur KAP, survei pra mengumpulkan data dasar sosio-ekonomis dan demografis tentang para responden (seperti umur,
tingkat pendidikan, dsb.) yang datanya telah digunakan untuk mendesain kampanye pemasaran social dan mencek asumsi-asumsi dan telah
digunakan untuk mendesain kegiatan-kegiatan dan pesan-pesan kampanye Pride.
Pertanyaan kuesioner dibuat setelah (1) mengidentifikasi target-target konservasi, (2) memprioritaskan ancaman-ancaman langsung
dari target-target tersebut, (3) mengembangkan teori menyeluruh tentang perubahan yang dikemukakan sebagai rantai hasil, dan (4)
menetapkan sasaran-sasaran awal untuk tiap hasil antara dalam rantai hasil. Adapun pertanyaan untuk kuesioner survey KAP pasca
ditambahkan pertanyaan seputar efektifitas media/ kegiatan yang telah dilakukakan selama kampanye. Pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner didesain untuk mengukur tingkat Pengetahuan, Sikap dan Praktik (untuk hasil-hasil antara) dan untuk mengukur kemajuan menuju
tercapainya sasaran-sasaran SMART bagi kampanye serta seberapa efektif media/ kegiatan yang telah dilakukan untuk tercapainya sasaran-
sasaran tersebut. Kuesioner-kuesioner yang digunakan dalam survei pra kampanye dan survei pasca kampanye akan sama kecuali beberapa
pertanyaan yang akan dikembangkan untuk survey pasca kampanye untuk menilai sejumlah sasaran SMART yang dikembangkan setelah
kami melaksanakan survei dasar dan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang paparan kegiatan-kegiatan kampanye.
Kecuali untuk sejumlah pertanyaan yang membutuhkan “jawaban berangkai (string answer),” kuesioner didesain dalam format pilihan
ganda. Para responden dapat memilih hanya satu jawaban saja untuk setiap pertanyaan. Pewawancara (enumerator) diajari untuk membaca
seluruh pertanyaan termasuk pilihan-pilihan jawaban yang ada. Kami hanya membantu dengan menjelaskan maksud pertanyaan jika
responden mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan atau pilihan-pilihan jawaban. Kami mendorong para responden untuk memilih
pilihan jawaban terbaik sesuai dengan pengetahuan dan pendapat mereka, dengan menyatakan bahwa tidak ada “jawaban yang salah.”
Salinan lengkap kuesioner survei yang digunakan dalam survei pasca kampanye dapat dilihat di Lampiran A.
Survei KAP ini adalah survei Pra – Pasca . Bagian “Sebelum” adalah survei dasar (pra kampanye), dan bagian “Setelah” adalah survei
pasca kampanye. Untuk alasan-alasan sebagaimana disebutkan di bawah, kami memutuskan bahwa secara logistik tidaklah memungkinkan
untuk menambahkan lokasi kontrol tambahan, misalnya sebuah lokasi di luar pengaruh kampanye Pride, tempat survei KAP mungkin
dilaksanakan untuk melihat seberapa banyak perubahan dalam KAP karena kegiatan-kegiatan lain yang terjadi di kawasan tersebut sebagai
cara untuk mengontrol faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu, desain survei kami berbeda dari pendekatan konvensional Kontrol – Pengaruh
Sebelum – Sesudah (Before-After Control-Impact / BACI) dalam hal hanya memiliki kawasan “pemulihan (treatment),” tempat kampanye Pride
dilaksanakan dan tidak memiliki kawasan kontrol. Oleh karena itu, kami yakin bahwa setiap perubahan dalam KAP yang diukur antara pra dan
pasca kampanye dapat disebut merupakan pengaruh-pengaruh kampanye Pride.
B. Membandingkan survey KAP pra dan paska: metode dan pendekatan
Enumerator yang membantu survey KAP pra dan paska di pulau Mantehage dan Nain berjumlah 23 orang yang mayoritas berasal dari
masyarakat. Penggunaan masyarakat sebagai enumerator bertujuan agar responden lebih merasa nyaman saat di wawancara sehingga data
yang diperoleh merupakan data sesungguhnya. Sebelum melakukan survey enumerator di latih terlebih dahulu bagaimana melakukan
kuesioner yang baik dan pemahaman terhadap pertanyaannya selama 1 hari oleh Manager Kampanye (CM), dan beberapa staf dari Balai TN
Bunaken sebagai pendamping langsung di lokasi. Enumerator di pilih berdasarkan beberapa criteria di antaranya domisili, usia, kecakapan,
pengetahuan terhadap kawasan TN Bunaken dan zonasi, motivasi terhadap konservasi tinggi, dikenal di kalangan masyarakat dan
direkomendasikan oleh pemerintah local setempat (desa). Latar belakang enumerator bervariasi mulai dari nelayan, guru, tokoh masyarakat,
hingga aparat pemerintah desa. Dalam perjalanannya enumerator survey pra dan pasca terdapat beberapa pergantian personil dikarenakan
yang bersangkutan terdapat kesibukan. Akan tetapi pengganti personel enumerator pasca tetap mempunyai criteria yang sama dengan
enumerator pra. Informasi latar belakang survey pra- dan paska kampanye selengkapnya tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Ringkasan informasi latar belakang survei pra- dan paska kampanye
Informasi Khalayak Lokasi KampanyeTotal Populasi Khalayak Sasaran: 3995
Khalayak Sasaran #1: Nelayan pulau Mantehage (NM) Ukuran Populasi: 586 14,67%
Khalayak Sasaran #2: Nelayan pulau Nain (NN) Ukuran Populasi: 1.518 38,00%Khalayak Sasaran #3: Non nelayan pulau Mantehage (NNM) Ukuran Populasi: 879 22,00%Khalayak Sasaran #4: Non nelayan pulau Nain (NNN) Ukuran Populasi: 1.012 25,33%
Informasi Survey Lokasi Kampanye
Ukuran sampel sebenarnya pra-kampanye: 636 Tingkat Respon(%): 95%Khalayak Sasaran #1: 117 Ukuran Populasi: 586 Khalayak Sasaran #2: 194 Ukuran Populasi: 1.518 Khalayak Sasaran #3: 116 Ukuran Populasi: 879 Khalayak Sasaran #4: 209 Ukuran Populasi: 1.012
Ukuran sampel sebenarnya paska-kampanye: 644 Tingkat Respon(%): 95%Khalayak Sasaran #1: 109 Ukuran Populasi: 586 Khalayak Sasaran #2: 218 Ukuran Populasi: 1.518 Khalayak Sasaran #3: 125 Ukuran Populasi: 879
Khalayak Sasaran #4: 192 Ukuran Populasi: 1.012
Data kuesioner dikumpulkan selama pasca-kampanye dimasukkan ke dalam file data “SurveyPro” yang sama dengan data pra-kampanye.
Ringkasan hasil dari survei pra-kampanye sudah disajikan dalam rencana proyek. Hasil yang disajikan disini hanya yang untuk menilai dampak
dari Kampanye Pride. Hasil lengkap paska kampanye dapat dilihat pada lampiran B. Total responden yang diwawancara dalam survey pra
sebanyak 636 responden (N = 117 NM; 194 NN; 116 NNM; dan 209 NNN) dan paska kampanye 644 responden (N = 109 NM; 218 NN; 125
NNM; dan 192 NNN). Responden yang setuju untuk diwawancara sangat tinggi ± 98% pada survey pra-paska kampanye.
C. Komparabilitas Survei
Sangat penting untuk memastikan bahwa survei pasca-kampanye sebanding dengan survei pra-kampanye bahwa responden di dua
sampel yang dipilih mirip satu sama lain dalam karakteristik sosio-ekonomi dan demografi. Tabel di bawah dan tabel dalam lampiran B
menyajikan beberapa variabel-variabel independen dari survei kampanye pra dan pasca dengan maksud untuk (1) memberikan beberapa latar
belakang pada karakteristik responden dan (2) menilai dibandingkan survei pada setiap variabel menggunakan Chi-Square uji signifikan
statistic.
Untuk variabel paling independen untuk setiap sampel target responden, menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan dari variable
domisili, jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Hanya untuk variable pendidikan yang terdapat perbedaan nyata berdasarkan Signifikansi Chi-
Square (X2). Signifikannya perbedaan tingkat pendidikan antara pra dan paska kampanye disebabkan karena pada saat survey paska,
responden yang berpartisipasi tidak sama dengan responden saat pra kampanye. Selain itu penyebab lainnya enumerator tidak dapat
memperkirakan pendidikan responden dari luar (fisik). Walapun terdapat perbedaan signifikan pada tingkat pendidikan responden namun
asumsi kami bahwa variable tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal seseorang dalam
menerima pesan yang terdapat dalam media dan kegiatan.
Domisili responden terdistribusi berdasarkan banyaknya jumlah penduduk tiap desanya, yang tinggi desa Nain (Pra dan paska =365
responden) dan tertendah desa Tangkasi (Pra = 40; Paska = 42 responden). Responden kebanyakan laki-laki, dengan jumlah terbanyak pada
kisaran umur 31 – 45 tahun (lebih dari 50% jumlah responden). Tingkat pendidikan responden rendah, sebagian besar mempunyai pendidikan
SD-SMP, hanya beberapa responden saja yang memiliki pendidikan SMA-perguruan tinggi. Adapun pengelompokan responden didasarkan
pada pekerjaan nelayan dan non nelayan dengan komposisi jumlah responden ± 50%-50%. Ringkasan latar belakang variable independen
dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 9. Variabel independen untuk menilai komparabilitas survey
Variabel Tingkat Pra-Kampanye Tingkat Paska-Kampanye Perbedaan (Paska-Pra) Signifikansi Chi-Square (X2)
Domisili
Desa Bango : 7,8%Desa Tinongko : 9,8%Desa Buhias : 12,8%Desa Tangkasi : 6,2%Desa Nain : 56,9%Desa Tatampi : 6,4%
Desa Bango : 7,8%Desa Tinongko : 9,1%Desa Buhias : 13,0%Desa Tangkasi : 6,5%Desa Nain : 56,6%Desa Tatampi : 7,0%
Desa Bango : 0%Desa Tinongko : 0,7%Desa Buhias : 0,2%Desa Tangkasi : 0,3%Desa Nain : 0,3%Desa Tatampi : 0,6%
< 50%
Jenis KelaminPria : 76,1%Wanita : 23,9%
Pria : 75,8%Wanita : 24,2%
Pria : 0,3%Wanita : 0,3% < 50%
Usia
< 17 : 0,6%17 – 20 : 5,8%21 – 25 : 7,5%26 – 30 : 11.9%31 – 35 : 16,9%36 – 40 : 17,2%41 – 45 : 16,7%46 – 50 : 12,2%51 – 55 : 6,9% > 55 : 4,4%
< 17 : 0,2%17 – 20 : 4,3%21 – 25 : 7,3%26 – 30 : 14,7%31 – 35 : 18,0%36 – 40 : 16,0%41 – 45 : 17,8%46 – 50 : 10,5%51 – 55 : 7,3% > 55 : 3,9%
< 17 : 0,4%17 – 20 : 1,5%21 – 25 : 0,2%26 – 30 : 2,8%31 – 35 : 1,1%36 – 40 : 1,2%41 – 45 : 1,1%46 – 50 : 1,7%51 – 55 : 0,4% > 55 : 0,5%
< 50%
Pendidikan
Tidak SD : 21,9% Lulus SD : 32,1%Lulus SMP : 29,1%Lulus SMA : 12,1%Universitas : 1,3%Sekolah keagamaan : 0,3%Menolak jawab : 1,3%Tidak sekolah : 2,0%
Tidak SD : 15,5% Lulus SD : 44,6%Lulus SMP : 26,6%Lulus SMA : 11,8%Universitas : 0,6%Sekolah keagamaan : 0,5%Menolak jawab : 0,2%Tidak sekolah : 0,3%
Tidak SD : 6,4% Lulus SD : 12,5%Lulus SMP : 2,5%Lulus SMA : 0,3%Universitas : 0,7%Sekolah keagamaan :0,2%Menolak jawab : 1,1%Tidak sekolah : 1,7%
99,0%
Pekerjaan Nelayan : 48,9%Non nelayan : 51,1%
Nelayan : 50,8%Non nelayan : 49,2%
Nelayan : 1,9%Non nelayan : 1,9% < 50%
Perlakuan analisis untuk tiap sasaran khalayak target kampanye sama, baik untuk nelayan dan non nelayan pulau Mantehage dan Nain.
Walaupun terdapat perbedaan jumlah variable-variabel independen namun tidak menunjukkan perbedaan statistik yang signifikan antara
sebelum dan sesudah kampanye (kecuali variable pendidikan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan tersebut tidak besar dan tidak
mempengaruhi untuk menggunakan data survei tersebut untuk menilai ‘SMART Objektif” yang menjadi target kampanye.
Kami simpulkan dari analisis ini bahwa survey pra dan pasca kampanye sampelnya sebanding dengan semua responden pada masing-
masing survei target audience, dan bahwa tidak ada perbedaan sistematis antara sampelnya akan menyulitkan interpretasi analisis kami dari
variabel tidak bebas digunakan untuk mengukur dampak kampanye.
2.2 Penelitian Kualitatif atau Penelitian Pengamatan Metode penelitian kualitatif dalam pada pra-kampanye dilakukan bertujuan untuk memilih dan memahami khalayak target. Khalayak
yang dimaksud yaitu mereka yang melakukan dan yang tidak melakukan perilaku yang diinginkan dari kampanye pride ini. Pengumpulan
informasi tentang kondisi sumber daya perikanan dan ancamannya, media informasi, demografi, kegiatan masyarakat, sosek, dan
ketergantungan SDA maksud dari memahami khalayak tadi. Adapun penelitian kualitatif pada paska kampanye bertujuan untuk mengetahui
seberapa efektif kegiatan dan media kampanye dapat mendorong masyarakat dan stake holder melalukan upaya perbaikan sumber daya
perikanan di TN Bunaken khususnya di pulau Mantehage. Hasil data yang diperoleh kelak digunakan untuk mendukung analisa hasil survei
kuantitatif; pernyataan verbatim mengenai dampak program, dsb
Metode penelitian kualitatif yang digunakan pada paska kampanye dilakukan untuk mendapatkan informasi seputar perubahan prilaku
khalayak dan kedalaman pesan yang telah disampaikan melalui beberapa paparan media dan kegiatan berhubungan dengan “SMART
Objektif”. Metode penelitian yang digunakan yaitu 1) Diskusi kelompok terarah (FGD), 2) Wawancara mendalam, dan 3) Observasi lapangan.
A. Diskusi Kelompok Terarah (FGD)Diskusi kelompok terarah atau Focus Group Discussion (FGD) adalah suatu proses pengumpulan informasi suatu masalah tertentu
yang sangat spesifik melalui diskusi kelompk (Irwanto, 1998). Menurut Henning dan Coloumbia (1990), diskusi kelompok terarah adalah
wawancara dari sekelompok kecil orang yang dipimpin oleh seorang narasumber atau moderator yang secara halus mendorong peserta untuk
berani berbicara terbuka dan spontan tentang hal yang dianggap penting yang berhungan dengan topik diskusi saat itu. Interaksi diantara
peserta merupakan dasar untuk memperoleh informasi. Peserta mempunayi kesempatan yang sama untuk mengajukan dan memberikan
pernyataan, menanggapi, komentar maupun mengajukan pertanyaan. Adapun tujuan FGD adalah untuk memperoleh masukan maupun
informasi mengenai suatu permasalahan. Penyelesaian tentang masalah ini ditentukan oleh pihak lain setelah masukan diperoleh dan
dianalisa. Ada beberapa alasan kami menggunakan metode FGD untuk mendapatkan data kualitatif kampanye yaitu :
Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami dengan metode survei atau wawancara. Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai metode yang dirasa cocok bagi permasalahan yang bersifat sangat lokal dan sepesifik oleh karena itu FGD yang melibatkan
masyarakat setempat dipandang sebagai pendekatan yang paling serasi. Untuk menumbuhkan peranan memilih dari masyarakat yang diteliti, sehingga pada peniliti memberikan rekomendasi, dengan mudah
masyarakat mau menerima rekomendasi tersebut
Karakteristrik pelaksanaan FGD yang telah dilaksakan oleh tim kampanye yaitu
1. Menjamin terbentuknya suasana yang akrab , saling percaya dan yakin diantar peserta. Peserta saling diperkenalkan.2. Menerangkan tatacara berinteraksi dengan menekankan bahwa semua pendapat dan sasaran mempunyai nilai yang sama dan sama
pentingnya dan tidak ada jawaban yang benar atau salah.3. Cukup mengenal permasalahannya sehingga dapat mengajukan pertanyaan yang sesuai dan bersifat memancing peserta untuk
berfikir. Perlu adanya garis besar topik yang akan didiskusikan untuk menentukan arah diskusi.4. Moderator bersikap santai, antusias, lentur, terbuka terhadap saran-saran, bersedia diinterogasi, bersabar dan harus dapat
mengendalikan suaranya.5. Memperhatikan keterlibatan peserta, tidak boleh berpihak atau membiarkan beberapa orang tertentu memonopoli diskusi dan
memastikan bahwa setiap orang mendapat kesempatan yang cukup untuk berbicara.6. Memperhatikan komunikasi atau tanggapan yang berupa bahasa tubuh atau non verbal.7. Mendengarkan diskusi sebaik-baiknya sambil memperhatikan waktu dan mengarahkan pembicaraan agar dapat berpindah dengan
lancar dan tepat pada waktunya sehingga semua masalah dapat dibahas sepenuhnya. Lama pertemuan tidak lebih dari 90 menit, untuk menghindari kelelahan.
8. Peserta diskusi adalah orang dari populasi sasaran terpilih secara acak sehingga dapat mewakili populasi sasaran. Tetapi seringkali cara ini tidak mungkin dilakukan atau tidak diinginkan karena adanya keterbatasan ekonomi, demografis atau kebudayaan, maka lebih baik membentuk kelompok yang umumnya, yaitu dengan menyaring berdasarkan karakteristik tertentu.
B. Wawancara MendalamMenurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang
responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum
wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa
menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar
pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus
memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan
dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998)
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :
a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.
C. Observasi LapanganDisamping diskusi kelompok terarah wawancara (FGD) dan wawancara mendalam, penelitian ini juga melakukan metode observasi.
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam
suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya
wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek,
perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang
diamati tersebut. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah
mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan
mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek
penelitian secara terbuka dalam wawancara.e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan
perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
2.3 Mengukur Efektivitas Penyingkiran HalanganHalangan kunci dalam mengefektifkan Zonasi di TN Bunaken berdasarkan hasil survey dan penelitian kualitatif pra kampanye telah
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Masih terdapat nelayan yang melakukan penangkapan destruktif 2. Masih terdapat aktifitas yang melanggar fungsi zonasi baik penangkapan maupun aktifitas wisata (penyelaman).3. Tidak adanya penandaan batas zonasi4. Belum ada peraturan tingkat desa untuk menyelesaikan pelanggaran tingkat ringan5. Kurang SDM secara kualitas pengetahuan dan keterampilan Patroli bersama masyarakat6. Kurangny BBM untuk kegiatan patroli masih kurang7. Tidak memiliki dana yang cukup untuk merespon laporan pelanggaran8. Proses Penyidikan sangat mahal
Kami tidak mengambil semua poin halangan dalam mengefektifkan fungsi zonasi khususnya di perairan pulau Mantehage hanya prioritas
utama berdasarkan kesesuaian dengan rantai hasil. Strategi penyingkiran halangan yang telah kami lakukan yaitu:
Penjagaan dan pengawasan, patroli rutin, operasi pengamanan, dan sosialisasi aturan hukum zonasi. Memperjelas lokasi Zona larang tangkap (zona pariwisata Batu Gepe dan Barakuda). Hal ini akan dilakukan dengan pemasangan
penanda batas. Penanda ini akan berupa pengapung/buoy. Pembuatan SOP Pengamanan bersama masyarakat (Rekruitment, metode patroli dan penindakan pelanggaran, Mekanisme
Pengelolaan, Sarpras serta Mekanisme Pelaporan) Pembuatan kesepakatan bersama Masyarakat di pulau Mantehage mengenai pengaturan alat tangkap serta perlunya penindakan
pelanggaran zonasi
Yang menjadi penanggungjawab utama pelaksanaan strategi penyingkiran halangan yaitu Balai TN Bunaken dengan dukungan dari
RARE dan mitra DPTNB serta mitra lainnya. RARE akan menyediakan dukungan teknis dan pendanaan untuk Pembuatan SOP Patroli
Bersama, pemasangan tanda batas untuk Zona larang tangkap (zona pariwisata) pulau Mantehage, pembuatan Kesepakatan Bersama
Masyarakat di pulau Mantehage. Balai TN Bunaken akan menyediakan dukungan SDM, teknis dan pengawasan pemasangan tanda batas,
operasi pengamanan perairan, pendampingan patroli masyarakat, kader konservasi, dan kelompok masyarakat binaan Balai TNB. DPTNB
akan memberikan dukungan pendanaan untuk pembelian BBM speedboat, insentif anggota masyarakat yang melakukan kegiatan patroli, dan ,
Penyediaan Baseline data. Tabel 10 di bawah menunjukkan kegiatan monitoring yang akan dilaksanakan untuk menilai efektivitas pelaksanaan strategi Penyingkiran Halangan. Informasi monitoring ini juga tercatat dalam keseluruhan rencana monitoring Rencana Proyek, sebagai bagian integral dari keseluruhan proses Pride.
Tabel 10. Monitoring yang dilaksanakan menilai efektivitas strategi Penyingkiran Halangan
SASARAN SMART KEGIATAN INDIKATOR MONITORING
LEMBAGA UTAMA UNTUK MONITORING
PROTOKOL YANG DIPAKAI (kalau ada)
Data baseline diperoleh paling lambat :
Data dampak diperoleh paling lambat :
Strategi penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1Terdapatnya SOP Patroli bersama masyarakat (Rekruitment, Metode pelaksanaan dan penindakan pelanggran, Mekanisme Pengelolaan, Sarpras, serta mekanisme pelaporan), sehingga terdapat peran, tanggung jawab dan tugas yang jelas terhadap anggota patroli masyarakat paling lambat akhir Mei 2011.
Pembentukan tim perumus dan pembuatan Draft rancangan SOP
Dokumentasi hasil pertemuan, Draft rancangan SOP Patroli bersama
Catatan pertemuan dan draft SOP
BTNB n/aMinggu ke -2 Mar 11
Minggu ke -4 Mar 11
Konsultasi draft SOP minta masukan dari masyarakat dan petinggi desa
Dokumentasi proses dan tanggal kunjungan, serta adanya masukan dari pihak desa terkait draft SOP
Dokumentasi kunjungan dan hasil masukan dari desa
BTNB n/aMinggu ke -1 Apr 11
Minggu ke -3 Apr 11
Workshop kit dan pengandaan materi
Kit dan Tanda terima pembelian
Bukti pembelian tercatat dalam laporan
BTNB n/aMinggu ke -1 Mei 11
Minggu ke -1 Mei 11
Workshop penyusunan SOP Patroli bersama
Dokumentasi workshop, daftar hadir, dan hasil kegiatan workshop
Dokumentasi workshop dan hasil notulensi dari peserta workshop
BTNB n/aMinggu ke -2 Mei 11
Minggu ke -2 Mei 11
Penyusunan final dan pengesahan
SOP ditandatangani pejabat terkait dan desa
SOP yang ditandatangani
BTNB n/aMinggu ke -3 Mei 11
Minggu ke -3 Mei 11
Pengandaan dokumen dan distribusi SOP
Dokumen SOP di gandakan dan didistribusikan
Dokumen SOP yang telah final
BTNB n/aMinggu ke -4 Mei 11
Minggu ke -4 Mei 11
Pembentukan tim rekuitmen dan penentuan tugas
Tim perekuitan terbentuk dan mulai melakukan
Dokumen hasil rapat tim dan daftar
DPTNB SOP yang telah ada
Minggu ke -1
Minggu ke -2
SASARAN SMART KEGIATAN INDIKATOR MONITORING
LEMBAGA UTAMA UNTUK MONITORING
PROTOKOL YANG DIPAKAI (kalau ada)
Data baseline diperoleh paling lambat :
Data dampak diperoleh paling lambat :
tugasnya hadir pertemuan
Apr 11 Apr 11
ATK dan fotokopi berkas serta dokumen dll
ATK dan berkas tersedia
Bukti pembelian dan pemakaian ATK serta berkas
DPTNB n/a
Minggu ke -2 Apr 11
Minggu ke -2 Apr 11
Pengumuman dan pemasukan berkas calon anggota patroli
Pengumuman dan pemasukan berkas calon anggota patroli masyarakat
Pengumuman tersampaikan di desa, adanya calon peserta
DPTNB n/a
Minggu ke -3 Apr 11
Minggu ke -4 Apr 11
Seleksi berkas dan test tulis
Test bekas dan tertulis terlaksana dan diikuti calon
Berkas calon dan daftar hadir peserta test
DPTNB n/a
Minggu ke -1 Mei 11
Minggu ke -2 Mei 11
Wawancara serta hasil kelulusan calon anggota patroli
Wawancara calon dan hasil kelulusannya
Dokumen wawancara, daftar hadir
DPTNB n/a
Minggu ke -3 Mei 11
Minggu ke -4 Mei 11
Pembekalan Anggota Patroli yang baru
Pembekalan terhadap anggota patroli yang baru terlaksana
Dokumen materi pembekalan, daftar hadir
DPTNB n/a
Minggu ke -1 Jun 11
Minggu ke -2 Jun 11
Kaos patroli Kaos patroli tersedia Fisik kaos dan bukti pembelian
BTNB n/a
Minggu ke -1 Jun 11
Minggu ke -2 Jun 11
Pelatihan monitoring pengguna SDA
Terlaksananya pelatihan dan
Daftar hadir dan penerapan di
BTNB dan Rare
Ada Minggu ke -1
Minggu ke -2
SASARAN SMART KEGIATAN INDIKATOR MONITORING
LEMBAGA UTAMA UNTUK MONITORING
PROTOKOL YANG DIPAKAI (kalau ada)
Data baseline diperoleh paling lambat :
Data dampak diperoleh paling lambat :
perikanan (patroli Mantehage-Nain) peserta dapat
menerapkannya lapanganJun 11 Jun 11
Pelatihan monitoring SDA laut (patroli Mantehage-Nain)
Terlaksananya pelatihan dan peserta dapat menerapkannya
Daftar hadir dan penerapan di lapangan
BTNB Ada
Minggu ke -1 Jul 11
Minggu ke -1 Jul 11
Pelatihan Selam (4 orang)
Terlaksananya pelatihan selam
Lesensi selam dan penerapan di lapangan
NSWA dan Rare
PADI/SSI manual dive
Minggu ke -2 Ags 11
Minggu ke -3 Ags 11
Pembentukan tim dan menentukan bouy dan metode pemasangan
Tim terbentuk dan metode pemasangan serta lokasi tersedia
Daftra hadir rapat dan RPK BTNB Permenhut
56/2006
Minggu ke -1 Jul 11
Minggu ke -2 Jul 11
Strategi penyingkiran Halangan 2, Sasaran 1: Semua zona larang tangkap ditandai dengan jelas menggunakan pengapung/bouy yang ditempatkan pada batas paling luar. Namun mengingat anggaran dari Balai belum pasti sehingga target utama untuk penandaan zona
Mengidentifikasi tempat yang tepat untuk memasang pelampung/bouy
Dokumentasi penempatan penanda dengan koordinat GPS. Memetakan rencana pemasangan pelampung/bouy di atas peta zonasi resmi Taman Nasional Bunaken, diketahui oleh Kepala Balai
Menghasilkan peta zonasi yang menunjukkan penanda
BTNB n/a Minggu ke -3 Jul 11
Minggu ke -3 Jul 11
Membeli pelampung yang diperlukan dan
Tanda terima pembelian
Bukti pembelian terdapat dalam laporan
BTNB Disesuaikan dengan kondisi
Minggu ke -4
Minggu ke -1
SASARAN SMART KEGIATAN INDIKATOR MONITORING
LEMBAGA UTAMA UNTUK MONITORING
PROTOKOL YANG DIPAKAI (kalau ada)
Data baseline diperoleh paling lambat :
Data dampak diperoleh paling lambat :
pariwisata Batu Gepe dan Barakuda. Penandaan zonasi tersebut menggunakan penanda sederhana Paling lambat Agustus 2011 oleh Tim Teknis Taman Nasional berkerja sama dengan masyarakat. Hal ini akan didokumentasikan dengan jelas oleh
mengurus dukungan teknis untuk pemasangan pelampung
Juli 11 Ags 11
Memasang pelampung/ bouy
Pengamatan langsung penanda zonasi oleh petugas Pengamanan Taman Nasional (Polhut operasi), anggota patroli bersama ketika monitoring kepatuhan nelayan terhadap zonasi dan staf Rare ketika kunjungan monitoring.
Dokumentasi dan Laporan Pemasangan pelampung
BTNB n/aMinggu ke -2 Ags 11
Minggu ke -3 Ags 11
Memastikan kampanye membicarakan pemasangan pelampung, lokasinya, memasukkannya ke dalam peta dan pengenalan
Survei KAP yang memperlihatkan nelayan memahami lokasi zona inti
KAP BTNB Survei KAP Ags 11Akhir kampanye
Strategi penyingkiran Halangan 3,
Pertemuan-pertemuan tingkat desa dan pengalian informasi
Daftar hadir dan dokumentasi pertemuan
Daftar Hadir dan dokumentasi pertemuan
BTNB n/a Minggu ke -1 Okt 11
Minggu ke -4 Okt 11
SASARAN SMART KEGIATAN INDIKATOR MONITORING
LEMBAGA UTAMA UNTUK MONITORING
PROTOKOL YANG DIPAKAI (kalau ada)
Data baseline diperoleh paling lambat :
Data dampak diperoleh paling lambat :
Sasaran 1: lambat Desember 2011 telah terdapat kesepakatan bersama Masyarakat pulau Mantehage mengenai pengaturan alat tangkap dan perlunya penindakan pelanggaran zonasi.
Rancangan kesepakatan pulau Mantehage Mengenai Pengaturan Alat Tangkap serta perlunya penindakan pelanggaran di zonasi
Daftar hadir, Dokumentasi pertemuan masyarakat dan draft kesepakatan masyarakat
Draft Kesepakatan Masyarakat
BTNB n/aMinggu ke -1 Nov 11
Minggu ke -2 Nov 11
Kesepakatan bersama Masyarakat pulau Mantehage di tandatangani dan Mulai dilaksanakan
Kesepakatan bersama masyarakat yang telah ditanda tangani petinggi masing-masing desa
Kesepakatan Masyarakat yang telah ditandatangani Petinggi Desa
BTNB n/aMinggu ke -4 Nov 11
Seterusnya
Strategi penyingkiran Halangan 4, Sasaran 1: Sepanjang tahun dilakukan operasi pengamanan perairan dan sosialisasi aturan hukum zonasi.
Operasi pengamanan perairan
Tingkat gangguan kawasan dan pelanggaran zonasi perairan berkurang
Laporan hasil kegiatan BTNB
Juknis pengamanan PHKA
Jan 11- Des 11
Penjagaan dan pengawasan kawasan
Berkurangnya niat dan kesempatan pelaku untuk melakukan pelanggaran
Laporan hasil kegiatan BTNB
Juknis pengamanan PHKA
Jan 11- Des 11
Sosialisasi bidang KSDAH&E
Daftar hadir, hasil dan materi sosialisasi dan kehadiran
Laporan hasil kegiatan
BTNB n/a Minggu ke -1 Jul 11
Minggu ke -2 Sep 11
SASARAN SMART KEGIATAN INDIKATOR MONITORING
LEMBAGA UTAMA UNTUK MONITORING
PROTOKOL YANG DIPAKAI (kalau ada)
Data baseline diperoleh paling lambat :
Data dampak diperoleh paling lambat :
narasumber
Patroli bersama masyarakat, polhut dan polair
Gangguan kawasan berkurang, pelanggaran zonasi dan tariff masik menurun
Kehadiran dan lembar kerja patroli diisi
BTNB, DPTNB dan Polair
n/a Mei-11 Mei 12
2.4 Mengukur Pengurangan Ancaman: Metode dan PendekatanPemantauan pengurangan ancaman (TR) telah dari bulan April-September 2011 sebagai “baseline data” sebelum pemasangan tanda
batas zonasi perairan di pulau Mantehage (November 2011) dan Desember 2011 – April 2012 sebagai data pembanding untuk mengetahui
tingkat perubahan yang terjadi. Variabel/ indicator yang dipakai untuk mengukur pengurangan ancaman yaitu jumlah nelayan yang melakukan
penangkapan di zona pariwisata pulau Mantehage (Batu Gepe dan Barakuda) sebelum pemasangan dan sesudah pemasangan bouy tanda
batas “zona pariwisata”.
Data diambil berdasarkan kegiatan Monitoring Pengguna Sumber Daya (pengamatan langsung) yang dilakukan oleh patroli masyarakat
yang bersamaan kegiatannya dengan patroli rutin di perairan pulau Mantehage dan Nain. Rata-rata setiap 4 - 8 kali dalam satu bulan
melaksanakan patroli laut bergantung cuaca, ketersediaan dan kelayakan armada (speedboat). Data diambil dengan rata-rata waktu
pengamatan dari jam 06.00 hingga jam 18.00 pada kegiatan patroli siang hari sehingga aktifitas nelayan pada malam hari tidak terdata. Data
yang dicatat antara lain jenis alat tangkap, jumlah kapal, lokasi, aktifitas yang dilakukan dan hasil tangkapannya. Jalur pengamatan yang
ditempuh mencakup perairan pulau Mantehage dan Nain yang ada di kawasan TN Bunaken dan tidak mencakup daerah luar yang telah
disebutkan.
Khusus untuk aktifitas nelayan dicatat jenis alat tangkap, jumlah personel dalam perahu, asal perahu dan lokasi tangkap diidentifikasi.
Jenis alat tangkap yang teridentifikasi kemudian dikelompokkan menurut kemiripan karakteristik alat dan teknik pengoperasiannya.
Pengelompokkan jenis alat tangkap yang teridentifikasi antara lain hook and line (pancing, tonda, rawai dan rentak), trap (sero), gillnet (jaring
insang), seine net (jarring kantong), speargun (tembak), dan cyanide (potassium sianida). Selengkapnya form untuk pemantauan pengguna
sumber daya dapat dilihat pada lembar lampiran.
Hasil kegiatan untuk mengukur pengurangan ancaman selama selang waktu Desember 2011 - Apr 2012 menunjukan penurunan
jumlah aktifitas nelayan dibandingkan baseline data sebesar rata-rata 1-2 perahu per bulan. Pada periode awal kampanye diketahui setiap
bulan sebanyak 1-3 perahu melakukan kegiatan menangkap ikan dan periode akhir kampanye Diketahui setiap bulan sebanyak 1-2 perahu di
kedua zona pariwisata di pulau Mantehage. Selengkapnya tersaji dalam tabel 11 di bawah.
Tabel 11. Hasil pengukuran pengurangan ancaman (TR)
SASARAN SMART (TR)
Variabel Tanggal survei Pra-Kampanye
Tingkat Pra-Kampanye
Tanggal survei Paska-
Kampanye
Tingkat Paska-Kampanye
Perbedaan Signifikansi Statistik
(kalau sesuai)
Pada akhir kampanye Pride di tahun 2012, tidak ada kegiatan menangkap ikan di dua Zona Larang Tangkap (Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda di Mantehage). Berdasarkan data tahun 2011,
Jumlah nelayan yang melakukan penangkapan di zona pariwisata pulau Mantehage (Batu Gepe dan Barakuda)
Apr s/dNov 11
Diketahui setiap bulan sebanyak 1-3 perahu melakukan kegiatan menangkap ikan di kedua zona tersebut
Des 11 s/dApr 12
Diketahui setiap bulan sebanyak 1-2 perahu melakukan kegiatan menangkap ikan di kedua zona tersebut
1 perahu
2.5 Mengukur Hasil Konservasi: Metode dan Pendekatan
Dalam mengukur hasil konservasi kami pengambil indicator hasil konservasi berupa kelimpahan ikan karang di 2 zona larang tangkap
(Barakuda dan Batu Gepe). Baseline data yang kami peroleh Rata-rata nilai kelimpahan jenis ikan karang di tahun 2009 yaitu sebanyak ± 2.3
indv/m2 di Batugepe dan ± 1.7 ind/m2 di Barakuda. Metode yang digunakan untuk mengukur kelimpahan ikan awal (baseline) dengan yang
dilakukan pasca sama yaitu menggunakan metode sensus visual ikan “Line Intersept Transect”. Metode ini bertujuan untuk menghitung (mengukur)
kelimpahan dan komposisi komunitas ikan di transek. Saat ikan bergerak, sangat sulit untuk mendapatkan sebuah me-tode sampling yang seragam di
sepanjang transek. Pengamat harus berenang dengankecepatan konstan dan berhati-hati untuk tidak menghitung ikan yang sama ataukelompok ikan
dua kali karena mereka dapat pindah di sepanjang transek tersebut.Kehati-hatian juga harus dilakukan untuk menghabiskan waktu yang sama setiap men-
gamati bagian dari transek tersebut. Pengamatan kelimpahan ikan karang yang diamati dilakukan pada kedalaman 10 meter sepanjang garis
transek 50 meter dengan lebar 2,5 meter sebelah kiri dan 2,5 m sebelah kanan garis transek sehingga luasan bidang pengamatan = 50 m x 5
m = 250 m2. Pengamatan dilakukan sebanyak 4 trasnsek, masing-masing lokasi 2 trasek.
Hasil pengukuran sasaran hasil konservasi (CR) pada awal April 2012 (akhir kampanye) menunjukan bahwa terjadi penurunan rata-rata
nilai kelimpahan jenis ikan karang di Barakuda sebesar ± 0.3 ind/m2 di Barakuda dari baseline data tahun 2009 (dan ± 1.7 ind/m2) menjadi
dan ± 1.4 ind/m2. Adapun rata-rata nilai kelimpahan jenis ikan karang di Batu Gepe mengalami peningkatan sebesar 0,6 ind/m2 dari baseline
data tahun 2009 (± 2.3 indv/m2) menjadi ± 2.9 indv/m2. Selengkapnya tersaji pada tabel 12 di bawah.
Tabel 12. Hasil pengukuran hasil konservasi (CR)
SASARAN SMART (TR)
Variabel Tanggal survei Pra-Kampanye
Tingkat Pra-Kampanye
Tanggal survei Paska-
Kampanye
Tingkat Paska-Kampanye
Perbedaan Signifikansi
(kalau sesuai
Pada akhir kampanye Pride di tahun 2012, mampu menjaga nilai kelimpahan jenis ikan karang di dua Zona Larang Tangkap (Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda di Mantehage) sehingga tidak mengalami penurunan dari data TN Bunaken tentang rata-rata nilai kelimpahan jenis ikan karang di tahun 2009 yaitu sebanyak ± 2.3 indv/m2 in Batugepe dan ± 1.7 ind/m2 di Barakuda
Nilai kelimpahan jenis ikan karang di Batugepe dan Barakuda.
2009
Rata-rata nilai kelimpahan jenis ikan karang di tahun 2009 yaitu sebanyak ± 2.3 indv/m2 in Batugepe dan ± 1.7 ind/m2 di Barakuda.
7 Apr 12
Rata-rata nilai kelimpahan jenis ikan karang pada akhir kampanye April 2012 yaitu sebanyak ± 2.9 indv/m2 in Batugepe dan ± 1.4 ind/m2 di Barakuda.
Batugepe = 0,6Barakuda = - 0,3
Bagian 3 – Pembelajaran dan Perencanaan melalui Analisis Kritis
Bagian ini menjelaskan proses analisis dalam menentukan pilihan berdasarkan informasi yang memadai. Salah satu manfaatnya memberikan struktur yang baik untuk membandingkan maksud kampanye dengan hasilnya sampai saat ini. Memahami mengapa perubahan terjadi, dan bagaimana menghindarkan kesalahan dan meneruskan yang berhasil.
3.1 Analisis Situasi dan Proses PerencanaanA. Analisis Situasi
Kampanye Fokus dari kampanye pride di TN Bunaken adalah pulau Mantehage. Pulau Mantehage merupakan salah satu pulau dari 5
pulau yang ada di kawasan TN Bunaken yaitu pulau Bunaken, Siladen, Manado Tua dan Nain. Pulau Mantehage memiliki luas daratan
(dari pasang tertinggi) 726,40 Ha, dapat ditempuh dari kota Manado dengan menggunakan perahu motor dalam waktu 75 menit.
Terdapat empat desa di pulau Mantehage; yaitu desa Bango, Tinongko dan Buhias di bagian Selatan, dan desa Tangkasi sedikit
terpisah di ujung Utara pulau Mantehage. Keempat desa tersebut, masuk dalam administrasi kec. Wori, kabupaten Minahasa Utara.
Kawasan TN Bunaken termasuk pulau Mantehage dan pulau merupakan kawasan pelestarian alam yang pengelolaannya berdasarkan
zonasi. Zonasi yang berlaku di TN Bunaken adalah SK Dirjen PHKA nomor 13/IV-KK/2008, dari luas kawasan 89.065 ha terdiri dari zona
inti 1.077,60 ha; rimba 1.528,32 ha; rehabilitasi 142,90 ha; pemanfaatan pariwisata 1.233,43 ha; pemanfaatan umum 72.279,77 ha;
tradisional 10.460,69 ha; dan daratan 2.342, 29 ha. Adapun yang menjadi sasaran kampanye yaitu zona pariwisata perairan Barakuda
dan Batu Gepe seluas 280,4 ha. Sedangkan khalayak sasaran kegiatan kampanye meliputi nelayan dan non nelayan di pulau
Mantehage dan Nain.
1. Pulau MantehageBerdasarkan data dari kecamatan Wori, hingga tahun Desember 2010 jumlah penduduk pulau Mantehage sebanyak 2093 jiwa, yang
terdiri dari 514 keluarga. Penduduk pulau Mantehage juga mayoritas berasal dari suku Sangihe-Talaud yang beragama Kristen,
namun untuk desa Tangkasi mayoritas penduduknya berasal dari suku Bajo dan Gorontalo yang menganut agama Islam. Karenanya
untuk tiga desa di bagian Selatan, bahasa sehari-hari adalah bahasa Sangir, sedang di desa Tangkasi adalah bahasa Bajo.
Sebagian besar penduduk yang tinggal di kelima desa hanya menyelesaikan sekolah dasar atau pendidikan tak formal lainnya. Sarana
pendidikan di Pulau Mantehage belum memadai. Hanya terdapat dua bangunan Sekolah Dasar dan satu buah bangunan Sekolah
Menengah Pertama. Untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas, warga harus sekolah ke Manado. Sebagian besar air bersih di
pulau Mantehage terbatas hanya mengandalkan dari air hujan yang ditampung pada bak semen disetiap rumah. Terdapat sumur hanya
sebagian besar airnya payau. Adapun di desa Tangkasi terdapat sumur yang berair tawar. Sarana kesehatan yang ada sampai saat ini
berupa satu buah bangunan Puskesmas Pembantu yang berada di Desa Tinongko. Namun tidak terdapat tenaga kesehatan, yaitu
Dokter dan Bidan yang menetap. Ada tenaga dokter yang bertugas di sana secara bergiliran; namun seringnya dilayani oleh seorang
tenaga medis setingkat mantri. Kualitas fasilitas perawatan medis umumnya rendah.
Perekonomian penduduk Mantehage tergolong kelas menengah ke bawah. Nelayan dan peladang merupakan dua mata pencaharian
utama penduduk. Nelayan Mantehage masih merupakan nelayan tradisional, hal ini bisa dilihat dari perahu, alat tangkap, dan cara
tangkap. Dalam menangkap ikan, nelayan masih tergantung pada cuaca. Jika cuaca sedang buruk, nelayan mencari mata pencaharian
lain, seperti buruh pengolah kopra dan berkebun pisang. Untuk melayani kebutuhan sehari-hari, saat ini terdapat beberapa kios
penjualan yang dikelola perorangan. Harga barang yang dijual dibandingkan dengan kota besar terdekatnya tidak terlalu jauh berbeda.
Barang barang kebutuhan sehari hari tersebut didatangkan dari Menado. Produksi Kopra dikelola secara tradisional. Pengolahan dan
produksi kopra sudah ada sejak jaman dahulu dan diturunkan turun temurun ke generasi selanjutnya. Hasil panen kopra tersebut dijual
ke Menado dan Bitung. Dalam satu tahun panen sekitar 4-5 kali. Tempurung kelapa juga dijual ke Menado untuk dijadikan arang.
Pisang merupakan komoditas perkebunan yang menjadi penyangga ekonomi penduduk Pulau Mantehage. Produksi pisang di pulau ini
cukup banyak, hasilnya dijual ke Menado dan Bitung.
2. Pulau NainPulau Nain memiliki luas daratan (dari pasang tertinggi) 166 Ha, dapat ditempuh dari kota Manado dengan menggunakan perahu motor
dalam waktu 120 menit. Terdapat dua desa di pulau Nain; yaitu desa Nain dan Tatampi yang merupakan desa pemekaran. Kedua desa
tersebut, masuk dalam administrasi kec. Wori, kabupaten Minahasa Utara.
Nain merupakan pulau paling padat penduduk di Taman Nasional Bunaken, rerdasarkan data dari kecamatan Wori, hingga tahun
Desember 2010 jumlah penduduknya saat ini mencapai 3614 jiwa, yang terdiri dari 767 keluarga. Ini berarti kepadatannya lebih dari 5
jiwa per hektar, bisa dibandingkan dengan Pulau Mantehage yang kepadatan penduduknya masih dibawah 2 jiwa per hektar..
Penduduknya terdiri dari berbagai suku, terutama suku Bajo dan Sangir. Suku Bajo beragama Islam dan berbahasa Bajo, sedang suku
Sangir umumnya beragama Kristen dan menggunakan bahasa Sangir sebagai bahasa sehari-hari. Tingkat pendidikan rata-rata
penduduk penduduk Pulau Nain adalah SLTP, generasi mudanya yang telah lulus SLTA dan Perguruan Tinggi lebih menyukai mencari
pekerjaan dan tinggal di kota Manado. Saat ini, sebagian besar penduduk Pulau Nain bekerja sebagai petani rumput laut. Hal ini
menyebabkan Pulau Nain menjadi salah satu penghasil terbesar rumput laut di Sulawesi Utara. Sebagian lain penduduknya merupakan
nelayan skala kecil.
Target Konservasi
TNB adalah bagian dari “Coral Triangle (Segitiga Karang),” kawasan yang membentang dari Kepulauan Solomon di selatan hingga Palau di timur, Papua Nugini dan Indonesia di barat, dan Filipina dan Malaysia di utara. Coral Triangle memiliki kekayaan laut terkaya di seluruh dunia. Di dalam Kawsan TNB terdapat sekitar 390 spesies karang keras yang mewakili 63 genera dan 15 famili (Turak dan deVantier, 2003). Keragaman hayati terbesar terdapat pada terumbu karang tepi, sedangkan perairan dalam di antara pulau-pulau memberikan habitat bagi spesies ikan pelagis dan mamalia laut seperti marlin, tuna, hiu, lumba-lumba, beberapa jenis paus orca, paus pilot, paus sperm dan paus kepala-melon. Terumbu karang lebih banyak mengandung hewan vetebrata. Beberapa jenis ikan seperti ikan kepe-kepe dan betol menghabiskan seluruh waktunya di terumbu karang, sedangkan ikan lain seperti ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak menggunakan waktunya di terumbu karang untuk mencari makan. Udang lobster, ikan scorpion
dan beberapa jenis ikan karang lainnya di terumbu karang bagi mereka adalah sebagai tempat bersarang memijah, dan mengasuh anak. Khusus untuk pulau Mantehage ada 2 lokasi yang diduga merupakan daerah SPAG's yaitu Barakuda dan Batugepe yang masuk dalam zona pariwisata.
Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem esensial di laut karena merupakan habitat bagi berbagai orgnisme
perairan, sebagai tempat mencari makan (feeding ground) serta sebagai tempat reproduksi (spawning ground) bagi berbagai
organisme. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan. Faktor utama penyebab kerusakan
terumbu karang adalah faktor alam dan faktor manusia. Kerusakan ekosistem terumbu karang yang disebabkan oleh faktor alam
diantaranya disebabkan oleh predasi, hama penyakit dan adanya musim baratan dan musim timuran. Sedangkan kerusakan yang
disebabkan oleh faktor manusia diantaranya karena penangkapan ikan yang berlebih dan merusak, serta belum efektifnya zonasi di
Taman Nasional Bunaken.
Kawasan TN Bunaken sebagai kawasan konservasi terindikasi mengalami over fishing terutama pada jenis ikan-ikan karang
berekonomis tinggi khususnya dari jenis ikan kerapu (Serranidae) dan Napoleon (Labridae). Ikan dari famili Serranidae atau dikenal
dengan ikan kerapu mempunyai lebih dari 46 spesies yang tersebar dengan tipe habitat yang beragam. Sedangkan dari famili Labridae
yang terkenal dari jenis ikan Napoleon wrasse (Sunyoto dan Mustahal, 1997). Habitat asli sebagian besar dari jenis-jenis ikan kerapu
dan napoleon hidup disekitar kawasan terumbu karang di perairan-perairan dangkal hingga kedalaman 100 m di bawah permukaan
laut.
Laporan Balai TN Bunaken tentang lokasi pemijahan ikan karang (2009) menunjukkan bahwa jenis ikan kerapu yang diketemukan di
kawasan TN Bunaken yang bernilai ekonomis sebanyak 21 jenis diantaranya Anyperodon leucogrammicus, Cephalopholis argus, C.
boenack, C. miniata, C. spiloparaea, C. sexmaculata, dan E. malabaricus, C. urodeta, Cromileptis altevelis, E. retouti dan Cheilinus
undulates. Dari ke-21 jenis tersebut yang diketemukan umumnya jenis kerapu kecil dan dalam jumlah sedikit. Menurut Effendi (1997)
salah satu indikasi suatu perairan telah mengalami over fishing adalah jenis ikan diketemukan dalam jumlah yang relative sedikit dari
biasanya dan tertangkap dengan ukuran dan berat yang lebih rendah dari yang sewajarnya.
Berdasarkan hasil laporan tersebut diduga kondisi stok ikan di TN Bunaken telah mengalami Growth overfishing. Selanjutnya yang
memperparah kondisi ekosistem tempat ikan tersebut beradanya adalah penangkapannya dilakukan di zona larangan tangkap (zona
inti dan pariwisata) dan beberapa menggunakan alat tangkap tak ramah lingkungan seperti penggunaan kompresor yang dilengkapi
racun potas. Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum serta kesadaran akan pemanfaatan yang berkelanjutan menjadi kendala
dalam memulihkan stok ikan yang terancam over fishing tersebut. Perlu kajian lebih dalam lagi apakah telah terjadi juga Recruit
overfishing dan Ecosystem overfishing pada ikan target khususnya jenis kerapu dan napoleon.
Target konservasi dari kampanye ini adalah ikan yang hidup di sekitar terumbu karang. Ikan karang (juga disebut ikan dasar atau ikan
bentik) hidup di daerah terumbu karang dan di dalam kolam (laguna), termasuk untuk mencari makan dan untuk berlindung.
Kampanye Pride di kawasan ini dinilai berhasil jika pada tahun 2012 dapat menjaga nilai kelimpahan ikan karang di Zona Pariwisata
Batugepe dan Barakuda (pulau Mantehage) yaitu 30 famili dan 143 jenis ikan karang di Batugepe dan 22 famili dan 93 jenis ikang
karang di Barakuda. Di Batugepe diketemukan 3 jenis ikan dari Familii Seranidae sedangkan di Barakuda diketemukan 7 jenis ikan dari
family Seranidae. Ini dilakukan melalui pengurangan ancaman berupa pengurangan pelanggaran zonasi untuk mencapai hasil
konservasi berupa ikan karang yang stabil.
B. Proses PerencanaanMelihat dari teori perubahan maka kampanye pride menginginkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat target yaitu nelayan
dan non nelayan di pulau Mantehage dan Nain tentang pengetahuan, dan sikap mengenai sudah terjadinya penangkapan ikan berlebih
dengan salah satu indikator penurunan hasil tangkap dan manfaat zonasi sebagai cadangan sumber ikan di masa mendatang dengan
mekanisme spill over. Dengan meningkatnya pengetahuan dan sikap masyarakat target diharapkan mereka akan meningkatkan
berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait penangkapan ikan berlebih dan manfaat dan peraturan zonasi
serta tingkat kehadiran dalam pertemuan zonasi dan konservsi lainnya. Dengan mengidentifikasi halangan (Barrier) dan strategi
penyingkiran halangan yang ada diharapkan adanya perubahan prilaku dari khalayak target. Keberhasilan kampanye terjadi apabila
dapat merubah prilaku nelayan Mantehage dan Nain dalam hal:
1. Meningkatnya pengetahuan terhadap lokasi dan manfaat zonasi, 2. Meningkatnya kesediaan nelayan ikut dalam patroli pengawasan Zonasi 3. Meningkatnya kepatuhan nelayan terhadap fungsi dan aturan Zonasi
Melalui 3 tahapan perubahan prilaku di atas, diharapkan dapat mengurangi ancaman berupa pelanggaran fungsi zonasi dan
penangkapan berlebih serta destruktif oleh nelayan local dan luar. Dengan demikian keberadaan dan kelimpahan ikan tetap terjaga di
pulau Mantehage khususunya zona larang tangkap sebagai salah satu capaian hasil konservasi dari kampanye pride.
Proses perencanaan selanjutnya adalah menyusun rencana proyek kampanye, yang telah disusun pada saat fase universitas kedua,
setelah survey pra KAP selesai dan pengumpulan data kualitatif pra kampanye sebagai baseline data. Setelah melalui rangkaian proses
sistematis, akhirnya menghasilkan rencana proyek kampanye pride yang langkah-demi-langkah tersusun jelas yang berfungsi sebagai
dasar untuk kegiatan kampanye.
Kampanye Pride di kawasan Taman Nasional Bunaken merupakan bagian dari kampanye Rare yang bekerja dalam melindungi dan
menjaga ekosistem kawasan dengan mengefektifkan fungsi zonasi khususnya zona larang tangkap (inti dan pariwisata) di pulau
Mantehage. Tim menggunakan sejumlah pendekatan cara/ metode, beberapa dibuat sebelum kampanye, beberapa selama bekerja pra
proyek, dan beberapa dalam tahap perencanaan formal. Hal ini dilakukan untuk membantu dalam memahami konteks yang terjadi
dilokasi kampanye selama proyek berlangsung dan untuk melakukan analisis situasi. Tabel 13 di bawah menunjukan ringkasan analisa
situasi dalam proses kampanye.
Tabel 13. Hasil pengukuran hasil konservasi (CR)
Aktifitas Langkah Proses Plus (seberapa benar perencanaan telah terbukti)
Delta (perencanaan perlu perbaikan)
Langkah Selanjutnya (agar lebih baik
bagaimana akan mengubah langkah
berikutnya)
Model konsep
Dibuat berdasarkan penelitian sebelum proyek kampanye dan wawancara
stakeholder kunci. Diperbaiki di kelas pada
fase universitasSelanjutnya mengalami beberapa perbaikan dari tim Rare Bogor 4, dan
disetujui oleh supervisior dan kepala Lembaga (Balai
TN Bunaken)Model konsep dibuat
dengan bantuan software Miradi
Berdasarkan pengamatan lapangan sebelum phase
perencanaan dimulai dan pada fase universitas dengan
bimbingan tim Rare model konsep disempurnakan. Model konsep mengambarkan situasi
sebenarnya dan beberapa perubahan yang diajukan
dengan mudah diintegrasikan ke dalam model konsep yang dapat
direvisi sewaktu-waktu berdasakan situasi
perkembangan dilapangan
Beberapa faktor yang berkontribusi belum cukup mengambarkan secara detail "jumlah nelayan local dan luar
yang melakukan aktifitas penangkapan di pulau
Mantehage”setiap bulannya.Asumsi factor yang berkontribusi perlu diuji kebenarannya dengan
melakukan observasi lapangan dan mencocokan dengan data mengenai
ancaman-ancaman yang berpengaruh kepada biota dan keutuhan kawasan TN bunaken
khususnya pulau MantehageMeminta masukan dari stake holder lainnya dan masyarakat mengenai
factor yang berkontribusi dalam model konsep.
Melibatkan para ahli sebelumnya dalam
proses membuat model konsep
Peringkat Ancaman Dibuat berdasarkan penelitian sebelum proyek kampanye dan wawancara
stakeholder kunci.
Peringkat ancaman, disusun baik melalui proses yang terdapat
pada model konsep, menggunakan perangkat lunak
Tidak ada Tidak berubah
Aktifitas Langkah Proses Plus (seberapa benar perencanaan telah terbukti)
Delta (perencanaan perlu perbaikan)
Langkah Selanjutnya (agar lebih baik
bagaimana akan mengubah langkah
berikutnya)
Diperbaiki di kelas pada fase universitas
Selanjutnya mengalami beberapa perbaikan dari tim Rare Bogor 4, dan
disetujui oleh supervisior dan kepala Lembaga (Balai
TN Bunaken)
Miradi. Miradi relative mudah digunakan dengan bimbingan
dan bantuan dari tim Rare.Ringkasan analisis menunjukan
peringkat ancaman “tinggi” berasal dari kegiatan
penangkapan berlebih yang mengurangi jumlah ikan.
Perangkat lunak Miradi bukan hanya mudah digunakan tetapi
sangat visual.
Rantai Faktor
Dibuat menggunakan software MIradi dan
diperbaiki di kelas pada fase universitas.
Menggunakan model konsep sebagai acuan
menentukan rantai faktor
Sama, seperti peringkat ancaman, perangkat lunak
Miradi membuat proses penentuan rantai factor menjadi
mudah. Sudah terprogram di Miradi, kita tinggal pilih “klik” ancaman yang diingin dipilih.
Tidak ada Tidak berubah
Rantai HasilDibuat berdasarkan
pengamatan lapangan, menggunakan rantai factor
sebagai acuhan
Sama, seperti peringkat ancaman, perangkat lunak
Miradi membuat proses penentuan rantai factor menjadi
mudah. Sudah terprogram di Miradi, kita tinggal pilih “klik” ancaman yang diingin dipilih.
Prosedur dan alurnya prosesnya rumit. Hasil rantai bukan konsep
yang mudah dipahami. Dalam draft awal, kaitan sebab akibat yang kami
susun kurang baik sehingga mempengaruhi kurang tepatnya
alasan penyebab mengapa prilaku ancaman masih terjadi.
Diperlukan pemahaman dan konsep yang baik praktis dalam menentukan rantai hasil
Survey KAP Dilakukan selama fase sebelum kampanye dimulai
(pra kampanye), bekerja dengan relawan sebagai enumerator. Dilakukan
Pertanyaan survey pra dan paska kampanye sangat
membantu dalam menentukan capaian sasaran SMART objektif
kampanye. Adanya proses
Survey mengisi kuisioner dilakukan oleh enumerator memerlukan waktu
dan proses yang panjang dan melelahkan. Enumerator sebagian
besar berasal dari masyarakat yang
Diiusulkan mengulangi survei tiga tahun setelah kampanye pada tahun 2015 untuk memantau status KAP
Aktifitas Langkah Proses Plus (seberapa benar perencanaan telah terbukti)
Delta (perencanaan perlu perbaikan)
Langkah Selanjutnya (agar lebih baik
bagaimana akan mengubah langkah
berikutnya)
kembali pada saat pasca proyek.
perbaikan draf penyusunan pertanyaan dengan bantuan tim Rare sehingga adanya proses pembelajaran dalam rangka
menyusun pertanyaan yang baikAdanya perangkat lunak survey
pro yang membantu dalam penyusunan pertanyaan dan analisis data survey. Dapat
menyaring hasil satu demi satu dari responden khalayak target
dari pertanyaan yang sama. Selain itu dapat membandingkan
2 sasaran khalayak dalam perubahan prilaku yang terjadi.
dipilih berdasarkan rekomendasi pemerintah desa dan tokoh
masyarkat sehingga kemampuannya masih kurang dalam memahami kuisioner. Walaupun dilakukan pelatihan namun relative belum
semua enumerator paham.Pertanyaan kuisioner terdapat hal yang diulang-ulang dan terdapat istilah-istilah yang sulit dipahami
oleh enumerator.Nelayan yang kurang mempunyai
waktu luang banyak. Walaupun ada digunakan untuk memperbaiki alat
tangkap atau beristirahat.
Teori Perubahan Proses berulang-ulang yang dimulai dalam tahap pengembangan kelompok dan dipertajam sepanjang
tahap perencanaan kampanye.
Teori dasar tentang teori perubahan telah dipelajari di fase universitas. Penyusunan dibantu
dan dibimbing oleh tim Rare. Memahari hubungan teori dan praktek antara komponen dari
persamaan.Setiap variabel dapat diukur apakah itu melalui kuesioner
KAP pra-pasca (K,A,I, BR, dan BC) atau melalui survei biologi (TR dan CR) dengan mudah.
Kita dapat memprediksi dampak kampanye apakah sesuai
menunjukkan perubahan pada setiap bagian dari toc sampai
Lebih berhati-hati dalam menentukan deltai, karena teori
perubahan untuk kampanye pride di pulau Mantehage dibangun di atas asumsi bahwa nelayan lokal adalah penyebab kondisi perikanan yang overfishing dan tidak patuh aturan
zonasi.
Mendorong lembaga untuk dapat menggunakan teori perubahan dalam pengelolaan kawasan khususnya mengefektifkan fungsi zonasi diperairan.
Aktifitas Langkah Proses Plus (seberapa benar perencanaan telah terbukti)
Delta (perencanaan perlu perbaikan)
Langkah Selanjutnya (agar lebih baik
bagaimana akan mengubah langkah
berikutnya)dampak konservasi. Karena kita
tidak melakukan kontrol (perbandingan) luas, kita tidak
dapat memastikan bahwa perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kampanye kebanggaan.
Dari keempat alat perencanaan, yaitu Model Konsep, Rantai Hasil, Teori Perubahan dan Sasaran SMART,
1. Ketika Anda merencanakan fase selanjutnya dari kampanye, mana dari alat-alat ini yang Anda pikir akan Anda gunakan lagi (dan mengapa?) Apakah Anda akan mengubah proses perencanaan dengan cara apapun jika Anda dapat mengulang semuanya lagi?
2. Apakah ada “bright spot” dalam perencanaan kampanye / sebuah pengalaman yang menginspirasi?
Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai dokumen perencanaan, berikut disediakan Tautan (link) untuk Rencana Proyek dan Rencana Kerja Kampanye Bangga Taman Nasional Bunaken di Rare Planet:
1) Ringkasan Kawasan:
2) Model Konsep:
3) Pemeringkatan Ancaman:
4) Narasi Komunikasi Organisasi:
5) Rantai hasil dan Sasaran Awal:
6) Kuisioner Survey KAP Pra Kampanye:
7) Analisis Survey KAP Pra Kampanye:
8) Sasaran SMART:
9) Rencana Monitoring:
10) Teori Perubahan revisi:
11) Rencana Operasi Penyingkiran Halangan:
12) Rencana Proyek:
13) Ringkasan Kreatif:
14) Narasi Rencana Kerja:
C. Memahami AudienTarget audien spesifik, model konsep membantu kami untuk memahami ancaman yang dihadapi pulau Mantehage, yang
proses peringkat ancamannya telah divalidasi oleh tim ahli Rare sehingga dapat membantu dalam memprioritaskan ancaman ini sejalan dengan tema kohort “Zona Larang Tangkap”. Kami menggunakan model konsep dan peringkat ancaman untuk mengidentifikasi rantai faktor dan penyebab ancaman, serta siapa dan apa yang melatarbelakanginya.
Setelah mengidentifikasi khalayak bahwa kampanye kami menargetkan nelayan dan non nelayan pulau Mantehage dan Nain,
selanjutnya kami melakukan penelitan kuantitatif dan kualitatif untuk benar-benar memahami khalayak sasaran. Hasil survey menggunakan
kuisioner dan diskusi terfokus serta wawancara mendalam membantu kami dalam memahami tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku, serta
sumber-sumber terpercaya dan preferensi media. Pada gilirannya, informasi ini membantu kami untuk mengembangkan media dan bauran
pemasarannya untuk setiap khalayak sasaran. Pesan yang jelas dan kesesuaian dengan khalayak target menjadi fokus utama pesan media
dapat diterima.
1. Diskusi Kelompok Terarah (FGD)FGD; metode ini tidak terlalu formal, informasi relative banyak dari responden, tidak kaku responden saling berinteraksi melengkapi.
Pelaksanaan metode ini tidak lebih dari 45 menit agar tema yang dibicarakan fokus. Responden yang berpartisipasi tidak lebih dari 5 orang
dengan 1 orang fasilisator bertugas untuk memandu diskusi dan 1 orang yang mendokumentasikan. Kegiatan FGD dilakukan pada tangga
8 Maret di pos jaga pulau Mantehage, peserta berasal dari perwakilan anggota patroli masyarakat yang kebetulan sedang bertugas
sebanyak 5 orang (panduan FDG terlampir). Adapun ringkasan hasilnya sebagai berikut:
1. Secara umum peserta FGD, merasa bangga menjadi anggota patroli masyarakat berpartisipasi bersama Balai TN Bunaken (Polhut) dari Agustus 2011 hingga sekarang menjaga kawasan TN Bunaken khususnya wilayah Mantehage-Nain dari tindakan pengerusakan dan tidak sesuai dengan aturan zonasi. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengurangi tindakan pelanggaran diantaranya sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat zonasi di desanya masing-masing, berpartisipasi memberikan informasi kepada petugas, dan bersama-sama petugas melakukan patroli di dalam kawasan serta mendukung kegiatan konservasi yang dilakukan oleh Balai TNB khususnya maupun instansi lainnya.
2. Selama menjalankan patroli dari awal hingga sekarang, relative pelanggaran kawasan yang terjadi stabil. Kegiatan patroli laut selama ini difokuskan di perairan Mantehage dikarena terkendala BBM yang relative kurang untuk menjangkau perairan Nain dan SDA di pulau Mantehage yang masih alami dan rawan tindakan pengerusakan.
3. Khusus untuk pelanggaran yang terjadi di perairan untuk penangkapan ikan secara illegal terjadi hanya 1 kasus yang berhasil ditangkap yaitu kompresor dan telah diambil tindakan pada saat sedang beroperasi (sudah proses pengadilan). Khusus untuk pelanggaran zonasi perairan yang banyak di lakukan oleh nelayan adalah melakukan aktifitas memancing di zonasi pariwisata Batugepe dan Barakuda. Tindakan yang dilakukan untuk pelanggaran tersebut yaitu hanya dilakukan peneguran dan pemberitahuan kepada nelayan agar bergeser dari lokasi tersebut secara baik-baik.
4. Selain itu kasus lainnya namun relative rendah pelanggarannya yaitu pengambilan karang batu mati dan pasir laut untuk bahan bangunan. Tindakan yang dilakukan mendata pelaku, memberitahu bahwa tindakan tersebut melanggar aturan zonasi yang ada dan apabila pelaku masih tetap melakukan aktifitas tersebut maka anggota patroli yang menemukan kasus tersebut membuat berita acara pelaporan kepada petugas polhut untuk dilakukan tindakan yang lebih sesuai aturan. Hal ini dilakukan karena anggota patroli masyarakat tidak punya wewenang untuk menindak pelanggaran, sebatas hanya menegur dan mendata kasus pelanggaran.
5. Respon masyarakat terhadap tindakan patroli masyarakat pada umumnya sangat mendukung dan mengharapkan agar kinerja dan prestasi patroli dapat ditingkatkan bukan hanya penindakan terhadap pelaku pelanggaran fungsi zonasi namun berperan aktif dalam sosialisasi, dan tindakan konservasi lainnya. Beberapa tanggapan sinis dan tidak suka masih didapatkan oleh patroli masyarakat karena sebagian masyarakat masih menganggap bahwa kegiatan patroli tidak penting dan menghalangi kegiatan mereka mencari ikan di laut. Pihak-pihak yang mendukung kegiatan patroli masyarakat sebagian besar menjawab Balai TNB dan Polisi Perairan merupakan pihak yang sangat merespon positif dalam bentuk dukungan SDM, dan peningkatan kapasitas mereka dalam patroli. Selain itu mitra DPTNB (Dewan Pengelolaan TNB) juga mendukung financial dan operasional kelancaran patroli (BBM dan Speed boat). Tak lupa beberapa peserta menyebutkan pihak pemerintah desa juga mendukung kegiatan patroli dalam hal dukungan kebijakan local dan sosialisasi dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat terkait aturan zonasi.
6. Terdapat beberapa kendala yang masih dihadapi dalam kegiatan patroli yaitu relative kurang representative sarana speed boat, BBM, kelengkapan peralatan patroli (leaf jaket, alat komunikasi, dan dokumentasi), dan yang utama adalah kurangnya tingkat pendampingan petugas Balai TNB (Polhut khususnya) di lapangan dalam kegiatan patroli sehingga dalam beberapa kasus patroli tidak ada didampingi oleh petugas. Selain itu tingkat respon petugas terhadap kasus relative rendah, yang menyebabkan kasus pelanggaran menjadi tidak ada tindakan.
7. Walaupun terdapat kendala, namun kegiatan patroli tetap jalan seoptimal mungkin untuk menekan tindakan pelanggaran zonasi. Strategi yang dikembangkan agar patroli berjalan efektif adalah melibatkan masyarakat sebagai sumber informasi pelanggaran zonasi. Strategi ini efektif dalam mengatasi pelanggaran zonasi di perairan dengan berhasilnya patroli menangkap penangkapan ikan dengan kompresor, dan beberapa kasus lainnya seperti penagambilan batu karang mati, pasir laut, dan pengambilan ikan ikan. Selain itu keikutsertaan anggota patroli dalam kegiatan “Si Maming” menjadikan point penting sebagai salah satu cara mensosialisasikan peraturan zonasi.
8. Program ‘Si Maming” secara umum masyarakat mengetahui sebagai sarana penyebaran informasi dan sosialisasi penyampaian pesan melalui media akan aturan zonasi dan permasalahan perikanan serta himbauan untuk menjaga laut, karang dan ikan dari tindakan yang merusak. Media yang mereka lihat dan dapatkan yang berisi pesan tersebut diantaranya spanduk nama warung, dan hari raya, lagu konservasi, SMS Blast, kalender, acara di TV local, beberapa kegiatan olah raga dan keagamaan, dan beberapa cinderamata yang tulisannya menghimbau untuk mematuhi zonasi dan menjaga ekosistem terumbu karang dan laut.
9. Saran peserta bagi kelancaran patroli yaitu agar Balai TNB selaku otoritas pengelola, dapat melengkapi sarana dan prasarana patroli yang masih kurang optimal dalam melakukan kegiatan patroli. Mengharapkan agar patroli di laut menjangkau juga pulau Nain, karena berdasarkan laporan masyarakat di perairan tersebut masih terdapat tindakan pengambilan ikan yang merusak seperti penggunaan potassium untuk mengambil ikan hias, dan pengambilan satwa yang dilindungi seperti penyu, dan Napoleon. Mendorong agar kasus-kasus pelanggaran zonasi sedapat mungkin diproses menurut aturan yang berlaku, dan hasil prosesnya disosialisasikan kepada masyarakat yang penyampaiannya melalui anggota patroli masyarakat. Meningkatkan sosialisasi dan penyampaian pesan konservasi melalui media dan kegiatan yang telah ‘Program Si Maming” lakukan selama ini.
2. Wawancara Informal
Wawancara informal; responden lebih santai untuk menjawab pertanyaan, terkesan tidak diintrogasi sehingga diperoleh informasi
sewajarnya tidak direkayasa. Pelaksanaan medote ini tidak lebih dari 30 menit, dilakukan pada saat responden santai. Kegiatan ini
dilakukan pada tangga 9 – 12 Maret di pulau Mantehage, Nain dan lokasi lain yang diperkirakan terimbas paparan materi kampanye (pulau
Bunaken, Manado Tua, dan pesisir utara). Peserta sebanyak 9 orang dipilih secara acak dan dilakukan wawancara secara terpisah di
lokasi domisili peserta dengan berbeda waktu proses wawancara. Peserta mempunyai mata pencaharian nelayan dan non nelayan.
Tabel 14.Hasil ringkasan wawancara mendalam
Asal Buhias Bango Tinongko Tinongko Tangkasi Nain Nain Nain Manado TuaMata
PencaharianNelayan
(Jubi)Nelayan
(Pancing)Nelayan
(Jubi)Nelayan (Soma)
Nelayan (Soma)
Nelayan (Soma)
Nelayan (Soma)
Nelayan (Pancing)
Nelayan (Pancing)
Usia 41 45 52 42 35 46 28 34 33
1
Bagaimana kondisi perikanan saat ini
Jauh lebih menurun hasil tangkapan
Ikan sekarang pintar susah untuk ditangkap
Ikan sudah mau habis banyak yang nangkap
Susah dapat ikan banyak
Dulu banyak sekarang tidak sebanyak dulu
Tidak seperti dulu susah dapat banyak
Beberapa jenis ikan susah mau dapat banyak
Bisa untuk makan saja dah syukur
Makan ikan harus bawa dari manado
2
Faktor apa saja yang mempengaruhi kondisi perikanan saat ini
Alat tangkap yg digunakan tidak bisa menangkap ikan banyak
Nelayan dari luar banyak menangkap ikan disini
Akibat dulu pake bom dan racun
Sudah banyak nelayan yang mencari disini, jumlah ikan tetap orang bertambah
Nelayan nain pake jaring besar ikan banyak ditangkap
Orang banyak, ikan habis ditangkap
Jumlah ikan tetap, tetapi banyak orang yang nangkap ikan
Rumah ikan rusak, jadi ikan tidak mau bertelur disitu
Banyak yang nangkap ikan berkurang
3
Seberapa pentingnya kita menjaga laut. Mengapa?
Penting karena kita cari makan dari laut
Pencarian dapat uang dari hasil tangkapan ikan
Penting, kalau tidak ada ikan mau makan dari mana
Penting, karena penghasilan situ
Penting,karena lokasi kita banyak orang yg menangkap ikan disini
Penting, yang penting kita masih bisa dapat ikan
Kalau ikan habis, cari penghasilan dari kerja lain
Penting, orang pulau kalau sudah tidak ada ikan mau makan apa?
Penting, untuk anak cucu kita dapat rasa
4
Pihak-pihak yang peduli akan kelestarian laut dan zonasi TNB
Balai TNB, yang atur zonasi disini
Patroli dan kehutanan pernah sosialisasi disini
Harusnya masy jg peduli bukan cuma pemerintah
Semua peduli agar ikan ada terus
Warga desa disni mendukung kelestarian laut
Mahasiswa dan pemerintah
Tidak tahu, tidak ada pihak yg melakukan kegiatan konservasi disini
Turis, cottage dan pemerintah
Balai TNB, DKP, pemda dan warga
Asal Buhias Bango Tinongko Tinongko Tangkasi Nain Nain Nain Manado TuaMata
PencaharianNelayan
(Jubi)Nelayan
(Pancing)Nelayan
(Jubi)Nelayan (Soma)
Nelayan (Soma)
Nelayan (Soma)
Nelayan (Soma)
Nelayan (Pancing)
Nelayan (Pancing)
Usia 41 45 52 42 35 46 28 34 33
5
Jenis program kegiatan yang telah dilakukan pihak-pihak tersebut dalam melestarikan ekositem laut &aturan zonasi?
Sosialisasi peraturan
Menangkap orang yang pake kompresor, dan bom/racun
Penanaman bakau dan sosialisasi
Menjaga lingkungan tidak pake alat tangkap yang merusak
Menjaga laut dengan tidak menangkap ikan dg cara yang merusak karang
Bantuan perahu fiber biar menangkap ikan di laut lepas
Tidak ada prog. Bantuan nelayan tidak dapat
Menyelam tidak menginjak karang, bersih laut, tidak membuang sampah ke laut
Sosialisasi, bersih laut, pengangkatan cots
6
Media-media apa saja yang telah anda lihat/ dengar selama 1 tahun ini sehubungan dengan himbauan menjaga ekositem laut dan zonasi?
Spanduk warung, stiker, spanduk selamat natal, kalender
17-an, jam, kalender, gelas, stiker, neon box, kaos, spanduk warung
Kaos, spanduk warung
Kaos, spanduk warung, natal si maming
Papan nama warung, stiker, lomba badminton Si Maming, spanduk puasa
Papan nama warung, spanduk puasa dan lebaran "Si Maming"
Papan nama warung
Stiker, kalender, poster
Poster, stiker, kalender
7
Media / prog kegiatan mana yang saudara suka? Mengapa
Kalender, bermanfaat untuk lihat tanggal dan hari
Kaos berguna bisa dipakai
Kaos, dipakai hari-hari
Kaos, bisa dipakai
Lomba badminton, olahraga banyak yang terlibat
Papan warung, tiap hari dilihat
Tidak ada kecuali kaos saya mau
Kalender, bisa dipake lihat tanggal
Kalender, bisa lihat tanggal
8
Apakah saudara telah mengikuti pesan/ himbauan yang terdapat di media tersebut? Mengapaa? (Alasan)
Iya, jaga deng pelihara torang pe laut, penting tuk jaga laut
Iya, tidak menangkap ikan maming karena dilindungi
Tidak tahu
Iya, tidak menangkap ikan di batugepe
Iya, jaga dan pelihara torang pe laut
Tidak tahu Tidak tahu
Lapor kalau ada yag pake kompresor
Iya, jaga deng pelihara torang pelaut
Asal Buhias Bango Tinongko Tinongko Tangkasi Nain Nain Nain Manado TuaMata
PencaharianNelayan
(Jubi)Nelayan
(Pancing)Nelayan
(Jubi)Nelayan (Soma)
Nelayan (Soma)
Nelayan (Soma)
Nelayan (Soma)
Nelayan (Pancing)
Nelayan (Pancing)
Usia 41 45 52 42 35 46 28 34 33
9
Siapa saja yang telah berperan dalam menyebarluarkan pesan tersebut di lokasi saudara?
Anggota patroli, pemerintah desa, petugas Balai TNB
Anggota Patroli, aparat desa, petugas Balai TNB
Kader konservasi, petugas Balai TNB
Kader konservasi, petugas Balai TNB
Anggota patroli, pemerintah desa, petugas Balai TNB
Anggota patroli, petugas Balai TNB
tidak tahu Petugas Balai TNB
Petugas Balai TNB
10
Hal-hal apa saja yang sebaiknya dilakukan agar masyarakat peduli menjaga laut dan mematuhi aturan zonasi?
Sosialisasi aturan zonasi
Beri solusi agar bisa tangkap ikan lebih banyak
Sosialisasi aturan zonasi, tangkap pelaku pelanggaran
Sosialisasi aturan zonasi, tangkap pelaku pelanggaran
Sosialisasi aturan zonasi, tangkap pelaku pelanggaran
Kasih bantuan biar tidak menangkap di zona
Bantuan untuk nelayan biar tidak lagi menangkap di zona
Sosialisasi zonasi
Sosialisasi zonasi
11
Kegiatan/ media apa lagi yang menurut saudara dapat dilakukan di lokasi ini? Mengapa
Kegiatan olahraga, karena banyak yang suka
Olahraga dan hiburan semua orang suka
Kaos, biar bisa dipakai
Kaos, biar bisa dipakai
Olahraga dan kaos, kalender biar bisa dipakai
Karoke dan kaos dipake hari-hari
Hiburan keyboad (lomba nyanyi)
Jam, kaos, mug, kalender bermanfaat
Jam, kaos, mug, kalender bermanfaat
3. Wawancara Informal
Pengamatan secara langsung bagaimana respon masyarakat terhadap kegiatan dan media yang telah dilakukan. Hal yang dilakukan
dengan menanyakan seputar kesukaan, pengetahuan, sikap terhadap pesan. Pelaksanaan metode ini tidak lebih 10 menit dan dilakukan
secara informal terhadap beberapa orang dalam waktu dan situasi berbeda. Selain itu pengamatan langsung terhadap distribusi materi/
kegiatan di lokasi desa-desa di pulau Mantehage dan Nain serta hal-hal lain yang dapat diamati secara langsung. Ringkasan observasi
lapangan tersaji di tabel di bawah ini.
Tabel 14.Hasil ringkasan hasil observasi lapangan.
Bnetuk Pengamatan Ringkasan Hasil
Melihat dan mengamati sejauh mana distribusi media di lokasi target serta lokasi lainnya
Maskot “Si Maming” di pertunjukan saat ada kegiatan dan iven dengan tujuan untuk memeriahkan dan menarik perhatian khalayak dalam penyampaian pesan.
Media spanduk nama warung terdistribusi dan terpasang di warung target di seluruh desa di pulau Mantehage dan Nain serta lokasi lainnya.
Media luar ruang (neon box, spanduk hari raya, dan kegiataan), terdistribusi dan terpasang di lokasi pada tempat yang strategis mudah dilihat oleh khalak sasaran.
Media cetak kertas (kalender, stiker, poster, dan selebaran) terdistribusi di seluruh desa dan luar target. Media ini tidak semua khalayak memperoleh, karena jumlah yang terbatas (di cetak ± 15% jumlah khalayak target).
Media souvenir (jam, mug, kaos, gantungan kunci, kaos, pin, boneka dan tas) pendistribusiannya kepada khalayak dilakukan sebagai hadiah, ucapan terima kasih dan penghargaan.
Media promosi dan informasi (acara TV local, iklan radio dan media cetak lainnya), telah memaparkan liputan beberapa kegiatan kampanye dan pesan layanan masyarkat.
Media usaha local, dijadikan media untuk menyebarkan luaskan sasaran “SMART Obj”. di beberapa lokasi.
Kegiatan dan iven dilakukan di desa dengan memasukan pesan “SMART Obj”. Kampanye bertindak sebagai sponsor yang partisipasi sponsornya disesuaikan.
SMS Blast, tersampainya pesan kepada pemilik Handphone yang dituju.
Memonitoring&mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk partisipasi dan dampak kegiatan bagi sasaran
Respon masyarakat terhadap mascot sangat baik, ditunjukan dengan menjadi topic pembicaraan dan keinginan masyarakat memanfaatkan mascot Si Maming sebagai sarana hiburan. Sambil menghibur mascot juga menyampaikan pesan “SMART Obj” dengan media-media yang telah ada (selebaran poster, pin, dll).
Secara hampir semua khalayak melihat dan mengetahui adanya papan nama warung
Bnetuk Pengamatan Ringkasan Hasil
yang bertuliskan pesan Smart Obj. Partisipasi khalayak dalam pendataan dan pemasangan papan nama warung.
Media luar ruang dan pesannya telah menjadi topic membicaraan khalayak target rata-rata selama 2 – 4 minggu. Partisipasi khalayak berupa keterlibatan dalam penyusunan kata-kata dan desein serta pemasangannya.
Partisipasi khalayak dalam pembuatan gambar, kata-kata, dan pendistribusian serta penyampaian maksud pesan yang terdapat dalam media cetak tersebut.
Menggunakan gambar dan kata-kata serta saran dari khalayak pada media souvenir menimbulkan kebanggaan dan kepemilikan dari prog. Media ini menjadi pembicaraan bagaimana cara memperolehnya dan pesan yang tercantum dalam media menjadi bahan yang dibaca tiap orang yang melihatnya.
Media promosi di media audio visual menjadi bahan pembicaraan seputar acara dan masyarakat yang terlibat di dalamnya selama 2 – 4 minggu setealah penayangan. Keterlibatan masyarakat sebagai actor dan subyek dalam kegiatan yang di dokumentasikan menjadikan kebanggaan dan kepemilikan prog. Bagi yang tidak sempat menonton dapat melihat kembali dengan DVD hasil rekaman.
Usaha local di beberapa lokasi, dijadikan sarana penyebaran pesan kampanye, beberapa produk yang dipakai/ diperlukan khalayak efektif menjangkau. Pemilik usaha turun berpartisipasi dalam penyebaran pesan kepada khalayak.
Kegiatan sepenuh di lakukan oleh masyarakat. Partisipasi aktif masyarakat terjadi dan kepemilikan kegiatan bersama. Penyebarluasan pesan terjadi saat khalayak berkumpul dalm kegiatan dengan melihat, mendengar dan merasakan penyampaian pesan tersebut.
Awalnya menjadi topic pembicaraan, respon terhadap pesan baik dengan dilhat dari partisipasi target dalam mengikuti kuis. Dijadikan sarana untuk penyampaian pengumuman dan undangan kepada target.
Perubahan perilaku masyarakat melalui kegiatan dan media
Ikan Napoleon (Maming) yang menjadi mascot kampanye telah berdampak pada kesadaran bahwa ikan ini penting untuk dilindungi dan menjadikan kebanggaan.
Masyarakat telah mengetahui lokasi zona larang tangkap (zona pariwisata) di pulau Mantehage.
Pandangan masyarakat terhadap lembaga berubah yang tadinya cenderung negative ke arah positif tentang topic zonasi.
Perubahan sosial seperti apa yang terjadi dengan inisiatif
Belum terjadi perubahan social secara signifikan, hanya sebatas perubahan social temporer. Hal ini disebabkan kampanye intensif berlangsung ±1 tahun.
Bnetuk Pengamatan Ringkasan Hasil
tersebut
Apa alasan/pertimbangan saudara menggunakan media pilihan
Menjangkau luas, murah, adanya pelibatan/ partisipasi masyarakat, mudah di ingat, pesan yang disampaikan efektif menjangkau sasaran target dan pengemasan/ bentuk/ isi/penyebarluasan pesan media yang berbeda dari media pesaing.
Pada awal memulai, langkah-langkah apa yang dilakukan/direncanakan
Menentukan tema besar bersama sesuai “SMART Obj” melalui consensus (Si Maming/ Jaga deng Pelihara Torang pe Laut).
Mengiventarisasi media-media apa saja yang disukai oleh khalayak target dan sekiranya dapat menyampaikan pesan secara mudah dan mengena
Menggalang dukungan khalayak dalam pembuatan dan pendistribusian media Menentukan dan menunggu momentum yang tepat dalam penyebaran media, untuk
menghindari pesaing media lain. Menjadikan masyarakat target sebagai mitra dalam berbagai kegiatan dan penyampaian
pesan.
Seperti apakah gambaran umum profil sasaran kegiatan dan media
Kemasan tema kampanye di sinkronisasi dengan isu bersama yang menjadi kebutuhan Pesan dalam media dan kegiatan dikemas menarik, sederhana dan mudah dipahami. Spontan berasal dari masyarakat, memanfaatkan potensi-potensi yang ada, Nyata pesan dan kegiatannya serta berbeda dari yang lain, Kampanye dilakukan oleh lembaga pengelola kawasan (Balai TN Bunaken) Pelibatan komponen masyarakat dalam pembuatan, dan penyampaian pesan. Ajakan/ himbauan melakukan tindakan yang mudah untuk dilakukan
Cara-cara yang dilakukan dan dikembangkan untuk membangun momentum dan memperluas jangkauan terhadap inisiatif
Masyarakat target sebagai mitra berbagi informasi dan saran dalam berbagai kegiatan dan penyampaian pesan.
Memanfaatkan potensi-potensi local seperti kelompok pemuda, organisasi keagamaan, pemerintah desa, dan usaha local untuk berkerjasama dalam kegiatan sekaligus membantu penyebarluasan pesan.
Menjadi “relationship” dengan khalayak kunci di lokasi untuk memudahkan koordinasi kegiatan
Tantangan terbesar dalam melakukan kegiatan dan media. Langkah-langkah apa saja yang telah lakukan untuk menghadapi tantangan ini
Persaingan dengan media/ kegiatan/informasi/isu lain yang relatif lebih menarik perhatiaan khalayak. Solusinya mengkemas media/ kegiatan yang berbeda dengan media pesaing, mengdepankan kepemilikan media/kegiatan oleh masyarakat
Staf lembaga relative kurang fokus terhadap prog. Kampanye karena kesibukan tupoksi lembaga. Solusinya melibatkan masyarakat dalam keg. Kampanye.
Adakah perubahan positif yang Adanya inisiasi masyarakat untuk membuat daerah perlindungan laut local dalam rangka menjaga ikan tetap ada dan melindungi potensi sumber daya ikan dari nelayan luar yang
Bnetuk Pengamatan Ringkasan Hasil
terjadi namun tidak direncanakan di awal
merusak.
Indikator apa saja, jika ada, yang digunakan, untuk mengukur dampak yang telah dicapai oleh program.
Indicator pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal serta perubahan prilaku khalayak target yang hasilnya dapat di ukur melalui hasil survey KAP pra dan pasca kampanye.
Faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu kesuksesan inisiatif
Pelibatan dan partisipasi aktif masyakarat dalam prog. Kampanye mulai dari perencanaan hingga monitoring/ evaluasi sehingga menimbulkan kebanggaan dan kepemilikan.
Bentuk dan pesan media/kegiatan dikemas menarik, sederhana dan mudah dipahami serta berbeda dari media pesaing.
Saran kepada orang lain yang ingin menciptakan perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan kegiatan dan media yang telah dilakukan
Meningkatkan peran serta lembaga pengelola dalam berbagai kegiatan yang inovatif, edukasi, dan entertainment dalam menyampaikan informasi dan pesan pengelolaan kawasan TN Bunaken.
Adanya “panish dan reward” bagi masyarakat yang telah mengikuti pesan dan melanggar aturan zonasi di kawasan TN Bunaken.
D. Mengidentifikasi Halangan Terhadap Perubahan Perilaku Berdasarkan hasil survey KAP pra kampanye hal-hal yang mungkin akan menjadi penghambat saat efektifitas penerapan zonasi khususnya di
pulau Mantehage adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai zonasi dan juga letak lokasi zonasi itu sendiri. Adapun berdasarkan
Diskusi Kelompok Terarah (FGD), wawancara mendalam dan obervasi lapangan sebelum kampanye diperoleh halangan kunci untuk
mengefektifkan Zonasi di TN Bunaken telah diidentifikasi sebagai berikut:
1. Masih terdapat nelayan yang melakukan penangkapan destruktif 2. Masih terdapat aktifitas yang melanggar fungsi zonasi baik penangkapan maupun aktifitas wisata (penyelaman).3. Tidak adanya penandaan batas zonasi4. Belum ada peraturan tingkat desa untuk menyelesaikan pelanggaran tingkat ringan5. Kurang SDM secara kualitas pengetahuan dan keterampilan Patroli bersama masyarakat
6. Kurangny BBM untuk kegiatan patroli masih kurang7. Tidak memiliki dana yang cukup untuk merespon laporan pelanggaran8. Proses Penyidikan sangat mahal
3.2 Strategi KampanyeMemahami langkah-langkah yang perlu diambil dan halangan-halangan yang perlu disingkirkan, untuk mengubah perilaku khalayak
sasaran target agar dapat mencapai tujuan-tujuan konservasi yang kami tetapkan. Strategi kampanye merupakan langkah awal sebelum
memulai kegiatan kampanye pride di kawasan TN Bunaken. Strategi diperlukan untuk mencapai mengefektifkan peran media dalam mencapai
pesan yang hendak disampaikan kepada khalayak. Beberapa langkah yang telah kami lakukan dalam strategi memulai kampanye yaitu:
1. Kenali apa yang sedang kerjakan kerjakan; Membuat kalimat singkat sederhana yang padat yang akan menjadi pencapaian jangka pendek kami (1 tahun kampanye). Jadikan kalimat tersebut fokus selama melakukan kampanye.
2. Mendengarkan Percakapan khalayak mengenai pesan kampanye; Cari tahu apa yang khalayak sering cari atau bicarakan mengenai kampanye pride. Pembicaraan baik positif ataupun negatif, konten yang paling menarik minat, di mana mereka membicarakan, seberapa sering pesan kampanye dibicarakan. Bandingkan juga dengan pesan kampanye lainnya.
3. Tetapkan Tujuan; “Banyak jalan menuju Roma”, namun untuk efektifitas, hanya ada satu jalan terdekat. Sama halnya banyak tujuan, namun untuk membuat strategi kampanye berhasil hanya diperlukan satu tujuan yang spesifik. Jika suatu tujuan telah tercapai, dapat melanjutkan dengan tujuan lainnya, namun satu tujuan dimaksudkan agar kampanye menjadi efektif.membuat prioritas setiap tujuan agar tidak salah dalam penempatan tujuan dan dalam pembuatan strategi.
4. Cari orang yang berpengaruh di masyarakat; Cari opinion leader atau ambasador untuk pesan kampanye yang akan disampaikan. Pastikan orang tersebut memiliki pengaruh dalam media sosial dan paling banyak didengarkan dalam media sosial. Cara mengukur pengaruh seseorang di media dilakukan berdasarkan jumlah orang yang aktif dalam halaman atau sering memberi tanggapan
5. Miliki target khalayak; Kami tidak mungkin menyenangkan semua khalayak target kami pada kampanye pride ini karena berbeda kelompok masyarakat, berbeda pula cara menanganinya. Dengan mengetahui target khalayak, kami dapat menentukan media yang akan kami gunakan. Untuk menciptakan komunitas dalam media yang berkembang, kami mendapatkan khalayak atau kontributor yang aktif. Khalayak yang lebih muda menjadi sasaran dalam menjadi contributor laki-laki aktif karena orang muda lebih aktif daripada orang tua dantampaknya lebih aktif daripada wanita.
Berdasar pada pada langkah-langkah strategi pelaksanaan kampanye tersebut maka kami membuat sebuah program pemasaran untuk
memasarkan dan mempertahankan perubahan perilaku tersebut. Proses ini didokumentasikan dalam sejumlah deliverable kunci: ringkasan
kreatif, strategi pesan, bauran pemasaran, perencanaan pemasaran dan rencana operasional penyingkiran halangan (terdapat pada dokumen
perencanaan proyek)
A. Menentukan wahana pemasaran AndaDalam menentukan media-media pemasaran yang tepat untuk kegiatan kampanye, yang kami lakukan pertama kali adalah menjadikan
mascot kampanye dan slogan kampanye sebagai “brand” merek yang akan selalu dipasang di setiap media kampanye. Hal ini bertujuan agar
pesan kampanye yang disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh khalayak dan menumbuhkan emosional kepemilikan program karena
slogan dan mascot kampanye dirancang dan dikembangkan oleh khalayak (Gambar 1).
Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa media televisi menjadi sarana khalayak untuk memperoleh
informasi seputar konservasi dan kawasan TN Bunaken dan pegawai TN Bunaken. Hal ini mendasar karena
media televisi merupakan sarana hiburan utama di kedua pulau yang sering dilihat walaupun keberadaannya
hanya pukul 18.00-24.00. Keberadaan pegawai TN Bunaken khsususnya polisi kehutanan selain untuk
menjaga dan pengawasan terhadap kawasan tetapi mereka juga tinggal di lokasi dan bersosialisasi dengan
masyarakat. Sehingga dalam pengembangan pesan kami berfokus kepada pendekatan saluran pendekatan
tersebut tersebut.
Dalam pengembangan dan penyampaian pesan kampanye yang dilakukan melalui saluran pendekatan lewat staf Balai TN Bunaken
(Polhut), yang menjadi prioritas kami. Berdasarkan hasil survey pra KAP, Polhut oleh sebagian besar khalayak merupakan individu atau
lembaga yang dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan konservasi dan zonasi. Pendekatan informal kepada khalayak melalui diskusi
personal dan menjelaskan pesan dari media kampanye berupa bahan cetak, dan penjangkauan masyarakat menjadi strategis utama kami
dalam penyampain pesan kampanye.
Gambar 1. Logo dan slogan kampanye
B. Merancang strategi-strategi penyingkiran halangan Anda
Strategi penyingkiran halangan kami didasarkan kepada hasil penelitian kualitatif, survey pra KAP dan observasi lapangan. Kami merancang
strategi penyingkir halangan berdasarkan skala prioritas yang memungkinkan dilakukan oleh program lembaga dan kegiatan penyingkiran
halangan dari kampanye Pride itu sendiri. Strategi penyingkiran halangannya adalah sebagai berikut:
Penjagaan dan pengawasan, patroli rutin, operasi pengamanan, dan sosialisasi aturan hukum zonasi. Memperjelas lokasi Zona larang tangkap (zona pariwisata Batu Gepe dan Barakuda). Hal ini akan dilakukan dengan pemasangan
penanda batas. Penanda ini akan berupa pengapung/buoy. Pembuatan SOP Pengamanan bersama masyarakat (Rekruitment, metode patroli dan penindakan pelanggaran, Mekanisme
Pengelolaan, Sarpras serta Mekanisme Pelaporan) Pembuatan kesepakatan bersama Masyarakat di pulau Mantehage mengenai pengaturan alat tangkap serta perlunya penindakan
pelanggaran zonasi
Pembuatan SOP Patroli bersama masyarakat telah dilaksanakan dan selesai pada Juli 2011. Pemasangan tanda batas zona larang tangkap di
pulau Mantehage telah terpasang pada November 2011. Sedangkan pembuatan kesepakatan bersama Masyarakat pulau Mantehage
mengenai pengaturan alat tangkap serta perlunya penindakan pelanggaran di zona larang tangkap masih dalam proses inisiasi tingkat desa
secara swadaya. . Adapun untuk kegiatan penjagaan dan pengawasan, patroli rutin, operasi pengamanan, dan sosialisasi aturan hukum zonasi
dilakukan sepanjang tahun 2011. Sasaran-sasaran yang telah dicapai dari strategi penyingkiran halangan yang telah dikembangkan yaitu:
1. Beberapa tindakan penangkapan illegal (dengan kompresor dan racun) dan pengerusakan ekosistem laut (pengambilan karang mati, dan pasir) telah diproses hukum oleh Balai TN Bunaken.
2. Terdapatnya Prosedur Tetap Pengamanan Swakarsa, sehingga terdapat peran, tanggung jawab dan tugas yang jelas terhadap anggota patroli bersama pada bulan Juni 2011 dan SK. Kepala Balai TN Bunaken tentang Anggota masyarakat Mitra Polisi Kehutanan pada Kawasan TN Bunaken.
3. Terpasang tanda batas pengapung/buoy yang ditempatkan di Zona Pariwisata Batu Gepe dan Barakuda bekerja sama antara Taman Nasional dan Masyarakat pada bulan November 2012.
4. Masih berlangsungnya proses kesepakatan tingkat kampung di pulau Mantehage tentang pengaturan lokasi dan alat penangkapan pada lokasi zona larang tangkap dan zona lainnya, yang inisiasi dan penggalian informasi serta penyusunan drafnya telah dimulai dari bulan februari 2012.
C. Merancang pendekatan pemasaran AndaDalam merancang pendekatan pemasaran, kami memperhatikan efektivitas penyampaian pesan, yakni strategi pesan ,pelaksanaan
pesan, tone dan format pesan. Strategi Pesan, yang kami lakukan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memutuskan pesan umum apa yang akan dikomunikasikan, dalam hal ini kami mengunakan pesan umum slogan yaitu “Jaga dan Pelihara Laut Kita”. Adapun pesan khususnya disesuaikan dengan khalayak target dan media yang menjangkaunya.
2. Mengidentifikasi manfat-manfaat bagi khalayak yang dapat digunakan menarik perhatian khalayak.3. Menciptakan konsep kreatif yang kuat, inovatif dan kepemilikan khalayak dalam setiap media kampanye .4. Menciptakan daya tarik khusus yang akan digunakan dalam kampanye. Daya tarik iklan harus memiliki tiga sifat yakni meaningful
(berarti), believable (dapat dipercaya) dan distinctive (khas).
Pengemasan pesan dalam media, yang kami lakukan dalam berbagai media kampanye memakai gaya :
1. Potongan kehidupan ( slice of life ), menunjukkan aktifitas kegiatan atau keseharian dari khalayak target dalam memanfaatkan sumber daya perikanan.
2. Gaya hidup ( life style ). Kesesuaian kebiasaan khalayak dalam memanfaatkan sumber daya perikanan sesuai pesan 3. Fantasi. Harapan ideal/ cita-cita fantasi dari khalayak target seputar kondisi perikanan.4. Suasana hati atau citra ( mood or image ). Mencerminkan suasana hati khalayak terhadap pesan dan pencitraan khalayak apabila
mengikuti persuasi dari pesan media.5. Musikal visual ( musical ). Pesan terkandung dalam lagu yang dinyanyikan khalayak dan di dokumentasi secara audio visual
Menggunaan “tone” dalam pesan dalam media jelas diperlukan. Media bahan cetak, penjakauan massa dan media massaa dibuat dan
dikemas menggunakan pendekatan pengalaman, kata-kata keseharian yang mudah dan menarik perhatian khalayak. Berdasarkan beberapa
kajian ilmiah dari produk komersial yang prinsip tonenya kami replikasi pada penyampaian pesan kampanye menunjukkan khalayak cenderung
mudah mengingat sebuah pesan hanya karena tone penyampaiannya yang menarik. Sedangkan format dapat berdampak besar pada kualitas
penyampaian dan penayangan pesan.Beberapa hal yang harus dilihat alam penentuan format pesan adalah,
1. Ilustrasi ( illustration ), cukup kuat dapat menarik perhatian khalayak.2. Judul ( headline) secara efektif menarik target khalayak bersedia membaca/ memperhatikan/ mendengar/ melihat pesan.3. Teks (copy), bagian utama tulisan/ perkataan/ ajakan, sederhana tetapi kuat dan meyakinkan
Khalayak target pemasaran pesan di lokasi terbagi menjadi 2 kelompok yaitu nelayan dan non nelayan. Akan tetapi dalam merancang pesan
pemasaran kami tidak memfokusnya pada khalayak yang spesifik. Hal ini dilakukan karena asumsi kami berdasarkan penelitian kualitatif
sebelum kampanye menunjukkan bahwa tingkat penyerapan dan penyebaran pesan terhadap khalayak yang sama. Selain itu tidak terdapat
data spesifik yang mengelompokan mereka dalam mata pencaharian. Tabel 15 di bawah hasil ringkasan kreatif dan bauran pemasaran dari
produk kampanye kami.
Tabel 15.Hasil ringkasan kreatif dan bauran pemasaran
Plan (informasi diperoleh dari project paln)
Plus Delta Langkah Selanjutnya
Pernyataan Masalah:Isu Konservasi dan tujuan kampanye
Ancaman utama di perairan pulau Mantehage adalah masih terdapatnya penangkapan ikan secara destruktif seperti penangkapan ikan dengan kompresor, penangkapan ikan disembarang tempat sehingga fungsi zonasi di pulau mantehage kurang efektif dan terindikasi terjadi over fishing. Kegiatan ini sudah ada sebelum pulau Mantehage ditetapkan sebagai bagian dari Kawasan TN Bunaken. Pelakunya adalah nelayan pulau Mantehage dan nelayan dari pulau-pulau sekitarnya serta beberapa dari daratan Sulawesi.Motivasi penangkapan khlayak ini adalah memenuhi kebutuhan hidup, baik hasilnya untuk dikonsumsi sendiri maupun dijual ke pulau lain atau ke kota Manado.
Keinginan nelayan local agar kondisi perikanan setempat dapat pulih seperti sebelumnya.
Lembaga belum menjadikan pengelolaan zonasi perairan sebagai isu utama
Mendorong lembaga menjadikan isu pengelolaan zonasi perairan sebagai isu utama.
Khalayak Sasaran Nelayan pulau Mantehage dan Nain serta nelayan dari pulau sekitarnya melakukan penangkapan ikan di sekitar perairan terumbu pulau Mantehage.
Pengetahuan tentang zonasi khususnya letak zona pariwisata di pulau Mantehage sudah memadai.
Terdiri dari multi etnis, yang rentan terhadap gesekan social.
Pendekatan mengedepankan kearifan local yang ada di masing-
Plan (informasi diperoleh dari project paln)
Plus Delta Langkah Selanjutnya
Mereka berumur 17-60 tahun dan umumnya nelayan tradisional dengan tingkat pendidikan rendah rata-rata. Menangkap ikan merupakan kegiatan yang lebih banyak menghasilkan uang dari menangkap ikan dibandingkan kegiatan lain dan nelayan Nain hanya mendapatkan uang dari menangkap ikan, tidak mempunyai kegiatan sumber pendapatan lain. Mereka umumnya sudah melaut lebih dari 10 tahun. Nelayan Mantehage setiap musim ikan rata-rata mereka ke laut dalam seminggu sebanyak 2-4 hari, sedangkan nelayan Nain 5-7 hari/ minggu menangkap ikan. Umumnya hasil ikan yang didapat sekarang lebih sedikit jumlahnya dibandingkan ketika awal mereka menangkap ikan.
Sebagian besar mereka zona ini memilki keuntungan untuk menjamin agar generasi mendatang masih dapat menangkap ikan. Selain itu paham konsep kawasan larang tangkap yang apabila dilaksanakan dengan benar akan dapat menambah jumlah ikan di perairan relative cukup
masing lokasi
Tindakan yang Diharapkan: Apa yang kita ingin dilakukan oleh khalayak sasaran ?
Nelayan mengetahui letak dan manfaat zona larang tangkap (zona pariwisata)
Bersedia menjadi bagian dalam pengawasan aturan zonasi
Kepatuhan nelayan terhadap aturan dan fungsi zonasi
Dukunganprogram lembaga untuk tindakan pengurangan ancaman.
Oportunis, apabila menguntungkan mereka lakukan/ kerjakan. Mudah terkontaminasi dengan isu-isu yang menyangkut kehidupan mereka.Beberapa tokoh yang mempunyai pengaruhi di masyarakat akan tetapi mereka bersaing
Mendorong lembaga melakukan sosialisasi zonasi melalui saluran-saluran lokal di masyarakat
Halangan terhadap TIndakan: Apa yang mungkin mencegah khalayak melakukan tindakan
Belum ada tanda batas zonasi di perairan dan pengawasan kurang
Menangkap ikan merupakan kegiatan yang menghasilkan banyak uang dibandingkan dengan kegiatan
Kawasan legal secara perundangan NegaraTerdapat batas-batas imanijer (koordinat) dan lokasi zonasi nama lokal (zona parisata
Respon petugas lapangan relative lambat terhadap laporan pelanggaran zonasiPenghargaan terhadap
Mendorong lembaga mengaktifkan system pelaporan tingkat resort
Plan (informasi diperoleh dari project paln)
Plus Delta Langkah Selanjutnya
yang diinginkan? Ingat bahwa ini juga sama dengan “Harga” (di bawah)
lain Menangkap ikan merupakan satu-
satunya kegiatan untuk mendapatkan uang
Batugepe&Barakuda)informasi yang diberikan terhadap pelanggaran rekatif kurang dari lembaga
Pertukaran Manfaat/Ganjaran: ganjaran apa yang perlu dijanjikan dalam pesan kepada konsumen?
Terjaganya stok ikan untuk generasi mendatang
Masyarakat dilibatkan dalam kegiatan konservasi
Zonasi efektif
Beberapa kader konservasi dan pengawasan swakarsa di lokal aktif melakukan penyebaran pesan Khalayak mengikuti kegiatan konservasi dan penyadartahuan dari lembaga
Kegiatan konservasi yang melibatkan masyarakat relative kurang berkelanjutan, sehingga pesan yang hendak disampaikan terputus ditengah jalanKader konservasi berjalan sendiri,relative kurangnya pendampingan dari lembaga
Mendorong kader konservasi sebagai perantara lembaga ditingkat lapangan dapat menyampaikan informasi zonasi dan pesan pelestarian lingkungan
Dukungan (Validasi): Bagaimana kita dapat membuat janji ini dapat diandalkan?
UU No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem
Pulau Mantehage merupakan bagian dari kawasan TNB yang ditetapkan sebagai kawasan TN berdasarkan SK Menhut No.730/Kpts-II/1991
Lembaga Mitra pendukung penyingkiran halangan
Penelitian dari perguruan tinggi di kota Manado
Terdapat aturan dalam pengelolaan system zonasi yang legal dan jelas pelaksanaannya
Pemerintah daerah masih belum mengetahui kawasan dan aturan yang berlaku di kawasan TN Bunaken sehingga beberapa kebijakan dan program bertentangan dengan fungsi dan aturan zonasi.
Melakukan koordinasi dan sosialisasi kawasan TNB dan zonasinya terhadap pemerintah daerah. Sinkronisasi kegiatan dengan pemerintah daerah.
Promosi Bagaimana orang dapat mengetahui dan menjadi terhubung dengan solusi penyingkiran
Loga Balai, Mitra, dan pemda yang berkontribusi dipasang dalam berbagai media kampanye
Logo dan slogan kampaye Visual gambaran dan tulisan yang
Pemerintah daerah tingkat lokal (desa) terlibat aktif dalam kegiatan penyampaian pesanLembaga aktif melakukan promosi melalui media
Beberapa media promosi belum efektif menjangkau khalayak target yang spesifik Banyak pesaing promosi dari media luar yang lebih
Media promosi pesan lebih spesifik arah target khalayaknya.Membuat media penyampaian pesan yang lebih menarik perhatian
Plan (informasi diperoleh dari project paln)
Plus Delta Langkah Selanjutnya
halangan? menyampaikan pesan, promosi yang dimiliki menarik khalayak. khalayak target
Penempatan (atau Peluang) peluang
komunikasi dan wahana apa saja yang harus dipergunakan?
Di mana solusi BR dapat ditemukan?
Pesan-pesan kampanye dapat disampaikan pada: Acara/kegiatan informal di desa Saat nelayan tidak melakukan
aktifitas penangkapan Ada acara sosialisasi dari instansi
terkait mengenai suatu program Acara informal lainnya (olah raga
dan perbincangan informal)
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan informal relative tinggi.
Program sosialisasi lembaga rutin dilakukan tiap tahun
Adanya program kampanye Pride yang inovatif menyampaikan pesan
Sosialisasi yang dilakukan lembaga insidentasl dan relative monoton
Pesan relative belum menyasar khalayak nelayan.
Pandangan khalayak masih bersifat pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Solusi penyingkiran halangan harus memperhatikan sisi pemenuhan ekonomi khalayak.
Pesan dibuat lebih spesifik
Citra dan Nada: Citra seperti apa yang ditampilkan untuk tindakan ini? bagaimana ‘suara’ kampanye ini?
Kebanggaan sebagai nelayan yang bertanggung jawab bagi keberlangsungan generasi yang akan datang
Nelayan yang peduli akan kelestarian sumber daya ikan
Kultur khalayak mendukung pencitraan dan nada pesan yang hendak disampaikan
Khalayak cenderung realistis, melakukan hal yang sekiranya dapat menguntungan diri sendri
Adanya penghargaan bagi nelayan yang telah berpartisipasi terhadap kelestarian lingkungan agar dapat menjadi contoh bagi yang lain
Hal-Hal Wajib: Pesan kreatif dan/atau elemen kampanye mana yang HARUS termasuk dalam pelaksanaan kreatif?
Logo kampanye “Si Maming dengan slogan Jaga dan pelihara Torang pe Laut
Dirancang dan dibuat serta pesan dikembangkan oleh khalayak sehingga kepemilikan pesan terbangun
Tingkat kehadiran petugas lembaga di lapangan relative kurang sehingga pensosialisasikan pesan kurang terhadap khalayak
Mendorong lembaga agar tingkat kehadiran petugas di lapangan meningkat
Materi Kampanye: Materi apa yang kita ingin diproduksi oleh tim kreatif ?
Bahan cetak, media massa, penjangkauan masyarakat, dan pengembangan usaha local
Adanya dukungan Rare dalam merancang pesan dan materi kampanye
Pengadaan beberapa materi kampanye tidak tersedia di lokasi harus memesan dari luar lokasi yang jauh memakan biaya dan waktu
Materi kampanye dibuat/I dipesan dari khalayak agar pesan terpapar saat pembuatan materi hingga penyebarannya.
Plan (informasi diperoleh dari project paln)
Plus Delta Langkah Selanjutnya
Produk – lihat bagian berikutnya di bawah Penyingkiran Halangan
Neon Box, mug, sms blast, jam dinding, stiker, papan nama warung, poster, jadwal puasa, spanduk hari raya&kegiatan, kaos, boneka ikan, mascot kampanye, pin, lembar mewarnai, tas dan kalender
Beberapa produk fungsional dan menarik. Desain berbeda denga produk yang terdahulu.
Produk materi terbatas jumlah Pesan dalam produk belum fokus terhadap sasaran penyingkiran halangan
Penyampaian produk sekaligus menyampaikan tujuan pesan yang terdapat dalam produk oleh petugas lapangan
Harga – lihat bagian berikutnya di bawah Penyingkiran Halangan
Pelibatan khlayak dalam proses perencanaan media mulai dari ide, visual, dan tulisan hingga distribusi dan penyampain pesan yang terkandung dalam media.
Adanya kepemilikan pesan dan kebanggaan terlibat dalam proses pembuatannya
Kepentingan khalayak belum terwakili (agar kebutuhan ekonomi terpenuhi)
n/a
3.3 Pelaksanaan Kampanye: Pencapaian dan Pelajaran DidapatBagian ini melihat penerapan kampanye khususnya pemasaran social kampanye di sasaran target tercapai menyampaikan pesan, gambaran
hal apa yang berhasil dan belum tercapai selama ini. Proses pembelajaran yang dapat di ambil dan proses perbaikan apa yang dapat
dilakukan ke depan agar capaian dapat tercapai.
A. Aktivitas Pemasaran Sosial Kampanye1. Bahan cetak
Bahan cetak dalam pemasaran social kampanye pride di kawasan TN Bunaken bertujuan untuk menyasar tingkat pengetahuan, sikap
dan komunikasi khalayak terhadap pesan yang kami sampaikan serta perubahan prilakunya. Selain menyasar khalayak bahan cetak ini
menyasar juga stake holder dan pihak lain yang mempunyai pengaruh terhadap khalayak seperti pemerintah desa dan dinas kabupaten
serta khalayak sekunder. Bentuk bahan cetak yang kami buat yaitu bahan cetak luar ruang diantaranya neon box, spanduk hari raya,
dan papan nama warung; dan bahan cetak dalam ruang diantaranya poster, kaos, dan kalender.
Jenis bahan cetak yang kami buat merupakan berdasarkan tingkat efektifitas penyampaian (buku panduan media Rare), kepemilikan
dan emosional isi pesan dengan harapan pesan dapat diterima dan dilakukan baik sadar maupun tidak sadar. Sebelum dicetak
beberapa media dilakukan “pre test” kepada khalayak dalam rangka mengetahui tingkat kesukaan dan pesan tersampaikan.
Selengkapnya aktifitas media pemasaran berupa bahan cetak tersaji pada tabel 16 di bawah.
Tabel 16.Aktifitas pemasaran berupa bahan cetak
BAHAN CETAKBahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Catatan: bagaimana pelaksanaannya, pelajaran didapat, bagaimana dinilai dan dampak
Neon Box Nelayan&Non Nelayan desa
Bango
Jaga dan pelihara ekosistem laut
23/4/11 Pre test kesukaan dan ide masukan
tampilan& tulisan
1 Buah 2/5/11 1 buah Statis di pasang
didepan pos merupakan
tempat strategis
terbangun ikut serta
Mug Stake holder, Nelayan&Non
Nelayan Mantehage dan
Nain
Laut sumber kehidupan untuk
dijaga dan dilestarikan
4/6/11 Pre test kesukaan dan ide masukan
tampilan& tulisan
55 buah 2/7/11 55 buah Sebagai reward, hadiah,
ucapan terima kasih kepada
khalayak
perlawaan terhadap
Gantungan kunci
Stake holder, Nelayan&Non
Nelayan daerah sekitar
Laut sumber kehidupan untuk
dijaga& dilestarikan
7/6/11 Dipakai untuk gantungan kunci
rumah
100 7/7/11 100 Koordinasi stake holder & sosialisasi prog di pelabuhan
perlawaan terhadap
Sms blast Stake holder, Nelayan&Non
Nelayan Mantehage dan
Nain serta
Info prog keg. Info overfishing
&dampaknya Info seputar TN
Bunaken
20/6/11 Surat pemberitahuan
kepada pemerintah
desa, dan sms
30 26/6/11 28 Sms kepado no hp khalayak
sasaran adanya momen yang sesuai. Respon target
BAHAN CETAKBahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Catatan: bagaimana pelaksanaannya, pelajaran didapat, bagaimana dinilai dan dampak
sekitarnya Himbauan& ajakan untuk tidak menangkap ikan di zona pariwisata
Ucapan hari raya dan pesan SMART
Pengumuman keg &pesan SMART
awal berisi tentang prog
sms blast
Jam dinding Stake holder, Nelayan&Non
Nelayan Mantehage dan
Nain
Jaga dan pelihara ekosistem laut
4/6/11 Kebutuhan akan penunjukan
waktu, pesan akan dilihat
30 2/7/11 30 Sebagai reward, hadiah,
ucapan terima kasih kepada
khalayak
perlawaan terhadap
Stiker Nelayan&Non Nelayan
Mantehage+Nain
Jaga dan pelihara laut kita
Ajakan jaga terumbu karang
11/7/11 Pre test kesukaan dan ide masukan
tampilan& tulisan
2000 1/8/11 2000 Disebarkan dilokasi,
ditempel di rumah,
instansi& hadiah
Nama warung
Nelayan&Non Nelayan
Mantehage+Nain
Jaga ekosistem terumbu karang
Zona larang tangkap bukan tempat menangkap ikan
Lapor ke patroli apabila melihat menangkap
14/7/11 Pre test kesukaan dan ide masukan
tampilan& tulisan.
76 1/10/11 76 Tim menyerahkan
ke pemilik dengan
memaparkan pesan yag terdapat di spanduk warung
selanjutnya
penyampaian pesan yang ada di spanduk
menjelaskan maksud
BAHAN CETAKBahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Catatan: bagaimana pelaksanaannya, pelajaran didapat, bagaimana dinilai dan dampak
ikan dengan kompresor
Ikan menangkap ikan Napoleon
pemilik memasang
sendiri
Poster Rantai
makanan
Nelayan&Non Nelayan
Mantehage+Nain
Overfishing Napoleon dapat
membuat terumbu karang rusak
16/7/11 Masukan ide& desaign melalui lomba gambar
poster. Hasilnya di pre testkan
300 5/10/11 100 Di kantor desa, perorangan&
lembaga serta tempat umum
lainnya
kondisi perikanan di
gambar sesuai tema
berlebih dan merusak
Poster Kompresor
Nelayan&Non Nelayan
Mantehage+Nain
Hindari memakai kompresor dalam
penangkapan karena dapat
membahayakan diri sendiri
16/7/11 Masukan ide& desaign melalui lomba gambar
poster. Hasilnya di pre testkan
300 5/10/11 100 Di kantor desa, perorangan&
lembaga serta tempat umum
lainnya
kondisi perikanan di
gambar sesuai tema
berlebih dan merusak
Jadwal puasa
Nelayan&Non Nelayan
Mantehage+Nain dan sekitarnya
Hindari memakai kompresor dalam penangkapan dan laporkan ke patroli
23/7/11 Masukan ide& desaign
1000 3/8/11 1000 Tim menyebarkan ke khalayak
muslim melalui pemerintah desa dan
tokoh agama
Khalayak menempel
Spanduk kegiatan
Nelayan&Non Nelayan
Mantehage+Nain
Patuhi aturan zonasi
Lokasi zona pariwisata di Mantehage
Jaga&lestarikan ekosistem laut
Hindari
3 hari sebelum kegiatan
Khalayak menentukan
judul kegiatan dalam spanduk
dan di ajak mendesein di
vendor
1-2 buah per
kegiatan
1 hari sebelu kegiatan
hingga selesai kegiatan
1-2 buah per kegiatan
Di lokasi kegiatan
ditempatkan pada lokasi yang dapat dibaca oleh
khalayak
kampanye bertindak
BAHAN CETAKBahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Catatan: bagaimana pelaksanaannya, pelajaran didapat, bagaimana dinilai dan dampak
penangkap ikan napoleon
Manfaat zona larang tangkap
Spanduk keagamaan
Nelayan&Non Nelayan
Mantehage+Nain
Patuhi aturan zonasi
Lokasi zona pariwisata di Mantehage
Jaga&lestarikan ekosistem laut
Hindari penangkap ikan napoleon
Manfaat zona larang tangkap
5 hari sebelum kegiatan
Khalayak menentukan
judul kegiatan dalam spanduk
dan di ajak mendesein di
vendor
1-2 buah per
kegiatan
1 hari sebelum kegiatan
hingga selesai kegiatan
1-2 buah per kegiatan
Di lokasi kegiatan/
rumah ibadah ditempatkan pada lokasi yang dapat dibaca oleh
khalayak
kampanye bertindak
Kaos 1 Nelayan&Non Nelayan
Mantehage Nelayan
Jaga dan pelihara laut kita
14/8/11 n/a 50 Setelah kegiatan selesai
18/8/11 Disebarkan sebagai
hadiah&kaos panitia
perayaan 17-Agustusan
tersebarkan melalui
Kaos 2 Stake holder, Nelayan&Non
Nelayan Mantehage dan
Nain serta sekitarnya
Kasih sisa ikan di laut untuk anak
cucu
3/9/11 Tulisan dan logo kampanye di jadikan latar
kaos.
100 1/10/11 100 Sebagai hadiah, dan
ucapan terima kasih
tersebarkan melalui
Boneka mascot dan
ikan
Stake holder, Nelayan&Non
Nelayan Mantehage dan
Hindari menangkap ikan
berlebih agar ikan tetap ada
3/9/11 Kesukaan akan logo dan ikan
karang dijadikan boneka
600 1/10/11 400 Sebagai hadiah, dan
ucapan terima kasih
BAHAN CETAKBahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Catatan: bagaimana pelaksanaannya, pelajaran didapat, bagaimana dinilai dan dampak
Nain serta sekitarnya
khalayak menjaganya
Kostum mascot
Nelayan&Non Nelayan
Mantehage dan Nain
Hindari menangkap ikan
napoleon berlebih agar tetap ada
3/9/11 n/a 1 1/10/11 1 Melalui kegiatan dijadikan
penarik massa
mascot dan menjadi topic pembeicaraan
Pin kegiatan Stake holder, nelayan&Non
Nelayan Mantehage
Peduli lingkungan laut dan publikasi
kegiatan konservasi
30/9/11 n/a 200 2/11/11 200 Menjadi id card bagi peserta kegiatan
Lembar mewarnai
Nelayan Mantehage
Mengurangi penangkapan ikan karang khususnya
ikan napoleon
1/9/11 n/a 100 n/a 100 Bahan kegiatan
mewarnai anak-anak
nelayan
dibawa pulang dan di
tua untuk ditempel di
Kaos 3 Stake holder, Nelayan&Non
Nelayan Mantehage dan
Nain serta sekitarnya
Pulau Mantehage &Nain masuk
dalam kawasan TN Bunaken yang
mempunyai system zonasi
15/12/11 n/a 100 n/a 100 Hadiah, ucapan terima kasih kepada
khalayak
kampanye bertindak
Tas Stake holder, Nelayan&Non
Nelayan Mantehage dan
Nain serta sekitarnya
Agar ikan tetap ada patuhi aturan
zonasi TN Bunaken
15/12/11 n/a 200 n/a 200 Hadiah, ucapan terima kasih kepada
khalayak
Kalender 2012
Stake holder, Nelayan&Non
Nelayan Mantehage dan
Overfishing penyebab ikan jarang dijumpai
Kompresor
15/12/11 n/a 500 3/1/12 500 Tim menyebarkan
per lokasi hasil karya seniman
BAHAN CETAKBahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Catatan: bagaimana pelaksanaannya, pelajaran didapat, bagaimana dinilai dan dampak
Nain serta sekitarnya
dapat membunuh karang, ikan dan anda
Zona pariwisata terjaga ikan tetap ada
Penggunaan alat dan kegiatan yang dapat menyebabkan ikan berkurang
prog. Terbangun dari
2. Penjangkauan masyarakat
Penjangkauan masyarakat yang kami lakukan untuk menyampaikan pesan adalah mensinkronisasi kegiatan dengan lembaga dan mitra
lain serta momentum kegiatan yang terjadi di lokasi. Penjangkauan yang dilakukan bertatap mula langsung dengan khalayak melalui
forum formal maupun non formal. Untuk kegiatan formal diantaranya sosialisasi dari lembaga seputar zonasi, dan kegiatan
pengumpulan massa lainnya. Sedangkan penjangkauan non formal memanfaatkan saluran yang terdapat di khalayak seperti kegiatan
olah raga dan keagamaan serta aktifitas yang terjadi dimasyarakat. Selengkapnya media pejangkauan masyarakat dan proses
pembelajarannya tersaji dalam tabel 17.
Tabel 17. Aktifitas penjangkauan masyarakat
PENJANGKAUAN MASYARAKATBahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Sosialisasi peraturan perundangan
Nelayan Mantehage
Aturan zonasi menurut peraturan
14/3/11 n/a n/a n/a n/a Kegiatan lembaga mengundang perwakilan warga 30 orang di pulau Mantehage untuk mendapatkan penjelasan seputar aturan zonasi
Sosialisasi overfishing ikan karang
Nelayan Mantehage
Beberapa ikan karang sudah jarang ditemukan seperti ikan napoleon berdampak pada ledakan predator karang (bintang laut berduri) yang membuat karang mati
26/6/11 n/a n/a n/a n/a Kegiatan lembaga mengundang perwakilan warga 30 orang di pulau Mantehage untuk mendapatkan penjelasan ledakan predator karang (bintang laut berduri) yang membuat karang mati
Filed trip anak sekolah
Tim kampanye pride
Pentingnya menjaga ekosistem karang
1/7/11 n/a n/a n/a n/a Tim sebagai fasilitator kegiatan anak-anak sekolah dalam pengenalan pentingnya ekosistem terumbu karang terjaga
Kegiatan Ramadhan
Nelayan&non nelayan Nain
Jaga dan pelihara ekosistem laut dari overfishing
8/8/11 n/a n/a n/a n/a Kampanye sebagai sponsor kegiatan,
PENJANGKAUAN MASYARAKATBahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
dan tindakan penangkapan ilegal
penyampaian pesan melalui kegiatan ramdhan kepada anak-anak dan remaja serta khalayak yang menyaksikan kegiatan
Kegiatan lomba 17-Agsutusan
Nelayan&non nelayan Mantehage
Jaga dan pelihara ekosistem laut dari overfishing dan tindakan penangkapan ilegal
8/8/11 n/a n/a n/a n/a Kampanye sebagai sponsor kegiatan, penyampaian pesan melalui kegiatan kepada khalayak target dan yang menyaksikannya
Kegiatan lebaran ketupat
Nelayan&non nelayan Nain
Jaga dan pelihara ekosistem laut dari overfishing dan tindakan penangkapan ilegal
1/9/11 n/a n/a n/a n/a Kampanye sebagai sponsor kegiatan, penyampaian pesan melalui kegiatan kepada khalayak target yang sedang menyaksikan
Bermain bersama anak
Nelayan&non nelayan desa Tinongko
Manfaat zonasi dan bahaya overfishing
2/11/11 n/a n/a n/a n/a Kampanye sebagai sponsor kegiatan, penyampaian pesan melalui kegiatan kepada
PENJANGKAUAN MASYARAKATBahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
khalayak target yang sedang menyaksikan
Lomba bulu tangkis
Nelayan&no nelayan desa Tangkasi
Lokasi dan menghindari menangkap ikan di zona larang tangkap
27/11/11 n/a n/a n/a n/a Kampanye sebagai sponsor kegiatan, penyampaian pesan melalui kegiatan kepada khalayak target yang sedang berlomba &menyaksikan
Natal konservasi
Nelayan&no nelayan desa Tinongko
Lokasi dan menghindari menangkap ikan di zona larang tangkap
21/12/11 n/a n/a n/a n/a Kampanye sebagai sponsor kegiatan, penyampaian pesan melalui kegiatan kepada khalayak target yang sedang berlomba &menyaksikan
Lomba sepak bola
Nelayan&no nelayan pulau Nain
Lokasi dan menghindari menangkap ikan di zona larang tangkap
21/1/12 n/a n/a n/a n/a Kampanye sebagai sponsor kegiatan, penyampaian pesan melalui kegiatan kepada khalayak target yang sedang berlomba &menyaksikan
PENJANGKAUAN MASYARAKATBahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Paskah konservasi
Nelayan&no nelayan desa Buhias
Lokasi dan menghindari menangkap ikan di zona larang tangkap
12/4/12 n/a n/a n/a n/a Kampanye sebagai sponsor kegiatan, penyampaian pesan melalui kegiatan kepada khalayak target yang sedang berlomba &menyaksikan
3. Media massa
Media massa yang kami pergunakan untuk menyampaikan pesan berupa media cetak, radio dan televise lokal. Alasan menggunakan
media tersebut karena media-media tersebut dapat menjangkau khalayak dan stake holder relative lebih luas. Selain sebagai sarana
penyampaian pesan, media tersebut digunakan sebagai sarana promosi dan memperoleh dukungan dari stake holder dan pihak lain
yang tertarik dengan kegiatan kampanye pride.
Konsep yang kami kembangkan dalam penyampaian pesan lewat media salah satunya yaitu melakukan liputan program acara kegiatan
kampanye dan berita di lapangan salah satu TV lokal. Langkah awal untuk melakukannya adalah mencari tahu stasiun TV yang
siarannya menjangkau lokasi khalayak. Selanjutnya mencari tahu harga liputan dan tayangan karena biaya untuk menggunakan media
massa TV relative mahal dan melakukan negosiasi untuk pertukaran harga yang diperoleh stasiun TV dan kampamye. Selengkapnya
media pejangkauan masyarakat dan proses pembelajarannya tersaji dalam tabel 18.
Tabel 18. Aktifitas media massa
MEDIA MASSABahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Catatan: bagaimana pelaksanaannya, pelajaran didapat, bagaimana dinilai dan dampak
Liputan bermain bersama Maming
Nelayan&no nelayan pulau Mantehage
Manfaat zonasi dan bahaya overfishing
2/11/11 Antusias peserta dan audien lain dalam melakukan dan menyaksikan permainan yang diliput untuk disiarkan di TV.
n/a 18-25Nov 11
n/a Permainan interaktif seputar zonasi& manfaat ekosistem terjaga bersama anak-anak. Disiarkan sebanyak 3 kali dalam 1 minggu di TV
Harapan peserta permainan dapat menyebarluaskan informasi yang didapat kepada sesame dan orang tua. Masyarakat yang menyaksikan secara langsung maupun di media TV dapat terpapar pesan kegiatan
Liputan 12 Days Expedition of conservation photograpy
Stake holder, Nelayan&Non Nelayan Mantehage dan Nain serta sekitarnya
Promosi& penyebarluasan pesan kampanye kampanye ke semua pihak pihak.
10/11/11 Antusias peserta dan audien lain dalam melakukan dan menyaksikan yang diliput untuk disiarkan di TV.
n/a 26 Nov –6 Des 11
n/a Partisipasi peserta& Disiarkan sebanyak 3 kali dalam 1 minggu di TV
Masyarakat yang menyaksikan secara langsung maupun di media TV dapat terpapar pesan kegiatan
Liputan pemasangan bouy
Stake holder, Nelayan&Non Nelayan Mantehage dan Nain serta sekitarnya
Tanda batas, lokasi zona larang tangkap dan manfaatnya
30/11/11 Masy berpartisipasi dalam pemasanagan bouy
n/a 7-14 Nov 11 n/a Disiarkan sebanyak 3 kali dalam 1 minggu di TV
Masyarakat yang menyaksikan secara langsung maupun di media TV dapat terpapar pesan kegiatan
Liputan keg. Masyarakat Nain
Stake holder, Nelayan&Non Nelayan Mantehage dan Nain serta sekitarnya
Laut sumber kehidupan yang perlu dijaga dan dilestarikan
12/12/12 Khalayak sasaran menayaksikan acara tersebut
n/a 17-23 Des 11 n/a Disiarkan sebanyak 3 kali dalam 1 minggu di TV
Masyarakat yang menyaksikan secara langsung maupun di media TV dapat terpapar pesan kegiatan
Liputan Kegiatan
Stake holder, Nelayan&Non
Peran serta masyarakat dalam
13/12/12 Khalayak sasaran menayaksikan
n/a 23-31 Des 11 n/a Disiarkan sebanyak 3
Masyarakat yang menyaksikan
MEDIA MASSABahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Catatan: bagaimana pelaksanaannya, pelajaran didapat, bagaimana dinilai dan dampak
patroli masyarakat
Nelayan Mantehage dan Nain serta sekitarnya
kegiatan patroli. Laut terjaga ikan berlimpah
acara tersebut kali dalam 1 minggu di TV
secara langsung maupun di media TV dapat terpapar pesan kegiatan
DVD
Stake holder dan lembaga terkait
lainnya serta Nelayan&Non
Nelayan Mantehage+Nain
Promosi& penyebarluasan pesan kampanye
kampanye ke semua pihak
pihak
25/2/12
Keinginan dapat menonoton acara liputan kegiatan khalayak di TV
150 5/3/12 150
Di bagikan kepada
khalayak target
terkandung dalam acara tersampaikan dengan menonton
Diskusi kampanye stop over fishing
Stake holder dan lembaga terkait lainnya
Dampak, penyebab overfishing dan solusi nya
19/12/11 Tingkat kehadiran dan keluaran dari diskusi
n/a 21/12/11 n/a Berdiskusi seputar overfishing& solusinya
Stake holder paham bahwa telah terjadi overfishing dan perlu usaha-usaha nyata untuk mengatasinya
PSA Radio komunitas Nain
Stake holder, Nelayan&Non Nelayan Nain
Dampak overfishing, dan penangkapan ikan ilegal
30/1/12 Khalayak sasaran mendengar acara tersebut
n/a 1/2/12 n/a Disiarkan sebagai PSA dalam acara lagu pengantar tidur
Pengelola radio, dan masyarakat yang mendengarkan siaran radio dapat terpapar pesan kampanye
Liputan panggung boneka di mall
Stake holder dan lembaga terkait lainnya serta Nelayan&Non Nelayan Mantehage
Manfaat zonasi di TN Bunaken dan dampak overfishing
19/2/12 Tingkat kehadiran dan respon pengunjung terhadap acara
n/a 24/2/12 n/a Pemahaman pembawa boneka (masy Mantehage) terhadap pesan cerita & Interaksi penonton terhadap
Pemililikan program terbangun dengan masyarakat dilibatkan dalam kegiatan (pemain boneka). Bahan perbincangan diantara khlayak target.
MEDIA MASSABahan Khalayak
sasaranPesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Catatan: bagaimana pelaksanaannya, pelajaran didapat, bagaimana dinilai dan dampak
jalan cerita
4. Media promosi lainnyaPada akhir-akhir masa kampanye, terdapat beberapa media promosi yang semula tidak direncanakan namun dalam perkembangan di
lapangan terdapat peluang untuk menggunakan media tersebut dalam penyebaran pesan. Peluang
yang kami lihat dari media saluran ini adalah keberlanjutan penyampaian pesan apabila kampanye
telah berakhir. Hal ini kami lakukan dalam rangka antisipasi setelah kampanye tidak terdapat sumber
daya dalam keberlanjutan penyampaian pesan sehingga dibutuhkan media promosi yang dikelola oleh
khalayak dan tidak memerlukan sumber daya yang besar. Setelah melakukan pengamatan dan
obervasi lapangan mengenai media promosi yang cocok untuk kami pakai dalam rangka
menyebarkan pesan berupa saluran usaha lokal dengan memberi label pesan kampanye. Saluran
promosi lainnya yang kami sasar yaitu usaha penjualan pulsa elektronik, keripik pisang (gambar 2),
video shoting, simpan pinjam dan kerjasama kemitraan.
Saluran promosi ini sepenuhnya khalayak yang kelola dan dari tim kampanye hanya melakukan pendampingan dan peningkatan
kapasitas mereka dalam hal mengelola dan memberikan keterampilan teknik lainnya. Selengkapnya aktifitas saluran media promosi
lainnya tersaji pada tabel 19 di bawah.
Tabel 19. Aktifitas media promosi lainnya
Gambar 2. Keripik pisang “Si Maming”
LAIN-LAIN
Bahan Khalayak sasaran
Pesan kampanye
Kapan desain selesai
Bagaimana dipre-tes dan hasil utama
Jumlah yang dibuat
Kapan disebarkan
Jumlah yang disebarkan
Bagaimana disebarkan dan di mana
Catatan: bagaimana pelaksanaannya, pelajaran yang didapat, bagaimana dinilai dan dampak
Usaha pulsa
Nelayan&Non Nelayan
Mantehage+Nain
Lokasi dan menghindari menangkap ikan di zona
larang tangkap
26/10/11
Pembelian pulsa&
selebaran yg tersebar
n/a 22/11/11 n/a
Papan nama pulsa berisi
pesan& pembeli
diberikan selebaran
pesan
Pesan tersebar secara aktif, khalayak dapat melihat pesan
Kripik pisang
Nelayan&Non Nelayan
Mantehage
Laut sumber kehidupan yang perlu dijaga dan
dilestarikan
12/12/11 Tersebarnya pesan yang terdapat di produk ke khalayak
n/a n/a n/a Lebel kripik diberi pesan&
pembeli melihat pesan
tersebut
Pesan tersebar secara aktif, khalayak dapat melihat pesan
dari produk yang dikonsumsi
Video shoting
Nelayan&Non Nelayan Nain
Laut sumber kehidupan yang perlu dijaga dan
dilestarikan
17/2/12 Tersebarnya pesan yang terdapat di produk ke khalayak
n/a n/a n/a Pesan terpapar di
awal dan akhir penayangan hasil shotting pernikahan
Pesan tersebar secara aktif, khalayak dapat melihat pesan
dari produk yang dikonsumsi
Simpan Pinjam
Nelayan&Non Nelayan Nain
Laut sumber kehidupan yang perlu dijaga dan
dilestarikan
5/1/12 Tersebarnya pesan yang terdapat di produk ke khalayak
n/a n/a n/a Pesan terpapar di
syarat menjadi anggota dan
dibuku
Pesan tersebar secara aktif, khalayak dapat melihat pesan
dari produk yang dikonsumsi
Kerjasama program kegiatan
Stake holder dan lembaga terkait
lainnya serta Nelayan&Non
Nelayan Mantehage&Nai
n
Overfishing, pentingnya kawasan lindung
4/10/11 Tersebarnya pesan secara
bersama
n/a n/a n/a Pesan terpapar
secara luar melibatkan
semua pihak yang
bekerjasamaB. Garis Waktu untuk Pelaksanaan Aktivitas & Hubungan dengan Penyingkiran Halangan
Setelah menyusun dokumen penyingkir halangan, selanjutnya kami Setelah menyusun dokumen penyingkir halangan, selanjutnya
kami melakukan perancangan kegiatan penyingkir halangan berdasarkan urutan dan tahapan yang telah direncanakan sebelumnya.
Pada tahap pertama penyingkiran halangan berupa pembuatan prosedur tetap patroli masyarakat dan rekrutmen, kami belum
menggunakan media promosi secara luas, hanya sebatas selebaran pengumuman dan diskusi tingkat lokal serta souvenir untuk
mengenalan program. Materi pengumuman dan diskusi seputar ajakan kepada khalayak untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan
patroli serta suvenir berupa mug, jam dan gantungan kunci yang berisi pesan. Fase ini berlangsung bulan Juni - Juli 2011 dan Media
kampanye yang tersebar membawa pesan menghentikan overfishing jenis ikan tertentu (ikan Napoleon sebagai maskot kampanye).
Tujuan kami belum gencar mengeluarkan media, ingin mengetahui respon khalayak terhadap program kampanye dan melihat situasi di
lapangan untuk menentukan strategi penyampaian pesaln kelak.
Walaupun terlambat pelaksanaannya yang direncanakan Juli – Agustus 2011, baru
telaksana Oktober – Nopember 2011 dikarenakan factor cuaca dan kesiapan tim
dalam pelaksanaan. Fase kedua tahapan penyingkiran halangan berupa pemasangan
tanda batas, kami sudah mulai gencar mengeluarkan media promosi setelah melihat
respon khalayak dan stake holder terhadap program kampanye yang memberi
dukungan serta situasi di lapangan yang kondusif. Materi yang disampaikan
diantaranya pesan ajakan untuk (1) menjaga ekosistem laut, (2) letak dan manfaat
zona larang tangkap bagi perikanan, (3) tidak melakukan penangkapan berlebih dan
destruktif,dan (4) mematuhi aturan zonasi serta (5) mendorong stake holder peduli
akan masalah over fishing dan melakukan tindakan tindakan nyata sesuai fungsinya .
Fase ini dilakukan pada perencanaan sebelum pemasangan tanda batas dan sesudah
pemasangan di mulai bulan Agustus 2011 hingga masa kampanye berakhir.
Gambar 3. Spanduk ucapan selamat hari raya
Fase terakhir penyingkiran halangan adalah kesepakatan lokal tentang pengaturan alat tangkap dan penindakan terhadap pelanggaran
zonasi. Tahapan ini belum selesai dilakukan dan masih tahap mediasi
dan menunggu respon dari khalayak seberapa penting kesepakatan ini
bagi mereka dalam melindung kawasan tempat mereka mencari ikan.
Tahapan ini pelaksanaannya mundur direncanakan Oktober –
Nopember 2011, baru terlaksana proses mediasi sekitar bulan Februari
2012. Media promosi yang mendukung tahapan tersebut secara
khusus belum ada, namun beberapa media kampanye secara tidak
langsung sudah mulai inisaasi awalnya dengan pesan dalam media
diantaranya “ kasih sisa ikan di laut untuk anak cucu” dan “Ingin ikan
tetap ada patuhi aturan zonasi” (gambar 3 dan 4).
C. Menjangkau khalayak
Untuk mengetahui jangkauan media terhadap khlayak kami mengukurnya dengan melakukan survey KAP paska yang menanyakan
seberapa sering khalayak menerima/ melihat/ membaca media yang telah disebar dalam kampanye. Ada beberapa point pertanyaan
untuk mengetahui paparan media dalam menjangkau khalayak. Hasil pertanyaan tersebut kami analisis dengan pendekatan
membandingkan media konvensional seperti poster, stiker, dan kalender dengan media alternative yang kami kembangkan dan belum
pernah dilakukan dalam penyampaian pesan oleh lembaga diantaranya sms blast, boneka/maskot, dan papan nama warung. Hasil data
survey menunjukan bahwa papan nama warung merupakan media yang sering khalayak lihat, sedangkan sms blast adalah media yang
relative sedikit diterima dan dilihat oleh khalayak.
Penyebab papan nama warung dengan pesannya banyak dilhat responden karena khalayak mempunyai hubungan dengan warung
dalam hal pemenuhan kebutuhan (jual beli) yang secara langsung membaca pesan yang terdapat di papan nama warung.
Selengkapnya penjangkauan media terhadap khalayak tersaji pada tabel 20 .
Gambar 3. Spanduk kegiatan olah raga
Gambar 4. Lomba bulutangkis konservasi
Tabel 20. Penjangkauan media terhadap khalayak
Aktivitas Nelayan Mantehage (%)
Nelayan Nain (%)
Non Nelayan Mantehage (%)
Non Nelayan Nain (%)
Rata-rata (%)
Kalimat slogan 98,2 99,5 99,2 95,8 98,18SMS SI Maming 23,9 17,1 36,0 15,1 23,03Lagu konservasi 32,1 27,1 44,8 18,8 30,70
Acara TV 57,3 8,7 64,8 7,8 34,65Poster penangkapan merusak 46,8 9,6 48,8 5,7 27,73
Kalender 63,0 55,5 68,0 49,5 59,00Stiker 69,7 29,8 68,8 22,5 47,70
Papan nama warung 96,3 94,0 100 94,3 96,15Maskot/Boneka Si Maming 35,8 18,3 48,0 10,2 28,08
Selanjutnya untuk jenis pesan dari papan nama warung yang mudah diingat dan dimengerti khalayak
sebagian besar responden (32,68%) menjawab pesan “lapor jo ke patroli kalo lia orang mencari
ikang deng kompresor (gambar 5). Setelah itu pesan dalam papan nama warung “jaga torang pe
ikang maming, ambil jo ikan lain” sebesar 29,37%. Selengkapannya jenis pesan dalam papan warung
yang sering terlihat dan disukai tersaji dalam gambar 6.
Hasil tersebut terjadi karena adanya kejaian penangkapan pelaku pelanggaran tersebut dalam 1
tahun terakhir oleh Balai TN Bunaken. Dalam pengelolaan system zonasi di perairan salah satu isu
utama dalam penegakan aturan zonasi yaitu penindakan terhadap pelaku penangkapan dengan
kompresor dan penangkapan ikan napoleon oleh lembaga bekerjasama instansi penegak hukum.
Penagkapan ikan dengan kompresor terindikasi menggunakan racun untuk menangkap ikan target
yaitu ikan karang seperti ikan napoleon juaga yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Polisi kehutanan
Gambar 5. Pesan di papanGambar 5. Pesan di papan nama warung nama warung
dan tim patroli masyarakat gencar melakukan pengawasan
dan patroli terhadap pelanggaran isu tersebut. Media
kampanye papan nama warung pesan yang dikembangkan
salah satunya juga penyasar isu tersebut dengan
pendekatan yang berbeda tujuan agar masyarakat terlibat
aktif dalam pengawasan dan mau melaporkan kepada
ketugas apabila melihat pelanggaran tersebut (Sasaran
“Smart” Komunikasi interpersonal dan Perubahan Prilaku)
Selanjutnya untuk pesan dari media promosi yang paling
sering dilihat dan disukai, hasil survey menunjukan
responden menjawab pesan yang termuat dalam kaos
menjadi media yang paling dilihat dan disukai (20,63%).
Media spanduk warung, dan spanduk hari raya menjadi ururtan ke dua dan ketiga yang paling sering
dilihat dan disukai. Adapun untuk media konvensional seperti poster dan stiker (gambar 7) menjadi salah
satu media yang jarang dilihat oleh respoden (kurang dari 4%). Penyebab media konvensional (poster
dan stiker) kurang dilihat dan disukai karena media tersebut penyebarannya terbatas (statis) diletakan
pada lokasi yang terbatas dan ada media pesaing dengan isu, tampilan dan pesan yang lebih menarik.
Selain itu relawan yang mendistribusikan media tersebut kurang memaparkan pesan secara verbal
kepada khalayak yang menerima poster dan stiker. Berdasarkan pengamatan di lapangan media tersebut
setelah 3 bulan penyebaran, banyak yang rusak/ terkelupas dan ilang karena factor cuaca dan manusia.
Selengkapanya media yang paling sering dilihat dan disukai oleh responden tersaji pada gambar 8 di
bawah.
Gambar 6. Pesan dari papan nama warung yang disukai
Gambar 7. Stiker yangGambar 7. Stiker yang terkelupas terkelupas
Kami membuat 2 pesan dalam kaos dengan menyasar Smart
Objektif yaitu menginginkan khalayak mengetahui bahwa Pulau
Mantehage merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional
Bunaken dan manfaat zonasi bagi ketersediaan ikan untuk
generasi mendatang. Kaos ini ditujukan kepada 2 kelompok
sasaran yaitu 1) mereka yang menggunakan kaos karena
kebutuhan, pilihan, atau keinginan untuk mendukung kampanye
serta menyebarkan pesan dan 2) mereka yang membaca atau
melihat pesan yang terdapat pada kaos yang dipakai oleh
kelompok pertama. Strategi penyebaran kaos dengan cara
terbatas, kaos dibagikan kepada khalayak sebagai tanda terima
kasih, penghargaan dan sebagai hadiah perlombaan atau kuis
sehingga ada rasa kebanggaan kerena memperolehnya memerlukan perjuangan. Karena itu kaos ini berdampak tinggi selama tiga tahap
pertama perubahan tingkah laku (prakontemplasi, kontemplasi dan validasi) dan menjadi cara sangat baik untuk menjangkau mereka yang
belajar melalui metode non verbal, visual dan kinesterik. Kaos merupakan sarana baik untuk menjangkau mereka yang memiliki inteligensi
visual/ spasial dan interpersonal.
3.4. Dampak KampanyeKampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga
dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Pada bagian ini memaparkan dampak-dampak dari kampanye lewat Teori
Perubahan (ToC) yang telah disusun dan hasil perubahannya diukur melalui dengan membandingkan hasil survey KAP pra dan pasca
Gambar 8. Media yang disukai responden
kampanye. Untuk setiap elemen TOC diukuru tingkat perubahan yang terjadi kemudian berikan alasan yang menjelaskan seberapa sukses
kampanye ini mencapai tujuan-tujuan SMART-nya.
A. Menghasilkan Perubahan Positif Dalam Pengetahuan, Sikap dan Komunikasi Interpersonal
Survei kuesioner pra dan paska kampanye adalah suatu alat yang tak ternilai untuk menentukan sasaran-sasaran SMART karena hasil
survey menyediakan data kuantitatif tentang pengetahuan, sikap, dan praktik-praktik khalayak sasaran. Data yang disediakan oleh survei-
survei tersebut membantu kami dalam menetapkan suatu garis dasar (yaitu, data dasar untuk memperbandingkan pengamatan-
pengamatan atau hasil-hasil) dan melakukan pra- dan pascasurvei untuk menolong mengukur dampak dari kampanye dan kemajuan yang
dibuat dalam mencapai sasaran-sasaran dan tujuan kampanye. Tabel 21, 22, 23, dan 24 di bawah ini menjelaskan pencapaian-
pencapaian sasaran SMART pada khalayak yang berbeda dari kampanye yang telah dilakukan.
Tabel 21. Pencapaian sasaran SMART pada khalayak nelayan pulau Mantehage
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-
kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-squared
% poin perubahan
Akhir kampanye Maret 2012, 70% Nelayan di pulau Mantehage pernah mendengar penangkapan berlebih, meningkat dari 21% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 21,4% Ya 70% 44,0% Ya Ya 22,6%
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Mantehage mengetahui bahwa penyebab beberapa ikan sulit diketemukan akibat penangkapan berlebih, meningkat dari 12% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 12,0% Ya 40% 52,3% Ya Ya 40,3%
Akhir Kampanye Maret 2012, 90% nelayan di pulau Mantehage Pengetahuan 54,9% Ya 90% 63,9% Ya No 9,0%
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-
kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-squared
% poin perubahan
mengetahui letak zona larang tangkap, meningkat dari 55 % hasil Survey KAP sebelum kampanyeAkhir kampanye Maret 2012, 70% nelayan di pulau Mantehage tidak setuju dan sangat tidak setuju mengenai aturan zonasi yang tidak jelas dan tidak dipahami, dari 35% (tidak setuju 26%+sangat tidak setuju 9%) hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap 35,0% Ya 70% 20,2% Ya Ya (14,8%)
Akhir kampanye Maret 2012, 90% nelayan di pulau Mantehage setuju berpartisipasi dalam patroli pengawasan zonasi, dari 65% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap 65,0% Ya 90% 47,7% Ya Ya (17,3%)
Akhir kampanye Maret 2012, 75% nelayan di pulau Mantehage setuju berpartisipasi sebagai kader konservasi, meningkat dari 62% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap 62,4% Ya 75% 44,0% Ya Ya (18,4%)
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Mantehage telah berdiskusi dengan keluarga/ teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih 1-2 kali, meningkat dari 19% hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal 18,8% Ya 40% 45,9% Ya Ya 27,1%
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-
kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-squared
% poin perubahan
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Mantehage telah berdiskusi dengan keluarga/ teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai manfaat dan peraturan zonasi 1-2 kali, meningkat dari 15% hasil survey KAP pra kampanye
Komunikasi Interpersonal 15,4% Ya 40% 45,9% Ya Ya
30,5%
Akhir kampanye Maret 2012, 30% nelayan di pulau Mantehage telah ikut menghadiri pertemuan dengan pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih/ zonasi 1-2 kali, dari 11% dari hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal 11,1% Ya 30% 15,6% Ya No 4,5%
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Mantehage bersedia melaporkan apabila melihat penangkapan ikan di zona inti dan pariwisata, meningkat dari 6% hasil survey KAP sebelum kampanye
Perubahan Perilaku 6,0% Ya 40% 16,5% Ya Ya 32,4%
Tabel 22. Pencapaian sasaran SMART pada khalayak nelayan pulau Nain
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
Interval keyakinan 95% pra-
kampanye
TargetHasil
paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
% poin perubahan
Akhir kampanye Maret 2012, 50% nelayan di pulau Nain mengetahui bahwa penyebab beberapa ikan sulit diketemukan akibat penangkapan berlebih, meningkat dari 14% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 13,9% Ya 50% 46,3% Ya Ya 32,4%
Akhir kampanye Maret 2012, 90% nelayan di pulau Nain telah memahami bahwa zona inti merupakan kawasan larang tangkap yang akan mampu meningkatkan jumlah ikan, meningkat dari 62% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 62,0% Ya 90% 72,5% Ya Ya 10,5%
Akhir Kampanye Maret 2012, 60% nelayan di pulau Nain mendengar pulau Mantehage memiliki system zonasi, meningkat dari 43% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 43,0% Ya 60% 94,5% Ya Ya 51,5%
Akhir Kampanye Maret 2012, 75% nelayan di pulau Nain mengetahui letak zona inti dan pariwisata di pulau Mantehage dengan benar, meningkat dari 29 % hasil Survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 13,3% Ya 75% 58,0% Ya Ya 44,7%
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
Interval keyakinan 95% pra-
kampanye
TargetHasil
paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
% poin perubahan
Akhir Kampanye Maret 2012, 90% nelayan di pulau Nain mengetahui bahwa menangkap ikan di zona inti tidak diperbolehkan, meningkat dari 54% hasil Survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 54,1% Ya 90% 69,3% Ya Ya 15,2%
Akhir Kampanye Maret 2012, 90% nelayan di pulau Nain mengetahui bahwa menangkap ikan di zona pariwisata tidak diperbolehkan, meningkat dari 47% hasil Survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 47,4% Ya 90% 72,9% Ya Ya 25,5%
Akhir kampanye Maret 2012, 60% nelayan di pulau Nain setuju bahwa zona inti dan pariwisata merupakan kawasan larang tangkap yang didalamnya penangkapan ikan dilarang untuk menjamin agar generasi mendatang masih dapat menangkap ikan meningkat dari 31% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap
31,4% Ya 60% 50,5% Ya Ya 19,1%
Akhir kampanye Maret 2012, 70% nelayan di pulau Nain setuju berpartisipasi dalam patroli pengawasan zonasi, meningkat dari 32% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap 32,0% Ya 70% 51,4% Ya Ya 19,4%
Akhir kampanye Maret 2012, Sikap 28,4% Ya 60% 48,6% Ya Ya 20,2%
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
Interval keyakinan 95% pra-
kampanye
TargetHasil
paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
% poin perubahan
60% nelayan di pulau Nain setuju berpartisipasi sebagai kader konservasi, meningkat dari 28% hasil survey KAP sebelum kampanyeAkhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Nain telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih 1-2 kali, meningkat dari 5% hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal
5,2% Ya 40% 75,2% Ya Ya 70,0%
Akhir kampanye Maret 2012, 40% nelayan di pulau Nain telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai manfaat dan peraturan kawasan larang tangkap 1-2 kali, meningkat dari 2% hasil survey KAP pra kampanye
Komunikasi Interpersonal 2,1% Ya 40% 37,6% Ya Ya 35,5%
Akhir kampanye Maret 2012, 30% nelayan di pulau Nain telah ikut menghadiri pertemuan dengan pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih/ zonasi 1-2 kali, meningkat dari 3% hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal 2,6% Ya 30% 4,1% Ya No 1,5%
Akhir kampanye Maret 2012, 1,0% Ya 30% 0% Ya - -
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
Interval keyakinan 95% pra-
kampanye
TargetHasil
paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
% poin perubahan
30% nelayan di pulau Nain bersedia melaporkan apabila melihat penangkapan ikan di zona inti dan pariwisata, meningkat dari 1 % hasil survey KAP sebelum kampanye
Perubahan Perilaku
Tabel 23. Pencapaian sasaran SMART pada khalayak Non Nelayan Pulau Mantehage
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-
kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
% poin perubahan
Akhir kampanye Maret 2012, 60 % Non Nelayan di pulau Mantehage pernah mendengar dan merasa terdapat masalah dengan penangkapan berlebih, meningkat dari 26% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 26,7% Ya 60% 49,6% Ya Ya 22,9%
Akhir kampanye Maret 2012, 50% Non nelayan di pulau Mantehage telah memahami bahwa penyebab beberapa ikan sulit diketemukan akibat penangkpan berlebih, meningkat dari 9% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 8,6% Ya 50% 47,2% Ya Ya 38,6%
Akhir Kampanye Maret 2012, 90% Non nelayan di pulau Mantehage mengetahui letak zona inti dan pariwisata, meningkat dari 47 % hasil Survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 47,1% Ya 90% 48,1% Ya No 1,0%
Akhir kampanye Maret 2012, 33,6% Ya 70% 25,6% Ya Ya -8,0%
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-
kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
% poin perubahan
70% Non nelayan di pulau Mantehage tidak setuju dan sangat tidak setuju mengenai aturan zonasi yang tidak jelas dan tidak dipahami, dari 34% (tidak setuju 24%+sangat tidak setuju 10%) hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap
Akhir kampanye Maret 2012, 90% Non nelayan di pulau Mantehage setuju berpartisipasi dalam patroli pengawasan zonasi, dari 63% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap 62,9% Ya 90% 47,2% Ya Ya -15,7%
Akhir kampanye Maret 2012, 90% Non nelayan di pulau Mantehage setuju berpartisipasi sebagai kader konservasi, meningkat dari 68% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap 68,1% Ya 90% 44,0% Ya Ya -24,1%
Akhir kampanye Maret 2012, 30% non nelayan di pulau Mantehage telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih 1-2 kali, meningkat dari 10% hasil survey KAP sebelum
Komunikasi Interpersonal
10,3% Ya 30% 30,4% Ya Ya 20,1%
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-
kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
% poin perubahan
kampanyeAkhir kampanye Maret 2012, 30% non nelayan di pulau Mantehage telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai manfaat dan peraturan kawasan larang tangkap 1-2 kali, meningkat dari 11% hasil survey KAP pra kampanye
Komunikasi Interpersonal 11,2% Ya 30% 36,0% Ya Ya 24,8%
Akhir kampanye Maret 2012, 30% non nelayan di pulau Mantehage telah ikut menghadiri pertemuan dengan pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih/ zonasi 1-2 kali, dari 7% dari hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal 6,9% Ya 30% 16,8% Ya Ya 9,9%
Tabel 24. Pencapaian sasaran SMART pada khalayak Non Nelayan Pulau Nain
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
% poin perubahan
Akhir kampanye Maret 2012, 60% non nelayan di pulau Nain telah memahami bahwa penyebab beberapa ikan sulit diketemukan akibat penangkpan berlebih, meningkat dari 7% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 6,7% Ya 60% 41,7% Ya Ya 35,0%
Akhir kampanye Maret 2012, 90% non nelayan di pulau Nain telah memahami bahwa zona inti merupakan kawasan larang tangkap yang akan mampu meningkatkan jumlah ikan, meningkat dari 63% hasil survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 63,2% Ya 90% 67,7% Ya Ya 4,5%
Akhir Kampanye Maret 2012, 70% non nelayan di pulau Nain mendengar pulau Mantehage memiliki system zonasi, meningkat dari 37% hasil Survey KAP sebelum kampanye
Pengetahuan 36,4% Ya 70% 93,2% Ya Ya 56,8%
Akhir kampanye Maret 2012, 70% non nelayan di pulau Nain setuju bahwa zona inti dan pariwisata merupakan kawasan larang tangkap yang didalamnya penangkapan ikan dilarang untuk menjamin agar generasi
Sikap
34,0% Ya 70% 45,8% Ya Ya 11,8%
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
% poin perubahan
mendatang masih dapat menangkap ikan meningkat dari 34% hasil survey KAP sebelum kampanye.Akhir kampanye Maret 2012, 70% non nelayan di pulau Nain setuju berpartisipasi dalam patroli pengawasan zonasi, meningkat dari 40% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap 38,3% Ya 70% 37,0% Ya Ya -1,3%
Akhir kampanye Maret 2012, 70% non nelayan di pulau Nain setuju berpartisipasi sebagai kader konservasi, meningkat dari 32% hasil survey KAP sebelum kampanye
Sikap 31,6% Ya 70% 35,9% Ya Ya 4,3%
Akhir kampanye Maret 2012, 25% non nelayan di pulau Nain telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih 1-2 kali, meningkat dari 6% hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal 6,2% Ya 25% 73,4% Ya Ya 67,2%
Akhir kampanye Maret 2012, 25% non nelayan di pulau Nain telah berdiskusi dengan keluarga/teman, pemerintah atau pihak yang terkait mengenai manfaat dan peraturan kawasan larang tangkap 1-2 kali,
Komunikasi Interpersonal
2,9% Non nelayan
pulau Nain
25% 24,0% Ya Ya 21,1%
Sasaran SMART Kategori ToC Hasil pra-kampanye
interval keyakinan 95% pra-kampanye
Target Hasil paska-kampanye
interval keyakinan
95% paska-kampanye
Signifikansi Chi-square
% poin perubahan
meningkat dari 3% hasil survey KAP pra kampanyeAkhir kampanye Maret 2012, 25% non nelayan di pulau Nain telah ikut menghadiri pertemuan dengan pemerintah atau pihak yang terkait mengenai penangkapan ikan berlebih/ zonasi 1-2 kali, dari 3% dari hasil survey KAP sebelum kampanye
Komunikasi Interpersonal 3,3%
Non nelayan
pulau Nain 25% 3,6% Ya No 0,3%
Memperhatikan tabel di atas yang telah memperlihatkan perbandingan data hasil pra dan pasca kampanye memperlihatkan adanya
perubahan dari setiap komponen sasaran SMART baik dari pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal dari setiap khalayak target.
Perubahan yang paling mendasar pada setiap khalayak target yaitu peningkatan pengetahuan terhadap penyebab beberapa ikan sulit
diketemukan akibat penangkapan berlebih. Peningkatan pengetahuan tentang hal tersebut pada setiap khalayak rata-rata sebesar
36,5%, dengan peningkatan terbesar terjadi pada khalayak nelayan Mantehage 40,3% meningkat dari 12,0% sebelum kampanye menjadi
52,3% setelah kampanye. Adapun peningkatan terendah terjadi pada nelayan pulau Nain yaitu 32,4% meningkat dari 13,9% sebelum
kampanye menjadi 46,3% setelah kampanye.
Peningkatan ini terjadi disebabkan beberapa media dan kegiatan kampanye memaparkan masalah penyebab ikan sulit ditemui salah
satu penyebabnya adalah penangkapan berlebih di masa lalu. Selain itu kami menjadikan ikan napoleon “Ikan maming” ikan yang
keberadaannya berkurang di kawasan TN Bunaken akibat dari penangkapan berlebih dan illegal sebagai mascot kampanye
(berdasarkan hasil survey pra) dan kebanggaan khalayak target.
Peningkatan lainnya terhadap pengetahuan tentang lokasi zona larang tangkap yaitu zona
pariwisata di pulau Mantehage oleh nelayan pulau Mantehage dan Nain rata-rata mengalami
peningkatan sebesar 26,8%. Nelayan pulau Nain mengalami peningkatan pengetahuan tentang
hal tersebut tersebar yaitu dari 13,3% sebelum kampanye menjadi 58,0% sesudah kampanye
(peningkatan 44,7%). Adapun nelayan Mantehage peningkatan tentang letak lokasi zona
pariwisata di pulau Mantehage dari 54,9% sebelum kampanye menjadi 63,9% sesudah
kampanye (peningkatan 9%).
Sama seperti peningkatan pengetahuan tentang penangkapan berlebih, peningkatan letak zona
larang tangkap di pulau Mantehage ditunjang oleh media dan kegiatan yang dilakukan dengan
pesan yang dipaparkan mengenai letak dan manfaat adanya zona larang tangkap (pariwisata)
bagi kelangsungan keberadaan ikan di lokasi sekitar. Selain itu adanya bouy tanda batas yang
dipasang di lokasi zona pariwisarta (Barakuda dan Batu Gepe) ikut mempengaruhi pengetahuan
mereka terhadap letak zona larng tangkap walaupun pada kenyataannya hasil peningkatan
pengetahuan kurang dari target kampanye yang dicanangkan sebesar 90% setelah kampanye.
Komponen sasaran SMART sikap terhadap kesediaan menjadi bagian dalam pengawasan kawasan khalayak target mempunyai
persepsi beragam sebelum dan sesudah kampanye. Untuk sikap nelayan Mantehage terhadap hal tersebut mengalami penurunan pada
sebelum kampanye 65,0% dan sesudah kampanye menjadi 47,7%. Sedangkan untuk nelayan Nain justru sebaliknya mengalami
peningkatan dari sebelum kampanye sebesar 32,0% menjadi 51,4% setelah kampanye. Selengkapnya grafik sikap khalayak terhadap
keinginan melakukan pengawasan zonasi tersaji pada gambar 10.
Gambar 9. Bouy tandaGambar 9. Bouy tanda batas zona pariwisata batas zona pariwisata
Menurunnya sikap nelayan Mantehage terhadap keinginan
partisipasi dalam pengawasan dalam patroli pengamanan
selain disebabkan oleh factor enumerator yang
mempersepsikan pertanyaan dan jawaban yang berbeda
juga disebabkan respon yang relatif lambat dari petugas
lapangan Balai TN Bunaken terhadap laporan pelanggaran
fungsi zonasi. Motivasi mereka ikut dalam pengawasan
karena ingin melindungi daerah penangkapan ikan dari
nelayan laur Mantehage. Hasil pengamatan dan
wawancara dalam beberapa bulan terakhir laporan mereka
terhadap nelayan luar Mantehage yang menangkap ikan
dengan menggunakan jarring yang panjang dan merusak
karang kurang direspon. Dampak dari semua itu meraka menjadi
apatis dan relatif berkurang dalam berpartisipasi dalam
pengawasan zonasi.
Adapun untuk nelayan Nain motivasi mereka ikut dalam pengawasan zonasi d pulau Mantehage karena mereka menginginkan akses ke
perairan Mantehage untuk menangkap ikan. Oleh nelayan setempat, nelayan dari pulau Nain (mayoritas (nelayan Bajo) terkenal dengan
kegiatan menangkap ikan sembarang tempat dan cenderung merusak. Berkurangnya sumber daya di pulau Nain penyebab utamanya
adalah pola pemanfaatan mereka yang kurang konservasi dimasa lalu dan sekarang mereka mulai melakukan expansi ke daerah
sekitar. Karekteristik nelayan pulau Nain berdasarkan hasil survey mata pencaharian di laut (mencari ikan dan rumput laut) merupakan
satu-satunya mata pencaharian mereka, sedangkan untuk nelayan Mantehage mereka masih ada mata pencaharian di darat berupa
berkebun dan bercocok tanam.
Gambar 10. Sikap terhadap kesediaan dalam kegiatanGambar 10. Sikap terhadap kesediaan dalam kegiatan pengawasan system zonasi pengawasan system zonasi
Selanjutnya untuk komponen komunikasi interpersonal,
berdiskusi tentang penyebab ikan berkurang karena
penangkapan berlebih mengalami peningkatan di semua
khalayak sasaran. Peningkatan tertinggi terjadi pada
nelayan pulau Nain, sebelum kampanye mereka
berdiskusi tentang penangkapan berlebih hanya 3,1% dan
di akhir kampanye mereka telah berdiskusi tentang
penangkapan berlebih dengan keluarga/ teman/ aparat
terkait menjadi 42,2% (gambar 11). Berkurangnya hasil
tangkapan ikan telah menjadi isu utama hampir di seluruh
Negara di dunia hal yang sama terjadi juga di kawasan
TN Bunaken. Sebelum kampanye khalayak masih
menganggap bahwa berkurangnya ikan hasil tangkapan karena
prilaku merusak seperti bom dan racun yang dilakukan dahulu
yang menyebabkan rumah tempat ikan bertelur dan berkembang biak rusak. Akan tetapi apabila dilakukan pengalian lebih dalam
wawancara dan diskusi mereka menyadari bahwa banyaknya armada penangkapan dan tidak adanya lokasi ikan untuk berkembangbiak
menjadi salah satu factor utama hasil tangkpan mereka berkurang.
B. Menyingkirkan Halangan terhadap Perubahan PerilakuDalam rangka perubahan perilaku yang diharapkan dari kampanye ini yaitu masyarakat bersedia melaporkan pelanggaran fungsi zonasi
dan penangkapan ikan secara illegal (merusak) , maka peningkatan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal saja belum cukup.
Untuk itu diperlukan usaha penyingkir halangan dalam khalayak mengubah prilakuknya. Dalam dokumen penyingkiran halangan ada
beberapa stategi penyingkiran halangan yang dilakukan berdasarkan hasil survey sebelum kampanye yaitu pembuatan prosedur tetap
Gambar 11. Komunikasi Interpersonal diskusi tentangGambar 11. Komunikasi Interpersonal diskusi tentang penangkapan ikan berlebih penangkapan ikan berlebih
pangamanan swakarsa, bouy tanda batas zona pariwisata dan pembuatan kesepakatan serta kegiatan pengamanan lainnya yang
dilakukan lembaga. Dari strategi tersebut hanya 1 strategi yang belum terlaksana baru inisiasi tingakt awal di masyarakat yaitu pembuatan
kesepatan tingkat lokal. Belum terlaksananya strategi tersebut karena tim menunggu momentum yang tepat untuk melaksanakannya.
Selain itu dinamika di lapangan yang berubah dan sulit diprediksi khususnya politik lokal membuat tim menunggu adanya inisisasi dari
masyarakat. Hasil selengkapnya pencapaian target strategi penyingkiran halangan tersaji pada tabel 25.
Tabel 25. Pencapaian penyingkiran halangan
Sasaran SMART Kategori ToC
Kawasan (atau
Khalayak) Sasaran
Hasil Pra -kampanye
95% interval keyakinan
Pra-kampanye
Target Hasil Paska-kampanye
95% interval keyakinan
Paska-kampanye
signifikansi Chi-squared
% poin perubahan
Prosedur Tetap Pengamanan Swakarsa memperjelas peran, tanggung jawab dan tugas anggota patroli bersama
Penyingkiran Halangan Kawasan 0 N/A 1 1 N/A N/A 100%
Pembekalan dan pelatihan Patroli pengamanan Swakarsa sesuai Protap yang telah disusun
Penyingkiran Halangan Kawasan 0 N/A 1 1 N/A N/A 100%
Terpasang tanda batas pengapung/buoy di Zona Pariwisata Batu Gepe dan Barakuda, kerja sama antara TN Bunaken dan masyarakat
Penyingkiran Halangan Kawasan 0 N/A 4 8 N/A N/A 100%
Terdapat kesepakatan bersama masyarakat pulau Mantehage mengenai pengaturan alat tangkap serta perlunya penindakan
Penyingkiran Halangan
Kawasan 0 N/A 1 Dalam proses
N/A N/A
pelanggaran zonasi
Masukkan di sini narasi yang menguraikan seberapa berhasil kampanye Anda mencapai sasaran SMART. Misalnya:
Apakah ada strategi-strategi penanggulangan halangan Anda berubah selama penerapannya; jika terjadi, mengapa? Sasaran mana yang tercapai, tidak tercapai atau melampaui target, dan mengapa. Apa saja sebagian hal yang menjadi kunci sukses Apa saja sebagian hal yang menjadi halangan Apakah strategi-strategi tersebut secara efektif menyingkirkan halangan perubahan perilaku? Apakah strategi-strategi BR secara efektif menjangkau khalayak sasaran yang sudah diidentifikasi? Apakah anggarannya cukup? Apa yang Anda harap Anda lakukan dengan cara lain
C. Mencapai perubahan perilaku
Perubahan perilaku yang diharapakan yang telah ditetap dari kampanye ini adalah khlayak melaporkan pelanggaran fungsi zonasi dan
penangkapan illegal kepada petugas Balai TN Bunaken dan patroli masyarakat. Berdasarkan hasil survey sebelum dan sesudah
kampanye menunjukan bahwa tidak terjadi peningkatan dari perubahan perilaku yang diharapkan. Sasaran SMART yang ditetapkan
nelayan bersedia melaporkan apabila ada pelanggaran zonasi dan penangkapan illegal kepada petugas Balai TN Bunaken dan meminta
pengawasan yang lebih baik terhadap penangkapan ikan merusak kepada pejabat berwenang untuk nelayan Mantehage mengalami
peningkatan sebesar 10,5% dan 10% dari hasil sebelum kampanye (6,0% dan 29,9%). Sedangkan untuk nelayan Nain mengalami
penurunan sebesar 1% dan 4,3% dari hasil sebelum kampanye (1% dan 9,3%). Selengkapnya capaian perubahan perilaku tersaji pada
tabel 26.
Tabel 26. Pencapaian perubahan perilaku
Sasaran SMART Kategori ToC
Khalayak sasaran
Hasil Pra -kampanye
95% interval keyakinan
Pra-kampanye
Target Hasil Paska-kampanye
95% interval keyakinan
Paska-kampanye
signifikansi Chi-squared
% poin perubahan
Pada akhir kampanye Maret 2012, nelayan bersedia melaporkan
apabila melihat penangkapan ikan di
zona inti dan pariwisata,
Perubahan Perilaku
Nelayan Mantehage 6,0% Ya 40% 16,5% Ya 99,0% 10,5%
Nelayan Nain 1,0% Ya 30% 0% Ya 99,0% 1%
Pada akhir kampanye Maret 2012, nelayan
meminta pengawasan yang lebih baik
terhadap penangkapan ikan merusak kepada
pihak berwenang
Perubahan Perilaku
Nelayan Mantehage 29,9% Ya 50% 33,9% Ya 50,0% 10%
Nelayan Nain 9,3% Ya 50% 5,0% Ya 50% 4,3%
Setiap individu memiliki dorongan untuk melakukan sebuah kegiatan yang bertujuan. Dorongan-dorongan untuk melakukan suatu kegiatan
yang bertujuan ini disebut motivasi. Motivasi yang merupakan dorongan individu untuk melakukan kegiatan yang bertujuan ini tidak
terlepas dari dalam maupun dari luar individu. Tidak jarang dorongan-dorongan yang bertujuan akan motivasi ini menjadi sebuah gerakan
yang sifatnya kolektif, massif dan melibatkan banyak massa. Akan tetapi hal tersebut belum terjadi setelah 1 tahun kampanye pada
khalayak target kami.
Pencapaian perubahan perilaku dilihat dari hasil survey tidak mencapai target yang diharapkan, bahkan nelayan Nain terjadi terjadi
penurunan. Walaupun ada peningkatan pada nelayan Mantehage namun angka peningkatannya tidak signifikan dan jauh dari target yang
ditetapkan. Banyak factor yang mempengaruhi perubahan perilaku yang kita harapkan dari target khalayak, baik factor internal maupun
ekternal. Kami tidak dapat membahas semua factor-faktor tersebut, akan tetapi yang paling dirasa oleh khalayak dan pengamatan
lapangan adalah kurangnya kehadiran petugas dari lembaga di lapangan dan respon terhadap laporan pelanggaran fungsi zonasi relative
masih kurang.
D. Mencapai Pengurangan Ancaman dan Hasil Konservasi
Target pengurangan ancaman berdasarkan teori perubahan yang telah disusun yaitu nelayan tidak lagi melakukan aktifitas penangkapan
di zona pariwisata pulau Mantehage dan tidak melakukan penangkapan ikan secara merusak. Capaian hasil menunjukan bahwa terjadi
penurunan jumlah armada penangkapan yang beroperasi di zona pariwisata pulau Mantehage, yaitu dari 1-3 perahu/ bulan dan setelah
kampanye menjadi 1-2 perahu per bulan. Data awal diambil mulai bulan April – November 2011, sebelum di pasang tanda batas zonasi
perairan di zona teresebut. Untuk mengetahui adanya pengurangan acaman mulai Desember 2011– April 2012 dilakukan pengambilan
data serupa. Data diambil berdasarkan protocol monitoring pengguna Sumber Daya Perikanan yang pelaksanaannya dipadukan dengan
kegiatan patroli bersama masyarakat dan polhut di kawasan perairan Mantehage-Nain.
Walaupun terjadi penurunan jumlah perahu yang melakukan aktifitas penangkapan ikan di zona pariwisata di pulau Mantehage, namun hal
dapat dikatakan berhasil karena belum mencapai target yang diinginkan yaitu tidak adanya aktifitas nelayan menangkap ikan di zona
tersebut. Selain itu penurunan juga belum dapat mengindikasikan bahwa telah terjadi pengurangan ancaman yang disebabkan oleh
kegiatan kampanye secara keseluruhannya yang telah dilakukan. Banyak factor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya:
1. Karena kedalaman lokasi yang dalam dan berbentuk tebing memanjang, sehingga tanda batas yang di pasang berjumlah terbatas dan
di pasang sebanyak 2 buah pada masing-masing lokasi di titik terluar yang mempunyai kedalam yang tidak terlalu dalam sehingga
nelayan belum mengetahui secara pasti di lapangan.
2. Armada patroli yang belum memadai dan terbatasnya bahan bakar, dalam 6 bulan terakhir armada speed boat mengalami kerusakan
mesin sehingga patroli belum optimal pelakukan pengawasan dan sosialisasi di lapangan terhadap nelayan yang melakukan
penangkapan ikan di zona tersebut. Selain itu terbatasnya bahan bakar menyebabkan tidak semua lokasi terawasi dan patroli kurang
berjalan secara periodic.
3. Aktifitas patroli dilakukan hanya siang hari, sehingga aktifitas di malam hari dari nelayan tidak terpantau. Ada kemungkinan jumlah
tersebut akan melebihi angka sesungguhnya apabila patroli di lakukan pada siang dan malam hari. Akan tetapi tidak mungkin hal
tersebut dilakukan karena keterbatasan sumber daya untuk melakukan pemantauan semacam itu.
4. Lembaga masih belum memprioritaskan isu zonasi di perairan dalam pengelolaan kawasan secara keseluruhan, sehingga kebijakan
tingkat lapangan belum mengarah pada aturan penangkapan ikan di lokasi larang tangkap
Sasaran SMART Kategori ToC Khalayak Sasaran
Hasil Pra -kampanye
95% interval keyakinan
Pra-kampanye
(kalau relevan)
Target Hasil
Paska-kampanye
95% interval keyakinan
Paska-kampanye
(kalau relevan)
signifikansi Chi-squared
(kalau relevan)
Perbedaan di antara Pra – dan Paska-kampanye
Pada akhir kampanye Pride di tahun 2012,
tidak ada kegiatan menangkap ikan
di dua Zona Larang Tangkap (Zona Pariwisata
Batugepe dan Barakuda di Mantehage).
Pengurangan Ancaman
Nelayan Mantehage dan Nain
Setiap bulan
sebanyak 1-3 perahu melakukan kegiatan
menangkap ikan
0
perahu/ bulan
Setiap bulan
sebanyak 1-2 perahu melakukan kegiatan
menangkap ikan
1 perahu per bulan
Pada akhir kampanye Pride di tahun 2012,
mampu menjaga nilai kelimpahan jenis ikan karang
di dua Zona Larang Tangkap (Zona Pariwisata
Batugepe dan Barakuda di Mantehage)
Hasil Konservasi
Zona pariwisata di pulau
Mantehage
Rata-rata nilai
kelimpahan jenis ikan ± 2.3 indv/m2 in Batugepe dan ± 1.7 ind/m2 di
Barakuda.
Sama
dengan baseline
Rata-rata nilai
kelimpahan jenis ikan karang ±
2.9 indv/m2 in
Batugepe dan ± 1.4 ind/m2 di
Barakuda.
Batugepe = 0,6
Barakuda = - 0,3
Masukkan di sini narasi yang menguraikan seberapa berhasil kampanye Anda mencapai sasaran SMART. Misalnya:
Sasaran mana yang tercapai, tidak tercapai atau melampaui target, dan mengapa. Apa saja keberhasilan dan tantangan dalam monitoring? Apa saja sebagian halangan untuk mencapai sasaran SMART ini? Apa yang akan Anda lakukan secara berbeda? Apa yang Anda pikir diperlukan untuk monitoring di masa mendatang di lokasi Anda?
Untuk dampak TR dan CR, adakah hasil-hasil kualitatif yang juga dapat Anda bagi? Sebagai contoh, bukti anekdot perubahan dari anggota-anggota masyarakat, atau apapun yang mungkin memperlihatkan sebuah peningkatan atau penurunan dalam mencapai tujuan-tujuan ini.
E. Ringkasan Pencapaian Kunci dari kampanye
Pencapaian kunci… kenapa?
Secara kuantitatif, berdasarkan perbandingan hasil survey KAP Pra dengan survey KAP Paska Kampanye, Pengetahuan khalayak primer
kampanye yaitu nelayan, mengenai letak dan manfaat zona inti, komunikasi interpersonal dalam bentuk berdiskusi dengan sesama nelayan
mengenai zona inti dan penangkapan ikan berlebih, dan perubahan perilaku yang tidak lagi menangkap ikan di dalam zona pariwisata di pulau
Mantehage khususnya, menunjukkan peningkatan meskipun tidak mencapai sasaran SMART yang telah ditetapkan.
Pencapaian secara fisik adalah pemasangan tanda batas di 2 lokasi zona pariwisata di pulau Mantehage sebanyak 8 (delapan) unit yang
melibatkan nelayan. Penyingkiran halangan yang menunjukkan hasil nyata adalah tanda batas sudah dikenali oleh beberapa nelayan, dan
inisiatif menjaga dan memelihara tanda batas kepada telah dilakukan oleh nelayan dan patroli masyarakat. Keterangan tersebut diperoleh
dari hasil fokus diskusi terarah (FGD) dengan patroli masyarakat di wilayah Mantehage-Nain, yang juga mengikuti kegiatan pemasangan tanda
batas.
Dari hasil survey, observasi langsung di lapangan, dan wawancara dengan beberapa nelayan di 2 pulau target memberikan gambaran apa
yang membuat suatu media dan kegiatan dikatakan berhasil menjangkau masyarakat dan pesan kampanye bisa diterima dengan baik:
a) Maskot “Si Maming dan slogan “Jaga deng Pelihara Torang pe Laut yang dibuat oleh khalayak target efektif dan memberikan rasa
kebanggaan akan identitas mereka sehingga menimbulkan motivasi untuk melakukan inisiasi yang positif di bidang konservasi secara
umum.
b) Menggunakan media ruang ruang seperti spanduk hari raya dan kegiatan serta papan nama warung menjadi media alternative yang
efektif dalam menyebarkan pesan dan target menyukainya karena hal tersebut baru dan dapat menunjukan eksistensi mereka dalam
program kampanye yang dilaksanakan.
c) Membangun kemitraan dengan semua pihak dalam bentuk mensinkronisasi kegiatan yang mempunyai tujuan sama
d) Memanfaatkan saluran yang ada ditingkat lokal untuk memaparkan pesan dengan khalayak sebagai actor utama kegiatan seperti
kegiatan olah raga, keagamaan, dan kegiatan pendidikan
e) Menguji materi dan pesan kampanye kepada khalayak sasaran, seperti pada pembuatan poster penangkapan berlebih, slogan dan
logo kampanye serta media-media lainnya
f) Memanfaatkan saluran media alternative berupa ekonomi mikro kreatif yatiu keripik pisang, kelompok simpan pinjam dan video shoting
dalam menyebarkan pesan sehingga pesan selalu dapat tersebar walaupun program telah berakhir..
Tulislah di sini sebuah narasi singkat tentang apa yang Anda anggap pencapaian-pencapaian kunci dari kampanye Anda, dan apa yang membuat aspek-aspek ini berhasil? Lihat pekerjaan yang sudah Anda lakukan dengan ringkasan kreatif, strategi-strategi pesan, strategi kampanye, bauran pemasaran, rencana kerja kampanye, dan slogan – dari apa yang awalnya Anda rencanakan untuk dilakukan, apa yang Anda pikir berhasil dengan baik?F. Pelajaran yang didapat
a. Diskusi atau sosialisasi langsung dari petugas TN Bunaken dan mitra lokal serta relawan dari masyarakat sebelum menyebarkan suatu
media informasi dan melaksanakan kegiatan.
b. Meluruskan pandangan masyarakat tentang zonasi dari yang berkonotasi “melarang; tangkap; sulit” menjadi “menarik; simpan untuk
anak cucu dan pemanfaatan yang bertanggung jawab melalui media dan kegiatan kampanye yang dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan komunikasi serta perubahan perilaku.
c. Menjadikan anggota patroli masyarakat, di tiap desa sebagai “agen” dalam penyebarluasan informasi mengenai peraturan zona kepada
masyarakat lainnya, dengan cara melibatkan mereka secara langsung dalam diskusi, pemasangan tanda batas zona, membangun
kesepakatan sanksi sosial dan pengawasan kawasan TNKpS.
d. Kemitraan strategis dalam mencapai tujuan bersama penting dilakukan agar capaian menjadi optimal
e. Menciptakan media kreatif yang berbeda dengan media lain agar dapat menarik perhatian khalayak dan menciptakan kepemilikan dari
media dan pesannya.
f. Peran lembaga sangat vital dalam penyampaian pesan dan atiran zonasi di lapangan. Kehadiran petugas lapangan sangat
berpengaruh terhadap sikap khalayak dalam memandang pengelolaan kawasan secara keseluruhan.
.
Tulislah di sini beberapa pelajaran yang telah diambil yang penting bagi pekerjaan selanjutnya di lokasi Anda. Perubahan apa yang Anda rencanakan untuk fase selanjutnya dari kampanye Anda?
Bagian 4 - Pengembangan berdasarkan Keberhasilan – Merencanakan Tahap Selanjutnya dalam Kampanye Pride Anda
Tujuan: Mudah-mudahan Anda telah membuat kontribusi yang diperlukan untuk komunitas dan lokasi Anda, dan juga terhadap pengembangan profesional Anda. Akan tetapi, pada umumnya, ancaman yang telah diidentifikasi tetap ada atau orang telah mencoba perilaku yang baru tetapi belum menjadikannya bagian dari rutinitas mereka. Kalau Anda harus menghentikan kampanye sekarang juga, apa yang akan terjadi besok atau bulan depan atau tahun depan? Apakah hasil kampanye akan bertahan lama, atau apakah akan ada kemunduran pelan-pelan ke perilaku lama? Apakah Anda bersedia mengambil resiko?
Kenyataannya adalah meskipun telah banyak yang Anda capai, masih ada banyak yang sedang dipertaruhkan. Langkah selanjutnya adalah membangun berdasarkan keberhasilan Anda dan membawa kampanye Anda ke tingkat berikutnya. Dalam bagian-bagian sebelumnya, Anda telah dengan seksama, mungkin dengan susah payah, mengevaluasi hasil yang Anda peroleh, maka sekarang adalah waktunya untuk mendokumentasikan tahap selanjutnya dari kampanye Anda. Tahap-tahap selanjutnya ini akan mengantarkan Anda ke suatu titik di mana ancaman telah benar-benar dilenyapkan dan perilaku yang baru telah menjadi norma budaya.
4.1 Pembaharuan Rencana Kegiatan untuk mencapai sasaran SMARTDalam tabel-tabel di bawah ini tuliskan tujuan-tujuan SMART baik yang belum Anda capai atau pun yang sudah tercapai tetapi sekarang ingin Anda kembangkan (agar supaya perubahan-perubahan dalam perilaku menjadi sebuah norma sosial), dan tujuan-tujuan SMART baru yang Anda rasa tepat untuk bergerak maju.
Terhadap setiap tujuan, tuliskan kegiatan tindak lanjut yang Anda rencanakan untuk mencapai tujuan SMART tersebut, dan tuliskan siapa, kapan, di mana, dll. Dalam kolom “langkah selanjutnya yang diperlukan untuk memulai kegiatan ini” tolong jelaskan langkah pertama yang akan Anda ambil untuk menjalankan rencana ini begitu Anda kembali ke lokasi Anda setelah fase universitas selesai. Misalnya; apakah Anda akan berbicara dengan supervisor Anda, mengontak seorang vendor grafis, berbicara kepada bagian keuangan Anda? Apa yang pertama-tama harus dilakukan agar dapat mulai bergerak menuju rencana kelanjutan kampanye Anda.
Di bawah setiap tabel buatlah satu narasi singkat di sini yang berisi mengapa Anda merasa bahwa ini adalah tujuan-tujuan yang paling penting untuk maju, dan bagaimana pelajaran-pelajaran yang Anda petik dari pengalaman kampanye telah membuat Anda memilih kegiatan yang relevan.
A. Maju: Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Komunikasi Interpersonal
Sasaran SMART yang berkaitan
Aktivitas yang direncanakan untuk mencapai sasaran SMART ini
Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk memulai aktivitas ini
Siapa Kapan Di mana (Khalayak Sasaran)
Perkiraan biaya
a) a)
a)a)
-
Tujuan dipilih berdasarkan hasil perbandingan survey KAP Pra dengan Paska Kampanye yang tidak menunjukkan peningkatan yang siginifikan
dan yang mengalami penurunan. Sedangkan pemilihan jenis aktivitas dan media disesuaikan dengan hasil survey KAP Paska kampanye dan
wawancara mendalam, yaitu media dan kegiatan yang membantu khalayak sasaran lebih paham mengenai zona inti dan penangkapan ikan
berlebih.
Buatlah satu narasi singkat di sini yang berisi mengapa Anda merasa bahwa ini adalah tujuan-tujuan yang paling penting untuk maju, dan bagaimana pelajaran-pelajaran yang Anda petik dari pengalaman kampanye telah membuat Anda memilih kegiatan yang relevan.
B. Maju: Menyingkirkan halangan terhadap perubahan perilaku
Lengkapi tabel di bawah ini
Sasaran SMART yang berkaitan
Aktivitas yang direncanakan
untuk mencapai sasaran SMART
ini
Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk memulai aktivitas
ini
Siapa Kapan Di mana (Khalayak Sasaran)
Perkiraan biaya
Buatlah satu narasi singkat di sini yang berisi mengapa Anda merasa bahwa ini adalah tujuan-tujuan yang paling penting untuk maju, dan bagaimana pelajaran-pelajaran yang Anda petik dari pengalaman kampanye telah membuat Anda memilih kegiatan yang relevan.
C. Maju: Menentukan Sasaran untuk Perubahan PerilakuLengkapi tabel di bawah ini
Sasaran SMART yang berkaitan
Aktivitas yang direncanakan untuk mencapai sasaran SMART ini
Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk memulai aktivitas ini
Siapa Kapan Di mana (Khalayak Sasaran)
Perkiraan biaya
Buatlah satu narasi singkat di sini yang berisi mengapa Anda merasa bahwa ini adalah tujuan-tujuan yang paling penting untuk maju, dan bagaimana pelajaran-pelajaran yang Anda petik dari pengalaman kampanye telah membuat Anda memilih kegiatan yang relevan.
D. Maju: Mengurangi Ancaman dan Mencapai Hasil KonservasiLengkapi tabel di bawah ini.
Catatan: Dalam tabel ini Anda diminta untuk menuliskan kegiatan-kegiatan yang Anda rencanakan untuk dilakukan untuk melanjutkan mengukur hasil-hasil pengurangan resiko dan konservasi, baik untuk tujuan-tujuan yang sudah ada maupun tujuan-tujuan baru yang diinginkan.
Sasaran SMART yang berkaitan
Aktivitas yang direncanakan untuk mencapai sasaran SMART ini
Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk memulai aktivitas ini
Siapa Kapan Di mana (zona/daerah)
Perkiraan biaya
Buatlah satu narasi singkat di sini yang berisi mengapa Anda merasa bahwa ini adalah tujuan-tujuan yang paling penting untuk maju, dan bagaimana pelajaran-pelajaran yang Anda petik dari pengalaman kampanye telah membuat Anda memilih kegiatan yang relevan.
4.2 Pembaharuan Rencana Monitoring
Bersamaan dengan penerapan rencana kegiatan-kegiatan yang sudah diperbaharui, penting juga untuk memperbaharui rencana monitoring Anda untuk mengevaluasi dampak dari pekerjaan Anda.
Dalam bagian ini, jelaskan monitoring seperti apa yang yang Anda rencanakan untuk kegiatan-kegiatan Anda selanjutnya, mengapa Anda memilih pendekatan monitoring ini (ditetapkan terhadap pelajaran-pelajaran yang telah Anda dapatkan tentang monitoring). Pikirkan tentang monitoring sosial kuantitatif, monitoring kualitatif penggunaan sumber daya atau monitoring biofisika untuk TR dan CR).
A. Monitoring sosial kuantitatif Monitoring sosial kuantitaif seperti survey KAP tidak akan dilakukan dalam tindak lanjut kampanye karena dana dan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan survey KAP di dalam kawasan TNKpS, sangat besar. Monitoring sosial hanya akan dilakukan secara kualitatif, yaitu wawancara mendalam dan FGD (Focus Group Discussion) di tiap pulau
Metode/ alat monitoring yang akan digunakan
Mengapa – jelaskan pilihan metode/alat, berdasarkan pelajaran yang didapat
Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk memulai monitoring
Kapan Anda akan melakukan monitoring
Siapa yang akan melakukan monitoring
Perkiraan biaya untuk monitoring
B. Monitoring kualitatifMetode/ alat monitoring yang akan digunakan
Mengapa – jelaskan pilihan metode/alat,
Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk
Kapan Anda akan melakukan monitoring
Siapa yang akan melakukan monitoring
Perkiraan biaya untuk monitoring
berdasarkan pelajaran yang didapat
memulai monitoring
C. Monitoring pengurangan ancaman
Metode/ alat monitoring yang akan digunakan
Mengapa – jelaskan pilihan metode/alat, berdasarkan pelajaran yang didapat
Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk memulai monitoring
Kapan Anda akan melakukan monitoring
Siapa yang akan melakukan monitoring
Perkiraan biaya untuk monitoring
Melalui patroli bersama antara polhut dan masyarakat wilayah Mantehage-Nain (protocol
Salah satu metode pemantauan dan pengawasan yang sudah dilakukan Balai TNB untuk membantu pengurangan ancaman yang rutin dilakukan
Dilakukan oleh tim Polhut wilayah Mantehage-Nain, polisi perairan dan masyarakat
Jadwal patroli dibuat oleh coordinator lapangan (kepala resort) pada tiap SPTN Wilayah
Tim Polhut wilayah Mantehage-Nain dan masyarakat
Kemitraan dengan DPTNB dalam hal sarana patroli dan insentif
Monitoring gangguan kawasan
Memantau lokasi dan jenis pelanggaran yang terjadi serta mengukur sejauh mana pelaksanaan program pengelolaan khususnya pengamanan dapat menekan tingkat pelanggaran kawasan
Membuat rencana monitoring dan metode serta sumber daya yang dibutuhkan. Didalamnya juga memuat tujuan kegiatan dan hasil yang hendak dicapai
Sesuai dengan program lembaga
Polhut dan staf teknis lapangan di SPTN wilayah Balai TN Bunaken
Anggaran mandiri dan sinkronisasi dengan kegiatan pengamanan dan patroli.
D. Monitoring hasil konservasiMetode/ alat monitoring yang akan digunakan
Mengapa – jelaskan pilihan metode/alat, berdasarkan pelajaran yang didapat
Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk memulai monitoring
Kapan Anda akan melakukan monitoring
Siapa yang akan melakukan monitoring
Perkiraan biaya untuk monitoring
Sensus visual ikan (metode LIT) dengan pendekatan kelimpahan jenis ikan.
Merupakan metode yang cukup mudah, dan ketelitian pengamatan lebih tinggi. Adanya sumber daya alat selam dan dukungan pengamat dari mitra
.
Tergantung dari tim pelaksana yang ditentukan oleh lembaga
Pada tahun 2012, monitoring dilakukan lokasi dan teknis di lapangan ditentukan setelah ada surat perintah tugas dari lembaga
Staf lembaga bekerjasama dengan mitra
Sesuai dengan anggaran DIPA yang akan disusun untuk tahun 2013
4.3 Pembaharuan Rencana KeuanganUntuk mencapai rencana kegiatan yang sudah diperbaharui seperti yang tertulis di tabel-tabel di atas, di sini buatlah ringkasan anggaran yang diperlukan untuk kampanye lanjutan dengan durasi kira-kira dua tahun. Tambahkan tahun-tahun tambahan yang Anda pikir perlu.
Tahun 1 Tahun 2Q1-2 Q3-24 Q1-2 Q3-24 Total
Operasional UmumGajiPemasaranPenyingkiran HalanganMonitoringLain-lain
Total
Jelaskan di sini dalam bentuk narasi:
Darimana kira-kira uang itu akan Anda dapatkan? Apakah Anda memiliki kesanggupan dana untuk kegiatan-kegiatan ini? Jika ya, dari mana? Apakah Anda memiliki kemungkinan penggalangan dana di masa depan? Apakah Anda mendapatkan komitmen dari lembaga Anda untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan ini sebagai bagian dari
program kerja kelembagaan Anda?
4.4 Rencana Mitigasi Resiko
Tujuan : walaupun kita mengharapkan semua berjalan lancar , tidak dapat dihindari kadang ada hal-hal yang tidak sesuai rencana. Salah satu cara untuk memastikan bahwa hal yang tak terduga tidak membuyarkan rencana Anda adalah mengantisipasi hal-hal yang ada kemungkinan tidak berjalan sesuai rencana. Tujuan bagian ini adalah untuk membantu Anda mempersiapkan diri kalau ada hal-hal yang tidak sesuai rencana dan memunculkan ide-ide untuk mengatasinya. Memikirkan strategi mitigasi resiko juga dapar membantu Anda menyempurnakan rencana utama Anda.
Coba pikirkan hal-hal yang dapat melenceng dari rencana dalam fase yang akan datang (dalam “Wilayah Topik”), ada daftar yang dapat Anda gunakan
Apa yang akan menjadi permasalahan Anda dengan langkah selanjutnya dalam kampanye Pride Anda? Apa yang sebenarnya dapat melenceng dalam kampanye Pride Anda tahun lalu, tetapi tidak terjadi? Mengapa?
.
Wilayah Topik Sub Isu Resiko Mitigasi Resiko
Pemasaran/Kampanye
Pelaksanaan Penyingkiran Halangan
Monitoring
Penggalangan Dana
Lain-lain?
Lampiran
Lampiran A : Survei Kuesioner
Lampiran B: Laporan lengkap hasil survei paska-kampanye
Lampiran C: BROP Lengkap (kalau diinginkan)
Lampiran D: Daftar tautan blog yang tertulis di RarePlanet
Penunjukan Taman Nasional Bunaken pada 1991, dan adanya sistem zonasi 1997, sejak saat itu Balai TNB dalam upaya pengelolaannya
berupa menanggulangi praktik-praktik penangkapan ikan ilegal di seluruh seluruh kawasann TNB, seperti penggunaan racun, kompresor dan
pukat. Hanya sejak disetujuinya sistem zonasi TNB hingga revisi zonasi tahun 2008, Balai TNB memiliki instrumen untuk menanggulangi
penangkapan ikan berlebihan di Taman Nasional. Yang sangat penting dalam hal ini adalah kawasan larang-tangkap, yang terdiri dari zona-
zona TN sebagai berikut: Zona Inti, Zona Rehabilitasi, dan Zona Pemanfaatan Pariwisata. Adapun yang terdapat di pulau Mantehage untuk
zona larang tangkap hanya zona pariwisata. Sebelum Balai TNB memulai menerapkan penegakkan peraturan-peraturan larang-tangkap, Balai
TNB perlu menjelaskan mengapa kawasan larang-tangkap diperlukan untuk mengatasi dampak-dampak penangkapan ikan berlebihan guna
meningkatkan baik jumlah maupun ukuran rata-rata ikan, yang akhirnya akan meningkatkan hasil tangkapan para nelayan. Politik setempat
tidak pernah memprioritaskan masalah penangkapan ikan berlebihan, dan sekarang sejumlah konsituen lokal memahami bahwa kawasan
larang-tangkap dapat mendukung perikanan setempat.
Model konsep ini menunjukkan bahwa (1) pengabaian peraturan-peraturan larang-tangkap oleh para nelayan setempat, (2) sikap menentang
keberadaan kawasan larang-tangkap di kalangan nelayan, masyarakat pulau Manyehage dan sekitarnya, dan (3) pengawasan yang lemah dan
tidak efektif terhadap kawasan larang tangkap, akan menimbulkan meluasnya ketidakpatuhan terhadap peraturan-peraturan yang ada baik
oleh para nelayan setempat maupun para nelayan pendatang. Ini berarti bahwa kampanye strategi pemasaran sosial Pride untuk memperbaiki
para nelayan setempat, ditambah dengan pemberlakuan mekanisme untuk meningkatkan pengawasan kawasan larang tangkap untuk
menegakkan peraturan-peraturan yang ada, dapat secara substansial meningkatkan kondisi perikanan di TNB
Ekosistem-ekosistem terumbu karang adalah target konservasi penting Balai TNB. Terdapat berbagai peristiwa pemutihan (bleaching) dalam
satu dekade tekahir ledakan populasi bintang laut mahkota duri (Crown-of-Thorns starfish, COTS). Sedikit yang bisa dilakukan manajer di
lokasi ini untuk secara khusus mengatasi maslah ini. Meskipun demikian, manajer dapat memperkuat resiliensi karang terhadap pemutihan
dengan meyakinkan bahwa karang-karang di kawasan TN memiliki populasi-populasi ikan yang sehat. Sebagai contoh, ikan predator
(pemangsa ikan) besar adalah pemangsa alami bintang laut mahkota duri (Crown-of-Thorns starfish, COTS) yang memangsa polip terumbu
dan mengurangi atau merusak terumbu, membuat koral menjadi lebih rentan terhadap pemutihan. Populasi COTS telah meningkat karena
penangkapan ikan berlebihan telah menyingkirkan para pemangsa mereka. Ini berarti bahwa menanggulangi penangkapan ikan berlebihan
berarti memitigasi dampak pemanasan global.
Ancaman penting lainnya adalah ancaman perluasan kegiatan penyelaman yang tidak ramah lingkungan sehingga menimbulkan karang patah
dan rusak oleh jangkar dan penyelaman. Aktifitas lalu lintas perahu masyarakat untuk transportasi dan menangkap ikan, baling-baling dan
pendorong perahu serta jangka mengakibatkan pematahan pada karang.
Konvensi habitat untuk pembuatan dermaga dan pemukiman. Hal ini akan berakibat kerusakan karang-karang yang paling beraneka ragam
dan paling indah. Selain itu di pesisir terumbu oleh kegiatan pembangunan dan perluasan dermaga menjadi ancaman serius bagi terumbu
karang.
Rantai HasilAncaman yang menerima peringkat ringkasan “Tinggi” adalah penangkapan ikan berlebihan yang mengurangi reproduksi / jumlah ikan karang
khususnya ikan bernilai ekonomis. Penyebab dari hal tersebut dipengaruhi oleh penangkapan destruktif seperti dengan menggunakan racun,
kompresor, soma gorango dan cara merusak lainya serta penangkapan yang kurang terkontrol yang menangkap ikan kecil dalam jumlah
banyak dan ikan induknya. Sebenarnya pulau Mantehage sebagai bagian dari TN Bunaken, hal tersebut seharusnya tidak terjadi apabila
aturan zonasi yang ada dipatuhi oleh semua pihak yang berkepentingan di kawasan.
Sistem zonasi khususnya di perairan pada pulau Mantehage belum efektif terlaksana. Hal ini jelas terlihat masih terdapat beberapa aturan
zonasi yang masih dilanggar terutama untuk alat dan cara penangkapan destruktif serta kekurangpatuhan nelayan yang masih menangkap
ikan di zona larang tangkap (zona pariwisata). Lemahnya penegakkan hukum dan kurangnya sosialisasi tentang system zonasi dan
manfaatnya diduga merupakan factor utama penyebab system zonasi di peraiaran pulau Mantehage kurang berjalan efektif.
Melihat dari rantai hasil, diketahui lemahnya penegakan hukum banyak factor yang mempengaruhinya. Faktor-foktor tersebut antara lainnya
kurangnya sarana kegiatan patroli seperti BBM speedboat, dan kegiatan patroli yang kurang berjalan efektif. Kurang efektifnya kegiatan patroli
disebabkan oleh kehadiran petugas di lapangan kurang, yang kadang sangat dipengaruhi oleh motifasi dan kondisi alam seperti ombak dan
badai. Adapun kurangnya sosialiasai zonasi kepada masyarakat dan stake holder, lemahnya koordinasi dengan stake holder yang
berkepentingan di kawasan, tidak adanya batas zonasi di perairan khususnya batas zona larang tangkap dan publikasi ke media tentang
zonasi yang kurang menambah factor mengapa zonasi di pulau Mantehage masih belum efektif.
Daftar Pustaka
Prabowo, H. 1996. Psikologi Rumah Tanggal: Beberapa konsep dan implikasinya dalam desain (belum dipublikasi)
Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam penelitian Psikologi. Jakarta Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Nawawi, Hadari ,Martini.(2006). Instrumen Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Yin, Robert K. 2003. Studi Kasus: Disain dan Metode.
M. Djauzi Mudjakir (Penerjemah). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Mustafa, Hasan. 2000. Teknik Sampling. Bandung: Alfabeta
Lampiran 1. Survei Kuesioner
Nomor Urut Responden
________________
Jajak Pendapat Masyarakat mengenai Perikanan
(KAP Akhir) Taman Nasional Bunaken
Tahun 2012
Selamat pagi/siang/sore/malam, nama saya Gatot Santoso dan saya bermaksud untuk melakukan wawancara tentang perikanan dan Zonasi di pulau Mantehage. Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan untuk membantu kami memahami apa pandangan masyarakat mengenai perikanan dan kawasan laut yang ada di sini. Tidak ada jawaban yang salah atau benar, tapi saya sangat menghargai jawaban yang jujur untuk setiap pertanyaan yang saya ajukan.
Survei ini akan memakan waktu sekitar 30-40 menit dari waktu Anda, dan jawaban Anda akan membantu kami untuk mengembangkan program kampanye dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perikanan dan menjaga kawasan TN Bunaken.
Anda tidak perlu memberikan nama dan tak seorang pun selain saya yang akan mengetahui jawaban Anda karena kami akan menggabungkan jawaban Anda dengan jawaban-jawaban dari orang-orang lain. Kami sangat menghargai bantuan Anda.
Bolehkah saya mulai wawancara sekarang?
[ ] Ya [ ] Tidak (akhiri wawancara dan ucapkan terimakasih kemudian kumpulkan semua kuesioner dengan jawaban "Tidak")
Hanya satu jawaban untuk tiap pertanyaan! Bacalah pertanyaan dan semua jawaban-jawabannya, dan biarkan responden memilih jawaban yang sesuai
Bagian 1
Pertanyaan Umum & Pendahuluan (Isikan jawaban, SEBELUM wawancara dilakukan, TANPA bertanya pada responden)
(1) Nama pewawancara: ________________
(2) Nama Pengawas/Supervisor: ________________
(3) Nama desa:[ ] Desa Bango [ ] Desa Tinongko [ ] Desa Buhias [ ] Desa Tangkasi [ ] Desa Nain [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(4) Tanggal Wawancara (hari/bulan/tahun): ________________
(5) Periode Survei[ ] Dasar [ ] Pasca
(6) Jenis Kelamin Responden:[ ] Perempuan [ ] Laki-laki
Bagian 2Data Sosio-Ekonomi(7) Berapakah umur Anda pada ulang tahun terakhir? (Jika responden tidak tahu umurnya buat saja perkiraannya)[ ] < 17 tahun (akhiri wawancara dan ucapkan terimakasih) [ ] 17-20 tahun [ ] 21-25 tahun [ ] 26-30 tahun [ ] 31-35 tahun [ ] 36-40 tahun [ ] 41-45 tahun [ ] 46-50 tahun [ ] 51-55 tahun [ ] > 55 tahun
(8) Sebutkan pendidikan formal yang telah Anda selesaikan. Jika Anda tidak pernah bersekolah, tolong katakan "Tidak menyelesaikan sekolah"
[ ] Tidak menyelesaikan SD [ ] Sebagian SD sampai tamat [ ] Pernah hingga Lulus SMP [ ] Sebagian SMA sampai tama t [ ] Sebagian akademi / universitas sampai tamat [ ] Tamat sebagian sekolah keagamaan [ ] Menolak untuk menjawab [ ] Tidak menyelesaikan sekolah
(9) Apakah pekerjaan anda saat ini?[ ] Nelayan (Lanjutkan ke A-G) [ ] Bukan Nelayan ( Lanjutkan ke nomor 10)
(A) Dalam perahu penangkap ikan yang Anda naiki baru-baru ini, Anda adalah:[ ] Pemilik Kapal, tetapi saya biasanya tidak ikut menangkap ikan [ ] Pemilik dan Kapten Kapal [ ] Kapten Kapal, tetapi bukan pemilik [ ] Anak Buah Kapal/Kru [ ] Bukan salah satu dari yang disebutkan di atas
(B) Berapa hari dalam setiap minggu Anda biasanya melaut menangkap ikan di musim menangkap ikan dengan asumsi cuacanya bagus?[ ] 5-7 hari per minggu [ ] 2-4 hari per minggu [ ] 1 hari per minggu atau kurang
(C) Manakah dari pernyataan-pernyataan berikut yang paling tepat mendeskripsikan Anda dalam kaitannya dengan penghasilan Anda dari menangkap ikan dalam satu tahun?
[ ] Saya mendapatkan lebih banyak uang dari kegiatan-kegiatan lain selain menangkap ikan [ ] Saya mendapatkan lebih banyak uang dari menangkap ikan dibandingkan dari kegiatan-kegiatan lainnya [ ] Saya hanya mendapatkan uang dari menangkap ikan, saya tidak mempunyai kegiatan-kegiatan yang menjadi sumber pendapatan lainnya [ ] Saya tidak mendapatkan uang dari menangkap ikan, saya menangkap ikan hanya untuk dimakan atau ditukarkan
(D) Berapa tahun Anda telah menangkap ikan di perairan setempat?
[ ] Kurang dari 1 tahun [ ] 1-5 tahun [ ] 6 -10 tahun [ ] 11-15 tahun [ ] 16 - 20 tahun [ ] lebih dari 20 tahun
(E) Manakah dari pernyataan-pernyataan berikut yang paling tepat merefleksikan pengalaman Anda dalam menangkap ikan: " Jika saya menerapkan sejumlah usaha dan uang dan peralatan menangkap ikan yang sama, maka ... "[ ] Saya sekarang menangkap jumlah ikan yang sama dengan ketika awal bekerja saya menangkap ikan [ ] Saya sekarang menangkap jumlah ikan yang lebih sedikit daripada yang saya dapatkan di awal saya bekerja menangkap ikan (ÿlanjut ke pertanyataan ) [ ] Saya sekarang menangkap ikan dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan ketika pertama kali saya memulai bekerja menangkap ikan [ ] Beberapa jenis ikan yang saya tangkap ketika memulai bekerja menangkap ikan sekarang sudah sulit ditangkap atau tidak ada lagi [ ] Saya melihat lebih banyak nelayan menangkap ikan di sini dibandingkan ketika dahulu saya mulai bekerja menangkap ikan [ ] Saya sekarang menangkap ikan lebih banyak daripada yang saya dapatkan di awal karir saya menangkap ikan [ ] Saya tidak tahu atau saya tidak ingat bagaimana hasil tangkapan saya saat ini dibandingkan hasil tangkapan saya di awal karir saya menangkap ikan
(F) Sebutkan nama jenis ikan (maksimal 3) yang biasa Anda tangkap di awal karir Anda menangkap ikan dan saat ini telah berkurang/semakin kecil/semakin sulit di dapat? ________________
(G) Manakah dari pernyataan-pernyataan sebagai berikut yang paling tepat merefleksikan pengalaman Anda: "Saat ini, kawasan penangkapan ikan saya
[ ] hampir sama dengan kawasan penangkapan ikan saya di awal karir saya menangkap ikan [ ] lebih jauh dari desa saya dibandingkan dengan kawasan penangkapan ikan saya di awal karir saya menangkap ikan [ ] lebih dekat dari desa saya dibandingkan dengan kawasan penangkapan ikan di awal karir saya menangkap ikan [ ] saya tidak tahu atau saya tidak ingat
(10) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda menyaksikan nelayan setempat menggunakan kompresor untuk menangkap ikan? [ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak yakin
(11) Kapankah terakhir kali, jika pernah, Anda menyaksikan penangkapan ikan ilegal, seperti penangkapan ikan menggunakan bom/racun/ soma gorango oleh nelayan-nelayan asing atau nelayan-nelayan Indonesia pendatang?[ ] bulan ini [ ] kurang dari satu tahun lalu [ ] lebih dari satu tahun lalu [ ] tidak pernah
(12) Menurut Anda, dimanakah letak kawasan zona inti dan pariwisata terdekat dengan tempat kita berada saat ini? (Pewawancara tidak membacakan jawaban. Pewawancara perlu mengetahui lokasi kawasan-kawasan larang-tangkap dan tujukkan peta kawasan TN Bunaken tanpa zonasi)[ ] Jawaban benar [ ] Benar sebuah kawasan larang-tangkap, tapi bukan yang terdekat [ ] Bukan kawasan larang-tangkap [ ] Responden tidak tahu
(13) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda melihat papan informasi yang menunjukkan zonasi TN Bunaken? Jika ya, tolong beritahu saya kira-kira berapa kali Anda melihat papan informasi ini. Jika tidak, katakan saja "tidak pernah"[ ] Tidak pernah [ ] 1-2 kali [ ] 3-4 kali [ ] lebih dari 4 kali
(14) Manakah di antara keempat pernyataan berikut yang paling cocok untuk Anda:[ ] Saya sudah berpartisipasi dalam pengawasan kawasan larang-tangkap [ ] Saya berniat berpartisipasi dalam pengawasan dalam waktu dekat [ ] Saya tidak pernah berpartisipasi dalam pengawasan, tapi saya akan mempertimbangkannya bila ada yang meminta saya melakukannya[ ] Saya tidak pernah berpartisipasi dalam pengawasan kawasan larang tangkap
Bagian 3Sumber-sumber Informasi yang Dapat Dipercaya & Akses Media & Paparan(15) Jika Anda ingin belajar lebih banyak tentang kawasan pulau Mantehage, manakah dari sumber-sumber informasi berikut ini yang Anda cari untuk mendapatkan informasi pertama?[ ] Radio [ ] Televisi [ ] Koran [ ] Poster/ leaflet [ ] Teman/Keluarga/Kolega [ ] Pegawai TN Bunaken [ ] Dinas terkait Pemda Kab/ Prov [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(16) Orang-orang mendapatkan informasi mengenai lingkungan alam dari berbagai sumber. Saya akan membacakan daftar sumber informasi yang mungkin memberikan informasi tentang lingkungan, dan saya akan meminta Anda untuk menyebutkan apakah Anda menilai sumber-sumber tersebut "Paling sangat dipercaya, Sangat dipercaya, Cukup dipercaya, atau Tidak bisa dipercaya"(A) Bupati[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Cukup dipercaya [ ] Tidak dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(B) Anggota DPRD[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Cukup dipercaya [ ] Tidak dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(C) Polisi[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Cukup dipercaya [ ] Tidak dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(D) Pegawai Dinas Perikanan[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Cukup dipercaya [ ] Tidak dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(E) Polhut TNB[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Cukup dipercaya [ ] Tidak dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(F) DPTNB[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Cukup dipercaya [ ] Tidak dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(G) Kepala Kelurahan/Kepada Desa [ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Cukup dipercaya [ ] Tidak dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(H) Pemimpin Keagamaan[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Cukup dipercaya [ ] Tidak dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(I) Kawan[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Cukup dipercaya [ ] Tidak dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(J) Anggota keluarga[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Cukup dipercaya [ ] Tidak dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(17) Dalam satu bulan terakhir, berapa sering Anda mendengarkan radio?[ ] Tidak pernah [ ] sampai 3 hari per minggu [ ] 4-6 hari per minggu [ ] 7 hari per minggu
(A) Stasiun radio mana yang paling sering Anda dengarkan? (pilih hanya SATU)[ ] RRI [ ] Radio Sion [ ] Radio Smart [ ] Radio Montini [ ] Radio Trendi[ ] Semua [ ] Tidak ada [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(B) Kapankah Anda paling sering mendengarkan radio pada hari kerja (Senin sampai Jumat) (hanya pilih SATU jawaban)[ ] jam 4-6 pagi [ ] jam 6-10 pagi [ ] jam 10 pagi - 2 siang [ ] jam 2 siang - 6 sore [ ] jam 6 - 10 malam [ ] jam 10 malam - 2 subuh [ ] mendengarkan dan tidak mendengarkan sepanjang siang hari [ ] mendengarkan dan tidak mendengarkan sepanjang malam hari [ ] saya tidak pernah mendengarkan radio
(18) Dalam 1 bulan terakhir, seberapa sering Anda membaca koran?[ ] tidak pernah [ ] sampai 3 hari per minggu [ ] 4-6 hari per minggu [ ] 7 hari per minggu
(A) Manakah dari suratkabar berikut ini yang paling sering Anda baca? (hanya SATU jawaban)[ ] Koran nasional [ ] Manado pos [ ] Posko [ ] Tribun Manado [ ] Komentar [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(19) Manakah dari tipe-tipe musik berikut yang paling Anda sukai? (hanya SATU jawaban)[ ] Barat (Pop, rock, dan/atau reggae) [ ] Dangdut [ ] Tradisional [ ] Oldies [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(20) Manakah jenis program/ acara yang sering Anda nikmati? (baca pilihan yang ada, pilih hanya SATU jawaban)[ ] Berita lokal [ ] Berita nasional [ ] Khutbah keagamaan [ ] Perbincangan [ ] Musik [ ] Sandiwara[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
Bagian 4Telusur Lapangan & Latar Belakang(21) Alat tangkap apakah yang paling sering anda gunakan/ lihat untuk menangkap ikan?[ ] Soma [ ] Jubi [ ] Pancing [ ] Pancing rawai [ ] Manengkel [ ] Kompresor [ ] Sero [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(22) Dalam 5 tahun terakhir apakah Anda pernah mendengar tentang pulau Mantehage masuk dalam kawasan Taman Nasional Bunaken?[ ] Ya [ ] Tidak[ ] Tidak yakin
(23) Apakah menurut Anda di pulau Mantehage, dengan sistem zonasinya, mempunyai manfaat? [ ] Ya (Lanjutkan ke nomer A) [ ] Tidak (Lanjutkan ke nomer 24) [ ] Tidak tahu (Lanjutkan ke nomer 24)
(A) Manakah dari alasan-alasan di bawah ini yang menurut Anda paling penting tentang zonasi di pulau Mantehage? (Bacakan jawaban yang ada, pilih salah satu jawaban)[ ] Menyelamatkan satwa-satwa laut langka dan dalam bahaya [ ] Menjamin generasi mendatang masih bisa menangkap ikan [ ] Untuk perkembangan pariwisata [ ] Saya tidak tahu/tidak ada jawaban [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(24) Apakah menurut anda ada wilayah larangan menangkap ikan secara tradisional di pulau Mantehage?[ ] Ya [ ] Tidak[ ] Tidak yakin
(A) Jika ada daerah larangan menangkap ikan secara tradisional di pulau Mantehage, lokasinya dimana? (BISA JUGA ENUMERATOR MENUNJUKKAN PETA P MANTEHAGE DAN MINTA MEREKA MENUNJUKKAN DAN MENYEBUTKAN NAMANYA) ________________
Bagian 5Maskot Kampanye
(25) Kami merencanakan sebuah kampanye bagi pengelolaan perikanan yang lebih baik, dan untuk terlaksananya hal ini kami membutuhkan maskot kampanye yang mewakili pentingnya menangkap ikan bagi masyarakat di kawasan ini. Manakah dari satwa-satwa berikut ini yang akan Anda pilih sebagai maskot? [ ] Kerapu [ ] Hiu [ ] Bintang laut [ ] Lumba-lumba [ ] Maming [ ] Duyung [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
Bagian 6Menetapkan Tahap Perubahan Perilaku
(26) Di banyak kawasan di Indonesia, terdapat banyak sekali nelayan sehingga banyak sekali ikan yang ditangkap. Ini berarti terdapat jumlah ikan dan jumlah ikan tangkapan nelayan yang berkurang seiring dengan waktu. Fenomena ini disebut dengan "penangkapan ikan berlebih". Saya akan membacakan kepada Anda, 5 pernyataan tentang penangkapan ikan berlebihan di pulau Mantehage, dan saya ingin Anda memberi tahu kepada saya manakah satu pernyataan yang cocok untuk Anda. [ ] Saya tidak pernah mendengar tentang penangkapan ikan berlebih di pulau Mantehage [ ] Saya telah mendengar tentang penangkapan ikan di pulau Mantehage [ ] Saya rasa terdapat masalah penangkapan ikan berlebihan di pulau Mantehage [ ] Saya telah berbicara dengan orang lain tentang penangkapan ikan di pulau Mantehage [ ] Saya telah mengambil tindakan untuk mengurangi penangkapan ikan berlebihan di pulau Mantehage
(27) Saya akan membacakan kepada Anda enam pernyataan tentang seorang tokoh setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di sejumlah kawasan untuk memperbaiki hasil tangkapan di masa mendatang. Manakah dari pernyataan-pernyataan tersebut yang paling tepat mewakili Anda? [ ] Saya tidak pernah berpikiran untuk mendukung seorang pemimpin setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di kawasan tertentu[ ] Saya telah berpikir untuk mendukung seorang pemimpin setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di kawasan-kawasan tertentu[ ] Saya akan mendukung seorang pemimpin setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan[ ] Saya siap mendiskusikan topik ini dengan yang lain[ ] Saya telah mendukung seorang pemimping setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di kawasan-kawasan tertentu[ ] Saya telah mencoba untuk meyakinkan orang lain untuk mendukung seorang pemimpin setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di kawasan tertentu
(28) Selama 6 bulan terakhir, apakah Anda terlibat, kadang-kadang terlibat, atau tidak terlibat dengan pengelolaan yang kawasan larang tangkap di daerah Anda:[ ] Secara rutin terlibat [ ] Kadang kadang terlibat [ ] Tidak terlibat [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
Saya akan membacakan daftar orang-orang, dan saya ingin Anda beritahu saya untuk masing-masing seberapa banyak Anda percaya bahwa mereka telah terlibat selama 6 bulan terakhir dalam pengambilan keputusan manajemen penting, seperti dalam menentukan ukuran dan lokasi kawasan(29) Pemerintah pusat ; [ ] Rutin [ ] Kadang-kadang [ ] Tidak pernah
(30) Pemerintah daerah; [ ] Rutin [ ] Kadang-kadang [ ] Tidak pernah
(31) Tokoh Masyarakat; [ ] Rutin [ ] Kadang-kadang [ ] Tidak pernah
(32) Nelayan Lokal ; [ ] Rutin [ ] Kadang-kadang [ ] Tidak pernah
Saya akan membacakan daftar beberapa orang, yang Anda percaya bahwa selama 6 bulan terakhir mereka telah dapat menentukan peraturan untuk kawasan larang tangkap larang ambil. Menurut anda siapa para pengambil keputusan yang paling penting, yang terlibat tetapi tidak pengambil keputusan, atau tidak terlibat dalam pengambilan keputusan
(33) Pemerintah Pusat ; [ ] Sangat terlibat [ ] Terlibat [ ] Tidak terlibat[ ] Tidak tahu
(34) Pemerintah Daerah ; [ ] Sangat terlibat [ ] Terlibat [ ] Tidak terlibat[ ] Tidak tahu
(35) Ahli perikanan ; [ ] Sangat terlibat [ ] Terlibat [ ] Tidak terlibat[ ] Tidak tahu
(36) Tokoh masyarakat ; [ ] Sangat terlibat [ ] Terlibat [ ] Tidak terlibat[ ] Tidak tahu
(37) Nelayan Lokal ; [ ] Sangat terlibat [ ] Terlibat [ ] Tidak terlibat[ ] Tidak tahu
Bagian 7Mengukur Indikator-indikator Pengetahuan
(38) Manakah dari sebab-sebab berikut ini yang menurut Anda paling penting menyebabkan ikan-ikan tersebut tidak ditemukan di sini?[ ] Ikan-ikan tersebut telah berpindah atau bermigrasi [ ] Pengeboman ikan telah menghancurkan rumah-rumah mereka[ ] Penangkapan ikan dengan racun telah menghancurkan rumah-rumah mereka[ ] Lebih banyak ikan yang ditangkap daripada yang dapat dihasilkan alam [ ] Perubahan iklim global[ ] Polusi air telah membunuh ikan-ikan tersebut [ ] Tidak setuju ikan-ikan tersebut telah menghilang[ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(39) Berikut ini akan saya bacakan beberapa pernyataan tentang laut kita. Mohon berikan tanggapan, apakah Anda: Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, atau Sangat Tidak Setuju, dengan pernyataan-pernyataan tersebut. (A) Terdapat terlalu banyak nelayan dan mereka menangkap ikan lebih banyak daripada yang dihasilkan alam di pulau Mantehage[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(B) Terdapat terlalu banyak nelayan pendatang dari kabupaten, provinsi, atau negara lainnya, dan mereka menangkap ikan lebih banyak daripada yang dihasilkan alam di pulau Mantehage[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(C) Semua nelayan (setempat maupun pendatang dari daerah lain) bersama-sama menangkap ikan lebih banyak daripada yang dihasilkan alam, dan hal ini mengakibatkan berkurangnya ikan[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(40) Apakah menurut Anda, jika penangkapan ikan dihentikan di sejumlah kawasan larang-tangkap tertentu, jumlah ikan akan? [ ] Berkurang [ ] Bertambah sedikit [ ] Bertambah banyak [ ] Tidak berubah [ ] Tidak yakin [ ] Tidak tahu
(41) Apabila semua nelayan sepakat untuk menghentikan penangkapan ikan di sejumlah kawasan larang-tangkap (zona inti dan pariwisata) apakah jumlah ikan akan?[ ] Berkurang [ ] Bertambah sedikit [ ] Bertambah banyak [ ] Tidak berubah [ ] Tidak yakin [ ] Tidak tahu
(42) Pulau Mantehage memiliki sistem zonasi. Apakah Anda pernah mendengar tentang sistem zonasi ini? [ ] Ya, pernah (lanjutkan ke A) [ ] Tidak pernah (lanjutkan ke nomor 43)
(A) Menurut Anda, dimanakah kawasan zona inti dan zona pariwisata terdekat dari tempat kita? (TUNJUKKAN PETA ZONASI TN BUNAKEN DI PULAU MANTEHAGE KEPADA RESPONDEN TANPA ZONASI)[ ] Jawaban benar [ ] Benar sebuah kawasan larang-tangkap tapi bukan yang terdekat [ ] Bukan kawasan larang-tangkap [ ] Responden tidak tahu
(43) Dari pernyataan berikut kegiatan mana yang boleh, tidak diperbolehkan, tidak tahu dilakukan?(A) Menangkap ikan di zona inti[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(B) Menangkap ikan di zona pariwisata[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(C) Pemakaian kompresor[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(D) Pemakaian soma gorango[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(E) Pemakaian sero[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
Bagian 8Mengukur Indikator-indikator Sikap
(44) Bagaimana pendapat anda, dengan pernyataan berikut?:"Kami membutuhkan kawasan larang-tangkap (zona inti dan pariwisata) yang di dalamnya penangkapan ikan dilarang untuk menjamin agar generasi mendatang masih dapat menangkap ikan"[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
Saya akan membacakan sejumlah pernyataan tentang pengelolaan zonasi (khususnya inti dan pariwisata/larang-tangkap). Untuk setiap pernyataan, saya ingin Anda untuk memberitahu saya jika Anda sangat setuju, setuju, tidak setuju(45) Terdapat rencana yang jelas untuk mengelola zonasi[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(46) Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan zonasi dan pengambilan keputusan[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(47) Tidak terdapat rencana yang jelas sebelum penetapan zonasi[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(48) Terdapat pendanaan yang memadai untuk mengelola dan menegakan peraturan di kawasan TN[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(49) Masyarakat mengetahui zonasi TN[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(50) Peraturan mengenai zonasi betul betul dilaksanakan sehingga pelaku di hukum[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(51) Peraturan mengenai zonasi tidak jelas dan tidak dipahami nelayan[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(52) Peraturan zonasi di buat untuk melindungi ikan dan karang bukan untuk membantu nelayan[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(53) Kurangnya infrastruktur, peralatan, dan fasilitas untuk menegakan aturan kawasan zonasi[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(54) Staff yang bekerja untuk menerapan zonasi sangat terlatih[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(55) Sudah ada pengawasan efektifitas pengelolaan zonasi[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(56) Kegiatan penelitian dan monitoring telah mencukupi[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(57) Tidak ada permasalahan dengan pengelolaan zonasi[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu
(58) Saya akan membacakan Anda beberapa pernyataan mengenai jalan keluar yang mungkin membantu memecahkan masalah zonasi (kawasan/pulau yang tidak diperbolehkan ada penangkapan ikan). Menurut Anda, bagaimana dengan pernyataan berikut ini:
(59) Meningkatkan keterlibatan masyarakat setempat dalam pengelolaan zonasi[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(60) Pengelolaan zonasi hanya dilakukan oleh nelayan setempat saja[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(61) Meningkatkan dan menegakan sanksi di kawasan larang tangkap oleh Polisi/Angkatan Laut[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(62) Meningkatkan dan menegakan sanksi di kawasan larang tangkap berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh masyarakat[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(63) Membangun aturan baru untuk zonasi yang melibatkan seluruh masyarakat[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(64) Merubah luasan dan lokasi kawasan larang tangkap[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(65) Memastikan bahwa nelayan setempat mempunyai hak khusus di daerah kawasan larang tangkap[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(66) Bagaimana pendapat anda dengan pernyataan berikut?: "Pihak-pihak desa hendak membuat Perdes yang mengatur penangkapan ikan agar ikan dapat berkembang biak"[ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(67) Jika seorang nelayan dari luar kedapatan menangkap ikan di zona inti dan pariwisata oleh pihak berwenang, manakah dari tindakan-tindakan berikut ini yang menurut Anda paling pantas? [ ] Denda uang [ ] Dipenjara [ ] Penyitaan perahu, perangkat, dan hasil tangkapan untuk jangka waktu tertentu [ ] Penyitaan perahu, perangkat, dan hasil tangkapan untuk selamanya [ ] Sejumlah kombinasi dari tindakan-tindakan yang telah disebutkan sebelumnya[ ] Tidak ada tindakan, hanya memperingatkan nelayan agar menangkap ikan di tempat lain [ ] Tidak yakin/tidak tahu
(68) Jika seorang nelayan setempat kedapatan menangkap ikan di zona inti dan pariwisata oleh pihak berwenang, manakah dari tindakan-tindakan berikut ini yang menurut Anda paling pantas?[ ] Denda uang [ ] Dipenjara [ ] Penyitaan perahu, perangkat, dan hasil tangkapan untuk jangka waktu tertentu[ ] Penyitaan perahu, perangkat, dan hasil tangkapan untuk selamanya [ ] Sejumlah kombinasi dari tindakan-tindakan yang telah disebutkan sebelumnya[ ] Tidak ada tindakan, hanya memperingatkan nelayan agar menangkap ikan di tempat lain [ ] Tidak yakin/tidak tahu
(69) Apakah Anda bersedia untuk berpartisipasi dalam pengawasan kawasan zona inti, pariwisata sebagai anggota patroli pengawasan? Ini berarti Anda harus meminta teman-teman atau keluarga untuk menangkap ikan di tempat lain dan bahkan mungkin melibatkan Balai TN Bunaken dan polisi untuk menerapkan peraturan [ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
(70) Apakah Anda bersedia untuk berpartisipasi dalam pengawasan kawasan zona inti, pariwisata sebagai Kader Konservasi? Ini berarti Anda harus meminta teman-teman atau keluarga untuk menangkap ikan di tempat lain dan bahkan mungkin melibatkan Balai TN Bunaken dan polisi untuk menerapkan peraturan [ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Tidak tahu
Bagian 9Mengukur Indikator-indikator Komunikasi Interpersonal
(71) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda telah mendiskusikan penangkapan ikan berlebih atau berkurangnya jumlah ikan setempat dengan siapa pun? [ ] tidak pernah [ ] 1-2 kali [ ] 3-10 kali [ ] lebih dari 10 kali
(72) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda telah mendiskusikan kawasan larang tangkap (zona inti dan pariwisata? [ ] tidak pernah [ ] 1-2 kali [ ] 3-10 kali [ ] lebih dari 10 kali
(73) Dalam 6 bulan terakhir, jika "Anda telah mendiskusikan" berkurangnya ikan atau kawasan larang tangkap, dengan siapa Anda mendiskusikan paling banyak hal-hal tersebut?[ ] tidak pernah mendiskusikan penangkapan ikan berlebih atau kawasan larang tangkap [ ] anak-anak (lebih muda dari 16 tahun)[ ] keluarga [ ] teman dan tetangga yang tidak menangkap ikan [ ] nelayan-nelayan lain[ ] dengan aparat desa dan/atau aparat pemerintah [ ] dengan LSM/ staf Balai TN Bunaken
(74) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah menghadiri pertemuan dengan pihak-pihak berwenang desa setempat atau pihak berwenang kabupaten untuk mendiskusikan penangkapan ikan berlebih atau zonasi TN Bunaken? [ ] tidak pernah [ ] 1-2 kali [ ] 3-4 kali [ ] lebih dari 4 kali
(75) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah mendiskusikan tentang alat-alat penangkapan yang dilarang beroperasi di kawasan TN Bunaken dengan pihak-pihak berwenang desa setempat atau pihak berwenang kabupaten ? [ ] tidak pernah [ ] 1-2 kali [ ] 3-4 kali [ ] lebih dari 4 kali
Bagian 10Mengukur Indikator-indikator Perubahan Perilaku
(76) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda menghubungi pemerintah daerah/ desa untuk mendukung atau meningkatkan patroli dan pengawasan di kawasan?[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak yakin
(77) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda meminta pihak-pihak berwenang atau desa untuk melibatkan anda dalam kegiatan patroli di kawasan?[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak yakin
(78) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda meminta pengawasan yang lebih baik untuk menghentikan penangkapan ikan dengan cara merusak kepada pihak-pihak berwenang dan desa?[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak yakin
(79) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda melaporkan penangkapan ikan di zona inti dan pariwisata kepada petugas TN Bunaken atau desa? [ ] tidak pernah, karena saya tidak terlalu yakin tentang lokasinya [ ] tidak pernah, meskipun saya telah menyaksikan penangkapan ikan di lokasinya[ ] tidak pernah, karena saya belum pernah melihat penangkapan ikan di lokasinya [ ] Ya
Bagian 11Memahami Halangan-halangan bagi Perubahan Perilaku
(80) Manakah yang cocok untuk Anda:[ ] Saya tidak tertarik pada penangkapan ikan berlebih dan kawasan laut larang tangkap[ ] Saya peduli mengenai penangkapan ikan berlebih dan kawasan larang tangkap
(81) Menurut Anda, manakah dari pernyataan-pernyataan tersebut yang merupakan masalah paling penting ketika melaksanakan kawasan laut larang tangkap[ ] Sebagian besar orang menganggap kawasan larang tangkap sebagai tidak berguna [ ] Tidak ada yang tahu lokasi kawasan larang-tangkap[ ] Kurangnya sumber daya bagi pengawasan kawasan larang-tangkap [ ] Tak satu pun dari yang disebutkan di atas merupakan masalah
(82) Berapa kali perkiraan Anda menyaksikan, mendengar dari keluarga atau teman-teman, atau melihat laporan (surat kabar, radio, atau televisi) tentang petugas TN Bunaken menegur dan menangkap orang yang menangkap ikan di zona inti dan pariwisata?[ ] Tidak pernah [ ] 1 kali [ ] 2-3 kali [ ] lebih dari 3 kali
(83) Saya akan membacakan daftar berbagai jenis nelayan. Saya ingin Anda memberitahu saya, dalam 6 bulan terakhir, seberapa sering Anda melihat nelayan berikut?(A) Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pulau ini[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(B) Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pulau lain[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(C) Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan daerah di Manado[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(D) Nelayan yang hasilnya untuk dijual di pulau ini[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(E) Nelayan yang hasilnya untuk dijual di pulau lain[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(F) Nelayan yang hasilnya untuk dijual ke daerah di Manado[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(G) Nelayan yang menggunakan trawl, jaring cincin[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(H) Nelayan pengusaha besar yang menggunakan kapal besar[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(I) Pemancing untuk olah raga[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(J) Nelayan untuk ikan hias[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(84) Saya akan membacakan daftar dari berbagai jenis nelayan, dan untuk masing-masing nelayan tersebut, saya ingin Anda untuk memberitahu saya apakah Anda ingat telah melihat nelayan tersebut menangkap ikan di daerah ini dalam 1 tahun terakhir?(A) Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pulau ini[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(B) Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pulau lain[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(C) Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan daerah di Manado[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(D) Nelayan besar/komersial mengunakan trawl dan pukat cincin[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(E) Nelayan pengusaha besar[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(F) Nelayan ikan hias[ ] Sering Melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak pernah melihat [ ] Tidak Tahu
(85) Bagaimana Anda menilai tingkat kemungkinan orang yang menangkap ikan secara ilegal di zona inti dan pariwisata akan tertangkap oleh petugas TN Bunaken?[ ] Hampir nol, Saya merasa 1 dari 1000 pelanggar atau bahkan kurang yang bisa terangkap [ ] Rendah, saya merasa sekitar 1 dari 100 pelanggar yang bisa tertangkap [ ] Sedang, saya merasa sekitar 1 dari 10 pelanggar yang bisa tertangkap [ ] Tinggi, saya merasa lebih dari 1 dari 10 pelanggar yang bisa tertangkap
Bagian 12Paparan Materi-materi Kampanye Pride
(86) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah melihat poster tentang penangkapan ikan berlebihan atau kawasan yang dilarang menangkap di TN Bunaken? [ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(87) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah mendengar atau melihat iklan tentang penangkapan berlebihan atau kawasan dilarang menangkat di TN Bunaken? [ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(88) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah mengikuti pertemuan tentang pengawasan kawasan/ sosialiasai zonasi di TN Bunaken?[ ] Ya [ ] Tidak[ ] Tidak tahu
Bagian 13Efektivitas Materi dan Pesan Kampanye Pride
(89) Dalam 1 tahun terakhir, pernahkah Anda menerima/ melihat SMS Si Maming yang berisi informasi tentang Taman Nasional Bunaken, perlindungan laut dan perikanan? (Jika menjawab "Ya" lanjut ke pertanyaan A. Jika menjawab "Tidak" lanjut ke pertanyaan nomor selanjutnya.)[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(A) Dalam 1 tahun terakhir, berapa kali Anda menerima SMS Si Maming yang berisi informasi mengenai Taman Nasional Bunaken, perlindungan laut dan perikanan?[ ] Hanya 1 kali [ ] 2 - 10 kali [ ] 11 - 20 kali [ ] 21 - 30 kali [ ] > 30 kali
(B) Pernahkah Anda mengikuti Kuis SMS Si Maming?[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(C) Manakah dari SMS Si Maming berikut ini yang paling Anda ingat? (boleh pilih lebih dari 1 jawaban)[ ] Penangkapan ikan berlebih [ ] Penangkapan ikan secara merusak [ ] Manfaat Zonasi [ ] Peraturan Zonasi[ ] Informasi seputar Bunaken, Mantehage, Nain [ ] Informasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Taman Nasional Bunaken untuk masyarakat[ ] Selamat Hari Raya Idul Fitri [ ] Selamat Natal dan Tahun Baru [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(90) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda mendengar lagu berjudul "Jaga Deng Pelihara Torang Pe Laut?" (Jika menjawab "Ya" lanjutkan ke pertanyaan A. Jika menjawab "Tidak Pernah" atau "Tidak Yakin" langsung ke pertanyaan nomor berikutnya.)[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(A) Dari manakah Anda mendengar lagu berjudu "Jaga Deng Pelihara Torang Pe Laut"? (boleh pilih lebih dari 1 jawaban)[ ] Radio [ ] Handphone teman [ ] Teman yang menyanyikan [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(91) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda melihat acara di TV tentang perlindungan laut dan perikanan di Mantehage dan Nain yang melibatkan si Maming?[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(A) Manakah dari acara TV melibatkan si Maming tentang perlindungan laut dan perikanan di Mantehage dan Nain yang paling Anda ingat?(boleh pilih lebih dari 1 jawaban)[ ] Pemasangan tanda batas di Zona Pariwisata bersama masyarakat [ ] Kegiatan patroli masyarakat [ ] Radio komunitas[ ] Si Maming dan pendidikan lingkungan buat anak dan remaja [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(92) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda mendapatkan/melihat poster tentang jangan melakukan penangkapan ikan secara merusak? [ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(93) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda mendapatkan/melihat poster tentang rantai makanan di laut yang menunjukkan sebab punahnya si Maming kebanggaan Bunaken? [ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(94) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda mendapatkan/ melihat Kalender Si Maming 2012 tentang tanda batas Zona Pariwisata? [ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(A) Manakah dari pesan kalender Si Maming 2012 berikut yang paling Anda ingat? (boleh pilih lebih dari 1 jawaban)[ ] Ikan Maming, Bobara, Goropa, Gaca dan Gotila sekarang susah didapat di laut [ ] Kompresor dapat membunuh ikan karang, hewan laut dan Anda[ ] Zona Pariwisata terjaga, ikan tetap ada, kita sejahtera [ ] Dilarang menangkap ikan menggunakan bom ikan, racun/potasium, kompresor. Dilarang menangkap satwa yang dilindungi, menangkap ikan secara berlebihan, di Zona Inti dan Zona Pariwisata.
(95) Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda mendapatkan/ melihat sticker Si Maming? (Jika responden menjawab "Tidak Pernah" maka lanjutkan ke nomer berikutnya. Jika menjawab "Ya" lanjut ke nomer A).[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(A) Manakah dari pesan sticker Si Maming berikut yang paling Anda ingat?[ ] Torang bangga jadi orang pulom so jaga tu nyare [ ] Jaga Deng Pelihara Torang pe Laut
(96) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah melihat spanduk warung Si Maming? (Jika responden menjawab "Tidak Pernah" maka lanjutkan ke nomer berikutnya. Jika menjawab "Ya" lanjut ke nomer A).[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(A) Manakah dari pesan spanduk warung Si Maming berikut yang paling Anda ingat? (boleh pilih lebih dari 1 jawaban)[ ] Lapor jo ke patroli kalo lia orang mencari ikang deng kompresor [ ] Jaga torang pe ikang maming, ambil jo ikang lain[ ] Zona Pariwisata bukang for tangkap ikan [ ] Mari jo torang jaga karang for tong pe anak cucu
(97) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah melihat mascot/ boneka Si Maming? (Jika responden menjawab "Tidak Pernah" lanjutkan ke nomer berikutnya. Jika menjawab "Ya" lanjut ke nomer A).[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(A) Di manakah Anda melihat mascot / boneka Si Maming? (boleh pilih lebih dari 1 jawaban)[ ] Lomba voli, sepakbola dan panjat pinang - perayaan 17 Agustus 2011 di Mantehage [ ] Lomba badminton di Mantehage[ ] Lomba sepakbola di Nain [ ] Si Maming dan Santa Claus [ ] Kegiatan di sekolah [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(98) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Anda pernah melihat kalimat “Jaga Deng Pelihara Torang Pe Laut”? (Jika menjawab "Tidak Pernah" atau "Tidak Yakin" langsung ke nomer berikutnya. Jika menjawab "Ya" lanjut ke nomer A).[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu [ ] Tidak Yakin
(A) Dari manakah Anda mendengar kalimat “Jaga Deng Pelihara Torang Pe Laut”? (boleh pilih lebih dari 1 jawaban)[ ] Kaos [ ] Kalender [ ] Poster [ ] Stiker [ ] Mug [ ] Jam dinding [ ] Spanduk warung[ ] Spanduk selamat hari raya [ ] Lomba 17- Agustusan [ ] Lomba Badminton Tangkasi [ ] Sepak bola Nain[ ] Diskusi dengan keluarga [ ] Diskusi dengan pegawai TN Bunaken [ ] Diskusi dengan teman [ ] Jadwal imsak puasa Ramadhan 2011[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(99) Dari semua media komunikasi dari TN Bunaken berikut ini, manakah yang paling membantu dalam memahami pentingnya zonasi bagi Anda? (boleh memilih lebih dari 1 jawaban)[ ] Lomba 17-Agustusan [ ] Lomba Badminton [ ] Lomba sepak bola [ ] Si Maming dan Santa Claus [ ] Kegiatan di sekolah[ ] Diskusi mengenai kesepakatan sanksi sosial bagi nelayan yang masih menangkap ikan di dalam Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda[ ] Diskusi mengenai pembuatan tanda batas Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda serta jalan masuk ke Mantehage dan Nain[ ] Selamatan/membaca doa untuk pemasangan tanda batas di Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda[ ] Spanduk warung/toko [ ] Spanduk selamat hari raya [ ] Lagu Konservasi - Jaga Deng Pelihara Torang Pe Laut[ ] SMS Blast - Si Maming [ ] Mascot Si Maming [ ] Sticker Si Maming [ ] Mug Si Maming [ ] Jam Dinding Si Maming[ ] Kaos Si Maming [ ] Poster Jaga Deng Pelihara Torang Pe Laut [ ] Poster Rantai Makanan[ ] Kalender Tanda Batas di Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(100) Dari semua media komunikasi dari TN Bunaken berikut ini, manakah yang paling membantu dalam memahami bahaya penangkapan ikan secara berlebihan bagi Anda? (boleh memilih lebih dari 1 jawaban)[ ] Lomba 17-Agustusan [ ] Lomba Badminton [ ] Lomba sepak bola [ ] Si Maming dan Santa Claus [ ] Kegiatan di sekolah[ ] Diskusi mengenai kesepakatan sanksi sosial bagi nelayan yang masih menangkap ikan di dalam Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda[ ] Diskusi mengenai pembuatan tanda batas Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda serta jalan masuk ke Mantehage dan Nain[ ] Selamatan/membaca doa untuk pemasangan tanda batas di Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda[ ] Spanduk warung/toko [ ] Spanduk selamat hari raya [ ] Lagu Konservasi - Jaga Deng Pelihara Torang Pe Laut[ ] SMS Blast - Si Maming [ ] Mascot Si Maming [ ] Sticker Si Maming [ ] Mug Si Maming [ ] Jam Dinding Si Maming[ ] Kaos Si Maming [ ] Poster Jaga Deng Pelihara Torang Pe Laut [ ] Poster Rantai Makanan[ ] Kalender Tanda Batas di Zona Pariwisata Batugepe dan Barakuda [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(101) Apa yang membuat Anda mau ikut menjaga zonasi? ________________
(102) Mengapa menurut Anda masih ada orang yang belum bersedia mematuhi zonasi? ________________
Saya ucapkan terimakasih untuk waktu yang telah disediakan dan jawaban-jawaban yang diberikan untuk pertanyan-pertanyaan dalam survey ini. Informasi dari jawaban-jawaban yang diberikan sangat bermanfaat untuk mengembangkan program penyelamatan kawasan laut dan sumberdaya perikanan di TN Bunaken .
Lampiran 2. Panduan penelitian kualitatif
A. PANDUANFOKUS DISKUSI GRUP
Sasaran grup : Anggota patroli masyarakat dari Mantehage-Nain Jumlah : 5 orangLokasi : Pos jaga pulau MantehageTujuan : Untuk mengetahui seberapa efektif kegiatan patroli dalam mendorong partisipasi aktif masyakat untuk mengurangi
ancaman terhadap sumber daya perikanan di TN Bunaken. Juga untuk mengetahui seberapa efektif kegiatan dan media kampanye yang dikembangkan oleh TN Bunaken untuk mendukung hal tersebut.
Pertanyaan Panduan:
Struktur Pertanyaan Tema 1:
1. Pertanyaan Pembuka Bagaimana perasaan saudara setelah menjadi anggota patroli unsur masyarakat?
2. Pertanyaan Perkenalan Hal-hal apa saja yang telah dilakukan anda selama ini dalam melakukan kegiatan patroli?
3. Pertanyaan transisi Menurut saudara terjadi peningkatan atau pengurangan terhadap kegiatan yang mengancam keutuhan ekosistem laut selama saudara menjadi anggota patroli?
4. Pertanyaan Kunci Jenis pelanggaran di laut apa yang saudara temui dalam pelaksanaan patroli selama ini?
Tindakan apa yang saudara telah lakukan bagi pelanggaran fungsi zonasi? Bagaimana saudara melakukannya
Menurut Anda bagaimana respon masyarakat terhadap kegiatan patroli selama ini? Mengapa hal itu dapat terjadi?
Phak siapa saja yang telah mendukung kegiatan patroli? Dalam bentuk seperti apa?
Strategi apa yang dapat saudara lakukan dalam kegiatan patroli dalam mengatasi pelanggaran? Apakah Anda pernah melihat, mendengarkan, mendapatkan benda-benda ini? (tunjukkan satu-persatu poster, kalender,
spanduk warung, SMS, dll. Juga perdengarkan lagu konservasi “Jaga Deng Torang Pe Laut”) Apakah Anda pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan ini? (tunjukkan foto-foto kegiatan Perayaan 17 Agustus bersama si
Maming, perayaan Ramadhan bersama Si Maming, Si Maming badminton cup, Si Maming football cup, Si Maming dan Santa Claus merayakan Natal, dll.)
Tolong jelaskan dengan bahasa Anda sendiri, tentang pesan yang disampaikan oleh setiap media dan event tersebut. Media / kegiatan mana yang saudara suka? Mengapa?
Struktur Pertanyaan Tema 1:
Media / kegiatan mana yang saudara tidak suka? Mengapa? Apakah ada perubahan di tingkat masyarakat dengan disebarkannya berbagai media dan event tersebut? Bila ya, apa alasannya? Bila tidak, mengapa
5. Pertanyaan Penutup Dengan semua kejadian-kejadian tersebut di atas, hal-hal apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh Balai TNB dan pihak lainnya untuk membantu kegiatan patroli?
Terima kasih atas partisipasi dan kerjasama Anda. Informasi ini akan sangat berguna bagi kami untuk dapat memperbaiki program ini di masa mendatang.
B. PANDUAN WAWANCARA MENDALAM/ INFORMAL
Sasaran : Nelayan soma, pancing, rumput laut, ibu-ibu manengkel, pemuka masyarakatJumlah : 10 orang (1 orang tiap desa target)Lokasi : Mantehage-Nain, Bunaken-Manado TuaTujuan : Untuk mengetahui sebaran dan efektifitas kegiatan dan media kampanye dapat mendorong masyarakat dan stakeholder untuk
melakukan upaya perbaikan sumber daya perikanan di TN Bunaken
Pertanyaan Panduan:
Struktur Pertanyaan Tema 1:
1. Pertanyaan Pembuka Siapa nama Anda? Sudah berapa lama Anda tinggal di sini?Apa pekerjaan Anda?(Nelayan) sejak kapan Anda melakukan penangkapan ikan? Seberapa sering Anda menangkap ikan?Alat tangkap apa yang Anda gunakan?Di mana saja Anda melakukan penangkapan ikan?(Nelayan dan non nelayan) Bagaimana menurut Anda, hasil tangkapan ikan selama ini bila dibandingkan 5 tahun yang lalu?
2. Pertanyaan Perkenalan Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan ikan selama ini?
3. Pertanyaan transisi Menurut saudara apakah penting kita melestarikan ekosistem laut? Mengapa?Dengan menggunakan bahasa dan pemahaman Anda sendiri, apa yang Anda tahu tentang penangkapan ikan berlebih? Dengan menggunakan bahasa dan pemahaman Anda sendiri, apa yang Anda tahu tentang penangkapan ikan secara merusak? Dengan menggunakan bahasa dan pemahaman Anda sendiri, apa yang Anda tahu tentang Kawasan Larang Tangkap? Dengan menggunakan bahasa dan pemahaman Anda sendiri, apa yang Anda tahu tentang Kawasan Larang Tangkap? Tolong sebutkan di mana saja.Kawasan Larang Tangkap tersebut.Apakah menurut Anda, Kawasan Larang Tangkap yang dibuat ada manfaatnya bagi kampung Anda?Bila ya, sebutkan manfaatnya.Menurut Anda,apa kerugian Kawasan Larang Tangkap bagi masyarakat di kampung ini?
Struktur Pertanyaan Tema 1:
Menurut Anda, apa alasan masyarakat mau mendukung adanya Kawasan Larang Tangkap?Menurut Anda kenapa ada masyarakat yang menolak adanya Kawasan Larang Tangkap? Apakah Anda tahu ada kegiatan patroli bersama masyarakat untuk menjaga Kawasan Larang Tangkap? Siapa saja yang ikut serta?Pernahkan Anda terlibat?
4. Pertanyaan Kunci Apakah Anda pernah melihat, mendengarkan, mendapatkan benda-benda ini? (tunjukkan satu-persatu poster, kalender, spanduk warung, SMS, dll. Juga perdengarkan lagu konservasi “Jaga Deng Torang Pe Laut”) Apakah Anda pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan ini? (tunjukkan foto-foto kegiatan Perayaan 17 Agustus bersama si Maming, perayaan Ramadhan bersama Si Maming, Si Maming badminton cup, Si Maming football cup, Si Maming dan Santa Claus merayakan Natal, dll.) Tolong jelaskan dengan bahasa Anda sendiri, tentang pesan yang disampaikan oleh setiap media dan event tersebut.
Media / kegiatan mana yang saudara suka? Mengapa?Media / kegiatan mana yang saudara tidak suka? Mengapa?
Apakah saudara telah mengikuti pesan/ himbauan yang terdapat di media tersebut? Mengapaa? (Alasan)Jika Anda nelayan, maukah Anda menangkap ikan di luar Kawasan Larang Tangkap?Maukah Anda memberitahukan nelayan lain untuk tidak menangkap ikan di Kawasan Larang Tangkap?Pernahkan Anda melaporkan apabila melihat ada nelayan menangkap ikan di Kawasan Larang Tangkap?Kenapa?Apakah Anda pernah melihat pelampung tanda batas Kawasan Larang Tangkap/Zona Pariwisata?Menurut Anda, apa manfaat pelampung tersebut?
Siapa saja yang telah berperan dalam menyebarluarkan pesan tersebut di lokasi saudara?
5. Pertanyaan Penutup Apa usulan Anda agar masyarakat peduli menjaga laut dan mematuhi aturan zonasi supaya kondisi perikanan di wilayah ini jadi lebih baik?Kegiatan/ media apa lagi yang menurut saudara dapat dilakukan di lokasi ini? Mengapa?
Terima kasih atas partisipasi dan kerjasama Anda. Informasi ini akan sangat berguna bagi kami untuk dapat memperbaiki program ini di masa mendatang.
C. PANDUAN OBSERVASI LAPANGAN
1. Melihat dan mengamati sejauh mana distribusi media di lokasi target serta lokasi lainnya
2. Memonitoring dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk partisipasi dan dampak kegiatan bagi sasaran target dan non target
3. Perubahan perilaku masyarakat melalui kegiatan dan media
4. Perubahan sosial seperti apa yang terjadi dengan inisiatif tersebut
5. Apa alasan/pertimbangan saudara menggunakan media pilihan
6. Pada awal memulai, langkah-langkah apa yang dilakukan/direncanakan
7. Seperti apakah gambaran umum profil sasaran kegiatan dan media
8. Cara-cara yang dilakukan dan dikembangkan untuk membangun momentum dan memperluas jangkauan terhadap inisiatif.
9. Tantangan terbesar dalam melakukan kegiatan dan media. Langkah-langkah apa saja yang telah lakukan untuk menghadapi tantangan ini
10. Adakah perubahan positif yang terjadi namun tidak direncanakan di awal
11. Indikator apa saja, jika ada, yang digunakan, untuk mengukur dampak yang telah dicapai oleh program.
12. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu kesuksesan inisiatif
13. Meminta saran kepada orang lain yang ingin menciptakan perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan kegiatan dan media yang telah dilakukan
Lampiran 3. Laporan lengkap hasil survei pasca-kampanye
Pertanyaan Pra Survey Pasca Survey
A. Data Dasar
Jumlah responden 641 6451. Domisili Respondena. Desa Bangob. Desa Tinongkoc. Desa Buhiasd. Desa Tangkasie. Desa Nainf. Desa Tatampi
7,8%9,8%
12,8%6,2%
56,9%6,4%
7,8%9,1%
13,0%6,5%
56,6%7,0%
5. Jenis Kelamina. Perempuan b. Laki-laki
76,1% 23,9%
75,8%24,2%
6. Usiaa. < 17 tahun (akhiri wawancara dan ucapkan terimakasih)b. 17-20 tahunc. 21-25 tahund. 26-30 tahune. 31-35 tahunf. 36-40 tahung. 41-45 tahunh. 46-50 tahuni. 51-55 tahunj. > 55 tahun
0,6%5,8%7,5%
11,9%16,9%17,2%16,7%12,2%
6,9%4,4%
0,2%4,3%7,3%
14,7%18,0%16,0%17,8%10,5%
7,3%3,9%
7. Pendidikana. Tidak menyelesaikan SDb. Sebagian SD sampai tamatc. Pernah hingga Lulus SMPd. Sebagian SMA sampai tamat
15,5%44,6%26,6%11,8%
21,9%32,1%29,1%12,1%
Pertanyaan Pra Survey Pasca Surveye. Sebagian akademi / universitas sampai tamatf. Tamat sebagian sekolah keagamaang. Menolak untuk menjawabh. Tidak sekolah
0,6%0,5%0,2%0,3%
1,3%0,3%1,3%2,0%
5. Pekerjaana. Nelayan b. Non Nelayan (lanjut ke pertanyaan 6)
48,9%51,1%
50,8%49,2%
5.1. Dalam perahu penangkap ikan yang Anda naiki baru-baru ini, Anda adalaha. Pemilik Kapal, tetapi saya biasanya tidak ikut menangkap ikanb. Pemilik dan Kapten Kapalc. Kapten Kapal, tetapi bukan pemilikd. Anak Buah Kapal/Krue. Bukan salah satu dari yang disebutkan di atas
6,8%27,7%14,8%28,6%22,2%
5,8%40,7%17,7%18,3%17,4%
5.2. Berapa hari dalam seminggu Anda biasanya melaut menangkap ikan di musim menangkap ikan dengan asumsi cuacanya bagusa. 5-7 hari per minggub. 2-4 hari per mingguc. 1 hari per minggu atau kurang
42,5%49,5%
8,0%
27,8%68,2%
4,0%5.3. Manakah dari pernyataan-pernyataan berikut yang paling tepat mendeskripsikan Anda
dalam kaitannya dengan penghasilan Anda dari menangkap ikan dalam satu tahun?a. Saya mendapatkan lebih banyak uang dari kegiatan lain selain menangkap ikanb. Saya mendapatkan lebih banyak uang dari menangkap ikan dibandingkan dari
kegiatan lainnyac. Saya hanya mendapatkan uang dari menangkap ikan, saya tidak mempunyai kegiatan
yang menjadi sumber pendapatan lainnyad. Saya tidak mendapatkan uang dari menangkap ikan, saya menangkap ikan hanya
untuk dimakan atau ditukarkan
19,3%36,0%
31,5%
13,2%
25,4%48,3%
20,5%
5,8%5.4. Berapa tahun Anda telah menangkap ikan di perairan setempat?
a. Kurang dari 1 tahunb. 1-5 tahunc. 6 -10 tahund. 11-15 tahun
6,4%14,8%23,5%15,1%
2,8%15,0%29,4%20,5%
Pertanyaan Pra Survey Pasca Surveye. 16 - 20 tahunf. lebih dari 20 tahun
16,4%23,8%
19,6%12,8%
5.5. Manakah dari pernyataan-pernyataan berikut yang paling tepat merefleksikan pengalaman Anda dalam menangkap ikan: " Jika saya menerapkan sejumlah usaha dan uang dan peralatan menangkap ikan yang sama, maka ... "
a. Saya sekarang menangkap jumlah ikan yang sama dengan ketika awal bekerja saya menangkap ikan
b. Saya sekarang menangkap jumlah ikan yang lebih sedikit daripada yang saya dapatkan di awal saya bekerja menangkap ikan (lanjut ke pertanyataan F)
c. Saya sekarang menangkap ikan dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan ketika pertama kali saya memulai bekerja menangkap ikan
d. Beberapa jenis ikan yang saya tangkap ketika memulai bekerja menangkap ikan sekarang sudah sulit ditangkap atau tidak ada lagi
e. Saya melihat lebih banyak nelayan menangkap ikan di sini dibandingkan ketika dahulu saya mulai bekerja menangkap ikan
f. Saya sekarang menangkap ikan lebih banyak daripada yang saya dapatkan di awal karir saya menangkap ikan
g. Saya tidak tahu atau saya tidak ingat bagaimana hasil tangkapan saya saat ini dibandingkan hasil tangkapan saya di awal karir saya menangkap ikan
11,9%
42,8%
8,0%
6,1%
10,6%
1,9%
18,6%
11,9%
63,6%
8,6%
4,3%
2,8%
1,5%
7,3%
5.6. Sebutkan nama jenis ikan (maksimal 3) yang biasa Anda tangkap di awal karir Anda menangkap ikan dan saat ini telah berkurang/semakin kecil/semakin sulit di dapat? ________________GoropaBobaraGotilaBaronang
24,4%25,9%29,3%16,4%
32,0%26,0%39,0%21,7%
5.7. Manakah dari pernyataan-pernyataan sebagai berikut yang paling tepat merefleksikan pengalaman Anda: "Saat ini, kawasan penangkapan ikan saya
a. Hampir sama dengan kawasan penangkapan ikan saya di awal karir saya menangkap ikan
b. Lebih jauh dari desa saya dibandingkan dengan kawasan penangkapan ikan saya di awal karir saya menangkap ikan
c. Lebih dekat dari desa saya dibandingkan dengan kawasan penangkapan ikan di awal karir saya menangkap ikan
15,8%
57,9%13,2%
13,2%
12,5%
58,7%10,4%
Pertanyaan Pra Survey Pasca Surveyd. Saya tidak tahu atau saya tidak ingat 18,3%
6. Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda menyaksikan nelayan setempat menggunakan kompresor untuk menangkap ikana. Yab. Tidakc. Tidak yakin
14,2%82,2%
3,6%
7,5%83,7%
8,8%7. Kapankah terakhir kali, jika pernah, Anda menyaksikan penangkapan ikan ilegal, seperti
penangkapan ikan menggunakan bom/racun/ soma gorango oleh nelayan-nelayan luar?a. Bulan inib. Kurang dari satu tahun laluc. Lebih dari satu tahun lalud. Tidak pernah
0,8%8,3%
10,1%80,8%
1,1%5,6%9,5%
83,8%
8. Menurut Anda, dimanakah letak kawasan zona inti dan pariwisata terdekat dengan tempat kita berada saat ini? a. Jawaban benarb. Benar sebuah kawasan larang-tangkap, tapi bukan yang terdekatc. Bukan kawasan larang-tangkapd. Responden tidak tahu
17,0%11,3%11,3%60,4%
26,6%11,6%12,4%49,4%
9. Dalam 6 bulan terakhir, pernahkah Anda melihat papan informasi yang menunjukkan zonasi TN Bunaken?a. Tidak pernahb. 1-2 kalic. 3-4 kalid. lebih dari 4 kali
86,2%11,5%
0,9%1,4%
77,5%14,9%
0,9%6,7%
10. Manakah di antara keempat pernyataan berikut yang paling cocok untuk Andaa. Saya sudah berpartisipasi dalam pengawasan kawasan larang-tangkapb. Saya berniat berpartisipasi dalam pengawasan dalam waktu dekatc. Saya tidak pernah berpartisipasi dalam pengawasan, tapi saya akan
mempertimbangkannya bila ada yang meminta saya melakukannyad. Saya tidak pernah berpartisipasi dalam pengawasan kawasan larang tangkap
16,8%13,8%27,2%
42,2%
15,6%15,7%32,5%
36,2%B. Telusur Lapangan & Latar Belakang11. Alat tangkap apakah yang paling sering anda gunakan/ lihat untuk menangkap ikan?
a. Somab. Jubic. Pancing
39,9%13,5%39,2%
36,8%16,3%38,5%
Pertanyaan Pra Survey Pasca Surveyd. Pancing rawaie. Manengkelf. Kompresorg. Seroh. Lain-lain (sebutkan)
1,3%2,0%
0%2,5%0,2%
0,8%4,0%0,3%3,3%
0%12. Dalam 5 tahun terakhir apakah Anda pernah mendengar tentang pulau Mantehage masuk
dalam kawasan Taman Nasional Bunaken?a. Yab. Tidakc. Tidak yakin
60,7%33,6%
5,7%
82,1%7,5%
10,4%13. Apakah menurut Anda di pulau Mantehage, dengan sistem zonasinya, mempunyai
manfaat?a. Yab. Tidakc. Tidak yakin
57,2%7,1%
35,7%
66,0%3,6%
30,4%13.1.Manakah dari alasan-alasan di bawah ini yang menurut Anda paling penting tentang zonasi
di pulau Mantehage? (Bacakan jawaban yang ada, pilih salah satu jawaban)a. Menyelamatkan satwa-satwa laut langka dan dalam bahayab. Menjamin generasi mendatang masih bisa menangkap ikanc. Untuk perkembangan pariwisatad. Saya tidak tahu/tidak ada jawabane. Lain-lain (sebutkan)
26,4%60,2%
7,1%6,3%
0%
20,1%59,3%
8,2%11,7%
0,7%14. Apakah menurut anda ada wilayah larangan menangkap ikan secara tradisional di pulau
Mantehage?a. Yab. Tidakc. Tidak yakin
11,2%58,0%30,8%
21,0%71,6%
7,4%14.1. Jika ada daerah larangan menangkap ikan secara tradisional di pulau Mantehage,
lokasinya dimana?a. Batu Gepeb. Tanjung Jangkarc. Pontinakd. Barakudae. Lainnya
29,4%30,9%
0%1,5%
38,2%
23,9%19,6%14,5%10,1%31,9%
C. Menetapkan Tahap Perubahan Perilaku
15. Pernyataan tentang penangkapan ikan berlebihan di pulau Mantehage
Pertanyaan Pra Survey Pasca Surveya. Saya tidak pernah mendengar tentang penangkapan ikan berlebih di pulau Mantehageb. Saya telah mendengar tentang penangkapan ikan di pulau Mantehagec. Saya rasa terdapat masalah penangkapan ikan berlebihan di pulau Mantehaged. Saya telah berbicara dengan orang lain tentang penangkapan ikan di pulau Mantehagee. Saya telah mengambil tindakan untuk mengurangi penangkapan ikan berlebihan di
pulau Mantehage
64,6%17,8%
8,3%3,9%5,4%
22,0%44,4%27,6%
2,1%3,9%
16. Pernyataan tentang seorang tokoh setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di sejumlah kawasan untuk memperbaiki hasil tangkapan di masa mendatang. Manakah dari pernyataan-pernyataan tersebut yang paling tepat mewakili Anda?a. Saya tidak pernah berpikiran untuk mendukung seorang pemimpin setempat yang
mengajukan penghentian penangkapan ikan di kawasan tertentub. Saya telah berpikir untuk mendukung seorang pemimpin setempat yang mengajukan
penghentian penangkapan ikan di kawasan-kawasan tertentuc. Saya akan mendukung seorang pemimpin setempat yang mengajukan penghentian
penangkapan ikand. Saya siap mendiskusikan topik ini dengan yang laine. Saya telah mendukung seorang pemimping setempat yang mengajukan penghentian
penangkapan ikan di kawasan-kawasan tertentuf. Saya telah mencoba untuk meyakinkan orang lain untuk mendukung seorang
pemimpin setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di kawasan tertentu
43,1%
19,0%
9,0%
19,0%4,7%
5,2%
37,1%
22,2%
11,0%
24,5%1,6%
3,6%
17. Selama 6 bulan terakhir, apakah Anda terlibat, kadang-kadang terlibat, atau tidak terlibat dengan pengelolaan yang kawasan larang tangkap di daerah Andaa. Secara rutin terlibatb. Kadang kadang terlibatc. Tidak terlibat
1,4%12,6%86,0%
2,6%15,8%81,6%
D. Mengukur Indikator-indikator Pengetahuan18. Penyebab ikan-ikan tersebut tidak ditemukan di sini?
a. Ikan-ikan tersebut telah berpindah atau bermigrasib. Pengeboman ikan telah menghancurkan rumah-rumah merekac. Penangkapan ikan dengan racun telah menghancurkan rumah-rumah merekad. Lebih banyak ikan yang ditangkap daripada yang dapat dihasilkan alame. Perubahan iklim globalf. Polusi air telah membunuh ikan-ikan tersebutg. Tidak setuju ikan-ikan tersebut telah menghilangh. Tidak tahu
13,2%19,0%22,3%10,2%
9,4%2,8%3,4%
19,5%
6,7%14,0%14,9%46,1%
7,6%0,9%1,9%7,9%
Pertanyaan Pra Survey Pasca Surveyi. Lainnya 0,2% 0,0%
19. Berikut ini akan saya bacakan beberapa pernyataan tentang laut kita.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.33.34.35.36.37.38.39.40.41.42.43.44.45.46.47.48.
Pertanyaan Pra Survey Pasca Survey49.
top related