pengaruh solvabilitas dan risiko sistematis terhadap harga saham an farmasi yang go public di pt....
Post on 27-Jul-2015
652 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH SOLVABILITAS DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
FARMASI YANG GO PUBLIC DI PT BEI (PERIODE PENILAIAN 2006-2008)
1. Latar Belakang
Tujuan jangka pendek perusahaan adalah memaksimalkan laba yang
diperolehnya sedangkan tujuan jangka panjang perusahaan adalah memaksimalkan nilai
perusahaan yang tercermin dalam harga sahamnya. Harga saham perusahaan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada dasarnya, setiap pergerakan harga saham di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar serta kondisi perusahaan itu sendiri,
khususnya kondisi keuangan perusahaan serta kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba.
Kondisi perusahaan yang dinilai baik oleh investor akan memberikan sinyal yang
positif bagi para investor pasar modal yang akan mengakibatkan kenaikan harga saham
karena meningkatnya permintaan akan saham tersebut di pasar modal. Terdapat tiga
tujuan investor dalam melakukan investasi di pasar modal: memperoleh dividen atau
laba yang dibagikan oleh perusahaan setiap akhir tahun buku, memperoleh capital gain,
yaitu keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena kenaikan harga sahamnya,
dan yang terakhir adalah memperoleh keduanya.
Bagi investor muda serta investor yang bersedia menanggung risiko yang tinggi
tentunya akan Iebih memilih capital gain sebagai tujuannya dalam melakukan investasi
karena investasi tersebut lebih menjanjikan tingkat keuntungan yang tinggi. Dengan
demikian faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham tersebut menjadi
sangat penting bagi para investor. Pencapaian tujuan jangka pendek perusahaan, yakni
memperoleh laba yang sebesar-besarnya merupakan salah satu bukti kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan keberlangsungan perusahaan tersebut.
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya disebut
dengan solvabilitas. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan
membutuhkan dana yang cukup besar. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut,
perusahaan memiliki berbagai alternatif keputusan pendanaan. Perbandingan antara
utang dan modal sendiri merupakan suatu keputusan yang harus ditentukan oleh pihak
manajemen perusahaan dalam menentukan arah perusahaannya, apakah akan
meningkatkan risiko kebangkrutannya dengan menambah jumlah utangnya ataukah
lebih memilih menggunakan modal sendiri yang masing-masing keputusan akan
memberi dampak yang berbeda bagi perusahaan.
Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau
risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang
dilakukan. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi
resiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa ia lakukan adalah memperkirakan
berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan
hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.Pada dasarnya
investor akan selalu memperhitungkan besarnya risiko saham, dalam hal ini risiko
saham yang dapat dieliminasi dengan diversifikasi oleh investor adalah resiko sistematis
sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang diharapkannya, karena risiko
saham yang tinggi akan memberikan tingkat pengembalian saham yang tinggi, demikian
pula sebaliknya.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang farmasi di Indonesia merupakan
perusahaan yang cukup mendapat sorotan karena dalam beberapa waktu yang lalu dan
bahkan hingga kini, perusahaan-perusahaan farmasi ini seringkali mengalami jatuh
bangun dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Ketidakstabilan kondisi
perusahaan-perusahaan farmasi tersebut dapat memberikan sinyal-sinyal yang beragam
bagi investor sehingga kegiatan pasar modal sektor ini menjadi bergairah.
Mengingat pentingnya solvabilitas dan resiko sistematis terhadap pencapaian
tujuan jangka panjang perusahaan-perusahaan farmasi tersebut, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: “Pengaruh Solvabilitas dan Risiko
Sistematis Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi Yang Go Public di PT. BEI
(Periode Penilaian 2006-2008)”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apakah sovabilitas dan resiko sistematis secara simultan berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan farmasi yang go public di PT. BEI pada tahun 2006-2008?
2. Apakah sovabilitas dan resiko sistematis secara parsial berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan farmasi yang go public di PT. BEI pada tahun 2006-2008?
3. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan
farmasi yang go public di PT. BEI pada tahun 2006-2008?
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh sovabilitas dan resiko sistematis
secara simultan terhadap harga saham perusahaan farmasi yang go public di PT. BEI
pada tahun 2006-2008.
2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh sovabilitas dan resiko sistematis
secara parsial terhadap harga saham perusahaan farmasi yang go public di PT. BEI
pada tahun 2006-2008.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa variabel yang berpengaruh dominan terhadap
harga saham perusahaan farmasi yang go public di PT. BEI pada tahun 2006-2008.
3.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui dan membandingkan antara teori
dengan fakta yang ada pada pasar modal.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi di pasar modal,
khususnya pada sektor farmasi.
c. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan dan perbandingan
untuk penelitian sejenis.
4. Tinjauan Pustaka dan Hipotesis
4.1. Landasan Teori
4.1.1. Saham
Saham biasa (common stock) merupakan jenis sekuritas yang paling banyak
dioerdagangkan di bursa efek. Elton dan Gruber (2003:17) memberikan definisi
mengenai saham sebagai berikut :
“Common Stock represent an ownership claim on the earning and asset of a corporation. After holders of debt claims are paid , the management of the company can either pay out the remaining earning to stockholders in the from of dividends or reinvest part or all of the earning in the business”
Schall dan Halley (2001:15) menyatakan yang dimaksud dengan saham adalah
sebagai berikut:
“Common stock represent the ownership of corporation . The owners of common stock of a firm are the owners of the firm. The extent of ownership by any person depends on number of share of common stock held by the person relative to the total number of shares outstanding”
Jadi dapat disimpulkan bahwa saham menunjukan kepemilikan atas suatu
perusahaan dan pemilik saham berhak atas keuntungan dari perusahaan dan besarnya
keuntungan yang didapat sesuai dengan besarnya jumlah saham yang dimiliki.
Disamping itu saham biasa juga memiliki hak untuk memilih (vote) dalam RUPS untuk
keputusankeputusan yang memerlukan pemungutan suara seperti pembagian deviden,
pengangkatan direksi dan komisaris dan sebagainya.
4.1.2. Analisis Solvabilitas
Rasio solvabilitas sering disebut juga rasio manajemen utang atau rasio leverage.
Leverage keuangan adalah penggunaan pembiayaan dengan utang. Rasio solvabilitas
(solvability ratio) juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membiayai utang
jangka panjangnya. Analisis solvabilitas dapat dilakukan dengan mengukur rasio-rasio
solvabilitas sebagai berikut:
1. Debt equity rasio (DER)
Rasio total utang terhadap total aktiva, yang pada umumnya disebut rasio utang (debt
ratio), mengukur presentase dana yang disediakan oleh kreditur.
2. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Times-Interest-Earned/TIE) Rasio kelipatan
pembayaran bunga merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam membayar bunga atas pinjamannya. TIE dihitung dengan membagi laba
sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga:
3. Fixed Charged Coverage Ratio
Rasio kecakupan beban tetap (fixed coverage ratio) adalah serupa dengan rasio TIE
tetapi rasio ini Iebih inklusif karena mengakui bahwa banyak aktiva perusahaan di-
lease dan harus melakukan pembayaran dana pelunasan.
4.1.3. Risiko Sistematis
Risiko menurut Jogiyanto (2000; 193) adalah kemungkinan terjadinya peristiwa
yang tidak menguntungkan. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dipahami jika
setiap investor yang akan melakukan investasi pasti akan memperkirakan dan
mengestimasi risiko dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, menurut Hearth dan Zaima (1995:419-420)
resiko dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Risiko sistematis (systematic risk/undiversifiable risk/market risk) merupakan resiko
yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi makro seperti kinerja perekonomian suatu
negara. Risiko ini tidak dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi. Risiko ini
dilambangkan dengan β (beta).
2. Risiko tidak sistematis (Unsystematic Risk/Company Spesific Risk/Unique
Risk/Diversifiable Risk) merupakan risiko yang disebabkan oleh karakteristik dari
institusi keuangan atau perusahaan yang mengeluarkan sekuritas berbeda-beda
seperti kondisi kebijakan manajemen dan investasi. Risiko ini dapat dihilangkan
dengan cara diversifikasi.
Risiko Sistematis atau beta (β) seperti telah dijelaskan sebelumnya penyebabnya
adalah faktor ekonomi makro seperti kinerja perekonomian suatu negara. Perubahan
dalam ekonomi makro seperti tingkat inflasi atau tingkat suku bunga akan menyebabkan
perubahan dalam struktur modal, aliran kas, kewajiban finansialnya, besarnya piutang
dan lain-lain pada semua perusahaan. Perubahan pada kondisi keuangan perusahaan
tersebut selanjutnya akan menyebabkan beta (β) juga akan berubah, sedangkan
perubahan kondisi keuangan perusahaan akan tercermin dalam laporan keuangan dan
rasio keuangan. Dengan demikian maka sangat relevan apabila memprediksi beta (β)
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dalam laporan keuangan perusahaan.
Bodie (1998:187) merumuskan risiko sistematis sebagai berikut:
βj =
Dimana:
βj = risiko sistematis
Covar (Rj, Rm) = kovarian tingkat pengembalian saham terhadap tingkat pengembalian
pasar
Var (Rm) = varian tingkat pengembalian pasar
4.2. Penelitian Sebelumnya
a. Penelitian Yuliana (2006) dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan
Aktivitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Otomotif Yang Go Public Di
Bursa Efek Surabaya”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan
parsial variabel likuiditas (current ratio dan quick ratio), solvabilitas (total debt to
asset ratio dan total debt to equity ratio) dan aktivitas (inventory turnover dan fixed
assets turnover) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas (return
on equity). Dengan tidak adanya pengaruh baik secara simultan maupun secara
parsial, maka ada faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terdapat kesamaan
salah satu variabel bebas diantara penelitian ini dan penelitian sebelumnya, yaitu
solvabilitas. Adapun perbedaannya adalah variabel terikat dalam penelitian ini
adalah harga saham, sedangkan variabel terikat pada penelitian sebelumnya adalah
profitabilitas.
b. Penelitian Sonaita (2008) dengan judul “Pengaruh Risiko Sistematis Dan Likuiditas
Saham Terhadap Tingkat Pengembalian Saham LQ-45”. Hasil pengujian
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan, baik secara parsial maupun secara
simultan dari kedua variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,484 berarti besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
sebesar 48,4%. Hasil uji asumsi klasik menyatakan bahwa tidak terjadinya gejala
multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terdapat kesamaan
salah satu variabel bebas diantara penelitian ini dan penelitian sebelumnya, yaitu
risiko sistematis. Adapun perbedaannya adalah variabel terikat dalam penelitian ini
adalah harga saham, sedangkan variabel terikat pada penelitian sebelumnya adalah
pengembalian saham.
c. Penelitian Ary Dwi Cahyono (2008) dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Rokok Yang Go Public Dengan
Menggunakan Informasi Keuangan EVA, ROE Dan EPS”. Hasil penelitian ini
menemukan tiga hal. Pertama, ukuran kinerja keuangan EVA, ROE dan EPS
menghasilkan penilaian kinerja keuangan yang berbeda. Kedua, informasi keuangan
EVA dan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham
perusahaan rokok yang go public, sedangkan informasi keuangan EPS memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan rokok yang go public.
Secara simultan, informasi keuangan EVA, ROE dan EPS tidak berpengaruh terhdap
harga saham pada perusahaan rokok yang go public. Ketiga, informasi keuangan
EPS memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap harga saham perusahaan rokok
yang go public.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah varibael terikat yang
digunakan sama, yaitu harga saham. Adapun perbedaannya adalah variabel bebas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah solvabilitas dan risiko sistematis,
sedangkan variabel bebas pada penelitian sebelumnya adalah informasi keuangan
EVA, ROE dan EPS.
4.3. Hipotesis
Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa:
1. Diduga sovabilitas dan resiko sistematis secara simultan berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan farmasi yang go public di PT. BEI pada tahun 2006-2008.
2. Diduga sovabilitas dan resiko sistematis secara parsial berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan farmasi yang go public di PT. BEI pada tahun 2006-2008.
3. Diduga variabel risiko sistematis berpengaruh dominan terhadap harga saham
perusahaan farmasi yang go public di PT. BEI pada tahun 2006-2008.
5. Metodologi Penelitian
5.1. Populasi dan Sampel
5.1.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan farmasi yang go public di
PT. Bursa Efek Indonesia. Jumlah industri farmasi yang go public di PT. Bursa Efek
Indonesia sebanyak 11 perusahaan, yaitu: PT. Bayer Indonesia Tbk (BYSB), PT.
Dankos Laboratories Tbk (DNKS), PT. Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT. Daria Varia
Laboratories (DVLA), PT. lndofarma Tbk (INAF), PT. Schering-plough Indonesia Tbk
(SCPI), PT. Bristol-Meyers Squibb Indonesia Tbk (SQBB.), PT. Merck Tbk (MERK),
PT. Kimia Farma Tbk. (KAEF), PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA), PT. Tempo Scan
Pacific Tbk (TSPC).
5.1.2. Sampel
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan. maka industri farmasi yang dijadikan
sampel adalah 10 perusahaan kecuali PT. Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) karena
datanya tidak Iengkap.
5.2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-
kriteria tertentu. Adapun perusahaan yang dijadikan sampel penelitian harus memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut:
Pengambilan sampel dilakukan dilakukan dengan menggunakan purposive
sampling (sampel bertujuan), karena tidak semua perusahaan farmasi dapat dijadikan
obyek penelitian. Karakteristik sampel tersebut adalah:
a. Semua perusahaan farmasi yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.
b. Perusahaan sampel harus senantiasa terdaftar pada PT. Bursa Efek Indonesia sejak
tahun 2006 sampai dengan 2008.
c. Melaporkan data keuangan perusahaan secara kontinyu selama periode penelitian.
5.3. Indentifikasi Variabel
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
hipotesis yang diajukan, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Variabel Bebas (X), adalah:
1. Solvabilitas (X1)
2. Risiko Sistematis (X2)
Variabel Terikat (Y), adalah:
Harga Saham (Y)
5.4. Penjelasan Variabel Operasional dan Pengukurannya
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam
penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah:
1. Solvabilitas (X1)
Rasio Solvabilitas (solvability ratio) menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan dilikuidasi. Variabel ini diukur melalui Debt to Equity Ratio
(DER), denggan menggunakan rumus:
DER =
2. Risiko Sistematis (X2)
Risiko sistematis merupakan resiko yang berasal dari faktor-faktor yang
mempengaruhi perusahaan secara langsung, seperti ketidakpastian kondisi ekonomi
(gejolak kurs tukar mata uang, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga yang tidak
menentu) dan ketidakpastian politik. Risiko sistematis diukur berdasarkan rumus
sebagai berikut:
βj =
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah harga saham perusahaan industri
farmasi yang go public di PT. BEI. Harga saham adalah nilai sebuah saham.
Variabel ini diukur berdasarkan rata-rata harga saham perusahaan industri farmasi
yang go public di PT. BEI dalam periode tertentu.
5.5. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
5.5.1. Jenis Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data skunder yaitu
data laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan perusahaan sampel dan data lain
yang relevan dengan penelitian ini
5.5.2. Sumber Data
Data skunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari:
1. Indonesian Market Capital Directory selama periode penelitian.
2. Laporan Keuangan Tahunan dan Catatan Atas Laporan Keuangan dari tiap-tiap
perusahaan.
3. Jurnal atau publikasi lain yang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini.
5.5.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara:
a. Studi Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan tentang
perusahaan-perusahaan yang diteliti dan literatur-literatur pendukung yang berkaitan
dengan permasalahan dalam penelitian ini.
b. Dokumentasi
Mengutip data-data skunder dari laporan keuangan dan catatan atas laporan
keuangan tiap-tiap perusahaan farmasi di PT. BEI.
5.6. Ruang Lingkup Analisis
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan bisa terarah, maka
dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada masalah pengaruh solvabilitas dan
risiko sistematis terhadap harga saham perusahaan farmasi yang go public di PT. BEI.
Sedangkan data yang dianalisis dalam penelitian laporan keuangan perusahaan selama
tiga tahun terakhir terhitung dari 2006 hingga 2008.
5.7. Teknik Analisis
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah
dibaca dan diinterprestasikan. Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dimulai
dengan memilahkan data ke dalam variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini. Dari hasil operasionalisasi variabel yang akan diuji, nilai variabel tersebut
dimasukkan dalam program SPSS. Adapun analisis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel-variabel penelitian, yaitu variabel terikat Y (harga saham) dan
variabel bebas Solvabilitas (X1) dan Risiko Sistematis (X2)
Rumusnya adalah:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e
Dimana:
Y = harga saham
X1 = solvabilitas
X2 = risiko sistematis
β0 = konstanta/Intersep
β1, β2 = koefisien regresi
e = estimate of error dari masing-masing variabel
b. Analisis Korelasi Berganda
Analisis Korelasi Berganda digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan
antara variabel, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama.
Rumus yang digunakan dalam analisa korelasi adalah sebagai berikut:
R =
Dimana:
R = koefisien korelasi
Y = harga saham
X1 = solvabilitas
X2 = risiko sistematis
β1, β2 = koefisien regresi
Adapun penilaiannya dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika R = 1 atau mendekati 1, terdapat hubungan yang kuat dan positif
antara variabel bebas dan variabel terikat.
2. Jika R = –1 atau mendekati –1, terdapat hubungan yang kuat dan negatif
antara variabel bebas dan variabel terikat.
3. Jika R = 0 atau mendekati 0, terdapat hubungan yang lemah atau tidak
ada hubungan sama sekali antara variabel bebas dan variabel terikat.
c. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis determinasi berganda adalah alat analisis untuk mengetahui besarnya
sumbangan variabel bebas secara simultan (serempak) terhadap naik-turunnya
variabel terikat. Rumusnya adalah:
Dimana:
R2 = koefisien determinasi
Y = harga saham
X1 = solvabilitas
X2 = risiko sistematis
β1, β2 = koefisien regresi
d. Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan meliputi:
1. Analisis Uji F (Uji Secara Simultan)
Uji F adalah pengujian keberartian koefisien regresi secara bersama-sama yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel solvabilitas (X1) dan risiko
sistematis (X2) terhadap harga saham (Y), dengan prosedur sebagai berikut:
a. Fhitung sebesar:
Fhitung =
b. H0 : β1, β2 = 0
Variabel solvabilitas (X1) dan risiko sistematis (X2) secara simultan
tidak berpengaruh terhadap harga saham (Y)
H0 : β1, β2 ≠ 0
Variabel solvabilitas (X1) dan risiko sistematis (X2) secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham (Y)
c. Dalam penelitian ini ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05
dan derajat kebebasan n-k-1, dimana n: jumlah pengamatan dan k:jumlah
variabel.
Ftabel
Daerah Penerimaan H0/ Penolakan H1
Daerah Penolakan H0/ Penerimaan H1
d. Dengan kaidah pengujian:
Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya secara simultan variabel bebasnya berpengaruh terhadap variabel
terikatnya.
Apabila Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya secara simultan variabel bebasnya tidak berpengaruh terhadap
variabel terikatnya.
e. Daerah kritis H0 melalui kurva distribusi F
H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel
2. Analisis Uji t (Uji Secara Parsial)
Uji t adalah pengujian keberartian koefisien regresi parsial yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y), dengan prosedur sebagai berikut:
a. thitung sebesar:
thitung =
Dimana:
β i = koefisien regresi
Se = standart error
b. H0 : β1, β2 = 0
Variabel solvabilitas (X1) dan risiko sistematis (X2) secara parsial tidak
berpengaruh terhadap harga saham (Y)
H0 : β1, β2 ≠ 0
ttabel ttabel
Daerah Penolakan H0Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Variabel solvabilitas (X1) dan risiko sistematis (X2) secara parsial
berpengaruh terhadap harga saham (Y)
c. Dalam penelitian ini ini dugunakan tingkat signifikansi (α) 0,05
dan derajat kebebasan n-k-1, dimana n: jumlah pengamatan dan k:jumlah
variabel.
d. Dengan kaidah pengujian:
Apabila -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak dan
H1 diterima, artinya secara parsial variabel bebasnya berpengaruh
terhadap variabel terikatnya.
Apabila -thitung ≥ -ttabel atau thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan
H1 ditolak, artinya secara parsial variabel bebasnya tidak berpengaruh
terhadap variabel terikatnya.
e. Daerah kritis H0 melalui kurva distribusi t
H0 diterima jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H0 ditolak jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel
top related