perencanaan di kabupaten dbk_rakor provinsi dan kab sulbar 2013
Post on 22-Jun-2015
380 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Perencanaan Kesehatan Terfokus
di Kabupaten / Kota Daerah Bermasalah
KesehatanMamuju, 30 Oktober 2013
Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI
Perumusan Daerah Bermasalah Kesehatan Berat (DBKB)
Dilihat dari peringkat kab/kota berdasarkan IPKM, makin bawah peringkatnya makin buruk dan makin kompleks masalah kesehatannya, karena banyak indikator kesehatan yang tertinggal.
Untuk menentukan kelompok kab/kota yang dikategorikan bermasalah kesehatan berat, digunakan ukuran (Mean – 1 SD).
IPKM Kab/Kota
N = 440Mean = 0,508629SD = 0,092642Batas = 0,415987
IPKM Kab dan IPKM Kota
N = 349Mean = 0,482541 SD = 0,083391 Batas = 0,399150
N = 91Mean = 0,608678SD = 0,047058 Batas = 0,561620
Batasan DBK/B Daerah Bermasalah Kesehatan Berat (DBKB)
adalah daerah kabupaten atau kota yang mempunyai nilai IPKM < (rerata IPKM – 1 SD) masing2 kelompok (kabupaten atau kota). Sebagian besar pada kab/kota miskin dan ada juga pada kab/kota non-miskin
Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) adalah daerah kabupaten atau kota yang nilai IPKM > DBKB, tetapi < rerata IPKM dan pendataan sosial ekonomi (PSE) > rerata untuk masing2 kelompok kabupaten dan kota
Batasan
Daerah Bermasalah Kesehatan Khusus (DBKK) adalah daerah kabupaten atau kota yang mempunyai masalah yang khusus, bisa berkaitan dengan: Geografi, yaitu daerah terpencil, perbatasan
dan kepulauan. Sosial budaya, yaitu tradisi atau adat
kebiasaan yang mempunyai dampak buruk terhadap kesehatan.
Penyakit tertentu yang spesifik di daerah tersebut
Batasan
Batasan DBKB ditentukan oleh 2 indikator: IPKM, yang dibagi 3:
> (rerata IPKM) (rerata IPKM – 1 SD) < IPKM < (rerata IPKM) < (rerata IPKM – 1 SD)
PSE (pendataan sosial ekonomi): proporsi penduduk miskin di kab/kota: > (rerata proporsi penduduk miskin) < (rerata proporsi penduduk miskin)
Batasan Ko-BK/B
Kab/KotaPSE
< RerataPSE
> RerataTotal
Kota < 8,7 > 8,7IPKM
> Rerata26 22 48
Rerata < IPKM < (Rerata –
1SD)22 6 28
IPKM < (Rerata –
1SD)4 11 15
Subtotal 52 39 91
Batasan Ka-BK/B
Kab/KotaPSE
< RerataPSE
> RerataTotal
Kabupaten < 21,01 > 21,01IPKM
> Rerata108 57 165
Rerata < IPKM
< (Rerata – 1SD)
75 57 132
IPKM < (Rerata –
1SD)12 40 52
Subtotal 195 154 349
Batasan Ka-BK/B
Kab/KotaPSE
< RerataPSE
> RerataTotal
Kabupaten < 21,01 > 21,01IPKM
> Rerata F E 165
Rerata < IPKM
< (Rerata – 1SD)
D C 132
IPKM < (Rerata –
1SD)B A 52
Subtotal 195 154 349
Kategorisasi Ka/Ko-DBK/B
Kategorisasi DBK/B JumlahKabupaten BKB Miskin (A) 40Kabupaten BKB Non-Miskin (B) 12Kabupaten BK (C) 57Jumlah KaBK/B 109Kota BKB Miskin (A) 11Kota BKB Non-Miskin (B) 4Kota BK (C) 6Jumlah KoBK/B 21Jumlah KaKoBK/B 130
JUMLAH DBK (130) BY IPKM/PSE
No Provinsi Kab/Kota DBK
1 NAD*) 14
2 SUMUT 10
3 SUMBAR 3
4 RIAU 2
5 JAMBI 1
6 SUMSEL 5
7 BENGKULU 4
8 LAMPUNG 2
9 BABEL 0
10 KEPRI 1
11 DKI JAKARTA 0
JUMLAH DBK (130) BY IPKM/PSE
No Provinsi Kab/Kota DBK
12 JABAR 2
13 JATENG 3
14 DIY 0
15 JATIM 6
16 BANTEN 2
17 BALI 0
18 NTB*) 6
19 NTT*) 11
20 KALBAR 2
21 KALTENG 2
22 KALSEL 0
JUMLAH DBK (130) BY IPKM/PSE
No Provinsi Kab/Kota DBK
23 KALTIM 1
24 SULUT 0
25 SULTENG*) 7
26 SULSEL 2
27 SULTRA*) 8
28 GORONTALO*) 5
29 SULBAR*) 4
30 MALUKU*) 5
31 MALUT 2
32 PAPUA BARAT*) 6
33 PAPUA*) 14
Provinsi DI Jogjakarta
KABUPATENKategori wilayah
R-IPKM IPKM PSE
GUNUNG KIDUL KaE 49 0,626753 28,90
KULON PROGO KaE 47 0,628427 28,61
SLEMAN KaF 7 0,680316 12,56
BANTUL KaF 5 0,691480 19,43
KOTA YOGYAKARTA
KoE 4 0,694835 9,78
Provinsi Maluku
KabupatenKategori wilayah
R-IPKM IPKM
Maluku Tenggara Barat
KaC 3850,40423
7
Maluku Tenggara KaE 2330,50129
1
Maluku Tengah KaE 1990,52089
9
Buru KaA 4150,36881
4
Kepulauan Aru KaA 3940,39146
5
Seram Bagian Barat KaC 3520,43282
8
Seram Bagian Timur KaA 4330,29474
1
Kota Ambon KoF 430,63253
6
Provinsi Gorontalo
KABUPATENKategori wilayah
R-IPKM IPKM PSE
POHUWATO KaA 419 0,363029 29,74
BOALEMO KaA 411 0,371624 29,21
GORONTALO KaC 372 0,412362 32,07
BONE BOLANGO KaC 333 0,442348 30,60
KOTA GORONTALO
KoB 146 0,551443 8,11
Peringkat Kabupaten di Sulbar
Kabupaten IPKMPeringkatNasional
PeringkatProvinsi
Majene 0.509314 221 1Polewali Mamasa
0.446343 322 2
Mamasa 0.301325 430 5
Mamuju 0.371524 412 4
Mamuju Utara 0.377814 405 3
PROV. SULBAR 31
Penanggulangan DBK
PDBK, merupakan pengembangan, jadi dikoordinir oleh Badan Litbang
Polanya adalah pendampingan intensif, pendamping memberikan alternatif solusi, pemda menentukan pilihan solusi
Bentuknya studi operasional, setiap saat bisa dilakukan modifikasi intervensi pendamping eselon 1 dan eselon2 dari unsur program
Tiap pendamping ada seorang peneliti yang juga bertugas mendokumentasikan PDBK di kab/kota yang bersangkutan
Perubahan IPKM Prov: 2007- 2010
Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
Penanggulangan DBK PDBK telah kita lakukan, sudah benarkah arah
penanggulangannya? Rangkuman hasil riset menunjukkan bahwa
program yang dirancang oleh Dinkes Kab. DBK menunjukkan perencanaan yang tidak fokus.
Akhir tahun 2013 ini akan keluar hasil Riskesdas yang memotret masalah kesehatan seluruh kab/kota di Indonesia.
Tahun 2014 adalah momen bagus untuk perencanaan kesehatan yang lebih fokus, sesuai masalah masing2 kab/kota
Lokasi Riset DHA Provinsi Maluku Utara:1. Kab. Halmahera Tengah2. Kab. Halmahera Timur
Provinsi Maluku:1. Kab. Buru2. Kab. Kepulauan Aru3. Kab. Seram Bagian Barat4. Kab. Maluku Tenggara Barat
Ketepatan alokasi dana kesehatan
Sumber pembiayaan kesehatan Alokasi dana menurut jenis
kegiatan, mata anggaran, program, jenjang kegiatan
Proporsi dana kesehatan dibandingkan seluruh dana pembangunan
Proporsi belanja kesehatan Rumah Tangga
Belanja Kesehatan Menurut Sumber Biaya di 6 Kabupaten Tahun 2011
86,6%
74,6%74,4%
93,3%
73,3%
91,4%
13,4%
25,4% 25,6%
6,7%
26,7%
8,6%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
70,0%
80,0%
90,0%
100,0%
Halmahera Tengah
Halmahera Timur Buru Kepulauan Aru Seram Bagian Barat
Maluku Tenggara barat
Pemerintah Non-Pemerintah
Belanja Kesehatan Menurut Jenis Kegiatan di 6 Kabupaten Tahun 2011
65,4%
49,8%53,1% 54,7%
48,6%
58,1%
34,6%
50,2%
46,9% 45,3%
51,4%
41,9%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
70,0%
Halmahera Tengah Halmahera Timur Buru Kepupauan Aru Seram Bagian barat
Maluku Tenggara Barat
Tidak langsung Langsung
Belanja Kesehatan Menurut Mata Anggaran di 6 Kabupaten Tahun 2011
25,1%
18,4% 18,5%23,4%
16,5%12,5%
58,5%
78,4%76,7% 72,2%
83,3%80,0%
16,4%
3,2% 4,7% 4,4%0,2%
7,5%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
70,0%
80,0%
90,0%
Halmahera Tengah
Halmahera Timur Buru Kepulauan Aru Seram Bagian Barat
Maluku Tenggara Barat
Investasi Operasional Pemeliharaan
Belanja Kesehatan berdasarkan Program di 6 Kabupaten Tahun 2011
76,3%
58,9%63,3%
70,4%
59,9%66,6%
14,1%
29,5%
28,9%18,4%
32,3%
13,1%
9,6%
11,6%
7,7%
11,3% 7,8%
20,2%
Halmahera Tengah Halmahera Timur Buru Kepulauan Aru Seram Bagian Barat Maluku Tenggara Barat
Program Penunjang Pelayanan Kuratif Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Grafik 7 Persentase Belanja Kesehatan Menurut Jenjang Kegiatan di 6 Kabupaten
Tahun 2011
0,0% 0,5% 0,0% 1,7% 0,2% 0,4%
41,2%
65,9%
76,6%
40,3%
84,6%
69,2%
53,2%
26,1%22,7%
47,6%
0,0%
27,3%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
70,0%
80,0%
90,0%
Halmahera Tengah Halmahera Timur Buru Kepulauan Aru Seram Bagian Barat Maluku Tenggara Barat
Pusat Provinsi Kabupaten Kecamatan/Puskesmas Desa/Kelurahan/Masyarakat
Alokasi Belanja Kesehatan
No District Total
APBD (juta)
Alocation for Health Budget (juta)
Percentage
Total Non Salary Total Non
Salary
1Halmahera Tengah
220,404 41,975 30,231 19.0 13.7
2Halmahera Timur
439,117 62,083 49,706 14.1 11.3
3 Buru 412,321 51,446 35,956 12.5 8.7
4 Kepulauan Aru 466,872 50,049 37,186 10.7 8.0
5Seram Bagian Barat
434,799 38,806 23,844 8.9 5.5
6Maluku Tenggara Barat
480,413 48,158 30,442 10.0 6.3
Proporsi Pengeluaran Rumah Tangga (Susenas 2011)
Perencanaan Kesehatan Terfokus
Hasil Riskesdas 2013 digunakan sebagai dasar penetapan masalah, dilengkapi dengan data lainnya
Ditentukan prioritas masalah yang akan ditanggulangi
Dirumuskan kegiatan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
Dihitung besaran dana yang dibutuhkan Baru kemudian dialokasikan ke masing-
masing bidang/pemegang program
Perencanaan Kesehatan Terfokus
Masalah KesehatanPrioritasMasalah
Kesehatan
A B C D E
Program A: Rp. X.XXX,-Program B: Rp. YX.XXX,-Program C: Rp. ZX.XXX,-Program D: Rp. YY.XXX,-DST.
Ajakan
Riskesdas 2013 telah selesai buat tim analisis, bersama Balitbangkes menganalisis lebih lanjut Riskesdas untuk perencanaan kesehatan terfokus.
Bersama Balitbangkes dan Roren, melakukan perencanaan kesehatan terfokus
Mengawal implementasi kegiatannya secara berkala, untuk menjamin kesesuaian dengan rencana yang dilakukan
Evaluasi di akhir tahun
Terima kasih
Tanggapan
Minta Balitbangkes untuk menjadi “JURI”, jadi pihak yang obyektif
Ranking kab dan puskesmas Mamuju Tengah (Ketut Sudiarsa): Porsi UKM lebih besar dari kuratif memberdayakan
puskesmas dan mitra swasta dan peran serta masyarakat Dr. Eva (Kadis Kab. Majene) 8 kecamatan pembahasan intensif setiap 6 bulan Dukungan pemda bagus: mempertahankan itu lebih berat Majene: percontohan BPJS (1 minggu dapat anggaran
untuk prasarananya) Rencana kerja diharmonisasikan ke Musrenbang, banyak
usulan kesehatan dari bawah
Tanggapan
Mamasa: SDM Kesehatan bidan di desa Sulit menambah bidan dan dokter Pemanfaatan dana dekon: jamkesmas
dan BOK sebaiknya diarahkan ke pemberdayaan masyarakat, bukan petugas
BOK ditambah paketnya Kader posyandu diberi reward (insentif)
apa?
Tanggapan
Kader: sudah 25 tahun jadi kader Kader mitra kes, posyandu milik masyarakat Kader yang paling tahu Kader ada gairah untuk ibu? Ada daya tarik misalnya MP ASI Ada pembekalan untuk ibu hamil dan balita Dr. Iwan: JKN 2014: DHA proporsi penganggaran yang salah sasaran JKN mengarah ke kuratif? APBD tidak membiayai promotif
preventif? Darah miskin tetapi kesehatannya bagus, aspek pendidikan
berpengaruh? Perencanaan: berbasis kinerja perubahan Dana dikaitkan dengan derajat perubahan pada outcome BOK ditingkatkan, atau kesehatan di vertikalkan? Pegawai
Tanggapan
Tanggapan
Tanggapan
Tanggapan
top related