praktikum faktor abiotik
Post on 25-Jun-2015
513 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Disusun oleh Sholikhatul Alaiya, Nur Fazat Arinal Haq, Aisyah Wardani dan Izzatul Bachriyah
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang
T aman Nasional Alas Purwo (TN-AP) dikenal dengan nama tanjung blambangan, merupakan salah satu kawasan pelestarian alam di Indonesia. Penunjukkan Alas Purwo sebagai Taman Nasional berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 283/Kpts-II/1992 tanggal
26 Februari 1992 seluas 43,420 ha. Taman Nasional Alas Purwo merupakan suatu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli.
E kosistem itu sendiri terdiri dari ekosistem aquatik dan terestrial. Ekosistem terestrial dikaji pada praktikum ini yaitu pada wilayah hutan pesisir Pantai Trianggulasi dan Pantai Pancur. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai komponen dalam ekosistem maka, harus memahami ilmu ekologi. Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari
interaksi antara unsur biotik dengan unsur abiotiknya. Keadaan unsur biotik sangat mempengaruhi unsur abiotik, begitu pula sebaliknya. Dalam praktikum ini, unsur biotik dikaji lebih lanjut pada ―Analisis Komunitas Tumbuhan‖ dan ―Komunitas Arthropoda Malam‖. Sedangkan unsur abiotik yaitu ―Penentuan Faktor Abiotik Pada Ekosistem Terestrial‖. Dalam penentuan unsur biotik dan abiotik pada hutan pesisir Pantai Trianggulasi dan Pantai Pancur dibutuhkan kemampuan dalam mengoperasikan alat dan menganalisis data. Maka dari itulah, praktikum ini sangat dibutuhkan.
Pelaksanaan pengamatan dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 2013 hari Sabtu dan Minggu,
di Hutan Pesisir Pantai Trianggulasi dan Pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi Jawa Timur.
Menyiapkan alat dan-
bahan
Menentukan lokasi penga-
matan
Melakukan pengamatan unsur biotik dan abiotik
secara kuantitatif maupun kualitatif
Mengolah data melalui
penyajian tabel dan grafik
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENGAMATANHASIL PENGAMATAN
Berdasarkan pengamatan pada unsur biotik dan abiotik yang telah dilakukan diperoleh beberapa data, masing – masing yaitu :
A. Hasil Pengamatan Pada Unsur Biotik
“Analisis Komunitas Tumbuhan”
Pada Hutan Pesisir Pantai Trianggulasi Tanggal 1 Juni 2013
Tabel 1. Hasil Pengamatan Analisis Komunitas Tum buhan Yaitu Berupa Daftar Spesies Tumbuhan Pada Tiap Petak
Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Komunitas Tumbuhan Secara Kualitatif Pada Spesies A – J
Tabel 3. Hasil Perhitungan Analisis Komunitas Tumbuhan Secara Kuantitatif Pada Spesies A – J
“Analisis Komunitas Arthropoda Malam”
Pada Hutan Pesisir Pantai Pancur Tanggal 1 Juni 2013
Tabel 4. Tabel Analisis Komunitas Arthropoda
Malam
B. Hasil Pengamatan Pada Unsur Abiotik
“Penentuan Faktor Abiotik Pada Ekosistem
Terestrial”
Di Hutan Pesisir Pantai Trianggulasi Tanggal 1 Juni 2013
Tabel 5. Hasil Analisis Penentuan Faktor Abiotik Pada
Ekosistem Terestrial
PEMBAHASANPEMBAHASAN
E kosistem terestrial terdiri dari unsur biotik dan abiotik. Unsur bi-otik berupa Komunitas Tumbuhan didapatkan 10 spesies dari
plot 1x1 m2 hingga 20x20 m2 dianalisis secara kualitatif menggunakan observasi visual dan menggambarkan sifat tanaman. Sosiabilitas 1 menunjukkan individu spesies tumbuhan hidup sendiri. Vitalitas 1 menunjukkan siklus tumbuhan lengkap sedangkan vitali-tas 2 siklus hidup lengkap namun tidak teratur. Periodisitasnya didapatkan Simbol Df (berdaun fotosintesis), Bg (Berbunga) dan Bu (Berbuah). Stratifikasi didasarkan pada tinggi pohon, lapisan A (mencapai 30 m), lapisan B (tingginya 20—30 m), lapisan C (4– 20 m) dan D (0—1 m). Apabila dianalisis secara kuantitatif maka ter-dapat perhitungan seperti:
Frekuensi spesies (F) =
Kerapatan spesies (K) =
Frekuensi Relatif (FR) =
Kerapatan Relatif (KR) = =
Frekuensi Relatif (FR) = x 100%
U ntuk pengamatan unsur biotik lain berupa Komunitas Arthropo-da Malam didapatkan 11 spesies yang semuanya adalah her-
bivora, Pengamatan ini menggunakan metode pitfalltrap (perangkap jebak) menggunakan media 4% formalin dan alkohol dipasang pada daerah yang datar selama 9 jam, dua daerah tersebut berbeda jarak ± 5 m.
U nsur biotik dianalisis menggunakan parameter khusus. Unsur Biotik yang diamati berupa (a) Faktor Iklim Mikro, terdiri atas:
Intensitas Cahaya diuji dengan luxmeter. Temperatur diuji diukur dengan thermometer. Sedangkan Kelembapan Relatif diukur menggunakan hygrometer, serta Arah angin (b) Faktor Geografis, terdiri atas: Topografi dilihat secara visual, Ketinggian dan Kemiringan masing masing diukur menggunakan GPS dan busur de-rajat. (c) Faktor Edaphis meliputi : Jenis Tanah, Tekstur Tanah, Struktur dikaji menggunakan panca indera. Pengukuran Derajat Keasaman menggunakan kertas Ph. Kelembapan Tanah diukur pada saat tanah baru diambil dan dibandingkan dengan tanah yang sama tapi telah dioven. Lalu dihitung dengan rumus (%) = ( a—b) / b x 100%. Kandungan Senyawa Organik diukur pada saat tanah yang baru diambil dan dibandingkan dengan tanah yang dilakukan penga-buan hingga tanah berwarna keputih—putihan. Lalu dihitung dengan rumus (%) = (0,5—b) / 0,5 x 100%. Ketebalan Serasah dan Humus diukur menggunakan kayu.
Hutan pesisir pantai Trianggulasi dan Pancur TN-AP Banyuwangi
merupakan hutan hujan tropis dan merupaka area konservasi.
Keragaman spesies yang variatif dan kondisi abiotik yang natural. Pengujian Unsur biotik berupa
―Analisis Komunitas Tumbuhan‖ diuji secara kualitatif didapatkan nilai sosialitas, vitalitas, stabili-
tas dan stratifikasi. Secara kuantitatif menggunakan metode plot didapatkan nilai Kerapatan, Frek-
uensi, Kerapatan Relatif, Frekuensi Relatif dan INP. ―Analisis Komunitas Arthropoda Malam‖ diu-
ji dengan metode pitfalltrap. Sedangkan, pengujian unsur abiotik berupa ―Penentuan Faktor Abiot-
ik Pada Ekosistem Terestrial‖ menggunakan berbagai macam alat ukur dan perhitungan statistik.
Hayati, A. 2012. Petunjuk Praktikum Ekologi Umum. Laboratorium Ekologi
Universitas Islam Malang.
Hidayat, S. 2008. Struktur Komposisi dan Status Tumbuhan Obat di Kawasan
Hutan Taman Nasional Alas Purwo. Jurnal Biologi Volume VIII ISSN : 1410 5292
KESIMPULANKESIMPULAN
top related