peran perpustakaan anak di rumah sakit kanker … · kanker adalah penyakit yang ditandai dengan...
Post on 12-Mar-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERAN PERPUSTAKAAN ANAK
DI RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS”
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Oleh :
AZIZA NUR PERSIA
NIM. A2D009017
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Aziza Nur Persia
NIM : A2D009017
Jurusan : S1 Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya
Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peran
Perpustakaan Anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta” adalah benar-benar
karya ilmiah saya sendiri, bukanlah hasil plagiat karya ilmiah orang lain, baik
sebagian maupun keseluruhan, dan semua kutipan yang ada di skripsi ini telah
saya sebutkan sumber aslinya berdasarkan tata cara penulisan kutipan yang lazim
pada karya ilmiah.
Semarang, 1Agustus2013
Yang Menyatakan,
Aziza Nur Persia
NIM. A2D009017
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
if you think its not enough, try again, and again, over and over again.
If you never try you’ll never know, just what you’re worth
Ikhlaslah, karena semua yang baik bermula dari keikhlasan.
PERSEMBAHAN
Degan terselesaikannya skripsi ini, maka penulis
mempersembahkannya kepada :
1. Ayahanda Indra Prisma dan IbundaHalimah
sebagai orang tua, yang
selalumemberido’adanmemberikanmotivasi.
2. Adik-adikku, HenitaMahrunnisa,
FikriZainRamadhandanAyesaNajwa.
3. Semua sahabat dan teman-teman yang selalu
memberikan semangat, motivasi, dukungan
kepada penulis.
4. Almamater, UniversitasDiponegoro.
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diajukan ke sidang
Panitia Ujian Skripsi pada :
Hari :Kamis
Tanggal :1 Agustus 2013
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Yuli Rohmiyati, S.Sos., M.Si
NIP. 198007042008122002
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh Panitia Ujian Skripsi pada tanggal 29
Agustus2013
Ketua Penguji,
WijiSuwarno, S.IPI.,M.Hum.
NIP. 197307142005011002
Anggota I,
EndangFatmawati, M.Si., M.A.
NIP. 132314562
Anggota II,
YuliRohmiyati, S.Sos.,M.Si.
NIP. 198007042008122002
PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat selesai
dengan baik. Shalawat serta semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Skripsi dengan judul “Peran Perpustakaan Anak di Rumah Sakit Kanker
Dharmais Jakarta” ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan partisipasi berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Soedharto P. Hadi, MES. Ph. D, sebagai Rektor Universitas
Diponegoro.
2. Dr. Agus Maladi Irianto, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro Semarang
3. Dra. Sri Ati, M.Si, selaku Ketua Jurusan S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu
Budaya yang telah memberikan arahan kepada penulis hingga selesainya
penulisan skripsi ini.
4. Yuli Rohmiyati, S.Sos., M.Siselaku dosen pembimbing dan dosen wali yang
telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
5. BapakWijiSuwarno, S.IPI.,M.Hum, IbuEndangFatmawati, M.Si.,
M.Aselakudosenpengujikomprehensifdanskripsi.
6. Bapak/Ibu Staf pengajar Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan ilmu dan
kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.
7. dr. EdiSetiawanTehuteru, Sp.A selaku Pembimbingdari Rumah Sakit Kanker
“Dharmais” yang telah memberikan arahan dan bimbingankepadapenulis.
8. Mas EdwinFauziselaku koordinator dari Yayasan Pita Kuning Anak
Indonesia (YPKAI) yang telah membantu penulis di lapangan hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
9. Kakakvolunteer yang telahmembantudalammengumpulkan data
sehinggapenulisbisamenyelesaikanpenelitianini.
10. Anak-anak dan orangtua pasien yang telah menjadi narasumber, semoga
selalu di beri kekuatan oleh Tuhan YME.
11. PerpustakaanFakultasIlmuBudayaUndip, PerpustakaanPusatUndip.
12. AyahIndraPrisma dan IbuHalimah tercinta yang selalu memberikan do’a,
restu dan tak hentinya memotivasi penulis agar tak patah semangat dan terus
berusaha.
13. Kakak-kakak dan adik-adikserta semua kerabat yang telah memberi do’a,
semangat dan motivasi.
14. Dioba Ridho Rahman Do yang selalu memberikan dukungan, motivasi,
semangat dan hiburan.
15. Sahabat-sahabatku tersayang, Noni Yulia Marna dan Tri Zaskia CP,
terimakasih yang selalu memberikan semangat dan hiburan kepada penulis.
16. Sahabat-sahabat seperjuangan, Ratih, Amanda, Laila, Yogi, Bayu, Jefri,
Yanuar, Risang dan Teddy yang selalu memberi kejutan dengan kata-kata
humor dan memberikan semangat kepada penulis.
17. Teman-teman Ilmu Perpustakaan 2009 yang telah memberikan motivasi
dalam penyusunan skripsi ini.
18. Teman-temanorganisasiRacanaDiponegoro, Riset Club
danHimpunanMahasiswaJurusanIlmuperpustakaan.
19. Teman-teman KKN DesaGonoharjo, Kec.Limbangan, Kendal.
20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca serta pengembangan Ilmu Perpustakaan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, Agustus 2013
Penulis,
Aziza Nur Persia
NIM. A2D009017
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Peran Perpustakaan Anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa peranperpustakaan bagi pasien anak.Penelitian ini menggunakan metode penelitiandeskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian inidi tentukan berdasarkan ataspertimbangan pemahaman dan penguasaan topik yang yang diteliti. Informandalam penelitian diperoleh dari Dokter Spesialis AnakRumahSakitKanker“Dharmais”, KoordinatorYayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI),volunteer, pasien ruang anak dan orang tua pasien yang berjumlah 11 informan.Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dandokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaituanalisis Miles dan Huberman(Sugiyono, 2009:246-253)yaitu reduksi, penyajiandata dan verifikasi.Keabsahan data yang digunakan melalui triangulasi.Dari hasilpenelitian ditarik kesimpulan yakniperpustakaan anak Rumah Sakit Kanker“Dharmais” memiliki 4 peran. Pertama peran psikologi, yaitu membantu anak-anak dalam mengurangi rasa takut dan kejenuhan setelah melakukan terapi danpengobatan. Kedua peran sosial, yaitu agar anak-anak tetap bisa bersosialisasi danberkomunikasi dengan anak-anak lain atau pihak luar. Ketiga peran rekreasi, yaitumenjadikan perpustakaan sebagai sarana rekreasi yang menghibur.Keempat,peranedukasi,yaitumenyediakandanmemfasilitasianakdalammendapatkanilmupengetahuanmelaluiberbagaimacamkoleksibuku.
Kata kunci: Perpustakaan Anak, PeranPerpustakaan,PerpustakaanRumahSakit, Rumah Sakit Kanker Dharmais
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
PERNYATAAN.................................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................v
PRAKATA.........................................................................................................vi
ABSTRAK .........................................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah............................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 6
1.5 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 7
1.6 Kerangka Pikir...................................................................................... 8
1.7 Batasan Istilah ...................................................................................... 9
1.8 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perpustakaan ............................................................................ 10
2.2Fungsi dan Peran Perpustakaan................................................................... 11
2.3 Perpustakaan Khusus ................................................................................. 14
2.4 Perpustakaan Rumah Sakit......................................................................... 19
2.5 Perpustakaan Anak..................................................................................... 20
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain dan Jenis Penelitian .................................................................. 21
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 22
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 22
3.4 Sumber Data ......................................................................................... 22
3.5 Pengumpulan Data ............................................................................... 24
3.5.1 Observasi........................................................................................... 24
3.5.2 Wawancara........................................................................................ 25
3.5.3 Dokumentasi .................................................................................... 25
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................ 26
3.6.1 Reduksi Data (Data reduction) ......................................................... 26
3.6.2 Penyajian Data (Data Display) ......................................................... 27
3.6.3 Verifikasi (Conclution Drawing) ...................................................... 27
3.7 Kredibilitas Data .................................................................................. 27
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAANRUMAH SAKIT
KANKER “DHARMAIS”
4.1 Sejarah dan Profil Perpustakaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” .......... 29
4.2 Struktur Organisasi .................................................................................... 30
4.3 Tata Ruang ................................................................................................. 31
4.4Fasilitas Perpustakaan ................................................................................. 31
4.5 Pelayanan ................................................................................................... 32
4.6 Jadwal KegiatanLayanan ........................................................................... 33
4.7 Pengguna .................................................................................................... 35
4.8Koleksi ........................................................................................................ 35
BAB V. PERAN PERPUSTAKAAN ANAK DI RUMAH SAKIT KANKER
“DHARMAIS” JAKARTA
5.1Data Informan ............................................................................................. 38
5.2 Data Penelitian ........................................................................................... 41
5.2.1 Peran Psikologi ................................................................................. 41
5.2.2Peran Sosial........................................................................................ 43
5.2.3 Peran Rekreasi................................................................................... 44
5.2.4PeranEdukasi...................................................................................... 47
5.2 Kendala yang DihadapiPerpustakaan......................................................... 49
BAB VI. PENUTUP
6.1 Simpulan .................................................................................................... 51
6.2 Saran........................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 53
LAMPIRAN.................................................................................................... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Distribution of Childhood Cancer in “Dharmais” Cancer
Hospitalin2006 – 2012 .................................................................... 2
Tabel 2.1 PerpustakaanKhususdanUmum ....................................................... 15
Tabel 4.1Jadwal Kegiatan Anak Usia Dini ...................................................... 34
Tabel 5.1 Data Informan di Perpustakaan Rumah Sakit “Dharmais” .............. 40
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Pedoman Wawancara ............................................................. 55
LAMPIRAN BTabelAnalisis Hasil Wawancara ............................................. 56
LAMPIRAN CDokumentasi Penelitian........................................................... 59
LAMPIRAN DLembar KonsultasiSkripsi ....................................................... 64
LAMPIRAN ESurat Keterangan Penelitian..................................................... 65
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel
yang menimbulkan kemampuan sel tumbuhtidak terkendali, menyerang
jaringan biologis yang didekatnya dan bermigrasi ke jaringan tubuh
lainnya (id.wikipedia.org).Kanker memiliki bermacam-macam jenis, mulai
dari kanker leukimia, kanker mata, kanker kelenjar getah bening, kanker
otak, kanker tulang, kanker ginjal, dan masih banyak jenis kanker lainnya.
Kanker dapat dialami siapa saja, tidak hanya dialami oleh orang dewasa
tetapi juga anak-anak.
Berdasarkan data Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sepanjang
tahun 2006-2012, lebih dari 38 kasus kanker pada anak pertahunnya yang
ditangani oleh pihak rumah sakit. Dari tahun ke tahun memiliki
kecenderungan naik dan yang mengejutkan terjadi peningkatan jumlah
pasien yang spesifik, yaitu pada tahun 2011-2012. Dapat di lihat pada
tabel berikut
Tabel 1.1: Tabel Distribution of Childhood Cancer in
“Dharmais” Cancer Hospitalin 2006 – 2012
Sumber : Childhood Cancer Registry Dept. of
Child Health, DCH, 2012.
Mengingat pengobatan kanker yang cukup panjang, termasuk juga
pada anak-anak, maka di butuhkan suatu dukungan secara psikologis
untuk anak-anak. Karena masa anak-anak adalah masa dimana masa
tumbuh dan berkembang dan merupakan masa yang seharusnya
menyenangkan, masa dimana anak-anak sedang memiliki banyak aktifitas
bermain dan belajar. Namun aktifitas akan berkurang ketika mereka
merasa kesehatannya terganggu. Dalam beberapa teori dijelaskan bahwa
pengurangan aktifitas akan terjadi saat kesehatan menurun. Anak-anak
harus terbaring di rumah sakit akibat proses penyembuhan yang
relatiflama menyebabkan kebosanan. Hal yang menjadi aktifitasnya di
rumah sakit hanya makan, minum, minum obat, beristirahat, dan merasa
jenuh menunggu sembuh. Secara psikologis, suasana ini juga dapat
menjadikan kecemasan, kekhawatiran dan terasa membosankan bagi
pasien. Sehingga keberadaan perpustakaan memiliki arti penting bagi anak
dalam melakukan berbagai aktifitas.
Berdasarkan Undang-Undang No.47tahun 2007 tentang
Perpustakaan, salah satu fungsi perpustakaan ialah sebagai wahana
rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Secara
tidak langsung, perpustakaan memiliki peran penting dalam menjalankan
fungsinya sebagai sarana rekreasi bagi semua pengguna khususnya anak-
anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Fungsi lain perpustakaan yakni
dalam hal pendidikan, yakni dalam menunjang pendidikan bagi para
pemustakanya.Perpustakaan tidak hanya berada di lingkungan lembaga
pendidikan seperti sekolah maupun dinas pendidikan, perpustakaan juga
penting berada di rumah sakit. Perpustakaan rumah sakit menurut
Sulistyo-Basuki adalah perpustakaan yang ada di rumah sakit yang
koleksinya dapat digunakan untuk staf medis seperti para dokter dan
perawat untuk pasien (Sulistyo-Basuki. 1994:86). Dalam konteks
perpustakaan anak yang berada di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” ini,
koleksinya lebih dikhususkan untuk pasien.
Sejak diresmikannya ruang anak pada tanggal 16 Januari tahun
2006 oleh pihak Rumah Sakit Kanker “Dharmais” yang bekerjasama
dengan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI), praktis pasien anak-
anak memiliki tempat khusus bermain anak yang digunakan sebagai ruang
perpustakaan sekaligus ruang bermain anak. Anak-anak dapat melakukan
berbagai aktifitas yang diinginkannya, mulai dari membaca berbagai
koleksi menarik, menggambar, bermain mainan edukatif, menulis,
membuat kerajinan tangan, mading dan lain sebagainya.
Idealnya perpustakaan anak memiliki beberapa unsur. Secara
umum unsur-unsur tersebut antara lain dari sarana fisik perpustakaan,
kualitas pustakawan, dan program alternatif. Fisik perpustakaan
maksudnya adalah gedung dari perpustakaan itu sendiri, apakah sudah
representatif dan layak digunakan untuk perpustakaaan. Kualitas
pustakawan disini juga sangat berperan penting, karena pustakawan adalah
tonggak jalannya seluruh kegiatan yang ada di perpustakaan, baik
melayani pemustaka secara langsung (tatap muka) maupun tidak secara
langsung. Program alternatif juga demikian, tujuan penting diadakannya
program alternatif agar dapat menarik perhatian pemustaka dan mencoba
menghilangkan rasa bosan dengan pergantian suasana baru tergantung
dengan program yang dijalankan.
Perpustakaan anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais” terletak di
lantai 4 gedung, letaknya di ruang kanker khusus anak-anak. Sekilas ketika
memasuki ruangan, pengunjung disuguhi pemandangan khas anak-anak.
Dari luar perpustakaan, desain dinding yang terkesan kita berada di sebuah
taman kanak-kanak, banyak gambar binatang, buah-buahan dan sayuran.
Masuk ke dalam perpustakaan pun tidak jauh berbeda, pengunjung di
sambut dengan suasana perpustakaan yang menyenangkan, banyak mainan
dan buku-buku yang dikoleksi disana. Anak-anak bisa bebas memilih
kegiatan yang mereka sukai. Kegiatan pun tidak terbatas hanya di dalam
perpustakaan, jika anak ingin membaca di ruang perawatan, koleksi bisa
dibawa.
Peran perpustakaan dapat disesuaikan dengan jenis perpustakaan
dan tujuan dari didirikannya perpustakaan tersebut. Beberapa perpustakaan
memiliki tujuan didirikan perpustakaan adalah untuk menunjang kegiatan
lembaga yang dinaunginya dalam hal pendidikan, penelitian maupun
menjaga warisan kebudayaan, tetapi ada pula perpustakaan yang didirikan
khusus untuk sarana hiburan bagi para penggunanya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mencoba untuk
meneliti adakah peran perpustakaan yang berada di ruang anak tersebut.
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit
Kanker “Dharmais” dengan judul “Peran Perpustakaan Anak di Rumah
Sakit Kanker Dharmais Jakarta”.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan
permasalahannya yaitu “Apa peran perpustakaan anak di Rumah Sakit
Kanker Dharmais”?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui peran perpustakaan
anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
1. Memperoleh pengetahuan mengenai peran perpustakaan bagi
anak khususnya di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”.
2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program
Strata Satu (S1)
1.4.2 Manfaat bagi Tempat Penelitian
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengevaluasi
sesuai peran dan fungsi perpustakaan anak di Rumah Sakit Kanker
“Dharmais”.
1.4.3 Manfaat Bagi Pihak Lain
Diharapkan penelitian ini berguna dalam pengembangan ilmu
pengetahuan bagi pihak-pihak yg berkepentingan, terutama
mahasiswa yang ingin mengembangkan dan menyempurnakan
penelitian ini melalui penelitian sejenis khususnya perpustakaan
anak di rumah sakit.
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian berlangsung pada bulan April-Juli 2013 dengan
melakukan wawancara dan observasi untuk mendapatkan data yang
relevan.
Penelitian ini bertempat di ruang Perpustakaan Anak Rumah Sakit
Kanker “Dharmais”, beralamat di Jalan Jend. S.Parman Kav.84-86 Slipi,
Jakarta Barat.
1.6 Kerangka Pikir
Menimbulkan ketakutan akibatpengobatan, kebosanan/ kejenuhandan memiliki keterbatasanmelakukan berbagai kegiatan
Perpustakaan dijalankan untukmemfasilitasi pasien anak-anakdalam melakukan berbagai aktivitasguna mengurangi rasa ketakutanakan pengobatan dan mengurangirasa kebosanan
Peran perpustakaan bagi pasienruang anak Rumah sakit Kanker“Dharmais”
1. Mengurangi ketakutan dankejenuhan
2. Tempat bersosialisasidengan pasien anak-anaklain atau dengan pihak luar
3. Rekreasi edukatif
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Peran Perpustakaan
Terapi penyembuhan berlangsunglama
1.7 Batasan Istilah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi istilah dari peran
perpustakaan anak, yaitu perpustakaan yang dikelola untuk pemustaka
tingkat anak-anak.
1.8 Penelitian Terdahulu
Sebelum adanya penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, telah
ada penelitian sebelumnya mengenai perpustakaan anak di Rumah Sakit
Kanker Dharmais yaitu oleh peneliti bernama Nirma Hasiana. Persamaan
dari kedua penelitian ini adalah tempat penelitian sama-sama berada di
Perpustakaan Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Perbedaan antara
keduanya yakni berada pada fokus penelitian. Penelitian terdahulu,
Hasiana (2009), dalam skripsinya yang berjudul “Pelayanan Perpustakaan
Anak Rumah Sakit Kanker Dharmais” fokus dalam hal pelayanan di
perpustakaan anak, sedangkan penelitian oleh peneliti sekarang adalah
peran perpustakaan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perpustakaan
Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti: 1.kitab,
buku-buku, 2. kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan
per dan an, menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti: 1.
kumpulan buku-buku bacaan, 2. bibliotek, dan 3. buku-buku kesusastraan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) (Sutarno, 2006:11). Menurut Undang-
Undang No. 47 tahun 2007 tentang Perpustakaan, “perpustakaan adalah
institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam
secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka”. Menurut The American Heritage Dictionary salah satu
pengertian perpustakaan adalah a place in which reading materials, such
as books, periodicals, and newspapers, and often others materials such as
musical dan video recordings, are kept for use or leading.
Perpustakaan memiliki ciri-ciri umum dan persyaratan tertentu,
seperti tersedianya ruangan/gedung, adanya koleksi atau bahan
pustaka/sumber informasi, adanya petugas yang melayani pemustaka,
adanya komunitas pemakai, sarana dan prasarana dan sistem yang
mengatur tata cara, prosedur pelaksanaan agar kegiatan di perpustakaan
berjalan dengan lancar.
2.2 Fungsi dan Peran Perpustakaan
Fungsi Perpustakaan berdasarkan Undang-Undang No.43 tahun
2007tentang Perpustakaan : Perpustakaan berfungsi sebagai wahana
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk
meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Pada umumnya
perpustakaan memiliki fungsi yaitu :
1. Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi).
2. Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai
informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
3. Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan sarana untuk
belajarbaik di lingkungan formal maupun non formal.
4. Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan
membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan, antara
lain: novel, ensiklopedi, cerita dongeng, dan lain sebagainya.
5. Fungsi kultural, perpustakaan berfungsi untuk menyimpan dan
melestarikan hasil kebudayaan masyarakat, seperti: benda-benda kuno,
hasil kesenian, dan lain sebagainya.
Pada prinsipnya sebuah perpustakaan memiliki tiga kegiatan utama
yaitu: 1. menghimpun, 2. memelihara, 3. memberdayakan semua koleksi
bahan pustaka.
Kegiatan utama di perpustakaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
a. Pengadaan bahan pustaka, meliputi kegiatan
menghimpun/mengumpulkan, membeli, menerima
sumbangan/bantuan, tukar-menukar, menggandakan, menerbitkan dan
kerjasama koleksi.
b. Pengolahan mencakup kegiatan registrasi, pengecapan, katalogisasi,
klasifikasi, pengetikan kartu buku, pengetikan kartu katalog,
pembuatan kode barcode, pembuatan perengkapan buku (label, slip,
sampul, dan lain sebagainya), pembuatan lembar kerja (worksheet),
penjajaran kartu, penyusunan koleksi pada tempat tertentu (rak), dan
pemasukan data (entry data).
c. Layanan, mencakup kegiatan sirkulasi (peminjaman/pengembalian),
keanggotaan, referensi, bimbingan pemakai, layanan baca, layanan
unit perpustakaan kelililing (bagi perpustakaan tertentu), layanan
ekstensi, penelitian, pendidikan pemakai, dan layanan yang
memungkinkan untuk diadakan.
d. Sosialisasi, meliputi publikasi dan promosi.
e. Kerjasama perpustakaan dalam bidang pengolahan, katalog induk,
pembinaan dan pengembangan profesi, membangun atau
mengembangkan sistem jaringan antar perpustakaan.
f. Untuk perpustakaan tertentu dikembangkan pula fungsi penyusunan
dan penerbitan bibliografi, indeks, kumpulan dari karya ilmiah
(makalah, skripsi, tesis, disertasi, dll), artikel, kliping, dan lain
sebagainya.
g. Pengembangan sumber daya manusia, mencakup seminar, loka karya,
pendidikan dan pelatihan, program pendidikan formal, keanggoataan
organisasi profesi dan lainnya.
h. Pembinaan dan pengembangan organisasi, yaitu: bidang penelitian dan
pengembangan, pengelolaan/manajemen perpustakaan, studi banding,
menjalin mitra kerja dan lain sebagainya.
i. Melakukan upaya preservasi koleksi antara lain, memelihara bahan
pustaka, merawat bahan pustaka, melakukan penyiangan, melakukan
fumigasi, menjaga temperatur/suhu agar stabil, mengatur ventilasi
udara, menjaga koleksi supaya tetap baik, menjaga kebersihan
perpustakaan, dan lain sebagainya.
j. Pembuatan peraturan/tata tertib meliputi, jadwal layanan, persyaratan
anggota, peminjaman/pengembalian, penghargaan (reward) dan sanksi
(punishment), apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan
diperpustakaan, suasana tertib di perpustakaan.
k. Penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk menyeleksi dan
pengolahan koleksi, pengolahan, layanan, penelusuran, akses
informasi, jaringan, komunikasi dan kerjasama, promosi dan publikasi,
sosialisasi.
l. Menciptakan dan mengembangkan iklim di perpustakaan agar
masyarakat tahu tentang arti dan kegunaan dari kegiatan perpustakaan,
agar masyarakat tertarik, berminat dan tergugah untuk datang ke
perpustakaan, meningkatkan jumlah pengunjung dan anggota
perpustakaan, pengunjung merasakan dilayani dengan baik dan
memuaskan, merasa nyaman (betah) di perpustakaan, ingin sering
kembali ke perpustakaan, merasa mendapat perhatian dan bimbingan
oleh petugas perpustakaan, mendapatkan sesuatu yang menyenangkan,
memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya.
2.3 Perpustakaan Khusus
Menurut Sulistyo-Basuki (1993) dalam bukunya Pengantar Ilmu
Perpustakaan mengartikan perpustakaan khusus merupakan perpustakaan
sebuah departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi
massa, militer, industri, maupun perpustakaan swasta. Pengertian lainnya,
menurut Undang-Undang No.47 tahun 2007 tentang Perpustakaan,
“perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperutukan secara
terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga
masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah atau organiasi
lainnya.”
Secara umum sebetulnya kita dapat melihat, membedakan dan
membandingkan antara perpustakaan khusus dan perpustakaan umum
yang dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Perpustakaan Khusus dan Umum
Perpustakaan Khusus Perpustakaan UmumKedudukan Bernaung di bawah
badan/instansi/lembaga/organisasitertentu seperti organisasi profesi,perusahaan, pusat studi, departemen,dsb.
Bernaung di bawahlembaga/badan/organisasipublik seperti pemerintah,yayasan social, dsb.
Cakupan Subyek Berkaitan erat dengan bidang/subyektertentu (khusus)
Mencakup bermacamsubyek/ bidang ilmupengetahuan.
Koleksi Mempunyai jenis-jenis koleksi yangmempunyai informasi tertentu(bidang tertentu tergantung darispesifikasi perpustakaan) dantermuat dalam berbagai media.
Biasanya koleksi berupabuku dan pamflet dengancakupan bidang koleksiyang lebih luas dan umum.
Pemakai Mempunyai/Melayani pemakaidalam kelompok tertentu.
Mempunyai/Melayanipemakai secara umum/luas
Fungsi Berfungsi untuk menyimpan,menemukan, memberikan danmenyebarkan informasi secara cepat.
Berfungsi untukmemberikan fasilitas bacadan pinjam untuk tujuanpendidikan, rekreasi danpenelitian.
Sumber : eprints.rclis.org (Sulistyo-Basuki, 2006)
Dan adapun ciri-ciri dari perpustakaan khusus lainnya ialah:
a. Jasa yang diberikan lebih mengarah pada minat anggota.
b. Menitikberatkan kepada fungsi informasi.
c. Memiliki sifat khusus sesuai lembaga induknya.
d. Memberikan jasa layanan pada masyarakat tertentu seperti; tunanetra,
tunarungu, narapidana, atau karyawan suatu instansi.
Perpustakaan khusus seringkali disebut perpustakaan kedinasan,
karena keberadaan perpustakaan tersebut ada pada lembaga pemerintahan
atau lembaga swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber
informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan, baik langsung maupun
tidak dengan instansi induknya. Oleh karena itu tugas dan fungsi
perpustakaan khusus adalah menyediakan sumber-sumber informasi dan
mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi yang
menaungi perpustakaan tersebut. Pemakai perpustakaan biasanya terbatas
pada para pegawai lembaga tersebut. Perpustakaan tersebut disebut
perpustakaan khusus karena kekhususan koleksi, pemakai, tempatnya dan
pengelolaannya.
Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
perpustakaan khusus, yakni:
1. Koleksi
Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada koleksi mutakhir di
dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau untuk
mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan
khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka
atau jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas
koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi mutakhir
serta penelusuran informasi.
Pembinaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada beberapa
jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal ilmiah,
hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus, baik dalam
bentuk tercetak maupun media rekam lainnya.
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
Penanganan perpustakaan khusus memerlukan seorang “ahli” dalam
bidang/subyek yang ditangani. Hal ini akan mempermudah
perpustakaan dalam memberikan apa yang menjadi tuntutan dan
kebutuhan pemakainya. Untuk itu biasanya dalam perpustakaan khusus
ini dibutuhkan seorang pustakawan yang mengerti dan paham akan
bidang kerja/bidang yang ditangani oleh lembaga induknya, sehingga
kebutuhan akan “pustakawan khusus” adalah penting.
3. Pengolahan
Proses pengolahan dalam perpustakaan khusus pada prinsipnya tidak
jauh berbeda dengan perpustakaan pada umumnya. Hanya biasanya
dalam proses pengolahan dituntut untuk lebih memberhatikan
kecepatan dalam temu kembali informasi dan penyajian. Sehingga
terkadang dalam klasifikasi contohnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan karakter perpustakaan tersebut.
4. Pengguna
Perpustakaan khusus dalam pemilihan dan setting pengelolaan sangat
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik penggunanya.
Hubungan antara pengguna dan pengelola perpustakaan sangat erat
terutama apabila dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan dan
pengembangan perpustakaan itu sendiri. Tidak sedikit pengguna akan
ikut andil dalam menentukan pola pengelolaan dan juga penentuan
koleksi/informasi yang perlu disediakan oleh perpustakaan. Pengguna
mempunyai arti penting karena pengguna merupakan faktor penting
mengapa perpustakaan khusus itu ada.
5. Layanan
Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai lebih
kepada pengguna dan organisasi/badan induk yang membawahinya.
Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu memberikan alternatif-
alternatif dalam penyampaian informasi kepada penggunanya. Aspek
layanan menjadi penting untuk diperhatikan dikarenakan tuntutan
kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat dan terbaru selalu
ada.
Jenis layanan perpustakaan khusus dapat bersifat terbuka maupun
tertutup, tergantung pada kebijakan organisasi, pengelola dan tipe
penggunanya. Namun kebanyakan perpustakaan khusus menerapkan
sistem terbuka dengan akses terbatas. Hal ini untuk lebih memberikan
peluang kepada penggunaan yang lebih luas namun tetap terkontrol.
Terbuka artinya siapapun dapat memanfaatkan koleksi yang ada,
sedangkan akses terbatas adalah pengaturan terhadap proses
pemanfaatan koleksi seperti fasilitas pinjam, fasilitas baca, fotokopi,
dan sebagainya.
2.4 Perpustakaan Rumah Sakit
Rumah Sakit dibagi 2 berdasarkan pelayanannya, yaitu:
1. Rumah Sakit Umum
Pelayanan dan perawatan terhadap para pasien yang menderita
segala macam penyakit.
2. Rumah Sakit Khusus
Membatasi pasien kepada suatu golongan pasien yang menderita
suatu jenis penyakit tertentu. (Hasiana, 2009:5)
Perpustakaan rumah sakit menurut Sulistyo-Basuki adalah
perpustakaan yang ada di rumah sakit yang koleksinya dapat digunakan
untuk staf medis seperti para dokter dan perawat untuk pasien. (Sulistyo-
Basuki. 1994:86). Perpustakaan rumah sakit termasuk dalam jenis
perpustakaan khusus, karena perpustakaan rumah sakit masuk dalam
kriteria jenis perpustakaan khusus. Kriteria atau ciri dari perpustakaan
rumah sakit adalah:
1. Koleksi bahan pustaka mencakup bidang kesehatan (satu disiplin
ilmu).
2. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada kalangan rumah sakit.
3. Menitikberatkan kepada fungsi informasi tentang rumah sakit atau
informasi mengenai ilmu pengetahuan tentang kesehatan.
4. Memberikan jasa layanan pada masyarakat tertentu.
Dalam hal ini perpustakaan rumah sakit memfasilitasi
penggunanya di lingkup rumah sakit untuk dapat memanfaatkan koleksi
yang ada di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemustaka tersebut.
2.5 Perpustakaan Anak
Perpustakaan Anak adalah suatu perpustakaan yang dikelola untuk
pemakai tingkat anak-anak (Sutarno, 2008:163). Perpustakaan anak
merupakan perpustakaan yang rancang khusus untuk pengguna anak-anak,
oleh karena itu koleksi, tata letak dan desain perpustakaan ini di sesuaikan
dengan anak-anak. Koleksi yang disediakan antara lain buku-buku anak,
seperti buku dongeng, komik, ensiklopedi anak dan majalah. Selain buku,
ada juga jenis koleksi lainnya, yaitu permainan edukasi, perlengkapan
menggambar dan mewarnai, perlengkapan membuat kliping dan lain
sebagainya tergantung dari pengelola perpustakaan tersebut.
Desain perpustakaan juga tidak seperti perpustakaan lainnya yang
terkesan biasa tanpa banyak ornamen gambar dan warna, perpustakaan
anak kebanyakan mendesain tata ruangnya menjadi seindah mungkin
dengan pemberian warna dinding, gambar dan ornamen lainnya, agar
memberikan kesan perpustakaan bukan tempat yang membosankan.
Perpustakaan ingin menghadirkan suasana yang nyaman dan informal agar
anak-anak betah untuk tinggal di perpustakaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain dan Jenis Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis peran
perpustakaan bagi pasien ruang anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yakni
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, maupun
tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata (Moleong, 2011:6).
Sulistyo-Basuki (1996:78) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau suatu kepercayaan yang
diyakini oleh orang yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena menganggap
bahwa masalah yang dihadapi berkaitan dengan masalah sosial dan
interaksinya. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode ini, peneliti
dapat mencari, menemukan dan menganalisis masalah tersebut.
3.1 SubjekdanObjekPenelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peran perpustakaan anak di
Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Sedangkan objek dari penelitian ini
adalah pasien ruang anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Perpustakaan Anak Rumah Sakit
Kanker “Dharmais”, beralamat di Jalan Jend. S.Parman Kav. 84-86 Slipi,
Jakarta Barat. Waktu penelitian berlangsung bulan April-Juli 2013 dengan
melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi.
3.3 Pemilihan Informan
Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan
utama dalam mengumpulkan data adalah pemilihan informan. Dalam hal
pemilihan informan ini, peneliti dapat menggunakan Teknik SamplingBola
Salju (Snowballing Sampling). Snowbaling Samplingadalah teknik untuk
memperoleh beberapa informan dalam organisasi atau kelompok yang
terbatas dan yang dikenal sebagai teman dekat atau kerabat, kemudian
informan tersebut bersedia menunjukkan teman-teman atau kerabat lain,
sampai peneliti menemukan konstelasi persahabatan yang berubah
menjadi suatu pola-pola sosial yang lengkap (Bungin, 2009:138).
Dalam penelitian ini, orang yang dijadikan sebagai informan kunci
adalah Dokter Spesialis Anak, dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A. Sebagai
informan kunci, Dokter Edi akan mengarahkan penulis untuk menemui
informan-informan lain untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
peneliti. Pertimbangan yang digunakan untuk menentukan informan kunci
ini : 1. mengetahui dengan persis latar belakang pendirian perpustakaan
dan tujuan didirikannya perpustakaan anak. 2. mengetahui perkembangan
dan kegiatan yang ada di perpustakaan. 3. pencetus berdirinyaYayasan
Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) yang selanjutnya menjalankan
kegiatan teknis di perpustakaan anak.
3.4 Sumber Data
Dalam pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan 2 data,
yakni:
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung melalui wawancara yang
diperoleh dari informan. Informan yang dipilih yakni ditentukan
berdasarkan atas pertimbangan tertentu, seperti pemahaman dan
penguasaan topik yang yang diteliti. Data primer dalam penelitian
ini diperoleh dari beberapa narasumber antara lainDokter Spesialis
Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais” yang juga sebagai
informan kunci (key informan), koordinator dari Yayasan Pita
Kuning Anak Indonesia (YPKAI), volunteer, pasien ruang anak
Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dan orang tua pasien.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang bersumber dari bentuk-bentuk dokumen lain,
seperti literatur, artikel dan jurnal yang berhubungan dengan
penelitian. Selain itu juga, dokumen sekunder yang digunakan
adalah dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat
teori dan mengandung penjelasan yang secara tersirat dapat
digunakan sebangai bukti penelitian. Bentuk dari dokumentasi ini
yaitu foto kegiatan yang merekam peristiwa di lapangan.
3.5 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data
ini digunakan karena peneliti mengacu pada jenis metode penelitian yang
digunakan, yakni kualitatif.
a. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Menurut
Ngalim Purwanto (dalam buku Sudjarwo dan Baswori, 2009:161)
observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung. Bertolak dari
pengertian tersebut maka dapat diketahui observasi dilakukan dengan cara
mengamati dan melihat secara langsung keadaan di ruang perpustakaan
anak dan kegiatan yang dilakukan agar peneliti mengetahui gambaran
secara luas mengenai keadaan lapangan.
b. Wawancara
Wawancara adalah semacam dialog atau tanya jawab antara pewawancara
dengan responden dengan tujuan memperoleh jawaban-jawaban yang
dikehendaki (Sudjarwo dan Baswori, 2009:165). Maksud mengadakan
wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985 : 266)
sebagaimana dikutip Moleong, (2011 : 135), antara lain : mengkonstruksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan, kepedulian dan lain-lain. Dalam penelitian ini menggunakan
wawancara (interview) terhadap beberapa narasumber atau informan,
yakni Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, pihak
Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI), volunteer, pasien anak-
anak dan orang tua dari pasien.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi berupa kumpulan
informasi yang berasal dari catatan penting maupun dokumenrekaman
kejadian. Dokumen penelitian ini berupa foto-foto, rekaman wawancara
dan catatan mengenai data-data dan hasil penelitian di perpustakaan anak
Rumah Sakit Kanker “Dharmais” .
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data maksudnya adalah menetapkan tahap-tahap, langkah-
langkah, kegiatan terhadap data yang sedang dan sudah dikumpulkan,
dengan tujuan untuk menarik kesimpulan (Hamidi, 2008:96).Analisis data
menurut Bodgan dan Biklen dalam Moleong (2011:248) adalah “upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola. Penelitian ini akan
menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan mengadaptasi
konsep yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono,
2009:246-253), yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas. Aktifitas dalam analisis data tersebut, yaitu :
3.6.1 Reduksi Data (Data Reduction)
Langkah pertama dalam analisis data yaitu memilih dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema
dan polanya. Manfaat dari reduksi data adalah untuk
merangkum atau memilih data yang telah diperoleh di lokasi
penelitian, sehingga peneliti menemukan sebuah gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
3.6.2 Penyajian Data (Data Display)
Setelah data di reduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart, dan sejenisnya. Penyajian data, berfungsi untuk
memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.
3.6.3 Verifikasi (Conclusion Drawing)
Langkah ketiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan dan
verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan awal tersebut didukung
dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan penemuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada, dapat berupa
deskripsi atau gambaran obyek, dapat berupa hubungan kausal,
hipotesis, atau teori.
3.7 Kredibilitas Data
Kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi data. Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain dalam membandingkan wawancara terhadap objek wawancara
(Moleong, 2011:330). Proses triangulasi data dilakukan dengan cara
membandingkan data atau informasi yang dikumpulkan dengan teknik
pengumpulan data lainnya. Dalam penelitian ini, triangulasi
datadilakukan dengan membandingkan data observasi dengan hasil
wawancara. Observasi partisipasi pasif dilaksanakan dalam bentuk
pengamatan atas beberapa kelakuan dan kejadian di lokasi penelitian,
kemudian hasil observasi tersebut dihubungkan dengan hasil wawancara
yang diperoleh dengan informan sehingga kredibilitas data terjamin.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN ANAK
RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS”
4.1 Sejarah dan Profil Perpustakaan Rumah Sakit Kanker
“Dharmais”
Perpustakaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” beralamat di jalan
Jend. S.Parman Kav.84-86 Slipi, Jakarta Barat. Tepatnya berada di lantai 4
rumah sakit yakni di ruang perawatan khusus anak-anak yang di sebut
dengan ruang anak. Awal berdirinya perpustakaan adalah hasil kerjasama
antara pihak rumah sakit dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI).
Pada mulanya, sebelum perpustakaan di bangun, ruang anak
semula berada di lantai 5 rumah sakit. Karena di rasa perlu untuk
menambah fasilitas, pihak rumah sakit dan Yayasan Onkologi Anak
Indonesia (YOAI) pada tahun 2005 sepakat untuk mendesain ruang anak.
Ruang anak yang semula berada di lantai 5 kemudian pindah ke lantai 4.
Ketika mendesain ulang tersebut bersamaan pula dengan membangun
sebuah perpustakaan anak-anak yang letaknya di dalam ruang anak.
Latar belakang dari pendirian perpustakaan ini ialah hasil adaptasi
program dari rumah sakit di Belanda. Saat itu seorang dokter anak
bernama dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A yang sedang berada di rumah
sakit tersebut melihat pasien anak-anak tetap ceria dan melakukan
berbagai macam aktifitas walaupun dalam keadaaan sakit. Sekembalinya
dari Belanda, beliau kemudian menerapkan teknik yang bernama clinical-
psychology-social tersebut.Pengertian dari teknik ini adalah perawatan
anak-anak tidak hanya dengan tindakan medis juga psikologi dan sosial
pun mempengaruhi keinginan anak untuk sembuh atau tidak. Teknik
klinikal adalah tindakan medis yang dilakukan oleh pihak rumah sakit,
sedangkan teknik psikologi sosial adalah tindakan yang berasal dari luar.
Faktor luar ini yakni dari psikolog maupun volunteer yang melalui sarana
perpustakaan.
Setelah selesai membangun dan mendesain ulang ruang anak
termasuk juga perpustakaan anak, pada tanggal 16 Januari 2006
diresmikan ruang anak dan perpustakaan yang kemudian di hibahkan
kepada pihak rumah sakit. Selanjutnya pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan secara teknis dijalankan oleh Yayasan Pita Kuning Anak
Indonesia (YPKAI). Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI)
adalah Yayasan yang mendukung kegiatan di perpustakaan, merupakan
partner dari bagian anak rumah sakit. YPKAI bersinergi dengan peran
yang ada di rumah sakit khususnya di bagian anak. Anggota dari YPKAI
ini bisa disebut dengan volunteer.
4.2 Struktur Organisasi
Perpustakaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” belum memiliki
struktur organisasi. Sejak dibangun pada tahun 2006 oleh Rumah Sakit
Kanker “Dharmais” bekerjasama dengan Yayasan Onkologi Anak
Indonesia, secarateknis perpustakaan di jalankan oleh Yayasan Pita
Kuning Anak Indonesia (YPKAI). Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia
merupakan hasil inisiatif dr. Edi Setiwan Teheteru, Sp.A yang juga
sebagai Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” yang
pada awalnya institusi ini dibentuk untuk menjalankan treatment clinical
services.
4.3 Tata Ruang
Luas dari perpustakaan kurang lebih 7x4m persegi. Dengan
sirkulasi udara yang baik dan pencahayaan yang cukup. Dinding
perpustakaan berdasar kuning di keempat sisinya, tetapi disisi sebelah
kanan ditambahkan gambar-gambar. Pewarnaan dan visualisasi gambar ini
bertujuan untuk mendukung suasana perpustakaan menyenangkan dan
nyaman dan tentunya menarik perhatian anak untuk mengunjungi
perpustakaan.
4.4 Fasilitas Perpustakaan
Perpustakaan menyediakan fasilitas yang cukup baik antara lain :
1. Meja dan kursi bacaan jika anak-anak ingin membaca di perpustakaan
2. Rak untuk koleksi buku
3. Lemari penyimpanan koleksi permainan edukasi
4. Papan tulis
5. Meja besar untuk penempatan koleksi lainnya seperti globe, foto-foto,
boneka dan lain sebagainya
6. Karpet jika anak-anak ingin duduk di lantai,
7. Mading sebagai media tambahan untuk anak-anak mendisplay hasil
karya mereka seperti menulis puisi, mereview buku bacaan, mewarnai
dan menggambar.
4.5 Pelayanan
Secara umum, layanan yg tersedia di perpustakaan ada beberapa,
yakni:
1. layanan peminjaman buku bacaan,
2. layanan peminjaman permainan edukasi,
3. peminjaman alat-alat menggambar dan mewarnai,
4. layanan mendongeng.
Kondisi belajar anak-anak ada tiga, self care, parsial care, total
care. Kondisi belajar ini berkaitan erat dengan cara pelayanan di
perpustakaan. Self care adalah kondisi dari pasien, dimana mereka dapat
melakukan aktifitas atau kegiatan dengan cara mandiri tanpa ada bantuan
alat, misalnya anak datang sendirian ke perpustakaan tanpa bantuan alat,
kemudian secara mandiri mencari koleksi perpustakaan atau dapat dibantu
oleh volunteer yang sedang berada di perpustakaan. Parsial care, yaitu
kondisi dimana anak-anak datang ke perpustakaan dengan menggunakan
alat bantu, contohnya menggunakan kursi roda. Anak-anak yang
menggunakan alat bantu biasanya datang bersama orangtua mereka,
sampai di perpustakaan anak-anak dibantu oleh volunteer atau orangtua
mereka mencari koleksi yang diinginkan. Total care, adalah kondisi
dimana pasien anak tidak dapat beranjak dari tempat tidur sehingga para
volunteer lah yang datang ke kamar pasien, atau orangtua dapat datang
langsung ke perpustakaan meminjam koleksi.
4.6 Jadwal Kegiatan Layanan
Jadwal kegiatan layanan di perpustakaan biasanya pagi hari mulai
pukul 09.00 pagi sampai siang pukul 12.00 siang, karena diatas pukul
12.00 sampai sore anak-anak dianjurkan untuk beristirahat dikamar. Akan
tetapi tidak dilarang bila anak-anak ingin tetap membaca atau meminjam
buku ataupun menggunakan layanan lain seperti menggambar dan
mewarnai jika dia menginginkannya. Anak-anak ataupun orang tua bebas
untuk meminjam buku maupun barang lain yang ada di perpustakaan
kapanpun mereka mau atau membutuhkannya, karena perpustakaan selalu
dibuka selama 24 jam tanpa dikunci. Kebijakan perpustakaan untuk tidak
mengunci perpustakaan ini untuk membebaskan anak-anak menggunakan
koleksi perpustakaan dan tidak membatasi keinginan untuk berkreasi
setiap saat.
Ada layanan yang diberikan oleh kakak-kakak volunteer dari
yayasan pita kuning yang membantu menjalankan program layanan di
perpustakaan, antara lain yaitu menggambar, musik, fun english, membuat
kerajinan tangan, ilmu pengetahuan alam, dan lain sebagainya.
Tabel 2.1 : Jadwal Kegiatan Anak Usia Dini
Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia
FUN & ACTIVE LEARNING HOPITAL SCHOOLING
Activity schedule for early childhood ( 3-6 years)
10.00-
11.00
Mon Tues Wed Thu Fri Sat Sun
Math Religion Art
(Drawing)
Bahasa
Indonesia
Science - Art
(Drawing)
Medina Medina Donny
Fonny
Ita amelia
Lestari
Nina
Tini Grace - Agus
Diana
Yulian
11.00-
12.00
Fun
English
Sos. Skill
&character
building
- Art
(Music)
Art
(Handy
craft)
- -
Grace Grace
Madina
Santy T.Atiek
Sumber: Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI)
Berdasarkan data diatas, Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia
menjalankan berbagai macam kegiatan yang di khususkan untuk anak usia
dini yang berumur 3-6 tahun. Dimulai dari pukul 10.00-12.00 setiap hari
senin hingga minggu dengan para volunteer yang berbeda-beda.
4.7 Pengguna
Pengguna (user) dari Perpustakaan Anak Rumah Sakit Kanker
“Dharmais” ini adalah pasien ruang anak. Umumnya berkisarusia 3 - 17
tahun.Tidak ada data statistik dari perpustakaan tentang identitas pengguna
perpustakaan (nama, umur, jenis kelamin) karena perpustakaan belum
memiliki catatan mengenai daftar pemustaka dan daftar kunjung
perpustakaan. Data ini diambil dari hasil pengamatan peneliti, hasil
wawancara kepada informan dan juga berdasarkan karakteristik anak yang
menjadi pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
4.8 Koleksi
Koleksi yang ada di perpustakaan ini beragam, karena
diperuntukan bagi kalangan anak-anak maka koleksinya antara lain berupa
buku bacaan ringan, peralatan menggambar dan mewarnai, permainan
edukasi, foto-foto, lukisan, gambar dan lain sebagainya.
Koleksi yang ada di perpustakaan antara lain :
1. Buku
Buku yang ada di perpustakaan terdiri dari dua jenis buku, buku fiksi
dan nonfiksi. Buku-buku tersebut di bagi ke dalam beberapa kelompok
dan di susun di rak-rak sesuai dengan tema bacaan buku. Jenis buku
fiksi antara lain, yaitu: buku cerita rakyat, dongeng dunia, cerita
binatang, komik. Jenis buku non fiksi antara lain, yaitu : buku
pelajaran SD hingga SMP, buku berbagai aktivitas, ensiklopedia,
kamus, buku agama, etika dan moral.
2. Majalah
Koleksi majalah yang ada di perpustakaan anakantara lain majalah
bobo, donald bebek dan geografi kids. Majalah-majalah ini tidak
terlalu banyak jumlahnya dan kebanyakan majalah lama sudah usang
termakan usia.
3. Perlengkapan menggambar dan mewarnai
Perlengkapan menggambar juga lengkap, mulai dari buku/kertas
gambar, pensil, penghapus, krayon, pensil warna, spidol dan lain-lain.
4. Beragam koleksi permainan edukasi
Contoh permainan edukasi seperti menggunting, menempel dan
memasang puzzle, permainan monopoli, origami, dan lain sebagainya.
5. Foto-foto
Foto-foto yang ada di perpustaakaan ialah foto anak-anak dengan
berbagai aktivitas. Banyak juga foto-foto bersama para volunteer yang
datang untuk berkunjung dan memberikan pengetahuan atau sekadar
hiburan kepada anak-anak. Foto-foto tersebut di pajang di meja dan di
mading perpustakaan.
6. Lukisan, gambar, review buku dan cerpen.
Lukisan dan gambar-gambar yang ditempel didinding lorong
perpustakaan sebelah kanan merupakan hasil kreatifitas dari
menggambar dan mewarnai anak-anak, dan didinding lorong sebelah
kiri ada hasil review buku dan cerpen buatan anak-anak.
BAB V
PERAN PERPUSTAKAAN ANAK
DI RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS” JAKARTA
Bab ini membahas tentang peran perpustakaan bagi pasien ruang
anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dan menghimpun semua informasi dari kesebelas informan,
maka peneliti membagi peran perpustakaan menjadi empat peranan
penting. Peranan tersebut yakni peran psikologi, sosial, rekreasi, dan
edukasi.
Berikut adalah data mengenai informan dan penjelasan dari hasil
penelitian tentang peranan perpustakaan secara terperinci.
5.1 Data Informan
a. Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini orang-orang yang di
memiliki informasi tentang penelitian. Informan dalam penelitian
iniadalah Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”,
koordinator dan volunteer Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia
(YPKAI), pasien ruang anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dan
orang tua pasien.
Karakteristik yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah
1. Anak-anak yang menjadi pasien Rumah Sakit Kanker
“Dharmais”
2. Orang tua pasien anak di Rumah sakit Kanker Dhamais
3. Pihak Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI)
4. Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit kanker “Dharmais”
b. Identitas Informan
Identitas informan adalah semua informasi tentang jati diri
informan. Antara lain nama dan asal lembaga/yayasan yang
menaunginya atau statusnya ketika yang ia berada di rumah sakit.
Berikut adalah tabel mengenai data informan di Perpustakaan
Rumah Sakit Kanker “Dharmais”
Tabel 5.1: Data Informan di Perpustakaan Rumah sakit
“Dharmais”
No. Nama Keterangan
1. dr. Edi Setiawan Tehuteru,
Sp.A
Dokter Anak Rumah Sakit
Kanker “Dharmais”
2. Erwin Fauzi Koordinator dari Yayasan Pita
Kuning Anak Indonesia
(YPKAI)
3. Tini Volunteer
4. Mario Pasien ruang anak
5. Felisia Pasien ruang anak
6. Ridho Pasien ruang anak
7. Yola Pasien ruang anak
8. Septo Pasien ruang anak
9. Kakek dari Mario Orang TuaPasien
10. Ibu .dari Felisia Orang TuaPasien
11. Ibu dari Yola Orang TuaPasien
Sumber: Hasil Penelitian di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”
Tahun 2013
Berdasarkan data diatas, diketahui ada satu Dokter Spesialis Anak
Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, satu koordinator Yayasan Pita Kuning
Anak Indonesia (YPKAI)dan satuvolunteer, lima pasien ruang anak
Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dan tiga orang tua pasien. Pemilihan
informan ini berdasarkan hasil karakteristik informan yang dibutuhkan
yakni orang-orang yang berkaitan langsung dengan perpustakaan.
5.2 Data Penelitian
Perpustakaan anak di Rumah sakit Kanker Dharmais memiliki
peranan penting sebagai sarana untuk membantu anak-anak dari segi
psikologi, sosial, rekreasi, dan edukasi.
5.2.1 Peran Psikologi
Peran perpustakaan salah satunya adalah memperkuat
psikologi anak dalam menghadapi hari-hari di rumah sakit. Pada
saat di rumah sakit dengan pengobatan yang lama, anak terus-
menerus diberikan pengobatan sehingga menimbulkan rasa
ketakutan dan kebosanan. Disinilah kemudian muncul peran
perpustakaan untuk membantu anak-anak dalam mengurangi rasa
ketakutan dan kebosanan tersebut.
Menurut Erwin, peran perpustakaan dapat membantu
pasien dalam melewati hari-hari yang melelahkan dan
membosankan akibat terapi yang memakan waktu bertahun-tahun
dan beristirahat berhari-hari di rumah sakit.
“Yang harus kita tau satu hal yang penting bagi anak, anakini masih dalam proses tumbuh dan berkembang, bukanberarti mereka sakit mereka tidak memiliki hak untukbelajar bukan berarti mereka sakit mereka tidak memilikihak untuk bermain” (Edwin Fauzi, 11 Juli 2013)
Salah satu pasien bernama Felishia bersama ibunya
beberapa kali mengunjungi perpustakaan. Karena felishia bosan
terus-menerus berada di kamar perawatan rumah sakit, sesekali ia
bersama ibunya pergi ke perpustakaan atau pergi berjalan-jalan di
sekitar area ruang anak.
Perpustakaan membebaskan pemustakanya
bereksplorasi dalam melakukan berbagai kegiatan di perpustakaan
skaligus memberikan kenyamanan sehingga mengurangi beban
psikologis anak-anak dalam proses penyembuhan.
“Bagaimana membuat mereka nyaman, mereka enjoy,mereka fun, sehingga hak mereka sebagai anak terpenuhisehingga tumbuh kembang anak berjalan dengan baik”(Edwin Fauzi, 11 Juli 2013)
Kesimpulannya adalah perpustakaan memiliki peran
dalam membantu anak-anak belajar di rumah sakit walaupun
mereka dalam kondisi sakit. Lewat perpustakaan, hak anak untuk
belajar dan bermain terpenuhi dan sehingga tidak membatasi
tumbuh kembang anak dan juga mengurangi beban psikologis yang
berat akibat pengobatan.
5.2.2 Peran Sosial
Peran perpustakaan lainnya adalah merupakan salah satu
pendekatan sosial. Pendekatan sosial ini maksudnya adalah anak-
anak dapat bersosialiasi dengan pihak luar tanpa merasa takut atau
minder. Anak-anak dapat berkomunikasi langsung dan bermain
maupun belajar bersama-sama dengan sesama pasien atau dengan
para volunteer. Ridho salah satunya, saat itu ia pergi ke
perpustakaan bersama felishia dan mamanya, di perpustakaan
mereka duduk di satu meja belajar bersama.
Bersosialisasi dan berkomunikasi juga banyak di lakukan
oleh para volunteer, mereka mengajarkan banyak hal kepada anak-
anak yang di rangkum dalam beberapa agenda kegiatan harian.
Dalam beberapa agenda kegiatan fun activity dari para pengajar
Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, anak-anak secara langung
dilibatkan dalam kegiatan agar mereka senang dan bergembira,
untuk sejenak melupakan berbagai proses penyembuhan dan terapi
yang mereka hadapi. Secara langung maupun tidak, kegiatan ini
mempengaruhi kondisi sosial anak-anak. Salah satu kegiatannya
adalah bernyanyi, para volunteer mengajak anak-anak menyanyi
bersama-sama, lirik lagu ditulis di papan tulis yang sudah
disiapkan agar anak-anak yg tidak hafal dapat membaca di papan
tulis.
Kesimpulannya adalah perpustakaan memiliki peran
lainnya yaitu peran sosial, yakni tempat atau sarana
bersososialisasi dan berkomunikasi dengan anak-anak lainnya dan
juga dengan kakak-kakak volunteer.
5.2.3 Peran Rekreasi
Peran perpustakaan yang ketigaadalah peran rekreasi. Peran
rekreasi maksudnya adalah perpustakaan menjadi tempat untuk
rekreasi yang menyenangkan bagi para pasien. Pasien dapat
mengunjungi perpustakaan kapan pun ia menginginkannya.
Pengobatan yang terus-menerus menimbulkan rasa jenuh, sehingga
anak-anak butuh refreshing dan hiburan.Sarana rekreatif ini antara
lain bermain, menggambar, mewarnai, membuat prakarya,
menempel, menggunting, menulis cerita, meriview buku bacaan
dan lain sebagainya. Perpustakaan memfasilitasi dan menyediakan
alat-alat tersebut lengkap, gunting, lem, kertas, pena, spidol,
krayon dan masih banyak lagi. Tidak menutup kemungkinan anak-
anak juga bisa mengerjakannya di kamar jika dirasakan kurang
mampu pergi ke perpustakaan. Orang tua atau perawat dapat
mengambilkan alat-alat tersebut dan dibawakan ke kamar
perawatan.
Felishia, salah satu dari pasien anak bersama ibunya
mengunjungi perpustakaan, ia ingin belajar sekaligus bermain.
Hari itu ia bermain puzzle, di bantu ibunya dan Tini dari Yayasan
Pita Kuning Anak Indonesia yang saat itu sedang berjaga. Dengan
hati-hati ia menempelkan puzzle-puzzle terebut menjadi satu, ia
tampak senang.
“felishia klo ke perpustakaan seringnya belajar baca, hitungsama menempel gambar puzzle”
(Ibu dariFelishia, 11 Juli 2013)
Lemari penyimpanan dibuat dengan sistem dikunci ketika
volunteer pulang, ini salah satu kekurangannya. Orang tua atau
anak-anak yang ini meminjam mainan tidak bisa meminjam.
Harusnya lemari penyimpanan mainan tidak perlu di kunci agar
memudahkan anak-anak untuk meminjam mainan. Salah satu
nenek dari pasien pernah datang ke perpustakaan ingin meminjam
penghapus untuk cucunya yang sedang menggambar yang
tersimpan di lemari penyimpanan mainan terkunci sehingga ia
tidak dapat mengambil, “seharusnya lemari jangan di kunci biar
gampang ambil barangnya”Hal tersebut bisa menjadi masukan
untuk pihak perpustakaan.
Di hari yang sama, Mario dan kakeknya datang ke
perpustakaan untuk menggambar dan mewarnai, mario tampak
tidak mengalami kesulitan walaupun ia memakai kursi roda.
Setelah itu, ia kembali ke kamar perawatan untuk beristirahat
dengan membawa meja belajar lipat bergambar tokoh idolanya.
Diruang yang sama, Ridho sedang asik mewarnai gambarnya. Ia
menggambar seekor unta dan mewarnai untanya dengan warna
coklat. Setelah selesai, ia meletakkan semua alat menggambarnya
dan kembali ke kamar untuk beristirahat. Di meja sebelah Ridho
ada Felishia yang sedang menempel gambar di buku setelah ia
selesai menghitung, bersama ibunya dengan hati-hati menempel
gambar. Setelah selesai ia lalu kembali ke kamar.
Edwin menjelaskan, hasil prakarya yang telah di buat anak-
anak tersebut selanjutnya di tempel di dinding lorong pintu masuk
perpustakaan.
“Kamu bisa lihat di sini hasil karya anak-anak, setelahmereka selesai menggambar, mewarnai, membuat cerpen,meriview buku bacaan, kemudian di tempel”
(Edwin Fauzi, 11 Juli 2013)
Terlihat bahwa perpustakaan memberikan dampak
positif dan membawa anak-anak menuju keceriaan layaknya
seperti anak-anak sehat lainnya, dan juga menggali potensi yang
terdapat pada anak-anak tersebut.
Kesimpulannya salah satu peran perpustakaan lainnya yaitu
rekreasi. Seperti tujuan perpustakaan pada umumnya yang
bertujuan memberikan alternatif rekreasi yang positif bagi pasien
anak akibat kejenuhan dan letih karena proses penyembuhan yang
lama. Tidak hanya itu, perpustakaan juga dapat sebagai sarana
penyalur hobi dan kreativitas anak-anak.
5.2.4 Peran Edukasi
Perpustakaan menjadi sarana belajar yang efektif bagi
anak-anak. Perpustakaan menyiapkan berbagai buku pelajaran
maupun buku bacaan fiksi anak. Perpustakaan memiliki koleksi
buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi anak bermacam-macam, antara
lain buku cerita binatang, cerita rakyat, dongeng dunia, cerita
binatang, berbagai komik dan lain sebagainya. Yang termasuk
buku nonfiksi antara lain buku pelajaran mulai dari tingkat SD
sampai SMP, ensiklopedi, kamus, buku etika dan moral, buku
agama, dan buku tentang aktivitas.
Tini kemudian menjelaskan ada banyak koleki buku yang
ada di perpustakaan, diantaranya buku pelajaran dan buku bacaan
fiksi, buku-buku tersebut berasal dari hibahan ketika membangun
perpustakaan maupun hibahan dari orang-orang yang
menyumbang. Jenis buku yang dihibahkan kebanyakan buku cerita
anak-anak, akan tetapi buku-buku tersebut kebanyakan udah tidak
layak di pergunakan karena sudah usang karena termasuk buku-
buka lama.
“mestinya orang-orang yang mau menyumbang idealis lahya, tepat guna, bukan tempat pembuangan. Memangmungkin dia mau buang ada rasa sayangnya, ah mendingkasih dharmais tapikan ya liat sikonnya”
(Tini, 11 Juli 2013)
ini lebih lanjut menjelaskan seharusnya masyarakat yang
ingin menyumbangkan buku harusnya melihat kondisi, ia tahu
mungkin orang-orang yang menyumbangkan buku tersebut merasa
sayang untuk membuang, sehingga di sumbangkan ke rumah sakit,
tetapi mungkin caranya kurang tepat.
Perpustakaan menyediakan tempat untuk membaca, bisa di
kursi bacaan atau di karpet, anak-anak bebasmemilih dimana
mereka ingin belajar. Akan tetapi jika anak kesulitan untuk belajar
di perpustakaan, maka mereka bisa belajar di kamar dengan
dibantu oleh orang tua maupun perawat rumah sakit untuk
mengambilkan buku di perpustakaan dan dibantu dalam proses
belajarnya
Salah seorang anak yang bernama Yola, suka sekali
membaca. Bacaannya cerita fiksi tentang binatang maupun cerita
rakyat. Biasanya ia suka membaca di perpustakaan, tetapi hari itu
kurang enak badan ia di temani ibunya meminjam beberapa buku
di perpustakaan membaca buku-bukunya di ruang perawatan.
Menurut ibu dari Yola, secara kelengkapan, perpustakaan cukup
lengkap.
“alhamdulillah tercukupi, ya namanya tiap orang kanrelatiflah, biar banyakpun kurang cukup, yang penting apayang anak inginkan itu ada.”
(Ibu dariYola, 12 Juli 2013)
Tidak berbeda dengan Yola, Felishia juga suka
mengunjungi perpustakaan, ia suka membaca dan menghitung,
walaupun ia belum lancar tetapi ia tetap bersemangat untuk belajar,
hari itu ia di temani oleh ibu nya dan seorang volunteer yaitu Tini.
Dengan perlahan-lahan Tini mengajarkan felishia membaca dan
menghitung angka yang ada di buku.
Perpustakaan sangat welcome kepada anak-anak yang ingin
belajar di perpustakaan, dengan fasilitas yang di sediakan yang di
dukung dengan lingkungan perpustakaan yang nyaman di harapkan
mampu membantu anak dalam proses belajar.
5.2 Kendala yang Dihadapi Perpustakaan
Selama penelitian di Perpustakaan Rumah Sakit Kanker
“Dharmais” peneliti menemukan beberapa kendala yang ada di
perpustakaan. Kendala yang dihadapi oleh perpustakaan ini antara lain
yakni : perpustakaan belum memiliki pustakawan untuk mengelola
perpustakaan, baik mengelola koleksi yang ada di perpustakaan maupun
dalam membantu melayankan koleksi kepada pengguna. Karena belum
adanya pustakawan, maka pengguna mencari koleksi masih secara
mandiri atau meminta bantuan kepada orang tua atau volunteer.
Kendala lainnya yakni koleksi buku dan majalah yang ada di
perpustakaan masih kurang. Peneliti menemukan bahwa beberapa
koleksi masih kurang dalam hal kuantitas (jumlah buku) dan juga dalam
hal kekinian. Maksudnya adalah banyak buku dan majalah yang sudah
tidak relevan untuk digunakan, terutama buku pelajaran, karena sudah
lama. Dan kendala terakhir yakni belum memiliki kelengkapan
perpustakaan, seperti: buku induk, daftar pengunjung, daftar inventaris.
Hal ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah koleksi yang ada di
perpustakaan, mengetahui jumlah pengunjung dan jenis buku yang
mereka butuhkan. Selanjutnya untuk mempermudah dalam hal evaluasi
akhir dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran
perpustakaan bagi pasien ruang anak di perpustakaan Rumah Sakit
Kanker “Dharmais”, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
perpustakaan anak Rumah sakit Kanker “Dharmais” memiliki 4 peran,
yaitu peran psikologi, sosial, rekreasi dan edukasi. Pertama peran
psikologi, yaitu membantu anak-anak dalam mengurangi rasa takut dan
kejenuhan setelah berhari-hari melakukan terapi dan pengobatan. Kedua
peran sosial, yaitu agar anak-anak tetap bisa bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan anak-anak lain atau pihak luar. Ketiga peran
rekreasi, yaitu menjadikan perpustakaan sebagai sarana rekreasi yang
menghibur.Keempat, peran edukasi, yaitu menyediakan dan
memfasilitasi anak dalam mendapatkan ilmu pengetahuan melalui
koleksi berbagai macam buku.
6. 2 Saran
Berdasarkan pada analisis hasil penelitian Perpustakaan Anak di
Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, berikut merupakan beberapa saran dari
hasil pengamatan peneliti yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan anak, yaitu:
1. Menyediakan petugas sirkulasi yang standby untuk melayani anak-
anak maupun orang tua yang ingin meminjam koleksi di
perpustakaan.
2. Memiliki kelengkapan perpustakaan, seperti buku induk untuk
pencatatan inventaris perpustakaan, sebagai informasi mengenai
jumlah dan jenis barang apa saja yang ada di perpustakaan.
3. Melengkapi kelengkapan buku-buku, seperti pemberian nomor buku
menurut klasifikasi perpustakaan, memiliki katalog dan
menyusunnya teratur sesuai dengan pengelompokan buku.
4. Menyusun buku harus mempertimbangkan ketinggian dalam
penempatan buku, sebaiknya menyusun buku jangan terlalu tinggi
sehingga anak-anak sulit menjangkaunya, maksimal ketinggian
adalah 1,5 meter.
5. Melakukan penyiangan terhadap koleksi yang sudah tidak terpakai
agar tidak menumpuk di perpustakaan.
6. Membuat daftar kunjungan untuk mendata pengunjung yang datang
ke perpustakaan yang berguna untuk bahan evaluasi.
7. Tidak mengunci lemari yang berisi mainan edukatif.
8. Membuat tata tertib perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adityo. 2013.Mengunjungi Bangsal Anak Khusus Kanker Terbesar diIndonesia.Indopos.http://www.indopos.co.id/index.php/berita-jakarta-raya/46-banner-jakarta-raya/1935-mengunjungi-bangsal-anak-khusus-kanker-terbesar-di-indonesia [22 april 2013]
Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi,Kebiajakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana
Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif : Pendekatan PraktisPenulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang : UMM Press
Hs, Lasa. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia.Yogyakarta : PustakaBook Publisher
Id.wikipedia.org/wiki/kanker. Kanker [28 Juli 2013]
Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum. Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007.www.pu.go/satminkal/itjen/peraturan/UU_43_2007_PERPUSTAKAAN.pdf. [3 Mei 2013]
Kelana Kelapa. 2012. Ruang Anak RS Dharmais.http://kelanakelapa.wordpress.com/2012/06/18/rs-dharmais-pasien-anak/. [24 April 2013]
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :Remaja Roksadakarya.
Ningtyas, Arya.2007.[Dr. Edi S. Tehuteru, Spa, MHA, IBCLC] Si PemilikIde Bangsal Bersahabat RSDharmais.Sosok.kompasiana.com/2011/05/19/dr-edi-s-tehuteru-spa-mha-ibclc-si-pemilik-ide-bangsal-bersahabat-rs-dharmais-36549.html. [24 April 2013]
Nirma Hasiana. 2009. Pelayanan Perpustakaan anak Rumah Sakit KankerDharmais. Skripsi: Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Budaya
Ns, Sutarno. 2008. Kamus Perpustakaan dan Informasi. Jakarta : Jala
__________. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto
Repository USU.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28204/3/Chapter%20II .pdf. [3 Mei 2013]
Sudjarwo dan Baswori. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung :Mandar Maju
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta
Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:GramediaPustaka Utama
____________. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta. Wedatama WidyaSastra.
Surachman, Arief.2005.Pengelolaan Perpustakaan Khusus.http://eprints.rclis.org/8633/1/Manajemen_Perpustakaan_Khusus.PPd.[30 Juli 2013]
The American Heritage. www.ahdictionary.com/word/search.html?q=Library& submit .x=0&submit.y=0. [30 april 2013]
LAMPIRAN A
Pedoman Pertanyaan Wawancara
1. Sejarah dan profil perpustakaan anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”?
2. Struktur organisasi?
3. Fungsi perpustakaan bagi anak?
4. Jenis Koleksi yang ada di perpustakaan?
5. Apakah anak mengetahui keberadaan dan berminat untuk berkunjung ke
perpustakaan?
6. Layanan yg dilayankan oleh perpustakaan?
7. Kegiatan apa yang dilakukan anak-anak ketika berada di perpustakaan?
8. Peran perpustakaan anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais?
LAMPIRAN B
Analisis Hasil Wawancara
Tabel 5.1 : Hasil Reduksi Wawancara dengan Koordinator dan Volunteer
Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) tentang Peran Perpustakaan
No. Nama Tanggal dan
Tempat Wawancara
Wawancara Interpretasi
1. Erwin Tanggal: 11 Juli
2013
Tempat :
Perpustakaan
Rumah Sakit
Dharmais
1. Peran perpustakaan
adalah sebagai
sarana membentuk
psikologi dan
sosial
2. Sebagai tempat
belajar dan
bermain
Peran perpustakaan
sebagai sarana untuk
melatih mental, tidak takut
akan pengobatan dirumah
sakit. Anak dapat
bersosialisasi dengan
teman-teman sesama
pasien dan membentuk
jiwa sosial. Selain itu juga,
perpustakaan dapat
menjadi sarana belajar dan
bermain bagi anak-anak.
2. Tini Tanggal: 11 Juli
2013
Tempat :
Perpustakaan
Rumah Sakit
Dharmais
Peran perpustakaan anak
untuk belajar
Peran perpustakaan
sebagai tempat untuk
belajar anak-anak.
Tabel 5.2 : Hasil Reduksi Wawancara dengan Pasien Anak Rumah
SakitKanker “Dharmais” tentang Faktor Penarik Anak Datang ke
Perpustakaan dan Kegiatan di Perpustakaan
No. Nama Tanggal dan
Tempat Wawancara
Wawancara Interpretasi
1. Mario Tanggal: 11 Juli
2013
Tempat :
Perpustakaan
Rumah Sakit
Dharmais
Mario datang ke
perpustakaan karena ia
suka mewarnai di
perpustakaan.
Mario datang ke
perpustakaan karena ia suka
mewarnai di perpustakaan.
Ini berarti peran
perpustakaan yaitu tempat
untuk rekreasi.
2. Felishia Tanggal: 11 Juli
2013
Tempat :
Perpustakaan
Rumah Sakit
Dharmais
Felishia datang ke
perpustakaan karena ia
suka membaca dan
menempel gambar.
Felishia datang ke
perpustakaan karena ia suka
membaca buku dan
menempel gambar. Ini berarti
peran perpustakaan yaitu
tempat untuk belajar,
bermain dan rekreasi.
3. Ridho Tanggal: 11 Juli
2013
Tempat :
Perpustakaan
Rumah Sakit
Dharmais
Ridho datang ke
perpustakaan karena ia
suka mewarnai di
perpustakaan.
Ridho datang ke
perpustakaan karena ia suka
mewarnai di perpustakaan.
Ini berarti peran
perpustakaan yaitu tempat
untuk belajar
4. Yola Tanggal: 12 Juli
2013
Tempat :
Yola datang ke
perpustakaan karena ia
suka membaca. Tetapi
Yola datang ke perpustakaan
karena ia suka membaca. Ini
berarti peran perpustakaan
Perpustakaan
Rumah Sakit
Dharmais
jika sedang tidak enak
badan, ia tidak
membacanya di
perpustakaan tetapi di
ruang perawatan
yaitusebagai sarana untuk
belajar
5. Septo Tanggal: 15 Juli
2013
Tempat :
Perpustakaan
Rumah Sakit
Dharmais
Septo datang ke
perpustakaan karena ia
suka mewarnai di
perpustakaan. dan ia
merasa bosan berada di
kamar.
Yola datang ke perpustakaan
karena ia suka mewarnai. Ini
berarti peran perpustakaan
yaitu sebagai sarana untuk
belajar dan bermain.
Sumber : Hasil wawancara dengan pasien anak tahun 2013
LAMPIRAN C
Dokumentasi Penelitian
Keterangan : foto ruangan perpustakaan anak (diambil pada tanggal 9 Juli
2013).
Keterangan : foto lemari koleksi di perpustakaan anak (diambil pada
tanggal 9 Juli 2013)
Keterangan : foto meja dan kursi sirkulasi perpustakaan anak (diambil
pada tanggal 9 Juli 2013)
Keterangan : foto meja berisi bermacam-macam koleksi yang ada di
perpustakaan anak (diambil pada tanggal 9 juli 2013)
Keterangan : foto lemari penyimpanan koleksi perpustakaan anak (diambil
pada tanggal 9 Juli 2013)
Keterangan : foto salah satu jenis koleksi, yaitu komik yang ada di
perpustakaan anak (diambil pada tanggal 9 Juli 2013)
Keterangan : foto mading yang berisi foto dari anak-anak pasien rumah
sakit (diambil pada tanggal 9 Juli 2013)
Keterangan : foto hasil menggambar dan mewarnai pasien anak-anak
(diambil pada tanggal 9 Juli 2013)
top related