perbenihan kedelai - pertanian.go.id 3 perbenihan kedelai.pdf · pelatihan teknis budidaya kedelai...
Post on 05-Feb-2018
257 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI
BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN
BABINSA
PERBENIHAN KEDELAI
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
2015
Sesi : PERBENIHAN KEDELAI Tujuan Berlatih :
Setelah selesai berlatih peserta dapat :
1, Menjelaskan varietas unggul spesifik lokasi
2. Menjelaskan penggunaan benih bermutu dan berlabel
3. Melaksanakan perlakuan benih
Waktu : 3 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 2 JP)
Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi penting untuk
meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani kedelai. Tersedia berbagai
varietas unggul yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah dan
keinginan pasar. Penggunaan benih yang bermutu menjamin keberhasilan
usahatani.
Benih bermutu tinggi dari suatu varietas unggul yang hendak ditanam
merupakan salah satu faktor produksi yang penting untuk memperoleh tingkat
produksi yang diharapkan. Mutu benih ditentukan oleh aspek genetis, fisiologis
dan fisik. Secara genetis, benih arus memiliki sifat-sifat sesuai dengan
deskripsi varietas yang bersangkutan. Untuk mendapatkan mutu fisiologis dan
fisik yang tinggi diperlukan penanganan pra dan pascapanen yang baik,
meliputi : teknik bercocok tanam, pengendalian hama dan penyakit,
pengendalian gulma, waktu panen, cara panen, prosesing dan penyimpanan
benih.
Benih memiliki peran strategis sebagai sarana pembawa teknologi baru berupa
varietas unggul baru dengan berbagai spesifikasi keunggulan berupa:
1) Daya hasil tinggi,
2) Ketahanan terhadap hama dan penyakit yang mendukung sistem pola
tanam dan program pengendalian hama terpadu,
3) Umur genjah untuk meningkatkan indek pertanaman
4 ) Keunggulan mutu hasil panen sehingga sesuai dengan selera konsumen
Varietas unggul perlu didukung oleh benih bermutu dan berlabel dengan
demikian perlu ada tindakan seleksi dan perlakuan benih, sehingga produksi
kedelai sesuai dengan target/harapan yang telah direncanakan.
Kegiatan 1 : Penetapan Varietas Unggul, Benih Bermutu dan Berlabel serta Perlakuan Benih
Sasaran kegiatan ini adalah agar semua peserta dapat memilih
varietas unggul baru sesuai dengan agroekosistem areal penanaman dan
preverensi konsumen.
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelompok (3 tiga) kelompok dengan
anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih ketua kelompok..
Langkah kegiatan
Langkah
kegiatan
Uraian Kegiatan Alat bantu berltih
1. Varietas Unggul
Langkah 1. 1. Lihat deskripsi varietas kedelai unggul
2. Pilih varietas unggul sesuai dengan kondisi lahan yang akan ditanami kedelai dan kesukaan konsumen yang dituju atau
3. Gunakan rekomendasi varietas dari KATAM dengan cara : Mengetik di telepon seluler (HP) : INFO VARIETAS KEDELAI spasi nama Kecamatan contoh : INFO VARIETAS KEDELAI MALANGBONG Kirim ke no 082 123 456 500 atau
081 235 651 111
Deskripsi varietas unggul kedelai pada lembar informasi
Gambar Varietas ungguL anjasmoro
2. Benih bermutu dan berlabel
Langkah 1. 1. Ambil benih yang telah disiapkan (2 kantong plastik/ kelompok)
2. Bagi jadi 10 bagian, se hingga setiap individu memperoleh 1 bagian benih
3. Seleksi/pilih benih dengan melihat persyaratan benih bermutu sebagai berikut : 2.1.Murni dan diketahui
nama varietasnya
2 Kantong plastik benih (2 Varetas)
2.2.Berdaya kecambah tinggi, >80%
2.3.Benih sehat, bernas, tidak keriput atau luka bekas gigitan serangga
(hama), bebas penyakit 2.4.Bersih tanpa campuran
benih lain 2.5. Benih masih baru (< 6
bln) 2.6. Kadar air 12 % - 13 %
2.7.Vigor baik, pertumbuh an benih serentak, cepat dan sehat
3.Perlakuan benih
Langkah 1. 1. Ambil benih yang terseleksi 2. Melaksanakan Inokulasi
2.1. Inokulasi dengan Rhizo bium (bakteri rhizobium) 1) Untuk lahan yang
sama sekali belum dilakukan penana man kedelai
Menggunakan Legin 30 gram/10
kg benih, atau Rhizogin 37,5 gram/10 kg benih atau Rhizoplus 20 gr/kg benih
2).Basahi benih dengan air bersih sebelum inokulan dicampur dengan benih
3).Pencampuran benih dilakukan secara ber tahap agar benih yang telah diinokulasi segera habis terta nam
4).Benih dikering angin kan dan hindari sinar matahari langsung
5). Benih harus tertanam jangan melebihi dari 6 jam atau
2.2. Inokulasi dengan Tanah bekas penanaman kedelai 1).Untuk lahan yang
Benih dan inokulum atau tanah bekas pertanaman kedelai
sama sekali belum dilakukan penana man kedelai 1 – 3 kg tanah/10 kg . benih kedelai
2).Basahi benih dengan air bersih sebelum inokulan dicampur dengan benih
3).Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar benih yang telah diinokula si segera habis tertanam
Kegiatan 2. Refleksi Kegiatan Praktek
Sasaran kegiatan ini peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek, sehingga
memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai
berikut.
1. Dskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan produksi dan
mutu. Tuangkan pada tabel 1.
2. Presentasikan hasil diskusi kelompok
3. Simpulkan hasil presentasi
Tabel 1. Pengaruh perbenihan kedelai terhadap produksi dan mutu hasil
No Kegiatan Pengaruh terhadap produksi
Pengaruh terhadap mutu
Kesimpulan
1 Penetapan varietas
unggul
2 Seleksi benih
3 Perlakuan benih
Kesimpulan per benihan kedelai
Kegiatan 3. Rencana Aksi
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi
perbaikan perbenihan kedelai di wilayah masing-masing
Langkah kegiatan
Langkah kegiatan
Uraian Alat bantu
Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang perbenihan kedelai
Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan perbenihan kedelai di wilayah masing-masing, seperti tada tabel 2
Tabel 2
Tabel 2
Rencana aksi perbaikan perbenihan kedelai di wilayah masing-masing
No Kegiatan yang
akan diperbaiki
Waktu Tempat Pelaksana Keterangan
1 Penetapan
varietas unggul
2 Seleksi benih
3 Perlakuan benih
.........................: 2015
Penyusun
...........................................................................
Lembar Informasi
Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada lembar
informasi ini
I. PENDAHULUANI
Produksi tanaman kedelai diantaranya dipengaruhi oleh varietas unggul,
banyak varietas unggul yang telah di akui oleh pemerintah tetapi pada
waktu penanaman perlu memperhatikan varietas yang sesui dengan lokasi
dimana tanaman kedelai mau di tanam. Selain iti juga perlu
dipertimbangkan keadaan benihnya, yaitu benih bermutu dan berlabel.
Pemilihan benih dan menguji daya kecambah serta perlakuan benih perlu
dilakukan agar diperoleh pertumbuhan tanaman kedelai baik.
II. VARIETAS UNGGUL SPESIFIK LOKASI
1. Pengertian Varietas Unggul
1.1. Varietas
Sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai
oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah,
biji dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe
yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh
sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila
diperbanyak tidak mengalami perubahan.
1.2. Kultivar
Berasal dari bahasa Inggris cultivar (cultivated variety) atau
varietas tanaman yang dibudidayakan. Dengan demikian istilah
kultivar adalah sama dengan istilah varietas.
1.3. Varietas lokal
Varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara turun temurun
oleh petani serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai Negara.
1.4. Varietas unggul
Galur hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih
keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan hama,
penyakit, dan toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk,
dan atau sifat-sifat lainnya, serta telah dilepas oleh pemerintah.
2. Karakteristik tanaman kedelai
2.1. Botani
Kedudukan kedelai dalam sisitematika tumbuhan (taksonomi)
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Sub-divisi :: Angiospermae
Kelas :: Dicotyledonae
Ordo : : Polypetales
Famili : : Leguminosa
Sub Famili : Papilionoideae
Genus : : Glysin
Species : Glycine max (L) Merill.
2.2. Morfologi
Susunan tubuh kedelai terdiri atas dua macam alat organ utama
yaitu vegetative dan generatif.
Organ vegetatif meliputi : akar. Batang, daun
Organ generatif meliputi : bunga, buah, biji
Struktur akar tanaman kedelai terdiri atas akar lembaga
(radikula), akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix
lateralis) berupa akar rambut. Akar kedelai memiliki kemampuan
membentuk bitil akar (nodul). Bintil-bintil akar bentuknya bulat
atau tidak beraturan yang merupakan koloni dari bakteri
Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis dengan nitrogen
bebas dari udara. Jumlah nitrogen yang dapat ditambat bakteri
ini berkisar 40-70% dari seluruh nitrogen yang dibutuhkan
tanaman.
Kedelai berbatang semak yang dapat mencapai ketinggian antara
30-100 cm. Batang beruas-ruas dan memiliki percabangan antara
3 -6 cabang.
2.3. Ukuran biji
Ukuran biji Varietas
Kecil (<10 g/100 biji) L Gepak ijo, No.29, Tidar, Dieng, Otau,
No.27, Ringgit, Sumbing, Merapi, Krakatau,L
Gepak Kuning, Petek, Jayawijaya, Menyapa,
Seulawah, Ratai, Malika, Lumajang Bewok
Sedang (10-14g/100
biji)
Guntur, Lokon, Wilis, Kerinci, Merbabu,
Muria, Lompobatang, Rinjani, Singgalang,
Slamet, Pangrango, Meratus, Kaba, Kawi,
Lawit, Tambora,Leuser, Sinabung,
Tampomas, Tangamus, Lawu,Ijen, Tengger,
Nanti, Davros, Orba, Galunggung, Dempo,
Cikuray, Malabar, Kipas putih, Sindoro,
Manglayang,Lokal Kipas Merah, Shakti,
Raung,Bromo, Sibayak, Merubetiri, Detam-2
Besar (>14g /100
biji)
Mitani, Detam-1, Anjasmoro, Rajabasa,
Arjasari ,Gumitir, Argomulyo, Burangrang,
Mahameru, Baluran, Argopuro, L Grobogan,
Panderman
2.4. Umur masak
Umur masak Varietas
Genjah (70-79 hari) Lawu, Tengger, Meratus, Dieng, Guntur,
Lokon, Tidar, Petek, Lumajang Bewok,
Leuser, Malabar, L Gepak Kuning, L Gepak
ijo, L Grobogan
Sedang (80-85 hari) Sumbing, Shakti, Davros, Singgalang,
Argomulyo, Burangrang, Baluran,
Gumitir, Krakatau,Cikuray, Rajabasa,
Detam-2, Mitani, Anjasmoro, Ijen,
Jayawijaya, Tampomas, Mahameru, Lawit,
Argopuro, Detam-1, Ringgit, Merapi, Orba,
Galunggung, Wilis, Raung, Merbabu,
Tambora, Lompobatang, Rinjani, Kipas putih,
Bromo, Kaba, Menyapa, Panderman,
Malika,
lokal Kipas Merah
Dalam (86-90 hari) Sindoro, Manglayang, Kerinci, Slamet, Muria,
Pangrango, Kawi, Sinabung, Tangamus,
Sibayak, Otau, No.27, Dempo, Ratai
Sangat dalam
(>90 hari)
Nanti, Seulawah, Merubetiri,
Arjasari , No.29
3. Deskripsi varietas
Penjelasan tertulis mengenai proses pemuliaan tanaman sehingga
dihasilkan suatu varietas tanaman baru yang mencakup asal-usul atau
silsilah, ciri-ciri morfologi dan sifat-sifat penting lainnya.
Sifat atau karakter merupakan penampilan dari gen yang tampak pada
suatu fenotipe (varietas kedelai). Terdapat dua macam sifat yaitu sifat
kualitatif dan sifat kuantitatif. Sifat kualitatif, merupakan sifat yang mudah
dibedakan dan dikendalikan oleh gen sederhana. Contohnya adalah
warna hipokotil, warna bunga, warna bulu dan sebagainya.Sifat
kuantitatif adalah sifatnya berderajat dan umumnya tidak dikendalikan
oleh gen sederhana. Contohnya adalah tinggi tanaman, umur masak,
hasil biji dan sebagainya.
Daya adaptasi varietas sesuai agroekosistem
2.1. Memilih Varietas sesuai dengan Agroekosistem
Budidaya kedelai di Indonesia sangat beragam, karena faktor
musim tanam, jenis tanah, pola tanam, elevasi dan sebagainya.
Pada lahan sawah, umumnya kedelai dibudidayakan pada MK1
(Februari – Mei) dan MK2 (Juli – Oktober).
Di lahan kering, kedelai dibudidayakan pada MH1 (Desember –
Maret) dan MH2 (April – Juli).
Pilihlah varietas kedelai sesuai dengan lingkungan budidaya dan
permintaan pasar, berupa biji besar, sedang atau kecil; kedelai
kuning atau hitam; atau sesuai peruntukannya (tahu, kecambah)
dan sebagainya.
2.2. Adaptasi Beberapa Varietas Ungul Kedelai
1) Varietas adaptif terhadap pH
Varietas Toleransi terhadap pH
Burangrang 5,5
Panderman 5,5
Tanggamus 4,4
Sibayak 5,5
Seulawah 4,4
Wilis 4,4
2) Varietas adaptif lahan sawah dan lahan kering terbaru :
Nama varietas Tahun
dilepas
Umur
(hari)
Ukuran biji
(g/100 biji)
Sifat
lain
Kaba 2001 85 Sedang (10,4) PTMP
Sinabung 2001 88 Sedang (10,7) TR
Anjasmoro 2001 85 Besar (15,0) TR
Mahameru 2001 85 Besar (16,0) TR
Baluran 2002 80 Besar (16,0) -
Merubetiri 2002 95 Besar (13,5) -
Ijen 2003 88 Sedang (11,2) ATUG
Panderman 2003 85 Besar (18,5) ATUG
Gumitir 2005 81 Besar (15,7) RUG
CMMV
Argopuro 2005 84 Besar (17,8) RCMM
V
Lokal
Grobogan
2008 74 Besar (17.0) -
Gepak Kuning 2008 73 Kecil (8.25) TK
Gepak Ijo 2008 76 Kecil (6.82) TK
TR=Tahan rebah, PTMP=Polong tidak mudah pecah,
ATUG=Agak tahan ulat grayak, RUGCMMV=Rentan ulat
grayak dan cowpea mild mottle virus, RCMMV=Rentan Cowpea
mild mottle virus, TK=Toleran kekeringan
3) Adaptasi terhadap Musim Tanam (Musim Penghujan dan
Kemarau)
NO Varietas Tahun Pelepasan
Kisaran Hasil (t/ha)
Bobot 100 Biji (gram)
Umur Panen
(hr)
1 Wilis 1983 1,5 – 2,5 10 88
2 Kerinci 1985 1,5 – 2,5 9 87
3 Raung 1986 1,5 – 2,5 13 85
4 Rinjani 1989 1,5 – 2,5 10 88
5 Tambora 1989 1,5 – 2,0 14 86
6 Lompo batang
1999 1,5 – 2,5 10 87
7 Jayawijaya 1991 1,2 – 2,0 9 85
8 Krakatau 1992 1,6 – 2,7 8 84
9 Tampomas 1992 1,2 – 2,5 11 85
10 Cikuray 1992 1,4 – 2,2 12 85
11 Singgalang 1992 1,5 – 2,0 10 85
12 Parangargo 1995 1,7 – 2,2 10 88
13 Argomulyo 1998 1,5 – 2,0 20 82
14 Bromo 1998 1,5 – 2,5 16 85
15 Burangrang 1999 1,5 – 2,5 21 81
4) Varietas adaptif terhadap keharaan pada lahan kering masam
Nama
varietas
Tahun
dilepas
Umur
(hari)
Ukuran biji
(g/100 biji)
Sifat lain
Tanggamus 2001 88 Sedang (11,0) Toleran
Sibayak 2001 89 Sedang (12,5) -
Nanti 2001 92 Sedang (11,5) Toleran
Ratai 2004 90 Sedang (10,5) Toleran
Seulawah 2004 93 Kecil (9,5) Toleran
Rajabasa 2004 84 Besar (15,0) Karat
Slamet 1995 87 Sedang)
Sindoro 1995 86 Sedang
5) Varietas kedelai adaptif terhadap keharaan pada lahan pasang
surut.
Nama
varietas
Tahun
dilepas
Umur
(hari)
Ukuran biji
(g/100 biji)
Adaptasi
Lawit 2001 84 Sedang (10,5) Tipe B & C
Menyapa 2001 85 Kecil (9,1) Tipe B & C
6) Varietas kedelai hitam terbaru.
Nama
varietas
Tahun
dilepas
Umur
(hari)
Ukuran biji
(g/100 biji)
Sifat lain
Mallika 2007 88 Sedang (11,0) -
Detam-1 2008 89 Besar (12,5) Protein tinggi, biji
besar
Detam-2 2008 92 Besar (11,5) Protein tinggi,
tol. kekeringan
7) Varietas kedelai berkarakter spesifik.
Nama
varietas
Tahun
dilepas
Umur
(hari)
Ukuran biji
(g/100 biji)
Adaptasi
Pangrango 1995 88 Sedang
(10,0)
Toleran
penaungan
Gumitir 2005 81 Besar (15,7) Sesuai tahu dan
tempe
Argopuro 2005 84 Besar (17,8) Kadar lemak
tinggi
Gepak Ijo 2008 73 Kecil (8.25) Sesuai untuk
tahu dan taoge
Gepak 2008 76 Kecil (6.82) Sesuai untuk
Kuning tahu
Contoh diskripsi kedelai
III. BENIH BERMUTU DAN BERLABEL
1. Ciri-Ciri Benih Bermutu
Benih kedelai yang digunakan, pada dasarnya harus benih yang baik
dan bermutu tinggi. Benih yang baik dan bermutu tinggi akan menjamin
pertanaman yang bagus dan hasil panen yang tinggi. Dan ini
dicerminkan oleh tingginya tingkat keseragaman biji, daya tumbuh dan
tingkat kemurnian.
Ciri-ciri benih bermutu yaitu sebagai berikut :
1.1. Murni dan diketahui nama varietasnya
1.2. Berdaya kecambah tinggi, >80%
1.3. Vigor baik, pertumbuhan benih serentak, cepat dan sehat
1.4. Benih sehat, bernas, tidak keriput atau luka bekas gigitan
Umur : 82-92 hari
Hasil : 2,03-2,25 t/ha
Biji : besar
Tahan rebah
Polong tidak mudah pecah
GROBOGAN
Umur panen : 76 hari
Daya hasil : 3,4 t/ha
Biji besar : 18 g/100
Warna bunga : Ungu
Warna biji : kuning
muda
Polong tidak mudah
pecah
serangga (hama), bebas penyakit
1.5. Bersih tanpa campuran benih lain
1.6. Benih masih baru (< 6 bln)
1.7. Kadar air 12 % - 13 %
Sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi mutu benih adalah :
1.1. Faktor bawaan (kemurnian varietas)
1.2. Faktor fisiologis dan fisik benih
1) Tingkat kematangan benih
2) Benih harus dipanen dari tanaman yang sudah matang benar
3) Tingkat kerusakan mekanis benih
4) Tingkat keusangan benih yaitu hubunan antara vigor awal
benih dengan lamanya benih simpan
5) Patogen pada benih, terutama soybean mosaic virus (SMU)
serta penyakjit virus lainnya
6) Ukuran dan berat jenis benih
7) Komposisi kimia benih
1.3. Faktor lingkungan
1) Musim tanam
2) Kultur teknik
3) Waktu panen
4) Cara tanam
1.4. Faktor perlakuan pasca panen
1) Cara penimbunan serta lamanya penimbunan brangkasan
sebelum pengeringan dan pembijian
2) Cara pengeringan
3) Keseragaman dan kesehatan benih sebelum disimpan
4) Cara pengepakan, khususnya volume dan jenis kemasan
5) Suhu dan kelembaban tempat penyimpanan
6) Lama, cara dan proses pengangkutan benih
2. Klasifikasi Benih Bermutu
Kelas Benih
Untuk mengetahui kelas-kelas benih supaya dapat memilih benih
dengan tepat sesuai dengan tujuan menanam kedelai, apakah untuk
tujuan konsumsi atau produksi benih, maka berdasarkan mutu genetik,
benih kedelai dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelas benih kedelai,
yaitu
2.1. Benih Dasar (BD) atau Foundation Seed (FS)
adalah benih yang berasal dari Benih Penjenis atau Benih Dasar,
yang diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan
pengawasan yang ketat hingga kemurnian varietas terpelihara.
Benih dasar diproduksi oleh produsen benih, seperti Balai Benih
Induk (BBI), Balai Benih Utama (BBU), Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP), perusahaan benih BUMN, swasta atau
penangkar professional, dan pengendalian mutunya melalui
sertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB)
atau Sistem Manajemen Mutu Benih. Benih dasar digunakan untuk
perbanyakan benih pokok. Label berwarna Putih
2.2. Benih Pokok (BP) atau Stock Seed (SS)
Adalah benih yang berasal dari keturunan Benih Penjenis atau
Benih dasar yang diproduksi lebih banyak dengan pengawasan
yang teliti sehingga mutu dan kemurniannya terpelihara. Benih
pokok diproduksi oleh produsen atau penangkar benih dan
pengendalian mutunya melalui sertifikasi oleh BPSB atau Sistem
Manajemen Mutu Benih. Dibandingkan dengan benih padi dan
jagung, harga benih kedelai relatif murah dan proses produksinya
relatif lebih sulit. Hal ini menjadi salah satu penyebab tidak atau
belum berkembangnya sistem penangkaran benih kedelai. Label
berwarna Ungu
2.3. Benih Sebar (BS) atau Extension Seed (ES)
adalah keturunan benih penjenis, benih dasar atau benih pokok
yang diproduksi secara baik dalam jumlah yang banyak sehingga
identitas dan tingkat kemurnian varietasnya terpelihara. Benih
Sebar adalah benih yang siap untuk ditanam oleh petani produsen.
Label berwarna Biru
3. SNI BENIH KEDELAI
No. Jenis Uji Persyaratan Umum Kualitas
I II III
1. Kadar air (%) maks .13 maks. 14 maks. 16
2. Butir rusak (%) maks. 1 maks. 2 maks. 5
3. Butir belah (%) maks. 1 maks. 2 maks. 5
4. Butir warna lain (%) maks. 1 maks. 3 maks. 10
5. Kotoran (%) maks. 0 maks. 1 maks. 3
6. Butir keriput (%) maks. 0 maks. 1 maks. 3
IV. PERLAKUAN BENIH
1.. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan perlakuan benih (Seed Treatment)
adalah:
1.1. Menambah bakteri rhizobium
1.2. Melindungi benih dari serangan hama tanah dan mengendalikan
serangan hama lalat bibit (Ophiomya phaseoli)
2. Macam Perlakuan Benih Kedelai (Seed Treatment)
2.1. Menggunakan Inokulum Rhizobium (Bakteri Rhizobium)
Bakteri Rhizobium hidup dan berkembang pada bintil akar
kedelai dan bakteri ini dapat mengikat N di udara, bakteri aktif
ditunjukkan bintil akar dibelah berwarna merah cerah.
Gambar : Tanaman kedelai dan Bintil akar
Tanah yang belum pernah ditanami kedelai perlu dilaksanakan
inokulasi (memberikan bakteri rhizobium) sebagai berikut :
1). Bahan yang digunakan dapat :
Legin/rhizogin/Rhizoplus
Tanah bekas penanaman kedelai
2). Cara perlakuan Benih Kedelai (Seed Treatment)
Inokulasi Rhizobium
Untuk lahan yang sama sekali belum dilakukan
penanaman kedelai
Legin 30 gram/10 kg benih, Rhizogin 37,5 gram/10 kg
benih atau menggunakan Rhizoplus 20 gr/kg benih
Basahi benih dengan air bersih sebelum Inokulan
dicampur dengan benih
Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar
benih yang telah diinokulasi segera habis tertanam
Benih dikering anginkan dan hindari sinar matahari
langsung
Benih harus tertanam jangan melebih dari 6 jam
Inokulasi dengan Tanah bekas penanaman
Untuk lahan yang sama sekali belum dilakukan
penanaman kedelai
2 – 3 kg tanah/10 kg benih kedelai
Basahi benih dengan air bersih sebelum Inokulan
dicampur dengan benih
Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar
benih yang telah diinokulasi segera habis tertanam
Selain tanaman kedelai, tanaman kacang tanah, kacang
merah, kacang koro, buncis terdapat bintil akar yang
mengandung bakteri Rhizobium dengan stein yang
berbeda
.2.2. Pemberian insektisida
Karena bibit kedelai rentan terhadap lalat bibit atau ulat
tanah, maka benih dapat diberi insektisida, tetapi tidak
bersamaan dengan melaksanakan inokukasi.
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :
Carbosulfan (10 gram Marshal 25 T/kg benih) atau fipronil
(10 cc Regent/kg benih) untuk mengendalikan lalat bibit
(Ophiomya phaseoli)
Basahi benih dengan air bersih sebelum Inokulan
dicampur dengan benih
Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar
benih yang telah diperlakukan segera habis tertanam
V. PENUTUP
Benih merupakan salah satu teknologi yang perlu mendapat perhatian
dalam membudidayakan tanaman kedelai. Dengan penggunaan varietas
unggul dan benih bermutu diharapkan produksi dan mutu kedelai dapat
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2000, Rakitan Teknologi Budidaya Padi, Jagung dan Kedelai,
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Karangploso.
Anonimous, 2008. Panduan SL – PTT Departemen Pertanian
Anonimous. 2007. Panduan Umum PTT kedelai Kementerian Pertanian,
Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman
Kacang – kacangan dan umbi – umbian
Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan.
Bambang Cahyono. 2007. Kedelai, Tehnik Budidaya dan Analisis Usahatani.
Semarang: CV Aneka Ilmu.
Rachman Hidayat, dkk, 2000. Teknologi Produksi Benih Kedelai. Pusat
Penelitian Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
top related