pengembangan media mini book berbasis dongeng …
Post on 18-Jan-2022
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MEDIA MINI BOOK BERBASIS DONGENG
INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI
143/IX TENGGERIS KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
O l e h
DIAN YUNAITI SYARA
NIM. TPG. 161866
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULHAN THAHA SAIFUDIN
JAMBI
2020
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi berjudul: “Pengembangan Media Mini Book Berbasisi Dongeng Interaktif
Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas III Sekolah Dasar
Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi” yang disusun oleh Dian
Yunaiti Syara, NIM TPG.161866 telah diperiksa dan disetujui untuk
dimunaqasahkan dalam Sidang Ujian Munaqasah
Tempat : (Zoom Meating Online)
Nama : Dian Yunaiti Syara
NIM : TPG.161866
Judul : Pengembangan Media Mini Book Berbasisi Dongeng Interaktif Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas III Sekolah Dasar
Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi
Telah diterima sebagai bagian dari persyaratan untuk ujian Munaqasah
pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi.
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
No Nama Tandatangan Tanggal
1 Ikhtiati, M.Pd.I (Ketua Sidang)
21 April 2020
2 Nasyariah Siregar, M.Pd.I (Sekretaris Sidang)
21 April 2020
3 Dra. Umil Muhsinin, M.Pd (Pembimbing I)
21 April 2020
4 Tabroni, M.Pd.I (Pembimbing II)
21 April 2020
5 Dr.H. M. Syahran Jailani, M.Pd (Penguji I)
21 April 2020
6 Amirul Mukminin Al Anwari, M.Pd.I (Penguji II)
21 April 2020
Jambi, 21 April 2020
Dekan Fakultas Tabiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dr. Hj. Fadlillah, M.Pd NIP. 196707111992032004
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul ” Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Pembelajaran
Tematik Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 146/IX Desa Parit Muaro Jambi” yang
diujiankan oleh Sidang Munaqasah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN
STS Jambi pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 21 April 2020
Jam : 11:00 WIIB
Tempat : Ruang Sidang FTK UIN STS Jambi
Nama : Dian Yunaiti Syara
NIM : TPG.161866
Judul : Pengembangan Media Mini Book Berbasisi Dongeng Interaktif Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas III Sekolah Dasar
Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi
Telah diperbaiki sebagai mana hasil sidang di atas dan telah diterima
sebagai bagian dari persyaratan untuk persyaratan pengambilan ijazah pada
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
No Nama Tandatangan Tanggal
1 Ikhtiati, M.Pd.I (Ketua Sidang)
21 April 2020
2 Nasyariah Siregar, M.Pd.I (Sekretaris Sidang)
21 April 2020
3 Dra. Umil Muhsinin, M.Pd (Pembimbing I)
21 April 2020
4 Tabroni, M.Pd.I (Pembimbing II)
21 April 2020
5 Dr.H. M. Syahran Jailani, M.Pd (Penguji I)
21 April 2020
6 Amirul Mukminin Al Anwari, M.Pd.I (Penguji II)
21 April 2020
Jambi, 21 April 2020 Dekan Fakultas Tabiyah dan Keguruan
UIN STS Jambi
Dr. Hj. Fadlillah, M.Pd NIP. 196707111992032004
ii
ii
v
PERSEMBAHAN
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang. Atas izin
Allah dengan penuh rasa syukur dan rasa bahagia saya persembahkan skripsi ini
untuk orang yang paling berharga dalam hidup saya yaitu ibu kandung saya Tri
Hayati Puji Utami yang sudah dengan penuh keikhlasan menyayangi saya dan
tak henti memberikan doa terbaiknya. Untuk Ayahanda, Sugeng Priyanto
terimakasih selama ini sudah menjadi ayah terhebat buat saya, ayah yang
mendidik dengan kedisiplinan luar biasa. Terimakasih untuk segala
pengrobananmu ayah, yang sudah bersusah payah untuk mencari nafkah untuk
keluarga, yang rela melakukan apapun untuk anaknya. Terimaksih. Semoga Allah
selalu memberikan yang terbaik untuk kalian.
Untuk seluruh kelurga tercinta terimakasih telah mendukung dan
memotivasi saya hingga selesainya skripsi ini.
Untuk Sahabat-sahabat ku, Seniorku, Adik-adik ku terimakasih atas
bantuan dan dukungannya.
Untuk Kelurga Angkatku terimakasih telah menyayangiku seperti anak
sendiri, terimakasih telah menerima segala kekuranganku.
Dan untuk keluarga sekaligus sahabat Surga ku Linda Fitriani orang
yang sangat berarti dalam hidup ku orang yang selalu ada buat ku. Orang yang
selalu menyemangati ku, memberikan pelukannya saat keputus asaan datang,
orang yang memukul dengan kalimat positifnya. Terimakasih banyak untukmu
saudari ku, aku tidak akan melupakan segala kebaikanmu, semoga kita tetap
istiqomah di jalan Allah Aamiin dan kembali bertemu di surga-Nya.
vi
MOTTO
“Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al-
Kitab (Al- Qur’an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang
membenarkan lagi seorang Nabi” (An-Nur Alqu’an : Mizan )
ب فى وٱذكر هيم ٱلكت إبر يقا كان إنهۥ ( ٤١: مريم) صد
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya. Dengan segala sifat
kesempurnaan-Nya dan Dzat yang mengatur segala apa yang di dunia dengan
kekuasaan-Nya. Dzat yang telah menganugerahkan kepada manusia akal fikiran
dan memahami tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dialah Allah yang tak pernah lepas
pengawasannya terhadap apa yang dilakukan manusiandan kepada-Nya kita
mempertanggung jawabkan setiap apa yang kita kerjakan.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW. Untuk segala kelurga serta para sahabat beliau yang
senantiasa
istiqomah dalam memperjuangkan islam. Semoga kita menjadi hamba-
hamba pilihan mereka.
Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini dengan
segala pengorbanan dan rintangan lahir batin telah dapat penulis lalui. Tak ada
penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada
tara pada Allah SWT karena hanya atas ridha dan pertolongan-Nya lah penulis
dapat melalui semua ini. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang tulus dan ikhlas kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr.Hj. Fadhilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi .
3. Ibu Ikhtiati, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan ibu Nasyariah Siregar, M.Pd.I selaku sekretaris ogram Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
4. Dosen Pembimbing I Dra. Umil Muhsinin,M.Pd.I terimakasih atas arahan,
bimbingan dan motivasi yang telah diberikan.
5. Dosen pembimbing II Tabroni, M.Pd.I terimakasih atas bimbingan, arahan
dan motivasi yang telah diberikan.
viii
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan,
pengalaman selama perkuliahan.
7. Seluruh staf dan karyawan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah
memberikan bantuan kepada penulis
8. Keluarga Besar Sekolah Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro
Jambi.
9. Kedua orang tua saya Ayahanda Sugeng Priyanto dan Ibu Trihayati Puji
Utami yang telah memberikan doa kepada saya dan menjadi penyemangat
buat saya.
10. Kedua orang tua angkat saya Bapak Nurrohman dan Ibu Parti yang telah
mendoakan saya dan menasehati saya.
11. Kepada saudara saya Linda Fitriani, S.Pd yang telah senantiasa menemani
saya disaat suka maupun duka, memberikan doa terbaiknya, semangat dan
masukan- masukan sampai terselesaikannya skripsi ini.
12. Kepada teman-teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2016 dan sahabat-sahabat PGMI lokal A, yang
telah menjadi motivasi buat saya.
Akhinya penulis hanya bisa berdoa, semoga amal ibadah semua pihak
dapat diterima oleh Allah SWT. sebagai amal sholeh dan mendapatkan balasan
yang sebaik-baiknya
Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Allah yang maha
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak
untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Dan penulis
berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai positif bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca umumnya.
Jambi, Maret 2020
Dian Yunaiti Syara
TPG.161866
ix
ABSTRAK
Nama : Dian Yunaiti Syara
NIM : TPG 161866
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Pengembanga Media Mini Book Berbasis Dongeng
Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 143/Ix Tenggeris
Kabupaten Muaro Jambi
Skripsi ini membahas tentang Pengembangan Media Berupa mini book
berbasis dongeng untuk siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 143/IX Tenggeris
Kabupaten Muaro Jambi. Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar
bagi siswa untuk bisa naik ke kelas yang lebih tinggi. Kemampuan membaca
menjadi sangat penting bagi kehidupan siswa sehari-hari bahkan untuk menjadi
jembatan terhadap jutaan ilmu pengetahuan. Agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai maka diperlukan upaya yang lebih baik dari guru dalam memilih dan
menerapkan strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dasar tersebut. Tujuan penelitian ini adalah Menjelaskan desain
emedia mini book berbasis dongeng dan Menjelaskan perbedaan hasil belajar
siswa yang menggunakan media mini book di Sekolah Dasar Negeri 143/IX
Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi. Jenis Penelitian yang digunakan adalah
penelitian Research and Development (R&D). Model yang digunakan dalam
penelitian ini mengikuti model ADDIE (analysis, design, development,
implementation, dan evaluation). Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah angket (Kuisioner). Data analisis melalui cara analisis tingkat kevalidan
produk dan analisis data uji coba menggunakan Uji-t. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan media mini book dapat meningkatkan
kemampuan membaca siswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan
kemampuan membaca tersebut dapat diukur dari uji pre-test dan post- test dengan
nilai pre-test rata-rata 60,7 % dan nilai post-test rata-rata 86,7%. Dengan
demikian hasil penelitian di Sekolah Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten
Muaro Jambi, dapat disimpulkan bahwa media yang dikembangkan tersebut dapat
dinyatakan valid dan dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas III.
Kata Kunci: Media Mini Book, Dongeng
x
ABSTRACT
Name : Dian Yunaiti Syara
NIM : TPG 161866
Program Study : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI)
Thesis Title : the development of interacyive fairytale-base mini book
media to improve reading skills of third grade students in
Sekolah Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Muaro Jambi
This thesis discusses Media Development in the form of a fairytale-based
mini book for grade 3 students of Sekolah Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Muaro
Jambi . Reading ability is a basic ability for students to move up to a higher class.
The ability to read is very important for students' daily lives and even becomes a
bridge to millions of knowledge. So that learning objectives can be achieved,
better efforts are needed from the teacher in selecting and implementing learning
strategies, methods, and media that are in accordance with these basic
competencies. The purpose of this study is to explain the design of fairy-based
emedia mini books and to explain the differences in student learning outcomes
using mini book media in Sekolah Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Muaro Jambi.
The type of research used is Research and Development (R&D) research. The
model used in this study follows the ADDIE model (analysis, design, development,
implementation, and evaluation). The data collection technique used was a
questionnaire (Questionnaire). Data analysis through product validity analysis
and trial data analysis using t-test. The results showed that the use of mini book
media could improve students' reading abilities in the learning process. Improved
reading skills can be measured from the pre-test and post-test with an average
pre-test value of 60.7% and an average post-test value of 86.7%. Thus the results
of research in Sekolah Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Muaro Jambi it can be
concluded that the developed media can be declared valid and can improve the
reading skills of grade 3 students.
Keywords: Mini Book Media, Fairy Tales
xi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Sts Jambi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
NOTA DINAS .................................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................... v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................... x
ABSRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
C. Batasan Masalah........................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Tujuan dan Kegunaan Pengembangan ...................................................... 6
F. Spesifikais Produk yang diharapkan ......................................................... 6
BAB II TINNJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan ............................................................................. 8
B. Kajian Teoritik .......................................................................................... 11
1. Media Pembelajaran ............................................................................ 11
2. Media Minibook .................................................................................. 17
3. Hakikat Dongeng Interaktif
4. Konsep Dasar Membaca ..................................................................... 24
C. Studi Relavan ............................................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 33
B. Karakteristik Sasaran Penelitian ............................................................... 33
C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan ................................................. 33
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Model .................................................................. 45
B. Kelayakan model ................................................................................... 52
C. Efektifitas Model (dalam Tahap Uji Coba) ........................................... 66
D. Pembahasan .......................................................................................... 73
E. Jadwal Penelitian ................................................................................... 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 81
B. Saran ..................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80
xiii
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Sts Jambi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Baca........................................................ 29
Tabel 2.2 Studi Relevan .............................................................................. 32
Tabel 3.1 Langkah Model ADDIE .............................................................. 33
Tabel 3. 2 Aspek Yang Dinilai, Instrumen, Data Yang Diamati dan
Responden .................................................................................. 52
Tabel 3.3 Konversi Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi ............................. 40
Tabel 3.4 Kriteria Kemenarikan Media ....................................................... 41
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Keterterapan Media ........................................... 42
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Media Mini Book Dongeng Oleh Ahli Materi .... 50
Tabel 4.2 Kritik dan Saran Media Mini Book Oleh Ahli Materi .................. 51
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Media Mini Book Dongeng Oleh Ahli Desain .... 52
Tabel 4.4 Kritik dan Saran Media Mini Book Oleh Ahli Desain ................. 53
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Media Mini Book Dongeng Oleh Ahli
Pembelajaran ............................................................................... 54
Tabel 4.6 Kritik dan Saran Media Mini Book Oleh Ahli Pembelajaran ...... 55
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Media Mini Book Dongeng Oleh Ahli Bahasa... 56
Tabel 4.8 Kritik dan Saran Media Mini Book Oleh Ahli Bahasa ................ 57
Tabel 4.9 Data Uji Coba Kelompok Kecil ................................................... 57
Tabel 4.10 Data Uji Coba Lapangan ............................................................ 59
Tabel 4.11 Revisi Produk Dari Ahli Media Pembelajaran ........................... 61
Tabel 4.12 Revisi Produk Dari Ahli Desain................................................. 62
Tabel 4.13 Revisi Produk Dari Ahli Bahasa ................................................ 63
Tabel 4.14 Nilai Pre-Test Siswa Kelas Iii .................................................... 64
Tabel 4.15 Nilai Post-Test Siswa Kelas Iii ................................................. 65
Tabel 4.16 Perbandingan Nilai Pre-Test Dan Post-Test Siswa Kelas Iii ..... 66
Tabel 4.17 Tabel Distribusi Frekuensi Data Pre-Test (Variabel I) ............. 67
Tabel 4.18 Tabel Distribusi Frekuensi Data Post-Tes (Variabel Ii)............ 69
Tabel 4.19 Jadwal Kegiatan ........................................................................ 77
xiv
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Sts Jambi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gambar Model ADDIE
Gambar 3.2 Kompetensi Inti Kelas Iii Sekolah Dasar
Gambar 3.3 Desain Before-After
Gambar 4.1 Cover Depan
Gambar 4.2 Cover Belakang
Gambar 4.3 Tampilan Pembuka
Gambar 4.4 Penggunaan Buku
Gambar 4.5 Tampilan Lembar Ki
Gambar 4.6 Tampilan Lembar Kd
Gambar 4.7 Tampilan Lembar Indikator
Gambar 4.8 Tampilan Cerita Dongeng
Gambar 4.9 Tampilan Lembar Soal Interaktif
Gambar 4.10 Tampilan Lembar Penutup
Gambar 4.11 Grafik Nilai dan Frekuensi Data Pre-Test
Gambar 4.12 Grafik Nilai dan Frekuensi Data Post-Test
xv
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Sts Jambi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Validasi Ahli Materi
Lampiran 2 : Lembar Validasi Ahli Desain
Lampiran 3 : Lembar Validasi Ahli Pembelajaran
Lampiran 4 : Lembar Validasi Ahli Bahasa
Lampiran 5 : Instrumen Validasi Media Pembelajaran Mini Book Oleh Siswa
Lampiran 6 : Lembar Kemampuan Membaca (Pre-Test)
Lampiran 7 : Lembar Kemampuan Membaca (Post-Test)
Lampiran 9 : Foto Dokumentasi Penelitian
Lampiran 10 : Kartu Konsultasi
Lampiran 11 : Curiculum Vitae
1
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Sts Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya
selalu seiring dengan perkembangan manusia. Menurut Prayitno seperti yang
dikutip Jailani (2014) kegiatan pendidikan termasuk juga di dalamnya
pembelajaran, diyakini sebagai upaya yang unik, istimewa dan menentukan
kualitas hidup manusia melalui pengembangan harkat dan martabat manusia.
Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan dikembangkan melalui proses
belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah dalam proses belajar perlu
diselaraskan dan distabilkan agar kondisi belajar tercipta sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai serta dapat diperoleh seoptimal mungkin.Untuk melengkapi
komponen belajar dan pembelajaran di sekolah, sudah seharusnya guru
memanfaatkan media atau alat bantu yang mampu merangsang pembelajaran
secara efektif dan efisien.
Namun sebelum melengkapi komponen-komponen belajar, seorang
guru harus sudah terlebih dahulu memahami hakikat belajar untuk siswa atau
secara luas. Belajar dapat diartikan sebagai proses kegiatan yang membuat
perubahan kognitif maupun motorik melalui interaksi. Belajar juga dapat diartikan
sebagi proses perubahan tingkah laku. Dari segi psikologi perbedaan individu
ditimbulkan oleh berbagai macam aspek baik secara langsung atau tidak langsung
yang timbul dari siswa. Adapun aspek-aspek tersebut, yaitu; kognitif
(pengetahuan), afektif (kemampuan), dan psikomotor (keterampilan), tidak
ketinggalan juga termasuk intelegensia, minat, bakat dan keadaan sosial ekonomi
(Khalid Rahman:2005).
Jailani (2014) mengatakan aktor utama dalam suatu proses
pembelajaran adalah guru. Karena skenario yang diharapkan berjalan tidaknya
sebuah proses pendidikan atau pembelajaran sangat bertumpu pada sosok guru.
2
2
Sekalipun ishikawa dalam teori Fishbone Analisys sebagaimana
dikutip Maryunis dalam Jailani (2014) menyebutkan komponen utama dalam
pembelajaran tidak hanya guru saja tetapi ada komponen lainnya seperti ada
murid, ada bahan ajar, ada media dan strategi, fasilitas sarana pendukung, ada
lingkungan pembelajran yang kondusif serta evaluasi yang terprogram.
Agar suatu proses pembelajaran dalam dunia pendidikan mencapai
tujuannya dan tetap dapat menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran,
pendidikan harus diselenggarakan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 (PP, 2005) dinyatakan
bahwa proses pembelajaran pada suatu Pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik (Khalid Rahman:2005).
Untuk dapat mengimplementasikan peraturan pemerintah tersebut,
maka guru harus bertanggung jawab terhadap jalannya suatu proses pembelajaran
agar dapat mengarahkan peserta didik mencapai kompetensi. Mengarahkan
peserta didik menuju suatu kompetensi tentunya juga membutuhkan usaha – usaha
tertentu. Seorang pendidik dapat melakukan usaha – usaha tersebut dengan
memberikan inovasi – inovasi baru dalam proses pembelajaran. Inovasi dalam
proses pembelajaran inni dapat dilakukan dengan menggunakan strategi dan
metode yang tepat dengan materi pembelajaran. Selain pemilihan strategi dan
metode, Seorang guru juga harus menyediakan sumber belajar serta
mempersiapkan sebuah media yang baik dan tepat untuk digunakan dalam suatu
proses pembelajaran.
Media pembelajaran disini memiliki peran yang sangat penting untuk
menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa. Hal tersebut juga sesuai dengan
teori Asyhar yang menyatakan apabila media pembelajaran dipahami dalam arti
menyalur pesan, maka tidak semua sumber belajar dapat dijadikan media
pembelajaran. Namun, Sejauh media itu dapat dijadikan sumber pesan dan
informasi, maka media itu juga bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Dengan
3
kata lain, setiap sumber belajar merupakan media pembelajaran, akan tetapi tidak
semua media pembelajaran dapat berfungsi sebagai sumber belajar (Asyhar:
2018).
Sebenarnya sumber belajar pada dasarnya merupakan komponen
sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan peralatan, teknik, dan
latar. Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan
dalam berbagai bentuk media, yang bertujuan agar membantu siswa dalam belajar
sebagai perwujudan dari kurikulum (Wiarto, 2016:21). Sehingga sumber belajar
dan media pembelajaran tidak dapat dikatakan dua hal yang sama. bahkan
Depdiknas (Asyhar, 2010:8) menyatakan sumber belajar adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat
digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar.
Sementara itu media pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh
guru untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam suatu materi
pembelajaran kepada sisiwa. Pendapat lainnya mengatakan media merupakan
sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan merangsang pikiran, perasaan dan
kemauan audia (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya. Bahkan dalam buku Azhar Arsyad, Himalik mengemukakan bahwa
pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologis terhadap siswa. (Arsyad,
2007:15). Dengan peran media yang sangat penting akan membuat proses
komunikasi antara guru dengan siswa terjalin secara optimal. Selain itu, siswa
akan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa dapat lebih
mudah menangkap materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran dikemas
secara kreatif, inovatif, menarik, dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa agar
dapat mencapai tujuan dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan observasi awal dan hasil wawancara dengan guru kelas III
SD Negeri 143, guru menjelaskan bahwa siswa kelas III di SDN 143 ini masih
terbata – bata dalam membaca. Sedangkan untuk naik ke kelas 4 yang merupakan
jenjang kelas tinggi, siswa seharusnya sudah bisa membaca. Tujuannya tidak lain
4
agar siswa tidak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran – pembelajaran di kelas
tinggi. Dari hasil observasi ternyata siswa senang membaca. Tapi tidak semua
teks dalam buku siswa menarik perhatian mereka untuk membaca. Kebanyakan
siswa memilih cerita – cerita bergambar dari buku siswa untuk di baca. Bahkan
ketika mereka di rumah dan sedang ingin membaca mereka membuka setiap
lembar buku siswa dan mencari cerita yang bisa dibaca. Terlihat siswa membaca
cerita dari buku siswa ini ketika mereka sedang usai jam pembelajaran atau saat
disekolah saat jam pelajaran. Selain saat itu siswa tidak terlihat memegang buku
dan membacanya. Dari fakta tersebut, Peneliti menemukan alasan mengapa siswa
hanya belajar membaca disaat – saat tertentu saja, sedangkan berdasarkan
penjelasan dari guru, mereka sudah bisa dan lancar membaca sebelum naik ke
kelas 4.
Dengan adanya fenomena tersebut, alasan yang peneliti temukan dari
hasil wawancara beberapa siswa menjelaskan duduk persoalan bahwa ternyata
siswa malas membaca karna malas membawa buku siswa kemana- mana. Selain
itu mereka hanya punya buku siswa untuk dijadikan sumber bacaan mereka. Buku
siswa pun harus dikembalikan kepada guru kelas saat pembelajaran di sekolah
sudah selesai. Hal tersebut dikarenakan sekolah masih kekurangan buku siswa
yang bahkan jumlahnya tidak sebanyak siswa di kelas. Akibatnya masih ada siswa
yang membaca satu buku untuk dua orang siswa.
Selain fenomena tersebut, setelah melakukan pengamatan lanjutan
ternyata banyak siswa yang belum sadar akan pentingnya keberadaan tumbuhan di
sekitar kita. Siswa bermain di depan kelas tetapi tangannya sambil merusak daun
– daun tanaman yang ada di depan kelas. Tampak mereka merobek-robek tunas
daun yang baru tumbuh, mematahkan cabangnya, atau menyabetnya dengan
tangan. Mereka belum menanamkan rasa sayang terhadap lingkungan terutama
pada tumbuhan dan hewan.
Untuk itu, pemanfaatan media dan sumber pembelajaran harus sesuai
dengan kebutuhan siswa dan dikemas dengan menarik agar siswa mampu
mengambi nilai dan pesan dari media yang dihunakan. Bahkan Arsyad (2015:29)
mengatakan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
5
perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk sendiri – sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Salah satu media yang dapat digunakan
sebagai solusi untuk mengatasi permaslahan terkait kemampuan baca dan daya
bahasa siswa adalah pengembangan media pembelajaran dongeng berbasis video
interaktif. (Arsyad, 2015:29)
Mini Book merupakan media belajar yang termasuk dalam jenis media
cetak. Dalam Mini Book biasanya fokus pada inti dan tujuan yang akan dicapai.
Dalam penelitian ini, Mini Book akan beisi berbagai cerita dongeng interaktif dan
dikemas menggunakan bahasa yang sesuai dengan kemampuan berfikir siswa.
Peneliti memilih dongeng karena menurut pakar dongeng Sarumpaet dongeng
bermanfaat bagi anak sebagai pendengar. Selain itu, dari berbagai cara untuk
mendidik anak, dongeng merupakan cara yang ampuh dan efektif untuk
memberikan Human Touch atau sentuhan manusiawi dan sportifitas bagi anak
(Latief, 2008 : 10).
Dari fakta dan temuan tersebut maka peneliti tertarik untuk membuat
media pengembangan berbentuk Mini Book yang berbasis dongeng interaktif.
Tujuan pengembangan ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan untuk
mempermudah siswa dalam latihan membaca dengan harapan dari adanya mini
book ini bisa meningkatkan intensitas siswa dalam membaca. Dari hal tersebut
maka peneliti tertarik mengambil judul “ Pengembangan Media Mini Book
Berbasis Dongeng Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
siswa Kelas III Di Sekolah Dasar Negeri 143/ IX Tenggeris Kabupaten
Muaro Jambi”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasikan beberapa
msalah, sebagai berikut:
1. Siswa kelas III di SD Negeri 143/ IX Tenggeris belum lancar membaca
2. Siswa kekurangan buku bacaan yang menarik minat baca mereka
3. Siswa malas membawa buku siswa kemana- mana
4. Siswa hanya tertarik pada bacaan bergambar
6
5. Siswa tidak peduli dengan lingkungan, terutama tumbuhan
C. Batasan Masalah
1. Cerita dalam media yang akan dikembangkan mengambil tema
menyayangi tumbuhan dan hewan dengan sub tema menyayangi
tumbuhan
2. Siswa yang menjadi target pengembangan buku ini adalah siswa kelas III
di SD Negeri 143/IX
3. Media yang dikembangkan dalam bentuk media cetak
4. Kemampuan yang dikembangkan mencakup kemampuan kognitif siswa
D. Rumusan Masalah
Berangkat dari fenomena yang ada maka peneliti merumuskan beberapa
pokok masalah, yaitu:
1. Bagaimana desain pengembangan media Mini Book berbasis dongeng
interaktif dengan sub tema menyayangi tumbuhan?
2. Apakah pengembangan media Mini Book berbasis dongeng interaktif bisa
meningkatkan kemampuan baca siswa kelas III?
3. Bagaimana Mini Book berbasis dongeng ini bisa meningkatkan
kemampuan baca siswa kelas III?
E. Tujuan dan Kegunaan Pengembangan
1. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Menjelaskan desain media Mini Book berbasis dongeng interaktif
dengan sub tema menyayangi tumbuhan
b. Mengetahui pengembangan media Mini Book berbasis dongeng
interaktif dalam meningkatkan kemampuan baca siswa kelas III
c. Menjelaskan peningkatan kemampuan baca siswa kelas III melalui
Mini Book berbasis dongeng
2. Kegunaan pengembangan
Adapun kegunaan dari pengembangan ini sangatlah beragam bila ditinjau
dari banyak aspek yang ada. Diantara kegunaan pengembangan ini adalah:
7
a. Secara teoritis: pengembangan ini mampu membuat guru berinovasi
dalam mengembangkan media dalam proses pembelajaran
b. Secara praktis : pengembangan ini menghasilkan produk yang
menarik sehingga mempermudah anak dalam melatih kelancaran
membaca dan mendapatkan nilai – nilai kehidupan dari dongeng yang
di sediakan.
c. Bagi Lembaga: hasil penelitian ini dapat digunakan dalam proses
pembelajaran sehingga dapat dibuat rujukan oleh para pendidik dalam
proses Pendidikan
d. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan : dengan berhasilnya penelitian
ini maka akan menambah investasi produk baru dalam pembeljaran
yang digunakan oleh guru dalam mempermudah penyampaian materi
kepada peserta didik yang dikemas dengan menggunakan Mini Book
Berbasis dongeng interaktif
e. Bagi penulis : dengan mealkukan pengembangan ini peneliti berharap
mampu memberikan sebuah kontribusi dan solusi dalam proses belajar
siswa serta menumbuhkan rasa gemar membaca buku sejak dini.
F. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan
1. Media yang dihasilkan adalah media cetak berupa Mini Book berbasis
dongeng interaktif
2. Font yang digunakan dalam media yang akan dikembangkan adalah
Comic San Ms, dengan ukuran font 13 dan spasi 1,5
3. Kertas yang digunakan adala kertas hvs 80 gsm. Pemilihan kertas hvs 80
gsm karena Mini Book yang akan dikembangkan banyak menampilkan
gambar sehingga pemilihan hvs 80 gsm ini akan membuat tinta tidak
tembus kebelakang kertas.
4. Cover buku menggunakan kertas foto 150 gsm
5. Ukuran buku adalah 10,5 x 14,5 cm
6. Di halaman depan akan ada lembar sapa pembaca dan daftar isi cerita
dongeng.
8
7. Desain buku doble side. Sisi kiri sebelum cerita dongeng akan ada gambar
yang sesuai dengan cerita.
8. Tokoh yang digunakan menggunakan tokoh- tokoh dalam buku tematik
kurikulum 2013 (Siti, Udin, Lani, Dayu, Edo, Beni) dan tokoh tambahan
berupa tumbuhan sebagai tokoh fiktif.
9. Di akhir cerita dongeng akan ada lembar interaksi antara tokoh cerita
dengan pembaca. Berisi pertanyaan yang sesuai dengan cerita yang sudah
dibaca
10. Dalam buku akan memuat 7 cerita dongeng interaktif yang berhubungan
dengan sub tema yang dipilih, yaitu menyayangi tumbuhan
11. Buku di desain Full Colour sehingga akan menarik minat baca siswa
12. Di akhir halaman buku akan ada profil penulis.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan
Dalam penelitian R&D terdapat beberapa model yang dapat digunakan
sebagai panduan dalam mengembangkan suatu produk diantaranya:
1. Borg and Gall
Borg and Gall mengemukakan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan terdiri sepuluh langkah penelitian yaitu potensi dan masalah,
pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk,
revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, produksi masal (Sugiyono,
2009: 298)
2. Thiagarajan
Thiagarajan mengemukakan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan terdiri dari define (tahap pendefinisian), design (tahap
perencanaan), development (tahap pengembangan), and dissemination (tahap
penyebaran.)
3. Robert Maribe Branch
Robert Maribe Branch mengembangkan desain pembelajaran dengan
ADDIE yang merupakan kepanjangan dari analysis, define, development,
implementation and evaluation. Model ADDIE (Analysis-Design-Develop-
Implement-Evaluate) yang muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh
Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya model ADDIE yaitu menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif,
dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Menurut Pribadi (2009) tahap-tahap pengembangan dengan model
ADDIE yaitu Analyze (analisis), Design (desain), Development (pengembangan),
Implementation (implmentasi), dan Evaluation (evaluasi).
a. Tahap Analisis (Analyze)
Langkah pertama adalah proses analisis. Pada tahap ini, kegiatan
utama adalah menganalisis perlunya pengembangan model/metode
pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat
10
pengembangan model/metode pembelajaran baru. Pengembangan metode
pembelajaran baru diawali oleh adanya masalah dalam model/metode
pembelajaran yang sudah diterapkan. Masalah dapat terjadi karena
model/metode pembelajaran yang ada sekarang sudah tidak sesuai dengan
kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta
didik, atau menimbulkan kebosanan. Setelah analisis masalah perlunya
pengembangan model/metode pembelajaran baru, peneliti juga perlu
menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode
pembelajaran baru tersebut.
Dalam analisis ini, jangan sampai terjadi ada rancangan
model/metode yang bagus tetapi tidak dapat diterapkan karena beberapa
keterbatasan misalnya saja tidak ada alat atau guru tidak mampu untuk
melaksanakannya. Analisis metode pembelajaran baru perlu dilakukan
untuk mengetahui kelayakan apabila metode pembelajaran tersebut
diterapkan. Yang perlu dianalisis adalah kurikulum yang berlaku, yaitu
bagian isi kurikulum yang sebaiknya disentuh modul, tujuan pembelajaran
dan kompetensi yang akan dicapai, jenis materi atau topik yang disajikan,
sasaran/peserta didik, serta cara penyajian.
1) Menganalisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan. Dalam
pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan adalah adanya
kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita
inginkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap yang mereka miliki
sekarang. Menurut Asyhar (2012), kompetensi yang dimiliki peserta didik
dapat diketahui melalui proses analisis karakter peserta didik, yaitu
karakteristik khusus (pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal pesarta
didik), dan karaktersitik umum (kelas berapa, jenis kelamin apa, latar
belakang budaya apa, kebiasaan, dan sebagainya). Dari analisis tersebut
dan beberapa kebutuhannya inilah yang digunakan sebagai dasar dalam
pengembangan modul pembelajaran yang akan di buat.
11
2) Menganalisis Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan kurikulum yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, artinya materi yang
ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-
benar menunjang tercapainya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
serta Indikator.
b. Desain (Design)
Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Langkah ini merupakan : (Sugiyono, 2018: 300)
1) Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian
menemukan alternatif solusinya melalui langkah analisis kebutuhan.
2) Langkah penting yang perlu dilakukan untuk menentukan pengalaman
belajar yang perlu dimilki oleh peserta didik.
3) Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program
pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan
peserta didik.
4) Kesenjangan kemampuan adalah perbedaan kemampuan yang dimiliki
peserta didik dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki peserta
didik.
c. Pengembangan (Development)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau desain
tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu
software berupa bahan ajar digital, maka bahan ajar digital tersebut harus
dikembangkan. Dalam penyusunan rancangan berbagai hal harus
diperhitungkan, baik menyangkut materi , pedagogik, tampilan dan aspek
bahasa serta tujuan yang hendak dicapai dengan bahan ajar multimedia
tersebut. Menurut Uyoh, dkk (2011), Pedagogik modern membagi fungsi
pengajaran dalam tiga bidang, yakni apa yang dimaksudkan sebagai
taksonomi
12
d. Implementasi (Implementation)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang
telah dikembangkan dirancang sedemikian rupa sesuai dengan peran atau
fungsinya agar bisa diimplementasikan. Implementasi atau penyampaian
materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE.
Tujuan utama dari langkah ini adalah membimbing peseta didik
untuk mencapai tujuan atau kompetensi, menjamin terjadinya pemecahan
masalah atau solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang
dihadapi oleh peseta didik, memastikan bahwa pada akhir program
pembelajaran, peseta didik perlu memilki kompetensi, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan (Sugiyono, 2018: 302)
e. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran
yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas.
Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan
evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Evaluasi
merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan
nilai terhadap proses pembelajaran (Pribadi, 2009).
B. Kajian Teoritik
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Sadiman )dalam Sudatha dan Tegeh, 2015:3( kata “media”
berasal dari bahsa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yaitu
secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dan ia juga mengungkapkan
bahwa media dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
13
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Munadi (2012:8) Kata media berasal dari bahasa latin
medius yang secara harfiahnya berarti tengah, pengantar, atau perantara.
Sedangkan Djamarah (2010:5) mengartikan media sebagai manusia, benda,
ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan
dan keterampilan. Istilah media digunakan pula dalam bidang pendidikan,
sehingga istilah yang sering digunakan menjadi media pendidikan atau media
pembelajaran. Media pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara
pengajar, peserta didik, dan bahan ajar. Pada hakikatnya pembelajaran
merupakan suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari
sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerimaan pesan. Pesan,
sumber pesan, saluran atau media, dan penerima pesan adalah komponen-
komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi
ajaran ataupun didikan yang terdapat kurikulum. Sumber pesannya adalah
guru, siswa, orang lain, penulis buku. Salurannya adalah media pembelajaran,
dan penerima pesan adalah pembelajaran (Sudatha dan Tegeh 2015:1).
Asyhar (2010:6) mengatakan pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung
antara pendidik dengan peserta didik. Disini media pembelajaran berperan
untuk menyampaikan pesanpesan pembelajaran.
Rossi dan Breidle (Sanjaya, 2012:9) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat proses belajar mengajar yang pada
dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut,
guru bertindak sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan
pendidikan berupa materi pelajaran kepada penerima pesan yaitu siswa. Agar
materi yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh siswa, maka
dalam proses komunikasi tersebut diperlukan adanya wadah penyalur pesan
yaitu media pembelajaran.
14
Menurut Gagne’ dan Briggs )Arsyad 2015:4( secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara
lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata
lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.
Menurut Asyhar (2010:8), media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara
terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Dari
keseluruhan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan atau disediakan
pengirim pesan (guru) untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) kepada
penerima pesan (peserta didik) sehingga dapat merangsang pikiran, perhatian,
perasaan dan minat peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan belajar. Dengan adanya media pembelajaran, tugas guru dalam
menyampaikan materi pelajaran akan lebih ringan. Sedangkan siswa akan
merasa senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
b. Ciri – Ciri Media Pembelajaran
Ciri - ciri Media Pembelajaran Gerlach & Ely (Arsyad, 2015:15)
mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki tiga ciri yaitu sebagai
berikut :
1) Ciri fiksatif (Fixative Property), berarti media harus memiliki
kemampuan untuk merekam, menyimpan, dan merekonstruksi objek
atau kejadian. Misalnya, video tape, foto, audio tape, disket, CD, film,
suatu waktu dapat dilihat kembali tanpa mengenal waktu.
2) Ciri manipulatif (Manipulative Property), berarti media harus
memiliki kemampuan dalam memanipulasi objek atau kejadian.
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada
15
siswa hanya dalam waktu beberapa menit dengan pengembalian
gambar atau rekaman fotografi. Selain dapat dipercepat dan
diperlambat.
3) Ciri distributif (Distributive Property) dari media memungkinkan
suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Menurut Arsyad (2015: 6–7) Ciri-ciri umum yang terkandung
dalam media yaitu:
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat
dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada
siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4) Media pendidikan memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar
baik di dalam maupun di luar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6) Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya radio,
televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide,
video, OHP), atau perorangan (misalnya : modul, komputer, radio
tape/kaset, video recorder).
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
c. Prinsip–prinsip Pengembangan Media
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
media menurut Wiarto (2016: 41), yaitu:
16
1) Kesesuaian. Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran, karakteristik peserta didik dan materi yang dipelajari,
serta metode atau pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta
didik.
2) Kejelasan sajian. Guru harus mempertimbangkan ruang lingkup materi
pelajaran. Media yang dipilih harus memiliki penyajian yang menarik,
penjelasan yang singkat namun jelas dan kosa kata yang umum dipakai
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Kemudahan akses. Kemudahan akses berhubungan dengan lokasi dan
kondisi media. Jika lokasi dan kondisinya sulit, guru harus memikirkan
alternatif media yang lain sebagai pengganti.
4) Keterjangkauan. Hal ini berkaitan dengan biaya. Besar kecilnya biaya
yang diperlukan untuk mendapatkan media adalah salah satu faktor
yang perlu dipertimbangkan. Jumlah biaya juga harus dipertimbangkan
dalam hal manfaat media tersebut.
5) Ketersediaan. Sebelum hendak mengajar dan dalam rancangan telah
disetkan macam dan jenis media yang dipakai, maka kita perlu
mengecek ketersediaan media tersebut. Jika media tersebut tidak
tersedia, maka kita harus berfikir untuk mencari penggantinya.
6) Berorientasi siswa. Pemilihan media harus berorientasu pada siswa.
Maksudnya guru perlu mempertimbangkan keuntungan dan kemudahan
apa saja yang akan diperoleh peserta didik dengan media tersebut.
d. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sudatha dan Tegeh (2015: 5), sebagai komponen sistem
pembelajaran, media memiliki fungsi yang berbeda dengan fungsi
komponenkomponen lainnya, yaitu sebagai komponen yang dimuati pesan
pembelajaran untuk disampaikan kepada pelajar. Pada proses penyampaian
pesan ini sering kali terjadi gangguan yang mengakibatkan pesan pembelajaran
tidak diterima oleh pembelajar seperti apa yang di maksudkan oleh
penyampaian pesan. Gangguan–gangguan komunikasi antara penyampaian
pesan dengan pembelajaran ini kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa
17
hal, yaitu: verbalisme, salah tafsir, pengertian ganda, pembentukan persepsi tak
bermakna, dan kondisi lingkungan yang tidak menunjang.
Kunci pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan gangguan
proses penyampaian pesan pembelajaran ini terletak pada media yang di pakai
dalam proses itu. Menurut Dagang (Sudatha dan Tegeh, 2015:5) secara garis
besar fungsi media adalah:
1) Menghindari terjadinya verbalisme;
2) Membangkitkan minat/ motivasi;
3) Menarik perhatian mahasiswa;
4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran;
5) Mengaktifkan mahasiswa dalam kegiatan belajar;
6) Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Fungsi media pembelajaran ditinjau dari dua hal, yaitu proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi dan kegiataninteraksi antara siswa
dan lingkungan. Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai proses komunikasi,
maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) ke
penerima (siswa). Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai kegiatan interaksi
antara siswa dan lingkungannya, maka fungsi dapat diketahui berdasarkan
adanya kelebihan media dan hambatan komunikasi yang mungkin timbul
dalam proses pembelajaran (Ibrahim, 2004:56).
Selanjutnya Asyhar (2012: 41) berpendapat bahwa manfaat
penggunaan media pembelajaran, antara lain:
1) Memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan
dikelas seperti buku, foto-foto dan nara sumber sehingga peserta didik
akan memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik
masingmasing.
2) Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses
pembelajaran yang sangat berguna bagi peserta didik dalam
menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab yang berbagai
18
macam, baik dalam pendidikan, di masyarakat dan di lingkungan
kerjanya.
3) Memberikan pengalaman yang konkret dan langsung kepada peserta
didik, seperti kegiatan karyawisata ke pabrik, pusat tenaga listrik,
swalayan, bank, industri, dan sebagainya, sehingga peserta didik akan
merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan
praktik atau memahami aplikasi ilmunya dilapangan.
4) Memberikan informasi yang akurat dan terbaru.
5) Merangsang peserta didik untuk berfikir kritis, menggunakan
kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih lanjut,
sehingga melahirkan kreatifitas dan karya-karya inovatif.
6) Penggunaan media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
7) Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan.
2. Media Mini Book
a. Pengertian Mini Book sebagai Buku Saku
Menurut Sanaky (2013:57), buku adalah media pembelajaran yang
bersifat fleksibel (luwes) dan biaya pengadaannya relatif lebih murah jika
dibandingkan dengan pengadaan media lain. Menurut Danim (2010:21) buku
pelajaran merupakan alat pelajaran yang paling populer dan dan banyak
digunakan di tengah-tengah penggunaan alat pelajaran lainnya. Buku pelajaran
mempunyai nilai tertentu, seperti membantu guru dalam merealisasikan
kurikulum, memudahkan kontinuitas pelajaran, dapat dijadikan pegangan,
memancing aspirasi, dapat menyajikan materi yang seragam, mudah diulang
dan sebagainya.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013, buku teks
pelajaran yang baik memiliki empat aspek yang dinilai yaitu kelayakan isi,
kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan. Penilaian buku teks pelajaran
mengacu pada instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran dari Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
19
Menurut USAID (Kunlathifah, 2017:29), Mini Book merupakan buku
kecil yang terdiri dari fakta menarik untuk topik tertentu. Mini Book dapat
dijadikan media untuk meningkatkan kemampuan lisensi peserta didik.
Buku saku diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:218)
sebagai buku berukuran kecil yang dapat dimasukkan ke dalam saku dan
mudah dibawa kemana-mana. Setyono (2013:118) mengatakan bahwa buku
saku dapat diartikan sebagai buku yang ukurannya kecil, ringan, mudah dibawa
kemanamana, dan bisa dibaca kapan saja. Sedangkan menurut Hizair
(2013:108) buku saku merupakan buku berukuran kecil yang dapat disimpan
dalam saku dan mudah dibawa kemana-mana.
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa Mini Book sebagai
buku saku adalah buku berukuran kecil yang dapat dimasukkan ke dalam saku
berisi ide-ide praktis. Buku saku dikemas dengan tulisan dan gambar-gambar
yang menarik sehingga dapat dipelajari dimana saja dan kapan pun
b. Sistematika Penulisan Mini Book
Mini Book dalam penyusunannya yang diadaptasi dari modul, menurut
Suprihatiningrum (2014:319) sistematika penulisannya sebagai berikut :
1) Bagian Pendahuluan: Kata pengantar; Daftar isi; Penjelasan tujuan
pembelajaran.
2) Bagian Isi: Cerita dongeng interaktif
3) Bagian Penunjang: (1) Daftar pustaka; (2) Glosarium.
c. Kelebihan dan Kekurangan Media Mini Book
Yamin (2013:129) menyatakan konsekuensi diketemukan sumber
belajar dalam bentuk buku cetak atau teks, merupakan pembaharuan besar
dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan, guru tidak lagi
mondoktrinisasi materi terhadap siswa atau menceramahi siswa dengan tidak
memiliki sumber bacaan, buku teks sangat membantu para guru dalam
mentransformasikan pengetahuan kepada siswa.
Menurut Daryanto (2011:85) sumber belajar dalam bentuk cetak itu
dapat berupa buku, komik, majalah, Koran, selebaran, dan pamflet Buku cetak/
teks yang berkaitan dengan pembelajaran dikemas sedemikian rupa yang
20
dilengkapi dengan lembar keja siswa, untuk lebih mengaktifkan para siswa
dalam belajar mandiri disekolah maupun dirumah.
Menurut Arsyad (2015:40) media cetak memiliki kelebihan antara lain
yaitu:
1) Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-
masing;
2) Disamping dapat mengulangi materi dalam media cetakan, siswa akan
mengikuti urutan pikiran secara logis;
3) Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta dapat
memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua
format, verbal, dan visual;
4) Meskipun isi informasi media cetak harus diperbaharui dan direvisi
sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang
ilmu itu, materi tersebut dapat diproduksi dengan ekonomis dan
didistribusikan dengan baik. Buku saku merupakan sumber belajar
untuk siswa yang termasuk dalam media cetak.
Menurut Indriana (2011:64) media cetak memiliki kelebihan antara
lain:
1) Materi dapat dipelajari siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan
kecepatan masingmasing;
2) Mudah dibawa kemana pun sehingga dapat dipelajari kapan saja;
3) Tampilan menarik dilengkapi dengan gambar dan warna. Mini Book
memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan ajar lainnya, yaitu
dilihat berdasarkan ukuran buku dan kepraktisan penggunaannya.
4) Ukuran Mini Book yang lebih kecil akan memudahkan siswa untuk
mempelajari materi dimana saja dan kapanpun. Meskipun ukuran
kecil, Mini Book berisi materi yang lengkap dengan dibuat rangkuman
agar siswa lebih cepat memahami materi.
Berdasarkan penggunaannya, Mini Book dapat digunakan sebagai
media pembelajaran yang praktis bagi guru. Guru tidak memerlukan
kemampuan atau keahlian khusus untuk menggunakan Mini Book sebagai
sarana dalam pembelajaran di kelas.
21
Menurut Arsyad (2015:40) media cetak juga memiliki kelemahan,
yaitu sebagai berikut:
1) sulit menampilkan gerakan dalam halaman media cetak;
2) biaya pencetakan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi berupa
gambar maupun foto yang berwarna-warni;
3) Proses pencetakan memerlukan waktu yang lama;
4) Jika tidak dirawat dengan baik maka media cetak akan cepat rusak
ataupun hilang.
3. Hakikat Dongeng Interaktif
Mendongeng adalah suatu kegiatan yang sangat mudah bisa dikatakan
sebagai kegiatan yang sangat sederhana, mudah dan maknanya sangat luas.
Dalam pengertian yang sederhana, mendongeng adalah bertutur dengan
intonasi yang jelas, menceritakan sesuatu hal yang berkesan, menarik, punya
nilai – nilai khusus serta mempunyai tujuan khusus (Latief, 2014: 3).
Dongeng interaktif dapat dimaknai sebagai dongeng yang di dalamnya
terdapat interaksi kepada audiens atau pembaca. Di dalam dongeng interaktif
ini tokoh akan berinteraksi melalui tulisan kepada pembaca mengenai cerita
yang baru saja dibaca.
a. Manfaat Dongeng
Menurut pakar dongeng Sarumpaet dongeng bermanfaat bagi anak
sebagai pendengar. Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak,
dongeng merupakan cara yang ampuh dan efektif untuk memberikan
Human Touch atau sentuhan manusiawi dan sportifitas bagi anak (Latief,
2014 : 10).
Begitu pentingnya cerita, Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya
Muhammad Saw. Untuk menceritakan tentang kisah Nabi dan Rasul
terdahulu. Allah Swt . berfirman dalam Al- Quran,
هيم ٱلكتب فى وٱذكر إبر يقا كان إنهۥ نبيا صد
“Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al-Kitab
(Al- Qur’an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang membenarkan lagi
seorang Nabi” (Maryam: 41)
22
Bahkan melalui dongeng pula jelajah cakrawala pemikiran anak
akan menjadi lebih baik, lebih kritis, dan cerdas. Anak juga bisa memahami
hal mana yang perlu untuk ditiru dan yang tidak boleh ditiru. Hal ini akan
membantu mereka dalam mengidentifikasikan diri dengan lingkungan
sekitar, disamping memudahkan mereka menilai dan memposisikan diri
ditengah – tengah orang lain. Sebaliknya, anak yang kurang imajinasi bisa
berakibat pada kurangnya pergaulan, sulit bersosialisasi, atau beradaptasi
dengan lingkungannya yang baru.
Ada lima manfaat dongeng untuk anak, yaitu sebagai berikut :
(Latief, 2014:11)
1) Merangsang kekuatan berfikir
Semua dongeng atau cerita memiliki alur cerita yang baik,
yang membawa pesan moral, berisi tentang harapan, cinta dan cita.
Sehingga anak dapat mengasah daya piker dan imajinasinya. Sebuah
dongeng atau cerita harus bisa merangsang rasa ingin tahu anak, siapa
tokohnya, apa yang akan terjadi kemudian, kemana dia pergi, apa
yang dilakukannya? Maka anak akan terbawa dengan kegairahan
cerita. Anak akan tumbuh dan berkembang bersama dongeng yang
didengarnya (Latief, 2014:11-12).
Dongeng merangsang dan menggugah kekuatan berfikirnya.
Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton
televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang
didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh – tokoh
maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama kelamaan
anak dapat melatih kreativitasnya sendiri (Latief, 2014:12)
2) Sebagai media yang efektif
Cerita atau dongeng merupakan merdia yang efektif untuk
menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk
menumbuhkan rasa empati. Misalnya, nilai – nilai kejujuran, rendah
hati, kewetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kegiasaan
sehari – hari seperti pentingnya berdoa setiap beraktivitas, makan
sayur, makan buah, dan menggosok gigi.
23
Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai
nilai tersebut karena dongeng tidak bersikap memerintah atau
menggurui, sebaliknya para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah
yang diharapkan menjadi contoh atau teladan yang baik.
3) Mengasah kepekaan anak terhadap bunyi- bunyian
Saat membaca dongeng, bakat akrobatik suara sangat
berguna. Bagaimana menirukan suara orang tua yang lemah dan
gemetar, suara tokoh yang disegani, suara pemahat, auman seekor
singa, suara monyet yang ketakutan dan lainnya. Kita harus berusaha
menghidupkan kata – kata yang dipilih pengarang dengan cermat.
Kata – kata bisa jadi sangat mengagumkan jika diucapkan dengan
intonasi yang berbeda. Hal ini yang akan mengasah pendengaan anak
terhadap nuansa bunyi- bunyian (Latief,2014:13).
4) Menunbuhkan minat baca
Dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan
minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang
diceritakan, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya
pada buku. Diawali dengan buku – buku dongeng yang kerap
dibacanya, kemudian meluas pada buku – buku lain seperti buku
pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya (Latief, 2014:13)
5) Menumbuhkan rasa empati
Orang tua tentunya ingin ank – anaknya memiliki banyak
pengetahuan yang berguna agar bisa memahami dan mempunyai rasa
empati terhadap orang lain. Itulah manfaat dongeng. Tokoh – tokoh di
dalam buku cerita atau yang disampaikan pendongeng akan terasa
hidup. Anak akan terbiasa dan mampu membedakan tokoh satu
dengan yang lain. Bahkan, anak akan menjadikan tokoh yang baik
menjadi idolanya.
Hollowel (Agus, 2014:15) mengatakan bahwa ada enam
manfaat manfaat dongeng bagi anak, yaitu sebagai berikut:
1) Mengembangkan imajinasi dan memberikan pengalaman
emosional mendalam
24
2) Memuaskan kebutuhan ekspesi
3) Menanamkan Pendidikan moral tanpa harus menggurui
4) Menumbuhkan rasa humor yang sehat
5) Mempersiapkan apresiasi sastra
6) Memperluas cakrawala khayalan anak
Selain itu pendapat Nur’aini )2007, 2014:15) juga mengatakan
bahwa dongeng memberikan beberapa manfaat untuk anak yaitu pertama,
menjadikan hubungan anak dan ibu semakin dekat, kedua sebagai sarana
yang efektif untuk memberikan nilai – nilai tanpa mereka merasakan
dinasehati secara langsung, dan ketiga mencerdaskan anak baik secara EQ
(Emotional Quotient) atau SQ (Spiritual Quotient).
Sedangkan menurut Widayanti (2008) manfaat dongeng sangat
baik bagi perkembangan imajinasi anak. Selain itu, kemampuan berbahasa
dan semangat untuk belajar membaca juga akan mekin meningkat,
konsentrasi anak juga kian terasah.
Dengan begitu besar manfaat dongeng tersebut, diharapkan kepada
orangtua atau guru untuk lebih mempelajari cara mendongeng yang baik,
banyak membaca literatur dan selalu bersabar agar pesan ang disampaikan
dalam dongeng dapat dierima anak dengan baik (Latief,2014:16)
b. Macam – macam dongeng
Mendongeng berbeda dengan bercerita atau dalam Bahasa arab
Qashash (kisah) yaitu suatu seni dalam menyampaikan ilmu, pesan, nasihat
kepada orang lain baik anak – anak, remaja, dewasa maupun orang tua yang
sebagian besar bahannya berdasarkan fakta dengan bahasa yang datar dan
baku sedangkan dongeng lebih banyak disisipi khayalan yang
dikembangkan dengan menarik (Latief, 2014:4).
Cerita dan dongeng memiliki tujuan yang sama yaitu
menyampaikan pesan – pesan moral tanpa berkesan menggurui atau
memaksakan pendapat. Bagi anak – anak, penyampaian pesan tanpa
mendoktrinasi atau menggurui mereka sangatlah penting. Anak – anak
tidak dapat dipaksa untuk melakukan perbuatan begini atau bersikap begitu,
mereka harus diberi contoh melalui cara bersikap. Salah satu cara memberi
25
contoh perbuatan yang baik atau buruk, media yang sesuai untuk anak –
anak adalah dongeng (Latief,2014:4).
Menurut Danardjadja (Agus, 2007) dongeng adalah cerita rakyat
terdiri atas mite, legenda, dan dongeng. Mite adalah cerita rakyat masa
lampau yang dianggap benar – benar terjadi dan dianggap suci oleh
empunya cerita, tokohnya adalah para dewa dan peristieanya terjadi di alam
lain.
Legenda hamper sama dengan mite hanya tidak diangap suci,
tokohnya manusia dan tempat terjadinya di dunia walaupun tidak jarang
para tokohnya sering dibantu oleh makhluk halus sebangsa jin, sedangkan
dongeng adalah cerita yang tidak dianggap benar – benar ada oleh si
empunya cerita dalam dongeng lebih banyak disisipi khayalan (Agus,2007).
Anti Aerne dan Stith Thomson (Agus, 2007) mengelompokkan
dongeng kedalam empat golongan besar, yaitu sebagai berikut.
1) Dongeng Binatang
Dongeng binatang adalah dongeng dengan tokoh binatang
peliharaan atau binatang liar. Binatang – binatang dalam cerita ini
dapat bicara dan berakal budi pekerti seperti manusia. Di negara –
negara Eropa binatang yang sering menjadi tokoh adalah rubah, di
Amerika srikat binatang itu adalah kelinci, di Indonesia binatang itu
adalah kancil, dan di Filiphina binatang itu adalah kera. Semua tokoh
biasanya mempunyai sifat cerdik, licik, dan jenaka (Latief,2014:5).
2) Dongeng Biasa
Dongeng biasa adalah jenis dongeng dengan tokoh manusia
dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang, misalnya dongeng
Joko Kendil, Joko Tarub, Sangkuriang, Lutung Kasarung, Bawang
Merah Bawang Putih, dan lain- lain.
3) Lelucon atau Anekdot
Lelucon atau anekdot adalah dongeng yang dapat
menimbulkan tawa bagi yang mendengarnya maupun yang
menceritakannya. Meski demikian, bagi masyarakat atau orang yang
menjadi sasaran, dongeng itu dapat menimbulkan rasa sakit hati.
26
4) Dongeng Berumus
Dongeng berumus adalah dongeng yang strukturnya terdiri
dari pengulangan. Dongeng ini ada tidga macam, yaitu dongeng
bertimbun banyak (Cumulative tales), dongeng untuk
mempermainkan orang (Catch Tales), dan dongeng yang tidak
mempunyai akhir (endless Tales) (Latief, 2014:6).
4. Konsep Dasar Membaca
a. Pengertian membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca diartikan sebagai
melihat suatu tulisan dan paham isinya, bisa dengan melisankan atau
dalam hati saja (Departemen Pendidikan, 2008). Ada beragam pengertian
membaca. Dalam pengertian sempit, membaca adalah kegiatan memahami
makna yang terdapat dalam tulisan. Sementara dalam penertian lias,
membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif yang
dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang
bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan
dampak bacaan itu.
Menurut pengertian sempit, kegiatan membaca dibatasi pada proses
memaknai Bahasa tulis, yaitu kata, kalimat, dan paragraf yang
mengandung pesan penulis yang harus ditangkap pembaca. Jika pembaca
telah mengerti maksud pesan penuls, pembaca telah dianggap berhasil
(Nurhadi, 2016:2). Sedangkan menurut pandangan luas, membaca
dipandang sebagai kgiatan mengolah ide. Maksudnya, bacaan tidak
sekedar mendukung pesan penulis, tetapi pesan itu harus di olah lagi.
Melalui kegiatan berfikair kritis dan kreatif, pembaca menafsirkan makn
bacaan yang lebih mendalam.
Kemampuan Membaca adalah kemampuan siswa dari yang belum
bisa membaca menjadi bisa membaca yang ditunjukan dengan mampu
menjelaskan kata-kata sukar, menjawab pertnyaan tentang isi teks, dan
memahami kalimat dalam bacaan (Rismawati:2016,9).
b. Ragam Tujuan Membaca
27
Ada banyak tujuan membaca, tergantung pada kepentingan dan
bahan bacaan yang dihadapi setiap orang. Ada hubungan yang era tantara
tujuan membaca dengan penerapan Teknik membaca. Tujuan membaca
yang jelas akan dapat meningkatkan pemahaman seseorang terhadap
bacaan. Semakin jelas tujuan membaca, semakin besar kemungkinan
seseorang memperoleh apa yang diperlukannya dari buku yang dibaca
(Nurhadi,2016:3).
Berikut ini beragam tujuan membaca yang menuntut jenis bacaan
khusus dan strategi dalam membaca (Nurhadi,2016:3-4).
1) Ingin memahami secara detail dan menyeluruh isi buku
2) Ingin menangkap gagasan utama buku secara tepat
3) Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia
4) Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat
sekitar
5) Ingin memperoleh kenikmatan dari karya fiksi
6) Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan
7) Ingin mencari produl atau barang yang cocok untuk dibeli
8) Ingin mendapatkan informasi tentang sesuatu
9) Ingin menemukan makna suatu kata atau istilah sulit
10) Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang/ penulis
11) Untuk mendapatkan petunjuk praktis terentu
12) Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli)
atau keterangan tentang definisi suatu istilah
13) Ingin mendapatkan informasi dalam beragam keperluan dan
sumber
14) Inginmendapatkan temuan ilmiah terbaru dalam bidang tertentu
c. Tahap – tahap Baca
Kegiatan membaca ini meliputi tahap pra baca, tahap saat
membaca, dan tahap pascabaca. Masing – masing tahap tersebut meliputi
kegiatan yang berbeda (Nurhadi,2016:4).
Berikut pembahasan tahap – tahap baca.
1) Tahap prabaca
28
Tahap prabaca dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi
membaca dan mengaktifkan skemata yang dimiliki pembaca. Kegiatan
ini pengaktifan skemata berguna untuk meningkatkan pemahaman
pembaca terhadap materi bacaan dan membangun pengetahuan baru.
Proses pemahaman akan terhambat bila skemata pembaca tidak
disiapkan sebelumnya. Aktivitas yang termasuk tahap prabaca sebegai
berikut (Nurhadi,2016:5).
a) Menentukan tujuan membaca
b) Mendapatkan bacaan atau buku yang sesuai
c) Melakukan survei awal untuk mengenali isi bacaan dan buku
d) Membuat keputusan untuk membaca
e) Mengaktifkan skemata yang dimiliki
f) Membuat daftar pertanyaan
2) Tahap saat baca
Tahap saat baca adalah tahap utama dalam membaca. Pada
tahap ini, seseorang mengerahkan kemampuannya untuk mengolah
bacaan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kegiatan yang termasuk
dalam tahap saat baca sebagai berikut (Nurhadi, 2016:5).
a) Membaca dengan teliti bacaan atau buku
b) Membuat analisis dan kesimpulam secara kritis
c) Menyimpan informasi pengetahuan yang diperoleh
d) Membuat catatan, komentar atau ringkasan penting
e) Mengecek kebenaran sumber
f) Menghubungkan dengan gagasan penulis lain
3) Tahap pasca baca
Tahap pascabaca adalah tahap akhir kegiatan membaca. Pada
tahap ini, seseorang melakukan suatu perbuatan atau mengubah
sikap mental karena “dorongan” hasil membaca. Aktivitas yang
termasuk dalam tahap pascabaca sebagai berikut.
a) Menentukan sikap: menerima atau menolak gagasan /isi
bacaan
b) Mendiskusikan dengan orang lain
29
c) Membuat komentar balikan
d) Mengubah menjadi bentuk lain
e) Memunculkan ide baru
d. Faktor Mempengaruhi Kemampuan Baca
Faktor pendukung merupakan faktor yang menjadikan proses
bacaan terjadi secara lancar. Sedangkan faktor penghambat adalah
segala sesuatu yang menjadikan proses membaca bacaan menuju
pikiran terganggu.
Menurut Farida (2007:34) faktor-faktor yang mempengaruhi
membaca permulaan dapat dibagi menjadi faktor fisiologis, intelektual,
lingkungan, psikologis, dan intensitas membaca.
1. Faktor fisiologis ialah faktor yang mencakup kesehatan fisik,
pertimbangan neurologis dan jenis kelamin
2. Faktor intelektual merupakan faktor yang terpenting dalam hal
kesiapan membaca. Karena faktor tersebut merupakan angka
rata-rata perkembangan mental yang banyak tingkatannya,
maka kaitanna dengan faktor-faktor lainnya sangat jelas.
3. Faktor lingkungan, faktor ini mencakup dua hal yang
mempengaruhi kemampuan membaca seseorang seorang siswa
yaitu latar belakang pengalaman anak, dan faktor sosial
ekonomi.
4. Faktor psikologis merupakan faktor yang mencakup motivasi,
minat, kematangan sosial serta penyesuaian diri
5. Intensitas membaca merupakan tingkat keseringan berlatih
membaca. Intensitas akan mempengaruhi kelancaran membaca
pada anak
e. Pentingnya Kemampuan / Daya baca yang tinggi
Dalam kehidupan yang modern ini, setiap orang dituntut untuk
mempunyai day abaca yang tinggi. Banyak judul buku yang terbit setiap
tahun di seluruh dunia, menyajikan ilmu pengetahuan dalam berbagai jenis
30
bidang. Surat kabar, majalah, jurnal, obrolan, tugas profesionali, sebagian
besar disajika dalam bentuk teks. Semua ini ditulis dan dipublikasikan untuk
dibaca orang. Jadi semua orang memang harus mempunyai kemampuan
membaca yang tinggi.
Beragam jenis teks yang berisi informasi pengetahuan meningkat
pesat sejalan perkembangan ilmu pengetahan saat ini, yang tak
terbayangkan sebelumnya. Bahkan dengan teknologi internet, dunia dengan
segala isinya dapat dikemas menjadi segenggam computer mungil atau
sebuah telepon seluler. Melalui benda kecil itu, banyak teks yang
dikombinasikan dengan gambar, suara, dan gerak atau video dapat diakses
dengan mudah di mana dan kapan saja (Nurhadi,2016:2). Daya baca yang
tinggi diperoleh dari pengetahuan tentang cara membaca yang baik dan
pengembangan yang terus menerus.
Dalam hal ini sangat penting seorang anak memiliki daya baca atau
kemampuan membaca yang tinggi agar seorang anak dapat mengonsumsi
informasi dalam suatu bacaan dengan baik pula. Daya baca atau
kemampuan membaca yang tinggi dapat diperoleh dengan terus berlatih dan
mengembangkannya secara berkesinambungan.
f. Indikator Kemampuan Membaca
Indikator merupakan tolak ukur pencapaian sesuatu. Untuk
mengetahui keberhasilan anak terhadap kemampuan membacanya ada
beberapa indikator yang dapat diperhatikan. Indikator kemampuan
membaca adalah sebagai berikut: (Rahim : 2008, hal.29)
1. Melafalkan atau membaca bahan bacaan dengan intonasi yang baik dan
benar
2. Menjawab pertanyaan atau latihan tentang kandungan bahan bacaan
dengan baik dan benar.
Dari kedua indikator tersebut dapat dikembangkan lagi seperti pada
indikator pertama, dengan menggunakan instrumen lebih spesifik mengenai
pelafalan, begitu juga indikator yang kedua.
31
Pada kegiatan membaca yang termasuk penilaian pelafalan peserta
didik harus mampu menguasai intonasi, ketepatan pelafalan, kelancaran
membaca, dan kenyaringan suara. Jika seorang guru menghadapi peserta
didik yang masih pemula, maka akan menjumpai banyak dari mereka yang
mengawali belajar sistem bunyi bahasa dan kosakata dalam struktur kalimat
yang sederhana.
Untuk dapat lebih memahami indikator membaca terhadap anak,
berikut disajikan dalam bentuk tabel (Rahim : 2008, hal.29).
Tabel 2.1. Indikator Kemampuan Membaca
No Indikator Deskriptor Kategori Skor
1 Ketepatan
dalam
Intonasi
1. Terdapat variasi irama
dan tekanan
Sangat Baik 5
2. Terdapat variasi tetapi
masih terdapat
penggunaan tekanan
kurang tepat
3. Terdapat variasi tetapi
penggunaan tekanan
sering tidak tepat
Baik
Cukup
4
3
4. Irama dan tekanan
monoton
Kurang 2
5. Tidak menggunakan
variasi irama dan
tekanan
Sangat
Kurang
1
2 Ketepatan
dalam
pelafalan
1. Tidak terdapat
kesalahan dalam
pelafalan
Sangat Baik 5
2. Terdapat satu bagian
kalimat yang salah
dalam pelafalan
Baik 4
3. Terdapat lebih dari dua
bagian kalimat salah
dalam pelafalan
Cukup 3
4. Terdapat lebih dari tiga
bagian yang salah
dalam pelafalan
Kurang 2
32
5. Tidak dapat
melafalkan bacaan
Sangat
Kurang
1
3 Kelancaran
dalam
membaca
1. Lancar dalam
membaca
Sangat Baik 5
2. Lancar dalam
membaca tetapi masih
ada bagian yang
diulang dalam
membaca
Baik 4
3. Ada pengulangan
bacaan tetapi nafas
teratur
Cukup 3
4. Tersendat-sendat
dalam membaca
banyak pengulangan
Kurang 2
5. Tidak lancar membaca
sama sekali dalam
membaca
Sangat
Kurang
1
4 Kenyaringan
Suara
1. Dapat dijangkau oleh
semua pendengar dari
awal sampai akhir
Sangat Baik 5
2. Dapat dijangkau oleh
sebagian pendengar
namun masih kurang
maksimal
Baik 4
3. Dapat dijangkau oleh
sebagian pendengar
Cukup 3
4. Hanya dapat dijangkau
pada kata-kata tertentu
saja oleh pendengar
Kurang 2
5. Sangat lemah suaranya
tidak dapat didengar
Sangat
Kurang
1
5 Menjawab
pertanyaan
latihan
tentang teks
yang dibaca
1. Menjawab semua
pertanyaan dengan
tepat dan benar
Sangat Baik 5
2. Menjawab semua
pertanyaan tetapi
kurang lengkap
Baik 4
33
3. Menjawab pertanyaan
dengan kesalahan satu
jawaban
Cukup 3
4. Menjawab pertanyaan
dengan dua atau tiga
kesalahan
Kurang 2
5. Tidak menjawab
pertanyaan latihan
Sangat
Kurang
1
C. Studi Relevan
Studi relevan merupakan penelitian yang hampir serupa sudah
dilakukan oleh penelitian lain relevan dengan masalah yang diteliti. Oleh
sebab itu, dikemukakan beberapa penelitian lain yang pernah dilakukan
berikut ini.
Tabel 2.1. Studi Relevan
No
Peneliti
Judul Penelitian
Pengembangan Persamaan
Perbedaan
Terdahulu Sekarang
1 Dyan
Rismawati
Peningkatan
Kemampuan
Membaca
Melalui
Akomodasi
Anak
Berkesulitan
Belajar
Membaca Di
Kelas III SD N
Bangunrejo 2
(2016)
Sama-sama untuk
meningkatkan
kemampuan baca
Anak kelas III
1. Penelitian
Tindakan
Kelas
2. Produk
Berupa
Tindakan
1. Penelitian
Pengembangan
2. Produk Berupa
Mini Book
berbasis
dongeng
2 Nobela
Firsthalia
Putri
Pengembangan
Media Mini
Book Pada
Materi Kerja
Sama Ekonomi
Internasional
Sisiwa Kelas XI
IPS 1 SMA
Negeri Sungai
Penuh (2018)
1. Penelitian
Pengembangan
2. Menghasilkan
produk berupa
Mini Book
1. Penelitian
dilakukan di
Sekolah
Tingkat
Menengah
Atas
2. Konten Mini
Book berisi
materi
Ekonomi
1. Penelitian
dilakukan di
Sekolah Dasar
2. Konten Mini
Book berisi
dongeng
3 Ummi
Kunlathifah
Pengembangan
Media Cerpen
Dalam Bentuk
Mini Book Pada
Materi Sistem
1. Penelitian
pengembangan
2. Menghasilkan
Produk berupa
minibook
1. Konten dalam
minibook
berisi materi
sistem
pencernaan
1. Konten dalam
minibook
berisi
dongeng
34
Pencernaan
sisiwa kelas V
SD Negeri
Makssar (2017)
2. Subjek
penelitian
siswa sekolah
dasar kelas V
2. Subjek
penelitian
siswa sekolah
dasar kelas III
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 143/IX Tenggeris, Kec. Jambi Luar
Kota, Kab. Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Pengembangan media ini ditujukan
untuk anak – anak kelas 3 di SD Negeri 143/IX Tenggeris.
Mengenai waktu penelitian, penelitian ini dilakukan sejak September 2019
untuk pengambilan data dan melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
masalah yang terjadi dilapangan dan menemukan alternatif jalan keluar berupa
pengembangan media Mini Book berbasis dongeng interaktif.
B. Karakteristik Sasaran Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa karakteristik yang menjadi sasaran
penelitian. Penelitian ini penulis lakukan untuk mengembangkan media Mini
book berbasis dongeng pada sub tema menyayangi tumbuhan. Untuk tahap uji
coba kecil dilakukan oleh 5 orang siswa kelas III yang diambil dari kelas, untuk
diterapkan media pembelajaran yang dikembangkan oleh penulis. Uji coba kedua
dilakukan dalam skala besar yaitu seluruh siswa kelas III yang berjumlah 16
orang. Data kuantitatif yang dilaporkan peneliti didapat melalui pemberian angket
yang diberikan kepada seluruh siswa kelas III. Pengisian angket hanya dilakukan
pada uji coba kedua dengan siswa kelas III sebagai respondennya.
C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Research and
Development. Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tersebut (Sugiyono, 2016, hlm. 407). Penelitian dan pengembangan atau yang
lebih dikenal dengan Research and Development ini berorientasi pada produk
dalam bidang pendidikan. Adapun kegunaannya adalah untuk membantu guru
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Jenis penelitian dan
pengembangan adalah jenis yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu
dan menguji produk tertentu.
36
Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan dapat berbentuk
benda (hardware) dan juga berbentuk software. Pada penelitian ini peneliti
menghasilkan produk berbentuk benda (hardware), adapun produk yang
dimaksud adalah berupa mini book yang diperuntukkan bagi siswa kelas III
SD/MI pada tema Menyayangi Tumbuhan dan hewan sub tema menyayangi
tumbuhan. Hal ini dilakukan untuk membantu siswa agar terlatih membaca dan
peneliti berharap siswa juga mampu menyayangi tumbuhan yang ada disekitar
mereka dengan nilai yan terkandung dalam dongeng.
1. Analisis kebutuhan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan umum
pembelajaran. Tujuan dari tahap ini adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan
antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di
lapangan. Tujuan pembelajaran diidentifikasi melalui wawancara, observasi
dengan siswa dan guru kelas III SD N 143/ Tenggeris untuk mengetahui kesulitan
belajar siswa serta mencari solusinya dan melakukan studi pustaka. Tujuan
pembelajaran mengacu pada kurikulum sebagai hasil analisis kebutuhan dan
berasal dari kesulitan belajar siswa di kelas. Tujuannya yaitu mengembangkan
media Mini Book berbasis dongeng interaktif untuk siswa kelas III SD N 143/
Tenggeris pada tema Menyayangi Tumbuhan dan Hewan dan Sub Tema
Menyayangi Tumbuhan.
2. Rancangan Pengembangan
Berikut adalah rancangan pengembangan bahan ajar yang akan penulis
kembangkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan:
a. Media mini book berbasis dongeng bagi siswa kelas III sub tema
menyayangi tumbuhan disusun berdasarkan kurikulum kompetensi.
b. Isi media dongeng yang dikembangkan mencakup penanaman nilai
terhadap anak
c. Tampilan dan desain media yang akan dikembangkan merujuk pada
prosedur dan spesifikasi produk yang diharapkan.
37
3. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian ini akan dilakukan di Kelas III SD N 143/ IX
Tenggeris. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini yaitu prosedur
mengembangkan media Mini book berbasisi dongeng dengan menggunakan
model ADDIE melalui lima tahapan yaitu Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation. Adapun prosedur kerja yang akan dilakukan dalam
pengembangan ini melalui model ADDIE sebagai berikut:
Tabel 3.1. Langkah model ADDIE
Langkah Utama Langkah Pengembangan Media Mini book
Analisis 1. Kajian Teoris (Mengkaji teori yang
berhubungan dengan media)
2. Analisis Kompetensi Yang Dituntut Kepada
Siswa
3. Analisis Materi Sesuai dengan Tuntutan
Kompetensi
4. Analisis Kebutuhan (Siswa)
5. Analisis Karakteristik (Siswa)
Perancangan 6. Merancang Mini Book berbasis dongeng
7. Analisis KI, KD sub tema menyayangi
tumbuhan kelas III
8. Membuat sketsa gambar dan cerita
9. Menggunakan softwere Adobe Photoshop
Cs6 dan Corel Draw X7 sebagai aplikasi
bantuan dalam membuat rancangan
Pengembangan 10. Pengembangan Media Pembelajaran berupa
Mini Book berbasis dongeng
Implementasi 11. Validasi Produk oleh validator
12. Revisi Produk
13. Uji Coba Produk di Lapangan (kelas)
Evaluasi 14. Mengukur ketercapaian produk
15. Evaluasi formatif (mengumpulkan data)
16. Informasi pencapaian peserta didik dengan
baik
17. Hasil
4. Uji coba/ Validasi, Evaluasi, dan Revisi
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan,
38
efisiensi dan atau daya tarik produk. Pada bagian ini terdiri dari desain uji
coba, subjek uji coba, jenis data.
a. Desain Uji Coba
Uji coba yang dilakukan pada penelitian ini melaui dua tahap,
yaitu tahapan subjek uji coba ahli dan subjek uji coba siswa. Uji coba awal
dilakukan kepada ahli desain pembelajaran, ahli materi dan ahli bahasa.
Setelah dilakukan uji coba kepada ahli, kemudian dilakukan revisi
berdasarkan saran dan masukan oleh para ahli. Hasil revisi tersebut
kemudian diuji coba kepada kelompok kecil (Small group Try-out). Uji
coba kelompok kecil ini akan dilakukan kepada 5 orang siswa yang
memiliki karakteristik yang sama dengan kelas penelitian. Setelah hasil
penyempurnaan pengembangan tersebut kemudian dilakukan uji coba
lapangan (field try-out) kepada siswa kelas III di SDN 143/XI Tenggeris.
b. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
sebagai berikut.
1) Ahli Desain Pembelajaran dengan kriteria memiliki latar belakang
pendidikan minimal S2 jurusan Desain Pembelajaran dan
memiliki wawasan tentang berbagai desain media pembelajaran.
Fungsi ahli desain tersebut adalah untuk memvalidasi desain
media. Bapak M.Azir, M.Pd merupakan ahli desain dalam
pengembangan media ini.
2) Ahli isi/materi memiliki latar belakang pendidikan minimal S2
ahli tematik. Fungsi tematik adalah untuk memvalidasi materi
sehingga siswa dapat memahami materi pada media. Ibu
Nasyariah Siregar,M.Pd.I merupakan ahli isi/materi dalam
pengembangan media ini.
3) Ahli bahasa memiliki latar belakang pendidikan minimal S2 dan
ahli dam bidang bahasa Indonesia serta menguasai karakteristik
Bahasa Indonesia. Ibu Fiqi Nurmanda Sari, M.Pd merupakan ahli
bahasa dalam pengembangan media ini.
39
4) Guru kelas III SD Negeri 143/XI Tenggeris yaitu Bapak Slamat
Silaban, S.Pd dengan kriteria memiliki pengalaman mengajar di
kelas 3 minimal 5 tahun. Guru kelas III berfungsi sebagai
validator pembelajaran, hal ini digunakan untuk mengetahui
tingkat keterterapan media pada proses pembelajaran.
5) Siswa kelas III SD Negeri 143/XI Tenggeris. Siswa merupakan
salah satu subjek coba produk media yang berfungsi untuk
mengetahui tingkat keefektifan dan kemenarikan media yang
dikembangkan.
5. Implementasi Model
Berdasarkan model yang telah dipiih sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, agar lebih jelas peneliti rangkum tahapannya sebagai berikut.
Gambar 3.1. Model ADDIE (Anglada (Tegeh, dkk, 2014: 42))
Gambar 3.1 di atas menjelaskan model pengembangan ADDIE
dengan langkah dan tahapan yang akan menjadi petunjuk peneliti dalam
mengembangkan produk. Prosedur dan tahapan tersebut akan penulis
korelasikan dan singkonkan dengan kegiatan penelitian pengembangan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tahap Analisis (Analysis)
Tahap analisis dilakukan untuk mengetahui kondisi awal dan
kebutuhan yang diperlukan. Pada tahap analisis dilakukan melalui kegiatan
observasi di kelas III SDN 143/ Tenggeris pada sub tema menyayangi
tumbuhan. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui data-data yang
mendukung terlaksananya penelitian pengembangan ini agar produk yang
40
akan dikembangkan dan dihasilkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Berikut
ini hal-hal yang dilakukan pada tahap analisis:
1) Analisis Kurikulum Analisis kurikulum untuk mengetahui kurikulum yang
digunakan disekolah. Sekolah yang dituju dalam penelitian ini
menggunakan Kurikulum 2013 (K13). Hal-hal yang dianalisis dalam
kurikulum 2013 adalah Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD),
indikator dan tujuan yang harus dicapai oleh siswa pada materi
pengukuran sudut. Analisis kurikulum ini bertujuan untuk mengetahui
apakah produk yang akan dikembangkan sesuai dengan kurikulum.
2) Analisis kompetensi yang dituntut kepada siswa Analisis kompetensi
bertujuan untuk mengetahui Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Analisis Kompetensi dilakukan
dengan menganalisis buku guru kelas III. Analisis kompetensi yang dituju
dalam penelitian ini yaitu sub tema menyayangi tumbuhan. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kompetensi inti, kompetensi
dasar, tujuan pembelajaran dan dongeng yang akan disajikan.
3) Analisis materi dongeng yang disajikan sesuai dengan tuntutan
kompetensi. Hasil analisis kompetensi melalui analisis buku guru
menunjukkan bahwa kompetensi inti sub tema menyayangi tumbuhan
yaitu sebagai berikut.
41
Gambar 3.2. Kompetensi Inti Kelas 3 (Kurnianingsih, dkk: 2018)
4) Analisis karakteristik siswa Analisis karakteristik siswa dilakukan dengan
cara melakukan wawancara dengan guru kelas III SDN 143/Tenggeris dan
melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Karakteristik siswa yang akan dianalisis adalah karakter siswa kelas III
SDN 143/Tenggeris. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemampuan kognitif siswa yang berbeda-beda.
b. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap perancangan peneliti merangkai produk yang akan
dikembangkan sesuai dengan materi pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal
ini bertujuan untuk menentukan kemampuan apa yang ingin dicapai melalui
penggunaan media yang akan dikembangkan. Dalam tahap perancangan
mengembangkan media yang dilakukan yaitu menentukan bentuk dan media,
menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, menentukan cara
penggunaan media.
c. Tahap Pengembangan (Development)
Pada tahap pengembangan dilakukan kegiatan mewujudkan
perancangan media pembelajaran dalam bentuk fisik atau bentuk asli media
pembelajaran tersebut. untuk mengetahui tingkat kevalidan produk yang
42
dikembangkan maka media pembelalajaran yang telah dibuat akan divalidasi
oleh ahli media, ahli pembelajaran, dan ahli bahasa. Setelah divalidasi, maka
akan dilakukan revisi sesuai saran para ahli materi, ahli pembelajaran dan ahli
bahasa yang telah ditunjuk kesediannya. Pada tahap pengembangan kerangka
konseptual yang telah disusun pada tahap perancangan sebelumnya, akan
direalisasikan pada tahap pengembangan menjadi produk nyata yang siap
diimplementasikan.
d. Tahap Implementasi (Implementation)
Pada tahap implementasi adalah menerapkan media yang telah
dikembangkan kedalam pembelajaran untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
kualitas pembelajaran. Sebelum diimplementasikan langkah pertama yang
dilakukan yaitu validasi oleh validator yang diminta kesediaannya untuk
memvalidasi produk. Validasi dilakukan oleh ahli desain, ahli bahasa minimal
berspesifikasi master (S2). Setelah divalidasi kemudian dilakukan revisi
produk media pembelajaran. Setelah direvisi dilakukan uji coba produk media
pembelajaran yang dikembangkan kepada beberapa siswa yang tingkat
kemampuannya berbeda. Pada tahap ini diimplementasikan media dengan
menggunakan RPP yang telah dirancang terlebih dahulu. Uji coba media
pembelajaran dilaksanakan pada situasi nyata yaitu di kelas.
e. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Pada tahap ini dilakukan evaluasi yang meliputi evaluasi formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data pada setiap
tahapan yang digunakan untuk menyempurnakan media pembelajaran.
Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap kemampuan baca siswa dan kualitas pembelajaran
secara luas. Namun dalam penelitian ini hanya melakukan evaluasi formatif
karena jenis evaluasi ini berhubungan dengan tahapan penelitian
pengembangan untuk memperbaiki produk pengembangan yang dihasilkan.
Pengujian dapat dilakkukan dengan eksperimen, yaitu membandingkan
efektivitas metode mengajar lama dengan yang baru. Indikatornya efektivitas
metode mengajar baru adalah kemampuan baca siswa lebih tinggi dengan
pemahaman terhadap pesan dalam dongeng.
43
Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan
keadaan sebelum dan sesudah memakai metode mengajar baru (beforeafter)
Dengan demikian model eksperimen dapat digambarkan seperti berikut:
Gambar 3.3. Disain before-after
Keterangan: O1 = Keterampilan belajar siswa sebelum menggunakan produk
(pretest).
O2= Tingkat kemampuan keterampilan siswa setelah menggunakan
produk (post-test) (Sugyono,2016: 415).
Jika hasil eksperimen O2 lebih tinggi dari O1, maka eksperimen
dianggap berhasil, namun jika hasil eksperimen menunjukkan sebaliknya maka
perlu menggunakan model eksperimen ke-dua setelah Media Pembelajaran.
6. Pengumpulan data dan Analisis Data
a. Pengumpulan Data
Jenis data yang diperoleh dari uji coba produk pengembangan
mini book ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa
respon dan saran perbaikan terhadap mini book berbasis dongeng yang
diperoleh dari ahli teknologi atau desain pembelajaran, ahli bahasa, guru,
dan siswa berdasarkan instrument pengumpulan data. Sedangkan data
kuantitatif berupa angka-angka atau skor yang menggambarkan kevalidan,
keefektifan, keterterapan dan kemenarikan media Mini Book dan diperoleh
dari hasil instrument pengumpulan data.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada
penelitian ini berupa (1) lembar validasi, (2) lembar observasi, (3) angket
(4) pedoman wawancara. Berdasarkan uraian di atas instrumen yang
digunakan, data yang diamati dan responden akan dijabarkan pada tabel
berikut.
Tabel 3.2.. Aspek Yang Dinilai, Instrument, Data yang Diamati, dan Responden
Tujuan Aspek yang
dinilai
Instrumen Data yang
diamati
Responden
44
Kelayakan
produk media
Mini
Validitas
produk
Lembar
validasi
Kevalidan media
mini book untuk
siswa
Ahli media
Ahli isi/materi
Ahli Bahasa
Kemenarikan Angket Respon siswa Siswa
Keefektivan
produk
Lembar
penilaian
Kemampuan baca
anak
Siswa
Lembar
observasi
Aktivitas belajar
siswa
Observer
Keterterapan Angket Respon siswa
Respon guru
Guru dan siswa
Pedoman
wawancara
Respon siswa
Respon guru
Siswa dan
Guru
b. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data digunakan teknik analisis data deskriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data deskriptif
kualitatif digunakan untuk mengolah data yang dihimpun dari pendapat
atau saran pada lembar validasi,lembar observasi, angket dan pedoman
wawancara. Teknik analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk
mengolah data skor/angka-angka dari hasil lembar validasi,lembar
observasi, angket.
1) Analisis data kevalidan
Validitas bahan ajar diperolah dari ahli teknologi
pembelajaran dan ahli materi/isi. Data kevalidan bahan ajar akan
dianalisis dengan deskriptif prosentase, dengan rumus: (Akbar,2011)
Keterangan:
V = Validitas
TSEV = Total Skor Empirik Validator
S-max = skor maksimal yang diharapkan
Selanjutnya diberikan penafsiran dan pengambilan keputusan
tentang kualitas produk pengembangan dengan menggunakan kriteria
validitas dibawah ini:
Tabel 3.3. Konversi Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi
Kriteria Tingkat Validitas
75,01% - 100,00% Sangat valid (dapat digunakan tanpa revisi)
50,01% - 75,00% Cukup valid (dapat digunakan dengan revisi
45
kecil)
25,01% - 50,00% Tidak valid (tidak dapat digunakan)
00,00% - 25,00% Sangat tidak valid (terlarang digunakan)
(Diadaptasi dari Akbar & Sriwiyana, 2011:207)
Bahan ajar dinyatakan valid untuk digunakan jika mendapat
kriteria “cukup valid” dan/atau “sangat valid”.
2) Analisis data kemenarikan modul
Data kemenarikan diperoleh dari angket yang diberikan kepada
siswa dalam menggunakan modul. Untuk mengolah data kemenarikan
dari angket yang diberikan kepada siswa, digunakan rumus yang
diadaptasi dari Sugiyono (2011):
∑
∑
Keterangan:
M = Persentase kemenarikan
∑ = Jumlah keseluruhan jawaban siswa
∑ = Jumlah keseluruhan skor ideal dalam satu item
100% = Konstanta
Interpretasi merupakan penafsiran terhadap hasil analisis data
responden. Sebagai pedoman interpretasi ditetapkan kriteria pada Tabel
berikut.
Tabel 3.4 Kriteria Kemenarikan Produk Media
Peresentase Kualifikasi Keterangan
80% - 100% Sangat Menarik Dapat digunakan tanpa revisi
60% - 79% Cukup Menarik Dapat digunakan dengan revisi kecil
50% - 59% Kurang Menarik Tidak dapat digunakan
< 49% Tidak Menarik Terlarang digunakan
(Diadaptasi dari Akbar & Sriwiyana, 2011:207)
Kriteria kemenarikan produk bahan ajar untuk digunakan jika
mendapatkan penilaian dengan kualifikasi “sangat menarik” dan/atau
“cukup menarik”.
3) Analisis data keefektifan
Pada analisis data keefektifan media pembelajaran ini yang
dianalisis adalah apakah penggunaan media pembelajaran dapat
dikatakan efektif. Media pembelajaran dapat dikatakan efektif jika
memenuhi kriteria sebagai berikut:
46
Kriteria keefektifan media ditinjau dari kemampuan baca
siswa. Untuk mengolah data keefektifan dari tes yang diberikan kepada
siswa, digunakan rumus:
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
∑ = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh siswa
∑ = Jumlah siswa
100 = Konstanta (diadaptasi dari Akbar dan Sriwiyana, 2011:208)
Data dari perhitungan rata-rata hasil belajar siswa di atas,
selanjutnya dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
dengan skor 70. Jika rata-rata hasil belajar siswa lebih atau sama
dengan KKM, maka media dikatakan efektif.
4) Analisis data keterterapan
Data keterterapan produk bahan ajar diperoleh dari uji coba
lapangan menggunakan angket. Data keterterapan diperoleh dari angket
tanggapan guru dan siswa pada saat uji coba lapangan. Data
keterterapan bahan ajar akan dianalisis dengan deskriptif prosentase,
dengan rumus:
Keterangan:
A = Applying
TSEV = Total Skor Empirik
S-max = skor maksimal yang diharapkan
(diadaptasi dari Akbar dan Sriwiyana, 2011:208)
Selanjutnya diberikan penafsiran dan pengambilan keputusan
tentang kualitas produk pengembangan dengan menggunakan kriteria
keterterapan produk dibawah ini:
Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Keterterapan Produk Media
Peresentase Kualifikasi Keterangan
80% - 100% Sangat Baik Dapat digunakan tanpa revisi
60% - 79% Cukup baik Dapat digunakan dengan revisi kecil
50% - 59% Kurang baik Tidak dapat digunakan
< 49% Tidak baik Terlarang digunakan
(diadaptasi dari Akbar dan Sriwiyana, 2011:207)
𝐸
⬚∑ 𝑥∑𝑁
47
Keterterapan produk dapat digunakan jika mendapatkan
penilaian dengan kualifikasi “sangat baik” dan/atau “cukup baik”
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini, akan dipaparkan tiga hal pokok yang berkaitan dengan
pembahasan hasil pengembangan. Adapun tiga hal yang akan dipaparkan dalam
bab ini adalah proses, analisis data hasil pengembangan dan revisi produk hasil
pengembangan. Data yang dianalisis dalam bab ini adalah data validasi ahli yang
berupa angket maupun kritik dan saran. Data tersebut berasal dari ahli materi, ahli
media/desain pembelajaran, ahli praktisi (bahasa), uji coba perorangan, uji coba
kelompok kecil, dan uji coba kelompok besar (lapangan). Paparan disajikan secara
berurutan dari analisis data kemudian revisi produk hingga hasil pengembangan.
A. Hasil Pengembangan Media
1. Media Mini Book Dongeng
Media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti adalah
media pada sub tema menyayangi tumbuhan pada kelas III SD/MI sederajat.
Media Mini Book dongeng ini terdiri atas indikator mata pelajaran bahasa
indonesia dan matematika yang tujuannya meningkatkan kemampuan
membaca anak sesuai dengan indikator dalam mata pelajaran bahasa
indonesia kelas III. Media yang dihasilkan pada penelitian dan
pengembangan ini berbentuk Mini Book yang dilengkap dengan buku
petunjuk penggunaan. Media Mini Book ini didesain untuk dijadikan media
bacaan bagi sisiwa agar lebih terlatih membaca. Cerita dongeng yang
disajikan disesuaikan dengan indikator dalam buku kurikulum 2013 agar
pembahasan sesuai dengan usia perkembangan siswa.. dongeng yang
disajikan juga memuat materi yang sesuai dengan indikator dalam buku
siswa agar mengimbangi semua aspek perkembangan siswa.
Media ini dapat digunakan oleh siswa secara mandiri ataupun
digunakan oleh guru dalam menjelaskan materi pelajaran sebagai media
berlatih membaca untuk siswa. Media ini didesain untuk membantu guru
dalam melatih siswa agar lebih meningkatkan intensitas membaca agar
tercapai meningkatnya kemampuan membaca siswa, sehingga Mini book ini
49
didesain sedemikian rupa, baik dari segi tampilan, warna, gambar, dan
dongeng yang disajikan di dalamnya.
2. Tampilan Media Mini Book Dongeng.
a) Tampilan cover depan
Gambar 4.1. Gambar Cover Depan
b) Tampilan cover belakang
Gambar 4.2. Gambar Cover Belakang
50
3. Isi media Mini book dongeng
a) Tampilan pembuka
Gambar 4.3. Gambar tampilan pembuka
b) Tampilan penggunaan buku
Gambar 4.4. Gambar penggunaan buku
51
c) KI,Kd, dan Indikator
Gambar 4.5 Gambar lembar KI
Gambar 4.6. Gambar Struktur KD
Gambar 4.7. Gambar Indiktor
52
d) Cerita dongeng
Gambar 4.8. Tampilan Cerita dongeng
e) Lembar soal interaktif
Gambar 4.9. Tampilan lembar soal interaktif
f) Penutup
Gambar 4.10. Tampilan lembar penutup
53
B. Kelayakan Model
Pengembangan media Mini Book untuk siswa kelas III ini
dikembangkan bahan ajar oleh penulis berdasarkan prosedur pengembangan
bahan ajar sesuai kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan prosedur
pengembangan menurut model ADDIE. Media Pembelajaran secara konkret
didesain berdasarkan kebutuhan siswa, bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan membaca siswa kelas III dengan menggunakan sub tema menyayangi
tumbuhan.
Pengembangan media Mini Book ini penulis kembangkan dengan
menggunakan Kurikulum 2013 (K13), karena sekolah tempat penulis meneliti
sudah menggunakan Kurikulum 2013 (K13). Selain menyesuaikan kurikulum
pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro
Jambi, penulis juga menentukan Kompetensi Inti, Kompetensi sub tema
menyayangi tumbuhan kelas III, serta merumuskan indikator pembelajaran.
Prosedur pengembangan media pembelajaran tersebut penulis korelasikan dengan
model pengembangan ADDIE, tahapan model tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Potensi dan masalah
Untuk mengidentifikasi masalah yang ada disekolah, penulis
melakukan survey langsung kelapangan (sekolah) dengan melakukan
wawancara secara sederhana dengan guru tentang pembelajaran di Sekolah
Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi. Selain wawancara,
penulis juga melakukan pengamatan secara langsung. Setelah mengamati
beberapa kelas, ternyata penulis menemukan permasalahan yang mendasar,
yaitu siswa kurang menguasai kemampuan membaca saat proses
pembelajaran berlangsung dikarenakan kurangnya minat belajar membaca
pada siswa dan perbedaan kemampuan pada setiap siswa.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data penulis lakukan dengan pengamatan, angket
(kuesioner). Untuk mengetahui keberhasilan produk yang diterapkan oleh
penulis yakni dengan meminta siswa mengisi angket atas produk yang
digunakan.
54
3. Desain Produk
Desain produk penulis lakukan secara individual sesuai dengan
spesifikasi produk yang diharapkan. Desain media pembelajaran, mulai dari
membuat gambar secara manual kemudian melakukan Scenning gambar
untuk diedit lebih lanjut melalui aplikasi Phothoshop, corel draw, dan photo
editor, menyiapkan sajian materi sesuai dengan perkembangan psikologi
siswa/I kelas III, dan lain sebagainya.
4. Validasi Desain
Validasi penulis lakukan dengan empat validator yang menguasai
bidang yang akan divalidasi. Keempat validator tersebut adalah Validator
Materi Media Pembelajaran, Validator Desain Media Pembelajaran, Validator
Ahli Pembelajaran, serta Validator Ahli Bahasa. Penilaian validasi produk
meliputi 4) Sangat Baik, 3) Baik, 2) Cukup, dan 1) Kurang.
Hasil validasi berupa data kualitatif dan kuantitatif. Perolehan data
tersebut selanjutnya akan diolah untuk mengetahui tingkat kevalidan produk.
Data yang penulis peroleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Berikut ini
adalah klasifikasi data validasi:
a. Data validasi ahli materi
Penilaian uji validitas produk untuk hali materi/isi dilakukan
kepada ahli tematik. Validator materi pada media Mini Book dongeng ini
adalah dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Ibu Nasyariyah Siregar,
M.Pd. Hasil dari validasi ahli materi berupa data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif berasal dari angket penilaian skala likert, dan data kualitatif
berasal dari angket yang berupa kritik dan saran dari validator. Berikut adalah
paparan dari hasil ahli materi.
1) Data kuantitatif
Data kuantitatif hasil validasi materi akan ditampilkan dalam
bentuk tabel di bawah ini.
55
Tabel 4.1
Hasil Penilaian Media Mini Book Dongeng Oleh Ahli Materi
No Aspek yang Dinilai Nilai Validitas
1 Isi materi dongeng yang terdapat dalam
media Mini Book ini sesuai dengan
kurikulum 2013 (K13)
4 100% (Tidak perlu
revisi)
2 Isi materi dongeng yang terdapat dalam
media Mini Book ini sudah mewakili
materi pada sub tema menyayangi
tumbuhan
4 100% (Tidak perlu
revisi)
3 Media Mini Book ini sesuai dengan KI
dan KD
4 100% (Tidak perlu
revisi)
4 Penyampaian dongeng melaui media
Mini Book ini mudah dipahami
4 100% (Tidak perlu
revisi)
5 Media Mini Book ini menyajikan
dongeng yang menarik
3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
6 Media Mini Book ini sesuai dengan
perkembangan kognitif siswa kelas III
Sekolah Dasar
3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
7 Lembar Tanya Jawab sesuai dengan
materi dan kemampuan siswa
4 100% (Tidak perlu
revisi)
8 Tampilan media menarik 3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
9 Bahasa dongeng yang mudah dipahami 3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
10 Contoh yang disajikan dalam tanya
jawab mudah dipahami
3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
Dari data yang tertera di atas adalah hasil proses perhitungan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus : P = ∑
∑ X 100%
Keterangan
P = Persentase tingkat kevalidan
X = Skor jawaban oleh responden
Xi = Skor jawaban tertinggi
Jika dihitung maka:
56
P = 4+4+4++4+3+3+4+3+3+3 X 100%
40
= 35 X 100%
40
= 87,5%
Dari hasil validasi kepada ahli materi dapat dikatakan bahwa
media Mini Book dongeng yang telah dikembangkan ini memiliki target
tingkat kevalidan valid. Hal ini dibuktikan dengan jumlah skor pada item
soal 1-10 yaitu sebanyak 40 dengan persentase mencapai 87,5%. Hal ini
membuktikan bahwa media Mini Book ini layak dan sesuai untuk siswa
kelas III SD/MI.
2) Data Kualitatif
Berikut ini adalah data kualitatif yang peneliti peroleh dari validasi
ahli materi berupa kritik dan saran yang akan disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.2
Kritik dan Saran media Mini Book oleh Ahli Materi
Nama Validator Kritik dan Saran
Nasyariyah Siregar, M.Pd.I 1. Tambahkan KI, KD dan Indikator
2. Tambahkan Soal Matematika
3. Soal halaman 12 diganti jadi
narasi
b. Data Validasi Ahli Desain
Validasi ahli desain ialah dosen Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah di UIN STS Jambi yaitu Bapak M. Azir, M.Pd. Data yang diperoleh
berupa data kuantitatif dan data kualitatif hasil validasi ahli desain. Kedua data
tersebut diperoleh peneliti dari angket penilaian. Berikut adalah paparan data
hasil validasi ahli desain media Mini Book dongeng Anak.
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari angket skala likert akan
disajikan dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah data tersebut.
57
Tabel 4.3
Hasil Penilaian Media Mini Book Dongeng Anak oleh Ahli Desain
No Aspek yang Dinilai Nilai Validitas
1 Tampilan media pembelajaran Mini
Book menarik
3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
2 Desain warna pada media
pembelajaran Mini Book menarik
4 100% (Tidak perlu
revisi)
3 Desain gambar pada media
pembelajaran Mini Book sudah
sesuai dengan usia perkembangan
siswa kelas III SD/MI
4 100% (Tidak perlu
revisi)
4 Tema pada media pembelajaran Mini
Book sesuai dengan materi dongeng
3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
5 Media pembelajaran Mini Book
mudah diaplikasikan
4 100% (Tidak perlu
revisi)
6 Format penulisan media
pembelajaran Mini Book
4 100% (Tidak perlu
revisi)
7 Keserasian desain dengan format
penulisan
3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
8 Ketepatan tanda baca yang
digunakan
3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
9 Ketepatan ukuran font 3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
10 Ketepatan pemilihan jenis font 4 100% (Tidak perlu
revisi)
11 Kesesuaian warna font yang
digunakan 4 100% (Tidak perlu
revisi)
12 Kesesuaian desain dengan tulisan 3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
13 Kesesuaian spasi yang digunakan 4 100% (Tidak perlu
revisi)
14 Bahasa yang digunakan dalam sajian
dongeng mudah dipahami 4 100% (Tidak perlu
revisi)
Dari data yang tertera di atas adalah hasil proses perhitungan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus : P = ∑
∑ X 100%
Keterangan
P = Persentase tingkat kevalidan
X = Skor jawaban oleh responden
58
Xi = Skor jawaban tertinggi
Jika dihitung maka:
P = 3+4+4+3+4+4+3+3+3+4+4+3+4+4 X 100%
56
= 50 X 100%
56
= 89,28 %
Dari hasil validasi kepada ahli desain dapat dikatakan bahwa
media Mini Book dongeng yang telah dikembangkan ini memiliki target
tingkat kevalidan valid. Hal ini dibuktikan dengan jumlah skor pada item
soal 1-14 yaitu sebanyak 56 dengan persentase mencapai 89,28%. Hal ini
membuktikan bahwa media Mini Book ini layak dan sesuai untuk siswa
kelas III SD/MI.
2) Data Kualitatif
Berikut ini adalah data kualitatif yang peneliti peroleh dari
validasi ahli desain berupa kritik dan saran yang akan disajikan dalam
bentuk tabel.
Tabel 4.4
Kritik dan Saran media Mini Book oleh Ahli Desain
Nama Validator Kritik dan Saran
M. Azir, M.Pd Background pada cover lebih
diperjeas
c. Data Validasi Ahli Pembelajaran
Validasi ahli bahasa ialah guru kelas III Sekolah Dasar Negeri
143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi Bapak Slamat Silaban, S.Pd . Data
yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif hasil validasi ahli
desain. Kedua data tersebut diperoleh peneliti dari angket penilaian. Berikut
adalah paparan data hasil validasi ahli bahasa media Mini Book dongeng Anak
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari angket skala likert akan
disajikan dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah data tersebut.
59
Tabel 4.5
Hasil Penilaian Media Mini Book Oleh Ahli Pembelajaran
No Nilai Nilai Validitas
1 Media pembelajaran Mini Book mudah
di aplikasikan
4 100% (Tidak perlu revisi)
2 Desain warna dan gambar pada Media
pembelajaran Mini Book sesuai dengan
usia perkembangan siswa kelas III
SD/MI
4 100% (Tidak perlu revisi)
3 Kesesuaian dengan kurikulum 4 100% (Tidak perlu revisi)
4 Kesesuaian dengan tema dan sub tema 3 85,00% (Valid, tetapi perlu
revisi kecil)
5 Isi dongeng pada Media pembelajaran
Mini Book mewakili materi pada KI/KD
3 85,00% (Valid, tetapi perlu
revisi kecil)
6 Kesesuaian dengan indikator
pembelajaran
4 100% (Tidak perlu revisi)
7 Kesesuaian dengan RPP 3 85,00% (Valid, tetapi perlu
revisi kecil)
8 Tampilan Media pembelajaran Mini
Book menarik
4 100% (Tidak perlu revisi)
9 Penyajian dongeng pada Media
pembelajaran Mini Book ini mudah
dimengeti
4 100% (Tidak perlu revisi)
10 Kemudahan dalam menggunakan media 4 100% (Tidak perlu revisi)
11 Kejelasan bahasa yang digunakan 4 100% (Tidak perlu revisi)
Ghjh Dari data yang tertera di atas adalah hasil proses perhitungan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus : P = ∑
∑ X 100%
Keterangan
P = Persentase tingkat kevalidan
X = Skor jawaban oleh responden
Xi = Skor jawaban tertinggi
Jika dihitung maka:
60
P = 4+4+4+3+3+4+3+4+4+4+4 X 100%
44
= 41X 100%
44
= 93,18 %
Dari hasil validasi kepada ahli pembelajaran dapat dikatakan bahwa
media Mini Book dongeng yang telah dikembangkan ini memiliki target
tingkat kevalidan valid. Hal ini dibuktikan dengan jumlah skor pada item
soal 1-11 yaitu sebanyak 44 dengan persentase mencapai 93,18%. Hal ini
membuktikan bahwa media Mini Book ini layak dan sesuai untuk siswa
kelas III SD/MI.
2) Data Kualitatif
Berikut ini adalah data kualitatif yang peneliti peroleh dari validasi
ahli pembelajaran berupa kritik dan saran yang akan disajikan dalam bentuk
tabel.
Tabel 4.8
Kritik dan Saran media Mini Book oleh Ahli Pembelajaran
Nama Validator Kritik dan Saran
Slamat Silaban, S.Pd Media Sudah Bagus
d. Data Validasi Ahli Bahasa
Validasi ahli bahasa ialah dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini
di UIN STS Jambi yaitu Ibu Fiki . Data yang diperoleh berupa data kuantitatif
dan data kualitatif hasil validasi ahli desain. Kedua data tersebut diperoleh
peneliti dari angket penilaian. Berikut adalah paparan data hasil validasi ahli
bahasa media Mini Book dongeng Anak.
3) Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari angket skala likert akan
disajikan dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah data tersebut.
61
Tabel 4.7
Hasil Penilaian Media Mini Book Dongeng Anak oleh Ahli Bahasa
No Aspek yang Dinilai Nilai Validitas
1 Bahasa mudah di pahami 4 100% (Tidak perlu
revisi)
2 Bahasa dalam media Mini Book
baik, benar dan efektif
3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
3 Pemilihan jenis dan ukuran huruf
yang digunakan
3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
4 Pengaturan jarak (huruf, baris,
karakter)
3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
5 Keterbacaan teks 3 85,00% (Valid, tetapi
perlu revisi kecil)
6 Kesesuaian diksi dalam dongeng 4 100% (Tidak perlu
revisi)
Dari data yang tertera di atas adalah hasil proses perhitungan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus : P = ∑
∑ X 100%
Keterangan
P = Persentase tingkat kevalidan
X = Skor jawaban oleh responden
Xi = Skor jawaban tertinggi
Jika dihitung maka:
P = 4+3+3+3+3+4 X 100%
24
= 20 X 100%
24
= 83,33 %
Dari hasil validasi kepada ahli bahasa dapat dikatakan bahwa
media Mini Book dongeng yang telah dikembangkan ini memiliki target
tingkat kevalidan valid. Hal ini dibuktikan dengan jumlah skor pada item
soal 1-6 yaitu sebanyak 24 dengan persentase mencapai 83,33%. Hal ini
62
membuktikan bahwa media Mini Book ini layak dan sesuai untuk siswa
kelas III SD/MI.
4) Data Kualitatif
Berikut ini adalah data kualitatif yang peneliti peroleh dari validasi
ahli bahasa berupa kritik dan saran yang akan disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.8
Kritik dan Saran media Mini Book oleh Ahli pembelajaran
Nama Validator Kritik dan Saran
Fiqi Nurmanda Sari, M.Pd 1. Penulisan huruf dan ejaan kurang
konsisten
2. Beberapa simbol terdapat
kekeliruan
5. Revisi Desain/ Produk
Setelah melakukan validasi, penulis menerima beberapa masukan dari
validator untuk kebaikan produk yang penulis kembangkan. Selanjutnya penulis
akan menganalisis kembali kelemahan-kelemahan produk.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk awal penulis lakukan secara langsung dengan lima
siswa dan siswi kelas III SD Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi.
Kegiata uji coba ini penulis lakukan sebagaimana mestinya, untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan media yang dikembangkan. Berikut ini adalah hasil
analisis data uji coba kelompok kecil, data tersebut sebagaimana tabel di bawah
ini:
Tabel 4.9
Data Uji Coba Kelompok Kecil
No Nilai n
1
n
2
n
3
n
4
n
5
Validitas
1 Saya senang saat belajar membaca
menggunakan media mini book
berbasis dongeng
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
2 Saya merasa mudah menggunakan
Mini book
4 4 3 4 4 95% (Tidak
perlu revisi)
3 Saya tertarik belajar menggunakan
Mini book
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
63
4 Saya merasa bersemangat saat
belajar menggunakan mini book
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
5 Saya merasa lebih mudah
memahami pelajaran melalui mini
book dongeng
4 4 4 3 3 90% (Tidak
perlu revisi)
6 Gambar dan warna dalam buku ini
menarik
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
7 Saya paham alur cerita dongeng
dalam mini book
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
8 Dongeng dalam mini book menarik 4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
9 Saya bisa belajar membaca di mana
saja dengan media Mini Book
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
10 Saya merasa mudah dalam belajar
membaca dengan media Mini book
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
Jumlah 197
Nilai Rata-rata 200
Validitas Keseluruhan 98,5 %
P = ∑
∑ X 100%
P =
X 100%
= 98,5 %
7. Uji Coba Pemakaian
Uji coba pemakaian penulis lakukan langsung dalam kelas post-test.
Pada tahap ini, peneliti memperoleh data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
berupa pernyataan siswa belajar membaca dengan sub tema menyayangi
tumbuhan menggunakan media Mini Book yang tersedia pada lampiran,
sedangkan data kuantitatif berupa nilai siswa.
Setelah menerapkan produk, penulis meminta tanggapan dan penilaian
siswa setelah menggunakan media Mini Book. Hasil penilaian siswa terhadap
media Mini Book diinput dalam sebuah tabel di bawah ini:
64
Tabel 4.10
Data Uji Coba Lapangan
No Aspek Yang Dinilai
Skor
Validitas n
1
n
2
n
3
n
4
n
5
n
6
n
7
n
8
n
9
n
10
n
11
n
12
n
13
1 Saya senang saat belajar membaca
menggunakan media mini book
berbasis dongeng
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 100% (Tidak perlu
revisi)
2 Saya merasa mudah menggunakan
Mini book
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 96% (Tidak perlu
revisi)
3 Saya tertarik belajar menggunakan
Mini book
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100% (Tidak perlu
revisi)
4 Saya merasa bersemangat saat
belajar menggunakan mini book
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100% (Tidak perlu
revisi)
5 Saya merasa lebih mudah
memahami pelajaran melalui mini
book dongeng
4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 94% (Tidak perlu
revisi)
6 Gambar dan warna dalam buku ini
menarik
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100% (Tidak perlu
revisi)
7 Saya paham alur cerita dongeng
dalam mini book
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100% (Tidak perlu
revisi)
65
8 Dongeng dalam mini book menarik 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96% (Tidak perlu
revisi)
9 Saya bisa belajar membaca di
mana saja dengan media Mini
Book
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 96% (Tidak perlu
revisi)
10 Saya merasa mudah dalam belajar
membaca dengan media Mini book
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100% (Tidak perlu
revisi)
Total Skor 513
Skor Maksimal 520
Jumlah 98,7 %
P = ∑
∑ X 100%
P =
X 100%
= 98,7 %
66
8. Revisi Produk
Revisi produk pengembangan dilakukan berdasarkan kritik dan saran
yang diperoleh dari validator, dosen pembimbing, uji coba (siswa) dan masukan-
masukan dari pihak lainnya. Adapun beberapa revisi yang dilakukan untuk
perbaikan Media Mini Book penulis paparkan sebagai berikut.
Tabel 4.11
Revisi Produk Dari Ahli Media Pembelajaran
No Point yang Direvisi Sebelum Sesudah
1 Tambahkan KI, KD
dan Indikator
KI
KD
67
Indikator
2 Tambahkan Soal
Matematika
3 Soal halaman 12
ubah jadi soal narasi
68
Tabel 4.12
Revisi Produk dari Ahli Desain
No Point yang
Direvisi
Sebelum Sesudah
1 Background pada
cover lebih
diperjelas
Tabel 4.13
Revisi Produk dari Ahli Bahasa
No Poin yang
direvisi
Sebelum Sesudah
1
Penulisan huruf
dan ejaan kurang
konsisten dan
tidak sesuai
EYD
69
2 Beberapa simbol
terdapat
kekeliruan
9. Desimilasi danPublikasi Produk
Hasil akhir produk adalah sebagai hasil pengembangan dalam skripsi
dengan menggunakan metodologi Research and Development (R&D). Produk
yang telah dihasilkan oleh penulis akan dipublikasikan di media sosial dalam
bentuk gambar media pembelajaran. Dengan adanya publikasi tersebut, penulis
berharap dapat menumbuhkan motivasi serta minat adik-adik, rekan-rekan
mahasiswa untuk terus berkarya dan mengembangkan bakat yang dimiliki. Selain
itu, publikasi dan desimilasi ini menjadi harapan penulis agar dapat menerima
komentar, kritik dan saran dari para pembaca untuk kebaikan penulis dalam
membuat media pembelajaran.
C. Efektifitas Model (Dalam Tahap Uji Coba)
Efektifitas penelitian pengembangan menurut model ADDIE penulis
peroleh dari hasil uji coba penggunaan model. Efektifitas penggunaan model juga
penulis dapatkan dari prosedur pengembangan produk menurut model ADDIE,
proses pemerolehan data tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Data Uji Coba
a. Sebelum menggunakan (Pre-test) Media Mini Book
Data pre-test penulis peroleh dengan menerapkan bahan ajar tema
menyayangi tumbuhan dari sekolah. Pada proses pembelajaran, siswa terlihat
tidak suka membaca karena teks terlalu panjang, sehingga nilai pada sub tema
menyayangi tumbuhan rendah. Selain itu, siswa banyak yang tidak mengisi
tugas yang diberikan oleh guru, sehingga beberapa kolom penilaian
70
pembelajaran siswa yang kosong. Data pre-test tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.14.
Nilai Pre-test Siswa Kelas III
Responden Nama Responden Nilai KKM
Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Bima Nur Arif 53 75 √
2 Habibah 45 75 √
3 M. Adi Pratama 49 75 √
4 M. Fahri Alfarizi 70 75 √
5 M. Rafqi 70 75 √
6 Marsya Aulia 51 75 √
7 Miftahul Janah 60 75 √
8 Rahmat Almunawir 64 75 √
9 Rama Ariya Winata 64 75 √
10 Ripo Hadi Kurniawan 53 75 √
11 Riski Aldi Andika 57 75 √
12 Sulthan 77 75 √
13 Surya Aditya 76 75 √
Jumlah Nilai 789
Rata – Rata 60,7
Data kualitatif : Hasil dari peneliti yang melakukan tes awal (pre-test)
pada siswa kelas III SD Negeri 143 Tenggeris menunjukkan bahwa nilai
Ketuntasan yang di dapat dari 13 yaitu hanya 2 siswa yang mampu mencapai
nilai KKM di atas 75, sedangkan 11 siswa yang lain belum mampu mencapai
nilai KKM. Nilai rata-rata siswa kelas IV pada tes awal ini yaitu 60,7.
b. Sesudah Menggunakan (Post-test) Media Mini Book
Nilai yang diperoleh siswa terdiri dari dua, yakni penilaian proses
dan penilaian hasil belajar. Berikut ini adalah nilai yang diperoleh siswa
dengan menggunakan Media Mini Book.
71
Tabel 4.15.
Nilai Post-test Siswa Kelas III
Responden Nama Responden Nilai KKM
Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Bima Nur Arif 80,5 75 √
2 Habibah 87 75 √
3 M. Adi Pratama 83 75 √
4 M. Fahri Alfarizi 92 75 √
5 M. Rafqi 88 75 √
6 Marsya Aulia 82,5 75 √
7 Miftahul Janah 86 75 √
8 Rahmat Almunawir 85,6 75 √
9 Rama Ariya Winata 83 75 √
10 Ripo Hadi Kurniawan 86 75 √
11 Riski Aldi Andika 88,6 75 √
12 Sulthan 89 75 √
13 Surya Aditya 96 75 √
Jumlah Nilai 1.127,2
Rata – Rata 86
Data kualitatif : Hasil dari peneliti yang melakukan Post-test pada
siswa kelas III SD Negeri 143 Tenggeris menunjukkan bahwa nilai
Ketuntasan yang di dapat dari 13 yaitu 13 siswa yang mampu mencapai nilai
KKM di atas 75. Nilai rata-rata siswa kelas III pada tes ini yaitu 86.
c. Perbedaan Nilai Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Media Mini Book
Berikut ini adalah nilai yang diperoleh siswa dengan tidak
menggunakan dan menggunakan Media Mini Book.
72
Tabel 4.16.
Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test Siswa Kelas III
Responden Nama Responden KKM Nilai
Pre-Test Post Test
1 Bima Nur Arif 75 53 80,5
2 Habibah 75 45 87
3 M. Adi Pratama 75 49 83
4 M. Fahri Alfarizi 75 70 92
5 M. Rafqi 75 70 88
6 Marsya Aulia 75 51 82,5
7 Miftahul Janah 75 60 86
8 Rahmat Almunawir 75 64 85,6
9 Rama Ariya Winata 75 64 83
10 Ripo Hadi Kurniawan 75 53 86
11 Riski Aldi Andika 75 57 88,6
12 Sulthan 75 77 89
13 Surya Aditya 75 76 96
Jumlah Nilai 789 1.127,2
Rata – Rata 60,7 86
Gambar 4.9 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas III
2. Pengolahan Data
0
50
100
Pre-Test Post-Test
Tabel Perbandingan Nilai Rata-Rata
Siswa Kelas III
Nilai SiswaKelas III
73
Data pret-test dan post-test diatas selanjutnya akan dihitung dengan
menggunakan rumus uji-t pada sampel kecil untuk menguji kelompok data yang
berbeda, dan dalam hal ini digunakan untuk menguji kelompok data sebelum
dan sesudah menggunakan media Mini Book.
a. Analisis Data Pre-test
Berdasarkan nilai pre-test pada tabel diatas, maka dapat ditentukan
sebaran data sebagai berikut.
45 49 51 53 53 57 60 64 64 70 70 76 77
1) Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 4.17
Tabel Distribusi Frekuensi Data Pre-Test (Variabel 1)
X F Fx x2 Fx
2 Fkb Fka
45 1 45 2.025 2.025 1 13
49 1 49 2.401 2.401 2 12
51 1 51 2.601 2.601 3 11
53 2 106 2.809 5.618 5 9
57 1 57 3.249 3.249 6 7
60 1 60 3.600 3.600 7 6
64 2 128 4.096 8.192 9 5
70 2 140 4.900 9.800 11 3
76 1 76 5.776 5.776 12 2
77 1 77 5.929 5.929 13 1
Total ∑fx ∑fx²
N = 789 49.191
2) Membuat Grafik Poligon
Gambar 4.10 Grafik Nilai dan Frekuensi Data Pre-Test
3) Mencari Mean (Rata-Rata)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
45 49 51 53 57 60 64 70 76 77
Grafik Nilai dan Frekuensi
Data Pre-test
Grafik Nilai danFrekuensi Data Pre-test
74
X = ∑
=
= 60,7
4) Mencari Median (Nila Tengah)
Urutan data dari yang terkecil sampai terbesar
45 49 51 53 53 57 60 64 64 70 70 76 77
Me = 60
5) Mencari Modus
Mo = 53, 64, 70
6) Mencari Standar Deviasi
SDx1 = √∑
─ (
∑
)2
=
─ (
)2
= √3783,9 ─ 3683,5
= √100,4
= 10,01
7) Mencari Standard Error
Semx1 =
=
=
=
= 2,89
b. Analisis Data Post-test
Berdasarkan nilai post-test pada tabel di atas, maka dapat ditentukan
sebaran data sebagai berikut :
80,5 82,5 83 83 85,6 86 86 87 88 88,6 89 92 96
1) Membuat Tabel Data Frekuensi
Tabel 4.18
Tabel Distribusi Frekuensi Data Post-Test (Variabel II)
X F Fx x2 Fx
2 Fkb Fka
80,5 1 80,5 6.480,25 6.480,25 1 13
75
82,5 1 82,5 6.806,25 6.806,25 2 12
83 2 166 6.889 13.778 4 11
85,6 1 85,6 7.327,36 7.327,36 5 10
86 2 172 7.396 14.738 7 9
87 1 87 7.569 7.569 8 8
88 1 88 7.744 7.744 9 7
88,6 1 88,6 7.849,96 7.849,96 10 5
89 1 89 7.921 7.921 11 4
92 1 92 8.464 8.464 12 2
96 1 96 9.216 9.216 13 1
T6tal ∑fx ∑fx²
N = 13 1.127,2 97.893,82
2) Mebuat Grafik Poligon
Gambar 4.12. Grafik Nilai dan Frekuensi Data Post-test
3) Mencari Mean (Rata-rata)
X = ∑
=
= 86,70
4) Mencari Median (Nilai Tengah)
Urutan data dari yang terkecil sampai terbesar
80,5 82,5 83 83 85,6 86 86 87 88 88,6 89 92 96
Me = 86
0
0,5
1
1,5
2
2,5
80,5 82,5 83 85,6 86 87 88 88,6 89 92 96
Grafik Nilai dan Frekuensi Data Post-Test
Grafik Nilai danFrekuensi Data Post-Test
76
5) Mencari Modus
Mo = 83 dan 86
6) Mencari Standar Deviasi
SDx2 = √∑
─ (
∑
)2
=
─ (
)2
= √7530,29 ─ 7518,22
= √12,07
= 3,47
7) Mencari Standard Error
Semx2 =
=
=
=
= 0,01
8) Mencari Standard Error Perbedaan antara Variabel I dan II
Semx1 ─ Semx2 = √Semx12 ─ Semx2
2
= √2,892 ─ 0,01
2
= √8,35 ─ 0,0001
= √8,34
= 2,88
9) Mencari t0 Perbandingan
t0 =
=
= 9,02
df atau db = )n1 + n2( ─ 2
= )13 + 13( ─ 2
= 26 ─ 2
77
= 24
Tabel df 24 : Taraf 5% = 2,81
Taraf 1% = 2,50
Jadi, tt 5% > t0 < 1% = Ho Ditolak
tt 5% < t0 > 1% = Ha Diterima
Berdasarkan hasil perhitungan diatas menyatakan bahwa t0 lebih
besar dari ttabel baik dari taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan
1% , maka dari kedua hipotesis yang ada dapat disimpulkan hipotesis nihil
ditolak sedangkan hipotesis alternatif diterima. Yang berarti kedua variabel
X dan Y terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dibuktikan bahwa:
tt 5% < t0 > 1%
2,81 < 9,02 > 2,50
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca pengukuran
sebelum dan sesudah menggunakan media Mini Book. kemampuan
membaca siswa dinyatakan setelah menggunakan media pembelajaran yang
dikembangkan.
D. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil Penelitian dan Analisis Data
a. Media Mini Book
Dalam melatih siswa membaca pada tingkat sekolah dasar, siswa
masih memerlukan alat bantu berupa media. Kenyataan ini diperkuat oleh
teori yang menyatakan bahwa seseorang mampu menguasai suatu
keterampilan didukung oleh minat dalam diri untuk berlatih. Oleh karenanya
dalam perkembangan ini peneliti mengembangkan media berupa Mini Book
yang berbasis dongeng interakti agar mampu menarik siswa agar
meningktkankemampuan membacanya. Media ini berwujud hardware.
Mini Book merupakan media yang dikembangkan oleh peneliti
untuk membantu siswa dalam berlatih membaca dengan tampilan buku yang
kecil dan dapat dibawa kemana-mana. Disamping itu dengan desainnya yang
78
menarik dan sesuai karakteristik siswa sekolah dasar media Mini Book
dongeng ini dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak pada saat
pembelajaran berlangsung. Hal ini diperkuat dengan teori tentang manfaat
media pembelajaran yaitu menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Media ini
terdiri dari lembar sapa pembaca, dongeng yang menarik, dan soal-soal yang
berhubungan dengan dongeng serta gelembung interaktif dari tokoh dalam
dongeng. Tampilan yang penuh dengan warna sehingga media Mini Book
dongeng ini lebih menarik
b. Validasi Produk Media Mini Book
Hasil validasi dari beberapa subjek validator dikonversikan pada
skala persentase yang berdasarkan pada ketentuan tingkat validitas serta dasar
pengambilan keputusan untuk merevisi media Mini book digunakan kriteria
kualifikasi penilaian sebagai berikut:
1) Analisis Data Validasi Ahli Materi
Paparan hasil validasi ahli materi dilakukan kepada ahli bidang
tematik dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Ibu Nasyariah
Siregar,M.Pd.I. Hasil dari validasi ahli materi terhadap media Mini book
dongeng adalah sebagai berikut:
Dari angket yang diisi oleh ahli materi media Mini Book tersebut,
kemudian dihitung persentase tingkat validitasnya menggunakan rumus di
bawah ini .
P = ∑
∑ X 100%
=
X 100 %
= 87,5%
Berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, maka kita ketahui
bahwa persentase kevalidan sebesar 87,5%. Sesuai dengan tabel konversi
skala tingkat kevalidan, persentase tingkat pencapaian 87,5% berada
pada kualifikasi valid, hal ini menunjukkan bahwa materi yang dikemas
dalam media Mini Book memiliki tingkat kemenarikan yang cukup
tinggi, seperti yang diketahui bahwa dengan media pembelajaran yang
79
menarik maka akan meningkatkan besarnya perhatian siswa kepada
pelajaran yang disampaikan sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar kepada siswa. Karena memperoleh tingkat kevalidan yang valid
dari ahli materi maka media Mini Book yang sudah dikembangkan ini
sudah layak digunakan dengan revisi sesuai saran validator.
2) Analisis Data Validasi Ahli Desain
Paparan hasil validasi ahli materi dilakukan kepada ahli desain
dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Bapak M.Azir,M.Pd. Hasil
dari validasi ahli materi terhadap media Mini book dongeng adalah
sebagai berikut:
Dari angket yang diisi oleh ahli materi desain Mini Book tersebut,
kemudian dihitung persentase tingkat validitasnya menggunakan rumus
di bawah ini .
P = ∑
∑ X 100%
=
X 100 %
= 89,28%
Berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, maka kita ketahui
bahwa persentase kevalidan sebesar 89,28%. Sesuai dengan tabel
konversi skala tingkat kevalidan, persentase tingkat pencapaian 89,28%
berada pada kualifikasi valid, hal ini menunjukkan bahwa tampilan
dalam media Mini Book memiliki tingkat kemenarikan yang cukup
tinggi. Karena memperoleh tingkat kevalidan yang valid dari ahli desain
maka media Mini Book yang sudah dikembangkan ini sudah layak
digunakan dengan revisi sesuai saran validator.
3) Analisis Data Validasi Ahli Pembelajaran
Paparan hasil validasi Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas
III Sekolah Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi
Bapak Slamat Silaban, S.Pd terhadap media Mini Book dongeng sebagai
berikut:
80
Dari angket yang diisi oleh ahli pembelajaran desain Mini Book
tersebut, kemudian dihitung persentase tingkat validitasnya
menggunakan rumus di bawah ini .
P = ∑
∑ X 100%
=
X 100 %
= 93,18%
Berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, maka kita ketahui
bahwa persentase kevalidan sebesar 93,18%. Sesuai dengan tabel
konversi skala tingkat kevalidan, persentase tingkat pencapaian 93,18%
berada pada kualifikasi valid.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam uji validasi/kelayakan
terhadap ahli pembelajaran guru kelas III media mini book yang
dikembangkan oleh peneliti sudah layak untuk digunakan karena media
mini book ini merupakan media pembelajaran yang sesuai bagi siswa
sekolah dasar. Karena memperoleh tingkat kevalidan yang valid dari ahli
pembelajaran maka media Mini Book yang sudah dikembangkan ini
sudah layak digunakan dalam proses pembelajaran.
4) Analisis Data Validasi Ahli Bahasa
Paparan hasil validasi ahli Bahasa dilakukan kepada ahli bidang
Bahasa dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini di UIN STS Jambi Ibu
Fiki. Hasil dari validasi ahli Bahasa terhadap media mini book adalah
sebagai berikut:
Dari angket yang diisi oleh ahli Bahasa pembelajaran media mini
book tersebut, kemudian dihitung persentase tingkat validitasnya
menggunakan rumus di bawah ini.
P = ∑
∑ X 100%
=
X 100 %
= 83,33%
Berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, maka kita ketahui
bahwa persentase kevalidan sebesar 83,33%. Sesuai dengan tabel
81
konversi skala tingkat kevalidan, persentase tingkat pencapaian 83,33%
berada pada kualifikasi valid. Hal ini menunjukkan bahwa media mini
book yang dikembangkan oleh peneliti memiliki kejelasan dalam
penulisan buku, dan ketepatan pada pemilihan jenis dan ukuran huruf
yang digunakan.
c. Perberbedaan Hasil Tes Uji Coba Pre-test dan Post-test
Berdasarkan data analisis akhir perkembangan kemampuan
membaca siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 143/Tenggeris Kabupaten
Muaro Jambi, mempunyai hasil perbedaan yang sangat signifikan sebelum
dan sesudah menggunakan media mini book. Data sebelum menggunakan
media mini book menyatakan bahwa hanya 2 (dua) siswa yang berhasil
memenuhi KKM.
Hasil analisis data menyatakan bahwa uji pre-test dan post-test
pada taraf signifikan 5% = 2,81. Karena diperoleh dalam hitungan ttabel
(baik taraf signifikan 5% maupun 1%) yaitu 2,81% < 9,02 > 2,50 sehingga
Ha yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
kemampuan membaca sebelum dan sesudah menggunakan media mini
book kelas III Sekolah Dasar Negeri 143/IX Kabupaten Muaro Jambi.
Setelah dilakukan uji kesamaan rata-rata (t-test) pada taraf
signifikan 5% dan 1% diperoleh 2,81% < 9,02 > 2,50 untuk nilai test,
karena thitung > ttabel maka h0 ditolak. Artinya, ada perbedaan yang
sangat signifikan kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah
menggunakan media yang dikembangkan, perbedaan ini terjadi
dikarenakan hasil belajar pada kemampuan membaca sebelum
menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan dengan
menggunakan media mini book yang diterapkan dalam proses yang
berbeda.
Pada uji pre-test, penulis tanpa menggunakan media
pembelajaran yang dikembangkan, siswa terlihat tidak semangat membaca
karena guru jarang menggunakan media pembelajaran yang menarik selain
82
buku siswa. Hal tersebut menyebabkan 84% hasil belajar siswa tidak
memenuhi KKM. Pada uji pre-test ini, hanya 2 siswa yang mendapatkan
nilai >75, dan 84%<75.
Sedangkan uji post-test (dengan menggunakan media
pembelajaran yang dikembangkan), kemampuan membaca siswa
meningkat 100% siswa memenuhi KKM. Dari 2 (dua) hasil perbandingan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang
dikembangkan tersebut dapat dinyatakan valid dan meningkatkan
keterampilan membaca siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 143/IX
Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikatakan Sugyono (Sugyono,2016: 415) yang menyatakan bahwa jka
hasil eksperimen O2 lebih tinggi dari O1, maka eksperimen dianggap
berhasil, namun jika hasil eksperimen menunjukkan sebaliknya maka
perlu menggunakan model eksperimen ke-dua setelah Media
Pembelajaran.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam proses penelitian, terdapat faktor pendukung dan penghambat
yang penulis hadapi ketika melakukan penelitian. Faktor-faktor tersebut
diantaranya sebagai berikut:
a. Faktor pendukung
1) Kesiapan penulis dalam menerapkan Produk yang dihasilkan.
2) Pihak sekolah memberikan kesempatan dan motivasi kepada
penulis untuk melakukan riset di sekolah tersebut.
b. faktor penghambat
1) Kelas yang digunakan peneliti dalam uji coba kelas kontrol dan
eksperimen hanya satu kelas, sehingga dalam uji coba ini
menggunakan sistem sebelum menggunakan produk dan sesudah
menggunakan produk.
2) Adanya kelemahan ataupun kekurangan serta keterbatasan
kemampuan penulis dalam membat produk dan menerapkan
produk
E. Jadwal Penelitian
83
Rencana pelaksanaan penelitian di mulai dari bulan Juni 2019
sampai bulan Maret 2020. Rencana penelitian ini masih bersifat tentative,
artinya dapat berubah berdasarkan situasi dan kondisi lapangan. Berikut ini
tahap-tahap yang dilakukan selama pelaksanaan penelitian:
84
Tabel 4.19
Jadwal Kegiatan
No Kegiatan BULAN
Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul √
2 Pengajuan Dosen
Pembimbing
√
3 Penyusunan
Proposal dan
Bimbingan
√ √ √ √ √
4 Acc Seminar √
5 Seminar Proposal √
6 Perbaikan Seminar √ √ √ √
7 Desain Produk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 Pengesahan Judul
skripsi dan izin riset
√
9 Validasi Ahli √
10 Uji coba Produk √
11 Penulisan Skripsi √
12 Konsultasi dosen
Pembimbing
13 Penggandaan skripsi
14 Sidang Munaqosah
15 Perbaikan Skripsi
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan proses pengembangan dan hasil uji coba terakhir
terhadap media Mini book doneng sub tema menyayangi tumbuhan pada siswa
kelas III MadSekolah Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi
ini dapat dipaparkan sebagai berikut.
1. Media Mini Book Dongeng Interaktif pada tema menyayangi tumbuhan
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan media pembelajaran
berbentuk buku di dalamnya menyajikan dongeng yang disesuaikan
dengan tingkat kemampuan siswa.
2. Hasil uji coba pengembangan media mini book ini memiliki tingkat
kevalidan yang tinggi. Berdasarkan hasil tanggapan kritik dan saran dari
para validator serta penilaian guru kelas III dan siswa kelas III Sekolah
Dasar Negeri 143/IX Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi sebagai
pengguna media Pop-Up Book.
a. Penilaian dari ahli materi memperoleh persentase kevalidan
kelayakan mencapai 87,5%.
b. Penilaian dari ahli desain memperoleh persentase kevalidan
kelayakan mencapai 89,28%.
c. Penilaian dari ahli Pembelajaran memperoleh persentase kevalidan
kelayakan mencapai 93,18%.
d. Penilaian dari ahli bahasa memperoleh persentase kevalidan
kelayakan mencapai83,33%.
3. Hasil analisis dan menyatakan bahwa uji pre-test dan post-test pada taraf
signifikan 5% = 2,81. Karena diperoleh dalam hitungan ttabel (baik taraf
signifikan 5% maupun 1%) yaitu 2,81%<9,02>2,50 sehingga Ha yang
menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap membaca
sebelum dan sesudah menggunakan media mini book kelas III Sekolah
86
Dasar Negeri 143 Tenggeris Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya hasil
t-test pada taraf signifikan 5% maupun 1% diperoleh 2,81<9,02>2,50
untuk menilai test, karena thitung > ttabel maka h0 ditolak. Dari dua hasil
perbandingan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran yang dikembangkan tersebut dapat dinyatakan valid dan
dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas III Sekolah Dasar
Negeri 143/IX Tenggeris Muaro Jambi.
B. Saran
Saran-saran yang diajukan meliputi saran untuk keperluan
pemanfaatan produk dan saran pengembangan lanjutan, secara rinci
berikut penjelasan terkait dengan saran-saran :
1. Saran Pemanfaatan
Berdasarkan catatan saat uji coba produk hasil pengembangan
yang telah dilakukan, penulis memberikan beberapa saran untuk
mengoptimalkan pemanfaatan media mini book ini. Saran tersebut
antara lain :
a. Dalam pengembangan media hendaknya yang perlu
diperhatikan adalah tahapan dalam mengembangkan media.
b. Media mini book dongeng disusun sesuai dengan karakteristik
peserta didik kelas III MI/SD, sehingga diharapkan dapat
menggunakannya secara mandiri.
2. Saran untuk pengembangan lanjutan
Berdasarkan catatan uji coba produk hasil pengembangan yang
telah dilakukan, penulis memberikan saran untuk mengoptimalkan
pemanfaatan media mini book ini. Saran tersebut yaitu Media ini hanya
memuat satu sub tema. Oleh karena itu, perlu ditambah dengan tema
lain yang lebih menarik.
Keterbatasan dalam memilih sub tema yang penulis sajikan
pada media mini book. Penulis sangat berharap bagi peneliti selanjutnya
agar dapat menambah referensi pada media yang dikembangkan seperti
menambahkan atau mengembangkan dalam bentuk sub tema lain.
87
DAFTAR PUSTAKA
Agus, DS. (2007). Mendongeng Bareng Kang Agus DS Yuk!.
Yogyakarta:Kanisius
Agus, DS. (2014). Mendongeng Bareng Kang Agus DS Yuk!.
Yogyakarta:Kanisius
Akbar, S dan Sriwiyana, H. (2011). Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
ilmu pengetahuan sosial. Malang: Cipta Media
Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jkarta: Raja Grafindo. hlm.15
Arsyad, Azhar. (2015). Media Pembelajaran. Jakarta :PT. Raja Grafido Persada
Asyhar, Rayandra. (2010). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada
Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi Jakarta.
Dalman (2013). Keterampilan Membaca.Jakarta:Raya Grafindo Persada
Danim, Sudarwan. (2010). Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Ibrahim, Bafadal . (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara
Indriana, Dina. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva
Perss
Jailani, M.Syahran (2014). GurIdeologi Lima-I sebagai ideolagi pembelajaran
(Sebuah Keniscayaan Upaya Membangun Komitmen).
Jailani, M.Syahran (2014). Guru Profesional dan Tantangan Dunia Pendidikan.
Al- Ta lim Journal 21.1, 1-19
Jamil, Suprihatiningrum. (2014). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
88
Khalid, Rahman. Mempertaruhkan PP No.19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Sebagai Usaha Peningkatan Mutu Pendidikan
Indonesia (http://chocopps. Wordpress)
Kunlaftifah, Ummi. (2017). Pengembangan Media Cerpen Dalam Bentuk Mini
Book Pada Materi Sistem Pencernaan Siswa Kelas XI SMA Negeri 9
Makassar. Makassar: UIN Alauddin Makassar
Latief, Muhammad Abdul. 2014. Mendongeng Mudah dan Menyenangkan.
Jakarta: Luxima Metro Media
Masruroh, Arif. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman Siswa Dengan Menggunakan Teknik Scramble Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Kelas V Sd Nurul Islam Purwoyoso
Semarang. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Walisongo
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Evaluasi Proses Suatu Program. Jakarta: Bumi
Aksara.
Munadi, Yudhi. (2012). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Referensi
Nur’aini, Farida. )2007(. Ma, Dongengin Aku Yuk!. Surakarta: Afra Publishing
Nurhadi.(2016). Teknik Membaca. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Pribadi, A Benny. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jaakarta: PT. Dian
Rakyat
Putri, Nobela Firsthalia. (2018). Pengembangan Media Mini Book Pada Materi
Kerja Sama Ekonomi Internasional Siswa Kelas IX IPS 1 SMA Negeri
Sungai Penuh. Universitas Jambi
Rahim, Farida. (2007). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara
Rahim, Farida. (2008). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara
Rismawati, Dyan. (2016). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman
Melalui Akomodasi Pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Di Kelas
III SD N Bangunrejo 2. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Sadulloh, Uyoh. (2011). Pedagogik: Ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta
Sanaky, Hujair. (2013). Media Pembelajaran Interaktif Inovatif. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara
Sanjaya, Wina. (2012). Media kominikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
89
Setyono, Yulian Adi. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Fisika berupa
Buletin dalam Bentuk Buku Saku untuk Pembelajaran Fisika Kelas VIII
Materi Gaya Ditinjau dari Minat Baca Siswa. Vol. 1, No.1. Universitas
Negeri Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Fisika.
Sudatha, I Gde dan I Made Tegeh. (2015). Desain Multimedia Pembelajaran.
Yogyakarta: Media Akademi.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Tim Redaksi Al-Mizan (2011). An-Nur Al-qur’an (Terjemahan Perkata) : Al-
Mizan
Walter, Dick. Lou Carey. James o’carey. )2009(. The Systematic Design of
Instruction (7th Edition). London: Pearson Education. Terjemahan
(online)
Wiarto, Giri. (2016). Media pembelajaran dalam pendidikan jasmani.
Yogyakarta: Laksitas
Widayanti, Ida S. (2008). Untuk Anak – anak ku, Masyarakat dan Dunia.
Jakarta:ARGA Publishing
90
LAMPIRAN 1
Angket Ahli Materi
91
92
93
94
LAMPIRAN 2
Angket Ahli Desain
95
96
97
98
LAMPIRAN 3
Angket Ahli Pembelajaran
99
100
101
102
LAMPIRAN 4
Angket Ahli Bahasa
103
104
105
LAMPIRAN 5
Uji Coba Kelompok Kecil
(Small Grup Try-out)
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
No Nilai n
1
n
2
n
3
n
4
n
5
Validitas
1 Saya senang saat belajar membaca
menggunakan media mini book berbasis
dongeng
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
2 Saya merasa mudah menggunakan Mini
book
4 4 3 4 4 95% (Tidak
perlu revisi)
3 Saya tertarik belajar menggunakan Mini
book
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
4 Saya merasa bersemangat saat belajar
menggunakan mini book
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
5 Saya merasa lebih mudah memahami
pelajaran melalui mini book dongeng
4 4 4 3 3 90% (Tidak perlu
revisi)
6 Gambar dan warna dalam buku ini
menarik
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
7 Saya paham alur cerita dongeng dalam
mini book
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
8 Dongeng dalam mini book menarik 4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
9 Saya bisa belajar membaca di mana saja
dengan media Mini Book
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
10 Saya merasa mudah dalam belajar
membaca dengan media Mini book
4 4 4 4 4 100% (Tidak
perlu revisi)
Jumlah 197
Nilai Rata-rata 200
Validitas Keseluruhan 98,5 %
117
LAMPIRAN 6
Uji Coba Lapangan
(Field Try-out)
118
119
HASIL PROST TEST
120
WAWANCARA GURU
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
Hasil Uji Coba Lapangan
139
LAMPIRAN 7
Hail Pre-test dan Post-test
(Sebelum dan Sesudah Menggunakan Produk)
140
PRE-TEST
141
142
POST-TEST
143
144
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI
145
Uji Coba Kelompok Kecil
Uji Coba Kelompok Besar
146
Siswa
Sebelu
m
Mengg
unakan
Produk
147
Siswa Menggunakan Media Mini Book
148
LAMPIRAN 9
Kartu Konsultasi Skripsi
149
150
151
LAMPIRAN 10
CURICULUM VITAE
152
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Dian Yunaiti Syara
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tgl lahir : Singkawang, 26 Juni 1997
Alamat : Jl Ness II RT 19 RW 10 Dusun Suka
Makmur Desa Muhajirin Kec. Jambi
Luar Kota Kab. Muaro JambiKel.
Rantau Indah Kec. Dendang Kab.
Tanjab Timur
Pekerjaan : Mahasiswi, Terapis Autis
Alamat Email : dianyun06@gmail.com
No Kontak : 0853 2527 1207
Pendidikan Formal
No Jenjang Pendidikan Tahun Tamat
1 SD N 76 Mendalo Darat 2003 - 2009
2 SMP N 17 Muaro Jambi 2009 - 2012
3 SMK N 9 Muaro Jambi 2012 - 2015
4 S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN
Sulthan Thaha Saifudding Jambi
2016 - 2020
Prestasi
1. Juara 3 LFS2N cipta Cerpen tingkat Kabupaten
2. Juara 2 Lomba Film Pendek SMA/Sederajat
3. Juara 3 Lomba Animasi tingkat Kabupaten
4. Pemenang E-Sertifikat Cipta Puisi Online
5. Juara 1 MTQ tingkat kecamatan
Pengalaman Organisasi
1. BPH- HMJ 2017-2018
2. PRAMUKA
3. ROHIS
Motto Hidup : “Hidup adalah rangkian cerita. Berusaha lebih baik agar cerita itu
berakhir bahagia”
top related