preskas 2 sungsang
Post on 26-Dec-2015
31 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Letak sungsang adalah dimana janin terletak memanjang (membujur) dalam rahim
dengan kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri
(Sarwono P, 1992). Persalinan letak sungsang adalah persalinan untuk melahirkan janin yang
membujur dalam uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana bokong atau
kaki akan dilahirkan terlebih dahulu daripada anggota badan lainnya2.
Angka kejadian letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada.
Terjadinya letak sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang
terjadi pada 25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi
pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang
terjadi pada kehamilan aterm. Angka morbiditas dan mortalitas perinatal pada presentasi
bokong masih cukup tinggi. Angka kematian neonatal dini berkisar 9-25%, lebih tinggi
dibandingkan pada presentasi kepala yang hanya 2,6%, atau tiga sampai lima kali
dibandingkan janin presentasi kepala cukup bulan2.
Dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas, baik pada ibu maupun bayi dengan
kehamilan presentasi bokong, maka diupayakan beberapa usaha untuk menghindari
terjadinya persalinan dengan bayi presentasi bokong, salah satu diantaranya adalah dengan
cara knee-chest position. Insidens presentasi bokong meningkat pada kehamilan ganda; 25%
pada gemelli janin pertama, dan 50% pada janin kedua. Kehamilan muda juga berhubungan
dengan meningkatnya kasus ini, 35% pada kehamilan kurang dari 28 minggu, 25% pada
kehamilan 28-32 minggu, 20% pada kehamilan 32-34 minggu, 8% pada kehamilan 34-35
minggu, dan 2-3% setelah kehamilan 36 minggu. Adanya kehamilan presentasi bokong
sering dihubungkan dengan meningkatnya kejadian beberapa komplikasi sebagai berikut:
kesulitan yang meningkat dalam persalinan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal; mengakibatkan persalinan prematur, sehingga kejadian berat badan lahir rendah
(BBLR) meningkat; pertumbuhan janin terhambat (PJT); tali pusat menumbung; plasenta
previa; anomali janin (hidrosefalus, anensefalus); anomali uterus ataupun tumor uterus
(mioma uteri); kehamilan ganda; panggul sempit (contracted pelvis); multiparitas;
hidramnion atau oligohidramnion; presentasi bokong sebelumnya2.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. AW
Umur : 30 tahun
Alamat : Tarogong Kidul
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Medrek : 6770xx
MRS : 28 Juni 2014
KRS : 29 Juni 2014
ANAMNESIS
Dikirim oleh : Bidan
Keluhan utama : Keluar air-air dari Jalan lahir
ANAMNESA KHUSUS
G3P2A0 merasa hamil 9 bulan. Pasien mengeluh keluar air-air dari jalan lahir, banyak,
berwarna bening disertai darah dan lendir sejak ± 5 jam Sebelum masuk rumah sakit. Mules-
mules dirasakan ibu semakin sering dan kencang sejak ± 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Gerakan janin masih dirasakan ibu.
RIWAYAT OBSTETRI
1. Rumah, Paraji, Aterm, Normal, 3500gr, ♂, 11 tahun, Hidup
2. Rumah, Paraji & bidan, Aterm, Normal, 3500gr, ♀, 7 tahun, Hidup
3. Hamil saat ini
KETERANGAN TAMBAHAN
Menikah pertama : ♀ 20 tahun, SD, IRT
♂ 24 tahun, SD, Buruh
HPHT : 3 Oktober 2013 Siklus: teratur Lama: 5 hari
Darah: banyak Nyeri: Tidak
Menarche : 14 tahun
Kontrasepsi terakhir : Suntik 3 bulan sejak tahun 2007-2013
: Alasan berhenti KB:
PNC : Puskesmas dan Bidan.
: Jumlah kunjungan 3 kali.
: Terakhir PNC 1 bulan yang lalu
Keluhan selama hamil: -
Riwayat penyakit : -
STATUS PRAESENS
Keadaan Umum : CM
Tensi: 120/80 mmHg N: 80 x/mnt R: 24 x/mnt S: 36,50C
Kepala : Conjuctiva: Ca -/- Sklera: Si -/-
Leher : Tiroid tidak ada kelainan. KGB tidak ada kelainan
Thorak : Jantung : BJ I & BJ II murni reguler, G(-), M(-)
Paru : VBS kanan=kiri, Rh(-), Wh(-)
Abdomen : Cembung lembut
Hepar: sulit dinilai
Lien : sulit dinilai
Ekstremitas : Edema: - Varises: -
STATUS OBSTETRIK
PEMERIKSAAN LUAR
TFU/LP : 31 cm/98cm TBBA : 2565 gr
LA : Bokong, 4/5, Puka
HIS : 1 x/10 menit, lama his 10 detik
DJJ : 126 x/menit
PEMERIKSAAN DALAM
Vulva : tak
Vagina : tak
Portio : tipis lunak
Pembukaan : 2-3
Ketuban : -
Bag Terendah : bokong, st-1
LABORATORIUM
Tanggal 28-4-2014
1. Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin : 12,1 g/dL
Hematokrit : 34%
Lekosit : 21,520/mm3
Trombosit : 340.000/mm3
Eritrosit : 3,66 juta/mm3
DIAGNOSIS
G3P2A0 parturien 35-36 minggu kala 1 fase laten dengan KPD dan Letak Sungsang
RENCANA PENGELOLAAN
- R/ Partus Pervaginam
- Infus RL 500 ML 20 gtt/menit
- Observasi KU,TTV,His, dan BJA
OBSERVASI
Jam TD N S R His DJJ Ket
10.30 120/80 84 36,4 20 + 132 PD
v/v : t.a.k
Portio : Tipis Lunak
Ø : 6
Ket : -
Bg. Terendah : bokong st+1
- Drip oxytosin 5 IU pada 500ml RL
20gtt/menit
LAPORAN PERSALINAN
Telah lahir bayi sungsang dengan manual aid pada tanggal 28/06/2014, Jam 10.55.
Jenis Kelamin : Perempuan
BB : 2700 gram
PB : 47 cm
Anus : (+)
Pasien diberikan Induxin 1 ampul/ IM
Jam 11.00 Placenta lahir spontan lengkap
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : baik
Perineum Utuh
Kesimpulan (Diagnosa Akhir) : P3A0 Partus Maturus Sungsang dengan Manual Aid +
Augmentasi
FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal/
JamCATATAN INSTRUKSI
29/5/14 S/ -
O/ KU : CM
T : 110/80 mmHg R: 24 x/mnt
N : 84 x/mnt S: 36,50C
Mata: Ca -/- Si -/-
Abdomen : Datar, lembut
TFU : Tiga Jari dibawah pusat
Lokia rubra (+)
BAB (-), BAK (+)
A/ P3A0 Partus maturus sungsang dengan
augmentasi drip oxytocin
- Cefadroxil 2 x
500 mg peroral
- Asam mefenamat
3 x 500 mg
peroral
PERMASALAHAN
1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?
2. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?
3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?
PEMBAHASAN
Definisi
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Prawirohardjo, 2008).
Klasifikasi letak sungsang
1. Presentasi bokong murni (frank breech)
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki
setinggi bahu atau kepala janin.
2. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech)
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di
samping bokong dapat diraba kedua kaki.
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech)
Yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki
yang lain terangkat ke atas. (Kasdu, 2005)
(2) (1) (3)
Gambar 1 Klasifikasi letak sungsang.
Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relative
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada
kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian
dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang
lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
presentasi kepala.
Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, dan
panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan
kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri
dapat pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah
fundus (Prawirohardjo, 2008)
Diagnosis
Diagnosis letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar kepala tidak teraba di bagian
bawah uterus melainkan teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan
dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada yang
terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian
bawah.
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi
daripada umbilicus. Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat
dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air
ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada
keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik.
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya
sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan
dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang
letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang
telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-
kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.
Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan antara bokong dengan muka karena jari
yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang
dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan.
Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong,
sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu
kaki di samping bokong (Prawirohardjo, 2008).
(1) Anamnesa
Dari anamnesa data yang diperoleh berdasarkan keluhan ibu antara lain klien
merasakan perut terasa lebih keras dibagian ulu hati, gerakan janin lebih banyak
dirasakan dibawah, keluhan ibu kadang sesak nafas, ulu hati terasa sakit, perut terasa
penuh, nafsu makan berkurang dan kadang muntah (Sarwono, 1993).
(2) Pemeriksaan fisik dapat dilakukan sebagai berikut :
Palpasi menurut Leopold
Leopold I : Kepala di fundus uteri
Leopold II : teraba punggung disatu sisi, bagian kecil di bagian lain.
Leopold III : Bokong terasa di bagian bawah rahim (Sumarto .R. 1999)
Auskultasi : Dari auskultasi bunyi janting janin biasanya terdengar paling keras pada
daerah punggung. Anak sedikit di atas pusat (Sarwono.P. 1998).
Pembahasan
Pada kasus ini, penegakkan diagnosis sudah benar, dengan melakukan pemeriksaan
fisik untuk menentukan letak kepala dan bagian terbawah yang teraba adalah bokong. Begitu
pula dengan pemeriksaan bunyi jantung janin yang terdengar di daerah atas umbilicus.
Tata Laksana letak sungsang
Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah malpresentasi pada waktu
persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang dipakai untuk mengubah presentasi bokong
menjadi presentasi kepala yaitu versi luar, moksibusi atau akupuntur dan posisi dada-lutut
pada ibu. Namun dari semua tindakan tersebut hanya versi luar yang baru direkomendasikan.
Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan
maneuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin menjadi presentasi kepala.
Prosedur versi luar cukup aman dan efektif, namun komplikasi yang dapat terjadi adalah
bradikardi janin yang bersifat sementara, solusio plasenta, komplikasi pada tali pusat,
perdarahan feto-maternal dengan kemungkinan sensitisasi, ketuban pecah dini.
Persalinan pada presentasi bokong:
a. Pervaginam
Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus dipenuhi
yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah pecah, his adekuat dan
tafsiran berat badan janin < 3500 gram. Terdapat situasi-situasi tertentu yang
membuat persalinan pervaginam tidak dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan
pervaginam, direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan yang
sedemikian cepat, persalinan terjadi di fasilitas yang tidak memungkinkan dilakukan
bedah sesar, presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran
janin kedua pada kehamilan kembar. Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila
didapatkan kontra indikasi persalinan pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi kaki,
hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3500 gram, tidak adanya informed
consent, dan tidak adanya petugas yang berpengalaman dalam melakukan pertolongan
persalinan
(Prawirohardjo, 2008).
1) Persalinan spontan (spontaneous breech)
Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri (cara bracht). Pada
persalinan spontan bracht ada 3 tahapan yaitu tahapan pertama yaitu fase lambat, fase
cepat, dan fase lambat. Berikut ini prosedur melahirkan secara bracht: Ibu dalam
posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva, dilahirkan dengan kekuatan
ibu sendiri. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan
seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
2) Partial Extraction/ Manual Aid
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan
tenaga penolong.
a) Mueller
(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi
curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan di bawah simfisis dan
lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan di bawahnya.
(2) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih
dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas sampai bahu belakang lahir
(Wiknjosastro, 2007).
b) Klasik
(1) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada
pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut
janin mendekati perut ibu.
(2) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan
lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa cubiti
kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah
mengusap muka janin.
(3) Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin
diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga
punggung janin mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan
dapat dilahirkan (Wiknjosastro, 2007).
c) Lovset
(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi
curam ke bawah badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu
belakang menjadi bahu depan.
(2) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah yang
berlawanan setengah lingkaran demikian seterusnya bolak-balik sehingga
bahu belakang tampak di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.
d) Mauriceau
(1) Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam
jalan lahir.
(2) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk serta jari ke
empat mencengkeram fossa canina sedangkan jari yang lain mencengkeram
leher.
(3) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong seolah-olah janin
menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke tiga penolong mencengkeram
leher janin dari arah punggung.
(4) Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil
seorang asisten melakukan fundal pressure.
(5) Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin dielevasi ke atas
dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu,
mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala
(Wiknjosastro, 2007)
3) Full Extraction
Yaitu janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong. Ekstraksi
sungsang dilakukan jika ada indikasi dan memenuhi syarat untuk mengakhiri
persalinan serta tidak ada kontra indikasi. Indikasi ekstraksi sungsang yaitu gawat
janin, tali pusat menumbung, persalinan macet.
a) Cara ekstraksi bokong
(1) Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik penunjuk (os
sacrum).
(2) Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os sacrum dikaitkan
pada lipat paha depan janin. Kemudian dilakukan ekstraksi curam ke bawah.
(3) Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari telunjuk tangan
operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk membantu traksi
sehingga bokong berada di luar vulva.
(4) Arah ekstraksi berubah ke atas untuk mengeluarkan trokanter belakang.
(5) Ekstraksi kemudian mengikuti putaran paksi dalam.
(6) Bila pusat sudah berada di luar vulva, dikendorkan.
(7) Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua tangan pada bokong
janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-jari kedua tangan
berada di atas lipat paha janin.
(8) Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan, kemudian mengikuti
putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke depan.
(9) Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa dalam vagina untuk
menentukan letak lengan janin, apakah tetap berada di depan dada, menjungkit
atau di belakang tengkuk. Pada ekstraksi bokong sampai tulang belikat sering
diperlukan bantuan dorongan kristeller.
b) Cara ekstraksi kaki :
(1) Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan operator yang berada
pada posisi yang sama dengan os sacrum dimasukkan dalam vagina untuk
menelusuri bokong, paha sampai lutut guna mengadakan abduksi paha janin
sehingga kaki janin keluar. Selama melakukan tindakan ini, fundus uteri
ditahan oleh tangan operator yang lain.
(2) Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang dengan
dua tangan operator pada betis dengan kedua ibu jari berada punggung betis.
Lakukan traksi ke bawah. Setelah lutut dan sebagian paha keluar, pegangan
dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari pada punggung paha.
(3) Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan tujuan
menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul ibu.
(4) Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua
ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain
didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah
pada kaki sampai pangkal paha lahir. Dengan pegangan ini pangkal paha
ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir.
(5) Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari
dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha.
(6) Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk
melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir
(7) Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan
traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan
serta kepala seperti yang sudah dijelaskan.
b. Perabdominam
Memperhatikan komplikasi persalinan letak sungsang melalui pervaginam, maka
sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan dengan seksio
sesarea. Pada saat ini seksio sesarea menduduki tempat yang sangat penting dalam
menghadapi persalinan letak sungsang. Seksio sesarea direkomendasikan pada
presentasi kaki ganda dan panggul sempit (Prawirohardjo, 2008).
Prosedur persalinan sungsang per abdominal:
Persalinan letak sungsang dengan secsio casaria merupakan pilihan yang
terbaik. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervaginam
memberi trauma yang sangat berarti bagi janin.
Namun tidak berarti semua letak sungsang dilahirkan perabdominal. Untuk
melakukan penilaian apakah letak sungsang dapat melahirkan pervaginam atau
perabdominal kadang-kadang sukar dilakukan.
Beberapa kreteria letak sungsang harus lahir perabdominal adalah
o primigravida tua
o nilai sosial janin tinggi
o riwayat persalinan yang buruk
o janin besar lebih dari 3,5-4 kg
o dicurigai CPD
o prematuritas
Skor Andros merupakan penilaian yang lebih tepat untuk mengetahui janin bisa lahir perabdominal atau pervaginam
0 1 2
Paritas Primi multi
Umur kehamilan >39 mg 38 mg <37 mg
Tafsiran Berat Janin >3630 gram 3629-3176
gram
<3176 gram
Pernah letsung (2500 gram) Tidak 1x >2x
Pembukaan serviks <2cm 3 cm >4cm
Stasion <-3 -2 -1 / lebih rendah
Keterangan:
≤ 3 : persalinan perabdominal
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap dapat
dilahirkan pervaginam
>5 : dilahirkan pervaginam
Pembahasaan
Pada kasus ini, penanganan yang dilakukan pada pasien tersebut sudah sesuai.
Berdasarkan skor andros total score untuk pada kasus ini adalah 9 yang berarti dapat
dilahirkan pervaginam. Sehingga keputusan untuk melahirkan pervaginam dengan manual aid
adalah pilihan yang sesuai untuk pasien
Komplikasi persalinan letak sungsang
1) Komplikasi pada ibu
a) Perdarahan
b) Robekan jalan lahir
c) Infeksi
2) Komplikasi pada bayi
a) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :
(1) Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir)
(2) Perdarahan atau edema jaringan otak
(3) Kerusakan medula oblongata
(4) Kerusakan persendian tulang leher
(5) Kematian bayi karena asfiksia berat
b) Trauma persalinan
(1) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas
(2) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung
c) Infeksi, dapat terjadi karena :
(1) Persalinan berlangsung lama
(2) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
(3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam
Prognosis
Maternal / ibu
Baik ibu maupun janin dengan letak sungsang memiliki risiko yang lebih besar
dibandingkan dengan letak kepala. Pada persalinan sungsang yang sulit terdapat
peningkatan risiko maternal. Manipulasi secara manual dalam jalan lahir akan
memperbesar risiko infeksi pada ibu. Berbagai perasat intra uteri, khususnya dengan
segmen bawah uterus yang sudah tipis, atau persalinan after coming head lewat serviks
yang belum berdilatasi lengkap, dapat mengakibatkan ruptura uteri, laserasi serviks
ataupun keduanya. Tindakan manipulasi tersebut dapat pula menyebabkan pelebaran luka
episiotomi dan robekan perineum yang dalam. Anestesi yang memadai untuk
menimbulkan relaksasi uterus yang nyata dapat pula mengakibatkan atonia uteri yang
selanjutnya diikuti oleh perdarahan postpartum dari tempat implantasi plasenta. Meskipun
demikian, secara umum prognosis bagi ibu yang bayinya dilahirkan dengan ekstraksi
bokong bagaimanapun juga lebih baik bila dibandingkan pada tindakan seksio sesarea.
Bagi janin
Prognosisnya kurang menguntungkan dan akan semakin serius dengan semakin
tingginya bagian presentasi pada awal dilakukannya ekstraksi bokong. Di samping
peningkatan risiko terjadinya ruptura tentorium dan perdarahan intraserebral, yang
menyertai persalinan sungsang, angka mortalitas perinatal juga meningkat akibat semakin
besarnya kemungkinan terjadinya trauma lain pada saat dilakukan ekstraksi. Lebih lanjut,
prolapsus funikuli pada presentasi bokong tak lengkap jauh lebih sering dijumpai bila
dibandingkan pada presentasi verteks, dan komplikasi ini selanjutnya akan memperburuk
prognosis bagi bayi.
Pembahasan
Pada kasus ini, prognosis terhadap pasien adalah baik. Prognosis fungsi reproduksi
pada kasus ini kurang baika karena mulai memasuki tahapan kehamilan beresiko tinggi
(berdasarkam umur) sehingga edukasi tentang kontrasepsi irreversible dibutuhkan, di
sampinh itu pasien juga telah memiliki cukup anak. Prognosis fungsi seksual pada kasus ini
baik, dan prognosis fungsi menstruasi pada kasus ini juga masih baik, krn belum memasuki
tahapan menopause
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Siswishanto, R. Malpresentasi dan malposisi. Dalam: Ilmu Kebidanan ed 4. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009: 588-593.
2. Dewi, Y. Kelainan presentasi dan posisi. 2012. Dalam: http://dhewi335.blogspot.com
/2012_05_01_archive.html. Diunduh pada 27 Mei 2014.
3. Sastrawinata, S et al. Patologi Persalinan. Dalam: Obstetri Patologi. Bandung:
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, 1984:
169-185.
4. Cunningham, FG et al. Presentasi bokong dan pelahiran sungsang. Dalam: Obstetri
Williams vol 1 ed 21. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006: 559-585.
5. Unnamed. Letak sungsang. 2012 Dalam: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/
118/jtptunimus-gdl-anyanfaana-5879-2-babii.pdf . Diunduh pada 27 Mei 2014.
top related