pengembangan buku panduan guru dalam …digilib.unila.ac.id/25621/3/skripsi tanpa bab...
Post on 06-Feb-2018
249 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU DALAM PENGGUNAAN
KIT IPA SMP BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH
(Skripsi)
Oleh
TIARA MELATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU DALAM PENGGUNAAN
KIT IPA SMP BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH
Oleh
Tiara Melati
Penelitian pengembangan ini bertujuan mengembangkan buku panduan guru
dalam penggunaan KIT IPA berbasis pendekatan saintifik, mendeskripsikan
kelayakan komponen isi, komponen kebahasaan, dan kualitas penyajian dari buku
panduan, serta mendeskripsikan keefektifan buku panduan dalam penilaian
kompetensi ranah kognitif dan psikomotor pada materi gelombang transversal dan
longitudinal. Telah dilakukan penelitian pengembangan buku panduan dengan
memanfaatkan KIT IPA bagi guru kelas VIII di SMP Negeri 22 Bandarlampung.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian research and development atau
penelitian pengembangan, dan desain penelitian yang digunakan yaitu mengacu
pada desain penelitian oleh Sugiyono. Telah dilakukan uji ahli produk yang terdiri
dari uji ahli komponen isi dengan skor 3,82 (sangat layak), uji ahli kebahasaan
dengan skor 3,78 (sangat layak), dan uji ahli kualitas penyajian dengan skor 3,58
(sangat layak).
Setelah dilakukan uji coba pemakaian produk, diperoleh persentase keefektifan
produk sebesar 79,31%, yaitu 23 siswa dari jumlah seluruhnya sebanyak 29 siswa
telah mencapai KKM pada penilaian ranah kognitif. Sementara persentase
keefektifan produk pada ranah psikomotor adalah 100% siswa telah mencapai
KKM yaitu total seluruh dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan diketahui bahwa pengembangan buku panduan guru dalam penggunaan
KIT IPA berbasis pendekatan saintifik telah layak dan efektif untuk digunakan
guru dalam menunjang kegiatan pembelajaran.
Kata kunci: buku panduan, KIT IPA, pendekatan saintifik
PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU DALAM PENGGUNAAN
KIT IPA SMP BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH
Oleh
Tiara Melati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Utara pada tanggal 5 Juni 1994 sebagai anak
pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Teguh Wirwan dan Ibu Suharti.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Dayamurni pada tahun
2001 dan diselesaikan pada tahun 2007, melanjutkan di SMP Negeri 1 Tumijajar
pada tahun 2007 yang diselesaikan pada tahun 2010, lalu melanjutkan studi pada
tahun 2010 di SMA Negeri 1 Tumijajar yang diselesaikan pada tahun 2013. Pada
Mei 2013 penulis dinyatakan diterima untuk melanjutkan studi di Program Studi
Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan.
Riwayat organisasi yang pernah dijalani penulis antara lain pernah menjabat
sebagai Ketua Umum OSIS SMAN 1 Tumijajar, dan selama aktif menjadi
mahasiswa dalam internal kampus penulis pernah aktif sebagai Koordinator
Keluarga Muda Universitas (KKMU) Birohmah, anggota bidang FPPI FKIP
Unila, anggota divisi Litbang Himasakta sedangkan untuk organisasi eksternal
kampus penulis aktif sebagai Kepala Departemen Pendidikan dalam Ikatan
Keluarga Mahasiswa (IKAM) Tubaba.
viii
MOTTO
“Allaah SWT tujuanku, Muhammad SAW tauladanku, Al-Qur’an petunjuk
hidupku dan Islam jalan juangku ”
(Tiara Melati)
“Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar
bekerja, kera juga bekerja”.
(Buya Hamka)
ix
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat-Nya
dan semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu
‘alaihi wasallam. Dengan kerendahan hati, penulis mempersembahkan karya
sederhana ini sebagai tanda bakti kasih tulus dan mendalam kepada :
1. Orang tuaku tercinta, Ibu Suharti dan Bapak Teguh Wirwan yang telah
sepenuh hati membesarkan, mendidik, mendo’akan, serta mendukukung
segala bentuk perjuangan anaknya. Semoga Allah senantiasa menguatkan
langkahku untuk selalu membahagiakan dan membanggakan kalian.
2. Adikku tersayang, Bayu Anggoro yang telah memberikan doa dan
semangatnya untuk segala perjuanganku.
3. Nenek dan Kakekku tercinta beserta seluruh keluarga besarku tersayang yang
senantiasa memberikan dukungan, semangat dan motivasi terbaiknya.
4. Para pendidik yang senantiasa memberikan didikan dan bimbingan terbaik
kepadaku dengan tulus dan ikhlas.
5. Semua sahabat-sahabatku yang begitu sabar menemani langkah juangku dan
senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
6. Suami dan anak-anakku di masa depan yang senantiasa menjadi motivasiku
untuk senantiasa memantaskan, memperbaiki dan mempersiapkan diri.
7. Almamater tercinta Universitas Lampung.
x
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas nikmat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di FKIP Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan
motivasi kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing II yang telah
banyak memberikan saran dan kritik yang bersifat positif, motivasi dan
bimbingan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku Pembahas yang banyak
memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.
xi
7. Bapak Drs. Feriansyah Sesunan, M.Si , Ibu Hj. Rinawati, S.Pd., M.Pd., dan
Bapak Sutarsono, S.Pd., selaku evaluator uji ahli desain dan uji ahli materi
buku panduan, terima kasih atas waktu dan sarannya.
8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah
membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.
9. Ibu Hj. Rinawati, S.Pd.,M.Pd., selaku guru mata pelajaran IPA di SMP
Negeri 22 Bandarlampung, yang telah membimbing dan mengarahkan selama
kegiatan penelitian.
10. Seluruh Bapak dan Ibu dewan guru SMPN 22 Bandarlampung, beserta staf
tata usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.
11. Almamater tercinta Universitas Lampung.
12. Sahabat terbaikku sejak jaman dahulu; Rani Satiti, Putri Janati,
Vikriyaturohmah, Nindya Maharani dan Arum Asmawati. Terima kasih
senantiasa menyemangati, menguatkan dan mengingatkanku dalam kebaikan
dan kesabaran.
13. Kakak-kakak seperjuangan sejak SMA; Bedi Abdul Rohman, Syamsul Arifin,
Trio Efendi, Ari Susanto, Dienar Adiose, Reza Arief, dkk lainnya. Terima
kasih senantiasa memotivasiku dan selalu menjadi inspirasi.
14. Sahabat seperjuanganku di kampus Maghfira Alimatussaumi, Nurul Rachma,
Siti Ningrum, Sundari, Anita Damayanti, Yeni Apriyanti, Safura Rizki,
Uswatun Hasanah dan Retno Kurnia. Terima kasih atas kesabaran bersamaku
selama perjalanan kuliah ini.
xii
15. Sahabat seperjuangan kelompok enam microteaching; Anita, Arwi Rinaldo,
Dede Indra, Denimul, Maghfira, Lulu Lasmita, Siti Ningrum, dan Sundari.
Terima kasih untuk suka duka dan cerita bersama yang luar biasa.
16. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2013 kelas B; Dede,
Riky, Dwi, Ismal, Herwin, Arwi, Oji, Fadel, Wanda, Denimul, Nopian,
Soleha, Radha, Ningrum, Yeni, Sundari, Fince, Sara, Yuni, Nova, Fira,
Winda, Safura, Reva, Gita, Retno, Melisa, Nurul, Nuzul, Lulu, Clara, Anita,
Dian, Ika, Kartika dan Aday.
17. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2013 kelas A; Septian,
Salma, Alin, Hesti, Ria, Susi, Ila, Uswa, Dini, Eka, Kurnia, Etiya, Khusnul,
Witri, Rofi, Rahma, Nurlia, Adel, Tiara, Aisyah, Intan, Dina, Sovia, Manda,
Citra, Vita, Yulia, Maryanti, Dewi, Geo, Abi, Dayat, Ardi, Alex, Denikur,
Dewa, dan Oki.
18. Adik-adikku di Almafika; Ayu, Rohmah, Listiana, Lora, Esti, Fitri, Yeni,
Sigit, Grego, Rizal, Maman, Yusuf, Fauzi, dan seluruhnya, terimakasih atas
keceriannya selama ini.
19. Teman-teman seperjuangan IKAM Tubaba Syaifulloh, Nopri Maroba, M
Agung, Ichwanul, Rozali, Salma Faizah, Chusna Wijayanti, dan Itsna
Afifaturrohmah. Terima kasih senantiasa menemani dan menyemangati.
20. Teman KKN sekaligus PPL ku di SMP Islam Al-Falah Ahmad, Asep,
Avivah, Caesar, Febi, Lilis, Oktri, Zaima dan Zevi. Terima kasih untuk
segenap cerita bersama.
21. Adik-adikku saat KKN di Desa Sumbermulya Toiful, Melki, Abi dan Erlang.
Terima kasih telah membuat hari-hari selama di sana sangat menyenangkan.
xiii
22. Kepada semua pihak yang telah membantu perjuangan terselesaikannya
skripsi ini.
Penulis berdoa semoga atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.
Bandar Lampung, Januari 2017
Penulis,
Tiara Melati
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
COVER LUAR ................................................................................ i
ABSTRAK ...................................................................................... .. ii
COVER DALAM.. ........................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. v
SURAT PERNYATAAN ................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vii
MOTTO ............................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ............................................................................. ix
SANWACANA ................................................................................. x
DAFTAR ISI ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Pengembangan .......................................................... 5
D. Manfaat Pengembangan ........................................................ 5
E. Ruang Lingkup Pengembangan ............................................ 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori ..................................................................... 7
1. Pengembangan Buku Panduan ........................................ 7
2. Kotak Instrumen Terpadu (KIT) IPA SMP .................... 14
3. Scientific Approach ........................................................ 16
B. Desain Hipotetik Pengembangan .......................................... 21
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................. 28
B. Prosedur Pengembangan Produk .......................................... 29
1. Potensi dan Masalah ....................................................... 30
2. Pengumpulan Informasi .................................................. 31
3. Desain Produk ................................................................. 31
4. Validasi Produk ............................................................... 31
xv
5. Perbaikan Produk Akhir .................................................. 32
6. Uji Coba Pemakaian ....................................................... 32
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data .................................... 33
D. Teknik Analisis Data ............................................................. 35
IV. HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pengembangan ............................................ 39
1. Potensi dan Masalah ....................................................... 39
2. Informasi Pendukung ...................................................... 41
3. Desain Produk ................................................................. 41
4. Validasi Produk ............................................................... 42
5. Perbaikan Produk ............................................................ 46
6. Uji Coba Pemakaian Produk ........................................... 48
a. Data Penilaian Kognitif ............................................. 49
b. Data Penilaian Psikomotor ........................................ 51
B. Pembahasan
1. Produk Pengembangan Buku Panduan ........................... 53
2. Kelayakan Komponen Isi, Kebahasaan, dan
Penyajian ......................................................................... 55
3. Keefektifan Pengembangan Produk ................................ 57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................... 61
B. Saran ..................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Desain Hipotetik Buku Panduan ............................................ 22
2. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban .............................. 36
3. Kriteria Penilaian untuk Hasil Validasi Ahli
dan Uji Coba Produk .............................................................. 37
4. Hasil Validasi Produk Uji Ahli Isi ......................................... 43
5. Hasil Validasi Produk Uji Ahli Kebahasaan .......................... 44
6. Hasil Validasi Produk Uji Ahli Penyajian ............................. 45
7. Hasil Validasi Produk Uji Ahli Desain
Buku Panduan ........................................................................ 46
8. Hasil Perbaikan Rekomendasi Uji Ahli
Untuk Buku Panduan ............................................................. 47
9. Skor berdasarkan Nilai Post test ........................................... 50
10. Rekapitulasi Nilai Kognitif Siswa .......................................... 51
11. Rekapitulasi Nilai Psikomotor Siswa ..................................... 52
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Langkah-langkah Implementasi Pendekatan
Ilmiah dalam Pembelajaran ....................................................... 18
2. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran .................................... 20
3. Kerangka Dasar Produk Buku Panduan Mengacu
dalam Menyusun Panduan Bahan Ajar ...................................... 21
4. Langkah-langkah Memproduksi Produk
Pengembangan Mengacu pada Desain Penelitian
Sugiyono .................................................................................... 29
5. Desain Penelitian One Shot Case Study .................................... 35
6. Grafik Hasil Uji Ahli Kelayakan Isi,
Kebahasaan, dan Kualitas Penyajian ......................................... 57
7. Grafik Keefektifan Produk ........................................................ 59
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Angket Analisis Kebutuhan Guru .............................. 65
2. Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Guru ........................... 67
3. Observasi Sarana dan Prasarana ............................................... 70
4. Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru ................................... 72
5. Preskripsi Wawancara Pengungkapan Kebutuhan
Guru .......................................................................................... 74
6. Kisi-kisi Instrumen Uji Validitas Komponen
Kelayakan Isi ............................................................................ 78
7. Instrumen Uji Validitas Komponen
Kelayakan Isi ............................................................................ 80
8. Kisi-kisi Instrumen Uji Validitas Komponen
Kelayakan Kebahasaan ............................................................ 83
9. Instrumen Uji Validitas Komponen
Kelayakan Kebahasaan ............................................................. 85
10. Kisi-kisi Instrumen Uji Validitas Komponen
Kelayakan Kualitas Penyajian .................................................. 88
11. Instrumen Uji Validitas Komponen
Kelayakan Kualitas Penyajian .................................................. 90
12. Kisi-kisi Instrumen Uji Ahli Desain ......................................... 93
13. Instrumen Uji Ahli Desain ........................................................ 95
14. Kisi-kisi Soal Post test .............................................................. 98
15. Instrumen Soal Post test ........................................................... 103
16. Scan Hasil Uji Ahli Kelayakan Isi ............................................ 105
17. Scan Hasil Uji Ahli Kelayakan Kebahasaan ............................ 109
18. Scan Hasil Uji Ahli Kelayakan Penyajian ................................ 113
19. Scan Hasil Uji Ahli Desain ....................................................... 117
20. Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan (Nilai Kognitif) ................. 121
21. Penilaian Psikomotorik (Keterampilan) ................................... 123
22. Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik Siswa ............................ 125
23. Produk
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana
menyatakan bahwa sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki
prasarana sekolah yang memadai guna sebagai penunjang dalam
keterampilan proses dalam pembelajaran di sekolah, terutama yang
berhubungan dengan kegiatan praktikum adalah laboratorium IPA. Sarana
dan prasarana standar yang telah ditetapkan tersebut selayaknya dapat
dimanfaatkan secara maksimal baik dalam hal kepemilikan sarana dan
prasarana, ataupun dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan laboratorium IPA itu sendiri.
Kegiatan pembelajaran berbasis praktikum dengan mengoptimalkan
ketersediaan laboratorium IPA di sekolah merupakan salah satu bentuk
implementasi secara faktual dari pengembangan kurikulum untuk tingkat
SMP berdasar pada Permendikbud Nomor 68 Tahun 2012 dimana dalam
prosesnya peserta didik terlibat secara langsung untuk dapat mengamati
serta memahami fenomena alam secara empiris, sehingga konsep dalam
pembelajaran IPA khususnya materi Fisika yang didapatkan oleh peserta
2
didik dapat lebih melekat dan bermakna dalam tingkat pemahaman
mereka.
Dibutuhkan keterampilan dari seorang guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran IPA dimana kegiatan
pembelajaran harus mampu melibatkan secara aktif peran peserta didik.
Dalam pembelajaran IPA seorang guru perlu menciptakan metode
pembelajaran dengan melakukan percobaan, sehingga peserta didik dapat
belajar dari pengalamannya, selain peserta didik harus belajar
memecahkan masalah yang diperoleh, peserta didik dapat belajar dengan
baik dari pengalaman mereka. Mereka belajar dengan cara menemukan,
menggunakan indera mereka menjelajahi lingkungan , baik lingkungan
berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa di sekitar mereka. Mereka
belajar melalui pengalaman langsung dan pengalaman nyata. Menurut
Uno Hamzah (2012: 76).” keterlibatan yang aktif dengan objek-objek
ataupun gagasan-gagasan dapat mendorong aktivitas mental mereka untuk
berpikir, menganalisa, menyimpulkan, dan menemukan pemahaman
konsep baru dan mengintegrasikannya dengan konsep yang sudah mereka
ketahui sebelumnya”.
Kegiatan pembelajaran IPA seperti dipaparkan di atas juga didukung oleh
penyelenggaraan pendidikan yang telah merubah beberarap hal mendasar
dalam paradigma pendidikan, diantaranya bahwa paradigma pengajaran
telah berubah menjadi paradigma pembelajaran. Dengan adanya
pergeseran ke arah paradigma pembelajaran menurut Dananjaya (2010:
3
36) “ menjadikan kegiatan pembelajaran juga memerlukan alat bantu dan
fasilitas, agar bisa mengaktifkan kegiatan pembelajaran”. Dalam
pembelajaran IPA menurut Munandar dalam Putra (2014: 48) menyatakan
bahwa kegiatan belajar mengajar IPA hendaknya diberikan melalui
menyentuh benda-benda yang nyata. Pemahaman terhadap konsep-konsep
IPA khususnya pada materi Fisika, terlebih dahulu diawali dengan melihat
dan menjalani dengan dasar bahwa segala pikiran berawal dari
pengamatan dan pada akhirnya mengerti. Untuk mendukung kegiatan
pembelajaran IPA dengan pendekatan ilmiah, kegiatan belajar mengajar
IPA hendaknya melalui kegiatan praktikum untuk mengerjakan suatu
percobaan dan diperlukan seperangkat alat KIT IPA yang mendukung
kegiatan tersebut.
Kenyataan yang terjadi di lapangan ternyata masih belum sesuai dengan
kegiatan pembelajaran ideal yang diharapkan. Berdasarkan hasil
wawancara, observasi secara langsung dan penyebaran angket analisis
kebutuhan dengan guru SMP Negeri 22 Bandarlampung, diketahui bahwa
kepemilikan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 22
Bandarlampung telah memadai untuk mengadakan kegiatan pembelajaran
berbasis praktikum. Prasarana pendidikan yang dimaksud adalah dengan
adanya gedung laboratorium IPA yang memadai, serta sarana laboratorium
seperti KIT IPA, papan tulis, alat tulis, dan almari penyimpanan alat.
Namun dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru belum mengoptimalkan
sarana dan prasarana yang ada, hal tersebut disebabkan oleh beberapa
4
faktor, antara lain; guru mata pelajaran IPA belum memiliki buku
panduan khusus dalam menggunakan sarana laboratorium seperti KIT
IPA. Panduan yang ada masih bersifat modular secara umum karena
merupakan buku paket pengenalan KIT, sehingga guru harus menyusun
kerangka pecobaan dan lembar kerja secara mandiri. Sejalan dengan hasil
wawancara tersebut, berdasar pada hasil penyebaran angket analisis
kebutuhan guru yang diberikan kepada enam guru mata pelajaran IPA,
didapatkan persentase sebanyak 83,3 % dari responden yang merupakan
guru IPA SMP Negeri 22 Bandarlampung menyatakan bahwa belum
memiliki buku panduan dalam penggunaan KIT IPA pada materi Fisika.
Sementara 16,7% memiliki lembar kerja yang dibuat secara mandiri setiap
kali hendak melakukan kegiatan percobaan. Berdasarkan penjelasan dari
uraian di atas, maka pengembangan produk berupa buku panduan guru
dalam penggunaan KIT IPA pada materi Fisika sangat diperlukan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana:
1. Pengembangan produk buku panduan guru dalam penggunaan KIT
IPA SMP berbasis scientific approach?
2. Kelayakan komponen isi, komponen kebahasaan, dan komponen
kualitas penyajian pada buku panduan guru dalam penggunaan KIT
IPA SMP berbasis scientific approach?
3. Keefektifan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP
berbasis scientific approach?
5
C. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian pengembangan ini
adalah:
1. Menghasilkan produk pengembangan berupa buku panduan guru
dalam penggunaan KIT IPA SMP berbasis scientific approach.
2. Mengetahui kelayakan isi/materi, penggunaan bahasa, dan kualitas
penyajian pada buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP
berbasis scientific approach.
3. Mengetahui keefektifan buku panduan guru dalam penggunaan KIT
IPA SMP berbasis scientific approach.
D. Manfaat Pengembangan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Bagi institusi terkait yaitu (SMPN 22 Bandarlampung), tersedia buku
panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP pada materi Fisika
berbasis scientific approach.
2. Bagi guru, dapat menjadi pegangan untuk mengadakan inovasi dalam
kegiatan pembelajaran berupa praktikum sederhana.
3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman dalam pembelajaran yang
lebih bermakna disebabkan siswa akan terlibat dalam pengalaman
empiris mengenai konsep suatu materi pembelajaran dengan
bimbingan guru secara langsung sehingga siswa dapat
mengoptimalkan tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
6
E. Ruang Lingkup Pengembangan
1. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan produk, yakni
pembuatan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP kelas
VIII untuk materi Fisika dengan kurikulum 2013, yang terdiri dari;
K.D 4.5 dengan materi pesawat sederhana
K.D 4.10 dengan materi gelombang
2. Pembuatan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP yang
dimaksud adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik (scientifc
approach).
3. Validasi atau uji ahli pengembangan perangkat dilakukan kepada pakar
sesuai dengan bidang keahliannya.
4. Uji coba produk penelitian pengembangan dilakukan pada subjek
penelitian, yakni pada guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 22
Bandarlampung terhadap sampel satu kelas VIII dari populasi.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pengembangan Buku Panduan Guru
Buku panduan guru merupakan media pendukung yang dikembangkan
sedemikian rupa dengan metode tertentu untuk menghasilkan suatu produk
yang dibutuhkan sesuai dengan analisis kebutuhan yang didapatkan.
Pengembangan produk berupa buku panduan mengacu pada metode
pengembangan dengan desain penelitian research and development (R &
D).
Penelitian dan pengembangan merupakan penelitian mengembangkan
produk pendidikan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Menurut
Setyosari (2012: 214) “penelitian pengembangan adalah suatu proses yang
dipakai atau diperlukan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu
produk pendidikan. Dikatakan produk pendidikan apabila produk yang
dihasilkan berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dengan dunia
pendidikan”. Dalam penelitian ini permasalahan didapatkan dari
ketersediaan prasarana yang menunjang kegiatan pendidikan di suatu
sekolah yang dijadikan subjek penelitian. Hasil penelitian dikatakan
8
sebagai salah satu produk pendidikan sebab produk yang dikembangkan
diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang terjadi.
Pendapat mengenai pengertian penelitian pengembangan juga diperkuat
oleh Sugiyono (2011: 297);
Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya
Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji
kefektifan produk, maka dilakukan pengujian terhadap kefektifan
produk tersebut.
Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti mengacu pada desain
penelitian dan pengembangan dimana setelah produk diselesaikan
kemudian dilakukan uji ahli kelayakan dan keefektifan produk, sehingga
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pada subjek penelitian.
Produk yang akan dikembangkan didasarkan pada potensi dan masalah
serta analisis kebutuhan yang terjadi di lapangan. Setelah didapatkan hasil
untuk menunjukkan adanya ketidaksesuaian anatara kondisi ideal yang
diharapkan dengan kondisi faktual yang ada maka pengembang menyusun
desain penelitian pengembangan. Dalam penelitian pengembangan ini,
produk yang akan dikembangkan berupa buku panduan guru untuk
melaksanakan suatu kegiatan percobaan dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan dan tugas Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menentukan mutu buku
9
adalah kewenangan dari Badan Standardisasi Nasional Pendidikan, dan
buku pengayaan, referensi, dan panduan pendidik tidak merupakan
kewenangan dari badan ini. Sehingga diberikan klasifikasi dan pengertian
pada buku-buku pendidikan, dilakukan dua pengelompokan buku
pendidikan berdasarkan ruang lingkup kewenangan, yaitu:
1. Buku teks pelajaran;
2. Buku nonteks pelajaran.
Buku teks pelajaran merupakan buku yang dipakai untuk mempelajari atau
mendalami suatu subjek pengetahuan dan ilmu serta teknologi. Sementara
buku nonteks pelajaran merupakan buku panduan yang dimiliki oleh
pendidik sebagai pendukung dalam kegiatan pembelajaran.
Sementara itu, pengembangan produk dikhususkan untuk guru
dikarenakan guru merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Uno (2009: 15);
guru merupakan orang yang harus dapat digugu dan ditiru, dalam arti
orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru
dan diteladani. Guru adalah orang dewasa yang secara sadar
bertanggung jawab dalam membimbing peserta didik. Orang yang
disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang
program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar
peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat
kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai dengan adanya sinergi
yang baik dari elemen pendidikan, secara khusu pada kemampuan guru
dalam mengelola kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
10
Produk berupa buku panduan yang akan dikembangkan diharapkan dapat
menjadikan guru untuk mengoptimalkan perannya. Sejalan dengan
pernyataan tersebut, peran guru menurut Dananjaya (2010 : 35)
Peran guru secara sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar
yang menyenangkan, memproses pembelajaran agar siswa aktif
mengembangkan potensinya sendiri.
Pembelajaran yang baik dapat mengembangkan potensi peserta didik
dengan melibatkan secara aktif kegiatan pembelajaran untuk peserta didik.
Guru yang profesional adalah guru yang tidak hanya mampu menguasai
materi pembelajaran tetapi juga mampu merancang kegiatan pembelajran
yang menyenangkan bagi peserta didik.
Secara normatif, Pasal 20 UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen
menandaskan, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban:
(a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
(b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni;
(c) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran;
11
(d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dannkode
etik guru, serta nila-nilai agama dan etika; dan
(e) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Kewajiban guru secara normatif pada akhirnya akan bermuara pada suatu
skala penilaian yang disebut sebagai kompetensi guru. Kompetensi guru
pada dasarnya merupakan suatu kecakapan dasar yang harus dimiliki oleh
setiap guru. Johnson sebagaimana dikutip Sanusi dkk (1991) dalam Alma
(2012: 128) menyatakan tiga aspek kompetensi guru, yaitu:
1) Kemampuan profesional yang mencakup; (1) penguasaan pelajaran
yang terdiri atas penguasaan bahan ajar yang harus diajarkan, dan
konsep dasar-dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan itu; (2)
penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan; (3) penguasaan proses-proses
kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.
2) Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan
diri kepada tuntutan kerja dan lingkunga sekitar pada waktu
membawakan tugasnya sebagai guru.
3) Kemampuan personal guru, mecakup: (1) penampilan sikap yang
positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap
keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya; (2)
penghayatan, pemahaman dan penampilan nilai-nilai yang
seyogyanya dianut oleh seorang guru; (3) penampilan upaya untuk
menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para
siswanya.
Di dalam bahasa Inggris menurut Alma (2012: 133), terdapat minimal tiga
peristilahan yang mengandung makna mengenai apa yang dimaksudkan
dengan perkataan kompetensi itu;
1. Competence (n) is being competent, ability (to do the work).
2. Competent (adj.) refers to (persons) having ability, power,
authority, skill, knowledge, etc. (to do what is needed).
3. Competency is rational performance which satisfactorily meets
the objectves for a desired conditioon.
12
Definisi pertama meunjukkan bahwa kompetensi itu pada dasarnya
menunjukkan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu pekerjaan. Sedangkan definisi kedua menunjukkan lebih lanjut
bahwa kompetensi itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karaktersitik)
orang-orang (kompeten) ialah yang memiliki kecakapan, daya
(kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran, pengetahuan untuk
mengerjakan apa yang diperlukan. Kemudian definisi ketiga, lebih jauh
lagi, ialah bahwa kompetensi itu menunjukkan kepada tindakan (kinerja)
rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan
berdasarkan kondisi prasyarat yang diharapkan (Alma, 2012:134).
Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2007 dalam Alma (2012: 135) tentang
guru, diyatakan bahwa:
kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional.
Kutipan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat
(1) disebutkan bahwa yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulai, arif, dan beribawa
serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi kepribadian merupakan
suatu kualifikasi tentang kepribadian seorang guru yang mantap, berakhlak
mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Kompetensi sosial adalah keammpuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik. Sementara
13
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam (Alma, 2012: 135).
Kreativitas seorang guru akan menumbuhkan minat belajar para siswa.
Sejalan dengan uraian tersebut, menurut Usman dalam Nurdin (2012: 153)
menyatakan bahwa:
Kreativitas adalah salah satu kata kunci yang perlu dilakukan guru
dengan kemampuan yang maksimal sesuai kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan. Sebagaimana menjadi guru yang
profesional.
Dikatakan bahwa salah satu karakteristik untuk menjadi guru yang
profesional adalah guru dituntut untuk dapat mengembangkan kreativitas
dalam kegiatan pembelajaran.
Pengembangan buku panduan guru bertujuan antara lain untuk
meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.
Sehingga dengann dikembangkannya buku panduan seorang guru dapat
merencanakan pembelajaran inovatif yang dapat memacu semangat siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
Selain buku panduan sebagai media, seorang guru perlu mengetahui dan
menguasai metode/teknik pembelajaran yang akan digunakan dalam
penyampaian materi tertentu; apakah metode yang digunakan bervariatif
atau tidak; mengapa metode/teknik itu digunakan; media apa yang
diperlukan untuk mendukung pembelajaran; dan lain sebagainya. Setelah
program dan strategi disusun oleh guru secara kreatif, guru dapat melangkah
pada upaya pengimplimentasiannya kepada peserta/anak didik (Iskandar,
2010:33).
14
Implementasi dari kesatuan teknik, strategi, serta model pembelajaran yang
dipilih, didukung oleh media yang dimiliki oleh guru baik media cetak
maupun media lain yang bersifat menunjang kegiatan pembelajaran
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri.
Menurut Sani (2013: 5) menyatakan bahwa tingkat keberhasilan guru dalam
mengajar dilihat dari keberhasilan peserta didiknya sehingga dikatakan
bahwa guru yang hebat itu adalah guru yang dapat memberikan inspirasi
bagi peserta didiknya. Kualitas pembelajaran dilihat dari aktivitas peserta
didik ketika belajar dan kreativitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran.
2. Kotak Instrumen Terpadu (KIT) IPA SMP
Untuk meningkatkan keterampilan proses siswa dalam melaksanakan
eksperimen dan memudahkan persiapan, pelaksanaan dan penyimpanan
kembali peralatan, maka pernagkat alat-alat laboratorium IPA diwujudkan
dalam bentuk komponen-komponen serbaguna yang memiliki tingkat
kepresisian yang cukup tinggi, secara rapih dan kompak yang ditempatkan
dalam suatu kotak, dan dinamakan KIT (Kotak Instrumen Terpadu).
Penggunaan KIT IPA dalam pembelajaran IPA di SMP akan sangat
membantu peserta didik karena mata pelajaran ini berhubungan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Dengan
penggunaan KIT IPA dalam proses pembelajaran akan lebih menekankan
15
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Berdasar uraian di atas, diperkuat dengan pendapat mengenai Kotak
Instrumen Terpadu (KIT) IPA menurut Awan dalam Tedi (2012: 68) adalah:
media atau alat peraga yang berfungsi untuk memvisualisasikan
sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga dapat
terlihat dan menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi
seseorang.
Dari beberapa uraian yang dipaparkan mengenai pengertian KIT IPA
diketahui bahwa KIT IPA merupakan suatu kumpulan alat peraga yang
dapat digunakan sebagai media dalam kegiatan pembelajaran IPA dengan
berbasis percobaan disebabkan alat peraga dalam KIT IPA memiliki tingkat
kepresisian yang cukup tinggi.
KIT IPA dalam kegiatan pembelajaran berfungsi sebagai media. Menurut
Sanjaya dalam Indriyani (2015: 54) proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi yang melibatkan tiga komponen pokok; yaitu guru sebagai
pengirim pesan, peserta didik sebagai penerima pesan, dan komponen pesan
itu sendiri yang berupa materi pembelajaran. Dalam proses komunikasi
harus terdapat media yang menjadikan proses tersebut berlangsung secara
utuh.
Sementara menurut Sadiman dalam Shofiana (2015: 695) media
pembelajaran digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dari
pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
16
Media yang dimaksud dalam kegiatan praktikum adalah media berupa alat
peraga IPA. Menurut Sudjana dalam
Ayomi (2012: 7) menyatakan bahwa alat peraga IPA dalam proses
pembelajaran IPA memegang peranan penting yaitu sebagai alat bantu
untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif.
3. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)
Menurut Machin (2014: 28) mengenai pembelajaran dengan pendekatan
saintifik dapat diuraikan sebagai;
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta
didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Sejalan dengan uraian tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa tujuan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan
pendekatan tersebut, antara lain: (1) meningkatkan kemampuan intelek,
khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk membentuk
kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik,
(3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5)
untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah, dan (6) untuk mengembangkan karakter siswa.
17
Scientific approach atau pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang
sedang banyak dikaji dan saat ini dan akan diimplementasikan dalam
kurikulum 2013. Menurut Mc Collum dalam Kemendikbud (2013)
menyatakan bahwa komponen-komponen penting dalam mengajar
menggunakan pendekatan ilmiah yaitu:
(1)Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa
keingintahuan (foster a sense of wonder); (2) Meningkatkan
keterampilan mengamati (encourage observation); (3) Melakukan
analisis (Push of analysis); dan (4) Berkomunikasi (require
communication)
Menurut uraian di atas mengenai komponen-komponen dalam menerapkan
pendekatan ilmiah dalam kegiatan pembelajaran dapat dikatakan bahwa
pembelajaran tidak hanya berpusat kepada aktivitas guru di depan kelas,
melainkan juga mengoptimalkan potensi siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Optimalisasi potensi siswa dalam hal ini menyangkut peran
siswa dalam hal mengembangkan tiga aspek pembelajaran dengan
pendekatan saintifik, yaitu aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotorik).
a. Kriteria Scientific Approach
Kriteria dalam kegiatan pembelajaran dengan mengimplimentasikan
pendekatan ilmiah menurut Kemendikbud (2013) diuraikan seperti
berikut:
1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran
tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata;
18
2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-
peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir
logis;
3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi
pembelajaran;
4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu
dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran;
5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran;
6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggung –jawabkan; dan
7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan
menarik sistem penyajiannya.
b. Langkah-langkah dalam mengimplimentasikan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran.
Dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran,
langkah-langkah ataupun metode yang dapat digunakan oleh guru untuk
mengoptimalkan implementasi pendekatan ilmiah mengacu pada
Kemendikbud (2013), dapat dilihat pada Gambar 1:
Sikap
(Tahu Mengapa)
Keterampilan (Tahu
Bagaimana)
Produktif
Kreatif
Inovatif
Afektif Pengetahuan (Tahu Apa)
Gambar 1. Langkah-langkah Implimentasi Pendekatan Ilmiah dalam
Pembelajaran
19
Berdasarkan pada Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa dalam proses
pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (afektif),
keterampilan (psikomotorik), dan pengetahuan (kognitif). Dalam ranah
sikap, siswa akan tahu tentang “mengapa” suatu materi itu diajarkan;
dalam ranah keterampilan, siswa akan tahu tentang “bagaimana” suatu
masalah dapat dipecahkan; dan pada ranah pengetahuan maka siswa akan
tahu tentang “apa” maksud dari materi atau masalah pembelajaran yang
disajikan oleh guru. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan
antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
c. Implementasi Scientific Approach pada Pembelajaran IPA
Menurut Sani (2013: 212) langkah-langkah umum dalam menerapkan
metode ilmiah dalam pembelajaran adalah sebagai berikut; (1)
merumuskan masalah; (2) mencari apa yang telah diketahui tentang
permasalahan tersebut; (3) membuat hipotesis; (4) melakukan eksperimen
untuk menguji hipotesis; dan (5) menggunakan hasil eksperimen untuk
membuat kesimpulan.
Terlihat dari pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa aspek-aspek
dalam pendekatan ilmiah terintegrasi pada metode ilmiah dan pendekatan
keterampilan proses yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA.
Keterampilan yang dilatihkan ini dikenal dengan keterampilan proses IPA.
American Association for the Advancement of Science) dalam
20
Kemendikbud (2013), mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses
dasar dan keterampilan proses terpadu.
Pada pembelajaran IPA, scientific approach dapat diterapkan melalui
keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan
seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan
penyelidikan ilmiah.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut, antara lain: (1) meningkatkan
kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi; (2)
untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik; (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa
merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan; (4) diperolehnya
hasil belajar yang tinggi; (5) untuk melatih siswa dlam mengomunikasikan
ide-ide; (6) mengembangkan karakter siswa.
Kegiatan pembelajaran dengan mengaplikasikan langkah – langkah
pendekatan saintifik juga dipaparkan dalam Kemendikbud (2013: 194)
seperti pada Gambar 2.
Observing
(Mengamati)
Questioning
(Menanya)
Experimenting
(Mencoba)
Associating
(Menalar)
Networking (Bekerjasama)
Gambar 2: Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
21
B. Desain Hipotetik Pengembangan
Desain hipotetik pengembangan merupakan kerangka awal hasil analisis
kajian kerangka teori yang akan menjadi dasar dari pengembangan produk.
Kerangka dasar dari produk buku panduan secara garis besar yang akan
dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Kerangka Dasar Produk Buku Panduan Mengacu dalam
Menyusun Panduan Bahan Ajar menurut Widodo dan
Jasmadi (2008: 59).
Karakteristik buku panduan dengan pendekatan saintifik terletak pada
bagian Bab III dari kerangka dasar tersebut. Jika pada umumnya lembar
kerja yang digunakan oleh guru dalam memandu kegiatan percobaan
hanya memuat struktur variabel percobaan secara umum seperti alat dan
bahan, langkah kerja dan tabel data, maka dalam buku panduan guru
Daftar Pustaka
Bab III. Penutup
Bab II. Jenis Percobaan
Bab I. Pendahuluan
Daftar Isi
Kata Pengantar
Halaman Sampul Depan
Buku Panduan Guru
Dalam Penggunaan KIT
IPA SMP
22
berbasis scientific approach ini ditekankan pada aktivitas 5M ( mengamati,
menanya, mencoba, menganalisa dan menyimpulkan).
Berikut ditampilkan story board dari produk buku panduan guru dalam
penggunaan KIT IPA SMP pada materi Fisika percobaan pesawat
sederhana jenis pengungkit yang terletak pada bagian Bab III dari produk
yang akan dikembangkan dengan pendekatan saintifik. Desain hipotetik
buku panduan ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Desain Hipotetik Buku Panduan
Keterampilan Keterampilan yang terdapat dalam
buku panduan
1. Mengamati
Apakah siswa
dipandu oleh guru
untuk mendapatkan
informasi awal
melalui pengamatan
terhadap ilustrasi
gambar terkait
dengan tujuan
percobaan yang akan
dilakukan?
Pada tahapan ini, siswa dipandu untuk
mengamati fenomena dalam kehidupan sehari-
hari yang dapat dikaitkan dengan tujuan
percobaan.
Dalam tahap ini, siswa diberikan pertanyaan
yang dapat memancing rasa ingin tahu mereka
tentang percobaan yang akan dilakukan.
B. Nama Percobaan
C. Tujuan Percobaan
D. Deskripsi Masalah
23
Keterampilan Keterampilan yang terdapat dalam
buku panduan
2. Menanya
Apakah siswa
diarahkan oleh guru
untuk mengajukan
pertanyaan mengenai
informasi yang
diperoleh dari hasil
pengamatan awal siswa
terhadap fenomena
yang diberikan?
Setelah siswa diminta untuk mengamati gambar
ilustrasi pada tahap Mengamati, siswa diarahkan
untuk menuliskan pertanyaan yang timbul dalam
pikiran mereka dalam tabel yang disediakan.
Pertanyaan yang dituliskan oleh siswa kemudian
diarahkan oleh guru untuk diungkapkan dan
didiskusikan, kemudian guru bersama dengan
siswa merumuskan hipotesis awal berkaitan
dengan percobaan.
24
Keterampilan Keterampilan yang terdapat dalam
buku panduan
3. Mencoba
Apakah siswa
dibimbing oleh guru
untuk melakukan
kegiatan percobaan
dan penyelidikan yang
sesuai dengan tujuan
percobaan pada
submateri yang telah
ditentukan?
Pada tahap ini, siswa dibimbing guru untuk
melakukan percobaan dan penyeledikan sesuai
dengan variabel percobaan seperti langkah
percobaan yang telah tertera dalam buku
panduan.
Percobaan dan penyelidikan dilakukan untuk
mengetahui ketepatan penggunaan alat ukur
panjang dalam kegiatan pengukuran. Pada tahap
ini juga, di dalam buku panduan yang dimiliki
guru tertera tabel yang mengarah berupa data
collection dimana sejalan dengan melakukan
penyelidikan, siswa juga diminta
mengumpulkan data dan informasi yang
diperoleh.
25
Keterampilan Keterampilan yang terdapat dalam
buku panduan
4. Menganalisa
Apakah siswa
diinstruksikan oleh
guru untuk mengolah
data yang diperoleh
dari percobaan yang
telah dilakukan serta
menganalisis data
tersebut untuk
kemudian dikaitkan
dengan tujuan
percobaan?
Setelah melakukan kegiatan percobaan dan
penyelidikan, siswa diinstruksikan oleh guru
untuk menganalisis data hasil percobaan dan
informasi yang telah didapatkan dengan
menyajikan pertanyaan-pertanyaan berkaitan
dengan tujuan percobaan.
26
Keterampilan Keterampilan yang terdapat dalam
buku panduan
5. Menyimpulkan
Apakah siswa
diarahkan oleh guru
untuk membuat
sintesis dari hasil
percobaan yang telah
dianalisis, kemudian
memverifikasinya?
Pada tahap ini, didalam buku panduan terdapat
pernyataan bahwa siswa dapat mengaitkan data
yang telah didapatkan dengan penjelasan yang
diberikan oleh guru, siswa diminta untuk
mengungkapkan kesimpulan berdasarkan hasil
penyelidikan.
27
Berdasarkan storyboard dari bagian bab III isi buku panduan penggunaan
KIT IPA SMP untuk materi Fisika yang telah diuraikan di atas, buku
panduan yang dikembangkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran
dengan melakukan percobaan berbasis scientific approach diharapkan
dapat membantu guru dalam mengoptimalkan peralatan dalam KIT IPA
SMP yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Sehingga, melalui
produk yang dikembangkan, pembelajaran berbasis scientific approach
yang diawali dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah dan
menyimpulkan dapat terlaksana dengan baik. Serta pengembangan ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat dioptimalkan.
Buku panduan yang dikembangkan merupakan salah satu buku nonteks
menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nomor 2 Tahun 2008 maka klasifikasi buku
pendidikan terdiri atas :
1) Buku teks pelajaran;
2) Buku pengayaan;
3) Buku referensi; dan
4) Buku panduan pendidik.
Berdasarkan penelitian Pusat Kurikulum dan Perbukuan, kriteria mutu
(standar) buku nonteks pelajaran adalah sebagai berikut:
1) Kelayakan Isi / Materi
2) Kelayakan Penyajian
3) Kelayakan Bahasa
28
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Pengembangan
Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau
penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan merupakan
pengembangan buku panduan guru dalam penggunaan KIT (Kotak Instrumen
Terpadu) IPA dengan pendekatan scientific yang dibatasi pada salah satu
spesifikasi KIT (Kotak Instrumen Terpadu) IPA pada materi Fisika untuk
sekolah tingkat menengah pertama (SMP) kelas VIII.
Pada proses pengembangan produk ini, diberlakukan uji ahli dan uji coba
produk. Uji ahli dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang
telah dikembangkan yang terdiri dari uji ahli kelayakan komponen isi,
kelayakan komponen kebahasaan, dan kelayakan komponen kualitas
penyajian. Sedangkan uji coba produk dilakukan untuk mendapatkan
informasi mengenai kefektifan dari produk yang dihasilkan. Pengujian
produk berupa buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA akan
diberlakukan di sekolah yang dijadikan subjek penelitian yaitu SMP Negeri
22 Bandarlampung.
29
B. Prosedur Pengembangan Produk
Desain penelitian yang digunakan mengacu pada pendapat Sugiyono (2011:
298) bahwa dalam penelitian dalam pengembangan, tahapannya merupakan
suatu siklus yang meliputi kajian terhadap berbagai hasil temuan di lapangan
yang berhubungan dengan produk yang akan dihasilkan namun dibatasi
hanya sampai pada tahap uji coba produk dikarenakan disesuaikan dengan
kebutuhan.
Prosedur pengembangan produk ditampilkan pada Gambar 4.
Tahap 1. Potensi dan Masalah
Tahap 2. Pengumpulan Informasi
dan Data
Tahap 3. Desain Produk
Tahap 4. Validasi Produk
Tahap 5. Perbaikan Akhir
Produk
Tahap 6. Uji Coba Pemakaian
Produk
Gambar 4: Langkah-langkah Memproduksi Produk Pengembangan
Mengacu pada Desain Penelitian Sugiyono (2011:298)
30
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dilakukan atas dasar adanya potensi dan masalah. Potensi
adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu
nilai tambah pada produk yang diteliti. Sementara masalah akan terjadi
jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi. Terdeteksinya masalah dilakukan dengan melakukan analisis
kebutuhan yang merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam
kegiatan penelitian pendahuluan dibidang pengembangan.
Analisis kebutuhan dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengumpulkan informasi tentang permasalahan mengenai keadaan
yang ada pada suatu sekolah yang meliputi keberdayaan guru IPA
dalam memanfaatkan alat-alat laboratorium dalam KIT (Kotak
Instrumen Terpadu) IPA khusus pada materi Fisika dengan
menggunakan buku panduan dalam penggunaan KIT tersebut. Analisis
kebutuhan dilakukan untuk mengetahui, apakah diperlukan adanya
pengembangan produk berupa buku panduan guru dalam penggunaan
KIT (Kotak Instrumen Terpadu) IPA SMP berbasis scientific
approach di SMPN 22 Bandarlampung. Analisis kebutuhan ini
dilakukan dengan teknik penyebaran angket, wawancara kepada guru
dan siswa, serta observasi secara langsung. Angket kebutuhan
diberikan kepada guru IPA dan siswa di SMPN 22 Bandarlampung.
Hasil wawancara dan analisis angket dijadikan sebagai landasan dalam
penyusunan latar belakang masalah.
31
2. Pengumpulan Informasi
Setelah mengetahui potensi dan masalah dalam penelitian
pengembangan ini, langkah berikutnya yaitu mengumpulkan berbagai
informasi yang dapat digunakan mengatasi masalah. Informasi
diperoleh dengan cara studi pustaka dengan cara membaca langsung
dari buku, jurnal, artikel, yang diakses melalui internet. Informasi yang
dikumpulkan berupa materi yang diperlukan dalam pengembangan
produk.
3. Desain Produk
Setelah mengumpulkan informasi, langkah selanjutnya adalah
membuat desain produk awal berupa buku panduan guru dalam
penggunaan KIT IPA berbasis scientific approach, sehingga produk
yang dihasilkan dapat membantu guru dalam mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran dengan mengadakan inovasi pembelajaran .
4. Validasi Produk
Setelah produk awal selesai dibuat, maka langkah selanjutnya yaitu uji
validitas kepada tim ahli yang terdiri dari ahli materi dan ahli desain.
Ahli materi menguji apakah komponen isi buku panduan sesuai dengan
nilai mutu yang telah ditetapkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan
(Puskurbuk), yaitu kelayakan isi, kelayakan komponen kebahasaan,
dan kelayakan kualitas penyajian. Ahli materi yang dipilih adalah
seorang guru mata pelajaran IPA yang berkompeten dalam bidang
terkait dengan produk pengembangan.
32
Sementara ahli desain mengaji indikator desain berupa kesesuaian
komponen pada sampul, kesesuaian komponen desain isi buku, dan
keseluruhan pengemasan desain buku. Uji ini dilakukan oleh ahli
desain media pembelajaran yang merupakan seorang dosen Pendidikan
Fisika Unila yang berkompeten dalam Ilmu Pendidikan dan Teknologi.
5. Perbaikan Produk Akhir
Hasil pengujian dari tim ahli baik ahli materi maupun ahli desain
berupa kajian terhadap kelayakan isi/materi, kelayakan penggunaan
bahasa, dan kelayakan kualitas penyajian produk dijadikan bahan
perbaikan dan penyempurnaan produk yang dibuat. Pada tahap ini
dilakukan pencetakan produk setelah dilakukan perbaikan dari hasil uji
validasi berdasar pada saran perbaikan yang diberikan oleh tim
penguji. Produk pada penelitian pengembangan ini tidak diproduksi
secara masal, tetapi hanya dibuat satu buah sebagai model hasil
pengembangan.
6. Uji Coba Pemakaian Produk
Setelah produk diperbaiki, maka selanjutnya produk yang berupa buku
panduan guru dalam penggunaan KIT diuji ke kelompok kecil untuk
mengetahui tingkat keefektifan dari produk dilihat dari hasil post-test
(kognitif) dan keterampilan proses selama percobaan (psikomotor).
33
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data
Pada penelitian pengembangan ini, data yang diperoleh adalah:
a) Data kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini berupa data hasil jawaban
instrumen angket yang diberikan kepada guru SMP Negeri 22
Bandarlampung.
b) Data kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini didapatkan dari observasi
fisik sekolah juga dengan wawancara langsung dengan guru
SMP Negeri 22 Bandarlampung.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan empat macam teknik,
yaitu:
a) Teknik observasi
Observasi berfungsi sebagai alat pengumpul data yang dilakukan
secara sistematis untuk mendapatkan informasi variabel-variabel
yang akan diselidiki. Pada penelitian ini, observasi dilakukan
untuk menginventaris sumber daya sekolah seperti ketersedian
media dan sumber belajar, laboratorium IPA, dan buku atau
modul praktikum.
34
b) Teknik wawancara
Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara tidak
terstruktur atau terbuka, dimana peneliti berusaha mendapatkan
informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang
ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara
pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.
c) Teknik angket
Angket yang digunakan berupa daftar pertanyaan yang
diberikan oleh kepada responden untuk mendapatkan
keterangan dari responden mengenai suatu masalah. Data dalam
penelitian ini yang diperoleh dengan menggunakan instrumen
angket berupa angket analisis kebutuhan guru dan siswa
mengenai kegiatan pembelajaran dengan mengoptimalkan
laboratorium.
d) Teknik tes khusus
Metode tes khusus untuk mengetahui tingkat keefektifan suatu
produk sebagai media pembelajaran. Desain penelitian yang
digunakan adalah One Shot Case Study, pada desain ini subjek
diberikan perlakuan tertentu, kemudian dilakukan pengukuran
terhadap variabel tanpa adanya kelompok pembanding dan tes
awal. Perlakuan tersebut dilakukan pada tahap uji lapangan.
Gambar desain yang digunakan dalam Sugiyono (2011: 303)
dapat dilihat pada Gambar 5.
35
Gambar 5. Desain Penelitian One Shot Case Study
Keterangan: X = Treatment, penggunaan buku panduan
O = Hasil belajar siswa
Sumber: Sugiyono (2011: 303)
Tes khusus ini dilakukan oleh guru dengan beberapa siswa
(kelompok kecil) kelas VIII SMP Negeri 22 Bandarlampung. Pada
tahap ini guru menggunakan buku panduan penggunaan KIT IPA
untuk melaksanakan kegiatan percobaan mengenai suatu materi
Fisika, setelah itu siswa diberikan soal post-test terkait dengan
materi yang baru dipraktikumkan. Analisis hasil post-test
digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran
sesuai dengan KKM yang digunakan di sekolah tersebut.
D. Teknik Analisis Data
Data analisis kebutuhan yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan
untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat kebutuhan
pengembangan dari produk yang akan dikembangkan. Instrumen uji
ahli materi digunakan untuk mengevaluasi kelengkapan materi terkait
dengan percobaan, kebenaran langkah percobaan, sistematika
penyusunan buku dan berbagai hal yang berkaitan dengan produk
yang dikembangkan; Analisis data yang dilakukan berdasarkan
instrumen uji validasi dan uji lapangan (uji coba produk), bertujuan
36
untuk menilai layak atau tidak produk yang dihasilkan sebagai
pegangan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP.
Masing-masing pilihan jawaban dalam instrumen mengartikan tentang
kelayakan produk menurut ahli. Uji kelayakan produk untuk
mengetahui kelayakan isi/materi, kelayakan komponen kebahasaan,
dan komponen kualitas penyajian dilakukan oleh guru dengan empat
pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu : “sangat layak”,
“layak”, “kurang layak”, dan “tidak layak”.
Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh,
kemudian dibagi dengan jumlah total skor tertinggi dan hasilnya dikali
dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian tiap pilihan
jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban
Indikator Skor Pilihan Jawaban
4 3 2 1
Kelayakan
Komponen
Isi
Sangat Layak Layak Kurang
Layak
Tidak Layak
Kelayakan
Komponen
Kebahasaan
Sangat Layak Layak Kurang
Layak
Tidak Layak
Kelayakan
Komponen
Kualitas
Penyajian
Sangat Layak Layak Kurang
Layak
Tidak Layak
37
Instrumen yang digunakan memiliki empat pilihan jawaban, sehingga
skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Data yang diperoleh dari hasil validasi ahli, akan diketahui
kelayakannya berdasarkan skor yang ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria Penilaian untuk Hasil Validasi Ahli dan Uji Coba
Produk
Indikator Skor Kualitas Pilihan Jawaban
3,26 - 4,00 2,51 - 3,25 1,76 - 2,50 1,01 - 1,75
Kelayakan
Komponen
Isi
Sangat
Layak
Layak Kurang
Layak
Tidak Layak
Kelayakan
Komponen
Kebahasaan
Sangat
Layak
Layak Kurang
Layak
Tidak Layak
Kelayakan
Komponen
Kualitas
Penyajian
Sangat
Layak
Layak Kurang
Layak
Tidak Layak
Hasil dari skor penilaian tersdebut kemudian dicari rata-ratanya dan
selanjutnya dikonversikan ke pernyatan kualitas.
Efektivitas produk dalam penelitian ini adalah keberhasilan guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan melakukan
percobaan menggunakan KIT IPA pada materi Fisika, dilihat dari
keberhasilan siswa mencapai KKM pada penilaian kognitif dan
38
psikomotor yang ditetapkan oleh sekolah. Apabila 85% dari jumlah
seluruh siswa telah menguasai materi pembelajaran dengan nilai post-
test pada materi yang dipraktikumkan telah mencapai nilai KKM pada
uuji coba pemakaian, maka buku panduan guru dalam penggunaan
KIT IPA SMP berbasis scientific approach ini dapat dikatakan efektif
sebagai buku panduan untuk pegangan guru dalam melaksanakan
kegiatan praktikum.
61
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Produk yang dikembangkan menghasilkan buku panduan guru dalam
penggunaan KIT IPA berbasis pendekatan saintifik (scientific
approach) yang dapat digunakan guru untuk melakukan kegiatan
percobaan dengan memanfaatkan komponen KIT IPA untuk kelas VIII
SMP pada materi Fisika.
2. Berdasarkan hasil uji kelayakan pada komponen isi mendapat skor
3,82 (sangat layak), komponen kebahasaan mendapat skor 3,78 (sangat
layak), dan komponen penyajian mendapat skor 3,58 (sangat layak),
sehingga produk dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran.
3. Buku panduan yang dikembangkan memiliki persentase keefektifan
sebesar 79,31 % yang diperoleh dari hasil post test menyatakan 23
siswa telah mencapai KKM pada penilaian ranah kognitif
(pengetahuan). Sementara pada ranah kompetensi psikomotor
(keterampilan) diperoleh 100 % siswa telah mencapai KKM, sehingga
62
produk pengembangan efektif dalam membantu guru membimbing
siswa mengadakan kegiatan percobaan menggunakan komponen KIT
IPA.
B. Saran
Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Bagi guru perlu mengadakan kegiatan percobaan dengan
menggunakan KIT IPA yang terdapat di laboratorium untuk
mendukung tujuan pembelajaran, sehingga pemahaman konsep yang
diperoleh siswa lebih bersifat empiris dimana siswa dapat mengamati
fenomena secara faktual. Kegiatan percobaan dapat didukung dengan
menggunakan buku panduan dalam penggunaan KIT IPA berbasis
scientific approach.
2. Bagi siswa diharapkan memberikan tanggapan positif denganadanya
kegiatan percobaan berbasis KIT IPA yang dilakukan untuk
mendukung tecapainya tujuan pembelajaran.
3. Bagi pengembang selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan
buku panduan dengan memanfaatkan KIT IPA, komposisi gambar
serta pemilihan diksi dalam prolog diharapkan dapat dikemas dengan
lebih menarik, sehingga dapat lebih memotivasi siswa dalam
mengikuti kegiatan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2012. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru.
Jakarta: Bestari Buana Murni.
Ayomi, Prasetyarini.,Siska Desi., dan R. Wakhid A. 2012. Pemanfaatan Alat
Peraga IPA Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa
SMP Megeri 1 Buluspesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jurnal JKIP Vol.2 No.1. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purwerejo
(Diterbitkan).
Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa
Cendekia.
Depdikbud. 2013. Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:
Depdikbud.
Depdikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007
Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
________. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2008
Tentang Buku. Jakarta: Depdiknas
Indriyani, Lilis. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui
Penggunaan Media KIT IPA di SMP Negeri 10 Probolinggo. Jurnal
Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Vol.3 No.1. Probolinggo.
(Diterbitkan).
64
Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Guru Materi Implementasi Kurikulum
2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. BPSDMPMP. Jakarta
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan
Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia Vol.3 No.1. Semarang: Universitas Negeri Semarang
(Diterbitkan).
Mohamad, Nurdin dan Uno Hamzah. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Putra, Dian Pramana. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis KIT
IPA (Fisika) Berorientasi Aktivitas Pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP.
Jurnal JKIP Vol.1 No.1. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar
(Diterbitkan).
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidkand an Pengembangan.
Jakarta: Prenada Media Grup.
Shofiana, Laela., Woro Sunarni., dan Arif Widiyatmoko. 2015. Pengembangan
KIT Pembelajaran IPA Berbasis Science Edutainment Pada Tema Bunyi
dalam Kehidupan Untuk Siswa SMP. Unnes Science Education Journal
Vol.4 No.1. Semarang: Universitas Negeri Semarang. (Diterbitkan).
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tedi, Arnoldus. 2012. Pengembangan KIT Pada Materi Pesawat Sederhana Pada
Siswa SMP Satu Atap 1 Kedondong. Jurnal. Bandarlampung: Universitas
Lampung (Diterbitkan).
Uno, Hamzah. 2009. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
___________. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Widodo, Chomsin dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
top related