perbedaan jenis agresivitas berdasarkan...
Post on 08-Mar-2019
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERBEDAAN JENIS AGRESIVITAS BERDASARKAN
GEOGRAFIS MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN
JAKARTA
••• PiIIII~
IIIUniversitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh "il~;ill, ,_"
HUMAIRO ~1rl , ..,,'t {..............NIM: 105070002331 :,~I'lnd"l< ~ bD~::::\\::~{(j:1A:
Idosif\lusi : .
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H /2009 M
I l"[I'{PUSTAKAAN tfUIN SYAHtO
PERBEDAAN JENIS AGRESIVITAS BERDASARKAN
GEOGRAFIS MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
HUMAIRO
NIM: 105070002331
Dibawah Bimbingan,
Pembimbing I
Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag
NIP: 196806141997041001
Pembimbing II
Desi Yustari Muchtar, M. Psi
NIP: 150408703
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1940 H 12009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
ripsi yang berjudul PERBEDAAN JENIS AGRESIVITAS BERDASARKAN:OGRAFIS MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN JAKARTA telah diujikanlam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri SyarifJayatullah Jakarta pada tanggal 7 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai;ah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 7 Desember 2009
Sidang Munaqasyah,
Dekanltua Merangkap Anggota,
hja Umar, Ph.D'.130885522
artati M.Si021983032001
Pembimbing I
r>f. Dr. AI) MUjib, M.AgI. 19680614197041001
Pembantu DekanlSekretaris Merangkap Anggota.
D".t~MS;NIP. 1956 1223 1983 032001
Anggota
Penguji II
D".t.dhllah 5.,,1 g~, M.S!NIP. 1956 1223 1983 032001
Pembimbing II
Desi Yustari Muchtar, M.PsiNIP. 150408703
Motto
JadikanIah dirimu berharga untuk dirimu sendiri
dan yakinIah padakata hatimu (be your self....)
Persembahan
Karya sederhana ini
Kupersembahkan untuk yang tercinta dan tersayang
Ayahanda (Usmanul Arifin) dan Ibunda (Siti Arfiah)
Dan kakak-kakaku serta adik-adikku yang tersayang
Serta orang-orang yang selalu mencurahkan cinta dan sayangnya
untukku
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi
(B) Desember - 2009
(C) Humairo
(D) Perbedaan Jenis Agresivitas Berdasarkan Geografis Mahasiswa FakultasPsikologi UIN Jakarta.
(E) xiii + 68 halaman
(F) Fenomena yang sering terjadi dikalangan mahasiswa diantaranya adalah
Demo, Unjuk Rasa, dan Aksi Anarkis saat PEMIRA ( Pemilu Raya). Pada
mahasiswa banyak sekali terdapat berbagai macam suku bangsa
diantaranya Betawi, Sunda, Jawa, Medan, Padang dan lain-lain.
Selama ini, masyarakat umumnya beranggapan bahwa laki-Iaki lebih agresif
dibandingkan perempuan (Harris dalam Baron,2000). Buss (dalam Bjorkqvist,
1994) mengatakan bahwa wanita jarang agresif sehingga penelitian
agresivitas wanita tidak terlalu perlu dilakukan. Menurut pandangan Buss,
agresivitas adalah fenomena laki-Iaki. Berbagai penelitian menyatakan
bahwa laki-Iaki lebih agresif dibanding perempuan, baik itu agresivitas fisik,
verbal maupun fantasi agresivitas (Hyde & Haris dalam Baron, 2000). Hal ini
membuat sebagian besar penelitain-penelitian terdahulu hanya berfokus
pada agresivitas laki-Iaki. Karena itu tidak mengherankan apabila sangat
sedikit yang diketahui tentang agresivitas perempuan (Crick,1998).
Pendekatan yang digunkan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan
metode penelitian komparatif. Penelitian dilaksanakan di fakultas psikologi
UIN Jakarta dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang yang diambil dengan
teknik incidental sampling. Instrument pengumpulan data yang digunakan
skala modellikert. Teknik pengolahan dan analisa data digunakan analisa
statistik yang meliputi korelasi product moment pearson untuk menguji
validitas item, alhpa Cronbach untuk menguji reliabelitas, dan independent
sampel t-test untuk pengujian hipitesis penelitian jumlah item valid untuk
skala jenis agresivitas 21 item dan reliabilitasnya 0,83. sedangkan dari uji t
test, diperoleh t hitung yang didapat (0,469) < t tabel (8ig. 5%;df 58 = 2.021),
maka hipotesis nihil (Ha) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada jenis agresivitas berdasarkan geografis mahasiswa
fakultas psikologi UIN Jakarta diterima.
Direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya untuk menggunakan teknik
sampling selain incidental sampling. Adanya perbedaan dalam pengambilan
sampel memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian .
(8) 24 (1985-2008)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Segala puji bagi Allah Subhanallahu Wata'ala atas rahmat yang diberikan
kepada umatnya dengan tiada henti. Puji dan syukur saya panjatkan
kehadiratNya serta tak lupa shalawat dan salam saya haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam beserta
sahabat dan keluarganya.
Saya haturkan rasa syukur yang tiada henti atas terwujudnya skripsi yang
berjudul "Hubungan Cemburu Terhadap Pasangan Dengan Agresivitas Pada
Mahasiswa UIN Syarif Hiidayatullah Jakarta" sebagai wujud dari kesediaan
segala pihak untuk membimbing, membantu dan mendoakan lancarnya
penulisan skripsi ini. Tak Lupa saya mengucapkan terima kasih sebanyak
banyaknya kepada :
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Jahja
Umar Ph.D
2. Bapak Prof. Dr, Abdul Mujib, M.Ag sebagai dosen pembimbing I dan
ibu Desi Yustari Muchtar, M.Psi sebagai dosen pembimbing " yang
dengan sabar dan berbesar hati dalam membimbing saya menuju
terwujudnya skripsi ini
3. Bapak dan Ibu staff Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
atas kesabaran dan kerjasamanya.
4. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu menuturkan doa, dan dukungan
yang tidak lepas sampai kapanpun.
5. Kakak-kakak dan adik-adikku yang tercinta kak Ibah, kak Yati, kak
Ahmad, kak Udin, kak Akim, kak Mimi, Zaki dan Hafiz yang selalu
memberikan keceriaan dan semangat pada penulis.
6. Seluruh sahabat terbaik yang tidak tergantikan, shauma rizki (ki2),
Khusnul Khotimah(nu2), Faiqoh, Titi , Diah Ayu W (di2) dan Kawan
kawan angkatan 2005 terutama kelas C lainnya.
7. Juga kepada semua pihak yang tidak mungkin saya sebutkan satu
persatu yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini.
Dengan ini saya selaku peneliti mempersembahkan sebuah karya tulis yang
Insya Allah bermanfaat yang berjudul Perbedaan Jenis Agresivitas
Berdasarkan Geografis Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta.
Penulis menyadari keterbatasan dari skripsi ini, maka saya mahan kesediaan
para pembaca untuk memaklumi segala kekurangan yang terdapat dalam
skripsi ini.
Jakarta, Desember 2009
Humairo
DAFTARISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Motto iii
Abstrak iv
Kata Pengantar vi
Daftar lsi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Lampiran xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Be1akang 1
1.2 Identifikasi Masalah 8
1.3 Batasan Masalah 8
1.4 Rumusan masa1ah 9
1.5 Tujuan Penelitian 9
1.6 Manfaat Penelitian 9
1.6.1 Manfaat Teoritis 9
1;6.2 Manfaat Praktis 10
1.7 SistematikaPenulisan 10
BAB 2 KAJIAN TEORITIS
2.1 Agresivitas 11
2.1.1 Pengertian Agresivitas 11
2.1.2 Karakteristik Agresivitas 15
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengarnhi Agresivitas 19
2.2 Geigrafis Berdasarkan Jenis Kelamin dan Suku Bangsa 24
2.3 Kerangka berpikir 30
2.3 Hipotesis 31
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1.Pendekatan dan Metode Penelitain
3.1.1. Pendekatan Penelitian 32
3.1.2. Metode Penelitian .32
3.2 Definisi Konseptual dan Operasional
Variable 32
3.2.1 Definisi Konseptual 32
3.2.2 Definisi Operasional Variabel... 33
3.3 Pengambilan sampel 33
3.2.1 Populasi dan Sampel 33
3.3.3 Telmik pengambilan sampel 34
3.4 Pengumpulan Data 34
3.4.1 Metode dan Instrumen Penelitian 34
3.4.2 Telmik Uji Instrumen 35
3.5 Teknik Uji Instrumen Penelitian 36
3.5.1 Uji Validitas 36
3.5.2 Uji Reliabilitas 39
3.6 Prosedur Penelitian 40
3.6.1. Tahap Persiapan 40
3.6.2. Tabap Pelaksanaan 40
3.6.3. Tahap Pengolahan Data 40
3.6.4. Teknik Analisa Data/Statistik .41
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umul11 Responden Penelitian .42
4.2 Kategorisasi Subjek Pene1iti 44
4.2.1. Kategorisasi Agresivitas .44
4.3. Uji Hipotesis 46
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 48
5.2 Diskusi 48
5.3 Saran 50
DAFfAR PUSTAKA 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel3.1
Tabel3.2
Tabel3.3
Tabel4.1
Tabel4.2
Tabel4.3
Tabel4.4
Tabel4.5
Tabel4.6
DAFTAR TABEl
Blue Print Skala Agresivitas 36
Hasil Uji Instrumen Skala Agresivitas 38
Nilai kategori dalam setiap jawaban 39
Gambaran Umum Subjek Penelitian .42
Kategorisasi Agresivitas .44
Jenis Agresivitas Berdasarkan Suku Bangsa 45
Jenis Agresivitas Berdasarkan Jenis Kelamin .45
Uji Hipotesis .46
Independent Sampel Test 46
DAFTAR LAMPIRAN
1. The aggression questionnaire (Buss & Perry, 1992) 54
2. Angket Pilot Test Skala Agresivitas 56
3. Angket Field Test Skala Agresivitas 59
4.Nilai Validitas dan Reliabilitas Skala Agresivitas Pilot Test 62
5. Reliabilitas Field Test Skala Agresivitas 64
1
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari lebih kurang 500
kelompok etnis, dimana setiap suku tetap mempertahankan identitas etnis
dan budayanya, dan mengklaim wilayah teritorial etnisnya sendiri. Para
anggota masing-masing etnis hidup dalam komunitas etnis yang homogen,
yang dengan identitas kultur dan batas-batas teritorial sendiri, yang tersebar
di seluruh wilayah kepulauan indonesia. Di wilayahnya sendiri, etnis lokal
pribumi merupakan sesuatu yang dominan dan berfungsi sebagai acuan nilai
yang mengarahkan komunitas tersebut dalam melaksanakan aktivitas sehari
hari serta sebagaimana mereka memandang dunia sekitarnya. (lrfan &
Chaider,2006)
Selama ini, masyarakat umumnya beranggapan bahwa laki-Iaki lebih agresif
dibandingkan perempuan (Harris dalam Baron,2000). Buss (dalam Bjorkqvist,
1994) mengatakan bahwa wanita jarang agresif sehingga penelitian
agresivitas wanita tidak terlalu perlu dilakukan. Menurut pandangan Buss,
agresivitas adalah fenomena laki-Iaki. Berbagai penelitian menyatakan
bahwa laki-Iaki lebih agresif dibanding perempuan, baik itu agresivitas fisik,
verbal maupun fantasi agresivitas (Hyde & Haris dalam Baron, 2000). Hal ini
2
membuat sebagian besar penelitain-penelitian terdahulu hanya berfokus
pada agresivitas laki-Iaki. Karena itu tidak mengherankan apabila sangat
sedikit yang diketahui tentang agresivitas perempuan (Crick, 1998).
Baron dan Richardson (dalam Krahe, 2001) mendefinisikan agresivitas
sebagai setiap bentuk perilaku yang ditujukan untuk menyakiti makhluk hidup
lain yang tidak ingin disakiti. Sebuah perilaku dapat dikualifikasikan sebagai
agresivitas apabila perilaku tersebut dilakukan dengan niat untuk
menimbulkan konsekuensi negatif terhadap target. Bentuk agresivitas dapat
bervariasi mulai dari bentuk yang sangat terlihat (overt) atau sangat langsung
(direct) seperti perilaku seorang individu yang memukul orang lain,
sekelompok individu yang mengolok-olok orang lain sampai bentuk yang sulit
diamati (covert) atau tidak langsung (indirect) seperti perilaku seorang
individu menyebarkan gosip buruk tentang individu lain (Baron,2000,
Olweus,2003). Kebanyakan studi mengenai agresivitas lebih berfokus pada
agresivitas yang nampak (overt) baik secara fisik maupun verbal. Hal ini
menyebabkan para peneliti relatif lebih fokus dan memperhatikan agresivitas
laki-Iaki daripada perempuan.
Crick (dalam Steinberg, 2002) yang melakukan penelitian berkesinambungan
mengenai agresivitas perempuan (female aggression) menyatakan bahwa
perempuan biasanya melukai pihak lain melalui manipulasi hubungan atau
3
kedudukan sosial pihak tersebut secara sengaja. Individu yang menggunakan
jenis agresivitas ini, berusaha melukai oriang lain dengan mengucilkan
mereka dari aktivitas sosial, merusak reputasi mereka di depan orang lain,
atau menarik perhatian dari persahabatan mereka.
Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada
perbedaan gender dalam agresivitas, yang berbeda adalah cara mereka
mengekspresikannya (Donelson, 1999). Seorang perempuan dapat sama
agresifnya dengan laki-Iaki apabila agresivitas dipahami secara luas yaitu
tidak hanya agresivitas langsung, akan tetapi juga agresivitas tidak
langsung(Thompson, 2001).
Sejarah membuktikan, jika batas ini dilanggar, orang Jawa dapat bersikap
lebih agresif dari orang Batak atau suku-bangsa lain. Dan, jika agresivitas ini
termanifestasikan, orang akan termangu dan tidak percaya, karena sudah
banyak termakan oleh "romantisme" tulisan-tulisan tentang budaya Jawa
yang agak menonjolkan sisi-sisi menerima, rukun, harmoni, keseimbangan,
toleransi, dan sebagainya.
Berbagai pengamatan yang berbeda tentang budaya pedesaan Jawa seperti
dipaparkan atas bermanfaat untuk menganalisis berbagai peristiwa yang
terjadi belum lama berselang, khususnya berkaitan dengan Kasus Situbondo
4
dan Tasikmalaya. "Kesabaran" orang Jawa sering menjadi bahan
pembicaraan, bahkan tidak jarang menjadi bahan lawakan. Kita masih ingat,
bagaimana grup lawak Warkop mengilustrasikan seorang Jawa yang
kakinya terinjak. Sebagai reaksinya, pria Jawa ini berkata, "Maaf, Pak, kaki
saya ada di bawah kaki Bapak." Namun demikian, fakta sejarah juga
menunjukkan, kekerasan dan agresivitas tidaklah asing bagi masyarakat
Jawa. Pembunuhan massal pada tahun 1965-1966, yang katanya memakan
korban satu juta orang, banyak terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sebagian besar analisis terhadap berbagai kasus kekerasan di Jawa
cenderung mengecilkan peran dan keterlibatan masyarakat Jawa.
Salah satu penyebabnya barangkali karena pandangan "romantisme"
terhadap budaya Jawa seperti diungkapkan di atas.
(www.polarhome.com/pipermail/nasional-ml. ../000214.html- Tembolok)
Kekerasan yang dimotivasi oleh agresi. Dengan kata lain, keamanan
merupakan nol besar, dan tindakan agresi dalam berbagai manifestasinya
meraksasa dan menggurita, yang menjadi sedemikian besar. Meledak setiap
harinya dalam bentuk perampokan, pembunuhan, pemalakan dan tindakan
kekerasan lainnya. Ibaratnya, Jakarta telah menjadi hutan belukar bagi rasa
tak aman, tak tenteram dan tak tertib. Malah suatu anekdot yang telah
muncul adalah jika tak ada kekerasan di Ibu Kota, maka nama Jakarta akan
kembali menjadi Betawi.
ml.../000214.html- Tembolok)
5
(www.po/arhome.com/pipermail/nasional-
Agresi sendiri menurut Murray (dalam Hall & Lindzey,1993) didefinisikan
sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai,
menyerang, membunuh, atau menghukum orang lain. Atau secara
singkatnya agresi adalah tindakan yang dimaksud untuk melukai orang lain
atau merusak milik orang lain.
Perilaku agresif didefinisikan segala bentuk perilaku dengan tujuan menyakiti
orang lain baik secara fisik maupun mental. Agresifitas juga merupakan
potensi yang dimiliki oleh semua orang sebagaimana potensi-potensi yang
lain. Jadi. setiap individu berpeluang berbuat agresif, tentu dengan motif-motif
yang berbeda. Yang termaksud perilaku agresif adalah misalnya dendam,
benci, sakit hati. iri hati, amarah dan menyakiti orang baik fisik maupun
mental.
Tindak agresi merupakan salah satu reaksi perilaku yang dilandasi
penghayatan perasaan frustasi berkelanjutan kekecewaan mendalam sebab
ada kebutuhan yang tidak terpenuhi. Biasanya reaksi agresi dilakukan
seseorang yang rasa kecewanya hampir selalu diikuti kebencian tidak
6
terkendali. Kecuali itu, tindak agresi dapat diungkap dengan cara melukai dan
membahayakan keselamatan diri (intra-agresi) atau membahayakan dan
melukai Iingkungannya (ekstra-agresi).
Orang dengan perilaku agresif akan dengan sendirinya sulit mengatasi dan
mengendalikan kemarahan kebencian yang mendominasi alam bawah
sadarnya. Tanpa segan dan lansung menghadapi setiap hambatan yang dia
hadapi akan dilabrak dengan tindak agresi yang tidak terkendali dan tidak
menyebabkan fatalism baik bagi diri maupun lingkungannya. Bisa saja untuk
beberapa saat setelah tindak agresi dilakukan dia mengalami penyesalan
sesaat. Namun serentak ia merasa kecewa oleh beberapa sebab, secara
spontan dan bahkan brutal, dia marah sambil serta merta menampilkan
berbagai perilaku agresif. (Sawitri, 2005)
Perilaku agresif juga bisa dalam bentuk oral, yaitu makian, cercaan dengan
kata-kata kotor yang juga tidak terkendali. Agresi individual akan berubah
menjadi agresi sosial bila sekelompok orang agresif bersatu menyalurkan
dorongan agresinya dengan melukai dan mencelakakan sekelompok orang
yang tanpa dosa. Bagi individu yang agresif, perkembangan kepribadiannya
diwarnai hukuman dan deraan fisik berlanjut dari orangtua atau keluarga
pada masa kecil. Hukuman dan deraan fisik akhirnya sekaligus menjadi
deraan dan hukuman mental. Hal ini menanamkan dendam kesumat yang
7
intens yang bisa saja mendominasi kehidupan jiwa bawah sadar
(Sawitri,2005).
Agresivitas memang bisa terjadi di berbagai kalangan masyarakat termaksud
mahasiswa, contohnya pada mahasiswa UKI yang tawuran. Agresivitas di
dalam dunia pendidikan yang paling fenomenal mungkin adalah agresivitas
yang dilakukan senior kepada junior di IPDN Bandung. Cliff Muntu meninggal
dunia akibat tendangan bebas ke dada dan pukulan bertubi-tubi ke ulu hati
dari senior-seniornya . Namun, agresivitas di dunia pendidikan yang
menghebohkan bukan itu saja. Di kalangan pelajar, agresivitas antar pelajar
telah lama menjadi persoalan, salah satu di antaranya adalah peristiwa
tawuran antar pelajar. Sebagai contoh, puluhan siswa SMK Bhakti sedang
nongkrong di kampus Universitas Kritsen Indonesia (UKI) Jakarta. Tiba-tiba
puluhan siswa SMK Penerbangan menyerang mereka dengan senjata tajam.
Akibatnya, seorang siswa menderita luka bacok di kepala dan pahanya
dalam tawuran tersebut (Tempointeraktif, 18 Februari 2007).
Fenomena yang sering terjadi dikalangan mahasiswa UIN hanya sebatas
aksi-aksi yang wajar-wajar saja diantaranya adalah Demo, Unjuk Rasa, dan
Aksi Anarkis saat PEMIRA ( Pemilu Raya). Pada mahasiswa banyak sekali
terdapat berbagai macam suku bangsa diantaranya Betawi, Sunda, Jawa,
Medan, Padang dan lain-lain.
8
Dari asumsi dasar di atas, peneliti ingin mengetahui agresivitas mahasiwa
fakultas psikologi dalam hal ini serta Perbedaan Jenis Agresivitas
Berdasarkan Geografis Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, identifikasi masalah yang
diberikan dalam penelitian adalah:
a. Bagaimana agresivitas mahasiswa fakultas psikologi UIN Jakarta?
a. Apakah terdapat perbedaan agresivitas antara laki-Iaki dan perempuan
mahasiswa fakultas psikologi UIN Jakarta?
b. Apakah terdapat perbedaan agresivitas berdasarkan geografis?
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah Penelitian
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini ialah :
A. Agresivitas merupakan komponen perilaku motorik, afektif, dan kognitif
seperti: melukai , munculnya kesiapan psikologis untuk bersikap
menyakiti, benci dan curiga pada orang lain.
B. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9
Mahasiswa yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa angkatan 2006 Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
C. Perbedaan geografis yang dimaksud dalam penelitian ini berkaitan
dengan jenis kelamin dan suku bangsa.
1.3.2 Perumusan Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini permasalahan yang dirumuskan adalah " Apakah
terdapat perbedaan jenis agresivitas berdasarkan geografis mahasiswa
fakultas psikologi UIN Jakarta? "
1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan jenis agresivitas
berdasarkan geografis mahasiswa fakultas psikologi UIN Jakarta.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang
positif bagi pengembangan i1mu psikologi. khususnya psikologi sosial.
10
b. Manfaat Praktis
Diharapkan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat di
jadikan masukan bagi mahasiswa untuk menghindari agresivitas yang
berlebihan.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistem penulisan dalam penelitian ini terdiri atas lima bab. Adapun
perinciannya adalah sebagai berikut :
BAB 1: PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB 2: KAJIAN TEORI, membahas definisi agresivitas, karakteristik
agresivitas, faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas. Selanjutnya
geografis yang berdasarkan jenis kelamin dan suku bangsa.Kerangka
berfikir dan hipotesis.
BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN, berisi pendekatan dan metode
penelitian,definisi variable dan operasional variabel,pengambilan
sampel populasi dan sampel, tehnik pengambilan sampel,kumpulan
data,metode dan instrument penelitian,teknik uji instrument,teknik
analisa data,dan tahapan penelitian.
BAB 4: HASIL DAN ANALISIS DATA, di dalamnya memuat gambaran
umum subjek, presentasi dan analisa data,dan pembahasan hasil.
BAB 5 : PENUTUP, berisi kesimpulan, diskusi dan saran
11
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Agresivitas
2.1.1 Definisi Agresivitas
Agresivitas dalam Kamus Bahasa Inggris diistilahkan dengan
Aggressiveness, diartikan dengan sifat atau sikap agresif (Echol dan Syadily
,1987). Agresivitas berasal dari kata agresif yang merupakan kata sifat dari
agresif. Chaplin (1999) dalam kamus lengkap Psikologi mendefinisikan
agresivitas sebagai :a.) kecenderungan habitual (dibiasakan) untuk
memamerkan permusuhan b.) pernyataan diri secara tegas, penonjolan diri,
penuntutan atau paksaan diri, pengejaran dengan penuh semangat suatu
cita-cita dan c.) dominasi sosial, kekuasaan sosial, khususnya yang
diterapkan secara ekstrim.
Elliot Aronson 1972 (dalam Koeswara 1988) mengajukan definisi agresi yang
sama dengan definisi dari Baron dan Berkowitz, yakni agresi adalah tingkah
laku yang dijalani oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan
individu lain dengan ataupun tanpa tujuan tertentu. Sementara itu, Moore dan
Fine 1968 (dalam Koeswara 1988) mendefinisikan agresi sebagai tingkah
laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau
terhadap objek-objek.
12
Berkowitz 1969 (dalam Koeswara ,1988) membedakan agresi menjadi dua
macam:
1. Agresi Instrumental adalah agresi yang dilakukan individu sebagai alat
atau cara untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Agresi BenGi atau disebut juga agresi impilsif adalah agresi yang
dilakukan individu sebagai keinginan untuk melukai atau menyakiti tanpa
tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Baron (2005) agresi adalah siksaan yang disengaja
untuk menyakiti orang lain atau tingkah laku yang diarahkan kepada tujuan
menyakiti makhluk hidup lain yang ingin menghindari perlakuan semacam itu.
Jadi agresivitas merupakan penyebab dari tingkah laku agresif (agresi suatu
reaksi). Sedangkan agresi merupakan suatu bentuk reaksi terhadap keadaan
yang tidak menyenangkan yang melibatkan perasaan emosi atau marah
dalam diri individu tersebut. Agresi adalah perilaku yang dimunculkan
seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang sifatnya menyakiti lawannya
baik secara fisik maupun psikis sehingga tidak dapat diterima secara sosial
(agresi sebagai aksi).
13
Dalam bukunya Leonard Berkowitz (1993) agresi adalah sebagai segala
bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara
fisik maupun mental atau yang dilakukan dengan tujuan menyakiti seseorang.
Atau pelanggaran hak asasi orang lain dan tindakan atau cara yang
menyakitkan, juga perilaku yang memaksakan kehendak.
Terdapat dua kategori teori dalam menjelaskan tentang agresivitas yaitu;
kategori pertama memandang agresi bersumber dari diri individu kategori
kedua memandang penyebab agresi bersumber dari luar diri atau pengaruh
lingkungan terhadap individu. Namun keduanya memiliki persamaan
pandangan, yaitu sama mengakui bahwa tiap-tiap makhluk hidup memiliki
kecenderungan untuk agresif. Akan tetapi pemunculan tingkah laku agresif
tersebut sebagai suatu perilaku diperlukan faktor penguat, faktor-faktor
tersebut antara lain: tingkah laku bawaan, peranan hormon dan faktor sosial.
Dalam pengertian harfiah agresi berasal dari kata aggression yang berarti
menyerang. Pada umumnya mendefinisikan agresi sebagai perilaku melukai.
Ataukah mempertimbangkan apakah seseorang mempunyai maksud
melukai. Definisi semacam ini adalah definisi yang paling banyak digunakan
oleh orang yang menggunakan pendekatan perilaku (behavioristik).
14
Keuntungan definisi ini adalah bahwa perilaku itu sendiri menentukan apakah
suatu perilaku agresif atau tidak (Echols, 1996). Agresi sendiri menurut
Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) didefinisikan sebagai suatu cara untuk
melawan dengan sangat kuat,berkelahi,melukai,menyerang,membunuh,atau
menghukum orang lain. Atau secara singkatnya agresi adalah tindakan.
Tindak agresi merupakan salah satu reaksi perilaku yang dilandasi
penghayatan perasaan frustasi berkelanjutan, kekecewaan mendalam sebab
adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi ( Sawitri,2005).
Dalam istilah psikologi, dibedakan pengertian mengenai agresif dan
agresifitas. Berkowitz (1993), mendefinisikan agresivitas sebagai keinginan
yang relatif melekat untuk menjadi agresif dalam situasi yang berbeda. Dapat
juga dikatakan agresivitas sebagai kecenderungan untuk menjadi agresif.
Dalam pengertian lain averiil (dalam Berkowitz 1993) mendefinisikan
agresivitas sebagai perasaan agresif yaitu keadaan internal yang tidak dapat
diamati secara langsung. Setiap orang pernah marah, dan sebenarnya setiap
orang pada suatu saat pernah ingin melukai orang lain. Tetapi perasaan itu
tidak perlu ditampilkan secara terbuka. Agresivitas merupakan potensi yang
dimiliki setiap individu. sebagaimana dorongan fisiologis rasa lapar, haus,
atau bangkitnya dorongan seksual. Sehingga individu itu sendiri yang
15
menentukan apakah agresivitas yang terdapat pada dirinya diaplikasikan
kedalam bentuk perbuatan yang disebut perilaku agresif atau tidak.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa agresivitas suatu bentuk
tindakan atau perilaku melukai dan meyakiti orang lain atau objek-objek, yang
disertai dengan ataupun tanpa maksud dan tujuan tertentu.Perilaku ini dapat
dilakukan secara fisik yaitu berupa tindakan kekerasan dan tingkah laku
destruktif, maupun secara verbal yang diwujudkan dalam bentuk perkataan
yang tidak menyenangkan atau menyakiti, serta ancaman yang tidak
diinginkan oleh korban, dan secara psikis yang diwujudkan dalam bentuk
emosi serta perasaan dalam diri.
2.1.2 Karakteristik Agresivitas
Buss dan Perry 1992 ( Ana Gercia Leon 2002) mengelompokkan agresivitas
kedalam empat bentuk agresi, yaitu: agresi fisik, agresi verbal, agresi dalam
bentuk kemarahan dan dalam bentuk permusuhan. Keempat bentuk
agresivitas ini mewakili komponen perilaku manusia, yaitu komponen
motorik, afektif dan kognitif. Karakteristik agresivitas ini yang akan dipakai
sebagai alat ukur dalam penyusunan skala agresivitas.
1. Agresi Fisik
merupakan komponen perilaku motorik, seperti melukai dan menyakiti
orang lain secara fisiko
16
2. Agresi Verbal
merupakan komponen motorik, seperti melukai dan menyakiti orang lain
melalui verbal is.
3. Agresi Marah
merupakan emosi atau afektif, seperti munculnya kesiapan psikologis
untuk bersikap agresif. Misalnya kesal, hilang kesabaran, dan tidak
mampu mengontrol rasa marah.
4. Agresi Permusuhan
yang juga meliputi komponen afektif, seperti benci dan curiga pada
orang lain, iri hati dan merasa tidak adil dalam kehidupan.
Selain itu ada bermacam-macam bentuk agresivitas, baik yang dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung, dengan secara fisik, verbal maupun
non verbal dan aktif maupun pasif.
Menurut Moyer 1971 (dalam Koeswara 1988) yang merinci agresi ke dalam
tujuh tipe agresi sebagai berikut :
1. Agresi Predatori: agresi yng dibangkitkan oleh kehadiran objek
alamiah (mangsa). Agresi predatori ini biasanya terdapat pada
organisme atau species hewan yang menjadi hewan dari species lain
sebagai mangsanya.
17
2. Agresi antar jantan: agresi yang secara tipikal dibangkitkan oleh
kehadiran sesama jantan pada suatu species.
3. Agresi ketakutan: agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya
kesempatan untuk menghindar dari ancaman.
4. Agresi tersinggung: agresi yang dibangkitkan oleh perasaan
tersinggung atau kemarahan: respons menyerang muncul terhadap
stimulus yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa objek-objek
hidup maupun objek-objek mati.
5. Agresi pertahanan: agresi yang dilakukan oleh organisme dalam
rangka mempertahankan daerah kekuasaannya dari ancaman dan
gangguan anggota species -nya sendiri. Agresi pertahanan ini disebut
juga agresi teritorial.
6. Agresi maternal: agresi yang spesifik pada species atau organisme
betina (induk) yang dilakukan dalam upaya melindungi anak-anaknya
dari berbagai ancaman.
7. Agresi instrumental: agresi yang dipelajari, diperkuat (reinforced), dan
dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.Nampak bahwa
Moyer berusaha melakukan pembagian agresi bukan saja secara
lengkap dan rinci. Melainkan juga luas, yakni mencakup berbagai
tingkah laku agresif pada species hewan dan manusia.
18
Sedangkan berdasarkan jenisnya, agresi terbagi menjadi tiga macam :
a. Agresi langsung, melibatkan aksi yang ditujukan secara langsung
kepada target yang memunculkan amarah (fisik, verbal, simbolik)
b. Agresi tidak langsung melibatkan aksi tidak langsung yang ditujukan
kepada target yang memunculkan amarah, tanpa menyakiti target
secara formal. Misalnya menceritakan kejelekan target kepada orang
lain.
c. Agresi yang dialihkan, melibatkan aksi agresif yang dialihkan kepada
sesuatu atau seseorang yang tidak ada hubungannya dengan target
yang memunculkan perasaan amarah.
Buss dan Perry 1992 (dalam Ana Gercia Leon dkk 2002 ) mengelompokkan
agresivitas kedalam empat bentuk agresi, yaitu: agresi fisik, agresi verbal,
agresi dalam bentuk kemarahan dan agresi dalam bentuk permusuhan.
Keempat bentuk agresivitas ini mewakili komponen perilaku manusia, yaitu
komponen motorik, afektif dan kognitif. Karakteristik agresivitas ini yang
akan dipakai sebagai alat ukur dalam penyusunan skala agresivitas.
19
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Agresivitas
Menurut Koeswara (1988) agresivitas dipengaruhi oleh :
A. Faktor Internal
Agresivitas ada pada setiap individu sebagai cirri bawaan. Manusia menurut
kodratnya bersifat kejam dan sadistis, hanya dengan jalan represi dan
sublimasi sajalah maka sifat-sifat primitive itu dapat dijinakkan dalam bentuk
tingkah laku budaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi agresif yaitu :
1.Frustasi
Frustasi adalah kondisi dimana individu mengalami hambatan atau
kegagalan dalam usaha mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.
Akibatnya frustasi bisa menimbulkan agresi.
2. Stress
Stress adalah suatu keadaan yang tertekan, baik fisik maupun psikologis.
Berasal dari stimulus internal dan eksternal, yaitu:
a. Stress internal (intrapsikis)
Perasaan tertekan yang muncul dari dalam individu karena adanya
permasalahan yang tidak bisa dipecahkan sehingga menyebabkan
timbulnya agresi.
b. Stress eksternal (sosiologis dan situasional)
Muncul karena adanya perubahan social dan memburuknya
perekonomian menyebabkan meningkatnya kriminalitas terrnasuk
didalam kekerasan dan agresi.
20
B. Faktor Eksternal
Manusia sebagai makhluk social selalu berinteraksi dengan sesamanya.
Maka munculah adanya pengaruh satu sama lain. Pengaruh tersebut menjadi
penyebab timbulnya agresivitas pada individu, seperti :
1. Lingkungan keluarga
lemahnya keadaan ekonomi, kurangnya kasih sayang dan perhatian
keluarga menjadi pengaruh timbulnya sifat agresif, itulah sebabnya pola
asuh dikatakan sangat penting.
2. Lingkungan sosial
lingkungan social berpengaruh besar dalam perkembangan
agresivitas.lingkungan social tidak hanya seputar tempat tinggal maupun
sekolah, tetapi juga tempat remaja biasa berkumpul bersama teman
temannya.
3. Interaksi teman sebaya
Teman sebaya atau teman bermain sangat berpengaruh terhadap
agresivitas sebab biasanya individu memiliki satu atau beberapa teman
dekat yang dianggap memiliki kegemaran yang sama. Lingkungan teman
bertindak agresif cenderung mengikuti pola yang sama seperti sikap,
minat, penampilan serta perilaku.
21
Agresi sebagaimana tingkah laku yang lain tidaklah muncul secara kebetulan
atau otomatis, melainkan variabel yang muncul akibat adanya faktor
pencetus, baik faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).
Sedangkan Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresivitas di
antaranya adalah biologis, kognisi, amarah, dan frustasi (Buss & Perry,
1992), antara lain:
1. Biologis.
Diungkapkan oleh Buss dan Perry (1992), Sigmund Freud meyakini bahwa
manusia lahir dengan dua sifat dasar, sesuatu yang bersifat biologis atau ada
sejak manusia dilahirkan, yaitu eros (dorongan hidup) dan thanatos
(dorongan rnati). Agresi dan kekerasan adalah salah satu wujud kehendak
untuk rnati. Apabila agresi dan kekerasan muncul di mana mana dengan
frekuensi, kuantitas, dan kualitas yang beragam dan cenderung meningkat,
maka pada saat itulah manusia mewujudkan sifat dasarnya. Pernyataan
bahwa manusia pada dasarnya agresif memperoleh dukungan dari sejumlah
ahli agama. Diskusi tentang kebenaran kelamiahan kekerasan dalam diri
manusia bisa panjang, karena pendapat yang sebaliknya juga banyak.
Nashori (2003) menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia lahir dengan
sifat asal positif saja. Ini sesuai dengan jumhur ulama Islam tentang apakah
manusia memiliki hanya sifat dasar positif atau positif dan negatif saat
22
dilahirkan. Dengan pandangan demikian, pandangan bahwa manusia secara
alamiah agresif belum dapal dilerima.
2. Kognisi.
Dekal dengan peniruan adalah aspek kognisi. Agresivilas melibalkan proses
perhalian yailu proses kelerlarikan individu unluk mengamati lingkah laku
model. Proses ini dipengaruhi oleh frekuensi kehadiran model dan
karaklerislik-karaklerislik yang dimilikinya. Model yang sering lampil, lampak
menonjol dan menimbulkan perasaan posilif pada pengamalnya akan lebih
midah mengundang perhalian daripada model yang jarang lampil dan lidak
menonjol.
3. Amarah.
Amarah akibal dari serangan alau gangguan orang lain juga mempengaruhi
kekerasan. Sualu saal liba liba ada orang lain yang mengejek individu
sebagai orang yang 10101 dan lidak sopan. Maka, sangal mungkin ada reaksi
marah. Apa yang lerjadi di IPDN adalah orang-orang terluka yang di masa
lalu selalu dihina, dilecehkan, dipukuli. Tindak kekerasan yang mereka
lakukan lidak lain adalah sebagai balas dendam alas pengalaman masa lalu.
23
Perilaku kekerasan akan melahirkan kekerasan lain. Lingkaran balas dendam
inilah yang terjadi dalam kasus kekerasan di IPDN (Doni Koesoema,
Kompas, 11 April 2007)
4. Frustrasi.
Frustrasi, adalah gangguan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Bila
seseorang hendak pergi ke suatu tempat, melakukan sesuatu, atau
menginginkan sesuatu, dan kemudian merasa dihalangi, dikatakan bahwa
orang tersebut mengalami frustrasi. Salah satu prinsip dalam psikologi adalah
frustrasi cenderung membangkitkan perasaan agresif. Pengaruh frustrasi
terhadap perilaku diperlihatkan dalam penelitian klasik yang dilakukan
Barker, Dembo dan, Lewin. Kepada sekelompok anak, ditunjukkan ruangan
yang penuh berisi mainan yang menarik, tetapi mereka tidak diijinkan untuk
memasukinya. Mereka berdiri di luar, memperhatikan mainan mainam itu:
ingin memainkannya tetapi tidak dapat meraihnya: Sesudah menunggu
beberapa saat, mereka diperbolehkan untuk bermain dengan mainan
tersebut: Kelompok anak yang lain diberi mainan tanpa dihalangi terlebih
dahulu. Anak-anak yang sudah mengalami frustrasi membanting mainan ke
lantai, melemparkannya ke dinding dan pada umumnya menampilkan
perilaku merusak, anak anak yang tidak mengalami frustrasi jauh lebih
tenang dan tidak menimbulkan perilaku merusak.
24
2.2. Geografis berdasarkan jenis kelamin dan suku bangsa
2.2.1. Agresivitas Perempuan
Penelitian yang berkaitan dengan agresivitas mengindikasikan bahwa
perempuan lebih cenderung terlibat dalam berbagai bentuk agresivitas tidak
langsung (indirect aggression) dibandingkan laki-Iaki. (Baron, 2000; Olweus,
2003; Krahe, 2001; Sullivan, 2000). Perbedaan gender lebih besar pada
pengukuran agresivitas langsung dibanding dengan agresivitas tidak
langsung( Krahe, 2001).
Krahe (2001) menjelaskan perbedaan dalam agresivitas melalui 3 model
penjelasan hormonal, model sosiobiologis/ evolusi dan model peran social:
1. Menurut penjelasan hormonal, wanita tidak atau kurang agresif karena
memiliki hormone testosterone yang lebih rendah. Belum ditemukan bukti
yang jelas tentang penjelasan ini.
2. Model sosiobiologis/ evolusi menekankan nilai adaptif pada agresivitas,
dimana agresivitas dipakai pri menghadapi ancaman terhadap posisi dan
statusnya, sedangkan wanita tidak memerlukannya.
3. Model peran sosial mengatakan bahwa perilaku agresif bukan merupakan
bagian dari peran sosial wan ita.
25
Penjelasan ketiga banyak dipakai oleh peneliti-penelili agresivitas wanita.
Menurut Donelson (1999), agresivitas wanita dipandang sebagai suatu yang
tidak feminim, tidak menarik, irasional, emosional dan tidak pantas. Karena
itu wanita takut dipandang menyimpang apabila melakukan agresivitas.
Orang yang percaya bahwa agresivitas adalah kehilangan control (wanita)
akan mengekspresikan kemarahan dengan cara yang lain dengan orang
percaya bahwa agresivitas adalah cara untuk merebut kekuasaan (pria).
Masyarakat mengajarkan perempuan bahwa agresivitas adalah kegagalan
penguasaan diri dan masyarakat memiliki harapan bahwa wanita tidak
berkelahi sehingga wanita pun tidak ingin terlihat berkelahi. Selain itu bagi
wan ita, ketakutan akan agresivitas adalah ketakutan akan hubungan yang
merusak sehingga wan ita sangat menghindari konflik.
Simmons (2002) mengatakan bahwa agresivitas perempuan tidak ditandai
oleh perilaku fisik atau verbal langsung karena masyarakatl budaya menolak
akses perempuan terhadap konflik terbuka dan hal ini memaksa bentuk
agresivitas mereka menjadi non-fisik, tidak langsung dan sulil diamati. Wanita
menggunakan "tusukan dari belakang" ekslusi, rumor, pemberian nama
ejekan dan manipulasi untuk menimbulkan sakit psikologis pada target.
26
2.2.2. Agresivitas Laki-Iaki
Laki-Iaki memang berisiko lebih besar mengalami gangguan emosional.
Buku yang ditulis Michael Gurian, The Wonder of Boys, sedikitnya dapat
memberikan jawaban. Hormon testosteron yang dimiliki laki-Iakilah yang
membuatnya lebih agresif daripada perempuan. Agresivitas kaum laki-Iaki ini
bahkan sudah terlihat sejak bayi.
Studi yang dilakukan pada bayi usia 6 bulan menunjukkan, ketika bayi laki
laki dan perempuan menarik seutas tali untuk mendapatkan hasil
menyenangkan, misalnya gambar orang tersenyum, kemudian penguji
menghilangkan gambar itu, maka bayi laki-Iaki akan cenderung menarik
nariknya dengan kukuh dan agresif. Sementara anak perempuan, setelah
menyadari beberapa tarikan tidak memunculkan gambar, akan meninggalkan
tali itu dan menangis mencari pertolongan. Anak laki-Iaki juga lebih mudah
mengubah mainannya, semisal gitar-gitaran, menjadi senapan dan pedang
ketimbang anak perempuan. la juga akan memukul lebih sering dan lebih
provokatif.
Celakanya lagi, saat laki-Iaki memasuki usia pubertas (11-12 tahun),
pengaruh testosteron dalam otaknya bertambah berkali-kali Iipat. Level
testosteronnya akan meningkat 10 sampai 20 kali Iipat. Tak heran, di usia ini
anak laki-Iaki cenderung lebih agresif dan gampang naik darah. Lantas,
27
bagaimana dengan anak perempuan? Ternyata, anak perempuan juga tak
terbebas dari masalah agresi. Pasalnya, agresi tidak hanya fisik tapi juga
kata-kata. Anak perempuan boleh jadi tidak agresif secara fisik, tapi kata
kata. Namun ini hanya sebatas dugaan dan membutuhkan penelitian lebih
lanjut.
Satu hal yang pasti, kendati berbagai fakta di atas menunjukkan laki-Iaki
memiliki kecenderungan agresif, namun tidak berarti setiap anak lelaki pasti
akan bermasalah. Sebab, meski sifat agresif sudah "terprogram" dalam diri
seorang laki-Iaki, namun kekerasan lebih dipengaruhi pola asuh dan
lingkungannya. Jika pola asuh dan pengaruh lingkungan menanamkan nilai
nilai positif, maka tidak akan terjerumus pada tindakan negatif.
2.3. Geografis (Suku Bangsa)
Secara terbuka, ini hanyalah sebuah ungkapan, pada saat memberikan
laporan akhir masa jabatannya, Gubernur Oaerah Khusus Ibukota (OKI)
Jakarta Sutiyoso, menyebutkan bahwa dia betul-betul gagal dalarn hal
memberi rasa tenteram bagi warga Jakarta. Secara khusus kegagalan
tersebut dijabarkan dalam upaya-upaya menciptakan rasa aman. Walaupun
tidak dikemukakan secara jelas dan terbuka, namun hal itu muncul dalam
PEf'ltl"USTAf<;/\;lIN UTAMAUIN SYAHIC JAKART1<.
28
kalimat yang diperhalus. Kalimat yang terinci dalam laporan di depan DPRD
DKI hari Kamis, 18 Juli lalu, menyatakan bahwa dirinya selama lima tahun
masa jabatannya (1997-2002), belum bisa menyelesaikan bukan gagal dalam
memberi rasa aman serta ketenteraman dan ketertiban di Jakarta.
Keamanan, ketenteraman dan kekerasan, dalam satu kata yang singkat
disebut dengan tindakan kekerasan yang dimotivasi oleh agresi. Dengan kata
lain, keamanan merupakan sangat berarti, dan tindakan agresi dalam
berbagai manifestasinya meluas dan banyak, yang menjadi sedemikian
besar. Meledak setiap harinya dalam bentuk perampokan, pembunuhan,
pemalakan dan tindakan kekerasan lainnya. Ibaratnya, Jakarta telah menjadi
hutan belukar bagi rasa tak aman, tak tenteram dan tak tertib. Malah suatu
anekdot yang telah muncul adalah jika tak ada kekerasan di Ibu Kota, maka
nama Jakarta akan kembali menjadi Betawi.
Sejarah membuktikan, jika batas- batas kesabaran dilanggar, orang Jawa
dapat bersikap lebih agresif dari orang Batak atau Padang dan suku bangsa
lain. Dan, jika agresivitas ini termanifestasikan, orang akan termangu dan
tidak percaya, karena sudah banyak termakan oleh "romantisme" tulisan-
tulisan tentang budaya Jawa yang agak menonjolkan sisi-sisi menerima,
rukun, harmoni, keseimbangan, toleransi, dan sebagainya.
29
Berbagai pengamatan yang berbeda tentang budaya pedesaan Jawa seperti
dipaparkan di atas bermanfaat untuk menganalisis berbagai peristiwa yang
terjadi belum lama berselang, khususnya berkaitan dengan kasus Situbondo
dan Tasikmalaya. "Kesabaran" orang Jawa sering menjadi bahan
pembicaraan, bahkan tidak jarang menjadi bahan lawakan.
Kita masih ingat, bagaimana grup lawak Warkop mengilustrasikan seorang
Jawa yang kakinya terinjak. Sebagai reaksinya, pria Jawa ini berkata, "Maaf,
Pak, kaki saya ada di bawah kaki Bapak." Namun demikian, fakta
sejarah juga menunjukkan, kekerasan dan agresivitas tidaklah asing bagi
masyarakat Jawa.
Pembunuhan massal pada tahun 1965-1966, yang katanya memakan korban
satu juta orang, banyak terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagian
besar analisis terhadap berbagai kasus kekerasan di Jawa cenderung
mengecilkan peran dan keterlibatan masyarakat Jawa. Salah satu
penyebabnya barangkali karena begitu dominannya pandangan
"romantisme" terhadap budaya Jawa seperti diungkapkan diatas.
30
2.4. Kerangka Berfikir
Buss dan Perry 1992 ( Ana Gercia Leon 2002) mengelompokkan agresivitas
kedalam empat bentuk agresi, yaitu: agresi fisik, agresi verbal, agresi
kemarahan dan permusuhan.
Agresivitas bisa muncul pada siapa pun baik kecil maupun besar tidak
pandang usia, laki-Iaki maupun perempuan. Ada yang berpendapat bahwa
laki-Iaki lebih agresif daripada perempuan, tetapi pada kasus-kasus tertentu
perempuan pun lebih tinggi agresifnya dibandingkan lai-Iaki.
Pada geografis atau suku bangsa bahwa orang jawa lebih menerima, sabar,
dan sopan. Dibanding orang batak dan padang tetapi pada kasus-kasus lain
ditemukan pula di jawa, sunda, betawi dan padang bisa juga menimbulkan
agresif. Seperti halnya di lingkungan Mahasiswa yang sering terjadi yaitu
Demo, Unjuk Rasa, dan Aksi Anarkis. Dimana dalam aksi tersebut banyak
terlihat aksi agresivitas seperti memukul, berkelahi, mengejek, memaki, dan
lain sebagainya.
Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada
perbedaan gender dalam agresivitas, yang berbeda adalah cara mereka
mengekspresikannya (Donelson, 1999). Seorang perempuan dapat sama
agresifnya dengan laki-Iaki apabila agresivitas dipahami secara luas yaitu
31
tidak hanya agresivitas langsung, akan tetapi juga agresivitas tidak
langsung(Thompson, 2001).
Oi duga bahwa bisa jadi terdapat perbedaan agresivitas berdasarkan
geografis Uenis kelamin dan suku bangsa) mahasiswa fakultas psikologi UIN
jakarta.
2.5. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis nihil (Ho) : Tidak terdapat perbedaan jenis Agresivitas
berdasarkan geografis Mahasiswa UIN Jakarta.
Hipotesis alternative ( Ha) : Terdapat perbedaan jenis Agresivitas
berdasarkan geografis Mahasiswa UIN Jakarta.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian secara
kuantitatif, di mana data yang terkumpul adalah data yang berbentuk
bilangan. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian
inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan
kesimpulannya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan nihil ( Syaifudin
Azwar, 2008)
3.1.2. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan adalah metode penelitian komparatif, karena
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau memaparkan adanya
perbeadaan dalam jenis kelamin dan suku bangsa yaitu perbedaan jenis
agresivitas berdasarkan geografis mahasiswa fakultas psikologi UIN Jakarta.
3.2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
3.2.1 Definisi Konseptual
1. Agresivitas merupakan suatu bentuk tindakan atau perilaku melukai dan
meyakiti orang lain atau objek-objek, yang disertai dengan ataupun tanpa
maksud dan tujuan tertentu.
33
Perilaku ini dapat dilakukan secara fisik yaitu berupa tindakan kekerasan
dan tingkah laku destruktif, maupun secara verbal yang diwujudkan dalam
bentuk perkataan yang tidak menyenangkan atau menyakiti, serta
ancaman yang tidak diinginkan oleh korban, dan secara psikis yang
diwujudkan dalam bentuk emosi serta perasaan dalam diri.
3.2.2 Definisi Operasional Variabel
1. Agresivitas yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah Skor yang
diperoleh dari mahasiswa angkatan 2006 fakultas psikologi tentang
tindakan atau perilaku melukai dan menyakiti orang lain yang diukur dari
4 aspek : agresi fisik, agresi verbal, agresi marah dan agresi permusuhan
dengan menggunakan skala modellikert.
2. Geografis yang dimaksud dalam penelitian ini hanya berkaitan dengan
jenis kelamin dan suku bangsa.
3.3 Pengambilan Sampel
3.3.1. Populasi dan sampel
Iqbal Hasan (2002) mengungkapkan bahwa populasi adalah totalitas dari
semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan
lengkap, yang akan diteliti.Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
angkatan 2006 Fakultas Psikologi UIN Jakarta yang berjumlah 139 orang.
34
Sedangkan definisi sampel menurut Iqbal Hasan (2002) adalah bagian dari
populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki
karakteristik tertentu, jelas, lengkap, yang dianggap bisa mewakili populasi.
Sampel yang diteliti adalah mahasiswa angkatan 2006 fakultas psikologi UIN
Jakarta.
3.3.2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode probabilitas, yaitu
dengan menggunakan teknik simple random sampling suatu metode
pemilihan ukuran sample dari suatu populasi dimana setiap anggoota
populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan
penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang
sama (Sevilla, 19923). Jumlah sampel penelitian ini adalah 60 orang.
3.4. Pengumpulan Data
3.4.1. Metode dan Instrumen Penelitian
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan
menyebarkan daftar pernyataan atau angket yang mengacu pada skala
model Iikert dengan metode summated ratings, yaitu pernyataan-pernyataan
yang menempatkan individu pada suatu situasi yang menggambarkan
dirinya.
35
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yang hanya
memiliki 4 alternatif jawaban dengan meniadakan jawaban netral atau ragu
ragu. Hal ini dilakukan untuk menghindari subjek dalam melakukan proteksi
diri dengan selalu memberikan jawaban netral dan ragu-ragu, karena hal
tersebut dapat membuat subjek tidak dapat menentukan sikap secara pasti.
Keempat alternatif jawaban yang disediakan, yaitu: STS (Sangat Tidak
Setuju), TS (Tidak Setuju), S (Setuju), dan SS (Sangat Setuju). ( Saifuddin
Azwar, 2008).
3.4.2. Teknik Uji Instrumen
Dalam memperoleh data dari penelitian ini, maka digunakan alat-alat
(instrumen). Adapun alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah angket model skala Iikert.
Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini bersifat langsung dan
tertutup. Bersifat langsung karena angket ini langsung diberikan dan diisi oleh
responden dan tidak dapat diwakili. Sedangkan bersifat tertutup karena
pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh penulis mempunyai jawaban yang
telah disediakan dan disusun terlebih dahulu, sehingga responden tidak
mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban sendiri kecuali memilih
alternatif jawaban yang sudah ada dalam angket.
36
Blue Print Skala Agresivitas
Skala yang digunakan untuk mengukur agresivitas dalam penelitian ini ialah
skala yang dikembangkan oleh Buss dan Perry 1992 (Ana Gercia leon
dkk,2002 ) yang dinamakan The Aggression Questionnaire, yang disusun
berdasarkan 4 aspek dan terdiri dari 27 item.
Tabel3.1
Blue Print skala agresivitas
Buss dan Perry 1992 (Ana Gercia Leon dkk,2002)
No Aspek No Item Jumlah1 Agresi Fisik 5,9,27 6
117,29
2 Agresi Verbal 18,19,15' 813,106,14,2
3 Agresi Marah 8,3 922,254,7,16,12,7
4 Agresi 20 4permusuhan 23,28,26
Jumlah 27
Ket : ' Item Pernyataan unfavorable
3.5. Teknik Uji Instrumen Penelitian
3.5.1. Uji Validitas
Untuk rnengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang
akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas
38
Tabel3.2
Hasil Uji Instrumen
Skala Agresivitas
No Aspek No Item Jumlah1 Agresi Fisik 5*, 9*,27* 5
1*17*,29
2 Agresi Verbal 18,19*,15* 513* , 106*, 14* ,2
3 Agresi Marah 8* 722*, 254, 7*, 16*,11*,12*, 3*
4 Agresi 20* 4permusuhan 23*,28*,26*
Jumlah 27 21
Ket : * = Item yang valid
Berdasarkan tabel di atas dari 27 item skala agresivitas item yang valid
terdapat 21 yaitu nomor 5,9,27,1,17,19,15,13,6,14,8,22,12,7,16,11,
20, 23,28, 26, 3. Sehingga item yang digunakan dalam penelitian sebanyak
21 item dari 27 item.
39
Kedua skala ini menggunakan bentuk skala model likert atau dikenal juga
The Method Of Summated Rating dengan variasi jawaban sebanyak 4
pilihan, yaitu: sangat tidak setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan
Sangat Setuju (SS).
Adapun cara penilaian untuk pernyataan yang Favourabel dan Unfavourabel
adalah sebagai berikut:
Tabel3.3
Nilai kategori dalam setiap jawaban
Pernvataan STS TS S SSFav 1 2 3 4Unfav 4 3 2 1
3.5.2. Uji Reliabilitas
Menurut Azwar (2008), reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya
apabila dalarn beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sarna diperoleh hasil yang relatif sarna. Dari definisi tersebut
dapat diartikan bahwa reliabilitas adalah sejauhmana instrument
menghasilkan pengukuran yang relative sarna meskipun dilakukan dalam
waktu yang berbeda.
40
Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas rumus yang digunakan adalah
Alpha Cronbach. Data ini diperoleh dari satu kali pengujian dengan
penghitungan melalui spss 11.00
3.7. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti merencanakan langkah-Iangkah yang diharapkan
dapat menunjang kelancaran, yaitu sebagai berikut:
3.7.1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini dilakukan penentuan variabel penelitian,
perumusan masalah, dan pelaksanaan studi pustaka. Selanjutnya dilakukan
penyusunan instrumen penelitian dengan skala model Iikert yang terdiri dari
27 item pernyataan dan diuji cobakan (try out), sehingga menghasilkan item
item yang valid dan reliabel untuk selanjutnya digunakan pada penelitian.
3.7.2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti menyebarkan angket pernyataan kepada 60 orang.
3.7.3 Tahap Pengolahan Data
Pada tahap yang terakhir ini peneliti melakukan scoring terhadap hasH skala
yang telah diisi oleh subjek penelitian, kemudian menghitung dan membuat
tabulasi data yang diperoleh. Selanjutnya peneliti membuat tabel data dan
terakhir melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik
untuk menguji hipotesis penelitian.
41
3.7.4. Teknik Analisa Data/Statistik
Penelitian yang dilaksanakan ini adalah bersifat kuantitatif dan pengolahan
datanya pun menggunakan analisis statistik, yakni analisis komparasi atau
perbedaan. Teknik perhitungan yang digunakan adalah uji t, yaitu
menggunakan independent sampel t-test untuk menhitung perbedaan jenis
agresivitas berdasarkan geografis mahasiswa fakultas psikologi UIN jakarta,
dengan menggunakan SPSS 11.0 for windows.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian
Gambaran umum responden penelitian akan diuraikan secara deskriptif dan
dibantu dengan penyajian dalam bentuk tabel dari jumlah subjek penelitian
jenis kelamin, usia, kelas dan status.
Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 orang
mahasiswa dari jumlah mahasiswa sebanyak 139. Berikut akan diuraikan
gambaran umum responden:
Tabel4.1
Gambaran Umum Subjek Penelitian
Jumlah Persentase
Jenis Kelamin Laki-Iaki 17 28,33%Perempuan 43 71,67%
Usia 20-21 52 86,67%22-24 8 13,33%
Kelas A 11 18,33%B 17 28,33%C 13 21,67%D 19 31,67%
Suku Bangsa Betawi 13 21,67%Sunda 10 16,67%Jawa 26 43,33%Padang 11 18,33%
43
Berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan bahwa jumlah sampel perempuan
sebanyak 43 orang ( 71,67%) . Sedangkan subjek laki-Iaki hanya17 orang
(28,33%) .
Berdasarkan usia, dalam penelitian ini peneliti membagi usia subjek menjadi
2 rentangan yaitu 20-21 dan 22-24. Dari rentang usia 20-21 tahun berjumlah
52 orang dengan presentase sebesar (86,67%) . Untuk subjek dengan
rentang usia 22-24 tahun berjumlah 8 orang dengan presentase sebesar
(13,33%).
Berdasarkan kelas, sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas
psikologi angkatan 2006 yang terbagi menjadi 4 kelas yaitu: A, B, C dan D.
Berdasarkan tabel diatas peneliti mengambil 11 subjek di kelas A dengan
presentase sebesar 18,33%, 17 subjek di kelas B dengan presentase
sebesar 28,33%, 13 sUbjek di kelas C dengan presentase sebesar 21,67%,
dan 19 subjek di kelas D dengan presentase sebesar 31,67%. Dari
keseluruhan jumlah subjek sampel terbanyak ada di kelas D, hal ini
dikarenakan jumlah populasi terbanyak berada di kelas D.
Berdasarkan Suku Bangsa , sampel penelitian ini yang didapat berbagai suku
bangsa yaitu Betawi, Sunda, Jawa, dan Padang. Berdasarkan tabel diatas
peneliti mengambil 13 orang dari suku bangsa Betawi dengan presentase
44
21,67%, 10 orang dari suku bangsa Sunda dengan presentase 16,67%, 26
orang dari suku Jawa dengan presentase 43,33%, dan 11 orang dari suku
bangsa Padang dengan presentase 18,33%.
4.2. Kategorisasi Subjek Penelitian
4.2.2. Kategorisasi Agresivitas
T-Test Tabel4.2
Group Statistics
Jenis Std.Std.
KelaminN Mean
DeviationErrorMean
Agresivita Perempua43 48.7674 7.62464 1.16275
s nLaki-Iaki 17 50.8235 4.95272 1.20121
Hasil penghitungan nilai rerata skor agresivitas berdasarkan jenis kelamin
responden, dihasilkan nilai rerata tertinggi agresivitas terdapat pada
responden Laki-Iaki (50.824). Sementara nilai rerata agresivitas terendah
terdapat pada responden Perempuan (48.824).
PE~!"USTA!<AAN llTAMAUIN SYAHID JAKAl'llTA
Tabel4.3
Jenis Agresivitas Berdasarkan Suku Bangsa Responden
Suku Bangsa * Jenis Agresivitas Crosstabulation
Jenis AgresivitasPermusuh Total
Fisik Verbal Marah anSuku Betawi 4 5 3 1 13Bangsa 6.7% 8.3% 5.0% 1.7% 21.7%
Sunda 2 5 1 2 103.3% 8.3% 1.7% 3.3% 16.7%
Jawa 6 6 7 7 2610.0% 10.0% 11.7% 11.7% 43.3%
Padan 3 3 2 3 119 5.0% 5.0% 3.3% 5.0% 18.3%
Total 15 19 13 13 6025.0% 31.7% 21.7% 21.7% 100.0%
Tabel4.4
Jenis Agresivitas Berdasarkan Jenis Kelamin RespondenJenis Kelamin * Jenis Agresivitas Crosstabulation
45
Jenis AaresivitasPermusuh Total
Fisik Verbal Marah anJenis Laki-Iaki 8 16 11 8 43Kelamin 13.3% 26.7% 18.3% 13.3% 71.7%
Perempua 7 3 2 5 17n 11.7% 5.0% 3.3% 8.3% 28.3%
Total 15 19 13 13 6025.0% 31.7% 21.7% 21.7% 100.0%
46
4.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan independent sampel t test,
seperti tabel berikut ini:
Tabel4.5
ANOVA
Sum of MeanSquares df Square F Siq.
Between2.303 3 .768 .631 .598
GroupsWithin
68.097 56 1.216GroupsTotal 70.400 59
Berdasarkan uji beda menggunakan anova didapatkan F hitung sebesar
0.631 lebih besar dari F tabel 2.78, maka hipotesis nihil (Ha) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan jenis agresivitas yang signifikan
berdasarkan suku bangsa mahasiswa fakultas psikologi UIN Jakarta
diterima.
Tabel4.6Independent Samples Test
Agresivitas
Equal variances Equal variancesassumed not assumed
Levene's Test for F4.454
Equality of VariancesSiq. .039
t-test for Equality of t.469 .418
Meansdf 58 23.835
Siq. (2-tailed) .641 .680
47
Berdasarkan hasil penghitungan uji beda menggunakan teknik t-test,
dihasilkan nilai t hitung untuk jenis kelamin sebesar 0.469. 8ementara nilai t
tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 58 adalah sebesar 2.021
Karena nilai t hitung yang didapat (0.469) < t tabel (8ig. 5%;df 58 = 2.021),
maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada jenis agresivitas berdasarkan suku bangsa mahasiswa
fakultas psikologi UIN Jakarta diterima.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka penelitian ini menerima Ho yang
menyatakan tidak terdapat perbedaan jenis agresivitas berdasarkan
geografis mahasiswa fakultas psikologi UIN jakarta, dan menolak Ha yang
menyatakan terdapat perbedaan jenis agresivitas berdasarkan geografis
mahasiswa UIN jakarta.
48
BABV
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan jenis agresivitas berdasarkan
geografis mahasiswa fakultas psikologi UIN Jakarta, karena nilai t hitung
yang didapat (0,469) < t tabel (Sig. 5%;df 58 = 2.021).
5.2. Diskusi
Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan jenis
agresivitas berdasarkan geografis mahasiswa fakultas psikologi UIN Jakarta.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian agresivitas berdasarkan
gender atau jenis kelamin. Penelitian-penelitian terakhir yang menunjukkan
bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan gender dalam agresivitas, yang
berbeda adalah cara rnereka mengekspresikannya (Donelson, 1999).
Seorang perempuan dapat sarna agresifnya dengan laki-Iaki apabila
agresivitas dipahami secara luas yaitu tidak hanya agresivitas langsung, akan
tetapi juga agresivitas tidak langsung(Thompson, 2001).
49
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya tentang
agresivitas berkaitan dengan latar belakang suku bangsa meskipun suku
jawa dikenal sebagai suku yang "nrimo" namun sejarah membuklikan, jika
batas kesabaran dilanggar, orang Jawa dapat bersikap lebih agresif
dari orang Satak atau suku-bangsa lain. Dan, jika agresivitas ini
termanifestasikan, orang akan termangu dan tidak percaya, karena
sudah banyak termakan oleh" romantisme".
(www.polarhome.com/pipermaii/nasional-m/.. ./000214.html- Tembolok)
Dalam penelilian terdahulu yang peniliti tentang cemburu, agresi dan
penanggulangannya: studi kasus pada tiga pasangan suami istri
(Halimatussadiyah,2004) dihasilkan adanya perilaku agresi yang disebabkan
oleh perasaan cemburu. Dalam penelitian tersebut, diketahui bahwa wanita
yang diwawancarai memperlihatkan perilaku agresi yang lebih banyak
dibandingkan dengan laki-Iaki.
Simmons (2002) mengatakan bahwa agresivitas perempuan tidak ditandai
oleh perilaku fisik atau verbal langsung karena masyarakat/ budaya menolak
akses perempuan terhadap konflik terbuka dan hal ini memaksa bentuk
agresivitas mereka menjadi non-fisik, tidak langsung dan sulil diamati. Wanita
menggunakan "tusukan dari belakang" ekslusi, rumor, pemberian nama
ejekan dan manipulasi untuk menimbulkan sakit psikologis pada target
50
Dalam penelitian ini ada beberapa kekurangan yaitu, dalam skala baku kata
katanya kurang diperjelas. Keterbatasan penelitian ini juga pada penggunaan
statistik parametrik, sehingga generalisasi hasil penelitian hanya dapat
dilakukan pada sampel penelitian ini saja.
5.3. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu penulis ingin mengajukan beberapa saran untuk menyempurnakan
penelitian selanjutnya.
1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dalam mengumpulkan data
disertai dengan wawancara secara langsung agar informasi yang
diperoleh lebih akurat, komprehensif dan mendalam.
2. Untuk instrumen kuesioner sebaiknya tidak terlalu banyak itemnya, karena
biasanya seorang mahasiswa akan merasa bosan dan lelah untuk
mengisinya. Sebaiknya pernyataan item yang diberikan lebih singkat dan
jelas.
3. Perlu memperbanyak jumlah sampel agar dapat menyaring responden
yang lebih representatif mewakili berbagai suku bangsa.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu menganalisis secara tajam setiap
item yang akan digunakan, terlebih jika item tersebut merupakan
pengadaptasian dari penelitian yang dari luar negeri, sehingga tidak
banyak item yang terhapus dan semua item yang valid mewakili dimensi
yang ada.
51
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Jogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset
Asmadi, Alsa (2003). Pendekatan Kuantitatif dan kua/itatif serta kombinasinya
dalam penelitian psikologi. Jogjakarta: pustaka pelajar.
Anastasi, Anne et all. (2007). Tes Psikologi (Psychological Testing) Edisi
Ketujuh. Jakarta: PT Indeks.
Bercowitz, Leonard. (1993). Agression: it s causes, consequences, Agresi
sebab dan akibat, Hartatni Worosusiatni (terj) . Jakarta: Binaman Pressindo.
Baron, RA. (2005). Psikologi Sosial. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Baron, RA & Byrne, D.(2000). Social Psychology 9 th .Td. Masshacusett allyn
& Bacon.
Echol dan Shadily, (1996). Kamus Inggris Indonesia.PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Chaplin. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta PT Raja Grafindo
Persada.
Hasan Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian Dan
Aplikasinya : Ghalia Indonesia.
52
Hyde, S.J (1985). Half The Human Experience (The Psychology of
Women)3rd Ed. Lexington: D.C. Healt and Company
Kuncona. 2005. Aplikasi Komputer Psikologi. Diklat Kuliah Dan Panduan
Praktikum Edisi II. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Krahe, B. (2001). The Social Psychology of aggression. Philadelphia: Taylor
& Francis Inc
Irfan Abubakar & Cheider S. Bamualim 2006. Pusat Bahasa Dan Budaya UIN
Jakarta
Koeswara E, (1988). Agresi Manusia. Bandung :PT. Eresco.
Leon,Ana Garcia dkk (1992). The Aggression Questionnaire: Validation
Study In Student Samples. The Spanish Journal Of Psychology. 2002 Vol.5
no.1 45-53.
Olweus, D. (2003). Bullying at School. Oxford: Blackwell Publishing
Sawitri, S. (2005). Jiwa yang rentan (pernak-pernik permasalahan
kepribadian, kejiwaan dan stres. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
53
Sevilla. 1993. Pendekatan Metode Penelitian. Jakarta: UI- Press
Internet:
Buss, A.H. & Perry, M. 1992. Journal of Personality and Social Psychology.
63, (The Aggression Questionnaire.33), 452-459
Setiawan Yamin (2005). Cinta dan Tipe Kepribadian.www.google.com (28
Agustus 2005)
One. Indoskripsi.com
www.bernas.co.id/news/. ../KASUS-KRIMINAU6212.htm
www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/...I000214.html- Tembolok
(www.atmajaya.ac.id
LAMPIRAN 1
The aggression questionnaire (Buss & Perry, 1992).
Physical Aggression/Agresi Fisik :
5. Given enough provocation, I may hit another person
9. If somebody hits me, I hit back
17. If I have to resort to violence to protect my rights, I will
1. Once in a while, I can't control the urge to strike another person
27. I have threatened people I know
29. I have become so mad that I have broken things
Verbal Aggression/Agresi Verbal:
18. my friends say that I'm somewhat argumentative
6. I often find myself disagreeing with people
13. I get into fights a little more than the average person does
14. I can't help getting into arguments when people disagree with
me
19. Some of my friends think I'm a hothead
10. When people annoy me, I may tell them what I think of them
2. I tell my friends openly when I disagree with them
15. I am an even-tempered person
54
56
LAMPIRAN 2
Angket pilot test
PENGANTAR
Saya mahasiswa S1 Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian dalam penyusunan
skripsi sebagai syarat dalam mendapatkan gelar sarjana psikologi, untuk
memperoleh data yang dibutuhkan saya meminta kesediaan saudara
dalam mengisi skala dalam bentuk daftar pertanyaan. Atas kesediaan
saudara saya ucapkan terima kasih
Identitas Responden
Nama
Jenis kelamin
Usia
Semester/ kelas
Pernah/masih menjalin :
hubungan (pacaran)
Suku
Dengan ini saya bersedia menjadi responden.
Tanda Tangan Responden
( )
58
*/* Penksa kembali setlap Jawaban yang anda benkan dan pastlkan t1dak
ada yang terlewat (tidak di isi) atas kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
10 Saya sering tidak sependapat dengan orang lain.
11 Saya tidak dapat menerima pendapat orang lainketika orang tersebut tidak sependapat dengansaya.
12 Saya adalah orang yang mudah mengendalikandiri.
13 Jika seseorang menganggu saya, maka sayaakan berterus terang terhadap orang tersebut.
14 Jika tidak setuju dengan teman saya, sayamengucapkannya secara terus terang.
15 Orang lain selalu terlihat lebih beruntung.
16 Terkadang saya merasa seperti bom yang siapmeledak.
17 Saya sulit mengendalikan emosi saya.
18 Terkadang saya termakan oleh rasa cemburu .
19 Ketika mengalami frustasi, saya merasa kesal.
20 Saya heran, mengapa terkadang saya merasatidak nyaman terhadap sesuatu hal.
21 Terkadang saya lepas kendali tanpa alasan.
22 Terkadang , saya merasa memperlakukanseseorang dengan tidak adil.
23 Saya cepat marah tetapi cepat melupakannya.
24 Saya curiga terhadap orang asing (tidak kenai)yang bersikap sangat ramah.
25 Jika seseorang berbuat baik kepada saya, sayaakan curiga dengan apa yang sebenarnya iainginkan.
26 Terkadang saya merasa orang lain menertawakansaya dibelakang.
27 Saya tahu bahwa teman-teman sayamembicarakan saya dibelakang. .
59
LAMPIRAN 3
Angket field test
PENGANTAR
Saya mahasiswa S1 Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian dalam penyusunan
skripsi sebagai syarat dalam mendapatkan gelar sarjana psikologi. untuk
memperoleh data yang dibutuhkan saya meminta kesediaan saudara
dalam mengisi skala dalam bentuk daftar pertanyaan. Atas kesediaan
saudara saya ucapkan terima kasih
Identitas Responden
Nama
Jenis kelamin
Usia
Semester/ kelas
Pernah/masih menjalin :
hubungan (pacaran)
Suku
Dengan ini saya bersedia menjadi responden.
Tanda Tangan Responden
( )
60
B. INSTRUKSI:
Berikut ini anda dihadapkan pada suatu kondisi. Pilihlah kondisi yang
PALING MENGGAMBARKAN (MENDEKATI) DIRI ANDA, dengan
MEMBERI TANDA SILANG pada kotak-kotak yang disediakan dengan
ketentuan.
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Tidak ada jawaban yang dianggap Salah. Semua JAWABAN ADALAH
BENAR, selama menggambarkan DIRI ANDA.
No Pernyataan STS TS S SS1 Jika diprovokasi saya mungkin dapat melukai
oranq lain.2 Jika seseorang melukai saya, saya akan
membalasnya.3 Jika saya terpaksa melakukan kekerasan untuk
mempertahankan hak saya, maka akan sayalakukan.
4 Saya tidak dapat menahan dorongan untukmemukul seseorang.
5 Saya pernah mengancam orang yang sayakenaI.
6 Dalam situasi normal saya mudah terpancinguntuk berkelahi.
7 Beberapa ternan saya berpendapat bahwa sayaadalah seorana vana pemarah
8 Saya sering tidak seoendaoat denqan orana lain9 Saya tidak dapat menerima pendapat orang lain
ketika orang tersebut tidak sependapat dengansaya.
10 Saya adalah oranq yanq mudah menqendalikan
61
diri.11 Orang lain selalu terlihat lebih beruntung.
12 Terkadang saya merasa seperti bam yang siapmeledak.
13 Terkadang saya termakan oleh rasa cemburu.
14 Saya heran, mengapa terkadang saya merasatidak nyaman terhadap sesuatu hal.
15 Terkadang saya lepas kendali tanpa alasan.
16 Terkadang, saya merasa memperlakukanseseoran~ den~an tidak adil.
17 Saya cepat marah tetapi cepat melupakannya.
18 Saya curiga terhadap orang asing (tidak kenai)yanq bersikap sanqat ramah.
19 Jika seseorang berbuat baik kepada saya, sayaakan curiga dengan apa yang sebenarya iainginkan.
20 Terkadang saya merasa orang lainmenertawakan saya dibelakanq.
21 Saya tahu bahwa teman-teman sayamembicarakan saya dibelakan~.
*/* Periksa kembali setiap jawaban yang anda berikan dan pastikan tidak
ada yang terlewat (tidak di isi) atas kerjasamanya saya ucapkan terimakasih
R ELI A B I LIT Y A N A L Y SIS - S CAL E (A L P H A)
Item-total Statistics
63
ScaleMeanif ItemDeleted
Scale CorrectedVariance Item- Alpha
if Item Total if ItemDeleted Correlation Deleted
VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00007VAR00008VAR00009VAR00010VAR00011VAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00017VAR00018VAR00019VAR00020VAR00021VAR00022VAR00023VAR00024VAR00025VAR00026VAR00027
63.733363.633363.366763.866763.566763.933363.266764.266763.900063.533364.000063.900063.300063.100063.866763.466763.733363.433363.333363.266763.766763.566763.233363.600063.733363.633363.7333
67.374766.240266.033368.602371.978265.650669.857568.685169.334567.292068.206970.024174.562172.851768.119564.878263.788568.323073.195468.409266.460969.909267.564464.248364.478264.998966.2713
.3971
.3443
.4824
.2385
.0387
.4190
.2114
.3122
.2413
.3443
.4047
.2912-.2211-.0283.3337.5981.7043.3413-.0645.4072.4801.2774.3379.6463.6031.5171.4898
.8167
.8198
.8131
.8239
.8294
.8157
.8237
.8200
.8228
.8190
.8169
.8208.8338.8297.8192.8084.8042.8189.8312.8170.8135.8211.8192.8063.8078.8112.8130
Reliability CoefficientsN of Cases = 30.0Alpha = .8242
N of Items = 27
LAMPIRAN 5
Reliabilitas field test Agresivitas
Case Processing Summary
N %Case Valid 60 100.0
Excluded(a) 0 .0Total 60 100.0
a Llstwlse deletion based on all variables In the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach' I N ofs Alpha Items.810 21
Item Statistics
Mean Std. Deviation NVAROOO01 2.1667 .78474 60VAROOO02 2.2833 .76117 60VAROOO03 2.7500 .79458 60VAROOO04 1.7333 .60693 60VAROOO05 2.0333 .88234 60VAROOO06 1.6667 .68064 60VAROOO07 2.1833 .85354 60VAROOO08 2.6000 .64309 60VAROOO09 1.9500 .53441 60VAROO010 2.1500 .63313 60VAROO011 2.3667 .66298 60VAROO012 2.6667 .79547 60VAROO013 2.8167 .77002 60VAROO014 2.8833 .61318 60VAROO015 2.3333 .77387 60VAROO016 2.6000 .64309 60VAROO017 2.7500 .83615 60VAROO018 2.4833 .77002 60VAROO019 2.3000 .67145 60VAROO020 2.4833 .79173 60VAROO021 2.1500 .68458 60
64
Item-Total Statistics
Scale Cronbach'sScale Mean Variance if Corrected Alpha ifif Item Item Item-Total ItemDeleted Deleted Correlation Deleted
VAROOO01 47.1833 44.864 .326 .805VAROOO02 47.0667 44.945 .332 .805VAROOO03 46.6000 44.990 .308 .806VAROOO04 47.6167 45.901 .321 .805VAROOO05 47.3167 44.017 .351 .804VAROOO06 47.6833 45.813 .286 .807VAROOO07 47.1667 43.260 .438 .799VAROOO08 46.7500 45.072 .397 .802VAROOO09 47.4000 46.312 .318 .806VAROO010 47.2000 46.264 .261 .808VAROO011 46.9833 45.101 .378 .802VAROO012 46.6833 44.966 .310 .806VAROO013 46.5333 44.660 .355 .804VAROO014 46.4667 45.440 .374 .803VAROO015 47.0167 42.593 .566 .792VAROO016 46.7500 46.631 .212 .810VAROO017 46.6000 45.363 .253 .810VAROO018 46.8667 43.677 .456 .798VAROO019 47.0500 44.625 .427 .800VAROO020 46.8667 42.253 .586 .790VAROO021 47.2000 43.688 .525 .795
Scale Statistics
Varianc Std. N ofMean e Deviation Items49.3500 48.909 6.99352 21
65
LAMPIRAN 7
Tabel4.6Independent Samples Test
67
Agresivitas
Equal variances Equal variancesassumed not assumed
Levene's Test for F4.454
Equality of VariancesSig. .039
t-test for Equality of t.469 .418
Meansdf 58 23.835
Sig. (2-tailed) .641 .680
Jenis Agresivitas Berdasarkan Suku Bangsa Responden
Suku Bangsa * Jenis Agresivitas Crosstabulation
Jenis AQresivitasPermusuh Total
Fisik Verbal Marah anSuku Betawi 4 5 3 1 13Bangsa 6.7% 8.3% 5.0% 1.7% 21.7%
Sunda 2 5 1 2 103.3% 8.3% 1.7% 3.3% 16.7%
Jawa 6 6 7 7 2610.0% 10.0% 11.7% 11.7% 43.3%
Padan 3 3 2 3 119 5.0% 5.0% 3.3% 5.0% 18.3%
Total 15 19 13 13 6025.0% 31.7% 21.7% 21.7% 100.0%
Jenis Agresivitas Berdasarkan Jenis Kelamin RespondenJenis Kelamin * Jenis Agresivitas Crosstabulation
68
Jenis AgresivitasPermusuh Total
Fisik Verbal Marah anJenis Laki-Iaki 8 16 11 8 43Kelamin 13.3% 26.7% 18.3% 13.3% 71.7%
Perempua 7 3 2 5 17n 11.7% 5.0% 3.3% 8.3% 28.3%
Total 15 19 13 13 6025.0% 31.7% 21.7% 21.7% 100.0%
top related