ril rilal - jurnalscienceindonesia.com · kesejahteraan lanjut usia menyebutkan sebagian besar...
Post on 11-Mar-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ril 2Al4
RilALIlmiah Ilmu Sosial ooAmanah"
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum SejakBerlakunya Keppres No.55 Tahunl993 Di Kabupaten Polewali Mandar
Rustam IR
Pertumbuhan Ekonomi Dan Pemerataan Pendapatan MasyarakatDi Sulawesi Utara ( Tahun 1988 -1997 )
Harun Odang
Kepemimpinan Dalam Administrasi Publik
Hairuddin
Kepuasan Pasien Berdasarkan Kualitas Pelayanan Bagian Rawat InapDi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Abdul Mahsyar
Dampak Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja KaryawanPT. Pelabuhan Indonesia IV Makassar
Sosiau an Ma'mun
Analisis Kebijakan Publik Terhadap Perubahan Nlasa DepanSumardi
Pengaruh Penga*,asan Kepala Dinas Pasar Terhadap Pencapaian TargetRetribusi Pasar Di Kabupaten Wajo
Ambo Upe
Sejarah Perkembangan Teori llmu Ekonomi Dan Perdagangan DalamEra Globalisasi
William Suryanto Limoa
Perubahan Paradigma Masyarakat Modern Dan KebudayanJa1al
Undang-Undang Dan HukumAdat Terhadap Yurisprudensi Di NegaraKesatuan Republik lndonesia
Johamran Pransisto
Stabilitas Pemerintah Dalam Penerapan Kebijakan Moneter TerhadapNilai Mata Uang Rupiah
Idham Mannaga
Perspektif Lembaga Birokrasi Pemerintahan Desentralisasi Dan Otonomi, :rr:DA,eiah,-Dalam Pelayan an Publik
,.1.r.:,': :,' r.i..:, ::'. ::',,:. ::A adi R ahm ati a.h
Hubungan Dukungan Keluarga DengA.B Kemandirian Terhadap Keberfungsian
ISSN =2252 - 9705
Sosial Para Laniia Di Panti Soslal Tri:sna Werdha Gau Matraji
Iskandar
TIS IIMU SOSIII Dfiil IIMU POIITIIIIIS rSt[M m[lI[SSf,R
Analisis Kebijakan Pubtik Terhadap Perubahan Masa Depan
DAFTAR ISI
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Sejak
Berlakunya Keppres No.55 Tahun1993 Di Kabupaten Polewali MandarRustam IR 01 - 08
Pertumbuhan Ekonomi Dan Pemerataan Pendapatan MasyarakatDi Sulawesi Utara ( Tahun 1988 - 1997 )
Harun Odang 09 - 18
Kepemimpinan Dalam Administrasi Publik
Hairuddin 19-25
Kepuasan Pasien Berdasarkan Kualitas Pelayanan Bagian Rawat Inap
Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo MakassarAbdul Mahsyar 26-33
Dampak Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja KaryawanPT. Pelabuhan Indonesia IV Makassar
Sosiawan Ma'mun 34-41
42-48Sumardi
Pengaruh Pengawasan Kepala Dinas Pasar Terhadap Pencapaian Target
Retribusi Pasar Di Kabupaten WajoAmbo Upe .......... 49 - 55
sejarah Perkembangan Teori llmu Ekonomi Dan Perdagangan DalamEra Globalisasi
William Suryanto Limoa 56 - 60
Perubahan Paradigma Masyarakat Modern Dan KebudayanJalal 61 - 68
Undang-Undang Dan Hukum Adat Terhadap Yurisprudensi Di Negara
Kesatuan Republik IndonesiaJohamran Pransisto 69-73
Stabilitas Pemerintah Dalam Penerapan Kebijakan Moneter TerhadapNilai Mata Uang Rupiah
Idham Mannaga 74 - 78
Perspektif Lembaga Birokrasi Pemerintahan Desentralisasi Dan OtonomiDaerah Dalam Pelayanan Publik
Andi Rahmatiah . 79 - 87
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Terhadap KeberfungsianSosial Para Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau MabajiKabupaten Gowa
Iskandar 88-94
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN TERHADAPKEBERFUNGSIAN SOSIAL PARA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA GAU MABAJI KABUPATEN GOWA
IskandarProgram Studi Ilmu Sosial Universitas Teknologi Sulawesi (UTS)
AbstrakBagi Lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaii dukungan keluarga
merupakan pemberian yang tinggi sangat nilainya dalam menialani sisa-sisa hari tuanya
di luar rumah. Dukungan keluarga tidak mesti berupa materi dan intrumen lainnya,
namLm dukungan berupa komunikasidan penyemangat hidup sangat dirasakan manfaatnya
dalam memperpanjang usia (Friedman, 1998).Dari pengujian rumus Chi-Square diperolehjmt,aban bahwa terdapat hubungan yang erat antara dukungan keluarga dengan
kemandirian lansia yaitu sebesar 9.882. Dengan demikian bahwa antara dukungan
keluarga pada lansia dengan tingkat kemandirian lansia di Panti ini mempunyai hubungan
yang signtfikan (bermakna) p<0.05 artinya Hl diterima. Ini artinya masih kuatnya ikatan
keluarga atau masih kuatnya kepatutan menghargai orang tua bagi keluarga Lansia.
Sedangkan hubungan antqra kemandirian Lansia^dengan keberfungsian sosial, ditemukanjawaban sebesar 9.750 yang lebih besar dari / tabel dengan df: 4 dan yaitu sebesar
9.808 atau p: <0,05 artinya Hlditerima berarti ada hubungan antara keduanya selama
para Lansia tinggal di Panti. Ini artinya balnva para Lansia sanggup menjalanknn dengan
baik segala ketentuan-ketentuan yang mesti dilaksanakan selama dalam PantiKato kunci: Dukungan Keluarga, Kemandirian dan Keberfungsian sosial adalah harapanLansia untuk berguna di sisa-sisa usianya..
Latar Belakang Masalah pikun dan tidak produktif di hari tua seolah-
Dalam UU No. 13 tahun 1998 tentang olah sesuatu kondisi yang menakutkan oleh
Kesejahteraan Lanjut Usia menyebutkan sebagian besar manusia. Padahal menurutbahwa Lansia adalah seseorang yang telah Khulaifah (2013) bahwa secara medis,
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke proses penuaan merupakan suatu proses
atas. Definisi ini mengisyaratkan bahwa alamiah, menjadi pikun dan tidak berdayamasalah Lansia bukanlah sebatas seseorang adalah hal yang tidak dapat dicegah,sanggup memperpanjang usianya, merupakan hal wajar dan dialami olehmelainkan bagaimana usia yang panjang itu hampir setiap manusia yang dikarunia usiasanggup berkorelasi dengan tetap produktif panjang. Memang kita selalu berharap akan
atau tetap sejahtera di hari tua. Tuntuntan dapat menjalani hidup ini tetap sehat,
korelasi ini menjadi penekanan Undang- tenang, damai, penuh kasih sayang serta
Undang tersebut, sebab rupanya mayoritas menikmati masa tuanya bersama keluargapara Lansia di Indonesia hidupnya masih di tercinta. Namun kondisi idaman seperti inibawah standar sejahtera, dimana umumnya temyata tidak semua Lansia dapatmenurut Ihromi (2004) bahwa hidup masih menikmatinya. Sebab menurut Nugrohosusah (utamanya kesulitan ekonomi), masih (2008) dan dalam Khulaifah (2013:2)membebani keluarga atau orang lain, bahwa proses menua tetap menimbulkanditelantarkan oleh keluarga, cenderung permasalahan baik secara fisik, mental,
sakit-sakitan dan tidak produktif karena sosial, ekonomi. Asumsi ini dapat dimaknaisudah pikun. Hal inilah penyebab Panti- bahwa dukungan keluarga sangat penting
Panti Jompo di berbagai Daerah kondisinya bagi para Lansia, dimana dengan dukungan
selalu penuh dan menjadi tumpuan akhir keluarga seluruh masalah dapat dibagipara Lansia melanjutkan hidup, termasuk bersama, serta dengan keterlibatan keluarga
para Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha maka beban para Lansia menjadi ringan diGau Mabaji Kabupaten Gowa. Menjadi kesehariannya. Padahal, kemandirian
89Jurnal Ilmiah llmu Sosial " Amanah" Edisi Vol. III No. I Januari - April 2014
Lansia sangat diharapkan untuk mengurangi agama, sehingga lansia dapat menikmatibeban hidup dan terhidar dari berbagai hari tuanya dengan tentram lahir dan batin.penyakit serta pikun. Pada studi Menurut Friedman (1998) bahwa anggotapendahuluan di Panti Sosial Tresna Werdha keluarga memandang bahwa orang yangGau Mabaji Kabupaten Gowa, diperoleh bersifat mendukung selalu siap memberikandata tentang jumlah warga binaan (Lansia) pertolongan dan bantuan jika diperlukan.yakni sebanyak 98 orang Lansia, dimana Pentingnya peran keluarga terhadap Lansiajumlah mereka kebanyakan Lansia wanita karena keluarga merupakan ikatanyakni sebanyak 62 orang, lalu Lansia pria emosional dan sosialnya. Menurut Herryberjumlah 36 orang. Mereka dominan (2000) bahwa Lansia yang berhubunganberumur 65 ke atas (82%), selebihnya dekat dengan keluarganya nampakberumur 60-64 (10 %) dan berumur 66-ke cenderung minim stres ketimbang paru
atas (8 %). Keberadaan para Lansia di Panti Lansia yang hubungannya jauh dengan
ini terdiri dari latar belakang yang berbeda- keluarga. Selanjutnya pendapat Friedman
beda, seperti: ada karena cacat (umumnya (1998), menyebutkan bahwa ikatanbisu, buta, dan cacat bawaan lainnya), ada kekeluargaan yang kuat sangat membantuyang dititip keluarganya, ada karena ketika lansia menghadapi masalah, karenaterlantar di jalan dan dipungut petugas keluarga adalah pihak yang paling dekatrasia, ada karena hidup sendiri dan dalam hubunganya dengan lansia.Faktor dukungankondisi sakit-sakitan, dan lain sebagainya. keluarga memainkan peran sangat pentingKegiatan mereka selama di Panti yaitu dalam mengintensifkan perasaan dan
melakukan kegiatan pertaniaan (berkebun perilaku sejahtera dari para Lansia.dan memelihara bunga),menganyam benda- Dukungan keluarga berdimensikan empatbenda dari bambu, menjahit, kegiatan aspek, yakni dukungan: instrumental,pengajian bekelompok, kelompok olah- informatif, emosional, dan penghargaanraga, dan kelompok seni. Selama di Panti (House, 1994 dalam Setiadi,2008).mereka dibimbing dan dilatih oleh para Dukungan Instrumental (instrumentalpekerja sosial dan staf profesional lainnya support), adalah bentuk dukungan berupayang bekerja menurut Tupoksi dan Juklak penyediaan materialyang sifatnya langsung,dari Dinas Kementerian Sosial dalam hal ini hal itu seperti: memberi/meminjamkanUnit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat uang, kebutuhan makan dan minum,Pelayanan Sosial Lanjut Usia Sulawesi istirahat, bantuan tenaga demi terhindarnyaSelatan. Lansia dari kelelahan. Oleh karenanya,Rumusan Masalah : 1) . Seberapa besar kemandirian Lansia tersebut memilikidukungan Keluarga menunjang batasan ruang dan waktunya. Hal ini sepertiKemandirian para Lansia selama berada di temuan penelitian Rina (2011) yangPanti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji melaporkan bahwa adanya hubungan yangKabupaten Gowa; 2). Sejauh mana positif antara usia dengan kemandirian padaKemandirian para Lansia tersebut mampu lansia, dimana semakin meningkat usiamengoptimalkan keberfungsian sosial Lansia maka akan semakin berkurangselama berada di Panti Sosial Tresna kemampuannya dalam beraktivitas. Hal iniWerdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa.Tinjauan Pustaka
juga sesuai dengan temuan Papalia (2008)yang mengatakan bahwa dengan
Menurut Departemen Sosial RI (2010) meningkatnya usia Lansia maka secara
bahwa Panti sosial Tresna Werdha sebagai alamiah akan terjadi penurunan kemampuanpanti Lansia utama di Indonesia merupakan fungsi untuk merawat diri sendiri maupununit pelaksana teknis di bidang pembinaan berinteraksi dengan masyarakat sekitarnyakesejahteraan sosial bagi lanjut usia berupa: dan akan semakin bergantung pada orangpemberian penampungan, jaminan hidup lain.Di sisi lain, tidak semua Lansia dapatseperti makanan dan pakaian, pemeliharaan dikategorikan mahluk lemah, jompo, sakit-kesehatan, pengisian waktu luang termasuk sakitan dan ringkih, ada juga yang masihrekreasi, bimbingan sosial, mental serta kuat dan produktif. Temuan Rahman (2008)
90Iskandar "Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Terhadap Keberfungsian Sosial Para Lansia
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaii Kabupaten Gowa"
mengatakan bahwa di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji masih banyak lansiayang gagah. masih mampu bekerja keras dikebun dan sawah, bahkan sebagian Lansia
tidak mau ketinggalan informasidibandingkan orang-orang yang lebihmuda. Dalam keseharian dapat dijumpaibanyak yang tidak mau ketinggalan berita,mereka sangat antusias nonton televisi,mendengarkan berita radio,membaca koran,
majalah ataupun bertanya kepada sesama
lansia atau orang yang lebih muda tentang
hal-hal baru yang berkembang dalam
masyarakat. Menurut Rahman (2008:a5)bahwa di PSTW gau Mabaji Gowa, dari
100 orang Lansia reguler, temyatahanya 4
orang yang diberikan perawatan Total Care,
sementara yang lain masih bisa beraktivitasdengan sempurna.Dalamkegiatannya, fokuskeberfungsian sosial umumnya mengacupada cara yang dilakukan individu-individuatau kelompok (dalam hal ini Lansia) untukmelaksanakan tugas dan pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Untuk menjalankankonsespsi ini dengan baik, Suharto (2004)menyandingkankeberfungsian sosial dengan
konsep coping strategies dalam membelahberbagai permasalahan sosial yang rumit.Menurutnya, coping strategies dapat
didefinisikan sebagaikemampuan seseorang
dalam menerapkan seperangkat cara untukmengatasi berbagai permasalahan yangmelingkupi kehidupannya.Metode Penelitian penelitian ini metodeyang digunakan adalah metode survey serta
dengan pendekatan kuantitaif. Menurut
konsepnya, metode survey adalah penelitianyang digunakan untuk mencari fakta-faktadari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan yang lebih faktual,baik tentang institusi sosial maupun kondisipsikologis dan sosiologis seseorang.
Berdasarkan argumen tersebut, metode dan
desain penelitian akan di arahkan pada
Lansia (populasi penelitian) yang bertempattinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Gau
Mabaji Kabupaten Gowa. Adapun teknikpengambil sampel menggunakan purposivesampling, dimana kriteria inklusi yaitu: 1)
Lansia yang masih berusia 60-70 tahun;2)Lansia yang sering dijenguk keluarganya
dan bersedia menjadi responden; 3) Lansiadan keluarga yang komunikatif dan
kooperatif; 4) Keluarga yang bisa membacadan menulis Bahasa Indonesia; 5) keluarga
tipe extended. Sedangkan kriteriaeksklusinya adalah keluarga dan Lansiayang tuna netra atau tuna rungu, keluargadan Lansia yang buta, keluarga dan Lansiayang mengalami gangguan jiwa. Dari keduakriteria ini diperoleh sampel sebanyak 40
orang Lansia yang berada di Panti SosialTresna Werdha Gau Mabaji.Hasil dan PembahasanSetelah menyerahkan kuesioner pada 40
Lansia/keluarganya (responden) di PantiSosial Tresna Werdha Gau Mabaji, makadiperoleh jawaban atau hasil tentangdukungan keluarga dan tingkatkemandiriannya. Di bawah ini ada enam
tabel jawaban respondenterhadap dukungankeluarga dan kemandirian.
Kel
Tabel2Tanggapan Responden terhadap Dukungan Keluarga
Tabel 3Tanggapan Responden terhadap Dukungan Keluarga
Tabel IDu
No Dukunsan Keluarsa t o//o
I Tidak Mendukuns 7.1 7.1
2 Mendukung 12.22 12.22
Jumlah t9.32 19.32
Berbentuk Instrumental
No Dukunsan fnstrumental I o//o
I Tidak Mendukung 7 17.5
2 Mendukung 55 82.s
Jumlah 40 100.0
9lJurnal llmiah llmu Sosial " Amanah" Edisi Vol. III No. I Januari April 2014
un
No Dukunpan Informatif I o//o
I Tidak Mendukung t0 25
2 Mendukung 30 75
Jumlah 40 100.0
Berbentuk Duk Informatif
Tabel 4T anggapan respon den terhadap Dukun gan Keluarga
Tabel5Tanggapan responden terhadap Dukungan Keluarga
Tabel6Distribusi Kemandirian Lansia
Dari ke-enam tabel di atas dapat dijelaskanbahwa dominan keluarga masih mendukunghal-hal yang berhubungan dengankemandirian para Lansia di Panti SosialTresna Werdha Gau Mabaji KabupatenGowa, memang ada kecenderungan masihterdapat keluarga Lansia tidak peduli atas
Kemandiriannya namun persentasenyasedikit yakni hanya 12.23o/o saja, selebihnyaadalah setengah mendukung yakni 38.75 %dan mendukung penuh persentenya adalah49.02 %. Aspek yang menjadikan keluargaLansia masih mendukung penuhkemandirian para Lansia selama di Pantiadalah masih kuatnya ikatan keluarga ataumasih kuatnya kepatutan menghargai orangtua dalam budaya di Sulawesi Selatan.Dengan kemandirian yang relatif tinggi,apakah hal tersebut telah berkaitan dengan
teroptimalnya keberfungsian sosial paraLansia di Panti ini. Dari pengujian rumusChi-Square diperoleh jawaban bahwaterdapat hubungan yang erat antaradukungan keluarga dengan kemandirianlansia yaitu sebesar 9.882. Dengandemikian bahwa antara dukungan keluargapada lansia dengan tingkat kemandirianlansia di Panti Sosial Tresna Werdha GauMabaji Kabupaten Gowa mempunyaihubungan yang signifikan (bermakna)p<0.05 artinya Hl diterima.PembahasanBesarnya dukungan keluarga terhadapkemandirian Lansia yakni sebanyak 49.02ok menandakan bahwadukungan itu berlakudimanapun Lansia berada atau dukungantersebut tidak dibatasi baik ruang danwaktu. Dukungan keluarga memainkan
Berbentuk DukunNo Dukunsan Penharsaan t o//o
1 Tidak Mendukune t3 32.5
2 Mendukuns 27 67.5
Jumlah 40 100.0
Berbentuk Dukunsan EmosionaNo Dukunsan Emosional ) o//o
Tidak Mendukung ll 27.5
2 Mendukuns 29 72.5
Jumlah 40 100.0
No Tinskat Kemandirian Lansia T o//o
I Ketersantunsan Total 2 5
2 Ketersantunsan 4 10
J Ketersantungan Sedang 7 t7.54 Ketersantunsan Rinsan 9 22.5
5 Mandiri I8 45
Jumlah 40 100.0
92Iskandar "Hubungan Dukungan Ketuarga ,*tr;:;f#::;T::;:?i:r,;:t;*;f:';;,t;:;;:;,i::1tr:,,
perasaan sejahtera, dimana kemandirian masyarakat. Dalam keluarga, kakek dan
mengajak para Lansia untuk bersikap nenek mempunyai peranan sangat penting
sportif menerima keadaan dan kondisi sebagai warga tertua yang dianggap penuh
hidup di panti yang serba terbatas dan pengalaman dan kebijakan, namun karena
kadang-kadang tidak sesuai harapan. perubahan-perubahan yang terjadi di
Variabel dukungan keluarga terbangun atas sekeliling manusia, menyebabkan tidak
4 dukungan internal, yakni: dukungan jarang Lansia merasa tidak dibutuhkan lagi
instrumental, informatif, penghargaan dan sehingga dukungan berupa penghargaan
emosional. Dari keempat dukungan menjadi sangat penting bagi lansia. Pada
keluarga itu temyata yang paling banyak dukungan Informatif, tanggapan responden
memberikan penilaian adalah dukungan terhadap dukungan ini rupanya normal-
instrumental, sebanyak 82.5 yo. Dukungan normal saja dimana hasilnya adalah 75%,
instrumental berupa pemberian uang dan keluarga yang mencari dan memberikan
barang-barang kebutuhan pokok (seperti informasi tentang kesehatan dan kebutuhan
sabun, makanan, obat, pakaian dll) selama domestik lansia. Dukungan informatif bagi
di panti merupakan bentuk perhatian yang Lansia yang tinggal dalam panti itu telah
kongkrit sifat. Bantuan instrumental ini juga disediakan fasilitasnya oleh pihak panti, hal
simbol bahwa para Lansia masih punya itu seperti: Koran, majalah dan media
keluarga, sebaliknya bagi keluarga bantuan televisi. Media ini di samping berfungsi
itu bukan berarti mengajak lansia menjadi sebagai media hiburan dan pengisi waktu
tidak mandiri atau bergantung hidupnya luang, juga berfungsi untuk informasi
dengan orang lain, namun dengan adanya kesehatan.Pentingnyadukungan informative
barang-barang tersebut diharapkan akan ini menurut Soejono (2002) bahwa
mengurangi beban berfikir dan beban fisik Lingkungan tempat tinggal di daerah
Lansia selama tinggal di panti. Dari tabel perkotaan, memudahkan keluarga yang
tersebut juga nampak bahwa dukungan memiliki lansia untuk mencari informasipenghargaan tergolong dukungan terendah sebanyak-banyaknya mengenai perubahan
dari 4 dukungan keluarga, yakni hanya pada lansia baik melalui media cetak seperti
sebesar 67,5yo, rendahnya dukungan ini koran atau majalah maupun media
rupanya berbanding lurus dengan elektronik seperti televisi dan internet serta
tertingginya tanggapan responden yang fasilitas kesehatan yang lengkap di daerah
tidak mendukung atas kemandirian Lansia perkotaan. Sedangkan dukungan keluarga
selama tinggal di Panti Sosial Tresna pada dukungan emosional juga bernilaiWerdha Gau Mabaji, yakni berjumlah 32.5 normal-normal saja yang hasilnya sebanyak
%. Fenomena ini merupakan gambaran 72.5 % dan sebanyak 27.5 oh keluarga yang
umum para Lansia bahwa ia cederung tidak tidak memberikan dukungan emosional.
butuh akan penghargaan yang sifatnya puji- Dukungan emosional sangat dibutuhkanpujian dan hal-hal yang sifatnya hanya paru Lansia yang tinggal di Panti
sekedar simbolik. Padahal menurut (House, rehabilitasi, sebab dengan stabilnya
2002) bahwa dukungan penghargaan sangat kemampuan emosionalnya maka ia sanggup
dibutuhkan pada Lansia, sebab dengan meredam kegelisahan dan hal-hal yangpenghargaan yang diberikan maka para menyebabkan tekanan batin selama tinggaLansia merasa bahwa dirinya dianggap dan di Panti tersebut. Dukungan emosional yang
dihargai sehingga akan menaikkan harga didapat dari keluarga, dapat menjadi
diri dan meningkatkan kemandirian Lansia kekuatan moril untuk mempertahankan
dalam aktivitas sehari-hari. Hal senada kesehatan pisiknya dan membuat jiwanya
sesuai pendapat Murodion (2006), tetap tenang. Dukungan kasih sayang dari
menurutnya bahwa di Indonesia sudah keluarga membuat Lansia tetap dianggap
menjadi budaya bilamana orang tua sebagai bagian dari keluarga dan masih
merupakan simbol dan tempat meminta dihargai dengan status Lansia nya tersebut,
saran dan pertimbangan terhadap masalah olehnya itu dukungan emosional tetap
93Jurnal llmiah llmu Sosial " Amanah" Edisi Vol. III No. I Januari April 2014
penting di kehidupan Lansia.Salah satu Tresna Werdha Gau Mabaji. Ketentuan-point yang ingin dijelaskandalam penelitian ketentuan yang mesti dilakukan selama diini adalah bagi perjalanankehidupan Lansia, panti seperti: l). Kegiatan rehabilitasikeluarga atau dukungan keluarga menjadi sosial, kegiatan bimbingan fisik dan mental,sangat berharga dan akan menambah yakni berupa Olah Raga, Pemeriksaanketenteraman hidupnya. Menurut asumsi Kesehatan, bimbingan mental atau karakter,Khulaifah (2013) bahwa pemicu lansia dan Bimbingan Agama. 2). Bimbingantergantung pada orang lain adalah sosial danKemasyarakatan, yakni menerimamenurunnya fungsi fisiologis dimana hal ini arahan, bimbingan dan kegiatan yang dapatakan berdampak pada status dan derajat menciptkan kondisi sosial yang baik,kesehatannya. Walaupun demikian, dengan misalnya mengembangkan kerukunan,dukungan keluarga itu tidaklah berarti kebersamaan, rasa kesetiakawanan baikbahwa setelah memasuki masa Lansia dalam lingkungan asrama, keluarga maupunorang hanya tinggal duduk, diam, tenang, lingkungan masyarakat; 3). Bimbingandan berdiam diri saja. Untuk menjaga keterampilan, yakni serangkaian kegiatankesehatan fisik maupun kejiwaannya, lansia bimbingan yang di arahkan agar Lansiajustru tetap harus melakukan aktivitas- dapat mengetahui dan menguasai suatuaktivitas yang berguna bagi kehidupannya bidang keterampilan tertentu sehingga(Kuntjoro, 2002).Menurut Khulaifah (2013) menjadi kegiatan rutin dimanapun Lansiabahwa para Lansia dimanapun berada itu berada. 4).Evaluasi dan Terminasi. Evaluasitidak boleh dibiarkan semua kebutuhannya adalah kegiatan yang dilaksanakan untukdilayani oleh orang lain, sebab hal itu justru mengetahui perkembangan dan kemajuanmembuat ketergantungan dan dapat yang dialami Lansia selama di Panti.mendatangkan berbagai penyakit, kesulitan Sedangkan Terminasi, merupakan kegiatan/dan penderitaan, sehingga bisa tindakan pengakhiran ataupemutusan secaramenyebabkan para lansia cepat meninggal resmi dalam proses pemberian bantuandunia. Dalam rangka membantu agar lansia pemecahan masalahbagi Lansia yang dinilaitetap dapat beraktivitas, maka dibutuhkan sudah berhasil/mempunyai kemampuandukungan sosial dari keluarga, dimana untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilaidukungan tersebut merupakan rangkaian yang berlaku di masyarakat setelah selesaibantuan moral(berupa motivasi dan sugesti) mendapatkan pelayanan dan rehabilitasiyang berhubunganlangsung dengan harapan sosial di Panti Sosial Tresna Werdha Gaumaupun kebutuhan Lansia selama di panti, Mabaji.hal ini sebagai simbol bahwa Lansia merasa Kesimpulan : Ada hubungan antaradiperhatikan, dipedulikan, dihargai dan dukungan keluarga dan kemandirian lansiadicintai oleh keluarganya.Hasil studi juga dalam proses keberfungsian sosial, dimanamemberi jawaban bahwa terdapat hubungan jenis dukungan keluarga yang terbanyakyang signifikan antara kemandirian Lansia adalah dukungan Instrumental, sedangkandengan keberfungsian sosial, dimana dukungan yang terendah adalah dukunnganmenurut nilai chi-Square bahwa adanya penghargaan. Berdasarkan hasil penelitian,hubungan antara hubungan keduanya diharapkan keluarga yang memiliki lansiadengan nilai sebesar 9.750 yang lebih besar memperbanyak menjenguk di Panti Sosialdari f tabel dengan df: 4 dan yaitu sebesar Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten9.808 atau p: <0,05 artinya Hlditerima Gowa, hal ini agar Lansia makin merasaberarti ada hubungan antara keduanya dihargai dan dicintai oleh keluarganya.selama para Lansia tinggal di Panti Sosial Daftar PustakaTresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Achlis, 1986. Praktek Pekerjaan Sosial,Gowa. Teroptimalnya keberfungsian sosialsosial bagi Lansia artinya para Lansia
Sekolah Tinggi Ilmu KesejahteraanSosial Bandung, Bandung.
Keluarga dan Masyaraknt. http:llwww.vivaborneo. com/lansia-perlukan-
sanggup menjalankan dengan baik segala Admin. 2010. Lansia Perlukan Dukunganketentuan-ketentuan yang mestidilaksanakan selama dalam Panti Sosial
94lskandar " Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Terhadap Keberfungsian Sosial Para Lansia
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaii Kabupaten Gowa"
dukun gan-keluarga-dan -
masyarakat.htm. Di akses tanggal : 27juli 2011
Arcole, M. 2002. Kiat Hidup Sehat BagiUsia Laniut Solo: CV. Aneka trlmu.
BPS, 2007. Lanjut Usia Terlantar danRawan Terlantar, r.vr.vr,v. Ilepkominfi:.so.id. September 2007.
Darmojo, 8.2004. Tua Tidak Harus Renta.http:www. Suara Merdeka. com/harian/04.06115 ked 07.htm
Darmojo dan Boedhi, R. 2006. Buku AjarGeriatri llmu Kesehatan Usia Lanjut.Jakarta; FK-UI.
Friedman, Marilyn M. 1998. KeperawatanKeluarga : Teori dan Praktik, edisi 3,
EGC, Jakarta.Hardywinoto. 2005. P anduan Gerontologt :
Menj aga Ke se imb anganKualitas HidupParo lanjut Usia. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama.
Hernawati, l. 2006. Pedomam TatalaksanaGizi Usia Lanjut Untuk Tenaga,Ke s e hatan. Jakarta: Depkes.
Karnaji, 2007. Urgensi Perdo PerlindunganLanjut Usia, Jawa Posdotcom.
Khulaifah dkk. 2013. Jumal HubunganDukungan Keluarga DenganKemandir ian Lans i a D alam P e me nuhanActivitie Daily Living Di DusunSembayat Timur, Kecamatan Manyar,Kabupaten Gresik. Surabaya. FakultasKeperawatan, Universitas Airlangga.
Kuntjoro, S. (2002). Dukungan Sosial BuatLansia http:llwlvr.v.balipost. co.id.balipost cetaU2006l5l7kel 3.html.Diakses 28 September 2013. Jam12.00wIB.
Maryam, Siti, dkk, 2012. Mengenal UsiaLanjut Dan Perawatannya. Jakarta:Salemba Medika
Moleong, Lexy J, 2006. Metode PenelitianKualitatif, PT. Remaja Rosda Karya,Bandung.
Murodion, W. 2006. Lansia harus tetapbergairah hidup sehot. Jakarta: DepkesRI.
Nugroho, Wahyudi, 1995. PerawatanLanjut Usia, Encourage CreativityPenerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Nurdin, Fadhil M, l99l . Pengantar StudiKesejahteraan Sosial, Angkasa,Bandung.
Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 43 Tahun 2004 tentang UpayaPeningkatan Kesejahteraan SosialLanjut Usia (Lembaran Negara Tahun2004 Nomor 144, Tambahan LembaranNegara Nomor 4451).
Rustanto, Bambang. 2013. KebijakanKesejahteraan'Sosial Lanjut Usia.Online. [diakses pada hari Kamis, 15
Maret 2014 pukul 4.12 wibl tersedia dihttp:,'i bamhan g-rustanto. blogspot. com120 13 I 03 lkebijakan-kesej ahteraan-sosial-lanjut.html.
Setyabudi, Toni, 2001. Masalah Psikososialdan Penyakit Alzeimer, WartaDemografiNo. I Th 2001.
Soekanto, S, 2003. Sosiologi SuatuP engantar. PT.Radj a Grafindo Persada,lakarta.
Sumarnonugroho. 1987. Sistem IntervensiKesejahteraan Sosial, CV Haninditya,Yogyakarta.
Suryabrata, Sumadi, 2003. MetodePenelitian. PT Radja Grafindo Persada,Jakarta.
Tahir, Hamid, 1996. Pembinaan LanjutUsia Ditinjau dari Aspek KesehatanFisik, Makalah Simposium Hari LanjutUsia Nasional, Makassar.
Usman dkk. 2004. Metodologi PenelitianSosial, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Undang -undang Republik IndonesiaNomor 13 Tahun 1998 tentangKesejahteraan Sosial Lanjut Usia(Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor190, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3796).
Unit Pelaksana Teknis Panti Wredha.2002.Pedoman Pelaksanaan PelayananSosial Panti Werdha. Semarang: DinasKesejahteraan Sosial
Tamher, S,Noorkasiani. 2009. KesehatanUsia Lanjut Dengan PendekatanAsuhan Keperaw atan. J akarta: SalembaMedika
top related