ppt sk3 kedkom b6.pptx

Post on 12-Dec-2015

245 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

SKENARIO 3BLOK

KEDOKTERAN KOMUNITAS

“HASIL RISKESDAS 2010”

     

SKENARIO 3 “ HASIL RISKESDAS 2010”BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS

KELOMPOK B-6

KETUA        :    MENTARI AMIR (1102012161)

SEKRETARIS  :  MEDIANI NURDIANTY SARI (1102012160)

ANGGOTA     :  

NURIN PASCARINI JUSAIM (1102012205)

NURUNNISA ISNY           (1102012208)

QATRIN NADA RAMADHANI     (1102012219)

REDHAFINI AZIZAH (1102012233)

SELLY SPADYANI (1102012266)

YOGIE NAHARA SAPUTRA    (1102010297)

HASIL RISKESDAS 2010 Bedasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 yang dilaksanakan oleh

BalitbangkesKementerian Kesehatan RI didapatkan beberapa hasil terkait dengan status gizi anak sebagai berikut: Prevalence Rate anak pendek secara nasional pada kelompok umur 6-12 tahun adalah35,6% yang terdiri dari 15,1% sangat pendek dan 20% pendek. Prevalence Rate kekurusan padaanak pada umur 6-12 tahun adalah 12,2% terdiri dari 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus. Secara Nasional masalah kegemukan pada anak umur 6-12 tahun masih sangat tinggi yaitu 9,2% ataumasih diatas 5,0%.

RISKESDAS 2010 juga meneliti pola konsumsi energi dan protein penduduk. Hasilnya adalahmasalah kekurangan konsumsi energi dan protein terjadi pada semua kelompok umur anak,terutama pada anak usia sekolah (6-12tahun), usia pra remaja (13-15tahun), usia remaja (16-18tahun) dan kelompok ibu hamil, khususnya ibu hamil di pedesaan.

Status Gizi anak tidak saja dipengaruhi pola makan tetapi juga pola asuh keluarga serta perilakuhidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dan anak. Dua keadaan tersebut disebabkan karena perilaku yang kurang baik dan cendrung menyebabkan kegemukan pada anak adalahmembiarkan anak duduk berjam-jam menonton TV, kurang berolah raga, dan sering makan makanan “junk food” yang tinggi lemak, kalori, garam, rendah serat. Rekomendasi hasil RISKESDAS yang berhubungan dengan status gizi anak usia sekolah adalah anak-anak perludiberi makanan tambahan. Program pemberian makanan tambahan di daerah miskin dapatdilaksanakan oleh Puskesmas dengan menjalin kerjasama pihak sekolah dan masyarakat.

Dalam pandangan Islam, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga melakukan pemberdayaan masyarakat dapat mandiri adalah wajib.

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Masalah Kekurangan Gizi dan Kelebihan Gizi Pada

Anak

A. Gizi kurang

1. Memberi Energi

2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh

3. Mengatur Proses Tubuh

GIZI LEBIHOBESITAS adalah penyakit gizi yang disebabkan

kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh.

PenyebabPerilaku makan yang berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan

Resiko/dampak obesitasGangguan respon imunitas selulerPenurunan aktivitas bakterisidaKadar besi dan seng rendah

 LI 2. Memahami dan Menjelaskan Status Gizi

Anak dan Ibu Hamil

Dalam penilaian staus gizi dikenal 2 istilah yaitu :

Penilaian status gizi dan

Pemantauan status gizi

Ada 2 faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang yaitu:A. Faktor Eksternal1) Pendidikan dan pendapatan2) Pekerjaan3) Budaya 

B.  Faktor Internal1) Usia2) Kondisi Fisik3) Infeksi

Penilaian Status Gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh

dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :Penilaian Langsunga. Antropometrib. Klinisc. Biokimiad. Biofisik 

Penilaian Tidak Langsunga. Survei Konsumsi Makanan b. Statistik Vital c. Faktor Ekologi

Status Gizi Anak Sekolah

Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB

Status Gizi Ibu HamilMenurut Huliana (2001), makanan yang

dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.

LI 3. Memahami dan Menjelaskan PHBS di Institusi Pendidikan dan Rumah Tangga

PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakat (Depkes. RI. 2006)

PHBS di Rumah TanggaPHBS di rumah tangga adalah upaya untuk

memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif  dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.

ManfaatAnggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.Anak tumbuh sehat dan cerdas.Produktivitas anggota keluarga meningkat

Pelaksanaan PHBS di Rumah Tangga

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan2. Memberi ASI ekslusif3. Menimbang balita setiap bulan4. Menggunakan air bersih5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun6. Menggunakan jamban sehat7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu8. Makan buah dan sayur setiap hari9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari10. Tidak merokok di dalam rumah

PHBS di Sekolah Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai

PHBS di sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk

6. Tidak merokok di sekolah

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

8. Membuang sampah pada tempatnya

PHBS di Institusi Kesehatan

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan yaitu:

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan Jamban

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok di institusi kesehatan

5. Tidak meludah sembarangan

6. Memberantas jentik nyamuk

PHBS di Tempat KerjaPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja

antara lain :

1. Tidak merokok di tempat kerja2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah BAB dan BAK5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja6. Menggunakan air bersih7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar8. Membuang sampah pada tempatnya9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

PHBS di Tempat UmumAda beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran

untuk menilai PHBS di Tempat - Tempat Umum yaitu :

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan jamban

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok di tempat umum

5. Tidak meludah sembarangan

6. Memberantas jentik nyamuk

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Gaya Hidup Pada Anak Yang Tidak Mencerminkan Gaya Hidup Sehat

1. Melewatkan sarapan

2. Kurang makan buah dan sayur

3. Tidak rutin berolahraga

4. Kurang tidur

5. Malas mencuci tangan

Berikut ini adalah beberapa cara sederhana tentang apa yang harus orang tua ajarkan kepada anak-anak tentang

gaya hidup sehat.

1. Anda tidak dapat memiliki kesehatan yang baik tanpa gizi yang baik.2. Makan buah-buahan dan sayuran mentah sebanyak mungkin3. Makan beberapa jenis protein setiap kali makan. (Makan daging yang cukup dan makan lebih banyak ikan)4. Makanlah dalam porsi kecil setiap hari dengan gizi seimbang.5. Minum air putih yang cukup setiap hari.6. Istirahat yang cukup. 7. Ajarkan anak-anak Anda pentingnya olahraga teratur.8. Ajarkan anak-anak Anda pentingnya suplemen.9. Ajarkan anak-anak Anda bagaimana menghindari stres dan bagaimana menghadapinya ketika hal itu tidak dapat dihindari.10. Ajarkan anak-anak Anda bahaya dari gula, lemak, dan kafein.

LI 5. Memahami dan Menjelaskan PBHS dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Islam

Daftar Pustaka Abunain Djumadias. 1990. Aplikasi Antropometri sebagai Alat Ukur Status Gizi. Puslitbang

Gizi Bogor.

Arsad. RA, 2006. Perbedaan Hemoglobin, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD Wilayah Gunung dan Pantai di Kabupaten Polewali Mandar tahnu 2006. FKM-UNHAS. Makassar.

Depkes, RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM UI Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius.

http://fk.uns.ac.id/static/file/Gizi.pdf

http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/Buku%20Pedoman%20pelayanan%20anakdfr.pdf

http://kgm.bappenas.go.id/index.php?hal=4&keyIdHead=9

http://www.bbkpmska.com/artikel/kesehatan-paru/81-lingkungan-sehat-untuk-tb.html

http://stbm-indonesia.org/wp/wp-content/uploads/2009/12/Materi-Dakwah-Sanitasi-untuk-Sanitasi-Total-Berbasis-Masyarakat.pdf

Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Supariasa, I.D.N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

top related