referat (repaired)
Post on 02-Mar-2018
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
1/48
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang biasa disebut sebagai PPOK
merupakan penyakit paru yang dapat dicegah dan ditanggulangi, ditandai oleh
hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversible bersifat progresif dan
berhubungan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau
berbahaya,disertai efek skstra paru yang berkontribusi terhadap derajat berat
penyakit. Gejala utama Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah sesak napas
memberat saat aktivitas , batuk dan produksi sputum.1
Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan penyebab morbiditas dan
kematian ke 4 terbesar di dunia. !O memprediksi pada tahun "#"# PPOK akan
meningkat dari peringkat 1" menjadi peringkat $ penyakit terbanyak dan dari
peringkat % menjadi peringkat & penyebab kematian di seluruh dunia.1
Penyakit Paru Obstruktif Kronik di 'ndonesia juga akan meningkat akibat
faktor pendukungnya yaitu kebiasaan merokok yang masih merupakan perilaku
yang sulit dihentikan disamping polusi udara dan lingkungan yang belum dapat
dikendalikan dengan baik serta pertambahan usia harapan hidup masyarakat
'ndonesia. !al ini mau tidak mau PPOK merupakan salah satu penyakit yang
menjadi tantangan di masa yang akan datang. 1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
2/48
2.1 ANATOMI PARU
(asing ) masing paru mempunyai ape* pulmonis yang tumpul menonjol
ke atas ke dalam leher sekitar ",$ cm di atas clavicula dan basis pulmonis yang
konkaf tempat terdapat diafragma. +erdapat juga facies costalis yang konveks oleh
karena dinding thoraks yang konkaf dan facies mediastinalis yang konkaf
merupakan cetakan pericardium. ekitar pertengahan facies mediastinalis terdapat
hilum pulmonalis yaitu cekungan tempat bronkus, pembuluh darah dan saraf yang
membentuk radi* pulmonis keluar dan masuk paru. -adi* pulmonis dibentuk oleh
alatalat yang masuk dan keluar paru, yaitu bronchi, arterie dan vena pulmonalis,
pembuluh limfatik, arterie dan vena bronchialis dan sarafsaraf."
Pulmo de*ter sedikit lebih besar dari pulmo sinister dan dibagi oleh fissura
obli/ua dan fissura hori0ontalis. Pulmonis de*ter terbagi menjadi tiga lobus yaitu
lobus superior, lobus medius dan lobus inferior. Pulmo sinister dibagi oleh fissura
obli/ua dengan cara yang sama menjadi dua lobus, lobus superior dan lobus
inferior. Pada pulmo sinister tidak terdapat fissura hori0ontalis."
etiap bronchus lobaris sekunder2 berjalan ke lobus paru
mempercabangkan bronchi segmentales tertier2 yang kemudian masuk ke
segmenta bronchopulmonalia dan dikelilingi jaringan ikat. Pada saat bronchi
mengecil, cartilago berbentuk 3 mulai dari trachea perlahanlahan diagnti dengan
cartilago ireguler yang lebih kecil dan lebih sedikit jumlahnya. ronchi yang
paling kecil membelah dua menjadi bronchioli. ronchioli membelah menjadi
bronchioli terminales dan mempunyai kantongkantong yang dinamakan
bronchiolus respiratorius, pertukaran udara terjadi disini. ronchiolus
respiratorius berakhir dengan bercabang sebagai ductus alveolaris yang menuju
pembuluhpembuluh berbentuk kantong dengan dinding yang tipis disebut saccus
alveolaris. (asingmasing alveolus dikelilingi oleh jaringan kapiler padat.Pertukaran gas terjadi antara udara yang terdapat di dalam lumen alveoli, melalui
dinding alveoli ke dalam darah yang ada didalam kapiler disekitarnya. "
ronchi, jaringan ikat paru dan pleura visceralis menerima darah dari
arteriae bronchiales yang merupakan cabang aorta descendens. 5lveoli menerima
darah yang terdeoksigenasi dari cabangcabang terminal arteriae pulmonales.
edangkan pembuluh limf paru berasal dari ple*us superficialis dan ple*us
profundus, semua cairan limf paru meninggalkan hilum pulmonis mengalir ke
nodi tracheobronchiales dan kemudian masuk ke dalam truncus lymphaticus
2
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
3/48
bronchomediastinalis. Pada radi* setiap paru terdapat ple*us pulmonalis yang
terdiri atas serabut eferen dan aferen saraf otonom. Ple*us dibentuk dari cabang
cabang truncus symphaticus dan menerima serabutserabut parasimpatis dari
nervus vagus. "
Gambar 1 . Anatomi Paru
6ikutip dari &
6ikutip dari 4
2.2 ISIOLOGI PARU
istem pernafasan melaksanakan pertukaran udara antara atmosfer dan
paru melalui proses ventilasi. Pertukaran O". Pertukaran O"dan 7O"antara udara
dalam paru dan darah dalam kapiler paru berlangsung melalui kantung udara atau
alveolus yang sangat tipis. aluran pernapasan menghantarkan udara dari atmosfer
ke bagian paru tempat pertukaran gas tersebut berlangsung. Paru terletak dalam di
3
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
4/48
dalam kompartemen toraks yang tertutup, yang volumenya dapat diubahubah
oleh aktifitas kontraktil otototot pernafasan.$
2.! DEINISI PPOK
Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK2 adalah penyakit paru yang dapat
dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan airan udara yang tidak sepenuhnya
reversible , bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru
terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya disertai efek ekstra paru
yang berkontribusi terhadap derajat berat penyakit. Karakteristik hambatan aliran
udara pada PPOK disebabkan oleh gabungan antara obstruksi saluran napas kecil
obstruksi bronkiolitis2 dan kerusakan parenkim emfisema2 yang bervariasi pada
setiap individu. ronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK
karena emfisema merupakan diagnosis patologi, bronkitis kronik merupakan
diagnosis klinis. elain itu keduanya tidak selalu mencerminkan hambatan aliran
udara dalam saluran napas.1
Pada tahun "##8, The Global Initiative for Chronic Obstructive Lung
Disease GOLD2 mendefinisikan PPOK sebagai gangguan aliran udara yang
kronis dengan beberapa perubahan patologis pada baru disertai efek ekstra
pulmonal dan berbagai komorbiditas yang dapat berpengaruh terhadap derajat
beratnya penyakit.%
2." EPIDEMIOLOGI
6i 'ndonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Pada
urvai Kesehatan -umah +angga K-+2 189% bronkitis kronik dan emfisema
menduduki peringkat ke $ sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 1#
penyebab kesakitan utama. K-+ 6epkes -' 188" menunjukkan angka
kematian karena bronkitis kronik dan emfisema menduduki peringkat ke % dari 1#
penyebab tersering kematian di 'ndonesia.6ata menurut The Global Initiative for
4
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
5/48
Chronic Obstructive Lung Disease GOLD2 pada tahun "##4 memperlihatkan
PPOK diderita tiga kali lebih banyak oleh :arga de:asa yang usianya lebih dari
4# tahun. Paling tidak 1# persen dari orang de:asa yang usianya lebih dari 4#
tahun kemungkinan menderita PPOK. 6ata baru itu memperlihatkan bah:a
pengidap penyakit paruparu lebih dari tiga kali lipat dibandingkan perkiraan
umum sebelumnya. 6ata yang disiarkan itu merupakan hasil a:al dari dua kajian
internasional di ra0il, 7hili, 7hina, (eksiko, +urki dan 3ruguay.;
Penemuan a:al itu memperlihatkan bah:a PPOK menjangkiti antara 1#
sampai 1$ persen orang de:asa yang berusia di atas 4# tahun di negaranegara
yang diteliti. tatistik sebelumnya yang disusun oleh !O2 memperkirakan
bah:a kurang dari satu persen masyarakat yang berusia antara 4$ sampai %#
tahun dan kurang dari empat persen masyarakat yang berusia %# tahun menderita
PPOK. ;
2.# KLASIIKASI PPOK
+erdapat ketidaksesuaian antara nilai
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
6/48
D$ra)at III
PPOK B$rat
Gejala sesak lebih berat, penurunan
aktivitas , rasa lelah dan serangan
eksaserbasi semakin sering dan berdampak
pada kualitas hidup pasien
K
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
7/48
perokok pasif,
bekas perokok,
o 6erajat berat merokok dengan 'ndeks rinkman yaitu perkalian
jumlah rata ratabatang rokok yang dihisap dalam sehari dikalikanlama merokok dalam tahun
-ingan B # ) 188,
edang B "## ) $88,
erat B C %## . 1
b. Polusi Uara
5gar lebih mudah mengidentifikasi partikel penyebab, polusi udara terbagi
menjadi B
12 Polusi di dalam ruangan
5sap rokok, asap kompor, kayu,serbuk gergaji,minyak tanah yang
merupakan bahan bakar kompor menjadi penyebab tertinggi polusi di dalam
ruangan . Kejadian polusi di dalam ruangan dari asap kompor dan pemanas
ruangan dengan ventilasi kurang baik merupakan faktor resiko terpenting
timbulnya PPOK . 1
"2 Polusi di luar ruangan
Gas buang kendaraan bermotor, debu jalanan. +inggi nya polusi udara dapat
menyebabkan gangguan jantung dan paru. 1
&2 Polusi di tempat kerja ahan kimia,
0at iritasi,gas beracun. 1
42 !tres Oksiatif
el paru dilindungi oleh o*ydative chalenge yang berkembang secara sistem
en0imatik atau non en0imatik. Ketika keseimbangan antara oksidan dan
antioksidan berubah bentuk, akan menimbulkan stres oksidatif. tres
oksidatif tidak hanya menimbulkan efek kerusakan pada paru tapi juga
menimbulkan aktifitas molekuler sebagai a:al inflamasi paru.1
$2 Infeksi saluran napas ba"ah berulang
7
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
8/48
'nfeksi virus dan bakteri berperan dalam patogenesis dan progresifitas
PPOK. Kolonisasi bakteri menyebabkan inflamasi jalan napas, berperan secara
bermakna menimbulkan eksaserbasi.1
#$ !osial %kono&i
Pajanan polusi di dalam dan luar ruangan, pemukiman yang padat, nutrisi
yang jelek,dan faktor lain yang berhubungan dengan status sosial ekonomi
kemungkinan dapat menjelaskan hal ini.1
'$ Tu&buh ke&bang Paru
Pertumbuhan paru berhubungan dengan proses selama kehamilan, kelahiran,
dan pajanan :aktu kecil.1
($ As&a
Pada laporan the +ucson =pidemiological tudy didapatkan bah:a orang
dengan asma 1" kali lebih tinggi resiko terkena PPOK daripada bukan asma
meskipun telah berhenti merokok. Penelitian lain "#@ dari asma akan
berkembang menjadi PPOKdengan ditemukannya obstruksi jalan napasireversible.1
)$ Gen
Daktor resiko genetik yang paling sering terjadi adalah kekurangan alpha 1
antitrypsin sebagai inhibitor dari protease serin . ifat resesif ini jarang , paling
sering dijumpai pada individu yang berasal dari =ropa 3tara.1
2. PATOGENESIS PPOK
eperti telah dijelaskan sebelumnya, bah:a faktor resiko utama dari PPOK
ini adalah merokok. Komponenkomponen asap rokok ini merangsang perubahan
perubahan pada selsel penghasil mukus bronkus dan silia. elain itu, silia yang
melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. 9
8
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
9/48
Perubahanperubahan pada selsel penghasil mukus dan selsel silia ini
mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus
kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran nafas. (ukus
berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan
menjadi sangat purulen. +imbul peradangan yang menyebabkan edema dan
pembengkakan jaringan.
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
10/48
5da beberapa karakteristik inflamasi yang terjadi pada pasien PPOK,
yakni B peningkatan jumlah neutrofil didalam lumen saluran nafas2, makrofag
lumen saluran nafas, dinding saluran nafas, dan parenkim2, limfosit 76 9E
dinding saluran nafas dan parenkim2. Fang mana hal ini dapat dibedakan dengan
inflamasi yang terjadi pada penderita asma.11
Ba*an 1. Pato*$n$&i& PPOK
6ikutip dari %
'nhalasi asap rokok dan partikel berbahaya lainnya menyebabkan
inflamasi di saluran napas dan paru seperti yang terlihat pada pasien PPOK.
-espon inflamasi abnormal ini menyebabkan kerusakan jaringan parenkim yang
mengakibatkan emfisema dan mengganggu mekanisme pertahanan yang
10
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
11/48
mengakibatkan fibrosis saluran napas kecil. Perubahan patologis menyebabkan
udara terperangkap dan keterbatasan aliran udara uang bersifat progresif.1
2.0 PATOISIOLOGI
aat ini telah diketahui dengan jelas tentang mekanisme patofisiologis
yang mendasari PPOK sampai terjadinya gejala yang karakteristik. (isalnya
penurunan D=
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
12/48
saluran napas kecil akan menjadi hancur ketika penyakit menjadi lebih
parah.
!iperinflasi mengurangi kapasitas inspirasi seperti peningkatan
kapasitas residual fungsional, khususnya selama latihan bila kelainan ini
dikenal sebagai hiperinflasi dinamis2, yang terlihat sebagai dyspnea dan
keterbatasan kapasitas latihan. !iperinflasi yang berkembang pada a:al
penyakit merupakan mekanisme utamatimbulnyadyspneapada aktivitas.
ronkodilator yang bekerja pada saluran napas perifer mengurangi
perangkap udara, sehingga mengurangi volume paru residu dan gejala
serta meeningkatkan dan kapasitas berolahraga.
b. (ekanismePertukaran Gas
Ketidak seimbangan pertukaran gas menyebabkan kelainan
hipoksemia dan hypercapnia yang terjadi karena beberapa mekanisme.
ecara umum, pertukaran gasakan memburuk selama penyakit
berlangsung. +ingkat keparahan emfisema berkorelasi dengan PO" arteri
dan tanda lain dari ketidakseimbanganventilasiperfusi 2.
Obstruksi jalan napas perifer juga menghasilkan
ketidakseimbangan , dan penggabungan dengan gangguan fungsi
otot ventilasi pada penyakityang sudah parah akan mengurangi ventilasi,
yang menyebabkan retensi karbon dioksida. Kelainan pada ventilasi
alveolar dan berkurangnya pembuluh darah paru akan lebih memperburuk
kelainan .
c. !ipersekresi lendir
!ipersekresi lendir, yang mengakibatkan batuk produktif kronis,
adalah gambaran dari bronkitis kronis tidak selalu dikaitkan dengan
keterbatasan aliran udara. ebaliknya, tidak semua pasien dengan PPOK
memiliki gejala hipersekresi lendir. !al ini disebabkan karena metaplasiamukosa yang meningkatkan jumlah sel goblet dan membesarnya kelenjar
submukosa sebagai respons terhadap iritasi kronis saluran napas oleh asap
rokok atau agen berbahaya lainnya. eberapa mediator dan protease
merangsang hipersekresi lendir melalui aktivasi reseptor faktor =GD-.
d. !ipertensi Paru
!ipertensi paru ringan sampai sedang mungkin terjadi pada PPOK
akibat proses vasokonstriksi yang disebabkan hipoksia arteri kecil pada
12
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
13/48
paru yang kemudian mengakibatkan perubahan struktural yang meliputi
hiperplasia intimal dan kemudian hipertrofi otot polos > hiperplasia.
-espon inflamasi dalam pembuluh darah sama dengan yang
terlihat di saluran udara dengan bukti terlihatnya disfungsi sel endotel.
!ilangnya kapiler paru pada emfisema juga dapat menyebabkan
peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru sehingga terjadi. pulmonary
hypertension yang bersifat progresif dapat mengakibatkan hipertrofi
ventrikel kanan dan akhirnya gagal jantung kanan cor pulmonale2.
e. Gambaran 6ampak istemik
6ari beberapa laporan penelitian, ternyata pasien PPOK
memberikan pula beberapa gambaran dampak sistemik, khususnya pada
pasien dengan penyakit berat, hal ini berdampak besar terhadap kualitas
hidup dan penyakit penyerta.
Kakeksia umumnya terlihat pada pasien dengan PPOK berat.
6isebabkan karena hilangnya massa otot rangka dan kelemahan sebagai
akibat dari apoptosisyang meningkat dan > atau tidak digunakannya otot
otot tersebut.Pasien dengan PPOK juga mengalami peningkatan proses
osteoporosis, depresi dan anemia kronis.
Peningkatan konsentrasi mediator inflamasi, termasuk +HD 'I
%, dan radikal bebas oksigendengan keturunannya, dapatbeberapa efek
sistemik. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, berkorelasi dengan
peningkatan protein 7reaktif 7-P2.
erikut ini adalah gambar tentang POOK dengan berbagai
penyakit yg bisa berkolerasi.
13
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
14/48
Gambar 4 POOK dengan berbagai penyakit yg bisa berkolerasi1
f. =ksaserbasi
=ksaserbasi merupakan amplifikasi lebih lanjut dari respon
inflamasi dalam saluran napas pasien PPOK, dapat dipicu oleh infeksi
bakteri atau virus atau oleh polusi lingkungan. (ekanisme inflamasi yang
mengakibatkan eksaserbasi PPOK, masih banyak yang belum diketahui.
6alam eksaserbasi ringan dan sedang terdapat peningkatan neutrophil,
beberapa studi lainnya juga menemukan eosinofil dalam dahak dan
dinding saluran napas. !al ini berkaitan dengan peningkatan konsentrasi
mediator tertentu, termasuk +HD , I+4 dan 'I9, serta peningkatan
biomarker stres oksidatif.
Pada eksaserbasi beratmasih banyak hal yang belum jelas,
meskipunsalah satu penelitian menunjukkan peningkatan neutrofil pada
dinding saluran nafas dan peningkatan ekspresi kemokin. elama
eksaserbasi terlihat peningkatan hiperinflasi dan terperangkapnya udara,
dengan aliran ekspirasi berkurang, sehingga terjadi sesak napas yang
meningkat. +erdapat juga memburuknya abnormalitas yang
mengakibatkan hipoksemia berat.1
14
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
15/48
2. DIAGNOSIS
5namnesis
-i:ayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala
pernapasan, -i:ayat terpajan 0at iritan yang bermakna di tempat kerja,
-i:ayat penyakit emfisema pada keluarga,
+erdapat faktor predisposisi pada masa bayi > anak misal berat badan
lahir rendah I-2, infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap
rokok dan polusi udara,
atuk berulang dengan atau tanpa dahak,
esak dengan atau tanpa bunyi mengi,
Pemeriksaan Disik
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan.
'nspeksi
Pursed lips breathing adalah sikap seseorang yang bernapas
dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang memanjang. ikap ini
terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi 7O"
yang terjadi pada gagal napas 2,
arrel chest diameter antero posterior dan transversal sebanding2,
Penggunaan otot bantu napas,
!ipertropi otot bantu napas,
Pelebaran sela iga,
ila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis
di leher dan edema tungkai,
Penampilan pink puffer gambaran yang khas pada
emfisema,pasien kurus,kulitkemerahan,dan pernapasan pursed lips
breathing2 atau blue bloater gambaran khas pada bronkitis kronik ,
pasien gemuk sianosis,terdapat edema tungkai dan ronki basahdi
basal paru , sianosis sentral dan perifer,
Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil,letak
diafragma rendah,hepar terdorong ke ba:ah
5uskultasi
uara napas vesikuker normal atau melemah,
15
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
16/48
+erdapat ronki dan atau mengi pada :aktu bernapas biasa atau
pada ekspirasi paksa,
=kspirasi memanjang,
unyi jantung terdengar jauh1
Gejala klinis lainB
esak napas :hee0ing2
-i:ayat :hee0ing tidak jarang ditemukan pada PPOK dan ini menunjukan
komponen reversibel penyakitnya. ronkospasme bukan satunsatunya
penyebab :hee0ing. hee0ing pada PPOK terjadi saat pengerahan tenaga
e*ertion2 mungkin karena udara le:at saluran napas yang sempit oleh
radang atau sikatrik,
atuk 6arah
isa dijumpai terutama :aktu eksaserbasi. 5sal darah diduga dari saluran
napas yang radang dan khasnya Jbloo streake purulen sputu& ,
5noreksia dan berat badan menurun
Penurunan berat badan merupakan tanda progresif jelek.1#
6iagnosis PPOK dipertimbangkan bila timbul tanda dan gejala seperti
terlihat pada tabel 1.
Tab$% 2 . In+i(ator (uni untu( m$n+ia*no&i& PPOK
Gejala Keterangan
S$&a( Progresif sesak bertambah berat seiring berjalannya:aktu2
ertambah berat dengan aktivitas
Persisten menetap sepanjang hari2
Pasien mengeluh berupa J Perlu usaha untuk bernapas
erat,sukar bernapas, terengah engah
Batu( (roni( !ilang timbul dan mungkin tidak berdahak
Batu( (roni(
b$r+a/a(
etiap batuk kronik berdahak mengindikasikan PPOK
16
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
17/48
Ri3a4at t$r5a)an
'a(tor r$&i(o
5sap rokok,debu,bahan kimia, di tempat kerja,asap dapur
6ikutip dari 1
Pertimbangkan PPOK dan lakukan uji spirometri jika salah satu indikator
ini ada pada individu diatas usia 4# tahun. 'ndikator ini bukan merupakan
diagnosis pasti tetapi keberadaan beberapa indikator kunci meningkatkan
kemungkinan diagnosis PPOK. pirometri dilakukan untuk memastikan
diagnosis PPOK.1
Tab$% ! . S5irom$tri
K%a&i'i(a&i
P$n4a(it
G$)a%a S5irom$tri
Rin*an +idak ada gejala :aktu istirahat atau
bila e*ercise
+idak ada gejala :aktu istirahat tetapi
gejala ringan pada latihan sedang
misal B berjalan cepat, naik tangga2
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
18/48
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
19/48
Hyperinfation
Pada bronkitis kronis, foto thoraks memperlihatkan tubular shado: berupa
bayangan garisgaris yang paralel keluar dari hilus menuju apeks paru dan
corakan paru yang bertambah.
Pada emfisema, foto thoraks menunjukkan adanya hiperinflasi dengan
gambaran diafragma yang rendah dan datar, penciutan pembuluh darah pulmonal,
dan penambahan cortakan ke distal.1#
6ikutip dari 9
b. Pemeriksaan khusus tidak rutin212 Daal paru
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
20/48
(enilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral
prednison atau metilprednisolon2 sebanyak $# mg per hari selama
"minggu yaitu peningkatan
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
21/48
o pirometer harus menghasilkan hardcopy > rekaman secara otomatis
untuk mendeteksi kesalahan teknis atau untuk mengidentifikasi apakah
uji sudah memenuhi syarat
o Petugas yang melakukan uji spirometri perlu pelatihan untuk
mendapatkan hasil yang efektif
o 3saha maksimal pasien diperlukan dalam melaksanakan uji ini guna
menghindari kesalahan diagnosis maupun manajemen. 1
Kinerja
Pemeriksaan spirometri harus dilakukan menggunakan teknik yang
standar,
:aktu yang dicapai,mungkin memerlukan :aktu lebih dari 1$
detik pada penyakit berat,
aik K
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
22/48
3L' -OHKO6'I5+O- P565 PPOK
Persiapan
3ji harus dilakukan ketika pasien secara klinis stabil dan bebas dari
infeksi pernapasan
Pasien sebaiknya tidak menggunakan bronkodilator inhalasi kerja
cepat % jam sebelum uji, bronkodilator kerja lama 1" jam sebelum uji,
atau teofilin lepas lambat "4 jam sebelum uji. 1
pirometri
menjelang pagi
6isertai atopi, rinitis atau eksim.
22
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
23/48
-i:ayat keluarga dengan asma
ebagian besar keterbatasan aliran udara reversibel.
Ga*a% )antun*
(on*$&ti'
5uskultasi terdengar ronki halus di bagian basal.
Doto toraks tampak jantung membesar , edema paru.
3ji faal paru menjunjukkan restriksi bukan obstruksi.
Bron(i$(ta&i& putum produktif dan purulen .
3mumnya terkait dengan infeksi bakteri.
5uskultasi terdengar ronki kasar.
Doto toraks > 7+ scan toraks menunjukkan pelebaran dan
penebalan bronkus.
Tub$r(u%o&i& Onset segala usia
Doto toraks menunjukkan infiltrat.
Konfirmasi mikrobiologi sputum +52
Prevalens tuberkulosis tinggi di daerah endemis.Bron(io%iti&
ob%it$ran&
Onset pada usia muda bukan perokok
(ungkin memiliki ri:ayat rematoid artritis atau pajanan
asap.
7+ can toraks pada ekspirasi menunjukkan daerah
hipodens.
Bron(io%iti& +i'u& Iebih banyak pada laki laki bukan perokok.
!ampir semua menderita sinusitis kronik.
Doto toraks dan !-7+ toraks menunjukkan nodul opak
menyebar kecil di centrilobular dan gambaran
hiperinflasi.
Gejala gejala diatas ini sesuai karakteristik penyakit masing masing tetapi
tidak terjadi pada setiap kasus. (isalnya seseorang yang tidak pernah merokok
dapat menderita PPOK terutama di negara berkembang yang faktor resiko
lainmungkin lebih penting daripada merokok2, asma dapat berkembang di usia
de:asa bahkan pasien lanjut usia.1
Penyakit lain yang bisa menjadi diagnosa banding PPOK adalah B
OP+ indroma Obstruksi Pasca +uberculososis2
Penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita
pascatuberculosis dengan lesi paru yang minimal
Pneumotoraks
6ada cembung di tempat kelainan, perkusi hipersonor, auskultasi saluran
napas melemah
23
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
24/48
Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misalB bronkiektasis,
estro+e lung
5sma dan PPOK adalah penyakit obstruksi saluran napas yang sering
ditemukan di 'ndonesia, karena itu diagnosis yang tepat harus ditegakkan karena
terapi dan prognosisnya berbeda. 1
5dapun karakteristik dari 5sma, PPOK, dan OP+ pada tabel 4
Tab$% #. P$rb$+aan A&ma7 PPOK7 +an SOPT
6ikutip dari 1
2.12 PENATALAKSANAAN
+ujuan Penatalaksanaan PPOK meliputiB
(encegah progresivitas penyakit
(engurangi gejala
(eningkatkan toleransi latihan
(encegah dan mengobati komplikasi
(encegah dan mengobati eksaserbasi berulang
(encegah atau meminimalkan efek samping obat
24
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
25/48
(emperbaiki dan mencegah penurunan faal paru
(eningkatkan kualitas hidup penderita
(enurunkan angka kematian. 1
+abel %. Penatalaksanaan menurut derajat PPOK di antaranya adalah B
6=-5L5+ K5-5K+=-'+'K -=KO(=H65' P=HGO5+5H
S$mua
+$ra)at
!indari faktor pencetus
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
26/48
B$rat9 6engan atau tanpa
gejala
a. 5ntikoline
rgik kerja lama
sebagai terapi
pemeliharaan
b. I55
c. imptomat
ik
". -ehabilitasi
$(&a&$rba&i
b$ru%an*
D$ra)at
I,
8PPOK
&an*at
b$rat9
,EP1 : K,P ;
6
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
27/48
Hutrisi
-ehabilitasi. 1
PPOK merupakanpenyakitparu kronik progresif dan nonreversibel,
sehingga penatalaksanaan PPOK terbagi atas 12 penatalaksanaan pada keadaan
stabil dan "2 penatalaksanaanpadaeksaserbasiakut.$
=dukasi
=dukasimerupakanhalpenting dalam pengelolaan jangka panjang pada
PPOK stabil.=dukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma.Karena
PPOK adalah penyakit kronik yang ireversibel dan progresif, inti dari edukasi
adalah menyesuaikan keterbatasan aktiviti dan mencegah kecepatan perburukan
fungsi paru. erbedadenganasma yang masih bersifatr eversibel, menghindari
pencetus dan memperbaiki derajat adalah inti dari edukasi atau tujuan pengobatan
dari asma.$
+ujuan edukasi pada pasien PPOK B
(engenal perjalanan penyakit dan pengobatan
(elaksanakan pengobatan yang maksimal
(encapai aktivitas optimal
(eningkatkan kualitas hidup. $
27
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
28/48
=dukasi PPOK diberikan sejak ditentukan diagnosis dan berlanjut secara
berulang pada setiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagi
keluarganya. =dukasi dapat diberikan di poliklinik, ruang ra:at, bahkan di unit
ga:at darurat ataupun di '73 dan di rumah. ecara intensif edukasi diberikan di
klinik rehabilitasi atau klinik konseling, karena memerlukan :aktu yang khusus
dan memerlukan alat peraga. =dukasi yang tepat diharapkan dapat mengurangi
kecemasan pasien PPOK, memberikan semangat hidup :alaupun dengan
keterbatasan aktivitas. Penyesuaian aktiviti dan pola hidup merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK. ahan dan cara pemberian
edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat penyakit, tingkat pendidikan,
lingkungan sosial, cultural dan kondisi ekonomi penderita.$
ecara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah
Pengetahuan dasar tentang PPOK
Obatobatan, manfaat dan efek sampingnya
7ara pencegahan perburukan penyakit
(enghindari pencetus berhenti merokok2
Penyesuaian aktivitas. $
5gar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakanditentukan skala prioriti bahan edukasi sebagai berikutB
erhenti merokok
6isampaikan pertama kali kepada penderita pada :aktu diagnosis PPOK
ditegakkan
Pengunaan obat ) obatan
(acam obat dan jenisnya
7ara penggunaannya yang benar oral, (6' atau nebuliser2
28
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
29/48
aktu penggunaan yang tepat rutin dengan selang:aku tertentu atau
kalau perlu saja 2
6osis obat yang tepat dan efek sampingnya
Penggunaan oksigen
Kapan oksigen harus digunakan
erapa dosisnya
(engetahui efek samping kelebihan dosis oksigen
(engenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen
Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya
+anda eksaserbasi B
atuk atau sesak bertambah
putum bertambah
putum berubah :arna
(endeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi
(enyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktivitas. ;
=dukasi diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah diterima,
langsung ke pokok permasalahan yang ditemukan pada :aktu itu. Pemberian
edukasi sebaiknya diberikan berulang dengan bahan edukasi yang tidak terlalu
banyak pada setiap kali pertemuan. =dukasi merupakan hal penting dalam
pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil, karena PPOK merupakan penyakit
kronik progresif yang ireversibel.;
+abel ;. Pemberian edukasi berdasar derajat penyakit B
-ingan
Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel
(encegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus, antara
lain berhenti merokok
egera berobat bila timbul gejala
edang
(enggunakan obat dengan tepat
(engenal dan mengatasi eksaserbasi dini
Program latihan fisik dan pernapasan
erat
'nformasi tentang komplikasi yang dapat terjadi
Penyesuaian aktivitas dengan keterbatasan
P$n**unaan o(&i*$n +i ruma/.#
Obat ) Obatan
12 ronkodilator
29
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
30/48
6iberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan
disesuaikan dengan klasifikasi derajat berat penyakit lihat tabel "2. Pemilihan
bentuk obat diutamakan inhalasi, nebuliser tidak dianjurkan pada penggunaan
jangka panjang. Pada derajat berat diutamakan pemberian obat lepas lambat
slo" release2 atau obat berefek panjang long acting2.;
(acam macam bronkodilator B
a2 Golongan antikolinergik
6igunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping sebagai
bronkodilator juga mengurangi sekresi lendir maksimal 4 kali perhari2.
b2 Golongan agonis beta ) "
entuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, peningkatan jumlah
penggunaan dapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi. ebagai obat
pemeliharaan sebaiknya digunakan bentuk tablet yang berefek panjang.
entuk nebuliser dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut, tidak
dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang. entuk injeksi subkutan atau
drip untuk mengatasi eksaserbasi berat.
c2 Kombinasi antikolinergik dan agonis beta ) "
Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek
bronkodilatasi, karena keduanya mempunyai tempat kerja yang berbeda.
6isamping itu penggunaan obat kombinasi lebih sederhana dan
mempermudah penderita.
d2 Golongan *antin
6alam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka
panjang, terutama pada derajat sedang dan berat. entuk tablet biasa atau
puyer untuk mengatasi sesak pelega napas2, bentuk suntikan bolus atau drip
untuk mengatasi eksaserbasi akut. Penggunaan jangka panjang diperlukan
pemeriksaan kadar aminofilin darah.;
"2 5ntiinflamasi
6igunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi
intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan
metilprednisolon atau prednison. entuk inhalasi sebagai terapi jangka
panjang diberikan bila terbukti uji kortikosteroid positif yaitu terdapat
30
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
31/48
perbaikan
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
32/48
6ikutip dari 9
+erapi Oksigen
32
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
33/48
Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang
menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigen merupakan
hal yang sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah
kerusakan sel baik di otot maupun organ organ lainnya.;
(anfaat oksigen B
(engurangi sesak
(emperbaiki aktivitas
(engurangi hipertensi pulmonal
(engurangi vasokonstriksi
(engurangi hematokrit
(emperbaiki fungsi neuropsikiatri
(eningkatkan kualitas hidup
'ndikasi
Pao" ? %#mm!g atau at O" ? 8#@
Pao" diantara $$ $8 mm!g atau at O" C 98@ disertai Kor Pulmonal,
perubahan P pulmonal, !t C$$@ dan tanda tanda gagal jantung kanan,
sleep apnea, penyakit paru lain
(acam terapi oksigen B
Pemberian oksigen jangka panjang
Pemberian oksigen pada :aktu aktivitas
Pemberian oksigen pada :aktu timbul sesak mendadak
Pemberian oksigen secara intensif pada :aktu gagal napas
+erapi oksigen dapat dilaksanakan di rumah maupun di rumah sakit. +erapioksigen di rumah diberikan kepada penderita PPOK stabil derajat berat dengan
gagal napas kronik. edangkan di rumah sakit oksigen diberikan pada PPOK
eksaserbasi akut di unit ga:at darurat, ruang ra:at ataupun '73. Pemberian
oksigen untuk penderita PPOK yang dira:at di rumah dibedakan B
Pemberian oksigen jangka panjang Long Ter& O,+gen Therap+ N I+O+2
Pemberian oksigen pada :aktu aktivitas
Pemberian oksigen pada :aktu timbul sesak mendadak,
33
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
34/48
+erapi oksigen jangka panjang yang diberikan di rumah pada keadaan stabil
terutama bila tidur atau sedang aktiviti, lama pemberian 1$ jam setiap hari,
pemberian oksigen dengan nasal kanul 1 " I>mnt. +erapi oksigen pada :aktu
tidur bertujuan mencegah hipoksemia yang sering terjadi bila penderita tidur.
+erapi oksigen pada :aktu aktiviti bertujuan menghilangkan sesak napas dan
meningkatkan kemampuan aktiviti. ebagai parameter digunakan analisis gas
darah atau pulse oksimetri. Pemberian oksigen harus mencapai saturasi oksigen di
atas 8#@.$
5lat bantu pemberian oksigen B
Hasal kanul ungkup venturi
- ungkup rebreathing
ungkup nonrebreathing
Pemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dan
kondisi analisis gas darah pada :aktu tersebut.;
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
35/48
Continous positive air"a+ pressure 1CPAP$.$
H'PP< bila digunakan bersamaan dengan terapi oksigen terus menerus
I+O+ > Iong +ern O*ygen +heraphy2 akan memberikan perbaikan yangsignifikan pada B
5nalisis gas darah
Kualiti dan kuantitas tidur
Kualiti hidup 5nalisis gas darah. ;
'ndikasi penggunaan H'PP
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
36/48
(engatasi malnutrisi dengan pemberian makanan yang agresis tidak akan
mengatasi masalah, karena gangguan ventilasi pada PPOK tidak dapat
mengeluarkan 7O" yang terjadi akibat metabolisme karbohidrat. 6iperlukan
keseimbangan antara kalori yang masuk denagn kalori yang dibutuhkan, bila perlu
nutrisi dapat diberikan secara terus menerus 1nocturnal feeings$ dengan pipa
nasogaster.;
Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak rendah
karbohidrat. Kebutuhan protein seperti pada umumnya, protein dapat
meningkatkan ventilasi semenit o,igen co&su&ption dan respons ventilasi
terhadap hipoksia dan hiperkapni. +etapi pada PPOK dengan gagal napas
kelebihan pemasukan protein dapat menyebabkan kelelahan.;
Gangguan keseimbangan elektrolit sering terjadi pada PPOK karena
berkurangnya fungsi muskulus respirasi sebagai akibat sekunder dari gangguan
ventilasi. Gangguan elektrolit yang terjadi adalah B
!ipofosfatemi
!iperkalemi
!ipokalsemi !ipomagnesemi.;
Gangguan ini dapat mengurangi fungsi diafragma. 6ianjurkan pemberian
nutrisi dengan komposisi seimbang, yakni porsi kecil dengan :aktu pemberian
yang lebih sering.;
-ehabilitasi PPOK
+ujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan danmemperbaiki kualiti hidup penderita PPOK Penderita yang dimasukkan ke dalam
program rehabilitasi adalah mereka yang telah mendapatkan pengobatan optimal
yang disertai B
> imptom pernapasan berat
> eberapa kali masuk ruang ga:at darurat Kualiti hidup yang menurun.;
Program dilaksanakan di dalam maupun diluar rumah sakit oleh suatu tim
multidisiplin yang terdiri dari dokter, ahli gi0i, respiratori terapis dan psikolog.
36
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
37/48
Program rehabilitiasi terdiri dari & komponen yaitu B latihan fisis, psikososial dan
latihan pernapasan.;
P$nata%a(&anaan PPOK &tabi%
Kriteria PPOK stabil adalah B
+idak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik
6apat dalam kondisi gagal napas kronik stabil, yaitu hasil analisa gas
darah menunjukkan
P7O" ? 4$ mm!g dan PO" C %# mm!g
6ahak jernih tidak ber:arna
5ktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK hasil
spirometri2
Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan
+idak ada penggunaan bronkodilator tambahan
+ujuan penatalaksanaan pada keadaan stabil B
(empertahankan fungsi paru
(eningkatkan kualiti hidup
(encegah eksaserbasi
Penatalaksanaan PPOK stabil dilaksanakan di poliklinik sebagai evaluasi
berkala atau dirumah untuk mempertahankan PPOK yang stabil dan mencegah
eksaserbasi.$
Ba*an 2 .A%*oritm$ 5$nan*anan PPOK
37
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
38/48
6ikutip dari 1
38
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
39/48
6ikutip dari 1
P$nata%a(&anaan PPOK E(&a&$rba&i A(ut
=ksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan
dengan kondisi sebelumnya. =ksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor
lainnya seperti polusi udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi.$
Gejala eksaserbasi B
esak bertambah
Produksi sputum meningkat Perubahan :arna sputum.;
39
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
40/48
=ksaserbasi akut akan dibagi menjadi tiga B
+ipe eksaserbasi berat2, memiliki & gejala di atas
+ipe '' eksaserbasi sedang2, memiliki " gejala di atas +ipe ''' eksaserbasi ringan2, memiliki 1 gejala di atas ditambah infeksi
saluran napas atas lebih dari $ hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan
batuk.$
Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah untuk
eksaserbasi yang ringan2 atau di rumah sakit untuk eksaserbasi sedang dan
berat2 .Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan dilakukan dirumah oleh penderita
yang telah diedukasi dengan cara B
(enambahkan dosis bronkodilator atau dengan mengubah bentuk
bronkodilator yangdigunakan dari bentuk inhaler, oral dengan bentuk
nebuliser
(enggunakan oksigen bila aktivitas dan selama tidur
(enambahkan mukolitik (enambahkan ekspektoran.;
Ba*an !. A%*oritm$ 5$nata%a(&anaan PPOK $(&a$rba&i a(ut +i ruma/ +an
5$%a4anan ($&$/atan5rim$r : Pu&($&ma&
40
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
41/48
6ikutip dari 1
Ba*an ". A%*oritm$ P$nata%a(&anaan PPOK E(&a&$rba&i A(ut +i Ruma/
Sa(it
1
26ikutip dari 1
'ndikasi ra:at inap B
=ksaserbasi sedang dan berat
41
Nilai berat gejala (kesadaran, frekuensi napas, pemeriksaan fisis)
Analisis gas darah
Foto thoraks
1. Terapi oksigen2. Bronkoditor . Antibiotik
- Agonis !2- "ntre#ena$ metil%antin, bolus dan drip
&. 'ortikosteroid sistemik
5. iuretik bila ada retensi airan
*enganam ji+a (gagal napas akut) Tidak menganam ji+a
uang ra+at"-
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
42/48
+erdapat komplikasi
'nfeksi saluran napas berat
Gagal napas akut pada gagal napas kronik
Gagal jantung kanan
'ndikasi ra:at '73 B
esak berat setelah penanganan adekuat di ruang ga:at darurat atau
ruang ra:at.
Kesadaran menurun, letargi, atau kelemahan otototot respirasi
etelah pemberian oksigen tetapi terjadi hipoksemia atau
perburukan PaO"C $# mm!g memerlukan ventilasi mekanik invasif atau
non invasif2
T$ra5i P$mb$+a/an
ertujuan untuk
(emperbaiki faal paru
(emperbaiki mekanik paru
(eningkatkan toleransi terhadap eksaserbasi
(emperbaiki kualitas hidup.1
Operasi paru yang dapat dilakukan yaitu B
ulektomi
edah reduksi volume paru - lung volume reduction surgery
I
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
43/48
(encegah perburukan PPOK
erhenti merokok,
> Gunakan obatobatan adekuat,
(encegah eksaserbasi berulang .1
2.1" Kom5%i(a&i
Komplikasi PPOK dapat bermacammacam, diantaranyaB
1. Gagal nafas
5kibat obstruksi jalan nafas maka terjadilah ketidakmampuan paru
paru untuk menghirup oksigen yang cukup dan mengeluarkan
karbondioksida dari tubuh. 5kibatnya dapat mengganggu keseimbangan
asam dan basal. Gagal nafas juga dapat terjadi selama eksaserbasi akut.11
". Polisitemia ekunder
Polisitemia pada penderita PPOK terjadi karena tubuh berusaha untuk
menyesuaikan terhadap penurunan jumlah oksigen di darah yaitu dengan
meningkatkan produksi sel darah merah, yang mana sel darah merah
berfungsi untuk mengangkut oksigen. !al ini mungkin dapat membantu
untuk sementara :aktu, namun produksi berlebihan bisa menyebabkan
darah menjadi kental, pada akhirnya bisa menyumbat pembuluh darah
kecil. +anda dan gejala polisitemia sekunder adalah kelemahan, sakit
kepala, kelelahan, napas pendek, gangguan penglihatan, :ajah kemerahan,
kebingungan, tinnitus, dan rasa terbakar di tangan dan kaki.11
&. 7or Pulmonale Gagal jantung Kanan2
Pertukaran udara yang jelek pada penderita PPOK menyebabkan
menurunnya jumlah oksigen di darah sehingga timbul refleks spasme
percabanganpercabangan kecil arteri pulmonalis h+po,ic
vasoconstriction2. Kesemuanya ini akan lebih meningkatkan tahanan
perifer dalam paru. (aka ventrikel kanan harus bekerja lebih keras,
sehingga terjadi hipertrofi ventrikel kanan. ila sudah tidak mampu lagi
mengkompensasi meningkatnya tahanan perifer intrapulmonal, maka akan
terjadi kegagalan jantung kanan. +anda dan gejala gagal jantung kanan
antara lain pembengkakan ekstemitas ba:ah yaitu kaki, dispneu, tidak
mampu mentoleransi latihan, sianosis, meningkatnya vena leher.1#
4. Pneumothoraks
43
http://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/polycythemia.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/corpulmonale.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/pneumothorax.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/corpulmonale.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/pneumothorax.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/polycythemia.htm -
7/26/2019 Referat (Repaired)
44/48
Pneumothoraks terjadi karena adanya lubang yang berkembang di
paruparu, menyebabkan udara keluar menuju rongga antara paru dan
dinding dada dan menyebabkan paruparu kolaps. Pada penderita PPOK
terjadi peningkatan risiko untuk terjadinya perkembangan lubang secara
spontan karena lemahnya struktur paru. +anda dan gejala pneumothoraks
antara lain nyeri dada yang mendadak dan tajam, tambah parah apabila
batuk atau bernafas dalam, dispneu, sesak. takikardi, dan sianosis.1#
$. !ipertensi Pulmonal
Hormalnya, darah yang mengalir melalui pembuluh darah paru
mempunyai tahanan yang kecil, dan secara normal melebar untuk
mengalirkan darah dari jantung ke paru untuk mengambil oksigen dan
mengalirkannya ke seluruh tubuh. Pada hipertensi pulmonal, pembuluh
darahnya konstriksi manjadi sempit dan tebal. !al tersebut menyebabkan
sedikit darah yang mengalir di pembuluh darah, tekanan dalam pembuluh
darah menjadi meningkat dan otot jantung bekerja keras untuk memompa
darah. +anda dan gejala hipertensi pulmonal antara lain nafas pendek keika
pertama kali beraktivitas dan bahkan :aktu istirahat, nyeri dada,
kelemahan, kelelahan, pingsan, bengkak pada kaki.1#
%. (alnutrisi(alnutrisi menjadi komplikasi PPOK yang dapat disebabkan karena
dispneu, yang merupakan gejala utama PPOK membuat penderita sangat
sulit untuk menyelesaikan makannya, dan penderita menjadi kehilangan
nafsu makan. +anda dan gejala bisa bermacammacam mulai dari yang
ringan sampai sangat berat. Gejala umum berupa kelelahan, pusing,
penurunan berat badan, dan kelemahan sistem imun.1#
;. Penyakit paru tahap akhir
aat gagal nafas terjadi pada pasien yang mempunyai penyakit parutahap akhir, akan terjadi penurunan dengan lambat fungsi paru dan
meningkatnya kadar karbondioksida dalam darah. (eningkatnya
karbondioksida menyebankan efek narkotik pada pasien, sehingga pasien
hilang kesadaran dan berhenti bernafas.1#
2.1# Pro*no&i&
44
http://copd.about.com/od/copdglossarylo/g/malnutrition.htmhttp://copd.about.com/od/copdglossarylo/g/malnutrition.htm -
7/26/2019 Referat (Repaired)
45/48
6ubia, tergantung dari stage > derajat, penyakit paru komorbid, penyakit
komorbid lain.%
6alam menentukan prognosis PPOK ini, dapat digunakan O6= inde*
untuk menentukan kemungkinan mortalitas dan morbiditas pasien. O6= ini
adalah singkatan dariB ;
Body mass inde*
Obstruction D=
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
46/48
o ((-7 1 N esak dalam berjalan sedikit menanjak N # poin
o ((-7 " N sesak ketika berjalan dan harus berhenti karena
kehabisan napas N 1 poin
o ((-7 & N sesak ketika berjalan 1## m atau beberapa menit N "
poin
o ((-7 4 N tidak bisa keluar rumahM sesak napas terus menerus
dalam pekerjaan seharihari N & poin
=*ercise
6ihitung dari jarak tempuh pasien dalam berjalan selama % menit
o C &$# meter N # poin
o "$# ) &48 meter N 1 poin
o 1$#"48 meter N " poin
o ? 148 meter N & poin
erdasarkan skor diatas, angka harapan hidup dalam 4 tahun pasien sebagai
berikutB
#" points N 9#@
&4 points N %;@
$% points N $;@
;1# points N 19@
46
-
7/26/2019 Referat (Repaired)
47/48
BAB !
KESIMPULAN
Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK2, merupakan penyakit kronik
yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara didalam saluran napas yang
tidak sepenuhnya reversible. 5khirakhir ini penyakit ini semakin menarik
untuk dibicarakan oleh karena prevalensi dan angka mortalitasnya yang terus
meningkat. Penting bagi dokter umum untuk memahami penegakan diagnosis
PPOK, yang diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan fisik, serta didukung oleh
pemeriksaan penunjang yang tepat.
Penatalaksaan yang tepat pada PPOK meliputi beberapa program,
yaitu evaluasi dan monitoring penyakit, mengurangi faktor resiko, tatalaksana
PPOK yang stabil, dan tatalaksana PPOK dengan eksaserbasi. (anajemen
utama untuk PPOK derajat ' dan '' antara lain dengan menghindari faktor
resiko, mencegah progresivitas PPOK, dan penggunaan obatobatan untuk
mengontrol gejala dari PPOK, sedangkan untuk PPOK derajat ''' dan '
top related