program studi s1 terapan teknologi rekayasa …
Post on 01-Dec-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROSES PEMELIHARAAN MESIN OVERHEAD CRANE SWL 12,5
TONS DIVISI KAPAL PERANG (PT. PAL INDONESIA PERSERO)
Disusun oleh :
Ansori Akbar
10211710010126
Dosen Pembimbing :
M. Lukman Hakim, S.T, M.T
NIP. 1994201911070
PROGRAM STUDI S1 TERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA
KONVERSI ENERGI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : M. Ali Salaf
NIP : 103164458
Jabatan : Kepala Biro Pemeliharaan dan Perbaikan
(Maintenance)
Menerangkan bahwa mahasiswa
Nama : Ansori Akbar
NRP : 10211710010126
Prodi : S1 Terapan Teknologi Rekayasa
Konversi Energi
Telah menyelesaikan Magang Industri di
Nama Perusahaan : PT. PAL Indonesia (Persero)
Alamat Perusahaan : Jalan Raya Hangtuah Ujung,
Kecamatan Semampir,
Kota Surabaya, Jawa Timur, Kode
Pos 60155
Bidang : Perawatan (Maintenance) Mesin
Produksi
Waktu Pelaksanaan : 1 September 2020 – 31 Desember
2020
Surabaya, 30 Desember 2020
M. Ali Salaf
NIP. 103164458
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Magang Industri dengan judul
“PROSES MAINTENANCE, PEMELIHARAAN MESIN
OVERHEAD CRANE SWL 12,5 TONS DIVISI KAPAL PERANG”
Telah disetujui dan disahkan pada presentasi Laporan Magang Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Pada tanggal 30 Desember 2020
Dosen Pembimbing,
M. Lukman Hakim, S.T, M.T
NIP. 1994201911070
iii
KATA PENGANTAR
Pertama, kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Magang.Industri ini. Laporan Magang Industri dengan judul
“PROSES MAINTENANCE, PEMELIHARAAN MESIN OVERHEAD
CRANE SWL 12,5 TONS DIVISI KAPAL PERANG”. Laporan Magang Industri
ini digunakan dalam memenuhi mata kuliah Magang Industri, bertujuan untuk
mengetahui penerapan keilmuan khususnya bidang Teknik Mesin pada Industri.
Ucapan terima kasih kami persembahkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian Laporan Magang Industri ini, khususnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kedua Orang Tua yang mendoakan dan memberi dukungan.
3. Bapak Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT., sebagai Kepala Departemen Teknik
Mesin Industri Fakultas Vokasi-ITS.
4. Bapak M. Lukman Hakim, ST., MT, sebagai Dosen Pembimbing Magang
Industri.
5. Ibu Dr. Atria Pradityana, ST., MT., sebagai Koordinator Program Studi
(Prodi).
6. Bapak M. Ali Salaf sebagai Pembimbing Magang Industri.
7. Bapak Heri, Bapak Subakri, Bapak Beni, Mas Tisna, Mas Faishal, dan Mas
Paryadi selaku Anggota Biro Pemeliharaan dan Perbaikan (Maintenance)
Divisi Kapal Perang.
8. Seluruh Karyawan PT.PAL Indonesia (Persero) Divisi Kapal Perang.
9. Teman-teman Warga D3MITS dan seluruh anggota HMDM – ITS.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi
bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Laporang Magang Industri.
Kami sadar bahwa Laporan Magang Industri ini masih jauh dari sempurna,
dengan kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang sifatnya konstruktif guna
penyempurnaan laporan ini.
Surabaya, 30 Desember 2020
Ansori Akbar
10211710010126
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN……..………………...i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING…………….………………ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….…...iii
DAFTAR ISI……………………….……………………………………………..iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………….……………….vi
DAFTAR TABEL………………………………………………..………………vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan……………………………………………….……..1
1.1.1 Visi dan Misi PT. PAL Indonesia (Persero)………………….3
1.1.2 Struktur Organisasi PT. PAL Indonesia (Persero)……………4
1.1.3 Strategi Bisnis PT. PAL Indonesia (Persero)…………………8
1.1.4 Aspek Manajemen Struktur PT. PAL Indonesia (Persero)…...9
1.2 Lingkup Unit Kerja…………………………………………………...10
1.2.1 Lokasi Unit Magang Industri………………………………...10
1.2.2 Lingkup Penugasan…………………………………………..11
1.2.3 Rencana dan Penjadwalan Kerja……………………………..12
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Crane .................................................................................. 13
2.2 Jenis-Jenis Crane ................................................................................. 13
BAB III AKTIVITAS KEGIATAN MAGANG INDUSTRI
3.1 Realisasi Kegiatan Magang Industri…………….………………....18
3.2 Relevansi Teori dan Praktik……………………………….…….....27
3.2.1 Pengaplikasian Jadwal PMS (Preventive Maintenance
Schedule)…………………………………………………….27
3.2.2 Proses Maintenance pada Roda Craddle……………………28
3.2.3 Perbaikan dan Penggantian Komponen pada Power Tool…..29
3.2.4 Mengetahui Sistem Hidrolik pada hoist Shiplift…………….30
3.3 Permasalahan……..…….………………………………………….33
3.3.1 Rusaknya Komponen DCV pada Boom Lift……………..….33
v
BAB IV REKOMENDASI
4.1 Overhead Crane…………………………...……………………..……..35
4.1.1 Spesifikasi Overhead Crane SWL 12,5 Tons ........................... 38
4.2 Nama dan Fungsi Komponen Overhead Crane SWL 12,5 Tons .......... 39
4.3 Cara Pengoperasian Overhead Crane SWL 12,5 Tons ......................... 40
4.4 Prinsip Kerja Overhead Crane SWL 12,5 Tons .................................... 41
4.5 Sistem Proteksi pada Overhead Crane SWL 12,5 Tons ........................ 43
BAB V TUGAS KHUSUS
5.1 Pemeliharaan (Maintenance) Overhead Crane SWL 12,5 Tons…...…..44
5.1.1 Tujuan Maintenance……….…..…..………………...……….…....44
5.1.2 Klasifikasi dari Maintenance………………………...……………44
5.1.3 Preventive Maintenance Overhead Crane SWL 12.5 Tons……47
5.1.4 Tugas-Tugas Operator Overhead Crane SWL 12.5 Tons……..50
5.2 Resertifikasi Overhead Crane SWL 12,5 Tons .................................... 51
5.2.1 Data Umum…………...……………………………..………….52
5.2.2 Data Teknik……………………………………….…………....52
5.2.3 Pemeriksaan Visual……………………………….……….…...53
5.2.4 Pemeriksaan dan Pengukuran Hook……………………………54
5.2.5 Pemeriksaan dan Pengukuran Tali Baja……………….…….…55
5.2.6 Pengujian Tidak Merusak (No Destruction Test)…..….....……56
5.2.7 Pengujian Beban…………………………………………….…57
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….…………………...60
LAMPIRAN……………………..……………………………………………….61
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Logo Perusahaan PT. PAL Indonesia (Persero) .................................. 1
Gambar 1. 2 Lokasi Unit Magang Industri………………………………………10
Gambar 1. 3 Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (Persero)……...……..…...11
Gambar 2. 1 Crawler Crane................................................................................... 13
Gambar 2. 2 Mobile Crane..................................................................................... 14
Gambar 2. 3 Tower Crane ...................................................................................... 14
Gambar 2. 4 Hidraulic Crane ................................................................................ 15
Gambar 2. 5 Overhead Crane ................................................................................ 15
Gambar 2. 6 Jip Crane ........................................................................................... 16
Gambar 2. 7 Level Luffing Slewing Crane............................................................. 16
Gambar 2. 8 Gantry Crane..................................................................................... 17
Gambar 2. 9 Semi Gantry Crane ........................................................................... 17
Gambar 3.1 Perbedaan Rotor Gerinda Yang Rusak dan Kondisi Normal……….30
Gambar 3. 2 Sistem Hidrolik Pada Hoist Shiplift………………………………..30 Gambar 3. 3 Rusaknya Komponen DCV pada Boom Lift………………….…....33
Gambar 3. 4 Flowchart Pengoperasian Crane…………………………………....34
Gambar 4. 1 Overhead Crane…………………………………………………….35
Gambar 4. 2 Overhead Crane di PT. PAL INDONESIA (PERSERO)……...…..37
Gambar 4. 3 Spesifikasi Overhead Crane SWL 12,5 Tons ................................... 38
Gambar 4. 4 Overhead Crane Beserta Komponennya .......................................... 39
Gambar 4. 5 Mekanisme Gerakan Hoist ............................................................... 41
Gambar 4. 6 Mekanisme Gerakan Transversal ..................................................... 42
Gambar 4. 7 Mekanisme Gerakan Longitudinal ................................................... 42
Gambar 5. 1 Klasifikasi Maintenance……………………………………………46
Gambar 5. 2 PM02 2019 OHC 12,5 Ton Selatan Bengkel Sub Assembly………47
Gambar 5. 3 PM02 2019 OHC 12,5 Ton Selatan Bengkel Fabrikasi……………48
Gambar 5. 4 PM02 2019 OHC 12,5 Ton Utara Bengkel Fabrikasi……………...49
Gambar 5. 5 Data Umum OHC 12,5 Ton…………………………..…….……...52
Gambar 5. 6 Data Teknik OHC 12,5 Ton…………………………..……………52
Gambar 5. 7 Pemeriksaan Visual OHC 12,5 Ton…………………..……………53
Gambar 5. 8 Pemeriksaan dan Pengukuran Hook OHC 12,5 Ton…………..…...54
Gambar 5. 9 Visual Hook…………..…………………………………………….54
Gambar 5. 10 Pemeriksaan dan Pengukuran Tali Baja OHC 12,5 Ton………….55
Gambar 5. 11 Pengukuran Tali Baja…………………………………..………....55
Gambar 5. 12 Pengujian Tidak Merusak…………………….…………….…......56
Gambar 5. 13 Penetrant Test………………………………………..……………56
Gambar 5. 14 Pengujian Beban…………………………………………………..57
Gambar 5. 15 Pengujian Beban Dinamis 9,4 Ton……………………………......58
Gambar 5. 16 Pengujian Beban Statis 12,8 Ton……………………………........59
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Rencana dan Penjadwalan Kerja………………………..…………...12
Tabel 3. 1 Tabel Aktivitas Magang Industri………….………...……………….18
Tabel 3. 2 Tabel Cara Maintenance Roda Craddle……………………………..29
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
Dengan luas wilayah lautan di Indonesia yang sangat besar, maka membutuhkan
strategi pertahanan yang solid dan integral dengan cara mengembangkan Alutsista (Alat
Utama Sistem Persenjataan) di bidang maritim, contoh pembuatan kapal perang. Jenis
kapal perang yang dibuat oleh PT. PAL Indonesia (Persero) adalah KCR 60 m ( Kapal
Cepat Rudal 60 m ) dan PKR ( Kapal Perusak Kawal Rudal ) atau Guided Missile Frigate.
Sektor kelautan di Indonesia dapat memberikan dampak positif yang luas terhadap
pengembangan industri berikut ini :
1. Industri Maritim dan Perkapalan
2. Industri Transportasi
3. Industri Pengeboran Minyak Lepas Pantai (Offshore)
4. Industri Perikanan
5. Industri Pariwisata
6. Industri Pertambangan Sumber Daya Mineral
7. Industri Gas Bumi
PT. PAL Indonesia (Persero) sebagai salah satu industri strategis yang
memproduksi alat utama sistem pertahanan Indonesia khususnya untuk matra laut,
keberadaannya tentu memiliki peran penting dan strategis dalam mendukung
pengembangan industri kelautan nasional. Pendirian PT. PAL Indonesia (Persero) bermula
dari sebuah galangan kapal yang bernama MARINE ESTABLISHMENT (ME) dan
diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang,
perusahaan ini beralih nama menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan, Pemerintah
Indonesia menasionalisasi perusahaan ini dan mengubah namanya menjadi Penataran
Angkatan Laut (PAL). Kemudian pada tanggal 15 April 1980, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 1980, status perusahaan PT PAL Indonesia (Persero) berubah
dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas. Peran PT PAL Indonesia (Persero)
semakin kuat setelah dikeluarkannya UU No. 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan
di mana BUMN strategis diberi ruang yang lebih luas. Berdasarkan UU tersebut PT PAL
Inodonesia (Persero) secara profesional mengemban amanah sekaligus kewajiban untuk
berperan aktif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan alutista matra laut dan berperan
sebagai pemandu utama (lead integrator) matra laut.
I N D O N E S I A Gambar 1. 1 Logo Perusahaan PT. PAL Indonesia (Persero)
2
Sesuai tujuan awal pendiriannya sebagai pusat keunggulan industria maritim
nasional, PT PAL Indonesia (Persero) telah membuktikan reputasinya sebagai kekuatan
utama di dalam pengembangan industria maritim nasional. Di dalam upaya memperkuat
pondasi bagi pengembangan industri maritim, PT PAL Indonesia (Persero) senantiasa
bekerja keras untuk menyampaikan dan menyebarluaskan pengetahuan, teknologi, serta
keterampilan kepada masyarakat luas terkait industri maritim nasional tersebut. Usaha PT
PAL Indonesia (Persero) ini merupakan langkah besar Indonesia untuk memasuki industri
global bidang pertahanan. Dengan posisinya sebagai pemandu utama alutista matra laut,
maka pada masa mendatang PT PAL Indonesia (Persero) akan terus meningkatkan
kemampuannya untuk dapat berperan dalam Driving Synergy to Global Maritime Access.
Peran penting dari PT PAL Indonesia (Persero) ini akan membawa industri maritim
Indonesia kepada pemenuhan pasar maritim secara global.
PT PAL Indonesia (Persero) berlokasi di Ujung, Surabaya. Dengan kegiatan bisnis
utamanya meliputi :
1. Memproduksi kapal perang dan kapal niaga (Pembuatan oleh Divisi Kapal Perang dan
Divisi Kapal Niaga);
2. Memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal (Dilakukan oleh Divisi
Pemeliharaan dan Perbaikan atau Harkan);
3. Rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan klien (Dilakukan
oleh Divisi Rekum atau General Engineering).
Saat ini kemampuan dan kualitas rancang bangun dari PT PAL Indonesia (Persero)
telah diakui pasar internasional. Kapal-kapal produksi PT PAL Indonesia (Persero) telah
melayari perairan internasional di seluruh dunia. PT. PAL Indonesia (Persero), bermula
dari sebuah galangan kapal yang bernama Marine Establisment (ME) yang didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1939. ME mempunyai tugas dan fungsi untuk
melakukan perawatan dan perbaikan kapal-kapal laut yang digunakan sebagai armada
Angkatan Laut Belanda yang menjaga kepentingan daerah kolonialnya. Pada masa perang
dunia kedua, pemerintah Hindia Belanda di Indonesia menyerah kepada pemerintah
Jepang, sehingga perusahaan ini beralih nama menjadi Kaigun SE 2124. Setelah
kemerdekaan, pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan menjadi Penataran
Angkatan Laut (PAL).
Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 370/61 Tahun 1961, Penataran
Angkatan Laut disebut ke dalam Departemen Angkatan Laut dan namanya diubah menjadi
Komando Angkatan Laut (Konatal). Sejak tahun 1961, Konatal tidak lagi berstatus sebagai
perusahaan negara dan bertugas untuk memelihara, memperbaiki, dan membangun kapal-
kapal Angkatan Laut. Peranan PAL dalam pengembangan armada TNI AL terus dilakukan
sesuai dengan perkembangan teknologi kelautan. Sampai akhirnya pada tahun 1978,
Konatal diubah statusnya menjadi Perum Penataran Angkatan Laut. PAL bertransformasi
menjadi suatu unit kegiatan usaha milik pemerintah. Pemerintah RI kemudian
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1980 yang mengubah status PAL dari
Perum menjadi Persero hingga bernama PT. PAL Indonesia, sesuai dengan akta nomor 12
3
yang dibuat oleh notaris Hadi Moentoro, S.H. yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Negara Riset dan Teknologi. Prof. Dr. Baharuddin Jusuf Habiebie, diangkat menjadi Dirut
oleh Presiden Soeharto dan pada 15 April 1985 PT. PAL diresmikan sebagai Persero.
Hingga tahun 1982, bisnis utama PT. PAL berupa perbaikan dan pemeliharaan kapal, yaitu
kapal perang dan kapal niaga. Setelah itu, perusahaan mengembangkan bisnis pada bidang
perkapalan dengan memproduksi kapal perang dan kapal niaga untuk kebutuhan dalam
negeri, maupun luar negeri.
POLRI dan TNI AL dimulai dari FPB 28 Meter hingga FPB 57 meter dan
kemampuan tersebut terus berkembang hingga mampu membangun Yacth 60 Meter. Pada
tahun 1990 berhasil dibangun Tanker 6.500 DWT dan Caraka Jaya 3.650 DWT oleh PT.
PAL. Selanjutnya perusahaan berhasil menyelesaikan rancangan bangun tanker 17.500
DWT dan 30.000 DWT, selanjutnya desain produk kapal Caraka Jaya tersebut
dikembangkan menjadi desain Palwo Buwono yang merupakan jenis kapal kelas 10.000
DWT dan 30.000 DWT. Kemampuan ini terus ditingkatkan hingga mampu mendesain dan
memproduksi Bulk Carrier 50.000 DWT dengan branding Internasional "Star 50" serta
Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter. Dalam bidang rancang bangun produk kapal perang,
PT. PAL saat ini terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kemampuan dalam rancang
bangun kapal kelas corvet dengan melakukan kerjasama dengan Galangan Kapal Belanda
(DSNS) untuk membangun 1 (satu) unit kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514) serta
kerjasama dengan galangan kapal Korea Selatan (DSME) untuk membangun tiga unit
kapal selam U209-1400.
Memasuki usaha bidang industri energi seperti pembuatan peralatan pembangkit
tenaga listrik dan peralatan industri minyak bumi dan gas. Untuk produk-produk non-kapal
tersebut, kualitas produk PT. PAL Indonesia (Persero) juga berstandar Internasional.
Perusahaan juga telah mendapatkan kepercayaan dari pihak luar negeri seperti dari General
Electric, USA.
Sebagai modal perusahaan dalam berkompetisi secara internasional, PT. PAL
Indonesia (Persero) telah memperoleh sertifikasi Internasional sistem Manajemen Terpadu
yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi intemasional TUV Rheinland yaitu Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004,
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007. Di samping
itu telah diperoleh juga sertifikat SMK3 dari Depnakertrans RI, Akreditasi Laboratorium
Kalibrasi ISO 17025:2005 serta akreditasi Internasional ASME Boiler dan Pressure Vessel
(ASME STAMPU & S).
1.1.1 Visi dan Misi PT. PAL Indonesia (Persero)
PT. PAL Indonesia (Persero) mempunyai reputasi sebagai kekuatan utama untuk
pengembangan industri maritim nasional. Sebagai usaha untuk mendukung pondasi bagi
industri maritim, PT. PAL Indonesia (Persero) bekerja keras untuk menyampaikan
pengetahuan, keterampilan, dan teknologi untuk masyarakat luas industri maritim
nasional. Usaha ini telah menjadi relevan sebagai pemegang kunci untuk meningkatkan
industri maritim nasional. Pengenalan lebih luas di pasar global telah menjadi inspirasi
PT. PAL Indonesia (Persero) untuk memelihara produk yang berkualitas dan jasa yang
sempurna. Penajaman Visi dan Misi yang telah dilakukan oleh perusahaan, tetap
4
menjadi pedoman dalam menjalankan dan menjaga kelangsungan operasi perusahaan
ke depan di tengah-tengah iklim persaingan bisnis pasar global yang semakin menuntut
kemampuan daya saing.
• Visi:
“Perusahaan konstruksi di bidang industri maritim dan energi berkelas dunia.”
• Misi:
1. Kami adalah pembangun, pemelihara, dan penyedia jasa rekayasa untuk kapal atas
dan bawah permukaan serta engineering procurement dan konstruksi di bidang energi.
2. Kami adalah penyedia layanan terpadu yang ramah lingkungan untuk kepuasan
pelanggan. 3. Kami berkomitmen membangun kemandirian industri pertahanan dan
keamanan matra laut, maritim, dan energi kebanggaan nasional.
1.1.2 Struktur Organisasi PT. PAL Indonesia (Persero)
Struktur organisasi PT. PAL Indonesia (Persero) terdiri dari Direktorat Utama dan
5 (lima) Direktorat, 14 (empat belas) Divisi dan 4 (empat) unit lain. Secara umum gambar
struktur organisasi PT. PAL Indonesia (Persero) sebagai berikut:
1. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha
a. Divisi Pengadaan
Divisi Pengadaan PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas antara lain:
• Merencanakan kebutuhan material baik untuk mendukung proyek maupun
untuk kebutuhan operasional.
• Mengkoordinir pelaksanaan pengadaan material sesuai dengan kebutuhan
material.
• Mengkoordinir pengelolaan material pada lokasi penyimpanan (inventory).
• Membuat perencanaan kebutuhan dana untuk menunjang kebutuhan material.
• Mengelola sistem informasi material untuk menunjang unit kerja lain.
b. Divisi Bisnis dan Pemasaran
Divisi Bisnis dan Pemasaran PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas
antara lain:
• Melaksanakan perencanaan pemasaran jangka panjang dan jangka pendek
produk kapal maupun non kapal.
• Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar, dan studi kelayakan terhadap
produk kapal.
• Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal maupun non kapal.
• Melaksanakan pengembangan produk dan pengembangan pasar untuk
mendukung produk baru.
• Melaksanakan pengawasan terhadap proyek dalam aspek biaya dan kepuasan
pelanggan.
c. Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan
5
Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan memiliki tugas yaitu
melaksanakan perencanaan strategi sesuai dengan visi perusahaan.
2. Direktorat Desain dan Teknologi
a. Divisi Teknologi
Divisi Teknologi PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas antara lain:
• Melaksanakan perencanaan desain dan engineering untuk proyek-proyek
yang sedang berlangsung.
• Melaksanakan penelitian dan pengembangan pada bidang rancang bangun
dan proses produksi.
• Merancang dan mengembangkan sistem informasi untuk menunjang kegiatan
yang berhubungan dengan rancang bangun penilitian.
• Melaksanakan strategi pada bidang-bidang lainnya sesuai dengan pengarahan
dan ketentuan direksi.
• Melaksanakan kegiatan Integrated Logistic Support untuk kapal-kapal yang
diproduksi.
3. Direktorat Produksi
a. Divisi Kapal Niaga
Divisi Kapal Niaga PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas antara lain:
• Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal niaga sesuai kebijakan
Direktur Pembangunan Kapal.
• Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas
idle capacity.
• Merinci IPP (Intruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat
Pembangunan Kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek, dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
• Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien
sesuai aspek Quality Cost Delivery (QCD).
• Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapat hasil yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan
biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu yang efektif.
b. Divisi Kapal Perang
Divisi Kapal Perang PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas antara
lain:
• Melaksanakan pembangunan kapal perang sesuai dengan kebijakan Direktur
Pembangunan Kapal.
• Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk jasa bagi fasilitas yang
idle capacity.
• Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat
Pembangunan Kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
6
• Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan seifisien
mungkin sesuai aspek Quality Cost Delivery (QCD).
• Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mencapai hasil yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan
biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu yang efektif.
c. Divisi Rekayasa Umum
Divisi Rekayasa Umum PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas antara
lain:
• Melaksanakan kegiatan rekayasa umum.
• Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk jasa bagi fasilitas yang idle
capacity.
• Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat
Pembangunan Kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
• Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien
sesuai aspek Quality Cost Delivery (QCD).
• Mengdalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar
mencapai hasil hasil yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan
biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu yang efektif.
d. Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan
Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki
tugas antara lain:
• Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan kapal yang telah beroperasi.
• Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk jasa bagi fasilitas yang
idle capacity.
• Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat
Pembangunan Kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya yang
terperinci.
• Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien
sesuai aspek Quality Cost Delivery (QCD).
• Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapat hasil yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan
biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu yang efektif.
4. Direktorat Keuangan
a. Divisi Akuntansi
Divisi Akuntansi PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas antara lain:
• Melakukan dan mempersiapkan kebijakan akuntansi perusahaan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
• Melaksanakan perencanaan dan pengendalian serta pengawasan atas biaya-
biaya dan investasi perusahaan.
7
• Menyusun rencana jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dalam
bidang akuntansi dan keuangan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
kegiatan perusahaan.
• Melaksanakan evaluasi dan analisis terhadap pengelolaan asset liabilities
serta kinerja anak perusahaan dan kerja sama perusahaan lainnya.
• Melaksanakan implementasi dan pengembangan software aplikasi bisnis
perusahaan.
b. Divisi Perbendaharaan
Divisi Perbendaharaan PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas antara
lain:
• Melaksanakan kebijakan pendanaan perusahaan sesuai dengan prinsip
pengelolaan pendanaan dan perbankan yang berlaku.
• Melaksanakan strategi optimasi return kinerja keuangan dan likuiditas
perusahaan.
• Melakukan analisa pasar keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan
rangka mengurangi resiko pasar keuangan.
• Melaksanakan studi kelayakan kinerja keuangna proyek atau bidang usaha
mandiri.
5. Direktorat SDM dan Umum
a. Divisi Pembinaan Organisasi dan SDM
Divisi pembinaan Organisasi dan SDM PT. PAL Indonesia (Persero)
memiliki tugas antara lain:
• Merencanakan dan mengevaluasi organisasi sesuai dengan perkembangan
bisnis perusahaan.
• Merencanakan kebutuhan SDM baik jangka pendek maupun jangka panjang
beserta perkembangannya.
• Melaksanakan proses administrasi, mutasi, promosi dan rotasi dalam rangka
peningkatan diri sendiri dan penyegaran penugasan.
• Merencanakan, mengelola dan mengembangkan sistem pelatihan diri baik
dari dalam maupun dari luar perusahaan.
b. Divisi K3LH dan Fasum
Divisi K3LH dan Fasum PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas
antara lain:
• Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan
bangunan dan infrastruktur beserta anggarannya.
• Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan
utilitas dan lingkungan hidup.
• Merencanakan dan mengendalikan pengelolaan keamanan dan ketertiban.
6. Sekretariat Perusahaan (Dibawah 5 dewan direksi)
Sekretariat Perusahaan di PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas
antara lain:
8
• Mengadakan pembinaan, pengelolaan dan penyempurnaan sistem
administrasi yang ada dengan mengacu pada prinsip manajemen
keadministrasian.
• Melaksanakan pembinaan hubungan baik dengan Stakeholder (Public
Relation) guna menumbuhkan citra positif terhadap perusahaan (komunikasi,
publikasi dan penyebaran informasi mengenai kebijakan maupun aktifitas
perusahaan).
• Memberikan pelayanan hukum serta mempersiapkan dokumen yang
mengandung aspek hokum yang diperlukan perusahaan.
7. Satuan Pengawasan Internal (Langsung di Bawah Direktorat Utama)
Satuan pengawasan internal PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki tugas
antara lain:
• Menyelenggarakan pengawasan, pengamatan, analisa dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan operasi dan pengelolaan keuangan perusahaan.
• Mencegah kemungkinan penyimpangan Operasional perusahaan melalui
peembinaan sumber daya dan sumber dana.
• Meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya dan sumber dana dalam
rangka mendukung profitisasi perusahaan.
• Menyusun dan menentukan standar ekonomi, teknis, hukum dan manajemen
sebagai tolok ukur dan penilaian atas pelaksanaan tugas pokok setiap lini
perusahaan.
8. Divisi Kualitas dan Standarisasi (di bawah Drektorat Utama)
Divisi Jaminan Kualitas dan Standarisasi PT. PAL Indonesia (Persero)
memiliki tugas, antara lain:
• Melaksanakan perencanaan pemeriksaan dan pengujian proyek-proyek yang
sedang diproduksi.
• Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian guna pengendalian dan jaminan
mutu seluruh hasil produksi perusahaan .
• Mengkoordinir kegiatan purna jual hasil produksi perusahaan selama masa
garansi.
• Menganalisis dan mengevaluasi hasil pencapaian mutu produksi perusahaan.
• Melaksanakan pengujian baik merusak maupun tidak merusak untuk material
dan hasil produksi.
1.1.3 Strategi Bisnis PT. PAL Indonesia (Persero)
PT PAL Indonesia (Persero) adalah salah satu industry dan manufaktur milik
negara yang bergerak di bidangmaritim. Kegiatan dan usaha PT PAL adalah
memproduksi kapal, perbaikan dan pemeliharaan kapal serta rekayasaumum (offshore
construction). Dalam menghadapi persaingan bisnis di industri maritim PT PAL
melakukan strategipeningkatan mutu produk pada tingkatan bisnis yang ditekankan
pada Divisi Kapal Niaga yang memproduksi kapalniaga dan offshore
9
construction.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi peningkatan
mutu produk Divisi Kapal Niaga di PTPAL Indonesia (Persero). Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitiandi
Divisi Kapal Niaga PT PAL yang beralamat di Jl. Ujung Surabaya. Sumber data dalam
penelitian ini adalah informandan dokumen. Teknik pengumpulan data yaitu dengan
triangulasi. Adapun narasumber penelitian ini terdiri dari KepalaDepartemen PPC,
Kepala Departemen Konstruksi Lambung, Kepala Departemen Erektion, Kepala
DepartemenHO&MO, Kepala Departemen Support, Kepala Bengkel, Pimpro.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknikinteractive model.Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa strategi peningkatan mutu produk adalah strategi PT PAL di
tingkatbisnis yang ditekankan pada Divisi Kapal Niaga. Strategi penyesuaian terdiri
dari defenders terkait dengan peningkatan pelayanan kepadapelanggan, prospectors
berkaitan dengan pengembangan usaha pada produksi kapal niaga, analyzers hanya
padaperkembangan produksi divisi kapal niaga, reactors berhubungan dengan
produksi produk rekayasa umum. PT PALmelakukan strategi bisnis ini agar dapat
bertahan dan mencapai kesuksesan dalam persaingan di industry maritimmelalui
produk Divisi Kania sehingga mampu memberikan keuntungan bagi negara sesuai
perannya sebagai BUMNprofitable. Seharusnya, strategi bisnis ini tidak hanya
difokuskan pada produk Divisi Kania saja namun juga padaproduk Divisi Kaprang
(kapal perang) Kata kunci: strategi, mutu produk.
1.1.4 Aspek Manajemen PT. PAL Indonesia (Persero)
Aspek manajemen PT. PAL Indonesia (Persero) dibagi menjadi beberapa aspek
bagian, antara lain:
1. Aspek Produksi
2. Aspek Keuangan
3. Aspek Pemasaran
4. Aspek SDM (Sumber Daya Manusia)
Perekrutan (recruitment) tenaga kerja PT. PAL Indonesia (Persero)
berdasarkan main power planning yang diagendakan setiap tahun. Main Power
Planning berfungsi merencanakan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
sesuai kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja. Tenaga Kerja PT. PAL
Indonesia (Persero), dibagi menjadi :
• PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) atau tenaga kerja kontrak
• PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu) atau tenaga kerja
tetap
• Tenaga kerja sub-kontrak dari Perseroan Terbatas (PT) yang bekerja
sama dengan PT. PAL Indonesia (Persero)
• Pekerja Harian Lepas (PHL)
Sesuai SK No. Skep/83/50000/X/2018 tentang penerimaan tenaga kerja
baru melalui rekrutmen online dan seleksi. Alur penerimaan tenaga kerja PT.
PAL Indonesia (Persero), sebagai berikut:
10
• Pendaftaran online dan seleksi administrasi secara sistematis
menggunakan HCIS (Human Capital Information System) modul IFS
matching engine
• Seleksi dengan sistem gugur, meliputi seleksi psikologi, seleksi
kesehatan, seleksi kompetensi inti dan kompetensi teknik
• Biaya pelaksanaan menggunakan anggaran PMN tahun 2011
Persyaratan penerimaan tenaga kerja PT. PAL Indonesia (Persero) harus
memenuhi kriteria, antara lain:
• Tidak mengandung unsur KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
• Warga Negara Indonesia (WNI)
• Berusia 18-35 tahun saat penerimaan dalam perusahaan, kecuali calon
pekerja tetap dari PKWT maksimal 40 tahun, dan profesi khusus yang
tidak dapat dipenuhi dari internal maksimal 45 tahun
• Calon pekerja tetap berasal dari non PKWT harus melalui masa
percobaan sesuai waktu yang ditentukan
• Memenuhi dan menerima persyaratan jabatan atau pekerjaan
• Berkelakuan baik dan tidak cacat hokum
• Tidak terikat kerja atau kontrak dengan perusahaan / instansi lain
• Tidak memiliki suami atau istri yang bekerja di PT. PAL Indonesia
(Persero).
1.2 Lingkup Unit Kerja
1.2.1 Lokasi Unit Magang Industri
Magang Industri kelompok kami di PT. PAL Indonesia (Persero), berlokasi di
Jalan Raya Hangtuah Ujung, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur,
Kode Pos 60155 ( Komplek TNI AL Koarmada II ). Penempatan Magang Industri
kelompok kami di Divisi Kapal Perang, Departemen Dukungan (Support), Biro
Pemeliharaan dan Perbaikan (Maintenance).
Gambar 1.2 Lokasi Unit Magang Industri
11
Gambar 1.3 Divisi Kapal Perang PT. PAL Indonesia (Persero)
1.2.2 Lingkup Penugasan
Lingkup penugasan Magang Industri yang diberikan sesuai arahan oleh Kepala
Biro (Bengkel) Pemeliharaan dan Perbaikan (Maintenance) Bapak M. Ali Salaf,
antara lain:
• Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan (maintenance) pada alat berat, misalnya
OHC (Overhead Crane) 12,5 ton dan 16 ton; Mesin Press Hidrolik; dan Mesin
Bending.
• Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan (maintenance) pada kendaraan
operasional, misalnya Forklift; Mobil Pick up; Teleskopik (Halloutte); Truck
Penarik Kapal (Unimog).
• Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan (maintenance) pada mesin-mesin
produksi, misalnya CNC Plasma Cutting; Welding Equipment (Mesin Las, Wire
Feeder, Welding Gun, Regulator); Portable Compressor; Mesin Bubut; dan
Mesin Bor Duduk.
• Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan (maintenance) pada docking dan
undocking kapal, yaitu Shiplift (HyChain Lift).
• Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan (maintenance) pada Main Compressor
dan Cerobong Blasting.
• Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan (maintenance) pada power tool, misalnya
gerinda; cutting wheel; gerinda rotari; rotari angin; bor tangan; dan alat
pemotong kayu.
• Lingkup tempat pemeliharaan dan perbaikan (maintenance) Divisi Kapal Perang
meliputi beberapa tempat, antara lain: Bengkel MO & HO, Bengkel Listrik,
Bengkel Pipa, Bengkel Locksmith, Bengkel Fabrikasi, Bengkel Aluminium,
Bengkel Sub-Assembly dan Assembly, Bengkel Cat, Interior, dan Operasional.
12
1.2.3 Rencana dan Penjadwalan Kerja
Kelompok kami telah diberi arahan saat awal masuk, bahwa kegiatan magang
industri dari pagi sampai sore (full day). Rencana dan penjadwalan magang industri
di PT. PAL Indonesia (Persero) sesuai dengan tabel dibawah ini :
Tabel 1.1 Rencana dan Penjadwalan Kerja
Hari Jam
Kerja
Pagi
Istirahat Jam
Kerja
Sore
Senin 07.30 –
11.30
11.30 –
12.20
12.20 –
16.30
Selasa 07.30 –
11.30
11.30 –
12.20
12.20 –
16.30
Rabu 07.30 –
11.30
11.30 –
12.20
12.20 –
16.30
Kamis 07.30 –
11.30
11.30 –
12.20
12.20 –
16.30
Jum’at 07.30 –
11.15
11.15 –
13.20
13.20 –
16.30
Sabtu Libur
Minggu Libur
13
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Crane
Crane adalah salah satu di antara alat berat (heavy equipment) yang dipakai
sebagai alat pengangkat dalam proyek kontruksi. Crane bekerja dengan mengangkat
material yang bakal dipindahkan, memindahkan dengan cara horizontal, lalu turunkan
material di tempat yang dikehendaki secara vertikal. Crane umumnya dipakai dalam
pekerjaan proyek, pelabuhan, perbengkelan, industri, pergudangan, dan lain-lain.
2.2 Jenis-Jenis Crane
1. Crawler Crane
Crawler Crane adalah alat pengangkat material yang umum dipakai pada tempat
proyek pembangunan dengan jangkaun yang tidak terlalu panjang. Tipe ini memiliki
sisi atas yang bisa bergerak 360o. Dengan roda crawler, crane tipe ini bisa bergerak di
dalam tempat proyek disaat melakukan pekerjaannya. Ketika crane akan dipakai di
proyek lain, crane diangkut dengan memakai lowbed trailer. Pengangkutan ini
dikerjakan dengan membongkar boom menjadi bagian- bagian untuk memudahkan
proses pengangkutan.
Gambar 2. 1 Crawler Crane
14
2. Mobile Crane (Truck Crane)
Mobile Crane (Truck Crane) yaitu crane yang terdapat langsung pada mobile
(truck) hingga dapat dengan mudah di bawa segera pada tempat kerja tanpa memakai
kendaraan (trailer). Crane ini mempunyai kaki (pondasi/tiang) yang bisa dipasangkan
saat beroperasi untuk melindungi crane agar tetap seimbang. Truck Crane ini bisa
berputar 360o.
3. Tower Crane
Tower Crane adalah alat yang dipakai untuk mengangkat material dengan cara
vertikal serta horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruangan gerak yang terbatas.
Tipe Crane ini dibagi berdasarkan pada langkah crane itu berdiri yakni crane yang bisa
berdiri bebas (free standing crane), crane di atas rel (rail
Gambar 2. 2 Mobile Crane
Gambar 2. 3 Tower Crane
15
mounted crane), crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane), dan
crane panjat (climbing crane).
4. Hidraulik Crane
Biasanya semua tipe crane menggunakan sistem hidraulik (minyak) serta
pheneumatik (angin) agar bisa bekerja. Tetapi hidraulik crane merupakan crane yang
umum dipakai pada perbengkelan serta pergudangan, yang memilki susunan sederhana.
Crane ini pada umumnya ditempatkan di suatu titik, tidak dipindah- pindah, dengan
jangkauan tidak terlalu panjang, dan putaran yang hanya mencapai 180o.
5. Hoist Crane (Overhead Crane)
Hoist Crane yaitu alat pengangkat yang pada umumnya terdapat pada
pergudangan serta perbengkelan. Hoist Crane diletakkan pada langit-langit serta
Gambar 2. 4 Hidraulic Crane
Gambar 2. 5 Overhead Crane
16
jalan di atas rel yang dipasangi pada langit-langit atap. Rel-rel tersebut dapat juga
bergerak dengan cara maju-mundur pada satu arah.
6. Jip Crane
Jip crane adalah alat pengangkat yang terbagi dalam berbagai macam ukuran, jip
crane yang kecil umumnya dipakai pada perbengkelan serta pergudangan untuk
memindahkan beberapa barang yang relatif berat. Jip crane memilki sistem kerja serta
mesin yang serupa seperti „Hoist Crane‟ serta susunan yang serupa dengan „Hidraulik
Crane‟.
7. Level Luffing Slewing Crane (LLC)
Level Luffing Slewing Crane (LLC) memiliki penopang berengsel yang akan
bergerak naik turun. Gerakan naik turun ini meningkatkan lengan crane untuk
Gambar 2. 6 Jip Crane
Gambar 2. 7 Level Luffing Slewing Crane
17
bergerak ke dalam dan ke luar. ini biasanya digunakan di galangan kapal untuk
menempatkan kontainer atau untuk menurunkan muatan kapal.
8. Gantry Crane
Gantry crane adalah jenis crane portal tinggi berkaki tegak yang mengangkat
benda dengan hoist yang dipasang di sebuah troli hoist dan dapat bergerak secara
horizontal pada rel atau sepasang rel dipasang di bawah balok atau lantai kerja.
Gambar 2. 9 Semi Gantry Crane
Gambar 2. 8 Gantry Crane
18
BAB III
AKTIVITAS PENUGASAN MAGANG INDUSTRI
3.1 Realisasi Kegiatan Magang Industri
Tabel 3.1 Tabel Aktivitas Magang Industri
Minggu
Tanggal
Jenis
Aktivitas
Magang
Industri
Tugas yang
Diberikan
(Kegiatan
Maintenance)
Pencapaian Tugas
1. 1 September
– 5
September
Preventive
Maintenance
Pengecekan level
ketinggian minyak
hidrolik pada
reservoir
Kita melakukan pengecekan
level ketinggian minyak
hidrolik pada reservoir
hasilnya masih kurang,
sehingga harus diisi minyak
hidrolik sampai level
ketinggian yang ditentukan
Breakdown
Maintenance
Menguras
tumpahan minyak
hidrolik pada
selokan, akibat
retaknya
sambungan las
pada pipa
Kita melakukan pengurasan
tumpahan minyak hidrolik
dan melihat proses
pengelasan pada sambungan
pipa
Breakdown
Maintenance
Pengecekan dan
perbaikan power
tool (Gerinda
Makita 9500)
karena tidak nyala
Melakukan pengecekan
pada stacker (kabel
putus/tidak), pengecekan
switch dengan Avometer
(tersambung/tidak),
pengecekan carbon brush
(sudah terkikis/belum),
pengecekan gear, dan
pengecekan rotor dan stator
(gosong/tidak). Setelah
pengecekan sesuai urutan
maka mahasiswa
mengetahui kerusakan pada
Gerinda Makita 9500
2 7 september –
11 september
Breakdown
Maintenance
Pengecekan dan
perbaikikan
gerinda Makita
9500
Melakukan pengecekan
pada stacker (kabel
putus/tidak), pengecekan
switch dengan Avometer
(tersambung/tidak),
19
pengecekan carbon brush
(sudah terkikis/belum),
pengecekan gear, dan
pengecekan rotor dan stator
(gosong/tidak). Setelah
pengecekan sesuai urutan
maka mahasiswa
mengetahui kerusakan pada
Gerinda Makita 9500
Breakdown
Maintenance
Perbaikan blower
portable
mengalami kerusakan pada
rotor, sehingga harus
mengganti dengan rotor
baru, dan memasang cover
portable blower bertujuan
agar saat pemakaian tidak
melukai pekerja
Preventive
maintenance
Pengecekan mesin
CNC Plasma di
bengkel fabrikasi
Pengecekan selang oksigen
CNC plasma cutting di
Bengkel Fabrikasi, karena
api untuk pemotongan yang
keluar dengan tidak
sempurna.
Preventive
maintenance
Pengecekan selang
bertekanan udara
CNC Plasma
Mengecek dan mengganti
selang udara bertekanan
CNC plasma cutting di
Bengkel Fabrikasi karena
dust collector pada CNC
plasma cutting tidak dapat
terbuka atau tertutup,
sehingga mengakibatkan
asap yang mengepul.
3 14 september
– 18
september
Melihat proses
undocking kapal
KRI AJAK
Mengamati proses
undocking kapal KRI Ajak
yang sebelumnya sudah
dilakuakan perbaikan atau
maintenance di Divisi Kapal
Perang, prosesnya di dorong
oleh 1 UNI MOG dan 2
forklift (kapasitas beban 7
ton) sampai ke tengah
shiplift.
20
4 21 september
-25 september
Breakdown
Maintenance
Pengecekan dan
perbaikan ForkLift
Mengecek dan Mengganti
Fuel Pump pada forklift
yang mengalami kerusakan
Preventive
Maintenance
Mengecek dan
Perbaikan pipa di
SHIP LIFT
Mengecek dan Mengganti
pipa saluran minyak
hidrolik pada pengunci rel di
SHIP LIFT.
Preventive
Maintenance
Pengisian air
cooler pada mesin
las
Melakukan pengisian air
cooler pada mesin las
sebelum digunakan
Breakdown
maintenance
Pengecekan mesin
bor duduk pada
bengkel Pipa
Melakukan pengecekan
trouble mesin bor pada
switch yang tidak berfungsi,
lalu melakukan penggantian
switch yang rusak.
Breakdown
maintenance
Mbalnder pipa
untuk bushing
Melakukan cutting pipa
untuk bushing cradle
5 28 september-
2 oktober
Breakdown
maintenance
Pengecekan mesin
dan perbaikan
Melakukan pengecekan
mesin las dan mengganti
PCB yang rusak karena
hangus
Breakdown
maintenance
Pengecekan Radial
Drill Manual
Clamping di
Bengkel Mesin.
Mengecek mesin drill
manual clamping yang
selang in/out pengalir
minyak hidrolik mengalami
kebocoran dan perlu diganti.
Preventive
maintenance
Pengecekan pompa
SHIPLIFT
Mengecek pompa yang
kurang maksimal dalam
memompa air, dan terjadi
kerusakan pada karet
coupling dan melakukan
penggantian karet tersebut.
Melihat proses
loading Main
Engine KCR 1
Mengamati sebuah proses
loading Main Engine Kapal
Cepat Rudal 1, proses nya
sendiri dilakukan dengan
crane di divisi kapal perang.
6 5 oktober – 9
oktober
Breakdown
maintenance
Pengecekan
gerinda makita
9500
Pengecekan gerinda yang
mengalami trouble pada
rotor nya, dan melakukan
penggantian rotor yang
rusak.
21
Breakdown
maintenance
Pengecekan
gerinda potong
(portable)/ duduk
Perbaikan gerinda potong
yang mengalami macet pada
putaran gerinda nya, dan
setelah di lakukan
pengecekan ada kerusakan
pada stator yang sudah
hangus.
Melihat proses
loading Main
Engine pada KCR
2
Mengamati sebuah proses
loading Main Engine Kapal
Cepat Rudal 1, proses nya
sendiri dilakukan dengan
crane di divisi kapal perang.
7 12 oktober –
16 oktober
Preventive
maintenance
Melakukan
pengecekan pada
reservoir tank
SHIP LIFT
Pengecekan reservoir tank
yang mengalami kebocoran
pada pipa nya dan
melakukan penggantian
pipa.
Breakdown
maintenance
Pengecekan panel
crane
Melakukan pengecekan
pada panel crane karena
terjadi malfungsi crane
tidak bisa digerakkan, dan
yang di cek adalah
contactor.
Membantu proses
pembuatan
skyfolding dan
cradle untuk
pijakan cerobong.
Membantu menaikan
material skyfolding ke atas
dengan menggunakan katrol
dan tali.
Preventive
maintenance
Pengecekan motor
pada crane
Pengecekan contactor crane
karena crane tidak bisa
digerakan, biasanya
contactor nya dilepas untuk
dibersihkan terlebih dahulu.
Melihat proses
undocking kapal
KRI AJAK
Mengamati proses
undocking kapal KRI ajak
setelah mengalami
penambalan lambung kapal
karena sebelumnya waktu
undocking masih
mengalami kebocoran
8 19 oktober –
23 oktober
Breakdown
maintenance
Pengecekan mesin
gerinda portable
yang rusak
Melakukan pengecekan
kondisi mesin gerinda dan
melakukan perbaikan,
22
mesin ini tidak bisa
digunakan karena
mengalami kerusakan rotor
dan bostel nya sehingga
perlu melakukan
penggantian rotor dan bostel
gerinda potong portable
Breakdown
maintenance
Pengecekan mesin
rotary angin yang
rusak
Melakukan pengecekan dan
perbaikan mesin rotary
yang mengalami kendala
tidak bisa menyala karena
toogle switch putus dan
rotor rotary perlu diganti.
Breakdown
maintenance
Pengecekan mesin
gerinda makita
9500
Melakukan pengecekan
mesin setelah di cek
problem nya yaitu di toggle
switch yang tidak berfungsi,
jadi perlu melakukan
perbaikan di switch dengan
menyambung ulang.
9 26 oktober –
30 oktober
Breakdown
maintenance
Pengecekan
gerinda yang rusak
karena tidak bisa
berputar
Melakukan pengecekan dan
perbaikan di rotor yang
perlu diganti karena sudah
rusak.
Breakdown
maintenance
Pengecekan mesin
kompresor portable
Pengecekan dan perbaikan
mesin kompresor portable
yang pressure switch nya
harus diganti karena
kompresor tidak bekerja
dengan maksimal.
Preventive
maintenance
Melakukan
pemasangan poros
ke roda
Membantu memasukan
poros ke dalam roda dengan
cara dipukul manual dengan
hammer, sebelumnya
permukaan roda di haluskan
permukaan nya dengan
gerinda agar poros lebih
mudah masuk kedalam roda.
10 2 november –
6 november
11 9 november –
13 november
Breakdown
maintenance
Melakukan
pengurangan
Melakukan pengurangan
ukuran diameter bushing
23
ukuran diameter
bushing cradle
dengan pem
bubutan
dengan cara di bubut
permukaannya sekitar
kurang lebih 0,75 mm,
karena roller bearing tidak
bisa dimasukan ke bushing.
Breakdown
maintenance
Melakukan
penghalusan
permukaan bagian
luar dan dalam
roda
Bagian permukaan dalam
dan luar roda perlu
dihaluskan permukaannya
karena korosi dengan
menggunakan rotary untuk
bagian dalam dan gerinda
untuk bagian luar nya.
Preventive
maintenance
Pengecekan
teleskoping
Melakukan pengecekan
pada teleskopik dibagian
selenoid valve karena
mengalami kebocoran
minyak hidrolik dan
melakukan perbaikan
dengan mengganti selenoid
valve dengan yang baru.
Preventive
maintenance
Pengecekan level
ketinggian minyak
pada reservoir di
mesin teleskopik
Melakukan pengisian
minyak hidrolik pada
reservoir karena kurang
sebab mengalami kebocoran
pada selenoid di mesin
teleskopik.
Memindahkan
cradle dengan
forklift ke mesin
press hidrolik di
Bengkel Fabrikasi
Setelah bushing, roller
bearing, dan poros telah
dimasukan setengah nya
dengan manual
menggunakan Hammer
proses selanjutnya agar
poros bisa masuk dengan
sempurna maka dilakukan
dengan bantuan mesin press
hidrolik.
12 16 november-
20 november
Breakdown
maintenance
Mengecek dan
memperbaiki
mesin press
hidrolik Burkle
S080 (gluring
press), di Bengkel
Alumunium
Melakukan pengecekan
pada pressure switch mesin
press hidrolik yang
mengalami patah pada leher
pressure switch tersebut jadi
mesin tidak bisa digunakan,
lalu melakukan perbaikan
pressure switch tersebut
24
dengan menambahkan pipa
ukuran kira-kira 6 cm.
Preventive
maintenance
Pengecekan level
ketinggian minyak
hidrolik pada
mesin Glurring
Press di Bengkel
Alumunium
Kita melakukan pengisian
minyak hidrolik yang telah
berkurang pada mesin
Glurring Press
Preventive
maintenance
Pengecekan dan
perbaikan
kontaktor pada
bagian electrical
mesin Glurring
Press, di Bengkel
Alumunium
Memperbaiki kontaktor
pada bagian rangkaian
elektrikal dalam mesin press
hidrolik Burkle S080
(gluring press), karena
mesin press hidrolik setelah
piston nya terangkat, piston
tidak dapat turun kembali.
Preventive
maintenance
Pengisian water
cooler pada mesin
las Saffro
Mengisi water cooler atau
coolant sebagai media
pendinginan pada mesin las
Saffro.
Breakdown
maintenance
Pengecekan dan
perbaikan mesin
las pada kapasitor
dan PCB nya
Mengganti dan menyolder
kapasitor pada PCB, karena
rangkaian pada PCB
mengalami kerusakan
karena terlihat gosong pada
bagian bawah PCB,
kemudian dipasang pada
mesin las Saffro.
13 23 november
– 27
november
Breakdown
maintenance
Pengecekan dan
perbaikan Forklift
yang mengalami
trouble pada selang
pompa bensin
Mengganti selang pompa
bensin yang sudah putus dan
membersihkan filter bahan
bakar yang kotor.
Breakdown
maintenance
Pengecekan dan
perbaikan selang
udara bertekanan
pada CNC Plasma
di Bengkel
Fabrikasi
Mengganti seluruh selang
udara bertekanan pada CNC
plasma cutting yang mulai
getas di Bengkel Fabrikasi.
25
Breakdown
maintenance
Perbaikan mesin
las di bagian
kapasitor
Kita melakukan pengecekan
dan perbaikan mesin las di
bagian kapasitor yang
terbakar jadi perlu
mengganti kapasitor
tersebut.
Preventive
maintenance
Pengecekan break
motor long travel
dan break motor
cross travel pada
crane
Kita melakukan pengecekan
motor di crane yang
mengalami trouble di
bagian long travel dan cross
travel.
Preakdown
maintenance
Pengecekan
kontaktor pada
panel cerobong
Kita melakukan pengecekan
dan pelepasan kontaktor
pada panel cerobong dan
mengganti kontaktor
tersebut.
Breakdown
maintenance
Pengecekan mesin
las yang tegangan
nya kurang
Kita melakukan pengecekan
dan perbaika mesin las yang
dimana tidak memberikan
tegangan yang diinginkan
jadi kita mengganti fuse
(ampere) nya.
14 30 november
– 4 desember
Membantu
membuat alat
pencacah gedebog
pisang
Kita membantu membuat
mesin pencacah gedebog
pisang milik Kepala
Bengkel
Preventive
maintenance
Pengecekan pipa
minyak hidrolik
pada ShipLift
Kita membantu melakukan
pengecekan dan pengukuran
pipa minyak hidrolik di
Ship Lift yang perlu diganti
nanti nya.
Preventive
maintenance
Melakukan
pengecekan
ketinggian minyak
hidrolik pada
reservoir Ship Lift
Melakukan pengisian
minyak hidrolik pada
reservoir Shp Lift
Preventive
maintenance
Melakukan
perawatan chain
hidrolik di Ship Lift
Kita melakukan perawatan
pada chain hidrolik Ship Lift
engan cara melumasi chain
tersebut dengan minyak
Hidrolik
26
15 7 desember –
11 desember
Breakdown
maintenance
Pengecekan crane
yang remote nya
rusak
Melihat perbaikan remote
crane yang rusak, kenapa
hanya melihat karena
mahasiswa magang tidak
boleh naik ke atas crane.
Breakdown
maintenance
Perbaikan filter
kompresor di
Bengkel
Kompresor
Kita melepas tabung filter
dari kompresor yang
mengalami robek dan perlu
di ganti di Bengkel
Kompresor.
Preventive
maintenance
Perbaikan selang
flexible kompresor
Kita melakukan pelepasan
selang flexible kompresor
yang perlu diganti dengan
yang baru.
Preventive
maintenance
Memasang panel
kompresor
Memasang panel kompresor
yang telah di perbaiki
Memasang tabung
filter kompresor
Setelah melakukan
penggantian filter pada
tabung tersebut, tabung
kembali dipasang pada
kompresor.
Breakdown
maintenance
Pengecekan Fork
Lift dan perbaikan
Pengecekan Fork lift yang
mengalami trouble pada
master coupling dan
melakukan penggantian
master coupling.
16 14 desember
– 18
desember
27
17 21 desember
– 23
desember
Melihat proses
penaikan Ship Lift
yang telah
dipergunakan
undocking
Kita mengamati proses
penaikan Ship Lift yang
telah di gunakan untuk
undocking SPM (Single
Point Mooring) yang telah
diperbaiki karena overhoul
di Departemen Harkan
(Pemeliharaan dan
Perbaikan)
Breakdown
maintenance
Pengecekan dan
perbaikan rotary
angin
Kita melakukan pengecekan
rotary angin yang
mengalami trouble saat
dinyalakan putaran pada
mata bor nya lama kelamaan
menjadi lambat, setelah itu
melakukan perbaikan hanya
dengan mengganti Cover
dari rotary tersebut yang
bagian dalam nya ada yang
keropos itu penyebabnya
aliran fluida tidak sempurna
malah menghambat putaran.
Breakdown
maintenance
Pengecekan dan
perbaikan mesin
gerinda
Kita melakukan perbaikan
mesin gerinda yang rotor
nya perlu diganti karena
sudah hangus/gosong.
3.2 Relevansi Teori dan Praktik
A. Relevansi pengaplikasian jadwal PMS (Preventive Maintenance Schedule) pada
Divisi Kapal Perang, Biro Pemeliharaan dan Perbaikan termasuk contoh dari
pembelajaran mata kuliah Teknik dan Manajemen Perawatan.
B. Relevansi proses pengaplikasian roda craddle mata kuliah Teknik dan Manajemen
Perawatan, juga mata kuliah Proses Manufaktur.
C. Relevansi proses perbaiakan dan penggantian komponen power tool merupakan
pengaplikasian mata kuliah Teknik dan Manajemen Perawatan, juga mata kuliah
Mesin-mesin Listrik.
3.2.1 Pengaplikasian Jadwal PMS (Preventive Maintenance Schedule)
Relevansi pengaplikasian jadwal PMS (Preventive Maintenance Schedule) pada
Divisi Kapal Perang, Biro Pemeliharaan dan Perbaikan termasuk contoh dari
pembelajaran mata kuliah Teknik dan Manajemen Perawatan. Pentingnya PMS
digunakan untuk mengurangi kerusakan yang terjadi pada mesin-mesin produksi atau
28
equipment yang lain di Divisi Kapal Perang karena proses maintenance yang terjadwal.
Beberapa PMS yang digunakan, antara lain:
1. PM 01
PM 01 merupakan kegiatan perawatan atau maintenance yang dilakukan oleh
operator dan direkap setiap harinya oleh operator mesin tersebut pada lembar PM 01
yang ditempel di mesin produksi.
2. PM 02
PM 02 merupakan penjadwalan maintenance dan pengecekan mesin-mesin
produksi, juga equipment yang lainnya. Dilaksanakan setiap 1 atau 2 bulan sekali,
item yang harus diinspeksi telah ditentukan dan direkap selama 1 tahun,
pelaksanaannya dilakukan secara terjadwal.
3. PM 03
PM 03 merupakan lembar pelaporan kerusakan mesin/alat yang terjadi, misalnya
pada OHC, kendaraan operasional, central compressor, mesin-mesin produksi, dan
alat berat. Pelaporan dilakukan oleh masing-masing kabeng.
4. PM 04 dan PM 04 A
PM 04 merupakan Paket Pekerjaan dan Kartu Tugas (PPKT), sedangkan PM 04
A merupakan berita acara penyelesaian perbaikan sesuai dengan PPKT yang
diterima.
5. PM 05
PM 05 merupakan data riwayat mesin yang pernah dilakukan perbaikan, maupun
penggantian komponen.
Contoh beberapa kartu PMS pada Biro Pemeliharaan dan Perbaikan, Divisi Kapal
Perang dapat dilihat pada bagian lampiran.
3.2.2 Proses Pengaplikasian Roda Craddle
Proses pengaplikasian roda craddle mata kuliah Teknik dan Manajemen
Perawatan, juga mata kuliah Proses Manufaktur. Roda craddle merupakan komponen
penting untuk proses docking dan undocking kapal karena jika beberapa roda tidak dapat
menggelinding dengan baik, maka menghambat proses docking dan undocking kapal.
Oleh karena itu, jika roda sudah tidak dapat menggelinding harus dilakukan proses
maintenance. Berikut ini cara memperbaiki roda craddle yang tidak dapat
menggelinding.
29
Tabel 3.1 Cara Pengaplikasian Roda Craddle
No. Cara maintenance roda Gambar
1.
Melepaskan poros dari roda
menggunakan mesin press hidrolik
2. Melepaskan bearing, rumah poros, dan
bushing secara manual
3. Pembubutan rumah poros dan bushing
4. Proses assembly roller bearing, rumah
poros, dan bushing pada roda
5. Pemberian grease sebagai pelumasan
roda craddle
6. Pemasangan kembali poros secara
manual dan dilanjutkan dengan mesin
press hidrolik
3.2.3 Perbaikan dan Penggantian Komponen pada Power Tool
Relevansi proses perbaiakan dan penggantian komponen power tool merupakan
pengaplikasian mata kuliah Teknik dan Manajemen Perawatan, juga mata kuliah Mesin-
mesin Listrik. Power Tool yang digunakan adalah gerinda tangan untuk. Berikut ini cara
pengecekan gerinda yang rusak agar dapat normal kembali, sebagai berikut :
30
• Pengecekan stacker menggunakan avometer dan menggeser switch keadaan
“ON”, jika jarum avometer tidak bergerak maka tidak ada tegangan listrik.
• Membuka stacker, kondisi kabel putus/tidak
• Mengecek kondisi kabel power, ada yang gosong/tidak dan putus/tidak
• Membuka casing bawah gerinda, dan mengecek switch pada kaki-kaki dengan
Avometer, jarum avometer bergerak/tidak. Jika tidak maka switch rusak
• Mengecek carbon brush, sudah terkikis/belum
• Mengecek rotor, kondisinya masih baik/sudah gosong
• Mengecek stator, dengan cara menghubungkan kabel power dan tempat carbon
brush menggunakan avometer, jarum avometer bergerak/tidak
3.2.4 Mengetahui Sistem Hidrolik pada hoist Shiplift
Gambar 3.3 Perbedaan Rotor Gerinda Yang Rusak dan Kondisi Normal
Gambar 3. 4 Sistem Hidrolik Pada Hoist Shiplift
31
1. Jika kondisi Platform naik (proses docking) maka :
Cara pengoperasian panel operator untuk docking kapal :
➢ Putar kunci operasional pada panel operator “hand operation”
➢ Pada “hand operation” tekan tombol “engaged” pada upper locking cylinder
Sehingga upper locking cylinder akan bergerak maju (extend) kondisi
mengunci (locking) dan S5 dalam kondisi tidak teraktivasi (solenoid tidak
teraktivasi), tunggu sampai lampu indikator upper locking cylinder menyala
➢ Pada “hand operation” tekan tombol “disengaged” pada lower locking
cylinder
Sehingga lower locking cylinder akan bergerak mundur (retract) kondisi
tidak mengunci (unlocking) dan S4 dalam kondisi teraktivasi (solenoid
teraktivasi), tunggu sampai lampu indikator lower locking cylinder menyala
➢ Pada panel operator tekan tombol “extending”
Sehingga S2 atau proportional valve (MOOG) teraktivasi pada posisi 3,
piston bergerak maju (extend), tunggu sampai lampu indikator pada tombol
“stop” menyala
➢ Pada “hand operation” tekan tombol “engaged” pada lower locking cylinder
Sehingga lower locking cylinder akan bergerak maju (extend) kondisi
mengunci (locking) dan S4 dalam kondisi tidak teraktivasi (solenoid tidak
teraktivasi), tunggu sampai lampu indikator lower locking cylinder menyala
➢ Pada “hand operation” tekan tombol “disengaged” pada upper locking
cylinder
Sehingga upper locking cylinder akan bergerak mundur (retract) kondisi
mengunci (unlocking) dan S5 dalam kondisi teraktivasi (solenoid teraktivasi),
tunggu sampai lampu indikator upper locking cylinder menyala
➢ Pada panel operator tekan tombol “retracting”
Sehingga S2 atau proportional valve (MOOG) teraktivasi pada posisi 1,
piston bergerak mundur (retract), tunggu sampai lampu indikator pada tombol
“stop” menyala
Proses diatas akan menaikkan satu step chain, untuk menaikkan platform sesuai
yang diinginkan, maka proses diatas dilakukan berulang-ulang hingga kenaikan
beberapa step chain sampai platform terangkat di atas permukaan laut
2. Jika kondisi Platform turun (proses undocking) maka :
Cara pengoperasian panel operator untuk undocking kapal :
➢ Putar kunci operasional pada panel operator “hand operation”
➢ Pada “hand operation” tekan tombol “disengaged” pada upper locking
cylinder
Sehingga upper locking cylinder akan bergerak mundur (retract) kondisi
tidak mengunci (unlocking) dan S5 dalam kondisi teraktivasi (solenoid
teraktivasi), tunggu sampai lampu indikator upper locking cylinder menyala
➢ Pada “hand operation” tekan tombol “engaged” pada lower locking cylinder
32
Sehingga lower locking cylinder akan bergerak maju (extend) kondisi
mengunci (locking) dan S4 dalam kondisi tidak teraktivasi (solenoid tidak
teraktivasi), tunggu sampai lampu indikator lower locking cylinder menyala
➢ Pada panel operator tekan tombol “extending”
Sehingga S2 atau proportional valve (MOOG) teraktivasi pada posisi 3,
piston bergerak maju (extend), tunggu sampai lampu indikator pada tombol
“stop” menyala.
➢ Pada “hand operation” tekan tombol “disengaged” pada lower locking
cylinder
Sehingga lower locking cylinder akan bergerak mundur (retract) kondisi
tidak mengunci (unlocking) dan S4 dalam kondisi teraktivasi (solenoid
teraktivasi), tunggu sampai lampu indikator lower locking cylinder menyala
➢ Pada “hand operation” tekan tombol “engaged” pada upper locking cylinder
Sehingga upper locking cylinder akan bergerak maju (extend) kondisi
mengunci (locking) dan S5 dalam kondisi tidak teraktivasi (solenoid tidak
teraktivasi), tunggu sampai lampu indikator upper locking cylinder menyala
➢ Pada panel operator tekan tombol “retracting”
Sehingga S2 atau proportional valve (MOOG) teraktivasi pada posisi 1,
piston bergerak mundur (retract), tunggu sampai lampu indikator pada tombol
“stop” menyala
Proses diatas akan menurunkan satu step chain, untuk menurunkan platform sesuai
yang diinginkan, maka proses diatas dilakukan berulang-ulang hingga penurunan
beberapa step chain sampai platform tenggelam
33
3.3 Permasalahan
3.3.1 Rusaknya Komponen DCV pada Boom Lift
DCV pada crane berfungsi sebagai pengarah aliran fluida ke aktuator Hydraulic
Cylinder pada Crane. Crane 12,5 TON di PT. PAL menggunakan sirkuit hydraulic
sebagai sistem kerjanya.
Gambar 3. 3 Rusaknya Komponen DCV pada Boom Lift
Keterangan :
1. Flow Control Valve
2. Pressure Relief Valve
3. Main Valve
4. Main Pump
5. Make-up Pump
6. Check Valve
7. DCV (Directional Control Valve)
8. Reducing Valve
9. Boom Cylinder (Hydraulic Cylinder)
10. Main Boom
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
34
Seperti skema sirkuit diatas. Pada Crane input signal nya berupa switch pada DCV
(Mechanically Actuated). DCV pada crane mengalami kerusakan karena digunakan terus
menerus pada waktu yang lama. Penggunaan DCV di boom lift dalam waktu lama
menyebabkan bocornya seal penghubung antara flexible housing dengan DCV, hilangnya
elastisitas pada pegas untuk mekanisme spring return, dan ausnya aliran fluida pada DCV
akibat menahan fluida bertekanan tinggi dalam waktu yang lama, oleh karena itu perlu
dilakukan Maintenance pada DCV.
Tidak
Ya
Gambar 3.4 Flowchart Pengoperasian Crane
START
Hydrolic Power Pack
menyala untuk
menggerakan aktuator
Pengecekan pada komponen DCV
(Directional Control Valve)
Menyalakan crane
mencoba menggerakan
Lifting
Aktuator bergerak maju
(extend) dan mundur
(retract)
Troubleshooting karena
adanya kerusakan DCV
Spreader (Hook) bisa
bergerak naik turun
END
35
BAB IV
REKOMENDASI
4.1 Overhead Crane
Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah
dengan rangka untuk mengangkat sekaligus memindahkan muatan yang dapat
digantungkan secara bebas atau dikaitkan pada crane itu sendiri.
Overhead travelling crane selain berfungsi sebagai alat pemindah barang
walaupun barang yang dipindahkan terbatas hanya pada lingkungan yang tidak terlalu
luas (dalam ruangan). Tetapi overhead travelling crane sangat efektif bekerjanya karena
gerakannya dapat maju-mundur dan ke kiri - ke kanan. Alat ini mampu mengangkat
benda lebih banyak daripada sistem katrol dan dengan kemampuan otomatis
(terprogram). Pengembangan overhead crane merupakan pengembangan dari ilmu
fisika terapan dimana formula yang digunakan lebih kompleks.
Menurut Wijayanto dan Susatio, dalam menghitung permasalahan mengenai
penggunaan overhead crane ini digunakan persamaan Lagrange (Wijayanto dan
Susatio, 2011). Persamaan Lagrange sendiri merupakan persamaan diferensial dalam
koordinat umum. Persamaan ini sangat berkaitan dengan energi kinetik dan energi
potensial.
Gambar 4. 1 Overhead Crane
36
Berikut merupakan persamaan Lagrange yang digunakan untuk menghitung dan
memecahkan permasalahan pada penggunaan overhead crane:
- Persamaan Lagrange diturunkan berdasarkan penurunan energi total, dimana :
d(T+U) = 0 ...................................................................................................... (1)
- Persamaan Lagrange-nya adalah sebagai berikut :
𝑑
𝑑𝑡 𝜕 (𝐾.𝐸)
𝜕𝑞′𝑖 -
𝜕 (𝐾.𝐸)
𝜕𝑞𝑖 +
𝜕 (𝑃.𝐸)
𝜕𝑞𝑖 +
𝜕 (𝐷.𝐸)
𝜕𝑞′𝑖 =
Qi…………………………………………………………. (2)
Keterangan :
K.E = Energi kinetik sistem ( ½ mx² )
P.E = Energi potensial sistem ( ½ kx² )
D.E = Energi yang terbuang pada sistem ( ½ cx² )
Qi = Gaya luar umum yang bekerja pada sistem
Selain itu, saat overhead travelling crane bekerja mengangkat beban, harus
diperhatikan juga dengan menggunakan rumus usaha, yaitu :
W = F . s
W = m . a . s ............................................................................................ (3)
Keterangan :
W = Usaha (Joule)
F = Gaya (N)
s = Jarak (m)
Yang harus diperhatikan yaitu besar massa, percepatan, ataupun jarak kemiringan
rope overhead travelling crane saat mengangkat beban. Jika salah satu dari elemen
tersebut nilainya terlalu besar, akan terjadi masalah seperti putusnya rope atau
terjadinya gangguan pada listrik, maka berlaku juga persamaan Daya yaitu :
PListrik = PMekanik
V. I = 𝐹 . 𝑠
𝑡
37
V. I = 𝑊
𝑡
Keterangan: .............................................................................................. (4)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus Listrik (Ampere)
W = Usaha (Joule)
t = Waktu (Detik)
Jika usaha yang dibutuhkan besar, maka daya listrik yang dibutuhkan juga besar,
karena persamaan bersifat berbanding lurus. Jika daya listrik yang dibutuhkan semakin
tinggi, maka kemungkinan akan semakin besar untuk terjadinya gangguan listrik, karena
di PT. PAL Indonesia tidak hanya menggunakan alat berat overhead crane saja.
Banyak girder yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dari crane tersebut.
Overhead travelling crane dapat dibuat single girder maupun double girder. Girder
dengan konstruksi rangka batang saat ini jarang digunakan dalam pemakaian overhead
travelling crane, yang paling banyak digunakan adalah girder dengan bentuk beam atau
kotak, yang dinilai lebih praktis baik dari segi konstruksi maupun bentuknya. Secara
teknologi perancangan dan pembuatan overhead travelling crane ini tidak memerlukan
teknologi yang terlalu tinggi seperti halnya dalam pembuatan kendaraan (otomotif).
Pada alat pengangkat yang perlu diperhatikan adalah faktor keamanan dan
keselamatan kerja dari alatnya sendiri maupun terhadap operator yang menggunakan.
Dalam merencanakan konstruksi girder overhead travelling crane ini tergantung
dari syarat yang harus dipenuhi untuk kebutuhannya. Hal tersebut dimaksudkan untuk
memperoleh kondisi yang efisien dan peralatan yang efektif.
Gambar 4.2 Overhead Crane di PT. PAL INDONESIA (PERSERO)
38
4.1.1 Spesifikasi Overhead Crane SWL 12,5 Tons
Gambar 4. 2 Spesifikasi Overhead Crane SWL 12,5 Tons
39
4.2 Nama dan Fungsi Komponen Overhead Crane SWL 12,5 Tons
1. Lintasan (runway rail)
➢ Berfungsi sebagai jalan bagi crane untuk gerakan maju dan mundur.
2. Creep
➢ Berfungsi sebagai penggerak agar crane dapat bergerak dari kiri ke kanan,
atau sebaliknya (gerakan transversal).
➢ Creep terdiri atas :
a. Hoist yang berfungsi untuk menaikan dan menurunkan benda yang
dikaitkan pada pengait;
b. Motor penggerak roda yang berfungsi untuk menggerakan creep dari kiri
ke kanan, atau sebaliknya;
c. Tali baja yang digunakan secara luas pada mesin-mesin pengangkut sebagai
perabot pengangkat;
d. Puli yang dibuat dengan desain tetap dan bebas. Puli digunakan sebagai
penuntun karena berfungsi sebagai pengubah arah peralatan.
e. Bottom Block. Di dalam peralatan pengangkat, untuk mengangkat beban
digunakan rantai tali baja yang dihubungkan dengan kait. Jenis kait tunggal
dan kait tanduk merupakan kait yang paling banyak digunakan pada sistem
crane.
Gambar 4. 3 Overhead Crane Beserta Komponennya
40
3. Girder
➢ Berfungsi sebagai penopang Hoist.
➢ Girder terdiri atas :
a. Jembatan palang yang berfungsi sebagai lintasan bagi crane untuk bisa
bergerak ke kiri dan ke kanan;
b. Motor penggerak roda yang berfungsi untuk mengerakan roda yang ada
pada lintasan, sehingga memungkinkan crane untuk bergerak maju dan
mundur;
c. Roda pengerak berfungsi sebagai roda dari palang crane tersebut.
4.3 Cara Pengoperasian Overhead Crane SWL 12,5 Tons
1. Periksa overhead crane secara visual. Pastikan safety lock, hook, dan sling dalam
keadaan baik.
2. Hidupkan switch breaker, tes crane tanpa beban.
3. Pastikan keselamatan dan keamanan wilayah kerja,serta barang yang akan
diangkat.
4. Pakailah topi kesalamatan (safety head).
5. Pastikan berat badan yang akan diangkat tidak melebihi kapasitas dari
overhead crane.
6. Pilih sling yang akan dipakai diameter dan panjangnya harus sesuai dengan berat
beban yang akan diangkat.
7. Ikat beban yang akan diangkat dengan baik dan benar.
8. Angkat beban secara perlahan dan jika bergerak usahakan jarak dengan lantai
yang tidak terlalu tinggi.
9. Selama pengangkatan, operator perlu memperhatikan beban yang sedang
diangkat, jangan sampai beban bergoyang dan tidak ada yang menghalanginya.
10. Jangan meninggalkan beban dalam keadaan tergantung.
11. Letakan overhead crane dan beban yang diangkat pada tempat yang aman.
12. Matikan switch breaker ketika sudah selesai.
41
4.4 Prinsip Kerja Overhead Crane SWL 12,5 Tons
Prinsip kerja pesawat angkat ini adalah untuk mengangkat menurunkan dan
memindahkan alat ataupun benda berat yang ada di workshop ketika diadakan perbaikan
maupun perawatan terhadap alat berat.
Dalam pengoperasiannya, benda yang akan diangkat harus bebas dari segala
rintangan agar dapat dengan mudah diletakan sesuai dengan posisinya.
Pesawat angkat rata-rata memindahkan beban atau muatan bersifat jarak pendek.
Dalam prakteknya biasa dicapai, dibatasi antara 10 meter sampai dengan 100 meter.
Pergerakan crane pada overhead crane ada tiga jenis, antara lain :
1. Gerakan Hoist (Naik/Turun).
Gerakan ini adalah gerakan naik/turun beban yang telah dipasang pada kait
diangkat atau diturunkan dengan menggunakan drum, dalam hal ini putaran drum
disesuaikan dengan drum yang sudah direncanakan. Drum digerakkan oleh motor listrik
dan gerakan drum, dihentikan dengan rem sehingga beban tidak akan naik atau turun
setelah posisi yang ditentukan sesuai dengan yang direncanakan.
Gambar 4. 4 Mekanisme Gerakan Hoist
2. Gerakan Transversal
Gerakan ini merupakan gerakan berpindah arah dengan cara melintang. Untuk
gerakan tersebut diperlukan motor troli, dimana motor troli ini akan bergerak pada
gelagar utama. Jarak pemindahan bahan dapat diatur sesuai yang
42
diinginkan. Rem pengontrol dipasang pada poros motor dan bekerja menurut
prinsip elektromagnet.
3. Gerakan Longitudinal.
Gerakan ini adalah gerakan memanjang (longitudinal) di sepanjang rel yang
terdapat di lokasi dimana overhead crane berada. Gerakan ini diperoleh dengan
pemakaian motor ke roda jalan.
Gambar 4. 6 Mekanisme Gerakan Longitudinal
Gambar 4. 5 Mekanisme Gerakan Transversal
43
4.5 Sistem Proteksi pada Overhead Crane SWL 12,5 Tons
1. Push button emergency stop
Crane ini dilengkapi tombol emergency stop, yang apabila ditekan crane ini
akan berhenti beroperasi. Tombol emergency stop tersebut terletak di remote
(pendant control).
2. Limit switch emergency stop
Limit switch dipasang pada hoist untuk mencegah kerusakan dan bahaya
yang mungkin timbul. Limit switch digunakan untuk mengatur dan membatasi
batas atas dan batas bawah dari pergerakan hoist.
3. Load measuring device
Crane ini juga dilengkapi dengan alat pengukur beban yang disebut load
cell device. Load cell device ini terdiri dari 4 sensor yang terletak pada troley.
Bila total beban melebihi 10% dari total yang diijinkan yaitu 13,75 ton, maka alat
ini akan memberikan pesan kepada operator melalui LCD monitor.
44
BAB V
TUGAS KHUSUS
5.1 Pemeliharaan (Maintenance) Overhead Crane SWL 12,5 Tons
Maintenance adalah suatu usaha atau tindakan reparasi yang dilakukan agar
kondisi dan performance dari mesin tetap terjaga, namun dengan biaya perawatan yang
serendah-rendahnya atau suatu kegiatan servis untuk mencegah timbulnya kerusakan
tidak normal sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang
direkomendasikan oleh pabrik. Kegiatan servis meliputi pengontrolan, penggantian,
penyetelan, perbaikan, dan pengetesan.
5.1.1 Tujuan Maintenance
Tujuan dari melakukan maintenance ialah:
1. Agar suatu alat selalu dalam keadaan siaga siap pakai (high availiability);
2. Memiliki kemampuan mekanis paling baik (best performance);
3. Agar biaya perbaikan alat menjadi hemat (reduce repair cost).
5.1.2 Klasifikasi dari Maintenance
Maintenance terbagi menjadi tiga bagian yaitu Preventive Maintenace,
Corrective Maintenance, dan Predictive Maintenance.
1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan
tujuan untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan
pada alat.
Preventive maintenance terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Periodic Maintenance
Periodic maintenance ialah pelaksanaan service yang dilakukan setelah
unit beroperasi dalam jumlah jam tertentu. Periodic maintenance terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
1) Periodic Inspection adalah inspeksi atau pemeriksaan harian (daily-10 hours)
dan mingguan (weekly-50 hours) sebelum unit beroperasi.
2) Periodic Service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan
pada suatu alat yang dilaksanakan secara berkala/continue dengan interval
pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan service meter/hours meter
(HM).
b. Schedule Overhaul
Schedule Overhaul adalah jenis perawatan yang dilakukan pada interval
tertentu sesuai dengan standar overhaul masing-masing komponen yang ada.
45
c. Conditioned Based Maintenance
Conditioned Based Maintenance adalah jenis perawatan yang dilakukan
berdasarkan kondisi unit yang diketahui melalui Program Analisa Pelumas
(PAP), Program Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan
Undercarriage (P2U) atau Program Pemeriksaan Harian (P2H).
2. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengembalikan machine ke kondisi standar melalui pekerjaan repair
(perbaikan) atau adjusment (penyetelan). Corrective Maintenance terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Brakedown Maintenance
Brakedown Maintenance adalah perawatan yang dilaksanakan setelah
machine brakedown (tidak bisa digunakan).
b. Repair and Adjustment
Repair and Adjustment adalah perawatan yang sifatnya memperbaiki
kerusakan yang belum parah atau machine belum brakedown (tidak bisa
digunakan).
3. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi,
dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive
Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari indikator-indikator yang
terpasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat melakukan pengecekan
vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan perbaikan
selanjutnya.
46
Gambar 5.1 Klasifikasi Maintenance
47
5.1.3 Preventive Maintenance Overhead Crane SWL 12,5 Tons
1. Overhead Crane SWL 12,5 Tons Selatan Bengkel Sub Assembly
Gambar 5.2 PM02 2019 OHC 12,5 Ton Selatan Bengkel Sub Assembly
48
2. Overhead Crane SWL 12,5 Tons Selatan Bengkel Fabrikasi
Gambar 5.3 PM02 2019 OHC 12,5 Ton Selatan Bengkel Fabrikasi
49
3. Overhead Crane SWL 12,5 Tons Utara Bengkel Fabrikasi
Gambar 5.4 PM02 2019 OHC 12,5 Ton Utara Bengkel Fabrikasi
50
Gambar di atas merupakan data preventive maintenance mesin overhead crane
SWL 12,5 ton yang terdapat pada bengkel sub assembly bagian selatan, bengkel fabrikasi
bagian utara, dan bengkel fabrikasi pada bagian selatan yang dicatat pada tahun 2019.
Pada gambar 4.5, 4.6, dan 4.7 data menyatakan bahwa roda cross travel
sudah aus, break motor hoist sudah aus, dan gearbox cross & hoist telah bocor.
Penyebab dari masalah tersebut adalah karena sudah waktunya aus dan bocor, selain itu
karena sering digunakan sehingga tindakan yang dapat dilakukan yaitu mengganti
komponen yang sudah aus dan bocor.
Dari ketiga data, masalah yang umum terjadi dapat dilihat pada poin 5, yaitu
fungsi brake/readjust brake lining mendapatkan kode segitiga dimulai pada bulan
keempat hingga bulan kedelapan yang berarti perlu perhatian khusus terhadap fungsi
brake/readjust brake lining. Walaupun diberi kode segitiga, alat masih layak digunakan,
namun harus tetap menjadwalkan untuk mengganti komponen brake/readjust brake
lining.
5.1.4 Tugas-Tugas Operator Overhead Crane SWL 12,5 Tons
1. Tetap memelihara kebersihan mesin-mesin di lingkungan kerja.
2. Memastikan pengoperasian overhead crane dengan benar.
3. Memastikan berapa lori yang harus terangkat setiap jamnya.
4. Tetap melakukan pencatatan seperti waktu menghidupkan dan menghentikan
hoisting crane.
5. Memberitahukan kepada Assisten/Mandor yang bertugas jika terjadi gangguan atau
kerusakan mesin.
6. Melaksanakan Standar Operasi Prosedur yang telah digariskan oleh pimpinan seperti
prosedur menghidupkan dan menghentikan, serta juga instruksi yang spesifik
diberikan oleh Assisten/Mandor yang bertugas.
7. Karyawan bagian stasiun Hoisting Crane harus tetap berada di stasiun Hoisting
Crane pada saat jam kerja kecuali ada keperluan/tugas lain demi kelancaran proses
produksi.
8. Keutuhan peralatan/perlengkapan kerja di Stasiun Hoisting Crane
harus selalu dijaga.
5.2 Resertifikasi Overhead Crane SWL 12,5 Tons
Resertifikasi mesin atau sertifikasi ulang merupakan proses pemeriksaan dan
pengujian mesin oleh suatu badan organisasi yang ahli pada bidang resertifikasi dengan
tujuan untuk mendapatkan hasil bahwa suatu mesin tersebut masih layak digunakan atau
tidak.
Kegiatan resertifikasi ini wajib dilaksanakan karena menyangkut keselamatan orang
banyak dan juga sudah diatur di dalam Undang-Undang Uap 1930 dan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja. Peraturan pelaksanaannya yang harus
diperiksa dan diuji, salah satu contohnya adalah peralatan angkat, seperti overhead crane.
Data di bawah merupakan contoh hasil resertifikasi mesin overhead crane SWL 12,5
tons yang terdapat pada bengkel Assembly yang dilaksanakan pada tahun 2013.
51
5.2.1 Data Umum
5.2.2 Data Teknik
Gambar 5.5 Data Umum OHC 12,5 Tons
Gambar 5.6 Data Teknik OHC 12,5 Tons
52
5.2.3 Pemeriksaan Visual
Sesuai hasil pemeriksaan secara visual, pesawat jenis overhead crane (double
girder) yang berlokasi di bengkel Assembly Masih layak dioperasikan. Pesawat
jenis overhead crane (double girder) harus dirawat kebersihannya dari debu secara
rutin dan diberi pelumas yang tidak mengandung asam/alkali atau sesuai dengan
buku petunjuk dari pabrik pembuat.
Gambar 5.7 Pemeriksaan Visual OHC 12,5 Tons
53
5.2.4 Pemeriksaan dan Pengukuran Hook
Sesuai dengan hasil pemeriksaan dan pengukuran Hook, tidak ditemukan
kecacatan sehingga masih layak dioperasikan dengan beban maksimum 12,5 tons.
Gambar 5.9 Visual Hook
Gambar 5.8 Pemeriksaan dan Pengukuran Hook OHC 12,5 Tons
54
5.2.5 Pemeriksaan dan Pengukuran Tali Baja
Berdasarkan Per-05/Men/1985, pasal 9 ayat (2), “Tali baja harus diberi pelumas
yang tidak mengandung asam/alkali” , atau sesuai dengan manual book dari pabrik
pembuat
Berdasarkan Per-05/Men/1985, pasal 9 ayat (3), “Tali baja harus diperiksa pada
waktu pemasangan pertama dan setiap hari oleh operator serta sekurang- kurangnya
satu kali dalam seminggu oleh tenaga yang berkeahlian khusus Pesawat Angkat dan
Angkut dari perusahaan.
Gambar 5.11 Pengukuran Tali Baja
Gambar 5.10 Pemerikaan dan Pengukuran Tali Baja OHC 12,5 Tons
55
5.2.6 Pengujian Tidak Merusak (No Destruction Test)
Sesuai hasil pemeriksaan dan pengujian (penetrant) pada hook tidak ditemukan
keretakan sehingga masih layak dioperasikan. Pada puli utama dan alur wire rope harus
diberi pelumas yang tidak mengandung asam/alkali secara rutin atau sesuai buku
petunjuk dari pabrik pembuat.
Gambar 5.13 Penetrant Test
Gambar 5.12 Pengujian Tidak Merusak (NDT)
56
5.2.7 Pengujian Beban
Sesuai hasil pemeriksaan visual, uji fungsi overhead crane tidak mengalami
kecacatan dan berdasarkan hasil pengujian beban pesawat angkat dan angkut jenis
overhead crane tidak mengalami penurunan beban, sehingga overhead crane masih
layak dioperasikan. Saran-saran yang diberikan oleh petugas resertifikasi adalah :
1. Sesuai hasil uji beban tidak terjadi penurunan, maka overhead crane masih layak
dioperasikan dengan beban 12,5 ton.
2. Harap dilakukan perawatan secara berkala dan diberi pelumas yang tidak
mengandung asam/alkali atau sesuai buku petunjuk dari pabrik pembuat.
3. Overhead crane sebelum dioperasikan, operator harus melakukan pemeriksaan,
pengecekan terhadap alat pengaman (safety device), alat perlengkapannya, brake,
sambungan, pin, safety pin, emergency stop, sesuai dengan buku petunjuk dari
pabrik pembuat.
Gambar 5.14 Pengujian Beban
Gambar 5.14 Pengujian Beban
Gambar 5.14 Pengujian Beban
Gambar 5.14 Pengujian Beban
Gambar 5.14 Pengujian Beban
Gambar 5.14 Pengujian Beban
Gambar 5.14 Pengujian Beban
Gambar 5.14 Pengujian Beban
57
4. Operator harus melakukan uji fungsi baik secara elektrik ataupun mekanis sebelum
melakukan pengangkatan beban harus sesuai buku petunjuk (load chart)
5. Operator pesawat jenis overhead crane diwajibkan memiliki sertifikat, lisensi K3,
dan buku kerja dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
(PER-09/MEN/VII/2010) sesuai dengan jenis dan kapasitasnya.
6. Overhead crane harus diadakan riksa uji ulang selambat-lambatnya dilaksanakan 1
tahun sekali berdasarkan bab VIII Pemeriksaan dan Pengujian pasal 138 ayat 4
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat
dan Angkut.
Beban diangkat setinggi 40 cm dan ditahan selama 10 menit, tidak terjadi penurunan
Gambar 5.15 Pengujuan Beban Dinamis 9,4 Ton
58
Beban diangkat setinggi 40 cm dan ditahan selama 10 menit, tidak terjadi penurunan.
Defleksi yang terjadi saat pengujian beban 12,8 ton, yaitu tinggi awal 9722 mm dan saat
mengangkat beban menjadi 9702 mm, selisih 20 mm.
Gambar 5.16 Pengujian Beban Statis 12,8 Ton
Gambar 5.16 Pengujian Beban Statis 12,8 Ton
Gambar 5.16 Pengujian Beban Statis 12,8 Ton
Gambar 5.16 Pengujian Beban Statis 12,8 Ton
Gambar 5.16 Pengujian Beban Statis 12,8 Ton
Gambar 5.16 Pengujian Beban Statis 12,8 Ton
Gambar 5.16 Pengujian Beban Statis 12,8 Ton
Gambar 5.16 Pengujian Beban Statis 12,8 Ton
59
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2017). Penjelasan Umum Crane Hoist. Diperoleh 21 Januari 2020,
dari https://docplayer.info/42434696-Bab-iii-dasar-teori-3- 1-
penjelasan-umum-crane-hoist.html
Benziro. (2019, 05 September). Cara Pengoperasian Overhead Crane.
Diperoleh 20 Januari 2020, dari
http://benziro.co.id/blog/detail/96/cara-pengoperasian-overhead-
crane
Ikons. (2017, 16 November). Mengenal Berbagai Jenis Crane Yang Biasa
Digunakan Dalam Konstruksi. Diperoleh 23 Januari 2020, dari
https://www.ikons.id/mengenal-berbagai-jenis-crane-yang- biasa-
digunakan-dalam-konstruksi/
Indonesia, PT. PAL. (2017, 31 Agustus). Profile Perusahaan. Diperoleh 19
Januari 2020, dari
https://www.pal.co.id/our_company/corporate_profile?lang=ina
KMMI. (2017). Mesin Alat Berat – Overhead Crane. Diperoleh 21 Januari
2020, dari http://kmmigroup.com/WEB001/index.php/id/sort-
learning/learning-bid-paa/374-mesin-alat-berat-overhead-
crane.html
Sudrajattuloh, Dede, dkk. (2014). Kajian Penerapan Prinsip dan Hukum Fisika pada
Alat-Alat Material Handling di Dunia Industri Manufaktur. Program
Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma
Chung : Malang.
Wijayanto, P. dan Susatio Y. (2011). Analisa Kestabilan Crane Jenis Gantry
Berbasis Amplitudo Sespon Getaran. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember : Surabaya
Zigma, Duta. (2016, 29 September). Jenis Crane serta Fungsinya. Diperoleh
22 Januari 2020, dari https://dutazigma.com/2016/09/29/jenis-crane-
serta-fungsi-nya/
60
LAMPIRAN
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 1
Tanggal : 1 – 4 September 2020
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Membersihkan tumpahan minyak (oli)
hidrolik yang tumpah ke selokan tempat pipa-
pipa di Shiplift, pipa berfungsi mengalirkan
minyak ke masing-masing hoist, terjadi
kebocoran pipa disalah satu hoist karena
retaknya sambungan las pada pipa. Masing-
masing memiliki kapasitas beban sebesar 200
ton.
2. Belajar mengoperasikan Overhead Crane
(OHC) 12,5 ton yang digunakan untuk
menaikkan, menurunkan, atau memindahkan
material berat, seperti plat baja atau
aluminium.
61
3.
Merubah posisi craddle pada landasan
slipway, untuk memposisikan kapal KRI
Ajak ke tengah lintasan shiplift dan ditarik
menggunakan UNI MOG.
62
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 2
Tanggal : 7 – 11 September 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Memperbaiki gerinda Makita 9500, yang
mengalami kerusakan pada bagian switch
dan mengganti carbon brush dengan yang
baru.
2. Memperbaiki portable blower karena
mengalami kerusakan pada rotor, sehingga
harus mengganti dengan rotor baru, dan
memasang cover portable blower bertujuan
agar saat pemakaian tidak melukai pekerja.
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
63
3.
Mengecek dan mengganti selang oksigen
CNC plasma cutting di Bengkel Fabrikasi,
karena api yang keluar dengan tidak
sempurna
4. Mengecek dan mengganti selang udara
bertekanan CNC plasma cutting di Bengkel
Fabrikasi karena dust collector pada CNC
plasma cutting tidak dapat terbuka atau
tertutup, sehingga mengakibatkan asap yang
mengepul.
Trial atau uji coba setelah pengecekan dan
penggantian selang oksigen, terlihat api yang
keluar sudah baik.
64
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 3
Tanggal : 14 – 18 September 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
2.
Mengamati proses undocking kapal KRI Ajak
yang sebelumnya sudah dilakuakan perbaikan
atau maintenance di Divisi Kapal Perang,
prosesnya di dorong oleh 1 UNI MOG dan 2
forklift (kapasitas beban 7 ton) sampai ke
tengah shiplift.
Berikut kapal yang sudah undocking dan
sudah berada pada step chain 4, dilanjutkan
besok karena sudah sore hari kondisi air laut
sudah mulai surut.
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
65
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 4
Hari/Tanggal : 21 – 25 September 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Mengganti Fuel Pump pada Forklift.
2.
Mengganti pipa untuk mengalirkan minyak
hidrolik pada pengunci rel di Ship Lift
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
66
3. Menambahkan air cooler ke mesin Las.
4.
Mengganti Switch pada bor (Bench
Drilling Machine)
5.
Memberi Grease pada Roller Bearing yang
telah di pasang di bushing sebelum di
masukan ke dalam roda.
6.
Bushing sudah di masukan ke dalam poros
roda.
67
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 5
Tanggal : 28 September – 2 0ktober 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Mengganti PCB mesin las yang hangus.
2.
Mengganti selang in/out minyak hidrolik
Radial Drill Manual Clamping di Bengkel
Mesin.
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
68
3. Mengganti karet coupling yang rusak pada
pompa
4.
Melihat proses loading Main Engine KCR 1
(Kapal Cepat Rudal)
69
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2 .Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 6
Tanggal : 5 – 9 Oktober 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Mengganti rotor gerinda makita 9500 yang
mengalami kerusakan.
2.
Mengganti Stator gerinda potong duduk
yang sudah gosong/aus.
3.
Melihat proses loading Main Engine KCR 2
(Kapal Cepat Rudal).
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
70
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 7
Tanggal : 12 – 16 Oktober 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Mengganti pipa pada reservoir tank
2.
Melakukan pengecekan pada panel crane
karena crane mengalami malfungsi tidak
bisa di gerakan.
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
71
3.
Membantu menaikan material untuk
membuat scaffolding dan cradle untuk
pijakan di cerobong.
4.
Pengecekan kontaktor pada motor crane.
5.
Melihat proses undocking kapal KRI ajak
setelah mengalami penambalan lambung
kapal karena sebelumnya waktu undocking
masih mengalami kebocoran.
72
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 8
Tanggal : 19 – 23 Oktober 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Mengganti rotor dan bostel pada gerinda
potong duduk.
2. Mengganti kabel dan rotor pada rotary.
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
73
3.
Memperbaiki gerinda makita 9500 yang
mengalami kerusakan pada kabel switch.
74
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 9
Tanggal : 26 – 30 Oktober 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Mengganti rotor gerinda
2.
Mengganti pressure switch kompresor.
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
75
3. Assembly komponen-komponen pada
kompressor portabel, setelah selesai
melakukan proses maintenance
4.
Menghaluskan ujung poros agar bisa
masuk ke dalam roda.
5.
Memasukan poros ke dalam roda dengan
cara di pukul manual.
76
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 10
Tanggal : 2 – 6 November 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Melakukan pembubutan bushing cradle
karena bearing tidak bisa masuk ke dalam
poros tersebut jadi mengurangi kurang lebih
0,7 mm, total 3 buah yang harus di bubut.
Proses pembubutan pada Bengkel Mesin
(Machinery Outfitting).
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
77
2. Membersihkan dan menghaluskan
permukaan dalam craddle menggunakan
gerinda rotari, yaitu tempat poros craddle
agar lebih mudah saat memasukkan poros
dan menghilangkan karat akibat korosi.
3.
Menghaluskan permukaan bagian atas dan
bawah craddle dari karat akibat korosi dan
meratakan yang tidak rata menggunakan
gerinda penghalus.
4.
Proses awal memasukkan poros pada
craddle menggunakan palu besar sampai
masuk kurang lebih setengah bagian.
78
5.
Terjadi kebocoran pada bagian solenoid
teleskopik dan mengganti solenoid dan seal
agar tidak terjadi kebocoran.
6.
Memindahkan craddle menggunakan
forklift ke mesin press hidrolik untuk
memasukan poros secara penuh.
79
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 12
Tanggal : 16 – 20 November 2020
No Dokumentasi Keterangan
1.
Memperbaiki dan memasang pressure switch mesin
press hidrolik Burkle S080 (gluring press) pada
Bengkel Interior dan mengganti pipa yang bocor.
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
80
2.
Mengisi minyak hidrolik pada pada mesin press
hidrolik Burkle S080 (gluring press), di Bengkel
Fabrikasi.
3.
Memperbaiki kontaktor pada bagian rangkaian
elektrikal dalam mesin press hidrolik Burkle S080
(gluring press), karena mesin press hidrolik setelah
piston nya terangkat, piston tidak dapat turun
kembali.
4.
Mengisi water cooler atau coolant sebagai media
pendinginan pada mesin las Saffro.
81
5.
Mengganti dan menyolder kapasitor pada PCB,
karena rangkaian pada PCB mengalami kerusakan
karena terlihat gosong pada bagian bawah PCB,
kemudian dipasang pada mesin las Saffro.
82
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 13
Tanggal : 23 – 27 November 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Mengganti selang pompa bensin yang sudah
putus dan membersihkan filter bahan bakar
yang kotor.
2.
Mengganti seluruh selang udara bertekanan
pada CNC plasma cutting yang mulai getas di
Bengkel Fabrikasi.
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
83
3,
Mengganti kapasitor mesin las yang terbakar
sehingga terlihat gosong.
4.
Pengecekan break motor long travel dan
break motor cross travel.
5.
Mengganti kontaktor pada panel cerobong
6.
Mengganti fuse mesin las yang putus, karena
kurang nya ampere(arus).
84
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 14
Tanggal : 30 – 4 Desember 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Membuat mesin pencacah gedebok pisang
untuk makan ternak bebek.
2. Pengecekan pipa minyak hidrolik dan
melakukan pengukuran.
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
85
3.
Pengisian minyak hidrolik pada tanki
reservoir.
4.
Melakukan perawatan hydraulic chain shiplift
melumasinya dengan minyak hidrolik.
86
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 15
Tanggal : 7 – 11 Desember 2020
No. Dokumentasi Keterangan
1.
Mengecek remote crane yang mengalami
trouble.
2.
Melepas filter pada tabung karena filter
sudah robek.
3. Mengganti selang flexible kompresor.
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
87
4.
Memasang panel kompresor.
5.
Memasang tabung filter yang telah diganti
saringan nya dengan yang baru.
6. Pengecekan mesin forklift.
88
Nama Anggota Kelompok :
1. Dicky Reonaldi Armansyah (10211710010092)
2. Novan Bagus Ramanda (10211710010096)
3. Ansori Akbar (10211710010126)
Dosen Pembimbing : M. Lukman Hakim, S.T, M.T
Perusahaan Tempat Magang : PT PAL INDONESIA (Persero)
Unit Magang : Divisi Kapal Perang
Magang Industri : 4 bulan
Minggu ke : 17
Tanggal : 21 – 23 Desember 2020
Laporan Mingguan
Magang Industri
Departemen Teknik Mesin Industri
Fakultas Vokasi
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
89
No. Dokumentasi Keterangan
1
2
3
Melihat proses penaikan Ship Lift yang
telah di gunakan undocking SPM (Single
Point Mooring)
Melakukan perbaikan alat rotary angin
yang mengalami trouble pada putaran nya
yang lambat.
Memperbaiki mesin gerinda yang
mengalami rusak pada rotor nya dan perlu
diganti.
90
Lampiran Surat Balasan Pemberian Ijin Praktek Magang Industri
91
Lampiran Surat Permohonan Magang Dari Departemen
92
Lampiran Preventive Maintenance (PM)
93
94
95
top related