perancangan alat bantu untuk mempermudah …
Post on 22-Nov-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERMUDAH
PEMASANGAN TANKI HIDRAULIK PADA
PRODUK WATER TRUCK MENGGUNAKAN METODE QFD
DI PERUSAHAAN HEAVY EQUIPMENT
Oleh
Muhamad Imam Ghozali
NIM : 004201305014
Diajukan ke Fakultas Teknik President University untuk
memenuhi persyaratan akademik mencapai gelar Sarjana Teknik
pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri
2019
i
REKOMENDASI PEMBIMBING AKADEMIK
Skripsi berjudul “Perancangan Alat Bantu Untuk Menurunkan Waktu Assy
Tanki Hidraulik pada Produk Water Truck Menggunakan Metode QFD di
PT. UTPE” yang disusun dan diajukan oleh Muhamad Imam Ghozali sebagai
salah-satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) pada
Fakultas Teknik telah ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah
skripsi. Oleh karena itu, Saya merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.
Cikarang, Indonesia, Maret 2019
Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT.
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyakan bahwa skripsi yang berjudul “Perancangan Alat Bantu Untuk
Menurunkan Waktu Assy Tanki Hidraulik pada Produk Water Truck
Menggunakan Metode QFD di PT. UTPE” adalah hasil pengetahuan terbaik
saya dan belum pernah diajukan ke Universitas lain maupun diterbitkan baik
sebagian maupun keseluruhan.
Cikarang, Indonesia, Maret 2019
Muhamad Imam Ghozali
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERMUDAH
PEMASANGAN TANKI HIDRAULIK PADA PRODUK WATER
TRUCK MENGUNAKAN METODE QFD DI PERUSAHAAN
HEAVY EQUIPMENT
Oleh
M. Imam Ghozali
NIM : 00420305014
Disetujui Oleh :
Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT.
Pembimbing Skripsi
Ir. Andira Taslim, MT
Kepala Program Studi Teknik Industri
iv
ABSTRAK
PT. UTPE merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak pada bidang alat
berat untuk memenuhi permintaan bisnis pertambangan batu bara. Dalam
menunjang operasinya, salah-satu produk yang di produksi adalah Water Truck.
Di era yang modern ini banyak pesaing dalam menciptakan kualitas yang terbaik
untuk konsumen. Banyak perusahaan yang terus menjaga efisiensi dalam proses
manufaktur suatu produk, dengan cara mengurangi defect yang begitu banyak
terjadi di setiap proses manufaktur. Penelitian ini dilakukan Di bagian Assembly
dan Engineering yang berkawasan di jababeka 1. Permasalahan yang biasa
ditemukan ialah seringnya terjadi defect pada produk dan keluhan pada operator.
Hal ini menyebabkan barang menjadi NG (No good) pada proses pemasangan
bracket tanki hidraulik yang telah di lakukan. Banyak produk yang tidak sesuai
dengan standart inspeksi Quality Control / kebutuhan konsumen maka yang
dilakukan adalah rework. Dengan meningkatkan kualitas dan penurunan defect,
maka dilakukan analisa dengan menggunakan metode QFD (Quality Function
Deployment). Tahapan ini akan dibantu dengan cara Voice of Costumer yang
berguna dalam mengetahui keinginan para konsumen dan untuk meningkatkan
kualitas dengan cara menggunakan House of Quality. Metode ini merupakan
metode desain yang berfokus pada rancangan alat bantu jig. Dengan efisiensi
mengurangi operator yang sebelumnya dilakukan oleh dua operator dan setelah
perbaikan bisa dilakukan oleh satu operator pemasangan bracket tanki hidraulik.
Diharapkan dengan adanya alat bantu jig dapat mengurangi defect pada produk dan
memperbaiki proses kerja operator.
Kata Kunci : NG, Setting alat bantu, voice of customer, water truck, Quality
Function Deployment (QFD), House of Quality
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Azza wa Jalla atas segala rahmat, karunia dan
hidayah-NYA, Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil thesis dengan
baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mata
kuliah dan merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik industri di
Fakultas Teknik President University. Program internship ini bermanfaat bagi
mahasiswa untuk mengetahui langsung kondisi di lapangan tentang dunia kerja,
agar dapat meningkatkan keterampilan dan keahlian praktek kerja. Dalam
penulisan laporan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan
semua pihak, sehingga laporan ini dapat disusun. Dengan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. H. M. Yani Syafei, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini. Jazaakallohu khoiron atas bimbingan yang diberikan.
2. Ibu Ir. Andira Taslim, MT selaku Kaprodi Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Industri yang selalu membimbing & memotivasi kami. Jazaakillahu
khoiron. Semoga Alloh menjaga Ibu dalam kebaikan.
3. Bapak Ir. Hery Hamdi Azwir, M.T, selaku dosen penguji dan pembimbing
skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Jazaakallohu khoiron atas bimbingan yang
diberikan.
4. Bapak Ir. Adi Saptari. M.Sc Ph.D, selaku dosen penguji skripsi yang telah
memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini. Jazaakallohu khoiron atas bimbingan yang diberikan.
5. Bapak Akhmad Arifin selaku pembimbing lapangan dalam memberikan
arahan, saran mengenai kegiatan dalam perusahaan. Jazaakallohu khoiron
atas bimbingan yang diberikan.
6. Ibu Khomsatun, Bapak Daryatin Hermanto & Nurul Azizah selaku Istri saya
yang selalu memberikan do’a yang terbaik serta dukungannya.
vi
Jazaakumullohu Khoiron. Semoga Alloh senantiasa memberikan hidayah &
umur yang panjang dalam kebaikan kepada beliau.
7. Rekan-rekan kerja saya di PT. United Tractors Pandu Engineering yang
telah memberikan saran, kritikan & lain sebagainya yang bersifat
membangun. Jazaakumullohu khoiron untuk kalian.
8. Teman-teman Jurusan Industrial Engineering khusunya batch 2013 yang
saling memberikan motivasi. Semoga Alloh mudahkan langkah kita.
9. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebut satu per satu yang sudah
memberikan semangat & motivasi. Semoga Alloh memberikan keberkahan
kepada kalian semua.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik, pendapat dan saran yang membangun dari pembaca sangat
dinantikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya, Aamiin.
Cikarang, Maret 2019
Muhamad Imam Ghozali
vii
DAFTAR ISI
REKOMENDASI PEMBIMBING AKADEMIK ................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.5. Asumsi Penelitian ..................................................................................... 3
1.6. Sistematika Penelitian .............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1. Pengertian Water tank .............................................................................. 5
2.2 Jig & Fixture ............................................................................................. 7
2.3. Ergonomi .................................................................................................. 7
2.3.1. Ruang Lingkup Ergonomi ................................................................. 8
2.4. Tujuan Ergonomi ...................................................................................... 8
2.5. Pengembangan dan Perancangan Produk ............................................... 8
viii
2.5.1. Perspektif dalam Pengembangan dan Perancangan Produk ........... 9
2.5.2. Karakter Pengembangan Produk .................................................... 10
2.5.3. Design Perancangan Alat Bantu dan Pemodelan ........................... 10
2.5.4. Computer Aided Design .................................................................. 12
2.6. Concept Development Proses ................................................................. 13
2.7. Quality Function Deployment (QFD) .................................................... 15
2.7.1. Tahapan Dalam Perencanaan Quality Function Deloyment ........... 16
2.7.2. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality) ............................... 17
2.7.3. Langkah Pembuatan House of Quality ........................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 23
3.1. Langkah-Langkah Penelitian .................................................................. 23
3.2. Observasi ................................................................................................ 23
3.3. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah .......................................... 24
3.2. Studi Literatur ......................................................................................... 24
3.3. Perancangan Produk ............................................................................... 25
3.4. Analisis Hasil Observasi Awal ............................................................... 25
3.5. Penyusunan Konsep ............................................................................... 26
3.6. Analisa Hasil dan Pembahasan ............................................................... 26
BAB IV DATA DAN ANALISA ....................................................................... 27
4.1. Observasi ................................................................................................ 27
4.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ........................................................ 32
4.2.1. Voice of Customer ........................................................................... 32
4.2.2. Quality Function Deployment ......................................................... 35
4.3. Penyusunan Konsep ............................................................................... 40
4.3.1 Penyusunan Konsep Ide .................................................................. 41
4.3.2 Detail Rancangan ............................................................................ 45
ix
4.3.3 Prototype ......................................................................................... 46
4.3.4 Implementasi ................................................................................... 47
4.3.5 Analisis Perbandingan ..................................................................... 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 52
5.1. Simpulan ................................................................................................. 52
5.2. Saran ....................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kendaraan produk Water Truck ................................................. 5
Gambar 2.2. Proses Pemasangan Bracket Tanki Hidraulik ............................ 6
Gambar 2.3. Aplikasi Software CAD ( Sumber: Porter, 1996, Penjelasan
CAD ) ........................................................................................ 12
Gambar 2.4. Perimeter Gambar (Sumber : Porter, 1996, Penjelasan CAD) 13
Gambar 2.5. Proses Konsep Pengembangan Produk (Sumber: Ulrich dan
Eppinger 2012: 94, concept Development) .............................. 14
Gambar 2.6. 4 fase Quality Function Deployment (Sumber: Ulrich dan
Eppinger 2012: 94, concept Development) .............................. 16
Gambar 2.7. House of Quality (Sumber: Cohen, 1995) ................................ 17
Gambar 3.1. Metodologi Penelitian .............................................................. 23
Gambar 3.2. Tahapan pengerjaan House of Quality (Sumber: Urlich and
Appinger, 2012) ........................................................................ 25
Gambar 4.1. Unit Water Truck / Water Tank (Sumber : Data Perusahaan,
2019) ......................................................................................... 27
Gambar 4.2. Bracket Tanki Hidraulik dan Tanki Hidraulik yang Sudah
Menempel Pada Unit Water Truck. (Sumber : Data Perusahaan,
2018) ......................................................................................... 29
Gambar 4.3. Proses Pemasangan Bracket Tanki Hidraulik (Sumber : Data
Perusahaan, 2018) .................................................................... 29
Gambar 4.4. Check Sheet Hasil Inspeksi Quality Control. (Sumber : Data
Perusahaan, 2018) .................................................................... 31
Gambar 4.5. Konsep Pertama (Sumber: Design Produk Divisi Enginnering
PT. UTPE) ................................................................................ 41
Gambar 4.6. Konsep Ide kedua (Sumber: Design Produk Divisi Enginnering
PT. UTPE) ................................................................................ 42
Gambar 4.7. Konsep Ide ketiga (Sumber: Design Produk Divisi Enginnering
PT. UTPE) ................................................................................ 43
Gambar 4.8. Desain template/ Jig menggunakan ZWCAD (Sumber: Design
Produk Divisi Enginnering PT. UTPE) .................................... 45
xi
Gambar 4.9. Jig Assembly (Sumber: Data Part Design PT. UTPE) ............. 46
Gambar 4.10. Perbaikan Proses Pemasangan Bracket Tanki Hidraulik
(Sumber: Data Perbaikan jig di PT. UTPE) ............................ 47
Gambar 4.11. Uji Coba Posisi Pemasangan Tanki Hydraulic (Sumber: Data
Perbaikan Jig di PT. UTPE) ..................................................... 48
Gambar 4.12. Hasil Ispeksi setelah adanya alat bantu (Sumber: Data
Checksheet di PT. UTPE) ......................................................... 49
xii
DAFTAR TABEL
Table 4.1. Data Keluhan ................................................................................... 31
Table 4.2. Data Kebutuhan Operator ................................................................ 33
Table 4.3. Tingkat Kepentingan Atribut dari Respon Teknis ........................... 33
Table 4.4. Nilai Target dari Respon Teknis ...................................................... 36
Table 4.5. Optimization (Sumber: Laporan Optimizate di PT. UTPE) ............ 37
Table 4.6. Relation Metric (Sumber: Data Relation Metric di PT. UTPE) ...... 38
Table 4.7. Correlation Metric(Sumber: correlation Metric di PT. UTPE) ........ 39
Table 4.8. Prioritas (Sumber: Tabel Prioritas di PT. UTPE) ............................ 40
Table 4.9. Teknis Respon (Sumber: Teknis Respon PT. UTPE, 2018) ............ 44
Table 4.10. Penilaian score Konsep (sumber: Penilaian konsep Di PT. UTPE) 44
Table 4.11. Tabel Biaya (Sumber: Perhitungan Harga Jig Bracket tanki
hidraulik) .......................................................................................... 47
Table 4.12. Hasil Wawancara ............................................................................. 50
Table 4.13. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perbaikan .............................. 51
xiii
DAFTAR ISTILAH
NG (No good) : Sebuah keadaan dimana sebuah barang/ produk tidak sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan.
Jig : Alat bantu di dalam Produksi
Rework : Proses memperbaiki kembali produk yang salah
Defect : Kesalahan dalam produk.
Crack : Keadaan patah pada produk.
Centrik : Keadaan kontur tidak center terhadap benda kerja.
Voice of Costumer : Suara Pelanggan
House of Quality : Rumah kualitas
Customer Needs : Keinginan dari Costumer sesuai dengan kebutuhan.
QFD : Sebuah metode dalam mengendalikan kualitas sebuah
produk dengan memberikan proses perencanaan demi
memenuhi kebutuhan konsumen.
Priority : Sebuah kebutuhan yang harus diutamakan dalam proses
pengerjaan.
Relation metric : Sebuah metode yang berfungsi untuk mengetahui nilai
kontribusi antara respon kebutuhan dan keinginan
konsumen.
CAD : Sebuah metode yang berfungsi untuk penggambaran sebuah
produk yang diinginkan dengan bantuan computer.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan zaman yang serba canggih persaingan antar perusahaan
sangatlah kompetitif. Di sisi lain, meningkatnya berbagai infrastruktur publik
dengan teknologi terbaru, mengakibatkan konsumsi terhadap energi semakin
meningkat. Kebutuhan akan energi harus segera terpenuhi demi menjaga
kelangsungan hajat hidup manusia. Berbagai alternatif sumber energi di Indonesia
telah banyak dikembangkan. Namun pertambangan batu bara masih menjadi
ladang bisnis yang menjanjikan setelah beberapa tahun silam mengalami
penurunan harga yang cukup signifikan. Dengan membaiknya perdagangan batu
bara pada 2 tahun terakhir. Berakibat pada permintaan unit-unit operasi
pertambangan batu bara semakin meningkat.
PT. UTPE yang merupakan perusahaan manufacturing dan engineering alat berat
di Indonesia menyediakan berbagai jenis transportasi di berbagai sektor bisnis.
Antara lain : sektor mining / pertambangan, sektor minyak dan gas, sektor
kehutanan dan perkebunan, sektor konstruksi dan industrial, peralatan supporting
hingga spare parts. Namun 60 % sektor bisnis perusahaan alat berat memfokuskan
pada sektor mining / pertambangan baik unit yang terlibat langsung proses
pertambangan maupun unit supporting. Produk-produk yang diproduksi adalah
HD Vessel, Trailer, Water Truck, Tower lamp, dan lain-lain. Berbagai tantangan
terhadap tuntutan konsumen yang harus segera direalisasikan demi menjawab
ekpektasi customer. Dengan inovasi maupun improvement secara berkelanjutan
diharapakan bisa menjadi solusi untuk meningkatan demand dari customer di era
yang serba kompetitif ini.
Dalam proses manufaktur, banyak pekerjaan yang dilakukan secara manual &
masih memerlukan alat bantu. Salah-satunya dalam proses assembling unit Water
Truck. Water Truck adalah salah-satu unit supporting dalam area off road
pertambangan yang mempunyai fungsi sebagai unit penyiraman jalan di area
tambang. Permasalahan yang terjadi di Perusahaan Alat Berat ini adalah ketika
2
kesulitan dalam setting produk. Produk yang diambil adalah Water Tank.
Permasalahan yang terjadi. Didalam Perusahaan “Heavy Equipment” ini sering
terjadi banyak komplain konsumen terhadap produk Water Tank yang
ketidaksesuaian dengan apa yang diinginkan customer. Tingkat defect setelah
pengiriman produk Water Tank oleh Departemen engineering masih terbilang
tinggi.
Dijelaskan bahwa dalam kurun waktu 3 bulan banyak keluhan operator dan defect
yang terjadi meliputi ketidak centeran bentuk oval terhadap diameter lubang
chasis, Kemiringan Tangki pada saat selesai pada saat sudah terpasang. Tingginya
jumlah Defect dari komplain konsumen produk akan dikembalikan dan produk
tersebut akan di rework mulai dari awal. Berdasarkan Permasalahan yang telah
dijelaskan di atas, maka perlu diadakannya Perancangan Jig dalam proses setting
produk Water Tank. Suatu produk yang dikatakan baik jika disesuaikan terhadap
kebutuhan konsumen. Metode yang mampu menganalisa kebutuhan konsumen
adalah dengan menerapkan Quality FuntionooDevelopment atau sering disebut
QFD. Dari latar belakang tersebut maka diangkatlah menjadi sebuah Laporan
Skripsi dengan judul “Perancangan alat bantu untuk mempermudah pemasangan
Tanki Hidraulik pada produk Water Truck dengan metode QFD di “Perusahaan
Heavy Equipment”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka permasalahan yang dihadapi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1) Bagaimana karakteristik Customer need pada proses setting bracket tanki
hidraulik?
2) Bagaimana desain jig yang sesuai dengan Bracket Tanki Hidraulik?.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan terhadap penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui karakteristik Customer Need pada proses setting Bracket
Tanki Hidraulik.
3
2) Untuk membuat desain jig yang sesuai dengan kebutuhan Bracket Tanki
Hidraulik.
1.4. Batasan Masalah
1) Penelitian dilakukan di Perusahaan Heavy Equipment di line produksi untuk
assembling unit Water Truck.
2) Pembahasan penelitian hanya memfokuskan pada proses assembling.
3) Fokus masalah yang diajukan adalah masalah mendesain jig yang sesuai
dengan kebutuhan Bracket Tanki Hidraulik.
1.5. Asumsi Penelitian
1) Menganggap aktivitas produksi di line lain dalam kondisi normal.
2) Perancangan alat bantu dengan metode Quality Function Deployment (QFD)
hanya sampai tahap 1 yaitu diagram House of Quality (HOQ).
3) Perancangan alat bantu dikerjakan di dalam internal perusahaan.
4) Semua data yang didapat bersifat akurat dan valid.
1.6. Sistematika Penelitian
Untuk memberikan gambaran tentang penyusunan tugas akhir skripsi ini, berikut
ini disajikan sistematikanya yang terdiri dari
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan secara singkat mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan asumsi
penelitian yang di lakukan di Perusahaan Heavy Equipment
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas terkait studi literatur / tinjuan pustaka yang
berkaitan dengan penelitian. Seperti metode penelitian, tools
pendukung, serta lieratur-literatur lainnya yang bisa menjadi
rujukan penelitian.
4
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas mengenai rancangan kerangka penelitian untuk
pengumpulan data, analisis data serta pemecahan masalah.
BAB IV Pengumpulan dan Analisis Data
Bab ini berisi mengenai aktivitas-aktivitas pengumpulan data serta
analisis terkait before after dari penelitian
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan uraian dari penutup tugas akhir skripsi ini yang
terdiri dari kesimpulan hasil analisis dan pembahasan, serta saran
yang mungkin dapat diterapkan oleh perusahaan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Water tank
Kendaraan pengankut air yang digunakan untuk menyirami jalanan pada
pertambangan (Water Spraying), penyiraman dilakukan oleh Water tank (Water
Truck) tetapi penyiraman oleh unit ini tidak menyebabkan becek atau bahkan
banjir, penyiraman ini berfungsi mengurangi debu-debu yang berterbangan pada
jalanan tambang, selain itu fungsi lainya juga yang tak kalah penting adalah untuk
mencegah kondisi tidak aman (unsafe condition) yaitu kondisi gelap yang
disebabkan oleh debu yang berterbangan karena jalanan di pertambangan tidak
menggunakan aspal melainkan tanah, sehingga ketika ada kendaraan melintas
banyak sekali debu yang berterbangan di jalanan pertambangan, akibat dari debu-
debu tersebut dapat menyebabkan kecelakaan seperti tabrakan antara kendaraan
atau alat-alat berat maupun mobil operational yang melintas dikarenakan jarak
pandang yang terbatas seperti yang disajikan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Kendaraan produk Water Truck
Dari permasalah pertambangan yang ada, mengakibatkan banyaknya permintaan
pada unit atau kendaraan water tank ( water sprayer ) di perusahaan Perusahaan
Heavy Equipment, Tetapi pada proses perakitan atau assembling kendaraan water
tank terdapat masalah yang timbul pada proses pemasangan bracket tanki
hidraulik dan pemasangan tanki hidraulik.
6
Proses pemasangan bracket tanki oli hydraulic langsung dilakukan diatas unit/
Truck, sehingga pemasanganya menjadi sulit karena tempat yang sempit, untuk
melakukan proses pemasangan bracket tanki hidraulik dilakukan oleh dua pekerja
atau bahkan terkadang lebih, dengan area yang sempit seringkali operator
mengalami kelelahan dan nyeri pada bagian pinggang serta kaki. bracket tanki oli
hydraulic tersebut berfungsi untuk menopang tanki oli hydraulic yang berisi
sekitar 200 liter sehingga dibutuhkan konstruksi bracket yang kuat, kuat dari
goncangan maupun getaran yang notabene unit itu akan selalu bergetar ketika
mesin dinyalakan apa lagi ketika berjalan akan ada gaya dorong, Tarik,
goncangan. Pemasangan bracket tanki hidraulik diperuntukan untuk tempat tanki
hidraulik, tanki hidraulik itu berfungsi untuk menampung atau menyimpan oli
hydraulic yang berfungsi untuk mengalirkan ke semua sytem hydraulic supaya
bisa menjalan kan system-system hidraulik dengan menggunakan pressure
hidraulik. Proses pemasangan bracket tanki hidraulik dilakukan oleh dua orang
pekerja seperti yang disajikan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Proses Pemasangan Bracket Tanki Hidraulik
Proses yang dilakukan oleh dua orang pekerja pada gambar 2.2 kita bisa melihat
kendala atau permasalahan yang timbul, terlihat dua orang pekerja yang sedang
mengankat bracket tanki hidraulik secara maual, secara bersamaan operator 1
7
menahan bracket supaya bisa terpasang, operator ke dua bertugas menahan dan
memasangkan baut sebagai penguncinya
2.2 Jig & Fixture
Jig dan fixture merupakan sebuah alat bantu didalam lingkup produksi yang
digunakan pada proses manufaktur, sehingga dihasilkan duplikasi part yang
akurat. Jig dan fixture biasanya dibuat secara khusus sebagai alat bantu proses
produksi untuk mempermudah dalam penyetingan material yang menjamin
keseragaman bentuk dan ukuran produk dalam jumlah banyak (mass product)
serta untuk mempersingkat waktu produksi (Hoffman,1996). Jig didefinisikan
sebagai piranti/peralatan khusus yang memegang, menyangga atau ditempatkan
pada komponen yang akan dimesin. Alat bantu produksi yang dibuat tidak hanya
menempatkan dan memegang benda kerja tetapi juga mengarahkan alat potong
ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi dengan bushing baja keras untuk
mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau perkakas potong lainnya. Pada dasarnya,
jig yang kecil tidak dibaut atau dipasang pada meja kempa gurdi (drill press
table). Namun untuk diameter penggurdian diatas 0,25 inchi, jig biasanya perlu
dipasang dengan kencang pada meja. Fixture adalah peralatan produksi yang
menempatkan, memegang dan menyangga benda kerja secara kuat sehingga
pekerjaan pemesinan yang diperlukan bisa dilakukan. Blok ukur atau feeler gauge
digunakan pada fixture untuk referensi atau setelan alat potong ke benda kerja.
Fixture harus dipasang tetap ke meja mesin dimana benda kerja diletakkan.
Keduanya memegang benda kerja. Tetapi jig mengarahkan alat potong ketika
operasi berjalan, sedangkan fixture tidak. Fixture dibuat lebih kuat dan berat dari
jig dikarenakan gaya perkakas yang lebih tinggi.
2.3. Ergonomi
Dalam buku konsep ergonomi desain produk (Syafei at.all, 2018) kata ergonomi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergos (kerja) nomos (aturan) sehingga
diterjemahkan menjadi aturan kerja atau dalam makna yang lebih luas adalah
segala aktivitas manusia yang dilakukan, baik di pabrik, kantor, kehidupan
masyarakat maupun aktivitas lainnya harus diatur dan dikelola berdasarkan suatu
aturan yang sedemikian rupa sehingga dapat menempatkan manusia sebagai sosok
8
yang manusiawi dan ilmiah dimana manusia dapat menunjukan kinerjanya
semaksimal mungkin dengan memperhatikan kemampuan dan keterbatasannya
(capabilities & limitations), Syafei at.all (pullat 1992). Secara sederhana
ergonomi dapat dikatakan sebagi ilmu pengetahuan yang dapat membuat sesuatu
menjadi nyaman dan efisien (Adam, 2009).
2.3.1. Ruang Lingkup Ergonomi
Dalam pekerjaan, ergonomi memiliki peran besar. Seluruh bidang pekerjaan
selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi itu berlaku di dunia kerja sehingga para
pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan rasa nyaman
tersebut maka akan bermanfaat bagi produktivitas kerja yang diharapkan dan
mampu meningkat (Suhardi B, 2008). Secara umum, ergonomi di dunia kerja
memperhatikan hal-hal berikut:
1) Bagaimana orang melakukan pekerjaan mereka
2) Bagaimana posisi dan gerak tubuh digunakan saat bekerja
3) Peralatan yang mereka gunakan
4) Apa efek atau efek dari faktor-faktor ini terhadap kesehatan dan kenyamanan
kerja.
2.4. Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan ergonomic adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan car pencegahan cidera
dan penyakiat akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, dan
mengupayahkan promosi dan kepuasaan kerja.
2) Untuk peningkatakan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas
kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir secara tepat dan meningkatkan
jaminan sosial selama kurun waktu usia produktif maupun juga setelah
produktif.
2.5. Pengembangan dan Perancangan Produk
Penerapan proses perancangan ini terhadap berbagai masalah dalam berbagai
kompleksitasnya dengan menemukan dan merencanakan suatu proses atau
komponen sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan (Veronica, Melisa, 2005).
9
Perancangan produk adalah suatu proses dalam pengambilan keputusan dengan
menggunakan teori matematika, ilmu Teknik, dan sains untuk diterapkan dengan
sumber daya secara optimal sehingga dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, Berdasarkan Accreditation Board of Engineering and Technologt
(2002). Umumnya dalam mengembangkan dan merancang suatu produk, perlu
pemahaman terhadap dasarnya yang meliputi tantangan yang akan dihadapi dalam
pengembangan produk, perspektif terhadap tahapan-tahapan kriteria keputusan
yang dihadapi dan karakter dari pengembangan produk.
2.5.1. Perspektif dalam Pengembangan dan Perancangan Produk
Produk merupakan sesuatu barang yang dijual oleh sebuah perusahaan kepada
konsumen. Dari pengembangan produk yang telah terbuat akan mengalami suatu
perkembangan dimana diawali dari sebuah masukan dari para konsumen dan dari
masukan pendapat dari konsumen maka inovasi produk dibuat lebih menarik lagi
daya beli konsumen. Jadi Pengembangan produk suatu aktivitas yang diawali dari
sebuah persepsi dari sebuah peluang pasar, yang selanjutnya akan diakhiri dengan
suatu proses produk produksi, penjualan dan pengiriman produk (Ulrich dan
Eppinger 2012:2).
Bermacam produk banyak melakukan pengembangan terhadap produk yang
efektif dengan mensejajarkan dari beberapa fakto yang dapat mempengaruhi
dengan baik, dan factor yang mendominasi adalah karena mereka dipengaruhi
pasar konsumen yang dapat berubah secara cepat. Adapun kasus dimana
perkembangan produk yang berlangsung lambat dan perlahan. Dalam situasi yang
semakin maju perubahan industry dengan cepat berubah ataupun stabil
pengembangan produk tetap memiliki resiko yang tinggi.
Keberhasilan pengembangan produk sangat bergantung dari respon konsumen.
Produk yang dihasilkan dari perusahaan dapat dikatakan sukses apabila terdapat
respon positif dari konsumen yang diiringi dengan tindakan dan keinginan untuk
membeli suatu produk. Identifikasi terhadap kebutuhan konsumen adalah fase
awal dalam proses pengembangan produk, karena tahapan awal ini merupakan
penentuan arah dari pengembangan suatu produk (Ulrich dan Eppinger, 2012, 2).
10
2.5.2. Karakter Pengembangan Produk
Terbagi menjadi 5 karakter dalam pengembangan produk. Karakter tersebut dapat
disesuaikan dengan tujuan dan kemampaun sebuah perusahaan, lima tipe ini
sebagai berikut:
1) Tipe generic (market pull), untuk tipe ini perusahaan memulai dengan
peluang pasar lalu menemukan teknologi yang tepat untuk memnuhi
konsumen. Contoh pada penerapan type ini adalah barang-barang untuk
keperluan alat bantu kerja, olahraga dan furniture.
2) Type technology push, untuk tipe ini perusahaan memulai dengan suatu
teknologi baru, yang selanjutnya mendapatkan pasar yang sesuai. Perbedaan
dari tipe market pull adalah pada tahap perencanaan yang melibatkan
kesesuaian antara kebutuhan pasar dan teknologi. Diasumsikan bahwa
teknologi yang digunakan telah tersedia pada proses pengembangan konsep.
3) Produk platform, Untuk tipe ini diasumsikan bahwa perusahaan akan
membuat produk baru berdasarkan sub-sistem teknologi yang sudah ada.
Beberapa contoh yang dikembangakan menggunakan tipe ini adalah peralatan
elektronik, Komputer, dan printer.
4) Prosess intensive, karakter produk pada tipe ini sangat dibatasi dari proses
produksi. Dari awal proses produksi, proses dan produk harus dikembangkan
bersama-sama dan harus sudah dispesifikasikan. Contoh penggunaan prosess
intensive yaitu pada pengembangan bahan kimia, semikonduktor, dan
makanan ringan.
5) Customized, produk baru ini memungkinan adanya perubahan variasi dari
model yang sudah ada. Tipe ini diaplikasikan pada pengembangan produk
container, baterai, motor dan scalar.
2.5.3. Design Perancangan Alat Bantu dan Pemodelan
Desain alat bantu adalah proses mendesain dan mengembangkan alat-alat bantu,
metode dan teknik untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas. Tujuan utama
dalam mendesain alat bantu adalah menurunkan waktu dan biaya produksi dengan
tetap menjaga kualitas dan meningkatkan produksi (Daryus, 2005). Untuk
memenuhi tujuan tersebut maka perancang harus memenuhi hal-hal berikut:
11
1) Menyediakan alat bantu yang sederhana dan mudah dioperasikan untuk
efisiensi maksimum.
2) Mengurangi pengeluaran dalam sebuah aktifitas dengan menghasilkan waktu
dan biaya serendah mungkin.
3) Mendesain alat bantu secara konsisten memproduksi komponen dengan
kualitas tinggi.
4) Meningkatkan laju aktifitas / produksi dengan alat bantu yang tersedia.
5) Mendesain alat bantu yang tidak mudah melakukan kesalahan dan mencegah
penggunaan yang tidak benar.
6) Memilih material yang akan memberikan umur alat bantu yang cukup.
7) Memberikan proteksi dalam desain alat bantu untuk keselamatan operator
yang maksimum.
Jumlah perencanaan dalam desain alat bantu sangat mempengaruhi sukses
tidaknya desain. Semua informasi dan spesifikasi yang berkaitan dengan produk
dievaluasi sehingga desain alat bantu yang paling efisien dan ekonomis bisa
ditentukan. Maka dari itu perancangan alat bantu harus memahami komponen dan
proses produksinya Ketika menganalisis gambar, Perancang harus memperhatikan
faktor-faktor berikut:
1) Ukuran keseluruhan dan bentuk komponen
2) Jenis dan kondisi material yang igunakan komponen
3) Jenis operasi pemesinan yang dilakukan
4) Derajat akurasi yang dilakukan
5) Jumlah yang dibuat
6) Permukaan buat pengkleman dan penepatan.
Dalam mendesain suatu produk, pemodelan produk merupakan fase yang paling
penting karena melalui pemodelan ini dapat dilihat dimensi, bentuk, warna, dan
spesifikasi solid ataupun rangka dari sebuah produk yang akan dibuat kemudian.
Pada masa sekarang ini komputer sudah menjadi kebutuhan yang mendesak dalam
berbagai bidang khususnya dalam memodelkan prosuk terutama produk teknik,
akan tetapi komputer tidak dapat mengganti peran perancang (Daryus, 2005).
Beberapa model tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
12
2.5.4. Computer Aided Design
CAD pada mulanya diartikan sebagai Computer Aided Drafting atau dalam
Bahasa Indonesia berarti penggambaran berbantu computer karena fungsi CAD
yang benar-benar dapat menggantikan meja gambar tradisional. Pada zaman
sekarang ini CAD biasanya diartikan sebagai Computer Aided Design atau dalam
Bahasa Indonesia berarti merancang berbantu computer yang mencerminkan
fungsi peralatan CAD modern yang melakukan berbagai hal lebih dari sekedar
penggambaran. Dalam dunia rekayasa (engineering) CAD sangat membantu
dalam merancang, mengembangkan dan mengoptimalkan fungsi suatu produk.
Tidak setiap perusahaan dapat memperoleh desain dengan biaya rendah dan
produk bermutu. Setiap perusahaan harus menentukan strategi generik mereka
apakah focus, diferensiasi ataukah pemimpin biaya (Porter,1996).
Secara lebih luas CAD juga digunakan dalam merancang berbagai peralatan dan
komponen-komponen dalam industri manufaktur, mulai dari rancangan
Konseptual, layout produk sampai pemasangan serta Analisa produk yang telah
dirancang dan yang akan diimplementasikan. Dalam dunia rekayasa bangunan,
CAD digunakan untuk merancang berbagai bangunan mulai dari skala kecil
(rumah) sampai skala komersial (perkantoran) dan perindustruan (pabrik).
Gambar 2.3. Aplikasi Software CAD ( Sumber: Porter, 1996, Penjelasan CAD )
13
Dalam dunia rekayasa CAD menjadi teknologi yang sangat penting karena
kemampuan yang dapat menyelesaikan perancangan produk dalam waktu yang
relatif singkat dengan berbagai peralatan penunjang yang ada pada program CAD
yang dapat menggantikan semua peralatan yang digunakan dalam menggambar
secara manual. Biaya pengembangan produk yang telah dirancang dapat
diminimalisasi seefisien mungkin. Dengan menggunakan CAD, seorang desaigner
atau drafter (penggambar) dapat merancang, menggambar dan mengembangkan
produknya hanya melalui sebuah layar, mencetaknya dan menyimpannya apabila
diperlukan pengeditan pada suatu saat sehingga dapar menghemat banyak waktu.
Fungsi dari autocad adalah yaitu dapat mengukur lintasan atau bisa disebut
dengan perimeter lintasan gambar
Gambar 2.4. Perimeter Gambar (Sumber : Porter, 1996, Penjelasan CAD)
Fungsi autocad yaitu dapat mencari Panjang lintasan gambar yang akan diproses
tanpa harus menghitung seluruh gambar. Perimeter gambar ini sudah
menunjukkan hasil ukuran yang actual tanpa penambahan atau pengurangan dari
gambar. Parameter ini berfungsi sebagai perhitungan proses waktu dan estimasi
biaya jasa dan materal
2.6. Concept Development Proses
Berdasarkan spesifikasi teknik dan permintaan konsumen (Voice of Costumer)
akan diwujudkan konsep yang akan dapat mengarahkan kualitas produk secara
14
umum diagram alir fase pengembangan konsep (Ulrich dan Eppinger 2012: 94),
Tersaji pada gambar 2.5.
Gambar 2.5. Proses Konsep Pengembangan Produk (Sumber: Ulrich dan Eppinger 2012: 94,
concept Development)
Tahapan proses tersebut dilakukan dalam Concept Development Process yang
terdiri dari bagian Marketing, Design, Manufactur dan Quality Control. Maksud
dari masing-masing tahapan adalah:
1) Mengidentifikasi Kebutuhan Konsumen
Tujuan dari mengidentifikasi kebutuhan konsumen adalah untuk mengetahui
kebutuhan apa saja yang dibutuhkan konsumen dari sebuah produk yang akan
dirancang. Dengan melakukan interview terhadap konsumen secra langsung
maupun dengan cara pengambilan data dengan kuesioner.
a) Membuat spesifikasi Target
Sasarannya adalah menentukan spesifikasi produk, yang merupakan translasi
dari apa yang dibutuhkan oleh konsumen kedalam termologi teknis.
b) Analisis kompetisi produk
Untuk memahami spesifikasi produk yang sudah ada dipasaran maka
diperlukan Benchmark Competitive Product bertujuan untuk melakukan
perbandingan pada produk yang telah ada dipasaran melalui produk yang
akan dibuat sehingga mampu mengetahui keunggulan dari produk tersebut.
c) Pengembangan Konsep
Guna meneliti lebih jauh produk yang akan dibuat apakah sudah memenuhi
kebutuhan konsumen atau masih perlu dikembangkan.
15
d) Pemilihan Konsep
Untuk menyeleksi konsep-konsep yang telah dibuat melalui metode screening
dan Scoring, sehingga didapatkan desain produk yang memenuhi kriteria
konsumen, biaya murah dapat diperoleh dan diperiksa (Quality Control).
e) Penyempurnaan Spesifikasi
Setelah melakukan pemilihan konsep maka dilakukan penyempurnaan
Spesifikasi berdasarkan produk dari konsep yang terpilih untuk
mendapatkkan spesifikasi terbaik sesuai kebutuhan.
f) Analisa secara ekonomi
Tujuannya adalah menghitung biaya pengembangan dan pembuatan untuk
jangka waktu tertentu serta untuk membuat model produk bernilai ekonomis.
g) Perencaan Proyek
Menetapkan jadwal Pelaksanaan proyek secara keseluruhan (Pengembangan
produk, peengadaian material Penetapan biaya produksi. Penentuan waktu
produk selesai, kontrol kualitas dan pengiriman ke konsumen)
2.7. Quality Function Deployment (QFD)
Quality Function Deployment (QFD) adalah sebuah metodologi dalam proses
perancangan dan pengembangan produk yang mampu mengintegrasikan voice of
costumer ke dalam proses perancangannya. QFD merupakan metodologi
terstruktur yang digunakan pada proses pengembangan dan perencanaan produk
untuk dapat menetapkan spesifikasi dari keinginan dan kebutuhan konsumen, dan
mengevakuasi secara sistematis kapabilitas terhadap suatu jasa atau produk untuk
dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen (Cohen, 1995). Penerapan
QFD harus dibatasi oleh imajinasi seseorang. Target dasar QFD adalah untuk
memotivasi para pengembangproduk melalui metoda sistematis dalam
menyebarkan suara pelanggan (Voice of Costumer) terhadap rancangan desain.
Sehinga para perusahaan dapat mengevaluasi respon potensial untuk menghadapi
keinginan dan kebutuhan konsumen yang universal. Hal tersebut penting karena
hamper seluruh organisasi(bisnis) mengalami persaingan, seperti adanya
perubahan harga, introduksi produk baru, maupun melakukan inovasi produk
terhadap produk yang sudah ada. Beberapa keuntungan yang didapat dari
16
implementasi QFD (yaitu: meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kepuasan
konsumen, meningkatkat komunikasi, meningkatkan produktivitas meningkatkan
keunggulan produk, mempersingkat time to market, mereduksi anggaran
perancangan, dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
2.7.1. Tahapan Dalam Perencanaan Quality Function Deloyment
Metode QFD mempunyai tahapan-tahapan pengembangan dan perencanaan yang
dengan empat fase model QFD Fase pertama adalah Voice of Costumer(VoC)
akan didapatkan keinginan dan kebutuhan konsumen. Pada selanjutnya yaitu
penentuan karakteristik dimana dapat diketahui kepentingan dari tiap karakteristik
dari produk yang akan dirancang, yang ke tiga adalah penentuan tingkat
kepentingan dari tiap karakteristik. Yang keempat adalah penentuan prioritas dari
karakteristik. Pada gambar 2.5. dapat dilihat urutan dari empat fase tersebut :
Gambar 2.6. 4 fase Quality Function Deployment (Sumber: Ulrich dan Eppinger 2012: 94,
concept Development)
4 face Quality Function Deployment (QFD) yang selalu digunakan dalam
menganalisa pengembangan produk. Dari tahapan inilah para perusahaan
mempunyai pandangan untuk perbaikan pada produk yang sudah ada menjadi
lebih inovatif kembali. Tahapan pengembangan dan perencanaan juga disebut
dengan matriks, mengenai matriks pengembangan dan perencaan QFD yaitu
sebagai berikut
17
2.7.2. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality)
Matriks tersebut menjabarkan tentang sebuah rumah kualitas atau bisa dikatakan
House of Quality (HOQ).
Pada tahapan 1 adalah mengkombinasikan Voice of Customer atau kebutuhan
pelanggan terhadap karakteristik teknis yang dilakukan oleh team agar dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan HOQ maka dapat ditentukan masing-
masing hubungan antara karakteristik teknis dengan Voice of Costumer sehingga
akan didapatkan mana yang paling prioritas dari karakteristik teknis. Setelah
didapatkan tingkat prioritas tersebut maka dalam perancangan perlu penekanan
terhadap karakteristis teknis yang paling prioritas sehingga dapat memenuhi
pelanggan. House of Quality juga dapat mempermudah proses dalam perancangan
produk sehingga mampu mendekati kebutuhan dan keinginan dari pelanggan
seluruh data yang diambil langsung dari pelanggan baik melalui interview
maupun kuesioner. Pengolahan metode QFD dengan bagan house of quality
seperti Gambar 2.6.
Gambar 2.7 House of Quality (Sumber: Cohen, 1995)
2.7.3. Langkah Pembuatan House of Quality
Berikut langkah-langkah pembuatan House of Quality:
Daftar Kebutuhan dan Keinginan Konsumen (Customer Needs)
Berisi data atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian pasar tentang
kebutuhan dan keinginan konsumen. Bagian suara konsumen dalam House of
18
Quality terdiri dan daftar-daftar berstruktur kebutuhan dan keinginan konsumen
yang telah didapat untuk perencanaan kualitas jasa. Langkah-langkah yang
dilakukan pada bagian ini adalah:
1) Mengumpulkan data mentah dari konsumen
2) Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan
3) Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hierarki yaitu kebutuhan
primer, sekunder dan jika diperlukan tersier
4) Menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan
5) Menganalisa hasil dan proses
Adapun contoh rumah kualitas yang saya akan terapkan kali ini adalah mengenai
“kamera” (index gambar di halaman terakhir). Sebagai contoh survey yang
dilakukan ke pelanggan/responden, para responden menginginkan kamera yang
ringan, mudah digunakan, terpercaya, mudah untuk stabil dan tidak ada
pencahayaan ganda.
Daftar Karakteristik Teknik (Technical Response)
Karakteristik teknis adalah pernyataan yang digunakan oleh perusahaan, bahasa
teknik dari sebuah organisasi yang digunakan untuk layanan-layanan jasa.
Karakteristik teknis untuk mengartikan kebutuhan dan keinginan konsumen (suara
konsumen). Atribut keinginan konsumen diterjemahkan kedalam karakteristik
teknis. Karakteristik teknis ini merupakan karakteristik kualitas perusahaan atau
mewakili suara penyedia jasa. Pada karakteristik teknis akan memperbaiki atap
atau lantai kedua dari Rumah Kualitas. Masing-masing karakteristik teknis harus
langsung mempengaruhi persepsi konsumen dan dijelaskan dalam bagian yang
diukur.
Contoh: mencocokan keinginan customer ke dalam bentuk teknis, contoh untuk
menghasilkan kamera yang ringan, maka komponen aluminium perlu digunakan
dalam kamera.
1. Membuat Matriks Hubungan Timbal Balik Antara Technical Response
(Technical Correlation)
19
Atap dari Rumah Kualitas disebut matrik korelasi digunakan untuk
mengidentifikasi beberapa hubungan timbal balik antara masing-masing
teknis. Korelasi matrik adalah tabel segitiga yang menghubungkan
pendeskripsian teknis. Korelasi matrik menunjukkan hubungan dan
ketergantungan antara karakteristik teknis yang satu dengan yang lainnya.
2. Membuat Matriks Hubungan Antara Customer Needs dan Technical
Response
Langkah selanjutnya dalam membangun Rumah Kualitas adalah menyiapkan
persyaratan konsumen dan karakteristik teknis dan menentukan hubungan masing-
masing. Hubungan terbentuk antara persyaratan konsumen dan pendeskripsian
teknis dapat menjadi sangat membingungkan karena masing-masing persyaratan
pelanggan dapat mempengaruhi satu atau lebih pendeskripsian teknis dan
sebaliknya.
Matrik hubungan dibangun berdasarkan hubungan antara kebutuhan dan
keinginan nasabah dengan karakteristik teknis bank. Untuk perhitungannya maka
didefinisikan nilai hubungan (relationship volume) antara elemen kebutuhan
pelanggan terhadap karakteristik teknik, yaitu:
Nilai 5 berarti hubungan berpengaruh sangat kuat atau dengan simbol
3 berarti hubungan berpengaruh kuat atau dengan simbol
1 berarti hubungan berpengaruh lemah atau dengan simbol
0 berarti tidak ada hubungan atau tidak ada simbol
Contoh: hubungan spesifikasi teknis kamera daya rendah degan keinginan
customer berupa mudah digunakan memiliki hubungan yang lemah sehingga
diberi tanda low relationship.
Tingkat Kepentingan Pelanggan (Rate Customer Importance)
20
Kolom tingkat kepentingan merupakan untuk mencatat seberapa penting masing-
masing kebutuhan dan keinginan konsumen. Ada tiga tipe data yang sering
digunakan, yaitu: Absolute Importance, Relative Importance, dan Ordinal
Importance. Pada penelitian ini digunakan Absolute Importance. Lima skala
dalam Absolute Importance (Cohen, 1995) adalah sebagai berikut:
Nilai 1 = Tidak penting sekali
2 = Sedikit penting
3 = Penting bagi
4 = Sangat penting
5 = Paling penting
Contoh: dalam hal ini tingkat kepentingan pelanggan/ rating berada di sebelah
keinginan customer. Bedasarkan data yang diperoleh terdapat nilai kepentingan
(rating), semakin tinggi ratingnya semakin pentingnya suatu keinginan responden
untuk diperlukan. Dalam hal ini, reliable/ terpercaya mendapatkan rating tertinggi.
3. Penentuan Posisi Produk
Nilai posisi perusahaan menggambarkan perbandingan antara pelayanan jasa yang
diamati sebagai objek dengan pelayanan jasa pesaingnya. Nilai posisi perusahaan
dibagi dua kategori, yaitu penilaian kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan
konsumen dan karakteristik teknik produk.
Contoh: pada bagian sebelah relationship matrix terdapat penilaian customer
terhadap perusahaan lain (company A dan company B)
4. Penentuan Nilai Target (Technical Target)
Technical Target merupakan skor perusahaan dan nilai target dari karakteristik
teknik perusahaan. Nilai target merupakan keluaran (output) fisik dari HOQ
berupa rangkaian seluruh proses dalam mendapatkan informasi, struktur, dan
tingkatan pengembangan desain produk atau jasa yang diinginkan.
21
Contoh: technical target terdapat pada bagian paling bawah house of quality,
dalam diagram ini disebut our importance rating. Berupa nilai dari masing
spesifikasi teknis untuk memenuhi keinginan pelanggan. Semakin tinggi nilai
rating, maka semakin perlu spesifikasi teknis tersebut diterapkan.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Langkah-Langkah Penelitian
Berikut adalah tahapan – tahapan metodologi / kerangka berfikir yang akan
dipakai oleh peneliti untuk menyelesaikan permasalahan. Metedologi penelitian
adalah kerangka kerja atau kerangka berfikir secara sistematis yang akan
menggambarkan tahapan untuk mengidentifikasi, merumuskan, menganalisa,
memecahkan masalah dan menyimpulkan suatu masalah sehingga peneliti lebih
focus dan beraturan dalam melakukan penelitian, sebagaimana di jelasakan pada
gambar 3.1. berikut.
3.2. Observasi
Observasi adalah tahap awal dalam melakukan penelitian untuk mencari data
responden. Metode yang digunakan adalah melalui interview terhadap
Identifikasi Masalah
Observasi
Study Literatur
Perancangan Produk
Analisa Hasil & Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1. Metodologi Penelitian
24
permasalahan yang dialami responden dalam lamanya waktu dalam melakukan
setting Bracket Tanki Hidraulik. Selain itu juga dilakukan pengamatan secara
langsung bagaimana proses setting sebelum adanya jig dan pengecekan hasil
produk. Langkah selanjutnya dilakukan pengambilan data terhadap pendapat
beberapa responden melalui untuk didapatkan kebutuhan yang diinginkan.
3.3. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Tahap pertama, identifikasi rumusan masalah merupakan analisa terhadap
masalah yang terjadi dari hasil observasi awal. Dari hasil penelitian ini maka akan
ditetapkan tujuan tujuan penelitian dan ditetapkan batasan agar penelitian tidak
keluar dari pembahasan. Kemudian dari proses tersebut maka didapatkan data
kebutuhan koresponden setting Bracket tanki hidraulik untuk selanjutnya
dilakukan penentuan spesifikasi Bracket tanki hidraulik yang dibutuhkan untuk
perancangan desain jig yang akan di buat dan dilanjutkan dengan penentuan studi
literatur untuk dasar teori yang akan digunakan dalam penelitian dan pengolahan
data. Data yang digunakan untuk identifikasi dan perumusan masalah adalah
dengan observasi awal selain itu dilakukan juga dengan studi literatur yang
bermanfaat untuk memperkuat langkah pengerjaan penelitian yang dilakukan.
Pada tahap ini juga peneliti akan menjelaskan detail produk yang akan dianalisa
mulai dari bahan yang digunakan, mesin yang dipakai, fungsi dari produk tersebut
jika sudah jadi dan menjelaskan produk sebelum dan sesudah di assembly.
3.4 Studi Literatur
Studi literatur adalah proses mempelajari aktivitas dan konsep dalam melakukan
penelitian. Studi literatur ini digunakan dengan maksud dan tujuan untuk
melengkapi teori yang dipakai dan berperan pada pengumpulan informasi secara
tuntas untuk menyelesaikan masalah. Dikutip dari buku atau referensi yang
berhubungan dengan penelitian untuk dijadikan landasan teori. Dalam proses
perancangan ini literatur yang digunakan adalah menerapkan metode Quality
Function Deployment.
25
3.5 Perancangan Produk
Tahap kedua perancangan produk dikerjakan dengan mengikuti kerangka kerja
pada proses pengembangan produk yang dikemukakan oleh Ulrich dan Appinger,
2012. Kemudian VoC adalah input dalam pengerjaan QFD untuk membangun
House of Quality atau bisa disebut dengan rumah kualitas, Identifikasi terhadap
kebutuhan konsumen dilakukan menggunakan Voice of Costumer (VoC) untuk
mendapatkan costumer needs dimana tahap pengerjaan diperlihatkan pada gambar
3.2
Gambar 3.2. Tahapan pengerjaan House of Quality (Sumber: Urlich and Appinger, 2012)
3.6 Analisis Hasil Observasi Awal
Analisis hasil observasi awal adalah proses pengolahan data melalui metode yang
sudah dipilih sehingga menghasilkan kesimpulan. Metode yang digunakan untuk
perancangan jig adalah Metode QFD. Maka data yang didapatkan dari hasil
observasi diolah dengan metode tersebut sehingga didapatkan hasil berupa design
yang sesuai dengan kebutuhan
26
3.7 Penyusunan Konsep
Tahap ketiga merupakan penyusunan konsep jig yang terdiri atas penyusunan
konsep ide atau gagasan terhadap produk dimana adalah transformasi dari atribut
respon teknis. Pada tahap ini gagasan atau ide dituangkan pada desain jig dengan
menggunakan aplikasi design CAD untuk tampilan dua dimensi dan untuk detail
dari pemilihan desain yang dipilih menggunakan aplikasi ZwCad. Kemudian
dilakukan pembuatan prototype dari ide konsep produk yang dimaksud serta
menjabarkan alat dan bahan yang diperlukan serta proses pembuatan dalam
merancang jig untuk pemasangan bracket tanki hidraulik. Setelah prototype jadi
dilakukan Verifikasi terhadap fungsi dan desain sudah sesuai atau perlu adanya
perbaikan.
3.8 Analisa Hasil dan Pembahasan
Tahap keempat pada tahap ini penulis menganalisa perbandingan defect
diadakannya alat bantu setting dan sesudah diadakannya alat bantu setting untuk
alat bantu pemasangan bracket tanki hidraulik.
27
BAB IV
DATA DAN ANALISA
4.1. Observasi
PT. UTPE merupakan perusahaan terkemuka di Indonesia yang bergerak di
bidang manufacturing & engineering Heavy Equipment berlokasi di Cikarang,
Jawa Barat. Perusahan ini tergolong perusahaan dengan tipe “mass customization
company”. Mass customization company adalah perusahaan yang memproduksi
kendaraan alat berat dengan jumlah yang banyak namun fleksibilitas terkait
spesifikasi permintaan dari customer.
Ada 6 sektor bisnis Perusahaan Heavy Equipment, antara lain : sektor mining /
pertambangan, sektor minyak dan gas, sektor kehutanan dan perkebunan, sektor
konstruksi dan industrial, peralatan supporting hingga spare parts. Namun 60 %
sektor bisnis Perusahaan Heavy Equipment memfokuskan pada sektor mining /
pertambangan baik unit yang terlibat langsung proses pertambangan maupun unit
supporting. Produk-produk yang diproduksi adalah HD Vessel, Trailer, Water
Truck, Tower lamp, dan lain-lain. Indentifikasi pertama ialah penulis akan
menjelaskan produk yang akan diterliti yaitu pada produk Water Truck 20KL
seperti yang tersaji pada gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1. Unit Water Truck / Water Tank (Sumber : Data Perusahaan, 2019)
28
Product water tank yang sedang dilakukan pengetesan dengan melakukan
penyiraman pada area perusahaan, unit water tank di produksi oleh perusahaan
heavy equipment, sector bisnis yang dijalankan oleh perusahaan Heavy
Equipment. Water Truck 20KL adalah salah-satu produk small supporting
equipment (suppeq) yang beroperasi dalam area off road pertambangan yang
mempunyai fungsi sebagai unit pengangkut air dan melakukan penyemprotan
jalan dipertambangan. Unit ini memiliki kapasitas muatan air sebesar 20.000 liter
jika terisi penuh. Di PT. UTPE tidak melakukan manufaktur secara total terhadap
truk ini. Melainkan hanya melakukan proses instalasi tanki diatas unit dan
melakukan proses pemasangan sistim hidraulik. Berdasarkan data perusahaan truk
di-supply oleh supplier yang dikirim langsung keperusahaan heavy equipment lalu
dilakukan proses pemasangan attachment, setelah proses pemasangan attachment
yang sesuai dengan permintaan customer sudah selesai langsung dilakukan
pengiriman unit tersebut dikirim ke tempat pertambangan sesuai dengan lokasi
customer berada.
Proses Assy Prepare Unit adalah proses pengerjaan yang ada dalam proses
perakitan Produk Water Truck 20KL. Pekerjaan pada proses ini adalah pekerjaan
yang dilakukan sebelum tanki di-install atau dipasang diatas. Perlu diketahui
bahwasanya proses perakit unit Water Truck 20KL tidak dirakit secara total di
Perusahaan Heavy Equipment ini. untuk proses perakitannya dari nol hingga
menjadi unit finish good Water Truck 20KL dirakit di perusahaan Heavy
Equipment, tetapi untuk kendaraan unit cabin sudah di-supply dari supplier.
Kemudian barulah dilakukan pemasangan Water Truck 20KL. Unit cabin yang
biasa di-install adalah merk Scania, Volvo, Mecedez benz, Hino dll.
Proses pemasangan bracket tanki hidraulik adalah proses pemasangan bracket
tanki hidraulik terhadap chasis unit, bracket tanki hidraulik sendiri berfungsi
untuk menopang tanki oli hydraulic yang berisi kurang lebih 200 liter sehingga
dibutuhkan konstruksi bracket yang kuat seperti yang tersaji pada gambar 4.2
berikut.
29
Gambar 4.2. Bracket Tanki Hidraulik dan Tanki Hidraulik yang Sudah Menempel Pada Unit
Water Truck. (Sumber : Data Perusahaan, 2018)
Tanki hidraulik yang sudah terpasang pada bracket tanki hidraulik dan menempel
pada chasis unit. Dari gambar 4.2. kita bisa menyimpukan bahwa area kerja untuk
melakukan pengeerjaan pemasangan tanki tersebut sangat sempit dan harus
dilakukan oleh 2 orang pekerja seperti yang tersaji pada gambar 4.3. berikut
Gambar 4.3. Proses Pemasangan Bracket Tanki Hidraulik (Sumber : Data Perusahaan, 2018)
30
Proses pemasangan bracket tanki hydraulik dilakukan diatas unit/ truck dan
dilakukan oleh dua orang pekerja bahkan terkadang lebih karena berat menahan
bracket tangki hydraulic tersebut, dengan area yang sempit (+ 25 cm) seringkali
proses tersebut masih membahayakan dikarenakan area-area yang sempit
berpotensi terjadinya kecelakaan dalam melakukan pemasangan bracket tanki
hydraulic, dari segi quality masih terdapat defect yang dihasillkan dari proses
pemasangan bracket tanki hidraulik dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
kita bisa melihat proses pemasangan bracket tangki hydraulic sebelum ada alat
bantu yang dilakukan oleh dua orang pekerja, disamping itu kita bisa menganalisa
kendala pemasangan bracket tanki hydraulic yang mempunyai area sempit sekitar
(+25 cm) dan posisi-posisi yang sering dikeluhkan operator/ pekerja, serta area-
area yang berpotensi terjadinya kecelakaan dalam melakukan pemasangan bracket
tanki hydraulic.
Operator mengalami kelelahan dan nyeri pada bagian pinggang, tangan dan kaki,
Keluhan ini pun sering kita dapati dari operator/ pekerja lain yang sering kali
membantu pekerjaan pemasangan bracket tanki hydraulic tersebut, Dari sisi
keselamatan pun masih jauh dari kata aman karena pengangkatan boleh dibilang
masih menggunakan tenaga manusia langsung, yang pada dasarnya manusia/
pekerja ada kalanya mereka lelah pada saat bekerja, dalam melakukan
pengangkatan untuk melakukan pemasangan bracket tanki tersebut, bisa saja
terpeleset atau lelah sehingga bisa menimbulkan kecelakaan kerja. Berikut
kendala yang dihadapi oleh operator pemasangan bracket tanki hidraulik :
1) Area Sempit (+ 25 cm)
2) Kaki dijadikan tumpuan bracket hydraulic
3) Tangan menahan bracket
4) Leher sakit karena posisi tidak lurus
5) Punggung menjadi bungkuk
6) Kaki tidak aman, rawan kejatuhan bracket jika tangan lelah
31
Berikut rangkuman keluhan yang dirasakan oleh operator pada saat pemasangan
bracket tanki hydraulk seperti yang tersaji pada pada table 4.1. berikut.
Table 4.1. Data Keluhan
No Anggota
Tubuh Keluhan
1 Jari, tangan pegal,karena proses pengankatan benda berat
(bracket Hyd)
2 Pinggang Pegal karena posisi setengah jongkok untuk
menahan beban (bracket Hyd)
3 Kaki Pegal dan kesemutan, karena posisi setengah
jongkok dengan menahan beban yang cukup lama
(bracket Hyd)
4. Leher Sakit karena pada posisi pemasangan sikap pekerja
tidak pada posisi normal
Quality control di perusahaan equipment ini sering menemukan terjadi sebuah
kesalahan yang dilakukan oleh operator, Dari hasil catatan inspekstor yang
dilakukan oleh quality control sering ditemukan defect / catatan bahwa tanki
hydraulic miring dan dinyatakan “No Good” oleh inspector yang tersaji pada
gambar 4.4. berikut.
Gambar 4.4. Check Sheet Hasil Inspeksi Quality Control. (Sumber : Data Perusahaan, 2018)
Hal-1 Hal-2
32
4.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Didalam tahapan identifikasi masalah mulai dilakukan pendalaman masalah yang
terjadi. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada maka kemudian
dilakukan penentuan topik. Diketahui pada penelitian ini topik yang dibahas yakni
mengenai tingginya nilai persediaan yang dikelola oleh departemen part and
service setelah itu langkah selanjutnya yaitu menentukan batasan-batasan
permasalahan agar pembahasan tidak terlalu meluas, dan kemudian dilakukan
perancangan tujuan hingga benefit yang bisa didapat dari penelitian ini.
4.2.1. Voice of Customer
Setelah selesai merumuskan permasalahan pada tahap awal dilakukan observasi
langsung dengan cara mengamati proses setting Bracket tanki Hidraulik. Pada
tahap ini dilanjutkan dengan melakukan questioner terhadap operator yang biasa
melakukan proses pemasangan Bracket Tanki Hidraulik.
Voice of Customer merupakan salah satu pengumpulanmdata yang dapat
dilakukan dengan cara memberikan questioner konsumen sesuai permasalahan
yang diamati kemudian hasil questioner tersebutmdigunakan untuk mengetahui
tingkat kepentinganhhdan kepuasanmkonsumen terhadap alat yang akan
dirancang.
Berikut susunan pertanyaan yang akan diberikan kepada operator terhadap
permasalahan yang dialami selama proses settingkberlangsung
1. Kesulitan apa saja yang anda alamiiisetelah melakukan proses setting Bracket
Tanki hidraulik?
2. Jika ada alat bantu yang mempermudahggproses setting, Apa saja spesifikasi
yang diinginkanrragar produk mudah disetting?
3. Apa harapan andalljika alat ini terwujud?
Dari pertanyaan diatas dapat dilihatokesimpulan jawaban dari hasil Questioner
terhadap operator dalam memenuhijjkebutuhan spesifikasi jig yang diinginkan
oleh operator, penulis mendapatkanu11 Point-point penting dari CustomerllNeeds
yang disajikan pada tabel 4.2.
33
Table 4.2. Data Kebutuhan Operator
(Sumber: Data Kebutuhan Operator di PT. UTPE)
Kemudian dilanjutkan dengankkpenilaian Customer needs pada kolom Important
yang skala penilaiannya dimulai dari angka 1 sampai 5. Nilai important pada tabel
4.2. didapatkan dari nilai rata-rata 2 responden yang menangani Proses Setting
Bracket Tanki Hidraulik.
Setelah kebutuhan dan keinginan konsumenodidapatkan hasilnya maka dapat
dikategorikan beberapayatribut dalam peranjangan jig. Atribut tersebutpterdiri
dari Material, Desain, Ukuran, Berat, ketahanan, dan Fungsi. Atribut tersebut akan
menjadi acuanprespon teknis yang berisi nilai target untuk proses perancangan jig,
Tingkat Kepentingan dari atribut alat yang diinginkan oleh operator disajikan
pada tabel 4.3.
Table 4.3. Tingkat Kepentingan Atribut dari Respon Teknis
34
Penentuan Responpteknis terhadap Voice of Customeryyaitu sebagai berikut:
Respon Teknis pada material akan berhubunganggdengan kekuatan dan berat
bahan dari produk yang akan dirancang pada nomer 1, 4, 7, dan 10 dari Voice of
Customer.
Respon teknis pada desain akan berhubungan dengan bentuk, kemampuan, dan
kenyamanan dari alat yang akan5dirancang pada nomer 1,2,3,5,8,9, dan 10 dari
Voice of Costumer.
Respon teknisttpada ukuran akan berkaitan dengan kemudahan pada penggunaan
dan penyimpanan alat yang akan dirancang pada nomer 1 dan 3 dari Voice of
Costumer.
Respon teknis pada berat akan berhubunganeedengan materai yang digunakan
pada nomer 9 dan 11 dari Voice of Costumer.
Respon teknis ketahan akan berkaitan dengan kekuatan bahan yang digunakan
untuk jangka waktu yang lamaaapada nomer 4 dan 7 dari Voice of Costumer.
Respon teknis pada fungsi akan berhubungan dengan kemampuan alat dapat
disetting dengan mudah sertaffmenunjukkan hasil secara akurat pada nomer 2 dan
6 dari Voice of Costumer.
Pada tahap selanjutnya menentukan nilai terhadap pentingnya atribut dari respon
teknis. Penjabaran nilai importance dari tabel 4.3 Perhitungannya sebagai berikut:
Material =Nilai pentingnya atribut Material (1+4+7+10) / jumlah needs
Material
= (5+5+4+5)/4
=19/4
=4.75
Desain =Nilai pentingnya atribut Desain (1+2+3+5+8+9+10/ Jumlah
need Desain
= (5+5+4+5+4+5+5) / 7
=4.71
Ukuran = Nilai Pentingnya atribut Ukuran (1+3) / Jumlah needs Ukuran
= (5+4) / 2
35
= 9 / 2
= 4.50
Berat = Nilai Pentingnya atribut Berat (9+11) / Jumlah needs Berat
= (5+4) / 2
= 4.50
Ketahanan = Nilai Pentingnya atribut Ketahanan (4+7) / Jumlah needs
Ketahanan
= (5+4) / 2
= 4.50
Fungsi = Nilai Pentingnya atribut Fungsi (2+6) / Jumlah needs Fungsi
= (5+5) / 2
= 10 / 2
= 5.0
Urutan perhitungan kepentingan atribut diatas posisi pertama adalah atribut fungsi
memiliki nilai 5, posisi kedua pada atributttmaterial memiliki nilai 4.75. urutan
ketiga selanjutnya Desainrrmemiliki nilai 4.71. Urutan selanjutnya atribut ukuran.,
berat, dan ketahanan memiliki nilai yang sama 4.50. Kesimpulannya bahwa
semua atribut hampir mendekati nilai sempurna 5.0.
4.2.2. Quality Function Deployment
Ada beberapa tahap dalamuumelakukan pengerjaan QFD. Tahapan tersebut
Penentuan Respon teknis, Penyusunan relantionship Metrics antara atribut dan
respon teknis, untuk penyusunanddrelantionship metric antara atribut dan respon
teknis, interaksi antara respon teknis, dan yang terakhir penyusunan konsep.
Penentuan respon teknis yang dikerjaanffdengan tahapan VoC sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pengguna merupakan menentukan rancangan yang akan
dibuat, nilai target dari respon teknisggyang sudah ditentukan beserta penjabaran
dari respon teknis. Dengan diadakannya spesifikasi yang sudah ditentukan agar
mempermmudahppdalam proses pembuatan desain yang diinginkan seperti yang
disajikan pada tabel 4.4.
36
Table 4.4. Nilai Target dari Respon Teknis
(Sumber: Data Spesifikasi Desain di PT. UTPE)
Spesifikasi nilai target darirrrespon teknis sebelum membuat desain adalah :
membuat House of Quality dengan tujuan agar dapat menentukan prioritas
terhadap respon teknis yang diutamakanbbdalam pembuatan desain sehingga
desain dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan dari pengguna alat bantu setting
bracket tanki hidraulik. Urutan dalam perancangan House of Quality adalah
Optimization, Relation Metric, Correlation Metric, dan yang terakhir Priority.
Langkah pertama yang dilakukanrrdi tabel House of Quality pada kolom
Optimization. Tujuan kolom Optimization yaitu menentukanaatingkat keperluan
pada respon teknis yang akan digunakan pada perancangan jig Bracket tanki
hidraulik. Alat ini memiliki tiga symbol yang memiliki arti berbeda-beda. Simbol
arah panah ke atas bernama Maximize yang artinya memaksimalkan bagian respon
teknis yang akan dirancang. Simbol bulat bernama Exact yang artinya bahwa
kebutuhan sudah tepat, dan yang terakhir adalah symbol arah panah ke bawah
bernama Minimize yang artinya meminimalkan respon teknis yang tidak
dibutuhlan. Optimization pada respon teknis alat bantu jig produk yang akan
dirancang. Dapat dilihat lima dari enamoorespon teknis menunjukan symbol tanda
panah ke atas yang perlu di maximize terdiri dari material, desain, ukuran,
ketahanan, dan fungsi. Lalu terdapat satu respon teknis menunjukkan symbol
bulat yang dirasakkkebutuhan sudahfftepat karena sudah menyesuaikan dengan
material, desain, dan ukuran tersebutbbseperti yang disajikan pada tabel 4.5.
37
Table 4.5. Optimization (Sumber: Laporan Optimizate di PT. UTPE)
Langkah kedua yaitu menentukanohubungan dari atribut dengan respon teknis
atau dengan kata lain Relation Metric. Tujuan dari relation metric adalah untuk
mengetahui nilai kontribusi antara respon teknis dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggan yang nantinya sebagai acuan yang lebihttdifokuskan saat proses
perancangan jig Bracket tanki hidraulik. Dalam relation Metric ada tiga golongan
symbol yang terdiri dari bulatan didalam lingkaran yang artinya strong relation
yang memiliki nilai 9, bulan kosong yang artinya medium relation yang memiliki
nilai 3 dan Segitiga yang artinyappweak relation yang memiliki nilai 1. Pada
Tabel 4.6. dapat dilihat bahwa pada atribut nomer 1 memiliki hubungan dengan
material, desain dan ukuran. Untuk nomer 2 memmiliki hubungan dengan desain
dan fungsi, pada nomer 3 memiliki hubungan dengan desain dan ukuran, pada
nomer 4 memiliki hubungan dengan material dan ketahanan, pada nomer 5
memiliki hubungan dengan desain, pada nomer 9 memiliki hubungan dengan
desain dan berat, pada nomer 10 memiliki hubunganjjdengan material dan desain.
Pada nomer 11 memiliki hubungan dengan berat. Dari masing-masing hubungan
dapat diketahui seberapa kuat hubungannnatribut terhadap respon teknis yang
tersaji pada tabel 4.6.
38
Table 4.6. Relation Metric (Sumber: Data Relation Metric di PT. UTPE)
Langkah ketiga yaitu correlation metric yang bertujuan untuk menentukan
korelasi antar respon teknis. Ada 5 golongan dalam correlation metric terdiri dari
symbol dua ceklis ialah Strong positivehhyang artinya bahwa tingkat korelasi
antar respon teknis sangat kuat, symbol satu ceklis ialah positive yang artinya
bahwa tingkat korelasi antar respon teknis tersebut cukup, tidak ada symbol
adalah no relation yang artinya tidak ada korelasi antar respon teknis, symbol dua
silang adalah strong negative yang artinya bahwa tingkat korelasi antar respon
teknis sangat tidak kuat, symbolkksatu silang adalah negative yang artinya bahwa
tingkat korelasi antar respon teknis tidak cukup.
Menjelaskan tiga respon teknis sangat kuat yaitu Strong positive pada korelasi
material terhadap ketahanan alat, korelasi desainffdan ukuran. Mengapa
demikian? hal ini dikarenakan desain yang dibuat akan berpengaruh terhadap
ukuran yang nantinya digunakan sebagai acuan gambar pembuatan jig, untuk
korelasi desain dengan fungsi akan berhubungan dengan fungsi utama
yangggdibutuhkan. Beberapa respon teknis memiliki korelasi yang cukup pada
korelasi material terhadap desain dan berat, pada desain terhadap berat dan
ketahanan seperti yang disajikan pada tabel 4.7.
39
Table 4.7. Correlation Metric(Sumber: correlation Metric di PT. UTPE)
Langkah keempat priorityffadalah tahapan akhir pada House of Quality.
menunjukan penilaian Contributiondddari respon teknis terhadap kebutuhan
konsumen yang selanjutnya dilanjutkan dengan menentukan tingkat prioritas
respon teknis nilai terbesarddhinggajjnilai terkecil. Untuk nilai terbesar menjadi
prioritas utama dalam perancanganffdesain. Berikut perhitungan nilai Prioritas
respon teknis:
BKj = IRi (Bti x Hij)
Material = (1*5) + (9*5) + (3*4) + (9*5)
=107
Desain = (9*5) + (9*5) + (3*4) + (9*4) + (4*4) + (9*5) + (4*5)
=219
Ukuran = (3*5) + (3*4)
=27
Berat = (9*5) + (9*4)
= 81
Ketahanan = (9*5) + (3*4)
40
= 57
Fungsi = (9*5) + (9*5)
= 90
Hasil prioritas yang telah dihitungggmaka disimpulkan untuk respon Teknik
rancangan jig bracket tanki hidraulik tertinggi ialah dimulai dari desain sebesar
37.69 % dari 219/581 x 100%, untuk prioritas kedua ialah Material sebesar
18.41% dari 107/581 x 100%, selanjutnya denganggprioritas ketiga ialah Fungsi
sebesar 15.49% dari 90/581 x 100%, untuk prioritas keempat ialah berat sebesar
13.94% dari 81/581 x 100%, untuk selanjutnyahhprioritas ke lima ialah ketahanan
sebesar 9.81% dari 57/581 x 100%, dan yang terakhir ialah ukuran sebesar 4.64%
dari 27/581 x 100%. Seperti yang disajikan pada tabel 4.8
Table 4.8. Prioritas (Sumber: Tabel Prioritas di PT. UTPE)
4.3. Penyusunan Konsep
Setelah melakukan tahapan pembuatanttHoQ (House of Quality) yang meliputi
tahapan relation metric laludddilanjutkan dengan tahapan correlation metric maka
tahapan selanjutnya yang akan dilakukan adalah tahapan mendesign sebuah jig
41
Bracket tangki hidraulik yang di gambarkan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan penggunaan jig. Terdapat 3 konsep ide yang telah dibuat.
4.3.1 Penyusunan Konsep Ide
Sebelum membuat desain yang sesuai dengan perancangan alat bantu pemasangan
bracket tanki hydraulic, kami membuat beberapa sketsa terlebih dahulu agar lebih
mudah dalam menganalisa bagaimana kecocokan dan kemudahan dalam
menggunakan alat bantu yang kami buat yang disajikan pada gambar 4.5.
Gambar 4.5. Konsep Pertama (Sumber: Design Produk Divisi Enginnering PT. UTPE)
Gambaran dari konsep ide pertama, konsep ini menggunakan material steel UNP
SS400, menggunakan satu penopang dengan menggunakan ulir I Bolt ditengah jig
untuk menopang dan memposisikan naik turun bracket tanki hidraulik. Konsep
selanjutya yang ke 2 tersaji pada gambar 4.6.
42
Gambar 4.6. Konsep Ide kedua (Sumber: Design Produk Divisi Enginnering PT. UTPE)
Konsep ide kedua ini sama dengan fungsi konsep pertama. Hanya saja ada
modifikasi dengan penambahan roda dibagian bawah supaya lebih mudah pada
proses pemindahan. Konsep desain selanjutnya disajikan pada gambar 4.7.
43
Gambar 4.7. Konsep Ide ketiga (Sumber: Design Produk Divisi Enginnering PT. UTPE)
Di konsep ke tiga ini saya melakukan modifikasi penambahan pada tiang
penopang, ide ketiga ini menggunakan 2 penopang I bolt dan 1 pipa ditengah
untuk menstabilkan pada saat proses naik turun pada saat seting bracket tanki
hidraulik dengan menggunakan 4 buah roda pada bawah jig agar lebih mudah
pada proses pemindahan atau melakukan pemasangan bracket tangki hidraulik.
44
Dapat disimpulkan bahwa adanya kekurangan dan kelebihan pada ketiga konsep
yang telah dirancang, Pada setiap konsep memiliki perbedaan desain sehingga
harus dilakukan pemilihan konsep yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dari
pemilihan konsep dapat disimpulkan pemilihan rancangan jig terbaik untuk
produk Bracket tanki hidraulik seperti yang tersaji pada tabel 4.9.
Table 4.9. Teknis Respon (Sumber: Teknis Respon PT. UTPE, 2018)
Setelah detail teknis respon telahggdiperoleh untuk tahapan selanjutnya adalah
memberikan penilaian pada ketiga konsep yang telah dirancang. Penilaian ini
dengan cara berdiskusi dengan bagianggyang terkait dan penilaian dilakukan oleh
5 orang yang terdiri dari 2 orang QC, 2 orang operator dan di setujui oleh 1 orang
manager desain engineering. Penentuan konsep yang akan terpilih dapat dilakukan
dengan mencari kriteria yang terbaik dan memenuhi kebutuhan yang mendekati
keinginan. Untuk penilaian dimulai dari angka 1 nilai terendah sampai angka 5
yang memiliki nilai terbaik sesuai denganjjkesepatan bersama seperti yang
disajikan pada tabel 4.10.
Table 4.10. Penilaian score Konsep (sumber: Penilaian konsep Di PT. UTPE)
Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3
1 Material Menggunakan material besi UNP menggunakan materian besi UNP Menggunakan Besi UNP
2 Desain Desain dengan satu I boltMenggunakan satu I bolt diberi roda
pada bawah jig
Menggunakan 2 I bolt pada tengah
bracket dan diberi roda pada bawah
jig
3 Ukuran 600mm x 550mm x 450mm 600mm x 550mm x 450mm 600mm x 550mm x 450mm
4 Ketahanan
5 Fungsi
Konsep IdeRespon TeknisNo
dapat digunakan untuk jangka panjang & tidak mudah rusak
dapat mengarahkan produk, membuat produk jadi berqualitas dan aman untuk operator
45
Merupakan hasil kesepakatan 5 orang yang telah terpilih untuk menilai ide yang
telah dipilih ialah memilih desain ketiga dengan Total Score 4.29. Pada Tahapan
selanjutnya menjelaskan lebih detail Desain jig untuk produk Bracket tanki
hidraulik yang telah dipilih.
4.3.2 Detail Rancangan
Gambar 4.8. Desain template/ Jig menggunakan ZWCAD (Sumber: Design Produk Divisi
Enginnering PT. UTPE)
Berikut merupakan jig assembly yang sudah dibuat menggunakan software cad
yang sudah di verifikasi berdasarkan hasil keputusan dari manager engineering
dan manager produksi. Kemudahan dalam setting merupakan harapan terbesar
46
para operator dalam meningkatkan qualitas produk, meminimalisir defect dan
secara penggunaan operator pastinya lebih aman.
4.3.3 Prototype
Setelah hasil rancangan desain Alat atau template selesai, maka dibuat prototype
dari rancangan tersebut Proses pembuatan prototype dibuat sendiri tidak
membutuhkan biaya, dengan cara memanfaatkan scrap atau besi-besi UNP sisa
produksi yang sudah tidak terpakai seperti yang tersaji pada gambar berikut.
Gambar 4.9. Jig Assembly (Sumber: Data Part Design PT. UTPE)
Jig assembly yang sudah dibuat berdasarkan hasil keputusan dan keinginan para
operator dan keputusan manager divisi engineering dirasa memudahan proses
pengerjaan dari mulai proses setting sampai dengan proses pemasangan sudah
memenuhi harapan terbesar para operator dalam meningkatkan qualitas produk
dan meminimalisir defect, meningkatkan keselematan kerja, mengurangi keluhan
dan aman pada saat proses pemasangan bagi operator.
Untuk detail harga bahan dan jasa yang dibutuhkan dalam proses pembuatan jig
atau alat bantu bracket tanki hidraulik tersaji pada tabel 4.11.
47
Table 4.11. Tabel Biaya (Sumber: Perhitungan Harga Jig Bracket tanki hidraulik)
Jadi dapat dilihat dari tabel 4.11. total biaya bahan yang dikeluarkan sebesar Rp.
381 ribu rupiah. Tetapi biaya tersebut hanya perkiraan perhitungan pembuatan alat
bantu bracket tanki hidraulik, karena kami membuat alat bantu bracket tanki
hidraulik dengan menggunakan besi-besi sisa potongan yang sudah tidak
terpaikai.
4.3.4 Implementasi
Setelah jig selesai maka dilakukan pengujian terhadap produk Alat bantu
pemasangan bracket tanki hidraulik. produk Alat bantu pemasangan bracket tanki
hidraulik dapat digunakan dengan mudah masuk kedalam jig tanpa mengalami
kesusahan. Adapun perbaikan Desain jig setelah adanya perubahan dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 4.10. Perbaikan Proses Pemasangan Bracket Tanki Hidraulik (Sumber: Data
Perbaikan jig di PT. UTPE)
Adapun perbaikan pada proses pemasangan bracket tanki hydraulic bisa
dilakukan oleh satu orang pekerja, dalam melakukan pemasangan bracket tanki
hydraullic seorang pekerja bisa melakukan pemasangan dengan mudah karena
NO Bahan Qty
1 Roda 4 Rp. 27000 Rp. 108000
2 UNP 50 1 Rp. 60000 Rp. 60000
3 Pipa 2" 1 Rp. 60000 Rp. 60000
4 Jasa Wellding 1 Rp. 153000 Rp. 153000
Rp. 381000Total
Total HargaHarga
48
alat bantu bisa dengan mudah untuk diatur naik turun dengan melakukan
pemutaran tankai ke arah kanan yang berada pada bawah plate, jika ingin
melakukan perpindahan sangat mudah karena alat ini dilenngkapi dengan 4 roda yang
bisa berputar 360”.bentuk agar lebih safety lagi untuk menggunakannya. Dengan
menggunakan alat bantu ini, bisa dilakukan pemasangan tanki hidraulik seperti
yang disajikan pada gambar 4.11.
Gambar 4.11. Uji Coba Posisi Pemasangan Tanki Hydraulic (Sumber: Data Perbaikan Jig di
PT. UTPE)
Selain memperbaikin proses pemasangan bracket tanki hidraulik, alat bantu atau
jig ini bisa digunakan juga untuk pemasangan tanki hidraulik seperti gambar yang
tertera pada Gambar.4.10. Dengan menggunakan penambahan alat bantu kerja,
seorang perkerja bisa mengerjakan pemasangan bracket tanki hidraulik sendiri
serta mudah dalam melakukan penggerseran jika dirasa kurang pas dalam
memposisikan bracket yang akan dipasang, karena alat ini dilengkapi dengan roda
dibawahnya sehingga operator tidak sulit dalam melakukan pemindahan, untuk
kesehatan dan keselamatan operator lebih aman karena operator tidak melakukan
penahanan dan pengangkatan bracket tankki hidaraulik.
4.3.5 Analisis Perbandingan
Hasil implementasi setelah adanya alat bantu/ JIG kemudian di cek oleh inspector
hasilnhya tidak ada lagi defect.
49
Gambar 4.12. Hasil Ispeksi setelah adanya alat bantu (Sumber: Data Checksheet di PT. UTPE)
Dari hasil verifikasi yang dilakukan oleh quality control setelah adanya alat bantu/
Jig sudah tidak ada lagi catatan bracket tanki/ tanki hydraulic miring.
Hasil wawancara setelah ada nya alat bantu/ Jig, Hasil rancangan alat bantu
berupa jig mampu menggantikan metode yang sebelumnya menggunakan crane
dan angkat manual. Disamping itu karyawan / operator bisa bekerja lebih nyaman
karena posisi yang flexible bisa dinaik turunkan sesuai kebutuhan dan mudah
untuk memindahkan alat tersebut dari segi kesehatan pun bisa mengurangi sakit
pada pinggang, tangan maupun kaki karena pemasangan dengan metode yang
sekarang lebih ringan dan lebih mudah.
Setelah dilakukan perbaikan dan uji coba pada proses pemasangan bracket tanki
hidraulik kami melakukan wawancara kembali terhadap 2 orang operator dan 2
orang quality control hasilnya pengguna merasa puas dikarenakan alat bantu
tersebut ringan sehingga tidak menyulitkan ketika akan dipindahkan, dengan
menggunaan alat bantu mengurangi keluhan yang sering dirasakan oleh operator
dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja seperti yang kami rangkum pada
tabel berikut.
Hal- Hal-
50
Table 4.12. Hasil Wawancara
No Anggota
Tubuh Keluhan
Kebutuhan
Rancangan Hasil
1 Jari, tangan pegal, karena
proses
pengankatan
benda berat
Mengurangi
proses
pengangkatan
oleh tenaga
manusia
langsung
Dengan
menggunakan alat
sudah tidak
mengangkat barang
langsung
Ok
2 Pinggang Pegal karena
posisi
setengah
jongkok
untuk
menahan
beban
Mengubah
metode
penyetelan
Dengan
menggunakan alat
pinggang tidak cepat
lelah karena sudah
tidak menahan
beratnya bracket
hydraulic
Ok
3 Kaki Pegal dan
kesemutan,
karena posisi
setengah
jongkok
dengan
menahan
beban yang
cukup lama
mengubah
metode
penyetelan
Dengan
menggunakan alat
kaki tidak mudah
pegal karena sudah
tidak menjadi
tumpuan pada saat
pengangkatan
bracket hydraulic
Ok
4 Leher Sakit karena
pada posisi
pemasangan
sikap pekerja
tidak pada
posisi normal
mengubah
metode
penyetelan
Dengan
menggunakan alat
bantu pemasangan,
leher tidak terasa
sakit karena posisi
leher pada posisi
normal
Ok
51
Dengan diadakannya penelitian dan pembuatan Jig untuk mempermudah
pemasangan bracket tanki hidraulik menunjukan adanya perubahan meningkatnya
jumlah produksi dan pengurangan man power seperti yang disajikan pada tabel
berikut.
Table 4.13. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perbaikan
No. Keterangan Sebelum
Perbaikan
Sesudah
Perbaikan
Efesiensi
(%)
1 Jumlah Man
Power 2 1 50 %
2 Upah perhari Rp. 304.544 Rp. 152.272 50 %
3 Upah perbulan Rp. 6.699.968 Rp. 3.349.984 50 %
4
Lama Waktu
pemasangan per
pcs
2.24 Jam 1.25 Jam 44 %
No. Keterangan Sebelum
Perbaikan
Sesudah
Perbaikan
Efesiensi (%)
1
Qty jml
pemasangan
perhari
2 pcs 5 pcs 60 %
2
Qty jml
pemasangan
perbulan
63 pcs 114 pcs 45 %
52
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari menganalisa akar permasalahan
sampai dengan perancangan alat bantu & implementasinya di line produksi small
Suppeq (Supporting Equipment) maka diperoleh kesimpulan seperti dibawah :
1) Karakter costumer need yang dibutuhkan oleh operator pada proses setting
bracket tanki hidraulik adalah memilih konsep yang ke tiga yang dijelaskan
pada gambar 4.7. dengan nilai tertinggi 4.29 dibandingkan dua konsep yang
lain.
2) Pembuatan desain jig yang sesuai dengan kebutuhan proses pemasangan
bracket tanki hidraulik dibuat menggunakan software cad yang sudah di
verifikasi berdasarkan diskusi dari 2 orang operator, 2 orang inspector dan
diputuskan oleh 1 Manager Design Engineering
5.2. Saran
Berdasarkan hasil perbaikan terhadap aktivitas produksi Water Truck. Peneliti
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terjadi. Dari penelitian
perancangan Jig Bracket Tanki Hidraulik adapun saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
Untuk meningkatkan produktivitas yang lebih baik perlu adanya penelitian lebih
dalam pada perancangan jig Bracket Tanki Hidraulik untuk improvement
selanjutnya.
Harus dibuatkan jadwal berkala untuk perawatan jig agar tetap berfungsi dengan
baik.
53
DAFTAR PUSTAKA
Cohen, L. (1995), Quality Function Deployment : How to make QFD Work for
you, Addison-wesley, Inc, Massachusetts.
Yani Syafei. M, Sumerlki Herli Chervy, Susilowati Etty.2018. Konsep Ergonomi
Dalam Desain Produk. Bandung : Alfabeta.
Daryus, Asyari. 2005. Diklat Kuliah Proses Produksi. Jakarta : Fakultas Teknik
Universitas Darma Persada
Hoffman, Edward G. ; 1996; “Jig and Fixture Design Fourth Edition”; Delmar
Publishers Inc, New York.
Ulrich, K. T. dan Eppinger, S. D. 2012. Product Design and Development 5th
Edition.
Porter, Michael E, (1996), Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan
Pesaing, Erlangga, Jakarta.
Suhardi, B. 2006, Analisa Produktifikas kerja, Gema Teknik, No 1.
Veronica, Melisa, Trifena Wienda, Cecilia budiono, dan Laksito Purnomo.
(2005). Perancangan Produk “A Bookshelf”: Suatu Analisis Dan Penerapan
Perancangan Teknik. Prosiding seminar nasional perancangan produk
“Collaborative Product Design”, Program Studi Teknik Industri Universitas Atma
Jaya, Yogyakarta
Adams, Chris, 2009, About.com,What is Ergonomics,
<http://ergonomics.about.com/od/ergonomicbasics/a/ergo101.htm>.
top related