riset pgethuan wus tntg kb
Post on 25-Jul-2015
467 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN HASIL PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KONTRASEPSI
DI PUSKESMAS SEMPAJA
Mata Ajar Riset Keperawatan
Tahun 2011 / 2012
Oleh:
RATNA
NIM: 7220 05S0 9068
AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA
KALIMANTAN TIMUR
2011 / 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian program
pembangunan nasional di Indonesia yang sudah dimulai sejak masa awal
pembangunan lima tahun (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan keluarga bahagia dan
sejahtera dengan cara pengaturan kelahiran dan juga pengendalian
pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2011 diperoleh bahwa
jumlah penduduk dunia telah mencapai 6,952,939,682 jiwa dan jumlah
penduduk indonesia telah mencapai 245,613,043 jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk 1,49 pertahun ( Internal Data Base Biro Sensus
Amerika Serikat, 2 Agustus 2011 ).
Laju pertumbuhan penduduk Kalimantan Timur per tahun selama
kurun waktu 10 tahun terakhir yakni dari tahun 2000 hingga 2010 sebesar
3,81 persen. Jumlah ini lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk
nasional sebesar 1,47 pesen. Dari Sensus penduduk 2010 jumlah penduduk
Kaltim 3.550.586 jiwa, Kota samarinda menempati kepadatan penduduk
tertinggi dengan 726.223 jiwa . ( Umar Riyadi, 2010 ).
Program KB merupakan salah satu program untuk mencegah terjadinya
ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal
2
ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total
Fertility Rate). Salah satu upaya pemerintah untuk menekan laju
pertambahan penduduk melalui upaya pengendalian fertilitas yang
instrumen utamanya adalah Program Keluarga Berencana (KB) (Hatmadji,
2004). Sejak pertama sekali dicadangkan pada tahun 1970, program KB
telah menunjukkan hasil dengan terjadinya penurunan Laju Pertumbuhan
Penduduk (LPP) dan Total Fertility Rate (TFR), sedangkan tingkat
penggunaan kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR)
mengalami peningkatan. Angka kepesertaan KB penduduk Indonesia sudah
tinggi, mencapai 61,4 persen. Indikasi penggunaan alat kontrasepsi
meningkat dari tahun 2009 - 2011 . Data yang diungkap BKKBN
menyebutkan penggunaan kondom naik 25 persen, MOW (metode operasi
wanita) naik 15 persen, MOP (metode operasi pria) naik 79 persen, serta
penggunaan IUD (intraurine device) naik 44 persen. ( Sugiri Syarief, 2011 )
Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam menurunkan fertilitas
adalah dengan memantapkan gerakan KB Nasional melalui penggunaan alat
kontrasepsi bagi pasangan suami istri, khususnya bagi mereka yang masih
merupakan pasangan dalam usia subur (15 – 49 tahun ). Pada pasangan usia
dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan, dan pada usia 20 –
30 tahun dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan (Azwar RA, 1990).
Dengan demikian dapat dilihat adanya hubungan yang erat antara
metode kontrasepsi dan kesehatan khususnya antara tingkat fertilitas ibu
pada usia subur dengan morbilitas dan mortalitas anak. Penurunan tingkat
3
fertilitas ibu akan tercapai apabila setiap klien (PUS/WUS), mempunyai
tingkat pengetahuan yang cukup tentang pentingnya penggunaan metode
atau alat kontrasepsi. Dengan pengetahuan yang dimiliki PUS/WUS dapat
mengikuti program KB Nasional atau menjadi akseptor KB. Berdasarkan
uraian diatas maka peneliti mengambil masalah tentang tingkat kebutuhan
informasi bagi ibu sebagai subjek penelitian tentang alat kontrasepsi sebagai
objek penelitian. Dari pengalaman peneliti selama praktek di rumah sakit
dan puskesmas, masih banyak para ibu yang belum mengetahui pentingnya
penggunaan alat kontrasepsi baik manfaat, keuntungan maupun masalah-
masalah yang ditimbulkan dari penggunaan alat kontrasepsi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dikemukakan pada penelitian kali ini adalah
bagaimana tingkat pengetahuan wus tentang kontrasepsi AKDR / MKET di
Puskesmas Sempaja.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran bagaimana tingkat pengetahuan PUS/
WUS tentang konsep dasar alat kontrasepsi KB.
4
1.3.2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mendapatkan informasi tentang pengetahuan ibu tentang
manfaat alat kontrasepsi KB .
b. Mengetahui kejelasan tentang upaya mencari pertolongan
pelayanan KB.
c. Mengetahui sejauhmana sosialisasi KB berjalan efektif
terutama pada pengenalan alat kontrasepsi bagi akseptor KB.
d. Mendapatkan gambaran tentang dukungan suami terhadap
pemakaian alat kontrasepsi KB
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang hendak peneliti capai dalam
penelitian ini adalah:
a. Bagi institusi sebagai bahan bacaan tambahan AKADEMI
KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA.
b. Bagi Puskesmas agar dapat memfasilitasi program keluarga berencana
melalui penyuluhan mengenai alat kontrasepsi.
c. Bagi peneliti sebagai bahan informasi yang diharapkan dapat
memberikan tinjauan pemikiran dalam penelitian selanjutnya.
d. Bagi masyarakat /wus agar dapat mencari informasi serta pertolongan
pelayanan KB.
5
BAB II
KONSEP DASAR
2.1 Pengetahuan
Manusia sebenarnya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai
makhluk yang sadar. Kesadaran manusia itu dapat di simpulkan dari
kemampuannya untuk berfikir, berkehendak dan merasa. Dengan pikirannya
manusia mendapat (ilmu) pengetahuan, dengan kehendaknya manusia
mengarahkan prilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai
kesenangan.
Pengetahuan menurut Soekanto (1990) ialah kesan didalam pikiran
manusia sebagai hasil penggunaan panca indra yang berbeda sekali dengan
kepercayaan (Beliefs), takhayul (Supertitions) dan penerangan-penerangan
yang keliru (misalnya informations).
Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat factor,
simbul, prosedur, tehnik dan teori (Notoatmodjo, 1996). Menurut Bloom
yang di kutip Notoatmodjo agar seseorang melakukan prosedur dengan baik
harus sudah ada pada tingkat pengetahuan aplikasi. Aplikasi diartikan
sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
suatu situasi / kondisi sebenarnya.
6
Syarat-syarat pengetahuan menurut Drs. Mustagim dan Drs. Abdul Wahid :
1. Harus ada obyeknya.
2. Disusun secara sistematik, teratur sehingga bagian-bagiannya tidak
bertentangan satu sama lain.
3. Harus memiliki metodelogi tertentu.
Pengetahuan didapat secara :
1. Formal
Didapat melalui pendidikan resmi dan mendapat ijasah, seperti sekolah,
kursus-kursus.
2. Informal
Didapat melalui kenyataan (fakta) dengan melihat, mendengar melalui
alat komunikasi ( TV, Koran).
Proses Belajar
7
Perubahan hasil prilaku
Stimulus bahan belajar
Perubahan kesan latihan
Diproses diolah dalam inggatan
Kesan /Pengalaman
2.2 Keluarga berencana
Definisi keluarga berancana menurut WHO (world Health
Organization) Expert Commite, 1970 adalah tindakan yang membantu
individu pasangan suami istri untuk :
a. Mendapat objek-objek tertentu.
b. Kelahiran yang memang diinginkan.
c. Mengatur interval diantara kelahiran.
d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
dan istri.
e. Menentukan Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
f. Mendapatkan jumlah anak dalam keluarga.
2.2.1.Metode Kontrasepsi
Syarat-syarat yang harus di penuhi oleh suatu metode kontrasepsi
yang baik adalah :
a. Aman / tidak berbahaya.
b. Dapat diandalkan.
c. Sederhana, sedapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter.
d. Murah dan dapat diterima oleh orang banyak.
e. Pemakaian jangka lama ( continuation rate tinggi ).
Kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia satu metode
kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal / sempurna.
8
2.2.1 Jenis-jenis Metode Kontrasepsi.
1. Metode sederhana
1.1 Tanpa alat
a. KB alamiah : Natural family planning
b. Fertility Awareness Methods
c. Periodik Abstiness
d. Metode Rhythm
e. Pantang berkala
f. Metode kalender (Ogion – Knaus )
g. Metode suhu badan basal (Termal)
h. Metode lendir serviks (Billings)
i. Metode simpto – termal
j. Coetus interuptus
1.2 Dengan alat.
a. Mekanisme (Barier) :
b. Kondom PriaBarier intra – Vaginal : Diafragma, kap
servik,spons Kondom Wanita
c. Kimiawi : Spermisid :Vaginal kream, foam, jelly,
suppositoria, tablet (busa), soluble film
9
2. Metode Moderen
2.1 Kontrasepsi Hormonal :
Per- oral : - Pil oral kombinasi (POK)
- Mini-pil
- Morning-after pill
Injeksi / suntikan
DMPA, NET_EN, Microspheres, Microcapsule.
Sub kuitis : Implant ( Alat kontrasepsi bawah kulit : AKBR)
- Implant non – biodegradable (Dormplant, norplant – 2,
ST – 1435, Implanon ).
- Implant biodegradable (capronos, pellets).
2.2. Intra Uterine Devices ( IUD – AKDR )
2.3. Kontrasepsi Mantap
Pada wanita
a. Penyinaran :
1. Radiasi sinar x, radium, Colbalt.
2. Sinar laser.
b. Operatif :
1. Ligasi tuba fallopi
2. Elektro – koagulasi tuba fallopi
3. Fimbriektomi
4. Salpingektomi
5. Ovarektomi bilateral
10
6. Histerektomi
7. Fimbriotexy (Fimbrial cap)
8. Ovariotexy
Pada pria
a. Operatif medis : Vasektomi
b. Penyumbatan vasdeveren secara mekanis
c. Penyumbatan vasdeverens secara kimiawi
2.2.1 Jenis-jenis Kontrasepsi Efektif
1. Pil KB
Pil KB adalah cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk
pil / tablet dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan
progesteron atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja.
a. Cara kerjanya :
1. Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur
wanita dari ovarium
2. Mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sel mani /
sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim
3. Menipiskan lapisan endomatrium
b. Efektifitas
Efektifitas pemakaian pil sangat tinggi, tetapi tergantung
pada disiplin si pemakai. Kegagalan teoritis lebih 0,35 %
11
tetapi dalam prakteknya berkisar 1 – 8 % untuk pil kombinasi, 3
– 10 % untuk minipil.
c. Keuntungan
1. Reversibilitasnya.
2. Mudah menggunakannya.
3. Mengurangi rasa sakit waktu menstruasi.
4. Mencegah anemia defesiensi besi.
5. Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan kehamilan
ektopik
6. Mengurangi resiko kanker rahim.
7. Cocok digunakan untuk menunda kehamilan pertama pada
Pasangan Usia Subur (PUS) muda.
8. Tidak mempengaruhi produksi ASI pada pil yang
mengandung progesteron antara lain exluton / minipil.
d. Kerugian
1. Dapat mempengaruhi ASI pada pil yang mengandung
estrogen.
2. Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia, eksternal
genital warts.
3. Kembalinya kesuburan agak lambat.
e. Kontra indikasi
1. Menyusui, keculi pil mini.
2. Pernah sakit jantung
12
3. Tumor / keganasan
4. Kelainan jantung, varises, dan darah tinggi
5. Perdarahan pervaginam, kecuali tidak diketahui penyebabnya
6. Migran
f. Efek samping dan cara penanggulangan:
1. Perdarahan
2. Air susu berkurang
3. Tekanan darah meninggi.
4. Perubahan berat badan.
2. Suntikan KB
Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormonal suntikan KB. Jenis
yang berbeda di Indonesia adalah :
Yang mengandung hormon prosgesteron yaitu : Depo Provera
150 mg, Dopo Progestin 150 m, Depogeston 150 mg, Noristerat
200 mg.
Yang mengandung 25 mg medroxy progesteron acetat dan 5 mg
estradiol cypionate aatau cyclofem.
a. Cara kerja :
1. Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur.
2. Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga spermatozoa
tidak dapat masuk kedalam rahim.
3. Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk
kehamilan.
13
b. Efektifitas
Efektifitas sangat tinggi, kegagalan kurang dari 1 %.
c. Keuntungan
1. Praktis, efektif, dan aman.
2. Tidak mempengaruhi ASI, cocok untuk ibu menyusui.
3. Dapat menurunkan kemungkinan anemia.
d. Kontraindikasi
1. Tersangka hamil.
2. Perdarahan akibat kelainan genekologi (perdarahan dari liang
senggama) yangtidak diketahui penyebabnya.
3. Tumor / keganasan .
4. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis (penyakit
metabolisme).
e. Efek samping
1. Gangguan haid
2. keputihan
3. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi
yang disusupkan dibawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini
adalah implant dengan nama dagang “ NORPLANT, IMPLANON,
JADENA”.
a. Cara kerja dalam pencegahan kehamilan :
1. Menghambat terjadinya ovulasi.
14
2. Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.
3. Mempertebal dinding serviks.
4. Menipiskan lapisan endometrium.
b. Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalan teoritis 0,2 %,
dalam praktek 1 – 3 %.
c. Keuntungan :
1. Tidak menekan produksi ASI.
2. Praktis, efektif.
3. Tidak ada faktor lupa.
4. Masa pakai jangka panjang ( 3 -5 tahun ).
5. Membantu mencegah anemia.
6. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone
estrogen.
d. Kekurangan :
1. Implant harus dipasang dan dilepas oleh petugas keshatan
yang terlatih.
2. Implant lebih mahal daripada cara KB jangka pendek
lainnya.
3. Implant sering mengubah pola haid.
4. Wanita tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri.
5. Susuk mungkin terlihat dibawah kulit.
15
e. Kontraindikasi :
1. Hamil atau diduga hamil
2. Perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya
3. Tumor atau keganasan
4. Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, DM
f. Efek samping dan cara penanggulangan
1. Gangguan haid, berupa amenorhea, metrorhagia.
2. Keputihan
4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR / IUD ).
Adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan kedalam rahim
yang bentuknya bemacam- macam, terdiri dari plastik ( Polietyline ).
Ada yang dililit tembaga (Cu), ada juga yang tidak, dan adapula
yang dililit tembaga bercampur perak (Ag).Selain itu, adapula yang
dibatangnya berisi hormon progesteron.
a. Jenis-jenis AKDR yang beredar :
1. IUD generasi pertama :
Berbentuk spiral / huruf S ganda terbuat dari plastik
( polyethiline ).
2. IUD generasi kedua :
- Cu T 200 B = berbentuk huruf T yang batangnya dililit
tembaga ( Cu ). dengan kandungan Tembaga.
16
- Cu 7 = berbentuk angka 7 yang batangnya dililit tembaga.
- MI Cu 250 = berbentuk 2/3 lingkaran elips yang bergerigi
batangnya dililit tembaga.
3. IUD generasi ketiga
- Cu T 380 A = berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga lebih
banyak dan Perak.
- MI Cu 375 = batangnya dililit tembaga berlapis perak
- Nova T Cu 200 A = batang dan lengannya dililit tembaga
- Medussa Pessar = batangnya dililit tembaga.
b. Indikasi Pemakaian
Merupakan cara KB efektif terpilih yang sangat
diprioritaskan pemakaiannya, pada ibu dalam fase menjarangkan
kehamilan, mengakhiri kesuburan
c. Kontraindikasi
1. Kehamilan
2. Gangguan perdarahan
3. Peradangan alat kelamin
4. Kecurigaan tumor ganas di alat kelamin
5. Tumor jinak rahim
6. Kelainan bawaan rahim
17
d. Efektifitas & keuntungan AKDR.
Efektifitas AKDR tinggi, angka kegagalan berkisar 1%
- Lipper loop sebagai generasi pertama dipakai selama
diinginkan kecuali bila ada keluhan.
- Cu T 200 B, Cu 7, MI Cu 250 sebagai generasi kedua
dipakai selama 3-4 tahun.
- IUD generasi ketiga ( Cu T 300 A, MI Cu 380, Medussa
Pessar ) selama 10 tahun
e. Keuntungan
1. Praktis, ekonomis, mudah dikontrol, aman untuk jangka
panjang dan kembalinya kesuburan cukup tinggi
2. Tidak dipengaruhi faktor lupa seperti pil.
f. Efek samping dan penanggulangan.
1. Perdarahan.
2. Keputihan
3. Ekspulsi
4. Nyeri
g. Komplikasi dan cara penanggulangan.
1. Infeksi
2. Keputihan
3. Translokasi.
18
2.3 Motivasi
a. Pengertian
Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang berarti
“menggerakan”. Berdasarkan pengertian ini makna Motivasi menjadi
berkembang. Woldkwoski (1985) menjelaskan bahawa Motivasi
merupakan suatu kondisi menyebabkan atau menimbulkan prilaku
tertentu, dan yang member arah dan ketahanan (persistence) pada
tingkah laku tersebut .
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang
untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa
dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan
menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah
proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai
motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh
kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic.
Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu
sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat
kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena
rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan
seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan
19
tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi
seperti status ataupun kompensasi.
Motivasi merupakan hasil cognitive secara keseluruhan yang
membangkitkan keinginan untuk bertindak sebagai hasil dari pemikiran
yang berkesinambungan sehingga seorang dapat mencpai sesuatu sesuai
dengan apa yang direncanakan/tujuan ( motivation is a state a cognitive
arousal which provoke a decision to act as a result of which there is
sustained intellectual and/or physical effort so that the person can
achieve some previously set goal). ( Marion William dan Richard
Burden )
b. Teori Motivasi
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang
dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa
sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa.
Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi
ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori
keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
1) Teori Motivasi ABRAHAM MAMSLOW ( 19943 – 1970 )
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa
pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia
menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang
memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat
kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow,
20
dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang
lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar
terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus
terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya
menjadi penentu tindakan yang penting.
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh
dari bahaya)
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi
dengan orang lain, diterima, memiliki)
Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi,
dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan
21
Aktualisasi diri
penghargaan
sosial
keamanan
Rasa cinta
kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang
dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang
signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi
untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika
kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah.
Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam
masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah
mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
2) Teori Motivasi HERZBEGR ( 1996 )
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang
mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan
menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya
faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar
manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor
ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya
adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb
(faktor intrinsik).
22
3) Teori Motivasi DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X
(negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian
yag dipegang manajer.
a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak
menyukai kerja
b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau
diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor
yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia
ada empat teori Y :
a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya
seperti istirahat dan bermain.
b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri
jika mereka komit pada sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
4) Teori Motivasi VROOM ( 1964 )
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of
motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan
sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil
23
dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi
rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen,
yaitu:
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi
jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas
untuk mendapatkan outcome tertentu).
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan
posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha
menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah
jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
5) Achievement Theory / Teori Achievement MC Clelland ( 1961 )
yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan
bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir
sama dengan soscialneed-nya Maslow)
Need for Power (dorongan untuk mengatur)
6) Clayton Aldefer ERG
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG
yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan
(exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth).
Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder
24
mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau
belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk
yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan
dari situasi ke situasi.
c. Dukungan suami dan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program KB
Karakteristik dukungan suami dan pelayanan tenaga kesehatan
yang berkaitan dengan pengunaan alat kontrasepsi :
1. Pelayanan tenaga kesehatan
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan masyarakat oleh karena itu KB yang
bermutu yang dapat diukur dan ditentukan standar pelayanannya
dapat tercapai serta menambah frekuensinyaa meliputi : kondisi
alat atau obat kontrasepsi yaitu ketersediaan alat kontrasepsi dan
sarana prasana pelayanan kontrasepsi, pelayanan dan kompetensi
teknik pelaayan kontrasepsi dan komunikasi, standar pelayanan
kontrasepsi terdiri dari pemilihan kontrasepsi, informasi yang
diberikan dan interaksi petugas dengan klien, kemampuan teknis,
kesinambungan pelayanan dan rangkaian program dan
pendokumentasian pelayanan ( syaifuddin, 2006 )
2. Dukungan Suami
Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan memegang
kekuasaan dalam pengambilan keputusan apakah istri akan
menggunakan alat kontrasepsi atau tidak. Karena suami dipandang
25
sebagai pelindung, pencari nafkah dan pengambil keputusan dalam
rumah tangga. Beberapa laki-laki mungkin tidak menyetujui
pasangan untuk menjadi akseptor KB kaarna mereka belum
mengetahui dengan jelas bagaimana cara kerja alat kontrasepsi
yang ditawarkan. Kondisi tersebut bahwa suami mempunyai
pengaruh yang begitu besar tarhadap penggunaan kontrasepsi yang
digunakan oleh istrinya. Dalam hai ini pendapat suami mengeni KB
cukup kuat pengaruhnya dalam penggunaan metode kontrasepsi
untuk istrinya, khususnya dalam pemilihan kontrasepsi dan menjadi
peserta KB. ( Effendi, 2003 ).
26
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka kerangka konsep pada penelitian ini menggunakan model system.
Sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari berbagai unsure atau
komponen dan bagian dari lingkungan yang mempunyai makna dan tujuan
(clark,1984). Model system ini terdiri dari input, proses dan out put yang
digambarkan secara sistematis sebagai berikut :
Kerangka konsep diatas menggambarkan tingkat pengetahuan di
pengaruhi oleh umur, pendidikan, pengalaman, motivasi, dukungan
keluarga, lingkungan sosial ekonomi, budaya dan sosial. Sedangkan fokus
Faktor intrinsik :UsiaPendidikanPengalamanMotivasi diri
Faktor ekstrinsik :Dukungan
keluargaLingkunganSosial ekonomi
dan budayaTenaga kesehatan
Pengetahuan WUS :Pengertian kontrasepsiJenis alat KontrasepsiKeuntungan dan kerugianCara pemakaianEfek samping dan pengobatanWaktu pemakaian
Tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi :TinggiSedang Rendah
INPUT PROSES OUTPUT
27
utama yang akan diteliti mencakup variable pengetahuan tentang alat
kontrasepsi meliputi definisi, jenis, keuntungan dan kerugian, cara
pemakaian, efek samping dan waktu pemakaian sarta motivasi pada wanita
usia subur / pasangan usia subur sehingga peneliti dapat menganalisa tingkat
pengetahuan pada wanita usia subur / pasangan usia subur tentang alat
kontrasepsi.
3.2 Hipotesis
Tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi pada WUS/ PUS baik.
BAB IV
28
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah desain
deskriptif. Desain deskriptif adalah suatu pendekatan riset yang berorientasi
pada masa sekarang dan didesain untuk menjawab pertanyaan yang
didasarkan pada kejadian yang sedang berlangsung saat ini ( Dempsey,
2002 ).
Penggunaan desain deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi yang
diperlukan oleh ibu di wilayah kerja Puskesmas Sempaja.
4.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sempaja
4.3 Instrumen Penelitian
Insturumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa
koesioner yang memuat beberapa pernyataan mengenai tingkat pengetahuan
keluarga yang sedang menunggu klien operasi. Koesioner di bentuk dalam
bentuk daftar chek dengan skala 5 (skala licker)dengan option pilihan :
1. Tidak mengerti
2. Kurang mengerti.
3. Cukup mengerti.
4. Mengerti.
5. Sangat mengerti
29
sedangkan pertanyaan untuk petugas yang diharapkan memberikan
pengetahuan mengunakan option yaitu ; perawat, dokter dan bidan dengan
di susun secara struktur sehingga responden cukup menjawab dengan
memberikan tanda cheek (√) sesuai apa yang di harapkan responden.
4.4 Populasi
Populasi adalah kumpulan individu yang mempunyai karakteristik
yang akan dihitung atau diukur ( Heri Purwanto, 1994 ) .Adapun populasi
yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah semua ibu yang terdaftar
diwilayah kerja Puskesmas Sempaja Samarinda yang sedang memeriksakan
kesehatan atau sedang mendapatkan pelayanan kesehatan, khususnya
pelayanan KB.
4.5 Sampel
Sampel adalah bagian kecil dari populasi target yang dipilih
sedemikian rupa sehingga individu-individu dalam sampel mewakili
( sedekat mungkin ) karakteristik dari populasi sasaran ( Dempsey, 2002 ).
Adapun, pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik aksidental sampling, yakni teknik pengambilan sampel
secara langsung diambil dari siapa saja yang kebetulan ada pada saat
pengambilan sampel.
4.6 Sampling
Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel/ contoh untuk
menduga keadaan suatu populasi. Sampling adalah suatu proses dalam
menyeleksi porsi dari populasi untuk mewakili populasi.
30
4.7 Variabel penelitian
a. Variable Dependen
Variable dependen atau variable terikat dalam respon atau output berarti
variable ini muncul sebagai akibat dari manipulasi suatu variable
dindependen. ( Nursalam dan Pariani, 2001 ). Dalam penelitian ini
variable dependennya adalah penggunaan alat kontrasepsi pada wanita
usia subur.
b. Variable Independen
Variable independen atau variable bebas adalah stimulus akifitas yang
memanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak variable
dependen. ( Nursalam dan Pariani, 2001 ). Dalam penelitian ini variable
independennya adalah pengetahuan WUS/ PUS tentang penggunaan alat
kontrasepsi.
4.8 Definisi Operasional
a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pasangan usia
subur yang menikah tentang alai kontrasepsi.
b. Alat kontraspsi adalah suatu alat/ metode yang digunakan oleh pasangan
usia subur untuk mencegah terjadinya kehamilan
c. Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang menikah dan
masih produktif yang belum memiliki anak maupun yang memiliki
anak.
d. Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya
berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.
31
4.9 Teknik Analisa Data
Setelah semua kuesioner terkumpul selanjutnya di analisa dengan
cara tabulasi diberikan skor berdasarkan skala Lickertr dengan kriteria
sebgai berikut :
5 : Sangat mengerti
4 : Mengerti
3 : Cukup mengerti
2 : Kurang mengerti
1 : Tidak mengerti
Setelah kuesioner pernyataan tersebut diisi, kemudian dikumpulkan
oleh peneliti dan selanjutnya diperiksa kelengkapannya. Setelah
pengumpulan data selesai, maka data akan diperiksa dengan menggunakan
metode statistic tendensi sentral berupa distribusi frekuensi.
Skor individu pada setiap nomor akan diolah dengan menggunakan
rumusan sebagai berikut :
Keterangan :
X : Mean (Nilai Rata – rata)
x : Jumlah tiap responden.
n : Jumlah.
Hasil skore dari data akan disajikan dalam bentuk tabel dengan penarikan
kesimpulan berdasarkan pengelompokkan presentase, sebagai berikut :
32
X : x x 100 % n
0 % - 59 % : Pengetahuan Rendah.
60 % - 79 % : Pengetahuan sedang.
80 % - 100 % : Pengetahuan tinggi.
4.10 Etik penelitian
Dalam melakukan penelitian ini mengajukan permohonan ijin kepada
Akper Yarsi Samarinda dan Kepala Puskesmas Sempaja untuk mendapatkan
persetujuan.
Peneliti menyerah kuesioner kepada subjek dengan terlebih dahulu
menjelaskan maksud dan tujuan pengisian kuesioner tersebut. Jika subjek
bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi
responden dan jika subjek menolak untuk menjadi respoden, maka peneliti
tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak subjek, untuk menjaga
kerahasiaan indentitas subjek peneliti tidak akan mencantumkan nama
subjek pada lembar pengumpulan data ( anonimity ) , peneliti akan menjaga
dan menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek
( confidentiality ).
33
top related