program studi d iii kebidanan fakultas ilmu kesehatan
Post on 04-Dec-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA NY.C USIA 23 TAHUN YANG
MENGALAMI ANEMIA RINGAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI SARI
KACANG HIJAU DI PUSKESMAS RANCAEKEK DTP
KABUPATEN BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Tugas Akhir Program Studi
Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Bhakti Kencana
Oleh
PUTRI AYU AMELYA
CK 1.17.022
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA NY.C USIA 23 TAHUN
DI PUSKESMAS RANCAEKEK DTP KABUPATEN BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Di Uji
Di Hadapan Tim Penguji
Disusun Oleh:
Putri Ayu Amelya
CK 1.17.022
Pada tanggal : 01 April 2020
Pembimbing I Pembimbing II
( Dewi Nurlaelasari, M.Keb ) ( Cici Valiani, SST.,M.Kes )
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA NY.C USIA 23 TAHUN
DI PUSKESMAS RANCAEKEK DTP KABUPATEN BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
Putri Ayu Amelya
NIM : CK.1.17.022
Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji LTA
Mahasiswa D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UBK
Pada Hari Rabu,01 April 2020
Pembimbing I
Nama : Dewi Nurlaela Sari, M.Keb
NIK/NIP : 02008040143
Pembimbing II
Nama : Cici Valiani, SST.,M.Kes
NIK/NIP : 0402088601
Penguji I
Nama : Intan Yusita, SST.,M.Keb
NIK/NIP : 02011040159
Penguji II
Nama : Agustina, SST.,M.MKes
NIK/NIP : 10106051
Bandung, 01 April 2020
Ketua Program Studi D-III
Kebudanan FIKes UBK
( Dewi Nurlaela Sari, M.Keb )
NIK. 02008040143
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama Mahasiswa : Putri Ayu Amelya
NIM : CK 1.17.022
Program Studi : Diploma III Kebidanan
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir saya yang berjudul :
ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA NY.C USIA 23
TAHUN DI PUSKESMAS RANCAEKEK DTP KABUPATEN
BANDUNG
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah di tetapkan.
Bandung, 01 April 2020
Penulis
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir (LTA) yang berjudul “Asuhan Kebidanan Terintegrasi
Pada Ny.C Usia 23 Tahun di Puskesmas Rancaekek DTP Kabupaten Bandung”
sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada
Program Studi Diploma-III Kebidanan UNiversitas Bhakti Kencana Bandung.
Penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini ijinkan penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. H. A Mulyana., MH.Kes., M.Pd selaku ketua Universitas Bhakti Kencana
Bandung.
2. Dr. Entis Sutrisno, S.Farm, MH.Kes., Apt selaku Rektor Universitas
Bhakti Kencana Bandung.
3. Dr. Ratna Dian Kurniawati, ST.MKes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan
4. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb selaku ketua Program Studi Diploma-III
Kebidanan Universitas Bhakti Kencana Bandung sekaligus pembimbing
yang telah meluangkan waktunya membimbing dengan penuh sabar
sehinga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
5. Cici Valiani, SST.,M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan sabar dalam memberikan masukan agar
terselesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik.
v
6. Dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lain di Puskesmas Rancaekek DTP
yang telah memberi ijin dan memberikan kesempatan penulis melakukan
penelitian.
7. Dosen dan Staff pendidikan Universitas Bhakti Kencana Bandung yang
telat memberikan berbagai ilmu yang bermanfaat.
8. Kedua orangtua yang penulis sayangi karena selalu memberikan dukungan
baik berupa moril maupun materil, serta doa-doa yang tiada henti.
9. Rekan-rekan sejawat seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu
per-satu yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses
penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
Bandung, 01 April 2020
Penyusun
vi
ABSTRAK
Tercatat 72% ibu hamil mengalami anemia di Puskesmas Rancaekek DTP.
Anemia pada ibu hamil merupakan suatu keadaan yang terjadi secara fisiologis
karena ibu hamil mengalami peningkatan volume darah namun peningkatan sel
darah merah lebih sedikit dibanding volume plasma maka terjadilah hemodilusi.
Namun keadaan fisiologis ini dapat berkembang menjadi patologis jika tidak
diberi penanganan dan akan mengakibatkan komplikasi terhadap ibu dan bayi.
Selain tablet Fe, sari kacang hijau memiliki kandungan zat besi sebanyak 8,3 g/dl
guna menaikkan kadar hemoglobin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan melalui asuhan continuity of care melalui case study. asuhan
yang diberikan untuk menaikan kadar haemoglobin (Hb) pada ibu hamil guna
menurunkan resiko yang mungkin terjadi pada proses persalinan, nifas, bahkan
pada bayi baru lahir. Sampel yang digunakan ibu hamil Trimester III yang
mengalami anemia di Puskesmas Rancaekek DTP sebanyak 1 orang, dengan
pengambilan sampel secara purposive sampling. Responden mengkonsumsi sari
kacang hijau selama 2 minggu seharusnya mengalami peningkatan hemoglobin
sebesar 2,8 g/dl. Hasil penelitian menunjukan bahwa sari kacang hijau dapat
meningkatkan kadar hemoglobin apabila di konsumsi secara tepat dan teratur.
Diharapkan Puskesmas Rancaekek DTP dapat merapkan terapi kacang hijau ini
pada ibu hamil yang mengalami anemia
Kata Kunci : Anemia, Hemoglobin, Ibu hamil, Kacang hijau, Zat besi.
ABSTRACT
72% of pregnant women have anemia at the Rancaekek DTP Puskesmas. Anemia
in pregnant women is a condition that occurs physiologically because pregnant women
experience an increase in blood volume but an increase in red blood cells is less than the
plasma volume, so hemodilution occurs. However, this physiological state can develop
into pathological if not given treatment and will result in complications for the mother
and baby. In addition to Fe tablets, mung bean extract has an iron content of 8.3 g / dl in
order to increase hemoglobin levels. This study uses a descriptive method with an
approach through continuity of care care through case studies, care is given to raise the
levels of hemoglobin (Hb) in pregnant women to reduce the risks that may occur in labor,
childbirth, even in newborns. Samples used by trimester III pregnant women who have
anemia in Puskesmas Rancaekek DTP are 1 person, by taking a purposive sampling.
Respondents consuming green bean extract for 2 weeks should experience an increase in
hemoglobin of 2.8 g / dl. The results showed that green bean extract can increase
hemoglobin levels if consumed properly and regularly. It is expected that the Rancaekek
DTP Health Center can implement this green bean therapy in pregnant women who have
anemia
Keywords: Anemia, Hemoglobin, Pregnant women, Mung Beans, Iron.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................ii
PERNYATAAN PENULIS ..............................................................................iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iv
ABSTRAK .......................................................................................................vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................ix
LAMPIRAN ......................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan ...................................................................................................7
2.2 Anemia Dalam Kehamilan ..........................................................................16
2.3 Persalinan ...................................................................................................22
2.4 Nifas ...........................................................................................................24
2.5 Neonatus .....................................................................................................26
2.6 Keluarga Berencana ....................................................................................27
viii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Laporan ..............................................................................................30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................30
3.3 Subjek Penelitian ........................................................................................31
3.4 Jenis Data ....................................................................................................31
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................31
3.6 Instrumen Penelitian ....................................................................................32
3.7 Penyusunan Alat dan Bahan ........................................................................33
3.8 Analisis Data ...............................................................................................33
3.9 Jadual Pelaksanaan ......................................................................................34
3.10.Etika Penelitian .........................................................................................36
BAB IV ASUHAN KEBIDANAN
4.1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil ............................................................38
4.2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin .........................................................55
4.3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir ...................................................56
4.4. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas .............................................................64
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pada Kehamilan .........................................................................................72
5.2. Pada Persalinan ..........................................................................................76
5.3. Pada Bayi Baru Lahir .................................................................................77
ix
5.4. Pada Nifas ..................................................................................................79
BAB VI PENUTUP
6.1. Simpulan ....................................................................................................82
6.2. Saran ..........................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................84
x
DAFTAR TABEL
Jadual Pelaksanaan ...........................................................................................35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Wawancara
Lembar Observasi
Lembar Buku KIA
Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lembar Check List Kepatuhan Responden
Lembar Rujukan Puskesmas Rancaekek DTP
Lembar Resume Rumah Sakit Ibu Anak Humana Prima
Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing dan Penguji
Lembar Matriks LTA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indikator dari terjadinya anemia pada ibu hamil ialah karena permasalahan
kurang patuhnya ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe, dan kurang pemahaman ibu
mengenai kebutuhan ibu hamil yang disebabkan kebanyakan adalah primigravida.
(Dina Mariana, 2018)
Dalam masa kehamilan, terjadi suatu peningkatan volume darah yang
membuat terjadinya hypervolemia. Namun, pertambahan sel-sel darah merah
lebih sedikit dibanding peningkatan volume plasma, disitulah terjadi Hemodilusi
yaitu sebuah pengenceran darah. Proses pengenceran darah pada masa kehamilan
ini dikatan suatu penyesuaian yang fisiologis. Turunnya kadar hemoglobin saat itu
disebut anemia fisiologis atau pseudoanemia. (Parulian, 2016)
Untuk menanggulangi kejadian anemia pada ibu hamil, maka dilakukanlah
skrining atau pemeriksaan Antenatal Care (ANC) ialah suatu pemeriksaan ibu
hamil yang dilakukan guna mewujudkan kehamilan yang sehat. Jika ANC ini
dilakukan dengan benar dan dilakukan sedini mungkin, dapat mewujudkan suatu
peningkatan kesehatan ibu hamil dan mempertahankan kehamilan fisiologis ibu
agar tidak berkembang menjadi patologis. Pemeriksaan ANC ini juga untuk
mempersiapkan persalinan dengan upaya pencegahan, pendeteksian, dan juga
mengatasi masalah yang sudah ada (Ayu Indah Rachmawati, 2017)
Pada pemeriksaan ANC, peraturan Mentri Kesehatan RI nomor 88 tahun
2014 memberi penjelasan untuk program suplemen tablet Fe diberikan untuk
1
2
menanggulangi konsumsi zat besi, yaitu dengan pemberian tablet Fe selama
kehamilan sebanyak 90 tablet. (Sylvi Natalia, 2017)
Asuhan atau cara pengobatan anemia bukanlah hanya terapi farmakologi
(tablet Fe) saja, terapi non-farmakologi juga dapat dikembangkan untuk mengatasi
anemia, seperti mengkonsumsi sumber zat besi lain, seperti sayur bayam, daging,
hati sapi, susu dan kacang-kacangan. Sumber-sumber ini juga mengandung zat
besi, yakni pada sayur bayam dengan zat besi sebanyak 6,4 mg, daging dengan zat
besi sebanyak 23,8 mg, hati sapi dengan zat besi sebanyak 5,2 mg, susu dengan
zat besi sebanyak 1,2 mg, kacang-kacangan dengan zat besi sebesar 8,3 gram,
bayam dengan zat besi sebesar 3,9 mg, daun katuk 2,7 mg, kangkung 2,5 mg.
Salah satu pilihan jenis zat besi yang cukup baik dalah kacang hijau. Pemberian
zat besi dari kacang hijau ini dipilih sebagai salah satu pengobatan atau terapi
menaikan kadar Hb adalah selain dari harganya yang terjangkau, sari kacang hijau
ini memiliki jumlah kadar zat besi yang cukup tinggi dibandingkan dengan
sumber zat besi lain yang harganya sama murah, mudah didapat, serta cara
pengolahan yang mudah. (Susiloningtyas, 2020)
Cara pengolahan sari kacang hijau ini yaitu dengan cara pengambilan sari
kacang hijau yang dibuat dengan memanaskan air lalu merebus kacang hijau
sebanyak kurang lebih 1 gelas dan ampas kacang hijaunya di saring atau di
pisahkan, lalu minuman padat gizi dari sari kacang hijau siap di minum.
Pengobatan non farmakologi menggunakan sari kacang hijau ini sangat efektif
dalam menaikan kadar Hb pada ibu hamil jika di konsumsi sebanyak 2 kali sehari
teratur selama 2 minggu. (Dewi Luh Retnorini, 2017)
3
Dengan pemberian intervensi sebanyak 2 kali sehari selama 2 minggu,
peneliti mengharapkan hasil yang sempurna yakni kenaikan HB sebanyak 1,8
g/dl, sehingga HB ibu yang awalnya adalah 9,2 g/dl menjadi normal yakni 11g/dl.
Intervensi ini diberikan sebanyak 2 kali sehari, pagi hari pada pukul 09.00 wib dan
sore hari pada pukul 16.00 wib. Karena dalam 1 kali konsumsi kadar HB ibu akan
bertambah sebanyak 0,1 g/dl, jadi jika sehari ibu mengkonsumsi 2 kali maka ibu
akan mendapatkan peningkatan kadar HB sebanyak 0,2 g/dl. Hasil peningkatan
selama 1 hari terapi di akumulasikan dengan pengkonsumsian selama 14 hari,
maka jumlah kenaikan kadar HB yang seharusnya ibu dapatkan adalah 2,8 g/dl.
Berdasarkan sumber yang didapat, ibu hamil dengan anemia memiliki
komplikasi sangat besar terhadap dirinya sendiri dan juga terhadap bayi yang
kelak lahir. Dari seluruh persalinan terjadi sebanyak 5-25% perdarahan post
partum, atonia uteri 50-60%, retensio plasenta 16-17%, sisa plasenta 23-24%,
laserasi jalan lahir 4-5%, juga kelainan dalam bekuan darah 0,5-0,6%. Terhadap
janin bisa saja terjadi bayi lahir dengan berat badan lahir rendah dan juga
premature. (Indah Fitriasari, 2017)
Menurut WHO, secara global dari seluruh ibu hamil di dunia tercatat 20%
hingga 89% terjadi anemia pada ibu hamil dengan Hb (Hemoglobin) 11 gr% pada
dasarnya. Di Indonesia angka kehamilan dengan anemia cukup besar hingga
mecapai 67%. Dan ada 10-15% yang masuk dalam golongan ibu hamil dengan
anemia berat, tentunya sangat mempengaruhi terhadap tumbuh kembang janin. Di
Jawa Barat angka kehamilan dengan anemia tercatat 40-43% pada trimester III.
(Laelasari, 2016). Di Kabupaten Bandung tecatat ada 1.530 jiwa, ibu hamil yang
4
menderita anemia pada tahun 2019. Berdasarkan studi terdahulu ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas Rancaekek DTP pada tahun 2019
terdapat hasil ibu dengan anemia pada bulan Oktober dari 258 ibu, terdapat 28 ibu
mengalami anemia (72,2%) , bulan November dari 239 ibu, 21 ibu mengalami
anemia (50,19%) , dan pada bulan Desember dari 230 ibu, 29 ibu mengalami
anemia (66,7%).
Oleh karena uraian diatas, penulis tertarik meneliti permasalahan tersebut
dengan judul “Asuhan Kebidanan Terintegrasi pada Ny.C umur 23 tahun di
Puskesmas Rancaekek DTP Kabupaten Bandung”. Dengan alasan karena selama
kurang lebih 2 bulan penulis melakukan praktik lapangan di Puskesmas
Rancaekek DTP menemukan data yang cukup tinggi dalam waktu 3 bulan
kebelakang mengenai anemia pada ibu hamil.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan demikian rumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah hubungan
pemberian sari kacang hijau dengan kenaikan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu
hamil di Puskesmas Rancaekek DTP Desa Rancaekek Kulon Kecamatan
Rancaekek Kabupaten Bandung tahun 2019?”
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonates, dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
5
Asuhan yang diberikan untuk menaikan kadar haemoglobin (Hb) pada ibu
hamil guna menurunkan resiko yang mungkin terjadi pada proses persalinan,
nifas, bahkan pada bayi baru lahir.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian pada Ny.C usia 23 tahun dari sejak hamil, bersalin,
nifas, neonatus, dan KB
2. Menyusun diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan sesuai dengan
prioritas pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonates, dan KB
3. Merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu dan
berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonates, dan KB,
termasuk tindakan antisipatif, tindakan segera dan tindakan komprehensif
(penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan).
4. Untuk mengetahui efektivitas dari sari kacang hijau dalam asuhan
kebidanan ibu hamil dengan anemia
1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan serta dapat mengaplikasikan keterampilan yang
didapat selama mengikuti pendidikan kebidanan
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan terutama bidan di
lingkungan Puskesmas Rancaekek DTP Desa Rancaekek Kulon Kecamatan
Rancaekek Kabupaten Bandung agar lebih memperhatikan dan meningkatkan
6
pelayanan terhadap ibu hamil dengan anemia ringan supaya terhindar dari
komplikasi lain.
2. Bagi Klien
Supaya klien dapat memahami keadaannya, menambah wawasan dan
pengetahuan tentang anemia sedang dan dapat segera mengambil keputusan sesuai
dengan saran atau rujukan dari petugas kesehatan terutama bidan.
3. Bagi Penulis
Mendapat pengalaman dan kesempatan untuk menerapkan teori dengan
kasus yang ditemui di lapangan.
4. Bagi Institusi
Pihak institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswanya memahami
dan menerapkan teori dengan kasus yang ditemui di lapangan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KEHAMILAN
2.1.1. Definisi Kehamilan Trimester III
Kehamilan trimester III merupakan masa dimana seorang ibu membutuhkan
perhatian khusus, karena pada masa ini merupakan masa dimana terjadi
pertumbuhan juga perkembangan janin yang paling tinggi, peningkatan berat
badan janin yang sangat drastic yang membuat ibu merasa sangat cepat lelah.
(Pudji Suryani, 2018)
2.1.2. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III
1. Sistem Reproduksi
Pada dinding vagina terdapat beberapa perubahan seperti menebalnya
mukosa vagina, jaringan mengendor, terjadi hipertrofi pada sel otot polos.
Terjadi peningkatan volume sekresi seperti keluarnya keputihan yang lebih
kental. Pada minggu terakhir, seviks menjadi lebih lunak dan lebih mudah
menyesuaikan pada saat proses persalinan.
2. Payudara / Mamae
Payudara mulai memproduksi lobules dan alveoli untuk mensekresikan
kolostrum yaitu cairan kental berwarna kuning. Pada trimester ini, payudara
yang semakin besar disebabkan oleh karena aliran darah didalamnya lebih
lambat.
7
8
3. Kulit
Mulai muncul garis-garis kemerahan, terkadang juga kusam pada daerah
abdomen, paha, dan juga payudara. Perubahan ini disebut striae gravidarum.
4. Perubahan Metabolik dan Kenaikan berat Badan
Bertambahnya berat badan pada trimester ini bisa mencapai 2 kali lipat
dari kenaikan berat badan pada trimester sebelumnya. Pitting edema bisa
saja timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah yang diakibatkan oleh
akumulasi cairan tubuh. Oedema juga dapat disebabkan oleh menurunnya
tekanan osmotik.
5. Perubahan hematologis
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin ini mengalami sedikit penurunan
selama ibu hamil dan juga menyebabkan menurunnya viskositas darah.
Keadaan ini memerlukan perhatian, apabila kadar Hb <11,0 g/dl ini sudah
dianggap sebagai suatu yang tidak normal, yang biasanya disebabkan oleh
defiiensi besi.
6. Sistem kardiovaskular
Akibat dari pembesaran uterus, menyebabkan tekanan lebih terhadap
aorta yang juga mengurangi aliran darah ke ginjal.
7. System pernafasan
Terbatasnya pergerakan diafragma karena ukuran uterus yang semakin
membesar.
9
8. System Urinaria
Suatu tekanan dari kepala janin yang sudah mulai turun, menyebabkan
penekanan pada vesica urinaria yang membuat ibu menjadi sering buang air
kecil. Selain itu, terjadi juga peningkatan sirkulasi darah ke ginjal lalu
berpengaruh terhadap laju filtrasi glomerulussehingga pada saat itu mungkin
akan timbul gejala polyuria.
9. System muskuluskeletal
Ibu hamil memiliki posisi pungung yang cenderung lordosis, dan oleh
karna membesarya uterus ke posisi anterior, akan menjadi sangat tidak
nyaman bahkan terasa nyeri pada punggung bawah.
10. System persarafan
System saraf yang menurun pada trimester ini disebabkan karena depresi,
rasa cemas, kurangnya waktu tidur, dan sebuah perubahan fisik pada pada
kehamilan.
11. System pencernaan
Pada trimester ini terjadi penurunan mortilitas otot polos pada organ
degestif juga penurunan asam lambung. Oleh sebab itu, tonus spingter
esophagus bagian bahan mengalami penurunan dan menyebabkan refluks
dari lambung dan memunculkan keluhan seperti heartburn. Penurunan
mortilitas ini dapat menyebabkan konstipasi. (Anindita Kusuma Ardiani,
2013)
10
2.1.3. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III
Pada ibu hamil trimester III memang sudah mulau merasakan berbagai
macam ketidaknyamanan, antara lain:
1. Nyeri Punggung
Nyeri punggung pada ibu hamil, dapat dikaitkan dengan postur tubuh yang
berubah karena peningkatan berat di dalam rahim dan meningkatkan kelemahan
yang mendukung otot, sebagai akibat dari hormone relaksin. Nyeri punggung
dapat disebabkan oleh pengaruh dari hormon, aktifitas ibu, stress, indeks massa
tubuh yang tinggi, memiliki riwayat nyeri pungung sebelumnya, dan
membesarnya uterus karena perkembangan janin sehingga menyebabkan tulang
belakang melengkung secara normal.
Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:
a. Melakukan senam hamil.
b. Beri bantal dipunggung saat berbaring.
c. Istirahat dengan kaki agak ditinggikan.
d. Komunikasi yang membuat senang dan tenang.
e. Posisi istirahat yang nyaman dan baik.
2. Nyeri Perut Bawah.
Keluhan ini biasanya sering dirasakan oleh ibu hamil yang sudah
multigravida, nyeri perut bawah disebabkan karena tertariknya ligamentum,
sehingga menimbulkan nyeri seperti kram ringan dan atau terasa seperti tusukan
yang akan lebih terasa akibat gerakan tiba-tiba dibagian perut bawah.
Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:
11
a. Hindari berdiri tiba-tiba dari posisi jongkok.
b. Lakukan posisi tubuh yang baik.
c. Memiringkan tubuh sebelum bangun dari berbaring.
d. Posisi tidur yang baik.
3. Sesak Nafas.
Sesak merupakan sensasi rasa kehabisan nafas atau tidak dapat mengambil
nafas, ditandai dengan frekuensi nafas yang tidak normal. Sesak nafas pada
kehamilan disebabkan oleh tertekannya rongga dada oleh rahim yang semakin
membesar sehingga kapasitas paru-paru menurun.
Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:
a. Mengurangi aktifitas berat dan berlebihan.
b. Duduk dengan posisi tegak.
c. Menghindari posisi tidur terlentang.
4. Heart Burn.
Merupakan rasa terbakar di saluran pencernaan bagian atas termasuk
tenggorokan, biasanya ditandai dengan tanda dan gejala seperti terasa penuh,
kenyang, dan kembung. Disebabkan karena adanya peningkatan hormon
kehamilan (progesteron sehingga menyebabkan penurunan kerja lambung serta
penurunan tekanan sfingter esophagus bawah).
Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:
a. Menghindari makan tengah malam dan sebelum tidur.
b. Mengurangi makanan berminyak, berlemak, pedas, dan sangat asam.
c. Memposisikan kepala lebih tinggi pada saat terlentang atau tidur.
12
d. Tidak mengkonsumsi alkohol atau rokok.
e. Makan dalam porsi kecil tapi sering.
f. Pemberian obat jika gejala tidak berkurang yaitu, medikamentosa
a. liquid gavinson, dosis 10-20 ml / hari selama 4 minggu.
b. Sucralfate dosis 1 gram 3 x 1, jika penanganan diatas tetap tidak bisa
mengurangi keluhan, rujuk ibu ke Dr. Sp.OG atau Rumah Sakit.
5. Oedema (Bengkak).
Bengkak adalah terdapat kenaikan volume cairan di luar sel dan pembuluh
darah yang disertai dengan penimbunan di jaringan serosa. Penyebabnya karena
ada peningkatan sirkulasi cairan dalam tubuh, tekanan dari rahim dan tarikan
gravitasi. Penyebabnya karena ada peningkatan sirkulasi cairan dalam tubuh,
tekanan dari rahim dan tarikan gravitasi.
Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan
a. Posisikan kaki lebih tinggi dari kepala saat tidur.
b. Hindari pakaian ketat dan berdiri terlalu lama.
c. Berendam dengan air hangat.
d. Kenakan korset khusus ibu hamil untuk mengurangi tekanan pada kaki.
6. Sering BAK
Sering berkemih ini merupakan keluhan yang penyebabnya adalah terdapat
penekanan kandung kemih (bladder) oleh uterus yang semakin membesar dan
menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang serta frekuensi berkemih
meningkat.
13
Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:
a. Tidak menahan buang air kecil.
b. Buang air kecil sampai kandung kemih kosong.
c. Tetap minum pada siang hari dan kurangi minum 2 jam sebelum tidur.
d. Kurangi konsumsi minuman berkafein (teh dan kopi).
e. Menjaga kebersihan bagian kemaluan.
f. Lakukan latihan untuk memperkuat otot dasar panggul (latihan kegel).
g. Apabila saat BAK terasa perih, panas, dan keluar darah segera rujuk ke Dr.
SPOG.
7. Keputihan
Leukore atau keputihan merupakan pengeluaran yang dihasilkan oleh
serviks maupun vagina, yang berasal dari metabolisme glikogen dan dikeluarkan
dalam bentuk lender maupun semi cair. Penyebab dari keputihan secara umum
pada ibu hamil karena adanya peningkatan cairan vagina karena
ketidakseimbangan hormon, stress, kelelahan dan kadar gula darah ibu yang
tinggi.
Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:
a. Kebersihan diri.
b. Jangan bersihkan daerah vagina dengan sabun.
c. Keringkan daerah vagina setelah buang air.
d. Cuci pakaian dalam dengan baik dan bersih.
e. Ganti pakaian dalam setiap hari.
f. Istirahat yang cukup.
14
8. Gangguan Tidur dan Mudah Lelah
Pada saat memasuki trimester III, hampir seluruh ibu hamil mengalami
gangguan tidur dan cepat lelah. Hal ini disebabkan oleh nokturia (sering berkemih
saat malam hari), dan terbangun di malam hari. Sedangkan mudah lelah yang
dirasakan ibu hamil disebabkan karena kurangnya beristirahat dan terkadang ibu
hamil juga dapat mengalami insomnia, yang disebabkan oleh gerakan janin yang
aktif pada malam hari serta uterus yang terus membesar.
Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:
a. Mandi dengan air hangat.
b. Minum air hangat (susu, air putih) sebelum tidur.
c. Lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur.
9. Pusing
Pusing merupakan perasaan melayang atau ingin pingsan, merupakan gejala
normal selama kehamilan. Pusing dapat disebabkan oleh anemia, hipertensi,
adanya peningkatan hormon kehamilan (progesteron), kurangnya aliran darah ke
otak, dan kadar gula dara yang rendah.
Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:
a. Melakukan gerakan ringan secara perlahan ketika berdiri lama atau
mendadak terbangun dari duduk / jongkok.
b. Istirahat dengan posisi berbaring miring kiri dan posisi kaki lebih
ditinggikan.
c. Menghindari posisi terlentang lebih dari 5 menit.
15
d. Banyak minum air putih dan konsumsi, sayuran berwarna hijau juga daging
merah.
e. Menjauhi tempat ramai.
f. Memakai pakaian longgar.
g. Ajarkan tehnik nafas dalam.
h. Istirahat dan tidur cukup, siang hari 1 jam dan malam 8 jam.
i. Berikan parasetamol. Jika keluhan menetap dan bertambah disertai sakit
kepala hebat, penglihatan kabur dan berukunang-kunang, lemas, nyeri ulu
hati, lakukan rujukan.
10. Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi ini biasa disebut dengan kontraksi palsu. Pada saat trimester
akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10-20 menit dengan frekuensi yang
sebentar, dan dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada ibu hamil.
Asuhan kebidanan dan konseling yang dapat diberikan:
a. Mengelola stress.
b. Berendam dengan air hangat.
c. Banyak konsumsi air putih. (prawirohardjo, 2018)
2.1.4. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III
Kebutuhan yang harus dipersiapkan antara lain :
1. Persiapkan ibu dan keluarga untuk proses persalinan dan kemungkinan jika
ada kegawatdaruratan. persiapan jika terjadi komplikasipun harus sudah
mantap, seperti : Persiapan biaya, persiapan donor darah, persiapan untuk
pengambilan keputusan kedua jika keputusan pertama tidak tepat.
16
Pemberian konseling tanda-tanda persalinan agar ibu siapkan mental untuk
menghadari : rasa sakit karna HIS yang sdatang semakin kuat, keluarnya lender-
lendir bercampur darah, pecahnya ketuban dengan mendadak, dan akan
dilakukannya pemeriksaan dalam untuk mengetahui adanya pembukaan. (Damai
Yanti, 2017)
2.2 ANEMIA DALAM KEHAMILAN
2.2.1. Definisi
Anemia dalam kehamilan merupakan suatu kondisi ibu hamil dengan kadar
hemoglobin (Hb) kurang dari 10,0 gram/ml. 1/3 anemia yang terjadi pada ibu
hamil trimester III adalah kekurangan zat besi atau anemia defisiensi besi.
(Proverawati, 2013)
2.2.2. Tanda dan Gejala Anemia
Tanda dan gejala yang muncul ialah tanda yang tidak khas bahkan sering
tidak jelas, seperti :
1. Mudah merasa lelah
2. Tampak pucat
3. Sesak nafas
4. Jantung berdebar
5. Tensi terkadang normal, namun perlu di curigai anemia defisiensi
6. Malnutrisi
7. Sering merasa pusing
8. Adanya luka pada lidah
9. Nafsu makan menurun
17
10. Konsentrasi hilang
11. Mual dan muntah lebih terasa hebat pada usia kehamilan yang masih muda
Semua hal ini terjadi karena berkurangnya kadar volume darah dan semakin
sedikitnya hemoglobin yang seharusnya berfungsi untuk memkasimalkan
pengiriman oksigen ke seluruh organ-organ vital. (Rizqi Ariyani, 2016)
2.2.2. Klasifikasi Anemia Pada Kehamilan
Terdapat beberapa klasifikasi anemia dalam kehamilan, yaitu
1. Anemia Defisiensi Besi
Anemia ini terjadi dikarenakan kurangnya zat besi dalam darah. Anemia
dafisiensi besi di golongkan menjadi 4 bagian, sebagai berikut :
a. Hb. 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7-8 gr% : Anemia sedang
d. Hb <7 gr% : Anemia berat
Rata-rata kebutuhan zat besi pada ibu hamil berkisar mendekati 800 mg.
yang dibagi untuk janin dan plasenta sebanyak 300 mg guna meningkatkan massa
hemoglobin maternal, dan selebihnya 200 mg untuk di ekskresikan lewat usus,
urin juga kulit.
2. Anemia Megaloblastik
Jenis anemia ini ialah, suatu anemia yang disebabkan oleh kurang atau tidak
tercukupinya asam folat.
3. Anemia Hipoplastik
18
Jenis anemia ini ialah, anemia yang disebabkan oleh keterlambatan fungsi
sumsum tulang sehingga sel darah baru tidak berhasil terbentuk ulang.
4. Anemia Hemolitik
Jenis anemia ini, ialah disebabkan oleh terlalu cepatnya proses
penghancuran atau pemecahan sel darah merah. (Wuryanti, 2010)
2.2.3. Penanganan Anemia
Departemen kesehatan telah berupaya untuk menanggulangi masalah ibu
anemia zat besi ini dengan cara pemberian tablet Fe atau tablet tambah darah
sebanyak 1 tablet per 1 hari, tablet Fe ini di minum selama masa kehamilan atau
90 hari. (Parulian, 2016)
Cara untuk menanggulangi anemia pada tubuh ibu hamil, diperlukan asupan
tablet Fe sebanyak 60-120 mg perhari. Namun cara pengobatan anemia bukanlah
hanya terapi farmakologi (tablet Fe) saja, terapi non-farmakologi juga dapat
dikembangkan untuk mengatasi anemia, seperti mengkonsumsi sumber zat besi
lain, seperti sayur bayam, daging, hati sapi, susu dan kacang-kacangan. Sumber-
sumber ini juga mengandung zat besi, yakni pada sayur bayam dengan zat besi
sebanyak 6,4 mg, daging dengan zat besi sebanyak 23,8 mg, hati sapi dengan zat
besi sebanyak 5,2 mg, susu dengan zat besi sebanyak 1,2 mg, dan juga kacang-
kacangan dengan zat besi sebesar 8,3 gram. Salah satu pilihan jenis zat besi yang
cukup baik dalah kacang hijau. Pemberian zat besi dari kacang hijau ini dipilih
sebagai salah satu pengobatan atau terapi menaikan kadar Hb karena kacang hijau
ini memiliki jumlah kadar zat besi yang cukup tinggi, mudah didapat, cara
19
pengolahan yang mudah, serta memiliki harga yang relative murah dibandingkan
dengan sumber lain. (Susiloningtyas, 2020)
Cara pengolahan sari kacang hijau ini yaitu dengan cara pengambilan sari
kacang hijau yang dibuat dengan memanaskan air lalu merebus kacang hijau
sebanyak kurang lebih 1 gelas dan ampas kacang hijaunya di saring atau di
pisahkan, lalu minuman padat gizi dari sari kacang hijau siap di minum.
Pengobatan non farmakologi menggunakan sari kacang hijau ini sangat efektif
dalam menaikan kadar Hb pada ibu hamil jika di konsumsi sebanyak 2 kali sehari
teratur selama 2 minggu. (Dewi Luh Retnorini, 2017)
Dengan pemberian intervensi sebanyak 2 kali sehari selama 2 minggu,
peneliti mengharapkan hasil yang sempurna yakni kenaikan HB sebanyak 1,8
g/dl, sehingga HB ibu yang awalnya adalah 9,2 g/dl menjadi normal yakni 11g/dl.
Intervensi ini diberikan sebanyak 2 kali sehari karena dalam 1 kali konsumsi
kadar HB ibu akan bertambah sebanyak 0,1 g/dl, jadi jika sehari ibu
mengkonsumsi 2 kali maka ibu akan mendapatkan peningkatan kadar HB
sebanyak 0,2 g/dl. Hasil peningkatan selama 1 hari terapi di akumulasikan dengan
pengkonsumsian selama 14 hari, maka jumlah kenaikan kadar HB yang
seharusnya ibu dapatkan adalah 2,8 g/dl. Peneliti dengan sengaja menambahkan
waktu pemberian menjadi 2 minggu karena mengantisipasi adanya kelalaian ibu
dalam meminum sari kacang hijau.
2.2.4. Dampak Anemia pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, dan KB
Dampak atau komplikasi anemia yang dialami oleh ibu hamil sangat
beragam, seperti :
20
1. Pada kehamilan, bisa terjadi abortus dan juga partus imatur atau premature
2. Pada persalinan, bisa terjadi inertia, atonia, partus lama, dan perdarahan
atonia
3. Pada nifas, bisa terjadi subinvolusi, produksi ASI terganggu, daya tahan
tubuh terhadap infeksi dan pengendalian stress berkurang.
4. Pada neonates / BBL, bisa terjadi dismaturitas, bayi mikrosomia, berat
badan lahir rendah, dan kematian perinatal, adanya masalah pada psikologi
dan pertumbuhan bayi. (Susiloningtyas, 2019)
2.2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia
1. Usia ibu, usia kehamilan dibawah 20 tahun rentan dengan anemia karena zat
besi yang ibu miliki akan terbagi dua antara proses pertumbuhan janin dan
proses pertumbuhan biologis ibu sendiri. Untuk usia kehamilan diatas 35
tahun rentan terjadi anemia karena fungsi faal sudah tidak optimal dan usia
ibu sudah masuk pada masa awal degenatif. Sehingga usia yang terlalu
muda maupun terlalu tua berisiko dalam terjadinya anemia
2. Tingkat pendidikan ibu, merupakan salah satu penentu status penilaian gizi
serta mortalitas pada ibu juga pada bayi serta anak yang kelak dilahirkan,
tingkat pendidikan ibu juga sangat berpengaruh terhadap pola hidup sehat
ibu, perilaku ibu, dan perubahan sikap ibu.
3. Frekuensi hamil, saat hamil ibu akan helingan cadangan zat besi yang ada
didalam tubuh, maka semakin tinggi frekuensi kehamilan ibu semakin
berkurang juga zat besi yang ada didalam tubuhnya sehingga kejadian
anemia kerap terjadi pada ibu yang memiliki frekuensi hamil yang tinggi.
21
4. Jarak kehamilan, jarak kurang dari 2 tahun sangat berisiko terhadap ibu
yakni terjadinya anemia. Maka jarak harus selalu diperhatikan jarak
kehamilan hingga tubuh ibu siap kembali untuk menerima janin baru.
5. Status kurang energi kronik (KEK), saat hamil terjadi peningkatan volume
cairan serta sel darah merah yang mengalami penurunan konsetrasi protein
dalam proses pengikatan gizi dalam sirkulasi darah, maka jika ibu hamil
mengalami KEK akan mengakibatkan BBLR bahkan stanting pada bayinya.
6. Frekuensi konsumsi tablet besi, ibu hamil akan mengalami hemodilusi
sehingga ibu hamil rentan terhadap terjadinya anemia. kebutuhan zat
besinya yang meningkat harus didampingi oleh konsumsi tablet zat besi (Fe)
yang teratur, paling sedikit 90 tablet ibu harus mengkonsumsi tablet Fe
selama masa kehamilannya.
7. Frekuensi kunjungan antenatal care, langkah awal mengetahui status gizi ibu
adalah dengan memeriksakan kehamilannya secara rutin yakni ANC terpadu
selama kehamilannya, guna mengantisipasi jika ibu terjadi anemia. (Ikeu
Tanziha, 2016)
2.2.6. Diagnosis Anemia
Ada tiga tahapan untuk menegakkan diagnose anemia defisiensi besi, yaitu
menentukan atau tidak ada kadar anemia dengan menimbang kadar hemoglobin
dan hematocrit, selanjutnya dipastikan ulang apakah ada atau tidak ada defisiensi
besi, selanjutnya menentukan apa saja yang jadi penyebab terjadi defisiensi besi.
Tiga tahap itu adalah tahapan guna menegakkan seseorang mengalami anemia
atau tidak. (Dina Sophia Margina, 2014)
22
2.3 PERSALINAN
2.3.1. Definisi
Persalinan merupakan suatu hasil konsepsi yang keluar sesuai masa
kehamilan, atau kurangnya masa kehamilan, bahkan lebihnya masa kehamilan.
Persalinan ini berupa keluarnya janin disertai dengan plasentanya. Yang lahir
dengan sendirinya melalui jalan lahir atau dengan bantuan. (Ai Nurasiah, 2012)
Suatu rangkaian proses kejadian yang diakhiri dengan keluarnya bayi yang
berusia cukup atau kurang bulan, keludian disusul dengan keluarnya plasenta
disertai selaput janin dari dalam tubuh atau rahim seorang wanita. (Sastrawinata,
1983)
2.3.2. Tanda-tanda Inpartu
Ada beberapa tanda yang akan muncul saat masa inpartu, antara lain:
1. Adanya rasa nyeri yang datang karna HIS yang semakin adekuat, muncul
dengan durasi yang sering dan teratur
2. Keluarnya lender disertai campuran darah
3. Terkadang ketuban pecah dengan spontan tanpa ibu mampu menahan
4. Dari pemeriksaan dalam terdapat, serviks yang sudah mendatar dan teraba
sudah adanya pembukaan (Purwaningsih, 2014)
2.3.3. Tahapan Persalinan
1. Tahapan Persalinan Kala I
Kala I dimulai dari adanya pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan
10 cm. Kala I dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase Laten
23
Fase laten dimulai dari awal kontraksi yang menyebabkan penipisan serviks
sampai pembukaan 3.
b. Fase Aktif
Fase aktif ketika pembukaan dimulai dari 4 cm sampai pembukaan lengkap
atau 10 cm . pada fase aktif ini dibagi menjadi 3 subfase :
a) Periode akselarasi = berlangsung lambat pembukaan 3-4, berlangsung
selama 2 jam.
b) Periode dilatasi maksimal = berlangsung cepat pembukaan 4 cm
sampai 9 cm, berlangsung 2 jam.
c) Periode deselarasi = berlangsung sengat lambat dari pembukaan 9 cm
menjadi lengkap 10 cm, berlangsung selama 2 jam. (Kemenkes, 2016)
2. Tahapan Persalinan Kala II
Kala II dimulai ketika pembukaan lengkap atau 10 cm dan berakhir sampai
bayi lahir. (ROHANI, 2011)
3. Tahapan Persalinan Kala III
Kala III dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta dan selaput
ketuban. Proses kala III berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. (ROHANI,
2011)
4. Tahapan Persalinan Kala IV
Kala IV dimulai setelah lahir plasenta sampai dua jam post persalinan. Fase
ini disebut sebagai fase pengawasan, hal yang perlu dipantau adalah kondisi ibu
dan bayi serta proses IMD. Pada fase ini adalah masa kritis karena proses
perdarahan yang berlangsung .Observasi yang dilakukan :
24
a. Tingkat kesadaran pasien.
b. Pemeriksaan tanda vital.
c. Kontraksi uterus.
d. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya kurang dari 500 cc
(Kemenkes, 2016)
2.4 NIFAS
2.4.1. Definisi
Masa nifas ialah masa yang dimulai sejak lahirnya plasenta dan diakhiri jika
alat-alat dalam kandungan atau reproduksi wanita kembali ke asal semula seperti
sebelum hamil. Masa keberlangsungannya ialah selama 6 minggu atau 42 hari,
kira-kira selama itulah waktu yang dibutuhkan untuk membuat alat-alat
reproduksi wanita kembali menjadi normal. (Imelda Fitri, 2018)
Masa nifas atau atau disebut juga pueperium, yaitu masa pemulihan
kembali, yang dimulai dari sejak berakhirnya masa persalinan sampai dengan alat-
alat kandungan seorang wanita kembali dengan baik seperti pra-hamil, masa ini
berlangsung 6 hingga 8 minggu. (yeyeh, 2011)
2.4.2. Tahapan Masa Nifas
Terdapat beberapa tahapan masa nifas, yaitu :
1. Puerperium dini
Yaitu masa pemulihan dimana ibu mulai diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan, serta mulai melakukan aktivitas selayaknya wanita yang normal
pada umumnya.
2. Puerperium intermediate
25
Yaitu keseluruhan alat genetalia sudah mulai pulih dengan waktu antara 6
hingga 8 miggu lamanya.
3. Puerperium remote
Masa ini adalah masa yang diperlukan untuk memulihkan dan menyehatkan
secara sempurna terutama jika ibu mengalami komplikasi saat hamil dan
bersalin. (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011)
2.4.3. Gambaran Klinis Masa Nifas
Setelah proses persalinan selesai dapat terjadi peningkatan suhu tubuh,
tetapi tidak akan melebihi 38̊C. jika terjadi peningkatan suhu tubuh mencapai 38̊C
bahkan lebih secara dua hari berturut-turut, maka ada kemungkinan ibu
mengalami infeksi. Uterus pun akan menyelesaikan kerjanya dengan baik ditandai
dengan mengerasnya kontraksi, sehingga disitulah terjadi penutupan pembuluh
darah. Lalu masa ini diikuti oleh keluarnya suatu cairan sisa lapisan endometrium
dan sisa-sisa yang turut keluar juga dari bekas tempat implantasi plasenta, yang
disebut lochea. Lochea ini akan berubah secara jumlah dan warnanya,
perubahannya yaitu :
1. Lochea Rubra (Cruenta)
Keluarannya berupa darah segar juga masih ada sisa dari selaput ketuban,
sel-sel desidua, lanugo, meconium, dan verniks kaseosa yang berlangsung
selama 2 hari post partum
2. Lochea Sanguilenta
Keluarannya berupa darah dan lender, yang berwarna merah ke kuningan,
biasanya muncul di hari ke 3-7 postpartum
26
3. Lochea Serosa
Keluaran berwarna kuning dan sudah tidak ada keluaran darah lagi,
biasanya muncul pada hari ke 7-14 postpartum
4. Lochea Alba
Keluaran berupa cairan berwarna putih,setelah 2 minggu postpartum
5. Lochea Purulenta
Adanya infeksi dan keluaran cairan berupa nanah dan disertai bau busuk
6. Lochiostatis
Keluaran lochea yang tidak lancar. (Imelda Fitri, 2018)
2.5 NEONATUS
2.5.1. Definisi
Dikatakannya bayi baru lahir atau neonates normal ialah bayi yang lahir
dengan kondisi baik, keluar dengan presentasi belakang kepala melalui vagina
secara spontan tanpa adanya bantuan alat atau tindakan lain, pada usia kehamilan
yang genap 37 sampai 42 minggu, dengan berat badan yang dimiliki bayi tersebut
2500 gr sampai 4000 gr, dan juga mendapat penilaian apgar score >7. (Ai Yeyeh,
2010)
2.5.2. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
Pada bayi sehat dilakukan beberapa asuhan mutlak, yaitu :
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Isap lendir dari mulut dan hidung (bila perlu)
3. Mengeringkan bayi
4. Pemantauan tanda bahaya
27
5. Memotong tali pusat
6. Melakukan IMD
7. Memberikan suntikan Vitanin K secara IM di paha luar kiri setelah IMD
8. Memberikan salep mata antibiotik pada kedua mata
9. Melakukan pemeriksaan fisik
10. Memberikan imunisasi HB 0 0,5 ml secara Im di paha luar kanan kira-kira
1-2 jam setalah pemberian vitamin k (KEMENKES, 2010)
2.6 Kontrasepsi dan Keluarga Berencana
2.6.1. Definisi
UU No.10 tahun 1992 mengemukakan bahwa keluarga berencana ialah
suatu upaya guna meningkatkan rasa peduli, juga peran serta masyarakat dengan
cara Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), mengatur jarak dan jumlah kelahiran,
membina tentang pertahanan suatu keluarga, meningkatkan keluarga-keluarga
kecil, demi mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. (Imelda Fitri, 2018)
2.6.2. Jenis-Jenis Kontrasepsi
Ada beberapa jenis kontrasepsi, sebagai berikut :
1. Metode Alami
a. Metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode)
b. Metode senggama putus
c. Metode suhu basal
d. Metode kalender
e. Metode ovulasi
2. Metode Kontrasepsi Modern
28
a. Metode kontasepsi non-hormonal
Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a) Spermisida
b) Kondom
c) Cap serviks
d) IUD
b. Metode kontrasepsi hormonal
Metode ini tterbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a) Pil kontrasepsi kombinasi
b) Suntikan kontrasepsi hormone (1 dan 3 bulan)
c) Implan subdermal
d) Cincin vagina
e) Koyo kontrasepsi transdermal (patch)
3. Metode Tradisional
Metode ini menggunakan bahan dan alat tradisional seperti dari tumbuh-
tumbuhan yang diracik menjadi jamu. Racikan ini biasanya terbuat dari hasil
rebusan daun, kulit, akar atau bunga. Metode ini biasanya digunakan oleh orang-
orang terdahulu terutama oleh masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan.
Beberapa tumbuhan yang biasa di gunakan seperti : pare, kunyit, kacang
polong, kembang sepatu. Jenis tumbuhan ini diracik sedemikian rupa sebelum di
konsumsi
4. Metode Kontrasepsi Mantap
29
Terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Tubektomi : sterilisasi pada pria
b. Vasektomi : sterilisasi pada wanita. (kebidanan, 2018)
2.6.3. Tujuan Ber-KB
Pengendalian kehamilan dan persalinan guna meningkatkan kesejahteraan
ibu dan anak dan demi mewujudkan keberhasilan norma keluarga kecil yang
berkembang dengan sejahtera dan bahagia, ialah suatu tujuan dalam program
Keluarga Berencana. Dalam era masa kini, program keluarga berencana ditujukan
untuk mencapai terwujudnya keluarga yang berkualitas, memiliki tujuan, dan
mendapatkan jumlah anak yang ideal. (Imelda Fitri, 2018)
top related