rangkuman uts
Post on 30-Jun-2015
622 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KONSEP DASAR PENDIDIKAN
Ilmu Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari hakikat dan
keseluruhan keseluruhan pembimbingan upaya pendidikan bagi peserta
didik kearah tujuan tertentu dalam rangka mengarahakan
perkembangan peserta didik seoptimal mungkin.
Sedangkan ilmu adalah cara, metode, proses untuk membentuk
seseorang menjadi sesuatu yang lebih baik. Di dalam proses pendidikan
terdapat 4 pilar yaitu :
1. Belajar untuk mengetahui
2. Belajar untuk berbuat
3. Belajar untuk mandiri
4. Belajar untuk hidup bersama
Pendidikan adalah sesuatu hal yang luhur. Dimana suatu
pendidikan tak hanya sebatas dalam lembaga formal saja tetapi
pendidikan juga ada dilingkungan informal, Karena hakikatnya kita lahir
sampai akhir hayat.
Konsep dasar pendidikan sendiri di Indonesia didefinisikan
sebagai berikut :
1. Menurut Notoatmojo, Pendidikan adalah semua usaha atau upaya
yang sudah direncakan untuk mempengaruhi orang lain baik
kelompok, individu, maupun masyarakat sehingga mereka akan
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
2. Menurut Mudyaharjo, Pendidikan merupakan upaya dasar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat, pemerintah, dengan melalui
pengajaran atau pelatihan, kegiatan bimbingan, yang berlangsung di
dalam sekolah dan diluar sekolah sepanjang hidupnya, yang
bertujuan untuk mempersiapkan anak didik supaya mampu
memainkan peranan pada berbagai kondisi lingkungan hidup dengan
tepat di waktu yang akan dating.
3. Menurut Faud Ihsan, Pendidikan merupakan upaya menumbuhkan
dan mengembangkan segala potensi yang dibawa sejak lahir baik
potensi jasmani ataupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
masyarakat dan kebudayaan.
4. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah suatu
proses untuk mengubah sikap dan tingkah laku seseorang maupun
kelompok orang dengan tujuan untuk mendewasakan seseorang
melalui usaha pengajaran dan pelatihan.
Dari definisi pendidikan tersebut dapat dipahami bahwa
konsep dasar pendidikan di Indonesia bertujuan untuk membentuk
sikap yang baik, sesuia nilai yang berlaku, juga menumbuhkan p[otensi
yang dimiliki untuk dikembangkan lebih lanjut.
PRODUKTIFITAS PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Administrasi pendidikan dalam arti seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang
mempelajari penataan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara
produktif.Penataan dalam arti mengatur, memimpin, mengelola atau
mengadministrasikan sumber daya yang meliputi aktifitas merencanakan,
melaksanakan, mengawasi atau membina.Administrasi pendidikan pada dasarnya
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang produktif.Itu
sebabnya pada bagian awal ini diajukan konsep produktifitas pendidikan yaitu suatu
kemampuan menata sumber daya.
B. Langkah permulaan kearah studi tentang produktifitas pendidikan.
1. Rasional
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu bersungguh-sungguh
mempelajari masalah produktifitas sistem pendidikan dan bersungguh-
sungguh mencari siasat serta daya upaya untuk memajukan produktifitas
sistem pendidikan tersebut.
a) Aspirasi maupun tuntutan kemasyarakatan makin luas dan
tinggi.Demikian juga peluang dan tantangan serta masalah untuk
maju dan makin bertambah banyak.
b) Baik kerjasama maupun persaingan di dalam berbagai bidang
kehidupan ternyata makin luas, tetapi juga tajam kadang-kadang juga
makin keras.Karenanya diperlukan kesegaran dan ketahanan
organisasi.
c) Setiap institusi alam masyarakat termasuk pendidikan semakin
terbuka dan makin di tuntut akuntabel publik.
d) Selain kepentingan publik eksternal institusi pendidikan mempunyai
masyarakat internalnya sendiri.
e) Gejala, indikator, variabel, kriteria, ukuran dan konsep dasar tentang
produktifitas makin bertambah luas karenanya perlu ada usaha untuk
mengadakan pengidentifikasian dan batasan yang makin jelas dan
sah.
f) Peranan tiap variabel terhadap tingkat serta turun naiknya
produktifitas itu tidak tetap melainkan dinamis dan berubah ubah.
2. Apakah sistem pendidikan kita sekarang produktif.
3 . Dimana masalah rendahnya produktifitas pendidikan yang paling kritis.
4. Adakah jalan – jalan alternatif untuk meningkatkan produktifitas
pendidikan.
C. Produktifitas pendidikan masalah yang strategik.
Perkembangan pendidikan diindonesia dalam kurun waktu 1990-2010
menunjukan kemajuan yang pesat, secara kuantitatif maupun kualitatif yang menuju
kearah pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan. Namun demikian dengan
perhatian dan rakyat indonesia yang begitu besar terhadap pendidikan dirasa perlu
untuk melihat permasalahan yang strategik secara menyeluruh yang pada garis
besarnya dapat di kemukakan. Kesenjangan lainnya yaitu terletak dalam proses
pendidikan yang tampak pada kegairahan atau motifasi belajar yang belum tinggi,
semangat kerja yang relatif rendah.
D. Konsep dasar produktifitas pendidikan
1. Pengertian produktifitas
Dalam bahasa ingris, produktifitas adalah productiviti berasal dari kata
produce yang berarti menghasilkan dan activity atau kegiatan.jadi
produktifitas berarti kegiatan untuk menghasilkan suatu (barang atau
jasa).Menurut MAIL (1978) menyatakan bahwa produktifitas adalah
pengukuran seberapa baik sumber daya yang di gunakan bersama di
dalam organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil.
2. Produktifitas pendidikan
Produktifitas pendidikan harus memiliki arti yang luas.Di dalam
pendidikan produktifitas mengandung arti cara penggunaan input yang
menageabl berupa money, material, method dalam melaksanakan proses
pendidikan terutama dalam mengelola pembelajaran yang bermakna
sehingga tercapai peningkatan hasil (output) yang di inginkan secara efektif
dan efisien.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas ada dua yaitu :
1. Faktor yang berasal dari dalam diri atau internal
2. Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri atau eksternal.
4.Pengukuran produktifitas
Lima teknik pengukuran produktifitas yaitu
a. Ukuran yang menggunakan ratio produktufitas
Ratio obyektif
Indeks secara keseluruhan
Ratio biaya
Ratio standar kerja
Ratio standar waktu
b. Ukuran yang menjadi faktor produktifitas total
c. Ukuran yang menggunakan Managing By Objektive
d. Ukuran yang menggunakan indicator checklist produktifitas
e. Ukurn yang menggunakan audit produktifitas.
Metode pengukuran dapat di laksanakan dengan dua cara, yaitu
dengan cara produktifitas total dan produktifitas parsial.Produktifitas total di
nyatakan dengan perbandingan antara output dan seluruh input atau sumber
daya yang di gunakan seperti tenaga kerja, modal, mesin, bahan baku, dan
energi. Sedangkan produktifitas parsial adalah pengukuran produktifitas untuk
setiap sumber daya yang di gunakan dalam proses produksi.
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1. Pokok-pokok Pikiran Administrasi Pendidikan
Administrasi dalam pengertian ini dipahami dalam 2 makna, yaitu :
a. Administrasi = manajemen, oleh karena itu, maka administrasi adalah
sebuah proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian.
b. Administrasi dimaknai lebih luas daripada manajemen (administrasi dalam
pengertian luas) yaitu sebuah proses kerjasama antara 2 orang atau lebih
dalam mencapai tujuan bersama.
Dalam kedua pendekatan ini tampak bahwa administrasi bukan hanya
proses pelaksanaandan pengendalian, tetapi juga menyangkut proses
pengambilan keputusan. Maka, didalam kegiatan administrasi didalamnya
meliputi kepemimpinan, komunikasi, motifasi, pengendalian mutu dan juga
pengendalian manajemen.
2. Tujuan Administrasi Pendidikan
Tujuan Administrasi Pendidikan menurut Sergiovani dan Carver adalah :
1. Efektifitas
Berkaitan dengan pencapaian tujuan
2. Efisiensi
Berkaitan dengan penggunaan sumber daya dengan cara layak dan
hemat
3. Kemampuan menyesuaikan diri
Berkaitan dengan kurikulum, yaitu kurikulum harus disesuaikan dengan
keadaan lingkungan
4. Kepuasan kerja
Berkaitan dengan perasaan puas dalam hal kuantitatif dan sesuai
tujuan dalam hal kualitatif
3. Fungsi Administrasi Pendidikan
Fungsi administrasi pendidikan itu meliputi :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengawasan dan penilaian
4. Scope Administrasi Pendidikan
a. Administrasi tata laksana kantor b. Administrasi personil guru dan pegawai c. Administrasi siswa supervisi pengajaran d. Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum e. Perencanaan dan pengembangan sekolah f. Hubungan sekolah dengan masyarakat
5. Urgensi Administrasi Pendidikan
a. Perencanaanb. Personil c. Kurikulum d. Kepemimpinan e. Kerjasama f. Material
6. Konsep Administrasi Pendidikan
Proses kerjasama dengan memanfaatkan dan memperdayakan segala
sumber yang tersedia malalui aktifitas perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pemotivasian, pengendalian, pengawasan dan supervise, serta
penilaiaan untuk mewujudkan sistem pendidikan yang efektif, efisien dan
berkualitas.
5 Komponen utama terminologi administrasi :
a. Suatu proses kerjasama
b. Aktifitas memanfaatkan dan memberdayakan
c. Sekolompok orang
d. Sumber daya
e. Tujuan
7. Pendekatan Prespektif Terpadu
Suatu pendekatan yang berlandaskan norma dan keadaan yang berlaku,
mengulang ke masa silam dan berorientasi ke masa depan secara cermat dan
terpadu dalam berbagai dimensi, pemerintah dan suwasta,pengusaha tenaga
kerja pendidikan, ilmuaan-politikus-ulama, dan berbagai sektor pembaguna.
8. Pola Dasar Pengadministrasian Pendidikan
1. Pola dasar pendidikan secara makro
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan cara pendidikan
formal dan non formal
2. Pola dasar pendidikan secara mesa
Cara-cara / upaya dalam memproses generasi menjadi cerdas
3. Pola dasar pendidikan secara mikro
Upaya pengelompokan / klasifikasi tiap pendidikan makro, misal :
adanya jurusan kedokteran, kebidanan, keperawatan, dll
MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN
Manajemen pendidikan adalah suatu penataan garapan pendidikan yang
dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, staf,
pembinaan, pengorganisasian, pengkomunikasian, pemotivasian,
penganggaran, pengawasan, penilaian, pelaporan secara sistematis, untuk
mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
System pendidikan mempunyai garapan dasar yang dikembangkan,
diantaranya adalah:
1. Bidang garapan peserta didik
2. Bidang garapan tenaga kependidikan
3. Bidang garapan kurikulum
4. Bidang garapan sarana prasarana
5. Bidang garapan keuangan
6. Bidang garapan kemitraan dengan masyarakat
7. Bidang garapan bimbingan dan pelayanan khusus
B. TUJUAN
Sebuah manajemen dilakukan agar pelaksanaan suatu usaha terencana
secara sistematis dan dapat di evaluasi secara benar, lebih akurat, dan lengkap
sehingga mencapai tujuan-tujuan berikut ini:
1. Produktivitas
Adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan
jumlah sumber yang digunakan (input).
2. Kualitas
Adalah hal yang menunjukkan pada suatu ukuran penilaian atau penghargaan
yang diberikan atau dikenakan kepada barang (product) dan atau jasa
(services) tertentu berdasarkan pertimbangan obyektif atas bobot kinerjanya
(Pfeffer dan Coote. 1991).
3. Efektifitas
Adalah ukuran keberhasilan tujuan suatu organisasi.
4. Efisien
Adalah hal yang berkaitan dengan cara, yaitu membuat sesuatu dengan betul
sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan atau efektifitas adalah
perbandingan antara rencana dan tujuan yang dicapai, efisiensi lebih
ditekankan pada perbandingan antara output dan input.
C. PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
Koontz (1980:177-183) menemukan sebelas macam pendekatan
terhadap teori dan praktik manajemen yaitu sebagai berikut:
1. Emperikal atau kasus, ilmu dan praktik manajemen dikembangkan melalui
pengkajian kasus yang telah dialami di masa lalu
2. Perilaku antar pribadi (interpersonal behavior), ilmu dan praktik manajemen
dipelajari melalui hubungan antar pribadi pada organisasi
3. Perilaku kelompok, studi tentang pola-pola prilaku kelompok dalam organisasi
lebih dominan dari pada hubungan antar pribadi
4. System-sistem sosial kooperatif, memadukan antara hubungan pribadi
dengan kelompok
5. System-sistem sosio-teknikal, bahwa system teknikal memberi pengaruh
besar pada system sosial
6. Teori keputusan, bahwa manajer adalah pengambil keputusan sehingga
pengembangan manajemen ada pada keahlian pengambil keputusan.
7. System, mempelajari bagian-bagian independen organisasi dan hubungan
dengan lingkungan yang mempengaruhinya.
8. Matematikal, mempelajari manajemen secara matematikal melalui pengkajian
model alat identifikasi problem dan penilaian alternative solusi
9. Kontingensi atau situasional, kredibilitas manajer diukur dari kontribusinya
memberikan saran praktik manajemen yang cocok untuk situasi tertentu
10.Peranan manajerial, observasi yang dilakukan manajer untuk
mengidentifikasi dan mengklasifikasi peranan yang bersifat umum bagi
manajemen
11.operasional, menggunakan konsep dan prinsip teori serta tekhnik sebagai
landasan dan menghubungkan dengan fungsi atau proses manajemen.
D. PRINSIP MANAJEMEN
Prinsip-prinsip manajemen pendidikan menurut Douglas (1963:13-17) adalah
sebagai berikut:
1. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan
mekanisme kerja
2. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
3. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah
4. Mengenal secara baik factor-faktor psikologis manusia
5. Relativitas nilai-nilai
Sedangkan Fattah (1996:33) mengklasifikasikan prinsip-prinsip
manajemen kedalam tiga ranah yaitu:
1. Prinsip manajemen berdasarkan sasaran, bahwa tujuan adalah sangat
esensial bagi organisasi. Hendaknya organisasi merumuskan tujuan dengan
tepat sesuai dengan arah organisasi, tuntutan zaman dan nilai-nilai yang
berlaku.
2. Prinsip manajemen berdasarkan orang, keberadaan orang sangat penting
dalam organisasi. Karena tanpa orang organisasi bukanlah apa-apa. Orang
adalah penggerak dalam organisasi yang perlu diperhatikan secara
manusiawi.
3. Prinsip manajemen berdasarkan informasi, banyak aktivitas manajemen yang
membutuhkan data dan informasi secara tepat, lengkap dan akurat.
E. FUNGSI MANAJEMEN
Mengadaptasi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai
dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi
planning, organizing, staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating,
innovating), reporting, controlling. Fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan staf, pelaksanaan kegiatan dan pengawasan merupakan esensial
bagi setiap organisasi tidak terkecuali organisasi pendidikan.
F. PROSES MANAJEMEN
Langkah-langkah manajemen secara secara umum adalah sebagi berikut:
1. Merencanakan
Adalah membjuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa
depan. Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan
menetapkan secara matang a rah, tujuan dan metode/tekhnik yang tepat.
Fungsi perencanaan adalah:
a. Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai
b. Memberikan pegangan dan penetapan kegiatan-kegiatan
c. Organisasi mendapatkan standart sumber daya terbaik dan
menggunakannya sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan
d. Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melakukan aktifitas
e. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif
f. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh
pelaksana
g. Memelihara persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal
h. Menghindari pemborosan
2. Mengorganisasi
Adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan,
wewenang dan sumber daya diantara anggota organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi. Mengorganisasikan berarti:
a. Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi
b. Merancang dan mengembangkan kelompok kerja
c. Menugaskan seseorang atau kelompomk orang dalam suatu tanggung
jawab tugas dan fungsi tertentu.
d. Mendelegasi wewenang kepada individu yang berhubungan dengan
keleluasan melaksanakan tugas
3. Memimpin
Adalah mengarahkann dan memotivasi para personil agar dapat
melaksanakan tugas pokoknya dan fungsinya dengan baik.
4. Mengendalikan
Adalah membuat institusi berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan
dan samapi pada tujuan secara efektif dan efisien. Pengendalian adalah
proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenernya sesuai dengan aktifitas
yang direncanakan. Elemen yang masuk dalam proses pengendalian adalah:
a. Menetapkan standart kinerja
b. Mengukur kinerja
c. Membandingkan unjuk kerja dengan standart yang telah ditetapkan
d. Mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan
G. PERGERAKAN MANAJEMEN
Perkembangan pemikiran manajemen sebagai praktek yang dilandasi konsep
teori adalah sebagai berikut:
Aliran Periode Penggagas Pengikut
mengembang
Teori
Manajemen
Manajemen
ilmu
(scientific
manajement
)
1890-
1930Fredict
Fredrict A.
Taylor
Henry L.
Gantt, Frank,
Lilian Gillbert
dan Harington
Emerson
Menerangkan
secara ilmiah
metode terbaik
untuk
melaksanakan
tugas apapun
dan tidak
menyeleksi,
melatih dan
memotivasi
pekerja
Organisasi
Klasik (Teori
manajemen
operasional
modern)
1900-1940 Henry Fayol Jame
D.Mooney,
Mary Parker
Follett, Herbert
Simon,
Chester I
Barnart
Ada 4 prinsip
dan
keterampilan
yang
mendasari
manajemen
yang efektif
Hubungan
manusiawi
dan teori
perilaku
(behavior
aciences)
1924-1950 Hawrthome
Study
Elton Mayo,
Fritz J.R, Max
Weber,Vilfredo
Paretpo, Hugo
Munsterberg,
Abraham
Maslow, Mc
Kemungkinan
bahwa pekerja
yang
menerima
perhatian
khusus akan
bekerja lebih
Gregor baik hanya
karena mereka
menerima
perhatian
tersebut
Teori sistem
(system
approach)
1940-
sekarang
Chester I
Bernart
William A.
SHorde dan D.
Voich
Organisasi
sebagai
system yang
dipersatukan
dan diarahkan
dari bagian-
bagian yang
saling
berkaitan
Teori
Kontingensi
1950-
sekarang
Hersey dan
Blanchard
Vroom dan
Yetton,
Charles
Kindleberger
Teknik
manajemen
yang paling
baik dalam
mencapai
tujuan sangat
tergantung
pada situasi
dan lingkungan
yang berbeda
SISTEM INFORMASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. Pengertian Informasi
Informasi merupakan ukuran keteraturan dalam suatu system. Tetapi
rumusan informasi sering kali disebut fungsi entropi, karena informasi diperlukan
untuk mengurangi ketidakteraturan. Dengan demikian informasi akan memperkaya
kegiatan yang dilakukan, memperkaya alternative, mengungkapkan sesuatu yang
belum diketahui sebelumnya .
B. Hubungan Antara Data dan Informasi
Sistem pengolahan informasi mengolah data dari bentuk yang tak berguna
menjadi berguna bagi penerimanya. Sedangkan data merupakan kelompok teratur
symbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan sebagainya. Data
adalah bahan baku yang diolah untuk memberikan informasi.
C. Pengertian Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk system yang
mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang
bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.
Dalam pengembangan system informasi perlu penerapan konsep sisitem sebagai
berikut :
a. Sistem informasi didefinisikan dan tanggung jawab dibebankan sepenuhnya
kepada satu orang
b. Sub-sub system penting pengolahan informasi didefinisikan
c. Membuat jadwal perkembangan
d. Setiap sub system dijabarkan lagi dan dikembangkan dalam sub-sub system
yang lebih kecil dan membebankan tanggung jawab untuk masing-masing
e. Membuat system pengendali untuk memonitor pengembangan proses
D. Kebutuhan Informasi Bagi Kejelasan Hubungan dalam Struktur Organisasi
Salah satu kegiatan manajemen disebutkan adamya kegiatan pengorganisasian. Di
dalam fungsi pengorganisasian, di dapatkan kegiatan-kegiatan seperti :
a. Penyusunan struktur organisasi
b. Pendelegasian wewenang
c. Tata Hubungan
Peranan informasi dalam pengorganisasian adalah
a. Informasi akan mengurangi hambatan-hambatan ketidakpastian tugas yang di
pikul oleh tiap bagian dalam struktur organisasi
b. Informasi akan mengurangi kerumitan dan tiap-tiap bagian
c. Informasi akan mewujudkan tata hubungan baik vertical ataupun horizontal
dan sebagai perwujudan keterpaduan dari tiap bagian atau sub-sub system
d. Informasi mewujudkan koordinasi atau sub-sub system dalam struktur
organisasi.
E. Pengertian Sistem Pengambilan Keputusan
Suatu model system pengambilan keputusan dapat tertutup dan terbuka, model
keputusan tidak akan mengindahkanbinput dari lingkungan. Model ini akan
menekankan kepada kemampuan serta kepribadian manusianya. Sistem
pengambilan keputusan ini dianggap sebagai model keputusan :
a. Mengetahui semua perangkat alternative dansemua akibat atau hasilnnya
masing-masing
b. Memiliki metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang memungkinkan
membuat urutan kepentingan semua alternative
c. Memilih alternative yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume
penjualan atau kegunaan
Konsep pengambilan keputusan tertutup menekankan kepada rasionalitas individu
secara logis menguji selutuh alternative dan mengurutkan dengan berorientasi
kepada hasil dan memilih kepada alyernatif yang secara maksimal dan terbaik.
Model ini biasanya diwujudkan dalam model kuantitatif
Model keputusan terbuka menganggap keputusan sebagai :
a. Tidak mengetahui semua alternative dan hasil
b. Melakukan pencarian serta terbatas untuk mengambil beberapa alternative
yang memuaskan
c. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya
Model ini sering digunakan dalam pendekatan menejeman brhavioral
F. Mengenal Masalah dan Pembuatan Keputusan
Masalah adalah setiap situasi dimana apa yang diharapkan tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Semakin besarperbedaan tersebyt, semakin besar
pula masalahnya.
Pemecahan masalah merupakan upaya mencari jawab atas apa yang
dirasakan sebagai masalah atau beberapa solusi yang dapat dilakkukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang timbul.
Pengambilan Keputusan menurut Trewtha dan Newport (1982) adalan
sebagaipeoses memilih rangkaian/tindakan di antara dua macam alternative
yang ada (atau lebih) guna mencapai pemecahan atau problem tertentu
G. Pentingnya Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen
Dalam Owens (1995:174) dijelaskan bahwa ada beberapa langkah umum
pengambilan keputusan :
a. Mendefinisikan masalah
b. Menganalisis masalah
c. Mengembangkan alternative baru
d. Memutuskan solusi terbaik dan
e. Memindahkan keputusan ke dalam tindakan efektif
Bagi Gibsons, et, al. (1996) proses pengambilan keputusan mencakup
proses-proses yaitu :
a. Mengenali masalah, meliputi : memandang masalah, mendefinisikan masalah
dalam terminology solusi dan mengenali gejala masalah
b. Membangun alternative
c. Mengevaluasi alternative
d. Memilih satu alternative
e. Melaksanakan alternative
f. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan keputusan
H. Sistem Informasi untuk Pengambilan KeputusaN
Tahap-tahap pokok proses pengambilan keputusan model simon :
a. Tahap penyelidikan : proses pencarian melibatkan suatu pengujian data baik
dalam cara yang telah ditentukan dahulu, maupun dalam cara khusus.
b. Tahap perancangan : SIM harus memiliki model-model keputusan untuk
mengolah data dan menimbulkan pilihan pemecahan
c. Tahap pemilihan :sebuah SIM akan efektif bila hasil rancangan disajikan
untuk mengambil keputusan
I. Prinsip-Prinsip Pengambilan Keputusan
Beberapa prinsip pembuatan keputusan yang harus diperhatikan adalah :
a. Keputusan berada dalam kekuasaan
b. Mempertimbangkan semua hasil relevan dan membuang jauh-jauh hal yang
tidak relevan
c. Pembuat keputusan tidak boleh membuat keputusan untuk perbuatan tidak
jujur dan tujuan yang salah
d. Pembuat keputusan harus menjamin bahwa kegiatan di dasarkan pada bukti
e. Keputusan harus masuk akal
f. Orang yang mungkin terkait dengan keputusan harus disetujui dengan
prosedur yang adil yang merupakan prinsip-prinsip keadilan
g. Mempertimbangkan kebijakan pemerintah
h. Pembuat keputusan tidak mendasarkan keputusannya hanya atas petunjuk
orang lain atau seseorang
J. Tipe Keputusan
a. Keputusan Terprogram
Keputusan terprogram dibuat berdasarkan kebijakan, prosedur, atau
peraturan dan kebiasaan yang dilakukan. Keputusan ini bersifat rutin,
berulang, dan biasanya organisasi sudah memiliki kebijakan tertulis maupun
tidak yang memudahkan manajer membuat keputusan
b. Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terprogram berangkat dari masalah khusus yang tidak
biasa, spesifik, dan tidak terliput oleh kebijakan yang ada sehingga perlu
penanganan tersendiri dengan menyediakan waktu yang cukup dengan teknik
yang tepat untuk menganalisis masalah, menyodorkan alternative dan
memilih alternative
K. Teori-Teori Pengambilan Keputusan
Teori pengambilan keputusan berusaha untuk menyesuaikan aspek-aspek
rasional dan pilihan yang menjadi perhatian utama para ahli ekonomi, dengan
sifat-sifat dan batasan-batasan mekanisme pengambilan keputusan yang
menjadi perhatian para ahli psikologi.
Berikut adalah teori-teori pengambilan keputusan dari beberapa ahli :
1. Teori taylor, bahwa setiap tindakan dan setiap aktifitas selalu dijadikan
berdasarkan waktu dan gerak berdasarkan prinsip-prinsip rasionalitas
2. Teori F.E.Kast dan james E. Rozeinweig, bahwa bila ada aktifitas menejemen
tentunya adalah suatu keharusan adanya pengambilan keputusa.
3. Herbet A. Simon, dalam mengambil keputusan diantara pilihan-pilihan bila
berhasil dalam jumlah produk yang sama maka akan dipilih biaya proses
mana yang terendah
L. Sistem Bantuan Dan Keputusan
a. Nilai informasi dan ancaman keputusan
Nilai informasi adalah nilai perubahan dalam perilaku keputusan karena
informasi kurung buka dikurangi biaya informasi
b. Kriteria untuk pengambilan keputusan
Kriteria untuk memilih diantara alternatif-alternatif didalam model nornatif
adalah pemaksimalkan / maksimisasi ( atas laba, kegunaan nilai yang
diharapkan dansebagainya)
c. Pengambilan keputusan pada organisasi formal
Adalah bagian dari suatu keseluruhan proses yang sebenarnya dimulai
dengan penetapan tujuan organisasi dan akhirnya menghasilkan
implementasi solusi dan kontrol
d. Pohon keputusan
Merupakn metode yang berguna untuk menyajikian analisis
PERENCANAAN PENDIDIKAN
• Pengertian Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan adalah proses menetapkan keputusan yang berkaitan
dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai, sumber-sumber yang akan diberdayakan,
dan teknik/metode yang dipilih secara tepat untuk melaksanakan tindakan selama
kurun waktu tertentu agar penyelengaraan pendidikan dapat dilaksanakan secara
efektif, efisien, dan bermutu.
• Teori Perencanaan Pendidikan
Teori Perencanaan Pendidikan Menurut Hudson dalam Tanner dalam Maswarita
(2010), teori perencanaan meliputi, antara lain: synoptic, incremental, transactive,
advocacy, dan radikal. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama
teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
1. Teori Synoptic
Disebut juga system planning, rational system approach, rasional
comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam perencanaan,
sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan
satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi :
a. pengenalan masalah,
b. mengestimasi ruang lingkup problem
c. mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
d. menginvestigasi problem,
e. memprediksi alternative,
f. mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat
desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini
menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan
desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek
tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan.
2. Teori Transactive
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi
dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang
dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga
menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan
perencanaan.
3. Teori Advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah
diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris,
tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai advocacy
(mempertahankan dengan argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk
kepentingan umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara
nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan
hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai
teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.
4. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal
untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat
mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan. Perencanaan ini
bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari
pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang
benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar
personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan
dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri
menangani pendidikannya.
5. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary
planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga
lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau
lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS
yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru
ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu
sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga
pendidikan dan masyarakat.
• Tujuan Perencanaan Pendidikan
Menurut Depdiknas (2006) menjelaskan bahwa perencanaan dilingkup sekolah
bertujuan untuk:
• Menjamin agar perubahan atau tujuan/tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko
yang kecil.
• Mendukung koordinaasi antar pelaku sekolah.
• Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antarpelaku
sekolah, antarasekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antarwaktu
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pengawasan.
• Mengoptimalkan oeran warga sekolah an masyarakat.
• Menjamin tercapainya penggunaan secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.
• Pendekatan Perencanaan Pendidikan
A. Pendekatan Kebutuhan Sosial ( Social Demand Approach )
Perencanaan pendidikan dengan pendekatan kebutuhan sosial harus
memperkirakan kebutuhan pada masa yang akan datang dengan menganalisa:
• Pertumbuhan penduduk.
• Partisipasi dalam pendidikan ( yakni dengan menghitung prosentase
penduduk yang bersekolah).
• Arus murid dari kelas satu ke kelas yang lebih tinggi dan dari satu tingkat ke
tingkat pendidikan yang lebih tinggi ( misalnya dari SD ke SLTP ke SMA dan
keperguruan tinggi).
• Pilihan atau keinginan masyarakat dari individu tentang jenis-jenis pendidikan.
B. Pendekatan perencanaan Tenaga Kerja
Menurut A.W. Guruge (1972), pendekatan kebutuhan ketenagakerjaan
bertujuan mengarahkan kegiatan pendidikan kepada usaha untuk memenuhi
kebutuhan nasional akan tenaga kerja ( manpower atau person power).
Pendekatan ini mengutamakan kepada keterkaitan lulusan sistem pendidikan
dengan tuntutan terhadap kebutuhan tenaga kerja pada berbagai sektor
pembangunan seperti sektor ekonomi, pertanian, perdagangan dan industri.
Tujuan yang akan dicapai adalah bahwa pendidikan itu diperlukan untuk
membantu lulusan memperoleh kesempatan kerja yang lebih baikhingga
tingkat kehidupannya dapat diperbaiki melalui penghasilan karena dikaitkan
langsung dengan usaha pemenuhan kebutuhan dasar setiap orang.
Diarahkan agar tercipta lulusan yanng memilki skills yang dibutuhkan dunia
kerja dan perkembangan zaman. Contohnya: perencanaan pendidikan yang
mengarah pada pendekatan tenaga kerja adalah program life skills di
sekolah.
• Pendekatan Nilai Balik
Pendidikan ini hanya diadakan jika benar-benar memberikan keuntungan
yang relatif pasti, baik bagi penyelenggara maupun peserta didik. Contohnya
PSG (Pendidikan Sistem Ganda), program MBS, pembukaan sekolah-
sekolah Magister Manajemen, Magister Bisnis Administrasi, dan kursus-
kursus dan lainnya.
• Pendekatan Sistem
Bahwa perencanaa pendidikan difokuskan pada organisasi sebagai sistem
yang memiliki komponen-komponen yang saling mengaplikasikan cara
berpikir sistem dalam melihat suatu objek yang kita hadapi. Contoh
perenanaan sekolah efektif, program peningkatan mutu pada setiap jenis dan
jenjang pendidikan.
• Prinsip-Prinsip Perencanaan Pendidikan
Depdiknasa 2006 merinci perencanaan pendidikan yaitu:
• Memperbaiki hasil pendidikan
• Membawa perubahan yang lebih baik
• Demand driven
• Menyeluruh
• Keterkaitan dengan (Rencana Pendidikan Dinas Provinsi, Renstrada,
Rapetada, dan sebagainya)
• Partisipasi
• Keterwakilan
• Data driven
• Realistis sesuia dengan analisis SWOT
• Mendasarkan pada review dan evaluasi
• Keterpaduan
• Holistik/tersistem
• Transparansi
• Keterkaitan serta kesepadanan dengan rencana-rencana instansi terkait.
Sedangkan Banghart dan Trull (1973:10-11) mengungkapkan dimensi sebagai
prinsip perencanaan pendidikan sebaga berikut:
• Signifikansi
• Fesibility: rencana yang dibuat harus ditetapkan petunjuknya dan didasarkan
pada situasi analisis dan prosedur yang sesuai.
• Relevansi: pengkatan penggunaan teknologi dan teknik perencanaan yang
canggih telah memperluas konsep relevansi.
• Kepastian: perhitungan yang tepat harus diidentifikasi dengan
memperhitungan segala penyimpangan untuk dijadikan bahan pertimbangan.
• Penghematan: dirancang dalam kerangka yang sederhana dan
meningkatkan kepekaan untuk meningkatka interaksi antar komponen.
• Adaptabilitas: suatu perencanaan yang lengkap, deviasi dalam perencanaan
sedapat mungkin dikurangi hingga tujuan ditetapkan dapat dicapai dengan
proses yang bervariasi.
• Waktu: merupaka faktor penting, perhatikan siklus-siklus alami pada aspek-
aspek yang dirancang.
• Monitoring: meliputi penetapan kriteria pendidikan untuk melihat apakah yang
direncanakan sudah dilaksanakan secara efisien atau belum.
• Subject matter: substansi apa yang sedang direncanakan dikembangkan
oleh Mc Clure seperti: tujuan dan sasaran, program dan layanan, SDM,
sumber daya fisik, financial, dll.
• Jenis dan Lingkup Perencanaan Pendidikan
Jenis perencanaan menurut Djam’an Satori (1999)adalah terdiri atas:
• Perencanaan dimulai dari tingkat organisasi paling atas ke bawah (top down
planning)
• Perencanaan dimulai dari tingkat organisasi paling bawah ke atas (bottom-up
down planning)
• Diagonal-horizontal planning
• Rolling plan
• Gabungan top down dan bottom-up planning
• Perencanaan strategis
• Perencanaan operasional
Sedangkan lingkup perencanaan terdiri dari: perencanaan mikro, messo dan
makro.
• Perencanaan mikro adalah: ditujuakan secara khusus untuk memperbaiki
kinerja individu atau kelompok kecil individu. contoh silabus, rencana
pengajaran
• Perencanaan messo adalah ditujukan secara khusus untuk memperbaiki
kinerja organisasi atau satuan pendidikan seperti rencana sekolah dan
rencana pengembangan mutu SD, SMP, SMA/SMK dinas Pendidikan
Kab/Kota. Rencana sekolah seperti Rencana Tahunan Sekolah.
• Perencanaan makro adalah suatu perencanaan pada level top organisasi
yang menjadi rujukan perencanaan mikro dan messo. Perencanaan makro
ditujukan secara khusus untuk memperbaiki organisasi secara luas. Contoh:
perencanaan strategi Departemen Pendidikan Nasional, Provinsi dan
Kota/Kab.
• Tahap Perencanaan
Tahap yang dikembangkan Bangrhart dan Trull (1973) adalah:
• Persiapan perncanaan
• Menetukan masalah perencanaan pendidikan; mencakup:
1). Gambaran ruang lingkup permasalahan
2). Mempelajari apa yang telah terjadi
3). Menetapkan apa yang ada dan yang seharusnya ada/kenyataan dan
harapan
4). Sumber-sumber dan keterbatasannya
5). Mengembangkan bagian-bagian perencanaan dan prioritasnya.
• Analisis masalah perencanaan; mencakup:
1). Mengkaji permasalahan dan sub masalah
2). Pengumpulan dan tabulasi data
3). Meramalkan dan memproyeksikan
c. Konsep dan desain perencanaan; mencakup:
1). Identifikasi kecenderung yang ada
2). Merumuskan tujuan umum dan khusus
3). Menyusun rencana
d. Evaluasi rencana; mencakup:
1). Simulasi rencana
2). Evaluasi rencana
3). Memilih rencana
e. Spesifikasi/merumuskan rencana; mencakup:
1). Merumuskan masalah
2). Menyusun hasil rumusan dalam bentuk final plan draf atau rencana
akhir
d. Implementasi rencana; mencakup:
1). Persiapan rencana operasional
2). Persetujuan dan pengesahan rencana
3). Mengatur aparat organisasi
f. Balikan Pelaksanaan Rencana; mencakup:
1). Monitor rencana
2). Evaluasi pelaksanaan rencana
3). Mengadakan penyesuaian, perubahan atau merencang yang perlu
dirancang lagi, bagaimana perencangannya dan oleh siapa.
Tahapan perencanaan yang disusun Tim Penignkatan Mutu SMP Depdiknas
(2006) adalah sebaga berikut:
• Melakukan analisis lingkungan strategis
• Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan ini
• Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang
• Mencari kesenjagnan antara butir 2 atau 3
• Berdasarkan hasil butir 4 disusunlah rencana strategis dan rencan
operasional.
• Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan Kabupaten/Kota.
• Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan
evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan.
Perencanaan strategik berisi aktivitas berikut:
• Merumuskan visi, misi, nilai lembaga
• Analsis lingkungan strategis
• Faktor-faktor kunci keberhasilan
• Tujuan dan sasaran
• Strategi (kebijakan, program, kegiatan)
• Evaluasi kerja
• Merumuskan Visi, Misi, dan Nilai Lembaga
• Visi adalah gambaran masa depan yang ideal
• Misi merupakan rumusan umum mengenai tindakan (upaya-upaya) yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
• Nilai menjelaskan bagaimana cara kita melakukan tugas masing-masing
untuk mencapai misi organisasi. Makna nilai bagi organisasi, yaitu:
togetherness, empathy, assit, maturity, willingness, organizational,
respect, kindness, integrity, inovative, flexibility, wisdow, ethies,
responsibility, dan sense of belonging. Contoh nilai organisasi: 1).
Kedisiplinan, 2). Kreativitas,3). Kerjasama, 4). Kebersamaan, .
2. Analisis Lingkungan Strategis
a. Analisis Lingkungan Internal (ALI), berupa pencermatan dan identifikasi
terhadap kondisi internal orgaanisasi, menyangkut organisasi, biaya
operassional, efektivitas organisasi, sumber daya manusia, saran dan
prasarana maupun dana yang tersedia. Pencermatan dilakukan dengan
pengelompokan atas hal-hal yang merupakan kekuatan (strength) atau
kelemahan (weakness) organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan
sasaran.
b. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE), berupa pencermatan dan identifikasi
terhadap kondisi lingkungan di luar organisasi yang dapat terdiri dari
lingkungan ekonomi, teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi, dan
keamanan. Pencermatan ini akan menghasilkan indikassi mengenai peluang
(opportunities) dan tantangan (threats) organisasi dalam mewujudkan tujuan
dan sasaran organisasi.
3. Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan (Critical Succes Faktor /CSF)
Penentuan FKK dilakukan melalui beberapa tahap:
a. Mengaitkan kajian dengan visi, misi dan langsung dengan tugas pokok dan
fungsi organisasi.
b. Menginventarisasi perkiraan masalah yang timbul dalam melaksanakan misi
organisasi
c. Menganalisis masalah-masalah yang ada dengan menggunakan pendekatan
isu strategi krisis (critical strategy issue), yaitu dengan menghitung bobot
dampak masalah yang telah diidentifikasikan (ringan, sedang, dan berat)
dan selanjutnya dianalisis kepentingan untuk penetuan FKK.
4. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan mengandung usaha untuk melaksanakan tindakan atau rumusan
mengenai apa yang diinginkan pada kurun waktu tertentu. Dengan demikian,
tujuan harus menegaskan mengenai sesuatu secara smart (specific, measur-
able, attainable, realistic, dan time bounding) atau (khusus, dapat diukur,
dapat diwujudkan, realistis, dan berjangka waktu tertentu)
b. Sasaran organisasi adalah rumusan spesifik mengenai apa yang diinginkan
pada kurun waktu tertentu. Sasaran merupakan fokus tindakan, disamping
hal-hal yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur, dan dapat diwujudkan, juga
harus dapat menyatakan alokasi anggaran dan sumber-sumber yang akan
mendukung pelaksanaannya. Sasaran dilaksanakan dalam jangka pendek,
untuk selanjutnya keberhasilan organisasi diukur dengan menyesuaikan
tujuan jangka panjang dengan critical strategy issue (CSI)
5. Strategi (Kebijakan, Program, Kegiatan)
a. Strategi organisasi menrupakan suatu persyaratan mengenai arah dan
tindakan yang diinginkan pada waktu yang akan datang mencakup langkah-
langkah berisikan program-program indikatif dan tindakan-tindakan
manajemen untuk mewujudkaan visi dan misi.
b. Program adalah instumen kebijakan berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan.
c. kegiatan adalah suatu aktivitas yang melaksanakan untu
menginplementasikan program. Satuan kegiatan menjadi alokasi untuk
Rencana Analisis Biaya (RAB).
6. Evaluasi Kinerja
Dapat berupa pemantauan dan evaluasi yang memberikan umpan balik
terhadap keberlangsungan atau masa depan rencana.
top related