persepsi masyarakat terhadap pelayanan skripsirepository.utu.ac.id/195/1/bab i_v.pdfpersepsi...
Post on 16-Nov-2020
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELAYANANPUBLIK PADA PDAM TIRTA MEULABOH DI
KABUPATEN ACEH BARAT(Studi Pada Pelayanan Distribusi Air Bersih di
Kecamatan Kaway XVI)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas – tugas danmemenuhi syarat – syarat guna memperoleh
gelar sarjana sosial
OLEH
SYARQIYANIM: 07C2–0201152
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT
2013
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penerapan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia diyakini akan
mampu mendekatkan pelayanan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan rakyat,
dan memupuk demokrasi. Dengan adanya otonomi daerah tersebut, kewenangan
pemerintah daerah menjadi lebih luas dari sebelum adanya desentralisasi. Akan
tetapi dalam pelaksanaan otonomi daerah ini, diharapkan pemerintah daerah
melaksanakannya dengan tanggung jawab berdasarkan tugas dan fungsinya dalam
memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
Pada pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menjelaskan “Masyarakat adalah seluruh
pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang perseorangan,
kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat
pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung”. Berdasarkan
pasal tersebut maka masyarakat baik perseorang maupun kelompok sebagai
penerima manfaat pelayanan publik menerima layanan yang baik dari penyedia
pelayanan baik secara langsung maupun tidak langsung
Dengan penerapan otonomi daerah, daerah dituntut untuk melakukan
pelayanan secara maksimal kepada masyarakat yang ada pada daerahnya. Proses
pelayanan publik oleh daerah mencakup obyek yang luas seperti pengurusan KTP,
berbagai macam perizinan, penyediaan air bersih, dan sebagainya. Keseluruhan
pelayanan yang harus dilakukan oleh daerah sebagai konsekuensi dari otonomi
2
2
daerah mencakup pelayanan-pelayanan yang sangat penting. Salah satu pelayanan
yang sangat penting yang harus dilakukan oleh daerah adalah proses penyediaan
air bersih.
Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia menjelaskan
“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Berdasarkan pasal
tersebut maka bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah
pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Kemudian pada pasal 5 ayat (4) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 LN.
1962 Tentang Perusahaan Daerah menjelaskan bahwa “Cabang-cabang produksi
yang penting bagi daerah dan yang menguasai hajat hidup orang banyak di daerah
yang bersangkutan diusahakan oleh perusahaan daerah yang modalnya untuk
seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan”. Berdasarkan pasal
tersebut, maka cabang-cabang produksi yang penting bagi daerah dan menguasai
hajat hidup orang banyak harus diusahakan oleh daerah kemanfaatannya,
termasuk juga berkaitan dengan proses penyediaan air bersih. Sebelum maupun
sesudah otonomi daerah, pemerintah pusat telah memberikan kewenangan kepada
daerah untuk mengatur dan menyediakan air bersih untuk masyarakat yang ada
pada daerahnya.
Sebagai konsekuensinya, berdasarkan peraturan yang ada (baik peraturan
dari pemerintah pusat maupun peraturan daerah), maka daerah membentuk
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang bertujuan untuk menyediakan air
bersih di daerah-daerah.
3
3
Terkait dengan PDAM Tirta Meulaboh, tujuh belas tahun sejak berdirinya
PDAM di Kabupaten Aceh Barat ternyata belum sepenuhnya merata keseluruh
wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat. Tercatat dari 12
Kecamatan, baru 3 Kecamatan yang mendapatkan pelayanan air bersih dari
PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, hal tersebut menunjukkan bahwa
hanya 4.85% penduduk dari total 177.532 penduduk Kabupaten Aceh Barat yang
mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh
Barat. Realita tersebut membuktikan proses penyediaan air bersih belum
sepenuhnya merata ke seluruh pelosok wilayah Kabupaten Aceh Barat.
Mengacu pada pelayanan air bersih, PDAM Tirta Meulaboh sebagai
Perusahaan Daerah Air Minum di Kabupaten Aceh Barat wajib memberikan
pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat Aceh Barat. Sebagai perusahaan
air bersih yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan, perusahaan berkewajiban
memberikan pelayanan yang maksimal, salah satunya kelancaran distribusi air
bersih dari PDAM Tirta Meulaboh kepada masyarakat. Dengan lancarnya
distribusi air bersih yang diterima masyarakat maka berimbas pada penilaian
persepsi publik terhadap salah satu kinerja PDAM Tirta Meulaboh.
Persepsi masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik pada PDAM Tirta
Meulaboh daerah pelayanan Kecamatan Kaway XVI sendiri masih belum
diketahui. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian untuk membahas persepsi
masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik pada kelancaran distribusi air
bersih dari PDAM Tirta Meulaboh kepada masyarakat Kabupaten Aceh Barat.
Dan juga mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas
pelayanan publik pada kelancaran distribusi air bersih tersebut. Dengan
4
4
diidentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik
tersebut maka diharapkan PDAM Tirta Meulaboh dapat berbenah diri untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik dan maksimal.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas di jelaskan bahwa
sebagai perusahaan air bersih yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan,
perusahaan berkewajiban memberikan pelayanan yang maksimal, salah satunya
kelancaran distribusi air bersih dari PDAM Tirta Meulaboh kepada masyarakat
sebagai pelanggan. Dengan lancarnya distribusi air bersih yang diterima
masyarakat maka berimbas pada penilaian persepsi publik terhadap salah satu
kinerja PDAM Tirta Meulaboh.
Maka rumusan masalah pada penelitian ini adakah hubungan kelancaran
distribusi air bersih terhadap pelayanan publik pada PDAM Tirta Meulaboh ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini ialah:
untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan kelancaran
distribusi air bersih yang diberikan PDAM Tirta Meulaboh kepada masyarakat
Kecamatan Kaway XVI.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua manfaat yakni sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Manfaat yang sifatnya memberikan sumbangan pemikiran yang berupa
teori-teori dalam kaitannya dengan ilmu administrasi negara. Hal ini terkait
5
5
dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah sosial
yang sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan
zaman.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi serta masukan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi lembaga atau instansi pemerintah.
b. Membantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh lembaga
pemerintah, seperti Kantor PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
yang mengutamakan mutu pelayanan publik.
1.5 Hipotesa Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka hipotesa yang
diajukan sebagai berikut :
Ho : Tidak adanya pengaruh positif antara kelancaran distribusi air bersih
dalam meningkatkan pelayanan publik pada PDAM Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.
Ha : Adanya pengaruh positif antara kelancaran distribusi air bersih
dalam meningkatkan pelayanan publik pada PDAM Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Hipotesa : Ho : µ = 0 (Tidak ada hubungan posistif dan signifikan dalam
meningkatkan pelayanan publik pada PDAM Tirta
Meulaboh)
6
6
Ha : µ ≠ 0 (Ada hubungan positif dan signifikan dalam
meningkatkan pelayanan publik pada PDAM Tirta
Meulaboh)
7
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi Masyarakat
Seorang pakar organisasi mengungkapkan bahwa “Persepsi dapat
didefinisikan sebagai proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan
dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan
mereka” Robbins ( 2001, h.88 ).
Defenisi persepsi juga diartikan oleh Indrawijaya ( 2000, h.45 ) “sebagai
suatu penerimaan yang baik atau pengambilan inisiatif dari proses komunikasi.”
Jadi persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasikan
terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga
merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam
diri individu. Lebih lanjut Walgito (2000,h.54) menyatakan bahwa :
“Melalui persepsi individu dapat menyadari, dapat mengertitentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Persepsi itumerupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang adadalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuanberpikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain yang ada dalam diriindividu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut”.
Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi
itu sekalipun stimulusnya sama tetapi karena pengalaman tidak sama,
kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya
kemungkinan hasil persepsi antara individu dengan individu yang lain tidak
sama. Faktor-faktor berpengaruh pada persepsi adalah faktor internal: perasaan,
pengalaman, kemampuan berpikir, motivasi dan kerangka acuan sedangkan faktor
eksternal adalah: stimulus itu sendiri dan keadaan lingkungan persepsi itu
8
8
berlangsung. Kejelasan stimulus akan banyak berpengaruh dalam persepsi. Bila
stimulus itu berwujud benda-benda bukan manusia, maka ketepatan persepsi lebih
terletak pada individu yang mengadakan persepsi karena benda-benda yang
dipersepsi tersebut tidak ada usaha untuk mempengaruhi persepsi.
Mengenai pengertian masyarakat adalah keseluruhan antara hubungan-
hubungan antar manusia. Robert M. Mclver dalam Miriam Budiardjo (2008, h.46)
mengatakan: “Masyarakat adalah suatu sistem hubungan-hubungan yang ditata
(Society means a system of ordered relations)”. Biasanya anggota-anggota
masyarakat menghuni suatu wilayah geografis yang mempunyai kebudayaan-
kebudayaan dan lembaga-lembaga yang kira-kira sama.”
Jadi pengertian persepsi masyarakat dapat disimpulkan sebagai tanggapan
atau pengetahuan lingkungan dari kumpulan individu-individu yang saling
bergaul dan berinteraksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara
dan prosedur merupakan kebutuhan bersama berupa suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu identitas bersama yang
diperoleh melalui interpretasi data indera.
2.2 Pelayanan Publik
Pelayanan merupakan salah satu ujung tombak dari upaya pemuasan
pelanggan dan sudah merupakan keharusan yang wajib dioptimalkan baik oleh
individu maupun organisasi, karena dari bentuk pelayanan yang diberikan
tercermin kualitas individu atau organisasi yang memberikan pelayanan.
Pengertian pelayanan yang dikemukakan oleh Gronroos (Ratminto dan
Atik, 2006, h.3) yaitu:
9
9
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yangbersifat tidak kasat mata ( tidak dapat diraba) yang terjadi sebagaiakibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atauhal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanandimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen ataupelanggan.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah
cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan,
kebutuhan seseorang atau sekelompok orang. Artinya objek yang dilayani adalah
masyarakat yang terdiri dari individu, golongan, dan organisasi (sekelompok
organisasi).
Kegiatan pelayanan dalam suatu organisasi memiliki peran penting dan
strategi, terutama bagi organisasi yang berorientasi pada pelayanan jasa. Hal itu
tercermin pada pengertian pelayanan yang dikemukakan oleh Moenir (2000, h.12)
“Pelayanan adalah setiap kegiatan oleh pihak lain yang ditujukan untuk memenuhi
kepentingan orang banyak, pelayanan ini sifatnya selalu kolektif, sebab pelayanan
kepentingan itu masih termasuk dalam rangka pemenuhan hak dan kebutuhan
bersama yang telah diatur termasuk dalam pengertian pelayanan.”
Sinambela (2008, h.5) memberikan pengertian Pelayanan Publik
merupakan “Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah
manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu
kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
terikat pada suatu produk secara fisik.”
Adapun pengertian pelayanan publik menurut Kurniawan (2005, h.4)
adalah “Pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan
tatacara yang ditetapkan”.
10
10
Sedangkan pengertian pelayanan publik berdasarkan Keputusan Menpan
Nomor 63 Tahun 2003 adalah “ Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan”
Departemen Dalam Negeri (2004) mendefinisikan “Pelayanan Umum
adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan
keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan
jasa.”
Sedangkan Undang-undang nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah
“Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiapa warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.”
Dari beberapa pengertian pelayanan dan pelayanan publik yang diuraikan
tersebut, pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau
melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima
pelayanan.
Pelayanan bagi instansi atau lembaga pemerintah, khususnya yang
bergerak dalam bidang pelayanan jasa, maka sudah merupakan kewajiban setiap
aparat atau karyawannya memberikan pelayanan terbaik. Suatu instansi atau
11
11
lembaga dalam operasioanalnya tidak terlepas dari penilaian atau respon
masyarakat (konsumen) maupun posisinya sebagai mitra dalam hal mewujudkan
efektivitas pelayanan.
PDAM Tirta Meulaboh sebagai salah satu lembaga pemerintahan yang
bergerak pada pelayanan jasa air bersih, wajib memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat (konsumen) guna mendapatkan persepsi atau respon
positif dari masyarakat sebagai mitra dalam mewujudkan pelayanan yang efektiv.
2.2.1 Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh penyelenggara
pelayanan publik yaitu penyelenggara negara/pemerintah, penyelenggara
perekonomian dan pembangunan, lembaga independen yang dibentuk oleh
pemerintah, badan usaha/badan hukum yang diberi wewenang melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi pelayanan publik, badan usaha/badan hukum yang
bekerjasama dan/atau dikontrak untuk melaksanakan sebagaian tugas dan fungsi
pelayanan publik. Dan masyarakat umum atau swasta yang melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi pelayanan publik yang tidak mampu ditangani/dikelola
oleh pemerintah/pemerintah daerah.
Berbicara tentang pelayanan, kita mengenal adanya “ Pelayanan Prima ”
dimana hal ini merupakan suatu bentuk pelayanan yang memberikan sesuatu yang
terbaik bagi masyarakat (pelanggan) dengan memperhatikan unsur-unsur dari
pelayanan prima itu sendiri, sehingga masyarakat merasa puas atas pelayanan
yang diberikan oleh pihak yang melayani.
12
12
Sejalan dengan hal diatas, Boediono ( 2003,h.62 ) menyatakan bahwa
pelayanan prima adalah pelayanan bermutu yang dapat meningkatkan keprimaan
yaitu dengan cara :
1. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah di bidang pelayanan umum.
2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan,
sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna
dan berhasil guna.
3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat
dalam membangun serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Dengan begitu lembaga pemberi pelayanan dapat bekerja dengan
maksimal dengan memberikan pelayan prima kepada masyarakat dengan harapan
kepuasan masyarakat sebagai penerima pelayanan.
Osborne dalam terjemahan Abdul Rosid (2000) menjelaskan terdapat 3
unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah organisasi
pemberi (penyelenggara) pelayanan yaitu Pemerintah Daerah, unsur kedua, adalah
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan/atau
diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Unsur pertama menunjukan bahwa
pemerintah daerah memiliki posisi kuat sebagai (regulator) dan sebagai pemegang
monopoli layanan, dan menjadikan Pemda bersikap statis dalam memberikan
layanan, karena layanannya memang dibutuhkan atau diperlukan oleh orang atau
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan. Posisi ganda inilah yang
menjadi salah satu faktor penyebab buruknya pelayanan publik yang dilakukan
13
13
pemerintah daerah, karena akan sulit untuk memilah antara kepentingan
menjalankan fungsi regulator dan melaksanakan fungsi meningkatkan pelayanan.
Unsur kedua, adalah orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan atau memerlukan layanan (penerima layanan), pada dasarnya
tidak memiliki daya tawar atau tidak dalam posisi yang setara untuk menerima
layanan, sehingga tidak memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan yang baik.
Unsur ketiga, adalah kepuasan pelanggan menerima pelayanan, unsure
kepuasan pelanggan menjadi perhatian penyelenggara pelayanan (Pemerintah),
untuk menetapkan arah kebijakan pelayanan publik yang berorientasi untuk
memuaskan pelanggan, dan dilakukan melalui upaya memperbaiki dan
meningkatkan kinerja manajemen pemerintahan daerah. Paradigma kebijakan
publik di era otonomi daerah yang berorientasi pada kepuasan pelanggan,
memberikan arah tejadinya perubahan atau pergeseran paradigma
penyelenggaraan pemerintahan, dari paradigma rule government bergeser menjadi
paradigma good governance.
Dengan demikian, pemerintah daerah dalam menjalankan monopoli
pelayanan publik, sebagai regulator/pembuat peraturan (rule
government/peraturan pemerintah) harus mengubah pola pikir dan kerjanya
disesuaikan dengan tujuan pemberian otonomi daerah, yaitu memberikan dan
meningkatkan pelayanan yang memuaskan masyarakat. Untuk terwujudnya good
governance, dalam menjalankan pelayanan publik, pemerintah daerah juga harus
memberikan kesempatan luas kepada warga dan masyarakat, untuk mendapatkan
akses pelayanan publik, berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, transparansi,
akuntabilitas dan keadilan (Osborne, 1992 ; Abdul Rosid, 2000).
14
14
2.2.2 Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Berdasarkan prinsip pelayanan umum dari keputusan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Pelayanan Publik, Ada beberapa prinsip pelayanan umum yang
menyangkut dengan pelayanan distribusi kelancaran air bersih, Prinsip tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Kesederhanaan;
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan
mudah dilaksanakan;
b. Kejelasan;
Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik;
c. Kepastian waktu;
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang
telah ditentukan.Pada kelancaran distribusi air bersih dapat diterima oleh
masyarakat sebagai pelanggan pada setiap saat masyarakat membutuhkan air
bersih.
d. Akurasi ;
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah
e. Keamanan;
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian
hukum. Proses dan produksi pelayanan terhadap kualitas air bersih dengan rasa
15
15
aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat yang sesuai dengan standar kelayakan
untuk dikonsumsi.
f. Tanggung jawab;
PDAM Sebagai penyelenggara pelayanan publik dibidang air bersih
bertanggung jawab dalam segala penyelenggaraan pelayanan publik termasuk
pelayanan kelancaran distribusi air bersih yang akan diterima oleh masyarakat
sebagai konsumen.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika (teletematika).
h. Kemudahan Akses;
Tempat dan lokasi sarana prasarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan
informasi.
i. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan;
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta
memberikan pelayanan dengan ikhlas.
j. Kenyamanan;
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang
nyaman, bersih, rapih, lingkungan yang indah dan sehat, serta dilengkapi dengan
fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lainnya.
Untuk merealisasi prinsip tersebut tidak selalu berjalan mulus, karena kita
juga memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan distribusi air bersih
seperti sumber daya air yang tidak diduga kualitas dari sumber air tersebut dapat
16
16
berubah, serta alat atau teknologi yang digunakan oleh penyedia pelayanan untuk
kelancaran distribusi air bersih kepada masyarakat.
2.3 Distribusi Air Bersih
Adapun beberapa pengertian tentang distribusi air bersih adalah sebagai
berikut :
Mirriam Budiardjo (2004, h.287) mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan “distibusi dan alokasi dalam ilmu politik adalah penyaluran dan
penjatahan dari nilai-nilai dalam masyarakat.”
Sedangkan pengertian air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No. 416 Tahun 1990 Tentang ”Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air “, air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan
distribusi air bersih adalah kegiatan menyalurkan air yang memiliki kualitasnya
memenuhi standar untuk di konsumsi sehari-hari hasil produksi oleh orang atau
lembaga yang ditujukan kepada konsumen atau masyarakat.
2.3.1 Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan
konsumen. Yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah
memenuhi syarat keseluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem
perpipaan dan perlengkapan, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem
pemompaan (bila diperlukan) dan reservoir distribusi
17
17
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup dan pompa
yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju
pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air bersih. Juga
termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah
(reservoir distribusi). Yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai
instalasi, meteran air untuk menentukan jumlah banyaknya air yang digunakan.
Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribus air bersih
adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi
(Kontinuitas Pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari
instalasi pengolahan.
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan kualitas,
kuantitas dan tekanan air yang sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang
didambakan oleh para pelanggan adalah ketersediaan air setiap waktu.
Suplai melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem, yaitu :
a. Countinous system
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus
menerus selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun.
Sedang kerugiannya pemakai air akan cenderung akan lebih boros dan bila terjadi
sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya.
b. Intern System
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2 – 4 jam pada pagi hari dan 2 – 4 jam
pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat
18
18
mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi
kebocoran maka air untuk pemadam kebakaran akan sulit didapat. Dimensi pipa
yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air 24 jam hanyan disuplai
beberapa jam saja. Sedangkan keuntungannya adalah pemborosan air dapat
dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.
19
19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan pada wilayah pelayanan PDAM Tirta
Meulaboh di Kecamatan Kaway XVI. Pertimbangan peneliti memilih lokasi
tersebut dikarenakan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian pada
seluruh wilayah pelayanan PDAM Tirta Meulaboh terbatas, maka peneliti
mempersempit lokasi penelitian pada daerah pelayanan Kecamatan Kaway XVI
untuk melakukan penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2012.
Dengan terjun langsung kelapangan untuk memperoleh data primer dengan
menyebarkan kuisioner kepada masyarakat sebagai responden.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono, (2005, h.90). Dalam penelitian
ini populasi yang dimaksudkan adalah masyarakat yang terdaftar sebagai
pelanggan dan telah menggunakan fasilitas pelayanan air bersih dari PDAM Tirta
Meulaboh di Kecamatan Kaway XVI, sesuai dengan data rekapitulasi pelanggan
PDAM Tirta Meulaboh bulan Desember 2011 berjumlah 338 pelanggan.
20
20
3.2.2. Sampel
Suharsimi Arikunto (2002, h.104) menjelaskan sampel adalah sebagian
dari populasi yang dijadikan objek dan sumber data serta informasi dalam
penelitian. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang diambil
sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi atau masyarakat
pengguna pelayanan publik pada PDAM Tirta Meulaboh di Kecamatan Kaway
XVI.
Jumlah sampel berdasarkan pendapat Arikunto (2006, h.116) “bila kurang
dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55%
atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana.
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang
resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar hasilnya akan lebih baik.
Berdasarkan pendapat Arikunto diatas maka jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 15% dari keseluruhan pelanggan,
atau sebanyak 51 orang dari total seluruh populasi sebanyak 338 orang.
Dikarenakan objek yang akan di teliti cukup luas, maka peneliti
menggunakan teknik penarikan sampel dengan menggunakan teknik cluster
sampling, dimana peneliti akan mengambil sampel pada 5 desa di Kecamatan
Kaway XVI.
21
21
Teknik cluster sampling menurut Margono (2004: 127), teknik ini
digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan
terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. “Teknik sampling daerah
digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.
Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.”
Untuk mengetahui daftar jumlah sampel pada setiap desa dapat dilihat
pada tabel :
Tabel 3.1Daftar Jumlah Sampel Pada Setiap Desa
No Desa Jumlah Sampel Keterangan1 Beureugang 72 Keude Aron 153 Gampong Mesjid 124 Padang Mancang 125 Menasah Buloh 5
Jumlah 51
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan jenis penelitian pendekatan kauntitatif. Penelitian kuantitatif
dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada 51 responden.
Menyebarkan kuisioner dilakukan untuk mengetahui kondisi di lokasi penelitian
yang akan di jadikan sebagai data penelitian yang akan diteliti. Peneliti harus
membuat hipotesis sebagai asumsi awal untuk menjelaskan antara variabel yang
akan di teliti.
22
22
Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2006, h.8) merupaka penelitian
yang dilakukan dengan mengumpulkan jawaban dari responde atau pertanyaan
yang merupakan pengukuran dari varibel yang diteliti, serta menguji hipotesis.
3.4 Data Penelitian
3.4.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berdasarkan data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapat
di lapangan, sedangkan data sekunder merupakan data yang didapat dari studi
kepustakaan, dokumen, koran, internet yang berkaitan dengan kajian penelitian
yang diteliti oleh penulis.
Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian langsung
di lapangan yang bersumber dari menyebarkan kuisioner kepada responden.
Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari dokumen-dokumen serta
dari tulisan lain yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dapat
diperoleh dari perpustakaan.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Teknik Kuisioner
Teknik kuisioner yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukakn dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya, Sugioyo (2005, h.163).
23
23
b. Metode Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan hanya sebagai
pelengkap dari teknik pengumpul data lainnya. Data-data yang diambil dari
dokumen hanya meliputi gambaran umum wilayah penelitian, seperti komposisi
dan frekuensi Pelanggan PDAM Tirta Meulaboh di Aceh Barat.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teorinya dan
ditegaskan pada hipotesis penelitiannya.
Pada penelitian ini ditentukan beberapa variabel penelitian sebagai berikut:
a. Variabel bebas : Distribusi Air Bersih
b. Variabel terikat : Pelayanan Publik
3.5.2. Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2004, h.31), definisi operasional adalah penentuan
construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional
menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan
construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan
replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran construct yang lebih baik.
Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel-variabel tersebut adalah
sebagai berikut :
24
24
Tabel: 3.2Operasional Variabel
Varibel Definisi Variabel Indikator
Variabel Bebas :
Distribusi Air Bersih
Distribusi air bersih adalah
menghantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang
akan dilayani, dengan tetap
memperhatikan kualitas,
kuantitas dan tekanan air yang
sesuai dengan perencanaan
awal.
1. kelancaran
2. kualitas
3. kuantitas
4. tekanan
Variabel Terikat:
Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupakan
sebagai pemberian layanan
atau melayani keperluan orang
atau masyarakat serta
organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada
organisasi itu, sesuai dengan
aturan pokok dan tata cara
yang ditentukan dan ditujukan
untuk memberikan kepuasan
kepada penerima pelayanan.
1. Kepastian Waktu
2. keamanan
3. Tanggung jawab
25
25
3.6 Metode Analisis Data
Guna memanfaatkan suatu data yang dikumpulkan, maka data harus diolah
dan dianalisis terlebih dahulu yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Tujuan metode analisa data adalah untuk
menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang
dikumpulkan.
Pengolahan data pada penelitian ini memanfaatkan bantuan program
microsoft excel. Dalam metode ini menggunakan beberapa metode analisis
sebagai berikut :
3.6.1. Analisis Deskriptif
Suatu metode dimana data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan,
dianalisis dan kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran tentang
masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh
dari data primer berupa kuisioner yang telah diisikan oleh responden penelitian.
Tahapan untuk melakukan proses analisis deskriptif adalah sebagai berikut :
a. Pengeditan
Pengeditan adalah mengambil atau memilah data antara data yang dipakai
dengan data yang tidak dipakai.
b. Pemberian Skor
Mengubah data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk kuantitatif. Dalam
penelitian ini menggunakan skala likert, tingkatan skala likert yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
26
26
Sangat Setuju = Bobot/Skor 5
Setuju = Bobot/Skor 4
Netral = Bobot/Skor 3
Tidak Setuju = Bobot/Skor 2
Sangat Tidak Setuju = Bobot/Skor 1
Untuk mendapatkan kecendrungan jawaban responden terhadap jawaban
masing - masing variabel akan didasarkan pada rentang skor jawaban.
c. Tabulasi
Pengelompokan data dari jawaban dengan benar dan teliti, kemudian
dihitung dan dijumlahkan sampai berwujud dalam bentuk yang berguna.
3.6.2. Analisis Kuantitatif
Adapaun analisis kuantitatif pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Uji Validitas
Uji validias digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner.
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor
tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir menggunankan
korelasi produck moment, maka digunakan rumus sebagai berikut, Sugiyono
(2005, h.212).
ҳу = .∑ − (∑ )(∑ ){ . ∑ − (∑ ) }{ . ∑ − (∑ ) }Keterangan :
rхy = Koefesien korelasi
n = Ukuran responden
∑X = Jumlah skor variabel bebas X
∑Y = Jumlah skor variabel terikat Y
27
27
∑XY = Jumlah hasil perkaitan antara variabel X dengan Variabel Y
Hasil perhitungan dibandingkan dengan tabel r- produck moment, apabila
r-hitung lebih besar dari r-tabel, maka kuisioner tersebut dapat dinyatakan valid.
b. Uji Reabilitas
Pengujian reabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara
mencoba instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan
teknik tertentu. Sugiyono (2005, h.149). Dalam menguji reliabilitas instrumen
digunakan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach
sebagai berikut, Arikunto (2002, h.171):
2
2
11 11 t
b
k
kr
Dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b = jumlah varian butir/item
2t = varian total
c. Uji Koefisien Korelasi Produck Moment
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya, dan besar
kecilnya hubunngan antara variabel, untuk menghitung korelasi menggunakan
rumus Product Moment, Sugiyono (2005, h.212).
ҳу = .∑ − (∑ )(∑ ){ . ∑ − (∑ ) }{ . ∑ − (∑ ) }Keterangan :
rхy = Koefesien korelasi
28
28
n = Ukuran responden
∑X = Jumlah skor variabel bebas X
∑Y = Jumlah skor variabel terikat Y
∑XY = Jumlah hasil perkaitan antara variabel X dengan Variabel Y
d. Uji – t
Uji – t dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji signifikan hubungan,
yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi atau
tidak, Sugiyono (2005: 214) rumus uji signifikan korelasi adalah sebagai berikut :
= √ −√ − ²
Keterangan :
t = t hitung
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
Dengan ketentuan bila r-hitung < r-tabel maka Ho diterima, dan Ha
ditolak. Begitu juga sebaliknya bila r – hitung > r-tabel maka Ho ditolak Ha
diterima
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Meulaboh merupakan Badan Usaha
Milik Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Barat yang diserahi tanggung jawab
dalam menyelenggarakan pelayanan air minum kepada masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan air minum di Kabupaten Aceh Barat pada awalnya
merupakan Badan Pelayanan Air Minum (BPAM) dibawah Dinas PU Pemerintah
Kabupaten Aceh Barat yang mulai beroperasi pada tahun 1983. Pada tahun 1993
melalui peraturan daerah Tingkat II Kabupaten Aceh Barat Nomor II Tahun 1993
BPAM ditetapkan Menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Meulaboh.
Dalam fungsinya sebagai penyedia pelayanan air minum, PDAM Tirta
Meulaboh harus mampu memberikan kotribusi bagi peningkatan produksi,
perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan, khususnya didaerahnya.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Meulaboh di pimpin oleh seorang
Direktur yang bertanggung jawab kepada Bupati melalui badan pengawas. Kantor
PDAM Tirta Meulaboh yang terletak di Jalan Purnama Gampong Drien Rampak.
4.1.1 Struktur Organisasi
Untuk menjalankan roda birokrasi dalam Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Meulaboh, maka berdasarkan peraturan Bupati Aceh Barat No 8 Tahun 2008
dibentuk struktur organisasi PDAM Tirta Meulaboh dengan susunan struktur
organisasinya sebagai berikut :
30
31
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat
Visi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Meulaboh yaitu : “Pelayanan
Prima, Sehat dan Mandiri” dengan maksud dapat memberikan pelayanan yang
prima kepada seluruh pelanggan dengan kualitas air bersih yang diterima serta
standar kalayakan untuk konsumsi dan mampu meningkatkan pelayanan yang di
berikan oleh PDAM Tirta Meulaboh
Sedangkan Misi Perusahaan Derah Air Minum Tirta Meulaboh adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kualitas dan Cakupan Pelayanan
2. Meningkatkan Efisiensi Biaya dan Penagihan
3. Menurunkan Kehilangan Air
4. Meningkatkan Profesionalisme dan Kesejahteraan
5. Memberikan Kontribusi Untuk Pembangunan.
PDAM Tirta Meulaboh memiliki 3 (tiga) sistem pelayanan air satu dengan
yang lainnya menggunakan sumber air yang berbeda juga. Berikut ini sumber dan
unit produksi yang digunakan untuk menjangkau seluruh masyarakat sebagai
konsumen Air Bersih.
1. Intalasi (WTP) Lapang
Sumber air WTP Lapang berasal dari sungai Meureubo yang mengunakan
bangunan penangkap (Intake) dalam pengambilan air baku yang kemudian
dipompakan ke WTP dengan menggunakan dua unit pompa intake (Submersible
Pump) dengan kapasitas masing-masing 40 L/detik untuk melayani pelanggan di
Kecamatan Johan Pahlawan dan sekitarnya.
32
Untuk mengaliri air dari WTP ke pipa distrisbusi, WTP Lapang memiliki
reservoar tiga unit dengan kapasitas 250 m³, 450 m³ dan 450m³ untuk mencukupi
kebutuhan air minum kepada masyarakat
Untuk mendistribusikan air bersih memiliki panjang pipa distribusi sekitar
69 Km yang menggunakan 4 pompa distribusi yaitu :
Pompa 1 memiliki kapasitas 75 liter/detik.
Pompa 2 memiliki kapasitas 90 Liter /detik.
Pompa 3 memiliki kapasitas 30 Liter /detik.
Pompa 4 memiliki kapasitas 40 liter /detik.
Pengoperasian pompa – pompa tersebut diatur secara bergantian, pada
waktu puncak digunakan pompa besar dan pada waktu low digunakan pompa
yang kapasitas kecil, hanya untuk pengisian pipa.
2. Instalasi (WTP) Rantau Panjang
Sumber air baku yang digunakan WTP Rantau Panjang memanfaatkan
sungai Meureubo yang juga menggunakan bangunan penangkap (intake) berupa
sumuran yang akan disalurkan ke instalasi pengolahan dengan menggunakan
pompa submersible dengan kapsitas 20 liter/detik.
Reservoir distribusi pada instalasi WTP Rantau Panjang memiliki
kapasitas 350 m³ yang dialiri ke pipa distribusi yang memilik panjang ± 26 Km.
pendistribusian air bersih kewilayah pelayanan seluruh pelanggan di Kecamatan
Meureubo menggunakan 2 unit pompa distribusi dengan kapasitas 20 liter /detik.
33
3. Instalasi )WTP) Kaway XVI
WTP Kaway XVI menggunakan Sungai Meureubo sebagai sumber air
baku menggunakan pompa yang berada didesa Beureugang masing-masing
memiliki kapsitasn 5 liter/detik.
Reservoar pada WTP Kaway XVI memilik kapasitas 600 m³ untuk
melayani 5 desa pada kecamatan tersebut.
4.2 Penyajian Data Penelitian
4.2.1. Analisa Deskripitif
a. Karakteristik Responden
Penentuan karakteristik responden yang merupakan pengguna pelayanan
publik PDAM Tirta Meulaboh berdasarkan beberapa kriteria jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan dan penghasilan rata-rata perbulan.
1) Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin JumlahPersentase
(%)1 Laki-Laki 23 45%2 Perempuan 28 55%
Jumlah 51 100%
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa secara umum responden
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang (45%). Dan sekitar 28 Orang (55%)
lainnya merupakan pengguna pelayanan publik berjenis kelamin perempuan. Ini
menunjukkan responden umumnya berjenis kelamin perempuan.
34
2) Umur Responden
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Usia Jumlah Persentase (%)1 20-30 Tahun 14 27%2 31-40 Tahun 21 41%3 41-50 Tahun 13 26%4 diatas 50 tahun 3 6%
Jumlah 51 100%
Tabel 4.2 menunjuk bahwa responden sebanyak 27% (14 Orang) berusia
20-30 tahun, sebanyak 41% (21 Orang ) berusia 31-40 tahun, sebanyak 26% ( 26
orang) berusia 41-50 tahun, dan sisanya sebanyak 6% ( 3 orang) berusia diatas 50
tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa rentang usia 31-40 tahun merupakan usia
yang paling banyak menjadi responden.
3) Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)2 SLTP 3 6%3 SMU 39 76%4 Perguruan Tinggi 9 18%
Jumlah 51 100%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas tingkat pendidikan
pengguna pelayanan air bersih dari PDAM Tirta Meulaboh adalah tamatan SMA
dan sederajat sebanyak 76% ( 39 Orang), sebanyak 18% (9 Orang) merupakan
lulusan perguruan tinggi, dan sebayak 6% (3 Orang) merupakan tamatan
SLTP/sederajat. Hal ini menunjukan bahwa responden umumnya berpendidikan
SMA/Sederajat.
35
4) Jenis Pekerjaan Responden
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)1 Pelajar/Mahasiswa 2 4%2 Pegawai Swasta 8 16%3 Pegawai Negeri 17 33%4 Wiraswasta 24 47%
Jumlah 51 100%
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa responden berdasarkan pekerjaan sebagian
besar berprofesi sebagai wiraswasta sebanyak 47 % (24 orang), sebanyak 33% (17
Orang) bekerja sebagai pegawai negeri, yang berprofesi sebagai pegawai swasta
sebanyak 16% (8 orang), dan sebanyak 4 % lainnya merupakan
pelajar/mahasiswa. Pada dasarnya masyarakat yang meminta pelayanan air bersih
pada PDAM Tirta Meulaboh merupakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
5) Penghasilan Rata-Rata Responden
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
No Penghasilan Jumlah Persentase (%)1 Kurang dari Rp.500.000 1 2%2 Rp.500.001 - Rp. 1.000.000 9 18%3 Rp.1.000.001 - Rp.1.500.000 23 45%4 Rp.1.500.001 - Rp. 2.000.000 11 21%5 Diatas Rp.2.000.000 7 14%
Jumlah 51 100%
Pada tabel 4.5, menunjukan bahwa responden mayoritas berpenghasilan
Rp.1.000.001 – Rp.1.500.000 per bulan sebanyak 45% (23 Orang), sebanyak 21%
36
(11 Orang) berpenghasilan rata-rata perbulan antara Rp.1.500.001 – Rp.
2.000.000, yang berpenghasilan rata-rata perbulan Rp. 500.001 - Rp.1.000.000
sebanyak 18% (9 Orang), sisa lainnya nya berpenghasilan rata-rata perbulan diatas
Rp. 2.000.000 sebanyak 14% (7 Orang), dan sebanyak 2% ( 1 orang)
berpenghasilan rata-rata perbulan kurang dari Rp.500.000. hal ini menunjukkan
bahwa pengguna pelayanan publik pada PDAM Tirta Meulaboh di Kecamatan
Kaway XVI berpenghasilan menengah.
b. Deskripsi data Variabel Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, jumlah
pertanyaan yang digunakan berjumlah 10 butir pertanyaan untuk variabel
distribusi air bersih (X) dan 10 butir pertanyaan untuk variabel pelayanan publik
(Y), maka jumlah seluruh pertanyaan adalah 20 butir.
1) Variabel Distribusi Air Bersih
Distribusi merupakan suatu kegiatan menyalurkan barang dan jasa kepada
konsumen atau pelanggan. Sedangkan distribusi air bersih adalah sistem yang
langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok
mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat keseluruh daerah pelayanan.
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada
para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan kualitas,
kuantitas dan tekanan air yang sesuai dengan perencanaan awal.
37
Tabel 4.6
Jawaban Responden Tentang Variabel Distribusi Air Bersih (X)
ItemNo
SangatSetuju Setuju Netral
TidakSetuju
SangatTidakSetuju
TotalResp
F % F % F % F % F %1 0 0% 1 2% 17 33% 29 57% 4 8% 512 0 0% 2 4% 15 29% 26 51% 8 16% 513 0 0% 3 6% 16 31% 29 57% 3 6% 514 11 21% 30 59% 10 20% 0 0% 0 0% 515 0 0% 0 0% 0 0% 31 61% 20 39% 516 0 0% 18 35% 28 55% 5 10% 0 0% 517 0 0% 0 0% 5 10% 32 63% 14 27% 518 0 0% 0 0% 5 10% 29 57% 17 33% 519 0 0% 0 0% 20 39% 29 57% 2 4% 5110 5 10% 29 57% 17 33% 0 0% 0 0% 51
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jawaban responder bervariasi
disetiap butir, seperti kelancaran distribusi air bersih sebagian besar pelanggan
merasa kurang cukup, karena kelancaran distribusi air bersih tidak selalu lancar
pada saat yang dibutuhkan, hal ini disebabkan oleh keadaan teknis, seperti ada
kerusakan pompa atau kebocoran pipa. Begitu juga pada tekan air yang diterima
pelanggan merasakan kurang puas, hal ini dikarenakan kelancaran yang sering
terhambat maka pelanggan menganggap tekanan air tidak deras, jika air bersih
tidak mengalir walaupun disedot dengan pompa air tidak akan mengalir juga,
begitu juga sebaliknya jika air mengalir, tekanan dirasakan deras walaupun
sebagian besar pelanggan menggunakan pompa air untuk menarik aliran air dari
PDAM Tirta Meulaboh, responden megatakan air mengalir dengan deras pada
malam hari tanpa harus dibantu dengan pompa air. Pada kualitas air bersih yang
diterima pelanggan kurang bagus, ini bisa dilihat pada hasil jawaban responden
38
secara umum menyatakan kulitas air bersih yang diterima kurang baik, terutama
pada kebeningan air bersih sering terdapat air yang berkeruh namun pada tingkat
rasa dan bau air yang diterima pelanggan tidak terdapat rasa dan bau yang aneh,
walaupun sebagian besar pelanggan tidak mengetahui hasil tes laboratorium
terhadap air bersih tersebut. Secara keseluruhan pasokan air bersih yang diterima
pelanggan sangat cukup untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
2) Variabel Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupakan sebagai pemberian layanan atau melayani
keperluan orang atau masyarakat serta organisasi lain yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima
pelayanan.
Kepuasan pelayanan publik ditentukan dengan beberapa prinsip pelayanan
umum yang dikaitkan dengan pelayanan distribusi air bersih yang diberikan oleh
PDAM Tirta Meulaboh sebagai pemberi layanan seperti kepastian waktu,
keamanan dan tanggung jawab. Kelancaran waktu pada distribusi air bersih dapat
disimpulkan kelancaran ketersedian air bersih dan tekanan air bersih yang
diterima pelanggan, keamanan yang menyangkut kualitas air bersih yang diterima
oleh pelanggan merupakan hal penting guna memastikan kepercayaan masyarakat
sebagai pelanggan untuk menkonsumsi air bersih yang diproduksi oleh PDAM
Tirta Meulaboh dan tanggung jawab adalah hal pokok yang harus terdapat pada
setiap pemberi pelayanan publik, termasuk PDAM Tirta Meulaboh yang
bertanggung jawab keseluruhan terhadap pelayanan air bersih kepada seluruh
39
masyarakat Kabupaten Aceh Barat yang menjadi penerima layanan atau
pelanggan.
Tabel 4.7
Jawaban responden Tentang Variabel Pelayanan Publik (Y)
ItemNo
SangatSetuju Setuju Netral
TidakSetuju
SangatTidakSetuju
TotalResp
F % F % F % F % F %1 0 0% 9 18% 37 72% 5 10% 0 0% 51
2 0 0% 4 8% 38 74% 9 18% 0 0% 51
3 0 0% 16 31% 32 63% 3 6% 0 0% 51
4 0 0% 1 2% 15 29% 33 65% 2 4% 51
5 0 0% 6 12% 36 70% 9 18% 0 0% 51
6 0 0% 7 14% 13 25% 24 47% 7 14% 51
7 8 16% 24 47% 19 37% 0 0% 0 0% 51
8 0 0% 0 0% 4 8% 36 71% 11 21% 51
9 0 0% 0 0% 0 0% 29 57% 22 43% 51
10 0 0% 16 31% 29 57% 6 12% 0 0% 51
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan sebagian besar responden
beranggapan netral terhadap pelayanan yang diterima dari PDAM Tirta Meulaboh
tidak sedikit juga yang menjawab dengan tidak setuju dan sangat tidak setuju
berdasarkan prinsip kepastian waktu, keamanan dan tanggung jawab yang
diberikan oleh PDAM Tirta Meulaboh kepada masyarakat sebagai pelanggannya.
Dengan keseluruhan responden merasa cukup terhadap pelayanan yang diterima
dari PDAM Tirta Meulaboh. Tetapi hal ini penulis merasakan sangat perlu adanya
peningkatan pelayanan yang diberikan PDAM Tirta Meulaboh kepada
pelanggannya seperti dapat kita lihat pada beberapa item masyarakat sebagai
penerima layanan masih merasa sangat tidak setuju, yaitu pada item tanggung
jawab PDAM Tirta Meulaboh bila terputusnya distribusi air bersih pada suatu
40
daerah pelayanannya jarang memberikan solusi seperti mendatangkan mobil
tangki pada daerah tersebut.
c. Klasifikasi Data Variabel Penelitian
Setelah keseluruhan dari data yang dibutuhkan didapat dan diuraikan,
maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan pembahasan terhadap data
tersebut. Interprestasi data secara keseluruhan untuk masing-masing variabel
penelitian dapat dilakukan setelah terlebih dahulu melakukan klasifikasi data
terhadap data tersebut, yaitu berdasarkan nilai-nilai jawaban responden
Maka untuk menentukan interval skala, Sugiyono (2005:107) dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
Skor Tertinggi − Skor TerendahBanyak BilanganKategori skor setiap variabel adalah sebagi beriktu :
Sangat Tinggi = 4,21 - 5,00
Tinggi = 3,41 - 4,20
Sedang = 2,61 - 3,40
Rendah = 1,81 - 2,60
Sangat Rendah = 1,00 - 1,80
Untuk menentukan jawaban responden masuk dalam kategori sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah maka dari dari jumlah skor
variabel akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan dari
hasil pembagian tersebut maka akan diketahui jawaban responden termasuk dalam
kategori mana.
41
1) Distribusi Air Bersih (Variabel X)
Untuk mengetahui klasifikasi data berdasarkan variabel distribusi air
bersih Variabel (X) terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8
Klasifikasi Data Distribusi Air Bersih Variabel (X)
Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)
Sangat Tinggi 4,21 - 5,00 11 22%
Tinggi 3,41 - 4,20 37 72%
Sedang 2,61 - 3,40 3 6%
Rendah 1,81 - 2,60 - -
Sangat rendah 1,00 - 1,80 - -
Jumlah 51 100%
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat simpulkan bahwa distribusi air bersih
berada pada kategori sangat tinggi berjumlah 11 responden (22%), pada kategori
tinggi berjumlah 37 responden (72%), dan pada kategori sedang berjumlah 3
responden (6%) sedangkan pada kategori rendah dan sangat rendah tidak terdapat
jumlah responden. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi air bersih berpengaruh
terhadap pelayanan publik yang diberikan PDAM Tirta Meulaboh.
2) Pelayanan Publik (Variabel Y)
untuk mengetahui klasifikasi data berdasarkan variabel pelayanan publik
varibel (Y) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
42
Tabel 4.9Klasifikasi Data Pelayanan Publik Variabel (Y)
Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)
Sangat Tinggi 4,21 - 5,00 8 16%
Tinggi 3,41 - 4,20 30 59%
Sedang 2,61 - 3,40 13 25%
Rendah 1,81 - 2,60 - -
Sangat rendah 1,00 - 1,80 - -
Jumlah 51 100%
Dari tabel 4.9 diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik pada
kategori sangat tinggi berjumlah 8 responden (16%), pada kategori tinggi
berjumlah 30 responde (59%) dan pada kategori sedang berjumlah 13 responden
(25 %), sedangkan pada kategori rendah dan sangat rendah tidak terdapat jumlah
responden. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan publik yang diberikan PDAM
Tirta Meulaboh tergolong tinggi mencapai setengah dari jumlah keseluruhan
responden.
4.2.2. Analisis Kuantitatif
a. Pengujian Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur data yang didapat setelah
melakukan penelitian berupa data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
(kuisioner). Pengujian validitas pada setiap butir digunakan analisis item, yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah skor
tiap butir, Sugiono (2005, h.114). Pengujian validitas instrument pada penelitian
ini menggunakan bantuan Ms. Excel 2007.
43
Peneliti mengajukan kuisioner yang terdiri dari 10 butir pertanyaan untuk
distribusi air bersih dan 10 butir pertanyaan untuk pelayanan publik, sehingga
seluruh pertanyaan berjumlah 20 butir pertanyaan.
Untuk mengetahui nilai koefisien skor butir dengan skor total dapat
dihitung menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
Skor Butir 1 Varibel Distribusi Air bersih (X) :
rҳу=n. ∑XY-(∑X)(∑Y)
n.∑X2- (∑X)2 n.∑Y2- (∑Y)2rҳу=
51. 3073-(119)(1301){51.299- (199)2}{51.33527- (1301)2}rҳу=
156723-154819{15249- 14161}{1709877- 1692601}rҳу=
1904
(1088)(17276)
rҳу=1904√18796288
rҳу=1904
4335,569
rҳу=0.439168213
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir 1 variabel X bisa
dinyatakan valid karena r-hitung =0,439 > r-tabel (0.05) dari nilai N 51 – 2 = 49
bernilai 0,276. Hal ini menyatakan bahwa butir 1 Variabel X dinyatakan layak
untuk dipergunakan dalam penelitian.
Skor butir 1 variabel pelayanan publik (Y) :
ҳу = .∑ − (∑ )(∑ ){ . ∑ − (∑ ) }{ . ∑ − (∑ ) }
44
rҳу=51. 4344-(157)(1391){51.497- (157)2}{51.38535- (1391)2}
rҳу = 221544 − 218387{25347 − 24649}{1965285 − 1934881}ҳу = 3157(698)(30404)у = 3157√21221992
ҳу = 31574606, 733333ҳу = 0,6853012258
Dari hasil perhitungan diatas, disimpulkan bahwa butir 1 variabel Y bisa
dinyatakan valid karena r-hitung = 0,685 > r-tabel (0.05) dari nilai N 5 – 2 = 49
bernilai 0,276. Hal ini menyatakan bahwa butir 1 Variabel Y dinyatakan layak
untuk dipergunakan dalam penelitian.
Untuk mengetahui hasil uji validitas instrument butir lainnya dapat dilihat
pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11 dibawah ini :
Tabel 4.10
Validitas Butir Pertanyaan Distribusi Air Bersih (Variabel X)
No. ButirInstrumen
Koefisien Korelasi(r-Hitung)
r-Tabel TarafSignifikan (5%)
Keterangan
1 0.439 0.276 Valid
2 0.532 0.276 Valid
3 0.559 0.276 Valid
4 0.421 0.276 Valid
5 0.346 0.276 Valid
6 0.372 0.276 Valid
7 0.372 0.276 Valid
8 0.349 0.276 Valid
45
9 0.341 0.276 Valid
10 0.361 0.276 Valid
Tabel 4.11
Validitas Butir Pertanyaan Pelayanan Publik (Variabel Y)
No. ButirInstrumen
Koefisien Korelasi(r-Hitung)
r-Tabel TarafSignifikan (5%) Keterangan
1 0.685 0.276 Valid
2 0.549 0.276 Valid
3 0.718 0.276 Valid
4 0.612 0.276 Valid
5 0.615 0.276 Valid
6 0.624 0.276 Valid
7 0.619 0.276 Valid
8 0.458 0.276 Valid
9 0.394 0.276 Valid
10 0.469 0.276 Valid
Berdasarakan Tabel.4.10 dan Tabel. 4.11 diatas dapat dilihat bahwa nilai r-
hitung lebih besar dari pada nilai r-tabel (0,05) untuk 51-2 = 49 responden yaitu
0.276 sehingga dapat dinyatakan sebanyak 20 butir pertanyaan dalam penelitian
ini valid.
b. Pengujian Reabilitas Instrument
Instrument yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan dalam
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang
sama bila koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrument tersebut
dinyatakan reliabel.
46
Dalam menguji reliabilitas instrumen digunakan uji konsistensi internal
dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
2
2
11 11 t
b
k
kr
Perhitungan reliabel menggunakan rumus Alpha Cronbach terlebih dahulu
menghitung nilai jumlah varian butir/item dan nilai varian total seperti langkah
berikut :
Menghitung Reabilitas Variabel Distribusi Air Bersih (X)
Varian butir item 1 :
₁ = ∑ ₁ − (∑ ₁)²₁ = ²
=, = 21,333
51
σ₁2=0,418
Untuk mengetahui nilai varian butir item 2 – 10 pada varibel Distribusi Air
Bersih (X) lainnya dengan cara yang sama, dapat dilihat pada Tabel 4.12 dibawah
ini :
Tabel 4.12
Nilai Varian Butir Distribusi Air Bersih (Variabel X)
No. ButirInstrumen
Nilai Varian Butir(σ₂2)
r-Tabel TarafSignigikan (5%)
Keterangan
1 0.418 0.276 Reliabel
2 0.561 0.276 Reliabel
3 0.569 0.276 Reliabel
4 0.411 0.276 Reliabel
47
5 0.238 0.276 Tidak Reliabel
6 0.386 0.276 Reliabel
7 0.341 0.276 Reliabel
8 0.376 0.276 Reliabel
9 0.307 0.276 Reliabel
10 0.376 0.276 Reliabel
∑σb² 3.885
Maka jumlah total varian skor item variabel (X) yaitu :
∑σb² = ₁ + ₂ + ₃ + ₄ + ₅ + ₆ + ₇ + ₈ + ₉ + ₁₀∑σb² = 0,418 + 0,561 + 0,469 + 0,411 + 0,238 + 0,386 + 0,341 + 0,376 +
0,307 + 0,376
∑σb² = 3,885
Selanjutnya dilakukan penghitungan nilai Varian total ( 2t ) seperti
langkah berikut :
σ ² = ∑ − (∑ )²σt ² =
33527-(1301)²51
51 = 33527-33188,25551 = 338,745
51
σt ² =6,642
Setelah didapat nilai dari perhitungan jumlah varian butir/item = 3,885 dan
varian total =6.642, maka langsung dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai
reabilitas instrument menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :
48
2
2
11 11 t
b
k
kr
r 11 =1010 − 1 1 − 3,8856,642 = [1,111][0,415]
11 = 0,461
Berdasarkan perhitungan diatas maka reliabilitas varibel X adalah sebesar
0,461, dari perhitungan tersebut dapat dikatakan reliabel karena uji validitas sudah
dinyatakan valid.
Menghitung Reabilitas Variabel Pelayanan Publik (Y)
Hal serupa juga dilakukan pada perhitungan reliabelitas variabel Y dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach yang terlebih dahulu menghitung nilai
jumlah varian butir/item dan nilai varian total.
Varian butir item 1 :
₁ = ∑ ₁ − (∑ ₁)²σ₁2=
497-157²51
51=
497-483,314
51=
13,686
51₁ = 0,268
Untuk mengetahui nilai varian butir item 2 – 10 pada variabel Pelayanan
Publik (Y) lainnya dengan cara yang sama, dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah
ini :
49
Tabel 4.13
Nilai Varian Butir Pelayanan Publik (Variabel Y)
No. ButirInstrumen
Nilai Varian Butir(σ₂2)
r-Tabel TarafSignigikan (5%) Keterangan
1 0.268 0.276 Tidak Reliabel
2 0.245 0.276 Tidak Reliabel
3 0.308 0.276 Reliabel
4 0.325 0.276 Reliabel
5 0.291 0.276 Reliabel
6 0.787 0.276 Reliabel
7 0.483 0.276 Reliabel
8 0.275 0.276 Tidak Reliabel
9 0.245 0.276 Tidak Reliabel
10 0.393 0.276 Reliabel
∑σb² 3.620
Maka jumlah total varian skor item variabel (Y) yaitu :
∑σb² = ₁ + ₂ + ₃ + ₄ + ₅ + ₆ + ₇ + ₈ + ₉ + ₁₀∑σb² = 0,268 + 0,245 + 0,308 + 0,325 + 0,291 + 0,787 + 0,483 + 0,275 +
0,245 + 0,393
∑σb² = 3,620
Selanjutnya dilakukan penghitungan nilai Varian total ( 2t ) seperti
langkah berikut :
σ ² = ∑ − (∑ )²σt ²=
38535-(1391)²
51
51=
38535-37938,843
51=
596,157
51
50
σt ²=11,689
setelah didapat nilai dari perhitungan jumlah varian butir/item = 3,620 dan
varian total = 11,689, maka langsung dilakukan perhitungan untuk mengetahui
nilai reabilitas instrument menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :
2
2
11 11 t
b
k
kr
11 = 10
10 – 11-
3,620
11,689=[1,111][0,690]
11 = 0,767
Berdasarkan perhitungan diatas maka reliabilitas variabel Y adalah sebesar
0,767, dari perhitungan tersebut dapat dikatakan reliabel. Maka variabel X dan
variabel Y dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data
penelitian.
c. Uji Kofesien Korelasi Product Moment
Uji koefisien korelasi product moment bertujuan untuk mengetahui besar
kecilnya hubungan antara dua variabel. Untuk Mengetahui nilai korelasi product
moment maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :
х = .∑ − (∑ )(∑ ){ . ∑ − (∑ ) }{ . ∑ − (∑ ) }х = 51. 35590 − (1301)(1391){51.33527 − (1301) }{51.38535 − (1391) }х = 1815090 − 1809691(1709877− 1692601)(1965285 − 1934881)х = 5399(17276 )(30404)
51
х = 5399√525259504rхy= 5399
22918,541
rхy = 0,236
Setelah dilakukan perhitungan maka nilai r-hitung sebesar 0,236 kemudian
dibandingkan dengan nilai r-tabel dimana nilai “r” untuk product moment N = 51-
2 = 49 tingkat kesalahan 5% yaitu sebesar 0,276. Dengan ketentuan apa bila r-
hitung lebih kecil dari r-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, tetapi sebaliknya
jika r-hitung lebih besar dari r-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil
perhitungan menyatakan r-hitung lebih kecil dari r-tabel (0,236<0,276), maka Ho
diterima dan Ha ditolak yang merupakan tidak terdapat hubungan positif dan
signifikan antara variabel distribusi air bersih (X) dan variabel pelayanan publik
(Y) dalam meningkatkan pelayanan publik pada PDAM Tirta Meulaboh.
Kecilnya nilai r-hitung dari pada nilai r-tabel disebabkan oleh jauhya
hubungan antara nilai total variabel X (distribusi air bersih) ΣX = 1301 sedangkan
nilai total variabel Y (pelayanan publik) ΣY = 1391 yang mengkibatkan hubungan
yang negatif antara variabel X (distribusi air bersih) dengan variabel Y
(pelayanan publik). Apabila nilai total varibel X (distribusi air bersih) mendekati
nilai total variabel Y (Pelayanan publik) akan berpengaruh positif terhadap
hubungan antara variabel X (distribusi air bersih) variabel Y (pelayanan publik).
Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya peninggkatan pelayanan
distribusi air bersih yang diberikan oleh PDAM Tirta Meulaboh kepada
masyarakat sebagai pelanggannya, dengan adanya peningkatan pelayanan
52
distribus air bersih akan berdampak positif pada kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan publik yang diberikan PDAM Tirta Meulaboh. Untuk mengetahui
keeratan hubungan antara varibel X dan varibel Y dapat dilihat tabel korelasi
dibawah ini :
Tabel 4.14
Pedoman Untuk Memberikan Interpreasi Koefisien Korelasi
Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi
Sangat Rendah 0,000 – 0,199
Rendah 0,200 – 0,399
Sedang 0,400 – 0,599
Kuat 0,600 – 0,799
Sangat Kuat 0,800 – 1,000
Sumber: Sugiyono (2005 : 214)
Berdasarkan tabel diatas, maka koefisien korelasi yang bernilai 0,236
termasuk pada kategori rendah, jadi terdapatnya hubungan yang rendah antara
distribusi air bersih terhadap pelayanan publik.
d. Uji-t
Uji-t dilakukan untuk melihat hubungan dan signifikan dari variable X dan
variabel Y. Untuk melihat signifikan maka dilakukan perhitungan seperti
dibawah ini :
= √ −− ²= , √ −− ( , )²= ( , ) ( )0,972
53
t=1,652
0,972t=1,700
Setelah dilakukan perhitungan dengan nilai t-hitung sebesar 1,700
kemudian dibandingkan dengan t-tabel tingkat kesalahan 5% untuk uji dua pihak
sebesar 2,010. Dengan ketentuan apabila t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak, tetapi sebaliknya jika t-hitung lebih besar dari t-tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketaui
nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (1,700 < 2,010) maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Dengan demikian tidak ada pengaruh antara kelancaran distribusi air
bersih dalam meningkatkan pelayanan publik pada PDAM Tirta Meulaboh.
Kecilnya nilai t-hitung dibandingnkan t-tabel disebabkan oleh kecilnya
nilai r-hitung sebesar 0,236 yang didapat dari perhitungan koefisien korelasi
menggunakan rumus product moment. Apabila nilai r-hitung didapat lebih besar,
dengan otomotis nilai t-hitung akan meningkat dan akan terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel x (distribusi air bersih) dan variabel Y (pelayanan
publik)
Pengaruh dan signifikan antara variabel X (distribusi air bersih) dan
variabel Y (pelayanan publik) digambarkan sebagai berikut :
1,700
2,010-2,010
Daerah Ho diterima
Daerah Ha diterima Daerah Ha diterima
54
Gambar 4.1 Uji Signifikan Koefisien Korelasi dengan Uji Dua Pihak.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Distribusi air bersih adalah kegiatan menyalurkan air bersih yang
diproduksi oleh PDAM sebagai Badan Usaha Milik Daerah yang bertanggung
jawab pada pelayanan air minum yang ditujukan kepada masyarakat Kabupaten
Aceh Barat sebagai konsumennya.
Proses penyaluran distribusi air bersih melalui sistem perpipaan, katup-
katup dan pompa yang menyalurkan air yang telah diproduksi dari instalasi
pengolahan menuju daerah pelayanan yang mengkonsumsi air bersih. Dua hal
penting yang harus diperhatikan pada sistem distribus air bersih adalah
tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (Kontinuitas
Pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi
pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air
bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan
kualitas, kuantitas dan tekanan air yang sesuai dengan perencanaan awal. Faktor
yang didambakan oleh para pelanggan adalah ketersediaan air dengan kualitas
yang baik pada setiap waktu.
Dari penjelasan diatas bahwa distribusi air bersih menyangkut langsung
apa yang dirasakan oleh masyarakat sebagai penerima layanan yang diberikan
PDAM Tirta Meulaboh, bagaimana jumlah dan tekanan air serta kualitas air yang
dirasakan oleh masyarakat sebagai penerima layanan. Dari kualitas distribusi air
55
bersih yang diberikan oleh PDAM Tirta Meulaboh kepada masyarakat
berpengaruh pada persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik yang diterima.
Berdasarakan hasil perhitungan korelasional menunjukkan bahwa antara
variabel X (distribusi air bersih) terhadap variabel Y (pelayanan publik) pada
PDAM Tirta Meulaboh tidak menunjukkan adanya hubungan positif dan
signifikan. Dimana hasil korelasional r-hitung yang didapat nilai sebesar 0,236
yakni lebih kecil dari pada nilai r-tabel yaitu sebesar 0,276. Sesuai dengan
perhitungan yang telah didapat maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan
demikian menjelaskan bahwa hasil penelitian antara variabel X (distribusi air
bersih) terhadap variabel Y (pelayanan publik) tidak adanya pengaruh positif. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat pelayanan distribusi air bersih yang diberikan
oleh PDAM Tirta Meulaboh kepada masyarakat sebagai pelanggannya masih
kurang baik apa yang semestinya diterima oleh masyarakat Kecamatan Kaway
XVI sebagai konsumen.
Begitu pula pada perhitungan uji-t untuk melihat signifikansi diketahui
nilai t-hitung 1,700 bila dibandingan dengan nilai t-tabel yaitu sebesar 2,010 yang
menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari pada nilai t-tabel
(1,700<2,010). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapatnya hubungan dan
signifikansi antara varibel X (distribusi air bersih) dan varibel Y (pelayanan
publik) dalam meningkatkan pelayanan publik pada PDAM Tirta Meulaboh.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui apa yang dirasakan oleh masyarakat
sebagai penerima layanan distribusi air bersih dari PDAM Tirta Meulaboh dimana
masyarakat masih merasa kurang baiknya kelancaran distribusi air bersih yang
56
kurang lancar dan tingkat kekeruhan air yang tinggi. Sebagian besar masyarakat
memanfaatkan air bersih dari saluran PDAM Tirta Meulaboh sebagai air minum
atau untuk dikonsumsi sehari-hari dan tidak sedikit pula masyarakat memanfaat
air bersih dari PDAM Tirta Meulaboh untuk keperluan mandi dan mencuci.
Namun masyakarakat merasa cukup terhadap pasokan air bersih yang diterima
dari PDAM Tirta Meulaboh untuk dikonsumsi sehari-hari walaupun masyarakat
sering menampung air bersih pada saat malam hari agar tidak terputusnya
pasokkan pada siang hari jika terjadi terputusnya aliran air bersih dari PDAM
Tirta Meulaboh.
Maka dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang baik antara distribusi air bersih terhadap kualitas pelayanan publik pada
PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Hal ini menunjukkan perlu adanya
peningkatan pelayanan distribusi air bersih yang diberikan oleh PDAM Tirta
Meulaboh kepada masyarakat Kecamatan Kaway XVI sebagai pelanggan. Dengan
adanya peningkatan pelayanan distribusi air bersih yang diberikan PDAM Tirta
Meulaboh kepada Masyarakat Kecamatan Kaway XVI, maka tingkat kepuasan
masyarakat merasa puas dan akan berpengaruh positif dalam persepsi masyarakat
terhadap pelayanan publik yang diberikan PDAM Tirta Meulaboh kepada
masyarakat Kecamatan Kaway XVI.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
pada PDAM Tirta Meulaboh, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dimana
dapat diketahui dari hasil perhitungan korelasional yang menunjukkan bahwa
antara variabel X (distribusi air bersih) terhadap variabel Y (pelayanan pubilk)
tidak menunjukan adanya hubungan positif dan signifikan. Dari hasil korelasional
r-hitung yang didapat nilai sebesar 0,236 yakni lebih kecil dari pada nilai r-tabel
yaitu sebesar 0,276. Sesuai dengan perhitungan yang telah didapat maka Ho
diterima dan Ha ditolak, dengan demikian menjelaskan bahwa hasil penelitian
antara variabel X (distribusi air bersih) terhadap variabel Y (pelayanan publik)
tidak adanya pengaruh positif. Dapat diketahui bahwa tingkat pelayanan distribusi
air bersih yang diberikan oleh PDAM Tirta Meulaboh kepada masyarakat sebagai
pelanggannya kurang baik, tidak seperti yang diharapkan oleh masyarakat
Kecamatan Kaway XVI sebagai konsumen sebagai mana mestinya, seperti
lancarnya aliran air bersih, tingkat kekeruhan air yang minim, serta tanggung
jawab pihak PDAM Tirta Meulaboh disaat terjadinya masalah pada kelancaran
distribusi air bersih.
Begitu pula pada perhitungan uji-t untuk melihat signifikansi hubungan
antara variabel X (distribusi air bersih) dengan variabel Y (pelayanan publik)
diketahui dari nilai t-hitung 1,700 bila dibandingan dengan nilai t-tabel yaitu
sebesar 2,010 yang menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari pada nilai t-
tabel (1,700<2,010). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapatnya
58
hubungan dan signifikansi antara variabel X (distribusi air bersih) dan variabel Y
(pelayanan publik). Hal ini disebabkan oleh kurang baik pelayanan distribusi air
bersih yang diberikan oleh PDAM Tirta Meulaboh kepada masyarakat sebagai
penerima layanan.
Maka dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel
X (distribusi air bersih) dengan variabel Y (pelayanan publik) kurang baik.
Dimana masyarakat sebagai penerima layanan air bersih dari PDAM Tirta
Meulaboh tidak puas dengan pelayanan yang di terima saat ini, seperti kelancaran
air bersih yang kurang lancar, tingkat kekeruhan air yang tinggi serta kurangnya
tanggung jawab pihak PDAM Tirta Meulaboh disaat terjadinya masalah pada
kelancaran distribusi air bersih. Hal ini perlu adanya peningkatan pelayanan
distribusi air bersih yang diberikan oleh PDAM Tirta Meulaboh kepada
masyarakat Kecamatan Kaway XVI sebagai pelanggan dengan memperhatikan
aspek kelancaran, kualitas, kuantitas, serta tanggung jawab. Meningkatnya
pelayanan distribusi air bersih yang diberikan PDAM Tirta Meulaboh kepada
Masyarakat Kabupaten Aceh Barat akan berpengaruh positif dalam persepsi
masyarakat terhadap pelayanan publik yang diberikan PDAM Tirta Meulaboh
kepada masyarakat Kecamatan Kaway XVI.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis ingin memberikan saran
sebagai berikut :
1. PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat melakukan peningkatan
pelayanan air bersih untuk meningkat kepuasan masyarakat Kabupaten
Aceh Barat sebagai pelanggan baik dari segi teknis maupun nonteknis
59
dengan terus memperbaiki kuantitas dan kualitas air bersih yang
diproduksi PDAM Tirta Meulaboh guna meuwujudkan kepuasan
pelanggan.
2. Pihak PDAM Tirta Meulaboh dengan cepat memberikan solusi apabila
terjadinya terputusnya aliran distribusi air bersih seperti mendatangkan
mobil tangki berisi air bersih pada daerah yang mengalami terputusnya
aliran air bersih. Dan dengan cepat mengambil tindakan perbaikan pada
saluran distribusi air bersih yang mengalami kerusakan.
3. PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat terus melakukan perluasan
daerah pelayanan distribusi air bersih kepada seluruh masyarakat
Kabupaten Aceh Barat yang belum dapat merasakan pelayanan air bersih
dari PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
60
60
DAFTAR PUSTAKA
Adam I. Indrawijaya. 2000, Perilaku Organisasi. Cetakan ke-6. Bandung. SinarBaru Algesindo.
Boediono. 2003. Manajemen pelayanan di Indonesia. Bumi Aksara. Jakarta.
Drs. H.A.S. Moenir. 2000. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta.Bumi Aksara
Ratminto dan Atik. 2006. Manajemen Pelayanan : Pengembangan ModelKonseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar PelayananMinimal. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Lijan Poltak Sinambela. 2008. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan,Dan Implementasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Pembaruan.Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.PT.Asdi Mahasatya. Jakarta.
__________________. 2006. Metodelogi penelitian. Bina Aksara. Yogyakarta.
BPS Provinsi Aceh. 2012. Jumlah Penduduk Provinsi Aceh Menurut Kab/Kota,2000 - 2011. Tabel Dinamis, http://aceh.bps.go.idDiakses 12 Desember2012.
Husein Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakanke-6. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Robbins, S.P. 2001. Psikologi Organisasi, (Edisi ke-8). Prenhallindo. Jakarta.
Prof. Miriam Budiardjo. 2008. Dasar Dasar Ilmu Politik. Edisi Refisi. PTGramedia Pustaka Utama. Jakarta.
____________________. 2004. Dokumentasi, Analisis dan Kritik. GalangpressGroup. Yogyakarta.
Nurba Diswandi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir.Universitas Teuku Umar Press. Meulaboh.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian dan Pendidikan. Trineka Cipta. Jakarta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. CV. Alfabeta. Bandung.
61
61
________. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung
Walgito, Bimo. 2000. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Andi. Yogyakarta.
Osborne, David & Peter Plastrik. 2000. Memangkas Birokrasi : Lima StrategiMenuju Pemerintahan Wirausaha. Penerjemah Abdul Rosyid & Ramelan,PPM. Jakarta.
Peraturan perundang-undangan:
Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara. 2003.Keputusan Menteri NegaraPemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 TentangPedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Menteri Kesehatan. 1990. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990Tetntang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 8 Tahun 2008 Tentang PembentukanSusunan Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta MeulabohKabupaten Aceh Barat
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 LN. 1962 Tentang Perusahaan Daerah.
top related