peta konsep - web view3.memahami dan menerapkan ... pemerintah berusaha untuk membuka peluang serta...
Post on 30-Jan-2018
293 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENDAPATAN NASIONAL
Pendekatan ProduksiPendekatan PendapatanPendapatan Pengeluaran
PDB menurut lapangan usaha PDB menurut penggunaanKoefisien Gini Kriteria Bank Dunia
Dapat dipahami melalui Dibagi jumlah penduduk
Pendapatan Perkapita
Pendekatan AnalisaPendekatan Analisa
Menghitung pemerataan distribusi dengan
Tujuan Manfaat
BAB 3PENDAPATAN NASIONAL
Oleh : TRIWAHONO
KOMPETENSI INTI3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KOMPETENSI DASAR3.3. Memahami konsep, metode, dan manfaat perhitungan pendapatan
nasional
PETA KONSEP
REVISI2015
KATA KUNCI:
1. Pendapatan nasional
5. Distribusi pendapatan 9. Pendapatan perkapita
2. Pengeluaran nasional
6. Pendekatan produksi 10.Koefisien Gini
3. Nilai tambah 7. Pendekatan pengeluaran
11.Kesejahteraan
4. Tingkat kesejahteraan
8. Pendekatan pendapatan
12.Produk Domestik Bruto
T U J U A N P E M B E L A J A R A NSetelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:
Menjelaskan definisi dan cara menganalisis pendapatan nasional
berdasarkan pendekatan yang ada
Menjelaskan hubungan PDB, pendapatan nasional, personal income, dan
Disposable income
Menjelaskan hubungan pendapatan nasional, pendapatan perkapita, dan
distribusi pendapatan
Membandingkan pendapatan nasional antar negara
Mendiskripsikan manfaat perhitungan pendapatan nasional.
Mendiskripsikan tujuan perhitungan pendapatan nasional
Menghitung pendapatan nasional
PENDAHULUAN
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nominal pendapatan per kapita
Indonesia 2013 mencapai Rp 36,5 juta. Naik sebesar Rp 3 juta ketimbang
pendapatan per kapita tahun sebelumnya sebesar Rp 33,5 juta.
Berdasarkan gambar dan ilustrasi di atas coba anda amati dan berilah
suatu simpulan atau diskripsi menurut anda apa yang terpikir oleh anda jika
dikaitkan dengan bahasan tentang pendapatan nasional. Pertanyaan-
pertanyaan apakah yang akan muncul dari diri anda dari hasil pengamatan
gambar tersebut ?. Dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari diri anda
cobalah anda jawab menurut anda sendiri.Jika anda ingin lebih mengetahui
tentang masalah tersebut pelajarilah pengembangan konsep berikut ini!
PENGEMBANGAN KONSEPPada konteks makroekonomi, tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu
negara antara lain adalah pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
kesempatan kerja, tingkat harga, dan posisi neraca pembayaran luar negeri.
Suatu negara dikatakan baik perekonomiannya apabila pendapatan nasional
Gambar berbagai hasil pertanian yang ditumpuk dalam suatu gudang dengan segala
aktivitas para petani.
dan pendapatan perkapita tinggi, tingkat kesempatan kerja tinggi, tingkat harga
stabil, dan neraca pembayarannya surplus.
Pada bab ini kita akan membahas salah satunya, yaitu mengenai
pendapatan nasional sebagai indikator pertama stabilitas makroekonomi.
Pendapatan perkapita sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat
serta ketimpangan pembagian pendapatan nasional juga menjadi bagian
pembahasan pada bab ini.
A. PENDAPATAN NASIONALPendapatan nasional suatu negara biasanya dijadikan salah satu tolok ukur
dalam menentukan tingkat kemakmuran masyarakat negara tersebut,
meskipun masih ada indikator yang lain yang masih harus diperhatikan, seperti
halnya tingkat pemerataan pendapatan dan sebagainya.
1. Definisi Pendapatan NasionalUntuk memahami mengenai pendapatan nasional, kita lebih dahulu perlu
memahami dasar pemikiran yang ada di balik konsep tersebut. Caranya
melalui penyederhanaan arus lingkaran output, pengeluaran, dan pendapatan
antara perusahaan dan rumah tangga. Simaklah bagan pada PERAGA 3.1!
PERAGA3.1. Arus lingkaran output, pengeluaran, dan pendapatan secara sederhana.
Andaikan kegiatan ekonomi suatu negara dapat disederhanakan seperti
pada PERAGA 3.1. Perusahaan memproduksi barang dan jasa yang disebut
dengan istilah output nasional atau produk nasional. Kemudian, perusahaan
menjual barang dan jasa ke sektor rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga
untuk membeli barang dan jasa tersebut dinamakan pengeluaran nasional
(gambar anak panah di tengah bagan). Dari hasil penjualan barang dan jasa,
perusahaan harus membayar balas jasa terhadap faktor--faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Pendapatan yang
diterima rumah tangga atas jasa faktor produksi dinamakan pendapatan
nasional (gambar anak panah di kanan bagan). Berdasarkan tiga konsep di
atas, yaitu produk nasional, pengeluaran nasional, dan pendapatan nasional,
dapat ditarik disimpulkan bahwa nilai barang dan jasa yang dihasilkan (output
nasional) sama dengan pengeluaran untuk membeli barang dan jasa tersebut
(pengeluaran nasional). Selain itu, nilai barang dan jasa tersebut juga sama
dengan pendapatan yang diterima faktor-faktor produksi dalam perekonomian
(pendapatan nasional). Dari sini kita dapat mendefinisikan pendapatan
nasional melalui tiga pendekatan sebagai berikut.
a. Nilai barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara dalam suatu periode
tertentu (satu tahun);
b. Jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam satu tahun;
c. Jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang
dihasilkan.
Gambar 3.1.
2. Tujuan mempelajari pendapatan nasional
Gambar beberapa barang = gambar sejumlah uang tertentu
Keterangan: Sejumlah barang tertentu yang dinilai dengan sejumlah uang
tertentumerupakan pendapatan nasional
Tujuan mempelajari pendapatan nasional pada dasarnya berisi Untuk
mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara, Untuk memperoleh taksiran
yang akurat nilai barang/jasa yang dihasilkan dalam 1 tahun. Secara lebih
terinci tujuan mempelajari perhitungan pendapatan nasional adalah sebagai
berikut:
a). Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
Bila kita menghitung pendapatan nasional suatu negara, kita dapat pula
mengukur tingkat kemakmuran suatu negara. Hal ini dikarenakan dalam
perhitungan pendapatan nasional akan dihitung semua sumber yang
mendatangkan hasil selama 1 tahun. Semakin tinggi nilai pendapatan
nasional semakin tinggi tingkat kemakmuran negara
b). Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang/jasa yang dihasilkan
dalam 1 tahun
Bila kita menghitung pendapatan nasional suatu negara, kita dapat pula
memperoleh taksiran yang akurat nilai barang/jasa yang dihasilkan dalam 1
tahun. Hal ini dikarenakan dalam perhitungan ppendapatan nasional akan
dihitung semua sumber yang mendatangkan hasil selama 1 tahun
c). Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan
yang berjangka. Tujuan menghitung pendapatan nasional suatu negara
adalah Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program
pembangunan yang berjangka. Hal ini dikarenakan unutuk membuat
rencana pelaksanaan program yang pembangunan yang berjangka
dananya harus disesuaikan dengan pendapatan nasional. Jika tidka
disesuaikan maka negara akan defisit
3. Manfaat perhitungan pendapatan nasional.Untuk melihat tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara serta sektor
mana yang lebih dominan menyumbang pendapatan nasional suatu negara,
maka perlu dianalisa secara mendetail dan cermat. Ada beberapa manfaat
dalam mempelajari pendapatan nasional diantaranya:
a). Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian
Dari perhitungan pendapatan naisonal, kita dapat menggolongkan suatu
negara sebagai negara industry,pertanian atau jasa selanjutnya diteliti
susunan sector lapanagan usaha perekonomiannya. Jika pendapatan
nasional dominan dari sector agraris maka struktur perekonomiannya
agraris
b). Mengetahui pertumbuhan perekonomian
Perhitungan pendapatan nasional dilaksanakan setiap tahun segingga
dapat dibandingkan dari tahun ke tahun. Dengan demikian dapat diketahui
kenaikan pendapatan atau penurunan pendapatan penduduk dihubungkan
dengan jumlah penduduk
c). Membandingkan perekonomian antardaerah dan antarnegara
Selain pendapatannaisonal, dapat dihitung pendapatan untuk propinsi yang
disebut pendapatan regional. Dengan demikian, dapat diketahui struktur
perekonomian setiap daerah dan dapat dibandingkan dengan daerah
lainnya.
d). Membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu
Data mengenaipendapatan pendapatan naisonal dibuat dari tahun ke tahun,
sehingga kita dapat membandingkan data besarnya pendpatan naisonal
dari tahun ke tahun
e). Membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
Perhitungan pendapatan naisonal berguna pula untuk membantu
merumuskan kebijakan pemerintah. Seandainya kita menginginkan
pertumbuhan produk nasional 8%, maka perhitungan pendapatan nasional
inilah yang kita lihat. Dengan mengetahui proporsi maisng masing sector,
pertanian 8% itu dialokasikan kepada sector pertanian misalnya 5%,sector
industri15%,pertambangan 12% dan seterusnya. Dari percepatan
pertambahan sector pertanian dala subsector tanaman bahan makanan,
pemerintah dapat menentukan kenijakan pengadaan pangan. Misalnya
dapat tidaknya bahan makanan disediakan dari produksi dalam negeri dan
seberapa besar masih harus diimpor. Berdasarkan pendapata perkapita,
pemerintah dapat pula menentukan gamabaran kebijakan kependudukan
dan penggunaan dana investasi
4. Perhitungan Pendapatan NasionalDefinisi pendapatan nasional memberikan gambaran kepada kita bahwa
pendapatan nasional dapat dipahami dalam tiga pendekatan. Oleh karena itu,
dalam perhitungannya, pendapatan nasional dapat dilakukan dalam tiga
pendekatan pula: (1) pendekatan produksi, (2) pendekatan pendapatan, dan
(3) pendekatan pengeluaran.
a. Pendekatan Produksi. Menurut pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai lapangan
usaha (sektor) dalam suatu negara selama satu tahun. Di Indonesia, sektor-
sektor produksi dibagi menjadi 9 sektor, yaitu: (1)pertanian; (2)industri
pengolahan; (3)pertambangan dan galian; (4)listrik, air dan gas; (5)bangunan;
(6)pengangkutan dan komunikasi; (7)perdagangan, hotel, dan restoran;
(8)bank dan lembaga keuangan, dan sewa perusahaan; (9) jasa-jasa lain.
Yang dijumlahkan dalam perhitungan ini bukanlah nilai akhir dari barang dan
jasa, melainkan nilai tambah dari barang dan jasa.
PERAGA 3.2. Proses produksi kemeja
Coba perhatikan rangkaian gambar di atas. Untuk memproduksi kemeja
harus diproduksi lebih dulu kain, benang, dan kapas. Kemeja dibuat dari kain,
kain dibuat dari benang, dan benang dibuat dari kapas. Jika kita menjumlahkan
nilai akhir (harga dikalikan dengan volume yang diproduksi) dari kemeja, kain,
benang, dan kapas, maka akan timbul apa yang dinamakan penghitungan
ganda ( double counting). Hal ini terjadi karena dalam nilai akhir kemeja sudah
terkandung sebagian nilai akhir kain. Dalam nilai akhir kain sudah terkandung
nilai akhir benang dan dalam nilai benang terdapat nilai akhir dari kapas. Begitu
seterusnya. Oleh karena itulah, untuk memperoleh total produk yang dihasilkan
suatu negara, harus digunakan nilai tambah ( value added).
Di bawah ini kita akan menyimak contoh perhitungan nilai tambah yang
disajikan dalam tabel 3.1. Diasumsikan bahwa volume masing-masing produk
yang diproduksi adalah satu. Bila harga masing-masing barang diketahui,
maka nilai tambah dapat dihitung.
TABEL 3.1 Contoh perhitungan nilai tambah
Jenis
BarangHarga Nilai Tambah
Kapas Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
Benang Rp 7.500,00 Rp 2.500,00
Kain Rp 12.500,00 Rp 5.000,00
Kemeja Rp 20.000,00 Rp 7.500,00
Rp 45.000,00 Rp 20.000,00
Menurut TABEL 3.1, sumbangan empat jenis barang tersebut bagi
pendapatan nasional adalah jumlah seluruh nilai tambah, yakni Rp 20.000,00,
dan bukan Rp 45.000,00. Perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan produksi sangat terkait dengan dua konsep produksi nasional,
yaitu Gross Domestic Product (GDP) dan Gross Nasional Produk (GNP).
Perbedaan keduanya terletak pada sudut pandang pihak yang melakukan
produksi. Pada GNP, digunakan istilah “ national’ karena sudut pandang yang
digunakan adalah status kewarganegaraan.
Dengan batasan ini, GNP hanya mencakup jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga suatu negara baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Pada GDP, digunakan istilah “ domestic” karena sudut pandang yang
digunakan adalah wilayah suatu negara.Dengan batasan ini, GDP hanya
mencakup jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara, baik
warga negara maupun warga asing.
GDP dapat lebih besar atau lebih kecil dari pada GNP. Jika GDP suatu
negara lebih besar dari GNP-nya, maka peranaman modal asing (PMA atau
investasi asing) di negara itu lebih besar daripada peranaman modal negara itu
di luar negeri. Kondisi ini sering terjadi pada negara-negara yang sedang
berkembang. Selisih jumlah GDP dengan GNP disebut Net Factor Payment
atau Net-Factor Income to Abroad. Net factor payment ini adalah jumlah neto
dari pendapatan orang asing di dalam negeri dikurangi dengan pendapatan
warga negara sendiri di luar negeri. Jadi, dapat dikatakan pula bahwa GNP
adalah GDP dikurangi Net Factor Payment.
Untuk menentukan besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan ini
adalah dengan menentukan dan selanjutnya menjumlahkan nilai produksi yang
dihasilkan seluruh sektor produksi yang ada dalam perekonomian. Pendapatan
nasional yang didapatkan dengan pendekatan (metode) produksi dinamakan
Gross Domestik Brutto (GDB). Agar supaya tidak terjadi perhitungan ganda,
maka dalam metode produksi ini yang dihitung hanyalah nilai tambah (value
added) yang diciptakan. Di dalam pendekatan (metode) produksi ini terdapat
sembilan sektor produktif yang dapat dihitung untuk menghasilkan nilai GDB
yaitu :
1) Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan.
2) Pertambangan dan penggalian.
3) Industri pengolahan.
4) Listrik, gas dan air bersih.
5) Bangunan.
6) Perdagangan, hotel dan restoran.
7) Pengangkutan dan komunikasi.
8) Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
9) Jasa-jasa
Untuk menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
Pqn = Harga produk dari sector n
Q1, Q2,….Q9 = Jumlah produk dari masing-masing sector.
Y = ∑Pqn x Qn
Y = (Pq1 x Q1) + (Pq2 x Q2) + (Pq3 x Q3) + …….. + (Pq9 x Q9)
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa dalam pendekatan produksi yang
dihitung hanya nilai tambah (NTB) agar tidak terjadi perhitungan ganda,
dengan demikian rumusnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dalam perhitungan nilai tambah dapat diberikan contoh sebagai berikut :
Perhitungan nilai tambah kain batik (dalam jutaan rupiah)
Tahap Produksi Harga
(Rp)
Pemakaian Bahan
(Rp)
Nilai Tambah
(Rp)
Bahan mentah berupa kapas 45.500 0 45.500
Benang pintal 70.600 45.500 25.100
Kain putih 136.000 70.600 65.400
Kain batik 200.000 136.000 64.000
Jumlah 452.100 252.100 200.000
Dalam tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai jual kain batik sebesar
Rp.200.000.000.000,00 sama dengan jumlah nilai tambah produksi beberapa
bidang usaha yang terkait. Dalam perhitungan nilai tambah berdasarkan alasan
tertentu ada produk barang /jasa yang nilai tambahnya tidak dimasukkan dalam
perhitungan pendapatan nasional diantaranya adalah :
1) Barang/jasa karena diproduksi untuk digunakan sendiri oleh yang
bersangkutan. Misalnya hasil pertanian yang dipanen sendiri dari kebunnya
untuk digunakan sendiri, pakaian yang dijahitnya sendiri dan sebagainya.
2) Barang / jasa yang diproduksi secara ilegal, misalnya barang selundupan
dan sebagainya.
3) Produksi barang / jasa yang diberikan kepada pihak lain tanpa imbalan.
4) Berdasarkan perhitungan nilai tambah dari sembilan sektor produksi dapat
diberikan contoh perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
(metode) produksi sebagai berikut :
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi (dalam
milayaran rupiah).
Y = ∑NTB 1-9 = NTB1 + NTB2 + NTB3 + NTB4 + NTB5 + ….… + NTB9
Produksi / lapangan usaha Nilai tambah
a. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. 78.400
b. Pertambangan dan penggalian. 43.200
c. Industri pengolahan. 54.000
d. Listrik, gas dan air bersih. 7.100
e. Bangunan 13.400
f. Perdagangan, hotel dan restoran 35.700
g. Pengangkutan dan komunikasi 21.000
h. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 26.900
i. Jasa-jasa 10.000 (+)
Produk domestik Bruto (PDB) 289.700
Pendapatan Netto luar negeri 300(+)
Produk Nasional Bruto (PNB) 290.000
Penyusutan dan replacment 15.400 (-)
Produk Nasional Netto 284.600
Pajak tidak langsung 21.000(-)
Pendapatan Nasional Netto 263.600
b. Pendekatan Pendapatan. Menurut pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi
yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi di suatu
negara selama satu tahun. Faktor-faktor produksi seperti tanah, modal, tenaga,
dan wiraswasta (entrepreneur) yang digunakan dalam proses produksi
diberikan balas jasa berupa sewa, bunga, upah atau gaji, dan laba. Karena
faktor--faktor produksi tersebut dimiliki oleh seorang atau sekelompok orang
dalam masyarakat, maka balas jasanya kembali pada masyarakat sebagai
pendapatan nasional. Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan
dapat ditulis secara matematis sebagai berikut:
di mana:
NI = w + i + r + P
NI = national income (pendapatan nasional)
w = wage (upah) i = interest (bunga)
r = rent (sewa) p= profit (laba)
Pendapatan nasional yang dihitung dengan pendekatan pendapatan dikenal
dengan sebutan Gross National Income (GNI). Jika GNI dikurangi dengan
penyusutan barang-barang modal disebut Net National Income (NNI). Contoh
Soal:
Dalam suatu negara terdapat data sebagai berikut:
- Penghasilan masyarakat dari faktor produksi alam yang berupa sewa (rent)
sebesar Rp2.000.000.000,00
- Penghasilan masyarakat dari faktor produksi tenaga kerja berupa gaji
(wage) sebesar Rp6.000.000.000,00
- Penghasilan masyarakat dari faktor produksi modal berupa bunga (interest)
sebesar Rp3.000.000.000,00
- Penghasilan masyarakat dari faktor produksi skill (enterpreneur) berupa
laba usaha (profit) sebesar Rp1.000.000.000,00
Berdasarkan data di atas maka besarnya pendapatan nasional berdasarkan
pendekatan pendapatan adalah
NI = w + i + r + pNI = Rp6.000.000.000,00 + Rp3.000.000.000,00 + Rp2.000.000.000,00 +
sebesar Rp1.000.000.000,00
NI = Rp12.000.000.000,00
Gambar 3.2.
c. Pendekatan Pengeluaran.Menurut pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
Gambar karyawan pabrik yang sedang menuju ke pabriknya
Keterangan gambar: pemilik faktor produksi tenaga kerja akan mendapatkan imbalan
berupa gaji
diproduksi di suatu negara dalam satu tahun. Pengeluaran yang dijumlahkan
itu terdiri atas:
1) Pengeluaran konsumsi perorangan dari rumah tangga (personal
consumption expenditure), berupa pengeluaran untuk pembelian barang
dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan saat ini.
2) Investasi domestik bruto, berupa: bangunan-bangunan baru, alat-alat
produksi yang tahan lama, dan persedian barang-barang oleh perusahaan.
Termasuk pula di dalamnya adalah investasi yang dilakukan oleh
pemerintah, seperti membangun jembatan, jalan, dan jaringan irigasi.
Dalam konteks Indonesia, investasi ini sering disebut dengan
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
3) Pengeluaran konsumsi pemerintah ( government expenditure) yang terlihat
dalam pengeluaran rutin pemerintah, seperti membayar gaji pegawai
negeri dan membeli peralatan kantor.
4) Ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dengan impor. Ekspor merupakan
sejumlah barang dan jasa dalam negeri yang dibeli oleh pihak luar negeri
sehingga menambah pendapatan nasional. Sementara impor merupakan
sejumlah barang dan jasa luar negeri yang dibeli oleh pihak dalam negeri.
Pada perhitungan pendapatan nasional, impor merupakan faktor
pengurang perhitungan karena produksi barang impor dilakukan di luar
negeri sehingga tidak masuk dalam pendapatan nasional. Secara
matematis, perhitungan pendekatan pengeluaran dapat ditulis sebagai
berikut:
di mana:
NI = national income (pendapatan nasional)
C = consumption (konsumsi rumah tangga)
I = investment (investasi)
G = government expenditure (pengeluaran pemerintah)
X = export
M = import
NI = C + I + G + (X −M )
Contoh soal :
Data yang dimiliki suatu negara untuk perhitungan pendapatan nasionalnya
sebagai berikut:
- Pengeluaran negara Rp 4.000.000.000,00
- Pengeluaran masyarakat Rp 8.000.000.000,00
- Pengeluaran rumah tangga usaha Rp 12.000.000.000,00
- Ekspor Rp 1.500.000.000,00
- Impor Rp 1.000.000.000,00
Berdasarkan data di atas maka besarnya pendapatan nasional berdasarkan
pendekatan pengeluaran adalah:
NI = C + I + G + (X – M)
NI = Rp8.000.000.000,00 + Rp12.000.000.000,00 + Rp4.000.000.000,00 +
(Rp1.500.000.000,00 - Rp1.000.000.000,00)
= Rp24.000.000.000 + Rp500.000.000,00
= Rp24.500.000.000,00
Gambar 3.3.
5. Analisa Pendapatan NasionalAnalisa pendapatan nasional tidak hanya sebatas penentuan besarnya
pendapatan nasional, tetapi juga sumber-sumber pendapatan nasional. Analisa
ini bergantung pada pendekatan yang digunakan dalam menghitung
pendapatan nasional. Misalnya, pada pendekatan produksi kita dapat
menganalisa lapangan usaha mana yang paling berkontribusi dalam
pendapatan nasional sebuah negara. Demikian halnya dengan pendekatan
perhitungan yang lain. Di Indonesia, perhitungan pendapatan nasional yang
dilakukan oleh pemerintah lebih menekankan penggunaan pendekatan
Gambar orang-orang yang sedang berbelanja di pasar
Keterangan gambar: Pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat yang berbelanja
merupakan pengeluaran masyarakat yang dilambangkan C
produksi dan pengeluaran. Pendekatan pendapatan hampir tidak pernah
dipergunakan karena perhitungannya dirasa lebih sulit dibandingkan dua
pendekatan yang lain. Itulah sebabnya, Badan Pusat Statistik (BPS) hanya
mengeluarkan perhitungan pendapatan nasional berdasarkan pendekatan
produksi dan pendekatan pengeluaran. Selanjutnya, kita akan melakukan
analisa terhadap pendapatan nasional berdasarkan dua pendekatan tersebut,
yaitu pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran. Analisa perhitungan
pendapatan nasional dengan pendekatan produksi diawali dengan menentukan
Produk Domestik Bruto (PDB) melalui penjumlahan nilai tambah barang dan
jasa yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha (sektor) di suatu negara
selama satu tahun. Tujuannya adalah untuk mengetahui besarnya sumbangan
berbagai sektor dalam mewujudkan pendapatan nasional. Kita dapat
mengambil contoh PDB Indonesia menurut lapangan usaha 2012 pada TABEL
7.3
TABEL 3.2 Produk Domestik Bruto menurut lapangan usaha Triwulan II dan III.
2012 atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2.000 (trilyun rupiah)
No Lapangan Usaha Haarga Berlaku Harga Konstan
2.000
Trw. II Trw III Trw. II Trw III
1 Pertanian, peternakan, kehutanan
dan perikanan
303,0 327,2 84,4 89,5
2 Pertambangan dan penggalian 248,5 242,3 47,8 47,9
3 Industri pengolahan 484,1 506,6 165,3 171,9
4 Listrik, gas dan air bersih 15,5 15,7 5,0 5,0
5 Konstruksi 210,4 221,7 42,2 43,9
6 Perdagangan, hotel dan restoran 283,7 293,2 117,6 119,7
7 Pengangkutan dan komunikasi 132,8 141,9 65,0 67,8
8 Keuangan, real estate dan jasa
perusahaan
146,7 152,6 62,6 64,0
9 Jasa-jasa 226,6 221,6 60,7 61,8
PDB 2.051,3 2.122,8 650,6 671,5
PDB tanpa gas 1.887,9 1.962,8 616,2 637,2
Sumber : Berita statistik No. 73/11/Th.XV, 5 Nopember 2012
Berdasarkan TABEL 3.2, diperoleh bahwa PDB Indonesia untuk tahun 2012
semester II sebesar 2.051,3 trilyun rupiah dan semester III tahun 2012 sebesar
2.122,8 trilyun rupiah. Dari besaran PDB tersebut, sumbangan terbesar
diberikan oleh sektor industri pengolahan sebesar 506,6 trilyun atau sebesar
23,86% dari PDB total. Sementara sumbangan terkecil diberikan sektor listrik,
gas, dan air minum yaitu sebesar 15,7 trilyun atau sebesar 0,7% dari PDB total.
Selanjutnya, bila PDB berdasarkan harga konstan 2.000 besarnya 671,5 trilyun
rupiah. penyumbang terbesar yaitu sektor Industri pengolahan yaitu sebesar
171,9 atau sebesar 25,60 %
6. Komponen dalam perhitungan pendapatan nasionalKomponendalamperhitungan pendapatan nasional atau istilah-istilah yang
terkait dengan pendapatan nasional diantaranya adalah :
a. Produk Domestik Bruto (PDB) / Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto (PDB) / Gross Domestic Product (GDP) adalah
jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara baik yang
dihasilkan dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau warga negara
maupun Penanaman Modal Asing (PMA) atau warga Negara asing, tetapi tidak
termasuk hasil barang dan jasa warga Negara yang bekerja di luar negeri
Dalam konsep perhitungan Produk Nasional Bruto dengan Produk Domestik
Bruto terdapat unsur hasil produk yang melibatkan negara lain yaitu :
1) Hasil produk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara di luar negeri,
di mana unsur ini akan dimasukan dalam perhitungan Produk Nasional
Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP).
2) Hasil produk barang dan jasa warga negara asing atau perusahaan asing
di suatu Negara, di mana unsur ini tidak dimasukkan dalam perhitungan
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP).
Selisih antara hasil produk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara
di luar negeri (point 1) dengan hasil produk barang dan jasa warga Negara
asing (point 2) disebut Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri (PNLN). Jika
kita simpulkan dari hasil perbandingan di atas maka terdapat dua kesimpulan
sebagai berikut :
1) Negara yang hasil produk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara
di luar negeri lebih besar dari hasil produk barang dan jasa warga negara
asing di negaranya, maka PNLN nya akan positif sehingga PNB > PDB.
Jika PNB > PDB menunjukan bahwa perekonomian negara tersebut telah
maju, hal ini menunjukan bahwa investasi negara tersebut di luar negeri
lebih besar dibandingkan investasi negara asing di negara tersebut.
2) Negara yang hasil produk barang dan jasa yang dihasilkan warga Negara
di luar negeri lebih kecil dari hasil produk barang dan jasa warga negara
asing di negaranya, maka PNLN nya akan negatif sehingga PNB< PDB.
Jika PNB< PDB menunjukan bahwa perekonomian Negara tersebut belum
maju, hal ini menunjukan bahwa investasi negara tersebut di luar negeri
lebih kecil dibandingkan investasi negara asing di negara tersebut
b. Produk Nasional Bruto ( PNB) / Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah
jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara selama
satu tahun ditambah hasil barang dan jasa yang dihasilkan warga negara
tersebut yang bekerja di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil barang dan
jasa perusahaan asing / warga negara asing yang beroperasi di negara
tersebut.
Jika pengertian penduduk suatu negara adalah seluruh orang yang
bertempat tinggal di negara tersebut tidak membedakan apakah warga negara
atau warga negara asing, maka Produk Nasional Bruto dapat dirumuskan
secara matematik sebagai berikut :
Keterangan :
PNB / GNP = Produk Nasional Bruto atau Gross National Product
GDP = Jumlah produk barang dan jasa penduduk suatu
negara
Produk WNA = Jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan
warga negara asing /PMA di negara tersebut
PNB / GNP = GDP+/– (Produk WNA-Produk WNI di LN)
Produk WNI di LN = Jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan
warga negara di luar negeri.
Jika Produk PMA lebih kecil dari Produk WNI di luar negeri maka selisihnya
merupakan pendapatan netto atas luar negeri yang akan menambah terhadap
GDP atau sebaliknya.
c. Produk Nasional Neto (PNN) / Net National Product (NNP)
Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) yaitu produk
nasional bersih yang dicari dengan mengurangkan antara Produk Nasional
Bruto (PNB) dengan penyusutan dan penggantian alat yang telah aus/usang
(replacement). Penyusutan adalah pengurangan nilai suatu aktiva karena telah
digunakan untuk produksi sedangkan replacement merupakan penggantian
suatu aktiva karena telah aus digunakan untuk produksi. Secara matematika
menghitung PNN atau NNP dapat dirumuskan sebagai berikut :
NNP / PNN = GNP / PNB – ( Penyusutan + Replacment )
d. Pendapatan Nasional Neto / Net Nasional Income (NNI).
Pendapatan Nasional Neto / Net Nasional Income (NNI). Merupakan
pendapatan nasional bersih setelah pajak tidak langsung. Untuk menghitung
besarnya NNI dilakukan dengan mengurangkan antara NNP dengan pajak
tidak langsung, sehingga secara matematik dapat dilambangkan dengan notasi
:
e. Pendapatan Perorangan / Personal Income (PI).
Pendapatan perorangan / Personal Income (PI) adalah pendapatan yang
benar-benar dapat dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan. Pendapatan
perorangan secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut :Pendapatan
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
perorangan = NNI + Transfer payment – ( Jaminan sosial + pajak penghasilan
perusahaan + laba tidak dibagikan.
Dari perhitungan pendapatan perorangan dikenal adanya transfer payment
yaitu penerimaan yang diperoleh bukan dari aktivitas produktif sehingga tidak
termasuk dalam pendapatan. Pada dasarnya terdapat tiga jenis transfer
payment yaitu :
1) Goverment transfer payment ( pembayaran transfer pemerintah ) yaitu
pemberian tansfer oleh pemerintah kepada perorangan, misalnya
tunjangan yang diberikan kepada veteran, tunjangan anak dan pegawai
negeri sipil.
2) Business transfer payment (pembayaran transfer bisnis) misalnya utang
ragu-ragu.
3) Interpersonal transfer payment (pembayaran transfer perorangan) yaitu
pemberian dari seorang teman / keluarga kepada seorang teman /
keluarga lainnya.
f. Pendapatan Disposibel / Disposible Income (DI).
Pendapaan Disposibel / Disposible Income (DI) yaitu pendapatan yang
dapat dibelanjakan oleh keluarga. Secara matematik dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Yang termasuk pajak langsung adalah kewajiban-kewajiban pajak yang
harus dibayar oleh rumah tangga, misalnya pajak penghasilan.
Pendapatan perorangan = NNI + Transfer payment – ( Jaminan sosial + pajak
penghasilan perusahaan + laba tidak dibagikan.).
DI = PI – Pajak langsung
Contoh perhitungan:Data pendapatan nasional negara Kertagama pada tahun anggaran 2013
terlihat sbb:
- Produksi GDP Rp 950.000.000.000,00
- Produksi perusahaan asing Rp 75.000.000.000,00
- Produksi warga negara di luar negeri Rp 30.000.000.000,00
- Pajak langsung Rp 50.000.000.000,00
- Pajak tidak langsung Rp 100.000.000.000,00
- Pajak perseroan Rp 20.000.000.000,00
- Iuran dana pensiun Rp 5.000.000.000,00
- Laba ditahan Rp 150.000.000.000,00
- Transfer paymant Rp 25.000.000.000,00
- Penyusutan Rp 30.000.000.000,00
Perhitungannya:- GDB Rp 950.000.000.000,00
- Produksi perusahaan asing Rp 75.000.000.000,00 (-)
Rp 875.000.000.000,00
- Produksi warga negara di luar negeri Rp 30.000.000.000,00 (+)
- GNP Rp 905.000.000.000,00
- Penyusutan Rp 30.000.000.000,00 (-)
- Produk Nasional Netto Rp 875.000.000.000,00
- Pajak tidak langsung Rp 100.000.000.000,00 (-)
- Nett National Income Rp 775.000.000.000,00
- Transfer paymant Rp 25.000.000.000,00(+)
Rp 800.000.000.000,00
Dikurangi:
- Pajak perseroan Rp20.000.000.000,00
- Iuran dana pensiun Rp5.000.000.000,00
- Laba ditahan Rp150.000.000.000,00 (+)
Rp 175.000.000.000,00 (-)
- Personal Income Rp 625.000.000.000,00
- Pajak langsung Rp 50.000.000.000,00 (-)
- Disposibel income Rp 575.000.000.000,00
7. Perbandingan Pendapatan Antar provinsi di IndonesiaSalah satu manfaat yang dapat kita peroleh dari perhitungan pendapatan
nasional adalah kita dapat membandingkan perekonomian tiap regional yang
ada dalam sebuah negara. Untuk lingkup Indonesia, perbandingan ini dapat
dilakukan dalam lingkup provinsi.Pendapatan tiap provinsi di Indonesia dapat
diketahui dari data pendapatan regional (Produk Domestik Regional Bruto)
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Gambaran pendapatan regional
2011 - 2012 adalah sebagai berikut.
TABEL 3.3 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Provinsi, 2011-2013 (Milyar Rupiah)
Provinsi 2011 2012 2013
11. Aceh 34704.82 36487.88 38012.9712. Sumatera Utara 126587.62 134461.51 142537.1213. Sumatera Barat 41293.35 43925.82 46640.2414. Riau 102665.96 106298.73 109073.1415. Jambi 18963.52 20373.53 21979.2816. Sumatera Selatan 68008.50 72095.88 76409.7617. Bengkulu 8878.82 9464.83 10052.3118. Lampung 40858.94 43526.87 46123.3519. Kep. Bangka Belitung 11592.89 12257.11 12905.0121. Kepulauan Riau 43809.83 46796.68 49667.2231. DKI Jakarta 422242.25 449805.42 477285.2532. Jawa Barat 343193.56 364752.40 386838.8433. Jawa Tengah 198270.12 210848.42 223099.7434. DI Yogyakarta 22131.77 23308.56 24567.4835. Jawa Timur 366983.28 393662.85 419428.4536. Banten 94198.17 99992.41 105856.0751. Bali 30757.78 32804.38 34787.9652. Nusa Tenggara Barat 19533.26 19318.51 20417.2253. Nusa Tenggara Timur 13252.31 13969.78 14746.0661. Kalimantan Barat 32141.38 34007.56 36075.1062. Kalimantan Tengah 20078.09 21420.48 22999.6863. Kalimantan Selatan 32552.60 34413.31 36196.2264. Kalimantan Timur 115489.85 120085.76 121990.49
71. Sulawesi Utara 19735.47 21286.58 22872.1672. Sulawesi Tengah 19230.92 21007.97 22979.4073. Sulawesi Selatan 55093.74 59718.50 64284.4374. Sulawesi Tenggara 12698.12 14020.35 15040.8675. Gorontalo 3141.46 3383.82 3646.5576. Sulawesi Barat 5233.06 5704.33 6112.6581. Maluku 4509.17 4861.35 5111.3182. Maluku Utara 3230.05 3445.50 3656.3091. Papua Barat 11890.14 13780.12 15061.5294. Papua 21207.82 21436.17 24616.65Jumlah 33 Provinsi 2364158.63 2512723.38 2661070.76
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Provinsi, 2000 - 2013 (Miliar Rupiah)
Provinsi 2011 2012 2013
11. Aceh 87530.42 95074.22 103045.5612. Sumatera Utara 314372.44 351090.36 403933.0513. Sumatera Barat 98966.99 110179.65 127099.9514. Riau 413706.12 469073.02 522241.4315. Jambi 63409.98 72634.07 85558.3116. Sumatera Selatan 182390.49 206297.63 231683.0417. Bengkulu 21241.86 24119.36 27388.2518. Lampung 127908.26 144639.48 164393.4319. Kep. Bangka Belitung 30483.95 34458.59 38934.8421. Kepulauan Riau 80237.79 90568.21 100310.4231. DKI Jakarta 982533.60 1103692.66 1255925.7832. Jawa Barat 862234.65 949761.26 1070177.1433. Jawa Tengah 498763.82 556483.73 623749.6234. DI Yogyakarta 51785.15 57031.75 63690.3235. Jawa Timur 884502.65 1001200.74 1136326.8736. Banten 192381.29 213197.79 244548.1451. Bali 74029.80 83943.33 94555.7752. Nusa Tenggara Barat 49063.44 49679.69 56277.9753. Nusa Tenggara Timur 31218.75 35248.49 40465.3061. Kalimantan Barat 66915.62 74969.66 84956.2362. Kalimantan Tengah 49047.54 55885.58 63515.4763. Kalimantan Selatan 68186.88 75893.97 83361.7964. Kalimantan Timur 391761.38 419507.23 425429.3871. Sulawesi Utara 41831.45 47198.30 53401.1072. Sulawesi Tengah 44312.22 51106.07 58641.1873. Sulawesi Selatan 137519.77 159859.93 184783.0674. Sulawesi Tenggara 32113.04 36600.75 40773.2075. Gorontalo 9153.67 10368.80 11752.2076. Sulawesi Barat 12883.96 14407.64 16184.0181. Maluku 9599.09 11468.77 13245.35
82. Maluku Utara 6038.66 6918.43 7725.4291. Papua Barat 36176.19 43204.82 50908.7394. Papua 76501.34 77396.09 93136.60
Jumlah 33 Provinsi 6028802.27 6733160.11 7578118.87
Sumber : http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1623
8. Perbandingan Pendapatan Nasional Negara-negara Dunia Pendapatan nasional negara-negara dunia dapat diketahui dari data yang
secara teratur dikeluarkan oleh Bank Dunia, yaitu word indicators database.
Data tersebut memuat secara rinci Gross National Income atau GNI
(sebelumnya disebut Gross National Product atau
GNP) negara-negara dari yang tertinggi sampai yang terendah. Gambaran
GNI negara-negara di dunia untuk tahun 2005- 2009 adalah sebagai berikut :
Tabel . 3.4 Pendapatan nasional beberapa negara di dunia.
No Negara 2005 2006 2007 2008 2009
1 Australia 30,400 34,300 37,140 41,890 43,770
2 Ethiopia 160 190 220 280 330
3 Germany 35,080 37,410 39,460 42,670 42,450
4 India 750 850 990 1,080 1,180
5 Indonesia 1,170 1,300 1,520 1,880 2,050
6 Iran, Islamic Rep. of 2,570 2,960 3,540 4,120 4,530
7 Italy 30,550 32,190 33,610 35,350 35,110
8 Japan 38,940 38,590 37,770 38,000 38,080
9 Luxembourg 69,290 67,720 78,770 81,970 76,710
1Malaysia 5,200 5,720 6,420 7,270 7,350
1Mexico 8,080 8,730 9,400 10,000 8,960
1Mexico 8,080 8,730 9,400 10,000 8,960
1Pakistan 720 790 860 940 1,000
1 Pakistan 720 790 860 940 1,000
4
1Peru 2,650 2,920 3,340 3,990 4,200
1Portugal 17,990 18,650 19,910 21,530 21,910
1Spain 25,450 27,470 29,410 31,790 32,120
1Denmark 48,600 52,260 54,680 58,570 59,060
1Philippines 1,260 1,370 1,600 1,890 2,050
2China 1,760 2,050 2,490 3,050 3,650
2Singapore 28,340 31,380 34,640 37,650 37,220
Sumber : data.worldbank.org
http://data.worldbank.org/indicator/NY.GNP.PCAP.CD
Keterangan :
GNI per kapita (dahulu GNP per kapita) adalah pendapatan nasional bruto,
dikonversi ke dolar AS dengan menggunakan metode Atlas Bank Dunia ,
dibagi dengan penduduk pertengahan tahun.
Negara Indonesia tercinta masih dibawah US$ 5000 yaitu tahun 2005
1,170 $, 2006 1,300 $, tahun 2007 1,520 $, tahun 2008 1,880 $ dan tahun
2009 2,050 $…
Meskipun begitu, perlu diketahui bahwa tingginya pendapatan nasional
tidak secara otomatis menunjukkan tingginya tingkat kesejahteraan suatu
negara. Justru sebaliknya, beberapa negara dengan pendapatan nasional lebih
rendah dari Indonesia, dikatakan lebih sejahtera dari Indonesia. Mengapa
demikian? Ini disebabkan perhitungan pendapatan nasional merupakan
perhitungan total, tidak mencerminkan pendapatan yang diterima masing-
masing penduduk di negara tersebut. Bisa jadi, negara dengan pendapatan
nasional tinggi kesejahteraannya lebih rendah dari negara berpendapatan
nasional rendah karena negara berpendapatan tinggi tersebut memiliki
penduduk yang jauh lebih banyak. Untuk menghindari kekurangtepatan analisa
akibat paradoks ini, maka dikembangkan perhitungan pendapatan perkapita
yang akan kita bahas setelah ini.
Gambar 3.4
Gambar kantor pajak yang sedang banyak orang mengantri membayar pajak
Keterangan gambar : Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan nasional yang terbesar
TUGAS MANDIRI
1. Hitunglah besarnya pendapatan nasional dari data berikut dengan pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran:o Exspor : 3,000 US$o Wages : 10,000 US$o Profit : 6,500 US$o Import : 5,600 US$o Govermant expenditure : 15,900 US$o Rent : 4,000 US$o Interest : 2,000 US$o Consumtion : 7,000 US$o Investation : 8,000 US$
2. Perhatikan data berikut:o GDP 90,600 US$o Produk Perusahaan PMA 8,400 US$o Produk warga negara di luar negeri 15,800 US$o Penyusutan 9,000 US$o Pajak Tidak Langsung 5,000 US$o Tranfer Payment 12,000 US$o Pajak Perseroan 20,000 US$o Pajak Langsung 6,000 US$o Dana iuran pensiun 4,500 US$o Laba ditahan 3,600 US$
Berdasarkan data di atas hitunglah:
a). Besarnya GNP
b). Personal income
c) Disposible income
B. PENDAPATAN PER KAPITA Pembahasan pendapatan nasional menjadi lebih berarti bila dilanjutkan
dengan pembahasan mengenai pendapatan per kapita.
Data pendapatan nasional sebetulnya tidak bisa secara langsung
digunakan untuk melihat kesejahteraan dan standar hidup suatu negara. Telah
dikatakan sebelumnya, meskipun pendapatan nasional negara X sama dengan
pendapatan nasional negara Y, kita tidak bisa mengatakan secara langsung
bahwa tingkat kesejahteraan penduduk negara X sama dengan negara Y.
Mengapa demikian? Alasannya, kita belum memperhitungkan jumlah
penduduk kedua negara tersebut serta bagaimana pendapatan nasional itu
didistribusikan.
Mari kita ambil contoh sederhana. Pada tahun tertentu, pendapatan
nasional negara X dan negara Y sama-sama Rp 500 juta. Namun, jumlah
penduduk negara X adalah 1.000 orang, sementara negara Y hanya 500
orang. Jika pendapatan negara X dan negara Y dibagikan atau didistribusikan,
maka pendapatan rata-rata per orang atau pendapatan per kapita di negara X
adalah Rp 500.000,00 sementara di negara Y adalah Rp l.000.000,00. Jelas
bahwa kemampuan atau kesejahteraan rara-rata penduduk di negara X lebih
kecil dibanding kesejahteraan rata-rata penduduk negara Y, meskipun
pendapatan nasional mereka sama besarnya. Dalam contoh tadi, kita
umpamakan pendapatan kedua negara tersebut dibagikan atau didistribusikan
secara merata. Artinya, masing-masing penduduk menerima bagian
pendapatan yang sama.
Namun, bagaimana apabila pendapatan tersebut tidak terdistribusikan
secara merata? Meskipun menurut perhitungan pendapatan per kapita, rata-
rata penduduk negara Y lebih makmur dari rata-rata penduduk negara X, kita
belum melihat bagaimana distribusi pendapatan di kedua negara tersebut.
Misalnya, sebagian besar sumber ekonomi di negara Y ternyata dikuasai oleh
segelintir orang saja. Dari 500 penduduknya, ternyata hanya 10 orang saja
yang memiliki perusahaan-perusahaan raksasa yang membidangi semua jenis
usaha di negara Y, sementara penduduk sisanya praktis hanya berperan
sebagai pegawai dan buruh kasar. Sebagian besar pendapatan nasional
negara Y akan diperoleh para pemodal dan pengusaha raksasa tersebut.
Bagaimana tingkat kesejahteraan masing-masing penduduk negara Y
sekarang? Penduduk yang memperoleh bagian pendapatan yang lebih besar
akan lebih makmur ketimbang penduduk lainnya yang menerima pendapatan
yang kecil. Jadi, di samping konsep pendapatan per kapita, kita pun perlu
melihat bagaimana pendapatan nasional suatu negara didistribusikan. Oleh
karena itu, untuk melengkapi pembahasan mengenai pendapatan per kapita,
pada bagian akhir bab ini kita akan membahas secara sekilas mengenai
distribusi pendapatan.
1. Fungsi Perhitungan Pendapatan Perkapita Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk membandingkan
kesejahteraan atau standar hidup suatu negara dari tahun ke tahun. Dengan
melakukan perbandingan seperti itu, kita dapat mengamati apakah
kesejahteraan masyarakat suatu negara secara rata-rata telah meningkat.
Pendapatan per kapita yang meningkat merupakan salah satu tanda bahwa
rata-rata kesejahteraan penduduk telah meningkat. Pendapatan per kapita
menunjukkan pula apakah pembangunan yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah telah berhasil, seberapa besar keberhasilan tersebut, dan akibat
apa yang ditimbulkan oleh peningkatan tersebut. Berikut ini adalah beberapa
fungsi perhitungan pendapatan nasional.
Indikator Tingkat Kesejahteraan Negara. Untuk melihat apakahtingkat
kesejahteraan penduduk suatu negara telah meningkat, kita harus melihatnya
dari pendapatan per kapita riil. Artinya, pendapatan per kapita yang telah
memperhitungkan harga-harga atau inflasi. Kita lihat lagi negara X dalam
contoh tadi. Pendapatan per kapitanya pada tahun pertama adalah Rp
500.000,00. Lalu, pada tahun kedua pendapatan per kapita mereka meningkat
menjadi Rp l.000.000,00, atau dua kali lipatnya. Jika kita lihat dari nilai nominal
itu, kita bisa langsung mengatakan bahwa kesejahteraan penduduk negara X
telah meningkat. Namun, pada tahun kedua itu, harga-harga ternyata juga
meningkat sebesar dua kali lipat. Barang-barang dan jasa yang tadinya bisa
dibeli seharga Rp 500.000,00, kini harus dibeli dengan harga Rp 1.000.000,00.
Kenaikan pendapatan per kapita negara X tidak mempunyai arti sama sekali
terhadap kesejahteraan penduduknya. Daya beli serta kesejahteraan mereka
di tahun kedua tetap tidak berubah. Kesimpulannya, jika diukur berdasarkan
harga konstan tahun pertama, maka pendapatan per kapita riil penduduk
negara X pada tahun kedua ternyata tetap Rp 500.000,00. Lain halnya ketika
pendapatan perkapita secara riil mengalami pertumbuhan. Dalam konteks ini,
dikatakan bahwa kesejahteraan sebuah negara memang benar-benar
meningkat. Naiknya pendapatan perkapita masyrakat berarti pula naiknya daya
beli masyarakat sehingga mampu mengkonsumsi barang dan jasa lebih
banyak dibandingkan periode sebelumnya.
Indikator Standar Kehidupan Negara. Selain untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun, pendapatan per kapita dapat
digunakan pula untuk membandingkan standar hidup beberapa negara atau
untuk mengelompokkan negara-negara di dunia ke dalam kelompok
pendapatan rendah, menengah, atau tinggi. Tentu saja jika nilai pendapatan
per kapita tersebut dinyatakan dalam satuan uang yang sama. Satuan uang
yang umum dipakai oleh seluruh negara adalah dolar Amerika Serikat.
Bank Dunia melaporkan bahwa pada tahun 2011, pendapatan per kapita
penduduk Singapura adalah US$ 50,714, sementara pendapatan per kapita
penduduk India pada tahun 2009 hanya US$ 1,180. Dapat kita bayangkan
betapa jauhnya perbedaan kesejahteraan di antara kedua negara tersebut.
Dengan pendapatan per kapita sebanyak itu, rata-rata penduduk Singapura
bisa mempunyai mobil, barang-barang elektronik yang canggih atau berlibur ke
seluruh penjuru dunia. Sebalik-nya, dengan pendapatan per kapita sekecil itu,
tidak begitu banyak pilihan yang bisa dilakukan oleh rata-rata penduduk India.
Sebagian besar dari mereka mungkin sudah merasa senang jika seluruh
kebutuhan pokok telah dapat dipenuhi. Kemampuan pendapatan perkapita
dalam mengukur tingkat kesejahteraan negara dan sebagai indikator standar
kehidupan negara, menjadikannya sebagai salah satu alat analisa ekonomi
bagi pemerintah maupun organisasi-organisasi ekonomi untuk mengambil
berbagai kebijakan ekonomi. Secara ringkas, beberapa manfaat perhitungan
pendapatan perkapita adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari
tahun ke tahun
b. Mengetahui data-data perbandingan tingkat kesejahtenaan penduduk
suatu negara dengan negara lain
c. Pedoman evaluasi kebijakan dalam bidang ekonomi.
d. Bahan perencanaan pembangunan di masa yang akan datang.
e. Membandingkan standar hidup beberapa negara dalam kelompok rendah,
menengah, dan tinggi.
2. Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk, dan Pendapatan PerkapitaTelah kita pahami, pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan
nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara
pada tahun tersebut. Pendapatan nasional dapat dilihat dari beberapa
pendekatan. Definisi mana yang akan dipakai? Konsep pendapatan nasional
yang biasa dipakai dalam menghitung pendapatan per kapita oleh pemerintah
suatu negara pada umumnya adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau
Produk Nasional Bruto (PNB). Dengan demikian, pendapatan per kapita dapat
dihitung dengan menggunakan salah satu rumus berikut ini.
TABEL 3.5 Pendapatan per Kapita Negara ASEAN Tahun 2010 & 2011
No Negara Pendapatan Perkapita2010
Pendapatan Perkapita2011
1 Singapore US$ 41,122 US$ 50,714
2 Brunei US$ 33,000 US$ 36,521
3 Malaysia US$ 8,373 US$ 8,617
4 Thailand US$ 4,608 US$ 5,281
5 Indonesia US$ 2,946 US$ 3,469
6 Philippines US$ 2,140 US$ 2,255
7 Vietnam US$ 1,224 US$ 1,362
8 Laos US$ 1,177 US$ 1,204
9 Myanmar US$ 800 US$ 804
PDB per kapita = PDB tahun tjumlah penduduk tahun t
10 Kamboja US$ 795 US$ 912
Sumber : International Monetary Fund
Contoh dalam TABEL 3.5 di atas ini memperlihatkan perhitungan
pendapatan per kapita dan PNB untuk beberapa negara ASEAN pada tahun
2010 dan 2011. Mari kita lihat kembali contoh negara Singapura dan Indonesia.
Jumlah pendapatan nasional Indonesia pada tahun 2011 kurang dari 10% dari
pendapatan nasional Singapura. Dari TABEL 3.5 di atas juga dapat kita
simpulkan urutan ke 5 dari 10 negara ASEAN serta dari 10 negara ASEAN
urutan yang terendah pendapatan perkaitanya adalah Kamboja.
3. Upaya Meningkatkan Pendapatan per KapitaUpaya pemerintah setiap negara di dunia ini adalah bagaimana
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi negara-negara berkembarg
seperti Indonesia, masalah peningkatan kesejahteraan rakyat mendapat
prioritas utama. Peningkatan kesejahteraan rakyat harus dilaksanakan melalui
pembangunan, terutama pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan di
bidang ekonomi artinya mengubah kekuatan ekonomi potensial menjadi
kekuatan ekonomi riil atau lebih spesifik lagi meningkatkan pendapatan per
kapita. Usaha meningkatkan pendapatan per kapita dilaksanakan melalui
segala sektor, seperti pertanian, industri, perdagangan, dan sektor usaha jasa.
Usaha perdagangan luar negeri, misalnya ekspor nonmigas, semakin
mendapat perhatian dan dorongan dari pemerintah. Melalui berbagai
kebijakan, peraturan pemerintah serta undang-undang, pemerintah berusaha
untuk membuka peluang serta kemudahan yang semakin besar bagi para
eksportir untuk melakukan kegiatannya. Contoh ekspor sektor nonmigas antara
lain adalah hasil perkebunan, pertanian, dan hasil industri. Pembangunan yang
meningkatkan kegiatan ekonomi di segala sektor berarti akan mengakibatkan
bertambahnya pendapatan perkapita masyarakat yang ikut serta di dalam
kegiatan ekonomi sektor tersebut.
Bertambahnya pendapatan per kapita berarti meningkatkan pula
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Bila pendapatan per kapita
meningkat, maka tingkat kemakmuran/ kesejahteraan rakyat menjadi semakin
bertambah baik. Pendapatan per kapita penduduk Indonesia dari tahun 1996
sampai 2001. Menurut Kurun waktu tersebut menarik untuk diamati karena
pendapatan per kapita Indonesia mengalami pasang surut yang ekstrem
(mencolok). Tahun 1996-1997, pendapatan perkapita Indonesia masih cukup
tinggi. Namun selanjutnya menurun di tahun 1998, sebagai akibat krisis
ekonomi yang melanda negara kita sejak pertengahan 1997. Sampai tahun
2001, pendapatan per kapita masih belum menggembirakan. Namun melihat
data tahun 2004, dengan pendapatan per kapita sebesar US $ 1.267, dan
pada tahun 2011 menurut IMF pendapatan perkapita Indonesia kembali
menuju pemulihan yaitu sebesar US$ 3,469
4. Pendapatan Negara-negara di ASEANKita telah mengetahui bahwa di tingkat dunia, Indonesia termasuk negara
dengan pendapatan menengah ke bawah dengan kisaran US$1.267 di tahun
2004 dan sebesar US$ 3,469 pada tahun 2011.
Lalu, bagaimana sebenarnya kondisi persebaran pendapatan perkapita
negara-negara yang ada di seluruh dunia? Kedua tabel berikut ini, TABEL
3.6dan TABEL 3.7. menyajikan daftar 10 negara dengan pendapatan per
kapita tertinggi, dan 10 negara dengan pendapatan per kapita terendah.
TABEL 3.6 10 Negara berpendapatan nasional paling tinggi
No Nama Negara PDB (juta $ USD)
1 Amerika Serikat 14,991,300
2 China 7,203,784
3 Jepang 5,870,357
4 Jerman 3,604,061
5 Prancis 2,775,518
6 Brazilia 2,476,651
7 Inggris 2,429,184
8 Italia 2,195,937
9 India 1,897,608
10 Rusia 1,857,770
Sepuluh Negara terbesar dengan PDB nominal tahun 2012, menurut IMF.
Menurut IMF pada tahun 2012 terdapat 10 negara yang PDB nya tertinggi
di dunia yaitu Amerika Serikat dengan PDB sebesar $USD 14,991,300,000,000
dan beberapa negara di Asia seperti Jepang, China, India seperti terlihat pada
TABEL 3.6 di atas
Berikut daftar 10 negara termiskin berdasarkan data yang didapat dari IMF
dan CIA World Factbook. 9 dari 10 negara termiskin ini terletak di benua
Afrika. Kekayaan dari negara ini dihitung berdasarkan GDP per kapita.
Republik Demokrasi Kongo
TABEL 3.7 10 Negara berpendapatan nasional paling rendah
No Nama Negara GDP perkapita (USD$)
1 Republik Demokrasi Kongo US$328
2 Zimbabwe US$395
3 Liberia US$392
4 Burundi US$410
5 Somalia US$600
6 Eritrea US$681
7 Republik Afrika Tengah US$ 744
8 Niger US$755
9 Sierra Leone US$759
10 Afganistan US$906
Sumber :..................
TABEL 3.6 memberikan informasi pada kita bahwa kelompok
berpendapatan paling tinggi didominasi oleh negara-negara Eropa plus
Amerika Serikat, Austria yang nienempati posisi ke-10, pendapatan per
kapitanya (US $23.860) sudah jauh di atas standar high income
economies (US $9.386). Sebaliknya, di TABEL 3.7, kelompok
berpendapatan paling rendah didominasi oleh sejumlah negara di Asia
dan Afrika. Rata-rata pendapatan 10 negara berpendapatan per kapita
terendah hanya sebesar US $142. Dapat disimpulkan bahwa persebaran
kesejahteraan dunia masih terpusat pada negara-negara Eropa dan
Amerika Serikat, sementara kemiskinan masih mendominasi wilayah Asia
dan Afrika. TABEL 3.8. dibawah menggambarkan pendapatan nasional
negara-negara ASEAN tahun 2011
TABEL 3.8. Pendapatan nasional negara-negara ASEAN tahun 2011
No Nama Negara Pendapatan Nasional
(US$)
1. Indonesia US$ 1,057,563,929,760
2. Thailand US$ 560,632,715,289
3. Malaysia US$ 343,498,804,646
4. Philippines US$ 321,250,321,325
5. Vietnam US$ 308,018,454,550
6. Singapura US$ 249,208,127,534
7. Myanmar US$ 53,229,364,216
8. Kamboja US$ 27,876,096,206
9. Brunei
Darussalam
US$ 17,239,847,200
10 Laos US$ 13,712,909,475
11 Timor Leste US$ 1,936,578,800
Sumber :........................
Gambar 3.5
TUGAS MANDIRIPerhatikan tabel berikutNo Nama Negara GDP
( RibuanUS$)Jumlah penduduk Pendapatan
perkapita
1 A 280,500 40.0002 B 304,000 34.0003 C 150,900 20.0004 D 405,700 60.5005 E 97,800 12.6006 F 134,000 24.9007 G 456,000 135.0008 H 80,000 5.000
Gambar potret masyaraakat miskin dan masyarakat kaum the have
Keterangan gambar : ketimpangan pemerataan pendapatan nasional masih
sangat mncolok
C. KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATANTelah dikemukakan bahwa tingkat kemakmuran suatu bangsa berhubungan
erat dengan pendapatan perkapita dari negara yang bersangkutan. Semakin
tinggi pendapatan per kapita, semakin makmur suatu bangsa. Namun,
tingginya pendapatan per kapita tidak menjamin bahwa seluruh masyarakat
telah menikmati kemakmuran. Angka-angka pendapatan per kapita tidak
menunjukkan bagaimana kenyataannya pendapatan nasional dibagikan.
Misalnya, dengan meningkatnya pendapatan per kapita, kita tetap tidak
mengetahui apakah keadaan sebagian besar warga miskin telah membaik atau
tidak. Pendapatan per kapita hanya merupakan gambaran secara umum dari
kesejahteraan penduduk suatu negara.
Struktur distribusi pendapatan nasional akan menentukan bagaimana
pendapatan nasional yang tinggi mampu menciptakan perubahan dan
perbaikan dalam masyarakat, seperti mengurangi kemiskinan, pengangguran,
dan kesulitan lain dalam masyarakat. Distribusi pendapatan nasional yang
tidak merata tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara
umum. Sistem distribusi yang tidak merata hanya akan menciptakan
kemakmuran bagi golongan tertentu. Sejumlah ahli ekonomi berpendapat
bahwa perbedaan pendapatan timbul karena adanya perbedaan dalam
kepemilikan sumber daya dan faktor produksi, terutama kepemilikan barang
modal. Jadi, seperti telah dikemukakan pada awal pembahasan ini, pihak yang
memiliki barang modal lebih banyak akan memperoleh pendapatan yang lebih
banyak pula dibandingkan dengan pihak yang memiliki sedikit barang modal.
Menurut teori neoklasik, perbedaan kepemilikan awal faktor produksi
tersebut lama kelamaan akan hilang atau berkurang melalui suatu proses
penyesuaian otomatis. Bila proses otomatis tersebut masih belum mampu
menurunkan perbedaan pendapatan yang sangat timpang, maka dapat
TUGAS MANDIRIPerhatikan tabel berikutNo Nama Negara GDP
( RibuanUS$)Jumlah penduduk Pendapatan
perkapita
1 A 280,500 40.0002 B 304,000 34.0003 C 150,900 20.0004 D 405,700 60.5005 E 97,800 12.6006 F 134,000 24.9007 G 456,000 135.0008 H 80,000 5.000
dilakukan pendekatan melalui sistem perpajakan dan subsidi. Kedua sistem itu
dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan redistribusi pendapatan
1. Indikator Ketimpangan Distribusi PendapatanAda sejumlah indikator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi
pendapatan. Indikator yang lazim digunakan adalah Koefisien Gini ( Gini Ratio)
dan cara perhitungan yang digunakan oleh Bank Dunia. Koefisien Gini
biasanya diperlihatkan oleh kurva yang dinamakan dengan kurva lorenz. Kurva
tersebut dapat dilihat dalam Peraga . 3.3.
Kurva Lorenz. Garis diagonal OE merupakan garis kemerataan sempurna
karena setiap titik pada garis tersebut menunjukkan persentase penduduk yang
sama dengan persentase penerimaan pendapatan. Sedangkan Koefisien Gini
(Gini Ratio) adalah perbandingan antara luas bidang A dengan ruas segitiga
OPE.
PERAGA 3.3 Kurva Lorenz
Kurva Lorenz memperlihatkan kepada kita pemetaan persentase kumulatif
pendapatan nasional sebuah negara dengan persentase kumulatif
penduduknya. Pada kurva lorenz, sumbu horizontal menggambarkan
persentase kumulatif penduduk, sementara sumbu vertikal menyatakan bagian
dari total pendapatan yang diterima oleh masing--masing persentase penduduk
tersebut. Sementara itu, garis diagonal di tengah disebut sebagai “garis
kemerataan sempurna” karena setiap titik pada garis diagonal merupakan
tempat kedudukan persentase penduduk yang sama dengan persentase
penerimaan pendapatan. Sebagai contoh, titik tengah garis diagonal
menunjukkan 50% dari pendapatan didistribusikan persis untuk 50% dari
jumlah penduduk.
Semakin jauh jarak garis kurva lonenz dan garis diagonal (garis kemerataan
sempurna), semakin tinggi tingkat ketidak-merataannya. Sebaliknya, semakin
dekat jarak kurva lorenz dan garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan
distribusi pendapatan. Pada PERAGA 3.3, besarnya ketimpangan
digambarkan sebagai daerah A.
Pada kasus ekstrem, yaitu jika pendapatan didistribusikan secara merata,
maka semua titik akan terletak pada garis diagonal dan daerah A akan bernilai
nol. Sebaliknya pada ekstrem lain, yaitu bila hanya satu pihak saja yang
menerima seluruh pendapatan, maka luas daerah A akan sama dengan luas
segitiga, sehingga angka Koefisieni Gininya adalah satu. Kesimpulan suatu
distribusi pendapatan makin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol (0).
Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai
Koefisien Gininya makin mendekati satu. Berdasarkan kesimpulan di atas,
TABEL 3.9 berikut ini memperlihatkan patokan yang mengkategorikan
ketimpangan distribusi berdasarkan nilai Koefisien Gini termasuk tinggi,
sedang, atau rendah.
TABEL 3.9 Patokan nilai koefisien Gini
Nilai Koefisien Distribusi Pendapatan
< 0,4 tingkat ketimpangan rendah
0,4 - 0,5 tingkat ketimpangan sedang
> 0,5 tinkat ketimpangan tinggi
2. Contoh Hasil Perhitungan Koefisien Gini Perhitungan Koefisien Gini ( Gini Ratio) secara detail akan lebih banyak
dibahas dalam pelajaran Matematika. Dalam pembahasan kita ini, akan lebih
ditekankan pada interpretasi hasil perhitungannya. Untuk memberi gambaran
nyata tentang besarnya Koefisien Gini perhatikan contoh TABEL 3.9. Pada
tabel tersebut diperlihatkan hasil perhitungan besarnya Koefisien Gini di
seluruh provinsi Indonesia yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Bila kita amati tabel tersebut serta melihat patokan nilai Koefisien Gini pada
TABEL 3.10. dapat kita simpulkan bahwa selama tahun 2005 hingga 2009,
Indonesia memiliki tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yang rendah.
Nilai Koefisien Gini Indonesia selama lima tahun terakhir ternyata hanya
berkisar dan 0,343 - 0,376, atau lebih kecil dari 0,4.
TABEL 3.10. Rasio Gini di Indonesia Menurut Daerah (2005-2009)
TahunRasio Gini
Kota Desa Kota+Desa
2005 0,338 0,264 0,343
2006 0,350 0,276 0,357
2007 0,374 0,302 0,376
2008 0,367 0,300 0,368
2009 0,362 0,288 0,357
Sumber: Badan Pusat Statistik 2009, diolah dari Susenas Modul
Konsumsi.
3. Ketimpangan Distribusi Pendapatan menurut Kriteria Bank DuniaSelain penggunaan Koefisien Gini, terdapat cara lain untuk melihat
distribusi pendapatan, antara lain kriteria sebagaimana dikemukakan oleh Bank
Dunia ( World Bank). Bank Dunia mengukur ketimpangan distribusi
pendapatan suatu negara dengan melihat besarnya kontribusi dari 40%
penduduk termiskin. Kriteria yang digunakan oleh Bank Dunia dapat dilihat
pada TABEL 3.9. Pengukuran tersebut dapat dilihat dari sisi pendapatan
maupun pengeluaran.
TABEL 3.11. Indikator/kriteria ketimpangan distribusi pendapatan menurut Bank
Dunia
Distribusi Pendapatan Tingkat Ketimpangan
Kelompok 40% penduduk termiskin pengeluarannya < tinggi
12% dari keseluruhan pengeluaran
Kelompok 40% penduduk termiskin pengeluarannya
12% - 17% dari keseluruhan pengeluaran sedang
Kelompok 40% penduduk termiskin pengeluarannya >
17% dari keseluruhan pengeluaran rendah
TABEL 3.11 memperlihatkan hasil survei mengenai persentase pembagian
pendapatan di Indonesia yang dilakukan oleh BPS. Secara nasional, kelompok
40% penduduk termiskin Indonesia sejak tahun 2005 hingga 2009 menerima
rata-rata di atas 20% dari keseluruhan pendapatan penduduk Indonesia (lebih
dari 17%). Jadi, tingkat ketimpangan distribusi pendapatan Indonesia
tergolong rendah. Baik berdasarkan Koefisien Gini maupun kriteria tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan menurut Bank Dunia, Indonesia termasuk
negara dengan tingkat ketimpangan distribusipendapatan yang rendah.
TABEL. 3.12 Persentase Pembagian Pendapatan Nasional di Antara 3 Lapisan Pendapatan
2007 2008 2009 2010 2011
40% pendapatan terendah19,1
019,56 21,22* 18,05* 16,85*
40% pendapatan
menengah
36,1
135,67 37,54* 36,48* 34,73*
20% pendapatan tertinggi44,7
944,77 41,24* 45,47* 48,42*
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional , Modul Konsumsi 1999, 2002
dan 2005 (2003, 2004 dan 2006 hanya mencakup panel 10.000 rumahtangga,
sedangkan 2007, 2008, 2009, dan 2010 mencakup panel 68.800 rumah
tangga), Tahun 2011 merupakan data Susenas Triwulan I (Maret 2011) dengan
sampel 75.000 rumah tangga
* Dihitung dengan menggunakan data individu bukan data kelompok
pengeluaran seperti pada tahun sebelumnya.
4. Efek Pajak Penghasilan Progresif Terhadap Distribusi PendapatanPajak progresif pada intinya adalah pajak yang dikenakan dengan
persentase yang makin tinggi jika pendapatan juga tinggi. Misalnya, orang
yang memiliki pendapatan di atas Rp 50 juta setahun dikenai pajak 35%,
sementara orang yang memiliki pendapatan di bawah Rp 10 juta hanya dikenai
pajak 0-15%. Untuk menggambarkan pengaruh pajak progresif terhadap
perbaikan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Seperti diketahui, pajak
mengambil atau mengalihkan uang dari warga negara yang satu ke yang lain.
Struktur pajak progresif menyebabkan kurva distribusi pendapatan sesudah
dipungut pajak lebih dekat dengan garis kemerataan. Sebaliknya, struktur
pajak yang regresif, yaitu pajak yang dikenakan dengan persentase yang
makin rendah jika pendapatan semakin tinggi,
5. Pengaruh Pajak Progresif Pengenaan pajak progresif mendekatkan garis lengkung kurva Lorenz ke
garis diagonal mengakibatkan distribusi pendapatan semakin timpang sesudah
pemungutan pajak. Dapat dibayangkan, pajak seperti itu menggeser distribusi
pendapatan menjauh dari garis sebelum pemungutan pajak.
PERAGA 3.4. Kurva Lorenz
Gambar 3.6
Gambar seorang pengemis yang berada diantara gedung-gedung mewah bertingkat
Keterangan gambar: adanya ketimpangan dalam pembagian pendapatan nasional
TUGAS
EKONOMIKAPendapatan rata-rata penduduk Indonesia 2013 Rp 36,5 juta
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik
(BPS) mengumumkan nominal
pendapatan per kapita Indonesia 2013
mencapai Rp 36,5 juta. Naik sebesar
Rp 3 juta ketimbang pendapatan per
kapita tahun sebelumnya sebesar Rp
33,5 juta.
"Ini tren positif karena tiga tahun
berturut-turut Produk Domestik Bruto
per kapita kita meningkat," kata Kepala
BPS Suryamin saat jumpa pers di
kantornya, Jakarta, Rabu (5/2).
Kendati demikian, jika dikonversi ke
dalam dolar Amerika Serikat, maka
PDB per kapita 2013 hanya sebesar
USD 3.499. Menurun ketimbang tahun
sebelumnya USD 3.583. "Ini akibat
pelemah Rupiah terhadap Dolar," kata
Suryamin.
Pendapatan per kapita dihitung
berdasarkan pendapatan nasional
dibagi jumlah penduduk. Adapun
Produk Nasional Bruto per kapita tahun
lalu Rp 35,4 juta, juga meningkat 8,72
persen dibanding 2012.
Sementara, Produk Domestik Bruto
(PDB) Indonesia 2013 tumbuh 5,7
persen. Konsumsi masyarakat masih
menjadi mesin pertumbuhan utama
ekonomi Indonesia dengan
berkontribusi sebesar 5,28 persen,
disusul konsumsi pemerintah 4,8
persen. Kemudian, investasi 4,71
persen, ekspor 5,3 persen, dan impor
1,21 persen.
Menurut Suryamin, konsumsi
masyarakat masih tumbuh stabil
lantaran terbantu oleh
penyelenggaraan pemilihan kepala
daerah (pilkada) langsung. Tahun lalu,
terdapat lebih dari 190 pilkada, lebih
tinggi ketimbang tahun sebelumnya.
"Masyarakat kan dapat kaos, dapat
nasi bungkus dalam penghitungan PDB
itu harus dihitung. Pendapatan itu kita
hitung, dan dikeluarkan sebagai
konsumsi," ujarnya.
Selain itu, konsumsi masyarakat juga di
dorong oleh program sosial yang
dilancarkan pemerintah di paruh akhir
TUGAS TIDAK BERSTRUKTUR
1. Buatlah kelompok diskusi antara 4 sampai 6 siswa.2. Diskusikanlah permasalahan berikut: Bagaimana menurut kelompok anda tentang
pemerataan pendapatan nasional di Indonesia ?3. Kemudian buatlah laporan hasil diskusi anda kepada guru
2013. Diantaranya, penyaluran beras
miskin (raskin), bantuan langsung tunai
(BLT), dan pembangunan infrastruktur
desa.
Sumber:
http://profil.merdeka.com/indonesia/b/badan-pusat-statistik/
D. RANGKUMAN1. Terdapat tiga definisi pendapatan nasional, yakni berdasarkan:
a. Arus barang dan jasa yang dihasilkan.
b. Arus pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan
tersebut.
c. Arus pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut.
2. Berdasarkan tiga definisi tersebut, perhitungan pendapatan nasional dapat
dilakukan dengan tiga pendekatan, yakni:
a. pendekatan produksi,
b. pendekatan pengeluaran, dan
c. pendekatan pendapatan.
3. Perhitungan pendapatan nasional Indonesia dilakukan dengan
pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran.
4. Pendekatan produksi dilakukan dengan mengelompokkan kegiatan-
kegiatan ekonomi ke dalam 9 lapangan usaha (sektor) utama.
5. Pendekatan pengeluaran dilakukan dengan mengelompokkan
pengeluaran ke dalam komponen: pengeluaran konsumsi rumah tangga,
pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik
bruto, perubahan stok, dan ekspor barang-barang dan jasa-jasa dikurangi
dengan impor barang-barang dan jasajasa.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi antara lain:
a. besarnya pendapatan rumah tangga setelah dikurangi pajak dan
potongan-potongan lain,
b. komposisi rumah tangga, dan
c. tuntutan lingkungan.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan antara lain:
a. pendapatan yang diterima dan besarnya bagian yang akan digunakan
untuk konsumsi,
b. besarnya pendapatan yang digunakan untuk berjaga-jaga, dan
c. tingkat bunga.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi antara lain:
a. tingkat bunga, dan
b. kekuatan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa.
9. Indikator yang banyak digunakan untuk mengukur perubahan standar
kehidupan suatu negara adalah pendapatan per kapita.
10.Pendapatan per kapita merupakan jumlah (nilai) barang dan jasa rata-rata
yang tersedia bagi setiap orang dalam satu tahun.
11.Perhitungan Koefisien Gini berasal dari usaha pengukuran luas suatu
kurva yang menggambarkan distribusi pendapatan untuk seluruh
kelompok pendapatan. Kurva yang digunakan untuk perhitungan Koefisien
Gini dinamakan kurva Lorenz.
12.Salah satu cara untuk memperbaiki pemerataan distribusi pendapatan
adalah dengan melalui sistem perpajakan dan subsidi.
E. EVALUASI1. SOAL PILIHAN GANDAUntuk soal nomor 1 sampai dengan 20 Pilih salah satu jawaban yang benar
1. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
selama satu tahun ditambah hasil barang dan jasa yang dihasilkan warga
negara tersebut yang bekerja di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil
barang dan jasa paerusahaan / warga negara asing yang beroperasi di
negara tersebut. Konsep di atas merupakan konsep dalam perhitungan....
A. Produk Domistik BrutoB. Gross National Product
C. Produk Nasional Neto
D. Produk Nasional Bruto
E. Net National Product
2. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
selama satu tahun ditambah hasil barang dan jasa yang dihasilkan warga
negara asing, tetapi tidak termasuk hasil barang dan jasa yang dihasilkan
warga negara tersebut yang bekerja di luar negeri. Konsep di atas
merupakan konsep dalam perhitungan....
A. Produk Domistik Bruto
B. Gross Domestic Product
C. Produk Nasional Neto
D. Produk Nasional BrutoE. Net National Product
3. Urutan tingkat komponen pendapatan nasional negara maju yang paling
tepat adalah....
A. GDB > GNP < NNP > NNI
B. GDB < GNP < NNP > NNI
C. GDB < GNP > NNP > NNID. GDB > GNP > NNP > NNI
E. GDB > GNP < NNP < NNI
4. Dalam menghitung pendapatan nasional bersih atau net national income
dlakukan dengan menggunakan rumus....
A. NNI = NNP – Pajak Langsung
B. NNI = NNP – Pajak Tidak LangsungC. NNI = GNP – Penyusutan dan replacment
D. NNI = NNP – Penyusutan dan replacment
E. NNI = GNP – Pajak Tidak Langsung
5. Pendapatan nasional dapat diartikan jumlah seluruh produksi, baik berupa
barang maupun jasa dari suatu negara selama satu tahun jika dihitung
dengan satuan nilai mata uang. Pengertian tersebut menurut
pendekatan....
A. produksi
B. pengeluaran
C. penerimaan
D. konsumsi
E. distribusi
6. Pendapatan nasional dapat diartikan jumlah seluruh pendapatan yang
diterima oleh masyarakat sebagai balas jasa karena masyarakat tlah
menyerahkan faktor-faktor produksi yang dimilikinya ditambah penerimaan
balasjasa lain selama satu tahun jika dihitung dengan satuan nilai mata
uang. Pengertian tersebut menurut pendekatan....
A. produksi
B. pengeluaran
C. penerimaanD. konsumsi
E. distribusi
7. Pendapatan nasional dapat diartikan jumlah seluruh pengeluaran
masyarakat dan pemerintah suatu negara yang digunakan untuk
membayar pajak, membeli barang atau jasa, investasi dan lain sebagainya
selama satu tahun jika dihitung dengan satuan nilai mata uang. Pengertian
tersebut menurut pendekatan....
A. produksi
B. pengeluaranC. penerimaan
D. konsumsi
E. distribusi
8. Di bawah ini adalah tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan nasional:
(1). Mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi
(2). Mengetahui perbandingan kemajuan ekonomi antar negara
(3). Mengetahui penggunaan pendapatan masyarakat
(4). Sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan
Yang merupakan manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)9. Dalam menghitung Nett National Income dilakukan dengan mengurangkan
pajak tidak langsung terhadap Nett National Product. Yang termasuk
pajakn tidak langsung di bawah ini adalah....
A. Pajak Bumi dan Bangunan
B. Pajak Penghasilan
C. Pajak Kendaraan Bermotor
D. Pajak Pertambahan Nilai
E. Pajak Reklame
10.Perhatikan ilustrasi data di bawah ini:
- Pendapatan masyarakat Indonesia di IndonesiaUS $. 275.000.000
- Pendapatan masyarakat asing di IndonesiaUS $. 75.000.000
- Pendapatan masyarakat Indonesia di luar negeriUS $.25.000.000
- Penyusutan barang modal US $. 500.000
- Pajak langsungUS $.1.000.000
- Pajak tak langsungUS $. 500.000
Berdasarkan data di atas, maka besarnya net national income (NNI)
adalah....
A. US $. 224.000.000B. US $. 200.000.000
C. US $. 199.500.000
D. US $. 199.000.000
E. US $. 198.500.000
11.Dalam suatu negara terdapat data sebagai berikut (dalam milyard rupiah)
- Gross National Product 5.000
- Pajak Langsung 100
- Pajak Tidak langsung 150
- Transfer payment 25
- Iuran jaminan sosial 30
- Penyusutan 500
- Laba yang ditahan 75
Berdasarkan data di atas maka besarnya Personal Income adalah....
A. 4.170
B. 4.270
C. 4.330
D. 4.375
E. 4.480
12.Di bawah ini data perekonomian suatu negara pada tahun 2008 (dalam
miliard rupiah)
- GNP 2.200
- Pajak langsung 25
- Pajak Tidak langsung 100
- Jaminan sosial 50
- Laba tidak dibagi 40
- Transfer Payment 80
- Penyusutan 175
Berdasarkan data di atas maka besarnya Disposible Income ( DI )
adalah ....
A. Rp1.730.000.000.000,00
B. Rp1.890.000.000.000,00
C. Rp1.915.000.000.000,00
D. Rp2.070.000.000.000,00
E. Rp2.225.000.000.000,00
13.Data yang dimiliki untuk perhitungan pendapatan nasional suatu negara
adalah sebagai berikut :
- Government expenditure $.110.500
- Wages $.85.000
- Society expenditure $.240.400
- Interest $.75.200
- Export $.45.200
- Rent $.90.000
- Investment $.120.000
- Import $.40.000
- Profit $.90.800
Berdasarkan data di atas maka besarnya pendapatan nasional dengan
pendekatan penerimaan adalah....
A. $.341.000
B. $.385.800
C. $.431.300
D. $.465.700
E. $.476.100
14.Data untuk menghitung pendapatan nasional (dalam jutaan rupiah) di
negara X :
- Pengeluaran negara Rp. 8.000,00
- Pendapatan Gaji / upah Rp. 12.500,00
- Pendapatan Sewa Rp. 4.000,00
- Konsumsi masyarakat Rp. 15.000,00
- Ekspor Rp. 5.500,00
- Investasi Rp. 9.000,00
- Impor Rp. 6.000,00
- Pendapatan bunga Rp. 3.000,00
- Laba usaha Rp. 7.000,00
Berdasarkan data di atas maka pendapatan nasional negara X jika
dihitung dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah….
A. Rp.26.000.000.000,00
B. Rp.26.500.000.000,00
C. Rp.27.000.000.000,00
D. Rp.31.500.000.000,00
E. Rp.32.500.000.000,00
15.Tabel pendapatan nasional dan jumlah penduduk dari beberapa negara
terlihat sebagai berikut :
Dalam milyard rupiah
No Negara Pendapatan Nasional Jumlah Penduduk
1 Indonesia Rp120.000.000,00 210.000.000 jiwa
2 Malaysia Rp 70.000.000,00 80.000.000 jiwa
3 Brune Darusalam Rp 40.000.000,00 15.000.000 jiwa
4 Philipina Rp 90.000.000,00 120.000.000 jiwa
Berdasarkan data di atas urutan negara yang mempunyai pendapatan
perkapita yang tertinggi adalah….
A. Indonesia, Philipina, malaysia dan Brunai Darusalam.
B. Brunai Darusalam, malaysia, Indonesia dan Philipina.
C. Brunai Darusalam, malaysia, Philipina dan Indonesia
D. Indonesia, Philipina, Brunai Darusalam dan Malaysia
E. Malaysia, Brunai Darusalam, Philipina dan Indonesia
16.Perhatikan ilustrasi data di bawah ini:
- Pendapatan masyarakat Indonesia di IndonesiaUS$.175.000.000
- Pendapatan masyarakat asing di Indonesia US $.75.000.000
- Pendapatan masyarakat Indonesia di luar negeriUS $.25.000.000
Berdasarkan data di atas, maka besarnya Produk Nasional Bruto (PNB)
adalah....
A. US $. 25.000.000
B. US $. 50.000.000
C. US $. 100.000.000
D. US $. 150.000.000
E. US $. 200.000.000
17.Diketahui data pendapatan Nasional;
- Bunga Rp 2.000.000
- Laba Rp 3.252.000
- konsumsi Rp 2.430.000
- Investasi Rp 5.000.000
- Pengeluaran pemerintah Rp 4.250.000
- Sewa Rp 1.500.000
- Export Rp 750.000
- Import Rp 225.000
- Upah Rp 500.000
Berdasarkan data di atas besarnya Pendapatan Nasional dengan
pendekatan penerimaan adalah....
A. Rp748.000
B. Rp6.252.000
C. Rp7.252.000D. Rp14.205.000
E. Rp14.655.000
18.Data yang dimiliki oleh suatu negara dalam tahun 2011 sebagai berikut:
(dalam ribuan dollar US)
N Keterangan Jumlah
1 Pengeluaran negara 8.000.000
2 Pendapatan Gaji / upah 12.500.000
3 Pendapatan Sewa 4.000.000
4 Konsumsi masyarakat 15.000.000
5 Ekspor 5.500.000
6 Investasi 9.000.000
7 Impor 6.000.000
8 Pendapatan bunga 3.000.000
9 Laba usaha 7.000.000
Berdasarkan data di atas maka pendapatan nasional negara tersebut jika
dihitung dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah….
A. US $. 26.000.000.000.000
B. US $. 26.500.000.000.000
C. US $. 27.000.000.000.000
D. US $. 31.500.000.000.000
E. US $. 32.500.000.000.000
19.Suatu negara pada tahun tertentu mempunyai data tentang pendapatan
nasional sebagai berikut:
- GNP = 4.000.000
- Penyusutan = 400.000
- Pajak tidak langsung = 300.000
- Pajak perseroan = 200.000
- Transfer payment = 150.000
- Laba ditahan = 150.000
- Pajak langsung = 200.000
Berdasarkan data diatas, maka besarnya Personal Income (PI) ;
A. 3.100.000
B. 3.200.000
C. 3.350.000
D. 3.400.000
E. 3.450.000
20.Data pendapatan nasional negara Kertagama pada tahun anggaran 2013
terlihat sbb:
- Grros Domestic Product Rp 950.000.000.000,00
- Produksi perusahaan asing Rp 75.000.000.000,00
- Produksi warga negara di luar negeri Rp 30.000.000.000,00
- Pajak langsung Rp 50.000.000.000,00
- Pajak tidak langsung Rp 100.000.000.000,00
- Pajak perseroan Rp 20.000.000.000,00
- Asuransi Rp 5.000.000.000,00
- Laba ditahan Rp 150.000.000.000,00
- Pembayaran transfer Rp 25.000.000.000,00
- Penyusutan Rp 30.000.000.000,00
Dari data tersebut di atas Net National Income ( NNI ) negara Kertagama
tahun anggaran 2013 adalah….
A. Rp575.000.000.000,00
B. Rp625.000.000.000,00 C. Rp775.000.000.000,00
D. Rp875.000.000.000,00
E. Rp905.000.000.000,00
Untuk soal No 21 s/d 25 pilihlah:
A. Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 benar dan keduanya
mempunyai hubungan sebab akibat.
B. Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 benar tetapi keduanya tidak
mempunyai hubungan sebab akibat.
C. Jika pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 benar
D. Jika pernyataan pertama benar dan pernyataan 2 salah
E. Jika pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 salah
21.Pendapatan nasional suatu negara mencerminkan kesejahteraan negara
yang bersangkutan
Sebab
Pendapatan nasional yang tinggi menunjukan tingkat pemerataan yang
tinggi pula
22.Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi
perhitungannya berdasarkan nilai tambah
Sebab
Jika tidak akan menimbulkan perhitungan ganda sehingga datanya tidak
valid
23.Dalam perhitungan pendapatan perkapita jumlah pendudu suatu negara
tidak berpengaruh
Sebab
Perhitungan pendapatan perkapita bisa dihitung berdasarkan Gross
Domestic Product
24.Perhitungan pendapatan nasional berdasarkan pendekatan penerimaan
ditentukan oleh besarnya sewa, gaji, bunga dan profit
Sebab
Besarnya ekspor dan impor tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap
pendekatan tersebut.
25.Jika jumlah penduduk suatu negara sangat padat dan jumlah pendapatan
nasionalnya kecil maka masyarakatnya miskin
Sebab
Jumlah penduduk dan pendapatan nasional merupakan faktor penentu
kesejahteraan masyarakat.
Untuk soal No 26 s/d 30 pilihlah:
A. Jika 1, 2, dan 3 Benar
B. Jika 1 dan 3 Benar
C. Jika 2 dan 4 Benar
D. Jika hanya 4 Benar
E. Jika semua Benar
26.Dalam suatu Negara mempunyai data tentang pendapatan nasionalnya
sebagai berikut:
- Produk Nasional Bruto US $. 13.400
- Penyusutan US $. 130
- Replacment US $. 40
- Pajak Tidak Langsung US $. 1.300
- Tranfer Payment US $. 70
- Pajak Badan Usaha US $. 200
- Laba Tidak Dibagi US $. 150
- Pajak Tidak Langsung US $. 120
Berdasarkan data di atas dapat dihitung besarnya….
1. Disposible Income adalah US $.11.530
2. Nett National Product US $.13.230
3. Personal Income US $.11.650
4. Nett National Income US $.11.930
27.Besarnya pendapatan nasional suatu negara jika negara tersebut
menggunakan pendekatan penerimaan akan ditentukan oleh:
1. Besarnya tingkat sewa atau rent
2. Tingkat upah/gaji (Wages)
3. Besarnya bunga (Interest)
4. Laba usaha (Profit)
28.Manfaat dari perhitungan pendapatan nasional adalah:
1. Mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi
2. Mengetahui penggunaan pendapatan masyarakat
3. Mengetahui perbandingan kemajuan ekonomi antar negara
4. Sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan
29.Pendekatan perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan
pendekatan:
1. Produksi dengan menggunakan rumus Y = ∑NTB 1-9 = NTB1 + NTB2
+ NTB3 + NTB4 + NTB5 + ….… + NTB9
2. Penerimaan dengan menggunakan rumus Y = w + r + i + p
3. Pengeluaran dengan menggunakan rumus Y = C + G + I + (X-M)
4. Pengeluaran dengan menggunakan rumus Y = C + G + I + (X+M)
30.Besarnya pendapatan nasional suatu negara jika negara tersebut
menggunakan pendekatan pengeluaran akan ditentukan oleh:
1. Besarnya tingkat sewa atau rent
2. Tingkat upah/gaji (Wages)
3. Besarnya bunga (Interest)
4. Besarnya tingkat ekspor
2. Soal UraianJawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!
1. Buatlah bagan arus lingkaran pendapatan nasional secara sederhana!
2. Uraikan 3 (tiga) pendekatan perhitungan pendapatan nasional!
3. Jelaskan manfaat dan tujuan mempelajari pendekatan pendapatan
nasional!
4. Uraikan dengan singkat komponen pendapatan nasional dengan
pendekatan pendapatan!
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tabungan, konsumsi, dan
investasi? Jelaskan!
6. Jelaskan hubungan antara Koefisien Gini dengan Kurva Lorenz!
7. Jelaskan bagaimana Bank Dunia mengelompokkan tingkat
ketimpangan dan distribusi pendapatan dari suatu negara!
8. Jelaskan mengapa perhitungan pendapatan per kapita harus disertai
pula dengan perhitungan tingkat pemerataan pendapatan?
9. Apa yang terjadi bila Kurva Lorenz bersinggungan dengan garis
diagonal? Apakah keadaan seperti itu dapat terjadi dalam dunia nyata?
10.Sebutkan kebijakan-kebijakan yang dapat mengurangi tingkat
kesenjangan distribusi pendapatan!
REFLEKSI DIRI : Setelah anda mempelajari tentang pendapatan nasional diharapkan dapat
terbentuk karakter:
1. Religius, dengan mempelajari tentang pendapatan nasional diharapkan
dapat terbentuk rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Jujur, dengan mempelajari tentang pendapatan nasional diharapkan dapat
terbentuk sikap jujur sehingga dapat mengaplikasikan dalam mengelola
pendapatan uang saku, sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Tanggung jawab, dengan mempelajari pendapatan nasional diharapkan
dapat terbentuk sikap tanggung jawab dalam mengelola pendapatan
uang saku, sehingga dapat bermanfaat pada masa yang akan datang
dalam mengelola penghasilan keluarga dapat dipertanggung jawabkan
dalam penggunaannya.
4. Disiplin, dengan mempelajari pendapatan nasional diharapkan dapat
terbentuk disiplin dalam mengelola pendapatan uang saku oleh karena
penggunaan atau pelaksanaan sesuai dengan kesepakatan keluarga.
5. Responsif, dengan mempelajari pendapatan nasional diharapkan dapat
terbentuk
Sikap responsif dalam mengelola pendapatan uang saku oleh karena
dapat menentukan dan membedakan pengeluaran yang bersifat konsumtif
dan produktif dalam kehidupan sehari-hari
6. Kerjasama, dengan mempelajari pendapatan nasional diharapkan dapat
terbentuk sikap kerjasama, sehingga dapat diterapkan dalam pengelolaan
pembagian pendapatan uang saku dari keluarga.
PENILAIAN DIRI.Setelah mempelajari masalah pendapatan nasional lakukanlah penilaian diri
tentang sikap anda dengan memberikan tanda (V) pada pernnyataan di
bawah dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bacalah pernyataan-pernyataan dalam kolom secara teliti.
b. Berilah tanda (v) sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari
secara jujur dengan kriteria sebagai berikut:
4 = Selalu, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang diamati.
3 = Sering, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang
diamati
2 = Kadang-kadang, , apabila cenderung lebih melakukan aspek yang
diamati
1 = Tidak pernah, , apabila tidak pernah melakukan aspek yang diamati
c. Jika anda mendapatkan jumlah skor dari masing-masing aspek yang
diamati/dinilai maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Kurang
2. Sedang
3. Baik
4. Amat baik
Nama Peserta Didik :..........................................................
K e l a s : X (.......)
Materi Pokok : Refleksi diri tentang pendapatan nasional
Tanggal Penilaian : ...........................
No PERNYATAAN NILAI JUMLAH
SKOR1 2 3 4
1 Saya bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena telah memahami
dan menghayati materi pendapatan
nasional.
2 Dalam mengelola uang saku saya
akan bersikap jujur dengan orang tua
dan tidak akan berbohong.
3 Jika saya mengelola pendapatan
uang saku akan bertanggung jawab
kepada orang tua dan tidak akan
menyelewengkan untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat.
4 Saya akan disiplin dalam mengelola
pendapatan uang saku.
5 Saya akan bersikap responsif, dalam
mengelola pendapatan uang saku.
6 Saya akan bekerjasama dalam
pengelolaan pembagian pendapatan
uang saku dari keluarga.
REFERENSI :
1. PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONALhttp://www.bps.go.id/Subjek/view/id/11
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.Dari data PDB dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya, seperti : 1.Produk Nasional Bruto 2. Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar3. Produk Nasional Neto atas dasar biaya faktor produksi yaitu 4. Angka-angka per kapita
2. Halaman 16http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1207
TABEL 3.2 Produk Domestik Bruto menurut lapangan usaha Triwulan II dan III. 2012 atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2.000 (trilyun rupiah)
LKS1. Definisi Pendapatan Nasional2. Tujuan mempelajari pendapatan nasional3. Manfaat perhitungan pendapatan nasional.4. Perhitungan Pendapatan Nasional5. Pendekatan Produksi. 6. Double counting7. Value added8. Net Factor Payment atau Net-Factor Income to Abroad9. Sembilan sektor produktif yang dapat dihitung untuk menghasilkan nilai GDB 10. Produk barang /jasa yang nilai tambahnya tidak dimasukkan dalam perhitungan pendapatan
nasional 11. Pendekatan Pendapatan. 12. Pendekatan Pengeluaran.13. Analisa Pendapatan Nasional
1. Komponen dalam perhitungan pendapatan nasional1. Produk Domestik Bruto (PDB) / Gross Domestic Product (GDP)
2. Produk Nasional Bruto ( PNB) / Gross National Product (GNP)
3. Produk Nasional Neto (PNN) / Net National Product (NNP)
4. Pendapatan Nasional Neto / Net Nasional Income (NNI).
5. Pendapatan Perorangan / Personal Income (PI).
6. Pendapatan Disposibel / Disposible Income (DI).
7. Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri (PNLN)
8. penyusutan dan penggantian alat yang telah aus/usang (replacement)
9. pajak tidak langsung
10. transfer payment
11.pajak langsung
F. PENDAPATAN PER KAPITA 1. Fungsi Perhitungan Pendapatan Perkapita
2. Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk, dan Pendapatan
Perkapita
3. Upaya Meningkatkan Pendapatan per Kapita
4. Pendapatan Negara-negara di ASEAN
5. KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
6. Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan
7. Contoh Hasil Perhitungan Koefisien Gini
8. Ketimpangan Distribusi Pendapatan menurut Kriteria Bank Dunia
9. Efek Pajak Penghasilan Progresif Terhadap Distribusi Pendapatan
10.Pengaruh Pajak Progresif
top related